PUTUSAN Nomor : 565/PID/2015/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Medan, yang memeriksa dan mengadili perkara pidana dalam Peradilan Tingkat Banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap
: HERMAN NASUTION alias OMPUNG HERMAN alias AYAH MAGA alias AYAH MANDAILING alias PAK EOK.
Tempat lahir
: Pasar Maga.
Umur/ tanggal lahir : 63 Tahun / 10 Juli 1951. Jenis kelamin
: Laki-laki.
Kebangsaan
: Indonesia.
Tempat tinggal
: Kelurahan Pasar Maga Kec. Lembah Sorik Marapi Kab. Mandailing Natal.
Agama
: Islam.
Pekerjaan
: Wiraswasta.
Terdakwa ditahan dalam tahanan Rumah Tahanan Negara oleh: 1. Penyidik sejak tanggal 30 Januari 2015 sampai dengan tanggal 18 Februari 2015; 2. Perpanjangan Penuntut Umum sejak tanggal 19 Februari 2015 sampai dengan tanggal 30 Maret 2015; 3. Penuntut Umum sejak tanggal 17 Maret 2015 sampai dengan tanggal 05 April 2015; 4. Majelis Hakim sejak tanggal 31 Maret 2015 sampai dengan tanggal 29 April 2015; 5. Perpanjangan Penahanan oleh Ketua Pengadilan Negeri Mandailing Natal sejak tanggal 30 April 2015 sampai dengan tanggal 28 Juni 2015; 6. Perpanjangan Penahanan Tahap I oleh Ketua Pengadilan Tinggi Medan sejak tanggal 29 Juni 2015 sampai dengan tanggal 28 Juli 2015; 7. Hakim Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 14 Juli 2015 sampai dengan tanggal 12 Agustus 2015;
-2-
8. Perpanjangan Penahanan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan, sejak tanggal 13 Agustus 2015 sampai dengan tanggal 11 Oktober 2015; Pengadilan Tinggi tersebut; Telah membaca Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 17 September 2015, nomor : 565/PID/2015/PT.MDN, serta berkas perkara Pengadilan Negeri Mandailing Natal nomor : 94/Pid.B/2015/PN.Mdl, dan suratsurat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; Membaca surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Panyabungan, yang mendakwa Terdakwa dengan dakwaan sebagai berikut : Primair Bahwa ia Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 sekitar jam 11.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari tahun 2015 bertempat di sebuah rumah milik korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek di Desa Maga Lombang Kec. Lembah Sorik Merapi Kab. Mandailing Natal atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, “dengan sengaja dan renacana terlebih dahulu merampas nyawa orang lain”, yaitu korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara atau setidak-tidaknya dengan cara sebagai berikut: Berawal pada hari selasa 20 Januari 2015 sekira jam 09.00 WIB korban Ispara Sakti Nasution alias Ade bersama : Suang Kupon Martua Nasution alias Martua, Parlaungan Nasuton alias Laung, Pintor Hamonangan Nasution alias Uneng, Baringin Lubis alias Baringin datang ke warung Saroha di Kel. Pasar Maga dimana pada saat itu korban Ade membawa parang yang dipegang ditangannya setelah masuk ke warung tersebut korban Ade memukulkan parang ke meja lalu berkata “mana Tan Gozali sama Tan Huseini virus itu”, saat itu Terdakwa yang berada di warung tersebut berdiri sambil dan mengatakan “apa lagi” (sambil menggerakkan kedua tangannya seperti menyuruh orang yang ada di warung Saroha) namun tidak ada yang merespon lalu Terdakwa pergi kedapur mengambil parang dan dihalangi oleh saksi Ali Sutan sambil berkata “sudahlah pak, bukan
-3-
bapak yang dicarinya Tan Husein dan Tan Gozali yang dicari”, sambil mengambil parang yang dipegang Terdakwa. Selanjutnya Terdakwa mengatakan “pergi umumkan ke masjid”, saksi Ali Sutan mengatakan kepada Terdakwa “udahlah pak” jawab Terdakwa “jangan urusi aku” dan karena tidak ada yang mau mengumumkan ke masjid Terdakwa pergi berlari ke Masjid Pasar Maga selanjutnya korban Ade dan kawan-kawan kembali kerumahnya di Desa Maga Lombang; Bahwa selanjutnya ada pengumuman di Masjid Pasar Maga yang mengatakan “kumpul dulu di Masjid Pasar Maga, mau melakukan penyerangan ke rumah besar (raja) karena mau dibunuh si Ade tokoh masyarakat kita yaitu Pak Herman”, dan saksi Zulkifli Rangkuti alias Ucok Bariba dan Jamil berkeliling mengatakan “apa lagi, ayo berangkat ke Maga Lombang” dengan menggunakan TOA (pengeras suara) selanjutnya massa yang berjumlah ± 200 (dua ratus) orang berkumpul di Pasar Maga dan masing-masing orang membawa alat seperti : parang, bambu, kayu, batu, cangkul dan lain-lain sedangkan Terdakwa Herman membawa parang dan pada saat massa telah berkumpul Terdakwa mengatakan “tadi datang si Ade mau membacok aku, ayo kita tangkap si Ade ke Maga Lombang” kemudian massa berangkat ke Maga Lombang yang dipimpin oleh Terdakwa; Selanjutnya setelah rombongan massa tersebut tiba didepan rumah korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek dengan jarak sekitar ± 5 (lima) meter Terdakwa mengatakan “Ayo maju serbu, Bunuh si Ade, serang” “Maju hancurkan, bakar-bakar” kemudian massa menyerang rumah korban Ade dengan cara melempar dan merusak rumah serta barang-barang yang ada didalamya. Dan pada saat korban keluar ke depan rumahnya Terdakwa langsung mendatangi korban dan berkata “kau yang mau membunuh aku Adek, kau yang mau membunuh aku Adek”, selanjutnya Terdakwa membacokkan parang yang dipegang
ditangan
kanannya
kearah
kepala
sebelah
kiri
korban
dan
mengakibatkan korban mengalami luka yang cukup serius dan mengeluarkan darah yang cukup banyak lalu korban berlari ke arah Jalan Aek Bondar dan massa melempari korban menggunakan batu kemudian Terdakwa dan Sahrin serta beberapa massa mengejar korban; Bahwa selanjutnya setelah rombongan massa membubarkan diri datang saksi Siswanto (anggota kepolisian Polsek Kotanopan) bersama Jariaman Purba menggunakan mobil patroli membawa korban Ade hendak menuju Rumah Sakit
-4-
Umum Daerah (RSUD) Madina di Panyabungan, namun sekitar 15 menit kemudian korban meninggal dunia; Bahwa berdasarkan Visum et Repertum RSUD Mandailing Natal tanggal 20 Januari 2015, No:445/468/RSU/2015 yang ditandatangani oleh dr. Neili Husnaini Lubis, dengan Kesimpulan : telah diperiksa seorang laki-laki umur 50 tahun dalam keadaan sudah meninggal dunia dan dijumpai luka robek di kepala samping kiri sampai ke tulang, di kepala kiri samping retak tulang, di lengan kiri bawah, di siku kanan bagian dalam, keluar darah dari telinga kiri perdarahan aktif, memar di kepala samping kanan, di ujung alis kanan dan pipi kanan, luka memar di punggung bagian kiri atas, dipunggung bagian kanan atas, lecet disiku kanan, dipergelangan tangan, di punggung tangan kanan, di lutut kanan, di bawah lutut kanan, di bagian kiri bawah di dapati luka lecet yang sudah mengering, didapati bekas tato yang sudah dihapus corak tidak jelas dilengan kiri atas, di lengan kiri bawah ada tato serangga; Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 340 KUHPidana; Subsisdiair Bahwa ia Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 sekitar jam 11.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari tahun 2015 bertempat di sebuah rumah milik korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek di Desa Maga Lombang Kec. Lembah Sorik Merapi Kab. Mandailing Natal atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, “dengan sengaja merampas nyawa orang lain”, yaitu korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara atau setidak-tidaknya dengan cara sebagai berikut: Berawal pada hari Selasa 20 Januari 2015 sekira jam 09.00 WIB korban Ispara Sakti Nasution alias Ade bersama : Suang Kupon Martua Nasution alias Martua, Parlaungan Nasuton alias Laung, Pintor Hamonangan Nasution alias Uneng, Baringin Lubis alias Baringin datang ke warung Saroha di Kel. Pasar Maga dimana pada saat itu korban Ade membawa parang yang dipegang ditangannya setelah masuk ke warung tersebut korban Ade memukulkan parang ke meja lalu berkata “mana Tan Gozali sama Tan Huseini virus itu”, saat itu Terdakwa yang
-5-
berada di warung tersebut berdiri sambil dan mengatakan “apa lagi” (sambil menggerakkan kedua tangannya seperti menyuruh orang yang ada di warung Saroha) namun tidak ada yang merespon lalu Terdakwa pergi kedapur mengambil parang dan dihalangi oleh saksi Ali Sutan sambil berkata “sudahlah pak, bukan bapak yang dicarinya Tan Husein dan Tan Gozali yang dicari”, sambil mengambil parang yang dipegang Terdakwa. Selanjutnya Terdakwa mengatakan “pergi umumkan ke masjid”, saksi Ali Sutan mengatakan kepada Terdakwa “udahlah pak” jawab Terdakwa “jangan urusi aku” dan karena tidak ada yang mau mengumumkan ke masjid Terdakwa pergi berlari ke Masjid Pasar Maga selanjutnya korban Ade dan kawan-kawan kembali kerumahnya di Desa Maga Lombang; Bahwa selanjutnya ada pengumuman di Masjid Pasar Maga yang mengatakan “kumpul dulu di Masjid Pasar Maga, mau melakukan penyerangan ke rumah besar (raja) karena mau dibunuh si Ade tokoh masyarakat kita yaitu Pak Herman”, dan saksi Zulkifli Rangkuti alias Ucok Bariba dan Jamil berkeliling mengatakan “apa lagi, ayo berangkat ke Maga Lombang” dengan menggunakan TOA (pengeras suara) selanjutnya massa yang berjumlah ± 200 (dua ratus) orang berkumpul di Pasar Maga dan masing-masing orang membawa alat seperti : parang, bambu, kayu, batu, cangkul dan lain-lain sedangkan Terdakwa Herman membawa parang dan pada saat massa telah berkumpul Terdakwa mengatakan “tadi datang si Ade mau membacok aku, ayo kita tangkap si Ade ke Maga Lombang” kemudian massa berangkat ke Maga Lombang yang dipimpin oleh Terdakwa; Selanjutnya setelah rombongan massa tersebut tiba didepan rumah korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek dengan jarak sekitar ± 5 (lima) meter Terdakwa mengatakan “Ayo maju serbu, Bunuh si Ade, serang” “Maju hancurkan, bakar-bakar” kemudian massa menyerang rumah korban Ade dengan cara melempar dan merusak rumah serta barang-barang yang ada didalamya. Dan pada saat korban keluar ke depan rumahnya Terdakwa langsung mendatangi korban dan berkata “kau yang mau membunuh aku Adek, kau yang mau membunuh aku Adek”, selanjutnya Terdakwa membacokkan parang yang dipegang
ditangan
kanannya
kearah
kepala
sebelah
kiri
korban
dan
mengakibatkan korban mengalami luka yang cukup serius dan mengeluarkan darah yang cukup banyak lalu korban berlari ke arah Jalan Aek Bondar dan massa melempari korban menggunakan batu kemudian Terdakwa dan Sahrin serta beberapa massa mengejar korban;
-6-
Bahwa selanjutnya setelah rombongan massa membubarkan diri datang saksi Siswanto (anggota kepolisian Polsek Kotanopan) bersama Jariaman Purba menggunakan mobil patroli membawa korban Ade hendak menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madina di Panyabungan, namun sekitar 15 menit kemudian korban meninggal dunia; Bahwa berdasarkan Visum et Repertum RSUD Mandailing Natal tanggal 20 Januari 2015, No:445/468/RSU/2015 yang ditandatangani oleh dr. Neili Husnaini Lubis, dengan Kesimpulan : telah diperiksa seorang laki-laki umur 50 tahun dalam keadaan sudah meninggal dunia dan dijumpai luka robek di kepala samping kiri sampai ke tulang, di kepala kiri samping retak tulang, di lengan kiri bawah, di siku kanan bagian dalam, keluar darah dari telinga kiri perdarahan aktif, memar di kepala samping kanan, di ujung alis kanan dan pipi kanan, luka memar di punggung bagian kiri atas, dipunggung bagian kanan atas, lecet disiku kanan, dipergelangan tangan, di punggung tangan kanan, di lutut kanan, di bawah lutut kanan, di bagian kiri bawah di dapati luka lecet yang sudah mengering, didapati bekas tato yang sudah dihapus corak tidak jelas dilengan kiri atas, di lengan kiri bawah ada tato serangga; Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 338 KUHPidana. Lebih Subsidiair. Bahwa ia Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 sekitar jam 11.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari tahun 2015 bertempat di sebuah rumah milik korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek di Desa Maga Lombang Kec. Lembah Sorik Merapi Kab. Mandailing Natal atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, “melakukan penganiayaan (terhadap korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek) mangakibatkan mati”, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara atau setidak-tidaknya dengan cara sebagai berikut: Berawal pada hari Selasa 20 Januari 2015 sekira jam 09.00 WIB korban Ispara Sakti Nasution alias Ade bersama : Suang Kupon Martua Nasution alias Martua, Parlaungan Nasuton alias Laung, Pintor Hamonangan Nasution alias
-7-
Uneng, Baringin Lubis alias Baringin datang ke warung Saroha di Kel. Pasar Maga dimana pada saat itu korban Ade membawa parang yang dipegang ditangannya setelah masuk ke warung tersebut korban Ade memukulkan parang ke meja lalu berkata “mana Tan Gozali sama Tan Huseini virus itu”, saat itu Terdakwa yang berada di warung tersebut berdiri sambil dan mengatakan “apa lagi” (sambil menggerakkan kedua tangannya seperti menyuruh orang yang ada di warung Saroha) namun tidak ada yang merespon lalu Terdakwa pergi kedapur mengambil parang dan dihalangi oleh saksi Ali Sutan sambil berkata “sudahlah pak, bukan bapak yang dicarinya Tan Husein dan Tan Gozali yang dicari”, sambil mengambil parang yang dipegang Terdakwa. Selanjutnya Terdakwa mengatakan “pergi umumkan ke masjid”, saksi Ali Sutan mengatakan kepada Terdakwa “udahlah pak” jawab Terdakwa “jangan urusi aku” dan karena tidak ada yang mau mengumumkan ke masjid Terdakwa pergi berlari ke Masjid Pasar Maga selanjutnya korban Ade dan kawan-kawan kembali kerumahnya di Desa Maga Lombang; Bahwa selanjutnya ada pengumuman di Masjid Pasar Maga yang mengatakan “kumpul dulu di Masjid Pasar Maga, mau melakukan penyerangan ke rumah besar (raja) karena mau dibunuh si Ade tokoh masyarakat kita yaitu Pak Herman”, dan saksi Zulkifli Rangkuti alias Ucok Bariba dan Jamil berkeliling mengatakan “apa lagi, ayo berangkat ke Maga Lombang” dengan menggunakan TOA (pengeras suara) selanjutnya massa yang berjumlah ± 200 (dua ratus) orang berkumpul di Pasar Maga dan masing-masing orang membawa alat seperti : parang, bambu, kayu, batu, cangkul dan lain-lain sedangkan Terdakwa Herman membawa parang dan pada saat massa telah berkumpul Terdakwa mengatakan “tadi datang si Ade mau membacok aku, ayo kita tangkap si Ade ke Maga Lombang” kemudian massa berangkat ke Maga Lombang yang dipimpin oleh Terdakwa; Selanjutnya setelah rombongan massa tersebut tiba didepan rumah korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek dengan jarak sekitar ± 5 (lima) meter Terdakwa mengatakan “Ayo maju serbu, Bunuh si Ade, serang” “Maju hancurkan, bakar-bakar” kemudian massa menyerang rumah korban Ade dengan cara melempar dan merusak rumah serta barang-barang yang ada didalamya. Dan pada saat korban keluar ke depan rumahnya Terdakwa langsung mendatangi korban dan berkata “kau yang mau membunuh aku Adek, kau yang mau membunuh aku Adek”, selanjutnya Terdakwa membacokkan parang yang dipegang
ditangan
kanannya
kearah
kepala
sebelah
kiri
korban
dan
-8-
mengakibatkan korban mengalami luka yang cukup serius dan mengeluarkan darah yang cukup banyak lalu korban berlari ke arah Jalan Aek Bondar dan massa melempari korban menggunakan batu kemudian Terdakwa dan Sahrin serta beberapa massa mengejar korban; Bahwa selanjutnya setelah rombongan massa membubarkan diri datang saksi Siswanto (anggota kepolisian Polsek Kotanopan) bersama Jariaman Purba menggunakan mobil patroli membawa korban Ade hendak menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madina di Panyabungan, namun sekitar 15 menit kemudian korban meninggal dunia; Bahwa berdasarkan Visum et Repertum RSUD Mandailing Natal tanggal 20 Januari 2015, No:445/468/RSU/2015 yang ditandatangani oleh dr. Neili Husnaini Lubis, dengan Kesimpulan : telah diperiksa seorang laki-laki umur 50 tahun dalam keadaan sudah meninggal dunia dan dijumpai luka robek di kepala samping kiri sampai ke tulang, di kepala kiri samping retak tulang, di lengan kiri bawah, di siku kanan bagian dalam, keluar darah dari telinga kiri perdarahan aktif, memar di kepala samping kanan, di ujung alis kanan dan pipi kanan, luka memar di punggung bagian kiri atas, dipunggung bagian kanan atas, lecet disiku kanan, dipergelangan tangan, di punggung tangan kanan, di lutut kanan, di bawah lutut kanan, di bagian kiri bawah di dapati luka lecet yang sudah mengering, didapati bekas tato yang sudah dihapus corak tidak jelas dilengan kiri atas, di lengan kiri bawah ada tato serangga; Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 351 ayat (3) KUHPidana. Atau Kedua Bahwa ia Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 sekitar jam 11.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari tahun 2015 bertempat di sebuah rumah milik korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek di Desa Maga Lombang Kec. Lembah Sorik Merapi Kab. Mandailing Natal atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, “dimuka umum dengan lisan atau tulisan
-9-
menghasut supaya melakukan perbuatan pidana, melakukan kekerasan terhadapa penguasa umum atau tidak menuruti baik ketentuan undang-undang maupun perintah jabatan yang diberikan berdasar ketentuan undang-undang”, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara atau setidak-tidaknya dengan cara sebagai berikut: Berawal pada hari Selasa 20 Januari 2015 sekira jam 09.00 WIB korban Ispara Sakti Nasution alias Ade bersama : Suang Kupon Martua Nasution alias Martua, Parlaungan Nasuton alias Laung, Pintor Hamonangan Nasution alias Uneng, Baringin Lubis alias Baringin datang ke warung Saroha di Kel. Pasar Maga dimana pada saat itu korban Ade membawa parang yang dipegang ditangannya setelah masuk ke warung tersebut korban Ade memukulkan parang ke meja lalu berkata “mana Tan Gozali sama Tan Huseini virus itu”, saat itu Terdakwa yang berada di warung tersebut berdiri sambil dan mengatakan “apa lagi” (sambil menggerakkan kedua tangannya seperti menyuruh orang yang ada di warung Saroha) namun tidak ada yang merespon lalu Terdakwa pergi kedapur mengambil parang dan dihalangi oleh saksi Ali Sutan sambil berkata “sudahlah pak, bukan bapak yang dicarinya Tan Husein dan Tan Gozali yang dicari”, sambil mengambil parang yang dipegang Terdakwa. Selanjutnya Terdakwa mengatakan “pergi umumkan ke masjid”, saksi Ali Sutan mengatakan kepada Terdakwa “udahlah pak” jawab Terdakwa “jangan urusi aku” dan karena tidak ada yang mau mengumumkan ke masjid Terdakwa pergi berlari ke Masjid Pasar Maga selanjutnya korban Ade dan kawan-kawan kembali kerumahnya di Desa Maga Lombang; Bahwa selanjutnya ada pengumuman di Masjid Pasar Maga yang mengatakan “kumpul dulu di Masjid Pasar Maga, mau melakukan penyerangan ke rumah besar (raja) karena mau dibunuh si Ade tokoh masyarakat kita yaitu Pak Herman”, dan saksi Zulkifli Rangkuti alias Ucok Bariba dan Jamil berkeliling mengatakan “apa lagi, ayo berangkat ke Maga Lombang” dengan menggunakan TOA (pengeras suara) selanjutnya massa yang berjumlah ± 200 (dua ratus) orang berkumpul di Pasar Maga dan masing-masing orang membawa alat seperti : parang, bambu, kayu, batu, cangkul dan lain-lain sedangkan Terdakwa Herman membawa parang dan pada saat massa telah berkumpul Terdakwa mengatakan “tadi datang si Ade mau membacok aku, ayo kita tangkap si Ade ke Maga Lombang” kemudian massa berangkat ke Maga Lombang yang dipimpin oleh Terdakwa;
- 10 -
Selanjutnya setelah rombongan massa tersebut tiba didepan rumah korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek dengan jarak sekitar ± 5 (lima) meter Terdakwa mengatakan “Ayo maju serbu, Bunuh si Ade, serang” “Maju hancurkan, bakar-bakar” kemudian massa menyerang rumah korban Ade dengan cara melempar dan merusak rumah serta barang-barang yang ada didalamya. Dan pada saat korban keluar ke depan rumahnya Terdakwa langsung mendatangi korban dan berkata “kau yang mau membunuh aku Adek, kau yang mau membunuh aku Adek”, selanjutnya Terdakwa membacokkan parang yang dipegang
ditangan
kanannya
kearah
kepala
sebelah
kiri
korban
dan
mengakibatkan korban mengalami luka yang cukup serius dan mengeluarkan darah yang cukup banyak lalu korban berlari ke arah Jalan Aek Bondar dan massa melempari korban menggunakan batu kemudian Terdakwa dan Sahrin serta beberapa massa mengejar korban; Bahwa selanjutnya setelah rombongan massa membubarkan diri datang saksi Siswanto (anggota kepolisian Polsek Kotanopan) bersama Jariaman Purba menggunakan mobil patroli membawa korban Ade hendak menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madina di Panyabungan, namun sekitar 15 menit kemudian korban meninggal dunia; Bahwa berdasarkan Visum et Repertum RSUD Mandailing Natal tanggal 20 Januari 2015, No:445/468/RSU/2015 yang ditandatangani oleh dr. Neili Husnaini Lubis, dengan Kesimpulan : telah diperiksa seorang laki-laki umur 50 tahun dalam keadaan sudah meninggal dunia dan dijumpai luka robek di kepala samping kiri sampai ke tulang, di kepala kiri samping retak tulang, di lengan kiri bawah, di siku kanan bagian dalam, keluar darah dari telinga kiri perdarahan aktif, memar di kepala samping kanan, di ujung alis kanan dan pipi kanan, luka memar di punggung bagian kiri atas, dipunggung bagian kanan atas, lecet disiku kanan, dipergelangan tangan, di punggung tangan kanan, di lutut kanan, di bawah lutut kanan, di bagian kiri bawah di dapati luka lecet yang sudah mengering, didapati bekas tato yang sudah dihapus corak tidak jelas dilengan kiri atas, di lengan kiri bawah ada tato serangga; Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 160 KUHPidana. Atau Ketiga
- 11 -
Bahwa ia Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok pada hari Selasa tanggal 20 Januari 2015 sekitar jam 11.30 WIB atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam bulan Januari tahun 2015 bertempat di sebuah rumah milik korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek di Desa Maga Lombang Kec. Lembah Sorik Merapi Kab. Mandailing Natal atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Mandailing Natal yang berwenang memeriksa dan mengadili perkaranya, “dengan terang-terangan dan dengan tenaga bersama menggunakan kekerasan terhadap orang atau barang, jika kekerasan mengakibatkan maut”, perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara atau setidak-tidaknya dengan cara sebagai berikut: Berawal pada hari Selasa 20 Januari 2015 sekira jam 09.00 WIB korban Ispara Sakti Nasution alias Ade bersama : Suang Kupon Martua Nasution alias Martua, Parlaungan Nasuton alias Laung, Pintor Hamonangan Nasution alias Uneng, Baringin Lubis alias Baringin datang ke warung Saroha di Kel. Pasar Maga dimana pada saat itu korban Ade membawa parang yang dipegang ditangannya setelah masuk ke warung tersebut korban Ade memukulkan parang ke meja lalu berkata “mana Tan Gozali sama Tan Huseini virus itu”, saat itu Terdakwa yang berada di warung tersebut berdiri sambil dan mengatakan “apa lagi” (sambil menggerakkan kedua tangannya seperti menyuruh orang yang ada di warung Saroha) namun tidak ada yang merespon lalu Terdakwa pergi kedapur mengambil parang dan dihalangi oleh saksi Ali Sutan sambil berkata “sudahlah pak, bukan bapak yang dicarinya Tan Husein dan Tan Gozali yang dicari”, sambil mengambil parang yang dipegang Terdakwa. Selanjutnya Terdakwa mengatakan “pergi umumkan ke masjid”, saksi Ali Sutan mengatakan kepada Terdakwa “udahlah pak” jawab Terdakwa “jangan urusi aku” dan karena tidak ada yang mau mengumumkan ke masjid Terdakwa pergi berlari ke Masjid Pasar Maga selanjutnya korban Ade dan kawan-kawan kembali kerumahnya di Desa Maga Lombang; Bahwa selanjutnya ada pengumuman di Masjid Pasar Maga yang mengatakan “kumpul dulu di Masjid Pasar Maga, mau melakukan penyerangan ke rumah besar (raja) karena mau dibunuh si Ade tokoh masyarakat kita yaitu Pak Herman”, dan saksi Zulkifli Rangkuti alias Ucok Bariba dan Jamil berkeliling mengatakan “apa lagi, ayo berangkat ke Maga Lombang” dengan menggunakan TOA (pengeras suara) selanjutnya massa yang berjumlah ± 200 (dua ratus) orang berkumpul di Pasar Maga dan masing-masing orang membawa alat seperti :
- 12 -
parang, bambu, kayu, batu, cangkul dan lain-lain sedangkan Terdakwa Herman membawa parang dan pada saat massa telah berkumpul Terdakwa mengatakan “tadi datang si Ade mau membacok aku, ayo kita tangkap si Ade ke Maga Lombang” kemudian massa berangkat ke Maga Lombang yang dipimpin oleh Terdakwa; Selanjutnya setelah rombongan massa tersebut tiba didepan rumah korban Aspara Sakti Nasution Alias Adek dengan jarak sekitar ± 5 (lima) meter Terdakwa mengatakan “Ayo maju serbu, Bunuh si Ade, serang” “Maju hancurkan, bakar-bakar” kemudian massa menyerang rumah korban Ade dengan cara melempar dan merusak rumah serta barang-barang yang ada didalamya. Dan pada saat korban keluar ke depan rumahnya Terdakwa langsung mendatangi korban dan berkata “kau yang mau membunuh aku Adek, kau yang mau membunuh aku Adek”, selanjutnya Terdakwa membacokkan parang yang dipegang
ditangan
kanannya
kearah
kepala
sebelah
kiri
korban
dan
mengakibatkan korban mengalami luka yang cukup serius dan mengeluarkan darah yang cukup banyak lalu korban berlari ke arah Jalan Aek Bondar dan massa melempari korban menggunakan batu kemudian Terdakwa dan Sahrin serta beberapa massa mengejar korban; Bahwa selanjutnya setelah rombongan massa membubarkan diri datang saksi Siswanto (anggota kepolisian Polsek Kotanopan) bersama Jariaman Purba menggunakan mobil patroli membawa korban Ade hendak menuju Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Madina di Panyabungan, namun sekitar 15 menit kemudian korban meninggal dunia; Bahwa berdasarkan Visum et Repertum RSUD Mandailing Natal tanggal 20 Januari 2015, No:445/468/RSU/2015 yang ditandatangani oleh dr. Neili Husnaini Lubis, dengan Kesimpulan : telah diperiksa seorang laki-laki umur 50 tahun dalam keadaan sudah meninggal dunia dan dijumpai luka robek di kepala samping kiri sampai ke tulang, di kepala kiri samping retak tulang, di lengan kiri bawah, di siku kanan bagian dalam, keluar darah dari telinga kiri perdarahan aktif, memar di kepala samping kanan, di ujung alis kanan dan pipi kanan, luka memar di punggung bagian kiri atas, dipunggung bagian kanan atas, lecet disiku kanan, dipergelangan tangan, di punggung tangan kanan, di lutut kanan, di bawah lutut kanan, di bagian kiri bawah di dapati luka lecet yang sudah mengering, didapati bekas tato yang sudah dihapus corak tidak jelas dilengan kiri atas, di lengan kiri bawah ada tato serangga;
- 13 -
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana pada Pasal 170 Ayat (2) ke-3 KUHPidana. Membaca surat tuntutan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Panyabungan, bahwa Terdakwa telah dituntut sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok tidak terbukti bersalah melakukan tindak pidana “melakukan pembunuhan dengan rencana terlebih dahulu”, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 340 KUHPidana dalam dakwaan pertama primair; 2. Membebaskan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok dari dakwaan pertama primair tersebut; 3. Menyatakan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “melakukan pembunuhan terhadap korban Ispara Sakti Nasution alias Ade” sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 338 KUHPidana sebagaimana dalam dakwaan pertama subsidair kami; 4. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa berupa pidana penjara selama 8 (delapan) tahun dikurangkan seluruhnya selama Terdakwa berada dalam tahanan dengan perintah supaya Terdakwa tetap ditahan; 5. Menyatakan barang bukti berupa: - 1 (satu) unit sepeda motor merk Yamaha dengan nomor rangka MH328BD40CBJ097986 dan nomor mesin 28D-3098010 dalam keadaan bekas terbakar. - 1 (satu) unit sepeda
motor merk Honda dengan nomor rangka
MH10JF91168K500759 dan nomor mesin JF91E19497304 dalam keadaan bekas terbakar. - 1 (satu) unit sepeda dayung dalam keadaan bekas terbakar. - 1 (satu) unit mesin cinsaw dalam keadaan bekas terbakar. - 1 (satu) unit televisi merk LG dalam keadaan rusak. - 1 (satu) unit mesin genset warna kuning merk Dai Sung dalam keadaan rusak. - 1 (satu) unit mesin genset warna biru merk Electro Ignition dalam keadaan rusak. - 1 (satu) buah meja yang kacanya telah pecah.
- 14 -
- 1 (satu) unit kipas angin merk Miako dalam keadaan rusak; - 1 (satu) unit tape merk Polytron dalam keadaan rusak. - 2 (dua) unit Loud Speaker merk Polytron dalam keadaan rusak. - 1 (satu) unit mobil minibus Toyota Kijang warna hijau dengan Nomor Polisi BK 298 RK dalam keadaan kaca pecah. - 1 (satu) buah lambang merk mobil Toyota. Dikembalikan kepada yang berhak. - 1 (satu) potong kaos warna cokelat yang berlumuran darah. - 1 (satu) potong kemeja warna hitam bertuliskan huruf arab. - 1 (satu) potong celana panjang loreng berwarna abu-abu. - 1 (satu) potong celana pendek jeans warna biru. - 1 (satu) potong celana dalam merk Rider warna putih. - 1 (satu) ikat pinggang warna hijau. - 1 (satu) gelang bergambar tengkorak. - 1 (satu) cincin. - 1 (satu) bungkus rokok DJISAMSOE Magnum - Uang sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah). - Sepasang sepatu boat warna hijau. - Pecahan kaca berwarna bening berwarna hitam. - 1 (satu) lembar daun jendela yang kacanya telah pecah. - 1 (satu) buah tutup bar mesin cinsaw warna orange. - 1 (satu) buah pecahan bola kaki. - 1 (satu) buah jerigen. - 1 (satu) mangkok aluminium. - 14 (empat belas) pecahan pot yang terbuat dari tanah. - 200 (dua ratus) buah batu berbagai ukuran. - 1 (satu) bilah mata tombak tanpa gagang. - 5 (lima) batang potongan bambu berwarna kuning. - 1 (satu) batang potongan tebu warna kuning. - 3 (tiga) potong kayu broti. - 4 (empat) potong kayu bulat berbagai ukuran. - 5 (lima) batang potongan kayu berbagai ukuran. Dirampas untuk dimusnahkan. 6. Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000,(tiga ribu rupiah);
- 15 -
Membaca
putusan
Pengadilan
Negeri
Mandailing
Natal
nomor
:
94/Pid.B/2015/PN.Mdl, tanggal 9 Juli 2015, yang amarnya berbunyi sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam dakwaan alternatif pertama primair dan alternatif pertama subsidair; 2. Mebebaskan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok oleh karena itu dari dakwaan alternatif pertama primair dan alternatif pertama subsidair tersebut; 3. Menyatakan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penganiayaan mengkibatkan mati”; 4. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) Tahun dan 6 (enam) Bulan; 5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 6. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan; 7. Menetapkan barang bukti berupa: -
1 (satu) unit sepeda motor merk Yamaha dengan nomor rangka MH328BD40CBJ097986 dan nomor mesin 28D-3098010 dalam keadaan bekas terbakar.
-
1 (satu) unit sepeda motor merk Honda dengan nomor rangka MH10JF91168K500759 dan nomor mesin JF91E19497304 dalam keadaan bekas terbakar.
-
1 (satu) unit sepeda dayung dalam keadaan bekas terbakar.
-
1 (satu) unit mesin cinsaw dalam keadaan bekas terbakar.
-
1 (satu) unit televisi merk LG dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) unit mesin genset warna kuning merk Dai Sung dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) unit mesin genset warna biru merk Electro Ignition dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) buah meja yang kacanya telah pecah.
-
1 (satu) unit kipas angin merk Miako dalam keadaan rusak;
-
1 (satu) unit tape merk Polytron dalam keadaan rusak.
- 16 -
-
2 (dua) unit Loud Speaker merk Polytron dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) unit mobil minibus Toyota Kijang warna hijau dengan Nomor Polisi BK 298 RK dalam keadaan kaca pecah.
-
1 (satu) buah lambang merk mobil Toyota.
-
Uang sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah).
-
Sepasang sepatu boat warna hijau.
-
1 (satu) buah tutup bar mesin cinsaw warna orange.
-
1 (satu) buah jerigen.
-
1 (satu) mangkok aluminium.
Dikembalikan kepada yang berhak. -
1 (satu) potong kaos warna cokelat yang berlumuran darah.
-
1 (satu) potong kemeja warna hitam bertuliskan huruf arab.
-
1 (satu) potong celana panjang loreng berwarna abu-abu.
-
1 (satu) potong celana pendek jeans warna biru.
-
1 (satu) potong celana dalam merk Rider warna putih.
-
1 (satu) ikat pinggang warna hijau.
-
1 (satu) gelang bergambar tengkorak.
-
1 (satu) cincin.
-
1 (satu) bungkus rokok DJISAMSOE Magnum
-
Pecahan kaca berwarna bening berwarna hitam.
-
1 (satu) lembar daun jendela yang kacanya telah pecah.
-
1 (satu) buah pecahan bola kaki.
-
14 (empat belas) pecahan pot yang terbuat dari tanah.
-
200 (dua ratus) buah batu berbagai ukuran.
-
1 (satu) bilah mata tombak tanpa gagang.
-
5 (lima) batang potongan bambu berwarna kuning.
-
1 (satu) batang potongan tebu warna kuning.
-
3 (tiga) potong kayu broti.
-
4 (empat) potong kayu bulat berbagai ukuran.
-
5 (lima) batang potongan kayu berbagai ukuran.
Dirampas untuk dimusnahkan. 8. Membebankan kepada Terdakwa membayar biaya perkara sejumlah Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah); Telah membaca :
- 17 -
1. Akta Permintaan Banding yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Negeri Mandailing Natal bahwa pada tanggal 14 Juli 2015, Jaksa Penuntut Umum telah mengajukan permintaan banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal nomor : 94/Pid.B/2015/PN.Mdl, tanggal 9 Juli 2015; 2. Relaas Pemberitahuan Permintaan Banding yang disampaikan oleh Jurusita Pengadilan Negeri Mandailing Natal, bahwa permintaan banding tersebut telah diberitahukan kepada Penasihat Hukum Terdakwa pada tanggal 14 Agustus 2015; 3. Memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 30 Juli 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mandailing Natal pada tanggal 30 Juli 2015, dan memori banding tersebut telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Penasihat Hukum Terdakwa pada tanggal 20 Agustus 2015; 4. Kontra memori banding yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa tertangg 2 September 2015, yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Mandailing Natal pada tanggal 2 September 2015, dan kontra memori banding tersebut telah dengan sempurna diberitahukan dan diserahkan kepada Jaksa Penuntut Umum pada tanggal 7 September 2015; 5. Surat mempelajari berkas perkara Pengadilan Negeri Mandailing Natal tertanggal 28 Juli 2015 yang disampaikan masing-masing kepada Jaksa Penuntut Umum dan Penasihat Hukum Terdakwa untuk mempelajari berkas perkara tersebut, selama 7 (tujuh) hari terhitung sejak tanggal pemberitahuan tersebut sebelum berkas dikirim ke Pengadilan Tinggi; Menimbang, bahwa permintaan akan pemeriksaan dalam tingkat banding oleh Jaksa Penuntut Umum telah diajukan dalam tenggang waktu dan dengan tata cara serta memenuhi syarat-syarat yang ditentukan oleh Undang-Undang, maka permintaan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 30 Juli 2015, pada prinsipnya adalah memohon agar Pengadilan Tinggi menjatuhkan pidana penjara terhadap Terdakwa selama 8 (delapan) tahun dikurangkan seluruhnya selama Terdakwa berada dalam tahanan;
- 18 -
Menimbang, bahwa terhadap memori banding dari Jaksa Penuntut Umum tersebut, Penasihat Hukum Terdakwa telah mengajukan kontra memori banding tertanggal 2 September 2015, yang pada prinsipnya mendukung dan menyetujui putusan Pengadilan tingkat pertama, dan memohon agar Pengadilan Tinggi menguatkan putusan Pengadilan tingkat pertama tersebut; Menimbang, bahwa setelah Pengadilan Tinggi mempelajari dengan seksama berkas perkara yang dimohonkan banding oleh Jaksa Penuntut Umum yang terdiri dari Berita Acara Pemeriksaan dari Penyidik, Berita Acara Pemeriksaan Persidangan Pengadilan Negeri Mandailing Natal, berikut surat yang timbul dipersidangan berhubungan dengan perkara ini dan turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Mandailing Natal nomor : 94/Pid.B/2015/PN.Mdl, tanggal 9 Juli 2015, Memori banding yang diajukan oleh Jaksa Penuntut Umum tertanggal 30 Juli 2015, serta kontra memori banding yang diajukan oleh Penasihat Hukum Terdakwa tertangg 2 September 2015, berpendapat bahwa pertimbangan hukum Majelis Hakim Tingkat Pertama yang mendasari putusannya mengenai telah terbuktinya secara sah dan meyakinkan kesalahan Terdakwa sebagaimana yang didakwakan kepadanya telah tepat dan benar, oleh karenanya Pengadilan Tinggi dapat menyetujui dan mengambil alih sebagai pertimbangan hukumnya sendiri dalam memeriksa dan memutus perkara ini ditingkat banding, kecuali pidana yang dijatuhkan terhadap Tedakwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi menilai terlalu ringan, dimana perbuatan Terdakwa telah mengakibatkan korban meninggal dunia; Menimbang, bahwa pidana yang dijatuhkan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tinggi sebagaimana terserbut pada amar dibawah ini dinilai telah memenuhi rasa keadilan; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas,
maka
putusan
Pengadilan
Negeri
Mandailing
Natal
nomor
:
94/Pid.B/2015/PN.Mdl, tanggal 9 Juli 2015 yang di mintakan banding tersebut perlu diperbaiki sekedar mengenai penjatuhan pidana terhadap Terdakwa; Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap Terdakwa telah dilakukan penahanan yang sah, maka masa penahanan tersebut harus dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan;
- 19 -
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa ditahan dan penahanan terhadap Terdakwa dilandasi dengan alasan yang cukup, maka perlu ditetapkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tetap dinyatakan bersalah dan dipidana, maka dibebani pula untuk membayar biaya perkara yang timbul dikedua tingkat peradilan; Memperhatikan pasal 351 Ayat (3) KUHP, Undang-Undang Republik Indonesia nomor : 8 Tahun 1981 tentang KUHAP, serta peraturan perundangundangan lain yang bersangkutan; MENGADILI : -
Menerima permintaan banding dari Jaksa Penuntut Umum;
-
Memperbaiki
Putusan
Pengadilan
Negeri
Mandailing
Natal
nomor
:
94/Pid.B/2015/PN.Mdl, tanggal 9 Juli 2015, yang dimintakan banding tersebut, sekedar mengenai penjatuhan pidana terhadap Tedakwa, sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut; 1. Menyatakan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksudkan dalam dakwaan alternatif pertama primair dan alternatif pertama subsidair; 2. Mebebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan alternatif pertama primair dan alternatif pertama subsidair tersebut; 3. Menyatakan Terdakwa Herman Nasution Alias Ompung Herman Alias Ayah Maga Alias Ayah Mandailing Alias Pak Eok telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah
melakukan
tindak
pidana
“Penganiayaan
mengkibatkan mati”; 4. Menjatuhkan pidana kepada Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 6 (enam) tahun; 5. Menetapkan masa penangkapan dan penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan; 6. Menetapkan Terdakwa tetap ditahan; 7. Menetapkan barang bukti berupa:
- 20 -
-
1 (satu) unit sepeda motor merk Yamaha dengan nomor rangka MH328BD40CBJ097986
dan
nomor
mesin
28D-3098010
dalam
keadaan bekas terbakar. -
1 (satu) unit sepeda motor merk Honda dengan nomor rangka MH10JF91168K500759 dan nomor mesin JF91E19497304 dalam keadaan bekas terbakar.
-
1 (satu) unit sepeda dayung dalam keadaan bekas terbakar.
-
1 (satu) unit mesin cinsaw dalam keadaan bekas terbakar.
-
1 (satu) unit televisi merk LG dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) unit mesin genset warna kuning merk Dai Sung dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) unit mesin genset warna biru merk Electro Ignition dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) buah meja yang kacanya telah pecah.
-
1 (satu) unit kipas angin merk Miako dalam keadaan rusak;
-
1 (satu) unit tape merk Polytron dalam keadaan rusak.
-
2 (dua) unit Loud Speaker merk Polytron dalam keadaan rusak.
-
1 (satu) unit mobil minibus Toyota Kijang warna hijau dengan Nomor Polisi BK 298 RK dalam keadaan kaca pecah.
-
1 (satu) buah lambang merk mobil Toyota.
-
Uang sebesar Rp. 3.000,- (tiga ribu rupiah).
-
Sepasang sepatu boat warna hijau.
-
1 (satu) buah tutup bar mesin cinsaw warna orange.
-
1 (satu) buah jerigen.
-
1 (satu) mangkok aluminium.
Dikembalikan kepada yang berhak. -
1 (satu) potong kaos warna cokelat yang berlumuran darah.
-
1 (satu) potong kemeja warna hitam bertuliskan huruf arab.
-
1 (satu) potong celana panjang loreng berwarna abu-abu.
-
1 (satu) potong celana pendek jeans warna biru.
- 21 -
-
1 (satu) potong celana dalam merk Rider warna putih.
-
1 (satu) ikat pinggang warna hijau.
-
1 (satu) gelang bergambar tengkorak.
-
1 (satu) cincin.
-
1 (satu) bungkus rokok DJISAMSOE Magnum
-
Pecahan kaca berwarna bening berwarna hitam.
-
1 (satu) lembar daun jendela yang kacanya telah pecah.
-
1 (satu) buah pecahan bola kaki.
-
14 (empat belas) pecahan pot yang terbuat dari tanah.
-
200 (dua ratus) buah batu berbagai ukuran.
-
1 (satu) bilah mata tombak tanpa gagang.
-
5 (lima) batang potongan bambu berwarna kuning.
-
1 (satu) batang potongan tebu warna kuning.
-
3 (tiga) potong kayu broti.
-
4 (empat) potong kayu bulat berbagai ukuran.
-
5 (lima) batang potongan kayu berbagai ukuran.
Dirampas untuk dimusnahkan. 8. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan yang dalam tingkat banding sebesar Rp 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).
Demikianlah diputuskan dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Kamis tanggal 1 Oktober 2015 oleh kami : BANTU GINTING, SH. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis, JANNES ARITONANG, SH.MH. dan Dr. RIDWAN RAMLI, SH.MH. masing-masing sebagai Hakim-Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam peradilan tingkat banding, berdasarkan Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 17 September 2015, nomor : 565/PID/2015/PT.MDN, putusan tersebut diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Selasa tanggal 6 Oktober 2015, oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota serta RAHMAD
- 22 -
PARULIAN, SH.MHum. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh Jaksa Penuntut Umum dan Terdakwa.
Hakim - Hakim Anggota,
ttd 1. JANNES ARITONANG, SH.MH.
Hakim Ketua Majelis,
ttd BANTU GINTING, SH.
ttd 2. Dr. RIDWAN RAMLI, SH.MH. Panitera Pengganti,
ttd RAHMAD PARULIAN, SH.MHum.