perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ANALISIS TEKNIK DAN KUALITAS TERJEMAHAN TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM NOVEL STEALING HOME (HATI YANG TERENGGUT) KARYA SHERRYL WOODS (Sebuah Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Linguistik Minat Utama Linguistik Penerjemahan
Oleh: Irta Fitriana S131208021
PROGRAM STUDI LINGUISTIK MINAT UTAMA PENERJEMAHAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2014 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN TIM PENGUJI
Tesis yang berjudul: Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Tindak tutur Ekspresif dalam Novel Stealing home (Hati yang Terenggut) Karya Sherryl Woods (Sebuah Kajian Terjemahan dengan Pendekatan Pragmatik) Oleh: Irta Fitriana NIM. S131208021 Telah disetujui dan disahkan oleh tim penguji pada tanggal September 2014. Jabatan
Nama
Tanda tangan
Ketua
Dra. Diah Kristina, M.A., Ph.D. NIP. 195905051986012001
Sekretaris
DR. Tri Wiratno, M.A NIP 196109141987031001
Anggota Penguji
Prof. Drs. M. R. Nababan, M.Ed.,M.A.,Ph.D NIP. 19630328 1992011001
Anggota Penguji
Prof. Dr. Djatmika, M.A NIP. 19670726199320211001
Mengetahui, Direktur Program Pascasarjana UNS
Ketua Program Studi S2 Linguistik
Prof. DR. Ir. Ahmad Yunus, M.S.
Prof. Drs. M. R. Nababan, .Ed.,M.A.,Ph.D
NIP. 196107171986011001
NIP. 19630328 1992011001
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan tesis ini untuk: 1. Bapak dan Ibu (alm) tercinta 2. Mbah kakung dan mbah putri (alm) tercinta 3. Bapak dan Ibu Mertuaku 4. Kedua saudaraku (Mas Arif dan Fani) 5. Suami tercinta (Mas Alfin) 6. Anakku tersayang (Alil)
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Allah tidak mengharuskan kita sukses, tetapi hanya mengharapkan kita mencoba dan terus berusaha untuk menjadi manusia yang baik, yakni ل ل ناس أن ف عهم ال ناس خ ير sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lain..
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya berkat dan karunia-nya, penulis dapat menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Ilmu Linguistik di UNS dan dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Analisis Teknik Dan Kualitas Terjemahan Tindak Tutur Ekspresif Dalam Novel Stealing Home (Hati Yang Terenggut) Karya Sherryl Woods”. Penyusunan tesis ini dilakukan sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Humaniora (M.Hum) dalam bidang keahlian linguistik penerjemahan di Program Magister Linguistik minat utama Penerjemahan di Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis ini dapat diselesaikan berkat bantuan, dorongan dan kebaikan hati berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepatutnya penulis menyampaikan rasa terima kasih yang setulusnya kepada : 1. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus M.S. selaku direktur program pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh studi S2 pada Program Studi Linguistik Penerjemahan Pascasarjana UNS. 2. Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, M.A, Ph.D selaku pembimbing I sekaligus Ketua Program Studi S2 Lingustik atas bimbingan, kecendekiaan, dan waktu yang diluangkan kepada penulis untuk membantu penulisan dan penyelesaian tesis ini. 3. Prof. Dr. Djatmika M.A. selaku pembimbing II atas kecermatan, arahan, dan masukannya yang sangat membantu penulis dalam menulis dan menyelesaikan tesis ini. 4. Ibu Dra. Diah Kristina M.A., Ph.D. selaku Sekretaris Program Studi S2 Lingustik atas saran dan nasehatnya. 5. Segenap staf dan karyawan program Pascasarjana UNS atas perhatian dan pelayanannya selama penulis menempuh studi S2. 6. Prof. Dr. Ahmad Zahro, M.A selaku rektor Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang atas motivasi, inspirasi dan dukungannya agar segera menyelesaikan penulisan tesis ini. 7. Semua civitas akademika UNIPDU Jombang, khususnya teman- teman di Fakultas Bahasa dan Sastra (FBS) atas dukungan dan bantuannya. 8. Orang tua tercinta, bapak Suwito dan ibu Cholifah (alm) serta kedua saudara penulis: Mas Arif dan Fani atas segala doa, dukungan selama penulis belajar di pascasarjana UNS. 9. Suami tercinta Yaumul Alfin, S.T, yang telah mengizinkan penulis menempuh studi S2 di UNS dan selalu memberikan semangat dalam setiap kesulitan, motivasi, perhatian,commit cinta, to kesabaran, inspirasi, dan doanya selama user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penulis belajar di UNS, juga ananda tersayang, Adilla Khalil Alfin Putra (Alil). 10. Rekan- rekan S2 Linguistik Penerjemahan angkatan 2012 atas kebersamaan selama 2 tahun terakhir ini, salam sukses selalu. 11. Teman- teman mahasiswa sastra dan pendidikan bahasa Inggris, terima kasih atas keceriaan, semangat dan doanya. 12. Para rater (Mbak Ike, Pak Bayu, dan Bu Fenty) yang telah memberikan banyak kontribusi ide- ide serta saran, kritik, terhadap data yang disajikan. 13. Bapak sopir bus Eka-Mira dan Sumber Group yang telah membantu dalam hal transportasi penulis dari Jombang- Solo dan sebaliknya untuk menunjang kelancaran studi di UNS. 14. Semua pihak yang namanya tidak dapat disebutkan satu-persatu. Hanya ucapan terima kasih dan doa yang tulus yang dapat penulis sampaikan pada kesempatan ini. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan pahala dan rahmat-Nya kepada mereka atas segala kebaikan yang diberikan kepada penulis. Amin. Dengan segala kemampuan yang ada serta mengingat terbatasnya pengalaman dan pengetahuan, penulis sepenuhnya menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna, baik dalam pengungkapan pokok pikiran, tata bahasa maupun kelengkapan pembahasannya, sehingga diperlukan pengembangan lebih lanjut agar benar- benar bermanfaat. Oleh karena itu, saran dan kritik sebagai masukan untuk perbaikan tesis ini sangat diperlukan untuk penelitian dan penulisan karya ilmiah di masa yang akan datang. Harapan penulis, semoga hasil penelitian dalam tesis ini dapat berguna bagi yang membutuhkan, terutama untuk pengembangan ilmu pengetahuan di bidang linguistik dan penerjemahan. Jakarta, 27 Juli 2014
Irta Fitriana
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN .................................................................................................... i LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................................... ii PERNYATAAN ......................................................................................................... iii PERSEMBAHAN ....................................................................................................... iv MOTTO ........................................................................................................................v KATA PENGANTAR ................................................................................................ vi DAFTAR ISI............................................................................................................. viii DAFTAR TABEL.........................................................................................................x DAFTAR DIAGRAM ................................................................................................ xi DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xii ABSTRAK ................................................................................................................ xiii BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang ............................................................................................................ 1 B. Batasan Penelitian ....................................................................................................... 7 C. Rumusan Masalah ....................................................................................................... 8 D. Tujuan Penelitian ........................................................................................................ 8 E. Manfaat Penelitian ...................................................................................................... 9
BAB II: KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR A. Kajian Teori .............................................................................................................. 10
1. Penerjemahan .............................................................................................10 2. Teknik Penerjemahan .................................................................................12 3. Kualitas Terjemahan ..................................................................................17 4. Pragmatik ...................................................................................................19 5. Tindak Tutur (Speech Act) ........................................................................20 6. Tindak Tutur Ekspresif...............................................................................26 7. Penerjemahan dan Pragmatik .....................................................................27 8. Penerjemahan Tindak Tutur .......................................................................28 9. Tentang Stealing Home ..............................................................................29 10. Penelitian yang Relevan ................................................................................... 30
B. Kerangka Pikir Penelitian ............................................................................... 32 commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian ...............................................................................................36
B. Data dan Sumber Data .......................................................................... 37 C. Sampel dan Teknik Sampling ............................................................... 38 D. Teknik Pengumpulan Data..............................................................................40 E. Validitas Data .................................................................................................42 F. Teknik Analisis Data ......................................................................................43 1. Analisis Domain .......................................................................................44 2. Analisis Taksonomi ..................................................................................45 3. Analisis Komponensial .............................................................................46 4. Analisis Tema Kultural ................................................................................... 47 G. Prosedur Penelitian .........................................................................................48
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..............................................................................................50 1. Temuan Jenis Tindak Tutur Ekspresif .....................................................50 2. Teknik Penerjemahan Tindak Tutur Ekspresif .........................................78 3. Penilaian Kualitas Terjemahan ...............................................................101 4. Dampak Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan ..............108 B. Pembahasan 1. Jenis Tindak Tutur Ekspresif dan Teknik Penerjemahan .......................116 2. Penerapan Teknik Penerjemahan dalam Novel Stealing Home..............120 3. Dampak Teknik Penerjemahan Terhadap Kualitas Terjemahan ............122
BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN 5. Kesimpulan .............................................................................................125 6. Saran .......................................................................................................127
REFERENSI............................................................................................................128 LAMPIRAN ............................................................................................................128 commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
1. Tabel 3.1. Instrumen Penilaian Tingkat Keakuratan ......................................39 2. Tabel 3.2. Instrumen Penilaian Tingkat Keberterimaan .................................39 3. Tabel 3.3. Instrumen Penilaian Tingkat Keterbacaan .....................................40 4. Tabel 3.4. Kuesioner Penilaian Tingkat Keakuratan Terjemahan ..................41 5. Tabel 3.5. Kuesioner Penilaian Tingkat Keberterimaan Terjemahan .............41 6. Tabel 3.6. Kuesioner Penilaian Tingkat Keterbacaan Terjemahan ................41 7. Tabel 4.1 Temuan Data Jenis Tindak Tutur Ekspresif ...................................51 8. Tabel 4.2 Varian Teknik yang Digunakan dalam Novel Stealing Home .......78 9. Tabel 4.3. Teknik Penerjemahan Varian Tunggal .........................................79 10. Tabel 4.4 Teknik Penerjemahan Varian Ganda/ Kuplet .................................82 11. Tabel 4.5 Teknik Penerjemahan Varian Triplet ..............................................89 12. Tabel 4.6 Teknik Penerjemahan Varian Kwartet ............................................98 13. Tabel 4.7 Jumlah Keseluruhan Teknik Penerjemahan..................................100 14. Tabel 4.8 Jumlah Terjemahan Akurat, Kurang Akurat, dan Tidak Akurat ..103 15. Tabel 4.9 Jumlah Terjemahan Berterima, Kurang Berterima, dan Tidak Berterima ......................................................................................................105 16. Tabel 4.10 Jumlah Terjemahan dengan Tingkat Keterbacaan Tinggi, Sedang, dan Rendah ...................................................................................................107 17. Tebel 4.11 Dampak Penerapan Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan ...................................................................................................109 18. Tabel 4.11 Dampak Penerapan Teknik Varian Tunggal Terhadap Kualitas Terjemahan ...................................................................................................110 19. Tabel 4.12 Dampak Penerapan Teknik Varian Kuplet Terhadap Kualitas Terjemahan ...................................................................................................112 20. Tabel 4.13 Dampak Penerapan Teknik Varian Triplet Terhadap Kualitas Terjemahan ...................................................................................................114 21. Tabel 4.14 Dampak Penerapan Teknik Varian Kwartet Terhadap Kualitas Terjemahan ...................................................................................................115 commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR DIAGRAM
1. Diagram 2.1 Kerangka Pikir Penelitian ..........................................................33 2. Diagram 3.7. Triangulasi Sumber Data ..........................................................43 3. Diagram 3.8. Triangulasi Metodologi.............................................................43
commit to user
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR SINGKATAN
1. 2. 3.
Bsu : Bahasa sumber Bsa : Bahasa sasaran Pada kode data: a. B : Bill b. Be : Bella c. Bt : Betty d. C : Cal e. D : Dana Sue f. H : Helen g. J : John h. Jt : Jeanette i. K : Kyle j. M : Maddie k. Mt : Mitch l. P : Paula m. Pg : Peggy n. T : Ty
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Fitriana, Irta. S131208021. 2014. Analisis Teknik dan Kualitas Terjemahan Tindak Tutur Ekspresif dalam Novel Stealing Home karya Sherryl Woods. Tesis. Pembimbing I: Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, M.A, Ph.D., Pembimbing II: Prof. Dr. Djatmika M.A. Minat Utama Linguistik Penerjemahan, Program Studi Linguistik, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) menganalisis jenis tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home beserta terjemahannya, (2) menganalisis teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan setiap tindak ilkusi ekspresif yang terdapat dalam pada novel Stealing Home, dan (3) mengetahui tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home dilihat dari teknik penerjemahan yang digunakan. Metode penelitian yang diterapkan adalah kualitatif deskriptif berkasus tunggal. Data dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home yang diterjemahkan oleh Ursula G Buditjahja, yakni sebanyak 118 data. Selain itu, data juga diperoleh dari hasil kuesioner para rater untuk penilaian kualitas terjemahan yang meliputi aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Proses analisis data dilakukan dengan menggunakan metode dari Spradley yang terdiri dari analisis domain, analisis taksonomi, analisis komponensial dan tema budaya. Setelah dilakukan analisis, terdapat 19 jenis tindak tutur ekspresif yang ditemukan antara lain; berterimakasih 14,41%, memprotes 12,71%, menyetujui 11,02%, menyalahkan 9,32%, menyindir 7,63%, meminta maaf 7,63%, memuji 6,78%, salam perpisahan 5,93%, mengumpat 4,24%, berharap 3,39%, menyesal 3,39%, bersimpati 2,54%, membantah 2,54%, bersyukur 2,54%, mengejek 1,69%, mengeluh 1,69%, menuduh 1,69%, mengucapkan selamat 0,85% dan salam 0,85%. Ada 11 teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan tindak tutur ekspresif tersebut dengan frekuensi sebanyak 203 kali. Dari 118 data, 86,44% data diterjemahkan secara akurat, 12,71% data diterjemahkan secara kurang akurat, dan 0,85% secara tidak akurat. Mengenai tingkat keberterimaan, 97,46% data merupakan terjemahan yang berterima dan selebihnya (2,54%) merupakan terjemahan kurang berterima. Sedangkan untuk tingkat keterbacaan, seluruh data dinyatakan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi. Beberapa data yang kurang akurat, tidak akurat dan kurang berterima disebabkan oleh penggunaan teknik harfiah. Jadi, penerapan teknik ini perlu diperhatikan lagi. Dengan menggunakan metode penilaian kualitas hasil terjemahan oleh Nababan (2012), kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif ini tergolong berkualitas dengan hasil akhir 2,94. Dengan demikian, penerapan 11 teknik penerjemahan berdampak positif pada kualitas terjemahannya, sehingga terjemahan tindak tutur ekspresif ini berhasil menjaga kekhasan tema cerita termasuk penokohannya dalam terjemahan bahasa Indonesia. Kata kunci: tindak tutur ekspresif, teknik penerjemahan, keakuratan, keberterimaan, keterbacaan commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Fitriana, Irta. S131208021. 2014. Analysis of Technique and Translation Quality of Expressive Speech Acts in Stealing Home novel by Sherryl Woods (A Translation Study Based on Pragmatic Approach). Thesis. Advisor I: Prof. Drs. M.R. Nababan, M.Ed, M.A, Ph.D., Advisor II: Prof. Dr. Djatmika M.A. postgraduate Program in Linguistics, Majoring in Translation Studies. Sebelas Maret University Surakarta.
This study is aimed at (1) analyzing the types of expressive speech acts in Stealing Home novel and its translations, (2) analyzing the translation techniques used by translator in translating every expressive speech acts in Stealing Home novel, and (3) determining the impact of techniques on the study in terms of accuracy, acceptability, and readability. This research is descriptive qualitative and focuses on a single case. The data in this study are expressive speech acts in Stealing Home novel translated by Ursula G Buditjahja. There were 118 expressive speech acts taken as the data. In this study, the data were also questionnaires collected from nine raters to measure the translation quality including three aspects: accuracy, acceptability, and readability. The process of analysis used a model proposed by Spradley consisting of domain analysis, taxonomy analysis, componential analysis and findings of cultural theme. After doing analysis, there were 19 expressive speech acts found in this study such as; thanking, 14,41%, protesting 12,71%, agreeing 11,02%, blaming 9,32%, insinuating 7,63%, apologizing 7,63%, praising 6,78%, leavetaking 5,93%), swearing 4,24%, expecting 3,39%, regretting 3,39%, showing symphaty 2,54%, refuting 2,54%, thanking God 2,54%, mocking 1,69%, complaining 1,69%, accusing 1,69%, congratulating 1,69%, and greetings 0,85%. There were 11 techniques applied to translate these 118 expressive speech acts with the frequency 203 times. From 118 data, 86,44% were accurately translated, 12,71% were less accurately translated and 0,85% was not accurately translated. In term of acceptability, 97,46% were considered as acceptable translation, and the rest less accepatable. In term of readability, all the data had a high readibility or easy to understand. Some data that were less accurate, inaccurate, less acceptable were caused by literal technique. Thus, the use of this technique should be more careful. By using the model of measuring the translation quality proposed by Nababan (2012), the final score of translation quality was 2,94. Hence, the use of translation techniques had a good impact that was producing an accurate, acceptable and understandable easily translation. In other words, the translation of these expressive speech acts was well managed to keep the theme of the story including the quirk of characters in the translated novel. Keywords: expressive speech acts, translation techniques, accuracy, acceptability, readability commit to user
xiv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Saat ini banyak sekali novel- novel terjemahan yang dengan sangat
mudahnya bisa ditemukan baik di toko buku maupun perpustakaan. Penikmatnya pun kian hari kian marak. Sejumlah buku fiksi terjemahan lebih banyak ditemukan ketimbang buku karya penulis lokal. Gejala apakah ini? Ini bisa berarti banyak. Bisa saja artinya kita memang kurang memiliki penulis fiksi yang baik. Atau dapat juga diartikan bahwa karya- karya terjemahan tersebut lebih diminati dan lebih laku di pasaran. (https://www.goodreads.com/topic/show/90241-penerjemah) Novel terjemahan semakin diminati oleh pembaca tanah air karena topiknya beragam dan alur ceritanya ‘fluktuatif’ dan tidak hanya membahas tentang cinta, tetapi juga tentang imajinasi dan petualangan (https://www.goodreads.com/topic/show/90241-
penerjemah). Lain halnya dengan novel Indonesia yang hampir sebagian besar hanya bertemakan cinta yang terlalu dramatis, sehingga terkesan cengeng. Mudah ditebak! Sehingga menyebabkan hilangnya rasa penasaran dari benak para pembacanya.
Keberadaan novel- novel terjemahan di Indonesia secara langsung maupun tidak langsung turut memperkaya khasanah sastra dan budaya kita. Dengan membaca karya sastra terjemahan, khususnya novel, pengetahuan kita akan budaya bangsa lain menjadi berkembang. Kita dapat pula membandingkan nilai- nilai yang ada dalam novel terjemahan dengan nilai- nilai dalam novel asli Indonesia. Bahkan, tidak menutup kemungkinan nilai- nilai, ajaran, dan amanat dalam novel terjemahan yang sesuai dan dapat diterapkan dalam budaya kita. Terkait dengan penerbitan novel- novel terjemahan yang semakin banyak, kegiatan penerjemahan menjadi penting. Hal ini berdampak kuat pada profesi sebagai
penerjemah
sebagai
pemeran
penting.
Keterampilannya
dalam
menerjemahkan mampu membuat ini kita bisa menikmati buku-buku bagus dari belahan dunia lain, dari Eropa hingga Afrika; dari Asia hingga daratan Amerika meskipun kemampuan bahasa Inggris yang terbatas. Oleh karena itu, nama penerjemah kerap menjadi salah satucommit faktor utama to useryang bisa dipertimbangkan dalam 1
perpustakaan.uns.ac.id
2 digilib.uns.ac.id
membeli buku-buku/ sastra terjemahan. Dari novel pemenang Pulitzer, Man Booker Prize, hingga Nobel atau novel-novel klasik yang tidak pernah terbayangkan, kita bisa berkesempatan membacanya dalam bahasa Indonesia. Para penerjemah dengan dengan kemampuan menerjemahkannya mampu memberikan hasil terjemahan yang baik, termasuk novel. Namun, permasalahan yang seringkali muncul didalamnya. Salah satu problematika penerjemahan adalah perihal kualitas hasil terjemahan mengingat teks yang tertuang pada novel berbeda dengan teks yang umumnya dijumpai oleh penerjemah. Tidak semua orang, bahkan yang mengaku penerjemah sekali pun mampu menerjemahkan dengan baik. Sebab, yang dibutuhkan bukan saja kemahiran berbahasa asing tetapi juga kemampuan menginterpretasi dan memahami teks untuk mendapatkan hasil terjemahan yang bermutu dan “bernyawa” atau kemampuan menginterpretasi atau menafsirkan dan memahami teks demi mendapatkan “roh” cerita secara utuh dari pesan dalam bahasa sumber (http://www.goodreads.com/topic/show/90241-penerjemah). Pada umumnya novel- novel terjemahan merupakan novel best seller di negaranya yang juga ditulis oleh penulis- penulis handal (http://my-privatethings.blogspot.com/search/label/harlequin). Salah satunya adalah Sherryl Woods, seorang penulis novel best seller versi New York Times asal Virginia untuk novel percintaan (romansa). Bagi para pencinta novel romansa terjemahan, pasti mengenalnya. Sudah lebih dari 100 judul (novel) best seller ditulisnya. Kepiawaiannya dalam menghadirkan cerita yang realistis dengan kenyataan dan tidak terlalu ‘sinetron’. Semua tokoh-tokohnya dibawa dalam suatu drama percintaan yang indah tetapi realistis sehingga tidak terkesan murahan dan cengeng meskipun ceritanya disajikan dengan bahasa yang mengaduk- aduk memosi pembaca. Tidak salah jika banyak novel yang ditulisnya menjadi novel best seller. Selain lebih dari 75 roman untuk Silhouette Desire dan Edisi Khusus, dia telah menulis 13 novel misteri
dalam seri Amanda Roberts dan empat di seri Molly DeWitt
(http://www.sherrylwoods.com/y1-090599.shtml). Stealing Home merupakan contoh yang bagus dari sebuah novel romansa yang baik. Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi Hati yang Terenggut pada tahun 2010 dengan alih bahasa Ursula G Buditjahya. Dengan menampilkan tokoh utama wanita, Maddie commit to useryang menghadapi permasalahan
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kompleks dalam rumah tangganya mulai dari anoreksia, bullying, perselingkuhan, perceraian dan cinta. Ceritanya sangat hebat, dan semuanya ditulis dengan baik dan menyentuh. Dalam menerjemahkan suatu novel atau karya sastra, tidak hanya mensyaratkan transmisi informasi di antara dua bahasa. Penerjemah sastra harus memperhitungkan “gereget, emosi dan rasa suatu karya dalam versi bahasa orisinal; bentuk estetis yang dipakai pengarang orisinal; juga setiap informasi yang terkandung
dalam
pesan.”
(http://inisiatifpenerjemahansastra.org/tulisan-
writings/sastra-terjemahan-kita/). Selain harus menguasai bahasa sumber (Bsu) dan bahasanya sendiri dengan sama baiknya belum tentu menjamin mutu terjemahannya. Menurut Nababan (2003: 12- 13) ilmu penerjemahan termasuk ilmu interdisipliner yakni ilmu yang menerima sumbangan dari ilmu- ilmu lain, seperti linguistik, psikolinguistik, pragmatik, ilmu komunikasi, filologi, dan lain sebagainya. Menurut Levinson (1983), pragmatik merupakan telaah mengenai relasi antara bahasa dengan konteks yang merupakan dasar dalam pemahaman bahasa. Ini menunjukkan bahwa ketika seseorang berkomunikasi, maka dia harus mengetahui fungsi bahasa yang digunakan untuk mencapai pemahaman dari mitra tuturnya. Dalam perkembangannya, pragmatik memiliki aspek- aspek yang berkaitan erat dengan penerjemahan. Aplikasi pendekatan pragmatik dalam penerjemahan yang banyak diterapkan adalah dalam percakapan/ tuturan mengingat keduanya mengandung maksud tersendiri berdasarkan situasi tutur tertentu mencakup penutur dan mitra tutur; konteks; tujuan; waktu dan tempat. Tindak tutur (speech act) merupakan salah satu kajian dalam ilmu pragmatik yang didefinisikan sebagai suatu ujaran yang mengandung tindakan atau action performed via utterances (Yule (1996: 47). Artinya, ketika seseorang mengatakan sesuatu, dia tidak hanya memproduksi kata- kata yang bermakna, tetapi juga menunjukkan suatu tindakan. Hal tersebut dimungkinkan karena dalam sebuah ujaran selalu memiliki maksud tertentu, maksud inilah yang dapat menimbulkan pengaruh
tertentu
terhadap
orang
lain.
Searle
(dalam
Rahardi,
2005)
mengklasifikasikan tindak ilokusi menjadi lima kelompok, yaitu asertif, direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif. commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Beberapa penelitian terkait analisis tindak tutur dengan menggunakan pendekatan pragmatik menjadi inspirasi maupun referensi penulis dalam melakukan penelitian ini antara lain penelitian yang sudah dilakukan oleh Galih Wicaksono (2011) Permasalahan yang diangkat dalam penelitiannya adalah melalui judul “Tindak Tutur Ekspresif Pada Rubrik Gambang Suling Di Majalah Jaya Baya”, ini, adalah memfokuskan pada jenis dan fungsi tindak ilokusi ekspresif yang terdapat pada rubrik gambang suling di majalah Jaya Baya, dan efek perlokusi apa saja yang timbul. Penelitian ini tidak mengungkap penerjemahan tindak tutur ekspresifnya. Selanjutnya, penelitian yang relevan adalah sebuah tesis yang ditulis oleh Adventina Putranti (2007) dalam tesis yang berjudul “Kajian Terjemahan Tindak Ilokusi Ekspresif dalam Teks Terjemahan Film American Beauty”. Dalam penelitiannya, penulis memfokuskan kajiannya pada tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam teks terjemahan film American Beauty dan keterkaitannya dengan penerjemahan. Peneliti sudah membahas tindak tutur dengan hubungannya dengan penerjemahan, namun membahas membahas teknik- teknik apa saja yang digunakan dalam menerjemahkan tindak ilokusi ekspresif dalam film tersebut. Namun, penilaian kualitas terjemahan juga terletak pada aspek kesepadanan dan keberterimaan saja. Ardiana
Nuraeni
(2008)
menulis
tesis
penerjemahan
dengan
judul“Perbandingan Terjemahan Tindak Tutur Mengeluh dalam Film Bad Boys II yang ditayangkan di stasiun televisi dan VCD”. Penelitian ini dapat dikatakan sangat spesifik dan terfokus pada satu fungsi tindak tutur ekspresif, yakni mengeluh. Dalam pembahasannya telah mencakup kualitas terjemahannya berdasarkan teknik yang digunakan. Dari sini, tentunya banyak hal yang belum disentuh oleh peneliti yang bisa menjadi bahan penelitian selanjutnya, misalnya jenis ilokusi ekspresif yang lain atau jenis tindak tutur lainnya. Rahmat Wisudawanto (2012) juga melakukan penelitian dengan judul “Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.” Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan karakter Spongebob yang ada dalam teks bahasa sumber, teknik penerjemahan serta dampak pengunaan teknik tersebut terhadap keakuratan dan keberterimaan commit to userterjemahan tuturan. Penelitian ini
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dinilai masih umum karena pembahasannya tidak fokus pada terjemahan salah satu jenis tindak tutur, tetapi semua jenis tuturan seperti direktif, ekspresif, deklaratif, asertif, dan komisif. Selain itu, terkait kualitas terjemahannya, penelitian ini menekankan pada dua aspek penilaian, yakni keakuratan dan keberterimaan. Penelitian terjemahan tindak tutur lainnya belum lama ini dilakukan oleh Daru Singgih Kuncara pada tahun 2013 yang ditulis dalam sebuah jurnal kebahasaan Transling (Vol.1, no.1) 2013. Judul penelitiannya adalah “Analisis Terjemahan Tindak Tutur Direktif Pada Novel The Godfather Dan Terjemahannya Dalam Bahasa Indonesia”. Fokus kajiannya adalah untuk mengevaluasi penerapan fungsi ilokusi tindak tutur direktif dalam novel the Godfather karya Mario Puzo, penggunaan teknik penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, dan dampaknya terhadap
kualitas
hasil
penerjemahannya.
Dengan
demikian,
penelitiannya
menggunakan pendekatan direktif. Tentunya, dari penelitian ini dapat diperoleh beberapa
inspirasi
dan
gap
yang
bisa
diteruskan
dalam
penelitian
selanjutnya,misalnya jenis tindak tutur yang lain, seperti asertif, komisif, ekspresif, atau representatif. Dari beberapa paparan penelitian di atas, tampak bahwa kajian kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif secara menyeluruh yang mencakup tiga aspek yakni keterbacaan, keakuratan, dan keberterimaan berdasarkan teknik- teknik yang digunakan belum pernah dilakukan. Adapun dua hal mendasar yang digunakan sebagai pelatuk dalam pemilihan topik penelitian ini, yakni sumber data dan penelitian terkait sebelumnya. Pada beberapa penelitian sebelumnya, sumber data yang digunakan antara lain komik, film, dan majalah, sehingga penelitian ini akan memfokuskan pada analisis terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel genre romansa. Mengapa? Novel romansa adalah novel percintaan dan memuat banyak ekspresi- ekspresi yang merupakan luapan emosi karakter cerita novel. Dengan demikian, analisis terjemahan tindak tutur ekspresif menjadi sangat tepat dilakukan, terlebih lagi novel ini memuat porsi tuturan yang lebih banyak dibandingkan dengan narasi ceritanya. Berikut ditemukan beberapa data yang bisa dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif, berikut contohnya: Contoh : apologizing (meminta maaf)commit dalam to Stealing user Home
6 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bill: “I’m sorry. I had no idea she was going to show up.” Bill: “Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia akan muncul.” Tuturan ekspresif di atas disampaikan oleh Bill kepada Maddie. Bill meminta maaf atas kedatangannya di pertandingan Ty dengan Noreen, namun kehadiran Noreen diluar dugaan dan tanpa sepengetahuan Bill. Awalnya Bill memang berniat datang sendirian ke pertandingan Ty. Akan tetapi, tiba- tiba Noreen menyusulnya melihat pertandingan. Dengan perasaan bersalahnya, Bill meminta maaf kepada Maddie dan menjelaskan bahwa apa yang terjadi sama sekali tidak dalam rencananya. Akhirnya Maddie memaafkan dan memintanya keluar dari tribun penonton agar konsentrasi Ty tidak terganggu dengan kehadiran ayahnya bersama dengan selingkuhannya yang sedang hamil. Menariknya, novel ini belum pernah diteliti terjemahan tuturannya, khususnya tindak tutur ekspresif. Jika melihat kembali beberapa penelitian terkait sebelumnya, penelitian yang dilakukan oleh Adventina Putranti dengan fokus kajian menganalisis jenis- jenis tindak tutur ekspresif dan kualitas terjemahannya. dari hasil analisis 117 tuturan ekspresif ditemukan 15 jenis tindak tutur ekspresif, namun beberapa diantaranya bukan termasuk jenis tindak tutur ekspresif melainkan merupakan peristiwa tutur, misalnya ungkapan rasa benci, puas, lega, bangga, senang, heran, puas, marah dan malu. Sebaiknya peristiwa- peristiwa tutur seperti ini perlu memperhatikan lagi konteks dan tuturan yang disampaikan, misalnya ungkapan rasa marah atau benci bisa menimbulkan jenis tindak tutur menyalahkan, mengejek, atau mengumpat. Selain itu, penelitian ini belum memberikan pembahasan tentang penerapan teknikteknik penerjemahan yang digunakan. Dengan demikian, penilaian kualitas terjemahan dalam hal ini kurang utuh karena hanya didapatkan dari penilaian para rater. Akan lebih menarik dan lengkap apabila penilaian kualitas juga diperoleh sebagai dampak/ pengaruh dari teknik- teknik penerjemahan yang digunakan. Berdasarkan dua alasan dan pelatuk di atas, penelitian ini bertujuan untuk melengkapi penelitian sebelumnya yang meliputi pembahasan tentang jenis tindak tutur ekspresif, teknik- teknik yang digunakan, dan dampak penerapan teknik terhadap kualitas terjemahan dari ketiga aspek yakni keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. commit to user
7 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B.
Batasan Penelitian Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian kualitatif deskriptif bidang
penerjemahan yang berorientasi pada produk terjemahan, dalam hal ini novel. Pendekatan pragmatik dipilih dengan tujuan mempermudah analisis tindak tutur (tuturan berbasis pada konteks). Seperti yang telah diungkapkan sebelumnya bahwa terdapat banyak sekali jenis tindak tutur dalam kajian pragmatik. Sehingga beberapa teori terkait guna mempermudah analisis sekaligus dasar analisis yang dibahas dalam penelitian ini terbatas pada teori tutur, tindak tutur ekspresif, penerjemahan tuturan, teknik penerjemahan dan penilaian kualitas penerjemahan. Penelitian ini hanya mengkaji masalah tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home (Hati yang Terenggut), jenis tindak tutur ekspresif, teknik- teknik yang dipakai dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif, serta dampaknya terhadap kualitas hasil terjemahan yang dilihat dari aspek keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. C.
Rumusan Masalah Ada beberapa masalah yang dikaji dalam penelitian ini yang dirumuskan
sebagai berikut: 1. Apa saja jenis tindak tutur ekspresif yang muncul pada novel Stealing Home beserta terjemahannya? 2. Teknik penerjemahan apa saja yang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan setiap jenis tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home? 3. Bagaimana
tingkat
keakuratan,
keberterimaan,
dan
keterbacaan
terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home dilihat dari teknik penerjemahan yang digunakan? D.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan pertanyaan di atas, tujuan penelitian ini antara lain: 1. Menganalisis jenis tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home beserta terjemahannya 2. Menganalisis teknik penerjemahan ang digunakan penerjemah dalam menerjemahkan setiap tindak ilkusi ekspresif yang terdapat dalam pada novel Stealing Home
commit to user
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Mengetahui
tingkat
keakuratan,
keberterimaan,
dan
keterbacaan
terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home dilihat dari teknik penerjemahan yang digunakan
E.
Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini mampu memberikan informasi kepada para penerjemah novel, baik penerjemah profesional maupun amatir mengenai penerjemahan tindak tutur, khususnya tindak tutur ekspresif. Dengan memperhatikan penggunaan teknik- teknik penerjemahan, diharapkan mampu menghasilkan terjemahan yang lebih akurat dan lebih berterima. 2. Penelitian
ini
mampu
memberikan
sumbangan
informasi
untuk
pengembangan teori dan aplikasi penerjemahan pada disiplin ilmu linguistik, seperti pragmatik. 3. Penelitian ini mampu memberikan masukan dan menjadi referensi penelitian di bidang penerjemahan mendatang. Bagi peneliti- peneliti selanjutnya berpeluang untuk meneliti terjemahan salah satu jenis tindak tutur ekspresif seperti berterimakasih, membantah, meminta maaf, mengejek, dan lain- lain atau penelitian terjemahan tindak tutur lainnya seperti direktif, asertif, komisif, dan reperesentatif. 4. Sebagai saran kepada siapa saja yang terbiasa atau yang ingin menerjemahkan karya sastra yang ada di Indonesia, khususnya dalam penerjemahan tuturan ekspresif novel agar lebih berhati- hati dalam memilah dan memilih teknik yang digunakan dalam menerjemahkannya untuk mendapatkan hasil terjemahan yang berkualitas.
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR
Bab ini berisi landasan teori dan kerangka pikir penelitian. Beberapa teori dan rujukan penelitian yang digunakan pada tesis ini akan dipaparkan. Penelitian ini mengkaji penerjemahan tindak ilokusi ekspresif. Adapun teori- teori terkait dan relevan terhadap penelitian ini adalah teori penerjemahan dan teori pragmatik. Dalam teori penerjemahan meliputi definisi penerjemahan, teknik penerjemahan, dan kualitas penerjemahan. Sementara itu, dalam pragmatik terbatas mencakup teori tindak tutur ilokusi ekspresif, bukan pragmatik secara luas. Berikut penjelasan detil dari setiap subbab ini:
A. Kajian Teori 1. Definisi Penerjemahan Penerjemahan merupakan sebuah langkah nyata untuk menghilangkan jurang pemisah sistem bahasa yang berbeda. Perbedaan tersebut meliputi struktur (baik dalam tataran kata, frasa, maupun kalimat), pengucapan, budaya dan lain- lain. Perbedaan bahasa antara individu satu dengan yang lain tidak serta merta membatasi ruang gerak mereka untuk berinteraksi dan berkomunikasi. Hal ini bisa terlihat dari banyaknya kelompok masyarakat yang tetap bisa berinteraksi dengan kelompok lain dengan perbedaan sistem bahasa. Kemampuan masing-masing pihak dalam memahami bahasa yang disampaikan adalah landasannya. Secara umum, penerjemahan adalah proses penyampaian pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (Bsa). Ada sejumlah pertimbangan yang menyertai usaha pemindahan pesan tersebut, terutama menyangkut keutuhan pesan yang dihasilkan dalam produk terjemahan. Definisi penerjemahan telah dikemukakan oleh banyak ahli sejak tahun 1960-an. Dalam konsep teori penerjemahan ini, beberapa pakar memberikan definisi penerjemahan sebagai berikut, diantaranya Newmark, Nida dan Taber, Bell dan Nababan. Newmark (1988: 5) mendefinisikan penerjemahan sebagai “rendering the meaning of a text into another language in the commit to way userthat the author intended the text”. 9
10 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Definisi tersebut mengandung arti bahwa penerjemahan merupakan sebuah proses untuk menerjemahkan sebuah makna kedalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksud oleh penulis. Pendapat Newmark tersebut lebih menekankan penerjemahan sebagai suatu proses pengalihan makna seperti yang dimaksudkan oleh penulis. Selanjutnya Nida dan Taber (1974:12) menyatakan bahwa “Translating consists of reproducing in the receptor language the closest natural equivalent of the source language message, first in terms of meaning and secondly in terms of style.” Definisi ini menunjukkan bahwa dalam menerjemahkan, pengalihan pesan dari BSu ke BSa merupakan inti kegiatan tersebut kemudian gaya bahasanya. Sementara itu Bell (dalam Wafa, 2013: 15) mengatakan bahwa “Translation is the expression in another language (target language) of what has been expressed in another, source language, preserving semantic equivalences.” Menurutnya, penerjemahan adalah pengalihan makna atau pikiran dari satu bahasa ke bahasa lain, yang juga mempertahankan semantik dan gaya bahasanya. Definisi ini diperjelas lagi oleh Nababan (dalam Nurhaniah, 2008: 10), penerjemahan tidak hanya mengalihkan pesan saja tetapi juga bentuk bahasanya. Baik penerjemah karya sastra maupun penerjemah karya ilmiah perlu mempertimbangkan tidak hanya isi berita tetapi juga bentuk bahasa dalam terjemahan karena pada hakekatnya setiap bidang ilmu mempunyai gaya bahasa dalam mengungkapkan pesannya. Dengan kata lain, penerjemahan merupakan usaha mencapai tingkat kesepadanan ideal antara Bahasa Sumber (BSu) dengan Bahasa Sasaran (BSa). Dari pendapat beberapa ahli penerjemahan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerjemahan tidak sekedar mencari padanan tetapi bagaimana seharusnya maksud penulis bisa dipahami oleh pembaca bahasa sasaran. Selain itu bentuk dan gaya bahasa juga merupakan aspek yang harus diterjemahkan, sehingga hasil terjemahan sesuai dalam hal makna dan ekspresi dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran secara tertulis, lisan atau tanda. Oleh karena itu, penulis memandang penerjemahan sebagai suatu aktivitas pengalihan makna BSu sedekat mungkin dalam BSa tanpa mengabaikan maksud penulis karena pada dasarnya penerjemahan merupakan alat komunikasi antara penulis teks BSa dan pembaca teks BSa. commit to user
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Teknik Penerjemahan Pendapat Molina dan Albir (2002) terkait teknik penerjemahan adalah “procedures to analyse and classify how translation equivalence work”. Menurutnya, teknik penerjemahan adalah prosedur untuk menganalisis dan mengklasifikasikan bagaimana kesepadanan berlangsung dan dapat diterapkan. Masih menurut Molina dan Albir, terdapat lima karakteristik dalam teknik penerjemahan, antara lain:
“They affect the result of the translation” (teknik penerjemahan mempengaruhi hasil terjemahan)
“They
are
classified
by
comparison
with
the
original”
(teknik
diklasifikasikan dengan perbandingan pada teks BSa)
“They affect micro-unit of text” (teknik berada pada tataran mikro)
“They are nature discursive and contextual” (teknik tidak saling berkaitan tetapi berdasarkan konteks tertentu)
“they are functional” (teknik bersifat fungsional) Selanjutnya Molina dan Albir (2002: 509- 511) dan Vinay dan Darbelnet
(dalam Molina, 2002) merilis delapan belas teknik penerjemahan yang bisa dijadikan acuan sekaligus pedoman bagi penerjemah dalam menerjemahkan teks bahasa sumber ke dalam teks bahasa sasaran. Adapun teknik- teknik tersebut adalah sebagai berikut: a. Penambahan (Addition) Teknik penerjemahan yang memberikan detail yang tidak diformulasikan dalam bahasa sumber. Penambahan dalam teknik ini hanya informasi yang digunakan untuk membantu penyampaian pesan atau pemahaman pembaca. Penambahan ini tidak boleh mengubah pesan yang ada dalam teks bahasa sumber. BSu
: There are many Indonesian at the ship.
BSa
: Banyak warga negara Indonesia di kapal itu.
Kata Indonesian diterjemahkan menjadi warga Negara Indonesia di sini dimaksudkan untuk memperjelas informasi tanpa mengubah pesan yang terkandung dari kata tersebut. commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
b. Peminjaman Murni (Pure Borrowing) Teknik penerjemahan yang menggunakan kata atau ungkapan dari Bsu di dalam Bsa. Peminjaman dapat berupa peminjaman murni (pure borrowing), yaitu peminjaman tanpa melakukan perubahan apa pun seperti contoh berikut: Bsu: radio Bsa: radio
c.
Peminjaman alamiah (Naturalized Borrowing) Merupakan kebalikan dari teknik peminjaman alami yang dilakukan dengan
cara mengadopsi istilah ynag ada pada teks Bsu, kemudian dilakukan beberapa penyesuaian agar sesuai dengan tata bahasa sasaran. Berikut contohnya: Bsu: music Bsa: musik d. Kalke (Calque) Dalam teknik penerjemahan ini, suatu bahasa meminjam ungkapan dari bahasa sumber kemudian diterjemahkan secara harfiah setiap unsurnya dalam bahasa sasaran. Hal mendasar atau ciri khas teknik ini adalah adanya interferensi struktur bahasa sumber pada bahasa sasaran, misalnya BSu
: He is the new assistant manager
BSa
: Dia adalah asisten manajer yang baru.
e. Kompensasi (Compensation) Kompensasi merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan cara menggantikan posisi unsur informasi atau memperkenalkan elemen bahasa sumber atau pengaruh efek stilistika dalam BSu pada bagian lain dalam BSa karena tidak dapat direalisasikan pada bagian yang sama dalam BSa, sebagai contoh: BSu: A burning desire to share The Secret with the world consumed me. BSa: Hasrat yang menyala-nyala untuk membagikan Rahasia kepada dunia membakar diri saya.
commit to user
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
f. Deskripsi (Description) Teknik penerjemahan deskripsi dilakukan dengan cara mengganti ungkapan atau istilah dalam Bsu dengan deskripsi (penggambaran tentang bentuk dan fungsinya), misalnya: BSa: sake Bsa: minuman beralkohol dari Jepang yang hasil dari fermentasi dari beras g. Transposisi (transpotition) Teknik transposisi merupakan teknik penerjemahan dengan cara merubah unsur gramatikal dari BSa ke dalam BSa yang dianggap sesuai. Teknik ini sama dengan teknik pergeseran kategori, struktur dan unit. Kata kerja dalam teks bahasa sumber, misalnya dirubah menjadi kata benda pada teks sasaran, sebagai contoh: BSu
: I have no control over this condition
BSa
: Saya tidak dapat mengendalikan kondisi ini
h. Modulasi (Modulation) Teknik penerjemahan yang mengganti, fokus, sudut pandang atau aspek kognitif yang ada dalam BSu, baik secara leksikal ataupun struktural. BSu: Nobody doesn’t like it. BSa: Semua orang menyukainya. i. Generalisasi (generalization) Penerapan teknik generalisasi adalah dengan cara mengganti menggunakan istilah yang lebih umum. Teknik ini diterapkan jika tidak ada istilah yang lebih spesifik dalam Bsa, seperti contoh berikut ini: Bsu: Apartment Bsa: rumah tinggal j. Partikularisasi (Particularization) Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik generalisasi (superordinat ke subordinat). Menerjemahkan dengan teknik partikularisasi dilakukan dengan cara menerapkan penggunaan istilah yang lebih konkrit dan spesifik. Contoh: BSu: air transportation Bsa: pesawat commit to user
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
k. Reduksi (Reduction) Teknik reduksi adalah teknik yang dilakukan dengan cara memadatkan informasi yang terdapat dalam Bsu ke dalam Bsa. Teknik ini mirip dengan teknik penghilangan (ommission atau deletion atau subtraction) atau implisitasi. Dengan kata lain, informasi yang eksplisit dalam teks bahasa sumber dijadikan implisit dalam teks bahasa sasaran, sebagai contoh: BSu
: Islamic fasting month
BSa
: Ramadhan
l. Substitusi (Substitution) Pada umumnya teknik substitusi diterapkan dalam penerjemahan lisan (interpreting). Teknik substitusi dilakukan dengan mengubah unsur-unsur linguistik dan paralinguistik (intonasi atau isyara), misalnya: Bsu: Bahasa isyarat dalam bahasa Arab, (menaruh tangan di dada) Bsa: Terima kasih
m. Kreasi Diskursif (discursive creation) Teknik penerjemahan yang menggunakan padanan sementara yang jauh dari konteks aslinya. Teknik ini lazim diterapkan dalam menerjemahkan judul buku atau judul film. BSu: Just an ashtray smashing down Bsa: Cuma suara kucing
n. Kesepadanan lazim (established equivalent) Teknik kesepadanan lazim dilakuakn dengan menerjemahkan istilah dalam Bsu dengan istilah yang sudah lazim dalam bahasa sasaran. Istilah dalam bahasa sumber tersebut umumnya berdasarkan kamus atau ungkapan sehari-hari. BSu
: Sincerely yours
BSa
: Hormat kami
commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
o. Amplifikasi Linguistik (Linguistic Amplification) Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik kompresi linguistik. Hal ini dimaksudkan dengan tujuan menambah elemen linguistik dalam bahasa sasaran agar sesuai
dengan
kaidah-kaidah
Bsa.
Teknik
ini
lazim
digunakan
dalam
pengalihbahasaan secara konsekutif atau dalam sulih suara (dubbing), sebagai contoh: BSu
: everything is up to you!
BSa
: semuanya terserah anda sendiri!
p. Kompresi Linguistik (linguistic compression) Teknik ini sering digunakan dalam interpreting atau dubbing yang berbeda dengan
teknik
amplifikasi
linguistik
yang
umumnya
dilakukan
dalam
pengalihbahasaan simultan atau dalam penerjemahan teks film. Teknik ini diaplikasikan dengan cara mensintesis elemen linguistik yang ada menjadi sederhana karena sudah dipahami atau dengan menyatukan unsur-unsur linguistik yang ada dalam teks BSu, misalnya: BSu
: Are you sleepy?
BSa
: Ngantuk?
q. Harfiah (Literal) Teknik ini dilakukan dengan cara menerjemahkan BSa kata perkata ke dalam bahasa sasaran, sebagai contoh: BSu
: The President gave the present to Michael last week.
BSa
: Presiden memberi hadiah itu pada Michael minggu lalu.
r. Variasi (Variation) Teknik ini lazim digunakan dalam menerjemahkan naskah drama yang dilakukan dengan cara mengganti unsur-unsur linguistik dan paralinguistik yang mempengaruhi variasi
lingguistik perubahan tona tekstual, gaya bahasa, dialek bahasa,
dialek geografis, misalnya: Bsu: What do you want? Bsa: Apa mau lo?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.
16 digilib.uns.ac.id
Kualitas Terjemahan Tujuan utama seorang penerjemah dalam menerjemahkan adalah untuk
menghasilkan terjemahan yang berkualitas (tercapainya keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaan). Hal tersebut berkaitan erat dengan pembaca selaku klien hasil terjemahan. Oleh karena itu seorang penerjemah harus menentukan terlebih dahulu siapa calon pembaca terjemahannya dan untuk keperluan apa terjemahan itu. Pada dasarnya, suatu terjemahan tidak akan berfungsi sebagaimana mestinya jika pembaca sasarannya tidak dapat memahami isi pesan teks tersebut. Hoed (2004) menyebutnya sebagai audience design dan needs analysis. Kualitas terjemahan merupakan suatu hal mutlak dilakukan dalam menerjemahkan. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar pesan yang disampaikan penulis lewat tulisannya bisa disampaikan kepada pembaca tanpa mengurangi sedikitpun makna yang dimaksud. Kualitas hasil terjemahan ditentukan tiga aspek yaitu keterbacaan, keakuratan, dan keberterimaan. Tentu saja, yang paling baik ialah hasil terjemahan dengan tingkat keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan yang tinggi. Namun, dengan berbagai macam pertimbangan dalam praktiknya terkadang sulit untuk menghasilkan terjemahan yang sempurna. Seringkali penerjemah dihadapkan pada pilihan untuk lebih mementingkan suatu aspek dan sedikit mengorbankan aspek yang lain. Sebagai sebuah produk, terjemahan tentunya mempunyai tingkatan kualitas yang bisa ditentukan oleh berbagai faktor. Pada umumnya, kualitas suatu terjemahan bisa diukur dari faktor keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan dari terjemahan tersebut. Ketiga aspek tersebut merupakan parameter kualitas terjemahan yang saling berkaitan satu sama lain. 1. Keakuratan Menurut Nababan (2012: 44) keakuratan merupakan sebuah istilah yang digunakan dalam pengevaluasian terjemahan untuk merujuk pada apakah teks bahasa sumber dan teks bahasa sasaran sudah sepadan ataukah belum. Dengan kata lain, pesan yang diterjemahkan harus tersampaikan secara akurat, sama makna. Keakuratan menjadi prinsip dasar penerjemahan, sehingga harus menjadi fokus utama penerjemah. Jika keakuratan suatu terjemahan sangat rendah sekali, maka bisa dipertanyakan apakah hasil tersebut termasuk commit to user hasil terjemahan atau bukan.
perpustakaan.uns.ac.id
17 digilib.uns.ac.id
Kesepadan makna yang dimaksud bukanlah sekedar bentuknya, tetapi pesan, ide gagasan pada BSu tersampaikan pada BSa. Kesepadanan juga bukan berarti korespondensi satu-satu, dengan penerjemahan kata demi kata. Namun lebih pada keseluruhan ide atau pesan. Sebagai contoh, apabila yang diterjemahkan ialah surat resmi maka hasilnya pun haruslah berupa surat resmi pula. 2. Keberterimaan Nababan (2012: 44) mengatakan bahwa keberterimaan menjadi aspek penting dari suatu terjemahan karena menentukan kepantasan suatu terjemahan dilihat dari bahasa sasaran. Suatu terjemahan dikatakan berterima apabila terjemahan tersebut sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan dalam bahasa sasaran. Terkadang penerjemah hanya menerjemahkan suatu teks per kata tanpa memperdulikan perbedaan ‘style’ dari kedua bahasa tersebut. Nababan (2008) menjelaskan bahwa istilah keberterimaan merujuk pada apakah suatu terjemahan sudah diungkapkan sesuai dengan kaidah-kaidah norma dan budaya yang berlaku dalam bahasa sasaran atau belum, baik pada tataran mikro ataupun pada tataran makro. Misalnya dalam budaya bangsa Inggris, memanggil lawan bicara denga kata “you” itu biasa dalam semua kalangan. Tetapi dalam budaya Jawa, terjemahannya yakni ”kowe” tidak berterima bila dipergunakan terhadap orang yang lebih tua atau yang mempunyai status sosial lebih tinggi. Ketiga aspek penting ini, memiliki peran penting dalam menentukan kualitas penerjemahan. Keakuratan memiliki bobot tertinggi diikuti keberterimaan dan keterbacaan. Namun demikian, terjemahan yang berkualitas adalah penerjemahan yang ide gagasannya sesuai dengan BSa, alami, luwes, dan tidak kaku sesuai dengan tata BSa, dan mudah dipahami oleh pembaca BSa. 3. Keterbacaan Deka (2011), mengatakan bahwa ukuran keterbacaan suatu teks didasarkan pada faktor-faktor kebahasaan dan pesona insani tidak lebih dari sekedar alat bantu bagi seorang penulis dalam menyesuaikan tingkat teks dengan kemampuan para pembaca teks itu. Keterbacaan menyangkut derajat mudah tidaknya suatu teks terjemahan dapat dipahami. Teks terjemahan dikatakan memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi apabila teks tersebut mudah dipahami serta dimengerti oleh pembaca teks bahasa sasaran. Di sini peran pembaca sangat diperlukan dalam penentuan tingkat commit to user
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
keterbacaan. Selain itu, tingkat keterbacaan suatu teks terjemahan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain panjang rata-rata kalimat, jumlah kata-kata baru, dan kompleksitas gramatika dari bahasa yang digunakan. Model ini diadaptasi oleh Nababan pada tahun 2004 yang kemudian dikembangkan lagi pada tahun 2012 untuk menilai kualitas terjemahan dengan tiga instrumen, yaitu tingkat keakuratan, keterbacaan, dan keberterimaan. Masingmasing mempunyai instrument penilaian tersendiri meliputi instrument tingkat keakuratan , keterbacaan, dan keberterimaan pesan dengan interval penilaian 1-3 yang mengindikasikan nilai akurat, kurang akurat, dan tidak akurat. Demikian halnya dengan instrument penilaian tingkat keterbacaan dan keberterimaan. Pengembangan model ini terlihat dimana bobot keakuratan adalah 3, keberterimaan 2, dan keterbacaan 1. Artinya, yang paling diutamakan adalah keakuratan yang sebagai pertimbangannya yakni sesuai dengan prinsip dasar penerjemahan itu sendiri. Pembobotan ini pula yang mendorong suatu penilaian kualitas menjadi lebih baik. Hal ini pula yang selanjutnya dijadikan variabel sebagai nilai kecenderungan untuk mengukur hasil terjemahan.
4.
Pragmatik Istilah pragmatik kali pertama diperkenalkan oleh seorang filosof yang
bernama Charless Morris pada tahun 1938. Ketika ia membicarakan bentuk umum ilmu tanda (semiotic) yang memiliki tiga cabang kajian, yaitu sintaksis (kajian lingustik yang mengkaji hubungan formal antar tanda), semantik (kajian linguistik tentang hubungan tanda dengan objek tanda tersebut), dan pragmatik (kajian hubungan tanda
dengan
orang
yang
menginterpretasikan
tanda
tersebut).
Dalam
perkembangannya, pengertian tersebut dimodifikasi menjadi kajian bahasa yang bereferensi atau berhubungan dengan faktor dan aspek-aspek kontekstual. Secara umum, pragmatik merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang makna tuturan. Menurut Yule (1996), pragmatik adalah ilmu yang berkaitan dengan makna tuturan yang dikomunikasikan oleh penutur dan ditafsirkan oleh si petutur (mitra tutur). Apa yang dimaksudkan oleh penutur inilah yang menjadi fokus kajian
pragmatik. Hal ini menunjukkan bahwa ketika seseorang berkomunikasi
dengan mitra tuturnya, maka dia commit harus tomengetahui fungsi dari bahasa yang user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
digunakan untuk mencapai pemahaman dari mitra tuturnya. Artinya, pesan/ maksud yang disampaikan penutur dapat diterima dengan baik oleh mitra tutur yang didukung oleh situasi dan keadaan yang mendukung atau konteks. Menurut Levinson (1983) pragmatik merupakan telaah mengenai relasi antara bahasa dengan konteks yang merupakan dasar dalam pemahaman bahasa. Dengan kata lain, pragmatik berkaitan dengan kemampuan pengguna bahasa dalam menghubungkan dan menyerasikan kalimat- kalimat dan konteks- konteks secara tepat atau bagaimana suatu bahasa digunakan dalam komunikasi. Ada dua hal pokok dalam pragmatik menurut Kridalaksana (2001: 176) yaitu syarat- syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian bahasa dalam komunikasi dan aspek- aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang memberikan sumbangan kepada makna tuturan. Dikatakan bahwa untuk memahami bahasa, seseorang dituntut untuk tidak saja mengetahui makna kata dan hubungan gramatikal antarkata namun juga mampu menarik kesimpulan yang akan menghubungkan apa yang akan dikatakan dengan apa yang diasumsikan sebelumnya. Kesimpulannya, pengertian pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari makna tuturan pada situasi tutur tertentu. Teori pragmatik meliputi teori tindak tutur, teori implikatur, teori relevansi, dan deiksis.
5.
Tindak Tutur (Speech Act) Teori tindak tutur adalah pandangan yang memusatkan perhatian pada
penggunaan bahasa dalam mengkomunikasikan maksud dan tujuan pembicaraan. Dalam berkomunikasi, penutur maupun mitra tutur harus saling memahami kaidahkaidah bahasa yang mengatur hal tersebut, agar kegiatan tindak tutur dapat berjalan dengan baik. Pada dasarnya, tindak tutur merupakan sesuatu yang sebenarnya acap kali kita lakukan ketika berbicara seperti melaporkan, menyatakan, memperingati, menjanjikan, mengusulkan, menyarankan, mengkritik, meminta, menasehati, dan lain- lain. Dengan kata lain, tindak tutur merupakan salah satu pendekatan analisis fungsi bahasa dalam komunikasi. Dalam berkomunikasi tidak selamanya berkaitan dengan masalah- masalah yang bersifat tekstual, tetapi juga interpersonal sehingga komunikasi verbal bentuk apapun perlu disikapi sebagai sebuahcommit fenomena pragmatik. Tindak tutur (speech act) to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
adalah subkajian pragmatik yang berkaitan erat dengan kegiatan komunikasi manusia. Istilah ini merupakan entitas penting yang bersifat sentral dalam pragmatik. Penting dan sentralnya itu tampak dalam perannya dalam analisis topik pragmatik. Untuk mencapai tujuannya, seorang penutur dalam bertindak tutur selalu berusaha agar hal yang disampaikannya dapat dipahami dan tidak merugikan mitra tutur dan dapat dilihat sebagai melakukan tindakan. Menurut Rustono (1999: 31) tindak tutur (speech act) merupakan entitas yang bersifat sentral dalam pragmatik. Dengan kata lain, Mengujarkan sebuah tuturan tertentu bisa dipandang sebagai melakukan tindakan (mempengaruhi, menyuruh) di samping memang mengucapkan atau mengujarkan tuturan itu. Pengertian ini disederhanakan oleh Yule (1996) yaitu tindakan yang dilakukan melalui ujaran. Seorang ahli bahasa yang bernama J.L. Austin menelusuri hakikat tindak tutur. Austin mengemukakan konsep mengenai Act of Utterance (tindak ujar). Pidato kuliah Austin dikumpulkan dalam sebuah buku berjudul How to Do Things with Words (1962). Melalui buku itu, Austin mengemukakan pandangan bahwa bahasa tidak hanya berfungsi untuk mengatakan sesuatu. Dari beberapa definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa tindak tutur merupakan tuturan yang dipengaruhi oleh kemampuan bahasa penutur yang mengandung tindakan dalam komunikasi dengan mempertimbangkan konteks. Searle (1969: 24- 25) berpendapat bahwa semua komunikasi linguistik mengandung tindak tutur. Artinya, komunikasi bukan sekedar lambang, kata atau kalimat, tetapi lebih tepat sebagai produk atau hasil lambang, kata atau kalimat yang berwujud perilaku tindak tutur. Perilaku tindak tutur dalam suatu komunikasi perlu mempertimbangkan dua bagian (pasangan) yang saling bergantian, misalnya perintah-jawaban,
pernyataan-jawaban,
pertanyaan-jawaban,
permohonan-
penolakan, dan sebagainya. Hal ini dapat diketahui melalui ujaran (tuturan) yang dihasilkan baik oleh penutur maupun mitra tutur. Seorang penutur harus mengetahui apakah pesannya telah diterima dan dimengerti dan mitra tutur harus menunjukkan bahwa ia telah menerima dan mengerti pesan tersebut. Baik penutur maupun mitra tutur bertanggung jawab dalam setiap interaksi lingual dimana sebuah konteks memiliki peranan dalam membentuk suatu tindak tutur. Searle (1969) dan Austin (1962:100-102) commit to user memandang tindak tutur yang
perpustakaan.uns.ac.id
21 digilib.uns.ac.id
dilangsungkan dengan kalimat performatif oleh Austin dirumuskan sebagai tiga peristiwa tindakan yang berlangsung, yang diwujudkan oleh penutur, yaitu tindak lokusi (locutionary acts), ilokusi (illocutionary acts), dan perlokusi (perlocutionary acts). Berikut pembahasan ketiganya. Tindak lokusi adalah tindak tutur untuk menyatakan sesuatu atau disebut juga the act of saying something. Fokus konsep lokusi adalah makna tuturan yang diucapkan, bukan mempermasalahkan maksud atau fungsi tuturan itu. Rahardi (2005) menyebutkan bahwa lokusi adalah tindak bertutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan makna yang dikandungnya. Tindak lokusi merupakan tindakan yang paling mudah diidentifikasi karena dalam pengidentifikasiannya tidak memperhitungkan konteks tuturan. Contoh tindak tutur lokusi misalnya ketika seorang ibu berkata kepada anaknya, “Kamarmu berantakan sekali.” Tuturan tidak merujuk pada maksud tertentu, melainkan si penutur (ibu) menginformasikan bahwa kondisi kamar si anak berantakan tanpa disertai dengan tendesi mempengaruhi mitra tuturnya (anak) untuk melakukan sesuatu. Tindak ilokusi adalah tindakan yang dipergunakan untuk menginformasikan dan sekaligus untuk melakukan sesuatu atau the act of doing something (Wijana dalam Nugraheni, 2011). Ilokusi adalah tindak melakukan sesuatu yang mengandung maksud dan fungsi atau daya tuturan, dengan kata lain, “untuk apa ujaran itu dilakukan?”. Disini, ucapan atau ujaran dianggap sebagai suatu bentuk tindakan. Contoh tindak ilokusi dari ujaran sebelumnya ketika seorang ibu berkata kepada anaknya, “Kamarmu berantakan sekali.”. Tuturan ini mengandung maksud bahwa si penutur (ibu) menyuruh mitra tutur (anak) untuk merapikan kamarnya. Jadi, jelas bahwa tuturan ini memiliki maksud tertentu terhadap mitra tuturnya, yakni tidak hanya menginformasikan, tetapi juga menyuruh. Tuturan yang diucapkan penutur seringkali memiliki efek atau daya pengaruh terhadap mitra tuturnya (perlocutionary force). Efek yang dihasilkan dengan mengujarkan sesuatu itulah yang oleh Austin (162: 101) dinamakan tindak perlokusi. Efek atau daya tuturan itu dapat ditimbulkan oleh penutur secara sengaja, dapat pula secara tidak sengaja. Tindak tutur yang pengujarannya dimaksudkan untuk mempengaruhi mitra tutur inilah yang merupakan tindak perlokusi. Hal ini disebut tindak perlokusi atau the act of affecting someone. Pendeknya, tindak perlokusi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
22 digilib.uns.ac.id
berhubungan dengan sikap dan perilaku nonlinguistik. Efek ini bisa secara sengaja maupun tidak sengaja dikreasikan oleh penuturnya. Berdasarkan contoh ujaran di atas, dimana seorang ibu berkata kepada anaknya, “Kamarmu berantakan sekali.” Tuturan ini mengadung efek perlokusi agar anaknya bersedia membersihkan kamarnya yang berantakan. Dari ketiga tindak tutur yang dikemukakan oleh Austin dan Searle di atas, Searle (1969) selanjutnya mengembangkan teori tindak tutur yang terpusat pada tindak ilokusi tersebut berdasarkan pada tujuan dari tindakan pandangan penutur menjadi lima sub bagian, yakni asertif (assertives), direktif (directives), komisif (commisives), ekspresif (expressives), dan deklaratif (declaratives): a.
Asertif Asertif merupakan tindak tutur yang mengikat penuturnya kepada kebenaran atas hal yang dikatakannya. Tindak tutur asertif meliputi mempertahankan, meminta, mengatakan, menyatakan, melaporkan, berspekulasi dan lain- lain. Contoh jenis tuturan ini adalah, “Adik selalu unggul di kelasnya”. Tuturan ini termasuk asertif karena berisi informasi yang penuturnya terikat oleh kebenaran isi tuturan tersebut. Penutur bertanggung jawab bahwa tuturan yang diucapkannya adalah fakta dan dapat dibuktikan di lapangan bahwa si adik rajin belajar dan selalu mendapatkan peringkat pertama di kelasnya.
b.
Direktif Tindak tutur direktif dimaksudkan penuturnya agar mitra tutur melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang disebutkan dalam ujarannya. Tindak tutur direktif disebut juga dengan tindak tutur imposif. Yang termasuk tindak tutur direktif antara lain meminta, menyarankan, memerintah, menagih, membujuk, menantang, memohon, dan lain- lain. Contohnya, “Bantu aku memperbaiki tugas ini.” Ujaran ini termasuk direktif karena dimaksudkan penuturnya agar melakukan tindakan yang sesuai yakni membantu memperbaiki tugas. Indikator tuturan direktif adalah adanya suatu tindakan yang dilakukan oleh mitra tutur setelah mendengar tuturan tersebut.
c.
Komisif Tindak tutur komisif adalah tindak tutur yang mengikat penuturnya untuk melakukan segala hal yang disebutkan dalam ujarannya. Dengan kata lain, commit to user
23 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penutur akan melakukan sesuatu, misalnya berjanji, mengancam, bersumpah, menyatakan kesanggupan, dan lain- lain. Contoh tindak tutur komisif kesanggupan adalah “Saya sanggup menjadi pemimpin yang baik.” Tuturan ini mengikat penuturnya untuk melaksanakan tugas sebagai pemimpin dengan sebaik- baiknya. Hal ini membawa konsekuensi bagi dirinya untuk memenuhi apa yang telah dituturkannya. d.
Ekspresif Tindak tutur ekspresif disebut juga sebagai tindak tutur evaluatif . Ini dimaksudkan penuturnya agar tuturannya diartika sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Selain itu, ekspresif juga berfungsi untuk mengekspresikan perasaan dan sikap mengenai keadaan hubungan dan evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan itu. Tuturan ini meliputi permintaan maaf, memaafkan, menyesal, mengeluh, ungkapan terimakasih, menyanjung, memuji, mengkritik, dan lain- lain. Tuturan “Sudah kerja keras cari uang, tetap saja hasilnya tidak mencukupi kebutuhan keluarga”. Tuturan ini termasuk ekspresif mengeluh sebagai evaluasi tentang hal yang dituturkannya, yaitu usaha mencari uang yang hasilnya selalu kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
e.
Deklaratif Tindak tutur deklaratif merupakan tindak tutur yang dimaksudkan penuturnya untuk menciptakan hal yang baru. Tindak tutur ini disebut juga denga istilah isbati. Deklaratif juga merupakan tindak tutur yang menggambarkan perubahan dalam suatu keadaan hubungan. Yang termasuk dalam jenis tindak tutur
deklaratif
antara
lain
mengampuni,
menikahkan,
membaptis,
mengumumkan, mengizinkan, mambatalkan, dan lain-lain. Sebagai contoh, seseorang ingi berhenti bekerja dengan mengatakan, “Saya mengundurkan diri.” Atau ketika seorang direktur memberhentikan salah satu karyawannya dengan mengatakan, “Anda dipecat.” dsb. Tindak tutur tidak akan lepas dari situasi tuturan (speech situation). Situasi tutur adalah situasi yang melahirkan tuturan dan mempunyai pengaruh kuat pada penafsiran makna kata (Rustono 1999: 25). Ada dua pihak penting dalam situasi tutur, yaitu penutur dan mitra tutur. Suatu komunikasi commit to user dikatakan komunikatif apabila
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tercipta dasar tuturan (situasi tutur/ konteks). Penutur harus mengambil perhatian pihak yang akan dan sedang diajak berkomunikasi melihat fungsi tindak tutur dari suatu bentuk tuturan melebihi satu fungsi. Menurut Rustono (dalam Nugraheni, 2011) konteks adalah sesuatu yang menjadi sarana untuk memperjelas maksud suatu pertuturan. Sarana tersebut mencakup dua hal yakni ekspresi untuk mendukung kejelasan maksud dan situasi yang berhubungan dengan suatu kejadian. Selanjutnya, Hymes dalam Brown dan Yule (dalam Nugraheni, 2011) menyebutkan beberapa ciri konteks, yaitu saluran atau media, kode, misi, kejadian, topik waktu, dan tempat tuturan. Dalam bahasa tutur, fungsi konteks adalah membantu penutur dan mitra tutur untuk saling memahami maksud suatu tuturan tersebut. Pemahaman konteks sangat diperlukan dalam memahami dan menafsirkan teks/ wacana. Misalnya saja, seorang penutur berkata, “Enak, ya!”. Tuturan ini bisa mempunyai
banyak penafsiran
yang berbeda dari sejumlah orang
yang
mendengarnya. Pemahaman pendengar bisa saja penutur mengatakan bahwa yang ‘enak’ itu kue yang dimakannya dengan tujuan sekedar memberi tahu pendengar dalam situasi pesta, atau mungkin pendengar menafsirkan penutur sedang mengejekrnya saat dimarahi ibu kos dalam situasi pondok pesantren. Bahkan ratusan penafsiran lain bisa muncul dalam ujaran ini. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya konteks dalam memahami sebuah wacana. Konteks tidak bisa diabaikan begitu saja ketika seseorang berusaha memperoleh makna yang sesungguhnya dari informasi yang didengar atau dibacanya. Konsep konteks dipelopori oleh antropolog Inggris Bronislow Malinowski pada tahun 1923 (Yule, 2006). Malinowski menyebutkan bahwa ada dua macam konteks, yaitu konteks situasi dan konteks budaya. Keduanya memiliki peranan yan penting dalam mengartikan sebuah makna. Selanjutnya, Malinowski mengemukakan bahwa konteks situasi adalah lingkungan verbal yang termasuk juga di dalamnya situasi dimana suatu teks diujarkan. Sedangkan konteks budaya yakni lingkungan yang dekat dimana teks tersebut biasanya difungsikan. Menurutnya, untuk memahami ujaran harus memperhatikan konteks situasinya. commit to user
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Leech (1993: 19- 21) mengklasifikasikan aspek situasi tutur menjadi lima bagian, antara lain: (1) penutur dan mitra tutur; (2) konteks tutur; (3) tindak tutur sebagai tindakan; (4) tujuan tuturan; (5) tuturan sebagai produk verbal.
Penutur dan Mitra Tutur Penutur adalah orang bertutur, sedangkan mitra tutur adalah orang yang
menjadi sasaran sekaligus lawan tutur. Konsep ini juga mencakup penulis dan pembaca bila suatu tuturan dikomunikasikan melalui media tulisan. Aspekaspek yang berkaitan dengan penutur dan mitra tutur ini meliputi usia, jenis kelamin, latar belakang social, ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat keakraban, dan sebagainya.
Konteks Tuturan Konteks tuturan adalah segala aspek fisik atau setting social yang relevan dari
tuturan. Hal ini berperan membantu mitra tutur dalam menafsirkan maksud yang ingin dinyatakan oleh penutur. Pada dasarnya, di dalam ilmu pragmatik, konteks diartikan semua latar belakang pengetahuan yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tuturnya.
Tindak Tutur Sebagai Tindakan Pragmatik membahas bahasa dalam tingkatannya yang lebih konkret
dibanding tata bahasa karena berhubungan dengan tindak verbal yang terjadi dalam situasi tertentu. Dengan demikian, suatu tuturan merupakan entitas konkret penutur dan mitra tuturnya, waktu, dan tempat pengutaraannya.
Tujuan Tuturan Setiap tuturan pasti memiliki suatu tujuan. Sebaliknya setiap tuturan juga
dilatarbelakangi oleh maksud dan tujuan tertentu. Di dalam pragmatic, bertutur merupakan kegiatan berorientasi pada tujuan.
Tuturan Sebagai Produk Verbal Tuturan merupakan
hasil suatu tindakan. Ada dua jenis tindakan yang
dilakukan manusia, yaitu tindakan verbal dan tindakan nonverbal. Bertutur adalah tindakan verbal. Dengan terciptanya tindakan inilah, tuturan dikatakan sebagai produk tindakan verbal yakni tindakan mengekspresikan bahasa. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6.
26 digilib.uns.ac.id
Tindak Tutur Ekspresif a. Pengertian Tuturan Ekspresif Tindak tutur Ekspresif dalam kategori Austin masuk ke dalam tindak tutur
behabitif (behabitives utterances). Tindak tutur behabitif adalah reaksi- reaksi terhadap kebiasaan dan keberuntungan orang lain dan merupakan sikap serta ekspresi seseorang terhadap kebiasaan orang lain. Verba yang menandai tindak tutur ini misalnya meminta maaf, berterima kasih, bersimpati, menantang, mengucapkan salam, mengucapkan selamat (1962:150-163). Pendapat ini dikuatkan oleh Leech (1993) juga menjelaskan tindak tutur ekspresif dalam teori tindak tuturnya. Leech mendefinisikan tindak tutur ekspresif sebagai jenis tindak tutur yang berfungsi untuk menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap keadaan yang sedang dialami oleh mitra tutur. Sebagai salah satu penciri tindak tutur ini adalah verba yang menandai tindak tutur ini misalnya mengucapkan selamat, mengucapkan terima kasih, merasa ikut bersimpati, meminta maaf. Tarigan (1986) memberikan definisi mengenai tindak tutur ekspresif adalah tuturan untuk mengekspresikan, mengungkapkan, atau memberitahukan sikap psikologis pembaca menuju suatu pernyataan keadaan yang diperkirakan oleh ilokusi; misalnya berterima kasih, mengucapkan selamat, meminta maaf, menyalahkan, membantah, memuji, dan sebagainya. Sementara itu, Yule (2006: 93) berpendapat bahwa dalam tindak tutur ekspresif terdapat pernyataan yang menggambarkan apa yang dirasakan oleh penutur. Tindak tutur ini mencerminkan pernyataan- pernyataan psikologis penutur terhadap suatu keadaan, meliputi berterima kasih, terkejut, mengucapkan selamat, khawatir, dan sebagainya. Dari tiga pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tuturan ekspresif adalah tuturan yang yang dimaksudkan untuk mengungkapkan ekspresi penutur kepada mitra tutur. Tindak tutur ini cenderung menyenangkan karena itu secara intrinsik ilokusi ini sopan, kecuali ilokusi- ilokusi ekspresif mengecam, menyesal dan menyalahkan.
b. Jenis Tuturan Ekspresif Tuturan ekspresif merupakan bagian dari tindak ilokusi dimana dalam pengidentifikasiaannya harus mempertimbangkan commit to user konteks tuturan, siapan penutur
perpustakaan.uns.ac.id
27 digilib.uns.ac.id
dan mitra tutur, kapan dan dimana tindak tutur terjadi, serta aspek lainnya yang mempengaruhi tuturan. Searle menjelaskan tindak tutur ekspresif merupakan tindak tutur yang dilakukan dengan maksud agar tuturannya diartikan sebagai evaluasi tentang hal yang disebutkan dalam tuturan untuk mengungkapkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan. Tuturan memuji, mengucapkan terima kasih, meminta maaf, mengucapkan selamat, mengkritik, dan mengeluh termasuk ke dalam jenis tindak tutur ekspresif ini. Yule (2006) menambahkan, fungsi tindak tutur ekspresif mencakup meminta maaf, berterimakasih, mengharapkan, mengeluh, mambantah, salam, memaafkan, menolak, memuji, menyindir, dan mengumpat.
7.
Penerjemahan dan Pragmatik Pada dasarnya, penerjemahan dan pragmatik merupakan aspek yang saling
berkaitan. Keduanya memiliki fungsi yang sama dalam komunikasi. Penerjemahan dikatakan sebagai bentuk komunikasi karena penerjemah berperan sebagai perantara untuk menyampaikan pesan BSu kepada masyarakat pembaca Bsa (Darma, 2007: 678). Komunikasi ini dapat dianggap menarik bila penerjemah bisa menampilkan hasil terjemahan yang berkualitas sehingga bisa dibaca/ dinikmati banyak orang secara tepat. Keberhasilan dalam menerjemahkan pastinya akan memberikan pengalaman berharga tersendiri dan motivasi yang meningkatkan rasa percaya diri. Menurut Nababan (2003), penerjemahan tidak hanya mengalihkan pesan saja tetapi juga bentuk bahasanya, baik penerjemah karya sastra maupun penerjemah karya ilmiah dan perlu mempertimbangkan tidak hanya isi berita tetapi juga bentuk bahasa dalam terjemahan karena pada hakekatnya setiap bidang ilmu mempunyai gaya bahasa dalam mengungkapkan pesannya. Dalam hal ini, pesan merupakan inti yang ditransfer dari BSa ke Bsa. Proses pemahaman pesan dalam penerjemahan menjadi sangat penting karena tanpa pemahaman yang tepat, jelas dan wajar dari teks BSa yang dibaca tidak mungkin bisa menyatukan padanan makna tersebut ke dalam Bsa. Terkait dengan makna yang diterjemahkan, terkadang sebuah teks dalam BSa tidak hanya memiliki makna secara literal/ struktural saja, tetapi ada maksud (intention) yang terkandung di dalamnya. Pengkajian suatu bahasa seperti ini bukanlah kajian pada tataran struktural commit tokarena user kajian struktural sering kali
perpustakaan.uns.ac.id
28 digilib.uns.ac.id
menghasilkan suatu kajian yang tidak maksimal. Kondisi praktis penggunaan/ analisis bahasa yang “keluar” dari kaidah – kaidah struktural justru menghasilkan suatu komunikasi yang lebih efektif dan efisien. Hal ini tentunya harus diperhatikan oleh seorang penerjemahan Salah satu kajian bahasa yang mampu mengakomodasi komponenkomponen di luar bahasa dengan melibatkan komponen- komponen di luar bahasa yang turut serta memberi makna dalam suatu komunikasi adalah pragmatik. Kajian pragmatik menitikberatkan pada penggunaan bahasa yang terkait dengan konteksnya. Levinson (1983), mengemukakan pragmatik adalah kajian mengenai bagaimana bahasa dipakai untuk berkomunikasi, terutama hubungan antara kalimat dengan konteks pemakaiannya. Penerjemahan dan pragmatik merupakan aspek penting dalam berkomunikasi (Wuryantoro, 2006). Pragmatik adalah bagaimana bahasa digunakan dalam berkomunikasi karena pada hakikatnya pemahaman pragmatik mutlak dimiliki oleh seseorang dalam pemahaman bahasa termasuk penerjemah. Dalam penerjemahan dengan pendekatan pragmatik, daya ilokusi kalimat perlu diperhatikan. Jika tidak, akan mengakibatkan kalimat tersebut kehilangan makna yang seharusnya tersampaikan.
8.
Penerjemahan Tindak Tutur Penerjemahan suatu tuturan membutuhkan perhatian khusus sebab dalam
suatu ujaran kemungkinan memuat maksud lain dari penutur. Maksud lain penutur inilah yang harus diungkap oleh seorang penerjemah. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis dan menerjemahkan tuturan antara lain konteks situasi yang menaungi suatu tuturan, isi topik tuturan, kedudukan sosial penutur dan mitra tutur. Penerjemahan tindak tutur merupakan contoh kasus dari sebuah teks yang tidak hanya mempunyai makna harfiah saja, tetapi juga maksud tertentu yang harus diterjemahkan. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa dalam setiap tuturan terkait tiga aspek, yakni lokusi, ilokusi dan perlokusi. Lokusi adalah makna literal sebuah ujaran. Setiap lokusi memuat maksud yang diinginkan oleh penutur yang disebut ilokusi yang kemudian akan menghasilkan perlokusi, yaitu yang diakibatkan dari ujaran commit to tindakan user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
tersebut. Dalam pendekatan pragmatik, fokus kajian terletak pada ilokusi karena lokusi cenderung pada kajian semantik murni, sedangkan perlokusi lebih pada halhal diluar lingkup linguistik. Terjemahan suatu tuturan yang baik ialah ilokusi pada BSa dan BSa sama. Jadi, dalam penerjemahannya, tidak semata- mata diterjemahkan secara literal tetapi ada maksud (intention) tertentu yang harus tersampaikan pada BSa. Dalam menerjemahkan tuturan, seorang penerjemah harus mencermati lokusinya, seperti yang diungkapkan oleh Fawcet (1997) “However it is translated, the illocutionary force of sentence would not change”. Ungkapan ini mengandung maksud bahwasanya ilokusi pada BSa harus sama dengan hasil terjemahan BSa. Jadi, pemahaman pragmatik dapat membantu penerjemah melihat maksud dari sebuah teks berdasarkan konteks situasi yang melingkupinya.
9.
Tentang Stealing Home Stealing Home adalah sebuah novel romansa komtemporer yang ditulis oleh
Sherryl Woods, pengarang bestseller versi New York Times pada tahun 2010 dan diterbitkan oleh Violetbooks pada tahun yang sama . Novel ini diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia oleh Ursula G Buditjahya menjadi Hati yang Terenggut. Novel ini terdiri dari 25 bagian. Sherryl Woods sebagai penulis novel romansa ini telah menulis sedikitnya lebih dari 100 buku dalam pengaturan khas, apakah negara asalnya Virginia, negara angkatnya, Florida, atau dia yang sangat dipuja Carolina Selatan. Woods menciptakan versi fiksi dari kota di mana dia menghabiskan musim panasnya, “Kota ini hanya cocok untuk karakter yang menarik dan lokasi yang menarik,” katanya. Beberapa hal yang menjadi ciri khas ala Woods sebagai penulis novel- novel romansa, antara lain pengungkapan emosi yang penuh perasaan, humor yang khas, kisah cinta yang sangat manis dan kisah keluarga yang tak terlupakan, persahabatan yang erat, karakter-karakter kuat dengan berbagai kejutannya, setting, dan plot cerita yang saling melengkapi. Penyatuan komponen- komponen ini mampu menempatkan novel ini istimewa dan teman yang tepat dikala santai. Stealing Home (Hati yang Terenggut) merupakan cerita yang mengaduk emosi pembaca. Meskipun cerita percintaannya commit to userberliku, namun dapat membantu
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyegarkan kembali kebosanan pembaca akan novel- novel historis (http://myprivate-things.blogspot.com/search/label/harlequin). Novel ini ditampilkan dengan tokoh utama wanita yang mengalami rumah tangganya.
permasalahan kompleks dalam kehidupan
Woods mulai seri manis Stealing Home dengan fokus pada
dampak perselingkuhan suami hingga perkawinan 20 tahunnya rusak dan perceraian pada psikologi anak-anak. Selain itu, tema cinta juga menambahkan kedalaman dan intensitas emosional untuk hubungan romantis. Cinta, sebagai tema utama novel ini secara implisit mengungkapkan bahwa cinta akan membuat seseorang merasa berbeda. Oleh karena itu, dibutuhkan perjuangan keras untuk mempertahankannya. Stealing Home berkisah tentang cinta dan permasalahannya di kota kecil asmara Southern yang sangat dicintai Woods. Dia menggambarkan sosok Maddie Townsend, yang pernikahannya terancam karam karena suaminya menggugat verai dirinya. Maddie tidak menyangka suaminya akan menceraikannya. Dia tak mengira Bill Townsend akan telah berselingkuh dengan susternya sendiri, Noreen, bahkan sekarang suster itu hamil. Maddie pun akhirnya bercerai dengan pria yang telah memberinya 3 anak tersebut. Pasca perceraiannya, Maddie harus mengurus putra berusia 16 tahun yang tak terkendali, putra lainnya yang berusia 14 tahun yang mendadak membisu, putri berusia 6 tahun yang sangat sedih. Untunglah ada kedua sahabatnya. Helen dan Dana yang dengan tanpa pamrih langsung berdiri di dekatnya, mendukung dan membantunya melalui masa-masa sulit. Ketegaran Maddie, rasa cintanya pada ketiga anaknya, semuanya membuat Cal jatuh cinta pada Maddie. Keduanya pun menjalin kasih. Namun, bukan berarti hubungan keduanya mulus. Banyak rintangan yang harus mereka lalui diantaranya, ketiga anaknya yang menolak Cal sebagai ayah tirinya karena usianya yang 10 tahun lebih muda dari Maddie, masyarakat Serenity yang menganggap pacaran Maddie dan Cal tidak bermoral, usaha kerja sama spa yang antara Maddie dan sahabatnya terancam hancur hingga masalah mantan suaminya yang ingin rujuk. Tapi meskipun begitu, perjuangan keras dilakukan keduanya untuk mempertahankan cinta dan pada akhirnya Maddie dapat berpikir bahwa Cal adalah satu-satunya orang di seluruh Carolina Selatan yang membuatnya damai. (http://www.librarything.com/work/2344701/commonknowledge) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10.
31 digilib.uns.ac.id
Penelitian yang Relevan Di awal melakukan penelitian, penulis terinspirasi oleh beberapa tesis, salah
satunya tesis yang berjudul “Tindak Tutur Ekspresif Pada Rubrik Gambang Suling Di Majalah Jaya Baya” yang ditulis oleh Galih Wicaksono pada tahun 2011. Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah jenis tindak tutur ekspresif apa saja yang terdapat pada rubrik gambang suling di majalah Jaya Baya, dan efek perlokusi apa saja yang timbul. Berdasarkan hasil analisis data, terdapat sepuluh jenis tindak tutur ekspresif meliputi
mengkritik, memuji, membantah, mengeluh,
ungkapan persetujuan, menyindir, pengharapan, kekecewaan, menyalahkan, dan menyanjung.
Efek dalam rubrik gambang suling meliputi efek positif efek
memaklumi, melegakan, dan mendorong. Efek negatif meliputi efek curiga, marah, tidak mendukung, dan tidak percaya. Kesamaan penelitian ini terletak pada tindak tutur ekspresif, akan tetapi pada penelitian ini belum membahas tindak tutur dalam menerjemahkan. Berikutnya, penelitian tentang kajian terjemahan tindak tutur dilakukan oleh Adventina Putranti yang dilakukan pada tahun 2007 dalam tesis yang berjudul “Kajian Terjemahan Tindak Ilokusi Ekspresif dalam Teks Terjemahan Film American Beauty”. Dalam penelitiannya, penulis memfokuskan kajiannya pada tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam teks teks terjemahan film American Beauty dan keterkaitannya dengan penerjemahan. Berdasarkan hasil penerjemahan, ditemukan 15 jenis tindak iloksi ekspresif antara lain benci, suka, terima kasih, kagum, kaget, pujian, marah, jengkel, minta maaf, memaafkan, malu, menyalahkan, bangga, putus asa, dan bersimpati. Penelitian ini juga membahas tindak tutur dengan hubungannya dengan penerjemahan, namun belum ada pembahasan teknik- teknik apa saja yang digunakan dalam menerjemahkan tindak ilokusi ekspresif dalam film tersebut. Selain itu, kualitas terjemahan yang diungkap masih pada aspek kesepadanan dan keberterimaan saja. Penelitian relevan selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Ardiana Nuraeni (2008) dalam tesis yang berjudul “Perbandingan Terjemahan Tindak Tutur Mengeluh dalam Film Bad Boys II yang ditayangkan di stasiun televisi dan VCD” ini memaparkan 23 strategi penerjemahan yang terdapat dalam film yang ditayangkan di stasiun televise dan 20 strategi commit to yang user terdapat dalam VCD. Dilihat dari
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
judulnya, penelitian ini lebih fokus pada tindak tutur mengeluh saja yang merupakan bagian dari tindak tutur ekspresif. Kajian terjemahan dengan pendekatan pragmatik lainnya juga dilakukan oleh Rahmat Wisudawanto (2012) dengan judul “Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam komik Amazing Journey dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia.” Fokus penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis dan fungsi tindak ilokusi tuturan karakter Spongebob yang ada dalam teks bahasa sumber, penerapan teknik penerjemahan dan pengaruhnya terhadap keakuratan dan keberterimaan terjemahan tuturan. Penelitian ini menggunakan pendekatan pragmatik dengan fokus kajian tuturan, kajian yang masih bersifat umum. Selain itu dalam menilai kualitas hasil terjemahan, hanya menggunakan dua instrumen saja, yakni keberterimaan dan keakuratan saja. Penelitian terjemahan tindak tutur yang terakhir adalah yang dilakukan oleh Daru Singgih Kuncara (2013) yang ditulis dalam sebuah jurnal kebahasaan Transling (Vol.1, no.1) 2013. Judul penelitiannya adalah “Analisis Terjemahan Tindak Tutur Direktif Pada Novel The Godfather Dan Terjemahannya Dalam Bahasa Indonesia”. Fokus kajiannya adalah untuk mengevaluasi penerapan fungsi ilokusi tindak tutur direktif dalam novel the Godfather karya Mario Puzo, penggunaan teknik penerjemahannya ke dalam bahasa Indonesia, dan dampaknya terhadap kualitas hasil penerjemahannya. Hasil penelitian, dari 152 data, ditemukan sebanyak delapan fungsi ilokusi direktif. Fungsi tersebut antara lain menyarankan,
meminta,
memohon,
melarang,
menasihati,
memerintah,
membujuk,
dan
menyilakan. Sebagai kesimpulan, teknik yang digunakan cenderung menghasilkan terjemahan yang akurat, berterima dan mudah dipahami.
B.
Kerangka Pikir Penelitian Menurut Sutopo (2002) kerangka pikir dapat didefinisikan sebagai gambarkn
secara jelas bagaimana seorang peneliti mengkaji dan memahami masalah yang diteliti melalui peta beragam variabel yang ada dalam penelitiannya. Dengan demikian, peneliti dapat menjelaskan hubungan antar variabel yang digunakan sehingga variabel yang dimaksud menjadi jelas. Kerangka pikir berikut menggambarkan alur penelitian yangcommit akan dilakukan to user oleh peneliti:
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Novel Stealing Home
Bsu
Bsa
Jenis tindak tutur ekspresif
Teknik penerjemahan Tindak tutur ekspresif
Kualitas terjemahan
Keterbacaan
Peneliti
Keberterimaan n
Rater Awam
Kesimpulan
commit to user
Keakuratan
Rater Ahli
34 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A.
Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Dikatakan demikian
karena menitikberatkan pada data yang berupa kata- kata, kalimat, atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi (Sutopo, 2002: 35). Penelitian ini juga disebut penelitian dasar bidang penerjemahan, berbentuk terpancang dan berkasus tunggal. Hal ini dikarenakan penulisannya hanya akan memahami suatu masalah secara individu untuk kepentingan akademis dan untuk mendeskripsikan secara rinci mengenai pokok permasalahan (Sutopo dalam Wafa, 2013: 41). Dilihat dari segi orientasi, penelitian ini termasuk penelitian dalam bidang penerjemahan yang beorientasi pada product-oriented karena pendekatan ini dimulai dari deskripsi tentang penerjemahan yang sudah ada, yaitu teks BSa (tuturan bahasa Inggris) dan teks BSa (tuturan bahasa Indonesia). Berbentuk terpancang dalam arti sebelumnya sudah menentukan pokok permasalahan dan fokus penelitiannya, yakni mengenai tindak tutur ilokusi ekspresif. Neubert (dalam Wafa, 2013: 42) menyatakan tentang penelitian berkasus tunggal sebagai limited case study atau case studies focusing on particular aspects of ST and TT dimana sasaran atau subjek penelitian ini memiliki karakteristik yang sama. Demikian halnya dalam penelitian ini yang hanya menggunakan kasus di bidang penerjemahan pada novel Stealing Home. Creswell (1998: 15) menyebutkan bahwa pendekatan kualitatif adalah suatu proses penelitian dan pemahaman yang berdasarkan pada metodologi yang meneliti fenomena sosial dan masalah manusia. Seperti yang dikatakan oleh Surakhmad (dalam Abdurrahman dan Soejono, 1999: 22) bahwa pelaksanaan metode- metode deskriptif tidak terbatas hanya sampai pada tahap pengumpulan dan penyusunan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi tentang arti data itu. Sedangkan data juga akan dideskripsiakan berdasakan fakta- fakta yang tampak sebagaimana adanya (Nawawi dalam Abdurrahman dan Soejono, 1999: 23) commit to user
24
35 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sementara itu Hadi (dalam Nurhaniah, 2008) menyebutkan beberapa tahapan dalam melakukan penelitian kualitatif deskriptif antara lain pengumpulan data, analisis data, mencari model, dan membuat kesimpulan berdasarkan data tanpa membuat generalisasi Data dalam penelitian ini berupa kalimat- kalimat, yang akan dikumpulkan peneliti kemudian diklasifikasi dan dianalisis mengenai jenis- jenis kalimat tanya baik dalam BSa maupun Bsa, kesepadanan serta keterbacaa terjemahannya dlam konteks percakapan. Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penerjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut. Untuk mendapatkan data dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan pragmatik, sehingga peneliti bisa mendapatkan klasifikasi data yang rinci yang mengandung makna secara pragmatis. Selain itu, teori penerjemahan juga diterapkan untuk menganalisis teknik- teknik penerjemahan yang digunakan dan untuk mengukur kualitas hasil terjemahan dilihat dari keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Metode etnografi juga diaplikasikan oleh peneliti untuk proses pengumpulan data dari informan dengan secara langsung turun ke lapangan. Data yang dikumpulkan dari informan berbentuk kuesioner yang memuat beberapa pertanyaanpertanyaan untuk menilai tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home dan terjemahannya. Metode wawancara dilakukan pada tahap akhir untuk mengklarifikasi hal- hal terkait dengan kuesioner untuk memperjelas informasi demi kelancaran proses analisis data.
B.
Data dan Sumber Data Pada penelitian ini, data yang dianalisis terbagi dalam dua jenis, yaitu data
primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini adalah semua tuturan yang termasuk tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut serta data yang diperoleh dari hasil kuesioner dan wawancara dengan para rater untuk menilai tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Sedangkan data sekunder adalah segala informasi yang terkait dengan novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut baik mengenai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
36 digilib.uns.ac.id
penulis maupun reviews terhadap novel tersebut yang dikeluarkan oleh institusi tertentu atau para kritikus sastra. Sumber data dalam penelitian ini adalah novel Stealing Home dan terjemahannya karya Sherryl Woods yang diterbitkan oleh Violet Books tahun 2010. Di samping berwujud dokumen, sumber data juga bisa berupa informan, yaitu para rater yang memenuhi kriteria untuk membantu proses penilaian hasil terjemahan pada aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
C.
Sampel dan Teknik Sampling Teknik cuplikan (sampling) dalam penelitian ini tidak bersifat acak (random)
melainkan bersifat purposive sampling, dengan alasan sesuai dengan kecenderungan peneliti untuk memilih data yang dianggap memiliki informasi dan permasalahan secara mendalam serta dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap (Sutopo dalam Nuraeni, 2008: 64). Teknik purposive sampling juga ditujukan kepoda para informan yang dianggap mampu dan memiliki informasi yang mendalam dengan kriteria seperti yang disebutkan sebelumnya. Purposive sampling disebut sebagai theoretical-best sampling karena cuplikan dalam penelitian kualitatif yang diambil lebih bersifat selektif. Artinya, data yang dipilih dan dikumpulkan berdasarkan pendekatan teori yang digunakan dan informan berdasarkan kriteriakriteria tertentu untuk mendukung keperluan penelitian. Dalam hal ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling untuk mencari dan memilih data utama yang digunakan adalah tindak ilokusi ekspresif yang ada dalam novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik, yakni tindak tutur ekspresif. Ada beberapa kriteria dalam hal pemilihan rater untuk menilai kualitas hasil terjemahan. Kriteria rater untuk tiap instrumen juga berbeda. Berikut beberapa kriteria rater yang dipilih untuk menilai tingkat keakuratan dan keberterimaan kualitas terjemahan, antara lain: 1. Menguasai bahasa Inggris dan bahasa Indonesia yang baik 2. Mempunyai pemahaman yang baik dalam hal penerjemahan, khususnya penerjemahan Inggris- Indonesia dan to sebaliknya commit user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3. Sudah pernah menerjemahkan suatu teks tertentu 4. Memahami teori pragmatik dengan baik, khususnya teori tindak tutur 5. Memiliki pengalaman sebagai rater penelitian penerjemahan 6. Bersedia dilibatkan dalam penelitian ini
Sementara itu, untuk menilai tingkat keberterimaan, berikut daftar kriteria yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Menguasai teori linguistik bahasa Indonesia 2. Memiliki pengetahuan yang baik mengenai pragmatik, khususnya tindak tutur 3. Memiliki pemahaman yang baik dalam hal kealamiahan bahasa dalam karya sastra 4. Bersedia dilibatkan dalam penelitian ini Responden untuk menilai tingkat keterbacaan harus mempunyai sejumlah kriteria sebagai berikut: 1. Menguasai bahasa Indonesia dengan baik 2. Merupakan penikmat novel yang gemar membaca novel- novel terjemahan yang berusia sekitar 20-30 tahun 3. Berpendidikan minimal SMA 4. Bersedia berpartisipasi dalam penelitian ini Dalam pemilihan dan penentuan data penelitian ini, semua tindak tutur ekspresif dalam Bsu dan Bsa dari novel Stealing Home . data yang terkumpul dan divalidasi selanjutnya akan dianalisis dengan menggunakan teori pragmatik, yaitu teori tindak tutur oleh Searle dan Yule. Teori penerjemahan yang digunakan dalam penelitian ini, terkait teknik penerjemahan yang digunakan adalah teori dari Molina danAlbir
(2002)
serta
pengaruh
teknik
penerjemahan
terhadap
kualitas
terjemahannya berdasarkan tiga aspek yaknik keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan.
D.
Teknik Pengumpulan Data Tehnik pengumpulan data merupakan hal yang dianggap penting dan sesuai
dengan cara mengkategorikan, mengklasifikasikan, memverifikasi, dan menganalisis dalam buku maupun dokumen tertentu lainnya antara lain majalah, koran, jurnal,dan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
38 digilib.uns.ac.id
lain- lain (Nawawi, 1998: 97). Langkah ini digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis dokumen, kuesioner, dan wawancara secara mendalam. 1.
Analisis Dokumen Teknik analisis dokumen disebut juga teknik simak catat. Hal ini dilakukan
melalui penyimakan dan pencatatan setiap tindak tutur ekspresif pada BSa dan BSa. Teknik analisis dokumen (content analysis) merupakan cara untuk menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitiannya (Yin dalam Sutopo, 2002: 81). Sutopo (2002: 69-70) juga mengatakan bahwa dalam content analysis peneliti bukan sekedar mencatat isi penting yang tersurat dalam dokumen atau arsip, tetapi juga tentang maknanya yang tersirat. Pada tahap ini dilakukan beberapa kegiatan, diantaranya: a. Membaca novel Stealing Home beserta terjemahannya b. Menandai dan menggarisbawahi tuturan- tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home beserta terjemahannya c. Menulis kembali tuturan- tuturan ekspresif dari kedua novel dan terjemahannya yang sudah ditandai d. Mengklasifikasikan data pada tabel
2.
Kuisioner Menurut Sutopo (2002: 70) kuisioner adalah daftar pertanyaan untuk
pengumpulan data dalam penelitian. Kuesioner memuat pertanyaan- pertanyaan yang diajukan kepada informan yang berfungsi sebagai rater (informan dengan kriteri tertentu yang sudah ditentukan untuk memberikan penilaian terhadap kualitas hasil terjemahan). Terdapat tiga kuesioner, yaitu untuk menilai tingkat keakuratan, untuk menilai tingkat keberterimaan, dan untuk menilai tingkat keterbacaan. Kuesioner di sini bersifat open-ended dimana informan memiliki kesempatan untuk memberikan penjelasan, argument, maupun pernyataan atas pertanyaan dari peneliti. Informasi yang didapat selanjutnya dijadikan acuan dalam wawancara untuk pengklarifikasian informasi. Adapun penentuan skala yang digunakan dalam menilai tingkat kekauratan, keberterimaan, dan keterbacaan adalah berdasarkan pada instrument penilaian kualitas penerjemahan dengan formulasi yang baru (Nababan, Nuraeni, dan Sumardiono, 2012: 50- 51). Formulasi tampak commit to seperti user tabel berikut:
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.1. Instrumen Penilaian Tingkat Keakuratan Kategori
Skala
Parameter Kualitatif
Terjemahan Akurat
3
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna.
Kurang
2
akurat
Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
Tidak akurat
1
Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan (deleted)
Tabel 3.2. Instrumen Penilaian Tingkat Keberterimaan: Kategori
Skala
Parameter Kualitatif
Terjemahan Berterima
3
Terjemahan terasa alamiah; teknis yang digunakan lazim digunakan dan akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidahkaidah bahasa Indonesia.
Kurang
2
berterima
Pada umumnya terjemahan sudah terasa alamiah; namunada sedikit masalah pada penggunaan istilah teknis atau terjadi sedikit kesalahan gramatikal.
Tidak berterima
1
Terjemahan tidak alamiah atau terasa seperti karya terjemahan; istilah teknis yang digunakan tidak lazim digunakan dan tidak akrab bagi pembaca; frasa, klausa dan kalimat yang digunakan tidak sesuai dengan kaidahkaidah bahasa Indonesia
commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.3. Instrumen Penilaian Tingkat Keterbacaan Kategori
Skala
Parameter Kualitatif
Terjemahan Tingkat
keterbacaan
3
tinggi
Kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks terjemahan dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca.
Tingkat
keterbacaan
2
sedang
Pada umumnya terjemahan dapat dipahami oleh pembaca; namun ada bagian tertentu yang harus dibaca lebih dari satu kali untuk memahami terjemahan.
Tingkat
keterbacaan
1
Terjemahan sulit dipahami oleh pembaca
rendah
Ketiga skala instrumen penilaian kualitas terjemahan di atas digunakan oleh para rater juga responden untuk menilai kualitas hasil terjemahan dalam kuesioner. Berikut contoh tabel rancangan kuesioner yang akan diberikan kepada rater maupun responden.
Tabel 3.4 Kuesioner Tentang Penilaian Tingkat Keakuratan Terjemahan Tindak Tutur Ekspresif pada Novel Stealing Home Kode Data
... ... ...
Konteks
... ... ...
Bsu
Bsa
... ... ...
Tingkat keakuratan 3 2 1
... ... ...
Komentar
... ... ...
Tabel 3.5. Kuesioner Tentang Penilaian Tingkat Keberterimaan Terjemahan Tindak Tutur Ekspresif pada Novel Stealing Home Kode Data
.... .... ....
Konteks
... ... ...
Bsa
... ... ...
Tingkat keberterimaan 3 2 1
commit to user
Komentar
... ... ...
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.6. Kuesioner Tentang Penilaian Tingkat Keterbacaan Terjemahan Tindak Tutur Ekspresif pada Novel Stealing Home Kode Data
.... .... ....
3.
Konteks
... ... ...
Bsa
Tingkat keterbacaan 3 2 1
... ... ...
Komentar
... ... ...
Wawancara Sutopo (2002: 69) menyampaikan perlunya wawancara mendalam guna
mengkonfirmasi kuesioner yang telah disebarkan dan diisi sebelumnya. Selanjutnya, melalui pertanyaan terbuka dan tidak terlalu formal, beberapa informasi yang lengkap dan mendalam telah dikumpulkan untuk melengkapi informasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini, peneliti akan melakukan wawancara secara mendalam dengan informan yang sudah dipilih guna mendapatkan informasi yang sesuai dengan kebutuhan peneliti, juga untuk menampung tanggapan- tangapan yang diperoleh terhadap isi kuesioner. Hasil wawancara tersebut kemudian dianalisis, untuk selanjutnya dibuat simpulan. E.
Validitas Data Untuk menjamin data penelitian, peneliti menggunakan teknik triangulasi,
yakni teknik pemeriksaan kredibilitas data dengan memanfaatkan sarana di luar data untuk keperluan pengecekan atau pembanding terhadap data itu (Moleong, 2000: 44). Pada penelitian ini, semua pengklasifikasian data tindak tutur ekspresif sudah divalidasi oleh pakar pragmatik. Patton dalam Sutopo (2002: 78) menyebutkan ada empat teknik triangulasi, diantaranya: triangulasi data (triangualsi sumber), triangulasi peneliti, triangulasi metode dan triangulasi teori. Namun, dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data dan triangulasi metode.
commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Triangulasi data Triangulasi data disebut juga sebagai triagulasi sumber. Menurut Sutopo
(2002), cara ini mengarahkan peneliti agar dalam mengumpulkan data yang berbeda, dengan demikian apa yang diperoleh dari sumber yang satu, bisa lebih teruji kebenarannya bilamana dibandingkan dengan data sejenis yang diperoleh dari sumber lain yang berbeda jenisnya. Data yang diambil dari dokumen adalah tindak tutur ekspresif, sedangkan data dari informan adalah hasil dari kuesioner dan wawancara mendalam sehubungan dengan penilaian kualitas hasil terjemahan yang meliputi aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Dengan demikian, data sebagai hasil mengkaji dokumen yang dibandingkan dengan data yang didapat dari kuesioner yang merupakan parameter kualitas terjemahan serta wawancara dengan rater. Trianggulasi sumber data dapat diilustrasikan seperti berikut:
Data
Analisis
Dokumen
Kuesioner
Wawancara
Rater dan Responden
Diagram 3.7. Trianggulasi Sumber Data 2.
Triangulasi metodologi Sutopo (2002: 80) menyebutkan triangulasi metode yang ditempuh dalam
penelitian ini adalah dengan mengakaji data yang dikumpulkan dengan metode yang berbeda dengan harapan akan dihasilkan data yang teruji keabsahannya. Pada penelitian ini, terdapat tiga metode yang digunakan, yakni simak catat, kuesioner dan wawancara mendalam. Berikut ilustrasi metode dalam penelitian ini.
commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kuesioner Simak catat
Sumber data
Wawancara
Diagram 3.8. Trianggulasi Metodologi
F.
Teknik Analisis Data Penelitian ini menggunakan analisis data content analysis dengan pendekatan
analisis kontrastif dan etnografis. Analisis dilakukan dengan mengkontraskan teks BSu dengan teks Bsa yang dihasilkan oleh dua penerjemah yang berbeda untuk mendapatkan data mengenai teknik, metode, dan ideologi penerjemahan. Setelah itu analisis dilanjutkan dengan melihat keterkaitan antar bagian dalam data atu elemenelemen yang terlibat didalamnya. Teknik analisis data menurut Spradley (dalam Santosa, 2012), data yang dikumpulkan kemudian dianalisis dengan content analysis yang meliputi empat tahapan: domain, taxonomy, componential analisys, dan finding cultural analysis seperti gambar berikut:
1.
Analisis Domain (domain) Analisis ini pada hakikatnya adalah upaya peneliti untuk memperoleh
gambaran umum tentang data untuk menjawab fokus penelitian. Caranya ialah dengan membaca naskah data, dalam hal ini novel secara umum dan menyeluruh untuk memperoleh domain atau ranah apa saja yang ada di dalam data tersebut. Dari hasil pembacaan itu diperoleh hal-hal penting dari kata, frase atau bahkan kalimat untuk dibuat catatan pinggir. Pemilihan data dilakukan pada tahap ini. Analisis domain ditujukan untuk membedakan mana data dan mana bukan data. Ini merupakan tahap awal dan mendasar dalam analisis data. Kesalahan dalam analisis ini akan mengakibatkan kesalahan dalam analisis tahap selanjutnya. Domain yang diperoleh dalam penelitian ini adalah tindak tutur ekspresif dalam BSa dan Bsa.
commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 3.9. Analisis Domain No 1
2
Data
Bukan Data
Bsu: Cal: “Thanks.” Bsa: Cal: “Terima kasih.”
Bsu: Maddie: “I am so happy today.” Bsa: Maddie: “Aku benar- benar gembira hari ini.” Bsu: Bll: “If I weren’t for the baby...” Bsu: Ty: “I hate him.” Bsa: Bill: “Seandainya bukan karena Bsa: Ty: “Aku benci ayah.” bayi itu...”
Tabel 3.9 di atas menunjukkan salah satu data dalam penelitian ini berupa tindak tutur ekspresif. Seperti yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya, tindak tutur ekpresif merupakan tindak ujaran yang digunakan oleh penutur untuk menyatakan keadaan psikologisnya atau yang dirasakannya mengenai sesuatu. Contoh ujaran dalam tabel 3.4. ini “Thanks.” menunjukkan tidak tutur ekspresif berterima kasih. Ujaran ini secara tepat diterjemahkan ke dalam Bsa menjadi “Terima kasih.” sehingga dapat dikatakan terjemahannya akurat. Tabel 3.5 contoh 1 memuat contoh ujaran yang bukan data atau bukan termasuk tindak tutur ekspresif meskipun secara harfiah dapat dilihat melalui ujaran “I am so happy today.” jelas- jelas menggambarkan bahwa si penutur dalam keadaan senang/ gembira namun tidak dapat disebut sebagai tindak tutur ekspresif melainkan asertif. Mengapa demikian? Maksud dari ujaran itu adalah untuk memberitahu mitra tuturnya bahwa dia tengah bahagia.
2.
Analisis Taksonomi Setelah melakukan analisis domain, data kemudian diklasifikasikan
berdasarkan pendekatan yang digunakan. Analisis ini terfokus pada satu domain atau subdomain tertentu. Masing-masing domain mulai dipahami secara mendalam, dan membaginya lagi menjadi sub-domain, dan dari sub-domain itu dirinci lagi menjadi bagianbagian yang lebih khusus lagi hingga tidak ada lagi yang tersisa, alias habis (exhausted).
Pada tahapan ini, data yang didapat kemudian diklasifikasikan berdasarkan jenis tindak tutur ekspresif yakni meminta maaf, salam, membantah, mengeluh, dan lainlain. Klasifikasi data juga dilakukan berdasarkan teknik penerjemahan dalam commit to user
45 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menerjemahkan tindak ilokusi ekspresif tersebut.
Berikut contoh table analisis
taksonomi: Tabel 3.11 Temuan Data Jenis Tindak Tutur Ekspresif No
Jenis Tindak Tutur Ekspresif 1 Berterima kasih 2 Memprotes 3 Menyetujui 4 Menyalahkan 5 Menyindir ... Jumlah
∑
Kode Temuan Data
Persentase
Tabel 3.12 Jumlah Keseluruhan Teknik Penerjemahan No 1 2 3 4 5 6
Teknik penerjemahan Harfiah Peminjaman murni Penambahan Reduksi Kompresi linguistik Amplifikasi Linguistik ...
Tunggal
Varian teknik Kuplet Triplet
∑
Persentase
Kwartet
Total
Tabel 3.13 Penilaian Kualitas terjemahan No 1 2 3
3.
Instrumen Kualitas Terjemahan Keakuratan Keberterimaan Keterbacaan
Analisis Komponensial
3
Tingkatan 2
commit to user
Jumlah ( ∑ ) 1
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Analisis komponensial digunakan untuk menganalisis unsur-unsur yang memiliki hubungan-hubungan yang kontras satu sama lain dalam domain-domain yang telah ditentukan untuk dianalisis secara lebih terperinci. Tahapan selanjutnya setelah analisis taksonomi adalah analisis komponensial, yaitu menganalisis tingkat kualitas terjemahan berdasarkan penerapan teknik- teknik penerjemahan seperti terlihat dalam tabel berikut: 3.14 Dampak Penerapan Teknik Varian Tunggal Terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik Penerjemahan
1
Harfiah
2
Reduksi
3
...
Tingkat Keakuratan 3 2 1
Tingkat Keberterimaan 3 2 1
Tingkat Keterbacaan 3 2 1
Total Persentase
3.15 Dampak Penerapan Teknik Varian Kuplet Terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik Penerjemahan
Tingkat Keakuratan 3 2 1
Tingkat Keberterimaan 3 2 1
Tingkat Keterbacaan 3 2 1
1 2 3 Total Persentase
3.16 Dampak Penerapan Teknik Varian Triplet Terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik Penerjemahan
Tingkat Keakuratan 3 2 1
Tingkat Keberterimaan 3 2 1
1 2
commit to user
Tingkat Keterbacaan 3 2 1
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3 Total Persentase
3.17 Dampak Penerapan Teknik Varian Kwartet Terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik Penerjemahan
Tingkat Keakuratan 3 2 1
Tingkat Keberterimaan 3 2 1
Tingkat Keterbacaan 3 2 1
1 2 3 Total Persentase
4.
Analisis Tema Budaya Bungin (2007: 213) mengatakan bahwa analisis tema kultural dapat dilakukan
untuk menemukan hubungan-hubungan yang terdapat pada domain-domain yang dianalisis sehingga akan membentuk kesatuan yang holistis, terpola dalam suatu complex pattern yang akhirnya akan menampakkan ke permukaan tentang tema-tema atau faktor yang paling mendominasi domain tersebut dan mana yang kurang mendominasi. Pada penelitian ini analisis tema kultural didapat setelah dilakukan analisis berulang terhadap domain, sehingga diperoleh kesimpulan akhir mengenai kualitas terjemahan bisa didapat. Peneliti akan menganalisis pengaruh pergeseran jenis dan fungsi, teknik penerjemahan tindak tutur ekspresif terhadap kualitas penerjemahan dilihat dari aspek keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Tahapan juga memungkinkan dilakukannya wawancara kepada rater yang sudah mengisi kuesioner beserta alas an penilaian yang mereka berikan.
G.
Prosedur Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui serangkaian langkah sebagai berikut: commit to user 1. Menentukan Stealing Home dan terjemahannya sebagai sumber data
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2. Membaca novel Stealing Home dan terjemahannya 3. Menandai tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home dan terjemahannya 4. Mencatat, mengumpulkan, dan mengklasifikasikan data BSu dan Bsa yang mengandung tindak tutur ekspresif sesuai dengan jenis dan fungsinya seperti, meminta maaf, berterima kasih, memuji, membantah, mengeluh, dan lainlain. 5. Menandai kode untuk temuan (data) yang berupa tindak tutur ekspresif novel Stealing Home dan terjemahannya 6. Menganalisis teknik- teknik penerjemahan yang digunakan penerjemah novel dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif 7. Mencari dan menentukan tiga orang rater ahli dan rater awam. 8. Menyebarkan kuosioner kepada rater ahli untuk mendapatkan penilaian keakuratan dan keberterimaan hasil terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home 9. Menyebarkan kuosioner kepada rater awam untuk mendapatkan penilaian keterbacaan hasil terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home 10. Merumuskan kesimpulan akhir berdasarkan analisis data dan pembahasan sebagai penemuan penelitian.
commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian dan pembahasan. Hasil penelitian dalam hal ini meliputi temuan mengenai jenis tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home, penggunaan teknik penerjemahan serta penilaian kualitas terjemahan dilihat dari aspek keakuratan, keberterimaan dan keterbacaan. Selanjutnya, pada bagian pembahasan berisi tentang beberapa evaluasi antara lain: (1) Jenis tindak tutur ekspresif, (2) Penerapan teknik penerjemahan, (3) Pengaruh penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan, (3) Analisis Tema Budaya
A.
Hasil Penelitian Bab ini mengetengahkan hasil analisis data yang diambil dari keseluruhan
data yang berupa tindak tutur ekspresif.
1.
Temuan Jenis Tindak Tutur Ekspresif Temuan jenis tindak tutur ekspresif ini dilakukan dengan menganalisis
novel Stealing Home. Analisis yang dilakukan berdasarkan kriteria pemilihan data yakni satuan lingual tuturan/ kalimat yang merupakan tindak tutur ekspresif. Berdasarkan kriteria tersebut, dapat ditemukan sebanyak 118 data dalam penelitian ini. Tahap berikutnya, keseluruhan data yang ditemukan dikelompokkan menurut jenis tindak tutur ekspresif. Hasil temuan dalam novel Stealing Home, menemukan 19 jenis tindak tutur ekspresif dari keseluruhan 118 data, antara lain menyalahkan, menyindir, berharap, menyetujui, memprotes, salam perpisahan, mengejek, salam, meminta maaf, menyesal, menuduh, mengumpat, berterima kasih, bersimpati, bersyukur, memuji, mengeluh, membantah, ucapan , dan selamat, dengan komposisi dan persentase sebagai berikut: berterimakasih 17 data (14,41%), memprotes 15 data (12,71%), menyetujui 13 data (11,02%), meyalahkan 11 data (9,32%), menyindir 9 data (7,63%), meminta maaf 9 data (7,63%), memuji 8 data (6,78%), salam commit to (3,39%), user perpisahan 7 data (5,93%), berharap 4 data mengumpat 5 data (4,24%),
49
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyesal 4 data (3,39%), bersimpati 3 data (2,54%), bersyukur 3 data (2,54%), mengejek 2 data (1,69%), menuduh 2 data (1,69%), mengeluh 2 data (1,69%), membantah 2 data (1,69%), ucapan selamat 1 data (0,85%), salam 1 data (0,85%), dan 1 data (0,85%). Berikut tabel hasil temuan data tindak tutur ilokusi ekspresif pada novel Stealing Home. Tabel 4.1. Temuan Data Jenis Tindak Tutur Ekspresif No 1
Jenis Tindak Tutur Ekspresif Berterima kasih
2
Memprotes
3
Menyetujui
4
Menyalahkan
5
Menyindir
6
Meminta maaf
7
Memuji
8 Salam perpisahan 9 Mengumpat 10 Berharap 11 Menyesal 12 Bersimpati 13 Bersyukur 14 Mengejek 15 Menuduh 16 Mengeluh 17 Membantah 18 Ucapan selamat 19 Salam Jumlah
Kode Temuan Data
∑
Persentase
016, 021, 023, 025, 028, 039, 050, 053, 055, 056, 063, 068, 071, 072, 078, 092, 097, 005, 017, 031, 038, 041, 047, 058, 083, 084, 096, 103, 104, 105, 111, 116 004, 014, 015, 018, 022, 024, 032, 042, 043, 049, 061, 102, 113 001, 012, 019, 035, 046, 059, 081, 087, 094, 099, 106, 002, 026, 027, 034, 044, 067, 082, 093, 108, 030, 045, 060, 076, 079, 088, 101, 109, 110, 033, 036, 062, 064, 070, 075, 085, 086, 006, 007, 040, 048, 065, 066, 098, 013, 037, 089, 100, 117 069, 073, 091, 118 009, 010, 012, 053, 020, 051, 115 029, 054, 114 077, 112 057, 074 080, 090 003, 008 095 107
17
14,41%
15
12,71%
13
11,02%
11
9,32%
9
7,63%
9
7,63%
8
6,78%
7 5 4 4 3 3 2 2 2 2 1 1 118
5,93% 4,24% 3,39% 3,39% 2,54% 2,54% 1,69% 1,69% 1,69% 1,69% 0,85% 0,85% 100%
commit to user
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Berterima kasih Salah satu jenis tindak tutur ekspresif adalah berterima kasih yang
dimaksudkan penutur ingin mengekpresikan rasa terima kasih serima kebaikan dari mitra tuturnya. Dalam penelitian,temuan data tuturan jenis ini menempati urutan pertama, yakni 17 data atau (14,41%). Berikut contoh ulasan temuan datanya:
1.
016/M Bsu: Thank you. Bsa: Terima kasih. Contoh data tuturan di atas dilakukan oleh Maddie kepada sahabatnya, Helen.
Ketika Helen bertanya kembali apakah dia bersedia bekerjasama dalam bisnis kebugaran itu, Maddie mengatakan bahwa dia membutuhkan waktu yang cukup untuk memutuskannya. Maddie meminta waktu 30 hari untuk berpikir sebelum memutuskan dirinya akan ikut bergabung pada bisnis itu atau tidak. Permintaan Maddie tersebut dapat diterima oleh kedua sahabatnya mengingat Maddie juga masih dalam proses perceraian yang tentunya cukup menyita waktunya. Ketika Helen mengiyakannya, Maddie sangat berterimakasih kepada Helen karena permintaannya dituruti dan itu artinya Helen bisa mengerti keadaan Maddie.
2.
021/M Bsu: Thanks Grace. Bsa: Terima kasih, Grace. Sebagai tetangga yang baik, Grace sangat tahu dengan apa yang menimpa
Maddie. Rasa simpati Grace pun muncul. Dia menawarkan bantuan apa saja yang bisa dia lakukan untuk Maddie, entah menjemput anak Maddie di sekolah atau sekedar mendengar curahan hati Maddie. Mendengarnya, Maddie sangat berterima kasih dengan niat baik Grace. Tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif berterima kasih dimana Maddie mengekpresikan rasa terima kasihnya atas kebaikan hati Grace yang siap membantunya setiap kali dia membutuhkan.
commit to user
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
028/M Bsu: Thanks for being here for me. Bsa: Terima kasih sudah menghiburku. Untuk menghilangkan rasa sakit hati
terhadap suami dan juga peliknya
proses perceraiannya, Maddie mencoba menenangkan diri di kafe milik Dana Sue. Sebagai seorang sahabat, Dana Sue, sebisa mungkin menjadi pendengar yang baik untuk Maddie. secara khusus , dia juga menyajikan makanan favorit Maddie sebagai teman ngobrol mereka. Maddie merasa terhibur dan lebih rileks setelah menghabiskan
waktunya
melingkupinya,
tuturan
bersama ini
Dana
dikategorikan
Sue.
Berdasarkan
sebagai
tindak
konteks tutur
yang
ekspresif
berterimakasih. Dalam hal ini Maddie menyampaikan terima kasihnya kepada Dana Sue karena telah membuatnya bersemangat kembali.
4.
056/T Bsu: Thanks for coming to get me. Bsa: Terima kasih sudah repot- repot menemukan aku. Maddie
belum juga mendapati Ty pulang ke rumah hingga menjelang
malam. Dia sangat panik dan tidak tahu harus meminta bantuan siapa. Akhirnya Maddie memutuskan untuk menelepon Cal dan memintanya untuk membantu mencari Ty. Dengan segera Cal datang ke rumah Maddie dan menenangkan Maddie bahwa Ty akan baik- baik saja. Dia teringat bahwa tempat favorit Ty adalah di lapangan. Akhirnya benar, Ty berada di sama. Cal berhasil membujuk Ty untuk pulang, tentunya setelah obrolan alot dengan Ty. Meski sulit dikatakan karena gengsi dan segan, Ty menyampaikan rasa terima kasihnya pada Cal atas niat baiknya untuk mencari dan mengantarnya kembali ke rumah, tidak seperti papanya. Tuturan ekspresif berterima kasih ini disampaikan oleh Ty karena telah bersusah payah mencarinya. Ty beranggapan Cal lebih peduli akan dirinya daripada Bill, ayahnya sendiri.
commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
5.
092/M Bsu: Thanks for everything, Cal. Bsa: Terima kasih untuk semuanya, Cal. Maddie sangat senang akhirnya Cal menginformasikan bahwa dia berhasil
menemukan Ty dan juga berhasil membujuknya
pulang, meskipun melalui
perdebatan yang cukup alot. Ketika Cal dan T tiba di depan rumah, Maddie sangat senang dan tidak tahu harus berbuat apa untuk membalas kebaikan Cal karena telah menemukan anak sulungnya. Maddie menyampaikan terima kasih terdalamnya kepada Cal atas semua yang dilakukannya untuk membujuk Ty agar mau pulang ke rumah. Dilihat dari konteksnya, tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif berterima kasih yang dalam hal ini dilakukan oleh Maddie sebagai wujud ekspresi terima kasihnya kepada Cal karena telah menemukan Ty dan berhasil membawanya pulang ke Maddie.
2.
Memprotes Selanjutnya, jenis tindak tutur ekspresif lainnya yang ditemukan dalam
penelitian ini adalah memprotes. Memprotes mengandung pengertian sebagai pernyataan tidak menyetujui atau menentang, sehingga tindak tutur memprotes berarti tuturan yang menunjukkan pernyataan tidak setuju atau menentang lawan bicaranya. Setelah dilakukan analisis, terdapat 15 data atau 12,71%. Dengan kata lain, jumlah ini berada pada urutan ke dua dari total 19 jenis tindak tutur ekspresif memprotes yang ditemukan. Berikut contoh temuan datanya:
6.
017/T Bsu: Then why the hell did he leave us for her. Bsa: Lalu kenapa dia pergi dari kita demi pelacur itu. Meskipun berat dan sesak rasanya, Maddie dengan sabar dan tenang berusaha
meyakinkan Ty, anak sulungnya yang berusia 17 tahun bahwa kepergian ayahnya pasti beralasan dan yang terpenting adalah Bill tetap menyayanginya, akan tetapi Ty sudah terlanjur kesal dan muak dengan perbuatan ayahnya. Dia merasa bahwa tindakan ayahnya tersebut sudah sangat keterlaluan. Maddie kembali meyakinkan commit user bahwa meskipun ayahnya pergi, ayah tetaptomenyayanginya. Ty tidak terima dam
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
memprotes pernyataan ibunya tersebut bahwa jika benar ayah menyayanginya, lalu kenapa dia tega meninggalkan keluarga demi perempuan yang disebutnya sebagai pelacur itu. Tuturan ini berdasarkan konteksnya, dapat dikatakan sebagai tindak tutur ekspresif memprotes yang dilakukan oleh Ty sebagai ekspresi kekesalannya terhadap ayahnya, Bill.
7.
041/ T Bsu: Oh, come on, Mom, get real, I’m not flunking anything. Bsa: Mama lihat dong kenyataannya. Nilaiku tidak ada yang jatuh kok. Setelah menemui Cal, guru Ty di sekolah, Maddie mendapat banyak laporan
terkait prestasi Ty yang menurun drastis. Penurunan prestasi ini hampir dirasakan oleh seluruh guru yang mengajarnya. Ketika dikonfirmasi kepada Ty yang disertai ancaman tidak boleh keluar rumah, Ty justru memprotes apa yang disampaikan oleh ibunya. Ty mengatakan bahwa nilainya tidak ada yang jatuh dan prestasinya baikbaik saja. Tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif memprotes dimana penutur atau Ty memprotes pernyatan yang disampaikan oleh ibunya bahwa nilainya banyak yang turun di sekolah melalui tuturan “Nilaiku tidak ada yang jatuh kok.”
8.
084/M Bsu: Don’t you think I thought of calling Skeeter first? Bsa: Kamu pikir aku tidak menelepon Skeeter dulu? Helen mengetahui bahwa Cal berada di rumah Maddie kemarin malam. Tentu
saja hal itu cukup mencurigakan. Namun Maddie menjelaskan bahwa dia terpaksa meminta Cal datang untuk memperbaiki pipa di rumahnya yang bocor. Helen menyeringai
mendengar
alasan
Maddie.
Cukup
mengherankan.
Helen
mengintrogasinya kenapa tidak menghubungi Skeeter, si ahli pipa saja untuk memperbaiki saluran pipa di rumahnya, tetapi justru menelepon Cal, namun Maddie memprotes dengan mengatakan bahwa dirinya sudah berkali- kali menghubungi Skeeter namun tidak ada respon. Tuturan ini mengandung ilokusi ekspresif memprotes yang dilakukan oleh Maddie menanggapi mitra tuturannya, yakni Helen.
9.
084/M Bsu: Look, just because you had a tough day in court, you don’t get to come commit to user home and try out your interrogation techniques on me.
perpustakaan.uns.ac.id
55 digilib.uns.ac.id
Bsa: Lihat, cuma karena kau menemukan kesulitan di pengadilan kau mencobakan teknik interogasimu kepadaku? Helen curiga dengan kedekatan antara Maddie dan Cal. Namun, ketika ditanya, Maddie selalu mengelak dan hal ini membuat Helen tidak henti- hentinya mendesak dan memojokkannya mengingat Maddie masih dalam proses perceraian. Hampir dalam urusan paling detil di rumah Maddie, Cal selalu dilibatkan, diantaranya adalah memperbaiki pipa rumah yang bocor, mencari Ty yang hilang beberapa waktu lalu. Maddie menentang sikap Helen yang terus menginterogasinya kenapa Cal tampak begitu penting dan spesial bagi Maddie, padahal dia adalah pelatih bisbol anaknya. Maddie menyampaikan protesnya kepada Helen yang menurutnya sebagai pelampiasannya yang kesal terhadap kliennya di pengadilan. Dilihat dari konteks yang menaunginya, tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif memprotes dimana Maddie memprotes sikap Helen yang terus mendesaknya sebagai akibat dari pelampiasan kekesalannya menghadapi klien di pengadilan. 3.
Menyetujui Tindak tutur menyetujui berarti menyatakan sepakat dengan/ membenarkan/
mengiyakan pernyataan orang lain. Setelah proses analisis, ditemukan sebanyak 13 data atau 11,02%. Tuturan ini menempati urutan ke tiga dari 19 jenis tindak tutur ekspresif. Berikut beberapa contoh temuannya: 10. 014/M Bsu: That sounds great. Bsa: Kedengarannya bagus. Dana Sue menjelaskan secara detil gambaran bisnis kerja sama klub kebugaran yang ditawarkannya kepada Maddie adalah sesuai dengan tren saat itu adalah banyaknya wanita yang mulai sadar akan penampilannya. Intinya klub tersebut akan menjadi pusat kebugaran pertama di Carolina. Dengan demikian, setiap wanita bisa berolahraga, melakukan perawatan dan memanjakan diri di sana. Mendengar konsepnya, Maddie mengangguk menyetujuinya. Dari latar belakang konteksnya, tuturan ini dapat dimasukkan dalam tindak commit to user tutur ekspresif menyetujui. Dengan kata lain, penutur menyatakan sepakat dengan
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pendapat atau penjelasan dari mitra tuturnya yang mengatakan bahwa bisnis klub kebugaran adalah ide yang bagus dan sesuai dengan ‘tren’ yang booming di Carolina.
11. 015/H Bsu: You are.(I know you’re smart.) Bsa: Memang iya. Maddie belum bisa memastikan keputusannya untuk ikut dalam bisnis klub kebugaran setiap kali Helen mendesaknya. Selain karena waktunya yang belum tepat, Maddie juga beralasan masih fokus pada proses perceraiannya yang belum selesai. Tetapi Maddie, dengan bangga mengatakan kepada Helen bahwa dirinya adalah sosok wanita yang mudah untuk mencari pekerjaan bagus karena kualifikasi yang dimilikinya. Sebagai sahabat, Helen tahu betul kualifikasi Maddie yang pandai dan memiliki kemampuan analisis yang bagus. Oleh karena itu, ketika Maddie mengatakan pernyataan itu, Helen mengangguk setuju dan membenarkannya. Sebagai seorang sahabat, Helen sangat tahu karakter Maddie memang luar biasa.
12. 022/M Bsu: Yes, working with them would be wonderful. Bsa: Ya, bekerja sama dengan mereka itu menyenangkan. Sebagai seorang anak, Ty menginginkan ibunya memiliki kegiatan baru agar secara perlahan bisa melupakan permasalahan dengan ayahnya. Mendengar Maddie menceritakan rencananya untuk bergabung dalam bisnis klub kebugaran dengan Helen dan Dana Sue, Ty mendukung dan menyarankan ibunya untuk
segera
menerima tawaran bisnis kerjasama itu. Menurut Ty, Dana Sue dan Helen adalah sahabat ibunya sejak kecil dan mereka adalah orang- orang yang menyenangkan apalagi anak Helen juga satu sekolah dengan Ty. Maddie senang dan setuju dengan pendapat Ty bahwa bekerjasama dengan mareka akan sangat menyenangkan. Sehingga, berdasarkan konteksnya, tuturan ini dapat dimasukkan ke dalam tindak tutur ekspresif menyetujui karena penutur mengiyakan atau sepakat dengan pendapat lawan tuturnya, yaitu Ty yang mengatakan bekerja sama dengan Helen dan Dana Sue akan menyenangkan.
13. 024/M
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bsu: No question about that. Bsa: Tak diragukan lagi. Tuturan di atas dinaungi oleh konteks dimana Neville memberi tahu Maddie bahwa bisnis klub kebugaran adalah pilihan bisnis yang bagus karena sesuai dengan tren di Carolina saat ini. Belakangan, banyak wanita Carolina pergi ke kota untuk melakukan perawatan dan gym . Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat kesadaran mereka akan penampilan sudah tinggi. Sebelumnya, Dana Sue sudah pernah menjelaskan hal ini kepada Maddie. Sehingga ketika Neville menyampaikan pentingnya bisnis klub kebugaran, Maddie mengangguk menyetujuinya melalui tuturannya ‘No question about that.” yang diterjemahkan menjadi “Tidak diragukan lagi.”
4.
Menyalahkan Menyalahkan dapat bermakna menyatakan atau memandang salah apa yang
dilakukan oleh seseorang/ orang lain. Dari keseluruhan temuan data tindak tutur ekspresif, menyalahkan menempati urutan ke empat sebanyak 11 data atau 9,32 %. Beberapa contoh temuan jenis tindak tutur ekspresif memerintah antara lain:
14. 001/M Bsu: You’ve managed to reduce twenty years of your lives to this. Bsa: Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini. Suasana makan siang di keluarga Towsend yang biasanya ceria tiba- tiba berubah menjadi tegang dan dingin. Bill yang seorang dokter dengan terbuka mengatakan di depan istri dan anak- anaknya bahwa dia akan menikahi Noreen, suster yang biasa bekerja dengannya. Bill terlibat perang mulut dengan istrinya, Maddie. Terlebih lagi ketika Bill mengatakan bahwa Noreen telah hamil. Maddie sangat marah dan menyalahkan Bill yang tega menodai pernikahan mereka yang telah berjalan lebih dari 20 tahun. Berdasarkan
konteks
yang
menaunginya,
tuturan
tersebut
dapat
dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif menyalahkan dimana Maddie menyatakan atau memandang salah apa yang dilakukan oleh B, suaminya dalam hal ini adalah keinginannya untuk menikah lagi dengan suster yang biasa bekerja commit to user dengannya. Dilihat dari struktur kalimatnya, tuturan ini merupakan kalimat deklaratif
perpustakaan.uns.ac.id
58 digilib.uns.ac.id
yang mengekspresikan tuturan menyalahkan lawan tuturnya, yakni suaminya. Kedudukan sosial antara penutur dan mitra tutur adalah suami istri, sehingga tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dan istri memiliki hak untuk memarahi suaminya. Tuturan ini menunjukkan istri yang sedang marah dan menyalahkan perbuatan suaminya.
15. 011/ M Bsu: You had an affair. Bsa: Kau selingkuh, Bill. Maddie dan Bill masih dalam pertengkaran hebat seputar perselingkuhan Bill, gugatan cerai Maddie kepada Bill hingga rencananya menikahi Noreen. Dalam keadaan sangat marah, Maddie menyalahkan Bill yang secara sengaja telah berselingkuh dengan susternya sendiri dan Maddie menganggap apa yang dilakukan oleh suaminya tersebut sangat keterlaluan. Melihat konteks yang melatarbelakanginya, tuturan ini dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif, yaitu menyalahkan dimana Maddie memandang tidak benar apa yang telah dilakukan oleh suaminya. Menurut Maddie, tindakan berselingkuh Bill sudah sangat keterlaluan dan membuatnya sakit hati dan marah. Kedudukan sosial antara penutur dan mitra tutur dalam tuturan ini adalah suami istri, sehingga tidak ada kedudukan yang lebih tinggi dan istri memiliki hak untuk memarahi suaminya. Tuturan ini menunjukkan istri yang sedang marah dan menyalahkan perbuatan suaminya. 16. 046 /J Bsu: You had nothing on those pitches, Ty. You ignored my signals. You gotta get your act together! Bsa: Kau sama sekali tidak dapat angka dari lemparanmu itu. Kau tidak memedulikan isyaratku. Perhatikan tingkahmu! Pada babak ke empat pertandingan bisbol, Ty terlihat kewalahan dan kehilangan konsentrasinya. Permainannya sangat kacau. Salah satu teman satu timnya, John menyalahkan Ty karena tidak konsentrasi melihat arah bola. Hal itulah yang membawa tim mereka tidak mendapatkan skor. Kehilangan konsentrasi Ty commit to user dipicu oleh kebersamaan ayahnya dan Noreen di kursi penonton. Ty tidak
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menyangka jika ayahnya sudah mulai terbuka tampil di depan umum dengan selingkuhannya yang sedang hamil Dilihat dari konteks yang melingkupinya, tuturan ini dapat dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif menyalahkan. John, teman satu tim Ty merasa kecewa dengan Ty selaku kapten bisbol karena hingga putaran ke empat, tim mereka belum juga mendapatkan skor. Ty dinilai kurang fokus melihat arah bola, hingga salah satu teman timnya, John berteriak menyalahkannya. Tuturan ekspresif menyalahkan yang dilakukan oleh John sebagai ekspresi psikologisnya, yakni marah dan kesal terhada Ty yang tidak fokus pada pertandingan.
17. 063/ M Bsu: You’ll embarrass Ty. Bsa: Kau bikin malu Ty. Ketika sedang menonton pertandingan Ty, anak sulungnya di sekolah, Maddie melihat Bill juga tengah menyaksikan pertandingan itu. Namun yang membuat hati Maddie geram adalah kebersamaan Bill dan Noreen. Menurut Maddie, Bill pasti sengaja datang dengan mengajak Noreen untuk membuatnya cemburu. Usai pertandingan, Maddie menemui Bill dan menyalahkan ulahnya yang datang ke pertandingan Ty bersama Noreen yang sedang hamil. Menurut M, hal itu sama saja dengan membuat Ty malu di depan pelatih dan teman- temannnya. Jenis tindak tutur ekspresif dari tuturan di atas adalah menyalahkan. Tuturan ini disampaikan oleh M kepada B pada saat menonton pertandingan bisbol Ty. Kehadiran Bill bersama Noreen membuat konsentrasi Ty di lapangan buyar. Maddie mengatakan kedatangan Bill dan Noreen hanya akan membuat Ty malu di depan teman – teman dan pelatihnya.
5.
Menyindir Menyindir mengandung pengertian mengkritik/mencela seseorang secara
tidak langsung atau secara halus. Jenis menyindir dalam tindak tutur ekspresif berarti mengekspresikan perasaan penutur yang bermaksud mencela lawan tuturnya, namun dengan cara yang halus. Temuan jenis menyindir dalam penelitian ini sebanyak 9 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
60 digilib.uns.ac.id
data atau 7,63%. Beberapa contoh temuan jenis tindak tutur ekspresif menyindir adalah sebagai berikut:
18. 026/ M Bsu: You’re a pediatrics nurse, Noreen. Surely you must have taken some child pschology courses. Bsa: Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi anak. Maddie sangat terkejut dengan kedatangan Noreen ke rumahnya, terlebih lagi maksud kedatangannya adalah untuk menjemput anak- anaknya untuk bertemu Bill. Sesuai dengan keputusan pengadilan Maddie dan Bill memiliki masing- masing 3 hari untuk menghabiskan waktu bersama anak- anaknya secara bergiliran. Saat itu malam minggu dan merupakan giliran Bill bersama anak- anaknya. Namun, karena masih banyak pasien di tempat praktek, Bill maminta Noreen menjemput anak- anak di rumah Maddie. Tentu saja anak- anak tidak menyambut baik kedatangan Noreen, apalagi untuk ikut bersamanya. Noreen menangis dan bertanya kepada Maddie kenapa anak- anak tidak suka padanya. Maddie menjawabnya dengan sindiran halus meskipun perasaannya sangat marah pada Noreen yang dinilainya begitu bodoh. Jenis tindak tutur menyindir dalam tuturan ini memuat sindiran Maddie kepada Noreen tentang alasan apa yang membuat ketiga anak Bill berubah. Sejak Noreen pertama kali bekerja sebagai suster di tempat praktek Bill, mereka sangat akrab dan kerap bermain dengan Noreen Tetapi gadis 20 tahun itu tidak mengerti mengapa anak- anak itu sangat membencinya sekarang. M memberikan alasan melalui sindiran kepada Noreen bahwasanya sebagai seorang suster yang terbiasa menangani anak- anak, tentunya Noreen pasti pernah belajar dan memahami psikologi anak dengan baik. Karena perasaan kesal dan marah, dalam tuturannya, Maddie memberitahu alasan mengapa anak- anak tidak menyukainya lagi dengan tuturan sindiran, “Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi anak.” Dengan demikian Noreen mengerti mengapa anak- anak membencinya, yakni akibat perselingkuhannya dengan ayah mereka. 19. 034/M Bsu: I’m not sure I want to go into business with a smug know-it-all. commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bsa: Aku tak yakin apakah aku jadi berbisnis dengan orang congkak yang merasa tahu semuanya. Dana Sue bertanya apakah Maddie bersedia bekerjasama dalam bisnis klub kebugaran yang ditawarkan oleh dua sahabatnya, Helen dan Dana Sue. Sebagai sahabat sejak kecil, Maddie sangat paham dengan karakter Helen yang ‘sok’, paling merasa tahu dan serta sulit mengakui kesalahan. Selain itu, Helen juga seorang pengacara yang ‘jago’ dalam hal bernegosiasi untuk memenangkan kasus yang ditanganinya. Tidak heran jika Helen mempunyai sejuta cara untuk membujuk Maddie ikut dalam rencana bisnis kebugaran. Keraguannya ikut dalam bisnis tersebut adalah khawatir Helen akan mendominasi, terlebih lagi, saat ini keuangan Maddie cukup banyak terkuras untuk proses perceraiannya. Inilah yang membuat Maddie tidak yakin untuk memutuskan berbisnis dengan Helen atau tidak. Oleh karena itu, ketika Helen kembali bertanya kepada Maddie soal kesediannya bergabung dalam bisnis kebugaran tersebut, dia menjawabnya dengan sindiran. Berdasarkan konteks yang menaungi tuturan tersebut, dapat disimpulkan bahwa tuturan ini termasuk dalam jenis tindak tutur ekspresif menyindir. Dalam hal ini, Maddie bermaksud mencela Helen namun dengan cara yang halus. Tuturan ini diformulasikan dalam bentuk kalimat deklaratif yang bisa menunjukkan tindak tutur ekspresif, yakni menyindir dengan unsur ekspresif menyindir yang dalam Bsa nya ‘orang congkak yang merasa tahu semuanya’ yang ditujukan untuk menyindir Helen.
20. 067/Mt Bsu: Hey, I always come when a pretty woman calls. Bsa: Hei, aku selalu datang kalau perempuan cantik yang menelepon. Helen mengadakan pertemuan dengan Maddie dan Dana Sue perihal bisnis klub kebugaran yang akan mereka kerjakan. Helen juga mendatangkan Mitch, seorang kontraktor hebat yang akan menangani proses pengerjaan gedung klub kebugaran nanti. Yang membuat Maddie heran, seorang kontraktor hebat seperti Mitch bersedia datang dan dilibatkan dalam pengerjaan gedungnya. Maddie mencoba bertanya kepada Mitch mengapa dia bersedia ikut berpartisipasi dalam bisnis Helen. Sambil melirik ke arah Helen, Mitch menjawab bahwa dia pasti datang jika yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
62 digilib.uns.ac.id
mengundang seorang wanita cantik. Tentu saja jawaban tersebut mengandung sindiran untuk Helen. Dari konteks ini, dapat disimpulkan bahwa tuturan ini merupakan jenis tindak tutur ekspresif meyindir yang sengaja dituturkan oleh penutur dengan maksud mencela tetapi dengan cara yang halus. Ketika Maddie bertanya kepada Mitch tentang apa yang membuat Mitch bersedia dilibatkan dalam proyek bangunan gedung kebugaran, Mitch tidak menunjukkan alasan tersebut secara langsung melainkan dengan menyindir. Dalam tuturannya, Mitch mengatakan “Hei, aku selalu datang kalau perempuan cantik yang menelepon.” Tentu saja yang dimaksud dalam kata ‘perempuan cantik’ adalah Helen. Sindiran ini sebagai alasan mengapa dia dilibatkan dalam bisnis tersebut meskipun alasan sebenarnya adalah adalah karena negosiasi Helen yang berhasil membujuknya.
6.
Meminta Maaf Meminta maaf adalah suatu tindakan mengharap untuk diberi maaf.
Selanjutnya, penutur mengharapkan mitra tutur untuk berkenan memberinya maaf atas kesalahan yang dilakukan penutur. Pada penelitian ini, tindak tutur ekspresif meminta maaf ditemukan 9 data atau (7,63%). Berikut beberapa contoh ulasan data tersebut: 21. 060/B Bsu: I’m sorry. I had no idea she was going to show up. Bsa: Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia akan muncul. Tuturan ini disampaikan oleh Bill kepada Maddie usai menonton pertandingan bisbol Ty. Maddie kecewa dengan kedatangan Bill bersama Noreen yang berdampak pada permainan Ty di lapangan padahal sebelumnya telah disepakati bahwa Bill akan datang ke pertandingan Ty sendirian. Hal itu berdampak buruk pada Ty yang kehilangan konsentrasinya setelah melihat ayahnya datang bersama Noreen yang sedang hamil. Usai pertandingan, Cal mengklarifikasi apa yang sebenarnya terjadi. Sebelumnya Bill memang datang sendiri,namun tidak disangka Noreen membuntutinya. Bill meminta maaf kepada Maddie atas kemunculan Noreen di pertandingan Ty. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
63 digilib.uns.ac.id
Melalui tuturan ekspresif meminta maaf yang dilakukan oleh Bill kepada Maddie “Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia akan muncul.” jelas terlihat Bill mengharap Maddie memaafkan kesalahannya, yakni kesalahan bahwa Noreen akan datang menyusulnya menonton pertandingan.
22. 045/T Bsu: Sorry, Sir. Bsa: Maaf pak. Sebelum memasuki lapangan bisbol, Cal memberi pengarahan dan beberapa instruksi kepada seluruh pemain. Cal mendapati Ty tidak mendengar dengan baik apa yang disampaikannya. Oleh karena itu Cal sengaja mengeraskan suaranya ke arah Ty. Ty tergagap dan segera meminta maaf kepada Cal. Ilokusi yang dibangun dalam tuturan di atas adalah meminta maaf dimana penutur atau Ty meminta maaf kepada mitra tuturnya atau Cal karena tidak memperhatikan dan mendengarkan dengan baik pengarahan yang disampaikan.
23. 076/T Bsu: Sorry, Mom. Bsa: Maaf ma. Pipa di rumah Maddie sedang bocor dan dia panik untuk memperbaikinya. Maddie sudah mencoba menghubungi ahli pipa, tetapi tidak ada respon. Akhirnya Maddie terpaksa menelepon Cal dan memintanya untuk membantu memperbaiki pipa yang bocor di rumahnya. Ketika Cal tengah memperbaikinya, dia terkejut ketika Ty menghampirinya. Ty tidak suka Cal selalu datang mengunjungi Maddie, ibunya. Akan tetapi Maddie lebih kesal lagi karena Ty tidak membantunya disaat panik tadi. Akhirnya Ty pun meminta maaf kepada Maddie karena sudah bersikap tidak peduli saat ibunya butuh bantuan. Dari konteks tersebut, tuturan di atas termasuk tindak tutur ekspresi meminta maaf.
7.
Memuji Yang dimaksud dengan memuji adalah melahirkan kekaguman dan
penghargaan kepada sesuatu yang dianggap baik. Di dalam konsep tindak tutur, commit to user memuji merupakan jenis tindak tutur ekspresif yang dimaksudkan sebagai ungkapan
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
ekspresi kekaguman penutur akan sesuatu yang dianggapnya baik terhadap lawan tuturnya. Sebagai temuan data, ditemukan sebanyak 8 data atau (6,78%). Berikut beberapa temuan datanya:
24. 062/P Bsu: It’s a great idea. Bsa: Gagasan yang bagus. Paula mengetahui rencana bisnis Maddie dengan kedua sahabatnya, yaitu Helen dan Dana Sue meskipun Maddie belum menceritakannya kepada Paula. Ketika Maddie meminta pendapatnya tentang rencana bisnis spa yang akan dirintis tersebut, Paula sangat takjub dengan ide kerjasama spa yang akan dilakukan Maddie, Dana Sue dan Helen. Tuturan ini dikatakan sebagai tindak tutur ekspresif memuji seperti yang terlihat pada unsur dalam struktur kalimatnya, yakni kata ‘great’ pada Bsu dan ‘bagus’pada Bsa. Dengan demikian, penutur bermaksud memuji rencana bisnis spa yang akan dilakukan oleh mitra tuturnya sebagai ide yang bagus. Sebagai perlokusinya, Maddie berterimakasih atas pujian ibunya dan semakin yakin untuk ikut bergabung dalam bisnis tersebut bersama Helen dan Dana Sue.
25. 064/C Bsu: Wow! She’s amazingly talented. Bsa: Wow! Bakatnya luar biasa. Sebagai tahap pendekatan dengan keluarga, Cal memutuskan untuk berkunjung ke rumah Paula, ibu Maddie sekedar untuk memperkenalkan diri. Melihat beberapa karya seni yang dihasilkan oleh Paula yang berupa lukisanlukisan. Cal memuji bakat yang dimiliki oleh Paula yang keahliannya dalam melukis tidak diragukan lagi. Dilihat dari konteks yang menaunginya, tuturan ini disebut sebagai tindak tutur ekspresif memuji yang dituturkan oleh Cal kepada Paula atas bakat dan keahlian Paula dalam melukis yang luar biasa melalui tuturan “Wow! She’s amazingly talented.” yang diterjemahkan menjadi “Wow! Bakatnya luar biasa.”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
65 digilib.uns.ac.id
26. 075/C Bsu: Nice job. Bsa: Hebat. Sebelumnya, Cal menangkap permainan bisbol Ty dalam putaran ke empat sangat kacau yang disebabkan oleh kedatangan ayahnya yang menonton pertandingan bersama dengan Noreen, selingkuhannya yang sedang hamil pula. Tentu saja pemandangan itu membuat Ty sangat malu dan marah sehingga berdampak pada konsentrasinya. Kemudian terlihat Maddie berupaya memberi pengertian kepada Bill untuk segera meninggalkan tribun sebelum konsentrasi Ty hilang. Perubahan terlihat pada babak terakhir, permainan Ty sangat mengejutkan. Cal memuji permainan bisbol Ty yang berakhir sangat bagus. Tuturan ini mengandung maksud memuji yang disampaikan oleh seorang pelatih kepada anak didiknya karena bisa kembali berkonsentrai pada permainan bisbol dan membawa timnya menuju kemenangan. Dalam tuturannya, Cal menyampaikan pujian kepada Ty yang sudah kembali berkonsentrasi pada babak terakhir pertandingan hingga membawa timnya pada kemenangan seperti tuturan “Nice job” .
8.
Salam Perpisahan Salam perpisahan merupakan salam yang seringkali disampaikan kepada
seseorang sebelum berpisah. Dari segi tindak tutur, salam perpisahan dituturkan kepada mitra tuturnya sebelum keduanya berpisah. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 7 data atau 5,91% tindak tutur ekspresif salam perpisahan. Berikut beberapa contoh temuannya:
27. 006/ B Bsu: Goodbye, boys. Bsa: Bye, anak- anak. Bill datang ke rumah Maddie untuk menemui ketiga anaknya. Tetapi yang terjadi, justru Maddie melarangnya bertemu anak- anak. Semua karena perasaan marah Maddie yang masih berkecamuk terhadap Bill. Hingga yang terjadi kemudian, Maddie menyuruh seluruh anak- anaknya masuk kamar masing- masing dan commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membiarkan Maddie bicara empat mata dengan Bill. Sebelum ketiga anaknya masuk kamar, Bill masih sempat mengucapkan salam perpisahan untuk ketiga anaknya. Tuturan ini termasuk jenis tindak tutur ekspresif salam perpisahan karena diujarkan menjelang penutur dan mitra tuturnya berpisah. Seperti halnya tuturan ini yang dimaksudkan penutur atau Bill untuk memberi salam anak- anaknya sebelum mereka masuk kamar.
28. 007/ K Bsu: Bye, Dad. Bsa: Bye, papa. Ketika Bill datang ke rumah Maddie sekedar untuk menemui anak- anaknya, Maddie marah dan tidak memperbolehkan Bill bertemu dengan ketiga anaknya. Maddie menginginkan bicara empat mata dengan Bill perihal hak asuh ketiga anaknya. Maddie dengan segera menyuruh ketiga anaknya masuk kamar masingmasing dan membiarkan Maddie berbicara empat mata dengan ayahnya. Perintah Maddie yang mencoba menghalangi pertemuan Bill dengan anak- anaknya membuat Katie, putri bungsunya kecewa karena sudah sangat merindukan ayahnya. Dengan terpaksa, Katie menyampaikan salam perpisahan untuk Bill, ayahnya. Tuturan ini dapat dikategorikan tindak tutur ekspresif salam perpisahan yang dituturkan oleh penutur sebelum berpisah dengan mitra tuturnya. Berdasarkan konteks yang melingkupinya, tuturan salam perpisahan ini disampaikan oleh seorang anak kepada ayahnya.
9.
Berharap Berharap merupakan salah satu jenis tindak tutur ekpresif yang didefinisikan
sebagai ekpresi berkeinginan akan sesuatu agar terjadi. Dari jumlah keseluruhan temuan tindak tutur ekpresif, terdapat 5 data yang termasuk tuturan ekspresif berharap ini atau 4,24%. Berikut contoh temuan datanya:
commit to user
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
29. 073 /Be Bsu: I hope you’ll come again. Bsa: Kuharap kalian akan mampir lagi. Betty adalah pemilik sebuah tempat spa terbaik dan terkenal di Carolina. Betty sangat tersanjung dengan kedatangan Paula dan Maddie. Paula adalah ibu Maddie yang merupakan seorang seniman yang dikenal banyak orang. Mendapat kunjungan dari Paula dan Maddie untuk menikmati sensasi spa di tempatnya, Betty sangat tersanjung dan berharap seniman terkenal seperti Paula akan datang lagi lain waktu untuk menikmati spa di tempatnya. Berdasarkan konteks yang melingkupinya, tuturan ini termasuk kategori tindak tutur ekspresif berharap yang terlihat jelas dengan penanda pada unsur kalimatnya, yakni verba ‘hope’ atau ‘berharap. Dikatakan berharap karena dalam hal ini penutur atau Betty merasa sangat senang atas kunjungan Paula, seorang seniman terkenal di Carolina dan Maddie. Betty berharap Paula dan Maddie berkenan untuk datang kembali menikmati spa di tempatnya.
30. 091/P Bsu: I just wish I’d had that epiphany in time to be a better mother to you. Bsa: Aku hanya berharap pada saat yang tepat nanti, aku akan mendapatkan pencerahan untuk menjadi ibu yang lebih tepat bagimu. Sebagai seorang ibu,
Paula menyadari kesalahannya
yang kurang
memperhatikan Maddie sewaktu kecil. Mengingat itu, Paula merasa bahwa dirinya belum bisa menjadi ibu yang baik untuk Maddie. Dengan sedih dan terharu saat melihat Maddie sekarang menjadi orang tua tunggal bagi ketiga anaknya, Paula menyampaikan rasa simpati dan memberikan dukungan penuh kepada Maddie. Paula menyampaikan harapannya ingin menjadi seorang ibu yang baik juga untuk Maddie mengingat
pernah
menelantarkan
Maddie
sewaktu
kecil.
Paula
pernah
menelantarkannya. Harapan itu membuat Maddie sedih dan terharu pula. Tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif berharap yang ditandai dengan verba ‘wish’ atau dalam Bsa menjadi ‘berharap’. Dalam hal ini, Paula selaku penutur ingin menyampaikan keinginan (harapannya) agar terjadi kepada Maddie, anaknya untuk bisa menjadi seorang ibu yangcommit lebih baik untuknya. to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
10.
Mengumpat Kata mengumpat memilik makna mengeluarkan umpatan, memburuk-
burukkan orang, mengeluarkan kata- kata keji
yang biasanya dilakukan dalam
keadaan kesal atau marah. Dalam teori tindak tutur, jenis ini termasuk dalam tindak tutur ekspresif dimana penutur melontarkan umpatan, kata- kata keji sebagai wujud ekspresi marahnya terhadap lawan tutur. Tindak tutur ekspresif mengumpat yang ditemukan dalam penelitian ini terdapat sebanyak 5 data atau (4,24%). Beberapa contoh ulasan analisisnya adalah sebagai berikut:
31. 013/ M Bsu: Damn you, Bill Towsend. Bsa: Terkutuk kau Bill Towsend. Maddie tampak begitu marah saat Bill secara jujur dan penuh penyesalan menyampaikan permohonan maafnya atas perselingkuhan yang dilakukannya dengan Noreen. Lebih lanjut Bill menyampaikan niatnya untuk bercerai dan menikahi Noreen karena Noreen sedang hamil. Akibat perbuatannya Bill, Ty berubah menjadi anak pembangkang. Di depan Bill, Maddie sekuat mungkin menahan emosi dan amarahnya. Bagaimanapun pria yang dibencinya setengah mati adalah orang yang pernah dicintainya juga ayah dari ketiga anaknya. Dengan perasaan hancur, Maddie perlahan menerima keputusan suaminya itu. Ketikan Bill mencium keningnya sebelum pergi, Maddie menggumam umpatan untuk Bill sebagai ekspresi kemarahannya. Berdasarkan konteks yang menaunginya, tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif mengumpat yang bisa dilihat dari unsur pembentuk struktur kalimatnya yang memuat kata- kata umpatan, seperti kata ‘damn you’ pada Bsu atau ‘terkutuk kau’ pada Bsa.
32. 089/M Bsu: Dammit, I am going to kill my soon-to-be ex-husband. Bsa: Keparat. Akan kubunuh Bill. Kedekatan dan kemesraan antara Bill dan Noreen semakin membuat Maddie commit to user marah besar. Tampaknya Bill sudah tidak sungkan dan malu lagi mempertontonkan
69 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kemesraannya dengan Noreen di depan umum, termasuk ketika menonton pertandingan bisbol Ty di sekolah. Tentu saja hal itu membuat Ty malu. Sebagai dampaknya, Ty tidak mau lagi berlatih bisbol lagi. Ketika ditanya oleh Maddie, Ty mengatakan bahwa dia takut Bill akan datang lagi pada pertandingan selanjutnya bersama Noreen lagi. Mengetahui hal ini, Maddie mengeluarkan umpatan untuk Bill sebagai wujud marahnya. Maddie bisa terima rumah tangganya hancur, tetapi dia tidak bisa terima jika kelakuan buruk ayahnya berdampak buruk pada prestasi Ty. Jika dilihat dari konteksnya, tuturan ini bisa disebut mengumpat juga melihat pada struktur kalimatnya terdapat kata ‘dammit’ pada Bsu nya.
33. 117/H Bsu: Damn him. Bsa: Keparat dia. Saat pesta ulang tahun Maddie, Cal dan anak- anak Maddie telah mempersiapkan pesta kecil untuk merayakannya. Namun, tidak disangka, Bill datang ke rumah Maddie dan mengatakan bahwa dia sudah memutuskan hubungannya dengan Noreen. Noreen sendiri telah memutuskan untuk pulang kampung. Bill berkeinginan untuk kembali pada Maddie dan memulai hidup baru lagi sebagai keluarga yang utuh seperti sebelumnya. Cal yang melihat permohonan Bill, merasa sedih bercampur haru dan akhirnya dia memutuskan untuk pulang. Saat akan mengendarai mobilnya, Helen yang baru datang ke rumah Maddie mencegah kepergian Cal dan bertanya apa yang sedang terjadi. Cal mengatakan bahwa Bill ingin rujuk dengan Maddie. Dengan penuh amarah, Helen mengumpat perbuatan Bill yang seenaknya saja ingin rujuk. Tuturan di atas dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif mengumpat yang dibuktikan dari kata- kata umpatan Helen untuk Bill.
11.
Menyesal Menyesal meiliki arti merasa tidak senang, tidak puas karena telah melakukan
sesuatu yang kurang baik. Menyesal termasuk salah satu jenis tindak tutur ekspresif dimana penutur menyampaikan perasaan tidak puasnya karena telah melakukan sesuatu yang kurang baik sebelumnya. Berdasarkan analisis, ditemukan sebanyak 4 data atau (3,39%) dengan tindak tutur jenis ini. Beberapa ulasan detil data yang ditemukan adalah sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
70 digilib.uns.ac.id
34. 010/B Bsu: If I weren’t for the baby... Bsa: Seandainya bukan karena bayi itu... Bill menemui Maddie untuk menyatakan betapa menyesalnya dia telah mengkhianati pernikahan mereka. Maddie memang masih sangat marah dengan ulah suaminya tersebut namun bagaimanapun, semua sudah terjadi. Bagaimanapun juga, Bill tetap ayah anak- anak Maddie dan tidak sepatutnya dia membenci Bill. Perlahan Maddie sadar dan menerima takdir pahit untuk kelanjutan rumah tangganya. Sementara itu, saat Maddie mulai bisa menerima keputusan suaminya menikah lagi, Bill semakin terpukul dan menyesal telah menghamili Noreen. Bill berkali- kali meyakinkan Maddie jika bukan karena bayi dalam kandungan Noreen, Bill tidak akan menikahinya. Dari konteks ini, dapat diambil kesimpulan bahwa tuturan ini termasuk tindak tutur ekspresif menyesal .
35. 053/M Bsu: I never should have agreed to let him stay. Bsa: Mestinya aku tidak mengizinkan dia lebih lama di sana. Hingga malam, Ty belum juga pulang ke rumah. Maddie sangat mencemaskannya. Sejak usai pertandingan bisbol, Ty meminta izin kepada Maddie untuk tetap tinggal di kafe bersama teman- temannya sementara Maddie pulang terlebih dahulu dengan Cal. Berkali- kali M mencoba menghubungi teman- teman Ty, namun nihil. Ahirnya Maddie memutuskan untuk meminta bantuan Cal untuk mencari Ty. Maddie menyatakan perasaan menyesalnya kepada Cal karena telah mengizinkan Ty untuk tinggal bersama teman- temannya di kafe tadi siang. Tuturan ini dikatakan sebagai tindak tutur ekpresif menyesal yang dapat dilihat dari unsur pembentuk kalimatnya, yaitu kata ‘mestinya’ pada Bsa yang mengindikasikan penyesalan penutur.
12.
Bersimpati Bersimpati didefinisikan sebagai ungkapan menaruh kasih kepada seseorang
atau ikut serta merasakan perasaan orang lain. Dalam konteks tindak tutur, commit to user bersimpati dimaksudkan penutur turut menaruh kasih kepada kepada lawan tuturnya.
perpustakaan.uns.ac.id
71 digilib.uns.ac.id
Dalam penelitian ini, ditemukan 3 data yang mengandung tindak tutur ekspresif bersimpati atau (2,54%). Berikut contoh temuan datanya:
36. 020/G Bsu: I was really sorry to hear about you and Bill. Bsa: Aku sangat prihatin mendengar berita tentangmu dan Bill. Lelah menghadapi permasalahan rumah tangganya yang pelik, perihal perselingkuhan suaminya, proses perceraiannya yang alot, dan perubahan anaknya yang menjadi pembangkang, Maddie memutuskan mencari udara segar di kafe Whartom untuk menikmati milk shake coklat. Grace, pemilik kafe sangat senang dengan kedatangan Maddie. Keduanya pun terlibat dalam obrolan yang menyenangkan. Grace mengerti bahwa Maddie memang tengah menghadapi cobaan yang sulit dalam hidupnya. Sebagai seorang tetangga juga sahabat, Grace turut bersimpati atas segala permasalahan rumah tangga Maddie. Jika dilihat dari konteksnya, tuturan ini dimasukkan ke dalam tindak tutur ekspresif bersimpati dimana penutur menyampaikan rasa turut merasakan apa yang dirasakan oleh mitra tuturnya. Buktinya dapat dilihat dari kata’ prihatin’ dalam Bsa nya.
37. 051/M Bsu: Oh, Cal, I’m so sorry. That must have hurt. Bsa: Oh, Cal. Aku turut prihatin. Itu pasti menyakitkan. Jika Cal telah banyak tahu perihal masalah yang menimpa Maddie, Maddie juga memiliki keingintahuan akan status Cal dalam rumah tangganya. Kemudian Cal bercerita bahu wa sebagai seorang pria, dia tidak pernah mengkhianati istrinya. Terkait status dudanya adalah karena istrinya yang justrmengkhianati pernikahan mereka. Mendengarnya, Maddie sangat terpukul telah bertanya kepada Cal dan turut bersimpati atas apa yang menimpa Cal.
13.
Bersyukur Bersyukur diartikan sebagai ekspresi mengucap syukur kepada Tuhan atas
rahmat yang dia dapatkan. Dalam konteks tindak tutur, tuturan bersyukur merupakan salah satu tindak tutur ekspresif karena menempatkan penutur mengucap syukur commit to user kepada Tuhan sebagai lawan tuturnya atas rahmat yang didapatkannya. Hasil analisis
72 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menunjukkan bahwa terdapat 3 data atau (2,54%) tuturan bersyukur. Berikut ulasannya:
38. 054/M Bsu: Thank God. Bsa: Terima kasih, Tuhan. Perasaan Maddie sangat cemas dan khawatir karena Ty tidak kunjung pulang ke rumah. Entah kemana lagi Maddie harus mencarinya. Semua teman satu timnya sudah dihubungi namun tidak membuahkan hasil, hingga akhirnya Maddie memutuskan untuk meminta bantuan Cal untuk mencari Ty. Usahanya mencari Ty membuahkan hasil. Perasaan Maddie sangat lega begitu Cal mengabarkan bahwa dirinya telah menemukan Ty. Tak hentinya Maddie mengucap syukur atas kabar gembira tersebut. Tuturan ini dikatakan sebagai tindak tutur ekspresif bersyukur karena memang merupakan ekspresi syukur penutur atas karunia Tuhan yang tertuang dalam tuturan “Thank God.” yang diujarkan oleh Maddie begitu mendengan kabar bahwa Ty telah berhasil ditemukan.
39. 115/P Bsu: Well, hallelujah! Bsa: Puji Tuhan! Sebagai seorang ibu, Paula sangat mendukung apapun yang dilakukan oleh Maddie untuk menemukan kebahagiaannya kembali. Hingga suatu ketika, Maddie memberitahu Paula bahwa dia sudah memutuskan untuk serius menjalani hubungannya dengan Cal. Tentu saja keputusan tersebut tidak begitu saja diambil, tetapi melalui usaha keras meyakinkan ketiga anaknya hingga niat baik Cal bisa disambut baik. Ketiga anak Maddie juga bisa menerima Cal dan mendukung Maddie dan Cal untuk segera melangsungkan pernikahan. Mendengar hal tersebut, Paula sangat bersyukur karena kebahagiaan tampaknya akan segera menyelimuti Maddie dan anak- anaknya. Tuturan ini dikategorikan ke dalam tindak tutur ekspresif bersyukur dimana penutur mengungkapkan rasa syukurnya atas karunia/ nikmat dari Tuhan yang terlihat dari unsur tindak tutur bersyukur, yakni kata ‘Tuhan’. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
14.
73 digilib.uns.ac.id
Mengejek Mengejek mengandung arti mengolok- olok tingkah laku seseorang. Tindak
tutur ekspresif mengejek dimaksudkan oleh penutur sebagai ekspresi psikologisnya yang dimaksudkan mengolok- olok tingkah laku lawan bicaranya. Terdapat 2 data atau 1,69% yang ditemukan dalam penelitian ini. Berikut analisisnya:
40. 077/ T Bsu: You made that look easy. Bsa: Kelihatannya gampang. Maddie menelepon Cal dan memintanya untuk membantu memperbaiki pipa yang bocor di rumahnya. Dengan sigap Cal langsung menuju rumah Maddie dan segera memperbaiki pipa yang bocor. Cal sangat terkejut ternyata Ty, anak sulung Maddie berada di rumah. Cal berpikir kenapa Ty tidak membantu ibunya yang sedang panik mengatasi pipa yang bocor. Tak lama kemudian Ty menengok ke bawah melihat ibunya dan Cal tengah sibuk memperbaiki pipa. Kemudian Ty turun dan menghampiri ibunya. Ty memperhatikan bagaimana Cal membetulkan pipa bocor itu dengan seksama. Sejurus kemudian Ty menyeringai apa yang dicontohkan kepadanya, namun Ty malah megejeknya dengan mengatakan itu adalah hal yang gampang. Berdasarkan konteksnya, tuturan ini dilakukan oleh seorang anak remaja terhadap orang yang lebih dewasa, yakni Ty kepada pelatih bisbolnya, Cal yang sibuk membantu ibunya memperbaiki pipa yang bocor di rumahnya. Dari jenis tindak tuturnya, tuturan ini mngandung pengertian bahwa Ty mengejek/ menganggap remeh apa yang dilakukan oleh Cal dalam memperbaiki pipa.
41. 112/Pg Bsu: At least I’m not ten years older than he is. Bsa: Setidaknya aku tidak sepuluh tahun lebih tua darinya. Kedekatan Maddie dan Cal telah menjadi buah bibir di Carolina. Suatu ketika, Peggy seorang wartawan ingin mewawancarai Maddie terkait hubungannya dengan Cal. Awalnya, Maddie menolak diwawancarai, namun setelah terus bernegosiasi, Peggy berhasil mewawancarainya. Namun, di tengah wawancara, commit to user Maddie kesal dengan pertanyaan Peggy yang terkesan menyudutkannya.
perpustakaan.uns.ac.id
74 digilib.uns.ac.id
Menurutnya, pertanyaan Peggy yang menyudutkannya karena Peggy memiliki perasaan suka terhadap Cal. Mendengar itu, Peggy kesal dan mengejek Maddie. Kalaupun dia juga menyukai Cal, adalah hal yang wajar daripada Maddie yang 10 tahun lebih tua daripada Cal. Tuturan ini dikatakan sebagai tindak tutur ekspresif mengejek karena penutur menyampaikan ejekan kepada Maddie bahwa dia tidak pantas untuk Cal karena usianya lebih tua 10 tahun daripada Cal. Tuturan ekspresif yang memuat unsur mengejek yang disampaikan oleh Peggy adalah “At least I’m not ten years older than he is.” yang diterjemahkan menjadi “Setidaknya aku tidak sepuluh tahun lebih tua darinya”.
15.
Menuduh Kata menuduh mengandung pengertian menunjuk dan mengatakan bahwa
seseorang berbuat kurang baik tanpa memperhatikan bukti. Dalam tindak tutur ekspresif, tindak tutur ini dimaksudkan oleh penutur untuk mengekspresikan bahwa lawan tuturnya melakukan tindakan yang kurang baik. Berdasarkan analisis, ditemukan sebanyak 2 data atau (1,69%) yang termasuk jenis tindak tutur ini. Berikut contoh ulasannya:
42. 057/H Bsu: There is something between you and the coach. Bsa: Pasti ada apa- apa antara kau dan pelatih itu? Kabar kedekatan Maddie dan Cal memang sudah diketahui oleh semua penduduk Carolina. Gosip pacaran diantara keduanya sudah menyebar luas. Sebagai seorang sahabat sekaligus pengacara yang menangani proses perceraiannya, Helen memiliki keingintahuan tinggi akan hal itu. Terlebih lagi intensitas Cal mengunjungi Maddie sangat tinggi, hampir setiap hari. Terakhir, Helen mendengar kabar bahwa Cal dan Maddie pergi berdua pada malam berikutnya, padahal kepergian mereka adalah untuk mencari Ty. Helen menuduh antara Maddie dan Cal pasti ada apa- apa atau memang benar- benar pacaran. Tuturan ini termasuk tindak tutur menuduh dimana Helen menuduh Maddie telah memiliki hubungan khusus dengan Cal, commit to user meskipun masih dipertanyakan kebenarannya.
perpustakaan.uns.ac.id
16.
75 digilib.uns.ac.id
Mengeluh Pengertian mengeluh adalah menyatakan sakit, susah, rumit tentang apa yang
dirasakannya. Didalam tindak tutur, dikatakan tuturan ekspresif mengeluh manakala penutur mengekspresikan rasa sakit, susah, dan rumit atas apa yang dialami. Dalam penelitian ini, ditemukan sebanyak 2 data atau (1,69%) tuturan yang termasuk tuturan mengeluh. Berikut ulasannya:
43. 080/H Bsu: This has been a day from hell. Bsa: Seperti seharian di neraka. Sepulang dari pengadilan untuk mendampingi kliennya, Helen mengeluh dengan harinya yang sangat melelahkan dan merasa seperti di neraka. Hal itu karena pihak klien yang dibelanya justru menjatuhkannya.menurut Helen, persidangan perceraian pasangan muda yang baru saja dia jalani benar- benar melelahkan dan membuat jatuh reputasinya sebagai seorang pengacara. Berdasarkan konteks tuturannya, tuturan ini dapat disebut sebagai tindak tutur ekspresif mengeluh dimana penutur menyampaikan rasa sakit atau lelah terhadap apa yang menimpanya.
44. 090/M Bsu: This is so hard. How does anyone ever get it right? Bsa: Ini sangat berat. Bagaimana orang bisa memahaminya dengan cepat. Melihat perubahan drastis dalam keluarganya pasca perceraiannya dengan Bill, Maddie merasa hidupnya tidak berarti lagi dan rasanya seperti ingin menyerah. Sebagai tempat curahan hati, Maddie berkeluh kesah kepada ibunya tentang begitu beratnya menyampaikan perasaan yang sebenarnya kepada ketiga anaknya, khususnya Ty yang berakjak remaja. Selama ini Maddie memang sengaja menutupi perasaan sakit hati dan marahnya terhadap Bill, tetapi Maddie tidak ingin ketiga anaknya tahu perihal ini dan diam serta berpura- pura bahagia menjadi pilihan terbaik yang diambilnya. Menurut Paula, berkata jujur jauh lebih baik. Ada baiknya Maddie menceritakan perasaan yang sbenarnya kepada Ty. Tuturan ini termasuk tindak tutur ekpresif mengeluh yang ditunjukkan bahwapenutur atau M masalahnya commit to user sangat berat dan rumit.
perpustakaan.uns.ac.id
17.
76 digilib.uns.ac.id
Membantah Salah satu jenis tindak tutur ekspresif adalah membela diri yang dimaksudkan
untuk melindungi diri/ mengamankan diri sendiri.
Berdasarkan hasil analisis,
ditemukan data sebanyak 2 data tuturan atau 1,69%.Berikut analisisnya:
45. 008/ M Bsu: I don’t do that. Bsa: Aku tidak berbuat begitu. Bill merasa bahwa hubungannya dengan ketiga anaknya mulai renggang, dan setiap kali dia ingin mengajak anak- anaknya keluar untuk jalan- jalan, mereka selalu menolaknya. B mengira bahwa perubahan yang terjadi pada anak- anaknya dikarenakan oleh Maddie yang sengaja membuat anak- anaknya membenci ayahnya sendiri. Ketika hal itu dikonfirmasikan kepadanya, Maddie tidak terima dan membela diri atas tuduhan Bill. Tuturan ini dikatakan sebagai tuturan ekspresif membela diri karena apa yang dituduhkan oleh mitra tuturnya tidak benar. Dalam hal ini Maddie membela diri atas pernyataan suaminya tentang kesengajaannya mengajarkan kepada anak- anaknya agar membenci ayahnya. Selanjutnya, Maddie melakukan pembelaan diri melalui tuturannya “Aku tidak berbuat begitu.”
18.
Mengucapkan selamat Mengucapkan selamat dapat diartikan sebagai tindakan melisankan perasaan
turut bahagia atau senang kepada orang lain. Dalam penelitian ini terdapat 1 data saja yang merupakan tindak tutur ekspresif atau (0,85%). Berikut penjelasan analisis datanya:
46. 095/B Bsu: Congratulations on the win, Coach. Bsa: Selamat atas kemenangan ini, Pelatih. Meskipun tidak sempat menyaksikan pertandingan hingga selesai karena terpaksa harus meninggalkan tribun demi konsentrasi Ty, Bill masih bisa menyaksikan pertandingan putra sulungnya tersebut dari kejauhan. Saat mengetahui commit to user tim Ty memenangkan pertandingan, Bill kembali mendekat ke kerumunan tim Ty
perpustakaan.uns.ac.id
77 digilib.uns.ac.id
dan menyampaikan selamat atas kemenangan yang diraihnya kepada Cal selaku pelatih bisbol. Ucapan selamat dari Bill disambut baik oleh Cal. Berdasarkan konteks yang melingkupinya, tuturan ini dapat dikategorikan sebagai tindak tutur ekspresif mengucapkan selamat yang terlihat dari salah satu unsur dalam struktur kalimatnya, yaitu kata ‘congratulations’ pada Bsu atau ‘selamat’ pada Bsa nya.
19.
Memberi salam Yang dimaksud dengan salam dalam tindak tutur ekspresif adalah tindakan
salam atau bertegur sapa saat bertemu. Tuturan ekspresif mengandung maksud bahwa penutur menyapa mitra tuturnya saat bertemu atau untuk memulai pembicaraan. Pada penelitian ini, ilokusi ekspresif salam ditemukan pada 1 data atau (0,85%). Berikut ulasan data tersebut:
47. 107/P Bsu: Good afternoon, Howie? Bsa: Selamat siang, Howie? Isu kedekatan Maddie dan Cal semakin cepat menyebar luas di seluruh Carolina. Terlebih gosip terbaru mengatakan bahwa Cal dan Maddie telah berpacaran di rumah Maddie mengingat Cal hampir setiap malam berkunjung ke rumah Maddie. Maddie depresi menghadapi pemberitaan seputar dirinya itu, tetapi sebagai ibu yang baik, Paula salalu menghiburnya. Paula menyarankan Maddie untuk menganggap gosip itu sebagai angin lalu dan tetap bersikap ramah kepada setiap orang dengan menyapanya setiap kali bertemu. Ketika bertemu dengan Helen, salah satu tetangganya yang suka bergosip, Maddie menyapanya dengan ramah. Tuturan ini merupakan tindak tutur memberi salam seperti yang terlihat jelas dari pola kalimatnya. Serupa dengan hasil terjemahannya yang juga mengandung ilokusi ekspresif memberi salam.
2.
Teknik Penerjemahan Tindak Tutur Ekspresif Setelah mengklasifikasikan jenis tindak tutur ekspresif, langkah selanjutnya
adalah mengidentifikasi teknik- teknik penerjemahan yang digunakan. Analisis teknik penerjemahan ini dilakukan pada setiap data tuturan ekspresif. Terdapat tiga commit to user varian teknik penerjemahan yang ditemukan berdasarkan temuan frekuensi
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penerapan teknik penerjemahan antara lain varian tunggal (penerapan satu teknik penerjemahan), varian kuplet (penerapan dua teknik penerjemahan sekaligus dalam satu tuturan), dan varian triplet (penerapan tiga teknik penerjemahan sekaligus dalam satu tuturan). Berikut sajian data dalam tabel tentang teknik penerjemahan yang digunakan dalam menganalisis tindak tutur ekspresif.
Tabel 4.2 Varian Teknik yang Digunakan dalam Novel Stealing Home No
Varian
Jumlah ( ∑ )
Persentase
1
Tunggal
57
48,31%
2
Kuplet
38
32,20%
3
Triplet
21
17,80%
4
Kwartet
2
1,69%
118
100%
Total
Berdasarkan tabel di atas, ditemukan penerapan teknik penerjemahan pada 118 tuturan terbagi dalam tiga varian, adalah sebagai berikut: 57 data tuturan (48,31%) diterjemahkan dengan teknik varian tunggal, 32 tuturan (32,20%) menggunakan varian kuplet, dan 21 data (17,80%) yang menggunakan varian teknik penerjemahan triplet, dan 2 data (1,69%) menggunakan teknik varian kwartet.
3a.
Varian Tunggal Penerapan satu teknik penerjemahan pada satu data tuturan disebut sebagai
varian tunggal. Dalam penelitian ini, ditemukan sebanyak 57 data yang diterjemahkan dengan varian tunggal dengan tiga teknik penerjemahan yang digunakan, antara lain harfiah, transposisi dan kompresi linguistik. Berikut tabel sajian temuan teknik penerjemahan varian tunggal: Tabel 4.3. Teknik Penerjemahan Varian Tunggal No
Teknik Penerjemahan
Jumlah ( ∑ )
commit to user
Persentase
79 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1
Harfiah
54
94,74%
3
Kompresi Linguistik
3
5,26%
57
100%
Total
Seperti yang terlihat pada tabel di atas, sangat jelas terlihat bahwa teknik penerjemahan harfiah paling banyak digunakan, yakni pada 54 data tuturan atau (94,74%) dari seluruh data dalam varian tunggal. Selanjutnya teknik penerjemahan kompresi linguistik yang diidentifikasi sebanyak 3 data (5,26%).
1.
Teknik Harfiah Teknik ini diterapkan dengan menerjemahkan secara harfiah. Bagian penting
dalam teknik ini adalah penyesuaian dengan kaidah dan struktur dalam Bsa. Dalam penelitian ini, teknik harfiah diterapkan pada 53 data tuturan atau (92,98%). Berikut beberapa contoh temuan data tuturan yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah:
1.
008/ M Bsu: I don’t do that. Bsa: Aku tidak melakukan itu.
2.
054/M Bsu: Thank you, God. Bsa: Terima kasih, Tuhan.
3.
073/Be Bsu: I hope you’ll come again. Bsa: Kuharap kalian akan mampir lagi.
4.
090/B Bsu: Congratulations on the win, Coach. Bsa: Selamat atas kemenangan ini, Pelatih.
5.
111/Pg Bsu: But she didn’t answer my question. Bsa: Tapi, ia tidak menjawab pertanyaanku. Contoh (008/M) merupakan salah satu temuan data yang menggunakan
teknik penerjemahan harfiah. Tuturan membela diri ini disampaikan oleh Maddie commit to user ketika Bill, suaminya menuduh dialah yang menyebabkan ketiga anak mereka
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membenci Bill. Tuturan Maddie “I don’t do that.” dalam Bsa diterjemahkan secara harfiah menjadi “Aku tidak melakukan itu.” Dengan demikian, makna dalam teks Bsu tidak mengalami pergeseran dalam Bsa nya. Temuan data tuturan berikutnya yang menggunakan teknik penerjemahan harfiah adalah data (050/M). Tuturan ini merupakan ekspresi syukur yang disampaikan oleh Maddie ketika Cal memberitahunya Ty telah berhasil ditemukan. Dalam terjemahannya, data ini menggunakan teknik harfiah. Dengan diterjemahkan secara harfiah tidak ditemukan distorsi makna di dalam teks Bsa dan pesan pun tersampaikan dengan baik. Sama halnya dengan contoh temuan data (073/ Be). Tuturan ekspresif berterimakasih ini disampaikan oleh Bella setelah melayani Maddie dan ibunya melakukan perawatan di salon miliknya. Teks Bsu ini diterjemahkan secara harfiah dan secara langsung dilakukan kata demi kata. Dengan kata lain, tidak perlu dilakukan penyesuaian lagi karena tidak bertentangan dengan kaidah dalam Bsa dan makna tuturan tersampaikan dengan baik. Temuan selanjutnya adalah data (090/M) yang merupakan tuturan ekspresif memberi selamat yang disampaikan oleh Bill, ayah Ty atas kemenangan pertandingan bisbol tim sekolahnya. Seperti yang terlihat dalam tuturannya “Congratulations on the win, Coach.” yang diterjemahkan menjadi “Selamat atas kemenangan ini, Pelatih.” Terjemahan ini menggunakan teknik harfiah dimana setiap unsur tuturannya memiliki padanan masing- masing dan sesuai dengan kaidah Bsa sehingga tidak terjadi pergeseran dalam tuturan ini. Tuturan ekspresif memprotes pada contoh data temuan (111/Pg) merupakan salah satu data yang menerapkan teknik harfiah dalam penerjemahannya. Tuturan “But she didn’t answer my question.”
diterjemahkan menjadi “Tapi, ia tidak
menjawab pertanyaanku.” Dengan diterjemahkan secara harfiah dan sesuai dengan kaidah dalam Bsa, makna tuturan ini tidak mengalami pergeseran makna dari Bsu ke dalam Bsa nya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
81 digilib.uns.ac.id
Kompresi Linguistik Kompresi lingusitik merupakan teknik penerjemahan yang dilakukan dengan
cara mensintesa unsur- unsur linguistik dalam teks Bsa. Ada tiga temuan data tuturan yang menggunakan teknik kompresi linguistik. Berikut beberapa ulasannya:
6.
077/ T Bsu: You made that look easy. Bsa: Kelihatannya gampang.
7.
080/H Bsu: This has been a day from hell. Bsa: Seperti seharian di neraka. Data (077/H) yang menggunakan teknik penerjemahan kompresi linguistik.
Tuturan “You made that look easy.” merupakan tindak tutur mengejek dan diterjemahkan menjadi “Kelihatannya gampang.” Tuturan ini disampaikan oleh Ty ketika melihat Cal membantu ibunya memperbaiki pipa yang bocor dirumahnya. Dalam penerjemahannya tuturan ini mengandung sintesa unsur linguistik, seperti ‘you’ yang merujuk pada Cal dan ‘made that’. Kedua unit ini mengalami proses sintesa menjadi ‘kelihatannya’. Meskipun demikian, tuturan ini dirasa tepat karena tidak terjadi distorsi makna, dan jenis tindak tuturnya pun sama dalam Bsa. Contoh (080/T) merupakan jenis tuturan ekspresif
mengeluh yang
disampaikan oleh Helen saat mendampingi kliennya di persidangan. Dilihat dari terjemahannya, tuturan ini memuat unit linguistik yang mengalami sintesa, seperti ‘this’ yang merujuk pada ‘mendampingi klien di persidangan’ dan kata bantu ‘has been’. Keduanya mengalami sintesa menjadi ‘seperti’. Mengingat data tuturan selalu berkaitan dengan konteks yang menaunginya, makna dalam Bsa tidak mengalami pergeseran meskipun terdapat beberapa unsur dalam teks Bsu yang disintesa.
3b.
Varian Kuplet Selain varian tunggal, beberapa data ditemukan menggunakan dua teknik
penerjemahan dalam satu data tuturan dari Bsu ke Bsa. Aplikasi dua teknik penerjemahan pada satu data disebut sebagai varian kuplet. Setelah proses analisis, commit user ditemukan sebanyak 38 data tuturan yangto diterjemahkan dengan menggunakan
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
teknik varian kuplet. Berikut temuan varian kuplet seperti yang disajikan dalam tabel: 4.4 Teknik Penerjemahan Varian Ganda/ Kuplet No
Teknik Penerjemahan
Persentase
1
Harfiah + Reduksi
4
10,53%
2
Transposisi + Penambahan
1
2,63%
3
Modulasi + Reduksi
1
2,63%
4
Harfiah + Amplifikasi Linguistik
3
7,89%
5
Harfiah + Transposisi
3
7,89%
6
Harfiah + Peminjaman murni
16
42,11%
7
Harfiah + Peminjaman naturalisasi
3
7,89%
8
Peminjaman murni + Modulasi
1
2,63%
9
Harfiah + Penambahan
6
15,79%
38
100%
Total
1.
Jumlah ( ∑ )
Harfiah + Reduksi Pada penelitian ini, sebanyak empat data tuturan yang ditemukan
menggunakan teknik penerjemahan harfiah dan reduksi. Berikut beberapa contoh temuan data tersebut: 8.
001/M Bsu: You’ve managed to reduce twenty years of your lives to this. Bsa: Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini.
9.
048/T Bsu: See you in a few minutes, then. Bsa: Sampai ketemu di sana.
10. 118/M Bsu: I’d actually hoped to spend my first honeymoon night with my bride and not with three hundred of her nearest and dearest friends. Bsa: Sebenarnya aku berharap melewatkan malam bulan maduku dengan mempelaiku, bukan dengan 300 teman terdekat dan tersayang. Contoh (001/M), maksud tuturan dalam Bsu adalah penutur (Maddie) user menyalahkan mitra tutur (Bill) yang commit sengaja to menghilangkan 20 tahun pernikahannya
perpustakaan.uns.ac.id
83 digilib.uns.ac.id
dengan perceraian karena mitra tutur telah berselingkuh dengan wanita lain. Penerapan teknik reduksi pada tuturan ini terjadi pada penghilangan kata ‘managed’ dalam Bsu. Kata tersebut tidak diterjemahkan ke dalam Bsa. Berdasarkan tuturannya, kata ‘managed’ mengandung makna ‘sengaja’ sehingga tidak tertuang secara eksplisit dalam Bsa. Penghilangan ini mampu mendistorsi makna karena pesan tuturan Bsu menjadi tidak lengkap, yakni penutur menyalahkan mitra tuturnya sengaja melakukan perselingkuhan sedangkan dalam Bsa tidak memuat kata ‘sengaja’. Meskipun ada konteks yang melingkupinya, sebaiknya tuturan ini diterjemahkan secara utuh agar pesan tersampaikan dengan baik. Namun demikian pergeseran makna ini tidak membuat pergeseran jenis tindak tuturnya, artinya dalam Bsa, jenis tindak tuturnya sama dengan Bsu, yakni menyalahkan. Temuan data tuturan (048/T) juga mengalami penghilangan yang dilakukan pada kata ‘in a few minutes’ tidak diterjemahkan. Namun, teknik reduksi yang diterapkan dalam tuturan ini tidak mendistorsi makna. Diceritakan tuturan ini dilakukan oleh Cal kepada Maddie dan ketiga anaknya usai pertandingan Ty. Cal berniat mentraktir semua anggota tim termasuk Ty untuk merayakan kemenangan. Cal memberi tahu Ty dan ibu serta adik- adiknya bahwa dia kan menunggu mereka di kafe sebentar lagi. Dengan konteks ini, pelesapan kata ‘in a few minutes’ tidak mengurangi makna yang terkandung dalam Bsu nya dan masih bisa dipahami maksudnya. Penerapan teknik reduksi pada contoh data (118/M) terjadi pada penghilangan kata ‘my’. Kata ini tidak diterjemahkan ke dalam Bsa. Berdasarkan tuturan Bsu, kata ‘my’ mengacu pada ‘Maddie’ karena Maddie selaku penutur dalam tuturan ini. Penghilangan ini dilakukan untuk menghindari pengulangan kata ‘aku’ sehingga penghilangan ini dipandang masih dapat dipahami maksudnya meskipun dihilangkan. Jika ingin diterjemahkan secara utuh maka akan menjadi “Sebenarnya aku berharap melewatkan malam bulan maduku dengan mempelaiku, bukan dengan 300 teman terdekat dan tersayangku.”
2.
Transposisi + Penambahan Penerapan teknik transposisi dan amplifikasi pada penelitian ini terjadi pada
satu data saja, seperti yang terdapat pada datatoberikut commit user ini:
perpustakaan.uns.ac.id
84 digilib.uns.ac.id
11. 005/M Bsu: I am not cautious. Bsa: Tapi aku bukan orang yang berhati- hati. Dilihat dari temuan tuturan di atas, selain pergeseran kategori untuk memperjelas makna dalam tuturan Bsu, juga terdapat penerapan teknik penambahan. Teknik transposisi yang digunakan pada data di atas adalah kata berubah menjadi frasa seperti ‘cautious’ menjadi ‘orang yang berhati- hati’ pada Bsa. Selain transposisi, teknik lain yang digunakan pada data ini adalah teknik penambahan, yakni dengan menambahkan kata ‘tapi’ yang diletakan di awal kalimat tuturan Bsa. Berdasarkan konteksnya, tuturan ekspresif memprotes ini dilakukan oleh Maddie atas pernyataan kedua sahabatnya yang mengatakan bahwa mereka sangat yakin bisnis itu akan maju dengan campur tangan Maddie. Maddie memprotesnya dengan mengatakan bahwa dia bukan tipe orang yang berhati- hati. Dengan demikian, penambahan ini bertujuan hanya untuk memperjelas makna tuturan dalam Bsu.
3.
Modulasi + Reduksi Berikut satu temuan data yang menerapkan teknik penerjemahan reduksi dan
modulasi sekaligus. Berikut ulasannya:
12. 010/B Bsu: If I weren’t for the baby. Bsa: Seandainya bukan karena bayi itu. Pada temuan data tuturan di atas, teknik modulasi dilakukan dengan merubah sudut pandang/ fokus penekanan pesan antara Bsu dan Bsa. Maksud tuturan ini adalah “Seandainya aku (Bill) bukan untuk bayi itu.” yang merupakan ekspresi penyesalan mendalam Bill karena telah menghamili Noreen. Sedangkan dalam Bsa, fokus/ penekanan tuturan terletak pada kata’bayi’. Hal ini membuat tingkat penyesalan penutur kurang kuat karena secara tidak langsung kesalahan tidak semata- mata ada pada dirinya, tetapi pada bayi yang dikandung Noreen. Selain itu, teknik reduksi juga digunakan pada tuturan di atas, yaitu kata ‘I’ yang dihilangkan pada Bsa nya. Informasi tersebut diimplisitkan, sehingga tidak muncul secara tersurat commit to user
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pada Bsa. Namun, makna tuturan ini tidak terlepas dari konteks yang menaunginya, dimana Maddie sadar dan bagaimanapun semua sudah terlanjur. Noreen telah hamil oleh ulah Bill, dengan demikian, maksud dalam Bsu tetap tersampaikan dengan baik ke dalam Bsa.
4.
Harfiah + Amplifikasi Linguistik Perpaduan dua teknik ini, harfiah dan amplifikasi linguistik ditemukan pada
tiga kasus. Berikut contoh paparan beberapa data tersebut:
13. 105/M Bsu: Noreen is sixteen years younger than you are! Bsa: Noreen enam belas tahun lebih muda dari kau sendiri! Pada contoh temuan data di atas, penggunaan teknik penerjemahan harfiah dan amplifikasi linguistik. Pada contoh temuan tuturan ini, secara keseluruhan tuturan ini dilakukan dengan teknik harfiah. Sedangkan teknik amplifikasi linguistik bisa dilihat dari penambahan kata ‘sendiri’ pada tuturan Bsa. dilakukan dengan menerjemahkan tuturan Bsu sesuai Sementara itu penambahan unsur lingusitik pada teks Bsa terlihat pada data ini, yakni penambahan kata ‘sendiri’. Meskipun unsur ‘sendiri’ ini tidak tertuang secara eksplisit dalam Bsu, unsur ini dieksplisitkan dalam Bsa untuk memperkuat maksud tuturan ekspresif memprotes. Jika dikaitkan dengan konteks, tuturan ini disampaikan oleh Maddie yang tidak terima jika kedekatannya dengan Cal adalah aib karena Cal sepuluh tahun lebih muda dari Maddie, sehingga Maddie juga memprotes ulah Bill yang berselingkuh dan menghamili Noreen yang usianya 16 tahun jauh lebih muda dari Bill.
5.
Harfiah + Transposisi Perpaduan teknik harfiah dan transposisi adalah dimana seorang penerjemah
selain menerjemahkan kata perkata yang disesuaikan dengan kaidah dalam Bsa, tetapi juga melakukan penyesuaian atau pergeseran kategori, struktur, dan unit kata dan satuan lingualnya. Sebanyak tiga data teridentifikasi menggunakan varian kuplet ini. Berikut contoh ulasan temuan data tuturannya: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
86 digilib.uns.ac.id
14. 078/C Bsu: Thanks for the help. Bsa: Terima kasih sudah membantu. 15. 116/T Bsu: He has more right to be here than you do. Bsa: Dia lebih berhak di sini ketimbang Papa! Sedangkan pada contoh temuan data (078/C), selain menggunakan teknik harfiah, penerapan teknik transposisi juga tampak dalam data ini, seperti kata ‘the help’ pada tuturan Bsu yang bermakna bantuan, namun dalam Bsa, makna ini mengalami perubahan, yakni bermakna ‘membantu’. Penggunaan teknik ini sama sekali tidak mendistorsi makna karena berdasarkan konteks yang menaunginya, tuturan bertimakasih ini disampaikan oleh Cal kepada Ty karena mau membantu ibunya dan Cal memperbaiki pipa bocor di rumahnya. Dari contoh tuturan (116/T) di atas, terlihat selain menggunakan teknik harfiah juga menggunakan teknik transposisi. Tuturan ini disampaikan oleh Ty kepada Bill yang secara tiba- tiba datang ke rumah pada saat pesta ulang tahun Maddie yang telah disiapkan oleh Cal dan anak- anak. Ketika Bill hendak mengusir Cal dari rumah Maddie, Ty memprotesnya.Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat pula penerapan teknik transposisi dalam tuturan ini, yakni ‘you’ pada Bsu menjadi ‘papa’ dalam Bsa. Hal ini menunjukkan perubahan bentuk unsur tersebut. Namun hal ini dilakukan bukan tanpa tujuan. Alasan kesopanan yang melandasi teknik transposisi ini.
6.
Harfiah + Peminjaman murni Varian teknik kuplet harfiah dan peminjaman murni pada penelitian ini
ditemukan pada 16 data. Berikut beberapa contoh ulasan temuan datanya: 16. 013/M Bsu: Damn you, Bill Towsend. Bsa: Terkutuk kau Bill Towsend. 17. 051/M Bsu: Oh, Cal, I’m so sorry. That must have hurt. Bsa: Oh, Cal, aku turut prihatin. Itu pasti menyakitkan. commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18. 104/M Bsu: But Ty’s still in high school. Bsa: Tapi Ty kan masih SMA. 19. 107/P Bsu: Good afternoon, Howie. Bsa: Selamat siang, Howie. Seperti halnya pada varian tunggal, teknik harfiah dilakukan dengan penerjemahan tiap kata pada Bsu ke dalam Bsa. Sedangkan teknik peminjaman murni dilakukan dengan meminjam kata Bsu tanpa melakukan perubahan. Pada penelitian ini, sebagian besar penerapan teknik peminjaman murni terlihat dalam hal penerjemahan nama karakter novel. Beberapa contoh temuan di atas menggunakan teknik peminjaman murni selain teknik harfiah seperti ‘Bill Towsend’, ‘Cal’, ‘Ty’, dan ‘Howie’. Dengan demikian penyampaian makna dalam Bsu ke dalam Bsa menjadi tepat. 7.
Harfiah + Peminjaman naturalisasi Selanjutnya, ada tiga temuan data tuturan yang diterjemahkan dengan
menggunakan teknik harfiah dan peminjaman naturalisasi. Berikut temuan data tersebut:
20. 049/M Bsu: Yeah, right. Bsa: Ya, benar. 21. 067/Mt Bsu: Hey, I always come when a pretty woman calls. Bsa: Hei, aku selalu datang kalau yang menelepon perempuan cantik. Selain diterjemahkan secara harfiah, kedua contoh temuan data di atas juga menerapkan teknik peminjaman naturalisasi yang dilakukan dengan meminjam kata Bsu dengan melakukan perubahan untuk menyesuaikan dalam Bsa. Pada penelitian ini, sebagian besar penerapan teknik peminjaman naturalisasi terlihat seperti ‘yeah’, menjadi ‘ya’ dan ‘hey’ menjadi ‘hei’. Teknik peminjaman naturalisasi dan harfiah ini sama sekali tidak berpengaruh pada penyampaian maksud yang terkandung dalam Bsu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
8.
88 digilib.uns.ac.id
Peminjaman murni + Modulasi Penerapan varian kuplet selanjutnya adalah teknik modulasi dan peminjaman
murni yang ditemukan pada satu data saja. Berikut temuannya:
22. 064/C Bsu: Wow! She’s amazingly talented. Bsa: Wow! Bakatnya luar biasa. Tuturan ini disampaikan oleh Cal kepada Maddie. Melalui tuturan ini, Cal bermaksud memuji ibu Maddie sebagai seniman yang sangat hebat. Ada dua teknik yang digunakan dalam terjemahan tuturan ini, yaitu peminjaman murni yang terjadi pada ekspresi memujinya, yakni ‘wow’. Selain itu, pada terjemahan tuturan ini juga mengalami pergeseran fokus antara Bsu dan Bsa. Pada tuturan Bsu penekanannya adalah ‘she’ atau ibu Maddie, sedangkan pada Bsa, penerjemah menggeser fokus pada ‘bakatnya’ atau bakat ibu Maddie. Namun, pergeseran sudut pandang pesan ini tidak menimbulkan distorsi makna dan tidak mengalami pergeseran jenis tindak tutur.
9.
Harfiah + Penambahan Sebanyak enam data ditemukan menggunakan teknik penerjemahan varian
kuplet ini, yaitu teknik harfiah dan amplifikasi. Berikut contoh ulasannya:
23. 012/B Bsu: And to say one more time how sorry I am. Bsa: Dan sekali lagi aku ingin mengatakan betapa menyesalnya aku. 24. 025/M Bsu: Thanks, Neville. Bsa: Makasih banyak, Neville. 25. 052/M Bsu: Dammit. I never should have agreed to let him stay. Bsa: Bodoh, mestinya aku tidak mengizinkan dia lebih lama di sana. Pada data (012/B) di atas menunjukkan salah satu temuan data yang menggunakan teknik penerjemahan kuplet, yakni harfiah dan penambahan. Tuturan ini berisi penyesalan penutur atau commit Bill karena telah mengkhianati pernikahannya to user
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dengan Maddie. Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat penambahan unsur atau informasi yang implisit dalam Bsu yakni kata ‘ingin’. Sesuai dengan konteks yang melingkupinya, penambahan dalam tuturan ini dilakukan untuk memperjelas maksud/ makna Bsu, yakni penutur ingin menunjukkan rasa penyesalannya kepada mitra tutur. Tuturan (025/M) ini disampaikan oleh Maddie kepada Neville atas saran dan pendapatnya yang telah membuatn Maddie yakin untuk bergabung dalam bisnis kebugaran dengan Helen dan Dana Sue. Sebelumnya, Maddie sama sekali tidak tertarik dengan bisnis tersebut. Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat penambahan informasi pada terjemahan tuturan ini seperti yang terlihat pada kata ‘banyak’ dalam tuturan Bsa. Meskipun kata ‘banyak’ ini tidak ada dalam Bsu, tetapi maksud tuturan ini tetap tersampaikan dengan baik dan tidak menimbulkan distorsi makna karena penutur benar- benar berterimakasih atas saran Neville tersebut. Contoh temuan data (052/M) Pada data (012/B) di atas menunjukkan salah satu temuan data yang menggunakan perpaduan teknik harfiah dan penambahan. Tuturan ini berisi penyesalan penutur (Maddie) karena telah mengizinkan Ty untuk pulang agak terlambat dengan alasan ingin berkumpul dengan teman- teman satu tim untuk merayakan kemenangan.. Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat penambahan unsur yang tidak dieksplisitkan dalam Bsu yakni kata ‘di sana’ yang merujuk pada ‘sekolah Ty’. Sesuai dengan konteks yang melingkupinya, penambahan dalam tuturan ini dilakukan untuk memperjelas makna Bsu, yakni penutur ingin menunjukkan rasa penyesalannya karena telah mengizinkan Ty tinggal lebih lama di sekolahnya.
3c.
Varian Triplet Selain varian tunggal dan kuplet, ditemukan pula penerjemahan dengan
varian triplet. Varian triplet adalah penerjemahan satu data dengan menerapkan tiga teknik penerjemahan sekaligus. Dalam penelitian ini ditemukan sebanyak 21 data tuturan seperti yang ditampilkan dalam tabel berikut ini:
commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.5 Teknik Penerjemahan Varian Triplet No
Teknik Penerjemahan
Jumlah ( ∑ )
Persentase
1
Harfiah + Amplifikasi Linguistik + Penambahan
1
4,76%
2
Harfiah + Kompresi Linguistik + Penambahan
3
14,29%
3
Harfiah + Reduksi + Kompensasi
1
4,76%
4
Harfiah + Reduksi + Peminjaman naturalisasi
1
4,76%
5
Harfiah + Peminjaman Naturalisasi + Transposisi
1
4,76%
6
Harfiah + Reduksi + Amplifikasi Linguistik
2
9,52%
7
Harfiah + Kompensasi + Kompresi Linguistik
1
4,76%
8
Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni
4
19,05%
9
Harfiah + Transposisi + Peminjaman Murni
2
9,52%
10
Harfiah + Kompensasi + Peminjaman naturalisasi
1
4,76%
11
Variasi + Transposisi + Modulasi
1
4,76%
12
Modulasi + Peminjaman murni + Penambahan
1
4,76%
13
Harfiah + Kompresi Linguistik + Reduksi
1
4,76%
14
Reduksi + Kompresi Linguistik + Modulasi
1
4,76%
21
100%
Total
1.
Harfiah + Amplifikasi Linguistik + Penambahan Sebanyak satu data ditemukan menggunakan tiga teknik penerjemahan
sekaligus,
yaitu
harfiah,
amplifikasi
linguistik
dan
penambahan.Berikut
penjelasannya:
26. 003/M Bsu: I was hoping you’d think it was sweat. Bsa: Aku sebenarnya berharap kalian mengira itu tetesan keringat. Tuturan (003/M) pada Bsu nya mengandung maksud bahwa penutur (Maddie) berharap kedua sahabatnya tidak melihatnya sedang menangis setelah melakukan treadmill di pusat kebugaran. Penutur berharap mitra tuturnya mengira air matanya adalah tetesan keringat usai berolahraga. Selain diterjemahkan secara to user teknik amplifikasi linguistik dan harfiah, terjemahan tuturan ini juga commit menggunakan
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penambahan. Teknik amplifikasi linguistik terlihat pada kata ‘tetesan’ yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Bsu. Penambahan unsur linguistik dalam tuturan ini dilakukan untuk mempertegas makna dalam Bsu. diterapkan pada tuturan data ini dengan tujuan menambahkan unsur linguistik, yakni pada kata ‘tetesan di Bsa nya’ Selain itu, terdapat pula penggunaan teknik amplifikasi untuk menambahkan detil informasi yang tidak tercantum dalam Bsu. Seperti pada kata ‘sebenarnya’. Pada tuturan Bsa di atas, terdapat makna ‘sebenarnya’ yang tidak diterangkan secara eksplisit dalam Bsu. Penambahan makna ini disesuaikan dengan konteks tuturan dimana kedua sahabat Maddie jelas- jelas melihatnya sedang menangis. Dengan demikian, penambahan ini tidak menimbulkan pergeseran makna.
2.
Harfiah + Kompresi Linguistik + Penambahan Sebanyak tiga data tuturan
yang ditemukan diterjemahkan dengan
menggunakan teknik varian triplet ini, yakni data. Berikut contoh temuan tuturan tersebut :
27. 009/B Bsu: I didn’t want things to run out like this. Bsa: Sebenarnya aku tak mau semuanya jadi begini. 28. 034/M Bsu: I’m not sure I want to go into business with a smug know-it-all. Bsa: Aku tak yakin apakah aku jadi berbisnis dengan orang congkak yang merasa tahu semuanya. Temuan data (009/B) merupakan jenis tindak tutur ekspresif menyesal yang disampaikan oleh Bill kepada Maddie. Pada terjemahannya, dapat dilihat penerapan teknik harfiah, kompresi linguistik dan penambahan. Selain diterjemahkan secara harfiah, terdapat perbedaan unsur pada Bsu dan Bsa nya seperti pada ‘run out like this’ menjadi ‘jadi begini’ dalam Bsa nya. Selain kedua teknik tersebut, data ini juga menambahkan unsur ‘sebenarnya’ pada Bsa nya. Penerapan varian triplet pada tuturan ini menjadi tidak masalah apabila dikaitkan dengan konteks yang menaungi tuturan tersebut yaitu dapat dipahami bahwa maksud penutur adalah menyampaikan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
92 digilib.uns.ac.id
penyesalannya yang mendalam kepada istrinya atas perbuatannya yang berdampak pada perceraian. Contoh (034/M), penggunaan teknik harfiah terlihat pada teks Bsa dimana penerjemahan dilakukan dengan menerjemahkan per kata yang sudah disesuaikan dengan tata bahasa pada Bsa. Selain itu, unsur- unsur linguistik yang dikumpulkan dalam Bsu juga dilakukan dalam menerjemahkan tuturan ini, yakni ‘want to go into business’ diterjemahkan menjadi ‘jadi berbisnis’. Selanjutnya, penambahan kata ‘apakah’ pada Bsa menjadi penanda penggunaan teknik amplifikasi pada tuturan ini. Berdasarkan konteks yang melingkupinya, dimana penutur (Maddie) menyindir mitra tuturnya (Helen) adalah orang yang paling merasa tahu dan pintar serta sulit mengakui kesalahan. Inilah yang membuat penutur ragu berbisnis dengan Helen, maka penerapan ketiga teknik ini tidak menimbulkan distorsi makna dan jenis tindak tuturnya tidak bergeser.
3.
Harfiah + Reduksi + Kompensasi Penggunaan tiga teknik sekaligus yakni teknik harfiah, reduksi, dan
kompensasi dilakukan pada satu temuan data. Berikut ulasannya: 29. 017/T Bsu: Then why the hell did he leave us for her? Bsa: Lalu kenapa dia pergi dari kita demi pelacur itu? Temuan tuturan di atas dilatarbelakangi oleh konteks dimana Ty memprotes kepada ibunya sebagai ekspresi rasa kesal dan muak terhadap ayahnya yang tega meninggalkan rumah dan tinggal bersama selingkuhannya yang sedang hamil. Penerapan teknik harfiah pada tuturan di atas terlihat pada struktur tuturan Bsa nya dimana setiap kata yang dihasilkan merupakan terjemahan kata per kata pada Bsu yang sudah disesuaikan dengan kaidah Bsa. Selain itu, terdapat unsur Bsu yang dilesapkan dalam Bsa, yakni kata ‘the hell’. Selain dua teknik ini, penggunaan teknik kompensasi juga terlihat pada terjemahan ini yaitu kata ‘her’ yang pada Bsa diperkenalkan unsur informasi baru, sehingga diterjemahkan menjadi ‘pelacur’. Pergeseran makna ‘her’ menjadi ‘pelacur’ ini dan melesapnya unsur ‘the hell’ tidak menjadi masalah jika dihubungkan dengan konteksnya dimana Ty menganggap Noreen (selingkuhan papanya) sebagai perempuan commit to userpenggoda yang tak tahu diri.
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.
Harfiah + Reduksi + Peminjaman Naturalisasi Sebanyak satu data tuturan ditemukan pada penelitian ini yang menerapkan
teknik harfiah, reduksi, dan peminjaman murni. Berikut penjelasannya:
30. 018/T Bsu: Yeah, right. I’ve seen her good quality. Bsa: Ya, benar. Aku lihat sendiri kualitas dia Pada data (018/T) selain menggunakan teknik penerjemahan harfiah, juga menerapkan teknik penerjemahan reduksi dan peminjaman. Penerapan teknik reduksi terlihat pada teks Bsa dimana kata ‘good’ dihilangkan. Sedangkan teknik peminjaman bisa dilihat dari teks ‘Yeah!’ yang diterjemahkan menjadi ‘Ya’.
5.
Harfiah + Peminjaman Naturalisasi + Transposisi Sebanyak satu data tuturan diterjemahkan menggunakan teknik harfiah,
transposisi dan peminjaman murni dalam satu data tuturan. Berikut ulasannya:
31. 096/M Bsu: I wasn’t the first one in our family to stir up gossip. Bsa: Bukan aku satu- satunya di keluargaku yang jadi pusat gosip. Temuan data di atas, selain diterjemahkan secara harfiah, juga memuat teknik transposisi dan peminjaman naturalisasi. Peminjaman naturalisasi terjadi pada penerjemahan istilah ‘gossip’ menjadi ‘gosip’. Sedangkan penerapan teknik transposisi terlihat pada pergeseran frasa menjadi kata seperti ‘stir up’ menjadi ‘jadi’. Jika dkaitkan dengan konteksnnya, penerapan varian triplet ini bertujuan untuk mempertegas makna tuturan Bsu dimana penutur memprotes pernyataan Bill bahwa kedekatannya dengan Cal menjadi gosip hangat.
6.
Harfiah + Reduksi + Amplifikasi Linguistik Penerapan dua teknik penerjemahan sekaligus yakni teknik harfiah, reduksi,
dan amplifikasi linguistik terjadi pada dua temuan data tuturan. Berikut contoh ulasan temuan tuturan tersebut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
94 digilib.uns.ac.id
32. 027/M Bsu: I’m sure they did when they thought of you as their father’s nurse. Bsa: Aku yakin mereka melakukan itu, kalau mereka mengira kau ini suster papanya. Contoh tuturan di atas selain diterjemahkan secara harfiah, tuturan ini juga menggunakan teknik reduksi dan amplifikasi linguistik. Penggunaan teknik reduksi pada contoh data (027/M) tampak pada penghilangan kata ‘as’. Sedangkan teknik amplifikasi linguistik pada tuturan di atas adalah seperti pada kata ‘itu’ dan ‘ini’ yang pada Bsu nya tidak disebutkan secara eksplisit. Namun demikian, penerapan teknik reduksi dan amplifikasi ini dilakukan untuk mempertegas makna pada Bsu dimana penutur bermaksud menyindir Noreen yang pura- pura tidak tahu mengapa anakanak Bill sangat membencinya dan makna ini tidak mengalami perubahan pada Bsa nya.
7.
Harfiah + Kompensasi + Kompresi Linguistik Penggunaan tiga teknik penerjemahan sekaligus yakni teknik harfiah,
kompensasi, dan kompresi linguistik dilakukan pada satu temuan data saja. Berikut temuan datanya:
33. 033/C Bsu: You’re hardly ancient. If I didn’t know you have a sixteen-year-old son, I’d swear you were my age. Bsa: Anda tidak bisa disebut tua. Kalau saja tidak punya anak enam belas tahun, berani sumpah kita sebaya. Selain diterjemahkan secara harfiah, data (033/C) di atas juga menggunakan teknik penerjemahan kompensasi dan kompresi linguistik. Teknik kompensasi dilakukan dengan tujuan memperkenalkan unsur- unsur linguistik baru yang ditunjukkan pada ‘you’ mengacu pada mitra tutur berubah menjadi ‘kita’ pada Bsa commit to user yang mengacu pada penutur dan mitra tutur. Penerapan teknik kompresi linguistik
perpustakaan.uns.ac.id
95 digilib.uns.ac.id
terlihat seperti ‘If Ididn’t know’ yang diterjemahkan menjadi ‘kalau saja’. Mengingat data tersebut merupakan suatu tindak tutur, maka ada konteks yang menaunginya. Dengan penerapan varian triplet ini, terjemahan menjadi lebih efektif dan distorsi makna tidak terjadi secara berlebihan.
8.
Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni Sebanyak empat data tuturan yang ditemukan menggunakan teknik
penerjemahan varian triplet ini. Berikut ulasannya:
34. 055/ M Bsu: Thank you, Cal. Bsa: Terima kasih banyak, Cal. 35. 058/H Bsu: But he never invited me out for pizza. Bsa: Tapi, dia tidak pernah mengajakku makan pizza. Contoh (055/M), penambahan informasi pada kata ‘banyak’ dalam Bsa yang tidak disebutkan secara eksplisit pada Bsu. Tuturan ini berisi ucapan terimakasih penutur (Maddie) kepada mitra tutur (Cal) karena telah berhasil menemukan Ty dan mengantarnya pulang ke rumah. Penambahan ini tidak berpengaruh pada makna tuturan. terkait dengan konteksnya, alasan kesopanan lah yang melandasi teknik penambahan ini karena tuturan ini disampaikan oleh seorang wali murid kepada guru anaknya. Selain itu penggunaan teknik peminjaman murni terjadi pada penamaan karakter, yaitu Cal. Dan karena tuturan ini memiliki kesamaan struktur dengan Bsu dan sesuai dengan kaida Bsa, maka tuturan ini diterjemahkan secara harfiah juga. Tuturan data (058/H) di atas menggunakan teknik penerjemahan harfiah terlihat dari hasil terjemahan pada tuturan Bsa nya. Selanjutnya, teknik peminjaman bersifat murni dalam terjemahan ini adalah penggunaan kata ‘pizza’ yang dalam Bsa tidak mengalami proses naturalisasi. Selain itu teknik penambahan juga diterapkan dalam data ini yaitu unsur ‘makan’. Unsur ini tidak disebutkan dalam tuturan Bsu. Dilihat dari konteksnya, penutur bermaksud memprotes apa yang disampaikan mitra tutur perihal kedekatannya dengan Cal. Hal ini karena penutur dan Cal tidak pernah makan pizza berdua. Penambahan dalam kasus ini dilakukan untuk memperjelas commit to user makna Bsu, yakni ‘mengajakku makan pizza’.
perpustakaan.uns.ac.id
9.
96 digilib.uns.ac.id
Harfiah + Transposisi + Peminjaman Murni Penggunaan dua teknik penerjemahan sekaligus yakni teknik harfiah,
transposisi dan peminjaman murni dilakukan pada dua temuan data saja. Berikut contoh temuan datanya:
36. 059/ M Bsu: You’ll embarrass Ty. Bsa: Kau bikin malu Ty. Data (059/M) ini merupakan tuturan menyalahkan yang disampaikan oleh Maddie kepada suaminya karena telah datang ke pertandingan bisbol Ty bersama Noreen. Maksud dalam Bsu adalah menyalahkan mitra tutur (Bill) akan mempermalukan Ty. Selain teknik harfiah yang diterapkan pada data tuturan ini, penerjemah juga menerapkan teknik peminjaman murni dalam hal penamaan karakter cerita, yaitu ‘Ty’ juga teknik transposisi seperti yang terlihat pada terjemahannya, terdapat perubahan unsur tuturan Bsu nya atau teknik transposisi yakni unsur ‘embarrass’ pada Bsu diterjemahkan menjadi ‘bikin malu’ pada tuturan Bsa. Namun, perubahan unsur tuturan ini tidak menyebabkan distorsi makna tuturannya dan tidak terjadi pergeseran dalam hal jenis tindak tuturnya.
10.
Harfiah + Kompensasi + Peminjaman naturalisasi Terdapat satu data yang teridentifikasi menggunakan teknik penerjemahan
dengan varian triplet ini. Berikut penjelasannya:
37. 041/D Bsu: Hey, slow down. Nobody’s bullying anybody. Bsa: Hei, santai. Tidak ada yang menggertakmu. Selain diterjemahkan secara harfiah, tuturan ini juga diterjemahkan dengan teknik kompensasi dan peminjaman naturalisasi. Penggunaan kata ‘hei’ pada tuturan Bsa adalah contoh terjadinya teknik peminjaman naturalisasi dari kata ‘hey’ pada Bsu. Selain itu teknik kompensasi tampak pada pengenalan informasi Bsu dalam Bsa seperti kata ‘mu’. Hal ini disesuaikan dengan konteks yang melingkupinya dimana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
97 digilib.uns.ac.id
tuturan ekspresif memprotes ini dilakukan oleh Dana Sue kepada Maddie yang merasa kecewa dan digertak ketika Helen terus memaksanya bergabung dalam bisnisnya, tetapi Dana Sue memprotesnya karena dia hanya ingin membantu Maddie dalam hal keuangan pasca perceraiannya. Sehingga penerapan varian triplet ini tidak membuat makna tuturan Bsu bergeser pada Bsa nya.
11.
Variasi + Transposisi + Modulasi Sebanyak satu data diterjemahkan dengan perpaduan tiga teknik sekaligus.
Takni variasi, kompensasi dan modulasi. Berikut temuan tersebut:
38. 038/T Bsu: Oh, come on, Mom, get real, I’m not flunking anything. Bsa: Mama lihat dong kenyataannya. Nilaiku tidak ada yang jatuh kok. Dari temuan di atas, penerapan teknik variasi terlihat pada unsur ‘dong’ dalam tuturan Bsa nya. Sedangkan teknik transposisi yang terjadi pada tuturan ini terletak pada unsur ‘anything’ yang merupakan kata ganti (pronoun) berubah menjadi ‘nilai’ yang merupakan kata benda yang dalam Bsa. Selain teknik variasi dan transposisi, ditemukan pula teknik modulasi. Modulasi terjadi pada perubahan sudut pandang antara Bsu dan Bsa. Pada Bsu, penutur bermaksud memprotes bahwa dia tidak gagal dalam segala hal. Akan tetapi, jika dilihat kembali konteksnya, dimana nilai- nilai penutur di sekolah menurun drastis, sehingg pada Bsa penekanan makna terletak pada kata ‘nilai’ untuk memperjelas maksud tindak tuturnya.
12.
Modulasi + Peminjaman murni + Penambahan Penggunaan tiga teknik sekaligus, yaitu teknik modulasi, peminjaman murni ,
dan penambahan ditemukan pada satu data tuturan sebagai berikut:
39. 086/H Bsu: You’ve got a real knack for this stuff, Maddie. Bsa: Kepandaianmu benar- benar istimewa untuk ini semua, Maddie. Teknik modulasi pada contoh (086/H) terjadi terlalu jauh dalam hal distorsi makna. Pada Bsu, tuturan pesan commit dimaksudkan to user untuk memuji mitra tutur atas
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
kepandaiannya dalam merancang brosur untuk bisnis spa mereka dengan penekanan pada ‘you’ atau mitra tuturnya (Maddie). Sementara itu pada Bsa, penekanan dilakukan pada ‘kepandaianmu’ atau kepandaian Maddie dalam hal ini. Selain itu, tuturan ini juga memuat teknik peminjaman murni seperti yang tampak pada nama karakter cerita ‘Maddie’ dan teknik penambahan ‘benar- benar’ pada Bsa untuk memperjelas maksud tuturannya, yaitu memuji.
13.
Harfiah + Kompresi Linguistik + Reduksi Temuan varian triplet yang terakhir adalah penerapan teknik harfiah,
kompresi linguistik, dan peminjaman naturalisasi yang terjadi pada satu data tuturan. bertikut penjelasannya:
40. 026/H Bsu: You’re a pediatrics nurse, Noreen. Surely you must have taken some child pschology courses. Bsa: Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi anak. Penggunaan teknik reduksi pada data (026/H) tampak pada penghilangan kata ‘Noreen’ yang menjadi mitra tutur dalam tuturan ini. Namun, meskipun mitra tutur dilesapkan dalam Bsa, maksud dalam Bsu tersampaikan ke dalam Bsa dan distorsi makna tidak terjadi secara berlebihan. Secara keseluruhan struktur tuturan dalam Bsu dan Bsa, terlihat bahwa terjemahan ini menerapkan teknik harfiah. Sedangkan teknik kompresi linguistik terlihat pada unsur- unsur Bsu ‘surely you must have’ menjadi ‘pastilah’ dalam Bsa. Penerjemahan teknik ini dirasa tepat karena tidak menimbulkan distorsi makna bahkan menambah efektivitas tuturan terjemahan.
14.
Reduksi + Kompresi Linguistik + Modulasi Sebanyak satu data tuturan teridentifikasi menerapkan tiga teknik
penerjemahan sekaligus, yakni reduksi, kompresi linguistik, dan modulasi. Berikut temuan datanya:
41. 046/J
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Bsu: You had nothing on those pitches, Ty, you ignored my signals. You gotta get your act together! Bsa: Kau sama sekali tidak dapat angka dari lemparanmu itu. Kau tidak memedulikan isyaratku. Perhatikan tingkahmu! Tuturan ini diketahui menggunakan teknik penerjemahan reduksi seperti kata ‘Ty’ pada Bsu tidak dimunculkan lagi dalam Bsa. Perlu diketahui bahwa tuturan ini disampaikan oleh John, teman satu tim Ty kepada Ty. Jadi, kalaupun kata ‘Ty’ dilesapkan tidak menimbulkan pergeseran makna. Teknik kompresi dalam data ini ditunjukkan pada Bsu “You gotta get your act together!” menjadi “Perhatikan tingkahmu!”. Selain itu terdapat pula perubahan fokus atau sudut pandang dalam terjemahan tuturan ini yang terlihat pada Bsu “you ignored my signals” diterjemahkan menjadi “Kau tidak memedulikan isyaratku.”. Dengan kata lain, teknik modulasi juga ditemukan dalam terjemahan tuturan ini. Akan tetapi perubahan penekanan/ fokus tuturan di sini tidak menimbulkan distorsi makna.
3d.
Teknik Varian Kwartet Varian terakhir yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik varian
kwartet. Artinya, dalam menerjemahkan satu tuturan, terdapat empat teknik sekaligus yang digunakan. Ditemukan 2 data tuturan yang ditemukan menggunakan teknik varian kwartet ini. Berikut temuan datanya dalam tabel: Tabel 4.6 Teknik Penerjemahan Varian Kwartet No 1
Teknik Penerjemahan Harfiah + Peminjaman murni + Amplifikasi
Jumlah ( ∑ )
Persentase
1
50%
1
50%
2
100%
Linguistik + Modulasi 2
Harfiah + Transposisi + Peminjaman murni + Peminjaman naturalisasi
Total
Berdasarkan tabel tersebut, terlihat bahwa ada tiga temuan data yang menggunakan teknik varian kwartet. Teknik tersebut adalah harfiah,
reduksi,
kompresi linguistik, dan modulasi, sebanyak commit to user1 data dengan teknik harfiah,
perpustakaan.uns.ac.id
100 digilib.uns.ac.id
peminjaman murni, amplifikasi linguistik, dan modulasi dan 1 data tuturan yang menggunakan teknik harfiah, transposisi, peminjaman murni, dan peminjaman naturalisasi
1.
Harfiah + Peminjaman + Amplifikasi Linguistik + Modulasi Sebanyak satu data teridentifikasi menggunakan teknik varian kwartet ini,
seperti dalam tabel berikut:
42. 070/Mt Bsu: You know, Maddie, you all think Helen is the tough one, but you’re not halfbad at negotiating yourself. Bsa: Kau tahu, Maddie, kalian semua mengira Helen lah yang tegar, padahal kau sendiri juga lumayan pintar bernegosiasi. Data tuturan di atas diterjemahkan dengan teknik varian tunggal harfiah, peminjaman, amplifikasi linguistik, dan modulasi. Selain diterjemahkan secara harfiah, tuturan di atas juga menggunakan teknik peminjaman bersifat murni yaitu pada penamann karakter cerita, seperti kata ‘Maddie’ dan Helen’. Penambahan unsur linguistik dalam Bsa juga muncul dalam terjemahan tuturan ini, yaitu kata ‘sendiri’ untuk memperjelas makna tuturan. Perubahan sudut pandang juga terjadi pada penerjemahan tuturan ini, yaitu jika pada Bsu berfokus pada ‘I’m’ sedangkan pada teks Bsa menjadi ‘nilaiku’, menjadi penanda teknik modulasi pada data ini. Hal ini karena sesuai dengan konteks tuturan dimana Ty bermaksud memprotes apa yang disampaikan gurunya kepada Maddie tentang nilai- nilainya turun itu tidak benar.
2.
Harfiah + Transposisi + Penambahan + Peminjaman naturalisasi Dalam penelitian ini ditemukan satu data yang menggunakan teknik varian
kwartet ini, seperti dalam tabel berikut:
43. 106/Mt Bsu: You’re embarrassing your children. You’re having an affair with your son’s baseball coach. Bsa: Kau membuat malu anak- anakmu, Maddie. Kau selingkuh dengan pelatih commit to user bisbol anakmu!
101 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Contoh (106/Mt), maksud tuturan dalam Bsu adalah menyalahkan mitra tutur (Maddie) karena menjalin hubungan dengan pelatih bisbol anaknya. Selain diterjemahkan secara harfiah, penerapan teknik penambahan terjadi pada kata ‘Maddie yang tidak disebutkan secara eksplisit dalam Bsu. Hal ini dilakukan untuk menekankan maksud penutur, yakni menyalahkan. Selain itu teknik peminjaman naturalisasi juga ditemukan dalam tuturan ini seperti kata ‘bisbol’ yang dipinjam dari Bsu ‘baseball’. Perbedaan sala satu unsur tuturan pada Bsu ‘embarrassing’ dan berubah menjadi ‘membuat malu’ pada Bsa menunjukkan penerapan teknik transposisi dalam tuturan ini. Namun demikian, makna tuturan yang disampaikan dari Bsu ke dalama Bsa tidak mengalami perubahan. Dari pemaparan temuan teknik penerjemahan yang digunakan sebagaimana tersebut di atas, maka jumlah keseluruhan teknik penerjemahan yang digunakan adalah 193 teknik baik teknik tunggal, kuplet, triplet, maupun kwartet. Berikut adalah keseluruhan temuan teknik yang diterapkan dalam menerjemahkan tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home: 4.7 Jumlah Keseluruhan Teknik Penerjemahan No
Teknik penerjemahan
Varian teknik
∑
Persentase
Tunggal
Kuplet
Triplet
Kwartet
54
45
18
2
109
53,20%
1
Harfiah
2
Peminjaman murni
-
17
7
1
25
12,32%
3
Penambahan
-
7
9
1
17
8,37%
4
Reduksi
-
5
6
-
11
5,42%
Amplifikasi Linguistik
-
3
3
1
7
3,45%
Peminjaman
-
3
3
1
7
3,45%
8
3,94%
5
naturalisasi 6
Kompresi linguistik
3
-
5
7
Modulasi
-
2
3
1
6
2,96%
8
Kompensasi
-
3
4
-
7
3,45%
9
Variasi
-
1
-
1
0,49%
10
Transposisi
3
1
5
2,96%
203
100%
1
Total
commit to user
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.8 di atas tentang total keseluruhan teknik penerjemahan yang diterapkan dalam tuturan ekspresif novel Stealing Home frekuensinya
penggunaan.
Teknik
yang
paling
banyak
jelas terlihat
digunakan
dalam
menerjemahkan tuturan ekspresif ini adalah teknik harfiah, sebanyak 109 data tuturan atau 53,20%. Dengan kata lain, frekuensi penggunaan teknik ini lebih dari setengah jumlah data keseluruhan. Frekuensi penggunaan teknik ini sangat berbeda dengan penerapan teknikteknik penerjemahan lainnya seperti. Setelah harfiah, teknik penerjemahan yang menempati urutan ke dua adalah peminjaman murni, sebanyak 25 kali (12,32%). Selanjutnya, teknik penambahan diterapkan 17 kali (8,37%). Teknik reduksi dan diketahui digunakan sebanyak 11 kali. Sedangkan untuk teknik amplifikasi linguistik, kompensasi dan peminjaman naturalisasi digunakan masing- masing 7 kali (3,45%). ) 8 data diketahui menggunakan tekni penerjemahn kuplet ini. Berikutnya, frekuensi teknik modulasi dan transposisi yang diaplikasikan pada tuturan ekspresif ini adalah 6 kali (2,96%) dan 5 kali (2,46%) . Teknik variasi paling sedikit frekuensi penerapannya, yakni 1 kali (0,49%). 3.
Penilaian Tingkat Kualitas Terjemahan Ada tiga aspek penting untuk melakukan penilaian tingkat kualitas
terjemahan, yakni keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan. Suatu terjemahan dikatakan ideal apabila pengalihan pesan Bsu ke Bsa akurat, berterima sesuai kaidahkaidah Bsa, dan mudah dipahami oleh pembaca sasaran. Pada penelitian ini, penilaian kualitas terjemahan dilakukan oleh rater ahli dan rater awam. Rater ahli dipilih untuk menilai tingkat keakuratan dan keberterimaan terjemahan, sedangkan untuk penilaian tingkat keterbacaan dinilai oleh rater awam. Adapun dalam penilaian kualitas terjemahan ini rater yang ditunjuk sebanyak 3 orang untuk tiap aspek kualitas terjemahannya. Secara teknis, penilaian kualitas terjemahan ini dengan menggunakan kuesioner kepada setiap rater. Selanjutnya, para rater diharapkan mampu memberikan nilai sesuai dengan parameter yang telah ditentukan. Apabila dalam penilaian kualitas ini menemui permasalahan seperti perbedaan signifikan, peneliti akan melakukan wawancara pada semua rater. Wawancara yang dilakukan adalah dalam bentuk diskusi perihal data yang dipermasalahkan. commit to user
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a.
Keakuratan Penilaian keakuratan berhubungan dengan kesepadana antara teks Bsu dan
Bsa. Dengan kata lain, pesan pada teks Bsu harus tersampaikan secara akurat ke dalam Bsa. Untuk menilai tingkat keakuratan hasil terjemahan, langkah yang dilakukan adalah dengan menggunakan instrumen tingkat keakuratan dengan parameter sebagai berikut (Nababan, 2010: 44- 45): 1. Parameter akurat Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran; sama sekali tidak terjadi distorsi makna. 2. Parameter kurang akurat Sebagian besar makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber sudah dialihkan secara akurat ke dalam bahasa sasaran. Namun, masih terdapat distorsi makna atau terjemahan makna ganda (taksa) atau makna yang dihilangkan, yang mengganggu keutuhan pesan.
3. Tidak akurat Makna kata, istilah teknis, frasa, klausa, kalimat atau teks bahasa sumber dialihkan secara tidak akurat ke dalam bahasa sasaran atau dihilangkan.
Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh mengenai penilaian kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif pada novel Stealing Home adalah sebanyak 102 data merupakan terjemahan yang akurat, 15 data kurang akurat dan 1 data saja dinyatakan tidak akurat, seperti yang tersaji dalam tabel berikut: 4.8 Jumlah Terjemahan Akurat, Kurang Akurat, Dan Tidak Akurat No
Tingkat Keakuratan
Jumlah ( ∑ )
Persentase
1
Akurat (3)
102
86,44%
2
Kurang Akurat (2)
15
12,71%
3
Tidak Akurat (3)
1
0,85%
118
100%
Total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
104 digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel 4.9 tentang total terjemahan akurat, kurang akurat, dan tidak akurat dalam novel Stealing Home. Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa sebagian besar tindak tutur ekspresif dalam novel ini diterjemahkan secara akurat. Hanya sebagian kecil saja yang diterjemahkan secara kurang akurat, yakni 15 data dan hanya 1 data teridentifikasi sebagai terjemahan tidak akurat. Dengan demikian, tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home merupakan terjemahan yang baik dengan indikator tingkat keakuratan yang cukup tinggi.
1.
Akurat Dalam penelitian ini, ditemukan sebanyak 102 data (86,44%) dikatakan
sebagai terjemahan akurat. Berikut beberapa contoh temuan data keakuratan: 1.
017/T Bsu: Then why the hell did he leave us for her? Bsa: Lalu kenapa dia pergi dari kita demi pelacur itu?
2.
105/M Bsu: Noreen is sixteen years younger than you are. Bsa: Noreen enam belas tahun lebih muda dari kau sendiri! Kedua contoh di atas merupakan beberapa contoh temuan data yang termasuk
terjemahan akurat. Pada data (017/T), makna pada Bsu tersampaikan dengan baik dalam Bsa. Tuturan data ini terjadi dalam lingkup konteks rencana perceraian orang tua Ty. Pesan pada teks Bsu adalah ungkapan protes seorang anak kepada ibunya mengapa ayah mereka pergi dari rumah demi selingkuhannya. Contoh ke dua (105/M) juga dapat dikatakan sebagai terjemahan akurat karena makna dalam Bsu mampu disampaikan dengan baik dalam Bsa. Dalam Bsu, penutur (Maddie) bermaksud mengekspresikan protes kepada suaminya. Penutur tidak terima atas ejekan suaminya tentang kedekatannya dengan pria yang lebih muda. Oleh karena itu, penutur menyampaikan protesnya bahwa perempuan selingkuhan suaminya sendiri juga jauh lebih muda darinya.
2.
Kurang Akurat Sebanyak 15 data tuturan atau 12,71% dikategorikan sebagai terjemahan
dengan tingkat keakuratan yang kurang. Berikut contoh ulasan temuan datanya: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
3.
002/H Bsu: Or the mindles pinup he plants to marry. Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya.
4.
028/ M Bsu:Thanks for being here for me. Bsa: Terima kasih sudah menghiburku.
105 digilib.uns.ac.id
Data (002/H) dikatakan sebagai terjemahan yang kurang akurat karena pesan dalam Bsu tidak tersampaikan dengan baik, yakni ‘mindles pinup’ pada Bsu menjadi kata ‘gembong’. Konteks yang melingkupi tuturan tersebut adalah Helen melakukan sindiran tentang selingkuhan suami Maddie sebagai perempuan tak punya otak. Adalah kata’ gembong’ dalam Bsa merujuk pada tokoh dalam suatu kelompok, sehingga akan lebih baik lagi jika ‘mindles pinup’ diterjemahkan menjadi ‘perempuan murahan yang tak berotak’. Contoh yang ke dua (028/M) juga termasuk temuan data terjemahan kurang akurat karena terdapat kata ‘sudah menghiburku’ pada Bsa. Akan lebih tepat lagi jika pada teks Bsa nya menjadi ‘Terima kasih sudah ada untukku karena lebih sesuai dengan konteks yang menaunginya. Dalam hal ini Maddie berterima kasih kepada sahabatnya karena telah membuatnya kembali semangat menjalani hidup, sehingga tidak hanya menghibur, tetapi juga menguatkannya menghadapi cobaan hidup.
3.
Tidak Akurat Satu data atau (0,85%) merupakan temuan data yang tidak akurat hasil
terjemahannya. Berikut penjelasannya:
5.
030/C Bsu: I’m sorry. Bsa: Maafkan saya. Tuturan di atas termasuk temuan data yang dikategorika sebagai terjemahan
tidak akurat. Artinya makna pada Bsu tidak tersampaikan pada Bsa. Apabila tuturan ini lepas konteks yang menaunginya, maka terjemahan tersebut akurat. Namun, dalam hal ini M menyampaikan klarifikasi mengapa prestasi anaknya turun. C sangat prihatin setelah mengethui permasalahan kompleks keluarga M yang kemungkinan commit to user besar berdampak buruk terhadap prestasi anaknya di sekolah. Melihat konteksnya,
106 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
akan lebih baik jika diterjemahkan menjadi ‘aku turut prihatin’, bukan ‘Maafkan saya’.
b.
Keberterimaan Keberterimaan didefinisikan sebagai derajat kealamiahan suatu teks
penerjemahan terhadap kaidah dan budaya dalam Bsa. Penilaian tingkat keberterimaan hasil terjemahan dilakukan melalui distribusi kuesioner pada tiga rater ahli untuk menilanya. Ada tiga kriteria dalam penilaian tingkat keberterimaan suatu teks terjemahan sebagai berikut: 1.
Terjemahan berterima manakala penerjemahan terasa alami, penggunaan istilah teknis, frasa, klausa, dan kalimat sudah sesuai dengan kaidah- kaidah dalam Bsa.
2.
Terjemahan kurang berterima memiliki beberapa indikasi yaitu sebagian besar teks Bsa sudah terasa alami, namun masih terdapat masalah dalam hal istilah atau kesalahan gramatikal.
3.
Terjemahan tidak berterima dapat diketahui apabila terjemahan tidak alamiah, atau terasa seperti karya terjemahan karena penggunaan istilah yang dipilih tidak lazim digunakan dan tidak akrab terdengar bagi pembaca.
Pada penelitian ini, data yang ditemukan sebanyak 114 data atau (96,61%) termasuk dalam kategori terjemahan berterima, 4 data (3,39%) termasuk dalam terjemahan kurang berterima dan 0 data diterjemahkan tidak berterima. Data- data yang masuk kategori berterima, kurang berterima dan tidak berterima dapat dilihat dalam tabel berikut: 4.9 Jumlah Terjemahan Berterima, Kurang Berterima, dan Tidak Berterima No
Tingkat Keberterimaan
Jumlah ( ∑ )
Persentase
115
97,46%
1
Berterima (3)
2
Kurang Berterima (2)
3
2,54%
3
Tidak Berterima (3)
0
0
118
100%
Total
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
1.
107 digilib.uns.ac.id
Berterima Dalam penelitian ini, sebanyak 115 data tuturan (97,46%) diterjemahkan
secara berterima. Berikut contoh temuan datanya:
4.
001/M Bsu: You’ve managed to reduce twenty years of your lives to this Bsa: Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini
5.
099/Bt Bsu: It’s the depth of his relationship with you that I question. Bsa: Justru kedalaman hubungan Cal dan kau itu yang kupermasalahkan.
6.
112/Pg Bsu: At least I’m not ten years older than he is. Bsa: Setidaknya aku tidak sepuluh tahun lebih tua darinya. Ketiga contoh temuan data di atas termasuk dalam terjemahan dengan tingkat
penilaian yang berterima. Hasil penerjemahan tidak ada ada yang bertentangan dengan kaidah- kaidah dalam Bsa.
2.
Kurang Berterima Sebanyak 3 data tuturan (2,54%) teridentifikasi sebagai terjemahan kurang
berterima. Berikut contoh tuturan datanya:
7.
002/ H Bsu: Or the mindles pinup he plans to marry. Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya.
8.
026/M Bsu: You’re a pediatrics nurse, Noreen. Surely you must have taken some child pschology courses. Bsa: Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi anak. Kedua contoh ini merupakan terjemahan dengan tingkat penilaian yang
kurang berterima. Tuturan (002/B) tidak sesuai dengan budaya dalam Bsa perihal istilah ‘mindles pinup’ yang diterjemahkan menjadi ‘gembong tak berotak’. Dilihat dari konteks yang menaunginya, istilah ini ditujukan untuk wanita selingkuhan B. commit to user Pemilihan kata gembong dinilai kurang berterima karena kata ‘gembong’ dalam Bsa
108 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
merujuk pada tokoh dalam suatu kelompok. Sehingga akan lebih berterima jika kata ‘pinup’ diterjemahkan menjadi perempuan murahan yang tak berotak’. Data tuturan (026/M) yang hasil terjemahannya kurang berterima karena terdapat kesalahan gramatikal, yaitu pada ‘Pastilah kau pernah belajar...’ yang dinilai kurang bereterima dalam Bsa, sehingga akan lebih berterima apabila dalam teks Bsa menjadi ‘Kau pasti pernah belajar...’.
c.
Keterbacaan Tingkat keterbacaan dilakukan dengan menilai bagaimana suatu teks
terjemahan dapat dipahami oleh pembaca Bsa. Instrumen yang digunakan dalam penilaian tingkat keterbacaan ini adalah melalui kuesioner dengan parameter sebagai berikut, tingkat keterbacaan tinggi apabila data tergolong mudah dipahami, dengan mudah oleh pembaca, tingkat keterbacaan sedang apabila terjemahan dapat dipahami oleh pembaca, namun ada sebagian tertentu yang diperlu dibaca ulang untuk memahaminya, tingkat keterbacaan rendah apabila terjemahan sulit dipahami oleh pembaca sasaran. Dengan kata lain, pembaca tidak dapat memahami teks terjemahan tersebut (Nababan, 2010: 44- 45).Dari keseluruhan data tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home ini, termasuk terjemahan dengan tingkat keterbacaan tinggi. 4.10 Jumlah Terjemahan dengan Tingkat Keterbacaan Tinggi, Sedang, dan Rendah No
Tingkat Keterbacaan
Jumlah ( ∑ )
Persentase
1
Tinggi (3)
118
100%
2
Sedang (2)
-
-
3
Rendah (3)
-
-
118
100%
Total
1.
Keterbacaan Tinggi Sebanyak 118 data tuturan (100%) yang ditemukan termasuk dalam
terjemahan dengan tingkat keterbacaan tinggi. Beberapa contoh temuan datanya adalah sebagai berikut:
commit to user
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9.
009/B Bsu: I didn’t want things to run out like this. Bsa: Sebenarnya aku tak mau semuanya jadi begini.
10. 042/M Bsu: You’re right. We need to get some buzz going. Bsa: Kau benar. Kita harus membuat gebrakan. Data tuturan Bsa di atas merupakan terjemahan dengan tingkat keterbacaan tinggi. Tuturan (009/B) ini merupakan tuturan penyesalan yang disampaikan oleh B kepada istrinya. B hanya ingin menunjukkan ekspresi menyesalnya telah mengkhianati istrinya dengan menghamili wanita lain. Contoh berikutnya (042/M) disebut sebagai tuturan ekspresif menyetujui yang ditandai dengan tuturan ‘Kau benar...’ Sehingga tidak ada masalah bagi pembaca sasaran untuk menangkap makna yang hendak disampaikan.
4.4
Dampak
Penerapan
Teknik
Penerjemahan
terhadap
Kualitas
Terjemahan Penerapan teknik penerjemahan akan membawa dampak tersendiri pada kualitas terjemahannya. Berikut tabel yang menunjukkan dampak penggunaan 11 teknik penerjemahan dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif terhadap kualitas terjemahannya. baik varian tunggal, kuplet, dan triplet terhadap kualitas terjemahan. 4.11 Frekuensi Penerapan Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik penerjemahan
Keakuratan
Keberterimaan
Keterbacaan
3
2
1
3
2
1
3
2
1
1
Harfiah
98
10
1
104
5
-
109
-
-
2
Peminjaman murni
25
-
-
25
-
-
25
-
-
3
Penambahan
16
1
-
16
1
-
17
-
-
4
Reduksi
8
3
-
10
1
-
11
-
-
5
Amplifikasi Linguistik
6
1
-
7
-
-
7
-
-
6
Peminjaman naturalisasi
7
-
-
7
-
-
7
-
-
7
Kompresi linguistik
6
1
-
6
1
-
7
-
-
8
Modulasi
6
-
-
6
-
-
6
-
-
commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9
Kompensasi
7
-
-
7
-
-
7
-
-
10
Variasi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
11
Transposisi
5
-
-
5
-
-
5
-
-
Jumlah
203
203
203
Berdasarkan tabel di atas, penerapan teknik harfiah merupakan contoh teknik yang perlu diperhatikan. Penggunaan teknik ini memberikan dampak positif dan negatif terhadap kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home. Di satu sisi, teknik ini mampu menghasilkan 93 tuturan yang berkualitas, namun juga menghasilkan 10 terjemahan kurang akurat dan bahkan 1 terjemahan yang tidak akurat yang diidentifikasi dalam penelitian ini juga menggunakan teknik harfiah. Sebanyak 5 data diketahui kurang berterima dikarenakan oleh penerapan teknik harfiah juga. Selain teknik harfiah, beberapa teknik yang berdampak kurang akuratnya terjemahan tindak tutur ekspresif ini adalah teknik penambahan, reduksi, amplifikasi linguistik, dan kompresi linguistik. Berikut akan dipaparkan dampak
penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahan untuk setiap varian teknik yang digunakan.
4.11 Dampak Penerapan Teknik Varian Tunggal Terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik
Tingkat Keakuratan
Tingkat Keberterimaan
Penerjemahan
Tingkat Keterbacaan
3
2
1
3
2
1
3
2
1
1
Harfiah
42
11
1
53
1
-
54
-
-
3
Kompresi
3
-
-
3
-
-
3
-
-
45
11
1
56
1
-
57
-
-
80,70%
17,54%
1,75%
96,43%
3,57%
-
100%
-
-
Linguistik Total Persentase
Dari 57 data tuturan yang diterjemahkan dengan varian tunggal, didapat 46 tuturan (80,70%) termasuk terjemahan akurat, 10 data (17,54%) dinyatakan kurang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
111 digilib.uns.ac.id
akurat dan terjemahan tidak akurat ditemukan pada satu data saja (1,75%). Terjemahan tuturan akurat ini sebagian besar menggunakan teknik harfiah dalam penerjemahannya. Namun, kurang akuratnya terjemahan dalam novel ini juga disebabkan oleh penerapan teknik harfiah pula. Berikut beberapa ulasan temuan data yang termasuk terjemahan kurang akurat dan tidak akurat.
1.
Harfiah kurang akurat Sebanyak dua data diterjemahkan dalam varian tunggal secara kurang akurat
yang diterjemahkan dengan teknik harfiah seperti berikut:
11. 002/ H Bsu: Or the mindles pinup he plans to marry. Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya. 12. 091/P Bsu: I just wish I’d had that epiphany in time to be a better mother to you. Bsa: Aku hanya berharap pada saat yang tepat nanti, aku akan mendapatkan pencerahan untuk menjadi ibu yang lebih tepat bagimu. Pada data tuturan (002/H) di atas dinilai kurang akurat karena terjemahan kata ‘mindles pinup’ yang dalam teks Bsa menjadi ‘gembong tak berotak’. Tuturan ini dinaungi oleh konteks dimana Helen mengucapkan sindiran untuk selingkuhan Bill, Noreen dengan mengatakan ‘mindles pinup’ atau ‘gembong tak berotak’ pada teks Bsa nya. Frasa pada teks Bsa tersebut dinyatakan kurang akurat karena kata ‘gembong’ tidak sesuai untuk mereferensikan seorang wanita selingkuhan. Kata ‘gembong’ merujuk pada tokoh dalam suatu kelompok, seperti gembong narkoba, dan lain- lain sehingga agar lebih akurat, sebaiknya frasa ‘mindles pinup’ diterjemahkan menjadi ‘perempuan murahan yang tak berotak’. Pada terjemahan tuturan (091/P) yang dituturkan oleh Paula, ibu Maddie di atas, kata ‘better’ sebaiknya diterjemahkan menjadi ‘lebih baik’ karena melihat konteks yang melatarbelakangi tuturan tersebut, ibu Maddie ingin menjadi sosok ibu yang lebih baik untuk Maddie mengingat kesalahan yang pernah dilakukan sewaktu Maddie masih kecil. Sehingga akan lebih akurat jika frase ‘a better mother to you’ diterjemahkan menjadi ‘ibu yang lebih baik bagimu’. commit to user
112 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
2.
Harfiah Tidak Akurat Sebanyak satu data diterjemahkan dalam varian tunggal secara tidak akurat
yang diterjemahkan dengan teknik harfiah seperti berikut:
13. 030/C Bsu: I’m sorry. Bsa: Maafkan saya. Terjemahan ini dinilai tidak akurat karena tidak sesuai dengan konteks yang melingkupi tuturan tersebut. Tuturan ini disampaikan oleh Cal, pelatih bisbol Ty kepada Maddie, ibu Ty. Pada saat itu, Maddie menceritakan permasalahan yang terjadi dalam keluarganya yang mungkin menjadi penyebab menurunnya prestasi Ty di sekolah. Maddie mengatakan bahwasanya dia dan suaminya sedang dalam proses perceraian. Setelah mendengar cerita Maddie, Cal bermaksud menyampaikan simpatinya. Sehingga dapat dikatakan bahwa tuturan pada Bsa di atas tidak akurat. Seharusnya tuturan Bsu itu diterjemahkan menjadi “Saya ikut prihatin”.
Tingkat keberterimaan pada seluruh temuan data varian tunggal menunjukkan 54 data (96,43%) dinilai berterima dan 2 data (3,57%) dinyatakan kurang berterima. Kedua data tuturan kurang berterima ini menggunakan teknik harfiah dalam penerjemahannya. Berikut contoh temuan data yang kurang berterima.
14. 002/ H Bsu: Or the mindles pinup he plans to marry. Bsa: Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya. Pada data tuturan (002/H) di atas dinilai kurang berterima karena berdasarkan konteksnya,tuturan ini dimaksudkan untuk menyindir Noreen, selingkuhan Bill yang disampaikan oleh Helen, sahabat Maddie, istri Bill. Frasa pada teks Bsa ‘gembong tak berotak’ dinilai kurang berterima karena istilah ‘gembong’ merujuk pada tokoh dalam suatu kelompok, misalnya gembong narkoba, dan lain- lain. Sehingga agar lebih berterima, sebaiknya frasa ‘gembong tak berotak’ dirubah menjadi ‘perempuan murahan yang tak berotak’ agar lebih berterima. commit to user
113 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selain kedua instrumen penilaian kualitas terjemahan di atas, instrumen lainnya adalah keterbacaan. Tingkat keterbacaan pada seluruh temuan data varian tunggal menunjukkan 57 data (100%) dinilai memiliki tingkat keterbacaan tinggi.
4.12 Dampak Penerapan Teknik Varian Kuplet Terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik Penerjemahan
Tingkat Keakuratan
Tingkat
Tingkat
Keberterimaan
Keterbacaan
3
2
1
3
2
1
3
2
1
1
Harfiah + Reduksi
4
-
-
4
-
-
4
-
-
2
Transposisi + Penambahan
-
1
-
1
-
-
1
-
-
3
Modulasi + Reduksi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
4
Harfiah + Amplifikasi Linguistik
3
-
-
3
-
-
3
-
-
5
Harfiah + Kompensasi
3
-
-
3
-
-
3
-
-
6
Harfiah + Peminjaman murni
16
-
-
15
1
-
16
-
-
7
Harfiah + Peminjaman naturalisasi
3
-
-
3
-
-
3
-
-
8
Peminjaman murni + Modulasi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
9
Harfiah + Penambahan
5
1
-
6
-
-
6
-
-
36
2
-
37
1
-
38
-
-
94,74%
5,26%
-
97,37%
2,63%
-
100%
-
-
Total Persentase
Kualitas keakuratan seluruh temuan data tuturan dengan varian kuplet adalah 38 data tuturan. Sebanyak 36 data (94,74%%) dinilai akurat dan 3 data (5,26%) termasuk terjemahan kurang akurat. Data- data yang kurang akurat dalam penerjemahannya ditimbulkan oleh beberapa teknik varian kuplet harfiah dan peminjaman naturalisasi, transposisi dan penambahan, harfiah dan penambahan. Berikut ini, ulasan contoh data yang diterjemahkan dengan teknik kuplet secara kurang akurat:
1.
Transposisi + Penambahan Sebanyak satu data teridentifikasi yang diterjemahkan menggunakan teknik
kuplet ini secara kurang akurat. Berikut penjelasannya:
15. 005/M Bsu: I am not cautious. commit to user Bsa: Tapi aku bukan orang yang berhati- hati.
114 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada terjemahan tuturan di atas, kata ‘cautious’ menjadi objek penilaian kurang akuratnya terjemahan tuturan ini. Jika dilihat lagi konteksnya, Helen dan Dana Sue ingin meyakinkan Maddie bahwa bisnis kebugaran sangat cocok untuknya karena Maddie orang yang sangat teliti, tetapi Maddie memprotes pernyataan kedua sahabatnya itu dan mengatakan bahwa dia bukan tipe orang yang berhati- hati. Agar terjemahan tuturan ini akurat, sebaiknya kata ‘cautious’ penambahan pada tuturan Bsa diperjelas lagi menjadi ‘orang yang berhati- hati dalam bertindak’.
2.
Harfiah + Penambahan Temuan data dengan varian kuplet modulasi dan amplifikasi linguistik yang
diterjemahkan secara kurang akurat adalah sebagai berikut:
16. 094/M Bsu: You skipped baseball practice, where you were supposed to be. You let your coach and team down. You scared me to death. Bsa: Kau membolos latihan bisbol, padahal itu sudah menjadi kewajibanmu. Kau sengaja mengecewakan pelatih dan timmu. Kau membuat mama cemas setengah mati. Pada terjemahan tuturan di atas, kata ‘sengaja’ yang ditambahkan pada tuturan Bsa menjadi objek penilaian kurang akuratnya terjemahan tuturan ini. Jika dilihat lagi konteksnya, Maddie merasa kesal dan menyalahkan Ty yang membolos latihan bisbol dengan pergi ke rumah neneknya. Namun kepergian Ty ke rumah neneknya hanyalah untuk menenangkan diri, bukan untuk sengaja mengecewakan pelatihnya. Agar terjemahannya menjadi akurat, sebaiknya penambahan ‘sengaja’ pada tuturan Bsu dihilangkan karena maknanya bergeser dan tidak sesuai konteks. Dengan kata lain, jika Ty membolos latihan bisbol, tentunya pelatih dan tim bisbolnya akan kecewa, namun Ty tidak bermaksud sengaja membolos.
commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
4.13 Dampak Penerapan Teknik Varian Triplet Terhadap Kualitas Terjemahan No
Teknik Penerjemahan
Tingkat Keakuratan 3
2
1
Tingkat Keberterimaan 3 2 1 -
1
-
-
-
3
-
-
1
Harfiah + Amplifikasi Linguistik + Penambahan
1
-
-
1
2
Harfiah + Kompresi Linguistik + Penambahan
3
-
-
3
3
Harfiah + Reduksi Kompensasi
+
1
-
-
1
-
-
1
-
-
4
Harfiah + Reduksi + Peminjaman Naturalisasi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
5
Harfiah + Peminjaman Naturalisasi + Transposisi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
6
Harfiah + Reduksi Amplifikasi Linguistik
+
1
1
-
2
-
-
2
-
-
7
Harfiah + Kompensasi + Kompresi Linguistik
1
-
-
1
-
-
1
-
-
8
Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni
4
-
-
4
-
-
4
-
-
9
Harfiah + Transposisi + Peminjaman murni
2
-
-
2
-
-
2
-
-
10
Harfiah + Kompensasi + Peminjaman Naturalisasi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
11
Variasi + Kompensasi + Modulasi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
12
Modulasi + Peminjaman Murni + Penambahan
1
-
-
1
-
-
1
-
-
13
Harfiah + Kompresi Linguistik + Reduksi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
14
Reduksi + Kompresi Linguistik + Modulasi
1
-
-
1
-
-
1
-
-
20 95,24%
1 4,76%
-
21 100%
-
-
21 100%
-
-
Total Persentase
-
Tingkat Keterbacaan 3 2 1
-
Dari 21 data yang diterjemahkan dengan varian triplet ditemukan 20 data (95,24%) yang diterjemahkan secara akurat dan 1 data saja (4,76%) yang dinilai kurang akurat. Dua data yang dinilai kurang akurat tersebut menggunakan varian triplet harfiah, reduksi, dan amplifikasi Linguistik). Berikut penjelasan data varian commit to user triplet yang kurang akurat ini:
116 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Harfiah + Reduksi + Amplifikasi Linguistik Data yang diterjemahkan dengan varian triplet secara kurang akurat yang
pertama diterjemahkan dengan menggunakan teknik harfiah, reduksi , dan kompresi linguistik.
17. 084/M Bsu: Look, just because you had a tough day in court, you don’t get to come home and try out your interrogation techniques on me. Bsa: Lihat, cuma karena kau menemukan kesulitan di pengadilan kau mencobakan teknik interogasimu kepadaku. Terjemahan tuturan (084/M) di atas dinilai kurang akurat karena hilangnya pesan pada Bsu yang tidak diterjemahkan dalam Bsa, yakni ‘you don’t get to come home’. Padahal jika dikaitkan dengan konteks yang menaunginya, Maddie memprotes sikap helen yang terus mendesaknya kenapa Cal selalu dilibatkan dalam urusan memperbaiki rumahnya, padahal dia adalah pelatih bisbol anaknya. Maddie memprotes tudingan Helen itu sebagai pelampiasan Helen yang kesal terhadap kliennya di pengadilan dan sengaja tidak langsung pulang ke rumah, tetapi memilih untuk mampir ke rumah Maddie. Agar terjemahannya menjadi akurat, sebaiknya pesan pada Bsu tetap disampaikan dalam Bsa nya agar terjemahan tuturan yang dihasilkan sesuai dengan konteksnya.
4.14 Dampak Penerapan Teknik Varian Kwartet Terhadap Kualitas Terjemahan No
1
2
Teknik Penerjemahan
Harfiah + Peminjaman Murni + Amplifikasi Linguistik + Modulasi Harfiah + Transposisi + Penambahan + Peminjaman Naturalisasi
Total Persentase
Tingkat Keakuratan
Tingkat Keberterimaan 3 2 1 1 -
Tingkat Keterbacaan 3 2 1 1 -
3 -
2 1
1 -
1
-
-
1
-
-
1
-
-
1 50%
1 50%
-
2 100%
-
-
2 100%
-
-
commit to user
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari dua data yang diterjemahkan dengan varian kwartet, satu data dinilai kurang akurat namun berterima, yaian kwartet kni data (070/ Mt) dengan varian kwartet harfiah, peminjaman murni, amplifikasi linguistik, dan modulasi.
1.
Harfiah + Peminjaman Murni + Amplifikasi Linguistik + Modulasi Sebanyak satu data teridentifikasi kurang akurat namun berterima dari varian
kwartet ini. Berikut penjelasannya:
18. 070/Mt Bsu: You know, Maddie, you all think Helen is the tough one, but you’re not half-bad at negotiating yourself. Bsa: Kau tahu, Maddie, kalian semua mengira Helen lah yang tegar, padahal kau sendiri juga lumayan pintar bernegosiasi. Tuturan ini dinilai kurang akurat karena kurang sesuai dengan konteks tuturannya dimana penutur (Mitch) memuji kepandaian Maddie dalam bernegosiasi, tidak hanya Helen yang jago bernegosiasi. Sehingga dalam terjemahannya, kata ‘tough’ sebaiknya diterjemahkan menjadi ‘pintar bernegosiasi’ bukan ‘tegar’ karena kata tegar identik dengan kesabaran seseorang dalam menghadapi suatu permasalahan. Berdasarkan pemaparan tingkat keakuratan, keberterimaan, dan keterbacaan tindak tutur ekspresif di atas, secara umum, dapat dilihat bahwa dari 118 data tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home, 102 data (86,44%) dinyatakan akurat, 15 data (12,71%) kurang akurat, dan 1 data (0,85%) tidak akurat; untuk aspek keberterimaan, 115 data (97,46%) dinilai berterima dan 3 data (2,54%) kurang berterima; untuk aspek keterbacaan, sebanyak 118 data (100%) dinyatakan memiliki tingkat keterbacaan tinggi (mudah dipahami). Dengan menggunakan metode penilaian kualitas hasil terjemahan yang diajukan oleh Nababan (2012) seperti di bawah ini, kualitas hasil terjemahan tindak tutur ekspresifyang ditemukan dalam novel
commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Stealing Home tergolong berkualitas dengan hasil akhir 2,94. No Aspek
Rata- rata
Hasil akhir
1
341,95 : 118 = 2,89
8,69 + 5,96 + 3 = 17,63
2,89 x 3= 8,67
17,63: (3+2+1) = 2,94
2
keakuratan
keberterimaan
351,86 : 118= 2,98 2,98 x 2= 5,96
3
keterbacaan
354 :118 = 3 3x1= 3
B.
Pembahasan Penelitian
ini
membahas
terjemahan
tindak
tutur
ekspresif
ini
menitikberatkan pada pemaparan jenis- jenis tindak tutur ekspresif, penggunaan teknik penerjemahan dan penilaian kualitas terjemahan pada novel Stealing Home dan terjemahannya Hati yang Terenggut dengan pendekatan pragmatik. Pembahasan ini menghubungkan ketiga aspek temuan penelitian tersebut. Adapun yang dibahas dalam sub bab ini adalah temuan jenis tindak tutur ekspresif, penerapan teknik penerjemahan dan dampak penerapan teknik penerjemahan terhadap kualitas terjemahannya.
1.
Jenis Tindak Tutur Ekspresif Kajian tindak tutur merupakan bagian mendasar dalam ilmu pragmatik.
Beberapa ahli memiliki pendapat yang berbeda tentang pembagian jenis tindak tutur ini. Adalah Searle (dalam Fitriana, 2009: 34) mengklasifikasikan tindak tutur menjadi lima jenis tuturan (ilokusi) antara lain direktif, asertif, direktif, komisif, dan deklarasi. Sementara itu Kreidler (dalam Wafa, 2012: 151) menambahkan 2 jenis tindak tutur lagi, sehingga terdapat tujuh jenis tindak tutur meliputi fatis, performatif, komisif, ekspresif, verdiktif, asertif, dan direktif. Tindak tutur ekspresif diartikan sebagai pernyataan yang menggambarkan apa yang dirasakan oleh penutur (Yule, 2006: 93). Dengan kata lain, tuturan yang yang dimaksudkan untuk mengungkapkan ekspresi penutur kepada mitra tutur. Tindak tutur ini mencerminkan pernyataancommit to user pernyataan psikologis penutur terhadap suatu keadaan, meliputi berterima kasih,
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
terkejut, mengucapkan selamat, khawatir, dan sebagainya. Setiap tindak tutur ekspresif mengandung ilokusi (maksud) tertentu. Jenis tindak tutur ekspresif yang diidentifikasi dalam penelitian ini sebanyak 19 meliputi meyalahkan, menyindir, berharap, menyetujui, memprotes, salam perpisahan, membantah, menyesal, mengumpat, berterima kasih, bersimpati, bersyukur, meminta maaf, memuji, mengejek, menuduh, mengeluh, ucapan selamat, dan salam. Jenis tindak tutur ekpresif berterimakasih dinilai menjadi temuan yang dominan. Hal ini sesuai dengan cerita novel Stealing Home yang bercerita tentang permasalahan kompleks yang dihadapi oleh karakter utama dalam novel ini. Adalah Maddie yang harus menerima kenyataan bercerai dengan suaminya setelah 20 tahun menikah. Dia mendapatkan banyak dukungan dan semangat yang menguatkan dari ketiga sahabatnya, ibunya, juga Cal, pelatih bisbol anaknya yang menaruh hati padanya. Oleh karena itu banyak tuturan beretrimakasih yang disampaikan oleh Maddie. Selanjutnya, tindak tutur ekpresif lain yang terdapat dalam novel adalah memprotes. Salah satunya adalah tuturan yang disampaikan oleh Ty kepada Maddie. Ty tidak setuju dengan pernyataan Maddie yang mengatakan bahwa ayahnya akan selalu sayang padanya, tetapi jika benar demikian, mengapa ayah mereka pergi dari rumah dan memilih tinggal dengan selingkuhannya yang sedang hamil. Selain itu, terdapat juga tindak tutur menyetujui, meyalahkan, dan memuji. Contoh tuturan menyetujui adalah ketika Dana Sue dan Helen memberikan tawaran kerjasama bisnis kebugaran kepada Maddie. Setelah lama berpikir dan meminta pendapat ibunya, akhirnya Maddie menyetujui tawaran tersebut atas dasar pertimbangan dia sebagai orang tua tunggal yang harus lebih giat lagi bekerja untuk ketiga anaknya. Sedangkan tindak tutur menyalahkan dalam novel ini seperti yang dilakukan oleh Maddie kepada suaminya Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini. sambil melambaikan kertas tentang pembagian harta kepada Bill. Menurut Maddie, Bill secara sengaja telah mengkhianati 20 tahun pernikahannya. Tindak tutur memuji dalam novel diketahui dilakukan oleh ibu Maddie atas rencana kerjasama bisnis kebugaran Maddie dengan dua sahabatnya. Ibu Maddie memuji rencana itu sebagai ide yang bagus. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
120 digilib.uns.ac.id
Jenis tindak tutur ekspresif lainnya seperti menyindir, meminta maaf, menyesal , dan berharap. Dalam koteks cerita, menyindir merupakan ejekan halus yang disampaikan oleh Maddie kepada selingkuhan suaminya agar tidak secara langsung menyinggung perasaan. Sedangkan tindak tutur meminta maaf dilakukan untuk memohon maaf atas kesalahan dan kekeliruan yang dilakukan. Penyesalan mendalam dalam cerita novel dilakukan oleh karakter Bill atas hubungan yang dia jalin dengan susternya sendiri hingga suster tersebut hamil. Di hadapan Maddie, Bill menyampaikan rasa penyesalan terdalamnya dimana apa yang dia lakukan adalah hanya demi bayi itu. Beberapa tuturan salam perpisahan disampaikan oleh penutur ketika akan berpisah atau meninggalkan mitra tuturnya. Dalam salah satu temuannya, terdapat tuturan yang disampaikan oleh Cal (pelatih bisbol Ty) kepada Maddie ketika mereka sebelum Cal pulang karena telah larut malam. Dikhawatirkan ketiga anak Maddie akan bangun dan memergoki mereka berdua tengah berduaan. Tuturan ekspresif mengumpat juga ditemukan dalam penelitian ini. Salah satu tuturannya adalah seperti yang disampaikan oleh Maddie kepada suaminya karena kekesalannya yang cukup dalam terhadapnya. Akibat ulah suaminya yang menghamili susternya sendiri terpaksa membawanya pada sebuah perceraian yang berdampak buruk pada prestasi anak sulungnya yang telah beranjak remaja. Saat mengetahui prestasi Ty yang menurun, Maddie teringat suaminya dan meluapkkan kekesalan dan kemarahannya dengan umpatan. Terdapat 2 jenis tindak tutur ekspresif yang masing- masing memiliki 3 data temuan saja, yakni bersimpati dan bersyukur, atau (2,54%). Tuturan bersimpati dilakukan dengan dengan menyatakan simpatinya atas masalah atau musibah yang menimpa mitra tuturnya. Misalnya Maddie yang menyampaikan rasa simpatinya kepada Cal setelah mengetahui bahwa Cal juga seorang duda yang belum lama bercerai karena istrinya berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Sedangkan tuturan bersyukur dilakukan dengan tujuan berterimakasih kepada Tuhan atas karunianya. Sebagai contoh, tuturan Maddie yang sangat senang setelah Cal mengabarkan bahwa dia telah menemukan Ty. Tindak tutur ekspresif lainnya mengejek, menuduh, mengeluh, dan membantah yang terdapat dalam novel Stealing Home ini . Contohnya adalah tuturan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
121 digilib.uns.ac.id
mengejek yang dilakukan oleh Peggy kepada Maddie yang mengetahui kedekatan Maddie dengan Cal. Dalam tuturannya, Peggy mengatakan bahwa dia lebih pantas untuk Cal karena usianya sebaya, tidak 10 tahun lebih tua seperti Maddie. Sementara itu, tuturan menuduh dimaksudkan penutur menyatakan mitra tuturnya telah melakukan kesalahan meski belum tentu dibenarkan seperti tuturan Maddie menuduh Ty menghapus pesan di telepon dari guru di sekolahnya. Temuan tuturan mengeluh dilakukan oleh Maddie ketika proses perceraian sangat panjang dan rumit. Tuturan membantah dalam cerita novel dilakukan oleh Maddie kepada sahabatnya juga oleh Ty kepada pelatihnya. Ada 2 jenis tindak tutur ekspresif lain masing- masing satu data yaitu mengucapkan selamat dan salam. Tuturan mengucapkan selamat adalah pernyataan turut bahagia/ senang atas kesenangan orang lain. Dalam penelitian ini, tuturan mengucapkan selamat dinyatakan oleh Bill kepada Cal, pelatih bisbol anaknya. Terakhir, tindak tutur salam disampaikan seperti ketika menyapa/ bertemu dengan seseorang,temuan datanya adalah seperti ketika Maddie menyapa Howie, bapak walikota. Dengan demikian, 19 temuan jenis tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home ini didasarkan pada dua hal, yakni konteks situasi yang menaungi tuturan dan hubungan logis yang tercipta dalam tuturan tersebut dan isi tuturan sehingga dapat menentukan jenis tuturan ekspresifnya.
2.
Penerapan Teknik Penerjemahan Dalam menerjemahkan tindak tutur, pesan dalam BSa hendaknya sama
dengan
pesan pada Bsa. Konteks yang menaungi tuturan menjadi penting dan
sebagai pertimbangan penerjemah. Perwujudan terjemahan tindak tutur harus sepadan, sesuai dengan kaidah dan budaya dalam Bsa, serta mudah dipahami oleh pembaca BSa. Pada umumnya, beberapa teknik yang digunakan oleh penerjemah, diantaranya adalah harfiah, modulasi, penambahan, reduksi, amplifikasi linguistik, dan peminjaman. Hal ini sejalan dengan temuan teknik yang digunakan pada penelitian Wisudawanto (2012) dan Singgih (2013). Dalam penelitian ini, jumlah tindak tutur ekspresif yang terdapat dalam novel Stealing Home adalah 118 tuturan.commit Berdasarkan to userdata tersebut, terdapat 11 teknik
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
penerjemahan yang diterapkan dalam novel ini dari Bsu (Bahasa Inggris) ke Bsa (Bahasa Indonesia) dengan frekuensi 203 kali. Sebelas teknik yang digunakan tersebut meliputi harfiah 109 kali (53,96%), peminjaman murni 25 kali (12,32%), penambahan 17 kali (8,37%), reduksi 11 kali (3,45%), kompresi linguistik sebanyak 8 kali (3,94%), amplifikasi linguistik, peminjaman naturalisasi, dan kompensasi masing- masing 7 kali (3,45%), teknik modulasi sebanyak 6 kali (2,96%), teknik transposisi 5 kali (2,46%) dan variasi 1 kali (0,49%). Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa teknik harfiah merupakan teknik penerjemahan yang paling banyak diterapkan untuk menerjemahkan tindak tutur ekspresif, yakni sebanyak 109 kali (67,4%). Penerapan teknik ini sebagian besar untuk menerjemahkan tindak tutur berterimakasih, menyetujui, meminta maaf, bersyukur, mengumpat, dan salam terutama dalam varian tunggal. Beberapa tuturan ini umumnya berbentuk tuturan singkat dan struktur tuturan Bsu yang tidak jauh berbeda dengan Bsa nya. Selain harfiah, teknik peminjaman naturalisasi juga ditemukan dalam penelitian ini sebanyak 25 kali. Teknik peminjaman murni adalah teknik yang diterapkan dengan cara meminjam kata atau ungkapan dalam Bsu. Peminjaman dilakukan tanpa penyesuaian dalam pelafalannya. Dalam penelitian ini, teknik peminjaman murni diterapkan pada penerjemahan tokoh karakter dan nama makanan. Karakter dan tokoh cerita merupakan unsur penting dalam sebuah novel. Perannya adalah untuk membangun cerita dan menciptakan plot. Menurut Herman (dalam Kuncara, 2013: 157) penerjemahan nama dapat dilakukan dengan 4 cara, yakni mengkopi nama karakter sama seperti dalam Bsu nya (pure borrowing), mengkopi tetapi pelafalannya disesuaikan dengan Bsa (naturalized borrwing), mengganti nama dalam teks Bsu dengan istilah nama yang tidak memiliki keterkaitan sama sekali (adaptasi), atau mengartikan nama karakter sesuai dengan makna semantiknya (literal). Namun, penerapan teknik peminjaman murni dalam penelitian ini cenderung tepat. Selain untuk menghormati pilihan penulis novel, juga penyampaian atmosfer dalam cerita novel yang baik kepada pembaca Bsa mengingat pembaca sasaran adalah orang dewasa, sehingga tidak masalah dalam hal pelafalannya. commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Selanjutnya adalah penggunaan teknik penambahan yang diterapkan penerjemah pada 17 data tuturan. Teknik ini sedikit banyak ditemukan pada jenis tindak
tutur
ekspresif
berharap,
menyesal,
berterimakasih,
memuji
dan
menyalahkan. Selain penambahan, terdapat pula teknik reduksi dan kompresi linguistik dalam penerjemahan tindak tutur ekspresif ini yang ditemukan pada 11 data tuturan. Teknik reduksi pada tuturan ekspresif diketahui pada penerapan varian kuplet dan triplet. Sedangkan untuk teknik kompresi linguistik terlihat pada varian tunggal dan triplet. Penulis berkeyakinan bahwa penerapan teknik reduksi dan kompresi linguistik pada beberapa tuturan menimbulkan terjemahan tuturannya kurang akurat, namun isi pesan masih bisa tersampaikan dengan cukup baik. Hal ini mungkin bisa terjadi karena kesilapan penerjemah atau masalah teknis dalam proses pengetikan atau editing. Teknik penerjemahan selanjutnya adalah amplifikasi linguistik dan peminjaman naturalisasi yang tampak pada masing- masing 7 data tuturan. Teknik amplifikasi linguistik dimaksudkan untuk menambahkan unsur- unsur linguistik dalam Bsa yang tidak disebutkan dalam teks Bsu. Sedangkan teknik penerjemahan peminjaman naturalisasi dilakukan dengan peminjaman, tetapi pelafalannya disesuaikan dengan kaidah Bsa. Kedua teknik penerjemahan ini dilakukan agar pembaca sasaran lebih mudah memahami isi tuturan, seperti tuturan . “Dammit, I never should have agreed to let him stay.” Diterjemahkan menjadi “Bodoh, mestinya aku tidak mengizinkan dia lebih lama tinggal di sana.” Selanjutnya adalah penerapan teknik transposisi dan variasi. Teknik transposisi dilakukan pada 5 data tuturan. Kedua teknik ini diterapkan dalam varian kuplet, triplet dan kwartet. Penggunaan teknik transposisi dan variasi dalam penerjemahan suatu tindak tutur dapat dijadikan pertimbangan bagi penerjemah dengan tujuan agar terjemahan menjadi lebih mudah dipahami oleh pembaca sasaran. Sebelas teknik yang digunakan dalam penerjemahan tindak tutur ekspresif ini terbagi dalam empat varian, yaitu varian tunggal, varian kuplet, varian triplet, dan varian kwartet. Setelah proses analisis 118 data tersebut, didapatkan jumlah penerapan yang cukup variatif untuk setiap variannya. Ada 57 data yang diterjemahkan dengan varian tunggal. Varian commit to userkuplet dihasilkan oleh 38 data,
perpustakaan.uns.ac.id
124 digilib.uns.ac.id
sebanyak 21 data diterjemahkan dengan varian triplet dan jumlah varian kwartet dalam penelitian ini hanya 2 data tuturan. Varian teknik ini merupakan implikasi dari kuasa penerjemah. Dalam menerjemahkan suatu teks, penerjemah memiliki kuasa untuk memilih teknik mana yang paling tepat digunakan, sehingga dalam penelitian ini, temuan varian teknik merupakan efek dari pilihan yang diambil oleh penerjemah. Varian tunggal adalah penerapan satu teknik penerjemahan saja dalam satu data tuturan. Dalam hal ini, jumlah keseluruhannya adalah 57 data. Varian ini juga bisa dikatakan sebagai temuan yang mendominasi dari empat varian terjemahan. Beberapa teknik penerjemahan yang digunakan dalam varian tunggal ini antara lain: harfiah, dan kompresi linguistik. Dari dua teknik penerjemahan yang digunakan dalam varian tunggal ini, teknik harfiah merupakan teknik yang paling sering digunakan dan dilanjutkan dengan teknik kompresi linguistik. Penerapan varian kuplet dalam penelitian ini teridentifikasi sebanyak 38 data tuturan. Perpaduan dua teknik penerjemahan sekaligus dalam satu data dilakukan untuk menentukan padanan dalam Bsa. Penerapan varian teknik triplet juga ditemukan dalam terjemahan tuturan ekspresif ini. Terdapat 21 data tuturan diterjemahkan dengan varian triplet dan 2 data diketahui menggunakan varian kwartet. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar tuturan ekspresif ini diterjemahkan dengan menggunakan varian tunggal, khususnya harfiah. Terapan teknik penerjemahan harfiah dilakukan sebanyak 109 kali dan selalu muncul dalam setiap variannya. Pada varian tunggal, teknik harfiah yang digunakan sebanyak 54 kali, 45 kali pada varian kuplet, 18 data varian triplet dan 2 data dalam varian kwartet. Teknik harfiah dilakukan dengan cara menerjemahkan kata demi kata, namun struktur sudah disesuaikan dalam kaidah dalam Bsa dengan tujuan agar pembaca teks Bsu lebih mudah dipahami oleh pembaca sasaran.
3.
Dampak Penerapan Teknik Penerjemahan Terhadap Kualitas Terjemahan Dari 118 data yang dianalisis, kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif pada
novel Stealing Home cenderung baik. Terjemahan commit to user akurat banyak ditemukan dalam
perpustakaan.uns.ac.id
125 digilib.uns.ac.id
penelitian ini dibandingkan dengan terjemahan yang kurang akurat dan tidak akurat. Demikian halnya dengan penilaian tingkat keberterimaan dan keterbacaannya. Hasil analisis menunjukkan bahwa jumlah data tuturan yang diterjemahkan secara akurat sebanyak 102 data, 115 data secara berterima dan tingkat keterbacaan tinggi sebanyak 118 data. Sehingga dapat disimpulkan penerapan temuan teknik penerjemahan cenderung baik terhadap kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home ini. Terjemahan akurat dipengaruhi oleh kesepadanan makna antara Bsu dan Bsa. Kurang akuratnya terjemahan tuturan ekspresif ini disebabkan oleh sebagian pesan tidak tersampaikan. Dan ketidakakuratan dipengaruhi oleh perbedaan makna antara Bsu dan Bsa, sehingga maksud dari tuturan tidak sesuai dengan konteks yang melingkupi tuturan tersebut. Penerapan varian tunggal pada 57 tuturan, 46 data diterjemahkan secara akurat, 56 data secara berterima dan 57 data dengan tingkat keterbacaan tinggi. Hanya terdapat 10 data yang diterjemahkan secara kurang akurat dan 1 data tidak akurat. Kedua data yang kurang akurat ini dipengaruhi oleh penggunaan teknik harfiah. Sama halnya dengan satu terjemahan data yang tidak akurat juga menggunakan teknik harfiah. Pada varian kuplet dengan total 38 data, diketahui 36 terjemahan tuturan akurat dan 2 tuturan kurang akurat. Beberapa terjemahan data kurang akurat ini menggunakan perpaduan teknik reduksi dan transposisi dan teknik harfiah dan penambahan. Tidak ada terjemahan yang tidak akurat yang dihasilkan oleh penerapan varian kuplet ini. Dari 21 data yang diterjemahkan dengan menggunakan varian triplet, ditemukan 1 data tuturan yang diterjemahkan secara kurang akurat. Data yang kurang akurat ini dipengaruhi oleh perpaduan teknik harfiah, reduksi, dan amplifikasi linguistik. Penerapan varian kwartet pada penelitian ini ditemukan pada dua data tuturan. Terjemahan data tersebut juga dinilai kurang akurat karena penggunaan perpaduan teknik harfiah, transposisi, penambahan, dan peminjaman murni. Terjemahan berterima dilakukan dengan menilai tingkat kesesuaian teks Bsu dengan kaidah dan budaya Bsa. Selain itu frasa, klausa, dan kalimat yang digunakan sudah sesuai dengan kaidah- kaidahcommit bahasatoIndonesia. Data tuturan yang kurang user
126 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berterima dalam penelitian ini disebabkan oleh penggunaan kata yang kurang lazim digunakan dalam Bsa, juga struktur tuturan yang kurang sesuai dengan kaidah dalam Bsa. Dalam penelitian ini, tidak ada data yang diterjemahkan secara tidak berterima. Dari 57 data yang diterjemahkan dengan varian tunggal, sebanyak1 data yang diterjemahkan secara kurang berterima yang disebabkan oleh penggunaan teknik harfiah. Sedangkan pada varian kuplet, ditemukan dua terjemahan yang kurang berterima yang dipengaruhi oleh perpaduan teknik harfiah dan peminjaman murni. Sebanyak dua data dalam varian triplet diketahui kurang berterima dan pada varian kwartet tidak menghasilkan terjemahan tidak berterima. Tingkat keterbacaan diidentifikasi berdasarkan derajat kemudahan suatu tuturan untuk dipahami maksudnya. Dari 118 terjemahan tuturan yang dianalisis dalam penelitian ini memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi.
4.
Hubungan Jenis Tindak Tutur Ekspresif, Teknik Penerjemahan, dan Kualitas Terjemahan Ada tiga komponen utama pada penelitian ini, yakni jenis tindak tutur
ekspresif, teknik penerjemahan, dan penilaian kualitas terjemahan. Pada proses analisis, dilakukan dengan mencari temuan dari setiap komponen selanjutnya mengkaji keterkaitan ketiga komponen tersebut secara berurutan. Pertama, keterkaitan antara jenis tindak tutur ekspresif dan penerapan teknik penerjemahan. Kedua, hubungan antara penerapan teknik penerjemahan dan dampaknya terhadap kualitas terjemahan. Ketiga, hubungan antar ketiga komponen, yakni jenis tindak tutur ekspresif, penerapan teknik penerjemahan dan dampaknya terhadap kualitas terjemahan. Analisis ketiga komponen ini menunjukkan bahwa teknik penerjemahan yang digunakan untuk menerjemahkan setiap tindak tutur ekspresif mampu memberi dampak
tersendiri
dan
menentukan
tingkat
kualitas
terjemahan.
Teknik
penerjemahan yang digunakan juga berpengaruh pada kesepadanan pesan antara Bsu dan Bsa, kesesuaian dengan kaidah dalam Bsa dan tinggi rendahnya tingkat keterbacaan. Jika pesan yang disampaikan sepadan, sesuai dengan kaidah Bsa, dan mudah dipahami oleh pembaca maka akan menghasilkan terjemahan yang berkualitas tinggi. Dari 11 teknik yang digunakan commit to user dalam penerjemahan tindak tutur
perpustakaan.uns.ac.id
127 digilib.uns.ac.id
ekspresif ini, sebagian besar teknik berdampak positif pada kualitas terjemahannya seperti harfiah, penambahan, amplifikasi linguistik, modulasi, transposisi, variasi, kompensasi, dan peminjaman. Hal ini terlihat dari hasil akhir penilaian kualitas terjemahannya yakni 2,94.
5.
Analisis Tema Budaya Pada tahap ini, temuan nilai budaya diperoleh dari peninjauan kembali
pembahasan dengan sumber data, yaitu novel Stealing Home karya Sherryl Woods. Pembahasan dalam sub bab analisis temuan nilai budaya ini adalah mengetahui hubungan penerapan jenis tindak tutur ekspresif, teknik penerjemahan dan dampaknya pada kualitas terjemahan terhadap konteks sumber data dan penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk menemukan alasan mendasar penerjemahan novel ini. Analisis tema budaya juga bertujuan untuk nmengevaluasi apakah tema cerita dalam novel ini merupakan gambaran karakter yang tersampaikan dengan baik pada hasil terjemahannya dalam bahasa Indonesia. Jenis tindak tutur ekspresif yang paling banyak ditemukan dalam penelitian ini adalah tuturan berterimakasih yang dinilai senada dengan cerita dalam novel yang mengisahkan seorang wanita yang bercerai dari suaminya dan berjuang menghidupi ketiga anaknya. Lebih lanjut, tuturan ekspresif berterimakasih ini sebagian besar disampaikan oleh Maddie kepada keluarga, sahabat dan orang- orang yang peduli dan simpati atas masalah yang menimpanya. Maddie menyampaikan tuturan ekspresif berterimakasih ketika mendapat banyak dukungan, motivasi dan semangat dari sahabat dan keluarganya untuk kembali menjalani hidup. Selain itu tuturan ekspresif berterimakasih ini juga diucapkannya kepada Cal, pelatih bisbol anak Maddie yang menaruh hati padanya. Hal ini membuat Maddie kembali membuka hatinya untuk pria lain sebagai pendamping hidup. Selain itu, tuturan berterimakasih juga disampaikan oleh Cal karena pada akhirnya Maddie bersedia menikah dengannya. Seluruh temuan tindak tutur ekspresif ini diterjemahkan sama dalam Bsa nya. Dengan demikian, hal ini menunjukkan bahwa isi pesan tuturan ekspresif dalam Bsu tersampaikan dalam bentuk yang sama dalam Bsa dengan isi yang sepadan. Selanjutnya, dari sisi penokohan atau karakterisasi dalam novel ini adalah Maddie, sosok wanita yang mengalami commit tobanyak user permasalahan dalam rumah
128 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tangganya. Suaminya yang merupakan seorang dokter berselingkuh dengan susternya sendiri hingga hamil. Hal tersebut berpengaruh pada ketiga anaknya mulai dengan prestasi anak pertamanya yang menurun drastis, hingga gosip masyarakat tentang isu kedekatannya dengan pelatih bisbol Ty, Cal Maddox mengingat Cal sering datang ke rumah Maddie membicarakan soal Ty. Namun, Maddie mendapatkan banyak dukungan dan semangat dari ketiga sahabatnya, juga ibu dan tetangganya. Rasa terima kasih kepada orang- orang yang menguatkannya terlihat dari tuturan ekspresif berterimakasih. Selain penerapan jenis tindak tutur ekspresif, komponen lain yang dibahas dalam penelitian ini adalah penerapan teknik penerjemahan dan penilaian kualitas hasil terjemahan. Penerapan 11 teknik penerjemahan yang digunakan dimana teknik harfiah yang paling banyak digunakan dalam bentuk varian tunggal, kuplet, triplet, dan kwartet cenderung berdampak positif terhadap kualitas terjemahan. Dengan kata lain, dengan penerapan 11 teknik ini, terjemahan tuturan ekspresif dalam novel Stealing Home ini cenderung akurat, berterima dan mudah dipahami. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tuturan ilokusi ekspresif dalam novel Stealing Home berhasil menjaga kekhasan tema cerita termasuk penokohannya dalam terjemahan bahasa Indonesia.
commit to user
129 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Pada bagian ini berisi simpulan dan saran dari penelitian ini yang didasarkan pada rumusan masalah, hasil analisis dan pembahasan. Bagian simpulan berisi tentang hasil dari seluruh rangkaian penelitian dalam novel Stealing Home karya Sherryl Woods ini yang terdiri dari analisis penerapan jenis tindak tutur ekspresif, evaluasi penggunaan teknikpenerjemahan dan pengaruhnya terhadap kualitas terjemahan. Sedangkan bagian saran bagi penelitian- penelitian selanjutnya
A.
Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan mengenai jenis tindak tutur ekspresif,
teknik penerjemahan dan dampaknya terhadap kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home, peneliti menarik beberapa kesimpulan akhir penelitian sebagai berikut:
1.
Tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home Tindak tutur ekspresif merupakan bentuk tuturan yang berfungsi untuk
menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur terhadap suatu keadaan, misalnya berterimakasih, meminta maaf, memuji, dan lain- lain. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa hasil analisis 118 data tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home menghasilkan 19 jenis tindak tutur ekspresif, antara lain menyalahkan, menyindir, berharap, menyetujui, memprotes, salam perpisahan, membela diri, mengejek, salam, meminta maaf, menyesal, menuduh, mengumpat, berterima kasih,bersimpati, bersyukur, memuji, mengeluh,ucapan
selamat, dan
membantah. Tindak tutur ekspresif berterimakasih menjadi temuan yang mendominasi dan sebagian besar tuturan ini disampaikan oleh tokoh utama novel tersebut, yakni Maddie. Temuan ini dinilai sesuai dengan cerita novel dimana Maddie merupakan seorang ibu rumah tangga yang banyak mengalami permasalahan kompleks dalam rumah tangganya. Namun, dia mendapatkan semangat, nasehat, bantuan, commit todukungan, user 119
perpustakaan.uns.ac.id
130 digilib.uns.ac.id
dan cinta dari orang- orang terdekatnya untuk bisa bangkit kembali menata hidup pasca perceraiannya.
2.
Penerapan Teknik Penerjemahan Tindak Tutur Ekspresif Terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home menerapkan 11
teknik penerjemahan dengan frekuensi penggunaan 203 kali. Sebelas teknik yang diterapkan meliputi teknik harfiah, peminjaman murni, penambahan, reduksi, kompresi linguistik, amplifikasi linguistik, peminjaman naturalisasi, kompensasi, modulasi, transposisi, dan variasi. Setiap tuturan ekspresif memiki perbedaan penerapan teknik penerjemahan. Aplikasi 11 teknik ini terbagi dalam 4 varian teknik: tunggal 57 data, kuplet 38 data, triplet 21 data, dan kwartet 2 data. Teknik harfiah paling banyak digunakan dalam menerjemahkan tindak tutur ekspresif ini. Dalam hal ini, penerjemah berusaha mempertahankan pesan dalam Bsu agar tetap sama pada Bsa nya. Namun, 1 data teridentifikasi tidak akurat yang diterjemahkan dengan teknik harfiah ini.
3.
Dampak Penerapan Teknik Penerjemahan terhadap Kualitas Terjemahan Baik atau tidaknya kualitas suatu terjemahan terlihat dari kemampuan
penerjemah menyampaikan pesan ke dalam Bsa secara akurat. Beberapa indikasinya adalah tingginya akurasi terjemahan, penggunaan bahasa pada terjemahan juga terasa wajar dari segi gaya dan bahasa menurut tata bahasa Indonesia (alamiah dalam kaidah dan budaya Bsa), mudahnya suatu teks terjemahan untuk dipahami maksudnya oleh pembaca sasaran meskipun dengan latar belakang budaya yang berbeda. Berdasarkan penilaian dari sembilan rater/ responden, terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home cenderung akurat, berterima dan mudah dipahami. Dari hasil penilaian para rater, penulis dapat menyimpulkan bahwa dari 118 data tuturan ekspresif memiliki penilaian tingkat keakuratan sebagai berikut: 102 data dinyatakan terjemahannya akurat dengan penggunaan teknik harfiah, amplifikasi, penambahan, peminjaman murni, kompensasi, dan kompresi linguistik. Temuan ini mengindikasikan bahwa teknik- teknik tersebut cenderung memberikan kontribusi positif bagi terjemahan commit tindak totutur user ekspresif ini, khususnya teknik
131 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harfiah. Dalam hal ini, penerjemah berupaya agar bentuk dan struktur Bsa sangat mirip dengan bentuk dan struktur Bsu sehingga para pembaca dapat menikmati gaya penulisan yang dibuat oleh penulis aslinya. Di lain sisi, teknik harfiah juga merupakan salah satu teknik yang perlu mendapat perhatian khusus selain teknik reduksi dan kompresi karena dinilai menyumbangkan terjemahan tindak tutur ekspresif yang kurang akurat. Hal ini karena pada teknik harfiah tidak memiliki perhatian yang cukup terhadap penyesuaian antara Bsu dan Bsa, misalnya konteks. Dipinggirkannya konteks dalam terjemahan teknik ini mampu mengurangi nilai dari hasil terjemahan itu sendiri karena bisa jadi pembaca mendapatkan makna yang berbeda dari yang dimaksud dalam Bsu. Dalam penelitian ini, 17 data dinyatakan kurang akurat, dan hanya 1 data yang tidak akurat yang diterjemahkan dengan teknik harfiah. Dari 3 rater penilai tingkat keberterimaan tindak tutur ekspresif ini, 4 dari 118 data dinyatakan kurang berterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kualitas terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home ini cenderung baik. Namun demikian, beberapa data dalam jumlah yang sedikit masih kurang dalam hal kualitasnya sehingga bisa menjadi perhatian bagi penerjemah.
B.
Saran Berdasarkan simpulan di atas, berikut saran untuk perbaikan terjemahan ke
depan dan untuk penelitian lebih lanjut. 1. Penerjemah novel Bagi penerjemah novel, khususnya novel romansa yang memuat banyak tindak tutur ekspresif dituntut untuk mampu memilih teknik penerjemahan yang mengutamakan keakuratan dan kelengkapan informasi agar pesan dalam Bsu dapat dipahami oleh pembaca karena tidak semua pembaca memiliki latar belakang, budaya, dan keilmuan yang sama. Hal ini dapat dilakukan dengan penerapan teknik amplifikasi, deskripsi, dan penambahan dengan tujuan agar pesan yang disampaikan lengkap dan mudah dipahami oleh pembaca bahasa sasaran namun tidak mengurangi pesan tuturannya.
commit to user
132 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Agar terjemahan lebih berterima dan mudah dipahami oleh pembaca bahasa
sasaran,
penerjemah
juga
perlu
mempertimbangkan
dalam
menggunakan editor ahli bahasa agar tidak terjadi penggunaan tata bahasa atau istilah yang tidak lazim dalam bahasa Indonesia. Penerapan teknik harfiah dan reduksi dinilai banyak memberi kontribusi negatif pada kualitas terjemahan. Teknik harfiah yang digunakan terkadang tidak berdasarkan konteks yang menaungi tuturan. Sedangkan untuk teknik reduksi berdampak pada penghilangan informasi penting pada Bsu dalam Bsa. Hal ini menyebabkan makna/ pesan tidak tersampaikan secara lengkap/ utuh. Oleh karena itu diperlukan ketelitian dalam membaca teks sumber sangat penting karena informasi dalam Bsu yang tidak tersampaikan dalam Bsa bisa menimbulkan terjemahan menjadi kurang atau bahkan tidak akurat.
2. Peneliti lain Penelitian terjemahan tindak tutur ekspresif dalam novel Stealing Home karya Sherryl Woods ini dapat dikatakan masih memiliki banyak ruang penelitian yang bisa dijadikan bahan dan pengembangan penelitian selanjutnya. Penelitian tindak tutur ekspresif ini bisa dilakukan pada sumber data lain atau novel dengan genre yang berbeda. Dalam hal sumber data dalam penelitian ini, yakni novel Stealing Home memiliki beberapa celah untuk penelitian bidang penerjemahan lainnya dengan pendekatan pragmatik seperti implikatur, deiksis, praanggapan, dan lain- lain mengingat novel ini memuat banyak sekali tuturan dibandingkan dengan narasi ceritanya dibandingkan dengan karya Woods lainnya, seperti Amazing Gracie atau Ask Anyone. Dengan demikian, kajian tindak tutur yang lain seperti direktif, asertif, deklaratif, dan komisif bisa dijadikan sebagai topik penelitian penerjemahan selanjutnya.
commit to user
133 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
REFERENSI
Abdurrahman. 2011. Pragmatik, Konsep Dasar Memahami Konteks Tuturan. Jurnal Lingua. UIN Malang. Abdurrahman, dan Soejono. 1999. Metode Penelitian: Suatu Pemikiran dan Penerapan. Rineka Cipta,Jakarta, Budiarti, Diah. 2013. Analisis Tindak Tutur Direktif pada Pembelajaran Biologi Kelas VIII B Mts.1 Muhammadiyah Malang. Mts Muhammadiyah Malang. Bungin, H.M Burhan, Sosiologi Komunikasi, Kencana, Jakarta, 2006 Creswell, J.W. 1998. Qualitative Inquiry and Research Design. California: Sage Publications, Inc. Darma, Aliah. 2007. Model Analisis Wacana Kritis dalam Kajian Cerpen Berideologi Gender untuk Mengembangkan Kemampuan Analisis Wacana Mahasiswa. Jurnal Bahasa dan Sastra FPBS UPI. Bandung. Deka, Singgih. 2011. Kualitas Terjemahan. Kompasiana, Opini. edisi 26 December 2011 Fawcet, Peter. 1997. Translation Theory Explained. Britania Raya: St. Jerome Publishing Fitriana, Irta. 2009. Speech Act Analysis of XL bebas Advertisements in PULSA Tabloid. Unipdu. Jombang. Hoed, Benny H. 2004. Ideologi dalam Penerjemahan. Jurnal Linguistik Bahasa, Vol.2 No.1 Surakarta: Program Studi Linguistik. Ismari. 1995. Tentang Percakapan. Surabaya: Airlangga University Press. Hal 6-11, 76-81. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik (Edisi ketiga). Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kuncara, Daru Singgih. 2013. Analisis Terjemahan Tindak Tutur Direktif pada Novel The Godfather dan Terjemahannya. Hal 1- 20. Jurnal kebahasaan Transling. Vol 1 No 1. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Leech, Geoffrey. 1993. Prinsip- prinsip Pragmatik (diterjemahkan oleh Oka). Jakarta. Balai Pustaka. commit to user 123
perpustakaan.uns.ac.id
134 digilib.uns.ac.id
Levinson. Stephen. 1983.Pragmatics. London. Cambridge University Press. Moleong, L. (2000). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda karya. Molina, L., & Albir, H. (2002). Translation Techniques Revisited: A Dynmic and Functionalist Approach. Meta Journal des Tranducteur/ Meta: Translators’ Journal (XLLVII) No.4, hal. 498- 512. Nababan, M.R. 2003. Teori Menerjemah bahasa Inggris. Yogyakarta. Pustaka Belajar Nababan, Rudolf. 2008. Kompetensi Penerjemahan dan Dampaknya pada Kualitas Penerjemahan. Pidato Pengukuhan Guru Besar. UNS. Nababan, Rudolf, dkk. 2012. Pengembangan Model Penilaian Kualitas Terjemahan. UNS. Kajian Linguistik dn Sastra, Vol. 24. No. 1. Edisi Juni 2012: 39- 57 Nawawi, H. (1998). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Newmark, Peter. 1988. A Textbook of Translation. Singapore: Prentice Hall. Nida, Eugene, A., & Taber, Charles R. 1974. The Theory and Practice of Translation. Leiden: E.J. Brill. Nuraeni, Ardiana. 2008. Perbandingan Terjemahan “Tindak Tutur Mengeluh” dalam Film Bad Boys II yang ditayangkan di Stasuin Televisi dan di VCD (Analisis Strategi penerjemahan, Kesepadanan Makna dan Keberterimaan). Pascasarjana UNS. Nugraheni, Yunita. 2011. Implikatur Percakapan Tokoh Wanita dan Tokoh Laki- laki dalam Film Harry Potter and The Goblet of Fire. Jurnal LENSA. Unimus. Vol 1 No 2, Juli – Desember 2011. Hal 183- 193. Nurhaniah, Yayuk Anik. 2008. Terjemahan Kalimat Tanya pada Percakapan di dalam Novel Remaja “Dear No Body” ke dalam Bahasa Indonesia. Tesis. UNS Putranti, Adventina. 2007. Kajian Terjemahan Tindak Ilokusi Ekspresif dalam Teks Terjemahan Film American Beauty. Pascasarjana UNS. Rahardi, K. 2005. Pragmatik: Kesantunan Imperatif Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga Rohmadi, Muhammad. 2004. Pragmatik: Teori dan Analisis. Yogyakarta: Lingkar Media commit to user CV. IKIP Semarang Press Rustono, 1999. Pokok- pokok Pragmatik. Semarang:
135 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Santosa, Riyadi. 2012. Metode Penelitian Kualitatif Kebahasaan. UNS Sutopo, H.B. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian (Qualitative research methodology: Basic theories and their application to research). Surakarta: Sebelas Maret University Press. Sutopo, H.B. 2006. Penelitian Kualitatif: Dasar teori dan terapannya dalam penelitian. Surakarta: Sebelas Maret University Press. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Pengajaran Pragmatik. Bandung: Angkasa Wafa, Hosnol. 2013. “Kajian Terjemahan Tindak Tutur Ilokusi Direktif dalam Komik Baby Blues Siaga Satu Anak Pertama Karya Rick Kirkman dan Jerry Scott dan Pengaruhnya terhadap Kualitas Terjemahan”. Pascasarjana UNS. Wicaksono, Galih. 2011. Tindak Tutur Ekspresif Pada Rubrik Gambang Suling Di Majalah Jaya Baya. Universitas Negeri Semarang. Wisudawanto, Rahmat. 2012. Analisis Terjemahan Tuturan Karakter Spongebob dalam Komik Amazing Journey dan Terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Wuryantoro, Aris. 2006. Kompetensi Pragmatik dalam Penerjemahan. Journal. Universitas Gunadarma, Jakarta. Yule, George. 1996. Pragmatics. Oxford: Oxford University Press Yule, George. 2006. Pragmatik. Pustaka Belajar. Yunita. 2009. Tindak Tutur dan Konteks. Universitas Riau.
Sumber Internet: http://inisiatifpenerjemahansastra.org/tulisan-writings/sastra-terjemahan-kita/). (http://my-private-things.blogspot.com/search/label/harlequin) (http://www.sherrylwoods.com/y1-090599.shtml)
(http://www.goodreads.com/topic/show/90241-penerjemah). (http://www.librarything.com/work/2344701/commonknowledge)
commit to user
136
LAMPIRAN TABEL PEMETAAN DATA, TEKNIK PENERJEMAHAN DAN KUALITAS TERJEMAHAN Data
Bsu
Bsa
001/SH/M
Maddie: “You’ve managed to reduce twenty years of your lives to this.” (waving the settlement papers at him)
002/ SH/ H 003/S/ M
Helen: “Or the mindles pinup he plans to marry.” Maddie: “I was hoping you’d think it was sweat.”
Maddie: “Kau menghilangkan dua puluh tahun dalam hidupmu untuk ini.” (melambaikan kertas tentang pembagian harta) Helen: “Atau gembong tak berotak yang ingin dinikahinya.” Maddie: “Aku sebenarnya berharap kalian mengira itu tetesan keringat.”
004/SH/ H
Helen: “Okay, here’s the deal.”
005/SH/M
Jenis Tindak Tutur Ekspresif Menyalahkan
Teknik Penerjemahan Harfiah + Reduksi
Menyindir
Keakurat an
Keberteri maan
Keterbac aan
Kuplet
3
3
3
Harfiah
Tunggal
2.33
2
3
Berharap
Harfiah + Amplifikasi linguistik + Penambahan
Triplet
3
3
3
Helen: “Oke, setuju.”
Menyetujui
Kuplet
3
3
3
Maddie: “I am not cautious.”
Maddie: “Tapi aku bukan orang yang berhatihati.”
Memprotes
Harfiah + naturalisasi Harfiah
Tunggal
2.33
3
3
006/SH/B
Bill: “Bye, kids.”
Bill: “Bye, anak- anak.”
Salam perpisahan
Harfiah + Peminjaman murni
Kuplet
3
3
3
007/SH/K
Kyle: “Bye, Dad.”
Kyle: “Bye, papa.”
Salam perpisahan
Harfiah + Peminjaman murni
Kuplet
3
3
3
008/SH/M
Maddie: “I don’t do that.”
Maddie: “Aku tidak melakukan itu.”
Membantah
Harfiah
Tunggal
3
3
3
009/SH/B
Bill: “I didn’t want things to run out like this.”
Bill: “Sebenarnya aku tak mau semuanya jadi begini.”
Menyesal
Harfiah + kompresi linguistik + Penambahan
Triplet
3
3
3
010/SH/B
Bill: “If I weren’t for the baby...”
Bill: “Seandainya bukan karena bayi itu...”
Menyesal
Modulasi + reduksi
Kuplet
3
3
3
011/SH/M
Maddie: “You had an affairs, Bill.”
Maddie: “Kau selingkuh, Bill.”
Menyalahkan
Harfiah
Tunggal
3
3
3
012/SH/B
Bill: “Dan sekali lagi aku ingin mengatakan betapa menyesalnya aku.” Maddie: “Terkutuk kau Bill Towsend.”
Menyesal
Harfiah + penambahan
Kuplet
3
3
3
013/SH/M
Bill: “And to say one more time how sorry I am.” Maddie: “Damn you, Bill Towsend.”
Mengumpat
Harfiah + Peminjaman murni
Kuplet
3
2.33
3
014/SH/M
Maddie: “That sounds great.”
Maddie: “Kedengarannya bagus.”
Menyetujui
Harfiah
Tunggal
3
3
3
Peminjaman
Varian
136
137
015/SH/H
Helen: “You are a smart woman”
Helen: “Memang iya.”
Menyetujui
Kompresi Linguistik
016/SH/M
Maddie: “Thank you.”
Maddie: “Terima kasih.”
Berterima kasih
Harfiah
017/SH/T
Ty: “Then why the hell did he leave us for her?”
Ty: “Lalu kenapa dia pergi dari kita demi pelacur itu?”
Memprotes
Harfiah + kompensasi
018/SH/T
Ty: “Yeah, right. I’ve seen her good quality. Maddie: “Tyler Towsend! You know better than to make a remark like that.”
Ty: “Ya, benar. Aku lihat sendiri kualitas dia.” Maddie: “Tyler Towsend! Kau tak perlu berkomentar semacam itu..”
Menyetujui
Harfiah + Reduksi Peminjaman naturalisasi Harfiah + Transposisi Peminjaman Murni
Grace: “I was really sorry to hear about you and Bill.” Maddie: “Thanks, Grace.”
Grace: “Aku sangat prihatin mendengar berita tentangmu dan Bill.” Maddie: “Terima kasih, Grace.”
Bersimpati
022/SH/M
Maddie: “Yes, working with them would be wonderful.”
023/SH/M 024/SH/M
Tunggal
3
3
3
Tunggal
3
3
3
+
Triplet
3
3
3
+
Triplet
3
3
3
+
Triplet
3
3
3
Harfiah + Peminjaman murni
Kuplet
3
3
3
Berterima kasih
Harfiah + Peminjaman murni
kupletl
3
3
3
Maddie: “Ya, bekerja sama dengan mereka itu menyenangkan.”
Menyetujui
Harfiah linguistik
Kuplet
3
3
3
Maddie: “Thanks, Neville.” Maddie: “No question about that.”
Maddie:”Terima kasih, Neville.” Maddie: (setuju) “Tak diragukan lagi.”
Berterima kasih Menyetujui
Harfiah + Peminjaman murni Harfiah
Kuplet Tunggal
3 3
3 3
3 3
025/SH/M
Maddie: “Thanks, Neville.”
Maddie: “Makasih, Neville.”
Berterima kasih
Harfiah + penambahan
Kuplet
3
3
3
026/SH/M
Maddie: “You’re a pediatrics nurse, Noreen. Surely you must have taken some child pschology courses.” Maddie: “I’m sure they did when they thought of you as their father’s nurse.”
Maddie: “Kau ini suster anak- anak. Pastilah kau pernah belajar tentang psikologi anak.”
Menyindir
Harfiah + Kompresi Linguistik + Reduksi
Kuplet
3
2,33
3
Menyindir
Harfiah + Reduksi Amplifikasi Linguistik
Triplet
3
3
3
Berterima kasih
Harfiah
Tunggal
2.33
3
3
019/SH/M
020/SH/G 021/SH/M
Menyalahkan
+
reduksi
Amplifikasi
028/SH/M
Maddie: “Thanks for being here for me.”
Maddie: “Aku yakin mereka melakukan itu, kalau mereka mengira kau ini suster papanya.” Maddie: “Terima kasih sudah menghiburku.”
029/SH/D
Dana Sue: “Well, hallelujah.!”
Dana Sue: “Wah, puji Tuhan.”
Bersyukur
Harfiah
Tunggal
3
3
3
030/SH/C 031/SH/M
Cal: “I’m sorry.” Maddie: “Surely Tyler wouldn’t.”
Cal: “Maafkan saya.” Maddie: “Pasti Ty tidak akan begitu.”
Meminta maaf Memprotes
Harfiah Harfiah + Linguistik
Tunggal Kuplet
1 3
3 3
3 3
032/SH/M
Maddie: “You’re right again.”
Maddie: (setuju) “Lagi- lagi Anda benar.”
Menyetujui
Harfiah
Tunggal
3
3
3
033/SH/C
Cal: “You’re hardly ancient. If Ididn’t know you have a sixteen-year-old son, I’d swear you were my age.”
Cal: “Anda tidak bisa disebut tua. Kalau saja tidak punya anak enam belas tahun, berani sumpah kita sebaya.”
Memuji
Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni
Triplet
3
3
3
027/SH/M
+
Amplifikasi
137
138
034/SH/M
Maddie: “I’m not sure I want to go into business with a smug know-it-all.”
Maddie: “Aku tak yakin apakah aku jadi berbisnis dengan orang congkak yang merasa tahu semuanya.” Helen: “Kau memboroskan setiap sen dari penghasilanmu untuk bensin setiap kali kau bolak balik. Dan kau tak pernah punya waktu untuk anak- anak.”
Menyindir
Harfiah + kompresi Linguistik + Penambahan
Triplet
3
3
3
035/SH/H
Helen: “You’d spend every penny you earned on gas for the commute. And you’d never have any time for the kids.”
Menyalahkan
Harfiah + Penambahan + Kompresi Lingustik
Triplet
3
3
3
036/SH/M
Maddie: “No wonder you excelled in law school.”
Maddie: “Tidak heran kau jadi bintang di fakultas hukum.”
Memuji
Transposisi
Tunggal
3
3
3
037/SH/C 038/SH/T
Cal: “Idiot,” Ty: “Oh, come on, Mom, get real, I’m not flunking anything.”
Cal: “Bodoh!” Ty: “Mama lihat dong kenyataannya. Nilaiku tidak ada yang jatuh kok.”
Mengumpat Memprotes
Harfiah Variasi + Modulasi
Tunggal Triplet
3 3
3 3
3 3
039/SH/C
Cal: “Thanks for showing me around.”
Berterima kasih
Harfiah
Tunggal
2.33
3
3
040/SH/C
Cal: “I think we’ll save that for another conversation. See you, Maddie.” Dana Sue: “Hey, slow down. Nobody’s bullying anybody.”
Cal: “Terima kasih sudah mengantarkan saya melihat- lihat.” Cal: “Baiknya kita simpan itu buat percakapan nanti. Sampai nanti Maddie.” Dana Sue: “Hei, santai. Tidak ada yang menggertakmu.”
Salam
Harfiah
Tunggal
3
3
3
Memprotes
Harfiah
Tunggal
2.33
3
3
042/SH/M
Maddie: “You’re right, we need to get some buzz going.”
Maddie: “Kau benar, kita harus membuat gebrakan.”
Menyetujui
Harfiah
Tunggal
3
3
3
043/SH/M
Maddie: “It sounds cozy.”
Maddie: “Kedengarannya enak.”
Menyetujui
Harfiah
Tunggal
3
3
3
044/SH/D
Maddie: I don’t think I can stay with a man who doesn’t totally love me.
Maddie: “Mustahil aku tinggal dengan lelaki yang tidak benar- benar mencintaiku.”
Menyindir
Harfiah
Tunggal
3
3
3
045/SH/T
Ty: “Sorry, Coach.”
Ty: “Maaf pak.”
Meminta maaf
Harfiah + Kompensasi
Kuplet
3
3
3
046/SH/J
John: “You had nothing on those pitches, Ty, you ignored my signals. You gotta get your act together!” Ty: “Why’d she have to show up here? It’s embarrassing.” Cal: “See you in a few minutes, then.”
John: “Kau sama sekali tidak dapat angka dari lemparanmu itu. Kau tidak memedulikan isyaratku. Perhatikan tingkahmu!” Ty: “Kenapa dia harus muncul disini? Memalukan.” Cal: “Sampai ketemu di sana.”
Menyalahkan
Reduksi + Komprsi Linguistik + Modulasi
Triplet
2.33
3
3
Memprotes
Transposisi + penambahan
Kuplet
3
3
3
Salam
Harfiah + Reduksi
Kuplet
3
3
3
041/SH/D
047/SH/T 048/SH/T
Kompensasi
+
138
139
049/SH/M
Maddie: “Yeah, right.”
Maddie: “Ya, benar.”
Menyetujui
050/SH/M
Maddie: “Thank you for saving him.”
Berterima kasih
051/SH/M
Maddie: “Oh, , Cal, I’m so sorry. That must have hurt.”
Maddie: “Terima kasih karena telah menyelamatkan Ty.” Maddie: “Oh, Cal. Aku turut prihatin. Itu pasti menyakitkan.”
052/SH/M
Maddie: “Dammit. I never should have agreed to let him stay,”
053/SH/M
Harfiah + Peminjaman naturalisasi Harfiah + Kompensasi
Kuplet
3
3
Kuplet
3
3
Bersimpati
Harfiah linguistik
Kuplet
3
3
Maddie: “Bodoh, mestinya aku tidak mengizinkan dia lebih lama tinggal di sana.”
Menyesal
Harfiah + Penambahan
Kuplet
3
3
Maddie: “Thanks.”
Maddie: “Terima kasih.”
Berterima kasih
Harfiah
Tunggal
3
3
054/SH/M
Maddie: “Thank God.”
Maddie: “Terima kasih, Tuhan.”
Bersyukur
Harfiah
Tunggal
3
3
055/SH/M
Maddie: “Thank you, Cal.
Maddie: “Terima kasih banyak, Cal.”
Berterima kasih
Triplet
3
3
056/SH/T
Ty: “Thanks for coming to get me.”
Ty: “Terima kasih sudah menemukan aku.”
Berterima kasih
Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni Harfiah
Tunggal
3
3
057/SH/H
Helen: “There is something between you and the coach.” Helen: “But he never invited me out for pizza.”
Helen: “Pasti ada apa- apa antara kau dan pelatih itu?” Helen: “Tapi, dia tidak pernah mengajakku makan pizza.”
Menuduh
Harfiah + penambahan
Kuplet
3
3
Memprotes
Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni
Triplet
3
3
059/SH/B
Bill: “You’ll embarrass Ty.”
Bill: “Kau bikin malu Ty.”
Menyalahkan
Harfiah + Transposisi Peminjaman Murni
Triplet
3
3
060/SH/B
Bill: “Aku minta maaf. Aku tidak tahu dia akan muncul.” Maddie: “Sementara ini aku menyetujuinya.”
Meminta maaf
Harfiah
Tunggal
3
3
061/SH/M
Bill: “I’m sorry. I had no idea she was going to show up.” Maddie: “I’ll go along with that for now.”
Menyetujui
Harfiah
Tunggal
3
3
062/SH/P
Paula: “It’s a great idea.”
Paula: “Gagasan yang bagus.”
Memuji
Harfiah
Tunggal
3
3
063/SH/M
Maddie: “I wanted to thank you again for finding Ty.”
Berterima kasih
Harfiah linguistik
Amplifikasi
Kuplet
3
3
064/SH/C
Cal: “Wow! She’s amazingly talented.”
Maddie: “Aku ingin berterimakasih sekali lagi karena telah repot- repot menemukan Ty.” Cal: “Wow! Bakatnya luar biasa.”
Memuji
Peminjaman Modulasi
murni
Kuplet
3
3
058/SH/H
+
+
Amplifikasi
+
+
3
139
140
065/SH/M
Maddie: “Good night, Cal.”
Maddie: “Selamat malam, Cal.”
066/SH/C 067/SH/M t
Cal: “See you soon.” Mitch: “Hey, I always come when a pretty woman calls.”
Cal: “Sampai nanti.” Mitch: “Hei, aku selalu datang perempuan cantik yang menelepon.”
068/SH/D
Dana Sue: “Thank you, sugar.”
069/SH/H 070/SH/M t
Salam perpisahan
Harfiah
Tunggal
3
3
Menyindir
Harfiah + Reduksi Harfiah + Peminjaman naturalisasi
Kuplet Kuplet
3 3
3 3
Dana Sue: “Terima kasih, manis.”
Berterima kasih
Harfiah
Tunggal
3
3
Helen: “Amen to that.”
Helen: “Kuamini itu.” (sepakat)
Berharap
Harfiah
Tunggal
3
3
Kwartet
2,33
3
Beterima kasih
Harfiah + Peminjaman murni + Amplifikasi Linguistik + Modulasi Harfiah
Tunggal
3
3
072/SH/P 073/SH/Be
Paula: “Thank you so much,” she told her. “ Bella: “I hope you’ll come again.”
Mitch: “Kau tahu, Maddie, kalian semua mengira Helen lah yang tegar, padahal kau sendiri juga lumayan pintar bernegosiasi.” Maddie: “Terima kasih sudah menerima kita.” Paula: “Terima kasih banyak.” Bella: “Kuharap kalian akan mampir lagi.”
Memuji
071/SH/M
Mitch: “You know, Maddie, you all think Helen is the tough one, but you’re not halfbad at negotiating yourself.” Maddie: “Thank you for fitting us in.”
Berterima kasih Berharap
Harfiah Harfiah
Tunggal Tunggal
3 3
3 3
074/SH/C
Cal: “Kau sengaja menghapus pesanku di telepon, kan?” Cal: “Hebat.” Ty: “Maaf ma.” Ty: “Kelihatannya gampang.” Cal: “Terima kasih sudah membantu.”
Menuduh
Harfiah
Tunggal
2.33
3
075/SH/C 076/SH/T 077/SH/T 078/SH/C
Cal: “You didn’t by any chance intercept the message, did you?” Cal: “Nice job.” Ty: “Sorry, Mom.” Ty: “You made that look easy,” Cal: “ Thanks for the help.”
Memuji Meminta maaf Mengejek Berterima kasih
Harfiah Harfiah Kompresi linguistik Harfiah + transposisi
Tunggal Tunggal Tunggal Kuplet
3 3 3 3
3 3 3 3
079/SH/M
Maddie: “I’m sorry,”
Maddie: “Maafkan aku.”
Meminta maaf
Harfiah
Tunggal
3
3
080/SH/H 081/SH/H
Helen: “This has been a day from hell,” Helen: “They’re not thinking. they’re desperate,” Helen: “Or is it the attention of the hunky baseball coach?”
Helen: “Seperti seharian di neraka.” Helen: “Mereka tidak berpikir, mereka sudah nekat.” Helen: “Ataukah karena adanya perhatian dari pelatih bisbol yang memukau?”
Mengeluh Menyalahkan
Kompresi linguistik Harfiah
Tunggal Tunggal
3 3
3 3
Menyindir
Harfiah + penambahan
Kuplet
3
3
Maddie: “Don’t you think I thought of calling Skeeter first?”
Maddie: “Kamu pikir aku tidak menelepon Skeeter dulu?”
Memprotes
Harfiah
Tunggal
2.33
3
082/SH/H
083/SH/M
kalau
140
141
Maddie: “Look, just because you had a tough day in court, you don’t get to come home and try out your interrogation techniques on me.” Helen: “This is really good, Maddie.” Helen: “You’re really intelligent especially for this, Maddie.” Ty: “She’s a liar. She pretends to be all interested in what we’re doing.”
Maddie: “Lihat, cuma karena kau menemukan kesulitan di pengadilan kau mencobakan teknik interogasimu kepadaku?”
Memprotes
Harfiah + reduksi
Kuplet
2.33
3
Helen: “Ini luar biasa bagus, Maddie.” Helen: “Kepandaianmu benarbenar istimewa untuk ini semua, Maddie.” Ty: “Dia itu pembohong. Ia pura- pura tertarik pada apa yang kita perbuat.”
Memuji Memuji
Kuplet Triplet
3 3
3 3
Menyalahkan
Harfiah + peminjaman Murni Modulasi + Peminjaman murni + Penambahan Harfiah
Tunggal
3
3
088/SH/B
Bill: “Sorry.”
Meminta maaf
Harfiah
Tunggal
3
3
089/SH/M
Maddie: “Dammit, I am going to kill my soon-to-be ex-husband.”
Bill: (langsung mengecup pipi Maddie) “Maaf.” Maddie: “Keparat. Akan kubunuh Bill.”
Mengumpat
Harfiah
Tunggal
3
3
090/SH/M
Maddie: “This is so hard to say.
Maddie: “Ini sangat berat untuk dikatakan.
Mengeluh
Harfiah
Tunggal
3
3
091/SH/P
Paula: “I just wish I’d had that epiphany in time to be a better mother to you.”
Berharap
Transposisi + penambahan
Kuplet
2.33
3
092/SH/M
Maddie: “Thanks for everything, Cal.”
Paula: “Aku hanya berharap pada saat yang tepat nanti, aku akan mendapatkan pencerahan untuk menjadi ibu yang lebih tepat bagimu.” Maddie: “Terima kasih untuk semuanya, Cal.”
Berterima kasih
Harfiah + peminjaman Murni
Kuplet
3
3
093/SH/T
Ty: “I guess Dad didn’t get that message.”
Ty: “Kurasa papa tidak tahu itu.”
Menyindir
Harfiah
Tunggal
3
3
094/SH/M
Maddie: “You skipped baseball practice, where you were supposed to be. You let your coach and team down. You scared me to death.”
Maddie: “Kau membolos latihan bisbol, padahal itu sudah menjadi kewajibanmu. Kau sengaja mengecewakan pelatih dan timmu. Kau membuat mama cemas setengah mati.”
Menyalahkan
Transposisi + penambahan
Kuplet
2.33
3
095/SH/B
Bill: “Congratulations on the win, Coach..”
Bill: “Selamat atas kemenangan ini, Pelatih.”
Harfiah
Tunggal
3
3
096/SH/M
Maddie: “I wasn’t the first one in our family to stir up gossip.” Jeanette: “Thanks for coming with me, Maddie.”
Maddie: “Bukan aku satu- satunya di keluargaku yang jadi pusat gosip.” Jeanette: “Terima kasih sudah menemani, Maddie.”
Mengucapkan selamat Memprotes
Harfiah
Tunggal
2.33
3
Berterima kasih
Transposisi + reduksi
Kuplet
2.33
3
084/SH/M
085/SH/H 086/SH/H 087/SH/T
097/SH/Jt
141
142
098/SH/M
Maddie: “See you in the morning.”
Maddie: “Sampai besok pagi.”
Salam
Harfiah
Tunggal
3
3
099/SH/Bt
Betty: “It’s the depth of his relationship with you that I question.”
Betty: “Justru kedalaman hubungan Cal dan kau itu yang kupermasalahkan.”
Menyalahkan
Harfiah + Penambahan + Peminjaman Murni
Triplet
3
3
100/SH/C
Cal: “Us? Dammit, I thought I’d told her to get her nose out of my business.”
Cal: “Kita? Keparat, padahal aku sudah berpesan agar jangan mencampuri urusanku.”
Mengumpat
Harfiah
Tunggal
3
3
101/SH/N 102/SH/M
Noreen: “I’m sorry. “ Maddie: “Yes, sometimes it does,”
Noreen: “Maafkan aku..” Maddie: “Ya, terkadang demikian.”
Meminta maaf Menyetujui
Harfiah Harfiah
Tunggal Tunggal
3 3
3 3
103/SH/T
Ty: “But I can’t accept this one.”
Ty: “Tapi aku tak bisa terima ini.”
Memprotes
Harfiah
Tunggal
3
3
104/SH/M
Maddie: “But Ty’s still in high school,”
Maddie: “Tapi Ty kan masih SMA.”
Memprotes
Harfiah + peminjaman Murni
Kuplet
3
3
105/SH/M
Maddie: “Noreen is sixteen years younger than you are,”
Maddie: “Noreen enam belas tahun lebih muda dari kau sendiri!”
Memprotes
Harfiah linguistik
Kuplet
3
3
106/SH/B
Bill: “You’re embarrassing your children. You’re having an affair with your son’s baseball coach,” Paula: “Good afternoon, Howie,” Delia: “Imagine so. I imagine Coach Maddox will be there,”
Bill: “Kau membuat malu anak- anakmu, Maddie. Kau selingkuh dengan pelatih bisbol anakmu!” Paula.: “Selamat siang, Howie?” Delia: “Sepertinya begitu. Kurasa pelatih Maddox akan ada di sana.”
Menyalahkan
Kwartet
3
3
Salam Menyindir
Harfiah + Transposisi + Penambahan + Peminjaman naturalisasi Harfiah + peminjaman Murni Harfiah + peminjaman Murni
Kuplet Kuplet
3 3
3 3
109/SH/C
Cal: “Sorry,”
Cal: “Maaf!”
Meminta maaf
Harfiah
Tunggal
3
3
110/SH/M
Maddie: “I am so sorry.”
Meminta maaf
Harfiah
Tunggal
3
3
111/SH/Pg
Peggy: “But question,”
Memprotes
Harfiah
Tunggal
3
3
112/SH/Pg
Peggy: “At least I’m not ten years older than he is.”
Peggy: “Setidaknya aku tidak sepuluh tahun lebih tua darinya.”
Mengejek
Harfiah
Tunggal
3
3
113/SH/D
Dana Sue: “You’re right,”
Dana Sue: “Kau benar.”
Menyetujui
Harfiah
Tunggal
3
3
114/SH/P
Paula: “Well, hallelujah!”
Paula: “Puji Tuhan!”
Bersyukur
Harfiah
Tunggal
3
3
115/SH/M
Maddie: “I’m sorry,”
Maddie: “Aku prihatin mendengarnya.”
Bersimpati
Harfiah linguistik
Kuplet
3
3
107/SH/P 108/SH/D
she
didn’t
Maddie: “Maafkan aku..” answer
my
Peggy: “Tapi, pertanyaanku.”
ia
tidak
menjawab
+
+
amplifikasi
Amplifikasi
142
143
116/SH/T
Ty: “He has more right to be here than you do.”
Ty: “”Dia lebih berhak di sini ketimbang Papa!”
Memprotes
Harfiah + Tansposisi
Kuplet
3
3
117/SH/H
Helen: “Damn him,”
Helen: “Keparat dia.”
Mengumpat
Harfiah
Tunggal
3
3
118/SH/M
Maddie: “I’d actually hoped to spend my first honeymoon night with my bride and not with three hundred of her nearest and dearest friends.”
Maddie: “Sebenarnya aku berharap melewatkan malam bulan maduku dengan mempelaiku, bukan dengan 300 teman terdekat dan tersayang.”
Berharap
Harfiah + reduksi
Kuplet
3
3
143
cxliv digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
commit to user
cxliv