PROGRESIFITAS UMKM SALE PISANG DAN GULA KELAPA MENUJU PEREKONOMIAN KERAKYATAN (Sinegritas Masyarakat, pemerintah dalam Membangun Perekonomian dan Potensi Cilacap) (oleh : Maful)
Dalam pasal 33 UUD 1945 disebutkan dan diejawanthakan tata kelola system perekonomian Nasional dan korelasinya terhadap kesajahteraan sosial dalam pasal 33 ayat 1 disebutkan “ perekonomian disusun sebagai usaha yang berekepntingan atas dasar asas kekeluargaaan” . Asas dasar kekeluaragaan yang dimaksud adalah semangat persaudaraan dengan tetap mengadakan suatu kompetisi antar warga masyarakat. karena tanpa kompetisi tidak mungkin ada kemajuan (progress), tetapi kompetisi harus mempunyai dua syarata yaitu: pertama, harus menjalankan dengan jujur, dalam hal ini adalah tugas Negara sebagai pamong, untuk memastikan dua syarat tadi dapat ditegakan dan secara objektif lemah maka harus dibantu untuk diberdayakan (Mashdar, 2012: 259) kedua, agar hubungangan antara yang kuat dan yang lemah, negara dalam hal ini negara aharus bisa menyakinkan kalau ada regulasi yang siftnya memmaksa, agar yang kuat bewrsedia berbagai kekuatan untuk memeperdayakan. peran penting pemerintah adalah bagaimana pemerataan yang berbasis kekelyuargaan tanpa adanya monopili kapitalistik. kedua hal tersebut diatas segala dalam Slogan Kabupaten Cilacap yaitu, “ Bangga Mbangun Desa “ yang didalamnya terdapatpilar Ekonomi, menurut hemat penulis Bangga Mbagun Desa menujukan arti tersirat bahwa membangun sector perekonomian harus dimulai dari sector hilir, jika sektor hilir termasuk didalamnya adalah Rumah tangga, jika daerah akan maju maka mulailah dari membangun hal yang terkecil dari keluarga, Desa dan sampai sector hulu.
Peningkatan perekonomian kerakyataan merupakan salah satu amanah UUD 1945 terkait tentang kesejahteraan rakyat dan kesejahteraan sosial. kesejahteraan rakyat antara lain terbukti dengan meningkatnya sumber daya manusia dan sumber daya alam sebagai lahan pertumbuhan laju perekonomian rakyat.. laju pertekonomian dan peningkatan hasil usaha adalah tugas bersama dari stakeholders untuk meningkatkan prospek perkembangan daerah sebagai otonom dalam bidang perekonomian. Pemanfaatan produksi
lokal
merupakan salah satu indicator
dari
meningkatnya ekonomi kerakyatan, namun hal itu juga harus didorong dengan kreatifitas dan inovatif dari seluruh warga daerah yang didalamnya akan tercipta enterpreuner – enterpreuner baru yang akan membangun daerah dari sisi pendapatan perekonomian. indikator dari daerah maju adalah tumbuhnya sector UMKM yang berbasis masyarakat dan skill. sehingga mampumenciptakan lapangan kerja dan peningkatan pendapatan perkapita. Di kabupaten Cilacap sebagai salah satu daerah berkembang maka peningkatan produksi dengan pemanfaatan hasil pertanian local atau perekebunan dapat meningkat dari sisi produksi baku dan pengolahan. jika bahan baku dan produksi mamapu diolah oleh daerah sendiri maka pemangkasan biaya produksi tidak terlalu banyak, sehingga keseimbanagan harga akan selalu mempunyai margin yang pasar. Salah satu komonditas asli dari hasil bumi di Cilacap adalah sale pisang, Gula kelapa. hal ini tidak dinafikan dua komonditas ini menjadi produk unggulan walaupun belum terakomodir dengan baik. dengan Luas kebun rakyat adalah 33.825,45 Ha (Tanama kelapa, kare, kopi, cengkeh, pala, kakao, pisang dll). Peningkatan sumber daya alam tersebut sebagai komodintas daerah perlu ditingkatkan dengan berbagai langkah produktif, responsive dan enterpreurner aprooach. langkah ini tidak akan berjalan dengan maksimal jika hanya dijalankan oleh perorangan atau individu dengan modal yang terbatas. namun, perlu adanya
campur tangan dari pemerintah dalam regulasi aturan permodalan dan proteksi harga bahan baku, peningkatan hasil produksi mentah dan pemasaran. Sale pisang dan Gula Kelapa sampai hari ini masih menjadi Home industry yang nafasnya masih tersengal – sengal, hal ini disebabkan karena home industry tersebut kurang dapat mengembangkan hasil usahanya yang terkendala antara lain mahalnya bahan baku, pangsa pasar dan harga yang kurang seimbang (khususnya sale pisang). Permasalahan yang kedua adalah dari Gula kelapa yang pada umunya penderes tersebut didaerah pedesaan, para penderes sering kali mangalami kesulitan dalam hal perekonomian, untuk penderes di pedesaan mereka sedikitnya mempunyai pohon yang siap dideres dalam perhari adalah 30 pohon, jika satu pohon menghasilkan setengah Kilogram gula jadi dengan harga @ 1 kg (Rp, 8000,00) maka dalam satu hari mereka akan memeperoleh hasil Rp.120.000,00 /hari, belum ongkos produksi yaitu harga kayu bakar, untuk sekali memasak Gula Kelapa memerlukan kayu dengan kisaran harga Rp.30.000,00. dan mempunyai hasil bersih kurang lebih Rp.80.000,00. para penderes dipedesaan rata – rata hanya mempunyai satu mata pencaharian itu saja. untuk soal tanah / persawahan mereka jarang yang punya sehingga seluruh biaya hidup hanya mengandalkan dari bertani Gula kelapa, permasalahan selanjutnya adalah mereka kadang harus menaggung hutang terlebih dahulu kepada pengepul gula kelapasehingga jika pengepul tersebut tidak jujur mereka akan memainkan harga. dan minimnya pohon kelapa yang banyak ditebang untuk pembangunan dan peralihan lahan pertanian / konversi lahan, serta penyewaan pohon sehingga petani harus berbagai hasil dengan pemilik pohon. Peningkatan produktifitas Sale pisang dan Gula kelapa dalam rangka menuju UMKM yang kompetetitif maka perlu adanya terobosan pemikiran dan kebijakan dalam membangunya, bukan hanya SDA tetapi SDM juga perlu dilakukan oleh pemangku kebijakan,adapun Reviltalisasi dalam SDA meliputi :
1. Pembukaan lahan perkebunan dengan ekpansi melalaui tekhnologi pertanian malelui penyuluh – penyuluh yang berwawasan humanisme, artinya penyuluh – penyuluh yang mempunyai kompetensi dan memmahami prospek dari daerah binaananya dari segi ekonomi dan sosial wisdom. 2. pembukaan lahan perkebunan pisang dan pohon kelapa yang terlindungi oleh payung hukum melalui IMB, sehingga perkebunan pertanian tidak terganggu dengan adanya pembangunan infrstuktur. 3. pemerintah berkewajiban untuk manambah dan mensosialisasikan tekhnologi pertanian terbaru berikut perawatanya. Karena petani hari ini belum dapat merawat tanaman tersebut dengan baik merawat,
kemudian
memanen,
namun hanya dapat menanam,
tanpa
adanya
mempertimbangkan
keseimbanagan ekosistem bagi tanaman pisang dan kelapa, sehingga penggunaan pupuk yang berlebihan dapat terminimalisir. 4. pemberian pupuk dengan skala prioritas dengan mengedepankan kesuburan dan daya tahan tanaman. 5. menetapkan daerah potensial yang diharapkan mampu menjadi pioneer sebagai Mapping Cluster dalam pengembangan usaha Sale pisang dan Gula kelapa. sehingga akan tercipta centra usaha yang berkompetitif. Sedangkan revitalisasi dalam bidang Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Modal antaral lain adalah dengan: a. pemberian pelatihan oleh pemerintah
pengolahan sumber daya manusia
sebagai Human Aset agar dapat memperoleh pengetahuan terhadap usaha pengolahan sale pisang dan Gula kelapa. b. Pemberian pinjaman modal kepada petani dan warga yang ingin memulai usaha oleh Bank kemitraan pemerintah dengan suku bunga yang rendah, dengan mengikut sertakan keterlibatan Perbankan dalam memberikan pelatihan terhadap managemen keuangan.
c. Mendirikan koperasi Sale Pisang dan Gula kelapa agar dapat meminamilisir kecemburuan
dan persainagan yang tidak sehat antar pengusaha serta
kenyamanan dari petani dalam menjual hasil produksi. d. Pemerintah berwenang dan harus membantu pemasaran produksi sale pisang dan gula kelapa kejangkauan pangsa yang lebih luas. e. memberikan protexi harga pangsa pasar. f. mendirikan pabrik atau BUMD yang dapat mengolah hasil Gula kelapa menjadi kecap. g. memberikan jamainan kesehatan kepada pengusaha khususnya Petani Gula Kelapa (Penderes) yang pekerjaanya harus memang rentan dengan kecelakaan dengan mengikut sertakan pada BPJS. h. Menkampanyekan gemar menabung dengan kerjasama Bank atau koperasi usaha agar nanatinya taraf kehidupan dari pengusaha Sale pisang dan Gula Kelapa dapat meningkat. hal ini juga berimplikasi pada pendidikan keluarga yang akan meningkat sehingga mata rantai kemiskinan dapat diputus. hal ini sesuai dengan sila kelima adalah “ Keadailan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”, maka yang harus menjadi prioritas kebijakan setiap pemegang kuasa adalah memberikan perlindungan dan pemenuhan hak – hak mereka yang lemah. Maka jika masyarakat mempunyai ghirah (semangat untuk ber enterpreuner dengan daya dukung sumber daya alam yang dikelola sendiri serta adanya regulasi serta penjamin hak – haknya bagi mereka.maka akan tercipta system perekonomian yang sehat dan sportif menuju pembangunan daerah yang berkesinambungan serta progresifitas, karena jika pemerintah daerah otonom mengingikan kemajuan dalam hal pembangunan selain faktor pendidikan adalah faktor ekonomi yang berbasis masyarakat, dan alh asil Bangga Mbagun Desa bukan hanya slogan yang hanya dilihat dan dinyanyikan tapi sudah masuk kepada ranak kontekstual (The real action).