BUDIDAYA BROKOLI ORGANIK DI DATARAN RENDAH Oleh : Team PENDAHULUAN Salah satu produk pertanian yang prospektif untuk dikembangkan di Indonesia adalah brokoli. Brokoli atau kubis bunga hijau sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan atau sayur-sayuran. Varietas brokoli unggul umumnya mempunyai massa bunga berwarna hijau gelap atau hijau kebiru-biruan. Produksi brokoli di Indonesia relatif masih terbatas dibandingkan kubis bunga putih. Hal ini menyebabkan harga brokoli relatif lebih mahal, sehingga lebih banyak dikonsumsi oleh masyarakat kalangan menengah ke atas di kotakota besar. Brokoli banyak dikonsumsi sebagai sayuran segar karena kaya akan vitamin dan mineral. Bahkan saat ini, brokoli diketahui berkhasiat mencegah dan menghambat perkembangan sel kanker (Dalimartha, 1999; Rismunandar, 1992). Brokoli merupakan sayuran yang sedang mengalami peningkatan permintaan. Menurut United States Agency International Development (USAID) chapter Indonesia, peningkatan pasar brokoli di Indonesia dengan sasaran pasar modern meningkat 15-20 %/tahun. Oleh karena itu, hal tersebut menjadi peluang pasar yang strategis sehingga perlu diperhatikan peningkatan kualitas,tingkat produk yang ditolak, peningkatan masa segar, kuantitas dan fleksibilitas pasokan, standar keamanan pangan, sertifikasi, serta sistem pembayaran.Brokoli merupakan hasil dari dua kultivar toleran-panas (Green comet dan southern comet ), diusahakan di daerah pegunungan atau sebagai pertanaman musim dingin (Williams dan Perengrine, 1991). Brokoli termasuk dalam family Brassicaceae, genus Brassica, spesies Brassica oleracea (Rukmana, 1994).
1
Melihat prospek budidaya tersebut dan kebutuhan pasar yang semakin meningkat akan sayur-sayuran dan terutama Brokoli mendorong SMK-PP Negeri Banjarbaru untuk membudidayakan sayuran Brokoli ini. Meski pun, wilayah Kota Banjarbaru berada pada ketinggian 0–500 m dari permukaan laut, hal ini tidak menyurutkan semangat SMK-PP Negeri Banjarbaru untuk membudidayakan tanaman Brokoli di dataran rendah sekali pun. Jurnal ini akan menjelaskan tentang “Budidaya Brokoli Secara Organik di Dataran Rendah”.
PERSYARATAN TUMBUH Brokoli pada umumnya ditanam di daerah yang berhawa sejuk, di dataran tinggi 1000–2000 m dpl dan bertipe iklim basah. Namun, kali ini kami mencoba menanam Brokoli pada dataran rendah dengan ketinggian 500 mdpl. Brokoli menghendaki tumbuh pada suhu 18-24 derajat Celcius, namun kali ini kami mencoba menanam Brokoli di Banjarbaru. Berdasarkan pemantauan Stasiun Klimatologi Banjarbaru pada tahun 2010, suhu udara di Kota Banjarbaru rata-rata berkisar antara 22,0°C sampai dengan 33,8°C, dan pada tahun 2014 suhu mencapai 38 °C. Brokoli akan mencapai pertumbuhan optimum pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus, dengan pH tanah antara 6–7. Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan atau awal musim kemarau. Namun demikian brokoli dapat ditanam sepanjang tahun dengan pemeliharaan lebih intensif. BUDIDAYA TANAMAN 1. Benih Varietas yang dianjurkan antara lain adalah Bejo atau varietas lokal yang biasa ditanam di daerah setempat. Kebutuhan benih brokoli adalah 300-350 g/ha. Benih haruslah memiliki daya tumbuh yang tinggi yaitu 90%, murni, dan bebas dari hama dan penyakit.
2
2. Persemaian Tujuan
penyemaian
benih
adalah
untuk
mengurangi kematian akibat tanaman yang belum siap dengan kondisi lapangan. Baik itu melindunginya dari cuaca ataupun gangguan lainnya. Benih Brokoli di semai pada polybag berdiameter 8-9 cm. Di semai untuk satu polybag dengan 1-2 biji brokoli secara hati-hati. Tanah untuk persemaian adalah tanah bagian top soil dan dicampurkan dengan pupuk kandang 1 : 1. Benih yang sudah disemai kemudian diberi naungan dengan plastik transparan sebagai atap dan penopang kayu pada bagian sisi tempat persemaian. Lokasi persemaian hendaknya dekat dengan sumber air agar memudahkan persemaian. Penyiraman dilakukan 2 kali pada pagi dan sore hari. Tanaman akan cepat tumbuh apabila dirawat secara intensif, biasanya tanaman akan dapat di pindah jika sudah memiliki 3-4 helai daun, pada umumnya brokoli akan memiliki 34 helai daun pada umur tanam 3-4 minggu atau 1 bulan, namun penanaman Brokoli di SMKPP Negeri Banjarbaru menunjukkan pertumbuhan daun yang cukup untuk pemindahan hanya pada usia 2 minggu. 3. Penyiapan Media Tanam Media tanam hendaknya disiapkan seminggu sebelum penanaman. Media tanam yang diguanakan adalah pupuk kandang dan tanah dengan perbandingan 2 : 5, pupuk kandang yang diguanakn dapat berasal dari kotoran ayam, sapi, mau pun kambing. pupuk kandang dan tanah diaduk secara merata dengan tanah, lalu dimasukkan kedalam poybag yang berukuran besar. pH tanah yang dikehendaki Brokoli adalah 5,5. Banjarbaru memiliki tanah asam
3
dengan rata-rata keasaman tanah 4,0- 4,3 pH tanah untuk itu perlu dilakukan pemberian kapur dolomit dengan dosis 120 gram per polybag. Kapur sebagai bahan penyedia kalsium diambil dari tanah sebagai kation Ca+. Pemberian kapur tidak saja menambah Ca itu sendiri, namun mengakibatkan pula unsur lain menjadi lebih tersedia, baik pada lapisan ginofor maupun pada daerah akar tanaman. Tersedianya Ca dan unsur lainnya menyebabkan pertumbuhan generatif menjadi lebih baik, sehingga mengakibatkan hasil menjadi lebih tinggi (Sutarto et al., 1985). 4. Penanaman
Sebelum
penanaman
dilakukan,
hendaknya media tanam disiram terlebih dahulu hingga basah agar tanaman tidak kering
dan
tetap
lembab.
Serta
memudahkan tanaman beradaptasi dengan lingkungan barunya. Waktu tanam yang baik yaitu pada pagi hari antara pukul 06.00-10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00, karena pengaruh sinar matahari dan temperatur tidak terlalu tinggi. Biasanya penanaman dilakukan setelah bibit berusaia 1 bulan, namun di Banjarbaru bibit bisa dipindah pada usia 2 minggu setelah tanam karena memiliki cukup daun. Bibit dipindah dengan hati-hati kedalam media tanamnya dengan lubang tanam sedalam 7-8 cm. Tanaman dipindah dengan sistem cabut, dipindah beserta tanah yang ada dalam polybag kecil tanpa merusak perakarannya.
4
5. Pemeliharaan
5.1. Penyiangan Penyiangan dilakukan sebelum pemupukan dan bersamaan dengan penggemburan tanah pada waktu tanaman berumur 7-10 hari, 20 hari, dan 30-35 hari dengan cara hati-hati dan tidak terlalu dalam karena dapat merusak sistem perakaran tanaman. Pada tahap akhir penanaman penyiangan sebaiknya tidak dilakukan. 5.2.
Perempalan
Perempalan cabang atau tunas-tunas samping dilakukan seawal mungkin untuk menjaga tanaman induk agar pertumbuhan sesuai harapan, sehingga zat makanan terkonsentrasi pada pembentukan bunga seoptimal mungkin. 5.3.
Pengairan dan Penyiraman
Waktu pemberian air sebaiknya dilakukan pada pagi dan sore hari. Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1-2 hari sekali, terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga.
5
6. Pengendalian Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) OPT penting tanaman brokoli antara lain ulat daun kubis, ulat krop kubis, bengkak akar, busuk hitam, busuk lunak, bercak daun, penyakit embun tepung, dsb. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada OPT yang menyerang. Beberapa cara yang dapat dilakukan antara lain adalah: - Bila terdapat serangan bengkak akar pada tanaman muda : tanaman dicabut dan dimusnahkan. - Penggunaan musuh alami (parasitoid, misalnya Diadegma semiclausum). Selain itu, dilakuakan pengendalian OPT lainnya dengan memanfaatkan cahaya untuk menarik perhatian serangga pada malam hari sehingga serangga tidak memakan tanaman. 7. Panen
Sumber asgar.or.id
Brokoli hasi panen SMK-PP
Usia panen Brokoli pada umumnya adalah 55-100 hari sesudah tanam, panen Brokoli yang kami lakukan yaitu 55 hari sesudah tanam, pemanenan ini lebih cepat dari umur panen pada umumnya. Dan hasil bunga lebih besar seperti gambar di atas. Brokoli dapat dipanen pada saat bunga sudah padat dan kompak, dengan cara memotong pangkal batangnya dengan menyisakan 6–7 helai daun sebagai pembungkus bunga. Waktu pemanenan sebaiknya pada pagi hari setelah embun menguap atau sore hari sebelum embun turun. Cara memanen brokoli adalah sebagai berikut: 6
a) Memotong tangkai bunga bersama sebagian batangnya dan daun-daunnya sepanjang 25 cm. b) Untuk pemasaran jarak jauh, dianjurkan untuk menyertakan 6 helai daun, kemudian ujung daun dipatahkan untuk menutupi bunga. c) Sedangkan untuk tujuan pemasaran jarak dekat, hanya disertakan 3-4 helai daun, dan ujungnya dipotong. d) Hindari kerusakan brokoli. 8. Pascapanen 8.1. Pengumpulan Setelah dipetik, brokoli dikumpulkan pada tempat yang teduh dan tidak terkena sinar matahari langsung agar laju respirasi berkurang sehingga didapatkan brokoli yang tinggi kwalitas dan kwantitasnya. Pengumpulan dilakukan dengan hati-hati dan jangan ditumpuk dan dilempar-lempar. 8.2. Penyortiran dan Penggolongan Penyortiran dilakukan untuk memisahkan antara bunga yang baik dan bebas penyakit dengan bunga yang jelek atau berpenyakit. Agar penyakit tidak tertular keseluruh bunga yang dipanen
yang
dapat
menurunkan
mutu
produk.
Penggolongan
dilakukan
untuk
mengklasifikasikan produk berdasarkan diameter kepala bunga dan dikelompokkan ke dalam 4 golongan, yaitu: a) Kelas I: > 30 cm b) Kelas II: 25-30 cm
7
c) Kelas III: 20-25 cm d) Kelas IV: 15-20 cm Ternyata hasil panen Brokoli di SMK-PP Negeri Banjarbaru menunjukkan hasil yang baik dengan bunga yang berdiameter lebih besar dari 30 cm, serta tanpa cacat. 8.3. Penyimpanan Penyimpanan dapat dilakukan selama 14-28 hari dan dilakukan dengan cara sebagai berikut : a) Dibungkus dengan plastik "Polyethylen" dan dimasukkan pada peti kayu dengan kapasitas 25-30 kg per peti. b) Dimasukkan ke dalam ruang gelap yang dilengkapi alat "dehumidifier" pada suhu 20 derajat C, Rh 85-95%. 8.4. Pengemasan dan Pengangkutan Pengemasan dilakukan dengan plastik polyethylene dan dalam pengangkutan kemasan perlu dimasukkan ke dalam kotak atu peti kayu (field boxes) dengan kapasitas 2530 Kg/peti.
8
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Brokoli ternyata tumbuh dengan baik, bahkan sangat baik di dataran rendah sekali pun hal ini terbukti dari bunga yang dihasilkan lebih besar dan tanpa cacat. Hal ini dikarenakan pemeliharaan yang intensif, pemilihan media tanam yang tepat, serta pemberian kapur yang mendukung pertumbuhan lebih cepat. Pengendalian hama dan penyakit tanpa menggunakan pestisida dan pemeliharaan tanpa pupuk kimia tentunya memberikan dampak yang besar kepada tanaman dan lingkungan, mengurangi residu serta tercemarnya lingkungan serta tanaman organik lebih sehat tanpa resiko penyakit karena tercemar bahan kimia. Pembudidayaan Brokoli yang kami lakukan memperoleh hasil yang sangat baik, dikarenakan kebanyakan hasil adalah Grade I dan menghasilkan bunga yang tidak rusak, konsumen merasa sangat puas dengan hasil karena rasa brokoli yang manis. Hal ini membuktikan bahwa penanaman brokoli di dataran rendah sekali pun masih dapat dilakukan bahkan menghasilkan hasil yang sangat memuaskan, harga Brokoli di pasaran sangat tinggi per kg-nya yaitu Rp. 60.000,- / kg hal inilah yang menjadi keuntungan yang sangat tinggi dan prospek masa depan yang sangat tinggi bagi petani sayuran dengan budidaya brokoli secara organik.
Keunggulan tanaman : 9
a) Masa tanam dan panen yang lebih cepat b) Menggunakan bahan organik yang aman dimakan serta tidak menggunakan bahan kimia berbahaya. c) Tumbuh dengan cepat dan subur. d) Hasil panen adalah grade I. e) Rasa bunga manis dan ukurannya besar. 2. Saran Prospek Budidaya Brokoli Organik di dataran rendah, sangatlah menjanjikan dikarenakan berbagai keuntungan yang dihasilkannya, serta kebutuhan pasar yang terus meningkat
tentunya
diperlukan
peningkatan
hasil
budidaya
tanaman.
Penulis
mengharapkan, agar metode Budidaya Brokoli Secara Organik ini dapat di kembangkan di masyarakat dan terutama petani.
10
DAFTAR PUSTAKA http://pupukorganix.blogspot.com/2012/11/budidaya-tanaman-brokoli.html http://foreibanjarbaru.or.id/archives/210 http://alamtani.com/media-persemaian-hortikultura.html http://banjarbarukota.bps.go.id/?set=viewDataDetail&flag_template2=1&id_sektor=28&id_s ubsektor=28.2&id=140 http://www.tribunnews.com/regional/2014/10/13/suhu-udara-kalsel-ekstrem-hinggamencapai-38-derajat-celcius http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Banjarbaru W. Setiawati, dkk (2007). Petunjuk Teknis Prima Tani : Budidaya Tanaman Sayuran diambil dari ( http://balitsa.litbang.pertanian.go.id/ind/images/isi_monografi/M46%20Petunjuk%20Teknis%20Budidaya%20Tanaman%20Sayuran.pdf.)
11