Modul ke:
Psikologi Konseling Pendekatan Konseling NonDirective Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi
www.mercubuana.ac.id
Agustini, M.Psi., Psikolog
Dasar Filsafi Carl Rogers Mengenai Manusia • Manusia bergerak ke depan, berjuang untuk berfungsi penuh, serta memiliki kebaikan. • Manusia berkembang secara positif, dapat dipercaya, dan kooperatif. • Tingkah laku manusia dapat dipahami dari pengalaman subyektif mereka terhadap realitas. • Manusia memiliki kemampuan menentukan nasibnya sendiri, dapat dipercaya, dan mengejar kesempurnaan.
Dasar Filsafi Carl Rogers Mengenai Manusia • Asumsi Rogers: Manusia itu bebas, rasional, utuh, mudah berubah, subjektif, proaktif tetapi juga sulit dipahami. • Dorongan besar pada manusia: Aktualitas diri, yaitu: memelihara, menegakkan, mempertahankan diri, dan meningkatkan diri dengan memberikan kesempatan terhadap individu untuk berkembang dalam gerak maju dan memiliki cara untuk menyesuaikan diri.
Pokok-Pokok Dasar Rogers ¾ Manusia pada dasarnya baik atau sehat, tidak buruk atau sakit. ¾ Kesehatan mental sebagai kemajuan kehidupan normal dan melihat penyakit mental, kriminalitas, dan masalah manusia sebagai distorsi dari kecenderungan alamiah. ¾ Teori Rogers dibangun dari satu gaya hidup yang disebut aktualisasi. ¾ Aktualisasi: Motivasi built-in dalam setiap format kehidupan untuk mengembangkan semua potensi dengan penuh.
Pokok-Pokok Dasar Rogers ¾ Semua makhluk berusaha untuk membuat yang terbaik dari keberadaannya, jika gagal karena kondisi yang membatasinya. ¾ Sifat makhluk hidup ingin melakukan yang terbaik yang bisa dilakukannya.
Teori Kepribadian Rogers Teori kepribadian Rogers: 1. Diri (self) dan kecenderungan untuk aktualisasi diri. Manusia dimotivasi oleh kecenderungan dalam dirinya untuk menjadi aktual, memelihara, dan meningkatkan self. 2. Pengalaman dunia (experiental world). Pengaruh pengalaman dunia dalam kegiatan seharihari menjadi frame of reference atau konteks yang berpengaruh pada pertumbuhan.
Teori Kepribadian Rogers 3. Perkembangan self pada masa kanak-kanak. Bayi berkembang secara bertahap dalam pengalaman yang kompleks melalui hubungan sosial. 4. Penghargaan positif (positive regard). Anak memerlukan penghargaan positif, kebutuhan ini bersifat universal dan konsisten.
Teori Kepribadian Rogers 5. Kondisi yang berharga (condition of warth). Penghargaan positif tanpa syarat meliputi penerimaan dan cinta orangtua kepada anak tanpa syarat apapun terlepas dari perilaku anak. 6. In-Kongruensi (incongruence). Ketidaksesuaian antara konsep diri dan dunia pengalaman serta lingkungan yang kita terima.
Teori Kepribadian Rogers 7. Pertahanan. Orang mengalami inkongruensi akan
berada dalam situasi terancam. 8. Orang berfungsi sepenuhnya (fully functioning persons). Orang yang berfungsi sepenuhnya adalah orang yang telah mendapatkan hasil akhir dari perkembangan psikologis dan evolusi sosial.
Penerapan Teori Berpusat pada Diri dalam Konseling ¾ Terapi Rogers: Mendukung, tidak merekonstruksi, dan menggunakan analogi belajar naik sepeda (klien harus belajar sendiri untuk menghadapi suatu kondisi). ¾ Sama halnya dengan terapi, jika kemerdekaan (otonomi, kebebasan dengan tanggung jawab) dapat membantu klien untuk mencapai aktualisasi dirinya, maka hal tersebut tidak akan tercapai jika klien masih bergantung pada terapisnya.
Kualitas Konselor Tiga kualitas konselor (menurut Rogers): 1. Kongruen: Keaslian dan kejujuran dengan klien. 2. Empati: Kemampuan untuk merasakan apa yang dirasakan klien. 3. Respek: Penerimaan tanpa syarat menganggap positif klien.
Kondisi Konseling Person Centered Kondisi konseling person centered dalam mencapai perubahan psikologis: 1. Dua orang yang berada dalam kontak psikologis. 2. Klien yang memiliki kondisi tidak kongruen. 3. Konselor yang kongruen dan terlibat dalam hubungan konseling. 4. Konselor yang memiliki unconditional positive regard untuk klien 5. Konselor memiliki pemahaman empatik tentang pola berpikir klien (frame of reference). 6. Komunikasi yang empatik dan positive regard.
Teknik Konseling Teknik-teknik konseling: • Mendengarkan aktif. Memperhatikan perkataan klien (sensitif terhadap kalimat yang diucapkan, intonasi, dan bahasa tubuh klien). • Mengulang kembali (restating/paraphrasing). Mengulang perkataan klien dengan kalimat yang berbeda. • Memperjelas (clarifying). Merespon pernyataan klien yang tidak jelas, dengan memfokuskan pada isu utama dan membantu klien untuk menemukan dan memperjelas perasaan klien yang bertolak belakang.
Teknik Konseling • Menyimpulkan (summarizing). Ketrampilan konselor untuk menganalisa seluruh elemen penting yang muncul dalam konseling. • Bertanya (questioning). Menggali informasi lebih dalam dari klien. • Menginterpretasikan (interpreting). Kemampuan konselor dalam menginterpretasikan pikiran, perasaan, atau tingkah laku klien bertujuan memberikan perspektif alternatif dan baru. • Mengkonfrontasi (confronting). Cara yang kuat untuk menantang klien untuk melihat dirinya secara jujur.
Teknik Konseling • Memberikan dukungan (supporting). Memberikan penguatan pada klien, terutama ketika berhasil membuka informasi personal. • Memfasilitasi (facilitating).Memperdayakan klien untuk mencapai tujuan. • Menentukan tujuan (setting goals). Menentukan dan memperjelas tujuan yang dicapai dalam konseling. • Mengevaluasi (evaluating). Mengevaluasi seluruh proses konseling. • Mengakhiri (terminating). Ketrampilan konselor menentukan waktu dan cara mengakhiri kegiatan konseling.
Tujuan Konseling Tujuan konseling: ¾ Membantu klien menemukan konsep dirinya lebih positif. ¾ Pencapaian kemandirian dan integrasi diri. ¾ Membantu klien dalam proses pertumbuhan sehingga dapat mengatasi masalah yang dialaminya sekarang dengan lebih baik dan dapat mengatasi masalahnya di masa yang akan datang (Corey, 1986).
Daftar Pustaka Hidayat, D.R., (2015). Psikologi Kepribadian dalam konseling. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Komalasari, G., Wahyuni, E., Karsih., (2011). Teori dan Teknik Konseling. Jakarta: PT. Indeks.