Modul ke:
Psikologi Konseling Pendekatan Terapi Realitas (Reality Therapy) Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Agustini, M.Psi., Psikolog
Pendahuluan • Terapi Realitas (Reality Therapy) dikembangkan oleh William Glasser. • Pendekatan Realitas: Konselor bertindak aktif, direktif, dan didaktif. • Konselor berperan sebagai guru dan model bagi klien. • Ciri khas terapi realitas: Tidak terpaku pada kejadian dimasa lalu, tetapi mendorong klien untuk menghadapi realitas saat ini. • Menekankan pada perubahan tingkah laku yg bertanggung jawab dengan merencanakan dan melakukan tindakan-tindakan tersebut.
Pandangan tentang Manusia • Setiap individu bertanggung jawab terhadap kehidupannya. • Tingkah laku seseorang merupakan upaya mengontrol lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya. • Individu ditantang untuk menghadapi realita tanpa mempedulikan kejadian di masa lalu. • Setiap orang memiliki kemampuan untuk melakukan sesuatu pada masa kini.
Kebutuhan Dasar Psikologis Kebutuhan dasar psikologis manusia (W.Glasser): 1. Kelangsungan hidup, kesehatan, dan reproduksi: Fungsi fisiologi yg dilakukan oleh tubuh dalam menjaga kesehatan. 2. Cinta (belonging/love): Kebutuhan untuk memiliki dan melibatkan diri pada orang lain (Identity Society). 3. Kekuasaan (power): Meliputi kebutuhan untuk berprestasi, berharga, dan mendapatkan pengakuan. 4. Kesenangan (fun): Kebutuhan merasa senang dan bahagia. 5. Kebebasan (freedom): Kebutuhan merasakan kebebasan dan tidak bergantung pada orang lain.
Konsep Dasar • Terapi realitas bertitik tolak pada paham dasar bahwa manusia memilih perilakunya sendiri dan bertanggung jawab pada apa yg dilakukan dan dipikirkan. • Tujuan Reality Therapy: Memberikan kesempatan klien untuk menilai perilakunya saat ini dan apabila perilakunya tidak dapat memenuhi kebutuhannya, maka perlu memperoleh perilaku yg lebih efektif. • Terapi realitas bekerja secara efektif membantu klien memenuhi kebutuhan-kebutuhan saat ini. • Terapi realitas memusatkan perhatian pada perbuatan sekarang dan pikiran yg menjadi dasarnya.
Teori Kontrol Perilaku manusia merupakan perilaku total (total behavior) yg terdiri dari: 1. Tindakan (doing): Misal: bangun tidur dan berangkat kerja. 2. Pikiran (thinking): Misal: isi pikiran dan pernyataan diri. 3. Perasaan (feeling): Misal: marah, gembira, cemas. 4. Respon fisiologis (physiology):Misal: berkeringat.
Teori Kontrol • Ketika individu berhasil memenuhi kebutuhannya, individu tsb mencapai Identitas Sukses. • Identitas Sukses: Keadaan dimana individu dapat menerima kondisi yg dihadapi. • Identitas Sukses: Dicapai dengan menunjukkan total behavior (perilaku total). • Pencapaian identitas sukses terikat pada konsep 3R: Responsibility, Reality, dan Right.
Konsep 3R 1. Responsibility (tanggung jawab): Kemampuan individu memenuhi kebutuhannya tanpa harus merugikan orang lain. 2. Reality (kenyataan): Kenyataan yg akan menjadi tantangan bagi individu untuk memenuhi kebutuhannya. 3. Right (kebenaran): Ukuran atau norma yg diterima secara umum, sehingga tingkah laku dapat diperbandingkan.
Membangun Relasi/Lingkungan Konseling • Reality Therapy: Menjalin relasi yg hangat, saling menerima, dan saling mempercayai. • Klien merasa nyaman untuk membicarakan dunia batinnya (pikiran, perasaan, dan tindakannya tanpa rasa takut, kecemasan, atau tuduhan). • Konselor menyampaikan gaya terapi dengan sangat interaktif (mengajukan pertanyaan dan mendiskusikan problem). • Diharapkan klien dapat membuat pilihan lebih baik dan efektif pada saat sekarang, agar bisa hidup lebih bahagia, memuaskan, dan terpenuhi kebutuhannya. •
Prosedur ‘’Sistem WDEP’’ W= Wants (Keinginan): Menanyakan klien terkait keinginan, kebutuhan, persepsi, dan tingkat komitmennya. D= Doing and Direction (Melakukan dan Arah): Eksplorasi terhadap 4 komponen perilaku total: tindakan, pikiran, perasaan, dan fisiologi. E= Evalution (Evaluasi): Menolong klien mengevaluasi diri sendiri. Klien diminta melakukan evaluasi mendalam mengenai perilaku spesifiknya. P= Planning (Rencana): Membantu klien membuat rencana tindakan. Fokus pada tindakan karena tindakan merupakan komponen perilaku total.
Karakteristik Rencana yang Efektif 1. 2. 3. 4.
Dirumuskan oleh klien. Dapat dicapai atau realitas. Ditindaklanjuti segera mungkin. Berada sepenuhnya dalam kontrol klien dan tidak bergantung pada orang lain.
Analogi ‘’Mobil Perilaku” W. Glasser Nilai praktis dari ‘’Perilaku Total’’ dalam konseling. • Setiap 4 komponen perilaku total (perbuatan, pikiran, perasaan, fisiologi) mewakili 4 roda pada mobil. • 2 roda di depan mewakili tindakan dan pikiran, 2 roda dibelakang mewakili perasaan dan fisiologi. • Ketika kita menyetir mobil, perilaku kita melewati jalan kehidupan, kita hanya memiliki kontrol langsung pada 2 ban di depan (tindakan dan pikiran) tetapi pada saat kita menyetir roda depan, 2 roda dibelakang (perasaan dan fisiologis) selalu mengikuti. • Saat kita mengubah tindakan dan pikiran, perasaan dan fisiologi kita juga berubah.
Proses Konseling • Pendekatan konseling sebagai proses rasional yg menekankan pada perilaku sekarang dan saat ini. • Klien dapat mengeksplorasi keinginan, kebutuhan, dan persepsi kondisi yg dihadapi. • Klien fokus pada perilaku sekarang tanpa terpaku pada permasalahan masa lalu. • Klien mengevaluasi perilakunya dan membuat penilaian terhadap dirinya berdasarkan sistem nilai yg berlaku dimasyarakat. • Klien mulai menetapkan perubahan yg dikehendakinya dan komitmen terhadap yg direncanakan.
Tahap-Tahap Konseling 1. Tahap 1: Konselor menunjukkan keterlibatan dengan klien (be friend). 2. Tahap 2: Fokus pada perilaku sekarang. 3. Tahap 3: Mengeksplorasi total behavior klien. 4. Tahap 4: Klien menilai diri sendiri atau melakukan evaluasi. 5. Tahap 5: Merencanakan tindakan yg bertanggung jawab. 6. Tahap 6: Membuat komitmen. 7. Tahap 7: Tidak menerima permintaan maaf atau alasan klien. 8. Tahap 8: Tindak lanjut.
Tujuan Konseling Konseling terapi realitas bertujuan: 1. Membantu klien mencapai identitas berhasil, yaitu mengetahui langkah-langkah yg akan dilakukan dimasa yg akan datang dengan segala konsekuensinya. 2. Bersama konselor, klien dihadapkan pada kenyataan hidup sehingga dapat memahami dan mampu menghadapi realita.
Peran dan Fungsi Konselor • Melibatkan diri dengan klien. • Bersikap direktif dan didaktif (berperan sebagai guru yg mengarahkan dan dapat mengkonfrontasi sehingga klien mampu menghadapi kenyataan). • Konselor sebagai fasilitator yg membantu klien agar dapat menilai tingkah lakunya secara realita.
Daftar Pustaka Komalasari, G., Wahyuni, E., Karsih., (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks. Singgih D Gunarsa.(2007). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: Gunung Mulia. Palmer, S., (2011). Konseling dan Psikoterapi. Sage Publication Ltd.