LAPORAN AKHIR PROGRAM IPTEKS BAGI INOVASI DAN KREATIVITAS KAMPUS (IbIKK)
Judul
: IbIKK PRODUK SEMEN BEKUKAMBING BOER UNGGUL
Dibiayai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan Nasional, sesuai dengan Surat Perjanjian Pelaksanaan Penugasan Program Pengabdian kepada Masyarakat Nomor : 011/SP2H/PPM/DP2M/III/2011, tanggal 14 Maret 2011
Ketua
: Dr.Ir. Gatot Ciptadi, DESS.
NIP. 19600512 198701 1 001
Anggota
: 1.Prof.Dr.Ir. Muh. Nur Ihsan, MS 2. Ir. Agus Budiarto, MS. 3.Dr.Ir.Sri Wahjuningsih, MSi. 4.Ir. Umi Wisapti Ningsih, MS.
NIP. 19530612 198103 1 001 NIP. 19570825 198303 1 002 NIP. 19640110 198802 2 002 NIP. 19560015 198103 2 001
Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Brawijaya Malang, 2011
RINGKASAN Pendahuluan. Program Inseminasi Buatan (IB) pada kambing saat ini mulai intensif giat implementasikan dan digalakkan oleh pemerintah Indonesia, dengan menggunakan semen beku. Semen beku kambing dalam jumlah yang sangat besar dibutuhkan untuk pelaksanaan IB pada sekitar 11.4 juta populasi kambing yang ada di Indonesia, dimana sebanyak 2.3 juta ekor ada di jawa Timur. Pada akhir tahun 2004 yang lalu telah didatangkan kambing Boer pejantan unggul sebanyak 22 ekor pejantan (Pure breed) dan 6 ekor betina dari Australia dengan kualitas genetik yang sangat bagus bersertifikat dari Assosiasi Breeder Boer tingkat dunia. Kambing ni mulai diproduksi sperma bekunya dalam jumlah terbatas. Produk semen beku yang disimpan dalam nitrogen cair (suhu –196 oC) mempunyai keunggulan tinggi karena bisa disimpan dalam waktu yang relatif tak terbatas. Produk semen beku kambing Boer yang telah diproduksi oleh Fakultas Peternakan saat ini telah mulai di pasarkan dengan harga jual Rp. 50.000 sampai dengan Rp 75.000,- per buah straw beku. Produk ini sangat spesifik dan mempunyai keunggulan komparatif. Produk semen kambing Boer (BOER BRAWIJAYA) ini telah diuji baik untuk skala laboratorium dan uji implementasi di lapangan/peternak, sehingga siap di promosikan dan di pasarkan secara komersial pada peternak di seluruh Indonesia Metode Program IbiKK. Pada saat ini ternak kambing jantan Boer unggul yang telah diproduksi adalah sebanyak 16 ekor pejantan /6 galur, berasal dari 6 Galur murni dari Australia. Pada masing masing Galur telah disiapkan calon pejantan terbaik hasil keturunannya (G1,2, dst) 19 ekor. Dengan demikian stok pejantan maupun produk semen beku kambing Boer akan bisa dijamin kelangsungannya dengan baik. Secara umum peralatan yang ada di laboratorium unit produksi semen beku kambing Boer ini telah mencukupi kebutuhan minimal suatu laboratorium uji dan produksi. Fasilitas penunjang dan peralatan yang telah ada sementara ini adalah laboratorium uji dan produksi semen beku dengan fasilitas yang cukup memadai. Paralatan uji yang dipunyai meliputi 2 unit water bath, 2 mikroskop cahaya dan asesorisnya. Untuk keperluan produksi telah dipunyai 1 unit cool top/coll rom dengan temperatur stabil 5 oC, serta 6 buah kontainer (kapasitas 10, 20 dan 40 liter nitrogen cair) untuk penyimpanan dan pembekuan semen beku kambing Boer yang diproduksi 2 kali setiap minggunya. Nilai investasi utama yang telah dikeluarkan Unit produksi semen beku Fak Peternakan Unibraw ini meliputi Rp 20 juta untuk kandand dan asesorisnya atau total sekitar 90 juta rupiah. Hasil Kegiatan .Uji kualitas produk (SNI, 40 % post thawing motility ) secara teratur telah dilakukan dengan baik. Uji meliputi kualitas semen sebelum dan setelah pembekuan dan secara teratur dilakukan pengujian kualitas stok beku. Pada saat ini juga mulai diproduksi semen beku Generasi pertama (F1) galur murni anak-anak kandidat pejantan baru. Hasil/ produk yang telah dicapai
kegiatan IbIKK yang telahn dilakukan adalah memperbaiki sistem kerja mulai dari penampungan, penanganan semen serta pembekuan dengan menggunakan beberapa peralatan dasar yang lebih baik, yaitu menyediakan waterbath, oven dan tambahan vagina buatan (VB). Semen Beku Kambing Boer,dalam bentuk kemasan straw., produk dilakukan stok beku dalam kontainer nitrogen cair, sampai dipasarkan,. produksi per bulan rata rata- 480 dosis .Pada tahun I cash outflow adalah sebesar Rp. 17.400.000,-, sementara Hasil penjualan produk adalah Rp. 19.750.000,- sehingga saldo (cash balance) sampai bulan nopember adalah Rp.2.350.000,-.Pada akhir tahun 2011 ini dan awal tahun 2012 saldo akan naik, karena akan ada realisasi kerjasama program CSR dengan Bank BRI (Fak Peternakan-BRI) minimal sebanyak 500 buah straw akan dijual/dibeli untuk keperluan tersebut dengan nilai kurang lebih 500 x Rp. 50.000,- = Rp. 25.000.000,- . Asumsi yang digunakan adalah 50 % menggunakan straw dari pejantan genrasi I Boer maka akan didapatkan tambahan cash inflow sebesar Rp. 12.500.000,-Tenaga laboran sangat terbatas, sehingga melibatkan 3 mahasiswa pada tahun I, mahasiswa melakukan pengujian kualitas sperma beku . Kesimpulan dan Saran. Proses produksi semen beku kambing Boer sudah sesuai dengan standart kualitas SNI (40 % PTM), Namun demikian perlu dikembangkan implementasi sistem manajemen mutu Laboratorium (ISO 9001/2008 atau Good Laboratory Practice). Pasar Regional dan nasional produk IbIKK semen Boer unggul sangat potensial, dengan tren pemesanan produk yang cenderung meningkat, khususnya pasar internal juga potensial 3 tahun kedepan dengan adanya program kerjasama Fak Peternakan –BRI untuk program CSR. Kata Kunci : Semen Beku, Kambing Boer, IbIKK, SNI.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, 2004. Uji coba produksi semen beku kambing boer. Laporan Penelitian Fapet Unibraw. Anonimus. 2005. Pisang. Dalam teknologi Tepat Guna, www.iptek.ned.id/ind/warintek/ diakses bulan juli 2005.
Menristek.
Anonimus. 1998. Petunjuk penampungan, produksi, distribusi dan evaluasi semen beku. BIB Singosari, Malang. Bearden , H.J. and H.W. Fuquay. 1994. Aplied Animal Reproduction. 2nd Ed. Reston Pub.Co. Inc. Prentia Hall Co. Reston Virginia. Ciptadi, G. 2005. Penampungan, Penanganan dan Pembekuan Semen serta Pengatahuan Tentang Nitrogen Cair. Makalah Pelatihan Kursus Inseminasi Buatan. Fapet Unibraw. Ciptadi,G. M. nasich, Mudawamah, A. Priyanti, B. Setiadi. 2002. Reproduksi: manipulasi hormonal untuk perbaikan Reproduksi Ternak yang Ekonomis dan Dapat Diaplikasikan pad Peternakan Kambing Rakyat di Pedessaan. Laporan Penelitian Unibraw-DEPTAN. Evas,G and W.M.C. Maxwell. 1987. Salamon’s Artificiell Insemination of Sheep and Goat. Butter Warthway. Sudney Australia. Hafez, E.S.E. 1993. Reproduction in Farms Animals. 6 th Edition. Lea and Febiger. Philadelphia. Hariadi, P. 2002. Air Kelapa Muda Sebagai Minuman Isotonik Alami. Kompas 11 Juli 2002. Lindsay, D.R., K.W. Entwistle dan A. Winantea. 1982. Reproduksi ternak di Indonesia. Universitas Brawijaya. Mumu,, M.I. 2009. Viabilitas semen sapi Simmental yang dibekukan menggunakan krioprotektant gliserol. J. Agroland 16 (2): 172-179 Parez, M and J.M. Duplan. 1987. L’Insemination Artificielle Bovine. ITEBUNCEIA, France. Partodihardjo, S. 1992. Ilmu reproduksi Hewan. Mutiara Sumber Widya. Cetakan ke tiga. Toelihere, M.R. 1985. Inseminasi Buatan Pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung Yusuf, TLR, I, Arifiantini dan Y Mulyadi. 2006. Efektifitas waktu pemaparan gliserol terhadap motilitas spermatozoa pada pembekuan semen domba lokal menggunakan pengencer tris kuning telur. Laporan. FKH-IPB Bogor