PUTUSAN Nomor : 31/PID.SUS.ANAK/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Anak: Nama lengkap
: Anak
Tempat lahir
: Pinangripan
Umur/tanggal lahir
: 17 Tahun/ 27 Mei 1998
Jenis kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia
Tempat tinggal
: Dusun V Desa Sijabut Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Pelajar
Anak ditangkap pada tanggal 5 Agustus 2015; Anak ditahan dalam tahanan Lembaga Penempatan Anak Sementara atau Rumah Tahanan Negara oleh: 1. Penyidik sejak tanggal 6 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2015; 2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 13 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 20 Agustus 2015; 3. Penuntut Umum sejak tanggal 20 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 24 Agustus 2015; 4. Hakim sejak tanggal 24 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 2 September 2015; 5. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri sejak tanggal 3 September 2015 sampai dengan tanggal 17 September 2015; 6. Perpanjangan penahanan oleh Hakim Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 14 September 2015 sampai dengan tanggal 23 September 2015; 7. Perpanjangan penahanan oleh Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 24 September 2015 sampai dengan tanggal 08 Oktober 2015;
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 1 dari 15 Hal.
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT; Telah membaca : Membaca, Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 05 Oktober 2015 No. 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT-Mdn tentang Penunjukan Majelis Hakim dan Panitera Pengganti; Membaca, berkas perkara No.25.Pid.Sus.Anak/2015/PN-KIS tanggal 10 September 2015 dan surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; Membaca, Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kisaran No. Reg. Perk:PDM-86/KISAR/Epp.2/08/2015 tanggal 20 Agustus 2015, yang dengan dakwaan sebagai berikut : Pertama: Bahwa ia Anak pada hari Sabtu tanggal 01 Agustus 2015 sekira pukul 23.00 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada bulan Agustus tahun 2015, bertempat di Perkebunan Sawit PTPN IV Desa Sijabut Teratai Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kisaran, melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan tersebut dilakukan Anak dengan cara sebagai berikut: -
Berawal dari pertemuan Anak, saksi I, saksi II dengan saksi III (korban) dan saksi IV pada hari Sabtu tanggal 01 Agustus 2015 sekira pukul 22.30 wib di Dusun V Desa Sijabut Teratai Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan tepatnya di Perkebunan Sawit PTPN IV Sijabut, selanjutnya Anak mengatakan kepada saksi III "ayo kesana" dan saksi III mengatakan mau kemana" lalu Anak mengatakan “mau gak, kalau gak mau ya uda", dan saksi III mengatakan "gak" namun saksi III naik ke atas sepeda motor Anak, kemudian Anak membonceng saksi III ke dalam kebun sawit dan sekira ± 300 meter dari tempat pertemuan pertama Anak memberhentikan sepeda motor, selanjutnya antara Anak dengan saksi III saling bercerita kemudian Anak mencium pipi saksi III dan mengatakan "ayok lah" dan saksi III mengatakan "ngapain" lalu Anak mengatakan "kau macam gak tau aja" dan saksi III mengatakan "ah malas" lalu Anak mengatakan "udahlah kalau gak mau. kubilanokan kau sama abanamu kalau kau uda nernah disetubuhi ama orana lain, memanq iva kan!" dan saksi III mengatakan "iya, ya uda", kemudian Anak mencium pipi dan menurunkan celana panjang dan celana dalam saksi III dan Anak membuka baju Anak untuk menjadi alas menidurkan saksi III di bawah, selanjutnya Anak
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 2 dari 15 Hal.
membukan celana panjang dan celana dalam Anak dan memasukkan alat kelamin Anak di dalam lobang kemaluan saksi III lalu Anak mengoyanggoyangkan pantat naik turun dan setelah merasakan kenikmatan Anak mengeluarkan cairan sperma di tanah, selanjutnya Anak dan saksi III memakai pakaian masing-masing kemudian Anak membawa saksi III ke tempat pertemuan pertama, lalu Anak melihat saksi III pergi menjumpai saksi I; -
Bahwa Anak baru pertama sekali melakukan persetubuhan dengan saksi III, dan antara Anak dengan saksi III tidak ada memiliki hubungan pacaran, adapun maksud dan tujuan Anak mengatakan "udahlah kalap gak mau, kubilang kau sama abangmu kalau kau uda nernah disetubuhi ama orang lain, memana iya kan! kepada saksi III agar saksi III mau bersetubuh dengan Anak dan sebelumnya Anak mendapat informasi bahwa saksi III sudah disetubuhi oleh orang lain dari teman-teman Anak dan teman saksi III;
-
Bahwa Anak menyadari saat melakukan persetubuhan dengan saksi III masih berusia 14 (empat belas) tahun 11 (sebelas) bulan dimana saksi III lahir pada tanggal 01 September 2000 dan belum pernah menikah sebelumnya;
-
Bahwa akibat perbuatan Anak tersebut saksi III mengalami sebagaimana Visum et Repertum No. 357/241 tanggal 04 Agustus 2015 yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. Tunggul Simanjuntak, Sp. OG, dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran, dengan hasil pemeriksaan 04 Agustus 2015 jam 08.29 WIB sebagai berikut: Kepala
: Tidak ada kelainan
Leher
: Tidak ada kelainan
Dada
: Tidak ada kelainan
Perut
: Tidak ada kelainan
Tangan/ Kaki
: Tidak ada kelainan
Alat Kelamin
: - Tampak selaput dara tidak utuh, pucat robekan semua Ke dasar pada seluruh lingkaran selaput dara; - Liang senggama dapat dilalui oleh dua jari pemeriksaan;
Kesimpulan
: Telah diperiksa seorang wanita dengan selapu dara tidak utuh, puca, robekan semua sampai ke dasar pada seluruh lingkaran selaput dara dan liang senggama dapat dilalui oleh dua jari pemeriksaan akibat liang senggama tersebut pernah dilalui oleh gerakan benda tumpul;
Perbuatan Anak diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 81 ayat (1) jo Pasal 76D Undang- Undang RI No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 3 dari 15 Hal.
RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradiian Pidana Anak; Atau; Kedua; Bahwa ia Anak DWIYANTO SAPUTRA pada hari Sabtu tanggal 01 Agustus 2015 sekira pukul 23.00 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu pada bulan Agustus tahun 2015, bertempat di Perkebunan Sawit PTPN IV Desa Sijabut Teratai Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat masih dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kisaran, dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak untuk melakukan persetubuhan dengannya atau dengan orang lain, perbuatan tersebut dilakukan Anak dengan cara sebagai berikut: - Berawal dari pertemuan Anak, saksi I, saksi II dengan saksi III (korban) dan saksi IV pada hari Sabtu tanggal 01 Agustus 2015 sekira pukul 22.30 wib di Dusun V Desa Sijabut Teratai Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan tepatnya di Perkebunan Sawit PTPN IV Sijabut, selanjutnya Anak mengatakan kepada saksi III "ayo kesana" dan saksi III A mengatakan nmau kemana" lalu Anak mengatakan nmak gak, rdkalau gak mau ya uda", dan saksi III mengatakan "gak" namun saksi III naik ke atas sepeda motor Anak, kemudian Anak membonceng saksi III ke dalam kebun sawit dan sekira ± 300 meter dari tempat pertemuan pertama Anak memberhentikan sepeda motor, selanjutnya antara Anak dengan saksi III saling bercerita kemudian Anak mencium pipi korban dan mengatakan "ayok lah" dan saksi III mengatakan "ngapain" lalu Anak mengatakan "kau macam gak tau aja" dan saksi III mengatakan "ah malas" lalu Anak mengatakan "udahlah kalau oak mau, kubilanqkan kau sama abangmu kalau kau uda pernah disetubuhi ama orang lain, memanq iva kan!" dan saksi III mengatakan "iya, ya uda", kemudian Anak mencium pipi dan menurunkan celana panjang dan celana dalam saksi III dan Anak membuka baju Anak untuk menjadi alas menidurkan saksi III di bawah, selanjutnya Anak membukan celana panjang dan celana dalam Anak dan memasukkan alat kelamin Anak di dalam lobang kemaluan saksi III lalu Anak mengoyang-goyangkan pantan naik turun dan setelah merasakan kenikmatan Anak mengeluarkan cairan sperma di tanah, selanjutnya Anak dan saksi III memakai pakaian masing-masing kemudian Anak membawa saksi III ke tempat pertemuan pertama, lalu Anak melihat saksi III pergi menjumpai saksi I;
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 4 dari 15 Hal.
- Bahwa Anak baru pertama sekali melakukan persetubuhan dengan saksi III, dan antara Anak dengan saksi III tidak ada memiliki hubungan pacaran, adapun maksud dan tujuan Anak mengatakan "udahlah kalau oak mau. kubilanakan kau sama abanamu kalau kau uda nernah disetubuhi ama orang lain, memang iya kan! kepada saksi III agar saksi III mau bersetubuh dengan Anak dan sebelumnya Anak mendapat informasi bahwa saksi III sudah disetubuhi oleh orang lain dari teman-teman Anak dan teman saksi III; - Bahwa Anak menyadari saat melakukan persetubuhan dengan saksi III masih berusia 14 (empat belas) tahun 11 (sebelas) bulan dimana saksi III lahir pada tanggal 01 September 2000 dan belum pernah menikah sebelumnya; - Bahwa akibat perbuatan Anak tersebut saksi III mengalami sebagaimana Visum et Repertum No. 357/241 tanggal 04 Agustus 2015 yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. Tunggul Simanjuntak, Sp. OG, dokter pada Rumah Sakit Umum Daerah H. Abdul Manan Simatupang Kisaran, dengan hasil pemeriksaan 04 Agustus 2015 jam 08.29 WIB sebagai berikut: Kepala
: Tidak ada kelainan
Leher
: Tidak ada kelainan
Dada
: Tidak ada kelainan
Perut
: Tidak ada kelainan
Tangan/ Kaki
: Tidak ada kelainan
Alat Kelamin
: - Tampak selaput dara tidak utuh, pucat robekan semua Ke dasar pada seluruh lingkaran selaput dara; - Liang senggama dapat dilalui oleh dua jari pemeriksaan;
Kesimpulan
: Telah diperiksa seorang wanita dengan selapu dara tidak utuh, puca, robekan semua sampai ke dasar pada seluruh lingkaran selaput dara dan liang senggama dapat dilalui oleh dua jari pemeriksaan akibat liang senggama tersebut pernah dilalui oleh gerakan benda tumpul;
Perbuatan Anak diatur dan diancam Pidana dalam Pasal 81 ayat (2) UndangUndang RI No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak;
Membaca, Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Nomor:Reg. Perkara:PDM86/KISAR/Ep.2/08/2015 pada hari Senin tanggal 07 September 2015, yang menuntut Anak sebagai berikut :
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 5 dari 15 Hal.
1. Menyatakan Anak Dwiyanto Saputra telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana "dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya" sebagaimana didakwakan kepada diri Anak dalam dakwaan Kedua Pasal 81 ayat (2) UU RI No.35 tahun 2014 tentang Perubahan atas undangundang RI No.23 tahun 2002 tentang Pelindungan Anak jo.UU RI.No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak Dwiyanto Saputra dengan pidana penjara selama: 3 (tiga) tahun dikurangkan selama Anak berada dalam tahanan, dengan perintah Anak tetap ditahan; 3. Menetapkan barang bukti: - 1 (satu) potong celana panjang jeans warna biru black; - 1 (satu) potong baju wanita lengan pendek warna coklat; - 1 (satu) potong celana dalam warna putih. Dikembalikan kepada saksi III; 4. Menetapkan agar Anak Dwiyanto Saputra dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp1.000,00 (seribu rupiah);
Membaca, Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor:25/Pid.Sus.Anak /2015/PN-KIS tanggal 10 September 2015, yang amarnya berbunyi sebagai berikut: 1. Menyatakan Anak Dwiyanto Saputra tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Membujuk Anak Melakukan Persetubuhan Dengannya”, sebagaimana dalam dakwaan alternatif kedua; 2. Menjatuhkan pidana kepada Anak oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun; 3. Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah dijalani Anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Menetapkan Anak tetap ditahan; 5. Menetapkan barang bukti berupa: - 1 (satu) potong celana panjang jeans warna biru black; - 1 (satu) potong baju wanita lengan pendek warna coklat; - 1 (satu) potong celana dalam warna putih; dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara atas nama II Alias Anto; 6. Membebankan kepada Anak untuk membayar biaya perkara sejumlah Rp1.000,00 (seribu rupiah);
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 6 dari 15 Hal.
Membaca Surat-surat I.
Akta Permintaan Banding Nomor :3/Akta.Pid/2015/PN.Kis yang dibuat oleh NIRWAN SEMBIRING, SH.MH sebagai Panitera Pengadilan Negeri Kisaran, yang menerangkan bahwa pada hari Senin tanggal 14 September 2015, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding atas Putusan Pengadilan Negeri tersebut,
II.
Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding Nomor:3/Akta.Pid/2015/PN-Kis yang dibuat oleh MHD. SALEH sebagai Juru Sita Pengganti Pengadilan Negeri Kisaran, yang menerangkan bahwa pada hari Selasa tanggal 22 September 2015 mana telah dengan sempurna diberitahukan kepada Penasehat Hukum Anak;
III.
Memori Banding tanggal 23 September 2015 yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum dan diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal, 23 September 2015;
IV.
Kontra Memori Banding tanggal 25 September 2015 yang diajukan oleh Penasehat Hukum Anak dan diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal, 25 September 2015;
TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Jaksa Penuntut Umum mengajukan Memori Banding tanggal 23 September 2015, yang pada pokoknya sebagai berikut; A. KEBERATAN TENTANG JENIS HUKUMAN 1. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 2 ayat (1) Undang-Undang No. 48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman ditentukan bahwa Peradilan dilakukan demi keadilan berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa; 2. Bahwa sesuai dengan ketentuan pasal 5 ayat (1) Undang-Undang No.48/2009 tentang Kekuasaan Kehakiman ditentukan bahwa hakim dan hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa kedailan yang hidup dalam masyarakat; 3. Bahwa
Putusan
Pengadilan
Negeri
Kisaran
Nomor
:
25/Pid.Sus-
Anak/2015/PN-Kis tanggal 10 September 2015 didasarkan atas penilaian subjektif hakim atau keadaan disekitar pemeriksaan Anak tapi semestinya
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 7 dari 15 Hal.
juga didasarkan pada keadaan objektif seperti keadaan yang diperoleh dari sekitar kehidupan Anak atau sebab yang mendorong Anak melakukan tindak pidana sebagaimana dalam hal memberatkan Anak dalam putusan; 4. Bahwa Putusan Hakim Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 25/Pid.SusAnak/2015/PN-Kis tanggal 10 September 2015 tidak sesuai dengan asas proporsionalitas, dimana penjatuhan hukuman yang sesuai dengan tingkat keseriusan kejahatan yang dilakukan pada intinya proporsionalitas mensyaratkan skala nilai untuk menimbang dan menilai berat ringannya pidana dikaitkan dengan tindak pidananya, nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat serta budaya cenderung menjadi determinan dalam menentukan peringkat sanksi yang dipandang patut dan tepat dalam konteks historis tertentu; 5. Bahwa kami tidak sependapat dengan Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 25/Pid.Sus-Anak/2015/PN-Kis tanggal 10 September 2015 yang menjatuhkan pidana terhadap Anak yang sedemikian ringannya karena sangat bertentangan
dengan Surat Edaran MA No: 1/2000 tetang
pemidanaan agar setimpal dengan berat dan Sifat kejahatan. 6. Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Kisaran terhadap Anak DWIYANTO SAPUTRA terlalu ringan dibandingkan dengan putusan Pengadilan Negeri Kisaran dengan perkara yang sama yaitu Anak RHIAN P4e3RATAMA LUBIS melanggar pasal 81 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo UU RI No. 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Pidana Anak, dengan perbutan kurang lebih sebagai berikut “ Anak RHIAN PRATAMA LUBIS (14 tahun) mengajak korban ELLA FRIANTI untuk bersetubuh, namun korban ELLA FRIANTI menolak dengan mengatakan “jangan”, lalu Anak RHIAN PRATAMA LUBIS melakukan persetubuhan yang dimulai dengan mencium bibir korban ELLA FRIANTI dan menidurkan korban ELLA FRIANTI di tempat tidur, lalu Anak RHIAN PRATAM LUBIS membuka celana panjang dan celana dalam korban ELLA FRIANTI sampai akhirnya
Anak
RHIAN
PRATAMA
LUBIS
memasukkan
batang
kemaluaannya ke dalam lobang kemaluan korban ELLA FRIANTI dan mengeluarkan spema, sesuai dengan hasil Visum et Repertum No. 357/117 tanggal 14 April 2015 dengan kesimpulan: Selaput dara tidak utuh, pucat, semua lingkaran selaput dara robek sampai ke dasar dan liang senggama dapat dilalui oleh dua jari pemeriksa akibat liang senggama
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 8 dari 15 Hal.
tersebut pernah dilalui oleh gesekan benda tumpu.”,
divonis pidana
penjara selama 2 (dua).
B. KEBERATAN TENTANG HASIL PEMBUKTIAN Bahwa Putusan Pengadilan Negeri Kisaran nomor : 25/Pid.Sus-Anak/2015/PNKis tanggal 10 September 2015 didasarkan atas penilaian subjektif hakim atau keadaan sekitar pemeriksaan Anak yang menerangkan bahwasanya Anak masih tergolong anak berusia relatif muda yang secara kejiwaan tingkah lakunya masih mudah dipengaruhi oleh factor-faktor lingkungan akan tetapi seharusnya hakim juga melakukan pertimbangan yang didasarkan pada keadaan objektif seperti keadaan yang diperoleh dari sekitar kehidupan Anak atau sebab yang mendorong Anak melakukan tindak pidana sebagaimana dalam hal memberatkan Anak dalam putusan dan fakta yang terungkap dalam persidangan dengan pertimbangan sebagai berikut: 1.
Bahwa sebagaimana dari keterangan Anak DWIYANTO SAPUTRA, saksi I dan saksi II yang terungkap di persidangan menerangkan bahwasanya Anak bersama-sama dengan saksi I, saksi IImengajak saksi korban (III) bertemu pada hari Sabtu tanggal 01 Agustus 2015 di kebun Sawit Dusun V Desa Sijabut Teratai Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan dan niat awal tersebut untuk menyetubuhi saksi korban sudah ada sebelum Anak bertemu dengan saksi korban. Kemudian saat Anak telah menyetubuhi saksi korban lalu Anak menceritakan hal tersebut kepada saksi IIdengan mengatakan “udah kupakai dia, nembak-nembak sampai perut” sambil menunjukkan ketiga jarinya dan mengatakan “segini masuk”, dan saat saksi II datang bergabung, Anak mengatakan kepada Anak “sudah kukawini dia, kalau mau… ya uada main kan aja” yang kemudian timbul niat saksi II untuk menyetubuhi korban (saksi III);
2.
Bahwa sudah sepatutnya menjadi pertimbangan bahwasanya saksi III masih tergolong anak (berumur 14 tahun 11 bulan) yang dari secara fisik dapat dilihat masih muda dan polos yang seharusnya juga mendapat perlindungan yang khusus pula dimana pada saat kejadian tersebut disetubuhi secara bergantian oleh Anak, saksi I dan saksi II;
3.
Bahwa dari keterangan Anak dan kedua orang tuanya menerangkan bahwa Anak sering pulang malam hingga pukul 23.00 wib s/d 00.00 wib serta menonton film porno yang luput dari pantauan kedua orangtuanya dan sudah pernah beberapa kali pacaran dengan perlakuan telah sering bercumbu/ciuman yang merupakan perbuatan bukan seorang anak;
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 9 dari 15 Hal.
4.
Bahwa Anak, saksi I dan saksi II telah mengenal saksi III sebagai adik kelasnya sewaktu dibangku SD dan juga telah mengenal abang dari saksi III yang merupakan teman sepermainan dari Anak, saksi I dan saksi II, namun Anak tidak menghargai hal tersebut dan mengesampingkan normanorma yang ada dalam masyarakat tersebut;
5.
Bahwa Hakim tidak mempertimbangkan keterangan dari orang tua korban (saksi VI) yang merasa sedih, terluka dan tidak bisa menerima perlakukan dari Anak yang memperlakukan saksi korban sedemikian rupa sehingga saksi VI merasa malu di masyarakat, marah karena perlakuan dari Anak dan harapan untuk korban (III) telah sia-sia sehingga saksi VI memindahkan anaknya dari sekolah dan kampung tersebut dengan harapan anaknya bisa bersekolah lagi dan merupakan pengalaman pahit tersebut. Dengan demikian pertimbangan-pertimbangan yang dipergunakan Majelis Hakim dalam menjatuhkan pidana kepada Anak tidak mempertimbangakan semua fakta-fakta yang terungkap dalam perkara ini, khususnya yang mengenai factor-faktor yang memberatkan pemidanaan sesuai dengan berat ringannya kesalahan Anak. Bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas kami Jaksa Penuntut Umum (pembanding) memohon dengan hormat agar Majelis Hakim Pengadilan Tingkat Banding yang memeriksa dan mengadili perkara ini : a. Menerima permohonan banding JPU; b. Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 25/Pid.SusAnak/2015/PN-Kis tanggal 10 September 2015 yang dimohonkan banding tersebut; c. Menyatakan bahwa Anak bersalah melakukan tindak pidana sesuai dengan apa yang kami mintakan dalam tuntutan pidana yang kami ajukan tanggal 06 November 2014 sebagai berikut : 1. Menyatakan Anak telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan Tindak Pidana “dengan sengaja melakukan tipu muslihat, serangkaian kebohongan atau membujuk anak melakukan persetubuhan dengannya” sebagaimana didakwakan kepada diri Anak dalam dakwaan Kedua Pasal 81 ayat (2) UU RI No.35 tahun 2014 tentang Perubahan atas undang-undang RI
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 10 dari 15 Hal.
No.23 tahun 2002 tentang Pelindungan Anak jo.UU RI.No.11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak. 2. Menjatuhkan pidana terhadap Anak dengan pidana penjara selama : 3 (tiga) tahun dikurangkan selama Anak berada dalam tahanan, dengan perintah Anak tetap ditahan. 3. Menetapkan barang bukti :
1 (satu) potong celana panjang jeans warna biru black;
1 (satu) potong baju wanita lengan pendek warna coklat;
1 (satu) potong celana dalam warna putih.
Dikembalikan kepada saksi III. 4. Menetapkan agar Anak dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp. 1.000,- (seribu rupiah). Menimbang, bahwa berdasarkan Memori Banding yang diajukan Jaksa Penuntut Umum tanggal 23 September 2015, maka dengan itu Penasehat Hukum Anak mengajukan Kontra Memori Banding tanggal 25 September 2015 yang pada pokoknya sebagai berikut; 1. Bahwa dilihat dari putusan Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Kisaran nomor : 25/Pid.Sus-Anak/2015/PN-Kis, tanggal 10 September 2015, yang menghukum Anak /Termohon Banding, yang telah dianggap memenuhi unsur-unsur hukum acara pidana dan telah mencerminkan rasa keadilan bagi diri Anak; 2. Bahwa Terbanding/Anak banding benar telah melakukan persetubuhan dengan alasan Saksi Korban yang bersedia dan mau bahkan mengarahkan Anak/Terbanding untuk melakukan persetubuhan. Hal ini terbukti dengan pengakuan Saksi Korban didepan persidangan yang membenarkan persetubuhan tersebut sudah berulang kali saksi korban lakukan dengan orang lain selain Anak/Terbanding, dan tanpa terbebani saksi korban mengakui menikmati persetubuhan yang dimaksud dalam perkara a quo ; 3. Bahwa sudah tepat dan benar Judex Factie memutus dalam pertimbangan hukumnya terhadap Terbanding / Anak dengan dasar dan berpijak dari alasan dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum, bahwa Anak / Terbanding melakukan tindak pidana sebagaimana yang diatur dalam Pasal 81 ayat (2) UU RI No. 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas UndangUndang RI No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo UU RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak jo Undang-Undang No. 8 Tahun
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 11 dari 15 Hal.
1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan; 4. Bahwa sebenarnya dalam pembuktian Jaksa Penuntut Umum tidak memenuhi unsur-unsur pembuktian tentang penerapan dalam perkara a quo yang dituntutkan sdra.Jaksa Penuntut Umum terhadap diri Anak / Terbanding adalah tidak tepat, karena terjadinya peristiwa pidana tersebut dilakukan berdasarkan suka sama suka dimana saksi korban dan Anak/Terbanding masih status anak-anak yang dikategorikan kepada anak nakal; 5. Bahwa yang mendasar dalam putusan Judex Factie Majelis Hakim pada Pengadilan Negeri Kisaran dalam memeriksa dan mengadili perkara Terbanding / Anak tersebut adalah telah menjatuhkan putusan dengan menghukum Anak / Terbanding dengan hukuman penjara selama 1 (satu) tahun, yang jika diperhatikan putusan terhadap diri Anak / Terbanding tersebut sudah tepat, karena bentuk hukuman kepada Anak / Terbanding tersebut bukanlah suatu unsur balas dendam dan sakit hati semata-mata, namun lebih kepada penerapan pasal dari unsur-unsur tersebut telah terpenuhi, dan terlebih lagi telah memberikan efek jera kepada diri Anak/Terbanding yang telah dirasakan oleh Anak / Terbanding sendiri selama berada dalam tahanan/penjara dan menghadiri persidangan yang sangat menguras energi dan pikiran serta menahan rasa malu dihadapan khalayak ramai yang dijadikan sebagai pesakitan dalam ruang persidangan yang kesemuanya itu adalah merupakan suatu pukulan yang sangat berat yang Anak / Terbanding rasakan dengan status dirinya masih pelajar; 6. Bahwa Sistem Peradilan Anak wajib mengutamakan Keadilan Restoratif sebagaimana yang tertuang dalam Pasal 5 ayat (1) dan berdasarkan Asas Perlindungan
dan
Asas
Keadilan
wajib
diupayakan
Diversi
yang
sebagaimana tertuang dalam Pasal 5 ayat (3) Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak, sehingga Anak/Terbanding benar-benar terlindungi hak-haknya sebagai anak; 7. Bahwa tidak terpenuhinya ketentuan yang dimaksud dalam Surat Edaran MA No. 1 Tahun 2000 tentang pemidanaan agar setimpal dengan berat dan sifat kejahatan yaitu terhadap Ekonomi, Korupsi, NARKOBA, Perkosaan, Pelanggaran HAM berat, Lingkungan Hidup sedangkan dalam perkara a quo merupakan perbuatan persetubuhan yang dilakukan atas dasar mau
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 12 dari 15 Hal.
sama mau dan/atau suka sama suka, terlebih lagi persetubuhan itu didasari atas inisiatif dan diajari oleh saksi korban; 8. Bahwa dalam Undang-Undang RI No. 11 Tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak Pasal 79 ayat (3) dinyatakan “Minimum khusus pidana penjara tidak berlaku terhadap Anak”, dengan demikian Tuntutan Pemohon Banding ( Ic. Kejaksaan Negeri Kisaran ) adalah sangat berlebihan dan kurang mencerminkan kepedulian terhadap perlindungan anak; 9. Bahwa kewenangan mutlak Judex Factie untuk mempertimbangkan dalam mengambil suatu putusan terhadap diri Anak / Terbanding, jadi bukan semata-mata
mempertimbangkan
yang
memberatkan
dan
yang
meringankan, tetapi lebih kepada asfek sosial masyarakat dan penerapan hukuman
tersebut
yang
dapat
menjadi
pembelajaran
kepada
Anak/Terbanding dalam rangka pembentukan masyarakat yang taat hukum, sehingga pembelajaran bagi masyarakat juga tentang penerapan tujuan hukum itu sendiri; Bahwa berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, Anak / Terbanding memohon kepada Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara ini untuk : 1. Menerima Risalah Kontra Memori Banding Terbanding / Anak; 2. Menolak Permohonan Banding Pembanding/Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kisaran; 3. Menguatkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Kisaran
No.:
25/Pid.Sus-
Anak/2015/PN-Kis, tertanggal 10 September 2015; 4. Membebankan biaya perkara ditingkat banding ini sesuai dengan aturan yang berlaku;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah mempelajari dengan seksama berkas perkara yang terdiri dari berita acara persidangan dan semua surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, berikut turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor :25/Pid.Sus.Anak/2015/PN-Kis tanggal 10 September 2015, dan bukti-bukti surat lain yang bersangkutan, berpendapat bahwa pertimbangan hukum Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Anak bersalah melakukan
tindak
pidana
“Dengan
Sengaja
Membujuk
Anak
Melakukan
Persetubuhan Dengannya”, melanggar pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor : 35 tahun 2014 tentang perlindungan anak jo. pasal 11 tahun 2012, sebagaimana dakwaan telah tepat dan benar, kecuali mengenai pidana
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 13 dari 15 Hal.
yang telah dijatuhkan oleh Hakim Tingkat Pertama menurut Pengadilan Tinggi terlalu ringan, oleh karenanya Pengadilan Tinggi dapat menyetujui dan mengambil alih sebagai pertimbangan hukumnya sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding; Menimbang, bahwa pidana yang dijatuhan kepada seorang Anak tidak hanya mendidik Anak sendiri akan tetapi sebagai contoh bagi masyarakat lainnya supaya tidak berbuat serupa dengan perbuatan Anak; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor : 25/Pid.Sus.Anak/2015/PN-Kis tanggal 10 September 2015, yang dimintakan banding tersebut harus diperbaiki sekedar mengenai penjatuhan pidan penjara terhadap Anak, sehingga amar selengkapnya berbunnyi sebagai tersebut dibawah ini; Menimbang, bahwa oleh karena Anak tetap dinyatakan bersalah, menurut hakim Pengadilan Tinggi cukup alasan untuk menetapkan Anak berada dalam tahanan dan menetapkan Anak
dibebani pula untuk membayar biaya perkara
yang timbul dikedua tingkat peradilan; Mengingat, Pasal 81 ayat (2) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak jo Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2012 tentang Sistem Peradilan Anak jo Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta peraturan perundangundangan lain yang bersangkutan;
MENGADILI: -
Menerima Permintaan Banding dari Jaksa Penuntut Umum tersebut;
-
Memperbaiki Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor: 25/Pid.Sus.Anak /2015/PN-Kis tanggal 10 September 2015, yang dimintakan banding tersebut sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan, sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut; 1. Menyatakan Anak Dwiyanto Saputra tersebut diatas, terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Dengan Sengaja Membujuk Anak Melakukan Persetubuhan Dengannya”, sebagaimana dalam dakwaan alternatif kedua;
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 14 dari 15 Hal.
2. Menjatuhkan pidana kepada Anak oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan; 3. Menetapkan masa penangkapan dan masa penahanan yang telah dijalani Anak dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 4. Menetapkan Anak tetap ditahan; 5. Menetapkan barang bukti berupa: - 1 (satu) potong celana panjang jeans warna biru black; - 1 (satu) potong baju wanita lengan pendek warna coklat; - 1 (satu) potong celana dalam warna putih; Dikembalikan kepada Penuntut Umum untuk dijadikan barang bukti dalam perkara atas nama II Alias Anto -
Membebankan biaya perkara kepada Anak dalam kedua tingkat peradilan, yang ditingkat banding sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
Demikian
diputuskan
Hakim
Pengadilan
Tinggi
Medan
oleh
ADE
KOMARUDIN SH, MHum selaku Hakim Anak berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, tanggal 5 Oktober 2015, Nomor: 31/Pid.Sus.Anak /2015/PT.Mdn, dan RAMADHAN TARIGAN sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan dalam sidang yang terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 6 Oktober 2015, tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Anak.
Panitera Pengganti,
H a k i m,
ttd
ttd
ttd RAMADHAN TARIGAN
ttd ADE KOMARUDIN SH.MHum.
NIP. 195703011985
Putusan Nomor : 31/Pid.Sus.Anak/2015/PT.MDN Hal. 15 dari 15 Hal.