Modul ke:
PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN
Teori Kontijensi dari Kepemimpinan yang efektif
Fakultas
PSIKOLOGI
Program Studi
PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id
Dian Din Astuti Mulia, S.Psi., M.A
Teori Kontijensi dari Kepemimpinan yang Efektif PSIKOLOGI KEPEMIMPINAN Mahasiswa dapat memahami kepemimpinan yang efektif bergantung pada situasi, dan mengetahui mengapa aspek situasi memperkuat atau menghilangkan pengaruh. Serta memahami teori kontijensi utama dari kepemimpinan yang efektif.
TEORI KONTIJENSI DARI KEPEMIMPINAN YANG EFEKTIF Teori kepemimpinan kontijen disusun berdasarkan asumsi bahwa efektif pemimpin harus mampu mengubah perilakunya menyesuaikan dengan karakteristik para pengikutnya dan situasi lingkungan dimana kepemimpinan berlangsung. Dengan kata lain, kepemimpinan tergantung atau kontijen (contigent) pada pengikut yang dipimpinya dan situasi lingkungan dimana kepemimpinan terjadi. Istilah kepemimpinan kontijensi (contigency leadership) sama dengan istilah kepemimpinan situasional (situasional leadership) yang memfokuskan bahwa kepemimpinan yang harus menyesuaikan dengan karakteritis para pengikut yang dipimpin. Terdapat lima teori kontigensi dari kepemimpinan yaitu a. Teori Kepemimpinan LPC b. Path Goal Theory c. teori kepemimpinan situasional, d. Leadership subsitute theory e. dan teori sumber daya kognitif
MODEL KONTIGENSI LPC
MODEL KONTIGENSI LPC • Para pemimpin yang skor LPC yang rendah menghargai keberhasilan tugas, sedangkan pemimpin yang LPC nya tinggi menghargai keberhasilan antarperibadi • Seorang pemimpin yang LPC nya tinggi terutama termotivasi untuk memiliki hubungan antarpribadi yang dekat dengan orang lain, termasuk bawahan, dan akan bertindak dalam carayang suportif dan perhatian jika hubungan itu harus diperbaiki • Pemimpin LPC yang rendah terutama termotivasi oleh keberhasilan sasaran tugas dan akan menekankan perilaku yang berorientasi tugas kapan saja terdapat permasalahan tugas. Motif sekunder dalam membuat hubungan yang baik dengan bawahan akan menjadi penting hanya jika kelompok itu memiliki kinerja yang baik dan tidak ada permasalahan tugas yang serius
Model LPC (variabel situasional) Hubungan antara nilai LPC pemimpin dengan efektivitas bergantung pada sebuah variable situasional yang disebut situational favorability, yang didefinisikan sebagai suatu jarak dimana situasi memberikan seorang pemimpin suatu kendali atas bawahannya. Tiga aspek situasi tersebut adalah : 1. Hubungan pemimpin-anggota 2. Kekuasaan posisi 3. Struktur tugas Hubungan kausal dalam model kontijensi LPC
B. PATH-GOAL THEORY OF LEADERSHIP • Teori path-goal dari kepemimpinan telah dikembangkan untuk menjelskan bagaimana perilaku dari seorang pemimpin mempengaruhi kepuasan dan kinerja karyawan. • Menurut teori path-goal, pengaruh dari perilaku pemimpin pada kepuasan dan upaya bawahan bergantung pada aspek situasi, termasuk karakteristik tugas dan karakteristik bawahan. • Variable moderator situasional menentukan potensi meningkatkanya motivasi bawahan dan cara di mana pemimpin harus bertindak untuk meningkatkan motivasi • Variabel situasional juga mempengaruhi pilihan bawahan akan sebuah pola perilaku kepemimpinan tertentu, yang mempengaruhi dampak dari pemimpin terhadap kepuasan bawahan
Hubungan Sebab akibat dalam path goal theory of leadership
TEORI KEPEMIMPINAN SITUASIONAL • Hersey dan Blanchad (1977) mengusulkan suatu teori kontingensi yang menyebutkan tipe perilaku kepemimpinan untuk tingkat kematangan yang berbeda dari bawahan dalam hubungannya dengan pekerjaan. Bawahan yang sangat matang, memiliki kemampuan dan kepercayaan diri dalam menyelesaikan tugas, namun bawahan dengan kematangan rendah, memiliki kemampuan dan kepercayaan diri yang rendah pula. Menurut teori, tingkat kematangan bawahan tersebut menentukan kadar orientasi tugas dan hubungan pada pemimpin. Empat peringkat kematangan (kuadran M1 sampai M4) dibedakan, meskipun mereka sebenarnya merupakan segmen kontinum dari tidak matang sampai sangat matang.
TEORI KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
TEORI KEPEMIMPINAN SITUASIONAL
LEADERSHIP SUBSITUTE THEORY
MULTIPLE LINKAGE MODEL • Yukl (1981, 1989) mengembangkan Multiple Linkage Model (model multi-hubungan) yang meliputi empat jenis variable :
Perilaku manajerial
Variabel perantara
Variabel kriteria
Variabel situasional
• Untuk memahami bagaimana seorang pemimpin dapat mempengaruhi kinerja dari sebuah sub-unit kelompok atau organisasi, penting untuk menguji variable perantara yang menentukan kinerja kelompok.Variabelvariabel perantara itu adalah: Komitmen tugas
Kemampuan dan kejelasan peran
Organisasi pekerjaan
Kerja sama dan kepercayaan timbal balik
Sumber daya dan dukungan
Koordinasi eksternal
Terima Kasih Dian Din Astuti Mulia S.Psi., M.A