UNIVERSITAS INDONESIA
PROTOTIPE INSERTION RADIO MENGENAI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN INDONESIA INDOTRAXIA
TUGAS KARYA AKHIR
ISSHA HARRUMA 1006664930
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER ILMU KOMUNIKASI DEPOK JANUARI 2014
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
UNIVERSITAS INDONESIA
PROTOTIPE INSERTION RADIO MENGENAI SEJARAH DAN KEBUDAYAAN INDONESIA INDOTRAXIA
TUGAS KARYA AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana
ISSHA HARRUMA 1006664930
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM SARJANA REGULER ILMU KOMUNIKASI PEMINATAN JURNALISME DEPOK JANUARI 2014
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
KATA PENGANTAR
Sejarah dan kebudayaan merupakan hal yang penting bagi sebuah bangsa. Keduanya merupakan identitas yang menjadikan sebuah negara berbeda dengan yang lainnya, sekaligus menjadi pengikat rakyatnya. Indonesia yang terdiri dari 13.466 pulau ini memiliki kekayaan sejarah dan kebudayaan yang luar biasa. Sayangnya, sejarah yang sudah terlanjur dianggap membosankan serta kebudayaan Indonesia yang tergerus oleh gempuran budaya asing, membuat remaja Indonesia mulai tidak tertarik untuk mempelajari kedua hal tersebut. Media massa yang berperan penting dalam mengedukasi masyarakat harus mulai memperhatikan hal tersebut. Saat ini, masih sedikit media yang mengangkat kedua tema tersebut dan menjadikannya sebagai program rutin. Dibutuhkan sebuah metode yang tepat untuk mengemas sejarah dan kebudayaan Indonesia. Dengan dikemas secara tepat, para remaja diharapkan lebih bisa “menerima” dan mulai tertarik untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan tanah air lebih dalam lagi. Penulis berharap, adanya program “IndoTraxia” dapat memberikan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia bagi para remaja. Dengan pengetahuan yang luas mengenai masa lalu dan kebudayaan bangsa, akan membuat remaja semakin mengenal dan bangga dengan kekayaan yang dimiliki negerinya sendiri.
Depok, 17 Desember 2013
Penulis
iv
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya lah, Tugas Karya Akhir (TKA) ini dapat terselesaikan. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dan mendukung: 1. Dra. Endang Setiowati, M.Si., selaku dosen pembimbing saya yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjawab pertanyaan saya yang bawel ini. 2. Meily Badriati, S.Sos., M.Si., selaku ketua sidang sekaligus pembimbing “sampingan” saya. Terima kasih atas ketelitiannya dalam memberikan catatan-catatan untuk perbaikan TKA saya ini. 3. Drs. Dodi Mawardi, selaku penguji sidang saya. Terima kasih atas masukannya yang luar biasa membantu untuk membuat TKA saya menjadi lebih baik. 4. Dra. Ken Reciana Sanjoto, M.A., selaku Ketua Departemen yang telah membantu kelancaran administrasi TKA saya. 5. Vitali Ridho Imansyah, Program Director Trax FM Jakarta yang sudah memperbolehkan saya “memasuki” Trax FM Jakarta. Terima kasih atas bantuan dan informasi-informasi yang diberikan. 6. Cia, penyiar Trax FM Jakarta yang sudah meluangkan waktunya untuk mengisi suara di prototipe TKA saya. 7. Para dosen FISIP UI, khususnya dosen Ilmu Komunikasi UI yang telah memberikan saya ilmu dan pengalaman yang luar biasa. 8. Mas Gugi dan Mbak Inda yang selalu baik walau pun sering direpotkan. 9. Mas Satrio Nugroho dan Lufian, yang sudah bersedia dibuat repot dalam urusan peminjaman alat dan laboratorium. Terima kasih juga sudah sering mengizinkan saya untuk “numpang” di laboratorium. 10. Bang Mimar, Mbak Citra, dan Mas Awang yang telah memberikan saya kesempatan untuk magang di radio KBR68H. Magang inilah yang telah membuka mata saya akan dunia radio dan membuat saya jatuh cinta dengan dunia ini. 11. Teman-teman HIMAMIRA UI, terima kasih untuk semua semangat yang diberikan.
v
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
12. Teman-teman Swayanaka Jakarta dan adik-adik bimbingan di Cijantung dan Stasiun Jakarta Kota yang selalu menghibur dengan kelucuan mereka. 13. Teman-teman Jurnalisme UI “Jumawa” 2010. Terima kasih untuk kebersamaan selama tiga tahun ini, teman-teman. Nanti kalau bertemu lagi, kita lihat siapa yang jadi jurnalis, ya. 14. Haris R. Siregar dan Robbi N. Hidayat, terima kasih sudah menjadi tempat pelarian di kala saya penat dengan semua tugas-tugas. Terima kasih juga atas tawa, dukungan, dan bantuannya. 15. Ni Nengah Ayu Padmawati, terima kasih untuk kalimat penyemangat dan dukungannya semenjak di asrama hingga saat ini. Terima kasih banyak. 16. Teman-teman mantan satu kontrakan selama dua tahun, Tata “Eneng”, Ifa “Nenek”, Syifa “Tante Hidung”, dan Ami “Gubernur Banten”. 17. Aisyah “Ucup” Khairunnisa, sebagai teman satu kamar dan bersama Wisnu Nugroho sebagai teman seperjuangan di semester akhir yang penuh dengan peluh dan keluh. Terima kasih untuk perjalanan ke Garut yang luar biasa, teman-teman. Untuk Ucup, terima kasih banyak sudah bersedia mendengarkan saya yang suka mengeluh ini. 18. Teman-teman SMA saya, Ulya Rahmanita, Tri Martini, Yessy M. U. Mardhatilla, Hening A. Widyaningrum, Evan Stiawan, Saria Y. Baskara, dan seluruh teman-teman IPS 1 SMA Negeri 5 Kota Bengkulu, yang selalu memberikan suntikan semangat untuk segera menyelesaikan kuliah dan menikah. Mari lihat, siapa yang menikah duluan! 19. Keluarga besar saya yang sering sekali bertanya kapan saya lulus. 20. Buat Ibu, Nenek, dan Kakek saya yang ada di sana. 21. Kakak dan adik saya, Etiafani dan Abdi Arida, yang selalu menghibur, memberi semangat, dan menjadi penyemangat saya. Terima kasih untuk kasih sayang yang pasti gengsi kalian tunjukkan itu. 22. Kedua orang tua saya, Bapak Drs. Samsuari Surbakti dan Ibu Wit Elistrial, S.Pd., yang selalu menjadi penyemangat di kala lelah dan putus semangat. Orang tua terhebat yang senantiasa memberikan kasih sayang dan doa mereka. Terima kasih banyak Pak, Bu.
Dan berbagai pihak yang telah membantu yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu. Terima kasih banyak.
vi
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
RINGKASAN EKSEKUTIF
BAGIAN 1
BAGIAN 2
BAGIAN 3
BAGIAN 4
BAGIAN 5
Analisis Situasi Sejarah yang sudah terlanjur dianggap membosankan serta gempuran kebudayaan asing yang masuk, membuat banyak remaja Indonesia tidak tertarik untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan negaranya sendiri. Media massa yang punya peran besar dalam mengedukasi masyarakat pun hanya sedikit yang mengangkat kedua tema tersebut menjadi program rutin. Padahal sejarah dan kebudayaan adalah hal penting yang harus diketahui oleh anak bangsa. Oleh karena itu, mereka membutuhkan informasi yang mampu memberi pengetahuan tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia. Program “IndoTraxia” diharapkan bisa menjadi program yang mampu memenuhi kebutuhan bagi remaja tersebut. Manfaat dan Tujuan Pengembangan Prototipe Manfaat Bagi Khalayak: Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia kepada para remaja. Manfaat Bagi Stasiun Radio: Menunjukkan bahwa Trax FM Jakarta peduli dengan kondisi sosial saat ini, yaitu banyak remaja yang mulai tidak tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Tujuan Sosial: Menjadi sarana informasi serta memenuhi kebutuhan pendengar akan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia yang masih minim diangkat media massa. Tujuan Ekonomi: Menarik para sponsor dengan menawarkan konten yang tidak biasa, jarang, mengedukasi, dan juga peduli terhadap keadaan sosial para remaja saat ini yang kurang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan bangsanya sendiri. Prototipe yang dikembangkan Program ini bernama “IndoTraxia” dan berformat feature. Program ini mengangkat berbagai tema sejarah dan kebudayaan Indonesia, serta direncanakan untuk disiarkan di Trax FM Jakarta pada hari Senin hingga Jumat pukul 09.30-09.35, 18.30-18.35, 15.30-15.35, 21.30-21.35 dan 23.30-23.35. Target pendengar utama program ini adalah remaja dengan usia 15-21 tahun yang berada di Jabodetabek, dengan SES A, B, dan C+. Sedangkan target sekundernya adalah anak muda dengan usia 22-25 tahun. Evaluasi Pre test dilakukan dengan metode Focus Groud Discussion (FGD). Peserta berjumlah 12 orang yang dibagi menjadi dua kelompok. Pre test akan dilakukan dua minggu sebelum program “IndoTraxia” disiarkan dengan daftar pertanyaan FGD sebagai instrumen. Sedangkan, evaluasi akan dilakukan setelah empat episode pertama ditayangkan. Evaluasi dilakukan dengan FGD dan melihat berbagai respon yang masuk melalui berbagai channel. Anggaran Jumlah Anggaran Pembuatan Program: Rp 385.000,Jumlah Biaya Produksi 35 episode: Rp 13.475.000,Prakiraan Pendapatan 35 Episode: Rp 214.025.000,Jumlah Anggaran Pre Test: Rp 691.400,Jumlah Anggaran Evaluasi: Rp 813.500,viii Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
EXECUTIVE SUMMARY
PART 1
PART 2
PART 3
PART 4
PART 5
Situation Analysis History, which has been considered as boring stuff, and the large influence of foreign culture are the reasons why a lot of teenagers in Indonesia are not interested in studying their own history and culture. Even mass media which has an important part in educating people rarely raised both themes into a regular topic. Though history and culture are important things that should be known by the young generation. Therefore, they need more information which can provide knowledge about history and culture of Indonesia. “IndoTraxia” program is expected to be able to provide that information for teenagers. Benefits and Objectives of the Developing Prototype Public Benefit: To provide information and knowledge about history and culture of Indonesia to the teenagers. Benefit for Radio Station: To indicate that Trax FM Jakarta concerns about current social condition that is Indonesian teenagers are starting to be less-interested in their own nation’s history or culture. Social Objective: To be the main source of information, as well as to provide information about history and culture for listeners. Economic Objective: To attract sponsorships by offering unusual and educative content that also concerns to social circumstances of the teenagers today who are less-interested in studying their own history and culture. The Developing Prototype The program is called “IndoTraxia” by using feature format. It picks up various themes of history and culture of Indonesia. “IndoTraxia” is planned to be broadcasted at Trax FM Jakarta on Monday to Friday, at 09.30-09.35, 18.30-18.35, 15.30-15.35, 21.30-21.35 and 23.3023.35 WIB. The primary target is teenager whose age 15-21, and are located in Jabodetabek, with SES A, B, C+; while the secondary target is young people age 22-25. The Evaluation Pre test will be conducted using Focus Groud Discussion (FGD) method two weeks before the launch of the program. Total participants are 12 which are divided into two groups. Meanwhile, the evaluation will be conducted after the first four episodes being aired. It will be done by FGD as an instrument and by seeing responses coming in through various channels. The Budget Total Budget of Prototype Production : 385.000 IDR Total Budget of Production (13 episodes): 13.475.000 IDR Estimation of income (13 Episodes): 214.025.000 IDR The Budget of Pre Test: 691.400 IDR The Budget for Evaluation: 813.500 IDR
ix
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................ i HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii KATA PENGANTAR .......................................................................................... iv UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................................v HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR ............................ vii RINGKASAN EKSEKUTIF ............................................................................... viii EXECUTIVE SUMMARY ....................................................................................... ix DAFTAR ISI ............................................................................................................x DAFTAR GRAFIK DAN TABEL ....................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii I.
ANALISIS SITUASI .......................................................................................1 1.1 Latar Belakang ............................................................................................1 1.2 Hasil Riset Khalayak ...................................................................................4 1.2.1 Hasil Riset Target Pendengar Trax FM Jakarta .................................4 1.2.2 Hasil Riset Minat Pendengar Terhadap Program Radio Bertema Sejarah dan Kebudayaan Indonesia ....................................................5 1.3 Pernyataan Kebutuhan ................................................................................7 II. MANFAAT DAN TUJUAN PENGEMBANGAN PROTOTIPE ...............8 2.1 Manfaat .......................................................................................................8 2.1.1 Manfaat bagi Khalayak .......................................................................8 2.1.2 Manfaat bagi Stasiun Radio ................................................................8 2.2 Tujuan Sosial dan Ekonomi ........................................................................9 III. PROTOTIPE YANG DIKEMBANGKAN .................................................10 3.1 Program yang Diusulkan ...........................................................................10 3.2 Stasiun Radio.............................................................................................10 3.3 Khalayak Sasaran ......................................................................................11 3.3.1 Geografis ...........................................................................................11 3.3.2 Demografis........................................................................................11 3.3.3 Status Sosial Ekonomi ......................................................................12 3.3.4 Psikografis ........................................................................................12 3.3.5 Teknografis .......................................................................................13 3.4 Analisis SWOT .........................................................................................13 3.5 Posisi dan Diferensiasi Produk..................................................................14 3.6 Nama Program yang Diusulkan ................................................................14 3.7 Sinopsis Program ......................................................................................15 3.8 Waktu Tayang ...........................................................................................16 3.9 Durasi Program .........................................................................................16 3.10 Format Program .......................................................................................17 3.11 Konsep Program.......................................................................................17 3.12 Rundown ..................................................................................................20
x Universitas Indonesia Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
3.13 Kru yang Dibutuhkan ...............................................................................21 IV. EVALUASI ....................................................................................................22 4.1 Rencana Pre-Test .......................................................................................22 4.1.1 Metode Pre-Test ................................................................................22 4.1.2 Waktu Pre-Test .................................................................................23 4.1.3 Materi Pre-Test .................................................................................23 4.1.4 Instrumen Pre-Test ............................................................................23 4.2 Rencana Evaluasi .......................................................................................23 4.2.1 Metode Evaluasi ................................................................................27 4.2.2 Waktu Evaluasi .................................................................................27 4.2.3 Materi Evaluasi .................................................................................28 4.2.4 Instrumen Evaluasi ............................................................................28 V. ANGGARAN .................................................................................................29 5.1 Anggaran Pembuatan Prototipe ...............................................................29 5.2 Rencana Anggaran Pembuatan Program .................................................29 5.3 Prakiraan Pendapatan ...............................................................................30 5.4 Rencana Anggaran Evaluasi ....................................................................31 DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................32
xi Universitas Indonesia Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
DAFTAR GRAFIK DAN TABEL
Grafik 1.1 Ketertarikan Khalayak dengan Tema Sejarah dan Kebudayaan Indonesia..................................................................................................................5 Grafik 1.2 Tanggapan Khalayak Terhadap Pembuatan Program Bertema Sejarah dan Kebudayaan Indonesia.........................................................................5 Grafik 1.3 Pernyataan Khalayak Pernah/Belum Pernah Mendengarkan Program yang Membahas Tentang Sejarah dan Kebudayaan Indonesia di Radio.................6 Grafik 1.4 Kebutuhan Khalayak akan Informasi Tentang Sejarah dan Kebudayaan Indonesia.............................................................................................6 Grafik 3.1 Format Clock Program “IndoTraxia....................................................17 Tabel 3.1 Matriks Penayangan Minggu Pertama dan Ketiga..............................18 Tabel 3.2 Matriks Penayangan Minggu Kedua dan Keempat.............................18 Tabel 3.3 Rundown Program “IndoTraxia” di Trax FM Jakarta........................20 Tabel 3.4 Rundown Versi Prototipe Program “IndoTraxia” di Trax FM Jakarta Edisi Rabu, 4 Desember 2013................................................................................20 Tabel 5.1 Anggaran Biaya Produksi Prototipe Program “IndoTraxia”...............29 Tabel 5.2 Rencana Anggaran Biaya Produksi Program “IndoTraxia” Per Edisi.................................................................................................................29 Tabel 5.3 Rate Card Trax FM Jakarta................................................................30 Tabel 5.4 Rencana Anggaran Pre Test Program “IndoTraxia”...........................31 Tabel 5.5 Rencana Anggaran Evaluasi Program “IndoTraxia”...........................31
xii Universitas Indonesia Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Prototipe Program..........................................................................xiv
Lampiran 2
Kuesioner Riset Khalayak............................................................xvii
Lampiran 3
Hasil Riset Khalayak......................................................................xx
Lampiran 4
Instrumen Pre-Test......................................................................xxiii
Lampiran 5
Instrumen Evaluasi......................................................................xxiv
Lampiran 6
Profil Stasiun Radio....................................................................xxvi
xiii Universitas Indonesia Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
BAGIAN 1 ANALISIS SITUASI
1.1
Latar Belakang
1.1.1 Kurangnya Minat Remaja Terhadap Sejarah dan Kebudayaan Indonesia “Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya” - Soekarno Itulah kalimat yang dikutip dari pidato presiden pertama Indonesia, Soekarno pada pidato hari kemerdekaan 17 Agustus 1966. Sejarah, menurut Mohammad Hatta, tidak sekadar melahirkan cerita tentang masa lampau, tetapi juga pemahaman masa lampau yang di dalamnya mengandung berbagai dinamika yang mungkin menjadi pelajaran bagi manusia berikutnya (Supriyadi, 2009, h.5). Kalimat-kalimat dari dua bapak bangsa Indonesia tersebut menunjukkan betapa pentingnya arti sejarah bagi sebuah bangsa. Sayangnya, menurut sejarawan Anhar Gonggong, banyak remaja saat ini yang tidak lagi tertarik untuk mempelajari sejarah bangsanya (Maya, 2013). Mata pelajaran sejarah menjadi mata pelajaran yang kurang diminati oleh siswa dikarenakan metode pembelajaran yang kurang variatif dan masih minimnya sumber dan media pembelajaran (Sardiman AM, 2005). Detail sejarah yang rumit di buku-buku pelajaran sekolah membuat para remaja kurang tertarik untuk mempelajari sejarah lebih dalam. Bukan hanya sejarah, kebudayaan Indonesia pun mulai luput dari perhatian para remaja saat ini. Indonesia yang terdiri dari 13.466 pulau (Kemendagri, 2013), tentulah juga memiliki kebudayaan yang sangat berlimpah. Data dari Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, Indonesia memiliki 1.128 suku bangsa dengan budaya yang berbeda-beda. Kebudayaan bukan hanya tentang tarian dan lagu daerah. Menurut C. Kluckhohn dalam bukunya yang berjudul Universal Categories of Culture (dikutip dalam Koentjaraningrat, 1994, h.203-214), budaya meliputi tujuh unsur pokok yang dimiliki setiap kebudayaan, yaitu bahasa, sistem pengetahuan,
1
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
2
organisasi sosial, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian. Bisa dibayangkan betapa kayanya Indonesia. Namun, beragamnya kebudayaan ini jika tidak dikemas secara baik maka hanya akan berujung kepada sesuatu hal yang tidak menarik. Globalisasi yang terjadi saat ini membuat budaya asing dengan bebas keluar masuk. Para remaja pun lebih tertarik untuk mempelajari kebudayaan asing (Yurnaldi, 2008). Padahal kebudayaan dan masa lalu bangsa sendiri masih belum banyak yang diketahui.
1.1.2 Pentingnya Peran Media Massa dalam Meningkatkan Minat Remaja terhadap Sejarah dan Kebudayaan Indonesia Kondisi yang memprihatinkan ini mulai menarik anak muda lainnya untuk bergerak. Komunitas-komunitas anak muda yang mengangkat sejarah dan kebudayaan Indonesia sebagai tema kegiatan mereka, mulai bermunculan (Susanto, 2013), seperti Komunitas Historia Indonesia (KHI) dan Komunitas Bhumi Muda. Kegiatan mereka pun bermacam-macam. Misalnya, Komunitas Historia Indonesia yang selalu melakukan kegiatan diskusi dan mengunjungi tempat bersejarah di seluruh Indonesia, komunitas pecinta budaya Bhumi Muda yang sering mengadakan workshop sejarah dan kunjungan ke museum-museum, serta ada juga yang melakukan reka ulang sejarah seperti yang dilakukan oleh komunitas pereka ulang sejarah, Indonesia Reenactors (IDR). Namun, meskipun komunitas-komunitas peduli sejarah dan kebudayaan Indonesia mulai bermunculan, media massa yang memiliki fungsi mengedukasi masyarakat harus tetap ikut berperan aktif dalam membuat remaja tertarik dengan dua hal tersebut. Radio, sebagai salah satu media massa dapat menyiarkan programprogram berbau sejarah dan kebudayaan Indonesia. Radio dapat mengemas program bertema sejarah dan kebudayaan dengan format yang ringan, seperti feature. Menurut Antonius Darmanto (1998), feature adalah paket program yang mengangkat satu topik (dari berbagai segi permasalahan, seperti ekonomi, sosial, budaya, dan lain-lain) dengan memadukan berbagai format dasar untuk
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
3
penyajiannya, dimana musik, sound effect, dan suara merupakan bagian integral yang membentuk kesatuan karya artistik audio. Bahasan yang bisa dikatakan cukup berat harus dikemas dengan menarik dan “muda”. Ini bertujuan untuk menarik remaja dan membuat pendengar cepat mengerti dan tidak bosan, mengingat salah satu karakter pendengar radio yang menurut Masduki (2005) perhatiannya mudah teralih dan mendengarkan radio sambil mengerjakan pekerjaan lain. Dengan dikemas secara bagus, diharapkan program ini dapat membuat remaja “lebih bisa menerima” dan mulai tertarik untuk mengetahui sejarah dan kebudayaan tanah air lebih dalam lagi.
1.1.3 Perlunya Menjaga Rasa Bangga akan Tanah Air dengan Memberikan Informasi Mengenai Sejarah dan Kekayaan Budaya Indonesia Peribahasa “tak kenal maka tak sayang” sepertinya merupakan ungkapan yang tepat untuk menggambarkan kondisi masyarakat saat ini. Banyak masyarakat Indonesia, khususnya remaja yang tidak mengenal negaranya sendiri secara menyeluruh. Padahal, menurut J. Bank, sejarah dapat membantu para remaja untuk memahami perilaku manusia pada masa lampau, masa sekarang, dan masa yang akan datang (Supriyadi, 2009, h.4). Lebih dari itu, akan tumbuh rasa menghargai para pejuang terdahulu dan muncul semangat untuk terus menjaga negeri ini. Begitu pula dengan kebudayaan. Budaya merupakan suatu sistem gagasan dan pralambang yang memberi identitas kepada warga Indonesia (Koentjaraningrat, 1982, h.15). Pengetahuan yang luas mengenai masa lalu dan kebudayaan bangsa akan membuat remaja semakin mengenal jati diri bangsanya. Lebih dari itu, rasa bangga dan cinta tanah air pun akan muncul.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
4
1.2
Hasil Riset Target Pendengar dan Target Pasar Program
Keberhasilan sebuah program radio dapat dilihat dari jumlah pendengar yang dapat dicapai. Untuk menjadi program yang diminati oleh pendengarnya, sebuah program haruslah dapat memenuhi apa yang pendengarnya inginkan dan butuhkan. Program tersebut juga harus disesuaikan dengan selera calon pendengarnya. Oleh karena itu, sebelum membuat program, pengelola radio harus melakukan sebuah riset khalayak untuk mengetahui hal-hal tersebut (Masduki, 2004). Riset khalayak untuk prototipe program ini dilakukan dengan tiga cara, yaitu dengan studi literatur, penyebaran kuesioner dan wawancara dengan narasumber yang dianggap penting dalam pengembangan prototipe ini. Studi literatur dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia. Informasi-informasi yang didapatkan ini digunakan untuk memperbaiki dan melengkapi konten prototipe program. Penyebaran kuesioner dilakukan secara online kepada 100 orang pendengar Trax FM Jakarta berusia 15 hingga 25 tahun. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah simple random sampling. Keseratus orang tersebut dipilih dari daftar followers akun twitter @TraxFMJakarta. Penulis juga melakukan wawancara dengan Program Director Trax FM Jakarta, Vitali Ridho Imansyah. Informasi yang ingin diperoleh dari wawancara tersebut adalah mengenai gambaran program-program yang ada di Trax FM Jakarta dan bagaimana karakter program yang sesuai dengan citra stasiun tersebut.
1.2.1
Hasil Riset Target Pendengar Trax FM Jakarta
Responden yang dipilih adalah 100 orang yang pernah, jarang, atau sering mendengarkan Trax FM Jakarta. Responden berusia 15 hingga 25 tahun dan berdomisili di Jabodetabek. Mayoritas dari mereka adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Pengeluaran mereka bervariasi, tapi sebagian besar kurang dari Rp 1.000.000 per bulan.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
5
1.2.2 Hasil Riset Minat Pendengar terhadap Program Radio Bertema Sejarah dan Kebudayaan Indonesia. Berdasarkan hasil riset pendengar kepada 100 orang responden, sebagian besar pendengar Trax FM Jakarta memiliki ketertarikan dengan program bertema sejarah dan kebudayaan Indonesia. Bahkan, sebanyak 99 persen responden setuju dengan akan diadakannya program ini.
Grafik 1.1 Ketertarikan Khalayak dengan Tema Sejarah dan Kebudayaan Indonesia
Grafik 1.2 Tanggapan Khalayak Terhadap Pembuatan Program Bertema Sejarah dan Kebudayaan Indonesia
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
6
Selain itu, sebanyak 87 persen responden mengaku tidak pernah mendengarkan program yang membahas tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia sebelumnya.
Grafik 1.3 Pernah Mendengarkan Program yang Membahas Tentang Sejarah dan Kebudayaan Indonesia di Radio
Hal ini dapat dijadikan peluang oleh Trax FM Jakarta untuk memenuhi informasi tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia yang dibutuhkan oleh 89 persen responden.
Grafik 1.4
Kebutuhan Khalayak Akan Informasi Tentang
Sejarah dan Kebudayaan Indonesia
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
7
1.3
Pernyataan Kebutuhan
Sejarah dan kebudayaan Indonesia merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh para remaja Indonesia. Globalisasi yang membuat kebudayaan asing bebas keluar masuk jangan sampai anak muda Indonesia tidak tertarik bahkan melupakan sejarah dan kebudayaan bangsanya sendiri. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah program yang memperkenalkan sejarah dan kebudayaan Indonesia, yang tentunya dikemas dengan menarik. Media massa sebagai salah satu media yang dekat dengan kehidupan para remaja diharapkan dapat mengemban misi tersebut. Dengan adanya program ini, diharapkan anak muda akan lebih mengerti dan tertarik untuk mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia, serta diharapkan dapat menumbuhkan rasa bangga dan cinta tanah air dalam diri mereka. Sayangnya, saat ini masih sangat jarang program radio yang mengangkat kedua tema ini dalam bentuk program. Trax FM Jakarta bisa memanfaatkan kesempatan ini dan menjaring pendengar yang memiliki minat terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia tapi belum terpenuhi karena minimnya program dengan dua tema tersebut.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
BAGIAN 2 MANFAAT DAN TUJUAN PENGEMBANGAN PROTOTIPE
2.1
Manfaat
Program yang berisikan tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia serta informasi mengenai sejarah dunia yang terjadi pada hari siaran ini memiliki manfaat, baik untuk pendengar maupun radio selaku pihak yang menyiarkan program.
2.1.1 Manfaat Bagi Khalayak Memberikan informasi dan pengetahuan mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia kepada para remaja. Membuat remaja tertarik untuk mengenal dan mempelajari lebih jauh sejarah dan kebudayaan Indonesia. Menjadi alternatif yang menyenangkan bagi remaja untuk mengenal dan mempelajari sejarah dan kebudayaan Indonesia selain di sekolah. Menjadikan sejarah dan kebudayaan Indonesia sebagai sesuatu yang tidak sulit dan membosankan. Memunculkan rasa bangga dan cinta tanah air dalam diri para remaja. Membantu pemerintah dalam mengenalkan sejarah dan kebudayaan Indonesia.
2.1.2 Manfaat Bagi Stasiun Radio Meningkatkan kredibilitas radio Trax FM Jakarta secara sosial: Menunjukkan bahwa Trax FM Jakarta peduli dengan kondisi sosial saat ini, yaitu banyak remaja yang mulai tidak tertarik dengan sejarah dan kebudayaan Indonesia. Menunjukkan bahwa Trax FM Jakarta sebagai media anak muda juga dapat menjadi media yang mengedukasi.
8
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
9
Dapat meningkatkan nilai ekonomis bagi Trax FM Jakarta karena dengan adanya program “IndoTraxia” dapat menjadi nilai jual tersendiri bagi Trax FM Jakarta. Diharapkan akan banyak pihak pengiklan yang tertarik untuk memasang iklannya di radio ini.
2.2
Tujuan
Program yang berisikan tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia serta informasi mengenai sejarah dunia yang terjadi pada hari siaran ini memiliki beberapa tujuan, yakni sosial dan ekonomi. Secara sosial, program ini dapat menjadi sarana informasi bagi para remaja untuk mengetahui lebih jauh tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia. Selain itu, secara sosial, program ini juga bertujuan untuk mengedukasi dan memenuhi kebutuhan pendengar akan informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia yang masih minim diangkat media massa. Secara ekonomi, program ini diharapkan dapat menarik para sponsor dengan menawarkan konten yang tidak biasa, jarang, mengedukasi, dan juga peduli terhadap keadaan sosial para remaja saat ini yang kurang tertarik dengan sejarah dan kebudayaan bangsanya sendiri.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
BAGIAN 3 PROTOTIPE YANG DIKEMBANGKAN
3.1
Program yang Diusulkan
Program yang diusulkan adalah sebuah insertion program. Insertion merupakan istilah yang digunakan Trax FM Jakarta untuk menyebut insert. Definisi insert sendiri adalah sebuah item singkat yang digunakan di dalam sebuah program (McLeish, 2005, h.331). Insertion tersebut berbentuk feature mengenai sejarah dan kebudayan Indonesia dan dimodifikasi dengan penambahan informasi tentang sejarah dunia yang terjadi pada bulan program tersebut disiarkan. Program tersebut berjudul “IndoTraxia”. Tema kebudayaan dan sejarah diusulkan mengingat masih sangat minimnya media massa, khususnya radio yang mengangkat kedua tema tersebut sebagai tema untuk sebuah program rutin. Padahal, menurut riset yang telah dilakukan sebelum program ini diajukan, para pendengar Trax FM Jakarta memiliki ketertarikan yang sangat tinggi dan merasa membutuhkan informasi mengenai tema tersebut.
3.2
Stasiun Radio
Program ini rencananya akan disiarkan di radio Trax FM Jakarta yang berada di frekuensi 101.4 FM. Trax FM Jakarta merupakan salah satu stasiun radio swasta yang ada di Jakarta dan telah berdiri sejak tahun 2000. Segmentasi pendengar Trax FM adalah anak muda dengan usia 15-25 tahun. Sesuai dengan slogannya “Brings Out the Coolness and Goodness in You”, radio ini selalu menyajikan program-program yang berisi ajakan kepada anak muda untuk selalu ceria, dinamis, namun tetap memiliki nilai-nilai sosial dan kebaikan dalam hidup mereka. Radio ini dipilih karena citranya sebagai radio anak muda dan memiliki pendengar, yang dikenal dengan sebutan Anak Trax yang cukup banyak. Selain
10
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
11
itu, nilai sosial dan kebaikan yang ditanamkan Trax FM dalam programprogramnya juga dianggap sesuai dengan program “IndoTraxia” yang juga memiliki nilai-nilai yang sama. Itulah alasan mengapa program “IndoTraxia” sangat tepat jika disiarkan di radio ini.
3.3
Khalayak Sasaran
Agar program ini dapat menjangkau target khalayak yang diinginkan dan bersaing dengan baik di pasar, maka kemudian dibuatlah pengkategorian segmentasi pasar. Menurut Eric Berkowitz dalam Morissan (2009), segmentasi pasar merupakan proses membagi pasar (yang heterogen) ke dalam kelompok-kelompok yang memiliki kesamaan kebutuhan dan/atau karakter yang sama dalam merespon suatu tindakan pemasaran. Pengkategorian segmentasi pasar tersebut berdasarkan geografis, demografis, psikografis, dan teknografis. Berikut ini adalah penjelasan karakter pendengar atau khalayak yang menjadi target program “IndoTraxia”: 3.3.1 Geografis Geografis membedakan khalayak pendengar berdasarkan unit-unit geografis yang berbeda misalnya wilayah negara, provinsi, kabupaten, kota, hingga ke lingkungan perumahan (Morissan, 2009, h.176). Secara geografis, khalayak yang menjadi sasaran utama program ini merupakan orang yang menetap atau berada di daerah dimana radio Trax FM Jakarta mengudara, yaitu Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Sedangkan, target sekundernya adalah orang Indonesia di seluruh wilayah di Indonesia yang mendapatkan akses internet dan mendengarkan melalui streaming di www.traxonsky.com maupun melalui aplikasi Trax FM Jakarta yang dapat diunduh secara gratis di telepon selular pintar.
3.3.2 Demografis Demografis
membedakan
khalayak
pendengar
berdasarkan
karakteristik
demografi, seperti usia, gender, pendidikan, pekerjaan, dan sebagainya (Khasali, Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
12
1998, h.78). Khalayak utama yang menjadi target dari program ini adalah remaja pertengahan dengan usia 15 hingga remaja akhir berusia 21 tahun yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki. Usia ini mengacu pada pembagian usia remaja oleh Monks (1999) berdasarkan tahap proses perkembangan yang dilalui remaja dalam proses menuju kedewasaan dan karakteristiknya. Pembagian tersebut yakni remaja awal (12-15 tahun), remaja pertengahan (15-18 tahun), dan remaja akhir (18-21 tahun). Pada usia 15 hingga 21 tahun, remaja dianggap sudah mulai aktif mendengar radio serta mencari informasi secara non-formal (di luar pendidikan formal) tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia. Sedangkan, yang menjadi target audiens sekunder adalah anak muda yang berusia 22-25 tahun. Secondary target audience ini dipilih karena disesuaikan dengan target pendengar Trax FM Jakarta, yaitu 15-25 tahun. Berdasarkan riset yang dilakukan terhadap 100 pendengar Trax FM Jakarta, sebanyak 75 persen pendengar merupakan pelajar sekolah menengah dan mahasiswa.
3.3.3 Status Sosial Ekonomi (SSE) SSE juga menjadi hal yang penting dalam menentukan khalayak pendengar. Hal ini dikarenakan status sosial dan ekonomi seseorang akan mempengaruhi perilaku seseorang dalam mengkonsumsi sesuatu (Khasali, 1998, h.90). Khalayak yang menjadi target program ini disesuaikan dengan target pendengar Trax FM Jakarta, yaitu mereka yang memiliki status sosial ekonomi A, B, dan C+.
3.3.4 Psikografis Psikografis adalah segmentasi berdasarkan gaya hidup dan kepribadian manusia (Khasali, 1998, h.91). Secara psikografis, khalayak program “IndoTraxia” adalah anak muda yang positif, dinamis, kreatif, penuh rasa ingin tahu dan berpikiran terbuka. Berdasarkan hasil riset, 91% dari 100 orang pendengar Trax FM Jakarta memiliki minat terhadap sejarah dan kebudayaan Indonesia.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
13
3.3.5 Teknografis Teknografis adalah segmentasi untuk membidik konsumen barang-barang teknologi
baru
(Kasali,
1998,
h.105).
Forrester
Research
Inc.
yang
memperkenalkan konsep ini mendeteksi 12 segmen yang dibentuk berdasarkan empat variabel utama, yaitu motivasi terhadap teknologi yang didasarkan pada: orientasi keluarga, orientasi karir, motivasi mencari hiburan, atau motivasi status(Kasali, 1998, h.106). Namun, dari 12 segmen ini yang menjadi target program “IndoTraxia” adalah techno-strivers, yakni mereka yang berkantung tipis namun cukup intensif menggunakan teknologi, mouse potatoes atau orang berkantung tebal yang haus hiburan, gadget grabers yang juga merupakan pemburu hiburan namun uangnya tak sebanyak mouse potatoes, dan x-techs yaitu orang yang selalu mengejar teknologi baru namun tidak memiliki uang banyak.
3.4
Analisis SWOT
Kekuatan-kekuatan (Strengths)
Program ini memberikan informasi dan edukasi kepada para remaja mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia.
Berdasarkan hasil riset khalayak, program ini diinginkan oleh 99% dari 100 orang Anak Trax.
Informasi mengenai sejarah dan kebudayaan Indonesia dibutuhkan oleh 89% Anak Trax.
Kelemahan (Weakness)
Program ini sifatnya searah karena acaranya bersifat recorded. Hal ini menyebabkan tidak adanya interaksi dengan pendengar dan penerimaan feedback pun tertunda.
Peluang-peluang (Opportunities)
Masih sangat jarang program radio di Jabodetabek yang secara khusus dan rutin mengangkat tema sejarah dan kebudayaan Indonesia. Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
14
Semakin banyak remaja yang mulai peduli dengan sejarah dan kebudayaan Indonesia.
Belum pernah ada sebelumnya program yang secara khusus dan rutin mengangkat tema sejarah dan kebudayaan Indonesia di Trax FM Jakarta.
Disiarkan di tengah beberapa program. Hal ini dapat meningkatkan brand awareness dan menjaring banyak pendengar.
Ancaman (Threat)
Adanya anggapan bahwa sejarah dan kebudayaan adalah hal yang membosankan. Hal ini dapat mengurangi minat pendengar untuk terus mendengarkan program ini.
3.5
Posisi dan Diferensiasi Produk
Posisi produk adalah bagaimana khalayak menempatkan suatu produk di dalam otaknya, sehingga khalayak memiliki penilaian tertentu. Sedangkan yang dimaksud dengan diferensiasi produk adalah strategi yang digunakan untuk membedakan suatu produk dengan pesaing-pesaingnya (Morissan, 2009, h.189). Program “IndoTraxia” memposisikan diri sebagai program yang menghadirkan informasi singkat mengenai sejarah atau kebudayaan Indonesia dan sejarah dunia yang terjadi pada hari siaran. Belum adanya program rutin serupa di radio Jabodetabek saat ini menjadi keunggulan tersendiri bagi program “IndoTraxia”. Selain itu, yang menjadi keunikan dalam program ini adalah para pendengar bisa meminta tema sejarah atau kebudayaan apa yang mereka inginkan melalui akun media sosial (Facebook dan Twitter) Trax FM Jakarta.
3.6
Nama Program yang Diusulkan
Nama program yang dipilih adalah “IndoTraxia”. Kata ini merupakan gabungan dari kata Indonesia dan Trax. Selain karena alasan ear-catchy (enak didengar), “IndoTraxia” juga dipilih berdasarkan hasil riset yang telah dilakukan terhadap
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
15
100 orang pendengar Trax FM Jakarta. Sebanyak 37% pendengar memilih “IndoTraxia” dibanding empat nama lainnya.
3.7
Sinopsis Program
“IndoTraxia” adalah sebuah insertion program berdurasi 5 menit yang membahas informasi tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia. Pada segmen pertama akan terdapat feature yang berdurasi 4 menit. Feature dengan durasi 3-10 menit dapat dikategorikan sebagai mini-feature (Masduki, 2001, h.73). Feature sendiri merupakan uraian fakta yang bersifat khas atau unik dan lebih banyak mengandung nilai menarik. Fakta pun disajikan secara ringan dan sederhana, sehingga membuat pendengar larut dalam laporan yang dibuat (J.B Wahyudi, 1996, h.73). Hal inilah yang menjadi alasan mengapa format feature tepat untuk digunakan dalam penyajian informasi tentang sejarah dan kebudayaan. Feature akan dikemas secara ringan dan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti oleh remaja. Konten feature akan selalu berganti agar tidak monoton. Konten secara garis besar terbagi menjadi dua, yaitu kebudayaan Indonesia dan sejarah Indonesia. Feature mengenai kebudayaan Indonesia akan mengangkat tentang musik daerah, bahasa dan tulisan asli daerah, seni rupa, seni tari, cerita rakyat, dan produk budaya lainnya. Sedangkan feature sejarah Indonesia dapat berupa sejarah kemerdekaan Indonesia atau sejarah apa pun yang ada di Indonesia, misalnya sejarah Kereta Api Indonesia, Tentara Nasional Indonesia, Keraton Yogyakarta dan lain-lain. Akan ada juga informasi-informasi tentang hal-hal unik yang terkait dengan sejarah dan budaya Indonesia, misalnya koleksi mobil mewah Soekarno dan fakta tentang kehidupan Hatta yang sederhana. Setiap tema yang dipilih harus memiliki nilainilai yang positif dan mengandung pembelajaran. Di akhir program atau segmen selanjutnya, akan ada ulasan singkat mengenai hal bersejarah yang terjadi pada bulan program tersebut disiarkan. Ulasan ini hanya
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
16
akan berdurasi 30 detik dan merupakan kejadian bersejarah dari seluruh dunia (bukan hanya Indonesia).
3.8
Waktu Tayang
Program “IndoTraxia” akan mengudara lima kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin hingga Jumat dengan lima kali penayangan dalam satu hari, yaitu pada prime time pukul 09.30-09.35, 18.30-18.35, dan 23.30-23.35, serta pada regular time pukul 15.30-15.35 dan 21.30-21.35. Pemilihan waktu ini berdasarkan hasil riset yang menunjukkan bahwa pada waktu-waktu tersebut tingkat konsumsi radio khalayak tinggi. Seringnya waktu tayang juga ditujukan untuk meningkatkan brand awaraness pendengar terhadap program insertion ini dan juga untuk menarik banyak pendengar. Selain itu, alasan pemilihan hari Senin hingga Jumat adalah karena pada akhir pekan (Sabtu-Minggu), Trax FM Jakarta lebih banyak menghadirkan programprogram yang ringan. Pada dua hari ini, pendengar lebih cenderung untuk mendengarkan sesuatu yang tidak berat dan santai. Oleh karena itu, “IndoTraxia” yang mengangkat tema sejarah dan kebudayaan yang sudah dianggap berat oleh sebagian anak muda, tidak tepat ditayangkan di hari Sabtu dan Minggu.
3.9
Durasi
Program “IndoTraxia” akan berdurasi 5 menit. Panjang durasi ini disesuaikan dengan blok durasi program yang ada di Trax FM Jakarta, yaitu 30 menit dan 5 menit. Selain itu, pemilihan durasi juga mempertimbangkan salah satu karakter pendengar radio, yaitu tidak bisa menyerap banyak informasi dalam sekali dengar karena daya ingat yang terbatas akibat hanya mendengar selintas (Masduki, 2005, h. 19). Durasi 5 menit dipilih dengan mempertimbangkan bahasan yang mengandung banyak detail informasi akan membuat pendengar merasa bosan jika berdurasi 30 menit.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
17
Grafik 3.1 Format Clock Program “IndoTraxia”
3.10 Format Program Program “IndoTraxia” terdiri dari dua segmen. Segmen pertama diisi dengan feature yang membahas tentang sejarah atau kebudayaan Indonesia. Sedangkan pada segmen kedua akan ada “Sejarah Bulan Ini”, sebuah informasi singkat mengenai kejadian bersejarah dari seluruh dunia yang terjadi pada bulan program tersebut mengudara. Seluruh konten program akan dibacakan oleh penyiar, direkam, dan kemudian akan diputar sebagai insertion di program-program Trax FM Jakarta.
3.11 Konsep Program Program “IndoTraxia” akan dibawakan dengan bahasa yang informal dan santai, sesuai dengan target pendengarnya yakni remaja. Gaya penyajiannya pun dikemas dengan ceria dan menyenangkan. Istilah-istilah sejarah yang rumit dan data yang detail akan dibuat menjadi lebih sederhana dan mudah untuk diingat. Host yang akan membawakan program ini adalah Cia. Ia merupakan salah satu penyiar program “Skuldesak” yang juga menyasar remaja sebagai target utama. Karakter suara Cia yang ceria dan sudah dikenalnya ia oleh para Anak Trax yang Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
18
masih remaja, membuat Cia menjadi sosok yang tepat untuk membawakan program “IndoTraxia”. Untuk tahap awal, sebanyak 35 episode telah disiapkan untuk waktu siaran selama tiga bulan. Setiap minggu akan ada lima tema berbeda di setiap harinya. Lima tema pada minggu pertama akan digunakan lagi (re-run) pada minggu ketiga. Begitu juga dengan lima tema pada minggu kedua. Lima tema yang berbeda dari tema-tema minggu pertama ini akan digunakan lagi pada minggu keempat. Berikut matriks penayangan program “IndoTraxia”.
Tabel 3.1 Matriks Penayangan Minggu Pertama dan Ketiga
09.30-09.35 15.30-15.35 18.30-18.35 21.30-21.35 23.30-23.35
Senin A B C D E
Selasa B C D E A
Rabu C D E A B
Kamis D E A B C
Jumat E A B C D
Sabtu
Minggu
Tabel 3.2 Matriks Penayangan Minggu Kedua dan Keempat
09.30-09.35 15.30-15.35 18.30-18.35 21.30-21.35 23.30-23.35
Senin F G H I J
Selasa G H I J F
Rabu H I J F G
Kamis I J F G H
Jumat J F G H I
Sabtu
Minggu
Keterangan: Abjad merupakan tema-tema yang diangkat.
Tema-tema yang diangkat adalah: Episode
2
Tema Mitos Larangan Menikah Jawa-Sunda dan Kaitannya dengan Perang Bubat. Makna dan Legenda yang Ada di balik Tari Kecak.
3
Sejarah Berdirinya Keraton Yogyakarta.
1
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
19
Episode
Tema
4
Perayaan Hari Panen Gawai Suku Dayak.
5
Kedatangan Belanda Pertama Kali di Banten.
6
Perkembangan Kebudayaan Tionghoa di Indonesia.
7
Sejarah G30S atau Gestok dari Berbagai Versi. Kehidupan Masyarakat Tionghoa Muslim Terkait dengan Kebudayaan Tionghoa. Mengenal Jenderal Sudirman. Tongkonan, Rumah Tradisional Toraja dan Legenda yang berkembang mengenai Tongkonan. Perlawanan Rakyat (Gerakan Koreri) di Irian Barat terhadap penjajahan Jepang. Upacara Saur Matua, Upacara Kematian Masyarakat Batak Toba. Lawang Sewu, Bangunan Bersejarah yang Menyimpan Ribuan Kisah. Pencak Silat Betawi dan Jejak Masa Lalu Masyarakat Jakarta.
8 9 10 11 12 13 14 15
17
Peranan Boedi Oetomo dalam Pergerakan Nasional Indonesia. Upacara Tabot Bengkulu di bulan Muharram untuk Memperingati Wafatnya Cucu Nabi Muhammad SAW, Hasan dan Husein di medan perang. Sistem Tanam Paksa (Culture Stelsel).
18
Atraksi Debus Banten.
19
Penumpasan Pemberontakan PKI Madiun tahun 1948.
20
Sejarah Asal Mula Barongsai.
21
Mengenal Sutan Sjahrir.
22
Kisah di Balik Keseraman Leak.
23
Penetrasi Bangsa Portugis Di Maluku.
24
Makna Relief pada Candi Borobudur.
25
Perjuangan Mengembalikan Irian Barat ke Negara Kesatuan RI.
26
Sejarah Asal Mula Berkembangnya Wayang di Indonesia.
27
Sisi Unik Bapak Bangsa, Soekarno dan Hatta. Tradisi Pukul Sapu Lidi di Desa Morella dan Mamala, Maluku Tengah untuk Mempererat Persaudaraan. Sejarah Stasiun Kota. Upacara Seba Suku Baduy sebagai Bentuk Pengabdian kepada Orang yang Berkedudukan Tinggi. Sejarah Kota Tua.
16
28 29 30 31
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
20
Episode
33
Tema Upacara Basale Suku Anak Dalam yang Dipercaya Dapat Menghilangkan Pengaruh Jahat di dalam Masyarakat. Kembalinya Belanda ke Indonesia Bersama Sekutu.
34
Asal Mula Sebutan Aceh Kota Serambi Mekkah.
35
Sejarah Sumpah Palapa.
32
3.12 Rundown Tabel 3.3 Rundown Program “IndoTraxia” di Trax FM Jakarta Struktur Station ID Opening Segmen 1 Segmen 2 Closing Station ID Total
Running Order Station ID Trax FM Jakarta Opening Jingle Program “IndoTraxia” Feature “Sejarah Bulan Ini” Closing Jingle Program “IndoTraxia” Station ID Trax FM Jakarta
Durasi 5” 10” 4’ 30” 10” 5” 5’
Tabel 3.4 Rundown Versi Prototipe Program “IndoTraxia” di Trax FM Jakarta Edisi Rabu, 4 Desember 2013 (Tema: Hubungan Mitos Larangan Menikah Antara Jawa-Sunda dengan Perang Bubat) Struktur
Running Order
Durasi 5”
Station ID
Station ID Trax FM Jakarta
Opening
Opening Jingle Program “IndoTraxia” 10” Feature mengenai hubungan mitos larangan menikah antara Jawa-Sunda dengan sejarah 4’ perang Bubat “Sejarah Bulan Ini” Sejarah yang terjadi pada tanggal 4 Desember 1952, yaitu berlangsungnya konferensi segitiga yang diikuti oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis di Kepulauan Bermuda, Amerika 30” Selatan. Pada saat itu, bagian barat Berlin berada di dalam kekuasaan ketiga negara tersebut, sedangkan bagian timur Berlin dikuasai oleh Uni Soviet.
Segmen 1
Segmen 2
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
21
Struktur
Running Order
Durasi
Closing
Closing Jingle Program “IndoTraxia”
10”
Station ID
Station ID Trax FM Jakarta
5” 5’
Total
3.13 Kru yang Dibutuhkan Kru produksi yang dibutuhkan untuk menjalankan program “IndoTraxia” antara lain: 1. Produser, adalah orang orang yang bertanggungjawab penuh terhadap proses produksi program, dari mulai konsep yang dijual, memastikan dukungan keuangan, mengatur penjadwalan, dan juga terlibat langsung dalam proses pengambilan keputusan (Morissan, 2009, h.274). 2. Penulis naskah, yaitu orang yang bertugas mengemas ulang hasil reportase lapangan menjadi sebuah teks berita layak siar, atau merancang berbagai bentuk kemasan berita yang diambil dari berbagai sumber sekunder (media lain) (Masduki, 2001, h. 105). 3. Editor,
merupakan
orang
yang
bertugas
menyaring
berita,
menggabungkan data, mengedit naskah, dan juga audio sebelum program mengudara (Masduki, 2001, h.105). 4. Penyiar, yaitu orang yang menyajikan materi siaran yang telah diolah oleh bagian produksi siaran kepada para pendengar. (Effendy, 1991, h.126).
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
BAGIAN 4 EVALUASI
4.1
Rencana Pre test
Pre test dilakukan untuk mengetahui prospek suatu program baru yang akan disiarkan. Pre test ini merupakan tahapan yang sangat penting untuk mengetahui prospek sebuah program baru. Pre test program “IndoTraxia” dilakukan sebelum program tersebut naik siar. Tujuannya untuk mengetahui selera khalayak terhadap konsep yang ditawarkan dan mendapatkan tanggapan yang bisa digunakan untuk memperbaiki program tersebut (Morissan, 2009, h.341).
4.1.1 Metode Pre test Pre test yang akan dilakukan menggunakan jenis riset primer karena data yang diperoleh berasal dari sumber data atau tangan pertama (Krisyantoro, 2007, h.43). Metode pre test yang digunakan adalah metode Focus Group Discussion (FGD). Menurut Morissan (2009) ada beberapa kelebihan dari metode ini, yaitu mudah dilakukan di mana saja, tidak membutuhkan biaya yang besar, serta tidak terlalu banyak membutuhkan peralatan penunjang. Selain itu, yang paling penting adalah kecepatannya. Produser dapat melihat langsung reaksi partisipan terhadap konsep yang ditawarkan dalam program baru. Dalam pre test ini, objek yang akan dijadikan bahan diskusi adalah contoh produk program “IndoTraxia”. FGD dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tanggapan khalayak terhadap program tersebut. Hasil diskusi pun akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengembangkan kualitas dan membuat program “IndoTraxia” berhasil diterima pendengar. FGD akan menggunakan dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam orang partisipan. Kelompok FGD ini dibagi berdasarkan target utama dan target sekunder program “IndoTraxia”. Jumlah tersebut dipilih agar topik dapat didiskusikan lebih mendalam dan keterlibatan partisipan pun lebih besar.
22
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
23
4.1.2 Waktu Pre test Pre test diadakan dua minggu sebelum program “IndoTraxia” disiarkan. Waktu dua minggu ini digunakan untuk melakukan pre test, mengolah hasil Focus Group Discussion (FGD) pre test, dan melakukan perbaikan program berdasarkan hasil pre test tersebut. Sebelum pre test, pihak stasiun radio harus mempersiapkan materi pre test, seperti panduan untuk (FGD) dan menghubungi calon partisipan FGD.
4.1.3 Materi Pre test Materi yang dijadikan untuk bahan pre test adalah materi yang berhubungan dengan materi siaran program, seperti topik yang akan dibahas, cara penyajiannya, hal apa saja yang menjadi kelebihan dan kekurangan program, serta apa saja yang harus diperbaiki dari program tersebut.
4.1.4 Instrumen Pre test Instrumen yang digunakan untuk pre test program “IndoTraxia” adalah daftar pertanyaan yang sudah dibuat dulu sebelumnya. Moderator akan menanyakan pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk kemudian didiskusikan di dalam kelompok.
4.2
Rencana Evaluasi
Kualitas sebuah program haruslah terus diperbaiki. Evaluasi rutin merupakan kegiatan yang penting dilakukan untuk mengetahui hal tersebut. Pemilik stasiun radio, para pemilik modal dan pengiklan tentu ingin mengetahui biaya produksi dan apakah biaya yang mereka keluarkan digunakan dengan benar. Evaluasi program dapat dilihat dari tiga poin ini (McLeish, 2005, h.300): a. Evaluasi produksi dan kualitas b. Evaluasi audiens c. Evaluasi biaya
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
24
a. Evaluasi Produksi dan Kualitas Program Evaluasi program merupakan evaluasi pertama yang harus dilakukan. Fokus dari pengevaluasian program adalah untuk perbaikan-perbaikan yang konstruktif, memecahkan masalah serta mencari ide-ide baru untuk mencapai tujuan program. Untuk mengevaluasi produksi program perlu dilakukan perbandingan dengan kriteria-kriteria seperti standar operasional dan teknis profesional (misalnya kualitas suara), apa tujuan program dan siapa target khalayaknya, serta konten dan format program, seperti apakah skripnya jelas atau apakah penyiarnya komunikatif. Kualitas program juga harus dievaluasi meskipun hal ini merupakan sesuatu yang subjektif. McLeish mengelompokkan delapan kriteria profesional untuk menjadi tolak ukur dalam mengevaluasi mutu sebuah program, yaitu (McLeish, 2005, h.301): (i)
Appropriateness, poin ini mengukur apakah program yang dibuat sudah memenuhi apa yang target pendengar butuhkan.
(ii)
Creativity, melihat unsur kebaruan, keunikan, dan orisinalitas sebuah program. Unsur-unsur inilah yang membedakan dari program lain.
(iii) Accuracy, poin ini bukan hanya melihat keakuratan dan kebenaran fakta yang disajikan sebuah program, tapi juga keberimbangan fakta tersebut terhadap orang-orang yang memiliki pandangan berbeda. (iv) Eminence, poin ini melihat keterlibatan narasumber profesional dalam sebuah program. Kehadiran narasumber profesional yang benar-benar memahami topik bahasan akan memperlihatkan otoritas program tersebut. (v)
Holistic, melihat apakah sebuah program dapat menyentuh target pendengarnya atau tidak. Bukan hanya berkomunikasi biasa, tapi juga apakah
program
tersebut
dapat
menyentuh
perasaan
para
pendengarnya.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
25
(vi) Technical advance, digunakan untuk melihat sejauh mana inovasi penggunaan teknologi termutakhir digunakan dalam proses produksi dan dalam melibatkan pendengar. (vii) Personal enhancement, digunakan untuk mengukur dampak dari sebuah program, apakah sudah berhasil menambah wawasan atau menggerakkan pendengarnya untuk melakukan sesuatu atau belum. (viii) Personal rapport, poin ini untuk melihat kedekatan hubungan antara pendengar dan program, bahkan dengan stasiun radio dimana program tersebut berada. Kedekatan ini berhubungan dengan loyalitas pendengar dan merupakan efek dari kualitas sebuah program. Program “IndoTraxia” harus berusaha memenuhi delapan kriteria di atas untuk dapat melakukan produksi serta menghasilkan program yang berkualitas. Program “IndoTraxia” harus memenuhi apa yang targetnya butuhkan, memiliki keunikan tersendiri, dan tentu saja harus akurat dan berimbang. Menggunakan narasumber yang memiliki kapabilitas di bidang sejarah atau kebudayaan Indonesia dan juga teknologi yang mutakhir dalam proses produksi juga ikut memberi nilai tambah bagi progam ini. Program “IndoTraxia” pun harus mampu menyentuh pendengar dan memberikan wawasan atau inspirasi bagi mereka untuk melakukan sesuatu yang positif. Terakhir, “IndoTraxia” harus membangun kedekatan dengan pendengarnya. Hal ini berkaitan dengan cara penyajian program oleh penyiar.
b.
Evaluasi Khalayak
Evaluasi khalayak dilakukan untuk mengukur khalayak dan mengetahui respon pendengar terhadap sebuah program atau stasiun radio. Hal ini bukan saja penting bagi pembuat program dan manajer stasiun radio, tapi juga bagi para pengiklan dan pihak sponsor (McLeish, 2005, h.303). Evaluasi khalayak akan ditujukan kepada para pendengar Trax FM Jakarta. Menurut RAJAR (Radio Joint Audience Research), pendengar adalah mereka yang mendengarkan minimal lima menit dalam segmen berdurasi 15 menit (McLeish, 2005, h.304). Evaluasi ini berguna dalam pembuatan keputusan dan untuk menyediakan data bagi manajer saat
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
26
memperkirakan biaya produksi program. Selain itu, evaluasi ini juga berguna untuk mengetahui apa yang menyebabkan pendengar tidak mau mendengarkan sebuah program. Evaluasi khalayak dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu dengan menggunakan personal meters, diskusi panel, kuesioner, dan surat tanggapan pendengar (McLeish, 2005, 304-308). Personal meters merupakan alat elektronik untuk mengukur khalayak. Alat ini dapat merekam stasiun radio mana yang sedang didengarkan dan jam berapa pendengar mendengarkan radio. Sedangkan, diskusi panel dilakukan dengan bertemu dengan pendengar dan mendiskusikan sebuah program dan melihat respon mereka. Untuk kuesioner dan surat tanggapan, dengan kecanggihan teknologi saat ini, kuesioner dan surat tanggapan dapat disebarkan secara online, yaitu melalui situs jejaring sosial maupun website stasiun radio. Program “IndoTraxia” akan melakukan evaluasi khalayak dengan cara menyebarkan kuesioner dan surat tanggapan pendengar.
c.
Evaluasi Biaya
Biaya merupakan masalah yang penting bagi sebuah perusahaan, termasuk stasiun radio. Dibutuhkan sebuah evaluasi untuk melihat apakah target yang diinginkan dari sebuah program sudah tercapai atau belum. Hal-hal yang dijadikan bahan untuk mengevaluasi biaya di sini bukan hanya biaya yang bersifat terlihat, seperti biaya konsumsi, transportasi, honorarium, biaya transmisi dan lain-lain. Waktu yang diberikan oleh orang-orang yang mengurus sebuah program, seperti produser, penulis naskah, dan editor juga perlu dijadikan bahan untuk mengevaluasi biaya. Selain itu, bahan evaluasi biaya juga dapat dilihat dari biaya yang dikeluarkan untuk produksi program dan pendapatan yang didapat dari program tersebut.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
27
4.2.1 Metode Evaluasi Evaluasi produksi dan kualitas program serta evaluasi khalayak dilakukan dengan mengadakan Focus Group Discussion (FGD), dengan 15 pendengar maupun dengan tim produksi program “IndoTraxia”. Selain itu, evaluasi khalayak juga akan dilakukan dengan melihat respon pendengar terhadap program “IndoTraxia” yang masuk melalui akun jejaring sosial, website, maupun e-mail. Respon tersebut akan dipantau selama tiga bulan atau 13 episode pertama untuk melihat tanggapan pendengar terhadap program “IndoTraxia”, sudah dapat menerima program tersebut atau belum. Untuk evaluasi biaya akan dilakukan dengan membandingkan anggaran biaya program “IndoTraxia” yang telah dibuat dengan biaya produksi yang telah dikeluarkan. Selain itu, evaluasi biaya juga dilakukan dengan membandingkan biaya produksi yang telah dikeluarkan dengan pendapatan yang masuk ke stasiun radio karena adanya program tersebut.
4.2.2 Waktu Evaluasi Evaluasi produksi dan kualitas program, evaluasi khalayak serta evaluasi biaya akan dilakukan setelah empat episode pertama ditayangkan atau satu bulan setelah episode pertama mengudara. Evaluasi harus segera dilakukan untuk melihat apa saja yang masih menjadi kekurangan dan dapat menjadi bahan koreksi bagi program “IndoTraxia”.
4.2.3 Materi Evaluasi Materi yang akan menjadi bahan evaluasi adalah hal-hal yang menyangkut proses produksi, kualitas program, khalayak pendengar, dan biaya (McLeish, 2005), seperti materi siaran (konten program, kualitas suara, dan lain-lain) dan cara penyajiannya (alur program dan penyiar).
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
28
4.2.4 Instrumen Evaluasi Instrumen evaluasi produksi dan kualitas program serta evaluasi khalayak adalah daftar pertanyaan yang digunakan untuk FGD. Sedangkan untuk evaluasi biaya, instrumen yang akan digunakan adalah daftar anggaran biaya produksi program “IndoTraxia”, biaya produksi program tersebut, dan pendapatan yang masuk dari iklan dan sponsor berkat adanya program tersebut.
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
BAGIAN 5 ANGGARAN
5.1
Anggaran Pembuatan Prototipe Tabel 5.1 Anggaran Biaya Produksi Prototipe Program “IndoTraxia” Durasi 5 menit
Pengeluaran Honor Penyiar
Rp 20.000,-
Honor Penulis Naskah
Rp 20.000,-
Honor Editor
Rp 20.000,-
Maintenance 10% x 60.000,TOTAL
Rp 6.000,Rp 66.000,-
5.2
Nominal
Rencana Anggaran Pembuatan Program
Tabel 5.2 Rencana Anggaran Biaya Produksi Program “IndoTraxia” Per Edisi Pengeluaran Honor Produser
Nominal Rp 100.000,-
Honor Penyiar
Rp 100.000,-
Honor Penulis Naskah
Rp 50.000,-
Honor Editor
Rp 50.000,-
Biaya Internet
Rp 50.000,-
Maintenance 10% x 350.000,TOTAL
Rp 35.000,Rp 385.000,-
Total biaya produksi program “IndoTraxia” selama 3 bulan (35 episode): = 35 x 385.000 = Rp 13.475.000,-
29
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
30
5.3
Prakiraan Pendapatan
Trax FM adalah sebuah radio komersil yang tentu saja membutuhkan pendapatan dan keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu program yang dibuat tentulah harus dapat memberikan dua hal tersebut. Pendapatan dan keuntungan didapat dari pihak sponsor. Berikut penjelasannya.
Tabel 5.3 Rate Card Trax FM Jakarta Tipe Iklan
Prime Time
Reguler Time
SPOT IKLAN 60” 30”
675.000 450.000
400.000 300.000
ADLIBS
750.000
500.000
900.000 800.000
700.000 550.000
1.750.000
1.750.000
8.000.000 5.250.000
6.000.000 4.500.000
INSERT (Maks, 5 menit) QUIZ NON QUIZ LIVE REPORT/ PHONE INTERVIEW SEMI BLOCKING 60’ 30’
C.1 Pendapatan dengan Sponsor
Airtime untuk 35 episode (13 minggu (dalam satu hari terdapat 3insertion pada prime time dan 2 insertion pada regular time)) : Prime time= 3 insertion x 5 hari x 13 minggu x 800.000 = Rp 156.000.000,Regular tima= 2 insertion x 5 hari x 13 minggu x 550.000 = Rp 71.500.000,Prakiraan Pendapatan Bersih: 227.500.000 – 13.475.000 = Rp 214.025.000,-
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
31
5.4
Rencana Anggaran Evaluasi Tabel 5.4 Rencana Anggaran Pre Test Program “IndoTraxia” Keterangan
Nominal
Biaya Fotokopi Panduan FGD (@100)
Rp
1.400,-
Biaya Konsumsi 12 Orang Peserta dan
Rp 210.000,-
2 Orang Moderator (@Rp15.000) Biaya Bingkisan untuk 12 Orang
Rp 180.000,-
Peserta (@Rp15.000) Honor 2 Orang Moderator (@Rp
Rp 300.000,-
150.000) Rp 691.400,-
TOTAL
Tabel 5.5 Rencana Anggaran Evaluasi (Post Test) Program “IndoTraxia” Keterangan Biaya Fotokopi Panduan FGD (@100)
Nominal Rp
1.500,-
Biaya Konsumsi 15 Orang Peserta dan 2 Orang Moderator (@Rp15.000)
Rp 255.000,-
Biaya Bingkisan untuk 15 Orang Peserta (@Rp15.000)
Rp 225.000,-
Honor 2 Orang Moderator (@Rp 150.000)
Rp 300.000,-
Biaya Internet
Rp 50.000,-
TOTAL
Rp 813.500,-
Universitas Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 1 Prototipe Program yang Diproduksi
Naskah IndoTraxia Topik Hari dan Tanggal Siaran Penyiar Penulis Naskah Durasi
: Hubungan Mitos Larangan Menikah Antara Jawa-Sunda dengan Perang Bubat : Rabu, 4 Desember 2013 : Cia : Issha Harruma : 4’ 30’’ KONTEN
Segmen 1 (Durasi 4 menit) COBA ANAK TRAX/ CIA MAU TANYA NIH SAMA KAMU/ ADA NGGAK DI ANTARA KAMU YANG ORANG JAWA DAN PACARAN SAMA ORANG SUNDA/ ATAU MUNGKIN SEBALIKNYA?// SOALNYA ADA NIH MITOS SUNDA JAWA GITU// TAPI INI BUKAN SARA LOH YAA// CIA LAGI MAU NGOMONGIN MITOS LARANGAN MENIKAH SUNDA-JAWA YANG TERNYATA ADA HUBUNGANNYA SAMA TRAGEDI PERANG BUBAT!// WAH GIMANA CERITANYA?/ GINI NIH//
JADI DI TAHUN 1357 RAJA MAJAPAHIT/ HAYAM WURUK BERNIAT BUAT MEMPERISTRI PUTRI DYAH PITALOKA YANG BERASAL DARI KERAJAAN PADJAJARAN// AYAHNYA DYAH PITALOKA/ YANG PUNYA NAMA MAHARAJA LINGGABUANA YANG JUGA MERUPAKAN RAJA KERAJAAN PADJAJARAN SETUJU DENGAN NIATAN HAYAM WURUK TERSEBUT// DAN UPACARA PERNIKAHAN INI RENCANANYA DILANGSUNGKAN DI MAJAPAHIT// LANGSUNG DEH TU/ MAHARAJA LINGGABUANA BARENGAN ROMBONGAN PENGANTIN BERANGKAT KE MAJAPAHIT DENGAN CUMA DIIRINGI SEDIKIT PRAJURIT// FYI NIH/ KERAJAAN PADJAJARAN INI UDAH BERKALI-KALI MAU DITAKLUKAN OLEH PATIH GAJAH MADA YANG BERASAL DARI MAJAPAHIT/ TAPI GAK PERNAH BERHASIL/ ANAK TRAX// PENAKLUKAN INI TUJUANNYA BUAT MEMENUHI SUMPAH PALAPA YANG PERNAH DIBUAT GAJAH MADA/ YAITU MENAKLUKAN SELURUH KERAJAAN DI NUSANTARA// MENURUT KITAB KIDUNG SUNDAYANA/ GAJAH MADA YANG SELALU GAGAL NAKLUKIN KERAJAAN PADJAJARAN TETEP NGOTOT NIH MAU NAKLUKIN PADJAJARAN// AKHIRNYA/ DIA PUN
xiv Universitas Indonesia Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 1 Prototipe Program yang Diproduksi (lanjutan)
xv
MENDESAK HAYAM WURUK BUAT NERIMA DYAH PITALOKA BUKAN SEBAGAI PENGANTIN/ TAPI SEBAGAI TANDA TAKLUKNYA PADJAJARAN DAN PENGAKUAN ATAS KEHEBATAN MAJAPAHIT// NAH LOH!// PIHAK PADJAJARAN GAK TERIMA DONG YA DIPERLAKUKAN KAYA GITU// DAN AKHIRNYA PERSELISIHAN INI PUN BERAKHIR DENGAN PERANG YANG GAK SEIMBANG/ YA SOALNYA DARI PADJAJARAN CUMA BAWA PRAJURIT YANG SEDIKIT// AKIBATNYA/ RAJA LINGGABUANA/ PARA PEJABAT DAN KELUARGA KERAJAAN PADJAJARAN GUGUR DALAM PERTEMPURAN YANG TERJADI DI PELABUHAN BUBAT ITU// PUTRI DYAH PITALOKA YANG NGERASA SANGAT SEDIH PUN AKHIRNYA MELAKUKAN BELA PATI ATAU BUNUH DIRI// SOALNYA MENURUT AJARAN YANG MEREKA ANUT/ TINDAKAN BUNUH DIRI KAYA GITU TUH DILAKUKAN OLEH PARA PEREMPUAN YANG PARA LELAKINYA TELAH GUGUR/ DENGAN TUJUAN UNTUK MENJAGA KEHORMATAN SERTA HARGA DIRI MEREKA DAN JUGA KERAJAAN// TAPI YANG INI JANGAN DITIRU YA!// NAH/ ADIKNYA PUTRI DYAH PITALOKA/ PANGERAN NISKALAWASTU KANCANA/ SATU-SATUNYA KETURUNAN RAJA YANG MASIH HIDUP AKHIRNYA NAIK TAHTA// DAN DI MASA KEKUASANNYA INILAH/ HUBUNGAN DIPLOMATIK PADJAJARAN – MAJAPAHIT DIPUTUSIN DAN DIBERLAKUKAN ATURAN YANG KEMUDIAN DITAFSIRKAN SEBAGAI LARANGAN UNTUK MENIKAHI ORANG JAWA// JADI GITUU ANAK TRAX/ ASAL USUL KENAPA ADA MITOS ORANG JAWA SAMA SUNDA TUH GAK BISA BERSATU/ CAELAAH HAHA// EH/ TAPI NIH YA ANAK TRAX/ KALO KATA SEJARAWAN/ MITOS YANG BERKEMBANG INI TUH BENERAN ADA GAK YA?// YUK/ KITA DENGER LANGSUNG AJA SEJARAWAN UI/ BONDAN KANUMUYOSO BERIKUT INI// (SEJARAWAN UI/ BONDAN KANUMUYOSO) “Tapi di Jawa itu sebetulnya nggak ada apa-apa. Orang Jawa sama Sunda itu bertahun-tahun nggak ada masalah apa-apa, hanya karena masalah perang Bubat itu saja kemudian dimitoskan ya, seolah-olah itu jadi suatu yang terlarang untuk orang Jawa menikah dengan orang Sunda. Tapi sebetulnya
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 1 Prototipe Program yang Diproduksi (lanjutan)
tidak ada apa-apa. Saya kira banyak juga yang tidak terlalu memeperhatikan masalah itu ya. Meskipun ada cerita tentang itu, tapi secara kultural orang Jawa dan Sunda saya kira tidak punya masalah apa-apa satu dengan yang lainnya” NAH/ ANAK TRAX/ ITU DIA TADI SALAH SATU VERSI TERJADINYA PERANG BUBAT YANG MENYEBABKAN MUNCULNYA LARANGAN MENIKAH ANTARA ORANG SUNDA SAMA JAWA// TAPI NIH BTW/ LARANGAN INI BERLAKUNYA CUMA DI MASA LALU YAA// JANGAN SAMPE/ SEJARAH INI MENIMBULKAN SENTIMEN DI ANAK TRAX SEKARANG// KAN GAK LUCU MASIH MAIN SARA-SARA-AN GITU// Segmen 2 (Durasi 30 detik) Today in history! PADA 4 DESEMBER 1952/ BERLANGSUNG KONFERENSI SEGI TIGA YANG DIIKUTI OLEH AMERIKA SERIKAT/ INGGRIS/ DAN PERANCIS DI KEPULAUAN BERMUDA/ AMERIKA SELATAN// SELAIN MEMBICARAKAN TENTANG KERJA SAMA DI ANTARA MEREKA/ KONFERENSI TERSEBUT JUGA MEMBAHAS TENTANG KERJASAMA DALAM MENGHADAPI UNI SOVIET// PADA SAAT ITU/ BAGIAN BARAT BERLIN BERADA DI DALAM KEKUASAAN KETIGA NEGARA TERSEBUT/ SEDANGKAN BAGIAN TIMUR BERLIN DIKUASAI OLEH UNI SOVIET// PERGOLAKAN DI ANTARA KEDUA PIHAK ITU MEMUNCAK DENGAN DIDIRIKANNYA TEMBOK BERLIN PADA TAHUN 1961 OLEH JERMAN TIMUR DAN UNI SOVIET//
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
xvi
Lampiran 2 Kuesioner Riset Khalayak
Halo. Saya Issha Harruma, mahasiswa S1 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia. Saat ini saya sedang melakukan riset Tugas Karya Akhir (TKA) untuk membuat rancangan program radio bertema Sejarah dan Kebudayaan Indonesia di Trax FM Jakarta. Saya sangat membutuhkan bantuan Anda untuk mengisi kuesioner di bawah ini. Mohon diisi dengan sebenar-benarnya karena informasi yang Anda berikan akan sangat berguna untuk riset dan menunjang proses produksi program radio ini. Segala informasi yang masuk dijamin kerahasiaannya dan hanya akan digunakan untuk kepentingan riset. Terima kasih. Issha Harruma
Identitas Responden Mohon diisi dengan sebenar-benarnya. Identitas pribadi akan dirahasiakan dan digunakan untuk kepentingan riset. 1. Nama
:
2. Jenis Kelamin
:
3. Usia
:
4. No. Telepon/HP
:
5. Akun Twitter/Facebook
:
6. Alamat
:
a. Jakarta Utara
f. Bogor
b. Jakarta Selatan
g. Depok
c. Jakarta Barat
h. Tangerang
d. Jakarta Timur
i. Bekasi
e. Jakarta Pusat
j. Lainnya, sebutkan .....................................
7. Pendidikan terakhir
:
a. Tidak sekolah
e. Diploma/Akademi
b. SD
f. S1
c. SMP
g. Lain-lain, sebutkan ....................................
xvii Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 2 Kuesioner Riset Khalayak (lanjutan)
xviii
d. SMA 8. Jika Anda masih berstatus pelajar SMA/sederajat, sebutkan nama sekolah Anda: ............................................... 9. Pengeluaran per bulan: a. < Rp 1.000.000 b. Rp 1.000.000 - Rp Rp 2.000.000 c. Rp 2.000.000 - Rp 3.000.000 d. > Rp 3.000.000
Frekuensi dan Minat Mendengarkan Trax FM 1. Pukul berapa biasanya Anda mendengarkan radio? a. 06.00 – 10.00
d. 17.00 – 20.00
b. 10.00 – 14.00
e. 20.00 – 22.00
c. 14.00 – 17.00
f. 22.00 – 01.00
2. Berapa lama rata-rata Anda mendengarkan Trax FM Jakarta selama satu minggu? a. < 4 jam/minggu b. 4 – 12 jam/minggu c. > 12 jam/minggu 3. Hal apa yang membuat Anda tertarik pada suatu program radio? (jawaban boleh lebih dari satu) a. Konten acara yang menarik b. Konten acara yang menambah wawasan dan penting c. Ada kuis berhadiah d. Penyiarnya asyik e. Lainnya,....................................................................................................
Minat Pendengar terhadap Sejarah dan Kebudayaan Indonesia 1. Apakah Anda tertarik dengan topik sejarah dan kebudayaan Indonesia?
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 2 Kuesioner Riset Khalayak (lanjutan)
xix
a. Ya b. Tidak 2. Apakah Anda membutuhkan informasi tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia? a. Ya b. Tidak 3. Dari mana Anda biasanya mendapatkan informasi tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia? a. Media cetak (buku, koran, majalah, tabloid, dll) b. Televisi c. Radio d. Internet e. Seminar f. Teman/keluarga 4. Apakah sebelumnya Anda pernah mendengar program radio yang membahas tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia di radio anak muda Jakarta? a. Belum b. Pernah, di radio ....................................... dengan nama program ............................. 5. Bagaimana tanggapan Anda jika Trax FM membuat program yang khusus membahas sejarah dan kebudayaan Indonesia? a. Setuju b. Tidak setuju 6. Manakah nama yang paling pas untuk program tersebut? a. Jaya Indonesia-ku! (Sejarah dan Kebudayaan Indonesia-ku) b. IndoTraxia c. Intronesia d. Indonesyeah e. Zona Indonesia
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 3 Hasil Riset Khalayak
xx Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 3 Hasil Riset Khalayak (lanjutan)
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
xxi
Lampiran 3 Hasil Riset Khalayak (lanjutan)
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
xxii
Lampiran 4 Insrumen Pre Test
INSTRUMEN PRE TEST
Panduan Focus Group Discussion (FGD) Pre Test Program “IndoTraxia” I. Ice breaking (5 menit) Moderator memperkenalkan diri, membagikan panduan FGD dan mempersilahkan peserta memperkenalkan diri mereka masing-masing. II. Preferensi Activity (10 menit) Menggali aktivitas sehari-hari dan kebiasaan mendengarkan radio semua peserta. III. Preferensi Opinion, Interest, dan Need (20 menit) Moderator menggali informasi tentang: Alasan peserta mendengarkan radio Apa yang peserta butuhkan dan inginkan dari sebuah program Program radio kesukaan peserta dan alasannya Membahas program favorit peserta tersebut (bagaimana penyajiannya, tema yang dibahas, dan lain-lain). IV. Prototipe program radio “IndoTraxia” (15 menit) Moderator akan memperdengarkan prototipe program “IndoTraxia” sepanjang lima menit kepada para peserta. Kemudian, moderator mengajak peserta untuk mendiskusikan prototipe program tersebut. Hal-hal yang harus digali dalam diskusi tersebut adalah: Program tersebut secara keseluruhan (manfaat yang didapat) Kontent program (materi yang diangkat, pemilihan narasumber, dan lain-lain) Penyajian (pemilihan penyiar, kualitas suara, jingle, pemilihan musik latar, sound effect, dan lain-lain). V. Penutup (10 menit) Moderator meminta tanggapan, kritik, dan masukan dari peserta FGD mengenai prototipe program “IndoTraxia”. Setelah itu, moderator menutup FGD dan memberikan bingkisan sebagai tanda terima kasih kepada para peserta karena telah mengikuti FGD.
xxiii
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 5 Instrumen Evaluasi
INSTRUMEN EVALUASI PRODUKSI DAN KUALITAS PROGRAM, DAN EVALUASI KHALAYAK DAFTAR PERTANYAAN UNTUK FGD
Preferensi dan Frekuensi Mendengarkan Program “IndoTraxia” 1. Bagaimana pendapat Anda mengenai program “IndoTraxia” 2. Apakah Anda selalu mendengarkan program “IndoTraxia” 3. Apakah kalian mendengarkan keseluruhan program “IndoTraxia”?
Materi Siaran “IndoTraxia” 1. Apakah yang paling Anda ingat dari program “IndoTraxia”? 2. Apakah program “IndoTraxia” sudah sesuai dengan kebutuhan informasi Anda? 3. Apakah program “IndoTraxia” memberi Anda pengetahuan yang baru? 4. Apakah pembahasan topik yang diangkat sudah cukup dalam? 5. Apakah keterangan dari narasumber profesional sudah cukup memberi informasi tambahan dalam pembahasan topik? 6. Bagaimana kualitas suara siaran program “IndoTraxia”? 7. Bagaimana dengan musik latar yang mengiringi program?
Variasi Program 1. Apakah program “IndoTraxia” sudah sesuai dengan harapan Anda sebagai program yang memberi informasi tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia? 2. Apa yang paling Anda sukai dari program “IndoTraxia”? Mengapa? 3. Apa yang paling Anda tidak sukai dari program “IndoTraxia”? Mengapa? 4. Apa menurut Anda waktu siar program “IndoTraxia sudah sesuai? Jika tidak, mengapa? Kapan waktu siar yang sesuai?
xxiv
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 5 Instrumen Evaluasi (Lanjutan)
xxv
5. Apa manfaat dari program “IndoTraxia” yang Anda rasakan?
Penyiar dan Narasumber 1. Apakah penyiar “IndoTraxia” sudah sesuai dengan tema program tersebut? 2. Apakah narasumber “IndoTraxia” sudah sesuai dengan tema program tersebut? 3. Apakah cara penyampaian penyiar “IndoTraxia” sudah sesuai dengan program tersebut? Jika belum, bagaimana cara penyampaian yang sesuai? 4. Bagaimana pendapat Anda mengenai penyiar “IndoTraxia” secara keseluruhan?
Saran dan Rekomendasi 1. Menurut Anda, apa yang perlu ditambah dan dikurangi agar program “IndoTraxia” sesuai dengan keinginan dan kebutuhan informasi Anda tentang sejarah dan kebudayaan Indonesia?
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 6 Profil Stasiun Radio
Logo Trax FM Jakarta
Trax FM Jakarta adalah radio yang memposisikan dirinya sebagai “The Youth Station for the Now Generation” dengan campaign Bring Out the Goodness and Coolness in You”.Melalui tagline tersebut, Trax FM Jakarta berusaha memenuhi kebutuhan pendengar mengenai informasi tentang gaya hidup urban modern anak muda. Musik-musik yang disajikan Trax FM Jakarta merupakan musik yang diminati oleh remaja saat ini. Selain itu, sebagai radio anak muda, Trax FM Jakarta juga memberikan informasi seputar tren masa kini, film, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan gaya hidup remaja.
Profil Stasiun Nama Perusahaan
: MRA Broadcast Media Division
Sebutan Pendengar
: Anak Trax
Identitas Stasiun
: The Youth Station for the Now Generation
Frekuensi
: 101.4 FM
Alamat
: Gedung Sarinah Lantai 8, Jln. MH. Thamrin No.11, Jakarta 10350
Target Pendengar Usia
: 15-25 tahun
Status Sosial Ekonomi: AB dan C+ Anak Trax adalah orang yang mudah bergaul, kreatif, terbuka, berpengetahuan luas, inovatif, dan positif. Selain itu, Anak Trax jugamerupakan orang yang mengikuti tren masa kini dan menyukasi segala sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan dan gaya hidup anak muda.
xxvi
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014
Lampiran 6 Profil Stasiun Radio (Lanjutan)
xxvii
Program 1. Daily Program Sama seperti radio pada umumnya, Trax FM Jakarta juga memiliki daily program (setiap hari) dan special program (program khusus yang diputar secara mingguan). Program harian Trax FM Jakarta antara lain Morning Zone, Kompak Kampus, Clubsky, Skuldesak, dan Trax Lagee.
2. Special program Special program merupakan program yang mengkhususkan pada topik atau area tertentu. Program spesial Trax FM Jakarta diantaranya adalah Iro-iro yang membahas hal-hal berbau Jepang, K’s Corner, program yang memutarkan lagu-lagu Korea diselingi obrolan seputar idola K-Pop, Trax Style yang membahas tren terbaru di dunia fashion, Trax Jamu (Jajaran Musik) yang merupakan chart lagu terbaru dalam negeri, dan masih banyak lainnya.
Prototipe insertion ..., Issha Harruma, FISIP UI, 2014