Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
USULAN PERBAIKAN SIKLUS WAKTU PUT ON PRODUCTION (POP) PADA SUMUR MINYAK BARU DI UNIT OPERASI SUMATERA LIGHT NORTH MENGGUNAKAN PENDEKATAN LEAN SIX SIGMA Indra Wiwik Dwiambodo1) dan I Nyoman Pujawan2) 1) Program Studi Magister Manajemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia e-mail:
[email protected] 2) Jurusan Teknik Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember e-mail:
[email protected] ABSTRAK Program peningkatan produksi minyak mentah di wilayah operasi area Sumatera Light North membutuhkan proses yang cukup panjang mulai dari proses pengajuan proposal proyek ke Pemerintah, pembebasan lahan masyarakat, konstruksi sampai dilakukannya produksi pertama Put on Production (POP). Berbagai permasalahan yang sering terjadi adalah proses pembebasan lahan yang membutuhkan waktu cukup panjang, tahap konstruksi yang terhambat oleh resources dan peralatan dari Kontraktor, ketersediaan material, perubahan design, kondisi alam, Jadual Drilling rig dan Initial completion rig yang berubah dan lain sebagainya. Hal ini menyebabkan tertundanya produksi minyak bumi dan berpengaruh dengan tertundanya value yang diperoleh oleh Perusahaan dan penerimaan Negara. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan usulan perbaikan untuk memperpendek siklus waktu POP pada sumur minyak baru dengan cara mengidentifikasi waste yang terjadi dan melakukan optimasi selama proses kontruksi mulai dari Drilling Rig Moved out (DRMO) sampai dengan Put on Production (POP) dengan pendekatan Lean Six Sigma. Sistematika yang digunakan pada metode ini adalah pendekatan DMAIC (Define, Measure, Analyze, Improve, Control). Setiap tahapan dalam DMAIC menggunakan tools yang berfungsi untuk mitigasi waste dan perbaikan alur proses konstruksi pada siklus cycle time POP Secara umum ada 3 penyebab terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan POP yaitu waktu menunggu Rig IC yang lama, durasi pekerjaan IC yang lebih dari siklus nya dan arena keterlambatan pekerjaan fasilitas produksi. Setelah diimplementasikan metode lean six sigma, hasil yang diperoleh cukup baik jika dilihat dari angka sigma level dan DPMO nya dan juga bisa dilihat dari siklus cycle time POP yang berkurang cukup signifikan. Sebelum dilakukan perbaikan cycle time POP tahun 2011 dan tahun 2012 adalah 12.1 hari dan 9.6 hari dengan sigma level dan DPMO masing-masing 0.4089 dan 341,322. Setelah dilakukan perbaikan cycle time POP nya menjadi 7.2 hari dan sigma level 1.7866 serta DPMO sebesar 37,327. Kata kunci: Put on Production, Cycle Time Drilling, Lean Sigma, DMAIC, Waste, Konstruksi
PENDAHULUAN PT. CVX yang beroperasi di wilayah Propinsi Riau berkewajiban untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi minyak bumi nasional yang salah satunya dengan melakukan pengembangan sumur-sumur baru sesuai dengan target dari Pemerintah. Dengan wilayah konsesi yang cukup luas, selain unit Operasi Sumatera Light South (SLS) dan unit operasi Heavy Oil terdapat juga unit operasi Sumatera Light North (SLN) yang meliputi ISBN : 978-602-97491-9-9 A-9-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
area seperti Balam, Bangko, Bekasap dan Libo. Produksi Minyak bumi di area SLN sampai saat ini mencapai 90,000 BOPD dan diharapkan produksi ini bisa ditingkatkan terus dengan melakukan Proyek pengembangan sumur. Proyek ini melibatkan berbagai tim yang saling mendukung satu sama lain. Jika satu Tim terhambat melakukan tugasnya, maka akan berakibat ke yang lainnya. Sepanjang proyek pengembangan sumur pada tahun 2012 untuk Cycle Time cycle time POP membutuhkan waktu sekitar 31 hari dihitung mulai dari DRMO (Drillling Rig Moved Out) sampai dilakukannya Put on Production (POP). Penelitian ini diharapkan dapat dilakukan peningkatan Cycle time Put on Production (POP) tersebut sehingga waktu Put on Production (POP) dapat lebih cepat sehingga dapat memenuhi ekspektasi perusahaan. Fokus dalam penelitian ini adalah memperbaiki proses dan sekuen kerja pemasangan fasilitas produksi dan mengenai masalah rig diluar lingkup dalam pemelitian ini, tetapi permasalahan tersebut diangkat sebagian karena proyek ini juga berhubungan dengan pekerjaan rig. METODA PENELITIAN
HASIL DAN DISKUSI Penerapan metode lean six sigma pada penelitian ini mampu memperbaiki Cycle Time POP dari proyek pengembangan sumur baru. Penelitian ini adalah utnuk mengeleminasi waste selama berlangsung nya konstruksi fasilitas produksi dengan menganalisa nilai level sigma dan juag DPMO nya. Proses DMAIC memberikan arahan menuju proses perbaikan.
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-9-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Hasil dari penelitian ini juga langsung diimplementasikan sesuai dengan tahapan dalam metode lean six sigma serta dilakukan pengujian secara ilmu statistik.
Gambar 1. Kondisi Eksisting Tahapan Penggambaran Value Stream Mapping Konstruksi Sumur Baru
Pada fase define dijelaskan bahwa voice of customer dari proyek ini adalah memperbaiki atau memeperpendek siklus waktu dari Drilling rig Move out (DRMO) sampai terjadinya Put on Production (POP) sehingga produksi minyak bisa dilakukan dengan lebih cepat dan target untuk meningkatkan produksi minyak bisa segera tercapai. IPO diagram yang dibikin berdasarkan voice of customer menjelaskan bahwa target perbaikan Cycle time POP adalah lebih dari 20% atau turun sekitar 4 hari. Target ini sejalan dengan KPI yang ingin dicapai manajemen yaitu bisa mencapai cycle time POP kurang dari 13 hari. Pareto Chart
# Observations
1
1
0.9
0.9
0.8
0.8
0.7
0.7
0.6
0.6
0.5
0.5
0.4
0.4
0.3
0.3
0.2
0.2
0.1
0.1
0
0 Waiting IC
Delay ICMO (IC cycle time > 5 days) Facility Delay (more than 13 days)
Other
Group
Gambar 2. Pareto Penyebab Keterlambatan POP dan Diagram IPO
Diagram Pareto menjelaskan bahwa cycle time POP yang panjang ini dikarenakan oleh waktu menunggu Rig IC yang mencapai 48%, disusul kemudian lebih lamanya durasi pekerjaan rig IC sebesar 28%, kemudian keterlambatan pekerjaan fasilitas produksi sebesar 19% dan penyebab lainnya sebesar 6%. Pareto diagram penyebab keterlambatan POP memberi arahan bahwa analisa akan dititikberatkan pada penanganan pekerjaan Rig IC. Tetapi dalam penelitian ini, yang akan dibahas adalah penyebab nomor tiga yaitu dari sisi pekerjaan fasilitas produksi karena penelitian ini diusulkan untuk perbaikan alur kerja konstruksi fasilitas produksi. Pada fase measure, proses konstruksi fasilitas produksi sebelum perbaikan akan digambarkan dalam bentuk value stream mapping atau bisa juga process flow diagram. Pada diagram tersebut akan dijelaskan tahapan-tahapan dalam konstruksi, durasi konstruksi, pekerjaan utamanya apa saja serta pekerjaan pendukung. Pada fase ini juga dihitung kerugian
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-9-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
jika waktu POP telat dilakukan, sehingga jika bisa memperpendek waktu POP dua hari saja, perusahaan bisa mendapatkan revenue sekitar US $1 juta karena minyak yang dihasilkan semakin cepat disalurkan. Disamping itu dari analisa CPk didapatkan bahwa angka sigma level dan DPM masing-masing adalah 0,41 dan 341,322. Angka ini menunjukkan bahwa dalam satu juta kejadian masih ada 341,322 kejadian keluar dari target. Nantinya, target mungkin tidak bisa mencapai 6 sigma, tetapi bisa memperbaiki sigma level yang ada. Akar penyebab permasalahan pada fase Analyze. Dalam penelitian ini menggunakan cause and effecet diagram atau diagram tulang ikan. Maing-masing permasalahan dijabarkan dalam diagram tersebut. Mulai dari aspek pengukuran (Measurement), aspek metode, aspek mesin, aspek tenaga kerja, aspek material dan aspek lingkungan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat di penjelasan fase analyze di bab ini. Penyebab-penyebab tersebut akan di telaah dan dicarikan solusinya pada fase improve.
Gambar 3. Cause and Effect Diagram
Pada fase Improve fase dimana perbaikan dari hasil fase sebelumnya akan diaplikasikan di beberapa sumur minyak baru sebagai pilot project. Seperti yang disebutkan di atas, ada beberapa hal yang akan di improve yaitu mengeai pernyataan bahwa lokasi Ready for initial Rig Move in (RFICMI) dilakukan tanpa penutupan mud pit. Tim konstruksi biasanya harus menunggu lebih lama untuk melakukan pekerjaan dress up hanya karena tim drilling belum selesai melakukan pengambilan lumpur di pit. Hydrotest dan semua tes yang berkaitan dengan perpipaan serta pembuatan landasan trafo dilakukan sebelum rig pengeboran masuk (DRMI), Energizing power dan pemasangan kabel bawah tanah dilakukan sebelum ICMI. Selain hal-hal teknis di atas, ada satu hal yang juga tidak kalah penting yaitu komunikasi antar tim yang perlu di intensifkan lagi, koordinasi antar tim di perkuat sehingga semua hambatan di lapangan bisa segera diatasi. Perbaikan-perbaikan di atas kemudian diimplemetasikan ke beberapa sumur dan hasilnya cukup siginifikan. Dilihat dari angka sigma level dan DPMO nya mengalami peningkatan. Dari uji hipotesa juga mendukung terjadinya perubahan yang signifikan. Dengan asumsi Ho adalah Tidak terdapat perbedaan yang
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-9-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
signifikan pada siklus waktu Cycle Time Put on Production (POP) setelah adanya penerapan perbaikan dengan menggunakan metode Lean six sigma dan H1 adalah Terdapat perbedaan yang signifikan pada siklus waktu Cycle Time Put on Production (POP) setelah adanya penerapan perbaikan dengan menggunakan metode Lean six sigma Hasil Uji pair t-test dengan menggunakan SPC XL pada Tabel 1 membuktikan bahwa nilai p-value yang dihasilkan lebih kecil dari 0,05 dan Ho ditolak. Tabel 1. Hasil Uji Hipotesa dengan Menggunakan SPC XL
Mean = 7.1979 StdDev = 3.2549 USL = 13 LSL is Not Defined Sigma Level = 1.7826 Sigma Capability = 3.2826 Cpk = .5942 Cp is not available DPM = 37,327 N= 5
Cpk Analysis
Cpk Analysis
In spec
In spec
Out spec right
Out spec right
USL
USL
-7.449002005 -6.813242596 -6.177483188 -5.54172378 -4.905964372 -4.270204964 -3.634445556 -2.998686148 -2.36292674 -1.727167332 -1.091407924 -0.455648515 0.180110893 0.815870301 1.451629709 2.087389117 2.723148525 3.358907933 3.994667341 4.630426749 5.266186157 5.901945566 6.537704974 7.173464382 7.80922379 8.444983198 9.080742606 9.716502014 10.35226142 10.98802083 11.62378024 12.25953965 12.89529905 13.53105846 14.16681787 14.80257728 15.43833669 16.0740961 16.7098555 17.34561491 17.98137432 18.61713373 19.25289314 19.88865254 20.52441195 21.16017136 21.79593077
-9.360027183 -8.470312355 -7.580597528 -6.690882701 -5.801167873 -4.911453046 -4.021738219 -3.132023391 -2.242308564 -1.352593736 -0.462878909 0.426835918 1.316550746 2.206265573 3.0959804 3.985695228 4.875410055 5.765124883 6.65483971 7.544554537 8.434269365 9.323984192 10.21369902 11.10341385 11.99312867 12.8828435 13.77255833 14.66227316 15.55198798 16.44170281 17.33141764 18.22113247 19.11084729 20.00056212 20.89027695 21.77999178 22.6697066 23.55942143 24.44913626 25.33885108 26.22856591 27.11828074 28.00799557 28.89771039 29.78742522 30.67714005 31.56685488
Mean = 11.138 StdDev = 4.555 USL = 13 LSL is Not Defined Sigma Level = .4089 Sigma Capability = 1.9089 Cpk = .1363 Cp is not available DPM = 341,322 N = 106
Gambar 4. Kinerja Cycle Time Put on Production (POP) Sebelum dan Setelah Perbaikan Proses
Fase kontrol adalah fase terakhir dari tahapan metode lean six sigma.Pada fase ini lebih kerah hand over perbaikan disertai dengan dokumentasi prosedur yang baru serta sosialiasasi ke semua tim yang terlibat. Pelaksanaan perbaikan selalu dimonitor sehingga apabila ada penyimpangan bisa segera dicarikan solusinya. Pada penelitian ini, terdapat lima data proyek pengembangan sumur yang telah menerapkan perbaikan sehingga kesimpulan ini pun berdasarkan dari kelima data tersebut KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dan saran yang didapat merupakan hasil dari analisa pengolahan data yang dilakukan melalui proses DMAIC lean six sigma. Berdasarkan pengolahan data dan analisa penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Pada proyek pengembangan sumur baru di SLN, secara umum ada 3 penyebab terjadinya keterlambatan pada pelaksanaan POP yaitu waktu menunggu Rig IC yang lama, durasi pekerjaan IC yang lebih dari siklus nya dan arena keterlambatan pekerjaan fasilitas produks
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-9-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
2.
3.
Penelitian ini menitikberatkan perbaikan alur kerja pekerjaan konstruksi fasilitas produksi pada proyek sumur baru dengan tujuan akhir untuk memperpendek cycle Time POP yaitu dengan cara mengidentifikasi waste yang terjadi dan melakukan optimasi selama proses konstruksi mulai dari Drilling Rig Moved out (DRMO) sampai dengan put on Production (POP). Implementasi metode lean six sigma pada topik ini memberikan hasil yang cukup signifikan terhadap perubahan waktu cycle Time POP . Pada tahun 2011 dan 2012, angka cycle Time POP yang didokumentasikan masing-masing adalah 12.1 hari dan 9.6 hari dibandingkan dengan angka cycle Time POP setelah perbaikan yang turun menjadi 7.2 hari. Sigma level dan DPMO sebelum perbaikan masing-masing adalah 0.4089 dan 341,322. Setelah dilakukan perbaikan cycle Time POP nya menjadi 7.2 hari dan sigma level 1.7866 serta DPMO sebesar 37,327. Kesimpulan ini dari 5 data sumur baru yang telah menerapkan sekuen kerja yang baru hasil dari fase Improve.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dan simpulan yang dibuat di atas, maka terdapat beberapa saran yang diajukan untuk perbaikan cycle Time POP adalah sebagai berikut: 1. Melakukan proses dokumentasi yang lengkap secara konsisten serta meningkatkan koordinasi antar Tim sehingga semua informasi yang ada bisa diketahui masing-masing Tim yang terlibat dalam proyek ini karena sebelumnya tingkat koordinasi dan komunikasi yang kurang intensif diantara Tim yang ada. 2. Perubahan prosedur standar operasi untuk perbaikan cycle Time POP ini, hendaknya senantias dimonitor di lapangan serta secara berkelanjutan dilakukan sosialisasi karena pergerakan man power di industri ini sangat besar dan setiap saat berganti-ganti personil. 3. Karena lingkup pekerjaan yang begitu besar dalam dunia minyak dan bumi, maka masih terbuka kemungkinan diangkatnya topik lain untuk penelitian DAFTAR PUSTAKA Ballard, G., & Howell, g. (1997). Implementing Lean Construction : Stabilizing Work Flow. (pp. 101-110). Rotterdam: Alarcon, L. Blackstone, J. H., & Cox, J. F. (2013). APICS Dictionary. Alexandria: VA, APICS. Buell, R. (2003). Application of Lean Sigma in Oil Field Operation. SPE Annual Technical Conference. Denver: SPE. Chevron - PM 101. (2007). Basic Project Management. Garpersz, V. (2007). Lean Sigma for Manufacturing and Service Industries. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Garpersz, V. (2008). The executive Guide to Implementing Lean Sigma, strategi Dramatis Reduksi cacat/kesalahan, biaya, inventori dan lead Time dalam waktu kurang dari 6 bulan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. George, M. L., Rowlands, D., Price, M., & Mawxey, J. (2005). The Lean Six sigma pocket toolbox. New York: McGraw Hill. Gryna, F. M. (2001). Quality Planning and Analysis: From Product Development Through Use. New York: McGraw-Hill.
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-9-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XX Program Studi MMT-ITS, Surabaya 1 Februari 2014
Hidayat, A. (2007). Strategi Six Sigma Peta Pengembangan Kualitas dan Kinerja Bisnis. Jakarta: PT Elex Media Komputindo - Gramedia Group. Institute,Lean Sigma. (2004). Institute, Lean Sigma. Retrieved June Sunday, 2013, from http://www.sixsigmainstitute.com/leansigma/index_leansigma.shtml Lean Principles in Construction. (2013). Retrieved June Wednesday, 2013, from Construction Industry Institute: https://www.constructioninstitute.org/scriptcontent/more/191_1_more.cfm Litman, T. (2012). Evaluating Research Quality. Guidelines for Scholarship. Victoria Transport Policy Institute. Petcu, A., Draghici, M., & Anagnoste, S. (2010). Using Lean Six Sigma as a motivational tool for processes improvement. The Annals of the University of oredea, Economics Sciences series - Tom XIX , 442-226. Referensi Kualitas Manajemen. (2012). Retrieved December Minggu, 2013, from Referensi Kualitas Manajemen: https://sites.google.com/site/kelolakualitas/Diagram-Pareto Sasongko, F. (2008, Agustus). Laboratorium Konversi Energi ITB. Retrieved from http://konversi.wordpress.com/2008/12/30/transducer-tekanan-relatif-dan-aplikasinyapada-vsd-untuk-motor-pompa/ Snee, R. (2010). Lean Six Sigma - getting better all the time. International Journal of Lean Six Sigma , 9-29. Tague, N. R. (2004). The Quality Toolbox, Second Edition. Wisconsin: ASQ Quality Press. Tiwari, M., Antony, J., & D.C, M. (2008). Editorial note for the special issue on "effective decision to implement lean and six sigma methodologies in the manufacturing and service sectors. Internasional Journal of Production Research , 46(23) : 6563-6566.
ISBN : 978-602-97491-9-9 A-9-7