perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi Eksperimen Pendekatan Pembelajaran Dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK Unimed)
TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh : Sabar Surbakti A120809122
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed) Disusun Oleh :
Sabar Surbakti A120809122
Telah Disetujui Oleh Pembimbing
Dewan Pembimbing Jabatan
Nama
Pembimbing I
Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd
Pembimbing II
Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO.
Tanda Tangan
Tanggal
........................
......................
........................
......................
Mengetahui, Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana
Prof. Dr. Sugiyanto commit 197609 to user 1 001 NIP. 19491108 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi Eksperimen Pendekatam Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed) Disusun Oleh :
Sabar Surbakti A120809122
Telah disetujui dan disyahkan oleh Tim Penguji
Jabatan
Ketua
Nama
Tanda Tangan
: Prof. Dr. Sugiyanto
Tanggal
…………….
….………….
Sekretaris : Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd
……………..
..……………
Anggota Penguji : 1. Prof.Dr.H.M. Furqon H, M.Pd
.…………..
…………….
2. Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., AIFO .....................
Surakarta,
....................
Agustus 2011
Mengetahui, Direktur PPs UNS
Prof. Drs. Suranto. M.Sc.,Ph.D NIP. 19570820 198503 1 004
Ketua Prodi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sugiyanto commit to user NIP. 19491108 197609 1 001 iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama
: Sabar Surbakti
NIM
: A120809122
Program Studi
: Ilmu Keolahragaan
Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan” adalah benar karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya dalam tesis tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh dari tesis tersebut.
Surakarta,
Agustus 2011
Yang membuat pernyataan,
Sabar Surbakti
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
SELALU MEMBERI KEPADA ORANG YANG MEMBUTUHKAN BANTUAN KITA.
commit to user v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Karya Tulisan Tesis Ini Penulis Persembahkan Kepada: v Ayah(alm), Ibunda, Saudara-Saudaraku dan Keponakan. v Istri Tercinta Riahta br Sembiring, S.Pd Dan Anakku Cintai OTNIEL SURBAKTI v Dan Buat Mertuaku
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas berkat, rahmat serta karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan bejudul, Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Kemampuan Gerak Terhadap Hasil Belajar Keterampilan Menembak Hoki Lapangan. Dalam kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga, terutama kepada dosen pembimbing yaitu yang terhormat Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd dan Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO yang telah dengan sabar membimbing saya, dan senantiasa memberikan semangat, ilmu, arahan, masukan, koreksi sehingga tesis ini dapat terselesaikan. Serta kepada seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, yang dengan tulus telah memberikan ilmu dan pengetahuan, serta berbagai pengalaman kepada penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret. Pada kesempatan ini penulis juga menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada : 1.
Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberikan kesempatan pada penulis untuk mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.
2.
Rektor Universitas Negeri Medan yang telah memberikan kesempatan tugas belajar kepada penulis untuk melanjutkan Pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan PPS Universitas Sebelas Maret.
3.
Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D., selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian dalam rangka memenuhi tugas akhir.
4.
Prof. Dr. Sugiyanto., selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan commit to usertesis ini. vii
perpustakaan.uns.ac.id
5.
digilib.uns.ac.id
Prof. Dr. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Keolahragaan PPs Universitas Sebelas Maret yang senantiasa memeberikan motivasi, bimbingan, serta dorongan untuk segera menyelesaikan tesis ini.
6.
Drs. Chairul Azmi, M.Pd. selaku Pembantu Rektor II Universitas Negeri Medan.yang memberikan dukungan moral, dorongan, dan motivasi dalam penyelesain tesis ini.
7.
Drs. Basyaruddin Daulay, M.Kes., selaku Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan yang memberikan ijin penelitian kepada penulis serta bimbingan dan motivasinya untuk menyelesaikan tesis ini.
8.
Prof. Dr. Agung Sunarno, M.Pd. selaku Pembantu Dekan III FIK Unimed yang senantiasa memberikan bimbingan, arahan, dorongan dan motivasi yang sangat membangun dalam penulisan tesis ini
9.
Prof. Dr. Albinus Silalahi, MS. Yang selama ini memberikan pengetahuan, pengalaman, dorongan, semangat untuk menyelesaikan penulisan tesis ini.
10. Dr. Asep Suharta M.Pd. yang tidak bosan-bosannya memberikan semangat, dan motivasi dalam penyelesain tesis ini. 11. Ketua dan seketaris Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi FIK Unimend.Yang mendukung dari awal sampai selesai penulisan tesis ini 12. Seluruh Rekan-rekan Dosen dan Pegawai Fakultas Ilmu Keolahragaan Unimed serta adinda Andarias Ginting. Ibrahim Sembiring yang telah memberikan, dorongan, semangat dan motivasi yang sangat besar untuk menyelesaikan tesis ini. 13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penelitian dan penyelesaian tesis ini. Terakhir harapan penulis mudah-mudahan kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis mendapat balasan yang setimpal oleh Tuhan Yang Maha Esa, serta memberikan ampunan-Nya kepada kita semua Amin Surakarta, commit to user viii
Penulis
Agustus 2011
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL TESIS ..........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI .....................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................
iv
MOTTO ..........................................................................................................
v
PERSAMBAHAN ..........................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ....................................................................................
vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................
ix
DAFTAR TABEL ..........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................
xiv
ABSTRAK ......................................................................................................
xvi
ABSTRACT ..................................................................................................... xviii BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .................................................................
1
B. Identifikasi Masalah .......................................................................
6
C. Pembatasan Masalah ......................................................................
7
D. Rumusan Masalah ..........................................................................
7
E. Tujuan Penelitian ............................................................................
8
F. Manfaat Penelitian .........................................................................
8
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS ............................................
10
A. Kajian Teori ....................................................................................
10
1. Permainan Hoki Lapangan..........................................................
10
a. Konsep Permainan Hoki Lapangan ........................................
13
b. Teknik Dasar Permainan Hoki Lapangan ...............................
14
c. Keterampilan Menembak Lapangan .............................. commit Hoki to user
15
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle) .................................
21
e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol ...................................
22
2. Pendekatan Pembelajaran ...........................................................
26
a. Konsep Belajar Gerak .............................................................
26
b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan .........................
30
c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan ..........
38
1). Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif .....................
42
2). Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ......................
45
3. Kemampuan Gerak ....................................................................
49
a. Konsep Kemampuan Gerak ...................................................
51
b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ...................................................
53
B. Penelitian yang Relevan ....................................................................
58
C. Kerangka Berpikir .............................................................................
60
D. Hipotesis ...........................................................................................
62
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .................................................
63
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...........................................................
63
1. Tempat Penelitian .........................................................................
63
2. Waktu Penelitian..........................................................................
63
B. Metode Penelitian .............................................................................
64
1. Jenis Penelitian ............................................................................
64
2. Desain Penelitian .........................................................................
64
C. Variabel Penelitian ............................................................................
65
D. Definisi Operasional Variabel ..........................................................
65
E. Populasi dan Sampel .........................................................................
67
1. Populasi Penelitian ........................................................................
67
2. Sampel Penelitian ..........................................................................
67
F. Teknik Pengumpulan Data ................................................................
68
G. Teknik Analisis Data ........................................................................
70
commit to user x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN...................................................................
77
A. Deskripsi Data...................................................................................
77
B. Pengujian Prasyarat Analisis ............................................................
80
1. Uji Normalitas ..............................................................................
80
2. Uji Homogenitas ...........................................................................
82
C. Pengujian Hipotesis ..........................................................................
82
1. Pengujian Hipotesis I ....................................................................
84
2. Pengujian Hipotesis II ..................................................................
85
3. Pengujian Hipotesis III .................................................................
85
D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................
86
1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Bagian Prograsif Dan Bagian Repetitif .....................................................................
86
2. Perbandingan Antara Taraf Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah
87
3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Dengan Tingkat Kemampuan Gerak ..............................................
88
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ................................
92
A. Kesimpulan ......................................................................................
92
B. Implikasi...........................................................................................
93
C. Saran.................................................................................................
94
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
95
LAMPIRAN ...................................................................................................
98
commit to user xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif dan Repetitif.......................................................................................... 48 Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2 ................................................................... 64 Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test ............... 68 Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas ..... 69 Tabel 5. Ringkasan ANAVA ............................................................................ 72 Tabel 6. Deskripsi Data Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran dan Tingkat Kemampuan Gerak ......................................................... 77 Tabel 7. Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) ........................................................................ 79 Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data .............................................. 81 Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ............................................ 82 Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Berdasarkan Jenis Pendekatan Pembelajaran Bagian dan Tingkat Kemampuan Gerak ................................................................ 83 Table 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Penggunaaan Metode Pembelajaran (A1 dan A2)................................................................... 83 Table 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2) ............................................................................... 83 Table 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor.................................... 84 Table 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians .................................................................................. 84 Table 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ........... 89
commit to user xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar 1. Lingkaran Tembakan Hoki Lapangan ..........................................
21
Gambar 2. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak ...............
78
Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan pada Tiap Kelompok Perlakuan ..................................
79
Gambar 4. Interaksi Antara Dua Faktor Penelitian Pendekatan Pembelajaran
89
Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Hasil Belajar Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan .....................................
90
Gambar 6. Lapangan Tes Zig-Zag Run ..........................................................
100
Gambar 7. Diagram Lapangan Tes Wall Pass ................................................
101
Gambar 8. Tes Goal Shooting dan Sasaran Skor ............................................
104
Gambar 9. Sampel Melakukan Tes Standing Broad Jump ............................
191
Gambar 10. Sampel Melakukan Tes Softball Throw .......................................
191
Gambar 11. Sampel Melakukan Tes Zig-Zag Run ...........................................
192
Gambar 12. Sampel Melakukan Tes Wall Pass ...............................................
192
Gambar 13. Sampel Melakukan Tes Medicine Ball Put ..................................
193
Gambar 14. Sampel Melakukan Tes 60 Yard Dash ( Lari 50 Meter) ..............
193
Gambar 15. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kanan ....................
194
Gambar 16. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Tengah....................
194
Gambar 17. Sampel Melakukan Tes Tembakan Kearah Kiri .........................
195
Gambar 18. Sasaran Tembakan Hoki Lapangan ..............................................
195
Gambar 19. Sampel Beserta Peneliti................................................................
196
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Administrasi Test Kemampuan Gerak Umum ..........................
99
Lampiran 2. Administrasi Tes Keterampilan Menembak Hoki Lapangan ....
103
Lampiran 3. Daftar Rekapitulasi Barrow Motor Ability Test Untuk Menentukan Reliabilitas Data ....................................................
106
Lampiran 4. Rekapitulasi T-score Hasil Test Kemampuan Gerak ................
136
Lampiran 5. Rekapitulasi Data Kemampuan Gerak Dasar Beserta Klasifikasinya .............................................................................
138
Lampiran 6. Rekapitulasi Data Hasil Test Kemampuan Gerak Dasar Beserta Klasifikasinya ............................................................................
140
Lampiran 7. Hasil Maching Kelompok Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah .....................................................................
141
Lampiran 8. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif ...............
142
Lampiran 9. Program Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif ...............
148
Lampiran 10. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari Arah Kanan ...............................................................................
155
Lampiran 11. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari Arah Tengah ..............................................................................
159
Lampiran 12. Data Hasil Tes Ketepatan Menembak Hoki Lapangan Dari Arah Kiri ...................................................................................
163
Lampiran 13.Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari Arah Kanan ...............................................................................
167
Lampiran 14. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari Arah Tengah ..............................................................................
171
Lampiran 15. Data Hasil Tes Kecepatan Menembak Hoki Lapangan Dari Arah Kiri ...................................................................................
175
Lampiran 16. Rekapitulasi Nilai Tes Keterampilan Menembak Hoki Lapangan .......................................................................... commit to user xiv
179
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 17. Rekapitulasi T-score Hasil Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan, Klasifikasi Kemampuan Gerak Beserta Pembagian Sampel Kesel-sel Secara Acak ...............................................................................
180
Lampiran 18. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Kelompok 1 ..................................
181
Lampiran 19. Rekapitulasi Data Tes Ketepatan Dan Kecepatan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Kelompok II .................................
182
Lampiran 20. Tabel Kerja Untuk Menghitung Nilai Homogenitas dan Analisis Varians .....................................................................................
183
lampiran 21. Hasil Penghitungan Data Untuk Uji Homogenitas dan Analisis Varians ......................................................................................
184
Lampiran 22. Uji Normalitas Data Dengan Teknik Liliefors .........................
185
Lampiran 23. Uji Homogenitas Dengan Uji Bartlet .......................................
189
Lampiran 24. Analisis Varians........................................................................
190
Lampiran 25. Uji Rata-rata Rentang Newman-Keuls......................................
191
Lampiran 26. Dokumentasi Penelitian ............................................................
182
commit to user xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122. 2011. PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KEMAMPUAN GERAK TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN MENEMBAK HOKI LAPANGAN (Studi
Eksperimen Pendekatan Pembelajaran dengan Metode Bagian Progresif dan Repetitif Pada Mahasiswa Putra Semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed). Komisi pembimbing I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Pembimbing II : Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFark., MARS., AIFO. Tesis. Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana, Universitas Sebelas Maret. Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1). Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan, (2). Perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah, (3). Interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan Penelitian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan. Penelitian dilaksanakan dengan metode eksperimen, rancangan faktorial 2x2. Besarnya sampel penelitian 40 orang berasal dari jumlah populasi 98 orang. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling. Variabel penelitian terdiri dari dua variabel independen yakni : variabel manipulatip : metode pendekatan pembelajaran bagian progresif dan metode pendekatan pembelajaran bagian repetitif, variabel atributip yakni : kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah serta variabel dependen yakni : hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Teknik pengumpulan data dengan Tes dan Pengukuran, barrow motor ability test, data keterampilan menembak Hoki Lapangan dengan tes goal shooting – straight, right, left. Teknik analisis data mengunakan analisis varians (ANAVA) dangan taraf signifikansi α = 0,05. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1). Ada Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 13,25 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata metode pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih baik dari pada metode bagian repetitif yang dibuktikan dengan rata-rata score yaitu 53,20 dan 46,73. 2) Ada perbedaan hasil belajar keterampilan menembak Hoki lapangan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.38 > Ftabel = 4.11. Dari analisis lanjutan diperoleh hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih baik dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah, dengan rata-rata score yaitu 52,03 dan 47,90. 3). Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembakcommit Hoki to Lapangan. Hasilnya sangat bermakna, user karena Fhitung = 14,50 > Ftabel = 4.11. xvi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil rata-rata score dinyatakan bahwa ; Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian progresif daripada metode pendekatan repetitif (58,65 dan 47,75). Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif daripada metode pendekatan progresif, (48,05 dan 45,40) Kata-kata kunci : Pendekatan Pembelajaran Prograsif, Pendekatan Pembelajaran Repetitif, Kemampuan Gerak dan Keterampilan Menembak Hoki Lapangan.
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT SABAR SURBAKTI. NIM. A120809122, 2011. DIFFERENCES INFLUENCE APPROACH TO LEARNING AND MOTOR ABILITY STUDY RESULTS FIELD HOCKEY SHOOTING SKILLS. (Experimental study Approach of Study with Progressive Method Shares and Repetitive At Student Of Male Semester of III Majors Education Of Training, Faculty of sport sciences, State university of medan). Commission Counsellor of I : Prof. Dr. H. M. Furqon H, M.Pd. Counsellor Of II: Prof. Dr. H. Muchsin Doewes, dr., PFARK., MARS., AIFO. Thesis. Sport Science Studies Program, Post Graduate Program, Sebelas Maret University. Surakarta. This study aims to determine: (1). The difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills, (2). Difference learning outcomes field hockey shooting skills among high motor ability and low motor ability (3). Interaction between learning approach to motion capabilities of the learning skills of shooting field hockey Research conducted at the Faculty of Sport Sciences, State University of Medan. The experiment was conducted with experimental methods, 2x2 factorial design. The amount of the sample 40 people from a population of 98 people. The sampling technique with the purposive sampling. Variable study consists of two independent variables namely: manipulatip variables: the progressive method of teaching approaches and methods of the repetitive learning approach, namely atributip variables: the ability of high motor ability and low motor ability as well as the dependent variable ie: learning outcomes field hockey shooting skills. Data collection techniques with Test and Measurement, barrow motor ability test, the data field hockey shooting skills to the test goal shooting - straight, right, left. Techniques of data analysis using analysis of variance (ANAVA) view of significance level α = 0.05. Based on the results of research can be concluded: 1). There is a difference between the influence of the progressive learning approach with the repetitive learning approach to learning the results of field hockey shooting skills.This is evidenced from the value of Fcalculated = 13.25 > Ftable = 4.11. From further analysis it was found that the progressive learning approach is better than the repetitive method which is evidenced by an average score of 53.20 and 46.73. 2) There is a difference in learning outcomes field hockey shooting skills of a significant difference between students who have high and low motor mobility. This is evidenced from the value of Fcalculated = 5.38 > Ftable = 4.11. Further analysis of the results obtained from studying the field hockey shooting skills in students who have a high movement capability is better than having a low motor mobility, with an average score of 52.03 and 47.90. 3). There is a significant interaction effect between learning approach and thecommit level of to the learning outcomes field tomobility user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hockey shooting skills. The result is very meaningful, because the Fcount = 14.50 > Ftable = 4.11. Based on the average score was stated that; Students with high movement capability is better suited if given the progressive approach to learning rather than repetitive approach method (58.65 and 47.75). Students who have low mobility are more suitable if given the repetitive learning approach rather than a progressive approach, (48.05 and 45.40) Key words: Learning Approach Prograsif, repetitive Learning Approach, Ability and Motion Field Hockey Shooting Skills.
commit to user xix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Perguruan tinggi adalah sebagai lembaga formal dalam sistem pendidikan, tidak terlepas dari usaha – usaha peningkatan prestasi belajar bagi mahasiswa. Kegiatan proses pembelajaran merupakan kegiatan pokok dalam keseluruhan kegiatan pendidikan diperguruan tinggi. Hal ini berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan dalam bentuk terjadinya perubahan tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan mahasiswa tergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami mahasiswa sebagai calon pendidik dikemudian hari. Proses pendidikan yang berkualitas akan menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas pula. Begitu pula halnya dengan pendidikan dilingkungan perguruan tinggi. Untuk menjamin pelaksanan program pendidikan berjalan dengan baik maka antara tujuan dan sasaran yang dinyatakan dalam desain kurikulum maupun silabus dan rancangan pedoman pembelajaran dengan pelaksanaan dilapangan harus sejalan dan searah. Pelaksanaan Program pendidikan yang bermutu, yang diselenggarakan dengan mematuhi kaidah-kaidah pedagogik, memberikan sumbangan sangat berharga bagi perkembangan peserta didik secara menyeluruh. Dalam hal ini yang berkembang bukan saja aspek kognitif, afektif dan psikomotor tetapi aspek Physiologi (faal tubuh), physicologi (fisik) dan psykologi (kejiwaan) sehingga ketika mahasiswa tersebut terjun kelapangan mereka sudah siap dan berguna dilingkungan masyarakat. commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Sejalan dengan usaha pencapaian keterampilan sebagai suatu proses pembelajaran di perguruan tinggi, sudah tentu akan menuntut sistem pendidikan dan pengajaran yang lebih baik pula termasuk didalamnya struktur program sampai kepada bagaimana pendekatan pembelajaran yang dilakukan dalam belajar. Pencapaian tujuan pendidikan memerlukan banyak faktor pendukung yang diperlukan antara lain: faktor guru/dosen, mahasiswa, sarana prasarana dan juga pendekatan pembelajarannya. Pendekatan pembelajaran yang dipilih dan diperkirakan haruslah sesuai dengan kondisi serta cocok digunakan dalam proses pembelajaran baik teori maupun praktek. Proses pembelajaran dapat dikatakan afektif apabila perubahan prilaku yang terjadi pada mahasiswa dapat tercapai secara optimal. Proses belajar mengajar khususya di perguruan tinggi memerlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran, semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka semakin efektif, tujuan juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi dosen dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Pendekatan pembelajaran yaitu cara bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran. Salah satu usaha yang tidak pernah guru/dosen tinggalkan adalah bagaimana memahami kedudukan pendekatan saat proses pembelajaran mengajar salah satu komponen yang ikut ambil bagian bagi keberhasilan kegiatan belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Pendekatan pembelajaran banyak sekali yang dapat kita terapkan dalam suatu pembelajaran diantaranya adalah pendekatan pembelajaran bagian progresif (maju berkelanjutan) dan pendekatan pembelajaran bagian repetitif (berulang). Pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah cara mengajar dimana unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu, dua dan tiga, sedangkan pendekatan pembelajaran bagian repetitif adalah pelaksanaan pertama kali yang diajarkan adalah unsur kesatu dan kedua secara bersamaan. Hampir seluruh kegiatan pembelajaran, terutama yang berkaitan dengan kemampuan psikomotor membutuhkan suatu pendekatan pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan dalam permaian olahraga. Tujuannya agar peserta didik dapat meningkatkan kemampuannya menuju tingkat kesulitan gerak yang lebih tinggi dan kompleks. Olahraga permainan Hoki Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang menuntut kemampuan gerak yang kompleks agar dapat memainkan bola dengan stick saat bermain dengan sebaik-baiknya. Hoki Lapangan merupakan salah satu cabang olahraga permainan. Permainan olahraga ini terdiri dari beberapa teknik dasar keterampilan yang perlu diperhatikan dan diperkenalkan kepada mahasiswa. Untuk dapat menguasai teknik dasar permainan Hoki Lapangan dengan baik, diperlukan latihan serta belajar dengan tekun serta diberikan secara bertahap dan makin lama makin meningkat, mulai yang belum bisa menjadi bisa dan kemudian menjadi terampil melakukan teknik-teknik gerakan. Dengan demikian pengaturan pembelajaran yang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
dipraktekkan dimulai dari yang mudah meningkat kepada pembelajaran yang lebih sukar atau dari yang sederhana ke gerakan yang kompleks. Kemampuan para mahasiswa berbeda-beda, maka dalam menentukan suatu materi
pembelajaran harus juga memperhitungkan
kemampuan yang
dicapai serta beberapa lama anak yang bersangkutan mengikuti atau mengenal olahraga yang bersangkutan. Hasil maksimal dengan sendirinya akan tercapai bila bahan pembelajaran keterampilan disesuaikan dengan tingkat psikis mahasiswa yang bersangkutan. Kemampuan gerak juga salah satu yang mempengaruhi didalam mempelajari keterampilan gerak dalam Hoki. Sejalan dengan meningkatnya kemampuan gerak dapat diindentifikasikan dalam bentuk gerakan dengan mekanika tubuh yang makin efisien, lancar, dan terkontrol, pola gerakan makin bervariasi dan bertenaga. Berbagai macam kegiatan yang mungkin dapat dilakukan apabila seorang anak memperoleh kesempatan melakukan gerakangerakan yang lebih luas atau pada masa anakya tidak terkekang. Gerakan-gerakan yang dilakukan bentuknya dapat menyerupai gerakan orang yang sudah mahir pada umumnya hanya terletak pada pelaksanaan gerak yang masih lemah dan kurang bertenaga. Hal ini disebabkan kapasitas fisik seseorang pemula belum dapat menyamai kapasitas fisik seorang yang sudah terlatih atau seorang atlet. Disamping itu kapasitas masing-masing seseorang tidak sama, hal ini disebabkan karena perbedaan koordinasi tubuh, ukuran tubuh, dan kekuatan otot, sehingga terdapat kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Sehingga kemampuan sesorang dalam gerak dasar ini juga akan berpengaruh
terhadap
kemampuannya dalam commit to user
melakukan
keterampilan teknik dasar dalam permainan Hoki Lapangan.
geraka-gerakan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Hoki Lapangan adalah satu mata kuliah yang ada pada jurusan pendidikan kepelatihan olahraga, dimana mata kuliah ini diberikan pada semester III untuk Hoki Dasar dan semester IV Hoki Lanjutan. Tujuan mata kuliah Hoki Lapangan agar mahasiswa dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan dan mahasiswa bisa menerapkannya di sekolah maupun di masyarakat di samping itu juga sebagai perkembangan fisik, perkembangan gerak, perkembangan mental, dan perkembangan sosial. Mata kuliah Hoki lapangan dasar adalah mata kuliah yang wajib diambil oleh mahasiswa, mata kuliah ini 2 SKS disamping itu juga mata kuliah ini sebagai salah satu syarat untuk bisa mengambil mata kuliah Hoki Lapangan lanjutan bila mahasiswa sudah lulus mata kuliah Hoki Dasar. Disamping itu juga mahasiswa juga
dalam
proses
pembelajarannya
dituntut
pada
pertumbuhan
dan
pengembangan jasmani, sosial, dan emosional yang serasi, selaras dan seimbang hal sesuai dengan soft skill. Permainan Hoki Lapangan, Salah satu teknik dasar yang harus dikuasai agar dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik dan benar dan menghasilkan gol untuk kemenangan adalah teknik dasar keterampilan menembak (shooting) bola ke gawang. Seorang mahasiswa ataupun pemain bila ingin dapat menguasai teknik menembak dengan benar maka teknik dasar nya harus benar. Bila teknik dasar ini tidak dikuasai dengan baik maka seorang mahasiswa ataupun pemain tidak dapat bermain Hoki Lapangan dengan baik sehingga dalam menciptakan sebuah gol untuk meraih kemenangan tidak akan dapat tercapai. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis pada mahasiswamahasiswa terdahulu yang sudah mengambil mata kuliah Hoki Lapangan Dasar, setelah lulus masih ada kekurangan-kekurangan yang dilakukan dalam permainan Hoki Lapangan terutama teknik keterampilan menembak, mahasiswa belum dapat melakukan dengan baik. Hal ini ditunjukkan dengan hasil teknik menembak dengan kreteria baik sekali = 5 orang, baik = 15 orang, dan kurang sekali = 20 orang. Rendahnya nilai tes keterampilan menembak berdampak pada nilai akhir mata kuliah yang juga rendah, jika dikonversikan dengan huruf maka rata-rata nilai mahasiswa adalah nilai C, nilai ini dalam standar penilaian KBK merupakan syarat minimal kelulusan bagi mahasiswa. Berdasarkan uraian diatas, perlu diadakan penelitian yang ada hubungan dengan pendekatan pembelajaran pada saat proses belajar mengajar permainan Hoki khususnya menembak. Dalam penelitian ini,
akan diteliti perbedaan
pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan bagian repetitif dan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki.
B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut. 1. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral dari proses pendidikan mempunyai tujuan untuk mengembangkan kebugaran fisik, mental, emosi dan sosial melalaui media aktivitas fisik. 2. Untuk mencapai tujuan pembelajaran yang optimal, mengajar harus didukung commit to user dengan prinsip-prinsip ilmiah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
3. Pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif, mempengaruhi keterampilan menembak Hoki Lapangan. 4. Kemampuan gerak yang dimiliki oleh mahasiswa mempunyai peranan yang sangat penting terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. 5. Teknik dasar menembak Hoki Lapangan.
C. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. 2. Perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. 3. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan? 2. Adakah perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan commit to user gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah?
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan?
E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif
terhadap
keterampilan menembak Hoki Lapangan. 2. Untuk mengetahui perbedaan peningkatan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. 3. Untuk mengetahui pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini bermamfaat baik secara teoritis maupun praktis. Hasil yang diperoleh diharapkan dapat: 1. Secara teoritis mendukung dan memperkaya ilmu pengetahuan pada pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan yang sudah ada, khususnya teori
pendekatan
pembelajaran
bagian
progresif
pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak.
commit to user
dengan
pendekatan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
2. Memberikan acuan dan masukan bagi para dosen dalam memilih pendekatan pembelajaran yang sesuai, menentukan pendekatan pembelajaran yang tepat dengan mempertimbangkan kemampuan gerak mahasiswanya. 3. Bagi peneliti secara praktis hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan pembanding dan perimbang bila para peneliti akan mengadakan penelitian tentang pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif dan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Kajian Teori 1. Permainan Hoki Lapangan Hoki salah satu cabang olahraga Internasional yang dimainkan oleh putra dan putri dengan memakai alat yang keras berupa tongkat atau stick dan bola sebesar bola tennis. (PB PHSI, 2001/2002:2-3), dalam peraturan permainan Hoki Lapangan disebutkan bahwa, Bola yang digunakan bulat, keras dan boleh terbuat dari sembarang bahan, berat bola antara 156 dan 163 gram dengan garis tengah bola antara 224 dan 235 mm, permukan bola mulus tapi jahitannya atau lekuk-lekuk diperkenankan, bola berwarna putih atau sesuai persetujuan. Stick yang dipergunakan memiliki pegangan yang lurus dan kepala yang bengkok, semua pinggiran harus membulat, seluruh permukaan stick mulus dan bebas dari proyeksi yang kasar atau tajam, bagian stick datar dibelahan kiri dan melengkung dibagian kanan. Bagian stick yang boleh memainkan bola adalah wajah stick yaitu seluruh panjang belahan kiri stick yang kepalanya (bagian bawah) berbidang datar. Stick termasuk semua pembalutnya harus lolos sebuah gelang pengukur berdiameter – dalam 51 mm, dengan berat maksimum stick adalah 737 gram. Hoki dimainkan dilapangan yang berumput rata, terdiri dari dua regu yang masing-masing regu berjumlah sebelas (11) orang pemain dengan susunan penjaga gawang (goal kiper), pemain belakang ( back), pemain commit to user 10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
tengah/gelandang (half), pemain depan/penyerang (forwart) dengan lapangan berbentuk empat persegi panjang berukuran 100 x 60 yard ( 91,40 x 55,00 m). Tujuan permainan ini adalah memasukkan bola sebanyak-banyaknya kedalam gawang lawan dengan menggunakan stick sesuai dengan peraturan permainan. (PB PHSI, 2001/2002:5) dalam peraturan
permainan Hoki
disebutkan pula bahwa, Sebuah goal tercipta bila saat bola berada dalam lingkaran kena stick peserang dan setelah itu tidak melintas keluar lingkaran lagi dan bola seutuhnya melintas garis – gawang di antara kedua tiang gawang, di bawah mistar gawang. Kemenangan suatu regu ditentukan oleh jumlah gol terbanyak yang berhasil dicetak oleh salah satu regu ke dalam gawang lawannya. Permainan hoki terbagi dalam dua babak, setiap babak lama permainannya 35 menit (2 x 35 menit) dengan masa isrirahat selama 5-10 menit. Permainan dipimpin oleh dua orang wasit, wasit satu dan wasit dua dan sebelum memulai pertandingan terlebih dahulu wasit mengundi untuk menentukan/memilih bola atau lapangan bagi masing-masing regu. Untuk memulai babak kedua dilakukan pertukaran gawang. Hoki merupakan sebuah olahraga gerak cepat dengan keahlian tinggi, dengan para pemain yang menggunakan gerakan cepat dengan stik, mengumpan yang akurat dan cepat, dan pukulan yang keras, dalam upaya untuk menjaga possession (penguasaan) dan menggerakkan bola kearah gawang. Setiap pemain membawa sebuah “stick”, normalnya kecil dengan panjang 90 cm (3 kaki) dan secara tradisional terbuat dari kayu tetapi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
seringkali dibuat dengan fiberglass, kevlar dan campuan karbon fiber, dengan pegangan bulat yang rata pada sisi kanan dan sebuah kait di bagian bawahnya. Logam tidak dapat diguankan pada stick hoki. Saat ini ditemukan bahwa semakin dalam lengkungan bagian depan maka semakin mudah untuk menambah kecepatan dari dragflick dan membuat pemukulan menjadi lebih mudah dilakukan. Pertama-tama, sesudah fitur ini diperkenalkan, Dewan Pengurus Hoki menempatkan suatu batas 50 mm pada ke dalaman maksimum lengkungan di atas panjang stick tetapi pengalaman yang ditunjukkan dengan cepat ini terlalu berlebihan. Peraturan baru sekarang membatasi lengkungan ini menjadi di bawah 25 mm untuk membatasi kekuatan flick terhadap bola (http://www Field hockey – Wikipedia, the free encyclopedia.htm). Teknik utama untuk menggerakkan bola disekitar lapangan yang digunakan oleh para pemain adalah: “dribble”, dimana pemain mengontrol bola dengan stick dan lari dengan bola, yang mendorong bola sambil lari; “dorongan”, dimana pemain menggunakan pergelangan tangan mereka untuk mendorong bola; “flick” atau “scoop”, yang hampir sama dengan dorongan tetapi dengan gerakan pergelangan tambahan untuk menggerakkan stick melalui sebuah sudut dan mengangkat bola dari tanah; dan “memukul”, dimana sebuah angkatan ke belakang dilakukan dan kontak dengan bola dibuat benarbenar dengan penuh kekuatan. (http://www Field hockey – Wikipedia, the free encyclopedia.htm). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
a. Konsep Permainan Hoki Lapangan Permainan Hoki hampir sama dengan sepak bola namun ada perbedaannya, dalam permainan Hoki istilah, tembakan jarak jauh tidak ditemui, penentuan suatu goal terjadi/syah jika dilakukan dalam daerah lingkaran pukulan sesuai dengan peraturan, sementara teknik dasarnya adalah memukul, mendorong, menghentikan bola, mengontrol bola, mengangkat bola semuanya dilakukan dengan menggunakan stick. Meskipun permainannya hampir sama dengan sepak bola namun Hoki mempunya unsur tersendiri untuk dipelajari dan dikuasai terutama mengenai pengolahan bola atau stick work. Dalam (Jones, C.I.M., Syikes, J.A., and Cadman, J.F, 1971: 33) “ Stick Work is the fondation of hockey and mastery of the skills is an indispensable part of players equipment”. Tujuan teknik dasar adalah untuk dapat mengolah bola “ ball controll ” dan keterampilan menggunakan stick adalah unsur utama dalam bermain, hal ini merupakan keterampilan dasar yang dituntut oleh permainan Hoki. Selanjutnya (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan bahwa, “ In order to execute skills with a high degree of consistency under the pressures of competition, players mush first learn to perform the skills using correct methods”.
Kemudian
(Harsono,
1988:235)
mengatakan
:
“Dan
kesempurnaan teknik kelak tidak akan dapat dikuasai apabila teknik-teknik yang mendasar tersebut belum dikuasai dengan baik, apabila keterampilan teknik belum dikuasai maka sukar kelak akan dapat melatih keterampilan taktis dengan efisien dan efektif “. Dengan demikian penguasaan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
keterampilan
dasar dalam permainan Hoki akan sangat menentukan
keberhasilan dalam suatu pertandingan. Pukulan atau dorongan yang kuat akan menghasilkan kecepatan bola yang tinggi maka dituntut seorang atlit Hoki harus memiliki power otot lengan yang baik. b. Teknik Dasar Permainan Hoki Telah diutarakan bahwa semua jenis olahraga memiliki spesifikasi teknik dan cara. Teknik yang mengandung pengertian
sama dengan
keterampilan dalam suatu cabang olahraga disebut keterampilan dasar atau “Fundamental Skills =Basic Skills ”. (Glencross, 1984 : 25) mengemukakan “The Basic Skills” 1. The grips. 2. Moving with the ball – The dribbling ball. 3. Receiving and controlling the ball; the trapping skills, the areal trap 4. Distributing the ball; the push, the hit, the flick, the scoop,the reverse push, the reverse hit, the reverse stick flick or scoop. 5. The dispossessions – The tacling skills 6. Specialist skill; goal shooting, goal keeping “ Untuk dapat bermain dengan baik maka seseorang pemain Hoki harus
mengembangkan
semua
sistem
organ
tubuhnya.
Sementara
penguasaan teknik bermain dengan sempurna masih diperlukan pembinaan yang spesifik sesuai dengan sifat dari keterampilan dasarnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Agar dapat menggunakan stick untuk memainkan bola baik mengontrol
bola,
merobah
arah,
menghindar
dari
takle
lawan,
memperhatikan posisi kawan satu tim pada saat dribble dan pass bola, maka si atlet harus mengembangkan koordinasi yang sebaik mungkin. Untuk dapat mempassing bola atau menshooting bola dengan kuat, cepat dan terarah baik dengan hitting atau pushing atau dengan teknik stroke lainnya pemain harus memiliki power otot lengan yang diperlukan untuk gerak mengayun stick kebelakang dan kedepan, sebelum, pada saat dan setelah perkenaan stick dengan bola. c. Keterampilan Menembak Hoki Lapangan Sebelum membahas keterampilan menembak
Hoki Lapangan,
peneliti terlebih dahulu membahas tentang pengertian keterampilan, dimana keterampilan berkaitan dengan tugas gerak yang akan dilakukan baik secara efisien dan efektif. Untuk menulusuri konsep keterampilan menembak Hoki Lapangan, maka perlu ditulusuri tentang konsep keterampilan dan konsep keterampilan dalam olahraga. Keterampilan berasal dari kata “terampil” atau Skill. (Antonio Dal. Mote,1978: 96), mengartikan keterampilan sebagai suatu kemampuan melaksanakan gerakan-gerakan secara tepat, cepat dan harmonis sehingga tidak mungkin disederhanakan lagi. (Gagne and Robert, M. 1988:89), mengartikan terampil sebagai suatu rangkaian respon gerakan terpadu yang menyatu dalam penampilan yang unik. Selanjutnya (Singer, R.N, 1980:32) mengartikan bahwa keterampilan adalah gerak otot atau commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
gerakan tubuh untuk mengsukseskan pelaksanaan aktivitas yang diinginkan. Berdasarkan
ketiga pendapat tersebut jelas tampak kesamaan arti dari
konsep keterampilan, yakni kemampuan melakukan tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien. Keterampilan dalam olahraga terkait erat dengan kemampuan melakukan suatu rangkaian tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien. Kata efektif dalam arti keberhasilan mencapai tujuan yang telah ditetapkan, sedangkan efisien terkait dengan pencapaian dalam jumlah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan tugas gerak tersebut. (Schmidt, R.A,1991:4), mejelaskan keterampilan sebagai kemampuan menghasilkan beberapa hasil akhir dengan ketentuaan yang maksimum, pengeluaran energi dan waktu yang minimum. Oleh sebab itu keterampilan dalam olahraga berhubungan dengan kerja otot dalam melakukan serangkaian tugas gerak yang dilakukan secara maksimal dengan jumlah energi yang dikeluarkan seminimum mungkin. Menurut (Magill, R.A, 1980:11), dari dimensi penggunaan otot, keterampilan dibagi menjadi: (1) keterampilan kasar (gross skill) dan (2) keterampilan halus (fine skill). Dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, keterampilan terdiri dari: (1) keterampilan terbuka (open Skill) dan (2) keterampilan tertutup (closed skill). Dari dimensi awal dan akhirnya suatu kegiatan keterampilan dibagi menjadai
tiga kelompok:
(1) keterampilan
terputus
(diskrit);
(2)
keterampilan berangkai (serial): dan (3) keterampilan berkelanjutan (Kontinyu).
Dari dimensi pengunaan otot, permainan hoki dominan
merupakan keterampilan kasar (groos skill) dan sedikit unsur keterampilan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
halus (fine skill) kemudian dari dimensi stabilitas lingkungan yang dihadapi, permainan hoki termasuk keterampilan terbuka (open skill), serta dari dimensi awal sampai akhirnya tindakan, permainan hoki termasuk keterampilan terputus (diskrit skill). Berdasarkan
pengertian
keterampilan
secara
umum
yang
dikemukakan di atas, peneliti mengkaji tentang pengertian belajar gerak (motor learning). (Singer, R. N, 1980: 9), mengemukakan bahwa belajar gerak merupakan perubahan yang relatif permanen dalam performan atau yang berhubungan dengan perubahan perilaku akibat latihan atau pengalaman sebelumnya dalam situasi tertentu. Dalam konteks yang hampir sama, (Siedentop, Daryl, 1994: 291), menegaskan bahwa belajar gerak sebagai perubahan
yang
relatif
permanen
(melekat)
di
dalam
performan
keterampilan gerak yang dihasilkan dari pengalaman atau latihan. Selanjutnya ditambahkan, meskipun tekanan belajar gerak ialah penguasaan keterampilan, tidaklah berarti aspek lain seperti peranan domain kognitif diabaikan, sebab penguasaan keterampilan baru diperoleh melalui penerimaan dan pemilikan pengetahuan, perkembangan koordinasi dan kondisi fisik sebagaimana halnya kepercayaan dan semangat juang (Rusli Lutan 1988: 101102). (Annario, Anthony., Charles, Cowel, C., and Helen, W. Haselton 1980: 8-11), mengemukakan bahwa salah satu pertanda seseorang telah belajar gerak adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut meliputi suatu kemampuan, baik yang bersifat pengetahuan (kognitif),
sikap (afektif), konatif termasuk keterampilan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
(psikomotor) ataupun fisik (physical). Lebih lanjut dijelaskan, perubahan tingkah laku kognitif i t u pada dasarnya terjadi pada aspek pikiran, atau intelek yang meliputi pengetahuan dan fakta, informasi, keterampilan dan kemampuan intelektual. Perubahan perilaku afektif berhubungan dengan perkembangan emosi dan tingkah sosial, yang meliputi respon terhadap aktivitas jasmani, perwujudan diri, harga diri dan konsep diri. Perubahan perilaku psikomotorik yang dituju adalah perubahan yang terjadi pada gerak, meliputi gerak perseptual, gerak dasar dan keterampilan olahraga dan lari. Sedangkan perubahan perilaku, berhubungan dengan perubahan pada aspek kemampuan fisik, meliputi kekuatan otot, daya tahan otot, daya tahan umum dan kelentukan. Proses belajar gerak terjadi karena adanya masukan yang diterima oleh indera penglihatan. pendengaran, rasa dan indera kinestesi. Masukan tersebut diteruskan kesistem syaraf pusat untuk diproses yang kemudian ditafsirkan serta disimpan. Pada akhirnya masukan tersebut diterjemahkan dalam bentuk gerakan (hasil atau keluaran). Masukan sensori berkaitan dengan penerimaan stimulus oleh organ-organ sensori, yaitu stimulus dari luar tubuh
dan yang terjadi
dalam tubuh. Masukan sensori ini kemudian
diproses dalam sistem ingatan, yang selanjutnya diteruskan kepenyimpanan jangka pendek (sementara). Informasi persepsi ini hanya dapat bertahan dalam sistem penyimpanan untuk sementara, yang apabila tidak digunakan dalam waktu yang singkat akan dilupakan/hilang. Pada penyimpanan jangka pendek ini masukan yang dapat disimpan terbatas, sehingga apabila ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
masukan informasi berikutnya maka masukan yang pertama akan hilang dengan sendirinya apabila tidak ada penguatan untuk mengingat masukan tersebut. Selanjutnya masukan yang telah diproses dalam sistem penyimpanan jangka pendek diteruskan ke saluran konsentrasi terbatas, dan pada saluran konsentrasi terbatas ini, proses informasi seseorang hanya dapat menyelesaikan satu masalah saja dalam satu saat. Proses informasi yang telah diselesaikan dalam saluran konsentrasi terbatas kemudian disimpan dalam gudang penyimpanan hasil belajar (penyimpanan jangka panjang). Semua proses informasi di atas adalah merupakan proses kegiatan kognitif, yang belum tentu informasi tersebut dapat dilakukan atau diterjemahkan dalam bentuk gerakan. Beberapa cara dan jenis pukulan yang dapat dilakukan untuk menembak ke gawang diantaranya saat dalam permainan belangsung, shoot corner, finalti corner, dan free hit. Kemudian jenis pukulan yang digunakan hit, reverse hit, reverse flick, push, flick, scoop, dan taving. Semua bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan tetapi harus dilakukan di area lingkaran tembakan. Semua keterampilan harus dikembangkan untuk digunakan dalam permainan umum juga bermanfaat dalam lingkaran gol. Pada dasarnya, keterampilan menggiring yang pendek dan tajam menciptakan peluang bagi anda untuk mendapatkan bola, keterampilan memerangkap bola yang kokoh membuat anda mampu mengontrol bola dalam suatu posisi yang baik untuk membuat tembakan gol yang efektif dan sedikit variasi pada metode commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
melempar yang anda gunakan dalam permainan umum juga digunakan untuk mencetak gol. Ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan saat mencetak gol, antara lain menembus lingkaran dengan posisi yang sebaik mungkin untuk memberi anda peluang terbaik untuk mencetak gol, penempatan (seringkali lebih bermanfaat dari pada tembakan yang kuat), dan eksekusi keahlian yang tepat dan pemilihan tembakan yang cerdas adalah yang terpenting. Dikatakan
oleh (Purwanto, 2004: 18),
teknik
memukul bola ada dua macam hitting dan taping. Hitting merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak jauh dan untuk dan untuk situasi khusus, seperti: pukulan bebas (free hits), pukulan dari sudut jauh (long corner), pukulan gawang, dan tembakan ke gawang. Sedangkan taping merupakan teknik yang efektif untuk operan-operan jarak pendek. Dalam melakukan latihan menembak keterampilan menembak
nantinya,
dan dalam pelaksaan tes
dilakukan dengan pukulan hit. Adapun teknik
melakukan hit adalah sebagai berikut: •
Berdiri dengan kaki kiri sedikit lebih ke depan daripada kaki kanan menyamping arah sasaran, badan condong ke depan, lutut kaki kiri ditekuk, kaki kanan hmis, stick dipegang kedua tangan lurus di depan badan, bola diletakkan di depan kaki kiri.
• Stick diangkat setinggi bahu. • Dengan gerakan secara berurutan, stick diangkat ke arah kanan setinggi bahu, kemudian ayunkan kedua lengan dari samping kanan atas kebawah memukul bola ke arah sasaran di kiri badan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
• Ayunan stick ke arah kiri tidak melebihi tinggi bahu kiri. • Pandangan mengikuti arah jalannya bola. d. Lingkaran Tembakan (Shooting Circle) Dalam Hoki Lapangan mencetak sebuah gol atau melakukan tembakan ke gawang seorang pemain harus terlebih dahulu memasuki areal lingkaran menembak atau dengan kata lain seorang pemain harus menyentuh bola dengan sticknya (tongkat pemukul) didalam lingkaran menembak baru dikatakan sah terjadinya sebuah gol. Tepat dimuka tiap gawang ditarik garis sepanjang 3,66 meter sejajar dan berjarak 14,63 meter dari garis gawang, diukur dari sudut muka dalam kedua tiang gawang sampai sisi luar garis 3,66 meter itu. Kedua ujung garis ini dihubungkan dengan garis gawang oleh sebuah busur seperempat lingkaran, dengan sudut muka dalam dari kedua tiang titik pusatnya. Daerah yang dibatasi garis-garis itu dan garis gawang (termasuk seluruh garis-garis itu) disebut lingkaran pukulan atau lingkaran tembakan.
commitHoki to user Gambar 1. Lingkaran Tembakan Lapangan (Purwanto, 2004 : 8)
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
e. Teknik Menembak dan Mencetak Gol Menurut (Micthell, C. & Taverner. WWW. HumanKinetics.com Field Hockey Techniques & Tactics - Google Book Search.htm). Steve davies mengatakan tentang bagaimana cara menembak serta mencetak gol . Berikut ini adalah tipsnya: (a) Sikap. Sebagai seorang pemain harus tekun untuk mencetak gol dan memiliki keinginan untuk membuat nama anda masuk dalam daftar pencetak gol apapun motivasinya harus cerdik dan mencoba melepaskan diri dari pemain bertahan. Perlu memiliki derajat keegoisan tentang permainan guna mengambil resiko pada waktu yang tepat. Seorang pemain yang sangat baik adalah seseorang yang dapat membuat keputusan yang tepat tentang kapan waktu untuk menembak dan kapan waktu menemukan sebuah pilihan yang lebih baik didalam lingkaran tersebut. (b) Keterampilan Keterampilan merangkap yang baik dibawah tekanan adalah penting. Jika anda tidak dapat membuat perangkap yang baik, tidak akan menciptakan peluang untuk mencetak gol, jadi tetaplah merendah dan waspadalah. Berhati-hatilah dengan apa yang ada disekitar dan mengetahui dimana pemain bertahan dan pemain pendukung disekitar dan memiliki perasaan yang baik tentang dimana
seorang pemain
berada dalam kaitannya dengan gol. Kemampuan untuk membaca permainan (antisipasi permainan sebelum terjadi) atau yang kedua – commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
menembak apa yang dilakukan oleh pemain bertahan dan rekan timnya selanjutnya akan memberi anda keunggulan. Seorang striker perlu memiliki berbagai macam, pemilihan tembakan yang bagus dan pengambilan keputusan untuk mengembalikannya. Jadi berlatihlah pada tembakan-tembakan yang belum anda kuasai. Kecepatan tangan dan kaki penting untuk membuat tembakan yang berkualitas dalam waktu yang singkat. (c) Memukul/Pukulan Jika memukul bola di gawang, atlet jarang memiliki waktu untuk melakukan ayunan besar ke belakang. Waktu yang digunakan untuk melakukan hal
ini akan memberi pemain bertahan peluang untuk
mencuri bola dari bawah hidung anda, karena anda tidak melindungi bola dengan menjaga agar stick (tongkat) tetap didekatnya. Dapat memperpendek ayunan kebelakang dengan membuat tangan kiri menurunkan tongkat untuk bertemu dengan tangan kanan. Hal ini mungkin tidak alami bagi, tetapi dengan latihan dapat menguasai hal ini. Dengan ayunan kebelakang yang lebih pendek, tembakan menjadi pukulan yang lebih berguna dari pada yang sebaliknya gunakan dalam permainan umum. Akan tetapi hal ini efektif karena hal ini cepat dan lebih memperdaya daripada sebuah pukulan dengan ayunan kebelakang yang lebih lamban dan berputar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
(d) Penempatan Tembakan yang baik ke gawang selalu berkaitan dengan keakurasian dan keutamaan penempatan bola. Bahkan meskipun memukul bola sekeras mungkin, itu tidak akan menjadi tembakan yang efektif kecuali berada pada sasaran. Hal itu berarti bahwa hal ini setidaknya memerlukan sebuah pengaman bagi penjaga gawang, memberikan peluang sebuah ‘tip-in’ (sedikit sentuhan) bagi pemain depan atau memberikan peluang untuk sebuah lambungan. Kadang-kadang para pemain mengorbankan keakurasian dan penempatan untuk kekuatan, akan tetapi hal ini tidak perlu menjadi kompromi yang terbaik bagi tim. Kebalikan dari hal ini (mengorbankan kekuatan untuk keakurasian) biasanya lebih bermanfaat. (e) Gerakan kaki Seperti pada kasus dengan semua keterampilan permainan tersebut, gerakan kaki yang baik dapat menimbulkan perbedaan antara pelaksanaan sebuah keterampilan dengan ketelitian dan membuangbuang kesempatan yang baik. Gerakan kaki merupakan komponen yang cenderung diabaikan oleh para pemain saat mereka sibuk, lelah atau dibawah tekanan. Dapatkan komponen ini dengan tepat, dan akan berada pada posisi untuk mencetak gol dengan ketelitian dan kekuatan maksimum. Saat telah membuat perangkap, jagalah agar stick tetap pada bola saat memposisikan kaki pada posisi terbaik. Hal ini melibatkan keseimbangan antara kaki anda dengan sasaran dengan cara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
yang sama untuk sebuah operan. Walaupun ini merupakan gerakan kaki yang ideal saat memukul bola, perlu menyesuaikan posisi ideal ini jika anda sibuk. Di lain pihak, pemain dapat memilih untuk tidak memukul bola dan memilih pilihan tembakan yang lain karena tidak ada waktu yang cukup untuk menempatkan kaki anda pada posisi yang baik. Seorang pemain juga dapat membuat operan atau mendapatkan sudut penalty sebagai pengganti tembakan/shooting. Jika anda menjaga stick pada bola ketika anda membuat kaki anda tetap pada posisi, akan melindungi bola dari lawan sambil anda mengarahkan gerakan kaki ke kiri. Ketika kaki sejajar dengan arah sasaran (atau seperti saat mau mengoper pada permainan umum), siap untuk melakukan tembakan. Posisi yang ideal (kaki sejajar dengan sasaran) tetap sama apakah memilih untuk memukul atau mendorong bola, tetapi tidak akan selalu memiliki waktu untuk membuat posisi ini sempurna, terutama didalam lingkaran serangan. Kesalahan umum yang lain bagi pemain depan adalah
kerepotan
dengan
tembakan,
dan
untuk
itu
jangan
memperhatikan posisi kaki. Situasi yang tidak seimbang kadang-kadang dibutuhkan, tetapi akan mendapatkan nilai yang lebih baik untuk menceta gol jika anda menyediakan waktu bagi untuk membawa gerakan kaki anda kekanan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
2. Pendekatan Pembelajaran a. Konsep Belajar Gerak Berdasarkan teori belajar, berkembang pandangan tentang difinisi belajar sebagai berikut: menurut (Oemar Hamalik, 2006: 154), "belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif mantap berkat latihan dan pengalaman". Selanjutnya oleh (Hergenhahm, B.R. and Mattew, H.O, 1997:2) bahwa dalam belajar ditunjukkan dengan adanya: (1) suatu perubahan tingkah laku, (2) perubahan tingkah laku relatif permanen, (3) perubahan tingkah laku akibat dari pengalaman atau praktek, (4) pengalaman atau praktek harus diperkuat. Jenis perubahan dan belajar itu sendiri merupakan perubahan perilaku dan penjelasan tentang belajar yang dilakukan dengan membandingkan perilaku apa yang mungkin ada sebelum individu ditempatkan pada situasi belajar dan perilaku apa yang terjadi setelah perlakuan. Perubahan tersebut merupakan peningkatan kemampuan untuk beberapa jenis "Performance" dan juga merupakan sebuah cara pandang yang berbeda yang disebut sikap atau nilai. Perubahan tersebut harus lebih dari sekedar kemampuan sesaat tetapi harus dapat dipanggil kembali setelah beberapa waktu. Belajar harus dapat dibedakan dari jenis perubahan yang mencirikan perkembangan seperti perubahan tinggi atau perkembangan otot selama latihan. Menurut (Kingsley, H.L., and Garry, 1957: 12) "Learning is the by process which behavior (in the broader sense) is originated or changed thought practice and training". Sehingga apabila seorang anak belum berhasil dalam belajar, ia harus mengulang proses atau aktivitas yang pernah dilakukan. Proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
ia sesuatu yang ada di lingkungannya, melalui manusia, hewan, tumbuhtumbuhan maupun benda-benda lain yang dijadikan bahan belajar. Setiap aktivitas belajar akan menghasilkan perubahan-perubahan yang dapat berupa tingkah laku,
kecakapan, sikap, minat, nilai maupun pola beraktivitas.
Perubahan sebagai prestasi belajar biasanya merupakan peningkatan menjadi lebih baik. Dari beberapa pengertian belajar yang telah dikemukakan terdapat beberapa perumusan yang berbeda, tetapi secara umum dapat didifinisikan bahwa pengertian belajar menurut penulis adalah suatu proses perubahan tingkah laku, cara pandang, dan kemampuan seseorang dan perubahan yang terjadi relatif tetap atau permanen yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan. Belajar adalah seperangkat yang bertalian dengan latihan atau pengalaman yang mengantarkan kearah perubahan yang permanen dalam prilaku terampil. Gerak dapat diartikan sebagai perubahan tempat, posisi, kecepatan tubuh atau bagian tubuh manusia yang terjadi dalam suatu dimensi ruang dan waktu serta dapat diamati secara objektif. (http://por.sps.upi.edu.). Pengertian belajar gerak tidak terlepas dari pengertian belajar pada umumnya. Belajar gerak merupakan salah satu bentuk belajar yang mempunyai penekanan pada suatu spesifik yaitu untuk tujuan peningkatan kualitas gerak tubuh. Belajar gerak adalah belajar yang diwujudkan melalui respon-respon muskular yang diekspresikan dalam gerakan tubuh atau bagian tubuh (Sugiyanto, 2000: 7-37). Di dalam pendidikan jasmani, belajar gerak berperan dalam aspek-aspek pengembangan keterampilan gerak tubuh, penguasaan polacommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
pola gerak keterampilan olahraga, dan pengekspresian pola-pola prilaku personal dan interpersonal yang baik di dalam pertandingan. Pengertian belajar gerak menurut (Amung Ma'mun, 2000:45) adalah sebagai salah satu proses yang mengarah pada upaya untuk memperoleh perubahan perilaku yang berhubungan dengan gerak. Berdasarkan pengertian belajar gerak di atas, maka dapat ditarik 3 hal pokok yaitu: (1) Belajar merupakan proses yang didalamnya terjadi pemberian latihan dan pengalaman, (2) Terjadinya perubahan-perubahan dari gerakan yang ditampilkan, (3) Perubahan yang terjadi relatif permanen. Untuk mengetahui belajar gerak dalam pembelajaran maka terlebih dahulu kita perlu mengetahui pengertian pendidikan jasmani. Istilah pendidikan jasmani dimaksudkan sebagai terjemahan dari istilah "Physical Education", berasal dari Amerika Serikat dan Indonesia meminjam istilah itu untuk menyebutkan suatu kegiatan yang bersifat mendidik dengan memanfaatkan kegiatan jasmani. Sedangkan istilah "olahraga" seperti yang berkembang di Indonesia dewasa ini dianggap sebagai terjemahan dari istilah "sport" namun dalam bahasa sehari-hari kedua istilah tersebut yaitu Pendidikan Jasmani dan Olahraga masih sering digunakan secara berganti-ganti. Peranan belajar gerak dalam pendidikan jasmani dilihat dari segi aspek fisik adalah aspek yang pertama untuk meningkatkan kemampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh. Untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik (physical training), sedangkan untuk meningkatkan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
kualitas gerak, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak (motor learning). Proses belajar dan berlatih diperlukan untuk menguasai keterampilan gerakan. Gerakan biasa dikuasai dengan baik apabila dipraktekkan berulang-ulang. Jangka waktu yang diperlukan untuk pelaksanaan proses belajar dan berlatih untuk setiap kategori gerakan keterampilan tidak sama. Semakin kompleks gerakan keterampilan yang dipelajari akan memerlukan waktu yang lebih lama. Lamanya waktu yang dperlukan bukan hanya tergantung pada kompleksnya gerakan, tetapi juga dipengaruhi oleh bakat si pelajar. Tahapantahapan atau fase-fase dalam belajar gerak. Fitts dan Posner dalam (Sugiyanto. 2000:315) mengemukakan bahwa proses belajar gerak meliputi tiga tahap atau fase, yaitu: 1) Fase kognitif atau fase awal, 2) Fase asosiatif atau fase menengah, 3) Fase otonom atau fase akhir. Penjelasan setiap fase belajar gerak tersebut adalah sebagai berikut: 1) Fase Awal, merupakan fase awal dalam belajar gerak keterampilan, karena perkembangan yang menonjol terjadi pada diri pelajar adalah pelajar menjadi tahu tentang gerakan yang di pelajari, sedangkan penguasaan gerakannya masih belum baik karena masih dalam taraf mencoba-coba gerakan, disini gerakan yang di pelajari adalah shooting dalam permainan hoki. 2) Fase Asosiatif, disebut juga fase menengah. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar sudah mampu melakukan geraka-gerakan dalam bentuk rangkaian yang tidak tersendat-sendat pelaksanaanya.
Dengan tetap mempraktekkan commit to user
berulang-ulang,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
pelaksanaan gerakan akan menjadi efesien, lancar, sesuai dengan keinginan dan kesalahan gerakan semakin berkurang. Pada fase asosiatif ini merangkaikan
bagian-bagian gerakan menjadi rangkaian gerakan
secara terpadu merupakan unsur penting untuk menguasai berbagai gerakan keterampilan. Setelah rangkaian-rangkaian gerakan bisa dilakukan dengan baik, maka pelajar segera bisa dikatakan memasuki fase belajar yang disebut fase otonom. 3) Fase Otonom, bisa dikatakan sebagai fase akhir dalam belajar gerak. Fase ini ditandai dengan tingkat penguasaan gerakan dimana pelajar mampu melakukan gerakan keterampilan secara otomatis tanpa terpengaruh walaupun pada saat melakukan gerakan itu pelajar harus memperhatikan hal-hal selain gerakan yang dilakukan. Hal ini bisa terjadi karena gerakannya sendiri sudah bisa dilakukan secara otomatis. b. Belajar Keterampilan Gerak Hoki Lapangan Keterampilan dalam berbagai cabang olahraga memiliki struktur tersendiri, lengkap dengan konsep dan prinsip yang mendasarinya. Memahami konsep-konsep itu merupakan syarat untuk menguasai keterampilan yang dipelajari. Semakin terkuasai konsepnya, semakin mudah suatu keterampilan dikuasai. Menurut (Magill, R.A, 1980: 11) mengklasifikasikan keterampilan gerak berdasarkan beberapa sudut pandang, yaitu: a. Klasifikasi berdasarkan kecermatan gerakan. Kecermatan pelaksanaan gerakan bisa ditentukan antara lain oleh jenis otototot yang terlibat. Ada gerakan yang melibatkan otot-otot besar, dan ada commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
yang melibatkan otot-otot halus. Berdasarkan jenis otot-otot yang terlibat, keterampilan gerak dikategorikan menjadi dua (2) yaitu: 1) Keterampilan gerak agal (gross motor skills) adalah gerakan yang di dalam pelaksanaan otot-otot besar sebagai basis utama gerakan, contohnya; keterampilan gerakan meloncat tinggi dan lempar lembing. 2) Keterampilan gerak halus (fine motor skills) adalah gerakan yang di dalam pelaksanaannya melibatkan otot-otot halus sebagai basis utama gerakan, contohnya; gerak menarik pelatuk senapan, dan pelepasan busur dalam memanah. Pada keterampilan gerak agal diperlukan keterlibatan bagian-bagian tubuh secara keseluruhan; sedangkan pada keterampilan gerak halus hanya melibatkan sebagian dari anggota badan yang digerakkan oleh anggota badan yang digerakkan oleh otot-otot halus. b. Klasifikasi berdasarkan perbedaan titik awal dan akhir gerakan Gerakan keterampilan ada yang mudah bisa diketahui bagian awal dan bagian akhir gerakannya; tetapi ada juga yang sukar untuk bisa diketahui, Deagan karakteristick seperti itu,
keterampilan gerak bisa dibedakan
menjadi 3 kategori, yaitu: 1) Keterampilan gerak diskret (discrete motor skill) adalah keterampilan gerak di mana dalam pelaksanaannya bisa dibedakan secara jelas titik awal dan titik akhir dari gerakan. 2) Keterampilan gerak serial (serial motor skill) adalah keterampilan gerak diskret yang diiakukan beberapa kali secara berlanjut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
3) Keterampilan gerak kontinyu (continous motor skill) adalah keterampilan gerak yang tidak bisa dengan mudah ditandai titik awal atau titik akhir dari gerakannya. Keterampilan
gerak
kontinyu
untuk
melakukannya
dipengaruhi
oleh kemauan si pelaku dan stimulusi eksternal, dibandingkan dengan pengaruh bentuk gerakannya sendiri. Misalnya sewaktu memukul bola, yang menentukan adalah keadaan bola dan maunya si pelaku untuk memukulnya, sedangkan bentuk gerakannya sendiri tidak berubah-ubah atau tidak terpaku pada bentuk gerakan tertentu yang baku c. Klasifikasi berdasarkan stabilitas lingkungan Gerakan keterampilan dilakukan ada kalanya pelaku menghadapi kondisi lingkungan yang tidak berubah dan ada kalanya berubah-ubah. Berdasarkan kondisi lingkungan seperti ini gerakan keterampilan dibedakan menjadi 2, yaitu: 1) Keterampilan tertutup (closed skill) adalah keterampilan gerak dimana pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang tidak berubah, dan stimulus gerakannya timbul dari dalam diri si pelaku sendiri. 2) Keterampilan terbuka (open skill) adalah keterampilan gerak dimana dalam pelaksanaannya terjadi pada kondisi lingkungan yang berubah-ubah, dan pelaku bergerak menyesuaikan dengan stimulus yang timbul dari lingkungannya. Perubahan kondisi ini bisa bersifat kontemporal dan bersifat spasial. Contohnya adalah dalam melakukan gerakan menggiring bola. Dalam hal ini pelaku dipaksa mengamati kecepatan, arah, dan jarak bola, kemudian menyesuaikan stick dengan bola. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Pembelajaran dalam mata kuliah Hoki Lapangan harus mampu membangkitkan minat anak untuk menggali potensinya dalam hal gerak. Karena itu anak harus diberi dorongan untuk terus menerus menjelajahi kemampuankemampuannya. Tugas ini tidak mudah dan hasilnya tidak segera.
Dari
pertemuan ke pertemuan, mungkin dosen hanya akan melihat kemajuan yang lambat, tersendat-sendat, serta seolah-olah berjalan di tempat. Memang itulah yang harus disadari oleh semua dosen. Tidak ada kemajuan dalam hal belajar gerak yang bersifat kejutan. Semua kemajuan mengikuti pola yang teratur. Jangan mengharapkan keajaiban. Harus sabar dan bersikap optimis bahwa mahasiswa kita akan mencapai kemajuan. Bila tiba waktunya, jangan kaget jika tiba-tiba dosen sadar mahasiswa sudah bertambah tinggi dan besar serta semakin terampil gerakannya. Itulah upah dari kesabaran dosen dalam mendidik mahasiswa. Disitulah dosen akan merasakan betapa mulianya tugas dosen. Di pihak lain, sebagai dosen kita harus maklum bahwa setiap mahasiswa memiliki kekhasannya masing-masing. Artinya, ada mahasiswa yang kelihatan mudah dalam mempelajari gerak-gerak tertentu, sementara yang lainnya menemui kesulitan. Ada mahasiswa yang gigih ingin bisa, ada juga mahasiswa yang mudah menyerah. Perbedaan individual dalam hal kematangan dan pengalaman masa lalunya, menyebabkan kita sulit untuk menyeragamkan kecepatan kemajuan mahasiswa dalam hal belajar gerak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Keluhan-keluhan seperti "saya tidak bisa" atau "saya tidak berbakat" dan ucapan sejenis lainnya akan sering terdengar dari mulut anak-anak. Bahkan ada anak yang belum mencoba sekalipun sudah mengatakan tidak mau melakukan, karena dia yakin tidak akan berhasil. Bagaimanakah dosen seharusnya menghadapi kasus serupa itu? Tentu jawaban dan caranya harus benar-benar tepat agar tidak kian 'membenamkan' mahasiswa dalam citra rendah diri yang dibuatnya sendiri. Menanamkan kesadaran pada mahasiswa bahwa mempelajari keterampilan dan gerak, bukanlah proses yang tergesa-gesa. Sebab diperlukan waktu dan usaha yang tidak sebentar untuk menguasai sesuatu. Yang penting jangan cepat menyerah. Ungkapan dosen seperti, "cobalah lakukan lagi. Kamu bukan tidak bisa, tapi belum bisa", adalah salah satu ungkapan yang bisa membesarkan hati mahasiswa. Perbedaan para mahasiswa tersebut harus membuat dosen matakuliah Hoki Lapangan menjadi lebih arif dalam menentukan tugas bagi masingmasing mahasiswa. Jangan sampai mahasiswa diberi tugas yang seragam dengan kriteria keberhasilan yang sama bagi semua orang. Kenali kemampuan mahasiswa, baik perkelompok maupun perorangan, agar penentuan tugas mereka bisa disesuaikan. Dengan cara itu mahasiswa akan merasa bahwa dosen memang mendorong semua mahasiswa untuk mau dan mampu belajar. Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing, diharapkan dapat dicapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Liputan tujuan itu terdiri atas pertumbuhan dan perkembangan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan moral spiritual. Tujuan itu dapat dicapai melalui pengajaran gerak atau latihan jasmani yang diantaranya beruba cabang-cabang olahraga formal. Namun dibalik kegiatan itu yang diutamakan bukanlah kesempatan bergerak atau berolahraga untuk memperoleh keterampilan. Yang diutamakan ialah suasana kependidikan. Dari uraian di atas, kegiatan pendidikan jasmani harus mengandung pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Pendidikan sama sekali tak lengkap tanpa pendidikan jasmani. Pendidikan jasmani merupakan bagian tak terpisahkan dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan untuk memberikan bantuan kepada peserta didik untuk mengenal dirinya dan dunia sekitarnya guna meningkatkan kesehatan jasmani, rohani dan sosial. Pengalaman belajar dalam pendidikan jasmani menyiagakan seseorang untuk siap dalam menghadapi tugas dalam bekerja dan mengisi waktu senggang. Sasaran akhir ialah bimbingan untuk menguasai kewajiban sebagai orang dewasa yang kreatif. Dengan melihat fungsi pendidikan jasmani seperti di atas, ternyata bahwa belajar gerak mempunyai peranan penting di dalam pendidikan jasmani.
Belajar
gerak
berperan
dalam
pendidikan
jasmani
yang
melibatkan domain psikomotor, yaitu dalam upaya mencapai tujuan yaitu : (a) Mengembangkan keterampilan gerak.. (b). Menguasai pola-pola gerak keterampilan olahraga. (c)
Mengekspresikan pola-pola perilaku personal dan
interpersonal yang baik di dalam pertandingan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
Agar menjadi lebih jelas mengenai peranan belajar gerak di dalam pendidikan jasmani bisa diberikan gambaran seperti berikut ini. Dilihat dari segi kegiatan fisik, pendidikan jasmani memiliki dua aspek pokok. Aspef yang pertama adalah meningkatkan kernampuan fisik, sedangkan aspek yang kedua untuk meningkatkan kualitas gerak tubuh, untuk meningkatkan kemampuan fisik, kegiatan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip latihan fisik (physical training); sedangkan untuk meningkatkan kualitas gerak, gerakan yang dilakukan perlu mengacu pada prinsip-prinsip belajar gerak (motor learning). Pelajaran dalam mata kuliah ini adalah salah satu tempat untuk meningkatkan kemampuan pemahaman mahasiswa terhadap berbagai konsep dasar keterampilan gerak. Kemampuan pemahaman ini akan menjadi bekal yang sangat berguna bagi mahasiswa untuk menjadi pembelajar dalam banyak cabang olahraga ketika mereka menjadi dewasa kelak. Bahkan kemampuan ini dapat ditransfer untuk memahami bidang lain. Untuk mendukung tujuan tersebut pelajaran pendidikan jasmani harus mampu memberikan kesempatan kepada anak untuk memahami konsep dasar dari berbagai keterampilan yang dipelajarinya. Secara potensial setiap individu memiliki kemampuan gerak yang berbeda. Perbedaan kemampuan gerak akan mempunyai implikasi terhadap hasil pembelajaran. Secara umum kemampuau gerak dipengaruhi variabel keturunan dan lingkungan. Variabel ini akan mempunyai pengaruh kepada potensial mahasiswa dalam pencapaian berbagai usaha. Motor ability berarti bersifat potensial, karena bersifat potensial maka dapat digunakan memprediksi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
kemampuan seorang anak. Guna memprediksi seorang gerak anak diperlukan pengukuran kemampuan gerak (measurement motor ability). "Motor Ability Test telah dikembangkan oleh para ahli seperti Cozens, Scott's dan Barrow's (Singer, R.N. 1975: 216), dan masih banyak bentuk tes lainnya. Lebih lanjut dijelaskan oleh Singer bahwa motor ability test mempunyai kegunaan untuk mengklasifikasikan dan memprediksi seseorang dalam keberhasilan kegiatan fisik. Penelitian ini menggunakan kemampuan gerak sebagai variabel atribut. Guna melihat apakah ada perbedaan pengaruh seseorang mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan gerak rendah terhadap hasil pembelajaran menembak Hoki Lapangan. Mengapa dibagi kemampuan gerak tinggi dan rendah, karena suatu kecenderungan bahwa mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi mempunyai karakteristik gerak berbeda dengan mereka yang memiliki kemampuan gerak rendah. Implikasinya adalah anak yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki kecenderungan suka bergerak walaupun tanpa diperintah, mempunyai pengalaman kerja yang banyak, dengan demikian lebih cocok pada pendekatan pembelajaran bagian progresif.
Anak-anak memiliki kemampuan rendah
memiliki kecenderungan malas bergerak, pengalaman gerak rendah dan untuk bergerak perlu bimbingan dan didorong sosial terus menerus dengan demikian yang lebih cocok melalui pendekatan pembelajaran repetitif. Model-model tes kemampuan gerak, banyak dan beraneka ragam. Guna mengklasifikasikan kemampuan gerak mahasiswa Barrow motor ability test dipilih sebagai instrumen dalam mengklasifikasikan kemampuan gerak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Test ini dipilih karena memiliki kelebihan antara lain: jumlah tes sedikit, mudah dilaksanakan, memiliki validitas dan reliabilitas tinggi, keakuratan dan ketepatan cukup meyakinkan artinya bahwa tes ini betul-betul mengukur apa yang harus diukur. Jenis item tes ini terdiri dari: (I) standing broad jump, (2) soft ball throw, (3) zigzag run, (4) wall pass, (5) medicine ball put, (6) 60 yard dash (Johnson, B. L. and Nelson, J.K, 1970 : 362-366). c. Pendekatan Pembelajaran Menembak Hoki Lapangan Dalam proses belajar mengajar diperlukan adanya suatu pendekatan pembelajaran untuk membantu kelancaran proses pembelajaran, semakin tepat pendekatan yang digunakan dalam proses belajar mengajar maka semakin efektif, tujuannya juga akan lebih cepat tercapai. Pendekatan pembelajaran merupakan bagian dari strategi yang merupakan langkah-langkah taktis bagi guru dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan. Menurut (Sunaryo Basuki., dan Soetrisno Moeh Subroto, 1979:181), pendekatan pembelajaran yaitu
cara
bekerja yang telah diperkirakan dengan seksama sehingga merupakan pola tertentu untuk mencapai tujuan, sedangkan metode mengajar adalah cara mengajar yang sudah merupakan pola tertentu guna mencapai tujuan pengajaran. Menurut (Joyce B., Weil M., and Calhoun, 2000:12) pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai suatu cara atau pola yang digunakan untuk mengatur proses pembelajaran. Menurut (Atwi Suparman, 1997:16) metode mengajar berfungsi dalam menyajikan (menguraikan, memberi contoh dan memberi latihan) isi pelajaran kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
tertentu. Program yang diberikan kepada mahasiswa untuk mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan beberapa definisi yang telah diuraiakan oleh para ahli tersebut dapat kita kemukakan bahwa pendekatan pembelajaran dan metode pembelajaran merupakan suatu penyebutan istilah yang berbeda namun memiliki makna yang sama, yaitu cara menyajikan materi pembelajaran dengan pola tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Cara untuk menyajikan materi pembelajaran harus berdasarkan pada rencana program pengajaran, yang dalam hal ini disebut sebagai program pengajaran. Program
pengajaran yang
diberikan kepada mahasiswa harus disusun secara sistimatis, berurutan, berulang-ulang dan kian hari kian bertambah bebannya dari yang mudah sampai yang sulit, sehingga dapat memperoleh keterampilan secara optimal. Oleh karena itu peranan pendekatan pengajaran sebagai cara untuk menciptakan suatu proses belajar mengajar, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa dengan sebaik-baiknya. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran yang baik adalah suatu pendekatan dalam mengajar yang dapat menumbuhkan kegiatan belajar mahasiswa melalui progam-program pengajaran yang telah disusun dengan baik. Dengan demikian pendekatan pembelajaran pada dasarnya adalah tindakan nyata yang dilakukan oleh dosen dalam melaksanakan pengajaran dengan cara tertentu yang lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pengajaran. Metode atau pendekatan pembelajaran ada beberapa macam, yaitu: 1. Metode bagian (Part Method), 2. Metode keseluruhan (Whole commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
Method), 3. Metode keseluruhan-bagian-keseluruhan (Whole – Part - Whole Method) menurut (Sunaryo Basuki., dan Soetrisno Moeh Soebroto, 1979: 189) Begitu juga menurut (Sukintaka, 2004:18) ada beberapa metode dalam mengajarkan sesuatu kegiatan olahraga yaitu: a. Metode bagian (Part Method). Cara mengajar dengan menggunakan metode
bagian
yaitu
dalam
mengajarkan gerakan anak harus
mempelajari semua unsur-unsur atau teknik-teknik gerakan itu terlebih dahulu. Semua
unsur
dari gerakan itu dipelajari sehingga semuanya
dapat dikuasai atau dapat dilakukan dengan baik. Kalau semua unsur itu sudah dikuasai, baru kemudian anak disuruh melakukan rangkaian gerakan itu secara keseluruhan. Jadi sebelum semua dikuasai anak belum disuruh melakukan kegiatan secara keseluruhan (Sukintaka, 2004: 21). Menurut Mc.Geach yang dikutif (Sukintaka, 2004: 21). Membagi metode bagian menjadi 3 yaitu: (1) metode bagian murni; cara mengajar dengan metode ini setiap unsur dipelajari sendiri-sendiri secara khusus misalnya: unsur pertama dipelajari sampai dikuasai, kemudian unsur kedua dipelajari sampai dikuasai pula. Setelah itu unsur ketiga dikuasai kemudian
baru
dirangkaikan
untuk
melakukan
gerakan
secara
keseluruhan. (2) Metode bagian progresif (maju berkelanjutan) cara mengajar dengan metode ini unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dipelajari baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula, setelah dikuasai baru digabungkan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya hingga dapat dikuasai setelah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
itu baru melakukan gerakan sesungguhnya. (3) Metode bagian repetitif (berulang) untuk metode ini pertama kali yang diajarkan unsur ke satu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya diajarkan unsur kesatu dan unsur kedua secara bersamaan, berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua ketiga bersamaan pula dan seterusnya. b. Metode Keseluruhan (Whole Method). Cara mengajar metode keseluruhan, anak langsung disuruh melakukan gerakan. Jadi seluruh pelajaran dipelajari sekaligus, dengan demikian teknik-teknik gerakan tidak dipelajari secara tersendiri atau secara khusus, kesalahan teknik dibetulkan dengan diberi demontrasi lagi, kemudian mahasiswa disuruh melakukan gerakan kembali. c. Metode keseluruhan-bagian-keseluruhan (Whole Part-Whole Method) Metode ini merupakan perpaduan dari pengajaran secara keseluruhan dengan mengajarkan pula bagian perbagian, agar semua mahasiswa dalam menerima materi keseluruhan, mengajarkan bagian-bagian ini perlu karena proses pengenalan dalam belajar adalah bertahap. Pertamatama seluruh aktifitas sekaligus dengan dijelaskan dan didemontrasikan agar mahasiswa mendapat gambaran yang jelas apa yang dicapai nanti. Kemudian aktifitas diuraikan dalam bagian-bagian. Setelah bagianbagian dikuasai kemudian dilakukan pengintegrasian dari bagian-bagian itu kedalam keseluruhan yang terkoordinasi secara baik. Mengingat macam-macam metode mengajar tersebut diatas, bahwa dalam upaya peningkatan keterampilan menembak Hoki lapangan pada mahasiswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
akan digunakan metode/ pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif dalam menyampaikan pelajaran tersebut. Dalam penelitian ini hanya dibatasi pada pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif yang secara lengkap akan diuraikan dan diungkapkan. 1) Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif Pendekatan pembelajaran bagian progresif merupakan cara yang dilakukan untuk meminimaliskan persoalan kegiatan belajar yang tidak mentransfer kepada keseluruhan. Pendekatan pembelajaran bagian progresif (maju berkelanjutan) adalah cara mengajar dimana unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara teipisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya. (Amung Ma'mun, 2000: 91) mengatakan bahwa dalam pendekatan pembelajaran bagian - progresif keterampilan yang kompleks disajikan secara terpisah, tetapi kegiatan-kegiatan terintegrasi kedalam bagian yeng lebih besar dan keseluruhan, Sedangkan menurut (Magill,R.A. 2001: 34) dalam
pendekatan
pembelajaran
bagian
progresif
mahasiswa
mempraktekkan bagian pertama sebagai suatu unit yang independen kemudian mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian kedua bersama dengan bagian pertama, sehingga tiap bagian yang independen secara progresif bergabung pada bagian yang lebih besar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
Menurut (Christina, Robert W., and Corcos, D.M, 1988:76) Pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah suatu metode yang digunakan dalam pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari satu bagian sampai dikuasai kemudian mempelajari bagian yang lain sampai dikuasai selanjutnya dipraktekkan bersama sampai dikuasai, kemudian bagian ketiga diajarkan tersendiri setelah bagian ini dikuasai. Ketiga bagian dikombinasikan dan dipraktekkan bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilanjutkan untuk masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan, sebagai satu gerakan keseluruhan. Dengan demikian pendekatan pembelajaran bagian progresif menurut peneliti adalah suatu pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari bagian pertama dan mempelajari bagian kedua secara terpisah kemudian bagian pertama dan kedua dipraktekkan bersama kemudian bagian ketiga dipelajari secara terpisah, bagian satu, dua, dan tiga dipelajari secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini dilakukan sampai selesai. Sebagai contoh dalam mengajarkan menembak Hoki Lapangan: (1) mempelajari sikap awal sampai dikuasai, (2) mempelajari posisi perkenaan stick dengan bola sampai dikuasai, (3) mengkombinasikan teknik sikap awal dan teknik posisi perkenaan stick dengan bola sampai dikuasai, (4) mempelajari teknik menembak dengan pukulan hit sampai dikuasai, (5) mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan pukulan hit sampai dikuasai, (6) mempelajari teknik menembak dengan taving sampai dikuasai, (7) mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan pukulan hit dan teknik menembak dengan taving sampai dikuasai, (8) mempelajari teknik menembak push sampai dikuasai, (9) mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan hit, teknik menembak dengan taving sampai dikuasai, (10) mempelajari teknik gerakan lanjutan sebagai sampai dikuasai, (11) mengkombinasikan sikap awal, teknik posisi perkenaan stick dengan bola, teknik menembak dengan hit, teknik menembak dengan taving dan teknik menembak push sampai dikuasai sehingga membentuk suatu rangkaian gerakan keseluruhan. Dengan
demikian
cara
mengajar
menggunakan
pendekatan
pembelajaran bagian progresif adalah sebagai berikut: unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara terpisah pula dan setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga semua unsur dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya secara keseluruhan. a). Kelebihan pendekatan pembelajaran bagian progresif - Dosen maupun mahasiswa dapat lebih fokus pada bagian meteri yang dipelajari, - Praktek akan lebih mudah dikuasai, - Ada kesempatan untuk mengoreksi terhadap kesalahan teknik, - Cocok untuk mempelajari gerakan yang terdiri dari beberapa unsur teknik - Mahasiswa mempunyai kesempatan untuk istirahat (recovery), commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Keuntungan dari penggunaan pendekatan pembelajaran bagian progresif adalah adanya pengurangan tuntutan perhatian dari performance keterampilan keseluruhan, sehingga orang dapat memfokuskan perhatian pada aspek khusus dari suatu bagian keterampilan (Magill, R.A, 2001: 315). b). Kekurangan pendekatan pembelajaran bagian progresif - Membutuhkan waktu yang lama untuk menggabungkan unsur-unsur teknik menjadi satu rangkaian gerakan, - Perlu pembebanan tugas kepada mahasiswa agar teknik mudah dikuasai, - Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi akan lebih cepat menguasai teknik dibanding kemampuan gerak rendah, - Perhatian guru maksimal pada mahasiswa yang mempunyai kemampuan gerak dasar rendah. 2) Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif Pendekatan pembelajaran bagian repetitif atau metode berulang, adalah pendekatan pembelajaran dengan pelaksanaan pertama kali yang diajarkan adalah unsur kesatu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya diajarkan unsur kesatu dan kedua secara bersamaan. Berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua, ketiga bersamaan pula dan seterusnya. Menurut (Christina, Robert W., and Corcos, D.M, 1988:77) mengemukakan pendekatan pembelajaran repetitif adalah suatu pembelajaran dimana mahasiswa mempelajari sesuatu bagian sampai dikuasai dan kemudian mengkombinasikan dengan bagian yang lain baru dengan dipelajari atau dipraktekkan secara bersama sampai dikuasai. Prosedur ini diikuti oleh commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
masing-masing bagian yang tersisa sampai semua bagian dapat dipraktekkan sebagai suatu keseluruhan. Sebagai contoh dalam mengajarkan menembak dalam Hoki Lapangan yaitu: (1) Pertama-tama mempelajari teknik sikap awal menembak sampai dikuasai, (2) mengulangi pelajaran teknik sikap awal, kemudian dilanjutkan dengan mempelajari teknik posisi perkenaan stick dengan bola, sampai dikuasai, baru selanjutnya mengkombinasikan antara sikap awal dan teknik perkenaan stick dengan bola secara bersama-sama, (3) mengulangi kembali pelajaran tentang sikap awal dan teknik memegang bola,
kemudian menambah materi ketiga yaitu teknik menembak,
selanjutnya mengkombinasikan antara sikap awal, teknik perkenaan stick dengan bola dan teknik menembak secara bersama-sama dalam suatu rangkaian gerak. Demikian seterusnya untuk mempelajari teknik berikutnya diawali dengan mengulang teknik yang sudah dipelajari sebelumnya, kemudian dikombinasikan beberapa teknik tersebut menjadi satu rangkaian gerakan secara bersama-sama.
Langkah
pertama
dalam
penggunaan
pendekatan
pembelajaran bagian repetitif dalam pembelajaran adalah membagi materi pembelajaran menjadi beberapa bagian yang dapat digunakan untuk memisahkan menjadi beberapa rangkaian gerak. Dalam pendekatan pembelajaran bagian repetatif terjadi pengulangan-pengulangan gerak baik pada tiap bagian maupun pada cara mengkombinasikan antara bagian sehingga dengan pengulangan mahasiswa akan lebih mudah menguasai gerak pada tiap bagian maupun gerak secara keseluruhan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
Menurut (Yusuf Hadisasmita dan Aip Syarifuddin, 1996:143) mengemukakan bahwa pendekatan pembelajaran repetitif terdiri dari mengulangi latihan-latihan tertentu yang dilakukan dengan atau tanpa istirahat. Sifat-sifat pendekatan pembelajaran repetitif ini sebagai berikut: (a). Latihan dengan intensitas yang konstan (b). Waktu istirahat yang optimal (c.) Bentuk ulangan yang bermacam-macam. Pendekatan pembelajaran repetitif dianjurkan untuk dipraktekkan terutama pada kelompok atlet remaja, dan juga untuk yang sudah maju pada periode persiapan (Preparatory Period). Tujuan utamanya adalah: pertumbuhan kekuatan, daya tahan dan kelincahan, menahan keadaan badan yang diperoleh pada periode latihan terdahulu, ulangan latihanlatihan dasar pada waktu pemanasan, belajar sejumlah kegiatan dan skill, dan adaptasi atlet terhadap merasakan kadar latihan. a. Kelebihan pendekatan pembelajaran bagian repetitif - Pembelajaran dapat dilakukan dengan intensitas yang konstan, - Apabila guru dapat me-manage waktu, mahasiswa memperoleh waktu istirahat yang optimal, -
Dengan pengulangan mahasiswa akan mudah mengingat-ingat materi yang sudah dipelajari,
- Mahasiswa memahami betul tentang teknik bagian perbagian sehingga mampu merangkai gerakan tersebut menjadi keseluruhan gerakan yang benar - Cocok untuk mempraktekkan skill yang sifatnya individu. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
b. Kekurangan pendekatan pembelajaran bagian repetitif - Timbul kejenuhan pada mahasiswa terhadap teknik yang telah dipelajari. - Membutuhkan waktu yang lama untuk mengulang dan menggabungkan unsur-unsur teknik menjadi satu rangkaian gerakan. -
Bila dosen tidak dapat me-manage waktu dengan baik, kesempatan untuk istirahat sedikit.
-
Mahasiswa yang memiliki tingkat pemahaman gerak rendah akan sulit menggabungkan atau mengkombinasikan beberapa teknik.
Tabel 1. Perbandingan antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif dan Repetitif Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif 1. Kesempatan mahasiswa untuk mengulang teknik per bagian lebih pendek. 2. Tingkat penguasaan teknik perbagian lebih baik. 3. Tingkat kebosanan mahasiswa terhadap teknik yang diulang rendah. 4. Waktu interval latihan teknik antar bagian cukup lama. 5. Dengan mempelajari bagian perbagian secara terpisah, menyebabkan waktu istirahat lebih lama. 6. Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang kompleks.
commit to user
Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif 1. Kesempatan mahasiswa untuk mengulang teknik per bagian lebih lama. 2. Tingkat penguasaan teknik perbagian lebih rendah. 3. Waktu interval latihan teknik antar bagian sangat pendek. 4. Dengan mengulangi teknik yang udah diajarkan, kemudian meng gabungkan dengan teknik yang baru, menyebabkan waktu istirahat lebih pendek. 5. Lebih cocok untuk mempelajari gerakan yang sederhana.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
3. Kemampuan Gerak Adalah hal yang biasa untuk mendengarkan istilah kemampuan dan keterampilan yang seringkali digunakan, seringkali secara bergantian. Walaupun saling berkaitan, mereka menjelaskan perilaku yang berbeda. Persamaan dan perbedaan diantara mereka sangat halus. Dalam hal ini, adalah bijak untuk mengkaji persamaan-persamaan dan perbedaan antara istilah kemampuan dengan keterampilan. Sebuah kemampuan dianggap sebagai sesuatu yang umum dan awet. Ini adalah sebuah sifat yang dipengaruhi oleh pembelajaran maupun keturunan. Sebuah keterampilan, dilain pihak, khusus untuk tugas-tugas tertentu dan diperoleh dengan pengalaman. Karena hal ini berorientasi kepada tugas, keterampilan biasanya mengacu kepada rangkaian respon tertentu yang sangat maju (Singer, R.N, 1980:31). Keterampilan tampaknya diperhalus dari pola-pola gerakan dasar, yang nantinya terkait dengan tingkat keberadaan kemampuan yang relevan. Keterampilan dan polapola diperoleh melalui pembelajaran. Beberapa kemampuan lebih tergantung kepada faktor genetika daripada pembelajaran, akan tetapi, tampak bahwa kadang-kadang semuanya tergantung kepada keduanya. Sebuah ukuran kemampuan gerak secara teoritis akan menggambarkan semua faktor yang termasuk dalam berbagai jenis hal fisik. Kemampuan gerak secara singkat didefinisikan sebagai kemampuan yang umum dari seseorang untuk bergerak (Nurhasan, 2000: 63). Sedangkan (Rusli Lutan, 1988: 96), menguraikan kemampuan motorik (motor ability) sebagai kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan pelaksanaan dan peregangan dari suatu keterampilan yang relatif melekat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
setelah masa kanak-kanak. Kemampuan gerak mengindikasikan kemampuan fisik yang ada pada seseorang, hal ini melambangkan keadaan individu untuk tampil dalam berbagai keterampilan gerakan. Kemampuan gerak sangat berkaitan dengan kebugaran fisik. Kebugaran fisik menyiratkan kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu, dengan kata lain memiliki kualitas-kualitas fisik yang dikembangkan pada tingkatan yang dituntut oleh tugas (Singer, R. N, 1980:184). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pengaruh faktor biologis sebagai kekuatan yang utama berpengaruh terhadap kemampuan motorik (motor ability) dasar seseorang. Kemampuan motorik (motor ability) dasar itulah sebagai landasan bagi perkembangan keterampilan. Selain itu keterampilan banyak tergantung pada kemampuan dasar yang terdiri dari keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas, koordinasi, daya ledak, kelincahan ketepatan, daya tahan dan stamina. (Singer, R.N, 1975:36), mengatakan sebagian besar kita sangat percaya bahwa ada beberapa faktor yang memberikan sumbangan untuk dapat menghasilkan penampilan keterampilan gerak yang tinggi adalah (1) proses pembelajaran, (2) mahasiswa, dan (3) situasi belajar. Lebih lanjut dikatakan, bahwa dua di antara ketiga faktor tersebut di atas yakni faktor mahasiswa dan proses pembelajaran memberikan sumbangan yang sangat besar terhadap penampilan keterampilan gerak seseorang. Dalam uraiannya tentang faktor mahasiswa (individu) yang berpengaruh dalam penampilan keterampilan gerak seseorang, salah satunya disebutkan faktor motorability. Perbedaan kemampuan gerak yang ada pada mahasiswa, harus menjadi pertimbangan sebagai suatu faktor yang menentukan dalam belajar keterampilan gerakan-gerakan olahraga umumnya dan dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
mempelajari keterampilan gerak teknik dasar menembak bola dalam Hoki Lapangan khususnya. Perbedaan mahasiswa dalam hal kemampuan gerak akan menjadi pertimbangan yang sangat penting ketika guru memilih dan menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan karakter dari masing-masing mahasiswa. Dengan perbedaan ini, maka pada dasarnya setiap mahasiswa memerlukan perlakuan yang berbeda dalam proses belajarnya agar masing- masing bisa mencapai hasil yang optimal sesuai dengan potensi yang dimilikinyaa. a. Konsep Kemampuan Gerak. Istilah-istilah seperti ketepatan gerakan, kemampuan gerakan, kapasitas gerakan, dan edukabilitas (kemampuan gerakan untuk dididik) seringkali digunakan secara bergantian dalam judul-judul tes. Akan tetapi, istilah mereka menjelaskan tes-tes dengan fungsi-fungsi yang berbeda. Kemampuan gerakan, ketepatan gerakan, kapasitas gerakan, dan uji edukabilitas memiliki banyak tujuan dan dianggap mengukur berbagai aspek kemampuan dan kecerdasan manusia. Ada karakteristik yang unik untuk menguji kemampuan gerakan, ketepatan gerakan, kapasitas gerakan, dan edukabilitas gerakan dan, dalam beberapa contoh, suatu jumlah tumpang tindih (sifat saling melengkapi). Kemampuan
gerakan
kiranya
mengindikasikan
kemampuan
seseorang yang ada. Hal ini melambangkan keadaan mendesak individu untuk tampil dalam berbagai keterampilan gerakan. Sejumlah uji kemampuan gerakan telah dikembangkan untuk diterapkan pada kedua jenis commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
kelamin pada tahapan yang berbeda dalam kehidupan. Uji-uji tersebut telah diusulkan
untuk
klasifikasi
dan
harapan
prestasi,
dengan
tujuan
memprediksikan kemampuan yang memungkinkan dari seseorang dalam kegiatan fisik. Sebuah istilah yang telah keliru dengan kemampuan gerakan dan kebugaran fisik (physical fitness) adalah ketepatan gerakan (motor fitness). Kebugaran fisik menyiratkan kemampuan untuk melakukan suatu tugas tertentu-dengan
kata
lain,
memiliki
kualitas-kualitas
fisik
yang
dikembangkan pada tingkatan yang dituntut oleh tugas. Ketepatan gerakan mengacu kepada banyak kualitas yang dianggap masuk dalam kebugaran fisik dan kemampuan gerakan. Ini mungkin adalah suatu istilah yang lebih umum daripada kebugaran fisik dan, pada saat yang sama, salah satu aspek dari kemampuan gerakan umum. Para pengajar pendidikan fisik tidak setuju dengan unsur-unsur yang termasuk dalam setiap kategori. Bagi banyak orang, ada sedikit sekali perbedaan antara uji kebugaran fisik dengan uji ketepatan gerakan. Uji ketepatan gerakan dan kebugaran fisik biasanya memuat soal-soal seperti lari, sit-up, lompat, pull-up, dan semacamnya. Uji kemampuan gerakan dapat meliputi soal-soal tersebut serta ukuran-ukuran koordinasi. Kapasitas gerakan dianggap melukiskan potensi maksimal dari seseorang agar berhasil dalam peforma keterampilan gerakan. Ini mungkin adalah kemampuan bawaan seseorang, kecerdasan gerakannya. Sementara commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
itu sebuah uji kemampuan gerakan bertujuan untuk mengukur potensi gerakan akhir, suatu jenis “uji kecerdasan”. Yang terakhir dari istilah-istilah terkait, edukabilitas gerakan, mengacu kepada kemudahan dengan orang mempelajari keterampilanketerampilan
gerak
baru.
Uji-uji
yang
diklasifikasikan
harus
menggabungkan pertunjukkan ketangkasan-pertunjukkan ketangkasan baru, yang sebelumnya belum dipraktekkan atau dipelajari oleh para pemain. b. Peranan Kemampuan Gerak Terhadap Keterampilan Menembak Hoki Telah diuraikan diatas bahwa kemampuan gerak dapat berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam mempelajari gerakan keterampilan suatu cabang olahraga. (Singer, R.N,
1975:225), mengatakan bahwa
kemampuan gerak (motor abiliti) biasanya dihubungkan dengan prilaku gerak. Kemampuan biasanya dianggap sebagai karakteristik relatif permanen, ditentukan oleh faktor keturunan dan perkembangan relatif secara otomatis dalam proses pertumbuhan dan kematangan, serta tak mudah diubah malalui latihan atau pengalaman (Rusli Lutan, 1988:339). Sebagai kemampuan terpendam yang melandasi penampilan gerak seseorang, maka kemampuan dianggap sebagai faktor pendukung bagi pelaksanaan suatu keterampilan gerak yang selanjutnya membedakan kemampuan individual. Apabila dilihat dari jenis tes yang dipergunakan dalam mengukur kemampuan gerak oleh Barrow yang terdiri dari beberapa butir tes yaitu : (I) standing broad jump, (2) soft ball throw, (3) zigzag run, (4) wall pass, (5) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
medicine ball put, (6) 60 yard dash (Johnson, B. L., and Nelson, J.K, 1970:362-366), maka unsure-unsur biomotorik yang diukur oleh instrument tes tersebut adalah daya ledak (power) otot tungkai, koordinasi lengan dan bahu, kelincahan, koordinasi mata-tangan, kekuatan otot lengan dan kecepatan. a. Daya ledak (power) otot Power merupakan salah satu komponen kondis fisik yang dibutuhkan hamper semua cabang olahraga untuk mencapai prestasi yang tinggi. Dalam beberapa gerakan olahraga, power merupakan selah satu kemampuan biomotorik yang sangat penting. Banyaknya gerakan olahraga yang dapat dilakukan dengan lebih baik dan sangat terampil apabila seseorang memiliki power otot yang baik, (Radeliffe, J.C., and Farentinos, R.C, 1985 : 3) menjelaskan bahwa power otot merupakan salah satu faktor yang menentukan dalam melaksanakan sebagian besar keterampilan olahraga. Beberapa pendapat tentang pengertian power disampaikan oleh banyak ahli seperti ; (Bompa, Tudor O, 1990 : 273), menyatakan bahwa power adalah kombinasi dari kekuatan dan kecepatan gerak.. (Fox, E.L., Bowers, R.W., and Foss, M..L, 1993:68) mendefinisikan power sebagai kemampuan seseorang untuk menampilkan kerja maksimal per unit waktu. (Dangsina Moelek, 1984:7) mendefinisikan power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot dalam melakukan kerja secara eksplosif. Dari pendapat diatas, maka secara lebih operasional power adalah sebagai kemampuan untuk mambangkitkan kekuatan dalam waktu yang cepat. Dengan demikian maka keselarasan antara kekuatan dan kecepatan sangat diperlukan dalam gerak keterampilan Menembak Hoki, untuk melakukan tembakan cepat dan kuat kearah sasaran (gawang). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
b. Kelincahan Menurut (Johnson, B. L., and Nelson, J.K, 1970:100) kelincahan (agility) didefinisikan sebagai kemampuan seseorang dalam mengubah arah dan posisi tubuh dengan cara yang tepat. (Nossek J, 1982:144), mengatakan bahwa
istilah
kelincahan
sering
disamakan
dengan
koordinasi
kemampuan gerakan-gerakan keterampilan, kamampuan menggerakkan otot-otot atau kecekatan (dexterity). Berdasarkan pengertian yang dikemukakan diatas, disimpulkan bahwa orang yang lincah adalah orang yang memiliki kemampuan utuk mengubah arah dan posisi tubuh dengan cepat dan tepat pada waktu sedang dalam keadaan bergerak, tanpa kehilangan keseimbangan dan kesadaran akan posisi tubuhnya. Dengan demikian maka kelincahan sangat diperlukan dalam gerak keterampilan Menembak Hoki, untuk melakukan perubahan arah tubuh saat melakukan tembakan kearah sasaran (gawang). c. Koordinasi mata-tangan Menurut (Thomson, 1991:519), koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan gerakan pada berbagai tingkat kesulitan dengan cepat dan efisian, serta penuh ketepatan. (Grana dan Kalenak, 1991:253), menyatakan koordinasi kemampuan otot untuk mengontrol gerak dengan tepat agar mampu mancapai suatu tugas fisik khusus. (Schmidt, 1988:265), mengemukakan bahwa koordinasi adalah perpaduan dua perilaku atau lebih, dimana antara yang satu dengan yang lainnya salang berkaitan dalam menghasilkan suatu keterampilan gerak. Selanjutyan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
(Corbin, Charles B, 1980:118) menyatakan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan mata-tangan dan mata-kaki seperti menendang, melampar dan sebagainya. Berdasarkan batasanbatasan koordinasi yang dikemukakan tersebut, maka koordinasi didefinisikan sebagai kemampuan untuk mengkombinasikan babrapa gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energy yang berlebihan, yang menghasilkan gerakan yang efisien, halus dan mulus. Hal ini berarti seseorang yang memiliki koordinasi gerak yang baik, bukan hanya mampu melakukan keterampilan gerak dengan sempurna tetapi juga mampu melakukan gerakan keterampilan yang baru baginya. d. Kekuatan Salah satu kemampuan biomotorik yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan seseorang dalam melakukan suatu gerak keterampilan dalam olahraga adalah kekuatan (strength). Secara umum kekuatan didefinisikan sebagai kekuatan otot yang digunakan untuk melawan objek yang dapat dipindahkan atau digerakkan atau dan juga yang tidak dapat dipindahkan (Johnson, B. L., and Nelson, J.K. 1970:94). Senada dengan (Davis Damien, dkk, 198:32) mengemukakan bahwa kekuatan adalah kemampuan maksimum yang dipergunakan oleh otot untuk malawan tahanan. Dari pengertian diatas, maka kekuatan merupakan factor yang sangat penting dan merupakan dasar dari semua komponen kondisi fisik. Dalam istilah yang sederahana kakuatan adalah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
kemampuan untuk menerapkan kekuatan dalam melawan beban. Kekuatan dapat menigkatkan kemampuan seseorang dalam melakukan keterampilan gera. Tentang pentingnya peranan kekuatan dalam setiap aktivitas fisik, (Harsono, 1988:177) mengemukakan : 1). Kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fiaik, 2) kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi seseorang dari kemungkinan cidera, dan 3) dengan kekuatan seseorang akan dapat lari lebih cepat, melempar atau menendang lebih jauh dan lebih efisien, memukul lebih keras, demikian juga dalam memperkuat stabilitas sendi-sendi tubuh. e. Kecepatan Menurut
(Harsono, 1988:216), kecepatan adalah kemampuan
untuk
melakukan gerakan-gerakan yang sejenis secara berturut-turut dalam waktu yang sesingkat-singkatnya atau kemampuan untuk menempuh jarak dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Selanjutnya menurut (Davis Damien, dkk, 1988:43) kecepatan didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk meletakkan tubuh atau bagian-bagian tubuh dalam suatu gerakan yang cepat. Lebih lanjut dikatakan bahwa factor yang mempengaruhi kecepatan adalah keturunan, jarak, durasi, kekuatan dan power, fungsi khusus dari otot dan persendian.Dari pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa kecepatan bukan hanya berarti menggerakkan seluruh tubuh dengan
cepat, tetapi dapat
pula terbatas pada
menggerakkan anggota tubuh dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
Agar dapat melakukan keterampilan menembak Hoki Lapangan, maka seorang pemain Hoki dituntut harus memiliki kemampuan biomotorik seperti tersebut diatas dengan baik. Karena bola Hoki kecil dan dapat bergerak cepat sehingga menuntut seorang pemain Hoki untuk juga dapat bergerak cepat dan kemahiran menggunakan stik memerlukan koordinasi dari seluruh organ tubuh. Untuk melakukan tembakan dalam suatu kesempatan menembak kegawang lawan memerlukan daya ledak otot lengan, kelentukan, ketepatan dan kecepatan yang baik. Untuk memperbaiki hasil tembakan, seorang pemain diyakini harus memiliki tinggi badan dan panjang lengan yang ideal sesuai dengan panjang stik (berkisar 90-120 cm) guna meningkatkan kecepatan alat pemukul dan untuk menyakinkan apakah pukulan itu keras atau tidak pemain harus mampu membuat ayunan stik yang besar dan cepat dengan mengkombinasikan tindakan-tindakan dari bagian-bagian tubuh. Dari uraian diatas dapat dipaparkan bahwa untuk dapat menembak kegawang dengan cepat, terarah dan tepat kesasaran (gawang) secara baik dan efisien harus didukung oleh faktor kemampuan biomotorik yang tinggi.
B. Penelitian Yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Ahkam Amin tahun 2010 dengan judul ”Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran dan Kemampuan Gerak Terhadap Hasil Belajar Shooting Bola Basket”. Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen commit lapangan dengan rancangan faktorial 2 Xto2.user Dengan sampel penelitian sebanyak
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
40 orang dari pupulasi 60 orang. Seluruh populasi di test kemapuan geraknya, hasil test tersebut dirangking dari 1-60. Setelah dirangking mahasiswa dibagi kedalam tiga kelompok, masing-masing kelompok 20 mahasiswa yang memiliki hasil test di atas rata-rata diklasifikasikan mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi, 20 orang mahasiswa memiliki kemampuan gerak sedang dan 20 orang yang memiliki hasil test di bawah rata-rata diklasifikasikan mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Mahasiswa yang memiliki kemampuan tidak dipakai sebagai sampel. Selanjutnya 20 mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah masing-masing dibagi menjadi dua kelompok, yaitu 10 mahasiswa yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan bagian progresif dan 10 mahasiswa sebagai kelompok yang mendapatkan pembelajaran dengan pendekatan bagian repetitif. Pembagian kelompok-kelompok ini dilakukan secara acak atau random. Dengan demikian seluruh mahasiswa terbagi ke dalam empat sel yang terdiri dari masing-masing dua kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan dua kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Berdasarkan analisis data diperoleh kesimpulan (1) ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran progresif dan repetitif terhadap hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan: (2) Ada perbedaan hasil belajar keterampilan gerak tinggi dan rendah; dan (3) Terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran dan tingkat kemampuan gerak terhadap hasil belajar keterampilan menembak hoki lapangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
C. Kerangka Berpikir Dari kajian teori tentang keterampilan menembak , pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak. Maka dapat diungkapkan kerangka pemikiran sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan? Keefektifan pelaksanaan pembelajaran olahraga khususnya cabang olahraga Hoki Lapangan ditunjukkan seberapa besar keterampilan m yang menembak yang dicapai mahasiswa, dosen sebagai komponen aktif pembelajaran juga merupakan manager di lapangan sangat berperan dalam menciptakan suatu kondisi pembelajaran, salah satu upaya nyata yang dilakukan dosen adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang mampu membangkitkan mahasiswa untuk secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran. Penyampaian suatu materi pembelajaran yang berbeda akan menimbulkan hasil yang mungkin berbeda. Dalam pendekatan pembelajaran bagian mahasiswa dituntut untuk menguasai teknik dasar menembak Hoki Lapangan secara bagian perbagian. Peningkatan pembelajaran dilakukan oleh dosen ketika suatu bagian telah dikuasai oleh mahasiswa yaitu mempelajari bagian berikutnya sampai dikuasai oleh mahasiswa, baru dilakukan penggabungan antar bagian. Untuk menguasai suatu teknik tersebut maka mahasiswa diberi tugas latihan yang berulang-ulang, sehingga pengulangan gerakan lebih banyak commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
dilakukan dalam rangka penguasaan teknik gerakan pada tiap-tiap bagian, sedang pengulangan gerakan penggabungan akan diintegrasikan antar bagian sangat kurang padahal teknik penggabungan dan pengintegrasian antar bagian sangat mempengaruhi hasil yang akan dicapai. Pendekatan pembelajaran repetitif mampu memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk melakukan pengulangan gerakan baik teknik pada tiap-tiap bagian maupun pengulangan terhadap penggabungan antar bagian. Berdasar pemikiran diatas dapat diduga bahwa dalam pembelajaran keterampilan menembak dalam Hoki Lapangan dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif, mahasiswa akan memiliki keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang menggunakan pendekatan pembelajaran bagian keseluruhan. 2. Adakah perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah ? Kemampuan gerak mahasiswa dipengaruhi oleh aktifitas atau kegiatan jasmani kesehariannya, semakin tinggi aktifitas fisik mahasiswa dalam keseharian kemampuan gerak mahasiswa akan semakin bagus, dan sebaliknya semakin sedikit aktifitas mahasiswa yang dilakukan dalam kesehariannya, maka kemampuan geraknya akan semakin jelek. Dengan demikian kemampuan gerak tinggi akan mempermudah mahasiswa dalam penyelesaian tugasnya yaitu belajar menembak Hoki Lapangan. 3. Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan ? commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Pendekatan pembelajaran dalam proses belajar pendidikan jasmani merupakan rangkaian suatu gerakan keterampilan yang menggunakan anggota tubuh, hal ini akan mempengaruhi dan meningkatkan kemampuan gerak seorang mahasiswa. Kemampuan gerak akan mempermudah dalam penguasaan teknik dasar keterampilam menembak Hoki Lapangan, sehingga akan mempengaruhi hasil pembelajaran. Dengan demikian antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terdapat interaksi dan memiliki peran dalam meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan.
D. Hipotesis Berdasarkan butir-butir dalam kerangka pemikiran maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. 2. Ada perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan antara kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. 3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di lapangan Hoki Universitas Negeri Medan. Penetapan tempat penelitian dikarenakan Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga Fik Unimed memiliki mata kuliah wajib hoki dasar dan hoki lanjutan dan sarana dan prasarana cukup memadai. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan dimulai pada tanggal 5 November 2010 sampai dengan 22 Desember 2010 dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu yaitu Senin, Rabu dan Jumat lamanya latihan 100 menit setiap kali pertemuan. Penentuan waktu belajar diatas sesuai dengan pendapat (Brooks, GA., and Fahey, T.D. 1984: 405), bahwa dengan frekuensi tiga kali dalam seminggu dapat memberikan keterampilan, alasanya karena dengan tiga kali dalam seminggu dapat memberikan kesempatan kepada tubuh untuk beradaptasi terhadap beban aktifitas yang diterima. Pelaksanaan penelitian berupa proses pembelajaran untuk kedua pendekatan pembelajaran baik progresif dan repetitif dimulai, pukul 14.00 - 15.40 WIB.
commit to user 63
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
B. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimental. (Sutrisno Hadi, 2000: 462) eksperimen adalah suatu pola yang menyediakan kemungkinan bagi penyelidik untuk sekaligus menyelidiki pengaruh dari dua jenis variabel eksperimen atau lebih. Sedangkan (Sudjana, 2002: 148), menjelaskan eksperimen faktorial adalah eksperimen yang hampir atau semua taraf sebuah faktor dikombinasikan atau disilangkan dengan semua taraf lainya yang ada dalam eksperimen itu. 2. Desain Penelitian Rancangan penelitian ini adalah rancangan faktorial 2 x 2. Dalam desain faktorial dua atau lebih variabel dimanipulasi secara simultan untuk mengetahui pengaruh masing-masing terhadap variabel terikat, disamping pengaruh-pengaruh yang disebabkan oleh interaksi antar variabel (Furchan A, 1982: 362). Rancangan penelitian dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2. Rancangan Faktorial 2 x 2 Kemampuan gerak (B) Pendekatan Pembelajaran (A) Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif (a1) Pendekatan Pmbelajaran Bagian Repetitif (a2)
Kemampuan gerak Tinggi (b1)
Kemampuan gerak Rendah (b2)
a1b1 (10)
a1b2 (10)
a2b1 (10)
a2 b2 (10)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
Keterangan : a1b1 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif , kemampuan gerak tinggi a1b2 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif, kemampuan gerak rendah a2b1 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif, kemampuan gerak tinggi a2b2 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif, kemampuan gerak rendah (10) = Jumlah sampel tiap sel.
C. Variabel Peneletian Variabel dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel independen dan 1 variabel dependen, dengan perincian variabel sebagai berikut: 1. Variabel independen manipulatif terdiri dari dua level yaitu pendekatan pembelajaran bagian progresif dan pendekatan pembelajaran bagian repetitif 2. Variabel independen atributif dalam penelitian ini terdiri dari dua level adalah kemampuan gerak gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah 3. Variabel dependen Variabel dependen dalam penelitian ini adalah hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan.
D. Definisi Operasional Variabel Definisi operasional variabel dari masing-masiag variabel penelitian perlu dijelaskan agar supaya tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda. 1. Pendekatan pembelajaran bagian repetitif (metode berulang), adalah pendekatan pembelajaran dengan pelaksanaan pertama kali yang diajarkan adalah unsur commit to user diajarkan unsur kesatu dan kedua kesatu, setelah unsur satu dikuasai, berikutnya
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
secara bersamaan. Berikutnya lagi diajarkan unsur kesatu, kedua, ketiga bersamaan pula dan seterusnya. 2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif (maju berkelanjutan) adalah cara mengajar dimana unsur pertama dan kedua dipelajari secara terpisah, kemudian setelah dikuasai baru disatukan, selanjutnya unsur ketiga dipelajari secara teipisah pula, setelah dikuasai digabungkan dengan unsur satu dan dua. Demikian seterusnya sehingga dapat dikuasai, setelah itu baru melakukan gerakan yang sesungguhnya. 3. Kemampuan gerak adalah kapasitas seseorang untuk melakukan bermacammacam gerakan yang mendasar dalam sebagian basar cabang olahraga. Kemampuan gerak antara lain: power, koordinasi lengan dan bahu, kelincahan, koordinasi tangan dan mata, kekuatan dan kecepatan yang dinyatakan dari hasil tes dan pengukuran : (I) standing broad jump, (2) soft ball throw, (3) zigzag run, (4) wall pass, (5) medicine ball put, (6) 60 yard dash (Johnson, B.L., and Nelson, J.K, 1970:122). Selanjudnya kemampuan gerak dikonfersi kepada nilat t- skor untuk digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu kemampuan gerak tinggi dan rendah. 4. Keterampilan menembak Hoki Lapangan, merupakan kemampuan melakukan suatu rangkaian tugas gerak yang dilakukan secara efektif dan efisien serta hasil atau skor dari seorang pemain hoki menampilkan kemampuan menembak kegawang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa semester III Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan yang mengikuti perkuliahan hoki dasar tahun ajaran 2010-2011, terdiri dari tiga kelas dan jumlah populasi secara keseluruhan adalah 98 orang. 2. Sampel Penelitian Sampel penelitian ditentukan dengan Purposif Sampling. Menurut (Sudjana, 2002:168), purposif sampling dikenal juga dengan sampling pertimbangan, terjadi apabila pengambilan sampel dilakukan berdasarkan pertimbangan perorangan atau pertimbangan peneliti. Berdasarkan teknik penentuan sampel tersebut, maka sampel harus memenuhi kriteria yang ditentukan sebagai berikut : 1. Jenis kelamin laki-laki 2. Berminat untuk mengikuti latihan. 3. Sehat jasmani dan rohani 4. Bersedia menjadi sampel penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut diperoleh jumlah sampel sebanyak 60 orang. Dari sejumlah mahasiswa yang mengikuti perkuliahan hoki dasar yang memenuhi ketentuan, selanjutnya dites kemampuan geraknya., Kemudian dari 60 orang sampel tersebut kemudian di rangking. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
Hasil dari rangking kemudian ditentukan 20 orang kelompok dengan kemampuan gerak tertinggi, 20 orang dengan kemampuan gerak sedang dan 20 orang dikelompokkan pada kemampuan gerak terendah. Kemudian dari setiap 20 atlet yang terpilih dalam setiap taraf (kecuali kemampuan gerak sedang) kemudian secara random ditetapkan dalam dua kelompok pembelajaran, yaitu pendekatan pembelajaran progresif dengan kemampuan gerak tinggi dan rendah. Pendekatan pembelajaran repetif dengan kemampuan gerak tinggi dan rendah sehingga terbentuk empat kelompok latihan yang jumlahnya sama.
F. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah : 1. Data kemampuan gerak dengan menggunakan barrow motor ability test,. (Johnson, B.L., and Nelson, J.K, 1970:122-124). Barrow Motor Ability test terdiri dari beberapa butir tes yaitu: Standing Board Jump, Soft Ball Throw, Zig zag Run, Wall Pass, Medicine Ball Put, 60 Yard Dash, dengan validitas 0.95 Tabel 3. Data Reliabilitas dan Objektivitas Barrow Motor Ability Test Test item
Factor
Standing Board Jump Power Arm-shoulder coordination Soft Ball Throw Zig zag Run Agility Wall Pass Hand-eye coord Medicine Ball Put Strength 60 Yard Dash. Speed
Reliability
Objectivity
0.895 0.928 0.795 0.791 0.893 0.828
0.996 0.997 0.996 0.950 0.997 0.997
Sumber (Johnson, B.L., and Nelson, J.K, 1970: 122).
commit to user
Corelation with criterion 0.759 0.761 0.736 0.761 0.736 0.723
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
Dari hasil pengukuran tersebut kemudian, dari masing-masing item tes dikonversi dalam t-skor dan selanjutnya dibuat norma secara keseluruhan untuk menentukan kemampuan gerak umum tinggi dan rendah. 2. Data hasil belajar keterampilan menembak Hoki Lapangan diperoleh dengan tes Goal shooting – straigt, right, left.. (Verducci, Frank M, 1980: 320-321), dengan Validitas = 0,48 dan Reliabilitas = 0,92. Proses pengumpulan data meliputi tes awal, pemberian treatment, dan tes akhir. 3. Uji reliabilitas tes Uji reliabilitas pada tes bertujuan untuk mengetahui tingkat keajengan hasil tes yang dilakukan. Hasil tes yang akan di uji reliabilitasnya adalah barrow motor ability test dan tes Goal shooting – straigt, right, left. Walaupun telah ada nilai reliabilitasnya, namun dibutuhkan untuk penyesuaikan karakteristik populasi, sehingga dibutuhkan uji reliabilitas tesnya kembali. Hasil uji reliabilitas data kemudian dikategorikan, dengan menggunakan pedoman tabel koefisien korelasi dari Strand & Wilson dalam (Mulyono B, 2010 : 49), yaitu : Tabel 4. Standard untuk Menginterpretasi Koefisien Korelasi Reliabilitas Koefisien
Reliabilita
.95 - .99 .90 - .94 .80 - .89 .70 - .79 .60 - .69 Sumber. (Mulyono B, 2010 : 49)
commit to user
Excellent Very good Acceptable Poor Questionable
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
G. Teknik Analisis Data Berdasarkan data yang diperoleh, teknik pengolahannya menggunakan ANAVA Rancangan 2 x 2. Sebelum menguji dengan ANAVA terlebih dulu dilakukan uji prasyarat analisis variansi dengan menggunakan uji normalitas dan uji homogenitas, dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Uji Prasyarat. a. Uji Normalitas Uji normalitas ini digunakan untuk mengetahui apakah sampel penelitian ini berasal dari populasi yang normal atau tidak. Sebelum dilanjutkan ke uji hipotesis, maka harus dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas sampel (Uji Lilliefors dengan α = 0,05 % ), (Sudjana, 2005: 466). dengan rumus: z i = x i - x s
(x dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel), Langkah-langkah: 1) Pengamatan
X1,X2,X3,………….Xn
dijadikan
bilangan
baku
Z1,Z2,Z3,………..Zn, dengan menggunakan rumus: Zi = { Xi – X }/ SD, dengan X dan SD berturut-turut merupakan ratarata dan simpangan baku. 2) Data dari sampel tersebut kemudian diurutkan dari skor terendah sampai skor tertinggi. 3) Untuk tiap bilangan baku ini dan dengan menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung peluang F(Zi) = P(Z < Zi). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
4) Menghitung perbandingan antara nomor subyek I dengan subyek n yaitu: S(Zi) = i/n. 5) Mencari selisih antara F(Zi) – S(Zi), dan ditentukan harga mutlaknya. 6) Menentukan harga terbesar dari harga mutlak diambil sebagai Lo. Rumusnya: Lo = | F(Zi) – S(Zi) | maksimum. Kriteria: Lo < Ltab : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal. Lo > Ltab : Sampel berasal dari populasi yang tidak berdistribusi normal. b. Uji Homogenitas Uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05) (Sudjana, 2005: 261) dengan rumus:
S 12 =
å
(å x )
2
x2 -
n -1
n
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut: 1) Membuat tabel perhitungan yang terdiri dari kolom–kolom kelompok sampel: dk (n-1), 1/dk, Sdi2, dan (dk) log Sdi2. 2) Menghitung varians gabungan dari semua sampel. Rumusnya: SD 2 = B = Log
((n - 1)Sd
2 i
)
...............1 (n - 1)
Sd i2 (n - 1)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
3) Menghitung X2 Rumusnya: X2 = (Ln) B-(n-1) Log Sdi 1………(2) Dengan (Ln 10) = 2,3026 Hasilnya (X2 hitung) kemudian dibandingkan dengan (X2 tabel), pada taraf signifikansi a = 0,05 dan dk (n-1). 4) Apabila X2 hitung < X2
tabel,
maka Ho diterima. Artinya varians sampel
bersifat homogen. Sebaliknya apabila X2
hitung
> X2
tabel,
maka Ho
ditolak. Artinya varians sampel bersifat tidak homogen. 2. Uji Hipotesis. Data hasil tes
dianalisis dengan statistika anava dua jalur dan pengujian
hipotesis dengan perhitungan uji F pada taraf signifikan 0,05% yang sebelumnya telah dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas sampel (uji Lilliefors dengan α = 0,05 %) dan uji homogenitas varians (Uji Bartlett dengan α = 0,05). Selanjutnya prosedur Analisis Variansi dua jalur secara rinci sebagai berikut: a. ANAVA Dua Jalan Tabel 5. Ringkasan ANAVA Sumber Variasi
dk
JK
RJK
Fo
Rata–rata Perlakuan B A BA
1 a-1 b-1 (a-1) (b-1)
Ry By Ay BAy
R B A BA
B/E A/E BA/E
Kekeliruan
ab(n-1)
Ey
E
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
Keterangan: B = Metode Pendekatan Pembelajaran A = kemampuan Gerak BA=
Interaksi
antara
metode
pendekatan
pembelajaran
dengan
kemampuan gerak Langkah- langkah perhitungan: a
a)
b
åU 2 = å
åU
2 ij
i -1
j -1
a
b
å
b) R
y
å
i-1
=
j -1
abn
a
c) Jab = å i -1
å (J ) - R b
2 ij
y
j -1
d) B y = å (bi2 / bn ) - R y a
i -1
b
(
)
e) Ay = å ai2 / an - R y j -1
f)
Ab y = J ab - B y - Ay
g) E y = U 2 - Ry - By - ( Ay + BAy ) Kriteria Pengujian Hipotesis Jika F ³ F (1 - a ) (V 1 - V 2 ) , maka hipotesis nol ditolak. Jika F < F (1 - a ) (V1 - V2 ) , maka hipotesis nol di terima dengan: dk pembilang Vi (K - 1) dan dk penyebut V2 = (n1 + .............nk - k )a = taraf signifikan untuk pengujian hipotesis. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
Keterangan: åY2
: Jumlah kuadrat data.
Ry
: Rata-rata peningkatan karena perlakuan.
By
: Jumlah peningkatan berdasarkan metode latihan.
Ay
: Jumlah peningkatan berdasarkan fleksibilitas togok.
Aby
: Selisih antara jumlah peningkatan data keseluruhan dan jumlah. peningkatan kelompok perlakuan dan fleksibilitas togok.
Jab
: Selisih jumlah kuadrat data dan rata-rata peningkatan perlakuan.
b. Uji Rata-rata Rentang Newman–Keuls Uji rata-rata setelah Anava adalah pengujian perbandingan nila-nilai ratarata yang berbeda secara signifikan dari hasil penghitungan Anava. Pengujian rata-rata setelah Anava digunakan Uji Rentang Newman Keuls. (Menurut Sudjana 1994: 36) langkah-langkah untuk melakukan uji Newman–Keuls adalah sebagai berikut: 1)
Susun k buah rata-rata perlakuan menurut urutan nilainya dari yang terkecil sampai kedata yang terbesar.
2)
Dari rangkaian ANAVA, diambil harga RJK disertai dk-nya.
3)
Hitung kekeliruan buku rata-rata untuk setiap perlakuan dengan rumus: S y =
RJK E (Kekeliruan ) RJK (Kekeliruan) juga didapat dari N
hasil rangkuman ANAVA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
4)
Tentukan taraf signifikan a, lalu gunakan daftar rentang mahasiswa. Untuk Uji Newman–Keuls, diambil V = dk dari RJK (Kekeliruan) dan P = 2,3…,k. Harga–harga yang didapat dari bagian daftar sebanyak (k-1) untuk V dan P supaya dicatat.
5)
Kalikan harga–harga yang didapat di titik…….di atas masing– masing S y dengan jalan demikian diperoleh apa yang dinamakan rentang signifikan terkecil (RST).
6)
Bandingkan selisih rata–rata terkecil dengan RST untuk mencari P-k selisih rata–rata terbesar dan rata–rata terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-1), dan seterusnya. Demikian halnya perbandingan selisih rata–rata terbesar kedua rata–rata terkecil dengan RTS untuk P = (k-1),
selisih rata-rata terbesar kedua dan selisih rata-rata
terkecil kedua dengan RST untuk P = (k-2), dan seterusnya. Dengan jalan begitu semua akan ada
1/ 2
K (k - 1) pasangan yang harus
dibandingkan. Jika selisih–selisih yang didapat lebih besar dari pada RST-nya masing–masing maka disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan antara rata–rata perlakuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
c. Hipotesis Statistik Hipotesa 1 H 0 = m b1 ³ m b2
H A = m b1 < m b2 Hipotesa 2 H 0 = m a1 ³ m a 2
H A = m a1 < m a 2 Hipotesa 3 H 0 = Interaksi B ´ A = 0
H A = Interaksi B ´ A ¹ 0 Keterangan m
= Nilai rata – rata
b1
= Kelompok metode pendekatan progresif
b2
= Kelompok metode pendekatan repetitif
a1
= Kelompok kemampuan gerak tinggi
a2
= Kelompok kemampuan gerak rendah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada keterampilan tembakan Hoki Lapangan. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian.
A. Deskripsi Data Deskripsi analisis data keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan sebagai berikut: Tabel 6. Deskripsi Data Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Dan Tingkat Kemampuan Gerak
Perlakuan
Tingkat Kemampuan Gerak
Statistik
Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD Jumlah Rerata SD
Tinggi Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif Rendah
Tinggi Pendekatan Pembelajaran Bagian Repetitif Rendah
commit to user 77
Nilai
586,5 58,650 7,008 477,5 47,750 5,240 454 45,400 4,427 480,5 48,050 5,515
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata keterampilan tembakan Hoki Lapangan maka dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai sebagai berikut:
Gambar 2.
Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Tiap Kelompok Berdasarkan Penggunaan Pendekatan Pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak
Keterangan: BP
= Kelompok pendekatan pembelajaran bagian progresif
BR
= Kelompok pendekatan pembelajaran bagian repetitif
KG T
= Kelompok kemampuan gerak tinggi
KG R
= Kelompok kemampuan gerak rendah Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki nilai keterampilan
tembakan Hoki Lapangan yang berbeda. Nilai nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada tabel berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
Tabel 7.
No 1 2 3 4
Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) Kelompok Perlakuan (Sel) A1B1 (KP1) A1B2 (KP2) A2B1 (KP3) A2B2 (KP4)
Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan 0.55 0.42 0.42 0.43
Nilai rata-rata keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang dicapai tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Pada Tiap Kelompok Perlakuan. Keterangan : KP1 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian progresif
pada tingkat
kemampuan gerak tinggi KP2 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian progresif pada tingkat commit to user kemampuan gerak rendah
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
KP3 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian repetitif memiliki kemampuan gerak Tinggi KP4 = Kelompok pendekatan pembelajaran bagian repetitif pada tingkat
ke
mampuan gerak rendah Jika antara kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan pembelajaran bagian progresif dan dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok perlakuan pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih tinggi dari pada kelompok pendekatan pembelajaran bagian repetitif. Besarnya selisih nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif adalah sebesar 6.48. Jika antara kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dan rendah dibandingkan, maka dapat diketahui bahwa kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 4.13 lebih baik dari pada kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.
B. Pengujian Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data Kelompok Perlakuan KP1 KP2 KP3 KP4
N
M
SD
Lhitung
Ltabel 5%
Kesimpulan
10 10 10 10
58,650 47,750 45,400 48,050
7,008 5,240 4,427 5,515
0,1669 0,1801 0,1443 0,1611
0.258 0.258 0.258 0.258
Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal Berdistribusi Normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP1 diperoleh nilai Lo = 0.1669. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP1 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP2 diperoleh nilai Lo = 0.1801, yang ternyata lebih kecil dari angka batas penolakan
hipotesis nol menggunakan signifikansi 5% yaitu
0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP2 termasuk berdistribusi normal. Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP3 diperoleh nilai Lo = 0.1443. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP3 termasuk berdistribusi normal. Adapun dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP4 diperoleh nilai Lo = 0.1611 yang ternyata juga lebih kecil dari angka batas penolakan
hipotesis nol
menggunakan signifikansi 5% yaitu 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP4 juga termasuk berdistribusi normal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok 1 dengan kelompok 2. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlet. Hasil uji homogenitas data antara kelompok 1 dan kelompok 2 adalah sebagai berikut: Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data ∑ Kelompok
Ni
SD2gab
χ2 o
χ2tabel 5%
Kesimpulan
4
10
31.647
1.991
7.81
Varians homogen
Dari hasil uji homogenitas diperoleh nilai χ2o = 1.991. Sedangkan dengan K - 1 = 4 – 1 = 3, angka χ2tabel 5% = 7,81, yang ternyata bahwa nilai χ2o = 1.991 lebih kecil dari χ2tabel 5% = 7.81. Sehingga dapat disimpulkan bahwa antara kelompok dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji ratarata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada bab II. Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
Tabel 10. Ringkasan Nilai Rata-rata Keterampilan tembakan Hoki Lapangan Berdasarkan Jenis Pendekatan pembelajaran Bagian Dan Tingkat Kemampuan Gerak. Variabel
A1
Rerata Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan
A2
B1
Score
B2
58,65
47,75
B1
B2
45,40
48,05
Keterangan : A1
= Pendekatan pembelajaran bagian progresif.
A2
= Pendekatan pembelajaran bagian repetitif.
B1
= Kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi
B2
= Kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah
Tabel 11. Ringkasan Hasil Analisis Varians untuk Penggunaan Pendekatan Pembelajaran (A1 dan A2) Sumber Variasi A Kekeliruan
dk 1 36
JK
RJK
419,2563 1139,2750
419,256 31,647
Fo 13,2481
Ft 4,11
Tabel 12. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Tingkat Kemampuan Gerak (B1 dan B2) Sumber Variasi B Kekeliruan
dk
JK
RJK
1
170,1563
170,156
36
1139,2750
31,647
commit to user
Fo 5,3768
Ft 4,11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
Tabel 13. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi Rata-rata
dk
JK
RJK
Fo
Ft
Perlakuan
1
99850,0563
99850,056
A
1
419,2563
419,256
13,2481
4,11
B
1
170,1563
170,156
5,3768
4,11
AB
1
459,0063
459,006
14,5042
4,11
Kekeliruan
36
1139,2750
31,647
Total
40
102037,7500
Tabel 14. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians A2B1
A1B2
A2B2
A1B1
Rerata
45,400
47,750
48,050
58,650
45,400 47,750 48,050 58,650
-
2,350 -
2,650 0,300 -
13,250 10,900 10,600 -
KP A2B1 A1B2 A2B2 A1B1
RST * * *
5,1412 6,1907 6,8312
Keterangan ; Yang bertanda * signifikan pada P £ 0,05. Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Pengujian Hipotesis I Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki nilai keterampilan yang berbeda dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 13.248 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa pendekatan pembelajaran bagian progresif
memiliki nilai
commitpendekatan to user keterampilan yang berbeda dengan pembelajaran bagian repetitif
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki nilai keterampilan yang lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran bagian repetitif, dengan ratarata masing-masing yaitu 53.20 dan 46.73. 2. Pengujian Hipotesis II Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung = 5.377 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol (H0) ditolak. Yang berarti bahwa mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang berbeda dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dapat diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah, dengan rata-rata masing-masing 52.03 dan 47.90. 3. Pengujian Hipotesis III Dari
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa
interaksi
antara
pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak sangat bermakna. Karena Fhitung = 14.504 > Ftabel = 4.11. Dengan demikian hipotesa nol ditolak. Terdapat interaksi yang signifikan antara jenis pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
D. Pembahasan Hasil Penelitian Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-hasil analisis data yang telah dikemukakan. Berdasarkan pengujian hipotesis telah menghasilkan dua kelompok kesimpulan analisis yaitu : (a) Ada perbedaan pengaruh yang bermakna antara faktor-faktor utama penelitian. Faktor utama yang diteliti meliputi: 1) Perbedaan jenis pendekatan pembelajaran 2) Perbedaan tingkat kemampuan gerak (b) Ada interaksi yang bermakna antara faktor-faktor utama dalam bentuk interaksi dua faktor. Kelompok kesimpulan analisis dapat dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Bagian Progresif Dan Bagian Repetitif Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok mahasiswa yang mendapatkan pendekatan pembelajaran bagian progresif dan kelompok mahasiswa yang mendapatkan pendekatan pembelajaran bagian repetitif terhadap nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan. Pada kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan pembelajaran bagian progresif mempunyai nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan pembelajaran bagian repetitif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
Penggunaan pendekatan pembelajaran progresif membuat anak lebih menguasai bagian-bagian teknik gerakan keterampilan tembakan Hoki Lapangan. Penguasaan teknik lebih kuat karena elemen gerak telah dikuasai sebelumnya. Melalui pendekatan pembelajaran bagian progresif mahasiswa lebih mudah dalam penggabungan atau koordinasi elemen gerak selanjutnya, karena dari awal sudah dipelajari dan diajar mengenai penggabungan elemen geraknya. Pendekatan pembelajaran bagian progresif menekankan tiap bagian dikuasai terlebih dahulu dengan baik kemudian baru dilanjutkan penguasaan bagian berikutnya sehingga anak yang baru belajar keterampilan tembakan Hoki Lapangan akan lebih sempurna dan baik dalam gerakannya. Pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih memperkuat pembentukan keterampilan gerakan karena elemen-elemen gerak harus dikuasai terlebih dahulu baru dilakukan penggabungan terhadap elemen gerak selanjutnya. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang dihasilkan oleh pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih tinggi 6.48 dari pada dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif. 2. Perbandingan Antara Taraf Kemampuan Gerak Tinggi dan Rendah Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah terhadap nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan. Pada kelompok mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi mempunyai nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan lebih baik dibanding commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
kelompok mahasiswa dengan kemampuan gerak rendah. Pada kelompok mahasiswa kemampuan gerak tinggi memiliki potensi yang besar untuk menguasai keterampilan gerak yang baru dipelajari dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki potensi yang lebih tinggi dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Kemampuan
gerak merupakan
modalitas
untuk
melakukan
pembelajaran keterampilan. Kemampuan gerak merupakan kemampuan yang mendasari dari gerak yang dilakukan seseorang. Kemampuan gerak merupakan unsur yang sangat penting bagi mahasiswa sebab kemampuan gerak mahasiswa
merupakan dasar dalam pembentukan keterampilan
mahasiswa Kemampuan gerak yang baik menunjang kesiapan mahasiswa untuk melakukan pembelajaran keterampilan. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap keterampilan gerak keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik, dari pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah. Dari angka-angka yang dihasilkan dalam analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata keterampilan tembakan Hoki Lapangan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi 4.13 yang lebih tinggi dari pada kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
3. Pengaruh Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Bagian Dengan Tingkat Kemampuan gerak Dari tabel ringkasan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah tabel dibawah ini. Tabel 15. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor, A dan B Terhadap Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Faktor Taraf B = Kemampuan b1 gerak b2 Rerata b1 – b2
A = Pendekatan Pembelajaran Bagian a1 a2 Rerata a1 – a2 58,650 45,400 52,025 13,250 47,750 48,050 47,900 0,300 53,200 46,725 49,963 4,125 10,900 2,650 6,475
Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada gambar berikut:
Gambar 4. Interaksi antara dua faktor penelitian pendekatan pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
Gambar 5. Bentuk Interaksi Perubahan Besarnya Nilai Keterampilan Tembakan Hoki Lapangan Keterangan : : A1 = Pendekatan pembelajaran bagian progresif : A2 = Pendekatan pembelajaran bagian repetitif. : B1 = Kemampuan gerak tinggi : B2 = Kemampuan gerak rendah Atas dasar gambar di atas, bahwa bentuk garis perubahan besarnya nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan adalah tidak sejajar dan bersilangan. Garis perubahan nilai keterampilan antar kelompok memiliki suatu titik pertemuan atau persilangan. Antara jenis pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak memiliki titik persilangan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar tersebut menunjukkan bahwa kemampuan gerak berpengaruh terhadap hasil pembelajaran keterampilan tembakan Hoki Lapangan. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
Nilai-nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan masing-masing sel dapat diperbandingkan sebagai berikut: a. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 45.40. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan
pendekatan
pembelajaran
bagian
progresif,
memiliki
nilai
keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 58.65. b. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 47.75.Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah pendekatan pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan sebesar 48.05. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah dengan pendekatan pembelajaran bagian repetitif, memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang lebih baik dibandingkan mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi dan mendapat perlakuan pendekatan pembelajaran bagian repetitif. Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi memiliki nilai keterampilan tembakan Hoki Lapangan yang besar jika diajar dengan pendekatan pembelajaran bagian progresif. Keefektifan penggunaan pendekatan pembelajaran bagian dipengaruhi oleh klasifikasi kemampuan gerak yang dimiliki mahasiswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisis data yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian progresif dan repetitif terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. Pengaruh pendekatan pembelajaran bagian progresif lebih besar dari pada pendekatan pembelajaran bagian repetitif. 2. Ada perbedaan keterampilan menembak Hoki Lapangan yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi dengan kemampuan gerak rendah. Nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan pada mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak tinggi lebih besar dari pada yang memiliki kemampuan gerak rendah. 3. Terdapat pengaruh interaksi yang signifikan antara pendekatan pembelajaran bagian dan tingkat kemampuan gerak terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. (a) Mahasiswa dengan kemampuan gerak tinggi lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian progresif. (b) Mahasiswa yang memiliki kemampuan gerak rendah lebih cocok jika diberikan pendekatan pembelajaran bagian repetitif. commit to user 92
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
B. Implikasi Kesimpulan dari hasil penelitian ini dapat mengandung pengembangan ide yang lebih luas jika dikaji pula tentang implikasi yang ditimbulkan. Atas dasar kesimpulan yang telah diambil, dapat dikemukakan implikasinya sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran bagian dan kemampuan gerak merupakan variabelvariabel yang mempengaruhi nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan. 2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif ternyata memberikan pengaruh yang lebih tinggi terhadap keterampilan menembak Hoki Lapangan. Kebaikan pendekatan pembelajaran bagian progresif ini dapat dipergunakan sebagai solusi bagi pengajar dan pelatih dalam upaya meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan. 3. Berkenaan dengan penerapan kedua bentuk penggunaan pendekatan pembelajaran bagian dapat meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, masih ada faktor lain yaitu kemampuan gerak. Hasilnya menunjukkan bahwa ada perbedaan nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan yang sangat signifikan antara kelompok kemampuan gerak tinggi dan kemampuan gerak rendah. Hal ini mengisyaratkan kepada pengajar dan pelatih, upaya nilai keterampilan menembak Hoki Lapangan hendaknya memperhatikan faktor kemampuan gerak.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini maka kepada pengajar dan pelatih diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Pendekatan pembelajaran bagian merupakan pembelajaran yang cukup efektif untuk meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, sehingga disarankan agar dosen, guru dan pelatih memprogramkan pendekatan pembelajaran
bagian
untuk
meningkatkan
kemampuan
keterampilan
menembak Hoki Lapangan. 2. Pendekatan pembelajaran bagian progresif memiliki pengaruh yang lebih baik dalam meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, sehingga pengajar dan pelatih lebih memilih pendekatan pembelajaran bagian progresif dalam upaya meningkatkan hasil keterampilan menembak Hoki Lapangan mahasiswanya. 3. Penerapan penggunaan pendekatan pembelajaran bagian untuk meningkatkan keterampilan menembak Hoki Lapangan, perlu memperhatikan faktor kemampuan gerak.
commit to user