Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
PRODUK ORGANIK DENGAN SISTEM BUDIDAYA TANAMAN-TERNAK DI AT3 FARM, JASINGA, BOGOR (Organic Products of the Crop Livestock Systems at AT3 Farm Jasinga, Bogor) IMAN RAHAYU, HS Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor
[email protected]
ABSTRACT Human health condition in Indonesia should be initiated from the nutrition consumption pattern. Organic agriculture is an alternative means to anticipate the aforementioned problem. Research and experiment of crop livestock system in AT3 Farm is described in this paper. Organic fertilizer, which is produced by AT3 Farm, known as “Sendang Bio” is a product of an integrated crop-livestock system. AT3 Farm produced vegetables (spinach, sawi, pak choy, lettuce, celery, onion leaves, kecipir, kenikir, pare, chilli, tomato and many kinds of lemons), fruits and livestock (cattle, goats and Merawang chicken). All products were produced conventionally based on the genetic potential and optimal environmental condition, free of chemicals, disinfectants and fertilizer. Key words: Organic product, crop livestock systems ABSTRAK Kualitas kesehatan sumber daya manusia bangsa Indonesia seyogyanya dimulai dari pengaturan asupan makanan yang dikonsumsi. Produk organik merupakan alternatif untuk mengantisipasi hal tersebut. Penulisan makalah ini merupakan hasil penelitian dan pengalaman dalam integrasi budidaya tanaman-ternak di AT3 Farm, model super mini aktivitas yang mendukung konsep terapi sehat alami. Pupuk kompos (organik) dari produk AT3 Farm yang diberi nama ‘Sendang Bio’, merupakan bentuk integrasi dari ternak ke tanaman. Produk tanaman AT3 Farm terdiri dari sayuran (kangkung, bayam, sawi, pak choy, slada air, seledri, bawang daun, kecipir, kenikir, pare, cabe, tomat, dan berbagai jeruk), buah-buahan (jambu biji merah, belimbing, sirsak, melon, pepaya, srikaya dan jeruk siam), dan ternak (sapi, kambing dan ayam Merawang). Semua produk (tanaman dan ternak) dibudidayakan secara konvensional dengan memanfaatkan kemampuan genetik dan lingkungan alam yang optimal, sehingga menghasilkan produk organik, yang bebas dari bahan kimia, desinfektan dan fertilizer. Kata kunci: Produk organic, budidaya tanaman-ternak
PENDAHULUAN Kualitas sumber daya manusia yang sehat akan mempengaruhi kehidupan bangsa Indonesia di masa yang akan datang. Salah satu upaya dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas bagi masyarakat Indonesia di masa krisis ekonomi ini adalah tercukupinya kebutuhan akan sumber protein baik yang berasal dari hewan maupun dari tumbuh-tumbuhan. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk, pendapatan dan daya beli masyarakat akan menyebabkan meningkatnya permintaan terhadap produkproduk pangan yang berkualitas baik.
Diperlukan terobosan atau diversifikasi dalam bidang pertanian yang mengarah pada terciptanya suatu industri yang lebih dikenal dengan agroindustri. Peranan agroindustri sendiri sudah cukup dikenal di Indonesia dalam sumbangannya terhadap menopang ekonomi bangsa, baik teknik budidaya dari hulu sampai pengolahan/pasca panen di daerah hilir, serta banyak juga yang bergerak dalam pemasaran dari rantai agroindustri. Secara spesifik pertanian mulai diarahkan dengan hasil yang optimal secara kuantitas dan kualitas. Alam menyediakan bahan-bahan makanan untuk manusia dengan jumlah cukup dan kualitas yang baik. Disini timbul
577
Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
permasalahan antara peningkatan produksi yang dipacu dengan bahan-bahan kimia (pupuk dll) dan menjaga kualitas yang aman dikonsumsi manusia. Semakin meningkatnya pendidikan manusia seiring dengan kebutuhan akan bahan pangan yang baik, yang bebas dari bahan kimia, desinfektan, fertilizer atau biasa disebut dengan bahan pangan organik. PERTANIAN ORGANIK Manusia modern menjalani hidup yang sibuk, penuh ketegangan, menghirup udara terpolusi, makan makanan yang kurang baik kualitasnya atau tidak bermutu dan aneka rupa hal-hal berlebihan lainnya. Tanpa disadari asupan-asupan makanan tersebut akan terakumulasi di dalam tubuh dengan risiko akhirnya yaitu timbulnya berbagai macam penyakit. Penelitian-penelitian telah membuktikan bahwa banyak bahan pangan yang ternyata tidak layak untuk dikonsumsi, terutama kadar toksisitas, bakteri, mikroba yang terdapat pada bahan pangan tersebut. Pola makan yang terbaik adalah yang memelihara kesehatan dengan cara alami, memberi gizi pada organ-organ tubuh, menjadikannya aktif, bukan pola makan berdasarkan selera. Sistem pengolahan yang memasukkan pewarna, pengawet dan perasa ke dalam makanan dan berbagai proses yang dilakukan, menjadikan makanan itu kehilangan zat gizi yang penting bagi kehidupan. Apalagi pada umumnya makanan setelah diproses, vitamin-vitamin buatan dimasukkan untuk menjadikannya bergizi. Sebenarnya semua zat aditif dan makanan prosesan ini merusak kesehatan. Vitamin, mineral dan enzim penting untuk perbaikan/pertumbuhan sel-sel tubuh. Sumber gizi ini dari produk nabati banyak terdapat di dalam sayuran mentah, buah-buahan dan olahan jusnya. Sedangkan dari produk hewani terutama ada di dalam telur, daging dan susu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makanan mentah memerlukan waktu 3-4 jam dalam proses pencernaan; makanan yang dimasak 5-6 jam, selain itu sebagian besar vitamin dan enzym akan hilang/berkurang dalam proses pemanasan; produk jus buah dan sayuran hanya memerlukan waktu 25-30 menit dalam mencerna dan menyerapnya.
578
Beberapa ahli mulai mengenalkan pencegahan/pengobatan penyakit dengan menggunakan terapi alami dari tumbuhtumbuhan dan produknya yang segar karena pada dasarnya tubuh manusia dapat mensintesis vitamin, mineral dan enzim sendiri, meskipun dalam jumlah kecil. Dari kenyataan di atas, tidak bisa dipungkiri bahwa kebutuhan pangan manusia, terutama yang telah mementingkan arti kualitas bahannya mulai mengarah kepada produk organik. Produk organik dihasilkan dari sistem integrasi budidaya pertanian (sayuran dan buah) dan produk ternak (ayam, kambing dan sapi). Sistem dari pertanian organik (interaksi tanaman dan ternak) terutama dengan mengandalkan unsur alami dan bakat genetik dari tanaman dan ternak itu sendiri. Dengan memperhatikan faktor keseimbangan alam seperti pada gambar di bawah ini, maka sebagian besar produk pertanian organik akan terwujud. Ternak---------->kotoran--------->pupuk----------->rumput/tanaman----------------->ternak -------------> manusia AT3 Farm atau lengkapnya Aneka Tanaman Ternak Terjalin adalah suatu lahan yang berlokasi sekitar 70 km dari Jakarta atau tepatnya berada di Tenjo, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, merupakan lahan kering, marginal, berbukit dan sempit, yang secara umum mewakili kondisi umum sumberdaya lahan kering di Indonesia. Seperti diuraikan di atas, AT3 Farm konsen dengan kualitas produk pertanian yang dihasilkan dan merupakan model super mini pertanian terpadu untuk mendukung konsep terapi sehat alami dengan mengembangkan pertanian organik. Pertanian organik yang dikembangkan di AT3 Farm dengan lahan sekitar 2,2 ha meliputi budidaya tanaman sayuran (bayam, kangkung, slada air, sawi, pak choy, seledri, bawang daun, kenikir, kecipir, pare, cabe, tomat sayur, jeruk limo, nipis, lemon dan purut), tanaman buah (jambu niji merah beberapa varietas, belimbing, pepaya, sirsak, melon, dan jeruk siam serta srikaya), dan ternak (ayam Kampung Merawang, kambing perah Ettawah dan sapi potong). Pakan ternak diusahakan maksimal dari alam dan pupuk tanaman (sayuran dan buah) dari kompos yang berasal dari kotoran ternak.
Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
BUDIDAYA SAYURAN Beberapa jenis sayuran yang dikembangkan AT3 Farm antara lain, bayam, kangkung, caysin/sawi, pak choy, slada air, seledri, bawang daun, kenikir, kecipir, pare, cabe (rawit dan merah), jeruk limo, jeruk nipis, jeruk lemon dan jeruk purut. Sayuran tersebut sebagian besar ditanam dalam bedeng setelah beberapa saat disemai dalam kotak persemaian. Sayuran bayam dan kangkung ditanam dalam bedeng ukuran 2 x 10 m yang bagian tengahnya memanjang ada tempat air untuk menampung dan menyiram. Bedeng ditutupi plastik supaya serangga tidak hinggap dan ruangan diatur suhu dan kelembabannya agar stabil, pH tanah juga senantiasa dikontrol. Tanah yang disediakan diaduk dulu dengan pupuk kompos dan dibiarkan beberapa hari sebelum bayam dan kangkung dari persemaian ditanam. Pupuk kompos yang digunakan dosisnya 1 kg/m2 (bayam) dan 0,5 kg/m2 (kangkung darat) (SUNARJONO, 2003a). Bayam dan kangkung darat relatif mudah dalam budidayanya. Diperlukan 0,5-1 g biji/m2 untuk bayam, sedangkan kangkung 0,25 g/m2. Penanamannya sederhana setelah biji-biji disemai dalam kotak persemaian sekitar 1 minggu, kemudian siap ditanam. Pemanenan bayam dilakukan setelah umur 1 bulan dengan mengambil bayam yang panjang dan cukup umur sambil melakukan penjarangan dan memberi kesempatan tanaman yang kecil tumbuh optimal. Sekitar umur 1-1,5 bulan tinggi tanaman bayam mencapai 20-30 cm. Kangkung darat dipanen setelah 3 bulan dengan melakukan pemangkasan, 15 hari kemudian dilakukan pemangkasan lagi. Hasil panen tersebut kemudian dijual di supermarket di Jakarta, Bogor dan sekitarnya. BUDIDAYA BUAH Tanaman buah-buahan yang dibudidayakan di kebun AT3 Farm antara lain, jambu biji merah, belimbing dewi, sirsak ratu, melon, pepaya IPB I dan IPB 2, jeruk siam dan srikaya Australia. Budidaya jambu biji merah (sekitar 60% dari lahan) merupakan produk yang mempunyai nilai jual yang cukup tinggi karena banyaknya manfaat dari jenis jambu ini. Jambu biji merah sebetulnya bukan asli tanaman
Indonesia, berasal dari Meksiko (SUNARJONO, 2003). Tanaman ini dapat tumbuh di dataran rendah dan tinggi dengan pH tanah antara 4,57,5, sehingga tidak memerlukan penanganan kondisi tanah yang khusus. Suhu di sekitar tanaman adalah 23-280C. Penanaman jambu biji merah secara sederhana dapat dilakukan, asal daerah tersebut banyak sinar matahari dan sumber air. Dikenal lebih dari 7 jenis/varietas jambu biji merah berdasarkan perkembangbiakan selnya (SUNARJONO, 2003b). Penanaman pohon jambu biji merah adalah dengan stek/cangkok. Pemangkasan perlu dilakukan pada cabang/daun muda, hanya saja perlu hati-hati, karena banyak calon buah yang keluar dari ketiak daun yang jarang terlihat oleh mata. Diperlukan pemangkasan agar batang melengkung/mendatar dan rendah tidak menjulang tinggi, tujuannya agar pertumbuhan buah dapat banyak dan merata. Dalam budidaya jambu biji ini agar diperhatikan penyakit yang sering menyerang, biasanya dalam bentuk serangga (gurem), ulat bulu, kutu putih dan lalat buah. Pada pemeliharaan konvensional petani sering menyemprot desinfektan pada tanaman ini, tapi pada pertanian organik (AT3 Farm) tidak dilakukan penyemprotan, tapi dilakukan pencegahan dengan cara manual, meskipun untuk ini diperlukan tenaga kerja ekstra. BUDIDAYA TERNAK Saat ini AT3 Farm memelihara dan mengembangkan ternak sapi potong, kambing perah Ettawah, ayam Kampung Merawang, merpati Kong dan sedang dirintis ternak lebah (BADRUN, 2004). Potensi dari ternak yang bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin adalah kotorannya. Kotoran yang didapat dari ternak sekitar 30-40% dari jumlah pakan yang diberikan setiap harinya. Agar diperoleh kotoran yang organik/alami, ternak sesedikit mungkin diberi pakan yang mengandung bahan-bahan kimia/antibiotika. Bila ternak sakit diusahakan pengobatan secara alami, misalnya dengan menggunakan buah atau daun mengkudu, daun jambu (segar/rebusan) dan yang lainnya. Ternak juga diberi ramuan jamu untuk memperkuat daya tahan tubuhnya. Dengan pengaturan tata letak kandang yang efisien di sekitar kebun, proses pengumpulan
579
Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
kotorannya diusahakan tidak menimbulkan bau. Kandang sapi secara postal diusahakan agar waktu memberikan pakan dan proses pengeluaran kotoran tidak mengganggu lingkungan. Kandang kambing terpisah dari kandang sapi dan dibuat panggung, sehingga pemberian pakan rumput dan pengkoleksian kotorannya terpisah. Beberapa tahun lalu, jumlah ayam Merawang mencapai 5000 ekor dengan lokasi kandang di daerah belakang Farm. Ayam ini merupakan ayam Kampung dari daerah Merawang (Kepulauan Bangka Belitung) yang pada awalnya didatangkan dari China sekitar 300 tahun lalu oleh penambang timah (NATAAMIJAYA, 2000). Pembudidayaannya dilakukan secara intensif dalam kandang batere, sehingga memudahkan dalam pengumpulan kotorannya. Untuk proses perkawinannya dilakukan dalam kandang kawin sistem litter dengan rasio 1 ekor jantan untuk 8-10 ekor betina. Ayam Merawang termasuk ayam Kampung/lokal jenis dwi guna (sebagai pedaging dan petelur). Di AT3 Farm ayam ini mempunyai bobot badan sekitar 1 kg/ekor pada umur 12 minggu (IMAN RAHAYU, 2003). Produksi telur yang dihasilkan sekitar 35%/ekor/tahun. Seperti umumnya ayam Kampung, ayam Merawang ini juga tahan terhadap penyakit. Kalaupun sakit, pengobatan diupayakan sealami mungkin dengan menggunakan obat-obatan tradisional. Di AT3 selain dilakukan vaksinasi rutin terhadap ayam Merawang, juga diberikan ramuan jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Ramuan tersebut terdiri dari bahan-bahan bawang putih, kencur, jahe, lengkuas, kunyit dan daun sirih (IMAN RAHAYU, 2003). Selain ternak-ternak tersebut memberikan hasil produksinya berupa daging (ayam dan sapi), telur (ayam) dan susu (kambing), juga dihasilkan kotoran yang cukup banyak untuk kemudian diolah sebagai bahan pembuatan pupuk kompos yang diberikan pada tanaman maupun dijual. PENGOLAHAN PUPUK RAMAH LINGKUNGAN Sekitar 30-40% dari pakan ternak yang diberikan akan dikeluarkan dalam bentuk kotoran/limbah. Pemanfaatan kotoran ini
580
cukup potensial sebagai bahan baku pupuk tanaman setelah mengalami proses pengolahan sederhana. Untuk mendapatkan produk organik sedapat mungkin bahan pupuk untuk tanaman adalah kotoran ternak (OBENG dan WRIGHT, 1987). Prosedur sederhana yang dilakukan di AT3 Farm dalam memproduksi pupuk organik adalah dengan penghamparan, penambahan mikroba aktif, penyekapan, pengadukan, dan pengeringan sederhana dengan sinar matahari, serta pengepakan untuk dijual. Proses tersebut memerlukan waktu sekitar 2 minggu. Kompos/pupuk kandang yang dihasilkan mempunyai ciri fisik: berwarna hitam gelap, tidak berbau menyengat, bentuknya berupa remahan/tidak menggumpal dan analisa kandungan C/N rasionya akan turun menjadi 10-12. Secara teknis proses pembuatan kompos sebagai berikut: Kotoran ternak + starter mikroba aktif + potongan serat/sekam, molases, dedak halus ---> diaduk dan dimasukkan dalam bak penampung, kemudian ditutup. Lima hari pertama dibalik/diaduk lagi dan diulangi 2 hari setelahnya. Sekitar 10 hari kompos sudah siap dan selanjutnya proses pengeringan dan pengepakan. Tabel berikut menunjukkan kadar air, kandungan C/N dan total bakteri coliform/ streptococcus rasio dari beberapa kotoran ternak. Untuk mendapatkan hasil optimal pupuk kompos dengan memperhatikan kandungan C/N rasio dari tabel di atas, maka kompos dengan bahan baku kombinasi kotoran ayam dan sapi yang paling baik hasilnya, sedangkan kotoran kambing kurang bagus karena bentuknya yang susah untuk dihancurkan (SIMAMORA, komunikasi pribadi). Pupuk organik/kompos ini bersifat amba/bulky, sehingga diperlukan jumlah yang banyak untuk memupuk tanah per satuan luas (6-10 ton/ha), tergantung dari jenis tanamannya. Produk pupuk kompos AT3 Farm diberi nama pasar sebagai ‘Sendang Bio’ dan dikemas dalam kantong ukuran 5 dan 25 kg. Disamping produk ini untuk memenuhi kebutuhan pupuk dari tanaman dalam kebun AT3 Farm, juga dipasarkan ke Jakarta, Bogor, dan sekitarnya.
Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
Produktivitas dari komoditi yang diuraikan seperti pada Tabel 3. Untuk memudahkan manajemen dan pemasaran, semua produk dari AT3 Farm tertera dalam PT. Sendang Alamindo Lestari.
MANFAAT DAN MENUAI HASIL/PRODUKTIVITAS Setelah di atas diuraikan budidaya beberapa komoditi, perlu dibahas manfaat dan produktivitas dari masing-masing komoditi tersebut seperti diuraikan pada Tabel 2.
Tabel 1. Kandungan kadar air, C/N dan Total colliform/streptococcus rasio dari beberapa ternak Ternak
Kadar air (%)
C/N rasio
Total colliform/streptococcus
Ayam
72
14-15
0,4
Itik
61
15-18
0,6
Kambing/ domba
74
25-30
0,4
Sapi
83
18-20
0,2
Sumber: MINER (1971) Tabel 2. Beberapa komoditi dan manfaat produk AT3 farm Komoditi
Manfaat
Sayuran : Bayam
Kangkung
Memperbaiki daya kerja ginjal dan pencernaan, Sumber zat besi (Fe) dan mineral, Akar bayam merah dapat digunakan sebagai obat disentri. Sebagai obat tidur, Akarnya dapat mengobati wasir, Sumber zat besi (Fe) dan mineral.
Buah : Jambu Biji Merah
Menurunkan kolesterol, tekanan dan gula darah Sebagai zat anti kanker Dapat menyembuhkan demam berdarah dengan meningkatkan kadar erithrosit dalam darah Sumber vitamin C dan mineral Daunnya untuk mengatasi diare
Ternak: Ayam Merawang
Sebagai ayam tipe dwiguna: pedaging dan petelur Daya tahan terhadap penyakit tinggi
Tabel 3. Beberapa komoditi dan produktivitas produk AT3 Farm Komoditi
Produktivitas
Sayuran : Bayam
6 kg/ bedeng (20m2)
Kangkung Buah : Jambu biji merah
20 kg/ bedeng (20m2) 5 kg/ pohon/ tahun (Produksi tahun I) 15 kg/ pohon/ tahun (Produksi tahun II) 35 kg/ pohon/ tahun (Produksi tahun III) 60 kg/ pohon/ tahun (Produksi tahun IV) 90 kg/ pohon/ tahun (Produksi tahun V)
Ternak: Ayam Merawang
Produksi Telur 35%/ ekor/ tahun Fertilitas 90%, daya tetas 80% Bobot badan sekitar 1 kg umur 12 minggu
Pupuk kompos ‘Sendang Bio’
100 kg/ produksi dari bahan baku kotoran ayam, kambing dan sapi (14 hari)
581
Seminar Nasional Sistem Integrasi Tanaman-Ternak
KESIMPULAN AT3 Farm merupakan model super mini aktivitas yang mendukung konsep terapi sehat alami, adalah lahan yang diusahakan untuk menjaga keseimbangan alam dengan mengusahakan budidaya tanaman (sayuran dan buah) dan ternak. Integrasinya diusahakan saling melengkapi dan bersinambungan dengan memanfaatkan kemampuan genetik dan lingkungan alam yang optimal, sehingga menghasilkan produk organik, yang bebas dari bahan kimia, desinfektan dan fertilizer. DAFTAR PUSTAKA ANONIMUS. 1978. China, recycling of organic wastes in Agriculture. FAO. ANONIMUS. 2003. Misteri Dibalik Jambu Biji Merah (Psidium guajava L.). Kumpulan Artikel.
582
BADRUN, M. 2004. AT3 Farm, Super mini Model Sistem Pertanian Lahan Kering. Pangaur, Jasinga, Bogor. IMAN RAHAYU, H. S. 2003. Ayam Merawang: Ayam Kampung Pedaging dan Petelur. Penebar Swadaya. MINER, J. R. 1971. Farm Animal Waste Management. North Central Regional Research Publications 206. Iowa Agr. NATAAMIJAYA, A. G. 2000. The Native Chicken of Indonesia. Bulletin Plasma Nutfah. OBENG, L. A. and I. W. WRIGHT. 1987. Integrated Resource Recovery the Co-composting of Domestic Solid and Human Wastes. The World Bank, Washington, DC. SIMAMORA, S. 2004. Komunikasi Pribadi. SUNARJONO, H. 2003a. Bertanam 30 Jenis Sayuran. Penebar Swadaya. SUNARJONO, H. 2003b. Ilmu Produksi Tanaman Buah-buahan. Cetakan ke 4. Sinar Baru Algensindo.