PUTUSAN Nomor 15/Pdt.G/2016/PTA.Plg.
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu dalam tingkat banding dalam persidangan majelis, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Cerai Gugat dan hadlonah, antara : PEMBANDING, umur 25 tahun, agama Islam, Pendidikan SMA,
pekerjaan
Karyawan Swasta, tempat tinggal di Kota Palembang, dalam hal ini memberi kuasa kepada KHAERUL SALEH, S.H, M.H., Advokat dan Konsultan Hukum, berkantor di Jalan Taqwa Mata Merah Nomor 29 RT 48 Palembang, Kelurahan Sungai Selincah, Kecamatan Kalidoni, Palembang berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 07 April 2016, dahulu sebagai Tergugat sekarang sebagai Pembanding, selanjutnya disebut sebagai Pembanding; MELAWAN TERBANDING, umur 24 tahun, agama Islam, pendidikan D.III Tehnik Elektro, pekerjaan Ibu Rumah Tangga, tempat tinggal di Kota Palembang, dahulu sebagai sebagai
Terbanding,
Penggugat
selanjutnya
disebut
sekarang sebagai
Terbanding; Pengadilan Tinggi Agama tersebut; Telah mempelajari berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini; DUDUK PERKARA
Mengutip segala uraian mengenai hal ini sebagaimana termuat dalam putusan
yang dijatuhkan
oleh
Pengadilan
Agama
Palembang Nomor
0107/Pdt.G/2016/PA.Plg. tanggal 31 Maret 2016 Masehi, bertepatan dengan tanggal 21 Jumadilakhir 1437 Hijriah, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : MENGADILI 1. Mengabulkan gugatan Penggugat; 2. Menjatuhkan talak 1 (satu) ba’in sughro Tergugat ( PEMBANDING ) terhadap Penggugat ( TERBANDING ); 3. Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Agama Palembang untuk mengirimkan salinan putusan ini setelah berkekuatan hukum tetap kepada Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Sukarami, Kota Palembang dan Pegawai Pencatat Nikah Kantor Urusan Agama kecamatan Bukit Kecil, Kota Palembang, guna didaftarkan dalam daftar yang disediakan untuk itu; 4. Menetapkan
anak
Penggugat
dan
Tergugat
yang
bernama
ANAK
PEMBANDING dan TERBANDING, berada dalam pemeliharaan Penggugat ( TERBANDING ); 5. Menghukum Tergugat atau siapa saja yang menguasai anak tersebut untuk menyerahkan anak tersebut kepada Penggugat; 6. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.441.000,00 (empat ratus empat puluh satu ribu rupiah); Bahwa, Pembanding / Tergugat telah mengajukan banding terhadap putusan Pengadilan Agama Palembang tersebut, hal tersebut sesuai dengan Akta Permohonan Banding yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Palembang tanggal 11 April 2016, dan permohonan banding mana telah diberitahukan kepada pihak lawannya sesuai dengan ketentuan yang berlaku; Bahwa, dalam mengajukan permohonan bandingnya atas putusan Pengadilan Agama tersebut, Pembanding/Tergugat mengajukan Memori Banding tertanggal 18 April 2016 kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang, hal tersebut sesuai dengan tanda terima Memori Banding Nomor 0107/Pdt.G/2016/PA.Plg tanggal 18 April 2016 yang dibuat oleh Panitera
Pengadilan Agama Palembang, dan pihak Terbanding/Penggugat mengajukan Kontra Memori Banding tanggal 21 April 2016 kepada Ketua Pengadilan Tinggi Agama Palembang, hal tersebut sesuai dengan tanda terima Kontra Memori Banding Nomor 0107/Pdt.G/2016/PA.Plg tanggal 22 April 2016; Bahwa Pembanding / Tergugat dan Terbanding / Penggugat tidak melakukan pemeriksaan berkas perkara banding, hal tersebut sesuai dengan Surat Keterangan Tidak Memeriksa Berkas Perkara Banding (INZAGE) Nomor 0107/Pdt.G/2016/PA.Plg. masing-masing tertanggal 12 Mei 2016 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Agama Palembang; PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa oleh karena permohonan banding Pembanding dahulu Tergugat telah diajukan dalam tenggang waktu banding dan menurut cara-cara sesuai peraturan perundang-undangan, sehingga oleh karenanya secara yuridis formal dapat diterima untuk diperiksa pada tingkat banding; Menimbang,
bahwa
Penggugat
dalam
gugatan
perceraiannya
mendalilkan setelah menikah pada awalnya rumah tangga berjalan rukun dan harmonis selama 1 (satu) tahun, setelah itu rumah tangga tidak harmonis lagi yang puncaknya terjadi pada tanggal 1 Januari 2016 waktu itu Penggugat meminta ijin kepada Tergugat pulang untuk menghidupkan lampu rumah bersama, namun tanpa sebab yang jelas Tergugat marah-marah sehingga terjadi pertengkaran, setelah kejadian itu Penggugat pergi meninggalkan Tergugat, sejak saat itu antara Penggugat dengan Tergugat telah berpisah tidak ada hubungan lahir maupun batin, Tergugat memiliki rasa cemburu yang berlebihan sering menuduh Penggugat memiliki pria idaman lain, atas tuduhan itu Penggugat merasa sakit hati dan apabila terjadi pertengkaran dan perselisihan Tergugat sering membanting perabotan rumah tangga dan mengancam mengeluarkan senjata tajam, Penggugat mohon agar ditetapkan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat putus karena perceraian; Menimbang, bahwa sejak tanggal 1 Januari 2016 karena terjadi puncak pertengkaran dan perselisihan antara Penggugat dan Tergugat sesuai dalil Penggugat bahwa Penggugat pergi meninggalkan Tergugat, Penggugat
mendaftarkan gugat perceraian ke Pengadilan Agama Palembang dalam waktu 7 hari setelah Penggugat pergi meninggalkan Tergugat, terdaftar dalam register perkara tanggal 7 Januari 2016; Menimbang, bahwa dalam persidangan sesuai berita acara sidang tanggal 31 Maret 2016, untuk membuktikan dalil gugatannya Penggugat menyampaikan bukti P.1, P.2, P.3 yang telah dipertimbangkan oleh Pengadilan Agama Palembang dalam putusannya halaman 9, Pengadilan Tinggi Agama Palembang sependapat dengan pertimbangan Pengadilan Agama Palembang tersebut; Menimbang, bahwa Penggugat menghadirkan 2 (dua) orang saksi dipersidangan untuk membuktikan bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat telah terjadi pertengkaran dan perselisihan; Menimbang, bahwa Saksi Penggugat pertama bernama SAKSI I (berita acara sidang tanggal 31 Maret 2016, halaman 23-27) yang menerangkan dibawah sumpah, saksi ayah kandung Penggugat, saksi mengetahui rumah tangga Penggugat dan Tergugat semula rukun, kemudian sering terjadi pertengkaran ada lima kali pertengkaran, penyebab pertengkaran karena masalah tempat tinggal, Tergugat ingin bertempat tinggal di rumah orang tuanya sedangkan Penggugat berkeinginan hidup mandiri dengan bertempat tinggal di rumah sendiri, terakhir pertengkaran mereka terjadi pada bulan Januari 2016, apabila bertengkar Tergugat sering melakukan kekerasan, merusak perabotan rumah tangga dan mengancam dengan senjata tajam, Penggugat dan Tergugat sudah berpisah rumah, Penggugat pulang ke rumah saksi (orang tuanya), selama berpisah tidak pernah bersatu lagi, saksi selaku orang tua pernah menasehati Penggugat agar rukun kembali dengan Tergugat tetapi tidak berhasil dan sudah tidak sanggup lagi untuk merukunkan mereka kembali; Menimbang, bahwa dalam perkara perceraian berdasarkan alasan cekcok (pertengkaran dan perselisihan) yang terus menerus diperkenankan menggunakan saksi dari keluarga, hal ini merupakan lex spesialis dari ketentuan umum (vide : Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di
Lingkungan Peradilan Agama, halaman 146 / pasal 76 UU No. 7 Tahun 1989); Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, Pengadilan Tinggi Agama Palembang berpendapat saksi keluarga tersebut dapat dijadikan sebagai alat bukti saksi di persidangan, namun Pengadilan Agama
Palembang
tidak
mempertimbangkan
secara
cermat
dalam
pertimbangan hukum putusannya apakah keterangan saksi atas penglihatan atau pendengarannya sendiri, sedangkan dalam berita acara sidang tanggal 31 Maret 2016 tidak jelas sumber pengetahuan saksi, maka Pengadilan Tinggi Agama Palembang berpendapat
kesaksian saksi tersebut tidak memenuhi
syarat materiil, sesuai ketentuan pasal 308 ayat (1) R.Bg, oleh karena itu harus dinyatakan ditolak; Menimbang, bahwa saksi Penggugat kedua bernama SAKSI II dibawah sumpah menerangkan di persidangan mengetahui pertengkaran Penggugat dan Tergugat, namun pengetahuan saksi tersebut dari pengaduan bapak (ayah kandung) Penggugat (berita acara sidang tanggal 31 Maret 2016 halaman 27-31), dengan demikian keterangan saksi tersebut tidak berdasarkan pengetahuan sendiri secara langsung, Pengadilan Agama Palembang tidak mempertimbangkan secara seksama dalam pertimbangan hukum putusannya mengenai pembuktian saksi tersebut atas dalil Penggugat; Menimbang, bahwa diantara syarat materiil alat bukti saksi adalah keterangan yang diberikan mengenai peristiwa yang dialami, didengar dan dilihat sendiri oleh saksi, keterangan saksi yang tidak didasarkan atas sumber pengetahuan yang jelas pada pengalaman, pendengaran dan penglihatan sendiri tentang suatu peristiwa dianggap tidak memenuhi syarat materiil, keterangan saksi yang demikian dalam hukum pembuktian disebut testimonium de auditu, keterangan seperti ini tidak mempunyai nilai kekuatan pembuktian (vide : pasal 308 (1) R.Bg, Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata di Lingkungan Peradilan Agama, halaman 144); Menimbang, bahwa dalam Yurisprudensi Mahkamah Agung RI Nomor 803 K/Sip/1970 tanggal 5 Mei 1971 disebutkan kesaksian yang didengar dari orang lain (testimonium de auditu) tidak diperkenankan karena keterangan itu
tidak berhubungan dengan peristiwa yang dialami sendiri, dengan demikian maka saksi de auditu bukan merupakan alat bukti dan tidak perlu dipertimbangkan; Menimbang, bahwa dalam berita acara sidang tanggal 31 Maret 2016 halaman 31 atas pertanyaan majelis hakim Pengadilan Agama Palembang Penggugat menyatakan bahwa alat-alat bukti yang diajukan sudah cukup dan tidak akan mengajukan alat-alat bukti lagi; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, Pengadilan Tinggi Agama Palembang berpendapat Penggugat tidak dapat membuktikan dalil gugatannya bahwa rumah tangga antara Penggugat dan Tergugat terjadi pertengkaran dan perselisihan, apabila Tergugat marah sering membanting perabotan rumah tangga dan mengancam Penggugat dengan senjata tajam, dengan demikian gugatan Penggugat tidak terbukti menurut hukum, tidak cukup alasan untuk melakukan perceraian sesuai pasal 19 huruf ( f ) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Jo pasal 116 huruf (f) Kompilasi Hukum Islam, dengan demikian gugatan perceraian Penggugat tersebut harus dinyatakan ditolak; Menimbang, bahwa dalil gugatan Penggugat berkaitan dengan hak asuh / hak pemeliharaan anak bernama ANAK PEMBANDING dan TERBANDING, oleh karena gugatan perceraian dinyatakan ditolak, antara Penggugat dan Tergugat belum terjadi perceraian, maka gugatan hak asuh / hak pemeliharaan anak (hadlonah) tidak dapat dipertimbangkan lebih lanjut sesuai ketentuan pasal 105 Kompilasi Hukum Islam dan hak asuh / hak pemeliharaan anak tersebut masih melekat kepada Penggugat dan Tergugat selaku ibu dan ayahnya, kewajiban untuk mengasuh dan memelihara anak tersebut masih menjadi kewajiban bersama Penggugat dan Tergugat; Menimbang, bahwa berdasarkan seluruh pertimbangan tersebut diatas, Pengadilan Tinggi Agama Palembang berpendapat putusan Pengadilan Agama Palembang nomor 0107/Pdt.G/2016/PA.Plg Masehi bertepatan dengan tanggal
tanggal 31 Maret 2016
21 Jumadilakhir 1437 Hijriyah harus
dibatalkan dan dengan mengadili sendiri yang amar / diktumnya sebagaimana
tercantum dalam putusan ini; Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989 yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 50 Tahun 2009, UndangUndang Nomor 48 Tahun 2009, Kompilasi Hukum Islam ( Inpres Nomor 1 Tahun 1991 ), dan ketentuan perundang-undangan lain serta hukum syar’i yang berkaitan dengan perkara ini;
MENGADILI - Menyatakan permohonan banding Pembanding dapat diterima; - Membatalkan
putusan
Pengadilan
Agama
Palembang
Nomor
0107/Pdt.G/2016/PA.Plg tanggal 31 Maret 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 21 Jumadilakhir 1437 Hijriyah; Dan dengan mengadili sendiri : 1. Menolak gugatan Penggugat; 2. Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara tingkat pertama sebesar Rp.441.000,00 (empat ratus empat puluh satu ribu rupiah) dan kepada Pembanding/Tergugat untuk membayar biaya perkara tingkat banding sebesar Rp.150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah); Demikian diputuskan dalam rapat permusyawaratan majelis yang dilangsungkan pada hari Senin tanggal 27 Juni 2016 Masehi, bertepatan dengan tanggal
22 Ramadhan 1437 Hijriyah, oleh kami Drs. MUALLIMIN
AHMAD, S.H, M.H.I, Drs. H. ABD. CHOLIQ, S.H. M.H. dan Drs. ENAS NASAI, S.H. masing-masing sebagai Hakim Anggota, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Senin tanggal 27 Juni 2016 Masehi bertepatan dengan tanggal 22 Ramadhan 1437 Hijriyah, oleh Ketua Majelis tersebut dengan didampingi oleh para Hakim Anggota dan dibantu oleh H. ABDUL GHOFAR, S.H. sebagai Panitera Pengganti tanpa dihadiri oleh Pembanding / Tergugat / Kuasanya dan Terbanding / Penggugat. HAKIM KETUA,
Drs. MUALLIMIN AHMAD, S.H, M.H.I
HAKIM ANGGOTA,
HAKIM ANGGOTA,
Drs. H. ABD. CHOLIQ, S.H, M.H.
Drs. ENAS NASAI, S.H
PANITERA PENGGANTI,
H. ABDUL GHOFAR, S.H.
Perincian Biaya Perkara : 1. Biaya Proses
: Rp. 139.000,-
2. Biaya Redaksi
: Rp.
5.000,-
3. Biaya Materai
: Rp.
6.000,-
JUMLAH
: Rp. 150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah)