PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
Penanggung Jawab
: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah
Pelaksana
: Kepala UPT Surveilans, Data dan Informasi
Tim Penyusun
: - dr. Muhammad Saleh Amin, MM - Bertin Ayu Wandira, SKM., M.Kes - Chandra, SE., MPH - Devi Jhony Christiawan, SKM - Neltje Podungge, SKM - Sri Arwati, SKM - Martha R. Andilolo
Redaksi : Jalan Raden Ajeng Kartini No. 11 Palu Gedung Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Lt. II Palu - 94112 Telp/Fax (0451) 421070 - 458419 Email :
[email protected];
[email protected]. Website : http://dinkes.sulteng.go.id
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009 yang merupakan rangkaian penyajian data/informasi dapat diterbitkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah ini merupakan penyajian data/informasi kesehatan dalam bentuk buku yang disusun setiap tahun, yang diharapkan mampu menyajikan data yang lengkap dan akurat. Ketersediaan data yang lengkap dan akurat dewasa ini semakin terasa diperlukan peranannya terutama dalam upaya perencanaan dan evaluasi. Sesuai dengan tujuan pembangunan kesehatan, di mana penduduknya ditandai kemampuan untuk
hidup sehat, maka sistem informasi kesehatan perlu dimantapkan dan
dikembangkan dalam upaya menunjang dan memantau pelaksanaan pembangunan di bidang kesehatan. Oleh karena itu Buku Profil Kesehatan ini diharapkan dapat dijadikan bahan rujukan dalam penyusunan rencana pelaksanaan dan pengendalian serta penilaian pelaksanaan program kesehatan di daerah ini. Profil Kesehatan Provinsi merupakan gambaran tentang hasil pelaksanaan program kesehatan baik pelaksanaan program pokok maupun program penunjang. Di samping itu juga disajikan pula berbagai data pencapaian hasil pelayanan kesehatan beberapa tahun terakhir dalam bentuk tabel dan grafik sehingga lebih memudahkan bagi pembaca dalam memanfaatkan data dan informasi yang tersajikan. Dalam penyusunan Profil Kesehatan ini digunakan data yang bersumber dari unit-unit kerja di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota serta dari berbagai sumber lainnya di luar Dinas Kesehatan seperti : BPS, Bappeda, BKKBN, dan lain-lain. Untuk menjamin akurasi data, maka penyusunan profil diawali dengan pertemuan tehnis pemutakhiran data di tingkat Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah yang diikuti oleh Pengelola Program masing-masing. Selanjutnya dilaksanakan Pemutahiran Data Tingkat Kabupaten/Kota yang diikuti oleh Pengelola Data dan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
ii
Informasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se Sulawesi Tengah sebagai upaya pemenuhan data program yang masih belum lengkap. Ini disebabkan sulitnya mendapatkan data yang mutakhir yang berasal dari Kabupaten/Kota dan pengelola program di Provinsi dan sektor terkait. Oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukan guna peningkatan kualitas profil kesehatan ini di masa mendatang. Untuk Profil tahun 2009 ini penyusunannya dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis Surveilans, Data dan Informasi (UPT SURDATIN). Mengingat keterbatasan tenaga pengelola data di UPT SURDATIN maka Profil Tahun ini disusun dengan sederhana. Disamping itu terdapat pula keterbatasan pengelola data di tingkat Puskesmas, Kabupaten/Kota maupun Provinsi sehingga sangat berpengaruh terhadap percepatan penyusunan Profil Kesehatan ini. serta dengan adanya pemekaran Kabupaten/Kota dari 10 Kabupaten/Kota menjadi 11 Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah juga berpengaruh dalam pengiriman datanya secara optimal. Selanjutnya kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesarbesarnya kepada semua pihak yang telah menyumbangkan pikiran, daya dan tenaga dalam penyusunan buku profil kesehatan ini, Palu,
Juni 2010
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah,
dr. Anshayari Arsyad, M.Kes Pembina Tingkat I NIP. 19571020 198801 1 002
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
iii
DAFTAR ISI Halaman
Halaman Judul .......................................................................................... Kata Pengantar .......................................................................................... Daftar Isi .................................................................................................... Daftar Tabel ............................................................................................... Daftar Gambar ............................................................................................. Daftar Lampiran .........................................................................................
i ii iv v viii xi
Bab I
PENDAHULUAN .........................................................................
1
Bab II
GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN ...................................
4
A. B. C. D. E. Bab III
Keadaan Penduduk .............................................................. Keadaan Sosial Ekonomi ..................................................... Keadaan Pendidikan ............................................................ Keadaan Lingkungan ............................................................... Perilaku Masyarakat ..............................................................
5 8 10 11 16
SITUASI DERAJAT KESEHATAN .............................................
19
A. Mortalitas ............................................................................. B. Morbiditas ............................................................................. C. Status Gizi ............................................................................
19 24 38
Bab IV
SITUASI UPAYA KESEHATAN ................................................. A. Pelayanan Kesehatan Dasar ................................................ B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang ................... C. Pemberantasan Penyakit Menular ....................................... D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar ..... .. E. Perbaikan Gizi Masyarakat ................................................... F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan ........................ G. Pelayanan Kesehatan Dalam Situasi Bencana .......................
41 41 51 57 73 75 80 80
Bab V
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN .................................... A. Sarana Kesehatan ………………………………………………… B. Tenaga Kesehatan ………………………………………………… C. Pembiayaan Kesehatan ……………………………………………
Bab VI
P E N U T U P .................................................................................. 102
84 84 93 100
LAMPIRAN (TABEL-TABEL).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
iv
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1
Wilayah Administrasi Pemerintahan Pada Kabupaten/Kota se Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009 ..........................................
4
Jumlah Presentase Penduduk Sulawesi Tengah Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2009 ...............................................
6
Presentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Tahun 2007 - 2009..................................................
8
Produk Domestik regional bruto Sulawesi Tengah tahun 20052009.. ................................................................................................
9
Persentase Penduduk 10 Tahun keatas Jenis Kelamin, Melek Huruf dan Buta Huruf di Sulawesi Tengah tahun 2008-2009 .....................
10
Tabel 2.6
Indikator Perilaku dan Indikator Gaya Hidup pada PHBS ............ ....
16
Tabel 2.7
Jumlah Posyandu menurut starata tahun 2006-2009 ............ ...........
17
Tabel 3.1
Prakiraan Umur Harapan Hidup Sulawesi Tengah tahun 1980 2007 ..................................................................................................
23
Pola 10 penyakit terbanyak Rawat Jalan di Rumah Sakit Umum Pemerintah tahun 2009 ............................................................. .. .....
24
Pola 10 penyakit terbanyak di Rumah Sakit Umum pemerintah tahun 2009 ............................................................. .. ........................
25
Tabel 3.4
Pola 10 penyakit terbanyak di Puskesmas tahun 2009 ...................
25
Tabel 3.5
Pola 10 penyakit terbanyak penyebab kematian penderita rawat inap di RSU Pemerintah Tahun 2009 .............................................
26
Tabel 3.6
Capaian Indikator Program TB Tahun 2009 ...................... ...............
27
Tabel 3.7
Capaian Indikator Program HIV/AIDS Tahun 2009 ...........................
28
Tabel 3.8
Kasus HIV/AIDS Kabupaten/Kota Tahun 2000– 2009............................................................................... ....................
29
Jumlah Kasus HIV/AIDS Berdasarkan Kelompok Umur di Kabupaten/Kota Tahun 2009 ........................................ ....................
30
Jumlah Kasus DBD di Sulawesi Tengah tahun 2005 - 2009 ........................................ ...................................................................
31
Tabel 2.2 Tabel 2.3 Tabel 2.4 Tabel 2.5
Tabel 3.2 Tabel 3.3
Tabel 3.9 Tabel 3.10
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
v
Tabel 3.11 Tabel 3.12 Tabel 3.13 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3
Tabel 4.4 Tabel 4.5
Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 4.8
Tabel 4.9 Tabel 4.10 Tabel 4.11
Tabel 5.1
KLB Diare Menurut Jumlah Kasus Attack Rate dan CFR Tahun 2004 - 2009 .......................................................................................
32
Jumlah Kasus Rabies di Kabupaten/Kota Tahun 2009 ........................................ ...................................................................
34
Frekuensi Jumlah Penderita dan CFR KLB Campak Tahun 2004 2009 ........................................ .......................................................
38
Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi peserta KB Baru tahun 2005-2009 ...............................................................................
48
Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi peserta KB Aktif tahun 2005-2009 ...............................................................................
49
Jumlah Kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Tengah Berdasarkan Kelompok Umur Tahun 2009 ............................................................. .............................................
63
Jumlah Kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Tengah Bersarkan Jenis Kelamin Tahun 2009 .................................... ..........
64
Jumlah Kasus AIDS dan Infeksi HIV Berdasarkan Sumber Pelaporan di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009...................................................... .............................................
64
Jumlah Kasus AIDS, Infeksi HIV dan Kematian di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2002 – 2009................................ ..............................
65
Prevalensi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah Tahun 2003 – 2009................................ ...................................................................
72
Perkembangan jumlah sarana distribusi obat dan perbekalan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2003 2009................................ ...................................................................
80
Jenis, Waktu dan lokasi kejadian bencana di Provinsi Sulawesi Tengah s.d Juli Tahun 2009... ...........................................................
81
Kejadian Bencana di Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009........................................................................................
82
Jumlah Korban Meninggal, Luka, Hilang dan Pengungsi Akibat Bencana di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009............................... ....................................................................
83
Perkembangan jumlah Rumah Sakit (Umum dan Khusus) dan Kepemilikannya tahun 2005-2009 .....................................................
88
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
vi
Tabel 5.2
Jumlah dan rasio tenaga kesehatan menurut 7 kategori per 100.000 penduduk tahun 2005 - 2009 ............................... ...............
94
Jumlah, Persentase dan rasio per 100.000 penduduk tenaga kesehatan menurut jenisnya tahun 2009 ..........................................
94
Jumlah Institusi Diknakes menurut jenjang, status kepemilikan dan jumlah peserta didik tahun 2003-2009 ..............................................
96
Tabel 5.5
Jumlah tenaga kesehatan yang tugas belajar tahun 2005-2009 .......
97
Tabel 5.6
Alokasi Anggaran Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun anggaran 2009 ..................................................................................
101
Tabel 5.3 Tabel 5.4
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
vii
DAFTAR GAMBAR Halaman
Gambar II.1
Peta Wilayah Administrasi Pemerintahan Tahun 2009 .........................
5
Gambar II.2
Komposisi Penduduk Sulawesi Tengah Menurut Golongan Umur Tahun 2009 .................................................................
7
Persentase penduduk yang melek huruf dan buta huruf menurut Kabupaten/Kota tahun 2009 .................................................................
11
Gambar II.4
Persentase rumah tangga menurut sumber air bersih tahun 2009 .......
14
Gambar II.5
Persentase kepemilikan sarana sanitasi dasar tahun 2009...................
15
Gambar III.1
Jumlah kasus dan CFR Tetanus Neonatorum tahun 2005-2009..........
37
Gambar III.2
Jumlah bayi lahir BBLR dan ditangani tahun 2005-2009 ....................
Gambar II.3
39 Prevalensi balita status gizi buruk dan gizi kurang menurut Indeks Berat Badan, Umur Tahun 2005-2009 ..................................................
40
Gambar IV.1
Persentase cakupan pelayanan K1 & K4 ibu hamil tahun 2003-2009
42
Gambar IV.2
Persentase cakupan pelayanan K4 ibu hamil menurut Kabupaten/Kota tahun 2009……..………………………………………
43
Persentase cakupan persalinan dan melalui pendampingan tenaga kesehatan tahun 2005-2009 ………………...........................................
44
Persentase cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut Kabupaten/Kota Tahun 2009....................................................
44
Persentase ibu hamil risiko tinggi komplikasi yang dirujuk menurut kabupaten/kota Tahun 2009..................................................................
45
Gambar IV.6.
Persentase cakupan kunjungan neonatus tahun 2005-2009 …………..
46
Gambar IV.7.
Persentase cakupan kunjungan neonatus menurut kabupaten/kota 2009........................................................................................................
47
Persentase cakupan peserta KB Aktif Terhadap Pasangan Usia subur 2005-2009 .............................................................................................
48
Gambar III.3
Gambar IV.3
Gambar IV.4.
Gambar IV.5
Gambar IV.8.
Gambar IV.9.
Persentase Cakupan Imunisasi DPT-1 dan Campak Serta Angka Drop Out (DO) Tahun 2005 - 2009 .............................................................. 50
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
viii
Gambar IV.10
Presentase Kelompok Pra Usila dan Usila yang mendapat pelayanan Kesehatan Tahun 2005-2009 ………………………………....………...
Gambar IV. 11 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Pasien Rawat Inap di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tahun 2005 - 2009 …..................................... Gambar IV.12
Gambar IV.13
51
52
Pencapaian Indikator BOR, GDR, NDR, LOS dan TOI Rumah Sakit Tahun 2005 - 2009…………………………………………………………..
55
Persentase Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi di Rujuk dan Mendapat Penanganan Tahun 2005 - 2005………………………………
56
Gambar IV. 14 Jumlah Desa/Kelurahan Yang Terkena KLB dan Mendapat Penanganan < 24 jam Tahun 2005 - 2009………………………………
58
Gambar IV. 15 Persentase TB Paru Sembuh Tahun 2008 ………………………………
60
Gambar IV. 16 Persentase TB Paru Sembuh Tahun 2009 ………………………………
60
Gambar IV. 17 Persentase Penemuan dan Penanganan (Pengobatan) Kasus Pneumonia Pada Balita Tahun 2004 - 2009……………………………
62
Gambar IV. 18 Jumlah Kasus DBD ditemukan dan ditangani Tahun 2005 – 2009 …..
67
Gambar IV. 19 Peta Persentase Pesebaran Malaria Klinis Tahun 2009 ………………..
68
Gambar IV. 20 Prevalensi Schistosomiasis di Lindu Tahun 2003- 2009………………..
72
Gambar IV. 21 Prevalensi Schistosomiasis di Napu Tahun 2003- 2009………………..
72
Gambar IV. 22 Prevalensi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah Tahun 2005- 2009 …
73
Gambar IV. 23 Jumlah Institusi Terdaftar dan Dibina Kesehatan Lingkungannya Tahun 2005-2009…………………………………………….............
74
Gambar IV. 24 Jumlah Balita ditimbang, Berat Badan Naik, dan Balita BGM Tahun 2005 - 2009…………………………………………………………............. . Gambar IV. 25 Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin ”A” Dua Kali Tahun 2005 – 2009 …………………….……………………………….........................
77
Gambar IV. 26 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi Pada Ibu Hamil Tahun 2005 – 2009 ……………….………………………………………………
78
Gambar IV. 27 Persentase Pemberian Kapsul Beryodium Pada Wanita Usia Subur di Desa/Kelurahan Endemis Tahun 2005 - 2008…………………………..
79
Gambar V. 1
Jumlah Puskesmas dan Rasionya Terhadap 100.000 Penduduk Tahun 2005 – 2009...........................................…………………………..
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
ix
76
85
Gambar V. 2
Jumlah Puskesmas Pembantu dan Rasionya Terhadap 100.000 Penduduk Tahun 2005 – 2009...........................................……………..
86
Gambar V. 3
Jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan Tahun 2005 – 2009....
87
Gambar V. 4
Jumlah Puskesmas Keliling dan Rasionya Terhadap Puskesmas Tahun 2005 – 2009 ...........................................................……………..
87
Perkembangan Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit Tahun 2005– 2009.......................................................................................................
89
Jumlah Tempat Tidur Rumah Sakit dan Rasionya Terhadap 100.000 Penduduk Tahun 2005 – 2009...............................................................
90
Jumlah Sarana Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Tahun 2005- 2009………………………….........................................................
90
Gambar V. 8
Perkembangan Jumlah Posyandu Tahun 2005 - 2009……….…………
91
Gambar V. 9
Persentase Tenaga Kesehatan Yang Sudah Mengikuti Jenjang Pendidikan Tahun 2005 - 2009……………………………………………..
98
Gambar V. 5
Gambar V. 6
Gambar V. 7
Gambar V. 10 Jumlah Tenaga Kesehatan Yang Tersebar di 10 Kabupaten/Kota di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009………………………………….
99
Gambar V. 11 Persentase Tenaga Kesehatan Menurut Tujuh Kategori di Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009..........................………………………….. 100
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
x
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1
Luas Wilayah, Jumlah Desa/Kelurahan,Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga, Dan Kepadatan Penduduk Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009.
Tabel 2
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin, dan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009.
Tabel 3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok Umur Sulawesi Tengah Tahun 2009.
Tabel 4
Persentase Penduduk Laki-Laki Dan Perempuan Berusia 10 Tahun Keatas Dirinci Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang Ditamatkan dan Kabupaten/Kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009.
Tabel 5
Persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang melek huruf Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 6
Jumlah kelahiran dan kematian bayi dan balita Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 7
Jumlah kematian ibu maternal menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 8
Jumlah kejadian kecelakaan lalu lintas dan rasio korban luka dan meninggal terhadap jumlah penduduk dirinci menurut kabupaten/kota tahun 2009.
Tabel 9
AFP Rate, % TB Paru sembuh dan pneumonia balita ditangani Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 10
HIV/AIDS , Infeksi Menular Seksual, DBD dan Diare pada balita ditangani Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 11
Persentase penderita malaria diobati Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 12
Persentase penderita kusta selesai berobat Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 13
Kasus penyakit filariasis ditangani Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 14
Jumlah kasus dan angka kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (P3DI) Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
Provinsi
Provinsi
menurut kabupaten/kota
Provinsi
xi
Tabel 15
Cakupan kuinjungan neonatus bayi dan bayi BBLR yang ditangani Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 16
Status gizi balita dan jumlah kecamatan rawan gizi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 17
Cakupan kunjungan ibu hamil (K1,K4) dan persalinan ditolong tenaga kesehatan dan ibu nifas Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 18
Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita, pemeriksaan kesehatan siswa SD/SMP/SMU Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 19
Jumlah PUS, peserta KB, peserta KB baru, dan KB aktif menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 20
Jumlah peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 21
Pelayanan KB Baru menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 22
Persentase cakupan desa/kelurahan UCI menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 23
Persentase cakupan imunisasi bayi menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 24
Cakupan bayi, balita yang mendapat pelayanan kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 25
Jumlah ibu hamil yang mendapatkan tablet Fe1, Fe3 menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 26
Jumlah wanita usia subur dengan status imunisasi TT menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 27
Persentase akses ketersediaan darah untuk BUMIL dan neonatus yang dirujuk Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 28
Jumlah dan persentase ibu hamil dan neonatal risiko tinggi/komplikasi ditangani menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 29
Persentase sarana kesehatan dengan kemampuan pelayanan gawat darurat (gadar) Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 30
Jumlah dan persentase desa/kelurahan terkena KLB yang ditangani < 24 jam menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
kesehatan
Provinsi
menurut
xii
Tabel 31
Jumlah penderita dan kematian serta jumlah kabupaten/kota dan desa yang terserang KLB Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 32
Jumlah bayi yang diberi ASI eksklusif Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 33
Persentase desa/kelurahan dengan garam beryodium yang baik menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 34
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 35
Jumlah kegiatan penyuluhan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009
Tabel 36
Cakupan jaminan pemeliharaan kesehatan pra bayar Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 37
Cakupan pelayanan kesehatan masyarakat miskin provinsi sulawesi tengah tahun 2009.
Tabel 38
Persentase pelayanan kesehatan kerja pada pekerja formal Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 39
Cakupan pelayanan kesehatan pra usila dan usila Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009. Cakupan wanita usia subur mendapat kapsul yodium Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 40
Tabel 41
Persentase donor darah diskrining terhadap HIV/AIDS Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 42
Jumlah kunjungan rawat jalan, rawat inap, pelayanan gangguan jiwa di sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 43
Jumlah sarana pelayanan kesehatan menurut kemampuan Labkes dan memiliki 4 spesialis dasar Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 44
Ketersediaan obat sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan dasar Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 45
Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih sehat Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009. Jumlah dan persentase posyandu menurut strata dan kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009.
Tabel 46
Tabel 47
Persentase rumah sehat menurut kabupaten/kota Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
xiii
Tabel 48
Persentase keluarga memiliki akses air bersih Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 49
Keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 50
Persentase tempat umum dan pengelolaan makanan (TUPM) sehat menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 51
Persentase institusi dibina kesehatan lingjungannya Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 52
Persentase rumah/bangunan yang diperiksa dan bebas jentik nyamuk aedes menurut kabupaten/kota Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 53
Persebaran tenaga kesehatan menurut unit kerja Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 54
Jumlah tenaga kesehatan di sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 55
Jumlah tenaga medis di sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 56
Jumlah tenaga kefarmasian dan gizi di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 57
Jumlah tenaga keperawatan di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 58
Jumlah tenaga kesehatan masyarakat dan sanitasi di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 59
Jumlah tenaga teknisi medis di sarana kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 60
Anggaran kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 61
Jumlah sarana pelayanan kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009.
Tabel 62
Upaya kesehatan bersumberdaya Masyarakat (UKBM) Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009.
Tabel 63
Indikator Pelayanan Rumah Sakit Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
xiv
BAB I PENDAHULUAN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah adalah gambaran situasi kesehatan di Sulawesi Tengah yang diterbitkan secara berkala setiap tahun sekali sejak tahun 1990. Selanjutnya diikuti dengan penerbitan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota pada tahun 1996. Dalam setiap terbitan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah memuat data tentang kesehatan dan data pendukung lain yang berhubungan dengan kesehatan seperti data kependudukan dan keluarga berencana. Data dianalisis dengan analisis sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap penerbitan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah, selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan, baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan fisiknya, sesuai dengan petunjuk teknis dari Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. Sejak terbitan tahun 1990 sampai dengan terbitan tahun 2000, tahun profil dan isi data berbeda satu tahun. Yaitu misalnya, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2000 berisi data tahun 1999. Namun sejak terbitan data tahun 2001, dilakukan perubahan di mana tahun yang tercantum dalam judul Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tersebut disesuaikan dengan isi data dalam Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Contohnya, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2007 berisi data tahun 2007. Sistem Informasi Kesehatan tidak dapat berdiri sendiri tetapi merupakan bagian integrasi dari Sistem Kesehatan. Oleh karena itu, sejak terbitan tahun 2001, Profil Kesehatan diupayakan untuk lebih berkait dengan Sistem Kesehatan. Sebagaimana diketahui, sejak tahun 2001 Sistem Kesehatan diarahkan untuk mencapai Visi Indonesia Sehat 2010, dimana Profil Kesehatan bertemakan “Menuju Indonesia Sehat 2010”. Artinya Profil Kesehatan diformat agar dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan Kesehatan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
1
dalam rangka mencapai Visi Indonesia Sehat 2010. Dengan demikian jelas bahwa tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009 ini adalah dalam rangka menyediakan sarana untuk mengevaluasi pencapaian Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009 dengan mengacu kepada Visi Indonesia Sehat 2010. Didalam penyusunan narasi Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2008 ini, kami menyajikan berbagai informasi, terutama kejadian kejadian dan masalah kesehatan seperti terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB), Demam Berdarah Dengue (DBD) dan lain-lain. Didalam buku Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang ditetapkan berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
374/MENKES/SK/V/2009 disebutkan bahwa keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan, dukungan hukum kesehatan serta administrasi kesehatan. Lebih lanjut di dalam SKN disebutkan bahwa SKN terdiri dari enam subsistem, yakni (1) Subsistem Upaya Kesehatan, (2) Subsistem Pembiayaan Kesehatan, (3) Subsistem Sumber Daya Manusia Kersehatan, (4) Subsistem Sediaan Farmasi Alat Kesehatan dan Makanan, (5) Subsistem
Manajemen
dan
Informasi
Kesehatan,
dan
(6)
Subsistem
Pemberdayaan Masyarakat. Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009 ini berupaya untuk mengacu kepada SKN tersebut. Subsistem upaya kesehatan akan digambarkan tersendiri pada Bab IV, sedangkan subsistem pembiayaan kesehatan, sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat akan digambarkan pada Bab V dan subsistem manajemen kesehatan akan digambarkan pada Bab III, sehingga Profil Kersehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009 ini akan terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu :
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
2
Bab I - Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang maksud dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009 ini dan sistematika dari penyajiannya. Bab II - Gambaran Umum dan Lingkungan. Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Provinsi Sulawesi Tengah. Selain uraian tentang letak geografis, demografis, pendidikan, ekonomi,
dan informasi umum lainnya bab ini juga
mengulas faktor-faktor lingkungan dan prilaku. Bab III - Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2009 yang mencakup tentang angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan dan keadaan status gizi, yang akan disoroti adalah masalah status gizi dan balita dan ibu hamil. Bab IV - Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang upaya-upaya kesehatan yang telah dilaksanakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2009, untuk tercapainya dan berhasilnya program-program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang upaya kesehatan terebut meliputi persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan dasar, persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan, upaya-upaya yang dilakukan oleh masyarakat dengan Posyandu Purnama dan Mandiri, yang disebut dengan Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM), dan berbagai upaya lain yang berupa gambaran pelayanan program kesehatan lainnya. Bab V - Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2009 ini. Gambaran tentang keadaan sumber daya ini mencakup tentang keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada sampai tahun 2008. Pada Bab ini juga akan dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per Kabupaten / Kota, serta jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari rumah sakit dan puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan puskesmas keliling. Juga akan digambarkan tentang perkembangan penyediaan obat generik, juga tentang distributor obat yang terdiri dari Pedagang Besar Farmasi, Apotek dan Toko Obat. Bab VI - Penutup. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
3
BAB II GAMBARAN UMUM DAN LINGKUNGAN
Provinsi Sulawesi Tengah terdiri atas pulau-pulau dengan karakteristik budaya penduduk yang beragam dan adat istiadat yang berbeda, termasuk perilaku yang berkaitan dengan kesehatan. Sejak
dilaksanakannya
kebijakan
desentralisasi
yang
antara
lain
berimplikasi pada terus bertambahnya jumlah Kabupaten. Pada tahun 2009 secara administratif wilayah Sulawesi Tengah terbagi atas 10 Kabupaten dan 1 Kota. Wilayah tersebut meliputi 150 kecamatan, 1590 desa dan 143 kelurahan. Rincian pembagian wilayah administrasi pemerintahan per-Kabupaten/Kota tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 2.1 dan Gambar II.1 dibawah ini. TABEL 2.1 WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN PADA KABUPATEN/KOTA SE PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kabupaten/Kota
J U M L A H Kecamatan
Desa
Kelurahan
Jumlah Desa+Kelurahan
19 14 14 18 16 10 11 20 9 15 4 150
187 274 230 133 140 78 101 175 115 157 0 1.590
6 30 10 23 9 5 7 4 6 0 43 143
193 304 240 156 149 83 108 179 121 157 43 1.733
Banggai Kepulauan Banggai Morowali Poso Donggala Tolitoli Buol Parigi Moutong Tojo Unauna Sigi Palu Total
Sumber : BPS Prov. Sulawesi Tengah Tahun 2009 (April 2010)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
4
GAMBAR II.1 PETA WILAYAH ADMINISTRASI PEMERINTAHAN TAHUN 2009
Sumber : UPT SURDATIN Tahun 2009
Adapun gambaran umum Sulawesi Tengah dan perilaku penduduk pada tahun 2009 yang diuraikan meliputi : keadaan penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan, dan perilaku penduduk yang berkaitan dengan kesehatan.
A. KEADAAN PENDUDUK Masalah kependudukan di Sulawesi Tengah pada dasarnya meliputi dua hal pokok, yaitu komposisi penduduk yang kurang menguntungkan dimana proporsi penduduk berusia muda masih relatif tinggi, dan persebaran penduduk yang kurang merata. 1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Berdasarkan sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS, menunjukkan bahwa jumlah penduduk di Sulawesi Tengah akan terus bertambah dengan laju Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009 5
pertumbuhan yang cenderung menurun. Pada tahun 1980 jumlah penduduk 1.289.635 jiwa, pada tahun 1990 jumlah penduduk 1.711.327 jiwa, pada tahun 2000 jumlah penduduk 2.079.201 jiwa pada tahun 2005 menjadi 2.284.659 jiwa serta tahun 2007 naik menjadi 2.349.398 jiwa dan pada tahun 2008 menjadi 2.438.373 jiwa dan kemudian pada tahun 2009 naik menjadi 2.480.264 jiwa (Data April 2010). Berdasarkan sensus penduduk tersebut diatas diperoleh gambaran bahwa laju pertumbuhan penduduk selama periode 1980 – 1990 sebesar 2.87 % pertahun. Untuk periode 1990 – 2000 mengalami penurunan menjadi 1.97%. Tahun 2008 turun menjadi 1.76%,sedangkan untuk tahun 2009 laju pertumbuhan penduduknya 1,72%. 2. Komposisi Penduduk a) Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur. Komposisi
penduduk
pada
tahun
2009
menurut
kelompok
umur
menunjukkan bahwa 29,43 % penduduk Sulawesi Tengah berusia muda (umur 0 14 tahun), 67,08 % berusia produktif (umur 15 – 64 tahun) dan hanya 3,50 % yang berusia 65 tahun keatas. TABEL 2.2 JUMLAH PERSENTASE PENDUDUK SULAWESI TENGAH MENURUT GOLONGAN UMUR DAN JENIS KELAMIN TAHUN 2009 No.
Golongan Umur(Thn)
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah (L+P)
%
1
0 -4
127.678
10,11
123.118
10,11
250.796
10,11
2 3 4
5 – 14 15 – 44 45 – 64
243.902 651.221 195.743
19,32 51,57 15,50
235.191 627.961 188.751
19,31 51,57 15,50
479.093 1.279.182 384.494
19,32 51,57 15,50
5
>65
44.138
3,50
42.561
3,51
86.699
3,50
1.262.682
100
1.217.582
100
2.480.264
100
Jumlah
Sumber : BPS Prov.Sulteng (Data April 2010)
Berdasarkan komposisi penduduk diatas, menunjukkan bahwa komposisi penduduk di Sulawesi Tengah didominasi oleh penduduk produktif sebanyak 1.663.676 Jiwa (67,08 % ) yaitu dari kelompok umur 15 – 64 tahun dan diikuti Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
6
jumlah penduduk muda, yakni kelompok umur dibawah 15 Tahun sebanyak 729.889 (29,43 %) dan diikuti oleh penduduk yang berusia tua, dari kelompok umur 65 Tahun keatas ( 3,50 % ). Adapun gambaran komposisi penduduk Sulawesi Tengah dapat dilihat pada grafik penduduk dibawah ini : GAMBAR II.2 KOMPOSISI PENDUDUK SULAWESI TENGAH MENURUT GOLONGAN UMUR TAHUN 2009
Sumber Data : BPS (Sulawesi Tengah Dalam Angka 2009)
b) Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Sesuai dengan data dari BPS (Sulawesi Tengah dalam Angka Tahun 2009) jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2009 adalah sebanyak 2.480.264 jiwa, 50,90% atau 1.262.682 jiwa laki-laki dan 49,10% atau 1.217.582 jiwa perempuan. Berarti rasio jenis kelamin penduduk Sulawesi Tengah adalah sebesar 103,70 (sedikit diatas angka 100). Hal ini menggambarkan bahwa jumlah penduduk laki-laki dan perempuan relatif sama (seimbang). Kabupaten dengan sex ratio tertinggi (penduduk laki-laki lebih besar dari perempuan) adalah Kabupaten Morowali 108,3%, sedangkan yang terendah Bangkep 100,2%.(Tabel 2 Pada Lampiran).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
7
3. Persebaran Penduduk Luas wilayah Provinsi Sulawesi Tengah adalah 68.033, Km² dengan jumlah penduduk pada tahun 2009 sebanyak 2.480.264 jiwa, ini berarti kepadatan ratarata penduduk di Sulawesi Tengah pada tahun 2009 adalah 36,46/Km² yang berarti mengalami kenaikan 0,62 Km² dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu 35,84 pada tahun 2008. Persentase luas wilayah dan kepadatan penduduk dapat digambarkan pada tabel di bawah ini : TABEL 2.3 PERSENTASE LUAS WILAYAH DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2007-2009 Kabupaten/Kota
Luas (Km2)
Persentase
Kepadatan Penduduk per Km2 2007
2008
2009
1. Banggai Kepulauan
3.214,46
4,72
48.05
48,45
48,81
2. Banggai
9.672,70
14,22
30,40
30,56
30,69
3. Morowali
15.490,12
22.77
11.34
11,47
11,60
4. Poso
8.712,25
12,81
17,45
18,46
19,51
5. Donggala
5.275,69
7,75
44,49
45,03
51,63
6. Tolitoli
4.079,77
6,00
48,10
48,64
49,16
7. Buol
4.043,57
5,94
28,47
28,94
29,40
6. Parigi Moutong
6.231,85
9,16
58,89
59,74
60,56
9. Tojo Unauna
5.721,51
8,41
29,89
31,55
33,19
395,06
0,58
771.39
782,24
792,74
5.196,02
7,64
-
-
39,35
68.033,00
100,00
34,53
35,84
36,46
10. Kota Palu 11. Sigi
Provinsi
Sumber : BPS (Angka Proyeksi penduduk Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009)
Kepadatan penduduk tertinggi adalah di Kota Palu sebesar 792,74 Km² sedangkan yang terendah Kabupaten Morowali yaitu 11,60 Km².
B. KEADAAN SOSIAL EKONOMI Masalah ekonomi dapat diketahui dari berbagai indikator antara lain produk domestik regional bruto, angka beban ketergantungan dan tingkat pendidikan penduduk.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
8
1. Produk Domestik Regional Bruto Kemampuan perekonomian Sulawesi Tengah yang diukur dengan Angka Produk Domestik Bruto (PDRB) atas dasar harga yang berlaku dan harga konstan. PDRB berdasarkan harga yang berlaku cenderung meningkat pada tahun 2009 menjadi 32.057198. Dengan laju pertumbuhan ekonomi 7,66. Angka ini lebih rendah jika dibandingkan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 sebesar 7,76 hal tersebut di sebabkan oleh turunnya PDRB berdasarkan harga konstan dibeberapa sektor seperti sektor pertanian, Pertambangan, Industri pengolahan, Bangunan dan sektor Perdagangan hotel restoran. TABEL 2.4 PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SULAWESI TENGAH TAHUN 2005 – 2009
Uraian - PDRB atas dasar harga yg berlaku (juta rupiah) - PDRB atas dasar harga konstan 2000 - Pertumbuhan ekonomi (%)
2005
2006
2007
2008
2009
17.116.581
19.310.255
22.757.593
28.151.502
32.057.198
11.752.236
12.671.549
14.746.022
15.874.687
7,57
7,82
7.76
7.66
13.683.882 7.99
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tengah
2. Beban Tanggungan Ratio Beban tanggungan digunakan untuk mengetahui beban tanggungan ekonomi suatu negara. Tingginya ratio beban tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan ekonomi suatu negara karena sebagian besar pendapatan yang diperoleh oleh golongan yang produktif harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan golongan yang tidak produktif. Di Provinsi Sulawesi Tengah angka beban tanggungan pada tahun 2009 mencapai 49,1 artinya bahwa sebanyak ± 50 penduduk usia non produktif ditanggung oleh 100 penduduk usia produktif dengan rasio jenis kelamin sebesar 103,7 (sebanyak 104 penduduk lakilaki terhadap 100 penduduk perempuan).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
9
C. KEADAAN PENDIDIKAN 1. Kemampuan Baca Tulis
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase penduduk usia 10 tahun keatas yang pernah sekolah, dapat membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. di Provinsi Sulawesi Tengah penduduk yang melek huruf tahun 2009 sebesar 96,25 % dan persentase penduduk yang buta huruf (belum pernah sekolah) sebesar 3,75 %. Persentase penduduk berumur 10 tahun ke atas yang melek huruf dan buta huruf tahun 2008-2009 dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 2.5 PERSENTASE PENDUDUK 10 TAHUN KEATAS JENIS KELAMIN, MELEK HURUF DAN BUTA HURUF DI SULAWESI TENGAH TAHUN 2008 - 2009
Uraian
2008
2009
Melek Huruf
95,35
96,25
Buta Huruf
4,37
3,75
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2009
Persentase tertinggi yang buta huruf terdapat di Kabupaten Parigi Moutong sebesar 6,26 persen. Hal ini disebabkan karena masih tingginya persentase penduduk berumur 10 tahun keatas yang tidak/belum pernah sekolah di Kabupaten tersebut, dan terendah adalah Kota Palu sebesar 1,25 persen. Gambaran angka buta huruf dan melek huruf menurut Kabupaten/Kota tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
10
GAMBAR II.3 PERSENTASE PENDUDUK YANG MELEK HURUF DAN BUTA HURUF MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
Sumber : BPS (Sulawesi Tengah dalam angka 2009)
2. Pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Pendidikan yang ditamatkan merupakan indikator pokok kualitas pendidikan formal menurut data BPS (Belum termasuk Kabupaten Sigi) persentase penduduk berusia 10 tahun ke atas yang tidak/belum tamat SD pada tahun 2009 sebesar 43,61%, yang tamat SD sebesar 66,12%, yang tamat SLTP 36,41%, yang tamat SLTA 36,19%, yang tamat diploma 4,11% dan yang tamat Universitas sebesar 6,53%. Sementara yang tidak/belum pernah bersekolah sebesar 7,02%. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 4 di lampiran.
D. KEADAAN LINGKUNGAN Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan indikator-indikator Persentase Rumah Sehat dan Persentase Tempat Tempat Umum Sehat. Selain itu disajikan pula indikator tambahan yang dianggap masih relevan, yaitu persentase rumah tangga (keluarga) menurut Sarana Tempat Pembuangan Air Besar. 1. Rumah Sehat. Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu rumah yang memiliki jamban yang sehat, sarana air bersih, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
11
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Menurut laporan dari 11 Kabupaten/Kota bahwa pengawasan perumahan dilakukan melalui kegiatan inspeksi kesehatan perumahan dimana pada tahun 2009 dari 337,577 rumah yang diperiksa didapatkan data bahwa persentase rumah yang memenuhi syarat kesehatan yaitu 208,185 atau sekitar 61,67%. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka persentase pada tahun 2008 (59,93 %), hal ini disebabkan karena adanya perbedaan pada jumlah rumah tangga yang diperiksa. Dimana pada tahun 2008 jumlah rumah tangga sehat mencapai 206,740 lebih banyak dari jumlah rumah tangga sehat pada tahun 2009. Sehingga perlu upaya program terkait untuk meningkatkan cakupan rumah yang diperiksa di Kabupaten/Kota.
Angka tersebut juga masih dibawah target
Indonesia sehat 2010 yaitu sebesar 80%. Data persentase rumah sehat menurut Kabupaten disajikan pada lampiran tabel 47. Rendahnya persentase rumah sehat di Sulawesi Tengah dapat disebabkan antara lain, karena kurangnya pemahaman sektor-sektor terkait terhadap konsep pembangunan berwawasan kesehatan serta rendahnya pembiayaan untuk upaya tersebut. 2. Tempat-tempat Umum Sehat Tempat-tempat umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang, dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, restoran, bioskop, pasar, terminal dan lain-lain. Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan yaitu yang memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah, ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang sesuai. Data yang diolah dari laporan Kabupaten/Kota tahun 2009, memperlihatkan bahwa persentase TTU sehat mencapai 69,49 %, dari angka tersebut masih terdapat 2 Kabupaten (Banggai Kepulauan dan Parigi Moutong) yang datanya tidak lengkap. Angka tersebut lebih rendah jika dibandingkan persentase cakupan pada tahun 2008 (71,72 %) namun angka tersebut juga tidak mewakili data seluruh Kabupaten/Kota yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah karena terdapat 4 Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009 12
Kabupaten/Kota yang datanya tidak lengkap. Sehingga diperlukan berbagai upaya peningkatan pemeriksaan TTU sehingga data yang ada lebih lengkap dan dapat dijadikan sebagai acuan dalam pelaksanaan pencapaian target indonesia sehat tahun 2010. Rendahnya
persentase
TTU
sehat
dibeberapa
Kabupaten
dapat
disebabkan berbagai faktor antara lain, kurangnya pemahaman pemilik/pengelola terhadap aspek kesehatan dalam pengelolaan TTU, mudahnya memperoleh perizinan pendirian TTU meskipun belum memenuhi persyaratan kesehatan, dan kurangnya pemeriksaan dan lemahnya pengawasan TTU oleh instansi terkait serta rendahnya porsi anggaran untuk kegiatan tersebut.
3. Akses Terhadap Air Bersih Sumber air bersih yang digunakan rumah tangga dibedakan menurut air ledeng, sumur pompa tangan, sumur gali, penampungan air hujan, air kemasan, dan lainnya. Hasil pemutahiran data tahun 2009 menunjukkan bahwa rumah tangga di Sulawesi Tengah berjumlah 614.527. Dari jumlah tersebut yang diperiksa sejumlah 249.539 rumah tangga (41%). Dari rumah tangga yang diperiksa tersebut pengguna air bersih dari ledeng (26,12%), sumur gali (41,68%), sumur pompa tangan (24,55%), penampungan air hujan (0,32%), air kemasan (0,43%) dan lainnya (6,88%).
Data tersebut di atas hanya berasal dari 10 Kabupaten/Kota (1 Kabupaten yang tidak melaporkan datanya). Gambaran persentase rumah
tangga
menurut
sumber air bersih yang digunakan dapat dilihat pada gambar II.4 berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
13
GAMBAR II.4 PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR BERSIH TAHUN 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Lingkungan Tahun 2009
4. Rumah Tangga Menurut Sarana Sanitasi Dasar. Sistem pembuangan rumah tangga (Sampah,Tinja dan Air Limbah Rumah Tangga) sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan risiko penularan penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan. Klasifikasi sarana pembuangan rumah tangga dilakukan berdasarkan atas tingkat risiko pencemaran yang ditimbulkan. Dalam hal ini sistem pembuangan rumah tangga dibedakan dalam 3 (tiga) jenis sarana yaitu jamban, tempat sampah dan pengelolaan air limbah. Persentase rumah tangga menurut sarana sanitasi dasar rumah tangga tahun 2009 dapat dilihat pada gambar berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
14
GAMBAR II.5 PERSENTASE KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR TAHUN 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Lingkungan Tahun 2009
Data tersebut menggambarkan rendahnya kepemilikan rumah tangga akan sarana jamban yaitu hanya 205,791 dari 278,913 atau hanya sekitar 73,78%. Jamban merupakan tempat pembuangan kotoran manusia yang jika tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan penyakit. Data tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat 73,78% rumah tangga yang diperiksa jambannya dan hanya 64,14% jamban sehat. Dengan demikian masih ada 35,86% rumah tangga yang memiliki jamban tidak sehat. Sarana yang kedua yaitu tempat sampah, jumlah rumah tangga yang diperiksa sebanyak 206.130. Dari jumlah tersebut yang memiliki tempat sampah sebanyak 126.488 (61,36%). Dari data tersebut hanya 63,49%
yang memiliki
tempat sampah sehat. Dengan demikian masih ada 36,51% rumah tangga yang memiliki tempat sampah tidak sehat. Sarana yang ketiga yaitu pengelolaan air limbah, jumlah rumah tangga yang diperiksa sebanyak 262.738. Dari jumlah tersebut yang memiliki sarana pengelolaan air limbah sebanyak 156.527 (59,57%). Dari data tersebut hanya 59,21% yang memiliki sarana pengelolaan air limbah sehat. Dengan demikian masih ada 40,79% rumah tangga yang memiliki sarana pengeloaan air limbah tidak sehat. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
15
Rendahnya kepemilikan sarana sanitasi dasar dipengaruhi oleh faktor ekonomi, kebiasaan, pendidikan serta ketersediaan sarana. Oleh karena itu diperlukan berbagai upaya, diantaranya promosi kesehatan, kemitraan dari sektor lain yang terkait sehingga terjadi peningkatan cakupan kepemilikan sarana sanitasi dasar pada rumah tangga di Kabupaten/Kota. Persentase keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi dasar di Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel 49.
E. PERILAKU MASYARAKAT Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator yaitu Persentase Rumah Tangga ber Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Persentase Posyandu serta Poskesdes. 1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku. Dengan melaksanakan PHBS masyarakat dapat mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan rumah tangga, dan lingkungannya. PHBS pada tatanan Rumah Tangga dinilai berdasarkan indikator yang meliputi 9 indikator perilaku dan 3 indikator gaya hidup. TABEL 2.6 INDIKATOR PERILAKU DAN INDIKATOR GAYA HIDUP PADA PHBS Indikator Perilaku
Indikator Gaya Hidup Pada PHBS
1.
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan.
1.
Makan buah dan sayur setiap hari.
2.
Memberi ASI Ekslusif.
2.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
3.
Menimbang balita setiap bulan.
3.
Tidak merokok di dalam rumah.
4.
Menggunakan air bersih.
5.
Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
6.
Menggunakan jamban sehat.
7.
Memberantas jentik dd rumah sekali seminggu.
8.
Makan buah dan sayur setiap hari.
9.
Melakukan aktivitas fisik setiap hari.
Sumber : BPS (Sulawesi Tengah dalam angka 2009)
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
16
Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut : (1) Sehat 1 yaitu bila keluarga berperilaku positif kurang dari 25% dari jumlah seluruh indikator PHBS, (2) Sehat 2 yaitu bila keluarga berperilaku positif 25% - 49% dari jumlah seluruh indikator PHBS, (3) Sehat 3 yaitu bila keluarga berperilaku positif 50% - 74% dari jumlah seluruh indikator PHBS, dan (4) Sehat 4 yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari 75% dari jumlah seluruh indikator PHBS. 2. Posyandu Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa ini. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas, yaitu kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk Meningkatkan kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokan Posyandu ke dalam 4 tingkat perkembangan, yaitu : 1) Posyandu Pratama, 2) Posyandu Madya, 3) Posyandu Purnama dan 4) Posyandu Mandiri. Berdasarkan Profil UKBM Provinsi Sulawesi Tengah, pada tahun 2008 jumlah Posyandu di Sulawesi Tengah adalah sebanyak 2.863 unit. Tingkat perkembangan Posyandu dalam 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut. TABEL 2.7 JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA TAHUN 2006 - 2009 No. 1. 2. 3. 4.
Strata Posyandu Pratama Posyandu Madya Posyandu Purnama Posyandu Mandiri Jumlah
2006
2007
2009
2008 Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
Jumlah
%
1.139 1.070 580 52
40,09 37,66 20,42 1,83
1.149 1.087 550 77
40,13 37,97 19,21 2,69
1.268 1.076 553 54
42,97 36,46 18,74 1,83
1.144 978 458 43
43,61 37,29 17,46 1.64
2.841
100
2.863
100
2.863
100
2.623
100
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Dinkes Prop.Sulteng Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
17
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa Posyandu yang terbanyak sampai tahun 2009 adalah Posyandu Pratama, yaitu sebesar 43,61%, Posyandu Madya sebesar 37,29%. Sedangkan Posyandu Purnama sebesar 17,46% dan Mandiri baru mencapai 1.64%. Bila dilihat perkembangan Posyandu menurut strata selama tiga tahun terakhir, maka dapat dikatakan bahwa kualitas Posyandu cenderung tidak mengalami perkembangan. Hal ini diperkirakan antara lain karena pemberlakuan otonomi daerah yang dimulai
tahun
2001,
telah
mengakibatkan
perubahan
struktur
organisasi
pemerintahan di daerah, yang berdampak antara lain pada berkurangnya pembinaan peran serta masyarakat, termasuk Posyandu. Untuk itu sangat dibutuhkan peran aktif dari Kabupaten/Kota untuk tetap meningkatkan Programprogram kesehatan dasar. (Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 46). 3. Pos Kesehatan Desa Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah upaya kesehatan bersumber masyarakat bersumberdaya masyarakat (UKBM) yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan/menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan kegiatan-kegiatan terutama (1) pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit, terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, dan faktor-faktor risikonya (termasuk status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko. (2) Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya (termasuk kurang gizi), (3) Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan kesehatan, dan (4) Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya. Poskesdes adalah salah satu bentuk UKM yang dimiliki oleh Desa Siaga yaitu Desa yang penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan, bencana dan kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. dilaporkan bahwa tahun 2009 diperoleh data jumlah desa siaga
Dari program di Sulawesi
Tengah adalah sebanyak 1.487 buah, meningkat sebanyak 252 buah dari tahun 2008. (Selengkapnya dapat dilihat pada lampiran tabel 62) Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
18
BAB III SITUASI DERAJAT KESEHATAN
Gambaran
tentang
derajat
kesehatan
meliputi
indikator
mortalitas,
morbiditas, dan status gizi. Mortalitas dilihat dari indikator Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Balita (AKABA) per 1.000 Kelahiran Hidup, Angka Kematian Ibu (AKI) per 100.000 Kelahiran Hidup. Morbiditas dilihat dari indikator-indikator Angka Kesakitan Malaria per 1.000 Penduduk, Angka Kesembuhan TB Paru BTA+, Prevalensi HIV (Persentase Kasus Terhadap Penduduk Berisiko), Angka Acute Flacid Paralysis (AFP) pada anak usia < 15 Tahun per 100.000 anak, dan Angka Kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) per 100.000 Penduduk. Sedangkan status gizi dilihat dari indikator Persentase Balita dengan Status Gizi di Bawah Garis Merah pada KMS dan Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi. Selain indikator tersebut diatas, disajikan pula beberapa indikator tambahan yang dianggap masih relevan yaitu Angka Harapan Hidup (Eo), dan Angka Kesakitan beberapa penyakit tertentu lainnya.
A. MORTALITAS (ANGKA KEMATIAN). Kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu dapat memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat atau dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya. Tingkat kematian secara umum berhubungan erat dengan tingkat kesakitan, karena biasanya merupakan akumulasi akhir dari berbagai penyebab terjadinya kematian baik langsung maupun tidak langsung. Salah satu alat untuk menilai keberhasilan program pembangunan kesehatan yang telah dilaksanakan selama ini adalah dengan melihat perkembangan angka Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
19
kematian dari tahun ke tahun. Besarnya tingkat kematian dan penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir dapat dilihat dari berbagai uraian berikut ini. a. Angka Kematian Bayi Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan indikator yang sangat penting untuk mengetahui gambaran tingkat permasalahan kesehatan masyarakat. Karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat tinggal orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial ekonomi orang tua si bayi. Faktor-faktor yang berkaitan dengan penyebab kematian bayi antara lain adalah infeksi dan berat bayi lahir rendah. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan kondisi kehamilan, pertolongan persalinan yang aman, dan perawatan bayi baru lahir. Angka Kematian Bayi (AKB) di Sulawesi Tengah telah menurun secara bermakna dari 150 per-1000 kelahiran hidup di tahun 1971 menjadi 60 per-1000 kelahiran hidup pada tahun 2007 (menurut SDKI tahun 2007). Dan diperkirakan bahwa tahun 2010 AKB di Sulawesi Tengah akan turun menjadi 41 per 1000 kelahiran hidup. Menurut data dari Program KIA (Bidang Pelayanan Kesehatan) di laporkan bahwa pada tahun 2009 terjadi penurunan Angka Kematian Bayi jika dibandingkan data tahun 2008 yaitu sebesar 11,5 per-1000 KH (Facility Based) menjadi 10,4 per 1000 KH. Sedangkan angka kematian bayi pada tahun 2007 yaitu sebesar 12,4 per-1000 KH. Angka-angka Facility Based ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan angka Community Based, sebagai contoh facility based pada tahun 2007 AKB sebesar 12,4 per-1000 KH sedangkan pada tahun yang sama community based diperoleh 60 per-1000 KH. Jadi kalau pada tahun 2007 itu AKB di facility based 12,4 per-1000 setara dengan 60 per-1000 KH, maka pada tahun 2009 diperkirakan AKB di community based 50,32 per-1000 KH.
Melihat data tersebut, maka AKB yang diperkirakan
menjadi 41 per-1000 KH di tahun 2010 masih sulit dicapai. Untuk itu diperlukan upaya percepatan penurunan AKB melalui peningkatan cakupan imunisasi bayi, Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009 20
peningkatan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan dan penempatan bidan di desa. Selain daripada itu perbaikan metode pencatatan dan pelaporan yang selama ini masih memakai data agregat menuju pemakaian data individual dalam analisis terhadap penyebab kematian bayi. Kematian bayi menurut kabupaten dapat dilihat lebih rinci pada lampiran Tabel 6.
b. Angka Kematian Neonatal (AKN) dan Angka Kematian Perinatal (AKP) AKB dapat dirinci menurut
kelompok umur yaitu kematian Neonatal
(Kematian bayi umur < 1 bulan) dan kematian Post-Neonatal (Kematian Bayi umur 1-11 bulan). AKN di Sulawesi Tengah menurun dari 43,7 per 1000 KH pada tahun 1997 menjadi 24 per 1000 Kh pada tahun 2002, namun masih diatas Angka Nasional (20). Rata-rata penurunan AKN selama tahun 1997 – 2002 adalah 12,0%. Secara nasional rasio kematian AKP terhadap AKN adalah 0,75% (1994). Hal ini menunjukkan bahwa kontribusi kematian Neonatal terhadap AKB lebih besar dari kontribusi kematian Post-Neonatal. Menurut SKRT tahun 2001 diantara kematian bayi yang tertinggi adalah gangguan
Perinatal (34%) dan sebab
kematian Neonatal tertinggi adalah Premature, BBLR dan Asfiksia (27%). Di Sulawesi Tengah kematian Neonatal memberi kontribusi terbesar pada kasus kematian bayi yaitu sekitar 80%. Dari data yang ada menunjukkan bahwa jumlah kematian Neonatal terbanyak pada umur 0-7 hari sebesar 344 kasus dari 488 atau sebesar (71%) dari kasus kematian yang ada. Penyebab kematian neonatal pada tahun 2009 adalah BBLR, Asfiksia dan lain-lain.
BBLR salah
satunya disebabkan oleh ibu yang anemia, menurut data program bahwa cakupan TT1 dan TT3 untuk ibu hamil masing-masing 82,22 persen dan 71,69 persen. Rendahnya cakupan tersebut kemungkinan menyebabkan tinggi angka kematian bayi yang disebabkan oleh BBLR. Data lainnya juga menunjukkan bahwa cakupan K1 dan K4 cenderung turun.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
21
c. Angka Kematian Balita Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian anak umur 0-4 tahun per 1000 KH. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap kesehatan anak balita seperti gizi, sanitasi, dan penyakit infeksi. Angka Kematian Balita (AKABA) menurut Sensus Penduduk (SP) di Sulawesi Tengah pada tahun 1980 sebesar 193 per-1000 KH turun menjadi 132 per-1000 KH pada tahun 1990 dan 83 per-1000 KH pada tahun 2000 dan menjadi 71 per-1000 KH (SDKI 2002-2003). Menurut data program KIA bahwa angka kematian Balita turun dari tahun 2008 sebesar 2,7 per 1000 KH menjadi 1,7 per1000 KH. Adapun penyebab kematian terbanyak adalah Pneumoni dan Diare. Menurut
Laporan
terbaru
Organisasi
Kesehatan
Dunia
(World
Health
Organization/WHO) yang berjudul "Diarrhoea: why children are still dying and what can be done" menyebutkan, setiap tahun 1,5 juta anak balita meninggal dunia akibat diare. d. Angka Kematian Ibu Maternal Angka Kematian Ibu Maternal (AKI) berguna untuk menggambarkan tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu melahirkan dan masa nifas. Angka kematian ibu maternal adalah jumlah kematian hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas per 100.000 kelahiran hidup. Menurut sensus penduduk (SP) tahun 2000 AKI di Sulawesi Tengah sebesar 517 per 100.000 kelahiran hidup dan menempati urutan tertinggi ke 7 di Indonesia. AKI Nasional adalah 347 per 100.000 kelahiran hidup dan merupakan angka tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Pada tahun 2007 AKI secara nasional menurun menjadi 228 per 100.000 KH. Menurut laporan program KIA tahun 2009 jumlah kematian Ibu Maternal di Sulawesi Tengah adalah 229 per 100.000 KH lebih rendah jika dibandingkan data Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
22
tahun 2008 sebesar 241 per 100.000 KH. Penyebab utama kematian ibu di Indonesia adalah pendarahan, anemia, dan infeksi. Oleh karena itu perlu dilakukan langkah-langkah kongkrit guna melakukan upaya tindak lanjut dengan berbagai cara diantaranya dengan meningkatkan pelayanan antenatal care, pertolongan persalinan, perawatan nifas. e. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Meningkatnya umur harapan hidup (Eo) waktu lahir, sekaligus memberikan gambaran
kepada
kita
bahwa
salah
satu
penyebabnya
adalah
karena
meningkatnya kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. Angka harapan hidup waktu lahir di Sulawesi Tengah cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan adanya asumsi kecenderungan angka kematian bayi yang menurun serta perubahan komposisi penduduk (penurunan kelompok umur usia muda dan peningkatan kelompok umur usia tua) pada tahun 1990 umur harapan hidup rata-rata 57,47 dan meningkat pada tahun 2000 menjadi 61,0 dan meningkat menjadi 63,3 pada tahun 2003 dan pada tahun 2004 menjadi 64,6 dan 65,4 pada tahun 2005 dan meningkat lagi menjadi 66,3 pada tahun 2007 dan untuk tahun 2008 menjadi 66,10. Meningkatnya umur harapan hidup ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian. TABEL 3.1 PRAKIRAAN UMUR HARAPAN HIDUP SULAWESI TENGAH TAHUN 1980-2007 SDKI
PENDUDUK
SP 1980
SP 1990
SP 2000
2003
2004
2006
1.
Laki-laki
46,85
53,9
59,10
-
-
-
-
2.
Perempuan
49,74
57,01
62,78
-
-
-
-
3.
Rata-Rata
48,34
57,47
61,0
63,3
64,6
-
66,3
2007
Sumber : BPS Sulawesi Tengah Tahun 2008
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
23
B. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN) Angka kesakitan penduduk Sulawesi Tengah di dapat dari data yang berasal dari sarana pelayanan kesehatan (facility based data) yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan pelaporan. Gambaran 10 besar penyakit pada pasien rawat jalan di Rumah Sakit tahun 2009 menunjukkan bahwa penyakit Infeksi Saluran Napas Bagian Atas akut lainnya menempati ranking teratas (terbanyak) kemudian Dispepsia dan penyakit Pulpa dan periapikal. Sedangkan yang terendah adalah penyakit konjungtivitis dan gangguan refraksi. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2 berikut. TABEL 3.2 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK RAWAT JALAN DI RSU PEMERINTAH TAHUN 2009 NO.
GOLONGAN SEBAB SAKIT
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Infeksi Saluran Pernafasan Bagian Atas Akut lainnya Dispepsia Penyakit Pulpa dan Periapikal Penyakit kulit dan jaringan subkutan lainnya Hipertensi Esensial (Primer) Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi tertentu Bronchitis,emfisema dan penyakit paru obstruksi kronik lainnya tertentu. Penyakit telinga dan proseus mastoid Konjungtivitas dan gangguan lian konjungtiva Gangguan refraksi dan akomodasi
8. 9. 10.
JUMLAH
JUMLAH KASUS
PERSENTASE
4.185 2.275 1.964 1.866 1.629 1.424
23,50 12,77 11,03 10,48 9,15 8,00
1.391
7,81
1.247 925 903
7,00 5,19 5,07
17.809
100
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
10 besar penyakit pada pasien rawat inap tahun 2009 teratas (terbanyak) adalah penyakit Diare dan Gastroentritis oleh penyebab infeksi tertentu kemudian Dispepsia, sedangkan yang terendah adalah TB Paru lainnya. Untuk jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.3 diatas.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
24
TABEL 3.3 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK RAWAT INAP DI RSU PEMERINTAH TAHUN 2009 NO.
GOLONGAN SEBAB SAKIT
1.
Diare dan Gastroenteritis oleh penyebab infeksi Tertentu (kolitis infeksi) Dispepsia Malaria (Included all malaria) Gastritis dan duodinitas Demam Tipoid dan Paratipoid Hipertensi Esensial (Primer) Deman Berdarah Dengue Infeksi Saluran Napas Bagian Atas Akut lainnya Bronkhitis,emfisema, dan penyakit paru obstruktif kronik lainnya TB Paru lainnya
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
JUMLAH
JUMLAH KASUS
PERSENTASE
3.414
25,90
1.782 1.653 1.171 1.036 1.009 943 762 707
13,52 12,54 8,88 7,86 7,66 7,15 5,78 5,36
703
5,33
13.180
100
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Selain dari data sepuluh besar penyakit rawat jalan dan rawat inap di RSU juga juga diperoleh data sepuluh penyakit terbanyak di Puskesmas selama tahun 2009 seperti tabel 3.4 berikut ini. TABEL 3.4 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK DI PUSKESMAS TAHUN 2009 NO. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
GOLONGAN SEBAB SAKIT Infeksi Akut lain pada saluran pernafasan bagian atas Gastritis Penyakit Tekanan DarahTinggi Penyakit pada system otot dan jaringan penyekat Diare Malaria tanpa pemeriksaan laboratorium Penyakit kulit alergi Kecelakaan dan ruda paksa Penyakit lain pada saluran pernapasan bagian atas Penyakit kulit`infeksi JUMLAH
JUMLAH KASUS
PERSENTASE
309.299 118.069 80.426 77.938 62.142 59.376 55.564 30.595 24.732 14.866
37,13 14,17 9,65 9,36 7,46 7,13 6,67 3,67 2,97 1,79
833.007
100
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
25
Dari laporan sepuluh besar penyakit terbanyak tersebut diatas menunjukkan bahwa penyakit ISPA menempati urutan teratas (kasus terbanyak) pada rawat jalan di RS dan di Puskesmas dan penyakit Diare menempati urutan teratas pada rawat inap di Rumah Sakit. TABEL 3.5 POLA 10 PENYAKIT TERBANYAK PENYEBAB KEMATIAN PENDERITA RAWAT INAP DI RSU PEMERINTAH TAHUN 2009
NO.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10
GOLONGAN SEBAB SAKIT
JUMLAH KASUS
PERSENTASE
41 33 33 31 27 27 26 22 19 17
14,86 11,96 11,96 11,23 9,78 9,78 9,42 7,97 6,88 6,16
241
100
Stroke tak menyebut perdarahan atau infark TB Paru lainnya Cedera intrakranial Pneumoni Diare dan Gastroentritis oleh penyebab infeksi Penyakit jantung lainnya Gagal ginjal lainnya Malaria (Include All Malaria) Gagal jantung Penyakit system kemih JUMLAH
Sumber : Bidang peningkatan pelayanan Dasar Tahun 2009
Bila melihat data-data kesakitan yang ada pada sepulu penyakit terbesar di Rumah Sakit dan Puskesmas, angka kesakitan di Sulawesi Tengah tahun 2009 sebesar 34,83 %. Artinya setiap 100 penduduk di Sulawesi Tengah terdapat 35 orang yang dirawat. Angka ini dipengaruhi oleh ketersediaan sarana, kemampuan dan kesadaran masyarakat. Untuk melengkapi gambaran pola penyakit di Sulawesi Tengah, berikut ini disajikan gambaran Morbiditas yang didasarkan data dari kabupaten/kota dan dari masing-masing program di Provinsi. Untuk menggambarkan angka kesakitan, disajikan angka prevalensi penyakit Malaria, TB Paru, HIV/AIDS, Acute Flaccid Paralysis, Demam Berdarah Dengue, Pneumonia, Diare, Campak, penyakit Zoonotik.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
26
a. Penyakit Malaria Jumlah Kasus Malaria pada tahun 2009 meningkat dibandingkan tahun 2008 yaitu sebanyak 12.507 dari 10.926 kasus (2008) dengan angka kesakitan 5,04 kasus per 1.000 penduduk. Angka kesakitan malaria di Sulawesi Tengah sejak 3 tahun terakhir mengalami peningkatan.
Terdapat 2 indikator yang
digunakan untuk mengetahui prevalensi penyakit malaria yaitu Annual Parasit Index (API) dan Annual Malaria Index (AMI). Saat ini AMI di Sulawesi Tengah 31,65 ‰ dan API 13,61 ‰.
Adapun rincian Annual Malaria Index (AMI) per-
Kabupaten/Kota dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
b. Penyakit TB Paru. Penyakit
Tuberkulosis
adalah
penyakit
menular
langsung
yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium Tuberculosis), sebagian besar kuman TB menyerang Paru, tetapi dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. Tabel berikut menunjukkan capaian program dalam penanggulangan penyakit TB paru di Sulawesi Tengah. TABEL 3.6 CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM TB TAHUN 2009
No 1. 2. 3. 4. 5.
Uraian Case Detection Rate Convertion Rate Cure Rate Succes Rate Error Rate
Target Nasional Tahun 2009
Capaian Program Tahun 2009
> 70% > 80% > 85% > 85% < 5%
37,74% 87,76% 80,71% 94,29%
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
Keterangan singkatan: CDR:
Penemuan Penderita,
Konfersi Rate: (perubahan BTA + menjadi BTA – diakhir fase
pengobatan intensif, CR : sembuh menurut indicator program, SR : pengobatan selesai, ER: Kekeliruan Laboratorium
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
27
Data penderita TB Paru berdasarkan Kabupaten/Kota disajikan pada lampiran tabel 9.
c. HIV/AIDS AIDS merupakan singkatan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome. Penyakit
AIDS
yaitu
suatu
penyakit
yang
ditimbulkan
sebagai
dampak
berkembangbiaknya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh manusia, yang mana virus ini menyerang sel darah putih (sel CD4) sehingga mengakibatkan rusaknya sistem kekebalan tubuh. Hilangnya atau berkurangnya daya tahan tubuh membuat penderita mudah sekali terjangkit berbagai macam penyakit termasuk penyakit ringan sekalipun. Secara nasional terdapat beberapa indikator dalam penanganan HIV/AIDS. Capaian program selama dalam upaya penanggulangan HIV/AIDS selama tahun 2009 dapat dilihat pada tabel berikut : TABEL 3.7 CAPAIAN INDIKATOR PROGRAM HIV/AIDS TAHUN 2009
No
Uraian
Indikator program
Capaian tahun 2009
1.
Cakupan ODHA yang mendapat penanganan standar
70%
28,57%
2.
Jumlah IMS yang di Obati
60%
55,5%
3.
Prevalensi HIV
0,66%
1,59%
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
Dari data tersebut di atas menunjukkan rendahnya cakupan ODHA di Sulawesi Tengah yang mendapat penanganan standar hal tersebut disebabkan oleh penderita tidak bersedia untuk melakukan pengobatan. Untuk itu upaya yang dilakukan adalah melalui penyuluhan kepada masyarakat Risti (Resiko Tinggi), Sero Survey hanya dilaksanakan pada 6 Kabupaten hal tersebut disebabkan terbatasnya anggaran untuk pelaksanaan survey tersebut. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
28
Di Sulawesi Tengah Kasus penyakit AIDS pada tahun 2009 menyebar di Kabupaten/Kota dengan total kasus sebanyak 28 kasus. Namun dari 28 kasus yang ada hanya 8 kasus yang ditangani secara standar (mendapatkan ARV- Anti Retro Viral). Adapun total kasus HIV/AIDS tahun 2000 sd 2009 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. TABEL 3.8 KASUS HIV/AIDS KABUPATEN/KOTA TAHUN 2000 s.d 2009
No
Kabupaten/Kota
Kasus AIDS
Infeksi HIV
Jumlah
Meninggal
1
Palu
18
46
64
10
2
Donggala
0
1
1
1
3
Morowali
0
1
1
1
4
Toli-Toli
0
15
15
2
5
Parigi Moutong
3
2
5
2
6
Poso
3
3
6
0
7
Tojo Una-Una
0
3
3
0
8
Banggai
1
2
3
1
9
Banggai kepulauan
0
2
2
0
10
Buol
0
-
0
-
11
Sigi Biromaru
3
3
6
1
TOTAL
28
78
106
18
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
Kasus HIV/AIDS berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
29
TABEL 3.9 JUMLAH KASUS HIV/AIDS BERDASARKAN KELOMPOK UMUR DIKABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
Golongan Umur No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kabupaten/Kota
15-19 20-24 25-29 30-34 35-39 40-44 45-49 50-54 Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Thn Banggai Kepulauan 0 0 0 0 0 0 0 0 Banggai 0 0 1 0 0 0 0 0 Morowali 0 0 0 0 0 0 0 0 Poso 0 0 0 3 0 0 0 0 Donggala 0 0 0 0 0 0 0 0 Sigi Biromaru 0 0 1 1 0 0 0 1 Parigi Moutong 0 0 1 0 1 0 0 1 Toli-Toli 0 0 0 0 0 0 0 0 Buol 0 0 0 0 0 0 0 0 Tojo Una-Una 0 0 0 0 0 0 0 0 Palu 0 0 5 5 2 5 0 1 Total 0 5 8 6 6 0 0 3
Jumlah 0 1 0 3 0 3 3 0 0 0 18 28
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
Jumlah penderita HIV/AIDS berdasarkan kelompok umur pada tahun 2009 terbanyak pada kelompok umur 25-29 Tahun yaitu sebanyak 8 penderita, kelompok umur 30-34 Tahun sebanyak 6 orang. Kasus HIV/AIDS di Sulawesi Tengah menyerang usia produktif. Oleh karena itu upaya yang dilakukan adalah penyuluhan pada masyarakat Resiko tinggi, yang ditindaklanjuti dengan Sero Survey dan penyediaan Volutary Consulting Test (VCT). d. Acute Flaccid Paralysis. Dikenal dengan nama ”lumpuh layuh” dan diproyeksikan sebagai indikator keberhasilan program eradikasi (penghapusan) polio. Upaya yang dilakukan melalui gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) sebagai wujud dari komitmen Internasional dalam pembasmian penyakit polio di Indonesia. Target angka penderita AFP dicapai secara nasional pada tahun 2010 adalah 2 per 100.000 anak usia di bawah 15 tahun. Di Sulawesi Tengah Pada tahun 2009, ditemukan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
30
14 penderita AFP yang berarti 1,92 per 100.000 anak usia di bawah 15 tahun. Angka ini sedikit lebih rendah dari target nasional pada tahun 2010. Gambaran kasus AFP menurut kabupaten/kota pada tahun 2008 disajikan pada lampiran tabel-9. e. Demam Berdarah Dengue (DBD) Penyakit demam berdarah dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus.
Kasus DBD di Sulawesi Tengah
tahun 2009 ditemukan sebanyak 952 kasus dan terbanyak di kota Palu yaitu 576 kasus.
Di bawah ini dapat dilihat jumlah kasus DBD di Sulawesi Tengah tahun
2005 s.d 2009. TABEL 3.10 JUMLAH KASUS DBD DI SULAWESI TENGAH TAHUN 2005 s.d 2009
URAIAN KASUS DBD
TAHUN 2005
2006
2007
2008
2009
800
658
1.336
1.391
952
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
Upaya Program dalam Penanggulangan demam berdarah dengue dengan abatesasi dan survey jentik berkala
f. Penyakit Pneumonia Pneumonia adalah suatu penyakit infeksi atau peradangan pada organ paru-paru yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur ataupun parasit di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang bertanggung jawab menyerap oksigen dari atmosfer menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru atau terlalu banyak minum alkohol. Namun penyebab yang paling sering ialah serangan bakteria streptococcus Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009 31
pneumoniae, atau pneumokokus. Penyakit Pneumonia telah menjadi penyakit utama di kalangan kanak-kanak. Penyakit Pneumonia merupakan penyakit yang harus diperhatikan secara serius mengingat tingginya kematian dan kesakitan penyakit ini terutama pada balita. Hasil pengumpulan data profil kesehatan kabupaten/kota selama tahun 2009, menunjukkan bahwa jumlah penderita balita sebesar 10.035 orang. Kabupaten dengan balita penderita pneumonia terbanyak adalah di Kota Palu (2.129), Kabupaten Banggai (2.121) dan Kabupaten Donggala (1.462). sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Banggai Kepulauan (62). Data Pneumonia Balita perkabupaten secara lengkap disajikan pada tabel 9.
g. Penyakit Diare Penyakit Diare merupakan penyakit endemis di Sulawesi Tengah dan sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Hasil pengumpulan data
dari
kabupaten/kota selama tahun 2009 jumlah kasus penyakit Diare yang ditemukan di sarana kesehatan adalah sejumlah 74.767 penderita dengan angka kesakitan penyakit Diare 30,14 per 1.000. Pada tahun 2009 terjadi KLB Diare yang tersebar di 25 kecamatan dengan total penderita 1,007 orang dan kematian 12 orang (CFR 1,19%). TABEL 3. 11 KLB DIARE MENURUT JUMLAH KASUS, ATTACK RATE DAN CFR TAHUN 2004 – 2009
Tahun
Yang diserang Jmlh Jmlh Kecamatan Desa
Jumlah Penduduk Terancam
Jumlah Penderita
Jumlah Kematian
Attack Rate
CFR %
2004
8
11
17.211
379
18
2,20
4,75
2005
10
48
7.685
1.278
70
16,63
5,48
2006
25
39
64.240
1.120
27
1,74
2,41
2007
15
20
26.906
715
35
2,66
4,9
2008
19
26
32.743
1.505
18
4,60
1,20
2009
25
35
48.510
1.007
12
2,08
1,19
Sumber : UPT SURDATIN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
32
Dari tabel di atas terdapat CFR yang masih di atas 1 % (Standar Nasional), namun bila dilihat capaian dari tahun ke tahun telah menunjukkan perunan yang bermakna. Untuk itu diperlukan penanganan KLB Diare kurang dari 24 jam dengan mendirikan posko-posko di tempat kejadian. Profil ini tidak dapat menyajikan data per-Kabupaten/Kota karena terbatasnya jenis data yang ada pada tabel lampiran profil.
h. Penyakit Rabies Penyakit
Rabies atau penyakit anjing gila adalah penyakit hewan yang
menular yang disebakan oleh virus dan dapat menyerang hewan berdarah panas dan manusia. Pada hewan yang menderita Rabies, virus ditemukan dengan jumlah banyak pada air liurnya. Sulawesi Tengah merupakan salah satu dari 18 Propinsi yang belum bebas rabies. Indikator program adalah semua kasus gigitan pada lokasi bagian atas tubuh wajib mendapatkan Vaksin Anti Rabies (VAR). Dari laporan Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan (PMK) Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah selama tahun 2009 terjadi 600 kasus gigitan yang tersebar di 10 kabupaten/kota dengan jumlah kematian 4 orang. Berikut Gambaran jumlah kasus rabies tahun 2009 dapat dilihat pada tabel 3.12 berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
33
TABEL 3.12 JUMLAH KASUS RABIES DI KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Kasus Spesimen Lyssa Jumlah yang Gigitan Positif (Lab) Kematian diberi vaksin
Kabupaten/Kota Palu Donggala Parigi Moutong Poso Morowali Tojo Una-Una Banggai Bangkep Toli-Toli Buol Sigi Biromaru
Total
48 62 224 78 107 0 0 0 36 15 30
0 0 4 0 0 0 0 0 3 0 0
0 0 0 1 3 0 0 0 0 0 0
45 59 160 76 101 0 0 0 23 15 28
600
7
4
507
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
Tabel di atas menunjukan bahwa terdapat 600 Kasus gigitan pada tahun 2009,
namun
hanya
7
kasus
yang
ditindaklanjuti
dengan
pemeriksaan
laboratorium. Melihat data tersebut dapat disimpulkan bahwa protap penanganan kasus gigitan tidak dilaksanakan. Idealnya setiap
kasus gigitan harus
ditindaklanjuti dengan mengawasi hewan yang menggigit selama 10 hari, bila dalam kurun waktu tersebut hewannya mati maka, dilaksanakan pemeriksaan laboratorium (kepala anjing). Bila hasilnya positif,maka penderita diberikan VAR, kalau negative tidak diperlukan pemberian VAR. Bila dalam masa pemantauan 10 hari anjing tersebut tidak mati maka,dipastikan anjing tersebut tidak menderita Rabies dan tidak diperlukan pemberian VAR pada penderita.
Penentuan seorang penderita untuk memdapatkan VAR ada dua alasan, yang pertama dengan dukungan data laboratorium, kedua lewat keyakinan seorang dokter.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
34
i. Penyakit Filariasis Filariasis (penyakit kaki gajah) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Sulawesi Tengah. Akibat dari serangan penyakit adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles, dan Culex. WHO sudah menetapkan Kesepakatan Global (The Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health Problem by The Year 2020. Untuk itu diharapkan penyakit ini dapat tereleminir dari Sulawesi Tengah. Pada tahun 2009 di Sulawesi Tengah terdapat penderita Filariasis sebanyak 590 orang dan yang ditangani sebanyak 371 orang (62%). Penderita terbanyak adalah di Kabupaten Banggai Kepulauan ( 154 ), Toli-Toli (153). Idealnya untuk menuju ke eliminasi kaki gajah perlu dilakukan penentuan apakah Kabupaten/Kota endemis atau tidak, dengan cara pemeriksaan darah jari (Sediaan Darah Jari).
Bila Kabupaten/Kota tersebut endemis maka langkah
selanjutnya adalah menentukan kapan dilaksanakan pengobatan massal. Perlu diingat bahwa satu siklus pengobatan massal memerlukan waktu selama 5 tahun, sehingga pengobatan harus mulai dilakukan paling lambat pada tahun 2015.
j. Penyakit Schistosomiasis Penyakit Schistosomiasis merupakan penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah yaitu disekitar Danau Lindu dan Lembah Napu. Penyakit ini di tularkan melalui vektor keong Oncomelania Hupensis Linduensis yang merupakan hospes perantara Cacing Trematoda yang menyebabkan penyakit Schistosomiasis yaitu Schistosoma Japonicum. Kegiatan pemberantasannya secara intensif telah dimulai sejak tahun 1982, yang pada awalnya dititik beratkan pada kegiatan penanganan terhadap manusianya yakni pengobatan penduduk secara masal yang ditunjang dengan
kegiatan
penyuluhan,
pengadaan
sarana
kesehatan
lingkungan,
pemeriksaan tinja penduduk, pemeriksaan keong penular dan tikus secara berkala Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
35
dan rutin. Target pemberantasan penyakit ini adalah menurunkan prevalensi sampai < 1%. Pada tahun 2008 menurut laporan dari Bidang PMK, Prevalensi schistosomiasis di daerah Lindu cyclus I adalah 2,20 % dan cyclus II tidak ada data sementara di daerah Napu cyclus I adalah 2,32 % dan cyclus II 0,88 %. Sedangkan pada tahun 2009 prevalensi Schistosomiasis menjadi daerah Lindu cyclus I adalah 2,47 dan cyclus II tidak dilaksanakan survey tinja, sementara di daerah Napu cyclus I adalah 3,79 dan cyclus II juga tidak dilakukan survey tinja karena tidak tersedia obat (Praziquantel).
Dari data tersebut terlihat adanya
peningkatan di masing-masing daerah baik daerah Lindu maupun Napu. Gambaran prevalensi Schistosomiasis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir secara jelas dapat dilihat pada Bab IV :
k. Penyakit Menular Lainnya. Beberapa penyakit menular lain yang perlu diwaspadai adalah penyakitpenyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, yaitu Tetanus Neonatorum dan Campak.
1). Tetanus Neonatorum. Menurut WHO (1989) Tetanus Neonatorum adalah penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda klinik yang khas setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan menyusu secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan membuka mulut dan menetek di susul dengan kejang-kejang. Tetanus pada bayi kebanyakan disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui tali pusat sewaktu pertolongan persalinan yang tidak memenuhi syarat. Pada tahun 2009 berdasarkan laporan KLB kasus Tetanus Neonatorum yang ditemukan sebanyak 2 kasus yang tersebar di 2 desa dan meninggal 2 orang (CFR 100%).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
36
Gambaran jumlah kasus dan CFR Tetanus Neonatorum selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar III.1 berikut, sedangkan jumlah kasus Tetanus Neonatorum selama tahun 2009 disajikan pada lampiran Tabel 31. GAMBAR III.1 JUMLAH KASUS DAN CFR TETANUS NEONATORUM TAHUN 2005 – 2009
Sumber : UPT SURDATIN Tahun 2009
Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa setiap kasus penderita Tetanus Neonatorum semuanya terjadi kematian (CFR : 75-100%). Tingginya kasus ini kemungkinan
disebabkan
oleh
kebiasaan
menggunakan
alat
pertolongan
persalinan dan obat tradisional yang tidak steril dan masih banyaknya persalinan yang ditolong oleh bukan tenaga kesehatan.
2). Campak Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa (KLB). Pada tahun 2009 jumlah kasus Campak sebanyak 164 yang tersebar di seluruh Kabupaten/Kota, namun tidak menyebabkan KLB (tidak memenuhi kriteria KLB).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
37
TABEL 3. 13 FREKUENSI, JUMLAH PENDERITA DAN CFR KLB CAMPAK TAHUN 2004 – 2009
Tahun
Frekuensi KLB
Jumlah Penderita
Jumlah Kematian
CFR (%)
2004
1
1`9
2
10,53
2005
-
-
-
-
2006
24
1.040
5
0,48
2007
10
482
2
0,41
2008
2
46
0
0
2009
-
-
-
-
Sumber : UPT SURDATIN Tahun 2009
L. Penyakit Tidak Menular Arus globalisasi di segala bidang semakin meningkat dan telah banyak membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat termasuk dalam pola konsumsi makanan. Tanpa disadari perubahan tersebut telah memberi pengaruh terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti penyakit Jantung, Tumor, Diabetes, Hipertensi, Gagal Ginjal dan sebagainya. Saat ini di Sulawesi Tengah masih sulit mendapatkan data Penyakit Tidak Menular, karena struktur pengelola PTM hanya ada ditingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi.
C. STATUS GIZI Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan kesehatan individu, karena disamping merupakan faktor predisposisi yang dapat memperparah penyakit infeksi, juga dapat menyebabkan terjadinya gangguan kesehatan, bahkan status gizi janin yang masih berada dalam kandungan dan bayi yang masih menyusui sangat dipengaruhi oleh status gizi ibu hamil dan ibu menyusui. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
38
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-indikator yaitu status gizi bayi yang diukur dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), dan Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), sebagaimana diuraikan berikut ini.
a. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah Pada tahun 2009 proporsi BBLR diketahui berdasarkan laporan dari program yang melaporkan kasus BBLR dengan jumlah 354 kasus dan yang ditangani 182 (51%). Gambaran kasus BBLR dari Kabupaten/Kota disajikan pada lampiran Tabel 15. GAMBAR III. 2 JUMLAH BAYI LAHIR BBLR DAN DITANGANI TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
b. Gizi Balita Dari hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) selama tahun 2009 dari 135.194 Balita yang di timbang terlihat bahwa 1.124 (0,83%) yang mengalami gizi buruk, 9.521 (7,04%) gizi kurang, 98.001 (72,49%) gizi baik. Hasil Pemantauan status gizi yang dilakukan selama 5 tahun dapat dilihat pada grafik di bawah ini. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
39
GAMBAR III.3 PREVALENSI BALITA STATUS GIZI BURUK DAN GIZI KURANG MENURUT INDEKS BERAT BADAN-UMUR, TAHUN 2005 - 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
c. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium Prevalensi GAKY di Provinsi Sulawesi Tengah selama kurun waktu 5 tahun (1998 s.d 2003) telah mengalami penurunan sebesar 34 % dari keadaan sebelumnya yaitu 16,5% pada tahun 1998 menjadi 10,8% pada tahun 2003, sedikit lebih baik bila dibandingkan dengan angka rata-rata nasional yaitu 11%. Kurun waktu
tahun
1998
s.d
2003
telah
dilakukan
beberapa
kegiatan
yaitu
pendistribusian garam beryodium, pemberian kapsul beryodium dan fortifikasi garam beryodium. Namun sejak tahun 2007 sampai pada tahun 2009 ini tidak ada lagi pendistribusian garam beryodium ke Kabupaten/Kota yang ada hanya fortifikasi garam yodium. Dari 11 Kabupaten/Kota yang melapor hanya 2 kabupaten yaitu kabupaten Tojo Una-Una, Morowali dan Kota Palu. Data tentang kapsul yodium terdapat pada tabel 40 terlampir.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
40
BAB IV SITUASI UPAYA KESEHATAN
Dalam rangka mencapai tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat, telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan masyarakat. Berikut ini diuraikan gambaran situasi upaya kesehatan khususnya untuk tahun 2009.
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan oleh fasilitas pelayanan kesehatan adalah sebagai berikut : 1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi Seorang ibu mempunyai peran yang sangat besar didalam pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang ibu yang sedang hamil berpengaruh pada kesehatan janin dalam kandungan hingga kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anaknya. a. Pelayanan Antenatal (K1 dan K4) Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya sesuai pedoman Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
41
pelayanan antenatal yang ada dengan titik berat pada kegiatan Promotif. Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan pelayanan K1 dan K4. Cakupan K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapat pelayanan ibu hamil sesuai dengan standar serta paling sedikit empat kali kunjungan, dengan distribusi sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester dua dan dua kali pada trimester ketiga. Angka ini menggambarkan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan ke ibu hamil. Gambaran cakupan ibu hamil K1 dan K4 dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.1 berikut ini. GAMBAR IV.1 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K1 DAN K4 IBU HAMIL TAHUN 2003 – 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Gambaran persentase cakupan pelayanan K4 ibu hamil selama tahun 2009, dapat dilihat pada Gambar IV.2 dibawah ini. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
42
GAMBAR IV. 2 PERSENTASE CAKUPAN PELAYANAN K4 IBU HAMIL MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Gambaran diatas menunjukkan bahwa Kabupaten/Kota dengan persentase cakupan pelayanan K4 tertinggi adalah di Kota Palu (89,64%),
sedangkan
cakupan terendah adalah di Kabupaten Parigi Moutong (41,23%). b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini antara lain disebabkan pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi kebidanan (profesional). Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan termasuk pendampingan
meningkat dari
78,86% pada tahun 2008 menjadi 80,06 pada tahun 2009. Gambaran cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2002-2009 dapat dilihat pada gambar IV.3 berikut ini .
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
43
GAMBAR IV.3 PERSENTASE CAKUPAN PERSALINAN DAN MELALUI PENDAMPINGAN TENAGA KESEHATAN TAHUN 2005-2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar IV.4 berikut . GAMBAR IV. 4 PERSENTASE CAKUPAN PERTOLONGAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
44
Pada gambar IV. 4 tersebut diatas terlihat bahwa cakupan tertinggi di Kota Palu (89,38%) dan Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Tojo UnaUna (67,44%). c. Ibu Hamil Risiko Tinggi yang dirujuk Pelayanan yang diberikan oleh tenaga bidan di desa dan puskemas untuk kasus ibu hamil yang memiliki risiko tinggi (Risti) yang tidak mampu ditangani dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan yang lebih memadai. Dalam hal ini persentase ibu hamil dengan kondisi risiko tinggi yang dirujuk pada tahun 2009 mengalami peningkatan menjadi 39,38% bila dibandingkan dengan keadaan tahun 2008 sebesar 19,65%. Persentase cakupan ibu hamil dengan Risti yang telah dirujuk menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada gambar IV. 5 berikut ini. GAMBAR IV. 5 PERSENTASE BUMIL RISTI/KOMPLIKASI YANG DIRUJUK MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa Kabupaten/Kota yang dengan cakupan tertinggi adalah di Kota Palu (130,6 %), sedangkan Kabupaten dengan cakupan terendah adalah Kabupaten Parigi Moutong (6,3%).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
45
d. Kunjungan Neonatus Bayi hingga usia kurang satu bulan merupakan golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi risiko tersebut antara lain dengan melakukan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0-28 hari) minimal dua kali, satu kali pada umur 0-7 hari dan satu kali lagi pada umur 828 hari. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan di samping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi kepada ibu. Cakupan kunjungan neonatal (KN) selama periode tahun 2002-2009 dapat dilihat pada gambar IV.6 berikut ini. GAMBAR IV. 6 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS TAHUN 2005 - 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Hasil
pemutahiran
data
Profil
Kesehatan/pengumpulan
data
dari
Kabupaten/Kota tahun 2009 menunjukkan bahwa persentase cakupan kunjungan neonatus adalah sebesar 80,31%, turun 1,91% dari tahun sebelumnya yaitu 82,22% pada tahun 2008.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
46
GAMBAR IV. 7 PERSENTASE CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
2. Pelayanan Keluarga Berencana Keberhasilan program KB dapat diketahui dari beberapa indikator, pencapaian target KB Baru, cakupan peserta KB Aktif terhadap Pasangan Usia Subur (PUS), dan persentase peserta KB Aktif Metoda Kontrasepsi Efektif Terpilih (MKET).
1). Pelayanan Peserta KB Baru Pencapaian target peserta KB baru dari tahun 2003-2009 mengalami penurunan,namun jika dibandingkan dengan tahun 2008 terjadi peningkatan sebesar 3,19 % yaitu 12,61% pada tahun 2008 menjadi 15,80% pada tahun 2009. Persentase peserta KB Baru tertinggi di Kabupaten Banggai Kepulauan (20,32%) dan terendah di Kabupaten Banggai (11,99%) . Untuk mengetahui pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB Baru di Sulawesi Tengah tahun 2002 – 2009 dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut :
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
47
TABEL 4. 1 PERSENTASE POLA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB BARU TAHUN 2005-2009 Tahun
Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD
Suntik
PIL
Kondom
Implant
MOP/MOW
Tab. Vagina
2005
1,53%
49,00%
44,05%
0,65%
4,34%
0,42%
0
2006
1,68%
48,69%
40,90%
0,73%
7,57%
0
2007
2,08%
46,65%
41,49%
0,87%
8,57%
0,43% 0,33%
0 0
2008
1,97%
45,43%
40,20%
3,28%
8,25%
0,88%
2009
2,75%
37,36%
37,97%
11,35%
9,63%
0,95%
0
Sumber : Kanwil BKKBN Prov. Sulteng Tahun 2009
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2009 terdapat penurunan persentase penggunaan alat kontrasepsi Suntik dan PIL sedangkan untuk IUD, Kondom, IMPLANT dan MOP/MOW mengalami peningkatan jika dibandingkan tahun 2008. 2). Pelayanan Peserta KB Aktif Perkembangan Cakupan peserta KB aktif terhadap PUS selama 2001-2009 dapat dilihat pada gambar IV.8 sebagai berikut : GAMBAR IV.8 PERSENTASE CAKUPAN PESERTA KB AKTIF TERHADAP PASANGAN USIA SUBUR 2005-2009
Sumber : Kanwil BKKBN Prov.Sulteng Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
48
Dari gambar tersebut diatas menunjukkan adanya peningkatan cakupan peserta KB Aktif dari 67,88 pada tahun 2008 menjadi 74,84 pada tahun 2009, dengan cakupan tertinggi terdapat di Kabupaten Poso (80,46%) sedangkan yang terendah berada di Kabupaten Morowali (67,24%). Pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB Aktif tahun 2005 – 2009 dapat dilihat pada tabel 4.2 sebagai berikut :
TABEL 4.2 PERSENTASE POLA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI PESERTA KB AKTIF TAHUN 2005-2009 Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Tahun
IUD
Suntik
PIL
Kondom
Implant
MOP/MOW
Tablet Vagina
2005
8,39%
39,20%
42,32%
0,12%
7,16%
1,71%
0
2006
8,27%
39,51%
43,03%
7,32%
1,75%
0
2007
7,67%
39,26%
42,85%
0,12% 0,25%
7,76%
2,21%
0
8,44%
2,22%
0
9,39%
2,22%
0
2008
6,16%
39,78%
42,59%
0,81%
2009
5,20%
40,72%
40,75%
1,68%
Sumber : Kanwil BKKBN Prov. Sulteng Tahun 2009
4. Pelayanan Imunisasi Program
imunisasi
merupakan
salah
satu
program
prioritas
dari
Departemen Kesehatan yang dinilai sangat efektif dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi akibat penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Indikator program imunisasi yang digunakan untuk mengukur pencapaian Indonesia Sehat 2010 adalah Persentase Desa yang mencapai “Universal Child Immunization” (UCI). Desa yang mencapai UCI adalah desa yang cakupan imunisasi Campaknya ≥ 80%. Dari sejumlah desa/kelurahan yang melapor pada tahun 2009, sebanyak 69,94% mencapai UCI. Cakupan UCI yang relatif masih rendah antara lain akibat tingginya angka drop out (DO). Hal ini tampak dari masih adanya beberapa Kabupaten dengan angka DO DPT1-Campak yang melebihi Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
49
batas toleransi (>10%). Gambaran cakupan imunisasi bayi pada tahun 20052009 dapat dilihat pada Gambar IV. 9 berikut ini: GAMBAR IV. 9 PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI DPT-1 DAN CAMPAK SERTA ANGKA DROP OUT (DO) TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG, DPT (3 kali), Polio (4 Kali), Hepatitis-B (3 kali) dan imunisasi campak (1 kali), yang dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Gambaran imunisasi dasar bayi selama tahun 2009 diukur dari cakupan imunisasi Campak. Menurut
Subdin P2PL bahwa
Kabupaten yang mencapai
cakupan tertinggi adalah Kabupaten Banggai mencapai (102,54%), sedangkan cakupan terendah adalah Kabupaten Morowali (73,99%). Rincian cakupan imunisasi bayi menurut Kabupaten/Kota dapat dilihat pada lampiran tabel 23. 5. Pelayanan Kesehatan Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut. Pelayanan kesehatan juga dilakukan secara khusus kepada kelompok Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut, dimana pada kelompok ini biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan fungsi tubuh lainnya. Gambaran Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
50
pencapaian pelayanan kesehatan kelompok Pra Usia Lanjut dan Usia Lanjut lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV. 10 berikut ini. GAMBAR IV. 10 PERSENTASE KELOMPOK PRA USILA DAN USILA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2005-2009.
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Gambar di atas menunjukkan presentase kelompok Pra Usila dan Usila yang mendapat pelayanan kesehatan selama tahun 2004-2008 mengalami peningkatan dan penurunan ditiga tahun terakhir ini. Data menunjukan bahwa pada tahun 2009 persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menjadi 26,17% lebih rendah jika dibandingkan data tahun 2008 (29,07%). Persentase cakupan pelayanan kesehatan Pra Usila dan Usila menurut Kabupaten/Kota disajikan pada lampiran tabel 39.
B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan ringan dan pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan sedang hingga berat. Sebagian besar sarana Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
51
pelayanan Puskesmas dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi kunjungan rawat jalan sedangkan Rumah Sakit yang dilengkapi berbagai fasilitas di samping memberikan pelayanan pada kasus rujukan untuk rawat inap juga melayani untuk kunjungan rawat jalan. Gambaran pencapaian pelayanan kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap hasil pengumpulan data selama lima tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV. 11. GAMBAR IV. 11 JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN DAN PASIEN RAWAT INAP DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2005 - 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Rujukan Tahun 2009
Berdasarkan gambar tersebut diatas terlihat bahwa pelayanan kesehatan untuk rawat jalan selama tahun 2009 mengalami penurunan menjadi 1.652.078 dibanding tahun 2008 sebanyak 2.943.655, sedangkan pada rawat Inap terjadi peningkatan dari 99.212 pada tahun 2008 menjadi 103.027 pada tahun 2009. Jumlah kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap di sarana pelayanan kesehatan menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2009 disajikan pada lampiran tabel 42.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
52
1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan kesehatan di Rumah Sakit yang dipantau antara lain pemanfaatan tempat tidur (BOR), rata-rata lama hari perawatan (LOS), rata-rata tempat tidur dipakai (BTO), rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (TOI), persentase pasien keluar yang meninggal (GDR), dan persentase pasien keluar yang meninggal < 24 jam perawatan (NDR).
a. Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR) Angka penggunaan tempat tidur (BOR) adalah indikator yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Rata-rata BOR rumah sakit di Sulawesi Tengah pada tahun 2009 adalah 48,3% dengan kisaran terendah 1,1% (Klinik Bersalin Buah Delima Toli-Toli) dan tertinggi RSU Buol (91,6%).
b. Rata-Rata Lama Perawatan (LOS) Rata-rata lama perawatan di Rumah Sakit (LOS = Length Of Stay) merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur efisiensi pelayanan rumah sakit . Rata-Rata LOS pada RSU di Sulawesi Tengah pada tahun 2009 adalah sebesar 4,1 hari. LOS tertinggi terdapat di RSU Anuntaloko Parigi yaitu 7,5 hari perawatan dan yang terendah di RSB Tinatapura yaitu 1,0 hari perawatan.
c. Interval Penggunaan Tempat Tidur (TOI/Turn Over Interval) Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata jumlah hari TT tidak terpakai dari saat kosong sampai saat terisi berikutnya. Angka ini merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit. Standard TOI adalah 1 – 3 hari. Rata-rata TOI di RSU Sulawesi Tengah tahun 2009 adalah 4,4 hari, terendah di RSU Anutapura (1,7) dan yang tertinggi adalah RS Budi Agung (41,9) hari. Bila dibandingkan dengan standard TOI maka keadaan RSU di Sulawesi Tengah menunjukkan bahwa tingkat efisiensi RSU masih rendah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
53
d. Angka Kematian Umum (GDR/Gross Death Rate) Gross Death Rate (GDR) adalah angka kematian total pasien rawat inap yang keluar RS per 100 penderita keluar hidup dan mati. Indikator ini menggambarkan kualitas pelayanan suatu RS secara umum, meskipun GDR dipengaruhi juga oleh angka kematian ≤ 48 jam yang umumnya merupakan kasus gawat darurat. Rata-rata GDR di RSU Sulawesi Tengah pada tahun 2009 adalah 38‰, GDR tertinggi di RSU Mokopido Toli-Toli (106,4‰) dan yang terendah di RS Islam Sis Aljufri (4,1‰).
e. Angka Kematian Netto (NDR/Nett Death Rate) Nett Death Rate (NDR) adalah angka kematian ≥ 48 jam pasien rawat inap per 100 penderita keluar (hidup + mati). Indikator ini berguna untuk mengetahui kualitas pelayanan rumah sakit. Rata-rata NDR di RSU Sulawesi Tengah tahun 2009 adalah 13,8 ‰, dengan NDR tertinggi di RSU Luwuk (31,9‰) dan yang terendah di RS Islam Sis Aljufri (2,1 ‰) Pencapaian indikator pelayanan kesehatan di RS selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.12 berikut ini.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
54
GAMBAR IV.12 PENCAPAIAN INDIKATOR BOR, GDR, NDR, LOS DAN TOI RUMAH SAKIT TAHUN 2005 - 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Rujukan Tahun 2009
Berdasarkan gambar tersebut diatas menunjukkan bahwa pemakaian tempat tidur di rumah sakit selama 3 tahun terakhir ini mengalami penurunan yaitu pada tahun 2007 (52,7), tahun 2008 (50,9) dan tahun 2009 (48,3). Banyak faktor yang mempengaruhi angka BOR suatu rumah sakit, diantaranya semakin meningkatnya jumlah rumah sakit dan tempat tidur yang tersedia sedangkan jumlah populasi yang mencari pelayanan tidak terlalu tinggi perkembangannya atau perlu adanya pemisahan perhitungan BOR pada Rumah Sakit Khusus. Meningkatnya angka GDR dan NDR pada tahun 2009, perlu ditindaklanjuti dengan strategi baru dalam pelayanan kesehatan yang dikaitkan dengan peningkatan kemampuan tenaga kesehatan termasuk prosedur rujukan. Sedangkan indikator pemakaian tempat tidur (TOI) dan lamanya hari rawatan dan selang waktu dalam pemakaian tempat tidur tidak banyak mengalami perubahan. Gambaran secara rinci indikator pelayanan kesehatan di RS menurut Kabupaten/Kota tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran tabel 63.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
55
2. Pelayanan Ibu Hamil dan Neonatus Risiko Tinggi Hasil pemutahiran data/pengumpulan data profil kesehatan Kabupaten/Kota menunjukkan bahwa Cakupan pelayanan ibu hamil risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan
penanganan
kesehatan
selama
tahun
2009
menunjukkan
peningkatan dibandingkan tahun 2008. Kabupaten yang cakupannya tertinggi adalah Kota Palu (130,63%)sedangkan yang terendah adalah Kabupaten Parigi Moutong (6,31%). Untuk pelayanan neonatus memiliki risiko tinggi yang dirujuk dan mendapatkan
penanganan
kesehatan
selama
tahun
2009
menunjukkan
peningkatan menjadi 41,58% dibandingkan cakupan tahun 2008 14,24%. Persentase ibu hamil risiko tinggi dan neonatus risiko tinggi yang dirujuk dan mendapat pelayanan kesehatan dalam dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV. 13. GAMBAR IV. 13 PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATUS RISIKO TINGGI DIRUJUK DAN MENDAPAT PENANGANAN KESEHATAN TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
56
Persentase cakupan pelayanan kesehatan pada kelompok ibu hamil dan neonatus dengan risiko tinggi yang dirujuk menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2009 disajikan tabel 28.
3. Pemanfaatan Obat Generik Penggunaan obat generik merupakan salah satu langkah dalam upaya meningkatkan kemampuan masyarakat menjangkau obat yang berkualitas. Keberhasilan dalam sosialisasi pemanfaatan obat generik sangat dipengaruhi oleh keseriusan tenaga kesehatan dan terjaminnya ketersediaan obat generik di fasilitas kesehatan.
C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR Upaya
pemberantasan
penyakit
menular
lebih
ditekankan
pada
pelaksanaan surveilans epidemiologi dengan upaya penemuan penderita secara dini yang ditindaklanjuti dengan penanganan secara cepat melalui pengobatan penderita.Di samping itu pelayanan lain yang diberikan adalah upaya pencegahan dengan pemberian imunisasi, upaya pengurangan faktor risiko melalui kegiatan untuk peningkatan kualitas lingkungan serta peningkatan peranserta masyarakat dalam upaya pemberantasan penyakit menular yang dilaksanakan melalui berbagai kegiatan. Uraian singkat berbagai upaya tersebut seperrti berikut ini. 1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar Biasa Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulang Kejadian Luar Biasa (KLB) merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang dapat ditimbulkan. Persentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan mendapat penanganan dalam kurun waktu < 24 jam selama tahun 2009 terjadi penurunan menjadi 89% dibandingkan laporan pada tahun 2008 sebesar 95%. Gambaran desa terkena 57
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
KLB dan penanganan < 24 jam menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2009 disajikan
dalam
lampiran
tabel
30.
Berdasarkan
hasil
pemutahiran
data/pengumpulan data profil dari Kabupaten/Kota selama tahun 2005-2009 jumlah desa/kelurahan yang melaporkan terkena KLB dan yang mendapatkan penanganan kurang dari 24 jam dapat dilihat pada Gambar IV. 14 berikut. GAMBAR IV. 14 JUMLAH DESA/KELURAHAN YANG TERKENA KLB DAN MENDAPATKAN PENANGANAN < 24 JAM TAHUN 2005 – 2009
Sumber : UPT Surdatin Tahun 2009
Sedangkan UPT SURDATIN mencatat jumlah kasus KLB selama tahun 2009 sebanyak 12 jenis penyakit dengan jumlah 1.792 penderita dan 34 kematian . Beberapa penyakit dengan jumlah kasus yang tinggi adalah penyakit Diare (1.505 penderita) dengan 18 kematian (CFR 1,20%), dan Gizi Buruk (20 penderita) dengan 4 kematian (CFR 20%). CFR tertinggi terjadi pada penyakit AFP (CFR 25%) dari 8 penderita (kasus) yang terjadi. Jumlah penderita dan kematian, CFR KLB menurut jenis KLB pada tahun 2009 disajikan pada lampiran tabel 31.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
58
2. Pemberantasan Penyakit Polio. Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upayah ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai. Setiap kasus AFP yang ditemukan dalam kegiatan surveilans, akan dilakukan pemeriksaan spesimen tinja untuk mengetahui ada tidaknya virus Polio Liar yang menyerang masyarakat. Sementara itu cakupan imunisasi Polio pada bayi selama tahun 2009 sebesar 91,66%. Kabupaten/kota dengan cakupan tertinggi adalah di Kabupaten Banggai (100,23%), sedangkan yang terendah adalah di Kabupaten Morowali (71,63%). Rincian cakupan imunisasi Polio-3 menurut Kabupaten/Kota tahun 2009 disajikan pada Lampiran Tabel 23.
3. Pemberantasan TB – Paru Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit TB-Paru dilakukan dengan pendekatan DOTS (Directly Observe Treatment Shortcource) atau pengobatan TB-Paru dengan pengawasan langsung oleh Pengawas Menelan Obat
(PMO).
Kegiatan
ini
meliputi
upaya
penemuan
penderita
dengan
pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Dari upaya penemuan penderita TB selama tahun 2009 ditemukan TB Paru Klinis sebesar 20.988 penderita dengan BTA+ sebanyak 1.850 penderita dan tingkat kesembuhan penderita yang ditemukan tahun 2008 dan berhasil sembuh sebesar 80,71% dengan indikator angka kesembuhan < 85%. Persentase TB Paru sembuh dapat dilihat pada lampiran tabel 9, berikut disajikan Persentase TB Paru sembuh dalam peta untuk tahun 2008 dan 2009:
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
59
GAMBAR IV. 15 PERSENTASE TB PARU SEMBUH TAHUN 2008
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
GAMBAR IV. 16 PERSENTASE TB PARU SEMBUH TAHUN 2009
Sumber :
Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
60
4. Pemberantasan Penyakit ISPA
Upaya dalam rangka Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut (P2-ISPA) lebih difokuskan pada upaya penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita Pneumonia balita yang ditemukan. Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu dalam penanganan balita sakit yang datang ke unit pelayanan kesehatan yang lebih dikenal dengan Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS). Dengan pendekatan MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang menemukan namun bila kondisi balita sudah berada dalam Pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih lengkap. Indikator program ada dua yaitu penemuan penderita dan tatalaksana standar. Diharapkan penemuan penderita ISPA pada balita 86 % dan tatalaksana standar 55%. Dari hasil pertemuan pemutahiran data/pengumpulan data profil dari Kabupaten/Kota selama tahun 2004-2009 terlihat bahwa persentase cakupan penemuan dan pengobatan Pneumonia pada balita seperti terlihat pada Gambar IV. 17 berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
61
GAMBAR IV. 17 PERSENTASE PENEMUAN DAN PENANGANAN (PENGOBATAN) KASUS PNEUMONIA PADA BALITA TAHUN 2004-2009
Sumber : Profil Kesehatan Kabupaten / Kota Tahun 2009
5. Penanggulangan Penyakit HIV/AIDS Upaya pelayanan kesehatan dalam rangka penanggulangan
penyakit
HIV/AIDS, di samping ditujukan pada penanganan penderita yang ditemukan juga diarahkan pada upaya pencegahan melalui penemuan penderita secara dini. Upaya penemuan penderita dilakukan melalui skrining HIV/AIDS terhadap darah donor, pemantauan pada kelompok berisiko penderita Penyakit Menular Seksual (PMS), seperti Wanita Penjaja Seks (WPS), penyalahguna obat dengan suntikan (IDU), penghuni Lapas (Lembaga Pemasyarakatan). Kasus penyakit HIV di Sulawesi Tengah telah ditemukan pada tahun 2002 yaitu sebanyak 3 kasus semuanya di kota Palu dan pada tahun 2005 sudah terdapat 22 kasus dan pada tahun 2006 meningkat menjadi 38 kasus dan pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi 64 kasus yang menyebar di 8 Kabupaten/Kota dengan kasus terbanyak di kota Palu (34 kasus) dan Kabupaten Toli-toli 15 kasus dan terendah di Kabupaten Poso 1 kasus. Pada tahun 2008 jumlah kasus HIV AIDS sebanyak 22 kasus. Lebih rendah dari kasus yang ditemukan pada tahun 2007 dengan kasus terbanyak di kota Palu Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
62
yaitu 10 Kasus. Pada tahun 2009 jumlah kasus HIV AIDS sebanyak 28 kasus, terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya,dengan kasus terbanyak di kota Palu yaitu 18 Kasus. Dari program dilaporkan bahwa berdasarkan golongan umur, jumlah kasus HIV dan AIDS yang ditemukan terbanyak pada kelompok umur 25-29 tahun (8 kasus) kemudian disusul pada kelompok umur 30-34 tahun (6 kasus), Jumlah kasus HIV dan AIDS secara rinci diuraikan pada tabel Iv.4.3 berikut. TABEL 4.3 JUMLAH KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI SULAWESI TENGAH BERDASARKAN KELOMPOK UMUR TAHUN 2009 No
Kabupaten / Kota
1
Golongan Umur
JUMLAH
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
50-54
Banggai Kepulauan
0
0
0
0
0
0
0
0
0
2
Banggai
0
0
1
1
0
1
0
0
3
3
Morowali
0
0
0
0
0
0
0
0
0
4
Poso
0
0
0
2
0
0
0
0
2
5
Donggala
0
0
0
0
0
0
0
0
0
6
Tolitoli
0
0
0
0
0
0
0
0
0
7
Buol
0
0
0
0
0
0
0
0
0
8
Parigi Moutong
0
0
1
0
1
0
0
1
3
9
Tojo Una-Una
0
0
0
0
0
0
0
0
0
10
Palu
0
5
5
2
4
0
0
1
17
11
Sigi
0
0
1
1
0
0
0
1
3
0
5
8
6
5
1
0
3
28
TOTAL
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah, menyebarnya sentrasentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS. Sedangkan jumlah kasus HIV dan AIDS di Provinsi Sulawesi Tengah menurut jenis kelamin, pada tahun 2009 terlihat bahwa untuk kasus HIV lebih banyak diidap oleh perempuan sedangkan untuk kasus AIDS justru laki-lakilah yang lebih banyak penderitanya, hal ini dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
63
TABEL 4.4 JUMLAH KASUS HIV DAN AIDS DI PROVINSI SULAWESI TENGAH BERDASARKAN JENIS KELAMIN TAHUN 2009
No
Kabupaten/Kota
HIV
AIDS
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
Laki-Laki
Perempuan
Jumlah
1
Bangkep
0
0
0
0
0
0
2
Banggai
2
0
2
1
0
1
3
Morowali
0
0
0
0
0
0
4
Poso
0
1
1
0
1
1
5
Donggala
0
0
0
0
0
0
6
Tolitoli
0
0
0
0
0
0
7
Buol
0
0
0
0
0
0
8
Parigi Moutong
0
1
1
1
1
2
9
Tojo Una-Una
0
0
0
0
0
0
10
Palu
1
8
9
5
3
8
11
Sigi
0
1
1
2
0
2
3
11
14
9
5
14
TOTAL
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Berdasarkan beberapa sumber pelaporan yang masuk,diperoleh data bahwa dari 28 kasus HIV/AIDS Tahun 2009, di Sulawesi Tengah terdapat 7 penderita meninggal dunia yang tersebar di 5 Kabupaten/Kota seperti terlihat pada tabel 4.5 dibawah ini. TABEL 4.5 JUMLAH KASUS AIDS DAN INFEKSI HIV BERDASARKAN SUMBER PELAPORAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
Sumber Pelaporan
AIDS
HIV
Jumlah
Meninggal
Keterangan
1
RSUD Undata (VCT Undata)
7
5
12
3
Kota Palu
2
VCT Tondo
0
5
5
0
Kota Palu
3
VCT Luwuk
1
2
3
1
Kab.Banggai
4
VCT Poso
1
1
2
0
Kab. Poso
5
VCT Parigi Moutong
2
1
3
2
Kab. Parimout
6
VCT Sigi
2
1
3
1
Kab. Sigi
13
15
28
7
SULTENG
TOTAL
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
64
TABEL 4.6 JUMLAH KASUS AIDS, INFEKSI HIV DAN KEMATIAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2002 S.D 2009
No
Kabupaten/Kota
Kasus
Infeksi
AIDS
HIV
Jumlah
Meninggal
1
Banggai Kepulauan
0
2
2
0
2
Banggai
1
2
3
1
3
Morowali
1
1
2
1
4
Poso
1
2
3
0
5
Donggala
1
1
2
1
6
Tolitoli
2
15
17
2
7
Buol
0
0
0
0
8
Parigi Moutong
3
2
5
2
9
Tojo Una-Una
0
3
3
0
10
Palu
17
46
63
9
11
Sigi
2
3
5
1
28
77
105
17
TOTAL
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Jumlah penderita HIV/AIDS dapat digambarkan sebagai fenomena gunung es (iceberg phenomena), yaitu jumlah penderita yang dilaporkan jauh lebih kecil daripada jumlah penderita yang sebenarnya. Hal ini berarti bahwa jumlah penderita HIV/AIDS di Sulawesi Tengah yang sebenarnya belum diketahui dengan pasti. Melihat data tersebut maka perlu dilakukan berbagai upaya penemuan yang dilakukan dengan cara penyadaran masyarakat sehingga mereka dapat memeriksakan diri ke VCT atau sarana kesehatan lainnya. Sementara itu untuk kelompok-kelompok yang rawan dilakukan dengan cara sero survey. Namun selama ini kelompok rawan yang di survey hanya Pekerja Seks Komersial dan Narapidana. Mungkin perlu diperluas lagi pada kelompok rawan lainnya.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
65
6. Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) Upaya pemberantasan penyakit demam berdarah dengue yang meliputi kegiatan pencegahan, pelaporan, pertolongan penderita, pengendalian vektor dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN-DBD) telah dilakukan, namun hasilnya belum memuaskan. Penularan dan penyebaran penyakit demam berdarah dengue masih terus berlangsung, bahkan kejadian luar biasa (KLB) masih sering terjadi. Hal ini disebabkan karena belum meratanya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan, menjaga agar rumah dan lingkungan sekitar bebas dari sarang nyamuk Aedes aegypti dan nyamuk Aedes albopictus disamping itu kebiasaan masyarakat menggantung pakaian dalam kamar dan kebiasaan tidur siang sulit untuk dihilangkan. Berdasarkan hasil pemutahiran data profil dari Kabupaten/Kota diperolah data jumlah kasus selama tahun 2009 sebesar 952 kasus yang terjadi di 9 Kabupaten/Kota yaitu di Palu, Parigi Moutong, Toli-toli, Donggala, Poso,Buol, Tojo Una-Una, Banggai dan Sigi (100% ditangani). Kasus terbanyak terjadi di Kota Palu (576 kasus) dan yang terendah di Kabupaten Buol (2 Kasus). Gambaran penemuan dan penanganan penderita DBD menurut hasil pemutahiran data/pengumpulan data dari pemegang program selama dua tahun terakhir dapat dilihat dalam gambar IV.18 berikut ini.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
66
GAMBAR IV .18 JUMLAH KASUS DBD DITEMUKAN DAN DITANGANI TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
7. Pemberantasan Penyakit Malaria Penegakkan diagnosa penderita secara cepat dan pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting dalam rangka pemberantasan penyakit malaria disamping pengendalian vektor potensial. Berdasarkan
hasil
pemutahiran
data/pengumpulan
data
dari
Kabupaten/Kota data penderita klinis ditemukan tahun 2008 adalah sebesar 75.020 kasus dan diobati 72,677 (96,88%). Jumlah kasus malaria positif adalah 10.926 dengan angka kesakitan 4,48 per 1.000 penduduk, terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2007 sebesar 3,91 per 1000 penduduk. Dari program dilaporkan bahwa selama tahun 2009 jumlah penderita Klinis sebesar 78.490 dan 33.746 diantaranya diperiksa dengan hasil 12,507 yang positif menderita penyakit Malaria. Dari data tersebut problem kita sekarang adalah masih 44.744 (57 %) kasus yang tidak diperiksa laboratorium, selain itu persentase yang positif dari yang diperiksa laboratorium hanya 37,06%. Angka-angka tersebut masih dibawah dari standar yang diharapkan yaitu jumlah yang diperiksa Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
67
laboratorium seharusnya 100 % sedangkan yang positif minimal 70%. Berikut disajikan dalam bentuk gambar Peta Pesebaran Malaria Klinis Tahun 2009. GAMBAR IV. 19 PETA PERSENTASE PESEBARAN MALARIA KLINIS TAHUN 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Oleh karena itu penting dilakukan upaya-upaya penyediaan sarana dan peningkatan SDM dalam bentuk pelatihan mikroskopis Malaria, pelatihan tata laksana kasus, penyediaan alat mikroskopis dan Rapid Diagnostik Test (RDT) oleh Kabupaten/Kota serta sharing pembiayaan dengan Kabupaten/Kota dalam program pemberantasan penyakit Malaria. Adapun rincian jumlah penderita malaria yang diobati oleh institusi pelayanan kesehatan pada tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran tabel 11.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
68
8. Pemberantasan Penyakit Kusta Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit kusta antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan keluhan atau kontak dengan penderita penyakit kusta Semua penderita yang ditemukan langsung diberikkan pengobatan paket MDT yang terdiri atas Rifampicin, Klampren, dan DDS selam kurun waktu tertentu. Sedangkan untuk
penderita yang ditemukan sudah dalam kondisi parah akan
dilakukan rehabilitasi melalui institusi pelayuanan kesehatan memiliki fasilitas pelayanan lebih lengkap. Sedangkan berdasarkan hasil pemutahiran data/pengumpulan data profil Kabupaten/Kota tahun 2009 diperoleh data bahwa jumlah penderita yang ditemukan sebanyak 313 terdiri dari penderita type MB (230) dan penderita type PB (83), dimana Release From Treatment MB tahun 2007 sebanyak 253( 92,7 %) dan Release From Treatment PB tahun 2008 sebanyak 67( 91 %). Melihat data di atas saat ini ada 3 (tiga) masalah yang perlu untuk ditindaklanjuti, yaitu CDR yang hanya 35,52%, Cure Rate 80,71% dan Error Rate yang tidak tersedia datanya. Rendahnya capaian indikator CDR pada tahun 2009 disebabkan oleh adanya pergantian petugas pengelola di beberapa tingkatan (Puskesmas, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota) dan partisipasi masyarakat ke pelayanan kesehatan masih kurang. Capaian kesembuhan penderita TB Paru pada tahun 2009 lebih rendah dibandingkan indikator nasional yaitu 80,71%. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakpatuhan penderita memeriksakan diri secara berkala pada akhir fase pengobatan intensif, satu bulan akhir pengobatan dan akhir pengobatan. Error Rate seharusnya dilakukan setiap 3 bulan,namun pada kenyataan pada tahun 2009 belum dilaksanakan sesuai dengan ketentuan, sehingga angka yang muncul tidak mengambarkan keadaan yang sesungguh adalah Upaya untuk Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
69
mempertahankan
keterampilan
petugas
laboratorium
dalam
pemeriksaan
mikroskopis TB Paru.
9. Pemberantasan Penyakit Filaria Filariasis (penyakit kaki gajah) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Sulawesi Tengah. Akibat dari serangan penyakit adalah menurunkan derajat kesehatan masyarakat karena menurunnya daya kerja dan produktivitas serta timbulnya cacat anggota tubuh yang menetap. Penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk, beberapa jenis nyamuk diketahui berperan sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles, dan Culex. Pada tahun 2009 di Sulawesi Tengah terdapat penderita Filariasis sebanyak 590 orang dan yang ditangani 371 orang (63%). Rincian jumlah kasus Filariasis yang ditangani pada tahun 2009 dapat dilihat pada lampiran tabel 13. Diharapkan pengobatan massal dilakukan serentak di seluruh wilayah endemis untuk menghindari reinfeksi pada daerah yang telah bebas filariasis. Untuk itu diperlukan perhatian program filariasis dalam penentuan Kabupaten/Kota endemis guna mewujudkan eliminasi filariasis tahun 2020 di Sulawesi Tengah. Langkah konkrit yang harus dilaksanakan adalah Dinas Kesehatan Provinsi berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk melaksanakan pemeriksaan darah jari (SDJ). Dari hasil tersebut akan dapat menentukan endemisitas
suatu
daerah,
selanjutnya
daerah
endemis
melaksanakan
penggobatan massal. Untuk merealisasikan eliminasi filaria, telah disepakati bahwa obat (Filarsan) disediakan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kemudian pelatihan tenaga (SDM) oleh Dinas Kesehatan Provinsi dan biaya operasional pengobatan disiapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
10. Penyakit Schistosomiasis Penyakit Schistosomiasis merupakan penyakit yang hanya ada di Sulawesi Tengah yaitu disekitar Danau Lindu dan Lembah Napu. Penyakit ini di tularkan melalui vektor keong Oncomelania Hupensis Linduensis yang merupakan hospes Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
70
perantara Cacing Trematoda yang menyebabkan penyakit Schistosomiasis yaitu Schistosoma Japanicum. Kegiatan pemberantasannya secara intensif telah dimulai sejak tahun 1982, yang pada awalnya dititik beratkan pada kegiatan penanganan terhadap manusianya yakni pengobatan penduduk secara masal yang ditunjang dengan
kegiatan
penyuluhan,
pengadaan
sarana
kesehatan
lingkungan,
pemeriksaan tinja penduduk, pemeriksaan keong penular dan tikus secara berkala dan rutin. Target pemberantasan penyakit ini adalah menurunkan prevalensi sampai < 1%. Keadaan pada tahun 1998/1999, di daerah Lindu prevalensi pada siklus I 0,68% dan siklus II 0,44%, sedangkan di Napu prevalensi pada siklus I 0,72% dan pada siklus II 0,81%. Pemberantasan penyakit ini dilaksanakan secara lintas program dan lintas sektor untuk pengembangan wilayah endemis Schistosomiasis. Pada tahun 2009 menurut laporan dari Subdin P2PL Prevalensi schistosomiasis di daerah Lindu cyclus I adalah 2,47 dan cyclus II tidak dilakukan survey tinja, sementara di daerah Napu cyclus I adalah 3,79 dan cyclus II juga tidak dilakukan survey tinja karena tidak tersedia obat. Hal ini menunjukkan masih tingginya prevalensi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah, yaitu 3,06 %. Tingginya prevalensi tersebut disebabkan oleh pembukaan lahan baru untuk pertanian. Focus keong yang menjadi sumber penularan ditemukan di lahan olahan masyarakat bahkan di sekitar rumah. Adanya focus keong di sekitar pemukiman penduduk menjadi sumber penularan terutama bagi anak-anak. Penyebaran kasus di sebagian besar desa adalah mengelompok dan terletak tidak jauh dari daerah focus, seperti di desa Tamadue, Mekarsari, Dodolo atau Watumaeta. Beberapa kasus ditemukan tinggal di tengah areal persawahan. Jumlah kasus positif Schistosomiasis masih mempunyai kemungkinan untuk bertambah karena belum semua penduduk diambil tinjanya. Hal ini disebabkan karena daftar sensus yang digunakan penduduk belum tercatat semua. Kendala lain adalah masih banyak penduduk yang tidak mengumpulkan tinja walaupun telah menerima pot, bahkan banyak masyarakat yang sudah merasa bosan. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
71
Gambaran prevalensi Schistosomiasis dalam kurun waktu 5 tahun terakhir secara jelas dapat dilihat pada Tabel 4.7 dibawah ini : TABEL 4.7 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI SULAWESI TENGAH TAHUN 2003-2009 2003 No.
Lokasi
2004
Cycl. I
Cycl.II
Cycl. I
2005
2006
2007
Cycl.I
Cycl.
Cycl.I
Cycl.
Cycl.I
I
I
I
I
I
Cyc I
2008 Cycl II
Cyc I
2009 Cycl II
Cyc I
Cycl II
1.
Lindu
0,57
0,54
0,17
O,17
0,66
0,40
0,52
0,23
1,40
-
2,20
0
2.47
0
2.
Napu
0,69
0,63
0,52
1,28
1,02
0,64
1,55
1,21
1,14
1,84
2,32
0,88
3.79
0
3.
Sulteng
0,66
0,61
0,40
1,01
0,93
0,57
1,19
0,76
1,20
-
4,52
0,88
3.60
0
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Dari data tersebut diatas gambaran prevalensi Schistosomiasis di Lindu dan Napu dapat dilihat pada gambar IV.20 dan IV.21 sebagai berikut : GAMBAR IV.20 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI LINDU TAHUN 2003 - 2009
GAMBAR IV.21 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI NAPU TAHUN 2003 - 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Sedangkan gambaran prevalensi penyakit Schistosomiasis di Sulawesi Tengah tahun 2003-2009 dapat dilihat pada Gambar IV.22 berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
72
GAMBAR IV. 22 PREVALENSI SCHISTOSOMIASIS DI SULAWESI TENGAH TAHUN 2005-2009
Sumber : Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Tahun 2009
Setelah melihat gambaran semakin tingginya prevalensi Schistosomiasis di Sulawesi Tengah, maka perlu upaya-upaya preventif melalui perubahan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan intervensi lingkungan.
D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR Faktor lingkungan mempunyai peran yang sangat besar dalam proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individu maupun masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum (TTU).
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
73
1. Pembinaan Kesehatan Lingkungan Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian rekomendasi terhadap aspek
penyediaan fasilitas
sanitasi dasar (air bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara, pencahayaan, dan lain-lain. Hasil
pemutahiran
data/pengumpulan
data
profil
kesehatan
dari
Kabupaten/Kota selama dua tahun terakhir dalam kaitan pembinaan kesehatan lingkungan pada institusi dapat dilihat pada Gambar IV. 23 berikut. GAMBAR IV. 23 JUMLAH INSTITUSI TERDAFTAR DAN DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA TAHUN 2005 - 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan LingkunganTahun 2009
Dari gambar tersebut diatas terlihat bahwa jumlah institusi yang terdaftar dan dibina selama tahun 2007 sebanyak 4,210 dan 3.157, angka tersebut tidak dapat menggambarkan situasi Sulawesi Tengah karena beberapa Kabupaten tidak melaporkan datanya. Tahun 2008 Jumlah Institusi yang dibina 6.548 mengalami peningkatan dibanding cakupan 2007. Sedangkan pada tahun 2009 jumlah Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009 74
institusi yang terdaftar berjumlah 11.899 dan dibina berjumlah 8.810,terjadi peningkatan dari tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran tabel 51.
3. Pengawasan Tempat-Tempat Umum dan Tempat Pengelolaan Makanan Tempat-Tempat Umum (TTU) merupakan suatu sarana yang dikunjungi oleh banyak orang dan dikhawatirkan dapat menjadi tempat penyebaran penyakit. TTU meliputi hotel, restauran, bioskop, pasar terminal dan lain-lain. Sedangkan TTU sehat adalah tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan. Pengawasan terhadap TTU dan Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) dilakukan untuk meminimalkan
faktor
risiko
sumber
penularan
bagi
masyarakat
yang
memanfaatkan TTU dan TPM. Bentuk kegiatan yang dilakukan antara lain meliputi pengawasan kualitas lingkungan TTU dan TPM secara berkala, bimbingan, penyuluhan dan saran perbaikan dalam pengelolaan lingkungan yang sehat. Hasil pemutahiran data/pengumpulan data dari Kabupaten/Kota tahun 2009 dari 4.912 fasilitas TUPM yang dilaporkan sebanyak 4.018 (81,79%) telah dilakukan pemeriksaan dan 2.792 (69,49%) yang memenuhi syarat (sehat).
E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT Upaya perbaikan gizi masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani
permasalahan
gizi
yang
dihadapi
masyarakat.
Berdasarkan
pemantauan yang telah dilakukan ditemukan beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada kelompok masyarakat
adalah kekurangan kalori protein,
kekurangan vit A, gangguan akibat kekurangan Yodium, dan anemi gizi besi.
1. Pemantauan Pertumbuhan Balita Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat badan yang dilakukan melalui kegiatan Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
75
penimbangan di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta pengamatan langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung di fasilitas pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil pengumpulan data profil kesehatan dari Kabupaten/Kota gambaran dari pemantauan balita tahun 2009 dapat dilihat dalam Gambar IV. 24 berikut ini. GAMBAR IV. 24 JUMLAH BALITA DITIMBANG, BERAT BADAN NAIK DAN BALITA BGM TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Melihat gambar diatas, cakupan terhadap balita yang ditimbang selama tahun 2009 mengalami kenaikan menjadi 135.194dibanding tahun 2008 sebesar 120.691 . Dari jumlah balita ditimbang hanya 72,49% yang menunjukkan kenaikan berat badan. Untuk balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) selama tahun 2009 terjadi penurunan balita dengan berat badan di Bawah Garis Merah (BGM) dibandingkan tahun 2008. Gambaran secara rinci hasil penimbangan balita menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran tabel 16.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
76
2. Pemberian Kapsul Vitamin A. Upaya perbaikan gizi juga dilakukan pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap vitamin A, yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang diberikan sebanyak dua kali dalam satu tahun (Februari dan Agustus) dan pada ibu nifas diberikan satu kali Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.25 berikut. GAMBAR IV.25 JUMLAH BALITA MENDAPAT KAPSUL VITAMIN ”A” DUA KALI TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Berdasarkan gambar diatas terlihat bahwa jumlah balita pada tahun 2009 meningkat dibandingkan dengan tahun 2008, Demikian pula dengan cakupan Vitamin A naik dibandingkan tahun 2008, hal tersebut terjadi karena adanya perubahan jumlah balita dari tahun sebelumnya yang mempengaruhi jumlah cakupan (data jumlah balita Kabupaten Bangkep). Gambaran secara rinci hasil cakupan balita yang diberi vitamin A dua kali menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran tabel 24. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
77
3
Pemberian Tablet Besi.
Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil. Perkembangan cakupan pemberian tablet besi pada ibu hamil (Fe-1 dan Fe-3) pada tahun 2005-2009dapat dilihat pada Gambar IV.26 berikut ini. GAMBAR IV. 26 PERSENTASE CAKUPAN PEMBERIAN TABLET BESI PADA IBU HAMIL TAHUN 2005-2009
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa tren cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe-3) dari tahun 2003-2005 mengalami kenaikan, namun pada tahun 2006-2009 terjadi fluktuasi, sesuai dengan grafik diatas. Cakupan pemberian tablet besi kepada ibu hamil menurut Kabupaten/Kota tahun 2009 dapat dilihat pada Lampiran 25.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
78
4. Pemberian Kapsul Minyak Beryodium Pemberian kapsul minyak beryodium dimaksudkan untuk menanggulangi kekurangan yodium secara cepat pada kelompok yang menderita
kekurangan
yodium dan untuk mencegah dampak negatif akibat kekurangan yodium pada kelompok khusus baik diberikan secara individual maupun secara massal. Hasil pemberian kapsul minyak beryodium pada kelompok wanita usia subur di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama dua tahun terakhir dapat dilihat pada Gambar IV.27 dibawah ini. GAMBAR IV. 27 PERSENTASE PEMBERIAN KAPSUL BERYODIUM PADA WANITA USIA SUBUR DI DESA/KELURAHAN ENDEMIS TAHUN 2005 – 2008
Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar Tahun 2009
Pada gambar tersebut diatas terlihat bahwa cakupan pemberian kapsul beryodium pada WUS di desa/kelurahan endemis sedang dan berat selama tahun 2008 yaitu 60,15% lebih rendah dibandingkan data tahun 2007 yaitu 92,68% . Menurut hasil pengumpulan data dari Kabupaten/Kota Tahun 2009 ternyata hanya 2 Kabupaten yang mempunyai data pemberian kapsul beryodium, Kabupaten/Kota tersebut adalah Kabupaten Morowali dan Kota Palu sedangkan Kabupaten lainnya tidak ada data. Gambaran secara rinci hasil pemberian kapsul Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
79
beryodium menurut Kabupaten/Kota selama tahun 2009 dapat dilihat pada pada Lampiran tabel 40.
F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN Upaya pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari upaya pelayanan kesehatan secara paripurna. Upaya
tersebut dimaksudkan untuk
(1) menjamin ketersediaan, keterjangkauan,
pemerataan obat generik dan obat esensial yang bermutu bagi masyarakat, (2)mempromosikan penggunaan obat yang rasional dan obat generik, (3) meningkatkan kualitas pelayanan kefarmasian serta pelayanan kesehatan dasar, serta (4) melindungi masyarakat dari penggunaan alat kesehatan yang tidak memenuhi persyaratan, mutu, dan keamanan . Perkembangan jumlah sarana distribusi obat dan perbekalan kesehatan di Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2005-2009 dapat dilihat pada tabel berikut ini Tabel. 4.8 PERKEMBANGAN JUMLAH SARANA DISTRIBUSI OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2003 S.D 2009 No. 1 2 3 4 5 6
Jenis Sarana Toko Obat Apotek Pedagang Besar Farmasi Pedagang Besar Alkes Sub penyalur Alkes GF/Instalasi Farmasi
T a h u n 2003 124 69 25 0 17 5
2004 124 72 24 0 33 5
2005 138 92 24 0 33 11
2006 145 102 24 0 47 11
2007 158 122 26 0 88 11
2008 151 132 26 0 101 11
2009 188 168 25 0 101 12
Sumber : Seksi Farmasi Dinkes Prov Sulteng Tahun 2009
G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA Setiap Kejadian bencana yang melanda suatu kawasan selalu menimbulkan berbagai masalah kehidupan masyarakat hingga menimbulkan banyak korban termasuk gangguan kesehatan dan kematian.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
80
Di Indonesia, bencana dapat dikategorikan menjadi dua yaitu bencana lingkungan hidup (terjadi akibat kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah longsor,kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri, tumpahan minyak di laut) dan bencana alam (terjadi sebagai akibat aktifitas lapisan/kerak bumi/fenomena alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi. Tahun 2009 di Sulawesi Tengah dilanda 6 bencana lingkungan hidup dan 2 bencana alam yang sebar di 6 Kabupaten Kota. Jenis, Waktu dan lokasi kejadian bencana yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah selama tahun 2009 dapat di lihat pada tabel 4.9 dan tabel 4.10 di bawah ini. TABEL 4.9 JENIS, WAKTU DAN LOKASI KEJADIAN BENCANA DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
No
Jenis Bencana
1
Banjir
2
Banjir dan Tanah longsor
3
Tanah longsor
4
Kebakaran
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
Tanggal Kejadian
Lokasi Kejadian
14 Maret 09 2 April 09 5 April 09
Kab. Morowali Kab. Morowali Kab. Donggala
23 Februari 09 8 Oktober 09 25 Juni 09
Kab. Donggala Kab. Tolitoli Kab Morowali
12 Mei 09 3 Juni 2009
Kab. Morowali Kab. Morowali
2 Februari 09 24 Juli 09 31 Juli 09 25 September 09 16 Oktober 09 19 Oktober 09 22 November 09
Kota Palu Kota Palu Kota Palu Kota Palu Kota Palu Kota Palu Kota Palu
81
No
Jenis Bencana
5
Gempa Bumi
6
Tanggal Kejadian
Lokasi Kejadian
24 Februri 09 2 Maret 09 9 September 09 18 Oktober 09
Kab. Donggala Kab. Donggala Kab. Tolitoli Kab. Morowali
Kapal Karam / Kecelakaan laut
17 Oktober 09 18 Oktober 09
Kab Tolitoli Kab. Morowali
7
Angin Puyuh
17 Februari 09 4 Maret 09 24 April 09
Kota Palu Kab Tojo Unauna Kab Tolitoli
8
Angin puting beliung
5 Februari 09
Kab. Parigi Moutong
Sumber : Seksi BIMDAL Wabah dan Bencana Tahun 2009
TABEL 4.10 KEJADIAN BENCANA DI KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 Bencana No
Kabupaten Banjir
Tanah Longsor
Banjir & Tanah Longsor
Kebakaran
Gempa Bumi
Kapal Karam/ Kecelakaan Laut
Angin Puyuh
Angin Puting Beliung
1
Morowali
2
2
1
0
1
1
0
0
2
Donggala
1
0
1
0
2
0
0
0
3
Toli-Toli
0
0
1
0
1
1
1
0
4
Parimout
0
0
0
0
0
0
0
1
5
Touna
0
0
0
0
0
0
1
0
6
Palu
0
0
0
7
0
0
1
0
Jumlah
3
2
3
7
4
2
3
1
Sumber : Seksi BIMDAL Wabah dan Bencana Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
82
Jumlah korban meninggal, hilang dan pengungsi akibat bencana yang terjadi di Provinsi Sulawesi Tengah selama tahun 2009 dapat dilihat pada tabel dibawah ini. TABEL 4.11 JUMLAH KORBAN MENINGGAL, LUKA, HILANG DAN PENGUNGSI AKIBAT BENCANA DI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 K o r b a n No
1 2 3 4 5 6
Kabupaten
Morowali Donggala Toli-Toli Parimout Touna Palu
Jumlah
Meninggal
Luka Berat/Rawat Inap
Luka Ringan /Rawat Jalan
Hilang
Pengungsi
8 3 3 0 1 4
0 0 8 0 2 2
0 0 0 0 0 2
0 0 0 0 0 0
126 KK + 1171 Jiwa 25 KK 350 KK 0 0 149 KK
19
12
0
0
650 KK + 1171 Jiwa
Sumber : Seksi BIMDAL Wabah dan Bencana Tahun 2009
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah sebagai Institusi yang bertanggung jawab dalam pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya penanganan masalah kesehatan akibat bencana dengan kegiatan-kegiatan antara lain ; Pembinaan kesiapsiagaan bencana dan PB pada 11 Kabupaten/Kota serta pada Puskesmas yang rawan bencana,gladi penanggulangan banjir (gladi lapangan) bersama lintas program dan lintas sektor yang dikoordinir oleh Satkorlak PB Sulawesi Tengah, menyiagakan seluruh rumah sakit di Kabupaten/Kota dan Provinsi
untuk
penanganan
korban
rujukan,
pelatihan
rapid
health
assesment,mobilisasi petugas kesehatan ke daerah yang terkena bencana, mendistribusikan obat-obatan dan bahan habis pakai serta bahan lainnya ke Kabupaten/Kota yang mengalami bencana.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
83
BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
Gambaran mengenai situasi sumber daya kesehatan dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan pembiayaan kesehatan, yang dapat dilihat pada bab ini, adalah sebagai berikut :
A. SARANA KESEHATAN Pada bagian ini diuraikan tentang sarana kesehatan di antaranya Puskesmas, Rumah Sakit, sarana produksi dan distribusi farmasi dan alat kesehatan, sarana Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat (UKBM), dan institusi pendidikan tenaga kesehatan.
1. Puskesmas Pada periode tahun 2002-2009, jumlah puskesmas (termasuk Puskesmas Perawatan) terus meningkat dari 132 unit pada tahun 2002 menjadi 162 unit pada tahun 2008, kemudian meningkat lagi menjadi 167 pada tahun 2009 (Puskesmas Perawatan sebanyak 73 Puskesmas dan Puskesmas Non Perawatan sebanyak 94 Puskesmas). Pada periode tahun itu (2008-2009), ratio Puskesmas terhadap 100.000 penduduk yaitu 6,73 per 100.000 penduduk. Ini berarti pada periode tahun itu setiap 100.000 penduduk rata-rata dilayani oleh 67 unit Puskesmas. Sementara
itu,
bila
dibandingkan
dengan
konsep
wilayah
kerja
Puskesmas, dimana sasaran penduduk yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk, maka jumlah Puskesmas per 30.000 penduduk pada tahun 2009 rata-rata 2,03 unit, tidak mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2008 yaitu sebesar 2,03 unit per 30.000 penduduk. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
84
Pada periode yang sama, jumlah Puskesmas Pembantu juga cenderung menurun dari 761 unit pada tahun 2002 menjadi 724 unit pada tahun 2009 hal ini terjadi karena adanya peningkatan Puskesmas Pembantu (Pustu) menjadi Puskesmas. Sementara itu rasio Puskesmas Pembantu terhadap 100.000 penduduk sebesar 29,19 pada tahun 2009, ini berarti setiap 100.000 penduduk dilayani oleh 29 unit Puskesmas Pembantu.
Jumlah Puskesmas dan rasionya terhadap 100.000 penduduk selama tahun 2005-2009 dapat dilihat pada gambar V. 1 berikut. GAMBAR V.1 JUMLAH PUSKESMAS DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005 - 2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Sedangkan
jumlah
Puskesmas
Pembantu
dan
rasio
Puskesmas
Pembantu terhadap 100.000 penduduk pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar V.2 berikut ini.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
85
GAMBAR V.2 JUMLAH PUSKESMAS PEMBANTU DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Berdasarkan jumlah Puskesmas dan jumlah Puskesmas Pembantu pada tahun 2005-2008, maka rasio Puskesmas Pembantu terhadap Puskesmas ratarata 5:1, artinya setiap Puskesmas rata-rata didukung oleh 4-5 Puskesmas Pembantu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas, sejak Otonomi Dearah sejumlah Puskesmas telah ditingkatkan menjadi Puskesmas dengan tempat perawatan. Puskesmas Perawatan ini berlokasi jauh dari rumah sakit, di jalur-jalur jalan raya yang rawan kecelakaan, serta di wilayah atau pulau-pulau yang terpencil. Pada tahun 2002 - 2009 perkembangan jumlah Puskesmas Perawatan cenderung bertambah, yaitu dari 64 unit pada tahun 2007, 69 unit pada tahun 2008 dan tahun 2009 meningkat menjadi 79 unit. Terjadinya peningkatan jumlah Puskesmas Perawatan ini karena adanya Puskesmas
yang
dialihkan
statusnya
menjadi
Puskesmas
Perawatan.
Perkembangan jumlah Puskesmas dan Puskesmas Perawatan pada tahun 2005-2009 dapat dilihat pada Gambar V.3 berikut .
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
86
GAMBAR V.3 JUMLAH PUSKESMAS DAN PUSKESMAS PERAWATAN TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Sementara itu, jumlah Puskesmas Keliling baik yang menggunakan Roda Empat (R4 mobil) maupun Puskesmas Keliling perahu bermotor (PB) pada tahun 2009 sebanyak 132 Unit terdiri dari 101 unit Pusling R-4 DAN 31 Unit Pusling PB. Jumlah Puskesmas Keliling dan rasionya terhadap Puskesmas pada tahun tahun 2005-2009 disajikan pada Gambar V.4 berikut ini. GAMBAR V.4 JUMLAH PUSKESMAS KELILING DAN RASIONYA TERHADAP PUSKESMAS TAHUN 2005-2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
87
2. Rumah Sakit Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan sarana rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah Sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah penduduk. Perkembangan jumlah Rumah Sakit (umum dan khusus) tahun 2002-2009 dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut. TABEL 5.1 PERKEMBANGAN JUMLAH RUMAH SAKIT (UMUM DAN KHUSUS) DAN KEPEMILIKANNYA TAHUN 2005-2009 Pengelola/Kepemilikan
JUMLAH / TAHUN
-
Pemerintah
2005 12
2006 13
2007 13
2008 13
2009 13
-
TNI/POLRI
2
2
2
2
2
-
Swasta
4
5
7
15
6
-
RS Khusus
1
1
1
1
12
JUMLAH
19
21
23
31
33
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan
terhadap fasilitas pelayanan
kesehatan, jumlah rumah sakit umum (pemerintah dan swasta) cenderung meningkat. Selain Rumah Sakit, untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan perlu pula disajikan data jumlah tempat tidur Rumah Sakit. Situasi perkembangan jumlah tempat tidur Rumah Sakit secara ringkas dapat dilihat pada gambar V. 5 sebagai berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
88
GAMBAR V. 5 PERKEMBANGAN JUMLAH TEMPAT TIDUR RUMAH SAKIT TAHUN 2005-2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Selanjutnya, untuk menggambarkan cakupan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berikut ini disajikan rasio tempat tidur Rumah Sakit per 100.000 penduduk yang dihitung berdasarkan jumlah keseluruhan tempat tidur baik tempat tidur Rumah Sakit Umum maupun tempat tidur Rumah Sakit Khusus.
Pada tahun 2007 – 2009, rasio tempat tidur Rumah Sakit per 100.000 penduduk cenderung meningkat dari 74,96 per 100.000 penduduk pada tahun 2007, tahun 2008 meningkat menjadi 80,91 dan ditahun 2009 turun menjadi 79,87. Jumlah tempat tidur Rumah Sakit (RS) dan rasionya per 100.000 penduduk pada tahun 2005-2009 disajikan pada gambar V.6 dibawah ini.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
89
GAMBAR V. 6 JUMLAH TEMPAT TIDUR RS DAN RASIONYA TERHADAP 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005-2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
3. Sarana Produksi dan Distribusi Sediaan Farmasi dan Alat Kesehatan Salah satu indikator penting untuk menggambarkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan adalah jumlah sarana produksi dan distribusi sediaan Farmasi dan alat kesehatan. Jumlah sarana produksi sediaan farmasi dan Alat Kesehatan (ALKES) tidak dapat diuraikan disini karena tidak tersedia datanya. Jumlah sarana distribusi sediaan farmasi dan alat kesehatan menurut jenis tahun 2005-2009 disajikan pada gambar V.7 dibawah ini GAMBAR V.7 JUMLAH SARANA DISTRIBUSI SEDIAAN FARMASI DAN ALKES TAHUN 2005-2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
90
4. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) di antaranya adalah Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu), Polindes (Pondok Bersalin Desa), Toga (Tanaman Obat Keluarga), POD (Pos Obat Desa), dan sebagainya. Posyandu merupakan salah satu bentuk UKBM yang paling dikenal di masyarakat. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 (lima) program prioritas, yaitu Kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi, Imunisasi, dan Penanggulangan Diare. Untuk memantau perkembangannya, Posyandu dikelompokkan kedalam 4 strata, yaitu Posyandu Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama, dan Posyandu Mandiri. Pada tahun 2009 jumlah Posyandu sebanyak 3.073 buah. Jumlah Posyandu ini meningkat dibandingkan jumlah Posyandu tahun 2008 yaitu 2.951 buah. Perkembangan jumlah Posyandu selama tahun 2005–2009 dapat dilihat pada Gambar V.8 berikut. GAMBAR V.8 PERKEMBANGAN JUMLAH POSYANDU TAHUN 2005 – 2009
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
91
Pada tahun 2009 rasio Posyandu terhadap Desa/Kelurahan adalah 1,76 atau rata-rata pada tiap Desa/Kelurahan terdapat 1-2 Posyandu. Rasio Posyandu terhadap Desa/Kelurahan terbesar adalah di Kota Palu (5) kemudian disusul Kabupaten Donggala (2,9). Sedangkan yang terkecil adalah di Kabupaten Banggai Kepulauan (1,2). Polindes adalah bangunan yang dibangun dengan bantuan dana pemerintah dan partisipasi masyarakat desa untuk tempat pertolongan persalinan dan pemondokan ibu bersalin, sekaligus tempat tinggal Bidan di desa. Di samping pertolongan persalinan juga dilakukan pelayanan antenatal dan pelayanan kesehatan lain sesuai kebutuhan masyarakat dan kompetensi teknis bidan tersebut. Polindes ini juga dikelompokkan kedalam 4 strata atau tingkat perkembangannya yaitu Polindes Pratama, Polindes Madya, Polindes Purnama, dan Polindes Mandiri. Pada tahun 2009 jumlah Polindes sebanyak 609 buah. Rasio Polindes terhadap Desa/Kelurahan adalah 0,48. Rasio Polindes terhadap Desa/Kelurahan terbesar di Kabupaten Banggai (0,11). Sedangkan rasio terkecil di Kabupaten Tojo Una-una (0,2) Pos Kesehatan Desa adalah wujud upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang dibentuk oleh, untuk dan bersama masyarakat setempat atas dasar musyawarah, dengan bantuan dari tenaga profesional kesehatan dan dukungan sektor terkait termasuk swasta dalam kerangka desa siaga demi terwujudnya desa sehat. Kesehatan yang dilaksanakan adalah pelayanan kesehatan dasar, mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang dipadukan dengan upaya kesehatan lain yang berwawasan kesehatan dan berbasis masyarakat setempat. Kegiatan tersebut dalam pelaksanaannya didukung oleh unsur-unsur tenaga, sarana, prasarana dan biaya yang dihimpun dari masyarakat, swasta, pemerintah. Jumlah Poskesdes yaitu informasi mengenai jumlah Polindes atau Poskesdes yang menjadi binaan Puskesmas di Sulawesi Tengah pada tahun 2009 sebanyak 705 unit. Jika ditinjau dari jumlah desa yang ada di Sulawesi Tengah sebanyak 1.743 desa/kelurahan, maka masih ada 1.038 desa yang belum memiliki Poskesdes. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
92
5. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan Pendidikan ketersediaan pelayanan
tenaga
kesehatan
dimaksudkan
untuk
meningkatkan
dan kualitas tenaga kesehatan dalam rangka meningkatkan kesehatan
masyarakat.
Pendididkan
tenaga
kesehatan
diselenggarakan oleh pemerintah dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang pendidikan. Dari seluruh institusi pendidikan tenaga kesehatan (Diknakes) yang ada hanya sebagian yang menjadi tanggung jawab Departemen
Kesehatan
dalam
koordinasi
dan
pembinaannya,
yang
dikelompokkan kedalam institusi Politeknik Kesehatan (Poltekkes) dan institusi Diknakes non Poltekkes. Di Provinsi Sulawesi Tengah terdapat 1 Unit Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Pemerintah di yang menyelenggarakan 3 jenis jurusan atau program studi, yaitu Keperawatan, Kebidanan, dan Kesehatan Lingkungan. Sedangkan lainnya adalah Akademi yang dikelola oleh Pemda (3 buah) dan (4 buah) dikelola swasta.
B. TENAGA KESEHATAN Sebagaimana diketahui bahwa penyelenggaraan upaya kesehatan tidak hanya dilakukan pemerintah, tetapi juga diselenggarakan oleh swasta. Oleh karena itu gambaran situasi ketersediaan tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun yang bekerja di sektor swasta perlu diketahui. Namun sampai saat ini data tenaga kesehatan baik yang bekerja di sektor pemerintah maupun di sektor swasta sangat sulit diperoleh.
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan Data yang diperoleh dari Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan menunjukkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bekerja di seluruh Rumah Sakit (RS) di semua Kabupaten/Kota di Sulawesi Tengah pada tahun 2009 adalah sebanyak 4.099 orang. Sedangkan jumlah tenaga kesehatan yang Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
93
bekerja di Puskesmas, Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, dan unitunit kesehatan lainnya adalah sebanyak 3.921 orang. Dengan demikian jumlah seluruh tenaga kesehatan di Provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2009 adalah 8.020 orang. Gambaran jumlah dan rasio tenaga kesehatan dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut. TABEL 5.2 JUMLAH DAN RATIO TENAGA KESEHATAN MENURUT 7 KATEGORI PER 100.000 PENDUDUK TAHUN 2005 s.d 2009 No.
Jenis Tenaga
Tahun 2005
Tahun 2006
Tahun 2008
Tahun 2009
Jumlah
Ratio
Jumlah
Ratio
Jumlah
Ratio
Jumlah
Ratio
511
21,98
483
20,11
535
20,11
617
24.88
3.794
163,22
4.175
173,79
4.697
192,63
5.557
224.05
1.
Medis
2.
Perawat dan Bidan
3.
Farmasi
179
7,70
241
10,03
296
12,13
342
13.79
4.
Gizi
129
5,55
134
5.58
136
5.58
154
6.21
5.
Teknisi Medis
184
7,92
164
6,82
177
7,25
272
10.97
6.
Sanitasi
448
19,27
474
19,73
457
18,74
505
20.36
7.
Kesehatan Masyarakat
284
12,22
372
15,48
566
23,21
573
23.10
5.529
237,86
6.043
245,96
6.864
274,07
8.020
296.62
Jumlah
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2009
Sedangkan jumlah, persentase dan rasio per 100.000 penduduk tenaga kesehatan berdasarkan jenisnya dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut. TABEL 5.3 JUMLAH, PERSENTASE, DAN RATIO PER 100.000 PENDUDUK TENAGA KESEHATAN MENURUT JENISNYA TAHUN 2009
No. 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jenis Tenaga Dokter Umum Dokter Gigi Dokter Spesialis Perawat Bidan S1 Farmasi/Apoteker/Ass.Apt Kesmas Sanitarian Gizi Teknisi Medis Jumlah
Jumlah
Persentase
Rasio/100.000 penduduk
405 77 135 3754 1803 342 573 505 154 272
5.05 0.96 1.68 46.81 22.48 4.26 7.14 6.30 1.92 3.39
16.33 3.10 5.44 151.35 72.69 13.79 23.10 20.36 6.21 10.97
8.020
100
323.35
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
94
Rasio tenaga kesehatan per 100.000 penduduk sebesar
323.35. Ini
berarti bahwa setiap 100.000 penduduk Sulawesi Tengah dilayani oleh 322 - 323 Tenaga Kesehatan. Rasio masing-masing jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk menunjukkan bahwa rasio jenis tenaga kesehatan per 100.000 penduduk terbesar adalah rasio tenaga keperawatan dan rasio bidan yaitu masing-masing sebesar 151,35 per 100.000 penduduk dan 72,69 per 100.000 penduduk.
2. Pendidikan Tenaga Kesehatan 1). Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Perkembangan jumlah Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan di Provinsi Sulawesi Tengah sampai tahun 2000/2001 mengalami perubahan, dimana status Diploma III atau jenjang pendidikan tinggi (JPTD III) berubah menjadi Politeknik Kesehatan (Poltekes). Pada tahun 1999/2000 SPK dikonversi menjadi Diploma III atau Jenjang Pendidikan Tinggi (JPTD III), di Sulawesi Tengah jumlah Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan sebanyak 11 institusi hal ini disebabkan karena (1) adanya kebijakan pemerintah dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan yang semakin berkembang, sehingga memerlukan jumlah dan jenis tenaga kesehatan yang meningkat pula, (2) kebijakan pemerintah untuk meningkatan kualitas tenaga kesehatan yang lebih profesional, sehingga perlu dilakukan konversi dari institusi Diknakes jenjang pendidikan menengah ( JPM ) menjadi jenjang pendidikan tinggi (JPT), dan (3) kebutuhan jenis tenaga kesehatan yang baru, memerlukan pendirian institusi yang baru pula. Jumlah Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan dan kepemilikannya dapat dilihat pada tabel 5.4 berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
95
TABEL 5. 4 JUMLAH INSTITUSI DIKNAKES MENURUT JENJANG STATUS KEPEMILIKAN DAN JUMLAH PESERTA DIDIK TAHUN 2003-2009
NO
NAMA INSTITUSI
STATUS MILIK
2003
2004
Jumlah Peserta Didik 2005 2006 2007
2008
2009
1.
Politeknik Kesehatan Palu
P
776
904
994
…..
1588
0
2.
Akper Pemda Donggala
D
154
209
255
353
444
494
3.
Akper Pemda Luwuk
D
154
177
212
293
320
367
4.
Akper Pemda Toli-toli
D
148
196
185
227
319
328
5.
Akper Justitia Palu
S
154
157
184
129
-
350
6.
Akper RSU Woodward Palu
S
178
218
204
141
314
350
7.
Akfar Bina Farmasi Palu
S
34
42
41
88
130
118
8.
Akfar Tadulako Farma Palu
S
118
145
129
215
260
198
9.
Akfar Medika Swasta
S
-
18
10.
Akbid Cendrawasih
S
-
-
11.
Akbid Graha Ananda
S
-
263
3.375
2.486
Jumlah
1.716
2.048
2.204
1.446
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2009
Jumlah institusi pendidikan tenaga kesehatan yang telah dikonversi dari JPM ke JPTD sampai tahun 2002 sejumlah 6 institusi. Adapun institusi yang dikonversi adalah SPK menjadi AKPER/AKBID, SPPH menjadi AKL. Data diatas menunjukkan penurunan jumlah peserta didik, hal ini karena terdapat beberapa Institusi Pendidikan Kesehatan yang tidak menyampaikan laporan jumlah peserta didiknya ke Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Terkait
minimnya
data
Institusi
Kesehatan,
hal
ini
disebabkan
penyampaian pelaporan ke Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah saat ini sangat terkendala dengan masalah koordinasi dengan Insitusi-insitusi Kesehatan yang ada karena saat ini kewajiban untuk menyampaikan laporan tidak ke Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah lagi melainkan ke Dinas Pendidikan
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
96
setempat. Untuk itu disarankan pada Pertemuan Pemutahiran Data Tenaga Kesehatan agar hal ini dapat menjadi satu perhatian.
2). Tenaga Kesehatan yang mengikuti Tugas Belajar Dalam pembangunan kesehatan diperlukan berbagai jenis tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan. pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan penyakit. Secara umum jumlah tenaga kesehatan yang megikuti tugas belajar dari tahun ketahun mengalami peningkatan, jumlah tenaga kesehatan terbanyak mengikuti tugas belajar adalah jenjang strata satu. Tenaga kesehatan tersebut berasal dari unit-unit kesehatan, seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan Kabupaten dan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah.
TABEL 5.5 JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG TUGAS BELAJAR TAHUN 2005 – 2009
TAHUN
D III
D IV
S1
S2
JUMLAH
2005 2006 2007 2008 2009
40 40 40 -
2 0 2 -
4 39 39 37 9
4 27 6 10 14
8 108 85 89 23
Jumlah
120
4
128
61
313
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2009
Dari data tersebut diatas terlihat bahwa dari tahun 2005 s.d 2009 tenaga kesehatan terbanyak mengikuti jenjang pendidikan S1 yaitu sudah mencapai 128 orang (40.89%), kemudian disusul D III sebanyak 120 orang (38.34%), S2 sebanyak 61 orang (19.49%) dan yang terendah adalah D-IV sebanyak 4 orang Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
97
(1.28%). Persentase Jumlah tenaga kesehatan yang sudah mengikuti tugas belajar dari tahun 2005 s.d 2009 dapat dilihat pada Gambar V.9 berikut :
GAMBAR V.9 PERSENTASE TENAGA KESEHATAN YANG SUDAH MENGIKUTI JENJANG PENDIDIKAN TAHUN 2005-2009
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2009
3). Distribusi Tenaga Kesehatan menurut Jenis Tenaga Jumlah tenaga kesehatan di Sulawesi Tengah untuk tahun 2009 sebanyak 8.020 jiwa dari 7 kategori tenaga kesehatan. Jumlah terbanyak adalah tenaga Perawat dan Bidan 5.154 (69,29%) kemudian disusul dengan tenaga Medis 617 (7,69%) sedangkan yang terendah adalah tenaga Gizi 154 (1,92%). Seperti telah di gambarkan pada gambar IV.10 berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
98
GAMBAR V. 10 JUMLAH TENAGA KESEHATAN YANG TERSEBAR DI 10 KABUPATEN/KOTA DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2009
4). Penyebaran Tenaga Kesehatan Menurut 7 Kategori Dalam penyajian data ketenagaan ini, tenaga kesehatan dikelompokkan menjadi 7 kategori. Jumlah dan proporsi tenaga kesehatan menurut 7 kategori tersebut adalah Medis 617 (7,69%), Perawat dan Bidan 5.557 (69,29%), tenaga Sanitasi 505 (6,30%), tenaga Kesehatan Masyarakat 573 (7,14%), tenaga Farmasi 342 (4,26%), tenaga Teknisi Medis 272 (3,39%), tenaga Gizi 154 (1,92%). Gambaran secara rinci dapat dilihat pada gambar IV.11 sebagai berikut.
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
99
GAMBAR V. 11 PERSENTASE TENAGA KESEHATAN MENURUT 7 KATEGORI DI PROPINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Tahun 2009
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN Dalam
melaksanakan
upaya
pembangunan
kesehatan
diperlukan
pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah, maupun masyarakat termasuk swasta. Pembiayaan kesehatan yang bersumber dari pemerintah terdiri atas (1) APBD Kesehatan meliputi APBD Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota,
(2)
APBN
Kesehatan
meliputi
APBN
Provinsi
dan
Kabupaten/Kota termasuk pinjaman hutang luar negeri (Hibah) DAK dan Dana Tugas Pembantuan). Pada tahun 2009 total anggaran kesehatan untuk Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah Rp. 164.220.501.388,- atau meningkat sebesar 92.61% dari anggaran tahun 2008. Rincian Anggaran tersebut adalah sebagai berikut, untuk Dana APBD Provinsi sebesar Rp.33.150.143.850,- Dana APBN
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
100
(Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan dan Dana Alokasi Khusus (DAK) Rp. 128.882.608.559,- dan Dana Hibah sebesar Rp. 2.187.748.979.-. Untuk data anggaran APBD Kabupaten / Kota sesuai data yang ada sebesar Rp. 333.689.064.830,-. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dihitung anggaran kesehatan perkapita pada tahun 2009 dengan membandingkan jumlah penduduk dengan total anggaran kesehatan pada tahun 2009 adalah Rp. 200.749,- Dari jumlah penduduk Sulawesi Tengah pada tahun 2009 sebesar 2.480.264 jiwa dan anggaran kesehatan pada tahun 2009 sebesar Rp. 497.909.566.218.-
Persentase realisasi APBD Kabupaten/Kota tidak dapat
disajikan karena tidak semua Kabupaten/Kota menyampaikan datanya. TABEL 5.6 ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN ANGGARAN 2009 SUMBER DANA
ALOKASI (Rp.)
A
APBD KESEHATAN : 1. APBD Kesehatan Propinsi 2. APBD Kesehatan Kab/Kota
366.839.208.680.33.150.143.850.333.689.064.830.-
B
APBN KESEHATAN : 1. DEKONSENTRASI 2. Tuban 3. DAK
128.882.608.559.19.552.266.000.2.500.000.000.106.830.342.559.-
C
Hibah/PLN Total Anggaran Kesehatan
2.187.748.979.497.909.566.218.-
Sumber : Sub Bag Perencanaan dan Profil Kabupaten/Kota Tahun 2009
Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
101
BAB VI PENUTUP Berbagai upaya dilakukan untuk peningkatan kesehatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah melalui program-program kesehatan yang sejalan dengan pelaksanaan desentralisasi dibidang kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009 memberikan gambaran secara garis besar tentang kesehatan masyarakat di Sulawesi Tengah dari tahun ketahun. Namun, disadari bahwa Profil tersebut tidaklah lengkap mengingat terdapat Kabupaten yang tidak melengkapi laporan pencapaian program kesehatan diwilayahnya. Profil ini juga diharapkan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja pembangunan kesehatan yang sangat dibutuhkan bagi para penentu kebijakan dan perencana pembangunan kesehatan. Selain itu pula, Profil ini menjadi salah satu bahan untuk menilai pencapaian program di setiap Kabupaten/Kota yang diharapkan dapat digunakan dalam melakukan perbaikan dari setiap program yang telah dilaksanakan. Penyajian data dan informasi didalam Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah disajikan dalam 2 (dua) bentuk yaitu narasi dan tabel-tabel. Data yang disajikan dalam Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah merupakan data pencapaian indikator Indonesia Sehat 2010 dan indikator standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Dalam upaya perbaikan terhadap substansi penyajian ataupun waktu terbit Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah dibutuhkan adanya komitment bersama dari unit-unit dilingkungan Dinas Kesehatan agar penyajian substansi lebih lengkap dan waktu terbit menjadi lebih cepat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Demikianlah penyajian Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2009, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan data informasi kesehatan Sulawesi Tengah sehingga dapat menggambarkan Profil Pembangunan Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah. Profil Kesehatan Provinsi Sulawesi Tengah 2009
102
RESUME PROFIL KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
A. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 B. B.1 12 13 14 15 16 17 18
INDIKATOR
ANGKA / NILAI
No. Lampiran
GAMBARAN UMUM Luas Wilayah Jumlah Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk /Km2 Jumlah Penduduk Laki-laki Jumlah Penduduk Perempuan Rasio Beban Tanggungan Rasio Jenis Kelamin Pddk 10 th keatas Melek Huruf Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Laki-laki) Pddk 10 th keatas Melek Huruf (Perempuan) DERAJAT KESEHATAN Angka Kematian Jumlah Lahir Hidup Jumlah Bayi Mati Angka Kematian Bayi (dilaporkan) Jumlah Balita Mati Angka Kematian Balita (dilaporkan) Jumlah Kematian Ibu Maternal Angka Kematian Ibu (dilaporkan)
B.2 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
Angka Kesakitan AFP Rate < 15 th TB Paru Sembuh Pneumonia Balita Ditangani HIV/AIDS ditangani Infeksi Menular Seksual ditangani Angka Kesakitan DBD DBD ditangani Angka Kesakitan Diare Diare pada Balita ditangani Angka Kesakitan Malaria Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (PB) Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat (MB) Kasus Penyakit Filariasis ditangani Jumlah Kasus Difteri Jumlah Kasus Pertusis Jumlah Kasus Tetanus Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum Jumlah Kasus Campak Jumlah Kasus Polio Jumlah Kasus Hepatitis B
B.3 39 40
Status Gizi Kunjungan Neonatus (KN2) Kunjungan Bayi
68,033 1743 2480264 36.46 1,262,682 1,217,582 49.08 103.70 #REF! #REF! #REF!
46617 484 10.38247849 77 1.651757942 107 229.5299998
#REF! 80.71 100 28.57142857 100.00 38.38 100.00 30.14477491 100 31.65 #DIV/0! 92.67399267 63 0 45 9 1 164 0 73
Km2 Desa/Kel Jiwa Jiwa/Km2 Jiwa Jiwa
% % %
Bayi Bayi Balita Ibu
% % % % % % % % % Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus Kasus
80.31 % 75.01 %
Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 1 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 2 Tabel 5 Tabel 5 Tabel 5
Tabel 6 Tabel 6 Tabel 6 Tabel 6 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 7
Tabel 9 Tabel 9 Tabel 9 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 10 Tabel 11 Tabel 12 Tabel 12 Tabel 13 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14 Tabel 14
Tabel 15 Tabel 15
Resume 1
NO
41 42 43 44 45 46 C. C.1 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84
INDIKATOR
ANGKA / NILAI
No. Lampiran
Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) BBLR ditangani Balita ditimbang Balita BB Naik BGM Balita Gizi Buruk
0.76 51.41 53.74 72.49 7.04 0.83
% % % % % %
Tabel 15 Tabel 15 Tabel 16 Tabel 16 Tabel 16 Tabel 16
UPAYA KESEHATAN Pelayanan Kesehatan Kunjungan Ibu Hamil (K1) Kunjungan Ibu Hamil (K4) Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan Deteksi Dini Tumbang Anak Balita Pemeriksaan Kesehatan Siswa SD/MI Pemeriksaan Kesehatan Siswa SMP/SMU Peserta KB Baru Peserta KB Aktif Peserta KB Aktif (MKJP + Non MKJP) Peserta KB Baru (MKJP + Non MKJP) Desa/Kelurahan UCI Cakupan Imunisasi Campak Bayi Drop-Out Imunisasi DPT1-Campak MP-ASI Bayi BGM Anak Balita Mendapat Vit.A 2x Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe1 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 WUS dg imunisasi TT5 Ketersediaan darah Bumil yg dirujuk Ketersediaan darah Neonatus yg dirujuk Bumil Risti/Komplikasi Bumil Risti/Komplikasi ditangani Neonatal Risti dirujuk Neonatal Risti dirujuk dan ditangani Sarkes dg Kemampuan Yan. Gadar Desa/Kel. Terkena KLB ditangani < 24 jam Bayi yang diberi ASI Eksklusif Desa/Kel. Dg Garam Beryodium yg baik Rasio Tambal/Cabut Gigi Tetap Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) RISTI Penduduk Miskin dicakup JPKM Penduduk Miskin Mendapat Yankes Bayi Gakin BGM Mendapat MP-ASI Pelayanan Kesehatan Pra Usila dan Usila WUS yang diberi Kapsul Yodium
98.02 84.04 80.06 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 15.80 74.84 100 100 69.49 91.05 6.99 41.52 84.96 69.86 82.22 71.69 4.12 #DIV/0! #DIV/0! 46.73 39.39 3.26 41.58 #DIV/0! 89.26 46.73 14.20 0.18 #DIV/0! 52.99 63.67 81.78 68.57 18.50 26.17 0.34
% % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % % %
Tabel 17 Tabel 17 Tabel 17 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 18 Tabel 19 Tabel 19 Tabel 20 Tabel 21 Tabel 22 Tabel 23 Tabel 23 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 24 Tabel 25 Tabel 25 Tabel 26 Tabel 27 Tabel 27 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 28 Tabel 29 Tabel 30 Tabel 32 Tabel 33 Tabel 34 Tabel 34 Tabel 34 Tabel 36 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 37 Tabel 39 Tabel 40
C.2 85
Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan Sarkes yang memiliki Labkes
14.36 %
Tabel 43
C.3 86 87
Perilaku Hidup Masyarakat Rumah Tangga ber-PHBS Posyandu Aktif
65.37 % 20.08 %
Tabel 45 Tabel 46
Resume 2
NO
C.4 88 89 90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100 101
INDIKATOR
Keadaan Lingkungan Rumah yang diperiksa kesehatannya Rumah Sehat Keluarga yang diperiksa air bersihnya Keluarga yang memiliki akses air bersih KK memiliki Jamban KK memiliki Jamban Sehat KK memiliki Tempat Sampah KK memiliki Tempat Sampah Sehat KK memiliki Pengelolaan Air Limbah KK memiliki Pengelolaan Air Limbah Sehat TUPM Sehat Institusi dibina Keslingnya Rmh/Bangn diperiksa Jentik Nyamuk Aedes Rmh/Bangn bebas Jentik Nyamuk Aedes
D. SUMBERDAYA KESEHATAN D.1 Tenaga Kesehatan 102 Jumlah Tenaga Medis 103 Jumlah Tenaga Perawat dan Bidan 104 Jumlah Tenaga Farmasi 105 Jumlah Tenaga Gizi 106 Jumlah Tenaga Tehnisi Medis 107 Jumlah Tenaga Sanitasi 108 Jumlah Tenaga Kesmas 109 Jumlah Tenaga Kesehatan 110 Jumlah Tenaga Dokter Spesialis 111 Jumlah Tenaga Dokter Umum 112 Jumlah Tenaga Dokter Gigi D.2 113 114 115
Pembiayaan Kesehatan Total Anggaran Kesehatan APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota Anggaran Kesehatan Perkapita
D.3 116 117 118
Sarana Kesehatan Jumlah Desa Siaga Jumlah Polindes Jumlah Posyandu
ANGKA / NILAI
64.56 61.67 54.58 100 73.78 64.14 61.36 63.49 59.58 59.21 69.49 74.04 13.13 110.26
525 5154 336 133 231 448 499 7326 135 405 77
No. Lampiran
% % % % % % % % % % % % % %
Tabel 47 Tabel 47 Tabel 48 Tabel 48 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 49 Tabel 50 Tabel 51 Tabel 52 Tabel 52
Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang Orang
Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 53 Tabel 55 Tabel 55 Tabel 55
3.33689E+11 Rp. % %
1,487 Desa 609 Polindes 3,073 Psyd
Tabel 60 Tabel 60 Tabel 60
Tabel 62 Tabel 62 Tabel 62
Resume 3
TABEL 1 LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA, DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 LUAS NO
KABUPATEN/KOTA
WILAYAH (km 2)
1
2
JUMLAH
3
JUMLAH
JUMLAH
RATA-RATA
KEPADATAN
PENDUDUK
RUMAH
JIWA/RUMAH
PENDUDUK
TANGGA
TANGGA
/km 2
6
7
8
DESA+KEL. 4
5
1
Banggai Kepulauan
3,214.46
193
156,912
41,293
3.8
49
2
Banggai
9,672.70
304
296,897
80,242
3.7
31
3
Morowali
15,490.12
240
179,649
46,064
3.9
12
4
Poso
8,712.25
156
170,016
44,741
3.8
20
5
Donggala
5,275.69
149
272,389
64,855
4.2
52
6
Tolitoli
4,079.77
91
200,543
47,748
4.2
49
7
Buol
4,043.57
109
118,892
28,998
4.1
29
8
Parigi Moutong
6,231.85
180
377,404
89,858
4.2
61
9
Tojo Una-Una
5,721.51
121
189,912
47,478
4.0
33
395.06
43
313,179
74,566
4.2
793
5,196.02
157
204,471
48,684
4.2
39
614,527
4.0
36
10 Palu 11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA)
68,033
1,743
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.
2,480,264
TABEL 2
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN, KELOMPOK UMUR, RASIO BEBAN TANGGUNGAN, RASIO JENIS KELAMIN, DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH PENDUDUK NO
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH PENDUDUK
1
2
3
LAKI-LAKI (TAHUN)
RASIO BEBAN RASIO JENIS TANG KELAMIN GUNGAN
PEREMPUAN (TAHUN)
0-14
15-64
65+
JML
0-14
15-64
65+
JML
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
Banggai Kepulauan
156,912
23,110
52,672
2,745
78,527
23,068
52,577
2,740
78,385
49.1
100.2
2
Banggai
296,897
44,588
101,634
5,296
151,518
42,781
97,517
5,081
145,379
49.1
104.2
3
Morowali
179,649
27,491
62,664
3,265
93,420
25,375
57,840
3,014
86,229
49.1
108.3
4
Poso
170,016
25,673
58,516
3,050
87,239
24,359
55,524
2,894
82,777
49.1
105.4
5
Donggala
272,389
41,196
93,900
4,894
139,990
38,962
88,809
4,628
132,399
49.1
105.7
6
Tolitoli
200,543
29,825
67,984
3,543
101,352
29,190
66,533
3,468
99,191
49.1
102.2
7
Buol
118,892
17,963
40,944
2,134
61,041
17,024
38,805
2,022
57,851
49.1
105.5
8
Parigi Moutong
377,404
56,490
128,760
6,709
191,959
54,573
124,390
6,482
185,445
49.1
103.5
9
Tojo Una-Una
189,912
28,052
63,944
3,332
95,328
27,834
63,443
3,307
94,584
49.1
100.8
10 Palu
313,179
46,267
105,459
5,497
157,223
45,895
104,609
5,452
155,956
49.1
100.8
11 Sigi
204,471
30,925
70,487
3,673
105,085
29,248
66,665
3,473
99,386
49.1
105.7
1,217,582
49.1
103.7
JUMLAH (KAB/KOTA)
2,480,264
371,580
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.
846,964
44,138
1,262,682
358,309
816,712
42,561
TABEL 3
JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH PENDUDUK NO
KELOMPOK UMUR (TAHUN) LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI+PEREMPUAN
3
4
5
1
2
1
0-4
127,678
123,118
250,796
2
5-9
116,886
112,711
229,597
3
10 - 14
127,016
122,480
249,496
4
15 - 19
127,576
123,020
250,596
5
20 - 24
115,002
110,895
225,897
6
25 - 29
113,119
109,078
222,197
7
30 - 34
109,860
105,937
215,797
8
35 - 39
100,290
96,707
196,997
9
40 - 44
85,374
82,324
167,698
10
45 - 49
69,948
67,450
137,398
11
50 - 54
55,948
53,950
109,898
12
55 - 59
41,440
39,959
81,399
13
60 - 64
28,407
27,392
55,799
14
65 - 69
18,378
17,721
36,099
15
70 - 74
13,440
12,960
26,400
16
75 +
12,320
11,880
24,200
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.
1,262,682
1,217,582
2,480,264
TABEL 4
PERSENTASE PENDUDUK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN BERUSIA 10 TAHUN KE ATAS DIRINCI MENURUT TINGKAT PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 LAKI-LAKI NO KABUPATEN/KOTA
1
2
PEREMPUAN
TIDAK/ BELUM PERNAH SEKOLAH
TIDAK/ BELUM TAMAT SD
SD
SLTP
SLTA
Diploma
3
4
5
6
7
8
9
1
Banggai Kepulauan
5.35
17.31
40.07
16.65
15.37
1.68
2
Banggai
1.81
22.65
31.22
18.16
20.59
0.94
3
Morowali
4
Poso
2.24
14.86
33.95
17.98
24.99
5
Donggala
2.09
26.27
35.07
19.18
14.67
6
Tolitoli
4.44
24.59
33.44
19.97
13.29
7
Buol
0.62
22.59
37.81
20.42
14.92
8
Parigi Moutong
9
Tojo Una-Una
10 Palu TOTAL (KAB/KOTA)
2.18
3.72
18.50
32.41
TIDAK/ BELUM TAMAT SEKOLAH SD TIDAK/
35.13
34.36
16.95
14.32
22.91
13.16
Univers BELUM JUMLAH PERNAH itas 10
11
12
SD
SLTP
SLTA
Diploma
13
14
15
16
Universit JUMLAH as 17
18
3.58
100.0
6.13
18.59
46.73
13.97
10.02
2.61
1.94
100.0
4.64
100.0
4.66
20.65
35.19
19.98
14.63
1.97
2.93
100.0
2.27
100.0
4.71
19.01
38.91
16.27
15.67
2.94
2.50
100.0
2.49
3.49
100.0
2.11
17.53
29.65
21.72
23.22
2.69
3.07
100.0
0.97
1.75
100.0
6.12
23.90
37.08
16.45
13.24
1.46
1.74
100.0
1.16
3.13
100.0
7.33
23.98
32.89
19.56
11.17
2.23
2.84
100.0
1.86
1.78
100.0
2.05
21.03
37.97
22.64
12.83
1.98
1.51
100.0
0.78
100.0
6.69
31.43
35.58
15.11
9.74
1.15
0.31
100.0
2.58
24.75
34.77
18.29
13.03
4.21
2.37
100.0
2.07
1.25
2.02
22.94
36.26
18.23
15.39
1.74
3.42
100.0
0.18
9.59
16.01
20.79
39.51
3.36
10.57
100.0
1.30
9.97
18.15
21.49
35.88
4.44
8.78
100.0
2.38
22.09
32.32
18.17
19.75
1.67
3.62
100.0
4.64
21.52
33.80
18.23
16.44
2.44
2.92
100.0
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.
TABEL 5
PERSENTASE PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 LAKI-LAKI NO
PEREMPUAN
LAKI-LAKI + PEREMPUAN
KABUPATEN/KOTA
1
2
MELEK
BUTA HURUF
MELEK
BUTA HURUF
MELEK
BUTA HURUF
3
4
5
6
7
8
1
Banggai Kepulauan
94.97
5.03
93.66
6.34
94.32
5.68
2
Banggai
98.08
1.92
96.06
3.94
97.07
2.93
3
Morowali
98.23
1.77
95.19
4.81
96.75
3.25
4
Poso
97.67
2.33
97.89
2.11
97.78
2.22
5
Donggala
97.47
2.53
93.97
6.03
95.75
4.25
6
Tolitoli
96.13
3.87
93.57
6.43
94.85
5.15
7
Buol
98.56
1.44
97.07
2.93
97.83
2.17
8
Parigi Moutong
94.92
5.08
92.48
7.52
93.74
6.26
9
Tojo Una-Una
98.08
1.92
95.70
4.30
96.93
3.07
99.33
0.67
98.17
1.83
98.75
1.25
97.30
2.70
95.15
4.85
96.25
3.75
10 Palu JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Tengah.
TABEL 6 JUMLAH KELAHIRAN DAN KEMATIAN BAYI DAN BALITA MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH NO KABUPATEN/KOTA
LAHIR HIDUP
LAHIR MATI
3
4
LAHIR HIDUP+ % LAHIR MATI
JUMLAH BAYI MATI
JUMLAH BALITA
JUMLAH BALITA MATI
7
8
9
LAHIR MATI 1
2
5
6
1
Banggai Kepulauan
2,522
7
2,529
0.28
14
14,638
7
2
Banggai
6,734
103
6,837
1.51
67
27,782
14
3
Morowali
3,420
28
3,448
0.81
32
18,329
11
4
Poso
3,072
31
3,103
1.00
38
19,224
3
5
Donggala
5,260
61
5,321
1.15
37
28,337
6
6
Tolitoli
3,882
57
3,939
1.45
41
18,653
12
7
Buol
2,517
32
2,549
1.26
54
11,001
4
8
Parigi Moutong
7,356
51
7,407
0.69
78
34,995
5
9
Tojo Una-Una
2,097
57
2,154
2.65
56
16,945
1
10 Palu
6,231
25
6,256
0.40
22
29,049
1
11 Sigi
3,526
47
3,573
1.32
45
15,983
13
47,116
1.06
JUMLAH (KAB/KOTA)
46,617
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) Sumber: Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar
499
484
234,936
10.4
77 1.7
0.01060359
Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKB/AKABA yang sebenarnya 0.327748834 di populasi 0.002413516
TABEL 7
JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH KEMATIAN IBU MATERNAL NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH LAHIR HIDUP
KEMATIAN
KEMATIAN
KEMATIAN
IBU HAMIL
IBU BERSALIN
IBU NIFAS
4
5
6
3
JUMLAH 7
1
Banggai Kepulauan
2,522
3
5
2
10
2
Banggai
6,734
7
6
1
14
3
Morowali
3,420
1
6
5
12
4
Poso
3,072
1
3
5
9
5
Donggala
5,260
6
3
-
9
6
Tolitoli
3,882
2
5
3
10
7
Buol
2,517
1
7
-
8
8
Parigi Moutong
7,356
3
12
3
18
9
Tojo Una-Una
2,097
1
2
1
4
10 Palu
6,231
1
3
2
6
11 Sigi
3,526
5
2
-
7
46,617
31
54
22
107
JUMLAH (KAB/KOTA)
ANGKA KEMATIAN IBU MATERNAL (DILAPORKAN) Sumber : Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar
229.53
TABEL 8
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAAN LALU LINTAS DAN RASIO KORBAN LUKA DAN MENINGGAL TERHADAP JUMLAH PENDUDUK DIRINCI MENURUT KABUPATEN/KOTA TAHUN 2009
NO KABUPATEN/KOTA 1
JUMLAH KEJADIAN KECELAKAA N
2
1
Banggai Kepulauan
2
3
JUMLAH KORBAN MATI 4
LUKA BERAT
LUKA RINGAN
5
6
% KORBAN JML 7
% THD TOTAL KORBAN
MATI
8
9
LUKA BERAT
LUKA RINGAN
JML
10
11
12
RASIO KORBAN PER KEJADIAN KECELAKAAN 13
7
11
11
25
47
3
23.40
23.40
53.19
100
6.71
Banggai
97
44
39
47
130
7
33.85
30.00
36.15
100
1.34
3
Morowali
95
24
29
75
128
7
18.75
22.66
58.59
100
1.35
4
Poso
110
32
72
20
124
7
25.81
58.06
16.13
100
1.13
5
Donggala
140
83
47
98
228
12
36.40
20.61
42.98
100
1.63
6
Tolitoli
68
27
33
28
88
5
30.68
37.50
31.82
100
1.29
7
Buol
56
8
22
50
80
4
10.00
27.50
62.50
100
1.43
8
Parigi Moutong
84
73
37
41
151
8
48.34
24.50
27.15
100
1.80
9
Tojo Una-Una
34
27
6
38
71
4
38.03
8.45
53.52
100
2.09
531
41
49
693
783
43
5.24
6.26
88.51
100
1.47
1,222
370
345
1,115
1,830
100
20.22
18.85
60.93
100
1.50
10 Palu JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO PER 100.000 PENDUDUK
Sumber: Dirlantas POLDA Prov. Sulteng (Per masing-masing Polres)
75.05
TABEL 9
AFP RATE, % TB PARU SEMBUH, DAN PNEUMONIA BALITA DITANGANI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
PNEUMONIA
TB PARU NO KABUPATEN/KOTA
1
2
AFP < 15 TH
3
KLINIS 2009
Ditemukan tahun 2008
BTA (+) 2009
DIOBATI 2008
SEMBUH
4
5
6
7
8
% SEMBUH
JML PENDERITA
9
10
JML PEND BALITA % BALITA BALITA DITANGANI DITANGANI 11
12
13
1
Banggai Kepulauan
0
550
97
55
97
52
53.61
80
62
62
100
2
Banggai
1
3,441
385
304
385
350
90.91
2,443
2,121
2,121
100
3
Morowali
0
1,351
131
121
131
108
82.44
583
542
542
100
4
Poso
1
2,106
252
219
252
238
94.44
393
320
320
100
5
Donggala
3
2,973
342
241
342
257
75.15
1,597
1,462
1,462
100
6
Tolitoli
1
2,854
349
187
349
340
97.42
579
490
490
100
7
Buol
0
532
96
112
96
37
38.54
713
626
626
100
8
Parigi Moutong
1
1,717
178
154
178
100
56.18
989
954
954
100
9
Tojo Una-Una
0
1,178
80
120
80
60
75.00
312
219
219
100
10 Palu
7
3,150
210
250
210
169
80.48
2,351
2,129
2,129
100
11 Sigi
-
1,136
-
2,068
1,110
1,110
100
20,988
2,120
12,108
10,035
10,035
100
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN
14
87 1,850
-
2,120
1,711
#REF!
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Keterangan: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
80.71
TABEL 10
HIV/AIDS, INFEKSI MENULAR SEKSUAL, DBD DAN DIARE PADA BALITA DITANGANI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 IMS
HIV/AIDS NO KABUPATEN/KOTA
1
2
% JML % JML DITANGANI DITANGANI DITANGA KASUS DITANGANI KASUS NI 3
4
5
6
1
Banggai Kepulauan
0
0
2
Banggai
1
1
3
Morowali
0
0
4
Poso
3
1
5
Donggala
0
0
#DIV/0!
6
Tolitoli
0
0
7
Buol
0
0
8
Parigi Moutong
3
0
9
Tojo Una-Una
0
0
10 Palu
18
4
11 Sigi
3
2
JUMLAH (KAB/KOTA)
28.00
8.00
#DIV/0!
7
8
0
0
29
29
38
38
45
45
0
0
#DIV/0!
12
12
#DIV/0!
0
0
185
185
0
0
22.22
44
44
66.67
45
45
100.00 #DIV/0! 33.33
0.00 #DIV/0!
28.57
398.00
DIARE
DBD
398.00
JML KASUS
DITANGANI
9
#DIV/0!
10
% JML DITANGANI KASUS 11
0
0
100
38
38
100
0
0
100
77
77
21
21
131 2
12
13
DIARE PADA BALITA % DITANGANI DITANGANI 14
15
1,048
678
678
100
8,467
4,241
4,241
100
6,374
4,920
4,920
100
100
5,637
3,058
3,058
100
100
12,858
3,842
3,842
100
131
100
5,437
1,780
1,780
100
2
100
3,169
2,747
2,747
100
47
47
100
12,558
6,039
6,039
100
3
3
100
3,789
1,731
1,731
100
100
576
576
100
6,717
3,230
3,230
100
100
57
57
100
8,713
3,179
3,179
100
100
74,767
35,445
35,445
100
#DIV/0! 100 #DIV/0! 100 #DIV/0!
100
ANGKA KESAKITAN
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien RS
952.00 38.38
952.00
#DIV/0!
JML DIARE PADA BALITA
100 #DIV/0!
30.14
TABEL 11
PERSENTASE PENDERITA MALARIA DIOBATI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 MALARIA NO
KABUPATEN/KOTA KLINIS
SEDIAAN DARAH
POSITIF
% POSTIF
DIOBATI
% DIOBATI
5
6
7
8
DIPERIKSA 1
2
1
Banggai Kepulauan
2
3
4
9,779
6,924
4,212
60.83
8,810
90.09
Banggai
12,482
9,623
3,094
32.15
9,577
76.73
3
Morowali
4,773
201
44
21.89
4,773
100.00
4
Poso
7,588
3,697
954
25.80
7,174
94.54
5
Donggala
7,794
2,915
819
28.10
7,684
98.59
6
Tolitoli
7,154
1,589
609
38.33
7,154
100.00
7
Buol
5,249
661
607
91.83
3,740
71.25
8
Parigi Moutong
6,235
1,443
323
22.38
5,605
89.90
9
Tojo Una-Una
8,148
1,501
475
31.65
8,148
100.00
10 Palu
1,119
755
91
12.05
1,040
92.94
11 Sigi
8,169
4,437
1,279
28.83
6,262
76.66
78,490
33,746
12,507
37.06
69,967
89.14
JUMLAH (KAB/KOTA) ANGKA KESAKITAN (API/AMI) PER 1000 PDDK Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
31.65
5.042608367
TABEL 12
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 KUSTA NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
Penderita bulan Januari - Desember 2009
PEND PB
RFT PB
% RFT PB
PEND MB
RFT MB
% RFT MB
Penderita MB
3
4
5
6
7
8
9
1
Banggai Kepulauan
0
-
#DIV/0!
2
Banggai
9
3
Morowali
2
2
4
Poso
0
0
5
Donggala
6
9
Penderita PB 10
7
7
100
0
0
100
13
13
100.0
11
7
100
7
5
71.4
8
1
11
11
100.0
7
1
#DIV/0!
11
10
91
69
62
89.9
32
7
Tolitoli
7
7
100
39
38
97.4
35
6
7
Buol
4
4
100
21
21
100.0
12
6
8
Parigi Moutong
24
18
75
58
53
91.4
68
33
9
Tojo Una-Una
7
7
100
10
8
80.0
12
21
10
10
100
38
35
92.1
25
0
20
1
10 Palu 11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA)
-
0 74
67
Sumber:Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit Keterangan : Penderita PB tahun X - 1, Penderita MB tahun X - 2 X = tahun data.
#VALUE! #DIV/0!
-
273
#VALUE! 253
92.7
230
83
TABEL 13
KASUS PENYAKIT FILARIASIS DITANGANI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 PENDERITA PENY. FILARIASIS NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1
Banggai Kepulauan
2
JUMLAH
DITANGANI
% DITANGANI
3
4
5
154
-
0
Banggai
21
11
52
3
Morowali
51
9
18
4
Poso
68
68
100
5
Donggala
153
153
100
6
Tolitoli
9
9
100
7
Buol
1
1
100
8
Parigi Moutong
42
42
100
9
Tojo Una-Una
26
13
50
65
65
100
590
371
63
11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
TABEL 14
JUMLAH KASUS DAN ANGKA KESAKITAN PENYAKIT MENULAR YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
JUMLAH KASUS PD3I NO KABUPATEN/KOTA
1
2
DIFTERI
PERTUSIS
TETANUS
3
4
5
1
Banggai Kepulauan
-
-
2
Banggai
-
-
3
Morowali
-
4
Poso
5
CAMPAK
6
7
POLIO
HEPATITIS B
8
9
-
6
-
-
-
-
29
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-
1
-
-
Donggala
-
-
-
-
22
-
-
6
Tolitoli
-
35
1
-
32
-
62
7
Buol
-
10
5
-
2
-
11
8
Parigi Moutong
-
-
-
10
-
-
9
Tojo Una-Una
-
-
-
-
49
-
-
10 Palu
-
-
-
-
12
-
-
11 Sigi
-
-
-
-
-
-
-
164
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
Sumber: Seksi Surveilans, UPT SURDATIN
3
TETANUS NEONATORUM
45
1
9
1
73
TABEL 15
CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS, BAYI DAN BAYI BBLR YANG DITANGANI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NEONATUS
BAYI
BAYI LAHIR
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH 1
2
3
KN2 4
% 5
JML BAYI 6
KUNJ 7
% 8
JML LAHIR HIDUP
DITIMBANG
% DITIMBANG
BBLR
% BBLR
BBLR DITANGANI
% BBLR DITANGANI
9
10
11
12
13
14
15
1
Banggai Kepulauan
3,286
2,423
73.74
3,286
2,470
75.17
2,522
2,321
92
3
0.12
3
100
2
Banggai
6,236
5,315
85.23
6,236
4,429
71.02
6,734
4,597
68
26
0.39
14
54
3
Morowali
3,750
2,396
63.89
4,114
2,432
59.12
3,420
2,926
86
17
0.50
7
41
4
Poso
3,394
2,250
66.29
4,315
2,336
54.14
3,072
3,193
104
8
0.26
3
38
5
Donggala
6,361
4,899
77.02
6,361
6,047
95.06
5,260
4,328
82
33
0.63
30
91
6
Tolitoli
4,187
3,562
85.07
4,187
3,878
92.62
3,882
2,836
73
24
0.62
6
25
7
Buol
2,469
2,181
88.34
2,469
2,066
83.68
2,517
2,411
96
15
0.60
5
33
8
Parigi Moutong
7,855
7,253
92.34
7,855
5,676
72.26
7,356
5,183
70
33
0.45
13
39
9
Tojo Una-Una
3,804
2,011
52.87
3,804
2,639
69.37
2,097
1,602
76
33
1.57
21
64
10 Palu
6,521
6,125
93.93
6,521
5,427
83.22
6,231
5,959
96
96
1.54
29
11 Sigi
3,588
2,907
81.02
3,588
2,158
60.14
3,526
3,022
86
66
1.87
51
77
51,451
41,322
80.31
52,736
39,558
75.01
46,617
38,378
82
354
0.76
182
51
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
TABEL 16
STATUS GIZI BALITA DAN JUMLAH KABUPATEN/KOTA RAWAN GIZI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
% BALITA
JUMLAH BALITA NO KABUPATEN/KOTA
1
2
BALITA YANG ADA
DITIMBAN BB NAIK G
BGM
Gizi Buruk 7
DITIMBANG BB NAIK 8
9
BGM
Gizi Buruk
KEC BEBAS RAWAN GIZI
10
11
12
3
4
5
6
9,283
6,860
4,532
3,122
55
73.90
66.06
45.51
0.80
1,274
445
77.68
68.65
9.74
3.40
1
Banggai Kepulauan
2
Banggai
16,840
13,081
8,980
3
Morowali
17,056
10,014
7,075
201
19
58.71
70.65
2.01
0.19
4
Poso
16,154
10,805
7,651
312
32
66.89
70.81
2.89
0.30
5
Donggala
53,597
14,433
10,123
1192
203
26.93
70.14
8.26
1.41
6
Tolitoli
17,593
10,623
9,456
1233
40
60.38
89.01
11.61
0.38
7
Buol
13,540
6,511
4,595
195
15
48.09
70.57
2.99
0.23
8
Parigi Moutong
20,950
6,428
4,246
403
31
30.68
66.05
6.27
0.48
9
Tojo Una-Una
9,722
5,519
3,775
473
10
56.77
68.40
8.57
0.18
10 Palu
29,239
20,897
16,988
495
96
71.47
81.29
2.37
0.46
11 Sigi
47,593
30,023
20,580
621
178
63.08
68.55
2.07
0.59
251,567
135,194
98,001
1,124
53.74
72.49
7.04
0.83
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
9,521
0
TABEL 17
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K1, K4), PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DAN IBU NIFAS PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 IBU HAMIL
IBU BERSALIN
NO KABUPATEN/KOTA
1
2
IBU NIFAS
JUMLAH
K1
%
K4
%
JUMLAH
DITOLONG NAKES
%
3
4
5
6
7
8
9
10
JUMLAH 11
MENDAPAT YAN.NIFAS
%
12
13
1
Banggai Kepulauan
3,614
3,165
88
2,567
71.03
3,450
2,680
77.68
3,450
2,457
71.217
2
Banggai
6,860
7,415
108
6,689
97.51
6,548
5,789
88.41
6,548
5,755
87.889
3
Morowali
4,125
3,845
93
3,168
76.80
3,937
3,296
83.72
3,937
3,282
83.363
4
Poso
3,733
3,905
105
2,615
70.05
3,563
2,477
69.52
3,563
3,056
85.77
5
Donggala
6,997
6,095
87
5,340
76.32
6,678
4,902
73.41
6,678
4,913
73.57
6
Tolitoli
4,606
4,562
99
3,909
84.87
4,396
3,362
76.48
4,396
3,772
85.805
7
Buol
2,716
2,927
108
2,427
89.36
2,592
2,219
85.61
2,592
2,264
87.346
8
Parigi Moutong
8,641
8,473
98
7,609
88.06
8,247
6,908
83.76
8,247
7,330
88.881
9
Tojo Una-Una
4,184
3,710
89
2,955
70.63
3,993
2,693
67.44
3,993
2,026
50.739
10 Palu
7,173
7,431
104
6,761
94.26
6,846
6,119
89.38
6,846
2,985
43.602
11 Sigi
3,946
3,946
100
3,525
89.33
3,767
2,801
74.36
3,767
6,131
162.76
56,595
55,474
98
47,565
84.04
54,017
43,246
80.06
54,017
43,971
81.402
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
TABEL 18
CAKUPAN DETEKSI DINI TUMBUH KEMBANG ANAK BALITA, PEMERIKSAAN KESEHATAN SISWA SD/SMP/SMU PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
ANAK BALITA (PRA SEKOLAH) NO
SISWA SD/MI
SISWA SMP/SMU
KABUPATEN/KOTA JUMLAH DIDETEKSI
1
2
3
4
% 5
JUMLAH DIPERIKSA 6
7
% 8
JUMLAH DIPERIKSA 9
10
1
Banggai Kepulauan
-
-
-
2
Banggai
-
-
-
3
Morowali
-
-
-
4
Poso
-
-
-
5
Donggala
-
-
-
6
Tolitoli
-
-
-
7
Buol
-
-
-
8
Parigi Moutong
-
-
-
9
Tojo Una-Una
-
-
-
10
Kota Palu
-
-
-
11
Sigi
-
-
-
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
-
-
#DIV/0!
-
-
#DIV/0!
-
% 11
-
#DIV/0!
TABEL 19
JUMLAH PUS, PESERTA KB, PESERTA KB BARU, DAN KB AKTIF MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
PESERTA KB AKTIF
PESERTA KB BARU NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH PUS 3
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
1
Banggai Kepulauan
31,093
6,318
20.32
24,400
78.47
2
Banggai
62,783
7,527
11.99
49,703
79.17
3
Morowali
42,367
6,348
14.98
28,488
67.24
4
Poso
37,388
4,781
12.79
30,084
80.46
5
Donggala
48,931
8,285
16.93
33,748
68.97
6
Tolitoli
39,448
7,637
19.36
29,216
74.06
7
Buol
27,607
4,299
15.57
20,254
73.37
8
Parigi Moutong
85,346
14,002
16.41
61,627
72.21
9
Tojo Una-Una
25,970
3,396
13.08
20,514
78.99
10
Palu
49,424
9,599
19.42
39,306
79.53
11
Sigi
40,123
5,326
13.27
29,736
74.11
490,480
77,518
15.80
367,076
74.84
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber:BKKBN Prop. Sulteng
TABEL 20
JUMLAH PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
JUMLAH PESERTA KB AKTIF MKJP
NO KABUPATEN/KOTA
1
2
1
Banggai Kepulauan
2
Banggai
3
Morowali
4
Poso
5
Donggala
6
Tolitoli
7
Buol
8
Parigi Moutong
9
Tojo Una-Una
% PESERTA KB AKTIF
NON MKJP
IUD
MOP/ MOW
IMP LANT
SUNTIK
PIL
KONDOM
OBAT VAGINA
LAIN NYA
3
4
5
6
7
8
9
10
MKJP
NON MKJP
MKJP + NON MKJP
IUD
MOP/ MOW
IMP LANT
SUNTIK
PIL
KONDOM
OBAT VAGINA
LAIN NYA
11
12
13
14
15
16
17
18
19
MKJP + NON MKJP
20
177
27
595
10,644
12,621
336
-
-
24,400
0.73
0.11
2.44
43.62
51.73
1.38
-
-
100
4,531
1,196
5,294
19,436
18,757
489
-
-
49,703
9.12
2.41
10.65
39.10
37.74
0.98
-
-
100
454
279
1,605
11,864
14,164
122
-
-
28,488
1.59
0.98
5.63
41.65
49.72
0.43
-
-
100
3,319
850
3,284
10,886
11,617
128
-
-
30,084
11.03
2.83
10.92
36.19
38.62
0.43
-
-
100
881
707
2,892
14,658
14,271
339
-
-
33,748
2.61
2.09
8.57
43.43
42.29
1.00
-
-
100
1,241
682
3,620
11,021
12,376
276
-
-
29,216
4.25
2.33
12.39
37.72
42.36
0.94
-
-
100
356
364
3,780
7,278
7,586
890
-
-
20,254
1.76
1.80
18.66
35.93
37.45
4.39
-
-
100
2,707
1,436
4,673
25,967
24,166
2,678
-
-
61,627
4.39
2.33
7.58
42.14
39.21
4.35
-
-
100
235
146
1,857
10,293
7,874
109
-
-
20,514
1.15
0.71
9.05
50.18
38.38
0.53
-
-
100
11 Sigi
3,514
1,640
2,271
16,121
15,285
475
-
-
39,306
8.94
4.17
5.78
41.01
38.89
1.21
-
-
100
11 Sigi
1,688
947
4,614
11,311
10,850
326
-
-
29,736
5.68
3.18
15.52
38.04
36.49
1.10
-
-
100
19,103
8,274
34,485
149,479
149,567
6,168
-
-
367,076
5.20
2.25
9.39
40.72
40.75
1.68
-
-
100
JUMLAH (KAB/KOTA)
RUMUS Sumber:BKKBN Prop. Sulteng
TABEL 21
PELAYANAN KB BARU MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH PESERTA KB BARU MKJP
NO KABUPATEN/KOTA
1
IUD
MOP/ MOW
3
4
2
% PESERTA KB BARU
NON MKJP IMP LANT
KONDOM
OBAT VAGINA
LAIN NYA
7
8
9
10
MOP/ MOW
IMP LANT
SUN TIK
KONDOM
OBAT VAGINA
16
17
18
12
13
14
2,538
2,699
754
6,318
0.44
0.06
4.67
40.17
42.72
11.93
-
Banggai
139
37
389
3,326
2,977
659
7,527
1.85
0.49
5.17
44.19
39.55
8.76
-
3
Morowali
127
78
1,210
2,200
2,094
639
6,348
2.00
1.23
19.06
34.66
32.99
10.07
-
4
Poso
201
68
513
1,988
1,517
494
4,781
4.20
1.42
10.73
41.58
31.73
10.33
-
5
Donggala
129
59
1,021
3,440
3,262
374
8,285
1.56
0.71
12.32
41.52
39.37
4.51
-
6
Tolitoli
77
51
529
2,794
3,893
293
7,637
1.01
0.67
6.93
36.59
50.98
3.84
-
7
Buol
59
25
313
1,608
1,943
351
4,299
1.37
0.58
7.28
37.40
45.20
8.16
-
8
Parigi Moutong
537
100
1,112
3,592
5,442
3,219
14,002
3.84
0.71
7.94
25.65
38.87
22.99
-
9
Tojo Una-Una
45
30
659
1,400
1,009
253
3,396
1.33
0.88
19.41
41.22
29.71
7.45
-
11 Sigi
534
263
373
4,334
3,172
923
9,599
5.56
2.74
3.89
45.15
33.05
9.62
-
11 Sigi
256
21
1,049
1,740
1,422
838
5,326
4.81
0.39
19.70
32.67
26.70
15.73
-
2,132
736
7,463
28,960
29,430
8,797
77,518
2.75
0.95
9.63
37.36
37.97
11.35
-
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber:BKKBN Prop. Sulteng
-
-
15
PIL
295
2
11
IUD
4
Banggai Kepulauan
6
PIL
NON MKJP
28
1
5
SUN TIK
MKJP MKJP + NON MKJP
TABEL 22
PERSENTASE CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DESA/KEL
DESA/KEL UCI
% DESA/KEL UCI
1
2
3
4
5
1
Banggai Kepulauan
193
153
79.27
2
Banggai
286
238
83.22
3
Morowali
240
150
62.50
4
Poso
156
81
51.92
5
Donggala
140
88
62.86
6
Tolitoli
91
62
68.13
7
Buol
106
72
67.92
8
Parigi Moutong
180
128
71.11
9
Tojo Una-Una
120
78
65.00
10
Palu
43
42
97.67
11
Sigi
156
97
62.18
1,711
1,189
69.49
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
TABEL 23
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI BAYI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 IMUNISASI
JUMLAH NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
BCG
BAYI
3
DPT1+HB1
DO
DPT3+HB3
POLIO3
CAMPAK
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
(%)
14
1
Banggai Kepulauan
3,622
3,640
100.50
3,702
102.21
3,357
92.68
3,532
97.52
3,223
88.98
12.94
2
Banggai
6,820
7,270
106.60
7,284
106.80
6,894
101.09
6,836
100.23
6,993
102.54
4.00
3
Morowali
4,156
2,979
71.68
3,486
83.88
3,083
74.18
2,977
71.63
3,075
73.99
11.79
4
Poso
3,909
3,520
90.05
3,759
96.16
3,638
93.07
3,601
92.12
3,448
88.21
8.27
5
Donggala
6,329
5,677
89.70
5,649
89.26
5,196
82.10
5,287
83.54
5,185
81.92
8.21
6
Tolitoli
3,545
3,474
98.00
3,654
103.07
3,362
94.84
3,545
100.00
3,539
99.83
3.15
7
Buol
2,900
2,684
92.55
2,616
90.21
2,345
80.86
2,392
82.48
2,232
76.97
14.68
8
Parigi Moutong
8,097
8,352
103.15
8,226
101.59
7,832
96.73
7,614
94.03
7,919
97.80
3.73
9
Tojo Una-Una
2,873
2,536
88.27
2,722
94.74
2,365
82.32
2,503
87.12
2,378
82.77
12.64
10 Palu
6,943
7,431
107.03
7,279
104.84
6,984
100.59
6,821
98.24
6,971
100.40
4.23
11 Sigi
4,696
4,380
93.27
4,376
93.19
4,352
92.67
4,287
91.29
4,102
87.35
6.26
53,890
51,943
96.39
52,753
97.89
49,408
91.68
49,395
91.66
49,065
91.05
6.99
JUMLAH (KAB/KOTA) % BAYI DIIMUNISASI LENGKAP
Sumber: Seksi Bimdal Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
91.05
TABEL 24
CAKUPAN BAYI, BALITA YANG MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
ANAK BGM 6-24 BLN
ANAK BALITA (1-4TAHUN)
NO KABUPATEN/KOTA
1
2
1
Banggai Kepulauan
2
BALITA GIZI BURUK
JUMLAH
MP ASI
%
JUMLAH
MENDAPAT VIT A 2X
%
JUMLAH
MENDAPAT PERAWATAN
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
3,122
1162.00
37.22
20,797
18,776
90.28
55
49
89.09
Banggai
725
725.00
100.00
23,244
19,224
82.71
68
68
100.00
3
Morowali
238
185.00
77.73
17,492
15,654
89.49
19
19
100.00
4
Poso
312
312.00
100.00
27,438
26,402
96.22
32
10
31.25
5
Donggala
980
8.00
0.82
26,349
22,602
85.78
94
94
100.00
6
Tolitoli
1,677
111.00
6.62
16,521
15,604
94.45
40
21
52.50
7
Buol
107
107.00
100.00
11,948
10,863
90.92
15
15
100.00
8
Parigi Moutong
403
45.00
11.17
40,368
38,641
95.72
23
23
100.00
9
Tojo Una-Una
473
473.00
100.00
12,800
11,342
88.61
10
10
100.00
10 Palu
495
47.00
9.49
29,239
28,431
97.24
96
80
83.33
11 Sigi
628
628.00
100.00
44,768
22,668
50.63
122
12
9.84
9160
3803.00
41.52
270,964
230,207
84.96
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
574
401
69.86
TABEL 25
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET Fe1, Fe3 MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
JUMLAH IBU HAMIL
2
1
Banggai Kepulauan
2
3
Fe1
Fe3
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
167
130
77.84
108
64.67
Banggai
7,786
7,494
96.25
6,602
84.79
3
Morowali
4,290
3,781
88.14
2,884
67.23
4
Poso
3,652
3,131
85.73
2,865
78.45
5
Donggala
6,997
5,390
77.03
4,285
61.24
6
Tolitoli
4,801
961
20.02
802
16.70
7
Buol
2,716
2,640
97.20
2,427
89.36
8
Parigi Moutong
8,880
8,049
90.64
7,526
84.75
9
Tojo Una-Una
2,991
2,276
76.09
1,829
61.15
10 Palu
7,327
7,432
101.43
6,775
92.47
11 Sigi
4,921
3,550
72.14
2,986
60.68
54,528
44,834
82.22
39,089
71.69
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
TABEL 26
JUMLAH WANITA USIA SUBUR DENGAN STATUS IMUNISASI TT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
TT 1 NO
KABUPATEN/KOTA
WUS
1
2
3
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
1
Banggai Kepulauan
38,712
0
0
0
-
-
2
Banggai
77,634
0
0
0
-
-
3
Morowali
32,957
0
0
0
-
-
4
Poso
42,914
0
0
0
-
-
5
Donggala
71,373
6
Tolitoli
48,724
0
0
0
-
-
7
Buol
28,705
0
0
0
-
-
8
Parigi Moutong
7,330
100.01
0
-
-
9
Tojo Una-Una
44,198
0
0
0
-
-
10 Palu
76,173
0
0
0
-
-
11 Sigi
43,845
JUMLAH (KAB/KOTA)
512,565
4,108
8,088
5.7557
110.34
4,640
7,331
6.5011
5,264
7.3753
9,667
13.54
8,701
12.19
4,302
9.8118
4,293
9.7913
5,334
12.166
6,262
14.28
12,421
28.33
16,498
3.2187
16,264
3.1731
10,598
2.0676
15,929
3.11
21,122
4.12
Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
TABEL 27
PERSENTASE AKSES KETERSEDIAAN DARAH UNTUK BUMIL DAN NEONATUS YG DIRUJUK PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH IBU HAMIL YANG DIRUJUK NO
SARANA PELAYANAN KESEHATAN
1
2
JUMLAH NEONATUS YANG DIRUJUK
MEMERLUKAN DARAH
MENDAPAT DARAH
%
MEMERLUKAN DARAH
MENDAPAT DARAH
%
3
4
5
6
7
8
1 RUMAH SAKIT
#DIV/0!
#DIV/0!
2 PUSKESMAS
#DIV/0!
#DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
SUMBER DATA DARI = AUDIT MATERNAL PERINATAL ( AMP )
-
#DIV/0!
-
-
#DIV/0!
TABEL 28
JUMLAH DAN PERSENTASE IBU HAMIL DAN NEONATAL RISIKO TINGGI/KOMPLIKASI DITANGANI MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
JUMLAH IBU HAMIL
2
3
BUMIL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
BUMIL RISTI/ KOMPLIKASI JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
JUMLAH NEONATAL
8
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI
NEONATAL RISTI/KOMPLIKASI DITANGANI
JUMLAH
%
JUMLAH
%
9
10
11
12
1
Banggai Kepulauan
3,614
297
41
242
33.48091
3,286
12
0.37
12
100.00
2
Banggai
6,860
790
58
1,345
98.03207
6,236
104
1.67
78
75.00
3
Morowali
4,125
70
8
70
8.484848
4,114
43
1.05
43
100.00
4
Poso
3,733
221
30
72
9.643718
4,315
49
1.14
17
34.69
5
Donggala
6,997
246
18
172
12.29098
6,361
155
2.44
123
79.35
6
Tolitoli
4,606
379
41
218
23.66479
4,187
254
6.07
192
75.59
7
Buol
2,716
146
27
89
16.38439
2,469
46
1.86
6
13.04
8
Parigi Moutong
8,641
484
28
109
6.30714
7,855
55
0.70
47
85.45
9
Tojo Una-Una
4,184
598
71
85
10.15774
3,804
815
21.42
34
4.17
10 Palu
7,173
1,876
131
1,874
130.6287
6,521
33
0.51
11
33.33
11 Sigi
3,946
182
23
182
23.06133
3,588
151
4.21
151
100.00
56,595
5,289
47
4,458
39.3851
52,736
1,717
3.26
714
41.58
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
TABEL 29
PERSENTASE SARANA KESEHATAN DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR) PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR NO
SARANA KESEHATAN
1
2
JUMLAH SARANA 3
%
4
5
1
RUMAH SAKIT UMUM
2
RUMAH SAKIT JIWA
#DIV/0!
3
RUMAH SAKIT KHUSUS
#DIV/0!
4
PUSKESMAS
5
SARANA YANKES.LAINNYA
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi Rumah Sakit dan Seksi PKM
-
JUMLAH
-
-
-
#DIV/0!
#DIV/0!
#DIV/0!
-
-
#DIV/0!
TABEL 30
JUMLAH DAN PERSENTASE DESA/KELURAHAN TERKENA KLB YANG DITANGANI < 24 JAM MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
DESA/KEL TERKENA KLB NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH DESA/KEL
3
JUMLAH
DITANGANI <24 JAM
%
4
5
6
1
Banggai Kepulauan
193
25
19
76
2
Banggai
304
7
4
57
3
Morowali
240
11
10
91
4
Poso
156
1
1
100
5
Donggala
149
16
16
100
6
Tolitoli
91
8
5
63
7
Buol
109
5
5
100
8
Parigi Moutong
180
12
12
100
9
Tojo Una-Una
121
9
9
100
10
Palu
43
10
10
100
11
Sigi
157
17
17
100
1,743
121
108
89
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
TABEL 31
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN SERTA JUMLAH KABUPATEN/KOTA DAN DESA YANG TERSERANG KLB PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
YANG TERSERANG NO
JENIS KEJADIAN LUAR BIASA
1
2
1
Diare
2
JUMLAH KEC
JUMLAH DESA
3
4
JUMLAH PENDUDUK TERANCAM
JUMLAH PENDERITA
JUMLAH KEMATIAN
ATTACK RATE (%)
CFR (%)
5
6
7
8
9
25
35
48,510
1,007
12
2.08
1.19
Malaria
3
4
4,799
278
6
5.79
2.16
3
Keracunan Pangan
6
9
3,225
107
3
3.32
2.80
4
DBD
11
24
31,085
97
1
0.31
1.03
5
AFP
14
14
518,790,916
14
0
0.00
-
6
DHF
15
7
2,791
57
0
2.04
-
7
Gizi Buruk
2,300
8
4
0.35
50.00
8
ISPA
2,447
80
0
3.27
-
9
Tetanus Neonatorum
2,455
2
2
0.08
100.00 7.41
8 1 2
8 1 2
10 Rabies
6
13
9,799
54
4
0.55
11 Typoid
1
1
1,684
65
0
3.86
1,641
23
2
1.40
8.70
23
173
12 Pertusis JUMLAH
1 93
Sumber: UPT Surveilans, Data & Informasi Provinsi Sulteng.
2 120
518,901,652
1,792
34
-
TABEL 32
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1
Banggai Kepulauan
2
JUMLAH BAYI / SASARAN 3
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF JUMLAH
%
4
5
295
55
18.64
Banggai
5,793
2,713
46.83
3
Morowali
2,799
1,481
52.91
4
Poso
3,302
2,074
62.81
5
Donggala
4,753
1,544
32.48
6
Tolitoli
3,518
3,231
91.84
7
Buol
3,237
1,730
53.44
8
Parigi Moutong
8,073
2,496
30.92
9
Tojo Una-Una
2,721
270
9.92
10
Palu
6,656
3,111
46.74
11
Sigi
2,242
1,569
69.98
JUMLAH (KAB/KOTA)
43,389
20,274
46.73
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
TABEL 33
PERSENTASE DESA/KELURAHAN DENGAN GARAM BERYODIUM YANG BAIK MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
JUMLAH DESA/KEL DISURVEI
JUMLAH DESA/KEL DG GARAM BERYODIUM YG BAIK
% DESA/KEL DG GARAM BERYODIUM YG BAIK
1
2
3
4
5
-
-
#VALUE! #VALUE!
1
Banggai Kepulauan
2
Banggai
449
-
3
Morowali
16
13
81
4
Poso
158
149
94
5
Donggala
230
-
#VALUE!
6
Tolitoli
-
-
#VALUE!
7
Buol
108
-
#VALUE!
8
Parigi Moutong
180
-
#VALUE!
9
Tojo Una-Una
-
-
#VALUE!
11
Sigi
-
-
#VALUE!
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi BIMDAL Kesehatan Dasar
1141
162
14.20
TABEL 34
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
PELAYANAN DASAR GIGI
UKGS (PROMOTIF DAN PREVENTIF) MURID SD/MI DIPERIKSA
NO
KABUPATEN/KOTA
1
TUMPATAN PENCABUTA GIGI TETAP N GIGI TETAP
2
1
Banggai Kepulauan
2
3
4
JUMLAH
5
0
476
476
Banggai
62
3,202
3,264
3
Morowali
321
2,131
4
Poso
110
5
Donggala
6
Tolitoli
7
MURID SD/MI
RASIO TAMBAL/ CABUT
JUMLAH MURID SD
JUMLAH
%
PERLU PERAWATAN
JUMLAH MENDAPAT PERAWATAN
% MENDAPAT PERAWATAN
6
7
8
9
10
11
12
-
2,129
#DIV/0!
591
576
97.46
0.02
-
1,778
#DIV/0!
640
640
100.00
2,452
0.15
-
2,772
#DIV/0!
1,709
800
46.81
2,665
2,775
0.04
24,584
5,742
23.36
1,262
1,304
103.33
304
765
1,069
0.40
20,371
2,021
9.92
1,518
1,518
100.00
357
1,142
1,499
0.31
-
1,662
#DIV/0!
746
316
42.36
Buol
39
462
501
0.08
-
666
#DIV/0!
1,674
318
19.00
8
Parigi Moutong
81
1,588
1,669
0.05
-
2,677
#DIV/0!
2,524
1,272
50.40
9
Tojo Una-Una
245
1,235
1,480
0.20
-
2,772
#DIV/0!
374
230
61.50
10 palu
1133
703
1,836
1.61
24,400
6,467
9,392
3,606
38.39
11 Sigi
0
71
71
-
-
#DIV/0!
78
287
367.95
14,440
17,092
-
28,686
#DIV/0!
20,508
10,867
52.99
JUMLAH (KAB/ KOTA) Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Khusus
2,652
-
0.18
26.50
TABEL 35
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
PENYULUHAN KESEHATAN NO
KABUPATEN/KOTA
1
JUMLAH SELURUH KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK
JUMLAH KEGIATAN PENYULUHAN MASSA
JUMLAH
3
4
5
2
1
Banggai Kepulauan
89
72
161
2
Banggai
1,878
995
2,873
3
Morowali
342
23
365
4
Poso
632
341
973
5
Donggala
3,536
106
3,642
6
Tolitoli
766
18
784
7
Buol
-
8
Parigi Moutong
679
62
741
9
Tojo Una-Una
26
26
52
11
Palu
3,211
787
3,998
11
Sigi
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : UPT Promosi Kesehatan Tahun 2009
30 11,189
-
2,430
-
30 13,619
TABEL 36
CAKUPAN JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN PRA BAYAR PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
JUMLAH PENDUDUK*
2
3
JUMLAH PESERTA JAMINAN KESEHATAN PRA BAYAR ASKES 4
JAMSOSTEK ASKESKIN/JAM KESMAS 5
6
ASABRI
JAMKESDA
LAINNYA
JUMLAH
%
7
8
9
10
11
1
Banggai Kepulauan
154,455
9,272
-
53,510
-
3,111
-
65,893
42.66
2
Banggai
294,033
40,932
-
77,200
1,235
19,620
-
138,987
47.27
3
Morowali
175,700
12,077
4,085
69,428
284
80,716
9,110
175,700
100.00
4
Poso
152,044
19,503
-
81,660
2,040
4,000
-
107,203
70.51
5
Donggala
244,925
23,403
-
107,590
183
17,766
-
148,942
60.81
6
Tolitoli
196,237
15,414
356
75,037
1,004
132,200
-
224,011
114.15
7
Buol
115,121
4,729
-
51,698
-
34,650
1,326
92,403
80.27
8
Parigi Moutong
367,005
14,594
197
22,915
203
150,579
41.03
9
Tojo Una-Una
170,992
7,420
-
67,732
-
53,831
-
128,983
75.43
10 Palu
304,747
70,745
10,212
56,406
3,926
12,826
1,035
155,150
50.91
11 Sigi
220,965
13,547
-
98,292
852
25,000
100
137,791
62.36
2,396,224
231,636
14,849
851,027
9,721
406,635
11,774
1,525,642
63.67
9.67
0.62
35.52
0.49
63.67
JUMLAH (KAB/KOTA) PERSENTASE
196
112,474
Sumber: Seksi Bimdal Jaminan Kesehatan Catatan : * = Jumlah penduduk menurut puskesmas harus sama dengan jumlah penduduk menurut kecamatan
TABEL 37
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT MISKIN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
MASYARAKAT MISKIN
NO KABUPATEN/KOTA
1
2
DICAKUP ASKESKIN JUMLAH YANG ADA
3
PELAYANAN BAYI MASY.MISKIN
MENDAPAT YANKES
JUMLAH BAYI MASY.MISKIN BGM
JUMLAH
%
Rawat Jalan
%
Rawat Inap
%
4
5
6
7
8
9
10
BAYI MASY.MISKIN BGM MENDAPAT MP-ASI
JUMLAH
%
11
12
1
Banggai Kepulauan
53,510
53,510
100
23,913
44.69
316
0.59
330
240
72.73
2
Banggai
96,820
77,200
79.73559
105,205
108.66
1,082
1.12
974
272
27.93
3
Morowali
75,086
-
0
39,955
53.21
340
0.45
207
201
97.10
4
Poso
107,988
81,660
75.61951
53,100
49.17
613
0.57
44
5
Donggala
199,982
199,982
100
189,277
94.65
17,819
8.91
6
Tolitoli
63,358
62,704
98.96777
32,831
51.82
273
7
Buol
46,098
44,239
95.96729
45,309
98.29
8
Parigi Moutong
135,389
112,474
83.0747
3,807
9
Tojo Una-Una
73,681
67,732
91.92601
72,390
56,406
924,302
755,907
11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi BIMDAL Jaminan Kesehatan
-
-
10,705
1,334
12.46
0.43
-
-
329
0.71
1,264
-
2.81
533
0.39
661
435
159
0.22
-
0.00
-
-
77.9196
140,258
193.75
226
0.31
509
236
46.37
81.78139
633,814
68.57
21,531
2.33
14,694
2,718
18.50
#DIV/0! 65.81 #DIV/0!
TABEL 38
PERSENTASE PELAYANAN KESEHATAN KERJA PADA PEKERJA FORMAL PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 PELAYANAN KESEHATAN KERJA NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
1
Banggai Kepulauan
2
JUMLAH PEKERJA FORMAL
JUMLAH YANG DILAYANI
%
3
4
5
671
423
63.04
Banggai
3,340
2,111
63.20
3
Morowali
2,309
1,289
55.83
4
Poso
1,465
1,134
77.41
5
Donggala
1,356
1,045
77.06
6
Tolitoli
7
Buol
8
Parigi Moutong
9
Tojo Una-Una
10 Palu
77,334
-
1,759
1,578
89.71
991
775
78.20
6,741
4,896
72.63
31,480
15,725
49.95
11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber: Seksi BIMDAL Kesehatan
-
#DIV/0! 127,446
28,976
22.74
TABEL 39
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN PRA USILA DAN USILA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 PRA USILA (45-59 TH) NO KABUPATEN/KOTA
1
2
USILA (60TH+)
PRA USILA DAN USILA
JUMLAH
DILAYANI KES
%
JUMLAH
DILAYANI KES
%
JUMLAH
DILAYANI KES
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
1
Banggai Kepulauan
22,245
-
-
5,343
-
-
27,588
-
-
2
Banggai
46,962
8,165
17.39
13,997
7,320
52.30
60,959
15,485
25.40
3
Morowali
27,184
4,533
16.68
6,544
4,533
69.27
33,728
9,066
26.88
4
Poso
27,609
6,353
23.01
8,839
7,326
82.88
36,448
13,679
37.53
5
Donggala
70,985
4,309
6.07
16,740
4,401
26.29
87,725
8,710
9.93
6
Tolitoli
30,771
1,360
4.42
5,263
1,171
22.25
36,034
2,531
7.02
7
Buol
15,127
2,489
16.45
2,332
1,227
52.62
17,459
3,716
21.28
8
Parigi Moutong
55,422
7,952
14.35
11,419
10,284
90.06
66,841
18,236
27.28
9
Tojo Una-Una
28,600
1,989
6.95
5,139
1,931
37.58
33,739
3,920
11.62
10 Palu
43,012
18,479
42.96
18,485
16,586
89.73
61,497
35,065
57.02
11 Sigi
15,055
8,896
59.09
18,024
10,275
57.01
33,079
19,171
57.96
382,972
64,525
16.85
112,125
65,054
58.02
495,097
129,579
26.17
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Dasar
TABEL 40
CAKUPAN WANITA USIA SUBUR MENDAPAT KAPSUL YODIUM PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
WUS DI DESA/KEL. ENDEMIS SEDANG & BERAT
JUMLAH DESA/KEL ENDEMIS
JUMLAH WUS
JUMLAH YANG DIBERI KAPSUL YODIUM
% YANG DIBERI KAPSUL YODIUM
3
4
5
6
1
Banggai Kepulauan
-
38,712
-
-
2
Banggai
-
77,634
-
-
3
Morowali
32,957
1,135
3.44
4
Poso
-
42,914
-
-
5
Donggala
-
71,373
-
-
6
Tolitoli
-
48,724
-
-
7
Buol
-
28,705
-
-
8
Parigi Moutong
-
7,330
-
-
9
Tojo Una-Una
114
44,198
-
-
8
76,173
603
43,845
-
-
512,565
1,738
0.34
54
10 Palu 11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA)
176
Sumber:Seksi BIMDAL Pengendalian & Pemberantasan Penyakit
0.79
TABEL 41
PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV-AIDS PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
DONOR DARAH NO
UNIT TRANSFUSI DARAH
1
2 1 Banggai Kepulauan 2 UTD Cabang Luwuk
JUMLAH PENDONOR 3 1,801
JML SAMPEL DARAH DIPERIKSA 4 1,801
JML POSTIF HIV/AIDS
% POSITIF HIVAIDS
5
6 -
#DIV/0! -
-
3 UTD RSU Bungku
-
-
-
#DIV/0!
4 Poso
-
-
-
#DIV/0!
5 Donggala
-
-
-
#DIV/0!
6 UTD PMI Cabang Toli-Toli
-
-
-
#DIV/0!
7 Buol
-
-
-
#DIV/0!
8 Parigi Moutong
-
-
-
#DIV/0!
9 BRUD Ampana
732
732
-
10 Palu (UTD PMI Palu)
5,811
5,811
9
0.15
11 UTDD Sulteng
2,609
2,609
9
0.34
10,953
10,953
18
0.16
JUMLAH
Sumber: Seksi Bimdal Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit
-
TABEL 42
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, PELAYANAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH KUNJUNGAN NO 1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 31
KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA
SARANA PELAYANAN KESEHATAN 2 RSU.UNDATA RSU.ANUTAPURA RSU.JIWA MADANI RSU.ANUNTALOKO PARIGI RSU.POSO RSU.AMPANA RSU.MOKOPIDO TOLI-TOLI RSU.LUWUK RSU.BUOL RSU.KOLONADALE RSU.KABELOTA DONGGALA RSU.BANGGAI KEPULAUAN RSU.MOROWALI RS.WIRABUANA RS.BAYANGKARA RS.BUDI AGUNG RS.WOODWARD RS.ANNISA RS.ISLAM SIS ALJUFRI RS.BETHESDA KULAWI RS.SINAR KASIH TENTENA RS.PROF.DR.SJ.WOROUW RSB.TINATAPURA RSB.SITTI MASYITA RSB.NASANAPURA RSB.CARE SHE RSB.BUMI HARAPAN RSB.IRENE PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA) JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA JUMLAH PELAYANAN CAKUPAN KUNJUNGAN (%) Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Rujukan
RAWAT JALAN
RAWAT INAP
JUMLAH
JUMLAH
%
3
4
5
6
7
111,695 112,520 28,181 6,659 20,216 12,162 17,222 10,853 1,760 11,336 4,170 2,051 -
14,646 14,046 3,905 6,137 6,562 4,207 5,251 7,962 2,828 2,559 959 2,352 -
202,434
114 3,733
126,341 126,566 32,086 12,796 26,778 16,369 22,473 18,815 4,588 13,895 5,129 4,403 3,079 19,727 1,044 2,926 521 896 114 206,167
2,030 13,526
1,049 6,201
590
454
559,979
84,734
438,546
2,480,264
2,480,264
2,107 181
819 340
286
610
22.57739499
3.416329875
3,876 4,912 4 -
3.07 15.31 0.02 -
632
0.31
8,792
2.00
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 43
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN MENURUT KEMAMPUAN LABKES DAN MEMILIKI 4 SPESIALIS DASAR PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
JUMLAH YANG MEMILIKI NO
SARANA KESEHATAN
1
2
1
RUMAH SAKIT UMUM
2
JUMLAH 3
LABKES
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
LABKES
4 (EMPAT) SPESIALIS DASAR
4
5
6
7
20
20
RUMAH SAKIT JIWA
1
3
RUMAH SAKIT KHUSUS
7
4
PUSKESMAS
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber : Seksi Bimdal Kesehatan Rujukan
% YANG MEMILIKI
2
100.00
10.00
1
100.00
-
7
100.00
167
195
-
28
2
14.36
TABEL 44
KETERSEDIAAN OBAT SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PELAYANAN KESEHATAN DASAR PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 NO
JENIS OBAT*
KEBUTUHAN
1
2
3
KETERSEDIAAN JUMLAH
%
4
5
1 2 3
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 5 6
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
TABEL 45
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH SEHAT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 RUMAH TANGGA NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH DIPANTAU
BER PHBS *
%
3
4
5
1
Banggai Kepulauan
18,271
15,102
82.66
2
Banggai
31,112
19,123
61.47
3
Morowali
29,763
19,545
65.67
4
Poso
29,701
27,012
90.95
5
Donggala
256
56
21.88
6
Tolitoli
210
37
17.62
7
Buol
238
226
94.96
8
Parigi Moutong
285
173
60.70
9
Tojo Una-Una
-
-
10
Kota Palu
11
Sigi
JUMLAH (KAB/KOTA)
#DIV/0!
30,106
10,212
33.92
93
51
54.84
140,035
91,537
65.37
Sumber: UPT Promkes Dinkes Prop.Sulteng Tahun 2009
TABEL 46
JUMLAH DAN PERSENTASE POSYANDU MENURUT STRATA DAN KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
JUMLAH POSYANDU
PERSENTASE POSYANDU
%
NO KABUPATEN/KOTA
1
2
1
Banggai Kepulauan
2
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
PRATAMA
MADYA
PURNAMA
MANDIRI
JUMLAH
POSYANDU AKTIF
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
236
36.02
43.22
20.76
85
102
49
Banggai
183
95
73
4
355
51.55
26.76
20.56
3
Morowali
52
184
43
7
286
18.18
64.34
4
Poso
43
78
110
20
251
17.13
5
Donggala
293
130
19
-
442
6
Tolitoli
122
62
44
-
7
Buol
70
43
20
8
Parigi Moutong
87
163
139
9
Tojo Una-Una
72
69
10 Palu
84
11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA)
100
20.76
1.13
100
21.69
15.03
2.45
100
17.48
31.08
43.82
7.97
100
51.79
66.29
29.41
4.30
-
100
4.30
228
53.51
27.19
19.30
-
100
19.30
1
134
52.24
32.09
14.93
0.75
100
15.67
7
396
21.97
41.16
35.10
1.77
100
36.87
12
153
47.06
45.10
7.84
-
100
7.84
75
57
216
54.90
49.02
37.25
-
141
37.25
231
133
8
4
376
61.44
35.37
2.13
1.06
100
3.19
1,322
1,134
574
43
3,073
43.02
36.90
18.68
1.40
100
20.08
Sumber: Seksi BIMDAL Jaminan Kesehatan
-
-
TABEL 47
PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 RUMAH NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
JUMLAH
JUMLAH
%
JUMLAH
%
SELURUHNYA
DIPERIKSA
DIPERIKSA
SEHAT
SEHAT
3
4
5
6
7
1
Banggai Kepulauan
37,427
29,012
77.52
20,965
72.26
2
Banggai
77,387
77,387
100.00
54,130
69.95
3
Morowali
45,020
25,153
55.87
14,530
57.77
4
Poso
40,384
33,027
81.78
25,287
76.56
5
Donggala
54,388
31,516
57.95
15,655
49.67
6
Tolitoli
39,515
22,394
56.67
13,278
59.29
7
Buol
23,036
19,289
83.73
10,704
55.49
8
Parigi Moutong
78,985
32,646
41.33
17,069
52.29
9
Tojo Una-Una
27,271
26,982
98.94
9,005
33.37
10 Palu
55,712
19,370
34.77
16,664
86.03
11 Sigi
43,758
20,801
47.54
10,898
52.39
522,883
337,577
64.56
208,185
61.67
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Lingkungan
TABEL 48
PERSENTASE KELUARGA MEMILIKI AKSES AIR BERSIH PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
1
Banggai Kepulauan
2
LAINNYA
JUMLAH
LEDENG
SPT
SGL
PAH
KEMASAN
LAINNYA
JUMLAH
5
KEMASAN
4
PAH
3
SGL
2
SPT
1
% AKSES AIR BERSIH
LEDENG
AKSES AIR BERSIH % JUMLAH JUMLAH KELUARG NO KABUPATEN/KOTA KELUARGA KELUARGA A YANG ADA DIPERIKSA DIPERIKSA
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
-
-
Banggai
56,505
56,505
100.00
9,615
34,678
102,099
3
Morowali
45,020
17,685
39.28
12,422
171
12,189
579
928
6
26,295
47.2409
0.65
4
Poso
38,663
30,685
79.37
16,079
1,030
4,290
283
14
346
22,042
72.9471
5
Donggala
63,128
37,933
60.09
9,416
7,980
6,366
94
567
2,330
26,753
6
Tolitoli
47,745
16,756
35.09
5,596
51
8,425
3
-
2,681
7
Buol
27,659
27,659
100.00
5,916
7
5,272
1
-
540
8
Parigi Moutong
24,377
10,567
43.35
12
3,950
5,863
134
-
9
Tojo Una-Una
34,189
10,571
30.92
10,477
203
5,299
50
10 Palu
71,012
16,140
22.73
10,689
34,985
1,693
55
11 Sigi
48,903
25,038
51.20
16,186
7,558
2,329
457,201
249,539
54.58
96,408
90,613
153,825
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Lingkungan
#DIV/0!
-
-
-
-
-
-
-
519
146,911
6.54478
23.60
69.50
1,199
-
#DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0
0.35
100
46.35
2.2019 3.5292
0.02
100
4.67
19.46
1.2839 0.0635
1.57
100
35.1961
29.83
23.80
0.3514 2.1194
8.71
100
16,756
33.397
0.30
50.28
0.0179
0
16.00
100
11,736
50.409
0.06
44.92
0.0085
0
4.60
100
-
9,959
0.12049
39.66
58.87
1.3455
0
0.00
100
7,290
23,321
44.9252
0.87
22.72
0.2144 0.0086
31.26
100
1,462
48,884
21.8661
71.57
3.46
0
2.99
100
85
10,221
36,379
44.4927
20.78
6.40
0 0.2337
28.10
100
1,596
25,395
369,036
26.1243
24.55
41.68
0.3249 0.4325
6.88
100
2 -
0
#DIV/0!
0.1125
TABEL 49
KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
6,250
2
Banggai
80,877
50,046
50,046
28,241
3
Morowali
45,020
31,242
21,439
4
Poso
45,611
36,408
5
Donggala
63,128
6
Tolitoli
7
13
56.43
2,740
2,740
1,699
100.00
14,561
68.622 67.918
9,817
5,987
3,439
33,841
26,489
92.949 78.275
30,230
26,511
37,578
19,027
10,753
50.633 56.514
34,732
47,745
17,878
13,971
9,733
78.146 69.666
Buol
27,659
10,038
9,945
7,996
8
Parigi Moutong
91,133
11,762
9,541
9
Tojo Una-Una
34,722
12,977
10 Palu
71,011
11 Sigi JUMLAH (KAB/KOTA)
14
15
16
17
18
5,138
-
3,138
62.01
46,904
46,904
22,293
100.00
47.53
60.99
57.44
22,923
10,037
4,220
43.79
42.04
16,401
87.70
61.86
28,148
25,916
15,897
92.07
61.34
14,392
10,753
41.44
74.72
33,513
12,378
10,753
36.93
86.87
17,655
13,108
8,267
74.25
63.07
16,279
12,983
6,488
79.75
49.97
99.074 80.402
6,932
7,242
3,308
104.47
45.68
4,248
4,078
1,315
96.00
32.25
6,250
81.117 65.507
20,672
14,318
13,037
69.26
91.05
20,796
11,705
9,017
56.28
77.04
8,630
7,317
66.502 84.786
15,969
15,706
8,784
98.35
55.93
12,000
6,831
6,541
56.93
95.75
26,007
15,329
14,407
58.942 93.985
33,557
14,145
12,131
42.15
85.76
43,653
15,417
13,010
35.32
84.39
52,795
32,198
12,603
-
39.142
0
30,971
12,339
-
39.84
0.00
29,136
10,278
-
35.28
0.00
603,372
278,913
205,791
73.783 64.141
206,130
126,488
80,308
61.36
63.49
262,738
156,527
92,672
59.58
59.21
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Lingkungan
131,997
100
0.00 #DIV/0!
% SEHAT
12
2,489
% KK MEMILIKI
11
-
JUMLAH SEHAT
10
JUMLAH KK MEMILIKI
9
2,855
JUMLAH KK DIPERIKS A
8
% SEHAT
7
89.358 54.733
% KK MEMILIKI
JUMLAH SEHAT 6
11,419
PENGELOLAAN AIR LIMBAH
JUMLAH SEHAT
5
12,779
JUMLAH KK MEMILIKI
4
43,671
JUMLAH KK DIPERIKS A
3
Banggai Kepulauan
% SEHAT
2
1
TEMPAT SAMPAH % KK MEMILIKI
1
JUMLAH KK MEMILIKI
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH KK
JUMLAH KK DIPERIKS A
JAMBAN
0.00 #DIV/0!
TABEL 50
PERSENTASE TEMPAT UMUM DAN PENGELOLAAN MAKANAN (TUPM) SEHAT MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
% SEHAT
JUMLAH YG ADA
JUMLAH DIPERIKSA
JUMLAH SEHAT
20
21
-
-
#DIV/0!
190
190
184
38
86.36
122
112
84
75.00
30
30
18
60.00
397
363
246
67.77
593
549
386
70.31
6
6
100.00
88
87
58
66.67
31
24
8
33.33
191
188
130
69.15
328
305
202
66.23
21
21
16
76.19
143
126
75
59.52
12
10
5
50.00
375
289
239
82.70
551
446
335
75.112
22
12
12
100.00
150
132
99
75.00
52
46
30
65.22
122
87
38
43.68
346
277
179
64.621
Tolitoli
6
6
6
100.00
117
117
94
80.34
35
35
15
42.86
783
698
428
61.32
941
856
543
63.435
7
Buol
4
2
2
100.00
51
45
40
88.89
11
11
11
100.00
51
51
30
58.82
117
109
83
76.147
8
Parigi Moutong
5
5
5
100.00
101
99
93
93.94
28
28
19
67.86
-
-
-
#DIV/0!
134
132
117
88.636
9
Tojo Una-Una
8
8
8
100.00
239
239
184
76.99
33
33
6
18.18
319
319
231
72.41
599
599
429
71.619
10 Palu
31
17
7
41.18
113
136
116
85.29
11
9
6
66.67
366
43
8
18.60
521
205
137
66.829
11 Sigi
7
7
7
100.00
71
49
35
71.43
24
23
11
47.83
490
271
144
53.14
592
350
197
56.286
166
128
107
83.59
1,385
1,332
1,062
79.73
267
249
129
51.81
3,094
2,309
1,494
64.70
4,912
4,018
2,792
3
Morowali
18
4
Poso
5
Donggala
6
JUMLAH (KAB/KOTA)
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Lingkungan
11
12
13
% SEHAT
% SEHAT
19
-
44
JUMLAH SEHAT
18
#DIV/0!
44
JUMLAH DIPERIKSA
17
-
Banggai
JUMLAH YG ADA
16
-
2
% SEHAT
15
-
JUMLAH SEHAT
14
96.84
JUMLAH DIPERIKSA
9
184
6
JUMLAH YG ADA
JUMLAH SEHAT
8
Banggai Kepulauan
10
JUMLAH TUPM
190
1
% SEHAT
JUMLAH DIPERIKSA
5
TUPM LAINNYA
7
2
4
PASAR
190
1
3
RESTORAN/R-MAKAN
#DIV/0!
NO KABUPATEN/KOTA
JUMLAH YG ADA
HOTEL
22
96.84
69.49
TABEL 51
PERSENTASE INSTITUSI DIBINA KESEHATAN LINGKUNGANNYA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
SARANA KESEHATAN
SARANA PENDIDIKAN
SARANA IBADAH
PERKANTORAN
SARANA LAIN
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA JUMLAH DIBINA 1
2
3
4
5
- #DIV/0!
JUMLAH DIBINA 6
7
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
DIBINA
%
JUMLAH
DIBINA
%
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
Banggai Kepulauan
2
Banggai
255
255
100
386
328
84.974
657
509
77.473
383
353
92.167
-
3
Morowali
151
122
80.795
292
129
44.178
390
188
48.205
127
86
67.717
37
24
64.865
4
Poso
164
162
98.78
364
323
88.736
423
367
86.761
311
276
88.746
57
57
5
Donggala
139
125
89.928
477
348
72.956
491
360
73.32
284
218
76.761
16
-
6
Tolitoli
365
341
93.425
361
360
99.723
304
277
91.118
221
196
88.688
7
Buol
113
99
87.611
181
99
54.696
88
43
48.864
38
29
8
Parigi Moutong
435
400
91.954
501
424
84.631
449
413
91.982
176
9
Tojo Una-Una
237
31
13.08
257
48
18.677
258
34
13.178
228
10 Palu
64
47
73.438
329
179
54.407
285
121
42.456
11 Sigi
153
125
81.699
417
317
76.019
497
405
2,076
1,707
82.225
3,565
2,555
71.669
3,842
2,717
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Lingkungan
-
%
1
JUMLAH (KAB/KOTA)
-
%
- #DIV/0!
-
- #DIV/0!
-
- #DIV/0!
-
- #DIV/0!
0
-
#DIV/0!
- #DIV/0!
1681
1,445.00
85.96
997
549.00
55.07
100
1319
1,185.00
89.84
0
1407
1,051.00
74.70
-
- #DIV/0!
1251
1,174.00
93.84
76.316
-
- #DIV/0!
420
270.00
64.29
160
90.909
-
- #DIV/0!
1561
1,397.00
89.49
30
13.158
-
- #DIV/0!
980
143.00
14.59
199
127
63.819
70
56
80
947
530.00
55.97
81.489
253
209
82.609
16
10
62.5
1336
1,066.00
79.79
70.718
2,220
1,684
75.856
196
147
75
11899
8,810.00
74.04
TABEL 52
PERSENTASE RUMAH/BANGUNAN YANG DIPERIKSA DAN BEBAS JENTIK NYAMUK AEDES MENURUT KABUPATEN/KOTA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
NO
KABUPATEN/KOTA
1
2
RUMAH/BANGUNAN BEBAS JENTIK
RUMAH/BANGUNAN DIPERIKSA
JUMLAH RUMAH/BANGUNAN YANG ADA 3
JUMLAH
%
JUMLAH
%
4
5
6
7
1
Banggai Kepulauan
2
Banggai
3
Morowali
4
Poso
5
Donggala
6
Tolitoli
39,515
1,010
2.56
942
93.27
7
Buol
23,036
17
0.07
23,019
135,405.88
8
Parigi Moutong
78,985
32,646
41.33
17,069
52.29
9
Tojo Una-Una
10
Palu
57,455
1,780
3.10
1,521
85.45
11
Sigi
46,031
2,000
4.34
190
9.50
328,352
43,112
13.13
47,535
110.26
JUMLAH ( KAB/KOTA)
-
-
77,387
4,800
-
5,943
-
859
Sumber: Seksi Bimdal Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
4,261 -
14.45 #VALUE!
-
-
6.20 #VALUE!
-
-
#DIV/0!
#VALUE!
#DIV/0! 88.77 #VALUE!
533 -
62.05 #VALUE!
-
#VALUE!
TABEL 53
PERSEBARAN TENAGA KESEHATAN MENURUT UNIT KERJA PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
TENAGA KESEHATAN MEDIS
UNIT KERJA
NO
1
2
1
PUSKESMAS (termasuk PUSTU dan POLINDES/POSKESDES)
PERAWAT & BIDAN
FARMASI
GIZI
TEKNISI MEDIS
SANITASI
KESMAS
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
JML
%
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
202
38.48
3,244
62.94
116
34.52
64
48.12
31
13.42
257
57.37
JUMLAH
%
17
18
166
33.27
4,080
55.69
21.43
108
21.64
2,657
36.27
15
3.01
39
0.53
4
0.05
$ 2
RUMAH SAKIT
3
INSTITUSI DIKLAT/DIKNAKES
4
SARANA KESEHATAN LAIN
5
DINKES KAB/KOTA
JUMLAH
295
56.19
1,785
34.63
147
43.75
1
0.19
22
0.43
1
0.30
-
-
-
-
-
-
4
1.19
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
53
39.85
173
74.89
96
-
-
27
5.14
103
2.00
68
20.24
16
12.03
27
11.69
95
21.21
210
42.08
546
7.45
525
100
5,154
100
336
100
133
100
231
100
448
100
499
100
7,326
100
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Keterangan: Medis : Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis Perawat & bidan : termasuk lulusan DIII dan S1 Farmasi : Apoteker, Asisten Apoteker Gizi : Lulusan DI, DIII Gizi (SPAG dan AKZI) dan DIV
Teknisi Medis Sanitasi Kesmas
: Analis, TEM dan Penata Rontgen, Penata Anestesi, Fisioterapi : Lulusan SPPH, APK, dan DIII Kesehatan Lingkungan : SKM, MPH, dll
TABEL 54
JUMLAH TENAGA KESEHATAN DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
TENAGA KESEHATAN NO
UNIT KERJA
1
2
MEDIS
PERAWAT & BIDAN
FARMASI
GIZI
TEKNISI MEDIS
SANITASI
KESMAS
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
10
PUSKESMAS 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Morowali Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Sigi
12 Provinsi
9
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
8 9 20 33 19 13 22 6 33 28 11
RUMAH SAKIT Morowali Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Sigi
12 Provinsi SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
211
270 251 277 533 209 311 415 183 305 211 279
5 8 13 21 11 8 8 4 8 24 6
4 7 7 15 0 2 10 4 2 10 3
-
8
2
124
66
3,244
24 15 12 27 7 8 13 10 168 11 -
191 145 44 170 105 3 122 61 789 155 0
21 9 7 11 8 2 14 9 17 10 -
0 5 1 5 0 3 3 1 7 5 1 31
8 4 3 8 2 1 5 3 19 0 -
20 9 12 36 13 26 43 24 53 0 21 -
-
257
166
6 17 9 20 11 3 9 13 76 9 -
0 19 13 26 18 8 20 11 23 17 11
9 2 2 2 4 8 19 7 36 7 -
307 308 343 669 270 371 521 233 431 295 332 19
5 8 0 1 9 7 15 3 54 6 -
4,099 264 200 77 239 146 32 197 106 1,159 198 -
83
403
37
19
40
36
22
640
378
2,188
145
72
213
132
130
3,258
Sumber: Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan Keterangan: Medis Perawat Farmasi Gizi
: Dokter, Dokter Gigi, Dr/Drg Spesialis : termasuk lulusan DIII dan S1 : Apoteker, Asisten Apoteker : Lulusan D1 dan DIII Gizi (SPAG dan AKZI)
Teknisi Medis : Analis, TEM & Penata Rontgen, Penata Anestesi, dan Fisioterapi Sanitasi : Lulusan SPPH, APK dan DIII Kes. Lingkungan Kesmas : SKM, MPH, dll
TABEL 55
JUMLAH TENAGA MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH TENAGA MEDIS NO
UNIT KERJA
1
I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
2
DR SPESIALIS
DOKTER UMUM
DOKTER GIGI
JUMLAH
DOKTER KELUARGA
3
4
5
6
7
PUSKESMAS Morowali Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Sigi Provinsi
-
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS)
-
II
RUMAH SAKIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RSU Kolonedale RSU Mokopido Toli-Toli RSU Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso
7 8 17 28 17 13 16 5 19 24 9 8
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 -
1 1 3 5 2 0 6 1 14 4 2 1
171
3 3 0 8 3 1 5 3 68 2
40
8 9 20 33 19 13 22 6 33 28 11 9 211
19 9 10 16 3 5 7 6 91 6
2 3 2 3 1 2 1 1 9 3
24 15 12 27 7 8 13 10 168 11
39
38
6
83
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
135
210
33
378
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
SARANA KESEHATAN LAIN
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
-
11 Provinsi RS Undata
JUMLAH (KAB/KOTA) RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
135 #REF!
Sumber: Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan
1 -
-
1
23
4
27
405
77
617
16.33
3.10
TABEL 56
JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DAN GIZI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
TENAGA KEFARMASIAN NO 1 I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
TENAGA GIZI
UNIT KERJA 2
APOTEKER
S1 FARMASI
D-III FARMASI
ASS APOTEKER
JUMLAH
D-IV/S1 GIZI
D-III GIZI
D-I GIZI
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
10
11
PUSKESMAS
-
Morowali Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Poso Palu Sigi
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) II
RUMAH SAKIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RSU Kolonedale Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Provinsi RSU UNDATA
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
1 1 2 2 1 0 0 0 3 1 0
0 0 0 8 7 1 0 0 0 1 0
11
3 3 7 2 2 0 8 4 0 13 5
17
1 4 4 9 1 7 0 0 5 9 1
47
41
5 8 13 21 11 8 8 4 8 24 6
1 1 1 0 -
2 4 6 12 -
0 0 0 0 1 0
116
2 9 4 2 6 2
4
4 7 7 15
1 2 0 3 -
2 10 4 2 10 3
0 1 0 0 3 1
49
11
64 -
7 4 2 6 3 1 3 2 15 0 9
10 2 0 0 1 0 2 0 2 0 6
52
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN
4 0 5 1 4 1 6 7 30 0 19
23
1
-
1
-
0 2 0 4 2 0 3 1 17 0 3
77 -
32 -
1 1 1 1 1 0 1 0 2 0 3
145
6 3 2 5 1 1 4 3 16 0 16
11
1
-
1 0 0 2 0 0 0 0 1 0
19 4
-
72 -
3
4
18
33
11
6
68
2
13
1
16
JUMLAH (KAB/KOTA)
83
73
135
82
334
17
119
16
152
0.69
4.80
3.35
Sumber: Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan
-
-
-
57 -
8 4 3 8 2 1 5 3 19
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
-
21 9 7 11 8 2 14 9 17 10 37
-
-
TABEL 57
JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI SARANA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
TENAGA KEPERAWATAN NO
UNIT KERJA
1 I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
PERAWAT
BIDAN
SARJANA KEPW DIII PERAWAT LULUSAN SPK
3
4
PUSKESMAS Morowali Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Sigi
0 0 4 2 0 1 0 0 0 2 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) II 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10
RUMAH SAKIT RSU Kolonedale Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Provinsi (RS Undata)
4 5 2 5 3 3 1 2 17 4 27
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
73
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT SARANA KESEHATAN LAIN
39 75 78 131 89 28 58 51 65 84 30 728 141 95 28 135 59 0 78 42 406 105 265 1,354
19 -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA JUMLAH (KAB/KOTA)
5
2 -
78 79 123 184 68 74 146 55 67 104 88 1,066 17 32 4 8 33 0 20 6 233 19 54 426 -
9
24
43
111
2,108
1,535
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan
JUMLAH
DIII BIDAN
BIDAN
JUMLAH
6
7
8
9
117 154 205 317 157 103 204 106 132 190 119 1,804 162 132 34 148 95 3 99 50 656 128 346 1,853
24 9 19 16 17 26 24 7 53 21 15 231
1,209
26 12 4 13 9 0 15 7 118 8 53 265
21 -
129 88 53 200 35 182 187 70 120 0 145
1 -
3 1 6 9 1 0 8 4 15 19 4 70
153 97 72 216 52 208 211 77 173 21 160 1,440 29 13 10 22 10 23 11 133 27 57 335
-
1 -
76
14
13
27
3,754
511
1,292
1,803
151.35
72.69
TABEL 58
JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN SANITASI DI SARANA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 TENAGA KESMAS NO
UNIT KERJA
1
2
I
PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Morowali Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Sigi
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) II
RUMAH SAKIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RSU Kolonedale Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Provinsi RSU Undata
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
D-III KESMAS
JUMLAH
DIII SANITASI
DI SANITASI
JUMLAH
4
5
6
9
10
11 -
-
-
19 13 26 18 8 20 11 23 17 11
3 4 7 12 6 9 12 16 15 0 7
166
-
166
91
5 8
-
5 8
19 13 26 18 8 20 11 23 17 11
1 9 7 15 3 54 6 22
-
130
-
130
15
-
15
SARANA KESEHATAN LAIN
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA DINAS KESEHATAN PROVINSI
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
1 2 2
1 9 7 15 3 54 6 22
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
JUMLAH (KAB/KOTA)
TENAGA SANITASI
SARJANA KESMAS[a]
0 0 0 0
17 5 5 24 7 17 31 8 38 0 14
20 9 12 36 13 26 43 24 53 21
166
257
8
3 3 5 3 25 3 21
2 1 5 14 4 11 4 15
9 2 2 2 4 8 19 7 36 7 36
68
64
132
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
210
-
210
52
43
95
52
-
52
13
8
21
573
-
573
211
273
484
573.00
Sumber: Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan
8.51
TABEL 59
JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI SARANA KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
TENAGA TEKNISI MEDIS NO
UNIT KERJA
1 I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
ANALIS LAB.
TEM & P.RONTG
P.ANESTESI
FISIOTERAPIS
JUMLAH
3
4
5
6
7 -
PUSKESMAS Morowali Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso Sigi
5 1 4 3 3 1 7 5 1
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) II
RUMAH SAKIT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
RSU Kolonedale Toli-Toli Banggai Kepulauan Banggai Buol Donggala Parigi Moutong Tojo Una-Una Palu Poso RS Undata Provinsi
-
0 0 0 0 0
-
5 1 5
1 0 0 0 0 0
3 3 1 7 5 1
0 0 0 0 0
30
-
-
1
2 7 2 5 5
-
-
4 2
31 -
17
6
5
12
6 17 9 20 11 3 9 13 76 9 40
86
61
24
42
213
6 7 5 3 2
3 5 34 6
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT)
2 -
5
5 3 1
-
4 4 21 3
1 2 9 0
1 2 12 0
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT
-
-
-
-
-
SARANA KESEHATAN LAIN
-
-
-
-
-
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA
14
DINAS KESEHATAN PROVINSI
1
9 -
2 -
2 -
27 1
JUMLAH (KAB/KOTA)
117
61
24
43
272
RASIO TERHADAP 100.000 PDDK
4.72
2.46
0.97
1.73
10.97
Sumber : Bidang Bina Pengembangan SDM Kesehatan
TABEL 60
ANGGARAN KESEHATAN PROVINSI PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN NO
SUMBER BIAYA
1
2
Rupiah
REALISASI KEUANGAN
3
% 4
ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER: 1
2
3
APBD KAB/KOTA
333,689,064,830
Banggai Kepulauan
30,606,808,000
Banggai
50,936,233,950
Morowali
39,965,135,183
Poso
26,171,531,019
Donggala
19,504,272,000
Toli-toli
43,126,799,099
Buol
11,668,982,759
Parigi Moutong
27,187,197,000
Tojo Una-una
20,258,034,479
Palu
45,708,785,203
Sigi
18,555,286,138
APBD PROVINSI
33,150,143,850
31,444,528,825
94.85
- Gaji
10,810,143,850
9,700,797,895
89.74
- Program / Kegiatan
22,340,000,000
21,743,730,930
97.33
APBN :
128,882,608,559
120,025,056,194
93.13
- Dana Alokasi Khusus (DAK)
106,830,342,559
99,533,334,244
- ASKESKIN
4
-
-
93.17 #DIV/0!
- Dana Dekonsentrasi Provinsi
19,552,266,000
18,021,221,950
92.17
- Tugas Pembantuan Provinsi
2,500,000,000
2,470,500,000
98.82
PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)
2,187,748,979
1,951,058,479
89.18
425,848,979
425,848,979
100.00
1,312,800,000
1,076,109,500
81.97
449,100,000
449,100,000
100.00
- NRL - GF ATM - Global Alliance for Vaccine and Imunization (GAVI)
5
0.00
SUMBER PEMERINTAH LAIN
#DIV/0!
TOTAL ANGGARAN KESEHATAN
497,909,566,218
TOTAL APBD KAB/KOTA
333,689,064,830
% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA
ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA
Sumber: Sub Bagian Perencanaan Program
153,420,643,498
30.81
-
100.00
134.54
TABEL 61
JUMLAH SARANA PELAYANAN KESEHATAN PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009
PEMILIKAN/PENGELOLA NO 1
FASILITAS KESEHATAN PEM.PUSAT
PEM.PROV
PEM.KAB / KOTA
TNI/POLRI
BUMN
SWASTA
JUMLAH
3
4
5
6
7
8
9
2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
RUMAH SAKIT UMUM RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT BERSALIN RUMAH SAKIT KHUSUS LAINNYA PUSKESMAS PERAWATAN PUSKESMAS NON PERAWATAN PUSKESMAS KELILING PUSKESMAS PEMBANTU RUMAH BERSALIN BALAI PENGOBATAN/KLINIK PRAKTIK DOKTER BERSAMA PRAKTIK DOKTER PERORANGAN PRAKTK PENGOBATAN TRADISIONAL POLINDES POSKESDES POSYANDU APOTEK TOKO OBAT PEDAGANG BESAR FARMASI 19 GFK 20 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL 21 INDUSTRI KECIL OBAT TRADISIONAL
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Rujukan, UPT Promkes
0 0 0 0
1 1 0 0
11 0 0 0
2 0 0 0
0 0 0 0
7 0 4 1
21 1 4 1 73 94 430 705 2,936 167 189 27 -
TABEL 62
UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JUMLAH NO
KABUPATEN/KOTA
DESA/ KELURAHAN
DESA SIAGA
POSKESDES
POLINDES
POSYANDU
1
2
3
4
5
6
7
1
Banggai Kepulauan
193
42
0
67
236
2
Banggai
305
305
205
0
355
3
Morowali
240
240
103
0
286
4
Poso
156
147
102
89
251
5
Donggala
148
131
29
29
442
6
Tolitoli
91
63
47
30
228
7
Buol
105
69
36
10
134
8
Parigi Moutong
180
180
0
106
396
9
Tojo Una-Una
121
120
37
133
153
10 Palu
43
43
44
133
216
11 Sigi
158
147
102
12
376
JUMLAH (KAB/KOTA) Sumber : UPT Promkes
1,740
1,487
705
609
3,073
TABEL 63
INDIKATOR PELAYANAN RUMAH SAKIT PROVINSI SULAWESI TENGAH TAHUN 2009 JENIS PELAYANAN NO
NAMA RUMAH SAKIT[a] UMUM/KHUSUS
1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
2 RSU.UNDATA RSU.ANUTAPURA RSU.JIWA MADANI RSU.ANUNTALOKO PARIGI RSU.POSO RSU.AMPANA RSU.MOKOPIDO TOLI-TOLI RSU.LUWUK RSU.BUOL RSU.KOLONADALE RSU.KABELOTA DONGGALA RSU.BANGGAI KEPULAUAN RSU.MOROWALI RS.WIRABUANA RS.BAYANGKARA RS.BUDI AGUNG RS.WOODWARD RS.ANNISA RS.ISLAM SIS ALJUFRI RS.BETHESDA KULAWI RS.SINAR KASIH TENTENA RS.PROF.DR.SJ.WOROUW RSB.TINATAPURA RSB.SITTI MASYITA RSB.NASANAPURA RSB.CARE SHE RSB.BUMI HARAPAN RSB.IRENE RSB.NUMERY RSB.ANTARYANI PARIMO KLINIK BERSALIN WISNU PANGERAN TOLI-TOLI KLINIK BERSALIN BUH DELIMA TOLI-TOLI KLINIK BERSALIN BAKUNA JUMLAH
Sumber: Seksi Bimdal Kesehatan Rujukan Keterangan: [a] termasuk rumah sakit swasta
3 UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM UMUM KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS KHUSUS
JUMLAH TEMPAT TIDUR 4 329 217 120 93 117 76 115 144 30 101 64 30 22 40 50 86 162 23 45 25 20 25 18 15 5 4 5 1,981
JUMLAH PASIEN KELUAR MATI (HIDUP + MATI) SELURUHNYA
5 14,643 14,364 3,746 6,661 6,568 5,452 5,292 7,998 2,878 3,168 959 784 2,945 732 5,280 484 0 240 817 240 573 549 125 41 15 84,554
6 538 422 69 185 180 81 563 845 60 110 13 11 28 16 89 2 3,212
JUMLAH HARI MATI >= 48 PERAWATAN JAM DIRAWAT 7 8 281 76,858 185 54994 20 28,181 58 19,936 100 26,722 41 16,348 85 22,010 255 32,115 22 10,028 36 15,561 5 2,815 7 2,631 15 10,643 16 736 38 22,038 1 510 240 2,392 1,024 2,189 993 375 107 20 1,165 349,466
BOR
9 64.0 69.4 64.3 58.7 62.6 58.9 52.4 61.1 91.6 42.2 12.1 0.0 32.8 0.0 58.3 2.3 37.3 0.0 3.1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 2.6 32.8 11.2 33.3 18.1 #DIV/0! 20.5 #DIV/0! 7.3 1.1 #DIV/0! 48.3 #DIV/0!
LOS
TOI
10
11
5.2 3.8 7.5 3.0 4.1 3.0 4.2 4.0 3.5 4.9 2.9 #DIV/0! 3.4 #DIV/0! 3.6 1.0 4.2 #DIV/0! 1.1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 1.0 2.9 4.3 3.8 1.8 #DIV/0! 3.0 #DIV/0! 2.6 1.3 #DIV/0! 4.1 #DIV/0!
3.0 1.7 4.2 2.1 2.4 2.1 3.8 2.6 0.3 6.7 21.4 #DIV/0! 6.9 #DIV/0! 2.6 41.9 7.0 #DIV/0! 32.9 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 37.0 6.0 33.8 7.6 8.2 #DIV/0! 11.6 #DIV/0! 33.0 120.3 #DIV/0! 4.4 #DIV/0!
GDR
12 36.7 29.4 18.4 27.8 27.4 14.9 106.4 105.7 20.8 34.7 13.6 #DIV/0! 14.0 #DIV/0! 9.5 21.9 16.9 #DIV/0! 4.1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 38.0 #DIV/0!
NDR
13 19.2 12.9 5.3 8.7 15.2 7.5 16.1 31.9 7.6 11.4 5.2 #DIV/0! 8.9 #DIV/0! 5.1 21.9 7.2 #DIV/0! 2.1 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0.0 0.0 0.0 0.0 0.0 #DIV/0! 0.0 #DIV/0! 0.0 0.0 #DIV/0! 13.8 #DIV/0!