PROF. DR. SRI SURYAWATI, APT. Gurubesar Farmakologi dan Terapi - Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
Jabatan di UGM: Kepala Divisi Farmakologi Klinik dan Kebijakan Obat Pengelola Klaster S3 dan S2 Kebijakan dan Manajemen Obat Membimbing lebih dari 180 tesis S2 dan S3, di dalam dan luar negeri.
Kegiatan di Indonesia: Komite Penilaian Teknologi Kesehatan Kemenkes RI sejak 2014 Komite Nasional Penilai Obat RI sejak 1987 Dewan Pakar Ikatan Apoteker Indonesia
Jabatan dan kegiatan internasional: Penasehat Ahli WHO untuk Kebijakan dan Manajemen Obat (1999-sekarang) Dewan Pengawas Narkotika Internasional PBB (2017-2017) Dewan Eksekutif International Network for Rational Use of Drugs (2004-sekarang) Konsultan internasional untuk manajemen obat, obat esensial, kebijakan obat, pemberdayaan masyarakat (sejak 1986) Fasilitator berbagai kursus internasional sejak 1994.
Disampaikan oleh: Sri Suryawati, Fakultas Kedokteran UGM Yogyakarta, 25 April 2017
Patients receive medications appropriate to their clinical needs, in doses that meet their own individual requirements, for an adequate period of time, and at the lowest cost to them and their community (WHO, 2001)
Promosi POR pada provider saja hanya memperbaiki sebagian dari masalah penggunaan obat, karena: SWAMEDIKASI adalah pilihan terbanyak masyarakat Masyarakat lebih sering memperoleh obat dari sarana-sarana distribusi informal
MEMAHAMI bentuk ketidakrasionalan penggunaan obat di suatu wilayah atau negara, agar dapat dirancang strategi yang spesifik untuk memperbaiki masalahnya MEMAHAMI seberapa besar ketidakrasionalan penggunaan obat tersebut, sehingga dampak perbaikan dari kegiatan edukasi dapat diukur MEMAHAMI penyebab penggunaan ketidakrasionalan, agar materi edukasinya dapat dirancang untuk memperbaiki penyebab spesifik tersebut
Masyarakat pada umumnya mengobati gejala, bukan penyakitnya. Hal ini karena tidak semua orang mempunyai kesempatan untuk memahami penyakit Bila gejala hilang, diartikan ‘sembuh’ Itu menjadi salah satu penyebab mengapa tidak menggunakan antibiotika secara penuh. Full course kan mahal.. ..kan sudah sembuh..
Profesi lain Pasien consulting teaching & training
dispensing & administra tion
drug information
Peran Farmasis
formulation and preparation
Drug use studies and research
Pharmaco economy
clinical trials
Pharmaco kinetics/ therapeutic drug monitoring
Masyarakat
1. Mendukung pengetahuan yang sudah benar 2. Mengoreksi pengetahuan yang masih salah 3. Menambah pengetahuan yang belum dimiliki
Demam.
Menafsirkan gejala
Menentukan masalah
Beli obat
Berikan obat Bawa obat kerumah 8
‘Diagnosis’ penyakit Kandungan obat Indikasi Dosis dan lama pengobatan Kontraindikasi Efek samping
100% 80% 60% 40% 20% 0%
Kita lebih mengenal nama dagang dan indikasi, daripada kandungan/komposisi obat, kontraindikasi dan efek sampingnya Tanpa mengetahui kandungan, swamedikasi dapat merugikan karena risiko salah obat, dobel dosis, atau menggunakan obat yang seharusnya kontraindikasi. Pemborosan karena membeli obat yang sebenarnya tak diperlukan. 10
Menafsirkan gejala
PROMOSI OBAT Menentukan masalah
NAMA DAGANG
Beli obat
Berikan obat Bawa obat kerumah 11
Menggunakan obat tak sesuai dengan petunjuk provider Swamedikasi dengan obat resep temasuk antibiotika Penggunaan berlebihan obat yang relatif aman Penggunaan kombinasi obat yang tidak diperlukan Penggunaan obat mahal sementara pilihannya yang lebih murah tersedia
Masyarakat mempunyai pemahaman yang bervariasi tentang efek antibiotika dalam pengobatan Peran dan pengalaman orang lain sangat besar dalam membangkitkan minat menggunakan antibiotik Masyarakat tahu bahwa penggunaan antibiotik dalam swamedikasi menyebabkan resistensi Peluang untuk penguatan masyarakat agar membuat keputusan yang benar
240 juta penduduk Indonesia Ratusan nama dagang
Iklan
Pelayanan informasi oleh profesi sangat terbatas Informasi meia sosial ‘tak terkendali’ Informasi lengkap dan benar tersedia di kemasan obat
Metode pendidikan yang membangkitkan: Keinginan mencari informasi Kemampuan menelaah secara kritis informasi obat
14
1. Identifikasi masalah POR 2. Prioritisasi masalah 3. Analisis penyebab masalah 4. Pilih dan kembangkan metode intervensi 5. Ujicoba metode intervensi 6. Implementasi 7. Pemantauan dan evaluasi dampak
Sri Suryawati Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
1. Identifikasi masalah POR – hasil studi Atmajaya 1990: harmful self-medication dalam berbagai bentuk 2. Prioritisasi masalah – dobel obat dobel dosis 3. Analisis penyebab masalah – terbawa iklan, memilih obat berdasarkan klaim indikasi tanpa mengetahui isi obat 4. Pilih dan kembangkan metode intervensi – meningkatkan ketrampilan memilih obat , memerlukan praktek memilih berdasarkan isi 5. Ujicoba metode intervensi – pre-post dengan kontrol (+) dan (-) 6. Implementasi – sukarela, feedback pengalaman digunakan untuk revisi pedoman 7. Evaluasi dampak – pengetahuan dan belanja obat
Cara Belajar Ibu Aktif Cara Belajar Insan Aktif Community-Based Interactive Approach
Video dokumentasi
KEGIATAN CBIA 10 menit
CBIA: Kegiatan tahap 1 Mengelompokkan obat menurut kandungan utamanya
Memperkenalkan konsep pemilihan obat berdasarkan kandungan/ komposisi Hal-hal yang tak diungkap dalam iklan obat
CBIA: Kegiatan Tahap 2 Membaca teliti dan membandingkan informasi antar sediaan -Indikasi
-Kandungan isi -Kekuatan sediaan -Bentuk sediaan -Efek samping
-Kontraindikasi -Aturan pakai -Harga satuan dosis -Dll
CBIA: Kegiatan Tahap 3 Rangkuman dan penguatan
Merangkum temuan kelompok Menyimpulkan Menyepakati langkah selanjutnya untuk menyebarluaskan pengetahuan yang telah diperoleh
Boleh diperbanyak sendiri, boleh diberi sampul dengan logo organisasi masingmasing Tutor harus hafal urutan kegiatan, sehingga pada waktu memfasilitasi diskusi tak perlu lagi membukabuka buku petunjuk
Pengetahuan tentang obat yang paling sering digunakan Nama kandungan/komposisi Indikasi Dosis dan lama pemberian Kontraindikasi Efek samping
Jumlah merek obat yang dibeli dalam sebulan terakhir Belanja obat dalam sebulan terakhir
Score of knowledge (max 10)
Brandnames consumed by household /month
10 Before intervention After intervention
8
10
After intervention Before intervention
8
6
6 4
4 2
2 0
0 CBIA (n=38)
Seminar (n=42)
Control (n=32)
CBIA (n=38)
Seminar (n=42) Control (n=32)
CBIA-cancer
Untuk meningkatkan deteksi dini Capayudara & rahim
CBIA-pregnancy:
Untuk meningkatkan ketrampilan ibu hamil memilih obat flu yang aman
Mongolia:
CBIA untuk POJOK POR di Rumah Sakit
Edukasi masyarakat adalah salah satu tugas profesi apoteker Keputusan menggunakan atau tidak menggunakan obat oleh masyarakat dilatarbelakangi berbagai hal Pemberdayaan masyarakat adalah membekali masyarakat dengan prinsip swamedikasi secara benar, dan memahami mengapa obat-obat tertentu tak boleh digunakan dalam swamedikasi Tersedia berbagai metode edukasi/pemberdayaan, pilih metode yang terbukti efektif (evidence-based public education strategy)
E-mail:
[email protected] WA: 0852-0017-5959