Modul ke:
Psikologi Konseling Konseling dengan Psikoterapi. Guidance Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi www.mercubuana.ac.id
Agustini, M.Psi., Psikolog
Pendahuluan ¾ Jesse B. Davis: Orang pertama yang mengadakan program bimbingan sistimatis di sekolah umum pada tahun 1898. ¾ J.B. Davis menyarankan guru memberikan bimbingan kepada murid agar tercapai sasaran berupa pengembangan karakter dan pencegahan masalah di sekolah. ¾ Konselor adalah profesional yang memiliki kewenangan untuk memberikan konseling. ¾ Konseli/klien adalah individu yang menerima konseling.
Pengertian Konseling • Konseling: Suatu hubungan yang bebas dan berstruktur yang membiarkan klien memperoleh pengertian sendiri dan membimbingnya untuk menentukan langkah positif kearah orientasi baru (Rogers, 1942). • Konseling: Interaksi yang terjadi dua orang (konselor dan klien) berlangsung dalam kerangka profesional dan diarahkan terjadinya perubahan perilaku pada klien (Pepinsky & Pepinsky, 1954).
Pengertian Konseling • Konseling: Suatu proses yang terjadi dalam hubungan pribadi antara seseorang yang mengalami kesulitan dengan seorang profesional yang berpengalaman untuk membantu orang lain mampu memecahkan persoalan pribadinya (Smith, 1955). • Konseling: Suatu hubungan yang bersifat profesional dan mempribadi antara konselor dan klien dengan maksud mendorong perkembangan pribadi konseli dan membantu memecahkan masalah yang dihadapinya (McLeod, 2006).
Kesimpulan Konseling Kesimpulan dari konseling: 1. Konseling ditandai adanya hubungan profesional antara konselor yang terlatih dengan klien. 2. Hubungan dilakukan secara perorangan, (terkadang melibatkan lebih dari dua orang). 3. Dirancangkan untuk membantu klien memahami dan memperjelas pandangannya tentang ruang lingkup kehidupan dan belajar mencapai tujuan yang ditentukan sendiri melalui sesuatu yang bermakna.
Konseling dan Psikoterapi • Psikoterapi: Suatu bentuk perlakuan (treatment) terhadap masalah yang timbul yang berasal dari faktor emosi, dimana seseorang yang terlatih dan terencana mengadakan hubungan profesional dengan pasien, dengan tujuan memindahkan, mengubah sesuatu simtom dan mencegah agar simtom tidak muncul pada seseorang yang terganggu pola pikirnya, untuk meningkatkan perkembangan pribadi secara positif (Woberg, 1954).
Psikoterapi Ciri-ciri psikoterapi (Eysenck, 1961): 1. Hubungan antar perorangan yang berlangsung lama. 2. Melibatkan seorang yang terlatih. 3. Adanya ketidakpuasan pada diri klien tentang sesuatu yang emosional atau penyesuaian diri. 4. Pemakaian metode psikologi. 5. Aktivitas mendasarkan pada teori tentang kelainan mental. 6. Melalui hubungan yang dilakukan, bertujuan memperbaiki ketidakpuasan terhadap diri sendiri.
Perbedaan Konseling dan Psikoterapi Konseling diterapkan pada: 1. Klien. 2. Gangguan yang kurang serius. 3. Masalah: jabatan dan pendidikan 4. Berhubungan dengan pencegahan. 5. Lingkungan pendidikan dan non medis. 6. Berhubungan dengan kesadaran. 7. Metode pendidikan.
Perbedaan Konseling dan Psikoterapi Psikoterapi diterapkan pada: 1. Pasien. 2. Gangguan yang serius. 3. Masalah kepribadian dan pengambilan keputusan. 4. Berhubungan dengan penyembuhan. 5. Lingkungan medis. 6. Berhubungan dengan ketidaksadaran. 7. Metode penyembuhan.
Konseling dan Bimbingan (Guidance) ¾ Bimbingan: Proses membantu orang lain dalam menetapkan pilihan penting yang mempengaruhi kehidupannya (Tyler,1986). ¾ Perbedaan bimbingan dan konseling: Bimbingan berfokus membantu individu memilih yang dianggapnya paling berharga, sedangkan konseling berfokus pada membantu melakukan perubahan.
Bimbingan (Guidance) Bimbingan (guidance) terkait: 1. Membantu individu untuk memilih yang dianggap paling penting. Misal: jurusan. 2. Adanya hubungan antara orang-orang yang tidak setara. Misal: guru dan murid serta orangtua dan anak. 3. Membantu orang yang tidak mempunyai pengalaman untuk menemukan arah dalam hidupnya (Gladding, 2004).
Tujuan Konseling Tujuan Konseling (George & Cristiani,198): 1. Menyediakan fasilitas untuk perubahan perilaku. 2. Meningkatkan ketrampilan untuk menghadapi sesuatu. 3. Meningkatkan kemampuan dalam menentukan keputusan. 4. Meningkatkan hubungan antar perorangan. 5. Menyediakan fasilitas untuk pengembangan kemampuan klien.
Proses Konseling Proses dalam konseling (Stewart, 1986): 1. Penentuan tujuan konseling. 2. Perumusan konseling. 3. Pemahaman kebutuhan klien. 4. Penjajagan berbagai alternatif. 5. Penghentian masa konseling.
Persyaratan Konselor Kualitas yang harus dimiliki konselor (Meara, et al., 1996): 1. Empati: Kemampuan untuk mengkomunikasikan pemahaman terhadap pengalaman orang lain dari perspektif orang itu sendiri. 2. Ketulusan: Komitmen pribadi untuk konsisten terhadap yang dinyatakan dan yang dilakukan. 3. Integritas: Kesederhanaan dan kejujuran.
Persyaratan Konselor 4. Fleksibilitas: Kemampuan untuk menangani yang menjadi perhatian klien tanpa harus mengacuhkan secara personal. 5. Rasa hormat: Menunjukkan keyakinan diri yang sama kepada orang lain dan pemahaman terhadap diri sendiri. 6. Kesederhaan: Kemampuan untuk menilai dan memahami kekuatan dan kelemahan seseorang. 7. Kompetensi: Ketrampilan dan pengetahuan efektif yang dibutuhkan untuk melakukan yang dipersyaratkan.
Persyaratan Konselor 8. Keadilan: Aplikasi kriteria yang tepat secara konsisten untuk menginformasikan keputusan dan tindakan. 9. Kebijakan: Memiliki kemampuan untuk menilai sebagai dasar untuk bertindak. 10. Keberanian: Kapasitas untuk bertindak tanpa terpengaruh rasa takut, risiko, dan ketidakpastian.
Karakteristik Konselor Efektif Ciri-ciri konselor yang efektif (George&Cristiani, 1981): 1. Membuka diri dan menerima pengalaman sendiri. 2. Menyadari akan nilai dan pendapatnya sendiri. 3. Dapat membina hubungan hangat dan mendalam dengan orang lain. 4. Dapat membiarkan diri sendiri dilihat orang lain sebagaimana adanya. 5. Menerima tanggung jawab pribadi dari perilakunya sendiri. 6. Mengembangkan tingkatan aspirasi yang realistik.
Daftar Pustaka Corey, Gerald. (2009). Teori dan Praktek Konseling dan Psikoterapi. Bandung: PT Refika Aditama. Gladding, Samuel T. (2014). Counseling: A Comprehensive Profession 7 th edition.California. Pearson International. McLeod, John. (2006). Pengantar Konseling: Teori dan study kasus. Alih bahasa: A.K. Anwar. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Singgih D Gunarsa.(2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia.