Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
PEMANFAATAN DECISION SUPPORT SYSTEM GUNA MENENTUKAN KOMBINASI PRODEK DENGAN PENDEKATAN MODEL LINIER PROGRAMMING UNTUK MENGOPTIMALKAN PROFIT PADA UD RESTU JL BREBAH, DESA BATURETNO, KECAMATAN BANGUNTAPAN, BANTUL . Sidarto Jurusan Teknik Industri Institut Sains & Teknologi AKPRIND Jogjakarta
ABSTRACT Any firms of kind and small scale, especially medium and large companies that produce goods to be sold are always faced with a decision of how many products will be produced in order to get the maximum benefit in order to maintain the viability of the company. Trading business "RESTU" which produces Bataco, Paving Bloc, and Buis Beton as merchandise until now always difficult to determine the decision to determine the combination of products manufactured so that the benefits can be optimized. One way to determine the decision needs to be a system called Decision Support System (DSS). The system can be implemented using linear programming. Given products manufactured more than one, it can use the simplex method. Before using the simplex method need to know first the objective function and the constraints that exist in the company since its resources are most limited. Obyektive Function Z = 535 X1 + 367 X2 + 3600 X3; Constraints : 10,00 X1 + 20,00 X2 + 0,125 X3 ≤ 800; 2,00 X1 + 4,00 X2 + 0,05 X3 ≤ 4000; 0,24 X1 + 0,50 X2 + 0,02 X3 ≤ 90. From the analysis of the using the simplex method, the optimal combination of products is to produce as many as 6400 seeds Bataco, as many as 3625 seeds Paving Bloc and Buis Beton as 77 seeds on week with a maximum profit of Rp 5,168,000, -. In the decision-making to determine the combination of products as well as for other decisions should indeed use a systematic enterprise in this decisión support system (DSS) so that its resources can be used optimally Keywords: Linear Programing, Simplex, Decision Support System
INTISARI Setiap perusahaaan baik berskala kecil, menengah maupun besar apalagi perusahaan yang memproduksi barang yang akan dijual selalu dihadapkan pada suatu keputusan berapa jumlah produk yang akan diproduksi supaya mendapatkan keuntungan maksimal guna menjaga kelangsungan hidup perusahaan. Usaha dagang “RESTU” yang memproduksi batako, konblok, dan buis beton sebagai barang dagangan sampai dengan saat ini selalu kesulitan untuk menentukan keputusan dalam menentukan kombinasi produk yang diproduksi sehingga keuntungan dapat optimal. Salah satu cara untuk menentukan keputusan perlu adanya suatu sistem yang disebut dengan Decision Support Syatem (DSS). Sistem ini dapat dilaksanakan dengan menggunakan linear programing. Mengingat produk yang diproduksi lebih dari satu, maka dapat menggunakan metode simpleks. Sebelum menggunakan metode simpleks perlu diketahui terlebih dahulu fungsi tujuan dan batasan-batasan yang ada di dalam perusahaan mengingat sumber daya yang dimiliki sebagian besar adalah terbatas. Dari hasil pengamatan di lokasi penelitian, Fungsi tujuan Z = 535 X1 + 367 X2 + 3600 X3 dengan batasan-batasan bahan baku semen, pasir, dan tempat pengeringansebagai berikut; 10,00 X1 + 20,00 X2 + 0,125 X3 ≤ 800; 2,00 X1 + 4,00 X2 + 0,050 X3 ≤ 4000; 0,24 X1 + 0,50 X2 + 0,02 0X3 ≤ 90. Dari hasil analisa data dengan menggunakan metode simpleks, kombinasi produk yang paling optimal adalah dengan memproduksi batako sebanyak 6400 biji, konblok sebanyak 3997 biji, dan buis beton sebanyak 77 biji setiap minggunya dengan keuntungan maksimal sebesar Rp. 5.168.000,- . Dalam pengambilan keputusan baik untuk menentukan kombinasi produk maupun untuk keputusan-keputusan yang lain memang sebaiknya perusahaan menggunakan suatu sistem dalam hal ini decisión support system (DSS) supaya sumber daya yang dimiliki dapat digunakan secara optimal. Kata Kunci : Program Linear, Simpleks, Decision Support System
PENDAHULUAN Setiap organisasi bisnis, khususnya perusahaan yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi selalu mempunyai tujuan untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal dengan biaya produksi yang minimal. Situasi ini selalu dihadapkan pada pengambilan keputusan yang tepat meskipun unsurunsur subyektivitas senantiasa selalu ada dalam perusahaan, namun perhitungan-perhitungan dengan menggunakan analisis kwantitatif tidak boleh diabaikan (Asri dan Hidayat, (1981). Persoalan-persoalan yang dihadapi perusahaan khususnya perusahaan yang mengolah bahan A-157
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
baku menjadi produk jadi apalagi barang yang diproduksi lebih dari satu pada umumnya adalah bagaimana mengalokasikan secara tepat sumber daya (resources) yang dimiliki agar dapat memaksimalkan keuntungan. Persoalan lain yang biasa dihadapi perusahaan adalah bagaimana memanfaatkan faktor-faktor produksi seperti manusia, mesin-mesin, bahan mentah, modal, dan lainlain secara optimum. Kegiatan perusahaan selalu berhubungan dengan keadaan perekonomian, maka kegiatannya selalu dibatasi oleh beberapa pembatas, misalnya kegiatan pemasaran dibatasi oleh kemampuan pasar dalam menyerap barang yang dihasilkan oleh perusahaan, kegiatan produksi dibatasi oleh kapasitas bahan mentah yang tersedia, dll. Lalu bagaimana memanfaatkan faktor-faktor produksi yang tersedia agar dapat dicapai tingkat keuntungan maksimum yang biasanya dikatakan sebagai masalah optimisasi (optimization problem). Ada beberapa cara yang biasa digunakan untuk memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya, dan salah satunya adalah dengan menentukan kombinasi produk yang akan diproduksi dengan batasan-batasan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Keputusan tentang penentuan kombinasi produk ini dapat dilakukan dengan bantuan suatu sistem yang disebut dengan Decision Support System (DSS). Decision Support System (DSS) sendiri sebenarnya merupakan bagian dari subsistem CBIS yang menyediakan informasi pemecahan masalah maupun kemampuan komunikasi dalam memecahkan masalah semi terstruktur. Informasi yang dihasilkan bisa dalam bentuk laporan periodik maupun khusus, serta output dari model matematika dan sistem pakar. Komunikasi digunakan saat berbagai kelompok manajer terlibat dalam pemecahan masalah (Yogianto, 2005). Adapun tujuan dari DSS hádalah; Pertama, membantu manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah semi terstruktur. Kedua, mendukung penilaian manajer bukan menggantikannya. Ketiga, meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer dari pada efisiensinya. Sedangkan komponen dari Decision Support System meliputi; Data Management yang biasanya berisi data harga bahan baku, data harga jual, data tenaga verja, dll. Model Management; yang isinya meliputi fixed capital, working capital, manufacturing cost, maupun model-model seperti linear programing, internal rate of return, net presen value, return on nvesment, break event poin, dll. Dialog System/Dialog Manajemen; yang isinya berupa menú oriented sistem, data input, data output, dll. Nowledge Management; yang isinya berupa manager engineering. Model optimasi yang akan digunakan dalam analisa data dalam makalah ini adalah linear programing, dan mengingat variabel yang dianalisa lebih dari dua, maka akan menggunakan metode simpleks. Metode simplex adalah prosedur matematik yang secara sestematis menguji titik-titik ekstrim yang ada pada daerah feasible dan mencari titik optimal (Parastuty, 2000) atau suatu cara yang lazim dipakai ntuk menentukan kombinasi optimal lebih dari 2 variabel. Objective Function di nyatakan dengan rumus : Z = P1 X1 + P2 X2 + ………………….. PnXn. Untuk merubah pertidaksamaan menjadi persamaan perlu dimasukkan unsur Slack Variable atau Surplus Variable. Apabila tanda ketidaksamaan berupa ≤ maka Slack Variable ditaruh di sebelah kiri. Sebaliknya apabila tanda ketidaksamaan berupa ≥ maka di sebelah kiri tanda harus di kurangi dengan Surplus Variable (Asri dan Widayat, 1981). Baik Slack Variable maupun Surplus Variable sama-sama diberi tanda S sehingga secara keseluruhan Constrains dapat ditulis sebagai berikut : a1.1X1 + a1.2X2 + ............................................................................................. a1..n Xn + S1 = b1 a2.1X1 + a2.2X2 + ............................................................................................. a2..n Xn + S2 = b2
am.1 X1 + am.2X2 + ........................................................................................ am..n Xn + Sm = bm
Dalam mencari kombinasi variable sehingga optimal, akan disusun table-tabel matrik, bentuk umum dari table simplex adalah sebagai berikut : A-158
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Tabel :1. TabelMetode Simplex Program
Objective
Cj. Var. Quant
P1
P2
......
Pn
0
0
......
0
X1
X2
......
Xn
S1
S2
......
Sn
S1 S2 . . Sn
Zj Cj – Zj
main body
identity
Keterangan : Baris Cj (Objective Row) merupakan baris transformasi dari pada objective fungtion, Baris Vaiabel (Variable Row) merupakan baris yang berisikan variabel-variabel yang dikombinasikan, termasuk Slack Variable, umpama variabel yang dikombinasikan adalah x1, x2, x3, Baris Zj merupakan baris yang berisikan jumlah hasil kali antara objective dengan seluruh baris di atasnya, Baris Cj – Zj (Net Evaluation Row) merupakan baris yang berisi hasil pengurangan antara baris Cj dengan baris Zj., Kolom Program merupakan kolom yang berisi variabel-variabel yang akan dikombinasikan, misalnya variabel itu adalah x1, x2, x3 dengan Slack Variable S1, S2, S3, pada langkah pertama dan untuk kolom ini diisi dengan S1, S2, S3, karena variabel ini merupakan variabel semu, sehingga harus di hilangkan terlebih dahulu, Kolom Objective merupakan kolom yang berisi Objective Function, karena kolom ini berisi S1, S2, S3, maka kolom Objective berisi 0, 0, dan 0, Kolom Quantity merupakan kolom yang berisi batasan-batasan kapasitas yang tampak pada constraints, Mainbody merupakan bidang yang berisi koefisien-koefisien variabel dalam costraint, Identity merupakan bidang yang berisi koefisien-koefisien Slack atau Surplus Variabel. Sedangkan langkah-langkah pemakaian metode simplex disusun sebagai berikut; pertama, tentukan objective function yang akan dicapai. Kedua, identifikasi batasan-batasan (constraints) dalam bentuk ketidaksamaan. Ketiga, rubah bentuk ketidaksamaan menjadi persamaan dengan memasukkan unsur Slack atau Surplus Variabel. Keempat, formulasikan objective function dan constraints kedalam matrik. Kelima, tentukan kolom kunci (key column) dengan memilih nilai baris (Cj – Zj) yang positif terbesar. Keenam tentukan baris kunci (key row) dengan memilih nilai terendah dari pada kolom nilai ganti (replacement column) dan kolom nilai ganti ini mulai ada pada langkah kedua. Ketujuh, tentukan nomor kunci (key number) dengan melihat perpotongan antara baris kunci dengan kolom kunci. Kedelapan, mengadakan transformasi baris kunci dengan membagi semua angka-angka pada baris kunci dengan nomor kunci, Sembilan, mengadakan transformasi baris-baris lain dengan cara mengurangi angka-angka pada baris-baris lama dengan hasil kali antara angka-angka pada baris kunci dengan fixed ratio. Sepuluhm apabila angka-angka pada baris (Cj – Zj) sudah tidak ada yang positif lagi berarti kombinasi yang dicari sudah optimum (Wahyu dan Asri, 1981). Penelitian dan tulisan mengenai optimisasi sebenarnya sudah banyak dilakukan karena secara nyata analisis ini dapat digunakan untuk menentukan keuntungan yang maksimal atau pengeluaran biaya yang minimal. Putra (2011) dalam tulisan utamanya mengatakan bahwa untuk mengoptimalkan keuntungan perlu adanya keputusan mengenai kombinasi produk dengan menggunakan metode Multiobyektif Optimization selain itu juga dapat mengurangi waste. Trisna (2008) dalam tulisannya juga mengatakan bahwa untuk memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan produk yang cacat perlu adanya kombinasi produk. Penelitian ini menggunakan analisis Fuzzy Multiobyektive A-159
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Optimization. Tulisan yang diusulkan merupakan penerapan dari Decision Support System (DSS) atau sistem pendukung keputusan untuk membantu manajer dalam menentukan kombinasi produk dengan menggunakan analisis Linear Programing, khususnya memakai metode Simplex supaya keuntungan yang maksimal dapat tercapai. Data diambil dengan melakukan studi kasus pada UD. ”RESTU” yang merupakan usaha dagang dengan menjual bermacam-macam bahan bangunan. Barang yang dijual selain dibeli dari luar (outsoursing) juga ada yang diproduksi sendiri seperti batako, buis beton, konblok (paving-block). Sampai dengan saat ini proses produksi yang dilakukan belum pernah menggunakan suatu metode yang dapat mengoptimalkan keuntungan, bahkan menurut observasi pendahuluan di lapangan proses produksi dilakukan sekehendak tenaga kerja yang melaksanakan, pada hal sumber daya (resources) yang dimiliki sangat terbatas, baik sumber daya manusia, peralatan, mesin-mesin, bahan baku, dll. Dengan melihat batasan-batasan sumber daya dan fungsi tujuan yang ingin dicapai, maka yang menjadi permasalahan dalam makalah ini adalah bagaimana memanfaatkan Decisions Support System/DSS dalam upaya membantu pimpinan perusahaan dalam mengambil keputusan untuk menentukan kombinasi produk yang diproduksi agar tujuan perusahaan dalam mengoptimalkan profit dapat tercapai. METODE Pertama melakukan studi pendahuluan; Dalam studi pendahuluan akan melihat permasalahanpermasalahan yang ada di dalam perusahaan dikaitkan dengan teori-teori dasar yang terkait dengan permasalahan studi. Pada makalah ini identifikasi masalah dilakukan terhadap sistem pengelolaan usaha, dan hasil identifikasi akan menjadi dasar dari perumusan masalah sekaligus menentukan posisi dan kontribusi dari penelitian yang akan dilakukan. Kedua melihat tinjauan pustaka; Pada tahap ini akan membahas beberapa penelitian yang menjadi model dasar bagi penelitian, yaitu pengkajian terhadap penelitian tentang optimalisasi oleh Putra (2011) dalam tulisan utamanya dengan menggunakan metode Multiobyektif Optimization. dan Trisna (2008) dalam tulisannya menggunakan analisis Fuzzy Multi Obyektive Optimization. Ketiga membuat perumusan masalah dan tujuan penelitian; Berdasarkan identifikasi masalah dan studi literatur dari penelitian-penelitian sebelumnya dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Selanjutnya tujuan yang ingin dicapai dirumuskan sebagai kriteria evaluasi keberhasilan model untuk mencari solusi dari permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Keempat menentukan karakteristik sistem baru yang diusulkan; Sistem baru yang diusulkan dalam penelitian ini adalah Penerapkan Decision Support System (DSS) menggunakan model Linear Programing dengan metode Simplex. Dalam model ini akan ditentukan fungsi tujuan dan batasanbatasan sumber daya yang dimiliki perusahaan. Model ini digunakan untuk menentukan kombinasi produk sehingga keuntungan yang maksimal dapat tercapai. Kelima melakukan pengumpulan data; Pengumpulan data dilakukan dengan cara melihat secara langsung proses produksi yang dilakukan UD. RESTU dan juga melakukan wawancara dengan pengusaha serta para tenaga kerja yang menangani secara langsung prosen produksi yang dlakukan. Data-data ini digunakan untuk implementasi model yang diusulkan, dan selanjutnya digunakan untuk analisa data dan pembahasan. Keenam melakukan analisa data dan pembahasan; Analisis data akan mengimplementasikan Decision Support System (DSS) menggunakan Model Linear Programing dengan Metode Simplex. Dalam analisa data ini terlebih dahulu akanditentukan fungsi tujuan dan batasan-batasan. Produk yang digunakan sebagai variabel adalah Batako, Buis Beton, dan Kon-Blok (Paving Block). Setelah dilakukan analisis data, selanjutnya melakukan pembahasan untuk menguraikan hasil dari analisis data yang telah dilakukan. Ketujuh membuat kesimpulan dan saran; Kesimpulan digunakan untuk melihat hasil dari implementasi model dan pembahasan, sedangkan saran digunakan untuk memberikan usulan perbaikan pada masa yang akan datang terhadap perusahaan.
A-160
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
PEMBAHASAN Usaha Dagang RESTU dalam usahanya memproduksi tiga jenis produk, yaitu Konblok (Paving Block), Batako, dan Buis Beton. Ketiga jenis produk ini menggunakan bahan baku yang sama yaitu pasir, semen serta menggunakan tempat pengeringan sang sama juga. Proses produksinya masih dilakukan secara manual oleh tanaga kerja manusia. Perusahaan ini mempunyai dua bagian yaitu bagian pencampuran & pencetakan dan bagian pengeringan. Walaupun setiap hari melaksanakan proses produksi, namun modal dan sumber daya yang tersedia terbatas sehingga setiap minggu hanya tersedia pasir 20 rit, semen 40 sak, dan tempat pengeringan hanya tersedia 1500 m2. Data-data produksi, harga bahan baku, yang digunakan dalam proses produksi dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut : Tabel 1. Data produksi dan penggunaan bahan baku. Produk
Konblok Batako Buis Beton
Bahan Baku
Jumlah Produk
Semen
Pasir
2 Sak 2 Sak 4 Sak
1 Rit 1 Rit 1 Rit
400 buah 800 buah 10 buah
Tabel 2. Data harga bahan baku Jenis Bahan Baku
Harga Bahan Baku
Semen Pasir
1 Sak
1 Rit
Rp. 48.000,-
Rp. 90.000,-
Biaya tenaga kerja untuk masing-masing produk adalah sebagai berikut; Untuk cetak buis beton 1 buah Rp. 5.000,-, untuk cetak batako 1 buah Rp. 1.000,-, untuk cetak konblok 1 buah Rp. 200,- sedangkan harga jual produk; untuk buis beton Rp. 40.000,- per biji, batako Rp. 2000,- per biji, onblok Rp. 800,- per biji. Sebelum melakukan analisa data perlu ditentukan terlebih dahulu Objective Funktion (fungsi tujuan) dengan menghitung keuntungan per produk per biji, sebagai berikut; batako, keuntungan per biji sebesar Rp. 535,-, buis Beton, keuntungan per biji sebesar Rp. 3.600,-, konblok keuntungan per biji sebesar Rp. 367,Apabila X1 adalah batako, X2 adalah konblok, dan X3 adalah buis beton, maka fungsi tujuan dalam makalah ini adalah : Z = 535 X1 + 367 X2 + 3.600 X3. Sedangkan batasan-batasan yang diperhitungkan dalam penelitian ini adalah batasan untuk semen selama satu minggu sebanyak 40 sak atau 800 kg, batasan untuk pasir satu minggu sebanyak 20 rit atau 4000 ember, dan batasan untuk tempat pengeringan seluas 1500 m2. Mengingat dalam satu minggu tempat pengeringan dapat digunakan 6 kali, maka batasan untuk tempat pengeringan diasumsikan sebanyak 9000 m2 dan untuk memudahkan analisa data, khususnya batasan tempat pengeringan dibagi 100 satuan. Tabel 3. Tabel Batasan Sumber Daya Bahan Semen Pasir Tempat
Produk Konblok 20 biji 4 biji 0,50 biji
Batako 10 biji 2 biji 0,24 biji
Maka batasan-batasan tersebut dapat ditulis sbb; Batasan Semen : 10,00 X1 + 20,00 X2 + 0,125 X3 ≤ 800 Batasan Pasir : 2,00 X1 + 4,00 X2 + 0,050 X3 ≤ 4000 Batasabn Tempat : 0,24 X1 + 0,50 X2 + 0,020 X3 ≤ 90 Merubah ketidaksanaan menjadi persamaan dengan menambah sleck variable; Menjadi Z = 535 X1 + 367 X2 + 3.600 X3 + 0 S1 + 0 S2 + 0 S3 A-161
Buis Beton 0,125 biji 0,05 biji 0,02 biji
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
Batasan-Batasan : 10,00 X1 + 20,00 X2 + 0,125 X3 + 1 S1 + 0 S2 + 0 S3 = 800 2,00 X1 + 4,00 X2 + 0,050 X3 + 0 S1 + 1 S2 + 0 S3 = 4000 0,24 X1 + 0,50 X2 + 0,020 X3 + 0 S1 + 0 S2 + 1 S3 = 90 Membentuk Tabel Simpleks pertama untuk memasukkan semua koefisien fungsi tujuan dan fungsi kendala. Tabel : 4 Matrik Simpleks Pertama Var. Dasar S1 S2 S3
Objektiv 0 0 0 Zj Cj-Zj
Cj Q 800 4000 90
535 X1 10 2 0,24 0 535
367 X2 20 4 0,50 0 367
3.600 X3 0,125 0,05 0,02 0 3.600
0 S1 1 0 0 0 0
0 S2 0 1 0 0 0
0 S3 0 0 1 0 0
Ratio Quant
Memlih Kolom Kunci, Baris Kunci, dan Nomor Konci. Dalam tabel 5 kolom kunci berada pada variabel X3. Sedangkan untuk menentukan Baris Kunci dipilih nilai ratio kuantitas yang terkecil, seperti dalam tabel simpleks kedua, yaitu baris S1. Sedangkan untuk menentukan nomor kunci yang merupakan nilai perpotongan antara kolom kunci dan baris kunci sebesar 0,125 sebagai berikut : Tabel : 5 Matrik Simpleks Kedua Var. Dasar S1 S2 S3
Objektiv
Zj
535 X1 10 2 0,24 0
367 X2 20 4 0,50 0
3.600 X3 0,125 0,05 0,02 0
0 S1 1 0 0 0
0 S2 0 1 0 0
0 S3 0 0 1 0
Cj-Zj
535
367
3.600
0
0
0
0 0 0
Cj Q 800 4000 90
Ratio Quant 6400 80000 45000
Mengubah nilai-nilai pada baris kunci (baris S1), dengan cara membagi nilai lama dengan nomor kunci (0,125) dan merubah baris non kunci (baris S2 dan S3) dengan cara baris lama dikurangi dengan FR x baris kunci, hasilnya dapat dilihat dalan tabel 6 Tabel : 6. Matrik Simpleks Ketiga Var. Dasar X1 X2 X3
Objektiv 535 367 3.600 Zj Zj - Cj
Cj Q 6400 3997 77
535 X1 80 2 0,20 42800 -42265
367 X2 160 3,98 0,42 85600 -85233
3.600 X3 8 0,05 0,02 4280 -680
0 S1 1 0 0 535 -535
0 S2 0 1 0 0 0
0 S3 0,5 -0,04 -0,16 267 -267
R.Q
Pada tabel matriks simpleks ketiga ternyata nilai Cj – Zj sudah tidak ada yang positif, berarti sampai dengan langkah ini kombinasi X1, X2, dan X3 sudah optimal dengan kombinasi produksi setiap minggu adalah; Batako = 6400 biji, Konblok = 3997 biji, dan Buis Beton = 77 biji, Dengan keuntungan total perusahaan yang diperoleh sebesar : Z = (535 x 6400) + (367 x 3997) + (3.600 x 77) Z = 3.424.000 + 1.466.899 + 277.200 Z = 5.168.099 atau keuntungan maksimum = Rp. 5.168.000,- (pembulatan) KESIMPULAN Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa untuk menentukan kombinasi produk guna mendapatkan keuntungan yang optimal perlu adanya suatu sistem yaitu Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System/DSS) guna membantu perusahaan dalam mengambil keputusan. Dengan menggunakan Decision Support System dan dengan menggunakan program linear A-162
Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III Yogyakarta, 3 November 2012
ISSN: 1979-911X
khususnya menggunakan metode Simpleks, perusahaan dapat mendapatkan keuntungan maksimal sebesar Rp. 5.168.000,-,- per minggu walaupun keuntungan ini masih kotor karena biaya overhead pabrik belum diperhitungkan dengan memproduksi batako sebanyak 6400 biji, memproduksi konblok 3997 biji, dan memproduksi buis beton sebanyak 77 biji. DAFTAR PUSTAKA Asri M. dan Widayat W., 1981, Mengenal Linear Programng dan Komputer, Cetakan Kedua, BPFE Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Nasution AH., 1999, Perencanaan & Pengendalian Produksi, Guna Widya, Jakarta. Parastuty Z., 2000, Pengantar Teknik & Sistem Industri, Jilid Kedua Edisi Bahasa Indonesia, Guna Widya, Jakarta. Teguh H., 2001, Sistem Informasi Manajemen, Jilid 2, PT. Prenhallindo, Jakarta. Yogianto HM., 2005, Analisis dan Disain Sistem Informasi, Edisi Kedua, Andi Ofset, Yogyakarta.
A-163