PUTUSAN Nomor :439/PDT/2015/PT-MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan Putusan sebagai berikut dalam perkara antara :
1. MANUNGGU SITINJAK, Tempat/Tgl Lahir Siarsam, 29 Februari1952, PekerjaanPensiunan
PNS,
Alamat
Jl.
Tarutung
Sitabotabo Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara; Selanjutnya
disebut
sebagaiPEMBANDING
I
semulaTERGUGAT I; 2. JAUHMALAM SITINJAK, Pekerjaan Tani, Alamat Kampung Siholiholi, Desa Sitinjak,Kecamatan Onanrunggu, Kabupaten Samosir, SumateraUtara; Selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING II semula TERGUGAT II; 3. GIBSON LUMBAN SIANTAR dengan gelar Amani Genap, Pekerjaan Tani, AlamatKampung Sitahuru Desa SitinjakKecamatan Onanrunggu,Kabupaten Samosir Sumatera Utara; Selanjutnya disebut sebagaiPEMBANDING III semula TERGUGAT III; 4. KRISTA SITINJAK dengan gelar Nai Genap, Pekerjaan Tani,Alamat Kampung Sitahuru Desa Sitinjak Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir Sumatera Utara; Selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING IV semula TERGUGATIV; 5. NURMITA SITINJAK dengan gelar Mama Rini, Pekerjaan Dagang, Alamat Jl. PorosTenggiri Blok SPH No. 1 Desa Raya Jaya, Hitam Hulu,Kabupaten Merangin, Bangko; Selanjutnya disebut sebagai TURUT PEMBANDING semula TURUT TERGUGAT II;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
1
Lawan:
1. LUCIA JAGANIRMA SITINJAK, Tempat/Tanggal Lahir Medan, 11 Agustus 1941,Pekerjaan Pensiunan PNS, Alamat Jl. Tarutung No.
20Sitabotabo,
Kecamatan
Siborongborong,
KabupatenTapanuli Utara, Sumatera Utara; Selanjutnya disebut sebagai TERBANDING I semula PENGGUGAT I; 2. HATINURBAYA SITINJAK, S.Th., MA., Tempat/Tanggal Lahir Tapanuli, 17 Oktober 1945,
Pekerjaan Pensiunan Jaksa RI,
Alamat Jl. Bina Marga II No.6 Ciheuleut, Baranang Siang – Bogor, Jawa Barat, dan Alamat Sementara Jl. Tarutung
No.
20
Sitabotabo
KecamatanSiborongborong, Kabupaten Tapanuli UtaraSumatera Utara, Selanjutnya disebut sebagai TERBANDING II semula PENGGUGAT II; 3. WENNINAINGGOLAN dengan gelar Ama ni Vera Nainggolan, suami / ahli waris dariAlmh. Rosida Sitinjak, Pekerjaan Sopir, Alamat Bumi CiruasPermai 2 Blok E 29 No. 3 RT 3, RW 5 Ranjeng Ciruas Serang
Banten.
Kode
Pos
42182; Selanjutnya disebut sebagaiTURUT TERBANDING semula TURUT TERGUGAT I;
Pengadilan Tinggi tersebut ; Telah membaca :
1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 28 Desember 2015, Nomor:439/PDT/2015/PT.MDN tentang Penunjukan Majelis Hakim untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut ditingkat Banding ; 2. Berkas
perkara
tanggal
23
September
2015
Nomor:01/Pdt.G/2015/PN.Blgdan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
2
TENTANG DUDUK PERKARA: Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tertanggal 31 Desember 2014, yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige dibawah Register Nomor : 1/Pdt.G/2015/PN.Blg tertanggal 05 Januari 2015, telah mengajukan gugatan yang berbunyi sebagai berikut :
1. Bahwa Alm.Yakob Sitinjak adalah Bapak kandung Para Penggugat dan juga Bapak kandung Tergugat I, Tergugat II, Almh. Rosida Sitinjak (Isteri Turut Tergugat I) dan Turut Tergugat II akan tetapi beda Ibu. 2. Bahwa semasa hidupnya ayah Para Penggugat bernama: ALM. YAKOB SITINJAK, telah melangsungkan pernikahan dengan: ALMH. TOLPING BORU SINAGA sekitar tahun 1915, tetapi tidak mempunyai keturunan, oleh sebab itu Almh. Tolping Boru Sinaga, menyuruh suaminya Alm. Yakob Sitinjak, menikah lagi sekitar tahun 1930, kepada maennya, yang menjadi “tungkot” yakni: ALMH. SANGGUL BORU SINAGA buat pengganti perut untuk hamil dan melahirkan anak dan pemegang kuasa, di mana antara keluarga pihak laki-laki dan pihak perempuan telah membuat suatu perjanjian dengan memakai acara adat Batak yang syah menurut adat setempat. Tungkot menurut adat Batak terjadi jika seorang Ibu sudah hampir menemui masa tuanya namun belum mendapat keturunan dan tidak ada harapan lagi untuk melahirkan anak.Maka Ibu tersebut bisa martungkot (mengambil tungkot), sehingga Ibu tersebut dinamai situngkotan.Tujuannya yang paling utama adalah untuk melahirkan keturunan buat Ibu situngkotan dengan syarat segala miliknya adalah milik tungkot-nya.Tungkot harus diambil dari salah satu pariban, anggi (adek) ataupun maen (anak perempuan dari iboto) dari Ibu situngkotan. Itu terjadi karena tungkot akan menjadi pengganti Ibu situngkotan maka seluruh hak dan harta waris milik situngkotan adalah juga hak dan waris dari tungkot. Tungkot harus diambil sendiri oleh Ibu situngkotan, dan harus satu rumah, sada tataring (satu tempat memasak) dan mereka tidak boleh berpisah.(Telah dituliskan/dibukukan di Pustaha Tumbaga Holing Jilid 2 Karangan Raja Patik Tampubolon, Drs. Sitorus.Penerbit Dian Utama Jakarta. Hlm 41) 3. Bahwa semasa hidupnya Almh. Tolping Boru Sinaga bekerja sebagai pedagang antar pulau, dan Almh. Sanggul Boru Sinaga mengurusi rumah tangga, dan keduanya hidup rukun dan damai serta seia sekata dalam satu Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
3
rumah (sada tataring/satu periuk) tinggal di PANANGGANGAN desa Sitinjak Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir. Dari hasil pernikahan dengan Almh. Sanggul Boru Sinaga mendapat keturunan: 2 (dua) orang anak laki-laki dan 4 (empat) orang anak perempuan, akan tetapi dari keenam orang tersebut, hanya dua orang yang hidup yaitu:
2.
1.
Lucia Jaganirma Sitinjak (Penggugat I)
2.
Hatinurbaya Sitinjak (Penggugat II)
Bahwa Almh. Sanggul Boru Sinaga adalah maen (Boru ni Iboto ni Almh. Tolping Boru Sinaga) maka tungkot inilah yang melahirkan anak buat Almh. Tolpong boru Sinaga sehingga anak itu menjadi tanggung-jawab sepenuhnya bagi merkea berdua. Itu sebabnya Almh. Tolping boru Sinaga dinamai: Nai Lucia
Jaganirna,
dan
Almh.
Sanggul
Boru
Sinaga
dinamai:
Nai
Hatinurbaya. 3.
Bahwa setelah para penggugat menginjak remaja, ayah para penggugat mengambil keputusan diam-diam untuk kawin lagi dengan ALMH. TIONA BORU TAMBA sekitar tahun 1951 yang merupakan madu (imbang) terhadap Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga tanpa diketahui dan disetujui mereka dan serta tinggalnya isteri imbang / madu ini jauh di lain desa, sengaja disembunyikan supaya tidak ketahuan oleh isteri Tuan Laen ( Almh. Tolping Sinaga dan Almh. Sanggul Sinaga).Dari hasil pernikahan ini mendapat keturunan 5 orang yaitu: 1. Manunggu Sitinjak yaitu Tergugat I 2. Rosida Sitinjak (Almh), yaitu Isteri dari Turut Tergugat I 3. Jauh Malam Sitinjak yaitu Tergugat II 4. Nurmita Sitinjak, yaitu Turut Tergugat II 5. Harapan Sitinjak (telah meninggal dan tidak punya keturunan).
4.
Bahwa Alm. Yakob Sitinjak, telah meninggal dunia pada tahun 1969, Almh. Tolping Boru Sinaga, meninggal pada Desember tahun 1966, dan Almh. Sanggul Boru Sinaga meninggal dunia pada bulan Desember tahun 1989.
5.
Bahwa berdasarkan Surat Keterangan Kepala Desa Sitinjak Kecamatan Onan Runggu Kabupaten Samosir No. 105/2003/04/SAM/2014 tanggal 14 Oktober 2014 telah menjelaskan: -
bahwa Penggugat I dan Penggugat II adalah anak kandung dari Alm. Yakob Sitinjak, sekaligus ahli waris, inilah yang berhak mewarisi dan
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
4
memiliki harta-harta yang diperoleh dalam pernikahan dengan
Almh.
Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga; -
bahwa Tergugat I, Isteri Turut Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat II adalah anak kandung Alm. Yakob Sitinjak, sekaligus ahli waris yang berhak mewarisi dan memiliki harta-harta yang diperoleh dalam pernikahan dengan Almh. Tiona Boru Tamba (Op Rimson);
6.
Bahwa dalam pernikahan Alm. Yakob Sitinjak dengan Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga dan juga Almh. Tiona boru Tamba mengakibatkan Almh. Tolping boru Sinaga dan Almh. Sanggul boru Sinaga bertitel Tuan Laen. Sedangkan Almh. Tiona Boru Tamba bertitel Imbang (Madu). Maka sesuai dengan hukum/ketentuan adat Batak, harta-harta yang diperoleh dalam pernikahan Alm. Yakob Sitinjak dengan Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga yang bertitel Tuan Laen menjadi milik Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga, dan ahli warisnya yaitu Para Penggugat. Sedangkan harta-harta yang diperoleh oleh Alm. Yakob Sitinjak dalam pernikahan dengan Almh. Tiona Boru Tamba, bertitel imbang (Madu) menjadi milik Almh. Tiona Boru Tamba dan ahli warisnya yaitu keempat anaknya yang hidup.
7.
Bahwa semasa hidup Alm. Yakob Sitinjak dalam pernikahan dengan Ibu Para Penggugat yaitu Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga, secara adat telah membeli sebidang tanah yang menjadi objek dalam gugatan ini yang semula adalah milik Op. Manggiling yaitu: Sebidang tanah persawahanterletak di Kampung Sitahuru Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, yang luasnya kuranglebih 374 m2, (panjang kurang-lebih 22 m dan lebar kurang-lebih 17 m), batas-batas sebagai berikut: - Sebelah Utara berbatas dengan jalan umum; - Sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Rominton Sitanggang; - Sebelah Selatan berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja, sekarang dikelola Herta Siringoringo; - Sebelah Barat berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja sekarang dikelola Herta Siringoringo. Di manaTanah persawahan tersebut, sejak dibeli sampai akhir hidup mereka tetap
dikerjakan/dikuasai
dan
dimiliki
oleh
mereka
tanpa
pernah
diganggu/digugat dari pihak manapun. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
5
8.
Bahwa semenjak Alm. Yakob Sitinjak meninggal dunia tahun 1969, Para Penggugat sebenarnya telah memperhatikan dan memberi kasih sayang terhadap Tergugat I dan ketiga adiknya yaitu keturunan Almh. Tiona Boru Tamba, dan selalu berusaha menjaga hubungan baik, agar jangan sampai terputus. Dan tidak sedikit memberi bantuan kepada mereka dengan semampu Para Penggugat, karena merasa bahwa mereka adalah adek kandung sendiri yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini terbukti bahwa Tergugat I dengan adek-adeknya (keturunan isteri imbang/isteri madu) sering dibantu oleh Para Penggugat berupa finansial antara lain: -
Tergugat I bersama adiknya perempuan 2 orang yaitu Isteri Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II dibantu dalam pendidikan, di Siborongborong dan di Jakarta;
-
Tergugat I dibantu untuk masuk PNS;
-
Salah satu putra Tergugat I mengalami kecelakaan di Jakarta;
-
Salah satu putri Tergugat I menjalani operasi mata di Batam;
-
Putri pertama Tergugat II mengalami kelumpuhan total dan dirawat di Rumah Sakit Elisabeth Medan kurang-lebih 3 bulan dan perawatan jalan kurang-lebih 3 bulan;
9.
Putra Pertama Tergugat II sekolah di Bogor, dan lain-lain.
Bahwa karena kesehatan Almh. Sanggul boru Sinaga semakin menurun dan Para Penggugat tinggal di perantauan, sehingga tiga tahun sebelum meninggalnya Almh. Sanggul Boru Sinaga tahun 1989, tanah tersebut diberikan hanya untuk dikerjakan oleh Almh. Tiona Boru Tamba (Op. Rimson) beserta Tergugat I dan Tergugat II, dan bukan untuk dimiliki apalagi dijual. Akan tetapi beberapa tahun kemudian, tanpa sepengetahuan dan seizin Para Penggugat tanah persawahan tersebut telah dikuasai/dijual atau dialihkan oleh mereka kepada Tergugat III dan Tergugat IV. Dan sekarang sudah berdiri bangunan yang dihuni oleh Tergugat III dan Tergugat IV.
10. Bahwa perpindahan tanah sawah tersebut kepada Tergugat III dan Tergugat IV tidak jelas dalam bentuk transaksi apa, tetapi apapun nama dan bentuk perpindahan tersebut adalah perbuatan “melawan hukum” karena Tergugat I dan Tergugat II maupun Ibunya (Almh. Tiona Boru Tamba) tidak memiliki kewenangan untuk melakukan perpindahan tanah sawah tersebut, dalam bentuk dan nama apapun kepada Tergugat III dan Tergugat IV, sebab pemilik adalah Para Penggugat selaku ahli waris dari Alm. Yakob Sitinjak dengan Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga. Dan sebelum Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
6
gugatan ini diajukan ke Pengadilan Negeri Balige, Para Penggugat sudah memberitahukan lebih dulu kepada Tergugat III dan Tergugat IV tanah sengketa tersebut di atas adalah milik dari Para Penggugat. 11. Bahwa akibat dari perbuatan dan perilaku Tergugat I dan II dan Almh. Tiona boru Tamba (Op. Rimson), yang memindah tangankan tanah sawah obyek sengketa, Para Penggugat mengalami kerugian besar, karena semasa hidup orangtua Para Penggugat, setiap tahunnya tanah sawah itu menghasilkan sebanyak kurang-lebih 30 kaleng padi. Harga perkaleng Rp 40.000,sehingga hasil sejak dikerjakan/dikelola tahun 1986 s/d. sekarang oleh Almh. Tiona Boru Tamba bersama keturunannya, sudah 28 tahun. Jadi hasil yang tidak pernah Para Penggugat menikmati lagi dapat diperhitungkan, yakni 28 x 30 x Rp 40.000,- = Rp 33.600.000,- (tiga puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah). Dan seterusnya sebesar Rp 1.200. 000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) untuk setiap tahunnya sampai dengan tanah tersebut dikembalikan dalam kekuasaan Para Penggugat. 12. Bahwa kerugian yang lebih besar yaitu pengrusakan terhadap tanah persawahan tersebut dengan penggalian-penggalian dan membangun bangunan sehingga tingkat kesuburan lahan tanah menjadi hilang sebab pembangunan harus menggunakan semen, pasir dan batu-batu dan yang dicampur dengan tanah, mengakibatkan bagian atas dari permukaan tanah/top soil yang subur menjadi rusak, maka penggunaan menanam padi sudah tidak mungkin lagi. Dan untuk ini Para Penggugat telah mengalami kerugian potensial yang diperkirakan sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) 13. Bahwa selain kerugian tersebut di atas masih ada kerugian yang Para Penggugat alami yaitu telah mengeluarkan biaya transport pesawat JakartaKualanamu, transport Bogor-Jakarta, Kualanamu-Tapanuli-Samosir pulang pergi beberapa kali, dan biaya-biaya lainnya seperti mengadakan pertemuan dengan aparat desa, para Tokoh Masyarakat dan sebagainya, mengalami kerugian kurang-lebih Rp 40.000.000.- (empat puluh juta rupiah); Bahkan masih ada kerugian immaterial di mana Penggugat I sangat stress yang mendalam karena tidak pernah terpikirkan atau menduga Tergugat I, dan II akan melakukan tindakan seperti itu, padahal selama ini mereka telah ditolong dan diperhatikan, tetapi menjadi musuh besar disebabkan harta orang tua, padahal tidak sedikit harta milik pusaka Ibu Para Penggugat yang Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
7
habis lewat Alm. Yakob Sitinjak untuk membiayai mereka selama puluhan tahun, yang tidak dapat dinilai dengan materi. 14. Bahwa
tahun
2006
Penggugat
I
berusaha
mengumpulkan
semua
keturunannya baik yang tinggal di Medan (Sumut) dan Pulau Jawa serta mengundang Tergugat II dari Pulau Samosir dengan maksud supaya semua keluarga tetap berdamai sehingga melakukan suatu upacara adat Batak yaitu potong babi, namun Tergugat I dengan istrinya tidak menerima. Tapi setelah Tergugat II marah-marah, Tergugat I dan istrinya terpaksa menerima, dan ternyata selesai acara tersebut, situasi tidak ada perubahan, masih tetap tidak ada damai. 15. Bahwa ketika setelah Para Penggugat mendengar desas-desus dan bahkan setelah mengetahui lebih jelas kurang-lebih tahun 2004 bahwa Tergugat I dan Tergugat II maupun Ibunya (Almh. Tiona boru Tamba) telah mememindah tangankan obyek sengketa kepada Tergugat III dan Tergugat IV, Para Penggugat telah berusaha merundingkan dengan Tergugat I dan Tergugat II dengan baik-baik secara kekeluargaan, dengan melibatkan aparat Kepala Desa dan Para Tua-Tua atau Raja-Raja setempat, tetapi semuanya sia-sia, karena Tergugat I tidak ada itikad baik untuk bertemu muka, bahkan sengaja mencari keributan supaya bertengkar dan akhirnya bubar. Dan sikap Tergugat
I
terlalu
melecehkan
dan
menghinaPara
Penggugat,sepertitidak berarti serta tidak berharga karena perempuan, sebab itulah tidak punyak hak atas harta orang tua. Padahal harta tersebut adalah milik orangtua Para Penggugat sendiri.Maka para penggugat harus mencari keadilan dan kebenaran, berdasarkan hukum waris: a. Yurisfrudensi MA-RI, antara lain: -
Putusan Mahkamah Agung RI No. 1979 K/SIP/1961, tanggal 01 November 1961, pembagian harta warisan bagian anak laki-laki adalah sama dengan bagian anak perempuan;
-
Bahwa Per-MA nomor 1 tahun 1963 menyatakan bahwa anak laki-laki dan perempuan sama haknya di mata hukum termasuk dalam hukum warisan;
-
Putusan Mahkamah Agung RI No. 136 K/SIP/1967, tanggal 31 Januari 1968, bahwa seorang anak perempuan patut diberikan bagian harta warisan ayahnya menurut adat Batak;
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
8
-
Putusan Mahkamah Agung RI No. 415 K/SIP/1970, tanggal 16 Januari 1971 bahwa hukum adat di daerah Tapanuli kini telah berkembang ke arah pemberian hak yang sama kepada anak perempuan dan laki-laki;
b. Hukum Nasional -
Menurut hukum Nasional UUD 1945 pasal 27 ayat 1, yaitu laki-laki dan perempuan adalah sama hak dan kedudukannya dalam hukum tertulis dan tidak tertulis, termasuk hak waris
-
Bahwa Undang-undang Pokok Agraria Pasal 9 ayat 2: Tiap-tiap warga negara Indonesia baik laki-laki maupun perempuan punya kesempatan sama untuk memperoleh hak atas tanah maupun hasilnya.
c. Firman Tuhan -
Alkitab, Bilangan 27: 8, Apabila seseorang meninggal dunia dengan tidak punya anak laki-laki maka yang punya hak atas milik pusakanya adalah anak perempuan.
d. Hukum Dalihan Natolu, yakniADAT BATAK yang mengatakan: Niduda rimbang, nilaokhon gala-gala, Ndang sala marimbang, asal masiula di ibana. (Buku Hukum Adat Dalihan Natolu Tentang Hak Waris Karangan Dr. HP Panggabean, SH, MS dan Drs. Richard Sinaga, halaman 102; Pustaha Tumbaga Holing karangan Raja Patik Tampubolon penerbit Dian Utama, Jakarta, halaman 42) Yang artinya dimadu tidaklah salah asal masing-masing mengerjakan pekerjaannya, tidak saling berebut. Bahwa menurut hukum adat Batak harta benda milik isteri yang dimadu (Tuan Laen) diwarisi anak-anaknya sendiri dan harta benda milik isteri madu/imbang diwarisi anak-anaknya sendiri juga. (Buku Hukum Adat Dalihan Natolu Tentang Hak Waris Karangan Dr. HP Panggabean, SH, MS dan Drs. Richard Sinaga, halaman 102) Bahwa tentang hak di dalam adat-istiadat Batak dengan hukumnya disebut: Molo martitelhon siambolong do ina i, martitel tubu ni siambolong do nang anakna. Molo marsahala tubu ni titel sipartuanan soripada, parsonduk bolon, na mora boru, tuan laen dohot puang bolon do ina i, marsahalahon i ma nang tinubuhonna, sipartuanan dohot sihormatan.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
9
Asa mangihuthon titel ni ina i do angka hakna, jala hak ni angka ina i do turun sipusakaan ni anak tinubuhonna di sude halak na marimbang i. Taringot tu hak nunga ditotari adat patik dohot uhum didok: “Martapuk bulung, marbona sangkalan, marnata do suhut marnampuna ugasan”. Dipatuduhon i ido ise na marhak dohot na lumobi marhak, ise bonana, ise suhutna, ima nampunasa, asa molo dipasuhar tampuk dohot bona nunga sala i, ima na pajolo gogo papudi uhum. (Pustaha Tumbaga Holing.Jld 2.karangan Raja Patik Tampubolon, Drs. Sitorus, penerbit Dian Utama, Jakarta, halaman 42) Maksudnya: sudah ketahuan jelas siapa pemilik yang benar dan tidak boleh diputar-balik, kalau diputar-balik pertanda mengandalkan kekuatan dan menolak atau sudah melawan hukum. 16. Bahwa Para Penggugat khawatir pihak Tergugat, akan menghilangkan atau mengalihkan harta yang digugat sebelum adanya putusan Pengadilan, maka untuk menjamin gugatan ini, dimohon agar Pengadilan Negeri Balige meletakkan “sita jaminan” atas objek gugatan sebagaimana disebutkan pada butir angka 7 tersebut di atas. Berdasarkan alasan-alasan dan dalil-dalil di atas, maka Para Penggugat memohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Balige, dalam hal ini Majelis Hakim Pengadilan Negeri Balige, yang memeriksa, mengadili perkara ini, memanggil kami kedua belah pihak untuk menghadap persidangan Pengadilan Negeri Balige, dan memberikan putusan yang amar sebagai berikut: -
Mengabulkan gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya; 1. Menyatakan Para Penggugat adalah anak kandung dan ahli waris dari Alm. Yakob Sitinjak dengan perkawinannya dengan Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga, dan berhak atas harta-harta yang diperoleh dalam pernikahan tersebut; 2. Menyatakan Tergugat I, II, dan Turut Tergugat I dan II, adalah anak kandung dan ahli waris dari Alm. Yakob Sitinjak dengan pernikahannya dengan Almh. Tiona Boru Tamba, dan berhak atas harta-harta yang diperoleh dalam pernikahannya tersebut. 3. Menyatakan
Sebidang
tanah
persawahanterletak
di
Kampung
Sitahuru Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
10
Samosir, yang luasnya kurang-lebih 374 m2, yang batas batasnya adalah sebagai berikut: - Utara dengan : Jalan umum; - Timur dengan : Tanah milik Rominton Sitanggang; - Selatan dengan :
Tanah milik Rosdiana Lumbanraja, sekarang
dikelola Herta Siringoringo; - Barat dengan : Tanah
milik
Rosdiana
Lumbanraja
sekarang
dikelola Herta Siringoringo. adalah milik Alm. Yakob Sitinjak yang diperoleh dalam perkawinannya dengan Almh.Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga, dan Para Penggugat yang berhak mewarisinya sesuai dengan hukum Dalihan Natolu adat Batak; 4. Menyatakan perpindahan Sebidang tanah persawahanterletak di Kampung
Sitahuru
Desa
Sitinjak,
Kecamatan
Onan
Runggu,
Kabupaten Samosir, yang luasnya kurang-lebih 374 m2, yang berbatas sebelah: - Sebelah Utara berbatas dengan jalan umum; - Sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Rominton Sitanggang; - Sebelah
Selatan
berbatas
dengan
tanah
milik
Rosdiana
Lumbanraja, sekarang dikelola Herta Siringoringo; - Sebelah Barat berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja sekarang dikelola Herta Siringoringo.
Oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Tergugat III dan Tergugat IV dalam bentuk apapun namanya adalah: merupakan perbuatan melawan hukum, oleh sebab itu batal demi hukum. 5. Menghukum Tergugat I, II, III dan IV mengembalikan Sebidang tanah persawahanterletak di Kampung Sitahuru Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, yang luasnya kurang-lebih 374 m2, yang berbatas sebelah: - Sebelah Utara berbatas dengan jalan umum; - Sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Rominton Sitanggang; - Sebelah
Selatan
berbatas
dengan
tanah
milik
Rosdiana
Lumbanraja, sekarang dikelola Herta Siringoringo; Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
11
- Sebelah Barat berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja sekarang dikelola Herta Siringoringo. Kepada Para Penggugat Tanpa syarat, dalam keadaan kosong dan bebas dari segala hak milik Tergugat I, II, III dan IV maupun hak milik orang lain yang timbul karena mereka; 6. Menghukum Tergugat I, II, III dan IV membayar hasil objek sengketa sejak tahun 1986 s/d. sekarang, selama 28 tahun, yakni 28 x Rp 1.200.000,- = Rp 33.600.000,- (tiga puluh tiga juta enam ratus ribu rupiah); dan seterusnya sampai tanah tersebut dikembalikan dalam keadaan kosong kepada Para Penggugat membayar setiap tahunnya Rp 1.200. 000,- (satu juta dua ratus ribu rupiah) secara tanggung renteng 7. Menghukum Tergugat I, II, III dan IV membayar ganti rugi karena kerusakan lahan tanah objek sengketa tidak berfungsi lagi sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) secara tanggung renteng. 8. Menghukum Tergugat I, II, III dan IV membayar ganti rugi ongkos-ongkos dari Jakarta – Tapanuli pulang pergi dan biaya lainnya seperti pertemuanpertemuan keluarga dengan aparat pemerintah. sebesar Rp 40.000.000,(empat puluh juta rupiah) secara tanggung renteng; 9. Menyatakan pelaksanaan sita jaminan atas harta obyek sengketa kuat dan berharga; 10. Menghukum Tergugat I, II, III dan IV serta Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II, patuh dan tunduk pada putusan hakim; 11. Menghukum Tergugat I, II, III dan IV untuk membayar biaya perkara yang ditimbulkan akibat perkara ini; 12. Menyatakan putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada bantahan, banding atau kasasi (uitvourbaar bij voorad). Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa atas gugatan yang dibacakan tersebut, Para Penggugat menyatakan ada perubahan terhadap gugatannya, yaitu sebagai berikut; 1. Alamat Turut Tergugat II, dahulu Jl. Poros Tenggiri Blok SPH No. 1 Desa Raya Jaya, Hitam Hulu, Kabupaten Merangin, Jambi setelah diubah
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
12
menjadi Jl. Poros Tenggiri Blok SPH No. 1 Desa Raya Jaya, Hitam Hulu, Kabupaten Merangin, Bangko 2. Posita Poin 6 : Bahwa dalam pernikahan Alm. Yakob Sitinjak dengan Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga dan juga Almh. Tiona boru Tamba mengakibatkan Almh. Tolping boru Sinaga dan Almh. Sanggul boru Sinaga bertitel Tuan Laen. Sedangkan Almh. Tiona Boru
Tamba
bertitel
hukum/ketentuan
adat
Imbang Batak,
(Madu). harta-harta
Maka
sesuai
yang diperoleh
dengan dalam
pernikahan Alm. Yakob Sitinjak dengan Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga yang bertitel Tuan Laen menjadi milik Almh. Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga, dan ahli warisnya yaitu Para Penggugat. Sedangkan harta-harta yang diperoleh oleh Alm. Yakob Sitinjak dalam pernikahan dengan Almh. Tiona Boru Tamba, bertitel imbang (Madu) menjadi milik Almh. Tiona Boru Tamba dan ahli warisnya yaitu keempat anaknya yang hidup. setelah diubah menjadi Bahwa dalam pernikahan Alm. Yakob Sitinjak dengan Almh.Tolping Boru Sinaga dan Almh.Sanggul Boru Sinaga dan juga Almh.Tiona boru Tamba mengakibatkan Almh.Tolping boru Sinaga dan Almh.Sanggul boru Sinaga bertitel Tuan Laen(istri permaisuri atau istri pertama).Sedangkan Almh. Tiona Boru Tamba bertitel Imbang (Madu).Maka sesuai dengan hukum/ketentuan adat Batak, harta-harta yang
diperoleh
dalam
pernikahan
Alm.Yakob
Sitinjak
dengan
Almh.Tolping Boru Sinaga dan Almh.Sanggul Boru Sinaga yang bertitel Tuan Laen menjadi milik Almh.Tolping Boru Sinaga dan Almh. Sanggul Boru Sinaga, dan ahli warisnya yaitu Para Penggugat. Sedangkan hartaharta yang diperoleh oleh Alm.Yakob Sitinjak dalam pernikahan dengan Almh. Tiona Boru Tamba, bertitel imbang (Madu) menjadi milik Almh. Tiona Boru Tamba dan ahli warisnya yaitu keempat anaknya yang hidup 3. Posita poin 8e, dahulu : Biaya perawatan di Rumah Sakit Elisabeth Medan kurang-lebih 3 bulan dan perawatan jalan kurang-lebih 3 bulan putri pertama Tergugat II karena mengalami kelumpuhan total, setelah diubah menjadi Biaya perawatan di Rumah Sakit Elisabeth Medan kurang-lebih 3 bulan dan perawatan jalan kurang-lebih 3 bulan untuk putri pertama Tergugat II karena mengalami kelumpuhan total. Menimbang, bahwa terhadap gugatan Para Penggugat tersebut, Kuasa Hukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV dan Turut Tergugat II Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
13
telah mengajukan jawaban tertulis yang dibacakan pada persidangan tanggal 11 Mei 2015 yang isinya adalah sebagai berikut:
Jawaban Tergugat I, Tergugat II dan Turut Tergugat II Alasan gugatan yang di kemukakan oleh kedua penggugat tersebut, menurut Hukum Adat Batak dan Hukum Nasional Yang berlaku di Indonesia adalah tidak tepat (Salah Menggugat), atau Gugatan Ngaur dan juga Gugatan ini merupakan gugatan yang Sangat-sangat Tidak Mendasar Karenab: Para pihak tergugat I, II dan turut tergugat adalah keturunan yang sah dan Op.Rimson doli dan sekaligus pemilik segala warisan Op. Rimson tersebut. Perlu kami jelaskan kepada kedua penggugat, 1. 1. Bahwa seorang janda/ istri dan Op.Rimson doli yaitu Tiona br. Tamba/ Op. Rimson Boru juga pewanis sah dan Op. Rimson doli 2. Dalam Hukum nasional dan Hukum Adat Batak, apabila seseorang bapak/suami meninggal dunia, pewaris sekaligus menguasai harta dan orang meninggal tersebut (Op. Rimson doli) adalah anak Laki-laki yang paling besarl Putra Sulung ( Manunggu Sitinjak) 3. Jadi dalam gugatan tersebut diatas para penggugat telah melakukan pelecehan hukum terhadap tata adat batak karena isi gugatan para penggugat mengaku sebagai pewaris sekaligus penerus keturunan dan harta almarhum Jakkob Sitinjak. Hal ini sangat bertentangan dalam tatanan hukum Adat Batak. Perlu kami jelaskan dan ingatkan kepada kedua penggugat bahwa Jakkob Sitinjak sampai menikah tiga kali (3x) dengan : a. Tolping br Sinaga b. Sanggul br Sinaga c. Tiona br Tamba Karena belum mempunyai penerus dan juga pewaris dan keluarga besar Op. Rimson Sitinjak yaitu seorang anak lelaki. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
14
2. Setelah op.Rimson doli menikah dengan Tiona br.tarnba Tuhan member berkat orang 2 putri dan 3 orang putra (yang putra sulung benama Manunggu sitinjak/A.Rimson sitinjak, hal ini merupakan karunia yang diberikan Tuhan kepada keluarga op.Rimson doli, yang tidak disyukuri oleh kedua penggugat). 3. Dalam gugatatan mereka mengenai tanah yang dikuasai oleh Gibson lumban siantar/Krista sitinjak (Amani/Nai Genap lumban siantar/tergugat III dan IV) merupakan suatu pemberian dan keluarga besar Op.Rimson sitinjak kepada keluarga tersebut karena pemberian: a. Bukan merupakan jual/beli ataupun merupakan suatu bisnis karena pemberian tersebut menggunakan prosesi adt batak disebut ulos sora buruk yaitu tanah yang terletak di kampung Sitahuru desa Sitinjak, Kecamatan Onanrunggu Kabupaten Samosir ( kurang lebih 17x22m1334m2). b. Karena pihak Gibson Lumban Siantar hanya memberikan piso piso/sombani uhum sebesar Rp.800.000 (delapan ratus ribu rupiah) tidak sebanding dengan harga sebidang tanah tersebut. Pemberian semacam ini dalam adat batak adalah hal yang biasa dan wajar karena sang istri dari Gibson Lumban Siantar/Krista Sitinjak adalah Boru/Cucu daripada tergugat. 4. Perlu kami jelaskan dan ingatkan kepada penggugat : a. Bahwa harta jackop sitinjak (Op.Rimson) sejak beliau mengawini ketiga istri sampai meninggal tidak pernah ada pembagian harta (pengotak-otakan harta) berdasarkan istri 1, 2, dan 3. b. Seluruh harta yang didapat Aim. Jackob Sitinjak dan bapaknya dan iuga yang mereka dapat dari ketiga istri tetap merupakan suatu harta gono-goni atas nama Op.Rimson Sitinjak doli. c. Seluruh harta Op.Rimson sampai saat ini belum ada ataupun belum pemah ada pembagian diseluruh keturunannya.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
15
Jadi, dalam hal inl penguasa seluruh harta dan Op.Rimson dan ketiga istri meninggal, masih dalam pewaris sah sampai saat ini masih dikuasai oleh penerus sekaligus pewaris sah Op.Rimson Sitinjak yaitu Manunggu Sitinjak. 5. Dan periu kami ingatkan dan jelaskan kepada para penggugat, pemberian sebidang tanah tersebut tidak pernah melanggar adat ataupun undang-undang di NKRI karena : a. Penyerahan tanah tersebut dilakukan oleh ibu para penggugat dan juga ibu para tergugat yaitu : (Tiona br Tainba/Op.Rimson boru). b. Jadi dalam hal ini Op.Rimson br Tamba tetap melakukan aturan aturan batak ruhut ruhut adat batak beliau merninta persetujuan dari kedua anak laki lakinya (tergugat I dan 2). Sebagai penerus dan pewaris keluarga Op.Rimson Sitnjak doli. c. Perlu kami ingatkan sebagai keluarga besar Op.Rimson bahwa perbuatan para penggugat benar benar telah melewati batas kesabaran dan norma norma yaitu : 1. Bahwa para penggugat merasa mereka adalah pewaris mutlak dan lebih berhak atas segala harta Alm. Jackop Sitinjak. 2. Yang lebih tidak bisa kami terima atas gugatan ini, gara gara sebidang tanah diatas sampal mereka berani memecah belah keluarga besar Op.Rimso berdasarkan penghasilan ketiga istrinya diatas, hal ini bertentangan dengan cita cita dan rnaksud dari Jackop Sitinjak Alm, karena beliau tidak pernah membeda bedakan
ketiga
istrinya
beserta
keturunannya.
Hal ini bertentangan dengan kebiasaan adat batak/ruhut ruhut adat batak, seorang bapak/laki laki/suami adalah penerus marga bapaknya (azas patrilineal). d. Karena Op.Rimson doli (Jackop Sitinjak) menikah (3x) agar beliau mengharap : 1. Mempunyai penerus anak laki-laki, sekaligus pewaris dan harta miliknya yaitu seorang pemimpin/bapak yang bisa membawa namanya dan garis keturunan marganya. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
16
2. Tetapi para penggugat melakukan perbuatan perbuatan yang tidak bisa kami terima (isi gugatan dalam perkara ini) karena: a. Para penggugat telah tidak rnenghonnati seorang ibu yaitu Tiona br Tamba, pada hal dalam hukum nasional kehidupan sehari hari NKRI, apabila seorang ayah meninggal dunia yang menjadi pelindung atau kepala keluarga/kepala rumah tangga adalah seorang ibu dalam keluarga adat batak adalah seorang putra paling besar bukan seorang putri yang paling besar. b. Yang lebih memprihatinkan lagi dari para penggugat adalah tindakan para penggugat telah melanggar norna-norma agama, didalam norma agama dimanapun jelas tidak pernah dibenarkan seorang anak tidak hormat kepada kedua orang tuanya, karena salah satu dan penggugat seorang pendeta, perlu kami ingatkan kepada saudari penggugat yang beragama Kristen, dalam sepuluh perintah Tuhan, perintah yang keempat dikatakan bahwa seorang anak harus menghormati kedua orang tuanya. c. Bahwa harta Op.Rimson (Jackop Sitinjak), belum pernah dibagi diantara para keturunannya, jadi dalam hal ini para penggugat tidak hanya pemilik satu satunya dari harta Op.Rimson namun juga milik para tergugat 1, 2, dan turut tergugat beserta ketiga istrinya termasuk istrinya yang bernama Tiona br Tamba. d. Perlu juga kami ingatkan kepada para penggugat tidak bisa menggugat harta harta dari Jackop Sitinjak terhadap tergugat 1. 2. turut tergugat. karena para tergugat tersebut merupakan pewaris sah dan harta harta Jackop Sitiniak/Op.Rimson doli. e. Perlu
kami
ingatkan
juga
kepada
para
penggugat
gugatantersebut mengakibatkan kurangnya pihak penggugat dan juga sekaligus kurangnya pihak tergugat, oleh Karena harta sebagai obyek perkara adalah harta Op.Rimson doli Hal tersebut diatas menyebabkan kurangnya pihak penggugat dan sekaligus pihak tergugat, oleh karena sebidang tanah yang terletak di sitahuruk yang digugat para penggugat adalah termasuk dalam harta gono gini Op. Rimson doli. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
17
Berdasarkan penjesasan fakta-fakta hukum yang kami uraikan tersebut diatas bahwa gugatan para penggugat tersebut diatas terhadap tergugat satu dan dua adalah gugatan tidak jelas dan tidak sempurna adanya. Disebabkan kurangnya pihak penggugat dan sekaligus pihak tergugat oleh karena harta objek perkara adalah harta Op. Rimson yang terletak di kampung sitinjak Kec. Onanrunggu Kab. Samosir tersebut diatas yang dimiliki bersama pleh para pgggat dan dimiliki luga oleh tergugat satu, dua, tiga dan juga dimiliki oleh turut tergugat satu dan dua serta para istri Jakob Sitinjak. Menimbang kurangnya pihak penggugat sekaligus kurangnya pihak tergugat, hal ini menunjukkan bahwa para penggugat bukanlah pemilik yang kuat dalam hal harta Op. Rimson sitinjak dalarn tatanan (ruhut-ruhut adat batak) yang lebih menguasai harta warisan yang terkuat dan seutuhnya adalah anak yang paling besar yang berjenis kelarnin laki-laki/ putra tertua, hal ini sesuai dengan azas patrilineal yang dianut oleh adat batak. Berdasarkan
fakta-fakta
hukum
tersebut
diatas
kekurangan
pihak
penggugat sekaligus pihak tergugat menyebabkan gugatan tidak jelas atau tidak sempurna adanya, dalam hukum acara perdata yang berlaku gugatan yang tidak jelas (obscuurlibel), disebabkan bahwa penggugat tidak berhak mengatas namakan dirinya sebagai satu-satunya pewaris atas harta Op. Rimson karena harta- harta Op. Rimson belum pemah dibagi oleh ahli warisnya jadi dalam hal ini kepemilikan harta warisan Op. Rimson masih dimiliki bersama oleh para ahli warisnya, karena dalam adat batak apabila kedua orangtuanya meninggal dunia segala harta warisan yang ditinggalkannya sebelum dibagi oleh para ahli warisnya biasanya dikuasai oleh anak tertua (putra sulung) dari orang tua yang meninggal tersebut. Oleh karena itu keturunan Op. Rimson adalah Manunggu Sitinjak yang mempunyai seorang putra bernama Riinson Sitinjak, hal ini menunjukkan bahwa Rimson Sitinjak cucu dari Op. Rimson adalah ahli waris sekaligus pembawa nama keluarga besar Op. Rimson berikut segala harta warisannya karena bapaknya Rimson Sitinjak yaitu Manunggu Sitinjak masih hidup sebagai putra sulung Op. Rimson Sitinjak (tergugat satu ) yang menguasai sekaligus mengatur pembagian harta Op. Rimson. Jadi tindakan tergugat satu dan dua berikut ibunya tidak terdapat pelanggaran hukum adat dan hukum nasional, apalagi perbuatan melawan hukum Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
18
seperti yang disampaikan para penggugat dalam gugatannya bahwa mereka melakukan perbuatan melawan hukum tidak bisa mereka buktikan dalam gugatan mereka tersebut. Karena gugatan para penggugat kabur atau tidak sempurna berakibat gugatan tersebut tidak dapat diterima, hal ini sesuai dengan putusan MA RI No.443 K/SIP/1983/tanggal 30 Nov 1983. Gugatan para penggugat harus secara tegas ditolak, penolakan gugatan dan para penggugat atas kerugian yang mereka sebutkan dalam gugatan mereka harus jelas dan tegas ditolak. Akibat gugatan dari para penggugat pihak tergugat mengalami kerugian materi dan moril, apabila dirupiahkan sebesar 700 juta berupa materi dan kerugian moril 2 Milyar Rupiah dibayar tunai kepada para tergugat. Menimbang gugatan para penggugat tidak dapat diterima sudah sewajarnya pihak penggugat membayar segala biaya-biaya yang timbul dan gugatan ini. Dalam peradilan yang baik terdapat putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Jawaban Tergugat III dan Tergugat IV Dengan ini tergugat III dan IV mengajukan Jawaban atas gugatan Penggugat I dan II, yang mengatakan bahwa tanah sawah tempat tinggal saya dan istri dan anakanak saya sekeluarga yang mana telah berdiri rumah tempat tinggal kami, tanah sawah yang terletak di sitahuru desa Sitinjak Kec. Onanrunggu Kab.Samosir, luasnya Kurang lebih 374 M2yang berbatasan dengan : Utara
: Jalan Umum
Timur
: Tanah milik A.Ginonggorn (Dikelola Rominton Sitanggang).
Selatan
: Tanah Milik Rosdiana Lunban Raja (Dikelola Herta Siringo-ringo).
Barat
: Tanab Milik Rosdiana Lunban Raja (Dikelola Herta Siringo-ringo).
Tanah tersebut diatas saya dapatkan dari hula-hula saya keluarga besar Jakob Sitinjak (Op. Rimson) , cara pemberian/ penerimaan dalam hukum adat batak yang disebut dengan istilah Ulos naso Raburuk dalarn adat batak hal ini sering terjadi apabila seorang lelaki melakukan perkawinan dengan seorang perempuan dari Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
19
pihak hula-hulanya dan biasanya mereka tinggal di kampung tempat tinggal hulahulanya, kebiasaan keluarga batak apabila sebuah keluarga telah mampu untuk mandiri sekaligus dapat membangun tempat tinggal di lingkungan adat batak , keluarga tersebut harus memohon kepada keluarga besar hula-hulanya untuk dapat memilik sebidang tanah tempat dia mendirikan rumah. Apabila pihak hula-hula memberikan sebidang tanah kepada putrinya/menantu sebagai balasannya pihak menantu akan memberikan piso-piso (somba ni uhum ) kepada hula hulanya. Saya tergugat III dan IV menerima tanah tersebut dari keluarga Op. Rimson doli yang diserahkan oleh Op. rimson boru (Tiona br Tamba) dan juga manunggu sitinjak ( Tergugat I) dan Jauh malam (tergugat II), sebagai balasannya saya memberikan soniba ni uhum sebesar 800.000 rupiah. Dalam tatanan/ ruhut-ruhut adat batak pemberian ulos naso raburuk harus mempunyai syarat syarat yang harus di penuhi : 1. Tanah tersebut benar-benar milik dari keluarga besar Op. Rimson doli 2.
Yang menyerahkan harus pemilik ( pewaris ) dan Op. Rimson Doli, karena tergugat I,II serta ibunya Tiona br Tamba adalah pewaris dan keturunan dan Op. Rimson Sitinjak. Dan tanah tersebut telah mereka miliki ratusan tahun lalu (warisan dan
Op.
Manunggu sitinjak) 3. Bahwa kami tergugat III dan IV tidak pernah melanggar ruhut-ruhut/ hukum adat batak juga hukuin yang berlaku di NKRI. Penjelasan tersebut diatas gugatan para penggugat terhadap tergugat III dan IV telah salah pihak-pihak yang digugat, seyogyanya tergugat hanya keluarga besar Op. Rimson sitinjak yaitu : 1. Op. Rimson sitinjak bow tamba 2. Manunggu sitinjak/ A.Rimson 3. Jauh Malam sitinjak / A.Jepri Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
20
4. Rosida sitinjak / Wenni Nainggolan. Hal tersebut diatas dalam hukum acara perdata yang berlaku , harus memuat posita dan popitum petendi secara terang dan jelas yang di ikuti dengan uraian terperinci mengenai dasar hukurn (recht ground) yang memuat tentang dasar pakta (feitlijk ground) yang menjadi landasan diajukannya gugatan yang dimaksud tersebut, bahwa sebagai konsekuensi hukurnnya, apabila gugatan tidak memuat/ menguraikan hal-hal tersebut maka gugatan dimaksud adalah obscuurlibel. Gugatan yang tidak jelas/ kabur menurut acara hukum perdata harus ditolak atau setidak tidaknya tidak dapat diterima hal ini sesuai dengan putusan MA RI NO.443/K/SIP/1 983 tanggal 30 Nov 1983 Berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut diatas gugatan para penggugat harus secara tegas ditolak. Gugatan dari penggugat tersebut diatas tidak terbukti secara hukum dan penggugat tidak mengalami kerugian seperti yang mereka sebutkan dalam gugatannya. Untuk itu segala dalil-dalil hukum dan kerugian yang disebutkan oleh para penggugat harus secara tegas ditolak. Akibat dan gugatan dari para penggugat, tergugat IV dan V mengalami kerugian sebesar Rp. 700.000.000 berupa materi dan kerugian moril sebesar Rp. 2.000.000.000 dibayar tunai Menimbang gugatan para penggugat tidak dapat diterima sudah sewajarnya pihak penggugat membayar segala biaya-biaya yang timbul dari gugatan ini. Dalam peradilan yang balk terdapat putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Menimbang, bahwa atas Gugatan Penggugat tersebut Pengadilan Negeri Balige
menjatuhkan
Putusan
tanggal23
September
2015
Nomor:
01/Pdt.G/2015/PN.Blg, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
Dalam Pokok Perkara: - Mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian; -
Menyatakan Para Penggugat adalah anak kandung dan ahli waris dari Alm. Yakob Sitinjak dengan perkawinannya dengan Alm. Tolping Boru Sinaga
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
21
dan Alm. Sanggul Boru Sinaga, dan berhak atas harta-harta yang diperoleh dalam pernikahan tersebut; -
Menyatakan Tergugat I, II, dan Turut Tergugat I dan II, adalah anak kandung dan ahli waris dari Alm. Yakob Sitinjak dengan pernikahannya dengan Alm. Tiona Boru Tamba, dan berhak atas harta-harta yang diperoleh dalam pernikahannya tersebut.
-
Menyatakan Sebidang tanah persawahanterletak di Kampung Sitahuru Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, yang luasnya kurang-lebih 374 m2, yang batas batasnya adalah sebagai berikut: - Utara dengan
:
Jalan umum;
- Timur dengan
:
Tanah milik Rominton Sitanggang;
- Selatan dengan :
Tanah milik Rosdiana Lumbanraja, sekarang
dikelola Herta Siringoringo; - Barat dengan
:
Tanah milik Rosdiana Lumbanraja sekarang
dikelola Herta Siringoringo. adalah milik Alm. Yakob Sitinjak yang diperoleh dalam perkawinannya dengan Alm.Tolping Boru Sinaga dan Alm. Sanggul Boru Sinaga, dan Para Penggugat yang berhak mewarisinya sesuai dengan hukum Dalihan Natolu adat Batak; -
Menyatakan Kampung
perpindahan Sitahuru
Sebidang
Desa
Sitinjak,
tanah
persawahanterletak
Kecamatan
Onan
di
Runggu,
Kabupaten Samosir, yang luasnya kurang-lebih 374 m2, yang berbatas sebelah: - Sebelah Utara berbatas dengan jalan umum; - Sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Rominton Sitanggang; - Sebelah Selatan berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja, sekarang dikelola Herta Siringoringo; - Sebelah Barat berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja sekarang dikelola Herta Siringoringo. Oleh Tergugat I dan Tergugat II kepada Tergugat III dan Tergugat IV dalam bentuk apapun adalah merupakan perbuatan melawan hukum, oleh sebab itu batal demi hukum.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
22
-
Menghukum Tergugat I, II, III dan IV mengembalikan Sebidang tanah persawahanterletak di Kampung Sitahuru Desa Sitinjak, Kecamatan Onan Runggu, Kabupaten Samosir, yang luasnya kurang-lebih 374 m2, yang berbatas sebelah: - Sebelah Utara berbatas dengan jalan umum; - Sebelah Timur berbatas dengan tanah milik Rominton Sitanggang; - Sebelah Selatan berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja, sekarang dikelola Herta Siringoringo; - Sebelah Barat berbatas dengan tanah milik Rosdiana Lumbanraja sekarang dikelola Herta Siringoringo. Kepada Para Penggugat Tanpa syarat, dalam keadaan kosong dan bebas dari segala hak milik Tergugat I, II, III dan IV maupun hak milik orang lain yang timbul karena mereka;
-
Menghukum Turut Tergugat I dan Turut Tergugat II, patuh dan tunduk pada putusan ini;
-
Menolak gugatan Penggugat untuk selain dan selebihnya;
-
Menghukum
Tergugat
untuk
membayar
biaya
perkara
sebesar
Rp.3.661.000,-(tiga juta enam ratus enam puluh satu ribu rupiah)
Membaca surat-surat:
1. Risalah Pemberitahuan Putusan Pengadilan Negeri Balige yang dibuat oleh SERLI BERLIANA SIANIPAR sebagai Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Balige, pada tanggal 16 Oktober 2015 Putusan tersebut telah di beritahukan kepada WENNI NAINGGOLAN sebagai Turut Terbanding semula Turut Tergugat ; 2. Risalah Permohonan Banding pada hari Selasa tanggal 5 Oktober 2015 yang dibuat oleh ALPOAN SIBURIAN, SH Panitera Pengadilan Negeri Balige, menerangkan bahwa Para Pembanding dan Turut Pembanding melalui kuasa hukumnya telah mengajukan Banding Nomor : 28/Bdg/Pdt/2015/PN. Blg terhadap Putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 23 September 2015 Nomor:01/Pdt.G/2015/PN.Blg; 3. Relaas Pemberitahuan Pernyataan Banding yang dibuat oleh LAMHISAR SIANTURI sebagai Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Balige telah diberitahukan masing-masing kepada Terbanding I dan Terbanding II pada Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
23
tanggal 15 Oktober 2015, dan kepada Turut Terbanding pada tanggal 30 Oktober 2015; 4. Memori Banding yang diajukan oleh Kuasa Hukum Para Pembanding dan Turut Pembandingtertanggal 10 Nopember 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 10 Nopember 2015, Memori Banding mana telah diberitahukan kepada Terbanding I pada tanggal 17 Nopember 2015, kepada Terbanding II pada tanggal 17 Nopember 2015 dan kepada Turut Terbanding pada tanggal 16 Nopember 2015; 5. Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Para Terbanding tertanggal 25 Nopember 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 25 Nopember 2015, Kontra Memori Banding mana telah diberitahukan
kepada
Kuasa
Hukum
Para
Pembanding
dan
Turut
Pembandingpada tanggal 25 Nopember 2015; 6. Relaas pemberitahuan memeriksa berkas perkara yang dibuat oleh MARIDEN SIMBOLON sebagai Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Balige Nomor: 01/Pdt.G/2015/PN.Blg, telah diberitahukan kepada Kuasa Hukum Para Pembanding pada tanggal 27 Oktober 2015; 7. Relaas Pemberitahuan memeriksa berkas perkara yang dibuat oleh LAMHISAR SIANTURI sebagai Jurusita Pengganti Pengadilan Negeri Tarutung, telah diberitahukan kepada Terbanding I dan Terbanding IImasing-masing pada tanggal 9 Nopember 2015, dan kepada Turut Terbanding pada tanggal 30 Oktober 2015, di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari terhitung sejak hari berikutnya dari tanggal pemberitahuan tersebut sebelum berkas perkara dikirimke Pengadilan Tinggi Medan ;
TENTANGPERTIMBANGAN HUKUMNYA
Menimbang, bahwa Permohonan
Banding
dari Para Pembanding dan
Turut Pembandingmelalui Kuasa Hukumnya telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh karena itu Permohonan Banding tersebut secara formal dapat diterima ;
Menimbang, bahwa
Para
Pembanding dan Turut Pembandingmelalui
Kuasa hukumnya telah mengajukan Memori Banding, tertanggal 10 Nopember 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 10 Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
24
Nopember 2015, terhadap Putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 29 September 2015
Nomor:01/Pdt.G/2015/PN.Blg, Telah
mengajukan keberatan
sebagai berikut : Dengan ini mengajukan memori banding dalam perkara tersebut, bahwa putusan Pengadilan Negeri Balige Nomor 01/Pdt.G/2015/PN.Blg terdapat kesalahan penerapan hukum dalam hal ini menyebabkan putusan tersebut menjadi cacat hukum, hal ini terjadi karena Majelis yang memutuskan perkara tersebut telah melakukan kesalahan dalam penerapan tentang beralihnya objek perkara dalam perkara tersebut dengan mengatakan dalam putusan bahwa obyek sengketa adalah milik Para Tergugat yang di dapat dari pembelian dari pihak oppung manggiling (bahwa obyek sengketa mereka memiliki (oppu rimson) akibat dari jual beli) hal ini yang menyebabkan putusan tersebut menjadi cacat hukum karena: I.
Menurut UU beralihnya kepemilikan sebidang tanah dari Pihak I ke pihak yang lain bisa di sebabkan oleh : a. Jual beli b. Hibah/pemberian c. wasiat
1) Tetapi dalam hal ini Majelis Hakim telah menyebabkan gugatan tersebut
bahwa
obyek
sengketa
adalah
milik
Para
Penggugat/Terbanding tanpa adanya surat jual beli antara oppu manggiling dengan oppu rimson boru 2)
Padahal transaksi tersebut dilaksanakan pada saat Indonesia telah merdeka, biasanya saat itu jual beli tanah di Indonesia selalu dibuat dalam bentuk tertulis (bukti ini tidak terdapat dalam pemeriksaan dalam persidangan tersebut)
3) Dalam hukum adat Batak bila terjadi jual beli tanah apabila tidak ada dalam bentuk tertulis atau lisan selalu diadakan dalam bentuk lisan yang di saksikan oleh beberapa keluarga dari kedua belah pihak disertai warga sekampung sebagai saksi dan wajib / telah dewasa. 4) Dalam adat Batak transaksi jual beli tanah tidak pernah dilakukan seorang isteri melainkan harus dilakukan oleh seorang suami. ( hal ini dalam persidangan perkara tersebut di atas) pihak Terbanding tidak menunjukan fakta-fakta hukum di atas.
Dalam pertimbangan Majelis tidak pernah mempertimbangkan hal-hal dan fakta Hukum yang telah di ajukan Kuasa Hukum Pembanding yaitu: Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
25
1) Bahwa gugatan Terbanding jelas-jelas kabur (obscuurlibel), disebabkan : a) Gugatan Terbanding telah kurangnya pihak Penggugat sekaligus kurang pihak Tergugat. b) Pihak yang digugat telah salah menggugat. c) Luas tanah yang di gugat Terbanding tidak sama luasnya dengan hasil pemeriksaan setempat. Hal-hal dalam fakta hukum tersebut di atas dalam hukum acara pendeta harus dtoak setidak-tidaknya tidak dapat di terima hal ini sesuai dengan peraturan MARI NO. 443/ k/ SIP/ 1983 tanggal 30 Nopember 1983.
II. Majelis tidak pernah mempertimbangkan bukti-bukti yang telah disampaikan Pembanding yaitu: Surat Bukti T1 sampai T4 yang di berikan pihak Pembanding yaitu harta berupa tanah yang dimiliki oleh oppu rimson doliyang diwaris nenek moyang-Nya dan juga penguasaan tanah yang telah di kuasai pihak Pembanding lebih 50 tahun termasuk obyek perkara.
III. Majelis juga telah melakukan kesalahan dalam hal bukti-bukti yang disampaikan
pihak
Terbanding,
karena
bukti-bukti
tersebut
terdapat
kebohongan dan juga bukti-bukti tersebut adalah hasil rekayasa Terbanding misal : a) Surat pernyataan yang di buat oleh Rita Situmorang (Bukti P7), bahwa jelas-jelas disebutkan dalam pernyataan tersebut bahwa dia telah meninggal dunia tetapi surat perjanjian ada, hal ini yang kami sebut sebagai rekayasa Pembanding. b) Majelis telah melakukan kesalahan dalam harta gono gini dari ompu Rimson doli hal ini dalam hukum adat Batak : 1) Tidak pernah ada harta berdasarkan harta pencaharian isteri, tetap harta gono gini berdasarkan atas nama suami dalam azas patrilineal yang di anut dalam hukum adat Batak (tetapi Majelis telah memutuskan bahwa harta tersebut dalam objek berperkara) adalh milik Terbanding sebagai warisan dan ompu Rimson doli dengan isterinya Tolping boru Sinaga dan Sanggul boru Sinaga, hal ini sangat bertentangan dengan adat Batak dan juga citacita dari maksud Yacob Sitinjak (Rimson Doli) karena: a) Harta Yacob Sitinjak harus menjadi satu, menjadi harta gono gini Yacob Sitinjak/Oppu Rimson Doli dari ketiga isterinya.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
26
b) Harta tersebut harus di kuasai oleh anak laki-laki yang paling besar sebagai tanda pemersatu dan sekaligus membawa nama keluarga besar yaitu Manunggu Sitinjak (A. Rimson Sitinjak) c) Harta gono gini dari Yacob Sitinjak belum pernah dibagi oleh para ahli warisnya. d) Karena fakta hukum di atas pihak Terbanding telah mengakui pemilik dari obyek perkara tersebut, karena hal-hal tersebut di atas telah melanggar UU dan sekaligus pelecehan terhadap adat Batak untuk itu kami mohon kepada Majelis yang mulia yang menangani prkara nomor 01/Pdt.G/2015/PN.Blg di dalam persidangan banding di Pengadilan Tinggi Sumatera Utara kami mohon dengan hormat untuk :
1) Membatalkan peraturan no 01/Pdt.G/2015/PN Balige
2) Dan memutuskan perkara tersebut dengan amar putusan sebagai berikut: 1) Menerima permohonan banding ini, selanjutnya memutus : a) Bahwa Pembanding
adalah, anak kandung Yacob Sitinjak
dengan isterinya Tiona boru Tamba b)
Bahwa tanah yang terletak di Sitahuru seluas kurang lebih (panjang 22 m dan lebar kurang lebih 17 m) batasnya sebagai berikut: - Utara berbatasan jalan umum - Timur berbatasan tanah milik Rominton Sitanggang - Selatan berbatasan tanah milik Rosdiana Lumban Raja yang di kelola oleh Herta Siringo-ringo - Barat berbatasan dengan tanah milik Rosdiana Lumban Raja yang di kelola oleh
Herta
Siringo-ringo
adalah
milik
Pembanding c) Bahwa semua harta ompu Rimson doli yang di dapat dari ketiga isterinya merupakan harta gono gini, yang dimiliki oleh ompu rimson doli tanpa mebeda-bedakan penghasilan dari ketiga isterinya dan menjadi hak bersama seluruh ahli warisnya baik Pembanding maupun Terbanding d) Hal tersebut harus di kuasai dan sekaligus pembagiannya diatur oleh Manunggu Sitinjak, sebagai ahli Waris dan pembawa nama baik Keluarga besar Yacob Sitinjak (Op. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
27
Rimson Doli) hal ini sesuai dengan hukum adat Batak yang menganut azas patrilinialisme, dan hal ini sesuai dengan hukum adat nasional dan juga kebiasaan semua orang di dunia ini. e) Semua harta gono gini Yacob Sitinjak (Op. Rimson Doli) yang di dapat dari ketiga isterinya merupakan suatu harta gono gini yang dimiliki dan dikuasai oleh seluruh ahli waris dari Op. Rimson doli yang di kuasai dan di kelola oleh Manunggu Sitinjak. Hal ini sesuai dengan azas patrialisme yang dianut dalam hukum adat Batak. Untuk mendukung memori banding ini, kami lampirkan jawaban gugatan serta kesimpulan dalam perkara tersebut.
Menimbang, bahwa Para Terbanding mengajukan Kontra Memori Banding, tertanggal 24 Nopember 2015 yang didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Balige pada tanggal 25 Nopember 2015, bahwa dengan ini mengajukan perlawanan atas keberatan-keberatan Para Pembanding sebagaimana dalam memori bandingnya tersebut, sebagai berikut:
Bahwa terhadap putusan a quo, Para Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II telah mengajukan permohonan banding ke Pengadilan Tinggi Sumatera Utara di Medan, melalui Panitera Pengadilan Negeri Balige,pada tanggal 5 Oktober 2015 yang di susul dengan “memori banding” tanggal 10 Nopember 2015, yang oleh Jurusita
Pengadilan
Negeri
Balige,
telah
diserahkan
kepada
Penggugat/Terbanding, pada tanggal 17 Nopember 2015. Bahwa melalui kontra memori banding ini, Penggugat/Terbanding menolak segala alasan yang dikemukakan oleh Tergugat I, II, III, IV, dan Turut Tergugat II/Pembanding dalam memori banding mereka tersebut, kecuali mengenai fakta hukum yang secara nyata telah sesuai dengan apa yang termuat dalam putusan a quo.
Bahwa dalil Penggugat/Terbanding telah di peroleh fakta hukum berdasarkan surasurat bukti, keterangan saksi yang di periksa di depan persidangan Pengadilan Negeri Balige, telah cukuo terbukti, tanah sengketa adalah tanah milik Yakob Sitinjak bersam istri Tuan Laen (permaisuri) yaitu Tolping Boru Sinaga dan sanggul Boru Sinaga yakni ibu Penggugat/-Terbanding, yang di beli dari Oppu Manggiling Sitinjak, tanah sengketa bukan warisan Yakob Sitinjak yang di peroleh dari orang Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
28
tuanya. Akan tetapi tanah sengketa adalah harta pencarian (Gono gini) Yakob Sitinjak bersama istri Tuan Laen (permaisuri): Tolping Boru Sinaga dan Sanggul boru Sinaga (lihat surat bukti bertanda P-1 s/d P-8 dan keterangan saksi yang di ajukan Penggugat/Terbanding).
Bahwa Tergugat I, II, III, IV, dan Turut Tergugat I/Turut Terbanding dan Turut Tergugat II/- Pembanding adalah anak Yakob Sitinjak dari isteri Imbang/Madu Tiona Boru Tamba (Op. Rimson boru). → lihatpengakuan Tergugat I, II, dan Turut Tergugat/Pembanding.
Bahwa menurut hukum Dalihan Natolu adat Batak, harta pencarian (gono-gini) dari seseorang “lelaki/suami” yang beristeri: Tuan Laen (Permaisuri) dan Imbang (Madu) tidak di satukana. Sehingga harta pencarian tersebut: a. Yang di peroleh dalam perkawinan dengan isteri Tuan Laen (permaisuri) menjadi milik dan turun kepada anak yang dilahirkan oleh istri Tuan Laen (permaisuri) tersebut; b. Dan yang diperoleh dalam perkawinan dengan istri Imbang (Madu) menjadi milik dan turun kepada anak yang dilahirkan oleh isteri Imbang (Madu) tersebut. (Lihat “HukumAdat Dalihon Natolu” tentang Hak Waris, karangan Dr. HP Panggabean, SH., MS & Drs. Richard Sinaga, halaman 102. Dan “PustahaTumabang Holling” jilid 2 karangan Raja Patik Tampubolon & Drs. Sitorus, Penerbit Dian Utama Jakarta, halaman 41-42).
Bahwa pada halaman 1 alinea keempat dan halam 2 alinea pertama , memori banding mengatakan “... Majelis yang memutuskan perkara tersebut telah melakukan kesalahan dalam hal penerapan tentang beralihnya obyek sengketa adalah milik Para Tergugat yang di dapat pembelian dari pihak Oppu Manggiling (bahwa obyek sengketa mereka miliki (Oppu Rimson) akibat dari jual beli) hal ini menyebabkan putusan tersebut menjadi cacat hukum.”
Dalam putusan a quo, sama sekali tidak ada dalam pertimbangan maupun putusan yang mengatakan tanah obyek sengketa milik Para Tergugat dan milik Oppu Rimson Boru, tetapi tanah obyek sengketa adalah milik Yacob Sitinjak bersama istri Tuan Laen: Tolping Boru Sinaga dan Sanggul Boru Sinaga, yang di belidari Oppu Manggiling Sitinjak.
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
29
Bahwa memori banding halaman 2 angka 1) berbunyi: “tetapi dlam hal ini majelis Hakim telah menyebabkan gugatan tersebutbahwa obyek sengketaadalah milik Para Penggugat/Terbanding tanpa ada surat jual-beli antara Oppu Manggiling dengan Oppu Rimson Boru.”
Perlu di jelaskan, Oppu Rimson Boru adalah Tiona Boru Tamba, istri Imbang (Madu)Yacob Sitinjak, yakni ibu Tergugat I, II, dan Turut Tergugat I/Turut Terbanding dan Turut Tergugat II/Pembanding. Sedangkan yang membeli tanah obyek sengketa dari Oppu Manggiling Sitinjak adalah Yakob Sitinjak bersama istri Tuan Laen (permaisuri):nTolping Boru Sinaga dan Sanggul Boru Sinaga. Sangat wajar tidak ada surat jual beliantara Oppu Manggiling Sitinjak dengan Oppu Rimson Boru, karena Oppu Manggiling Sitinjak tidak pernah menjual tanah kepada Oppu Rimson Boru, bahkan mereka tidak pernah bertemu muka/jumpa seumur hidup sepanjang zaman.
Bahwa Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding dalam memori banding pada halaman 2 mengajukan pertanyaan pada angka 2) s/d angka 4). Dimana pertanyaan tersebut seharusnya adalah pertanyaan dari Penggugat/Terbanding.
Bahwa Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding pada halaman 3 memori banding mengatakan Majelis Hakim tidak pernah mempertimbangkan mengenai hal-hal dan fakta hukum yang telah di ajukan Tergugat/Pembanding, mengenai : a) Gugatan Penggugat/Terbanding jelas-jelas kabur (obscuurlibel). b) Hal-hal dalam fakta hukum tersebut di atas dalam hukum acara pendeta harus di tolak setidak-tidaknya tidak dapat di terima sesuai dengan peraturan MARI No. 443/k/SIP/-1983 tanggal 30 Nopember 1983.
Bahwa pernyataan Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding tersebut adalah pembohongan dengan alasan :
a. Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding tidak pernah mengajukan eksepsi tentang gugatan kabur (obscuurlibel). Maka wajar
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
30
Majelis Hakim dalam putusan a quo, tidak memberikan pertimbangan eksepsi. b. Dalam memeriksa, dan memutus sesuatu perkara perdata yang di pergunakan oleh Majelis Hakim adalah Hukum Acara Perdata yang termuat dalam R. Bg, bukan hukum acara pendeta - tidak pernah ada Peraturan Mari No.443/k/SIP/1983 tanggal 30 Nopember
1983, merupakan suatu aturan yang harus di pedomani dalam
memeriksa, dan mengadili suatu perkara perdata. Bahwa Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding, mengatakan : “Majelis Hakim tidak pernah mempertimbangkan surat bukti T-1 s/d t-IV yaitu berupa harta tanah yang di miliki oleh Oppu Rimson Doli yang di warisi nenek moyangnya dan juga tanah yang telah di kuasai Pembanding lebih 50 Tahun termasuk obyek perkara.”
Pernyataan tersebut adalah pembohongan, karena surat bukti yang di ajukan Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding hanya surat bukti bertanda T-I s/d T-III, dan surat bukti tersebut karena tidak ada relevansinya untuk pembuktian dalam perkara a quo, maka oleh Majelis Hakim tidak di pertimbangkan secara khusus. (Lihat pertimbangan putusan halaman 31 alinea ke enam, yang berbunyi : “..., sedangkan alat bukti yang tidak berhubungan dengan pembuktian sesuatu dalil yang masih di bantah, tidak akan dipertimbangkan).”
Bahwa Kuasa Hukum Hukum Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding dalam memorie bandingnya pada halaman 3 nomor III bagian a) mengatakan : “Surat Pernyataan yang di buat oleh Rita Situmorang (bukti P-7), bahwa jelas-jelas di sebutkan dalam pernyataan tersebut Kontra Memori Banding Penggugat/Terbanding bahwa dia telah meninggal dunia tetapi surat perjanjian ada, hal ini yang kami sebut sebagai rekayasa Pembanding”.
Bahwa tepat sekali dalam hal ini rekayasa Pembanding, karena Rita Situmorang masih hidup segar bugar sampai sekarang. Dan yang menyatakan meninggal ini sangat terlalu kejam atau mungkin sudah tidak
bisa
lagi
membaca
Surat
Pernyataan
dari
Terbanding/Penggugat. Karena itu pembuktian dalam perkara a quo oleh Majelis Hakim sudah tepat dan benar. Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
31
Bahwa dari apa yang sudah di uraikan oleh Penggugat/Terbanding di atas, maka alasan-alasan dan pernyataan-pernyataan lainnya yang di kemukakan Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat/Pembanding, dalam memori Banding tersebut, semuanya telah terpatahkan, sehingga tidak perlu lagi di bahas secara khusu dalam kontra memori banding ini. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Balige, dalam menjatuhkan putusan a quo, telah menerapkan hukum dan peraturan prundang-undangan sebagaimana mestinya, serta telah memberi pertimbangan dan putusan, yang tepat dan benar. Maka oleh sebabi itu Penggugat/Terbanding memohon ke hadapan Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan, agar menjatuhkan putusan sebagai berikut: -
Menolak permohonan banding Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding;
-
Menguatkan
putusan
Pengadilan
Negeri
Balige
Nomor:
1/Pdt.G/2015/PN.Blg., tanggal 23 September 2015; -
Menghukum Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat II/Pembanding untuk membayar biaya perkara di tingkat banding.
Menimbang, bahwa majelis Pengadilan Tinggi Medan setelah mempelajari Memori Banding yang diajukan oleh Para Pembanding dan Turut Terbanding melalui Kuasanya diatas Majelis Pengadilan Tinggi menilai bahwa pada dasarnya alasan-alasan/keberatan-keberatan tersebut telah dipertimbangkan oleh hakim tingkat pertama secara cermat dan benar dan ternyata pula bahwa materi-materi dalam Memori Banding tidak memuat hal-hal baru
yang
dapat membatalkan
Putusan Hakim tingkat pertama, oleh karenanya memori banding tersebut tidak relevan untuk dipertimbangkan lebih lanjut sedangkan Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Para Terbanding yang pada pokoknya adalah mendukung Putusan
Pengadilan
Negeri
Balige
tanggal
23
September
2015
No.
01/Pdt.G/2015/PN.Blg;
Menimbang, bahwa Pengadilan Tinggi setelah membaca, meneliti dan mempelajari dengan seksama berkas perkara dan surat-surat yang berhubungan dengan perkara ini, turunan resmi Putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 23 Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
32
September 2015 No. 01/Pdt.G/2015/PN.Blg, Memori Banding yang diajukan oleh Para Pembanding melalui Kuasanya, Kontra Memori Banding yang diajukan oleh Para Terbanding, Pengadilan Tinggi berpendapat alasan dan pertimbangan hukum yang telah diambil oleh Majelis Hakim Tingkat Pertama dalam putusannya berkenaan dengan
hal-hal
yang
disengketakan
oleh pihak, telah tepat dan
benar menurut hukum, maka Pengadilan Tinggi mengambil alih alasan dan pertimbangan
hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang dipandang sudah
tepat, benar dan beralasan menurut hukum dan menjadikannya sebagai alasan dan pertimbangannya sendiri dalam mengadili perkara ini ditingkat banding, dengan penguatan sebagai berikut: -
Bahwa Para Terbanding semula Penggugat I, II adalah anak/keturunan almarhum Yakob Sitinjak dengan almarhumah Sanggul boru Sinaga yang disebut ibu Situngkotan, yang melangsungkan perkawinan atas persetujuan keluarga dan istri pertama/almarhumah Tolping Boru Sinaga karena tidak dapat memberi keturunan;
-
Bahwa almarhumah Sanggul Boru Sinaga menjadi pengganti almarhumah Tolping Boru Sinaga sehingga seluruh hak-hak dan harta warisan menjadi milik almarhumah Sanggul Boru Sinaga dan anak-anaknya;
-
Bahwa atas rasa kemanusiaan dan keadilan serta atas hakekat persamaan hak antara wanita dan pria, menganggap sebagai hukum yang hidup di seluruh Indonesia, seorang anak perempuan harus di anggap sebagai ahli waris dan berhak menerima bagian dari harta warisan orang tuanya (Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia tanggal 23 Nopember 1961 No. 179/K/SIP/1961);
-
Bahwa setelah di teliti serta berdasarkan fakta di persidangan ternyata Para Terbanding semula Penggugat I, II lebih mempunyai hak atas objek sengketa, yang merupakan harta yang diperoleh dalam perkawinan almarhum Tolping Boru Sinaga dan almarhum Sanggul Boru Sinaga;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas maka Putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 23 September 2015 No. 01/Pdt.G/2015/PN.Blg, yang dimintakan banding tersebut haruslah dikuatkan; Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
33
Menimbang, Pembanding semula
bahwa
oleh karena
Para Pembanding dan Turut
Para Tergugat dan Turut Tergugat II berada di pihak
yangkalah maka dibebankan membayar biaya perkara dikedua tingkat peradilan ; Memperhatikan KUHPerdata dan R.B.g, serta peraturan-peraturan hukum lainya yang bersangkutan dalam perkara ini ;
MENGADILI -
Menerima Permohonan Banding dari Para Pembanding dan Turut Pembanding semula Para Tergugat dan Turut Tergugat II tersebut;
-
Menguatkan Putusan Pengadilan Negeri Balige tanggal 23 September 2015 Nomor : 01/Pdt.G/2015/PN.Blg, yang dimohonkan banding tersebut ;
-
Menghukum Para Pembanding dan Turut Pembanding semula Para Tergugat dan Turut Tergugat II untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, yang dalam tingkat banding ditetapkan sebesar Rp.150.000,(seratus lima puluh ribu rupiah);
Demikian diputus dalam sidang musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 16 Februari 2016 oleh kami Dr. H. SOEDARMADJI,SH., M.Hum Hakim Tinggi pada
Pengadilan Tinggi Medan,
selaku Hakim Ketua Majelis, DHARMA E. DAMANIK, SH.,MH dan DALIZATULO ZEGA,SH para Hakim Anggota yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara ini, berdasarkan Surat Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 28 Desember2015 Nomor :439/PDT/2015/PT.MDN,
dan Putusan tersebut
diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 23 Februari 2016 oleh Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota, sertaILHAM PURBA, SH., MH Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan tanpa dihadiri oleh para pihak yang berperkara maupun Kuasanya ; Hakim Anggota
DHARMA E. DAMANIK, SH., MH
Hakim Ketua
Dr. H. SOEDARMADJI, SH., M.Hum
DALIZATULO ZEGA, SH Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
34
Panitera Pengganti,
ILHAM PURBA, SH., MH
Perincian Biaya : 1. Meterai
Rp.
6.000,-
2. Redaksi
Rp.
5.000,-
3. Pemberkasan Rp
139.000,-
Jumlah
Rp. 150.000,- ( seratus lima puluh ribu rupiah )
Putusan Pengadilan Tinggi Medan Nomor: 439/PDT/2015/PT.Mdn Halaman
35