Universa Medicina
Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4
Profil elektrokardiogram pada penduduk lanjut usia di DKI Jakarta Jemmy Hermawan a dan Eveline Margo Bagian Fisiologi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran profil elektrokardiogram (EKG) pada penduduk lanjut usia (lansia) dan faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular. Rancangan penelitian potong lintang digunakan pada 307 lansia di 15 kelurahan di Daerah Khusus Ibukota Jakarta, yang dilakukan pada bulan April–Juni 2004. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara menggunakan kuesioner, pemeriksaan fisik, antropometri dan EKG. Hasil rekaman EKG dikelompokkan menggunakan kode Minnesota. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi subyek dengan profil EKG yang abnormal besarnya 61,89% dibandingkan yang normal sebesar 38,11%. Kelainan EKG yang paling banyak ditemukan adalah depresi segmen ST (26,72%). Selain itu ditemukan gelombang R yang tinggi (23,78%), gelombang T abnormal (21,17%) dan aritmia (15,96%). Frekuensi profil EKG yang sesuai dengan kriteria iskemia besarnya 38,76%. Sebagian besar lansia di DKI mengalami profil EKG yang abnormal yang didominasi oleh gambaran depresi segmen ST, gelombang R tinggi dan gelombang T yang abnormal. Semakin meningkatnya usia lansia maka gambaran EKG abnormal juga meningkat. Gambaran EKG ini menunjukkan gambaran iskemia/infark yang ternyata seringkali timbul tanpa gejala klinis yang khas, sehingga pemeriksaan EKG berperan untuk deteksi dini kelainan kardiovaskular. Kata kunci : Lanjut usia, elektrokardiografi, iskemia
ABSTRACT The objective of this study was to describe the resting electrocardigram (ECG) profiles of elderly in DKI Jakarta and renewing interest in the primary prevention of cardiovascular disease. Across-sectional study was held in April – June 2004. Subjects are 307 elderly (age 60 years and above) from 15 districts in DKI Jakarta. The data were collected using questionnaire, and physical examination, anthropometrics measuring and recording resting ECG. The ECG results are categorized according to The Minnesota Code Classification System for ECG finding. This study showed that 38.11% of subjects have normal resting ECG profiles compares to 61.89% with abnormal profiles. The most frequent finding of the abnormal ECG result was ST segment depression (26.72%). Another frequent findings are: high R wave (23.78%), T wave abnormalities (21.17%) and arrhythmias (15.96%). The frequency of ECG profiles that matched to the criteria of ischemic was 38.76%. Majority of elderly in DKI Jakarta has abnormal ECG profiles in which dominated by ST segment depression, high R wave and T wave abnormalities. Almost every ECG abnormality increases in prevalence with the increasing age. The finding of ECG abnormalities in elderly should be considered as an early sign for further examination because of the increased risks for cardiovascular problems that could present without specific symptoms. Keywords : Electrocardiogram, elderly, ischemia
Korespondensi : a Jemmy Hermawan Bagian Faal Fakultas Kedokteran, Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa No.260, Grogol Jakarta 11440 Tel. 021-5672731 eks. 2803, Fax. 021-5660706 E-Mail :
[email protected]
155
Hermawan, Margo
PENDAHULUAN Penyakit kardiovaskular (KV) saat ini merupakan salah satu masalah utama kesehatan di Indonesia. Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga tahun 1995 menunjukkkan, penyakit sirkulasi adalah penyebab kematian nomor satu di Indonesia. (1) Penyakit kardiovaskular (KV) yang sering ditemukan dan merupakan penyebab kematian mendadak adalah penyakit jantung koroner, yang kemudian bermanifestasi sebagai infark miokard akut. Kelompok penduduk lanjut usia (>60 tahun/lansia) merupakan kelompok umur dengan risiko tinggi terhadap berbagai penyakit KV, walaupun saat ini serangan tersebut dapat pula terjadi pada kelompok usia yang lebih muda. Seiring dengan meningkatnya umur harapan hidup manusia, maka jumlah penduduk lansia juga bertambah besar, sehingga kelompok penduduk yang berisiko tinggi terkena penyakit KV juga makin besar. Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta adalah kota metropolitan di mana penduduk pada daerah ini terpajan oleh modernisasi yang secara langsung berpengaruh pada kondisi lingkungan, aktivitas, dan pola hidup masyarakatnya. Perubahan tersebut juga berakibat pada peningkatan faktor risiko penyakit KV. Sebagai salah satu upaya untuk mengatasi masalah kesehatan pada lansia ini adalah dengan melakukan deteksi dini dari penyakit KV tersebut mengingat bahwa penyakit KV seringkali tidak disertai dengan gejala yang mencolok sehingga tidak dirasakan oleh penderita. Elektrokardiogram (EKG) adalah suatu alat bantu diagnostik yang berfungsi untuk mencatat perbedaan potensial listrik dari jantung yang dihantarkan ke permukaan tubuh.(2) Pemeriksaan EKG telah digunakan dalam berbagai studi selama lebih dari 40 tahun, dan saat ini EKG merupakan prosedur diagnostik yang paling sering dilakukan untuk diagnosis kelainan 156
Profil elektrokardiogram lansia
jantung karena sifatnya yang aman, mudah, reproducible, dan tidak mahal. (2) Sebagai bagian dari standar pemeriksaan rutin dalam bidang kedokteran, resting electrocardiogram terbukti mempunyai diagnostik dan makna prognostik untuk deteksi kelainan jantung.(3-8) Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran profil EKG secara umum dan gambaran EKG iskemik/infark secara khusus pada kelompok penduduk lansia di DKI Jakarta, selain itu juga untuk melihat gambaran EKG pada kelompok lansia yang mempunyai faktor risiko terjadinya penyakit kardiovaskular seperti obesitas, hipertensi, dan kebiasaan merokok. METODE Rancangan penelitian Rancangan studi secara observasi potong silang (cross sectional) dilakukan di DKI Jakarta yang memiliki 260 kelurahan. Subyek penelitian Dari 260 kelurahan di DKI Jakarta secara acak terpilih 15 kelurahan, secara acak dipilih sebanyak 307 penduduk lansia yang memenuhi kriteria inklusi. Kriteria inklusi yang digunakan pada studi ini adalah: usia ≥60 tahun, pria dan wanita, dapat beraktivitas, dan berkomunikasi. Responden yang bersedia mengisi formulir kesediaan (informed consent) diikut sertakan pada penelitian ini. Pengumpulan data Data dikumpulkan melalui wawancara menggunakan kuesioner yang sudah diuji coba terlebih dahulu yang meliputi umur, jenis kelamin, sosio-ekonomi, riwayat kesehatan dan merokok. Pemeriksaan fisik dilakukan meliputi tinggi badan, berat badan, dan tekanan darah sistolik. Indeks massa tubuh (IMT) ditentukan berdasarkan berat badan (kg) dibagi tinggi
Universa Medicina
Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4
badan kuadrat dalam m. Sedangkan pemeriksaan laboratorium meliputi kolesterol total, low density cholesterol (LDL), high density cholesterol (HDL), trigliserid, gula darah puasa, dan gula darah 2 jam post prandial. Waktu pengumpulan data adalah bulan April–Juni 2004. Pemeriksaan EKG Alat yang dipakai adalah EKG satu channel merk Burdick tipe Elite II yang memiliki 12 sandapan dan gel elektrolit merk Aquagel. Kertas EKG yang dipakai adalah kertas EKG merk Fukuda. Pemasangan dan perekaman sandapan dilakukan oleh perawat yang berpengalaman dalam pemeriksaan EKG dan di bawah pengawasan tim peneliti. Sebelum dilakukan pemeriksaan EKG responden diminta melepaskan benda-benda yang terbuat dari logam (misal: arloji, uang logam, cincin, dan lain-lain) untuk mengurangi kemungkinan timbulnya artefak. Alkohol 70% dipakai untuk membersihkan lokasi penempelan sandapan. Setelah dibersihkan dengan alkohol kemudian dioleskan gel elektrolit tepat pada lokasi sandapan EKG dipasang. Kecepatan EKG yang dipakai adalah 25 mm per detik. Filter EKG diaktifkan untuk mengurangi artefak. Perekaman EKG dilakukan pada semua sandapan (I, II, III, avL, avR, avF, V1-V6) di mana tiap sandapan direkam sebanyak 5 siklus gelombang EKG. Kalibrasi gelombang EKG dilakukan pada awal dan akhir perekaman. Pembacaan rekaman EKG dilakukan oleh dokter ahli dalam bidang penyakit jantung dan pembuluh darah. Dilakukan cross check
terhadap hasil pembacaan sebelum diolah. Hasil pembacaan kemudian digolongkan dalam klasifikasi menurut kode Minnesota (Tabel 1).(9)
Tabel 1. Klasifikasi gambaran EKG berdasarkan kode Minnesota
Kode Minnesota tidak menginterpretasikan hasil EKG, melainkan menyediakan klasifikasi gambaran morfologi EKG. (9,10) Gambaran iskemia/infark dapat ditegakkan berdasarkan klasifikasi kode Minnesota di atas, yaitu adanya abnormalitas gelombang Q (kode I1-3 ), atau adanya depresi segmen ST (IV 1-3 ), atau adanya abnormalitas gelombang T (V 1-3 ), atau adanya left bundle branch block (LBBB) komplit (VII1) .(3,11) Gambaran left ventricle hypertrophy (LVH) bila ditemukan peninggian gelombang R (III1) disertai dengan depresi segmen ST (IV 1-3 ) atau adanya abnormalitas gelombang T (V 1-3). (3,11) Gambaran EKG normal didefinisikan bila gambaran EKG-nya tidak ada kelainan yang tercantum dalam daftar klasifikasi kode Minnesota (Tabel 2). (1, 3,10,11)
Tabel 2. Intepretasi hasil EKG berdasarkan kode Minnesota
157
Hermawan, Margo
Profil elektrokardiogram lansia
Tabel 3. Karakteristik lanjut usia menurut jender
HASIL Responden lansia terdiri dari 126 pria dan 181 wanita, dengan usia rata-rata 68,9 ± 7,24 tahun pada pria dan 67,57 ± 6,74 tahun pada wanita. IMT rata-rata pada pria 21,23 ± 3,72 dan wanita 22,9 ± 4,72 tekanan darah sistolik rata-rata pada pria 143,31 ± 22,17 mm/Hg dan wanita 148,56 ± 27,24 mm/Hg, gula darah puasa rata-rata pada pria 99,84 ± 43,40 mg/dl dan wanita 110,14 ± 55,52 mg/dl. Kolesterol total pada pria lebih rendah dibanding wanita,
yaitu pada pria 197,87 ± 39,74 mg/dl dan wanita 222,75 ± 45,33 mg/dl. Kebiasaan merokok pada pria (46,03%) jauh lebih tinggi daripada wanita (8,84%). Kebiasaan berolahraga lebih tinggi pada pria (56,35%) dibanding pada wanita (41,99%). Responden yang memiliki riwayat penyakit jantung sebesar 6,35% pada pria dan 4,7% pada wanita. Sedangkan riwayat penyakit jantung dalam keluarga disangkal oleh seluruh responden pria dan terdapat 2,21% pada responden wanita. (Tabel 3)
Gambar 1. Gambaran profil EKG pada lanjut usia 158
Universa Medicina
Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4
Gambar 2. Profil EKG pada lansia pria dan wanita
Gambar 1 menunjukkan gambaran profil EKG berdasarkan klasifikasi Minnesota, yang terbanyak adalah depresi segmen ST (26,71%) diikuti dengan gelombang R yang tinggi (23,78%) dan gelombang T abnormal (21,17%). Gambaran iskemia/infark yang merupakan hasil interpretasi kelainan gelombang tersebut mempunyai angka kejadian yang cukup tinggi, yaitu sebesar 38,76% dari seluruh populasi.
Gambar 2 menunjukkan profil EKG berdasarkan jenis kelamin, pada pria yang terbanyak adalah depresi segmen ST, gelombang R yang tinggi dan Q-QS abnormal, masingmasing sebesar 21,43%, 21,43%, dan 20,63%. Sedangkan pada wanita yang terbanyak adalah depresi segmen ST (30,39%), gelombang T abnormal (26,32%) dan gelombang R tinggi (25,41%).
Gambar 3. Profil EKG berdasarkan kelompok umur lanjut usia 159
Hermawan, Margo
Profil elektrokardiogram lansia
Gambar 4. Profil EKG berdasarkan indeks massa tubuh lanjut usia
EKG tersebut memperlihatkan 41,44% lansia wanita dan 34,92% lansia pria menunjukkan gambaran iskemia/infark. Profil EKG berdasarkan kelompok umur lansia disajikan pada Gambar 3. Pada Gambar 3 terlihat gambaran iskemia meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, yaitu 35,2% pada usia 60-69 tahun, 43,02% pada usia 70-79 tahun dan 52% pada usia lebih dari 80 tahun.
Hal serupa ditemukan pada gambaran depresi segmen ST yang meningkat sesuai dengan bertambahnya usia, yaitu 23,98% pada 60-69 tahun, 29,07% pada 70-79 tahun, dan 40% pada lebih dari 80 tahun. Gambaran hipertrofi ventrikel kiri juga meningkat sesuai usia, yaitu 9,69% pada usia 60-69 tahun, 15,12% pada 70-79 tahun, dan 36% pada usia lebih dari 80 tahun.
Gambar 5. Profil EKG berdasarkan tekanan darah sistolik lansia 160
Universa Medicina
Gambar 4 menunjukkan lansia dengan IMT <25 lebih banyak menunjukkan gambaran depresi segmen ST yaitu 28,38% dibandingkan dengan lansia dengan IMT ≥25 sebesar 21,79%, demikian pula dengan gelombang R tinggi yaitu sebesar 25,76% dan 17,95% dan gelombang T abnormal yaitu sebesar 21,83% dan 19,23%. Namun gambaran iskemia/infark lebih banyak ditemukan pada lansia dengan IMT ≥25, yaitu sebesar 39,74% dibandingkan dengan lansia dengan IMT <25, sebesar 38,43%. Pada Gambar 5 ditunjukkan profil EKG berdasarkan tekanan darah sistolik Kelompok lansia dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg menunjukkan frekuensi depresi segmen ST lebih banyak dibanding dengan kelompok lansia dengan tekanan darah sistolik <140 mmHg, yaitu sebesar 27,5% dan 25,23%. Gambaran Q-QS abnormal juga lebih banyak ditemukan pada lansia dengan tekanan darah sistolik ≥140 mmHg, yaitu 16,5%, sedangkan lansia dengan tekanan darah sistolik <140 mmHg sebesar 9,35%. Hal ini juga didapatkan pada gambaran
Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4
EKG gelombang R tinggi, gelombang T abnormal, deviasi aksis QRS, gangguan konduksi AV, dan aritmia. Gambaran iskemia/ infark pada lansia dengan tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg adalah sebesar 42%, sedangkan pada lansia dengan tekanan darah sistolik <140 mmHg adalah sebesar 35,5%. Tabel 4 menunjukkan gambaran EKG menurut kebiasaan merokok dan berolah raga serta adanya riwayat penyakit jantung. Pada lansia yang merokok didapatkan gambaran iskemik yang tinggi (25,68%), dan depresi segmen ST sebesar 17,57%. Pada lansia dengan kebiasaan berolah raga memiliki frekuensi gambaran EKG iskemik lebih rendah terhadap lansia tanpa kebiasaan berolah raga, yaitu 36,5% dengan 41,25%. Tetapi menunjukkan gambaran depresi segmen ST yang sedikit lebih tinggi antara berolah raga (27,21%) dengan tidak berolah raga (26,25%). Pada lansia dengan riwayat penyakit jantung didapatkan gambaran depresi segmen ST 23,52%, dan gambaran iskemik 35,29%.
Tabel 4. Gambaran EKG lansia menurut riwayat penyakit jantung, kebiasaan merokok dan olah raga
161
Hermawan, Margo
DISKUSI Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gambaran EKG normal pada lansia di DKI Jakarta besarnya 38,11%. Sebaliknya dari hasil yang telah dipaparkan di atas terlihat bahwa gambaran EKG iskemia/infark jantung merupakan yang terbanyak pada lansia secara umum. Gambaran iskemia juga masih merupakan gambaran terbanyak pada lansia pria dan wanita pada semua kelompok umur. Selain itu juga, frekuensi timbulnya gambaran EKG iskemik meningkat seiring dengan peningkatan umur. Hal ini perlu diwaspadai mengingat bahwa gambaran EKG ini dapat menjadi suatu faktor prediktor akan adanya kelainan jantung pada lansia tersebut. (11,13-15) Depresi segmen ST merupakan kelainan dalam klasifikasi Minnesota yang terbanyak yang kemudian diikuti oleh peninggian gelombang R. Gambaran ini mendukung hasil penelitian yang menunjukkan banyaknya gambaran iskemia/infark. Gambaran ini diperoleh dengan atau tanpa keluhan seperti nyeri dada dan sebagainya. Depresi segmen ST adalah prediktor yang konsisten merupakan pertanda prognosis negatif dari penyakit kardiovaskular. (11,12) Ashley et al menyatakan risiko penyakit KV yang tidak diketahui, dapat dideteksi dengan EKG sehingga dapat mencegah risiko penyakit kardiovaskular. (12) Cardoso et al pada penelitiannya menunjukkan kejadian iskemia/infark serta kelainan KV yang terdeteksi oleh EKG akan meningkat sesuai bertambahnya usia. (6) Hasil studi ini konsisten dengan penelitian yang dilakukan di DKI Jaya. Hal ini disebabkan menurunnya fungsi endotel pembuluh darah akibat proses sklerosis yang juga akan berdampak pada penurunan fungsi pembuluh darah koroner jantung. Pada gambaran EKG lansia berdasarkan jenis kelamin, pada wanita didapatkan persentase gambaran iskemik/infark, LVH, dan 162
Profil elektrokardiogram lansia
depresi segmen ST yang lebih banyak daripada pria. Salah satu faktor yang mungkin dapat menyebabkan hasil tersebut pada penelitian ini adalah terdapatnya perbedaan karakteristik responden pria dan wanita (Tabel 3) di mana rata-rata tekanan darah, gula darah, dan kolesterol total responden wanita lebih tinggi daripada pria. Dalam arti lain bahwa rata-rata responden wanita dalam penelitian ini mempunyai faktor risiko yang lebih besar dibanding rata-rata responden pria. Berat badan juga mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi gambaran EKG. Berat badan berlebih atau overweight atau obesitas yang dinyatakan dengan perhitungan indeks massa tubuh, ternyata menunjukkan kejadian gambaran iskemia jantung lebih besar. Hal ini berhubungan dengan terjadinya penumpukkan lemak pada pembuluh darah (atherosclerosis) yang mempermudah terjadinya iskemia. Gambaran iskemia ini dapat timbul tanpa disertai gejala apapun, sehingga perlu dijaga. Walau demikian kejadian depresi segmen ST, peninggian gelombang R, Q-QS abnormal lebih rendah pada lansia dengan berat badan berlebih. Hal ini masih memerlukan kajian lebih lanjut mengingat banyaknya faktor yang mungkin berperan dalam kejadian ini. Pada responden dengan faktor risiko hipertensi didapatkan peningkatan frekuensi hampir semua gambaran EKG abnormal. Hal ini berkaitan dengan fungsi jantung sebagai pompa darah dimana bila tekanan darah yang meningkat menyebabkan peningkatan kerja otot jantung. Hal ini bila berlangsung lama berpotensi menyebabkan timbulnya iskemia otot jantung karen peningkatan kebutuhan nutrisi yang tidak diikuti oleh peningkatan aliran darah koroner. Sehingga dari hasil penelitian terlihat peningkatan frekuensi depresi segmen ST, gelombang T abnormal, gelombang R tinggi, dan gambaran EKG iskemia. Responden dengan hipertensi juga
Universa Medicina
Oktober-Desember 2006, Vol.25 No.4
tampak mempunyai gambaran EKG LVH lebih tinggi daripada normal. KESIMPULAN Depresi segmen ST adalah gambaran EKG yang paling banyak ditemukan yang diikuti dengan gelombang R tinggi, dan gelombang T abnormal (flat/inverted). Gambaran EKG iskemia infark otot jantung juga tinggi pada lansia yang makin meningkat seiring dengan makin bertambahnya usia dan bertambahnya faktor risiko berupa obesitas dan hipertensi.
5.
6.
7.
UCAPAN TERIMA KASIH 8.
Kami berterima kasih kepada Pimpinan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti, para mahasiswa dan para tenaga penunjang yang telah mendukung sehingga penelitian ini berhasil diselesaikan. Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada para lansia yang bersedia mengikuti penelitian ini. Kepada Pimpinan Pusat Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Atmajaya, kami ucapkan terima kasih atas segala dukungan yang diberikan selama penelitian.
9.
10.
11.
12.
Daftar Pustaka 1.
2.
3.
4.
Soemantri S, Budiarso RL, Suhardi, Sarimawar, Bachroen C. Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 1997. Kadish AH, Buxton AE, Kennedy HL, Knight BD, Mason JW, Schuger CD, et al. ACC/AHA clinical competence and ambulatory electrocardiography. J Am Coll Cardiol 2001; 38: 2091-100. Bacquer D, Backer GD, Kornitzer M, Blackburn H. Prognostic value of ECG findings for total cardiovascular disease, and coronary heart disease death in men and women. Heart 1998; 80: 570-7. Selker HP. Use of an ECG - based diagnostic tool in the ER can help predict cardiac arrest in heart
13.
14.
15.
attack parents. Available at: http://www.ahrq.gov/ research/apr03/0403RA13.htm. Accessed Maret 13, 2005. Selker HP, Beshansky JR, Pozen JP. ECG-based diagnostic tools speed treatment of suspected heart attack victims and substantially reduce malpractice suits. Available at: http://www.ahrq.gov/research/ aug02/0802RA1.htm. Accessed Maret 13, 2005. Whircup PH, Wannamethee G, Macfarlane PW, Walker M, Shaper AG. Resting electrocardiogram and risk of coronary heart disease in middle-aged British men. J Cardiovasc Risk 1995; 2: 533-43. Cardoso E, Martin IS, Fornari L, Monachini MC, Mansur AP, Caramelli B. Electrocardiographic abnormalities and cardiovascular risk factors for ischemic heart disease in an adult population from Sao Paolo, Brazil. Rev Assoc Med Bras 2002; 48: 231-6. Sox HC, Garber AM, Littenberg B. The resting electrocardiogram as a screening test. A clinical analysis. Ann Intern Med 1989; 111: 489-502. Prineas R, Crow R, Blackburn H. The Minnesota code manual of electrocardiographic findings. Littleton: John Wright-PSG Inc.; 1982. Macfarlane PW. Minnesota coding and the prevalence of ECG abnormalities. Heart 2000; 84: 582-4. Menotti A, Seccareccia F. Electrocardiographic Minnesota code findings predicting short-term mortality in asymptomatic subjects. The Italian RIFLE Pooling Project (Risk Factors and Life Expectancy). G Ital Cardiol 1997; 27: 40-9. Ashley EA, Raxwal V, Frockcher V. An evidencebased review of the resting electrocardiogram as a screening technique for heart disease. Prog Cardiovasc Dis 2001; 44: 56-67. Okin PM, Devereux RB, Nieminen MS, Jern S, Oikarinen L, Viitasalo M, et al. Relationship of the electrocardiographic stain pattern to left ventricular structure and function in hypertensive patients: the LIFE study. Losartan intervention for end point. J Am Coll cardiol 2001; 38: 514-20. Rabkin SW. Electrocardiographic abnormalities in apparently healthy men and the risk of sudden death. Drugs 1984; 28: 28-45. Menotti A, Lanti M, Puddu PE, Mancini M, Zarchetti A, Cirillo M, et al. First risk functions for prediction of coronary and cardiovascular disease incidence in the Gubbio population study. Ital Heart J 2000; 1: 394-9.
163