PT Ancora Indonesia Resources Tbk dan anak perusahaan Laporan keuangan konsolidasian sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dengan angka perbandingan 2009
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2010 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN 2009
Daftar Isi
Halaman
Surat Pernyataan Direksi Neraca Konsolidasian.....................…………………………………………………………………..
1-3
Laporan Laba Rugi Konsolidasian………………………………………………………………...…
4
Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasian………………………………………………………....
5
Laporan Arus Kas Konsolidasian……………………………………………………………………...
6-7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasian………………………………………………….....
8-62
***************************
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009 (Disajikan kembali, Catatan 36)
ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas Dana yang dibatasi penggunaannya Piutang Usaha Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp5.456.176.416 (2009 : Rp8.406.397.955) Pihak hubungan istimewa Lain-lain - pihak ketiga Persediaan Pajak dibayar di muka Beban dibayar di muka dan uang muka
2c,3 2c,4 2e,5
2d,10 2f,6 2o,16c 2g,7
Jumlah Aset Lancar ASET TIDAK LANCAR Aset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp436.791.068.094 (2009: Rp388.557.131.216) Dana yang dibatasi penggunaannya Aset pajak tangguhan - bersih Pinjaman kepada pemegang saham Goodwill - bersih Aset tidak lancar lainnya
2h,8 2c,4 2o,16d 2d,10 2i,9
Jumlah Aset Tidak Lancar JUMLAH ASET
56.651.759.539 39.744.791.367
115.626.246.840 -
264.605.836.760 668.564.740 902.280.377 91.870.386.625 68.017.059.089 17.519.987.623
327.492.934.235 947.157.685 3.805.089.113 92.891.248.001 81.067.290.786 131.316.821.232
539.980.666.120
753.146.787.892
497.481.955.747 12.804.283.192 10.369.432.429 36.278.126.954 3.172.913.239 2.162.728.075
272.061.188.377 10.165.050.000 7.981.975.594 47.484.726.463 1.120.432.583
562.269.439.636
338.813.373.017
1.102.250.105.756
1.091.960.160.909
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
1
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009 (Disajikan kembali, Catatan 36)
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR Hutang Usaha Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Lain-lain - pihak ketiga Hutang pembelian aset tetap Pihak ketiga Pihak hubungan istimewa Hutang dividen Uang muka penjualan Hutang pajak Beban masih harus dibayar dan pencadangan Hutang pembiayaan konsumen - jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman bank jangka pendek Pinjaman jangka panjang - jatuh tempo dalam waktu satu tahun
11 186.841.559.144 15.240.894.604 290.012.826
220.226.338.394 17.542.628.805 3.388.350.000
2o,16a 12
23.459.881.193 20.799.027.139 37.000.000 3.785.492.446 4.628.224.800 15.374.339.542
4.438.779.974 42.302.380.080 13.966.453.289
13 14
713.336.969 51.775.062.510
1.210.996.975
15
27.909.545.659
19.432.980.705
350.854.376.832
322.508.908.222
2o,16d 2d,10
6.633.977.372 27.623.400.000
9.748.633.531 -
13
1.412.620.642
16.871.728
266.022.474.209 13.852.613.981
244.596.083.852 11.671.799.133
Jumlah Kewajiban Tidak Lancar
315.545.086.204
266.033.388.244
Jumlah Kewajiban
666.399.463.036
588.542.296.466
287.970.522.338
231.635.918.925
2d,10 8 2d,10 2d,10
Jumlah Kewajiban Lancar KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajiban pajak tangguhan - bersih Pinjaman dari pemegang saham Hutang pembiayaan konsumen - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Pinjaman jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam waktu satu tahun Kewajiban imbalan kerja karyawan
BAGIAN MINORITAS ATAS ASET BERSIH ANAK PERUSAHAAN
15 2k,17b
2b,18
-
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
2
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (lanjutan) 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2010
2009 (Disajikan kembali, Catatan 36)
EKUITAS
Modal saham - nilai nominal Rp100 per saham Modal dasar - 7 miliar saham (2009: 4 miliar saham) Modal ditempatkan dan disetor penuh - 1.765,927 juta saham (2009 : 1.017,5 juta saham) Tambahan modal disetor Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Pro forma ekuitas yang timbul dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Ekuitas lainnya Saldo laba Telah ditentukan penggunaannya Belum ditentukan penggunaannya
19 20
176.592.777.700 97.020.608.180
101.750.000.000 56.963.383.388
1d,2r,29
(167.763.681.154)
(39.293.230.093)
Jumlah Ekuitas JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
36 2w
(4.202.618.981)
107.390.882.875 -
28
300.000.000 45.933.034.637
200.000.000 44.770.909.348
147.880.120.382
271.781.945.518
1.102.250.105.756
1.091.960.160.909
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
3
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUALAN
2n,21 2n,22,23
LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi
24 25
Jumlah Beban Usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba/(rugi) selisih kurs - bersih Penghasilan bunga Laba/(rugi) penjualan aset tetap Laba atas penjualan investasi anak perusahaan Beban keuangan Lain-lain - bersih
2m 8 1d 26
Beban Lain-lain - Bersih LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN PAJAK PENGHASILAN Pajak tahun berjalan Pajak tangguhan
2010 1.064.795.490.421
962.552.511.671
876.458.928.324
749.434.651.447
188.336.562.097
213.117.860.224
46.967.256.573 57.233.904.901
37.557.676.516 40.666.421.345
104.201.161.474
78.224.097.861
84.135.400.623
134.893.762.363
3.729.314.540 3.557.373.302 21.553.125 (22.904.906.941) (3.404.952.398)
(14.132.961.431) 2.605.404.796 (182.485.000) 1.016.046.467 (1.592.265.475) (15.168.746.371)
(19.001.618.372)
(27.455.007.014)
65.133.782.251
107.438.755.349
(26.797.337.763) 6.174.221.780
(35.070.142.419) 2.671.586.241
(20.623.115.983)
(32.398.556.178)
44.510.666.268
75.040.199.171
(31.303.696.109)
(41.567.853.741)
13.206.970.159
33.472.345.430
2o,16b
Pajak Penghasilan - Bersih LABA SEBELUM BAGIAN MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN BAGIAN MINORITAS ATAS RUGI (LABA) BERSIH ANAK PERUSAHAAN - BERSIH
18
LABA BERSIH SETELAH EFEK PENYESUAIAN PRO FORMA Efek penyesuaian pro forma
2009 (Disajikan kembali, Catatan 36)
2r,36
LABA BERSIH
-
(3.797.533.455)
13.206.970.159
29.674.811.975
Setelah efek penyesuaian pro forma
7,48
20,83
Sebelum efek penyesuaian pro forma
7,48
18,47
Laba bersih per saham dasar
2q,27
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan.
4
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah)
Catatan Saldo 1 Januari 2009, dilaporkan sebelumnya Laba bersih Pengakuan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
Modal Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Tambahan Modal Disetor
(52.389.801.793)
Pro forma Ekuitas yang timbul dari Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali
Saldo Laba Telah Ditentukan Penggunaannya
Ekuitas Lain-lain
Belum Ditentukan Penggunaannya
Jumlah Ekuitas Bersih
101.750.000.000
56.963.383.388
-
-
100.000.000
20.029.222.373
126.452.803.968
-
-
-
-
-
-
29.674.811.975
29.674.811.975
-
13.096.571.700
-
-
13.096.571.700
-
-
-
Pembentukan cadangan umum
28
-
-
-
-
-
100.000.000
(100.000.000)
Pembayaran dividen tunai
28
-
-
-
-
-
-
(4.833.125.000)
101.750.000.000
56.963.383.388
-
-
200.000.000
44.770.909.348
164.391.062.643
Saldo 30 September 2009, dilaporkan sebelumnya
(39.293.230.093)
(4.833.125.000 )
Penyesuaian pro forma ekuitas akibat transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
36
-
-
-
103.593.349.420
-
-
-
103.593.349.420
Efek penyesuaian pro forma
36
-
-
-
3.797.533.455
-
-
-
3.797.533.455
Saldo 30 September 2009, disajikan kembali
101.750.000.000
56.963.383.388
(39.293.230.093)
107.390.882.875
-
200.000.000
44.770.909.348
271.781.945.518
Saldo 1 Januari 2010
124.361.111.100
149.252.274.780
(167.763.681.154)
-
-
200.000.000
33.762.006.200
139.811.710.926
-
-
-
-
-
-
13.206.970.159
13.206.970.159
-
-
-
-
-
100.000.000
Laba bersih Pembentukan cadangan umum
28
Dampak penerapan awal PSAK 50 (Revisi 2006) dan PSAK 55 (Revisi 2006)
2w
Kapitalisasi tambahan modal disetor Dividen tunai Saldo 30 September 2010
52.231.666.600
28
(52.231.666.600)
-
-
176.592.777.700
97.020.608.180
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
(167.763.681.154)
-
(4.202.618.981)
(100.000.000)
(4.202.618.981)
300.000.000
(935.941.722) 45.933.034.637
-
(4.202.618.981 ) (935.941.722 ) 147.880.120.382
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 5
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah)
Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan pihak ketiga lainnya Pembayaran kas kepada karyawan Penghasilan bunga yang diterima Pembayaran pajak penghasilan dan pajak lainnya - bersih Pembayaran beban usaha dan beban lainnya
2009 (Disajikan kembali, Catatan 36)
2010 1.101.881.396.204
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Operasi ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Perolehan aset tetap Kenaikan dana yang dibatasi penggunaannya Hasil penjualan aset tetap dan aset lainnya Peningkatan kepemilikan saham pada anak perusahaan Hasil penjualan saham anak perusahaan
8 8
1d
Kas Bersih yang Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(911.043.508.082) (95.708.189.018) 533.079.737
(766.622.945.148) (46.898.427.106) 2.097.432.165
(52.075.926.875) (11.194.459.058)
(138.389.822.736) (117.462.887.611)
32.392.392.908
(71.555.641.203)
(135.664.035.597) (17.374.321.398) 120.950.000
(83.248.247.489) (10.165.050.000) 244.062.500
(152.917.406.995)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan dari (pembayaran untuk): Hutang pihak hubungan istimewa - bersih Hutang pembiayaan konsumen - bersih Dividen untuk pemegang saham minoritas anak perusahaan Pinjaman bank - bersih Pembayaran bunga Penerimaan dari penerbitan modal saham anak perusahaan - bersih
17.272.605.000 1.008.078.144 (13.148.941.722) 83.956.136.477 (21.453.310.822)
Kas Bersih yang Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan
995.721.009.233
(62.270.000.000) 1.980.000.000 (153.459.234.989)
(2.224.201.988) (2.146.740.627) (29.416.708.168) 201.180.000.000 (243.833.518)
-
63.039.788.500
67.634.567.077
230.188.304.199
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 6
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah).
Catatan KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS LABA SELISIH KURS KAS DAN SETARA KAS
2009 (Disajikan kembali, Catatan 36)
2010
(52.890.447.010)
5.173.428.007
(2.655.806.638)
-
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE
112.198.013.187
109.366.409.471
Pro forma saldo awal kas dan setara kas anak perusahaan
-
1.086.409.362
56.651.759.539
115.626.246.840
44.258.908.332
-
-
10.039.417.920
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE
Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Perolehan konstruksi dalam penyelesaian melalui hutang pembelian aset tetap Penambahan modal disetor anak perusahaan melalui konversi hutang dividen
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. 7
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM a. Pendirian dan Informasi Umum PT Ancora Indonesia Resources Tbk (”Perseroan”) didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 36 dari Sugito Tedjamulja, S.H., tanggal 15 September 2003. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. C-24761.HT.01.01.TH.2003 tanggal 16 Oktober 2003 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 22 tanggal 16 Maret 2004, Tambahan No. 2738. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tertanggal 18 September 2008 yang keputusannya dinyatakan dalam Akta Notaris No. 3 dari Fathiah Helmi, S.H., tanggal 6 November 2008, semua pemegang saham menyetujui perubahan nama Perseroan dari PT TD Resources Tbk menjadi PT Ancora Indonesia Resources Tbk. Perubahan nama Perseroan tersebut efektif sejak tanggal 3 Desember 2008, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-92968.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 3 Desember 2008. Anggaran Dasar Perseroan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta Notaris No. 4 dari Fathiah Helmi, S.H., tanggal 1 Desember 2009 sehubungan dengan penyesuaian maksud dan tujuan Perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam No. IX.J.1. Akta perubahan tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sebagaimana tercantum dalam Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.1004096 tanggal 17 Februari 2010 dan telah mendapatkan Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan surat persetujuan No. AHU-15750.AH.01.02.Tahun 2010 tanggal 26 Maret 2010. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perseroan, ruang lingkup kegiatan Perseroan adalah pertambangan, perdagangan, pengangkutan, pertanian, industri, pembangunan dan jasa. Selama sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010, Perseroan belum memiliki kegiatan operasi aktif, kecuali yang berhubungan dengan peranannya sebagai perusahaan induk (holding company). Operasi komersial Perseroan selama sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dilaksanakan melalui anak perusahaan. Ruang lingkup kegiatan anak perusahaan dijelaskan pada Catatan 1d. Kantor Perseroan berlokasi di Equity Tower Lt 41 Suite A, Sudirman Central Business District (SCBD) Lot 9, Jl. Jend. Sudirman Kav. 52-53, Jakarta, Indonesia. Perseroan mulai beroperasi secara komersial pada bulan Februari tahun 2004. b. Penawaran Umum Saham Perseroan Pada tanggal 29 Maret 2006, Perseroan memperoleh Surat Pernyataan Efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dengan Surat No. S-753/PM/2006 untuk melakukan penawaran umum perdana 85.000.000 saham kepada masyarakat dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran sebesar Rp110 per saham. Pada tanggal 17 April 2006, seluruh saham tersebut telah dicatat di Bursa Efek Surabaya (sekarang Bursa Efek Indonesia). Pada tanggal 18 September 2008, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK dengan Suratnya No. S-6546/BL/2008 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 832.500.000 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp170 per saham. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut telah dilaksanakan sepenuhnya pada tanggal 17 Oktober 2008.
8
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) b. Penawaran Umum Saham Perseroan (lanjutan) Pada tanggal 11 September 2009, Perseroan memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK dengan Suratnya No. S-8384/BL/2009 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sebanyak-banyaknya 226.111.111 saham dengan nilai nominal Rp100 per saham dengan harga penawaran Rp520 per saham. Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu tersebut telah dilaksanakan sepenuhnya pada tanggal 19 Oktober 2009. c. Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit dan Karyawan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 30 September 2010 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama dan Independen : Komisaris Independen : Komisaris : Komisaris :
Judi Magio Jusuf I Nyoman Tjager Edwin Stamboel Usman H. Darus
Direksi Direktur Utama Direktur Independen Direktur
Dharma Hutama Djojonegoro J. Roger Harkin Aulia M. Oemar
: : :
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris Independen
: : :
Judi Magio Jusuf Edwin Stamboel I Nyoman Tjager
Direksi Direktur Utama Direktur Independen Direktur
: : :
Usman H. Darus J. Roger Harkin Meliza Musa
Komposisi Komite Audit Perseroan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: 2010 2009 Ketua Anggota
: :
I Nyoman Tjager Mursid Setiadji Anang Yudiansyah Setiawan Pat Lisk
I Nyoman Tjager Mursid Setiadji
Sekretaris Perseroan pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing adalah Aulia M. Oemar dan Meliza Musa. Untuk sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010, jumlah remunerasi yang diberikan kepada Direksi Perseroan adalah sebesar Rp1.912.500.000 (2009: Rp1.712.017.089) dan kepada Dewan Komisaris Perseroan sebesar Rp1.248.750.000 (2009: Rp1.002.224.736). Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, Perseroan dan anak perusahaan mempunyai 295 dan 247 karyawan tetap.
9
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) d. Anak Perusahaan Kepemilikan saham Perseroan pada anak perusahaan yang dikonsolidasi sebagai berikut: Persentase kepemilikan Anak perusahaan
Domisili
Jenis usaha
2010
2009
Dimulainya kegiatan komersial
Jumlah aset sebelum eliminasi 2010
2009
PT Multi Nitrotama Kimia (“MNK”)
Jakarta
Industri bahan peledak, jasa peledakan dan perdagangan bahan peledak dan aksesorisnya
50,00%
40,00%
1991
824.742.416.300
633.862.409.098
PT Bormindo Nusantara ("BN")
Jakarta
Jasa pengeboran dan perawatan sumur minyak
60,00%
-
1981
235.056.545.205
299.601.871.338 *)
PT Ancora Shipping (“AS”)
Jakarta
Pelayaran dalam negeri
99,80%
-
2010
497.869.561
-
*) Disajikan kembali (Catatan 36)
MNK Pada tanggal 17 Oktober 2008, Perseroan membeli 40% saham PT Multi Nitrotama Kimia (“MNK”) dari PT Ancora Mining Service (”AMS”), pihak yang mempunyai hubungan istimewa, senilai Rp141.360.000.000. Transaksi ini merupakan transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38 “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selisih antara harga perolehan dan 40% nilai aset bersih MNK sebesar Rp52.389.801.793 (rugi) dicatat sebagai bagian dari “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”, disajikan di bagian ekuitas pada neraca konsolidasian (Catatan 29). Selama 2009, Perseroan membeli 4.716 lembar saham baru yang diterbitkan oleh MNK kepada Perseroan dengan harga perolehan sebesar Rp98.637.281.064. Pembelian ini mengakibatkan peningkatan kepemilikan saham Perseroan di MNK dari 40% menjadi 50%. Transaksi ini menghasilkan goodwill sebesar Rp4.077.013.334 yang diamortisasi selama lima tahun (Catatan 9). Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 14 tertanggal 6 Mei 1997, MNK telah ditunjuk untuk mengadakan dan mendistribusikan bahan peledak dan aksesorisnya untuk aktivitas komersial di seluruh wilayah Indonesia. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia No. KEP/242/ M/XII/2009 tanggal 8 Desember 2009, MNK diberikan izin sebagai badan usaha di bidang peledakan hingga tanggal 8 Desember 2019. Surat Keputusan ini harus diperbaharui setiap sepuluh tahun. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertahanan Republik Indonesia No. KEP/257/ M/XII/2009 tanggal 14 Desember 2009, MNK disetujui dan diberikan sejumlah kuota untuk menyelenggarakan pengadaan dan distribusi bahan peledak komersial dan aksesoris hingga tanggal 31 Desember 2010. Persetujuan ini diperbaharui setiap tahun. Sesuai Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan MNK adalah industri bahan peledak, jasa peledakan dan perdagangan bahan peledak dan aksesorisnya.
10
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. UMUM (lanjutan) d. Anak Perusahaan (lanjutan) BN Pada 2 November 2009, Perseroan membeli 60% kepemilikan saham di BN dari PT Ancora Resources (“AR”), pemegang saham Perseroan, senilai Rp222.980.000.000. Transaksi ini digolongkan sebagai transaksi dengan entitas sepengendali sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 38, “Akuntansi untuk Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Selisih antara harga perolehan dan 60% nilai aset bersih BN sebesar Rp115.373.879.361 (rugi) dicatat sebagai bagian dari “Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali”, disajikan di bagian ekuitas pada neraca konsolidasian (Catatan 29). Sebelumnya, efektif sejak 23 Juni 2009, AR mengakuisisi 60% saham BN dari pihak ketiga. Sebelum tanggal 23 Juni 2009, BN bukan merupakan entitas bagian dari Ancora Grup, dan bukan entitas sepengendali. Oleh karenanya, laporan keuangan konsolidasian disajikan seolah-olah transaksi restrukturisasi terjadi sejak 23 Juni 2009. Laba bersih dari BN sejak 23 Juni sampai 30 September 2009 disajikan sebagai ”Efek Penyesuaian Pro forma” dalam laporan laba rugi konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009. Sesuai Anggaran Dasar, ruang lingkup kegiatan BN terutama adalah melakukan jasa pengeboran dan perawatan sumur-sumur minyak. AS Berdasarkan Akta Notaris No. 90 oleh Fathiah Helmi, S.H., tanggal 29 Juni 2009, Perseroan mendirikan AS dengan kepemilikan 99,80%. Sisa kepemilikan lainnya dimiliki oleh PT Ancora Resources (2009: PT Ancora Kapita Indonesia). NVG Sesuai dengan Akta Notaris No. 6 tanggal 7 Mei 2009 oleh Fathiah Helmi, S.H., Perseroan menjual seluruh kepemilikan saham di PT Navindo Geosat kepada PT Navindo Technologies, pihak ketiga, sebesar Rp1.980.000.000. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI Laporan keuangan konsolidasian disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yaitu Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) No. VIII.G.7 Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM No. KEP-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang “Pedoman Penyajian Laporan Keuangan”, yang telah diperbaharui dengan Surat Edaran BAPEPAM No. 02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang “Pedoman Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik”. Kebijakan akuntansi yang signifikan telah diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian untuk periode yang berakhir pada 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan konsep harga perolehan dengan menggunakan dasar akrual (accrual basis), kecuali untuk laporan arus kas. Pengukurannya disusun berdasarkan harga perolehan, kecuali beberapa akun tertentu yang disusun berdasarkan pengukuran lain sebagaimana diuraikan dalam kebijakan akuntansi masing-masing akun tersebut.
11
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan dimana Perseroan mempunyai penyertaan saham dengan hak suara lebih dari 50%, baik langsung maupun tidak langsung, atau apabila Perseroan memiliki 50% atau kurang penyertaan saham dengan hak suara tetapi memiliki kemampuan untuk mengendalikan. Anak perusahaan dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian secara efektif telah beralih kepada Perseroan dan tidak dikonsolidasi sejak tanggal pengendalian berakhir. Saldo dan transaksi termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perseroan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Apabila anak perusahaan menggunakan kebijakan akuntansi yang berbeda dari kebijakan akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan konsolidasian, maka dilakukan penyesuaian yang diperlukan terhadap laporan keuangan anak perusahaan tersebut. Porsi kepemilikan pemegang saham minoritas atas aset bersih anak perusahaan disajikan sebagai “Bagian Minoritas atas Aset Bersih Anak Perusahaan” di neraca konsolidasian. Perseroan mengkonsolidasi laporan keuangan MNK, walaupun Perseroan hanya mempunyai kepemilikan 50% saham MNK, karena Perseroan mempunyai pengendalian terhadap MNK yaitu dapat menunjuk atau memberhentikan sebagian besar manajemen MNK. Sesuai dengan Kesepakatan Bersama No. 151/PK/SP/UK/II/2008, tanggal 14 Februari 2008, yang diaktakan dengan Akta Notaris No. 15 dari Meiyane Halimatussyadiah, S.H., tanggal 29 Februari 2008, PT Ancora Mining Service (AMS), pemegang saham MNK terdahulu, berhak untuk menunjuk 2 orang Direksi MNK serta bersama-sama dengan pemegang-pemegang saham MNK lainnya berhak mengangkat 1 orang Direksi lainnya. Jumlah Direksi MNK per 30 September 2010 adalah 4 orang. Sesuai dengan Kesepakatan Bersama tersebut di atas dan Surat Keterikatan Terhadap Kesepakatan Bersama tanggal 4 Agustus 2008, Perseroan sebagai pemegang saham MNK, yang dahulu dimiliki oleh AMS, sekarang memiliki hak untuk menunjuk Direksi yang dahulu hak tersebut dimiliki oleh AMS. Pada tanggal 15 Maret 2010 terdapat Addendum Kesepakatan Bersama No. 182/PK/SP/UK/III/2010 yang memuat perubahan atas Kesepakatan Bersama No. 151/PK/UK/II/2008 tanggal 14 Februari 2008 sehubungan dengan pengalihan seluruh saham MNK yang dimiliki oleh PT Ancora Mining Service kepada Perseroan, dan juga terdapat penegasan mengenai hak untuk mengajukan Direksi dimana Perseroan berhak menunjuk 2 (dua) orang Direksi MNK dan bersama-sama dengan pemegang-pemegang saham MNK lainnya berhak mengajukan 1 (satu) orang Direksi lainnya, sehingga dari komposisi tersebut, maka jumlah Direksi yang diajukan oleh Perseroan dan selanjutnya pengangkatannya akan ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) telah melebihi porsi 50% (lima puluh persen).
12
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Kas dan Setara Kas Perseroan dan anak perusahaan mengelompokkan semua kas dan bank serta deposito berjangka dengan masa jatuh tempo tiga bulan atau kurang dan tidak dijaminkan sebagai kas dan setara kas. Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya yang akan digunakan untuk membayar kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun disajikan sebagai “Dana yang Dibatasi Penggunaannya” sebagai bagian dari Aset Lancar pada neraca konsolidasian. Kas dan setara kas yang akan digunakan untuk membayar kewajiban yang akan jatuh tempo dalam waktu lebih dari satu tahun dari tanggal neraca konsolidasian disajikan sebagai “Dana yang Dibatasi Penggunaannya” sebagai bagian dari Aset Tidak Lancar pada neraca konsolidasian. d. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak tertentu yang diklasifikasikan sebagai pihak-pihak hubungan istimewa seperti yang dijelaskan dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Seluruh transaksi yang signifikan dengan pihak-pihak hubungan istimewa telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian. e. Piutang Usaha dan Piutang Lain-lain Piutang usaha dan piutang lain-lain disajikan sebesar jumlah bersih setelah dikurangi dengan penyisihan piutang ragu-ragu, berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo piutang untuk masingmasing pelanggan pada akhir periode. Piutang dihapuskan pada saat piutang tersebut tidak tertagih. f.
Persediaan Persediaan diakui sebesar nilai yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai realisasi bersih. Harga perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang untuk barang jadi dan bahan baku serta metode rata-rata bergerak untuk bahan penolong dan suku cadang. Harga perolehan barang jadi terdiri dari biaya bahan baku dan penolong, tenaga kerja langsung, biaya-biaya langsung lainnya dan biaya overhead yang dinyatakan sebesar nilai yang terkait dengan produksi. Nilai realisasi bersih adalah taksiran harga jual dalam kegiatan usaha normal dikurangi taksiran biaya penyelesaian dan taksiran biaya yang diperlukan untuk melakukan penjualan. Perseroan dan anak perusahaan menentukan penyisihan persediaan usang berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan persediaan pada akhir periode.
g. Beban Dibayar di Muka Beban dibayar di muka dibebankan pada operasi selama masa manfaat masing-masing biaya. h. Aset Tetap Pemilikan Langsung Aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Biaya perolehan termasuk biaya penggantian bagian aset tetap saat biaya tersebut terjadi, jika memenuhi kriteria pengakuan. Biaya inspeksi yang signifikan diakui ke dalam jumlah tercatat (carrying amount) aset tetap sebagai suatu penggantian jika memenuhi kriteria pengakuan. Semua biaya pemeliharaan dan perbaikan yang tidak memenuhi kriteria pengakuan diakui dalam laporan laba rugi pada saat terjadinya.
13
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Aset Tetap (lanjutan) Pemilikan Langsung (lanjutan) Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap sebagai berikut: Tahun Pengembangan tanah Bangunan Mesin pabrik Peralatan pabrik Perlengkapan proyek blasting Alat-alat pengeboran/perawatan sumur minyak dan perlengkapan Alat-alat penyambung pipa selubung Perabot dan interior Kendaraan Peralatan kantor
20 20 14-20 10 5 8-15 5 5 4-5 3-5
Hak atas tanah dinyatakan berdasarkan harga perolehan dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak kepemilikan tanah, ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah atau umur ekonomis tanah, mana yang lebih pendek. Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan aset (dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan laba rugi pada periode aset tersebut dihentikan pengakuannya. Nilai residu, umur manfaat dan metode penyusutan di telaah kembali, dan, jika diperlukan, disesuaikan secara prospektif pada masing-masing periode. Aset dalam Penyelesaian Biaya konstruksi bangunan dan pabrik serta pemasangan mesin dikapitalisasi sebagai aset dalam penyelesaian. Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan, yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Biaya pinjaman diatribusikan secara langsung dengan perolehan, konstruksi, atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan ketika aset kualifikasian telah selesai dan siap digunakan. i.
Goodwill Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi anak perusahaan/ perusahaan asosiasi atau bisnis dan nilai wajar bagian Perseroan atas aset bersih anak perusahaan/perusahaan asosiasi yang dapat diidentifikasi, atau bisnis pada tanggal akuisisi. Goodwill diamortisasi dengan metode garis lurus selama estimasi masa manfaatnya, yaitu lima tahun.
14
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) j.
Penurunan Nilai Aset Setiap tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan menelaah ada atau tidaknya indikasi penurunan nilai aset. Aset tetap dan aset tidak lancar lainnya, ditelaah untuk mengetahui apakah telah terjadi penurunan nilai bilamana terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengidentifikasikan bahwa nilai tercatat aset tersebut tidak dapat diperoleh kembali. Kerugian akibat penurunan nilai diakui sebesar selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset tersebut. Nilai yang dapat diperoleh kembali adalah nilai yang lebih tinggi diantara harga jual netto atau nilai pakai aset. Dalam rangka mengukur penurunan nilai, aset dikelompokkan hingga unit terkecil yang menghasilkan arus kas terpisah.
k. Imbalan Kerja Karyawan Perseroan dan anak perusahaan mempunyai kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU 13). Anak perusahaan (MNK) mempunyai program pensiun manfaat pasti yang meliputi seluruh karyawan tetapnya dan kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan UU 13. Program pensiun imbalan pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun. Pendanaan program pensiun berasal dari kontribusi MNK dan karyawan masing-masing sebesar 4% dan 9,65% dari gaji kotor. Jika pendanaan dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan kurang dari jumlah manfaat yang ditentukan oleh program pensiun, MNK akan menyisihkan kekurangan pendanaan tersebut. Sesuai dengan PSAK No. 24 (Revisi 2004), biaya untuk penyediaan imbalan kerja karyawan dalam UU 13 ditentukan menggunakan metode penilaian aktuaria “Projected Unit Credit”. Keuntungan dan kerugian aktuarial diakui sebagai pendapatan atau beban apabila akumulasi bersih dari keuntungan dan kerugian aktuarial yang belum diakui pada akhir periode pelaporan sebelumnya melebihi 10% dari jumlah kewajiban imbalan pasti pada tanggal tersebut. Keuntungan atau kerugian aktuarial yang melebihi 10% dari batas tersebut diakui selama rata-rata sisa masa kerja yang diperkirakan dari para karyawan. Biaya jasa lalu yang timbul dari penerapan suatu program manfaat pasti atau perubahanperubahan dalam hutang imbalan kerja dari program yang sudah ada harus diamortisasi selama periode sampai manfaat tersebut telah menjadi hak karyawan. Anak perusahaan (MNK) memberikan imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk cuti panjang. Prakiraan biaya imbalan ini diakui sepanjang masa kerja karyawan, dengan menggunakan metodologi akuntansi yang hampir sama dengan yang digunakan dalam program imbalan pasca kerja manfaat pasti. Kewajiban ini dinilai oleh aktuaria independen. l.
Informasi Segmen Sebuah segmen usaha adalah sekelompok aset dan operasi yang menyediakan barang atau jasa yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen usaha lainnya. Sebuah segmen geografis menyediakan barang maupun jasa di dalam lingkungan ekonomi tertentu yang memiliki risiko serta tingkat pengembalian yang berbeda dengan segmen operasi Iainnya yang berada dalam Iingkungan ekonomi lain. Berdasarkan informasi keuangan yang digunakan oleh manajemen dalam mengevaluasi kinerja segmen dan menentukan alokasi sumber daya yang dimiliki, manajemen menetapkan bahwa segmen usaha merupakan segmen primer dan segmen geografis adalah segmen sekunder.
15
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) m. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam nilai Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aset dan kewajiban moneter dalam mata asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi kurs yang terjadi dikredit atau dibebankan laporan laba rugi konsolidasian.
pada uang yang pada
Berikut ini kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran pada tanggal 30 September 2010 dan 2009: 2010 Rp/Dolar Amerika Serikat 1 Rp/Dolar Singapura 1 Rp/Euro 1
2009
8.924 6.774 12.139
9.681 6.841 14.158
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan produk diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan kepada pelanggan. Pendapatan jasa peledakan diakui pada saat jasa diberikan dimana jumlah tersebut dapat diukur dengan andal. Pendapatan dari kontrak pengeboran dan perawatan sumur minyak diakui berdasarkan pekerjaan yang telah dikerjakan dengan mengalikan jumlah jam yang terpakai dengan tarif yang telah disetujui dengan pemberi kerja. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). o. Perpajakan Beban pajak tahun berjalan, ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode/tahun yang bersangkutan yang dihitung berdasarkan tarif pajak yang berlaku. Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur pada tarif pajak yang diperkirakan akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau kewajiban dilunasi, berdasarkan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada tanggal neraca. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal neraca. Perubahan nilai tercatat aset dan kewajiban pajak tangguhan yang disebabkan oleh perubahan tarif pajak dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian periode berjalan, kecuali untuk transaksi-transaksi yang sebelumnya telah langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas. Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat Surat Ketetapan Pajak (SKP) diterima atau, jika Perusahaan dan anak perusahaan mengajukan keberatan, pada saat keputusan atas keberatan tersebut telah ditetapkan p. Dividen Pembagian dividen final diakui sebagai kewajiban, ketika dividen tersebut disetujui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Perseroan. Pembagian dividen interim diakui sebagai kewajiban ketika dividen disetujui RUPS Luar Biasa Perseroan.
16
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Laba Bersih per Saham Dasar Laba bersih per saham dasar dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan. Rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 masing-masing berjumlah 1.765.927.777 lembar saham dan 1.606.606.084 lembar saham setelah memperhitungkan pengaruh retroaktif seakan-akan pembagian saham bonus sebesar 522.316.666 lembar saham pada tanggal 15 Januari 2010 dilakukan pada tanggal 1 Januari 2009. r.
Transaksi Restrukturisasi Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali dicatat berdasarkan PSAK No. 38, “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Dalam standar ini yang dimaksud dengan transaksi antara entitas sepengendali adalah pengalihan entitas dalam satu grup yang sama dan secara substansi tidak merubah kepemilikan, sehingga tidak ada pengakuan laba atau rugi pada grup maupun entitas individu pada grup yang sama. Transaksi yang mendasari restrukturisasi harus dibukukan pada nilai bukunya dan transaksi tersebut diperlakukan sebagai penggabungan usaha menggunakan metode penyatuan kepemilikan (pooling-of-interest method). Dalam metode penyatuan kepemilikan, laporan keuangan perusahaan yang direstrukturisasi disajikan seolah-olah entitas pengakuisisi atau yang di lepas telah disatukan atau dilepaskan pada saat awal periode laporan keuangan terakhir disajikan atau ketika transaksi yang mendasari restrukturisasi tersebut menjadi bagian dari grup. Selisih antara harga pengalihan yang dibayar atau diterima oleh Perseroan dari mengakuisisi atau melepaskan anak perusahaan dengan kepemilikan Perseroan pada aset bersih anak perusahaan diakui sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”, sebagai bagian dari ekuitas.
s. Sewa Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Menurut PSAK No. 30 (Revisi 2007), sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset, diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi, jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset kepada penyewa. Perseroan dan/atau anak perusahaan sebagai lessee Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), dalam sewa pembiayaan, Perseroan dan anak perusahaan mengakui aset dan kewajiban dalam neraca pada awal masa sewa, sebesar nilai wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum, jika nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Pembayaran sewa minimum dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban sewa. Beban keuangan dialokasikan pada setiap periode selama masa sewa, sehingga menghasilkan tingkat suku bunga periodik yang konstan atas saldo kewajiban. Rental kontinjen dibebankan pada periode terjadinya. Beban keuangan dicatat dalam laporan laba rugi. Aset tetap (aset sewaan) disusutkan selama jangka waktu yang lebih pendek antara umur manfaat aset sewaan dan periode masa sewa, jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa Perseroan dan anak perusahaan akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa. Dalam sewa operasi, Perseroan dan anak perusahaan mengakui pembayaran sewa sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa sewa.
17
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) s. Sewa (lanjutan) Perseroan dan/atau anak perusahaan sebagai lessor Berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007), Perseroan dan anak perusahaan mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan. Pengakuan penghasilan pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih Perseroan dan anak perusahaan dalam sewa pembiayaan. Dalam sewa menyewa biasa, Perseroan dan anak perusahaan mengakui aset untuk sewa operasi di neraca sesuai sifat aset tersebut. Biaya langsung awal sehubungan proses negosiasi sewa operasi ditambahkan ke jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Rental kontinjen, apabila ada, diakui sebagai pendapatan pada periode terjadinya. Pendapatan sewa operasi diakui sebagai pendapatan atas dasar garis lurus selama masa sewa. t.
Aset Keuangan Efektif tanggal 1 Januari 2010, Perseroan dan anak perusahaan mengadopsi PSAK No. 50 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan”, dan PSAK No. 55 (Revisi 2006), “Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran”. Penerapan PSAK revisi ini dilakukan secara prospektif. Biaya transaksi atas kontrak pembiayaan yang sudah terjadi pada saat standar diterapkan tidak diperhitungkan dalam perhitungan suku bunga efektif dari kontrak tersebut. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pinjaman yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, kelompok tersedia untuk dijual, atau sebagai derivatif yang ditetapkan sebagai instrumen lindung nilai yang efektif. Perseroan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Pengakuan dan Pengukuran Pada saat pengakuan awal, aset keuangan diukur pada nilai wajarnya, ditambah, dalam hal aset keuangan tidak diukur pada nilai wajar dalam laporan laba rugi, biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau penerbitan aset keuangan tersebut. Pengukuran aset keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset. Aset keuangan Perseroan dan anak perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, dana yang dibatasi penggunaannya - lancar, piutang usaha, piutang lain-lain, dana yang dibatasi penggunaannya - tidak lancar, dan pinjaman kepada pemegang saham diklasifikasikan sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang. Pinjaman yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif. Setelah pengakuan awal, aset keuangan tersebut dicatat pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya atau mengalami penurunan nilai, dan melalui proses amortisasi. Biaya amortisasi dihitung dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi penyisihan atas penurunan nilai dan pembayaran atau pengurangan pokok. Perhitungan tersebut memperhitungkan premium atau diskonto pada saat perolehan dan termasuk biaya-biaya transaksi yang merupakan bagian tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Seluruh pembelian dan penjualan yang lazim pada aset keuangan diakui atau dihentikan pengakuannya pada tanggal perdagangan seperti contohnya tanggal pada saat Perseroan dan anak perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
18
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) t.
Aset Keuangan (lanjutan) Pembelian atau penjualan yang lazim adalah pembelian atau penjualan aset keuangan yang mensyaratkan penyerahan aset dalam kurun waktu umumnya ditetapkan dengan peraturan atau kebiasaan yang berlaku di pasar. Penghentian Pengakuan Perseroan dan anak perusahaan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau Perseroan dan anak perusahaan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah kesepakatan pelepasan (pass through arrangement); dan (a) Perseroan dan anak perusahaan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, atau (b) Perseroan dan anak perusahaan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset.
u. Penurunan Nilai Aset Keuangan Setiap tanggal neraca, Perseroan dan anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti yang obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti yang obyektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), dan peristiwa yang merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perseroan dan anak perusahaan pertama kali menentukan bahwa terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, dan untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual terdapat bukti penurunan nilai secara kolektif. Jika entitas menentukan tidak terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan tersebut signifikan atau tidak, maka entitas memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual, dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Perseroan dan anak perusahaan mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara kolektif. Jika terdapat bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi atas aset keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, maka jumlah kerugian tersebut diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Nilai tercatat aset keuangan tersebut dikurangi menggunakan pos cadangan. Jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi. Ketika aset tidak tertagih, nilai tercatat atas aset keuangan yang telah diturunkan nilainya dikurangi secara langsung atau jika ada suatu jumlah telah dibebankan ke pos cadangan, jumlah tersebut dihapusbukukan terhadap nilai tercatat aset keuangan tersebut. Untuk menentukan adanya bukti obyektif bahwa kerugian penurunan nilai telah terjadi, Perseroan dan anak perusahaan mempertimbangkan faktor-faktor misalnya probabilitas kebangkrutan atau kesulitan keuangan yang signifikan dari debitur dan gagal bayar atau keterlambatan pembayaran yang signifikan.
19
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) u. Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) Jika pada periode berikutnya, jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara objektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui, maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan sepanjang pemulihan tersebut tidak mengakibatkan nilai tercatat aset keuangan melebihi biaya perolehan diamortisasi pada tanggal pemulihan dilakukan. Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi. v. Kewajiban Keuangan Kewajiban keuangan diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi atau derivatif yang telah ditetapkan untuk tujuan lindung nilai yang efektif, jika sesuai. Perseroan dan anak perusahaan menentukan klasifikasi atas kewajiban keuangan pada saat pengakuan awal. Pada saat pengakuan awal kewajiban keuangan diukur pada nilai wajarnya. Kewajiban keuangan Perseroan dan anak perusahaan terdiri dari hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap, beban yang masih harus dibayar dan pencadangan, pinjaman jangka pendek, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, pinjaman dari pemegang saham dan pinjaman jangka panjang diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Dalam hal kewajiban keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan diamortisasi, pada awalnya diakui pada nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi yang bisa diatribusikan secara langsung dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi, menggunakan suku bunga efektif kecuali jika dampak diskonto tidak material, maka dinyatakan pada biaya perolehan. Beban bunga diakui dalam “Beban keuangan” dalam laporan laba rugi. Keuntungan atau kerugian diakui pada laporan laba rugi ketika kewajiban keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan melalui proses amortisasi. Kewajiban keuangan dihentikan pengakuannya ketika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dihentikan atau dibatalkan atau kadaluwarsa. Ketika kewajiban keuangan saat ini digantikan dengan yang lain dari pemberi pinjaman yang sama dengan persyaratan yang berbeda secara substansial, atau modifikasi secara substansial atas ketentuan kewajiban keuangan yang saat ini ada, maka pertukaran atau modifikasi tersebut dicatat sebagai penghapusan kewajiban keuangan awal dan pengakuan kewajiban keuangan baru, dan selisih antara nilai tercatat kewajiban keuangan tersebut diakui dalam laporan laba rugi. Aset keuangan dan kewajiban keuangan saling hapus dan nilai bersih dilaporkan dalam neraca jika, dan hanya jika, terdapat hak legal untuk saling hapus jumlah yang diakui dan ada intensi untuk menyelesaikan pada jumlah net, atau untuk merealisasikan aset dan melunasi kewajiban pada saat yang sama. w. Penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) Seperti dijelaskan dalam Catatan 2t - 2v, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan anak perusahaan pada tanggal dan untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006). Dalam menerapkan standar-standar baru di atas, Perseroan dan anak perusahaan telah mengidentifikasi penyesuaian penerapan berikut sesuai dengan Buletin Teknis No. 4 mengenai ketentuan transisi untuk penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) yang diterbitkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam penerapan ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) terdapat penyesuaian terhadap neraca konsolidasian awal Perseroaan dan anak perusahaan pada tanggal 1 Januari 2010 dijelaskan dalam tabel berikut ini:
20
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) w. Penerapan awal PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) (lanjutan) Saldo per 1 Januari 2010 sebelum penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Aset Pinjaman kepada pemegang saham Hak minoritas
Penyesuaian ke PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
Saldo per 1 Januari 2010 setelah penerapan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dan PSAK No. 55 (Revisi 2006)
46.547.390.470
7.004.364.968
39.543.025.502
271.718.572.217
2.801.745.987
274.520.318.204
-
4.202.618.981
4.202.618.981
Ekuitas Ekuitas lain-lain
x. Murabahah Murabahah adalah transaksi pembelian barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (marjin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli. Murabahah dapat dilakukan berdasarkan pesanan atau tanpa pesanan. Hutang yang timbul dari transaksi murabahah tangguhan diakui sebagai hutang murabahah sebesar harga beli yang disepakati (jumlah yang wajib dibayarkan). Aset yang diperoleh melalui transaksi murabahah diakui sebesar biaya perolehan murabahah tunai. Selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan tunai diakui sebagai beban murabahah tangguhan dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi hutang murabahah. y. Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif Standar Akuntansi yang telah dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) sampai dengan penyelesaian laporan keuangan Perseroan dan anak perusahaan tetapi belum efektif adalah sebagai berikut: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: •
PSAK 1 (Revisi 2009) “Penyajian Laporan Keuangan”. Menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain.
•
PSAK 2 (Revisi 2009) “Laporan Arus Kas”. Memberikan pengaturan atas informasi mengenai perubahan historis dalam kas dan setara kas melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, maupun pendanaan (financing) selama suatu periode.
•
PSAK 4 (Revisi 2009) “Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri”. Akan diterapkan dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian untuk sekelompok entitas yang berada dalam pengendalian suatu entitas induk dan dalam akuntansi untuk investasi pada entitas anak, pengendalian bersama entitas, dan entitas asosiasi ketika laporan keuangan tersendiri disajikan sebagai informasi tambahan.
•
PSAK 5 (Revisi 2009) “Segmen Operasi”. Informasi segmen diungkapkan untuk memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.
•
PSAK 7 (Revisi 2010) ”Pengungkapan Pihak-pihak Berelasi”. Mensyaratkan pengungkapan hubungan, transaksi dan saldo pihak-pihak yang berelasi, termasuk komitmen, dalam laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan tersendiri entitas induk, dan juga diterapkan terhadap laporan keuangan secara individual. Penerapan dini diperkenankan.
21
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) y. Pernyataan yang telah dikeluarkan tapi belum berlaku efektif (lanjutan) Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2011: (lanjutan) •
PSAK 15 (Revisi 2009) “Investasi Pada Entitas Asosiasi”. Akan diterapkan untuk akuntansi investasi dalam entitas asosiasi. Menggantikan PSAK 15 (1994) “Akuntansi untuk Investasi Dalam Perusahaan Asosiasi” dan PSAK 40 (1997) “Akuntansi Perubahan Ekuitas Anak Perusahaan/ Perusahaan Asosiasi”.
•
PSAK 19 (Revisi 2010) “Aset Tak berwujud”. Menentukan perlakuan akuntansi bagi aset tak berwujud yang tidak diatur secara khusus dalam PSAK lain. Mensyaratkan untuk mengakui aset tak berwujud jika, dan hanya jika, kriteria tertentu dipenuhi, dan juga mengatur cara mengukur jumlah tercatat dari aset tak berwujud dan pengungkapan yang berhubungan.
•
PSAK 22 (Revisi 2010) ”Kombinasi Bisnis”. Diterapkan untuk transaksi atau peristiwa lain yang memenuhi definisi kombinasi bisnis guna meningkatkan relevansi, keandalan, dan daya banding informasi yang disampaikan entitas pelapor dalam laporan keuangannya tentang kombinasi bisnis dan dampaknya.
•
PSAK 23 (Revisi 2010) “Pendapatan”. Mengidentifikasikan keadaan saat kriteria mengenai pengakuan pendapatan akan terpenuhi, sehingga pendapatan akan diakui. Mengatur perlakuan akuntansi atas pendapatan yang timbul dari transaksi dan kejadian tertentu. Memberikan panduan praktis dalam penerapan kriteria mengenai pengakuan pendapatan.
•
PSAK 25 (Revisi 2009) “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan”. Menentukan kriteria untuk pemilihan dan perubahan kebijakan akuntansi, bersama dengan perlakuan akuntansi dan pengungkapan atas perubahan kebijakan akuntansi, perubahan estimasi akuntansi, dan koreksi kesalahan.
•
PSAK 48 (Revisi 2009) “Penurunan Nilai Aset”. Menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan agar aset dicatat tidak melebihi jumlah terpulihkan dan jika aset tersebut terjadi penurunan nilai, rugi penurunan nilai harus diakui.
•
PSAK 57 (Revisi 2009) “Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi”. Bertujuan untuk mengatur pengakuan dan pengukuran kewajiban diestimasi, kewajiban kontinjensi dan aset kontinjensi serta untuk memastikan informasi memadai telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan untuk memungkinkan para pengguna memahami sifat, waktu, dan jumlah yang terkait dengan informasi tersebut.
•
PSAK 58 (Revisi 2009) “Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan”. Bertujuan untuk mengatur akuntansi untuk aset yang dimiliki untuk dijual, serta penyajian dan pengungkapan operasi dihentikan.
•
ISAK 9 “Perubahan atas Liabilitas Purna Operasi, Liabilitas Restorasi, dan Liabilitas Serupa”. Diterapkan terhadap setiap perubahan pengukuran atas aktivitas purna-operasi, restorasi atau kewajiban yang serupa yaitu diakui sebagai bagian dari biaya perolehan aset tetap sesuai PSAK 16 dan sebagai kewajiban sesuai PSAK 57.
Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012: •
PSAK 10 (Revisi 2010) ”Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing”. Menjelaskan bagaimana memasukkan transaksi-transaksi dalam mata uang asing dan kegiatan usaha luar negeri ke dalam laporan keuangan suatu entitas dan menjabarkan laporan keuangan ke dalam suatu mata uang pelaporan.
Perseroan dan anak perusahaan sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi yang direvisi dan yang baru tersebut terhadap laporan keuangannya.
22
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) z.
Penggunaan Estimasi Penyajian laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum, mewajibkan manajemen untuk membuat estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang mempengaruhi jumlah yang dilaporkan. Sehubungan dengan ketidakpastian yang melekat dalam pembuatan estimasi, hasil sebenarnya yang dilaporkan dalam periode mendatang mungkin berbeda dengan estimasi tersebut.
3. KAS DAN SETARA KAS Kas dan bank terdiri dari:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Kas Rupiah Dolar AS
90.474.379 658.056
59.466.559 7.538.982
91.132.435
67.005.541
1.368.890.197 1.169.283.057 1.034.061.027 1.028.216.811 231.861.715 32.764.368 34.380.692
2.260.215.709 791.039.560 560.497.235 1.091.539.270 76.325.194 209.380.032 93.833.727
4.899.457.867
5.082.830.727
42.367.551.434 7.861.992.330 1.283.702.498 130.432.292 17.490.683 -
49.551.473.877 56.972.191.366 3.504.261.194 45.249.381 19.245.247 383.989.507
51.661.169.237
110.476.410.572
Jumlah bank
56.560.627.104
115.559.241.299
Jumlah kas dan setara kas
56.651.759.539
115.626.246.840
Jumlah kas Pihak ketiga: Bank Rupiah PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk PT Bank Syariah Mandiri Standard Chartered Bank Lain-lain (masing-masing di bawah Rp100 juta) Jumlah Dolar Amerika Serikat PT Bank Permata Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT ANZ Panin Bank PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Standard Chartered Bank Jumlah
Suku bunga kas di bank adalah suku bunga mengambang berdasarkan tingkat suku bunga deposito bank harian.
23
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. DANA YANG DIBATASI PENGGUNAANNYA
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Aset lancar PT Bank Permata Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk
37.497.939.167 2.210.474.800 36.377.400
-
Jumlah
39.744.791.367
-
Aset tidak lancar PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Permata Tbk
11.069.624.181 1.734.659.011 -
10.165.050.000
Jumlah
12.804.283.192
10.165.050.000
Aset lancar Saldo deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya sebesar AS$4.201.921 atau setara dengan Rp37.497.939.167 per 30 September 2010 pada PT Bank Permata Tbk merupakan deposito berjangka milik MNK yang dibatasi penggunaannya sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian fasilitas Trade dan fasilitas pembiayaan Murabahah (Catatan 14). Saldo dana yang dibatasi penggunaannya di PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan rekening giro dolar Amerika Serikat yang dijaminkan atas penerbitan bank garansi terkait dengan penyediaan jasa pengeboran kepada PT Chevron Pacific Indonesia sebesar AS$247.700 atau setara dengan Rp2.210.474.800. Bank garansi tersebut akan jatuh tempo pada 8 November 2010. Aset tidak lancar Saldo dana yang dibatasi penggunaannya sebesar AS$1.240.433 atau setara dengan Rp11.069.624.181 per 30 September 2010 pada PT Bank CIMB Niaga Tbk merupakan rekening penampung yang dibatasi penggunaannya sebagaimana yang ditentukan dalam perjanjian fasilitas pinjaman dari PT Bank CIMB Niaga Tbk (Catatan 15). Saldo dana yang dibatasi penggunaannya sebesar AS$125.802 atau setara Rp1.122.659.011 dan Rp612.000.000 pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan jaminan pembayaran dengan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atas pembayaran Jual Beli Gas Pelanggan Industri Manufaktur dan Pembangkit Listrik. Suku bunga tahunan dan nisbah bagi hasil untuk instrumen keuangan syariah atas deposito berjangka yang dibatasi penggunaannya adalah sebagai berikut: 2010 Bunga AS$ Bagi hasil Dolar AS
24
2009
1,25% - 1,75%
-
84%:16%
81% : 19%
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG USAHA Akun ini terdiri dari:
2010 Pihak ketiga PT Freeport Indonesia PT Pama Persada Nusantara PT Indominco Mandiri PT Chevron Pacific Indonesia PT Kideco Jaya Agung PT Saptaindra Sejati PT Leighton Contractors Indonesia PT Orica Mining Service PT Indomuro Kencana Sakti PT United Tractors Semen Gresik PT Newmont Nusa Tenggara Orica Singapore Pte., Ltd. PT Petrosea Tbk PT Madhani Talatah Nusantara PT RPP Mining Contractors PT Pertamina (persero), Subang Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5 milyar)
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
85.732.119.901 31.946.120.904 19.706.938.496 17.126.090.432 15.024.679.720 14.130.789.568 9.188.780.303 9.096.683.513 7.355.477.940 6.923.382.470 5.667.726.925 2.865.128.585 2.594.046.197 2.144.217.845 1.393.289.177 39.166.541.200
46.267.950.229 32.369.257.418 48.229.370.811 50.265.811.830 3.524.841.787 12.455.106.530 8.032.094.787 7.282.902.458 7.773.756.936 9.220.355.667 10.725.571.807 7.771.641.987 15.476.860.264 14.449.395.201 6.768.358.976 5.455.755.915 49.830.299.587
Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
270.062.013.176 (5.456.176.416)
335.899.332.190 (8.406.397.955)
Pihak ketiga - bersih
264.605.836.760
327.492.934.235
668.564.740
947.157.685
265.274.401.500
328.440.091.920
Pihak hubungan istimewa (Catatan 10) Jumlah Piutang Usaha - Bersih
Piutang usaha tidak dikenakan bunga dan pada umumnya mempunyai jangka waktu pembayaran 30 - 90 hari. Mutasi penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo setiap akhir periode adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 36) Saldo awal periode Penyisihan tahun berjalan
3.186.401.145 2.269.775.271
2.139.900.123 6.266.497.832
Saldo akhir periode
5.456.176.416
8.406.397.955
Rincian piutang usaha berdasarkan umur piutang adalah sebagai berikut:
2010 Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo 1-30 hari
25
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
177.008.644.969
184.400.354.586
51.131.132.954
95.583.132.142
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. PIUTANG USAHA (lanjutan)
2010 Telah jatuh tempo (lanjutan) 31-60 hari > 60 hari
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
14.315.995.845 28.274.804.148
32.683.181.062 24.179.822.085
Jumlah piutang usaha Penyisihan piutang ragu-ragu
270.730.577.916 (5.456.176.416)
336.846.489.875 (8.406.397.955)
Jumlah piutang usaha - bersih
265.274.401.500
328.440.091.920
Rincian piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Dolar AS Rupiah Penyisihan piutang ragu-ragu
255.902.042.347 14.828.535.569 (5.456.176.416)
317.401.666.490 19.444.823.385 (8.406.397.955)
Jumlah piutang usaha - bersih
265.274.401.500
328.440.091.920
Manajemen berkeyakinan bahwa penyisihan piutang ragu-ragu cukup untuk menutup kerugian yang mungkin timbul dari tidak tertagihnya piutang usaha tersebut. Manajemen juga berkeyakinan bahwa tidak terdapat risiko terkonsentrasi secara signifikan atas piutang kepada pihak ketiga. Pada tanggal 30 September 2010, piutang usaha sebesar Rp200.000.000.000 dijaminkan dalam Perjanjian Fidusia dengan PT Bank Permata Tbk sehubungan dengan fasilitas ”Term Loan” dan Pembiayaan Faktur Komersil ”CIF-2” dari PT Bank Permata Tbk (Catatan 14) yang diterima oleh MNK dan sebesar Rp17.126.090.432 dijaminkan pada PT Bank CIMB Niaga Tbk atas pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang panjang yang diterima oleh BN (Catatan 14 dan 15). 6. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Barang jadi (Catatan 22) Suku cadang Bahan baku dan pembantu (Catatan 22) Bahan pengemas Barang dalam perjalanan Lain-lain
59.460.428.075 21.113.299.550 3.565.733.710 2.752.575.726 1.868.575.000 3.109.774.564
46.933.855.336 30.724.266.897 4.563.594.991 2.055.652.064 3.782.515.061 4.831.363.652
Jumlah persediaan
91.870.386.625
92.891.248.001
Pada tanggal 30 September 2010, persediaan telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi, seluruhnya pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan seluruhnya sebesar AS$7.300.000 atau setara dengan Rp65.145.200.000 dan Rp26.000.000.000. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan kerugian atas risiko-risiko tersebut.
26
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
6. PERSEDIAAN (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2010, persediaan barang jadi MNK sebesar Rp2.139.841.340 merupakan persediaan Murabahah sehubungan dengan fasilitas Murabahah dari PT Bank Permata Tbk (Catatan 14). Pada tanggal 30 September 2010, persediaan MNK dengan jumlah minimal sebesar Rp50.000.000.000 dijaminkan dalam perjanjian Fidusia sehubungan dengan fasilitas ”Term Loan” dan Pembiayaan Faktur Komersil ”CIF-2” dari PT Bank Permata Tbk (Catatan 14 dan 15). Manajemen berkeyakinan bahwa seluruh persediaan dapat terjual atau digunakan sehingga tidak perlu dibuat penyisihan penurunan nilai persediaan. 7. BEBAN DIBAYAR DI MUKA DAN UANG MUKA Akun ini terdiri dari: 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Beban dibayar di muka Sewa Asuransi Jaminan pinjaman Lain-lain
4.745.424.532 3.055.450.206 1.099.245.825
5.823.294.900 1.929.559.752 7.115.535.000 2.372.104.754
Jumlah beban dibayar di muka
8.900.120.563
17.240.494.406
Uang muka Pembelian bahan baku Perjalanan dinas Akuisisi PT Bormindo Nusantara Pendirian PT Ancora Shipping Lain-lain
4.790.786.737 152.838.500 3.676.241.823
3.861.435.990 262.956.322 106.491.000.000 889.217.500 2.571.717.014
Jumlah uang muka
8.619.867.060
114.076.326.826
17.519.987.623
131.316.821.232
Jumlah beban dibayar di muka dan uang muka
8. ASET TETAP Aset tetap terdiri dari: 2010 Saldo Awal Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah Pengembangan tanah Bangunan Mesin pabrik Peralatan pabrik Perlengkapan proyek blasting Alat-alat pengeboran/perawatan sumur minyak dan perlengkapan Alat-alat penyambung pipa selubung Perabot dan interior Kendaraan Peralatan kantor
Penambahan
2.354.887.055 1.508.816.941 8.706.816.222 116.125.491.221 13.904.958.059 9.194.538.222
3.000.000.000 2.090.000 855.205.500 4.051.131.678
416.111.396.634 4.032.472.155 8.707.773.219 14.090.084.841 13.196.125.561
10.597.726.365 3.400.000 3.173.000.000 437.862.957
27
Pengurangan
Reklasifikasi
(199.500.000) (6.435.000)
Saldo Akhir
-
5.354.887.055 1.508.816.941 8.708.906.222 116.125.491.221 14.760.163.559 13.245.669.900
-
426.709.122.999 4.032.472.155 8.711.173.219 17.063.584.841 13.627.553.518
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. ASET TETAP (lanjutan) 2010 (lanjutan) Saldo Awal
Penambahan
Pengurangan
Reklasifikasi
Saldo Akhir
Biaya Perolehan (lanjutan) Aset dalam penyelesaian
123.092.557.367
181.604.722.177
(272.097.333)
-
304.425.182.211
Jumlah biaya perolehan
731.025.917.497
203.725.138.677
(478.032.333)
-
934.273.023.841
-
132.719.132 1.257.110.064 7.009.038.319 90.629.906.205 4.955.252.473 4.288.133.099
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Hak atas tanah Pengembangan tanah Bangunan Mesin pabrik Peralatan pabrik Perlengkapan proyek blasting Alat-alat pengeboran/perawatan sumur minyak dan perlengkapan Alat-alat penyambung pipa selubung Perabot dan interior Kendaraan Peralatan kantor
132.719.132 1.202.431.033 6.553.748.863 83.109.440.278 2.168.235.730 3.058.520.882
54.679.031 455.289.456 7.520.465.927 2.787.016.743 1.229.612.217
276.660.050.205 4.032.472.155 5.543.297.182 7.277.294.846 10.614.289.992
21.583.080.601 733.306.441 1.522.188.136 659.467.369
(100.996.875) (5.541.250)
-
298.243.130.806 4.032.472.155 6.276.603.623 8.698.486.107 11.268.216.111
Jumlah akumulasi penyusutan
400.352.500.298
36.545.105.921
(106.538.125)
-
436.791.068.094
Nilai Buku - bersih
330.673.417.199
-
497.481.955.747
2009 (Disajikan kembali, Catatan 36) Saldo Awal Biaya Perolehan Pemilikan langsung Hak atas tanah Pengembangan tanah Bangunan Mesin pabrik Peralatan pabrik Perlengkapan proyek blasting Alat-alat pengeboran/perawatan sumur minyak dan perlengkapan Alat-alat penyambung pipa selubung Perabot dan interior Kendaraan Peralatan kantor
Penambahan
1.508.816.941 4.284.648.285 100.854.806.636 3.860.373.219 4.334.308.429
2.354.887.055 4.068.831.610 59.504.995 4.258.402.023
791.392.119 9.193.778.483 3.211.902.979
407.076.703.916 4.032.472.155 7.069.155.732 5.321.306.358 9.917.512.180
Aset dalam penyelesaian
-
89.188.866.478
Jumlah biaya perolehan
128.040.027.091
533.347.642.502
1.128.081.657 3.665.120.557 76.070.610.017 1.265.971.834 1.873.045.404
132.719.132 55.821.439 2.736.882.541 4.532.008.287 261.706.653 794.684.914
449.866.077 3.239.252.268 1.898.898.748
269.254.302.147 4.032.472.155 4.873.649.174 4.187.608.298 8.499.732.414
Jumlah akumulasi penyusutan
89.590.846.562
299.361.587.154
Nilai Buku - bersih
38.449.180.529
Akumulasi Penyusutan Pemilikan langsung Hak atas tanah Pengembangan tanah Bangunan Mesin pabrik Peralatan pabrik Perlengkapan proyek blasting Alat-alat pengeboran/perawatan sumur minyak dan perlengkapan Alat-alat penyambung pipa selubung Perabot dan interior Kendaraan Peralatan kantor
Pengurangan
Reklasifikasi
-
Saldo Akhir
-
2.354.887.055 1.508.816.941 8.353.479.895 100.854.806.636 3.919.878.214 8.592.710.452
-
407.076.703.916 4.032.472.155 7.860.547.851 13.745.734.841 13.129.415.159
-
89.188.866.478
-
660.618.319.593
-
132.719.132 1.183.903.096 6.402.003.098 80.602.618.304 1.527.678.487 2.667.730.318
(395.302.500) -
-
269.254.302.147 4.032.472.155 5.323.515.251 7.031.558.066 10.398.631.162
(395.302.500)
-
388.557.131.216
(769.350.000) (769.350.000)
-
272.061.188.377
28
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. ASET TETAP (lanjutan) Termasuk di dalam penambahan tahun 2009 adalah aset tetap dari BN, anak perusahaan, yang disajikan seolah-olah dikonsolidasi sejak 23 Juni 2009 (Catatan 1d) sebagai berikut: Biaya
Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku Bersih
Hak atas tanah Bangunan Alat-alat pengeboran/perawatan sumur minyak dan perlengkapan Alat-alat penyambung pipa selubung Perabot dan interior Kendaraan Peralatan kantor Aset dalam penyelesaian
2.354.887.055 4.068.831.610
132.719.132 2.576.208.230
2.222.167.923 1.492.623.380
407.076.703.916 4.032.472.155 5.049.031.388 4.854.064.470 9.403.325.777 5.239.764.569
269.254.302.147 4.032.472.155 4.566.377.631 3.075.573.904 8.182.849.203 -
137.822.401.769 482.653.757 1.778.490.566 1.220.476.574 5.239.764.569
Jumlah
442.079.080.940
291.820.502.402
150.258.578.538
Perhitungan laba (rugi) dari penjualan aset tetap adalah sebagai berikut:
2010 Nilai buku bersih aset tetap Hasil penjualan - bersih Laba (rugi) penjualan aset tetap - bersih
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
99.396.875 120.950.000
374.047.500 191.562.500
21.553.125
(182.485.000)
Beban penyusutan dialokasikan sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Beban pokok pendapatan jasa (Catatan 22) Beban pabrikasi (Catatan 23) Beban operasional (Catatan 24 dan 25)
22.991.639.313 10.955.568.423 2.597.898.185
7.565.860.535 5.320.977.723 2.713.742.007
Jumlah Efek penyesuaian pro forma
36.545.105.921 -
15.600.580.265 (8.059.495.513)
Beban sebelum efek penyesuaian proforma
36.545.105.921
7.541.084.752
Aset dalam penyelesaian merupakan pembayaran uang muka MNK atas pembangunan pabrik baru di Cikampek. Pembangunan pabrik baru rencananya akan diselesaikan pada tahun 2011. Persentase estimasi penyelesaian pembangunan pabrik baru sampai dengan 30 September 2010 adalah 57,4%. Pabrik MNK dibangun di atas tanah milik PT Kawasan Industri Kujang Cikampek yang disewa selama 20 tahun (Catatan 30a).
29
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8. ASET TETAP (lanjutan) Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, alat-alat pengeboran/perawatan sumur minyak dan perlengkapan yang tidak dipakai sementara adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 36) Biaya perolehan Akumulasi penyusutan Nilai buku - bersih
159.467.110.192 (116.863.269.395)
51.976.086.750 (44.674.429.235)
42.603.840.797
7.301.657.515
Pada tanggal 30 September 2010 dan 2009, alat-alat penyambung pipa selubung telah disusutkan penuh dan masih digunakan. Pada tanggal 30 September 2010, aset tetap telah diasuransikan kepada beberapa perusahaan asuransi, seluruhnya pihak ketiga, terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan sebesar AS$108.098.250 setara dengan Rp964.668.783.000 dan Rp7.875.250.000. Manajemen Perseroan dan anak perusahaan berpendapat bahwa jumlah pertanggungan asuransi cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas risiko kebakaran, bencana alam dan risiko lainnya. Pada tanggal 30 September 2010, mesin pabrik dan konstruksi dalam penyelesaian dengan jumlah minimal masing-masing sebesar AS$58.800.000 dan Rp175.000.000.000 dijaminkan dalam Perjanjian Fidusia sehubungan dengan fasilitas ”Term Loan” dan fasilitas Pembiayaan Faktur Komersil ”CIF-2” dari PT Bank Permata Tbk yang diterima MNK (Catatan 14). Kendaraan dan alat-alat pengeboran/ perawatan sumur minyak masing-masing dengan nilai buku masing-masing sebesar Rp3.410.589.583 dan Rp91.154.936.471, digunakan sebagai jaminan atas hutang pembiayaan konsumen dan pinjaman bank yang diterima oleh Perseroan dan BN (Catatan 13 dan 15). Berdasarkan analisa manajemen Perseroan dan anak perusahaan, bahwa tidak terdapat kejadiankejadian atau perubahan-perubahan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aset tetap pada 30 September 2010 dan 2009. 9. GOODWILL - BERSIH Akun ini terdiri dari:
2010 Harga perolehan - awal
4.077.013.334
Akumulasi amortisasi Awal periode Penambahan periode berjalan Akhir periode Goodwill - bersih
2009 (Disajikan kembali Catatan 36) -
(292.548.096) (611.551.999)
-
(904.100.095)
-
3.172.913.239
-
Manajemen berkeyakinan nilai tercatat goodwill pada tanggal neraca dapat dipulihkan sehingga tidak diperlukan penyisihan penurunan nilai
30
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK - PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan dan anak perusahaan mengadakan transaksi dengan pihak hubungan istimewa, yang dilakukan dengan persyaratan dan kondisi yang disepakati bersama. Sifat hubungan istimewa Perincian sifat hubungan dan jenis transaksi yang material dengan pihak-pihak hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Sifat Hubungan •
Pemegang saham
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Transaksi
- PT Ancora Resources
- Pinjaman untuk modal kerja dan dividen
- PT Pupuk Kujang
- Pembelian bahan baku, manajemen dan dividen - Dividen
- Yayasan Dana Abadi Karya Bakti •
•
Mempunyai pemegang saham yang sama dengan Perseroan dan anak perusahaan
Mempunyai komisaris atau direksi yang sama dengan Perseroan atau anak perusahaan
- PT Kawasan Industri Kujang Cikampek - PT Kujang Sud Chemie Catalyst
jasa
- Sewa tanah - Penjualan asam nitrat
-Yayasan Hari Tua Karyawan PT Pupuk Kujang
- Sewa kantor
- PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT)
- Pembelian atas barang dan jasa untuk konstruksi pabrik baru
Transaksi 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Penjualan produk PT Kujang Sud Chemie Catalyst Persentase terhadap jumlah penjualan bersih
2.805.807.708 0,26%
4.844.654.541 0,50%
Pembelian produk dan jasa PT Pupuk Kujang Persentase terhadap beban pokok penjualan
37.056.554.769 4,23%
40.743.592.892 5,43%
2.640.000.000
2.475.000.000
1.813.976.955
893.910.897
4.453.976.955
3.368.910.897
0,45%
0,41%
Pembebanan biaya Jasa manajemen PT Pupuk Kujang Beban sewa PT Kawasan Industri Kujang Cikampek Jumlah Persentase terhadap beban pokok penjualan dan beban usaha
31
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK - PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Saldo
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Aset Piutang usaha PT Kujang Sud Chemie Catalyst Persentase terhadap jumlah aset
668.564.740 0,06%
947.157.685 0,09%
Pinjaman kepada pemegang saham PT Ancora Resources Persentase terhadap jumlah aset
36.278.126.954 3,29%
47.484.726.463 4,35%
Pengadaan atas barang dan jasa yang dikapitalisasi ke aset dalam penyelesaian (Catatan 8) PT Inti Karya Persada Tehnik Persentase terhadap jumlah aset
66.282.955.221 6,01%
-
Pada tanggal 6 Juni 2009, BN dan PT Ancora Resources (AR), pemegang saham Perseroan, mengadakan perjanjian pinjaman, dimana AR setuju untuk mengambil alih sisa saldo pinjaman dari pemegang saham BN sebelumnya, Shore Cap Limited, sebesar AS$4.843.212 dengan bunga pinjaman SIBOR ditambah dengan marjin sebesar 3,5%. AR akan melunasi seluruh bunga dan pokok pinjamannya pada tanggal 5 Juni 2014 dengan masa perpanjangan maksimum 2 (dua) tahun dan tingkat bunga tahunan akan berubah menjadi sebesar SIBOR ditambah dengan marjin sebesar 5%.
2010 Kewajiban Hutang usaha PT Pupuk Kujang Hutang pembelian aset tetap PT Inti Karya Persada Tehnik Beban yang masih harus dibayar PT Pupuk Kujang Persentase terhadap jumlah kewajiban Hutang dividen Kepada pemegang saham minoritas anak perusahaan PT Pupuk Kujang Yayasan Dana Abadi Karya Bakti
Pinjaman kepada pemegang saham PT Ancora Resources Persentase terhadap jumlah kewajiban
32
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
15.240.894.604
17.542.628.805
20.799.027.139
-
646.800.000
-
36.686.721.743 5,51%
17.542.628.805 2,98%
20.000.000 17.000.000
-
37.000.000
-
27.623.400.000 4,15%
-
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK - PIHAK HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Pada tanggal 2 November 2009, Perseroan menandatangani perjanjian pinjaman dari AR, pemegang saham Perseroan, dengan total maksimum pinjaman sebesar Rp24.000.000.000 dan AS$350.000. Tujuan pinjaman adalah untuk modal kerja Perseroan. Pinjaman ini tidak dijamin dan jatuh tempo pada tanggal 1 November 2010. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 0,5% per tahun. Berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman tanggal 11 Oktober 2010, AR setuju untuk menambah jumlah pinjaman menjadi maksimum sebesar Rp45.000.000.000 dan memperpanjang jangka waktu pinjaman menjadi 3 tahun terhitung sejak 2 Nopember 2009 (Catatan 35). 11. HUTANG USAHA Rincian hutang usaha pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: a. Berdasarkan pemasok
2010 Pihak ketiga PT Orica Mining Service Orica Singapore Pte., Ltd. Orica International Pte., Ltd. African Explosives Limited DNX Australia Pty., Ltd. Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5 miliar) Jumlah pihak ketiga Pihak hubungan istimewa (Catatan 10) Jumlah hutang usaha
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
55.856.067.418 37.529.465.428 19.828.918.375 15.641.533.504 57.985.574.419
38.708.194.074 82.373.732.492 31.068.972.300 13.381.243.745 54.694.195.783
186.841.559.144
220.226.338.394
15.240.894.604
17.542.628.805
202.082.453.748
237.768.967.199
b. Berdasarkan umur
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Belum jatuh tempo Telah jatuh tempo
117.715.490.945 84.366.962.803
171.751.091.760 66.017.875.439
Jumlah hutang usaha
202.082.453.748
237.768.967.199
Hutang usaha tidak dikenakan bunga dan pada umumnya mempunyai jangka waktu pembayaran 30 - 90 hari. c. Berdasarkan mata uang
2010 Dolar AS Rupiah
161.286.496.245 40.767.582.954
33
2009 (Disajikan kembali Catatan 36) 198.752.702.938 38.911.762.621
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. HUTANG USAHA (lanjutan) c. Berdasarkan mata uang (lanjutan)
2010 Dolar Singapura Euro Jumlah hutang usaha
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
28.374.549 -
90.920.836 13.580.804
202.082.453.748
237.768.967.199
12. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR DAN PENCADANGAN Rincian beban masih harus dibayar dan pencadangan terdiri dari:
2010 Pencadangan bonus untuk Komisaris, Direktur dan karyawan Biaya provisi dan tahunan atas fasilitas pinjaman bank Bunga Sewa alat pengeboran dan perawatan sumur dan pompa Honorarium tenaga ahli Jasa manajemen (Catatan 10) Lain-lain Jumlah
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
5.751.263.664 3.301.880.000 2.292.148.307 1.312.797.600 1.078.790.145 646.800.000 990.659.826
6.003.090.686 6.522.114.967 118.592.250 1.322.655.386
15.374.339.542
13.966.453.289
13. HUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN Saldo hutang pembiayaan konsumen adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Panin Tbk PT Austindo Nusantara Jaya Finance PT Mitsui Leasing Capital PT U Finance Indonesia
1.245.533.421 599.666.670 280.757.520 -
161.930.874 848.243.413 190.492.807 27.201.609
Jumlah
2.125.957.611
1.227.868.703
Dikurangi bagian yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun
(713.336.969)
Bagian jangka panjang
1.412.620.642
(1.210.996.975) 16.871.728
Pada tahun 2010 dan 2009, Perseroan dan anak perusahaan mendapat fasilitas pembiayaan konsumen untuk pembelian kendaraan dengan jangka waktu antara dua sampai lima tahun dengan suku bunga berkisar antara 5% sampai 7% per tahun. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan kendaraan yang dibeli.
34
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK Rincian pinjaman bank jangka pendek adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
PT Bank Permata Tbk Faktur komersil (AS$5.112.110 dan Rp102.287.880) Murabahah (AS$332.605) PT Bank CIMB Niaga Tbk (AS$345.600)
45.722.761.090 2.968.167.020 3.084.134.400
-
Jumlah
51.775.062.510
-
PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) Berdasarkan Akta Notaris No. 11 dari Elly Halida, S.H., tanggal 13 Agustus 2009, MNK memperoleh fasilitas pembiayaan Murabahah dari PT Bank Permata Tbk (“Permata”), dimana Permata, baik secara langsung maupun tidak langsung, setuju untuk membeli aset tertentu dan kemudian menjualnya kembali kepada MNK dengan marjin harga, syarat dan kondisi yang telah disepakati bersama. Sehubungan dengan fasilitas pembiayaan Murabahah tersebut di atas, berdasarkan Akta Notaris No. 12 dari Elly Halida, S.H., tanggal 13 Agustus 2009, Permata ditunjuk sebagai agen oleh MNK untuk membeli aset yang terkait dengan perjanjian pendanaan tersebut dengan nilai sebesar AS$3.000.000. Marjin bagi hasil atas fasilitas ini ditentukan sebelum dokumen persetujuan transaksi ditandatangani. Fasilitas ini tersedia untuk periode 12 bulan terhitung sejak tanggal 13 Agustus 2009. Pada tanggal 12 Agustus 2010, Permata setuju untuk memperpanjang Perjanjian Fasilitas Murabahah dengan Surat Perpanjangan No. PFM/10/588amd/CGVC. Fasilitas ini tersedia untuk periode 12 bulan terhitung sejak tanggal 13 Agustus 2010 sampai 13 Agustus 2011. Pada tanggal 30 September 2010, MNK menggunakan fasilitas Murabahah atas beberapa ikatan untuk pembelian persediaan dari beberapa pemasok sebesar AS$332.605 atau setara dengan Rp2.968.167.020 dengan rata-rata tingkat marjin bagi hasil selama periode 2010 sebesar 7% per tahun. Hutang tersebut jatuh tempo pada bulan Oktober, Nopember dan Desember 2010. Berdasarkan Akta Notaris No. 23 dari Elly Halida, S.H., tanggal 26 Oktober 2009, MNK memperoleh pembiayaan baru berupa Fasilitas Trade dari Permata yang terdiri dari Faktur Komersial “CIF-2”, Fasilitas Usance Letter of Credit (ULC) dan Usance Payable at Sight (UPAS) yang dapat dipakai bersama-sama, dengan nilai fasilitas pinjaman maksimum sebesar AS$3.000.000. Bunga atas fasilitas CIF-2 ditetapkan berdasarkan tingkat suku bunga mengambang dan bunga untuk fasilitas UPAS sebesar 7% per tahun. Fasilitas ini tersedia untuk periode 12 bulan terhitung sejak tanggal 26 Oktober 2009. Berdasarkan Akta Notaris No. 34 dari Drs. Gunawan Tedjo, SH. MH, tanggal 6 April 2010, MNK menambah fasilitas CIF-2 menjadi sebesar AS$6.000.000. MNK juga memperoleh fasilitas baru berupa Fasilitas Term Loan untuk membiayai investasi MNK dalam pembangunan pabrik baru - MNK II dari Permata yang dapat dipergunakan untuk Fasilitas Sight Letter of Credit (SLC), Usance Letter of Credit (ULC), Usance Payable at Sight (UPAS), dan Usance Financing at Maturity Date (UFAM) dengan nilai fasilitas pinjaman maksimum sebesar AS$37.000.000. Bunga atas fasilitas CIF-2 dan Term Loan ditetapkan berdasarkan tingkat suku bunga mengambang. Selama periode 2010 tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 7% - 7,25% per tahun. Bunga untuk fasilitas UPAS dari fasilitas CIF-2 dan Term Loan masing-masing sebesar 6,75% dan 5,5% per tahun. Fasilitas CIF-2 tersedia untuk periode 12 bulan terhitung sejak tanggal 6 April 2010 dan fasilitas Term Loan tersedia untuk periode 48 bulan terhitung sejak tanggal 8 April 2010.
35
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) (lanjutan) Berdasarkan Akta Notaris No. 86 dari Drs. Gunawan Tedjo, S.H., M.H., tanggal 19 Juli 2010, MNK memperoleh fasilitas baru berupa Fasilitas Letter of Credit (LC) dari Permata yang terdiri dari Usance Payable at Sight (UPAS) dan Usance Financing at Maturity Date (UFAM) dengan nilai fasilitas pinjaman maksimum sebesar AS$2.700.000 dengan tingkat bunga sebesar 6% per tahun dan jangka waktu 120 hari. Fasilitas ini tersedia untuk periode 30 hari terhitung sejak 19 Juli 2010. Berdasarkan Akta Perubahan Kelima Notaris No. 83 dari Drs. Gunawan Tedjo, SH. MH, tanggal 12 Agustus 2010, MNK telah memperpanjang Fasilitas CIF-2 untuk periode 12 bulan sampai dengan 13 Agustus 2011. Jumlah jaminan Fidusia MNK atas fasilitas CIF-2 dan Term Loan dengan Permata atas piutang dagang, persediaan, pabrik MNK I, dan konstruksi dalam pembangunan MNK II masingmasing menjadi minimal sebesar Rp200.000.000.000, Rp50.000.000.000, Rp175.000.000.000, dan AS$58.800.000. Saldo terhutang untuk fasilitas CIF-2 pada tanggal 30 September 2010 sebesar AS$5.112.110 atau setara dengan Rp45.620.473.210 dan Rp102.287.880 yang merupakan pemakaian atas Fasilitas UPAS terkait dengan pembelian Ammonium Nitrat dari beberapa pemasok. Pinjaman tersebut jatuh tempo pada bulan Oktober, Nopember dan Desember 2010. Saldo terhutang untuk fasilitas Term Loan pada tanggal 30 September 2010 sebesar AS$9.234.614 atau setara dengan Rp82.409.696.813, yang merupakan pemakaian atas Fasilitas UFAM terkait dengan pembayaran kepada beberapa pemasok dan kontraktor untuk pembangunan pabrik baru MNK II. Pinjaman tersebut jatuh tempo mulai Juli 2011 dengan pembayaran secara cicilan setiap bulannya sampai dengan April 2014. Atas setiap pembukaan letter of credit melalui Fasilitas Trade dan pembiayaan Murabahah, MNK diwajibkan untuk menyetor marginal deposit sebesar 30% hingga 60% dari nilai nominal letter of credit yang dibuka (Catatan 4). Perjanjian-perjanjian fasilitas kredit tersebut juga mencakup pembatasan-pembatasan yang mensyaratkan MNK untuk: - menjaga rasio hutang terhadap modal maksimum sebesar 3 kali; - memastikan bahwa pemegang saham MNK yaitu PT Pupuk Kujang dan Perseroan menjaga kepemilikan saham mereka di MNK minimal sebesar 70%; - menjaga saldo minimum rekening MNK di Permata sebesar AS$1.000.000; - menyisihkan dana di rekening penampung secara bertahap sampai dengan April 2011 dengan nilai minimum sebesar AS$3.000.000; - menjaga rasio jumlah hutang terhadap EBITDA maksimum 3 kali. Pada tanggal 30 September 2010, MNK telah mematuhi seluruh persyaratan sehubungan dengan persyaratan yang diberikan oleh Permata tersebut di atas.
36
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. PINJAMAN BANK JANGKA PENDEK (lanjutan) PT Bormindo Nusantara (BN) Berdasarkan Perubahan dan Pernyataan Kembali Terhadap Perjanjian Kredit No. 291/AMD/CB/JKT/2010 tertanggal 31 Mei 2010, PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) setuju untuk memberikan fasilitas pinjaman jangka pendek kepada BN dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar AS$1.332.000 dengan jumlah perikatan sebagai berikut: a. Pinjaman Fasilitas A, dengan jumlah pokok pinjaman sampai dengan AS$576.000. Pinjaman tersebut dapat dicairkan dalam jangka waktu 8 (delapan) bulan sejak tanggal perjanjian. Pinjaman ini harus dibayar kembali dalam 5 (lima) kali cicilan bulanan masing-masing sebesar 20% dari jumlah penarikan dimulai sejak 3 (tiga) bulan sejak penarikan pertama. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 8,5%. Sampai dengan tanggal 30 September 2010, BN telah menarik Pinjaman Fasilitas A sebesar AS$576.000. b. Pinjaman Fasilitas B, dengan jumlah pokok pinjaman sampai dengan AS$756.000. Pinjaman tersebut dapat dicairkan dalam jangka waktu sesuai dengan masa kerja dalam kontrak No. C806120 antara BN dengan PT Chevron Pacific Indonesia. Pinjaman ini harus dibayar kembali setiap bulan, dimulai sejak satu bulan setelah kontrak No. C806120 efektif dimulai sesuai dengan jangka waktu kontrak. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 8,5%. Sampai dengan tanggal 30 September 2010, BN belum melakukan penarikan atas Pinjaman Fasilitas B. Fasilitas kredit digunakan oleh BN untuk membiayai kegiatan jasa pengeboran untuk PT Chevron Pacific Indonesia dan dijamin dengan piutang usaha dan alat-alat pengeboran milik BN. Pada tanggal 30 September 2010, BN tidak memenuhi persyaratan sehubungan dengan persyaratan yang diberikan oleh CIMB (Catatan 15). Manajemen BN akan mengajukan permohonan waiver kepada CIMB. Manajemen BN berkeyakinan bahwa CIMB akan menyetujui permohonan waiver tersebut. 15. PINJAMAN JANGKA PANJANG Rincian pinjaman jangka panjang adalah sebagai berikut: Saldo 30 September 2010
Jatuh tempo dalam 1 tahun
Jatuh tempo lebih dari 1 tahun
Jumlah
PT Bank CIMB Niaga Tbk (AS$25.261.792) PT Bank Permata Tbk (AS$9.234.614) Dikurangi: Biaya pinjaman yang belum diamortisasi
20.417.755.040 7.491.790.619
205.018.479.981 74.917.906.194
225.436.235.021 82.409.696.813
-
(13.913.911.966)
(13.913.911.966)
Jumlah
27.909.545.659
266.022.474.209
293.932.019.868
Saldo 30 September 2009 PT Bank CIMB Niaga Tbk (AS$27.272.912)
Jatuh tempo dalam 1 tahun 19.432.980.705
Jatuh tempo lebih dari 1 tahun 244.596.083.852
Jumlah 264.029.064.557
Biaya pinjaman merupakan biaya ditangguhkan yang berasal dari biaya komitmen, biaya perolehan pinjaman dan biaya provisi sehubungan dengan perolehan pinjaman dan diamortisasi selama masa pinjaman. Amortisasi atas biaya pinjaman yang diakui sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 adalah sebesar Rp1.751.083.673.
37
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Perseroan Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 209/CBG/JKT/09 tertanggal 16 September 2009, PT Bank CIMB Niaga Tbk (CIMB) setuju untuk memberikan fasilitas pinjaman berjangka dengan jumlah maksimum sebesar AS$21.000.000 dan tingkat bunga sebesar 10,5% per tahun dengan jumlah perikatan sebagai berikut: a. Pinjaman Fasilitas A, dengan rata-rata pokok pinjaman sampai dengan AS$6.500.000. Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk membiayai 65% dana yang diperlukan untuk peningkatan 10% kepemilikan saham di MNK sehingga kepemilikan Perseroan di MNK akan menjadi 50%. b. Pinjaman Fasilitas B, dengan rata-rata pokok pinjaman sampai dengan AS$14.500.000. Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk membiayai 65% dana yang dibutuhkan oleh Perseroan dalam rangka pembelian 60% saham BN. Pinjaman Fasilitas A dan B ini dapat dicairkan pada tanggal 16 September 2009 sampai dengan 31 Oktober 2009. Pinjaman ini harus dibayar kembali dalam dua puluh (20) kali cicilan kuartalan yang dimulai pada tanggal 17 Maret 2011 sampai dengan 17 Desember 2015. Perseroan telah menarik seluruh Pinjaman Fasilitas A dan B sebesar AS$21.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan berupa gadai saham PT Ancora Resources pada Perseroan sebesar Rp325.000.000.000 atau 150% dari jumlah pinjaman dan rekening penampung di CIMB minimal sebesar enam bulan bunga pinjaman atau setara dengan AS$1.050.000. Berdasarkan Perubahan terhadap Perjanjian Kredit No. 093/AMD/CBG/JKT/2010 tertanggal 18 Februari 2010, PT Bank CIMB Niaga Tbk dan Perseroan setuju untuk menurunkan suku bunga kredit Fasilitas A dan B dari 10,5% menjadi 9,5% per tahun. Perjanjian pinjaman tersebut menyebutkan pula beberapa pembatasan, antara lain: a. Menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak atau menyewakan atau menyerahkan pemakaian seluruh atau sebagian aset Perseroan, baik barang-barang bergerak maupun tidak bergerak, kecuali dalam rangka menjalankan usaha Perseroan sehari-hari. b. Menjaminkan atau mengagunkan dengan cara bagaimanapun kekayaan Perseroan kepada orang atau pihak lain, kecuali meminjamkan atau mengagunkan kekayaan kepada CIMB sebagaimana tertuang di dalam perjanjian-perjanjian jaminan. c. Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban Perseroan untuk membayar kepada pihak ketiga, kecuali dalam rangka menjalankan usaha Perseroan sehari-hari. d. Menjaminkan langsung maupun tidak langsung kepada pihak ketiga, kecuali melakukan endorsemen atas surat-surat yang dapat diperdagangkan untuk keperluan pembayaran atau penagihan transaksi-transaksi lain yang lazim dilakukan dalam menjalankan usaha. e. Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain kecuali dalam rangka menjalankan usaha Perseroan sehari-hari. f. Mengadakan perubahan dari sifat dan kegiatan usaha Perseroan seperti yang sedang dijalankan saat ini. g. Mengadakan perubahan anggaran dasar dan nilai saham Perseroan. h. Melakukan merger atau akuisisi, konsolidasi, re-organisasi dan pembubaran Perseroan, termasuk menjual atau mengalihkan hak atas kepemilikan Perseroan dan anak perusahaan kepada pihak lain. i. Menerbitkan jaminan/indemnities kepada pihak ketiga atas hutang afiliasi atau anak perusahaan. j. Mengadakan perjanjian atau kontrak baru dengan pihak lain/afiliasi yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha sehingga Perseroan tidak dapat membayar pinjamannya kepada CIMB. k. Melakukan investasi pengeluaran modal lebih dari Rp10.000.000.000 per tahun. l. Mengajukan moratorium, penundaan pembayaran atau kepailitan.
38
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) Perseroan (lanjutan) Selama masa berlakunya perjanjian tersebut, Perseroan harus mempertahankan interest service coverage ratio minimum sebesar 1,5 kali dan debt service coverage ratio minimum sebesar 1 kali. Pada tanggal 30 September 2010, Perseroan telah mematuhi seluruh persyaratan penting sehubungan dengan persyaratan yang diberikan oleh CIMB tersebut di atas. PT Bormindo Nusantara (BN) Berdasarkan Perjanjian Kredit No. 238/CBG/JKT/09 tertanggal 29 September 2009, CIMB setuju untuk memberikan fasilitas pinjaman berjangka kepada BN dengan jumlah maksimum sebesar AS$6.350.000 dengan jumlah perikatan sebagai berikut: a. Pinjaman berjangka A, dengan rata-rata pokok pinjaman sampai dengan AS$4.350.000. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 9,5% per tahun. b. Pinjaman berjangka B, dengan rata-rata pokok pinjaman sampai dengan AS$2.000.000. Fasilitas ini dikenakan tingkat bunga tahunan sebesar 10,5% per tahun. Pinjaman berjangka A dan B tersebut dapat dicairkan pada tanggal 29 September 2009 sampai dengan 1 (satu) bulan setelahnya. Pinjaman ini harus dibayar kembali dalam 13 (tiga belas) kali cicilan kuartalan yang dimulai pada bulan Desember 2009 sampai dengan bulan Desember 2012. BN telah menarik fasilitas A dan B masing-masing sebesar AS$4.272.912 dan AS$2.000.000. Fasilitas kredit ini digunakan oleh BN untuk membiayai pengambilalihan pinjaman BN dari Standard Chartered Bank tertanggal 27 Desember 2009 dan fasilitas pinjaman IPAM tertanggal 2 Mei 2007 sebesar AS$2.000.000. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan berupa piutang BN dan alat-alat pengeboran. Berdasarkan Surat No. 060/LA/CBG-I/JKT/I/2010, CIMB telah melakukan penyesuaian terhadap tingkat suku bunga pinjaman Fasilitas A dan B masing-masing menjadi 9,5% dan 10,5% per tahun yang berlaku efektif sejak 25 Januari 2010. Perjanjian pinjaman tersebut menyebutkan pula beberapa pembatasan, antara lain: - Menjual atau dengan cara lain mengalihkan hak atau menyewakan atau menyerahkan pemakaian seluruh atau sebagian aset BN, baik barang-barang bergerak maupun tidak bergerak milik BN, kecuali dalam rangka menjalankan usaha BN sehari-hari. - Menjaminkan atau mengagunkan dengan cara bagaimanapun kekayaan BN kepada orang atau pihak lain, kecuali menjaminkan atau mengagunkan kekayaan kepada CIMB sebagaimana tertuang di dalam perjanjian-perjanjian jaminan. - Mengadakan perjanjian yang dapat menimbulkan kewajiban BN untuk membayar kepada pihak ketiga yang dapat mempengaruhi kelancaran usaha ke arah kondisi yang buruk, kecuali dalam rangka menjalankan usaha BN sehari-hari. - Menjaminkan langsung maupun tidak langsung pihak ketiga lainnya termasuk atas hutang afiliasi atau anak BN, kecuali melakukan endorsemen atas surat-surat yang dapat diperdagangkan untuk keperluan pembayaran atau penagihan transaksi-transaksi lain yang lazim dilakukan dalam menjalankan usaha. - Memberikan pinjaman kepada atau menerima pinjaman dari pihak lain kecuali dalam rangka menjalankan usaha BN sehari-hari. - Mengadakan perubahan dari sifat dan kegiatan usaha BN seperti yang sedang dijalankan saat ini. - Mengubah susunan para pemegang saham dan nilai saham BN. - Mengumumkan dan membagikan dividen saham, apabila terdapat tunggakan kewajiban pembayaran yang telah jatuh tempo kepada CIMB.
39
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. PINJAMAN JANGKA PANJANG (lanjutan) PT Bormindo Nusantara (BN) (lanjutan) -
-
Melakukan merger atau akuisisi. Membayar atau membayar kembali tagihan-tagihan atau piutang-piutang berupa apapun juga yang sekarang dan/atau kemudian hari akan diberikan oleh para pemegang saham BN baik berupa jumlah pokok, bunga dan lain-lain jumlah uang yang wajib dibayar. Menyimpang terhadap pembatasan ketiga dan kelima di atas, BN berhak untuk menerima pinjaman dari pihak ketiga lainnya dan karenanya mempunyai kewajiban membayar kembali kepada pihak ketiga tersebut, apabila CIMB tidak membalas atau setuju untuk memberikan pendanaan sebagaimana diatur dalam Pasal 6.10 Perjanjian Kredit No. 238/CBG/JKT/09 tertanggal 29 September 2009, dalam waktu 30 (tiga puluh) hari sejak CIMB menerima surat permohonan pendanaan dari BN.
Selama masa berlakunya perjanjian tersebut, BN harus mempertahankan interest service coverage ratio minimum sebesar 1,5 kali dan debt service coverage ratio minimum sebesar 1 kali. Pada tanggal 30 September 2010, BN tidak memenuhi persyaratan sehubungan dengan persyaratan yang diberikan oleh CIMB tersebut di atas. Manajemen BN akan mengajukan permohonan waiver kepada CIMB. Manajemen BN berkeyakinan bahwa CIMB akan menyetujui permohonan waiver tersebut.
16. PERPAJAKAN a. Hutang Pajak Rincian hutang pajak adalah sebagai berikut:
2010 Perseroan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 dan 26 Pasal 4(2) Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai
Anak Perusahaan Pajak Penghasilan Pasal 21 Pasal 23 dan 26 Pasal 4(2) Pasal 29 Pajak Pertambahan Nilai
Jumlah hutang pajak
40
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
155.392.248 6.173.323 207.471.836
753.770.700 250.000 8.635.728 -
369.037.407
762.656.428
938.930.338 649.993.911 198.599.774 2.471.663.370
1.001.095.204 2.330.542.634 172.489.853 32.490.796.526 5.544.799.435
4.259.187.393
41.539.723.652
4.628.224.800
42.302.380.080
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan Badan
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Beban pajak kini Perseroan Anak perusahaan
(17.608.259) (26.779.729.504)
(35.070.142.419)
Jumlah pajak kini
(26.797.337.763)
(35.070.142.419)
Manfaat pajak tangguhan Perseroan Anak perusahaan - bersih
2.548.351.077 3.625.870.703
1.550.881.147 1.120.705.094
Jumlah pajak tangguhan
6.174.221.780
2.671.586.241
(20.623.115.983)
(32.398.556.178)
Jumlah pajak penghasilan
Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan penghasilan kena pajak adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 36) Laba sebelum beban pajak penghasilan menurut laporan laba rugi konsolidasian Laba anak perusahaan sebelum taksiran pajak penghasilan badan Jurnal eliminasi konsolidasi
65.133.782.251
107.438.755.349
(82.466.523.033) 28.008.968.123
(113.765.415.717) 34.450.591.199
10.676.227.341
28.123.930.831
408.947.348 25.285.691
34.012.207 22.475.149
Laba sebelum beban pajak penghasilan - Perseroan Beda temporer Imbalan kerja karyawan Aset tetap Beda tetap Bagian atas laba anak perusahaan - bersih Beban yang tidak dapat dikurangkan Penghasilan yang dikenakan pajak final
(23.916.488.511) 559.769.160 (88.041.294)
(34.450.591.196) 1.507.649.562 (650.937.761)
Taksiran rugi pajak Perseroan
(12.334.300.265)
(5.413.461.208)
Beban pajak kini: Perseroan Pajak penghasilan sesuai tarif pajak berlaku Pajak kini - final
Anak perusahaan Pajak penghasilan sesuai tarif pajak berlaku Efek penyesuaian pro forma
41
17.608.259
-
17.608.259
-
26.779.729.504 -
44.011.555.213 (8.941.412.794)
26.779.729.504
35.070.142.419
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) b. Pajak Penghasilan Badan (lanjutan)
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Beban pajak kini konsolidasian
26.797.337.763
35.070.142.419
Dikurangi: Pajak penghasilan dibayar di muka Perseroan Anak perusahaan
21.000.000 37.514.607.995
520.667.495 11.520.758.687
37.535.607.995
12.041.426.182
21.000.000
520.667.495
Lebih (kurang) bayar pajak kini konsolidasian Perseroan Anak perusahaan
10.734.878.491
(32.490.796.526)
Rugi fiskal Perseroan yang dibawa ke masa depan, yang dapat dipakai sebagai kompensasi pengurang penghasilan kena pajak di masa lima tahun mendatang, terjadi di periode fiskal berikut: 2010
2009
Periode 2008 Periode 2009 Periode 2010
4.793.280.378 12.026.850.963 12.334.300.265
4.793.280.378 5.413.461.208 -
Jumlah
29.154.431.606
10.206.741.586
Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan seperti yang tercantum dalam laporan laba rugi konsolidasian dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan Perseroan dan tarif pajak yang berlaku adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 36) Laba sebelum beban pajak penghasilan - Perseroan
10.676.227.341
28.123.930.831
Pajak penghasilan (tarif tetap yang berlaku) Pengaruh pajak penghasilan pada beda permanen: Penghasilan yang dikenakan pajak final Beban yang tidak dapat dikurangkan Penyesuaian tarif pajak dan penyesuaian
2.669.056.835
7.874.700.632
(22.010.323) (5.821.571.579) 643.782.249
(182.262.573) (9.224.023.657) (19.295.549)
Beban (manfaat) menurut laporan laba rugi konsolidasian Perseroan Anak perusahaan
(2.530.742.818) 23.153.858.801
(1.550.881.147) 33.949.437.325
Jumlah
20.623.115.983
32.398.556.178
42
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) c. Pajak dibayar di muka
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Perseroan Pajak penghasilan badan Pajak Pertambahan Nilai Anak perusahaan Pajak penghasilan badan Pajak Pertambahan Nilai
176.616.264 894.469.172
520.667.495 466.344.896
25.245.307.268 41.700.666.385
38.801.485.635 41.278.792.760
Jumlah
68.017.059.089
81.067.290.786
d. Pajak tangguhan
2010 Aset pajak tangguhan - bersih Perseroan Rugi Fiskal Aset tetap Imbalan kerja karyawan Cadangan aset pajak tangguhan - rugi fiskal
Anak perusahaan Pencadangan bonus Imbalan kerja karyawan Penyisihan piutang ragu-ragu Aset tetap
Aset pajak tangguhan - bersih konsolidasi
Kewajiban pajak tangguhan - bersih Anak perusahaan Aset tetap Imbalan kerja karyawan Rugi fiskal Kewajiban pajak tangguhan - bersih konsolidasi
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
7.288.607.902 29.575.122 149.062.866 (1.588.285.358)
2.953.753.253 18.652.051 12.690.741 -
5.878.960.532
2.985.096.045
1.743.031.032 1.967.318.338 1.459.636.139 (679.513.612)
1.914.022.110 1.581.263.508 2.353.791.427 (852.197.496)
4.490.471.897
4.996.879.549
10.369.432.429
7.981.975.594
(10.727.253.235) 1.433.415.668 2.659.860.195
(11.117.769.633) 1.369.136.102 -
(6.633.977.372)
(9.748.633.531)
Manajemen berkeyakinan bahwa cadangan aset pajak tangguhan cukup untuk menutup kerugian yang timbul dari tidak terealisasinya aset pajak tangguhan dari rugi pajak. Realisasi aset pajak tangguhan bergantung pada kemampuan Perseroan dan anak perusahaan untuk menghasilkan pendapatan kena pajak yang memadai di masa mendatang.
43
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) e. Ketetapan pajak PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) Pada tanggal 30 April 2009, MNK menerima Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dari DJP atas pemotongan pajak penghasilan badan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23 dan pemotongan pajak penghasilan pasal 4(2) untuk tahun pajak 2004. Penetapan kurang bayar pajak dan denda atas pemotongan pajak penghasilan badan, pemotongan pajak penghasilan pasal 23 dan pemotongan pajak penghasilan pasal 4(2) masing-masing sebesar Rp644.036.554, Rp19.501.311 dan Rp8.143.634. MNK menerima keputusan kurang bayar pajak ini dan mengakui kurang bayar pajak dan denda sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun 2009. Pada tanggal 25 November 2009, MNK menerima SKPKB dari DJP atas pajak penghasilan badan untuk tahun pajak 2007 yang menetapkan kurang bayar pajak dan denda sebesar Rp3.151.749.742. MNK menerima keputusan kurang bayar pajak ini dan mengakui kurang bayar pajak dan denda sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun 2009. Pada tanggal 4 Desember 2009, MNK menerima SKPKB dari DJP atas pemotongan pajak penghasilan pasal 23 dan pemotongan pajak penghasilan pasal 4(2) untuk tahun pajak 2007. Penetapan kurang bayar pajak dan denda atas pemotongan pajak penghasilan pasal 23 dan pajak penghasilan pasal 4(2) masing-masing sebesar Rp77.238.501 dan Rp83.244.956. MNK menerima keputusan kurang bayar pajak ini dan mengakui kurang bayar pajak dan denda sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun 2009. Pada tanggal 21 Desember 2009 dan 18 Januari 2010, MNK menerima Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) atas Pajak Pertambahan Nilai untuk masa pajak Mei, September dan Desember 2008 yang menetapkan lebih bayar masing-masing sebesar Rp4.614.453.875, Rp10.155.438.779 dan Rp7.774.157.065 dari yang seharusnya masing-masing sebesar Rp4.616.550.395, Rp10.155.438.779 dan Rp7.796.057.065 sesuai dengan yang dilaporkan di dalam surat pemberitahuan. MNK menerima ketetapan pajak tersebut dan mengakui selisih sebesar Rp23.996.520 sebagai beban dalam laporan laba rugi tahun 2009. PT Bormindo Nusantara (BN) Pada tanggal 18 Mei 2010, BN menerima SKPLB dari DJP atas pajak penghasilan badan tahun 2008 yang menetapkan lebih bayar sebesar Rp5.954.045.790 yang seharusnya sebesar Rp6.144.195.684 sesuai dengan yang dilaporkan di dalam surat pemberitahuan. BN menerima ketetapan pajak tersebut dan mengakui selisih atas perbedaan sebesar Rp190.149.894 sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan. Pada tanggal 18 Mei 2010, BN menerima SKPKB tambahan dari DJP atas PPN untuk tahun pajak 2008 sebesar Rp921.715.692. BN menerima ketetapan pajak tersebut dan mengakui kurang bayar pajak dan dendanya sebagai beban sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan. Pada tanggal 18 Mei 2010, BN menerima SKPKB dari DJP atas pajak penghasilan pasal 23 dan pajak penghasilan pasal 4(2) untuk tahun pajak 2008. Penetapan kurang bayar pajak dan denda atas pajak penghasilan pasal 23 dan pajak penghasilan pasal 4(2) masing-masing sebesar Rp374.341.126 dan Rp26.271.371. BN menerima keputusan kurang bayar pajak ini dan mengakui kurang bayar pajak dan denda sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan. Pada tanggal 16 Agustus 2010, BN menerima SKPLB dari DJP atas Pajak Pertambahan Nilai untuk tahun pajak periode Januari - Juni 2009 sebesar Rp6.075.481.807. BN menerima ketetapan pajak tersebut dan mengakui selisih atas perbedaan sebesar Rp39.670.864 sebagai beban dalam laporan laba rugi periode berjalan.
44
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. PERPAJAKAN (lanjutan) Berdasarkan peraturan perpajakan Indonesia, Perseroan dan anak perusahaan menghitung, menetapkan, dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang. DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu sepuluh tahun sejak tanggal terhutangnya pajak, atau sampai dengan akhir tahun 2013, mana lebih dulu. Berdasarkan peraturan pajak yang berlaku mulai tahun 2008, DJP dapat menetapkan dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun sejak tanggal terhutangnya pajak. 17. KEWAJIBAN IMBALAN KERJA KARYAWAN a. Program pensiun Anak perusahaan (MNK) mempunyai program pensiun manfaat pasti yang meliputi seluruh karyawan tetapnya. Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan pada saat pensiun. Dana pensiun ini dikelola oleh Dana Pensiun Bimantara (“Danapera”), yang akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. 382/KM.17/1996 tanggal 15 Oktober 1996. Pendiri Danapera adalah PT Global Mediacom Tbk (dahulu PT Bimantara Citra Tbk) dan MNK bertindak sebagai mitra pendiri. Pendanaan program pensiun berasal dari kontribusi MNK dan karyawannya masing-masing sebesar 4% dan 9,65% dari gaji kotor. Jika pendanaan dari kontribusi pemberi kerja dan karyawan kurang dari jumlah manfaat yang ditentukan oleh program pensiun, MNK akan menyisihkan kekurangan pendanaan tersebut. b. Kewajiban imbalan kerja yang tidak dicakup oleh program pensiun Perseroan dan anak perusahaan (MNK dan BN) mempunyai kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 tanggal 25 Maret 2003 (UU 13). MNK juga menyisihkan kewajiban imbalan kerja karyawan sesuai dengan UU 13 dan imbalan kerja jangka panjang lainnya dalam bentuk cuti panjang. MNK melakukan juga penyisihan tunjangan purna jabatan untuk Dewan Komisaris dan Direksi MNK sebesar dua kali gaji bulanan terakhir dikalikan dengan masa kerja. Kewajiban imbalan kerja yang tidak dicakup oleh program pensiun meliputi imbalan-imbalan tersebut di atas. Mutasi kewajiban imbalan pasca kerja yang diakui pada neraca konsolidasian adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 36) Saldo awal periode Jumlah yang dibebankan Pembayaran manfaat Efek penyesuaian pro forma
11.540.046.745 4.247.333.814 (1.934.766.578) -
Saldo akhir periode
13.852.613.981
45
6.095.260.060 1.097.406.340 (997.411.677) 5.476.544.410 11.671.799.133
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HAK MINORITAS ANAK PERUSAHAAN Akun ini merupakan hak pemegang saham minoritas atas aset/(kewajiban) bersih dan laba/(rugi) bersih anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut: a. Bagian minoritas atas aset bersih anak perusahaan 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 PT Multi Nitrotama Kimia PT Bormindo Nusantara PT Ancora Shipping
227.506.524.137 60.463.791.534 206.667
160.041.997.010 71.593.921.915 -
Jumlah
287.970.522.338
231.635.918.925
b. Hak minoritas atas laba (rugi) bersih 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 PT Multi Nitrotama Kimia PT Bormindo Nusantara PT Ancora Shipping
37.798.862.309 (6.494.366.937) (799.263)
39.036.164.771 2.531.688.970 -
Jumlah
31.303.696.109
41.567.853.741
19. MODAL SAHAM Rincian modal disetor Perseroan dengan nilai nominal Rp100 per saham pada tanggal 30 September 2010 dan 2009 berdasarkan catatan yang dibuat oleh PT Sinartama Gunita, Biro Administrasi Efek adalah sebagai berikut: 30 September 2010
Pemegang saham PT Ancora Resources UBS AG, Singapore S/A Summer Harvest Pte Ltd Pictet and CIE S/A Burgundy Assets Corp. Sarasin Robo Nominees (Singapore) Pte Ltd Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
918.304.978 303.414.240 194.996.613 208.220.295 140.991.651
52,00% 17,18% 11,04% 11,79% 7,99%
91.830.497.800 30.341.424.000 19.499.661.300 20.822.029.500 14.099.165.100
1.765.927.777
100,00%
176.592.777.700
30 September 2009
Pemegang saham PT Ancora Resources Summer Harvest Pte. Ltd. Pictet and CIE S/A Burgundy Assets Corp. Masyarakat (masing-masing di bawah 5%) Jumlah
Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh
Persentase Pemilikan
Jumlah
521.286.632 257.172.000 143.078.000 95.963.368
51,23% 25,27% 14,06% 9,44%
52.128.663.200 25.717.200.000 14.307.800.000 9.596.336.800
1.017.500.000
100.00%
101.750.000.000
46
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19. MODAL SAHAM (lanjutan) Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 11 September 2009, sebagaimana diaktakan dalam Akta Keputusan Rapat No. 2 pada tanggal 1 Desember 2009, yang dibuat di hadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp101.750.000.000 menjadi sebesar Rp124.361.111.100. Perubahan tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-03561 tanggal 11 Februari 2010. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) tanggal 1 Desember 2009, sebagaimana diaktakan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 8 pada tanggal 19 Januari 2010, yang dibuat dihadapan Notaris Fathiah Helmi, S.H., para pemegang saham menyetujui peningkatan modal ditempatkan dan disetor dari Rp124.361.111.100 menjadi sebesar Rp176.592.777.700 melalui kapitalisasi tambahan modal disetor. Perubahan tersebut telah diberitahukan kepada Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Penerimaan Pemberitahuan No. AHU-AH.01.10-03561 tanggal 11 Februari 2010 (Catatan 20).
20. TAMBAHAN MODAL DISETOR Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2010 Penawaran umum perdana Agio saham Biaya penawaran umum terbatas I Biaya penawaran umum terbatas II Kapitalisasi tambahan modal disetor tahun 2008 Jumlah
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
428.673.873 153.241.666.620 (1.740.290.485) (2.677.775.228) (52.231.666.600)
428.673.873 58.275.000.000 (1.740.290.485) -
97.020.608.180
56.963.383.388
Agio saham merupakan selisih antara harga saham yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Terbatas I dan II (Catatan 1) dengan harga per lembar saham masing-masing sebesar Rp170 dan Rp520 dengan nilai nominal per saham Rp100 untuk masing-masing 832.500.000 saham dan 226.111.111 saham yang ditawarkan. Biaya Penawaran Umum Terbatas I dan II terdiri dari imbalan jasa profesional yang dibayarkan kepada akuntan, penasihat hukum, penasihat keuangan dan biro administrasi efek. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tanggal 1 Desember 2009 yang dinyatakan dalam Akta Notaris No. 8 dari Fathiah Helmi, S.H., tanggal 19 Januari 2010, semua pemegang saham menyetujui untuk membagikan saham bonus sebanyak 522.316.666 lembar saham yang berasal dari kapitalisasi agio saham sebesar Rp52.231.666.600 yang dibagikan kepada para pemegang saham secara proporsional dengan rasio setiap pemegang 50 saham berhak mendapatkan 21 saham baru dengan harga sebesar nilai nominal yaitu Rp100 setiap lembar saham. Saham bonus ini telah dibagikan pada tanggal 15 Januari 2010.
47
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. PENJUALAN BERSIH Rincian penjualan bersih adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Barang pabrikasi Amonium nitrat Asam nitrat Barang dagangan Amonium nitrat Bahan peledak Pendapatan jasa Peledakan Pengeboran Perawatan sumur minyak Angkutan kapal Jumlah
162.711.227.242 3.052.677.653
214.678.782.887 4.032.426.471
487.274.291.626 140.531.286.283
367.441.823.009 138.371.828.356
143.908.569.705 115.666.491.965 11.465.945.947 185.000.000
159.315.533.002 67.723.329.056 10.988.788.890 -
1.064.795.490.421
962.552.511.671
Rincian pelanggan dengan penjualan melebihi 10% dari jumlah penjualan konsolidasian Perseroan adalah sebagai berikut: Persentase Terhadap Jumlah Penjualan Konsolidasian
Jumlah 2010 Pihak ketiga: PT Freeport Indonesia PT Indominco Mandiri PT Chevron Pacific Indonesia
2009
281.349.266.842 134.672.434.343 112.221.719.716
2010
173.038.155.880 153.357.383.946 -
2009
26,42% 12,65% 10,54%
17,98% 15,93% -
22. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Beban Pabrikan Persediaan bahan baku dan pembantu awal Pembelian Persediaan bahan baku dan pembantu akhir (Catatan 6)
3.316.105.518 52.095.010.855 (3.565.733.710)
4.794.994.041 52.883.974.746 (4.563.594.991)
Pemakaian persediaan bahan baku dan bahan pembantu Upah langsung Beban pabrikasi (Catatan 23)
51.845.382.663 6.754.786.502 28.836.537.974
53.115.373.796 8.426.261.760 23.694.404.031
Jumlah biaya produksi
87.436.707.139
85.236.039.587
Persediaan barang jadi Awal periode Akhir periode (Catatan 6)
4.243.765.168 (2.678.629.796)
29.002.401.810 (6.296.337.887)
Jumlah beban pokok penjualan - pabrikan
89.001.842.511
48
107.942.103.510
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22. BEBAN POKOK PENJUALAN (lanjutan) 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Barang dagangan Awal periode Pembelian impor
61.397.879.695 516.058.170.020
47.875.828.872 428.217.381.836
Tersedia untuk dijual Akhir periode (Catatan 6)
577.456.049.715 (56.781.798.279)
476.093.210.708 (40.637.517.449)
Jumlah beban pokok penjualan - barang dagangan
520.674.251.436
435.455.693.259
Beban pokok pendapatan jasa Biaya peledakan Gaji dan kesejahteraan karyawan Pengeboran, perawatan sumur dan pompa Penyusutan (Catatan 8) Reparasi dan pemeliharaan Minyak dan pelumas Konsumsi karyawan Asuransi Sewa Pengiriman barang Alat-alat keselamatan Pengangkutan Lain-lain (kurang dari Rp500 juta)
118.018.688.020 40.237.776.487 35.523.698.738 22.991.639.313 17.865.768.902 14.019.813.028 6.564.045.143 2.936.512.811 2.518.509.767 1.512.618.863 841.087.107 707.413.000 3.045.263.198
129.304.345.304 27.613.492.430 12.960.516.681 7.565.860.535 9.153.843.258 10.369.368.572 3.223.421.213 1.341.692.752 1.628.909.055 505.610.028 488.682.081 444.861.167 1.436.251.602
Jumlah beban pokok pendapatan jasa
266.782.834.377
206.036.854.678
Jumlah beban pokok penjualan
876.458.928.324
749.434.651.447
Rincian pemasok dengan nilai pembelian melebihi 10% dari jumlah penjualan konsolidasian Perseroan adalah sebagai berikut: Persentase Terhadap Jumlah Penjualan Konsolidasian
Jumlah 2010 Pihak ketiga: Orica Singapore Pte. Ltd PT Orica Mining Services
2009
137.973.591.750 115.318.617.858
49
290.982.132.685 129.338.435.057
2010 12,96% 10,83%
2009 30,23% 13,44%
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. BEBAN PABRIKASI Rincian beban pabrikasi adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Penyusutan (Catatan 8) Bahan bakar, listrik dan air Perbaikan dan pemeliharaan Jasa manajemen (Catatan 10) Sewa Asuransi Biaya umum Lain-lain (kurang dari Rp500 juta)
10.955.568.423 10.301.015.927 2.760.768.996 2.427.661.530 621.855.318 598.255.983 569.378.708 602.033.089
5.320.977.723 10.859.571.365 2.635.286.174 2.694.636.583 682.890.357 633.893.740 420.804.132 446.343.957
Jumlah beban pabrikasi
28.836.537.974
23.694.404.031
24. BEBAN PENJUALAN Rincian beban penjualan adalah sebagai berikut:
2010
2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
Pengiriman dan pengangkutan Gaji dan kesejahteraan karyawan Sewa Pengemasan Umum Perjalanan dinas dan transportasi Penyusutan (Catatan 8) Perijinan Asuransi Perbaikan dan pemeliharaan Jasa manajemen Pemasaran barang dan jasa Lain-lain (kurang dari Rp200 juta)
28.412.622.124 6.891.880.518 3.085.523.038 2.288.443.337 2.190.804.174 676.368.451 512.438.685 436.500.000 434.012.450 323.211.297 298.442.487 189.882.150 1.227.127.862
22.706.160.814 4.481.487.884 2.498.294.014 1.814.486.194 1.406.634.440 596.541.220 383.125.452 339.500.000 365.755.646 518.925.676 471.207.415 1.259.040.538 716.517.223
Jumlah beban penjualan
46.967.256.573
37.557.676.516
25. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI Rincian beban umum dan administrasi adalah sebagai berikut:
2010 Gaji dan kesejahteraan karyawan Jasa manajemen (Catatan 10)
33.116.994.013 7.902.705.576
50
2009 (Disajikan kembali Catatan 36) 17.938.401.171 8.895.789.070
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI (lanjutan) 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Sewa Umum Honorarium tenaga ahli Penyusutan (Catatan 8) Perjalanan dinas Perlengkapan kantor Promosi, jamuan dan sumbangan Komunikasi Lain-lain (kurang dari Rp200 juta) Jumlah beban umum dan administrasi
3.579.663.890 2.411.726.313 2.143.299.994 2.085.459.500 1.704.979.175 1.229.737.950 656.980.695 650.605.412 1.751.752.383
1.543.517.488 3.004.704.004 1.771.516.896 2.330.616.555 797.583.423 437.283.196 1.377.494.438 250.842.138 2.318.672.966
57.233.904.901
40.666.421.345
26. BEBAN KEUANGAN Rincian beban keuangan adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Beban bunga Amortisasi biaya pinjaman (Catatan 15) Beban keuangan lainnya
18.674.390.649 1.751.083.673 2.479.432.619
1.592.265.475 -
Jumlah beban keuangan
22.904.906.941
1.592.265.475
27. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR Laba bersih setelah efek penyesuaian pro forma per saham dasar: 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Laba bersih setelah efek penyesuaian pro forma
13.206.970.159
33.472.345.430
Rata-rata tertimbang jumlah saham: - sebelum pembagian saham bonus (Catatan 20) - setelah pembagian saham bonus (Catatan 20)
1.765.927.777 1.765.927.777
1.017.500.000 1.606.606.084
Laba bersih per saham dasar setelah efek penyesuaian pro forma: - sebelum pembagian saham bonus (Catatan 20) - setelah pembagian saham bonus (Catatan 20)
7,48 7,48
32,90 20,83
13.206.970.159
29.674.811.975
1.765.927.777 1.765.927.777
1.017.500.000 1.606.606.084
Laba bersih sebelum efek penyesuaian pro forma Rata-rata tertimbang jumlah saham: - sebelum pembagian saham bonus (Catatan 20) - setelah pembagian saham bonus (Catatan 20)
51
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. LABA BERSIH PER SAHAM DASAR (lanjutan) 2009 (Disajikan kembali Catatan 36)
2010 Laba bersih per saham dasar sebelum efek penyesuaian pro forma: - sebelum pembagian saham bonus (Catatan 20) - setelah pembagian saham bonus (Catatan 20)
7,48 7,48
29,16 18,47
28. DIVIDEN TUNAI DAN SALDO LABA Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tanggal 16 Juli 2009 yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 9 dari Fathiah Helmi, S.H., pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perseroan, antara lain, menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp100.000.000 yang digunakan untuk saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan pembagian dividen tunai sebesar Rp4.833.125.000. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang diadakan pada tanggal 26 Mei 2010 yang telah diaktakan dengan Akta Notaris No. 59 dari Fathiah Helmi, S.H., pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perseroan, antara lain, menyetujui penggunaan laba bersih tahun 2009 sebesar Rp100.000.000 yang digunakan untuk saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan memutuskan untuk menyetujui dividen tunai untuk tahun 2009 sebesar Rp935.941.722. Pada tanggal 7 Juli 2010, dividen tersebut telah dibayarkan penuh.
29. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI Akun ini merupakan selisih antara nilai pengalihan dan bagian Perseroan pada nilai buku anak perusahaan yang diakuisisi, dengan rincian sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 36) Dari akusisi MNK dari AMS (Catatan 1d dan 35) Dari akusisi BN dari AR (Catatan 1d)
52.389.801.793 115.373.879.361
39.293.230.093 -
Jumlah
167.763.681.154
39.293.230.093
30. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING Perseroan Pada tanggal 5 Juli 2010, Perseroan dan Coal, Chemicals and Commodities Trading Co. Limited menandatangani Perjanjian Manajemen. Dalam perjanjian ini, kedua belah pihak sepakat untuk bekerja sama dalam bidang pengadaan batu bara. Dari perjanjian tersebut, Perseroan akan mendapatkan pembayaran jasa sebesar AS$105.000 per bulan. Perjanjian ini berlaku untuk masa waktu enam bulan dan dapat diperpanjang.
52
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) a. MNK menyewa sebidang tanah Hak Guna Bangunan seluas 50.000 m² milik PT Kawasan Industri Kujang Cikampek dengan jangka waktu sewa selama 20 tahun sejak tanggal 13 Juni 1988 sampai dengan tanggal 12 Juni 2008 dan telah diperpanjang kembali selama 20 tahun sejak tanggal 16 Juni 2008 sampai dengan 15 Juni 2028. Sewa dibayar dimuka setiap tahunnya. Efektif tanggal 1 Januari 2006, tarif sewa adalah sebesar AS$1,5/m² dan mulai periode 1 Juni 2008 sampai dengan 31 Desember 2009 adalah sebesar AS$1,6/ m² dan tarif sewa untuk periode 1 Januari 2010 sampai dengan 31 Desember 2011 menjadi sebesar AS$1,75/m2 per tahun (Catatan 10). Jumlah pembayaran sewa tanah minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dibatalkan adalah sebagai berikut: 2010 < 1 tahun 1 - 5 tahun > 5 tahun
2009
780.850.000 3.123.400.000 9.370.200.000
752.000.000 3.008.000.000 9.776.000.000
13.274.450.000
13.536.000.000
Pada tanggal 18 Agustus 2009, MNK menandatangani perjanjian No. 268/ SP/KIKC/VIII/2009 2 2 sehubungan dengan sewa tanah seluas 8.000 m dan 20.000 m milik PT Kawasan Industri 2 Kujang Cikampek. Atas sewa tanah seluas 8.000 m , jangka waktu sewa adalah sejak tanggal 2 1 November 2009 sampai dengan tanggal 16 Juni 2028 dengan tarif sewa sebesar AS$2/m per 2 2 tahun dan biaya pemeliharaan sebesar Rp300/m per bulan. Atas sewa tanah seluas 20.000 m , jangka waktu sewa adalah sejak tanggal 1 November 2009 sampai dengan tanggal 1 Mei 2012 dengan nilai sewa sebesar AS$147.384. Jumlah pembayaran sewa tanah minimum di masa depan atas tanah seluas 8.000 m2 dalam sewa operasi yang tidak dibatalkan adalah sebagai berikut: 2010 < 1 tahun 1 - 5 tahun > 5 tahun
2009
142.784.000 571.136.000 1.570.624.000
-
2.284.544.000
-
b. Pada tanggal 1 Januari 2002, MNK menandatangani perjanjian dengan PT Freeport Indonesia (“Freeport”) untuk menjual Ammonium Nitrat. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 1 Oktober 2006 dan telah diperpanjang kembali sampai dengan tanggal 30 September 2011. Freeport akan membeli Ammonium Nitrat dari MNK minimal 40.000 Metrik Ton (MT) per tahun. c. Pada tanggal 21 Oktober 2004, MNK bekerja sama dengan PT Orica Mining Services menandatangani perjanjian sebagai kontraktor dengan PT Newmont Nusa Tenggara No. BH0419000mi untuk mendukung pengoperasian pertambangan milik PT Newmont Nusa Tenggara di Batu Hijau, Sumbawa dengan nilai kontrak sebesar AS$24.352.767. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 28 Februari 2012. Berdasarkan perubahan perjanjian No. 03 tertanggal 1 Januari 2009, nilai kontrak menjadi sebesar AS$25.366.167.
53
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) (lanjutan) d. Pada tanggal 2 Maret 2005, MNK memiliki perjanjian manajemen dengan PT Pupuk Kujang, dimana MNK memperoleh bimbingan dan pembinaan di bidang usaha/operasional, manajemen dan administrasi. Perjanjian ini masih akan berakhir berdasarkan persetujuan kedua belah pihak. Sebagai imbalannya, MNK setuju untuk membayar jasa manajemen sebesar Rp222.530.000 per bulan. Berdasarkan perubahan perjanjian tertanggal 14 April 2008, yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Maret 2008, jasa manajemen yang dibebankan sebesar Rp275.000.000 per bulan (Catatan 10). e. Pada tanggal 27 Juni 2005, MNK menandatangani surat perjanjian No. A2-016/X-05/SP atas pelaksanaan jasa peledakan di proyek Tanjung Alam dengan PT Kalimantan Prima Persada. Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 27 Juni 2005 sampai dengan tanggal 26 Juni 2008. Pada tanggal 18 Agustus 2009, perjanjian ini telah diperpanjang sampai dengan 26 Juni 2011. f. Pada tanggal 25 November 2005, MNK menandatangani perjanjian penyediaan bahan baku dan utilitas dengan PT Pupuk Kujang, dimana PT Pupuk Kujang akan menyediakan bahan baku (amonia) dan utilitas (air) yang diperlukan oleh MNK. Perjanjian ini telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan perjanjian No. PK/SP/UM/XII/2008 tertanggal 24 Desember 2008 yang berlaku mulai tanggal 1 Januari 2009 sampai dengan 31 Desember 2018 (Catatan 10). g. MNK menyewa sebidang gudang seluas 3.600 m² di Samarinda, milik Jemmy Wijaya, dengan jangka waktu sewa selama 10 tahun sejak tanggal 1 Agustus 2007 sampai dengan tanggal 31 Juli 2017 dengan jumlah sewa sebesar Rp2.000.000.000 dan akan dibayar setiap dua tahun. Jumlah pembayaran sewa gudang minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dibatalkan adalah sebagai berikut: 2010 1 - 5 tahun > 5 tahun
2009
800.000.000 400.000.000
800.000.000 400.000.000
1.200.000.000
1.200.000.000
h. Pada tanggal 12 November 2008, MNK menandatangani perjanjian penawaran penyediaan bahan peledak dan jasa peledakan No. MTM-SP-053-08 dengan PT Indomuro Kencana. Perjanjian ini berlaku sejak 1 Februari 2009 kecuali dihentikan sesuai dengan ketentuan dalam perjanjian tersebut. i. Pada tanggal 23 Februari 2009, MNK menandatangani perjanjian dengan PT Newmont Nusa Tenggara No. BH0906900mi untuk memberikan jasa sebagai fasilitator antara PT Newmont Nusa Tenggara dengan Pemerintah Republik Indonesia sehubungan dengan bahan peledak. Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 1 Maret 2009 sampai dengan tanggal 31 Desember 2011 dengan nilai perjanjian sebesar AS$107.100. j. Pada tanggal 12 Maret 2009, MNK menandatangani perjanjian dengan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT), pihak hubungan istimewa, untuk jasa pembangunan dan pengadaan dalam proyek pengembangan pabrik Amonium Nitrat di Cikampek dengan nilai kontrak untuk jasa pembangunan sebesar AS$1.777.650 serta sebesar 5% dari harga pembelian peralatan dan material untuk jasa pengadaan (Catatan 10).
54
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. PERJANJIAN DAN IKATAN PENTING (lanjutan) PT Multi Nitrotama Kimia (MNK) (lanjutan) k. Pada tanggal 15 April 2009, MNK menandatangani penawaran niaga dengan CFI Holding Pte. Ltd. terkait dengan jasa pembangunan pabrik Amonium Nitrat dengan nilai kontrak untuk jasa pembangunan pabrik sebesar AS$2.740.400. l. Pada tanggal 6 Mei 2009, MNK menandatangani surat perjanjian No. 014/RBA-SPK/V/09 atas pelaksanaan jasa peledakan di lokasi penambangan PT Mahakam Sumber Jaya - Kalimantan Timur dengan PT Ricobana Abadi. Perjanjian ini berlaku mulai tanggal 6 Mei 2009 sampai dengan tanggal 5 Mei 2012. m. Pada tanggal 10 Agustus 2009, MNK menandatangani perjanjian dengan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) terkait dengan pre-activity pelaksanaan pembangunan pabrik Amonium Nitrat di Cikampek dengan nilai kontrak sebesar AS$2.705.000 (Catatan 10). n. Pada tanggal 31 Desember 2009, MNK menandatangani perjanjian No. SJAN/07/ P/BD/DN/XII/2009-024/MNK/L/XII/09 dengan PT Pindad (Persero) sehubungan dengan sewa gudang dengan kapasitas sesuai dengan ijin yang diperoleh sebesar 150 m3/130.000 kg untuk dinamit/booster dan 225 m3/150.000 buah untuk detonator. Jangka waktu sewa adalah selama 3 tahun sejak tanggal 31 Desember 2009 sampai dengan tanggal 30 Desember 2012 dengan tarif sewa sebesar Rp1.542.000.000 per tahun. o. Pada tanggal 29 Januari 2010, MNK menandatangani perjanjian dengan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) terkait dengan pelaksanaan pembangunan konstruksi pabrik Amonium Nitrat di Cikampek dengan nilai kontrak sebesar AS$10.500.000 (Catatan 10). p. Pada tanggal 27 Mei 2010, MNK menandatangani perjanjian dengan PT Inti Karya Persada Tehnik (IKPT) terkait dengan jasa expediting atas peralatan-peralatan untuk pembangunan pabrik Amonium Nitrat di Cikampek dengan nilai kontrak sebesar AS$128.372 (Catatan 10). q. Pada tanggal 15 Juli 2010, MNK menandatangani perjanjian penyediaan teknologi informasi, peralatan dan produk dengan Hanwa Corporation dan Petroflow Ltd., sebagai agen sehubungan dengan pembangunan pabrik non-elektrik detonator di Kalimantan Timur, dimana tanggal efektif dari perjanjian ini adalah 1 Oktober 2010, dengan total nilai perjanjian sebesar AS$1.130.500. PT Bormindo Nusantara (BN) a. Pada tanggal 2 Oktober 2007, BN menandatangani perjanjian dengan PT Chevron Pacific Indonesia (“CPI”) untuk memberikan jasa pengeboran dengan menggunakan RIG BN#10 dan BN#11. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 1 Juni 2012 dan akan diperpanjang jika diperlukan. b. Pada tanggal 22 April 2010, BN menandatangani perjanjian dengan CPI untuk memberikan jasa pengeboran dengan menggunakan RIG BN#3 dan BN#5. Perjanjian ini berlaku sampai dengan tanggal 8 Oktober 2010 dan akan diperpanjang jika diperlukan.
55
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. INFORMASI SEGMEN USAHA a. Segmen Primer Informasi segmen usaha Perseroan dan anak perusahaan terdiri dari: 2010 Pabrikan PENJUALAN BERSIH Penjualan BEBAN Beban pokok penjualan Beban penjualan Beban umum dan administrasi Penghasilan bunga Beban lain-lain Beban pajak
Perdagangan
165.763.904.895
(89.001.842.511) -
Jasa
627.805.577.909
Eliminasi
Jumlah
271.226.007.617
-
(520.674.251.436) (266.782.834.377) -
-
(876.458.928.324) (46.967.256.573)
-
(57.233.904.901) 3.557.373.302 (22.558.991.674) (20.623.115.983)
-
-
-
Laba bersih sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan - bersih
44.510.666.268
(31.303.696.109)
Laba bersih
ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
13.206.970.159
339.733.905.256
56.781.798.279
246.313.293.750
-
-
-
-
-
Jumlah Aset KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
1.064.795.490.421
642.828.997.285 459.421.108.471 1.102.250.105.756
120.552.046.709
48.690.928.110
84.948.531.104
-
254.191.505.923
-
-
-
-
412.207.957.113
Jumlah Kewajiban
666.399.463.036
INFORMASI LAINNYA Penyusutan Pengeluaran modal
-
-
-
-
36.545.105.921 135.664.035.597
2009 (Disajikan kembali Catatan 36) Pabrikan PENJUALAN BERSIH Penjualan BEBAN Beban pokok penjualan Beban penjualan Beban umum dan administrasi Penghasilan bunga Penghasilan lain-lain Beban pajak
218.711.209.358
Perdagangan
Jasa
505.813.651.365
(107.942.103.510) (435.455.693.259)
Eliminasi
Jumlah
238.027.650.948
-
962.552.511.671
(206.036.854.678)
-
(749.434.651.447 ) (37.557.676.516 ) (40.666.421.345 ) 2.605.404.796 (30.060.411.810 ) (32.398.556.178 )
Laba bersih sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
75.040.199.171
56
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutaN) a. Segmen Primer (lanjutan) 2009 (Disajikan kembali Catatan 36) (lanjutan) Pabrikan
Perdagangan
Jasa
Eliminasi
Jumlah
Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan - bersih Efek penyesuaian pro forma
(41.567.853.741 ) (3.797.533.455 )
Laba bersih
ASET Aset segmen Aset yang tidak dapat dialokasikan
29.674.811.975
106.593.489.968
40.637.517.449
299.601.871.338
-
645.127.282.154
Jumlah Aset KEWAJIBAN Kewajiban segmen Kewajiban yang tidak dapat dialokasikan
1.091.960.160.909
-
-
120.617.066.547
-
120.617.066.547 467.925.229.919
Jumlah Kewajiban
INFORMASI LAINNYA Penyusutan Pengeluaran modal
446.832.878.755
588.542.296.466
-
-
-
-
15.600.580.265 83.248.247.489
b. Segmen Sekunder Informasi menurut segmen geografis yang merupakan segmen sekunder adalah sebagai berikut: 2009 (Disajikan kembali 2010 Catatan 36) Penjualan bersih Kalimantan Papua Sumatera Jawa Nusa Tenggara Timur Sulawesi Jumlah penjualan bersih Aset bersih Jawa Sumatera Papua Kalimantan Aset yang tidak dapat dialokasikan Jumlah aset bersih
57
597.653.940.750 281.348.622.037 126.166.251.586 42.312.098.310 16.459.919.333 854.658.405
509.518.371.472 244.165.154.692 81.608.774.061 64.829.748.029 43.817.523.188 18.612.940.229
1.064.795.490.421
962.552.511.671
435.201.541.142 166.212.527.967 85.732.119.901 16.490.761.064 398.613.155.682
205.228.550.040 216.175.931.136 113.285.988.709 5.924.980.134 551.344.710.890
1.102.250.105.756
1.091.960.160.909
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. ASET DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Posisi aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada 30 September 2010 dan 2009 adalah sebagai berikut: Konversi ke mata Mata uang asing uang Rupiah 30 September 2010 Aset Kas dan setara kas Dana yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha Pinjaman kepada pemegang saham Kewajiban Hutang usaha Hutang pembelian aset tetap Beban masih harus dibayar dan pencadangan Pinjaman pihak hubungan istimewa Pinjaman bank jangka pendek Pinjaman bank jangka panjang Kewajiban bersih
30 September 2009 Aset Kas dan setara kas Dana yang dibatasi penggunaannya Piutang usaha Pinjaman kepada pemegang saham Kewajiban Hutang usaha
Beban masih harus dibayar dan pencadangan Pinjaman bank jangka panjang Aset/(Kewajiban) bersih
AS$ AS$ AS$ AS$
5.789.089 5.815.856 28.675.711 4.065.232
51.661.169.237 51.900.697.159 255.902.042.347 36.278.126.954
AS$ SIN$ AS$ AS$ AS$ AS$ AS$
18.073.341 4.188 4.410.927 585.400 350.000 5.790.315 34.496.406
161.286.496.245 28.374.549 39.363.112.548 5.224.109.600 3.123.400.000 51.672.774.630 307.845.931.834
AS$ SIN$
(19.360.501) (4.188)
(172.773.789.160) (28.374.549)
AS$ AS$ AS$ AS$
11.411.673 1.050.000 32.786.041 4.904.940
110.476.410.572 10.165.050.000 317.401.666.490 47.484.726.463
AS$ SIN$ EUR AS$ AS$
20.530.183 13.290 959 685.953 27.272.912
198.752.702.938 90.920.836 13.580.804 6.640.707.217 264.029.064.557
AS$ SIN$ EUR
1.663.606 (13.290) (959)
16.105.378.813 (90.920.836) (13.580.804)
33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN Instrumen keuangan pokok Perseroan dan anak perusahaan terdiri dari kas dan setara kas, dana yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain pinjaman kepada pemegang saham, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap, beban yang masih harus dibayar, pinjaman jangka pendek dan jangka panjang dan pinjaman dari pemegang saham. Perseroan dan anak perusahaan terpengaruh terhadap risiko pasar, risiko kredit dan risiko likuiditas. Manajemen senior Perseroan mengawasi manajemen risiko atas risiko-risiko tersebut.
58
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. TUJUAN DAN KEBIJAKAN RISIKO MANAJEMEN KEUANGAN (lanjutan) Direksi menelaah dan menyetujui kebijakan pengelolaan risiko sebagaimana dirangkum di bawah ini: Risiko pasar Risiko pasar merupakan risiko dimana nilai wajar dari arus kas masa depan dari instrumen keuangan akan berfluktuasi disebabkan oleh perubahan harga pasar. Harga pasar terdiri dari dua jenis risiko; risiko tingkat suku bunga dan risiko mata uang asing. Instrumen keuangan dipengaruhi oleh risiko pasar termasuk kas dan setara kas, dana yang dibatasi penggunaannya, piutang usaha, piutang lain-lain, pinjaman jangka pendek dan panjang, pinjaman kepada pemegang saham, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap dan pinjaman dari pemegang saham. •
Risiko tingkat suku bunga Risiko tingkat suku bunga adalah risiko di mana nilai wajar arus kas di masa depan akan berfluktuasi karena perubahan tingkat suku bunga pasar. Perseroan dan anak perusahaan terpengaruh risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan kas dan setara kas, dana yang dibatasi penggunaanya, pinjaman kepada pemegang saham, pinjaman dari pemegang saham serta pinjaman jangka pendek dan jangka panjang yang dimiliki Perseroan dan anak perusahaan.
•
Risiko mata uang asing Risiko mata uang asing adalah risiko nilai wajar arus kas di masa depan yang berfluktuasi karena perubahan kurs pertukaran mata uang asing. Perseroan dan anak perusahaan membeli valuta asing secara tunai (spot) untuk melakukan pembayaran atas pinjaman CIMB dan bunganya dalam mata uang asing yang tidak terlindung nilai. Pendapatan valuta asing merupakan lindung nilai yang efektif terhadap kewajiban keuangan valuta asing yang timbul dari kegiatan usaha anak perusahaan, kondisi ini akan menghasilkan saling hapus arus kas masa depan yang berfluktuasi karena perubahan nilai tukar mata uang.
Risiko kredit Risiko kredit adalah risiko dimana lawan transaksi tidak akan memenuhi kewajibannya berdasarkan instrumen keuangan atau kontrak pelanggan, yang menyebabkan kerugian keuangan. Perseroan dan anak perusahaan hanya terkena risiko kredit dari kegiatan operasi yang berhubungan dengan penjualan. Risiko kredit pelanggan dikelola oleh Direksi sesuai dengan kebijakan Perseroan dan anak perusahaan, prosedur dan pengendalian yang telah ditetapkan yang berkaitan dengan manajemen risiko kredit pelanggan. Posisi piutang pelanggan dipantau secara teratur. Persyaratan untuk penurunan nilai dianalisis setiap tanggal pelaporan dan dinilai berdasarkan penelaahan kolektibilitas saldo setiap akhir periode (Catatan 5). Risiko likuiditas Manajemen risiko likuiditas yang hati-hati berarti mempertahankan kas dan setara kas yang memadai untuk mendukung kegiatan bisnis secara tepat waktu. Perseroan dan anak perusahaan menjaga keseimbangan antara kesinambungan penagihan piutang serta melalui fleksibilitas penggunaan pinjaman bank untuk mengelola risiko likuiditas.
59
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34. KELOMPOK INSTRUMEN KEUANGAN Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Perseroan dan anak perusahaan yang tercatat dalam laporan keuangan. 30 September 2010 Nilai tercatat
Nilai wajar
Aset keuangan Kas dan setara kas Dana yang dibatasi penggunaannya - lancar Dana yang dibatasi penggunaannya - tidak lancar Piutang usaha - bersih Piutang lain-lain Pinjaman kepada pemegang saham
56.651.759.539 39.744.791.367 12.804.283.192 265.274.401.500 902.280.377 41.514.873.853
56.651.759.539 39.744.791.367 12.804.283.192 265.274.401.500 902.280.377 36.278.126.954
Kewajiban keuangan Hutang usaha Hutang lain-lain Hutang pembelian aset tetap Beban masih harus dibayar dan pencadangan Hutang pembiayaan konsumen Pinjaman bank jangka pendek Pinjaman jangka panjang Pinjaman dari pemegang saham
202.082.453.748 290.012.826 44.258.908.332 15.374.339.542 2.125.957.611 51.775.062.510 293.932.019.868 27.623.400.000
202.082.453.748 290.012.826 44.258.908.332 15.374.339.542 2.125.957.611 51.775.062.510 293.932.019.868 27.623.400.000
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar Nilai wajar kas dan setara kas, dana yang dibatasi penggunaannya - lancar, piutang usaha - bersih, piutang lain-lain, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang pembelian aset tetap, pinjaman bank jangka pendek, beban yang masih harus dibayar dan pencadangan dan pinjaman dari pemegang saham mendekati nilai tercatat karena jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut. Nilai wajar dana yang dibatasi penggunaannya - tidak lancar, pinjaman jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun, dan pinjaman jangka panjang mendekati nilai tercatat karena tingkat suku bunganya dinilai ulang secara berkala. Nilai wajar pinjaman kepada pemegang saham dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga efektif rata-rata tertimbang (Catatan 2w dan 10). 35. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA a. Berdasarkan Addendum Perjanjian Pinjaman tanggal 11 Oktober 2010, AR setuju untuk menambah jumlah maksimum pinjaman menjadi maksimum sebesar Rp45.000.000.000 dan memperpanjang jangka waktu pinjaman menjadi 3 tahun terhitung sejak 2 Nopember 2009. b. Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Pemegang Saham Diluar Rapat PT Ancora Mining Service (AMS) No. 13 tanggal 27 Januari 2010, yang dibuat di hadapan Catherina Situmorang, Sarjana Hukum, Notaris di Jakarta, para pemegang saham AMS melalui Keputusan Sirkuler Para Pemegang Saham AMS tertanggal 25 Januari 2010 memutuskan untuk menyetujui pembubaran AMS dengan likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menunjuk Tjetjep Muljana, Direktur AMS, sebagai likuidator. Pemberitahuan atas pembubaran tersebut telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia melalui Surat Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. AHU-AH.01.10-05545 tanggal 5 Maret 2010.
60
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35. PERISTIWA PENTING SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan) Sampai dengan tanggal 30 September 2010, likuidator yang ditunjuk belum memberikan laporan pertanggungjawaban atas proses likuidasi kepada RUPS sehingga per tanggal 30 September 2010, status badan hukum AMS masih berlaku secara yuridis karena proses likuidasi masih berlangsung. Jika status badan hukum AMS telah berakhir, maka saldo “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” yang timbul sehubungan dengan akuisisi MNK oleh Perseroan dari AMS sebesar Rp52.389.801.793 (rugi) akan dicatat sebagai rugi terealisasi pada laporan laba rugi konsolidasian sesuai dengan PSAK No 38 (Revisi 2004) (Catatan 1d dan 29). 36. TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI Pada tanggal 2 November 2009, Perseroan membeli 60% saham BN dari PT Ancora Resources (”AR”), senilai Rp222.980.000.000. Nilai buku aset bersih BN pada saat akuisisi adalah sebesar Rp107.606.120.639. Transaksi ini menghasilkan selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp115.373.879.361. Akuisisi tersebut dicatat berdasarkan PSAK No 38 (Revisi 2004), “Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”. Dengan demikian selisih senilai Rp115.373.879.361 antara harga transfer dan bagian proporsional dari nilai buku aset bersih BN disajikan sebagai ”Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dalam kelompok ekuitas di neraca konsolidasian. Laporan keuangan konsolidasian untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009, telah disajikan kembali seolah-olah transaksi restrukturisasi telah terjadi sejak tanggal 23 Juni 2009. Laba bersih dari perusahaan yang diakuisisi dari tanggal 23 Juni 2009 sampai 30 September 2009 porsinya Perseroan, disajikan sebagai ”Efek penyesuaian pro forma” dalam laporan laba rugi konsolidasian untuk peiode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009. Pengaruh dari penyajian kembali sebelum dan sesudah restrukturisasi pada laporan laba rugi untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2009 adalah sebagai berikut: Dilaporkan sebelumnya
Disajikan kembali
NERACA Aset lancar Aset tidak lancar
651.512.820.438 140.845.469.133
753.146.787.892 338.813.373.017
Jumlah aset
792.358.289.571
1.091.960.160.909
Kewajiban lancar Kewajiban tidak lancar
258.412.103.467 209.513.126.451
322.508.908.222 266.033.388.244
Jumlah kewajiban
467.925.229.918
588.542.296.466
Hak minoritas
160.041.997.010
231.635.918.925
Ekuitas sebelum efek penyesuaian pro forma Pro forma ekuitas yang timbul dari transaksi restrukturisasi entitas sepengendali
164.391.062.643
164.391.062.643
-
107.390.882.875
Jumlah ekuitas
164.391.062.643
271.781.945.518
Jumlah kewajiban dan ekuitas
792.358.289.571
1.091.960.160.909
61
PT ANCORA INDONESIA RESOURCES Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Sembilan bulan yang berakhir pada tanggal 30 September 2010 Dengan angka perbandingan untuk 2009 (Disajikan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36. TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI (lanjutan) Dilaporkan sebelumnya LAPORAN LABA RUGI Penjualan bersih Beban pokok penjualan Beban usaha Penghasilan/(beban) lain-lain Beban pajak penghasilan
Disajikan kembali
883.840.393.725 (689.931.205.310) (70.675.615.886) (24.585.403.881) (29.937.191.902)
962.552.511.671 (749.434.651.447) (78.224.097.861) (27.455.007.014) (32.398.556.178)
Laba sebelum hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan Hak minoritas atas laba bersih anak perusahaan
68.710.976.746 (39.036.164.771)
75.040.199.171 (41.567.853.741)
Laba bersih setelah efek penyesuaian pro forma Efek penyesuaian pro forma
29.674.811.975 -
33.472.345.430 (3.797.533.455)
Laba bersih sebelum efek penyesuaian pro forma
29.674.811.975
29.674.811.975
62