PUTUSAN Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2016/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana
G
dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut
Tempat lahir
: Medan
Umur / tanggal lahir
: 14 tahun 3 bulan / 13 Mei 2002
Jenis kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia
Tempat tinggal
: Kabupaten Simalungun
Agama
: Kristen Protestan
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan
: Kelas I SMU
NT
: ANAK
NG AD
ILA
Nama lengkap
ING
dalam perkara Anak :
Anak ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh :
1. Penuntut Umum sejak tanggal 1 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 5 Agustus 2016;
2. Perpanjangan Penahanan Ketua Pengadilan Negeri Simalungun sejak tanggal
Pengadilan Tinggi tersebut;
PE
6 Agustus 2016 sampai dengan tanggal 10 Agustus 2016;
Telah membaca Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2016/PT.MDN tanggal 21 September 2016, serta berkas perkara Pengadilan Negeri Simalungun nomor : 06/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim, dan suratsurat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; Membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Simalungun, yang mendakwa Anak dengan dakwaan sebagai berikut : Bahwa ia Anak anak yang masih berusia 14 tahun 3 Bulan atau setidaktidaknya belum mencapai usia 18 tahun (sesuai dengan Kutipan Akte Kelahiran Nomor : 1208-LT-24122013-0170 tanggal 06 Juni 2015 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Simalungun Ikutan Ginting,SE, NIP. 19650207 199303 1 005 yang selanjutnya disebut anak pada
-2-
pada tahun 2015 atau setidak-tidaknya antara tahun 2013 s/d tahun 2016 di Nagori Simpang Panei Raya Kab. Simalungun atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain
yang
masih
termasuk
dalam
daerah
hukum
Pengadilan
Negeri
Simalungun,yang melanggar ketentuan sebagaimana dalam Pasal 76E yaitu
serangkaian
kekerasan,
memaksa,
kebohongan,
atau
melakukan
membujuk
tipu
anak
muslihat,
untuk
melakukan
melakukan
atau
G
melakukan
membiarkan dilakukan perbuatan cabul perbuatan tersebut dilakukan oleh anak
ING
dengan cara sebagai berikut :
Bahwa pada tahun 2015 saksi korban sedang bermain-main cidong bersama dengan abang dan adik saksi korban di depan rumah orang tua saksi
korban, tiba-tiba anak lewat di depan rumah lalu anak memanggil “ria sinilah” dan
NT
saksi korban pun mendatangi anak dan kemudian anak membawa saksi korban
ke rumah anak. Dan setibanya dirumah anak tepatnya di ruang tv yang pada saat itu saksi korban duduk disamping anak, kemudian anak merasa gemas terhadap
ILA
saksi korban hingga anak memegang paha saksi korban dan memegang alat kelamin saksi korban dengan cara membuka celana saksi korban sebatas paha lalu anak memasukkan jari telunjuk bagian tangan kanan anak ke dalam alat
saksi korban.
NG AD
kelamin saksi korban sambil menggerak-gerakkan jari anak di dalam alat kelamin
Kemudian pada waktu yang lain di tahun 2015 tepatnya 3 (tiga) hari setelah perbuatan anak yang pertama, di dalam rumah saksi korban di dusun buntu atas nagori simpang panei raya kec. Panei kab. Simalungun anak memegang paha saksi korban dan memegang alat kelamin saksi korban dengan cara membuka
PE
celana saksi korban sebatas paha lalu anak memasukkan jari telunjuk bagian tangan kanan anak ke dalam alat kelamin saksi korban sambil menggerakgerakkan jari anak di dalam alat kelamin saksi korban. Kemudian setelah kejadian tersebut,
pada bulan Oktober 2015 saksi
korban mengatakan kepada saksi (ayah saksi korban) bahwa kemaluannya sakit saat buang air kecil, lalu saksi dan saksi (ibu saksi korban) menanyakan kepada saksi korban kenapa kemaluannya sakit, kemudian saksi korban menjawab bahwa saksi putra simanjuntak dan anak sandi panjaitan memasukkan jari ke dalam kemaluan saksi korban. Kemudian pada hari Jumat tanggal 08 januari 2016 sekira pukul 20.00 wib saksi pergi ke rumah saksi dan menceritakan semua kejadian tersebut kepada saksi, kemudian saksi mengatakan kepada saksi “biar lebih jelas, kita panggil lah dulu saksi ke sini, kemudian saksi puriska br siahaan memanggil saksi dan setelah saksi sampai di rumah saksi lalu saksi langsung menanyakan kepada
-3-
saksi “gimananya kejadian sebenarnya dan saksi menjawab “pake buku aja lah uda, malu aku mengakuinya” dan saksi mengakui telah melakukan perbuatan cabul terhadap saksi korban sebanyak 3(tiga) kali dengan menuliskan di selembar kertas.
Setelah
saksi
selesai
menulis
pengakuannya
diselembar
kertas
selanjutnya saksi mengatakan kepada saksi “bukan cuman aku aja yang
G
melakukan cabul uda, duluannya si baru aku”. Selanjutnya saksi memanggil anak kerumah dan setibanya di rumah saksi anak pun mengakui perbuatannya dengan
ING
menuliskan perbuatan tersebut di selembar kertas dan anak mengakui bahwa telah melakukan perbuatan cabul sebanyak 2 (dua) kali.
Bahwa anak melakukan perbuatan tersebut karena anak sering menonton video porno dari handphone miliknya.
NT
Akibat dari perbuatan anak tersebut saksi korban merasa sakit kalau buang air kecil dan saksi korban merasa takut dan trauma.
Berdasarkan Visum Et Repertum dari RSUD Dr. Djasemen Saragih nomor
ILA
790/VI/UPM/VER/I/2016 tanggal 13 Januari 2016 yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. B. Johan Nasution Sp.OG dokter pada RSUD Dr. Djasemen Saragih
sebagai berikut :
NG AD
dengan kesimpulan hasil pemeriksaan fisik terhadap RIA PANDAONI SIAHAAN
Pemeriksaan Luar : Kepala, leher, dada, lengan dan tungkai tidak dijumpai ruda paksa Pemeriksaan alat kelamin : Luar
: Tidak dijumpai tanda ruda paksa
Dalam
: Selaput dara tampak utuh
KESIMPULAN
: Selaput dara utuh
PE
Liang senggama : Tidak dapat dilalaui oleh ujung jari kelingking orang dewasa
Perbuatan Anak tersebut diatur dan diancam pidana sebagaimana Pasal I ke-76E yaitu Pasal 82 UU RI No.35 tahun 2014 tentang perubahan atas UU RI No.23 tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo UU RI No.11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak. Membaca surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum, Kejaksaan Negeri Simalungun, bahwa Anak telah dituntut sebagai berikut : 1. Menyatakan Anak telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Melakukan kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul”, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal I ke-76E yaitu Pasal 82 UU RI No. 35 Tahun
-4-
2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak dalam surat dakwaan tunggal Jaksa Penuntut Umum. 2. Menjatuhkan pidana terhadap anak berupa pidana penjara selama: 6 (enam) tahun dikurngi selama anak berada dalam masa tahanan dan denda sebesar
G
Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan penjara. 3. Menetapkan agar anak membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu
Membaca
putusan
Pengadilan
Negeri
ING
rupiah); Simalungun
nomor
:
06/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim, tanggal 29 Agustus 2016, yang amarnya berbunyi
NT
sebagai berikut :
1. Menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum No. Reg. Perkara : PDM06/Siant/Ep.Anak/08/2016 atas nama Anak yang dibacakan dalam persidangan
ILA
pada tanggal 15 Agustus 2016 “batal demi hukum”;
2. Memerintahkan Penuntut Umum untuk mengeluarkan dari tahanan; 3. Membebankan biaya perkara ini kepada Negara;
NG AD
Telah membaca :
1. Akta Perlawanan yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Negeri Simalungun, bahwa pada tanggal 30 Agustus 2016, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Simalungun nomor : 06/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim, tanggal 29 Agustus 2016;
Negeri
Simalungun,
bahwa
PE
2. Akta Pemberitahuan Perlawanan, yang disampaikan oleh Jurusita Pengadilan perlawanan Jaksa
Penuntut
Umum telah
diberitahukan kepada Penasihat Hukum Anak tanggal 1 September 2016; 3. Memori Perlawanan dari Jaksa Penuntut Umum tertanggal 14 September 2016, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 19 September 2016, dan memori perlawanan tersebut telah diserahkan kepada Penasihat Hukum Anak tanggal 20 September 2016; 4. Surat Pemberitahuan Mempelajari Berkas Pengadilan Negeri Simalungun tanggal 7 September 2016 yang disampaikan kepada Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum Anak, untuk mempelajari berkas perkara tersebut, selama 7 (tujuh) hari terhitung mulai tanggal pemberitahuan tersebut sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi;
-5-
Menimbang, bahwa perlawanan oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, oleh karena itu perlawanan tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa memori perlawanan dari Jaksa Penuntut Umum pada
G
prinsipnya keberatan terhadap putusan Pengadilan tingkat pertama yang
ING
menyakatan dakwaan Jaksa Penuntut Umum batal demi hukum, sehingga memohon agar Hakim Tingkat Banding menjatuhkan putusan dengan amar sebagai berikut :
1. Menyatakan Anak telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah
NT
melakukan tindak pidana “Melakukan kekerasan, memaksa, melakukan tipu muslihat, melakukan serangkaian kebohongan, atau membujuk anak untuk melakukan atau membiarkan dilakukan perbuatan cabul”, sebagaimana diatur
ILA
dan diancam pidana dalam Pasal I ke-76E yaitu Pasal 82 UU RI No. 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas UU No. 23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak Jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak
NG AD
dalam surat dakwaan tunggal Jaksa Penuntut Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap anak berupa pidana penjara selama: 6 (enam) tahun dikurngi selama anak berada dalam masa tahanan dan denda sebesar Rp.60.000.000,- (enam puluh juta rupiah) subsidair 1 (satu) bulan penjara. 3. Menetapkan agar anak membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu
PE
rupiah);
Menimbang, bahwa benar dalam surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum ada menyebutkan atau mencantumkan waktu dan tempat tindak pidana dilakukan, yaitu pada tahun 2015, tetapi ternyata dari fakta yang terungkap di persidangan bahwa perbuatan cabul tersebut terjadi pada tahun 2013; Menimbang, bahwa menurut Hakim Tingkat Pertama untuk menentukan benar atau tidak perbuatan cabul yang dilakukan oleh Anak tersebut harus diperiksa seluruh alat bukti, sehingga sampai pada kesimpulan bahwa perbuatan cabul tersebut terjadi pada tahun 2013 bukan pada tahun 2015; Menimbang, bahwa bila fakta tersebut diatas dihubungkan dengan pasal 143 ayat (2) huruf b, Jaksa Penuntut Umum dalam menyusun surat dakwaannya atau uraiannya tidak cermat, tidak jelas dan tidak lengkap dalam menyebutkan waktu tindak pidana dilakukan;
-6-
Menimbang, bahwa uraian surat dakwaan sebagaimana tersebut diatas, sesuai ketentuan pasal 143 ayat (3) sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b adalah batal demi hukum karena ketidak jelasan dalam menentukan ketepatan waktu terjadinya tindak pidana; Menimbang, bahwa setelah Hakim tingkat banding mempelajari dengan
G
seksama berkas perkara yang dimohonkan perlawanan oleh Jaksa Penuntut
ING
Umum yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara
Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Simalungun berikut surat yang timbul dipersidangan berhubungan dengan perkara ini dan turunan resmi putusan
Pengadilan Negeri Simalungun nomor : 06/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim, tanggal 29
NT
Agustus 2016, dan memori perlawanan dari Jaksa Penuntut Umum, berpendapat bahwa pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama yang menyatakan Surat Dakwaan Penuntut Umum No. Reg. Perkara : PDM-06/Siant/Ep.Anak/08/2016
ILA
atas nama Anak yang dibacakan dalam persidangan pada tanggal 15 Agustus 2016 batal demi hukum, telah tepat dan benar menurut hukum, oleh karena itu Hakim Tingkat
Banding
dapat
menyetujui
dan
mengambil
alih
sebagai
NG AD
pertimbangan hukum sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Simalungun nomor : 06/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim, tanggal 29 Agustus 2016, yang diajukan perlawanan tersebut, dapat dipertahankan
PE
dan harus dikuatkan;
Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan tingkat pertama dikuatkan maka biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan dibebankan kepada negara;
Memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini terutama Sistem Peradilan Pidana Anak, Pasal 143 ayat (2) huruf b dan Pasal 143 ayat (3) KUHAP; MENGADILI : -
Menerima perlawanan dari Jaksa Penuntut Umum;
-
Menguatkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Simalungun
nomor
:
06/Pid.Sus.Anak/2016/PN.Sim, tanggal 29 Agustus 2016, yang diajukan perlawanan tersebut;
-7-
-
Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada negara. Demikian diputuskan oleh Hakim Pengadilan Tinggi Medan : RUSTAM
IDRIS, SH. selaku Hakim tunggal dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 27 September 2016, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2016/PT.MDN tanggal 21
Panitera Pengganti,
Hakim,
ttd
NT
ttd
NG AD
ILA
RUSTAM IDRIS, SH.
PE
JUANTI SITORUS, SH.
ING
Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Anak.
G
September 2016, dan JUANTI SITORUS, SH. sebagai Panitera Pengganti pada