OPTIMALISASI PRODUK BUDIDAYA PERTANIAN RUMAH TANGGA DI DESA WISATA ORGANIK LOMBOK KULON BONDOWOSO Panca Oktawirani1), Wheny Khristianto2), Indra Perdana Wibisono3) Prodi Usaha Perjalanan Wisata UNEJ, 2) Prodi Administrasi Bisnis UNEJ
1,3)
[email protected] BOPTN Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Jember
ABSTRAK Program Pengabdian kepada Masyarakat ini dilatarbelakangi dari hasil investigasi lapangan yang menunjukkan bahwa budidaya tanaman organik yang dijalankan oleh masyarakat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung ke desa tersebut. Program ini bertujuan mengoptimalkan produk budidaya tanaman organik yang telah dilakukan oleh masyarakat melalui tiga hal yaitu: 1) pendampingan dan simulasi tentang optimalisasi produk budidaya melalui penyuluhan kepada mitra tentang teknik pengemasan produk budidaya, pemberian informasi dan pengetahuan tentang daur ulang, serta praktik langsung. Pengenalan pemanfaatan teknologi informasi untuk memasarkan paket wisata; 2) diseminasi tentang pemasaran berbasis teknologi informasi yang difokuskan melalui media social; 3) melakukan praktek pembuatan menu baru serta pengenalan higienitas dan sanitasi makanan dan minuman.Metode penelitian meliputi penyuluhan, pendampingan, simulasi, praktik bersama, serta evaluasi berupa pemberian pre-test, post test, dan kuesioner. Dari hasil evaluasi menunjukkan bahwa mitra mendapatkan pengetahuan baru dari kegiatan pengabdian ini.Bahkan di akhir kegiatan, produk daur ulang yang dibuat mitra telah dijual kepada wisatawan. Kata Kunci : Optimalisasi, Produk, Budidaya, Organik, Desa Wisata, Lombok Kulon.
PENDAHULUAN Industri pariwisata erupakan salah satu sektor yang dianggap potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Bondowoso.Hal ini tercermin dari program Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bondowoso untuk menjadikan pariwisata menjadi salah satu andalan untuk menggerakkan perekonomian daerah selain sektor perdagangan dan industri.Salah satu industri pariwisata yang menjadi unggulan di Kabupaten Bondowoso adalah desa wisata.Salah satu desa wisata yang dikembangkan dan
menjadi andalan Pemda Bondowoso adalah Desa Wisata Organik Lombok Kulon.Pengembangan desa wisata berbasis pertanian organik ini mendapat perhatian serius dari SKPD terkait. (Jawa Pos, 23 September 2015). Konsep pertanian organik di Lombok Kulon dimulai sejak tahun 2009.Sejak tahun 2013, hasil produksi beras sebagian petani mendapat sertifikasi organik dari Lembaga Sertifikasi Organik Seloliman (Lessos). Penanaman padi dengan pola organik kemudian dikembangkan pada penanaman sayur-
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│37
Volume 1, Nomor 1, Maret 2017
sayuran serta budidaya ikan yang kemudian menjadi daya tarik wisata. Wisatawan yang berkunjung dapat menyaksikan proses pembuatan pupuk organik, cara tanam organik, budidaya hortikultura, menikmati hidangan makanan olahan dari bahan organik tersebut, serta berbelanja produk berupa beras organik untuk dibawa pulang. Permasalahan yang dihadapi oleh mitra pengelola Desa Wisata Organik Lombok Kulon yang diketuai oleh Bapak Baidhowi adalah: 1) kurangnya pengetahuan masyarakat dalam mengemas produk organik hasil budidaya serta memanfaatkan limbah berupa botol plastik di desa wisata, 2) terbatasnya olahan berbasis produk organik di desa wisata Lombok Kulon, 3) terbatasnya jangkauan pemasaran paket wisata desa. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh mitra. METODE PELAKSANAAN Upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh mitra dalam mengelola desa wisata Lombok Kulon, digunakan metode yang diuraikan dalam beberapa langkah meliputi simulasi, pendampingan, dan evaluasi (i) Simulasi Kegiatan ini meliputi: 1) memperkenalkan praktik pemanfaatan produk budidaya pertanian organik berbasis keberlanjutan sumber daya
│38
yang dihasilkan oleh setiap rumah tangga di desa wisata Lombok Kulon; 2) memperkenalkan olahan kuliner yang higienis, ramah lingkungan, variatif, dan menggunakan bahan yang terdapat di desa tersebut; 3) pengenalan teknologi informasi untuk memasarkan produk maupun paket wisata Desa Lombok Kulon. (ii) Pendampingan Pendampingan diperlukan untuk memantau agar aktivitas simulasi yang telah diterapkan dapat terlaksana optimal serta sesuai dengan target. Diharapkan dengan optimalisasi dan diversifikasi produk dapat mendorong peningkatan jumlah kunjungan wisatawan dimasa yang akan datang. (iii) Evaluasi Upaya menilai keberhasilan kegiatan maka dilakukan evaluasi awal dan evaluasi akhir dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada peserta. Pertanyaan difokuskan untuk dapat menangkap tingkat pengetahuan dasar pertanian dan perikanan organik, model pemanfaatan yang telah dilakukan, jenis pemasaran yang telah berjalan, serta harapan peserta terkait pengelolaan Desa Wisata Organik Lombok Kulon jangka panjang.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan kegiatan diawali dengan simulasi tentang optimalisasi produk budidaya pertanian rumah tangga. Kegiatan ini difokuskan pada: (1) penyuluhan kepada peserta terkait teknik
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
Optimalisasi Produk Budidaya … (Oktawirani, Khristianto, Wibisono)
labellingdan pengemasan produk budidaya tanaman organik. Materi ini juga meliputi pemberian informasi tentang daur ulang dan praktik pelabelan, pengemasan produk, serta daur ulang botol bekas; (2) diseminasi tentang pemasaran gethok tular berbasis teknologi informasi dimana peserta diberikan informasi terkair jenis sarana pemasaran melalui media sosial seperti youtubewhatsapp, blackberry messenger, facebook, dan yang lain; (3) praktik pembuatan menu baru yang dilakukan dengan demosntrasi pengolahan menu dan variasi kuliner berbasis organik sekaligus pengenalan tentang higienitas dan sanitasi makanan dan minuman. Penyuluhan kepada peserta terkait teknik labeling dan pengemasan produk budidaya tanaman organik Evaluasi dilakukan untuk mengetahui pengetahuan pemahaman peserta tentang materi yang telah disampaikan oleh tim sebelum dan sesudah proses pendampingan. Pertanyaan pre-test dan post-test sebagai berikut: (i)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui teknik pemberian label pada tanaman organik? (ii) Tahukah Bapak/Ibu tentang proses dan carapengemasana sayur mayur? (iii) Apakah Bapak/Ibu mengetahui fungsi dari label? (iv) Tahukah Bapak/Ibu dengan istlahgethok tular? (v) Ada berapa media sosial in ternet yang Bapak/Ibu ketahui? Sebutkan!
(vi)
Apakah Bapak/Ibu mengetahui target dari pemasaran gethok tular melalui sosial media? (vii) Tahukah Bapak/Ibu tentang higienitas dan sanitasi? (viii) Sebutkan cara-cara menjaga higienitas dan sanitasi pada makanan dan minuman? Hasil pre-test didapatkan data dari 8 pertanyaan yang diajukan, kuesioner yang terkumpul berjumlah 14 dari 17 yang diedarkan. Dari 14 peserta hanya 1 peserta yang mengetahui tentang pertanyaan (i), ada 3 peserta yang dapat menjawab pertanyaan (ii), ada 7 peserta yang menjawab pertanyaan (iii), dan ada 10 peserta yang dapat menjawab dan menyebutkan pertanyaan (v). Selain dari itu, peserta tidak dapat memberikan jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa hampir sebagian besar peserta belum mengetahui bagaimana caramengoptimalkan produk budidaya pertanian rumah tangga, bagaimana cara pemasaran melalui pemanfaatan media sosial berbasis teknologi informasi, dan pengetahuan tentang higienitas dan sanitasi. Setelah diadakan kegiatan posttest, dari 14 peserta yang menjawab pertanyaan, didapatkan data bahwa mereka dapat pengetahuan baru.Hal ini dapat dilihat dari isian jawaban yang mereka tuliskan pada lembar kuesioner post-test.Hampir semua peserta dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan benar.
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│39
Volume 1, Nomor 1, Maret 2017
Gambar 1. Materi Pengemassan Produk
Teknik
Labeling,
Gambar 4. Penjelasan terkait Materi Daur Ulang Botol Bekas
Gambar 2. Materi Pengemasan Produk
Teknik
Labeling,
Gambar 5.Produk Hasil Pelatihan
Gambar 2. Materi Pengemasan Produk
Teknik
│40
Pada materi ini, peserta diberikan informasi dan penjelasan terkait manfaat mendaur ulang botol bekas yang ada disekitar lokasi Desa Wisata Organik Lombok Kulon. Peserta juga diberikan informasi terkait langkah-langkah dan ragam cara mendaur ulang botol menjadi pernik dan perabotan seperti lampu hias, tempat alat tulis, pot tanaman, hingga celengan. Labeling,
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
Optimalisasi Produk Budidaya … (Oktawirani, Khristianto, Wibisono)
Diseminasi tentang pemasaran gethok tular berbasis teknologi informasi Materi ini difokuskan pada bagaimana cara mempromosikan dan memasarkan produk-produk yang ada di Desa Wisata Organik di Lombok Kulon, seperti produk sayuran organik, keindahan alam, landscape pertanian, tubing, berbagai atraksi, kerajinankerajinan hasil masyarakat, menggunakan strategi gethok tular (dalam pemasaran dikenal dengan istilah word of mouth) melalui sosial media. Strategi gethoktular ini dipakai karena sebagai masyarakat yang tinggaldi desa, pada umumnya mereka masih suka menggunakan budaya tutur.Informasi tentang segala aktivitas atau kejadian di sekitar mereka dapat dengan cepat tersebar melalui percakapan dari mulut ke mulut.Sosial media ini dipilih sebagai sarana promosi dan pemasaran karena sebagian besar pengelola Desa Wisata Organik sudah sangat terbiasa mengunakannya.Tiga jenis sosial media yang banyak dipakai oleh pengelola adalah youtube, whatsapp, blacberry messenger.Selama ini, mereka menggunakan sosial media utamanya hanya sebagai alat komunikasi/percakapan.Penggunaan sosial media belum digunakan secara optimal sebagai alat untuk promosi dan pemasaran.Kalaupun ada yang sudah menggunakan sosial media sebagai alat untuk promosi dan pemasaran maka jumlahnya sangat sedikit sekali.
sosial.Namun, selama ini informasinya masih bersifat sporadis, tidak up to date, dan disebarkan oleh orang-orang yang pernah berkunjung.Informasi yang disebarkan oleh pihak pengelola Desa Wisata masih belum ada.Padahal pengelola Desa Wisata juga dapat merancang agar berita yang tersebar dapat menjadi terencana dan bertema. Untuk keperluan itu, ada dua materi yang disampaikan kepada para peserta, yaitu: (a) Strategi Pemasaran gethok tular Yang Efektif; dan (b) Strategi Mengembangkan gethok tular. Materi Strategi Pemasaran gethok tular Yang Efektif membicarakan tentang: bagaimana membuat produk yang menarik, bagaimana menjadikan konsumen/pengunjung senang, bagaimana menjadikan destinasi kunju-ngan menjadi pihak yang dipercaya dan dihormati, dan bagaimana membuat cerita atau topik yang menarik,singkat, sederhana, dan mudah diingat. Pada kesempatan ini,para peserta diberi contoh melalui studi kasus strategi gethok tular yang dilakukan oleh produk kopi merek Kapal Api, sebagai salah satu produk yang berhasil menjalankan strategi gethok tular dengan sangat baik. Dari belajar melalui studi kasus ini diharapkan para peserta dapat mengerti dan memahami praktek dari strategi gethok tular secara praktis.
Pada sesi ini, para peserta diberi paparan pada sejumlah fakta bahwa informasi tentang Desa Wisata Organik sudah banyak terdapat di media Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│41
Volume 1, Nomor 1, Maret 2017
inovasi produk,teknologi yang sedang dikem-bangkan, atau hal-hal menarik lainnya yang bisa menjadi faktor pembeda dengan destinasi lainnya.
Gambar 6.Penyampaian Materi Pemasaran berbasis Teknologi Informasi
Materi kedua, yaitu Strategi Mengembangkan gethok tular, para peserta dikenalkan pada lima elemen penting untukmengembangkangethok tular. Kelima elemen tersebut adalah: pencerita, bahan pembicaraan, sarana, keikutsertaan, dan survei. Pertama, pencerita. Pada pembahasan elemen ini, para peserta diberi informasi dan pengetahuan bahwa mereka harus dapat mencari orang yang punya sifat suka berbagi cerita, secara sukarela berbagi pengalaman positif kepada orang lain. Orang ini dapat berasal dari pengelola Desa Wisata itu sendiri atau orang dinluar Desa Wisata.Kedua, bahan pembicaraan.Pada topik ini, para pengelola Desa Wisata diberitahu baaimana mencari dan menentukan bahan pembicaraan. Bahan pembicaraan ini nantinya akan disebarluaskan kepada masyarakat agar menjadi viral di tengah masyarakat. Selain itu,bahan pembicaraan ini harus berisi tentang keunggulan yang dimiliki oleh Desa Wisata, tentang
│42
Ketiga, sarana. Hal penting yang disampaikan kepada pengelola Desa Wisata tentang elemen ini adalah bagaimana mereka memilih media yang sesuai untuk menyebarkan pesan-pesan yang dibuat.Pada topik ini, pengelola Desa Wisata dikenalkan tentang karakteristik sosial media yang sering mereka gunakan, seperti youtube, whatapps, dan blackberry messenger.Keempat, keikutsertaan. Topik ini membahas tentang bagaimana cara pengelola wisata melakukan interaksi, membangun komunikasi secara baik dengan pengunjung yang datang. Contoh yang diberikan disini adalah membangun keterlibatan pengunjung pada atraksiatraksi yang diadakan di desa tersebut, mendengarkan komplain pengunjung dan mencari jalan keluar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pengunjung atau calon pengunjung.Kelima, survei. Pada topik ini pengelola Desa Wisata dikenalkan cara-cara melakukan survei untuk mengetahui tanggapan dari pengunjung tentang kesan-kesan mereka terhadap segala sesuatu yang ada di Desa Wisata, seperti kesannya terhadap atraksi, produk yang dihasilkan atau dibeli oleh pengunjung, makanan dan minuman yang disediakan, segala sarana dan prasarana yang disediakan, kesesuaian antara cerita yang pengunjung dengar dengan fakta yang ditemui di Desa Wisata.
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
Optimalisasi Produk Budidaya … (Oktawirani, Khristianto, Wibisono)
Di akhir acara, pengelola Desa Wisata diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang mereka belum pahami dan ingin mereka ketahui lebih lanjut.Dari materi dan diskusi ini diharapkan pengelola Desa Wisata dapat mempunyai pemahaman lebih dalam tentang strategi gethok tular agar dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan jumlah pengunjung ke daerah mereka. Pelatihan Pembuatan Menu Baru dan Pengenalan Tentang Higienitas dan Sanitasi Makanan dan Minuman. Pada materi ini, pengelola desa wisata diberi pelatihan mengenai pembuatan menu baru.Selanjutnya pengelola desa wisata diberikan pengetahuan tentang higienitas dan sanitasi.Kemudian dilanjutkan dengan pemberian pengetahuan tentang personal hygiene dan kebersihan dan sanitasi makanan.Materi ini disampaikan agar pengelola desa wisata mempunyai kesadaran yang lebih baik tentang pentingnya higienitas pada produk-produk makanan, sehingga produk-produk makanan yang dijual dan disajikan kepada para pengunjung di lokasi wisata dapat terjamin kebersihannya.
Gambar 7. Materi Higienitas dan Sanitasi Makanan dan Minuman
Setelah pemberian materi tentang higienitas dan sanitasi, peserta pelatihan diajak untuk mempraktekkan bagaimana membuat menu hidangan yang terjaga kebersihannya.Selain itu, peserta pelatihan juga dikenalkan dengan menu baru berbasis organik untuk memperkaya menu-menu makanan yang sudah ada sebelumnya.Menu yang diperkenalkan berupa satu menu makanan dan satu menu minuman. Semuanya bahan-bahan yang dipergunakan menggunakan bahan baku dari sekitar pengelola desa wisata. Menu makanan yang dilatih adalah membuat sup gurame. Adapun menu minuman yang dilatih membuat adalah es batok. Bahan baku yang digunakan makanan yang disajikan pada sup gurame adalah gurame organik yang ada di desa wisata tersebut. Untuk bahan pelengkap dan bumbu semuanya mennggunakan bumbu alami dan semuanya bisa didapatkan di sekitar pengelola desa wisata.Menu minuman bahan baku yang digunakan adalah buah-buahan yang ada disekitar pengelola desa wisata. Dinamakan es batok karena gelas yang disajikan menggunakan batok kelapa yang tumbuh disekitar desa wisata.Adapun pelengkap minuman dapat dibeli di pasar terdekat. Dengan mudahnya didapat bahan baku dan pelengkap maka pengelola desa wisata lebih mudah menjalankan menu baru tersebut. Diharapkan menu baru ini dapat dijadikan sebagai menu alternatif dan menjadi pendorong bagi pengelola desa wisata untuk mencoba untuk membuat menu-menu baru lainnya.
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│43
Volume 1, Nomor 1, Maret 2017
Gambar 7. Demo Pengolahan Menu Baru berbasis Produk Organik KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan dari kegiatan pengabdian adalah: 1) Mitra mendapatkan pengetahuan baru bahwa pemberian label pada tanaman organik dapat memberikan informasi tentang nama, manfaat tanaman/kandungan vitamin. Bentuk kemasan yang lebih menarik berupa pemberian hiasan pada polibag atau alternatif tempat lain dari bahan yang mudah didapat,seperti bambu, karung goni, dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen, sehingga tanaman organik tersebut dapat dijadikan sebagai cindera mata ataupun oleh-oleh. Pemakaian plastik wrap sebagai media memberikan kemudahan bagi para mitra untuk menjual sayur-sayuran organik dengan harga jual yang lebih tinggi, karena kesan rapi, bersih dan terjaga kesegarannya. Mitra juga mempunyai pengetahuan tentang pemanfaatan barang-barang bekas untuk dapat
│44
didaur ulang untuk dimanfaatkan sebagai media bercocok tanam produk pertanian organik, lampion, ataupun tempat alat tulis. 2) Peningkatan pengetahuan mitra tentang pemasaran berbasis teknologi informasi yang selama ini sudah mereka kenal. Dari penyuluhan ini, mitra dapat menyebarkan informasi yang lebih masif berupa postingan gambar, cuplikan video, cerita pendek yang menarik tentang Desa Wisata Organik Lombok Kulon melalui whatsapp, facebook, blackberry messenger kepada orang lain. 3) Peningkatan pengetahuan mitra tentang pembuatan menu baru. Mitra menjadi termotivasi untuk menemukan masakan-masakan khas Desa Lombok Kulon yang berbasis organik yang dapat dijadikan sebagai icon atau brand desa wisata tersebut. Hal ini tentunya akan menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung, karena mereka tidak hanya menikmati suasana pedesaan, pemandangan alam, atraksi river tubing, menjelajah desa dengan bersepeda, tetapi mereka juga dapat menikmati hidangan-hidangan khas yang lebih variatif. Saran dari kegiatan ini adalah perlu ada materi peningkatan pelayanan/hospitality terkait pengelolaan homestay, penguatan kemampuan bahasa asing, serta peningkatan kemampuan membuat paket wisata di Desa Wisata Lombok Kulon.Maka perlu diadakan
Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
Optimalisasi Produk Budidaya … (Oktawirani, Khristianto, Wibisono)
pelatihan lanjutan kepada masyarakat dan pengelola desa wisata agar mereka mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik dari sebelumnya.
UCAPAN TERIMA KASIH
Pariwisata Indonesia.Penerbit tidak diketahui. www. caradesain.com. 19 Cara Kreatif dan Cerdas Membuat Produk Baru dari Barang Bekas.Diakses pada tanggal 5 Oktober 2015.
Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini berjalan dengan baik atas dukungan dari berbagai pihak antara lain, Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Jember yang mendanai kegiatan ini berdasarkan Surat Keputusan Ketua LPM Universitas Jember tentang Pelaksanaan Kegiatan Pengabidan kepada Masyarakat yang Berorientasi pada Pencapaian IKU dan IKK LPM Univeristas Jember Tahun Anggaran 2015 Nomor 1444/UN25.5.2/ PM/2015 tanggal 8 Okto-ber 2015. Dukungan dari Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, mitra kami Pengelola Desa Wisata Lombok Kulon, serta mahasiswa yang membantu kegiatan ini hingga berjalan sesuai rencana. Akhir kata kami berharap semoga kegiatan ini memberi manfaat bagi pengelola Desa Wisata Organik Lombok Kulon serta menjadi inspirasi dan diaplikasikan di daerah lain dengan problem serupa.
DAFTAR PUSTAKA https:/id.pinterest.com. Daur Ulang. Diakses pada tanggal 22 Oktober 2015. Jawa Pos, 23 September 2015. Kompak Garap Lombok Kulon.Radar Ijen. Sumaryanto.2009. Peranan Sistem Informasi Manajemen Dalam Rangka Peningkatan Dunia Dedication : Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat IKIP PGRI Jember
│45