PROGRAM IPTEKS BAGI INOVASI DAN KREATIFITAS KAMPUS (IbIKK) USAHA PETERNAKAN AYAM KAMPUNG ORGANIK (PUNIK) Wahyu Widodo, Adi Susanto, Trisakti Handayani UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG Jl. Raya Tlogomas no. 246 Malang, 65144 Telpon (0341) 464318, Fax. (0341) 463782 email
[email protected]
Abstak Tujuan Unit Usaha Budidaya Ayam Kampung organik (PUNIK) adalah: mengembangkan unit profit usaha Ayam Kampung organik di Farm Laboratorium Jurusan Peternakan UMM, meningkatkan ketrampilan dan pengalaman kerja kepada mahasiswa Jurusan Peternakan dalam usaha ternak ayam kampung organik, khususnya terkait dengan program PUP di jurusan Peternakan UMM, menumbuhkan budaya komersialisasi hasil penelitian dosen maupun mahasiswa di jurusan Peternakan UMM dan membangun kerjasama dengan pelaku usaha yang bergerak dalam pemasaran produk pangan organik.Metode pengabdian yang digunakan adalah penyediaan DOC dilakukan dengan kerjasama dengan peternak dan laboratorium peternakan. Untuk memelihara ayam kampung organik ini yang harus diperhatikan adalah pemberian pakan, untuk itu alir proses produksi disini dimulai dari pemilihan bahan baku, penyusunan ransum, pemeliharaan dan terakhir sampai pada pemotongan serta penanganan pasca panen ayam. Hasil akhir dari usaha ini berupa Karkas Ayam Kampung Organik. Sistem pemasaran dilakukan dengan Sistem Order dan Cash and Carry. Lokasi dan bangunan Unit Usaha Peternakan Ayam Kampung organik ada di Eksperimental Farm Laboratorium Terpadu Kesimpulan yang diperoleh adalah penetasan dengan menggunakan telur dari ayam kampung yang diperoleh secara tradisional yang tidak diberi pakan buatan pabrik dengan cara pertama bekerja sama dengan peternak di Blitar untuk pemesanan DOC dalam jumlah banyak dan memanfaatkan dua mesin penetasan di laboratorium peternakan. Pemrosesan dan pencampuran tidak melibatkan bahan-bahan kimiawi sama sekali. Kegiatan penggilingan dan pencampuran pakan dilakukan di dua tempat. Tempat pertama adalah di pabrik pakan University Farm UMM dan di pabrik pakan Bapak Fauzi. Jamu-jamuan yang digunakan dibagi menjadi tiga macam jamu yaitu jamu organic untuk produktifitas ayam kampung, peningkatan nafsu makan ayam kampung dan kesehatan ayam kampung. Pemeliharaan ayam kampung organic dilakukan system kemitraan dengan mahasiswa jurusan peternakan yang sedang melaksanakan Praktek Usaha Peternakan (PUP). Pemasaran secara dilakukan tradisional dan kerjasama dengan alumni. Kata kunci: ayam kampung organic, DOC, 1. PENDAHULUAN 1.1. Analisis Situasi Produk-produk pertanian modern yang menggunakan bahan kimia dan rekayasa genetik telah menimbulkan kekhawatiran sebagian besar masyarakat. Hasil penelitian Rusiana dan DN Iswarawanti ( 2006) menemukan bahwa 85% daging ayam kampung dan 37% hati ayam kampung itu mengandung residu antibiotik. Hal inilah yang menyebabkan pola konsumsi masyarakat tertentu mulai bergeser, banyak yang memilih makanan yang dianggap aman dan lebih sehat yaitu yang alami, segar, bervariasi, dan mudah disiapkan. Gerakan hidup kembali ke alami semakin banyak diminati, mulai diinginkan makanan yang kurang gula, kurang garam, kurang minyak/lemak/kolesterol, kurang residu pestisida dan
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
195
antibiotik, kurang hormon, kurang pupuk sintesis, bukan makanan yang diradiasi, dan bukan Genetically Modified Organism (GMO). Peternakan organik merupakan salah satu metode produksi ternak yang ramah lingkungan. Perternakan organik merupakan sistem berternak yang meminimalkan penggunaan input luar, menghindarkan penggunaan antibiotik, hormon pertumbuhan dan mikroba sintetis. Sistem perternakan organik terfokus untuk menghasilkan daging, susu dan telur organik yaitu daging, susu dan telur yang sehat dan aman dikonsumsi manusia sebagai kunci keberhasilan produksi dengan memperhatikan sistem pakan yang berasal, dari ekstrak herba yang diperkaya dengan anti oksidan betakaroten serta hijauan yang tidak banyak mengandung pestisida dan penggunaan jamu jamuan untuk pengganti antibiotik . Ayam kampung Organik (PUNIK) adalah karkas ayam pedaging yang diproduksi dengan tanpa atau seminimal mungkin penggunaan bahan kimia, jadi diberikan bahan-bahan alami dalam menunjang pertumbuhannya, demi untuk meminimalkan residu bahan-bahan kimia seperti antibiotik dan lain-lain yang dapat menyebabkan penyakit baru atau mengurangi kekebalan pada manusia. Oleh karena itu segmen pasar yang dituju adalah mereka yang termasuk dalam masyarakat menengah keatas. Masyarakat menengah ke atas pada umumnya dapat ditinjau dari tingkat pendapatan atau pendidikannya, dan dianggap mampu membeli produk yang lebih berkualitas karena tingkat pengetahuannya lebih tinggi dibanding masyarakat awam. Ayam kampung organik, merupakan ayam yang diformulasikan tanpa penggunaan bahan obat-obatan kimiawi, sehingga diharapkan dengan bahan alami yang lebih tersedia dan tanpa menggali potensi yang ada maka diharapkan harga lebih murah dan kualitas lebih baik, sehingga pemasarannya awalnya adalah segmen pasar yang khusus. Pada umumnya segmen pasar yang dituju adalah segmen pasar yang lebih khusus, yang dianggap mengerti dan mempunyai pengetahuan tentang pentingnya arti kesehatan, dan dapat menjangkau harganya. Oleh karena itu penjualan diawal promosi hanya ditujukan pada pasar yang pasti, sedangkan selanjutnya telah dipredikasi bahwa penduduk Malang raya (Kabupaten Malang, Kota Malang dan kota Batu), khususnya sekitar tiga juta orang, diprediksi yang kelas menengah keatas hanya 10% saja yang berarti sekitar 300.000 orang dianggap rata-rata konsumsi ayam per hari 9 gram berarti dapat mengkonsumsi sekitar 300.000 X 9 gram/hari = 2.700.000 gram atau 2700 kg (2.7 ton/hari) maka dengan melihat prediksi tersebut maka permintaan pasar untuk produk ayam organik masih cukup potensial, karena masih dapat memasuki 89% lagi, sedangkan saat ini baru memasuki 11% dari pasar potensial. Oleh karena ayam organik belum ada yang produksi secara komersial, khususnya di daerah Malang sekitar kampus. Alasan itulah yang mendorong Laboratorium Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Peternakan UMM untuk mengembangkan unit usaha peternakan ayam kampung organik. 2. METODE PELAKSANAAN 2.1. Bahan Baku Ketersediaan bahan baku selama ini dapat terpenuhi secara kontinyu misalnya: DOC didapat dari du sumber yaitu dari peternak penetasan di Blitar (Bapak Antok) dan laboratorium jurusan peternakan, selanjutnya untuk ketersediaan bahan pakan disuplai dari beberapa suplayer yang umumnya alumni yang bergerak sebagai suplayer bahan pakan (Bapak Hendra dan Bapak Fauzi), dan juga beberapa suplayer umum Malang. Sedangkan obat-obatan herbal membuat ramuan sendiri dan beberapa bahan yang disuplai oleh petani atau pun pedagang jamu yang telah berkerjasama seperti toko jamu IBOE dan jamu Rahayu di pasar Besar Malang. 2.2. Produksi Digunakan sistem kandang litter dan all in out, kapasitas pemeliharaan perminggu 500 ekor ayam masuk DOC dan keluar ayam organik bobot hidup 0.8 kg. Dibagi menjadi lima flocks, dengan pengeluaran ayam pe minggu sebanyak sekitar 500 ekor (dalam bentuk hidup ataupun karkas). Proses pemotongan dilakukan dengan semi otomatis, jika permintaan dalam kapasitas kecil dan jika dalam
196
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
kapasitas besar diatas 20 kg maka bekerja sama dengan UD. Ratu Ayam Indonesia untuk proses pemotongannya (penggunaan jasa RPA). 2.3. Proses Produksi Untuk memelihara ayam kampung organik ini maka yang harus diperhatikan adalah alir proses produksi yang dimulai dari pemilihan bahan baku, penyususunan ransum, pemeliharaan dan terakhir sampai pada pemotongan ayam, jadi hasil akhir dari usaha ini berupa karkas ayam kampung organik. 2.4. Manajemen Difarm karyawan tidak terikat dengan waktu kerja karena yang dipelihara berupa benda hidup sehingga harus siaga jika sewaktu-waktu ada masalah. Faktor terbesar yang berpengaruh terhadap biaya produksi adalah pakan, sehingga besar kecilnya biaya produksi yang dikeluarkan bergantung pada biaya pakan yang dikeluarkan. Sistem manajemen yang dianut adalah sistem integrasi yang kontinu yaitu penyiapan mulai dari produksi pakan organik, budidaya ayam kampung organik dengan sistem pemeliharaan kandang intensif, penanganan pasca panen dengan penggunaan RPA dan pengemasan serta penyimpanan dalam cold storage. Oleh karena itu sistem manajemen yang diantut adalah Manajemen Integrasi Dari Hulu Ke Hilir. Selanjutnya pengaturan pemasukan dan pengeluaran ayam secara All IN OUT, maksudnya pemasukan setiap DOC adalah setiap minggu sedangkan pengeluaran ayam siap potong juga setiap minggu. Jadi jika memelihara sebanyak 3000 ekor dalam tahun pertama, maka mendatangkan DOC, setiap 500 ekor didatangkan dan 500 ekor keluar kandang siap potong. 3. HASIL YANG DICAPAI 3.1. Kegiatan Penetasan Berbeda dengan penyediaan DOC ayam broiler yang dapat membeli langsung di pasaran, pada penyediaan DOC ayam kampung harus dilakukan penetasan terlebih dahulu. Mempertimbangkan keperluan untuk menghasilkan ayam kampung organic, maka sejak awal diupayakan untuk menghindari perlakuan yang menggunakan bahan kimiawi. Termasuk diantaranya adalah memperoleh telur dari ayam kampung yang diperoleh secara tradisional yang tidak diberi pakan buatan pabrik. Sebagai langkah permulaan, dilakukan dua cara memperoleh DOC hasil penetasan. Cara pertama bekerja sama dengan peternak di Blitar untuk pemesanan dalam jumlah banyak. Peternak di Blitar dikontrak untuk menetaskan DOC sebanyak 500 ekor setiap periode. Setiap DOC dihargai sebesar Rp. 4.200. Sedangkan cara penetasan lainnya, adalah memanfaatkan dua mesin penetasan di laboratorium peternakan dengan kapasitas masing-masing 100 telur. Problem yang muncul dalam penetasan ini adalah daerah atau tempat dalam mencari telur fertile. Peternak di Blitar harus mencari dari berbagai daerah di Jawa Timur. Umumnya daerah sumber utama telur berasal dari Madiun, Kediri, Tulung Agung, Blitar dan Malang. Peternak akan mendatangi tengkulak yang mengumpulkan telur dari masyarakat yang memeliharan ayam kampung. Umumnya setiap telur dihargai Rp.1.500 per butir. Belum ada sentra pemeliharaan ayam kampung yang khusus menghasilkan telur fertile. 3.2. Kegiatan Produksi Pakan Langkah pertama dari kegiatan ini adalah penyusunan formula pakan menggunakan program UFFDA. Formula pakan yang disusun mengikuti formula ayam broiler dengan mempertimbangkan tujuan utama menghasilkan ayam kampung organic. Diupayakan pemilihan, pemrosesan dan pencampuran tidak melibatkan bahan-bahan kimiawi sama sekali. Oleh sebab itu bahan pakan yang digunakan tidak ada sama sekali feed additive buatan pabrik, vitamin sistesis, hormone pertumbuhan, obat-obatan ataupun bahan kimiawi berbahaya lainnya.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
197
Pada periode starter diberikan kebutuhan zat makanan yang teridri dari Energi Metabolis (EM) sebesar 3.200 kilo kalori, protein kasar sebesar 23 persen, lemak kasar dan serat kasar sebesar maksimal 5 persen, kalsium sebesar 0.90 persen dan fosfor sebesar 0.5 persen. Formula pakan tersebut dapat dipenuhi jagung sebesar 51.19 persen, bungkil kedelai sebesar 27.40 persen, bekatul sebesar 1.00 persen, tepung ikan sebesar 0.90 persen, meat bone meal sebesar 12.00 persen, minyak sebesar 4.90 persen, kapur sebesar 1.04 persen, kalsium di fosfat sebesar 0.5 persen, garam sebesar 0.5 persen dan jamu-jamuan sebesar 0.5 persen. Pada periode finisher diberikan kebutuhan zat makanan yang teridri dari Energi Metabolis (EM) sebesar 3.200 kilo kalori, protein kasar sebesar 20 persen, lemak kasar dan serat kasar sebesar maksimal 5 persen, kalsium sebesar 1.00 persen dan fosfor sebesar 0.45 persen. Formula pakan tersebut dapat dipenuhi jagung sebesar 51.56 persen, bungkil kedelai sebesar 18.39 persen, bekatul sebesar 10.00 persen, tepung ikan sebesar 2.03 persen, meat bone meal (MBM) sebesar 10.00 persen, minyak sebesar 5.45 persen, kapur sebesar 1.07 persen, kalsium di fosfat sebesar 0.5 persen, garam sebesar 0.5 persen dan jamu-jamuan sebesar 0.5 persen. Bahan pakan diperoleh dari tiga tempat melalui kerja sama dengan alumni jurusan peternakan FPP UMM dan pasar: Kegiatan penggilingan dan pencampuran pakan dilakukan di dua tempat. Tempat pertama adalah di pabrik pakan University Farm UMM. Tempat penggilingan dan pencampuran pakan lainnya adalah di daerah Jetak Lor milik salah satu alumni FPP UMM yaitu Bapak Fauzi melalui mekanisme kerjasama usaha. Bahan pakan yang sudah terkumpul digiling satu hari sebelum pelaksanaan pemeliharaan ayam kampung. Setelah dicampur, pakan dikemas dalam karung dengan berat 50 kg. Penyimpanan dilakukan di tempat pemeliharaan ayam kampung tempat plasma masing-masing.
3.3. Kegiatan Pembuatan Jamu Sebagai pendukung utama pemeliharaan ayam organic, maka dibutuhkan jamu-jamuan untuk pengganti obat-obatan buatan pabrik. Jamu-jamuan yang digunakan dibagi menjadi tiga macam jamu yaitu jamu organic untuk produktifitas ayam kampung, peningkatan nafsu makan ayam kampung dan kesehatan ayam kampung. Formula masing-masing jamu dapat dilihat dibawah ini. Jamu Organik (Jaga) untuk Produktivitas Ayam Kampung (Jaga Produktif) Komposisi bahan jamu terdiri dari: kencur, bawang putih, jahe, lengkuas, kunyit, temulawak, daun sirih, kulit kayumanis, vitamin dan bahan pencampur. Jamu Organik (Jaga) untuk Peningkatan Nafsu Makan Ayam Kampung (Jaga Rakus). Komposisi bahan jamu terdiri dari: kunyit, lempuyang, vitamin, dan bahan pencampur. Jamu Organik (Jaga) untuk Kesehatan Ayam Kampung (Jaga Sehat). Komposisi bahan jamu terdiri dari: bawang putih, vitamin dan bahan pencampur 3.4. Kegiatan Pemeliharaan Ayam Kampung Organik Pemeliharaan ayam kampung organic dilakukan system kemitraan dengan mahasiswa jurusan peternakan yang sedang melaksanakan Praktek Usaha Peternakan (PUP). Pada periode ini ada tiga kelompok mahasiswa PUP yang bekerjasama. Sistem kemitraan dimulai dengan mendatangani perjanjian kontrak kerjasama. Beberapa poin penting yang menjadi hak dan kewajiban masing-masing adalah pihak pertama selaku inti menyediakan DOC dan pakan serta membantu pemasaran. Sedangkan pihak kedua selaku plasma menyediakan kandang dan peralatannya, tenaga kerja dan vaksin. Dalam rangka menghasilkan ayam kampung organic, maka pihak plasma diwajibkan untuk menghindari penggunaan bahan-bahan kimiawi yang berbahaya. Saat akan dilakukan pemeliharaan, maka kandang harus dibersihakan dengan desinfektan yang bukan bahan kimiawi, plasma hanya diijinkan hanya menggunakan kapur. Litter yang digunakan adalah sekam yang selama tujuh hari pertama harus dilapisi dengan koran untuk mencegah DOC mengkonsumsi sekam tersebut.
198
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
Pada saat DOC datang, maka diharamkan untuk memberikan vitamin sintetis pada air minum. Air minum hanya boleh dicampur dengan gula. Selama satu hari, DOC hanya mendapatkan air minum tanpa diberi pakan. Dalam rangka membiasakan DOC untuk mengkonsumsi pakan yang disediakan, maka ayam diberi makan jagung giling halus yang disebar di koran selama tiga hari. Pada hari keempat, DOC mulai diberi pakan untuk periode starter. Vaksin diberikan pada hari ketiga. Merk vaksin sepenuhnya wewenang plasma untuk memberikannya. Dilanjutkan pada minggu ketiga dengan pemberian vaksin lanjutan. Apabila ayam terlihat lesu, tidak bergairah dan malas mengkonsumsi, maka secara khusus, jamu-jamuan diberikan melalui air minum. Ayam dipeliharan sekitar dua bulan. Acuan panen yang digunakan adalah apabila rataan bobot badan mencapai 0.8 kg. Pembagian periode pemberian pakan adalah bulan pertama diberikan pakan periode starter dan periode satu bulan setelahnya diberikan pakan finisher. 3.5. Kegiatan Pemasaran Pemasaran merupakan ujung tombak keberhasilan dan keberlanjutan produksi ayam kampung organic. Untuk itu langkah strategis harus dilakukan. Menyongsong era teknologi informasi yang melanda dunia, maka salah satu pemasaran yang digunakan adalah melalui internet dengan membuat web: www.siyuna.com Namun demikian pemasaran secara tradisional juga masih dilakukan dengan cara penjualan langsung: antar teman, antar dosen, penjualan order/pesanan, membuka outlet di laboratorium peternakan. Dalam rangka penjualan langsung ke konsumen, saat ini sedang dimatangkan kerja sama dengan alumni untuk kerja sama pemasaran 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Penetasan diperoleh dengan menggunakan telur dari ayam kampung yang diperoleh secara tradisional yang tidak diberi pakan buatan pabrik dengan cara pertama bekerja sama dengan peternak di Blitar untuk pemesanan DOC dalam jumlah banyak dan memanfaatkan dua mesin penetasan di laboratorium peternakan. Penyusunan formula pakan menggunakan program UFFDA. Pemrosesan dan pencampuran tidak melibatkan bahan-bahan kimiawi sama sekali. Bahan pakan diperoleh dari tiga tempat melalui kerja sama dengan alumni jurusan peternakan FPP UMM dan pasar: Kegiatan penggilingan dan pencampuran pakan dilakukan di dua tempat. Tempat pertama adalah di pabrik pakan University Farm UMM. Sebagai pendukung utama pemeliharaan ayam organic, maka dibutuhkan jamu-jamuan untuk pengganti obat-obatan buatan pabrik. Jamu-jamuan yang digunakan dibagi menjadi tiga macam jamu yaitu jamu organic untuk produktifitas ayam kampung, peningkatan nafsu makan ayam kampung dan kesehatan ayam kampung. Pemeliharaan ayam kampung organic dilakukan system kemitraan dengan mahasiswa jurusan peternakan yang sedang melaksanakan Praktek Usaha Peternakan (PUP). Pada periode ini ada tiga kelompok mahasiswa PUP yang bekerjasama. Pemasaran secara tradisional dilakukan dengan cara penjualan langsung: antar teman, antar dosen, penjualan order/pesanan, membuka outlet di laboratorium peternakan dan kerjasama dengan alumni. 4.2. Saran Perlu perencanaan matang demi tersedianya DOC yang berkelanjutan. Langkah pelaksanaan adalah melanjutkan kerjasama dengan peternak di Blitar. Disamping itu adalah meningkatkan kapasitas penetasan di laboratorium peternakan Sedangkan upaya lain adalah mengadakan kegiatan pelatihan penetasan bagi masyarakat dalam upaya menghasilkan indukan sebagai penyedia telur tetas berkelanjutan.
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
199
Perlunya peningkatan kapasitas produksi pakan dalam upaya meningkatkan produksi ayam kampung organic. Oleh sebab itu dibutuhkan bahan pakan yang betul-betul berasal dan hanya mengandung bahan organic. Dimulai dengan melakukan pencarian bahan pakan yang berasal dari system pertanian organic terutama jagung dan bekatul. Jamu-jamuan yang dipergunakan masih terbatas penggunaannya. Oleh sebab itu dalam upaya peningkatan penggunaan jamu yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan keragaman jamujamuan maupun kualitasnya. Disamping itu diperlukan kerja sama dengan masyarakat peternak untuk perluasan pembuatan jamu maupun pemasaran jamu. Diperlukan upaya untuk pengembangan pemeliharaan organic lebih lanjut. Upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan produksi ayam kampung organic. Peningkatan ini dapat dilakukan dengan menyediakan DOC yang lebih banyak maupun menambah jumlah mitra yang menjadi plasma. Disamping itu juga perlu dilakukan peningkatan kualitas pemeliharaan dan pasca panen ayam kampung organic. Diperlukan upaya-upaya pemasaran yang lebih baik untuk memperkenalkan dan membentuk pasar ayam kampung organic. Demi meningkatkan efektifitas pemasaran, maka sarana publikasi dan promosi perlu dipergencar dengan system KIE (komunikasi, informasi dan edukasi). Kerjasama dengan berbagai pihak diperluakan untuk mengenalkan dan memasarkan ayam kampungorganik. DAFTAR PUSTAKA [1] [2]
[3]
[4] [5] [6] [7]
[8]
[9]
[10] [11]
[12]
Ardiansyah, 2006. Bawang Putih untuk Kesehatan. Lab. Of Nutrition, Tohoku University Sendai. Jepang. Herwintono, 2000. Potensi Extractum Curcumae (Curcumae xanthorizha Roxb) dalam Peningkatan Produktifitas dan Kualitas Ayam Pedaging. Disertasi. Universitas Airlangga. Surabaya. Nataamidjaja, A.G., 1998. Produktifitas ayam buras pada berbagai imbangan kalori protein. Prosiding Nasional Seminar Peternakan dan Forum Peternak Unggas dan Aneka Ternak II. Balai Penelitian Ternak. Bogor Rukmana, R., 1995. Kunyit. Jakarta. Smith, D.P. and D.L. Fletcher. 1988 . Compositional and biochemical variation within broiler breast muscle subjected to different processing methods. Poult. Sci. 67: 1702-1707. Sobri, M., 2006. Ransum Broiler Penghasil Karkas Rendah Lemak dan Kolesterol. Laporan Penelitian. Universitas Muhammadiyah Malang. Malang Sunarlim, R.; M. Sabrani, dan K. Diwyanto. 1980. Uji komparatif preferensi terhadap daging ayam sayur dan broiler. Lembaran LPP. Tahun X No.2 . Juni 1980. Lembaga Penelitian Petemakan. Bogor. Hal. 13-15. Sunarlim, R., 1992. Karakteristik Mutu Bakso Daging Sapi dan Pengaruh Penambahan NaCl dan Natrium Tripolyfosfat terhadap Perbaikan Mutu. Disertasi Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Bogor Triyantini; Celly H. Sirarr; Abubakar, dan Hadi Setiyanto. 1992 . Upaya meningkatkan daya guna daging itik tua. Prosiding Seminar Optimalisasi Sumber Daya Dalam Pembangunan Petemakan Menuju Swasembada Protein Hewani . ISPI . Cabang Bogor. Hal. 151-153. Winarno, F.G., 2004. Kimia Pangan dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Xiong, Y.L., A.N. Cantor, A. J. Pescatore, S.P. Blanchard, and M. L. Straw. 1993. Variations in muscle chemical composition, pH, and protein extractability among eight different broiler crosses. Poult. Sci. 72 :583 - 588. Yau, J.C., J.H. Denton, C.A. Bailey, and A.R . Sams. 1990. Customizing the fatty acid content of broiler tissues. Poult. Sci. 70 : 167-172.
200
SENASPRO 2016 | Seminar Nasional dan Gelar Produk
[13]
Zainuddin, dan E. Wakradihardja, 2001. Racikan ramuan tanaman obat dalam bentuk larutan jamu dapat meningkatkan kesehatan hewan serta produkstifitas ternak ayam buras. Seminar Nasional Tumbuhan Obat Indonesia XIX April, 2001. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat, Bogor
Seminar Nasional dan Gelar Produk | SENASPRO 2016
201