PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk.
Three Decades of Sustainable Growth Laporan Tahunan 2012 Annual Report
Cover Story Pisan Bali Latar Ukel Warna Sogan (Coklat Natural) Pisan Bali diambil dari nama Gending Jawa, Cara Balen ditabuh untuk menyambut tamu agung kerajaan. Batik tulis halus berlatar ukel yang bentuknya menyerupai tunas pohon pakis memiliki arti kekuatan. Ukel-ukel yang kecil berkelompok menjadi ukel yang besar (sesuatu yang kecil jika dihimpun dengan baik dapat menjadi kekuatan yang besar). Batik Tulis Halus karya Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro Koleksi Pribadi Ibu Sri Sintasari (Neneng) Iskandar
Pisan Bali Ukel Background in Sogan Colour (Natural Brown) Pisan Bali is an inspiration taken from Gending Jawa (Javanese song) that is played to welcome royal guests. The ukel background of this delicate batik tulis (hand-drawn batik) resemble shoots of a fern plant, symbolizing strength. Small ukel combine to create larger ukel motifs (small forces if united can develop into an enormous strength). Delicate Batik Tulis created by Go Tik Swan Panembahan Hardjonagoro Private Collection of Ibu Sri Sintasari (Neneng) Iskandar
Daftar Isi Contents
64 4
84 114
Keterangan: Dalam hal terjadi perbedaan antara versi bahasa Indonesia dan Inggris, yang menjadi acuan adalah teks dalam bahasa Indonesia. Note: In the event of discrepancy between the Indonesian and English versions, the Indonesian language text shall prevail.
Kinerja 2012 2012 Performance
Sekilas Perusahaan Company at a Glance
Tinjauan Bisnis Business Overview
Sumber Daya Manusia Human Capital
Teknologi Informasi Information Technology
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Tata Kelola Korporasi yang Baik Good Corporate Governance
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Identitas Perusahaan Company Identity Pertumbuhan Berkelanjutan Selama Tiga Dekade Three Decades of Sustainable Growth
1
Ikhtisar Kinerja 2012 2012 Performance Highlights Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Ikhtisar Saham dan Obligasi Shares and Bonds Highlights Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner
4
2
7 9
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director Penghargaan dan Pencapaian Awards and Achievements Peristiwa Penting 2012 2012 Event Highlights
20
Visi, Misi dan Nilai-Nilai Dasar Vision, Mission and Core Values
40
Kualitas Pelayanan Service Quality Testimoni Pelanggan Customers’ Testimony Testimoni Rekanan Partners’ Testimony
56
Kesejahteraan Karyawan Employees’ Welfare
74
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview Pandangan Terhadap Tahun 2013 Outlook for the Year 2013
92
28 32
14
Sejarah Perusahaan Company History Kegiatan Usaha Business Activities
36
Produk-Produk Kami Our Products Strategi Pemasaran Marketing Strategies Kinerja Operasional Operational Performance
44
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
66
Teknologi Informasi Information Technology
78
Tinjauan Umum General Overview Tinjauan Operasional dan Aspek Pemasaran per Segmen Segmental Operational Overview and Marketing Aspects Tinjauan Ekonomi dan Industri Economy and Industry Overview
86
38
48 52
88
60 62
112
90
Pernyataan Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Statement Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct
116
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
162
Laporan Keuangan Financial Statements
172
Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahan Akta Deed of Establishment and Deed Changes Struktur Organisasi Organization Structure Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors Profil Dewan Komisaris Profile of the Board of Commissioners Profil Direksi Profile of the Board of Directors
294
120 137
Manajemen Risiko Risk Management Aspek Hukum Legal Aspects Kegiatan Komunikasi Korporasi Corporate Communication Activity
142
Profil Komite-Komite Dewan Komisaris Profile of the Board of Commissioners’ Committees Manajemen Senior Senior Management Jaringan Network Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Capital Market Supporting Institutions and Professionals Pertanggungjawaban Atas Laporan Tahunan 2012 Accountability on the 2012 Annual Report
306
150 152
Corporate Social Responsibility
Laporan Keuangan Financial Statements
Data dan Profil Perusahaan Company Data and Profile
296 298 300 304
310 318 326 328
1
Identitas Perusahaan Company Identity Nama Perusahaan: PT BFI Finance Indonesia Tbk. disingkat BFI
Name of Company: PT BFI Finance Indonesia Tbk. abbreviated BFI
Kedudukan: Jakarta, Indonesia
Domicile: Jakarta, Indonesia
Pembentukan Perusahaan: 7 April 1982
Established: 7 April 1982
Modal Dasar: Rp500 miliar
Authorized Capital: Rp500 billion
Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh: Rp380,2 miliar
Issued and Fully Paid Capital: Rp380.2 billion
Kepemilikan: Investor luar negeri 90,88% Investor dalam negeri 9,12%
Ownership: Foreign investors 90.88% Local investors 9.12%
Kegiatan Usaha: Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan
Business Activities: Consumer Financing and Leasing
Hubungi Kami: PT BFI Finance Indonesia Tbk. MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta Pusat 10340 Indonesia Telepon : (62-21) 391 0110, 392 0061 392 0091 Faksimili : (62-21) 391 2005, 392 0607 E-mail :
[email protected]
Contact Us: PT BFI Finance Indonesia Tbk. MNC Tower, 25th Floor 17-19, Jl. Kebon Sirih Jakarta Pusat 10340 Indonesia Telephone : (62-21) 391 0110, 392 0061 392 0091 Facsimile : (62-21) 391 2005, 392 0607 E-mail :
[email protected]
Situs Web: www.bfi.co.id
Website: www.bfi.co.id
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
2
Pertumbuhan Berkelanjutan
Selama Tiga Dekade Three Decades of Sustainable Growth Tahun ini BFI merayakan 30 tahun dalam berbisnis. Saat ini, BFI adalah salah satu perusahaan pembiayaan independen tertua di negeri ini, dengan rekam jejak yang telah terbukti dari segi pertumbuhan aset (Tingkat Pertumbuhan Tahunan Gabungan atau CAGR sekitar 30% dari piutang yang dikelola sejak tahun 2001) dan dari segi kualitas aset. Selama bertahun-tahun Perusahaan mengalami evolusi sehingga menjadi salah satu perusahaan pembiayaan paling berprestasi di Indonesia dan termasuk dalam peringkat 10 Besar Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus di Indonesia (menurut majalah Infobank) dengan jaringan sebanyak 185 outlet dan memiliki lebih dari 5.000 karyawan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Bisnis kami telah berevolusi dari perusahaan dengan produk tunggal menjadi apa yang telah kami capai saat ini – penyedia jasa pembiayaan yang beragam dengan fokus pada segmen korporasi dan ritel.
BFI celebrates 30 years in business this year. Today, it is one of the oldest independent multifinance companies in the country, with a proven track record of asset growth (approximately 30% Compounded Annual Growth Rate (CAGR) of receivables managed since 2001) and quality. The Company has evolved over the years to become one of the most reputable multifinance companies in Indonesia and is ranked amongst the Top 10 Multifinance Companies with Excellent Financial Performance in Indonesia (according to Infobank magazine) with a network of 185 outlets and over 5,000 employees that span the Indonesian archipelago. Our business has evolved from being a single product company to what we are today – a diversified financial provider with focus on both corporate and retail segments.
Kepercayaan, pelayanan pelanggan dan kebutuhan untuk membangun reputasi, baik terhadap para pelanggan maupun kreditor kami, adalah hal-hal terpenting dalam industri seperti perusahaan kami yang merupakan bagian dari upaya untuk membangun ekuitas yang utuh. Kami terus berupaya untuk mengantisipasi kebutuhan para pelanggan kami, menjadi lebih inovatif dalam menawarkan produk-produk kami, melatih para staf kami untuk bersikap profesional, jujur dan menyediakan pelayanan yang tulus bagi para pelanggan kami. Kami percaya bahwa kami telah membangun budaya perusahaan yang kuat dengan nilai-nilai tersebut, dan tantangannya terletak pada bagaimana kami terus memelihara dan mengembangkan sumber daya manusia dengan nilai-nilai yang kuat dan siapa yang akan terus
Trust, customer service and the need to build a reputation, both with customers as well as our lenders, are especially critical in an industry such as ours. These are the building blocks toward equity creation. We continually strive to anticipate our customers’ needs, to be more innovative in our product offerings, train our staff to be professional, honest and provide genuine service to our customers. We believe that we have built a strong company culture around these values, and the challenge lies in how we continue to nurture and develop human capital with strong values and who will continue to grow with the Company. And as our network grows, BFI grows along with it, and the complexities that come with a more geographical diverse workforce and customer base become more evident. The delicate balance between personal service
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
3
tumbuh bersama Perusahaan. Dan saat jaringan kami berkembang, BFI turut berkembang bersama pula, dan kompleksitas yang muncul menjadi semakin jelas dengan adanya tenaga kerja dan basis pelanggan yang lebih beragam secara geografis. Keseimbangan antara layanan bersifat pribadi dan proses otomasi adalah suatu tantangan karena kami terus berinvestasi dalam penerapan sistem yang lebih mutakhir dan meningkatkan manajemen data, mengandalkan analisa dan sistem peringatan dini yang ketat, untuk mengelola pertumbuhan dan risiko kami. Proses dan operasional yang unggul adalah sangat penting bagi kami saat ini – sehubungan dengan besaran organisasi kami dan tantangan ekspansi di masa mendatang. Saat organisasi terus berkembang, perampingan berbagai proses, struktur organisasi dan berbagai kemampuan menjadi semakin penting, dan semuanya perlu dikelola dengan baik, tanpa mengorbankan pelayanan yang bersifat pribadi dan kedekatan kami kepada para pelanggan. Saat pasar menjadi semakin rumit dan kompleks, dengan persaingan yang makin meningkat, diperlukan pula sikap untuk menjadi lebih cekatan, mampu merespon perubahan-perubahan regulasi secara cepat, kebutuhankebutuhan pelanggan dan kemajuan-kemajuan yang dialami kompetitor. Tantangan yang terus berlanjut adalah bagaimana kami dapat terus bertahan dalam kondisi perekonomian yang selalu berubah, dan bagaimana mempertahankan pertumbuhan dan profitabilitas dalam jangka panjang. Walaupun kami bangga dan bersyukur atas kondisi perusahaan saat ini, kami tidak akan berpuas diri tetapi terus berusaha dan membangun BFI agar menjadi lebih kuat, lebih besar dan lebih baik. Rome was not built in a day, dan meskipun kami bercita-cita untuk tumbuh lebih cepat, kami juga menyadari bahwa pertumbuhan ini haruslah berkelanjutan. Oleh karena itu kami terus berinvestasi dalam mempekerjakan sumber daya manusia terbaik, sistem dan infrastruktur untuk memastikan pertumbuhan yang kuat dan berkelanjutan di tahun-tahun mendatang.
and automated processes is constantly challenged as we continue to invest in more sophisticated systems and improve data management, rely on rigorous analyses and warning systems, in order to manage our growing presence and risk. Process and operational excellence is of utmost importance to us today – because of the size that we have become and because of the expansion that lies ahead. As the organization grows, the streamlining of processes, organization structure and capabilities becomes increasingly important, and all that needs to be managed well, without forsaking the personal service and proximity that we have to customers. As the market becomes more sophisticated and complex, with increased competition, there is also the need to be more nimble, to be able to respond quickly to changes in regulations, customer needs and competitor advancements. The challenge continues to be how we can continue to be relevant in an ever-changing economy, and how to sustain growth and profitability for the long term. Whilst we are proud of and grateful for the company that we have become, we will not rest on our laurels but continue to strive and build BFI to be stronger, bigger and better. Rome was not built in a day, and whilst we aspire to grow faster, we are also mindful that this growth has to be sustainable. And so we continue to invest in hiring the best people, systems and infrastructure to ensure many many more years of robust, sustainable growth.
Kami mengambil kesempatan ini untuk berterima kasih kepada para pelanggan, mitra kerja kami dan terakhir serta tak kalah pentingnya, seluruh karyawan kami, baik di masa lalu maupun saat ini, yang telah mengarungi perjalanan ini bersama kami. Terima kasih telah tumbuh bersama BFI.
We take this opportunity to thank all our customers, partners and last but not least, employees, past and present, who have taken this journey with us. Thank you for growing with BFI.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
4
Kinerja 2012 2012 Performance
Tarian Sang Pencari Ikan Fajar Sumilir Tuban, Jawa Timur
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
5
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
6
Ikhtisar Kinerja 2012 2012 Performance Highlights
Konsistensi BFI dalam mencatat pertumbuhan bisnis yang positif selama tiga dekade dibuktikan dengan pertumbuhan signifikan dalam berbagai segi bisnis. Jumlah Aset Perusahaan pada tahun 2012 meningkat 23,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Kemajuan juga dicatat pada peningkatan Jumlah Pendapatan Perusahaan sebesar 24,2%, Laba Tahun Berjalan 15,3%, dan Nilai Pembiayaan Baru yang Dibukukan sebesar 21,8% dibandingkan dengan tahun 2011 (lihat Tabel 1, 2 dan 8 pada bab Pembahasan dan Analisa Manajemen). Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan kesuksesan bisnis yang berkelanjutan, tetapi BFI percaya bahwa distribusi produk dan kedekatan dengan para pelanggan adalah hal-hal yang terpenting. Oleh karena itu, Perusahaan terus melakukan ekspansi pasar dengan menambah jaringan operasional di berbagai wilayah Indonesia menjadi 124 kantor cabang dan 61 gerai pada akhir tahun 2012.
Jumlah Aset (dalam miliar Rupiah)
The consistency of BFI in recording positive growth over the past three decades is evidenced by the significant growth in various business aspects. In 2012, the Company’s Total Assets recorded a 23.9% increase compared to the previous year. Progress was also recorded on the increase of the Company’s Total Revenues by 24.2%, 15.3% for Profit for the Year, and 21.8% for Value of New Bookings compared to 2011 (see Table 1, 2 and 8 in the chapter of Management Discussion and Analysis). There are plenty of factors affecting a sustainable business growth and success, but BFI believes that products distribution and proximity to the customers are paramount. Therefore, the Company continued its market expansion by adding its operational network in various parts of Indonesia to 124 branches and 61 kiosks by the end of 2012.
Laba Tahun Berjalan (dalam miliar Rupiah)
Total Assets (in billion Rupiah)
Profit for the Year (in billion Rupiah) 6.570
490 425
5.305 362 301
3.870
3.531
232 2.393
08
09
10
11
12
08
Jumlah Pendapatan (dalam miliar Rupiah)
09
10
11
Nilai Pembiayaan Baru yang Dibukukan (dalam miliar Rupiah) Value of New Bookings (in billion Rupiah)
Total Revenues (in billion Rupiah)
1.551
6.993
5.742
1.248
890
910
12
922
4.155 3.120
1.972
08
09
10
11
12
08
09
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
10
11
12
7 2012 Performance
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights
Summary of Financial Statements and Ratios
(Rp miliar)
Keterangan
2008
(Rp billion)
2009
2010
2012
2011
Description
Laporan Laba Rugi Komprehensif
Statements of Comprehensive Income 890
910
922
1.248
1.551
Revenues
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
330
392
463
529
614
Profit Before Income Tax
232
301
362
425
490
232
301
362
425
490
Total Comprehensive Income for The Year
2.520
2.088
2.871
3.716
4.047
Consumer Financing Receivables Net Investment in Finance Lease
Jumlah Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan Laporan Posisi Keuangan
Investasi Neto Sewa Pembiayaan
Statements of Financial Position
359
208
521
1.095
1.967
Jumlah Piutang
2.878
2.296
3.391
4.811
6.014
Total Receivables
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(144)
(213)
(73)
(61)
(74)
Allowance for Impairment Losses
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
27
6
4
5
Deferred Tax Assets - Net
282
546
550
625
Other Assets - Net
Jumlah Aset
3.531
2.393
3.870
5.305
6.570
Total Assets
Pinjaman yang Diterima
1.801
657
1.593
2.316
2.406
Fund Borrowings
199
-
159
482
1.125
Debt Securities Issued
Utang Lain-Lain
173
202
178
141
178
Other Payables
Jumlah Ekuitas
1.357
1.534
1.941
2.366
2.862
Total Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
3.531
2.393
3.870
5.305
6.570
Total Liabilities and Equity
1.521
1.521
1.521
1.521
1.521
Share Outstanding (million)^^^
Laba Bersih per Saham Dasar (Rp)^^^
152
198
238
280
322
Basic Earnings per Share (Rp)^^^
Laba Bersih per Saham Dilusian (Rp)^^^
152
198
238
280
321
Dilluted Earnings per Share (Rp)^^^
Dividen per Saham (Rp)
107
135
-
-
*
Dividend per Share (Rp)
Data Saham Saham Beredar (juta)^^^
Share Data
Rasio-Rasio Pengembalian Terhadap Ekuitas**
Ratios 20,8%
20,8%
19,8%
18,8%
Return On Equity (ROE)**
7,7%
10,2%
11,6%
9,3%
8,3%
Return On Assets (ROA)^
Rasio Likuiditas***
1,83 x
3,26 x
2,66 x
2,83 x
2,35 x
Liquidity Ratio***
Total Liabilitas Terhadap Aset
0,62 x
0,36 x
0,50 x
0,55 x
0,56 x
Debt to Assets
Rasio Utang Bersih Terhadap Ekuitas^^
1,16 x
0,32 x
0,73 x
1,08 x
1,17 x
Net Debt-to-Equity Ratio^^
* **
Menunggu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2013 Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa, Pajak Penghasilan dan Pendapatan Komprehensif Lain / Rata-rata Ekuitas *** Aset Lancar / Liabilitas Lancar
Await for the resolution of the 2013 General Meeting of Shareholders ** Net Profit Before Extraordinary Items, Income Tax and Other Comprehensive Income / Average Equity *** Current Assets / Current Liabilities
^
^
Net Profit Before Extraordinary Items, Income Tax and Other Comprehensive Income / Average Total Assets ^^ (Interest Bearing Debts - Cash) / Equity, n.a. if negative ^^^ As restated after Stock Split
Corporate Social Responsibility
Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa, Pajak Penghasilan dan Pendapatan Komprehensif Lain / Rata-rata Aset ^^ (Pinjaman - Kas) / Ekuitas, n.a. jika negatif ^^^ Disajikan kembali setelah Pemecahan Nilai Nominal Saham
*
Good Corporate Governance
18,1%
Pengembalian Terhadap Aset^
Management Discussion & Analysis
Efek Utang yang Diterbitkan
Information Technology
41 756
Aset Lain-Lain - Bersih
Human Capital
Piutang Pembiayaan Konsumen
Net Profit Before Extraordinary Item, Income Tax and Other Comprehensive Income
Business Overview
Pendapatan
Laba Bersih Sebelum Pos Luar Biasa, Pajak Penghasilan dan Pendapatan Komprehensif Lain
Company at a Glance
Ringkasan Laporan Keuangan dan Rasio
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
8
Ikhtisar Keuangan Financial Highlights Statistik
Statistics
Keterangan
2008
2009
2010
2012
2011
Description
Nilai Pembiayaan Baru (Rp miliar) Sewa Pembiayaan
Value of New Bookings (Rp billion) 287
94
570
1.087
1.803
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
2.833
1.878
3.584
4.655
5.190
Consumer Financing
Jumlah
3.120
1.972
4.155
5.742
6.993
Jumlah Kontrak Baru yang Dibukukan Sewa Pembiayaan
Total Number of New Contracts Booked
342
105
401
5.450
8.384
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
80.990
84.362
122.186
171.762
168.730
Consumer Financing
Jumlah
81.332
84.467
122.587
177.212
177.114
Rata-Rata Nilai Kontrak Baru (Rp juta) Sewa Pembiayaan
Total Average Value of New Bookings (Rp million)
838
894
1.422
199
215
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
35
22
29
27
31
Consumer Financing
Jumlah
38
23
34
32
39
Nilai Total Piutang yang Dikelola (Rp miliar)* Sewa Pembiayaan
Total Value of Total Receivables Managed (Rp billion)*
359
208
521
1.095
1.967
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
2.896
2.303
3.113
4.392
5.406
Consumer Financing
Jumlah
3.255
2.511
3.633
5.487
7.373
Jumlah Kontrak yang Dikelola* Sewa Pembiayaan
Total Number of Contracts Managed*
787
570
607
5.559
11.528
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
97.670
109.989
134.929
185.315
198.886
Consumer Financing
Jumlah
98.457
110.559
135.536
190.874
210.414
Total
Rata-Rata Nilai Kontrak yang Dikelola (Rp juta)* Sewa Pembiayaan
Average Value of Contracts Managed (Rp million)* 456
365
858
197
171
Finance Lease
30
21
23
24
27
Consumer Financing
Pembiayaan Konsumen Jumlah
33
23
27
29
35
Total
Jumlah Jaringan
70
76
121
169
185
Number of Networks
1.409
1.468
1.774
2.560
3.274
Permanent Employees
742
887
1.880
2.075
2.122
Non-Permanent Employees
2.151
2.355
3.654
4.635
5.396
Total
Jumlah Karyawan Karyawan Tetap Karyawan Tidak Tetap Jumlah
Number of Employees
* Including off-Statements of Financial Position (Channeling receivables, Joint Financing, and outright sale of receivables managed by the Company)
* Termasuk piutang di luar Laporan Posisi Keuangan (Channeling, Pembiayaan Bersama, dan piutang pembiayaan yang telah dijual yang dikelola Perusahaan)
Sejarah Pembayaran Dividen Selama Lima Tahun Terakhir Tahun Buku
Dividend Payment History for the Last Five Years 2008
2009
2010*
2012***
2011*
Tanggal Rapat Umum Pemegang Saham / 11 December Rapat Direksi 15 May 2009 2009 15 June 2011 22 April 2010
21 June 2012
-
Jumlah Dividen per Saham (dalam nilai penuh - mata uang Rupiah) - Interim** - Final Jumlah Rasio Pembayaran
Fiscal Year Date of General Meeting of Shareholders / Board of Directors’ Meeting Dividend per Share (in full amount - Rupiah currency)
-
57,00
-
-
-
- Interim**
107,00
78,00
-
-
-
- Final
107,00
135,00
-
-
-
Total
35%
34%
-
-
-
Pay Out Ratio
-
29 January 2010
9 July 2009
4 June 2010
-
-
-
81.356
102.645
-
-
-
Tanggal Pembayaran - Interim - Final Jumlah Dividen (Rp juta)
Date of Payment
* Tidak ada pembayaran dividen untuk tahun buku 2010 dan 2011 ** Dividen tunai interim diputuskan oleh Rapat Direksi *** Menunggu keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tahun 2013
-
-
-
- Interim - Final Total of Dividend (Rp million)
* There is no dividend payment for fiscal year 2010 and 2011 ** Interim cash dividend declared by the Board of Director’s Meeting *** Await for resolution of 2013 General Meeting of Shareholders
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
9 2012 Performance
Ikhtisar Saham dan Obligasi Shares and Bonds Highlights
Saham Perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (dahulu disebut Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya).
The Company’s shares are listed on the Indonesia Stock Exchange (previously known as Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange).
Kronologis pencatatan saham adalah sebagai berikut:
Chronology of share listing is as follows:
Sejarah Saham
Peristiwa
Periode Period April 1990
Saham Baru Diterbitkan (juta) New Shares Issued (million)
Saham Ditempatkan (juta) Shares Outstanding (million)
2,1
Event
10,5
IPO @Rp5,750
1 untuk 10 Saham Dividen
Januari / January 1993
1,2
11,7
1-for-10 Stock Dividend
17 untuk 20 Saham Bonus
Juli / July 1993
9,9
21,6
17-for-20 Stock Bonus
7,2
28,8
1-for-3 Stock Dividend
28,9
57,7
1-for-1 Rights Issue @Rp1,500
Mei / May 1994
2 untuk 1 Penawaran Umum Terbatas @Rp1.000,00
Maret / March 1997
115,4
173,1
2-for-1 Rights Issue @Rp1,000
2 untuk 1 Pemecahan Nilai Nominal Saham
September 1997
173,1
346,2
2-for-1 Stock Split
Saham Baru dari Konversi Obligasi Wajib Konversi
Agustus / August 2002 Mei / May 2006
414,2
760,4
New Shares From MCB Conversion
2 untuk 1 Pemecahan Nilai Nominal Saham
Agustus / August 2012
760,3
1.520,7
2-for-1 Stock Split
Keterangan | Note: MCB = Mandatory Convertible Bonds (Obligasi Wajib Konversi)
Management Discussion & Analysis
Januari / January 1994
Information Technology
1 untuk 3 Saham Dividen 1 untuk 1 Penawaran Umum Terbatas @Rp1.500,00
Human Capital
IPO @Rp5.750,00
Capital History
Business Overview
Chronology of Share Listing
Company at a Glance
Kronologis Pencatatan Saham
Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
10
Ikhtisar Saham dan Obligasi Shares and Bonds Highlights
Pergerakan Harga Saham 2012 (Rp)
Share Price Movement for 2012 (Rp)
6.000
Tertinggi | Highest
4.800
3.600
Terendah | Lowest 2.400
Penutupan | Closing
1.200
0
Jan
Feb
Mar
Apr
May
Jun
Jul
Aug *
Sep
Oct
Nov
Dec
* Pemecahan Nilai Nominal Saham * Stock Split
Sejarah Harga Saham (Rp)
Share Price History (Rp) Tertinggi Highest
Periode 2011
Terendah Lowest 2012
2011
Penutupan Closing 2012
2011
Period 2012
Triwulan 1
3.750
5.700
2.650
4.600
3.325
4.700
1st Quarter
Triwulan 2
5.600
5.500
3.200
4.000
5.500
4.500
2nd Quarter
Triwulan 3*
7.600
4.750
5.150
2.025
6.000
2.200
3rd Quarter*
Triwulan 4*
6.700
2.200
4.900
1.700
5.700
2.025
4th Quarter*
Keterangan | Note: * Pada bulan Agustus 2012, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:2, dari nominal awal sebesar Rp500,00 per saham menjadi Rp250,00 per saham. Hal ini menyebabkan peningkatan jumlah saham Perusahaan yang ditempatkan dan disetor penuh menjadi 1.520.678.562 saham dibandingkan sebelumnya sejumlah 760.339.281 saham. *
In August 2012, the Company conducted a stock split with a ratio of 1:2, from an initial nominal of Rp500 per share to Rp250 per share. This resulted in an increase in the number of the Company’s issued and fully paid-up shares to 1,520,678,562 shares from 760,339,281 shares.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
11 2012 Performance
Shareholding Structure
Komposisi pemegang saham Perusahaan dengan kepemilikan sebesar 5% atau lebih pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
The shareholding structure with 5% or more ownership per 31 December 2012 is as follows:
Jumlah Saham Number of Shares
Description
Nilai Nominal (Rp) Nominal Value (Rp)
%
2.000.000.000
500.000.000.000
Authorised Capital
Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh
1.520.678.562
380.169.640.500
Issued and Fully Paid-Up Capital
479.321.438
119.830.359.500
Share Capital in Portepel
Trinugraha Capital Co & SCA
683.524.966
170.881.241.500
44,95
Trinugraha Capital Co & SCA
The NT TST CO S/A Equinox Partners, LP
148.971.196
37.242.799.000
9,80
The NT TST CO S/A Equinox Partners, LP
Jumlah Saham dalam Portepel Pemegang Saham
Shareholders
The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP Lainnya di bawah 5% Jumlah
79.054.020
19.763.505.000
5,20
The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP
609.128.380
152.282.095.000
40,05
Others with ownership less than 5%
1.520.678.562
380.169.640.500
100,00
Human Capital
Modal Dasar
Business Overview
Nilai Nominal Rp250,00 per Saham Price per Share Rp250
Keterangan
Company at a Glance
Komposisi Pemegang Saham
Total Information Technology
5,20 9,80
40,05
Management Discussion & Analysis
Trinugraha Capital Co & SCA The NT TST CO S/A Equinox Partners, LP
%
The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP Lainnya di bawah 5% Others with ownership less than 5%
44,95
Johanes Sutrisno (Komisaris)
Nilai Nominal Rp250,00 per Saham Price per Share Rp250 Jumlah Saham Number of Shares
Nilai Nominal (Rp) Nominal Value (Rp)
Description %
62.000
0,00
Johanes Sutrisno (Commissioner)
5.648.232
1.412.058.000
0,37
Francis Lay Sioe Ho (President Director)
217.000
54.250.000
0,01
Yan Peter Wangkar (Director)
Cornellius Henry Kho (Direktur)
2.461.998
615.499.500
0,16
Cornellius Henry Kho (Director)
Jumlah
8.327.478
2.081.869.500
0,54
Total
Francis Lay Sioe Ho (Presiden Direktur) Yan Peter Wangkar (Direktur)
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
248
Corporate Social Responsibility
Keterangan
Shares owned by members of the Board of Commissioners and Board of Directors as of 31 December 2012 are as follows:
Good Corporate Governance
Kepemilikan saham dari anggota-anggota Dewan Komisaris dan Direksi per 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut:
12
Ikhtisar Saham dan Obligasi Shares and Bonds Highlights
Kronologis Pencatatan Obligasi Selama Lima Tahun Terakhir Chronology of Bond Listing for the Last Five Years
2007
2009
Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah nominal sebesar Rp200 miliar, tercatat di Bursa Efek Surabaya pada tanggal 20 Agustus 2007. Obligasi tersebut mendapatkan peringkat Baa1.id. Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp160 miliar tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 8 Januari 2010. Obligasi tersebut mendapatkan peringkat idA-. Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Wali Amanat Akuntan Publik Konsultan Hukum Notaris Pemeringkat Efek
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Wali Amanat Akuntan Publik Konsultan Hukum Notaris Pemeringkat Efek
PT Danareksa Sekuritas PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Moody’s Indonesia
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap telah dilunasi. Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp200 billion, were listed on Surabaya Stock Exchange on 20 August 2007. These bonds were rated Baa1.id. The Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap was supported by institutions and capital market professionals, as follows: Underwriter Trustee Public Accountant Law Firm Notary Bond Rating Agency
PT Danareksa Sekuritas PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Moody’s Indonesia
Pada tanggal 15 Januari 2012, Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap telah dilunasi.
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp160 billion, were listed on Indonesia Stock Exchange on 8 January 2010. These bonds were rated idA-. The Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap was supported by institutions and capital market professionals, as follows: Underwriter Trustee Public Accountant Law Firm Notary Bond Rating Agency
On 16 August 2009, Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap were fully repaid.
PT Danareksa Sekuritas PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
PT Danareksa Sekuritas PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO)
On 15 January 2012, Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap were fully repaid.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
13 2012 Performance
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 dengan nilai nominal sebesar Rp575 miliar tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 13 Juni 2012. Obligasi ini mendapatkan peringkat A(idn). Penawaran Umum Berkelanjutan atas Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Wali Amanat Akuntan Publik Konsultan Hukum Notaris Pemeringkat Efek
Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Wali Amanat Akuntan Publik Konsultan Hukum Notaris Pemeringkat Efek
PT Danareksa Sekuritas dan PT Standard Chartered Securities Indonesia PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Fitch Ratings Indonesia
Pada tanggal 12 Juli 2012, seluruh Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap Seri A telah dilunasi.
PT Danareksa Sekuritas and PT Standard Chartered Securities Indonesia PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Fitch Ratings Indonesia
On 12 July 2012, the entire Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap A Series were fully repaid.
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012, at a nominal value of Rp575 billion, were listed on Indonesia Stock Exchange on 13 June 2012. These bonds were rated A(idn). The Continuous Public Offering of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 was supported by institutions and capital market professionals, as follows: Underwriter Trustee Public Accountant Law Firm Notary Bond Rating Agency
PT Danareksa Sekuritas PT Indo Premier Securities PT Kim Eng Securities PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Fitch Ratings Indonesia
Good Corporate Governance
As of 31 December 2012, the outstanding principal of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I amounted to Rp575 billion.
Management Discussion & Analysis
Underwriter Trustee Public Accountant Law Firm Notary Bond Rating Agency
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pokok Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 yang terutang sebesar Rp575 miliar. Information Technology
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp420 billion, were listed on Indonesia Stock Exchange on 28 June 2011. These bonds were rated A(idn). The Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap was supported by institutions and capital market professionals, as follows:
PT Danareksa Sekuritas PT Indo Premier Securities PT Kim Eng Securities PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. PT Bank Mega Tbk. Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Jusuf Indradewa & Partners Fathiah Helmi, S.H. PT Fitch Ratings Indonesia
Human Capital
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp420 miliar tercatat di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 28 Juni 2011. Obligasi tersebut mendapatkan peringkat A(idn). Penawaran Umum atas Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap dibantu oleh lembaga dan profesional bidang pasar modal, sebagai berikut:
Business Overview
2012
Company at a Glance
2011
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
14
Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner
BFI memanfaatkan momentum dengan memfokuskan bisnis Pembiayaan Konsumen ritel di hampir seluruh provinsi dengan tetap menjaga portofolio Sewa Pembiayaan yang cukup besar di beberapa wilayah. BFI gained momentum by focusing in its Consumer Financing business in almost all provinces while maintaining sizeable Finance Lease portfolio in certain areas.
Kusmayanto Kadiman Presiden Komisaris President Commissioner
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
15 2012 Performance Company at a Glance
In 2012, BFI recorded new bookings of Rp6,993 billion, a 21.8% increase from 2011 and achieved net profit of Rp490 billion or 15.3% growth from the previous year. Triggered by robust economic growth in traditional markets such as in Sumatera, Kalimantan, Java and Bali, and newer markets in East Indonesia, as well as the government’s commitment in the adoption of the Masterplan for Acceleration and Expansion of Indonesia’s Economic Development (MP3EI), BFI gained momentum by focusing in its Consumer Financing business in almost all of the provinces while maintaining sizeable Finance Lease portfolio in certain areas.
Good Corporate Governance
Pada tahun 2012, BFI mencatat pembiayaan baru sebesar Rp6.993 miliar, terjadi peningkatan sebesar 21,8% dibandingkan tahun 2011 dan meraih laba bersih sebesar Rp490 miliar atau meningkat 15,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Didorong oleh cepatnya pertumbuhan perekonomian di pasar-pasar tradisional seperti di Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali, dan pasar-pasar yang baru tumbuh di bagian Indonesia Timur, serta komitmen pemerintah dalam menerapkan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), BFI memanfaatkan momentum ini dengan memfokuskan bisnis Pembiayaan Konsumen ritel di hampir seluruh provinsi dengan tetap menjaga portofolio Sewa Pembiayaan yang cukup besar di beberapa wilayah.
Management Discussion & Analysis
Dear Stakeholders,
Information Technology
Para Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Human Capital
BFI stepped up on vigilance in monitoring its portfolio as well as ensure that it is compliant to regulations and continues to expand its network by opening new branches supported by an integrated infrastructure and exploring cheaper sources for funding the growth in portfolio, in order to achieve greater portfolio diversification.
Business Overview
BFI telah meningkatkan kewaspadaan dalam memantau portofolio Perusahaan dan memastikan bahwa hal tersebut sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan terus memperluas jaringan dengan membuka kantor-kantor cabang baru yang didukung oleh infrastruktur yang terintegrasi dan menggali sumber-sumber pendanaan yang lebih murah untuk pertumbuhan portofolio, dalam rangka mencapai diversifikasi portofolio yang lebih besar.
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
16
Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner
Kiri ke kanan | Left to right 1. Richard Andrew Deitz Komisaris | Commissioner 2. Johanes Sutrisno Komisaris | Commissioner
3. Kusmayanto Kadiman Presiden Komisaris | President Commissioner
5. Alfonso Napitupulu Komisaris | Commissioner
4. Emmy Yuhassarie Komisaris | Commissioner
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
17 2012 Performance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Good Corporate Governance
To ensure the proper system in managing the expansion in number of branches and greater portfolio, the Board of Directors set up a new division, the Enterprise Risk Division, to implement a monitoring system on corporate risk. The availability of detailed report on quality management and assurance of credit portfolio enhance the corporate strategy in expanding market penetration will help to ensure that the business continues to grow and generate sustainable profits, and preserve a high level of asset quality.
Management Discussion & Analysis
Untuk memastikan pemberlakuan sistem yang tepat dalam mengelola ekspansi jumlah kantor cabang dan portofolio yang lebih besar, Direksi membentuk sebuah divisi baru, yaitu Divisi Enterprise Risk, untuk menerapkan sistem pemantauan risiko perusahaan. Ketersediaan laporan rinci tentang manajemen mutu dan jaminan dari portofolio kredit, memfasilitasi strategi perusahaan dalam memperluas penetrasi pasar akan membantu untuk memastikan bahwa bisnis Perusahaan terus tumbuh dan menghasilkan keuntungan yang berkelanjutan, dan mempertahankan tingkat kualitas aset yang tinggi.
Information Technology
High growth in Consumer Financing in recent years has triggered a tighter regulatory environment with increased surveillance by the government, as evidenced by new regulations passed in 2012 and the formation of a new regulatory body, the Financial Services Authority, or Otoritas Jasa Keuangan. With this in place, the business climate will become more challenging, and companies will be forced to be more mindful of risks associated with a more difficult and competitive business environment. In addition to regulatory challenges mentioned above, another obstacle expected in the year 2013 is related to the concerns of slowing growth in mining, a spillover from 2012, and a key market for the heavy equipment industry and the Finance Lease business. BFI is heedful of this and has stepped up on vigilance in monitoring its portfolio as well as ensure that it is compliant to regulations and continues to expand its network by opening new branches supported by an integrated infrastructure and exploring cheaper sources for funding the growth in portfolio, in order to achieve greater portfolio diversification.
Human Capital
Pertumbuhan bisnis Pembiayaan Konsumen yang tinggi dalam beberapa tahun terakhir telah mendorong adanya peraturan perundangan yang lebih ketat dan meningkatnya pengawasan oleh pemerintah, yang dibuktikan dengan disahkannya peraturan-peraturan baru pada tahun 2012 dan pembentukan lembaga pengawas baru, yaitu Otoritas Jasa Keuangan. Dengan keberadaan hal-hal tersebut, iklim dunia usaha akan menjadi lebih menantang, dan perusahaan-perusahaan akan dituntut untuk lebih waspada terhadap risiko-risiko yang berkaitan dengan lingkungan dunia usaha yang lebih sulit dan kompetitif. Di samping pengaruh dari regulasi tersebut di atas, tantangan lainnya yang mungkin terjadi pada tahun 2013 adalah berkaitan dengan keprihatinan terhadap perlambatan di sektor pertambangan, yang merupakan lanjutan dari tahun 2012, dan pasar utama bagi industri alat berat dan bisnis Sewa Pembiayaan. BFI sangat memperhatikan hal ini dan telah meningkatkan kewaspadaan dalam memantau portofolio Perusahaan serta memastikan bahwa hal tersebut sesuai dengan peraturan-peraturan yang berlaku dan terus memperluas jaringan dengan membuka kantor-kantor cabang baru yang didukung oleh infrastruktur yang terintegrasi dan menggali sumber-sumber pendanaan yang lebih murah untuk pertumbuhan portofolio, dalam rangka mencapai diversifikasi portofolio yang lebih besar.
Business Overview
In terms of regional economic prospects, the two largest islands in Indonesia, Sumatera, as centre for production and processing of natural resources, and Kalimantan, rich in resources such as coal, oil, natural gas as well as large forest areas, have been able to maintain its growth. In the eastern part of Indonesia, the drivers for the economy are infrastructure development, export based commodities ranges from nickel ore mining, frozen fish and agriculture products. In addition, Java Island, with the highest population density, has significant growth in numbers of middle-income population. BFI is continuing to open new branches and recruit agents and marketing representatives in the areas where regional economies will gain from these drivers.
Company at a Glance
Dalam hal prospek pertumbuhan ekonomi berdasarkan wilayah, dua pulau terbesar di Indonesia, yaitu Sumatera yang merupakan pusat produksi pengolahan sumber alam, dan Kalimantan yang dikenal kaya akan sumber daya alam seperti batu bara, minyak, gas alam serta wilayah hutan alam yang luas, telah berhasil menjaga pertumbuhan yang berkelanjutan. Di Indonesia bagian timur, pendorong pertumbuhan ekonomi termasuk pembangunan infrastruktur, ekspor komoditas tambang seperti biji nikel, ikan beku dan produk pertanian lainnya. Selain itu, Pulau Jawa dengan tingkat kepadatan penduduk paling tinggi, memiliki pertumbuhan yang signifikan atas jumlah populasi dengan pendapatan menengah ke atas. BFI terus menambah pembukaan kantor-kantor cabang baru dan perekrutan agen-agen pemasaran yang difokuskan di daerah-daerah yang diuntungkan oleh adanya pendukung-pendukung kegiatan ekonomi ini.
18
Sambutan Presiden Komisaris Message from the President Commissioner Dewan Komisaris, melalui pertemuan-pertemuan rutin dengan Direksi dan Komite-Komite Komisaris, terus melakukan evaluasi terhadap rencana-rencana bisnis dan memantau kinerja Perusahaan untuk memastikan bahwa target Perusahaan dapat dicapai.
The Board of Commissioners, through regular meeting with the Board of Directors and Committees, continues to closely review the Company’s business plans and monitor its performance to ensure that budgets are achieved.
Sehubungan dengan aktivitas Komite-Komite yang berada di bawah Dewan Komisaris, Komite Manajemen Risiko dan Komite Audit melakukan pertemuan-pertemuan rutin tiap triwulan dengan masing-masing Divisi Enterprise Risk dan Departemen Audit Internal. Ketua Komite Manajemen Risiko dan Komite Audit mengadakan diskusi secara berkala untuk membahas isu-isu penting dalam pertemuan Direksi dan Dewan Komisaris.
With regards to activities of the Committees under the Board of Commissioners, the Risk Management Committee and Audit Committee conducted meetings on quarterly basis with the Enterprise Risk Division and Internal Audit Department respectively. The Chairman of the Risk Management Committee and Audit Committee held periodic discussions to highlight potential issues at the meeting of the Board of Directors and the Board of Commissioners.
Di samping Komite-Komite tersebut di atas, Dewan Komisaris juga melakukan pertemuan dengan Komite Nominasi dan Remunerasi yang tugas-tugasnya adalah, antara lain, melakukan penilaian terhadap calon-calon anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Komite-Komite Komisaris, dan mengevaluasi usulan gaji dan imbalan kerja lainnya dari para anggota Direksi, Dewan Komisaris dan Komite-Komite Komisaris, untuk kemudian diajukan kepada Dewan Komisaris sebelum mendapatkan persetujuan dari para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham.
In addition of the above Committees, the Board of Commissioners also conducted meetings with the Nomination and Remuneration Committee, whose roles are, amongst others, to appraise candidates for members of the Board of Directors, Board of Commissioners and the Committees, and reviewed the salary proposal and others benefits of the members of the Board of Directors, Board of Commissioners and the Committees, for then to be proposed to the Board of Commissioners prior to obtaining approval from the shareholders in the General Meeting of Shareholders.
Kami percaya bahwa prospek di tahun 2013 tetap positif, meskipun adanya hambatan-hambatan tertentu dalam industri keuangan dan ekonomi global yang melemah. Iklim investasi, percepatan pertumbuhan infrastruktur dan stabilitas tingkat konsumsi dalam negeri merupakan pendorong utama dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pendapatan per kapita diharapkan meningkat dengan adanya kenaikan tingkat upah minimum provinsi. Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan PDB tahun 2013 sebesar 6,6% hingga 6,7%. Ekspor minyak bumi dan gas, hasil tambang, minyak kelapa sawit, tekstil dan sepatu, barang-barang elektronik dan komoditas
We believe that the outlook for 2013 remains positive, in spite of industry specific impediments, and even in light of a weakened global economy. The investment climate, accelerated infrastructure development and a steady domestic consumption are major driving forces behind economic growth in Indonesia. Per capita income is expected to rise with a boost from minimum wage increases in the provinces. Bank Indonesia is projecting 6.6% to 6.7% GDP growth for the year 2013. Export of oil and gas, minerals, crude palm oil, textile and footwear, electric appliances and other commodities will continue to enable employment and people’s income growth.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
19 2012 Performance
We are pleased to present the Annual Report of PT BFI Finance Indonesia Tbk., including the Company’s financial report for the year 2012. The financial statements have been audited by Public Accountant Firm Office Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan as an affiliation of BDO International.
Atas nama Dewan Komisaris, kami sampaikan terima kasih kepada para pemegang saham, kreditor, rekanan, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya atas dukungan yang telah diberikan, serta kepada Direksi, manajemen dan seluruh karyawan BFI yang telah bekerja keras untuk melaksanakan perubahan dalam pengelolaan bisnis untuk mendukung pertumbuhan usaha di masa depan. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu memberikan berkatNya kepada kita semua.
On behalf of the Board of Commissioners, we would like to express our gratitude towards the shareholders, creditors, suppliers, customers and other stakeholders for their supports, as well as the Board of Directors, the management and employees of BFI who have been working hard to implement changes in governing the business to support the future business growth. May the Almighty God always gives His blessing to us all.
Human Capital
Dengan bangga kami menyajikan Laporan Tahunan PT BFI Finance Indonesia Tbk., termasuk di dalamnya laporan keuangan Perusahaan untuk tahun 2012. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, yang merupakan afiliasi dari BDO International.
Business Overview
MP3EI is a preliminary step for Indonesia to accelerate and expand economic development in order to support its transformation to a developed country by 2025.
Company at a Glance
lainnya akan terus mendorong peningkatan lapangan kerja dan pendapatan masyarakat. MP3EI merupakan langkah awal bagi Indonesia untuk mempercepat dan memperluas pertumbuhan perekonomian untuk menunjang transformasi menjadi negara maju pada tahun 2025.
Information Technology
Presiden Komisaris President Commissioner
Management Discussion & Analysis
Kusmayanto Kadiman
Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
20
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director
BFI mencapai peringkat 10 Besar Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus dari majalah Infobank selama 7 tahun berturut-turut. BFI consistently ranked amongst the Top 10 of Multifinance Companies with Excellent Financial Performance from Infobank magazine over the last 7 years.
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
21 2012 Performance Company at a Glance
The business world today is rife with challenges – globalization and the advent of social media means that there is an almost immediate ripple effect from the happenings around the world, whether negative or positive, direct or indirect. We see large economies slowing whilst emerging economies, like Indonesia, continuing to grow and play a larger role in the world economy. The Indonesian Gross Domestic Product (GDP) grew by 6.2% in 2012, slightly below expectations, but still one of the higher growth rates recorded in the region.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Dunia bisnis saat ini penuh dengan berbagai tantangan – globalisasi dan munculnya jejaring media sosial yang berarti bahwa peristiwa-peristiwa yang terjadi di berbagai belahan dunia ini memberikan efek yang hampir seketika, baik negatif maupun positif, langsung maupun tidak langsung. Kita menyaksikan kekuatankekuatan ekonomi besar mengalami perlambatan, sementara negara-negara ekonomi berkembang, seperti Indonesia, terus bertumbuh dan memainkan peranan besar dalam perekonomian dunia. Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia tumbuh 6,2% di tahun 2012, sedikit di bawah ekspektasi, tetapi tetap tercatat sebagai salah satu pertumbuhan tertinggi di wilayah Asia.
Corporate Social Responsibility
This year we celebrate 30 years in business. During this time, we have experienced Black Monday, the Asian Financial Crisis and the fall of the New Order in 1998, and more recently, the 2008 Global Financial Crisis, the Japanese tsunami and the Eurozone crisis. Today we are one of the largest independent multifinance companies in the country and are consistently ranked amongst the Top 10 of Multifinance Companies with Excellent Financial Performance from Infobank magazine over the last 7 years.
Good Corporate Governance
Tahun ini kami merayakan 30 tahun berbisnis. Selama periode tersebut, kita telah mengalami berbagai peristiwa seperti ”Senin Kelabu”, Krisis Keuangan Asia dan jatuhnya Orde Baru pada tahun 1998, dan yang terjadi belum lama ini, Krisis Keuangan Global tahun 2008, bencana tsunami di Jepang dan krisis zona Euro. Saat ini kami adalah salah satu perusahaan pembiayaan independen terbesar di negeri ini dan mencapai peringkat 10 Besar Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus dari majalah Infobank selama 7 tahun secara konsisten.
Management Discussion & Analysis
Dear Stakeholders,
Information Technology
Pemangku Kepentingan yang Terhormat,
Human Capital
Going forward, our priority as an organization continues to be network expansion and growth, and how we invest to achieve this growth.
Business Overview
Ke depannya, prioritas kami sebagai sebuah organisasi adalah terus melakukan perluasan jaringan dan bertumbuh, dan bagaimana kami berinvestasi untuk mencapai pertumbuhan tersebut.
22
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director
Kiri ke kanan | Left to right 1. Cornellius Henry Kho Direktur | Director 2. Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur | President Director 3. Yan Peter Wangkar Direktur | Director
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
23 2012 Performance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Good Corporate Governance
Today, the Company is in strong shape, and is well-positioned for future growth. 2012 new bookings were Rp6,993 billion, a 21.8% increase from 2011, and revenue was Rp1,551 billion, or 24.2% over 2011. Net Profit was Rp490 billion, a 15.3% increase from 2011, whilst NPL remained low at 1.1%, a 14 basis point improvement from 2011’s NPL of 1.2%. BFI added 16 new branches during the year, a lower number than expected as the Company focused on realigning and remodeling existing branch network to improve optimization of resources, as well as expand product offerings in smaller outlets.
Management Discussion & Analysis
Saat ini Perusahaan berada pada posisi yang kuat dan berada pada posisi yang tepat untuk pertumbuhan di masa depan. Pembiayaan baru Perusahaan pada tahun 2012 tercatat sebesar Rp6.993 miliar, meningkat 21,8% dibandingkan tahun 2011, dan pendapatan Perusahaan tercatat sebesar Rp1.551 miliar, atau meningkat 24,2% dibandingkan tahun 2011. Laba bersih tercatat sebesar Rp490 miliar, meningkat 15,3% dibandingkan tahun 2011, sementara piutang macet (NPL) tetap rendah di angka 1,1%, 14 basis poin lebih baik dibandingkan NPL tahun 2011 sebesar 1,2%. BFI menambah 16 kantor cabang baru selama tahun 2012, jumlah yang lebih rendah dari yang diharapkan, karena Perusahaan lebih fokus pada penyelarasan dan penataan kembali jaringan kantor cabang yang ada untuk meningkatkan optimalisasi
Information Technology
Peningkatan laba bersih dibandingkan tahun 2011 Increase of net profit compared to 2011
Human Capital
15,3%
Business Overview
Peningkatan pembiayaan baru dibandingkan tahun 2011 Increase of new bookings compared to 2011
There were several challenges that have affected our industry in 2012. In midyear, the down-payment regulations imposed by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia came into play, and impact was especially evident in the national sales of new twowheelers, which fell by 12% year on year. Indonesia’s benchmark coal price dropped 27% last year, the first decline since the government introduced its monthly reference price in 2009. It fell to US$81.44 in November 2012, the lowest since January 2010, casting a cloud over the heavy equipment industry. BFI’s business was also affected, albeit with lesser impact. We also saw heightened competition in certain segments, and increased vigilance in monitoring selected accounts, especially those directly linked to the mining sector. Nonetheless, we are happy to report that our growth in 2012 was in line with expectations, and overall, maintained a portfolio of high quality assets.
Company at a Glance
21,8%
Terdapat beberapa tantangan yang mempengaruhi industri kami selama tahun 2012. Peraturan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia mengenai ketentuan pembayaran uang muka mulai berlaku pada pertengahan tahun 2012, dan berdampak pada angka penjualan kendaraan roda dua baru nasional yang mengalami penurunan sebesar 12% dari tahun sebelumnya. Patokan harga batu bara Indonesia menurun 27% tahun lalu, penurunan yang pertama kali terjadi sejak pemerintah memberlakukan referensi harga bulanan pada tahun 2009. Harga batu bara jatuh menjadi US$81,44 di bulan November 2012, harga terendah sejak bulan Januari 2010, yang merupakan ”mendung” bagi industri alat berat. Hal ini juga mempengaruhi bisnis BFI, meskipun dampaknya tidak terlalu besar. Kami juga melihat tingkat persaingan yang memuncak pada segmen-segmen bisnis tertentu dan meningkatnya kewaspadaan dalam memantau beberapa konsumen, terutama mereka yang terkait langsung dengan sektor pertambangan. Meskipun demikian, dengan gembira kami melaporkan bahwa pertumbuhan bisnis kami pada tahun 2012 berjalan sesuai harapan, dan secara keseluruhan, kualitas portofolio aset yang tinggi tetap terjaga.
24
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director sumber-sumber daya, serta memperluas penawaran produk di outlet-outlet yang lebih kecil. Portofolio kami terus didominasi oleh pembiayaan Kendaraan Roda Empat Bekas yang mencatat 46,8% dari piutang yang dikelola, diikuti oleh Kendaraan Roda Empat Baru sebesar 20,4%, Alat-alat Berat 15,8%, NonAlat Berat 10,9% dan Kendaraan Roda Dua Bekas 6,1%. Penyebaran piutang secara geografis masih tersebar secara merata, yaitu 24,2% di Sumatera, diikuti oleh Jabodeta sebesar 9,9%, Jawa dan Bali sebesar 21,1%, Kalimantan 23,4% dan Sulawesi serta Indonesia Timur 21,4%. Kami masih menjadi salah satu dari perusahaanperusahaan pembiayaan independen yang paling memiliki keragaman di negara ini, dan hal ini membantu kami untuk tetap menonjol di tengah persaingan yang ada, sebagaimana juga dalam hal mengelola risiko dan tantangan untuk berada dalam industri yang sangat terfragmentasi.
Our portfolio continues to be dominated by Used FourWheelers with 46.8% of receivables managed, followed by 20.4% New Four-Wheelers, 15.8% Heavy Equipment, 10.9% Non-Heavy Equipment and 6.1% Used TwoWheelers. Geographical receivables exposure continues to be well dispersed with 24.2% in Sumatera, followed by 9.9% in Greater Jakarta, 21.1% in Java and Bali, 23.4% in Kalimantan and 21.4% in Sulawesi as well as East Indonesia. We are still one of the most diversified independent multifinance companies in the country, and this has helped us stand out amongst our competition, as well as in managing the risks and challenges of being in a highly fragmented industry.
Dari sisi pendanaan, kami terus berusaha memperbaiki biaya dana kami, di mana hal ini menunjukkan peningkatan berkesinambungan dari tahun ke tahun. Dengan dukungan pasar obligasi yang menguntungkan di semester pertama tahun 2012, Perusahaan sukses menerbitkan obligasi baru yang mampu menarik banyak minat dari para investor. Hal ini terwujud dengan adanya sumber pendanaan yang lebih beragam pada tahun 2012: • penerbitan Medium Term Notes (MTN) senilai Rp225 miliar pada bulan Februari 2012; • penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 dalam mata uang Rupiah senilai Rp575 miliar pada bulan Juni 2012; • kelanjutan pemanfaatan fasilitas Pembiayaan Bersama dari Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN) dengan nilai hingga Rp1 triliun; dan • jumlah pinjaman yang diterima sebesar Rp2.406 miliar.
On the funding side, we continue to strive to improve our cost of funds, which has shown continuous improvement over the years. With help from a favorable bond market in the first half of the year, we successfully issued another bond that garnered much interest from investors. This resulted in more diversified funding sources in 2012: • the issuance of Rp225 billion Medium Term Notes (MTN) in February 2012; • the issuance of Rp575 billion Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 in Rupiah currency in June 2012; • ongoing utilization of up to Rp1 trillion Joint Financing facility from Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN); and • fund borrowings totaling Rp2,406 billion.
Akses ke sumber pendanaan yang lebih besar, ditambah dengan kemampuan menghasilkan bisnis yang lebih baik di kantor cabang baru dan yang sudah ada sebelumnya membantu mendorong pertumbuhan pembiayaan selama tahun berjalan yang cukup menantang. Dalam rangka melangkah maju, prioritas kami sebagai sebuah organisasi adalah terus melakukan perluasan jaringan dan bertumbuh, dan bagaimana kami berinvestasi untuk mencapai pertumbuhan tersebut. Kami melakukan identifikasi lokasi-lokasi baru di mana kami bermaksud untuk memperluas jaringan – karena kami mengerti bahwa kedekatan dengan para pelanggan adalah hal yang terpenting, sama halnya dengan menjadi 'pendatang pertama' untuk menembus pasar baru. Seperti yang telah kami tegaskan di laporan-laporan sebelumnya, tantangan terbesar dalam melakukan ekspansi adalah dari segi
Greater access to funding, coupled with more sophisticated origination capabilities on new and existing branches helped propel bookings growth during an otherwise rather challenging year. Going forward, our priority as an organization continues to be network expansion and growth, and how we invest to achieve this growth. We are identifying new locations where we intend to expand our network to – because we understand that proximity to the customer is of utmost importance, as is being a ‘first-mover’ to penetrate new markets. As we have also reiterated in previous reports, it is the software or human capital, and not the hardware that poses as the biggest challenge to expansion.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
25 2012 Performance
perangkat lunak atau sumber daya manusia, dan bukan perangkat keras.
Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Information Technology
Another key area of concern, Risk Management, was also under the spotlight last year, a senior and experienced risk management professional was hired to head up our new Enterprise Risk Division. There were steady improvements made to the data warehouse development and risk assessment capabilities within our organisation, with high emphasis on a more superior data management culture. Increasingly, more emphasis is put on credit risk, with sophisticated and rigorous analytics for decision-making. The aim is to enhance the ability to improve customer risk profiling and detect early warning signals to develop a culture of risk anticipation rather than just management. This area is also closely related to our Management Information Systems where investments are being made toward more sophisticated dashboards and systems and changes are made company-wide so these tools are available to a wider audience on a real-time basis.
Human Capital
Hal lain yang menjadi perhatian utama kami, Manajemen Risiko, yang juga menjadi perhatian utama kami di tahun lalu, di mana kami merekrut tenaga profesional senior dan berpengalaman di bidang manajemen risiko untuk mengepalai Divisi Enterprise Risk. Terdapat kemajuan yang konstan pada pengembangan data warehouse dan kemampuan penilaian risiko dalam organisasi kami, dengan penekanan utama pada budaya manajemen data yang lebih baik. Secara bertahap, dilakukan penekanan yang lebih pada risiko kredit, dengan menggunakan analisis mutakhir dan ketat untuk pengambilan keputusan. Tujuannya adalah untuk mengembangkan kemampuan dalam memperbaiki pembuatan profil risiko konsumen dan mendeteksi tanda-tanda peringatan awal untuk mengembangkan budaya antisipasi risiko ketimbang melakukan pengelolaan saja. Bidang ini juga berkaitan erat dengan bagian Manajemen Sistem Informasi kami di mana investasi-investasi dilakukan untuk menciptakan dashboard dan sistem yang semakin canggih, dan perubahan-perubahan dilakukan di seluruh jajaran Perusahaan, sehingga perangkat-perangkat tersebut tersedia untuk khalayak yang lebih luas secara tepat waktu.
Business Overview
Going forward, one of our main tasks is to identify and focus on growing future business leaders of BFI. We take leadership development very seriously, starting from the branch level and this is evident in the more active role played by our Human Capital Department who have spearheaded customised training programs for every level of staff, and ensured that our managers of all levels are adequately equipped with the skills and expertise needed to run our business smarter, with better productivity and with more efficacy. In 2012, we conducted companywide re-evaluation and restructuring of various posts, including but not limited to job grading, to create a more effective and efficient managerial structure, preparing us for our expansion plans in the coming years. We also redefined the curriculum for our key training programs, the Leadership Development Program as well as our Management Trainee Program, both designed to produce the best possible quality of future leaders for our Company. Additionally, we also continued to strengthen alliances with universities – to date we are associated with over 50 potential universities to ensure a continuous pipeline of recruits into our Management Trainee Programs.
Company at a Glance
Ke depannya, salah satu tugas utama kami adalah melakukan identifikasi dan fokus pada pengembangan dari pemimpin-pemimpin bisnis BFI di masa depan. Kami sangat serius melakukan pengembangan kepemimpinan, dimulai dari tingkat kantor cabang, dan hal ini merupakan bukti atas peran yang lebih aktif dari Departemen Sumber Daya Manusia yang telah mempelopori programprogram pelatihan yang telah disesuaikan bagi setiap tingkatan karyawan, dan memastikan bahwa para manajer dari seluruh tingkatan telah diperlengkapi dengan keterampilan dan keahlian yang diperlukan untuk menjalankan bisnis kami secara lebih baik, dengan produktivitas yang lebih baik dan lebih efektif. Pada tahun 2012, kami melakukan re-evaluasi dan restrukturisasi berbagai posisi jabatan di seluruh jajaran Perusahaan, termasuk tetapi tidak terbatas pada job grading, untuk menciptakan struktur manajerial yang lebih efektif dan efisien, mempersiapkan kami dalam melakukan rencanarencana ekspansi di tahun-tahun mendatang. Kami juga melakukan perbaikan kurikulum dari program-program pelatihan utama kami, Leadership Development Program dan Management Trainee Program, di mana keduanya dirancang untuk menghasilkan pemimpin-pemimpin Perusahaan di masa depan dengan kualitas terbaik. Selain itu, kami juga terus memperkuat aliansi-aliansi dengan berbagai universitas – hingga saat ini kami menjalin kerja sama dengan 50 universitas potensial untuk memastikan terus terbukanya jalur rekrutmen bagi program Management Trainee kami.
26
Sambutan Presiden Direktur Message from the President Director
Untuk hal bersifat non-bisnis, pelayanan masyarakat terus menjadi bagian penting dari kehidupan di BFI. Tim Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) kami melakukan koordinasi kegiatan-kegiatan Perusahaan yang didedikasikan untuk meningkatkan kehidupan masyarakat yang tinggal di sekitar Perusahaan. Kami memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran dalam melakukan peningkatan di bidang-bidang tertentu, seperti pendidikan dan kesehatan. Inisiatif-inisiatif yang dilakukan antara lain mensponsori program advokasi dari UNICEF Indonesia selama tiga tahun mengenai Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif di Provinsi Sulawesi Barat, menganugerahkan berbagai beasiswa kepada para karyawan dan mahasiswa perguruan tinggi bekerja sama dengan berbagai universitas, dan melakukan pemberian buku-buku pelajaran bekas kepada sekolah-sekolah dan panti-panti asuhan di daerah kurang mampu dalam rangka Hari Pendidikan Nasional. Kami juga melanjutkan program operasi celah bibir dan celah langit-langit mulut gratis bagi kalangan kurang mampu, mensponsori seminar-seminar kesehatan, menyediakan transportasi gratis untuk mudik Lebaran, dan berbagai aktivitas untuk mendukung renovasi fasilitas-fasilitas umum masyarakat.
On the non-business front, community service continues to be an important part of life in BFI. Our Corporate Social Responsibility (CSR) team coordinates companywide efforts dedicated to improving the lives of the communities living amongst us. We aim to increase awareness in improving certain sectors, such as education and health. Such initiatives included sponsoring UNICEF Indonesia’s 3-year advocacy program concerning Holistic and Integrative Early Childhood Development in West Sulawesi Province, granting various scholarships to employees and college students in collaboration with well-known universities and organizing distribution of secondhand textbooks to schools and orphanages in underprivileged areas to celebrate National Education Day. We also continued to organize free cleft lip and cleft palate surgeries for the less fortunate, sponsored free health seminars, provided free transportation for homecoming pilgrimage of Lebaran, and activities to support the renovation of various public facilities.
Sekali lagi, tahun 2012 merupakan tahun yang sibuk dan produktif bagi BFI, dan atas nama Direksi dan seluruh karyawan, saya ingin menyampaikan apresiasi yang mendalam atas dukungan yang telah kami terima sepanjang tahun dari seluruh pemangku kepentingan. Kami bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah membimbing dan melindungi bisnis Perusahaan kami selama tahun 2012 dan terus berdoa memohon bimbingan-Nya di tahun 2013.
Once again, it was a busy and productive year for BFI, and on behalf of the Board of Directors and all employees, I would like to extend our deep appreciation for the support extended to us during the year from all stakeholders. We thank the Almighty God for guiding and protecting our business in 2012 and continue to pray and seek His guidance for 2013.
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
27
2012 Performance
Company at a Glance
Business Overview
Human Capital
Information Technology
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
28
Penghargaan dan Pencapaian Awards and Achievements
2012
1 Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2011 oleh majalah Investor Ranked Top Ten of The 2011 Best Multifinance Company by Investor magazine
2
3
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2011 dan Perusahaan Multifinance Terbaik oleh majalah InfoBank
Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Selama Lima Tahun Berturut-turut (20072011) oleh majalah Infobank
Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2011 and The Best Multifinance Company by InfoBank magazine
Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in Five Years Consecutively (2007-2011) by Infobank magazine
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
29 2012 Performance Company at a Glance
Ranked Top Ten of The 2010 Best Multifinance Company by Investor magazine
Peringkat Sepuluh Besar “Top 40 A-List Perusahaan Terbuka” dan meraih penghargaan “Best of the Best Awards 2011” dari majalah Forbes Indonesia Ranked Top Ten of “Top 40 A-List Listed Companies” and awarded “Best of the Best Awards 2011” from Forbes Indonesia magazine
Corporate Social Responsibility
Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2010 and The Best Multifinance Company by InfoBank magazine
The 2011 Best Multifinance Company for the category of asset above Rp500 billion by the Indonesian Financial Services Association (APPI)
Good Corporate Governance
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2010 dan Perusahaan Multifinance Terbaik oleh majalah InfoBank
Perusahaan Pembiayaan Terbaik 2011 kategori aset di atas Rp500 miliar oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI)
Management Discussion & Analysis
Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2010 oleh majalah Investor
Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in Five Years Consecutively (2006-2010) by Infobank magazine
Information Technology
Awarded the 2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS) from Dunamis Human Capital and Business Review magazine in two categories: The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service and The Best for CEO Commitment
Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Selama Lima Tahun Berturutturut (2006-2010) oleh majalah Infobank
Human Capital
Penghargaan 2011 Indonesian Human Capital Study (IHCS) dari Dunamis Human Capital dan majalah Business Review dalam dua kategori: The Best for Human Capital Initiative Employee Self Service dan The Best for CEO Commitment
Business Overview
2011
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
30
Penghargaan dan Pencapaian Awards and Achievements
2010 Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2010 oleh majalah Investor (kategori aset di atas Rp2 triliun sampai 5 triliun) Ranked Top Ten of The 2010 Best Multifinance Company by Investor magazine (the category of asset above Rp2 trillion until 5 trillion) Penerbit Obligasi Terbaik 2010 kategori Emiten Obligasi Keuangan Pendatang Baru, penerbit Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C, oleh majalah Investor The 2010 Best Bonds Issuer for the category of Issuer of Financial Bonds Newcomer, the issuer of BFI Finance Indonesia II Year 2009 C Series’ Bonds, by Investor magazine Salah satu dari 50 Perusahaan Emiten Terbaik dalam Penerapan Tata Kelola Korporasi yang Baik (GCG) yang diselenggarakan oleh Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) bekerja sama dengan majalah Investor dalam The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award One of the Best 50 Corporate Issuers in the GCG Implementation based on the assessment conducted by Indonesian Institute for Corporate Directorship (IICD) in collaboration with Investor magazine in The 2nd Annual IICD Corporate Governance Award
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Tahun 2009 oleh majalah Infobank Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 2009 by Infobank magazine Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus Selama Lima Tahun Berturutturut (2005-2009) oleh majalah Infobank Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in Five Years Consecutively (2005-2009) by Infobank magazine Perusahaan Pembiayaan Terbaik 2010 kategori aset di atas Rp500 miliar oleh Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) The 2010 Best Multifinance Company for the category of asset above Rp500 billion by the Indonesian Financial Services Association (APPI)
31 2012 Performance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Ranked Top Ten of The 2008 Best Multifinance Company by InfoBank magazine
Good Corporate Governance
Ranked Top Five of The 2007 Best Multifinance Company by Investor and InfoBank magazine
Management Discussion & Analysis
Peringkat Lima Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2007 oleh majalah Investor dan InfoBank
Information Technology
Peringkat Sepuluh Besar Perusahaan Multifinance Terbaik Tahun 2008 oleh majalah InfoBank
Awarded “Reliable Company” in the “2007 Good Corporate Governance Perception Index” by SWA magazine and The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Human Capital
Awarded the “2009 Anugerah Business Review” from Business Review magazine in four categories: First Rank for The Best Good Corporate Governance (GCG), Third Rank for The Best Marketing, Third Rank for The Best CEO 2009, and Fourth Rank for The Best Corporation 2009
Predikat “Perusahaan Terpercaya” pada “2007 Good Corporate Governance Perception Index” oleh majalah SWA dan The Indonesia Institute for Corporate Governance (IICG)
Business Overview
Penghargaan “Anugerah Business Review 2009” dari majalah Business Review dalam empat kategori, yaitu: Peringkat Pertama untuk Tata Kelola Korporasi (Good Corporate Governance) Terbaik, Peringkat Ketiga untuk Pemasaran Terbaik, Peringkat Ketiga untuk CEO Terbaik 2009, dan Peringkat Keempat untuk Korporasi Terbaik 2009
2008
Company at a Glance
2009
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
32
Peristiwa Penting 2012 2012 Event Highlights
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
33 2012 Performance
5 Juli | 5 July
Acara penandatanganan pemberian fasilitas pinjaman berjangka antara Commonwealth Bank dengan BFI di Jakarta
The signing ceremony of term loan facility agreement between Bank of China and BFI in Jakarta
31 Agustus | 31 August
9 April | 9 April
The topping off ceremony and thanksgiving worship of the construction of the new BFI Head Office building, located in BSD City, Tangerang
The signing ceremony of term loan facility agreement between Bank Panin and BFI in Jakarta
The signing ceremony of term loan facility agreement phase two between Commonwealth Bank and BFI in Jakarta
29 November | 29 November Penyelenggaraan Paparan Publik di Jakarta untuk menyampaikan hasil kinerja bisnis Perusahaan hingga triwulan ke-3 tahun 2012 The Public Expose was held in Jakarta to present the Company’s results of business performance until the 3rd quarter of 2012
The celebration of BFI’s
30th
anniversary
Pertemuan uji tuntas dan paparan publik dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 di Jakarta
Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa di Jakarta
14 September | 14 September BFI Finance menerima penghargaan dari majalah Infobank sebagai salah satu dari Lima Besar Perusahaan Multifinance Terbaik di Indonesia dalam acara “Infobank Multifinance Awards 2012” di Denpasar, Bali Perusahaan juga menerima Tropi Emas untuk Perusahaan Multifinance dengan Kinerja Keuangan Sangat Bagus selama 5 tahun berturut-turut (2007-2011). BFI Finance received an award from Infobank magazine as one the Top Five of the Best Multifinance Companies in Indonesia at the event of “Infobank Multifinance Awards 2012” in Denpasar, Bali The Company also received the Golden Trophy for Multifinance Company with Excellent Financial Performance in 5 years consecutively (2007-2011).
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
The Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders was held in Jakarta
The signing ceremony of the joint financing facility agreement between Bank Mandiri and BFI in Jakarta
Corporate Social Responsibility
21 Juni | 21 June
Acara penandatanganan perjanjian pemberian fasilitas pembiayaan bersama (joint financing) antara Bank Mandiri dengan BFI di Jakarta
Good Corporate Governance
Due diligence meeting and public expose for the Continuous Public Offering of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 in Jakarta
The participation of BFI to commemorate the 2012 National Customer Day with theme “The Smile of Indonesian Customer” at the Bundaran Hotel Indonesia
6 Desember | 6 December
Management Discussion & Analysis
8 Mei | 8 May
Partisipasi BFI dalam peringatan Hari Pelanggan Nasional 2012 bertema “Senyum Pelanggan Indonesia” di Bundaran Hotel Indonesia
Information Technology
4 September | 4 September Perayaan ulang tahun BFI ke-30 tahun
Human Capital
Acara topping off dan ibadah syukur untuk konstruksi gedung baru Kantor Pusat BFI, berlokasi di BSD City, Tangerang
Acara penandatanganan pemberian fasilitas pinjaman berjangka antara Bank Panin dengan BFI di Jakarta
Acara penandatanganan pemberian fasilitas pinjaman berjangka tahap kedua antara Commonwealth Bank dengan BFI di Jakarta
Business Overview
The signing ceremony of term loan facility agreement between Commonwealth Bank and BFI in Jakarta
Acara penandatanganan pemberian fasilitas pinjaman berjangka antara Bank of China dengan BFI di Jakarta
9 November | 9 November
Company at a Glance
20 Maret | 20 March
34
Sekilas Perusahaan Company at a Glance
Panen Sawi Hijau Devi Africa Kebumen, Jawa Tengah
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
35
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
36
Sejarah Perusahaan Company History
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
37 2012 Performance
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
BFI focuses its business in the financing of four- and twowheeled vehicles, targeted at the middle and lower-middle segment of the economy. It also does Finance Lease of heavy equipment. Geographically, its business spans all across Indonesia, and is one of the most diversified multifinance players in the country.
Corporate Social Responsibility
BFI memfokuskan kegiatan bisnisnya pada pembiayaan kendaraan-kendaraan roda empat dan dua, dengan target ke masyarakat golongan ekonomi menengah dan menengah ke bawah. Perusahaan juga membiayai alatalat berat melalui Sewa Pembiayaan. Secara geografis, bisnis Perusahaan tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dan menjadi salah satu dari perusahaan-perusahaan pembiayaan dengan bisnis paling beragam di negeri ini.
Good Corporate Governance
Following the Asian financial crisis, which started in 1997, BFI successfully managed to restructure its debts in 2001 without the government’s bailout program and the Company’s name was changed to PT BFI Finance Indonesia Tbk. Today BFI is majority owned by foreign investors, many of which are leading financial institutions. BFI has become a reputable financial provider, strong both financially and operationally.
Management Discussion & Analysis
Melewati krisis ekonomi di Asia, yang berawal di tahun 1997, BFI berhasil melakukan restrukturisasi hutang lebih cepat pada tahun 2001 dan tanpa melalui program bantuan pemerintah dan nama Perusahaan diubah menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Saat ini BFI menjadi perusahaan publik Indonesia yang secara mayoritas dimiliki oleh pihak asing, sebagian besar adalah lembaga keuangan terkemuka. BFI telah menjadi perusahaan penyedia jasa pembiayaan yang ternama, kokoh dari segi keuangan dan operasional.
Information Technology
Founded in 1982 as a joint venture with Manufacturer Hanover Leasing Corporation of the USA, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI) is one of the oldest multifinance companies in Indonesia. In 1986, PT Bank Umum Nasional and Essompark Ltd. of Hong Kong acquired Manufacturer Hanover Leasing Corporation's stake in the Company. In 1990, the Company was given the operating license to run a multifinance company and was renamed PT Bunas Finance Indonesia. In the same year the Company went public and listed on the Jakarta and Surabaya Stock Exchanges. BFI became one of the first multifinance companies that went public in 1990.
Human Capital
Berdiri tahun 1982 sebagai perusahaan patungan dengan Manufacturer Hanover Leasing Corporation, Amerika Serikat, PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFI) merupakan salah satu perusahaan pembiayaan tertua di Indonesia. Pada tahun 1986, PT Bank Umum Nasional dan Essompark Ltd., Hong Kong, mengambil alih kepemilikan Manufacturer Hanover Leasing Corporation dalam Perusahaan. Pada tahun 1990, Perusahaan mengubah izin operasi untuk menjalankan usaha multifinance dan berganti nama menjadi PT Bunas Finance Indonesia. Pada tahun yang sama Perusahaan berganti status menjadi perusahaan publik setelah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). BFI adalah salah satu perusahaan pembiayaan yang pertama kali menjadi perusahaan publik di tahun 1990.
Business Overview
BFI focuses its business in Consumer Financing of four- and twowheeled vehicles, and also does Finance Lease of heavy equipment.
Company at a Glance
BFI memfokuskan kegiatan bisnisnya pada Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan-kendaraan roda empat dan dua, serta membiayai alat-alat berat melalui Sewa Pembiayaan.
38
Kegiatan Usaha Business Activities
Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk: • Pembiayaan Konsumen • Sewa Pembiayaan
The Company provides financing activities in the form of: • Consumer Financing • Finance Lease
Pembiayaan Konsumen adalah produk jasa pembiayaan dengan dikenakan bunga yang menyediakan pembiayaan untuk pengadaan kendaraan bermotor seperti kendaraan roda empat dan kendaraan roda dua kepada pelanggan dengan pembayaran angsuran berkala untuk jangka waktu tertentu.
Consumer Financing is an interest-based financing that provides financing in automotives such as four-wheeler and two-wheeler to end customer with regular installment payment for a specified tenor.
Sewa Pembiayaan menyediakan pembiayaan untuk pengadaan barang-barang modal seperti mesin-mesin industri, kendaraan komersial, alat-alat berat dan barangbarang modal lainnya.
Finance Lease provides financing in capital goods such as industrial machineries, commercial vehicles, heavy equipments and other capital goods.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
39
2012 Performance
Company at a Glance
Business Overview
Human Capital
Information Technology
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
40
Visi, Misi dan Nilai-Nilai Dasar Vision, Mission and Core Values
Visi
Vision
Menjadi mitra solusi keuangan yang terpercaya yang turut berkontribusi terhadap peningkatan taraf hidup masyarakat
To become a trusted partner in financial solutions that contributes for the enhancement of people’s standard of living
Misi
Mission
• Menyediakan solusi keuangan yang terpercaya dan efektif kepada pelanggan kami • Mencapai tingkat pengembalian modal yang superior dan menciptakan gambaran positif di pasar modal • Menyediakan tempat kerja yang kondusif, adil dan menantang yang akan mendorong potensi terbaik dari para karyawan • Membangun hubungan kemitraan jangka panjang dengan mitra bisnis kami berdasarkan saling percaya dan menguntungkan • Memberikan kontribusi yang positif bagi masyarakat di mana kami beroperasi
• To provide reliable and effective financial solutions to our customers • To deliver superior return-on-investment and to create a positive image in capital market • To provide a conducive, fair and challenging workplace to unleash the best potential of our employees • To build a long-term partnership with our business partners based on mutual trust and benefit • To contribute positively to the society where we operate
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
41 2012 Performance Business Overview
Core Values
Company at a Glance
Nilai-Nilai Dasar
Human Capital
KEPUASAN PELANGGAN CUSTOMER SATISFACTION
Good Corporate Governance
SALING PERCAYA DAN MENGHORMATI MUTUAL TRUST AND RESPECT
Management Discussion & Analysis
KERJA SAMA TEAMWORK
Information Technology
MEMBERI YANG TERBAIK STRIVE FOR EXCELLENCE
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
42
Tinjauan Bisnis Business Overview Be Happy Nunu Rizany Cikampek, Jawa Barat
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
43
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
44
Produk-Produk Kami Our Products
... jaringan distribusi Perusahaan yang luas, kecepatan proses aplikasi dan kedekatan dengan para pelanggan memberikan keunggulan tersendiri... ... the Company’s extensive distribution network, speedy processing and proximity to the customers have given us a competitive edge...
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
45 2012 Performance
Pembiayaan kendaraan roda empat yang berasal dari rekanan dealer (disebut Kredit Cicilan Mobil atau KCM) telah menjadi bisnis inti di BFI selama lebih dari dua puluh tahun. Produk ini menyediakan pembiayaan untuk kendaraan roda empat baru dan bekas. Kami menyediakan pembiayaan bagi para pelanggan melalui rekanan dealer kendaraan roda empat dengan jangka waktu pembiayaan mulai satu hingga empat tahun dengan suku bunga tetap.
Four-wheeler financing through dealers (known as Kredit Cicilan Mobil or KCM) has been BFI’s core business for over twenty years. This includes both new and used fourwheelers. We provide financing to end users through four-wheeler dealerships for tenors ranging from one to four years at a fixed rate.
Penjualan kendaraan roda empat terus mengalami pertumbuhan di tahun 2012 walaupun dihadapkan pada masalah perubahan regulasi mengenai persyaratan pembayaran uang muka minimum. Perusahaanperusahaan pembiayaan lain dan bank-bank komersial masih menjadi salah satu dari kompetitor terkuat di sektor ini, di mana mereka menerapkan strategi penetapan harga yang kompetitif demi keuntungan mereka. Walaupun demikian, jaringan distribusi Perusahaan yang luas, kecepatan proses aplikasi dan kedekatan dengan para pelanggan memberikan keunggulan tersendiri saat harus bersaing dengan bank-bank dan perusahaanperusahaan pembiayaan lain. KCM dipasarkan hampir di seluruh kantor cabang kami. Rendahnya tingkat penetrasi kendaraan roda empat dan kuatnya permintaan akan kendaraan roda empat yang masih berlanjut di Indonesia memberikan dampak yang bagus bagi bisnis kami, dan kami optimis bahwa bisnis ini akan terus menguat.
Four-wheeler sales saw growth in 2012 despite headwinds from regulatory changes regarding minimum down payment requirements. Other multifinance companies and commercial banks remain one of our largest competitors in this sector, using competitive pricing strategies to their advantage. Nonetheless, the Company’s extensive distribution network, speedy processing and proximity to the customers have given us a competitive edge when competing with banks and other multifinance companies. KCM is offered at almost all of our branches. Low four-wheeler penetration rates and continued strong demand for four-wheelers in Indonesia augurs well for our business, and we are optimistic that this business will continue to grow from strength to strength.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
New and Used Four-Wheeler Financing (Dealer Originated)
Corporate Social Responsibility
Pembiayaan Kendaraan Roda Empat Baru dan Bekas (Berasal dari Dealer)
Good Corporate Governance
Consumer Financing can be broadly defined as financing of new four-wheelers through dealers, used fourwheelers through dealers and non-dealer, and used twowheelers through non-dealers (non-dealer refers to direct business originated by the Company). In 2012, Consumer Financing accounted for 62.0% of Total Revenues (see Table 1 in the chapter of Management Discussion and Analysis).
Management Discussion & Analysis
Pembiayaan Konsumen dapat didefinisikan secara umum sebagai produk jasa pembiayaan kendaraan roda empat baru melalui dealer, kendaraan roda empat bekas melalui dealer dan non-dealer, serta kendaraan roda dua bekas non-dealer (definisi non-dealer mengacu pada bisnis langsung dari Perusahaan). Pada tahun 2012, Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi 62,0% dari Jumlah Pendapatan (lihat Tabel 1 pada bab Pembahasan dan Analisa Manajemen).
Information Technology
Consumer Financing
Human Capital
Pembiayaan Konsumen
Business Overview
BFI currently offers Consumer Financing of new and used four-wheelers and used two-wheelers through dealers and non-dealers, and Finance Lease of heavy equipment and non-heavy equipment.
Company at a Glance
Saat ini BFI menawarkan jasa Pembiayaan Konsumen untuk kendaraan roda empat baru maupun bekas dan kendaraan roda dua bekas melalui dealer dan non-dealer, dan Sewa Pembiayaan untuk alat berat dan non-alat berat.
46
Produk-Produk Kami Our Products
Pembiayaan Kendaraan Roda Empat Bekas dan Roda Dua Bekas (Non-Dealer)
Used Four-Wheeler and Used Two-Wheeler Financing (Non-Dealer)
Pembiayaan non-dealer diperkenalkan pertama kali tahun 2006 untuk melayani kebutuhan para pelanggan secara langsung (para pemilik kendaraan roda empat dan roda dua) yang memerlukan pembiayaan tanpa melalui perantaraan dealer otomotif. Hal ini termasuk para pelanggan yang sebelumnya sudah menjadi pelanggan BFI lebih dulu dengan melakukan transaksi repeat order, transaksi-transaksi baru yang bersumber dari referensi sesama pelanggan (program Customer-Get-Customer), atau melalui agen-agen penjualan lepas dan telesales call centre (pemasaran dan penjualan langsung). BFI berkomitmen untuk terus mengembangkan bisnis non-dealer dalam rangka melakukan diversifikasi sumber bisnis Perusahaan. Target pemasaran Perusahaan untuk produk ini adalah kalangan masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah. Berbagai paket pemasaran produk yang inovatif dan waktu proses yang cepat membantu BFI dalam bersaing di pasar dengan para kompetitor yang jumlahnya terus bertambah.
Non-dealer originated financing was first introduced in 2006 to cater the needs of end customers (owners of four-wheelers and two-wheelers) that require financing without involving the automotive dealer as the middlemen. This includes customers who have been BFI’s existing customers by conducting repeat-order transactions, the new transactions sourced through customer referrals (Customer-Get-Customer program), or via the freelance sales agents and call centre telesales (direct marketing and sales). BFI continues to be committed to the growth of non-dealer business to diversify the Company's origination channels. The Company's target market for this product is the middle-low income group. Innovative product packages and quick processing time help BFI to compete with the growing number of competitors in the market.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
47 2012 Performance
The Company's Finance Lease business comprises financial leases written mainly to users of heavy equipment. BFI's customers in Finance Lease mainly came from metal mining, general contractors, agriculture and transportation sectors. Finance Lease constituted 19.7% of Total Revenues in 2012 (see Table 1 in the chapter of Management Discussion and Analysis). Due to the headwinds in the commodities sector during the year, the Company has diversified its Finance Lease exposure to include more non-mining sectors. In 2012, the total Finance Lease porfolio exposure to mining was 29.5%, compared to 39.0% in 2011.
Human Capital
Bisnis Sewa Pembiayaan Perusahaan meliputi jasa keuangan yang terutama ditujukan bagi pelanggan pengguna alat-alat berat. Pelanggan Sewa Pembiayaan BFI berasal dari sektor bisnis tambang logam, kontraktor umum, pertanian dan transportasi. Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi 19,7% dari Jumlah Pendapatan pada tahun 2012 (lihat Tabel 1 pada bab Pembahasan dan Analisa Manajemen). Sehubungan dengan adanya permasalahan di bidang komoditas selama tahun tersebut, Perusahaan telah melakukan diversifikasi pada portofolio produk Sewa Pembiayaan yang melibatkan sektor-sektor bisnis di luar pertambangan. Pada tahun 2012, jumlah portofolio eksposur di bidang pertambangan adalah sebesar 29,5% dibandingkan 39,0% pada tahun 2011 dari jumlah portofolio Sewa Pembiayaan.
Business Overview
Finance Lease
Company at a Glance
Sewa Pembiayaan
Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
48
Strategi Pemasaran Marketing Strategies
Fokus bisnis BFI adalah pelanggan di sektor ritel dan korporasi. Bisnis Pembiayaan Konsumen memerlukan jalinan relasi yang kokoh dengan rekanan dealer, agen dan tenaga telesales yang efektif, di samping staf yang terlatih dengan baik dan jaringan kantor cabang yang luas. Bisnis Sewa Pembiayaan membutuhkan jalinan relasi korporasi yang kokoh dan pemahaman yang mendalam mengenai sektor-sektor tertentu. Dengan demikian, pemasaran dan distribusi merupakan faktor penentu dari kesuksesan Perusahaan. Fungsi pemasaran dari Perusahaan memegang peran sangat penting dalam usaha untuk memperluas jangkauan, memasuki pasar baru, mengantisipasi persaingan dan perubahan dalam tren bisnis, dan tak kalah pentingnya, berinovasi dengan menawarkan produk-produk baru. BFI adalah salah satu dari perusahaan pembiayaan paling beragam dalam hal penawaran produk, di mana hal ini penting bagi Perusahaan untuk bersaing di pasar yang dinamis. Dengan demikian, Perusahaan memanfaatkan berbagai saluran pemasaran dan sumber untuk membangun bisnisnya. Beberapa perangkat pemasaran dan sumber bisnis utama dibahas di bagian ini.
BFI’s business focuses are on both retail and corporate customers. Its Consumer Financing business requires strong relationships with dealers, agents and an effective telesales force, in addition to well-trained staff and wide branch network. Its Finance Lease business requires strong corporate relationships and in-depth understanding of specific sectors. Marketing and distribution are therefore key factors of its success. The marketing function of the Company plays a critical role in its effort to expand its reach, tap into new markets, anticipate competition and changes in business trends and last but not least, innovate with new product offerings. BFI is one of the most diversified multifinance companies in terms of product offerings, which is important for it to compete in an ever-changing market. As such, the Company utilizes a variety of marketing and origination channels to build its business. Some of BFI’s key marketing and origination tools are discussed in this section.
Perluasan Jaringan Cabang
Branch Network Expansion
Jangkauan distribusi kiranya merupakan faktor paling vital dalam memperluas bisnis Perusahaan – hingga saat ini, Perusahaan memiliki 185 outlet di seluruh Indonesia – 124 kantor cabang dan 61 gerai. Outlet-outlet ini tersebar di seluruh Indonesia – 20,5% berada di kawasan Sumatera, 13,0% di Jabodeta, 36,2% di Jawa dan Bali, 11,4% di Kalimantan dan 18,9% di Sulawesi serta Indonesia Timur. Perusahaan terus memfokuskan kegiatan pemasarannya di luar Jawa, dan keberadaan jaringan Perusahaan di wilayah Indonesia Timur meningkat lebih dari 50% sejak tahun 2011. BFI berkomitmen untuk melanjutkan ekspansi jaringannya dalam rangka menjangkau pasarpasar di Indonesia yang belum banyak ditembus.
Distribution reach is probably the most vital factor in expanding this business – to date, the Company has 185 outlets across Indonesia – 124 branches and 61 kiosks. These outlets are spread across Indonesia – 20.5% in Sumatera, 13.0% in Greater Jakarta, 36.2% in Java and Bali, 11.4% in Kalimantan and 18.9% in Sulawesi as well as East Indonesia. The Company continues to focus its marketing efforts outside Java, and its presence in East Indonesia has increased by over 50% since 2011. BFI is committed to continue expanding its network to reach out to less penetrated markets within Indonesia.
Relasi dengan Dealer
Dealer Relationships
Salah satu perangkat utama dalam bisnis Pembiayaan Konsumen di BFI adalah mengelola relasi dengan dealer. BFI telah melakukan bisnis dengan basis referensi dealer selama 20 tahun terakhir dan dari waktu ke waktu telah membangun hubungan yang kokoh dengan rekananrekanan dealer kendaraan roda empat baru dan bekas. Hingga saat ini, Perusahaan telah menjalin relasi yang akrab dengan lebih dari 2.000 rekanan dealer dan penjual individu di seluruh Indonesia, dan Perusahaan terus berupaya menjaga relasi tersebut dengan menciptakan
One of the key tools of BFI’s Consumer Financing business is managing dealer relationships. BFI has been doing dealer-referred business for the last 20 years and over time has built strong relationships with both new and used four-wheeler dealerships. To date, the Company has closed relationships with over 2,000 dealerships and individual sellers around Indonesia, and it continually strives to maintain these relationships by inventing various programs to incentivize its dealers and in the long run enrich these relationships. These programs include,
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
49 2012 Performance
BFI juga bergantung pada referensi para agen untuk bisnis Pembiayaan Konsumen, khususnya berkaitan dengan pembiayaan kendaraan roda empat dan roda dua bekas. Agen tersebut adalah pihak independen (biasanya pemilik usaha kecil) yang dilibatkan oleh Perusahaan untuk membantu memasarkan produk BFI ke dalam jaringan pelanggan atau kenalan mereka dan mendapatkan komisi
BFI also relies on agent referrals for its Consumer Financing business, especially related to used four- and two-wheeler financing. Agents are independent parties (usually small business owners) engaged by the Company to help market BFI products to their network of customers or friends and earn commissions and bonuses on successful referrals. To date, the Company has over 50,000 registered agents.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Agent Relationships
Corporate Social Responsibility
Relasi dengan Agen
Good Corporate Governance
Another marketing tool utilized is telesales, where the Company employs a third party telesales to solicit prospective customers to buy its products and services by delivering a sales pitch through phone calls as well as short messaging service (SMS), as well as the 500018 hotline number. Prospective customers are identified through BFI’s existing customer database, and also through databases collected through our internal sales teams. This tool helps the Company reach out to a larger audience in different territories, in less time and without the need to deploy a larger sales force, hence playing a part in keeping overheads lower. It also enables the Company to quickly distinguish between sales prospects from non-prospects, hence improving the efficiency of its physical sales and survey force. In order to make telesales more successful, the Company also continually strives to improve its database management skills, where more effort is placed on rigorous manipulation and analysis of data to identify credit quality, trends and preferences of potential customers, so the Company can deploy more targeted marketing efforts for different buckets of potential customers.
Management Discussion & Analysis
Perangkat pemasaran lainnya yang dipergunakan adalah telesales, di mana Perusahaan mempekerjakan tenaga telesales dari pihak ketiga dalam menjaring calon pelanggan untuk membeli produk dan jasa dengan memberikan promosi penjualan melalui telepon serta layanan pesan singkat (SMS), serta nomor hotline 500018. Calon pelanggan diidentifikasi melalui database pelanggan BFI yang telah ada sebelumnya, dan juga melalui database yang dikumpulkan oleh tim penjualan internal di Perusahaan. Perangkat ini membantu Perusahaan untuk menjangkau konsumen yang lebih luas di wilayah yang berbeda, menghemat waktu dan tanpa perlu mengerahkan tenaga penjualan yang lebih besar, sehingga berperan dalam menjaga biaya overhead lebih rendah. Hal ini juga memungkinkan Perusahaan untuk membedakan secara cepat antara prospek penjualan dengan non-prospek, sehingga meningkatkan efisiensi penjualan secara fisik dan armada survei. Dalam rangka lebih mensukseskan peran telesales, Perusahaan juga terus berupaya dalam meningkatkan keterampilan manajemen database, di mana lebih banyak usaha ditempatkan dalam memperketat rekayasa dan analisa data untuk mengidentifikasi kualitas kredit, tren dan preferensi pelanggan potensial, sehingga Perusahaan dapat mengerahkan lebih banyak upaya pemasaran yang ditargetkan untuk berbagai klasifikasi yang berbeda dari para pelanggan potensial.
Information Technology
Database Management and Telesales
Human Capital
Manajemen Database dan Telesales
Business Overview
amongst others, incentive reward tours overseas, various dealer rewards with gifts, and an ongoing reward point system program. BFI considers dealers its partners and also provides dealer training programs to better equip dealers to market its products to potential customers.
Company at a Glance
berbagai program untuk memberikan insentif bagi para rekanan dealer dan memperkaya hubungan yang telah terjalin dalam jangka panjang. Program-program tersebut meliputi, antara lain, insentif hadiah wisata ke luar negeri, berbagai penghargaan dealer berwujud hadiah barang, dan program penghargaan dengan sistem pengumpulan poin berhadiah. BFI menganggap para dealer sebagai mitra dan turut memberikan program-program pelatihan bagi dealer yang bertujuan untuk memberikan kelengkapan yang lebih baik bagi mereka dalam memasarkan produkproduknya ke pelanggan potensial.
50
Strategi Pemasaran Marketing Strategies serta bonus atas referensi-referensi yang sukses. Hingga saat ini, Perusahaan memiliki lebih dari 50.000 agen yang terdaftar. Perangkat ini banyak digunakan untuk memasarkan pembiayaan kendaraan roda dua bekas, mengingat sifat pasar massal untuk produk ini dan oleh karena itu kebutuhan untuk melemparkan jaring yang lebih luas di daerah pedesaan untuk menangkap pangsa pasar. Selain komisi dan bonus, program-program seperti Loyalty Program dengan Poin Reward, dan Program Star Club yang lebih eksklusif untuk agen-agen dengan pencapaian penjualan tertinggi diselenggarakan untuk memberikan insentif bagi para agen dan menanamkan loyalitas, serta meningkatkan produktivitas dan tingkat keberhasilan mereka. Perusahaan juga menyediakan program-program pelatihan untuk para agen, seperti sesi pelatihan untuk pengetahuan produk dan strategi pemasaran.
This tool is mostly used for used two-wheeler financing, considering the mass market nature of this product and therefore the need to cast wider nets in more rural areas to capture market share. Other than commissions and bonuses, programs such as Loyalty Programs with Reward Points, and a more exclusive Star Club Program for top achievers are conducted to incentivize agents to instill loyalty as well as improve productivity and success rates. The Company also provides training programs for agents, such as product knowledge and marketing strategy training sessions.
Relasi Bisnis Korporasi
Corporate Business Relationships
Sewa Pembiayaan adalah bisnis yang telah dijalankan BFI secara mendalam sejak Perusahaan didirikan. Strategi pemasaran yang digunakan untuk produk Sewa Pembiayaan sedikit berbeda dengan Pembiayaan Konsumen karena produk-produk Sewa Pembiayaan lebih bersifat korporasi. Dengan demikian, relasi dengan pihak pemasok dan pelanggan sangat penting dalam bisnis ini. Staf-staf pemasaran Perusahaan untuk Sewa Pembiayaan dan para pimpinan cabang terus berupaya untuk mempertahankan dan meningkatkan relasi mereka dengan para pemasok alat berat, armada truk dan kendaraan komersial lainnya untuk mengembangkan hubungan yang kokoh dan loyalitas di antara jaringan pemasok. Selain pelanggan tetap, pihak pemasok juga merupakan sumber utama pelanggan baru bagi Perusahaan. Adapun relasi terhadap pelanggan yang sudah ada sebelumnya, mereka juga dikelola secara baik oleh tenaga pemasaran dan pimpinan cabang di BFI. Transaksi repeat order yang tinggi dalam bisnis ini membuktikan adanya upaya-upaya pemasaran intensif yang dikerahkan ke database para pelanggan Perusahaan yang telah ada.
Finance Lease is a business that BFI has been engaged in since the Company was founded. Marketing strategies employed for Finance Lease products are slightly different from Consumer Financing because Finance Lease products are more corporate in nature. Thus, supplier and existing customer relationships are very important in this business. The Company’s Finance Lease marketing officers and branch managers continually strive to maintain and improve their relationships with suppliers of heavy equipment, trucks and other commercial vehicles to develop stronger rapport and loyalty amongst its network of suppliers. Aside from repeat customers, suppliers are also a key source of new customers for the Company. As for existing customer relationships, they are also closely managed by BFI’s marketing force and branch managers. The high repeat business recorded for this business is testament to the intense marketing efforts deployed toward the Company’s existing customer database.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
51
2012 Performance
Company at a Glance
Business Overview
Human Capital
Information Technology
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
52
Kinerja Operasional Operational Performance
BFI selalu berinisiatif mengembangkan kualitas layanan operasional yang dapat dirasakan langsung oleh para pelanggan, yaitu mendekatkan diri kepada pelanggan; baik secara fisik maupun virtual. BFI takes the initiative to develop the quality of operational service that can be felt directly by customers, which is to get closer to the customer, either physically or virtually.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
53 2012 Performance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Good Corporate Governance
As a company that focuses in the field of vehicle financing services, BFI is well aware that one of the Company's key to business success is customer satisfaction. Therefore, the Company always takes the initiative to develop the quality of operational service that can be felt directly by customers, which is to get closer to the customer, either physically or virtually. It was implemented with the opening of new business outlets as many as 14 branches and 2 kiosks during the year of 2012, resulting in 124 branches and 61 kiosks overall by the end of 2012.
Management Discussion & Analysis
Sebagai perusahaan yang berfokus di bidang jasa pembiayaan kendaraan bermotor, BFI sangat menyadari bahwa salah satu kunci sukses bisnis Perusahaan adalah kepuasan pelanggan. Oleh karena itu, Perusahaan selalu berinisiatif mengembangkan kualitas layanan operasional yang dapat dirasakan langsung oleh para pelanggan, yaitu mendekatkan diri kepada pelanggan; baik secara fisik maupun virtual. Hal ini diimplementasikan dengan pembukaan outlet usaha baru sebanyak 14 kantor cabang dan 2 gerai sepanjang tahun 2012, sehingga Perusahaan secara keseluruhan memiliki 124 kantor cabang dan 61 gerai di akhir tahun 2012.
Information Technology
In spite of these concerns, the Company still managed to record growth in its portfolio and the net profit for the year. To be able to develop sustainably in the future, the Company implemented several operational strategies, as follows: • maintained the good corporate governance and the application of the Company’s core values that uphold the integrity; • developed the capabilities of information technology that supports the Company's business strategy, either in the field of marketing, operational and risk management; and • provided the best customer service and the ease of payment access to customers.
Human Capital
Walaupun terdapat kekhawatiran tersebut, Perusahaan tetap berhasil mencatat pertumbuhan portofolio dan laba bersih selama tahun berjalan. Untuk dapat berkembang secara berkesinambungan di masa yang akan datang, Perusahaan menerapkan beberapa strategi operasional, sebagai berikut: • menjaga tata kelola korporasi yang baik serta penerapan nilai-nilai dasar Perusahaan yang menjunjung tinggi integritas; • mengembangkan kemampuan teknologi informasi yang mendukung strategi bisnis Perusahaan; baik di bidang pemasaran, operasional maupun manajemen risiko; dan • memberikan pelayanan pelanggan yang terbaik dan kemudahan akses pembayaran kepada para pelanggan.
Business Overview
The year 2012 was a challenging year for the financial services industry which was marked by the issuance of two new regulations that affected this industry as a whole. The first regulation which became effective on 15 June 2012 is the requirement of imposition of minimum down payment for consumers of four-wheelers and twowheelers financing, as well as financing of commercial vehicles. The second regulation which became effective on 7 October 2012 is related to the fiduciary collateral, in which every vehicle financed is mandatory for fiduciary collateral registration, and finance companies are prohibited from repossessing financed assets before availability of fiduciary collateral certificate. Although the finance business people in general understood the background of the issuance of such regulations, due to the limited time given for socialization and a concern that it will burden the consumers and companies commercially. The Company anticipated a decrease in consumer’s purchasing power and bad debts.
Company at a Glance
Tahun 2012 adalah tahun yang penuh tantangan bagi industri jasa pembiayaan yang ditandai dengan terbitnya dua peraturan baru yang mempengaruhi industri ini secara keseluruhan. Peraturan pertama yang mulai berlaku efektif pada tanggal 15 Juni 2012 adalah mengenai persyaratan pembebanan uang muka minimum bagi para konsumen untuk pembiayaan kendaraan bermotor roda empat dan roda dua, termasuk pinjaman bagi kendaraan komersial. Peraturan kedua yang mulai berlaku efektif pada tanggal 7 Oktober 2012 adalah terkait jaminan fidusia, di mana setiap kendaraan bermotor yang dibiayai wajib dilakukan pendaftaran jaminan fidusia, dan perusahaan pembiayaan dilarang melakukan penarikan aset yang dibiayai sebelum adanya sertifikat jaminan fidusia. Walaupun pada umumnya para pelaku usaha pembiayaan dapat memahami latar belakang terbitnya peraturan-peraturan tersebut, namun secara komersial hal ini akan memberatkan pihak konsumen dan badan usaha. Perusahaan mengantisipasi adanya penurunan daya beli konsumen dan kredit bermasalah.
54
Kinerja Operasional Operational Performance Selaras dengan hal ini, Perusahaan juga telah mengembangkan unit khusus di kantor pusat yang berfungsi memantau dan melakukan supervisi terhadap kantor-kantor cabang yang baru dibuka, sehingga mereka dapat mencapai target bisnis dan operasional yang ditetapkan oleh kantor pusat. Selain itu juga telah dibentuk unit pengembangan operasi yang bertugas mengembangkan sistem pelayanan kepada pelanggan yang berbasis elektronik.
In line with this matter, the Company had also developed a special unit at its head office that serves to monitor and supervise branches which were recently opened, so they could achieve business and operational targets set by the head office. There was also the set up of operational development unit which is in charge of developing the electronic-based service system to customers.
Beberapa layanan berbasis elektronik yang telah diimplementasikan Perusahaan meliputi: • Sistem Payment Point di mana pelanggan dapat membayar angsuran bulanan melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) atau teller bank serta jaringan lainnya, termasuk kantor pos dan waralaba ritel. Saat ini Perusahaan telah menjalin kerja sama dengan berbagai bank terkemuka di Indonesia maupun perusahaan ritel penyedia jasa Payment Point, seperti ATM BCA, ATM Bank Mandiri, Bank Permata, kantor pos, serta jaringan waralaba ritel Alfamart (termasuk di dalamnya jaringan ritel Alfa Midi, Lawson dan Alfa Express). Dengan adanya fasilitas Payment Point, pelanggan memiliki berbagai pilihan pembayaran dan tidak perlu datang langsung ke kantor cabang BFI hanya untuk melakukan pembayaran angsuran. • Sistem penagihan pelanggan dengan menggunakan layanan Electronic Data Capture (EDC), di mana pelanggan akan mendapatkan tanda terima langsung dari sistem EDC atas pembayaran yang dilakukan kepada staf kolektor BFI. Besarnya pembayaran yang telah diterima staf kolektor tersebut dapat dipantau langsung dari kantor pusat dan harus dipertanggungjawabkan secara harian. • SMS peringatan yang terintegrasi dengan core system, di mana pelanggan yang pembayaran angsurannya akan jatuh tempo diingatkan secara otomatis agar dapat melakukan pembayaran secara tepat waktu. • Teleoperation melalui call centre; di mana Perusahaan telah mengembangkan sistem telecall untuk menghubungi pelanggan melalui telepon mengenai hal-hal sebagai berikut: - Survei kepuasan pelanggan yang dikembangkan untuk mengetahui kualitas pelayanan yang diberikan oleh BFI dan masukan-masukan lain dari pelanggan yang berkaitan dengan segala aspek pembiayaan yang dirasakan pelanggan (fungsi telesurvey). - Memeriksa kembali (cross check) kesesuaian data-data di kontrak pembiayaan yang tercatat pada database Perusahaan dengan kenyataan di lapangan menurut versi pelanggan (fungsi teleaudit) guna memperbarui data-data yang telah usang serta melakukan tindakan preventif terhadap potensi kecurangan (fraud).
Some electronic-based services that have been implemented in the Company include: • Payment Point system where customers can pay monthly installments through Automated Teller Machines (ATM) or bank tellers as well as other networks, including the post office and retail franchises. Currently, the Company has established cooperation with various leading banks in Indonesia as well as retail establishments as service providers of Payment Point, such as BCA ATM, Bank Mandiri ATM, Bank Permata, the post office, as well as the Alfamart retail franchise network (including Alfa Midi, Lawson and Alfa Express retail chains). With Payment Point facility, customers have a variety of payment options and do not need to come to BFI branch solely to make installment payments. • Customer billing system with the utilization of Electronic Data Capture (EDC) service, in which the customer will receive a receipt directly from the EDC system on payments made to BFI’s collector staff. The amount of payment received by the collector staff can be monitored directly from the head office and must be accounted for on a daily basis. • SMS alerts integrated with the core system, in which a customer whose installment payment will reach due date is automatically reminded to make payments in a timely manner. • Teleoperation through a call centre; in which the Company has developed a telecall system to contact customers by telephone regarding the following matters: - Customer satisfaction survey which was developed to determine the quality of services provided by BFI and other inputs from customers related to all aspects of financing perceived by customers (telesurvey function). - Cross check the suitability of data on a financing contract recorded at the Company’s database with the reality at the field according to the customer’s version (teleaudit function) for the purpose to update the data that have been obsolete and perform preventive measures against potential fraud.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
55 2012 Performance Good Corporate Governance
In addition to some of the above initiatives, in order to anticipate the increasing number of business transactions managed and the number of outlets owned, the Company has made a development in the field of disbursement of funds to dealers and customers, as well as the use of a single account that comes with a virtual account in each branch to accommodate the installment payments from customers. All these initiatives were aimed at integrated with the Company’s core system, reduce operational risk caused by human error or fraud, as well as increase efficacy and overall control.
Management Discussion & Analysis
Selain beberapa inisiatif di atas, guna mengantisipasi semakin banyaknya jumlah transaksi bisnis yang dikelola dan jumlah outlet yang dimiliki, Perusahaan juga telah melakukan pengembangan di bidang penyaluran pembiayaan (disbursement of fund) ke dealer dan pelanggan, serta penggunaan satu rekening tunggal yang dilengkapi dengan rekening virtual di masing-masing kantor cabang untuk menampung pembayaran angsuran dari pelanggan. Semua inisiatif tersebut bertujuan agar seluruh data dapat direkam dalam sistem yang terintegrasi dengan core system Perusahaan, sehingga dengan demikian dapat mengurangi risiko operasional yang terjadi akibat kesalahan manusia maupun kecurangan, serta meningkatkan efektivitas kerja dan kontrol secara menyeluruh.
Information Technology
For BFI, the implementation of the development of the above-mentioned operations have a direct impact on work efficiency and operational productivity improvements, such as reduced number of queues at the cashier of branches, reduced risk of storage and delivery of cash, reduced risk of fraud, the allocation of payments and reconciliation electronically and online, reduced level of human error, reduced customer complaints, and reduced operating costs as a result of the declining official travel expenses for the purpose of collection toward customers.
Human Capital
Bagi BFI, implementasi pengembangan operasi tersebut di atas telah memberikan dampak langsung terhadap efisiensi kerja dan peningkatan produktivitas operasional, antara lain berkurangnya jumlah antrian di bagian kasir kantor cabang, berkurangnya risiko penyimpanan dan pengiriman uang tunai, berkurangnya risiko kecurangan (fraud), alokasi pembayaran dan rekonsiliasi secara elektronik dan online, berkurangnya tingkat kesalahan manusia (human error), berkurangnya keluhan pelanggan, dan menurunnya biaya operasional sebagai akibat dari menurunnya juga biaya perjalanan dinas untuk keperluan penagihan piutang ke pelanggan.
Business Overview
- Remind customers whose installment payments have been overdue between 1 to 3 days and do follow-ups to customers who have given but not fulfilled the promise of payments after the deadline (telecollection function). The results of this follow-up will be the input for the collector field staff to do further follow-ups.
Company at a Glance
- Mengingatkan pelanggan yang jatuh tempo pembayaran angsurannya sudah melewati batas waktu antara 1 hingga 3 hari serta melakukan tindak lanjut kepada pelanggan yang telah memberikan janji pembayaran namun tidak dipenuhi setelah batas waktu yang ditetapkan (fungsi telecollection). Selanjutnya hasil tindak lanjut ini akan menjadi masukan bagi staf kolektor lapangan untuk menindaklanjuti proses penagihan selanjutnya.
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
56
Kualitas Pelayanan Service Quality
Pada tahun 2012, BFI melakukan implementasi standar pelayanan yang berbasis pada Moto Pelayanan “SIAP MEMBANTU ANDA” sesuai dengan strategi Perusahaan. Setelah lebih dari 30 tahun berkiprah di Indonesia, bisnis Pembiayaan Konsumen dan Sewa Pembiayaan yang dijalankan BFI semakin kokoh berkat meningkatnya kepercayaan dan pengakuan para pelanggan terhadap pelayanan BFI yang berkualitas, makin beragam dan disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan yang terus bergerak dinamis di pasar pembiayaan. Perusahaan mengakui betapa pentingnya peran para pelanggan sebagai faktor penentu atas kelangsungan dan kesuksesan bisnis Perusahaan. Selain itu, Perusahaan juga terus memperkokoh komitmennya untuk meningkatkan dan memperbarui semangat serta budaya pelayanan dari seluruh jajaran Perusahaan secara berkelanjutan, baik pelayanan kepada pelanggan eksternal maupun internal. Perusahaan senantiasa memegang teguh nilai-nilai yang menjadi Strategi Pelayanan BFI, terdiri dari: • Cepat: melakukan proses kerja berdasarkan standardisasi waktu, prosedur yang berlaku dan keakuratan dengan kecermatan serta kerja sama tim untuk mencapai kepuasan pelanggan. • Profesional: melakukan proses kerja dengan didukung oleh kompetensi, inisiatif yang proaktif disertai dengan integritas yang baik serta sikap dan perilaku yang terpuji dari seluruh karyawan BFI. • Aman: memberikan keamanan dan menjaga kerahasiaan data pelanggan dan aset Perusahaan dengan sistem penyimpanan aset yang aman dan didukung oleh reputasi BFI yang baik dan berwibawa, demi kenyamanan pelanggan. • Dinamis: secara terus-menerus dan berkala melakukan perbaikan sistem proses kerja dan strategi Perusahaan, sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan Perusahaan, baik di lingkungan eksternal dan internal yang bersifat makro maupun mikro.
In 2012, BFI implemented the service standard which was based on the ”READY TO HELP YOU” Service Motto in accordance with the Company’s strategy. After more than 30 years in Indonesia, the business of Consumer Financing and Finance Lease run by BFI are even stronger, thanks to the increasing customers’ trust and recognition of BFI’s qualified service, more diverse and tailored to the needs of customers who continue to move dynamically in the finance market. The Company recognized the importance of customers’ role as a determining factor for the continuity and success of the Company’s business. Additionally, the Company also continued to reinforce its commitment to enhance and renew the spirit and culture of service from all levels of the Company sustainably; both services given to external and internal customers. The Company continuously uphold the values of BFI Service Strategy, consisting of: • Fast: execute the work process based on standardized time, prevailing procedures, accuracy with prudence as well as teamwork in order to achieve customer satisfaction. • Professional: execute the work process that is supported with competency, proactive initiative along with good integrity, commendable attitude and behaviour from all employees of BFI. • Safe: provide security and guard the secrecy of clients’ documents and the Company’s assets with a secured and safe storage system, supported by good and authoritative reputation of BFI, for the sake of customer convenience. • Dynamic: continuously and periodically improve the system of the Company’s work process and strategy, in accordance to the needs of customers and the Company, both in the macro and micro external and internal environment.
Selain strategi pelayanan tersebut, karyawan BFI juga menerapkan Jiwa Pelayanan ”HEART”, yaitu: • Hati yang peduli pada pelanggan • Ekspresikan dengan keramahan dan ketulusan • Andalkan kecepatan dan ketepatan • Responsif dan proaktif mengatasi kebutuhan pelanggan • Tutur kata yang positif
In addition to the service strategy, BFI employees also apply the ”HEART” Soul of Service, namely: • Be concerned with customer • Express with friendliness and sincerity • Rely on speed and accuracy • Responsive and proactive in addressing customer needs • Positive speech
Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan kepada para pelanggan; baik kalangan eksternal maupun internal; berikut adalah penjelasan mengenai beberapa program pelayanan yang dikembangkan selama tahun 2012.
In order to improve the quality of service to customers; either the external or internal; the following is the explanation of some service programs that were developed during the year of 2012.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
57 2012 Performance
Layanan ini dilakukan melalui Call Centre BFI di nomor 500018. Hal ini merupakan wujud komitmen pelayanan BFI yang berfokus pada kepuasan pelanggan. Layanan ini adalah sarana komunikasi dua arah antara BFI dan para pelanggan serta sebaliknya, di mana pelanggan dapat mengajukan berbagai pertanyaan, saran, kritik dan keluhan seputar produk-produk dan jasa layanan Perusahaan. Berbagai bentuk sarana dan kemudahan akses dalam menyampaikan keluhan, saran atau untuk mendapatkan informasi seputar Pembiayaan Konsumen yang sedang berjalan; seperti menanyakan besarnya angsuran dan informasi lainnya; telah semakin dikenal oleh pelanggan sejak diluncurkan pertama kali pada tahun 2011, yaitu: • E-mail Customer Care:
[email protected]; • Hotline Customer Care: 500018; • Fasilitas SMS Gateway: 08158767234; dan • Menu Online Customer Service pada situs web Perusahaan, www.bfi.co.id.
This service is conducted through BFI Call Centre at number 500018. This is the manifestation of BFI’s service commitment focusing on customer satisfaction. The service is a means of two-way communication between BFI and its customers, and vice versa, in which customers could ask various questions, make suggestions, criticisms and complaints about the Company’s products and services. Various forms of infrastructure and ease of access in delivering complaints, suggestions or to obtain information about the ongoing Consumer Financing, such as to inquire installment amount and other information; have been increasingly recognized by customers since first launched in 2011, namely: • E-mail of Customer Care:
[email protected]; • Customer Care Hotline: 500018; • SMS Gateway facility: 08158767234; and • Online Customer Service menu on the Company’s website, www.bfi.co.id.
Sistem Penanganan Keluhan Pelanggan
Customer Complaint Handling System
Layanan ini adalah pengembangan sistem input keluhan pelanggan yang dapat memudahkan Customer Care dalam melakukan kontrol sistem waktu pelayanan penanganan keluhan sesuai dengan standar Perusahaan. Sistem ini dikembangkan untuk meningkatkan kualitas layanan terhadap penanganan keluhan pelanggan dengan sistem penanganan keluhan yang terintegrasi antarunit yang terlibat dalam proses penyelesaian keluhan pelanggan.
This service is the development of customer complaints input system which is able to facilitate the Customer Care in controlling the service level agreement of serving time of complaint handling in accordance with the Company’s standard. This system was developed to improve the quality of service for handling customer complaints with the system of complaint handling integrated between units involved in the process of customer complaints settlement.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Customer Hotline Service
Corporate Social Responsibility
Layanan Hotline Pelanggan
Good Corporate Governance
This activity has the aim to determine the level of customer satisfaction and loyalty towards the service that has been provided by BFI. The survey was conducted to customers at the beginning, middle and end of financing contract. Commitment to provide the best service indicated by monitoring the results of customer satisfaction surveys at the national, regional and branch level. From these survey results, the Company obtained feedbacks from customers which are useful to develop the Company’s programs as per customer requirements.
Management Discussion & Analysis
Kegiatan ini memiliki tujuan untuk mengetahui tingkat kepuasan dan loyalitas pelanggan terhadap pelayanan yang telah diberikan oleh BFI. Survei dilakukan kepada para pelanggan di awal, tengah dan akhir kontrak pembiayaan. Komitmen untuk memberikan layanan yang terbaik ditunjukkan dengan memantau hasil survei kepuasan pelanggan di tingkat nasional, regional dan kantor cabang. Dari hasil survei ini Perusahaan memperoleh umpan balik dari para pelanggan yang bermanfaat untuk mengembangkan program-program Perusahaan agar sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
Information Technology
Customer Satisfaction Survey
Human Capital
Survei Kepuasan Pelanggan
Business Overview
Service Programs
Company at a Glance
Program-program Pelayanan
58
Kualitas Pelayanan Service Quality Program Cara Mudah Bayar Angsuran dengan Payment Point
Easy Way to Pay Installment with Payment Point Program
Program ini bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi para pelanggan dalam melakukan pembayaran angsuran ke rekening BFI melalui fasilitasfasilitas perbankan elektronik yang mudah dijangkau dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Pelanggan BFI dapat melakukan pembayaran angsuran melalui jaringan ATM Bersama, jaringan ATM dan layanan di gerai teller dari Bank Permata dan Bank Mandiri, serta fasilitas e-Banking dari Bank Mandiri. Untuk memperluas jaringan non-bank Payment Point, BFI juga bekerja sama dengan PT Pos Indonesia (Persero) untuk memanfaatkan layanan online dari kantor pos seluruh Indonesia. Khusus di tahun 2012, Perusahaan memperluas kerja sama dengan menambah utilisasi jaringan ATM BCA sebagai upaya dalam menambah titik-titik pembayaran, sehingga memberikan kemudahan dan pilihan lebih kepada pelanggan dalam membayar angsuran di berbagai wilayah Indonesia. Hingga akhir tahun 2012, tercatat 62,5% dari pelanggan BFI telah menggunakan layanan Payment Point untuk memenuhi kewajiban pembayaran angsuran. Penambahan jaringan Payment Point non-bank dilakukan melalui jaringan waralaba ritel Alfamart yang telah selesai proses pengembangannya di akhir tahun 2012 dan akan segera diaktifkan pada awal tahun 2013.
This program is aimed to provide easy access for customers in paying installment to the account of BFI through electronic banking facilities which are within easy reach and spread all across Indonesia. BFI customers can make installment payments through the network of ATM Bersama, ATM networks and teller services of Bank Permata and Bank Mandiri, as well as e-Banking facility from Bank Mandiri. To expand the non-bank network of Payment Point, BFI also collaborated with PT Pos Indonesia (Persero) to utilize online service of post offices throughout Indonesia. Designated in 2012, the Company extended its cooperation by adding network utilization of the ATM of BCA as an effort to increase payment points, so as to provide more convenience and choices to customers in paying installments in various regions of Indonesia. By the end of 2012, it was recorded that 62.5% of BFI customers have utilized the Payment Point service to meet the repayment obligations. The step to further increase non-bank network of Payment Point is through the franchised retail network of Alfamart that has completed the development process in the year-end of 2012 and will be immediately activated in early 2013.
Program Hari Pelanggan
Customer Day Program
Program ini merupakan kegiatan yang bertujuan menumbuhkan budaya pelayanan dan memperkuat kembali komitmen karyawan dalam mewujudkan kepuasan pelanggan. BFI membuat program pelayanan khusus yang berjalan rutin setiap tahun, yaitu pada bulan September yang bertepatan dengan peringatan Hari Pelanggan Nasional.
This program is an activity aimed to foster the culture of service and reinforce the commitment of employees in achieving customer satisfaction. BFI made a special service program that runs regularly every year, that is in September which coincides with the National Customer Day.
Implementasi dan Standardisasi Pelayanan
Implementation and Monitoring Service Standardization
Pemantauan
of
Pengembangan standardisasi pelayanan oleh BFI telah memberikan pengalaman-pengalaman positif kepada setiap pelanggan; khususnya mereka yang berkunjung langsung ke kantor cabang BFI.
The development of standardization of service by BFI has provided positive experiences for every customer; especially those who visited BFI branches directly.
Para staf frontline BFI dibekali dengan Panduan Pelayanan dan pelatihan untuk mengembangkan kemampuan dan pengetahuan mereka dalam pelayanan pelanggan.
The BFI's frontline staff were provided with Service Guidance and trainings to develop their skills and knowledge in customer service.
BFI juga melakukan pemantauan terhadap pelayanan yang telah diberikan melalui Quality Service Specialist Wilayah yang secara berkelanjutan melakukan kunjungan ke kantor cabang di wilayah mereka masing-masing, memberikan rekomendasi untuk peningkatan pelayanan di kantor cabang sesuai hasil pengamatan, analisa keluhan, dan survei kepuasan pelanggan.
BFI also monitored the services provided through the Regional Quality Service Specialist who visited the branches continuously in their respective areas, provided recommendations for improvement of services at the branches according to the results of observation, complaints analysis, and customer satisfaction surveys.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
59 2012 Performance
BFI strives constantly to maintain and improve its customer loyalty by monitoring, measuring and managing it in accordance with the Company’s strategy. The factor that is equally important is the commitment from all levels of the Company which refers to the improvement of customer service quality on an ongoing basis.
Company at a Glance
BFI berusaha senantiasa untuk mempertahankan dan meningkatkan loyalitas pelanggannya dengan cara memantau, mengukur dan mengelolanya sesuai dengan strategi Perusahaan. Faktor yang juga sama pentingnya adalah komitmen dari seluruh jajaran Perusahaan yang mengacu pada peningkatan kualitas pelayanan pelanggan secara berkesinambungan.
Business Overview Human Capital Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance
BFI is well aware that one of the Company's key to business success is customer satisfaction.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Persentase pelanggan yang menggunakan layanan Payment Point Percentage of BFI customers using Payment Point service
BFI sangat menyadari bahwa salah satu kunci sukses bisnis Perusahaan adalah kepuasan pelanggan.
Corporate Social Responsibility
62,5%
60
Testimoni Pelanggan Customers’ Testimony
Ibu Tina Tanara Halimtan dan Bapak Saimen Pemilik Usaha Jual Beli dan Sewa Alat Berat untuk Seluruh Indonesia di Jakarta Utara Pelanggan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Roda Empat (KCM) Ibu Tina Tanara Halimtan dan Bapak Saimen mengenal BFI pertama kali sekitar dua tahun yang lalu melalui SMS promosi yang dikirimkan BFI. Dengan berkembangnya bisnis penyewaan alat berat dan demi menunjang operasional bisnis sehari-hari, mereka setuju menjadi pelanggan jasa pembiayaan BFI. Proses persetujuan aplikasi pembiayaan yang cepat dan komitmen BFI untuk memberikan pelayanan terbaik membuat Ibu Tina dan Bapak Saimen nyaman untuk terus menjadi pelanggan BFI.
01 Ibu Tina Tanara Halimtan dan Bapak Saimen Jakarta Utara Mrs. Tina Tanara Halimtan and Mr. Saimen North Jakarta
Mrs. Tina Tanara Halimtan and Mr. Saimen Owner of Sale and Purchase and Rental of Heavy Equipment for Across Indonesia in North Jakarta Customer of Consumer Financing for Four-Wheeler (KCM) Mrs. Tina Tanara Halimtan and Mr. Saimen knew BFI for the first time around two years ago through SMS promotions sent by BFI. With growing heavy equipment rental business and in order to support its daily business operations, they agreed to be the customer of BFI’s financing services. The fast funding application approval process and BFI’s commitment to provide the best services have made Mrs. Tina and Mr. Saimen comfortable to continue to be the customer of BFI.
Ibu Lina Sari Pemilik Warung di Jakarta Barat Customer of Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Roda Dua Usaha warung makan digeluti Ibu Lina Sari sejak tahun 2003. Beliau mengenal BFI pertama kali melalui surat kabar. Proses aplikasi pembiayaan yang cepat dan tidak berbelit-belit adalah faktor utama yang membuat Ibu Lina Sari terus menggunakan jasa pembiayaan dari BFI.
Mrs. Lina Sari Owner of Food Stall in West Jakarta Customer of Consumer Financing for Two-Wheeler The food stall business was run by Mrs. Lina Sari since 2003. She knew BFI for the first time from a newspaper. The fast and straightforward application process are the main factor that has made Mrs. Lina Sari continually having the financing services from BFI.
02 Ibu Lina Sari Jakarta Barat Mrs. Lina Sari West Jakarta
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
61 2012 Performance
Bapak Freddy Rianaldi, Bsc. Cikarang, Jawa Barat
Since 2005, Mr. Freddy Rianaldi, Bsc. has relied on the financing services of BFI to support his business expansion. BFI’s commitment in terms of processing speed, reliability (trustworthy) and professional services has made Mr. Freddy continues to trust BFI.
Mr. Freddy Rianaldi, Bsc. Cikarang, West Java
Human Capital
03
Mr. Freddy Rianaldi, Bsc. Owner of Catering Business in Cikarang, West Java Customer of Consumer Financing for Four-Wheeler (KCM)
Business Overview
Sejak tahun 2005, Bapak Freddy Rianaldi, Bsc. sudah mengandalkan jasa pembiayaan dari BFI untuk mendukung perluasan usahanya. Komitmen BFI dalam hal kecepatan proses, keandalan (dapat dipercaya) dan pelayanan profesional membuat Bapak Freddy terus percaya pada BFI.
Company at a Glance
Bapak Freddy Rianaldi, Bsc. Pemilik Jasa Boga (Katering) di Cikarang, Jawa Barat Konsumen Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Roda Empat (KCM)
Information Technology Management Discussion & Analysis
Bapak Chrisyanto Senjaya Pemilik Toko Pakaian di Jakarta Pusat Konsumen Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Roda Empat (KCM)
Mr. Chrisyanto Senjaya Owner of Fashion Store in Central Jakarta Customer of Consumer Financing for Four-Wheeler (KCM)
Bapak Chrisyanto Senjaya Jakarta Pusat Mr. Chrisyanto Senjaya Central Jakarta
Corporate Social Responsibility
Initially, Mr. Chrisyanto Senjaya utilized financial services from another company, but since the service was not satisfactory, he switched to BFI. He knew BFI for the first time in 2009 through his acquaintances. Until present time, he has enjoyed BFI’s services three times and feels satisfied with its fast and professional service.
04
Good Corporate Governance
Awalnya Bpk. Chrisyanto Senjaya menggunakan jasa pembiayaan dari perusahaan lain, tetapi berhubung pelayanan yang tidak memuaskan, beliau beralih ke BFI. Beliau mengenal BFI pertama kali pada tahun 2009 melalui kenalannya. Hingga saat ini, sudah tiga kali beliau menikmati pelayanan BFI dan merasa puas karena pelayanan yang cepat dan profesional.
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
62
Testimoni Rekanan Partners’ Testimony
Bapak Thio David Pemilik Showroom di Jakarta Utara
01 Bapak Thio David Pemilik Showroom Jakarta Utara Mr. Thio David Owner of Showroom North Jakarta
Awalnya Bapak Thio David hanya memiliki satu showroom di Jakarta. Berhubung bisnis jual beli kendaraan roda empat yang berkembang pesat, beliau memutuskan untuk membuka satu showroom lagi yang dapat melakukan penjualan hingga 20 unit kendaraan roda empat per hari. Untuk tujuan kelancaran bisnis, Bapak Thio David bekerja sama dengan beberapa perusahaan pembiayaan; salah satunya adalah BFI. Beliau mengakui beberapa keunggulan BFI dibandingkan perusahaan pembiayaan lainnya, yaitu kecepatan proses aplikasi dan pencairan pembiayaan yang cepat. Mr. Thio David Showroom Owner in North Jakarta Initially, Mr. Thio David had only one showroom in Jakarta. Since the fourwheelers buying and selling business had been grown rapidly, he decided to open one more showroom that could sell up to 20 units of four-wheeler per day. For the purpose to smoothen his business, Mr. Thio David collaborated with several financing companies; one of them is BFI. He acknowledges several advantages of BFI compared to other finance companies, namely speed of application process and fast funding disbursement.
Bapak Zainal Arifin Pemilik Showroom di Serpong, Tangerang Bapak Zainal Arifin mengenal BFI pertama kali dari salah satu calon konsumennya. Hingga saat ini, beliau merasa puas dengan pelayanan yang diberikan oleh BFI; seperti stock finance, pencairan pembiayaan yang cepat dan pembayaran uang muka yang sangat bersaing. Mr. Zainal Arifin Showroom Owner in Serpong, Tangerang Mr. Zainal Arifin knew BFI for the first time based on the recommendation from one of his prospective customers. Until recently, he is satisfied with the services provided by BFI; such as stock finance, fast funding disbursement and fully competitive down payment.
02 Bapak Zainal Arifin Pemilik Showroom Serpong, Tangerang Mr. Zainal Arifin Owner of Showroom Serpong, Tangerang
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
63 2012 Performance Company at a Glance
Bapak Njoo David Prajogo Pemilik Showroom di Jakarta Utara
Mr. Njoo David Prajogo Owner of Showroom North Jakarta
Information Technology
To support his business developments, Mr. Njoo David Prajogo held a partnership with BFI to assist the four-wheeler financing of its customers. Satisfactory service from BFI is the main factor that makes him continue to partner with BFI. He truly appreciates the speed of response from BFI employees in handling the application process and the friendliness of BFI employees. He knew BFI since 2010 from a fellow acquaintance showroom that has been using the services of BFI.
Human Capital
Bapak Njoo David Prajogo Pemilik Showroom Jakarta Utara
Mr. Njoo David Prajogo Showroom Owner in North Jakarta
Business Overview
03
Untuk mendukung perkembangan usahanya, Bapak Njoo David Prajogo menjalin kemitraan dengan BFI untuk membantu pembiayaan kendaraan roda empat dari para pelanggan. Pelayanan yang memuaskan dari BFI merupakan faktor utama yang membuat beliau terus bermitra dengan BFI. Beliau sangat menghargai kecepatan respon karyawan BFI dalam menangani proses aplikasi dan keramahan karyawan BFI. Beliau mengenal BFI sejak tahun 2010 dari kenalan sesama showroom yang sudah menggunakan jasa BFI.
Management Discussion & Analysis
Bapak David Sutoyo Pemilik Showroom di Jakarta Utara
Bapak David Sutoyo Pemilik Showroom Jakarta Utara Mr. David Sutoyo Owner of Showroom North Jakarta
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
The ease and flexibility has become a reference for BFI to provide the best services for its customers and business partners. It is also experienced by Mr. David Sutoyo as a showroom owner whom has been doing business with BFI since 2008. The easy access of BFI employees to be contacted is very important for the showroom. This quick response has become the basis of his showroom’s business continuity and development so he remains a loyal business partner to BFI.
04
Corporate Social Responsibility
Mr. David Sutoyo Showroom Owner in North Jakarta
Good Corporate Governance
Kemudahan dan fleksibilitas menjadi acuan bagi BFI dalam memberikan yang terbaik bagi para pelanggan dan rekanan bisnisnya. Hal ini juga dialami oleh Bapak David Sutoyo selaku pemilik showroom sejak berbisnis dengan BFI pada tahun 2008. Kemudahan karyawan untuk dihubungi bagi pihak showroom sangat penting. Kecepatan respon inilah yang menjadi dasar kelangsungan dan perkembangan bisnis showroom beliau sehingga Bapak David tetap setia menjadi rekanan bisnis BFI.
64
Sumber Daya Manusia Human Capital Harmoni Pagi Nunu Rizany Cikampek, Jawa Barat
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
65
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
66
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
BFI sangat meyakini bahwa kualitas sumber daya manusia yang baik akan memberikan kekuatan fundamental dan mendorong budaya apresiasi bagi karyawan yang berprestasi agar dapat mencapai karir setinggi-tingginya. BFI believes that the good quality of human capital will provide fundamental strength and places priority in fostering a culture of appreciation for high performing employees to help propel their careers to a high level.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
67 2012 Performance
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
The three focuses above were then realized into 7 core strategies, namely: 1. Recruiting human capital strategically (strategic sourcing) 2. Improving the Management Trainee Program (MTP) 3. Developing the Leadership Program for key leaders 4. Strengthening the development of organization infrastructure (organization development) 5. Reviewing and aligning human capital policy 6. Improving the competence of human capital staff in the regional level 7. Developing the infrastructure of Talent Management
Corporate Social Responsibility
Tiga fokus di atas kemudian direalisasikan menjadi 7 strategi inti, yaitu: 1. Merekrut sumber daya manusia secara strategis (strategic sourcing) 2. Meningkatkan Program Management Trainee (MTP) 3. Mengembangkan Program Kepemimpinan untuk para pemimpin inti 4. Memperkuat pengembangan infrastruktur organisasi (organization development) 5. Meninjau ulang dan menyelaraskan kebijakan sumber daya manusia 6. Meningkatkan kompetensi staf bagian sumber daya manusia di tingkat regional 7. Mengembangkan infrastruktur dari Manajemen Talenta
Good Corporate Governance
The Human Capital Department did several crucial projects that became valuable momentum for the Company in which the integration and strengthening of the fundamentals conducted comprehensively in 2012. There were 3 aspects that became the focus of Human Capital Department, namely: 1. Fulfillment of number of employees as we expand the organization 2. Strengthening of the Leadership and Management Trainee Programs 3. Strengthening of the infrastructure and role of the Human Capital Department, particularly at the regional level
Management Discussion & Analysis
Departemen Sumber Daya Manusia melakukan beberapa proyek penting yang menjadi momentum berharga bagi Perusahaan di mana integrasi dan penguatan fundamental dilakukan secara komprehensif pada tahun 2012. Ada 3 aspek yang menjadi fokus Departemen Sumber Daya Manusia, yaitu: 1. Pemenuhan jumlah karyawan seiring dengan ekspansi organisasi 2. Penguatan Program Kepemimpinan dan Program Management Trainee 3. Penguatan infrastruktur dan peran Departemen Sumber Daya Manusia, terutama pada tingkat regional
Information Technology
The Company truly believes that the good quality of human capital will provide fundamental strength and Company also fosters a culture of appreciation for high performing employees in order to achieve the widest possible career. The Company appreciates and provides a great opportunity for 'key talent' to advance and develop. It is granted as part of the retention program that was developed in conjunction with other factors; such as proper training and balanced compensation.
Human Capital
Perusahaan sangat meyakini bahwa kualitas sumber daya manusia yang baik akan memberikan kekuatan fundamental dan Perusahaan juga mendorong budaya apresiasi bagi karyawan berprestasi agar dapat mencapai karir seluas-luasnya. Perusahaan sangat menghargai dan memberikan kesempatan besar bagi ‘key talent’ untuk dapat maju dan berkembang. Hal ini diberikan sebagai bagian dari program retensi yang dikembangkan bersama dengan faktor-faktor lainnya seperti pelatihan yang tepat dan kompensasi yang seimbang.
Business Overview
The year 2012 is the year of development and stabilization of human capital (HC) infrastructure in supporting the development and growth of the organization; especially to face the aggressive growth in years to come. Various measures to strengthen the human capital side and its infrastructure has been done so that the Company is ready to expand its network nationwide.
Company at a Glance
Tahun 2012 adalah tahun pengembangan dan pemantapan infrastruktur sumber daya manusia (SDM) dalam mendukung perkembangan dan pertumbuhan organisasi, terutama dalam menghadapi pertumbuhan yang agresif di tahun-tahun mendatang. Berbagai langkah penguatan dari sisi sumber daya manusia dan infrastrukturnya telah dilakukan agar Perusahaan siap untuk melebarkan sayap ke seluruh wilayah Indonesia.
68
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview PEMENUHAN DAN KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA
PEREKRUTAN
FULFILLMENT AND HUMAN CAPITAL
RECRUITMENT
POLICY
OF
Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan berbagai inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia dengan berbagai cara; mulai dari Online Sourcing, Bursa Kerja, EmployeeGet-Employee, hingga BFI Goes to Campus. Acara BFI Goes to Campus dikemas dengan berbagai kegiatan, mulai dari Company Awareness hingga Campus Hiring. Perusahaan telah menjalin kerja sama dengan lebih dari 50 kampus yang berpotensi untuk merekrut karyawan tingkat officer. Kerja sama dengan universitas ternama di Indonesia semakin diperkuat seiring dengan kebutuhan Perusahaan untuk memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan kebutuhan untuk menambah jumlah sumber daya manusia di tingkat officer yang dipersiapkan untuk menjadi calon-calon pemimpin Perusahaan di masa depan. BFI menyadari bahwa proses pembentukan dan pembelajaran menjadi pemimpin yang berkualitas perlu dilakukan dan dipersiapkan jauh-jauh hari agar terjadi proses pematangan yang akan berdampak pada budaya dan bisnis fundamental Perusahaan.
During the year 2012, the Company has conducted various initiatives aimed to improve the number and quality of human capital in various ways, ranging from Online Sourcing, Job Fair, Employee-Get-Employee, and also BFI Goes to Campus. The event of BFI Goes to Campus is packed with a variety of activities, ranging from Company Awareness to Campus Hiring. The Company has established cooperation with more than 50 campuses that have the potential to recruit staff in officer level. Cooperation with universities in Indonesia was strengthened in line with the Company's requirement to possess qualified human capital and the requirement to increase the number of human capital at officer level of whom will be prepared to become the candidates of Company’s future leaders. BFI that the process of formation and learning to be a qualified leader were necessary to be done and prepared ahead of time to form the process of maturation that will impact the Company's culture and business fundamentals.
Pada akhir tahun 2012, tercatat penambahan karyawan sebanyak 761 orang menjadi 5.396 orang, di mana terjadi peningkatan 16,4% dibandingkan dengan tahun 2011. Komposisi terbanyak adalah pada tingkat staf sebanyak 4.056 orang dan tingkat officer sebanyak 1.145 orang. Kedua tingkatan di atas adalah posisi gugus depan dan posisi pendukung lainnya; terutama dalam hal mendukung bisnis yang berkelanjutan pada struktur kantor cabang.
At the end of 2012, there were as many as 761 additional employees to 5,396 people, in which there was an increase of 16.4% compared to 2011. The majority composition is mostly on staff level with 4,056 employees and 1,145 employees for officer level. Both of these levels are the position of the front group and other support positions, especially in terms of supporting sustainable business at the branch office structure.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
69 2012 Performance
Komposisi Karyawan Composition of Employee
Jumlah Karyawan Total Number of Employee
2009
2010
2011
2012
2.151
2.355
3.654
4.635
5.396
Menurut Jenis Kelamin
4.635 3.654
By Gender
Keterangan / Description
2.151
2.355
1.442
Laki-Laki / Male
3.954
Jumlah / Total
5.396
08
Menurut Jenjang Pendidikan
By Level of Education 2009
2010
2011
25
28
34
39
1.579
1.641
2.303
2.667
3.143
Diploma
256
288
551
695
766
SMA / Senior High School
270
382
750
1.215
1.421
SMP / Junior High School
19
18
21
22
25
Jumlah / Total
12
0,1 0,7
0,5
1
1
1
2
2
2.151
2.355
3.654
4.635
5.396
% 14,2
Analisa Karyawan Tingkat Pendidikan
Employee Analysis 2011
2012
Perubahan Change
S2 / Master Degree Diploma
59,0%
0,7%
University (S1 and S2)
Diploma
15,0%
14,2%
-0,8%
Diploma College
SD hingga SMA
26,7%
26,8%
0,1%
Primary to High School
100,0%
100,0%
Total
SMA / Senior High School SMP / Junior High School SD / Primary School
0,1
Keterangan / Description
1,1 2,3
0,1
By Managerial Level 2008
2009
2010
2011
2012
3
4
4
5
Direksi / Board of Directors
3
3
3
3
5 3
Manajer Senior / Senior Manager
31
31
37
47
59
Manajer Yunior / Junior Manager
109
124
123
131
128
Officer
335
356
566
742
1.145
Staf / Staff
1.670
1.837
2.921
3.707
4.056
Jumlah / Total
2.151
2.355
3.654
4.635
5.396
% 75,2
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Manajer Senior Senior Manager Manajer Yunior Junior Manager Officer Officer Staff Staf
Corporate Social Responsibility
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
21,2 Good Corporate Governance
Menurut Jenjang Manajemen
Management Discussion & Analysis
S1 / Bachelor Degree
58,3%
Jumlah
58,2
Degree of Education
Universitas (S1 dan S2)
Information Technology
SD / Primary School
26,3
11
2012
26
S1 / Bachelor Degree
10
Human Capital
2008
S2 / Master Degree
09
Business Overview
2012
Perempuan / Female
Keterangan / Description
5.396
Total Number of Employee
2008
Company at a Glance
Jumlah Karyawan
70
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview
Menurut Jenjang Usia Keterangan / Description
2008
< 25
By Age 2009
2010
2012
2011
15,9
0,4
< 25
424
495
1.080
1.312
859
0,9
25 – 30
1.037
1.082
1.566
2.278
2.854
3,0
25 – 30
31 – 35
400
455
650
692
1.150
5,6
31 – 35
36 – 40
186
200
207
204
303
41 – 45
76
92
109
105
160
46 – 50
18
17
28
26
50
> 50
10
14
14
18
20
2.151
2.355
3.654
4.635
5.396
Jumlah / Total
Menurut Masa Kerja (tahun) Keterangan / Description
2010
<3
By Period of Service (year) 2012
2011 2.615
3.373
3.437
3–5
449
556
1.165
385
504
568
11 – 20
198
193
216
> 20
7
9
10
3.654
4.635
5.396
Turn Over Menurut Jenjang Manajemen Keterangan / Description
46 – 50 > 50 52,9
0,2 <3
10,5
3–5
%
Direksi / Board of Directors
0
Manajer Senior / Senior Manager
2
Manajer Yunior / Junior Manager
11
Officer
99
Staf / Staff
1.762
Jumlah / Total
1.874
6 – 10 11 – 20 > 20
21,6 63,7
0,1 0,6 5,3
2012 0
41 – 45
21,3
Turn Over by Managerial Level
Dewan Komisaris / Board of Commissioners
36 – 40
4,0
6 – 10
Jumlah / Total
%
%
Manajer Senior Senior Manager Manajer Yunior Junior Manager Officer
94,0
Staf Staff
4,1
Turn Over Menurut Masa Kerja (tahun) Keterangan / Description <3
2012 1.758
3–5
77
6 – 10
31
11 – 20
8
> 20
0
Jumlah / Total
1,7
Turn Over by Period of Service (year)
1.874
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
0,4
<3 3-5
%
6-10 11-20
93,8
71 2012 Performance
Produktivitas Karyawan Perubahan Change
2012
2011
Description
4.635
5.396
16,4%
Employee
Jaringan
169
185
9,5%
Network
Karyawan / Jaringan
27,4
29,2
6,3%
Employee / Network
1,2
1,4
15,4%
Productive Assets / Total Employee (Rp billion)
41,2
39,0
-5,3%
Outstanding Contract / Total Employee
Karyawan
Aset Produktif / Jumlah Karyawan (Rp miliar) Kontrak yang Dikelola / Jumlah Karyawan
The Company also has held various technical and basic leadership training programs for employees ranging from new employees to the officer level. Number of employees attended this technical training program as much as 2,787 people.
MENGEMBANGKAN PROGRAM KEPEMIMPINAN UNTUK PARA PEMIMPIN INTI (KEY LEADERS)
DEVELOPING LEADERSHIP PROGRAMS FOR KEY LEADERS
Perusahaan memberikan perhatian khusus kepada para pemimpin inti secara nasional melalui pelatihan-pelatihan sebagai berikut: 1. Program Leadership Development (LDP) Program ini dikhususkan bagi calon pemimpin di kantor cabang; baik sebagai pimpinan cabang maupun wakil pimpinan cabang. Program ini dilakukan sebanyak 4 kali pada tahun 2012 dengan peserta pelatihan sebanyak 86 orang. Program ini telah mengalami penguatan dan peningkatan kualitas melalui peninjauan ulang kurikulum dan metode pelatihan. Metode pelatihan menggunakan
The Company paid a special attention to its key leaders nationwide through trainings, as follows: 1. Leadership Development Program (LDP) This program was reserved for future leaders in branches; both acting as branch managers and deputy branch managers. This program was conducted 4 times in 2012 with participants as much as 86 people. This program has gone through strengthening and quality improvement by reviewing its curriculum and training methods. The training methods used the pre-in-class training, in-class training and on-the-job training approaches where the aspiring leaders were
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Perusahaan juga telah menyelenggarakan berbagai program teknis dan pelatihan kepemimpinan dasar bagi para karyawan mulai dari karyawan baru hingga tingkat officer. Jumlah karyawan yang mengikuti program pelatihan teknis ini sebanyak 2.787 orang.
Corporate Social Responsibility
The program was strengthened by doing a review on the learning curriculum and training method. The training method was divided into several parts, namely pre-inclass training, in-class training and on-the-job training. The program began with a pre-in-class training where employees are introduced to the conditions on the ground in order to sharpen the employees’ understanding before entering the classroom. The training curriculum was strengthened by increasing the number of case studies during in-class training. And the employees were also given a target during on-the-job training in order to orient themselves during the program and prepared to enter the work environment after the program ended.
Good Corporate Governance
Program ini diperkuat dengan dilakukannya peninjauan ulang terhadap kurikulum pembelajaran dan metode pelatihan. Metode pelatihan dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu pre-in-class training, in-class training dan on-the-job training. Program dimulai dengan pre-inclass training di mana karyawan diperkenalkan dengan kondisi di lapangan agar pemahaman karyawan dapat dipertajam sebelum masuk ke dalam kelas. Kurikulum pelatihan diperkuat dengan memperbanyak jumlah studi kasus selama in-class training. Dan karyawan juga diberikan target selama on-the-job training agar dapat menyesuaikan diri selama program dan dipersiapkan untuk masuk dalam lingkungan pekerjaan setelah program berakhir.
Management Discussion & Analysis
During the year 2012, the Company held 12 classes of MTP and trained as much as 387 employees, an increase of 28% compared to the year 2011.
Information Technology
Sepanjang tahun 2012, Perusahaan menyelenggarakan 12 kelas MTP dan melatih sebanyak 387 karyawan yang merupakan peningkatan sebesar 28% dibandingkan pada tahun 2011.
Human Capital
DEVELOPING THE MANAGEMENT TRAINEE PROGRAM (MTP)
Business Overview
MENINGKATKAN PROGRAM MANAGEMENT TRAINEE (MTP)
Company at a Glance
Keterangan
Employee Productivity
72
Tinjauan Sumber Daya Manusia Human Capital Overview pendekatan pre-in-class training, in-class training dan on-the-job training di mana para calon pemimpin dibuka wawasannya untuk dapat melihat bisnis dan risiko secara menyeluruh dan seimbang agar dapat menjalankan tugasnya dengan optimal. Sejumlah studi kasus dan uji kemampuan yang komprehensif dilakukan agar kualitas lulusan program dapat terjaga dan bahkan meningkat dalam tiap kelas. 2. Program Leader as Coach Melalui program ini, Perusahaan mulai menerapkan budaya coaching (bimbingan karyawan) yang dimulai dari pucuk pimpinan dan pemimpin inti Perusahaan secara nasional. Program ini didesain menjadi motor penggerak budaya dan akan diturunkan ke tingkatan berikutnya agar dapat menjadi salah satu metode pengembangan kualitas sumber daya manusia di samping kelas-kelas pelatihan yang telah dijalankan secara konsisten dan menyeluruh.
trained to be open minded and able to see the business and its risk thoroughly and balanced in order to carry out their duties optimally. A number of case studies and a comprehensive ability test were conducted so that the quality of graduates of the program can be maintained and even increased in each class. 2. Leader as Coach Program Through this program, the Company began implementing the coaching culture (employees' assistance) that starts from the top leaders and the Company's key leaders nationwide. The program was designed to be a driving force of culture and be passed on to the next level in order to become one of the quality development methods of human capital besides the training classes that have been implemented consistently and thoroughly.
Secara keseluruhan, program-program pelatihan inhouse dengan tujuan mempersiapkan calon pemimpin perusahaan telah dilakukan kepada 499 karyawan atau meningkat sebanyak 14% dibandingkan tahun 2011. Jumlah kegiatan penyelenggaraan pelatihan; baik program kepemimpinan maupun teknis; telah dilakukan terhadap 3.311 karyawan secara nasional.
Overall, the in-house training programs with the aim of preparing the Company’s future leaders have been exercised to 499 employees, an increase of 14% compared to 2011. The total provision of training activities; both the leadership and technical programs; have been conducted toward 3,311 employees nationwide.
MEMPERKUAT PENGEMBANGAN INFRASTRUKTUR ORGANISASI (ORGANIZATION DEVELOPMENT)
STRENGTHENING THE DEVELOPMENT OF ORGANIZATION INFRASTRUCTURE (ORGANIZATION DEVELOPMENT)
Peran Departemen Sumber Daya Manusia dalam memperkuat organisasi melalui penguatan kualitas sumber daya manusia adalah memastikan bahwa secara infrastruktur dan kompetensi karyawan dalam kondisi siap untuk mendukung perkembangan bisnis dan organisasi pada tahun-tahun mendatang.
The role of Human Capital Department in strengthening the organization through the reinforcement of human capital’s quality was to ensure that the infrastructure and competencies of employees were in ready condition to support the development of business and organization in the coming years.
Berbagai inisiatif dilakukan untuk memastikan bahwa kualitas sumber daya manusia sesuai dengan kebutuhan organisasi, yaitu: 1. evaluasi dan peninjauan ulang seluruh posisi dan struktur grading yang ada di Perusahaan berdasarkan kebutuhan Perusahaan, terutama untuk ekspansi organisasi; 2. pemetaan kompetensi dengan metode asesmen terhadap seluruh karyawan. Asesmen dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu asesmen komprehensif untuk pemimpin inti dan asesmen 360 derajat untuk seluruh karyawan pada semua tingkatan. Kedua pendekatan tersebut bertujuan untuk pengembangan dan pemetaan level kompetensi karyawan pada struktur grading yang baru; dan 3. penyelarasan struktur imbalan kerja karyawan berdasarkan struktur grading yang baru.
Various initiatives undertaken to ensure that the quality of human capital was in accordance with the needs of the organization, namely: 1. evaluation and review of all positions and grading structures that exist in the Company based on the Company’s requirements, mainly for expansion of the organization; 2. mapping of competency with assessment method for all employees. The assessment was done by two approaches, namely comprehensive assessment for core leaders and 360-degree assessment for all employees at all levels. Both approaches were aimed at the development and mapping of employees’ level of competency at the new grading structure; and 3. alignment of employee benefit structures based on the new grading structure.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
73 2012 Performance
Beberapa pelatihan dan rapat kerja dilakukan untuk menyamakan visi dan misi serta menyelaraskan program dan fokus dari departemen ini agar dapat menjadi rekan bisnis yang dapat diandalkan bagi unit kerja lainnya.
Some trainings and meeting sessions were conducted to unify the vision and mission as well as to align programs and the focus of this department in order to be a reliable business partner for other work units.
Departemen Sumber Daya Manusia perlu diperkuat agar dapat menjalankan perannya secara optimal dalam membentuk sumber daya manusia yang berkualitas secara terarah dan komprehensif di seluruh jajaran lini bisnis, demi efektivitas dan efisiensi kerja, serta meningkatkan produktivitas.
Department of Human Capital needs to be strengthened in order to carry out an optimal role in shaping the qualified human capital directionally and comprehensively in the whole range of business lines, for the purpose of work effectiveness and efficiency, as well as to improve productivity.
MENGEMBANGKAN INFRASTRUKTUR MANAJEMEN TALENTA
DEVELOPING THE INFRASTRUCTURE OF TALENT MANAGEMENT
Kegiatan dan infrastruktur dari Manajemen Talenta menjadi bagian yang tidak terpisahkan di Perusahaan dalam mempersiapkan calon-calon pemimpin masa depan. Berbagai pemetaan karyawan kunci di berbagai lini dilakukan agar kaderisasi pemimpin dapat berlangsung secara efektif. BFI secara konsisten menerapkan promosi internal yang dipercaya lebih memberikan nilai tambah bagi bisnis yang berkelanjutan dan budaya perusahaan yang sehat serta kondusif.
Activities and infrastructure of Talent Management have become an integral part of the Company in preparing its future leaders. Various mapping of key employees in various lines were conducted so that the leadership succession planning could take place effectively. BFI has applied internal promotion consistently which is trusted to provide more added value to the business sustainability as well as healthy and conducive company culture.
Pemetaan sumber daya manusia ini adalah kegiatan mengidentifikasi key talent dan sekaligus mempersiapkan program pengembangan yang terintegrasi demi tercapainya kualitas pemimpin yang diharapkan dan siap pada waktunya. Pemetaan terhadap penerus kepemimpinan melalui perencanaan suksesi yang terarah dilakukan demi tercapainya proses kaderisasi yang efektif.
The mapping of human capital is an activity to identify key talent and also to prepare an integrated development program for the sake of the creation of the expected qualified leaders and be ready on time. The mapping of the successors through a directed succession planning was conducted for the purpose to achieve an effective regeneration process.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
In early 2012, the Department of Human Capital conducted the strengthening of internal organization structure and sharpened some of the functions on the unit that became the backbone of the overall infrastructure of human capital, both at the head office and the regional level.
Corporate Social Responsibility
Di awal tahun 2012, Departemen Sumber Daya Manusia melakukan penguatan struktur organisasi secara internal dan mempertajam beberapa fungsi pada unit kerja yang menjadi tulang punggung infrastruktur sumber daya manusia secara menyeluruh; baik di kantor pusat maupun di tingkat regional.
Good Corporate Governance
IMPROVING THE COMPETENCE OF HUMAN CAPITAL STAFF AT THE REGIONAL LEVEL
Management Discussion & Analysis
MENINGKATKAN KOMPETENSI STAF BAGIAN SUMBER DAYA MANUSIA DI TINGKAT REGIONAL
Information Technology
Department of Human Capital conducted a review of the internal policy so that it would align with the organization development related to career, the new grading and benefits structure that will become effective in early 2013.
Human Capital
Departemen Sumber Daya Manusia melakukan peninjauan ulang atas kebijakan internal agar selaras dengan perkembangan organisasi yang terkait dengan karir, struktur grading dan imbalan kerja baru yang akan berlaku efektif pada awal tahun 2013.
Business Overview
REVIEWING AND ALIGNING THE HUMAN CAPITAL POLICY Company at a Glance
MENINJAU ULANG DAN MENYELARASKAN KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA
74
Kesejahteraan Karyawan Employees’ Welfare
IMBALAN KERJA KARYAWAN
EMPLOYEES' BENEFIT
Loyalitas dan produktivitas karyawan adalah aset utama BFI untuk mencapai target yang lebih baik di masa mendatang. Oleh karena itulah Perusahaan secara berkala mengevaluasi kompensasi dan imbalan kerja untuk memastikan kesejahteraan karyawan terjaga dengan baik.
Employees' loyalty and productivity are the main assets of BFI to help the Company achieve its future targets. That is why the Company evaluates its compensation and benefit policies periodically to make sure that the employees' welfare is well maintained.
Perusahaan menyediakan program kesejahteraan karyawan yang kompetitif, antara lain: 1. Gaji dan Bonus Kinerja Struktur gaji dan bonus kinerja bagi karyawan didasarkan atas tingkat atau pangkat masingmasing karyawan ditambah dengan prestasi yang telah dicapai dan kontribusi yang diberikan kepada Perusahaan. Pencapaian prestasi dilihat dari beberapa faktor yaitu (i) individu; (ii) grup atau tim; (iii) Perusahaan. Perusahaan juga memandang pentingnya penyesuaian gaji terhadap keadaan perekonomian sehingga standar kehidupan yang layak bagi karyawan bisa terpenuhi. Perusahaan juga selalu memperhatikan standar penetapan upah minimum yang telah ditetapkan oleh pemerintah. 2. Fasilitas dan Tunjangan Di samping gaji pokok dan tunjangan transportasi, Perusahaan juga memberikan fasilitas-fasilitas dan tunjangan-tunjangan lainnya, antara lain: • Program kepemilikan kendaraan roda dua (Motorcycle Ownership Program atau MOP) dan kepemilikan kendaraan roda empat (Car Ownership Program atau COP). • Program kepemilikan fasilitas penunjang kerja berupa kamera digital, komputer laptop, kalkulator finansial dan smart phone. • Asuransi Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek), terdiri dari Jaminan Kecelakaan Kerja, Jaminan Hari Tua dan Tunjangan Kematian. • Asuransi karyawan yang mencakup Asuransi Kecelakaan Diri dan Asuransi Jiwa. • Tunjangan untuk perumahan, pulang ke kota domisili dan penempatan bagi karyawan yang ditempatkan di kota lain di luar domisili. • Tunjangan Hari Raya (THR) yang diberikan setahun sekali. • Penggantian biaya pengobatan rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit untuk karyawan dan anggota keluarganya. 3. Dana Pensiun Perusahaan mengikutsertakan seluruh karyawan dalam Program Pensiun Iuran Pasti yang dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK) di Indonesia.
The Company provides competitive welfare program to its employees, such as: 1. Salary and Performance Bonus Salary and performance bonus structure is based on corporate rank, achievement and contribution to the Company. Accomplishment is measured at these levels: (i) individual; (ii) team; (iii) Company. It also takes into account the importance of salary adjustment that is in line with economic condition sufficient to meet an acceptable standard of living. The Company also always complies with the minimum wage requirements set by the government. 2. Facility and Allowance Besides basic salary and transportation allowance, the Company also provides other facilities and allowances, as follows: • Motorcycle Ownership Program (MOP) and Car Ownership Program (COP). • Work-support facilities ownership program consists of digital camera, laptop computer, financial calculator and smart phone. • Insurance coverage from Employee’s Social Security (Jamsostek) consists of Job Safety Security, Pension and Bereavement Allowance. • Employees’ insurance coverage that includes Personal Accident and Life Insurance. • Allowances for housing, hometown-return trip and assignment for employees assigned in places other than their domicile towns/cities. • Annual religious holiday allowance (known as Tunjangan Hari Raya or THR). • Out-of-patient medical bills and hospitalization reimbursement for employees and their family members. 3. Pension Fund The Company subscribes to a Defined Contribution Pension Program managed by Financial Institution’s Pension Fund (DPLK) in Indonesia for all its employees.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
75 2012 Performance
The risks of performing duties in a finance company such as BFI are mostly experienced by field staff considering their daily duties require them to be outside the office. These field staff are those in the marketing and collection section. Common accidents usually involved traffic accidents, most commonly with two-wheeled vehicles.
Jumlah kecelakaan lalu lintas dan lainnya yang terjadi saat karyawan menjalankan tugas maupun di luar tugas selama tahun 2012 tercatat ada 16 kasus. Hal ini berarti terjadi penurunan sekitar 42% dibandingkan tahun 2011 di mana terdapat 28 kasus.
The total number of traffic and other accidents occurred during on-field duty and off were 16 cases throughout 2012. This marks an decrease around 42% compared to 2011 where there were 28 cases.
Penagihan Collection
Operasional Operation
10
3
3
Information Technology
Jumlah Kasus Tahun 2012 Number of Case in 2012
Pemasaran Marketing
Human Capital
Risiko dalam melakukan pekerjaan di perusahaan jasa pembiayaan seperti BFI umumnya terjadi di kalangan karyawan lapangan yang dalam keseharian lebih sering melaksanakan tugas-tugas mereka di luar kantor. Karyawan lapangan yang dimaksud adalah karyawan bidang pemasaran dan penagihan. Kecelakaan yang umum terjadi adalah kecelakaan lalu lintas dengan mengendarai kendaraan bermotor roda dua.
Business Overview
JOB SAFETY AND HEALTH
Company at a Glance
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
76
Teknologi Informasi Information Technology Canting-Canting Cantik Kusuma Darmawan Solo, Jawa Tengah
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
77
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
78
Teknologi Informasi Information Technology
BFI terus mengembangkan Teknologi Informasi; baik dari segi perangkat keras, infrastruktur jaringan, keamanan, maupun sistem dan aplikasi pendukung lainnya. BFI continued to enhance Information Technology; both in terms of hardware, network infrastructure, security, as well as system and other supporting applications.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
79 2012 Performance
Perusahaan juga mengembangkan salah satu strategi DRP yang dilakukan dengan membangun Disaster Recovery Centre (DRC) yang berlokasi terpisah dari pusat data BFI. DRC tersebut dikelola secara profesional oleh vendor DRC independen yang merupakan salah satu penyedia pusat data terbesar di Indonesia dan telah memenuhi standarisasi DRC Tier-3, mencakup antara lain: redundant infrastructure capacity, dual power source dan concurrently maintainable site. DRC dikembangkan dengan konsep data mirroring secara real-time, sehingga setiap perubahan atau update pada database induk secara otomatis akan melakukan update database pada DRC secara real-time. Dengan demikian, potensi gangguan operasional dan kehilangan data jika terjadi masalah pada pusat data utama dapat diminimalisir, dan kegiatan
The Company also developed one of DRP strategies undertaken by building a Disaster Recovery Center (DRC) located separately from the data centre of BFI. The DRC is managed professionally by one of independent DRC vendors which is one of the biggest data centre providers in Indonesia dan has DRC Tier-3 standardized, which includes; amongst others; redundant infrastructure capacity, dual power source and concurrently maintainable site. DRC was developed with data mirroring concept in real-time, so that any changes or updates to the master database will automatically update the DRC database in real-time as well. Thus, the potential operational disruptions and data loss in the event of a problem occurred at the main data center can be minimized, and operations in both the branch and head office remained normal. The Information
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
On the hardware side, BFI has upgraded all servers that support its Core System application entirely. This action was conducted to support the High-Availability of Core System application at the head office. The High-Availability Core System is a feature of Disaster Recovery Plan (DRP) which is crucially required due to the higher operational dependency of our branches on the Core System application, so there is a reliable backup system to ensure the availability of system for users across the country in every hour of the Company’s operations, including in conditions when operational disruptions occurred at the Company's data center; for instance: natural disasters, riots, power blackout, or technical problems such as hardware failure, damage to the database, and broken network. Previously, the Company has the protection system against data but it did not support the High-Availability system. The High-Availability system was implemented by ways of developing virtualization infrastructure, especially for the applications of Core System at the head office.
Corporate Social Responsibility
Dari segi perangkat keras atau hardware, BFI telah melakukan peningkatan atau upgrade secara menyeluruh terhadap seluruh server pendukung aplikasi Core System. Hal ini dilakukan sekaligus untuk mendukung HighAvailability aplikasi Core System di kantor pusat. HighAvailability Core System merupakan fitur dari Disaster Recovery Plan (DRP) yang sudah sangat diperlukan karena semakin tingginya ketergantungan operasional kantor cabang terhadap aplikasi Core System, sehingga terdapat sistem cadangan atau backup yang handal untuk menjamin ketersediaan sistem bagi para pengguna di seluruh nusantara pada setiap jam operasi Perusahaan, termasuk dalam kondisi terjadi gangguan operasional di pusat data atau data centre Perusahaan; misalnya: bencana alam, huru-hara, pemadaman listrik, atau masalah teknis seperti kerusakan perangkat keras, kerusakan database, dan putusnya jaringan. Sebelumnya, Perusahaan hanya memiliki sistem proteksi terhadap data, namun belum mendukung sistem High-Availability. Sistem High-Availability diimplementasikan dengan cara mengembangkan infrastruktur virtualisasi, khususnya bagi aplikasi Core System di kantor pusat.
Good Corporate Governance
HARDWARE
Management Discussion & Analysis
PERANGKAT KERAS
Information Technology
Following the success of developing and implementing the centralized-based Core System application, the Company continued to enchance IT its hardware, IT network infrastructure, security and the system and other supporting applications.
Human Capital
Seiring dengan keberhasilan mengembangkan dan mengimplementasikan aplikasi Core System berbasis sentralisasi, Perusahaan terus mengembangkan TI; baik dari segi perangkat keras atau hardware, infrastruktur jaringan TI, keamanan, maupun sistem dan aplikasi pendukung lainnya.
Business Overview
BFI as one of the most reputable finance companies in Indonesia continued to develop Information Technology (IT) as one of the Company’s competitive advantages in which currently the level competition continues to increase.
Company at a Glance
BFI sebagai salah satu perusahaan pembiayaan paling berprestasi di Indonesia terus berupaya mengembangkan Teknologi Informasi (TI) sebagai salah satu keunggulan kompetitif Perusahaan, di mana saat ini tingkat persaingan semakin meningkat.
80
Teknologi Informasi Information Technology operasional baik di kantor cabang maupun kantor pusat tetap berjalan normal. Departemen Teknologi Informasi di BFI telah melakukan serangkaian tes dan simulasi guna memastikan bahwa DRP yang ada telah berjalan sesuai dengan ekspektasi Perusahaan.
Technology Department of BFI has conducted a series of tests and simulations to ensure that the existing DRP has aligned with the Company's expectations.
INFRASTRUKTUR JARINGAN TI
IT NETWORK INFRASTRUCTURE
Dari segi infrastruktur jaringan TI, untuk mendukung transaksi online dari seluruh kantor cabang, BFI telah mengaplikasikan jaringan secara online di seluruh kantor cabang dan gerai yang tersebar di seluruh Indonesia. Teknologi jaringan yang dipakai untuk mendukung transaksi online tersebut mulai dari MPLS, Leased Line, internet dedicated (VPN) sampai dengan VSAT. Di samping itu, pengembangan infrastruktur TI dilakukan dengan melakukan peremajaan infrastruktur core switch pada jaringan kantor pusat sehingga memiliki tingkat pengelolaan yang tinggi. Dengan core switch yang baru ini, proses pemantauan dan implementasi keamanan infrastruktur jaringan TI Perusahaan menjadi lebih mudah dan pemecahan masalah (troubleshooting) menjadi lebih cepat.
On the IT network infrastructure side, in order to support online transactions from all branches, BFI has applied an online network at all branches and kiosks throughout Indonesia. The network technology utilized to support the online transactions ranged from MPLS, Leased Line, internet dedicated (VPN) to VSAT. Additionally, the enhancement of IT infrastructure was conducted by rejuvenating the core switch infrastructure at the head office network so that it has a high level of management. With this new core switch, the monitoring process and the safety implementation of the Company’s IT network infrastructure become easier and the troubleshooting becomes faster.
KEAMANAN
SECURITY
Dari segi keamanan atau security, Perusahaan telah melakukan pengkajian atau assessment terhadap implementasi keamanan yang telah dilakukan. Pengkajian ini merupakan kepedulian Perusahaan terhadap keamanan data serta informasi yang dimiliki Perusahaan. Atas dasar hasil pengkajian tersebut, Perusahaan dapat menentukan arah serta prioritas pengembangan keamanan jaringan Perusahaan.
On the security side, the Company has conducted an assessment of the security implementation that has been done. This assessment was the Company’s concern toward data security as well as information owned by the Company. Based on the assessment result, the Company could determine the direction and priorities for the enhancement of the Company’s network security.
SISTEM DAN APLIKASI PENDUKUNG LAINNYA
SYSTEM AND OTHER SUPPORTING APPLICATIONS
Dari segi sistem dan aplikasi pendukung lainnya, Perusahaan telah mengembangkan berbagai solusi yang terintegrasi dengan aplikasi Core System tersebut. Beberapa di antaranya adalah:
On the system and other supportive applications side, the Company has developed a variety of solutions integrated with the application of the Core System. Some of which are as follows:
1. Pengembangan Data Warehouse dan Business Intelligence Perusahaan telah melakukan pengembangan Data Warehouse dan Business Intelligence secara berkesinambungan. Saat ini terdapat tiga fase pengembangan yang telah berhasil diimplementasikan, yaitu: tahap 1 meliputi area subyek Penjualan dan Kontrak Pembiayaan, serta Piutang; tahap 2 meliputi area Penagihan; dan tahap 3 mencakup area Keuangan dan Operasi. Tahap 1 dan 2 selesai sejak tahun 2011, sementara tahap 3 selesai diimplementasikan pada tahun 2012.
1. Development of Data Warehouse and Business Intelligence The Company has developed the Data Warehouse and Business Intelligence continuously. Currently, there are three phases of development that have been implemented successfully, namely: Phase 1 covered the subject areas of Sales and Bookings, also Account Receivables; phase 2 covered the Collection area; and Phase 3 covered the Finance and Operations territory. Phase 1 and 2 had been completed since 2011; meanwhile phase 3 was completed last year. On its journey, there has been a very enthusiastic welcome
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
81 2012 Performance Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Information Technology
2. Teleoperation and Telesales System As one of the marketing strategies and to support the Company’s operational effectiveness and efficiency, BFI has developed the Teleoperation and Telesales system. These two systems were developed separately, but still integrated with the Core System (CONFINS) application, so that all process can be monitored; such as the activities of sales, marketing, booking process and collection. The Teleoperation and Telesales system available at this point, as described in the Business Overview chapter, Operational Performance section page 54, include the following: • Teleoperation Collection A Reminder-Friendly Call for customers who experience pastdue of payments between 1 to 3 days, and a follow-up to those customers who had promised payment within 7 days from the initial due date. • Teleoperation Survey The part of Customer Relationship Management (CRM) program in which it was developed to perform customer satisfaction surveys relating to the service given by BFI and surveys to obtain input from customers regarding services provided by the branches of BFI that spread across Indonesia.
Human Capital
2. Sistem Teleoperation dan Telesales Sebagai salah satu strategi pemasaran dan untuk menunjang efisiensi dan efektivitas operasional Perusahaan, BFI telah mengembangkan sistem Teleoperation dan Telesales. Kedua sistem ini dikembangkan secara terpisah, namun tetap terintegrasi dengan aplikasi Core System (CONFINS), sehingga semua proses dapat dipantau, seperti aktivitas penjualan, pemasaran, proses booking, dan penagihan. Sistem Teleoperation dan Telesales yang tersedia saat ini, sebagaimana telah dijelaskan pada bab Tinjauan Bisnis, bagian Kinerja Operasional di halaman 54, meliputi sebagai berikut: • Teleoperation Collection Reminder-Friendly Call untuk para pelanggan yang mengalami keterlambatan pembayaran angsuran antara 1 sampai dengan 3 hari, serta tindak lanjut atas para pelanggan yang memberikan janji pembayaran dalam tempo 7 hari sejak tanggal jatuh tempo awal. • Teleoperation Survey Bagian dari program Customer Relationship Management (CRM) yang dikembangkan untuk melakukan survei kepuasan pelanggan berkaitan dengan pelayanan yang diberikan BFI dan survei untuk mendapatkan masukan dari para pelanggan mengenai mengenai pelayanan yang diberikan oleh kantor cabang BFI yang tersebar di seluruh Indonesia.
Business Overview
from the decision makers at the head office as well as at the branches with regard this development. Previously, users had to rely on static reports and assistance from the IT and Management Information System (MIS) personnel to prepare the information needed. Currently, users can access the data directly in accordance with the authority given, and make databasis decisions quickly and accurately. The developed Data Warehouse was also experiencing enhancement from time to time and dynamically keeping abreast of the Company’s business development. At the end of 2012, the Company’s management decided to replace the existing reporting system with the new one that is more user-friendly and sophisticated, which allows users to access data from mobile application and perform "what if analysis" directly from the dashboard. Currently, the new system is still in development and will be implemented in the first semester of 2013.
Company at a Glance
Dalam perjalanannya, terdapat sambutan yang sangat antusias dari para pengambil keputusan; baik di kantor pusat maupun kantor cabang; atas perkembangan ini. Jika sebelumnya pengguna atau user harus mengandalkan laporan statis dan bantuan dari personel TI dan Management Information System (MIS) untuk menyiapkan informasi yang dibutuhkan, saat ini pengguna dapat langsung mengakses data sesuai dengan otoritas yang telah diberikan, dan melakukan pengambilan keputusan berbasis data secara cepat dan tepat. Data Warehouse yang dikembangkan juga mengalami peningkatan atau enhancement dari waktu ke waktu dan bersifat dinamis mengikuti perkembangan bisnis Perusahaan. Pada akhir tahun 2012 manajemen Perusahaan memutuskan untuk mengganti sistem pelaporan yang ada dengan sistem baru yang lebih mudah digunakan atau user-friendly dan mutakhir, yang memungkinkan pengguna untuk mengakses data dari mobile application dan melakukan “what if analysis” langsung dari dashboard. Saat ini sistem baru masih dalam pengembangan dan akan diimplementasikan pada semester pertama tahun 2013.
82
Teknologi Informasi Information Technology • Teleoperation Audit Salah satu bagian proses audit yang dilakukan melalui telepon terhadap para pelanggan BFI. Hal ini bertujuan untuk memperbarui status data para pelanggan dan juga fungsi pemeriksaan terhadap validitas data pelanggan. • Telesales Fungsi yang mendukung kecepatan dalam hal proses penjualan dan proses persetujuan atau approval yang melayani seluruh penjuru nusantara dengan efektivitas kerja yang dapat terukur dan terpantau dengan baik.
• Teleoperation Audit One part of the auditing process conducted by phone towards BFI customers. The purpose is to update the status of customers’ data and also functioned as the checking tool to the validity of customers’ data. • Telesales A function that supports speed in terms of sales process and approval process that serves throughout the country with the working effectiveness that can be measured and monitored well.
3. Saluran Pembayaran Pelanggan (Payment Point) Fasilitas saluran pembayaran secara online melalui sarana-sarana seperti ATM BCA, ATM Bank Mandiri, Bank Permata, kantor pos, dan jaringan toko ritel Alfamart; termasuk di dalamnya jaringan Alfa Midi, Lawson dan Alfa Express.
3. Customer’s Payment Channel (Payment Point) Online payment facilities through facilities such as BCA ATM, Bank Mandiri ATM, Bank Permata, the post office, and the chain of Alfamart retail stores; including the store chains of Alfa Midi, Lawson and Alfa Express.
4. Implementasi Teknologi Electronic Data Capture (EDC) Sarana elektronik untuk meningkatkan keamanan dan efektivitas proses penagihan ke para pelanggan yang digunakan oleh para staf bagian penagihan di lapangan (collection staff) di seluruh outlet BFI secara nasional.
4. Implementation of Electronic Data Capture (EDC) Technology An electronic facility to increase the security and effectiveness of collection process to the customers, utilized by the collection staff in the field at all BFI outlets nationwide.
5. Fixed Assets Management (FAM) Dengan semakin bertumbuhnya Perusahaan, jumlah aset yang dimiliki tentu bertambah besar pula. Tanpa adanya solusi untuk menangani jumlah aset yang semakin besar, maka aset yang dimiliki akan sulit dikontrol dan dipantau. Pada tahun 2012, Perusahaan mulai mengimplementasikan sistem Fixed Assets Management (FAM). FAM didesain agar dapat berintegrasi dengan modul pembukuan Perusahaan.
5. Fixed Assets Management (FAM) Along with the Company’s growth, the amount of assets would grow significantly as well. Without a solution to handle the increasingly large number of assets, the assets will be difficult to be controlled and monitored. In 2012, the Company began to implement Fixed Asset Management (FAM) system. FAM was designed to be integrated with the Company's accounting module.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
83 2012 Performance Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance
7. Enhancement of Human Resources Information System (HRIS) The Company has also continually developed the implementation of Human Resources Information System (HRIS) application to support the work processes and employee data updates. HRIS application is a web-based application and can be accessed directly online from all of the Company’s outlets throughout Indonesia. HRIS application also comes with features that are employee self-service, such as updating personal employee data, inputting the claims of medical’s inpatient and outpatient care expenses, as well as applying for employee’s permit and leave. The mid-year and end-of-year work results’ evaluation process (job performance reviews) also can be conducted online from all outlets in Indonesia.
Human Capital
7. Pengembangan Human Resources Information System (HRIS) Perusahaan secara terus-menerus juga mengembangkan implementasi aplikasi Human Resources Information System (HRIS) untuk mendukung proses kerja dan pemutakhiran data karyawan. Aplikasi HRIS merupakan aplikasi berbasis web dan dapat diakses langsung secara online dari seluruh outlet Perusahaan di seluruh Indonesia. Aplikasi HRIS juga dilengkapi dengan fitur-fitur yang bersifat employee self-service, seperti pemutakhiran data pribadi karyawan, input pengajuan klaim biaya berobat rawat inap dan rawat jalan, serta pengajuan izin dan cuti karyawan. Proses evaluasi hasil kerja tengah tahun dan akhir tahun (job performance review) juga sudah dapat dilakukan secara online dari seluruh outlet di Indonesia.
Business Overview
6. Mobile Survey & Approval Applications The Mobile Survey & Approval system has also been implemented nationally by the Company in an effort to improve the effectiveness of the survey in the field by BFI’s surveyor staff. The existence of Mobile Survey & Approval application was intended to increase the productivity of surveyor staff in the field. In earlier days, a surveyor had to return to the office to do customers’ applications data input in a computer system. By utilizing the Mobile Survey & Approval, a surveyor is no longer required to return to the office to do the inputting of data and can be done directly in the field by means of a mobile phone or a smartphone, so that it increases surveyors’ mobility in carrying out their day-to-day duties. Applications of Mobile Survey & Approval have been integrated with the Core System directly, so that the next application process can be directly connected automatically and increase productivity.
Company at a Glance
6. Aplikasi Mobile Survey & Approval Sistem Mobile Survey & Approval juga telah diimplementasikan secara nasional oleh Perusahaan dalam upaya meningkatkan efektivitas proses survei di lapangan oleh para staf surveyor BFI. Keberadaan aplikasi Mobile Survey & Approval ini diharapkan mampu meningkatkan produktivitas kerja staf surveyor di lapangan. Sebelumnya, seorang surveyor harus kembali ke kantor untuk melakukan penginputan data aplikasi konsumen di sistem komputer. Dengan menggunakan Mobile Survey & Approval, seorang surveyor tidak perlu lagi kembali ke kantor untuk melakukan penginputan data dan dapat melakukannya langsung di lapangan melalui sarana telepon seluler atau smartphone, sehingga meningkatkan mobilitas surveyor dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Aplikasi Mobile Survey & Approval ini sudah langsung terintegrasi dengan Core System, sehingga proses aplikasi selanjutnya dapat langsung terhubung secara otomatis dan meningkatkan produktivitas.
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
84
Pembahasan dan Analisa Manajemen Management Discussion and Analysis
Batik Cap Indonesia Kusuma Darmawan Solo, Jawa Tengah
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
85
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
86
Tinjauan Umum General Overview
BFI mencatat Laba sebesar Rp490 miliar pada tahun 2012, meningkat sebesar 15,3% atau Rp65 miliar dibandingkan Rp425 miliar pada tahun 2011. BFI recorded Total Comprehensive Income of Rp490 billion in 2012, a 15.3% or Rp65 billion increase from Rp425 billion in 2011.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
87 2012 Performance
The Company started its commercial operations in 1982. Currently, the Company mainly engages in Finance Lease and Consumer Financing activities. The Company has 124 branches and 61 kiosks as of 31 December 2012, and 110 branches and 59 kiosks as of 31 December 2011.
Corporate Social Responsibility
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982. Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk Sewa Pembiayaan dan Pembiayaan Konsumen. Perusahaan mempunyai 124 kantor cabang dan 61 gerai pada tanggal 31 Desember 2012, dan 110 kantor cabang dan 59 gerai pada tanggal 31 Desember 2011.
Good Corporate Governance
According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company is mainly engaged in financing activities through the provision of financing or capital goods comprising the followings: a. Finance Lease b. Consumer Financing c. Factoring of Accounts Receivable d. Credit Card
Management Discussion & Analysis
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan pembiayaan atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut: a. Sewa Pembiayaan b. Pembiayaan Konsumen c. Anjak Piutang d. Kartu Kredit
Information Technology
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. KEP038/KM.11/1982 dated 12 August 1982 as amended by Decree No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
Human Capital
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982, yang telah diperbarui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/1990 tanggal 23 April 1990.
Business Overview
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial Deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Law and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102, dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Company’s Articles of Association had been amended several times, which one of the amendments was based on Notarial Deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk. to become PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195.
Company at a Glance
PT BFI Finance Indonesia Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta Notaris No. 57 yang dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091-HT.01.01. TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk. menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195.
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
88
Tinjauan Operasional dan Aspek Pemasaran per Segmen Segmental Operational Overview and Marketing Aspects
Perusahaan menjalankan bisnis Pembiayaan Konsumen yang terdiri dari pembiayaan kendaraan bermotor roda empat baru dan bekas serta kendaraan bermotor roda dua bekas melalui dealer dan non-dealer, dan Sewa Pembiayaan, yang terdiri dari pembiayaan untuk alat berat, truk dan kendaraan komersial ringan. Selama tahun 2012, Perusahaan tidak menjalankan bisnis produk anjak piutang atau kartu kredit.
The Company engages in Consumer Financing, which comprises of the financing of new and used four-wheelers, as well as used two-wheelers through both dealers and non-dealers, and Finance Lease, which comprises of financial leases for heavy equipment, trucks and light commercial vehicles. During 2012, the Company did not engage in any factoring or credit card products.
Distribusi merupakan faktor kesuksesan terpenting untuk bisnis jasa pembiayaan, dan Perusahaan bergantung pada saluran pemasaran yang beragam untuk menghasilkan bisnis di masing-masing segmen produk. Untuk Pembiayaan Konsumen yang lebih berbasis ritel, saluran utama untuk menghasilkan bisnis dan distribusi adalah melalui kantor cabang dan gerai, jaringan dealer, jaringan nondealer yang terdiri dari tenaga penjualan dan pemasaran internal BFI yang khusus menangani tiap segmen produk, telesales serta para agen pihak ketiga yang ditunjuk. Sewa Pembiayaan, di lain pihak, lebih berbasis korporasi dan menggunakan jaringan kantor cabang serta tenaga penjualan dan pemasaran internal dari Perusahaan yang khusus menangani produk Sewa Pembiayaan. Penjelasan
Distribution is a critical success factor for this business, and the Company relies are diversified marketing channels to originate its business in each of these segments. For Consumer Financing, which is more retail-based, the main channels of origination and distribution are through branches and kiosks, dealer network, non-dealer network that comprises BFI internal sales and marketing force specializing in each product segment, telesales as well as appointed third-party agents. Finance Lease, on the other hand, is more corporate-based and utilizes both the Company’s branch network as well as an internal sales and marketing force that specializes in Finance Lease products. Details on the Company’s marketing strategy are discussed in the Business Overview chapter of this
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
89 2012 Performance
Profit for the Year
Kapasitas Perusahaan untuk mengembangkan portofolionya sangat bergantung pada kemampuan Perusahaan dalam memperoleh pendanaan. Hingga saat ini, Perusahaan memperoleh sebagian besar pendanaannya melalui pinjaman-pinjaman bank dan penerbitan obligasi yang nilainya terus bertambah. Penjelasan rinci mengenai kemampuan pendanaan Perusahaan diungkapkan dalam topik Analisa Laporan Posisi Keuangan pada bagian ini, khusus mengenai Liabilitas – Efek Utang yang Diterbitkan dan Liabilitas – Pinjaman yang Diterima, halaman 104 dan 105.
The capacity for the Company to grow its portfolio is highly reliant on its ability to obtain funds. To date, the Company obtains most of its funding through bank borrowings and increasingly more are from bond issuances. Details on the Company’s funding capabilities are discussed in the Analysis of Statements of Financial Position topic of this section, under Liabilities – Debt Securities Issued and Liabilities – Fund Borrowings, page 104 and 105.
Management Discussion & Analysis
The Company recorded Total Comprehensive Income of Rp490 billion in 2012, a 15.3% or Rp65 billion increase from Rp425 billion in 2011 (see Table 1). Details on the Company’s profitability are discussed in the Analysis of Statements of Comprehensive Income topic of this section, page 96.
Information Technology
miliar/billion
Perusahaan mencatat Laba sebesar Rp490 miliar pada tahun 2012, meningkat sebesar 15,3% atau Rp65 miliar dibandingkan Rp425 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 1). Penjelasan rinci mengenai profitabilitas Perusahaan diungkapkan dalam topik Analisa Laporan Laba Rugi Komprehensif pada bagian ini, halaman 96.
Human Capital
Rp65
Annual Report, page 48.
Business Overview
15,3%
rinci mengenai strategi pemasaran Perusahaan diungkapkan dalam bab Tinjauan Bisnis dari Laporan Tahunan ini, halaman 48.
Company at a Glance
Laba Tahun Berjalan
Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
90
Tinjauan Ekonomi dan Industri Economy and Industry Overview
Tahun 2012 adalah tahun penuh tantangan bagi Perusahaan, baik dari sudut pandang peraturan perundangan maupun makro. Perekonomian Indonesia tumbuh 6,2%, lebih lambat dari tahun sebelumnya, tetapi masih cukup kuat mengingat adanya faktor-faktor penghambat pertumbuhan dan menurunnya harga-harga komoditas yang berdampak pada industri Perusahaan. Peraturan yang sudah diantisipasi terkait uang muka minimum untuk pembelian kendaraan bermotor roda empat dan roda dua berlaku efektif pada tanggal 15 Juni 2012, dan sebagai akibatnya, terjadi peningkatan persaingan dari para pelaku bisnis di segmen kendaraan roda empat bekas sebagai reaksi pasar dan penyesuaian terhadap dampak dari peraturan tersebut atas penjualan kendaraan roda empat dan roda dua baru. Hal ini terbukti dengan penurunan penjualan kendaraan roda dua baru di mana angka penjualan menurun 12% tahun ke tahun ke angka 7.064.457 unit, dibandingkan 8.012.540 unit yang terjual pada tahun 2011. Sebaliknya, penjualan kendaraan roda empat baru menguat dan mencatat pertumbuhan 25%, menembus batas 1.000.000 unit dengan angka penjualan mencapai 1.116.230 unit, dibandingkan dengan 894.164 unit yang terjual di tahun 2011.
2012 was a challenging year for the Company, both from a regulatory and macro perspective. The Indonesian economy grew at 6.2%, slower than the year before, but still reasonably strong considering the economic and regulatory headwinds that impacted our industry as well as declining commodities prices. The much anticipated minimum down-payment regulation by Bank Indonesia and Bapepam-LK for the purchase of four- and twowheelers was implemented on 15 June 2012, and as a result of this, we saw increased competition from other players in the used four-wheeler segment as the market reacted and adjusted to the impact this regulation had on the sales of new four- and two-wheelers. Indeed, we saw negative impact on the sales of new two-wheelers as numbers declined by 12% year on year, to 7,064,457 units sold, compared to 8,012,540 units sold in 2011. In contrast, new four-wheeler sales was robust and recorded a 25% growth, breaking the 1,000,000 barrier with 1,116,230 units sold, compared to 894,164 units sold in 2011.
Tantangan lain yang dihadapi Perusahaan adalah ketidakstabilan dari pasar komoditas internasional di mana kita melihat perlambatan permintaan dari negara Cina atas batu bara, yang menyebabkan kemerosotan ekspor dan penurunan harga batu bara di dunia. Hal ini menyebabkan beberapa produsen batu bara di Indonesia melakukan pengurangan produksi dan pemotongan biaya, serta terjadinya penutupan kegiatan operasional sementara oleh perusahaan-perusahaan yang berskala lebih kecil. Implikasi-implikasi baik langsung maupun tidak langsung atas hal ini menyebabkan keprihatinan di industri kami, di mana ketidakpastian ini berujung pada bagaimana hal ini akan mempengaruhi penjualan alat-alat berat, dan secara tidak langsung, bagaimana hal ini akan berdampak pada kondisi perekonomian Indonesia karena masyarakat dan perekonomian di beberapa daerah yang sangat bergantung pada komoditas ini menghadapi potensi penurunan lapangan kerja dan pendapatan. Untuk merespon hal ini, Perusahaan meningkatkan pemantauan ketat atas rekening konsumen, terutama yang berhubungan dengan bidang pertambangan guna menjaga kualitas aset, dan melakukan diversifikasi kontrak-kontrak pembiayaan baru ke sektor-sektor bisnis lainnya untuk mengelola risiko portofolio.
Another challenge that the Company faced was the volatility in the international commodities markets as we saw a slowdown in China demand for coal, resulting in a slump in exports and a decline in coal prices. This led some producers in Indonesia to cut back on output and costs, with the temporary closure of operations by smaller companies. The direct and indirect implications of this were of utmost concern to our industry, as uncertainties loomed on how this would impact the heavy equipment sales, and indirectly, how it would impact the general wellbeing of the Indonesian economy as communities and regional economies with heavy reliance on commodities faced potential decline in employment and income. In response to this, the Company increased vigilance in monitoring of accounts to manage asset quality, especially those related to mining, and diversified new bookings to other sectors to manage portfolio risk.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
91 2012 Performance
The discussion of the Company’s operating performance for the periods ended 31 December 2012 and 2011 should be read in conjunction with its audited financial statements, including the notes thereto, which are set out in this Annual Report.
Pembahasan berikut ini adalah berdasarkan laporan keuangan Perusahaan yang telah disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The following discussion is based upon the Company’s financial statements, which have been prepared in accordance to Statements of Finance Accounting Standards (SFAS) and audited by the Public Accountant Firm Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan, for the year ended 31 December 2012 and 2011.
Human Capital
Pembahasan mengenai kinerja operasi Perusahaan untuk periode yang berakhir 31 Desember 2012 dan 2011 sebaiknya dibaca bersama dengan laporan keuangan yang telah diaudit, termasuk catatan-catatan tambahan, yang ditetapkan dalam Laporan Tahunan ini.
Business Overview
Financial Report Analysis
Company at a Glance
Analisa Laporan Keuangan
Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
92
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview
Pembiayaan Baru meningkat 21,8% atau Rp1.251 miliar menjadi Rp6.993 miliar di tahun 2012 dari Rp5.742 miliar di tahun 2011 (lihat Tabel 2). Dalam hal jumlah kontrak baru, Perusahaan mengalami penurunan marjinal sebesar 0,1% menjadi 177.114 kontrak baru di tahun 2012 dibandingkan dengan 177.212 kontrak baru di tahun 2011 (lihat Tabel 2). Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan rata-rata nilai kontrak baru sebesar 21,9%, sejalan dengan fokus Perusahaan pada bisnis dengan skala lebih besar untuk memanfaatkan kekuatan pendanaan Perusahaan. (Penjelasan rinci terdapat dalam topik Analisa Pembiayaan Baru pada bagian ini, halaman 94.)
New Bookings increased 21.8% or Rp1,251 billion to Rp6,993 billion in 2012 from Rp5,742 billion in 2011 (see Table 2). In terms of number of new contracts, the Company saw a marginal 0.1% decline to 177,114 new contracts in 2012 from 177,212 new contracts in 2011 (see Table 2). This is due to a 21.9% increase in average size of new bookings, as the Company focused on bigger ticket items to capitalise on its strong funding. (Detailed discussion in Analysis of New Bookings topic of this section, page 94.)
Jumlah Aset per 31 Desember 2012 adalah Rp6.570 miliar, terjadi peningkatan sebesar 23,9% atau Rp1.266 miliar meningkat dari Rp5.305 miliar di tahun 2011 (lihat Tabel 8). Pertumbuhan Jumlah Aset sebagian besar terjadi karena peningkatan Piutang Bersih sebesar 25,0% atau Rp1.190 miliar menjadi Rp5.940 miliar atau 90,4% dari Jumlah Aset pada tahun 2012, dibandingkan dengan Rp4.751 miliar atau 89,6% dari Jumlah Aset pada tahun 2011. Jumlah Piutang Bersih tersebut terdiri dari Rp1.941 miliar Investasi Neto Sewa Pembiayaan, peningkatan sebesar 78,9% atau Rp856 miliar dari Rp1.085 miliar di tahun 2011, dan Rp3.999 miliar dari Piutang Pembiayaan Konsumen, peningkatan sebesar 9,1% atau Rp333 miliar dari Rp3.666 miliar di tahun 2011 (lihat Tabel 8). (Penjelasan rinci terdapat dalam topik Analisa Laporan Posisi Keuangan pada bagian ini, halaman 102.)
Total Assets as of 31 December 2012 was Rp6,570 billion, a 23.9% or Rp1,266 billion increase from Rp5,305 billion in 2011 (see Table 8). The growth in Total Assets was due largely to a 25.0% or Rp1,190 billion increase in Net Receivables to Rp5,940 billion or 90.4% of total assets in 2012, from Rp4,751 billion or 89.6% of total assets in 2011. Total Net Receivables comprises Rp1,941 billion of Net Investments in Finance Lease, an increase of 78.9% or Rp856 billion from Rp1,085 billion in 2011, and Rp3,999 billion of Consumer Financing Receivables, an increase of 9.1% or Rp333 billion from Rp3,666 billion in 2011 (see Table 8). (Detailed discussion in Analysis of Statements of Financial Position topic of this section, page 102.)
Jumlah Pendapatan meningkat 24,2% atau Rp303 miliar menjadi Rp1.551 miliar di tahun 2012 dari Rp1.248 miliar di tahun 2011 (lihat Tabel 1). Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan sebesar 21,8% dalam pembiayaan baru (lihat Tabel 2), walaupun adanya tantangantantangan yang dihadapi industri jasa pembiayaan dari segi perekonomian dan peraturan perundangan selama tahun 2012. Pertumbuhan ini merupakan bukti atas kemampuan pendanaan Perusahaan yang kuat dan ekspansi pemasaran dan jaringan yang berhasil. Laba Tahun Berjalan pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp490 miliar, terjadi peningkatan sebesar 15,3% atau Rp65 miliar dari Rp425 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 1). (Penjelasan rinci terdapat dalam topik Analisa Laporan Laba Rugi Komprehensif pada bagian ini, halaman 96.)
Total Revenues increased 24.2% or Rp303 billion to Rp1,551 billion in 2012 from Rp1,248 billion in 2011 (see Table 1). The growth was underpinned by a 21.8% increase in new bookings (see Table 2), despite the economic and regulatory challenges that were faced by the industry during the year. This growth is also testament to the Company’s strong funding capabilities and successful marketing and network expansion. Profit for the Year as of 31 December 2012 was Rp490 billion, a 15.3% or Rp65 billion increase from Rp425 billion in 2011 (see Table 1). (Detailed discussion in Analysis of Statements of Comprehensive Income topic of this section, page 96.)
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
93 2012 Performance
Keterangan
Table 1 Statements of Comprehensive Income (Rp billion) Perubahan Change
2012
2011
Description REVENUES
Pembiayaan Konsumen
850
961
13,1%
Consumer Financing
Sewa Pembiayaan
150
306
104,2%
Finance Lease
10
5
-54,3%
Finance
239
279
17,0%
Others
1.248
1.551
24,2%
Total Revenues
Umum dan Administrasi
383
482
25,8%
General and Administrative
Keuangan
283
360
27,4%
Finance Cost
Pemasaran
24
19
-21,8%
Marketing
Rugi Selisih Kurs - Bersih
(0)
(0)
-31,7%
Loss on Foreign Exchange - Net Impairment Losses
Keuangan Lain-lain Jumlah Pendapatan BEBAN
EXPENSES
76
162,2%
719
937
30,3%
Total Expenses
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
529
614
15,9%
Profit Before Income Tax
(104)
(124)
18,7%
Income Tax
425
490
15,3%
Profit for the Year
Pajak Penghasilan Laba Tahun Berjalan Pendapatan Komprehensif Lain Jumlah Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan
-
-
n.a.
Other Comprehensive Income
425
490
15,3%
Total Comprehensive Income for the Year
Table 2 New Bookings Perubahan Change
2012
2011
Nilai Pembiayaan Baru (Rp miliar)
Value of New Bookings (Rp billion)
Pembiayaan Konsumen Kendaraan Roda Empat Baru Kendaraan Roda Empat Bekas
Jumlah Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing 941
1.110
18,0%
New Four-Wheeler
3.038
3.422
12,6%
Used Four-Wheeler
676
658
-2,6%
Used Two-Wheeler
4.655
5.190
11,5%
Total Consumer Financing
Sewa Pembiayaan
Finance Lease
Alat Berat
619
1.027
65,9%
Heavy Equipment
Non-Alat Berat
468
776
65,7%
Non-Heavy Equipment
Jumlah Sewa Pembiayaan
1.087
1.803
65,8%
Total Finance Lease
Jumlah Pembiayaan Baru
5.742
6.993
21,8%
Total New Bookings Total New Contracts (unit)
Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing
Kendaraan Roda Empat Baru
6.300
7.261
15,3%
New Four-Wheeler
Kendaraan Roda Empat Bekas
41.714
42.725
2,4%
Used Four-Wheeler
Kendaraan Roda Dua Bekas Jumlah Pembiayaan Konsumen
123.748
118.744
-4,0%
Used Two-Wheeler
171.762
168.730
-1,8%
Total Consumer Financing
453
633
39,7%
Heavy Equipment Non-Heavy Equipment
Sewa Pembiayaan
Non-Alat Berat Jumlah Sewa Pembiayaan Jumlah Pembiayaan Baru
Finance Lease
4.997
7.751
55,1%
5.450
8.384
53,8%
Total Finance Lease
177.212
177.114
-0,1%
Total New Bookings
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Alat Berat
Corporate Social Responsibility
Jumlah Kontrak Baru (unit)
Good Corporate Governance
Kendaraan Roda Dua Bekas
Description
Management Discussion & Analysis
Tabel 2 Pembiayaan Baru
Information Technology
29
Jumlah Beban
Human Capital
Kerugian Penurunan Nilai
Keterangan
Business Overview
PENDAPATAN
Company at a Glance
Tabel 1 Laporan Laba Rugi Komprehensif (Rp miliar)
94
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview
Tabel 2 (Lanjutan) Pembiayaan Baru Keterangan
Table 2 (Continued) New Bookings Perubahan Change
2012
2011
Rata-Rata Besaran Kontrak Baru (Rp juta)
Description Average Size of New Bookings (Rp million)
Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing
Kendaraan Roda Empat Baru
149,3
152,9
2,4%
New Four-Wheeler
Kendaraan Roda Empat Bekas
72,8
80,1
10,0%
Used Four-Wheeler
5,5
5,5
1,5%
Used Two-Wheeler
27,1
30,8
13,5%
Total Consumer Financing
1.366,1
1.622,0
18,7%
Heavy Equipment
93,7
100,1
6,9%
Non-Heavy Equipment
Jumlah Sewa Pembiayaan
199,5
215,0
7,8%
Total Finance Lease
Jumlah Pembiayaan Baru
32,4
39,5
21,9%
Total New Bookings
Kendaraan Roda Dua Bekas Jumlah Pembiayaan Konsumen Sewa Pembiayaan Alat Berat Non-Alat Berat
Finance Lease
Analisa Pembiayaan Baru
Analysis of New Bookings
Pembiayaan Baru meningkat 21,8% atau Rp1.251 miliar ke angka Rp6.993 miliar di tahun 2012 dari Rp5.742 miliar di tahun 2011 (lihat Tabel 2). Dalam hal jumlah kontrak baru, Perusahaan mengalami penurunan marjinal sebesar 0,1% dari 177.114 kontrak baru di tahun 2012 dibandingkan dengan 177.212 kontrak baru di tahun 2011 (lihat Tabel 2). Hal ini terjadi karena peningkatan sebesar 21,9% dalam rata-rata nilai kontrak baru, di mana Perusahaan berfokus pada bisnis yang lebih besar untuk memanfaatkan kekuatan pendanaan Perusahaan.
New Bookings increased 21.8% or Rp1,251 billion to Rp6,993 billion in 2012 from Rp5,742 billion in 2011 (see Table 2). In terms of number of new contracts, the Company saw a marginal 0.1% decline to 177,114 new contracts in 2012 from 177,212 new contracts in 2011 (see Table 2). This is due to a 21.9% increase in average size of new bookings, as the Company focused on bigger ticket items to capitalise on its strong funding.
Pertumbuhan dalam Pembiayaan Baru sebagian besar terjadi karena adanya peningkatan sebesar 65,8% atau Rp716 miliar untuk pembiayaan baru dari Sewa Pembiayaan, menjadi Rp1.803 miliar atau 25,8% dari Pembiayaan Baru pada tahun 2012, dibandingkan dengan Rp1.087 miliar atau 18,9% dari Pembiayaan Baru pada tahun 2011. Peningkatan kontribusi pembiayaanpembiayaan baru dari Sewa Pembiayaan pada tahun 2012 adalah karena peningkatan yang sama untuk produk-produk pembiayaan bagi alat berat dan nonalat berat, di mana Perusahaan berfokus pada produk pembiayaan yang lebih besar untuk memanfaatkan kemampuan pendanaan yang kuat sepanjang tahun 2012. Meskipun demikian, Perusahaan tetap waspada terhadap meningkatnya risiko dalam bidang pertambangan yang disebabkan oleh melemahnya ekspor batu bara, dan meningkatnya kewaspadaan dalam pemantauan kualitas aset, tetapi juga melakukan diversifikasi eksposur bisnis Perusahaan dari pertambangan ke sektor lainnya. Pada tanggal 31 Desember 2012, eksposur Perusahaan di sektor pertambangan adalah 6,3% dari seluruh Pembiayaan Baru, terjadi penurunan dibandingkan 6,7% pada tahun 2011. Nilai Pembiayaan Baru dari Pembiayaan Konsumen tumbuh 11,5% atau Rp535 miliar menjadi Rp5.190 miliar atau 74,2% dari Nilai Pembiayaan Baru pada tahun 2012,
The growth in New Bookings was due largely to a 65.8% or Rp716 billion increase in Finance Lease bookings, to Rp1,803 billion or 25.8% of New Bookings in 2012, from Rp1,087 billion or 18.9% of New Bookings in 2011. The increase in contribution of Finance Lease bookings in 2012 was due to equally to the increase in both leasing of heavy equipment and non-heavy equipment products, as the Company focused on bigger ticket items to capitalise on its strong funding during the year. The Company was mindful, however, of the increased risks in the mining sectors due to the slowdown in coal exports, and increased vigilance in monitoring asset quality but also diversified exposure away from mining to other sectors. As of 31 December 2012, the Company’s exposure to mining sectors was 6.3% of all New Bookings, a decline from 6.7% in 2011. Consumer Financing bookings grew 11.5% or Rp535 billion to Rp5,190 billion or 74.2% of New Bookings in 2012, from Rp4,655 billion or 81.1% of New Bookings in 2011, largely driven by the growth of used four-wheeler financing during the year. Consumer Financing bookings comprises of 21.4% new fourwheelers, 65.9% used four-wheelers and 12.7% used two-wheelers in 2012, compared to 20.2% new fourwheelers, 65.3% used four-wheelers and 14.5% used two-wheelers in 2011.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
95 2012 Performance Company at a Glance
dibandingkan dengan Rp4.655 miliar atau 81,1% dari Nilai Pembiayaan Baru pada tahun 2011, yang sebagian besar dipicu oleh tumbuhnya pembiayaan kendaraan roda empat bekas selama tahun 2012. Nilai Pembiayaan Baru dari Pembiayaan Konsumen pada tahun 2012 terdiri dari 21,4% kendaraan roda empat baru, 65,9% kendaraan roda empat bekas dan 12,7% kendaraan roda dua bekas, dibandingkan dengan 20,2% kendaraan roda empat baru, 65,3% kendaraan roda empat bekas dan 14,5% kendaraan roda dua bekas pada tahun 2011.
Keterangan
Table 3 Receivables Managed (Including Off-Statements of Financial Position Receivables / Channeling and Outright Sales of Receivables) Perubahan Change
2012
2011
Description Total Receivables Managed (Rp billion)
Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing
Kendaraan Roda Empat Baru
1.045
1.505
44,0%
New Four-Wheeler
Kendaraan Roda Empat Bekas
2.885
3.454
19,7%
Used Four-Wheeler
Kendaraan Roda Dua Bekas
461
447
-3,0%
4.392
5.406
23,1%
Alat Berat
707
1.166
64,8%
Heavy Equipment
Non-Alat Berat
388
801
106,7%
Non-Heavy Equipment
Jumlah Sewa Pembiayaan
1.095
1.967
79,6%
Total Finance Lease
Jumlah Piutang yang Dikelola
5.487
7.373
34,4%
Total Receivables Managed
Jumlah Pembiayaan Konsumen Sewa Pembiayaan
Used Two-Wheeler Total Consumer Financing Finance Lease
Number of Contracts Managed (unit) Consumer Financing
Kendaraan Roda Empat Baru
9.114
14.259
56,5%
New Four-Wheeler
Kendaraan Roda Empat Bekas
55.094
60.314
9,5%
Used Four-Wheeler
121.107
124.313
2,6%
Used Two-Wheeler
185.315
198.886
7,3%
805
1.113
38,3%
Heavy Equipment Non-Heavy Equipment
Sewa Pembiayaan Alat Berat
Jumlah Piutang yang Dikelola
Finance Lease
4.754
10.415
119,1%
5.559
11.528
107,4%
Total Finance Lease
190.874
210.414
10,2%
Total Receivables Managed
Rata-rata Nilai Kontrak yang Dikelola (Rp juta)
Average Value of Contracts Managed (Rp million)
Pembiayaan Konsumen
Consumer Financing 114,7
105,6
-8,0%
New Four-Wheeler
Kendaraan Roda Empat Bekas
52,4
57,3
9,3%
Used Four-Wheeler
Kendaraan Roda Dua Bekas
3,8
3,6
-5,5%
Jumlah Pembiayaan Konsumen
23,7
27,2
14,7%
878,8
1.047,3
19,2%
Heavy Equipment Non-Heavy Equipment
Sewa Pembiayaan
Non-Alat Berat Jumlah Sewa Pembiayaan
Finance Lease
81,5
76,9
-5,7%
197,0
170,6
-13,4%
Total Finance Lease
28,7
35,0
21,9%
Total Receivables Managed
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Jumlah Piutang yang Dikelola
Used Two-Wheeler Total Consumer Financing
Corporate Social Responsibility
Kendaraan Roda Empat Baru
Alat Berat
Good Corporate Governance
Non-Alat Berat Jumlah Sewa Pembiayaan
Total Consumer Financing (unit)
Management Discussion & Analysis
Pembiayaan Konsumen
Jumlah Pembiayaan Konsumen (unit)
Information Technology
Jumlah Kontrak yang Dikelola (unit)
Kendaraan Roda Dua Bekas
Human Capital
Jumlah Piutang yang Dikelola (Rp miliar)
Business Overview
Tabel 3 Piutang yang Dikelola (Termasuk Piutang yang Dikelola di Luar Laporan Posisi Keuangan / Channeling dan Piutang yang Telah Dijual)
96
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview Analisa Laporan Laba Rugi Komprehensif
Analysis of Statements of Comprehensive Income
Pendapatan
Revenues
Jumlah Pendapatan meningkat 24,2% atau Rp303 miliar menjadi Rp 1.551 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp1.248 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 1). Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan sebesar 21,8% untuk pembiayaan baru (lihat Tabel 2), walaupun adanya tantangan dari segi perekonomian dan peraturan perundangan yang dihadapi industri jasa pembiayaan selama tahun 2012. Pertumbuhan ini juga merupakan bukti atas kekuatan pendanaan dan inisiatif pemasaran yang sukses dari Perusahaan.
Total Revenue increased 24.2% or Rp303 billion to Rp1,551 billion in 2012 from Rp1,248 billion in 2011 (see Table 1). The growth was underpinned by a 21.8% increase in new bookings (see Table 2), despite the economic and regulatory challenges that were faced by the industry during the year 2012. This growth is also testament to the Company’s strong funding capabilities and successful marketing initiatives.
Pendapatan Pembiayaan Konsumen Bisnis Pembiayaan Konsumen dari Perusahaan berfokus pada pembiayaan kendaraan roda empat baru dan bekas, juga kendaraan roda dua bekas melalui dealer dan nondealer. Pendapatan dari Pembiayaan Konsumen pada tahun 2012 adalah sebesar Rp961 miliar atau 62,0% dari jumlah pendapatan tahun 2012, tumbuh sebesar 13,1% atau Rp112 miliar dibandingkan Rp850 miliar pada tahun 2011 atau 68,1% dari jumlah pendapatan tahun 2011 (lihat Tabel 1). Pertumbuhan dari Pendapatan Pembiayaan Konsumen ini terjadi walaupun angka penjualan kendaraan roda dua nasional mengalami penurunan sebesar 12% dan meningkatnya persaingan dalam pasar kendaraan roda empat bekas sebagai respon atas peraturan baru Menteri Keuangan Republik Indonesia mengenai uang muka minimum yang diberlakukan selama tahun 2012.
Consumer Financing Income The Company’s Consumer Financing business focuses on the financing of new and used four-wheelers, as well as used two-wheelers through both dealers and non-dealers. Consumer Financing Income in 2012 was Rp961 billion or 62.0% of total 2012 revenue, a 13.1% or Rp112 billion growth from Rp850 billion in 2011 or 68.1% of total 2011 revenue (see Table 1). This increase in Consumer Financing Income was in spite of the 12% decline in two-wheeler sales nationwide and increased competition in the used four-wheeler market in response to the new regulation from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia on minimum down payment imposed during the year.
Pendapatan Pembiayaan Konsumen di tahun 2012 berasal dari 79,5% pembiayaan kendaraan roda empat dan 20,5% kendaraan roda dua. Komposisi ini tidak banyak berubah dibandingkan tahun 2011 di mana Pendapatan Pembiayaan Konsumen terdiri dari 79,9% pembiayaan kendaraan roda empat dan 20,1% kendaraan roda dua.
Consumer Financing Income in 2012 comprises of 79.5% four-wheelers and 20.5% two-wheelers. This composition did not change much from 2011 where Consumer Financing Income also comprised of 79.9% four-wheelers and 20.1% two-wheelers.
Pendapatan Sewa Pembiayaan Bisnis Perusahaan dalam Sewa Pembiayaan berfokus pada pembiayaan alat berat dan non-alat berat di mana porsi terbesar berasal dari industri pertambangan dan perkebunan kelapa sawit di samping juga kontraktor umum. Pendapatan Sewa Pembiayaan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp306 miliar atau 19,7% dari jumlah pendapatan tahun 2012, meningkat 104,2% atau Rp156 miliar dibandingkan dengan Rp150 miliar
Finance Lease Income The Company’s Finance Lease business focuses on financial leases for heavy equipment and non-heavy equipment with a large portion of the business coming from mining and oil palm plantation industries as well as general contracting. Finance Lease Income in 2012 was Rp306 billion or 19.7% of total 2012 revenue, a 104.2% or Rp156 billion increase from Rp150 billion in 2011 or 12.0% of total 2011 revenue (see Table 1). This surge
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
97 2012 Performance
in Finance Lease Income was primarily attributable to the strong growth in leasing of non-heavy equipment as well as traditional heavy equipment leasing. In light of the volatility in the commodities sector during the year, it is worthy to note that the Company’s Finance Lease exposure to mining has declined from 39.0% in 2011 to 29.5% in 2012. The Company is mindful of the increased risk in of this product and has increased vigilance in the monitoring of accounts exposed to higher risk sectors.
Pendapatan Keuangan Pendapatan Keuangan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp5 miliar atau 0,3% dari jumlah pendapatan tahun 2012, terjadi penurunan sebesar 54,3% atau Rp5 miliar dari Rp10 miliar pada tahun 2011 atau 0,8% dari total pendapatan tahun 2011 (lihat Tabel 1). Penurunan ini terjadi karena adanya penurunan sebesar 57,6% atau Rp6 miliar dari Pendapatan Bunga Deposito Berjangka menjadi Rp4 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp10 miliar pada tahun 2011. Hal ini disebabkan oleh pencairan Deposito Berjangka sebesar Rp64 miliar selama tahun 2012 karena Perusahaan meningkatkan manajemen kas dengan cara mengurangi dana menganggur dalam bentuk Kas dan Setara Kas.
Finance Income Finance Income in 2012 was Rp5 billion or 0.3% of total 2012 revenue, a 54.3% or Rp5 billion decline from Rp10 billion in 2011 or 0.8% of total 2011 revenue (see Table 1). This decline was due to the 57.6% or Rp6 billion decline in Time Deposit Interest Income to Rp4 billion in 2012 from Rp10 billion in 2011. This was due to the redemption of Time Deposit of Rp64 billion during the year, as the Company improved its cash management by reducing idle funds in the form of Cash and Cash Equivalents.
Pendapatan Lain-Lain Pendapatan Lain-Lain pada tahun 2012 mencapai Rp279 miliar atau 18,0% dari jumlah pendapatan tahun 2012, tumbuh 17,0% atau Rp41 miliar dibandingkan dengan Rp239 miliar pada tahun 2011 atau 19,1% dari jumlah pendapatan tahun 2011 (lihat Tabel 4). Pertumbuhan dari Pendapatan Lain-Lain ini disebabkan oleh peningkatan sebesar 15,2% atau Rp17 miliar dari Pendapatan Administrasi menjadi Rp130 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp113 miliar pada tahun 2011, dan pertumbuhan sebesar 28,8% atau Rp20 miliar dari Denda Keterlambatan menjadi Rp90 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp70 miliar pada tahun 2011.
Other Income Other Income in 2012 was Rp279 billion or 18.0% of total 2012 revenue, a 17.0% or Rp41 billion increase from Rp239 billion in 2011 or 19.1% of total 2011 revenue (see Table 4). This growth in Other Income was primarily due to the 15.2% or Rp17 billion growth in Administration Income to Rp130 billion in 2012 from Rp113 billion in 2011 and 28.8% or Rp20 billion growth in Late Charges to Rp90 billion in 2012 from Rp70 billion in 2011.
Management Discussion & Analysis
Pendapatan Lain-Lain pada tahun 2012 terdiri dari 46,6% Pendapatan Administrasi, 32,3% Denda Keterlambatan, 9,7% Pendapatan Terminasi, 0,7% Keuntungan Bersih atas Penjualan Aset Tetap, dan 10,7% Rupa-Rupa (lihat Tabel 4). Komposisi ini tidak mengalami banyak
Other Income in 2012 comprises 46.6% Administration Income, 32.3% Late Charges, 9.7% Termination Income, 0.7% Net Gain on Sale of Equipment, and 10.7% Miscellaneous (see Table 4). This composition did not change much from 2011 where Other Income comprised
Corporate Social Responsibility
Company at a Glance
pada tahun 2011 atau 12,0% dari jumlah pendapatan tahun 2011 (lihat Tabel 1). Peningkatan besar dalam Pendapatan Sewa Pembiayaan ini terutama berasal dari pertumbuhan yang kuat dalam pembiayaan nonalat berat dan juga pembiayaan alat berat tradisional. Mengingat ketidakstabilan di sektor komoditas selama tahun 2012, penting untuk dicatat bahwa eksposur Sewa Pembiayaan Perusahaan di sektor pertambangan menurun dari 39,0% pada tahun 2011 menjadi 29,5% pada tahun 2012. Perusahaan bersikap waspada terhadap meningkatnya risiko pada produk pembiayaan ini dan meningkatkan kewaspadaan dalam memantau rekening konsumen yang terkait langsung dengan sektor-sektor bisnis berisiko tinggi tersebut.
Business Overview Human Capital Information Technology Good Corporate Governance Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
98
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview perubahan dibandingkan dengan tahun 2011 di mana Pendapatan Lain-Lain terdiri dari 47,4% Pendapatan Administrasi, 29,3% Denda Keterlambatan, 13,2% Pendapatan Terminasi, 1,8% Keuntungan Bersih atas Penjualan Aset Tetap, dan 8,3% Rupa-Rupa.
of 47.4% Administration Income, 29.3% Late Charges, 13.2% Termination Income, 1.8% Net Gain on Sale of Equipment, and 8.3% Miscellaneous.
Tabel 4 Pendapatan Lain-Lain Keterangan
Table 4 Other Income Perubahan Change
2012
2011
Pendapatan Lain-Lain (Rp miliar) Pendapatan Administrasi
Description Other Income (Rp billion)
113
130
Denda Keterlambatan
70
90
28,8%
Late Charges
Pendapatan Terminasi
31
27
-13,7%
Termination Income
4
2
-56,2%
Net Gain on Sale of Equipment
Keuntungan Bersih atas Penjualan Aset Tetap Rupa-Rupa
15,2%
Administration Income
20
30
50,5%
Miscellaneous
239
279
17,0%
Total Other Income
Pendapatan Administrasi
47,4%
46,6%
-0,7%
Administration Income
Denda Keterlambatan
29,3%
32,2%
3,0%
Late Charges
Pendapatan Terminasi
13,2%
9,7%
-3,5%
Termination Income
1,8%
0,7%
-1,1%
Net Gain on Sale of Equipment
8,3%
10,7%
2,4%
Miscellaneous
100,0%
100,0%
0,0%
Total Other Income
Jumlah Pendapatan Lain-Lain Persentase dari Jumlah
Keuntungan Bersih atas Penjualan Aset Tetap Rupa-Rupa Jumlah Pendapatan Lain-Lain
Percentage of Total
Beban
Expenses
Jumlah Beban meningkat 30,3% atau Rp218 miliar menjadi Rp937 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp719 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 5). Peningkatan ini sebagian besar disebabkan oleh (i) peningkatan Beban Umum dan Administrasi sebesar 25,8% atau Rp99 miliar menjadi Rp482 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp383 miliar pada tahun 2011, (ii) peningkatan Beban Keuangan sebesar 27,4% atau Rp78 miliar menjadi Rp360 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp283 miliar pada tahun 2011, dan (iii) peningkatan sebesar 162,2% atau Rp47 miliar dalam Kerugian Penurunan Nilai menjadi Rp76 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp29 miliar pada tahun 2011.
Total Expenses increased 30.3% or Rp218 billion to Rp937 billion in 2012 from Rp719 billion in 2011 (see Table 5). The increase was largely due to (i) a 25.8% or Rp99 billion increase in General and Administrative Expenses to Rp482 billion in 2012 from Rp383 billion in 2011, (ii) a 27.4% or Rp78 billion increase in Finance Cost to Rp360 billion in 2012 from Rp283 billion in 2011, and (iii) a 162.2% or Rp47 billion increase in Impairment Losses to Rp76 billion in 2012 from Rp29 billion in 2011.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
99 2012 Performance Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Information Technology
Finance Cost Finance Cost in 2012 was Rp360 billion or 38.4% of total 2012 expenses, a 27.4% or Rp78 billion increase from Rp283 billion in 2011 or 39.3% of total 2011 expenses (see Table 5). This increase in Finance Cost was due largely to the 167.5%, or Rp57 billion increase in Interest on Debt Securities Issued to Rp90 billion in 2012 from Rp34 billion in 2011, resulting from the increase in Debt Securities Issued from Rp482 billion in 2011 to Rp1,125 billion in 2012, an increase of 133.5%. This was largely due to the issuance of Rp575 billion Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 and Medium Term Notes (MTN) with nominal value of Rp225 billion. There was also a 7.5% or Rp16 billion increase in Interest on Borrowings to Rp229 billion in 2012 from Rp213 billion in 2011, resulting from 3.9% or Rp90 billion increase of Fund Borrowings to Rp2,406 billion from Rp2,316 billion in 2011. In spite of the increase in Finance Cost in 2012, the average overall interest expense declined 140 basis points from 12.7% in 2011 to 11.3% in 2012. This is testament to the Company’s improved funding capabilities.
Human Capital
Beban Keuangan Beban Keuangan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp360 miliar atau 38,4% dari jumlah beban tahun 2012, terjadi peningkatan sebesar 27,4% atau Rp78 miliar dibandingkan Rp283 miliar pada tahun 2011 atau 39,3% dari jumlah beban tahun 2012 (lihat Tabel 5). Peningkatan Beban Keuangan ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan Bunga atas Efek Utang yang Diterbitkan sebesar 167,5% atau Rp57 miliar menjadi Rp90 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp34 miliar pada tahun 2011, sebagai akibat dari peningkatan saldo Efek Utang yang Diterbitkan dari Rp482 miliar di tahun 2011 menjadi Rp1.125 miliar di tahun 2012, atau peningkatan sebesar 133,5%. Hal ini sebagian besar terjadi karena adanya penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 senilai Rp575 miliar dan pembayaran bunga per triwulan, serta Medium Term Notes (MTN) dengan nilai nominal Rp225 miliar. Selain itu juga terdapat peningkatan sebesar 7,5% atau Rp16 miliar dalam Bunga Pinjaman menjadi Rp229 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp213 miliar pada tahun 2011, sebagai akibat dari peningkatan Pinjaman yang Diterima sebesar 3,9% atau Rp90 miliar menjadi Rp2.406 miliar dibandingkan Rp2.316 miliar pada tahun 2011. Terlepas dari peningkatan Beban Keuangan pada tahun 2012, keseluruhan beban bunga rata-rata menurun 140 basis poin dari 12,7% pada tahun 2011 menjadi 11,3% pada tahun 2012. Hal ini merupakan bukti atas meningkatnya kemampuan pendanaan Perusahaan.
Business Overview
General and Administrative Expenses General and Administrative Expenses in 2012 was Rp482 billion or 51.4% of total 2012 expenses, a 25.8% or Rp99 billion increase from Rp383 billion in 2011 or 53.3% of total 2011 expenses (see Table 5). This increase in General and Administrative Expenses was due largely to the 28.4% or Rp73 billion increase in Salaries and Employee Benefits to Rp329 billion in 2012 from Rp256 billion in 2011. The reasons for this increase was the 16.4% or 761 increase in number of employees to 5,396 in 2012 from 4,635 in 2011, along with the promotions of nonpermanent employees to permanent status, as well as the salary increments. Other items to note are the 151.4% or Rp6.8 billion increase in Training and Education to Rp11 billion in 2012 from Rp4.5 billion in 2011 as well as the introduction of a new expense item, Share Option Reserve amounting to Rp5.4 billion, as a result of the Company’s introduction of Management and Employee Stock Options Program (MESOP) during the year (see Other Disclosures section, page 111).
Company at a Glance
Beban Umum dan Administrasi Beban Umum dan Administrasi pada tahun 2012 adalah sebesar Rp482 miliar atau 51,4% dari jumlah beban tahun 2012, terjadi peningkatan sebesar 25,8% atau Rp99 miliar dibandingkan Rp383 miliar di tahun 2011 atau 53,3% dari jumlah beban tahun 2011 (lihat Tabel 5). Peningkatan dalam Beban Umum dan Administrasi ini sebagian besar disebabkan oleh kenaikan Gaji dan Imbalan Kerja sebesar 28,4% atau Rp73 miliar menjadi Rp329 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp256 miliar pada tahun 2011. Penyebab peningkatan ini adalah kenaikan sebesar 16,4% atau 761 orang karyawan menjadi 5.396 orang pada tahun 2012 dibandingkan 4.635 orang pada tahun 2011, sejalan dengan promosi bagi sebagian karyawan non-permanen menjadi berstatus permanen, serta kenaikan gaji. Hal-hal lainnya yang perlu dicatat adalah peningkatan sebesar 151,4% atau Rp6,8 miliar untuk Pelatihan dan Pendidikan menjadi Rp11 miliar di tahun 2012 dibandingkan Rp4,5 miliar di tahun 2011 serta adanya pengenalan jenis biaya baru, yaitu Cadangan Opsi Saham berjumlah Rp5,4 miliar yang timbul dari Program Kompensasi Manajemen dan Karyawan Berbasis Saham (MESOP) yang diperkenalkan Perusahaan pada tahun 2012 (lihat bagian Pengungkapan Informasi Lainnya, halaman 111).
100
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview Tabel 5 Biaya Operasi Keterangan
Table 5 Operating Expense Perubahan Change
2012
2011
Biaya Operasi (Rp miliar)
Description Operating Expense (Rp billion)
Gaji dan Imbalan Kerja
256
329
28,4%
Lain-Lain
127
153
20,5%
Others
Umum dan Administrasi
383
482
25,8%
General and Administrative
Keuangan
283
360
27,4%
Finance Cost
Pemasaran
24
19
-21,8%
Marketing
Kerugian Penurunan Nilai
29
76
162,2%
Impairment Losses
Rugi Selisih Kurs - Bersih
(0)
(0)
-31,7%
Loss on Foreign Exchange - Net
719
937
30,3%
Jumlah Beban Persentase dari Total
Salaries and Employee Benefits
Total Expenses Percentage of Total
Gaji dan Kesejahteraan Karyawan
35,6%
35,1%
-0,5%
Salaries and Employee Benefits
Lain-Lain
17,6%
16,3%
-1,3%
Others
Umum dan Administrasi
53,3%
51,4%
-1,9%
General and Administrative
Keuangan
39,3%
38,4%
-0,9%
Finance Cost
Pemasaran
3,4%
2,0%
-1,4%
Marketing
Kerugian Penurunan Nilai Rugi Selisih Kurs - Bersih Jumlah Beban
4,0%
8,1%
4,1%
Impairment Losses
-0,0%
-0,0%
0,0%
Loss on Foreign Exchange - Net
100,0%
100,0%
0,0%
Total Expenses
Kerugian Penurunan Nilai Kerugian Penurunan Nilai (terdiri dari Sewa Pembiayaan, Pembiayaan Konsumen dan Agunan Yang Diambil Alih) pada tahun 2012 adalah sebesar Rp76 miliar atau 8,1% dari jumlah beban tahun 2012, terjadi peningkatan sebesar 162,2% atau Rp47 miliar dari Rp29 miliar pada tahun 2011 atau 4,0% dari jumlah beban tahun 2011 (lihat Tabel 5). Peningkatan ini disebabkan oleh kombinasi pertumbuhan piutang dan sebagian besar dari adopsi standar baru akuntansi sejak tahun 2010, di mana Perusahaan telah membalik semua kelebihan pada tahun tersebut. Oleh karena itu, Perusahaan hanya membebankan kerugian penurunan nilai yang kecil pada tahun 2011, yang mengakibatkan peningkatan yang terlihat tajam pada beban tahun 2012 saat dilakukan perbandingan tahun ke tahun. Walaupun demikian, peningkatan dalam Kerugian Penurunan Nilai tidak mencerminkan kenaikan yang sama dalam Kerugian Kredit Bersih, di mana Kerugian Kredit Bersih yang aktual (penghapusan piutang bersih + kerugian dalam ambil alih) hanya sedikit mengalami peningkatan dari 0,5% pada tahun 2011 menjadi 0,7% pada tahun 2012 (lihat Tabel 7).
Impairment Losses Impairment Losses (comprising of Finance Lease, Consumer Financing and Repossessed Collaterals) in 2012 was Rp76 billion or 8.1% of total 2012 expenses, a 162.2% or Rp47 billion increase from Rp29 billion in 2011 or 4.0% of total 2011 expenses (see Table 5 ). This increase resulted from a combination of receivables growth and largely to adoption of new accounting standard since 2010 where the Company has over reversed during that year. As a result, the Company charged only a small impairment loss in 2011, resulting in a seemingly large jump in 2012 expenses when compared year on year. However, the increase in Impairment Losses did not reflect a proportionate hike in Net Credit Loss, as the actual Net Credit Loss (net write off + loss on repossession) was only rose marginally from 0.5% in 2011 to 0.7% in 2012 (see Table 7).
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
101 2012 Performance
Keterangan (Rp juta)
2012
2011
Beban Kerugian Penurunan Nilai atas Investasi Neto Sewa Pembiayaan
Table 6 Allowance For Impairment Losses Description (Rp million) Impairment Losses of Net Investments in Finance Lease
10.362
25.903
Balance of Allowance for Impairment Losses on Net Investments in Finance Lease
1.095.068
1.966.869
Balance of Finance Lease Receivables
0,9%
1,3%
% Balance of Allowance for Impairment Losses on Net Investments in Finance Lease / Balance of Finance Lease Receivables
Beban Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang Pembiayaan Konsumen
16.185
49.313
Impairment Losses of Consumer Financing Receivables
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang Pembiayaan Konsumen
50.432
47.830
Balance of Allowance for Impairment Losses on Consumer Financing Receivables
3.716.295
4.047.048
Balance of Consumer Financing Receivables
1,2%
% Balance of Allowance for Impairment Losses on Consumer Financing Receivables / Balance of Consumer Financing Receivables
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Investasi Neto Sewa Pembiayaan Jumlah Piutang Sewa Pembiayaan % Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Investasi Neto Sewa Pembiayaan / Jumlah Piutang Sewa Pembiayaan
Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen % Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang Pembiayaan Konsumen / Jumlah Piutang Pembiayaan Konsumen
1,4%
Keterangan
Table 7 Net Credit Loss (Rp billion)
Sewa Pembiayaan Pembiayaan Konsumen
Description
5.710
8.206
43,7%
Finance Lease
30.730
51.916
68,9%
Consumer Financing
36.440
60.122
65,0%
Gross Write-Off
(4.749)
(5.273)
11,0%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
(7.965)
(16.140)
102,6%
Consumer Financing
(12.714)
(21.413)
68,4%
961
2.933
205,3%
Finance Lease
22.765
35.776
57,2%
Consumer Financing
23.726
38.709
63,2%
Net Write-Off
5.261
16.435
212,4%
Loss on Repossessed Assets
28.987
55.144
90,2%
Net Credit Loss
Pemulihan Penghapusan Piutang Sewa Pembiayaan Pembiayaan Konsumen Penghapusan Piutang - Bersih Kerugian Atas Penjualan Agunan Yang Diambil Alih Kerugian Kredit Bersih
% Kerugian Kredit Bersih (dari Jumlah Piutang yang Dikelola) Penghapusan Piutang - Kotor Pemulihan Penghapusan Piutang
Perubahan Change
2012
2011
Write-Off Recovery
% Net Credit Loss (from Managed Receivables)
0,7%
0,8%
0,2%
Gross Write-Off Write-Off Recovery
-0,3%
-0,1%
0,4%
0,5%
0,1%
Net Write-Off
Kerugian Atas Penjualan Agunan Yang Diambil Alih
0,1%
0,2%
0,1%
Loss on Repossessed Assets
Kerugian Kredit Bersih
0,5%
0,7%
0,2%
Net Credit Loss
Corporate Social Responsibility
-0,2%
Penghapusan Piutang - Bersih
Good Corporate Governance
Sewa Pembiayaan
Management Discussion & Analysis
Penghapusan Piutang - Kotor
Perubahan Change
2012
2011
Information Technology
Tabel 7 Kerugian Kredit Bersih (Rp miliar)
Human Capital
23.747
Business Overview
6.918
Company at a Glance
Tabel 6 Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
102
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Profit Before Income Tax
Laba Sebelum Pajak Penghasilan pada tahun 2012 sebesar Rp614 miliar, terjadi peningkatan sebesar 15,9% atau Rp84 miliar dibandingkan Rp529 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 1).
Profit Before Income Tax in 2012 was Rp614 billion, a 15.9% or Rp84 billion increase from Rp529 billion in 2011 (see Table 1).
Jumlah Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan
Total Comprehensive Income for the Year
Selama tahun 2012, tidak ada Pendapatan Komprehensif Lain, sehingga Jumlah Pendapatan Komprehensif Tahun Berjalan pada tahun 2012 adalah sebesar Rp490 miliar, meningkat 15,3% atau Rp65 miliar dibandingkan Rp425 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 1).
During the year 2012, there was no Other Comprehensive Income, so the Total Comprehensive Income for the Year in 2012 was Rp490 billion, a 15.3% or Rp65 billion increase from Rp425 billion in 2011 (see Table 1).
ANALISA LAPORAN POSISI KEUANGAN
ANALYSIS OF STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION
Aset
Assets
Jumlah Aset per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp6.570 miliar, meningkat sebesar 23,9% atau Rp1.266 miliar dibandingkan Rp5.305 miliar di tahun 2011 (lihat Tabel 8).
Total Assets as of 31 December 2012 was Rp6,570 billion, a 23.9% or Rp1,266 billion increase from Rp5,305 billion in 2011 (see Table 8).
Piutang Bersih Pertumbuhan dalam Jumlah Aset sebagian besar disebabkan oleh peningkatan Piutang Bersih sebesar 25,0% atau Rp1.190 miliar, menjadi Rp5.940 miliar atau 90,4% dari jumlah aset pada tahun 2012, dibandingkan dengan Rp4.751 miliar atau 89,6% dari jumlah aset pada tahun 2011. Jumlah Piutang Bersih ini terdiri dari Rp1.941 miliar Investasi Neto Sewa Pembiayaan, terjadi peningkatan sebesar 78,9% atau Rp856 miliar dibandingkan Rp1.085 miliar pada tahun 2011, dan Rp3.999 miliar Piutang Pembiayaan Konsumen, terjadi peningkatan sebesar 9,1% atau Rp333 miliar dibandingkan pada tahun 2011 sebesar Rp3.666 miliar. Piutang Pembiayaan Konsumen memberikan kontribusi terbesar pada tahun 2012, atau 67,3% dari jumlah Piutang Bersih, sementara Investasi Neto Sewa Pembiayaan memberikan 32,7% sisanya, dibandingkan dengan tahun 2011 di mana Piutang Pembiayaan Konsumen berkontribusi sebesar 77,2%, dan Investasi Bersih dari Sewa Pembiayaan berkontribusi sebesar 22,9% sisanya (lihat Tabel 8).
Net Receivables The growth in Total Assets was due largely to a 25.0% or Rp1,190 billion increase in Net Receivables, to Rp5,940 billion or 90.4% of total assets in 2012, from Rp4,751 billion or 89.6% of total assets in 2011. Total Net Receivables comprises Rp1,941 billion of Net Investments in Finance Lease, an increase of 78.9% or Rp[856] billion from Rp1,085 billion in 2011, and Rp3,999 billion of Consumer Financing Receivables, an increase of 9.1% or Rp333 billion from Rp3,666 billion in 2011. In 2012, Consumer Financing Receivables accounted for the bulk, or 67.3% of total Net Receivables, whilst Net Investments in Finance Lease accounted for the remaining 32.7%, compared to 2011, where Consumer Financing Receivables accounted for 77.2%, and Net Investments in Finance Lease accounted for the remaining 22.9% (see Table 8).
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai meningkat 21,3% atau Rp13 miliar menjadi Rp74 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp61 miliar pada tahun 2011, karena terjadi peningkatan sebesar 150,0% atau Rp16 miliar untuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Sewa Pembiayaan dari Rp10 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp26 miliar pada tahun 2012. Sebaliknya, terdapat penurunan sebesar 5,2% atau Rp2,6 miliar untuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai atas Piutang Pembiayaan Konsumen dari Rp50 miliar pada tahun 2011 menjadi Rp48 miliar pada tahun 2012 (lihat Tabel 10). Peningkatan besar dalam Cadangan Kerugian
Allowance for Impairment Losses increased 21.3% or Rp13 billion to Rp74 billion in 2012 from Rp61 billion in 2011, due to a 150.0% or Rp16 billion increase in Allowance for Impairment Losses for Finance Lease from Rp10 billion in 2011 to Rp26 billion in 2012. In contrast, there was a 5.2% or Rp2.6 billion decrease in Allowance for Impairment Losses for Consumer Financing Receivables from Rp50 billion in 2011 to Rp48 billion in 2012 (see Table 10). The large increase in Allowance for Impairment Losses for Finance Lease is attributed to the growth in total assets and anticipation of the possible asset quality declined on certain industries, mainly coal mining. In
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
103 2012 Performance
Property and Equipment Property and Equipment increased 49.4% or Rp101 billion to Rp305 billion in 2012 from Rp204 billion in 2011. This increase in Property and Equipment was caused mainly by the purchase of land and buildings for BFI’s operational offices in various cities in Indonesia, as well as the infrastructure enhancement in Information Technology, both in software and hardware.
Tabel 8 Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar)
Kas & Setara Kas dan Deposito Berjangka
Perubahan Change
2012
2011
Description
169
-26,8%
Cash & Cash Equivalents and Time Deposit
1.095
1.967
79,6%
Finance Lease Receivables
Piutang Pembiayaan Konsumen
3.716
4.047
8,9%
Consumer Financing Receivables
Jumlah Piutang
4.811
6.014
25,0%
Total Receivables
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai - Sewa Pembiayaan
(10)
(26)
150,0%
Allowance for Impairment Losses - Finance Lease
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Pembiayaan Konsumen
(50)
(48)
-5,2%
Allowance for Impairment Losses - Consumer Financing
Jumlah Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
(61)
(74)
21,3%
Total Allowance for Impairment Losses
Investasi Neto Sewa Pembiayaan
1.085
1.941
78,9%
Net Investments in Finance Lease
Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih
3.666
3.999
9,1%
Net Consumer Financing Receivables
Jumlah Piutang - Bersih
4.751
5.940
25,0%
Total Net Receivables
4
5
24,7%
Deferred Tax Assets - Net
204
305
49,4%
Property and Equipments - Net
Aset Keuangan Derivatif - Bersih
40
69
71,9%
Derivative Financial Assets - Net
Aset Lain-lain - Bersih
75
82
9,7%
Other Assets - Net
5.305
6.570
23,9%
Total Assets
Aset Tetap - Bersih
Jumlah Aset
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Aset Pajak Tangguhan - Bersih
Corporate Social Responsibility
231
Piutang Sewa Pembiayaan
Good Corporate Governance
Keterangan
Table 8 Statements of Financial Position (Rp billion)
Management Discussion & Analysis
Aset Tetap Aset Tetap meningkat sebesar 49,4% atau Rp101 miliar menjadi Rp305 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp204 miliar pada tahun 2011. Peningkatan Aset Tetap ini terutama disebabkan oleh pembelian beberapa kantor operasional BFI di berbagai kota di Indonesia, serta pengembangan infrastruktur di bidang Teknologi Informasi, baik dari segi perangkat lunak maupun perangkat keras.
Information Technology
Cash & Cash Equivalents and Time Deposit Cash & Cash Equivalents and Time Deposit declined 26.8% or Rp62 billion to Rp169 billion in 2012 from Rp231 billion in 2011 (see Table 8). This decline is largely attributed to the redemption of Rp64 billion of Time Deposit during the year, and is in line with management strategy to minimize excess funding held, as the Company’s funding capabilities improved significantly over the last two years.
Human Capital
Kas & Setara Kas dan Deposito Berjangka Kas & Setara Kas dan Deposito Berjangka menurun 26,8% atau sebesar Rp62 miliar menjadi Rp169 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp231 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 8). Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh pencairan Deposito Berjangka senilai Rp64 miliar pada tahun 2012, dan hal tersebut sejalan dengan strategi manajemen untuk meminimalkan kelebihan pendanaan yang ada, karena kemampuan pendanaan Perusahaan meningkat secara signifikan dalam dua tahun terakhir.
Business Overview
addition, the Company has a policy to set minimum buffer of allowance for impairment losses to not less than 1% of the total assets managed. Management continues to believes that the allowance, computed based on the Company’s historical delinquency trend using the Markov Model (roll-rate), is sufficient to cover potential losses that might arise from uncollectible receivables.
Company at a Glance
Penurunan Nilai atas Sewa Pembiayaan disebabkan oleh pertumbuhan jumlah aset dan antisipasi atas kemungkinan memburuknya kualitas aset di beberapa industri, khususnya pertambangan batu bara. Di samping itu, Perusahaan memiliki kebijakan untuk menetapkan penyangga minimum cadangan kerugian penurunan nilai sebesar tidak kurang dari 1% dari jumlah aset yang dikelola. Manajemen Perusahaan percaya bahwa cadangan tersebut, yang dihitung berdasarkan catatan keterlambatan pembayaran angsuran konsumen yang terjadi dengan menggunakan Model Markov (roll-rate), cukup untuk menutupi potensi kerugian-kerugian yang mungkin timbul dari piutang-piutang tidak tertagih.
104
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview
Tabel 8 (Lanjutan) Laporan Posisi Keuangan (Rp miliar) Keterangan
Table 8 (Continued) Statements of Financial Position (Rp billion)
Pinjaman yang Diterima
Perubahan Change
2012
2011
Description
2.316
2.406
3,9%
Fund Borrowings
Efek Utang yang Diterbitkan
482
1.125
133,5%
Debt Securities Issued
Utang Lain-lain
141
178
26,3%
Other Payables
Jumlah Liabilitas
2.939
3.709
26,2%
Total Liabilities
Ekuitas
2.366
2.862
20,9%
Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
5.305
6.570
23,9%
Total Liabilities and Equity
Tabel 9 Piutang Yang Dikelola (Rp miliar) Keterangan
Table 9 Managed Receivables (Rp billion) Perubahan Change
2012
2011
Piutang yang Dikelola
Description Managed Receivables
4.811
6.014
25,0%
Non-Joint Financing / Channelling
Joint Financing / Channelling
675
1.359
101,3%
Joint Financing / Channelling
Jumlah Piutang yang Dikelola
5.487
7.373
34,4%
87,7%
81,6%
-6,1%
Non-Joint Financing / Channelling
12,3%
18,4%
6,1%
Joint Financing / Channelling
100,0%
100,0%
0,0%
Non-Joint Financing / Channelling
Komposisi Non-Joint Financing / Channelling Joint Financing / Channelling % Jumlah Piutang
Composition
Tabel 10 Kecukupan Penyisihan Keterangan
Total Managed Receivables
% Total Receivables
Table 10 Loan Loss Coverage Perubahan Change
2012
2011
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (Rp miliar)
Description Allowance for Impairment Losses (Rp billion)
Sewa Pembiayaan
10
26
150,0%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
50
48
-5,2%
Consumer Financing
Jumlah
61
74
21,3%
Total
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (% dari Piutang Bersih)
Allowance for Impairment Losses (% of Net Receivables)
Sewa Pembiayaan
0,9%
1,3%
0,4%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
1,4%
1,2%
-0,2%
Consumer Financing
Jumlah
1,3%
1,2%
0,0%
Total
Liabilitas
Liabilities
Jumlah Liabilitas per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp3.709 miliar, tumbuh 26,2% atau Rp770 miliar dibandingkan tahun 2011 sebesar Rp2.939 miliar (lihat Tabel 8).
Total Liabilities as of 31 December 2012 was Rp3,709 billion, a 26.2% or Rp770 billion growth from Rp2,939 billion in 2011 (see Table 8).
Efek Utang yang Diterbitkan Pertumbuhan jumlah liabilitas sebagian besar disebabkan oleh adanya peningkatan sebesar 133,5% atau Rp643 miliar untuk Efek Utang yang Diterbitkan menjadi Rp1.125 miliar atau 30,3% dari jumlah liabilitas di tahun 2012, dibandingkan dengan Rp482 miliar di tahun 2011 atau 16,4% dari jumlah liabilitas tahun 2011 (lihat Tabel 8). Efek Utang yang Diterbitkan pada tahun 2012 mencakup penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance
Debt Securities Issued The growth in total liabilities was largely due to a 133.5% or Rp643 billion increase in Debt Securities Issued to Rp1,125 billion or 30.3% of total liabilities in 2012 from Rp482 billion in 2011 or 16.4% of total liabilities in 2011 (see Table 8). Debt Securities Issued in 2012 include the issuance of Rp575 billion Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 and Medium Term Notes (MTN) with nominal value of Rp225 billion.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
105 2012 Performance
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Total Equity as of 31 December 2012 was Rp2,862 billion, a 20.9% or Rp496 billion increase from Rp2,366 billion in 2011 (see Table 8) due to a 30.1% or Rp487 billion increase in Unappropriated Retained Earnings to Rp2,109 billion from Rp1,622 billion in 2011. Total net profit generated in 2012 was Rp490 billion. The large growth in Retained Earnings is due to the General Meeting of Shareholders' decision of not paying dividends since 2011. We have also seen Return on Equity (ROE) decline by 100 basis points to 18.8% in 2012 from 19.8% in 2011 (see Table of Summary of Financial Statements and Ratio in the Financial Highlights section) due mainly to a growing equity base from large Retained Earnings which was due to the absence of dividend payments over the last two financial years.
Corporate Social Responsibility
Jumlah Ekuitas per 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp2.862 miliar, terjadi peningkatan sebesar 20,9% atau Rp496 miliar dibandingkan Rp2.366 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 8) karena adanya peningkatan sebesar 30,1% atau Rp487 miliar untuk Saldo Laba yang Belum Ditentukan Penggunaannya menjadi sebesar Rp2.109 miliar dibandingkan dengan Rp1.622 miliar pada tahun 2011. Jumlah laba bersih yang dihasilkan selama tahun 2012 adalah sebesar Rp490 miliar. Besarnya pertumbuhan Saldo Laba tersebut disebabkan oleh keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan untuk tidak melakukan pembayaran dividen sejak tahun 2011. Perusahaan juga melihat penurunan Pengembalian Terhadap Ekuitas (ROE) sebesar 100 basis poin menjadi 18,8% pada tahun 2012 dibandingkan 19,8% pada tahun 2011 (lihat Tabel Ringkasan Laporan Keuangan dan Rasio pada bagian Ikhtisar Keuangan) yang terjadi karena tumbuhnya nilai ekuitas dari Saldo Laba yang jumlahnya besar dan karena tidak adanya pembayaran dividen dalam dua tahun buku terakhir.
Good Corporate Governance
Equity
Management Discussion & Analysis
Ekuitas
Information Technology
Fund Borrowings Fund Borrowings increased 3.9% or Rp90 billion to Rp2,406 billion or 64.9% of total liabilities in 2012 from Rp2,316 billion in 2011 or 78.8% of total liabilities in 2011 (see Table 8). Fund Borrowings as a proportion of total liabilities decreased in 2012 due to the surge in Debt Securities Issued, through the issuances of Rp575 billion Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 and Rp225 billion Medium Term Notes (MTN) during the year. Of total Fund Borrowings in 2012, Rp1,811 billion or 75.2% were Rupiah denominated and Rp596 billion or 24.8% were foreign-currency term loans secured from local and foreign banks (see Table 11). Comparatively, in 2011, Rp1,502 billion or 64.9% were Rupiah denominated and Rp814 billion or 35.1% were foreign-currency term loans secured from local and foreign banks (see Table 11). Most of our bank loans carry fixed interest rates to minimize interest rate risk. Virtually all of our foreign currency loans have been hedged with cross-currency swaps to minimize foreignexchange risks.
Human Capital
Pinjaman yang Diterima Pinjaman yang Diterima meningkat sebesar 3,9% atau Rp90 miliar menjadi Rp2.406 miliar atau 64,9% dari jumlah liabilitas tahun 2012 dibandingkan dengan Rp2.316 miliar pada tahun 2011 atau 78,8% dari jumlah liabilitas tahun 2011 (lihat Tabel 8). Pinjaman yang Diterima sebagai proporsi dari jumlah liabilitas menurun pada tahun 2012 yang disebabkan oleh lonjakan Efek Utang yang Diterbitkan melalui penerbitan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 sebesar Rp575 miliar dan Medium Term Notes (MTN) sebesar Rp225 miliar pada tahun 2012. Dari jumlah pinjaman yang diterima pada tahun 2012, Rp1.811 miliar atau 75,2% di antaranya dalam mata uang Rupiah dan Rp596 miliar atau 24,8% berupa pinjaman berjangka dalam mata uang asing yang diperoleh dari bank-bank lokal dan luar negeri (lihat Tabel 11). Secara perbandingan, pada tahun 2011, Rp1.502 miliar atau 64,9% adalah mata uang Rupiah dan Rp814 miliar atau 35,1% berupa pinjaman-pinjaman berjangka dalam mata uang asing yang diperoleh dari bank-bank lokal dan luar negeri (lihat Tabel 11). Sebagian besar dari pinjaman-pinjaman bank tersebut menggunakan suku bunga tetap untuk meminimalisir risiko fluktuasi suku bunga. Pada hakikatnya, seluruh pinjaman mata uang asing Perusahaan telah memiliki lindung nilai untuk meminimalisir risiko devisa.
Business Overview
The bonds have been listed in the Indonesian Stock Exchange. Company at a Glance
Indonesia Tahap I Tahun 2012 sebesar Rp575 miliar dan Medium Term Notes (MTN) dengan nilai nominal Rp225 miliar. Obligasi tersebut telah didaftarkan di Bursa Efek Indonesia.
106
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview
Tabel 11 Sumber Dana - Proforma (Rp miliar) Keterangan Efek Utang yang Diterbitkan Pinjaman Bank (Valuta Asing) Pinjaman Bank (Rupiah) Pinjaman Lainnya Channeling Loan Jumlah Pinjaman (Proforma) Utang Lain-lain
Table 11 Proforma Source of Funds (Rp billion) Perubahan Change
2012
2011 482
Description
1.125
133,5%
Debt Securities Issued
814
596
-26,8%
Bank Borrowings (Foreign Currency)
1.482
1.809
22,0%
Bank Borrowings (Rupiah)
20
2
-89,4%
Other Borrowings
673
1.358
101,8%
Channeling Loan
3.471
4.889
40,9%
Total Debts (Proforma)
143
184
28,7%
Other Liabilities
Ekuitas
2.366
2.862
20,9%
Equity
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas
5.980
7.935
32,7%
Total Liabilities and Equity Funding
ANALISA LAPORAN ARUS KAS
ANALYSIS OF STATEMENTS OF CASH FLOW
Pada tanggal 31 Desember 2012, Kas dan Setara Kas tercatat sebesar Rp169 miliar, terjadi peningkatan marjinal sebesar 1,3% atau Rp2 miliar dibandingkan dengan Rp167 miliar pada tanggal 31 Desember 2011.
As of 31 December 2012, Cash and Cash Equivalents was recorded at Rp169 billion, a marginal increase of 1.3% or Rp2 billion compared to Rp167 billion as of 31 December 2011.
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Cash Flows from Operating Activities
Arus Kas dari Aktivitas Operasi menggambarkan pergerakan kas untuk membiayai kegiatan-kegiatan Perusahaan. Pada tahun 2012, kas bersih yang digunakan untuk aktivitas-aktivitas operasi adalah sebesar Rp1.205 miliar, menurun 15,4% atau Rp220 miliar dibandingkan Rp1.425 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 12). Hal ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan yang besar pada transaksi penerimaan kembali atas pembayaran angsuran dan pelunasan dipercepat dari pelanggan dibandingkan dengan peningkatan pada Pembayaran untuk Transaksi Pembiayaan Baru. Penerimaan dari Transaksi Pembiayaan meningkat 31,6% atau Rp1.523 miliar menjadi Rp6.333 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp4.810 miliar pada tahun 2011, sementara Pembayaran untuk Transaksi Pembiayaan Baru meningkat sebesar 21,8% atau Rp1.251 miliar menjadi Rp6.993 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp5.742 miliar pada tahun 2011.
Cash Flow from Operating Activities describes the movement of cash to fund the Company’s business concern. In 2012, the net cash utilised for operating activities was Rp1,205 billion, a 15.4% or Rp220 billion decline from Rp1,425 billion in 2011 (see Table 12). This is largely due to a much larger increase in cash repayments and prepayments from customers compared to the increase in Payment of New Financing Transactions. Proceeds from Financing Transactions increased by 31.6% or Rp1,523 billion to Rp6,333 billion in 2012 compared to Rp4,810 billion in 2011, whilst Payment of New Financing Transactions increased by 21.8% or Rp1,251 billion to Rp6,993 billion in 2012 from Rp5,742 billion in 2011.
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Cash Flows from Investing Activities
Arus Kas dari Aktivitas Investasi menjelaskan keuntungan dan kerugian yang diperoleh Perusahaan dari investasiinvestasi yang dilakukan dan pengeluaran atas modal aset. Pada tahun 2012, kas bersih yang dimanfaatkan untuk aktivitas-aktivitas investasi sebesar Rp62 miliar, terjadi penurunan sebesar 55,6% atau Rp78 miliar dibandingkan pemanfaatan di tahun 2011 sebesar Rp141 miliar (lihat Tabel 12). Hal ini sebagian besar disebabkan oleh pencairan Deposito Berjangka berjumlah Rp64
Cash Flow from Investing Activities describes the gains or losses incurred by the Company from investments and expenditure on capital assets. In 2012, the net cash utilised for investing activities was Rp62 billion, a 55.6% or Rp78 billion less than 2011 utilisation of Rp141 billion (see Table 12). This is largely due to a redemption of Time Deposit amounting to Rp64 billion that helped offset an increase in Acquisitions of Property and Equipment. Acquisitions of Property and Equipment increased by
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
107 2012 Performance
Cash Flow from Financing Activities describes the movement of cash raised from borrowings, and the payment of interest on these funding sources. In 2012, the net cash obtained from financing activities was Rp1,270 billion, a 9.2% or Rp128 billion decline from Rp1,398 billion in 2011 (see Table 12). This is largely due to a 36.6% or Rp413 billion increase in Payments of Fund Borrowings to Rp1,540 billion in 2012 compared to Rp1,127 billion in 2011, and a 355.9% or Rp426 billion increase in Payments of Joint Financing to Rp546 billion in 2012 compared to Rp120 billion in 2011, which offset the 142.0% or Rp743 billion increase in Proceeds from Joint Financing to Rp1,266 billion in 2012 compared to Rp523 billion in 2011, and a 12.6% or Rp230 billion decrease in Proceeds from Fund Borrowings to Rp1,592 billion in 2012 compared to Rp1,822 billion in 2011.
Tabel 12 Arus Kas (Rp miliar)
Table 12 Cash Flow (Rp billion)
Keterangan
(1.425)
(1.205)
-15,4%
Description Net Cash Flows for Operating Activities
Arus Kas Bersih untuk Aktivitas Investasi
(141)
(62)
-55,6%
Net Cash Flows for Investing Activities
Arus Kas Bersih dari Aktivitas Pendanaan
1.398
1.270
-9,2%
Net Cash Flows from Financing Activities
Kolektibilitas Piutang / Kualitas Aset
Receivables Collectibility / Asset Quality
Rasio Piutang Macet (NPL) Proforma, yang dihitung berdasarkan Past Due Lebih dari 90 Hari dibagi Piutang Bersih yang Dikelola, menurun 14 basis poin menjadi 1,1% pada tahun 2012 dibandingkan 1,2% pada tahun 2011 (lihat Tabel 13) sehubungan dengan tindakan Perusahaan dalam meningkatkan koordinasi di bidang penagihan, meningkatkan kontrol atas pinjaman dan memperkenalkan metode-metode manajemen risiko
Proforma Non-Performing Loan (NPL) Ratio, which is computed using Over 90 Days Past Due divided by Net Receivables Managed, declined 14 basis points to 1.1% in 2012 from 1.2% in 2011 (see Table 13) as the Company realigned its collection teams, enhanced credit control and introduced more rigorous risk management methods to aid decision-making. The decline was driven by Finance Lease, which registered a 32 basis-point
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
OTHER DISCLOSURES Corporate Social Responsibility
PENGUNGKAPAN INFORMASI LAINNYA
Good Corporate Governance
Arus Kas Bersih untuk Aktivitas Operasi
Perubahan Change
2012
2011
Management Discussion & Analysis
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan merupakan gambaran dari pergerakan kas yang diperoleh dari pinjamanpinjaman, serta pembayaran bunga kepada sumbersumber pendanaan tersebut. Pada tahun 2012, kas bersih yang diperoleh dari aktivitas-aktivitas pendanaan adalah sebesar Rp1.270 miliar, menurun sebesar 9,2% atau Rp128 miliar dibandingkan Rp1.398 miliar pada tahun 2011 (lihat Tabel 12). Hal ini sebagian besar disebabkan oleh peningkatan Pembayaran atas Pinjaman yang Diterima sebesar 36,6% atau Rp413 miliar menjadi Rp1.540 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp1.127 miliar pada tahun 2011, serta peningkatan sebesar 355,9% atau Rp426 miliar dalam Pembayaran atas Pembiayaan Bersama menjadi Rp546 miliar pada tahun 2012 dibandingkan dengan Rp120 miliar pada tahun 2011, yang diimbangi/sejalan dengan adanya peningkatan dalam Penerimaan dari Pembiayaan Bersama sebesar 142,0% atau Rp743 miliar menjadi Rp1.266 miliar di tahun 2012 dibandingkan dengan Rp523 miliar pada tahun 2011, dan penurunan sebesar 12,6% atau Rp230 miliar untuk Penerimaan dari Pinjaman yang diterima menjadi Rp1.592 miliar pada tahun 2012 dibandingkan Rp1.822 miliar pada tahun 2011.
Information Technology
Cash Flows from Financing Activities
Human Capital
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Business Overview
59.2% or Rp49 billion to Rp132 billion in 2012 compared to Rp83 billion in 2011, largely due to an increase in capital expenditure for the building and renovation of the Company’s new office premises.
Company at a Glance
miliar yang mengimbangi peningkatan dalam Perolehan Aset Tetap. Perolehan Aset Tetap meningkat 59,2% atau Rp49 miliar menjadi Rp132 miliar untuk tahun 2012 dibandingkan Rp83 miliar pada tahun 2011, yang sebagian besar disebabkan oleh peningkatan belanja modal untuk pembangunan dan renovasi kantor-kantor baru milik Perusahaan.
108
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview yang lebih ketat untuk membantu proses pencapaian keputusan. Penurunan tersebut dipicu oleh produk Sewa Pembiayaan, yang mencatat penurunan 32 basis poin dalam Rasio Piutang Macet Proforma menjadi 1,6% pada tahun 2012 dibandingkan 1,9% pada tahun 2011. Perusahaan juga melihat penurunan Rasio Piutang Macet Proforma untuk Pembiayaan Konsumen, yang mencatat penurunan 16 basis poin menjadi 0,9% pada tahun 2012 dibandingkan 1,0% pada tahun 2011.
decline in Proforma Non-Performing Loan Ratio to 1.6% in 2012 from 1.9% in 2011. The Company also saw a decline in Consumer Financing Proforma Non-Performing Loan Ratio, which registered a 16 basis-point decline in to 0.9% in 2012 from 1.0% in 2011.
Rasio Piutang Macet Normal, yang dihitung berdasarkan Past Due Lebih dari 90 Hari dibagi Piutang Bersih, menurun 7 basis poin menjadi 1,3% pada tahun 2012 dibandingkan 1,4% pada tahun 2011 (lihat Tabel 13).
Normal Non-Performing Loan Ratio, which is computed using Over 90 Days Past Due divided by Net Receivables, declined 7 basis points to 1.3% in 2012 from 1.4% in 2011 (see Table 13).
Rasio Penghapusan Piutang Bersih meningkat 9 basis poin ke angka 0,5% di tahun 2012 dibandingkan 0,4% pada tahun 2011 (lihat Tabel 7) sehubungan dengan semakin meningkatnya Penghapusan Piutang untuk Pembiayaan Konsumen. Berdasarkan total jumlah Penghapusan Piutang Macet Bersih pada tahun 2012, sebagian besar berada pada Pembiayaan Konsumen (92,4%) dan sisanya pada Sewa Pembiayaan (7,6%).
Net NPL Write-Off Ratio rose 9 basis points to 0.5% in 2012 from 0.4% in 2011 (see Table 7) due to higher Consumer Financing Write-Off. Of the total amount of Net NPL Write-Off in 2012, the bulk was in Consumer Financing (92.4%) and the remaining in Finance Lease (7.6%).
Tabel 13 Piutang Macet (NPL) Keterangan
Table 13 Non-Performing Loan (NPL) Perubahan Change
2012
2011
Piutang Macet Absolut (Rp miliar)
Description Absolute NPL (Rp billion)
Sewa Pembiayaan
21,2
31,8
49,8%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
44,6
Jumlah Piutang Macet
65,8
46,0
3,2%
Consumer Financing
77,8
18,2%
Proforma Rasio Piutang Macet*
Total NPL Proforma NPL Ratio*
Sewa Pembiayaan
1,9%
1,6%
-0,3%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
1,0%
0,9%
-0,2%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
1,2%
1,1%
-0,1%
Rasio Piutang Macet Normal*
Total NPL Normal NPL Ratio*
Sewa Pembiayaan
1,9%
1,6%
-0,3%
Finance Lease
Pembiayaan Konsumen
1,2%
1,1%
-0,1%
Consumer Financing
Jumlah Piutang Macet
1,4%
1,3%
-0,1%
Total NPL
* Proforma Piutang Macet berdasarkan Piutang Macet / Jumlah Aset yang Dikelola, termasuk Channeling dan Piutang yang Dialihkan ke Bank
* Proforma NPL is based on NPL / Total Receivables Managed, including Channeling and Transfer of Receivables to Bank
Struktur Permodalan
Capital Structure
Struktur Permodalan Perusahaan tergolong sehat, berada pada angka 1,7 kali rasio Utang Terhadap Ekuitas pada tahun 2012, dibandingkan 1,4 kali pada tahun 2011. Peningkatan gearing ini merupakan bagian dari strategi Perusahaan untuk mendorong ekspansi dan pertumbuhan. Tingkat gearing masih berada dalam kebijakan konservatif Perusahaan dan masih jauh dari batasan 10 kali yang ditetapkan oleh pembuat undangundang.
The Capital Structure of the Company is healthy, at 1.7 times Debt-to-Equity ratio in 2012, compared to 1.4 times in 2011. The increase in gearing is part of the Company’s strategy to drive expansion and growth. The gearing level is still within the Company’s conservative policy and far from the 10-times limit set by the regulator.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
109 2012 Performance
Tabel 14 Analisa Rasio Hutang Terhadap Ekuitas
Table 14 Analysis of Debt-to-Equity Ratio Perubahan Change
2012
2011
Description
Utang Bersih Terhadap Ekuitas - Proforma*
1,4 x
1,7 x
0,3
Proforma Net Debt-to-Equity*
Utang Bersih Terhadap Ekuitas
1,1 x
1,2 x
0,1
Ordinary Net Debt-to-Equity
* Termasuk Utang di Luar Laporan Posisi Keuangan
* Including Off-Statements of Financial Position (Channeling) Loans
Solvabilitas Aset pada tahun 2012 adalah 1,77 kali dibandingkan dengan 1,81 kali pada tahun 2011 (lihat Tabel 15).
Asset Solvability in 2012 was 1.77 times compared to 1.81 times in 2011 (see Table 15).
Tingginya Rasio Solvabilitas Perusahaan pada tahun 2012 dan 2011 menunjukkan besarnya kemampuan Perusahaan untuk dapat melunasi seluruh kewajibannya dengan aset yang dimiliki.
The superior Solvability Ratios in 2012 and 2011 shows the Company's ability to repay all debts with its assets.
Pada tahun 2012, Rasio Likuiditas Perusahaan adalah 1,91 kali dibandingkan dengan 2,31 kali pada tahun 2011 (lihat Tabel 15).
In 2012, the Company’s Liquidity Ratio was 1.91 times from 2.31 times in 2011 (see Table 15).
Rasio-rasio di atas menunjukkan bahwa Perusahaan dikelola secara baik dan bijaksana serta memiliki cadangan yang cukup untuk memenuhi berbagai kewajiban Perusahaan.
The above ratios show the Company is managed in a good and prudent manner and has sufficient reserves to meet its obligations.
Corporate Social Responsibility
Asset Solvability Ratio measures the Company’s ability in paying its debts with assets. Asset Solvability is determined by comparing the total assets with total liabilities. The Liquidity Ratio measures the Company’s ability to fulfill current liabilities with current assets.
Good Corporate Governance
Rasio Solvabilitas Aset mengukur kemampuan Perusahaan dalam membayar utang-utangnya dengan aset yang dimiliki. Solvabilitas Aset ditentukan dengan membandingkan jumlah aset dengan jumlah liabilitas. Rasio Likuiditas mengukur kemampuan Perusahaan untuk memenuhi liabilitas yang ada dengan aset yang ada.
Management Discussion & Analysis
Asset Solvability Ratio Information Technology
Rasio Solvabilitas Aset
Human Capital
Keterangan
Business Overview
The Company strives to combine funding from internal capital with funding from the market with competitive rates and favourable terms that is mutually beneficial to all parties. Thus, in line with the Company’s strategy to continually diversify its funding sources, it increased funding from debt securities in 2012, with a 133.5% or Rp643 billion increase in Debt Securities Issued to Rp1,125 billion or 30.3% of total liabilities in 2012 from Rp482 billion or 16.4% of total liabilities in 2011 (see Table 8).
Company at a Glance
Perusahaan berusaha untuk menggabungkan pendanaan dari kas internal dengan pendanaan dari pihak ketiga dengan harga kompetitif dan adanya ketentuan-ketentuan menguntungkan yang memberikan manfaat bersama bagi semua pihak. Dengan demikian, sejalan dengan strategi Perusahaan untuk terus melakukan diversifikasi sumbersumber pendanaan, hal ini meningkatkan pendanaan yang berasal dari efek utang pada tahun 2012, di mana terjadi peningkatan Efek Utang yang Diterbitkan sebesar 133,5% atau senilai Rp643 miliar menjadi Rp1,125 miliar atau 30,3% dari jumlah liabilitas pada tahun 2012, dibandingkan Rp482 miliar atau 16,4% dari jumlah liabilitas pada tahun 2011 (lihat Tabel 8).
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
110
Tinjauan Kinerja Keuangan Financial Performance Overview
Tabel 15 Solvabilitas Aset dan Rasio Likuiditas (Rp miliar, kecuali Solvabilitas Aset dan Rasio Likuiditas) Keterangan
Table 15 Asset Solvability and Liquidity Ratio (Rp billion, except Asset Solvability and Liquidity Ratio) 2012
2011
Description
Jumlah Aset
5.305
6.570
Jumlah Liabilitas
Total Assets
2.939
3.709
Total Liabilities
Solvabilitas Aset (x)
1,81
1,77
Asset Solvability (x)
Kas & Setara Kas dan Deposito Berjangka
231
169
Cash & Cash Equivalents and Time Deposit
Investasi Neto Sewa Pembiayaan
572
1.018
Net Investments in Finance Lease
2.088
2.315
Consumer Financing Receivables
103
135
Other Assets
Jumlah Aset Lancar
2.993
3.637
Total Current Assets
Pinjaman yang Diterima
1.011
1.447
Fund Borrowings
154
296
Debt Securities Issued - Net
Beban yang Masih Harus Dibayar
64
70
Accrued Expenses
Utang Pajak
21
31
Taxes Payable
Utang Lain-Lain
45
62
Other Payables
1.295
1.907
Total Short-Term Liabilities
2,31
1,91
Liquidity Ratio (x)
Piutang Pembiayaan Konsumen Aset Lain-Lain
Efek Utang yang Diterbitkan - Bersih
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek Rasio Likuiditas (x)
Belanja Barang Modal
Capital Expenditure
Pada tahun 2012, belanja barang modal dari Perusahaan adalah sebesar Rp132 miliar, meningkat 59,2% atau Rp49 miliar dibandingkan dengan Rp83 miliar pada tahun 2011. Belanja barang modal sebagian besar berasal dari peningkatan pengeluaran untuk hal pembangunan dan renovasi kantor-kantor baru milik Perusahaan.
In 2012, the Company’s capital expenditure was Rp132 billion, an increase of 59.2% or Rp49 billion from Rp83 billion in 2011. The capital expenditure was largely contributed to increase in expenditure for the building and renovation of the Company’s new office premises in Greater Jakarta.
Informasi Material mengenai Investasi, Ekspansi, Divestasi, Akuisisi, Restrukturisasi Utang (Modal)
Material Information on Investment, Expansion, Divestment, Acquisition, Debt (Capital) Restructuring
Pada tahun 2012, Perusahaan tidak melakukan aktivitasaktivitas tambahan terkait investasi, divestasi, akuisisi atau restrukturisasi utang. Namun Perusahaan tetap melanjutkan ekspansi jaringan kantor cabangnya menjadi 124 kantor cabang dan 61 gerai, dari 110 kantor cabang dan 59 gerai pada tahun 2011 (lihat Tabel Statistik bagian Ikhtisar Keuangan dari Laporan Tahunan ini).
In 2012, the Company did not have additional activities on investment, divestment, acquisition or debt restructuring. The Company did, however, continue to expand its branch office network, to 124 branches and 61 kiosks, from 110 branches and 59 kiosks in 2011 (see Table of Statistics in the Financial Highlights section of this Annual Report).
Dividen
Dividends
Tidak ada dividen yang dibayarkan pada tahun buku 2012 karena berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, Perusahaan menginvestasikan kembali seluruh laba untuk pertumbuhan dana (lihat Tabel Sejarah Pembayaran Dividen Selama Lima Tahun Terakhir).
No dividend was declared in financial year 2012 as the General Meeting of Shareholders decided that the Company reinvested all earnings to fund growth (see Table of Dividend Payment History for the Last Five Years).
Pemecahan Nilai Nominal Saham
Stock Split
Pada tanggal 10 Agustus 2012, Perusahaan melakukan pemecahan nilai nominal saham dengan rasio 1:2, dengan nominal awal sebesar Rp500 per saham menjadi
On 10 August 2012, the Company conducted a stock split with a ratio of 1:2, from an initial nominal of Rp500 per share to Rp250 per share. The corporate action has
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
111 2012 Performance
Penjelasan mengenai perubahan peraturan perundangundangan dan regulasi beserta dampaknya bagi Perusahaan dibahas dalam bagian laporan Tata Kelola Korporasi halaman 150 dari Laporan Tahunan ini.
The explanation regarding the changes on rules and regulations and its impact to the Company is discussed in the Good Corporate Governance report section page 150 of this Annual Report.
Perubahan dalam Kebijakan Akuntansi
Changes in Accounting Policy
Tidak ada dampak atas akuntansi Perusahaan yang material dari perubahan-perubahan Kebijakan Akuntansi yang terjadi selama tahun 2012. Daftar lengkap perubahan Kebijakan Akuntansi dapat disimak pada Ekshibit E/8 dan E/9 dari Laporan Keuangan yang telah diaudit dalam Laporan Tahunan ini.
There was no material accounting impact from changes in Accounting Policy during 2012. A complete list of changes in Accounting Policy can be found on Exhibit E/8 and E/9 of the audited Financial Statements within this Annual Report.
Informasi dan Fakta Material yang Terjadi Setelah Tanggal Laporan Akuntan
Material Information and Fact Occurred After the Date of Accountant Report
Tidak ada informasi dan fakta material yang terjadi setelah tanggal laporan akuntan publik.
There is no material information and fact occurred after the date of the public accountant report.
Peristiwa yang Terjadi Setelah Tanggal Neraca
Subsequent Event After the Balance Sheet Date
Sampai tanggal Laporan Tahunan ini disahkan oleh Direksi Perusahaan, tidak ada peristiwa lanjutan yang signifikan terjadi setelah tanggal neraca.
Until the date this Annual Report was completed by the Company’s Board of Directors, there was no significant subsequent event after the balance sheet date.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Changes in Legislation
Corporate Social Responsibility
Perubahan dalam Perundang-Undangan
Good Corporate Governance
On 21 June 2012, the Company obtained shareholders’ approval to implement a Management and Employee Stock Options Program (MESOP) to issue a maximum of 5% equivalent new shares from the total shares in the Company, or 76,033,000 shares (after stock split). The MESOP will be granted in several phases with the first phase will due in May 2013 and extendable to May 2014. The amount of shares to be issued in Phase I equals 60,826,400 shares with par value of Rp250 per share or equivalent to 30% of the program, with the exercise price of Rp2,100 per share. The remaining 50% shares will be granted and to be exercised in May 2014. Any shares outstanding after the expiration of the program in June 2014 can be extended for another two years, subject to shareholders’ approval and new exercise price determination.
Management Discussion & Analysis
Pada tanggal 21 Juni 2012, Perusahaan memperoleh persetujuan dari para pemegang saham untuk mengimplementasikan Program Kompensasi Manajemen dan Karyawan Berbasis Saham (MESOP) dengan menerbitkan maksimum 5% ekuivalen saham baru dari jumlah saham Perusahaan, atau 76.033.000 saham (setelah pemecahan nilai nominal saham). MESOP akan ditawarkan dalam beberapa fase di mana fase pertama akan dilakukan pada bulan Mei 2013 dan diperpanjang hingga bulan Mei 2014. Jumlah saham yang akan diterbitkan pada Fase 1 mencapai 60.826.400 saham dengan nilai nominal Rp250 per saham atau sama dengan 30% dari jumlah saham untuk program ini, dengan harga pelaksanaan Rp2.100 per saham. Sisa 50% jumlah saham akan ditawarkan dan dilaksanakan pada bulan Mei 2014. Saham yang masih beredar setelah berakhirnya program pada bulan Juni 2014 dapat diperpanjang untuk masa dua tahun ke depan, berdasarkan persetujuan para pemegang saham dan penentuan harga eksekusi yang baru.
Information Technology
Management and Employee Stock Options Program (MESOP)
Human Capital
Program Kompensasi Manajemen dan Karyawan Berbasis Saham (MESOP)
Business Overview
increased the number of the Company’s outstanding shares to 1,520,678,562 shares from 760,339,281 shares.
Company at a Glance
Rp250 per saham. Aksi korporasi ini meningkatkan jumlah saham Perusahaan yang beredar menjadi 1.520.678.562 saham dari semula sebanyak 760.339.281 saham.
112
Pandangan Terhadap Tahun 2013 Outlook for the Year 2013 Berlawanan dengan tren ekonomi global yang tidak pasti dan cepat berubah, secara umum dapat disepakati bahwa perekonomian Indonesia mampu tumbuh dengan kuat di tahun-tahun mendatang. Indonesia akan terus menjadi target investasi yang lebih disukai untuk kawasan Asia Tenggara. Kalangan ekonomi kelas menengah di Indonesia yang merupakan peringkat ketiga terbesar di Asia, dinyatakan sebagai salah satu kelompok masyarakat yang berkembang paling cepat di kawasan ini – data angka di tahun-tahun sebelumnya menunjukkan bahwa secara demografis mereka tumbuh sebesar 50% dalam 7 tahun terakhir. Angka ini tentunya menggiurkan bagi bisnis kami – adanya pertumbuhan semacam ini diikuti dengan peningkatan permintaan akan kendaraan bermotor, baik untuk komersial maupun non-komersial, dan mengikuti adanya peningkatan daya beli masyarakat dan PDB regional, kita akan menyaksikan terus tumbuhnya usaha domestik berskala kecil. Seperti yang kita lihat, pasar memiliki kapasitas besar dan data angka yang ada memperkuat hal yang telah kami sampaikan selama ini. Kunci untuk mempertahankan pertumbuhan ini adalah pembangunan infrastruktur, baik yang didorong oleh faktor investasi maupun politik. Investasi luar negeri yang masuk ke Indonesia mencapai puncak-puncak rekor di tahun 2012, dan akan terus meningkat, karena hal ini penting bagi terus sehatnya perekonomian di Indonesia. Tahun 2013 yang merupakan tahun pemanasan menjelang pemilihan umum di Indonesia, akan menjadi tahun yang menarik di mana kita berharap para pembuat kebijakan untuk membuat kebijakan-kebijakan yang pro-publik dan pengeluaran lebih besar nantinya akan memberikan manfaat terbesar bagi kelompok masyarakat ekonomi menengah yang terus tumbuh.
Defying uncertainty and volatile global economic trends in recent years, it is general consensus that the Indonesian economy can still continue to deliver robust growth in the coming years. It continues to be the preferred investment target in South East Asia. The Indonesian middle class, the third largest in Asia, has been touted to be one of the fastest growing in the region – past figures show that this demographic has grown by 50% over the last 7 years. These figures are of course exciting for our business – with this growth comes the increase in demand for vehicles, both commercial and non-commercial, and in the wake of higher disposable incomes and regional GDPs, we should also see the continued rise of small domestic businesses. The market, as we see it, is massive, and these numbers have just reinforced what we have been saying all this while. The key to sustaining this growth is infrastructure development, that is both investment and politically driven. Foreign investment into Indonesia reached record levels in 2012, and will need to continue to rise, as this is vital to Indonesia’s continued economic health. 2013, being a pre-election year in Indonesia, will be interesting as we expect policy-makers to make pro-public policies and greater spending that will be most beneficial to the growing middle income group.
Walaupun demikian, tantangan-tantangan dalam waktu dekat tetap ada. Dari sudut pandang regulasi, adanya deklarasi Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan dan pembentukan lembaga Otoritas Jasa Keuangan (OJK), walaupun bermanfaat bagi dunia industri secara keseluruhan, kemungkinan dapat mengubah cara berbisnis dan menimbulkan beberapa gejolak kecil selama tahap awal implementasi. Gejolak akibat gerakan dan tuntutan para buruh telah mengakibatkan peningkatan upah dan kita akan menyaksikan kenaikan biaya-biaya untuk melakukan bisnis di Indonesia, dan meskipun hal ini merupakan pertanda baik bagi meningkatnya
The near term challenges, however, remain. From a regulatory standpoint, the enactment of the Financial Services Authority Act and the formation of the Financial Services Authority (commonly known as Otoritas Jasa Keuangan or OJK), whilst good for the overall industry, could possibly change the way business is done and cause some ripples in its early days of implementation. A restive labour force has resulted in rising wages and we will see an increased cost of doing business in Indonesia, and whilst this is also a good sign for consumption to rise due to higher disposable incomes, it is something that needs to be managed so as not to discourage further investment
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
113 2012 Performance Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance
In spite of this, the economy is expected to power ahead, with a respectable rate of over 6%, and growth remains to be driven by a vast domestic market and our wealth of natural resources will continue to be a pull factor for investments into the country. Java will continue to be the anchor of the economy but growth will continue to be strong in the outlying, less developed islands. Network expansion, therefore, will continue to dominate our strategy for the years to come. We will continue prioritizing growth, and investing in our largest asset, our people, as they are the future of BFI. Our challenges continue to be how we can innovate faster, have better systems and more efficient structure, and continue to control cost. It is important that we look beyond one year, and prepare our company to capitalize on the trends that we believe will define the future of Indonesia.
Human Capital
Meskipun demikian, perekonomian diharapkan akan semakin menguat, dengan angka prediksi di atas 6%, pertumbuhan masih harus didorong oleh pasar domestik yang luas dan kekayaan sumber daya alam kita akan terus menjadi faktor pendorong bagi investasi untuk masuk ke negeri ini. Pulau Jawa akan terus menjadi jangkar perekonomian, tetapi pertumbuhan yang terjadi di pulau-pulau yang berlokasi jauh juga akan semakin menguat. Oleh karena itu, ekspansi jaringan akan terus mendominasi strategi Perusahaan di tahuntahun mendatang. Kami akan terus memprioritaskan pertumbuhan, dan berinvestasi pada aset terbesar kami, yaitu sumber daya manusia, karena merekalah masa depan dari BFI. Tantangan-tantangan kami terus berlanjut dalam hal bagaimana kami mampu berinovasi lebih cepat, memiliki sistem-sistem yang lebih baik dan struktur yang lebih efisien, dan terus melakukan kontrol biaya. Penting bagi kami untuk melihat kondisi lebih dari satu tahun ke depan, dan mempersiapkan Perusahaan kami untuk memanfaatkan tren-tren yang kami percaya akan menentukan masa depan Indonesia.
Business Overview
into the country. On the macro-economic front, we are also fazed by a growing current account deficit, a weakening currency and inflation that has not yet shown significant improvement. The China slowdown and its impact on our commodity sector and exports in 2012 has made us all wary about its prospects in the coming year, and while the consensus remains neutral, claiming that there is as little further downside risk as there is a bullish upside, we remain cautious of our business exposure to the sector and continue to diversify our business to create a more balanced portfolio.
Company at a Glance
konsumsi masyarakat sehubungan dengan peningkatan pendapatan, hal ini merupakan sesuatu perlu dikelola untuk agar tidak menghambat investasi yang akan masuk ke negara ini di kemudian hari. Dari segi ekonomi makro, kita juga terganggu oleh defisit neraca yang terus berkembang, nilai tukar mata uang yang melemah dan tingkat inflasi yang belum menunjukkan perbaikan yang berarti. Perlambatan ekonomi di Cina dan dampaknya terhadap sektor komoditas dan ekspor di tahun 2012 membuat kita semakin waspada akan prospek-prospek di tahun mendatang, dan sementara situasi berjalan netral, pernyataan bahwa terdapat risiko pelemahan lebih jauh di samping fakta-fakta yang menyatakan sebaliknya, kami tetap bersikap hati-hati terhadap paparan bisnis kami di sektor ini dan terus melakukan diversifikasi bisnis kami untuk menciptakan portofolio yang lebih seimbang.
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
114
Tata Kelola Korporasi yang Baik Good Corporate Governance
BFI di Jempolku Ira A. Pandaan, Jawa Timur
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
115
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
116
Pernyataan Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Statement
PT BFI Finance Indonesia Tbk. (Perusahaan atau BFI) berkomitmen terhadap standar yang tinggi atas tata kelola korporasi. Dewan Komisaris dan Direksi mempertanggungjawabkan kepada pemegang saham atas penyelenggaraan tata kelola korporasi yang baik. Praktik tata kelola korporasi sejalan dengan tugas Direksi dalam pelaksanaan kebijakan strategis dan bagi Dewan Komisaris dalam melaksanakan tugas pengawasan atas jalannya perseroan. Kepatuhan terhadap standar etika bisnis, undang-undang perseroan dan peraturan yang berlaku merupakan dasar bagi Perusahaan seperti tercantum dalam pernyataan tata kelola korporasi ini.
PT BFI Finance Indonesia Tbk. (the Company or BFI) is committed to high standards of corporate governance. The Board of Commissioners and the Board of Directors are accountable to the Company’s shareholders for good corporate governance implementation. The practices of good corporate governance are integral to the role of the Board of Directors in executing strategy and for the Board of Commissioners in overviewing the corporate actions. Compliance to the code of business conduct, corporate law and applicable rules and regulations is the basis for the Company’s corporate governance philosophy.
Perusahaan selalu dan secara konsisten dan terusmenerus mematuhi dan menggunakan prinsip-prinsip tata kelola korporasi sebagaimana yang dimaksudkan dalam peraturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia (BEI), Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) dan ketentuan peraturan lainnya serta melakukan regulasi dan perbaikan struktur tata kelola korporasi yang berkelanjutan. Perusahaan telah melakukan pengaturan yang ketat di bidang manajemen internal dan kegiatan operasional sesuai dengan ketentuan Anggaran Dasar Perusahaan.
The Company has consistently complied with and adopted corporate governance principles to accommodate the regulatory requirements of the Indonesia Stock Exchange (BEI), the Indonesia’s Capital Market and Financial Institution Supervisory Agency (Bapepam-LK) and other regulatory requirements as well as continued to regulate and improve its corporate governance structure. The Company has been regulating its internal management and operation in a strict manner in accordance to the Company’s Articles of Association.
Direksi memberikan arahan terhadap evaluasi risiko Perusahaan, pengelolaan sumber daya, perencanaan strategis serta pengelolaan keuangan dan operasional untuk memastikan bahwa kewajiban Perusahaan terhadap pemegang saham serta pemangku kepentingan lainnya telah dimengerti dan dipenuhi. Dewan Komisaris, yang terdiri dari beragam profesi bisnis dan latar belakang, melakukan kajian terhadap kinerja manajemen untuk memastikan integritas dan keyakinan atas informasi keuangan, kegiatan monitoring serta manajemen risiko. Untuk pelaksanaan tugasnya, Dewan Komisaris menerima informasi tentang Perusahaan secara tepat waktu sebelum diselenggarakannya rapat-rapat. Dewan Komisaris juga memiliki akses terhadap Sekretaris Perusahaan untuk mendapatkan semua informasi lainnya yang diperlukan.
The Board of Directors presides over the Company’s risk assessment, resource management, strategic planning and financial and operational management to ensure that obligations to shareholders and other stakeholders are understood and met. The Board of Commissioners, comprising of professionals from a range of businesses and backgrounds, monitors the performance of management to ensure the integrity and reliability of financial information, controls and risk management. In performing their duties, the Board of Commissioners receive regular and timely information about the Company prior to any board meetings. They also have access to the Corporate Secretary for any further information they may require.
BFI telah menutup Asuransi Directors’ and Officers’ Liability yang memberikan manfaat perlindungan terhadap tuntutan kerugian bagi anggota-anggota Dewan Komisaris, Direksi dan pejabat-pejabat lainnya dalam melaksanakan tugasnya atas nama Perusahaan. Perlindungan atas tuntutan kerugian ini juga berlaku bagi Perusahaan dalam hal Perusahaan menetapkan untuk pembayaran di muka atas biaya perkara yang timbul.
BFI has purchased Insurance against Directors’ and Officers’ Liability for the benefit of the Board of Commissioners, the Board of Directors and officers of the Company in relation to certain losses and liabilities which they may incur in the course of acting on behalf of the Company. These indemnities also set out the terms on which the Company may, in its discretion, advance defence costs.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
117 2012 Performance
In relation with the political parties, BFI does not make political donations or incur political expenditure and have no intention of doing so.
BFI menilai tata kelola yang efektif sebagai suatu hal penting untuk pencapaian tujuan korporasi, penciptaan nilai jangka panjang Perusahaan dan memaksimalkan tingkat pengembalian modal bagi para pemegang saham melalui penyediaan berbagai produk jasa pembiayaan kepada para pelanggan kami.
BFI sees effective corporate governance as critical to achieving corporate goals, create long-term value of the Company and maximize the total return to shareholders through providing broad scope of financial services to our customers.
Human Capital
Dalam hubungannya dengan partai-partai politik, BFI tidak memberikan sumbangan atau mengeluarkan biaya dukungan dan tidak ada maksud untuk melakukan halhal tersebut.
Business Overview
The Board of Commissioners has established Audit Committee, Risk Management Committee, as well as Nomination and Remuneration Committee to assist and advise the board on specific matters set out in the charters of those committees.
Company Profile
Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite Manajemen Risiko, serta Komite Nominasi dan Remunerasi untuk membantu memberikan pendapat kepada dewan atas hal-hal khusus sebagaimana tercantum dalam piagam dari masing-masing komite.
Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
118
Pernyataan Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Statement
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Kusmayanto Kadiman
Johanes Sutrisno
Alfonso Napitupulu
Presiden Komisaris President Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Emmy Yuhassarie
Richard Andrew Deitz
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
Francis Lay Sioe Ho
Yan Peter Wangkar
Cornellius Henry Kho
Presiden Direktur President Director
Direktur Director
Direktur Director
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
119
2012 Performance
Company Profile
Business Overview
Human Capital
Information Technology
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
120
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
BFI menilai tata kelola yang efektif sebagai suatu hal penting untuk pencapaian tujuan korporasi, penciptaan nilai jangka panjang Perusahaan dan memaksimalkan tingkat pengembalian modal bagi para pemegang saham... BFI sees effective corporate governance as critical to achieving corporate goals, create long-term value of the Company and maximize the total return to shareholders...
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
121 2012 Performance
Untuk komunikasi yang lebih baik dengan pemegang saham Perusahaan serta pihak yang berkepentingan lainnya di seluruh dunia, dan untuk dapat memberikan informasi yang terkini tentang perkembangan Perusahaan, BFI menerbitkan laporan bulanan dan laporan kuartalan yang diberi nama BFI Post dan Management Discussion and Analysis (MD&A). MD&A, laporan tahunan dan informasi terkait lainnya diterbitkan dalam situs web Perusahaan http://www.bfi.co.id yang dapat diakses oleh pemegang saham dan pihak-pihak yang berkepentingan dengan Perusahaan yang terdaftar. Selain itu, BFI juga menerbitkan buletin kuartalan, khususnya memuat informasi aktivitas internal dan didistribusikan ke seluruh outlet Perusahaan.
For better communication with its shareholders and stakeholders around the world and to update the information on the Company’s developments, BFI publishes the monthly and quarterly reports titled BFI Post and Management Discussion and Analysis (MD&A) reports. The MD&A, the annual report and other relevant information are posted on the Company’s website at http://www.bfi.co.id that can be accessed by the shareholders and registered parties who have interest in the Company. In addition, BFI also produces quarterly bulletins, mostly for internal purposes, distributed to all the Company’s outlets.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
The financial investment made by shareholders in the Company entitles those with voting shares during the General Meeting of Shareholders (GMS) a voice on important matters including the appointment of the Board of Directors and the Board of Commissioners, the approval of the annual reports, determine dividends declared and remuneration for the members of the boards. The Board of Directors and the Board of Commissioners recognize that to vote during GMS in an informed manner shareholders must receive relevant information. It is the commitment of the Board of Directors and the Board of Commissioners to identify and distribute the information in a timely way to all shareholders and the other stakeholders, as well as to ensure compliance for delivering disclosure obligations imposed by law.
Corporate Social Responsibility
Pemegang saham melakukan investasi keuangan di Perusahaan, sehingga berhak untuk melakukan pengambilan keputusan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) atas permasalahan penting, termasuk penunjukan anggota Direksi dan Dewan Komisaris, persetujuan atas laporan tahunan, keputusan untuk pembagian dividen serta remunerasi bagi para anggota Direksi dan Dewan Komisaris. Direksi dan Dewan Komisaris menyadari bahwa untuk melakukan pengambilan keputusan dalam RUPS dengan baik, maka pemegang saham wajib diberikan informasi yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan. Merupakan komitmen dari Direksi dan Dewan Komisaris untuk menetapkan dan membagi informasi tersebut secara tepat waktu kepada semua pemegang saham dan para pihak berkepentingan lainnya, serta memastikan adanya kepatuhan dalam keterbukaan informasi sesuai ketentuan Undang-Undang yang berlaku.
Good Corporate Governance
General Meeting of Shareholders
Management Discussion & Analysis
Rapat Umum Pemegang Saham
Information Technology
Corporate governance implementation at BFI is fueled by the determination to become the very best by employing professional to provide disclosure of material matters concerning the corporation to ensure that all investors have access to clear, factual information.
Human Capital
Implementasi tata kelola korporasi di BFI dipicu tekad untuk menjadi yang terbaik melalui para profesional untuk dapat menyajikan hal-hal materiil mengenai perusahaan dan meyakinkan investor untuk mendapatkan akses atas informasi yang jelas dan akurat.
Business Overview
Corporate governance concept emphasizes on two important things. Firstly, the right of shareholder to be provided with correct and timely information, and secondly, the obligation of the Company to disclose accurately, in a timely manner and transparently all information regarding the Company’s performance, shareholders and stakeholders.
Company Profile
Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep tata kelola korporasi. Pertama, pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat pada waktunya dan, kedua, kewajiban Perusahaan untuk melakukan pengungkapan (disclosure) secara akurat, tepat waktu dan transparan terhadap semua informasi kinerja Perusahaan, kepemilikan dan para pemegang kepentingan.
122
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Pemegang saham diharapkan untuk dapat menghadiri rapat-rapat umum tahunan. Setelah selesai penyelenggaraan rapat, hasil keputusan yang diambil dalam rapat akan diumumkan di dalam surat kabar dan situs web Perusahaan.
Shareholders are encouraged to attend the annual general meetings. The outcome of the decisions made during the meeting are announced in the newspapers and posted on the Company’s website following the meeting.
Uraian Dewan Komisaris
The Board of Commissioners’ Description
Sesuai dengan Undang-Undang Perseroan dan Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris dan Direksi secara bersama-sama bertanggung jawab atas keberhasilan Perusahaan serta mempertanggungjawabkan kinerja usahanya kepada para pemegang saham.
In accordance with the Corporate Law and the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners and the Board of Directors are collectively responsible for the success of the Company and accountable to the shareholders for delivering business performance.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, Dewan Komisaris terdiri dari minimal 3 orang anggota dan maksimal 5 orang anggota. Salah satu anggota diangkat sebagai Presiden Komisaris. Dari 5 anggota Dewan Komisaris yang ada, 3 di antaranya merupakan Komisaris Independen.
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Commissioners consists of a minimum of 3 and maximum of 5 members. One of them is appointed as President Commissioner. Of the existing 5 members of the Board of Commissioners, 3 are Independent Commissioners.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
123 2012 Performance
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
The Board of Commissioners, as required, at the Company’s expense may seek advice from independent experts on any matter connected with the discharge of their responsibilities.
Corporate Social Responsibility
Dewan Komisaris, jika diperlukan, atas beban Perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan independen untuk memberikan petunjuk atas berbagai permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan tanggung jawab Dewan Komisaris.
Good Corporate Governance
The duties of the Board of Commissioners in accordance with the Articles of Association and the Corporate Governance Manual consist of the supervision of the Company’s operation conducted by the Board of Directors and provide advice to the Board of Directors when required. In performing these duties, the Board of Commissioners is supported by the Committees; such as Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, and Risk Management Committee.
Management Discussion & Analysis
Tugas-tugas Dewan Komisaris sesuai dengan Anggaran Dasar serta Pedoman Tata Kelola Korporasi meliputi supervisi terhadap tindakan Direksi dalam menjalankan usahanya serta memberikan petunjuk kepada Direksi jika diperlukan. Dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dibantu oleh beberapa Komite, yaitu Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Manajemen Risiko.
Information Technology
All members of the Board of Commissioners is currently in compliance with the provisions of existing regulations. When the tenure of the member of the Board of Commissioners is over, the re-election of the member of the Board of Commissioners is subject to performance appraisals overseen by the Nomination and Remuneration Committee. Following the appraisal, the Nomination and Remuneration Committee will recommend if it will endorse a retiring member of the Board of Commissioners for re-election. Based on the recommendation from the Nomination and Remuneration Committee, the Board of Commissioners will advise shareholders in the notice of General Meeting of Shareholders whether or not reelection is to be approved by the meeting.
Human Capital
Seluruh anggota Dewan Komisaris yang saat ini menjabat telah memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila masa jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir, dapat dilakukan penunjukan kembali anggota Dewan Komisaris didasarkan pada hasil penilaian dan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi. Sebagai kelanjutan atas hasil penilaian yang dilakukannya, Komite Nominasi dan Remunerasi akan membuat rekomendasi untuk memastikan apakah anggota Dewan Komisaris yang sudah selesai masa tugasnya akan diusulkan untuk diangkat kembali. Berdasarkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan Komisaris akan mengusulkan kepada pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham apakah penunjukan kembali tersebut dapat disetujui atau tidak oleh rapat.
Business Overview
All the members of the Board of Commissioners are appointed by the shareholders at the General Meeting of Shareholders for a five-year term commencing from the date of appointment. To be appointed as a member of the Board of Commissioners, candidates must meet the requirements set by Bapepam-LK about ability and proper assessment for the members of the Board of Directors and the Board of Commissioners of Finance Companies. Candidates must pass the fit and proper assessment by the Examiners and Assessment Team appointed by the Chairman of Bapepam-LK, but if the prospective member of the Board of Commissioners had passed the fit and proper assessment of other financial institution, then such assessment is not necessary, unless Bapepam-LK deemed the candidates fail to meet or allegedly fail to meet the fit and/or proper requirements.
Company Profile
Seluruh anggota Dewan Komisaris diangkat oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Dewan Komisaris, maka calon anggota Dewan Komisaris wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Calon anggota Dewan Komisaris harus lulus pada penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Tim Penguji dan Penilai yang ditunjuk oleh Ketua BapepamLK, namun apabila calon anggota Dewan Komisaris sudah pernah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan pada jasa keuangan lain tidak perlu dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan, kecuali yang bersangkutan menurut Bapepam-LK tidak memenuhi atau diduga tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan/atau kepatutan.
124
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure Secara umum, tanggung jawab dari Dewan Komisaris termasuk hal-hal berikut ini: • melakukan evaluasi dan memberikan persetujuan atas strategi bisnis Perusahaan, anggaran tahunan, kebijakan manajemen risiko, dan mekanisme pengawasan internal sebagaimana disusun dan direkomendasikan oleh manajemen; • memastikan bahwa keputusan atas hal-hal yang di luar kebiasaan serta pengeluaran belanja barang modal telah konsisten dan sesuai dengan tujuan strategis jangka panjang Perusahaan; • dalam melaksanakan tugasnya, Dewan Komisaris dilarang terlibat dalam pengambilan keputusan di bidang operasional, kecuali untuk pemberian persetujuan kredit atas proposal yang nilainya telah melewati otoritas Direksi; • memastikan bahwa Perusahaan dikelola untuk menjaga integritas keuangan dan sesuai dengan perencanaan bisnis yang telah disetujui oleh Dewan Komisaris dan keputusan yang telah diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan • memastikan terselenggaranya Tata Kelola Korporasi yang Baik sesuai dengan pedoman dan standar etika dalam setiap kegiatan Perusahaan, hubungan bisnis dan berlaku pada seluruh tingkat dalam jenjang organisasi Perusahaan.
Broadly, the responsibility of the Board of Commissioners include of the followings: • evaluating and giving approval on overall business strategy, annual budget, risk management policy, and internal control mechanism as developed and recommended by management; • ensuring that decision on irregularities and capital expenditures take into consideration the long-term strategic goal of the Company; • in performing their duties, the Board of Commissioners is prohibited from getting involved in the process of making operational decisions, with the exception of approving credit proposals where the exposure exceeds the credit approval authority of the Board of Directors; • ensuring that the Company preserves in financial integrity and in accordance with business plan approved by the Board of Commissioners and the decision made in the General Meeting of Shareholders; and • ensuring the implementation of Good Corporate Governance in accordance with the manual and code of ethic in all aspects of Company’s activities, business engagement and across all levels of the Company’s hierarchy.
Prosedur Penetapan Besarnya Remunerasi untuk Dewan Komisaris
Procedure for Determining the Remuneration for the Board of Commissioners
Mengacu pada ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditentukan oleh RUPS. Namun demikian, RUPS dapat memberikan kuasanya kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan dan menyetujui usulan besarnya remunerasi. Oleh karena itu, sesuai keputusan RUPS tanggal 21 Juni 2012 dan berdasarkan Undangundang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 96 ayat (1), (2) dan (3), mengenai besar dan jenis penghasilan setiap anggota Direksi Perusahaan ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. Berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 113 dan Pasal 17 ayat (10) Anggaran Dasar Perusahaan, ketentuan tentang besarnya gaji atau honorarium dan tunjangan bagi anggota Dewan Komisaris ditetapkan oleh RUPS.
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the remuneration for the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors is determined by the GMS. However, the GMS may authorize the Meeting of the Board of Commissioners to determine and approve the proposed amount of remuneration. Therefore, based on the decision made during the GMS dated 21 June 2012, and in accordance to the Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company Article 96 subsection (1), (2) and (3), the amount and types of income of each member of the Company's Board of Directors are determined by the GMS and such authority may be delegated to the Board of Commissioners. Based on the Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company Article 113 and Article 17 subsection (10) of the Company's Articles of Association, the provisions of the amount of salary or honorarium and allowances for members of the Board of Commissioners is established by the GMS.
Mekanisme penentuan besarnya gaji dan tunjangan tersebut dilakukan sebagai berikut: • Direksi melakukan pembahasan mengenai besarnya gaji dan tunjangan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris, antara lain, dengan mempertimbangkan kemampuan finansial Perusahaan serta kewajaran rasio gaji dan tunjangan berdasarkan kinerja keuangan Perusahaan secara menyeluruh.
The mechanism for determining the amount of salary and benefits is as follows: • The Board of Directors conducts review of salary and benefits for the members of the Board of Directors and Board of Commissioners through, amongst others, using comparative analysis of ratios of salary and benefits based on the overall financial performance of the Company.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
125 2012 Performance
Direksi terdiri dari para profesional yang bekerja penuh untuk Perusahaan, dan bertindak untuk dan atas nama Perusahaan dalam hal berhubungan dengan pihak luar, sesuai dengan Anggaran Dasar dan ketentuan dan peraturan-peraturan yang berlaku.
The Board of Directors consists of full time professionals, who act on behalf of the Company in all external affairs, in accordance with the Articles of Association and the prevailing rules and regulations.
Direksi bertanggung jawab atas pencapaian visi dan misi Perusahaan melalui penetapan tujuan strategik dan kebijakan. Direksi melakukan pengawasan atas implementasi strategi dan kebijakan tersebut melalui pendekatan yang terstruktur atas pelaporan kinerja yang diuraikan dalam Key Performance Indicator (KPI)
The Board of Directors is responsible for realizing the vision and mission of the Company through the establishment of strategic objectives and policies. It monitors the implementation of strategies and policies through a structured approach to reporting of defined Key Performance Indicators (KPI). All the directors bring their
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
The Board of Directors’ Description Corporate Social Responsibility
Uraian Direksi
Good Corporate Governance
In compliance with capital market regulation, corporate governance manual and best practices adopted by BFI, during the year 2012 BFI has conducted the following meetings: 1. One Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders The Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders were conducted 21 June 2012 to, amongst others, approved the annual report, and delegated authority to the Meeting of the Board of Commissioners to determine the remuneration for the members of the Board of Directors and Board of Commissioners. 2. Nine Formal Meetings of the Board of Commissioners with the Board of Directors The formal meetings of the Board of Commissioners with the Board of Directors had regular discussions on various aspects of the Company’s operations, risk management, financial performance, business strategy and other matters related to the Company’s policies, goals and objectives. In addition to these formal meetings, both the Board of Directors and Board of Commissioners also conducted informal meetings for implementation of decisions made during the formal meetings.
Management Discussion & Analysis
Mematuhi ketentuan peraturan pasar modal, pedoman tata kelola korporasi dan praktik-praktik terbaik yang dilakukan BFI, selama tahun 2012 BFI telah menyelenggarakan rapat-rapat sebagai berikut: 1. Satu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa diselenggarakan pada tanggal 21 Juni 2012, di antaranya pemberian persetujuan atas laporan tahunan Perusahaan, serta pendelegasian kekuasaan kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan besarnya remunerasi bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris. 2. Sembilan Rapat Resmi Dewan Komisaris dengan Direksi Dalam rapat-rapat Dewan Komisaris dengan Direksi yang diadakan secara berkala ini dibicarakan berbagai aspek operasional, manajemen risiko, kinerja keuangan, strategi bisnis dan hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kebijakan-kebijakan, tujuantujuan dan target-target usaha dari Perusahaan. Selain rapat-rapat resmi tersebut, baik Direksi maupun Dewan Komisaris juga mengadakan rapat tidak resmi guna membahas antara lain implementasi atas keputusan yang telah diambil dalam rapat-rapat resmi.
Information Technology
Meeting of the Board of Commissioners
Human Capital
Rapat Dewan Komisaris
Business Overview
• The Nomination and Remuneration Committee evaluates the recommendation from the Board of Directors on the appropriateness of salary and benefits taking into account of the Company’s financial performance and other references for the committee to consider. • The Nomination and Remuneration Committee submits the proposal for salary and benefits at the Meeting of the Board of Commissioners and the later finalizes the salary and benefits in line with the authorization given by the GMS.
Company Profile
• Komite Nominasi dan Remunerasi melakukan evaluasi atas usulan mengenai besarnya gaji dan tunjangan yang diajukan oleh Direksi dengan membandingkan kinerja keuangan Perusahaan serta mempertimbangkan sumber-sumber referensi lainnya. • Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan usulan kepada Rapat Dewan Komisaris untuk memberikan persetujuan atas usulan besarnya gaji dan tunjangan lainnya yang diberikan kepada Rapat Dewan Komisaris, yang selanjutnya memutuskan besarnya gaji dan tunjangan lainnya sesuai kewenangan yang diberikan oleh RUPS.
126
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure yang telah ditetapkan. Para anggota Direksi membawa keahlian masing-masing dan secara kolegial, memiliki kemampuan dan kompetensi untuk memastikan efektivitas dari Direksi. Hal ini termasuk pengetahuan dan pengalaman manajemen yang mendalam, pengetahuan mengenai industri dan profil pelanggan, peraturan yang berlaku serta pengetahuan manajemen risiko.
respective expertise and in collegial, have the ability and competence to ensure the effectiveness of the Board of Directors. This includes in-depth management knowledge and experience, understanding of the industries and customers profile, familiar with the regulation and knowledge in risk management.
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, Direksi terdiri dari minimal 3 orang anggota dan maksimal 5 orang anggota, salah satunya diangkat sebagai Presiden Direktur. Semua anggota Direksi diangkat oleh RUPS untuk jangka waktu 5 tahun terhitung sejak tanggal pengangkatan. Untuk dapat diangkat menjadi anggota Direksi, maka calon anggota Direksi wajib memenuhi persyaratan kemampuan dan kepatutan sesuai peraturan yang ditetapkan oleh Bapepam-LK tentang Penilaian Kemampuan dan Kepatutan bagi anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan Pembiayaan. Calon anggota Direksi harus lulus pada penilaian kemampuan dan kepatutan oleh Tim Penguji dan Penilai yang ditunjuk oleh Ketua Bapepam-LK, namun apabila calon anggota Direksi sudah pernah lulus penilaian kemampuan dan kepatutan pada jasa keuangan lain tidak perlu dilakukan penilaian kemampuan dan kepatutan, kecuali yang bersangkutan menurut Bapepam-LK tidak memenuhi atau diduga tidak memenuhi persyaratan kemampuan dan/atau kepatutan.
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Directors consists of a minimum of 3 and a maximum of 5 members, one of them is appointed as President Director. All the members of the Board of Directors are appointed by the shareholders at the GMS for 5-year terms of service commencing from the date of appointment. To qualify as a member of the Board of Directors, candidates must meet the requirements according to ability and decency regulations set by the Bapepam-LK about the Fit and Proper Assessment for the members of the Board of Directors and Board of Commissioners of Finance Companies. Candidates must pass on skills and proper assessment by the Examiners and Assessment Team appointed by the Chairman of Bapepam-LK, but if the prospective member of the Board of Directors had passed the fit and proper assessment of other financial institution, then such assessment is not necessary unless Bapepam-LK deemed the candidates fail to meet or allegedly fail to meet the fit and/or proper requirements.
Seluruh anggota Direksi yang saat ini menjabat telah memenuhi ketentuan peraturan perundangan yang berlaku. Apabila masa jabatan anggota Direksi berakhir, pengangkatan kembali anggota Direksi didasarkan pada hasil penilaian dan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi. Sebagai kelanjutan atas hasil penilaian yang dilakukannya, Komite Nominasi dan Remunerasi membuat rekomendasi untuk memastikan apakah anggota Direksi yang sudah selesai masa tugasnya akan diusulkan untuk diangkat kembali. Berdasarkan rekomendasi dari Komite Nominasi dan Remunerasi, Dewan Komisaris akan mengusulkan kepada Pemegang Saham dalam RUPS apakah penunjukan kembali tersebut dapat diterima oleh rapat.
All members of the Board of Directors is currently in compliance with the provisions of existing regulations. When the tenure of the member of the Board of Directors is over, the re-election of the member of the Board of Directors is subject to performance appraisals overseen by the Nomination and Remuneration Committee. Following the appraisal, the Nomination and Remuneration Committee make recommendations to determine as to whether it will endorse a retiring member of the Board of Directors for re-election. Based on the recommendation from the Nomination and Remuneration Committee, the Board of Commissioners will advise shareholders in the notice of GMS whether or not re-election is to be approved by the meeting.
Tanggung jawab utama dari Direksi adalah melindungi aset-aset Perusahaan serta memastikan adanya pengembalian investasi yang memadai kepada pemegang saham di samping memperhatikan kepentingan pihakpihak terkait lainnya. Tanggung jawab ini termasuk hal berikut ini: 1. mengembangkan visi, misi dan nilai-nilai dasar Perusahaan serta perencanaan strategis ke dalam anggaran Perusahaan;
The primary responsibility of the Board of Directors is to protect the Company’s assets and providing decent return on investment to the shareholders, whilst also considering the interest of other stakeholders. These responsibilities include the following: 1. to develop the Company’s vision, mission and core values as well as the Company’s strategic plan to be consolidated into the business budget;
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
127 2012 Performance
Berikut ini adalah rincian kualifikasi dari masing-masing anggota Direksi:
The following is detail of qualification of the Board of Directors:
Francis Lay Sioe Ho Sebagai Presiden Direktur, beliau memiliki kewenangan pengambilan keputusan tertinggi dalam Organisasi dan bertanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan dan target-target bisnis. Bersama anggota-anggota lain dari Direksi, beliau memimpin perumusan dan pelaksanaan tujuan strategis dan rencana bisnis BFI. Beliau juga menerima laporan-laporan langsung dari Kepala Divisi Enterprise Risk, Kepala Departemen Sumber Daya Manusia, dan Kepala Divisi Keuangan & Teknologi Informasi.
Francis Lay Sioe Ho As the President Director, he has the highest decisionmaking authority in the Organization and is responsible for achievement of business’ goals and targets. Together with the other members of the Board of Directors, he leads the formulation and implementation of BFI’s strategic objectives and business plans. He also has direct reports from Enterprise Risk Division Head, Human Capital Department Head, and Finance & Information Technology Division Head.
Yan Peter Wangkar Sebagai Direktur Bisnis, tanggung jawab utama beliau adalah memasarkan produk dan jasa BFI secara konsisten dan efisien melalui jaringan distribusi Perusahaan yang luas, serta mengembangkan dan meningkatkan penetrasi pasar dari jaringan BFI. Beliau bertanggung jawab untuk semua bisnis dari produk pembiayaan kendaraan roda empat, pembiayaan kendaraan roda dua, pembiayaan korporasi, serta pengembangan penjualan langsung, keagenan dan saluran penjualan baru. Beliau menerima laporan-laporan langsung dari Kepala-Kepala Divisi Bisnis. Penagihan piutang, kepemilikan kembali dan penjualan agunan yang diambil alih juga berada di bawah pengawasan beliau.
Yan Peter Wangkar As the Director of Business, his primary responsibility is to deliver BFI’s products and services in a consistent and efficient manner through our extensive distribution network; as well as to expand and improve market penetration of BFI’s network. He is responsible for all business of four-wheeler financing product, two-wheeler financing, corporate financing, as well as direct sales, agency and new channel development. He has direct reports from Business Division Heads. Collection of receivables, repossession and disposal of repossessed assets are also under his supervision.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
President Director : Francis Lay Sioe Ho Director : Yan Peter Wangkar Director : Cornellius Henry Kho
Corporate Social Responsibility
Presiden Direktur : Francis Lay Sioe Ho Direktur : Yan Peter Wangkar Direktur : Cornellius Henry Kho
Good Corporate Governance
The existing Board of Directors was elected on 15 June 2011 for 5 years and will expire in the next General Meeting of Shareholders in 2016. The following is composition of the Board of Directors:
Management Discussion & Analysis
Direksi yang saat ini menjabat diangkat pada tanggal 15 Juni 2011 untuk jangka waktu 5 tahun dan akan berakhir masa jabatannya pada saat Rapat umum Pemegang Saham tahun 2016. Berikut ini adalah susunan dari Direksi:
Information Technology
The Board of Directors conducts frequent meetings amongst the members of the Board of Directors on matters that are related to the business strategy and operational aspects in addition to the regular monthly meetings with the Board of Commissioners.
Human Capital
Direksi menyelenggarakan rapat-rapat antara anggota Direksi atas hal-hal yang berkaitan dengan strategi bisnis dan aspek operasional selain mengikuti rapat-rapat rutin bulanan yang diselenggarakan dengan Dewan Komisaris.
Business Overview
2. to build an organization structure and define clear functions of each division and manage the human capital in an effective manner; 3. to establish a system for internal control mechanism and risk management, ensuring the implementation of internal audit function across all management level, consistent with the approved policies and procedures; and 4. to manage the interest of the Company’s stakeholders.
Company Profile
2. membangun struktur organisasi serta mendefinisikan secara jelas fungsi masing-masing divisi dan mengelola sumber daya manusia yang dimiliki secara efektif; 3. membentuk sistem mekanisme pengawasan internal dan manajemen risiko, memastikan terselenggaranya fungsi audit internal ke seluruh tingkatan manajemen, konsisten dengan kebijakan dan prosedur yang telah disetujui; dan 4. memperhatikan kepentingan dari para pemangku kepentingan Perusahaan.
128
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure Cornellius Henry Kho Sebagai Direktur Operasional, peran utamanya adalah untuk memastikan keselarasan dukungan Perusahaan dan fungsi-fungsi operasional, serta memastikan bahwa seluruh kegiatan BFI patuh pada kebijakan-kebijakan internal dan regulasi eksternal. Tanggung jawab yang kedua adalah mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya Perusahaan untuk tujuan memaksimalkan efisiensi dan kinerja keuangan. Beliau menerima laporan-laporan langsung dari Wakil Kepala Divisi Operasional dan Kontrol, dan Kepala dari Departemen Manajemen & Pengembangan Hubungan Pelanggan.
Cornellius Henry Kho As the Director of Operation, his primary role is to ensure the alignment of the Company’s support and operational functions, and ensure that all of BFI’s activities are in compliance to internal policies and external regulation. His second responsibility is to optimize the utilization of the Company’s resources for the purpose of maximizing efficiency and financial performance. He has direct reports from the Associate Division Head of Operation and Control, and Head of Customer Relations Management & Development Department.
Prosedur Penetapan Besarnya Remunerasi untuk Direksi
Procedure to Determine Remuneration of the Board of Directors
Menunjuk ketentuan dalam Anggaran Dasar Perusahaan, remunerasi untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi ditentukan oleh RUPS. Namun demikian, RUPS dapat memberikan kuasanya kepada Rapat Dewan Komisaris untuk menentukan dan menyetujui usulan besarnya remunerasi. Oleh karena itu, sesuai keputusan RUPS tanggal 21 Juni 2012 dan berdasarkan Undang-undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas Pasal 96 ayat (1), (2) dan (3) mengenai besar dan jenis penghasilan setiap anggota Direksi Perusahaan ditentukan oleh RUPS dan wewenang tersebut dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris.
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the remuneration for the members of the Board of Commissioners and Board of Directors is determined by the GMS. However, the GMS may authorize the Meeting of the Board of Commissioners to determine and approve the proposed amount of remuneration. Therefore, based on the decision made during the GMS dated 21 June 2012 and in accordance to Law No. 40 of 2007 regarding Limited Company Article 96 subsection (1), (2) and (3), the amount and types of income of each member of the Company's Board of Directors are determined by the GMS and such authority may be delegated to the Board of Commissioners.
Mekanisme yang sama dalam hal penentuan besarnya gaji dan tunjangan kepada anggota Dewan Komisaris diberlakukan juga untuk anggota Direksi.
The same mechanism in determining the amount of salary and benefits for the members of the Board of Commissioners is also applied for the members of the Board of Directors.
Program Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan Kompetensi Direksi
Training Program for Improving the Effectiveness of the Board of Directors
BFI Finance menyediakan anggaran bagi anggota Direksi untuk mengikuti program pelatihan melalui berbagai seminar dan pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan anggota Direksi dengan tujuan akhir untuk meningkatkan efektivitas kinerja Perusahaan. Berikut ini programprogram pelatihan yang diikuti oleh anggota Direksi: • Leader as Coach Program pelatihan ini bertujuan untuk memperlengkapi para pemimpin Perusahaan dengan pengetahuan untuk dapat melakukan coaching yang efektif kepada anggota-anggota timnya. • Executive Coaching Program pendampingan atau coaching untuk para eksekutif agar mereka dapat lebih efektif menjalankan fungsi kepemimpinannya.
BFI Finance provides budget for the members of the Board of Directors to participate in selected seminars and workshops, aimed at enhancing knowledge of the board member with the ultimate goal for improving the effectiveness of the Company’s performance. The followings were the training programs conducted for the member of the Board of Directors: • Leader as Coach This training program aimed to equip the Company’s leaders with the knowledge to be able to conduct an effective coaching to their team members. • Executive Coaching Coaching program for executives so that they can more carry out their function of leadership effectively.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
129 2012 Performance
Direksi dan Dewan Komisaris menyelenggarakan rapat setiap bulan untuk membicarakan implementasi atas keputusan rapat sebelumnya, manajemen risiko, kinerja keuangan dan isu-isu lainnya yang mungkin berdampak terhadap kinerja keuangan dan operasi Perusahaan. Selain itu, Direksi dan Dewan Komisaris juga menyelenggarakan rapat secara triwulan dengan Komite-Komite dan beberapa rapat dengan Komite tanpa kehadiran Direksi. Rincian daftar hadir dalam rapat resmi Direksi dan Dewan Komisaris selama tahun 2012 disajikan berikut ini:
The Board of Directors and Board of Commissioners conduct monthly regular meeting to discuss concerning implementation of decision made in the previous meetings, risk management, financial performance and other issues which may have impact to the financial performance and operation of the Company. In addition, the Board of Directors and Board of Commissioners also have quarterly meeting with all the Committees and occasionally certain meeting is to be conducted without the present of the Board of Directors. Detail of attendants at the formal meetings of the Boards during the year 2012 are set out below:
Tanggal / Date
AN
EY
RAD
FL
PW
CH
√
√
√
-
-
√
√
√
2
20 Februari 2012 20 February 2012
√
√
√
√
-
√
√
√
3
26 Maret 2012 26 March 2012
√
√
√
√
-
√
√
√
4
27 April 2012 27 April 2012
√
√
√
√
-
√
-
√
5
4 Juni 2012 4 June 2012
√
√
√
√
-
√
-
√
6
2 Juli 2012 2 July 2012
√
√
√
-
-
√
√
-
7
24 Juli 2012 24 July 2012
√
√
√
-
-
√
-
√
8
25 September 2012 25 September 2012
√
√
√
√
-
√
√
√
9
22 Oktober 2012 22 October 2012
√
√
√
√
√
√
√
√
10
19 November 2012 19 November 2012
√
√
√
√
-
√
√
√
FL PW CH √ -
: Francis Lay Sioe Ho : Yan Peter Wangkar : Cornellius Henry Kho : Hadir dalam meeting / Attended the meeting : Tidak hadir dalam meeting / Did not attend the meeting
Dewan Komisaris membentuk 3 komite, terdiri dari: Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi, dan Komite Manajemen Risiko. Masing-masing Komite melakukan rapat sesuai dengan jadwal yang ditentukan atau kebutuhan. Setiap Komite terdiri dari seorang Ketua Komite yang juga menjabat sebagai Komisaris Independen dan anggota Komite lainnya yang diangkat Dewan Komisaris. Ketiga Komite ini melakukan tugasnya sebagaimana tersebut dalam piagam masing-masing dan melaporkan kepada Dewan Komisaris. Atas biaya Perusahaan setiap Komite berhak untuk menunjuk konsultan eksternal sesuai dengan kebutuhan.
The Board of Commissioners has 3 Committees: Audit Committee, Nomination and Remuneration Committee, and Risk Management Committee. Each Committee meets regularly or as required. Every Committee consists of a Committee Chairman who is an Independent Commissioner and other members of Committees as appointed by the Board of Commissioners. The work carried out by each of the three Committees is described in their respective charter and they report to the Board of Commissioners. At the Company’s expenses every Committee has authority to take external advice as required.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Board of Commissioners’ Committees
Corporate Social Responsibility
Komite–Komite Dewan Komisaris
Good Corporate Governance
Ringkasan / Legend: KK : Kusmayanto Kadiman JS : Johanes Sutrisno AN : Alfonso Napitupulu EY : Emmy Yuhassarie RAD : Richard Andrew Deitz
Management Discussion & Analysis
JS
31 Januari 2012 31 January 2012
Information Technology
KK
1
Human Capital
No.
Business Overview
Meeting of the Board of Directors and the Board of Commissioners Company Profile
Rapat Direksi dan Dewan Komisaris
130
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure Berikut ini Komite-Komite di bawah Dewan Komisaris.
The following are Committees under the Board of Commissioners.
Komite Audit
Audit Committee
Komite Audit merupakan komite pelaksana dari Dewan Komisaris yang ditugaskan untuk melakukan pengawasan terhadap laporan keuangan beserta penjelasannya, melakukan pengawasan atas kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku, serta efektivitas dari sistem pengendalian internal. Tugas ini termasuk hal-hal berikut: 1. menelaah terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip dan praktik-praktik akuntansi dalam penyajian informasi keuangan kepada publik; 2. menelaah tingkat kecukupan dan efektivitas mekanisme pengendalian internal BFI; 3. menelaah kualitas fungsi audit internal dengan melakukan penelahan atas prosedur audit internal, perencanaan audit dan efektivitas perbaikan sebagai tindak lanjut atas temuan audit. Secara tahunan, Komite Audit memberikan persetujuan atas perencanaan audit berdasarkan risiko, yang memberikan kepastian adanya proses-proses pencegahan risiko bisnis, operasional dan keuangan yang dihadapi Perusahaan; 4. sehubungan dengan auditor eksternal, menelaah terhadap cakupan audit dan memeriksa kualitas kinerja dari auditor eksternal serta merekomendasikan kepada Dewan Komisaris sehubungan dengan penunjukan auditor eksternal; dan 5. menelaah implementasi praktik Tata Kelola Korporasi yang Baik.
The Audit Committee is an operating committee of the Board of Commissioners entrusted with the oversight of financial reporting and its disclosure, monitoring of compliance with rules and regulations, as well as the effectiveness of internal controls. These include of the following: 1. to review of accounting principles and practices adopted in the preparation of public financial information; 2. to review the level of adequacy and effectiveness of BFI’s internal control mechanism; 3. to review the quality of internal audit functions through reviewing the internal audit procedure, the effectiveness of the improvement as follow up of the audit findings. On yearly basis, the Audit Committee approves a risk-based audit plan, which provides assurance over key business processes and commercial and financial risks facing the Company; 4. in relation to external auditors, to review the scope of audit and assess the quality of the external auditor’s performance and provide recommendations to the Board of Commissioners concerning the appointment of an external auditor; and 5. to review the implementation of Good Corporate Governance practices.
Berikut susunan anggota Komite Audit yang saat ini menjabat: Ketua : Johanes Sutrisno Anggota : 1. Kusmayanto Kadiman 2. Dominic Picone 3. Fendi Santoso 4. Stefanus Ginting 5. Rudy Capelle
The following is the composition of the existing Audit Committee members: Chairman : Johanes Sutrisno Members : 1. Kusmayanto Kadiman 2. Dominic Picone 3. Fendi Santoso 4. Stefanus Ginting 5. Rudy Capelle
Riwayat hidup dari Ketua dan para anggota Komite Audit dapat dilihat pada bab Data dan Profil Perusahaan di halaman 302, 306 dan 307.
The curriculum vitae of the Chairman and members of the Audit Committee can be seen on the chapter of Company Data and Profile page 302, 306 and 307.
Rapat Komite Audit Rapat Komite Audit dijadwalkan tiap triwulan dan dapat lebih jika diperlukan sehingga perlu penyesuaian, mencakup pembicaraan hasil temuan audit internal maupun eksternal, efektivitas pengendalian internal, cakupan audit oleh auditor eksternal, dan pembahasan laporan keuangan maupun non-keuangan serta melakukan evaluasi kepatuhan terhadap UndangUndang dan peraturan yang berlaku di Perusahaan.
Audit Committee Meeting The Audit Committee meeting is scheduled quarterly and more often if necessary for further adjustment, covers discussions on internal and external audit findings, the effectiveness of internal control, scope of audit to be performed by the external auditor and the discussion on audited financial reports and evaluation on compliance with the prevailing rules and regulations prescribed for the Company. The meeting agenda is a joint commitment
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
131 2012 Performance
The Audit Committee performs the function as specified by Bapepam-LK through its regulations. In respect of the disclosure of information, the activities of the Audit Committee are stated in the Audit Committee Statement of this report.
Selama tahun 2012, Komite Audit menyelenggarakan empat pertemuan resmi. Seluruh anggota Komite Audit menghadiri rapat Komite sesuai jadwal yang ditetapkan. Kehadiran dalam Rapat Komite Audit:
In 2012, the Audit Committee conducted four formal meetings. All the members of the Audit Committee presented to the Committee’s meetings as scheduled.
Nama
Kehadiran
Presence on the Audit Committee Meeting: Name
Attendance
4
Johanes Sutrisno
4
Kusmayanto Kadiman
4
Kusmayanto Kadiman
4
Dominic Picone
4
Dominic Picone
4
Fendi Santoso
4
Fendi Santoso
4
Stefanus Ginting
4
Stefanus Ginting
4
Rudy Capelle
3
Rudy Capelle
3
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Good Corporate Governance
Report of The Audit Committee In 2012, the Audit Committee carried out their duties, including the following: 1. evaluated the effectiveness of internal control mechanisms through reviewing the scope of the internal audit program, assessed the implementation of audit program and evaluated reports of internal audit activities including the effectiveness of the follow up on audit findings; 2. reviewed the quarterly financial information prior to submission to Bapepam-LK and the Indonesia Stock Exchange, to ensure the completeness and accuracy of the report. All the reports met the standard reporting requirements; 3. conducted meetings with the Public Accountant for the purpose of reviewing the independence and the objectivity of the Public Accountant Firm and the adequacy of the scope of external audit; and 4. discussed with the Public Accountant regarding recommendations on previous audit findings and subsequent management letter, and reviewed the audited financial statement for the fiscal year 2012. There were no pending recommended issues which were not followed up and the financial reports complied with the prevailing accounting standard.
Management Discussion & Analysis
Laporan Komite Audit Selama tahun 2012, Komite Audit telah melakukan tugastugasnya, antara lain mencakup hal-hal berikut: 1. menilai efektivitas mekanisme kontrol internal melalui penelahan cakupan program audit internal, penilaian terhadap pelaksanaan program audit, dan melakukan evaluasi terhadap laporan aktivitas auditor internal termasuk efektivitas tindak lanjut atas temuan audit; 2. mengevaluasi informasi keuangan triwulan sebelum disampaikan ke Bapepam-LK dan Bursa Efek Indonesia, untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran isi laporan. Semua laporan yang disampaikan telah memenuhi standar ketentuan yang berlaku; 3. menyelenggarakan rapat dengan Akuntan Publik dengan tujuan memeriksa independensi dan obyektivitas dari Kantor Akuntan Publik yang bersangkutan serta memastikan kecukupan dari cakupan audit eksternal; dan 4. berdiskusi dengan Akuntan Publik mengenai rekomendasi-rekomendasi hasil temuan audit sebelumnya dan management letter terkait, serta melakukan evaluasi terhadap laporan keuangan untuk tahun buku 2012. Tidak ditemukan adanya rekomendasi auditor yang belum dilakukan tindak lanjut dan laporan keuangan telah disusun sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku.
Information Technology
Johanes Sutrisno
Human Capital
Komite Audit melakukan kewajibannya sebagaimana tercantum dalam peraturan Bapepam-LK. Sehubungan dengan ketentuan keterbukaan informasi mengenai kegiatan-kegiatan Komite Audit yang tercantum dalam Pernyataan Komite Audit yang terdapat dalam laporan ini.
Business Overview
between the Board of Directors, Board of Commissioners, Senior Management, and both the Internal and External Auditors. Pursuant to the Charter of Audit Committee, the Committee has its own perspective on what key issues should be addressed and this is reflected in the meeting agenda.
Company Profile
Penyusunan jadwal rapat merupakan komitmen bersama antara Direksi, Dewan Komisaris, Manajemen Senior, serta Auditor Internal dan Eksternal. Sesuai dengan Piagam Komite Audit, Komite ini memiliki kebebasan atas permasalahan apa yang perlu dibahas dan hal ini tercantum dalam agenda rapat.
132
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure Seluruh kegiatan Komite Audit telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris dalam rapat-rapat dengan Dewan Komisaris.
The activities of the Audit Committee were reported to the Board of Commissioners during the meetings with the Board of Commissioners.
Komite Nominasi dan Remunerasi
Nomination and Remuneration Committee
Komite Nominasi dan Remunerasi ini dibentuk oleh dan untuk membantu Dewan Komisaris. Tugas utama dari Komite ini untuk memastikan adanya proses yang jelas dan benar dalam hal menominasikan anggota-anggota baru dari Direksi dan Dewan Komisaris dan/atau Komite, dan dalam hal melakukan evaluasi terhadap kinerja dari anggota Direksi dan Dewan Komisaris, serta mengusulkan kepada Dewan Komisaris untuk hal-hal yang terkait dengan fungsi nominasi dan remunerasi.
The Nomination and Remuneration Committee was established by and to support the Board of Commissioners. The primary function of the Committee is to ensure that there is a clear and appropriate process in place for the appointment of new members of the Board of Directors, Board of Commissioners and/or Committee, and for the performance evaluation of members of the Board of Directors and Board of Commissioners, and to make recommendations to the Board of Commissioners for matters related to the function of the nomination and remuneration.
Tugas-tugas terkait dengan fungsi nominasi: 1. menyusun rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai pengembangan kriteria sebagai dasar seleksi, penetapan sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi; 2. melakukan evaluasi atas kompetensi yang diperlukan dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris untuk nominasi calon anggota Dewan Komisaris, Direksi dan Komite-komite untuk diajukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham; dan 3. memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris tentang pihak independen yang akan diajukan sebagai calon anggota Komite.
Duties related to the nomination function: 1. to provide recommendation to the Board of Commissioners on developing criteria for the selection, defining system and procedure for selecting and/or replacing the members of the Board of Commissioners and the Board of Directors; 2. to assess necessary and desirable competencies and provides the Board of Commissioners with recommendations on the nomination of the members of the Board of Commissioners, the Board of Directors and the Committees to be proposed to the General Meeting of Shareholders; and 3. provides recommendations for the Board of Commissioners on independent parties to be nominated as the Committee members.
Tugas dan tanggung jawab Komite Nominasi dan Remunerasi sehubungan dengan aspek remunerasi termasuk: 1. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris kebijakan remunerasi untuk diimplementasikan terhadap Dewan Komisaris dan Direksi. Kebijakan remunerasi terkait dengan hasil evaluasi kinerja. 2. Menelaah perhitungan remunerasi dan paket insentif untuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi untuk diajukan dalam RUPS atau dalam Rapat Dewan Komisaris dalam hal Rapat Dewan Komisaris telah mendapatkan kewenangan dari RUPS untuk menentukan besarnya remunerasi dan insentif.
The duties and responsibilities of the Nomination and Remuneration Committee in relation to remuneration matters include: 1. To provide recommendation to the Board of Commissioners for the remuneration policies applicable to the Board of Commissioners and Board of Directors. The remuneration policy is linked to performance evaluation. 2. To review the remuneration and incentive package for the members of the Board of Commissioners and Board of Directors to be proposed for approval in the GMS or to the Meeting of the Board of Commissioners in the event that the GMS has delegated the Meeting of the Board of Commissioners to determine such remuneration and incentives.
Dalam hal evaluasi terhadap kinerja Direksi, evaluasi dilakukan Komite setiap tahun sekali. Evaluasi kinerja didasarkan pada empat hal utama, meliputi: pencapaian kinerja keuangan, efektivitas implementasi tata kelola korporasi yang baik, implementasi manajemen risiko serta pencapaian terhadap tujuan-tujuan, visi dan misi
With regards to the performance evaluation of the Board of Directors, the Committee conducts a yearly review. The performance evaluation is assessed against four major issues: financial achievement, the effectiveness of implementation of good corporate governance, risk management implementation and achievement of the
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
133 2012 Performance
Komite Manajemen Risiko wajib memberikan bantuan kepada Dewan Komisaris dalam memenuhi tanggung jawabnya terhadap para pemegang saham. Selanjutnya, Komite ini bertanggung jawab untuk melakukan penelaahan atas risiko utama Perusahaan dan memastikan bahwa semua risiko yang ada dan/atau diperkirakan akan terjadi telah ditelaah dan diidentifikasikan cara pencegahannya. Rincian jenis-jenis risiko, sistem pengawasan dan analisanya tercantum di bagian laporan Manajemen Risiko.
The Risk Management Committee is obliged to provide assistance to the Board of Commissioners in fulfilling its responsibilities toward the shareholders. Furthermore, the Committee is responsible for reviewing Company’s key risks contained in the corporate risk register and ensures that all new and emerging risks are appropriately evaluated and any further actions identified. Details of the risk profiles, monitoring system and analysis are described in the Risk Management report.
Dalam pengelolaan risiko bisnis, Komite Manajemen Risiko bertanggung jawab untuk menentukan besarnya batas risiko yang dapat diterima oleh Perusahaan dan memastikan bahwa Perusahaan melakukan usahanya dalam batas kriteria risiko yang telah ditentukan. Cakupan penilaian yang dilakukan oleh Komite termasuk evaluasi kualitas portofolio dan kecukupan perhitungan cadangan kerugian penurunan nilai. Laporan komprehensif atas status usaha yang diperkirakan mengandung risiko dapat diperoleh dari manajemen serta dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
In managing business risk, the Risk Management Committee is responsible for determining the Company’s tolerable limits of risk and ensuring that the Company operates within defined risk parameters. The scope of Committee’s reviews covers the risk exposure on portfolio quality and determines the adequacy of allowance for impairment losses. A comprehensive report on the status of any perceived business risk is obtainable from the management and is reported to the Board of Commissioners.
Susunan Komite Manajemen Risiko yang saat ini menjabat adalah sebagai berikut: Ketua : Rudy Capelle Anggota : 1. Emmy Yuhassarie 2. Dominic Picone 3. Fendi Santoso 4. Sudjono
The composition of the Risk Management Committee is follow: Chairman : Rudy Capelle Members : 1. Emmy Yuhassarie 2. Dominic Picone 3. Fendi Santoso 4. Sudjono
Riwayat hidup dari Ketua dan para anggota Komite Manajemen Risiko dapat dilihat pada bab Data dan Profil Perusahaan di halaman 303, 306, 307 dan 309.
The curriculum vitae of the Chairman and members of the Risk Management Committee can be seen on the chapter of Company Data and Profile page 303, 306, 307 and 309.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Risk Management Committee
Corporate Social Responsibility
Komite Manajemen Risiko
Good Corporate Governance
The curriculum vitae of the Chairman and members of the Nomination and Remuneration Committee can be seen on the chapter of Company Data and Profile page 303, 305, 306 and 308.
Management Discussion & Analysis
Riwayat hidup dari Ketua dan para anggota Komite Nominasi dan Remunerasi dapat dilihat pada bab Data dan Profil Perusahaan di halaman 303, 305, 306 dan 308.
Information Technology
The existing composition of the Committee is: Chairman : Alfonso Napitupulu Members : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Dominic Picone 3. Ariani Vidya Sofjan
Human Capital
Susunan Komite yang saat ini menjabat adalah: Ketua : Alfonso Napitupulu Anggota : 1. Francis Lay Sioe Ho 2. Dominic Picone 3. Ariani Vidya Sofjan
Business Overview
Company’s set goals, vision and mission. For the Board of Commissioners, assessment to their performance is related to the implementation of their fiduciary duties from the shareholders to oversee the Company’s actions, and to ensure the effectiveness of the Committees and compliance to the regulations and business ethics.
Company Profile
Perusahaan. Untuk Dewan Komisaris, penilaian terhadap kinerja anggotanya ditinjau dari pelaksanaan tugas yang dikuasakan oleh Pemegang Saham, pengawasan terhadap kegiatan Perusahaan, serta memastikan efektivitas dari Komite-Komite yang dibentuk dan kepatuhan terhadap peraturan dan etika bisnis.
134
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure Komite Manajemen Risiko menyelenggarakan empat rapat triwulan, dihadiri oleh seluruh anggota komite, kecuali Emmy Yuhassarie yang menghadiri tiga kali rapat. Hasil rapat-rapat Komite telah dilaporkan kepada Dewan Komisaris dalam rapat Komite Manajemen Risiko dengan Dewan Komisaris.
The Risk Management Committee conducted four quarterly meetings, presented by all members of the committee, except Emmy Yuhassarie who attended three meetings. The result of Committee’s meetings was reported to the Board of Commissioners during the meeting of the Risk Management Committee with the Board of Commissioners.
Audit Internal
Internal Audit
Berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan telah menyusun Piagam Audit Internal sejak tanggal 1 Maret 2009 dan telah membentuk Departemen Audit Internal sejak tanggal 31 Maret 2010, berdasarkan Surat Penunjukan Anggota Audit Internal Perusahaan.
Based on the Bapepam-LK Regulation No. IX.I.7 concerning the Forming and Charter’s Compilation Guidance of Internal Audit Unit, the Company has established an Internal Audit Charter since 1 March 2009 dan has formed the Internal Audit Department since 31 March 2010, based on the Letter of Assignment of the Company’s Internal Audit Members.
Dengan adanya kepastian atas pengelolaan risiko, kontrol, dan proses tata kelola dalam suatu organisasi, Audit Internal merupakan salah satu landasan dalam pengelolaan organisasi secara efektif. Audit Internal merupakan suatu badan yang independen, yang berperan dalam memberikan kepastian dan nasihat untuk peningkatan nilai serta memperbaiki kegiatan operasional Perusahaan. Kegiatannya membantu pencapaian tujuan melalui pendekatan yang sistematis dan disiplin dalam melakukan evaluasi serta perbaikan di bidang manajemen risiko dan pengawasan.
By providing assurance on the risk management, control, and governance process within an organization, Internal Audit is one of the key cornerstones of effective organizational governance. Internal Audit is an independence body, addressing its assurance and advisory role to add value and improve the Company’s operation. It helps accomplish its objectives by bringing systematic, disciplined approach to evaluate and improve the effectiveness of risk management and control.
Dengan mempertimbangkan tujuan Audit Internal, fungsi dan tanggung jawab utama dari peran pengawasan internal meliputi hal-hal berikut: 1. melakukan evaluasi dan memberikan kepastian yang wajar bahwa sistem pengawasan internal dan sistem pengelolaan telah berfungsi sebagaimana yang diharapkan sehingga dimungkinkannya pencapaian tujuan dan sasaran Perusahaan, 2. memberikan laporan adanya indikasi penyimpangan atas pengendalian internal langsung kepada manajemen puncak dan Komite Audit, serta memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk perbaikan kinerja operasi Perusahaan yang efektif, dan 3. melakukan evaluasi kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku dengan menggunakan jasa penasihat hukum jika diperlukan.
In consideration of the objectives of the Internal Audit, the major roles and responsibilities of internal audit function include of the following: 1. to evaluate and provide reasonable assurance that internal control and governing systems are functioning as intended and will enable the Company’s objectives and goals to be met; 2. to report internal control deficiencies identified directly to the top management and the Audit Committee, and provides recommendations for improving the effective performance of the Company’s operation; and 3. to evaluate regulatory compliance with consultation from legal counsel if required.
Untuk pencapaian peran dan tanggung jawab tersebut di atas, Departemen Audit Internal di BFI secara independen melakukan pemeriksaan ke seluruh kantor cabang, termasuk di kantor pusat. Selain melakukan audit terhadap transaksi finansial, departemen ini juga
In fulfilling the above roles and responsibilities, the Internal Audit Department of BFI has been independently conducting audit activities throughout the branches as well in the head office. In addition to the audit on financial aspect, this department monitors compliance with the
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
135 2012 Performance
Company’s Policies and Standard Operating Procedures (SOP) and continuously evaluating the effectiveness of the Company’s internal control system. The auditing process is adapting the Risk Based Audit concept, which focuses on the areas of greatest risk as determined by the Risk Management Committee and as per the advice of the Audit Committee. Any findings of all adverse events are reported to the Risk Management Committee and Audit Committee.
Company Profile
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Fungsi utama dari Sekretaris Perusahaan untuk memastikan bahwa Direksi melaksanakan tugas yang telah dikuasakan serta menjalankan kegiatan korporasi berdasarkan ketentuan peraturan organisasi yang berlaku dan memastikan adanya kepatuhan Perusahaan terhadap ketentuan dan peraturan perundangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perusahaan.
Key responsibility of the Corporate Secretary is to ensure that the Board of Directors discharges its fiduciary duty and performs corporate conduct within an organization’s regulatory environment and to ensure that the Company complies with relevant rules and regulation and also the Company’s Articles of Association.
Business Overview
Sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Bapepam-LK No. IX.I.4 mengenai Pembentukan Sekretaris Perusahaan, BFI has menunjuk seorang Sekretaris Perusahaan dan saat ini dirangkap oleh salah satu anggota Direksi, Cornellius Henry Kho. Penunjukan beliau sebagai Sekretaris Perusahaan adalah berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. Corp/CH/L/VII/07-0115 tanggal 9 Juli 2007.
As stipulated by Bapepam-LK Regulation No. IX.I.4 concerning Formation of the Corporate Secretary, BFI has appointed a Corporate Secretary and now is being held by one of the members of the Board of Directors, Cornellius Henry Kho. His appointment as the Corporate Secretary was based on the virtue of the Board of Directors of the Company No. Corp/CH/L/VII/07-0115 dated 9 July 2007.
Profil dari Sekretaris Perusahaan dapat dilihat pada bab Data dan Profil Perusahaan di halaman 305.
The profile of the Corporate Secretary can be seen on the chapter of Company Data and Profile page 305.
Tugas dan tanggung jawab Sekretaris Perusahaan antara lain meliputi: • mengikuti perkembangan yang terjadi di pasar modal dan peraturan-peraturan terbaru yang berlaku di bidang pasar modal, • bertanggung jawab atas corporate action Perusahaan dan memastikan bahwa catatan atas kegiatan Perusahaan sesuai dengan apa yang telah dilakukan Perusahaan, • bertanggung jawab atas kegiatan komunikasi perusahaan secara tepat waktu dan akurat kepada seluruh stakeholder (pemegang kepentingan) dan hubungan investor, • memberikan masukan kepada Direksi mengenai peraturan-peraturan Pasar Modal dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan-peraturan tersebut, • sebagai penghubung antara Perusahaan dengan Bapepam-LK dan pihak publik, dan • menyelenggarakan kegiatan kesekretariatan.
The main duties of the Corporate Secretary include of the following: • to monitor the development occurred in the capital market and the newest rules and regulations applicable in the capital market; • to be responsible for any corporate action conducted by the Company and to ensure that the record of the Company’s action reflects what the Company has done; • to be responsible for the corporate communication activities to be done with time punctuality and accuracy to all stakeholders and the investor relation; • to provide input to the Board of Directors regarding the rules and regulations of the Capital Market and to ensure the compliance to the rules and regulations; • as the liaison officer of the Company in relation with Bapepam-LK and stakeholders; and • to perform the secretarial activities.
Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Human Capital
memantau kepatuhan dan pelaksanaan Standar Prosedur Operasi (SOP) Perusahaan serta secara berkesinambungan melakukan pengkajian atas efektivitas sistem pengendalian internal Perusahaan. Pelaksanaan audit didasarkan pada konsep Audit Berbasis Risiko yang berfokus pada bidang-bidang yang memiliki tingkat risiko paling tinggi sebagaimana diindikasikan oleh Komite Manajemen Risiko maupun saran dari Komite Audit. Setiap temuan dari kejadian-kejadian buruk yang terjadi dilaporkan kepada Komite Manajemen Risiko dan Komite Audit.
136
Struktur Tata Kelola Korporasi Corporate Governance Structure
Aktivitas-aktivitas yang dilakukan Sekretaris Perusahaan selama tahun 2012, antara lain: 1. memberikan pelayanan informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat berkaitan dengan kegiatan-kegiatan Perusahaan, seperti permintaan Laporan Tahunan 2011, penerbitan obligasi, dan pelaksanaan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa; 2. mengikuti perkembangan setiap peraturan pasar modal baru yang diterbitkan selama tahun 2012 dan menginformasikannya kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan departemen serta unit kerja terkait mengenai keberadaan peraturan baru tersebut; 3. memberikan laporan-laporan berkala dan laporanlaporan insidentil kepada Bapepam-LK dan BEI, termasuk laporan rencana dan hasil pelaksanaan aktivitas-aktivitas Perusahaan, seperti Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa, penerbitan obligasi; 4. melakukan berbagai publikasi aktivitas-aktivitas Perusahaan melalui media massa sebagai perwujudan keterbukaan informasi kepada para pemegang saham dan masyarakat; 5. menyiapkan daftar khusus saham, yaitu daftar kepemilikan saham Dewan Komisaris dan Direksi beserta keluarganya berdasarkan periode triwulan; 6. mempersiapkan dan menghadiri setiap pelaksanaan rapat dari Dewan Komisaris dan rapat Direksi, membuat risalah hasil dari rapat-rapat tersebut; dan 7. menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa masing-masing sebanyak satu kali yang dilaksanakan tanggal 21 Juni 2012, dan Paparan Publik untuk kinerja keuangan Perusahaan hingga triwulan ke-3 tahun 2012 sebanyak satu kali yang dilaksanakan tanggal 29 November 2012.
The activities undertaken by the Corporate Secretary in 2012, amongst others: 1. provided the information service to the shareholders and public in relation to the Company activities, such as request for the 2011 Annual Report, the bonds issuance, and the Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders; 2. monitored the development of every new regulation from the capital market issued in 2012 and to be informed to the Board of Commissioners, Board of Directors and all related departments and business units regarding the existence of such new regulation; 3. submitted the regular reports and supplementary reports to Bapepam-LK and BEI, including report on plans and results on the implementation of Company activities, such as the Annual and Extraordinary General Meeting of the Shareholders, the issuance of bonds; 4. produced various publications on the Company activities through the mass media as the implementation of information disclosure to the shareholders and public; 5. prepared the share register, which provides data of ownership of shares by members of the Board of Commissioners and Board of Directors as well as their family members based on quarter period; 6. organized and attended every meeting held by the Board of Commissioners and Board of Directors, made the minutes of both meetings; and 7. organized the Annual and Extraordinary General Meeting of Shareholders one time for each event which was held on 21 June 2012, and the Public Expose for the Company’s financial performance up to the 3rd quarter of 2012 for one time which was held on 29 November 2012.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
137 2012 Performance
Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct
The Code provides clear direction and advice for the Board of Commissioners, the Board of Directors and all employees in conducting business, interacting with communities, governments and business partners, and general workplace behaviours. The Code states the Company’s position of ethical, conflict of interest, financial inducements, bribery, trading in securities and the contribution of donations. The business partners to which BFI does business with are also expected to act in accordance with the Code.
Corporate Social Responsibility
Pedoman tersebut mencantumkan arah dan petunjuk yang jelas bagi Dewan Komisaris, Direksi dan seluruh karyawan dalam menjalankan usahanya, berinteraksi dengan masyarakat, lembaga pemerintah dan rekanan usaha, serta lingkungan kerja pada umumnya. Pedoman tersebut juga mencantumkan etika Perusahaan, benturan kepentingan, kecurangan keuangan, penyuapan, perdagangan surat saham dan kontribusi untuk donasi. Rekanan-rekanan bisnis di mana BFI melakukan transaksi juga diharapkan untuk bersikap sesuai dengan Pedoman tersebut.
Good Corporate Governance
In its implementation, the Company has advised the Board of Commissioners, Board of Directors and all employees, regardless of their position, that they must comply with the highest level of ethical standards. In this regard, BFI has published the Code of Conduct Principles, which reflects the values of integrity, respect, trust and team work, striving at all times for excellence to enhance reputation and performance of the Company.
Management Discussion & Analysis
Dalam implementasinya, Perusahaan telah memberitahukan kepada Dewan Komisaris, Direksi serta seluruh karyawan, apapun jabatannya, bahwa mereka wajib untuk melaksanakan standar etika berusaha yang tinggi. Dalam hal ini, BFI telah menerbitkan Pedoman Prinsip-Prinsip Berusaha, yang mencerminkan nilai integritas, saling menghormati, saling percaya dan kerja sama untuk memberikan yang terbaik dalam rangka meningkatkan reputasi dan kinerja Perusahaan.
Information Technology
The purpose of the Code of Conduct Charter is to protect the interest of the Company, employees, customers and other stakeholders, and to provide a framework for applying four core values underpinning BFI’s commitments to excellence: • Mutual Trust and Respect • Teamwork • Strive for Excellence • Customer Satisfaction
Human Capital
Tujuan dari adanya Piagam Prinsip-Prinsip Berusaha adalah untuk memberikan perlindungan terhadap kepentingan Perusahaan, karyawan, pelanggan, dan pemangku kepentingan lainnya dan menyiapkan kerangka kerja untuk implementasi empat nilai dasar berikut ini yang mendukung komitmen BFI untuk mencapai keunggulan: • Saling Percaya dan Menghormati • Kerja Sama • Memberi yang Terbaik • Kepuasan Pelanggan
Business Overview
Code of Conduct is a set of rules outlining the proper practice of an individual and organization. The Code of Conduct Charter covers a wide range of business practices and procedures. It stipulates basic principles for all employees and officers of the Company to conduct accordingly and avoid any appearance of improper behaviour.
Company Profile
Prinsip-Prinsip Berusaha merupakan suatu ketentuan yang menjabarkan tanggung jawab para individu maupun suatu organisasi. Piagam Prinsip-Prinsip Berusaha mencakup secara luas hal-hal yang terkait dengan praktik berbisnis dan prosedur. Dalam piagam ini tercantum prinsip-prinsip utama yang merupakan pedoman bagi para karyawan dan pimpinan Perusahaan untuk bertindak sesuai dengan etika dan menghindari tingkah laku yang tidak semestinya.
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
138
Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct Pedoman Prinsip-Prinsip Berusaha
Code of Conduct Principles
Pendahuluan
Exordium
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI) adalah perusahaan pembiayaan, yang menawarkan kepada para pelanggannya berbagai rangkaian produk jasa keuangan dalam bentuk Sewa Pembiayaan, Pembiayaan Konsumen dan Anjak Piutang dengan jangkauan pelayanan hampir di sebagian besar provinsi di Indonesia. Untuk dapat memenuhi peran tersebut, BFI senantiasa memelihara kepercayaan dengan para pemegang saham, karyawan, pelanggan, dan stakeholder lainnya secara profesional dan berintegritas serta bertindak dengan penuh kehatihatian.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI) is a finance company, providing various financial services in the form of Finance Lease, Consumer Financing and Factoring throughout most provinces in Indonesia. To fulfill that role, BFI upholds the trust given by shareholders, employees, customers and other stakeholders by conducting its business professionally with caution and integrity.
Untuk mencapai keberhasilan, diperlukan tingkat perilaku yang dapat diterima semua pihak. Prinsip-Prinsip Berusaha yang tercantum dalam pedoman ini menetapkan standar perilaku tersebut.
To achieve success, a certain set of acceptable behaviors must be established. Business principles contained hereunder define the aforementioned acceptable behaviours.
Pedoman Prinsip-Prinsip Berusaha ini berlaku bagi seluruh kegiatan BFI, baik di kantor pusat maupun kantor cabang, serta bagi setiap karyawannya. Semua pihak yang berwenang di dalam BFI mempunyai kewajiban untuk memastikan bahwa Prinsip-Prinsip ini dikomunikasikan secara lengkap kepada karyawannya untuk ditaati dengan sungguh-sungguh.
This Code of Conduct Principles applies to all BFI’s activities; from headquarters to branches, and to all employees. All authorized elements within BFI are responsible to ensure that these Principles are wholly conveyed towards employees to be followed strictly.
Nilai-Nilai Dasar Perusahaan
Company Core Values
Nilai-nilai dasar berikut ini menentukan Prinsip-Prinsip berusaha yang dijabarkan menjadi pedoman perilaku yang diharapkan dari setiap karyawan baik di dalam maupun di luar Perusahaan. Keempat nilai dasar tersebut meliputi: 1. Saling Percaya dan Menghormati Nilai ini didasarkan pada suatu prinsip bahwa kepercayaan dapat menumbuhkan rasa saling percaya dan saling menghormati. Hal ini melancarkan jalan untuk komunikasi yang lebih mudah, lebih memahami adanya perbedaan dan menyambut pemikiran serta pendapat baru. 2. Kerja Sama Kerja sama dalam suatu perusahaan merupakan hal yang utama, karena menekankan adanya kebersamaan untuk mencapai suatu tujuan dengan membangun sinergi di antara karyawan. 3. Memberi yang Terbaik Nilai ini memotivasi karyawan tidak gampang puas dan tidak hanya untuk memastikan potensi keahlian sesuai standar, tetapi standar tersebut merupakan suatu tantangan untuk dapat melakukan yang lebih baik lagi. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu
The following core values define the business principles as behavioral guidelines for employees within the scope of their job internally and externally. The four core values are as follows: 1. Mutual Trust and Respect This value is based on the principle of trust could nourish mutual trust and respect. This ensures smooth communication to accept differences and new perspectives. 2. Teamwork Teamwork in a corporation is the main priority as it enforces unity in achieving targets by synergizing all employees. 3. Strive for Excellence This value encourages employees to achieve more and not merely performing according to standard, but to view the standard as another challenge to overcome with even better performance. This is intended as a continuous business process improvement, product development and a decision making method to meet the ever-increasing demand for customers’ satisfaction.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
139 2012 Performance
4. Customer Satisfaction This value represents the demand to continuously provide satisfaction towards internal and external customers. This mindset is very crucial as the Company’s guideline in formulating policies and strategies, business activities, decision making process and general services.
Company Profile
Standar Perilaku Berusaha
Standard Business Behaviours
Business Overview
BFI melaksanakan kegiatan usahanya dengan kejujuran, integritas, dan keterbukaan, serta menghormati kepentingan pemegang saham, karyawan dan para stakeholder lainnya.
BFI conducts its business with honesty, integrity, and transparency, and with respect towards shareholders’, employees’, and stakeholders’ interest.
Tanggung Jawab Korporasi
Corporate Responsibilities
BFI mengakui adanya 5 (lima) bidang tanggung jawab korporasi: a. Kepada Pemegang Saham Kami akan menjalankan usaha Perusahaan untuk meningkatkan nilai pemegang saham berdasarkan prinsip-prinsip Tata Kelola Korporasi yang Baik. BFI bermaksud untuk memberikan hasil usaha yang optimal dengan senantiasa memelihara pembayaran dividen kepada para pemegang saham, sementara itu juga menahan dana yang mencukupi untuk menggerakkan pertumbuhan Perusahaan. BFI sangat menghargai hubungan dengan para pemegang saham dan akan memberikan informasi tepat waktu, teratur dan dapat dipercaya mengenai kegiatan, kondisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan. b. Kepada Pelanggan Kami memiliki komitmen untuk meraih dan mempertahankan para pelanggan dengan menyediakan produk jasa pembiayaan yang memberikan nilai tambah bagi para pelanggan dari segi manfaat dan biayanya. c. Kepada Karyawan Kami menghargai para karyawan sebagai sumber daya yang sangat penting dan akan merekrut, mempekerjakan, memberikan pelatihan dan mempromosikan karyawan berdasarkan kualifikasi dan kemampuan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan. Lebih lanjut, kami bertanggung jawab untuk menciptakan kondisi kerja yang sehat dan akan melakukan segala sesuatu yang wajar untuk melindungi keselamatan para karyawan.
BFI acknowledges the following 5 (five) scopes of its responsibilities: a. Towards Shareholders We conduct business to improve shareholders’ values based on the principles of Good Corporate Governance. BFI intends to provide optimal results by providing dividends for shareholders and retain enough funds to maintain Company’s growth. BFI values its good relationship with shareholders and will provide detailed, accurate, punctual and trustworthy information regarding its business, financial condition and business results. b. Towards Customers We are committed to obtain and maintain customers with financial services that provide added values for customers in terms of benefits and costs. c. Towards Employees We value employees as an important resource and will recruit, employ, provide trainings and promote them based on qualifications and capabilities. Furthermore, we are responsible for creating a conducive workplace and ensure employees’ safety.
Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Human Capital
perbaikan yang terus-menerus di dalam proses bisnis, pengembangan produk, dan cara pengambilan keputusan untuk memenuhi tuntutan kepuasan pelanggan yang lebih tinggi. 4. Kepuasan Pelanggan Nilai ini diartikan sebagai tuntutan yang terus-menerus untuk menciptakan kepuasan dalam pelayanan pelanggan, baik pelanggan internal maupun eksternal. Pemikiran ini sangat penting sebagai pedoman Perusahaan dalam hal penyusunan prinsip kebijakan dan strategi, aktivitas bisnis, dan proses pengambilan keputusan serta dalam pemberian layanan.
140
Prinsip-Prinsip Berusaha Code of Conduct d. Kepada Pihak Dengan Siapa Berbisnis Kami senantiasa memelihara hubungan yang saling menguntungkan dengan para kreditur, mitra usaha dan pihak lainnya dengan siapa Perusahaan melakukan bisnis, serta mendorong penerapan prinsip-prinsip ini dalam pelaksanaannya. e. Kepada Masyarakat Sebagai anggota masyarakat, kami akan senantiasa menjalankan bisnis Perusahaan yang bertanggung jawab dengan menghormati undang-undang dan peraturan yang berlaku di tempat Perusahaan melakukan usaha dan berupaya untuk memastikan bahwa kegiatan-kegiatan Perusahaan tidak melanggar hak-hak asasi manusia.
d. Towards Stakeholders We always maintain mutually beneficial relationships with creditors, business partners, and other stakeholders and enforce these principles to realization. e. Towards Community As a member of the society, we will always conduct business in a responsible manner by abiding by rules and regulations in locations where we operate and ensuring that the Company’s activities do not violate the human rights.
Sumbangan-sumbangan yang diberikan Perusahaan dimaksudkan untuk kemajuan sosial dan material di tempat di mana Perusahaan beroperasi melalui kegiatankegiatan yang dapat memberi manfaat langsung dan seefektif mungkin kepada pihak penerima sumbangan.
The Company’s many contributions are intended to improve the quality of life in its surrounding vicinities and to provide direct benefits to all recipients.
Integritas Usaha
Business Integrity
BFI beserta seluruh kantor cabangnya dituntut untuk mengutamakan kejujuran, integritas dan kewajaran di semua aspek usaha Perusahaan dan mengharapkan hal yang sama dalam hubungan dengan semua pihak dengan siapa BFI berbisnis. Semua transaksi bisnis atas nama Perusahaan harus dicerminkan secara akurat dan wajar di dalam pembukuan dan pencatatan Perusahaan sesuai dengan prosedur-prosedur yang ditetapkan dan tunduk pada audit. Para karyawan harus menghindari kegiatan pribadi yang bertentangan dengan tanggung jawab dan peran mereka dalam menjalankan bisnis Perusahaan.
BFI and all of its branches uphold honesty, integrity and fairness throughout all the Company’s business aspects and expect the same thing from all stakeholders. All business transactions on the Company’s behalf must be recorded accurately in line with standard operating procedures and subject to audit. All employees must put aside their personal interest when conducting the Company’s business.
Komitmen Kegiatan Operasional
Operational Business Commitment
a. Pemakaian dan perlindungan aset Perusahaan BFI akan memastikan bahwa setiap karyawan bertanggung jawab atas pemakaian yang wajar, perlindungan dan pelestarian aset dan sumber daya Perusahaan. Aset dan sumber daya Perusahaan, maupun kesempatan-kesempatan apapun yang timbul berdasarkan kedudukan seseorang, harus digunakan semata-mata untuk kepentingan pencapaian tujuan korporasi dan bukan untuk kepentingan pribadi. Karyawan BFI dilarang mencari keuntungan untuk diri mereka sendiri atau orang lain melalui penyalahgunaan jabatan. b. Pengungkapan informasi BFI menganggap informasi di bidang strategi bisnis merupakan aset Perusahaan yang harus dilindungi terhadap kehilangan, pelanggaran serta pemakaian dan pengungkapan yang tidak selayaknya.
a. Company’s assets utilization and protection BFI will ensure that every employee is responsible for proper use, protection and preservation of assets and Company resources. Companies’ assets and resources as well as any opportunities that arise on the basis of one’s position, must be used solely for the interests of corporate objectives and not for personal gain. BFI’s employees must not misuse their positions to gain profit for their or other’s personal gain. b. Information disclosure BFI views information regarding business strategy is a crucial asset that must be protected from theft, violation, misuse and inappropriate exposure.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
141 2012 Performance
c. Insider trading BFI enforces insider trading regulations to all its employees. This means that insider information that could affect BFI’s share price must be kept confidential until authorized disclosure. Furthermore, employees with access to sensitive information that could affect the BFI’s share price and related rights must not be involved with direct or indirect transaction of BFI’s shares and other related rights.
Company Profile Business Overview
c. Perdagangan orang dalam (insider trading) BFI akan senantiasa memastikan bahwa semua karyawan harus mentaati aturan-aturan perdagangan orang dalam (insider trading). Ini berarti bahwa adanya informasi bukan untuk umum yang dapat mempengaruhi harga saham BFI harus dirahasiakan dengan baik sampai diumumkan oleh manajemen yang berwenang. Lebih lanjut, karyawan yang mempunyai informasi sensitif yang mungkin dapat mempengaruhi harga saham BFI dan hak-hak terkait, tidak boleh melakukan transaksi langsung maupun tidak langsung atas saham BFI dan hak-hak terkait tersebut.
Human Capital Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
142
Manajemen Risiko Risk Management
Selama tahun 2012, BFI memperkuat praktik-praktik Manajemen Risiko yang bertujuan untuk meningkatkan pengawasan terhadap risiko kredit dan operasional.
During 2012, BFI strengthened its Risk Management practices in order to improve controls over credit and operational risk.
Selaras dengan praktik-praktik terbaik dalam industri terkait, BFI telah mengadakan fungsi Enterprise Risk, yang dikepalai oleh seorang profesional dan senior dalam bidang Manajemen Risiko yang memiliki pengalaman internasional substansial dalam industri perbankan dan perusahaan pembiayaan.
In line with the industry’s best practices, BFI has established an Enterprise Risk function, headed by a senior risk management professional with substantial international experience in the banking and multi-finance industries.
Fungsi Divisi Enterprise Risk adalah terpisah dan independen dari organisasi-organisasi yang terkait Pengelolaan Penjualan dan Produk. Tanggung jawab divisi ini meliputi pemberian persetujuan terhadap kebijakankebijakan dan batasan-batasan dari manajemen risiko, pelaporan manajemen risiko, analisis dan operasi kredit (persetujuan aplikasi pinjaman dan penagihan). Divisi ini juga mempertahankan dan memperbarui semua kebijakan dan prosedur yang bersifat menaungi, dan bertanggung jawab pula terhadap pengembangan strategi manajemen risiko di BFI yang mencakup seluruh kebijakan, batasan, prosedur dan kontrol dari Perusahaan. Divisi ini mensosialisasikan strategi-strategi risiko dan kebijakankebijakan untuk seluruh unit bisnis dan operasional terkait dan memastikan terciptanya budaya manajemen risiko dan kesadaran risiko yang kuat.
The Enterprise Risk Division function is separate and independent from the Sales and Product Management organizations. Its responsibilities include the approval of the risk management policies and limits, risk management reporting, analytics and credit operations (loan approval and collections). The Division also maintains and updates all umbrella policies and procedures, and is also responsible for the development of BFI’s risk management strategy which includes the company-wide policies, limits, procedures and controls. The Group socializes the risk strategies and policies to all related business and operational units and ensures a strong risk management and risk awareness culture.
Beberapa inisiatif penting yang dilakukan selama tahun 2012 terdiri dari: 1. perangkat-perangkat tambahan untuk melakukan prediksi kerugian dan provisi kerugian pinjaman (IFRS 39 compliant); 2. pembentukan Unit Manajemen Portofolio dan Analisa Risiko yang berdedikasi; 3. pembangunan data warehouse Perusahaan secara menyeluruh (berisi informasi-informasi tentang pelanggan, risiko dan keuangan); dan 4. implementasi dashboard untuk risiko kredit secara komprehensif pada tingkat nasional dan regional.
Some key initiatives implemented in 2012 include: 1. enhancements to the loss forecasting and loan loss provisioning (IFRS 39 compliant) models; 2. dedicated Portfolio Management and Risk Analytics Unit; 3. full roll out of company-wide data warehouse (customer, risk and financial information); and 4. implementation of national and regional comprehensive credit risk dashboards.
Melangkah menuju tahun 2013, beberapa inisiatif penting meliputi implementasi pelaporan yang lebih menyeluruh dan platform analisis, dan pengembangan sistem-sistem penilaian kredit dan perilaku untuk produk-produk ritel.
Going forward into 2013, several key initiatives include the implementation of robust reporting and analytics platforms, and the development of credit and behavior scoring systems for the retail products.
Komite Manajemen Risiko dari Dewan Komisaris merupakan komite masalah risiko dengan tingkatan tertinggi. Tanggung jawab utama meliputi pemberian persetujuan terhadap kerangka kerja dan kebijakankebijakan manajemen risiko serta pemantauan terhadap
The Risk Management Committee of the Board of Commissioners is the highest level risk committee. The key responsibilities include the approval of the risk management framework and policies as well as monitoring their implementation throughout the organization. This
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
143 2012 Performance
Setiap keputusan kredit telah disetujui oleh anggota Komite Kredit yang berwenang, yang telah dipilih berdasarkan kualifikasi pribadi dan profesional, pengalaman, penilaian, dan kemampuan mereka. Komite Kredit bertanggung jawab untuk memberikan evaluasi, rekomendasi dan persetujuan terhadap semua proposal kredit. Eksposur yang melebihi kewenangan Direksi diberikan kepada Dewan Komisaris untuk evaluasi dan rekomendasi yang bersangkutan.
Every credit decision has been approved by authorized Credit Committee members, which have been selected based on their personal and professional qualifications, experience, judgment, and ability. The Credit Committee is responsible for providing review, recommendation and approval to all credit proposals. Exposures exceeding the authority of the Board of Directors are presented to the Board of Commissioners for their evaluation and recommendation.
Manajemen Sistem Informasi berada pada tempatnya dan meliputi portofolio perilaku dan kinerja ke tingkatan yang cukup terperinci. Hal ini memungkinkan pendeteksian atas setiap perkembangan yang merugikan sejak tahap awal, memungkinkan dalam melakukan langkah-langkah perbaikan yang bertujuan untuk meminimalkan kerugian kredit dengan tepat waktu.
Management Information Systems are in place and covers, to a sufficient level of detail, portfolio behavior and performance. This enables the detection of any adverse development at an early stage, allowing for timely implementation of corrective measures aimed at minimizing credit loses.
Eksposur kredit Perusahaan terdiversifikasi secara baik dari segi geografis, segmen pelanggan, jenis peralatan dan merek.
The Company’s credit exposures are well diversified in terms of geography, customer segment, equipment type and brand.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Corporate Social Responsibility
Credit risk is managed through established policies and processes covering credit acceptance criteria, origination and approval, pricing, exposure monitoring, problem recognition and remedial management, and portfolio management.
Good Corporate Governance
Risiko kredit dikelola melalui kebijakan dan proses yang ada yang meliputi kriteria penerimaan pinjaman, originasi dan persetujuan, harga, pemantauan eksposur, pengenalan masalah dan manajemen perbaikan, dan manajemen portofolio.
Management Discussion & Analysis
Information Technology
Inherent with BFI’s business activities, there are various key risks which are described below: 1. Credit Risk Credit risk is defined as the risk of loss of a financial reward as a result of a borrower’s failure to repay a loan or otherwise meet a contractual obligation. Credit risk arises whenever a borrower is expecting to use future cash flows to pay a current debt. Investors are compensated for assuming credit risk by way of interest payments from the borrower or issuer of a debt obligation.
Human Capital
Sehubungan dengan aktivitas-aktivitas bisnis BFI, terdapat berbagai risiko penting yang dijelaskan di bawah ini: 1. Risiko Kredit Risiko kredit didefinisikan sebagai risiko kerugian yang disebabkan oleh kegagalan peminjam untuk membayar pinjaman atau memenuhi kewajiban kontrak. Risiko kredit timbul setiap kali peminjam mengharapkan untuk menggunakan arus kas di masa depan untuk membayar utang saat ini. Para investor dikompensasikan untuk mengasumsikan risiko kredit dengan cara pembayaran bunga dari peminjam atau penerbit kewajiban utang.
Business Overview
Committee authorizes the Board of Director and the Enterprise Risk Division Head to perform their respective risk management functions and responsibilities. The Committee meets on a quarterly basis to analyze the performance of all credit portfolios and discuss any risk related matters, its mitigating controls, as well as any potential loss as deemed necessary.
Company Profile
implementasi hal-hal tersebut di seluruh jajaran organisasi. Komite ini memberikan wewenang kepada Direksi dan Kepala Divisi Enterprise Risk untuk melakukan fungsi manajemen risiko dan tanggung jawab masingmasing. Komite ini mengadakan rapat setiap triwulan untuk menganalisa kinerja dari semua portofolio kredit dan mendiskusikan hal-hal terkait risiko, pengendalian mitigasi, serta potensi kerugian yang dianggap perlu.
144
Manajemen Risiko Risk Management a) Diversifikasi Geografis Portofolio Perusahaan tersebar merata di seluruh Indonesia. Sekitar 31% dari piutang terpusat di wilayah Pulau Jawa dan Bali, termasuk daerah metropolitan di Jakarta. Diversifikasi secara geografis ini diperkirakan akan tetap bertahan di mana BFI terus meningkatkan ekspansinya di seluruh negeri.
Diversifikasi Portofolio Berdasarkan Geografis Keterangan
a) Geographic Diversification The portfolio well spread out across Indonesia. About 31% of the receivables are concentrated in the Java and Bali region, which includes the Jakarta metropolitan area. This geographical diversification is expected to remain as BFI continues to increase its distribution footprint throughout the country.
Portfolio Diversification by Geography 2011
2012
Perubahan Change
24,2
Description
Sumatera
25,3%
24,2%
-1,0%
Sumatera
Kalimantan
22,9%
23,4%
0,5%
Kalimantan
Sulawesi dan Indonesia Timur
19,7%
21,4%
1,7%
Sulawesi and East Indonesia
Di Luar Jawa dan Bali
67,9%
69,0%
1,2%
Outside Java and Bali
Jabodetabek
8,0%
9,9%
1,9%
Greater Jakarta
Jawa dan Bali
24,1%
21,1%
-3,0%
Java and Bali
Jumlah Jawa dan Bali
32,1%
31,0%
-1,2%
Total Java and Bali
100,0%
100,0%
Jumlah
21,1
Total
% 9,9 21,4
23,4
Sumatera Sumatera Kalimantan Kalimantan Sulawesi dan Indonesia Timur Sulawesi and East Indonesia Jabodeta Greater Jakarta Jawa dan Bali Java and Bali
b) Diversifikasi Produk Pada akhir tahun 2012, piutang Sewa Pembiayaan memberikan kontribusi 26,7% dari jumlah portofolio BFI, meningkat dari 20,0% di tahun sebelumnya. Pembiayaan melalui dealer (Kendaraan Roda Empat Baru dan Bekas) berkontribusi hampir 50% dari keseluruhan portofolio.
b) Product Diversification As of year-end 2012, Finance Lease receivables represent 26.7% of the total BFI portfolio, up from 20.0% in the prior year. Dealer financing (New and Used Four-Wheelers) accounts for almost 50% of the portfolio.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
145 2012 Performance
Diversifikasi Portofolio Mobil Berdasarkan Merek 2011
2012
Perubahan Change
7,2
12,4
2,9
32,1 Company Profile
Keterangan
Auto Portfolio Diversification by Brand Description
33,5%
32,1%
-1,4%
Toyota
Mitsubishi
20,2%
22,4%
2,2%
Mitsubishi
Suzuki
14,1%
13,8%
-0,2%
Suzuki
Daihatsu
8,5%
9,2%
0,7%
Daihatsu
Honda
7,6%
7,2%
-0,4%
Honda
Isuzu
3,6%
2,9%
-0,7%
Isuzu
Jumlah Merek Jepang
87,6%
87,6%
0,0% Major Japanese Brands
Lainnya
12,4%
12,4%
0,0%
Jumlah
100,0%
100,0%
%
Business Overview
Toyota
Others Total
9,2
13,8
22,4
2010
Finance Lease Portfolio by Type of Equipment *
2012
4,4
Perubahan Change
8,7
Excavator
31,8%
27,3%
Bulldozer
6,7%
8,7%
Alat Berat Lainnya
5,4%
5,2%
-0,1% Other Heavy Equipment
Jumlah Alat Berat
43,9%
41,2%
-2,6% Total Heavy Equipment
Transportasi dan Alat Maritim
-4,5%
Excavator
2,0%
Bulldozer
1,3%
-1,9%
Jumlah Aset Serba Guna
47,0%
42,5%
-4,5%
Total General Purpose Assets
Kendaraan
51,5%
53,1%
1,6%
Vehicle
1,5%
4,4%
3,0%
Others
53,0%
57,5%
4,5%
Total Other Equipment
100,0%
100,0%
Jumlah Alat Lainnya Jumlah
Total
53,1
1,3
5,2
Excavator Excavator Bulldozer Bulldozer Alat Berat Lainnya Other Heavy Equipment Transportasi dan Alat Maritim Marine Transport and Equipment Kendaraan Vehicle Lainnya Others
Corporate Social Responsibility
*Tidak termasuk Agunan Yang Diambil Alih | Excluding Repossessed Collaterals
%
Good Corporate Governance
3,2%
Marine Transport and Equipment
Lainnya
27,3
Description
Management Discussion & Analysis
Keterangan
Information Technology
Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Jenis Alat *
Human Capital
Toyota Toyota Mitsubishi Mitsubishi Suzuki Suzuki Daihatsu Daihatsu Honda Honda Isuzu Isuzu Lainnya Others
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
146
Manajemen Risiko Risk Management c) Diversifikasi Industri dalam Sewa Pembiayaan Portofolio Perusahaan untuk Sewa Pembiayaan mengalami diversifikasi di seluruh sektor utama, mulai dari kontraktor umum, pertambangan batu bara dan logam, transportasi, sektor kehutanan (penebangan kayu), pertanian (tanaman pangan) dan lain-lain. Selama tahun 2012, Perusahaan telah mampu mengurangi ketergantungan pada sektor Pertambangan Batu Bara dengan meningkatkan kontrak-kontrak pembiayaan dari bagian Konstruksi serta bagian Kehutanan dan Perkebunan.
Portofolio Sewa Pembiayaan Berdasarkan Industri Keterangan Pertambangan Industri dan Manufaktur Konstruksi
c) Industry Diversification in Finance Lease The Company’s Finance Lease portfolio is diversified across major sectors ranging from general contractor, coal and metal mining, transportation, forestry (logging), agriculture (crops) and others. During 2012, the Company has managed to reduce dependency on the Coal Mining sector by increasing bookings in the Construction and Forestry and Plantation segments.
Leasing Portfolio Breakdown by Industry 2011
2012
28,6
Description
39,0%
29,5%
Mining
0,9%
1,3%
Industrial and Manufacturing
14,0%
15,8%
Construction
Perkebunan
6,8%
9,5%
Plantation
Perdagangan dan Distribusi
4,3%
6,0%
Trade and Distribution
%
Jasa
3,6%
4,6%
Service
Perhutanan
2,8%
4,7%
Forestry
28,5%
28,6%
Others
4,6
100,0%
100,0%
Total
6,0
Lain-Lain Jumlah
29,5
4,7
1,3 15,8 9,5
Pertambangan Mining Industri dan Manufaktur Industrial and Manufacturing Konstruksi Construction Perkebunan Plantation Perdagangan dan Distribusi Trade and Distribution Jasa Service Perhutanan Forestry Lain-lain Others
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
147 2012 Performance
Liquidity risk is measured and monitored a daily basis. Liquidity gap analysis provides insight as to the mismatch of expected cash inflows vis-à-vis outflows on any given day. This is centrally managed within the Company’s Treasury which has direct and authorized access to banks and professional markets. The risk on currency exchange is solely derived from the Company’s exposure to the foreign currency loans which were hedged by swap contract with reputable financial companies.
This type of risk is inherent in every business processes, operational activities, systems and products of BFI from the head office to the branches located throughout the Indonesian archipelago. Failure to manage operational risks properly could lead to financial losses, employee safety and affect the reputation of the Company.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Jenis risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk BFI dari kantor pusat hingga ke cabang-cabang yang berlokasi di seluruh kepulauan Indonesia. Kegagalan mengelola risiko operasional dengan benar dapat menyebabkan dampak kerugian keuangan, keselamatan karyawan dan mempengaruhi reputasi Perusahaan.
Corporate Social Responsibility
3. Operational Risk Operational risk is defined as the risk of losses resulting from inadequate or failed of internal processes, people and system or from external events.
Good Corporate Governance
3. Risiko Operasional Risiko operasional didefinisikan sebagai risiko kerugian yang diakibatkan oleh kurang memadai atau gagalnya proses, sumber daya manusia dan sistem internal, atau dari peristiwa-peristiwa di luar Perusahaan.
Management Discussion & Analysis
Risiko likuiditas diukur dan dipantau setiap hari. Analisa kesenjangan dalam likuiditas memberikan wawasan mengenai ketidakcocokan antara arus kas masuk yang diharapkan berbanding arus kas keluar pada saat tertentu. Hal ini dikelola secara terpusat oleh pihak Treasury Perusahaan yang memiliki akses langsung dan berwenang ke pihak bank-bank dan pasar-pasar profesional. Risiko pada pertukaran mata uang semata-mata berasal dari eksposur Perusahaan terhadap pinjaman mata uang asing yang dijaga oleh keberadaan kontrak swap dengan perusahaanperusahaan keuangan terkemuka.
Information Technology
2. Funding and Liquidity Risk Liquidity risk stems from the inability of the Company to meets its obligation associated with financial liabilities at due date. The growth of the Company heavily depends on the availability of bank facilities and other sources of financing to provide funding for new bookings. The Company utilizes various sources of funding including term loans in local currency and US Dollars, bonds denominated in local amount, joint financing/channeling arrangements, and equity.
Human Capital
2. Risiko Pendanaan dan Likuiditas Risiko likuiditas berasal dari ketidakmampuan Perusahaan untuk memenuhi kewajibannya terkait dengan kewajiban keuangan pada saat jatuh tempo. Pertumbuhan Perusahaan sangat tergantung pada tersedianya fasilitas perbankan dan sumber pembiayaan untuk menyediakan pendanaan bagi kontrak-kontrak pembiayaan baru. Perusahaan menggunakan berbagai sumber dana termasuk pinjaman berjangka dalam mata uang lokal dan Dollar AS, obligasi dalam mata uang lokal, pengaturan pembiayaan bersama/channeling, dan ekuitas.
Business Overview
d) Related party loans and obligor concentrations BFI does not have any inter-company loan exposures as the Company is not affiliated to any group. The only related loans were less than 1% of total asset managed, in which they are entirely employee’s loans. The top 10 obligors account for less than 4% of total assets managed, while the largest obligor exposure represents less than 1%.
Company Profile
d) Piutang kepada pihak yang berelasi dan konsentrasi pihak peminjam BFI tidak mempunyai transaksi pembiayaan dengan perusahaan yang berelasi karena Perusahaan tidak berafiliasi dengan suatu grup usaha tertentu. Piutang pembiayaan dari pihak yang berelasi adalah kurang dari 1% dari jumlah piutang yang dikelola, di mana seluruhnya merupakan piutang pembiayaan kepada karyawan. Rekening yang termasuk peringkat 10 besar peminjam adalah kurang dari 4% dari jumlah piutang yang dikelola, sementara eksposur peminjam yang terbesar hanya kurang dari 1%.
148
Manajemen Risiko Risk Management BFI memiliki program audit cabang yang kuat, di mana semua cabang dan gerai terus dipantau (di lapangan atau melalui metode jarak jauh) untuk memenuhi seluruh kebijakan dan prosedur Perusahaan. Unit ini bersifat independen terhadap unit-unit lainnya dan merupakan bagian dari organisasi Audit Internal.
BFI has a robust branch audit program, in which all branches and kiosks are continually monitored (in the field or through remote methods) for compliance with company-wide policies and procedures. This group is independent to the risk taking units and is part of the Internal Audit organization.
Hasil-hasil evaluasi tersebut berikut rencana-rencana yang berhubungan dengan tindakan bersifat korektif, dilaporkan kepada Direksi segera setelah proses audit selesai dilakukan, dan juga kepada Komite Audit dari Dewan Komisaris secara triwulan.
The results of these reviews, and their corresponding corrective action plans, are reported to the Board of Directors as soon as audits are completed, and to the Audit Committee of the Board of Commissioners on a quarterly basis.
Perusahaan terus melakukan pembaruan (update) dan sosialisasi Standar Prosedur Operasional (SOP) untuk menjamin adanya akuntabilitas dan tanggung jawab dari setiap fungsi dalam organisasi. Semua SOP dievaluasi secara independen terakhir dan diterbitkan oleh kelompok Manajemen Enterprise Risk.
The Company continuously updates and socializes its Standard Operating Procedures (SOP) to ensure clear accountability and responsibility of every function within the organization. All SOPs are independently reviewed and issued by the Enterprise Risk Management group.
Perusahaan memiliki Disaster Recovery Plan di yang siap untuk melindungi dan mencegah gangguangangguan operasional dan menjamin kontinuitas kegiatan usaha jika terjadi peristiwa-peristiwa yang merugikan Perusahaan. Rencana ini diuji secara periodik untuk memastikan kesiapannya. Data cadangan (back up), server dan infrastruktur telekomunikasi terletak di lokasi yang terpisah (offsite).
The Company has a Disaster Recovery Plan in place that protects and prevents operational disruptions and ensures a continuation of operations should any adverse event happens. This plan is tested on a periodic basis to ensure its readiness. Back up data, servers and telecommunications infrastructure are located on a separate off-site location
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
149
2012 Performance
Company Profile
Business Overview
Human Capital
Information Technology
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
150
Aspek Hukum Legal Aspects
PERUBAHAN REGULASI YANG BERPENGARUH PADA PERUSAHAAN
CHANGES COMPANY
IN
REGULATION
Selama tahun 2012, terdapat dua perubahan peraturan perundang-undangan dari Pemerintah Republik Indonesia yang berpengaruh langsung terhadap Perusahaan, yaitu: 1. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 43 /PMK.010/2012 tanggal 15 Maret 2012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor pada Perusahaan Pembiayaan. 2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 130 /PMK.010/2012 tanggal 7 Agustus 2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia.
During the year 2012, there were two changes of regulation from the Government of the Republic of Indonesia that had direct impact toward the Company, namely: 1. The Rule of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 43 /PMK.010/2012 dated 15 March 2012 concerning Down Payment of Consumer Financing for Motor Vehicle on Finance Companies. 2. The Rule of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 130 /PMK.010/2012 dated 7 August 2012 concerning Fiduciary Collateral Registration for Finance Companies Performing Consumer Financing for Motor Vehicles with the Imposition of Fiduciary Collateral.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 43 /PMK.010/2012 tanggal 15 Maret 2012 tentang Uang Muka Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor pada Perusahaan Pembiayaan secara garis besar menyebutkan kewajiban bagi perusahaan-perusahaan pembiayaan di Indonesia untuk menerapkan pembayaran uang muka (down payment) ke konsumen-konsumen kendaraan bermotor; seperti tercantum pada Pasal 1 ayat (1); dengan rincian sebagai berikut: a. uang muka minimum 20% dari harga jual kendaraan bagi konsumen kendaraan bermotor roda dua; b. uang muka minimum 20% dari harga jual kendaraan bagi konsumen kendaraan bermotor roda empat (perorangan maupun badan hukum) yang digunakan untuk tujuan produktif; dan c. uang muka minimum 25% dari harga jual kendaraan bagi konsumen kendaraan bermotor roda empat (perorangan maupun badan hukum) yang digunakan untuk tujuan non-produktif.
The Rule of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 43 /PMK.010/2012 dated 15 March 2012 concerning Down Payment of Consumer Financing for Motor Vehicle on Finance Companies broadly mentions the obligation for finance companies in Indonesia to implement the down payment to consumers of motor vehicle; as stated in Article 1, paragraph (1); with details as follows: a. the minimum down payment of 20% of the vehicle’s selling price for consumers of two-wheeler; b. the minimum down payment of 20% of the vehicle’s selling price for consumers of four-wheeler (individual and corporation) that is used for productive purposes; and c. the minimum down payment of 25% of the vehicle’s selling price for consumers of four-wheeler (individual and corporation) that is used for non-productive purposes.
Peraturan tersebut di atas mulai berlaku secara nasional pada tanggal 15 Juni 2012.
The above regulation came into effect nationally on 15 June 2012.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 130/PMK.010/2012 tanggal 7 Agustus 2012 tentang Pendaftaran Jaminan Fidusia bagi Perusahaan Pembiayaan yang Melakukan Pembiayaan Konsumen untuk Kendaraan Bermotor dengan Pembebanan Jaminan Fidusia pada intinya berisi hal-hal sebagai berikut:
The Rule of the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 130 /PMK.010/2012 dated 7 August 2012 concerning Fiduciary Collateral Registration for Finance Companies Performing Consumer Financing for Motor Vehicles with the Imposition of Fiduciary Collateral essentially contains the following:
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
AFFECTING
THE
151 2012 Performance
LEGAL DISPUTES
BFI menaruh perhatian serius terhadap setiap kasus litigasi yang merupakan bagian dari risiko bisnis Perusahaan ini. Selama tahun 2012, kasus-kasus litigasi di BFI yang berhubungan dengan kegiatan usaha Perusahaan diuraikan sebagai berikut:
BFI pays special attention towards litigation cases which is a part of its business risks. The detailed summary of legal disputes related to the Company’s business activities throughout 2012 is as follows:
Perkara Hukum Legal Case
Jumlah Perkara Number of Case Pidana Criminal
Telah diselesaikan dan mempunyai kekuatan hukum yang tetap Resolved and have permanent legal binding
22
0
Dalam proses penyelesaian In the process of settlement
16
0
Good Corporate Governance
Perdata Civil
Management Discussion & Analysis
PERMASALAHAN HUKUM
Information Technology
The above regulation came into effect nationally on 7 October 2012.
Human Capital
Peraturan tersebut di atas mulai berlaku secara nasional pada tanggal 7 Oktober 2012.
Business Overview
• Article 1 subsection (1) mentions the obligation for finance companies performing consumer financing for motor vehicles with the imposition of fiduciary collateral to register the fiduciary collateral to the Fiduciary Registration Office. • Article 1 subsection (2) mentions the obligation as stated on subsection (1) also applies for the consumer financing of motor vehicles with Sharia concept and/ or in which the funding source comes from channeling or joint financing. • Article 2 mentions that finance companies are obliged to register the fiduciary collateral to the Fiduciary Registration Office not later than 30 (thirty) calendar days from the date of Consumer Financing Agreement (known as PPK).
Company Profile
• Pasal 1 ayat (1) menyebutkan tentang kewajiban bagi perusahaan-perusahaan pembiayaan yang melakukan pembiayaan konsumen untuk kendaraan bermotor dengan pembebanan jaminan fidusia untuk mendaftarkan jaminan fidusia tersebut ke Kantor Pendaftaran Fidusia. • Pasal 1 ayat (2) menyebutkan mengenai kewajiban seperti yang tercantum pada ayat (1) juga berlaku bagi pembiayaan konsumen kendaraan bermotor berkonsep Syariah dan/atau sumber pembiayaan berasal dari pembiayaan penerusan (channeling) atau pembiayaan bersama (joint financing). • Pasal 2 menyebutkan bahwa perusahaan pembiayaan wajib mendaftarkan jaminan fidusia ke Kantor Pendaftaran Fidusia paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal Perjanjian Pembiayaan Konsumen (PPK).
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
152
Kegiatan Komunikasi Korporasi Corporate Communication Activity
Semakin pentingnya peran komunikasi dan promosi Perusahaan dalam meningkatkan citra dan nama baik Perusahaan di kalangan para pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya membuat BFI meningkatkan intensitas dan melakukan diversifikasi dalam kegiatankegiatan penyampaian informasi selama tahun 2012. Selain menjadi sarana penghubung informasi antara Perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dan masyarakat umum, fungsi utama lainnya adalah sebagai sarana promosi produk-produk dari jasa pembiayaan Perusahaan dan berbagai fasilitas pendukungnya, serta menjembatani komunikasi internal antar karyawan Perusahaan. BFI percaya bahwa komunikasi yang dijalankan secara intensif dengan berbagai variasi kegiatan yang mengikuti perkembangan jaman akan mampu membangun citra Perusahaan yang baik dan dinamis secara berkelanjutan.
The growing importance of communication and promotion’s role of the Company in improving the image and reputation of the Company among the stakeholders and society at large has made BFI increased the intensity and diversified its variety of information delivery activities during the year 2012. In addition to being a means of connecting information between the Company and the stakeholders and the general public, the other main function is as a means of promoting the products of the Company’s financial services and its various support facilities, as well as to bridge the internal communication among the Company’s employees. BFI believes that intensive communication with a variety of activities by keeping the up-to-date attitude will be able to build the Company’s good and dynamic image sustainably.
Kegiatan komunikasi Perusahaan dibagi dalam lima bidang utama, yaitu: 1. Komunikasi Eksternal (non-investor) 2. Komunikasi Internal 3. Corporate Branding dan Promosi Produk 4. Hubungan Investor 5. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
Corporate communication activity consists of the following five main scopes: 1. External Communication (non-investor) 2. Internal Communication 3. Corporate Branding and Products Promotion 4. Investor Relation 5. Corporate Social Responsibility
KOMUNIKASI EKSTERNAL (NON-INVESTOR)
EXTERNAL COMMUNICATION (NON-INVESTOR)
Fungsi utama dari bidang Komunikasi Eksternal adalah sebagai sarana pengelola dan penyebar informasi Perusahaan ke media massa dan/atau pihak ketiga lainnya sebagai pemenuhan syarat keterbukaan informasi kepada para pemegang kepentingan dan kalangan masyarakat umum. Informasi yang disampaikan wajib tepat waktu dan akurat demi tujuan membentuk opini publik yang positif atas kondisi-kondisi yang terjadi dalam bisnis Perusahaan. Hal ini juga untuk memenuhi prinsip Tata Kelola Korporasi yang Baik (Good Corporate Governance) yang dianut secara taat oleh Perusahaan.
The main function of External Communication is to become a tool in managing and spreading information related to the Company through the mass media and/ or other third parties to fulfill the information disclosure requirement towards stakeholders and general public. The information conveyed must be punctual and accurate in order to form public opinions towards the Company’s business circumstances. This is also in line with the principles of Good Corporate Governance adopted devotedly by the Company.
Tugas dan tanggung jawab bidang Komunikasi Eksternal antara lain: • Menangani Situs Korporasi www.bfi.co.id Situs ini adalah fasilitas web eksternal yang menawarkan kemudahan akses informasi terkini tentang BFI dan senantiasa diperbarui sehingga memungkinkan pelanggan dan masyarakat mempelajari tentang program-program promosi terbaru, kesaksian
The roles and responsibilities of External Communication are as follows: • Managing the Corporate Site www.bfi.co.id This site is an external web facility that offers easy access to current information on BFI and updated constantly to allow customers and the public to learn about the latest promotional programs, customer testimonials, and financing services offered by the
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
153 2012 Performance Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Information Technology
• Managing the Company’s Social Network The Management of BFI has special attention to the development of the social media world because Indonesia is one of the countries with the fastest growing level of internet and social network users in the world. To further facilitate interactive communication with the public which is now having more and more followers of social networks trend, BFI also opened channels of online communication by means of Facebook and Twitter. Since 2010, BFI monitored the social media aimed at understanding the issues surrounding the Company that was being discussed in social media, so as to address issues or complaints against BFI on social media networks. Currently, BFI has been using social media such as Facebook and Twitter with the Let’s Grow and @LetsGrowBFI account to communicate the flagship products, information and news about BFI, events, quizzes with prizes, and others. Let’s Grow BFI gained popularity in the realm of social media by gaining more than 800 followers on Twitter and 1,900 fans on his Facebook page. In 2013, BFI will finalize its plans to adapt the formulation of social networking as a medium to communicate with customers and the public. Some activities in BFI’s social network media, amongst others: – Amateur Photo Competition was competition event that utilized social networking accounts such as Facebook and Twitter called Let’s Grow BFI, which granted an opportunity to the public to participate. This competition event themed “Ready to Help Culture” held in March 2012. – Traditional Costume Competition of BFI Branches' Employees was an internal competition event specifically for the branches’ employees of BFI conducted in April 2012 as part of a series of “30 Years of BFI Celebration” which was celebrated on 7 April 2012.
Human Capital
• Menangani Jejaring Sosial Perusahaan Manajemen BFI memiliki perhatian khusus terhadap perkembangan dunia media sosial karena Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat pengguna internet dan jejaring sosial yang paling pesat di dunia. Untuk lebih memudahkan komunikasi interaktif dengan publik yang kini semakin banyak mengikuti tren jejaring-jejaring sosial, BFI juga membuka saluran-saluran komunikasi online melalui sarana Facebook dan Twitter. Sejak tahun 2010, BFI melakukan pemantauan terhadap media sosial yang bertujuan untuk mengetahui isu-isu seputar Perusahaan yang sedang dibicarakan di media sosial, sehingga dapat menyikapi isu-isu atau keluhan terhadap BFI pada jejaring media sosial. Saat ini BFI telah menggunakan media sosial seperti Facebook dan Twitter dengan akun Let’s Grow dan @LetsGrowBFI untuk mengkomunikasikan produkproduk unggulan Perusahaan, informasi dan berita seputar BFI, peristiwa-peristiwa, kuis berhadiah, dan lain-lain. Let’s Grow BFI meraih popularitas di ranah media sosial dengan memperoleh lebih dari 800 pengikut di Twitter dan 1.900 fans di halaman Facebook. Pada tahun 2013, BFI akan mematangkan perumusan rencananya dalam mengadaptasi jejaring sosial sebagai media untuk berkomunikasi dengan para pelanggan dan publik. Beberapa kegiatan di jejaring sosial media BFI, antara lain: – Lomba Foto Amatir adalah ajang lomba yang memanfaatkan jejaring sosial BFI berupa akun Facebook dan Twitter bernama Let’s Grow BFI, di mana memberikan kesempatan kepada masyarakat umum untuk ikut berpartisipasi. Ajang lomba ini bertema “Budaya Siap Membantu” yang dilaksanakan pada bulan Maret 2012. – Lomba Busana Daerah Karyawan Cabang BFI adalah ajang lomba internal khusus untuk karyawan cabang BFI yang dilaksanakan pada bulan April 2012 sebagai bagian dari rangkaian ”Perayaan 30 Tahun BFI” yang dirayakan pada tanggal 7 April 2012.
Business Overview
Company. Web site visitors can also communicate with Customer Service staff about BFI’s financial services products, complaint or suggestion, thus inquire about job vacancies.
Company Profile
pelanggan, dan jasa-jasa pembiayaan yang ditawarkan oleh Perusahaan. Pengunjung situs web juga dapat berkomunikasi dengan staf Customer Service seputar produk-produk jasa pembiayaan BFI, menyampaikan keluhan atau saran, hingga menanyakan tentang lowongan pekerjaan.
154
Kegiatan Komunikasi Korporasi Corporate Communication Activity – BFI Dobel Untung adalah ajang promosi khusus untuk para pelanggan BFI yang mendapatkan pencairan pembiayaan (funding) selama periode 1-30 Juni 2012. Melalui promosi khusus ini, para pelanggan memperoleh keuntungan ganda, yaitu “Untung Cepat Dibiayai BFI – Untung Cepat Dapat Hadiah.” – Kontes Foto Mudik Bareng BFI adalah ajang lomba yang ditujukan untuk pelanggan BFI yang mengikuti program Mudik Bareng BFI 2012 yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2012, sehubungan dengan Bulan Suci Ramadhan 1433 Hijriah. Pelanggan beserta anggota keluarga yang mengikuti program ini diminta untuk berpose seru dan menarik di booth BFI yang telah disediakan
– BFI Double Profits was a special promotional event for BFI customers who received financing disbursements (funding) during the period of 1 to 30 June 2012. Through this special promotion, customers gained double advantages, namely “Quick Profit Funded by BFI - Quick Profit Getting a Gift.” – Photo Contest of Homecoming with BFI was a competition event aimed at the customers of BFI who participated in the 2012 Homecoming with BFI Program held in August 2012, with respect to the Holy Month of Ramadan 1433 Hijriah. Customers and their family members who participated in the program were asked to pose in fun and excited ways at the booth of BFI provided
panitia acara mudik. • Pembuatan siaran pers dalam berbagai acara resmi Perusahaan. • Penanganan siaran pers, penyelenggaraan konferensi pers dan peliputan media. • Publikasi laporan keuangan Perusahaan dan beritaberita lainnya yang berhubungan kinerja bisnis Perusahaan.
by the committee of the homecoming event. • Composing press releases related to the Company’s formal events. • Managing press releases, organizing press conferences and media coverage. • Publishing the Company’s financial report and other documents pertaining the Company’s business performance.
Selain itu, BFI memiliki jalur-jalur komunikasi untuk memudahkan interaksi dengan para pelanggan maupun calon pelanggan, yaitu: • Fasilitas SMS Suara Konsumen: 08158767234 • Hotline Layanan Pelanggan dan Pembiayaan: 500018
Additionally, BFI has lines of communication to facilitate interactions with its customers and prospect customers, as follows: • Facility of Customer Voice via SMS: 08158767234 • Customer Care and Financing Hotline: 500018
The activities of the Company’s External Communication are performed by several task units within the organization
Kegiatan Komunikasi Eksternal Perusahaan dilakukan oleh beberapa unit kerja dalam organisasi secara
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
155 2012 Performance
integratedly, namely the Customer Engagement and Communications Department along with Corporate Secretary.
Bentuk-bentuk kegiatan Komunikasi Internal antara lain: • Media Elektronik Portal web BFI Learning Center (disingkat BLC) adalah pusat sarana informasi elektronik khusus bagi para karyawan yang memuat berbagai informasi terkini yang terkait aktivitas bisnis Perusahaan, aktivitasaktivitas karyawan, sarana berbagi informasi dari karyawan untuk karyawan, informasi umum seputar tips-tips yang berguna bagi kehidupan sehari-hari, dan kampanye hidup sehat serta sayang lingkungan. • Pertemuan Acara temu wicara dan sharing dari para Manajemen Senior Perusahaan dan pembicara eksternal kepada para karyawan mengenai topik-topik hangat, baik yang berhubungan dengan aktivitas Perusahaan maupun pengembangan kepribadian.
Internal Communication’s activities are as follows: • Electronic Media The web portal of BFI Learning Center (BLC abbreviated) is the central means of electronic information specifically for employees that includes a variety of information related to the current Company’s business activities, employees’ activities, a means of sharing information from employee to employee, general information about the useful tips for everyday life, and healthy living campaign as well as loving the environment. • Gathering Workshop and sharing programs with the Company’s Senior Managements and external speakers regarding the latest issues related to Company’s activities as well as personal growth.
Management Discussion & Analysis
Internal Communication section is responsible for the availability and circulation of information related to the Company’s latest development and other relevant information about Company’s activities in order to establish togetherness, transparency, and equality in information as well as to improve interaction between The Company’s management and its internal stakeholders, especially the employees.
Information Technology
Bidang Komunikasi Internal bertanggung jawab untuk memastikan ketersediaan dan sirkulasi informasi mengenai perkembangan terkini dari Perusahaan dan informasi-informasi umum lainnya yang relevan dengan berbagai aktivitas Perusahaan, dengan tujuan untuk menjalin kebersamaan, keterbukaan dan kesamarataan informasi serta meningkatkan kualitas interaksi antara pihak manajemen Perusahaan dengan para pemangku kepentingan internal, khususnya para karyawan.
Human Capital
INTERNAL COMMUNICATION
Business Overview
KOMUNIKASI INTERNAL
Company Profile
terpadu, yaitu Departemen Customer Engagement and Communications bersama Sekretaris Perusahaan.
Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
156
Kegiatan Komunikasi Korporasi Corporate Communication Activity Sebagai perwujudan komitmen Perusahaan untuk turut melestarikan lingkungan, BFI sudah tidak lagi membuat sarana komunikasi media cetak (seperti buletin) sebagai sarana komunikasi internal dan lebih memilih konsep bebas kertas (paperless). Hal ini dimaksudkan sebagai kampanye di kalangan internal Perusahaan untuk sadar lingkungan, mendukung peningkatan kebersihan lingkungan kantor yang bebas dari sampah kertas, serta meningkatkan efisiensi biaya Perusahaan dengan memaksimalkan jalur komunikasi melalui sarana elektronik; seperti komunikasi intensif melalui surat elektronik (e-mail) dan informasiinformasi di situs web Perusahaan.
As part of the Company’s commitment to preserve the environment, BFI has no longer made printed media communication tools (such as newsletters) as a means of internal communication and preferred the paperless concept. It has been intended as a campaign amongst the Company’s internal for environmental awareness, supported the improvement of office environment’s hygiene which is free of paper waste, and improved the Company’s cost efficiency by maximizing the lines of communication by electronic means; such as intensive communication through electronic mail (e-mail) and informations at the Company’s web site.
Bidang Komunikasi Internal diatur dan dikelola oleh beberapa unit kerja di Perusahaan yang bekerja sama membentuk tim khusus redaksi untuk mengorganisir kegiatan dalam bentuk media cetak dan media elektronik, yaitu Departemen Customer Engagement and Communications bersama Departemen Sumber Daya Manusia dan Sekretaris Perusahaan.
Internal Communication activities were arranged and managed by several task units at the Company that collaborated to form a special editor team in organizing various activities in the form of printed and electronic media, namely the Customer Engagement and Communications Department along with Human Capital Department and Corporate Secretary.
CORPORATE BRANDING DAN PROMOSI PRODUK
CORPORATE BRANDING AND PRODUCTS PROMOTION
Perusahaan memahami pentingnya peran bagian Corporate Branding dalam mengkoordinasikan berbagai aktivitas yang mampu menyuarakan nama dan citra baik Perusahaan ke khalayak ramai, terutama para pemangku kepentingan eksternal Perusahaan, secara efektif dan efisien. Fungsi utama dari bagian Corporate Branding adalah membuat standardisasi dan batasanbatasan baku lainnya tentang segala hal yang terkait dengan identitas Perusahaan dan cara-cara yang efektif untuk mengkomunikasikannya kepada para pemangku kepentingan eksternal dan internal.
The Company understands the role of Corporate Branding in coordinating various activities that could effectively and efficiently convey a good image towards general public, especially external stakeholders. The main function of Corporate Branding section is to formulate standardization and threshold related to the Company’s identity and effective manners of communicating it to external and internal stakeholders.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
157 2012 Performance Good Corporate Governance
Promotional programs and exciting activities were organized with the support of various media publications as the effort to communicate the benefits and advantages of BFI’s financing services as token of appreciation to the customers and communities. The programs and activities were, amongst others:
Management Discussion & Analysis
Program-program promosi dan kegiatan-kegiatan menarik diselenggarakan dengan dukungan berbagai media publikasi sebagai upaya untuk mengkomunikasikan manfaat dan kelebihan dari jasa pembiayaan BFI yang merupakan wujud apresiasi kepada para pelanggan dan masyarakat. Program-program dan kegiatan-kegiatan tersebut antara lain:
Information Technology
Products Promotion section prioritizes its activities in variety of promotions for the Company’s financial services products at national, as well as local level by each branch. The main function of this section is to coordinate the shape and type of promotion that needs to be executed by the Company in the national and local level by region of branches in order to support the sales targets set by each unit of product management of the Company to the fullest.
Human Capital
Bagian Promosi Produk memprioritaskan aktivitasaktivitasnya pada berbagai jenis kegiatan promosi dari produk-produk jasa pembiayaan Perusahaan, baik yang dilakukan dalam skala nasional maupun lokal oleh tiap kantor cabang. Fungsi utama bagian ini adalah untuk mengkoordinasikan bentuk dan jenis promosi yang perlu dijalankan oleh Perusahaan dalam tingkat nasional maupun lokal per wilayah kantor-kantor Cabang agar dapat mendukung target-target penjualan yang ditetapkan oleh tiap unit manajemen produk Perusahaan secara maksimal.
Business Overview
Various activities from the Corporate Branding section in 2012 are as follows: • monitored the standardization of various attributes associated with the Company’s identity; • provided consultations and assistances to various units of the Company to support the activities and programs of the Company or to involve the Company’s sponsorship participation in order to align with the standard rules of the Company’s identity; • provided consultations and assistances to support the Company’s financing services campaig; and • ensured that all the utilized attributes bearing the Company’s name; both for national and local events at the branches; were in line with the standardization of the Company identity.
Company Profile
Berbagai aktivitas yang dilakukan bagian Corporate Branding pada tahun 2012, antara lain: • memantau standardisasi berbagai atribut yang berhubungan dengan identitas Perusahaan; • memberikan konsultasi dan asistensi ke berbagai unit kerja di Perusahaan untuk mendukung berbagai aktivitas dan acara-acara resmi dari Perusahaan atau melibatkan partisipasi sponsor dari Perusahaan agar selaras dengan aturan-aturan standar identitas Perusahaan; • memberikan konsultasi dan asistensi untuk mendukung kampanye produk pembiayaan dari Perusahaan; dan • memastikan bahwa segala atribut yang dipergunakan dan membawa nama Perusahaan; baik untuk kegiatan tingkat nasional maupun lokal di kantorkantor cabang; telah sesuai dengan standardisasi identitas Perusahaan.
Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
158
Kegiatan Komunikasi Korporasi Corporate Communication Activity • Kantor Cabang Pamulang dan Serpong: Pengasapan untuk Pemberantasan Nyamuk Demam Berdarah (Fogging) Kegiatan ini berlangsung pada bulan November 2012. Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai sarana kegiatan sosial dan juga pengembangan brand image BFI di mata masyarakat; khususnya wilayah Pamulang dan Serpong, Provinsi Banten, yang memiliki banyak potensi sebagai pelanggan produk pembiayaan BFI. • Kantor Cabang Bandung: Promotion Day bersama Pemain Sepak Bola Klub PERSIB Program kerja sama antara BFI dan klub sepak bola PERSIB di Bandung, Provinsi Jawa Barat, yang diselenggarakan pada bulan Desember 2012 ini didasarkan oleh latar belakang animo masyarakat Indonesia yang luar biasa terhadap olah raga sepak bola, khususnya masyarakat Kota Bandung yang sangat bangga terhadap klub sepakbola mereka, PERSIB. Kantor Cabang BFI di Bandung berpartisipasi aktif dengan mengadakan kerja sama intensif yang bertujuan untuk lebih memperluas brand image BFI di wilayah Kota Bandung dan sekitarnya. • Kantor Cabang Rantau Prapat: Lomba Mewarnai bagi Anak-Anak dan Bazaar Sembako Murah Kegiatan yang dilakukan untuk memperkenalkan BFI ini sangat diminati oleh masyarakat di sekitar lokasi kantor cabang BFI di Rantau Prapat, Provinsi Sumatera Utara. Acara lomba mewarnai bagi anak-anak juga dimeriahkan dengan hiburan musik, sehingga saat para orang tua dan guru-guru menunggu anak-anak selesai berlomba, waktu senggang mereka diisi dengan sajian musik. Karyawan-karyawan BFI memberikan pengetahuan seputar Perusahaan dan produk-produk jasa pembiayaan BFI kepada masyarakat yang datang ke acara tersebut. Selain lomba mewarnai bagi anak-anak, BFI juga mengadakan bazaar sembako murah. Masyarakat setempat sangat antusias dengan acara bazaar sembako murah ini sehingga menjadi kesempatan yang baik bagi BFI dan dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk-produk unggulan Perusahaan sekaligus mendapatkan prospek pelanggan.
• Pamulang and Serpong Branch: Fogging for Eradication of Dengue Fever’s Mosquitoes This activity took place in November 2012. Purpose of this activity was as means of a social activity as well as BFI’s brand-image development in the public eye; particularly in the areas of Pamulang and Serpong, Banten Province, which have a lot of potential as customers of BFI’s financial products. • Bandung Branch: Promotion Day with the Football Players of PERSIB Club The program of cooperation between BFI and with PERSIB football club in Bandung, West Java Province, held in December 2012, was based on the background of the Indonesian’s outstanding public interest on football as a sport, especially the residents of Bandung City who are very proud of their football club, PERSIB. BFI branch office in Bandung participated actively by collaborating intensively with the aim to further expand the brand image of BFI in Bandung City and its surroundings. • Rantau Prapat Branch: Coloring Contest for Children and Bazaar of Cheap Groceries The activity undertaken to introduce BFI was in great demand by the community around the location of BFI branch in Rantau Prapat, North Sumatra Province. The coloring contest for children was also enlivened by musical entertainment, so that when parents and teachers waited for the children to finish the contest, their leisure time was filled with musical offerings. BFI employees presented knowledge concerning the Company and its products of financial service to the people who came to the event. In addition to the coloring contest for kids, BFI also held a bazaar of cheap groceries. The local community was very excited about the bazaar of cheap groceries, so it became a good opportunity for BFI and was used to introduce its superior products as well as to get prospect customers.
Pada dasarnya setiap kegiatan yang diselenggarakan oleh Perusahaan didasarkan atas empat aspek, yaitu: Branding, Penjualan, Hiburan dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR).
Every activity held by the Company was essentially based on four aspects, which are: Branding, Selling, Entertainment and Corporate Social Responsibility (CSR).
Kedua bagian ini ditangani khusus dengan kerja sama yang erat antara Departemen Customer Engagement and Communications dengan Unit CSR.
Both parts are dealt specifically with the close collaboration between Customer Engagement and Communications Department with CSR Unit.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
159 2012 Performance
The Corporate Secretary is fully responsible of the aforementioned function and activities of the Investor Relation section.
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR)
Corporate Social Responsibility (CSR)
Uraian lengkap mengenai kegiatan CSR Perusahaan dapat disimak lebih lanjut pada bagian Tanggung Jawab Sosial Perusahaan dalam Laporan Tahunan ini (lihat halaman 162).
The detailed description of Company’s CSR activities can be viewed at the Corporate Social Responsibility section of this annual report (see page 162).
Corporate Social Responsibility
Sekretaris Perusahaan secara keseluruhan bertanggung jawab atas pelaksanaan fungsi dan tugas-tugas dari bagian Hubungan Investor.
Good Corporate Governance
The roles and responsibilities of this unit are as follows: • mediating the communication between the Company and external stakeholders, especially the shareholders and government bodies related to stock market and investment; • composing BFI Newsletter pertaining the Company’s performance report and posting it routinely every month at the Company’s website (www.bfi.co.id) on Investor Relation section; • composing Management Discussion & Analysis (MD&A) report pertaining the summary of Company’s quarterly performance and posting it routinely at the Company’s website (www.bfi.co.id) on Investor Relation page; • acting as the coordinator in the formulation of the Company’s Annual Report in the form of books and interactive CDs, as well as handling the process of online publication at the Company’s website (www. bfi.co.id); and • acting as the organizer, coordinator and supervisor of various Company’s activities such as General Meeting of Shareholders and Public Expose.
Management Discussion & Analysis
Tugas dan tanggung jawab dari bagian ini, antara lain: • menjembatani komunikasi antara Perusahaan dengan para pemangku kepentingan eksternal, terutama para pemegang saham dan lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dalam hal pasar modal dan investasi; • pembuatan Laporan Berkala (Newsletter) BFI yang berisi laporan kinerja Perusahaan secara bulanan dan diposting secara rutin setiap bulan di situs web Perusahaan (www.bfi.co.id) khusus bagian Hubungan Investor; • pembuatan laporan Management Discussion & Analysis (MD&A) yang berisi rangkuman dari laporan kinerja Perusahaan berdasarkan periode kuartalan dan diposting secara rutin di situs web Perusahaan (www. bfi.co.id); khusus di bagian Hubungan Investor; • bertindak sebagai koordinator dalam pembuatan Laporan Tahunan Perusahaan dalam bentuk buku dan CD interaktif, serta menangani proses publikasi secara online di situs web Perusahaan (www.bfi. co.id); dan • bertindak sebagai penyelenggara, koordinator utama dan pengawas dari berbagai kegiatan Perusahaan, seperti Rapat Umum Pemegang Saham dan Paparan Publik.
Information Technology
The function of the Investor Relations section is to build an effective communication and mutually beneficial relationships consistently between the Company with the investors or shareholders as well as the government agencies related to the world of capital market and investment.
Human Capital
Fungsi dari bagian Hubungan Investor adalah membangun hubungan komunikasi yang efektif dan saling menguntungkan secara konsisten antara Perusahaan dengan kalangan investor atau para pemegang saham serta lembaga-lembaga pemerintah yang terkait dengan dunia pasar modal dan investasi.
Business Overview
INVESTOR RELATIONS Company Profile
HUBUNGAN INVESTOR
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
160
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Becak Ayahku Devi Africa Sari Magelang, Jawa Tengah
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
161
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
162
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
BFI ingin menjadi mitra masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf pendidikan masyarakat kurang mampu, menyediakan fasilitas kredit bagi sektor ekonomi menengah ke bawah dan mendukung upaya pemerintah dalam hal penghematan energi. BFI wishes to become the community’s partner in improving the welfare and education level of underprivileged community, to provide credit facility for middle-low economic sector and to support the government’s effort in energy conservation.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
163 2012 Performance
dari
Bisnis
CSR as Sustainable Business Support
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Corporate Social Responsibility
Various social activities aimed for the Company’s internal and external consumptions have been conducted throughout 2012. The Company has taken positive steps that linked the CSR role further in its business activities. The Company’s social activities also combined variety of aspect which was aimed to support the enhancement of BFI’s customer loyalty and also acted as promotional event for the Company’s social brand image. The collaboration between CSR Unit and Promotion Unit in the Company was bound tightly by organizing variety of programs and exhibition activities which combined the elements of Company’s product promotions and social activities.
Good Corporate Governance
Berbagai variasi kegiatan sosial kemasyarakatan bagi konsumsi internal dan eksternal Perusahaan telah diselenggarakan selama tahun 2012. Perusahaan mengambil langkah-langkah positif yang mengkaitkan peran CSR secara lebih mendalam dalam kegiatan bisnis. Kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dari Perusahaan juga menggabungkan berbagai unsur yang bertujuan mendukung peningkatan loyalitas konsumen BFI dan sekaligus sebagai ajang promosi bagi social brand image Perusahaan. Kerja sama Unit CSR dan Unit Promosi di Perusahaan semakin dipererat dengan mengadakan berbagai program dan kegiatan pameran yang memadukan unsur-unsur promosi produk Perusahaan dan aktivitas sosial kemasyarakatan.
Management Discussion & Analysis
The Company has tried to develop its CSR activities continually at various regions in Indonesia, especially in the area where BFI has its outlet. The Company continued to sharpen its CSR initiative and knowledge in order to support the ongoing learning process, studied from the experiences and practices of CSR activities from other companies, whether those with the same business line or others. The implementation of CSR as the Company’s culture and the way it does business has been executed consistently and it was stated clearly in the Vision and Mission of BFI. The Company wishes to become the community’s partner in improving the welfare and education level of underprivileged community and underdeveloped areas, to provide credit facility for middlelow economic sector and to support the Government’s effort in energy conservation.
Information Technology
Perusahaan berusaha mengembangkan kegiatankegiatan CSR secara berkesinambungan di berbagai wilayah Indonesia, terutama di daerah di mana outlet BFI berada. Perusahaan terus mengasah inisiatif dan pengetahuan mengenai CSR dalam rangka mendukung proses pembelajaran secara berkelanjutan, belajar dari pengalaman-pengalaman dan praktik-praktik kegiatan CSR perusahaan-perusahaan lain, baik di bidang usaha sejenis maupun bidang usaha lainnya. Penerapan CSR sebagai budaya Perusahaan dan cara menjalankan usaha dijalankan secara konsisten dan tertera jelas dalam Visi dan Misi BFI. Perusahaan ingin menjadi mitra masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan dan taraf pendidikan dari masyarakat kurang mampu dan daerah terbelakang, menyediakan fasilitas kredit bagi sektor ekonomi menengah ke bawah dan mendukung upaya Pemerintah dalam hal penghematan energi.
Human Capital
The success of financing services business of BFI for the past three decades was the result of performances that emphasized on the formulation of robust business strategy, tenacity, hard work, creativity and flexibility from the Company’s human capital. In addition to all the factors mentioned above, the Company was increasingly aware of the importance of Corporate Social Responsibility (CSR) factor as the support of a sustainable business. The primary target for the Company to undertake the CSR was no longer simply to carry moral obligation to “give back” to the society, but rather on the manifestation of the Company’s awareness and commitment to contribute toward the development of social welfare in order to guarantee business continuity in the future. CSR has become an integral part of BFI’s business activities.
Business Overview
Keberhasilan bisnis jasa pembiayaan BFI selama tiga dekade terakhir merupakan hasil kinerja yang mengutamakan formulasi strategi bisnis yang handal, keuletan, kerja keras, kreativitas dan fleksibilitas dari para sumber daya manusia Perusahaan. Di samping semua faktor di atas, Perusahaan juga semakin menyadari pentingnya faktor Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility atau CSR) sebagai pendukung bisnis yang berkelanjutan. Sasaran utama melakukan CSR bagi Perusahaan bukan lagi sekedar mengemban kewajiban moral untuk “memberi kembali” kepada masyarakat, tetapi lebih pada perwujudan kesadaran dan komitmen Perusahaan untuk berkontribusi pada pengembangan kesejahteraan masyarakat demi menjamin kelangsungan bisnis di masa mendatang. CSR telah menjadi bagian integral dari kegiatan bisnis di BFI.
Company Profile
CSR sebagai Pendukung Berkelanjutan
164
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Visi dan Misi CSR Perusahaan
The Company’s CSR Vision and Mission
Visi Menjadi mitra dalam meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan dengan menjaga keseimbangan dari 3P (Profit, People, Planet) dan membangun hubungan yang harmonis antara Pemerintah, Perusahaan dan Masyarakat
Vision To become a partner in significantly enhancing the community’s life quality and welfare by maintaining the balance of 3P (Profit, People, Planet) and to build harmonious relationship between the Government, Corporation and Community
Misi • Memberantas kemiskinan dan keterbelakangan sosialekonomi sesuai dengan kapasitas dan kemampuan Perusahaan Berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan dasar dan pendidikan tinggi • Pemberdayaan keluarga-keluarga ekonomi bawah melalui pembiayaan mikro • Penyediaan saluran distribusi untuk usaha-usaha kecil • Mengimplementasikan cara-cara konservasi energi dalam rutinitas bisnis sehari-hari
Mission • To eliminate poverty and socio-economic retardation in accordance to the Company’s capacity and capability • To participate in upgrading the quality of basic education and higher learning • To empower low income families in building basic homes and other infrastructure • To provide a delivery channel for small enterprises • To implement the ways of conserving energy in daily business routines
Partisipasi Aspek Ekonomi
Participation in Economic Aspect
Menyediakan jasa pembiayaan bagi para pengusaha di segmen ekonomi menengah ke bawah masih merupakan target utama BFI melalui berbagai kantor cabangnya yang tersebar di seluruh penjuru tanah air. Hal ini merupakan perwujudan komitmen dari Perusahaan untuk menjadi mitra dalam mengembangkan kesejahteraan masyarakat melalui perannya sebagai lembaga penyedia jasa pembiayaan dalam rangka memenuhi kebutuhan para pengusaha kecil dan menengah untuk menambah modal usaha dan/atau mengembangkan volume bisnis mereka.
Providing financing services for entrepreneurs in middlelow economic segment remained the prime target of BFI through its branches that spread across the country. This was simply the realization of the Company’s commitment to become a partner in improving society’s welfare through its role as an institution that provides financing services in order to meet the needs of those small and medium entrepreneurs to add their business capital and/ or expand their business volumes.
Kalangan pengusaha segmen ekonomi menengah ke bawah yang menjadi target BFI antara lain: • Pedagang di pasar tradisional dan ruko • Pengusaha warung makanan dan minuman • Industri rumahan
The types of middle-low segment entrepreneurs that became the primary target for BFI are as follows: • Merchants at traditional markets and shops • Entrepreneurs at food and drink stalls • Home industries
Partisipasi Masyarakat
dan
Participation in Social and Community Aspect
Dibandingkan tahun sebelumnya, kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dari BFI di tahun 2012 lebih fokus pada program-program yang menggabungkan konsep peningkatan kesadaran sosial, branding image perusahaan, promosi produk untuk mengembangkan nilai jual di pasar dan peningkatan loyalitas konsumen eksternal serta internal. Perusahaan menetapkan skala prioritas dalam menjalankan aktivitas-aktivitas CSR dan mempertahankan fokus pada kegiatan yang mendukung tujuan pemberdayaan masyarakat, dengan harapan agar BFI dapat senantiasa mewujudkan komitmennya dalam meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang sosial
Compared to the previous year, the social activities of BFI in 2012 had focused more on programs that combined the concept of increasing social awareness, the Company’s branding image, product promotion to extend the selling value in the market and loyalty enhancement of both its external and internal customers. The Company has set the scale of priority for conducting CSR activities and maintaining focus on fields related to community empowerment, with expectation that BFI could materialize its commitments in developing society’s socio-economic independence continuously and did not be fixated on mere philantropic acts. CSR Unit as the organizer of CSR
Aspek
Sosial
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
165 2012 Performance
Pendidikan menjadi perhatian utama bagi Perusahaan dalam menyusun program tahunan kegiatan CSR karena begitu besar perannya dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, tidak hanya bagi kepentingan Perusahaan, tetapi juga kesejahteraan bangsa. Programprogram peningkatan kualitas pendidikan yang dijalankan Perusahaan selama tahun 2012 terdiri dari: • Penganugerahan beasiswa untuk anak-anak karyawan dengan prestasi sekolah terbaik dari tingkat SD hingga SMA. • Program beasiswa bagi karyawan berpendidikan akhir D3 untuk melanjutkan ke tingkat S1 (sarjana). Perusahaan juga menyediakan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat S2 (master) bagi karyawan di level manajerial dan dikelola langsung oleh Departemen Sumber Daya Manusia. • Program beasiswa bagi anak-anak Business Agent (BA) dengan prestasi terbaik dari tingkat SD hingga SMA. Program ini bertujuan untuk menunjukkan rasa terima kasih dan penghargaan Perusahaan terhadap kinerja dan kontribusi para BA untuk meningkatkan volume bisnis Perusahaan secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Unit CSR melakukan kerja sama dengan Departemen Pengembangan Jaringan di Divisi Bisnis dari Perusahaan. • Kerja sama dengan UNICEF Indonesia melalui fasilitasi dana untuk mendukung program Pengembangan Anak Usia Dini Holistik-Integratif (PAUD-HI) yang dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan Nasional
Education becomes the Company’s major concern in conceptualizing its CSR annual programs due to the fact of its crucial role in developing human resources, not only for the Company’s interest but also the nation’s prosperity. The programs of education quality’s improvement run by the Company during 2012 consists of: • Scholarships endowment for the employees’ accomplished children in academic performance from elementary school level to high school level. • Scholarships program for employees with D3 (diploma) degree to continue to S1 (undergraduate) degree. The Company also provided scholarships to employees in managerial level to continue their education to S2 (masters) degree and were managed directly by the Human Capital Department. • Scholarships program for the accomplished children of Business Agents (BA) from elementary school to high school level. This program aimed to show the Company’s gratitude and appreciation toward the agents’ performance and contribution to increase the Company’s business volume significantly in the past few years. The CSR Unit collaborated with the Network Development Department of the Company’s Business Division. • The collaboration with UNICEF Indonesia through facilitation of funds to support the HolisticIntegrative Early Childhood Development (HI-ECD) program which had been declared by the Ministry of National Education of the Republic of Indonesia. The
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Education Sector
Corporate Social Responsibility
Bidang Pendidikan
Good Corporate Governance
The Company’s activities were targeted at communities in need of education, health support and infrastructure.
Management Discussion & Analysis
Kegiatan-kegiatan Perusahaan lebih difokuskan pada komunitas-komunitas yang memerlukan bantuan bidang pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.
Information Technology
The Company’s active participation for the development of the social and community aspects in 2012 and which will be maintained for the upcoming years are as follows: • Education Sector • Health Sector • Infrastructure Sector • Joint Program of CSR Unit and Promotion Unit • Charity and Disaster-Relief Activities (General Donations)
Human Capital
Partisipasi aktif Perusahaan dalam pengembangan aspek sosial dan masyarakat di tahun 2012 dan akan terus dipertahankan di tahun-tahun mendatang adalah: • Bidang Pendidikan • Bidang Kesehatan • Bidang Infrastruktur • Program Bersama Unit CSR dan Unit Promosi • Kegiatan-kegiatan Amal dan Bantuan Bencana (Donasi Umum)
Business Overview
activities at BFI has enhanced the intensity and quality of cooperation with other units and departments within the Company to realize the things as mentioned above. The collaboration and cross-selling concepts were proven to enhance the cohesiveness between the Company’s units and departments in order to achieve the purpose more efficiently and effectively.
Company Profile
ekonomi dan tidak terpaku pada kegiatan-kegiatan bersifat kedermawanan semata. Unit CSR selaku penanggung jawab kegiatan-kegiatan CSR di BFI semakin meningkatkan intensitas dan kualitas kerja sama dengan departemen dan unit lainnya di Perusahaan untuk mewujudkan hal-hal tersebut di atas. Konsep kolaborasi dan cross-selling ini terbukti meningkatkan kekompakan antarunit dan departemen di Perusahaan demi mencapai tujuan secara lebih efisien dan efektif.
166
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility Republik Indonesia. Proses implementasi dan replikasi program pendidikan dengan pendekatan holistik yang bertujuan mengembangkan kemampuan anakanak usia 0 hingga 6 tahun dalam hal “bermain sambil belajar”, peningkatan gizi, dan pengasuhan sosial-emosional untuk menggali potensi anak ini berlangsung selama tiga tahun (periode 2011-2013) di daerah Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat. • Perusahaan menjaga kemitraan secara konsisten dengan beberapa universitas terkemuka di dalam negeri untuk program beasiswa yang dianugerahkan bagi para mahasiswa S1 berprestasi. Program beasiswa BFI juga menyediakan kesempatan magang di berbagai kantor cabang bagi para mahasiswa penerima beasiswa. Unit CSR bekerja sama dengan Departemen Sumber Daya Manusia dalam melaksanakan proses seleksi dan rekrutmen. Perusahaan telah memberikan beasiswa kepada 44 mahasiswa tingkat S1 dari berbagai universitas di wilayah Indonesia, hingga saat ini. • Program nasional ”Gerakan Sumbang Buku Bekas dan Baru” untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional setiap bulan Mei. Buku-buku yang terkumpul selanjutnya disumbangkan ke berbagai sekolah di daerah kurang mampu di Indonesia.
implementation and replication process of this holisticapproach education program, whose objectives are to develop the ability of children aged 0 to 6 years old in “playing and learning”, nutrition improvement, and socio-emotional care to uncover the child’s potential have been going on for three years (2011-2013 period) in the areas of Polewali Mandar District and Mamuju District, West Sulawesi Province. • The Company maintained close partnerships consistently with several acclaimed local universities for scholarship programs which were granted to accomplished S1 (undergraduate) university students. BFI’s scholarships program also provided internship opportunities at its various branches for scholarship holders. The CSR Unit collaborated with the Human Capital Department in conducting the selection and recruitment process. The Company has granted scholarships to 44 undergraduate students from various universities in Indonesia, until present time. • The national program of “Donate Used and New Books Movement” to commemorate the National Education Day every May. The collected books were then donated to various schools in underprivileged areas in Indonesia.
Daftar Penerima Beasiswa S1 BFI Finance Provinsi Province
List of BFI Finance’s S1 Scholarships Recipient Nama Universitas Name of Umiversity
Jumlah Penerima Beasiswa Number of Scholarship Recipient
DKI Jakarta / Jakarta Special Capital Region
Universitas Indonesia / University of Indonesia Universitas Tarumanegara / University of Tarumanegara Universitas Katolik Atma Jaya / Atma Jaya Catholic University
1 1 1
Jawa Barat / West Java
Universitas Padjajaran, Bandung / University of Padjadjaran, Bandung Universitas Kristen Maranatha, Bandung / Maranatha Christian University, Bandung
5 3
Jawa Tengah / Central Java
Universitas Diponegoro, semarang / University of Diponegoro, Semarang Universitas Katolik Soegijapranata, Semarang / Soegijapranata Catholic University, Semarang
7 4
D.I. Yogyakarta / Yogyakarta Special District
Universitas Atma Jaya Yogyakarta / University of Atma Jaya Yogyakarta
8
Jawa Timur / East Java
Universitas Airlangga, Surabaya / University of Airlangga, Surabaya Universitas Brawijaya, Malang / University of Brawijaya, Malang Universitas Negeri Malang / State University of Malang
3 8 1
Bali
Universitas Udayana, Denpasar / University of Udayana, Denpasar
1
Sumatera Selatan / South Sumatra
Universitas Sriwijaya, Palembang / University of Sriwijaya, Palembang
1
Jumlah / Total
44
Bidang Kesehatan
Health Sector
Peningkatan kesehatan masyarakat merupakan salah satu faktor penting dalam proses pembangunan bangsa. Untuk mendukung tujuan ini, Perusahaan berpartisipasi dalam berbagai program yang bertujuan membantu pelayanan kesehatan bagi kalangan masyarakat kurang mampu. Kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan selama tahun 2012, antara lain:
Community’s health improvement is one of the most important factors in a nation’s development. In order to support this cause, the Company has participated in a variety of programs that aimed to provide assistance to the heath services of the underprivileged community. The activities conducted during 2012 are as follows:
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
167 2012 Performance
Sebagai salah satu langkah untuk mengintegrasikan CSR dalam kegiatan bisnis Perusahaan, Unit CSR dan Unit Promosi BFI bekerja sama secara solid mengadakan serangkaian program untuk kantor-kantor cabang di seluruh Indonesia. Program-program bersama ini merupakan perpaduan kegiatan sosial, promosi produk-produk jasa pembiayaan Perusahaan, sekaligus momentum yang dimanfaatkan para personel kantor cabang untuk menambah basis data prospek konsumen. Aktivitas promosi dilakukan antara lain dengan cara pembagian selebaran dan mendirikan stand pameran. Kegiatan-kegiatan sosial yang dilakukan terdiri dari: • Seminar kewirausahaan dengan topik-topik yang telah disesuaikan latar belakang ekonomi dan budaya masing-masing daerah
As one of the steps to integrate CSR into the Company’s business activities, the CSR Unit and the Promotion Unit of BFI collaborated solidly to organize series of programs for branches across Indonesia. These joint programs were the combination of social activities, promotional activities for the Company’s financing service products, as well as the momentum gained by the personnels of branches to add database for prospect customers. Promotional activities were carried out, amongst others, by distributing flyers and setting up exhibition booths. The social activities held are as follows: • Entrepreneurship seminar with topics that have been adjusted to the economic and cultural background of each region
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Joint Program of CSR Unit and Promotion Unit
Corporate Social Responsibility
Program Bersama Unit CSR dan Unit Promosi
Good Corporate Governance
The Company has conducted variety of activities on infrastructure improvements; such as housing renovation for poor families and renovation of public facilities for community empowerment. This was based on the fact that decent infrastructures facility for the economically less-fortunate society is still inadequate. The program of infrastructure improvements performed throughout 2012 consist of the following: • Participation in renovation projects for houses of worship and schools in several regions in Indonesia. • Renovated employees housing facilities as special privileges for employees with certain ranking and working period in order to create a better and healthier living environment.
Management Discussion & Analysis
Perusahaan melakukan berbagai aktivitas perbaikan infrastruktur seperti renovasi rumah bagi keluarga kurang mampu dan renovasi fasilitas-fasilitas umum bagi pemberdayaan masyarakat. Hal ini didasarkan pada fakta bahwa fasilitas infrastruktur yang layak bagi warga masyarakat ekonomi kurang mampu di Indonesia masih belum memadai. Program-program pengembangan infrastruktur yang dilakukan sepanjang tahun 2012 antara lain: • Partisipasi dalam berbagai proyek renovasi rumah ibadah dan sekolah di beberapa wilayah Indonesia. • Renovasi rumah karyawan yang merupakan fasilitas khusus bagi karyawan dengan jenjang dan masa kerja tertentu dalam rangka menciptakan kondisi rumah tinggal yang sehat bagi karyawan sekeluarga.
Information Technology
Infrastructure Sector
Human Capital
Bidang Infrastruktur
Business Overview
• Partnership with the Citra Baru Foundation and Rotary Club Jakarta Sentral in the free surgery program for the facial defect patients of cleft lip and cleft palate coming from underprivileged families in various regions in Indonesia. • Free health examination and mass circumcision for underprivileged communities in various areas in Indonesia. • Free medical examination for employees. • Health seminar concerning Cervical Cancer for employees of BFI and tenants of MNC Tower complex in collaboration with the Indonesian Cancer Foundation and the MRCCC Siloam Hospitals Semanggi. • Fogging conducted in people’s home environment to support the purpose to prevent the bloody fever disease, in collaboration with the local government’s health office. • Various activities on healthy exercise and futsal (indoor soccer) tournaments which were held with the support from local sponsors.
Company Profile
• Kerja sama dengan Yayasan Citra Baru dan Rotary Club Jakarta Sentral dalam program operasi gratis bagi para pasien cacat wajah bibir sumbing dan celah langit-langit dari keluarga-keluarga kurang mampu di berbagai wilayah Indonesia. • Periksa kesehatan gratis dan khitanan massal bagi masyarakat kurang mampu di berbagai wilayah Indonesia. • Periksa kesehatan gratis bagi para karyawan. • Seminar kesehatan mengenai Kanker Serviks bagi para karyawan BFI dan tenant kompleks MNC Tower yang merupakan hasil kerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia dan Rumah Sakit MRCCC Siloam Semanggi. • Pengasapan di lingkungan perumahan (fogging) yang bertujuan untuk mencegah penyakit demam berdarah, bekerja sama dengan dinas kesehatan pemerintah setempat. • Berbagai kegiatan senam sehat dan turnamen futsal yang diselenggarakan atas kerja sama dengan para sponsor lokal.
168
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility • Seminar dengan topik-topik yang berhubungan dengan kesehatan dan kesejahteraan keluarga • Periksa kesehatan gratis bagi warga kurang mampu • Penyemprotan asap di lingkungan perumahan untuk mencegah penyakit Demam Berdarah, bekerja sama dengan dinas kesehatan setempat • Kegiatan donor darah bekerja sama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) setempat • Kegiatan bersepeda santai dan olahraga lainnya • Bazaar sembako murah bagi warga kurang mampu • Program mudik gratis dengan tujuan kota Surabaya, Jawa Timur, dengan transportasi bis bagi pelanggan loyal pembiayaan kendaraan bermotor roda dua dan calon konsumen di sekitar lokasi outlet BFI. Program ini juga merupakan hasil kerja sama dengan Unit Quality Service.
• Seminar with topics related to health and family welfare • Free health examination for poor communities • Fogging conducted at housing complex to prevent the Dengue Fever disease, in collaboration with the local health office • Blood donor activity in collaboration with the local Indonesian Red Cross (PMI) • Fun bike and other sports activities • Bazaar of cheap groceries for poor communities • Free homecoming pilgrimage with destination to Surabaya, East Java, by bus transportation for loyal customers of two-wheeler financing and prospect customers residing around the locations of BFI’s outlet. This program was also held in collaboration with Quality Service Unit.
Kegiatan-kegiatan Amal dan Bantuan Bencana (Donasi Umum)
Charity and Disaster Relief Activities (General Donation)
BFI berusaha untuk cepat tanggap dalam menangani peristiwa bencana alam dan insiden yang terjadi di Indonesia untuk membantu meringankan beban warga yang menjadi korban; termasuk bantuan untuk karyawan Perusahaan yang turut terkena dampak. Berbagai kegiatan amal dan bantuan bencana yang dilakukan Perusahaan selama tahun 2012, antara lain: • Penggalangan sumbangan berupa dana dan barangbarang bantuan bagi para korban bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor • Pemberian bantuan berupa paket-paket sembako dan keperluan sehari-hari bagi warga korban bencana kebakaran di beberapa wilayah Indonesia • Pemberian bantuan khusus bagi karyawan Perusahaan yang rumahnya mengalami kebakaran • Program-program pemberian bantuan peralatan belajar bagi sekolah-sekolah di kawasan ekonomi kurang mampu, seperti perangkat komputer bekas dengan kondisi layak pakai dan buku-buku pelajaran • Pemberian bantuan perlengkapan hidup sehari-hari dan paket sembako bagi beberapa panti asuhan anak-anak yatim piatu di berbagai wilayah Indonesia • Acara buka puasa bersama dengan anak-anak yatim piatu di panti-panti asuhan untuk memperingati bulan suci Ramadhan • Berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan yang diselenggarakan dalam rangka pembukaan jaringan BFI di beberapa wilayah Indonesia
BFI gave its best efforts to respond quickly in handling those phenomenons of natural disasters and incidents occurred in Indonesia to help ease the burden of those who became victims; including the aid for the Company’s employees affected. The charity and disaster relief activities performed by the Company during 2012 are as follows: • Collection of donations in the form of funds and relief goods for the victims of natural disasters, such as flood and landslide • Granting relief in the form of food packages and daily needs to the victims of arson disasters at various areas in Indonesia • Granting special aid for the Company’s employee whose houses were destroyed by arson disaster • Programs of granting relief in the form of learning equipments for schools in underprivileged area, such as secondhand computer sets with suitable-for-use condition and schoolbooks • Granting relief in the form of daily needs and food packages for various orphanages at several areas in Indonesia • Fasting-break programs with the orphans at local orphanages to commemorate the holy month of Ramadhan • Variety of social activities held as part of the opening ceremony of a new BFI network at several areas in Indonesia
Partisipasi Aspek Penghematan Energi
Participation in Energy Savings Aspect
Perusahaan konsisten dalam menerapkan kebijakan hemat energi sebagai salah satu upaya untuk menekan biaya-biaya operasional dan mendukung pemerintah dalam melestarikan sumber daya di Indonesia. Halhal tersebut di atas diwujudkan melalui rekomendasirekomendasi sebagai berikut:
The Company has been consistent in implementing the policy of energy savings as one of the efforts to reduce operating costs and to support the government in preserving the resources in Indonesia. The above matters was realized through the following recommendations:
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
169 2012 Performance
BFI menerapkan kebijakan anggaran yang senantiasa mempertimbangkan faktor keseimbangan antara kegiatan CSR bagi konsumsi konsumen eksternal dan internal Perusahaan. Jumlah anggaran CSR selama tahun 2012 adalah Rp1.313.650.000,00. Anggaran tersebut khusus untuk menunjang pelaksanaan kegiatan-kegiatan pengembangan aspek-aspek sosial dan masyarakat; baik aktivitas-aktivitas yang dijalankan secara nasional maupun aktivitas-aktivitas lokal oleh kantor cabang BFI.
BFI implemented the budget policy that continually considered the balance factor between CSR activities for the consumption of the Company’s external and internal customers. The total of CSR budget for 2012 was Rp1,313,650,000. The budget has been utilized specifically to support the execution of activities to develop the social and community aspects; whether those carried out nationally or locally by branches of BFI.
Alokasi terbesar anggaran tahunan CSR di tahun 2012 adalah untuk mendukung kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan sebesar 52,6%, kemudian diikuti oleh program bersama Unit CSR dan Unit Promosi sebesar 33,2%. Selebihnya diperuntukkan bagi donasi umum (7,2%), bidang kesehatan (4,4%) dan bidang infrastruktur (2,7%). Alokasi tersebut di atas sejalan dengan komitmen Perusahaan untuk memberikan porsi terbesar bagi pengembangan bidang pendidikan di Indonesia.
The largest allocation of CSR annual budget in 2012 was given to support activities in the education sector as much as 52.6%, followed by joint program of CSR Unit and Promotion Unit at 33.2%. The rest was for general donations (7.2%), health sector (4.4%) and infrastructure sector (2.7%). The above allocation was in line with the Company’s commitment to provide the largest portion for the development of education field in Indonesia.
33,2
7,2
%
7,2
% 2,7
Bidang Pendidikan Education Sector Bidang Kesehatan
4,4
Bidang Pendidikan Education Sector Bidang Kesehatan Health Sector Bidang Infrastruktur Infrastructure Sector Program Bersama Unit CSR dan Unit Promosi Joint Program of CSR Unit and Promotion Unit Donasi Umum General Donations
4,4
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
52,6
2,7
Corporate Social Responsibility
52,6
33,2
Good Corporate Governance
Policy of CSR Annual Budget
Management Discussion & Analysis
Kebijakan Anggaran Tahunan CSR
Information Technology
In addition, BFI Learning Centre and external web www. bfi.co.id also sport a special page entitled HiBerNaSe (Hijau Bersih Natural dan Sehat or Green Clean Natural and Healthy). BFI believes that in order to create a skimp culture that ultimately brings maximum impact for the sustainability of the Company’s business in the future, it is necessary to take small steps routinely dan continuously.
Human Capital
Sarana komunikasi berupa artikel-artikel tentang faktafakta lingkungan melalui situs web internal, BFI Learning Center (BLC), dan situs web eksternal, www.bfi.co.id, juga dilakukan dengan membuat rubrik khusus bernama HiBerNaSe (Hijau Bersih Natural dan Sehat). BFI percaya bahwa untuk menciptakan budaya penghematan yang memberikan dampak maksimal bagi kelangsungan bisnis Perusahaan di masa-masa mendatang diperlukan langkah-langkah kecil yang dilakukan secara rutin dan terus-menerus.
Business Overview
• Wise consumption of electrical energy in terms of the usage of lighting and office equipments • Significant reduction of paper consumption by optimizing the utilization of online technology as primary substitute in the effort to reduce paper documents and • Carefully selecting work equipment with the lowest energy consumption • Encouraging employees to implement the go-green lifestyle in the easiest and cost-effective way
Company Profile
• Pemakaian energi listrik secara bijaksana dalam hal penerangan dan alat-alat kerja kantor • Pengurangan signifikan konsumsi kertas dengan mengoptimalkan pemanfaatan teknologi online sebagai substitusi utama dalam upaya mengurangi dokumen tertulis dan cara-cara kerja manual • Pemilihan fasilitas-fasilitas penunjang aktivitas kerja yang mengutamakan penghematan konsumsi listrik • Menganjurkan penerapan gaya hidup go green secara mudah dan hemat kepada seluruh karyawan
170
Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Social Responsibility
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
171
2012 Performance
Company Profile
Business Overview
Human Capital
Information Technology
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
172
Laporan Keuangan Financial Statements Dengan Laporan Auditor Independen Tahun-Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Mata Uang Indonesia)
With Independent Auditor’s Report Years Ended 31 December 2012 and 2011 (Indonesian Currency)
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
173
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN/ FINANCIAL STATEMENTS PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011/ AS OF AND FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 DAN/AND LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN/ INDEPENDENT AUDITORS’ REPORT
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
174
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN KEUANGAN PADA TANGGAL DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
AS OF AND FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011
DAFTAR ISI
CONTENTS
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk FINANCIAL STATEMENTS
Pernyataan Direksi
Directors’ Statement Ekshibit/ Exhibit
Laporan Auditor Independen
Independent Auditors’ Report
Laporan Keuangan
Financial Statements
Laporan Posisi Keuangan
A
Statements of Financial Position
Laporan Laba Rugi Komprehensif
B
Statements of Comprehensive Income
Laporan Perubahan Ekuitas
C
Statements of Changes in Equity
Laporan Arus Kas
D
Statements of Cash Flows
Catatan atas Laporan Keuangan
E
Notes to Financial Statements
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
175
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
176
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
177
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
178
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A
Exhibit A
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
2011
ASET
ASSETS
KAS DAN SETARA KAS
2c,d,e,3,24a
DEPOSITO BERJANGKA
2e,4
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN Piutang sewa pembiayaan – setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 25.903 dan Rp 10.362 pada tahun 2012 dan 2011 PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Piutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 47.830 dan Rp 50.432 pada tahun 2012 dan 2011 Pihak ketiga Pihak berelasi ASET PAJAK TANGGUHAN - Bersih
168.897 -
166.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS
64.000
TIME DEPOSIT NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE
2e,f,5
1.940.966
1.084.706
Finance lease receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 25,903 and Rp 10,362 in 2012 and 2011 CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
2e,g,6
2d,24b
3.999.218 -
3.648.429 17.434
Consumer financing receivables – net of allowance for impairment losses of Rp 47,830 and Rp 50,432 in 2012 and 2011 Third parties Related parties
2s,12c
5.489
4.403
DEFERRED TAX ASSETS – Net
304.985
204.196
PROPERTY AND EQUIPMENT – net of accumulated depreciation of Rp 91,605 and Rp 87,381 in 2012 and 2011
68.722
39.975
DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS – Net
82.219
74.938
OTHER ASSETS – net of allowance for impairment losses of Rp 8,992 and Rp 5,996 in 2012 and 2011
6.570.496
5.304.777
TOTAL ASSETS
ASET TETAP – setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 91.605 dan Rp 87.381 pada tahun 2012 dan 2011
2j,7
ASET KEUANGAN DERIVATIF - Bersih
2e,o,p,8
ASET LAIN-LAIN - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai sebesar Rp 8.992 dan Rp 5.996 pada tahun 2012 dan 2011
2c,d,e,h,i,p, 9,24c
JUMLAH ASET
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
179
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit A/2
Exhibit A/2
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN POSISI KEUANGAN (Lanjutan) 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (Continued) 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
2011
LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS Pinjaman yang diterima Utang pajak Beban yang masih harus dibayar Imbalan pasca-kerja Efek utang yang diterbitkan – setelah dikurangi biaya emisi efek utang yang belum diamortisasi sebesar Rp 5.463 dan Rp 3.369 pada tahun 2012 dan 2011 Utang lain-lain
LIABILITIES AND EQUITY 2e,k,p,10 12a 2e,p,13 2m,23
2e,l,11 2e,p
JUMLAH LIABILITAS EKUITAS Modal saham - nilai nominal Rp 250 (nilai penuh) per saham dan Rp 500 (nilai penuh) per saham pada tahun 2012 dan 2011 Modal dasar - 2.000.000.000 saham dan 1.000.000.000 saham pada tahun 2012 dan 2011 Modal ditempatkan dan disetor penuh – 1.520.678.562 saham dan 760.339.281 saham pada tahun 2012 dan 2011 Tambahan modal disetor - bersih Cadangan saham program kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
2.316.065 20.629 64.195 11.208
LIABILITIES Fund borrowings Taxes payable Accrued expenses Post-employment benefits
1.124.537 61.905
481.631 44.817
Debt securities issued – net of unamortized debt securities issuance cost of Rp 5,463 and Rp 3,369 in 2012 and 2011 Other payables
3.708.642
2.938.545
TOTAL LIABILITIES
2.406.204 31.142 70.228 14.626
9.000 2.109.428
6.000 1.622.156
EQUITY Share capital – par value of Rp 250 (full amount) per share and Rp 500 (full amount) per share in 2012 and 2011, Authorized capital – 2,000,000,000 shares and 1,000,000,000 shares in 2012 and 2011 Issued and fully paid-up capital 1,520,678,562 shares and 760,339,281 shares in 2012 and 2011 Paid-in capital in excess of par value - net Management and employee stock options program share reserve Retained earnings Appropriated Unappropriated
JUMLAH EKUITAS
2.861.854
2.366.232
TOTAL EQUITY
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS
6.570.496
5.304.777
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
14 2r,15
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
380.170 357.906 5.350
380.170 357.906 -
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
180
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit B
Exhibit B
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Catatan/ Notes PENDAPATAN Pembiayaan konsumen Sewa pembiayaan Keuangan Lain-lain
2012
2d,e,g,n,16,24d 2e,f,n,17 2e,n,18 2e,j,n,21
Jumlah Pendapatan BEBAN Umum dan administrasi Keuangan Pemasaran Kerugian penurunan nilai atas: Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Agunan yang diambil alih Rugi selisih kurs - bersih Keuntungan dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif - bersih
2d,i,j,m,n,15,20,24e 2e,k,l,n,19 2n 2e,n,5,6,9
2p 2e,o
2011
961.068 305.785 4.782 279.183
849.514 149.736 10.465 238.631
INCOME Consumer financing Finance lease Finance Others
1.550.818
1.248.346
Total Income
481.720 360.186 19.066
382.942 282.661 24.382
23.747 49.313 2.996 5
6.918 16.185 5.908 1
(
90 ) (
126 )
EXPENSES General and administrative Finance cost Marketing Impairment losses of: Net investments in finance lease Consumer financing receivables Repossessed collaterals
Loss on foreign exchange – net Gain on changes in fair value of derivative financial instruments – net
Jumlah Beban
936.943
718.871
Total Expenses
LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN
613.875
529.475
PROFIT BEFORE INCOME TAX
124.689 1.086 )
102.159 1.934
INCOME TAX Current Deferred
Pajak Penghasilan - Bersih
123.603
104.093
Income Tax - Net
LABA TAHUN BERJALAN
490.272
425.382
PROFIT FOR THE YEAR
PAJAK PENGHASILAN Kini Tangguhan
2s 12b 12c
PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAIN
-
JUMLAH PENDAPATAN KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN LABA PER SAHAM DASAR (nilai penuh) LABA PER SAHAM DILUSIAN (nilai penuh)
(
2t,27
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
OTHER COMPREHENSIVE INCOME
-
490.272
425.382
322
280
321
280
TOTAL COMPREHENSIVE INCOME FOR THE YEAR BASIC EARNINGS PER SHARE (full amount) DILUTED EARNINGS PER SHARE (full amount)
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
181
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit C
Exhibit C
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes
Tambahan modal disetor - bersih/ Paid-in capital in Modal saham/ excess of Share capital par value - net
Cadangan saham kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham/ Management and employee stock options program share reserve
Saldo pada tanggal 31 Desember 2010
380.170
357.906
-
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan
-
-
-
Saldo pada tanggal 31 Desember 2011
380.170
357.906
-
Penambahan cadangan saham kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham
15
-
-
Penggunaan saldo laba untuk cadangan umum
22
-
-
-
-
-
-
Jumlah pendapatan komprehensif tahun berjalan Saldo pada tanggal 31 Desember 2012
380.170 Catatan 14/ Note 14
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
6.000
6.000
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
-
1.940.850
Balance as of 31 December 2010
425.382
425.382
Total comprehensive income for the year
1.622.156
2.366.232
Balance as of 31 December 2011
5.350
Addition in management and employee stock options program share reserve
3.000 (
5.350
Jumlah ekuitas/ Total equity
1.196.774
-
5.350
357.906
Saldo laba/ Retained earnings Telah Belum ditentukan ditentukan penggunaannya/ penggunaannya/ Appropriated Unappropriated
9.000
3.000)
-
Appropriation of retained earning for general reserve
490.272
490.272
Total comprehensive income for the year
2.109.428
2.861.854
Balance as of 31 December 2012
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
182
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit D
Exhibit D
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk LAPORAN ARUS KAS UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL-TANGGAL 31 DESEMBER 2012 DAN 2011 (Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan/ Notes ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan dari transaksi pembiayaan Penerimaan dari pendapatan keuangan Penerimaan bersih dari aktivitas operasi lainnya Pembayaran atas beban keuangan dan beban administrasi bank
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk STATEMENTS OF CASH FLOWS FOR THE YEARS ENDED 31 DECEMBER 2012 AND 2011 (Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
2012
2011
6.332.715 5.763 368.565
4.810.149 10.250 279.546
(348.002) (
276.904)
Pembayaran beban umum dan administrasi Pembayaran untuk transaksi pembiayaan baru
(454.480) ( (6.992.682) (
405.010) 5.741.758)
CASH FLOWS FROM OPERATING ACTIVITIES Proceeds from financing transactions Proceeds from finance income Net proceeds from other operating activities Payments of finance cost and bank administration charges Payment of general and administrative expenses Payment of new financing transactions
Arus kas untuk aktivitas operasi sebelum pembayaran pajak penghasilan Pembayaran pajak penghasilan
(1.088.121) ( (116.733) (
1.323.727) 100.920)
Cash flows for operating activities before payment of income tax Payment of income tax
Arus kas bersih untuk aktivitas operasi
(1.204.854) (
1.424.647)
Net cash flows for operating activities
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Pencairan deposito berjangka Penempatan pada deposito berjangka Penerimaan dari penjualan aset tetap Perolehan aset tetap
-
( 5.161 (131.654) (
Arus kas bersih untuk aktivitas investasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari: Pinjaman yang diterima Pembiayaan bersama Efek utang yang diterbitkan - bersih Penerusan pinjaman (channelling) dan jual beli piutang Pembayaran atas: Pinjaman yang diterima Pembiayaan bersama Penerusan pinjaman (channelling) dan jual beli piutang Pelunasan pokok obligasi
64.000
(62.493) (
10 26 11a,b
-
CASH FLOWS FROM INVESTING ACTIVITIES Withdrawal of time deposit 64.000) Placement in time deposit 5.935 Proceeds from sale of property and equipment 82.688) Acquisitions of property and equipment
140.753)
1.591.789 1.265.932 794.643
1.822.211 522.958 415.804
55.321
232.773
26 10 26
(1.539.994) ( (545.992) (
1.127.014) 119.754)
26 11a
(197.151) ( (155.000) (
254.361) 95.000)
Arus kas bersih dari aktivitas pendanaan
1.269.548
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
1.397.617
2.201 (
167.783)
Net cash flows for investing activities CASH FLOWS FROM FINANCING ACTIVITIES Proceeds from: Fund borrowings Joint financing Debts securities issued Channeling and receivables sales and purchase Payments of: Fund borrowings Joint financing Channeling and receivables sales and purchase Repayment of bonds principal Net cash flows from financing activities NET INCREASE (DECREASE) IN CASH AND CASH EQUIVALENTS
KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN
166.696
334.479
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF YEAR
KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN
168.897
166.696
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF YEAR
136.887 32.010
92.078 74.618
CASH AND CASH EQUIVALENTS CONSIST OF: Cash on hand and in banks Time deposits
168.897
166.696
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI: Kas dan bank Deposito berjangka
3 3
Lihat Catatan atas Laporan Keuangan pada Ekshibit E terlampir yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Laporan Keuangan secara keseluruhan
See accompanying Notes to Financial Statements on Exhibit E which are an integral part of the Financial Statements taken as a whole
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
183
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM
Exhibit E
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL
a. Pendirian Perusahaan
a. Establishment of the Company
PT BFI Finance Indonesia Tbk (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta notaris No. 57 yang dibuat dihadapan Kartini Muljadi, SH., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, SH., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Law and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C2-2091- HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102, dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Company’s Articles of Association had been amended several times, which one of the amendments was based on Notarial deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to become PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195.
Berdasarkan Akta notaris No. 65 tanggal 21 Juni 2012, dari Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, mengenai perubahan nilai nominal saham Perusahaan (pemecahan saham) dari sebesar Rp 500 (nilai penuh) per saham menjadi sebesar Rp 250 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari semula sebanyak 760.339.281 saham menjadi sebanyak 1.520.678.562 saham. Perubahan tersebut telah diterima dan dicatat di dalam database Sistem Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berdasarkan Keputusan No. AHU-AH-01-1025617 tanggal 13 Juli 2012.
Based on Notarial deed No. 65 dated 21 June 2012 of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, concerning the changes in par value of the Company’s shares (stock split) from Rp 500 (full amount) per share to Rp 250 (full amount) per share, thus resulting in the increase of the Company’s shares outstanding from 760,339,281 shares to 1,520,678,562 shares. The amendment was acknowledged and recorded in the Legal Entity Administration System database of the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. AHU-AH-01-10-25617 dated 13 July 2012.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982, yang telah diperbaharui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/ 1990 tanggal 23 April 1990.
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance by virtue of his decree No. KEP-038/KM.11/ 1982 dated 12 August 1982 as amended by Decree No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen ijin usaha Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Melalui amandemen ini, ijin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas Finance Indonesia Tbk berlaku surut sejak adanya persetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk dari Instansi yang Berwenang melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001.
On 20 February 2006, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia amended the Company’s license by virtue of his Decree No. KEP-038/KM.5/2006. Through this amendment, the previous license granted to PT Bunas Finance Indonesia Tbk was applied for retroactively since the approval of the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk to PT BFI Finance Indonesia Tbk from the Regulatory Authority by virtue of decree of Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
184
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
Exhibit E/2 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
a. Pendirian Perusahaan (Lanjutan)
a. Establishment of the Company (Continued)
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan terutama adalah menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal meliputi bidang sebagai berikut:
According to Article 3 of the Company’s Articles of Association, the scope of activities of the Company is mainly enganged in financing activities through the provision of financing or capital goods comprising the followings:
a. b. c. d.
a. b. c. d.
Sewa pembiayaan Pembiayaan konsumen Anjak piutang Usaha kartu kredit
Finance lease Consumer financing Factoring of accounts receivable Credit card
Perusahaan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1982. Saat ini, Perusahaan menjalankan kegiatan pembiayaan dalam bentuk sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen. Kantor pusat Perusahaan terletak di MNC Tower (dahulu Menara Kebon Sirih), Lantai 25, Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta Pusat.
The Company started its commercial operations in 1982. Currently, the Company mainly engages in finance lease and consumer financing activities. The Company’s registered office is located at the 25th Floor, MNC Tower (formerly Menara Kebon Sirih), Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Central Jakarta.
Perusahaan mempunyai masing-masing 124 kantor cabang dan 61 gerai pada tanggal 31 Desember 2012, dan 110 kantor cabang dan 59 gerai pada tanggal 31 Desember 2011 yang berlokasi, antara lain, di Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar dan Tangerang.
The Company has 124 branches and 61 kiosks as of 31 December 2012, and 110 branches and 59 kiosks as of 31 December 2011, which are located in, among others, Palembang, Banjarmasin, Surabaya, Samarinda, Bandung, Pekanbaru, Medan, Jambi, Makasar and Tangerang.
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital
Pada tahun 1990, Perusahaan melakukan penawaran umum perdana atas 2.125.000 sahamnya dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran sejumlah Rp 5.750 (nilai penuh) per saham. Pada tahun 1993, Perusahaan melakukan penawaran tambahan sebanyak 8.500.000 saham dengan nilai nominal per saham yang sama melalui bursa efek di Indonesia.
In 1990, the Company conducted an initial public offering of its 2,125,000 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share through the stock exchanges in Indonesia at an offering price of Rp 5,750 (full amount) per share. In 1993, the Company offered an additional of 8,500,000 shares at the same par value per share through a stock exchange in Indonesia.
Pada tanggal 8 April 1993, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 10 (sepuluh) saham yang dimiliki, sebanyak 1.062.500 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham. Pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan juga menyetujui untuk menerbitkan saham bonus dengan dasar 17 (tujuh belas) saham baru untuk setiap 20 (dua puluh) saham yang dimiliki, sebanyak 9.934.668 saham dengan nilai nominal yang sama. Pada tanggal 22 Januari 1994, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk membagikan dividen saham dengan dasar 1 (satu) saham baru untuk 3 (tiga) saham yang dimiliki, sebanyak 7.207.390 saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (nilai penuh) per saham.
On 8 April 1993, the shareholders of the Company resolved to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 10 (ten) shares held totaling 1,062,500 shares with a par value of Rp 1,000 (full amount) per share. On the same date, the shareholders of the Company also resolved to issue bonus shares on the basis of 17 (seventeen) new shares for every 20 (twenty) shares held totaling 9,934,668 shares at the same par value. On 22 January 1994, the shareholders of the Company resolved to distribute share dividends on the basis of 1 (one) new share for every 3 (three) shares held totaling 7,207,390 shares at a par value of Rp 1,000 (full amount) per share.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
185
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
Exhibit E/3 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 18 April 1994, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal (kemudian berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan/ BAPEPAM-LK dan terakhir dikenal sebagai Otoritas Jasa Keuangan/ OJK) (BAPEPAM) melalui surat No. S-639/PM/1994 dalam rangka penawaran umum terbatas pertama (I) Perusahaan sebanyak 28.829.558 saham dengan harga penawaran sejumlah Rp 1.500 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 1 (satu) saham baru. Selanjutnya, pada tanggal 17 Januari 1997, Perusahaan memperoleh surat pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-71/PM/1997 dalam rangka penawaran umum terbatas kedua Perusahaan sebanyak 115.318.232 saham dengan harga penawaran Rp 1.000 (nilai penuh) per saham dimana setiap 1 (satu) saham yang dimiliki berhak atas 2 (dua) saham baru.
On 18 April 1994, the Company received effective statement from the Capital Market Supervisory Board (was then changed to Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency/ BAPEPAM-LK and recently known as the Financial Services Authority/ OJK) (BAPEPAM) through letter No. S-639/PM/1994 to conduct the first rights issue of the Company’s shares on a 1 (one) for 1 (one) basis totaling 28,829,558 shares at an offering price of Rp 1,500 (full amount) per share. Moreover, on 17 January 1997, the Company received effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-71/PM/1997 to conduct the second rights issue of the Company’s shares on the basis of 2 (two) new shares for every 1 (one) shares held totaling 115,318,232 shares at an offering price of Rp 1,000 (full amount) per share.
Pada tanggal 17 Juni 1997, para pemegang saham Perusahaan menyetujui pemecahan nilai nominal saham dari Rp 1.000 (nilai penuh) per saham menjadi Rp 500 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari sebanyak 172.977.348 saham menjadi sebanyak 345.954.696 saham.
On 17 June 1997, the shareholders of the Company resolved a stock split, resulting in a change in par value per share from Rp 1,000 (full amount) to Rp 500 (full amount), thus resulting in the increase in number of the Company’s shares outstanding from 172,977,348 shares to 345,954,696 shares.
Dalam rangka restrukturisasi utang, para pemegang saham Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Para Pemegang Saham tanggal 27 Januari 2000 menyetujui penerbitan Mandatory Convertible Bonds atau Obligasi Wajib Konversi (MCB) yang wajib dikonversikan menjadi sebanyak 414.384.585 saham Perusahaan.
In respect with the debt restructuring, the Company’s shareholders through Extraordinary General Meeting of Shareholders convened on 27 January 2000 resolved to issue the Mandatory Convertible Bonds (MCB) which should be converted into 414,384,585 shares of the Company.
Pada bulan Mei 2006, seluruh MCB telah dikonversi menjadi sebanyak 414.384.585 saham biasa sehingga jumlah saham beredar Perusahaan menjadi sebanyak 760.339.281 saham pada tanggal 31 Desember 2006 (Catatan 14).
In May 2006, all of the MCB had been converted into ordinary shares totaling 414,384,585 shares, thus resulting in a total outstanding number of the Company’s shares of 760,339,281 shares as of 31 December 2006 (Note 14).
Pada tanggal 7 Agustus 2007, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-3960/BL/2007 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 20 Agustus 2007, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Surabaya (BES) (telah bergabung dengan Bursa Efek Jakarta dan saat ini dikenal sebagai Bursa Efek Indonesia dengan harga emisi final sebesar Rp 200.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 16 November 2007.
On 7 August 2007, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-3960/BL/2007 to conduct the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 20 August 2007, the bond was listed on the Surabaya Stock Exchange (BES) (was merged with Jakarta Stock Exchange and is currently known as Indonesia Stock Exchange with a final issuance price of Rp 200,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 16 November 2007.
Pada tanggal 16 Agustus 2009, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 16 August 2009, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia Tahun 2007 dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
186
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
Exhibit E/4 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 200.000 dengan jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 18 Januari 2010, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan harga emisi final sebesar Rp 160.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 15 April 2010.
On 8 January 2010, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S-94/BL/2010 to conduct the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 200,000 with a maturity of 24 (twenty four) months from the date of issuance. On 18 January 2010, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) with a final issuance price of Rp 160,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 15 April 2010.
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, dengan jumlah penawaran pokok sebesar Rp 450.000 dengan jangka waktu 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal emisi. Pada tanggal 11 Juli 2011, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga emisi final sebesar Rp 420.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 8 Oktober 2011.
On 28 June 2011, the Company obtained effective statement from the BAPEPAM-LK through letter No. S7248/BL/2011 to conduct the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, with a total principal offering of Rp 450,000 with a maturity of 36 (thirty six) months from the date of issuance. On 11 July 2011, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a final issuance price of Rp 420,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 8 October 2011.
Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap yang jatuh tempo pada tanggal tersebut.
On 15 January 2012, the Company had fully repaid the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap which matured on the date.
Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar Rp 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun.
On 25 January 2012, the Company issued BFI Finance Indonesia Medium Term Notes I of Year 2012 (MTN I) which consists of MTN I A Series with a nominal value of Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum and MTN I B Series with a nominal value of Rp 200,000 bearing fixed interest rate of 10.50% per annum.
Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B.
Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis according to the interest payment schedule of the MTN. The final interest payment on the MTN I as well as the principal will mature on 25 January 2014 for A Series and 25 January 2015 for B Series, respectively.
Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui surat No. S-6878/BL/2012 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) dengan jumlah nilai nominal seluruhnya sebesar Rp 575.000. Obligasi Berkelanjutan I Tahap I ini terbagi menjadi tiga seri, yaitu Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 195.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,00% per tahun, Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 110.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,00% per tahun, dan Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 270.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun. Pada tanggal 13 Juni 2012, Obligasi tersebut dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia dengan harga emisi final sebesar Rp 575.000. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan sejak tanggal 12 September 2012.
On 4 June 2012, the Company obtained effective statement from BAPEPAM-LK through letter No. S-6878/BL/2012 to conduct the Public Offering of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) with a total principal offering of Rp 575,000. The Obligasi Berkelanjutan I Tahap I consist of three series, i.e. A Series with a nominal value of Rp 195,000 bearing fixed interest rate of 7.00% per annum, B Series with a nominal value of Rp 110,000 bearing fixed interest of 8.00% per annum, and C Series with a nominal value of Rp 270,000 bearing fixed interest rate of 8.50% per annum. On 13 June 2012, the bonds were listed on the Indonesia Stock Exchange with a final issuance price of Rp 575,000. Interest on such bond was paid on a quarterly basis starting from 12 September 2012.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
187
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/5 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
Exhibit E/5 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
b. Penawaran Umum dan Kebijakan Perusahaan yang Mempengaruhi Efek Perusahaan (Lanjutan)
b. Company’s Public Offerings and Corporate Actions Affecting Share Capital (Continued)
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) Perusahaan yang diaktakan dengan Akta notaris No. 65 tanggal 21 Juni 2012 dari Fathiah Helmi, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham menyetujui perubahan Pasal 4 ayat 1 dan 2 Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nilai nominal saham Perusahaan (pemecahan saham) dari sebesar Rp 500 (nilai penuh) per saham menjadi sebesar Rp 250 (nilai penuh) per saham, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah saham beredar Perusahaan dari semula sebanyak 760.339.281 saham menjadi sebanyak 1.520.678.562 saham, dan menyetujui untuk mengubah Pasal 15 ayat 3b mengenai Tugas dan Wewenang Direksi. Pemecahan saham tersebut telah memperoleh persetujuan dari BEI melalui surat No. S-05439/BEI.PPJ/07-2012 tertanggal 31 Juli 2012.
Based on the resolution of the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) of the Company as covered by Notarial deed No. 65 dated 21 June 2012 of Fathiah Helmi, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders resolved to approve the amendment to Paragraphs 1 and 2 of Article 4 of the Articles of Association concerning the changes in par value of the Company’s share (stock split) from Rp 500 (full amount) to Rp 250 (full amount), thus resulting in the increase in number of the Company’s shares outstanding from 760,339,281 shares to 1,520,678,562 shares, and Paragraph 3b of Article 15, concerning the Duties and Authorities of the Directors. The stock split was approved by the BEI through letter No. S-05439/BEI.PPJ/07-2012 dated 31 July 2012.
RUPSLB tersebut juga telah menyetujui penerbitan saham untuk pelaksanaan program Management & Employee Stock Option Program (MESOP) untuk Tahap I sebanyak 60.826.400 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham untuk periode sampai dengan tanggal 20 Juni 2014. BEI melalui suratnya No. S-04847/BEI.PPJ/07-2012 tertanggal 6 Juli 2012 telah menyetujui pencatatan saham Perusahaan hasil pelaksanaan Program MESOP untuk tahap I tersebut secara pra pencatatan di BEI.
The EGM had also resolved to approve the issuance of shares for the implementation of the Phase 1 of the Management & Employee Stock Option Program (MESOP), totaling 60,826,400 shares with par value of Rp 250 per shares, up to 20 June 2014. BEI through its letter No. S-04847/BEI.PPJ/07-2012 dated 6 July 2012 had approved the Company’s pre-listing of its MESOP on the Stock Exchange for the implementation of phase I.
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Perusahaan, yang diaktakan dengan akta No. 80 Tanggal 15 Juni 2011 juncto Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 82 masing-masing tertanggal 15 Juni 2011 yang dibuat dihadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Based on the resolution of the Annual General Meeting of Shareholders (AGM), as covered by the deed No. 80 dated 15 June 2011 in conjunction with the Deed of Resolutions No. 82, each dated 15 June 2011, of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the composition of the Board of Commissioners and Directors of the Company as of 31 December 2012 and 2011 was as follows:
Dewan Komisaris Presiden Komisaris Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris (Independen) Komisaris
: : : : :
Kusmayanto Kadiman Johanes Sutrisno Alfonso Napitupulu Emmy Yuhassarie Richard Andrew Deitz
: : : : :
Board of Commissioners President Commissioner Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner (Independent) Commissioner
Direksi Presiden Direktur Direktur Direktur
: : :
Francis Lay Sioe Ho Yan Peter Wangkar Cornellius Henry Kho
: : :
Directors President Director Director Director
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
188
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/6 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
Exhibit E/6 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
Susunan Komite Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
The composition of the Audit Committee of the Company as of 31 December 2012 and 2011, are as follows:
Komite Audit Ketua Anggota
: : : : : :
Johanes Sutrisno Kusmayanto Kadiman Dominic Picone Fendi Santoso Stefanus Ginting Rudy Capelle
: : : : : :
Audit Committee Chairman Member
Gaji dan tunjangan yang diberikan kepada Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing berjumlah keseluruhan sebesar Rp 26.928 dan Rp 28.179.
Salaries and benefits provided to the Board of Commissioners and the Directors for the years ended 31 December 2012 and 2011 amounted to Rp 26,928 and Rp 28,179, respectively.
Internal Audit
Internal Audit
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.7 tentang Pembentukan dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal, Perusahaan telah menyusun Piagam Internal Audit sejak tanggal 1 Maret 2009 atau telah membentuk Divisi Internal Audit sejak tanggal 31 Maret 2010, berdasarkan Surat Penunjukkan Anggota Audit Internal Perusahaan. Kepala Unit Internal Audit Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah Perri Gustovandani.
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.7 concerning the Forming and Charter’s Compilation Guidance of Internal Audit Unit, the Company had established an Internal Audit Charter since 1 March 2009 and had formed an Internal Audit Division since 31 March 2010, based on the Letter of Assignment of Internal Audit Members. The Head of Internal Audit Unit of the Company as of 31 December 2012 and 2011 is Perri Gustovandani.
Sekretaris Perusahaan
Corporate Secretary
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perusahaan No. Corp/CH/L/VII/07-0115 tanggal 9 Juli 2007, Perusahaan menunjuk Cornellius Henry Kho sebagai Sekretaris Perusahaan.
Based on the virtue of the Board of Directors of the Company No. Corp/CH/L/VII/07-0115 dated 9 July 2007, the Company appointed Cornellius Henry Kho as its Corporate Secretary.
Berdasarkan Peraturan BAPEPAM-LK No. IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan, Perusahaan diwajibkan untuk membentuk fungsi Sekretaris Perusahaan yang antara lain bertugas:
Based on the regulation issued by the BAPEPAM-LK No. IX.I.4 concerning the Formation of the Corporate Secretary, the Company is required to establish a Corporate Secretary which functions comprise the followings:
(1) Mengikuti perkembangan pasar modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang pasar modal; (2) Memberikan pelayanan kepada masyarakat atas setiap informasi yang dibutuhkan pemberi modal yang berkaitan dengan kondisi Perusahaan; (3) Memberikan masukan kepada Direksi Perusahaan untuk mematuhi ketentuan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya; (4) Sebagai penghubung atau contact person antara Emiten atau Perusahaan Publik dengan BAPEPAMLK dan masyarakat; (5) Fungsi Sekretaris Perusahaan dapat dirangkap oleh Direktur Perusahaan.
(1) Keep informed with respect to Capital Market developments, especially Capital Market regulations; (2) Provide the public with all information needed by investors regarding the condition of the Issuer or Public Company; (3) Make recommendations to the Issuer or Public Company’s board of directors with respect to compliance with Law No. 8, 1995 concerning the Capital Market and its implementing regulations; (4) Act as the Issuer’s or Public Company’s contact person with BAPEPAM-LK and the public; and (5) The functions of Corporate Secretary may be concurrently performed by a director of the Issuer or Public Company.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
189
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/7 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1.
UMUM (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 1. GENERAL (Continued)
c. Dewan Komisaris, Direksi, Internal Audit, Sekretaris Perusahaan dan Karyawan (Lanjutan)
c. Boards of Commissioners, Directors, Internal Audit, Corporate Secretary and Employees (Continued)
Jumlah karyawan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut (tidak diaudit):
The total number of the Company’s employees as of 31 December 2012 and 2011 was as follows (unaudited):
2012 Karyawan tetap Karyawan tidak tetap
2.
Exhibit E/7
3.274 2.122
2.560 2.075
5.396
4.635
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING Kebijakan akuntansi pokok yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan kecuali untuk penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang telah direvisi dan berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2012 adalah sebagai berikut: a.
2011
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan
Permanent employees Non-permanent employees
2. SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES The following are the significant accounting policies that were applied consistently in the preparation of the financial statements except for the adoption of revised and new Statements of Finance Accounting Standards (SFAS) and Interpretations of Financial Accounting Standards (IFAS) effective 1 January 2012: a.
Basis of Preparation of Financial Statements
Laporan keuangan pada tanggal dan untuk tahun berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dan Peraturan Bapepam-LK No. VIII.G.7 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan” yang terdapat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 dan perubahannya, Keputusan Ketua Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012.
The financial statements as of and for the years ended 31 December 2012 and 2011 are prepared in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards as issued by the Indonesian Institute of Accountants and the Bapepam-LK Regulation No. VIII.G.7 regarding “Financial Statements Presentation Guidelines” as included in the Appendix of the Decision Decree of the Chairman of Bapepam No. KEP-06/PM/2000 dated 13 March 2000 and its amendment, the Decision Decree of the Chairman of Bapepam-LK No. KEP-347/BL/2012 dated 25 June 2012.
Laporan keuangan disusun berdasarkan konsep nilai historis dan atas akrual, kecuali untuk akun-akun tertentu yang disusun dengan menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi akun tersebut.
The financial statements were prepared under the historical costs concept and on the accrual basis, except for certain accounts that were prepared using measurements as described in their respective accounting policies.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dan menyajikan sumber dan penggunaan kas dan setara kas dengan mengelompokkan arus kas atas dasar kegiatan operasi, investasi dan pendanaan.
The statements of cash flows were prepared using the direct method and present the sources and uses of cash and cash equivalents according to operating, investing and financing activities.
Seluruh angka dalam laporan keuangan ini dibulatkan menjadi dan disajikan dalam jutaan Rupiah yang terdekat, kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the financial statements are rounded to and expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
190
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/8 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/8 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) a.
SIGNIFICANT
Basis of Preparation (Continued)
ACCOUNTING of
Financial
POLICIES Statements
Standar akuntansi baru dan revisi
New and revised accounting standards
Perubahan atas standar berikut telah berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012.
The following amendments to standards have became effective for the financial year starting 1 January 2012.
- PSAK No. 24 (Revisi 2010) : Imbalan Kerja
- SFAS No. 24 (Revised 2010) : Employee Benefits
Yang menggantikan PSAK 24 (Revisi 2004), "Imbalan Kerja," mensyaratkan pengungkapan tambahan yang dibuat memberikan informasi tentang tren dalam aset dan liabilitas dalam rencana imbalan pasti dan asumsi yang mendasari komponen dari biaya imbalan pasti. Perubahan ini mengakibatkan pengungkapan tambahan tetapi tidak memiliki dampak pengakuan atau pengukuran, Perusahaan memilih untuk tidak menerapkan opsi baru yang ditawarkan untuk mengakui keuntungan dan kerugian aktuarial sebagai pendapatan komprehensif lainnya. Pengungkapan baru ini disajikan dalam Catatan 23 - Imbalan PascaKerja.
Which supersedes SFAS 24 (Revised 2004), “Employee Benefits,” requires additional disclosures are made providing information about trends in the assets and liabilities in the defined benefit plans and the assumptions underlying the components of the defined benefit cost. This change has resulted in additional disclosures but has not had any recognition or measurement impact, as the Company chose not to apply the new option offered to recognize actuarial gains and losses in other comprehensive income. These new disclosures are shown in Note 23 – PostEmployment Benefits. - SFAS No. 30 (Revised 2011) : Leases
- PSAK No. 30 (Revisi 2011) : Sewa Memberikan panduan tambahan bagi unsur tanah dan bangunan di dalam perjanjian sewa yang diklasifikasikan terpisah sebagai sewa pembiayaan atau sewa operasi, dengan mempertimbangkan bahwa tanah memiliki umur ekonomis yang tidak terbatas.
Provides additional guidance for land and building elements of a lease agreement which are to be classified as finance leases or operating leases separately, taking into account the nature of the land has an indefinite economic life.
- PSAK No. 46 (Revisi 2010) : Akuntansi Pajak Penghasilan
- SFAS No. 46 (Revised 2010) : Accounting for Income Taxes
Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan dalam menghitung konsekuensi pajak kini dan masa depan untuk pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan; serta transaksitransaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan.
Prescribe the accounting treatment for income taxes to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in statements of financial position; and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
- PSAK No. 50 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan: Penyajian
- SFAS No. 50 (Revised 2010) : Financial Instruments: Presentation
Menetapkan prinsip penyajian instrumen keuangan sebagai liabilitas atau ekuitas dan saling hapus aset keuangan dan liabilitas keuangan.
Establish principles for presenting financial instruments as liabilities or equity and for offsetting financial assets and financial liabilities.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
191
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/9 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) a.
SIGNIFICANT
Basis of Preparation (Continued)
ACCOUNTING of
Financial
POLICIES Statements
Perubahan atas standar berikut telah berlaku efektif untuk tahun buku yang dimulai pada tanggal 1 Januari 2012. (Lanjutan)
The following amendments to standards have became effective for the financial year starting 1 January 2012. (Continued)
- PSAK No. 55 (Revisi 2010) : Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran
- SFAS No. 55 (Revised 2010) : Financial Instruments: Recognition and Measurement
Mengatur prinsip-prinsip dasar pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. Persyaratan penyajian informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK No. 50 (Revisi 2010): Instrumen Keuangan: Penyajian. Persyaratan pengungkapan informasi instrumen keuangan diatur dalam PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan.
Establishes principles for recognising and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. Requirements for presenting information about financial instruments are in SFAS No. 50 (Revised 2010): Financial Instruments: Presentation. Requirements for disclosing information about financial instruments are in SFAS 60: Financial Instruments: Disclosures.
- PSAK No. 56 (Revisi 2011) : Laba per Saham
- SFAS No. 56 (Revised 2011) : Earning per Share
Menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham, sehingga meningkatkan daya banding kinerja antar entitas berbeda pada periode pelaporan sama, dan antar periode pelaporan berbeda untuk entitas yang sama.
Prescribed principles for the determination and presentation of earnings per share, so as to improve performance comparisons between different entities in the same period and between different reporting periods for the same entity.
- PSAK No. 60 (Revisi 2011) : Instrumen Keuangan: Pengungkapan
- SFAS No. 60 (Revised 2011) : Financial Instruments: Disclosures
Mensyaratkan pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan konsolidasian untuk mengevaluasi signifikansi instrument keuangankami dan sifat serta luas risiko yang timbul dari instrumeninstrumen keuangan tersebut. Pengungkapanpengungkapan baru tersebut termasuk di dalam laporan keuangan konsolidasian. Standar ini diterapkan secara prospektif sesuai dengan ketentuan. Oleh karena itu, Entitas tidak perlu menyajikan informasi komparatif untuk pengungkapan yang disyaratkan oleh standar ini.
Requires disclosures that enable users of the consolidated financial statements to evaluate the significance of our financial instruments and the nature and extent of risks arising from those financial instruments. The new disclosures are included throughout the consolidated financial statements. This standard is applied prospectively in accordance with its transitional provisions. Accordingly, the Company does not need to present comparative information for the disclosures required by this standard.
Perusahaan telah mengungkapkan informasi terkait dengan perubahan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti disyaratkan, sesuai dengan ketentuan transisi dalam masing-masing standar dan interpretasi
The Company has disclosed information related with the changes in accounting policies of the Company as required, in accordance with transitional provision in the respective standards and interpretations.
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan:
The following new standards, amendments to standards and interpretations are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2012, but are not relevant or did not have material impact for the Company:
-
PSAK No. 10 (Revisi 2010) :
-
PSAK No. 16 (Revisi 2011) : PSAK No. 18 (Revisi 2010) :
-
PSAK No. 53 (Revisi 2010) : ISAK No. 13 :
-
ISAK No. 15
:
-
ISAK No. 20
:
-
ISAK No. 23
Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing/ The Effects of Changes in Foreign Exchanges Rate Aset Tetap/ Property, Plant and Equipment Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya Accounting and Reporting by Retirement Benefit Plans Pembayaran Berbasis Saham/ Share-based Payment Lindung Nilai Investasi Neto dalam Kegiatan Usaha Luar Negeri/ Hedges of a Net Investment in a Foreign Operation PSAK No. 24 - Batas Aset Imbalan Pasti, Persyaratan Pendanaan Minimum dan Interaksinya/ SFAS No. 24 - The Limit on a Defined Benefit Asset, Minimum Funding Requirements and their Interaction Pajak Penghasilan - Perubahan Dalam Status Pajak Entitas atau Para Pemegang Saham/ Income Taxes-Changes in the Tax Status of an Entity or its Shareholders Sewa Operasi-Insentif/ Operating Leases-Incentives Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
:
SFAS No. 10 (Revised 2010) -
: :
SFAS No. 16 (Revised 2011) SFAS No. 18 (Revised 2010) -
: :
SFAS No. 53 (Revised 2010) IFAS No. 13 -
:
IFAS No. 15 -
:
IFAS No.20 IFAS No. 23 -
192
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) a.
Dasar Penyusunan Laporan Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/10 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) a.
ISAK No. 24
-
ISAK No. 25
Basis of Preparation (Continued)
Evaluasi Substansi beberapa Transaksi yang Melibatkan suatu Bentuk Legal Sewa/ Evaluating the Substance of Transactions Involving the Legal Form of a Lease Hak atas Tanah/ Land Rights
b. Penyertaan Saham
ACCOUNTING of
Financial
POLICIES Statements
The following new standards, amendments to standards and interpretations are mandatory for the first time for the financial year beginning 1 January 2012, but are not relevant or did not have material impact for the Company: (Continued)
Berikut adalah standar baru, perubahan atas standar dan interpretasi standar yang wajib diterapkan untuk pertama kalinya untuk tahun buku yang dimulai 1 Januari 2012, namun tidak relevan atau tidak berdampak material terhadap Perusahaan: (Lanjutan) -
SIGNIFICANT
b.
IFAS No. 24 IFAS No. 25 -
Investment in Shares
Efektif tanggal 1 Januari 2011, Perusahaan menerapkan PSAK No. 15 (Revisi 2009), “Investasi pada Entitas Asosiasi”. PSAK revisi ini diterapkan secara retrospektif dan mengatur akuntansi investasi dalam entitas asosiasi dalam hal penentuan pengaruh signifikan, metode akuntansi yang harus diterapkan, penurunan nilai investasi dan laporan keuangan tersendiri. Penerapan PSAK yang direvisi tersebut tidak memberikan pengaruh yang berarti terhadap laporan keuangan.
Effective 1 January 2011, the Company applied SFAS No. 15 (Revised 2009), “Investments in Associated Companies”. The revised SFAS is applied retrospectively and prescribes the accounting for investments in associated companies as to determination of significant influence, accounting method to be applied, impairment in value of investments and separate financial statements. The adoption of the said revised SFAS has no significant impact on the financial statements.
Investasi Perusahaan pada entitas asosiasi diukur dengan menggunakan metode ekuitas. Entitas asosiasi adalah suatu entitas di mana Perusahaan mempunyai pengaruh signifikan. Sesuai dengan metode ekuitas, nilai perolehan investasi ditambah atau dikurang dengan bagian Perusahaan atas laba atau rugi bersih, dan penerimaan dividen dari investee sejak tanggal perolehan.
The Company’s investment in its associated company is accounted for using the equity method. An associated company is an entity in which the Company has significant influence. Under the equity method, the cost of investment is increased or decreased by the Company’s share in net earnings or losses of, and dividends received from the investee since the date of acquisition.
Laporan laba rugi komprehensif mencerminkan bagian atas hasil operasi dari entitas asosiasi. Bila terdapat perubahan yang diakui langsung pada ekuitas dari entitas asosiasi, Perusahaan mengakui bagiannya atas perubahan tersebut dan mengungkapkan hal ini, jika dapat dipakai, dalam laporan perubahan ekuitas. Laba atau rugi yang belum direalisasi sebagai hasil dari transaksi-transaksi antara Perusahaan dengan entitas asosiasi dieliminasi dengan jumlah sesuai dengan kepentingan Perusahaan dalam entitas asosiasi.
The statements of comprehensive income reflects the share of the results of operations of the associate. Where there has been a change recognized directly in the equity of the associate, the Company recognizes its share of any such changes and discloses this, when applicable, in the statement of changes in equity. Unrealized gains and losses resulting from transactions between the Company and the associate are eliminated to the extent of the Company’s interest in the associate.
Perusahaan menentukan apakah diperlukan untuk mengakui tambahan rugi penurunan nilai atas investasi Perusahaan dalam entitas asosiasi. Perusahaan menentukan pada setiap tanggal pelaporan apakah terdapat bukti yang obyektif yang mengindikasikan bahwa investasi dalam entitas asosiasi mengalami penurunan nilai. Dalam hal ini, Perusahaan menghitung jumlah penurunan nilai berdasarkan selisih antara jumlah terpulihkan atas investasi dalam entitas asosiasi dan nilai tercatatnya dan mengakuinya dalam laporan laba rugi komprehensif.
The Company determines whether it is necessary to recognize an additional impairment loss on the Company’s investment in its associate. The Company determines at each reporting date whether there is any objective evidence that the investment in the associate is impaired. If this is the case, the Company calculates the amount of impairment as the difference between the recoverable amount of the investment in associate and its carrying value, and recognizes the amount in the statements of comprehensive income.
Jika bagian investor atas kerugian perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakui oleh investor apabila telah timbul liabilitas atau investor melakukan pembayaran liabilitas perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya memperoleh laba, investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui.
If an investor’s share of losses in an associate equals or exceeds the carrying value of the investment, the investment shall be reported at zero value. Subsequent losses will be accrued by the investor if a liability has arisen or the investor pays the associate’s liabilities guaranteed by the investor. If the associate subsequently reports profit, the investor will recognize profit only after its share of the profit equals the share of net losses that had not been recognized.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
193
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) b. Penyertaan Saham (Lanjutan)
c.
Exhibit E/11 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) b.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Investment in Shares (Continued)
Penyertaan saham merupakan investasi jangka panjang pada perusahaan non-publik.
Investment in shares represents a long-term investment in a non-public company.
Penyertaan saham merupakan penyertaan saham Perusahaan pada PT Bunas Multi Finance (BMF) dengan persentase kepemilikan sebesar 20%. Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, yang diaktakan dengan akta notaris No. 115 tanggal 27 Juni 2001 dari Aulia Taufani, S.H., Notaris pengganti Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta, para pemegang saham Perusahaan telah memberikan persetujuan untuk melakukan divestasi penyertaan Perusahaan pada BMF. Namun demikian, divestasi belum dapat dilaksanakan karena belum memperoleh persetujuan dari pemegang saham mayoritas BMF.
Investment in shares represents the cost of the Company’s 20% - equity investment in PT Bunas Multi Finance (BMF). Based on the resolutions of the Extraordinary General Meeting of Shareholders as covered by Notarial deed No. 115 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, the shareholders resolved to approve the divestment of the Company’s investment in BMF. However, the divestment was not executable as it had not yet been approved by the majority shareholders of BMF.
Sejak tahun 1998, karena bagian Perusahaan atas rugi bersih BMF telah melebihi jumlah tercatat penyertaannya, oleh karenanya investasi diakui sebesar jumlah tercatat sebesar nihil dan sejak itu Perusahaan tidak lagi mengharapkan adanya pemulihan dari penyertaan tersebut.
Since 1998, the Company’s share in the net losses of BMF had exceeded its carrying value of the related investments, thus the investment was written down to nil, and since then, the Company does not expect any recoveries from the said investment.
Pada tanggal 15 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Pengumuman No. Peng-197/MK.5/2006 telah membekukan seluruh kegiatan operasional BMF. Namun demikian, Perusahaan tidak lagi mempunyai hubungan usaha maupun memberikan garansi apapun terhadap BMF.
On 15 February 2006, the Minister of Finance of Republic of Indonesia through announcement letter No. Peng-197/MK.5/2006, had suspended the entire operational activity of BMF. Nevertheless, the Company has no more business linkage nor made any guarantee for the suspended company.
Kas dan Setara Kas
c.
Cash and cash equivalents are cash on hand, cash in banks and time deposits with a maturity period of three months or less at the time of placement and which are not used as collateral or are not restricted.
Kas dan setara kas mencakup kas, kas pada bank dan deposito berjangka yang akan jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang, dan tidak digunakan sebagai jaminan atau tidak dibatasi penggunaannya. d. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi
Cash and Cash Equivalents
d.
Related Party Transactions
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor:
Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity:
(1) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai
(1) A person or a close member of the person’s family
relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: (a) memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; (b) memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau (c) personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor
is related to a reporting entity if that person: (a) has control or joint control over the reporting entity; (b) has significant influence over the reporting entity; or (c) is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
194
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/12 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) d. Transaksi dengan Pihak-Pihak Berelasi (Lanjutan)
Exhibit E/12 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) d.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Related Party Transactions (Continued)
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor: (Lanjutan)
Related party represents a person or an entity who is related to the reporting entity: (Continued)
(2) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika
(2) An entity is related to a reporting entity if any of
memenuhi salah satu hal berikut: (a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain). (b) Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya). (c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama. (d) Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga. (e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor. (f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (1). (g) Orang yang diidentifikasi dalam huruf (1)(a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas).
e. Aset dan Liabilitas Keuangan
the following conditions applies: (a) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary and fellow subsidiary is related to the others). (b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member). (c) (d) (e)
Both entities are joint ventures of the same third party. One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity. The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity.
(f)
The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in (1).
(g)
A person identified in (1)(a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or of a parent of the entity).
e. Financial Assets and Liabilities
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), “Instrumen Keuangan: Penyajian”, PSAK No. 55 (Revisi 2011), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran” dan PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan”.
Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS No. 50 (Revised 2010), “Financial Instruments: Presentation”, SFAS No. 55 (Revised 2011), “Financial Instruments: Recognition and Measurement” and SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures”.
PSAK No. 50 (Revisi 2010) berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan mengidentifikasikan informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan pengungkapan berlaku terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, dalam aset keuangan, liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian dan keuntungan; dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan akan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa datang suatu entitas yang terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
SFAS No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains; and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This SFAS requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing and certainty of an entity’s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
195
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/13 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued)
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
e. Financial Assets and Liabilities (Continued)
PSAK No. 55 (Revisi 2011) mengatur prinsip-prinsip pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitias keuangan dan beberapa kontrak pembelian atau penjualan item nonkeuangan. PSAK ini, antara lain, menyediakan definisi dan karakteristik derivatif, kategori instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan hubungan lindung nilai.
SFAS No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities and some contracts to buy or sell non-financial items. This SFAS provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, hedge accounting and determination of hedging relationships, among others.
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerja; beserta sifat dan tingkat yang timbul dari risiko keuangan Perusahaan yang terekspos selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana entitas mengelola risiko mereka.
SFAS No. 60 requires disclosures of the significance of financial instruments for financial position and performance; and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the Company is exposed during the period and at the end of the reporting period, and how the entity manages those risks.
(i)
Aset keuangan
(i)
Financial assets
Aset keuangan Perusahaan, terdiri dari kas dan setara kas, deposito berjangka, investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen, aset keuangan derivatif dan pinjaman kepada karyawan (dicatat sebagai bagian dari aset lainlain).
The Company's financial assets, consist of cash and cash equivalents, time deposit, net investments in finance lease, consumer financing receivables, derivative financial assets and loans to employees (recorded as part of other assets).
(1) Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
(1)
Financial assets at fair value through profit or loss
Kategori ini terdiri dari dua sub-kategori: aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan dan aset keuangan yang pada saat pengakuan awal telah ditetapkan oleh Perusahaan untuk diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi.
This category comprises two sub-categories: financial assets classified as held for trading, and financial assets designated by the Company as at fair value through profit and loss upon initial recognition.
Aset keuangan diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan jika diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat atau jika merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek (short term profit taking) yang terkini. Derivatif juga dikategorikan dalam kelompok diperdagangkan, kecuali derivatif yang ditetapkan dan efektif sebagai instrumen lindung nilai.
A financial asset is classified as held for trading if it is acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term or if it is part of a portfolio of identified financial instruments that are managed together and for which there is evidence of a recent actual pattern of short-term profit-taking. Derivatives are also categorized as held for trading unless they are designated and effective as hedging instruments.
Instrumen keuangan yang dikelompokkan ke dalam kategori ini diakui pada nilai wajarnya pada saat pengakuan awal; biaya transaksi diakui secara langsung ke dalam laporan laba rugi komprehensif. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar dan penjualan instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai “Keuntungan/(kerugian) dari perubahan nilai wajar instrumen keuangan derivatif”.
Financial instruments included in this category are recognized initially at fair value; transaction costs are taken directly to the statement of comprehensive income. Gains and losses arising from changes in fair value are included directly in the profit or loss and are reported respectively as “Gains/ (losses) from changes in fair value of derivative financial instruments”.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
196
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (i) Aset keuangan (Lanjutan) (2)
Exhibit E/14 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (i) Financial assets (Continued)
Pinjaman yang diberikan dan piutang
(2)
Loans and receivables
Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: (a) yang dimaksudkan oleh Perusahaan untuk dijual dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; (b) yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok tersedia untuk dijual; (c) dalam hal pemilik mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than:
Pada saat pengakuan awal, pinjaman yang diberikan dan piutang diakui pada nilai wajarnya ditambah atau dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
At initial recognition, the Company’s loans and receivables are measured at fair values plus or minus directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pemberian suatu pinjaman maupun perolehan piutang dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman maupun piutang tersebut tidak diperoleh. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang diakui dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘pendapatan pembiayaan konsumen’ atau ‘pendapatan sewa pembiayaan’. Pendapatan dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang dicatat di dalam laporan laba rugi.
Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the acquisition of loans or receivables and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan or receivables had not been acquired or issued. Income on financial assets classified as loan and receivables is recognized in the profit or loss and recorded as part of ‘consumer financing income’ or ‘finance lease income’. Interest income on financial assets classified as loans and receivables is included in the profit or loss.
Dalam hal terjadi penurunan nilai, kerugian penurunan nilai dilaporkan sebagai pengurang dari nilai tercatat dari aset keuangan dalam kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang, dan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif sebagai “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
In the case of impairment, the impairment loss is reported as a deduction from the carrying value of the financial assets classified as loan and receivables recognized in the statement of comprehensive income as “Allowance for Impairment Losses”.
(a) those that the Company intends to sell immediately or in the short term, which are classified as held for trading, and those that the entity upon initial recognition designates as at fair value through profit and loss; (b) those that the Company upon initial recognition designates as available for sale; or (c) those for which the holder may not recover substantially all of its initial investment, other than because of credit deterioration.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
197
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (ii) Liabilitas keuangan
Exhibit E/15 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (ii) Financial liabilities
Liabilitas keuangan Perusahaan terdiri dari pinjaman yang diterima, beban yang masih harus dibayar, efek utang yang diterbitkan dan utang lain-lain.
The Company's financial liabilities consist of fund borrowings, accrued expenses, debt securities issued and other payables.
Perusahaan mengklasifikasikan liabilitas keuangan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The Company classified its financial liabilities as financial liabilities measured at amortized cost.
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, Perusahaan mengukur seluruh liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk pengakuan suatu pinjaman yang diterima, dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila pinjaman yang diterima tidak diakui. Beban atas kewajiban keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dibebankan dalam laporan laba rugi dan dicatat sebagai bagian dari ‘beban keuangan’.
Financial liabilities measured at amortized cost are initially recognized at fair value plus transaction costs. After initial recognition, the Company measures all financial liabilities at amortized cost using effective interest rates method. Transaction costs include only those costs that are directly attributable to the recognition of loan received and they are incremental costs that would not have been incurred if the loan has not been recognized. Expenses on financial liabilities measured at amortized cost is charged in the profit or loss and recorded as part of ‘finance cost’.
(iii) Penentuan nilai wajar
(iii) Fair value estimation
PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan tertentu yang mensyaratkan klasifikasi aset dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar dengan menggunakan hirarki nilai wajar yang mencerminkan signifikansi input yang digunakan di dalam melakukan pengukuran nilai wajar. Hirarki nilai wajar memiliki tingkatan sebagai berikut:
SFAS No. 60 requires certain disclosures which require the classification of financial and financial liabilities measured at fair value using a fair value hierarchy that reflects the significance of the inputs used in making the fair value measurement. The fair value hierarchy has the following levels:
a. harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1); b. input selain harga kuotasi yang termasuk di dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik langsung (misalnya, harga) maupun tidak langsung (misalnya, derivasi dari harga) (tingkat 2); dan c. input untuk aset dan liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3).
a. quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level 1);
Tingkatan di dalam hirarki nilai wajar di mana aset keuangan atau liabilitas keuangan dikategorikan penetapnya pada basis tingkatan input paling rendah yang signifikan terhadap pengukuran nilai wajar. Aset keuangan dan liabilitas keuangan diklasifikasikan di dalam keseluruhan hanya ke dalam salah satu dari ketiga tingkatan tersebut.
The level in the fair value hierarchy within which the financial asset or financial liability is categorised is determined on the basis of the lowest level input that is significant to the fair value measurement. Financial assets and financial liabilities are classified in their entirety into only one of the three levels.
b. inputs other than quoted prices included within Level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (i.e. as prices) or indirectly (i.e. derived from prices) (level 2); and c. inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3).
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
198
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iii) Penentuan nilai wajar (Lanjutan)
Exhibit E/16 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iii) Fair value estimation (Continued)
Aset keuangan Perusahaan yang diukur dan diakui pada nilai wajar (tingkat 2) adalah aset keuangan derivatif.
The Company’s financial asset that are measured and recognised at fair value (level 2) are derivative financial assets.
Nilai wajar untuk instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar aktif ditentukan berdasarkan kuotasi nilai pasar pada tanggal pelaporan. Kuotasi nilai pasar yang digunakan Perusahaan untuk aset keuangan adalah harga penawaran (bid price), sedangkan untuk liabilitas keuangan menggunakan harga jual (ask price). Instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 1.
The fair value of financial instruments traded in active markets is based on quoted market prices at the reporting date. The quoted market price used for financial assets held by the Company is the current bid price, while financial liabilities use ask price. These instruments are included in level 1.
Nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian tertentu. Teknik tersebut menggunakan data pasar yang dapat diobservasi sepanjang tersedia, dan seminimal mungkin mengacu pada estimasi. Apabila seluruh input signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi, instrumen keuangan ini termasuk dalam tingkat 2.
The fair value of financial instruments that are not traded in an active market is determined using valuation techniques. These valuation techniques maximise the use of observable market data where it is available and rely as little as possible on estimates. If all significant inputs required to fair value an instrument are observable, the instrument is included in level 2.
Jika satu atau lebih input yang signifikan tidak berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi, maka instrumen tersebut masuk ke dalam tingkat 3.
If one or more of the significant inputs is not based on observable market data, the instrument is included in level 3.
Teknik penilaian tertentu digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan mencakup:
Specific valuation techniques used to value financial instruments include:
penggunaan harga yang diperoleh dari bursa atau pedagang efek untuk instrumen sejenis dan; teknik lain seperti analisis arus kas yang didiskonto digunakan untuk menentukan nilai instrumen keuangan lainnya.
the use of quoted market prices or dealer quotes for similar instruments and;
(iv) Penghentian pengakuan
other techniques, such as discounted cashflows analysis, are used to determine fair value for the remaining financial instruments. (iv) Derecognition
Perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan pada saat hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut kadaluarsa, atau Perusahaan mentransfer seluruh hak untuk menerima arus kas kontraktual dari aset keuangan dalam transaksi di mana Perusahaan secara substansial telah mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan yang ditransfer. Setiap hak atau liabilitas atas aset keuangan yang ditransfer yang timbul atau yang masih dimiliki oleh Perusahaan diakui sebagai aset atau liabilitas secara terpisah.
Financial assets are derecognized when the contractual rights to receive the cash flows from these assets have ceased to exist, or the assets have been transferred and substantially all the risks and rewards have been transferred. Any rights or obligations on the transferred financial assets that arise or are still owned by the company are recognized as assets or liabilities separately.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
199
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (iv) Penghentian pengakuan (Lanjutan)
Exhibit E/17 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (iv) Derecognition (Continued)
Perusahaan menghentikan pengakuan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan pada saat dilakukannya penarikan jaminan kendaraan. Selain itu, penghentian pengakuan liabilitas keuangan pada saat liabilitas yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluarsa.
The Company derecognize consumer financing receivables and net investments in finance lease at the time when the collateral vehicle has been taken out. In addition, derecognition of financial liabilities when they have been redeemed or otherwise extinguished.
Dalam transaksi di mana Perusahaan secara subtansial tidak memiliki atau tidak mentransfer seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset keuangan, Perusahaan menghentikan pengakuan aset tersebut jika Perusahaan tidak lagi memiliki pengendalian atas aset tersebut. Hak dan liabilitas yang timbul atau yang masih dimiliki dalam transfer tersebut diakui secara terpisah sebagai aset atau liabilitas. Dalam transfer di mana pengendalian atas aset masih dimiliki, Perusahaan tetap mengakui aset yang ditransfer tersebut sebesar keterlibatan yang berkelanjutan, di mana tingkat keberlanjutan Perusahaan dalam aset yang ditransfer adalah sebesar perubahan nilai aset yang ditransfer.
In a transaction where the Company has substantially no or did not transfer all the risks and rewards of ownership of financial assets, the Company terminate the recognition of such assets, if the company no longer has control over those assets. The rights and obligations arising or that still exists in the transfer are recognized separately as assets or liabilities. In transfers where control over the assets still owned, the Company continued to recognize the transferred assets in the amount of involvement that is sustainable, where the level of sustainability of the Company in the transferred assets amounted to changes in the value of the transferred assets.
Perusahaan menghapusbukukan saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan, dan cadangan kerugian penurunan nilai terkait, pada saat Perusahaan menentukan bahwa piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tersebut tidak dapat ditagih. Keputusan ini diambil setelah mempertimbangkan informasi seperti telah terjadinya perubahan signifikan pada kemampuan keuangan konsumen sehingga konsumen tidak lagi dapat melunasi liabilitasnya, atau konsumen atau unit yang dibiayai tidak dapat ditemukan atau dikuasai oleh pihak ketiga atau hasil penjualan agunan diperkirakan tidak akan cukup untuk melunasi seluruh ekposur piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan.
Companies write off any outstanding consumer financing receivables and net investments in finance lease, and reserves related to impairment losses, when the Company determines that the consumer financing receivables and net investments in finance lease cannot be collectible. This decision was taken after consideration of information such as the occurrence of significant changes to the financial ability of consumers so that consumers can no longer pay the loan, or consumer or units being financed cannot be found or is controlled by third party or the sale of collateral is not expected to be sufficient to pay the entire exposure for the consumer financing receivables and net investments in finance lease.
(v) Saling hapus instrumen keuangan
(v) Offsetting financial instrument
Aset keuangan dan liabilitas keuangan dapat saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika, dan hanya jika, Perusahaan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut dan berniat untuk menyelesaikan liabilitas secara simultan.
Financial assets and liabilities are offset and the net amount is presented in the statement of financial positions when, and only when, the Company has the legal right to set off the amounts and intends either to settle on a net basis or realize the asset and settle the liabilities simultaneously.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi.
Income and expenses are presented on a net basis only when permitted by accounting standards.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
200
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/18 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan nilai dari aset keuangan
Exhibit E/18 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of financial assets
Pada setiap tanggal pelaporan Perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai.
The Company assesses at each reporting date whether there is objective evidence that a financial asset or group of financial assets is impaired.
Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi hanya jika terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal.
A financial asset or a group of financial assets is impaired and impairment losses are incurred only if there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that occurred after the initial recognition of the asset (a ‘loss event’) and that loss event (or events) has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or group of financial assets that can be reliably estimated.
Kriteria yang digunakan oleh Perusahaan untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut: (a) kesulitan keuangan signifikan yang dialami konsumen; (b) pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; (c) Perusahaan, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami konsumen, memberikan keringanan (konsesi) pada konsumen yang tidak mungkin diberikan jika konsumen tidak memiliki kesulitan tersebut; (d) terdapat kemungkinan bahwa konsumen akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya; (e) hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan, atau
The criteria that the Company uses to determine that there is objective evidence of an impairment loss include: (a) significant financial difficulty of the consumer;
(f)
data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk: (1) memburuknya status pembayaran konsumen dalam kelompok tersebut; dan (2) kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
(b) a breach of contract, such as a default or delinquency in interest or principal payments; (c)
the Company, for economic or legal reasons relating to the consumer’s financial difficulty, granting to the consumer a concession that the lender would not otherwise consider;
(d) it becomes probable that the consumer will enter bankruptcy or other financial reorganization; (e) the disappearance of an active market for that financial asset because of financial difficulties; or (f) observable data indicating that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows from a portfolio of financial assets since the initial recognition of those assets, although the decrease cannot yet be identified with the individual financial assets in the portfolio, including:
(1) (2)
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
adverse changes in the payment status of consumers in the portfolio; and national or local economic conditions that correlate with defaults on the assets in the portfolio.
201
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan) (vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/19 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of financial assets (Continued)
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portfolio yang diidentifikasi.
The estimated period between a loss occurring and its identification is determined by the management for each identified portfolio.
Perusahaan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual.
The Company firstly assesses whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, and individually or collectively for financial assets that are not individually significant.
Jika Perusahaan menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka Perusahaan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karekteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
If the Company determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed financial asset, whether significant or not, it includes the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assesses them for impairment. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment.
Jumlah kerugian penurunan nilai diukur berdasarkan selisih antara nilai tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang yang didiskontokan menggunakan tingkat suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset tersebut dikurangi melalui akun cadangan kerugian penurunan nilai dan beban kerugian diakui pada laporan laba rugi komprehensif. Jika aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai adalah suku bunga efektif yang berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
The amount of the loss is measured as the difference between the asset’s carrying amount and the present value of estimated future cash flows discounted at the financial asset’s original effective interest rate. The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the statement of comprehensive income. If a loan or held-to-maturity investment has a variable interest rate, the discount rate for measuring any impairment loss is the current effective interest rate determined under the contract.
Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan (collateralized financial asset) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi beban-beban untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
The calculation of the present value of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable.
Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai secara kolektif, aset keuangan dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakteristik risiko kredit. Karakteristik yang dipilih adalah relevan dengan estimasi arus kas masa datang dari kelompok aset tersebut yang mengindikasikan kemampuan debitur untuk membayar seluruh utang yang jatuh tempo sesuai persyaratan kontrak dari aset yang dievaluasi.
For the purposes of a collective evaluation of impairment, financial assets are grouped on the basis of similar credit risk characteristics. Those characteristics are relevant to the estimation of future cash flows for groups of such assets which indicate the debtors’ ability to pay all amounts due according to the contractual terms of the assets being evaluated.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
202
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) e. Aset dan Liabilitas Keuangan (Lanjutan)
Exhibit E/20 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) e.
(vi) Penurunan nilai dari aset keuangan (Lanjutan)
f.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Financial Assets and Liabilities (Continued) (vi) Impairment of financial assets (Continued)
Arus kas masa datang dari kelompok aset keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual atas aset-aset di dalam kelompok tersebut dan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa dengan karakteristik risiko kredit kelompok tersebut. Kerugian historis yang pernah dialami kemudian disesuaikan berdasarkan data terkini yang dapat diobservasi untuk mencerminkan kondisi saat ini yang tidak berpengaruh pada periode terjadinya kerugian historis tersebut, dan untuk menghilangkan pengaruh kondisi yang ada pada periode historis namun sudah tidak ada lagi pada saat ini.
Future cash flows in a group of financial assets that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of the contractual cash flows of the assets in the group and historical loss experience for assets with credit risk characteristics similar to those in the group. Historical loss experience is adjusted on the basis of current observable data to reflect the effects of current conditions that did not affect the period on which the historical loss experience is based and to remove the effects of conditions in the historical period that do not currently exist.
Ketika piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih, piutang tersebut dihapus buku dengan menjurnal balik cadangan kerugian penurunan nilai. Piutang tersebut dapat dihapus buku setelah semua prosedur yang diperlukan telah dilakukan dan jumlah kerugian telah ditentukan. Beban penurunan nilai yang terkait dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan tidak tertagih diklasifikasikan ke dalam “Cadangan Kerugian Penurunan Nilai”.
When a consumer financing receivable or net investment in finance lease account is uncollectible, such receivable is written off against the related allowance for impairment losses. Such receivable is written off after all necessary procedures have been completed and the amount of the loss has been determined. Impairment expense related to consumer financing receivables and net investments in finance lease are classified into "Allowance for Impairment Losses".
Jika, pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
If, in a subsequent period, the amount of the impairment loss decreases and the decrease can be related objectively to an event occurring after the impairment was recognised (such as an improvement in the debtor’s credit rating), the previously recognized impairment loss is reversed by adjusting the allowance for impairment losses. The amount of the reversal is recognized in the statement of comprehensive income.
Penerimaan kemudian atas aset keuangan yang telah dihapus-bukukan sebelumnya, diakui sebagai pendapatan lain-lain.
Subsequent recoveries of financial assets writtenoff in the previous period are recognized as other income.
Akuntansi untuk Sewa
f.
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”. Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK ini, sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Selanjutnya, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substantial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset.
Accounting for Leases Effective 1 January 2012, the Company implemented SFAS No. 30 (Revised 2011), “Leases”. The determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Under this SFAS, leases that transfer substantially to the lessee all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as finance leases. Moreover, leases which do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased item are classified as operating leases.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
203
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) f.
g.
Akuntansi untuk Sewa (Lanjutan)
Exhibit E/21 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) f.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Leases (Continued)
Investasi bersih dalam sewa pembiayaan pada awalnya diakui sebesar nilai wajar dikurangi pendapatan administrasi dan ditambah biaya-biaya transaksi (jika ada) yang dapat diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur dengan biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode tingkat bunga efektif.
The net investments in finance lease are recognised initially at fair value, deducted by administration income and plus directly attributable transactions costs (if any) and subsequently measured at amortised cost using the effective interest rate method.
Pada saat pengakuan awal, nilai wajar investasi bersih dalam sewa pembiayaan merupakan jumlah piutang sewa pembiayaan ditambah nilai sisa yang akan diterima oleh perusahaan sewa pada akhir masa sewa pembiayaan dikurangi dengan pendapatan sewa pembiayaan yang ditangguhkan dan simpanan jaminan. Selisih antara nilai piutang bruto dan nilai kini piutang diakui sebagai pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui. Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui dialokasikan sebagai pendapatan tahun berjalan menggunakan metode tingkat suku bunga efektif. Investasi bersih dalam sewa pembiayaan diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
At initial recognition, the fair value of net investments in finance lease represents lease financing receivables plus the residual value at the end of the lease period deducted by unearned lease income and security deposits. The difference between the gross lease receivables and the present value of the lease receivables is recognised as unearned lease income. Unearned lease income is allocated to the current year statement of income using the effective interest rate. Net investments in finance lease are classified as loans and receivables. See Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen
g.
Accounting for Consumer Financing
Piutang pembiayaan konsumen merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan bagian pembiayaan bersama di mana risiko kredit ditanggung pemberi pembiayaan bersama sesuai dengan porsinya (without recourse), pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan cadangan kerugian penurunan nilai.
Consumer financing receivables are stated net of joint financing receivables where joint financing providers bear credit risk in accordance with its portion (without recourse), unearned consumer financing income and allowance for impairment losses.
Penyelesaian kontrak sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan laba atau rugi yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi tahun berjalan pada tanggal terjadinya transaksi.
Early termination of a contract is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is credited or charged to the current year’s profit or loss at the date of transaction.
Pembiayaan Bersama
Joint Financing
Pembiayaan bersama terdiri atas pembiayaan konsumen tanpa jaminan (without recourse) dan pembiayaan bersama konsumen dengan jaminan (with recourse). Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana masing-masing pihak menanggung risiko kredit sesuai dengan porsinya (without recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bersih. Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban keuangan yang terkait dengan pembiayaan bersama (without recourse) disajikan secara bersih di laporan laba rugi. Piutang pembiayaan konsumen yang dibiayai bersama pihak-pihak lain di mana Perusahaan menanggung risiko kredit (with recourse) disajikan di laporan posisi keuangan secara bruto, sedangkan kredit yang disalurkan oleh penyedia dana dicatat sebagai liabilitas (pendekatan bruto). Pendapatan pembiayaan konsumen dan beban keuangan yang terkait dengan pembiayaan bersama with recourse tersebut disajikan secara bruto di laporan laba rugi.
Joint financing consist of with and witout recourse joint financing to end-user consumers. The consumer financing receivables under joint financing where each party assumes the credit risk according to the risk portion (without recourse) are stated at net amount in the statement of financial positions. Consumer financing income and finance cost related to without recourse joint financing are stated at net amount in the profit or loss. Consumer financing receivable under joint financing where the Company assume the credit risk (with recourse) are stated at gross amount in the statement of financial positions, while the credit that are distributed by the fund provider are recorded as liability (gross approach). The consumer financing income and finance cost related to with recourse joint financing are stated at gross amount in the profit or loss.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
204
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/22 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) g.
Akuntansi untuk Pembiayaan Konsumen (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) g.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Accounting for Consumer Financing (Continued)
Dalam pembiayaan bersama without recourse, Perusahaan berhak menentukan tingkat bunga yang lebih tinggi kepada pelanggan dari tingkat bunga yang ditetapkan dalam perjanjian dengan pemberi pembiayaan bersama. Selisihnya merupakan pendapatan dan disajikan sebagai bagian dari “Pendapatan Keuangan”.
For joint financing without recourse, the Company reserves the right to charge greater interest rates to customers than those stated in the joint financing agreements with joint financing providers. The difference is recognized as revenue and disclosed as “Finance Income”.
Piutang pembiayaan konsumen diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas pinjaman yang diberikan dan piutang.
Consumer financing receivables are classified as loans and receivables. See Note 2e for the accounting policy of loans and receivables.
Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui, yang merupakan selisih antara jumlah pembayaran angsuran yang akan diterima dari pelanggan dengan jumlah pokok pembiayaan, akan diakui sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu perjanjian pembiayaan konsumen pada tingkat pengembalian berkala yang tetap dari piutang pembiayaan konsumen.
Unearned income on consumer financing, which is the excess of aggregate installment payments collectible from the customers over the cost of the financed assets, is recognized as income over the terms of the respective agreements at a constant periodic rate of return on the consumer financing receivables.
h. Agunan yang Diambil Alih
i.
Exhibit E/22
h.
Repossessed Collateral
Agunan yang diambil alih sehubungan dengan penyelesaian piutang pembiayaan konsumen dan invetasi neto sewa pembiayaan dinyatakan sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan, dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Nilai bersih yang dapat direalisasi adalah nilai wajar agunan yang diambil alih setelah dikurangi estimasi beban pelepasan. Selisih lebih antara saldo piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan yang tidak dapat ditagih dengan nilai bersih agunan diambil alih yang dapat direalisasi tersebut dibebankan pada cadangan kerugian penurunan nilai.
Repossessed collateral acquired in conjunction with settlement of consumer financing receivables and net investments in finance lease are stated at their net realizable value, less allowance for impairment losses. Net realizable value is the fair value of the repossessed collateral after deducting the estimated costs of disposal. The excess between uncollectible consumer financing receivables and net investments in finance lease balance and net realizable value of the repossessed collateral is charged to allowance for impairment losses.
Jaminan yang diambil alih merupakan bagian dari aset lain-lain.
Collateral that is taken over will become part of other assets.
Beban-beban sehubungan dengan perolehan dan pemeliharaan aset tersebut dibebankan pada saat terjadinya.
Expenses in relation with the acquisition and maintenance of those assets are charged as incurred.
Selisih antara nilai tercatat dan hasil penjualan dari agunan diambil alih diakui sebagai laba atau rugi pada saat penjualan agunan diambil alih, dan diakui sebagai “pendapatan lain-lain” dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan.
The difference between the carrying value and the proceeds from the sale of repossessed collateral is recognized as gain or loss at the time of sale, and recognized as “other revenues” in the profit or loss.
Beban Dibayar di Muka
i.
Beban dibayar di muka diamortisasi sesuai masa manfaat masing-masing beban yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus.
Prepaid Expenses Prepaid expenses are amortized over the beneficial periods using the straight-line method.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
205
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j.
Exhibit E/23 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued)
Aset Tetap
j.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), “Aset Tetap”, yang berdampak pada pengakuan aset, penentuan jumlah tercatat dan biaya penyusutan dan kerugian atas penurunan nilai harus diakui dalam kaitannya dengan aset tersebut.
Effective 1 January 2012, the Company implemented SFAS No. 16 (Revised 2011), “Property, Plant and Equipment”, which impacts recognition of the assets, the determination of their carrying amounts and depreciation charges and impairment losses to be recognized in relation to them.
Perusahaan menggunakan model biaya sebagai kebijakan akuntansi pengukuran aset tetapnya.
The Company uses the cost model for its property and equipment measurement.
Aset tetap dinyatakan berdasarkan biaya perolehan, dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi rugi penurunan nilai, jika ada.
Property and equipment are stated at cost, less accumulated depreciation and any impairment value, if any.
Biaya perolehan awal aset tetap meliputi harga perolehan, termasuk bea impor dan pajak pembelian yang tidak boleh dikreditkan dan biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk membawa aset ke lokasi dan kondisi yang diinginkan sesuai dengan tujuan penggunaan yang ditetapkan.
The initial cost of property and equipment consists of its purchase price, including import duties and taxes and any directly attributable costs in bringing the property and equipment to its working condition and location for its intended use.
Beban-beban yang timbul setelah aset tetap digunakan, seperti beban perbaikan dan pemeliharaan, dibebankan ke laba rugi komprehensif pada saat terjadinya. Apabila beban-beban tersebut menimbulkan peningkatan manfaat ekonomis di masa datang dari penggunaan aset tetap tersebut yang dapat melebihi kinerja normalnya, maka beban-beban tersebut dikapitalisasi sebagai tambahan biaya perolehan aset tetap.
Expenditures incurred after the property and equipment have been put into operations, such as repairs and maintenance costs, are normally charged to operations in the year such costs are incurred. In situations where it can be clearly demonstrated that the expenditures have resulted in an increase in the future economic benefits expected to be obtained from the use of the property and equipment beyond its originally assessed standard of performance, the expenditures are capitalized as additional costs of property and equipment.
Penyusutan dihitung berdasarkan metode garis lurus (straight-line method) selama masa manfaat aset tetap sebagai berikut:
Depreciation is computed on a straight-line basis over the property and equipment’s useful lives as follows:
Masa manfaat/ Useful lives Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
Building Office equipment Vehicle Furniture and fixtures Leasehold improvements
20 tahun/year 5 5 5 5
Tanah dinyatakan pada harga perolehan dan tidak disusutkan. Biaya legal awal untuk mendapatkan hak legal diakui sebagai bagian biaya akuisisi tanah, biayabiaya tersebut tidak didepresiasikan. Biaya terkait dengan pembaruan hak atas tanah diakui sebagai aset tak berwujud dan diamortisasi sepanjang umur hukum hak.
Land is stated at cost and not depreciated. Initial legal costs incurred to obtain legal rights are recognised as part of the acquisition cost of the land, and these costs are not depreciated. Costs related to renewal of land rights are recognised as intangible assets and amortised during the period of the land rights.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
206
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) j.
k.
Aset Tetap (Lanjutan)
Exhibit E/24 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) j.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Property and Equipment (Continued)
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya (derecognized) pada saat dilepaskan atau tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Aset tetap yang dijual atau dilepaskan, dikeluarkan dari kelompok aset tetap berikut akumulasi penyusutan serta akumulasi penurunan nilai yang terkait dengan aset tetap tersebut. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap ditentukan sebesar perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan, jika ada, dengan jumlah tercatat dari aset tetap tersebut, dan diakui dalam laba rugi tahun berjalan pada tahun terjadinya penghentian pengakuan.
An item of property and equipment is derecognized upon disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. When assets are sold or retired, the cost and related accumulated depreciation and any impairment loss are removed from the accounts. Any gains or loss arising from derecognition of property and equipment (calculated as the difference between the net disposal proceeds and the carrying amount of the item) is included in the current year profit or loss in the year the item is derecognized.
Nilai residu, umur manfaat, serta metode penyusutan ditelaah setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian apabila hasil telaah berbeda dengan estimasi sebelumnya.
The asset’s residual values, useful lives and depreciation method are reviewed and adjusted if appropriate, at each financial year end.
Aset dalam penyelesaian dan perangkat lunak dalam pengembangan dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aset tetap yang bersangkutan pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Asset in progress and software under development are stated at cost and presented as part of the property and equipment. The accumulated cost will be reclassified to the appropriate property and equipment account when the installation is substantially completed and the asset is ready for its intended use.
Penurunan nilai aset non-keuangan
Impairment of non-financial assets
PSAK No. 48 (Revisi 2009) menetapkan prosedurprosedur yang diterapkan Perusahaan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai dan pernyataan ini mensyaratkan Perusahaan mengakui rugi penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga menentukan kapan entitas membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
SFAS No. 48 (Revised 2009) prescribes the procedures to be employed by the Company to ensure that its assets are carried at no more than their recoverable amount. An asset is carried at more than its recoverable amount if its carrying amount exceeds the amount to be recovered through use or sale of the asset. If this is the case, the asset is described as impaired and this revised SFAS requires the Company to recognise an impairment loss. This revised SFAS also specifies when an entity should reverse an impairment loss and prescribes disclosures.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Perusahaan menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut atau pada saat pengujian penurunan nilai aset diperlukan, maka Perusahaan membuat estimasi formal jumlah terpulihkan aset tersebut.
The Company assesses at each reporting date whether there is an indication that an asset may be impaired. If any such indication exists, or when annual impairment testing for an asset is required, the Company makes an estimation of the asset’s recoverable amount.
Pinjaman yang Diterima
k.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari berbagai bank dan institusi keuangan, termasuk fasilitas joint financing with recourse. Fasilitas joint financing with recourse disajikan secara gross, yaitu sebanyak pinjaman yang diberikan kepada konsumen dan pinjaman yang diterima dari bank dicatat dalam nilai penuh dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman.
Fund Borrowings Borrowings represent funds received from various banks and financial institutions, including with recourse joint financing facilities. With recourse joint financing facilities are presented gross, i.e loans granted to customers and borrowings received from banks are recorded at their full amount with repayment obligations in accordance with the terms of the agreement.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
207
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) k.
Pinjaman yang Diterima (Lanjutan)
Exhibit E/25 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) k.
Efek Utang yang Diterbitkan
ACCOUNTING
POLICIES
Fund Borrowings (Continued) Borrowings are classified as financial liabilities measured at amortized cost. Additional costs that are directly attributable to the acquisition of loans are deducted from total borrowings. See Note 2e for the accounting policy on financial liabilities measured at amortized cost.
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima. Lihat Catatan 2e untuk kebijakan akuntansi atas liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi. l.
SIGNIFICANT
l.
Debt Securities Issued
Efek utang yang diterbitkan meliputi utang obligasi dan medium term notes.
Debt securities issued consist of bonds payable and medium term notes.
Efek utang yang diterbitkan dicatat sebesar nilai nominal dikurangi saldo diskonto yang belum diamortisasi. Beban emisi efek utang yang diterbitkan sehubungan dengan penerbitan efek utang yang diterbitkan diakui sebagai diskonto dan dikurangkan langsung dari hasil emisi efek utang yang diterbitkan untuk menentukan hasil emisi bersih efek utang yang diterbitkan tersebut.
Debt securities issued are presented at nominal value net of unamortized discounts. Debt securities issuance costs are recognized as discounts and directly deducted from the proceeds of debt securities issuance to determine the net proceeds of the debt securities issued.
Efek utang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif setelah pengakuan awalnya. Diskonto diamortisasi selama jangka waktu efek utang yang diterbitkan tersebut dengan menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).
Debt securities are measured at amortized cost using effective interest method after initial recognition. The discounts are amortized over the period of the debt securities using the effective interest method (Note 2e).
m. Imbalan Pasca-Kerja
m.
Post-Employment Benefits
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) yang memberikan panduan dalam perhitungan dan pengungkapan imbalan kerja. PSAK No. 24 (Revisi 2010) memberikan opsi tambahan dalam pengakuan keuntungan/kerugian aktuarial imbalan pasca-kerja dimana keuntungan/kerugian aktuarial dapat diakui seluruhnya melalui pendapatan komprehensif lainnya. Perusahaan telah memilih untuk tetap mengakui keuntungan atau kerugian aktuarial dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan ikut dalam program.
Effective 1 January 2012, the Company adopts SFAS No. 24 (Revised 2010), “Employee Benefits” which regulates the accounting and disclosure for employee benefits. SFAS No. 24 (Revised 2010) add another option for recognition of actuarial gain/loss from postemployment benefits which is full recognition through other comprehensive income. The Company has elected to recognized actuarial gains or loss on a straight line basis over the expected average remaining service years of the employees.
Penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tidak memiliki dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan Perusahaan.
The implementation of SFAS No. 24 (Revised 2010) does not have significant impact to the financial statements of the Company.
Imbalan pasca-kerja seperti pensiun, uang pisah dan uang penghargaan masa kerja dihitung berdasarkan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (”UU No. 13/2003”).
Post-employment benefits such as retirement, severance and service payments are calculated based on Manpower Law No. 13/2003 (“Law No. 13/2003”).
Sesuai dengan UU No. 13/2003, Perusahaan berkewajiban menutupi kekurangan pembayaran pensiun bila program yang ada sekarang belum cukup untuk menutupi kewajiban sesuai UU No. 13/2003.
In accordance with Law No. 13/2003, the Company has further payment obligations if the benefits provided by the existing plan do not adequately cover the obligations under Law No. 13/2003.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
208
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)
Exhibit E/26 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) m.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Post-Employment Benefits (Continued)
Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan adalah nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan sesuai dengan UU No. 13/2003 atau Peraturan Perusahaan (mana yang lebih tinggi), dikurangi dengan nilai wajar aset program pensiun Perusahaan dan penyesuaian atas keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui.
The liabilities recognized in the statement of financial positions are the present values of the defined benefit obligations as of the statement of financial position date in accordance with Law No. 13/2003 or the Company’s regulations (whichever is higher), less the fair value of Company pension plan assets, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service costs.
Liabilitas imbalan pasti dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode Projected Unit Credit. Dalam menghitung imbalan pasca-kerja, aktuaris independen telah memperhitungkan juga kontribusi yang telah dilakukan oleh Perusahaan kepada PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
The defined benefit obligation is calculated by an independent actuary using the Projected Unit Credit method. In calculating post-employment benefits, the independent actuary has considered the contribution paid by the Company to PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas masa depan dengan menggunakan tingkat bunga Obligasi Pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk Obligasi korporasi berkualitas tinggi) dalam mata uang Rupiah, sama dengan mata uang di mana imbalan tersebut akan dibayarkan dan yang memiliki jangka waktu yang mendekati jangka waktu liabilitas imbalan pensiun yang bersangkutan.
The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows using the interest rates of Government Bonds (considering currently there is no deep market for highquality corporate Bonds) that are denominated in Rupiah, in which the benefits will be paid, and that have terms to maturity approximating to the terms of the related pension liability.
Keuntungan dan kerugian aktuarial yang timbul dari penyesuaian, perubahan dalam asumsi-asumsi aktuarial dan perubahan dalam program pensiun yang jumlahnya melebihi jumlah yang lebih besar antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini imbalan pasti, dibebankan atau dikreditkan ke laba rugi tahun berjalan selama rata-rata sisa masa kerja yang diharapkan dari karyawan tersebut.
Actuarial gains and losses arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans in excess of 10% of the fair value of plan assets or 10% of the present value of the defined benefit obligations are charged or credited to current year profit or loss over the employees’ expected average remaining service lives.
Biaya jasa lalu diakui secara langsung di laba rugi tahun berjalan, kecuali perubahan terhadap program pensiun tersebut mengharuskan karyawan tersebut tetap bekerja selama periode waktu tertentu untuk mendapatkan hak tersebut (periode vesting). Dalam hal ini, biaya jasa lalu diamortisasi secara garis lurus sepanjang periode vesting.
Past-service costs are recognized immediately in the current year profit or loss, unless the changes to the pension plan are conditional on the employees remaining in service for a specified time period (the vesting period). In this case, the past-service costs are amortised on a straight-line basis over the vesting period.
Biaya jasa kini diakui sebagai beban pada tahun berjalan.
The current service cost is recognized as expense in the current year.
Sebelum tanggal 1 Januari 2012, berdasarkan PSAK No. 24 (Revisi 2004), perhitungan liabilitas imbalan kerja karyawan ditentukan dengan menggunakan metode penilaian aktuaria projected unit credit. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai penghasilan atau beban ketika akumulasi keuntungan atau kerugian aktuarial neto yang belum diakui pada periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari nilai tertinggi antara nilai kini imbalan pasti dan nilai wajar aset program pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian ini diakui dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan rata-rata sisa masa kerja karyawan yang diperkirakan ikut dalam program.
Prior 1 January 2012, based on SFAS No. 24 (Revised 2004), the calculation of liability for employee benefits is determined using the projected unit credit method. Actuarial gains or losses are recognized as income or expense when the net cumulative unrecognized actuarial gains or losses at the end of the previous reporting period exceed 10% of the present value of the defined benefit obligation at that date. These gains or losses are recognized on a straight-line basis over the expected average remaining service years of the employees.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
209
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) m. Imbalan Pasca-Kerja (Lanjutan)
Exhibit E/27 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) m.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Post-Employment Benefits (Continued)
Lebih lanjut, biaya jasa lalu atas pengenalan program manfaat pasti atau perubahan utang imbalan dari program yang ada diamortisasi dengan metode garis lurus sepanjang periode sampai imbalan tersebut menjadi hak atau vested.
Moreover, past service costs arising from the introduction of a defined benefit plan or changes in the benefit payable of an existing plan are required to be amortized using the straight-line method over the period until the benefits concerned become vested.
Kurtailmen terjadi apabila salah satu dari kondisi berikut terpenuhi:
A curtailment occurs when an entity either:
(i)
(i)
(ii)
Menunjukkan komitmennya untuk mengurangi secara signifikan jumlah pekerja yang ditanggung oleh program; atau, Mengubah ketentuan dalam program imbalan pasti yang menyebabkan bagian yang material dari jasa masa depan pekerja tidak lagi memberikan imbalan atau memberikan imbalan yang lebih rendah.
(ii)
A settlement occurs when the Company enters into a transaction that eliminates all further legal or constructive obligation for part or all of the benefits provided under a defined benefit plan.
Penyelesaian program terjadi ketika melakukan transaksi yang menghapuskan semua kewajiban hukum atau konstruktif atas sebagian atau seluruh imbalan dalam program imbalan pasti. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Is demonstrably committed to make a significant reduction in the number of employees covered by a plan; or Amends the terms of a defined benefit plan so that a significant element of future service by current employees will no longer qualify for benefits, or will qualify only for reduced benefits.
n.
Revenue and Expenses Recognition
Pendapatan dari sewa pembiayaan (Catatan 2f) dan pembiayaan konsumen (Catatan 2g) diakui sesuai dengan jangka waktu kontrak berdasarkan metode suku bunga efektif.
Income from finance lease (Note 2f) and consumer financing (Note 2g) are recognised over the term of the contract based on the effective interest method.
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga atau beban bunga selama periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa mendatang selama perkiraan umur dari instrumen keuangan, atau jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Pada saat menghitung suku bunga efektif, entitas mengestimasi arus kas dengan mempertimbangkan seluruh persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut (seperti pelunasan dipercepat, opsi beli (call option) dan opsi serupa lainnya), namun tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa datang. Perhitungan ini mencakup seluruh biaya transaksi yang dibayarkan atau diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
The effective interest method is a method of calculating the amortised cost of a financial asset or a financial liability and of allocating the interest income or interest expense over the relevant period. The effective interest rate is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or, when appropriate, a shorter period to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. When calculating the effective interest rate, the Company estimates cash flow considering all contractual term of the financial instrument (for example, prepayment options, call option and other similar options) but does not consider future credit losses. The calculation includes all fees, commissions and other fees paid or received between parties to the contract that are an integral part of the effective interest rate, transaction costs and all other premiums discounts.
Biaya transaksi merupakan biaya tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan, penerbitan atau pelepasan aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Transaction costs are additional charges that are directly attributable to the acquisition, issuance or disposal of financial assets or financial liabilities.
Biaya tambahan merupakan biaya yang tidak akan terjadi apabila Perusahaan tidak memperoleh, menerbitkan atau melepaskan instrumen keuangan.
Additional costs are costs that would not occur if the Company does not obtain, publish or otherwise dispose of financial instruments.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
210
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/28 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) n. Pengakuan Pendapatan dan Beban (Lanjutan)
o.
Exhibit E/28 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) n.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Revenue and Expenses Recognition (Continued)
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dalam menghitung kerugian penurunan nilai.
Once a financial asset or a group of similar financial assets has been written down as a result of an impairment loss, interest income is recognised using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring the impairment loss.
Pendapatan pembiayaan konsumen Perusahaan disajikan bersih setelah dikurangi dengan bagian pendapatan milik bank atau pihak lain sehubungan dengan transaksi-transaksi penerusan pinjaman, pembiayaan bersama, anjak piutang dan penunjukan selaku pengelola piutang.
The Company’s consumer financing income is presented net of with consumer financing income belongs to the bank in relation with channeling transactions, joint financing cooperations, factoring, and the appointment as manager of accounts receivable.
Pendapatan selisih premi asuransi dan selisih atas beban komisi dan subsidi dealer diakui sebagai penyesuaian atas suku bunga efektif atas pinjaman yang diberikan dan piutang (Catatan 2e).
Income from excess of insurance premiums and excess of commission expenses and subsidy to dealer are recognised as an adjustment to the effective interest rate of the loan and receivables (Note 2e).
Akuntansi Instrumen Derivatif dan Aktivitas Lindung Nilai
o.
Accounting for Derivative Instruments and Hedging Activities
Perusahaan melakukan transaksi/kontrak nilai tukar dan swap dalam mata uang asing untuk tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing yang berasal dari utang Perusahaan dalam mata uang asing.
The Company enters into and engages in currency swap and foreign exchange contracts/transactions for the purpose of managing its foreign exchange rate exposures resulting from the Company’s loans in foreign currencies.
Setiap instrumen derivatif (termasuk instrumen derivatif melekat), diakui sebagai aset atau liabilitas berdasarkan nilai wajar setiap kontrak. Berdasarkan kriteria khusus untuk akuntansi lindung nilai, semua instrumen derivatif yang ada pada Perusahaan tidak memenuhi persyaratan tersebut dan oleh karena itu tidak dikategorikan sebagai lindung nilai yang efektif untuk tujuan akuntansi. Aset keuangan tersebut dikategorikan kedalam nilai wajar melalui laporan laba rugi (Catatan 2e).
Each derivative instrument (including embedded derivatives) are recognized as either asset or liability based on the fair value of each contract. Based on the specific requirements for hedge accounting, the said instruments do not qualify and are not designated as hedge activities for accounting purposes. This financial assets is categorized under fair value through profit and loss (Note 2e).
p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 10 (Revisi 2010), “Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Mata Uang Asing”, yang menggambarkan bagaimana memasukkan transaksi mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri dalam laporan keuangan entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian. Perusahaan mempertimbangkan indikator utama dan indikator lainnya dalam menentukan mata uang fungsionalnya. Jika ada indikator yang tercampur dan mata uang fungsional tidak jelas, manajemen menggunakan penilaian untuk menentukan mata uang fungsional yang paling tepat menggambarkan pengaruh ekonomi dari transaksi, kejadian dan kondisi yang mendasarinya.
p.
Foreign Currency Transactions and Balances Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS No. 10 (Revised 2010), “The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates”, which describes how to include foreign currency transactions and foreign operations in the financial statements of an entity and translate financial statements into a presentation currency. The Company considers the primary indicators and other indicators in determining its functional currency. If indicators are mixed and the functional currency is not obvious, management uses its judgments to determine the functional currency that most faithfully represents the economic effects of the underlying transactions, events and conditions.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
211
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/29 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) p. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing (Lanjutan)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) p.
SIGNIFICANT
Foreign Currency (Continued)
ACCOUNTING
Transactions
and
POLICIES Balances
Laporan keuangan disajikan dalam Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Perusahaan dan mata uang penyajian Perusahaan. Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam rupiah berdasarkan kurs pada tanggal terakhir transaksi perbankan pada periode yang bersangkutan. Laba atau rugi selisih kurs yang timbul dikreditkan atau dibebankan pada operasi periode berjalan.
The financial statements are presented in Rupiah, which is the Company’s functional currency and the Company’s presentation currency. Transactions involving foreign currencies are recorded in Rupiah at the middle rates of exchange prevailing at the time the transactions are made. At statement of financial position date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies are adjusted to reflect the rates of exchange quoted at the closing of the last banking day of the period. The resulting gains or losses are credited or charged to current operations.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan mata uang asing ke dalam Rupiah adalah sebagai berikut (Rupiah penuh) :
The exchange rates used against the Rupiah are as follows (amounts in full Rupiah) :
2012 (nilai penuh)/ (full amount) Dolar Amerika Serikat (USD 1)
9.670,00
q. Pelaporan Segmen
r.
Exhibit E/29
2011 (nilai penuh)/ (full amount) United States Dollar (1 USD) 1
9.068,00 q.
Segment Reporting
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas: (1) yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban (termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama); (2) hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan (3) tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
An operating segment is a component of entity which: (1) involves with business activities to generate income and expenses (include income and expenses relating to the transactions with other components with the same entity);
Perusahaan menyajikan segmen operasi berdasarkan laporan internal Perusahaan yang disajikan kepada pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional Perusahaan adalah Direksi.
The Company presents operating segments based on the information that internally is provided to the chief operating decision maker. The Company’s chief operating decision-maker is Board of Directors.
Segmen operasi Perusahaan disajikan berdasarkan segmen primer dibagi ke dalam segmen-segmen usaha berikut: sewa pembiayaan dan pembiayaan konsumen, sedangkan segmen sekunder dibagi ke dalam segmen geografis berikut: Jawa, Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi (Catatan 25).
Operating segments presented by the primary segments are divided into the following business segments: finance leases and consumer financing, while the secondary segments are divided into the following geographic segments: Java, Kalimantan, Sumatera and Sulawesi (Note 25).
Program Opsi Saham Karyawan
(2)
(3)
r.
Karyawan (termasuk eksekutif senior) Perusahaan menerima remunerasi dalam bentuk pembayaran berbasis saham, dimana karyawan memberikan jasa sebagai pertimbangan untuk instrumen ekuitas (‘equitysettled transactions’). Karyawan yang bekerja di Perusahaan diberikan hak apresiasi atas saham, yang hanya dapat diselesaikan secara tunai (‘cash-settled transactions’).
operations result is observed regularly by chief decision maker to make decisions regarding the allocation of resources and to evaluate the works; and separate financial information is available.
Employees Stock Option Program Employees (including senior executives) of the Company receive remuneration in the form of share-based payment transactions, whereby employees render services as consideration for equity instruments (‘equitysettled transactions’). Employees working in the Company are granted share appreciation rights, which can only be settled in cash (‘cash-settled transactions’).
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
212
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) r.
Program Opsi Saham Karyawan (Lanjutan)
Exhibit E/30 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) r.
Pajak Penghasilan
ACCOUNTING
POLICIES
Employees Stock Option Program (Continued) In situations where equity instruments are issued and some or all of the goods or services received by the entity as consideration cannot be specifically identified, the unidentified goods or services received (or to be received) are measured as the difference between the fair value of the share-based payment transaction and the fair value of any identifiable goods or services received at the grant date. This is then capitalised or expensed as appropriate.
Dalam situasi di mana instrumen ekuitas yang diterbitkan dan beberapa atau seluruh barang atau jasa yang diterima oleh entitas sebagai pertimbangan tidak dapat diidentifikasi secara khusus, barang yang tidak dapat diidentifikasi atau jasa yang diterima (atau yang akan diterima) diukur sebagai selisih antara nilai wajar pembayaran berbasis saham dan nilai wajar dari barang atau jasa yang diidentifikasi pada tanggal pemberian hak. Hal ini kemudian dikapitalisasi atau dibebankan secara tepat. s.
SIGNIFICANT
s.
Income Tax
Efektif tanggal 1 Januari 2012, Perusahaan menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), yang mensyaratkan Perusahaan untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan mendatang dari pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) masa depan yang diakui dalam laporan posisi keuangan, dan transaksi dan kejadian lain dari periode kini yang diakui dalam laporan keuangan.
Effective 1 January 2012, the Company applied SFAS No. 46 (Revised 2010), which requires the Company to account for the current and future tax consequences of the future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the statement of financial position, and transactions and other events of the current period that are recognized in the financial statements.
PSAK No. 46 (Revisi 2010) juga mensyaratkan Perusahaan mencatat tambahan pajak penghasilan yang berasal dari periode lalu yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP), jika ada, sebagai bagian dari “Beban Pajak Penghasilan - Neto” dalam laporan laba rugi komprehensif.
SFAS No. 46 (Revised 2010) also requires the Company to present additional tax of prior year through a Tax Assessment Letter (SKP), if any, as part of “Income Tax Expense - Net” in the statements of comprehensive income.
Beban pajak kini ditetapkan berdasarkan taksiran laba kena pajak untuk periode yang bersangkutan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara aset dan liabilitas untuk tujuan komersial dan untuk tujuan perpajakan setiap tanggal pelaporan. Manfaat pajak di masa mendatang, seperti saldo rugi fiskal yang belum digunakan, diakui apabila besar kemungkinan manfaat pajak tersebut dapat direalisasikan.
Current tax expense is provided based on the estimated taxable income for the period. Deferred tax assets and liabilities are recognized for temporary differences between the financial and the tax bases of assets and liabilities at each reporting date. Future tax benefits, such as the carry-forward of unused tax losses, are also recognized to the extent that realization of such benefits is probable.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diharapkan akan digunakan pada tahun ketika aset direalisasi atau liabilitas dilunasi berdasarkan tarif pajak (dan peraturan perpajakan) yang berlaku atau secara substansial telah diberlakukan pada tanggal laporan posisi keuangan.
Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates that are expected to be applied to the year when the assets are realized or the liabilities are settled, based on tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the statement of financial position date.
Perubahan nilai tercatat aset dan liabilitas pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan atau dikreditkan pada operasi berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Changes in the carrying amount of deferred tax assets and liabilities due to a change in tax rates are charged or credited to current operations, except to the extent that they relate to items previously charged or credited to equity.
Jumlah tambahan pokok dan denda pajak yang ditetapkan dengan Surat Ketetapan Pajak (SKP) diakui sebagai pendapatan atau beban dalam operasi periode berjalan, kecuali jika diajukan upaya penyelesaian selanjutnya. Jumlah tambahan pokok pajak dan denda yang ditetapkan dengan SKP ditangguhkan pembebanannya sepanjang memenuhi kriteria pengakuan aset.
The amounts of additional tax and penalty imposed through a Tax Assessment Letter (SKP) are recognized as income or expense in current operations, unless further settlement is submitted. The amounts of tax and penalty imposed through an SKP are deferred as long as they meet the asset recognition criteria.
Pengaruh pajak atas perbedaan temporer dan akumulasi rugi pajak, yang masing-masing dapat berupa aset atau liabilitas, disajikan dalam jumlah bersih oleh Perusahaan.
The tax effects of temporary differences and tax loss carryover, which individually are either assets or liabilities, are shown at the applicable net amounts by the Company.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
213
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) t.
u.
Laba per Saham
Exhibit E/31 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) t.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Earning per Share
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun yang berjalan.
Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during current year.
Laba per saham dilusian dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
Dilluted earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average number of shares outstanding as adjusted for the effect of all dilutive potential ordinary shares.
Jika jumlah saham yang beredar meningkat akibat dari pemisahan saham (stock split), maka perhitungan laba per saham dasar untuk seluruh periode penyajian harus disesuaikan secara retrospektif.
If the outstanding number of shares increase as result of stock split, the computation of basic earnings per share for all presentation periods is adjusted retrospectively.
Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi
u.
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia, mengharuskan manajemen membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang mempengaruhi aset, liabilitas, komitmen dan kontinjensi yang dilaporkan. Karena adanya unsur ketidakpastian melekat dalam melakukan estimasi sehingga dapat menyebabkan jumlah sesungguhnya yang dilaporkan pada periode yang akan datang berbeda dengan jumlah yang diestimasikan.
The preparation of the Company’s financial statements, in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires management to make judgements, estimates and assumptions that affect the reported amounts of assets, liabilities, commitments and contingent liabilities which are reported. Due to inherent uncertainty in the estimates thus can lead to actual results reported in future periods differ from those estimates.
I. Penggunaan Pertimbangan
I. Use of Judgements
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: (i)
Penentuan mata uang fungsional Mata uang fungsional dari Perusahaan adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana Perusahaan beroperasi. Mata uang tersebut adalah mata uang yang mempengaruhi pendapatan dan beban.
(ii) Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Perusahaan menetapkan kategori atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006) dipenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Perusahaan seperti diungkapkan pada Catatan 2e.
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: (i)
Determination of functional currency The functional currency of the Company is the currency of the primary economic environment in which the Company operates. It is the currency that mainly influences the revenue and cost.
(ii) Classification of financial liabilities
financial
assets
and
The Company determines the category of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in SFAS No. 55 (Revised 2006). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Company’s accounting policies as disclosed in Note 2e.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
214
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/32 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) I. Penggunaan Pertimbangan (Lanjutan)
Exhibit E/32 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) I. Use of Judgements (Continued)
Pertimbangan berikut ini dibuat oleh manajemen dalam rangka penerapan kebijakan akuntansi Perusahaan yang memiliki pengaruh paling signifikan atas jumlah yang diakui dalam laporan keuangan: (Lanjutan)
The following judgments are made by management in the process of applying the Company’s accounting policies that have the most significant effects on the amounts recognized in the financial statements: (Continued)
(iii) Cadangan atas kerugian penurunan nilai aset keuangan
(iii) Allowance for Impairment of financial assets
Perusahaan mengevaluasi akun tertentu yang diketahui bahwa para pelanggannya tidak dapat memenuhi liabilitas keuangannya. Dalam hal tersebut, Perusahaan mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada jangka waktu, hubungan dengan pelanggan dan status piutang dari pelanggan berdasarkan catatan piutang pihak ketiga yang tersedia dan faktor pasar yang telah diketahui, untuk mencatat cadangan spesifik atas pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Perusahaan.
The Company evaluate specific accounts where it has information that certain customers are unable to meet their financial obligations. In these cases, the Company uses judgment, based on available facts and circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customer and the customer’s current receivables status based on any available third party receivables reports and known market factors, to record specific allowance for customers against amounts due to reduce its receivable amounts that the Company expected to collect.
Cadangan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi yang diterima mempengaruhi jumlah cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto pembiayaan dan cadangan piutang pembiayaan konsumen. Nilai tercatat dari investasi neto sewa pembiayaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 1.966.869 dan Rp 1.095.068. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5. Nilai tercatat dari piutang pembiayaan konsumen Perusahaan sebelum cadangan kerugian penurunan nilai pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 4.047.048 dan Rp 3.716.295. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 6.
These specific allowances are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of allowance for impairment of net investments in finance lease and consumer financing receivables. The carrying amount of the Company’s net investments in finance lease before allowance for impairment losses as of 31 December 2012 and 2011 were amounted to Rp 1,966,869 and Rp 1,095,068, respectively. Further details are shown in Note 5. The carrying amount of the Company’s consumer financing receivables before allowance for impairment losses as of 31 December 2012 and 2011 were amounting to Rp 4,047,048 and Rp 3,716,295, respectively. Further details are shown in Note 6.
II. Estimasi dan Asumsi
II. Estimates and Assumptions
Asumsi utama masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada akhir periode pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun/periode berikutnya, diungkapkan dibawah ini. Perusahaan mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan disusun. Asumsi dan situasi mengenai perkembangan masa depan, mungkin berubah akibat perubahan pasar atau situasi diluar kendali Perusahaan. Perubahan tersebut dicerminkan dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year/period are disclosed below. The Company based its assumptions and estimates on parameters available when the financial statements were prepared. Existing assumptions and circumstances about future developments may change due to market changes or circumstances arising beyond the control of the Company. Such changes reflected in the assumptions as they occur.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
215
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) (i)
Exhibit E/33 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued)
Nilai wajar atas instrumen keuangan
(i)
Fair value of financial instruments
Nilai wajar instrumen keuangan yang secara aktif diperdagangkan di pasar keuangan ditentukan dengan mengacu pada kuotasi harga pasar yang berlaku pada penutupan pasar pada akhir tahun pelaporan. Untuk instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif, nilai wajar ditentukan dengan menggunakan teknik penilaian. Teknik penilaian tersebut meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar (arm’s length market transactions), referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substantial sama, analisis arus kas yang didiskonto, atau model penilaian lainnya.
The fair value of financial instruments that are actively traded in organized financial markets is determined by reference to quoted market bid prices at the close of business at the end of the reporting year. For financial instruments where there is no active market, fair value is determined using valuation techniques. Such techniques may include using recent arm’s length market transaction, reference to the current fair value of another instrument that is substantially the same, discounted cash flow analysis, or other valuation models.
(ii) Cadangan kerugian penurunan nilai aset keuangan
(ii) Allowance for impairment losses of financial assets
Perusahaan telah menelaah pinjaman yang diberikan dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus diakui dalam laporan laba rugi. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perusahaan membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan cadangan perubahan kerugian penurunan nilai tersebut di masa mendatang.
The Company has reviewed loans and receivables at each statements of financial positions date to assess whether impairment should be recognized in the profit or loss or not. In particular, justification by management is required to estimate the amount and timing of future cash flows when determining impairment. In the estimation of cash flows, the Company makes the justification of the financial condition of debtors and net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, as reflected in changes in reserves of changes in these impairment losses in the future.
Evaluasi cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif mencakup kerugian kredit yang melekat pada portofolio piutang pembiayaan dengan karakteristik risiko kredit yang sejenis ketika terdapat bukti obyektif bahwa telah terjadi penurunan nilai piutang dalam portofolio tersebut. Dalam menentukan perlunya untuk membentuk cadangan kerugian penurunan nilai secara kolektif, manajemen mempertimbangkan faktor-faktor seperti kualitas kredit, besarnya portofolio, konsentrasi kredit dan faktor-faktor ekonomi. Dalam mengestimasi cadangan yang dibutuhkan, asumsi-asumsi dibuat untuk menentukan model kerugian bawaan dan untuk menentukan parameter input yang diperlukan, berdasarkan pengalaman historis dan keadaan ekonomi saat ini. Ketepatan dari cadangan ini bergantung pada asumsi model dan parameter yang digunakan dalam penentuan cadangan kolektif. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 5 dan 6.
Allowance for impairment losses that collectively assessed includes inherent credit losses in financing receivables portfolios with similar credit risk characteristics when objective evidence of impairment exist for those portfolios. In assessing the need for collective allowances for impairment losses, management considers factors such as credit quality, portfolio size, credit concentrations and economic factors. In order to estimate the required allowance, assumptions are made to define the way inherent losses are modeled and to determine the required input parameters, based on historical experience and current economic conditions. The accuracy of the allowances depends on the model assumptions and parameters used in determining collective allowances. Further details are shown in Notes 5 and 6.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
216
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/34 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
Exhibit E/34 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued)
(iii) Estimasi umur manfaat aset tetap Perusahaan melakukan penelahaan berkala atas masa manfaat ekonomis aset tetap berdasarkan faktor-faktor seperti kondisi teknis dan perkembangan teknologi di masa depan. Hasil operasi di masa depan akan dipengaruhi secara material atas perubahan estimasi ini yang diakibatkan oleh perubahan faktor yang telah disebutkan di atas. Lihat Catatan 7 untuk jumlah tercatat aset tetap. (iv) Imbalan pasca-kerja
(iii) Useful life equipment
estimate
for
property
and
The Company reviews periodically the estimated useful lives of property and equipment based on factors such as technical specification and future technological developments. Future results of operations could be materially affected by changes in these estimates brought about by changes in the factors mentioned. See Note 7 for the carrying amount of property and equipment. (iv) Post-employment benefits
Nilai kini liabilitas imbalan pasca-kerja tergantung pada beberapa faktor yang ditentukan dengan dasar aktuarial berdasarkan beberapa asumsi. Asumsi yang digunakan untuk menentukan biaya (penghasilan) pensiun neto mencakup tingkat diskonto. Perubahan asumsi ini akan mempengaruhi jumlah tercatat imbalan pasca-kerja.
The present value of the post-employment benefits obligations depends on a number of factors that are determined on an actuarial basis using a number of assumptions. The assumptions used in determining the net cost (income) for pensions include the discount rate. Any changes in these assumptions will impact the carrying amount of post-employment benefits obligations.
Perusahaan menentukan tingkat diskonto yang sesuai pada akhir periode pelaporan, yakni tingkat suku bunga yang harus digunakan untuk menentukan nilai kini arus kas keluar masa depan estimasian yang diharapkan untuk menyelesaikan liabilitas. Dalam menentukan tingkat suku bunga yang sesuai, Perusahaan mempertimbangkan tingkat suku bunga obligasi pemerintah yang didenominasikan dalam mata uang imbalan akan dibayar dan memiliki jangka waktu yang serupa dengan jangka waktu liabilitas yang terkait.
The Company determines the appropriate discount rate at the end of each reporting period. This is the interest rate that should be used to determine the present value of estimated future cash outflows expected to be required to settle the obligations. In determining the appropriate discount rate, the Company considers the interest rates of government bonds that are denominated in the currency in which the benefits will be paid and that have terms to maturity approximating the terms of the related post-employment benefit obligation.
Asumsi kunci liabilitas imbalan pasca-kerja lainnya sebagian ditentukan berdasarkan kondisi pasar saat ini. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 23.
Other key assumptions for post-employment benefit obligations are based in part on current market conditions. Further details are shown in Note 23.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
217
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/35 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING (Lanjutan) u. Pertimbangan Akuntansi yang Penting, Estimasi dan Asumsi (Lanjutan) II. Estimasi dan Asumsi (Lanjutan)
Exhibit E/35 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 2. SUMMARY OF (Continued) u.
SIGNIFICANT
ACCOUNTING
POLICIES
Significant Accounting Judgements, Estimates and Assumptions (Continued) II. Estimates and Assumptions (Continued)
(v) Program opsi saham karyawan Perusahaan mengukur biaya equity-settled transactions karyawan dengan mengacu pada nilai wajar instrumen ekuitas pada tanggal diberikan. Estimasi nilai wajar untuk pembayaran berbasis saham untuk menentukan model penilaian yang paling sesuai, tergantung pada persyaratan dan kondisi pemberian. Estimasi ini juga mengharuskan menentukan input yang paling tepat untuk valuasi model termasuk masa manfaat yang diharapkan dari opsi saham, volatilitas dan dividend yield dan membuat asumsi yang digunakan. Asumsi dan model yang digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk pembayaran berbasis saham diungkapkan dalam Catatan 15. (vi) Pajak penghasilan
(v)
Employees stock option program The Company measures the cost of equitysettled transactions with employees by reference to the fair value of the equity instruments at the date at which they are granted. Estimating fair value for share-based payment transactions requires determining the most appropriate valuation model, which is dependent on the terms and conditions of the grant. This estimate also requires determining the most appropriate inputs to the valuation model including the expected life of the share option, volatility and dividend yield and making assumptions about them. The assumptions and models used for estimating fair value for sharebased payment transactions are disclosed in Note 15.
(vi) Income tax
Pertimbangan signifikan dilakukan dalam menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Perusahaan mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan berdasarkan estimasi apakah terdapat tambahan pajak penghasilan badan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12b. (vii) Aset pajak tangguhan
Significant judgement is involved in determining provision for corporate income tax. There are certain transaction and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Company recognizes liabilities for expected corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due. Further details are shown in Note 12b. (vii) Deferred tax assets
Aset pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan, sepanjang besar kemungkinannya bahwa penghasilan kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer tersebut dapat digunakan. Estimasi signifikan oleh manajemen disyaratkan dalam menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan saat penggunaan dan tingkat penghasilan kena pajak serta strategi perencanaan pajak masa depan. Penjelasan lebih rinci diungkapkan dalam Catatan 12c.
Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences. Significant management estimates are required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing and the level of the future taxable profits together with future tax planning strategies. Further details are shown in Note 12c.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
218
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/36 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3.
KAS DAN SETARA KAS
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 3. CASH AND CASH EQUIVALENTS Cash and cash equivalents consist of the followings:
Kas dan setara kas terdiri dari: 2012 Kas
29.718
Bank Pihak ketiga Rupiah PT Bank Central Asia Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Lain-lain (Saldo di bawah Rp 1.000)
2011 Cash on hand
17.891
Cash in banks Third parties Rupiah PT Bank Central Asia Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Branch PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Danamon Indonesia Tbk Others (Balances below Rp 1,000)
36.612 31.667 11.722 7.877 6.899 4.798 1.786 1.605 1.089
37.084 3.233 9.669 8.785 5.418 978 2.129 2.384 2.202
2.670 106.725
2.073 73.955
444
232
Jumlah bank
107.169
74.187
Total cash in banks
Jumlah kas dan bank
136.887
92.078
Total cash on hand and in banks
Pihak berelasi Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Setara kas Deposito berjangka Pihak ketiga Rupiah PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk Pihak berelasi Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Jumlah setara kas Jumlah kas dan setara kas
12.010 15.000 5.000 32.010 -
29.618 15.000 44.618
Related party Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Cash equivalents Time deposits Third parties Rupiah PT Bank Victoria International Tbk PT Bank Mutiara Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk PT Bank Central Asia Tbk
30.000
Related party Rupiah PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
32.010
74.618
Total cash equivalents
168.897
166.696
Total cash and cash equivalents
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan tidak menempatkan kas dan setara kasnya pada pihak berelasi.
As of 31 December 2012 and 2011, the Company had no cash and cash equivalents placed at any related party.
Kisaran suku bunga dari deposito berjangka diatas adalah sebagai berikut:
The range of interests earned from the above time deposits is as follows:
2012 Tingkat bunga deposito berjangka per tahun Rupiah 4.
Exhibit E/36
2011
3,75%-9,00% 4,90%-10,00%
DEPOSITO BERJANGKA
Time deposit interest rate per annum Rupiah
4. TIME DEPOSIT
Pada tanggal 31 Desember 2011, akun ini merupakan deposito berjangka yang ditempatkan pada PT Bank Victoria International Tbk, pihak ketiga dengan jatuh tempo lebih dari 3 (tiga) bulan dengan tingkat suku bunga yang berkisar antara 7,5% sampai dengan 8,25% per tahun.
As of 31 December 2011, this account represents time deposits placed at PT Bank Victoria International Tbk, third party with maturity of over 3 (three) months, earning interest of rate ranging from 7.5% to 8.25% per annum.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
219
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/37 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN
Exhibit E/37 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE
Rincian investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut: 2012 Piutang sewa pembiayaan Nilai sisa yang terjamin Pendapatan sewa pembiayaan yang belum diakui Biaya transaksi yang belum diamortisasi Simpanan jaminan
2.381.283 1.050.181 ( 399.743) ( ( 14.671) ( ( 1.050.181) (
Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
1.966.869 (
Bersih
25.903) ( 1.940.966
Angsuran investasi neto sewa pembiayaan - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2012
The details of net investments in finance lease are as follows: 2011 Finance lease contract receivables Guaranteed residual value
1.339.444 591.643
Unearned finance lease income Unamortized transaction costs Security deposits
234.182) 10.194) 591.643)
Total
1.095.068
Less allowance for impairment losses
10.362)
Net
1.084.706
The installments of net investments in finance lease - gross, which will be collected from consumers in accordance with the due dates are as follows: 2011
Telah jatuh tempo 2012 2013 2014 2015 dan sesudahnya
66.718 1.224.526 789.241 300.798
28.894 708.197 443.672 158.681 -
Past due 2012 2013 2014 2015 and thereafter
Jumlah
2.381.283
1.339.444
Total
Piutang sewa pembiayaan yang akan diterima berdasarkan sisa waktu dari tanggal laporan posisi keuangan sampai dengan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: 2012
The installment of financing lease receivables, based on remaining period from financial position date to maturity date are as follows: 2011
Jangka waktu 2 (dua) tahun 3 (tiga) tahun Lebih dari 3 (tiga) tahun
181.429 1.712.464 72.976
121.363 969.884 3.821
Term of period 2 (two) years 3 (three) years More than 3 (three) years
Jumlah
1.966.869
1.095.068
Total
Jangka waktu kontrak sewa pembiayaan yang dibiayai oleh Perusahaan atas barang modal selama 2 (dua) tahun atau lebih.
The term of finance lease contracts financed by the Company on capital goods are 2 (two) years or more.
Pengelompokan investasi neto sewa pembiayaan - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut:
The classification of net investments in finance lease - gross based on days overdue is as follows:
2012 Rp
2011 Rp
2012 %
2011 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Macet
2.314.565
1.310.550
97,20
97,84
24.804 7.628 2.516 31.770
6.320 1.006 295 21.273
1,04 0,32 0,11 1,33
0,47 0,08 0,02 1,59
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days Non-performing
Jumlah
2.381.283
1.339.444
100,00
100,00
Total
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
220
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/38
Exhibit E/38
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued) The movements in the allowance for impairment losses of net investments in finance lease based on individual and collective assessments are as follows:
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan berdasarkan penilaian secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut:
2012 Kolektif/ Collective
Individual/ Individual Investasi sewa pembiayaan - bruto Saldo awal Penambahan cadangan tahun berjalan – bersih Penghapusan
selama (
Saldo akhir
1.363.605
1.017.678
2.381.283
9.767
595
10.362
17.320 5.561) (
6.427 2.645) (
23.747 8.206)
21.526
4.377
25.903
2011 Kolektif/ Collective
Individual/ Individual Investasi sewa pembiayaan - bruto Saldo awal Penambahan cadangan tahun berjalan – bersih Penghapusan Saldo akhir
829.725
selama (
Jumlah/ Total
-
6.323 5.710)
-
9.767
595
Beginning balance Addition of allowance during the year- net Write-off Ending balance
Jumlah/ Total
509.719
9.154
Investment in finance lease - gross
(
595
1.339.444
Investment in finance lease - gross
9.154
Beginning balance Addition of allowance during the year- net Write-off
6.918 5.710) 10.362
Ending balance
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah investasi neto sewa pembiayaan sebesar 1,32% dan 0,95% masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Percentage of the allowance for impairment losses to net investments in finance lease is 1.32% and 0.95% as of 31 December 2012 and 2011, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya investasi neto sewa pembiayaan tersebut.
The management believes that the allowance for impairment losses was sufficient to cover possible losses arising from uncollectible net investments in finance lease.
Seluruh transaksi sewa pembiayaan dilakukan dengan pihak ketiga.
All of the Company’s finance lease transactions were carried out with third parties.
Rincian bunga kontraktual setahun untuk investasi neto sewa pembiayaan adalah sebagai berikut:
The detail of contractual interest rates per annum on net investments in finance lease is as follows:
Suku bunga rata-rata Suku bunga efektif (kisaran)
2012 %
2011 %
18,95 16,00 – 22,00
19,94 16,00 – 24,00
Sebagai jaminan atas investasi neto sewa pembiayaan yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan. Jumlah keseluruhan nilai wajar jaminan tersebut sebesar Rp 3.062.752 pada tanggal 31 Desember 2012.
Average interest rates Effective interest rates (range)
As the collateral to the net investments in finance lease, the Company receives the Certificate of Vehicle Ownership (BPKB) of the motor vehicles financed by the Company. The fair value of the entire collateral amounted to Rp 3,062,752 as of 31 December 2012.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
221
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/39 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5.
INVESTASI NETO SEWA PEMBIAYAAN (Lanjutan)
2012 Mata uang asing Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Rupiah Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Pinjaman debt market Pinjaman money market Pinjaman lainnya Jumlah
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
Details of net investment in finance lease pledged as collateral for debt securities issued and fund borrowings as of 31 December 2012 and 2011 are as follows: 2011
82.187 52.655
84.431 85.815
531.237 1.381 668.328 14.963 -
114.462 1.703 178.777 32.577
Foreign currencies Term loan – domestic Term loan – foreign Rupiah Term loan – domestic Term loan – foreign Loan of debt market Loan of money market Other loan
1.350.751
497.765
Total
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN
6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES
Akun ini merupakan piutang dalam Rupiah yang dikenakan bunga, yang timbul dari kegiatan pembiayaan dalam bentuk kendaraan kepada pemakai akhir dengan pembayaran angsuran secara berkala. 2012 Piutang pembiayaan konsumen – bruto: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 24b) Jumlah pembiayaan sendiri Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga Jumlah piutang pembiayaan konsumen – bruto Pendapatan pembiayaan yang belum diakui: Pembiayaan sendiri: Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 24)
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
5. NET INVESTMENTS IN FINANCE LEASE (Continued)
Rincian investasi neto sewa pembiayaan yang digunakan sebagai jaminan atas efek utang yang diterbitkan dan pinjaman yang diberikan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
6.
Exhibit E/39
This account represents interest bearing receivables denominated in Rupiah arising from financing activities in the form of provision of vehicle to end users with periodic installment payment schedule. 2011 Consumer financing receivables – gross: Self–financing: Third parties Related parties (Note 24b)
4.838.732 -
4.533.097 19.373
4.838.732
4.552.470
Total self-financing
139.634
42.786
Joint financing (without recourse) Third parties
4.978.366
4.595.256
Total consumer financing receivables – gross Unearned interest income: Self–financing: Third parties Related parties (Note 24)
(
879.535) ( (
837.667) 1.939)
Jumlah pembiayaan sendiri
(
879.535) (
839.606)
Total self-financing
Pembiayaan yang dibiayai bersama pihak-pihak lain (without recourse): Pihak ketiga
(
24.184) (
7.814)
Joint financing (without recourse) Third parties
(
903.719) (
847.420)
(
27.599) (
31.541)
Jumlah pendapatan pembiayaan yang belum diakui Biaya transaksi yang belum diamortisasi Jumlah Dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai Bersih
4.047.048 (
47.830) ( 3.999.218
3.716.295 50.432) 3.665.863
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Total unearned interest income Unamortized transaction cost Total Less allowance for impairment losses Net
222
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/40 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
Exhibit E/40 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued) The installments of consumer financing receivables - gross, which will be collected from customer in accordance with the due dates are as follows:
Angsuran piutang pembiayaan konsumen - bruto yang akan diterima dari konsumen sesuai dengan tanggal jatuh temponya adalah sebagai berikut: 2012
2011
Telah jatuh tempo 2012 2013 2014 2015 2016 dan sesudahnya
86.975 2.842.027 1.350.638 564.760 133.966
73.542 2.600.482 1.256.826 532.280 132.126 -
Past due 2012 2013 2014 2015 2016 and thereafter
Jumlah
4.978.366
4.595.256
Total
The classification of consumer financing receivables - gross based on days overdue is as follows:
Pengelompokan piutang pembiayaan konsumen - bruto menurut jumlah hari tunggakan adalah sebagai berikut: 2012 Rp
2011 Rp
2012 %
2011 %
Belum jatuh tempo Lewat jatuh tempo: 1-30 hari 31-60 hari 61-90 hari Macet
4.891.391
4.521.714
98,25
98,40
32.941 6.774 1.704 45.556
24.329 3.694 879 44.640
0,66 0,14 0,03 0,92
0,53 0,08 0,02 0,97
Current Past due: 1-30 days 31-60 days 61-90 days Non performing
Jumlah
4.978.366
4.595.256
100,00
100,00
Total
Jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen yang disalurkan oleh Perusahaan atas kendaraan bermotor berkisar antara 6 (enam) sampai dengan 48 (empat puluh delapan) bulan.
The term of consumer financing contracts financed by the Company on vehicles are ranging between 6 (six) to 48 (forty eight) months.
Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai piutang pembiayaan konsumen berdasarkan penilaian secara individual dan kolektif adalah sebagai berikut:
The movements in the allowance for impairment losses of consumer financing receivables based on individual and collective assessments are as follows:
2012 Kolektif/ Collective
Individual/ Individual Piutang pembiayaan konsumen - bruto
-
Saldo awal (Pemulihan) penambahan cadangan selama tahun berjalan – bersih ( Penghapusan ( Saldo akhir
4.978.366
4.978.366
382
50.050
50.432
289) 93) (
49.602 51.822) (
49.313 51.915)
47.830
47.830
-
2011 Kolektif/ Collective
Individual/ Individual Piutang pembiayaan konsumen - bruto Saldo awal Penambahan cadangan selama tahun berjalan – bersih Penghapusan Reklasifikasi ke cadangan penurunan nilai agunan yang diambil alih Saldo akhir
276.900 -
Jumlah/ Total
382
382
(
Consumer financing receivables – gross Beginning balance (Recovery) addition of allowance during the year- net Write-off Ending balance
Jumlah/ Total
4.318.356
4.595.256
64.115
64.115
15.803 30.730) (
16.185 30.730)
Consumer financing receivables – gross
862
862
Beginning balance Addition of allowance during the year- net Write-off Reclassification to allowance for impairment of repossessed ollateral
50.050
50.432
Ending balance
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
223
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/41 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 6.
PIUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN (Lanjutan)
Exhibit E/41 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 6. CONSUMER FINANCING RECEIVABLES (Continued)
Persentase cadangan kerugian penurunan nilai terhadap jumlah piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar 1,18% dan 1,36% pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
Percentage of the allowance for impairment losses to consumer financing receivables is 1.18% and 1.36% as of 31 December 2012 and 2011, respectively.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat tidak tertagihnya piutang pembiayaan konsumen tersebut.
The management believes that the allowance for impairment losses was sufficient to cover possible losses arising from uncollectible consumer financing receivables.
Suku bunga kontraktual setahun konsumen adalah sebagai berikut:
The detail of contractual interest rates per annum on consumer financing is as follows:
Kendaraan bermotor
untuk
pembiayaan 2012 %
2011 %
15,00 – 25,00
15,00 – 30,00
Vehicles
Sebagai jaminan atas piutang pembiayaan konsumen yang diberikan, Perusahaan menerima jaminan dari konsumen berupa Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kendaraan bermotor yang dibiayai Perusahaan. Jumlah keseluruhan nilai wajar jaminan tersebut sebesar Rp 9.421.559 pada tanggal 31 Desember 2012.
As the collateral to the consumer financing receivables, the Company receives the Certificate of Vehicle Ownership (BPKB) of the motor vehicles financed by the Company. The fair value of the entire collateral amounted to Rp 9,421,559 as of 31 December 2012.
Rincian piutang pembiayaan konsumen yang digunakan sebagai jaminan atas efek utang yang diterbitkan dan pinjaman yang diterima pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Details of consumer financing receivables pledged as collateral for debt securities issued and fund borrowings as of 31 December 2012 and 2011 are as follows:
2012
2011
Mata uang asing Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Rupiah Term loan – dalam negeri Term loan – luar negeri Pinjaman debt market Pinjaman money market
206.448 244.048
345.943 327.124
1.216.886 23.768 379.676 15.037
1.432.461 43.578 354.723 -
Foreign currencies Term loan – domestic Term loan – foreign Rupiah Term loan – domestic Term loan – foreign Loan of debt market Loan of money market
Jumlah
2.085.863
2.503.829
Total
Perusahaan bekerja sama dengan beberapa perusahaan asuransi dalam menutup asuransi kendaraan bermotor konsumen yang dibiayai Perusahaan, terutama dengan PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega dan PT Asuransi Wahana Tata. Seluruh perusahaan asuransi yang bekerja sama tersebut tidak berelasi dengan Perusahaan.
The Company engages several insurance companies, in covering the insurance on the consumers vehicles that financed by the Company, mainly with PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega and PT Asuransi Wahana Tata. All insurance companies that the engaged by the Company are third parties.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
224
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/42
Exhibit E/42
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET TETAP
7. PROPERTY AND EQUIPMENT Saldo awal/ Beginning balance
Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
Penambahan/ Additions
77.896 26.725 69.297 30.458
1.910 1.282 ( 29.034 ( 10.748 (
3.681 50.270
617 ( 3.329 (
Aset dalam penyelesaian
258.327 33.250
46.920 ( 84.734
Jumlah Biaya Perolehan
291.577
131.654 (
Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat
5.338 41.632 10.944
507 12.751 ( 6.280 (
2.362 27.105
499 ( 7.584 (
87.381
27.621 (
Penambahan/ Additions
67.853 18.839 59.506 21.994
2.107 403 6.438 ( 10.796 (
2.861 37.578
670 ( 5.420 (
Aset dalam penyelesaian
208.631 8.667
25.834 ( 56.854
Jumlah Biaya Perolehan
217.298
82.688 (
Akumulasi penyusutan Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor Jumlah Akumulasi Penyusutan Jumlah Tercatat
-
Reklasifikasi/ Reclassifications
Saldo akhir/ Ending balance
18.607 4.452 1.144 488
98.413 30.298 94.018 38.515
2.161) 5.457) 3.179) 137) 15.707)
-
26.641)
-
31.649 31.649)
(
26.641)
-
6.958
-
126) ( 15.666) ( 23.397)
396.590
Total at Cost
3.096 11
8.941 49.118 14.895
Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles
58 ) 3.049 )
2.677 Furniture and fixtures 15.974 Leasehold improvements
-
2011 A Pengurangan/ Deductions
3.902 34.923 11.536
1.436 ( 7.867 ( 5.096 (
1.890 20.075
475 ( 7.030
72.326
21.904 (
-
-
-
91.605
Total Accumulated Depreciation
304.985
Carrying Amount
Reklasifikasi/ Reclassifications
Saldo akhir/ Ending balance
1.305 ) 6.950 )
7.936 7.483 4.658 4.618
77.896 26.725 69.297 30.458
At cost Land Building Office equipment Vehicles
11 ) 143 )
161 7.415
3.681 50.270
Furniture and fixtures Leasehold improvements
32.271 32.271 )
258.327 33.250
Asset in progress
291.577
Total at Cost
-
5.338 41.632 10.944
Accumulated depreciation Building Office equipment Vehicles
-
2.362 27.105
Furniture and fixtures Leasehold improvements
-
87.381
Total Accumulated Depreciation
204.196
Carrying Amount
8.409 )
(
8.409 )
-
4.161 Furniture and fixtures 44.850 Leasehold improvements Asset in progress
-
5.276) 2.329)
At cost Land Building Office equipment Vehicles
310.255 86.335
204.196
Saldo awal/ Beginning balance Biaya perolehan Tanah Bangunan Peralatan kantor Kendaraan Perabot dan perlengkapan kantor Rehabilitasi gedung kantor
2012 A Pengurangan/ Deductions
-
1.158 ) 5.688 ) 3)
6.849 )
)
144.972
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
225
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/43 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7.
ASET TETAP (Lanjutan)
Exhibit E/43 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 7. PROPERTY AND EQUIPMENT (Continued)
Jumlah penyusutan yang dibebankan pada operasi adalah sejumlah Rp 27.621 dan Rp 21.904 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 20).
Depreciation charged to operations amounted to Rp 27,621 and Rp 21,904 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively (Note 20).
Pengurangan aset tetap untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 terdiri dari penghabusbukuan peralatan kantor dan rehabilitiasi gedung kantor, serta penjualan aset tetap kendaraan dan peralatan kantor dengan rincian keuntungan bersih yang diperoleh sebagai berikut:
Deductions of property and equipment for the years ended 31 December 2012 and 2011 consisted of writen off office equipment and leasehold improvement, and sales of property and equipment - motor vehicles and office equipment with details of net gain on sales as follows:
2012 Hasil penjualan Jumlah tercatat Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap
(
2011
5.161 3.244 ) (
5.935 1.561)
1.917
4.374
Proceeds Carrying amount Net gains on sale of equipment
Perusahaan memiliki beberapa bidang tanah dengan status Hak Guna Bangunan (“HGB”) yang memiliki masa manfaat yang akan berakhir antara tahun 2014 sampai tahun 2042. Manajemen Perusahaan beryakinan bahwa tidak akan terdapat kesulitan dalam memperpanjang hak atas tanah karena tanah tersebut diperoleh secara sah dan dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah.
The Company owns several plots of land with “Hak Guna Bangunan” titles (“Building-Use Titles” or “HGB”) with remaining useful lives that will expire in the various years between 2014 and 2042. The management of the Company believes that there will be no difficulty in extending the land rights as the land was acquired legally and this is supported by sufficient evidence of ownership.
Aset tetap berupa kendaraan sebesar Rp 5.528 dan Rp 9.423 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dijadikan jaminan atas utang pembiayaan kendaraan yang diperoleh dari PT BCA Finance (Catatan 10c).
Property and equipment in the form of vehicles amounting to Rp 5,528 and Rp 9,423 as of 31 December 2012 and 2011, respectively, were pledged as collateral for the vehicles financed by PT BCA Finance (Note 10c).
Seluruh aset tetap, kecuali tanah, telah diasuransikan kepada PT Asuransi Sinarmas, pihak ketiga, terhadap risiko kerugian kebakaran, banjir dan risiko kerugian lainnya (all risks) dengan jumlah nilai pertanggungan masing-masing sebesar Rp 121.373 dan Rp 105.276 pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut telah memadai untuk menutup kemungkinan kerugian atas aset tetap terhadap risiko-risiko yang dipertanggungkan.
All property and equipment, except for land, are covered by insurance to PT Sinarmas Insurance, third party, against losses from fire, flood and other risks (all risks) with a total sum insured amounting to Rp 121,373 and Rp 105,276 as of 31 December 2012 and 2011, respectively. The management believes that the sum insured is sufficient to cover the possible losses that may arise from the said insured risks.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak terdapat kondisi atau peristiwa yang menimbulkan indikasi penurunan nilai atas jumlah tercatat aset tetap, sehingga tidak diperlukan cadangan kerugian penurunan nilai untuk aset tetap.
The Management of the Company believes that there were no conditions or event that indicate impairment in the carrying amount of its property and equipment, and therefore an allowance for impairment losses of property and equipment was not considered necessary.
Manajemen Perusahaan berkeyakinan bahwa tidak ada perbedaan secara signifikan antara nilai wajar aset tetap dengan jumlah tercatat.
The Management of the Company believes that there is no significant difference between the fair value and the carrying amount of property and equipment.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
226
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/44
Exhibit E/44
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
ASET KEUANGAN DERIVATIF
8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS A summary of derivative transactions by counterparty, type and underlying as of 31 December 2012 and 2011 are as follows:
Ikhtisar transaksi derivatif berdasarkan lawan transaksi, jenis dan underlying pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
Lawan transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT ANZ Panin Bank Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat
Nilai nosional (nilai penuh)/ Notional amount (full amount)
25.200.000
25.200.000
12.152.778
2012
Nilai wajar/ Fair values
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
28.224
12.274
Counterparty
215.460
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar
243.684
215.460
PT ANZ Panin Bank Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar
117.517
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Foreign currency swap contract (Note 10a) 105.243 United States Dollar
604.885
536.163
243.684
28.224
Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
68.722
Lawan transaksi Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT ANZ Panin Bank Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat PT Bank Internasional Indonesia Tbk Kontrak Valuta Berjangka pertukaran mata uang asing (Catatan 10a) Dolar Amerika Serikat
Nilai nosional (nilai penuh)/ Notional amount (full amount)
39.250.000
30.000.000
20.486.111
2011
Nilai wajar/ Fair values
16.077
15.540
8.358
Aset keuangan derivatif/ Derivative financial assets Rp
Liabilitas keuangan derivatif/ Derivative financial liabilities Rp
Counterparty
339.842
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar
272.040
256.500
PT ANZ Panin Bank Foreign currency swap contract (Note 10a) United States Dollar
185.768
PT Bank Internasional Indonesia Tbk Foreign currency swap contract (Note 10a) 177.410 United States Dollar
813.727
773.752
355.919
39.975
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
227
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/45 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
Exhibit E/45 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Pada tanggal 19 Juni 2008, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 158.500 dan memiliki hak untuk menerima masingmasing sebesar USD 7.000.000 (nilai penuh) dan JPY 1.080.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 19 Juni 2008 sampai dengan 19 Juni 2011. Pada tanggal 19 Juni 2011, kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan.
On 19 June 2008, the Company entered into a foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay Rp 158,500 and had the right to receive USD 7,000,000 (full amount) and JPY 1,080,000,000 (full amount), respectively. This contract was valid since 19 June 2008 until 19 June 2011. On 19 June 2011, the derivative contracts was due and settled.
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 333.370 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2010 sampai dengan 22 Maret 2012. Pada tanggal 31 Desember 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut sebesar Rp 83.342 serta piutang derivatif sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) setara dengan Rp 83.879. Pada tanggal 22 Maret 2012, kontrak derivatif tersebut telah diselesaikan.
On 27 August 2010, the Company entered into a foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay Rp 333,370 and had the right to receive USD 37,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2010 until 22 March 2012. As of 31 December 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 83,342 and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent to Rp 83,879. On 22 March 2012, the derivative contracts was due and settled.
Pada tanggal 27 Juli 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 256.500 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 22 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 215.460 dan Rp 339.842, serta piutang derivatif masingmasing sebesar USD 25.200.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 243.684 dan USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 355.919.
On 27 July 2011, the Company entered into a foreign currency swap contract with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whereby the Company obliged to pay Rp 256,500 and had the right to receive USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 22 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 December 2012 and 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 215,460 and Rp 339,842, respectively, and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 25,200,000 (full amount) or equivalent to Rp 243,684 and USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 355,919, respectively.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
Pada tanggal 2 Agustus 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT ANZ Panin Bank, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 256.500 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 30.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 15 September 2011 sampai dengan 15 September 2014. Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 215.460 dan Rp 256.500, serta piutang derivatif masing-masing sebesar USD 25.200.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 243.684 dan USD 30.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 272.040.
On 2 August 2011, the Company entered into a foreign currency swap contract with PT ANZ Panin Bank, whereby the Company obliged to pay Rp 256,500 and had the right to receive USD 30,000,000 (full amount). This contract was valid since 15 September 2011 until 15 September 2014. As of 31 December 2012 and 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 215,460 and Rp 256,500, respectively, and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 25,200,000 (full amount) or equivalent to Rp 243,684 and USD 30,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 272,040, respectively.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
228
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 8.
9.
ASET KEUANGAN DERIVATIF (Lanjutan)
Exhibit E/46 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 8. DERIVATIVE FINANCIAL ASSETS (Continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Pada tanggal 20 April 2011, Perusahaan mengadakan perjanjian kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing (foreign currency swap transaction) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk, dengan ketentuan Perusahaan berkewajiban untuk membayar sebesar Rp 216.500 dan memiliki hak untuk menerima sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh). Kontrak ini berlaku sejak tanggal 20 April 2011 sampai dengan 25 Mei dan 15 Juni 2014. Pada tanggal 31 Desember 2012 and 2011 nilai utang derivatif atas perjanjian tersebut masing-masing sebesar Rp 105.243 dan Rp 177.410, serta piutang derivatif masing-masing sebesar USD 12.152.778 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 117.517 dan USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 185.768.
On 20 April 2011, the Company entered into a foreign currency swap contract with PT Bank Internasional Indonesia Tbk, whereby the Company obliged to pay Rp 216,500 and had the right to receive USD 25,000,000 (full amount). This contract was valid since 20 April 2011 until 25 May and 15 June 2014. As of 31 December 2012 and 2011, derivative payable arising from the contract amounted to Rp 105,243 and Rp 177,410, respectively, and derivative receivable arising from the contract amounted to USD 12,152,778 (full amount) or equivalent to Rp 117,517 and USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to Rp 185,768, respectively.
ASET LAIN-LAIN
9. OTHER ASSETS 2012
Beban dibayar dimuka Pinjaman kepada karyawan Pihak berelasi (Catatan 24c) Pihak ketiga Lain-lain
Agunan yang diambil alih Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Dikurangi: cadangan kerugian penurunan nilai
Aset lain-lain – Bersih
(
2011
18.867
12.394
2.360 14.823 5.959
2.989 4.192 15.652
42.009
35.227
10.930 38.272
2.416 43.291
49.202
45.707
8.992) (
5.996)
40.210
39.711
82.219
74.938
Prepaid expenses Loan to employees Related parties (Note 24c) Third parties Others
Repossessed collaterals Net investments in finance lease Consumer financing receivables Less: allowance for impairment losses
Other assets –Net
Beban dibayar dimuka terdiri dari beban sewa dibayar dimuka, beban asuransi dibayar dimuka, dan biaya transaksi untuk penggunaan dana perjanjian kerjasama penerusan pinjaman.
Prepaid expenses consist of prepaid rent, prepaid insurance, and transaction costs attributable to utilization of loan channeling.
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan kerugian penurunan nilai yang dibentuk memadai untuk menutup kerugian yang mungkin timbul akibat penjualan agunan yang diambil alih.
Management believes that the allowance for impairment losses was sufficient to cover possible losses arising from sales of repossessed collaterals.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
229
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/47 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/47 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA
10. FUND BORROWINGS Fund borrowings consist of the followings:
Pinjaman yang diterima terdiri dari: 2012 Pinjaman bank (Mata uang asing) (a) Pihak ketiga Standard Chartered Bank (2012: USD 50.400.000 2011: USD 60.000.000) (1) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (2012: USD 12.152.778 2011: USD 20.486.111) (3) Standard Chartered Bank (2012: nihil 2011: USD 9.250.000) (2)
Jumlah pinjaman bank Dikurangi : Biaya transaksi yang belum diamortisasi Pinjaman bank - bersih Pinjaman lainnya (c) PT BCA Finance (1) PT IFS Capital Indonesia (2) Jumlah pinjaman lainnya Jumlah
(
813.727
Total bank borrowings (Foreign currency)
544.080
117.517
185.768
604.885
Pinjaman bank (Rupiah) (b) Pihak ketiga PT Bank Pan Indonesia Tbk (1) PT Bank Permata Tbk (2) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (3) PT Bank Commonwealth (4) PT Bank DKI (5) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (6) PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (7) Bank of China Limited, Jakarta Branch (8) PT Bank Hana (9) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (10) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (11) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (12) PT Bank Victoria International Tbk (13) PT Bank Sinarmas Tbk (14) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (15) PT Bank Central Asia Tbk (16) PT Bank CIMB Niaga Tbk (17) PT ANZ Panin Bank (18)
83.879
Bank borrowings (Foreign currency) (a) Third parties Standard Chartered Bank (2012:USD 50,400,000 2011: USD 60,000,000) (1) PT Bank International Indonesia Tbk (2012: USD 12,152,778 USD 20,486,111) (3) Standard Chartered Bank (2012: nil 2011: USD 9,250,000) (2)
487.368
-
Jumlah pinjaman bank (Mata uang asing)
2011
362.500 244.634
231.945 283.442
193.787 170.278 145.059
22.699 -
94.286
93.572
83.333 82.500 80.286 80.040
33.582 171.945
77.778 64.074 63.889 35.992
211.111 162.731 113.889 69.411
22.727 8.333 6.945 -
40.909 25.000 23.611 25.000
Bank borrowings (Rupiah) (b) Third parties PT Bank Pan Indonesia Tbk (1) PT Bank Permata Tbk (2) PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (3) PT Bank Commonwealth (4) PT Bank DKI (5) PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (6) PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (7) Bank of China Limited, Jakarta Branch (8) PT Bank Hana (9) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (10) Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (11) PT Bank Danamon Indonesia Tbk (12) PT Bank Victoria International Tbk (13) PT Bank Sinarmas Tbk (14) LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (15) PT Bank Central Asia Tbk (16) PT Bank CIMB Niaga Tbk (17) PT ANZ Panin Bank (18)
2.421.326
2.322.574
Total bank borrowings
17.270) (
26.866)
Less : Unamortized transaction costs
2.404.056
2.295.708
Bank borrowings – net
2.148
5.834 14.523
Other borrowings (c) PT BCA Finance (1) PT IFS Capital Indonesia (2)
2.148
20.357
Total other borrowings
2.406.204
2.316.065
Total
-
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
230
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/48 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/48 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
Tingkat bunga tahunan (%) Mata uang Rupiah Mata uang asing
2012
2011
7,00-12,75 3,86-4,86
9,48-15,75 3,07–4,91
Angsuran pinjaman yang diterima menurut jatuh temponya masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut:
(%) Annual interest rate Rupiah currency Foreign currency
Installments of loans received according to the due dates as of 31 December 2012 and 2011, respectively, are as follows:
2012
2011
< 1 tahun 1 – 3 tahun > 3 tahun
1.447.493 958.158 553
1.011.236 1.302.847 1.982
< 1 years 1 – 3 years > 3 years
Jumlah
2.406.204
2.316.065
Total
a. Pinjaman bank (Valuta asing)
a. Bank borrowings (Foreign currency)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
(1)
Pada tanggal 3 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan Deutsche Bank AG., Singapore Branch yang bertindak sebagai “Mandated Lead Arrangers”, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”) untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Fasilitas pinjaman tersebut akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 24 (dua puluh empat) bulan terhitung sejak tanggal 15 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 15 September 2014. Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 60.000.000 (nilai penuh). Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(1) On 3 August 2011, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement amounting to USD 60,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and Deutsche Bank AG., Singapore Branch, whose acting as the Mandated Lead Arrangers, Standard Chartered Bank (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent for financing working capital. The loan facility will be repaid in 24 (twenty four) monthly installments commencing from 15 August 2012 to 15 September 2014. In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 60,000,000 (full amount). The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar USD 50.400.000 (nilai penuh) dan USD 60.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 487.368 dan Rp 544.080.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to USD 50,400,000 (full amount) and USD 60,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 487,368 and Rp 544,080, respectively.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT ANZ Panin Bank dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 8).
In respect with the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT ANZ Panin Bank to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 8).
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
231
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/49 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
a. Pinjaman bank (Valuta asing) (Lanjutan)
a. Bank borrowings (Foreign currency) (Continued)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Lanjutan)
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch (Continued)
(2)
Pada tanggal 27 Agustus 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh) dengan sejumlah Bank, antara lain, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited yang bertindak sebagai Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch sebagai Agen Jaminan (the “Security Agent”) untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Fasilitas pinjaman tersebut akan diangsur secara bertahap dalam jangka waktu 18 (delapan belas) bulan terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(2) On 27 August 2010, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement amounting to USD 37,000,000 (full amount) with several banks, which among others, Standard Chartered Bank, (Hong Kong) Limited, whose acting as the Facility Agent and Standard Chartered Bank, Jakarta Branch whose acting as the Security Agent for financing working capital. The loan facility will be repaid in 18 (eighteen) monthly installments commencing from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 37.000.000 (nilai penuh).
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to USD 37,000,000 (full amount).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melunasi saldo pinjaman tersebut dan 31 Desember 2011 saldo pinjaman tersebut sebesar USD 9.250.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 83.879.
In 2012, the Company had fully repaid the outstanding loan and as of 31 December 2011, the outstanding loan amounted to USD 9,250,000 (full amount) or equivalent Rp 83,879.
Sehubungan dengan Perjanjian Fasilitas Pinjaman diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 8).
In respect with the above Loan Facility Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch to cover risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 8).
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(3)
Pada tanggal 18 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 216.500 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(3) On 18 April 2011, the Company entered into a Term Loan Credit Agreement with PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII), in the form of additional credit facility of term loan III with a maximum credit limit of USD 25,000,000 (full amount) or equivalent to Rp 216,500 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 48 (forty eight) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar USD 25.000.000 (nilai penuh).
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to USD 25,000,000 (full amount).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar USD 12.152.778 dan USD 20.486.111 (nilai penuh) atau setara dengan Rp 117.517 dan Rp 185.768.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to USD 12,152,778 and USD 20,486,111 (full amount) or equivalent to Rp 117,517 and Rp 185,768, respectively.
Sehubungan dengan Perjanjian Pinjaman diatas, Perusahaan melakukan perjanjian Cross Currency Swap dengan BII dengan tujuan mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing dan suku bunga (Catatan 2p, 8).
In respect with the above Loan Agreement, the Company had entered into a Cross Currency Swap agreement with BII to cover the risks of foreign exchange and interest rate volatility (Notes 2p, 8).
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
232
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/50 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/50 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah)
b. Bank borrowings (Rupiah)
PT Bank Pan Indonesia Tbk
PT Bank Pan Indonesia Tbk
(1)
Pada tanggal 19 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluian modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(1) On 19 August 2011, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) with PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin) with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of this facility was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 148.611 dan Rp 231.945.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 148,611 and Rp 231,945, respectively.
Pada tanggal 16 April 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market dengan Bank Panin dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 150.000. Jangka waktu pinjaman maksimal 2 (dua) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Fasilitas tersebut tidak dijamin oleh jaminan khusus.
On 16 April 2012, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Panin in the form of Money Market with a maximum credit limit of Rp 150,000. The term of the loan was 2 (two) months from the drawdown date. The facility is not secured by specific collateral.
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 150.000.
In 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman Money Market tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding Money Market loan.
Pada tanggal 31 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Tetap sublimit pinjaman Money Market dengan Bank Panin dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Sedangkan untuk pinjaman Money Market maksimal 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6). Sedangkan untuk pinjaman Money Market tidak dijamin oleh jaminan khusus.
On 31 August 2012, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement (Term Loan) sublimit to Money Market Facility with Bank Panin with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of this facility was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. While for Money Market facility maximum 3 (three) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6). While for Money Market facility is not secured by specific collateral.
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 225.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 225,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 213.889.
As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 213,889.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
233
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/51 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Permata Tbk
PT Bank Permata Tbk
(2)
Pada tanggal 15 Oktober 2010, Perusahaan dan PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penarikan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(2) On 15 October 2010, the Company and PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) signed an Amendment to the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 36.364 dan Rp 72.727.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 36,364 and Rp 72,727, respectively.
Pada tanggal 27 April 2011, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit, berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan III dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 27 April 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment to the Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan facility III with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 54.545 dan Rp 90.909.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 54,545 and Rp 90,909, respectively.
Pada tanggal 31 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan dengan Bank Permata dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu penarikan fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 31 Maret 2012 dan jangka waktu pembayaran kembali maksimal 48 (empat puluh delapan) bulan sejak tanggal pencairan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 31 March 2010, the Company entered into a Vehicles Financing Receivables Facility Agreement with Bank Permata with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on a “revolving” basis, for financing working capital. The drawdown period was valid until 31 March 2012, and will be due for repayment in 48 (forty eight) months from the drawdown date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 12 Mei 2011, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 150.000 dan bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 12 May 2011, the Company and Bank Permata signed an Amendment to the Vehicles Financing Receivables Facility Agreement, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 150,000 and on a “revolving” basis, for financing working capital. The term of the facility was 48 (forty eight) months from the drawdown date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
234
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/52 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Permata Tbk (Lanjutan)
PT Bank Permata Tbk (Continued)
Pada tanggal 28 Maret 2012, Perusahaan dan Bank Permata menandatangani Perubahan Perjanjian Pemberian Fasilitas Piutang Pembiayaan Kendaraan, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 250.000. dan bersifat “revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 48 (empat puluh delapan) sejak tanggal penarikan fasilitas. Fasilitas tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 28 March 2012, the Company and Bank Permata signed an Amendment to the Vehicles Financing Receivables Facility Agreement, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 250,000 and on a “revolving” basis, for financing working capital. The term of the facility was 48 (forty eight) months from the drawdown date. The facility is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut masingmasing sebesar Rp 149.152 dan Rp 114.005.
In 2012 and 2011, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 149,152 and Rp 114,005, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 153.725 dan Rp 119.806.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding facility was amounting to Rp 153,725 and Rp 119,806, respectively.
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(3)
Pada tanggal 22 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 200.000 Jangka waktu pencairan pinjaman tersebut selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(3) On 22 December 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Facility Agreement with PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) with a maximum credit limit of Rp 200,000 The term of the loan was 12 (twelve) months from the initial drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut masingmasing sebesar Rp 222.638 dan Rp 22.699.
In 2012 and 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 222,638 and Rp 22,699, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 193.787 dan Rp 22.699.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 193,787 and Rp 22,699, respectively.
PT Bank Commonwealth
PT Bank Commonwealth
(4)
Pada tanggal 20 Maret 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dengan PT Bank Commonwealth (Bank Commonwealth) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(4) On 20 March 2012, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with PT Bank Commonwealth (Bank Commonwealth) with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 36 (thirty six) months from the loan drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 82.778.
As of 31 December 2012 the outstanding loan amounted to Rp 82,778.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
235
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/53 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Commonwealth (Lanjutan)
PT Bank Commonwealth (Continued)
Pada tanggal 9 November 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka II (Term Loan II) dengan Bank Commonwealth dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 90.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 9 November 2012, the Company entered into a Term Loan II Facility Agreement with Bank Commonwealth with a maximum credit limit of Rp 90,000. The term of the loan was 36 (thirty six) months from the loan drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 90.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 90,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 87.500.
As of 31 December 2012 the outstanding loan amounted to Rp 87,500.
PT Bank DKI
PT Bank DKI
(5)
Pada tanggal 19 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan PT Bank DKI dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 175.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu fasilitas tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(5) On 19 December 2011, the Company entered into a Credit Agreement with PT Bank DKI with a maximum credit limit of Rp 175,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the facility was 42 (forty two) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan fasilitas tersebut. Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan fasilitas tersebut sebesar Rp 175.000.
In 2011, the Company had not yet utilized the facility. During 2012, the Company had drawndown the facility amounting to Rp 175,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 145.059.
As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 145,059.
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk
(6)
Pada tanggal 24 Februari 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 25.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(6) On 24 February 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (BPD Jabar Banten) with a maximum credit limit of Rp 25,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 25,000.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
236
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/54 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (Lanjutan)
PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat & Banten Tbk (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 10.000 dan Rp 18.572.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 10,000 and Rp 18,572, respectively.
Pada tanggal 27 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan BPD Jabar Banten dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 125.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal perjanjian pinjaman. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 27 October 2011, the Company entered into a Credit Agreement with BPD Jabar Banten with a maximum credit limit of Rp 125,000 and on a “nonrevolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the loan agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2012 dan 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut masingmasing sebesar Rp 50.000 dan Rp 75.000.
In 2012 and 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000 and Rp 75,000, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 84.286 dan Rp 75.000.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 84,286 and Rp 75,000, respectively.
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan
(7)
Pada tanggal 14 Desember 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Modal Kerja dengan PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (BPD Kalsel) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 42 (empat puluh dua) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(7) On 14 December 2011, the Company entered into a Working Capital Agreement with PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Selatan (BPD Kalsel) with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 42 (forty two) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan belum melakukan pencairan pinjaman tersebut. Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.
In 2011, the Company had not yet utilized the loan. In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 100,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 83.333.
As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 83,333.
Bank of China Limited, Jakarta Branch
Bank of China Limited, Jakarta Branch
(8)
Pada tanggal 5 Juli 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dengan Bank of China Limited, Jakarta Branch (Bank of China) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 90.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(8) On 5 July 2012, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with Bank of China Limited, Jakarta Branch (Bank of China) with a maximum credit limit of Rp 90,000. The term of the loan was 36 (thirty six) months from the loan drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 90.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 90,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 82.500.
As of 31 December 2012 the outstanding loan amounted to Rp 82,500.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
237
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/55 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Hana
PT Bank Hana
(9)
Pada tanggal 30 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan Angsuran dengan PT Bank Hana (Bank Hana) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(9) On 30 March 2011, the Company entered into an Installment Loan Agreement with PT Bank Hana (Bank Hana) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 2 (two) years from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 8.009 dan Rp 33.582.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 8,009 and Rp 33,582, respectively.
Pada tanggal 16 Maret 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 16 March 2012, the Company entered into a Money Market Facility Agreement with Bank Hana with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 3 (three) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 12 April 2012, Perusahaan dan Bank Hana menandatangani penambahan fasilitas Money Market tersebut sebesar Rp 50.000 sehingga total batas maksimum kredit menjadi sebesar Rp 150.000.
On 12 April 2012, the Company and Bank Hana signed an additional Credit Facility Agreement for the Money Market amounting to Rp 50,000 with total maximum credit limit of Rp 150,000.
Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 150.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman Money Market tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding Money Market loan.
Pada tanggal 9 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman dengan Angsuran dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 2 (dua) tahun sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 9 August 2012, the Company entered into an Installment Loan Agreement with Bank Hana with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 2 (two) years from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 42.277.
As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 42,277.
Pada tanggal 8 November 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Money Market dengan Bank Hana dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman selama 3 (tiga) bulan sejak tanggal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
On 8 November 2012, the Company entered into a Money Market Facility Agreement with Bank Hana with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 3 (three) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Selama tahun 2012, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000.
In 2012, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 30,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 30.000.
As of 31 December 2012, the outstanding loan amounted to Rp 30,000.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
238
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/56 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/56 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(10) Pada tanggal 2 September 2010, Perusahaan dan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) menandatangani Perjanjian Perubahan Akta Perjanjian Kredit Pinjaman Berjangka (Term Loan), berupa tambahan fasilitas kredit dalam bentuk fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 250.000 dan bersifat “nonrevolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman selama 43 (empat puluh tiga) bulan sejak tanggal perjanjian kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(10) On 2 September 2010, the Company and PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) signed an Amendment to the Term Loan Credit Agreement, in the form of additional credit facility of Term Loan II with a maximum credit limit of Rp 250,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 43 (forty three) months from the credit agreement date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 250.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 250,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 73.611 dan Rp 156.945.
As of 31 December 2012 and 2011 the outstanding loan amounted to Rp 73,611 and Rp 156,945, respectively.
Pada tanggal 18 November 2011, BII telah mengambilalih pinjaman Perusahaan kepada PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) sebesar Rp 16.428, dengan ketentuan dan persyaratan yang masih sama dengan yang dilakukan dengan Maybank sebelumnya.
On 18 November 2011, BII had taken over the outstanding loan of the Company to PT Bank Maybank Indocorp (Maybank) amounting to Rp 16,428, with similar terms and conditions as previously entered into with Maybank.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 6.429 dan Rp 15.000.
As of 31 December 2012 and 2011 the outstanding loan amounted to Rp 6,429 and Rp 15,000, respectively.
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
Standard Chartered Bank, Jakarta Branch
(11) Pada tanggal 30 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) yang terdiri dari Tranche A sebesar Rp 200.000 dan Tranche B sebesar Rp 100.000 dengan Standard Chartered Bank, Jakarta Branch yang bertindak sebagai Kreditur Awal, Agen Fasilitas (the “Facility Agent”) dan juga sekaligus sebagai Agen Jaminan (“Security Agent”), untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Pinjaman tersebut akan jatuh tempo dalam waktu 3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan objek jaminan fidusia atas piutang dan rekening giro yang ditempatkan pada Standard Chartered Bank, Jakarta Branch dan PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
(11) On 30 March 2010, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement comprising Tranche A of Rp 200,000 and Tranche B of Rp 100,000 with Standard Chartered Bank, Jakarta Branch, whose acting as the Originator, the Facility Agent (the "Facility Agent") as well as the Collateral Agent (the "Security Agent"), for financing working capital. The loan will be due for repayment in 3 (three) years from the drawdown date. The loan is secured by fiduciary transfer of receivables and current account placed at Standard Chartered Bank, Jakarta Branch and PT Bank Central Asia Tbk (BCA).
Pada tahun 2010, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 300.000.
In 2010, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 300,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 77.778 dan Rp 211.111.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 77,778 and Rp 211,111, respectively.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
239
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/57 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk
(12) Pada tanggal 18 Maret 2008, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) dengan batas maksimum kredit baru untuk Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving” dengan jangka waktu fasilitas maksimal 4 (empat) tahun sejak tanggal pencairan. Fasilitas ini dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(12) On 18 March 2008, the Company entered into a Term Installment Credit Agreement (KAB) with PT Bank Danamon Indonesia Tbk (Bank Danamon) with maximum credit limit of uncommitted Term Installment Credit (KAB) amounted to Rp 50,000 and on a “revolving” basis, The term of the facility was 4 (four) years from the drawdown date. This facility is secured by the consumer financing receivables (Note 6).
Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) tersebut telah diubah dan diperpanjang beberapa kali.
The Term Installment Credit Agreement (KAB) had been amended and extended several times.
Pada tanggal 28 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani perubahan Perjanjian Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum kredit Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) ditingkatkan menjadi sebesar Rp 200.000, dan jangka waktu penarikan pinjaman diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 19 November 2012.
On 28 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Term Installment Credit (KAB) Agreement with the maximum credit limit of the Uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility was increased to Rp 200,000, and the loan drawdown period was extended and will expire on 19 November 2012.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 108.221.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 108,221.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 58.477 dan Rp 142.049.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 58,477 and Rp 142,049, respectively.
Pada tanggal 10 Oktober 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit dengan Bank Danamon berupa fasilitas Uncommitted Kredit Angsuran Berjangka (KAB) dengan batas maksimum sebesar Rp 200.000 dan bersifat “revolving”. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 5 (lima) tahun. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan (Catatan 5).
On 10 October 2006, the Company entered into a Credit Agreement with Bank Danamon in the form of uncommitted Term Installment Credit (KAB) facility with a maximum credit limit of Rp 200,000 and on a “revolving” basis. The term of the loan was 5 (five) years. The loan is secured by net investments in finance lease (Note 5).
Pada tanggal 11 November 2007, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani Perubahan Perjanjian Kredit tersebut, dimana batas maksimum kredit yang semula sebesar Rp 200.000 diturunkan menjadi sebesar Rp 113.660.
On 11 November 2007, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement, wherein the original maximum credit limit was decreased from Rp 200,000 to Rp 113,660.
Perjanjian Kredit tersebut telah diubah beberapa kali.
The Credit Agreement had been amended several times.
Pada tanggal 31 Desember 2010, Perusahaan dan Bank Danamon menandatangani perubahan Perjanjian Kredit dimaksud dimana batas maksimum kredit ditetapkan sebesar Rp 40.000, dan jangka waktu pinjaman diperpanjang sampai dengan tanggal 19 November 2011.
On 31 December 2010, the Company and Bank Danamon signed an amendment of the Credit Agreement where maximum credit limit was set to Rp 40,000, and the term of the loan was extended and will expire on 19 November 2011.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 25.017.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 25,017.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 5.597 dan Rp 20.682.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 5,597 and Rp 20,682, respectively.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
240
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/58 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/58 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Victoria International Tbk
PT Bank Victoria International Tbk
(1)
Pada tanggal 14 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kredit Modal Kerja dengan PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(1) On 14 March 2011, the Company entered into a Working Capital Credit Agreement with PT Bank Victoria International Tbk (Bank Victoria) with a maximum credit limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 39 (thirty nine) months. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut Rp 150.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 150,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 63.889 dan Rp 113.889.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 63,889 and Rp 113,889, respectively.
PT Bank Sinarmas Tbk
PT Bank Sinarmas Tbk
(2)
Pada tanggal 9 Juli 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Penambahan Fasilitas Kredit dengan PT Bank Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas), berupa tambahan fasilitas Term Loan II dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving”, untuk keperluan modal kerja pembiayaan. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal awal pencairan kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(2) On 9 July 2010, the Company entered into an Additional Credit Facility Agreement with PT Bank Sinarmas Tbk (Bank Sinarmas), in the form of an additional Term Loan facility II with a maximum credit limit of Rp 100,000 and on a “non-revolving” basis, for financing working capital. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 35.992 dan Rp 69.411.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 35,992 and Rp 69,411, respectively.
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
LIM Asia Special Situations Master Fund Limited
(3)
Pada tanggal 3 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka dengan Jaminan dengan LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal pencairan awal kredit. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(3) On 3 March 2011, the Company entered into a Secured Term Loan Facility Agreement with LIM Asia Special Situations Master Fund Limited (LIM) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 36 (thirty-six) months from the drawdown date. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah melakukan pencairan pinjaman tersebut sebesar Rp 50.000.
In 2011, the Company had drawndown the loan amounting to Rp 50,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 22.727 dan Rp 40.909.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 22,727 and Rp 40,909, respectively.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
241
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/59 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Central Asia Tbk
(4)
Pada tanggal 10 Juni 2010, Perusahaan mengadakan Perjanjian Pinjaman Kredit Angsuran (Installment Loan) dengan PT Bank Central Asia Tbk (BCA) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 3 (tiga) tahun sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 10 Juni 2013 dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 5 dan 6).
(4) On 10 June 2010, the Company entered into an Installment Loan Agreement with PT Bank Central Asia Tbk (BCA) with a maximum credit limit of Rp 50,000. The term of the loan was 3 (three) years from the signing date of the agreement and will expire on 10 June 2013 with drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by net investments in finance lease and consumer financing receivables (Notes 5 and 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 8.333 dan Rp 25.000.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 8,333 and Rp 25,000, respectively.
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(5)
Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pinjaman Transaksi Khusus IV dengan PT Bank CIMB Niaga (Bank CIMB Niaga) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 50.000 dan bersifat on liquidity basis. Jangka waktu penarikan pinjaman tersebut selama 39 (tiga puluh sembilan) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan akan berakhir pada tanggal 17 Juni 2013. Seluruh jumlah fasilitas tersebut harus digunakan dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(5) On 15 March 2010, the Company entered into a Special Transaction Loan facility IV Agreement with PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) with a maximum credit limit of Rp 50,000 and on a liquidity basis. The term of drawndown of the loan was 39 (thirty-nine) months from the signing date of the agreement and will expire on 17 June 2013. The entire facilities are required to be utilized within 3 (three) months from the agreement date. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 saldo pinjaman tersebut masing-masing sebesar Rp 6.945 dan Rp 23.611.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding loan amounted to Rp 6,945 and Rp 23,611, respectively.
PT ANZ Panin Bank
PT ANZ Panin Bank
(6)
(6) On 18 November 2009, the Company entered into a Term Loan Facility Agreement with PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) with a maximum credit limit of Rp 100,000. The term of the loan was 30 (thirty) months from the signing date of the agreement and drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement. The loan is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tanggal 18 November 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Fasilitas Pinjaman Berjangka (Term Loan) dengan PT ANZ Panin Bank (ANZ Panin Bank) dengan batas maksimum kredit sebesar Rp 100.000. Jangka waktu pinjaman tersebut selama 30 (tiga puluh) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut dan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian tersebut. Pinjaman tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
242
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/60 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
b. Pinjaman bank (Rupiah) (Lanjutan)
b. Bank borrowings (Rupiah) (Continued)
PT ANZ Panin Bank (Lanjutan)
PT ANZ Panin Bank (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pinjaman tersebut sebesar Rp 25.000.
As of 31 December 2011, the outstanding loan amounted Rp 25,000.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh pinjaman tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding loan.
c. Pinjaman lainnya
c. Other borrowings
PT BCA Finance
PT BCA Finance
(1)
Pada tanggal 26 Oktober 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance (BCA Finance), untuk tujuan pengadaan 43 (empat puluh tiga) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.384. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan kendaraan operasional Perusahaan.
(1) On 26 October 2010, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance (BCA Finance), for the acquisition of 43 (forty three) operational vehicles totaling Rp 3,384. The term of the facility was 3 (three) years. The facility is secured by operational vehicles of the Company.
Pada tahun 2010, Perusahaan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 3.384.
In 2010, the Company had fully utilized the facility amounting to Rp 3,384.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 2.079.
As of 31 December 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 2,079.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding loan.
Pada tanggal 25 Maret 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan BCA Finance, untuk tujuan pengadaan 24 (dua puluh empat) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 3.274. Jangka waktu pembayaran pembiayaan tersebut selama 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan kendaraan operasional Perusahaan.
On 25 March 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with BCA Finance, for the acquisition of 24 (twenty-four) operational vehicles totaling Rp 3,274. The term of the facility was 3 (three) years. The facility is secured by operational vehicles of the Company.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 3.274.
In 2011, the Company had fully utilized the facility amounting to Rp 3,274.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 1.328 dan Rp 2.349.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 1,328 and Rp 2,349, respectively.
Pada tanggal 25 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Pembiayaan Konsumen dengan PT BCA Finance. Perusahaan memperoleh pembiayaan tersebut untuk tujuan pengadaan 13 (tiga belas) kendaraan untuk keperluan operasional Perusahaan senilai Rp 1.823. Jangka waktu pembayaran pembiayaan ini adalah selama 3 (tiga) tahun. Fasilitas tersebut dijamin dengan kendaraan operasional Perusahaan.
On 25 April 2011, the Company entered into a Consumer Financing Agreement with PT BCA Finance, for the acquisition of 13 (thirteen) operational vehicles totaling Rp 1,823. The term of the facility was 3 (three) years. The facility is secured by operational vehicles of the Company.
Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan seluruh fasilitas tersebut sebesar Rp 1.823.
In 2011, the Company had fully utilized the facility amounting to Rp 1,823.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
243
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/61 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
c. Pinjaman lainnya (Lanjutan)
c. Other borrowings (Continued)
PT BCA Finance (Lanjutan)
PT BCA Finance (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo fasilitas tersebut masing-masing sebesar Rp 820 dan Rp 1.406.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 820 and Rp 1,406, respectively.
Seluruh fasilitas pembiayaan tersebut dijamin dengan kendaraan yang dibiayai (Catatan 7).
All the above-mentioned facilities are secured by the vehicles financed (Note 7).
PT IFS Capital
PT IFS Capital
(2)
Pada tanggal 29 November 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Anjak Piutang No. BF004D000 with recourse dengan PT IFS Capital Indonesia dengan batas maksimum sebesar Rp 50.000 yang terdiri dari batasan untuk masingmasing investasi neto sewa pembiayaan yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000, dan batasan untuk masing-masing pembiayaan konsumen yang dialihkan dengan jumlah minimum sebesar Rp 80 dan maksimum sebesar Rp 3.000. Jangka waktu perjanjian tersebut berlaku sampai dengan tanggal 29 November 2011. Fasilitas tersebut dijamin dengan piutang pembiayaan konsumen (Catatan 6).
(2) On 29 November 2010, the Company entered into a With Recourse Domestic Factoring Agreement No. BF004D000 with PT IFS Capital Indonesia with a maximum limit of Rp 50,000 comprising the limit on each of the net investmens in direct finance lease of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum, and limit on each of the consumer financing transferred of Rp 80 at minimum and Rp 3,000 at maximum. The term of the facility will expire on 29 November 2011. The facility is secured by consumer financing receivables (Note 6).
Pada tahun 2011, Perusahaan telah menggunakan fasilitas tersebut sebesar Rp 43.497.
In 2011, the Company had utilized the facility amounting to Rp 43,497.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo fasilitas tersebut sebesar Rp 14.523.
As of 31 December 2011, the outstanding balance of the facility amounted to Rp 14,523.
Pada tanggal 31 Desember 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pinjaman tersebut.
As of 31 December 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding loan.
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: - Menjaga rasio jumlah pencadangan kerugian penurunan sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku, atau - Menyerahkan laporan keuangan tahunan yang telah diaudit kepada Bank selambat-lambatnya 4 (empat) bulan sejak berakhirnya tahun buku yang bersangkutan dan laporan keuangan kuartalan paling lambat 60 hari sejak berakhirnya tiap kuartal, atau - Menjaga rasio pembagian dividen maksimum 50% dari laba bersih, atau - Menjaga rasio antara jaminan fasilitas kredit minimal 80%-100% dari outstanding pinjaman, atau - Menjaga Gearing ratio (rasio antara pinjaman dengan modal sendiri) tidak lebih besar dari 5 (lima) kali sampai dengan 10 (sepuluh) kali, atau
On loans received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which generally include the followings: -
-
Maintaining the ratio of total allowance for impairment losses as required by the Accounting Standard, or Submitting annual audited financial statements to the Bank no later than 4 (four) months subsequent to the year end and quarterly financial statements no later than 60 (sixty) days subsequent to the quarterly period end, or Maintaining the maximum dividend payout ratio of 50% of net profit, or Maintaining the security margin of at least 80%-100% of the total outstanding loan, or Maintaining Gearing ratio (debt to equity ratio) of not greater than 5 (five) to 10 (ten) times, or
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
244
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. PINJAMAN YANG DITERIMA (Lanjutan)
Exhibit E/62 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 10. FUND BORROWINGS (Continued)
c. Pinjaman lainnya (Lanjutan)
c. Other borrowings (Continued)
Pembatasan dan Kewajiban (Lanjutan)
Covenants (Continued)
Atas pinjaman-pinjaman yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi: (Lanjutan)
On loans received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which generally include the followings: (Continued)
- Menjaga Non performing Loan (NPL) tidak melebihi 5% dari piutang pembiayaan, atau - Dampak mata uang yang tidak dilindungi secara keseluruhan maksimum 25% dari jumlah nilai aset bersih berwujud secara keseluruhan, atau - Ekuitas diharuskan lebih besar dari Rp 900.000, atau melakukan pemberitahuan secara tertulis kepada Bank, salah satunya apabila terdapat perubahan komposisi pemegang saham mayoritas, perubahan susunan anggota komisaris dan direksi, perubahan bidang atau jenis kegiatan usaha Perusahaan, serta apabila Perusahaan melakukan pembubaran, penggabungan usaha dan atau peleburan dengan Perusahaan lain.
-
Maintaining Non Performing Loans (NPL) shall not exceed 5% of financing receivables, or The impact of currency risk exposure that are not being covered/hedged shall not exceed 25% of the total net tangible assets, or Total equity should be greater than Rp 900,000, or provide a written notice to the Bank, should any of the following condition are met: changes in the compostion of the majority shareholder, changes in the composition of the board of commissioners and directors, one of them if there are changes in the composition of major shareholders, changes in the composition of the Commissioners and Directors, alter the nature of business, change the field or type of business activities, and enter into consolidation, merger, acquisitions.
Pada tahun 2012, pinjaman-pinjaman tersebut di atas dikenakan tingkat suku bunga per tahun antara 7,00% - 12,75% (2011: 9,48% - 15,75%).
In 2012, the above loans bear interest per annum at rates ranging from 7.00% - 12.75% per annum (2011: 9.48%15.75%).
Jumlah piutang pembiayaan konsumen yang dijaminkan atas fasilitas kredit di atas berkisar antara 100% sampai 110%, atau berkisar antara 100% sampai 110% dari jumlah outstanding pinjaman dan diikat secara fidusia.
Total consumer financing receivables pledged as collateral for the above-mentioned credit facilities was ranging from 100% to 110%, or ranging from 100% to 110% of total outstanding loans and fiduciary transferred.
Perusahaan telah memenuhi batasan-batasan diwajibkan dalam perjanjian pinjaman.
yang
The Company has complied with covenants on loan agreement.
Tidak ada pembayaran pokok dan bunga pinjaman yang telah jatuh tempo namun belum dibayarkan.
There are no principal and interest of loans that have been due but not yet paid.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
245
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/63 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN a.
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 terdiri dari: Seri A Seri B Seri C
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. DEBT SECURITIES ISSUED
Utang Obligasi
Nama obligasi
Exhibit E/63
Bond Payable
a. Tanggal jatuh tempo/ Maturity date
Tingkat bunga per tahun/ Annual interest rate 2012 2011
Nilai nominal/ Nominal value 2012 2011
Name of bonds Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 consist of: A Series
20 Januari 2011/ 20 January 2011 15 Juli 2011/ 15 July 2011 15 Januari 2012/ 15 January 2012
-
-
-
-
-
-
-
-
B Series
-
13,25%
-
65.000
C Series
12 Juli 2012/ 12 July 2012 8 Juli 2013/ 9 July 2013 8 Juli 2014/ 8 July 2014
-
9,00%
10,25%
10,25%
102.000
102.000
B Series
11,00%
11,00%
228.000
228.000
C Series
17 Juni 2013/ 17 June 2013 12 Juni 2014/ 12 June 2014 12 Juni 2015/ 12 June 2015
-
90.000
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 consist of: A Series
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 consist of: A Series
7,00%
-
195.000
-
8,00%
-
110.000
-
B Series
8,50%
-
270.000
-
C Series
905.000
485.000
Jumlah nilai nominal
Total nominal value Less:
Dikurangi: Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi
(
Bersih
4.514 ) ( 900.486
3.369 )
Unamortized bond issuance cost
481.631
Net
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009
Pada tanggal 8 Januari 2010, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-94/BL/2010 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 160.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang terdiri dari Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 30.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 12,75% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia II Tahun 2009 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 65.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 13,25% per tahun.
On 8 January 2010, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK through its letter No. S-94/BL/ 2010 in respect with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 160,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 A Series with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 12.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 B Series with a nominal value of Rp 30,000 bearing fixed interest rate of 12.75% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia II Bond Tahun 2009 C Series with a nominal value of Rp 65,000 bearing fixed interest rate of 13.25% per annum.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
246
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
Exhibit E/64 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 (Lanjutan)
Obligasi BFI (Continued)
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri obligasi telah dibayarkan pada tanggal 20 Januari 2011 untuk Seri A, 15 Juli 2011 untuk Seri B dan 15 Januari 2012 untuk Seri C.
Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 20 January 2011 for A Series, 15 July 2011 for B Series and 15 January 2012 for C Series, respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Pefindo No. 931/PEF-DIR/X/2009 tanggal 17 September 2009 dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), Obligasi tersebut telah mendapat idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Berdasarkan hasil tahunan pemeringkatan atas obligasi, terakhir dengan Surat No. 1237/PEFDIR/IX/2011 tanggal 27 September 2011 dari Pefindo, Obligasi tersebut mendapat peringkat idA- (Single A Minus; Stable Outlook) yang berlaku sampai dengan 15 Januari 2012.
Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. 931/PEF-DIR/X/2009 dated 17 September 2009 of PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), these bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook). Based on the results of the annual rating evaluation on Bond, most recently by Letter No. 1237/PEF-DIR/IX/2011 dated 27 September 2011 of Pefindo, these bonds were rated at idA- (Single A Minus; Stable Outlook) which valid until 15 January 2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).
These bonds were secured by the fiduciary transfer of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties which categorized as current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 tanggal 13 Oktober 2009 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, selaku Wali Amanat, terakhir dengan Akta notaris No. 5 tanggal 15 Januari 2010 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
The issuance of these bonds was carried out under Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 9 dated 13 October 2009 and its respective amendments thereof entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee, most recently by Notarial deed No. 5 dated 15 January 2010, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company reserves the rights to buy back a part of or the entire bonds issued provided that it carried out one year subsequent to the issuance date.
Pada tanggal 20 Januari 2011 dan 15 Juli 2011, Perusahaan telah melunasi seluruh nilai pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap seri A dan seri B dengan jumlah nominal masing-masing sebesar Rp 65.000 dan Rp 30.000.
On 20 January 2011 and 15 July 2011, the Company had fully repaid the outstanding principal of A Series and B Series of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap amounting to Rp 65,000 and Rp 30,000, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2011, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang sebesar Rp 65.000.
As of 31 December 2011, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap amounted to Rp 65,000.
Pada tanggal 15 Januari 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap tersebut.
As of 15 January 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia II Tahun 2009 dengan Tingkat Bunga Tetap.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Finance
Indonesia
II
Tahun
2009
247
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
Exhibit E/65 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued)
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011
Pada tanggal 28 Juni 2011, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-7248/BL/2011 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap dengan jumlah nominal sebesar Rp 450.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang terdiri dari Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 90.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun, Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 102.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,25% per tahun, dan Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 228.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 11,00% per tahun.
On 28 June 2011, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK through its letter No. S-7248/BL/2011 in respect with the Public Offering of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, at a nominal value of Rp 450,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 A Series with a nominal value of Rp 90,000 bearing fixed interest rate of 9.00% per annum, Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 B Series with a nominal value of Rp 102,000 bearing fixed interest rate of 10.25% per annum, and Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 C Series with a nominal value of Rp 228,000 bearing fixed interest rate of 11.00% per annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 12 Juli 2012 untuk Seri A, 8 Juli 2013 untuk Seri B dan 8 Juli 2014 untuk Seri C.
Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 12 July 2012 for A Series, 8 July 2013 for B Series and 8 July 2014 for C Series, respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC47/DIR/VI/2011 tanggal 22 Juni 2011 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai dengan 22 Juni 2012.
Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC47/DIR/VI/2011 dated 22 June 2011 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A(idn) which valid until 22 June 2012.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 110% (seratus sepuluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).
These bonds were secured by the fiduciary transfers of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties which categorized as current totalling 110% of the principal amount of the bonds payable. (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 tanggal 1 April 2011 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, selaku Wali Amanat, terakhir dengan akta notaris No. 83 tanggal 23 Juni 2011 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
The issuance of these bonds is covered in the Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 Dengan Tingkat Bunga Tetap, No. 1 dated 1 April 2011 and its respective amendments thereof entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee, most recently by notarial deed No. 83 dated 23 June 2011, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company reserves the rights to buy back a part of or the entire bonds issued provided that it carried out one year subsequent to the issuance date.
Pada tanggal 12 Juli 2012, Perusahaan telah melunasi seluruh saldo pokok Obligasi Finance Indonesia III Tahun 2011 Seri A tersebut.
As of 12 July 2012, the Company had fully repaid the entire outstanding Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 A Series.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, saldo pokok Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap yang terutang masing-masing sebesar Rp 330.000 dan Rp 420.000.
As of 31 December 2012 and 2011, the outstanding principal of Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dengan Tingkat Bunga Tetap amounted to Rp 330,000 and Rp 420,000, respectively.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
248
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
Exhibit E/66 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a. Bond Payable (Continued)
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012
Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012
Pada tanggal 4 Juni 2012, Perusahaan memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK melalui surat No. S-6878/BL/2012 dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I) dengan jumlah nominal sebesar Rp 575.000, yang ditawarkan pada nilai nominal (Catatan 1b). Obligasi tersebut merupakan obligasi berseri yang terdiri dari Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 195.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,00% per tahun, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 110.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,00% per tahun, dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 270.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun.
On 4 June 2012, the Company obtained an effective statement from Bapepam-LK through its letter No. S-6878/BL/2012 in respect with the Public Offering of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap I), at a nominal value of Rp 575,000, offered at par (Note 1b). These bonds are series bonds consisting of Obligasi Berkelanjutan I Tahap I A Series with a nominal value of Rp 195,000 bearing fixed interest rate of 7.00% per annum, Obligasi Berkelanjutan I Tahap I B Series with a nominal value of Rp 110,000 bearing fixed interest rate of 8.00% per annum, and Obligasi Berkelanjutan I Tahap I C Series with a nominal value of Rp 270,000 bearing fixed interest rate of 8.50% per annum.
Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 17 Juni 2013 untuk Seri A, 12 Juni 2014 untuk Seri B dan 12 Juni 2015 untuk Seri C.
Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 17 June 2013 for A Series, 12 June 2014 for B Series and 12 June 2015 for C Series, respectively.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC 15/DIR/II/2012 tanggal 17 Februari 2012 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A(idn) yang berlaku sampai dengan 17 Februari 2013.
Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC 15/DIR/II/2012 dated 17 February 2012 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A(idn) which valid until 17 February 2013.
Obligasi tersebut dijamin secara fidusia dengan piutang pembiayaan konsumen dan investasi neto sewa pembiayaan kepada pihak ketiga dengan kategori lancar yang nilai seluruhnya sebesar 80% (delapan puluh persen) dari nilai pokok Obligasi yang terutang (Catatan 5 dan 6).
The bonds were secured by the fiduciary transfers of the Company’s consumer financing receivables and net investments in finance lease to the third parties which categorized as current totalling 80% of the principal amount of the bonds payable (Notes 5 and 6).
Penerbitan Obligasi tersebut dilakukan berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 No. 25 tanggal 14 Maret 2012 beserta perubahanperubahannya yang dibuat antara Perusahaan dengan PT Bank Mega Tbk, selaku wali amanat, terakhir dengan Akta notaris No. 74 tanggal 25 Mei 2012 dari Fathiah Helmi, S.H., notaris di Jakarta.
The issuance of these bonds is based on the Deed of Trusteeship Agreement of Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012 No. 25 dated 14 March 2012 and its respective amendments thereof entered into by the Company and PT Bank Mega Tbk, as a Trustee, most recently by Notarial deed No. 74 dated 25 May 2012, both of Fathiah Helmi, S.H., notary in Jakarta.
Perusahaan dapat melakukan pembelian kembali (buy back) untuk sebagian atau seluruh obligasi yang diterbitkan dengan ketentuan bahwa hal tersebut hanya dapat dilaksanakan setelah tahun pertama sejak tanggal emisi.
The Company reserves the rights to buy back a part of or the entire bonds issued provided that it carried out one year subsequent to the issuance date.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pokok Obligasi Berkelanjutan I Tahap I yang terutang sebesar Rp 575.000.
As of 31 December 2012, the outstanding principal of Obligasi Berkelanjutan I Tahap I amounted to Rp 575,000.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
249
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/67 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) a.
Utang Obligasi (Lanjutan)
Exhibit E/67 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) a.
Bond Payable (Continued)
Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 823.003 dan Rp 533.501 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 (Catatan 5 dan 6). Selain itu, berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain:
The Bonds Trustee Agreements prescribe several negative covenants to the Company, entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which among others collateral with fiduciary transfer of net investments in finance lease and consumer financing receivables amounting to Rp 823,003 and Rp 533,501 as of 31 December 2012 and 2011, respectively (Notes 5 and 6). Moreover, under the agreements, the Company is not allowed to, among others:
a. Melakukan pembayaran kecuali pembagian dividen kepada pemegang saham pada tahun buku Perusahaan atau kepada kreditur lainnya yang utangnya tidak dijamin dengan jaminan khusus (Kreditur Preferen), selama Perusahaan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang atau Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terutang berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Pengakuan Utang. b. Mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan utang harta kekayaan Perusahaan, yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, kecuali untuk keperluan dalam rangka pendanaan kegiatan usaha Perusahaan dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. c. Melakukan penggabungan, konsolidasi dan peleburan dengan perusahaan lain kecuali sepanjang dilakukan pada bidang usaha yang sama dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan serta tidak mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam melakukan Pembayaran pokok dan/atau bunga obligasi. d. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. e. Mengadakan perjanjian manajemen atau perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan kegiatan usaha Perusahaan dikendalikan oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perusahaan.
a. Carries out a payment except of dividend payments to shareholders during the Company’s financial year or to any other creditors whose debt are not secured by specific collateral (preferred creditors), as long as the Company fails to make payment of the payable amount or the Company does not make payments of the payable amount based on a Trustee Agreement and Acknowledgement of Debt. b. Transfer asset or pledge the assets as collateral on debts, which constitute of greater than 50% (fifty percent) of the Company’s net assets in 1 (one) transacation or more, whether its related to one another or not, that occur within 1 (one) financial year, except for the purposes of financing the Company’s operational activities and has obtained approval through the Company’s General Meeting of Shareholders c. Carries out a business combination, consolidation and merger with another company unless provided that its carried out in a similar industry and have no negative impact to the course of the Company’s operational business and does not affect the Company’s ability to pay the principal and/or interes on the bonds. d. Carries out business activities other than those set forth in the Articles of Association of the Company. e. Entered into a management agreement or other similar agreement that resulted in the Company operations being controlled by other parties that may result in a significant negative impact to the Company’s business operation.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
250
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/68 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) b.
Exhibit E/68 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued)
Medium Term Notes (MTN) Nama Medium Term Notes Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 terdiri dari: Seri A Seri B
b. Tanggal jatuh tempo/ Maturity date
Medium Term Notes (MTN)
Tingkat bunga per tahun/ Annual interest rate 2012
25 Januari 2014/ 25 January 2014 25 Januari 2015/ 25 January 2015
Nilai nominal/ Nominal value 2012
Name of Medium Term Notes
9,50%
25.000
10,50%
200.000
Jumlah nilai nominal
225.000
Dikurangi: Biaya emisi Medium Term Notes yang belum diamortisasi
(
Bersih
949 ) 224.051
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 consist of: A Series B Series
Total nominal value Less: Unamortized Medium Term Notes issuance cost Net
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012
Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012
Pada tanggal 25 Januari 2012, Perusahaan menerbitkan Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) yang terdiri dari MTN I Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 25.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,50% per tahun dan MTN I Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 200.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 10,50% per tahun.
On 25 January 2012, the Company issued a Medium Term Notes BFI Finance Indonesia I Tahun 2012 (MTN I) which consist of MTN I A Series with a nominal value of Rp 25,000 bearing fixed interest rate of 9.50% per annum and MTN I B Series with a nominal value of Rp 200,000 bearing fixed interest rate of 10.50% per annum.
Bunga MTN I dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sesuai dengan tanggal pembayaran bunga MTN tersebut. Pembayaran Bunga MTN I terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing pada tanggal 25 Januari 2014 untuk Seri A dan 25 Januari 2015 untuk Seri B.
Interests on the MTN I are paid on a quarterly basis according to the interest payment schedule of the MTN. The final interest payment on the MTN I as well as the principal will mature on 25 January 2014 for A Series and 25 January 2015 for B Series, respectively.
Biaya emisi MTN I yang belum di amortisasi pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 949.
Unamortized MTN I issuance cost on 31 December 2012 amounted to Rp 949.
Pada tanggal 31 Desember 2012, saldo pokok MTN I yang terutang sebesar Rp 225.000.
On 31 December 2012, the outstanding principal of MTN I amounted to Rp 225,000.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
251
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. EFEK UTANG YANG DITERBITKAN (Lanjutan) b.
Medium Term Notes (MTN) (Lanjutan)
Exhibit E/69 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 11. DEBT SECURITIES ISSUED (Continued) b.
Medium Term Notes (MTN) (Continued)
Perjanjian Perwaliamanatan MTN I mensyaratkan adanya pembatasan-pembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, antara lain memberikan jaminan fidusia berupa investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen sebesar Rp 225.001 pada tanggal 31 Desember 2012 (Catatan 5 dan 6). Selain itu, berdasarkan perjanjian tersebut, Perusahaan tidak diperkenankan, antara lain:
The MTN I Trustee Agreement prescribes several negative covenants to the Company, entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which among others, collateral with fiduciary transfer of net investments in finance lease and consumer financing receivables amounting to Rp 225,001 as of 31 December 2012 (Notes 5 and 6). Moreover, under the agreement, the Company is not allowed to, among others:
a. Melakukan pembayaran kecuali pembagian dividen kepada pemegang saham pada tahun buku Perusahaan atau kepada kreditur lainnya yang utangnya tidak dijamin dengan jaminan khusus (Kreditur Preferen), selama Perusahaan lalai dalam melakukan pembayaran jumlah terutang atau Perusahaan tidak melakukan pembayaran jumlah terutang berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan Pengakuan Utang. b. Mengalihkan kekayaan atau menjadikan jaminan utang harta kekayaan Perusahaan, yang merupakan lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perusahaan dalam 1 (satu) transaksi atau lebih, baik yang berkaitan satu sama lain maupun tidak, yang terjadi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun buku, kecuali untuk keperluan dalam rangka pendanaan kegiatan usaha Perusahaan dan telah mendapat persetujuan dari Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan. c. Melakukan penggabungan, konsolidasi dan peleburan dengan perusahaan lain kecuali sepanjang dilakukan pada bidang usaha yang sama dan tidak mempunyai dampak negatif terhadap jalannya usaha Perusahaan serta tidak mempengaruhi kemampuan Perusahaan dalam melakukan Pembayaran pokok dan/atau bunga MTN I. d. Melakukan kegiatan usaha selain yang disebutkan dalam Anggaran Dasar Perusahaan. e. Mengadakan perjanjian manajemen atau perjanjian serupa lainnya yang mengakibatkan kegiatan usaha Perusahaan dikendalikan oleh pihak lain yang dapat mengakibatkan dampak negatif yang material terhadap kegiatan usaha Perusahaan.
a. Carries out a payment except of dividend payments to shareholders during the Company’s financial year or to any other creditors whose debt are not secured by specific collateral (preferred creditors), as long as the Company fails to make payment of the payable amount or the Company does not make payments of the payable amount based on a Trustee Agreement and Acknowledgement of Debt. b. Transfer asset or pledge the assets as collateral on debts, which constitute of greater than 50% (fifty percent) of the Company’s net assets in 1 (one) transacation or more, whether its related to one another or not, that occur within 1 (one) financial year, except for the purposes of financing the Company’s operational activities and has obtained approval through the Company’s General Meeting of Shareholders c. Carries out a business combination, consolidation and merger with another company unless provided that its carried out in a similar industry and have no negative impact to the course of the Company’s operational business and does not affect the Company’s ability to pay the principal and/or interes on the MTN I. d. Carries out business activities other than those set forth in the Articles of Association of the Company. e. Entered into a management agreement or other similar agreement that resulted in the Company operations being controlled by other parties that may result in a significant negative impact to the Company’s business operation.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
252
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/70 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PERPAJAKAN a.
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. TAXATIONS
Utang pajak
a. Taxes payable 2012
Pajak Penghasilan : Pasal 21 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 26 Pasal 4 (2) – Final Taksiran pajak penghasilan badan terutang Jumlah b.
Exhibit E/70
2011
12.783 335 11.375 288 252
10.576 9 8.877 432 84
6.109
651
31.142
20.629
Pajak penghasilan
Income Taxes : Article 21 Article 23 Article 25 Article 26 Article 4(2) – Final Estimated income tax payable Total
b. Income taxes A reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements of comprehensive income, and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2012 and 2011 are as follows:
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012 Laba sebelum pajak penghasilan Beda tetap: Beban sewa Pendapatan keuangan yang pajaknya bersifat final Beban lain-lain Jumlah beda tetap Beda temporer: Gaji dan imbalan pasca-kerja Cadangan kerugian penurunan nilai investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan agunan yang diambil alih Penghapusan piutang Penyusutan aset tetap Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap Amortisasi biaya emisi efek utang yang diterbitkan Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman yang diterima Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas piutang pembiayaan konsumen Jumlah beda temporer
613.875
529.475
912
545
Profit before income tax
(
4.782) ( 1.320
10.307) 747
Permanent differences: Rent expenses Finance income subjected to final tax Other expenses
(
2.550) (
9.015)
Total permanent differences
( (
50.583 46.595) ( 10.227) (
32.897 28.180) 3.648)
Temporary differences: Salaries and post-employment benefits Allowance for impairment losses of net investments in finance lease, consumer financing receivables and repossessed collaterals Writen off receivables Depreciation of property and equipment
(
108) (
737)
Net gain on sale of equipment
(
2.094) (
2.520)
Amortization of debt securities issued cost
9.596 (
26.866)
Unamortized transaction cost on fund borrowings
536
13.417
10.427
12.118 (
Taksiran laba kena pajak (Dipindahkan)
2011
623.443
5.970
Unamortized transaction cost on consumer financing receivables Total temporary differences
9.667) 510.793
Estimated taxable income (Brought forward)
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
253
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/71 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PERPAJAKAN (Lanjutan) b.
Exhibit E/71 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. TAXATIONS (Continued)
Pajak penghasilan (Lanjutan)
b. Income taxes (Continued) A reconciliation between profit before income tax, as presented in the statements of comprehensive income, and estimated taxable profit for the years ended 31 December 2012 and 2011 are as follows: (Continued)
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak penghasilan, sebagaimana yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif, dengan taksiran laba kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: (Lanjutan) 2012 Taksiran laba kena pajak (Pindahan)
623.443
Beban pajak penghasilan 2012 20% x Rp 623.443 2011 20% x Rp 510.793
124.689
Beban pajak penghasilan Dikurangi: kredit pajak penghasilan pasal 25 Taksiran pajak penghasilan badan terutang
2011 510.793
Estimated taxable profit (Carried forward)
102.159
Estimated income tax expense 2012 20% x Rp 623,443 2011 20% x Rp 510,793
124.689
102.159
Estimated income tax expense
118.580
101.508
Less: income tax credit article 25
6.109
651
Estimated corporate income tax payable
-
-
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2012 adalah suatu perhitungan sementara yang dibuat untuk tujuan akuntansi dan dapat berubah pada saat Perusahaan menyampaikan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Badan.
The corporate income tax calculation for 2012 was a preliminary estimate made for accounting purposes and its subject to revision when the Company lodged its Annual Corporate Income Tax Return.
Perhitungan pajak penghasilan badan untuk tahun 2011 sesuai dengan SPT Perusahaan.
The calculation of corporate income tax for 2011 conforms with the Company’s Annual Tax Returns.
Berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia, Perusahaan menghitung, menetapkan dan membayar sendiri besarnya jumlah pajak yang terutang. Direktur Jenderal Pajak ("DJP") dapat menetapkan atau mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu 5 (lima) tahun sejak saat terutangnya pajak. Koreksi terhadap kewajiban pajak Perusahaan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak diterima atau jika Perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan Perusahaan tersebut telah ditetapkan.
Based on the Taxation Laws in Indonesia, the Company submits tax returns on the basis of self assessment. The Director General of Tax (DGT) may assess or amend taxes within 5 (five) years of the time the tax becomes due. Amendments to tax obligations of the Company are recorded when an assessment is received or, if appealed against, when the result of the appeal is determined.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
254
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/72 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PERPAJAKAN (Lanjutan) c.
Exhibit E/72 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. TAXATIONS (Continued)
Pajak tangguhan
c. Deferred tax
Pengaruh pajak tangguhan atas beda temporer yang signifikan antara laporan komersial dan laporan fiskal terdiri dari:
The deferred tax effects of the significant temporary differences between commercial and fiscal reporting are as follows:
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) into statements of comprehensive income
31 Desember/ December 2011
31 Desember/ December 2012
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca-kerja Beban yang masih harus dibayar
1.459 2.242 1.244
798 683 65
2.257 2.925 1.309
2.067 ) (
4.909 )
107
8.454
419 ) (
1.093 )
Penyusutan aset tetap ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi efek utang yang diterbitkan belum diamortisasi ( Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman yang diterima (
2.842 ) (
5.373 )
1.919 (
3.454 )
Aset pajak tangguhan - Bersih
4.403
1.086
5.489
8.347 674 ) (
Dikreditkan (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif/ Credited (charged) into statements of comprehensive income
31 Desember/ December 2010
Deferred tax assets (liabilities)
Cadangan kerugian penurunan nilai Imbalan pasca-kerja Beban yang masih harus dibayar
Aset pajak tangguhan - Bersih
Deferred tax assets – Net
31 Desember/ December 2011
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Penyusutan aset tetap Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas investasi neto sewa pembiayaan dan piutang pembiayaan konsumen Biaya emisi obligasi yang belum diamortisasi Biaya transaksi yang belum diamortisasi atas pinjaman yang diterima
Allowance for impairment losses Post-employment benefits Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing receivables Unamortizated debt securities issued cost Unamortized transaction cost on fund borrowings
(
517 2.046 246
942 196 998
1.459 2.242 1.244
1.965 ) (
877 ) (
2.842 )
5.663 ( -
2.684
8.347
170 ) (
504 ) (
674 )
(
5.373 ) (
5.373 )
1.934 )
4.403
6.337 (
Manajemen berkeyakinan bahwa laba fiskal pada masa datang akan memadai untuk mengkompensasikan perbedaan temporer yang dapat dikurangkan.
Allowance for impairment losses Post-employment benefits Accrued expenses Depreciation of property and equipment Unamortized transaction cost on net investments in finance lease and consumer financing receivables Unamortizated bonds issuance cost Unamortized transaction cost on fund borrowings Deferred tax assets – Net
The management believes that future taxable profit will be sufficient to be compensated against the deductible of temporary differences.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
255
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/73 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 12. PERPAJAKAN (Lanjutan) d.
Exhibit E/73 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated) 12. TAXATIONS (Continued)
Beban Pajak Penghasilan
d. Income Tax Expense A reconciliation between the income tax expense calculated by applying the applicable tax rates to the profit before income tax, and the income tax expense as presented in the statements of comprehensive income for the years ended 31 December 2012 and 2011 are as follows:
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atas laba sebelum pajak penghasilan, dengan beban pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 adalah sebagai berikut: 2012
2011
Laba sebelum pajak penghasilan sebagaimana disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif
613.875
529.475
Profit before income tax as presented in the statements of comprehensive income
Beban pajak dengan tarif pajak tunggal yang berlaku
122.775
105.895
Tax expense at the applicable tax rate
Pengaruh pajak penghasilan atas: beda tetap pada tarif pajak tunggal yang berlaku beda temporer pada tarif pajak tunggal yang berlaku Beban Pajak Penghasilan
(
510) ( 1.338 123.603
e. Administrasi
1.802) 104.093
Tax effects on: permanent differences at the applicable single tax rate temporary differences at the applicable single tax rate Income Tax Expense
e. Administration
Pada tanggal 28 Desember 2007, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 (“PP No. 81/2007”) tentang “Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang Berbentuk Perseroan Terbuka”.
On 28 December 2007, the President of the Republic Indonesia stipulated the Government Regulation No. 81 Year 2007 (“Gov. Reg. No. 81/2007”) on “Reduction of the Rate of Income Tax on Resident Corporate Tax Payers in the Forum of Publicly-listed Companies”.
PP No. 81/2007 ini mengatur perseroan terbuka dalam negeri di Indonesia dapat memperoleh penurunan tarif pajak penghasilan sebesar 5% lebih rendah dari tarif tertinggi pajak penghasilan sebagaimana diatur dalam Pasal 17 ayat 1b Undang-undang Pajak Penghasilan, dengan memenuhi kriteria yang ditentukan, yaitu perseroan yang saham atau efek bersifat ekuitas lainnya tercatat di Bursa Efek Indonesia yang jumlah kepemilikan saham publiknya adalah 40% atau lebih dari keseluruhan saham yang disetor dan saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak, masingmasing pihak hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% dari keseluruhan saham yang disetor. Ketentuan sebagaimana dimaksud harus dipenuhi oleh perseroan terbuka dalam waktu paling singkat enam bulan dalam jangka waktu satu tahun pajak.
This Gov. Reg. No. 81/2007 provides that resident publicly-listed companies in Indonesia can obtain the reduced income tax rate i.e., 5% lower than highest income tax rate Article 17 paragraph 1b of the Income Tax Law, provided they meet the prescribed criteria, i.e., companies whose shares or other equity instruments are listed in the Indonesia Stock Exchange, whose shares owned by the public is 40%, or more of the total paid shares and such shares are owned by at least 300 parties, each party owning less than 5% of the total paid up shares. These requirements should be fulfilled by the publicly-listed companies for a period of six months in one tax year.
Perusahaan telah memenuhi persyaratan diatas untuk mendapatkan penurunan tarif sebesar 5%.
The Company has met the requirements to obtain the reduced income tax rate of 5%.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
256
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/74
Exhibit E/74
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
13. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
13. ACCRUED EXPENSES This account consists of:
Akun ini terdiri dari: 2012
2011
Bonus dan tunjangan Bunga Jasa tenaga ahli Lainnya
29.390 26.559 739 13.540
27.148 27.091 1.274 8.682
Bonus and allowance Interest Professional fees Others
Jumlah
70.228
64.195
Total
14. MODAL SAHAM
14. SHARE CAPITAL The composition of Shareholder of the Company based on the share register of PT Sirca Datapro Perdana, the share registrar, as of 31 December 2012 and 2011, are as follow:
Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari PT Sirca Datapro Perdana, Biro Administrasi Efek, adalah sebagai berikut: 2012
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
683.524.966 148.971.196 79.054.020 609.128.380
170.881 37.243 19.764 152.282
44,95 9,80 5,20 40.05
Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC The NT TST CO S/A Kuroto Fund, LP Others (each below 5%)
1.520.678.562
380.170
100,00
Total
Jumlah
Nilai nominal/ Amount
%
Shareholders
2011
Pemegang saham
Jumlah saham/ Number of Shares
Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Lainnya (masing-masing di bawah 5%)
341.762.483 75.750.500 342.826.298
170.881 37.876 171.413
44,95 9,96 45,09
Trinugraha Capital & CO SCA The Northern Trust S/A AVFC Others (each below 5%)
Jumlah
760.339.281
380.170
100,00
Total
Nilai nominal/ Amount
%
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Shareholders
257
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/75
Exhibit E/75
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
14. MODAL SAHAM (Lanjutan)
14. SHARE CAPITAL (Continued) The number of shares held by the member of the board of commissioners and directors of the Company based on the share register of PT Sirca Datapro Perdana, the share registrar, was 8,327,478 shares and 4,163,739 shares representing 0.55% of the total outstanding shares of the Company as of 31 December 2012 and 2011 with detail as follows:
Jumlah saham yang dimiliki anggota dewan komisaris dan direksi Perusahaan berdasarkan laporan daftar pemegang saham dari PT Sirca Datapro Perdana, biro administrasi efek, adalah sebanyak 8.327.478 dan 4.163.739 saham, yang merupakan kepemilikan sebesar 0,55% dari jumlah saham Perusahaan yang beredar pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 dengan rincian sebagai berikut: Nama Anggota/ Name of Members Francis Lay Sioe Ho Cornelius Henry Kho Yan Peter Wangkar Johanes Sutrisno
Jumlah Saham/ Total Shares 2012 2011
Jabatan/ Positions Presiden Direktur/ President Director Direktur/ Director Direktur/ Director Komisaris/ Commissioner
Jumlah/ Total
%
2012
2011
5.648.232
2.824.116
0,37
0,37
2.461.998 217.000 248
1.230.999 108.500 124
0,16 0,02 0,00
0,16 0,02 0,00
8.327.478
4.163.739
0,55
0,55
15. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN DAN KARYAWAN BERBASIS SAHAM (MESOP)
15. MANAGEMENT AND EMPLOYEE STOCK OPTIONS PROGRAM (MESOP)
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan (RUPLSB) pada tanggal 21 Juni 2012, pemegang saham telah menyetujui penerbitan opsi saham yang akan dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap. Opsi saham diberikan kepada Direksi dan karyawan pada jenjang tertentu yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan dalam Program Opsi Saham Manajemen dan Karyawan (MESOP). Jumlah keseluruhan saham yang disetujui untuk diterbitkan adalah maksimum 5% (lima persen) dari jumlah saham yang ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan atau sebanyak 76.033.000 saham dengan nilai nominal sebesar Rp 250 per saham, dalam periode 5 (lima) tahun tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu kepada pemegang saham lama. Penerbitan opsi tersebut dibagi menjadi dua tahap, untuk tahap pertama sebesar maksimal 80% dari jumlah MESOP yang telah disetujui atau sebanyakbanyaknya 60.826.400 saham dengan harga eksekusi sebesar Rp 2.100 per saham dan berlaku hingga tanggal 20 Juni 2014. Sedangkan tahap kedua adalah maksimal sebesar 20% dari jumlah MESOP ditambah bagian saham tahap pertama yang belum dieksekusi, dengan harga eksekusi yang akan ditentukan kemudian sesuai ketentuan BEI.
Based on resolutions passed during the Extraordinary General Meeting of Shareholders (EGM) convened on 21 June 2012, the shareholders resolved to approve the issuance of stock options in 2 (two) phases. Stock options will be granted to Directors and employees at certain levels, who meet certain criteria as set forth in the Management and Employee Stock Options Program (MESOP). The number of stock option granted in the MESOP are 5% (five percent) at maximum of issued and fully paid-up capital of the Company or equivalent to 76,033,000 shares with par value of Rp 250 per share, valid in 5 (five) years period without pre-emptive rights to the existing shareholders. The option issuance is divided into 2 phases, for phase-1, the maximum shares issuance was 80% of total approved MESOP or 60,826,400 shares at maximum with exercise price of Rp 2,100 per share and valid until 20 June 2014. As for phase-2, the maximum shares issuance will be amounting to 20% of the total MESOP plus unexercised portion in phase-1, where the exercise price will be determined further following the IDX regulation.
Berikut ini adalah detail dari pemberian MESOP tahap pertama yang terbagi menjadi dua tahap:
The followings are the details of the MESOP granted in the phase-1 which divided into two phases:
Jumlah opsi saham/ Number of shares options
Tanggal pemberian/Grant date
Tahun eksekusi/ Exercise year
Harga eksekusi (nilai penuh)/ Exercise price (full amount)
Nilai wajar (nilai penuh)/ Fair value (full amount)
Tahap I/ Phase I
22.809.900
7 Juli 2012/ 7 July 2012
2013 – 2014
2.100
880
Tahap II/ Phase II
38.016.500
30 Juni 2013/ 30 June 2013
2014
2.100
880
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
258
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/76 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
15. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN DAN KARYAWAN BERBASIS SAHAM (MESOP) (Lanjutan)
15. MANAGEMENT AND EMPLOYEE STOCK OPTIONS PROGRAM (MESOP) (Continued)
Nilai wajar dari opsi yang diberikan oleh penilai independen menggunakan model penentuan harga opsi Black Scholes dengan asumsi utama yg digunakan dalam perhitungan nilai wajar opsi adalah sebagai berikut:
The fair value of the options granted is determined by an independent valuer using the Black Scholes option-pricing model with key assumptions used in calculating the fair value of the options are as follows:
Asumsi/ Assumption 4,60% per tahun/ per annum
Tingkat suku bunga bebas risiko
2 tahun/ years
Periode opsi Perkiraan ketidakstabilan harga saham
63,94% per tahun/ per annum
“Beban Gaji dan imbalan kerja” yang diakui sehubungan dengan MESOP tersebut (Catatan 20) sebesar Rp 5.350 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012. 16. PENDAPATAN PEMBIAYAAN KONSUMEN
Free risk interest rate Option period Expected volatility of the share price
The amount recognized under “Salaries and employee benefits” (Note 20) amounted to Rp 5,350 for the year ended 31 December 2012. 16. CONSUMER FINANCING INCOME
Rincian pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui adalah sebagai berikut: 2012 Pendapatan pembiayaan konsumen Pihak ketiga Pihak berelasi (Catatan 24d)
1.060.244 3.451
Dikurangi: Bagian pendapatan yang dibiayai bank sehubungan dengan kerjasama penerusan pinjaman dan pembiayaan bersama (Catatan 26)
(
Pendapatan pembiayaan konsumen - bersih
102.627 ) ( 961.068
Details of unearned consumer financing income were as follows: 2011 901.877 3.193
55.556 ) 849.514
Consumer financing income Third parties Related parties (Note 24d) Less: Portion of funds financed by banks in relation to channeling and joint financing cooperation (Note 26) Consumer financing income - net
Pada tahun 2012 dan 2011, pendapatan pembiayaan konsumen mencakup amortisasi biaya transaksi piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp 42.757 dan Rp 48.508.
In 2012 and 2011, consumer financing income includes amortization of transaction costs of consumer financing receivables amounting to Rp 42,757 and Rp 48,508, respectively.
Pada tahun 2012 dan 2011, tidak terdapat pendapatan pembiayaan konsumen yang melebihi 10% dari jumlah pendapatan kepada satu konsumen saja.
In 2012 and 2011, the Company had no consumer financing income in excess of 10% of total revenues to a single customer.
17. PENDAPATAN SEWA PEMBIAYAAN
17. FINANCE LEASE INCOME
Pada tahun 2012 dan 2011, pendapatan sewa pembiayaan mencakup amortisasi biaya transaksi investasi neto sewa pembiayaan masing-masing sebesar Rp 15.010 dan Rp 5.990. 18. PENDAPATAN KEUANGAN
In 2012 and 2011, finance lease income includes amortization of transaction costs of net investments in finance lease amounting to Rp 15,010 and Rp 5,990, respectively.
18. FINANCE INCOME
Akun ini merupakan pendapatan keuangan yang diperoleh dari: 2012
This account represents finance income on the followings: 2011
Deposito berjangka Jasa giro
4.280 502
10.258 207
Time deposits Current accounts
Jumlah
4.782
10.465
Total
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
259
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/77 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
19. BEBAN KEUANGAN
19. FINANCING COST The details of financing cost are as follows:
Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut: 2012
2011
Beban bunga pinjaman Bunga atas efek utang yang diterbitkan (Catatan 11) Kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing Beban administrasi bank
228.552
212.922
90.423
33.805
Interest on borrowings Interest on debt securities issued (Note 11)
39.329 1.882
34.431 1.503
Foreign currency swap contract Bank administration charges
Jumlah
360.186
282.661
Total
Amortisasi biaya emisi obligasi untuk tahun 2012 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 2.876 dan Rp 849. Amortisasi biaya emisi Medium Term Notes untuk tahun 2012 sebesar Rp 391. Keduanya dicatat sebagai bagian dari beban keuangan atas efek utang yang diterbitkan. 20. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
The amortization of bonds issuance costs for the year 2012 and 2011 amounted to Rp 2,876 and Rp 849, respectively. The amortization of Medium Term Notes issuance costs for the year 2012 amounted to Rp 391. Both were recorded as part of finance cost on debt securities issued. 20. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES
Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut: 2012 Gaji dan imbalan kerja Penyusutan aset tetap (Catatan 7) Perbaikan dan pemeliharaan Asuransi Komunikasi Pendidikan dan pelatihan Sewa kantor dan gudang Perjalanan dinas, jamuan dan representasi Perlengkapan kantor Program pensiun Cadangan opsi saham (Catatan 15) Honorarium tenaga ahli Iklan Registrasi saham Surat kabar dan iuran keanggotaan Lain-lain Jumlah
The detail of general and administrative expenses is as follows: 2011
323.531
256.118
27.621 26.378 20.415 13.097 11.275 9.199 9.079 7.738 6.473 5.350 3.773 574 387 224 16.606
21.904 21.935 24.367 10.201 4.484 7.380 6.887 8.317 4.807 3.182 344 202 232 12.582
Salaries and employee benefits Depreciation of property and equipment (Note 7) Repairs and maintenance Insurance Communications Training and education Office and warehouse rental Travel, entertainment and representation Office supplies Pension plan Share option reserve (Note 15) Professional fees Advertising Share registration Subscriptions and membership fees Others
481.720
382.942
Total
21. PENDAPATAN LAIN-LAIN
21. OTHER INCOME The details of other income are as follows:
Rincian pendapatan lain-lain adalah sebagai berikut: 2012
2011
Pendapatan administrasi Denda keterlambatan Pendapatan terminasi Keuntungan bersih atas penjualan aset tetap (Catatan 7) Rupa-rupa
130.184 89.948 27.170
113.037 69.826 31.486
Administration income Late charges Termination income
1.917 29.964
4.374 19.908
Net gain on sale of equipment (Note 7) Miscellaneous
Jumlah
279.183
238.631
Total
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
260
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/78 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/78 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
22. DIVIDEN KAS DAN SALDO LABA YANG TELAH DITENTUKAN PENGGUNAANNYA
22. CASH DIVIDENS EARNINGS
Berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Luar Biasa Perusahaan pada tanggal 21 Juni 2012, para pemegang saham Perusahaan menyetujui untuk tidak membagikan dividen dan menyisihkan sebesar Rp 3.000 sebagai cadangan dan sisa laba bersih untuk tahun buku 2011 sebesar Rp 422.382 dibukukan sebagai Saldo Laba. 23. IMBALAN PASCA-KERJA
AND
APPROPRIATION
OF
RETAINED
Based on the resolution of the Annual and Extraordinary General Meeting of shareholders dated 21 June 2012, the shareholders of the Company agreed there were no dividends declared and set aside Rp 3,000 for the reserve and remaining balance net profit of year 2011 amounted to Rp 422,382 was recorded as Retained Earnings.
23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS
Imbalan Pasca-Kerja
Post-employment Benefits
Perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang memenuhi syarat yang dikelola dan diadministrasikan oleh PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. Seluruh iuran yang dibayarkan merupakan tanggungan dari Perusahaan, dan merupakan bagian dari program imbalan kerja sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13/2003. Besarnya iuran bulanan adalah sebesar 6% dari gaji pokok karyawan tetap setiap bulan atau maksimal iuran Rp 667.000 (nilai penuh) per bulan. Jenis investasi atas dana pensiun yang dibayarkan Perusahaan tersebut sepenuhnya ditetapkan oleh Perusahaan dan penghasilan atas hasil investasi yang diperoleh ditambahkan sebagai bagian dari cadangan imbalan pasca-kerja.
The Company has defined contribution retirement plan for its qualifying permanent employees that defined and administrated by PT Asuransi Jiwa Manulife Indonesia. All of the contribution paid is borne by the Company and forms part of the employee benefit program in accordance with Manpower Law No. 13/2003. The monthly contribution paid was 6% of the employee’s basic salary or Rp 667,000 (full amount), whichever the greater. The contribution paid is placed as investment for which type is at the option of the Company and the income resulting from the investment will be added as part of allowance for post-employment benefits.
Imbalan pasca-kerja lainnya meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon dan kompensasi lainnya dihitung oleh PT Prima Aktuaria, aktuaris independen, dalam laporannya bertanggal 21 Januari 2013 dan 24 Januari 2012 masingmasing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, dengan menggunakan metode “Projected Unit Credit”. Jumlah karyawan yang berhak memperoleh imbalan kerja tersebut untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011 masing-masing 3.315 dan 2.561 karyawan.
Other post-employment benefits include bonuses, cash severance, severance and other compensation is calculated by PT Prima Actuary, an independent actuary, in its report dated 21 January 2013 and 24 January 2012 for the years ended 31 December 2012 and 2011, by using the "Projected Unit Credit". Number of employees entitled for the employee benefits for the years ended 31 December 2012 and 2011 was 3,315 and 2,561 employees, respectively.
Rincian liabilitas atas imbalan pasca-kerja karyawan adalah sebagai berikut:
The details of the liability for post-employment benefits are as follows:
2012 Nilai kini kewajiban imbalan pasti Nilai wajar aset program Keuntungan actuarial yang tidak diakui Biaya jasa lalu yang tidak diakui Imbalan pasca-kerja
( (
2011
43.152 17.414) ( 11.112) ( (
42.526 14.414) 13.359) 3.545)
14.626
11.208
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Present value of defined benefit obligation Fair value of plan asset Unrecognized actuarial gain Unrecognized past service cost Post-employment benefits
261
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/79 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/79 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued)
Mutasi nilai kini kewajiban imbalan pasti yang diakui pada laporan posisi keuangan sebagai berikut: 2012 Nilai kini kewajiban imbalan pasti Biaya jasa kini Biaya bunga Pembayaran imbalan
(
Nilai kini kewajiban imbalan pasti yang diharapkan (Keuntungan) kerugian aktuarial: - Deviasi antara yang diasumsikan dengan yang terjadi - Perubahan dari asumsi
(
Nilai kini kewajiban imbalan pasti
32.054 4.741 2.940 2.658)
Present value of defined benefit obligation Current service cost Interest cost Benefit payment
46.733
37.077
Expected present value of defined benefit obligation Actuarial (gain) loss due to:
5.130) 1.549
Mutasi nilai wajar aset program yang diakui pada laporan posisi keuangan sebagai berikut: 2012
(
Nilai wajar aset program
14.626
Jumlah yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif adalah sebagai berikut: 2012 Biaya jasa kini Biaya bunga Pengembalian aset program yang diharapkan Amortisasi atas: - Keuntungan aktuarial yang tidak diakui - Biaya jasa lalu yang tidak diakui Jumlah beban
( (
Fair value of plan asset Expected return on plan asset Contribution Actuarial gain on plan asset Fair value of plan asset
Movements in the liability recognised in the statement of financial position are as follows: 2011 10.228 6.734 2.658) 3.096) 11.208
Beginning balance as of 1 January Additional provisions charged to profit or loss for the year Benefit payments Contribution to the plan Liability recognized in statements of financial position
The amounts recognised in the statements of comprehensive income are as follows: 2011
3.937 2.870 973) (
4.741 2.940 1.057)
361) ( 3.545
127) 237
9.018
Present value of defined benefit
2011
14.414
9.018 2.600) ( 3.000) (
Deviation assumed with realized Changes in ssumption -
Movements in the fair value of plan asset in the statement of financial position are as follows:
17.414
11.208
Liabilitas yang diakui di laporan posisi keuangan
42.526
11.318 1.057 3.096 1.057)
2012
( (
2.750 2.699
14.414 973 3.000 973) (
Mutasi liabilitas yang diakui pada laporan posisi keuangan sebagai berikut:
Saldo awal 1 Januari Penambahan cadangan yang dibebankan ke laba rugi tahun berjalan Pembayaran imbalan Pembayaran aset program
2011
42.526 3.937 2.870 2.600) (
43.152
Nilai wajar aset program Pengembalian aset program yang diharapkan Kontribusi Keuntungan aktuarial aset program
Movements in the present value of defined benefit obligation recognised in the statement of financial position are as follows:
6.734
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Current service cost Interest cost Expected return on plan asset Amortization of: Unrecognized actuarial gain Unrecognized past service cost Total expenses
262
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/80 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/80 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
23. IMBALAN PASCA-KERJA (Lanjutan)
23. POST-EMPLOYMENT BENEFITS (Continued) Key assumptions used in the above calculation:
Asumsi-asumsi utama yang digunakan dalam perhitungan di atas: 2012
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
Economic assumptions: Annual discount rate -
6,75% per tahun/ 6.75% p.a
Annual salary incremental rate -
10% per tahun / 10% p.a.
Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
Other assumptions: Mortality table -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 2011 / Indonesian Mortality table – 2011 (TMI – 2011) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
Disability rate Resignation rate -
10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old
- Usia pensiun normal
Normal retirement age -
2011
Asumsi ekonomi: - Tingkat diskonto per tahun - Tingkat kenaikan penghasilan dasar per tahun
Economic assumptions: Annual discount rate -
9,34% per tahun / 9.34% p.a.
Annual salary incremental rate -
12% per tahun / 12% p.a.
Asumsi lainnya: - Tingkatan kematian
Other assumptions: Mortality table -
Tabel Mortalisasi Indonesia – 1999 / Indonesian Mortality table – 1999 (TMI – 1999) 5% dari Tabel Mortalisasi / 5% of Mortality Table
- Tingkat cacat - Tingkat pengunduran diri peserta
Disability rate Resignation rate -
10% per tahun sebelum usia 29 dan terus menurun menjadi 0% pada usia 55 / 10% per annum before the age of 29 and linearly decreasing to 0% per annum at age of 55. 55 tahun / 55 years old
- Usia pensiun normal
24. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
24. RELATED PARTY TRANSACTIONS
Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan melakukan transaksi-transaksi dengan pihak-pihak berelasi tertentu sebagai berikut: Pihak berelasi/ Related parties
Normal retirement age -
In carrying out its business activities, the Company enters into transactions with certain related parties as the followings:
Sifat hubungan/ Nature of relationship
Karyawan/ Employee
Personil manajemen kunci/ Key management personnel
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
Pemegang saham utama yang sama/ Same ultimate shareholder
Transaksi/ Transactions Piutang pembiayaan konsumen – bruto/ Consumer financing receivables – gross Pinjaman kepada karyawan/ Loans to employees Pendapatan pembiayaan konsumen/ Consumer financing income Program kompensasi manajemen dan karyawan berbasis saham/ Management and employee stock options program Penerusan pinjaman/ Chanelling
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
263
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/81
Exhibit E/81
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
24. TRANSAKSI DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI (Lanjutan)
24. RELATED PARTY TRANSACTIONS (Continued)
Saldo dan transaksi–transaksi kepada/dari pihak yang berelasi adalah sebagai berikut:
Balances and transactions to or from a related party are as follows:
a. Kas dan setara kas
a. 2012
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Bank Setara kas
Persentase terhadap jumlah aset
Cash and cash equivalents
2011
444
232 30.000
444
30.232
0,01%
0,56%
-
b. Piutang pembiayaan konsumen – bruto
Percentage to total assets
Consumer financing receivables – gross
b. 2012
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Cash in banks Cash equivalents
2011
Personil manajemen kunci: Piutang pembiayaan konsumen - bruto
-
19.373
Key management personnel: Consumer financing receivables – gross
Persentase terhadap jumlah aset
-
0,36%
Percentage to total assets
c. Pinjaman kepada karyawan
c. 2012
Loans from employees
2011
Personil manajemen kunci: Pinjaman kepada karyawan
2.360
2.989
Key management personnel: Loans to employee
Persentase terhadap jumlah aset
0,04%
0,06%
Percentage to total assets
d. Pendapatan pembiayaan konsumen
Consumer financing income
d. 2012
2011
Personil manajemen kunci: Pendapatan pembiayaan konsumen
3.451
3.193
Key management personnel: Consumer financing income
Persentase terhadap total pendapatan
0,22%
0,26%
Percentage to total income
e. Beban gaji dan imbalan kerja
Salaries and employee benefits
e. 2012
2011
Personil manajemen kunci: Imbalan kerja jangka-pendek Pembayaran berbasis saham Imbalan pasca-kerja
Persentase terhadap jumlah beban
Key management personnel: 35.566 1.843 647
33.536 631
38.056
34.167
4,06%
4,75%
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Short-term employee’ benefits Stock plan compensation Post-employment benefits
Percentage of total expenses
264
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/82 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. INFORMASI SEGMEN
25. SEGMENT INFORMATION
Segmen operasi Perusahaan dibagi berdasarkan produk: pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan. Segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal yang disiapkan untuk pengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan melakukan penilaian atas performanya.
The Company’s operating segments are divided into products: consumer financing and finance leases. Operating segments are reported in accordance with the internal reporting provided to the chief operating decision maker, which is responsible for allocating resources to the reportable segments and assesses its performance.
Ringkasan berikut menjelaskan operasi masing-masing segmen dalam pelaporan segmen Perusahaan:
The following summary describes the operations in each of the Company's reportable segments.
- Pembiayaan konsumen Termasuk dalam pelaporan segmen pembiayaan konsumen adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari pembiayaan konsumen.
- Consumer financing Included in consumer financing reporting are operating segments assessment indicators that can actually be attributed as a part ofconsumer financing.
- Sewa pembiayaan Termasuk dalam pelaporan segmen sewa pembiayaan adalah seluruh indikator penilaian segmen operasi yang secara nyata dapat diatributasikan sebagai bagian dari sewa pembiayaan.
- Finance lease Included in the finance leases reporting are operating segments assessment indicators that can actually be attributed as a part of finance lease.
Informasi mengenai hasil dari masing-masing pelaporan segmen disajikan di bawah ini sebagaimana dilaporkan dalam laporan internal manajemen yang direview oleh Manajemen Perusahaan. Keuntungan segmen digunakan untuk mengukur kinerja dimana manajemen berkeyakinan bahwa informasi tersebut paling relevan dalam mengevaluasi hasil segmen tersebut relatif terhadap entitas lain yang beroperasi dalam industri tersebut.
Information regarding the results of each reportable segment is included below as included in the internal management reports that are reviewed by the Company's Management. Segment profit is used to measure performance of that business segment as management believes that such information is the most relevant in evaluating the results of those segments relative to other entities that operate within the industry.
Sewa pembiayaan/ Finance lease Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
-
Jumlah/ Total
355.429
1.188.520
6.869
1.550.818
Total revenues
355.429
1.188.520 58.348
6.869 301.838
1.550.818 360.186
Result Segment income Finance cost
500.786
500.786
-
2012 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ A financing Unallocated
23.693
1.953.746 6.805
-
52.363
4.029.396 31.970
(
-
85) ( 123.603
587.354 3.668.530
76.056 85) 613.875 123.603 490.272 6.570.496 3.707.305
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
131.654
131.654
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan
-
-
27.621
27.621
-
-
7.096
7.096
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange – net Profit before income tax Income tax expense Net profit Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits
265
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/83
Exhibit E/83
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
25. INFORMASI SEGMEN (Lanjutan)
25. SEGMENT INFORMATION (Continued) Sewa pembiayaan/ Finance lease
Jumlah pendapatan Hasil Pendapatan segmen Beban keuangan Beban yang tidak dapat dialokasikan Cadangan kerugian penurunan nilai Laba selisih kurs – bersih Laba sebelum pajak penghasilan Beban pajak penghasilan Laba bersih Aset dan Liabilitas Aset segmen Liabilitas segmen
-
Jumlah/ Total
178.522
1.054.204
15.620
1.248.346
Total revenues
178.522
1.054.204 -
15.620 282.661
1.248.346 282.661
Result Segment income Finance cost
407.325
407.325
-
2011 Pembiayaan konsumen/ Tidak dapat Consumer dialokasikan/ A financing Unallocated
6.918
1.084.706 6.870
-
16.186
(
3.665.862 30.580
5.907 125 ) (
29.011 125 ) 529.474 104.092 425.382
104.092 -
554.209 2.901.095
Unallocated expenses Allowance for impairment losses Gain on foreign exchange – net Profit before income tax Income tax expense Net profit Assets and Liabilities Segment assets Segment liabilities
5.304.777 2.938.545
Informasi Segmen Lainnya Pengeluaran modal: - Aset tetap berwujud
-
-
82.688
82.688
Penyusutan aset tetap Beban non kas lainnya: - Gaji dan kesejahteraan karyawan
-
-
21.904
21.904
-
-
3.866
3.866
Segmen Geografis
Geographical Segments 2012 Jawa/ Java
Jumlah Pendapatan Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
520.346
2.399.456
69.093
Kalimantan/ Sumatera/ Borneo Sumatera 331.020
1.541.568
23.385
Sulawesi/ Celebes
366.099
Jawa/ Java
Informasi Segmen Lainnya - Aset segmen Pengeluaran Modal - Aset tetap berwujud
415.894
1.354.966 1.242.667
11.770
1.513.360
39.311
Kalimantan/ Sumatera/ Borneo Sumatera 175.206
763.202
9.473
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
326.559
27.406
2011
Jumlah Pendapatan
Other Segment Information Capital expenditure: Tangible property and – equipment Depreciation of property and equipment Other non – cash expense: Salaries and employee benefits
265.236
1.165.141
21.642
Sulawesi/ Celebes
Total Revenues
31.839 6.570.496
Other Segment Information Segment assets -
131.654
Capital expenditure Tangible property and equipment
Tidak dapat Dialokasikan/ Unallocated
896.635
12.262
6.795 1.550.819
-
221.484
-
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Jumlah/ Total
Jumlah/ Total
170.526 1.248.346
Total Revenues
966.439 5.304.777
Other Segment Information Segment assets -
82.688
Capital expenditure Tangible property and equipment
266
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/84 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/84 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT
Dalam kaitan untuk mendukung kebutuhan pendanaan untuk pengembangan usaha, Perusahaan juga melakukan berbagai kerjasama dengan perbankan, antara lain dalam bentuk perjanjian pembiayaan bersama (joint financing), penerusan pinjaman (chanelling) dan perjanjian jual beli piutang yang dibukukan secara off balance sheet. 2012 Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (a) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1) PT Bank Mutiara Tbk (2) PT Bank ICB Bumiputera Tbk (3) PT Bank Syariah Mandiri (4)
Jumlah Perjanjian Penting dan Komitmen Dikurangi: Biaya transaksi yang belum diamortisasi Perjanjian Penting dan Komitmen - Bersih
(
2011
136.212 51.058 61.383 1.388
Channeling and Receivables Sales and Purchase (a) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (1) PT Bank Mutiara Tbk (2) PT Bank ICB Bumiputera Tbk (3) PT Bank Syariah Mandiri (4)
841.222 355.640 21.769 13.264
142.108 183.314 68.016 33.959
Joint Financing (b) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (1) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2) PT Bank DKI (3) PT Bank CIMB Niaga Tbk (4)
1.361.053
677.438
Total Significant Agreements and Commitments
100.895 14.215 13.783 265
Pembiayaan Bersama (b) PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (1) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (2) PT Bank DKI (3) PT Bank CIMB Niaga Tbk (4)
In order to support funding needs for business expansion, the Company has also initiated cooperation with banking institutions, in the form of joint financing, chanelling and receivables sales and purchase agreements which are accounted for as “off balance sheet” transactions.
2.975 ) ( 1.358.078
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang
Less: Unamortized transaction costs
4.346) 673.092 a.
Significant Agreements and Commitment – net
Channeling and Receivables Sales and Purchase
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
(1) Pada tanggal 17 Februari 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”.
(1) On 17 February 2010, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) with a maximum financing limit of Rp 150,000 and on a “non-revolving” and “without recourse” basis.
Berdasarkan perjanjian tersebut, BRI setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen. Sebagai imbalannya, Perusahaan diperbolehkan untuk membebankan suku bunga tertentu kepada konsumen melebihi suku bunga yang dibayarkan Perusahaan kepada BRI. Jangka waktu perjanjian selama 12 (dua belas) bulan.
Under the agreement, BRI agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion of up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of documents. As a compensation, the Company may charge interest to the consumer exceeding the interest paid by the Company to BRI. The term of the agreement was 12 (twelve) months.
Pada tanggal 13 Oktober 2010, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut, dimana dilakukan perubahan dan penambahan beberapa ketentuan-ketentuan, salah satunya mengubah jangka waktu fasilitas pembiayaan kendaraan menjadi maksimal 4 (empat) tahun untuk mobil bekas jenis penumpang dan kendaraan niaga.
On 13 October 2010, the Company and BRI signed an Amendment to the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement to include several changes and addition of several provisions, which one of these is to change the term of the vehicles financing facility to a maximum of 4 (four) years for the used passenger cars and commercial vehicles.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
267
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/85 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/85 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Lanjutan)
a.
Channeling and Receivables Sales and Purchase (Continued) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Continued)
Pada tanggal 27 Mei 2011, Perusahaan dan BRI menandatangani Addendum Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor tersebut di atas, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 300.000 dan mengubah jangka waktu kerja sama menjadi maksimal 24 (dua puluh empat) bulan sejak tanggal 27 Mei 2011. Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada BRI sebesar Rp 55.321 dan Rp 105.581 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
On 27 May 2011, the Company and BRI signed an Amendment to the Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 300,000 and to change the term of the agreements to a maximum of 24 (twenty-four) months from 27 May 2011. The total Company’s consumer financing receivables transfered to BRI amounted to Rp 55,321 and Rp 105,581 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BRI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 100.895 dan Rp 136.212, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BRI adalah masing-masing sebesar Rp 13.814 dan Rp 16.253 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by BRI in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 100,895 and Rp 136,212, respectively, while the total consumer financing income of BRI’s portion amounted to Rp 13,814 and Rp 16,253 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
PT Bank Mutiara Tbk
PT Bank Mutiara Tbk
(2) Pada tanggal 15 Maret 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Kendaraan Bermotor dengan PT Bank Mutiara Tbk (Bank Mutiara) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mutiara setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan. Perusahaan bertanggung jawab untuk, antara lain, melakukan penagihan, memelihara pencatatan dan penyimpanan dokumen-dokumen kredit yang dibiayai oleh Mutiara kepada nasabah. Jangka waktu perjanjian tersebut selama 36 (tiga puluh enam) bulan.
(2) On 15 March 2010, the Company entered into a Motor Vehicles Financing Cooperation Agreement with PT Bank Mutiara Tbk (Bank Mutiara) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on “non-revolving” and “without–recourse” basis. Under the Agreement, Bank Mutiara agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing. The Company is responsible for, among others, collection, administration and custody of the credit documents financed by Mutiara to the customers. The term of the agreement was 36 (thirty-six) months.
Pada tahun 2012, Perusahaan tidak mengggunakan fasilitas pembiayaan bersama tersebut.
In 2012, the Company had not yet utilized the financing facility.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Mutiara sebesar Rp 73.768 untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011.
The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank Mutiara amounted to Rp 73,768 for the year ended 31 December 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank Mutiara sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 14.215 dan Rp 51.058 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Mutiara adalah sebesar Rp 4.080 dan Rp 5.076 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank Mutiara in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 14,215 and Rp 51,058, respectively, while the total consumer financing income of Bank Mutiara’s portion amounted to Rp 4,080 and Rp 5,076 for the years ended 31 December 2012 and 2011.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
268
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/86 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/86 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan)
a.
Channeling and Receivables Sales and Purchase (Continued)
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
PT Bank ICB Bumiputera Tbk
(3) Pada tanggal 10 Oktober 2003, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bank Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 510.000 dan bersifat “withoutrecourse” dengan dasar “non-revolving”.
(3) On 10 October 2003, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with PT Bank ICB Bumiputera Tbk (Bank Bumiputera), whereby the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 and on a “without recourse” and “non-revolving” basis.
Pada tanggal 29 September 2006, Perusahaan menandatangani Perjanjian Jual Beli Piutang dengan Bank Bumiputera, di mana Perusahaan mengalihkan portofolio piutang pembiayaan konsumen milik Perusahaan kepada Bank Bumiputera dengan ketentuan jumlah baki debet piutang yang diambil alih oleh Bumiputera seluruhnya maksimum sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving”.
On 29 September 2006, the Company entered into a Receivables Sales and Purchase Agreement with Bank Bumiputera, whereby the Company transferred its consumer financing receivables to Bank Bumiputera with a maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 50,000 and on a “revolving” basis.
Pada tanggal 11 Maret 2008, Perusahaan dan Bank Bumiputera menandatangani Perubahan Perjanjian Jual Beli Piutang dengan pokok perubahan sebagai berikut:
On 11 March 2008, the Company and Bank Bumiputera signed an Amendment to the Receivables Sales and Purchase Agreement which includes the following principal changes:
-
Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “non-revolving” tanggal 10 Oktober 2003, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 510.000 dialokasikan sebesar Rp 75.000 ke Perjanjian Jual Beli Piutang “revolving” sehingga jumlah baki debet tersebut diturunkan menjadi sebesar Rp 435.000.
-
On the Sales and Purchase Receivables Agreement dated 10 October 2003 on a “nonrevolving” basis. The previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera of Rp 510,000 was allocated by Rp 75,000 to the Receivables Sales and Purchase Agreement on a “revolving” basis. Thus, the maximum financing limit was decreased to Rp 435,000.
-
Untuk Perjanjian Jual Beli Piutang yang bersifat “revolving” tanggal 29 September 2006, jumlah baki debet piutang Perusahaan yang diambil alih oleh Bank Bumiputera yang sebelumnya sebesar Rp 50.000 ditingkatkan menjadi sebesar Rp 125.000.
-
On the Receivables Sales and Purchase Agreement dated 29 September 2006 on a “revolving” basis, the previous maximum financing limit of receivables transferred to Bank Bumiputera was increased from Rp 50,000 to Rp 125,000.
Perjanjian Jual Beli Piutang “non-revolving” dan “revolving” tersebut telah diubah beberapa kali, terakhir pada tanggal 21 Mei 2010, di mana jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan telah berakhir pada tanggal 21 Mei 2011.
The Receivables Sales and Purchase Agreements on both “non-revolving” and “revolving” basis had been amended several times, most recently on 21 May 2010, whereby the term of the agreements was extended and had expired on 21 May 2011.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Bumiputera masingmasing sebesar nihil dan Rp 52.992 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank Bumiputera amounted to nil and Rp 52,992 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan piutang yang dialihkan oleh Perusahaan sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 13.783 dan Rp 61.383, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Bumiputera sebesar Rp 4.237 dan Rp 13.013 masing-masing untuk tahun yang berakhir yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total receivables transferred by the Company in respect with the Sale and Purchase Agreement amounted to Rp 13,783 and Rp 61,383, respectively, while the total consumer financing income of Bank Bumiputera’s portion amounted to Rp 4,237 and Rp 13,013 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
269
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/87 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
a. Penerusan Pinjaman dan Jual Beli Piutang (Lanjutan)
a.
Channeling and Receivables Sales and Purchase (Continued)
PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Syariah Mandiri
(4) Pada tanggal 2 Oktober 2009, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Secara Syariah (Chanelling) dengan PT Bank Syariah Mandiri (BSM) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 20.000 dan bersifat “nonrevolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BSM setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit kendaraan bermotor dengan porsi pembiayaan sampai dengan 100% dari keseluruhan pembiayaan.
(4) On 2 October 2009, the Company entered into a Financing Cooperation Agreement Under Syariah Principles (Channeling) with PT Bank Syariah Mandiri (BSM) with a maximum financing limit of Rp 20,000 and on “non-revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, BSM agreed to provide motor vehicle financing facility with a financing portion up to 100% of the total financing.
Kerja sama pembiayaan tersebut dilakukan berdasarkan Prinsip Syariah dalam bentuk pembiayaan Murabahah, dimana BSM bertindak sebagai pemilik dana dan Perusahaan sepenuhnya bertindak sebagai wakil Bank untuk memasarkan, mengoperasikan dan menata-usahakan pembiayaan konsumen syariah yang disalurkan. Jangka waktu perjanjian selama 4 (empat) tahun dan akan berakhir pada tanggal 2 Oktober 2013.
The financing cooperation was based on the Syariah principles in the form of Murabahah financing, whereby BSM acts as the funder while the Company fully acts as a representative of the Bank to market, operate and to administrate the syariah consumer financing. The term of the agreement was 4 (four) years and will expire on 2 October 2013.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada BSM sebesar nihil dan Rp 432 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing receivables transferred to BSM amounted to nil and Rp 432 for the years ended 31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BSM sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 265 dan Rp 1.388, sedangkan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BSM sebesar Rp 106 dan Rp 303 masing-masing untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by BSM in respect with the cooperation agreement was amounting to Rp 265 and Rp 1,388, respectively, while the consumer financing income of BSM’s portion amounted to Rp 106 and Rp 303 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
b. Pembiayaan Bersama
b.
Joint Financing
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk
(1) Pada tanggal 25 Agustus 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 1.000.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 36 (tiga puluh enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
(1) On 25 August 2011, the Company entered into a Joint Financing Cooperation Agreement with PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) with a maximum financing limit of Rp 1,000,000 and on “revolving” and “without-recourse” basis. Under the Agreement, BTPN agreed to provide financing facility with a financing portion of 90% of the total financing to the customers and the remaining 10% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 36 (thirty six) months from the signing date of the agreement.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
270
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/88 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/88 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
b.
PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (Lanjutan)
Joint Financing (Continued) PT Bank Tabungan (Continued)
Pensiunan
Nasional
Tbk
Pada tanggal 8 Agustus 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Pembiayaan Bersama dan penunjukan pengelola fasilitas dengan BTPN dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 1.000.000. Berdasarkan perjanjian tersebut, BTPN setuju untuk membagi plafond ini untuk keperluan joint financing dan re-financing dengan batas maksimum masing-masing sebesar Rp 700.000 dan Rp 300.000. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku sampai dengan tanggal 25 Agustus 2014.
On 8 August 2012, the Company entered into a Joint Financing Cooperation and appointment of stewards Agreement with BTPN with a maximum financing limit of Rp 1,000,000. Under the Agreement, BTPN agreed to share the financing limit for the purpose of joint financing and refinancing with a maximum limit of Rp 700,000 and Rp 300,000, respectively. The facility was valid until 25 August 2014.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada BTPN sebesar Rp 922.924 dan Rp 146.652 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing receivables financed by BTPN amounted to Rp 922,924 and Rp 146,652 for the years ended 31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh BTPN sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 841.222 dan Rp 142.108 serta pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian BTPN masing-masing sebesar Rp 58.348 dan Rp 1.709 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by BTPN in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 841,222 and Rp 142,108, respectively, while the total consumer financing income of BTPN’s portion amounted to Rp 58,348 and Rp 1,709 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(2) Pada tanggal 10 Juni 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 125.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mandiri setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 18 (delapan belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
(2) On 10 June 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Bank Mandiri) with a maximum financing limit of Rp 125,000 and on “revolving” and “with-recourse” basis. Under the agreement, Bank Mandiri agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 18 (eighteen) months from the signing date of the agreement.
Pada tanggal 22 September 2011, Perusahaan dan Bank Mandiri menandatangani Addendum Perjanjian Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama tersebut, dimana batas maksimum pembiayaan ditingkatkan menjadi sebesar Rp 245.000.
On 22 September 2011, the Company and Bank Mandiri signed an Amendment to the Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility, whereby the maximum financing limit was increased to Rp 245,000.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
271
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/89 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
b.
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Lanjutan)
Joint Financing (Continued) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (Continued)
Pada tanggal 6 Desember 2012, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan Bank Mandiri dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 250.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank Mandiri setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu penarikan selama 18 (delapan belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
On 6 December 2012, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with Bank Mandiri with a maximum financing limit of Rp 250,000 and on “revolving” and “withrecourse” basis. Under the agreement, Bank Mandiri agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The drawdown of the facility is from 18 (eighteen) months from the signing date of the agreement.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank Mandiri masing-masing sebesar Rp 343.008 dan Rp 223.449 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank Mandiri amounted to Rp 343,008 and Rp 223,449 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank Mandiri sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 355.640 dan Rp 183.314 serta pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank Mandiri adalah masingmasing sebesar Rp 22.014 dan Rp 7.623 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank Mandiri in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 355,640 and Rp 183,314, respectively, while the total consumer financing income of Bank Mandiri’s portion amounted to Rp 22,014 and Rp 7,623 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
PT Bank DKI
PT Bank DKI
(3) Pada tanggal 4 April 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank DKI (Bank DKI) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 100.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without-recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank DKI memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 95% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 5% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 3 (tiga) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 6 (enam) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
(3) On 4 April 2011, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank DKI (Bank DKI) with a maximum financing limit of Rp 100,000 and on “non-revolving” and “withoutrecourse” basis. Under the agreement, Bank DKI agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 95% of the total financing to the customers, and the remaining 5% will be financed by the Company. The facility is valid for 3 (three) years with the drawdown period of 6 (six) months from the signing date of the agreement.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank DKI sebesar nihil dan Rp 99.999 untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank DKI amounted to nil and Rp 99,999 for the years ended 31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank DKI sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 21.769 dan Rp 68.016 serta pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian PT Bank DKI adalah sebesar Rp 5.438 dan Rp 6.697 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank DKI in respect with the cooperation agreement amounted Rp 21,769 and to Rp 68,016, respectively, while the total consumer financing income of Bank DKI’s portion amounted to Rp 5,438 and Rp 6,697 for the years ended 31 December 2012 and 2011, recpectively.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
272
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/90 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
b. Pembiayaan Bersama (Lanjutan)
b.
Joint Financing (Continued)
PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank CIMB Niaga Tbk
(4) Pada tanggal 30 September 2010, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama dengan PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 50.000 dan bersifat “revolving” dengan dasar “without recourse”. Berdasarkan perjanjian tersebut, Bank CIMB Niaga setuju untuk memberikan fasilitas pembiayaan kredit dengan porsi pembiayaan setinggi-tingginya sebesar 90% dari jumlah keseluruhan pembiayaan kepada nasabah, dan sisanya sebesar 10% dibiayai oleh Perusahaan. Jangka waktu fasilitas tersebut berlaku selama 1 (satu) tahun dengan jangka waktu penarikan selama 12 (dua belas) bulan sejak tanggal penandatanganan perjanjian.
(4) On 30 September 2010, the Company entered into a Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility with PT Bank CIMB Niaga Tbk (Bank CIMB Niaga) with a maximum limit of Rp 50,000 and on “revolving” and “without recourse” basis. Under the agreement, Bank CIMB Niaga agreed to provide financing facility with a maximum financing portion of 90% of the total joint financing facility to the customers, and the remaining 10% will be financed by the Company. The term of the facility was valid for 1 (one) year with the drawdown period of 12 (twelve) months from the signing date of the agreement.
Pada 29 November 2011, Perusahaan dan Bank CIMB Niaga menandatangani Addendum I Perjanjian Kerjasama dalam Rangka Pemberian Fasilitas Pembiayaan Bersama, berupa perubahan batas maksimum pembiayaan menjadi sebesar Rp 100.000 dan jangka waktu perjanjian telah diperpanjang dan akan berakhir pada tanggal 29 November 2012.
On 29 November 2011, the Company and Bank CIMB Niaga signed an Amendment I to the Cooperation Agreement in respect with the provision of Joint Financing Facility, in the form of change in the maximum financing limit was increased to Rp 100,000 and the term of agreement was extended and will expire on 29 November 2012.
Jumlah piutang pembiayaan konsumen Perusahaan yang dialihkan kepada Bank CIMB Niaga masingmasing sebesar nihil dan Rp 52.858 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
The total Company’s consumer financing receivables transferred to Bank CIMB Niaga amounted to nil and Rp 52,858 for the years ended 31 December 2012 and 2011.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, jumlah keseluruhan pokok yang dibiayai oleh Bank CIMB Niaga sehubungan dengan perjanjian kerja sama tersebut masing-masing sebesar Rp 13.264 dan Rp 33.959 dan pendapatan pembiayaan konsumen yang merupakan bagian Bank CIMB Niaga masingmasing sebesar Rp 2.865 dan Rp 4.609 untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2012 dan 2011.
As of 31 December 2012 and 2011, the total principal amount financed by Bank CIMB Niaga in respect with the cooperation agreement amounted to Rp 13,264 and Rp 33,959, respectively, while the total consumer financing income of Bank CIMB Niaga’s portion amounted to Rp 2,865 and Rp 4,609 for the years ended 31 December 2012 and 2011, respectively.
Pada tanggal 25 Oktober 2011, Perusahaan menandatangani Perjanjian Kerjasama Penyaluran Fasilitas Kredit Kendaraan Bermotor dengan BII dengan batas maksimum pembiayaan sebesar Rp 150.000 dan bersifat “non-revolving” dengan dasar “without recourse”.
On 25 October 2011, the Company entered into a Distribution of Motor Vehicles Credit Facility Cooperation Agreement with BII with a maximum financing limit of Rp 150,000 on a “non-revolving” and “without recourse” basis.
Pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011, Perusahaan belum menggunakan fasilitas tersebut.
As of 31 December 2012 and 2011, the Company had not yet utilized the facility.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
273
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/91 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
26. PERJANJIAN PENTING DAN KOMITMEN (Lanjutan)
26. SIGNIFICANT AGREEMENTS AND COMMITMENT (Continued)
Perusahaan mengadakan kerjasama dengan berbagai dealer (pedagang kendaraan bermotor) di seluruh Indonesia dalam membiayai kendaraan yang dijual oleh dealer tersebut kepada konsumen yang persyaratan kredit dan administratifnya memenuhi ketentuan Perusahaan. Sifat perjanjian tersebut tidak mengikat satu sama lain, di mana dealer tidak diwajibkan untuk memberikan seluruh dan atau sebagian penjualan kreditnya untuk dibiayai Perusahaan, atau sebaliknya Perusahaan juga tidak wajib untuk membiayai seluruh dan atau sebagian aplikasi kredit yang diajukan oleh dealer tersebut.
The Company entered into cooperation agreements with various dealerships (dealers of motor vehicles) throughout Indonesia in financing the vehicles sold by the dealers to costumers who meet the Company’s credit and administrative requirements. The agreements do not bind one another exclusively, whereby the dealers are not obliged to exclusively render the entire or part of the vehicles they sell to be financed by the Company, and vice versa, the Company is not obliged to exclusively finance all the credit application submitted by or through the dealers.
Perusahaan mengadakan kerjasama dengan beberapa perusahaan asuransi seperti PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega dan PT Asuransi Wahana Tata untuk menutup risiko kerugian yang mungkin timbul atas hilangnya kendaraan yang dibiayai Perusahaan dan atau atas kerusakan kendaraan sesuai dengan pilihan polis konsumen. Dalam perjanjian tersebut, Perusahaan bertindak sebagai penerima ganti rugi yang utama (preferred loss payee).
The Company entered into cooperation agreements with several insurance companies such as PT Asuransi Asoka Mas, PT Asuransi Astra Buana, PT Asuransi Bina Dana Arta Tbk, PT Asuransi Jaya Proteksi, PT Asuransi Pan Pasific, PT Asuransi Raksa Pratikara, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Takaful Umum, PT Asuransi Umum Mega dan PT Asuransi Wahana Tata to cover losses that may arise from the damage and/or the loss of vehicles financed by the Company according to type of policies selected by the costumers. Under these agreements, the Company acts as the preferred loss payee.
Perusahaan tidak mengadakan kerjasama dengan Agen Tunggal Pemegang Merk (ATPM).
The Company does not enter into any agreement with Sole Agents (ATPM).
Fasilitas-fasilitas pembiayaan tersebut dkenakan tingkat bunga per tahun yang berkisar antara 9,50% sampai 14,50% pada tahun 2012 dan 10,50% sampai 14,50% pada tahun 2011.
The above-mentioned financing facilities bear annual interest rates ranging from 9.50% to 14.50% in 2012 and 10.50% to 14.50% in 2011.
Pembatasan dan Kewajiban
Covenants
Atas fasilitas-fasilitas yang diterima Perusahaan, umumnya para kreditur mensyaratkan adanya pembatasanpembatasan dan kewajiban tertentu yang harus dipenuhi oleh Perusahaan, yang pada umumnya meliputi:
On facilities received by the Company, the creditors generally entails restrictions and certain obligation that should be met by the Company, which generally include the followings:
-
Menjaga Debt to Equity Ratio (DER) tidak melebihi atau sama dengan 10 (sepuluh) kali, atau Menjaga Current Ratio tidak boleh kurang atau sama dengan 1 (satu) kali, atau Menjaga persentase total pencadangan kerugian penurunan tidak boleh kurang dari 0,05% dari jumlah piutang pembiayaan konsumen.
-
Maintaining a Debt to Equity Ratio (DER) shall not exceed or equal to 10 (ten) times, or Maintaining the Current Ratio should no less than or equal to 1 (one), or Maintaining percentage of total allowance for impairment losses should no less than 0.50% of total consumer financing receivables.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
274
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/92 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
27. LABA PER SAHAM
27. EARNINGS PER SHARE
Laba per saham dasar dihitung dengan cara membagi laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham dengan ratarata tertimbang saham biasa yang beredar pada tahun berjalan.
2011 (Disajikan kembali/ As restated)
2012 Laba bersih untuk perhitungan laba per saham dasar Jumlah rata-rata tertimbang saham sebelum pemisahan saham Jumlah rata-rata tertimbang saham setelah pemisahan saham (disajikan kembali) Jumlah rata-rata tertimbang saham Laba bersih per saham dasar
490.272 -
760.339.281
-
1.520.678.562
1.520.678.562
-
1.526.260.003 321
28. MANAJEMEN RISIKO
Net profit for the computation of basic earning per shares Weighted average of shares outstanding before stock split Weighted average of shares outstanding after stock split (as restated)
425.382
322
Jumlah rata-rata tertimbang saham dilusian Laba bersih per saham dilusian
Earning per share is calculated by dividing net profit available to shareholders by the weighted average common shares outstanding during the year.
The weighted average of shares outstanding Basic earnings per share
280
The weighted average of dilluted shares outstanding
280
Dilluted earnings per shares
28. RISK MANAGEMENT
Pendahuluan dan gambaran umum
Introduction and general description
Perkembangan dunia multifinance yang disertai dengan meningkatnya kompleksitas aktivitas pembiayaan semakin mempertegas pentingnya tata kelola perusahaan yang sehat (good corporate governance) dan manajemen risiko yang dapat diandalkan. Kedua hal tersebut merupakan faktor penting yang menjadi perhatian para investor dalam penilaian pilihan target investasinya. Penerapan manajemen risiko di Perusahaan pada dasarnya sudah dilakukan sejak perusahaan berdiri, meskipun dengan cara yang masih konvensional dan berkembang sesuai dengan perkembangan kondisi internal dan eksternal.
The development in multifinance industry followed with the improvement in complexity of financing activity has emphasized more on the importance of good corporate governance and a reliable risk management. Such both matters are important factors, which bring the investors’ attention in assessing their investment targeting. Basically, the implementation of risk management within the Company had been carried out since the establishment of the Company, eventhough the Company was still using a conventional manner and keep improving in accordance with the recent development of internal and external circumstances.
Kerangka manajemen risiko
Framework of risk management
Perusahaan menyadari bahwa risiko merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari operasional Perusahaan dan dapat dikelola secara praktis dan efektif setiap hari, dengan empat tipe risiko utama: 1. Risiko kredit 2. Risiko pasar 3. Risiko pendanaan dan likuiditas 4. Risiko operasional
The Company realizes that risk is an integral part of its operational activity and can be managed practically and effectively day by day, with the following four particular risks: 1. Credit risk 2. Market risk 3. Funding and liquidity risk 4. Operational risk
Pengelolaan risiko di Perusahaan mencakup keseluruhan lingkup aktivitas usaha di Perusahaan, yang didasarkan pada kebutuhan akan keseimbangan antara fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risikonya. Dengan kebijakan dan manajemen risiko yang berfungsi baik, maka manajemen risiko akan menjadi strategic partner bagi bisnis dalam mendapatkan hasil optimal dari operasi Perusahaan.
Risk management within the Company includes overall scope of business activity within the Company, which based on the necessity of balance between business operational function and its risk management thereof. By means of proper risk management and policy, thus the risk management will become a strategic partner to the business in obtaining optimal outcome from the Company’s course of operation.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
275
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/93 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Kerangka manajemen risiko (Lanjutan)
Framework of risk management (Continued)
Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai, Perusahaan terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batasan transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh aktivitas lingkup usaha. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya.
In the event of development of proper risk management, the Company keeps developing and improving the integrated and comprehensive framework of risk management system and internal control structure, in order that they are able to provide information as an early warning of any potential risk and accordingly, take appropriate actions to mitigate the risk. The framework of risk management is implemented under the form of policy, procedures, transactional limits, authorizations, and other rules as well as various risk management instruments applicable to entire business activity. In order to ensure that the policy and procedures is in line with the current business development, evaluation is frequently carried out in accordance with the change in its risk parameter.
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut:
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows:
1.
Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, yang mencakup: - Menyetujui dan melakukan evaluasi kebijakan manajemen risiko secara berkala; - Menetapkan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko termasuk penetapan otoritas dalam pemberian batasan serta tinjauan atas kualitas portfolio secara berkala; - Terdapatnya Komite Audit dan Manajemen Risiko dalam melakukan fungsi pengawasan.
1.
Active supervision by the Board of Commissioners and Directors, which includes: - Approving and evaluating risk management policies on a regular basis; - Establishing risk management policies and strategies, which include determining the authorization in limits and reviewing the quality of portfolio on a regular basis; - Presence of Audit Committee and Risk Management Committee in carrying out their supervisory functions.
2.
Kebijakan dan penerapan batasan
2.
Policy and implementation limits
Perusahaan menyusun kebijakan-kebijakan manajemen risiko yang diperiksa secara berkala dan selalu disesuaikan dengan kondisi usaha terkini. Kebijakan tersebut diterjemahkan ke dalam Prosedur Operasi Standar, Ketentuan Umum dan Surat Keputusan Dewan Direksi, dan disosialisasikan kepada seluruh karyawan terkait. Perusahaan juga menerapkan batasan persetujuan atau otorisasi untuk transaksi kredit maupun yang bukan transaksi kredit. 3.
Identifikasi, pengukuran, pengawasan dan sistem informasi manajemen Perusahaan memiliki perangkat untuk mengidentifikasi, mengukur dan mengawasi risiko, terutama risiko kredit dan operasional melalui mekanisme pelaporan dan sistem informasi manajemen. Untuk menjamin ketersediaan data risiko yang terkini dan komprehensif, Perusahaan telah melakukan mengkonversi sistem operasi Perusahaan yang ada menjadi centralized system yang dikenal dengan CONFINS. Selain itu, Perusahaan juga melakukan implementasi sistem informasi business intelligence agar data atau informasi risiko dapat disediakan secara cepat dan akurat kepada pihak manajemen atau pihak ketiga lainnya.
The Company develops policies related to risk management, which are assessed periodically and aligned constantly to fit the most recent business situation. The policy is translated into Standard Operating Procedures and Internal Memo, which are being socialized to all employees. The Company also has policies concerning the level of authority on approval or authorization for both credit and noncredit transactions. 3.
Identification, measurement, management information system
monitoring,
and
The Company has a set of tools to identify, measure, and monitor risks, particularly the credit risk and operational risk through the existing reporting and management information system mechanism. In order to ensure the availability of updated and comprehensive risk data, the Company had converted the existing operating system into a centralized system, which known as CONFINS. Moreover, the Company has also implemented business intelligence information system in order that data or risk information could be provided to the management or other third parties on a prompt and accurate manner.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
276
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/94 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/94 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Dalam penerapan manajemen risiko, Perusahaan menyadari pentingnya memiliki sebuah mekanisme yang memadai dalam mengakomodasi risiko-risiko yang dihadapi Perusahaan. Perusahaan bertumpu pada 4 (empat) pilar manajemen risiko sebagai berikut: (Lanjutan)
In the implementation of risk management, the Company realizes the importance of having an adequate mechanism to accommodate the risks faced by the Company. The Company has a mechanism that is based upon 4 (four) risk management pillars, in which could be described as follows: (Continued)
4. Pengendalian internal
4.
Perusahaan memiliki Departemen Audit Internal yang secara independen melaporkan hasil pemeriksaannya kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Tanggung jawab dari Departemen Audit Internal mencakup:
Internal control The Company has the Internal Audit Division in place, which independently reports on process and results of assessment to the Board of Commissioners and Directors. The responsibility of the Internal Audit Division includes:
-
-
-
-
Menyediakan penilaian atas kecukupan dan efektifitas dari proses bisnis yang ada di dalam Perusahaan; Melakukan pemeriksaan atas kepatuhan terhadap kebijakan-kebijakan risiko Perusahaan; Melaporkan masalah-masalah penting yang terkait dengan proses pengendalian di dalam Perusahaan termasuk rekomendasi perbaikan yang potensial terhadap proses tersebut; dan Melakukan koordinasi strategis dengan fungsi pengendali dan pengawasan lainnya (manajemen risiko, hukum, sistem dan prosedur, dan audit eksternal).
-
-
Providing assessment on the adequacy and effectiveness of the entire existing business process within the Company; Conducting examination on compliance to the Company’s risk policies; Reporting on significant issues related to the control activities within the Company, including potential improvements to these processes; and Coordinating with other controlling and supervisory functions (risk management, compliance, legal, system and procedures, and external auditor)
Proses dan penilaian risiko
Process and risk assessments
Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit mengingat risiko yang dihadapi merupakan risiko individual yang melekat pada produk, transaksi maupun proses pada unit yang bersangkutan. Tugas utama dari Departemen Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan, melakukan pengukuran dan pelaporan kepada Dewan Komisaris dan Dewan Direksi. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi.
Basically, risk management processes are carried out by each unit considering that the risk faced represents individual risks which are embedded into the products, transactions, as well as process in the related unit. The primary task of Risk Management Division is to determine policies and procedures as well as doing a series of processes of collecting, measuring, and reporting to the Board of Commissioners and Directors. The determination of risk management policies is carried out through approval process by the Board of Directors.
1. Risiko Kredit
1.
Credit Risk
Risiko kredit adalah risiko utama perusahaan, yaitu risiko yang timbul apabila konsumen tidak dapat memenuhi kewajibannya sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati antara konsumen dengan Perusahaan.
Credit risk is the main risk of the Company, that is the risk arising when the customer are unable to meet its obligation in accordance with the agreement as agreed upon between the customer and the Company.
Manajemen risiko yang telah diterapkan Perusahaan adalah sebagai berikut: Diversifikasi portofolio menurut wilayah, sektor ekonomi dan industri, merk dan tipe barang. Risk Adjusted Pricing Method, yaitu penetapan tingkat bunga pembiayaan berdasarkan risiko yang dihadapi, antara lain dinilai dari tingkat uang muka yang dibayar konsumen, usia kendaraan yang dibiayai, jenis penutupan asuransi yang dipilih dan lain sebagainya. Adanya Key Performance Indicators (KPI) sebagai “early warning system” atas suatu masing-masing produk pembiayaan maupun kantor cabang. Penanganan kontrak bermasalah yang dilakukan secara disiplin dan proaktif. Analisa atas kualitas portofolio secara periodik dan tindakan preventif dan sanksi bagi cabang-cabang yang kualitas portofolionya tidak sesuai target.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: Diversify the portfolio by region, economic sector and industry, brand and type of goods. Risk Adjusted Pricing Method, namely setting the interest rate of financing based on the risks faced by, among others, assessed based on the level of advances paid by consumers, age of vehicles financed, type of insurance coverage selected and so forth. The Key Performance Indicators (KPI) as an “early warning system” of an individual loan products as well as branch offices. Handling of problematic contracts in a discipline and proactive manner. Analysis of portfolio quality through periodic and preventive actions and sanctions for branches whose quality of its portfolio is not on target.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
277
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/95
Exhibit E/95
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
Credit Risk (Continued) The following table illustrates the Company’s maximum exposure based on credit risk concentration:
Tabel berikut menjelaskan eksposur maksimum sesuai dengan konsentrasi risiko kredit: 2012 Korporasi/ Corporate Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
Eksposur maksimum/ Maximum exposure
Ritel/ Retail
Lain-lain/ Others
-
-
168.897
1.028.614
938.255
-
1.966.869
2.098
4.044.950
-
4.047.048
17.183
-
68.722 17.183
5.000.388
-
6.268.719
168.897
-
68.722
1.268.331
-
2011 Korporasi/ Corporate Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
Lain-lain/ Others
166.696 64.000
-
-
166.696 64.000
634.017
461.051
-
1.095.068
6.341
3.709.954
-
3.716.295
7.181
-
39.975 7.181
4.178.186
-
5.089.215
39.975
911.029
-
Tidak mengalami penurunan nilai/ Not impaired
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets
The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those which impaired and not impaired:
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang dibedakan antara yang mengalami penurunan nilai dan yang tidak:
Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
Eksposur maksimum/ Maximum exposure
Ritel/ Retail
-
Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets
2012 Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Jumlah/ Total
168.897
-
168.897
1.966.869
-
1.966.869
4.047.048
-
4.047.048
68.722 17.183
-
68.722 17.183
6.268.719
-
6.268.719 (
73.733) 6.194.986
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets Less: Allowance for impairment losses
278
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/96
Exhibit E/96
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those which impaired and not impaired: (Continued)
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang dibedakan antara yang mengalami penurunan nilai dan yang tidak: (Lanjutan) Tidak mengalami penurunan nilai/ Not impaired Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
Credit Risk (Continued)
2011 Mengalami penurunan nilai/ Impaired
Jumlah/ Total
166.696 64.000
-
166.696 64.000
1.095.068
-
1.095.068
3.716.295
-
3.716.295
39.975 7.181
-
39.975 7.181
5.089.215
-
5.089.215
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(
60.794)
Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets
Less: Allowance for impairment losses
5.028.421 The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those assessed individually and collectively.
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang penilaian penurunan nilainya dibedakan antara yang dinilai secara individual dan kolektif. 2012 Individual/ Individual Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
168.897
68.722 17.183
Jumlah/ Total
-
1.165.691
1.420.493 Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
Kolektif/ Collective
168.897 801.178
1.966.869
4.047.048
4.047.048
-
68.722 17.183
4.848.226
Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets
6.268.719
(
73.733) 6.194.986
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Less: Allowance for impairment losses
279
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/97
Exhibit E/97
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
1. Risiko Kredit (Lanjutan)
1.
Credit Risk (Continued) The following table illustrates the detail of financial assets distinguished between those assessed individually and collectively. (Continued)
Tabel berikut menjelaskan rincian aset keuangan Perusahaan yang penilaian penurunan nilainya dibedakan antara yang dinilai secara individual dan kolektif. (Lanjutan) 2011 Individual/ Individual Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
Kolektif/ Collective
166.696 64.000
-
707.396 39.975 7.181
985.248
Jumlah/ Total 166.696 64.000
387.672
1.095.068
3.716.295
3.716.295
-
39.975 7.181
4.103.967
Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets - net Other assets
5.089.215
Dikurangi: Cadangan kerugian penurunan nilai
(
60.794)
Less: Allowance for impairment losses
5.028.421 2. Risiko Pasar
2.
Market Risk
Risiko pasar merupakan risiko yang terutama berkaitan dengan perubahan perubahan nilai suku bunga dan nilai tukar mata uang yang akan menyebabkan berkurangnya pendapatan, atau bertambahnya biaya modal Perusahaan.
Market risk is the risk primarily due to changes in interest rates and exchange rates which could resulting in decrease in revenue, or increase in cost of capital of the Company.
Dengan pola aktivitas usaha yang dijalankan Perusahaan saat ini, risiko pasar Perusahaan adalah minimal. Perusahaan tidak mempunyai kegiatan usaha pembiayaan konsumen dan sewa pembiayaan dalam bentuk maupun menggunakan mata uang asing, sementara seluruh utang Perusahaan dalam mata uang asing telah diproteksi dengan swap dalam jumlah dan tanggal jatuh tempo yang sama dengan utangnya. Dalam hal suku bunga, seluruh bunga yang dibebankan ke konsumen adalah suku bunga tetap (fixed interest rate), sementara utang yang diperoleh sebagian besar juga dalam suku bunga tetap dan hanya sebagian kecil utang dalam bentuk bunga mengambang (floating interest rate).
With the pattern of business activity currently operated by the Company, the market risk of the Company is mitigated to the minimum level. The Company has neither consumer financing nor finance lease business activity that denominated in foreign currencies, while all borrowings of the Company that denominated in foreign currencies have been protected by entering into swap transactions at amount and settlement date that similar to the borrowings thereof. In terms of interest rate, all interest rate charged to the customer is fixed interest rate, while most of the borrowings received bear fixed interest rate, and only a small portion the borrowings bear floating interest rate.
Manajemen risiko yang telah diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Kewajiban untuk mengelola risiko perubahan nilai tukar mata uang asing. Melakukan penelaahan atas tingkat bunga pembiayaan yang dikaitkan dengan tingkat suku bunga pinjaman. Membatasi eksposur dalam investasi yang memiliki harga pasar yang fluktuatif.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: The requirement to cover risks of foreign exchange.
Performing review over the interest rate on financing associated with interest rate on borrowings. Limiting exposure in the investment that has fluctuating market prices.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
280
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/98
Exhibit E/98
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Market Risk (Continued)
Pada tanggal 31 Desember 2012, jika Rupiah melemah 0,35% terhadap mata uang asing dengan seluruh variabel lain tetap, maka laba bersih tahun berjalan lebih rendah Rp 7, terutama yang timbul sebagai akibat kerugian selisih kurs atas penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing.
As of 31 December 2012, if the Rupiah had weakened by 0.35% against the foreign currency with all other variables held constant, net profit current year would have been lower Rp 7, mainly as a result of foreign exchange losses on translation of monetary assets and liabilities denominated in foreign currency.
Tabel berikut menjelaskan eksposur Perusahaan atas risiko nilai tukar mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2012. Termasuk didalamnya adalah instrumen keuangan Perusahaan pada nilai tercatat, dikategorikan berdasarkan jenis mata uang.
The following table illustrates the Company’s exposure to foreign currency exchange rate risk as of 31 December 2012. Included in the table are financial instruments of the Company at carrying amounts, categorised by currency.
Tahun 2012/ Year 2012 USD (Nilai penuh)/ Nilai (Rp)/ (Full amount) Equivalent (Rp) Liabilitas Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar
62.552.778 209.564
604.885 2.027
Liabilities Fund borrowings Accrued expenses
Jumlah liabilitas
62.762.342
606.912
Total liabilities
Liabilitas bersih Kontrak valuta berjangka pertukaran mata uang asing Eksposur bersih dalam mata uang asing
62.762.342
606.912
62.552.778) (
604.885)
Net liabilities Foreign currency swap transactions contract Net exposure in foreign currency
(
209.564
2.027
Manajemen risiko tingkat suku bunga terhadap limit perubahan tingkat suku bunga dilengkapi dengan pemantauan atas sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan terhadap beberapa skenario suku bunga baku maupun non-baku.
The management of interest rate risk against interest rate gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of the Company’s financial assets and liabilities to various standard and non-standard interest rate scenarios.
Tabel berikut menjelaskan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap pendapatan pembiayaan konsumen bersih dan investasi neto sewa pembiayaan:
The following tabel illustrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the net consumer financing income and net investments in finance lease:
2012
2011
Pendapatan pembiayaan konsumen: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
(
43.545
37.521
43.545) (
37.521)
Investasi neto sewa pembiayaan: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
(
15.229
8.078
15.229) (
8.078)
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Consumer finance income: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point) Net investments in finance lease: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point)
281
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/99
Exhibit E/99
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
The following table illustrates the Company’s financial assets and liabilities at carrying amounts, categorized by the earlier of contractual repricing of maturity dates to analyze the impact of changes in interest rate:
Tabel berikut menjelaskan rincian aset dan liabilitas keuangan Perusahaan yang dikelompokkan menurut mana yang lebih awal antara tanggal repricing atau tanggal jatuh tempo kontraktual untuk melihat dampak perubahan tingkat suku bunga:
Tahun 2012/ Year 2012
Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months
3-36 bulan/ months
Market Risk (Continued)
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months
3-12 bulan/ months
1-2 tahun/ Years
> 2 tahun/ years
Jumlah Total
Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen
168.897
Jumlah aset keuangan
168.897
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan Jumlah liabilitas keuangan Bersih
-
-
-
-
-
168.897
Financial assets Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables
-
-
321.633
696.453
672.086
276.697
1.966.869
-
-
793.862
1.520.905
1.108.428
623.853
4.047.048
-
1.115.495
2.217.358
1.780.514
900.550
6.182.814 Total financial assets
403.890
810.576
622.619
116.019
2.406.204
295.982
361.027
467.528
1.124.537
Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued
67.830
385.270
-
-
-
67.830
385.270
403.890
1.106.558
983.646
583.547
3.530.741
Total financial liabilities
101.067 (
385.270 )
711.605
1.110.800
796.868
317.003
2.652.073
Net
Tahun 2011/ Year 2011
Tingkat bunga mengambang/ Floating rate < 3 bulan/ months
3-36 bulan/ months
Tingkat bunga tetap/ Fixed rate > 3 bulan/ months
3-12 bulan/ months
1-2 tahun/ years
> 2 tahun/ years
Jumlah Total
Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen
166.696 -
Jumlah aset keuangan
64.000
-
-
-
-
166.696 64.000
Financial assets Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables
-
-
173.344
398.464
376.422
146.838
1.095.068
-
-
687.730
1.399.932
1.035.967
592.666
3.716.295
166.696
64.000
861.074
1.798.396
1.412.389
739.504
5.042.059 Total financial assets
254.211
603.575
817.524
361.954
2.316.065
65.000
89.463
101.175
225.993
481.631
Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan
39.590
239.211
-
-
Jumlah liabilitas keuangan
39.590
239.211
319.211
693.038
918.699
587.947
2.797.696
Total financial liabilities
127.106 (
175.211 )
541.863
1.105.358
493.690
151.557
2.244.363
Net
Bersih
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
282
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/100
Exhibit E/100
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
2. Risiko Pasar (Lanjutan)
2.
Market Risk (Continued) The following tabel illustrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the cash equivalents and fund borrowings:
Tabel berikut menjelaskan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat suku bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap setara kas dan pinjaman yang diterima: 2012
Cash equivalents: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point)
Setara kas: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
5.021 (
5.021)
Fund borrowings: Increase in interest rate by 1% (100 basis point) Decrease in interest rate by 1% (100 basis point)
Pinjaman yang diterima: Kenaikan suku bunga 1% (100 basis point) Penurunan suku bunga 1% (100 basis point)
21.406 (
21.406)
The details of the range of the effective interest rate on each of the financial instruments are as follows:
Rincian kisaran suku bunga efektif atas masing-masing instrumen keuangan adalah sebagai berikut: 2012
2011
Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen
3,75%-9,00% 16,00%-21,90% 15,00%-24,80%
4,90%-10,00% 4,90%-10,00% 16,01%-24,01% 15,02%-30,08%
Financial assets Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables
Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan
7,00%-14,50% 7,00%-11,00%
6,01%-16,34% 10,06%-13,82%
Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued
3. Risiko Likuiditas
3.
Liquidity Risk
Risiko likuiditas merupakan risiko terkait dengan kemampuan sumber dana Perusahaan untuk memenuhi liabilitasnya pada jatuh tempo.
Liquidity risk is the risk associated with the ability of the Company to meet its obligations when they fall due.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Mendapatkan pinjaman dengan skedul pembayaran kembali pokok dan bunga yang sesuai dengan periode jatuh tempo piutang, sehingga tidak terjadi mis-match. Menjaga agar posisi kas dan Perusahaan selalu dalam posisi likuid untuk mendukung aktivitas pembiayaan selama minimal 7 hari. Memonitor posisi kas dan bank Perusahaan secara periodik, baik tahunan, bulanan, mingguan maupun harian, guna memastikan agar selalu terdapat surplus kas yang memadai. Menjaga agar jumlah piutang yang jatuh tempo pada periode tertentu lebih besar dibanding dengan utang yang jatuh tempo pada periode yang sama.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: Obtaining borrowings with principal and interest repayment schedule that aligns with the original maturities of receivables, in order to prevent mismatch. Maintaining the cash and bank position of the Company to remain in a liquid position in supporting the financing activities for at least 7 days. Monitoring the cash and bank position of the Company in a regular basis, whether annualy, monthly, weekly or daily, to ensure that there is always sufficient cash surplus. Manage to maintain the number of receivables due in a certain period keeps greater than the debts maturing in the same period.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
283
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/101
Exhibit E/101
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
3. Risiko Likuiditas (Lanjutan)
3.
The following table illustrates the maturity gap profile of the Company’s financial assets and liabilities as of 31 December 2012 and 2011:
Tabel berikut menjelaskan profil perbedaan jatuh tempo atas aset dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011:
Tidak memiliki jatuh tempo/ Don’t have maturity
Liquidity Risk (Continued)
2012
< 1 bulan/ month
1-3 bulan/ months
>3-12 bulan/ months
1-3 tahun/ years
>3 tahun/ years
Jumlah Total
168.897
-
-
-
-
-
-
159.691
161.942
696.453
932.006
16.777
1.966.869
-
358.759
435.103
1.520.906
1.607.202
125.078
4.047.048
-
3.389 232
6.779 1.538
30.504 4.571
28.050 8.445
168.897
522.071
605.362
2.252.434
2.575.703
-
202.514 -
269.206 -
975.774 295.982
958.158 828.555
-
26.559 9.854
-
8.845
587
10
Jumlah liabilitas keuangan
-
247.772
269.793
1.271.766
1.786.713
552
3.576.596
Total financial liabilities
Perbedaan jatuh tempo
168.897
274.299
335.569
980.668
788.990
143.700
2.692.123
Difference in maturity
Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan Beban yang masih harus dibayar Utang kepada dealer Utang premi asuransi
Tidak memiliki Jatuh tempo/ Don’t have maturity
-
-
2.397
68.722 17.183
Financial assets Cash and cash equivalents Net investment in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets
144.252
6.268.719
Total financial assets
552
2.406.204 1.124.537
Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued
-
-
168.897
-
-
26.559 9.854
-
-
9.442
2011
< 1 bulan/ month
1-3 bulan/ months
>3-12 bulan/ months
1-3 tahun/ Years
>3 tahun/ years
Jumlah Total
Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain Jumlah aset keuangan Liabilitas keuangan Pinjaman yang diterima Efek utang yang diterbitkan Beban yang masih harus dibayar Utang kepada dealer Utang premi asuransi
92.078 -
Accrued expenses Payable to dealers Insurance premium payables
-
74.618 -
-
64.000
-
1.755
39.975 7.181
Financial assets Cash and cash equivalents Time deposit Net investment in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets
125.690
5.089.215
Total financial assets
1.983
2.316.065 481.631
Financial liabilities Fund borrowings Debt securities issued
-
166.696 64.000
-
75.602
97.743
398.463
523.240
20
1.095.068
-
290.073
397.657
1.399.931
1.504.719
123.915
3.716.295
-
-
1.386 841
7.523 1.793
31.066 2.792
92.078
365.675
572.245
1.871.710
2.061.817
-
75.729 65.000
218.071 -
717.435 89.463
1.302.847 327.168
-
27.091 2.184
-
-
-
-
28
-
-
27.091 2.184
-
7.112
Accrued expenses Payable to dealers Insurance premium payables
-
6.968
116
Jumlah liabilitas keuangan
-
176.972
218.187
806.898
1.630.043
1.983
2.834.083
Total financial liabilities
Perbedaan jatuh tempo
92.078
188.703
354.058
1.064.812
431.774
123.707
2.255.132
Difference in maturity
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
284
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/102 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/102 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
4. Risiko Operasional
4.
Operational Risk
Risiko operasional adalah risiko yang berpotensi menyebabkan kerugian operasional karena kesalahan karyawan baik yang disengaja maupun tidak; kegagalan sistem dan proses operasional serta tidak berfungsinya sistem pengendalian internal dalam operasional Perusahaan sehari- hari.
Operational risk is the risk that could potentially cause an operating loss due to employee error whether intentional or not; system failures and operational processes as well as the malfunction of the internal control system in the day-to-day operations.
Manajemen risiko yang diterapkan oleh Perusahaan adalah sebagai berikut: Menerapkan sistem yang tersentralisasi sehingga proses bisnis dapat dan terkontrol secara sistem dan dimonitor dari waktu ke waktu. Menyiapkan backup dan Disaster Recovery Plan yang memadai bila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan atas sistem aplikasi utama Perusahaan, baik dari sisi hardware dan software. Menerapkan sistem audit kepatuhan yang berkelanjutan, baik di kantor cabang maupun kantor pusat. Menerapkan aturan kerja yang jelas (SOP) dan sanksi yang tegas atas penyimpangan yang terjadi, sesuai dengan tingkat kesalahan yang ditemukan. Adanya penanaman nilai-nilai dasar Perusahaan sejak dini kepada karyawan, sehingga dapat menghindarkan/ mengurangi potensi penyimpangan. Adanya penilaian kinerja yang fair dan transparan serta adanya kesempatan untuk pengembangan karir.
Risk management that has been applied by the Company are as follows: Implementing a centralized system in order that business processes can be controlled by the system and monitored from time to time. Preparing backup and Disaster Recovery Plan that is sufficient whenever unexpected event or condition occur towards the Company’s major application systems, both in terms of hardware and software. Implementing a sustainable compliance audit system, both in branch offices or headquarters.
5. Risiko Permodalan
5.
Implementing a clear code of conduct (SOP) and strict sanctions for irregularities that occurred, according to level of error identified. Promoting the Company's core values to employees since the early stage, in order to avoid/reduce the potential for irregularities. Fair and transparent performance appraisal and opportunities for career development.
Capital Risk
Tujuan Perseroan dalam mengelola permodalannya adalah menjaga kelangsungan usaha Perseroan untuk dapat memberikan hasil kepada pemegang saham dan manfaat kepada pemangku kepentingan lainnya, dan memelihara optimalisasi struktur permodalan untuk mengurangi biaya modal (cost of capital).
The Company’s objectives when managing capital are to safeguard the Company’s ability to continue as a going concern in order to provide returns for shareholders and benefits for other stakeholders and to maintain an optimal capital structure to reduce the cost of capital.
Dalam rangka memelihara atau menyesuaikan struktur permodalan, Perseroan dapat menyesuaikan jumlah dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham, imbalan hasil modal kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru untuk mengurangi pinjaman.
In order to maintain or adjust the capital structure, the Company may adjust the amount of dividends paid to shareholders, return capital to shareholders or issue new shares to reduce debt.
Konsisten dengan pelaku industri lainnya, Perseroan memonitor permodalan berdasarkan gearing ratio. Rasio ini dihitung dari nilai bersih pinjaman (termasuk Obligasi dan Medium Term Notes) dibagi dengan jumlah modal. Jumlah modal diambil dari ekuitas yang tercantum dalam laporan posisi keuangan.
Consistent with others in the industry, the Company monitors capital on the basis of the gearing ratio. This ratio is calculated as net debt (including Bonds and Medium Term Notes) divided by total capital. Total capital is calculated as ‘equity’ as shown in the statements of financial position.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
285
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/103 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/103 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
28. MANAJEMEN RISIKO (Lanjutan)
28. RISK MANAGEMENT (Continued)
Proses dan penilaian risiko (Lanjutan)
Process and risk assessments (Continued)
5. Risiko Permodalan (Lanjutan)
5.
Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 84/PMK.012/2006 tanggal 26 September 2006 tentang Entitas Pembiayaan, jumlah maksimum gearing ratio adalah sebesar 10 kali dari total modal. 2012
Capital Risk (Continued) Based on Minister of Finance of the Republic of Indonesia Regulation No. 84/PMK.012/2006 dated 26 September 2006 concerning Multi Finance Company, the maximum gearing ratio is 10 times from total capital. 2011
Pinjaman: Pinjaman yang diterima – bersih Efek utang yang diterbitkan
2.406.204 1.124.537
2.316.065 481.631
Debt: Fund borrowings – net Debt securities issued
Jumlah pinjaman
3.530.741
2.797.696
Total debt
Jumlah ekuitas
2.861.854
2.366.232
Total equity
Gearing ratio
1,2
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
1,2
Gearing ratio
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan
Fair value of financial assets and financial liabilities
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasinya. Kebijakan akuntansi penting pada Catatan 2e menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban, termasuk keuntungan dan kerugian (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) atas nilai wajar diakui.
Significant accounting policies in Note 2e describes how each category of financial assets and financial liabilities are measured and how revenue and expenses, including gains and losses (changes in fair value of financial instruments) in the fair value is recognized.
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dan pinjaman yang diberikan dan piutang. Demikian halnya dengan liabilitas keuangan telah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi.
The classification of financial assets has been classified as financial assets measured at fair value through profit and loss, and loans and receivables. So with the financial liabilities has been classified as financial liabilities measured at amortized cost.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
286
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/104 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued) The following table are the carrying value and fair value of financial assets and financial liabilities as of 31 December 2012 and 2011:
Tabel berikut merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: 2012
Aset keuangan Kas dan setara kas Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya Diukur pada perolehan nilai wajar Pinjaman yang diamortisasi/ melalui laporan diberikan dan Financial Jumlah nilai laba rugi/ Fair piutang/ Loan liabilities tercatat/ value through and measured at Carrying value profit and loss receivables amortized cost amount
2012
Jumlah nilai wajar/ Fair value amount
Financial assets
168.897
-
168.897
168.897
-
1.940.966
-
1.940.966
1.940.966
-
3.999.218
-
3.999.218
3.999.218
17.183
-
68.722 17.183
68.722 17.183
Cash and cash equivalents Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets
6.126.264
-
6.194.986
6.194.986
Total
-
Jumlah
68.722 68.722
-
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Efek utang yang diterbitkan Utang lain-lain
-
-
2.406.204
2.406.204
2.406.204
Fund borrowings
-
-
70.228
70.228
70.228
Accrued expenses
-
-
1.124.537 61.905
1.124.537 61.905
1.135.892 61.905
Debt securities issued Other payables
Jumlah
-
-
3.662.874
3.662.874
3.674.229
Total
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
287
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/105 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued) The following table are the carrying value and fair value of financial assets and financial liabilities as of 31 December 2012 and 2011: (Continued)
Tabel berikut merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2012 dan 2011: (Lanjutan) 2011
Aset keuangan Kas dan setara kas Deposito berjangka Investasi neto sewa pembiayaan Piutang pembiayaan konsumen Aset keuangan derivatif - bersih Aset lain-lain
Nilai tercatat/ Carrying amount Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya Diukur pada perolehan nilai wajar Pinjaman yang diamortisasi/ melalui laporan diberikan dan Financial Jumlah nilai laba rugi/ Fair piutang/ Loan liabilities tercatat/ value through and measured at Carrying value profit and loss receivables amortized cost amount
2011
Jumlah nilai wajar/ Fair value amount
Financial assets
-
166.696 64.000
-
166.696 64.000
166.696 64.000
-
1.084.706
-
1.084.706
1.084.706
-
3.665.863
-
3.665.863
3.665.863
7.181
-
39.975 7.181
39.975 7.181
Cash and cash equivalents Time deposit Net investments in finance lease Consumer financing receivables Derivative financial assets – net Other assets
4.988.446
-
5.028.421
5.028.421
Total
-
Jumlah
39.975 39.975
-
Liabilitas keuangan
Financial liabilities
Pinjaman yang diterima Beban yang masih harus dibayar Efek utang yang diterbitkan Utang lain-lain
-
-
2.316.065
2.316.065
2.316.065
Fund borrowings
-
-
64.195
64.195
64.195
Accrued expenses
-
-
481.631 44.817
481.631 44.817
481.631 44.817
Debt securities issued Other payables
Jumlah
-
-
2.906.708
2.906.708
2.906.708
Total
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value:
Nilai wajar kas dan setara kas, deposito berjangka, beban yang masih harus dibayar dan utang lain-lain mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut.
The fair values of cash and cash equivalents, time deposit, accrued expenses and other payables approximate their carrying amounts largerly due to short-term maturities of these instruments.
Estimasi nilai wajar terhadap pinjaman yang diterima yang tidak memiliki kuotasi di pasar aktif ditetapkan berdasarkan diskonto arus kas dengan menggunakan suku bunga hutang baru dengan sisa jatuh tempo yang serupa. Nilai wajar pinjaman yang diterima dengan tingkat suku bunga mengambang mendekati nilai tercatatnya karena tingkat suku bunganya sering ditinjau ulang.
The estimated fair value of fund borrowings not quoted in an active market is based on discounted cash flows using interest rates for new debts with similar remaining maturity. The fair value of floating rate fund borrowings approximate their carrying amounts because the interest rate is repriced frequently.
Investasi neto sewa pembiayaan, piutang pembiayaan konsumen dan aset lain-lain dinyatakan berdasarkan jumlah nilai tercatat setelah dikurangi oleh beban penurunan nilai. Estimasi nilai wajar mencerminkan jumlah diskonto dari estimasi kini dari arus kas masa depan yang diharapkan akan diterima. Arus kas yang diharapkan didiskontokan pada tingkat suku bunga pasar terkini untuk menentukan nilai wajar.
Net investments in finance lease, consumer financing receivables and other assets are recorded at carrying amount net of charges for impairment. The estimated fair value represents the discounted amount of estimated future cash flows expected to be received. Expected cash flows are discounted at current market rates to determine fair value.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
288
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/106 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/106 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
29. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN (Lanjutan)
29. FINANCIAL ASSETS AND LIABILITIES (Continued)
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut: (Lanjutan)
The following methods and assumptions are used to estimate the fair value: (Continued)
Nilai wajar untuk aset keuangan derivatif ditetapkan menggunakan harga pasar.
The fair value for derivative financial assets is based on market rates.
Nilai wajar agregat untuk efek utang yang diterbitkan dihitung berdasarkan harga pasar kuotasi. Jika informasi ini tidak tersedia, model diskonto arus kas digunakan berdasarkan kurva yield terkini yang sesuai dengan sisa periode jatuh temponya.
The aggregate fair values debt securities issued is calculated based on quoted market prices. For those notes where quoted market prices are not available, a discounted cash flow model is used based on a current yield curve appropriate for the remaining term o maturity.
PSAK No. 60, “Instrumen Keuangan: Pengungkapan” mensyaratkan pengungkapan atas pengukuran nilai wajar dengan tingkat hirarki nilai wajar sebagai berikut:
SFAS No. 60, “Financial Instruments: Disclosures” requires disclosure of fair value measurements by level of the following fair value measurement hierarchy:
(a)
harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik (tingkat 1) input selain harga kuotasian yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga) atau secara tidak langsung (misalnya derivasi dari harga) (tingkat 2), dan input untuk aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat diobservasi) (tingkat 3)
(a) quoted prices (unadjusted) in active markets for identical assets or liabilities (level 1) (b) inputs other than quoted prices included within level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (as prices) or indirectly (derived from prices) (level 2), and
Aset keuangan Perusahaan yang diukur dan diakui pada nilai wajar (tingkat 2) adalah aset keuangan derivatif.
The Company’s financial asset that are measured and recognised at fair value (level 2) are derivative financial assets.
(b)
(c)
30. LITIGASI
(c)
inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs) (level 3)
30. LITIGATION
Sebagai tindak lanjut dari Restrukturisasi Utang, Perusahaan telah melakukan eksekusi gadai saham sebanyak 210.192.912 saham yang sebelumnya dimiliki oleh PT Aryaputra Teguharta (APT) dan PT Ongko Multicorpora (OM) sebagai jaminan utang perusahaan-perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar sesuai dengan Pledge of Shares Agreement (”Perjanjian Gadai Saham”). Perusahaan selanjutnya melakukan pengalihan dan pendistribusian saham-saham tersebut kepada kreditur dan pihak ketiga lainnya berdasarkan Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), dari APT dan OM, dan persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 serta Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga Jakarta pada tanggal 19 Desember 2000 berdasarkan Surat No. 04/PKPU/ 2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Following the Debt Restructuring, the Company had executed 210,192,912 shares that previously held by PT Aryaputra Teguharta (APT) and PT Ongko Multicorpora (OM) pledged as collateral of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement. The Company was then transferred and distributed those shares to its creditors and other third parties based on Consent to Transfer and Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, both obtained from APT and OM, and the resolution of the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000 based on the Letter No. 04/PKPU/2000/PN.Niaga.JKT.PST.
Selanjutnya, sehubungan dengan pelaksanaan eksekusi dan pengalihan saham tersebut di atas, APT mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, Direksi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat dalam restrukturisasi pinjaman Perusahaan yaitu The Law Debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland Plc, PT Ernst & Young dan Alwi Syahri selaku turut Tergugat ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam registrasi perkara No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 14 April 2004. APT juga mengajukan permohonan Sita Jaminan (Conservatoir Beslag) terhadap saham-saham Perusahaan.
Moreover, in respect with the said execution and transfer of shares, APT filed a lawsuit against the Company, the Directors of the Company and other several companies involved in the debt restructuring of the Company i.e. The Law debenture Trust Corporation Plc, The Chase Manhattan Bank, The Royal Bank of Scotland Plc, PT Ernst & Young and Alwi Syahri as the Defendants to the Central Jakarta District Court which filed under case registration No. 123/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST dated 14 April 2004. APT also applied for Confiscation (Conservatoir Beslag) of the shares of the Company.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
289
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/107 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/107 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. LITIGASI (Lanjutan)
30. LITIGATION (Continued)
Pada April 2003, Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan berdasarkan delegasi dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melakukan Sita Jaminan atas saham-saham beberapa pemegang saham Perusahaan.
In April 2003, the bailiff of South Jakarta District Court as delegated by the Central Jakarta District Court confiscated the shares of a number of shareholders of the Company.
OM juga mengajukan gugatan perdata kepada Perusahaan, The Law Debenture Trust Corporation Plc, Bapepam (sekarang Bapepam-LK) dan APT selaku Turut Tergugat dalam registrasi perkara No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. tanggal 9 November 2004.
OM also filed a lawsuit against the Company, The Law Debenture Trust Corporation Plc, Bapepam (recently known as the Bapepam-LK) and APT as Co Defendant which filed under case registration No. 517/Pdt.G/2003/PN.JKT.PST. dated 9 November 2004.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM terhadap Perusahaan didasarkan pada alasan dan latar belakang yang sama yaitu sebagai berikut: 1. APT dan OM tidak pernah memberikan persetujuan sehubungan dengan pelaksanaan gadai saham Perusahaan. 2. Bahwa sejak tanggal 1 Desember 2000, jangka waktu “Pledge of Shares Agreement” antara APT dan OM serta Perusahaan telah berakhir.
The lawsuit and/or the claim filed by APT and OM against the Company was based on the following reason and background: 1. APT and OM had never given a consent in respect with the execution of the pledged shares of the Company.
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, APT dan OM menuntut pengembalian masing-masing sebanyak 111.804.732 dan 98.388.180 lembar saham Perusahaan, menuntut pembagian dividen masing-masing sebesar lebih kurang Rp 150.000 dan juga menuntut kerugian imaterial masingmasing sebesar USD 1 miliar (nilai penuh).
Based on these reasons, APT and the OM demanded the return of 111,804,732 and 98,388,180 shares of the Company, respectively, demanding payment of dividend amounting to approximately Rp 150,000 and also demanded for immaterial compensation of USD 1 billion (full amount).
APT juga telah melaporkan Direksi Perusahaan kepada Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes POLRI) dengan tuduhan melakukan tindak pidana penggelapan saham pada bulan Juni 2003 dan tuduhan melakukan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaaan surat palsu pada bulan Februari 2006.
APT also reported the Board of Directors of the Company to the Headquarter of Indonesian National Police (Mabes POLRI) on charges of committing a crime of embezzlement of shares in June 2003 and charges of committing a crime and falsification or fraudulent use of a letter in February 2006.
Perkembangan Kasus – APT melawan Perusahaan
Case Progress – APT against the Company
Pada tanggal 14 April 2004, Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan APT, tetapi Perusahaan dan beberapa perusahaan yang terlibat mengajukan banding kepada Pengadilan Tinggi DKI Jakarta.
On 14 April 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of APT, however the Company and several other companies whose involved had also filed an appeal to the Jakarta High Court against such decision.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima Banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan No. 302/Pdt/ 2004/PT.DKI. jo. No.123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST tanggal 1 September 2004 yang isinya antara lain menyatakan bahwa Pengadilan Tinggi: 1. Menerima permohonan banding yang diajukan oleh Perusahaan dan beberapa pembanding lainnya. 2. Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tanggal 14 April 2004, No. 123/Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 302/Pdt/2004/PT.DKI. jo. No. 123/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 1 September 2004 which stating, among others, that the High Court :
2.
1. 2.
That since 1 December 2000, the term of “Pledge of Shares Agreement” between APT and OM and the Company had expired.
Accepted the appeal filed by the Company and other parties involved. Overturned the Verdict of Central Jakarta District Court dated 14 April 2004, No. 123/ Pdt.G/2003/ PN.JKT.PST.
Dalam pokok perkara, Pengadilan Tinggi menyatakan: 1. Menolak gugatan APT untuk seluruhnya. 2. Menyatakan sita jaminan yang dilaksanakan jurusita pengadilan Negeri Jakarta Selatan terhadap sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan tidak sah dan tidak berharga oleh karenanya diperintahkan untuk diangkat.
In the principal of the case, the High Court stated that: 1. The entire lawsuit filed by APT were rejected. 2. The confiscation executed by the bailiff of the South Jakarta Disctrict Court over the pledge of shares held by several shareholders of the company was not legitimate and, accordingly, it was ordered to be cancelled.
APT mengajukan Kasasi ke Mahkamah Agung Republic Indonesia (MA) atas Putusan Pengadilan Tinggi tersebut.
APT then filed an appeal to the Supreme Court of the Republic of Indonesia (MA) against the above Verdict of the High Court.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
290
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/108 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/108 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. LITIGASI (Lanjutan)
30. LITIGATION (Continued)
Perkembangan (Lanjutan)
Kasus
–
APT
melawan
Perusahaan
Case Progress – APT against the Company (Continued)
MA melalui putusan No. 677K/PDT/2005 tertanggal 20 Juli 2005 telah menolak permohonan kasasi APT tersebut dengan menguatkan putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
MA through Verdict No. 677K/PDT/2005 dated 20 July 2005, rejected the appeal filed by APT and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/ PT.DKI dated 1 September 2004.
Selanjutnya, sebagai pelaksanaan dari Putusan MA tersebut, maka Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan telah membatalkan atau mengangkat sita jaminan (conservatoir beslag) atas sahamsaham milik beberapa pemegang saham Perusahaan, yang sebelumnya sita jaminan tersebut telah diletakkan atas permohonan pihak APT. Dengan adanya pembatalan atau pengangkatan sita jaminan (conservatoir beslag) tersebut, maka tidak ada lagi saham-saham Perusahaan yang disita jaminan sehubungan dengan kasus tersebut di atas.
Moreover, as the implementation of the decision of MA, the Central Jakarta District Court and the South Jakarta District Court had cancelled the confiscation over the shares held by several shareholders of the Company, which previously applied by APT. Following the cancellation of the confiscation, there were no shares of the Company that was confiscated in respect with the above case.
APT mengajukan permohonan Peninjauan Kembali kepada MA atas putusan MA dalam tingkat Kasasi tertanggal 20 Juli 2005 No. 677K/PDT/2005, yang telah menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/PDT/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004.
APT then requested for a Judicial Review against the Verdict of MA ruling favouring BFI dated 20 July 2005 No. 677K/PDT/2005 which upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/PDT/2004/PT.DKI dated 1 September 2004.
MA melalui Putusan No. 20 Februari 2007 menyatakan:
MA through Verdict No. 240PK/PDT/2006 dated 20 February 2007 stated that:
240PK/PDT/2006
tanggal
1. Mengabulkan permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali, APT. 2. Membatalkan putusan Mahkamah Agung RI No. 677K/Pdt/2005 tanggal 20 Juli 2005 jo. putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No. 302/Pdt/2004/PT.DKI tanggal 1 September 2004 jo. putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 123/ Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst tanggal 14 April 2004.
1. 2.
Accepted the request for Judicial Review by APT. Overturned the Verdict of MA No. 677K/Pdt/2005 dated 20 July 2005 jo. the Verdict of the DKI Jakarta High Court No. 302/Pdt/2004/PT.DKI dated 1 September 2004 jo. the Verdict of the Central Jakarta District Court No. 123/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst. dated 14 April 2004.
MA mengadili kembali yang pada pokoknya antara lain menyatakan Perusahaan dan Direksi Perusahaan dihukum untuk mengembalikan dan menyerahkan saham-saham APT kepada APT.
MA reopened the trial which decided against the Company and its Directors and ordered the return of the shares to APT.
Pada bulan Oktober 2007, APT telah mengajukan permohonan kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk pelaksanaan Putusan PK tersebut di atas (Eksekusi). Selanjutnya Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah mengeluarkan Surat Ketetapan No. 079/2007/EKS tanggal 5 Oktober 2007 yang mengabulkan permohonan APT dan memerintahkan Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melakukan Sita Eksekusi terhadap Saham-saham APT di tempat kedudukan Termohon Eksekusi yaitu Perusahaan dan Direksi Perusahaan.
In October 2007, APT requested the Chief of the Central Jakarta District Court to execute the verdict of the Judicial Review. Subsequently the Chief of the Central Jakarta District Court issued Declaration No. 079/2007/EKS dated 5 October 2007 which granted APT’s request and ordered the Registrar of the Central Jakarta District Court to take over the shares of APT at the domicile of the Company and its Board of Directors.
Sita Eksekusi telah dilaksanakan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan Juru Sita Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, dan Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Oktober 2007 telah mengeluarkan Penetapan Nomor Daft. No. 079/2007/EKS yang menetapkan antara lain: menyatakan bahwa pelaksanaan eksekusi perkara atas putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung-RI tanggal 20 Februari 2007 No. 240/PK/ PDT/2006 yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat di bawah No. 079/2007/EKS, tidak dapat dilaksanakan (Non-executable).
The confiscation had been executed by the bailiff of the Central Jakarta District Court and the bailiff of the South Jakarta District Court, and the Chief of the Central Jakarta District Court on 10 October 2007 through Declaration No. Daft. 079/2007/EKS, stated among others: The re-appeal on the Verdict of MA No. 240PK/PDT/2006 dated on 20 February 2007 under registration No. 079/2007/EKS at South Jakarta Distric Court, was Non-executable.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
291
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/109 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/109 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
30. LITIGASI (Lanjutan)
30. LITIGATION (Continued)
Perkembangan (Lanjutan)
Kasus
–
APT
melawan
Perusahaan
Case Progress – APT against the Company (Continued)
Atas Penetapan No. 079/2007/EKS tersebut APT mengajukan kembali permohonan kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk melaksanakan pembatalan Penetapan No. 079/2007/EKS dan melanjutkan eksekusi terhadap putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung RI No. 240PK/PD/2006 tanggal 20 Februari 2007. Atas permohonan APT tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui Suratnya No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 tanggal 3 Juli 2009 dan Suratnya No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 tanggal 15 Juli 2009 berpendapat bahwa tidak ada alasan bagi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat untuk membatalkan Penetapan No.079/2007 Eks tentang Non-executable.
Based on the declaration No. 079/2007/EKS, APT refiled the request to the Central Jakarta District Court to execute the cancellation of the declaration No. 079/2007/EKS and to proceed with the execution toward the Verdict of appeal of the Supreme Court No. 240PK/PD/2006 dated 20 February 2007. Based on the APT appeal, the Central Jakarta District Court through its Letter No. W10.U1.Ht.079/2007 Eks. 4758 VII.2009.01 dated 3 July 2009 and its Letter No. W10.U1.Ht.079/ 2007 Eks.5096 VII.2009.01 dated 15 July 2009 had opinionated that there was no reason for the Central Jakarta District Court to cancel the declaration No.079/2007 Eks regarding the Non-executable.
Terhadap tuduhan tindak pidana penggelapan saham maka melalui surat No. POL: S.Tap/37a/V/2004 tanggal 14 Mei 2004, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena alasan tindak pidana penggelapan dan penipuan saham yang dipersangkakan kepada Direksi Perusahaan bukan merupakan tindak pidana.
Towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares, Mabes POLRI through the Decision Letter No. POL: S.Tap/37a/V/2004 dated 14 May 2004, suspended the investigation on such case vide letter which involved the Company’s Board of Directors.
Demikian pula dengan tuduhan tindak pidana pemalsuan surat dan atau penggunaan surat palsu maka melalui surat No. POL. S.Tap/61a/V/2009 tanggal 5 Mei 2009, Mabes POLRI telah mengeluarkan Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan karena tidak terdapat cukup bukti.
Similarly, towards the allegation of charges of committing a crime of embezzlement of shares and falsification or fraudulent use of a letter, Mabes POLRI through letter No. POL. S.Tap/61a/V/2009 dated 5 May 2009, suspended the investigation as there was not sufficient evidence.
Perkembangan Kasus – OM melawan Perusahaan
Case Progress – OM against the Company
Pada tanggal 9 November 2004, Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah menjatuhkan putusan yang pada pokoknya mengabulkan sebagian gugatan OM dalam Putusan No. 517/Pdt.G/2003/PN.Jkt.Pst.
On 9 November 2004, the Central Jakarta District Court had ruled the litigation case in favour of OM through Verdict No. 517/Pdt.G/ 2003/PN.Jkt.Pst.
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta menerima banding yang diajukan oleh Perusahaan melalui putusan tanggal 23 Maret 2005 No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No. 517/PDT.G/2003/ PN.JKT.PST.
The DKI Jakarta High Court accepted the appeal filed by the Company through Verdict No. 60/PDT/2005/PT.DKI.Jo. No.517/PDT.G/2003/PN.JKT.PST dated 23 March 2005.
MA melalui putusan No. 1478K/PDT/2005 tertanggal 27 Oktober 2005 menolak permohonan kasasi OM dengan menguatkan Putusan Pengadilan Tinggi DKI Jakarta No.60/PDT/PT.DKI tanggal 23 Maret 2005.
MA through Verdict No. 1478K/PDT/ 2005 dated 27 October 2005, rejected the appeal filed by OM and upheld the Verdict of the DKI Jakarta High Court No.60/PDT/PT.DKI dated 23 March 2005.
MA melalui Putusan No. 115PK/PDT/2007 tanggal 19 Juli 2007 menolak permohonan Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali OM.
MA through Verdict No. 115PK/PDT/2007 dated 19 July 2007, rejected the request for Judicial Review by OM.
Gugatan dan/atau tuntutan APT dan OM tersebut disebabkan oleh eksekusi gadai saham yang dijadikan jaminan atas utang-utang perusahaan Grup Ongko yang telah jatuh tempo dan tidak dibayar, serta pengalihan saham yang dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan “Pledge of Shares Agreement”, Surat Persetujuan Mengalihkan (Consent to Transfer), Surat Kuasa Menjual Yang Tidak Dapat Dibatalkan (Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares), persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 27 Januari 2000 dan 22 Agustus 2000 yang telah disetujui oleh APT dan OM, dan Perjanjian Perdamaian tanggal 7 Desember 2000 dalam rangka restrukturisasi utang Perusahaan yang telah diratifikasi oleh Pengadilan Niaga pada tanggal 19 Desember 2000. Untuk itu manajemen berpendapat, perkara tersebut tidak akan mempengaruhi kegiatan operasional Perusahaan.
The above lawsuit and/or the claim filed by APT and OM was related to execution of shares pledged as collaterals of debt of the entities under the Ongko Group that had fallen due and had not been settled according to the Pledge of Shares Agreement, Consent to Transfer, Irrevocable Power of Attorney to Sell Shares, the resolution of the Extraordinary General Meetings of Shareholders dated 27 January 2000 and 22 August 2000 which had been approved by APT and OM, and the Settlement Agreement dated 7 December 2000 in respect with the Company’s debt restructuring as ratified by the Jakarta Commercial Court on 19 December 2000. As such, the management is of the opinion that the above cases will have no impact to the Company’s operational activities.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
292
These Financial Statements are Originally Issued in Indonesian Language
Ekshibit E/110 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2012 DAN 2011
Exhibit E/110 PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS 31 DECEMBER 2012 AND 2011
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
(Expressed in millions of Rupiah, unless otherwise stated)
31. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN
31. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC01/DIR/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012, Obligasi BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 dan Medium Term-Notes (MTN) BFI Finance Indonesia I tersebut telah mendapat peringkat A+(idn) (sebelumnya peringkat A(idn)) yang berlaku sampai dengan 10 Januari 2014.
Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC01/DIR/I/2013 dated 10 January 2013 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap I Tahun 2012, BFI Finance Indonesia III Tahun 2011 and Medium Term-Notes (MTN) BFI Finance Indonesia I were rated at A+(idn) (formerly rated at A(idn)) which valid until 10 January 2014.
Perusahaan akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2013 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap II) dengan jumlah nominal sebesar Rp 625.000, yang terdiri dari Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri A dengan nilai nominal sebesar Rp 100.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 7,50% per tahun, Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri B dengan nilai nominal sebesar Rp 370.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 8,50% per tahun, dan Obligasi Berkelanjutan I Tahap II Seri C dengan nilai nominal sebesar Rp 155.000 dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,00% per tahun. Bunga Obligasi tersebut dibayarkan setiap triwulan (3 bulan) sejak tanggal emisi. Bunga Obligasi terakhir yang sekaligus jatuh tempo dengan masing-masing seri Obligasi dibayarkan pada tanggal 1 Maret 2014 untuk Seri A, 19 Februari 2015 untuk Seri B dan 19 Februari 2016 untuk Seri C. Obligasi tersebut akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Februari 2013.
The Company will issue and offer Obligasi Berkelanjutan I BFI Finance Indonesia Tahap II Tahun 2013 (Obligasi Berkelanjutan I Tahap II) at a nominal value of Rp 625,000, consisting of Obligasi Berkelanjutan I Tahap II A Series with a nominal value of Rp 100,000 bearing fixed interest rate of 7.50% per annum, Obligasi Berkelanjutan I Tahap II B Series with a nominal value of Rp 370,000 bearing fixed interest rate of 8.50% per annum, and Obligasi Berkelanjutan I Tahap II C Series with a nominal value of Rp 155,000 bearing fixed interest rate of 9.00% per annum. Interests on these Bonds are paid on a quarterly basis starting from the issuance date. The final interest payment on the bonds as well as the principal of the bond will mature on 1 March 2014 for A Series, 19 February 2015 for B Series and 19 February 2016 for C Series, respectively. These bonds will be listed at the Indonesian Stock Exchange on 20 February 2013.
Berdasarkan hasil pemeringkatan atas surat utang jangka panjang sesuai dengan Surat Fitch Ratings No. RC02/DIR/I/2013 tanggal 10 Januari 2013 dari PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), Obligasi tersebut telah mendapat peringkat A+(idn) yang berlaku sampai dengan 10 Januari 2014.
Based on the rating results on long-term debentures according to Letter No. RC02/DIR/I/2013 dated 10 January 2013 of PT Fitch Ratings Indonesia (“Fitch”), these bonds were rated at A+(idn) which valid until 10 January 2014.
32. PENYELESAIAN LAPORAN KEUANGAN
32. COMPLETION OF THE FINANCIAL STATEMENTS
Manajemen Perusahaan bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan yang telah diselesaikan pada tanggal 20 Februari 2013.
The management of the Company is responsible for the preparation of the financial statements that were completed on 20 February 2013.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
293
Data dan Profil Perusahaan Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
294
Akta Pendirian Perusahaan dan Perubahan Akta Deed of Establishment and Deed Changes
PT BFI Finance Indonesia Tbk. (Perusahaan) didirikan pada tanggal 7 April 1982 berdasarkan Akta Notaris No. 57 yang dibuat di hadapan Kartini Muljadi, S.H., Notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2091-HT.01.01. TH.82 tanggal 28 Oktober 1982 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 102 tanggal 21 Desember 1982, Tambahan No. 1390. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, salah satunya berdasarkan Akta No. 116 yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris di Jakarta tanggal 27 Juni 2001, sehubungan dengan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk. menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. Perubahan tersebut telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001 dan telah diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 35 tanggal 30 April 2002, Tambahan No. 4195.
PT BFI Finance Indonesia Tbk (the Company) was established on 7 April 1982 based on Notarial Deed No. 57 of Kartini Muljadi, S.H, Notary in Jakarta. The deed of establishment was approved by the Minister of Justice (recently known as the Minister of Law and Human Rights) of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C2-2091-HT.01.01.TH.82 dated 28 October 1982 and was published in the State Gazette No. 102, dated 21 December 1982, Supplement No. 1390. The Company’s Articles of Association had been amended several times, which one of the amendments was based on Notarial Deed No. 116 dated 27 June 2001 of Aulia Taufani, S.H., a substitute of Sutjipto, S.H., Notary in Jakarta, concerning the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk. to become PT BFI Finance Indonesia Tbk. This amendment was approved by the Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 dated 24 July 2001 and was published in the State Gazette No. 35 dated 30 April 2002, Supplement No. 4195.
Perusahaan memperoleh izin usaha dalam bidang usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. KEP-038/KM.11/1982 tanggal 12 Agustus 1982, yang telah diperbarui berdasarkan Surat Keputusan No. 493/ KMK.013/1990 tanggal 23 April 1990.
The Company obtained its license to operate as a financing company from the Minister of Finance of the Republic of Indonesia by virtue of his decree No. KEP038/KM.11/1982 dated 12 August 1982 as amended by Decree No. 493/KMK.013/1990 dated 23 April 1990.
Pada tanggal 20 Februari 2006, Menteri Keuangan Republik Indonesia telah mengamandemen izin usaha Perusahaan melalui Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-038/KM.5/2006. Melalui amandemen ini, izin usaha yang sebelumnya diberikan kepada PT Bunas Finance Indonesia Tbk. berlaku surut sejak adanya persetujuan perubahan nama Perusahaan dari PT Bunas Finance Indonesia Tbk. menjadi PT BFI Finance Indonesia Tbk. dari instansi yang berwenang melalui Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. C-03668.HT.01.04. TH.2001 tanggal 24 Juli 2001.
On 20 February 2006, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia amended the Company’s license by virtue of his Decree No. KEP-038/KM.5/2006. Through this amendment, the previous license granted to PT Bunas Finance Indonesia Tbk. was applied for retroactively since the approval of the change in the name of the Company from PT Bunas Finance Indonesia Tbk. to PT BFI Finance Indonesia Tbk. from the Regulatory Authority by virtue of decree of Minister of Law and Human Rights of the Republic of Indonesia No. C-03668.HT.01.04.TH.2001 dated 24 July 2001.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
295
2012 Performance
Company Profile
Business Overview
Human Capital
Information Technology
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Corporate Social Responsibility
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
296
Struktur Organisasi Organization Structure
General Meeting of Shareholders
Board of Commissioners
Audit Committee
President Director
Internal Audit Department Head
Business Director
Human Capital Department
Legal & Litigation Department
Collection & Recovery Department
Business I Division
Business II Division
Business III Division
Direct Sales & Agency Department
Branch Management Department
Regional Manager
Motorcycle Product Development Department
Branch Development Department
Product Development Corporate Department
Retail Car Product Business Department
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
297 2012 Performance Company Profile Business Overview
Risk Management Committee
Human Capital
Nomination and Remuneration Committee
Corporate Secretary Information Technology
Operation Director
Project Management Office Department
Business Information System Department
Operation Department
Information Technology Department
Quality Assurance Departement
Branch Roll Out Department
Financial Control Department
General Affairs Department
Finance & Treasury Department
Operation Development Department
Customer Relations and Management Department
Corporate Social Responsibility
Enterprise Risk Division
Good Corporate Governance
New Channel & Strategic Alliance Department
Finance & Information Technology Division
Management Discussion & Analysis
Operational & Control Division
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
298
Dewan Komisaris dan Direksi Board of Commissioners and Board of Directors
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
299 2012 Performance
According to Annual General Meeting of Shareholders Deed No. 80, dated 15 June 2011, verified by Aulia Taufani, S.H., a Notary in Jakarta, the Board of Directors and Board of Commissioners are appointed for the period of 2011 until the closing of the Annual General Meeting of Shareholders in 2016; except for Mr. Richard Andrew Deitz who was appointed as one of the members of the Board of Commissioners in 2009 and will be ended in 2014.
Human Capital
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan No. 80 tanggal 15 Juni 2011, yang dibuat di hadapan Aulia Taufani, S.H., pengganti dari Sutjipto, S.H, Notaris di Jakarta, masa jabatan seluruh Direksi dan Dewan Komisaris Perusahaan adalah dari tahun 2011 hingga ditutupnya Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun 2016; kecuali Mr. Richard Andrew Deitz yang baru diangkat sebagai anggota Dewan Komisaris pada tahun 2009 dan berakhir pada tahun 2014.
Business Overview
Pursuant to the Company’s Articles of Association, the Board of Directors and Board of Commissioners are appointed by the Shareholders at Annual General Meeting for a period of five years.
Company Profile
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan, para anggota Direksi dan Dewan Komisaris diangkat oleh Pemegang Saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham untuk jangka waktu lima tahun.
Information Technology Management Discussion & Analysis Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
300
Profil Dewan Komisaris Profile of the Board of Commissioners
1
2
Kusmayanto Kadiman Presiden Komisaris President Commissioner
4
Emmy Yuhassarie Komisaris Commissioner
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Johanes Sutrisno Komisaris Commissioner
301
2012 Performance
Company Profile
Business Overview
Human Capital
Management Discussion & Analysis
Good Corporate Governance
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Corporate Social Responsibility
Komisaris Commissioner
Information Technology
Richard Andrew Deitz
5
Komisaris Commissioner
3
Alfonso Napitupulu
302
1
Kusmayanto Kadiman
2
Presiden Komisaris
President Commissioner
• Presiden Komisaris, BFI Finance, sejak Juni 2011 • Komisaris dan Penasihat beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang sumber daya alam dan pembangkit listrik, sejak 2009 • Menteri Negara Riset dan Teknologi Republik Indonesia, 2004-2009 • Ketua, Asian-Europe University Network (ASEA-UNINET), 2002-2004 • Rektor Institut Teknologi Bandung (ITB), 2001-2004 • Kepala Pusat Pengembangan Teknologi, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1998-2001 • Kepala Laboratorium Kontrol, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1995-1998 • Direktur Kelompok Usaha di Jakarta, 1993-1995 • Direktur Pusat Komputer, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1990-1993 • Doctor of Philosophy, Australian National University, Canberra, Australia, 1988 • Sarjana Teknik Fisika, Institut Teknologi Bandung (ITB), 1977 • Warga Negara Indonesia, lahir 1954 • President Commissioner, BFI Finance, since June 2011 • Commissioner and Advisor to several companies in the field of natural resources and power generation, since 2009 • State Minister of Research and Technology of the Republic of Indonesia, 2004-2009 • Chairman, Asian-Europe University Network (ASEA-UNINET), 2002-2004 • Rector of Bandung Institute of Technology (ITB), 2001-2004 • Head of Technology Development Centre, Bandung Institute of Technology (ITB), 1998-2001 • Head of Laboratory Control, Bandung Institute of Technology (ITB), 1995-1998 • Director of Business Group in Jakarta, 1993-1995 • Director of Computer Centre, Bandung Institute of Technology (ITB), 1990-1993 • Doctor of Philosophy, Australian National University, Canberra, Australia, 1988 • Bachelor of Engineering Physics, Bandung Institute of Technology (ITB), 1977 • Indonesian citizen, born 1954
5
Richard Andrew Deitz Komisaris Commissioner
Johanes Sutrisno Komisaris Commissioner
• Komisaris, BFI Finance, sejak Juni 2011 • Direktur Keuangan, PT Carsurin, sejak April 2007 • Anggota Komite Audit, PT Bentoel International Investama Tbk., sejak Maret 2010 • Presiden Komisaris, BFI Finance, 2000 - 2011 • Direktur, BFI Finance, 1991-1999 • Credit Officer, BFI Finance, 1982-1991 • Mutual International Finance Corporation, 1980-1982 • Financial and Accounting Officer, PT Union Carbide Indonesia, 1976-1980 • Auditor, SGV, Utomo, Mulia & Co., 1973-1976 • Drs. (Ekonomi), Universitas Indonesia, Jakarta, 1980 • Master of Business Administration, Universitas Gadjah Mada, Jakarta, 2009 • Warga Negara Indonesia, lahir 1951 • Commissioner, BFI Finance, since June 2011 • Finance Director, PT Carsurin, since April 2007 • Member of Audit Committee, PT Bentoel International Investama Tbk., since March 2010 • President Commissioner, BFI Finance, 2000 - 2011 • Director, BFI Finance, 1991-1999 • Credit Officer, BFI Finance, 1982-1991 • Mutual International Finance Corporation, 1980-1982 • Financial and Accounting Officer, PT Union Carbide Indonesia, 1976-1980 • Auditor, SGV, Utomo, Mulia & Co., 1973-1976 • Drs. (Economics), University of Indonesia, Jakarta, 1980 • Master of Business Administration, University of Gadjah Mada, Jakarta, 2009 • Indonesian citizen, born 1951
• Komisaris, BFI Finance, sejak 2009 • Direktur, VR Capital Group Ltd., Moskow, Rusia, sejak November 1998 • Managing Director and Head of Fixed Income Trading, Renaissance Capital Group, Moskow, Rusia, April 1995November 1998 • Managing Director, Credit Suisse First Boston, New York, Amerika Serikat dan Moskow, Rusia, 1991-April 1995 • Spesialisasi bidang Fixed Income Derivatives, Credit Suisse First Boston, New York, Amerika Serikat, 1987-1991 • Bachelor of Arts bidang Sejarah dan Ekonomi, Yale University, New Haven, Connecticut, Amerika Serikat, 1987 • Warga Negara Amerika Serikat, lahir 1965
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
303
Komisaris Commissioner
Information Technology Management Discussion & Analysis
• Commissioner, BFI Finance, since June 2011 • Honorary Member, Capital Market Legal Consultant Association, since 2012 • Supervisory Member, Indonesia Institute of Corporate Directorship (IICD), since 2012 • Special Staff, State Ministry of State-owned Enterprises of the Republic of Indonesia, 2007- 2012 • President Commissioner, PT Inalum, since 2007 • ABA Associate Member, since 2005 • Domestic Consultant, World Bank and Indonesia National Committee of Good Governance, 2004 - 2005 • Chairman, Centre of Law Studies, since 1997 • Master of Law (LLM)., University of California (UC) Berkeley, USA, 1982 • Lecturer of International Law, Law Faculty of the University of Indonesia, since 1981 • Bachelor of Law, University of Airlangga, Surabaya, 1979 • Indonesian citizen, born 1950
Human Capital
• Komisaris, BFI Finance, sejak Juni 2011 • Dewan Kehormatan, Asosiasi Himpunan Konsultan Hukum Pasar Modal, sejak 2012 • Dewan Pengawas, Indonesia Institute of Corporate Directorship (IICD), sejak 2012 • Staf Khusus, Kementerian Negara BUMN Republik Indonesia, 2007 – 2012 • Presiden Komisaris, PT Inalum, sejak 2007 • ABA Associate Member, sejak 2005 • Konsultan Domestik, Bank Dunia dan Indonesia National Committee of Good Governance, 2004 - 2005 • Ketua, Pusat Studi Hukum, sejak 1997 • Master of Law (LLM)., University of California (UC) Berkeley, Amerika Serikat, 1982 • Dosen Hukum Internasional, Fakultas Hukum Universitas Indonesia, sejak 1981 • Sarjana Hukum, Universitas Airlangga, Surabaya, 1979 • Warga Negara Indonesia, lahir 1950
Business Overview
• Commissioner, BFI Finance, since 2006 • Managing Partner, Law Office of Alfonso Napitupulu, S.H. & Associates, Jakarta, since 1993 • Law Office of Alfonso, Giunseng & Kolopaking, Jakarta, 1988-1993 • Practising as an International Lawyer with Law Office of Bronson, Bronson & McKinnon, San Francisco, California, USA, 1984-1985 • Law Office of Gani Djemat & Partners, 1975-1988 • Advocate, Legal Consultant on Capital Market and Intellectual Property Right, 1976 • Indonesian citizen, born 1950
Komisaris Commissioner
Company Profile
• Komisaris, BFI Finance, sejak 2006 • Managing Partner, Kantor Pengacara Alfonso Napitupulu, S.H. & Associates, Jakarta, sejak 1993 • Kantor Pengacara Alfonso, Giunseng & Kolopaking, Jakarta, 1988-1993 • Praktisi International Lawyer di Law Office of Bronson, Bronson & McKinnon, San Francisco, California, Amerika Serikat, 1984-1985 • Kantor Hukum Gani Djemat & Partners, 1975-1988 • Advokat, Konsultan Hukum untuk Pasar Modal dan Hak Kepemilikan Intelektual, 1976 • Warga Negara Indonesia, lahir 1950
4
Emmy Yuhassarie
2012 Performance
3
Alfonso Napitupulu
Good Corporate Governance Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Corporate Social Responsibility
• Commissioner, BFI Finance, since 2009 • Director, VR Capital Group Ltd., Moscow, Russia, since November 1998 • Managing Director and Head of Fixed Income Trading, Renaissance Capital Group, Moscow, Russia, April 1995November 1998 • Managing Director, Credit Suisse First Boston, New York, USA, and Moscow, Russia, 1991-April 1995 • Specialized in Fixed Income Derivatives, Credit Suisse First Boston, New York, USA, 1987-1991 • Bachelor of Arts in History and Economics, Yale University, New Haven, Connecticut, USA, 1987 • USA citizen, born 1965
304
Profil Direksi Profile of the Board of Directors
1
2
Francis Lay Sioe Ho Presiden Direktur President Director
3
Cornellius Henry Kho Direktur Director
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Yan Peter Wangkar Direktur Director
305 2012 Performance
• •
•
• •
•
Cornellius Henry Kho
Good Corporate Governance
3
• Director, BFI Finance, since 1994 • Various positions in marketing, BFI Finance, 1988-1994 • Account Officer, Marketing and Credit Department, Bangkok Bank Ltd., Jakarta, 1988 • Master of Business Administration, University of Missouri, USA, 1987 • BSc. (Computer Science and Economics), Iowa State University, USA, 1985 • Indonesian citizen, born 1961
Management Discussion & Analysis
•
President Director, BFI Finance, since 1986 Director, BFI Finance, 1983-1986 Founding Director, BFI Finance, 1983 Head of Credit Department, PT Indovest, 1980-1983 Various positions in Treasury and Marketing, PT Indovest, 1975-1980 Executive Officer, Singapore Ministry of Finance, 1972-1974 Master of Business Management, Asian Institute of Management , Philippines, 1975 BBA (Bachelor of Business Administration), University of Singapore, 1972 Indonesian citizen, born 1948
• Direktur, BFI Finance, sejak 1994 • Berbagai posisi di bidang pemasaran, BFI Finance, 19881994 • Account Officer, Marketing and Credit Department, Bangkok Bank Ltd., Jakarta, 1988 • Master of Business Administration, University of Missouri, Amerika Serikat, 1987 • BSc. (Computer Science and Economics), Iowa State University, Amerika Serikat, 1985 • Warga Negara Indonesia, lahir 1961
Information Technology
• • • • •
Direktur Director
Human Capital
•
Presiden Direktur, BFI Finance, sejak 1986 Direktur, BFI Finance, 1983-1986 Direktur Pendiri, BFI Finance, 1983 Kepala Departemen Kredit, PT Indovest, 1980-1983 Berbagai posisi di Treasury and Marketing, PT Indovest, 1975-1980 Executive Officer, Departemen Keuangan Singapura, 19721974 Master of Business Management, Asian Institute of Management, Filipina, 1975 BBA (Bachelor of Business Administration), University of Singapore, 1972 Warga Negara Indonesia, lahir 1948
Yan Peter Wangkar
Business Overview
• • • • •
2
Presiden Direktur President Director
Company Profile
1
Francis Lay Sioe Ho
Direktur Director
• Director, BFI Finance, since 1997 • Division Head for Financial Control and Treasury, BFI Finance, 1996-1997 • Financial Controller, BFI Finance, 1992-1996 • Auditor, Prasetio, Utomo and Co., 1989-1992 • Drs. (Economics), Trisakti University, Jakarta, 1990 • Indonesian citizen, born 1966
Corporate Social Responsibility
• Direktur, BFI Finance, sejak 1997 • Kepala Divisi Pengawas Keuangan dan Treasury, BFI Finance, 1996-1997 • Pengawas Keuangan, BFI Finance, 1992-1996 • Auditor, Prasetio, Utomo and Co., 1989-1992. • Drs. (Ekonomi), Universitas Trisakti, Jakarta, 1990 • Warga Negara Indonesia, lahir 1966
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
306
Profil Komite-Komite Dewan Komisaris
Komite Audit
Audit Committee
Profile of the Board of Commissioners’ Committees
1
2
Johanes Sutrisno Ketua Chairman Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 302. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners section on page 302.
3
Kusmayanto Kadiman Anggota Member Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 302. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners section on page 302.
4
Dominic Picone Anggota Member
Warga negara Australia dan Inggris (dwi-kewarganegaraan), lahir tahun 1978, beliau menjabat sebagai Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2011. Saat ini beliau juga menduduki posisi sebagai Vice President TPG Capital di Singapore. Sebelumnya, beliau menjabat berbagai posisi di Divisi Consumer Finance ANZ Bank dan Divisi Investment Banking Credit Suisse. Beliau memiliki gelar sarjana di bidang Perniagaan atau Commerce (Honours) dan Hukum dari University of Melbourne. Australian and British citizen (dual citizenship), born 1978, he has served as a member of the Company’s Audit Committee since 2011. He currently also holds the position of Vice President at TPG Capital in Singapore. Previously, he held various positions at the Consumer Finance Division of ANZ Bank and the Investment Banking Division of Credit Suisse. He has earned degrees in Commerce (Honours) and Law from the University of Melbourne.
Fendi Santoso Anggota Member
Warga negara Indonesia, lahir tahun 1979, beliau menjabat sebagai Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2011. Sebelumnya beliau menjabat berbagai posisi profesional di Jardines Group – termasuk Astra International, Jardine Motors Group, Jardine Matheson, dan Federal International Finance. Saat ini beliau juga menjabat sebagai Vice President di Northstar Pacific Capital. Indonesian citizen, born 1979, he has served as a member of the Company’s Audit Committee since 2011. Previously, he held various professional positions at Jardines Group – including Astra International, Jardine Motors Group, Jardine Matheson, and Federal International Finance. Currently, he also holds the position of Vice President in Northstar Pacific Capital.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
307 2012 Performance Company Profile Business Overview Human Capital Information Technology
6
Rudy Capelle Anggota Member
Indonesian citizen, born 1947, he has served the position as a member of the Company’s Audit Committee since 2011. Previously, he worked as the Assistant Vice President Corporate Banking of Citibank, General Manager Marketing and Credit of Bank Umum Nasional, Finance Director of Kalbe Farma Group, Managing Director of Dwi Satrya Utama Group, Asistant CEO of Barito Pacific Timber, Executive Director of Lippo Group, Commissioner of PT Surya Citra Televisi (SCTV), Chief Executive Officer of PT Info Finance Perkasa, Chief Executive Officer Bank Niaga, private consultant for several companies, Commissioner of PT BFI Finance Indonesia Tbk., and Commissioner of PT British American Tobacco Indonesia which is now merged into PT Bentoel Indonesia Investama Tbk.
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Indonesian citizen, born in Tilburg, The Netherlands, on 31 July 1952, completed his education at the Faculty of Economics, University of Gadjah Mada, Yogyakarta. He has served the position as a member of the Company’s Audit Committee since 2006. His financial and banking expertise were attained whilst working in the banking and multifinance sector in the last 30 years. Besides being a member of the Company’s Audit Committee, he is also chairman of an information technology company and a director of an infrastructure company.
Corporate Social Responsibility
Warga negara Indonesia, lahir tahun 1947, beliau menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2011. Sebelumnya beliau bekerja sebagai Assistant Vice President Corporate Banking Citibank, General Manager Marketing and Credit Bank Umum Nasional, Finance Director Kalbe Farma Group, Managing Director Dwi Satrya Utama Group, Assistant Chief Executive Officer Barito Pacific Timber, Executive Director Lippo Group, Komisaris PT Surya Citra Televisi (SCTV), Chief Executive Officer PT Info Finance Perkasa, Chief Executive Officer Bank Niaga, konsultan pribadi untuk beberapa perusahaan, Komisaris PT BFI Finance Indonesia Tbk., dan Komisaris PT British American Tobacco (BAT) Indonesia yang kini telah bergabung ke PT Bentoel Indonesia Investama Tbk.
Good Corporate Governance
Warga negara Indonesia, lahir di Tilburg, Belanda, pada tanggal 31 Juli 1952, menyelesaikan pendidikannya di Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Beliau menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan sejak tahun 2006. Keahlian beliau di bidang keuangan dan perbankan diperoleh berkat pengalaman beliau bekerja di bidang perbankan dan pembiayaan selama 30 tahun. Di samping menjabat sebagai anggota Komite Audit Perusahaan, beliau juga menjabat sebagai kepala perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi dan direktur perusahaan di bidang infrastruktur.
Management Discussion & Analysis
5
Stefanus Ginting Anggota Member
308
Profil Komite-Komite Dewan Komisaris
Komite Nominasi dan Remunerasi
Profile of the Board of Commissioners’ Committees
1
Nomination and Remuneration Committee
Alfonso Napitupulu Ketua Chairman
2
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 303. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners section on page 303.
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Direksi di halaman 305. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Directors section on page 305.
Francis Lay Sioe Ho Anggota Member
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Komite-Komite Dewan Komisaris (Komite Audit) di halaman 306. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners’ Committees (Audit Committee) section on page 306.
3
Dominic Picone Anggota Member
4
Ariani Vidya Sofjan Anggota Member
Warga negara Indonesia, lahir tahun 1970. Ibu Sofjan menjabat anggota Komite Nominasi dan Remunerasi sejak Juli 2011. Beliau sekarang juga menjabat sebagai Direktur PT Delta Dunia Makmur Tbk. dan sekaligus Executive Director PT Northstar Pacific Capital. Beliau pernah bekerja sebagai Kepala Riset di Mandiri Sekuritas, kemudian sebagai Analis Senior di PT Bahana Securities. Memulai karir sebagai Analis Ekuitas di Deutsche Morgan Grenfell Asia di tahun 1994. Beliau bergelar Bachelor of Science bidang Keuangan dari Oklahoma State University, Amerika Serikat, tahun 1992. Indonesian citizen, born 1970. Ms. Sofjan has served as a member of Remuneration and Nomination Committee since July 2011. She is currently the Director of PT Delta Dunia Makmur Tbk. as well as the Executive Director of PT Northstar Pacific Capital. She was previously the Head of Research at Mandiri Securities and a Senior Analyst at PT Bahana Securities. She began her career as an Equity Analyst with Deutsche Morgan Grenfell Asia in 1994. She holds a Bachelor of Science in Finance from Oklahoma State University, USA, in 1992.
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
309
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Komite-Komite Dewan Komisaris (Komite Audit) di halaman 306. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners’ Committees (Audit Committee) section on page 306.
4
Fendi Santoso Anggota Member
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Komite-Komite Dewan Komisaris (Komite Audit) di halaman 306. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners’ Committees (Audit Committee) section on page 306.
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Corporate Social Responsibility
Indonesian citizen, born 1970. Mr. Sudjono has served as a member of Risk Management Committee since 2003. He currently holds the position as the Company’s Finance and Information Technology (IT) Division Head. He began his career as a Senior Auditor at the Public Accountant Firm of Hans Tuanakotta Mustofa (HTM) – a member of Deloitte Touche & Tohmatsu. He holds a Master of Business Administration (MBA) from the Indonesian Institute of Management Development (IPMI Business School) Jakarta, TM in 2006, and the Enterprise Risk Manager (ERM ) from the Asia Risk Management Institute and National University of Singapore, in 2009. He began his career at BFI in 1993 as an Account Officer.
Good Corporate Governance
Warga negara Indonesia, lahir tahun 1970. Bapak Sudjono menjabat sebagai anggota Komite Manajemen Risiko sejak tahun 2003. Beliau sekarang juga menjabat sebagai Kepala Divisi Keuangan dan Informasi Teknologi di Perusahaan. Memulai karir sebagai Auditor Senior di Kantor Akuntan Publik Hans Tuanakotta Mustofa (HTM) – anggota dari Deloitte Touche & Tohmatsu. Beliau bergelar Master of Business Administration (MBA) dari Institut Pengembangan Manajemen Indonesia (IPMI Business TM School) di Jakarta tahun 2006, dan Enterprise Risk Manager (ERM ) dari Asia Risk Management Institute dan National University of Singapore pada tahun 2009. Beliau memulai karir di BFI pada tahun 1993 sebagai Account Officer.
Management Discussion & Analysis
3
Dominic Picone Anggota Member
Information Technology
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Dewan Komisaris di halaman 303. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners section on page 303.
Human Capital
2
Emmy Yuhassarie Anggota Member
5
Sudjono Anggota Member
Business Overview
Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil Komite-Komite Dewan Komisaris (Komite Audit) di halaman 307. Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners’ Committees (Audit Committee) section on page 307.
Company Profile
1
Rudy Capelle Ketua Chairman
Risk Management Committee
2012 Performance
Komite Manajemen Risiko
310
Manajemen Senior
Personel Kantor Pusat
Senior Management
Kepala Divisi Division Heads Kiri ke Kanan | Left to Right Susinto Tenggono Then, Sutadi, Donie Prayogo, Harry J. Rodriguez, Sudjono, Andrew Adiwijanto
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Head Office Personnel
311 2012 Performance Company Profile
• Warga negara Indonesia • Lahir tahun 1968 • Memulai karir di BFI sebagai Marketing Officer pada tahun 1993
• Warga negara Indonesia • Lahir tahun 1964 • Memulai karir di BFI sebagai Marketing Officer pada tahun 1990
• Indonesian citizen • Born 1968 • Began his career at BFI as a Marketing Officer in 1993
• Indonesian citizen • Born 1964 • Began his career at BFI as a Marketing Officer in 1990
Associate Division Head of Business III
Sudjono
• Warga negara Amerika Serikat • Lahir tahun 1963 • Bergabung di BFI sejak tahun 2012
• Profil lengkap dapat dilihat pada bagian Profil KomiteKomite Dewan Komisaris (Komite Manajemen Risiko) di halaman 309.
Information Technology
Harry J. Rodriguez
Division Head of Finance and Information Technology
Division Head of Enterprise Risk
Management Discussion & Analysis
• Citizen of the United States of America • Born 1963 • Joined BFI in 2012
• Complete profile is presented in the Profile of the Board of Commissioners’ Committees (Risk Management Committee) section on page 309.
Associate Division Head of Business Development -Business II
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
• Warga negara Indonesia • Lahir tahun 1974 • Memulai karir di BFI sebagai Management Trainee Marketing pada tahun 1997 • Indonesian citizen • Born 1974 • Began his career at BFI as a Management Trainee in Marketing in 1997
Company Data and Profile
• Indonesian citizen • Born 1973 • Began his career at BFI as a Marketing Executive in 1994
Division Head of Business I
Corporate Social Responsibility
• Warga negara Indonesia • Lahir tahun 1973 • Memulai kairi di BFI sebagai Marketing Executive pada tahun 1994
Sutadi
Good Corporate Governance
Susinto Tenggono Then
Human Capital
Donie Prayogo
Associate Division Head of Operation and Control
Business Overview
Andrew Adiwijanto
312
Manajemen Senior
Personel Kantor Pusat
Senior Management
Head Office Personnel
Divisi Bisnis Business Division
Angtawan Anggadiwirja Department Head of Legal and Litigation
Ary Suharso Associate Department Head of Retail Product (Two-Wheeler) Management
Augusnen Silalahi Deputy Department Head of Collection and Recovery
Herman Handoko Associate Department Head of Regional Business Management
Goklas Deputy Department Head of Branch Development
Jackson Lim Indra Department Head of Network Development
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
313 2012 Performance Company Profile Business Overview
Sanjaya Associate Department Head of Retail Product (Four-Wheeler) Management
Human Capital
Lusito Krisyati Associate Department Head of Legal and Litigation
Information Technology
Wulansari Soeprijatno Associate Department Head of Collection and Recovery
Yoga Aryanto Department Head of Corporate Product (Finance Lease) Management
Management Discussion & Analysis
Tan Rudy Eddywidjaja Department Head of Retail Product (Four-Wheeler) Management
Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
314
Manajemen Senior
Personel Kantor Pusat
Senior Management
Head Office Personnel
Divisi Enterprise Risk Enterprise Risk Division
Djauw Vido Onadi Deputy Department Head of Business Information System
Herizal Welli Department Head of Quality Assurance
Silvia Thamrin Associate Department Head of Quality Assurance
Budi Darwan Munthe Associate Department Head of General Affairs and Assistant to Corporate Secretary
Dani Reinhard Hutabarat Deputy Department Head of Telecentre
Hariman Nugraha Deputy Department Head of Customer Engagement and Communication
Ika Santi Associate Department Head of Branch Operation Development
Irwan Tirta Department Head of New Channel and Strategic Alliance
Jefry Suryo Deputy Department Head of Operational Development
Masmudi Associate Department Head of Branch Roll Out
Perri Gustovandani Deputy Department Head of Internal Audit
Pramudiyo Linggar Associate Department Head of Branch Operation Management
Divisi Operasional Operation Division
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
315 2012 Performance Company Profile
Divisi Keuangan dan Teknologi Informasi Finance and Information Technology Division
Business Overview
Allen Hutama Deputy Department Head of Information Technology
Human Capital
Adhy Poetra Al Hosen Department Head of Project Management Office
Information Technology
Mega Khorniawan Associate Department Head of Financial Control
Tonny Widjaja Department Head of Finance and Treasury Management Discussion & Analysis
Budianto Hendradjaja Associate Department Head of Information Technology (Infrastructure)
Divisi Sumber Daya Manusia Human Capital Division
Good Corporate Governance
Elisa Trisnawati Associate Department Head of Human Capital (Performance and Career Management)
Utami Muliawaty Associate Department Head of Human Capital (Operation)
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Company Data and Profile
Desi Gunawan Department Head of Human Capital
Corporate Social Responsibility
Budianto Associate Department Head of Human Capital (Learning and Academy)
316
Manajemen Senior
Personel Kantor Cabang
Branches Personnel
Senior Management
Pimpinan Wilayah Regional Manager
Lukman Nelam Region I & II Manager
Iwan Region III Manager
Djani Setiadi Region V Manager
Handoko Kuarso Region VI Manager
Ronny Harijanto Region VII Manager
Petrus Denny Region VIII Manager
Stanly Darisang Region IX Manager
Rachmadi Region X Manager
Hernandi Kusno Region XI Manager
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
317 2012 Performance Company Profile
Pimpinan Area Area Manager
Business Overview
Toni Associate Area Manager Region II
Tommy Wijaya Tjhang Area Manager Region III
Stefanus Wibowo Associate Area Manager Region V
Human Capital
Sudi Hartono Area Manager Region I
Information Technology
Khenriek Tjandra Area Manager Region VIII
Medy Mirdianata Area Manager Region VII
Raymundus Clemens Winokan Area Manager Region VIII
Rifky Kurniawan Area Manager Region VIII
Good Corporate Governance
Ida Bagus Arya Tedja Area Manager Region VIII
I Kadek Tirtayasa Area Manager Region VII
Management Discussion & Analysis
Tan Eng Han Area Manager Region VI
Corporate Social Responsibility
Rachmadi Area Manager Region X
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Ratna Yunizar Associate Area Manager Region XI
Company Data and Profile
Stanly Darisang Area Manager Region IX
318
Jaringan Network
SUMATERA UTARA 4 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks RIAU 5 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks
KALIMANTAN BARAT 2 Cabang / Branches
KEP. RIAU 1 Cabang / Branch 1 Gerai / Kiosk
JAMBI 4 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk KALIMANTAN TIMUR 8 Cabang / Branches 3 Gerai / Kiosks
KEP. BANGKA-BELITUNG 3 Cabang / Branches
SUMATERA BARAT 2 Cabang / Branches
KALIMANTAN TENGAH 3 Cabang / Branches
SUMATERA SELATAN 6 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks
DKI JAKARTA 5 Cabang / Branches 4 Gerai / Kiosks
LAMPUNG 4 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
JAWA TENGAH 9 Cabang / Branches 6 Gerai / Kiosks
KALIMANTAN SELATAN 2 Cabang / Branches 3 Gerai / Kiosks
BANTEN 4 Cabang / Branches 4 Gerai / Kiosks
BALI 3 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
JAWA BARAT 14 Cabang / Branches 9 Gerai / Kiosks
Per 31 Desember 2012, jaringan BFI Finance meliputi As of 31 December 2012, the network of BFI Finance included
D.I YOGYAKARTA 1 Cabang / Branch 1 Gerai / Kiosk
124 Kantor Cabang Branches
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
JAWA TIMUR 17 Cabang / Branches 12 Gerai / Kiosks
61 Gerai Kiosks
NTB 1 Cabang / Branch
319
SULAWESI TENGAH 5 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
GORONTALO 2 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
SULAWESI BARAT 1 Cabang / Branch
SULAWESI UTARA 3 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks
MALUKU UTARA 2 Cabang / Branches
PAPUA BARAT 2 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk PAPUA 2 Cabang / Branches
SULAWESI TENGGARA 2 Cabang / Branches 1 Gerai / Kiosk
MALUKU 1 Cabang / Branch 1 Gerai / Kiosk
SULAWESI SELATAN 6 Cabang / Branches 2 Gerai / Kiosks
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
320
Jaringan Network KANTOR PUSAT HEAD OFFICE MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 Tel. : (021) 391 0110, 392 0061, 392 0091 (hunting) Fax. : (021) 391 2005, 392 0607
Cikupa Ruko Fortune Blok KC 01/15 Mardi Grass Citra Raya, Cikupa Tangerang Tel. : (021) 2900 3477, 2900 3577 Fax. : (021) 2900 3562
KANTOR CABANG BRANCHES
Pamulang Jl. Raya Siliwangi No. 57G RT. 01/RW. 07, Kel. Pamulang Barat Kec. Pamulang, Kab. Tangerang Tel. : (021) 744 2528, 7470 4821, 7470 8424, 7470 8868 Fax. : (021) 742 7955
KANTOR CABANG JAWA BRANCHES IN JAVA
JAWA BARAT WEST JAVA
DKI JAKARTA JAKARTA SPECIAL CAPITAL REGION
Bandung • Jl. Moh. Ramdhan No. 82 Tel. : (022) 522 9306 Fax. : (022) 521 2075
Sunter Rukan Puri Mutiara Blok A No. 80 Jl. Utama Griya, Sunter Jakarta Utara Tel. : (021) 6531 0319, 6531 0533, 6531 0534, 6531 8330 Fax. : (021) 6531 0535 Kemayoran Kantor Toko Mega Glodok Kemayoran (MGK) Blok D No. 19, Kemayoran Jakarta Pusat Tel. : (021) 6586 7546, 6586 7549, 6586 7554, 6586 7557 Fax. : (021) 6586 7556 Meruya Jl. Lapangan Bola No. 1-1A Meruya, Kebon Jeruk Jakarta Barat Tel. : (021) 5365 2460, 5365 2461 Fax. : (021) 5365 2462 Cengkareng City Resort Residence Ruko Hawaii Blok A No. 110 RT. 006/RW. 014 Kel. Cengkareng Timur, Kec. Cengkareng Jakarta Barat Tel. : (021) 2902 0520, 2902 0550 Fax. : (021) 2902 0551 Pasar Rebo Jl. Raya Condet No. 27 Kompleks Ruko Mutiara Faza Blok RA-9 RT. 007/RW. 01, Gedong, Pasar Rebo Jakarta Timur Tel. : (021) 8778 2229 Fax. : (021) 8778 2230 BANTEN BANTEN Tangerang Jl. M.T. Haryono No. 9, Sukasari Tel. : (021) 552 2287, 552 7041 Fax. : (021) 552 6542 Serpong Jl. Pahlawan Seribu Ruko Tol Boulevard Blok F No. 7 Bumi Serpong Damai (BSD) Tangerang Tel. : (021) 5315 0535, 5315 8222 Fax. : (021) 5315 0589
• Jl. Lengkong Kecil No. 12B Tel. : (022) 420 6829, 421 0032, 421 0631, 421 0681, 421 0683, 423 5134 Fax. : (022) 421 0032 Bekasi Kompleks Ruko Suncity Square Blok A No. 46-47 Jl. Mayor Hasibuan, Margajaya Tel. : (021) 8886 3611 Fax. : (021) 8886 3612 Bogor Jl. Raya Tajur No. 39D-E Tel. : (0251) 833 7753 Fax. : (0251) 833 7793 Cikampek Ruko Sudirman Center Blok A No. 6 Jl. Jenderal Sudirman No. 100 Desa Pucung, Kec. Kotabaru Kab. Karawang Tel. : (0264) 838 8032 Fax. : (0264) 838 6310 Cikarang Ruko Golden Boulevard Blok CC-5 No. 3A Jl. Niaga Raya, Jababeka 2 Kel. Pasir Sari, Kec. Cikarang Selatan Tel. : (021) 8984 1491 Fax. : (021) 8984 2093 Cirebon Jl. Tuparev No. 115A Desa Kertawinangun, Kec. Kedawung Kab. Cirebon Tel. : (0231) 234941, 246458, 246468 Fax. : (0231) 246470 Citeureup Jl. Mayor Oking No. 5, RT. 003/RW. 010 Kebun Kopi, Kel. Puspanegara Kec. Citeureup, Kab. Cirebon Tel. : (021) 8794 0055, 8794 0126 Fax. : (021) 8790 8521 Depok Ruko Margonda Residen No. 12A-14 Jl. Margonda Raya Kav. 461 Tel. : (021) 7888 1787 Fax. : (021) 7888 1780
Garut Ruko IBC Blok D8 Kel. Pakuwon Tel. : (0262) 234050 Fax. : (0262) 237256 Karawang • Jl. Jend. A. Yani No. 73 - By Pass RT. 04/RW. 12, Kel. Karang Pawitan Kec. Karawang Barat, Kab. Karawang Tel. : (0267) 400870, 400872 Fax. : (0267) 400925 • Ruko Galuh Mas 1 No. 37 Teluk Jambe Tel. : (0267) 419101, 700 1285 Purwakarta Jl. Veteran / Terusan Ibrahim Singadilaga Ruko No. 5-6, Kel.Nagrikaler 41118 Tel. : (0264) 822 3010, 822 3044 Fax. : (0264) 822 2611 Tasikmalaya Kompleks Pertokoan Plaza Asia Blok A No. 12A Jl. H.Z. Mustofa Tel. : (0265) 235 2188 Fax. : (0265) 235 2199 JAWA TENGAH CENTRAL JAVA Semarang • Ruko Mataram Plaza Blok D No. 03 Jl. M.T. Haryono Tel. : (024) 356 0073 Fax. : (024) 356 3742 • Ruko Setiabudi Plaza No. 12B Jl. Setiabudi No. 121 Tel. : (024) 746 4475, 746 4478, 746 4479 Fax. : (024) 746 4476 Kudus Kompleks Ruko A. Yani No. 1 Jl. Letkol Tit Sudono Tel. : (0291) 330 8198, 438885 Fax. : (0291) 436262 Pekalongan Jl. Dr. Cipto No. 22D Tel. : (0285) 412015 Fax. : (0285) 412014 Rembang Jl. Pemuda No. 3B Tel. : (0295) 550 4679 Fax. : (0295) 693111 Sragen Jl. Sukowati No. 170 Tel. : (0271) 882 1176, 882 1177 Fax. : (0271) 882 1175 Solo • Jl. Gajah Mada No. 132E Tel. : (0271) 661655, 644566 Fax. : (0271) 663988 • Jl. Raya Solo Permai HD 03 Solo Baru, Sukoharjo Tel. : (0271) 620274, 626719, 626969 Fax. : (0271) 626223
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
321 2012 Performance
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA
JAWA TIMUR EAST JAVA
•
Kompleks Ruko Sentra Darmo Villa Blok A No. 6 Jl. Raya Darmo Permai Selatan Tel. : (031) 734 8281 Fax. : (031) 731 7815
Banyuwangi Jl. S. Parman No. 131D Desa Dadapan, Kec. Kabat Kab. Banyuwangi 68461 Tel. : (0333) 415959 Fax. : (0333) 417434
Gresik Kompleks Ruko KIG (Kawasan Industri Gresik) A19 Jl. Tridharma No. 3 Tel. : (031) 397 7663 Fax. : (031) 398 9464
Kediri Kompleks Pertokoan Hayam Wuruk Trade Center Blok C No. 8 Jl. Hayam Wuruk Tel. : (0354) 696791, 699349, 699350 Fax. : (0354) 699351
Tuban Jl. Basuki Rahmad No. 243 Tel. : (0356) 324312, 326183, 333335 Fax. : (0356) 322050 KANTOR CABANG BALI DAN NUSA TENGGARA BRANCHES IN BALI AND NUSA TENGGARA BALI BALI Denpasar • Jl. Cokroaminoto No. 43 Tel. : (0361) 427676 Fax. : (0361) 430900 •
Kompleks Sudirman Agung Blok C No. 8 Jl. PB. Sudirman Tel. : (0361) 241388 Fax. : (0361) 241098
Gianyar Jl. By Pass Dharma Giri No. 27 Tel. : (0361) 948717, 895 8288, 895 8289 Fax. : (0361) 895 8289 NUSA TENGGARA BARAT WEST NUSA TENGGARA
Lamongan Jl. Sunan Drajat No. 60 Kel. Sidoharjo Tel. : (0322) 324142, 324242 Fax. : (0322) 324478
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
SUMATERA BARAT WEST SUMATERA Padang Jl. Khatib Sulaiman No. 63D-E Tel. : (0751) 705 4587, 705 6211 Fax. : (0751) 446438 Bukittinggi Jl. Raya Kapas Panji No. 49B Jambu Air, Nagari Taluak IV Suku Kec. Banuhampu, Kab. Agam Tel. : (0752) 33100, 643425 Fax. : (0752) 626200 RIAU RIAU Pekanbaru • Jl. Soekarno Hatta No. 88 Tel. : (0761) 562777 Fax. : (0761) 563373 •
Jl. H.R. Subrantas Km. 12,5 RT. 001/RW. 02 Kel. Tuah Karya, Kec. Tampan Tel. : (0761) 61491, 61853, 62012 Fax. : (0761) 61671
• Jl. Setiabudi No. 89-89A Tel. : (0761) 33833, 44921, 44925 Fax. : (0761) 33828 Bagan Batu Jl. Jendral Sudirman Kab. Rokan Hilir Tel. : (0765) 551199, 551299 Fax. : (0765) 551577 Ujung Batu Jl. Sudirman No. 188 Ujung Batu Timur Tel. : (0762) 736 3363, 736 3364 Fax. : (0762) 736 3365
Company Data and Profile
Mataram Jl. Anak Agung Gde Ngurah No. 104F Lingk. Karang Kelebut Kel. Cakranegara Selatan Tel. : (0370) 624777 Fax. : (0370) 624422
Rantau Prapat Jl. Ahmad Yani No. 104A-B Labuan Batu Tel. : (0624) 327986, 327987 Fax. : (0624) 327988
Corporate Social Responsibility
Jombang Kompleks Ruko Simpang 3 No. C1 Jl. Merdeka Tel. : (0321) 877804, 877805 Fax. : (0321) 877811
• Jl. Mojopahit No. 32B Tel. : (031) 805 7102 Fax. : (031) 805 7103
Binjai Kompleks Ruko Surya Permai Jl. T. Amir Hamzah No. 1L Tel. : (061) 882 0999 Fax. : (061) 882 2378
Good Corporate Governance
Bojonegoro Jl. M.H. Thamrin No. 103C Kel. Kauman, Kec. Bojonegoro Kab. Bojonegoro Tel. : (0353) 888789 Fax. : (0353) 892491
Sidoarjo • Kompleks Ruko Gateway No. B/2 Jl. Raya Waru (Aloha) Tel. : (031) 853 9977 Fax. : (031) 853 4577
• Jl. Bambu II No. 67B Kel. Durian, Kec. Medan Timur Tel. : (061) 663 1220, 664 5847, 664 5849 Fax. : (061) 664 5848
Management Discussion & Analysis
Blitar Jl. Cemara No. 36 Tel. : (0342) 808112, 808345 Fax. : (0342) 808212
Pasuruan Jl. Panglima Sudirman No. 40A Kel. Purworejo, Kec. Purworejo 67115 Tel. : (0343) 416007, 417167, 418007 Fax. : (0343) 420076
Medan • Jl. Ir. H. Juanda No. 26 Tel. : (061) 451 4232 Fax. : (061) 453 0424
Information Technology
Babat Jl. Raya Plaosan (depan Pasar Agrobis) Tel. : (0322) 456524, 456525 Fax. : (0322) 453191
Pandaan Kompleks Ruko Chandra Sukun No. 7 Jl. Dr. Soetomo, Kel. Subergedang Kec. Pandaan, Kab. Pasuruan Tel. : (0343) 635882, 635883 Fax. : (0343) 635681
SUMATERA UTARA NORTH SUMATERA
Human Capital
Surabaya • Jl. Ngagel Jaya No. 39 Tel. : (031) 501 4119 Fax. : (031) 501 4456
Mojokerto Ruko Kranggan Permai Blok A05-06 Jl. Pahlawan Tel. : (0321) 332376, 332377 Fax. : (0321) 327066
KANTOR CABANG SUMATERA BRANCHES IN SUMATERA
Business Overview
Yogyakarta Jl. Colombo No. 6D Ds. Caturtunggal, Kec. Depok Kab. Sleman Tel. : (0274) 560980, 545866 Fax. : (0274) 560956
Malang Jl. Letjen Sutoyo No. 148 Tel. : (0341) 475400, 475402 Fax. : (0341) 475403
Company Profile
Tegal Jl. Kolonel Sugiono No. 85 Kel. Kemandungan, Kec. Tegal Barat Tel. : (0283) 321160, 321166, 325535 Fax. : (0283) 323121
322
Jaringan Network KEPULAUAN RIAU RIAU ISLANDS
KEPULAUAN BANGKA - BELITUNG BANGKA - BELITUNG ISLANDS
Tanjung Pinang Jl. D.I. Panjaitan Km. 08 Kel. Air Raja, Kec. Tanjung Pinang Timur Pulau BIntan 34574 Tel. : (0771) 733 5968, 733 5999 Fax. : (0771) 733 5967
Pangkal Pinang Kompleks Bangka Square, Ruko No. 2 Jl. Raya Koba Km. 5 No. 17 Desa Dul, Kec. Pangkalan Baru Kab. Bangka Tengah Pulau Bangka Tel. : (0717) 426 1310, 426 1311 Fax. : (0717) 426 1128
JAMBI JAMBI Jambi • Jl. Hayam Wuruk No. 81 Jelutung Tel. : (0741) 755 2050, 755 5000 Fax. : (0741) 755 2048 • Jl. D.I. Panjaitan No. 50 RT. 018, Kebun Handil, Jelutung Tel. : (0741) 443966, 445982 Muara Bungo Jl. Lintas Sumatra Km. 01 No. 198 RT. 005/RW. 02, Bungo Barat Tel. : (0747) 321021, 321412 Fax. : (0747) 321411 Rimbo Bujang Jl. Pahlawan No. 3 Kel. Wirotho Agung, Kec. Rimbo Bujang, Tebo Tel. : (0747) 31080, 431921 Fax. : (0747) 31067 SUMATERA SELATAN SOUTH SUMATERA Palembang • Kompleks Ruko Rajawali No. B3-B4 RT. 016/RW. 012, Kel. 9 Ilir Kec. Ilir Timur II Tel. : (0711) 370808, 377728 Fax. : (0711) 370909 • Jl. Veteran No. 433 20 Ilir 1 Tel. : (0711) 350366, 372580, 372581, 372582 Fax. : (0711) 350601 Baturaja Jl. Dr. Moh. Hatta RT. 19/RW. 05 Kel. Kemalaraja, Kec. Baturaja Timur Kab. Ogan Komering Ulu Tel. : (0735) 321660, 326200 Fax. : (0735) 321880 Pangkalan Balai Jl. Merdeka No. 10B Kec. Banyuasin Tel. : (0711) 891069 Fax. : (0711) 891473 Prabumulih Jl. Jend. Sudirman No. 352B Tel. : (0713) 323154, 700 0826 Fax. : (0713) 323154 Lubuklinggau Jl. Yos Sudarso No. 1C, RT. 04 Kel. Batu Urip Taba Kec. Lubuklinggau Timur 1 Tel. : (0733) 454 0601, 454 0602 Fax. : (0733) 454 0603
Sungailiat Jl. Jend. Sudirman No. 114D Kel. Srimenanti, Kec. Sungailiat Kab. Bangka Induk Pulau Bangka Tel. : (0717) 93330 Fax. : (0717) 93992 Pangkallalang-Belitung Jl. Jend Sudirman No. 26A Pulau Belitung Tel. : (0719) 21300, 24760 Fax. : (0719) 23810 LAMPUNG LAMPUNG Bandar Lampung Jl. Gajah Mada No. 55 Kotabaru, Tanjung Karang Timur 35121 Tel. : (0721) 259896, 266725 Fax. : (0721) 263902 Bandar Jaya Jl. Proklamator Raya No. 28-29 Kel. Bandar Jaya, Kec. Terbanggi Besar, Kab. Lampung Tengah Tel. : (0725) 26530, 26531, 527889 Fax. : (0725) 26271 Metro Jl. Jend. Sudirman No. 282 Kel. Metro, Kec. Metro Pusat Tel. : (0725) 785 1613, 785 1614, 785 1615 Fax. : (0725) 785 0289 Tulang Bawang Jl. Lintas Timur Sumatera Kel. Dwi Warga Tunggal Jaya, Kec. Banjar Agung Kab. Tulang Bawang 34682 Tel. : (0726) 750824, 750924, 750988 Fax. : (0726) 750844 KANTOR CABANG KALIMANTAN BRANCHES IN KALIMANTAN KALIMANTAN BARAT WEST KALIMANTAN Pontianak Jl. Teuku Umar Kompleks Mall Pontianak Blok C5 Darat Sekip, Pontianak Kota Tel. : (0561) 585292, 585293 Fax. : (0561) 747734
Sintang Jl. M.T. Haryono RT.011/RW.002 Kel. Kapuas Kanan Hulu, Kec. Sintang Kab. Sintang Tel. : (0565) 24588, 241 1343 Fax. : (0565) 23711 KALIMANTAN TENGAH CENTRAL KALIMANTAN Palangkaraya Jl. Cilik Riwut Km. 2 No. 122 Tel. : (0536) 323 5625 Fax. : (0536) 322 6395 Pangkalanbun Jl. Pasanah (Kawitan 1), RT. 23 Sidorejo Tel. : (0532) 22444 Fax. : (0532) 203 0610 Sampit Jl. Jendral Sudirman Km. 1,5 No. 19 Tel. : (0531) 32687, 32805 Fax. : (0531) 34043 KALIMANTAN SELATAN SOUTH KALIMANTAN Banjarmasin Jl. A. Yani Km. 7,8 No. 30 Kertak Hanyar, Kab. Banjar Tel. : (0511) 428 2647, 428 2657, 428 2667, 428 2687 Fax. : (0511) 428 2697 Banjarbaru Jl. Ahmad Yani Km. 35 No. 48 Tel. : (0511) 477 4578, 477 7122 Fax. : (0511) 477 4388 KALIMANTAN TIMUR EAST KALIMANTAN Samarinda • Jl. D.I. Panjaitan, Ruko No. 5-6 Tel. : (0541) 777 8070, 777 8071 Fax. : (0541) 770621 • Jl. Merdeka No. 16 Tel. : (0541) 767594, 767679, 768277 Fax. : (0541) 767596 Balikpapan • Kompleks Pertokoan Balikpapan Permai, Blok A1/1 No. 80 Jl. Jenderal Sudirman Tel. : (0542) 732323, 732333 Fax. : (0542) 424711 •
Jl. Sukarno Hatta Km. 2,5 No. 71 Kel. Batu Ampar Kec. Balikpapan Utara Tel. : (0542) 413732, 748738 Fax. : (0542) 748598
Bontang Ruko Primagama Jl. Bhayangkara Km. 6 No. 16F Tel. : (0548) 27821, 29957 Fax. : (0548) 29946
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
323 2012 Performance
Kotaraya Jl. I Gusti Ngurah Rai Desa Kotaraya, Kec. Mepanga Kab. Parigi-Moutong Tel. : (0455) 314110, 314120, 314333 Fax. : (0455) 314112
Tarakan Jl. Gajah Mada No. 75 Kel. Karang Anyar Pantai Tel. : (0551) 33370 Fax. : (0551) 33326
Luwuk-Banggai Jl. Yos Sudarso No. 15 Kel. Karaton, Kec. Luwuk Kab. Banggai 94711 Tel. : (0461) 23118 Fax. : (0461) 23215
KANTOR CABANG SULAWESI BRANCHES IN SULAWESI
Manado Jl. R.E. Martadinata No. 65 Tel. : (0431) 850371, 850375, 860045 Fax. : (0431) 850032
Tomohon Jl. Tomohon Raya No. 55 Kel. Walian, Kec. Tomohon Selatan Tel. : (0431) 352507, 352782, 315 8989 Fax. : (0431) 353179
Gorontalo Jl. Agus Salim No. 290 Kel. Wumialo, Kec. Kota Tengah Tel. : (0435) 828080 Fax. : (0435) 825853
SULAWESI TENGAH CENTRAL SULAWESI
• Jl. Sis Aljufri No. 6A Tel. : (0451) 458484, 454166 Fax. : (0451) 454165
MALUKU UTARA NORTH MOLLUCAS SULAWESI SELATAN SOUTH SULAWESI Makassar • Ruko Cornelian No. 20-21 Jl. Pengayoman, Panakukang Mas Tel. : (0411) 455528 Fax. : (0411) 452206 •
Ruko Nusa Tamalanrea Indah No. 1 & 2 Jl. Bontorampa Perintis Kemerdekaan Km. 12 Kec. Tamalanrea Tel. : (0411) 582929 Fax. : (0411) 589159
Palopo Jl. Durian Jalur II No. 45 Tel. : (0471) 24820, 330 5050 Fax. : (0471) 23841 Parepare Jl. Andi Makassau No. 172 Kel. Ujung Baru, Kec. Soreang Tel. : (0421) 23030 Fax. : (0421) 22003 Tana Toraja Jl. Poros Makale - Rantepao No. 474A Kel. Tambunan, Kec. Makale Utara Kab. Tana Toraja Tel. : (0423) 22278 Fax. : (0423) 22856 Watampone Jl. Pasar Sentral Palakka Ruko No. 3, Kel. Bulu Tempe Kec. Tanete Riattang Barat Kab. Bone Tel. : (0481) 291 3588 Fax. : (0481) 291 3633
Tobelo Jl. Kemakmuran, Desa Rawajaya Kec. Tobelo, Kab. Halmahera Utara Tel. : (0924) 262 2190 Fax. : (0924) 262 1375 PAPUA BARAT WEST PAPUA Sorong Jl. Basuki Rahmat Km. 9,5 Kel. Remu Selatan Tel. : (0951) 322155 Fax. : (0951) 321459 Manokwari Jl. Trikora Wosi Manokwari Tel. : (0986) 213819, 214776 Fax. : (0986) 213820
PAPUA PAPUA Merauke Jl. Pendidikan No. 21, RT. 010/RW. 001 Kel. Mandala, Kec. Merauke Kab. Merauke 99616 Tel. : (0971) 321440, 321456 Fax. : (0971) 321479 Nabire Jl. Merdeka No. 69 Tel. : (0984) 25451, 25452, 25453 Fax. : (0984) 25450
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Ternate Jl. Stadion No. 36, RT. 01/RW. 01 Kel. Kampung Pisang Kec. Kota Ternate Tengah Tel. : (0921) 312 5288 Fax. : (0921) 312 4791
Corporate Social Responsibility
Palu • Jl. Emmy Saelan No. 35B Tel. : (0451) 422678 Fax. : (0451) 426875
Ambon Jl. A.M. Sangaji No. 89 Tel. : (0911) 311301 Fax. : (0911) 312700
Good Corporate Governance
Marisa Jl. Kompleks Toko Arwana Kel. Buntulia, Kec. Marisa Kab. Pohuwato Tel. : (0443) 210210 Fax. : (0443) 210212
MALUKU MOLLUCAS
Management Discussion & Analysis
GORONTALO GORONTALO
Mamuju Jl. Wahab Azasi No. 44 Tel. : (0426) 232 3897, 232 3898, 232 3899 Fax. : (0426) 232 3896
KANTOR CABANG MALUKU & PAPUA Branches in Mollucas & Papua
Information Technology
Kotamobagu Jl. Brigjen Katamso, Kel. Kotobangun Tel. : (0434) 25133 Fax. : (0434) 23028
SULAWESI BARAT WEST SULAWESI
Kolaka Jl. Dr. Sutomo No. 51 Kel. Lamokato, Kec. Kolaka Kab. Kolaka Tel. : (0405) 232 2521, 232 2524 Fax. : (0405) 232 2490
Human Capital
SULAWESI UTARA NORTH SULAWESI
Poso Jl. Pulau Sumba No. 7 Kel. Gebangrejo, Kec. Poso Kota Tel. : (0452) 325456 Fax. : (0452) 325396
Kendari Jl. A. Yani No. 33 Tel. : (0401) 312 2858, 312 5815 Fax. : (0401) 312 2340
Business Overview
Tenggarong Jl. Patin No. 99B Kutai Kertanegara Tel. : (0541) 666 6088 Fax. : (0541) 666 6202
SULAWESI TENGGARA SOUTH EAST SULAWESI Company Profile
Sengata Jl. Yos Sudarso II RT. 22 Blok I Kel. Sengata Utara, Kec. Sengata Kab. Kutai Timur Tel. : (0549) 21222 Fax. : (0549) 25354
324
Jaringan Network GERAI KIOSKS GERAI JAWA DAN BALI KIOSKS IN JAVA AND BALI DKI JAKARTA JAKARTA SPECIAL CAPITAL REGION Jelambar Baru Borobudur No. 45 RT. 08/RW. 07 Jakarta Barat Tel. : (021) 3583 8333 Jl. Dr. Saharjo No. 112, Tebet Jakarta Selatan Tel. : (021) 8378 7076 Jl. KRT Radjiman W No. 37, RT.3/RW.13 Kel. Jatinegara, Kec. Cakung Jakarta Timur Tel. : (021) 4683 6956 Jl. Raya Radar AURI No. 5-D RT. 008/RW. 014 Kel. Cibubur, Kec. Ciracas Jakarta Timur Tel. : (021) 8775 3378 BANTEN BANTEN Jl. K.H. Hasyim Ashari No. 45, Cipondoh Tangerang Tel. : (021) 7346 0607 Jl. Raya Ceger No. 12, RT.1/RW.2 Kel. Jurang Mangu Barat, Kec. Pondok Aren Tangerang Tel. : (021) 7388 0238, 9384 0084 Ruko Amethys Blok DC 01 No.55 JL.Permata Raya Regency II, Kotabumi Tangerang Tel. : (021) 9115 5006 Jl. Mendut Raya Blok CC No. 19 Taman Borobudur 2, Perumnas II Tangerang Tel. : (021) 5565 6827 JAWA BARAT WEST JAVA Jln. Terusan Kopo Km. 11 No. 46 Cilampeni, Katapang Bandung Tel. : (022) 7222 5900 Jl. Raya Cinunuk 450 Bandung Tel. : (022) 781 6320
Jl. Propinsi Jabar Rancaekek Cicalengka Km. 24, Kp. Warungcina, Ds. Linggar Kec. Rancaekek Bandung Tel. : (022) 779 5599 Jl. Sultan Hasanudin No.58 Tambun Selatan, Kab. Bekasi Tel. : (021) 8837 4219 Jl. Raya Kreteg Pagelaran Kp. Sukajaya, RT. 001/RW. 02 Kel. Pagelaran, Kec. Ciomas Bogor Tel. : (0251) 863 7237 Jl. Pasar Lama Bojong Gede RT. 01/RW. 06 Bogor Tel. : (021) 8798 7145 Jl. Raya Bojong Cilimus Kel. Bojong, Kec. Cilimus Kab. Kuningan Cirebon Tel. : (0232) 613717 Jl. Raya Bojong Sari No. 87, RT.01 RW.01, Kel. Bojongsari Baru Kec. Bojongsari Depok Tel. : (0251) 861 1289 Jl. Syechquro, Dusun Krajan I RT.02/RW.01, Kec. Telagasari Kab. Karawang Tel. : (0247) 862 1505 JAWA TENGAH CENTRAL JAVA Jl. Raya Margoyoso No. 4 RT. 02/RW. 01, Kec. Kalinyamatan Jepara Tel. : (0291) 755567 Jl. Raya Semarang Kendal No. 220A Desa Krajankulon, Kec. Kaliwungu Kendal Tel. : (0294) 385049 Ruko A. Yani Blok D1 No. 3 Jl. A. Yani, Ungaran Semarang Tel. : (024) 7691 0846 Jl. Brigjen Sudiarto RT. 03 / IV Kel. Plamongansari, Kec. Pedurungan Semarang Tel. : (024) 670 6562, 673 3407 Jl. Adi Sumarmo 17 Ngabeyan, Kartasura Solo Tel. : (0271) 200 2626, 768 5337
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA SPECIAL REGION OF YOGYAKARTA Jl. Godean Km. 8 Kel. Sidokarto, Kec. Godean, Kab. Sleman Yogyakarta Tel. : (0274) 797473 JAWA TIMUR EAST JAVA Jl. Diponegoro No. 23 Desa Kepoh, Kec. Kepohbaru Bojonegoro Tel. : (0353) 773 4534 Jl. Raya Bringkang RT.003 RW.002 Kec. Menganti, Kab. Gresik Gresik Tel. : (031) 791 1375 Jl. Raya Driyorejo No. 127 Gresik Tel. : (031) 750 6064 Jl. Pemuda No. 78, Sidayu Gresik Tel. : (031) 394 3513 Ds. Maduran RT. 02/RW. 01 Lamongan Tel. : (0322) 338 2229 Pertokoan Possindo Kepanjen Jl. Kawi No. 25, Kepanjen Malang Tel. : (0341) 397439 Pertokoan Kusuma Masyur Blok BD Selatan Stasiun Kereta Api Jl. Thamrin 34, RT. 02/RW. 01 Kec. Lawang, Kel. Lawang Malang Tel. : (0341) 424909 Jl. Dewi Sartika No. 1D Batu, Malang Tel. : (0341) 512241 Jl. Hayam Wuruk No. 70, Mojosari Mojokerto Tel. : (0321) 596002 Jl. Raya Ngelom No. 370, Taman Sidoarjo Tel. : (031) 788 2768 Pertokoan Katerungan No.4 Jl. Embong Sono Kel. Katerungan, Kec. Krian Sidoarjo Tel. : (031) 897 3666 Jl. Rungkut Kidul No. 44 Surabaya Tel. : (031) 841 9802
Jl. Slamet Riyadi No. 22 Sukoharjo Tel. : (0271) 592297
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
325 2012 Performance
GORONTALO GORONTALO
Jl. Ahmad Yani No. 25 Abian Tuwung, Kediri Tabanan Tel. : (0361) 810094
Desa Serdang RT. 04 Dusun 4B, Kec. Tanjung Bintang Kab. Lampung Selatan Tel. : (0721) 735 2650
Jl. Jend. Sudirman Kel. Hepuhulawa, Kec. Limboto Gorontalo Tel. : (0435) 881891
GERAI SUMATERA KIOSKS IN SUMATERA
GERAI KALIMANTAN KIOSKS IN KALIMANTAN
SULAWESI TENGAH CENTRAL SULAWESI
SUMATERA UTARA NORTH SUMATERA
KALIMANTAN SELATAN SOUTH KALIMANTAN
Jl. Besar Tembung No. 26 Percut Sei Tuan Medan Tel. : (061) 738 1516
Jl. Trans Kalimantan No. 73 RT. 006/RW. 002, Berangas Timur Kec. Alalak, Kab. Barito Kuala Banjarmasin Tel. : (0511) 330 6323
Jl. Lasoso No. 5 Desa Mpanau, Kec. Sigi Biromaru Palu Tel. : (0451) 482213
RIAU RIAU Jl. Sembilang No. 23 Kel. Lembah Sari, Kec. Rumbai Pesisir Pekanbaru Tel. : (0761) 52986
KEPULAUAN RIAU RIAU ISLANDS
JAMBI JAMBI
Jl. Mulawarman No.37E, RT. 7 Kel. Manggar, Kec. Balikpapan Timur Balikpapan Tel. : (0542) 706 4838 Jl. Cipto Mangunkusumo No. 41 RT. 5, Loa Janan Samarinda Tel. : (0541) 262013 Jl. Ampera RT. 13 Kel. Rawa Makmur, Kec. Palaran Samarinda Tel. : (0541) 681517 GERAI SULAWESI KIOSKS IN SULAWESI SULAWESI UTARA NORTH SULAWESI
SUMATERA SELATAN SOUTH SUMATERA
Jl. Kol. H. Burlian Km. 9 No. 2380 RT. 23/RW. 04, Kel. Kebun Bunga Kec. Sukarami Palembang Tel. : (0711) 561 2800
Jl. H.V. Worang Bay Pas Lingkungan V Airmadidi, Kab. Minahasa Utara Tel. : (0431) 891256
Jl. Setia Budi Kel. Lapulu, Kec. Abeli Kendari Tel. : (0401) 300 8910 GERAI MALUKU DAN PAPUA KIOSKS IN MOLLUCAS AND PAPUA MALUKU MOLLUCAS Jl. Sisingamangaraja, Desa Passo RT. 018/RW. 004, Kec. Baguala Ambon Tel. : (0911) 361133 PAPUA BARAT WEST PAPUA Jl. Nusa Indah (SP2) Kel. Mariayi, Aimas Kab. Sorong Tel. : 0821-98218222, 0287-96057659
Corporate Social Responsibility
Jl. Mgs. A. Rachman A-014 RT. 018/RW. 007, Kel. Sako Palembang Tel. : (0711) 820746, 531 7070
Jl. AKD Trans Sulawesi Kel. Inabonto, Kec. Bolaang Kotamobagu Tel. : (0434) 262 6512
SULAWESI TENGGARA SOUTH EAST SULAWESI
Good Corporate Governance
Dusun Kusuma Jaya RT. 07/RW. 03 Desa Sebapo, Kec. Mestong Jambi Tel. : (0771) 462000
KALIMANTAN TIMUR EAST KALIMANTAN
Jl. Andi Pangerang Pettarani No. 56 Maros Tel. : (0411) 371270
Management Discussion & Analysis
Jl. Perikanan No. 42 Kp. Kuala Lupur, Pasar Barek Motor Kijang, Pulau Bintan Tel. : (0771) 462000
Jl. A. Yani Km. 56,6 RT. 01/RW. 01, Desa Bawahan Pasar Kec. Mataraman, Kab. Banjar Tel. : (0511) 689007
Dusun Bolong Kec. Walenrang Utara No. 1 Km. 27 Kab. Luwu Tel. : (0471) 331 5533
Information Technology
Jl. Kaharuddin Nasution No. 166C Kel. Maharatu, Kec. Marpoyan Damai Pekanbaru Tel. : (0761) 73741
Jl. Martapura Lama Km. 7 No. 308 RT. 005/RW. 001 Kel. Sungai Lulut Kec. Sungai Tabuk, Kab. Banjar Martapura Tel. : (0511) 325 2864
Human Capital
Jl. Aek Nabara Desa Perbaungan, Kec. Bilah Hulu Rantau Prapat Tel. : (0624) 29148
SULAWESI SELATAN SOUTH SULAWESI
Business Overview
LAMPUNG LAMPUNG
Company Profile
BALI BALI
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
326
Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal Capital Market Supporting Institutions and Professionals
Perusahaan Pemeringkat Rating Companies
Akuntan Publik Registered Public Accountant
PT Fitch Ratings Indonesia Prudential Tower, 20th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 79 Jakarta Selatan 12910 - Indonesia Tel. : (+62-21) 5795 7755 Fax : (+62-21) 5795 7750 Website : www.fitchratings.com
Tanubrata Sutanto Fahmi & Rekan Prudential Tower, 17th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 79 Jakarta 12910 - Indonesia Tel. : (+62 21) 5795 7300 Fax : (+62 21) 5795 7301 Website : www.bdo.co.id
Notaris Notary
Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange
Fathiah Helmi, S.H. Graha Irama, 6th Floor, Suite 6 C Jl. HR Rasuna Said Blok X-1 Kav. 1-2 Kuningan Jakarta Selatan 12950 Tel. : (+62-21) 5290 7304 - 06 Fax : (+62-21) 526 1136
PT Bursa Efek Indonesia Indonesia Stock Exchange Building, 1st Tower Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia Tel. : (+62 21) 515 0515 Fax : (+62 21) 515 0330 Toll Free: 0800-100-9000 (National) E-mail :
[email protected] Website : www.idx.co.id
Konsultan Hukum Legal Consultant Jusuf Indradewa & Partners Rukan Arjuna Square Jl.Arjuna Utara No.7 D & 7E Kebon Jeruk Jakarta 11510 Tel. : (+62 21) 5694 3722 (Hunting) Fax : (+62 21) 5694 3701 Website : www.jusufind.com
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Indonesia Stock Exchange Building, 1st Tower, 5th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 - Indonesia Tel. : (+62 21) 515 2855 Fax : (+62 21) 5299 1199 Toll Free: 0800-186-5734 (National) E-mail :
[email protected] Website : www.ksei.co.id
Wali Amanat Trustee PT Bank Mega Tbk. Menara Bank Mega Jl. Kapten Tendean Kav. 12-14A Jakarta 12790 Tel. : (+62 21) 7917 5000 ext. 16210 Fax : (+62 21) 799 0720 Website : www.bankmega.com
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
327 2012 Performance
PT Indo Premier Securities Wisma GKBI, 7th Floor, Suite 718 Jl. Jend. Sudirman No.28 Jakarta 10210 - Indonesia Tel. : (+62 21) 5793 1168, 2806 1168 Fax : (+62 21) 5793 2076, 5793 1220 Call Centre : (+62 21) 5793 1200, 7090 1200 E-mail:
[email protected] Website : www.ipotindonesia.com
Informasi lebih lanjut, silakan hubungi: Further information, please contact:
Good Corporate Governance Corporate Social Responsibility
PT Kresna Graha Sekurindo Tbk. Kresna Tower, 6th Floor Parc 18 Sudirman Central Business District (SCBD) Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53 Jakarta 12190 – Indonesia Tel. : (+62 21) 2555 7000 Fax : (+62 21) 2939 1950, 2939 1951 E-mail :
[email protected] Website : www.e-kgs.com
Management Discussion & Analysis
PT Kim Eng Securities Plaza Bapindo - Citibank Tower, 17th Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 54-55 Jakarta 12190 - Indonesia Tel. : (+62 21) 526 3445 Fax : (+62 21) 526 3507, 526 3603 Website : www.kimeng.co.id
Corporate Secretary PT BFI Finance Indonesia Tbk. MNC Tower, 25th Floor Jl. Kebon Sirih No. 17-19 Jakarta 10340 – Indonesia Tel. : (+62-21) 391 0110, 392 0061, 392 0091 (Hunting) Fax : (+62-21) 391 2005, 392 0607 E-mail :
[email protected] Website : www.bfi.co.id
Information Technology
PT Sirca Datapro Perdana Wisma Sirca Jl. Johar No. 18, Menteng Jakarta 10340 Tel. : (+62-21) 314 0032, 390 0645 Fax : (+62-21) 314 0185, 390 0652, 390 0671 Website : www.sircadp.com
Human Capital
PT Danareksa Sekuritas Gedung Danareksa, 1st Floor Jl. Medan Merdeka Selatan No. 14 Jakarta 10110 – Indonesia Tel. : (+62 21) 350 9777, 350 9888 Fax : (+62 21) 350 0989, 350 1817 Call Centre : (+62 21) 500 688, 351 9777 Website : www.danareksa.com
Business Overview
Biro Administrasi Efek Registrar
Company Profile
Penjamin Pelaksana Emisi Underwriter
Company Data and Profile
Annual Report 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
328
Pertanggungjawaban Atas Laporan Tahunan 2012 Accountability on the 2012 Annual Report
Laporan Tahunan 2012 ini berikut laporan keuangan dan informasi terkait di dalamnya dipersiapkan oleh PT BFI Finance Indonesia Tbk.
This 2012 Annual Report includes the financial report and other information related to the contents thereof is prepared by PT BFI Finance Indonesia Tbk.
Seluruh anggota Dewan Komisaris dan Direksi PT BFI Finance Indonesia Tbk. membubuhkan tanda tangannya masing-masing di bawah ini sebagai bentuk pertanggungjawaban atas Laporan Tahunan 2012, laporan keuangan dan informasi lainnya yang terkait pada Laporan Tahunan ini.
All members of the Board of Commissioners and Board of Directors of PT BFI Finance Indonesia Tbk. have affixed their respective signatures hereunder as a form of responsibility for the 2012 Annual Report, financial report and other information related to the contents thereof.
Dewan Komisaris Board of Commissioners
Kusmayanto Kadiman
Johanes Sutrisno
Alfonso Napitupulu
Presiden Komisaris President Commissioner
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Emmy Yuhassarie
Richard Andrew Deitz
Komisaris Commissioner
Komisaris Commissioner
Direksi Board of Directors
Francis Lay Sioe Ho
Yan Peter Wangkar
Cornellius Henry Kho
Presiden Direktur President Director
Direktur Director
Direktur Director
Laporan Tahunan 2012 PT BFI Finance Indonesia Tbk
Laporan Tahunan
2012 Annual Report
PT BFI FINANCE INDONESIA Tbk. MNC Tower Lt. 25 Jl. Kebon Sirih No. 17-19, Jakarta 10340, Indonesia Tel. : +62 21 391 0110, 392 0061, 392 0091 (hunting) Fax. : +62 21 391 2005, 392 0607 http://www.bfi.co.id