PUTUSAN Nomor : 103/PDT/2015/PT MDN
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA
Pengadilan Tinggi Medan yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara perdata pada tingkat banding telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:
TERBANDING, Laki Laki, 34 tahun, Kristen Protestan, pekerjaan Dokter, Warga Negara Indonesia, Beralamat di Medan ; Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya : 1. Hendrik Parlaungan Soambaton,SH. 2. Frangky Alexander Purba,SH. Berdasarkan Surat Kuasa Khusus
tertanggal 12 Juni
2014, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan
di
bawah
Nomor
1414/Penk/2014/PN.Mdn,
tertanggal 24 Juni 2014 ; Selanjutnya
disebut
sebagai
Pembanding
semula
Penggugat; L A W A N TERBANDING, Perempuan, 32 tahun, Kristen, Pekerjaan Dokter, Warga Negara Philipina, beralamat di 1971-B Pedro Gil Sta.Ana Manila Philippines 1009, yang beralamat sementara di Medan ; Yang dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya bernama AG Jacob Manurung,SH. berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 18 Agustus 2014 yang telah terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan dibawah nomor : 1823/Penk/2014/PN.Mdn.tertanggal 28 Agustus 2014, selanjutnya
disebut
sebagai
Terbanding
semula
Tergugat; Pengadilan Tinggi tersebut ;
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 1 dari 24 Hal.
Setelah membaca berkas perkara Nomor 103/PDT/2015/PT.MDN dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; Setelah membaca salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 312/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 24 Nopember 2014 dan surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; TENTANG DUDUK PERKARA Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat Gugatan tanggal 24 Juni 2014 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan dalam Register Nomor 312/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 24 Juni 2014 telah mengajukan gugatan sebagai berikut : 1. Bahwa pada tanggal 20 Mei 2012 Penggugat dengan Tergugat telah melangsungkan Perkawinan di hadapan Pemuka Agama Kristen Protestan di Gereja Grace Gospel Church Santa Mesa Manila dan telah didaftarkan ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai Surat Keterangan Nomor 217 / VI / 2013 tertanggal 25 Juni 2013 ; Dengan demikian Perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat adalah sah secara hukum sebagaimana dikehendaki oleh UU No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ; 2. Bahwa
pada
awalnya
rumah
tangga
Penggugat
dengan
Tergugat
berlangsung dengan baik dan harmonis serta rukun dan damai sehingga dari perkawinan Penggugat dan Tergugat lahirlah 1 ( satu ) orang anak laki – laki bernama LANCE JADEN TIONG TAMA lahir pada tanggal 15 Februari 2013 umur 1 (satu) tahun ; 3. Bahwa keharmonisan rumah tangga Penggugat dengan Tergugat tersebut mulai terusik sejak kelahiran anak pertama dikarenakan ketidakpedulian Tergugat untuk mengasuh anak Penggugat dan Tergugat ; 4. Bahwa pertengkaran di dalam rumah tangga sering terjadi oleh karena Tergugat tidak dapat bertindak sebagai istri dan ibu yang baik dan tidak mau mendengar lagi nasehat Penggugat selaku kepala rumah tangga ; 5. Bahwa alangkah terkejutnya Penggugat bahwa pada tanggal 12 Januari 2014 tanpa seizin Penggugat, Tergugat pergi meninggalkan rumah tempat tinggal Penggugat dan Tergugat serta meninggalkan anak Penggugat dan Tergugat
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 2 dari 24 Hal.
dengan alasan berlibur ke Bali dan hingga saat ini tidak pulang ke rumah dan tidak diketahui lagi keberadaan dan tempat tinggal Tergugat ; 6. Bahwa Penggugat berupaya membujuk Tergugat melalui hand phone agar Tergugat kembali pulang ke rumah Penggugat bahkan Penggugat mencoba membicarakan kepada keluarga Tergugat ketika datang ke Medan agar didamaikan antara Penggugat dengan Tergugat namun Tergugat tidak bersedia; 7. Bahwa dengan sikap dan perilaku Tergugat yang tidak baik serta ketidak pedulian terhadap anak Penggugat dan Tergugat, sepatutnya Penggugatlah yang menjadi wali asuh untuk anak laki – laki Penggugat dan Tergugat bernama LANCE JADEN TIONG TAMA : 8. Bahwa dengan demikian, patut dan beralasan sesuai dengan Peraturan Pemerintah
( PP ) No. 9 Tahun 1975 ayat 19 huruf f yang mengatakan “
antara Suami dan Istri terus menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga “, Penggugat memohon perceraian ini guna menghindari pertengkaran yang akan terjadi kembali antara Penggugat dengan Tergugat ;
Bahwa berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas , dengan ini mohon kiranya Bapak Ketua Pengadilan Negeri Medan berkenan untuk menentukan hari dan tanggal persidangan seraya memanggil kedua belah pihak untuk menghadap di persidangan guna memeriksa dan mengadili perkara ini dan selanjutnya memberikan putusan sebagai berikut : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya ; 2. Menyatakan dalam hukum bahwa perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang dilangsungkan di hadapan pemuka agama Kristen Protestan di Gereja Grace Gospel Church Santa Mesa Manila dan telah didaftarkan ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai Surat Keterangan Nomor 217 / VI / 2013 tertanggal 25 Juni 2013 adalah sah menurut hukum ; 3. Menyatakan dalam hukum bahwa Perkawinan antara Penggugat dengan Tergugat yang dilangsungkan di hadapan pemuka agama Kristen Protestan di Gereja Grace Gospel Church Santa Mesa Manila dan telah didaftarkan ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai Surat Keterangan Nomor 217 / VI / 2013 tertanggal 25 Juni 2013 putus karena perceraian ; 4. Menetapkan Penggugat adalah wali asuh dari 1 (satu) anak laki - laki Penggugat dan Tergugat bernama LANCE JADEN TIONG TAMA lahir pada tanggal 15 Februari 2013 ( umur 1 tahun ) :
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 3 dari 24 Hal.
5. Memerintahkan Penggugat agar Tergugat diberi hak untuk mengunjungi, bermain dan bercengkrama dengan anak Penggugat dan Tergugat tersebut setiap saat sebagaimana layaknya hubungan antara orangtua dengan anak ; 6. Memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Medan untuk mengirimkan sehelai salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Kantor Dinas Kependudukan Dan Catatan Sipil kota Medan untuk dicacat dalam Daftar atau Buku Induk Perceraian yang disediakan untuk itu ; 7. Membebankan kepada Tergugat untuk membayar biaya – biaya yang timbul dalam perkara ini ; Atau bila Pengadilan berpendapat lain mohon putusan yang seadil – adilnya
Menimbang, bahwa atas gugatan Penggugat tersebut, Tergugat menyatakan telah mengerti akan maksud dan isinya serta telah pula mengajukan jawabannya tertanggal 25 September 2014, yang menerangkan sebagai berikut : DALAM KONVENSI : 1. Bahwa benar, pada tanggal 20 Mei 2012, Penggugat dengan Tergugat telah melangsungkan perkawinan di Manila dan telah didaftarkan ke Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Pemerintah Kota Medan. 2. Bahwa benar, Lance Jaden Tiong Tama adalah anak laki-laki dari perkawinan Tergugat dan Penggugat, dan Tergugat melahirkannya di Manila Filipina pada tanggal 15 Februari 2013. 3. Bahwa pernyataan-pernyataan Penggugat dalam gugatannya pada butir 3,4,5 dan 6 adalah tidak benar. 4. Bahwa
Tergugat
tidak
dapat
menerima
dalil
Penggugat
dalam
gugatannya pada butir 7 untuk mendapatkan hak wali asuh atau kuasa asuh atas Lance Jaden Tiong Tama, karena Penggugat tidak mempunyai dasar-dasar yang kuat ataupun alasan-alasan hukum yang sah.
DALAM REKONVENSI : Dalam Rekonvensi ini, Penggugat Rekonvensi sebelumnya Tergugat Konvensi selanjutnya disebut “Penggugat Rekonvensi”, akan mengajukan Rekonvensi atau Gugat Balik melawan Tergugat Rekonvensi sebelumnya Penggugat Konvensi selanjutnya disebut “Tergugat Rekonvensi”, dimana kuasa asuh atas Lance Jaden Tiong Tama sangatlah diharapkan diserahkan kepada Penggugat Rekonvensi, sehingga Lance Jaden Tiong Tama dapat sesegera
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 4 dari 24 Hal.
mungkin dibawa pulang kembali ke Manila Filipina di bawah asuhan sehari-hari Penggugat Rekonvensi, berdasarkan peristiwa-peristiwa dan alasan-alasan hukum sebagai berikut : a. Bahwa, ketika Tergugat Rekonvensi sedang menjalani pendidikan dan pelatihan untuk menjadi Dokter Spesialis Anak di Manila, Tergugat Rekonvensi telah datang melamar Penggugat Rekonvensi di rumah tinggal Penggugat Rekonvensi di Manila Filipina pada tanggal 23 Desember 2010, dan sejak hari itu hubungan antara Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi diikat oleh suatu hubungan pertunangan, hingga resmi menikah di Manila 20 Mei 2012, tinggal di satu rumah, lalu 15 Februari 2013 Penggugat Rekonvensi melahirkan seorang anak laki-laki yang diberi nama Lance Jaden Tiong Tama selanjutnya disini disebut “LANCE”. b. Bahwa,
sejak
pernikahan
sampai
Desember
2013,
Penggugat
Rekonvensilah yang menanggung biaya rumah tangga Penggugat Rekonvensi, seperti : pengadaan rumah tinggal, biaya perawatan bayi sebelum dan sesudah lahir, biaya persalinan, dan sebagian besar biaya hidup sehari-hari, sementara Tergugat Rekonvensi masih menjalani pendidikan dan pelatihan untuk menjadi Dokter Spesialis Anak di Manila Filipina atas tanggungan orangtuanya, dan Tergugat Rekonvensi telahmeninggalkan Manila Filipina, kembali ke Indonesia 2 April 2013, dengan
alasan
untuk
mendapatkan
pendidikan
dan
pelatihan
penyesuaian sebagai Dokter Spesialis Anak di Indonesia. c. Bahwa pada bulan Desember 2013, Tergugat Rekonvensi datang kembali ke Manila Filipina dan meminta Penggugat untuk mengambil cuti dalam rangka mengunjungi orangtua Tergugat Rekonvensi di Medan dan dalam rangka liburan Natal Desember 2013 dan Tahun Baru 2014, dan bahwa pada tanggal 19 Desember 2013 Penggugat Rekonvensi, Tergugat Rekonvensi dan LANCE telah datang ke Medan, dengan kesepakatan bahwa Penggugat Rekonvensi dan LANCE akan pulang kembali ke Manila Filipina sehabis liburan, sementara Tergugat Rekonvensi akan tinggal di Medan untuk mendapatkan pendidikan dan pelatihan penyesuaian Dokter Spesialis Anak di Indonesia. d. Bahwa karena kewajiban memenuhi tugas dan tanggung jawab sebagai Dokter di Rumah Sakit di Manila, Penggugat Rekonvensi pulang kembali ke Manila Filipina pada tanggal 12 Januari 2014, dengan kesepakatan: meninggalkan LANCE di bawah pengasuhan Tergugat Rekonvensi dan
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 5 dari 24 Hal.
orangtua Tergugat Rekonvensi, hari ulang tahun pertama kelahiran LANCE, 15 Februari 2014, akan dirayakan di Medan pada tanggal 16 Februari 2014, dan Penggugat Rekonvensi akan membawa LANCE pulang kembali ke Manila Filipina sesudah perayaan hari ulang tahun kelahirannya. e. Bahwa pada tanggal 13 Februari 2014, Penggugat Rekonvensi telah datang kembali ke Medan, namun sikap dan perilaku Tergugat Rekonvensi tidak lagi bersikap dan berperilaku sebagai suami yang baik terhadap istri, dimana Tergugat Rekonvensi tidak memberi pembelaan kepada Penggugat Rekonvensi, ketika ibu Tergugat Rekonvensi tidak mengizinkan Penggugat Rekonvensi untuk memeluk dan menggendong Lance pada saat Penggugat Rekonvensi tiba di rumah orangtua Tergugat Rekonvensi, tempat tinggal Tergugat Rekonvensi, bahkan juga ketika Lance tidak diizinkan tidur bersama Penggugat Rekonvensi, sehingga situasi dan kondisi yang tidak harmonis itu berlanjut hingga tanggal 16 Februari 2014, ketika Tergugat Rekonvensi secara tidak terduga-duga menyuruh
Penggugat
Rekonvensi untuk mengundurkan
diri dari
pekerjaan dan profesi Penggugat Rekonvensi sebagai Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit di Manila, dan memaksakan kehendaknya kepada Penggugat Rekonvensi agar tinggal menetap di rumah orangtua Tergugat Rekonvensi sebagai ibu rumah tangga saja, sedangkan Tergugat Rekonvensi belum memiliki pekerjaan dengan pendapatan tetap, dan bahwa karena Penggugat Rekonvensi belum dapat menyetujui ide dadakan dari Tergugat Rekonvensi tersebut, Tergugat Rekonvensi di hadapan keluarga Penggugat Rekonvensi telah merendahkan marwah dan martabat Penggugat Rekonvensi sebagai wanita baik-baik, yaitu : Tergugat Rekonvensi mengatakan bahwa Tergugat Rekonvensi dapat mengawini tiga Penggugat
perempuan
Rekonvensi
lain
sebagai
untuk menggantikan istri,
dan
bahwa
kedudukan
oleh
karena
kesemuanya itu Penggugat Rekonvensi sebagai seorang istri telah merasa sangat dipermalukan dan direndahkan di hadapan orangtua Tergugat Rekonvensi dan dihadapan keluarga Penggugat Rekonvensi. f. Bahwa, pada tanggal 17 Februari 2014, didampingi orang tua Penggugat Rekonvensi
dan
keluarga
lainnya
dari
Penggugat
Rekonvensi,
Penggugat Rekonvensi mencoba membicarakan secara baik-baik, agar Tergugat Rekonvensi memberikan persetujuannya kepada Penggugat Rekonvensi untuk membawa LANCE pulang kembali ke Manila Filipina,
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 6 dari 24 Hal.
sementara Tergugat Rekonvensi akan menyelesaikan pendidikan dan pelatihan penyesuaian sebagai Dokter Spesialis di Indonesia, tetapi pada saat itu Tergugat Rekonvensi berteriak-teriak dengan keras dan menolak permintaan Penggugat Rekonvensi, sementara pada saat bersamaan orangtua Tergugat Rekonvensi, dengan cara yang tidak patut,menyuruh dan mendorong orangtua Penggugat Rekonvensi keluar dari rumah mereka, sehingga Penggugat Rekonvensi bersama-sama keluarga Penggugat Rekonvensi terpaksa keluar dari rumahmerekaitu, dan pulang kembali pada tanggal 18 Februari 2014 ke Manila Filipina dengan meninggalkan LANCE di rumah orangtua Tergugat Rekonvensi karena paspor LANCE telah diambil sebelumnya oleh Tergugat Rekonvensi dari tas
Penggugat
Rekonvensi,
dan
Tergugat
Rekonvensi
menolak
memberikannya kepada Penggugat Rekonvensi. g. Bahwa, setelah Penggugat Rekonvensi kembali ke Manila, hubungan antara Penggugat Rekonvensi dan Tergugat Rekonvensi tidaklah makin baik, karena setiap kali Penggugat Rekonvensi menghubungi Tergugat Rekonvensi melalui telephone, Tergugat Rekonvensi selalu marah-marah dan beberapa kali mengancam akan memberi insektisida kepada LANCE, dan di lain waktu Tergugat Rekonvensi juga mengancam akan menyakiti dan menceraikan Penggugat Rekonvensi, sehingga Penggugat Rekonvensi tidak lagi berhak atas LANCE, anak kandung Penggugat Rekonvensi sendiri, dan bahwa oleh karena ancaman-ancaman itu, Penggugat Rekonvensi sungguh-sungguh takut dan tidak berani sendirian mengunjungi LANCE di rumah tinggal orangtua Tergugat Rekonvensi. h. Bahwa, pada tanggal 7 Mei 2014, Penggugat Rekonvensi telah datang ke Medan untuk menjemput LANCE kembali ke Manila, karena beberapa hari sebelumnya Tergugat Rekonvensi mengirim kabar bahwa Penggugat Rekonvensi akan membawa LANCE kembali ke Manila tetapi tidak mempunyai uang untuk ongkos perjalanan, tetapi Tergugat Rekonvensi telah
membohongi
Penggugat
Rekonvensi,
bahkan
Penggugat
Rekonvensi tidak dapat bertemu dengan LANCE karena Tergugat Rekonvensi tidak mau membawa LANCE ke tempat penginapan Penggugat Rekonvensi, sekalipun hanya untuk satu malam tidur bersama. i.
Bahwa, untuk keamanan dan keselamatan Penggugat Rekonvensi dan Lance, maka Penggugat Rekonvensi telah menghubungi NCB Interpol
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 7 dari 24 Hal.
Indonesia , KBRI Manila, Kedutaan Besar Filipina Jakartadan KPAI, agar Penggugat
Rekonvensi
dapat
difasilitasi
atau
dimediasi
guna
pemulangan LANCE kembali ke Manila, dan bahwa selanjutnya pada tanggal 24 Juni 2014 Penggugat Rekonvensi didampingi Poltabes Medan cq Perlindungan Perempuan/Anak dan KPAID Medan, telah mencoba berunding langsung dengan Tergugat Rekonvensi di rumah orangtuanya, agar LANCE disetujui dibawa pulangke Manila kembali dibawah asuhan Penggugat Rekonvensi, tetapi Tergugat Rekonvensi menolak begitu juga untuk
tidur
bersama
LANCE
di
tempat
penginapan
Penggugat
Rekonvensi, dan pada saat itu Tergugat Rekonvensi memberitahukan bahwa gugat cerai telah didaftarkannya di Pengadilan Negeri Medan pada hari itu dan tidak mungkin lagi kembali rukun. j.
Bahwa, Penggugat Rekonvensi berpendapat: sikap dan perbuatan Tergugat
Rekonvensi
terhadap
Penggugat
Rekonvensi
adalah
bertentangan dengan pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia individual, di mana Tergugat Rekonvensi secara mendadak memaksakan kehendaknya agar Penggugat Rekonvensi mengundurkan diri dari pekerjaan dan profesi Penggugat Rekonvensi sebagai Dokter Spesialis Anak Rumah Sakit di Manila, dan hanya berfungsi sebagai ibu rumahtangga
tinggal
menetapdi
rumah
orangtuanya
di
Medan,
sementara Tergugat Rekonvensi belum mempunyai pekerjaan dengan pendapatan tetap, dimana hal itu secara spesifik bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Konvensi Wanita, yang telah diratifikasi baik oleh Negara Republik Filipina maupun oleh Negara Republik Indonesia. k. Bahwa, Penggugat Rekonvensi juga berpendapat: sikap dan perbuatan Tergugat
Rekonvensi
terhadap
Penggugat
Rekonvensi
adalah
bertentangan dengan pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia individual, dimana Tergugat Rekonvensi secara akal bulus dan secara paksa memisahkan LANCE dari Penggugat Rekonvensi, ibu kandung LANCE sendiri, dan perbuatan itu adalah bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-hak Anak, yang telah diratifikasi baik oleh Negara Republik Filipina maupun oleh Negara Republik Indonesia. l.
Bahwa,
menimbang-nimbang
LANCE
masih
berumur
satu
tahun,Penggugat Rekonvensi berpendapat : sikap dan perbuatan Tergugat Rekonvensi adalah sangat bertentangan dengan pengakuan dan penghormatan terhadap prinsip dasar paling fundamental dari hak asasi manusia, yaitu : hak keibuan atas anak di satu sisi dan hak anak
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 8 dari 24 Hal.
atas keibuan di sisi lain, yang diakui dan berlakusecara universal, dimana bantuan dan dukungan khusus harus selalu diberikan kepada ibu dan anak dalam keadaan tertentu (Pasal 25, Deklarasi Umum Hak-hak Asasi Manusia). m. Bahwa,
Kitab
Undang-undang
Hukum
Keluarga
Filipina
menyatakan:anak yang masih berumur dibawah tujuh tahun, tidak dibenarkan dipisahkan dari ibu sianak, kecuali oleh putusan pengadilan ( Pasal 213), danoleh karena LANCE masih berumur satu tahun, maka perbuatan memisahkan LANCE dari Penggugat Rekonvensi secara akal bulus dan secara paksa oleh Tergugat Rekonvensi, adalah suatu perbuatan melawan hukum menurut hukum yang berlaku di Filipina. n. Bahwa, didalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dinyatakan bahwa bilamana karena suatu alasan terjadi perceraian atau perpisahan pada perkawinan campuran, maka putusan pengadilan akan menetapkan kuasa asuh pada salah satu orangtua, dan bilamana ibu si anak itu berkewarganegaraan Republik Indonesia, maka pemerintah berwajib mengurus kepentingan terbaik si anak pada pengasuhan ibu (Pasal 29), di mana terhadap ketentuan tersebut berlaku prinsip non diskriminasi sebagai prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak (pasal 2), dan oleh karena itu kuasa asuh atas LANCE sepatutnyalah diserahkan kepada Penggugat Rekonvensi hingga LANCE berumur dewasa atau mencapai umur delapan belas tahun. o. Bahwa, didalam Undang-Undang Republik Indonesia No.12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dinyatakan: anakyang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan ibu warga negara asing adalah
berstatus anak
berkewarganegaraan ganda, dan setelah 18 (delapan belas) tahun atau sudah kawin,anak tersebut harus menyatakan memilih salah satu kewarganegaraannya ( Pasal 4 ayat c dan Pasal 6 ayat 1), maka oleh karena itu LANCE yang berkewarganegaraan ganda, Filipina dan Indonesia, berhak tinggal di Manila Filipina selain di Medan Indonesia hingga dia dewasa atau berumur 18 (delapan belas) tahun. p. Bahwa, untuk kepentingan terbaik LANCE, yang masih berumur satu tahun, Penggugat Rekonvensi menyatakan mampu dan bersedia melaksanakan kewajiban-kewajiban hukum pemangku kuasa asuh sebagaimana
mestinya,
dan
untuk
itu
Penggugat
Rekonvensi
mengajukan Surat Permohonan Putusan Provisionil disertai Surat
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 9 dari 24 Hal.
Pernyataan tentang Kuasa Asuh, sebagai satu kesatuan dan tidak terpisahkan dari Gugat Balik ini.
Berdasarkan uraian peristiwa-peristiwa, serta alasan-alasan hukum dari Penggugat Rekonvensi/Tergugat Konvensi, di mohonkan kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, agar mengadili dan memberi putusan sebagai berikut: DALAM KONVENSI : 1. Menolak memberikan hak wali asuh ataupun kuasa asuh atas LANCE kepada Penggugat Konvensi. 2. Membebankan semua biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Penggugat Konvensi. DALAM REKONVENSI : 1. Mengabulkan dan memberikan Putusan Provisionil Kuasa Asuh atas LANCE kepada Penggugat Rekonvensi, dan memerintahkan Tergugat Rekonvensi
untuk
menyerahkan
LANCE
kepada
Penggugat
Rekonvensi agar sesegera mungkin dapat dibawa pulang kembali ke Manila
Filipina,
dimana
putusan
tersebut
berkekuatan
hukum
meskipun ada perlawanan, banding ataupun kasasi. 2. Menetapkan kuasa asuh atas LANCE pada Penggugat Rekonvensi, sehingga LANCE berada dibawah pengasuhan sehari-hari Penggugat Rekonvensi di Manila Filipina hingga LANCE mencapai umur dewasa atau berumur 18 (delapan belas) tahun. 3. Membebankan seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini kepada Tergugat Rekonvensi. Ataupun bilamana Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berpendapat lain, dimohonkan putusan yang seadil-adilnya berdasarkan suatu kepatutan. Menimbang,
bahwa
memori
banding
dari
Pembanding
semula
Penggugat pada pokoknya sebagai berikut: 1. Bahwa Penggugat/Pembanding tidak dapat menerima amar putusan judex factie pada halama 32 yang mengabulkan gugatan rekonvensi dari Tergugat/Menetapkan Penggugat Rekonvensi Dr. Jane Chu Tiong sebagai kuasa asuh untuk memelihra dan mendidik Lance Jaden Tiong Tama sampai anak tersebut dewasa atau sampai berumur 18 (delapan belas) tahun dan memerintahkan kepada Penggugat Rekonvensi untuk tunduk
dan
menjalankan
pernyataaan
sebagaimana
yang
telah
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 10 dari 24 Hal.
dinyatakan dalam Surat Pernyataan tanggal 25 September 2014” dan bertentangan dengan bukti P.8 ; 2. Bahwa Judex factie tidak mempertimbangkan keberatan kuasa hukum Penggugat/Pembanding terhadap Penterjemah Bahasa Margaretha yang disiapkan Tergugat/Terbanding pada saat pemeriksaan saksi-saksi Terggat/Terbanding yaitu saksi OR MAN KAI bekebangsaan Inggris dan saksi JAMES CHU TIONG kebangsaan Filipina yang tidak dapat berbahasa Indonesia ; 3. Bahwa sesuai dengan pasal 284 RBg menerangkan bahwa jika saksi tidak paham bahasa Indonesia ketua sidang harus mengangkat seorang juru bahasa, dengan demikian seharusnya keterangan saksi-saksi dari Tergugat pada halaman 17,18,18 tidak perlu dipertimbangkan judex factie oleh karena keahlian penterjemah bahasa yang disiapkan Tergugat/Terbanding patut diragukan kebenarannya dan kenetralannya didalam menerjemahkan keterangan saksi-saksi Tergugat/Terbanding ; 4. Bahwa bukti P.8 tentang Surat Pernyataan Penggugat tanggal 24 Juni 2014 tentang Penggugat tidak keberatan jika Tergugat ingin mengunjungi Lance Jaden Tiong Tama yang diketahui oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia Medan dan Kepala Lingkungan (saksi Tengku Raja Muhamad Harri), saksi Dr. Kariman Tama, saksi Ng Bie Tju serta Kuasa Hukum Tergugat dan Tergugat /Terbanding hadir pada pembuatan Surat Pernyataan
(P.8)
tanpa
mengajukan
keberatan
terhadap
Surat
Pernyataan tersebut seharusnya judex factie tidak mengabulkan gugatan rekonvensi
Tergugat/Terbanding
yang
menetapkan
Penggugat
Rekonvensi Dr. Jane Chu Tiong sebagai kuasa asuh untuk memelihara dan mendidik Lance Jaden Tiong Tama sampai anak tersebut dewasa atau sampai berumur 18 (delapan belas) tahun dan memerintahkan kepada
Penggugat
pernyataan
Rekonvensi
sebagaimana
yang
untuk
tunduk
dan
telah
dinyatakan
menjalankan
dalam
Saurat
Pernyataan tertanggal 25 September 2014 ; 5. Bahwa saksi Ng Bie Tju dibawah sumpah menerangkan bahwa saksi yang mencuci pakaian Tergugat/Terbanding (tidak ditulis Panitera Pengganti dalam salinan putusan perkara aquo) membuktikan bahwa Tergugat/Terbanding tidak dapat merawat diri sendiri apalagi merawat Lance Jaden Toing Tama dan dikuatkan dengan keterangan Dr. Kariman Tama yang menerangkan dibawah sumpah bahwa Tergugat/Terbanding
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 11 dari 24 Hal.
pergi ke Bali tanggal 12 Januari 2014 tidak bersedia membawa Lance Jaden Tiong Tama ikut bersama Tergugat/Terbanding; 6. Bahwa saksi Ng Bie Tju dan saksi Dr. Kariman Tama juga menerangkan (tidak ada pada salinan putusan dikarenakan tidak ditulis Panietra Pengganti) bahwa Tergugat/Terbanding disuruh saksi-saksi untuk membawa anak Penggugat/Pembanding dengan Tergugat/Terbanding ke Manila ketika Tergugat/Terbanding hendak pergi ke Manila namun Tergugat/Terbanding tidak bersedia membawa Lance Jaden Tiong Tama Dengan demikian sebenarnya Tergugat/Terbanding tidak besedia dan tidak mampu mengasuh Lance Jaden Tiong Tama serta setuju bahwa Lance Jaden Tiong Tama diasuh oleh Penggugat/Pembanding ; 7. Bahwa bukti lain yang dapat membuktikan Tergugat/Terbanding tidak mampu untuk mengasuh adalah bukti P.11( foto Lance Jaden Tiong Tama saat di Manila dalam keadaan sakit-sakitan) jauh berbeda dengan kondisi
Lance
Jaden
Tiong
Tama
pada
saat
besama
Penggugat/Pembanding di Medan (bukti P.12.P.13.P.14.P.15.P.16) serta saksi Dr. Kariman Tama dan saksi Ng Bie Tju yang menerangkan dibawah sumpah bawah pada saat Lance Jaden Tiong Tama berada di Medan Tergugat/Terbanding tidak bersedia memberi makan, memberi air susu ibu, memandikan Lance Jaden Tiong Tama ; 8. Bahwa
dari
fakta-fakta
persidangan
tersebut
di
atas
tidak
dipertimbangkan judex factie dalam mengambil keputusan perkara aquo padahal bukti yang diajukan Penggugat/Pembanding sangat menentukan masa depan anak Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding ;
Menimbang, bahwa Terbanding semula Tenggugat telah mengajukan kontra memori banding yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Medan yang pada pokoknya mengemukakan sebagai berikut: 1. Bahwa
keberatan
Pembanding/Penggugat
dalam
dalil
memori
bandingnya halaman 2 poin (3) adalah keliru dan sama sekali tidak berdasarkan hukum, karena judex menetapkan Penggugat Rekonvensi Dr. Jane Chu Tiong sebagai kuasa asuh untuk memelihara dan mendidik Lance Jaden Tiong Tama sampai anak tersebut dewasa atau sampai berumur 18 tahun dan memerintahkan untuk tunduk dan menjalankan surat pernyataan tertanggal 25 September 2014, telah selesai dengan ketentuan hukum yang berlaku;
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 12 dari 24 Hal.
2. Bahwa dalam hal perwalian terhadap seorang anak yang masih berada dibawah umur, maka kepentingan seorang anak yang harus diutamakan, dan secara psyikologis seorang anak dibawah umur lebih dekat kepada ibunya, hal ini juga sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam hukum dan perundang-undangan yang berlaku ; 3. Bahwa Keputusan judex factie yang menetapkan Penggugat Rekonvensi Dr. Jane Chu Tiong selaku Ibu kandung tersebut sebagai kuasa asuh untuk memelihara dan mendidik anak Penggugat dengan Tergugat bernama Lance Jaden Tiong Tama yang masih berada dibawah umur, telah mengacu kepada aturan hukum yang berlaku perwalian terhadap anak dibawah umur
sebab mengenai
harus mengutamakan ibu
kandungnya (vide Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.102 K/Sip/1973 tanggal 24 April 1975 yo No.906 K/Sip/1973 tanggal 25 Juni 1974, yang menyatakan Tentang perwalian anak, patokannya adalah bahwa ibu kandung yang diutamakan, khususnya bagi anak-anak yag masih kecil, karena kepentingan anak yang menjadi kriterium) 4. Bahwa kemudian Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.125 K/Sip/2001 tanggal 28 Agustus 2003, menyebutkan bila terjadi perceraian anak yang masih dibawah umur pemeliharaannya seyogianya diserahkan kepada orang terdekat dan akrab dengan si anak yaitu ibunya ; 5. Bahwa
keberatan
Pembanding/Penggugat
dalam
dalil
memori
bandingnya halaman 4 poin (4) sama sekali tidak berdasar secara hukum, dengan argumentasi hukum sebagai berikut : a. Bahwa
mengenai
keberatan
Pembanding/Penggugat
mengenai
penerjemah bahasa Margaretha (pegawai Hotel Arya Duta) sama sekali tidak beralasan secara hukum, apalagi dengan menyatakan diragukan kebenarannya dan kenetralannya didalam menerjemahkan ketarangan saksi-saksi ; b. Bahwa yang perlu diketahui penterjemah tersebut telah terlebih dahulu
disumpah
sebelum
melakukan
peterjemahanan
atas
keterangan saksi, sehingga keberatan Pembanding/Penggugat dalam dalil memori banding halaman 2 point (4) tada garis (1) dan (2) harus ditolak untuk seluruhnya ; c. Bahwa surat Pernyataan yang dibuat oleh Pengggat/Pembanding dalam bukti P.8 adalah pernyataaan sepihak dan pernyataan tersebut hanya merupakan akal-akalan dari Pembanding/Penggugat, karena faktanya tidak demikian karena Pembanding/Penggugat sama sekali
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 13 dari 24 Hal.
tidak memperkenankan Terbanding/Tergugat untuk bertemu anak tersebut, dan Pembanding/Pengggat hanya memainkan sandiwara sehingga seolah olah Pembanding/Pengggat beritikad baik, padahal sebaliknya perbuatan Pembanding/Pengggat tidak masuk akal dan bukan sebagai ayah yang baik dengan tidak memberikan akses langsung dan berhubungan dengan orang tua (ibunya) dan perbuatan Pembanding/Penggugat
telah
melanggar
ketentuan
pasal
14
ayat(a),(b),(c),dan (d) yo pasal 76 A Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang perubahan atas Undang-Undang No.23 Tahun 2001 tentang Perlindungan Anak ; d. Bahwa dalil memori banding Pembanding/Penggugat halaman 3 tanda garis (2) adalah tidak benar, sebab Terbanding/Tergugat sangat mampu untuk merawat anak Terbanding baik dari segi kasih sayang, perhatian
maupun dari segi kebutuhan sehari-hari dan
dalil
Pembanding/Penggugat yang menyatakan Terbanding/Tergugat tidak bersedian membawa anak tersebut ke Manila adalah tidak benar, akan tetapi yang benar adalah Pembanding/Penggugat tidak membenarkan Terbanding/Tergugat bertemu dengan anak tersebut ; e. Bahwa karena keinginan dari Terbanding/Tergugat selakuk ibu Kandung yang telah melahirkan anak tersebut untuk bertemu tetapi tidak
diberi
kesempatan
oleh
Pembanding/Penggugat,
maka
Terbanding/Tergugat telah meminta bantuan dari Kepolisian Resort Kota Medan dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Cabang Medan dan hal tersebut dilakukan oleh Terbanding/Tergugat sebagai bentuk kepedulian dan kasih sayang kepada anak tersebut ; f. Bahwa dalil memori banding Pembanding/Penggugat halaman 3 tanda garis (3) adalah tidak benar karena saksi Ng Bie Tju dan Dr. Kariman Tama tidak pernah menyuruh Terbanding/Tergugat untuk membawa anak tersebut ke Manila , dan saksi Ng Bie Tju dan saksi Dr.Kariman Tama tidak ada menerangkan hal tersebut dipersidangan; g. Bahwa
dengan
demikian
dalil
memori
banding
Pembanding/Penggugat yang menyatakan Terbanding/Tergugat tidak bersedia dan tidak mampu mengasuh Lance Jaden Tiong Tama adalah tidak benar dan tidak berdasar hukum, sehingga harus dinyatakan ditolak ; h. Bahwa mengenai dalil memori banding dari Pembanding/Penggugat pada
halaman
4
tanda
garis
(1)
tentang
foto-foto
bukti
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 14 dari 24 Hal.
P.11.P.12.P.13.P14.P15. P16 adalah suatu rekayasa, karena kalau pembanding/penggugat mau jujur benar atau tidak keadaan dalam foto
tersebut
atau
Terbanding/Tergugat
hanya
rekayasa
saja,
karena
faktanya
tidak diizinkan untuk bertemu dengan anak
tersebut, sehingga dengan perbuatan yang demikian yang tidak mengizinkan seorang ibu kandung bertemu dengan anak yang dilahirkan bukan perbuatan seorang bapak yang baik, sehingga bapak yang demikian tidak pantas dijadikan sebagai wali, oleh karena itu Putusan
Judex
Factie
yang
menetapkan
Terbanding/Tergugat/Penggugat dalam Rekonvensi sebagai kuasa asuh untuk memelihara dan mendidik Lance Jade Tiong Tama sampai dewasa atau berumur 18 (delapan belas) tahun sudah tepat secara hukum, sehingga putusan tersebut harus dikuatkan ; Berdasarkan dalil kontra memori banding tersebut, maka Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Sumatra Utara untuk menyatakan menolak dalil-dalil memori banding Pembanding/Penggugat ;
Menimbang, bahwa berdasarkan Akta Permohonan Banding Nomor 155/2014
tanggal
25
Nopember
2014
yang
dibuat
oleh
SUGENG
WAHYUDI,SH.MM Panitera Pengadilan Negeri Medan yang menerangkan bahwa Kuasa Penggugat telah menyatakan banding terhadap putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 312/Pdt.G/2014/PN.MDN. tanggal 24 Nopember 2014 dan telah diberitahukan kepada Terbanding semula Tergugat pada tanggal 20 Januari 2015;
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Medan
pada tanggal 9
Desember 2014 telah menerima penyerahan memori banding dari Kuasa Pembanding semula Penggugat dan telah memberitahukan dan menyerahkan memori banding kepada Terbanding semula Tergugat pada tanggal 20 Januari 2015;
Menimbang, bahwa Terbanding semula Tergugat telah menyerahkan kontra memori banding melalaui kuasanya pada tanggal 26 Januari 2015 yang telah diberitahukan kepada Kuasa Pembanding semula Penggugat ;
Menimbang, bahwa Pengadilan Negeri Medan
pada tanggal 5 Maret
2015 telah memberitahukan kepada Kuasa Pembanding semula Penggugat dan
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 15 dari 24 Hal.
pada tanggal 20 Januari 2015 kepada Terbanding semula Tergugat
untuk
diberi kesempatan mempelajari berkas perkara dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah diterimanya pemberitahuan; TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM Menimbang, bahwa permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat telah diajukan dalam tenggang waktu dan menurut tata cara serta memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh Undang-Undang oleh karena itu permohonan banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa Pengadilan Tingkat Banding sesuai dengan fungsinya sebagai Pengadilan Ulangan akan memutuskan tidak hanya berdasarkan memori banding tersebut diatas namun juga seluruh fakta-fakta yang terdapat dalam berkas perkara dan surat-surat dalam perkara ini; Menimbang,
bahwa
setelah
Pengadilan
Tinggi
memeriksa
dan
mempelajari dengan seksama berita acara sidang beserta surat-surat yang tersebut dalam berkas perkara Nomor 103/PDT/2015/PT.MDN, turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 312/Pdt.G/2014/PN.MDN tanggal 24 Nopember 2014 dan setelah pula membaca dan memperhatikan memori banding serta kontra memori banding, maka Pengadilan Tinggi berpendapat sebagai berikut dibawah ini; I. Dalam Provisi ; Menimbang, bahwa setelah mencermati putusan Pengadilan Tingkat pertama dalam pertimbangan hukumnya, Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan hukum dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama,
mengenai
pertimbangan
hukum
Provisi,
sehingga
segala
pertimbangan putusan tersebut diambil alih menjadi pertimbangan putusan Provisi di Tingkat Banding; II. Dalam Pokok Perkara ; A. Dalam Konvensi ;
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 16 dari 24 Hal.
Menimbang, bahwa keberatan Pembanding semula Penggugat tersebut dalam point 2, 3,dan 5 tidak beralasan karena dalam memori bandingnya perkara Pembanding telah menyimpulkan sendiri keterangannya tidak berdasarkan berita acara persidangan demikian juga mengenai saksi yang tidak bisa berbahasa Indonesia telah disumpah dipersidangan, dengan demikian keberatan tersebut sebahagian sepatutnya ditolak; Menimbang, bahwa keberatan selanjutnya adalah Pengadilan Negeri Medan tidak mempetimbangkan bukti P.8, P.11 sampai dengan P.16 dan tidak mempertimbangkan keterangan saksi-saksi, sehingga Pembanding semulan Penggugat memohon untuk menolak gugatan rekonvensi dari Tergugat/Terbanding seluruhnya dan selanjutnya mengabulkan gugatan cerai Penggugat/Pembanding dengan menetapkan Penggugat/Pembanding sebagai kuasa asuh untuk memelihara dan mendidik LANCE JADEN TIONG TAMA sampai anak dewasa atau berumur 18 (delapan belas) tahun, maka Majelis Hakim Tingkat banding akan mempertimbangkan berdasarkan fakta fakta sebagai beriku : Menimbang, bahwa apabila diteliti secara seksama pertimbangan dan putusan Pengadilan Tingkat Pertama telah dipertimbangkan dengan jelas petitum 1 (satu) Pembanding semula Penggugat berdasarkan kontruksi hukum perkawainan Indonesia incasu vide Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yang dilakukan oleh orang yang berbeda kwarganegaraan yang telah memenuhi dan tata cara yang ditentukan pasal 56 ayat (1) dan ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 yang telah dicatat di Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil Medan ; Menimbang, bahwa selanjutnya Pengadilan Tingkat Pertama juga telah mempertimbangkan dengan jelas petitum 2, dimana Terbanding semula Tergugat telah mengakui adanya percekcokan yang telah memenuhi rumusan pasal 39 ayat (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 juncto pasal 19 (f) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 ; Menimbang, bahwa dengan demikian Majelis Hakim Tingkat Banding sependapat dengan pertimbangan hukum dan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama, mengenai sepanjang mengenai petitum 1 dan petitum 2 dan petitum 3
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 17 dari 24 Hal.
tersebut sehingga segala pertimbangan putusan tersebut diambil alih menjadi pertimbangan putusan di Tingkat Banding; Menimbang,
bahwa
mengenai
petitum
4
dan
petitum
5
Penggugat/Pembanding, setelah memeriksa dan mempelajari secara seksama berkas perkara serta membaca dan memperhatikan
memori banding dari
Pembanding semula Penggugat dan juga membaca dan memperhatikan kontra memori banding dari Terbanding semula Tergugat, maka Majelis Hakim Tingkat Banding berpendapat bahwa Majelis Hakim Tingkat Pertama telah keliru dalam menilai fakta dipersidangan maupun dalam penerapan hukumnya, khususnya mengenai ditolaknya hak asuh dan pemeliharaan anak, oleh karena itu maka Majelis Hakim Tingkat Banding akan memberikan pertimbangan sendiri dalam memutus perkara ini ditingkat banding, dengan pertimbangan sebagai berikut : Menimbang, bahwa oleh karena dalil-dalil gugatan Pembanding semula Penggugat pada pokoknya telah dibantah oleh Terbanding semula Tergugat maka Pembanding semula Penggugat dibebani untuk membuktikan dalildalilnya dan Terbanding semula Tergugat juga diberi kesempatan membuktikan dalil-dalil bantahannya tersebut diatas; Menimbang,
bahwa
untuk
membuktikan
dalil-dalil
gugatannya
Pembanding semula Penggugat telah mengajukan bukti P-1 s/d P-16 dan 4 (empat) orang saksi masing-masing saksi Dr. Kariman Tama, saksi Ng Bie Tju, saksi Tengku Raja Muhammad Harri dan saksi Tigor Damanik, sedangkan Terbanding semula Tergugat untuk membuktikan dalil bantahannya telah mengajukan bukti T-1 s/d T-17 dan 2 (dua) orang saksi yakni saksi Or Man Kai dan James Chu Tiong; Menimbang, bawa saksi Ng Bie Tju dalam Berita Cara Persidangan menerangkan bahwa yang mengurus anak yang bernama Lance Jaden Tiong Tama adalah Penggugat dan nenek Penggugat di Medan, karena ibunya tidak peduli dengan anaknya da tidak mau tahu bahkan
sewaktu Ibunya
(Tergugat/Terbanding) baru datang dari Manila malah pergi ke Bali walaupun dilarang oleh Penggugat (suaminya) ; Menimbang, bahwa demikian juga saksi Dr. Kariman Tama mengatakan bahwa
pertengkaran
antara
Penggugat/Pembanding
dengan
Tergugat
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 18 dari 24 Hal.
/Terbanding dikarenakan Tergugat/Terbanding tidak mau memberikan ASI kepada anaknya, saksi juga pernah bilang sama Tergugat/ Terbanding kalau sudah kawin itu harus tinggal dengan suami akan tetapi Tergugat/Terbanding tidak mau tinggal di Indonesia bahkan tidak mau melahirkan di Medan; Menimbang, bahwa dari keterangan saksi Tergugat/Terbanding tidak ada yang mengetahui alasaan pertengkaran tersebut hanya saja saksi mengetahui bahwa kedatangan ke Indonesia adalah untuk menengok Lance Jaden Tiong Tama berulang tahun di Medan di tempat ayahnya (Penggugat/Pembanding) dan membawa Lance Jaden Tiong Tama Ke Manila akan tetapi tidak diijinkan oleh Penggugat/Pembanding ; Menimbang, bahwa de facto anak Penggugat/Pembanding yang bernama Lance Jaden Tiong Tama berada di Medan dan dalam asuhan Penggugat/Pembanding oleh karena itu Lance Jaden Tiong Tama tidak diberikan oleh Penggugat/Pembanding kepada Tergugat/Terbanding, maka Tergugat/Terbanding meminta bantuan pihak Kepolisian Kota Medan dan Komite Perlindungan Anak Indonesia Cabang Medan (KPAI)
untuk bisa
didamaikan dan setelah itu Penggugat/Pembanding membuat Surat Pernyataan yang isinya membolehkan Tergugat/Terbanding untuk mengunjungi dan bermain dengan anaknya dengan didampingi Penggugat/Pembanding (vide bukti P.8); Menimbang, bahwa oleh karena keberadaan bukti P.8 yang dibuat oleh Penggugat yang disaksikan dan diketahui oleh Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) dan saksi Tengku Raja Mohammad Harri, Majelis Hakim Pengadilan Tinggi berpendapat, Penggugat/Pembanding harus dihukum untuk mentaati terhadap Surat Pernyataan tersebut, dengan demikian petitum 5 dari Penggugat/Pembanding harus dikabulkan ; Menimbang, bahwa menurut kontruksi hukum Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan ditegaskan bahwa perceraian yang terjadi antara suami isteri tidak memutuskan hubungan hukum dengan anaknya, baik bapak maupun ibunya tetap mempunyai kewajiban untuk memelihara dan mendidik anaknya dan ini dilakukan semata-mata untuk kepentingan anak yang bersangkutan (vide pasal 41 ayat(1), pasal 45 dan pasal 47 UU No. 1 Tahun 1974)) ini berrati baik Penggugat/Pembanding maupun Tergugat Terbanding
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 19 dari 24 Hal.
mempunyai kewajiban hukum untuk memelihara dan mendidik anaknya yang bernama Lance Jaden Tiong Tama sampai ia menjadi dewasa dan dapat melakukan tindakan hukum termasuk memilih kewarganegaraan (vide pasal 4 ayat c dan paasal 6 ayat (1) UU Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kewarganegaraan ) ; Menimbang, bahwa de facto anak tersebut berada dalam asuhan ayahnya (Penggugat/Pembanding) di Medan Indonesia, Penggugat dinilai punya kemampuan ekonomi untuk mengurus, memelihara dan mendidik anak tersebut dan didalam persidangan (berita acara persidangan) tidak ditemukan bukti-bukti yang menyatakan bahwa Penggugat/Pembanding berkelakuan yang cacat atau lalai dalam menjalankan kewajibannya sebagai orang tua yang dapat menyebabkan dicabutnya kekuasaan sebagai orang tua (vide pasal 49 ayat (1) UU No.1 Tahun 1974), sehingga Majelis Pengadilan Tinggi memandang Penggugat/Pembanding mampu untuk memelihara dan mendidik Lance Jaden Tiong Tama sampai menjadi dewasa ; Menimbang, bahwa dengan pertimbangan sebagaimana tersebut diatas maka keberatan sepanjang hak pengasuhan dan pemeliharaan anak dari Pembanding semula Penggugat adalah beralasan hukum sehingga sepatutnya untuk dikabulkan ; Menimbang, bahwa oleh karena memori banding dikabulkan dan petitum Pembanding semula Penggugat dikabulkan, maka diperintahkan kepada Panitera untuk mengirim salinan putusan ini yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Medan untuk dicatat dalam daftar yang disediakan untuk itu ; Menimbang, bahwa selanjutnya perihal Kontra memori banding dari Terbanding semula Tergugat oleh karena isinya pada pokoknya mendukung pertimbangan
dan
312/Pdt.G/2014/PN.Mdn
putusan
Pengadilan
tanggal 24 Nopember
Negeri
Medan
Nomor
2014 dan memori banding
telah dikabulakan, maka kontra memori banding tidak relevan lagi untuk dipertimbangkan lebih lanjut; B. Dalam Rekonvensi
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 20 dari 24 Hal.
Menimbang, bahwa gugatan Rekonvensi ini tidak terpisahkan dengan gugatan konvensi yang telah dipertimbangkan tersebut dia atas; Menimbang, bahwa demikian pula bukti-bukti tertulis dari Pembanding semula Penggugat maupun bukti dari Terbanding semula Tergugat dan saksisaksi yang diajukan kepersidangan adalah termasuk juga bukti dalam Rekonvensi ini ; Menimbang, bahwa Penggugat Rekonvensi/Tergugat/Terbanding telah mengajukan petitum supaya menolak wali asuh dari Lance Jade Tiong Tama, mengabulkan putusan provisi dan memberikan kuasa asuh kepada Penggugat Rekonvensi/Tergugat/Terbanding untuk memelihara Lance Jaden Tiong Tama sampai dewasa atau berumur 18 (delapan belas) tahun; Menimbang, bahwa sebagaimana telah dipertimbangkan dalam gugatan konvensi dimana putusan provisi telah ditolak dan hak pemeliharaan dan pengasuhan anak Penggugat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding yang bernama Lance Jaden Tiong Tama diberikan kepada Penggugat/Pembanding, maka gugatan rekonvensi ini tidak dapat dipisahkan dengan gugatan konvensi, maka gugatan rekonvensi sudah patut untuk dinyatakan ditolak seluruhnya; Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor 312/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal 24 Nopember 2014 tidak dapat dipertahankan dan harus dibatalkan, selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri dengan amar putusan sebagaimana tersebut di bawah ini; III. Dalam Konvensi dan Dalam Rekonvensi Menimbang, bahwa oleh karena putusan Pengadilan Tingkat Pertama dibatalkan, maka Terbanding semula Tergugat berada dipihak yang kalah, sehingga harus dihukum untuk membayar biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan; Memperhatikan
Undang-Undang Nomor 49 Tahun 2009 Tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-undang Nomor 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, RBG dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 21 dari 24 Hal.
MENGADILI : -
Menerima permohonan banding dari Pembanding semula Penggugat tersebut;
-
Membatalkan
Putusan
Pengadilan
312/Pdt.G/2014/PN.Mdn tanggal
Negeri
Medan
Nomor
24 Nopember 2014 yang dimohonkan
banding; MENGADILI SENDIRI: I. Dalam Provisi : -
Menolak permohonan provisionil dari Terbanding dahulu Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi ;
II. Dalam Pokok Perkara : A. Dalam Konvensi : 1. Mengabulkan gugatan Penggugat Konvensi ; 2. Menyatakan dengan
bahwa
perkawinan
Tergugat/Terbanding
antara
yang
Penggugat/Pembanding
dilangsungkan
di
hadapan
pemuka agama Kristen Protestan di Gereja Grace Gospel Church Santa
Mesa
Manila
dan
telah
didaftarkan
di
Kantor
Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai Surat Keterangan Nomor : 217/VI/2013, adalah sah menurut hukum : 3. Menyatakan dengan
bahwa
perkawinan
Tergugat/Terbanding
antara
yang
Penggugat/Pembanding
dilangsungkan
di
hadapan
pemuka agama Kristen Protestan di Gereja Grace Gospel Church Santa
Mesa
Manila
dan
telah
didaftarkan
di
Kantor
Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil sesuai Surat Keterangan Nomor : 217/VI/2013, putus karena Perceraian ; 4. Menetapkan Penggugat Konvensi/Pembanding sebagai Kuasa Asuh untuk memelihara dan mendidik Lance Jaden Tiong Tama sampai anak tersebut dewasa atau sampai berumur 18 ( delapan belas ) tahun ; 5. Memerintahkan Pengguat/Pembanding agar Tergugat/Terbanding diberi hak untuk mengunjungi, bermain dan bercengkrama dengan anak Pengggat/Pembanding dan Tergugat/Terbanding setiap saat sebagaimana layaknya hubungan antara orang tua dengan anaknya ;
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 22 dari 24 Hal.
6. Memerintahkan
Panitera
Pengadilan
Negeri
Medan
untuk
mengirimkan sehelai salinan putusan resmi yang telah berkekuatan hukum tetap kepada Kantor Dinas Kependudukan dan Cacatan Sipil Kota Medan untuk dicatat dalam daftar atau bukum induk Perceraian yang disediakan untuk itu ; B. Dalam Rekonvensi : -
Menolak gugatan Penggugat Rekonvensi /Tergugat/Terbanding untuk seluruhnya ;
C. Dalam Kovensi dan Rekonvensi : -
Menghukum Tergugat Konvensi/Penggugat Rekonvensi/Terbanding untuk membayar biaya perkara perkara dalam kedua tingkat peradilan,
yang
dalam
tingkat
banding
ditetapkan
sejumlah
Rp150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).
Demikian diputus dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Medan pada hari Kamis tanggal 7 Mei 2015 oleh Kami DAHLIA BRAHMANA, SH.MH. Hakim Pengadilan Tinggi Medan sebagai Hakim Ketua Majelis, AMRIL, SH.MHum. dan ADE KOMARUDIN, SH.MHum. masing-masing sebagai Hakim Anggota, yang ditunjuk untuk memeriksa dan mengadili perkara tersebut dalam tingkat banding, berdasarkan Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Medan tanggal 10 April 2015, nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN, diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari Kamis tanggal 21 Mei 2015 oleh Hakim Ketua Majelis dengan didampingi Hakim-Hakim Anggota serta FACHRIAL, SH.MHum. sebagai Panitera Pengganti pada Pengadilan Tinggi Medan, tanpa dihadiri oleh kedua belah pihak berperkara.
Hakim Anggota,
ttd 1. AMRIL, SH.MHum.
Hakim Ketua,
ttd DAHLIA BRAHMANA, SH.MH.
ttd 2. ADE KOMARUDIN, SH.MHum. Panitera Pengganti, ttd FACHRIAL, SH.MHum.
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 23 dari 24 Hal.
Perincian Biaya : 1. Meterai
Rp.
6.000,-
2. Redaksi
Rp.
5.000,-
3. Pemberkasan
Rp
139.000,-
Jumlah
Rp. 150.000,-
Putusan nomor : 103/PDT/2015/PT.MDN Hal. 24 dari 24 Hal.