0
SUMBANGAN POWER OTOT TUNGKAI, KESEIMBANGAN, KOORDINASI DAN KEPERCAYAAN DIRI TERHADAP PRESTASI POOMSAE TAEKWONDO ( Studi Korelasional Prestasi Poomsae Atlet Taekwondoin Putra di Surakarta )
TESIS Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh : BINUKO AMARSETO A121408003
PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2016
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Banyak sekali kegiatan olahraga yang disukai para generasi muda dan di dalamnya terdapat unsur-unsur yang mendidik. Salah satu olahraga yang berkembang sekarang ini adalah Taekwondo. Taekwondo merupakan olahraga beladiri yang di dalamnya terdapat banyak sekali ajaran tentang kepribadian. Belajar Taekwondo berarti orang belajar bagaimana menjadi rendah hati, hal ini dikarenakan konsep yang harus diresapi dan dimiliki oleh orang yang mempelajari. Belajar Taekwondo berarti juga harus mau belajar etika, kebersahajaan, ketekunan, kontrol diri, spirit dan semangat;uang yang tinggi. Menurut Kim Jeong Rok, dalam Jorpres 2007, Taekwondo membangun sikap peduli sosial, kemanusiaan, kekuatan dalam diri, kebersamaan dan keorganisasian. Taekwondo hanyalah sebagian kecil dari olahraga yang dapat membantu dalam pengembangan karakter. Taekwondo dalam pengertiannya adalah seni beladiri yang menggunakan kaki dan tangan sebagai senjata beladiri untuk menaklukan lawannya. Taekwondo mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1972 di Tanjung Priuk, dan berkembang tepat setelah dua tahun di adakannya kejuaraan dunia Taekwondo oleh WTF (World Taekwondo Federation. Perkembangan Taekwondo di Indonesia tidaklah berjalan mudah, terdapat dua organisasi besar Taekwondo yaitu FTI (Federasi Taekwondo Indonesia) yang dipimpin oleh Marsekal Muda Sugiri dan PTI (Persatuan Taekwondo Indonesia) dipimpin oleh Leo Lapulisa. pada tanggal 28 Maret 1981 menggelar sebuah pertemuan yang bertajuk Musyarah Nasional I, demi kemajuan Tae kwon-do Indonesia. Munas I tersebut melahirkan kesepakatan bersama untuk menyatukan kedua Organisasi tersebut ke dalam sebuah Organisasi Taekwondo yang sekarang kita kenal Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) yang diakui oleh WTF dan KONI, sebagai ketua umumnya Bapak Sarwo Edhie Wibowo dengan pelindung langsung dari ketua KONI Pusat Bapak Surono 1
2
yang berkeinginan mewujudkan Taekwondo menjadi olahraga beladiri yang berwatak dan berkepribadian Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan berazaskan Kekeluargaan. Prestasi dalam olahraga Taekwondo di Indonesia bisa dikatakan cukup membanggakan, hal ini dapat dilihat dari hasil perolehan medali pada SEA Games dan dalam ajang World University Taekwondo Championship pada tahun 2012. Istilah prestasi sendiri berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Prestasi yang tidak lain adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individual maupun kelompok. Prestasi tidak akan pernah dihasilkan tanpa suatu usaha baik berupa pengetahuan maupun berupa keterampilan. Prestasi dapat dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan. Pembinaan untuk terus semakin baik untuk merah prestasi yang membanggakan menjadi pekerjaan tersendri untuk organisasi Taekwondo Indonesia agar tetap mendapatkan tempat dan mata di mata Taekwondo dunia. Selain olahraga yang dalam pencapaian kesempurnaan teknik untuk mendukung dalam pencapaian prestasi. Taekwondo tidak terlepas dari faktor emosinal dari atlet. Keadaan objektif dan proporsional haruslah dikaji secara lebih dalam mengingat bahwa seorang atlet adalah manusia yang tidak lepas dari kondisi fisik dan psikologis, tingkat ketegangan dan kecemasan atlet berhubungan erat dengan harapan dan keinginan untuk memperoleh kemenangan. Sebagai manusia biopsikososioal faktor biologis atau kondisi fisik dengan menilai dari kebugaran jasmani menjadi salah satu hal yang penting dalam sebuah pertandingan olahraga. Pengertian kesegaran jasmani yang lazim dikenal dengan istilah asing physic fitness, yang diartikan physic berarti badan atau tubuh, sedangkan fitness yang berarti segar atau bugar. Jadi yang dimaksud dengan kesegaran jasmani yaitu badan yang sehat dan segar. Menurut dari Karprovic, di dalam Casady, Mabes dan Alley (1971) mengatakan bahwa seseorang yang memiliki kesegaran jasmani yang baik mampu memenuhi tuntutan fisik tertentu (Soedarno SP, 1990:9). Menurut Djoko Pekik (2000:2) kebugaran yang
3
berhubungan dengan fisik adalah kemampuan seseorang untuk dapat melakukan kerja sehari-hari secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luang. Kesegaran jasmani yang berhubungan dengan keterampilan menurut Gowan (2001) merupakan kualitas yang dimiliki seseorang sehingga mampu untuk berpartisipasi dalam aktivitas olahraga, komponen kesegaran jasmani ini meliputi : 1) ketangkasan, 2) kecepatan, 3) kecepatan, 4) koordinasi, 5) power, dan 6) keseimbangan. Kebugaran jasmani ditinjau dari segi faalnya adalah kemampuan seseorang dapat diketahui sampai sejauh mana kemampuannya sebagai pendukung aktivitas menjalankan olahraga. kebugaran jasmani Taekwondoin menjadi sumber bahan untuk dibina oleh pelatih Taekwondo selain teknik, taktik, mental dan kematangan bertanding. Kebugaran jasmani yang baik dan prima serta siap untuk menghadapi lawan bertanding merupakan unsur yang penting dalam pertandingan Taekwondo. Seorang taekwondoin Poomsae dalam mempergakan gerakan bertahan maupun menyerang bergerak dengan kecepatan penuh haruslah memiliki daya tahan tubuh yang baik, maka dari itu seorang Taekwondoin dalam mengatasi hal seperti itu haruslah dibina dan dilatih sejak awal. Faktor
kebugaran
jasmani
yang mendukung
keberhasilan dalam
pertandingan Taekwondo antara lain 1) ketangkasan, 2) kecepatan, 3) koordinasi, 4) power, dan 5) keseimbangan. Faktor dari kebugaran jasmani yang dipilih untuk diuraikan dan diteliti dalam penelitian ini adalah 1) power otot, 2) ketangkasan, dan 3) koordinasi. Faktor pertama dari kebugaran jasmani yang dibutuhkan taekwondoin adalah power otot tungkai. Sajoto. M (1988:55) menjelaskan bahwa power adalah kemampuan melakukan gerakan secara eksplosif. Pada pertandingan Taekwondo, power merupakan salah satu kondisi fisik yang sangat penting, terutama dalam melakukan tendangan dan pukulan untuk mendapatkan nilai, terlebih jika menghasilkan poin. Faktor kebugaran jasmani yang kedua yang dibutuhkan taekwondoin adalah keseimbangan. Keseimbangan adalah didefinisikan sebagai kemampuan untuk mempertahankan stabilitas tubuh pada pusat gravitasi terhadap bidang tumpu. Definisi keseimbangan menurut O’Sullivan (2000) adalah
4
kemampuan untuk mempertahankan pusat gravitasi pada bidang tumpu terutama ketika saat posisi tegak. Keseimbangan statis merupakan salah satu dari jenis keseimbangan yang diperlukan oleh seorang Taekwondoin dalam melakukan gerakan Poomsae, hal ini karena dalam Poomsae terdapat perubahan garis tubuh pada saat melakukan gerakan tendangan ataupun posisi kuda-kuda. Faktor ketiga dari kebugaran jasmani adalah koordinasi, koordinasi merupakan kemampuan untuk mengintregrasikan sistem motorik dan sensorik ke dalam satu pola gerak yang efisien. Pada dasarnya perlu gerak mata tangan, mata kaki dan gerak ritmik yang baik. Koordinasi ini sangat penting untuk keberhasilan kebanyakan aktivitas gerakan termasuk yang dilakukan sebagai bagian dari fungsi harian. Koordinasi mata kaki dalam Taekwondo menjadi salah satu hal penting karena dalam Taekwondo hampir dalam gerakkannya lebih menitik beratkan kepada pergerakan kaki dibandingkan dengan gerakan tangan. Menurut Djoko Pekik (2002) latihan teknik harus dicukupi dengan adanya kualitas fisik yang relevan dengan dimilikinya kebugaran jasmani, jika tidak maka latihan teknik akan sulit untuk dilakukan dan hasilnya tidak akan maksimal. Kualitas psikologis atau emosional tidak kalah penting dalam pencapaian nilai prestasi, jadi bukan hanya tentang seseorang harus menguasai teknik dengan kondisi fisik yang baik saja, tetapi juga harus memiliki mental yang membuatnya lepas dari stress dan tekanan yang membuat dia mampu meraih prestasi. Emosi menurut Goleman (2005: 7) pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika untuk mengatasi masalah yang telah ditanamkan secara berangsur-angsur oleh evolusi. Akar kata emosi adalah movere, kata kerja dalam Bahasa Latin adalah menggerakkan atau bergerak. Kecenderungan bergerak merupakan hal mutlak dalam emosi. Emosi memancing tindakan, emosi menjadi akar dorongan untuk bertindak terpisah dari reaksi-reaksi yang tampak dimata. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Anthony Dio Martin,2003: 91) emosi di definisikan sebagai (1) luapan perasaan yang berkembang dan surut dalam waktu singkat (2) keadaan dan reaksi psikologis dan fisiologis. Meninjau dari pengertian ini maka peranan emosional untuk sebuah prestasi jelas, bahwa
5
emosi positif akan menumbuhkan rasa percaya diri yang membantu meningkatkan mentalitas dalam sebuah pertandingan. Kebutuhan mental yang kuat dalam sebuah pertandingan olahraga dibutuhkan untuk menghadapi meningkatnya stres dalam sebuah pertandingan, stres yang muncul dapat menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun. Mereka dapat menjadi tegang. denyut nadi meningkat, berkeringat dingin, cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat menampilkan permainan terbaiknya. Para pelatih pun menaruh minat terhadap bidang psikologi olahraga, khususnya dalam pengendalian stres. Banyak cara untuk menumbuhkan rasa percaya diri bagi atlet olahraga yang akan melakukan pertandingan. Misalnya menanamkan keyakinan akan peluang untuk mendapatkan kemenangan. Namun hal itu harus disertai dengan persiapan sebelum melakukan pertandingan. Seorang atlet yang sudah melakukan persiapan dengan latihan-latihan secara maksimal sebelum melakukan pertandingan akan mempunyai rasa percaya diri yang lebih tinggi dari pada yang melakukan latihan namun kurang maksimal. Tapi apapun persiapan yang sudah dilakukan hendaknya tidak mengurangi rasa percaya diri seorang atlet atau pemain pertandingan. Karena factor mental mempunyai peranan yang sangat penting dalam memenangkan pertandingan. Merasa kurang percaya diri menyebabkan seorang atlet dapat mengalami grogi saat bertanding dan itu sangat berpengaruh terhadap kemampuan yang ia miliki. Percaya diri dapat diartikan suatu kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan yang terbaik. Orang yang tidak percaya diri memiliki konsep diri negatif, kurang percaya pada kemampuannya, karena itu sering menutup diri. Kepercayaan diri menurut Hakim (2002) adalah suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek kelebihan yang dimilikinya dan keyakinan tersebut membuatnya merasa mampu untuk bisa mencapai berbagai tujuan di dalam hidupnya.
6
Hal ini bukan berarti individu tersebut mampu dan kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri. Rasa percaya diri yang tinggi sebenarnya hanya merujuk pada adanya beberapa aspek dari kehidupan individu tersebut dimana dia merasa memiliki kompetensi, yakni mampu dan percaya bahwa dia bisa karena didukung oleh pengalaman, potensi aktual, prestasi serta harapan yang realistik terhadap diri sendiri. Thantawi dalam kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005) Percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang memberi keyakinan kuat pada dirinya sendiri untuk berbuat atau melakukan sesuatu tindakan. Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka peneliti ingin melakukan
penelitian
tentang
“Sumbangan
Power
Otot
Tungkai,
Keseimbangan, Koordinasi dan Kepercayaan Diri Terhadap Prestasi Poomsae Taekwondo”.
B. Rumusan Masalah Berdasarakan latar belakang diatas maka dalam penelitian ini masalahmasalah yang akan diteliti, dirumuskan sebagai berikut: 1.
Apakah ada hubungan antara power otot tungkai dengan prestasi Poomsae Taekwondo? Jika ya, seberapa besar sumbangan power otot tungkai terhadap prestasi Poomsae Taekwondo?
2.
Apakah ada hubungan antara keseimbangan dengan prestasi Poomsae Taekwondo? Jika ya, seberapa besar sumbangan keseimbangan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo?
3.
Apakah ada hubungan antara koordinasi dengan prestasi Poomsae Taekwondo? Jika ya, seberapa besar sumbangan koordinasi terhadap prestasi Poomsae Taekwondo?
4.
Apakah ada hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi Poomsae Taekwondo? Jika ya, seberapa besar sumbangan kepercayaan diri terhadap prestasi Poomsae Taekwondo?
5.
Apakah power otot tungkai dan keseimbangan secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo?
7
6.
Apakah power otot tungkai dan koordinasi secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo?
7.
Apakah power otot tungkai dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo?
8.
Apakah keseimbangan dan koordinasi secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo?
9.
Apakah keseimbangan dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo?
10. Apakah koordinasi dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo? 11. Apakah power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi dan kepercayaan diri secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo?
C. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui hubungan antara power otot tungkai dengan prestasi Poomsae Taekwondo. Dan mengetahui seberapa besar sumbangan power otot tungkai terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 2. Mengetahui hubungan antara keseimbangan dengan prestasi Poomsae Taekwondo. Dan mengetahui seberapa besar sumbangan keseimbangan terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 3. Mengetahui hubungan antara koordinasi dengan prestasi Poomsae Taekwondo. Dan mengetahui seberapa besar sumbangan koordinasi terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 4. Mengetahui hubungan antara kepercayaan diri dengan prestasi Poomsae Taekwondo. Dan mengetahui seberapa besar sumbangan kepercayaan diri terhadap prestasi Poomsae Taekwondo. 5. Mengetahui hubungan power otot tungkai dan keseimbangan apakah secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo. 6. Mengetahui hubungan power otot tungkai dan koordinasi apakah secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo.
8
7. Mengetahui hubungan power otot tungkai dan kepercayaan diri apakah secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo. 8. Mengetahui hubungan keseimbangan dan koordinasi apakah secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo. 9. Mengetahui hubungan keseimbangan dan kepercayaan diri apakah secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo. 10. Mengetahui hubungan koordinasi dan kepercayaan diri apakah secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo. 11. Mengetahui hubungan power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi dan kepercayaan diri apakah secara simultan berhubungan dengan prestasi Poomsae Taekwondo.
D. Manfaat Penelitian 1.
Secara Teoritis a. Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk memperkaya khazanah pengetahuan
olahraga,
khususnya
tentang
pengetahuan
mengenai
hubungan dari power otot tungkai, keseimbangan dan koordinasi maupun kepercayaan diri apakah dapat meningkatkan prestasi pada atlet Poomsae Taekwondo. b. Penelitian ini juga memberikan gambaran dan informasi kepada atlet, pelatih dan pembina tentang pengetahuan mengenai faktor power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi dan kepercayaan diri. 2.
Manfaat Praktis, bagi: a. Bagi Dojang di Surakarta, hasil ini dapat dipakai sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi pelatih dalam proses pembinaan prestasi. b. Bagi penulis, penelitian ini merupakan bahan penerapan antara teori yang diperoleh selama perkuliahan dengan kenyataan, serta menambah pengalaman dan pengetahuan si peneliti. c. Bagi atlet dan pelatih, untuk mengetahui power otot tungkai, keseimbangan, koordinasi dan kepercayaan diri yang dimiliki atlet, berdasarkan karakteristik saat penelitian.