GRAND DESIGN PERCEPATAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR BERBASIS 5 (LIMA) WILAYAH ADAT DI PROVINSI PAPUA
Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada
MASALAH-MASALAH POKOK PEMBANGUNAN PAPUA 1. Masalah kemiskinan (absolut dan relatif) 2. Masalah kependudukan dan ketenagakerjaan (pertumbuhan alamiah, kesehatan, pendidikan, produk tivitas SDM rendah, dan pengangguran) 3. Masalah keterbatasan infrastruktur (fisik, ekonomi, dan sosial) 4. Masalah kelembagaan (aturan main & organisasi; formal dan informal)
FAKTA PAPUA KEMISKINAN POTENSI SUMBERDAYA ALAM SANGAT KAYA DAN KAYA AKAN KEANEKARAGAMAN HAYATI FLORA 25.000 JENIS, MAMALIA 164 JENIS, REPTIL/AMFIBI 329 JENIS, BURUNG 650 JENIS, IKAN AIR TAWAR 250 JENIS, IKAN LAUT 1200 JENIS, SERANGGA 150 JENIS
KEBODOHAN KETERISOLASIAN YANG TERJADI
KETERTINGGALAN KETERBELAKANGAN KETIDAKADILAN KEMATIAN Sumber: Pemda Papua, 2014
PENDEKATAN PEMBANGUNAN YANG BERSIFAT ENDOGENOUS • pendekatan pembangunan berbasis lokal (endogenous development approach) • berkembang pada awalnya di Eropa, Amerika Utara, dan Jepang pada pertengahan 1970-an • upaya untuk menciptakan model pertumbuhan ekonomi berbasiskan komunitas (community-based economic growth) • lebih bersifat bottom-up
PEMBANGUNAN YANG ENDOGENOUS DAN INSTITUSI • Vásquez-Barquero (2005): pembangunan endogen berkaitan dengan proses akumulasi modal pada suatu wilayah tertentu (specific localities) dengan memperhatikan kapasitas wilayah dalam penyebaran inovasi ke seluruh sistem produksi lokal dan peran yang dimainkan oleh sistem inovasi lokal. Oleh karena itu, efisiensi penggunaan potensi lokal sangat ditentukan oleh bagaimana bekerjanya institusi. • North (1990, 1994): proses pembangunan tidak terpisah dan memiliki akar kelembagaan dan budaya yang kuat. Oleh karena itu, pembangunan ekonomi harus harus memperhatikan kekuatan sistem kelembagaan dari suatu wilayah.
PRINSIP IMPLEMENTASI PEMBANGUNAN
• berorientasikan kepada komunitas (community oriented) • berbasiskan pada sumberdaya komunitas (community’s resourcesbased) • dikelola komunitas (community managed)
METODOLOGI KONVENSIONAL Pola dan Struktur Perekonomian Regional-Tipologi Klasen
Pergeseran Perekonomian - SS
Permintaan Agregat Regional Y=C+I+G+(X-M)
Produksi Agregat Regional Y=ΣVA
Pemerintah / Internasional g. Pengeluaran Pemerintah (G)
k. Transfer Konsumen (TR) l. Pajak Konsumen (TA)
a. Output Barang dan Jasa
Stabilitas Perekonomian Regional – Deflator PDRB Nominal/Riil Angka Pemganda Output Regional 1/(1-c)
h. Pajak Produsen (TA) i. Transfer Produsen (TR)
b. Pengeluaran konsumsi
Sektor Basis - LQ
Rumah Tangga
Keseimbangan Makroekonomi Regional:
Produsen
Y ≡C+I+G+(X-M)
Efisiensi Investasi Regional ICOR I/ΔY
c. Balas jasa faktor produksi
d. Faktor Produksi
Kemiskinan Regional
Pemerataan Pendapatan Sektoral
e. Tabungan (S)
Distribuasi Pendapatan – Gini
Bank
f. Investasi (I)
Ketenagakerjaan Regional
Kapasitas Keuangan Regional APBD/PDRB Keterbukaan Ekonomi Regional (X+M)/Y
Transformasi Ekonomi Papua 25
PDRB Dengan Pertambangan
20
15 Pertambangan & Penggalian Pertanian
10
Jasa-Jasa Konstruksi
5
Trasportasi & Komunikasi
Catatan: Berdarkan Harga Konstan (ADHK=2000) * PHR : Perdagangan, Hotel, dan Resotran **KPJP : Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ***Utilitas : Listrik, Gas, dan Air Bersih
2012
2011
2010
2009
2008
2007
2006
2005
2004
2003
2002
2001
Utilitas***
PHR*
KPJP**
Industri Olahan
0 2000
Rp. Triliun
PDRB Tanpa Pertambangan
Transformasi ditandai dengan semakin meningkatnya peran sektor ekonomi nonpertambangan
Perspektif Swasta • Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Provinsi Papua: pembangunan berbasis komoditas unggulan daerah lima Kawasan Pengembangan Ekonomi (KPE) wilayah adat yakni KPE Anim Ha, KPE La Pago, KPE Mamta, KPE Saireri, dan KPE Mee Pago. – Wilayah Adat Mee Pago dan La Pago komoditas unggulan: kopi, buah merah, tanaman pangan dan hortikultura, ternak dan makanan olahan berbahan baku daging. – Wilayah Adat Anim Ha komoditas unggulan: berupa karet, sagu, tebu, padi, jagung, perikanan, ternak sapi, ayam dan olahan berbahan baku daging. – Wilayah Adat Mamta komoditas unggulan: kelapa sawit, coklat, sagu, buah merah, ternak sapi, ayam dan pakan ternak. – Wilayah Adat Sairerikomoditas unggulan: berupa perikanan dan kelautan, kelapa, sagu dan pariwisata berbasis alam dan budaya.
PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS KOMODITAS WILAYAH ADAT (COMMODITY CULTURE AREA BASED DEVELOPMENT) A. KPE ANIM HA Sektor industri pariwisata budaya, pertanian & perkebunan terpadu, perikanan & peternakan
B. KPE LA PAGO Sektor industri, pariwisata budaya & alam, perkebunan, peternakan & pertanian hortikultura
C. KPE MAMTA Sektor industri, Perkebunan & pariwisata
D. KPE SAERERI Sektor industri, pariwisata, jasa, perikanan & perkebunan E. KPE MEE PAGO Sektor pertambangan, industri & perkebunan
10
Pengembangan Wilayah Adat Ha Anim (Merauke, Asmat, Mappi, Boven Digul + Mimika) Kawasan Merauke Potensi lahan padi 48,3 ribu Ha (2011)
Komoditas Unggulan
Boven Digul
Kawasan MIFEE (PADI 28.000 ha); PERIKANAN (140.000 ton), Minyak Kayu Putih, KELAPA, Peternakan Sapi (32.435 ekor) KARET (1.318 Ha)
Asmat
PERIKANAN (5.899 ton), SAGU
Mappi
KARET (2.997 Ha)
Mimika
KEPITING, SAGU, PERIKANAN, DAN TAMBANG
Pengembangan Wilayah Adat Mipago (Puncak Jaya, Nabire, Paniai, Dogiyai, Puncak, Mamb-Teng, Deyai, Intan Jaya) Kawasan
Puncak Evert (Puncak)
Danau Tigi (Deyai)
Komoditas Unggulan
Puncak Jaya
KOPI (334 Ha), Karet (334 Ha)
Dogiyai
KOPI, UBI JALAR
Nabire
JERUK, TERNAK BABI
Intan Jaya
GAHARU
Paniai
KOPI(1.245 HA), UBI JALAR
Pengembangan Wilayah Adat Mamta (Kota & Kab. Jayapura, Keerom, Sarmi dan Mamb-Ra) Kawasan
Komoditas Unggulan
Keerom
KELAPA SAWIT, KAKAO
Jayapura (Kab/Kota)
KAKAO(13.342), DAN PARIWISATA
Sarmi
KELAPA DALAM (361 Ha)
Mamberamo SAGU (60.000 HA), PISANG Raya
Pengembangan Wilayah Adat Lapago (Peg. Bintang, Jayawijaya, Lanny Jaya Yahukimo, Tolikara, Yalimo, Nduga) Kawasan
Komoditas Unggulan
Peg. Bintang
KOPI (434 Ha), UBI JALAR(13,332 HA)
Jayawijaya
Tolikara
KOPI 2.825 Ha), UBI JALAR (138.754), BUAH MERAH, TERNAK BABI BUAH MERAH, KOPI (1.070 Ha), SARANG SEMUT KOPI (581 HA), UBI JALAR(81,891 HA00000), BUAH MERAH KOPI (246 Ha), BUAH MERAH
Yalimo
GAHARU
Nduga
KOPI (306 HA)
Lanny Jaya Yahukimo
Pengembangan Wilayah Adat Saireri (Biak Numfor, Kep. Yapen, Waropen, Supiori) Kawasan
Komoditas Unggulan
Biak Numfor
Kopi (434 Ha), Kelapa Dalam (3.623 ha), Perikanan laut dalam, rumput laut
Kep. Yapen
Coklat (1.971 ha), Perikanan (6.618 ton), rumput laut
Waropen
Kelapa dalam (4.766 Ha)
Supiori
Perikanan (4.667 ton), Rumput Laut
Fakta, Strategi dan Cita-cita • Setiap pengembangan produk harus dapat memberikan economic value created (surplus produsen dan surplus konsumen) • Mengapa Propinsi Papua harus berpikir out of the box paradigma konvensional?
Papua Bangkit, Mandiri, Sej ahtera
Price, P A’ Supply S, (MC) A
P*
Supply S’, (MC’)
CS=WTPP*
E
Value-Created = CS+ PS E’
PS=P*MC Demand D’, (WTP’) B B’
Fakta: 7K
Demand D, (WTP) Quantity, Q
Endogenous growth
7 Langkah Strategis 7. Penguatan kelembagaan 3. Penyelesaian aksebililitas wilayah antar moda transportasi dalam membangun pusat logistik Papua terutama antar pantai dan wilayah pegunungan untuk penurunan kemahalan harga
5. Pengembangan SDM dan Iptek untuk mendorong peningkatan peningkatan nilai tambah ekonomi daerah berbasis 5 wilayah adat
1. Penyelesaian sinkronisasi regulasi pusat dengan UUD OTSUS (perdasus dan perdasi)
4. Membangun perwilayahan komoditas unggulan berbasis 5 wilayah untuk peningkatan ketahanan ekonomi/security income masyarakat Papua
6. Pembangunan kawasan industri untuk peningkatan nilai tambah produksi daerah dalam konsep tanam, petik, olah, jual di masing-masing wilayah adat 2. Penyelesaian konflik Hak Tanah Ulaya dengan menjadikan tanah sebagai aset ekonomi masyarakat
KESIMPULAN 1.
Provinsi Papua mengalami permasalahan 7K yaitu Kemiskinan, Kebodohan, Keterisolasian, Ketertinggalan, Keterbelakangan, Ketidakadilan, dan Kematian. Untuk itu, diperlukan langkah taktis yang terintegrasi di segala bidang supaya permasalahan tersebut dapat teratasi sehingga Papua mampu mencapai target pembangunan pada tahun 2018.
2.
Papua memiliki potensi yang besar, terutama sumber daya alam, yang dapat dikembangkan untuk memberikan eksternalitas positif bagi masyarakat lokal. Namun demikian, terjadi bottleneck di berbagai bidang pembangunan seperti SDM, infrastruktur, teknologi, maupun kelembagaan. Grand Design Percepatan Pembangunan Kawasan Papua berupaya menghasilkan dekripsi yang cukup lengkap mengenai kondisi Provinsi Papua untuk menghasilkan rekomendasi yang mampu mempercepat proses pembangunan di Provinsi Papua.
KESIMPULAN 3. Kawasan adat memiliki peran penting dalam pembangunan karena kebudayaan masyarakat setempat yang masih menjunjung tinggi adat istiadat lokal. Kesesuaian institusi formal dan informal menjadi dasar pelaksanaan proses pembangunan yang bermanfaat dan tepat sasaran. 4. Keunikan kondisi di Papua dibandingkan wilayah Indonesia lainnya, menyebabkan penggunaan indikator keberhasilan pembangunan konvensional perlu didukung dengan indikator pembangunan lainnya. 5. Akibat kondisi kehidupan masyarakat Papua yang sebagian besar masih subsisten, dan biaya transportasi yang mahal, jalan menuju perekonomian dengan mekanisme pasar masih membutuhkan waktu yang panjang. Perlu adanya perlakuan khusus, seperti proteksi dan intervensi/peran pemerintah.
REKOMENDASI 1. Penyelesaian masalah aksesibilitas antar wilayah moda transportasi dalam membangun pusat logistik di Papua. Untuk itu perlu dibangun berbagai fasilitas dan infrastruktur transportasi yang efisien, seperti kereta api, jalan, dan pelabuhan. 2. Terkait dengan rekomendasi di atas, untuk menekan indeks kemahalan konstruksi (IKK) di Pegunungan Tengah, perlu dibangun jalur kereta api yang menghubungkan Timika dengan wilayah Pegunungan Tengah 3. Pengembangan pariwisata (Danau Sentani, Pegunungan) masih memiliki potensi yang sangat besar untuk dikembangkan dan memberikan nilai tambah bagi rakyat Papua. 4. Membangun perwilayahan komoditas unggulan berbasis 5 wilayah adat untuk peningkatan ketahanan ekonomi masyarakat papua. 5. Pengembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk mendorong peningkatan nilai tambah ekonomi daerah berbasis 5 wilayah adat. 6. Pembangunan kawasan industri untuk peningkatan nilai tambah produksi daerah dalam konsep tanam, petik, olah, jual di masing-masing 5 wilayah adat. Khusus untuk hasil pertambangan, potensi nilai tambah pertambangan di Timika dapat ditingkatkan dengan membangun smelter, pembangunan PLTA
REKOMENDASI 6. Untuk mendukung percepatan pembangunan di kawasan Papua perlu dilaksanakan capacity building yang komprehensif untuk lembaga pemerintah, masyarakat, dan adat. 7. Perlunya pendampingan pada kegiatan ekonomi rakyat yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi masyarakat Papua. 8. Penyelesaian konflik hak tanah ulayat dengan menjadikan tanah sebagai aset ekonomi masyarakat adat. Perlu adanya peraturan agraria khusus untuk wilayah Papua. 9. Perlu adanya lembaga khusus yang dapat menjembatani permasalahan antar wilayah adat, terkait dengan hak ulayat. Dalam hal ini diperlukan kerja sama antara masyarakat adat dan pemerintah untuk menyelesaikan permasalahan hak wilayah adat di Papua. 10. Penetapan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dapat mendorong pengembangan potensipotensi ekonomi yang ada di Papua. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengikutsertakan BUMN/BUMD dalam pemasaran hasil-hasil produk Papua di pasar yang lebih luas.
REKOMENDASI 11.Penyelesaian sinkronisasi regulasi pusat dengan daerah 12.Penguatan kelembagaan Badan Percepatan Pembangunan Kawasan Papua (BP2KP) dalam rangka melancarkan program percepatan pembangunan berbasis wilayah adat.
Matriks Kebutuhan Komoditas Unggulan No
1
Kebutuhan Komoditas Unggulan
Wilayah Adat
Saireri
Biak Numfor: Kopi (434 Ha), Kelapa Dalam (3.623 Ha), Perikanan Laut Dalam, Rumput Laut Kep. Yapen: Coklat (1.971 Ha), Perikanan (6.618 Ton), Rumput Laut Waropen: Kelapa Dalam (4.766 Ha) Supiori: Perikanan (4.667 Ton), Rumput Laut
2
Mamta
Keerom: Kelapa Sawit, Kakao Jayapura (Kab/Kota): Kakao(13.342), Dan Pariwisata Sarmi: Kelapa Dalam (361 Ha) Mamberamo Raya: Sagu (60.000 Ha), Pisang
3
Mipago
Puncak Jaya: Kopi (334 Ha), Karet (334 Ha) Dogiyai: Kopi, Ubi Jalar Nabire: Jeruk, Ternak Babi Intan Jaya: Gaharu Paniai: Kopi(1.245 Ha), Ubi Jalar
Matriks Kebutuhan Komoditas Unggulan No
4
Wilayah Adat
Lapago
Kebutuhan Komoditas Unggulan
Peg. Bintang: Kopi (434 Ha), Ubi Jalar(13,332 Ha) Jayawijaya: Kopi 2.825 Ha), Ubi Jalar (138.754), Buah Merah, Ternak Babi Lanny Jaya: Buah Merah, Kopi (1.070 Ha), Sarang Semut Yahukimo: Kopi (581 Ha), Ubi Jalar(81,891 Ha00000), Buah Merah Tolikara: Kopi (246 Ha), Buah Merah Yalimo: Gaharu Nduga: Kopi (306 Ha)
5
Haanim
Merauke: Kawasan MIFEE (PADI 28.000 Ha); PERIKANAN (140.000 Ton), Minyak Kayu Putih, KELAPA, Peternakan Sapi (32.435 Ekor) Boven Digul: KARET (1.318 Ha) Asmat: PERIKANAN (5.899 Ton), SAGU Mappi: KARET (2.997 Ha) Mimika: KEPITING, SAGU, PERIKANAN, DAN TAMBANG
Matriks Kebutuhan Program Komoditas Unggulan No 1
Kawasan Adat Anim Ha
Rencana Pengembangan SDM Padi 1. Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Sawah; 2. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Produksi (Jalan Usahatani; Jalan Produksi; Sarana Pengairan/Irigasi) 3. Pembangunan Rice Mill Unit (Rmu); 4. Pengembangan Pemasaran (Regulasi Tata Niaga Beras); 5. Pengembangan Plta/Energi Terbarukan; 6. Pembinaan Dan Pendampingan; 7. Optimalisasi Kredit Usaha Tani/Skim Kredit; 8. Penyediaan Saprodi (Bibit; Pupuk; Obat-Obatan) 9. Pengembangan Balai Benih Padi; 10. Pemetaan Alih Fungsi Lahan Dan Pemetaan Hak Ulayat/Sertifikasi Hak Ulayat Pendukung : 1. Pembangunan Terminal Agribisnis Di Serapu 2. Pembangunan Pelabuhan Serapu; 3. Pengembangan Kawasan Terpadu Mandiri Salor; 4. Pembangunan Situ/Bendali/Embung; 5. Pembangunan Power Plann Energi Terbarukan;
Matriks Kebutuhan Program Komoditas Unggulan No
Kawasan Adat Anim Ha
Rencana Pengembangan SDM Karet : 1. Rehabilitasi; Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Kebun; 2. Peningkatan Sarana Dan Prasarana Produksi (Jalan Usahatani; Jalan Produksi); 3. Pembangunan Industri Olahan Karet (Bahan Mentah S.D Bahan 4. Penguatan Kelembagaan Koperasi Pekebun Karet; 5. Pembangunan Balai Riset Dan Sertifikasi Produk Karet; 6. Pembangunan Pusat Kebun Bibit Karet; Pendukung : 1. Pemetaan Alih Fungsi Lahan; 2. Regulasi Tata Niaga Karet; 3. Pembangunan Plta/Energi Alternatif Lain; 4. Penyediaan Air Bersih; 5. Pengembangan Pelabuhan Ekspor Muara Digoel (Pulau Dua);
Matriks Kebutuhan Program Komoditas Unggulan No 2
Kawasan Adat
Rencana Pengembangan SDM
La Pago (Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Tolikara, Yalimo, Nduga)
Kopi : 1. Rehabilitasi, Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Kebun Kopi; 2. Pembentukan Badan Riset Kopi Daerah; 3. Sarana Dan Prasarana Pendukung; 4. Introduksi Teknologi Pengolahan (Kopi Bean; Bubuk; Packaging) 5. Fasilitasi Permodalan (Skim Kredit; Bumd/Bumn/Swasta) Dan Pasar; 6. Peningkatan Kapasitas Petani Kopi (Pembinaan Dan Pendampingan); 7. Pembangunan Sentra Industri Pengolahan Kopi 8. Pembinaan Dan Pendampingan; 9. Sertifikasi Informasi Geologis (Hak Pada Petani) Buah Merah: 1. Pembukaan Kebun Baru 2. Pembentukan Badan Riset Buah Surga Daerah; 3. Sarana Dan Prasarana Pendukung; 4. Introduksi Teknologi Pengolahan (Buah Surga : Juice; Cream; Sabun; Permen Dsb) 5. Fasilitasi Permodalan (Skim Kredit; Bumd/Bumn/Swasta) Dan Pasar; 6. Pelatihan Budidaya Buah Surga; 7. Pembangunan Sentra Industri Pengolahan Buah Surga; 8. Pembinaan Dan Pendampingan;
Matriks Kebutuhan Program Komoditas Unggulan No 3
Kawasan Adat Mamta (Jayapura, Keerom, Sarmi, Mamberam o Ra)
Rencana Pengembangan SDM Kakao 1. Rehabilitasi; Intensifikasi Dan Ektensifikasi Kebun Rakyat; 2. Pembentukan Badan Riset Kakao Daerah; 3. Revitalisasi Kebun Bibit Kakao Besum 4. Introduksi Teknologi Pengolahan (Fermentasi; Bubuk Coklat; Pasta) 5. Fasilitasi Permodalan (Skim Kredit; Bumd/Bumn/Swasta) Dan Pasar; 6. Peningkatan Kapasitas Petani (Pembinaan Dan Pendampingan); 7. Pembangunan Sentra Industri Pengolahan Kakao Pariwisata Danau Sentani 1. Peningkatan Infrastruktur Jalan; Jalan Produksi; Jalan Usahatani Dan Transportasi Danau 2. Peningkatan Penyerapan Skim Kredit Usaha Tani 3. Pengembangan Plta ; 4. Penyediaan Air Bersih Di Kawasan Wisata; 5. Pemetaan Hak Ulayat Di Kawasan Pengembangan Kakao Dan Pariwisata Danau Sentani; 6. Penyelesaiaan Alih Fungsi Lahan; 7. Pengembangan Dan Peningkatan Blk; Smk Pertanian Dan Pariwisata
Matriks Kebutuhan Program Komoditas Unggulan No 4
Kawasan Adat Saereri (Biak Numfor, Yapen, Waropen, Supiori)
Rencana Pengembangan SDM Pariwisata Maritim Dan Sejarah 1. Rencana Induk Pengambangan Pariwisata Maritim Dan Sejarah 2. Penataan Daerah Tujuan Obyek Wisata; 3. Promosi Dan Pemasaran Wisata; 4. Sarana Dan Prasarana Pendukung; 5. Pengembangan Kampung Wisata; 6. Pembinaan Dan Pendampingan; Perikanan Tangkap : 1. Penyediaan Armada Dan Sarana Tangkap 5-10 Gt; 2. Pembangunan Pelabuhan Pendaratan Ikan; Pasar Pelelangan Ikan; 3. Pengembangan Budidaya Ikan Hias; 4. Pembangunan Kawasan Industri Minapolitan; 5. Fasilitasi Permodalan (Perorangan/Kelompok/Koperasi); 6. Peningkatan Kapasitas Sdm (Aparatur Dan Nelayan) Sektor Pendukung : 1. Pembangunan Spbu Nelayan; 2. Penyediaan Listrik (Energi Alternatif/Terbarukan); 3. Pembangunan Sarana Air Bersih Dan Pengolahan Air Bersih
Matriks Kebutuhan Program Komoditas Unggulan No 5
Kawasan Adat Mee Pago (Puncak Jaya, Nabire, Paniai, Dogiyai, Puncak, Mamberamo Tengah, Deyai, Intan Jaya)
Rencana Pengembangan SDM Kopi; Tanaman Pangan: 1. Rehabilitasi, Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Kebun Kopi; 2. Pembentukan Badan Riset Kopi Daerah; 3. Sarana Dan Prasarana Pendukung; 4. Introduksi Teknologi Pengolahan (Kopi Bean; Bubuk; Packaging) 5. Fasilitasi Permodalan (Skim Kredit; Bumd/Bumn/Swasta) Dan Pasar; 6. Peningkatan Kapasitas Petani Kopi (Pembinaan Dan Pendampingan); 7. Pembangunan Sentra Industri Pengolahan Kopi 8. Pembinaan Dan Pendampingan; 9. Sertifikasi Informasi Geologis (Hak Pada Petani) Mendukung Ekspor Hortikultura : 1. Rehabilitasi, Intensifikasi Dan Ekstensifikasi Kebun; 2. Sarana Dan Prasarana Pendukung (Jalan Usaha Tani; Jalan Produksi; Pengarian Dsb; 3. Introduksi Teknologi Pengolahan Buah Dan Sayur 4. Fasilitasi Permodalan (Skim Kredit; Bumd/Bumn/Swasta) Dan Pasar; 5. Peningkatan Kapasitas Petani (Pembinaan Dan Pendampingan); 6. Pembangunan Sentra Industri Pengolahan Buah 7. Pembinaan Dan Pendampingan; 8. Fasilitasi Pemasaran;
Matriks Kebutuhan Program Komoditas Unggulan No
Kawasan Adat Mee Pago (Puncak Jaya, Nabire, Paniai, Dogiyai, Puncak, Mamberamo Tengah, Deyai, Intan Jaya)
Rencana Pengembangan SDM 1. 2. 3. 4.
Pariwisata (Danau Paniai dan Wisata Pegunungan) Peningkatan Infrastruktur Jalan dan Telekomunikasi; Penyediaan Air Bersih Di Kawasan Wisata; Pemetaan Hak Ulayat; Pengembangan Dan Peningkatan BLK dan SMK Pariwisata
Matriks Kebutuhan Infrastruktur No 1
Wilayah Adat Saereri
Kebutuhan Infrastruktur A. Memperpajang penyelesaian pembanunan tujuh ruas jalan penunjang Kawasan Ekonomi Teluk Youtefa (Saereri), yaitu: 1. ruas jalan Menawi-Sumberbaba, sepanjang 40 km; 2. ruas jalan Serui-Ansus, sepanjang 71,5 km; 3. ruas jalan Botawa-Sumiangga, sepanjang 21 km; 4. ruas jalan Koweda-Botawa, sepanjang 18 km; 5. ruas jalan Biak-Adibai-Marau/Bosnik, sepanjang 19,45 km; 6. ruas jalan Duber-Sorendoweri-Korido; 7. dan ruas jalan Serui-Menawi-Saubeba yang dibiyaia dari sumber dana APBN. B. Mempercepat penyelesaian pembangunan transportasi perhubungan darat, laut, dan udara, yang terdiri dari: 1. pengembangan Bandara Internasional Frans Kaisepo; 2. pengembangan Pelabuhan Internasional Biak; 3. pengembangan Bandara Botawa di Kabupaten Waropen; 4. dan pengembangan Bandara Kamanap di Serui. C. Mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih, listrik, dan telekomunikasi, yaitu: 1. pengembangan air bersih DAS Biak Utara dan Supiori; 2. PLTA Supiori; 3. PLTA Urfu di Kabupaten Biak; 4. Sejumlah PLTS yang tersebar di berbagai tempat; 5. dan pengembangan telekomunikasi Palapa Ring.
Matriks Kebutuhan Infrastruktur No 2
Wilayah Adat Mamta
Kebutuhan Infrastruktur A. Mempercepat penyelesaian pembangunan 8 ruas jalan penunjang Kawasan Ekonomi Jayapura (Mamta), yang terdiri dari: 1. ruas jalan Ring Road Jayapura, sepanjang 41 km; 2. ruas jalan Arso XIV-Sawia-Kwaja, sepanjang 60 km; 3. ruas jalan Berap-Nimbontong-Lereh-Tengon, sepanjang 82,56 km; 4. ruas jalan Kemiri-Dedapre, sepanjang 24 km; 5. ruas jalan Depapre-Bokrang yang dibiayai APBN; 6. dan ruas jalan Jayapura-Wamena-Mulia yang juga dibiayai APBN. B. Mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih, listrik, dan telekomunikasi yang terdiri dari: 1. pengembangan air bersih Danau Sentani; 2. PLTA Mamberamo; 3. PLTA Genyem; 4. PLTA Hotekamp; 5. PLTS yang tersebar di berbagai tempat; 6. dan pengembangan telekomunikasi Palapa Ring. C. Mempercepat pembangunan transportasi perhubungan darat, udara, dan laut, yang terdiri dari: 1. pengembangan Bandara Internasional Sentani; 2. pengembangan Pelabuhan Peti Kemas Depapre; 3. pembangunan Terminal Tipe A di Kota Jayapura; 4. dan pengembangan Terminal Tipe B di Kabupaten Sarmi, Kabupaten Keerom, dan Kota Jayapura. Di wilayah ini, pengembangan infrastruktur menghadapi beberapa kendala, yaitu: 1. kontribusi dana APBN dan APBD provinsi untuk prasarana fisik sangat kecil sehingga pembangunannya menjadi lambat; 2. permasalahan hak ulayat yang menuntut penyelesaian segera; 3. dan peningkatan jalan menuju Pelabuhan Depepre yang sampai saat ini masih belum ada perkembangan.
Matriks Kebutuhan Infrastruktur No 3
Wilayah Adat Mipago dan Lapago
Kebutuhan Infrastruktur A. Mempercepat pembangunan infrastruktur listrik, air bersih, dan telekomunikasi yang terdiri dari: 1. pengembangan air bersih DAS Baliem; 2. pengembangan energi listrik dengan mengembangkan PLA Urumuka, PLTA Baliem, PLTMH yang tersebar di berbagai tempat, dan PLTS yang tersebar di berbagai tempat; 3. dan pengembangan telekomunikasi Palapa Ring. B. Pembangunan transportasi perhubungan darat, udara, dan laut yang terdiri dari: 1. pengem bangan Bandara Internasional Moses Kilangin, 2. pengembangan Pelabuhan Pomako Timika; 3. pengembangan Bandara Wamena; 4. pengembangan Bandara Dekai; 5. pengembangan Dermaga Kenyam; 6. dan pengembangan Dermaga Suru-suru. C. Mempercepat penyelesaian lima ruas jalan menuju Kawasan Ekonomi Timika (Mipigo) yang terdiri dari: 1. ruas jalan Logistric Centre-Power Station, sepanjang 33 km; 2. ruas jalan Timika-Mapurujaya-Pomako yang dibiayaai dengan APBN; 3. ruas jalan Timika-Kapiraya, sepanjang 110 km; 4. ruas jalan Nabire-Waghete-Enarotali yang dibiyayai dengan APBN; 5. ruas jalan Timika-Potwayburu-Enarotali yang juga dibiayai dengan APBN. D. Mempercepat penyelesaian pembangunan enam ruas jalan menuju Kawasan Ekonomi Lapago (Jayawijaya) yang terdiri dari: 1. ruas jalan Pasir Putih-Nduga-Kenyam-Habema-Wamena, sepanjang 210 km; 2. ruas jalan Jayapura-Senggi-Tengon-Elelim-Wamena, sepanjang 576,17 km; 3. ruas jalan Waropko-Kawor-Iwur-Oksibil, sepanjang 275,6 Km; 4. ruas jalan Dekai-Oksibili yang dibiayai dengan APBN; 5. dan ruas jalan Jayapura-Wamena yang juga dibiayaai dengan APBN.
E. Mempercepat daerah irigasi Nabire yang terdiri dari: 1. pengembangan jaringan irigasi, 2. dan pengembangan pertanian. Pembangunan renewable energy based industry seperti PLTA menjadi fokus utama dalam pengembangan infrastruktur energi. PLTA yang sedang dibangun adalah PLTA Genyem, PLTA Urumuka, dan PLTA Kapiraya. PLTA Urumuka berada di Sungai Urumuka di Distrik Mimika yang memanfaatkan sumber air dari Danau Paniai, Danau Tage, dan Danau Tigi.
Matriks Kebutuhan Infrastruktur No 4
Wilayah Adat Haanim
Kebutuhan Infrastruktur A. Mempercepat penyelesaian pebangunan enam ruas jalan penunjang Kawasan Ekonomi Merauke (Haanim) yang terdiri dari: 1. ruas jalan Kuprik-Jagebob-Erambu, sepanjang 134 km; 2. ruas jalan Batas Kota Merakue-Kube-Bian-Okaba, sepanjang 68 km; 3. ruas jalan Okaba-Bade, sepanjang 170 km; 4. ruas jalan Lingkar Kimaam-Tabonji-Waan, sepanjang 300 km; 5. ruas jalan Merauke-Waropko yang dibiayaai dengan APBN; 6. dan ruas jalan Salor-Okaba-Bade yang juga dibiayaai dengan APBN. B. Mempercepat pembangunan transportasi perhubungan darat, udara, dan laut yng terdiri dari: 1. pengembangan Bandara Internasional Mopah; 2. dan pengembangan Pelabuhan Wanam. C. Mempercepat pembangunan jaringan irigasi rawa di Merauke yang terdiri dari: 1. pembangunan long storage, 2. dan pembangunan bendungan serta embung. C. Mempercepat pembangunan infrastruktur air bersih, listrik, dan telekomunikasi yang terdiri dari: 1. pengembangan air bersi di Kali Maro; 2. Pembangkit Listrik Tenaga Ombak; 3. PLTS Makro; 4. dan pengembangan Palapa Ring.
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No 1
Kawasan Adat Anim Ha (Merauke, Boven Digul, Asmat, Mappi, Mimika)
Rencana Pengembangan SDM a.
b.
c.
Pembinaan dan pendampingan petani dan peternak dalam hal memberikan pengetahuan dasar dan lanjut pengelolaan ternak dan tanaman pangan (khususnya padi) a. Tujuan: i. meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja petani dan peternak ii. mengurangi potensi gagal panen iii. meningkatkan hasil panen padi maupun hasil ternak Optimalisasi kredit usaha tani/ternak dengan pembinaan dan pendampingan petani dan peternak dalam hal memberikan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan akuntansi a. Tujuan: i. Meningkatkan efektivitasn dan efisiensi kredit yang telah disalurkan ii. Mengurangi potensi kredit macet iii. Meningkatkan kesadaran penggunaan kredit dan mengarahkan penggunaan kredit untuk kepentingan produktif (usaha) Penyediaan dan Pengembangan SDM untuk Pengembangan Balai Benih Padi a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adan Anim Ha untuk kuliah di Fakultas Pertanian untuk mendapatkan pengetahuan pembibitan dan pembenihan padi. b. Mengirimkan staf Balai Benih Padi untuk belajar/studi banding ke balai benih padi lain di Indonesia, termasuk balai benih padi tingkat ASEAN di Los Banos Filipina.
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No
Kawasan Adat
Anim Ha (Merauke, Boven Digul, Asmat, Mappi, Mimika)
Rencana Pengembangan SDM
d.
e.
f.
Penyediaan dan Pengembangan SDM untuk Pusat Pembibitan Ternak Sapi a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adan Anim Ha untuk kuliah di Fakultas Peternakan untuk mendapatkan pengetahuan pembibitan Ternak Sapi b. Mengirimkan staf Pusat Pembibitan Ternak Sapi untuk belajar/studi banding ke pembibitan ternak sapi lain di Indonesia dan dunia Penyediaan dan Pengembangan SDM untuk Klinik Hewan dan Laboratorium Serta Pos Inseminasi Buatan a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adan Anim Ha untuk kuliah di Fakultas Kedokteran Hewan untuk mendapatkan pengetahuan kedokteran hewan dan inseminasi buatan b. Mengirimkan staf Klinik Hewan dan Laboratorium Serta Pos Inseminasi Buatan untuk belajar/studi banding ke pembibitan ternak sapi lain di Indonesia dan dunia Peningkatan kapasitas petani dan peternak lewat pelatihan dan magang di peternakanpeternakan besar di Indonesia dan dunia (Australia dan New Zealand) a. Tujuan: i. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan praktis pengelolaan ternak dan peternakan, bukan sekedar teori, yang dapat segera diaplikasikan ii. Mendapatkan pengetahuan dan keterampilan praktis pengembangan kebun hijau sebagai sumber pakan ternak agar pengembangan peternakan diikuti dengan pengembangan produksi pakan ternak lokal sehingga peternak nantinya tidak tergantung dengan pakan ternak dari luar wilayah adat.
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No
Kawasan Adat Anim Ha (Merauke, Boven Digul, Asmat, Mappi, Mimika)
Rencana Pengembangan SDM g.
i.
Penguatan SDM koperasi di wilayah adat ini untuk mengelola hasil panen padi, ternak, maupun karet secara mandiri sehingga tidak tergantung dengan tengkulak ataupun rentenir a. Dilakukan dengan pengiriman SDM untuk kuliah di Fakultas Ekonomi di universitas terkemuka di Indonesia untuk belajar pengelolaan koperasi b. Dilakukan dengan pelatihan dan pemagangan SDM di Koperasi unggulan di Indonesia untuk mendapatkan pengalaman praktis, bukan hanya teori, yang dapat diaplikasikan segera Penyediaan dan pengembangan SDM lokal untuk Balai Riset dan Sertifikasi Produk Karet, dan Pusat Kebun Bibit Karet a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adan Anim Ha untuk kuliah di ke Fakultas Pertanian untuk mendapatkan pengetahuan pengembangan kebun karet dan hasil kebun karet b. Mengirimkan staf Balai Riset dan Srtifikasi Produk Karet, dan Pusat Kebun Bibit Karet untuk belajar/studi banding/magang ke balai riset perkebunan lain di Indonesia Pembangunan dan peningkatan Balai Latihan Kerja di Marauke
j.
Pembangunan Politeknik Agroindustri di Timika
h.
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No 2
Kawasan Adat La Pago (Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Tolikara, Yalimo, Nduga)
Rencana Pengembangan SDM a.
b.
Penyediaan dan pengembangan SDM lokal untuk Badan Riset Kopi Daerah a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adan La Pago untuk kuliah di ke Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian untuk mendapatkan pengetahuan pengembangan kebun kopi dan produk kopi, termasuk teknologi pengolahan kopi (coffee bean, bubuk, packaging) b. Mengirimkan staf Badan Riset Kopi Daerah untuk belajar/studi banding/magang ke balai riset perkebunan lain di Indonesia Pembinaan dan pendampingan petani kopi dan buah surga dalam hal memberikan pengetahuan dasar dan lanjut pengelolaan kebun kopi dan produk kopi, serta kebun buah surge dan produk buah surge. a. Tujuan: i. meningkatkan kapasitas petani kopi dan buah surga ii. meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja petani kopi dan buah surga iii. mengurangi potensi gagal panen kopi dan buah surga iv. meningkatkan hasil panen kopi dan buah surga
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No
Kawasan Adat La Pago (Pegunungan Bintang, Jayawijaya, Lanny Jaya, Yahukimo, Tolikara, Yalimo, Nduga)
Rencana Pengembangan SDM c.
Optimalisasi kredit usaha tani kopi dan buah surga dengan pembinaan dan pendampingan petani dalam hal memberikan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan akuntansi Tujuan: i. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kredit yang telah disalurkan ii. Mengurangi potensi kredit macet iii. Meningkatkan kesadaran penggunaan kredit dan mengarahkan penggunaan kredit untuk kepentingan produktif (usaha) d. Penyediaan dan pengembangan SDM lokal untuk Badan Riset Buah Surga a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adan La Pago untuk kuliah di ke Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian untuk mendapatkan pengetahuan pengembangan kebun buah surga dan produk buah surga, termasuk teknologi pengolahan buah surga (es krim, jus, cream, sabun, permen dll) b. Mengirimkan staf Badan Riset Buah Surga untuk belajar/studi banding/magang ke balai riset perkebunan lain di Indonesia e. Pelatihan dan pengembangan serta pemberian teknologi tepat guna untuk budidaya buah surga dan kopi f. Pembangunan Politeknik Agroindustri Kopi dan Buah Merah di Wamena
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No 3
Kawasan Adat Mamta (Jayapura, Keerom, Sarmi, Mamberamo Ra)
Rencana Pengembangan SDM a.
Penyediaan dan pengembangan SDM lokal untuk Badan Riset Kakao Daerah a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adat Mamta untuk kuliah di ke Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian untuk mendapatkan pengetahuan pengembangan kebun kakao dan produk kakao termasuk teknologi pengolahan kakao (fermentasi, bubuk coklat, pasta) b. Mengirimkan staf Badan Riset Buah Surga untuk belajar/studi banding/magang ke balai riset perkebunan lain di Indonesia b. Optimalisasi kredit usaha tani kakao dengan pembinaan dan pendampingan petani kakao dalam hal memberikan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan akuntansi a. Tujuan: i. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kredit yang telah disalurkan ii. Mengurangi potensi kredit macet iii. Meningkatkan kesadaran penggunaan kredit dan mengarahkan penggunaan kredit untuk kepentingan produktif (usaha) c. Pengembangan Riset dan Lembaga Standarisasi Mutu di Jayapura
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No
Kawasan Adat Mamta (Jayapura, Keerom, Sarmi, Mamberamo Ra)
Rencana Pengembangan SDM d. e.
Pengembangan dan peningkatan Balai Latihan Kerja untuk pariwisata di Jayapura Pengembangan SMK Pertanian di Jayapura dan Keerom
f. Pengembangan SMK khusus Pariwisata di Jayapura untuk mendukung pariwisata di Danau Sentani dan sekitarnya. g. Pembinaan dan pendampingan petani kakao dalam hal memberikan pengetahuan dasar dan lanjut pengelolaan kakao dan produk kakao Tujuan: i. meningkatkan kapasitas petani kakao ii. meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja petani kakao iii. mengurangi potensi gagal panen kakao iv. meningkatkan hasil panen kakao h. Optimalisasi kredit usaha pariwisata di Jayapura dengan pembinaan dan pendampingan pelaku bisnis pariwisata dalam hal memberikan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan akuntansi Tujuan: i. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kredit yang telah disalurkan ii. Mengurangi potensi kredit macet iii. Meningkatkan kesadaran penggunaan kredit dan mengarahkan penggunaan kredit untuk kepentingan produktif (usaha)
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No 4
Kawasan Adat Saereri (Biak Numfor, Yapen, Waropen, Supiori)
Rencana Pengembangan SDM a.
Optimalisasi kredit usaha pariwisata di Biak dengan pembinaan dan pendampingan pelaku bisnis pariwisata dalam hal memberikan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan akuntansi Tujuan: i. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kredit yang telah disalurkan ii. Mengurangi potensi kredit macet iii. Meningkatkan kesadaran penggunaan kredit dan mengarahkan penggunaan kredit untuk kepentingan produktif (usaha) b. Pembinaan dan pendampingan nelayan dalam hal memberikan pengetahuan dasar dan lanjut pengelolaan ikan Tujuan: i. meningkatkan kapasitas nelayan ii. meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja nelayan iii. meningkatkan hasil tangkapan ikan c. Peningkatan kapasitas SDM (aparatur dan nelayan) melalui pendidikan formal di Fakultas Perikanan bagi aparatur, dan program magang bagi nelayan
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No
Kawasan Adat
Rencana Pengembangan SDM
Saereri (Biak d. Optimalisasi kredit usaha pariwisata di Biak dengan pembinaan dan Numfor, Yapen, pendampingan pelaku bisnis pariwisata dalam hal memberikan Waropen, Supior pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan akuntansi i Tujuan: i. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kredit yang telah disalurkan ii. Mengurangi potensi kredit macet iii. Meningkatkan kesadaran penggunaan kredit dan mengarahkan penggunaan kredit untuk kepentingan produktif (usaha) e. Pengembangan Politeknik Industri Pariwisata di Biak f. g.
Pengembangan Politeknik Industri Perikanan di Biak
Pengembangan dan peningkatan Balai Latihan Kerja untuk pariwisata di Biak h. Pengembangan Riset dan Lembaga Standarisasi Mutu di Biak
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No 5
Kawasan Adat Mee Pago (Puncak Jaya, Nabire, Paniai, Dogiyai, Puncak, Mamberamo Tengah, Deyai, Intan Jaya)
Rencana Pengembangan SDM a. Penyediaan dan pengembangan SDM lokal untuk Badan Riset Kopi Daerah a. Pengiriman lulusan SLTA dari lima kabupaten wilayah adan Mee Pago untuk kuliah di ke Fakultas Pertanian dan Teknologi Pertanian untuk mendapatkan pengetahuan pengembangan kebun kopi dan produk kopi, termasuk teknologi tepat guna pengolahan kopi (coffee bean, bubuk, packaging) b. Mengirimkan staf Badan Riset Kopi Daerah untuk belajar/studi banding/magang ke balai riset perkebunan lain di Indonesia b. Pembinaan dan pendampingan petani kopi, buah dan sayur dalam hal memberikan pengetahuan dasar dan lanjut pengelolaan kebun kopi dan produk kopi, serta buah dan sayur a. Tujuan: i. meningkatkan kapasitas petani kopi, buah dan sayur ii. meningkatkan efektivitas dan efisiensi kerja petani kopi, buah dan sayur iii. mengurangi potensi gagal panen kopi, buah dan sayur iv. meningkatkan hasil panen kopi, buah dan sayur
Matriks Rencana Pengembangan Sumber Daya Manusia No
Kawasan Adat Mee Pago (Puncak Jaya, Nabire, Paniai, Dogiyai, Puncak, Mamberamo Tengah, Deyai, Intan Jaya)
Rencana Pengembangan SDM c.
Optimalisasi kredit usaha tani kopi, buah dan sayur dengan pembinaan dan pendampingan petani dalam hal memberikan pengetahuan dasar pengelolaan keuangan dan akuntansi Tujuan: i. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi kredit yang telah disalurkan ii. Mengurangi potensi kredit macet iii. Meningkatkan kesadaran penggunaan kredit dan mengarahkan penggunaan kredit untuk kepentingan produktif (usaha) d. Pelatihan dan pengembangan serta pemberian teknologi tepat guna untuk budidaya kopi, buah dan sayur dalam rangka peningkatan kapasitas petani kopi, buah dan sayur e. Pembangunan dan peningkatan Balai Latihan Kerja di Nabire