1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang DKI Jakarta terletak di daerah dataran rendah di tepi pantai utara Pulau Jawa, dilintasi oleh 13 sungai, sekitar 40% wilayah DKI berada di dataran banjir dan sebagian daerahnya terletak dibawah elevasi muka air laut pasang. Pada musim hujan sering mengalami banjir, menggenangi daerah yang cukup luas, ketinggian genangan cukup tinggi dalam waktu yang cukup lama. Banjir ini disebabkan oleh meluapnya beberapa sungai serta adanya pengaruh dari naiknya muka air laut pasang. Sungai Ciliwung adalah salah satu sungai besar yang melintasi kota Jakarta dan termasuk kedalam Sub Sistim Aliran Tengah. Sumber aliran berasal dari Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung yang terletak di sebelah hulu Sungai Ciliwung atau sebelah selatan dari Kota Jakarta, tepatnya di daerah Puncak Kabupaten Bogor. Kondisi dari DAS Ciliwung ini semakin berubah menjadi lebih terbuka dengan koefisien aliran semakin besar. Sungai Ciliwung
pada musim
hujan mempunyai aliran yang cukup besar, sering menimbulkan banjir yang mengenangi beberapa daerah, seperti di Pengadegan, Rawajati-Kalibata, Bukit Duri, Kebon Baru, Bidara Cina, Kampung Melayu. Wilayah rawan banjir yang terletak di ruas Sungai Ciliwung Lama seperti di Matraman Dalam, Kali Pasir, Merdeka Timur dan di Ruas Banjir Kanal Barat beberapa tempat yang mengalami genangan seperti stasiun kereta Tanah Abang. Akibat genangan tersebut
1
2
menyebabkan kerusakan infrastruktur, kerugian materi, korban jiwa dan menghambat kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Berdasarkan pengamatan kondisi aktual ruas Sungai Ciliwung di lapangan antara Jembatan Kalibata sampai Pintu Air Manggarai, terdapat beberapa informasi antara lain: 1. intensitas hujan di DAS. cukup tinggi, 2. ruas sungai bagian hilir yang berliku-liku, 3. kemiringan dasar sungai semakin kecil kearah hilir, 4. daya tampung sungai semakin berkurang, terjadi pendangkalan, 5. daerah penguasaan sungai semakin sempit akibat adanya bangunan liar, 6. sampah – sampah yang semakin banyak menumpuk, 7. banyak
struktur
melintang
(Jembatan,
Jembatan
Utilitas
Kota/PAM/PLN/TELKOM), 8. pintu Air Manggarai sebagai pengendalian atau pengatur aliran Sungai Ciliwung tidak dioperasikan secara maksimal. Perubahan kondisi DAS Ciliwung dan beberapa kondisi seperti tersebut diatas merupakan salah satu penyebab terjadi kenaikan elevasi m.a.b di penampang ruas sungai di sebelah hulu dari pintu air. Pintu Air Manggarai terdiri dari dua bangunan pintu air yaitu Pintu Air Ciliwung Lama dan Pintu Air Banjir Kanal Barat (BKB) yang dibangun pada tahun 1918 dan berfungsi sebagai bangunan pengendali aliran Sungai Ciliwung. Pintu Air Ciliwung Lama mengalirkan sebagian kecil aliran Sungai Ciliwung kearah Sungai Ciliwung Lama dan Pintu Air Banjir Kanal Barat mengalirkan
3
aliran lainnya yang lebih banyak ke arah Banjir Kanal Barat. Pada kondisi air banjir, Pintu Air Ciliwung Lama tidak dibuka maksimal, alasannya untuk menjaga supaya aliran yang berlebihan melalui Sungai Ciliwung Lama tidak menimbulkan banjir khususnya daerah sekitar Pintu Air Ciliwung Lama, Istana Negara dan Mesjid Istiqlal. Akibat tidak dibukanya Pintu Air Ciliwung Lama secara maksimal menyebabkan aliran menjadi terkonsentrasi melalui pintu air BKB yang daya alirnya terbatas sehingga menyebabkan terhambat/terhalangnya aliran yang menyebabkan terjadinya pengempangan (back water) yang menyebabkan naiknya elevasi muka air banjir (m.a.b) disebelah hulu. Sudah banyak studi tentang pengendalian banjir yang dilakukan dibawah pengawasan
Otoritas Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane
(BBWSCC) pada Sub Sistem Aliran Tengah antara lain rencana normalisasi Sungai Ciliwung dengan pelebaran sungai, pengerukan dasar sungai, perkuatan tebing sungai, dan pembuatan tanggul di sepanjang Sungai Ciliwung dari Pintu Air Manggarai sampai ke daerah Pondok Cina serta program penambahan Pintu Air Manggarai. Program ini sampai saat ini belum dapat dilaksanaankan karena terkendala dengan pembebasan tanah yang belum dapat diselesaikan. Untuk mengatasi sementara supaya tidak terjadi kenaikan m.a.b akibat terbendungnya aliran yang disebabkan tidak optimalnya kinerja kedua pintu air, juga supaya tidak terjadi banjir di daerah sebelah hulu dan hilir dari pintu air serta mendapatkan kinerja optimal dari Pintu Air Manggarai sesuai fungsinya sebagai pengendalian aliran sungai khususnya sewaktu debit banjir maksimal, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengoperasian pintu yang tepat sesuai dengan
4
kondisi dan debit aliran Sungai Ciliwung yang ada. Pada Gambar 1.1 disajikan peta lokasi Pintu Air Manggarai terletak dalam tiga wilayah administrasi Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Pusat dan tiga pencabangan Sungai Ciliwung Hilir, Banjir Kanal Barat dan Sungai Ciliwung Lama.
1.2. Perumusan Masalah Permasalahan yang sering terjadi sewaktu musim hujan yang mengakibatkan tingginya MAB Sungai Ciliwung bagian hilir tepatnya di ruas sungai Jembatan Kalibata sampai ke Pintu Air Manggarai ada beberapa hal seperti: 1.
kapasitas pintu air ke Banjir Kanal Barat terbatas,
2.
pintu air Ciliwung Lama tidak dibuka atau tidak dibuka maksimal,
3.
debit banjir sungai semakin besar,
4.
berkurangnya daya tampung sungai akibat penyempitan alur sungai,
5.
pendangkalan alur sungai akibat sedimen,
6.
banyak sampah yang tertahan di sepanjang alur sungai, di depan pintu air sehingga kelancaran aliran air menjadi terhambat, menyebabkan terjadi beck water dan elevasi muka air banjir semakin tinggi. Untuk mengendalikan aliran dan elevasi m.a.b, maka pemanfaatan pintu
air harus dikembalikan sesuai dengan fungsinya dengan cara mengoperasikan Pintu Air Ciliwung Lama secara optimal sehingga tidak terjadi beck water yang berlebihan di sebelah hulu pintu. Oleh karena itu perlu dilakukan evaluasi kinerja Pintu Air Manggarai untuk pengendalian banjir dengan beberapa alternatif bukaan pintu.
5
1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan kajian elevasi muka air banjir yang akan terjadi di lokasi tertentu sepanjang alur Sungai Ciliwung Hilir, alur Sungai Ciliwung Lama dan sekitar lokasi Pintu Air Manggarai
akibat
dibukanya Pintu Air Ciliwung Lama berdasarkan kondisi banjir beberapa kala ulang. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. menghitung hidrograf banjir daerah aliran Sungai Ciliwung pada titik kontrol Jembatan Kalibata, 2. melakukan kalibrasi analisa hidrolika Sungai Ciliwung Hilir kondisi eksisting tanggal 4 Februari 2007, 3. melakukan analisa hidrolika sesuai dengan beberapa hidrograf banjir rencana, 4. menentukan tinggi bukaan Pintu Air Ciliwung Lama yang optimal sesuai dengan kala ulang banjir yang dimodelkan.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan kepada pengelola untuk pengoperasian Pintu Air Banjir Kanal Barat dan Pintu Air Ciliwung Lama khususnya pada periode banjir tertentu sehingga kejadian luapan yang menyebabkan banjir sepanjang alur Sungai Ciliwung Hilir, Banjir Kanal Barat dan Sungai Ciliwung Lama dapat diminimalkan.
6
U
PA. Mesjid Istiqlal
Jakarta Pusat S. Ciliwung Lama
Jbt. Pasar Rumput
PA. Manggarai Banjir Kanal Barat
Jakarta Timur Jakarta Selatan
S. Ciliwung Hilir
Jbt. Kalibata
Gambar 1.1 Peta lokasi Pintu Air Manggarai Wilayah DKI-Jakarta
7
1.5. Batasan Penelitian 1. Lokasi penelitian berada sepanjang ruas sungai antara Jembatan Kalibata sampai Pintu Air Manggarai, Jembatan Pasar Rumput dan Ruas Sungai Ciliwung lama sampai ke Pintu Air Mesjid Istiqlal. 2. Data hidrologi, data hidrolika dan data lain dikumpulkan dari data sekunder yang ada di instansi terkait. 3. Analisis hidrograf banjir menggunakan model hujan aliran bersifat Lump. 4. Analisa hidrolika menggunakan pendekatan unsteady flow satu dimensi dengan bantuan softwere HEC-RAS 4.1.0. 5. Aliran dasar pada titik pengamatan tidak terpengaruh oleh pasang surut air laut. 6. Lateral inflow yang ada di sepanjang ruas sungai penelitian tidak diperhitungkan. 7. Kajian non teknis yang terkait dengan masalah operasi pengendalian banjir di wilayah penelitian tidak dilakukan.
1.6. Keaslian Penelitian Penelitian ini untuk menentukan tinggi maksimum bukaan Pintu Air Ciliwung Lama untuk dioperasikan pada beberapa kondisi kala ulang debit banjir, dalam rangka pengendalian banjir wilayah Jakarta Pusat. Untuk itu perlu dilakukan analisa hidrologi dan analisa hidrolika dengan bantuan softwere HECRAS.4.1.0. Sepanjang pengetahuan penulis penelitian ini bersifat asli dan baru pertama kali dilakukan.