PUTUSAN Nomor : 195/PID/2012/PT-MDN.
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
PENGADILAN TINGGI MEDAN di Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama Lengkap
: BAYU ADHA SIHOTANG.
Tempat Lahir
: Medan
Umur/Tanggal Lahir
: 16 Tahun/27 April 1995
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Kebangsaan
: Indonesia
Tempat tinggal
: Desa Perbaungan Dusun III Kecamatan Sei Kepayang Kabupaten Asahan;
Agama
: Islam.
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan
: SMA Kelas III
Terdakwa tidak ditahan ;
PENGADILAN TINGGI TERSEBUT Telah membaca : I.
Surat Dakwaan Jaksa Penuntut yang mendakwa Terdakwa dengan dakwaan sebagai berikut : Bahwa ia Terdakwa BAYU ADHA SIHOTANG yang berumur sekira 16 tahun pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2011 sekira pukul 19.30 wib atau setidak-tidaknya pada suatu waktu di bulan Agustus tahun 2011 bertempat di rumah saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo yang beralamat di Jl. Husni Thamrin Lk. I Kelurahan Selawan Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kisaran, dengan
2
sengaja melakukan penganiayaan, perbuatan tersebut dilakukan oleh Terdakwa dengan cara sebagai berikut : Bahwa pada hari Sabtu tanggal 20 Agustus 2011 sekira pukul 18.30 wib saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo menghubungi saksi Ansari Simangunsong untuk datang ke rumah kos saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo yang terletak di Jl. Husni Thamrin Lk. I Kelurahan Selawan Kecamatan Kota Kisaran Timur Kabupaten Asahan ; Selanjutnya
sekira
pukul
19.30
wib,
datang
saksi
Ansari
Simangunsong bersama dengan Terdakwa ke rumah kos saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo dengan mengendarai sepeda motor dan sesampai di rumah kos saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo, Terdakwa langsung turun dari sepeda motor yang Terdakwa naiki dan duduk di kursi yang terletak di teras rumah kos saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo sedangkan saksi Ansari Simangunsong masih berada diatas sepeda motor ; Pada saat saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo melihat Terdakwa dan saksi Ansari Simangunsong datang ke rumah kos saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo, saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo segera keluar rumah dan menghampiri saksi Ansari Simangunsong serta Terdakwa selanjutnya saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo bertanya kepada saksi Ansari Simangunsong yang masih berada di atas sepeda motor mengenai siapa yang memecahkan kaca lampu sepeda motor milik saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo sambil menunjuk kaca lampu sepeda motor milik saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo yang pecah tersebut dan atas pertanyaan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo tersebut, saksi Ansari Simangunsong menjawab bahwa saksi Ansari Simangunsong tidak mengetahui siapa yang telah memecahkan kaca lampu sepeda motor milik saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo tersebut ; Selanjutnya saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo bertanya kepada Terdakwa, mengenai siapa yang telah memecahkan kaca lampu sepeda motor milik saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo tersebut dan atas pertanyaan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo, Terdakwa langsung menjawab bahwa yang telah memecahkan kaca lampu sepeda motor saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo tersebut adalah Terdakwa, dengan mengatakan “Saya, kenapa rupanya” kepada saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo dan atas
3
jawaban Terdakwa tersebut selanjutnya saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo kembali bertanya “kenapa kau pecahkan?” kepada Terdakwa dan tiba- tiba Terdakwa langsung bangkit dari kursi tempat Terdakwa duduk dan menyerang saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo dengan menggunakan mainan kunci yang berbentuk sebilah pisau yang terbuat dari besi yang ada di tangan Terdakwa dan mainan kunci berbentuk pisau tersebut
diarahkan
Terdakwa ke wajah saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo dengan cara menusukkannya ke pipi sebelah kiri dan pelipis kanan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo berkali- kali dengan tangan Terdakwa sehingga pipi kiri dan pelipis kanan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo menjadi luka dan berdarah akibat perbuatan Terdakwa dan pada saat Terdakwa menyerang saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo, saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo sempat memegang tangan Terdakwa tetapi Terdakwa dapat melepaskan pegangan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo dan langsung melarikan diri dengan membawa mainan kunci berbentuk pisau tersebut ; Bahwa perbuatan Terdakwa menusuk pipi sebelah kiri dan pelipis kanan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo dengan menggunakan alat mainan kunci berbentuk pisau tersebut dilakukan Terdakwa di hadapan saksi Ansari Simangunsong serta saksi Dewi Yuniawati yang merupakan pemilik rumah kos tempat saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo tinggal tersebut; Selanjutnya saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo segera dibawa ke Rumah Sakit Setio Husodo Kisaran untuk mendapat perawatan dan akibat perbuatan Terdakwa tersebut mengakibatkan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo terhalang untuk menjalankan pekerjaan untuk sementara waktu ; Bahwa akibat perbuatan Terdakwa menusuk pipi kiri dan pelipis kanan saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo tersebut, saksi Edi Samputra Swares Rumahorbo mengalami keadaan sebagaimana isi Visum Et Repertum yang dibuat dan ditandatangani oleh Dr. FENNY, dokter pada Rumah Sakit Setio Husodo Kisaran, dengan hasil pemeriksaan sebagai berikut : 1. Korban datang dalam keadaan sadar dengan keadaan umum sakit sedang. Korban mengeluh sakit pada daerah wajah dan kepala setelah kejadian pemukulan. 2. Pada korban ditemukan :
4
a. Pada dahi sebelah kanan, 2 cm dari pertengahan wajah ditemukan adanya luka robek tepi tidak rata, dinding luka bersih, sudut luka tumpul tidak beraturan, berukuran +/_ 7cm x 1cm x 0,5 cm b. Pada pelipis mata sebelah kanan, ditemukan adanya luka robek tepi tidak rata, dinding luka bersih, sudut luka tumpul tidak beraturan, berukuran +/_ 8 cm x 1,5 cm x 1 cm, disekitarnya dikelilingi benjolan 3 cm x 3 cm, pada bola mata sebelah kanan tampak merah c. Pada pipi sebelah kiri, ditemukan adanya luka robek tepi tidak rata, dinding luka bersih, sudut luka tumpul, berukuran +/_ 5 cm x 1 cm x 1 cm. 3. Terhadap korban dilakukan penjahitan dan perawatan luka serta pengobatan. 4. Korban dirawat inap untuk observasi keadaan umum dan luka. KESIMPULAN : Pada pemeriksaan korban laki- laki berusia 29 tahun ini ditemukan cedera kepala ringan, luka robek pada dahi sebelah kanan, pelipis sebelah kanan disertai bengkak dan dijumpai bola mata sebelah kanan tampak merah. Luka robek juga dijumpai di pipi kiri akibat kekerasan benda tumpul. Cedera tersebut telah menyebabkan halangan dalam menjalankan pekerjaan untuk sementara waktu. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 Ayat (1) KUHP Jo. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak;
II.
Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang menuntut Terdakwa sebagai berikut: 1. Menyatakan Terdakwa BAYU ADHA SIHOTANG bersalah melakukan tindak pidana “PENGANIAYAAN” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 Ayat (1) KUHP Jo. Undang- undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak sebagaimana terurai dalam Surat Dakwaan. 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara selama 3 (Tiga) bulan. 3. Menyatakan barang bukti berupa : 1 (satu) buah pisau mainan kunci, dirampas untuk dimusnahkan
5
4. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,(lima ribu rupiah).
III. Putusan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal 14 Februari 2012, No. 948/Pid.B/2011/PN-Kos, yang amarnya berbunyi sebagai berikutnya : 1. Menyatakan Terdakwa BAYU ADHA SIHOTANG telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “penganiayaan”; 2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut diatas oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (empat) bulan dengan ketentuan pidana tersebut tidak perlu dijalankan, kecuali dikemudian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim, bahwa terpidana sebelum waktu percobaan selama 8 (delapan) bulan berakhir, telah bersalah melakukan suatu tindak pidana; 3. Menetapkan barang bukti berupa : 1 (satu) buah pisau mainan kunci, dirampas untuk dimusnahkan 4. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam perkara ini sebesar Rp. 5.000,00 (lima ribu rupiah);
IV. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh : Panitera Pengadilan Negeri Kisaran
pada
hari
Senin
tanggal
20
Februari
2012,
nomor
:
06/Akta.Pid/2012/PN-Kis, yang menerangkan bahwa pada tanggal 20 Februari 2012 Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding atas Putusan Pengadilan Negeri tersebut, permintaan banding mana telah sempurna diberitahukan kepada Terdakwa pada hari Senin tanggal 27 Februari 2012;
V.
Momori Banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 29 Februari 2012, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal 05 Maret 2012, Momori Banding mana telah diberitahukan dan diserahkan dengan sempurna kepada Terdakwa pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2012;
VI. Relaas Pemberitahuan Mempelajari Berkas Perkara tanggal 04 April 2012, yang disampaikan kepada Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa, dimana terhitung 7 (tujuh) hari kerja setelah tanggal Pemberitahuan Relaas tersebut
6
para pihak diberi kesempatan untuk mempelajari berkas perkara nomor : 948/Pid.B/2011/PN-Kis, sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi Medan;
Menimbang, bahwa permintaan dan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan cara serta syarat-syarat yang ditentukan oleh undang-undag, maka permintaan banding tersebut formil dapat diterima ;
Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal 14 Februari 2012 Nomor: 948/Pid.B/2011/PN-Kis,
Pengadilan Tinggi sependapat
dengan pertimbangan hakim tingkat pertama dalam putusannya bahwa Terdakwa terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dalam dakwaan tunggal yaitu melakukan penganiayaan dan pertimbangan hakim tingkat pertama tersebut diambil alih dan dijadikan sebagai pertimbangan Pengadilan Tinggi sendiri dalam memutus perkara ini dalam tingkat banding, kecuali pidana yang telah dijatuhkan oleh hakim tingkat pertama, menurut pendapat Pengadilan Tinggi terlalu ringan dan tidak sesuai dengan rasa keadilan masyarakat ;
Menimbang, bahwa hakim dalam memberikan keadilan yang tertuang dalam putusan harus menempatkan secara proporsional untuk diberikan kepada semua pihak baik Terdakwa maupun masyarakat khususnya keluarga korban ;
Menimbang, bahwa pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa tidak hanya untuk mendidik, membina dan membimbing bagi Terdakwa sendiri, akan tetapi juga dimaksudkan sebagai peringatan bagi masyarakat lainnya supaya tidak berbuat serupa dengan Terdakwa ;
Menimbang, bahwa hal tersebut sesuai dengan tujuan pemidanaan seperti tercantum dalam Pasal 50 RUU KUHPidana Tahun 2000 (sekedar sebagai pedoman) yaitu : 1. Untuk mencegah dilakukannya tindak pidana dengan penegakan norma hukum demi pengayoman negara dan masyarakat.
7
2. Untuk memasyarakatkan terpidana dengan mengadakan pembinaan dan membimbing agar terpidana insyaf dan menjadikannya sebagai anggota masyarakat yang berbudi dan berguna. 3. Untuk menyelesaikan konflik yang ditimbulkan oleh terpidana, memulihkan keseimbangan dan mendatangkan rasa damai dalam masyarakat; 4. Membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
Menimbang, bahwa apabila dicermati dengan seksama maka telah jelas kasus ini mengenai penganiayaan yang mengakibatkan korban luka yang sudah diakui dan terbukti secara sah dan meyakinkan dilakukan oleh Terdakwa ;
Menimbang, bahwa memperhatikan luka-luka yang diderita korban sebagaimana dalam Visum et Repertum Nomor 01 /TUM/VER//2011 tanggal 29 Agustus 2011 yang dikeluarkan Setio Husodo Kisaran ditanda tangani oleh Dr.Feny, dengan kesimpulan berdasarkan hasil pemeriksaan luar penyebab luka korban diduga karena kekerasan benda tumpul ;
Menimbang, bahwa Pengadilan tingkat banding tidak sependapat dengan pertimbangan hakim tingkat pertama yang menonjolkan pelakunya adalah anak dimana berdasarkan ketentuan pasal 16 ayat (3) Undang Undang No.23 Tahun 2002 tentang perlindungan anak disebutkan bahwa Penangkapan, Penahanan atau tindak pidana penjara anak hanya dilakukan apabila sesuai dengan hukum yang berlaku dan hanya dapat dilakukan sebagai upaya terahir.
Menimbang bahwa pertimbangan hukum pengadilan Negeri Kisaran tersebut tidak serta merta atau tidak bisa disamaratakan terhadap semua kasus lebih lebih akibat perbuatan Terdakwa korban mengalami luka disamping itu keluarga Terdakwa tidak berusaha memberikan biaya pengobatan kepada korban dan antara korban dan Terdakwa serta keluarga korban dan keluarga Terdakwa tidak ada kesepakatan perdamaian.
Menimbang, bahwa melihat kualitas apa yang dilakukan Terdakwa tersebut sudah sepantasnya Terdakwa harus dijatuhi pidana setimpal dengan perbuatannya ;
8
Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan yang meringankan sebagai berikut :
Hal-hal yang memberatkan : -
Perbuatan Terdakwa meresahkan masyarakat ;
-
Terdakwa sebagai generasi muda seharusnya tidak bertindak main hakim sendiri;
-
Terdakwa tidak berusaha meminta maaf kepada korban.
Hal-hal yang meringankan : -
Terdakwa mengakui dan menyelesai perbuatannya ;
-
Terdakwa belum pernah dikukum
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka putusan Pengadilan Kisaran tanggal 14 Februari
2012 nomor :948 /Pid.B/2011/PN.Kis
haruslah diperbaiki sekedar mengenai lamanya pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa, sedangkan putusan selebihnya dapat dikuatkan, yang amarnya selengkapnya sebagaimana tersebut dibawah ini;
Menimbang, bahwa karena Terdakwa dijatuhi pidana, maka kepadanya dibebani membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan ;
Mengingat Pasal 351 ayat ( 1 ) KUHP.Undang Undang R I No.3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak,Undang Undang R I No.23 Tahun 2002 Tentang perlindungan Anak Undang Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang hukum Acara Pidana serta peraturan lain yang berkaitan.
MENGADILI -
Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum ;
-
Menyatakan Terdakwa Bayu Adha Sihotang telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “ Penganiayaan ;
-
Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Kisaran tanggal 14 Februari 2012 Nomor : 948/Pid.B/2011/PN-Kis sekedar mengenai pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa sehingga amarnya berbunyi sebagai berikut dibawah ini ;
9
-
Menjatuhkan pidana
terhadap Terdakwa tersebut diatas dengan pidana
penjara selama 2 (dua) bulan ; -
Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Kisaran tersebut untuk selebihnya ;
-
Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan, sedangkan ditingkat banding sebesar Rp. 2.500,- (Dua ribu lima ratus rupiah) ;
Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Selasa tanggal 1 Mei 2012 oleh Kami : Dr. MOCHAMAD DJOKO, SH M.Hum Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis ASLI GINTING, SH. MH., dan KRESNA MENON, SH. MHum. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 19 April 2012 Nomor : 195/PID/2012/PT-MDN, putusan tersebut telah diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Rabu tanggal 2 Mei 2012 oleh Hakim Ketua Majelis tersebut dengan dihadiri Hakim-Hakim Anggota tersebut diatas serta dibantu oleh BHINNEKA PUTRA GINTING, SH. MH. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, akan tetapi tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan para Terdakwa maupun Penasehat Hukum para Terdakwa.
Hakim-Hakim Anggota, ttd ASLI GINTING, SH. MH.
Hakim Ketua Majelis, ttd Dr. MOCHAMAD DJOKO, SH M.Hum
ttd KRESNA MENON, SH. MHum. Panitera Pengganti, ttd BHINNEKA PUTRA GINTING, SH. MH. Untuk salinan sesuai dengan aslinya PANITERA,
TJATUR WAHJOE B. S. P, SH, M. Hum. NIP. 19630517 199103 1 003.