PUTUSAN Nomor : 385/PDT/2014/PT-MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
PEMBANDING, Lahir di Sidikalang, tanggal 06 September 1966 alamat Jalan Pasar I Gang Aman Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan Helvetia Kota Medan, agama Kristen Protestan, pekerjaan Wiraswasta,
Dalam hal ini memberikan kuasa kepada ROBERT SIHOTANG, SH., dan MANGADUM SIHOTANG, SH., masing-masing Advokat / Penasehat Hukum dari Kantor Hukum “ROBERT SIHOTANG, SH., & Rekan”, beralamat di Jalan KH. Wahid Hasyim No. 86-88 (Gedung Mutiara Convention Suara Naviri, Radio Narwastu) Medan Sumatera Utara, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 09 Desember 2013, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING semula PENGUGAT;
Lawan
TERBANDING, Lahir di Medan, tanggal 21 April 1965, alamat Jalan Pasar I Gang Aman Kelurahan Cinta Damai Kecamatan Medan
Helvetia
Kota
Medan,
agama
Kristen
Protestan, pekerjaan Wiraswasta, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula TERGUGAT;
Pengadilan Tinggi tersebut;
Telah
membaca
Penetapan
Ketua
Tinggi
Medan
nomor
:
385/PDT/2014/PT.MDN, tanggal 4 Desember 2014, tentang Penunjukan Hakim Majelis untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, dan berkas perkara
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 1 dari 20 Hal.
Pengadilan Negeri Medan nomor : 30/Pdt.G/2013/PN.Mdn dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; TENTANG DUDUK PERKARA Membaca, surat gugatan Penggugat tertanggal 20 Januari 2014 yang telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 20 Januari 2014 dalam Register Nomor 30/Pdt.G/2014/PN.Mdn, sebagai berikut : Bahwa Penggugat dengan Tergugat telah terikat tali perkawinan sejak tanggal. 04 Juli 1994, yang dilangsungkan secara Adat dan Agama Kristen di Gereja Huria Kristen Batak Protestan ( HKBP ) Ujung Parira, Resort Parpulungan Nauli, Kecamatan: Siempat Nempu Hulu, Sidikalang, Dairi. Sesuai Surat Keterangan Kawin Nomor: 21/SKK/D06.R10.H14/VII /2013,tanggal 24 Juli 2013, yang dikeluarkan oleh Pendeta Gereja Huria Kristen Batak Protestan ( HKBP ) Resort Parpulungan Nauli, Distrik VI Dairi. Bahwa dari perkawinan Penggugat dengan Tergugat tersebut telah lahir 4 ( empat ) orang anak, yaitu : -
ANAK I (anak pertama / perempuan) Lahir di Medan,tanggal. 20 Juli1995.
-
ANAK II (anak Ke dua / perempuan) Lahir di Medan,tanggal. 07 Januari 1998.
-
ANAK III (anak ke tiga / perempuan) Lahir di Medan,tanggal. 04 Maret 1999.
-
ANAK IV (anak ke empat / laki – laki) Lahir di Medan,tanggal. 14 Desember 2003. Bahwa pada awalnya rumah tangga Penggugat Tergugat berjalan rukun ,
damai dan harmonis serta saling menghargai sebagaimana layaknya suami istri walaupun keuangan rumah tangga Penggugat Tergugat pas – pasan. Pada tahun 1997 Penggugat berhenti bekerja dari perusahaan PT. ENSEVAL dan beralih pekerjaan menjadi supir angkutan kota dan terkadang berjualan roti untuk menghidupi keluarga, akan tetapi waktu pembangunan rumah orang tua Penggugat ( rumah yang saat ini di tempati Penggugat dan Tergugat ) , si Tergugat sudah mulai menunjukkan sikap yang tidak baik dengan tidak mau ikut
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 2 dari 20 Hal.
serta pada waktu peletakan batu pertama dan pertengkaran – pertengkaran kecil sudah mulai ada di dalam rumah tangga Penggugat Tergugat . Bahwa sekitar tahun 1998 ketika anak ke dua dari Penggugat Tergugat lahir,
Penggugat dan Tergugat menyepakati agar Penggugat berhenti bekerja
untuk mengasuh anak di rumah, sementara si Tergugat tetap bekerja di Asuransi PT. Bumi Asih Jaya. Sejak saat itu di dalam rumah tangga Penggugat dan Tergugat semakin sering terjadi permasalahan – permasalahan , namun permasalahan tersebut masih dapat di selesaikan. Bahwa pada tahun 2000 ,untuk menopang kebutuhan keluarga, Penggugat membuka usaha berjualan obat – obatan di Pasar Suka Maju Sei Mencirim, dengan membeli 1 (satu) unit kios. Namun usaha dari Penggugat tersebut ternyata tidak di dukung oleh si Tergugat dengan tidak mau nya si Tergugat ikut ber doa bersama di Kios tersebut pada waktu pembukaan di mulai nya usaha dagang tersebut dan si Tergugat yang tidak mau ikut serta dalam pengembangan usaha dagang tersebut. Bahwa pada
bulan Desember tahun 2003 , usaha dagang
Penggugat
mulai mengalami kebangkrutan pada saat itu bertepatan saat kelahiran anak Penggugat Tergugat yang ke 4 (empat). Dan oleh karena kesibukan Penggugat mengurusi usaha dagangan
yang mulai mengalami kebangkrutan tersebut
membuat si Penggugat tidak dapat mendampingi si Tergugat di rumah sakit pada waktu melahirkan anak Penggugat Tergugat yang ke 4 (empat). Dan atas hal tersebut pihak keluarga Tergugat menuding kalau Penggugat adalah “suami yang kurang ajar”, namun Penggugat dengan berlapang dada tetap menerima tudingan tersebut, yang akhirnya tahun 2005 usaha dagang yang di kelola
Penggugat
mengalami kebangkrutan total. Pada tahun 2006, Penggugat kembali bekerja sebagai sopir bus MRT jurusan Medan – Tarutung, namun hasil jerih payah si Penggugat yang selalu di berikan kepada Tergugat tetap tidak di akui oleh si Tergugat
dengan selalu
mengatakan, “ kerja pun kau tidak pernah kau mengasih uang “ dan Tergugat selalu mengatakan kalau si Penggugat adalah seorang suami yang tidak bertanggung jawab.
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 3 dari 20 Hal.
Pada tahun 2007 , Penggugat bekerja di PT.Prudential dan penghasilan Penggugat yang selalu di berikan kepada Tergugat tetap juga di anggap kurang oleh si Tergugat dan si Terggugat selalu saja menuntut lebih dari pendapatan si Penggugat, sehingga si Tergugat semakin sering mengucapkan kata “ suami kurang ajar dan suami yang tidak bertanggung jawab “ kepada Penggugat yang mengakibatkan timbulnya pertengkaran dalam rumah tangga Penggugat Tergugat. Pada tahun 2010 kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat semakin tidak harmonis, sikap dan perilaku Tergugat semakin tidak dapat di terima oleh Penggugat, di mana Tergugat semakin sering ke luar rumah dan pulang larut malam, ternyata Tergugat bermain judi dengan teman – teman nya. Dan terhadap hal ini Penggugat telah memberitahukan kepada keluarga Tergugat (marga Silalahi) namun keluarga Tergugat tidak menanggapi nya dengan serius, demikian juga dari keluarga Penggugat (marga Simbolon) telah berupaya mendamaikan rumah tangga Penggugat Tergugat. Mengetahui rumah tangga Penggugat Tergugat yang sudah semakin tidak ada kecocokan dan mengingat si Penggugat adalah anak laki - laki satu – satu nya dari 6 (enam) bersaudara akhirnya membuat ibu kandung si Penggugat yang sudah tua dan menjanda mulai jatuh sakit. Pada bulan Januari 2011, pada waktu Penggugat berada di Jakarta selama 1 ( satu ) bulan sehubungan adanya nasabah Penggugat yang harus di prospek, tiba – tiba Penggugat mendapat informasi dari kakak kandung Penggugat yang bernama ORITA SIMBOLON menerima Pesan SMS dari Ponsel Tergugat dengan isi Pesan SMS sebagai berikut : “ Eh ngapain kalian tahan2 Itomu itu diJkt apa mau kalian kawinkan dia ngak apa2 kawin kan kalian aja biar banyak cucu2 opung Ririn dr Itomu itu siapa tahu pengen Itomu itu punya anak laki2 lagi dr orang lain cepatlah suruh kalian kawin,lebih cepat lebih bagus krn itu juga kemauan Itomu itu sy tidak menghalanginya biar sy ambil pengacara saya jd jgn dilama2nya dan sy biar tahu ngambil langkahku dan jgn dikira itomu itu sy takut cerai dari dia sorry2 aja...(sebagian teks hilang) “ dan setelah Penggugat pulang dari Jakarta ke Medan dan meminta penjelasan dari maksud dan tujuan isi Pesan SMS tersebut si Tergugat menyuruh si Penggugat untuk menceraikan Tergugat secara hukum yang resmi ke Pengadilan. Pada bulan 4 (april) tahun 2011, ibu kandung Penggugat datang ke rumah Penggugat Tergugat untuk berobat, namun Tergugat selaku menantu satu – satu nya bagi ibu si Penggugat akan tetapi si Tergugat tidak juga mau menunjukkan
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 4 dari 20 Hal.
sikap yang baik, dan tidak menghiraukan ibu Penggugat sehingga ibu Penggugat selama berobat di Medan tinggal di rumah adik perempuan si Penggugat. Dan akibat hal tersebut membuat si Penggugat semakin stress dan apabila Penggugat pulang ke rumah agak larut malam selalu tidak di buka kan pintu yang akhirnya membuat Penggugat selalu menumpang tidur di bangku teras Rumah Sakit dan terkadang menumpang tidur di rumah teman si Penggugat yang mengakibatkan rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis lagi, sehingga segala perselisihan dan pertengkaran yang semakin memuncak. Bahwa terhitung sejak pertengahan bulan 6 ( juni ) 2011 sampai dengan Gugatan ini di ajukan, Penggugat dengan Tergugat telah pisah rumah dan ranjang selama kurang lebih 2 ( dua ) tahun 6 ( enam ) bulan lamanya Penggugat tidak pernah bersama lagi dengan si Tergugat, dan untuk sementara ini Penggugat tinggal di rumah keluarga Penggugat di daerah simalingkar Medan , hal ini dilakukan Penggugat adalah untuk menghindari semakin sering nya terjadi pertengkaran yang menjurus ke perceraian yang berakibat kepada beban mental anak – anak Penggugat Tergugat. Pada pergantian tahun dari 2011 ke tahun 2012, melihat kondisi ibu si Penggugat yang sudah tua dan sakit - sakitan , Penggugat merencanakan merayakan pergantian tahun baru tersebut di kampung halaman ibu Penggugat di Sidikalang. Penggugat dengan tetap berupaya mengajak Tergugat dan anak – anak nya pulang ke kampung halaman di Sidikalang Dairi, namun Tergugat tetap tidak menunjukkan perubahan dengan menolak ajakan Penggugat dengan tidak mau ikut
dan Tergugat lebih memilih ikut dengan keluarga Tergugat marga
Silalahi merayakan tahun baru ke Parapat. Akhirnya Penggugat dengan anak nya yang nomor 3 (tiga) pulang ke kampung Sidikalang. Bulan April 2012 dengan mengatas namakan utusan dari keluarga Tergugat yang di wakili : Ny. Galingging br.Silalahi dan Ny. Siahaan br.Silalahi datang ke rumah Penggugat Tergugat untuk mendamaikan Pengggugat dengan Tergugat namun upaya tersebut tetap tidak berhasil, dan akhirnya Ny. Galingging br.Silalahi mengatakan agar bulan 7 (juli 2012) berikut nya di buatkan Surat Perceraian secara hukum, dan oleh Ny. Siahaan br.Silalahi mengatakan bahwa tidak ada lagi hubungan keluarga antara Penggugat (marga Simbolon) dengan Tergugat (marga Silalahi).
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 5 dari 20 Hal.
Pada bulan Oktober 2012, ibu Penggugat yang dalam keadaan sakit datang ke medan menjenguk adik perempuan Penggugat yang baru melahirkan pasca operasi. Selama 2 (dua) bulan ibu Penggugat tinggal di rumah adik perempuan Penggugat, namun Tergugat tetap tidak menunjuk kan sikap yang baik layak nya sebagai menantu karena
Tergugat tidak mau menjenguk
mertua nya ( ibu
Penggugat ) yang sedang sakit, pada hal jarak antara rumah tinggal Penggugat Tergugat dengan rumah adik Penggugat tidak begitu jauh, dan bahkan anak – anak Penggugat Tergugat juga dilarang oleh Tergugat untuk menemui oppung nya (ibu Penggugat). Tepat pada tanggal. 25 Desember 2012, ibu kandung Penggugat meninggal dunia di Rumah Sakit Putri Hijau Medan dan ke esokan hari nya oleh Penggugat dan keluarga Penggugat membawa jenazah ibu Penggugat ke kampung halaman nya di Sidikalang Dairi tanpa ikutnya Tergugat. Pada tanggal. 28 Desember 2012, sesuai dengan adat batak yang di anut Penggugat mengadakan acara Adat Batak untuk pemakaman ibu Penggugat. Di dalam acara adat tersebut salah satu pihak yang harus turut berperan adalah keluarga dari Tegugat marga Silalahi, yang dalam Adat Batak disebut sebagai “ hula-hula naposo “ yang berperan memberikan Ulos kepada Penggugat Tergugat dan kepada keluarga besar Penggugat. Namun ternyata keluarga dari Tergugat (marga Silalahi) tidak ada yang datang dan bahkan yang lebih membuat Penggugat merasa sedih,malu dan putus asa adalah ternyata Tergugat sendiri juga tidak datang melihat jenazah mertuanya (ibu Penggugat). Dan hal ini yang membuat Penggugat
semakin sulit untuk mempertahankan keutuhan rumah
tangga Penggugat . Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak harmonis lagi dan terus menerus terjadi perselisihan, pertengkaran, atau percekcokan dan telah mendapat perhatian dari ke dua belah pihak keluarga Penggugat dan Tergugat, dan tetangga untuk berusaha mendamaikan agar rujuk kembali dalam satu rumah tangga yang harmonis, namun upaya tersebut tetap tidak dapat berhasil sampai saat Gugatan ini di majukan ke Pengadilan. Bahwa
untuk
menghindari
penderitaan
lahir
dan
bathin
yang
berkepanjangan bagi Penggugat dan Tergugat serta untuk mencegah terjadinya
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 6 dari 20 Hal.
dampak buruk lainnya, maka jalan satu – satu nya tali perkawinan Penggugat dan Tergugat harus putus karena perceraian. Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak dapat di pertahankan lagi untuk hidup bersama dalam satu rumah tangga yang bahagia disebabkan perselisihan dan pertengkaran yang terus menerus sehingga menjurus kepada perceraian, maka sesuai dengan pasal. 19 Perpem No. 9 Tahun 1975 yo. Pasal. 39 ayat 2 UU No. 1/1974 atas dasar mana gugatan perceraian ini telah memenuhi syarat. Bahwa mengenai anak-anak yang lahir dari perkawinan Penggugat dengan Tergugat untuk menjamin pemeliharaan dan pendidikan anak Penggugat dengan Tergugat, masing-masing
yang bernama: 1. ANAK I., 2. ANAK II., 3. ANAK III.,
dan 4. ANAK IV., sebaiknya berada di bawah pemeliharaan dan pengasuhan Penggugat. Berdasarkan segala hal yang di uraikan tersebut di atas mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Medan agar berkenan menetapkan suatu hari persidangan untuk memeriksa perkara ini dengan memanggil para pihak untuk menghadiri persidangan
dalam gedung/ruangan yang di tentukan untuk itu
dengan memberikan putusan yang Amar nya berbunyi sebagai berikut : -
Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruh nya.
-
Menyatakan perkawinan Penggugat dengan Tergugat yang di laksanakan pada tanggal. 04 Juli 1994 di Gereja Huria Kristen Batak Protestan ( HKBP ) Ujung Parira, Resort Parpulungan Nauli sesuai dengan Surat Keterangan Kawin No: 21/SKK/D06.R10.H14/VII/2013, tanggal. 24 Juli 2013 yang di keluarkan oleh Gereja HKBP ( Huria Kristen Batak Protestan )
Resort
Parpulungan Nauli Distrik VI Dairi, Putus karena Perceraian dengan segala akibat hukumnya. -
Menetapkan Penggugat sebagai Pengasuh / memelihara dan mendidik ke 4 (empat) orang anak Penggugat Tergugat yang masing – masing bernama: 1. ANAK I ( Perempuan, Lahir tanggal. 20 Juli 1995 )., 2. ANAK II ( Perempuan, lahir tanggal. 07 Januari 1998 )., 3. ANAK III ( Perempuan, lahir tanggal . 04 Maret 1999 )., dan 4. ANAK IV ( Laki - laki,lahir tanggal. 14 Desember 2003 ).
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 7 dari 20 Hal.
-
Menyatakan Putusan dalam perkara ini dapat di jalankan secara serta merta ( Uit Voebaar Bij Voorrad ) kendati ada Verzet, Banding maupun Kasasi.
-
Menghukum Tergugat untuk membayar segala ongkos/biaya yang timbul dalam perkara ini.
Subsider : Apabila Majelis Hakim berpendapat lain mohon Putusan yang seadiladil nya ( Ex Aeguo Et Bono ). Membaca, jawaban dari Tergugat tertanggal 08 Mei 2014, sebagai berikut : DALAM EKSEPSI : Bahwa jika dilihat dan dicermati gugatan yang diajukan Penggugat ternyata surat gugatan tidak ditanda tangani diatas materai berikut materai tidak diberi tanggal bulan dan tahun sebagaimana tanggal surat gugatan. Bahwa perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 1994 secara Kristen di Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ujung Parira, Resort Parpulungan Nauli sesuai dengan surat keterangan Kawin No. 21/SKK/D06.R10.H14/VII/2013 tertanggal 24 Juli 2013 terbukti tidak dapat diajukan gugatan cerainya ke Pengadilan Negeri Medan dikarenakan dalam ajaran agama Kristen Protestan tidak mengenal Lembaga Perceraian kecuali karena kematian. Bahwa oleh karena perceraian tidak ada lembaganya di Agama Kristen Protestan khususnya gereja HKBP, keculai salah satu pihak meninggal dunia, maka gugatan Penggugat haruslah dinyatakan ditolak atau setidaknya-tidaknya tidak dapat diterima. Bahwa Penggugat telah keliru mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Medan, mengingat sebagaimana ketentuan undang-undang No. 1 tahun 1974 tentang perkawinan disebutkan perkawinan yang sah adalah perkawinan yang dilakukan berdasarkan kepercayaan/agama dan didaftarkan di Catatan Sipil, sehingga dengan demikian terbukti perkawinan antara Penggugat dan Tergugat hanya dilakukan berdasarkan pernikahan melalui gereja hanya dilakukan berdasarkan hukum agama saja sehingga tidak sah secara hukum negara dikarenakan tidak pernah dicatatkan pernikahan tersebut di Kantor Catatan Sipil.
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 8 dari 20 Hal.
Berdasarkan dalil-dalil tersebut diatas terbukti perkawinan Penggugat dan Tergugat yang dilaksanakan berdasarkan hukum agama yaitu perkawinan secara Kristen tidak dapat diajukan ke Pengadilan Negeri Medan selain karena agama Kristen Protestan khususnya HKBP tidak megenal perceraian dan karena secara hukum perkawinan tersebut belum sah dikarenakan belum pernah dicatatkan di Kantor Catatan Sipil sebagaimana diisyaratkan Undang-Undang No. 1/1974 tentang perkawinan, sehingga beralasan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang mengadili dan memeriksa gugatan cerai yang diajukan oleh Penggugat. Berdasarkan hal-hal yang dikemukakan Tergugat diatas, maka cukup alasan bagi Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk menyatakan Pengadilan Negeri tidak berwenang untuk mengadili dan memeriksa perkara ini. DALAM POKOK PERKARA : Bahwa
Tergugat
menyangkal
seluruh
dalil-dalil
yang
dikemukakan
Penggugat kecuali apa yang diakuinya secara tegas dan terang kebenarannya ; Bahwa benar tentang adanya perkawinan antara Penggugat dan Tergugat yang dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 1994 secara Kristen di Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ujung Parira, Resort Parpulungan Nauli, namun sampai dengan gugatan ini diajukan oleh Penggugat perkawinan tersebut tidak pernah didaftarkan di Kantor Catatan Sipil ; Bahwa benar dari perkawinan secara agama Kristen tersebut, Penggugat dan Tergugat telah dikarunian 4 (empat) orang anak masing-masing bernama : -
ANAK I, Perempuan lahir di Medan tanggal 20 Juli 1995,
-
ANAK II, Perempuan lahir di Medan tanggal 07 Januari 1998,
-
ANAK III, Perempuan lahir di Medan tanggal 04 Maret 1999,
-
ANAK IV, Laki-laki lahir di Medan tanggal 14 Desember 2003. Bahwa benar pada awal kehidupan rumah tanggal Penggugat dan Tergugat
sebagaimana layaknya hubungan suami isteri berlangsung bahagia dan harmonis seperti halnya cita-cita luhur setiap insan dalam membentuk suatu rumah tangga.
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 9 dari 20 Hal.
Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada point 4, yang menyatakan pada tahun 1997 pada saat peletakan batu pertama pembangunan rumah orang tua Penggugat (rumah yang saat ini ditempati oleh Penggugat dan Tergugat) Tergugat menunjukkan sikap yang kurang baik yaitu tidak mau ikut serta pada waktu peletakan batu pertama rumah tersebut, faktanya adalah Penggugat melarang Tergugat untuk ikut menyaksikan peletakan batu pertama pembangunan rumah tersebut dan meminta Tergugat dirumah seraya menjaga anak, sebagai isteri yang baik Tergugat mematuhi Perintah suaminya selaku kepala rumah tangga. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada point 5, tidak benar ada permintaan dari Penggugat agar berhenti bekerja dan tidak benar Tergugat menyepakati untuk berhenti bekerja dari P. Bumi Asih Jaya, mengingat pada tahun 1998 Penggugat tidak bekerja, sehingga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari rumah tangga Tergugat dan Penggugat dibantu oleh keluarga besar Tergugat, jadi bagaimana mungkin ada pada saat itu Penggugat menyampaikan permintaan agar Tergugat berhenti bekerja apalagi menyepakatinya mengingat pada saat itu Penggugat sedang menganggur/tidak bekerja. Bahwa benar pada tahun 2000 Penggugat membuka kios usaha berjualan obat-obatan di Pasar Suka Maju Sei Mencirim, Tergugat menolak apabila dikatakan Tergugat tidak mendukung usaha tersebut, mengingat usaha tersebut adalah usul dari Tergugat agar Penggugat memiliki pekerjaan untuk mencukupi kebutuhan rumah tangga mereka dan mewujudkan usaha tersebut Tergugat meminta bantuan biaya dari saudara-saudaranya. Bahwa tidak benar apabila dikatakan Tergugat tidak ikut pada saat pembukaan kios dan tidak benar pula usaha kios tersebut bangkrut karena Tergugat tidak mau membantu ikut serta dalam pengembangan usaha dagang tersebut mengngat pada saat itu Tergugat memiliki pekerjaan tetap di PT. Bumi Asih Jaya, yang selama ini menopang kehidupan rumah tangga mereka dan fakta yang sebenarnya usaha tersebut bangkrut dikarenakan Penggugat tidak tekun dan ulet dalam menjalankan/mengelola usaha berjualan obat-obatan di Pasar Suka Maju Sei Mencirim tersebut. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat yang menyatakan pada tahun 2003 saat anak ke-4 lahir dikarenakan kesibukan Penggugat mengurus usaha
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 10 dari 20 Hal.
yang mengalami kebangkrutan tidak dapat mendampingi Tergugat dirumah sakit pada waktu melahirkan, fakta yang sebenarnya Penggugat tidak bersedia mendampingi Tergugat Penggugat
menduga
dirumah anak
sakit pada
yang
dilahirkan
saat persalinan dikarenakan Tergugat
adalah
perempuan
sebagaimana ketiga anak Penggugat dan Tergugat sebelumnya sehingga Penggugat tidak mau melihat maupun mendampingi Tergugat dirumah sakit serta yang membayar biaya persalinan dirumah sakit adalah keluarga besar dari Tergugat, padahal faktanya anak yang dilahir Tergugat berjenis kelamin laki-laki yang kemudian diberi nama ANAK IV. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada point 8-9 dan menolak apabila dikatakan telah menyepelekan Penggugat dengan menyatakan Penggugat sebagai suami yang tidak bertanggungjawab, faktanya adalah selama tahun 2006 saat Penggugat menjadi supir bus MRT Medan – Tarutung, berapapun uang yang diberikan oleh Penggugat dari hasil menjadi supir bus MRT Medan – Tarutung sangat-sangat minim dan tidak mencukupi kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat, demikian juga pada saat Penggugat bekerja di PT. Prudential. Bahwa Tergugat juga menolak dalil Penggugat pada point 10, yang menyatakan pada tahun 2010 kehidupan rumah tangga Penggugat dan Tergugat semakin tidak harmonis, sikap dan perilaku Tergugat semakin tidak dapat diterima oleh Penggugat, dimana Tergugat sering ke luar rumah dan pulang larut malam, ternyata Tergugat bermain judi dengan teman-temannya, fakta yang sebenarnya adalah Tergugat tidak pernah keluar rumah dan Tergugat selalu dirumah menjaga dan membimbing anak-anaknya yang masih kecil, oleh karena faktanya tidak ada dan tidak benar keluarga Tergugat (Marga Silalahi) mendapat informasi tersebut demikian juga keluarga Penggugat (Marga Simbolon) tidak benar pernah mendamaikan
rumah
tangga
Penggugat
dan
Tergugat
terkait
dengan
permasalahan tersebut mengingat permasalahan tersebut tidak pernah ada, malah sebaliknya Penggugat sering keluyuran malam dan terkadang tidak pulang kerumah. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada point 11, faktanya pada bulan Januari 2011 Penggugat pergi ke Jakarta bukan urusan nasabah namun karena ada pernikahan keponakannya, pada saat itu Tergugat dilarang kakak Penggugat menghadiri acara pernikahan tersebut namun Tergugat tetap hadir di acara pernikahan tersebut, tidak benar Tergugat menyampaikan SMS kepada
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 11 dari 20 Hal.
kakak kandung Penggugat sebagaimana disebut Penggugat dalam point 11 gugatan Penggugat, fakta yang sebenarnya Tergugat menyampaikan SMS yang isinya menanyakan keberadaan dari Penggugat di Jakarta sampai berbula-bulan tidak ada kabar dan Penggugat tidak pernah menghubungi Tergugat maupun anak-anaknya yang ada di Medan, walaupun akhirnya Tergugat mendapat informasi Penggugat di Asuransi Prudential di Jakarta, namun hasilnya nihil dan ada surat pemecatan dari Asuransi Prudential. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat point 12, mengingat pada bulan April 2011 saat orang tua Penggugat datang ke Medan langsung kerumah adik perempuan Penggugat sehingga pernyataan orang tua Penggugat datang kerumah Penggugat dan Tergugat tidak benar adanya, dan tidak benar Tergugat menunjukkan sikap yang tidak baik, sebaliknya pada saat orang tua Penggugat dirumah sakit Tergugat pernah datang menjenguk namun tidak direspon positif oleh orang tua dari Pengguat dan pada saat Tergugat mengulurkan tangan untuk menyalam mertuanya, tangannya ditola orang tua Penggugat, tidak benar selama selama Penggugat menunggui orang tuanya dirawat di rumah sakit apabila pulang rumah pintu selalu tidak dibuka oleh Tergugat, faktanya adalah Tergugat selalu membukakan pintu rumah untuk Penggugat dan tidak benar pada saat itu terjadi pertengkaran dan perselisihan yang semakin memuncak. Bahwa benar sekitar 2 (dua) tahun 6 (enam) bulan tanpa sebab yang jelas Penggugat telah meninggalkan rumah dan tidak pernah memberikan perhatian dan kasih sayang maupun nafkah baik kepada Tergugat maupun kepada anakanaknya dan pada saat anak tertua dari Penggugat dan Tergugat yang bernama Ririn diterima diperguruan tinggi, sama sekali Penggugat tidak ada mengucapkan selamat apalagi memberikan biaya untuk memenuhi kebutuhan kuliah putrinya tersebut sehingga semuanya biaya ditanggung oleh family dari Tergugat yaitu keluarga besar Silalahi. Bahwa Tergugat sampai dengan saat ini tidak mengetahui dimana tempat tinggal Penggugat dan apabila ditanyakan kepada keluarga besar Penggugat mereka tidak mau memberitahukan. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada point 14, fakta yang sebenarnya adalah Penggugat tidak pernah mengajak maupun meminta agar Tergugat bersama anak-anak ikut pulang ke Sidikalang tempat orang tua
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 12 dari 20 Hal.
Penggugat untuk merayakan pergantian tahun 2011 ke tahun 2012 sebaliknya Penggugat hanya menelpon anaknya yang paling tua (ANAK I) untuk mengajak adik-adiknya merayakan pergantian tahun 2011 ke tahun 2012 ke Sidikalang tempat tinggal orang tua Penggugat dan berpesan jangan bawa mamakmu (Tergugat) dengan kata lain melarang Tergugat untuk ikut ke Sidikalang. Bahwa mendapat permintaan tersebut (ANAK I) anak pertama Penggugat dan Tergugat menyampaikan kepada Tergugat apa pesan Penggugat dan Tergugat mempersilahkan anak-anaknya untuk pergi ke Sidikalang tanpa keikut sertaan Tergugat karena itu memang permintaan Penggugat namun anak-anak Penggugat dan Tergugat tidak mau ikut kalau Tergugat tidak ikut, sehingga anakanak Tergugat dan Penggugat yang ada di Medan ANAK I, ANAK II, ANAK IV tidak jadi pergi ke Sidikalang ke 2 ANAK III yang memang selama ini tinggal di Sidikalang menemani orang tua Penggugat yang berada di Sidikalang. Bahwa pada bulan April 2012 perwakilan keluarga besar Tergugat (Ny. Galingging br. Silalahi dan Ny. S. Siahaan br. Silalahi) datang menemui Tergugat dan Penggugat yang pada saat itu telah pisah rumah dengan
tujuan untuk
menguapayakan agar rumah tangga Penggugat dan Tergugat rukun kembali, namun upaya tersebut belum berhasil dikarenakan Penggugat menolak usul didamaikan dan mengatakan sudah tidak mencintai Tergugat, dan pada hari itu setelah pertemuan Penggugat langsung meninggalkan Tergugat dan anakanaknya dan tinggal dirumah adiknya (itonya) yang rumahnya tidak jauh dari rumah kediaman bersama Penggugat dan Tergugat. Bahwa untuk mengupayakan mendamaikan rumah tangga Penggugat dan Tergugat, pada bulan Juli 2012 kembali sekitar 4 orang perwakilan keluarga besar Tergugat dengan membawa sipanganon (makanan) datang menemui Penggugat yang pada saat itu berada di Sidikalang, dengan sebelumnya menelpon anak ke-3 (tiga) Penggugat dan Tergugat yang memang tinggal di Sidikalang untuk menyampaikan kedatangan mereka, dan menurut anak ke – 3 (tiga) Penggugat dan Tergugat hal tersebut telah disampaikan kepada Penggugat, namun tanpa alasan yang jelas sebelum perwakilan dari keluarga Tergugat sampai ke Sidikalang Penggugat pergi dari rumah sehingga pada saat perwakilan keluarga Tergugat sampai kerumah orang tua Pengguat di Sidikalang tidak bertemu dengan Penggugat, sehingga upaya untuk mendamaikan dengan jauh-jauh datang dari Medan tidak dapat dilakukan.
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 13 dari 20 Hal.
Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat pada point 16, faktanya adalah Tergugat bukan tidak mau menjenguk mertuanya yang sedang sakit dan tinggal dirumah adik Penggugat, namun oleh karena orang tua Penggugat yang tidak suka dengan
Tergugat sebagaimana pada saat sakit sebelumnya Tergugat pernah
menjenguk mertuanya dirumah sakit tidak mendapat repon positif dari mertuanya, dengan tidak mau diajak bicara oleh Tergugat dan pada saat Tergugat menyalam ibu (orang tua Penggugat) tidak mau menerima jabatan tangannya, sehingga untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan Tergugat tidak datang menjenguk orang tua Penggugat saat dirawat dirumah sakit, demikian juga Penggugat tidak pernah sekalipun mengajak Tergugat bersama-sama menjenguk ke rumah sakit, dan tidak benar Tergugat melarang anak-anaknya menjenguk oppungnya dirumah sakit, malah sebaliknya Penggugat sebagai Bapaknya tidak mengajak anak-anaknya menjenguk opungnya dirumah sakit. Bahwa Tergugat menolak dalil Penggugat point 17-18 mengingat pada tanggal 25 Desember 2012 saat orang tua Penggugat meninggal dunia dirumah sakit jenazahnya dibawa ke Sidikalang Dairi, Penggugat tidak mengajak Tergugat untuk ikut mengantar jenazah mertuanya ke Sidikalang, untuk menghindari percekcokan Tergugat tidak ikut mengantar jenazah mertuanya ke Sidikalang dan mengenai kejadian pada tanggal 28 Desember 2012 tidak benar Penggugat telah mengundang keluarga besar Tergugat (Marga Silalahi) untuk hadir sebagai hulahula Naposo, fakta yang sebenarnya Penggugat tidak pernah mengundang keluarga besar Marga Silalahi untuk hadir didalam acara adat tersebut, malah bapak udanya Penggugat (adik bapaknya Penggugat) yang tinggal di Bandung sempat menelpon Penggugat menanyakan keluarga besar Tergugat tidak diundang dijawab oleh Penggugat “keluarga besar Marga Silalahi tidak penting hadir pada acara penguburan ini”. Bahwa Tergugat tidak sependapat denga dalil Penggugat pada point 19-21, menurut Tergugat perkawinan antara Penggugat dan Tergugat masih dapat dipertahankan demi anak-anak yang berjumlah 4 (empat) orang yang masih sangat membutuhkan kasih sayang dan bimbingan dari Ibu (Tergugat) dan Bapaknya
(Penggugat),
dan
upaya
untuk mendamaikan
agar hubungan
Penggugat dan Tergugat harmonis kembali sampai dengan saat ini belum terwujud semata-mata dikarenakan Penggugatlah yang bersikeras untuk menolak upaya tersebut dan menyampaikan dirinya sudah tidak mencintai Tergugat dan menginginkan perceraian.
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 14 dari 20 Hal.
Bahwa sikap dari Penggugat yang bersikeras untuk bercerai dan tidak bersedia didamaikan/dirukunkan kembali dengan Tergugat dan tidak peduli dengan keadaan anak-anaknya yang sangat membutuhkan bimbingan dan kasih sayang dari Penggugat selakuk ayahnya, Tergugat menduga hal tersebut dilakukan oleh Penggugat semata-mata dikarenakan adanya wanita lain sebagai pihak ke-3 didalam kehidupan Penggugat. Bahwa oleh karena yang selama ini merawat, menjaga dan membimbing serta membiayai kehidupan sehati-hari anak-anak hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat adalah Tergugat, dengan demikian anak-anak hasil perkawinan Penggugat dan Tergugat yang bernama : -
ANAK I ( Perempuan, Lahir tanggal. 20 Juli 1995 ),
-
ANAK II ( Perempuan, lahir tanggal. 07 Januari 1998 ),
-
ANAK III ( Perempuan, lahir tanggal . 04 Maret 1999),
-
ANAK IV ( Laki - laki,lahir tanggal. 14 Desember 2003 ).
Cukup alasan untuk menyatakan pemeliharaan dan pengasuhan anak-anak tersebut diberikan kepada Tergugat. Bahwa sampai dengan saat ini Tergugat dan Penggugat belum memiliki rumah sendiri dan walaupun Penggugat telah meninggalkan Tergugat dan anakanaknya kurang lebih 3 (tiga) tahun, sampai saat ini Tergugat dan anak-anaknya yang berjumlah 4 orang masih tinggal dirumah warisan dari orang tua Penggugat. Bahwa sejak bulan Mei 2011 Tergugat di PHK dari tempatnya bekerja di PT. Bumi Asih Jaya sehingga sejak saat itu biaya kehidupan sehari-hari Tergugat dan anak-anaknya berikut biaya sekolah anak-anak Penggugat dan Tergugat dipenuhi atas bantuan biaya famili-familinya Tergugat (keluarga besar Silalahi), sedangkan Penggugat sebagai kepala keluarga tidak pernah memberikan biaya nafkah sama sekali, oleh karena itu cukup beralasan Tergugat ditetapkan sebagai wali dari anak-anaknya yang berjumlah 4 orang sehingga Tergugat memohon kepada Majelis Hakim menghukum Penggugat untuk memberikan uang nafkah untuk Tergugat dan anak-anaknya hingga dewasa yang nilainya sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) perbulan paling lambat tanggal 3 setiap bulannya langsung kerekening Tergugat dan menghukum Penggugat untuk
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 15 dari 20 Hal.
memberikan rumah untuk tempat tinggal Tergugat dan anak-anaknya yang berjumlah 4 (empat) orang. Bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, mohon kepada Majelis Hakim yang mulia memeriksa perkara ini berkenan memutuskan sebagai berikut : DALAM EKSEPSI -
Menyatakan menerima Eksepsi Tergugat seluruhnya;
-
Menyatakan Pengadilan Negeri Medan tidak berwenang untuk memeriksa dan mengadili perkara ini ;
-
Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima atau setidak-tidaknya gugatan Penggugat harus ditolak seluruhnya ;
DALAM POKOK PERKARA -
Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;
-
Menyatakan
perkawinan
antara
Penggugat
dan
Tergugat
yang
dilaksanakan pada tanggal 04 Juli 1994 di Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Ujung Parira, Resort Parpulungan Nauli, sah dan berharga secara agama Kristen Protestan ; -
Mentakan Tergugat sebagai wali dari 4 (empat) orang anak masing-masing bernama :
-
-
ANAK I ( Perempuan, Lahir tanggal. 20 Juli 1995 ),
-
ANAK II ( Perempuan, lahir tanggal. 07 Januari 1998 ),
-
ANAK III ( Perempuan, lahir tanggal . 04 Maret 1999),
-
ANAK IV ( Laki - laki,lahir tanggal. 14 Desember 2003 )
Menghukum Penggugat untuk memberikan uang nafkah untuk Tergugat dan anak-anaknya yang berjumlah 4 orang serta pendidikan anak-anaknya hingga dewasa sebesar Rp. 15.000.000,- (lima belasa juta rupiah) perbulan disetor paling lambat tanggal 3 setiap bulannya langsung kerekening Tergugat dan untuk memberikan rumah untuk tempat tinggal Tergugat dan anak-anaknya yang berjumlah 4 orang ;
-
Menghukum Penggugat membayar biaya yang timbul dalam perkara ini ;
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 16 dari 20 Hal.
Subsidair Apabila Majelis Hakim berpendapat lain memohon putusan yang seadil-adilnya (ex auquo et bono). Membaca,
putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
nomor
:
30/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 11 September 2014, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : I. Dalam Eksepsi ; -
Menolak Eksepsi Tergugat ;
II. Dalam Pokok Perkara ; 1. Menyatakan bahwa gugatan Penggugat tidak dapat diterima ( niet ontvankelijk verklaard ) ; 2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 521.000,- (lima ratus dua puluh satu ribu rupiah) ; Membaca, Akte Banding nomor : 122/2014 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri Medan, yang menerangkan bahwa Pembanding semula Penggugat pada tanggal 23 September 2014, telah mengajukan permohonan banding
terhadap
putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
nomor
:
30/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 11 September 2014, permohonan banding mana telah dengan sempurna diberitahukan kepada Terbanding semula Tergugat, pada tanggal 23 Oktober 2014; Membaca, memori banding yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat tertanggal 6 Oktober 2014, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 6 Oktober 2014, memori banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Terbanding semula Tergugat pada tanggal 23 Oktober 2014; Membaca, kontra memori banding yang diajukan oleh Terbanding semula Tergugat tertanggal 4 Nopember 2014, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan pada tanggal 7 Nopember 2014, kontra memori banding mana telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Pembanding semula Penggugat pada tanggal 27 Nopember 2014;
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 17 dari 20 Hal.
Membaca, Relaas Pemberitahuan Kesempatan Membaca Berkas yang disampaikan kepada Pembanding semula Penggugat dan kepada Terbanding semula Tergugat, masing-masing pada tanggal 23 Oktober 2014, dan tanggal 24 Oktober 2014, yang menerangkan bahwa dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah tanggal pemberitahuan tersebut kepada pihak berperkara telah diberi kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara nomor : 30/Pdt.G/2013/PN.Mdn, sebelum berkas perkara tersebut dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan Undang-Undang, oleh karenanya permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama memori banding yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat tertanggal 6 Oktober 2014, pada prinsipnya adalah memohon agar Pengadilan Tinggi membatalkan putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 30/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 11 September 2014, selanjutnya mengadili sendiri dengan amar putusan mengabulkan gugatan Pembanding semula Penggugat untuk seluruhnya dan menghukum Terbanding semula Tergugat untuk membayar semua biaya perkara dikedua tingkat peradilan;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah mencermati dengan seksama memori banding yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat tertanggal 6 Oktober 2014, ternyata pada prinsipnya tidak ada hal-hal baru yang dapat membatalkan putusan Pengadilan tingkat pertama, melainkan hanya merupakan pengulangan atas hal-hal yang sudah dikemukakan dalam jawab-menjawab atau pada kesimpulan masing-masing pihak, yang satu dan lainnya sudah dipertimbangkan oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dengan tepat dan benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi mengambil alih alasan dan pertimbangan
hukum
Majelis
Hakim
Tingkat
Pertama
tersebut
sebagai
pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara ini ditingkat banding;
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 18 dari 20 Hal.
Menimbang, bahwa demikian pula terhadap kontra memori banding yang diajukan oleh Terbanding semula Tergugat tertanggal 4 Nopember 2014, pada prinsipnya menyetujui putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama, oleh karena itu tidak perlu dipertimbangkan lebih lanjut;
Menimbang, bahwa Majelis Hakim Tingkat Banding setelah membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 30/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 11 September 2014, memori banding yang diajukan oleh Pembanding semula Penggugat tertanggal 6 Oktober 2014, dan kontra memori banding yang diajukan oleh Terbanding semula Tergugat tertanggal 4 Nopember 2014, berpendapat bahwa alasan dan pertimbangan hukum yang telah diambil oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya berkenaan dengan hal-hal yang disengketakan oleh kedua belah pihak, telah tepat dan benar menurut hukum, maka Majelis Hakim Tingkat Banding mengambil alih alasan dan pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang dipandang sudah tepat, benar dan beralasan menurut hukum tersebut dan menjadikannya sebagai alasan dan pertimbangannya sendiri dalam mengadili perkara ini ditingkat banding;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan nomor : 30/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 11 September 2014, yang dimintakan banding tersebut dapat dipertahankan dalam peradilan tingkat banding dan haruslah dikuatkan; Menimbang, bahwa oleh karena Pembanding semula Penggugat tetap dipihak yang kalah, baik dalam peradilan tingkat pertama maupun dalam peradilan tingkat banding, maka semua biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan tersebut dibebankan kepadanya; Memperhatikan KUHPerdata dan R.B.g, serta peraturan-peraturan hukum lainnya yang bersangkutan dalam perkara ini; MENGADILI: -
Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat;
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 19 dari 20 Hal.
-
Menguatkan
Putusan
Pengadilan
Negeri
Medan
nomor
:
30/Pdt.G/2013/PN.Mdn tanggal 11 September 2014, yang dimohonkan banding tersebut; -
Menghukum Pembanding semula Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.150.000,- (seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 17 Februari 2015, oleh Kami BANTU GINTING, SH. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis DHARMA E. DAMANIK, SH.MH. dan Hj. WAGIAH ASTUTI, SH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 4 Desember 2014 nomor : 385/PDT/2014/PT-MDN, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 25 Februari 2015, oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota serta ZAINAL POHAN, SH.MH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara;
Hakim Anggota,
Hakim Ketua Majelis,
ttd
ttd
1. DHARMA E. DAMANIK, SH.MH.
BANTU GINTING, SH.
ttd 2. . Hj. WAGIAH ASTUTI, SH. Panitera Pengganti,
ttd ZAINAL POHAN, SH.MH. Perincian Biaya : 1. Meterai
Rp.
6.000,
2. Redaksi
Rp.
5.000,-
3. Pemberkasan
Rp
139.000,-
Jumlah
Rp. 150.000,-
Putusan nomor : 385/PDT/2014/PT.MDN Hal. 20 dari 20 Hal.