Katalog BPS : 9205.3204
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Kabupaten Bandung 2008
Kerjasama Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung dengan Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Bandung
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Kabupaten Bandung 2008 ISSN Nomor Publikasi Katalog BPS
: 0854.9303 : 3204.0803 : 9205.3204
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 17 cm x 23.5 cm : 105
Naskah : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kabupaten Bandung
Design gambar kulit : Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Kabupaten Bandung
Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statisitk Kabupaten Bandung
Boleh mengutip dengan menyebut sumbernya.
Bupati Bandung Kata Sambutan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan mengucapkan puji syukur ke Hadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2008 dapat diselesaikan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan indikator makro ekonomi dan digunakan sebagai alat ukur keberhasilan pembangunan ekonomi di suatu wilayah, informasi ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh Pemerintah Daerah / Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Bandung sebagai acuan untuk evaluasi hasil-hasil pembangunan dan sebagai sumber informasi untuk menyusun strategi kebijakan perekonomian regional dimasa yang akan datang. Akhir kata kepada semua pihak yang telah memberikan data-data dasar maupun pendukung dalam menyusun publikasi ini diucapkan terima kasih. Sebagai penyempurnaan publikasi masukan sangat kami harapkan. Soreang, Desember 2008 Bupati Bandung
H. OBAR SOBARNA, S.Ip
i
SAMBUTAN KEPALA BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu Komitmen Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilakukannya melalui pembangunan ekonomi regional berbasis potensi lokal dengan memperkuat sektor-sektor ekonomi. Melalui angka Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran yang menyatakan jumlah nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan suatu wilayah, dapat dilakukan penilaian sektor-sektor ekonomi Kabupaten Bandung yang mempunyai potensi untuk dikembangkan. Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2008 merupakan publikasi kelanjutan dari publikasi sebelumnya dan merupakan hasil kerjasama antara Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung dengan Badan Perencanaan Daerah (BAPEDA) Kabupaten Bandung. Publikasi ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai potensi sektorsektor ekonomi yang dimiliki di wilayah Kabupaten Bandung, sehingga perencanaan pembangunan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bandung dapat disusun berdasarkan potensi yang dimiliki. Akhir kata, kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya publikasi ini dan masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan sebagai upaya penyempurnaan publikasi di masa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuhu
Soreang, Desember 2008 KEPALA BADAN PERENCANAAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT
IR. H. TATANG RUSTANDAR. W,M.T
KATA PENGANTAR ii
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Dengan memuji Syukur ke Hadirat Allah SWT. Publikasi Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB ) Semesteran Kabupaten Bandung tahun 2008 dapat diselesaikan. Publikasi PDRB Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2008 ini merupakan kelanjutan dari publikasi sebelumnya yang merupakan hasil kerjasama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung dengan Badan Perencanaan Daerah (Bapeda) Kabupaten Bandung. Publikasi ini memuat Indikator Makro Ekonomi yang dapat menggambarkan kinerja perekonomian Kabupaten Bandung seperti laju pertumbuhan ekonomi, peranan sektoral dan PDRB perkapita. Data yang digunakan untuk menyusun publikasi ini bersumber dari berbagai Dinas, Badan dan Lembaga di tingkat Kabupaten Bandung dan dari surveisurvei yang dilakukan BPS Kabupaten Bandung. Besar harapan publikasi ini dapat bermanfaat untuk keperluan penelitian, evaluasi dan perencanaan pembangunan di wilayah Kabupaten Bandung. Akhirnya masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan sebagai upaya penyempurnaan publikasi dimasa yang akan datang. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatu
Soreang, Desember 2008 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG
Soegiri Soetardi, MA Nip. : 340010736
iii
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Daftar Isi Sambutan Bupati ……………………………………………………………… Sambutan Kepala Bapeda .................................................................. Kata Pengantar ……………………………………………………………… Daftar Isi ……………………………………………………………… Daftar Grafik ............................................................................ Daftar Tabel ……………………………………………………………… Daftar Lampiran ………………………………………………………………
i Ii iii iv Vii Viii ix
Bab I
Pendahuluan 1.1 Latar Belakang ………………………...…………………………... 1.2 Tujuan ……………………………………………………....……… 1.3 Kegunaan PDRB Semesteran …………………………………… 1.4 Ruang Lingkup …………………………………………………… 1.5 Pergeseran Tahun Dasar ………………………………………….
1 1 2 3 3 6
Bab II
Metodologi 2.1 Metode Pangambilan Contoh …………………………………… 2.2 Rancangan Sampel Survei Khusus Pendapatan Regional …… 2.3 Indeks Berantai …………………………………………………… 2.3.1 Indeks Produksi …………………..………………………... 2.3.2 Indeks Penjualan ………………….………………………... 2.4 PDRB Lapangan Usaha ………………………………………….. 2.4.1 Penghitungan PDRB adh Konstan ………………………... 2.4.2 Penghitungan PDRB adh Berlaku ………………………… 2.5 Keterbatasan ……………………………………………………….
8 8 9 10 10 11 12 12 13 14
Bab III
Uraian Sektoral 3.1 Pertanian 3.1.1 Tanaman Bahan Makanan …………………………............ 3.1.2 Tanaman Perkebunan 3.1.3 Kehutanan 3.1.4 Peternakan dan Hasil-hasilnya 3.1.5 Perikanan 3.2 Pertambangan dan Penggalian 3.2.1 Minyak dan Gas Bumi
15 17 17 18 19 19 20 21 21
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
iii
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.3 3.4
3.5 3.6
3.7
3.8
3.9
3.2.2 Pertambangan Tanpa Gas 3.2.3 Penggalian Industri dan Pengolahan Listrik, Gas dan Air Bersih 3.4.1 Listrik 3.4.2 Air Bersih Bangunan Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran 3.6.2 Hotel 3.6.3 Restoran Pengangkutan dan Komunikasi 3.7.1 Pengangkutan 3.7.2 Komunikasi Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan 3.8.1 Bank 3.8.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank 3.8.3 Jasa Penunjang Keuangan 3.8.4 Sewa Bangunan 3.8.5 Jasa Perusahaan Jasa-jasa 3.9.1 Pemerintahan Umum 3.9.2 Swasta
21 21 22 24 24 25 25 26 26 26 27 28 28 30 31 31 32 32 33 33 34 34 35
Bab IV
Kinerja Perekonomian Kabupaten Bandung 4.1. Produk Domestik Regional Bruto …………………………..... 4.2. Struktur Ekonomi ......................................................................... 4.3. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................ 4.4. PDRB Per Kapita ........................................................................... 4.5. Tingkat Inflasi .................................................................................
37 37 41 44 47 50
Bab V
Analisis Sektoral 5.1 Sektor Pertanian ………………………………………………… 5.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Pangan (Tabama) .……………... 5.1.2 Sub Sektor Perkebunan ………………….……........................... 5.1.3 Sub Sektor Peternakan .…..…………………………………….. 5.1.4 Sub Sektor Kehutanan …..................……………………………
52 52 55 56 57 57
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
iv
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.1.5 5.2 5.2.1 5.2.2 5.3 5.4
5.5 5.6
5.7
5.8
5.9
Sub Sektor Perikanan .............………………………………….. Sektor Pertambangan dan Penggalian .......…………………… Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi .......................... Sektor Penggalian Sektor Industri Pengolahan ……………………………………. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih ….…………………………. 5.4.1 Sub Sektor Listrik ……………………………………......... 5.4.2 Sub Sektor Air Bersih ………………………...................... Sektor Bangunan/Konstruksi ………………………………….. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran …………………...... 5.6.1 Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran ……………. 5.6.2 Sub Sektor Hotel ………………………………………….. 5.6.3 Sub Sektor Restoran ………………………………………. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi ……………………….. 5.7.1 Sub Sektor Pengangkutan ………………………………... 5.7.2 Sub Sektor Komunikasi …………………………………... Sektor Keuangan, Pariwisata dan Jasa Perusahaan ………….. 5.8.1 Sub Sektor Keuangan …………………………………….. 5.8.2 Sub Sektor Lembaga Keuangan Lainnya ………………. 5.8.3 Sub Sektor Sewa Bangunan ……………………………… 5.8.4. Sub Sektor Jasa Perusahaan ................................................ Sektor Jasa-jasa …………………………………………………... 5.9.1 Sub Sektor Jasa Pemerintah Umum …………………….. 5.9.2 Sub Sektor Sosial Kemasyarakatan ……………………... 5.9.3 Sub Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi …………………. 5.9.4 Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumahtangga ……......
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
58 58 60 61 61 64 66 67 67 68 70 71 71 72 75 76 77 79 79 80 80 81 83 83 83 84
v
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Daftar Tabel Tabel 4.1
Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2005 - 2008 Kabupaten Bandung .....................................................................................
39
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2008 ..................................
40
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006-2008 .................................
41
Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Stiap Kelompok Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Bandung Tahun 2006 – 2008 .......................................................................................................
43
Pendapatan Perkapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa barat Tahun 2003-2008 (Ribu Rupiah) ....................................
50
Tabel 4.6
Inflasi PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2006 – 2008 ......
51
Tabel 5.1
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian Tahun 2008 Kabupaten Bandung .................................................................
53
Kontribusi Sektor Pertanian Tahun 2008 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bandung …………………......................
55
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan Penggalian Tahun 2008 Kabupaten Bandung …..................
59
Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4
Tabel 4.5
Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10
dan
Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2008 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bandung ………....
60
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Tahun 2008 Kabupaten Bandung …......................………..................
62
Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tahun 2008 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bandung ……………......
63
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas dan Air Tahun 2008 Kabupaten Bandung....…………....................................
65
Kontribusi Sektor Listrik, Gas dan Air Tahun 2008 Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Bandung …………….......
66
Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Bangunan Tahun 2008 Kabupaten Bandung ………..............................
68
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2008 Kabupaten Bandung …………..........
69
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
vi
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel 5.11 Tabel 5.12 Tabel 5.13 Tabel 5.14 Tabel 5.15
Tabel 5.16 Tabel 5.17
Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 Kabupaten Bandung …
69
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pengangkutan Komunikasi Tahun 2008 Kabupaten Bandung .…………..
74
dan
Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 Kabupaten Bandung .....
74
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2008 Kabupaten Bandung ……....
78
Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 Kabupaten Bandung.
78
Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-jasa Tahun 2008 Kabupaten Bandung .................................................................
82
Kontribusi Sektor Jasa-jasa Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008 Kabupaten Bandung .......................................................
82
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
vii
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Daftar Grafik
Grafik 4.1
Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2007 dan 2008 (Persen)
42
Grafik 4.2
Laju Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung tahun 2003 2008 (Persen)
45
Grafik 4.3
PDRB Per Kapita Kabupaten Bandung Tahun 2003-2008
49
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
viii
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
DAFTAR LAMPIRAN
Tabel 1.1
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 ADH Berlaku Kabupaten Bandung ..........…..........................
Tabel 1.2
85
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 ADH Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bandung .................
Tabel 2.1
Laju
86
Pertumbuhan PDRB Semesteran Tahun 2008 ADH
Berlaku Kabupaten Bandung …………………….…………...
Tabel 2.2
Laju Pertumbuhan PDRB
Semesteran Tahun
2008
87
ADH
Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bandung ………………....
Tabel 3.1
Distribusi Persentase PDRB Semesteran Tahun 2008 ADH Berlaku Kabupaten Bandung ……...……………….................
Tabel 3.2
Tabel 4.2
89
Distribusi Persentase PDRB Semesteran Tahun 2008 ADH Konstan Tahun 2000 Kabupaten Bandung ………................
Tabel 4.1
88
Indeks Implisit PDRB Semesteran Tahun 2008
90
Kabupaten
Bandung ……………………..…………………………….........
91
Inflasi Sektoral Tahun 2008 Kabupaten Bandung ...............
92
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
ix
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Sejalan dengan kebutuhan akan data dalam perencanaan
pembangunan terutama pembangunan ekonomi tentunya sangat diperlukan adanya alat yang dapat menggambarkan kondisi ekonomi daerah tersebut secara sesungguhnya. Salah satu alat yang dapat memotret semua kegiatan ekonomi yang terjadi pada waktu dan wilayah/daerah tertentu adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Kebutuhan akan data yang up to date dan guna memenuhi kebutuhan kebijakan moneter maupun sektor riil dalam jangka pendek dengan rentang waktu semester maka disusunlah PDRB Semesteran. selama
PDRB
semester
I
Semesteran ini mencakup kegiatan ekonomi dan
semester
II
dan
diharapkan
dapat
menggambarkan kondisi ekonomi secara semesteran sehingga akan diketahui fenomena ekonomi dan gejolak serta pengaruh-pengaruh yang terjadi selama semester tersebut. Produk
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB)
semesteran
merupakan data yang menunjukan kemampuan sumber daya ekonomi yang di hasilkan oleh suatu daerah/wilayah. Nilai PDRB yang besar menunjukan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar. Latar belakang dilaksanakannya Produk Domestik Regional 1 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Bruto (PDRB) Semesteran karena PDRB sebagai salah satu indikator perekonomian yang selama ini hanya tersedia dalam bentuk tahunan, sementara
dalam
menentukan
kebijakan
pembangunan
dan
evaluasinya diperlukan data dengan rentang waktu yang lebih pendek dan up to date yaitu PDRB semesteran. Oleh karena itu data PDRB semesteran sangat membantu sekali bagi para pengambil kebijakan terutama yang berkaitan dengan indikator makro ekonomi sebagai dasar dalam penentuan kebijakan jangka pendek dan evaluasinya baik sektor riil maupun sektor moneter.
1.2
Tujuan Dalam perencanaan pembangunan ekonomi suatu daerah
diperlukan bermacam-macam data statistik yang dapat dijadikan bahan untuk evaluasi pembangunan ekonomi yang telah tercapai dan perencanaan dimasa yang akan datang. Salah satu data statistik yang sangat diperlukan untuk evaluasi dan perencanaan ekonomi makro adalah Produk Domestik Regional Bruto. Publikasi PDRB semesteran yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Bandung Barat bekerjasama dengan Badan Perencanaan Derah Kabupaten Bandung Barat merupakan penerbitan rutin seperti tahun-tahun sebelumnya. Tujuannya adalah untuk mengamati perkembangan indikator ekonomi setiap semesteran di Kabupaten Bandung Barat yang berkaitan dengan produksi, laju pertumbuhan ekonomi, harga dan struktur ekonomi di masing-masing sektoral. 2 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Data-data tersebut juga digunakan sebagai data pokok dalam estimasi PDRB Tahunan Kabupaten Bandung Barat. Seperti halnya penerbitan PDRB tahunan, pada penerbitan PDRB semester tahun 2007 sudah menggunakan tahun dasar 2000.
1.3
Kegunaan PDRB Semesteran Kegiatan PDRB semesteran yang dilaksanakan selama ini
antara lain berguna untuk : 1. Mengetahui Indikator-indikator Ekonomi makro sehingga dapat menggambarkan kondisi perekonomian Kabupaten Bandung
Barat
yang
lebih
up
to
date
dan
dalam
rangka
berkesinambungan setiap semester. 2. Sebagai
bahan
evaluasi
dan
acuan
penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi regional jangka pendek oleh Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. 3. Merupakan dasar pijakan dalam estimasi PDRB tahunan.
1.4
Ruang Lingkup Pelaksanaan PDRB semesteran meliputi semua kegiatan
ekonomi dengan mendistribusikan total sampel ke seluruh sektor. Pemilihan responden didasarkan atas prioritas usaha yang cukup dominan menyumbangkan nilai tambah (Value Added) terhadap 3 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
perekonomian regional Kabupaten Bandung Barat. Yang menjadi responden adalah perusahaan/usaha swasta, perusahaan milik pemerintah, termasuk instansi-instansi di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung Barat. Kegiatan usaha yang dicakup dalam PDRB semesteran ini antara lain : 1. Sektor Pertanian Sektor Pertanian terdiri dari sub sektor tanaman bahan makanan meliputi tanaman padi dan palawija; sub sektor peternakan meliputi peternakan sapi;
sub sektor perikanan meliputi
perikanan darat dan perairan umum;
sub sektor kehutanan
meliputi kegiatan lebah dan hasil hutan. 2. Sektor Pertambangan Sektor
Pertambangan
dan
Penggalian
meliputi
usaha
pertambangan dan penggalian meliputi penggalian pasir, marmer, batu, sirtu serta kapur. 3. Sektor Industri Pengolahan Sektor Industri Pengolahan mencakup sembilan sub sektor industri yaitu industri makanan, minuman dan tembakau; industri tekstil, barang kulit dan alas kaki; industri barang kayu dan hasil hutan lainnya; industri kertas dan barang cetakan; industri pupuk, kimia dan barang dari karet; industri semen dan barang galian bukan logam; industri logam dasar dan baja; industri alat 4 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
angkutan, mesin dan alat peralatannya; serta industri barang lainnya. 4. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih meliputi kegiatan PLN, dan PDAM. 5. Sektor Bangunan/Konstruksi Kegiatan yang mewakili dari sektor ini mencakup usaha dari para pengembang / developer, toko bahan bangunan dan sanitari. 6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Sektor
ini
terdiri
dari
sub
sektor
perdagangan
meliputi
supermarket, perdagangan besar, perdagangan eceran sedangkan sub sektor hotel meliputi hotel berbintang dan non bintang; serta sub sektor restoran dan rumah makan. 7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Sampel dari sektor ini meliputi sub sektor angkutan rel dan angkutan jalan raya terdiri dari angkutan bis, truk, angkot dan ojeg motor, sub sektor jasa penunjang angkutan meliputi kargo dan travel; serta sub sektor komunikasi terdiri dari wartel , pos dan giro. 8. Sektor Keuangan, persewaan dan jasa perusahaan Sampel sektor ini mencakup sub sektor lembaga keuangan yang terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat, Pegadaian dan koperasi simpan pinjam; sub sektor sewa bangunan dari 5 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
persewaan bangunan serta sub sektor jasa perusahaan yang terdiri dari jasa persewaan alat, bengkel mobil, foto copy dan konsultan. 9. Sektor Jasa-jasa Sampel sektor ini mencakup sub sektor jasa pemerintahan umum dan
sub
sektor
jasa
swasta
yang
meliputi
jasa
sosial
kemasyarakatan yaitu jasa rumah sakit, dokter praktek, jasa pendidikan
dan
jasa
hiburan/
rekreasi
meliputi
taman
hiburan/bermain, kolam renang, rental vcd serta jasa perorangan dan rumahtangga.
1.5
Pergeseran Tahun Dasar Pada umumnya struktur ekonomi suatu daerah dari tahun
ke tahun akan mengalami perubahan. Hal ini terutama disebabkan oleh perkembangan teknologi dan perubahan pola konsumsi masyarakat. Apabila terjadi perubahan struktur ekonomi yang cukup signifikan maka dapat merubah pola sektor yang sebelumnya dianggap
sebagai
tulang
punggung
perekonomian.
Untuk
mengantisipasi hal itu, perlu dilakukan perubahan tahun dasar agar masih relevan dengan struktur ekonomi pada rentang waktu tersebut. Pergeseran tahun dasar pada PDRB atas dasar harga konstan dari tahun 1993 ke tahun 2000 dilandasi oleh alasan pokok sebagai berikut: 1.
Rekomendasi UN bahwa sebaiknya tahun dasar dirubah dengan tahun yang berakhiran 0 atau 5. 6
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
2.
Seri tahun dasar 1993 dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi yang terjadi, dan sudah dianggap terlalu lama.
3.
Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negara-negara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP), agar hasil pengukuran PDRB yang diperoleh dapat dibandingkan secara langsung.
4.
Tahun
2000
merupakan
awal
berlangsungnya
proses
pemulihan ekonomi Indonesia setelah dilanda oleh krisis ekonomi sejak dari tahun 1998. 5.
Kondisi ekonomi Indonesia pada tahun 2000 sudah dianggap relatif stabil.
6.
Tersedianya Tabel Input-Output (I-O) tahu 2000 scara nasional maupun regional melalui tabel I-O, keseimbangan antara “Supply” dan “Demand” atas berbagai produk barang dan jasa dapat dikontrol dengan lebih baik.
7 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
BAB II METODOLOGI
2.1
Metode Pengambilan Contoh (MPC) Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan berbagai
macam metode/teknik, namun pada dasarnya dibagi kedalam dua kelompok yaitu sampling probabilistik dan non probabilistik. Sampling probabilistik adalah sampel yang diambil dari populasi yang berdasarkan pada asas probabilitas atau setiap unit dalam populasi mempunyai kesempatan/peluang yang sama sebagai sampel. Sampling non probabilistik adalah sampel yang diambil dari populasi yang tidak berdasarkan pada asas probabilitas. Metode penarikan contoh (sampel) yang digunakan dalam survei ini adalah Purposive Sampling, dengan terlebih dahulu menentukan jumlah perusahaan pada masing-masing sektor kegiatan ekonomi. Salah satu keuntungan penggunaan metode Purposive Sampling ini adalah dapat dilakukan pemilihan responden yang didasarkan atas prioritas usaha yang cukup dominan dalam menyumbangkan nilai tambah (Value Added) terhadap perekonomian regional Kabupaten Bandung Barat, sehingga relatif dapat lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya. Asumsi dasar yang dipakai dalam Purposive Sampling ini adalah setiap karakteristik dari elemen sampel mempunyai sifat homogenitas, hal ini karena dikelompokkan berdasarkan sektor/kegiatan usaha dan skala usaha sehingga setiap sektor usaha tersebut mempunyai ciri-ciri khusus. Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
8
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
2.2
Rancangan Sampel Survei Khusus Pendapatan Regional Jumlah
sampel
dalam
PDRB
semesteran
Tahun
2008
dialokasikan kedalam 9 sektor/kegiatan ekonomi termasuk instansi Pemerintah/Swasta. Penentuan alokasi sampel ke masing-masing sektor dilakukan secara proporsional, yaitu berdasarkan besarnya peranan nilai tambah bruto (NTB) sektor tersebut terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung Barat. Responden dari masing-masing sektor ekonomi sepenuhnya di wilayah Kabupaten Bandung Barat dengan kriteria sebagai berikut : a. Perusahaan yang menjadi responden tersebar ber-dasarkan skala usaha besar, sedang dan kecil. b. Perusahaan yang dicacah mempunyai catatan kegiatan ekonominya yang cukup lengkap. c. Mampu mengisi Daftar Isian PDRB yang lengkap dan cepat. Penentuan kriteria tersebut diharapkan dapat mewakili setiap kegiatan perkembangan ekonomi sektoral di Kabupaten Bandung Barat setiap semester.
9 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
2.3
Indeks Berantai
2.3.1
Indeks Produksi Indeks Produksi adalah perbandingan dari volume produksi
semester berjalan (s) dibagi dengan semester sebelumnya (s-1) dikalikan seratus. Rumus Indeks Produksi, sbb :
IP k; s
Q k,s u 100 Q k,s - 1
Dimana : IP k, s : Indeks Produksi Komoditi ‘k’ pada Semester ‘s’ Q
: Volume Produksi
K
: Komoditi
s
: Semester Berjalan (s = 1,2)
Setelah didapatkan nilai indeks produksi maka dapat dihitung Indeks Produksi Sektor (IPS) masing-masing sektor dengan cara sbb:
n ¦ IP
IPSi; s
k 1
k, s
x NTBK
k, s 1
n
¦ NTBK
k , s 1
k 1
IPSi,s
: Indeks Produksi Sektor ‘i’ pada Semester ‘s’
NTBK
: Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan
10 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Nilai Indeks Produksi sektor ini digunakan sebagai bahan penghitungan nilai PDRB. Sektor yang menggunakan pendekatan Indeks Produksi adalah Sektor Pertanian, Penggalian, Industri Pengolahan dan Listrik Gas dan Air Bersih.
2.3.2
Indeks Penjualan Indeks Berantai Penjualan adalah perbandingan dari volume
penjualan semester berjalan (s) dibagi dengan semester sebelumnya (s-1) dikalikan seratus.
Rumus Indeks Penjualan, sbb :
IPjk;s
Qk,s u100 Qk,s -1
Dimana : IPj k, s : Indeks Penjualan Komoditi ‘k’ pada Semester ‘s’ Q
: Volume Produksi
K
: Komoditi
s
: Semester Berjalan (s = 1,2)
Setelah didapatkan nilai indeks penjualan maka dapat dicari Indeks Penjualan Sektor (IPjS) dengan cara sbb:
11 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
n ¦ IP
IPjSi; s
k 1
k, s
x NTBK
k, s 1
n
¦ NTBK
k , s 1
k 1
IPJS i,s
: Indeks Penjualan Sektor ‘i’ pada Semester ‘s’
NTBK : Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Nilai Indeks Penjualan sektor ini digunakan sebagai bahan penghitungan nilai PDRB. Sektor yang menggunakan pendekatan Indeks Penjualan adalah Sektor Bangunan; Perdagangan, Hotel dan Restoran; Pengangkutan dan Komunikasi; Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan Jasa-jasa.
2.4
PDRB Lapangan Usaha
2.4.1
Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Setelah di dapat nilai indeks Produksi Sektor (IPS
Indeks Penjualan Sektor (IPjSi
,s
i, s)
dan
) maka didapatkan nilai NTBK per
sektor dengan rumus sbb :
NTBK i, s
NTBK i,s-1 x IPSi, s 100
Dimana : 12 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
NTBKi,s
: Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor ‘i’ Pada Semester ‘s’.
NTBKi,s-1
: Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor ‘i’ Pada Semester sebelumnya.
IPSi,s
: Indeks Produksi Sektor ‘i’ pada semester ‘s’ atau Indeks Penjualan Sektor ‘i’ pada semester ‘s’
(s
=1,2)
2.4.2
Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Untuk mendapatkan PDRB atas dasar harga berlaku dipakai
rumus sebagai berikut :
NTBBi, s
NTBK i,s-1 x IH i, s 100
Dimana : NTBB
i,s
: Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Sektor ‘i’ Pada Semester ‘s’.
NTBKi,s
: Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor ‘i’ Pada Semester ‘s’.
IH i,s
: Indeks Harga Sektor ‘i’ pada semester ‘s’
13 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
2.5
Keterbatasan Survei ini mempunyai keterbatasan antara lain :
1. Hanya dapat menghasilkan estimasi data indikator yang berupa indeks dan persentase; 2. Hasil dari survei ini merupakan data indikator yang digunakan sebagai dasar penghitungan angka PDRB yang kemudian akan di crosscheck dengan data sebenarnya dari instansi terkait setahun berikutnya. 3. Cakupan waktu survei adalah data realisasi semester berjalan.
14 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
BAB III URAIAN SEKTORAL Uraian sektoral yang disajikan pada bagian ini mencakup ruang lingkup dari masing-masing sektor kegiatan ekonomi dan cara-cara penghitungan Nilai Tambah Bruto (NTB) baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Secara makro perekonomian wilayah menurut lapangan usaha terdiri dari 3 (tiga) sektor utama yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Untuk lebih rinci, ketiga sektor tersebut dibagi lagi menjadi 9 sektor yaitu terdiri dari : 3.1 Pertanian 3.1.1 Tanaman Bahan Makanan 3.1.2 Tanaman Perkebunan 3.1.3 Kehutanan 3.1.4 Peternakan 3.1.5 Perikanan 3.2 Pertambangan dan Penggalian 3.2.1 Minyak dan Gas Bumi 3.2.2 Non Migas 3.2.3 Penggalian 3.3 Industri pengolahan 3.3.1 Industri Migas 3.3.1.1
Pengilangan Minyak
3.3.1.2
Gas Alam Cair
3.3.2 Industri Tanpa Migas
15 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.4 Listrik, Gas dan Air Minum 3.4.1 Listrik 3.4.2 Gas 3.4.3 Air Minum 3.5 Bangunan dan Konstruksi 3.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran 3.6.2 Hotel 3.6.3 Restoran/Rumah Makan 3.7 Pengangkutan dan Komunikasi 3.7.1 Angkutan 3.7.1.1
Pengangkutan Kereta Api
3.7.1.2
Pengangkutan Darat
3.7.1.3
Pengangkutan Udara
3.7.1.4
Pengangkutan Laut
3.7.1.5
Pengangkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
3.7.1.6
Jasa Penunjang Angkutan
3.7.2 Komunikasi 3.7.2.1
Telkom dan Pos Giro
3.7.2.2
Jasa Penunjang Komuni-kasi
3.8 Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 3.8.1 Bank 3.8.2 Lembaga Keuangan Tanpa Bank 3.8.3 Jasa Penunjang Keuangan 3.8.4 Sewa Bangunan 16 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.8.5
Jasa Perusahaan
3.9 Jasa – Jasa 3.9.1
Pemerintahan Umum
3.9.2
Swasta
3.1
3.9.2.1
Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
3.9.2.2
Jasa Hiburan dan Rekreasi
3.9.2.3
Jasa Perorangan danRumahtangga
PERTANIAN Kegiatan sektor pertanian mencakup segala pengusahaan dan
pemanfaatan benda/barang biologis (hidup) yang didapat dari alam untuk memenuhi kebutuhan hidup atau usaha lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun pihak lain. Kegiatan pertanian pada umumnya meliputi usaha bercocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sektor pertanian ini dirinci menjadi beberapa sub sektor yaitu :
3.1.1
Tanaman Bahan Makanan Sub sektor ini meliputi kegiatan penyiapan dan pelaksanaan
penanaman, pembibitan, pemeliharaan dan pemanenan hasil-hasil pertanian tanaman pangan seperti : padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran. 17 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Metode Estimasi Penghitungan nilai tambah sektor ini dilakukan melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen masing-masing komoditi, sedangkan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan melalui revaluasi.
Sumber Data : 1.
BPS Propinsi Jawa Barat
2.
Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten Bandung.
3.1.2 Tanaman Perkebunan Sub sektor Tanaman Perkebunan meliputi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman perkebunan besar. Tanaman perkebunan rakyat adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilakukan oleh rakyat secara individu dengan luas areal tanaman kurang dari 25 hektar. Tanaman perkebunan besar adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilaksanakan oleh perusahaan atau oleh rakyat yang luas arealnya lebih besar atau sama dengan 25 hektar.
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi.
18 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Sumber Data : 1.
BPS Propinsi Jawa Barat
2.
Dinas Perkebunan Kabupaten Bandung.
3.1.3
Kehutanan Sub sektor ini meliputi usaha di areal hutan berupa penebangan
kayu, pengambilan getah, daun, akar dan kulit kayu, bambu, rotan, arang dan perburuan binatang hutan. Termasuk juga kayu dan bambu yang berasal dari areal non hutan seperti yang ditanam petani di kebun atau di pekarangan rumah. Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan metode revaluasi.
Sumber Data : 1.
BPS Propinsi Jawa Barat.
2.
Perum Perhutani Propinsi Jawa Barat.
3.1.4. Peternakan dan Hasil-hasilnya Sub sektor ini meliputi usaha pemeliharaan segala jenis ternak (besar dan kecil) dan unggas baik bertujuan untuk dikembangbiakkan, dipotong dan diambil dagingnya maupun untuk dimanfaatkan hasilhasilnya. Produksi ternak adalah jumlah ternak lahir ditambah dengan 19 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
pertambahan berat badan atau penggemukkan dan hasil-hasil ternak lainnya seperti telur, bulu. Akan tetapi data pertambahan berat badan atau penggemukan tersebut tidak bisa diperoleh, sehingga di dalam memperkirakan produksi ternak dilakukan dengan cara :
Jumlah pemotongan + Populasi akhir tahun – populasi awal tahun + ekspor – impor
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi.
Sumber Data : Dinas Peternakan Kabupaten Bandung.
3.1.5. Perikanan Sub sektor ini meliputi segala pengusahaan perikanan yang mencakup usaha penangkapan, pengambilan maupun pemeliharaan segala jenis ikan dan hasil-hasilnya baik laut, di sungai maupun air tawar. Termasuk pengolahan sederhana seperti pengasinan atau pengeringan ikan yang dilakukan nelayan atau rumahtangga.
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga 20 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi.
Sumber Data : Dinas Perikanan Kabupaten Bandung.
3.2.
PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor ini meliputi usaha penggalian, pengeboran, pencucian,
pengambilan dan pemanfaatan barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di dalam tanah, baik yang berupa benda padat, benda cair maupun gas. Sektor ini terdiri dari kegiatan pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan non migas dan penggalian.
3.2.1
Minyak dan Gas Bumi Kegiatan ini meliputi penambangan minyak dan gas bumi baik
yang dilakukan di darat maupun di laut.
3.2.2. Pertambangan Tanpa Migas Kegiatan ini meliputi penambangan komoditi non migas antara lain : emas, perak, nikel, mangan, timah, tembaga, bauxit dan mineral lainnya.
3.2.3. Penggalian Kegiatan penggalian terdiri dari penggalian sumber daya alam lainnya antara lain : penggalian pasir, tanah liat, kapur, kaolin, batu dan komoditi lainnya. 21 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi.
Sumber Data : 1.
BPS Propinsi Jawa Barat
2.
Dinas Pertambangan Kabupaten Bandung
3.
Pertamina Unit Kamojang
3.3.
INDUSTRI DAN PENGOLAHAN Sektor ini meliputi usaha kegiatan pengolahan bahan organik
ataupun anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya, baik
dilakukan dengan tangan, mesin, atau
proses kimiawi.
Pembuatan atau pengerjaannya dapat diproses melalui mesin/pabrik ataupun rumahtangga. Industri pengolahan dikelompokkan menjadi migas yang terdiri dari industri pengilangan minyak bumi dan gas alam cair. Sedangkan industri tanpa migas meliputi industri pengolahan diluar migas, baik yang merupakan industri besar/sedang, maupun industri kecil dan rumahtangga. Industri ini dirinci menjadi 2 digit ISIC (International Standard Industry Classification).
22 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.3.1
Industri Migas Kegiatan ini terdiri dari pengilangan minyak bumi dan gas alam
cair.
3.3.1.1 Pengilangan Minyak Bumi Kegiatan
ini
meliputi
pengolahan
minyak
bumi
yang
menghasilkan produk-produk minyak avtur, premix, premium, solar, minyak tanah, aspal dan produk lainnya.
3.3.1.2 Gas Alam Cair Kegiatan ini meliputi pengolahan pencairan gas alam (Liquid Natural Gas) yang produknya diekpor ke luar negeri.
3.3.2
Industri Tanpa Migas Kegiatan ini meliputi pengolahan komoditi pertanian dan
pertambangan di luar migas yang dikelompokkan dalam 2 digit ISIC.
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (rpoduction approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen. Produksi dengan harga produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi.
Sumber Data : 1.
BPS Propinsi Jawa Barat. 23
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
2.
BPS Kabupaten Bandung.
3.4.
LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH Kegiatan sektor ini meliputi listrik, gas dan air bersih. Secara
rinci sub sektor tersebut adalah :
3.4.1 Listrik Sub sektor listrik meliputi pembangkitan tenaga listrik dan pengoperasian jaringan distribusi guan penyaluran listrik, untuk dijual kepada konsumen, baik oleh PLN maupun bukan PLN. Termasuk juga listrik yang dibangkitkan oleh sektor lain seperti : industri, jasa-jasa yang dijual kepada pihak lain dan datanya dapat dipisahkan.
Metode Estimasi : Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi.
Sumber Data : 1.
PLN Cabang Cimahi
2.
PLN Cabang Majalaya
3.
PLN Propinsi Jawa Barat
24 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.4.2
Air Bersih Meliputi usaha penampungan dan penjernihan air bersih serta
pendistribusiannya kepada konsumen, yang umumnya dilakukan oleh perusahaan air minum milik pemerintah daerah.
Metode estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach), yaitu mengalikan produksi dengan harga produsen. Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode ektrapolasi.
Sumber Data : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bandung.
3.5.
BANGUNAN DAN KONSTRUKSI Sub sektor ini meliputi usaha pembangunan/pembuatan,
perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, telekomunikasi dan konstruksi lainnya. Termasuk juga kegiatan sub konstruksi seperti : pemasangan instalasi listrik, saluran telepon, alat pendinginan, pembuatan saluran air dan sebagainya.
25 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Metode Estimasi Sektor ini estimasinya dilakukan melalui pendekatan produksi, sedangkan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi.
Sumber Data : 1.
BPS Propinsi Jawa Barat.
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung.
3.6.
PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN
3.6.1
Perdagangan Besar dan Eceran Sub sektor perdagangan besar meliputi kegiatan pembelian,
pengumpulan dan penjualan kembali barang oleh pedagang dari pihak produsen atau importir kepada pedagang lain, perusahaan, lembaga atau konsumen tanpa merubah bentuk, baik yang baru maupun bekas dalam partai besar. Perdagangan eceran meliputi kegiatan pembelian, pengumpulan dan penjualan kembali yang pada umumnya melayani konsumen, perorangan atau rumahtangga tanpa merubah bentuk baik barang baru maupun bekas dalam partai kecil.
3.6.2
Hotel Sub sektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang
menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Yang dimaksud akomodasi disini adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen dan hotel. 26 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.6.3
Restoran Sub sektor ini meliputi usaha restoran/rumah makan, katering,
restoran di kereta api, cafetaria dan kantin. Termasuk usaha penjualan makanan dan minuman jadi yang biasanya dimakan langsung di tempat penjualan seperti : warung nasi, warung kopi, warung sate dan sejenisnya. Termasuk pula disini kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya, sedangkan kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam suatu satuan usaha dengan penginapan dan datanya sulit untuk dipisahkan.
Metode Estimasi Untuk mengestimasi sub sektor perdagangan besar dan eceran dilakukan melalui pendekatan arus barang (commodity flow) baik untuk atas dasar harga berlaku maupun untuk atas dasar harga berlaku maupun untuk atas dasar harga konstan 2000, yaitu dengan menggunakan ratio margin terhadap nilai produksi daerah sendiri (pertanian, pertambangan dan penggalian serta industri) dan impor, termasuk barang keluar masuk antar daerah/propinsi. Nilai tambah harga berlaku dan harga konstan 2000, didapatkan dengan mengalikan output dengan ratio nilai tambah. Perkiraan output sub sektor restoran/rumah
makan,
hotel/penginapan
dengan
pendekatan
produksi, sedangkan harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi.
27 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Sumber Data : 1.
Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR)
2.
Dinas Pariwisata Kabupaten Bandung.
3.7.
PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI
3.7.1. Pengangkutan Kegiatan sektor ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran. Termasuk jasa angkutan yang sifatnya menunjang dan membantu memperlancar kegiatan tersebut beserta penyediaan fasilitas-fasilitasnya. Kegiatan pengangkutan ini dirinci sebagai berikut.
3.7.1.1. Pengangkutan Rel Meliputi
semua
kegiatan
pengangkutan
barang
dan
penumpang dengan menggunakan jasa kereta api termasuk gerbong.
3.7.1.2. Pengangkutan Jalan Raya Meliputi semua kegiatan pengangkutan penumpang dan barang jalan raya yang menggunakan kendaraan seperti truk, bus, oplet, taksi, becak, pedati atau gerobak dan kendaraan darat lainnya.
3.7.1.3. Pengangkutan Udara Meliputi penumpang
semua
melalui
kegiatan
udara
pengangkutan
dengan
barang
menggunakan
dan
pesawat 28
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
udara/kapal terbang yang beroperasi di dalam maupun di luar negeri, baik penerbangannya yang dilakukan secara teratur maupun tidak.
3.7.1.4. Pengangkutan Laut Meliputi angkutan samudra dan perairan pantai dengan menggunakan kapal laut, yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran nasional baik yang beroperasi di dalam maupun di luar daerah ataupun di luar negeri. Termasuk juga kegiatan jasa penunjang angkutan laut seperti : pelabuhan laut/sungai, jasa pemanduan, bongkar muat, pergudangan, ekspedisi dan keagenan.
3.7.1.5. Pengangkutan Sungai, Danau dan Penyeb-erangan Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dari angkutan sungai, danau dan penyebrangan yang menggunakan kapal, perahu, ferry dan angkutan air lainnya.
3.7.1.6. Jasa Penunjang Angkutan Meliputi pemberian jasa dan penyediaan fasilitas yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan seperti : terminal, parkir, keagenan barang
dan
penumpang,
bongkar
muat,
penyimpanan
dan
pergudangan serta jasa penunjang lainnya. Kegiatan tersebut terdiri dari : a.
Terminal dan Perpakiran, mencakup kegiatan pelayanan dan pengaturan lalulintas kendaraan/ armada yang membongkar dan mengisi muatan baik barang maupun 29
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
penumpang seperti : terminal, parkir, pelabuhan laut meliputi fasilitas berlabuh, kapal pandu, penyediaan air tawar serta kegiatan pencacatan muatan barang dan penumpang. b.
Bongkar Muat, kegiatan ini mencakup pemberian pelayanan bongkar/muat angkutan barang melalui laut dan darat yang terdiri dari pelabuhan laut, sungai dan pelabuhan udara.
c.
Keagenan, kegiatan ini meliputi pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat, laut, sungai dan udara.
d.
Pergudangan, kegiatan ini mencakup pemberian jasa penyimpanan barang dalam suatu bangunan/gudang ataupun lapangan terbuka dalam wilayah pelabuhan.
3.7.2. Komunikasi 3.7.2.1.
Pos dan Telekomunikasi Sub sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa komunikasi
untuk umum yang dilakukan oleh PT Pos Indonesia dan PT Telkom. Kegiatan PT Pos Indonesia yaitu pemberian jasa kepada pihak lain seperti pengiriman surat, paket dan wesel. Kegiatan PT Telkom dengan menggunakan telepon, telex dan telegraph.
30 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.7.2.2.
Jasa Penunjang Telekomunikasi Kegiatan ini meliputi pemberian/penyediaan fasilitas yang
menunjang kegiatan komunikasi seperti : wartel, warpostel, radio panggil dan telepon seluler (ponsel).
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi untuk kegiatan
pengangkutan
dan
metode
alokasi
untuk
kegiatan
komunikasi. Jasa penunjang telekomunikasi hanya mencakup wartel, sedangkan yang lain belum tersedia datanya. Sumber Data: 1.
BPS Propinsi Jawa Barat
2.
Kantor Wilayah V PT Pos Indonesia
3.
DLLAJR Kabupaten Bandung
4.
Dinas Pendapatan Kabupaten Bandung
5.
Kandatel Bandung
3.8.
KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan
bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan.
3.8.1. Bank Sub sektor ini meliputi pemberian jasa pelayanan di bidang keuangan kepada pihak keuangan kepada pihak lain seperti : 31 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi pinjaman, transfer/memindahkan rekening koran, membeli dan menjual surat berharga, memberi jaminan bank, menyewakan tempat penyimpanan barang-barang berharga dan sebagainya.
3.8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi : asuransi, koperasi, pegadaian dan yayasan dana pensiun. Kegiatan asuransi meliputi pelayanan asuransi, baik asuransi jiwa maupun bukan jiwa seperti : kebakaran, kecelakaan, kerusakan dan sebagainya. Termasuk juga agen perasuransian, jasa pelayanan penanggung perasuransian unit pengatur dana pensiun yang berdiri sendiri dan sebagainya.
3.8.3. Jasa Penunjang Keuangan Meliputi jasa pelayanan bidang keuangan seperti yang dilakukan pada usaha pasar modal, bursa valuta asing, penukaran mata uang asing (money changer), anjak piutang dan modal ventura.
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara deflasi.
Sumber Data : Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) 32 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
3.8.4. Sewa Bangunan Sektor ini meliputi semua jasa yang berhubungan dengan proses penggunaan rumah/bangunan sebagai tempat tinggal dan bukan tempat tinggal. Rumah tempat tinggal tanpa memperhatikan apakah rumah tersebut benar-benar disewa atau tidak seperti : rumah milik
sendiri,
rumah
instansi
pemerintah
ataupun
rumah
instansi/perusahaan swasta lainnya. Metode Estimasi Untuk mengetahui besarnya peranan sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara deflasi.
Sumber Data : BPS Kabupaten Bandung
3.8.5. Jasa Perusahaan Sub sektor ini meliputi pemberian jasa pada pihak lain seperti : jasa hukum, jasa akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan tabulasi, jasa bangunan, arsitek dan teknik, jasa periklanan, jasa persewaan mesin dan peralatan. Yang termasuk dalam penghitungan ini baru terbatas pada kegiatan jasa hukum (advokat, pengacara dan notaris) dan jasa konsultan.
Metode Estimasi Dalam mengestimasi nilai tambah sub sektor jasa perusahaan yaitu dengan menggunakan, metode pendekatan produksi, sedangkan 33 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan metode ekstrapolasi. Untuk memperkirakan nilai tambah sub sektor ini datanya bersumber dari survei khusus. Ratio input diperoleh melalui hasil pengolahan survei khusus pada masing-masing jenis kegiatan.
Sumber Data : Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR).
3.9.
JASA – JASA
3.9.1. Pemerintahan Umum Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah umum dalam menyediakan jasa pelayanan kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi misalnya dalam mengatur negara. Kegiatan pemerintah sebagian besar hasilnya digunakan oleh pemerintah sendiri sebagai konsumen akhir. Kegiatan pemerintah tersebut meliputi baik pemerintah pusat (badan/lembaga tinggi negara, departemen, lembaga non departemen dan unit-unit lainnya yang berada di pusat, dinas vertikal di daerah) maupun pemerintah daerah (Propinsi, Kabupaten/Kota) dan pemerintah desa serta unit-unitnya. Termasuk juga kegiatan pertahanan dan keamanan negara/daerah.
Metode Estimasi Sektor ini dihitung berdasarkan pendekatan pendapatan untuk Pemerintah Daerah, sedangkan Pemerintah Pusat dan Pertahanan Keamanan dilakukan melalui cara tidak langsung yaitu alokasi dari 34 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
angka nasional/propinsi. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi yaitu menggunakan indeks jumlah pegawai secara tertimbang sebagai ekstrapolatornya.
Sumber Data : 1.
BPS Propinsi Jawa Barat.
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung
3.9.2. Swasta Kegiatan ini meliputi usaha penyelenggaraan pemberian jasa antara lain: jasa pendidikan dan jasa kesehatan, jasa hiburan dan rekreasi, jasa kemasyarakatan lainnya dan jasa perorangan dan rumahtangga.
3.9.2.1.
Jasa Hiburan dan Rekreasi Sub sektor ini meliputi usaha penyediaan dan pengelolaan
berbagai jenis hiburan/rekreasi untuk masyarakat baik perorangan maupun rumahtangga, serta berorientasi untuk mencari untung (profit making). Kegiatan tersebut seperti pembuatan dan distribusi film, usaha pemutaran film, penyiaran radio dan televisi swasta, produksi dan pertunjukkan film, produksi dan pertunjukkan sandiwara, tari, sanggar dan musik. Termasuk juga jasa rekreasi lainnya seperti gelanggang pacuan, sirkus, taman hiburan dan klub malam, penggubahan lagu, penulis buku, pembuat lukisan dan sebagainya. Dari berbagai kegiatan tersebut diatas hanya pemutaran film 35 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
(bioskop), penyiaran radio swasta niaga dan taman hiburan/tempat rekreasi yang dapat diestimasi nilai tambahnya.
3.9.2.2.
Jasa Perorangan dan Rumahtangga Sub sektor ini meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa yang
diberikan untuk perorangan dan rumahtangga seperti reparasi, binatu, tukang jahit, tukang cukur, pembantu rumahtangga dan jasa perorangan lainnya. Mengingat keterbatasan data maka dalam penghitungan ini hanya terbatas pada kegiatan jasa reparasi, pembantu rumahtangga, tukang jahit, tukang cukur dan perawatan kulit, perawatan muka dan rambut.
Metode Estimasi Besarnya output dari nilai tambah sektor ini dihitung dengan pendekatan produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan cara ekstrapolasi.
Sumber Data : 1.
Kanin Depdikbud Kabupaten Bandung
2.
Dinas Depdikbud Kabupaten Bandung
3.
Kandep Agama Kabupaten Bandung
4.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
5.
Dinas Sosial Kabupaten Bandung
36 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
BAB IV KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN BANDUNG
4.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kondisi makro ekonomi Kabupaten Bandung selama tahun 2008 lebih buruk dibandingkan dengan tahun 2007.
Beberapa kejadian
yang dialami sepanjang tahun ini seperti yang terjadi baik di tingkat nasional maupun internasional ternyata berpengaruh langsung pada perekonomian Kabupaten Bandung.
Fluktuasinya harga BBM akibat
dari fluktuasinya harga minyak dunia yang mencapai harga tertinggi hampir
mencapai
150
dolar
AS/barel
kemudian
mengalami
penurunan harga hingga mencapai nilai terendah di bawah 45 dolar AS/barel, juga adanya krisis ekonomi dunia (global economic crisis) yang berakibat pada depresiasi nilai rupiah yang hampir mendekati Rp.13.000,00 per dolar AS berakibat pada meningkatnya angka inflasi. Perekonomian Kabupaten Bandung pada tahun 2008
yang
diukur berdasarkan perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar konstan 2000 menunjukkan perlambatan meski tidak terlalu besar. Kondisi ini tercermin dari indikator makro ekonomi yaitu melemahnya laju pertumbuhan ekonomi dari 5,92 persen di tahun 2007 menjadi 5,30 persen di tahun 2008. Hal
yang
perlu
menjadi
catatan
selama
perjalanan
perekonomian di tahun 2008 adalah semakin melambatnya laju pertumbuhan terutama di sektor industri, keuangan, dan transportasi 37 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
sebagai akibat dari bergejolaknya tingkat konsumsi yang berakibat pada cost push inflation yaitu kenaikan inflasi sebagai dampak dari kenaikan biaya produksi, tarif transpor, komunikasi dan biaya hidup. Mengingat Kabupaten Bandung merupakan salah satu basis industri tekstil nasional yang berorientasi ekspor, maka hal tersebut sangat dirasakan sekali. Sebagai salah satu akibat yang langsung terjadi adalah meningkatnya angka PHK (Pemutusan Hubungan Kerja). Namun demikian, meskipun hampir seluruh sektor mendapat imbas dari krisis ini sektor pertanian masih memberi harapan baik. Hal ini tergambar dari laju pertumbuhan positif yang lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 3,88 persen dari 1,92 persen. Kontribusi perekonomian terbesar masih tetap dipengaruhi oleh sektor utama yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian. PDRB Kabupaten Bandung atas dasar harga berlaku pada tahun 2008 mencapai Rp. 38,29 triliun atau mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2007 yang sebesar Rp. 33,32 triliun. Begitu pula atas dasar harga konstan 2000 meningkat dari Rp. 18,68 triliun pada tahun 2007
menjadi
Rp. 19,67 trilyun pada tahun 2008.
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1. Dengan mengelompokan sembilan sektor ekonomi menjadi 3 sektor yaitu: sektor primer, sekunder, dan tersier, tampaknya bahwa kelompok sektor sekunder masih mendominasi dalam penciptaan nilai 38 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
tambah di Kabupaten Bandung. Total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok sektor sekunder di tahun 2008 mencapai Rp. 24,57 triliyun, atau meningkat 15,26 persen dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp.11,69 trilyun.
Tabel 4.1. PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2005 - 2008 (Juta Rp)
Tahun
PDRB Adh. Berlaku
PDRB Adh. Konstan
(1)
(2)
(3)
2005
25.494.164,88
16.672.626,54
2006**)
29.431.046,06
17.640.170,09
2007**)
33.319.630,76
18.683.930,04
2008 ***)
38.289.735,12
19.673.732,61
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Adapun kelompok sektor tersier dan primer masing-masing menghasilkan nilai tambah sebesar Rp. 10,50 trliyun dan Rp.
3,22
triliyun atau mengalami peningkatan 15,13 persen dan 11,70 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kendati demikian peningkatanpeningkatan tersebut belumlah menunjukan kinerja aktual dari kelompok sektor bersangkutan, karena pada NTB atas dasar harga berlaku masih terkandung inflasi. Pertumbuhan per kelompok sektor atas dasar harga konstan 2000, diperoleh gambaran bahwa sektor sekunder
tahun 2008 tumbuh 39
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
sebesar 5,43 persen dengan nilai sebesar Rp. 12,81 trilyun naik dari Rp. 12,15 triliyun di tahun 2007. Sementara kelompok sektor primer pada mampu tumbuh sebesar 3,95 persen dari Rp. 1,67 trilyun tahun 2007 menjadi Rp. 1,68 trliyun pada tahun 2008.
Tabel 4.2 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2006-2008 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha
2006*)
2007**)
2008***)
[1]
[2] 2,597,192.77
[3] 2,884,500.62
[4] 3.221.936,07
2,228,624.63
2,465,321.20
2.753.632,27
1. Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 2. Sekunder 3. Industri Penngolahan
368,568.14
419,179.41
468.303,80
18,906,883.15
21,313,831.72
24.566.798,29
17,876,119.11
20,154,147.70
23.275.745,49
4. Listrik, Gas dan Air
524,707.23
588,412.89
642.658,74
5. Bangunan
506,056.81
571,271.13
648.394,06
3. Tertier
7,926,970.14
9,121,298.42
10.501.000,77
6. Pergadangan, Hotel dan Restoran
4,432,799.58
5,112,043.54
6.005.197,92
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1,360,838.72
1,566,528.90
1.766.609,79
634,303.87
721,566.12
792.877,54
1,499,027.98
1,721,159.87
1.936.315,52
29,431,046.06
33,319,630.76
38.289.735,12
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan 9. Jasa jasa PDRB Catatan: *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Kelompok sektor yang ketiga yaitu jasa-jasa (tersier) yang merupakan sektor-sektor pendukung dari seluruh kegiatan ekonomi, pada tahun 2008 mampu menciptakan PDRB sebesar Rp. 5,18 triliyun
40 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
dari Rp. 4,92 triliyun atau mengalami peningkatan yaitu sebesar 5,40 persen. Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 (Juta Rupiah) Lapangan Usaha
2006*)
2007**)
2008***)
[1]
[2]
[3]
[4]
1,572,819.35
1,617,013.00
1.680.881,72
1,338,248.71
1,371,807.73
1.424.992,98
234,570.64
245,205.26
255.888,74
11,474,717.43
12,151,030.79
12.811.383,12
10,838,753.39
11,478,643.51
12.110.396,65
4. Listrik, Gas dan Air
323,121.39
344,912.15
361.439,39
5. Bangunan
312,842.65
327,475.13
339.547,08
4,592,633.30
4,915,886.25
5.181.467,77
2,625,092.39
2,819,715.77
2.994.763,36
7. Pengangkutan dan Komunikasi
717,582.16
765,192.41
795.218,85
8. Keuangan, Persewaan dan Js Prshaan
393,169.22
419,515.28
436.277,90
9. Jasa jasa
856,789.53
911,462.80
955.207,67
17,640,170.09
18,683,930.04
19.673.732,61
1. Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 2. Sekunder 3. Industri Penngolahan
3. Tertier 6. Pergadangan, Hotel dan Restoran
PDRB Catatan: *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat Sementara
4.2. Struktur Ekonomi Beragamnya kegiatan perekonomian dapat memberikan warna pada
struktur
perekonomian
suatu
wilayah.
Hal
ini
karena
dipengaruhi oleh potensi sumber daya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM) yang tersedia. Salah satu indikator yang sering
41 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
digunakan untuk menggambarkan struktur ekonomi suatu wilayah adalah distribusi persentase sektoral. Distribusi persensentase PDRB secara sektoral menunjukan peranan masing-masing sektor dalam sumbangannya terhadap PDRB secara keseluruhan. Semakin besar persentase suatu sektor, semakin besar pula pengaruh sektor tersebut didalam perkembangan ekonomi suatu daerah. Tingkat kontribusi terhadap pembentukan PDRB dapat memperlihatkan kontribusi nilai tambah setiap sektor, sehingga akan tampak sektor-sektor yang menjadi pemicu pertumbuhan (sektor andalan) di wilayah yang bersangkutan. Grafik 4.1
menggambarkan struktur ekonomi Kabupaten
Bandung pada tahun 2007 dan tahun 2008 menurut sektor.
Grafik 4.1 Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2007 dan 2008
Tahun 2007
Tahun 2008
42 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Untuk sektor pertanian pada tahun 2008 kontribusinya mengalami penurunan yaitu dari 7,40 persen pada tahun 2007 menjadi 7,19 persen. Banyak faktor yang menyebabkan sektor pertanian ini semakin semakin turun peranannya antara lain luas areal pertanian yang semakin menyempit, masih rendahnya pengetahuan tentang budi daya pertanian dan teknologi yang digunakan dalam pertanian bahkan dengan rendahnya nilai tambah sektor pertanian digambarkan dengan nilai jual produk peranian masih sangat rendah dibanding dengan sektor lainnya, sehingga menyebabkan sektor ini kurang banyak diminati untuk diusahakan. Di samping faktor-faktor tersebut, sektor pertanian mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap alam. Tabel 4.4 Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Setiap Kelompok Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Bandung Tahun 2006-2008 (Persen) Lapangan Usaha
2006*)
2007**)
2008***)
[1]
[2] 8,82
[3] 8,66
[4] 8,41
7,57
7,40
7,19
1. Primer 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian
1,25
1,26
1,22
64,24
63,97
64,16
3. Industri Pengolahan
60,74
60,49
60,79
4. Listrik, Gas dan Air
1,78
1,77
1,68
2. Sekunder
5. Bangunan
1,72
1,71
1,69
26,93
27,38
27,43
6. Pergadangan, Hotel dan Restoran
15,06
15,34
15,68
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,62
4,70
4,61
3. Tertier
8. Keuangan, Persewaan dan Js Prsahaan
2,16
2,17
2,07
9. Jasa jasa
5,09
5,17
5,06
100,00
100,00
100,00
PDRB Catatan: *) Angka Sementara
**) Angka Sangat Sementara ***) Angka Sangat Sementara
43 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Hal yang sama terjadi di sektor pertambangan dan penggalian yang persentase peranannya turun dari 1,26 persen menjadi 1,22 persen. Adapun untuk kelompok sektor sekunder, sektor industri pengolahan konstribusinya mengalami peningkatan, sedangkan untuk sektor listrik dan bangunan peranannya mengalami penurunan. Untuk sektor industri meningkatnya peranan ini pada dasarnya karena pengaruh meningkatnya harga produksi. Kelompok sektor tersier, persentase peranannya hampir sama dengan tahun sebelumnya kecuali sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga dimana persentase peranannya mengalami penurunan dari 5,17 persen menjadi 5,06 persen.
4.3. Pertumbuhan Ekonomi Selama tahun 2008 berbagai peristiwa baik di tingkat regional, nasional bahkan international ikut mewarnai kinerja perekonomian Kabupaten Bandung. Fluktuasi harga minyak mentah dunia yang di awali dengan meningkatnya harga minyak hingga mencapai harga tertinggi 140 dollar AS/ barel sampai pada menurunnya harga minyak dunia di akhir tahun ini sampai menembus angka 45 dollar AS/barel menyebabkan tidak menentunya kondisi harga pasar yang berakibat pada tidak adanya kepastian usaha dan adanya revisit APBN untuk menekan maraknya subsidi.
Di samping itu, krisis moneter yang
merupakan
krisis
dampak
dari
ekonomi
Amerika
Serikat
mengakibatkan nilai tukar rupiah terdepresiasi hingga menembus 44 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
angka Rp. 13.000,00 per dollar berakibat pada sektor keuangan mengalami permasalahan.
Selain sektor perbankan yang terimbas
secara langsung, sektor industri terutama industri tekstil dan garment yang berorientasi ekspor menjadi rentan terhadap krisis global karena sebagian besar tekstil dan produk tekstil ke Amerika Serikat. Di samping itu, kejadian-kejadian alam seperti banjir, tanah longsor dan bencana kekeringan yang melanda di beberapa daerah terutama daerah persawahan masih tetap melanda di wilayah Kabupaten Bandung.
Grafik 4.2 LPE Kabupaten Bandung dan Sektor-sektor Dominan Tahun 2003-2008 Persen
45 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Bandung tahun 2008 mengalami pertumbuhan sebesar 5,30 persen atau mengalami penurunan 0,62 poin dimana pada tahun sebelumnya mencapai 5,92 persen. Gambar 4.2 menggambarkan perkembangan LPE dari sektorsektor dominan yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor pertanian, juga sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan mengingat sektor ini di tahun 2008 terimbas dengan adanya krisis ekonomi globlal. LPE Kabupaten Bandung selama tahun tahun 2003 sampai 2008 tidak begitu berfluktuasi namun jika diamati tiap sektor maka ada beberapa sektor yang mempunyai tingkat fluktuasi yang tinggi seperti sektor pertanian dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, juga ada beberapa sektor yang tingkat fluktuasinya rendah seperti industri pengolahan, dan perdagangan, hotel dan restoran. LPE sektor Industri mempunyai kecenderungan untuk menurun dimana sejak tahun 2006 laju pertumbuhannya menunjukkan gejala penurunan. Adanya krisis ekonomi global yang berakibat pada ketidakstabilan nilai mata uang rupiah di tahun 2008 ini sangat mempengaruhi kinerja dari sektor industri tertama industri yang berorientasi ekspor.
Industri di Kabupaten Bandung yang banyak
ditopang oleh industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, kondisi ini sangat terasa pengaruhnya.
Hal ini dapat diamati dari
menurunnya nilai LPE industri menjadi 5,50 persen dari 5,90 persen di tahun sebelumnya. 46 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Sebaliknya dengan laju pertumbuhan sektor Perdagangan, Hotel dan restoran ada kecenderungan untuk terus meningkat. Peningkatan ini diawali pada tahun 2006 dimana pada tahun 2005 sektor ini cukup terdepresiasi akibat dari kenaikan harga BBM. Adanya perubahan harga BBM di tahun 2008 sebanyak dua kali yaitu kenaikan harga BBM pada bulan Maret dan penurunan harga BBM pada bulan November menjadikan LPE sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami penurunan sebanyak 1,21 poin yaitu dari 7,41 persen menjadi 6,21 persen. Adapun sektor pertanian, karena sektor ini sangat tergantung dengan faktor alam menjadikan laju pertumbuhannya mempunyai fluktuasi yang sangat tinggi.
Musim yang tidak menentu di
tiga
tahun terakhir ini adanya bencana banjir dikala musim penghujan dan terjadinya kemarau yang panjang di tahun 2006 menjadikan sektor ini laju pertumbuhannya mengalami perlambatan hingga pada posisi sama dengan tahun 2001, baru di tahun 2007 ada sedikit perbaikan hingga laju pertumbuhannya meningkat. Kondisi LPE sektor pertanian di tahun 2008 mengalami peningkatan sebesar 1,37 poin dari 2,51 persen di tahun 2007 menjadi 3,88 di tahun 2008.
4.4 PDRB Per Kapita PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menggambarkan besarnya nilai tambah domestik bruto per penduduk secara nominal. 47 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Sedangkan PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 berguna untuk mengetahui nilai tambah nyata serta pertumbuhan nyata per kapita. Peningkatan PDRB per kapita atas dasar berlaku selama kurun waktu 2003-2008 menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Hal yang berbeda dengan PDRB per kapita atas dasar konstan yang mana tingkat pertumbuhannya sangat kecil.
Dengan demikian per-
tumbuhan tingkat pendapatan riil penduduk Kabupaten Bandung dari tahun ke tahun belum begitu banyak berarti. Hal tersebut di atas dapat diamati dari tingkat kenaikan PDRB perkapita atas dasar berlaku dan atas dasar harga konstan. Selama lima tahun nilai PDRB per kapita
atas dasar berlaku penduduk
Kabupaten Bandung mengalami perubahan tahun 2003 sebesar Rp. 7.160.945 per tahun dan di tahun 2007 meningkat menjadi Rp. 12.584.578 per tahun atau meningkat sebesar 75,74 persen. Nilai PDRB perkapita atas dasar konstan 2000 menggambarkan akan pendapatan riil penduduk Kabupaten Bandung. Pada tahun 2003 pendapatan per kapita riil sebesar Rp. 5.560.902 per tahun dan di tahun 2008 hanya sedikit meningkat menjadi Rp. 6.488.109 per tahun atau meningkat sebesar 16,28 persen. Peningkatan PDRB per kapita atas dasar berlaku belum menggambarkan peningkatan secara riil, karena masih adanya pengaruh kenaikan harga atau tingkat inflasi yang terjadi di wilayah tersebut. Adapun PDRB per kapita atas dasar harga konstan memberi gambaran pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Bandung 48 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
meningkat tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga dan menunjukan tingkat kesejahteraan penduduk Kabupaten Bandung.
Gambar 4.3. PDRB Per Kapita Tahun 2003-2008
Jika di bandingkan dengan pendapatan per kapita Provinsi Jawa Barat maka tingkat pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten Bandung tidak jauh berbeda dengan rata-rata penduduk di Provinsi Jawa Barat, hal ini bisa diamati dari Tabel 4.5.
49 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel 4.5. Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2003 – 2007 ( Ribu Rupiah)
Kabupaten/Kota [1]
2003
2004
2005
2006
2007
[2]
[3]
[4]
[5]
[5]
Kabupaten Bandung
7.160,95
7.782,84
9.010,21
10.134,62
11.228,95
Jawa Barat
7.134,25
7.880,89
9.842,53
11.720,69
12.737,88
4.5. Tingkat Inflasi Nopirin, Ph.D berpendapat bahwa yang dimaksud dengan inflasi adalah proses kenaikan harga barang-barang secara terus menerus. Kenaikan harga yang diukur dengan menggunakan indeks harga,
seperti
indeks
harga
konsumen
(IHK),
indeks
harga
perdagangan besar (IHPB), indeks harga implisit. Dengan demikian inflasi suatu wilayah dapat memberi gambaran akan daya beli masyarakat wilayah tersebut.
Jika pendapat masyarakat tetap, dan
terjadi peningkatan inflasi maka akan mengakibatkan penurunan tinggat daya beli masyarakat secara umum. Secara makro, inflasi di Kabupaten Bandung pada tahun 2008 mencapai 9,13 persen, lebih tinggi bila dibandingkan tahun 2007 yang sebesar 6,89 persen. Tingginya tingkat inflasi pada tahun ini karena adanya tekanan ekonomi yang dialami selama tahun 2008 yaitu adanya fluktuasi harga BBM dan krisis ekonomi global yang berakibat pada terdepresiasinya nilai mata uang rupiah hampir mendekati angka Rp. 13.000,00 per dollar AS dari Rp. 9.200,00 per dollar AS. 50 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel 4.6. Inflasi PDRB Kabupaten Bandung 2005-2008 (persen)
Sektor [1] 1. Pertanian
2005
2006*)
2007**)
2008 ***)
[2]
[3]
[4]
[5]
13.12
12.05
7.91
7,53
2. Petambangan & Penggalian
13.47
9.31
8.8
7,05
3. Industri. Pengolahan
11.61
9.00
6.46
9,46
4. Listrik, Gas dan Air
12.98
7.88
5.05
4,22
5. Bangunan
15.20
7.77
7.84
9,46
6. Perdagangan, Hotel & Rest.
13.37
7.14
7.36
10,61
7. Angkutan dan Kom
12.40
15.36
7.95
8,51
8. Keuangan, Persewaan& Js Prushn
12.44
7.50
6.61
5,66
9. Jasa-Jasa
14.72
8.01
7.93
7,35
12.29
9.11
6.89
9,13
PDRB
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Kondisi ini hampir berimbas ke seluruh sektor ekonomi terutama usaha-usaha yang menggunakan bahan baku impor maupun usaha-usaha yang berorientasi ekspor yang pada akhirnya akan berimbas pada harga-harga komoditas. Hal ini dapat diamati pada tinggi nilai inflasi di sektor perdagangan, hotel dan restoran. Adapun untuk sektor lembaga keuangan, meskipun terjadi depresiasi nilai mata uang namun kondisi ini tidak sampai menimbulkan rush besarbesaran terhadap rupiah dari bank, sehingga inflasi yang terjadi di sektor perbankan masih dapat dikendalikan bahkan masih dengan kondisi lebih rendah diading tahun sebelumnya.
51 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
BAB V ANALISIS SEKTORAL
5.1 Sektor Pertanian Potensi pertanian di Kabupaten Bandung yang cukup besar yang meliputi tanaman bahan pangan, sayur-sayuran,perkebunan dan buah-buahan menjadikan Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah penyangga kebutuhan pangan di wilayah Jawa Barat. Berbagai upaya meningkatkan produksi pertanian telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten yang salah satunya melalui pendekatan agroindustri. Pengembangan agrobisnis menjadi salah satu usaha dalam rangka meningkatkan nilai tambah (value added) yang lebih besar. Di samping itu, kekayaan maupun keanekaragaman alam yang dimiliki oleh Kabupaten Bandung sangat potensial mendukung upaya meningkatkan
pendapatan,
memperkuat
ketahanan
pangan,
meminimalkan kesenjangan ekonomi dan meningkatkan nilai tambah serta daya saing produk pertanian. Kabupaten Bandung di samping memiliki sentra produksi padi dan palawija seperti jagung dan kacang tanah juga memiliki produsi sayuran unggulan seperti kentang, kubis, tomat, cabe besar dan bawang merah dan produksi buah-buahan seperti jeruk, rambutan dan strawberi. Kinerja sektor pertanian di tahun 2008 mengalami peningkatan menjadi 3,88 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya mampu mencapai 2,51 persen. Peningkatan ini didukung oleh peningkatan di 52 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
sub sektor tanaman bahan pangan yang mampu meningkatkan hasil produksinya menjadi 3,88 persen dari tahun sebelumnya yang masih sebesar 1,92. Di samping sektor tanaman bahan pangan juga sektor peternakan dimana kinerja tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 3,46 persen dari 2,33 persen. Tabel. 5.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006**)
2007***)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(3)
(6)
(4)
(5)
(6)
0.20
2.51
1,29
14,37
3,88
(1.53)
1.92
2,88
(0,17)
3,88
1.2 Perkebunan
5.05
5.06
3,49
7,85
4,33
1.3 Peternakan
4.80
2.33
0,60
2,25
3,46
1.4 Kehutanan
5.63
6.50
1,00
2,23
3,25
1.5 Perikanan
1.22
4.23
(0,65)
6,21
2,97
1. Pertanian 1.1 Tanaman Bahan Makanan
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Jika diamati secara semesteran maka kinerja di semester I cenderung lebih rendah dari pada semester II yaitu 1,29 persen di semester I dan 14,37 persen di semester II.
Peningkatan kinerja
pertanian di semester II ini sangat ditunjang oleh kinerja dari perkebunan dan peternakan.
Hasil survei SKPR terhadap usaha
perkebunan menunjukkan peningkatan pada semester II terutama 53 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
untuk usaha perkebunan teh, cengkeh dan tembakau. Demikian pula untuk sub sektor peternakan yang mengalami perbaikan di banding dengan tahun sebelumnya. Hasil SKPR menunjukkan bahwa indeks produksi telur dan daging mengalami peningkatan dimana pada semester II meningkat sebesar hampir 25 persen. Untuk sub sektor tabama peningkatan kinerja di semester I karena terjadi panen raya di bulan Maret-April. Adapun menurunnya kinerja di semseter II terutama sebagai akibat dari musim yang kurang bersahabat di akhir tahun 2008. Di samping itu bencana banjir masih melanda di kawasan sentra-sentra produksi pertanian. Tabel 4.1 menggambarkan LPE sektor pertanian dari tahun 2006 sampai tahun 2008.
Tergambar bahwa sub sektor tabama
mengalami fluktuasi yang cukup besar dibandingkan dengan sub sektor lainnya.
Tingginya fluktuasi sub sektor tabama adalah
pengaruh iklim yang tidak menentu selama dua tahun terakhir ini dimana tahun 2006 sebagian wilayah pertanian di Kabupaten Bandung mengalami kekeringan dan puso. Hal yang sama terjadi di tahun 2007 dimana pada musim hujan terjadi banjir dan pada musim kemarau terjadi kekeringan. Kondisi yang hampir sama terjadi di tahun 2008 selain terjadi bencana banjir juga beberapa komoditi pertanian mengalami penurunan indeks produksinya. Meskipun terjadi peningkatan kinerja pertanian namun kontribusinya di tahun 2008 turun sebesar 0.21 persen yaitu dari 7.40 persen menjadi 7.19 persen. Kontributor utama sektor pertanian tetap 54 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
di pegang oleh sub sektor tanaman bahan pangan yang mencapai 5.09 persen dan diikuti oleh perkebunan 1.10 persen, peternakan 0.76 persen, perikanan 0.21 persen dan terakhir kehutanan 0.03 persen. Tabel. 5.2 Kontribusi Sektor Pertanian Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Pertanian
7.57
7.40
7,28
7,01
7,19
1.1 Tabama
5.39
5.24
5,19
5,00
5,09
1.2 Perkebunan
1.11
1.12
1,09
1,11
1,10
1.3 Peternakan
0.81
0.78
0,76
0,76
0,76
1.4 Kehutanan
0.03
0.03
0,03
0,03
0,03
1.5 Perikanan
0.22
0.22
0,21
0,21
0,21
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Jika diamati kontribusi secara semesteran maka pada semester II mengalami penurunan sebesar 0.27 poin. Penurunan kontribusi ini sejalan dengan melambatnya kinerja sektor pertanian di semester II.
5.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Pangan (Tabama) Tingkat pertumbuhan sub sektor tabama tahun 2008 mencapai 3,88 persen, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya maka lebih baik yaitu sebesar 2,51 persen. 55 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Memasuki
semester
pertama
tingkat
perumbuhannya
mencapai 2,88 persen sedangkan di semester II negatif 0,17 persen. Menurunnya kinerja sub sektor tabama di semester II selain disebabkan oleh menurunnya indeks produksi tanaman padi palawija juga beberapa produks sayuran mengalami. Kontribusi tabama di tahun 2008 sedikit lebih rendah dari tahun sebelumnya yaitu dari 5,24 persen di tahun 2007 menjadi 5.09 persen di tahun 2008, dengan kontribusi
di semester I lebih tinggi
dibandingkan dengan semester II yaitu mencapai 5.19 persen sedangkan di semester II turun 0.19 poin menjadi 5.00 persen.
5.1.2 Sub Sektor Perkebunan Kinerja sub sektor perkebunan di tahun tahun 2008 lebih mengalami perlambatan yaitu dari 5,06 persen menjadi 4,33 persen, demikian pula kontribusi mengalami penurunan yaitu dari 1.12 persen di tahun 2007 menjadi 1.10 persen di tahun 2008. Hasil SKPR indeks produksi tahunan memberi gambaran bahwa beberapa komoditas strategis mengalami penurunan. Namun demikian jika diamati secara semesteran LPE sub sektor perkebunan di semester I sebesar 3,49 persen sedangkan di semester II di tahun yang sama meningkat menjadi 7,85 persen. perkebunan
teh,
Hal ini terjadi karena untuk untuk usaha
cengkeh
dan
tembakau
indeks
produksinya
mengalami peningkatan.
56 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Kontribusi sub sektor perkebunan selama semester I 1,09 persen sedangkan di semester II meningkat menjadi 1.11 persen.
5.1.3 Sub Sektor Peternakan Kinerja sub sektor Peternakan selama tahun 2008 mampu mencapai tumbuh sebesar 3,46 persen dengan kontribusi sebesar 0.76 persen.
Dibanding
dengan
tahun
sebelumnya
mengalamai
peningkatan di mana tahun 2007 tumbuh sebesar 2,33 persen dengan tingkat kontribusi sebesar 1,12 persen.
5.1.4 Sub Sektor Kehutanan Pemberdayaan sub sektor kehutanan di Kabupaten Bandung merupakan salah satu kebijakan Pemerintah Kabupaten Bandung dalam melestarikan alam.
Produksi kehutanan di tahun 2008 ada
terjadi penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya namun demikian, tidak menjadikan pertumbunnya negatif hanya sedikit melemah di bandingkan
dengan tahun sebelumnya yaitu tumbuh
sebesar 3,25 persen dari 6,50 persen di tahun 2007. Adapun besaran kontribusi hanya mencapai 0.03 persen. Kehutanan ini merupakan kontributor paling kecil diantara sub sektor di pertanian. Jika diamati secara semesteran kinerja kehutanan sangat dipengaruhi oleh pola tebang dan tanam dimana di saat kemarau paling banyak melakukan tebang di bandingkan dengan musim 57 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
penghujan. Dengan demikian pada semester I ini kinerja kehutanan 1,00 persen dan semester II tahun mencapai 2.23 persen.
5.1.5 Sub Sektor Perikanan Di tahun 2008 sub sektor perikanan menunjukkan tingkat kinerja mengalami perlambatan dibanding dengan tahun sebelumnya dimana hanya mampu mencapai 2,97 persen setelah di tahun sebelumnya mampu mencapai 4,23 persen. Hal yang sama dengan tingkat kontribusinya yang turun sebesar 0,01 poin yaitu dari 0,22 persen menjadi 0,21 persen.
5.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian Potensi pertambangan di Kabupaten Bandung meliputi potensi panas bumi (geothermal) yang tersebar di beberapa wilayah seperti di Kamojang, Wayang Windhu yang sudah tereksplorasi dan beberapa dugaan potensi panas bumi seperti Gunung Patuha, dan lain-lain. Di samping itu potensi bahan galian seperti galian andesite, pasir, dan tambang emas dan beberapa tambang emas yang tersebar di Bandung Selatan
(Kecamatan
Sindangkerta
(Kab
Bandung
Barat)
dan
Pangalengan). (Dinas Pertambangan dan Energi Kab. Bandung) Laju pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan selama tahun 2008 mencapai 4.36 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4.53 persen. 58 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Kinerja sektor ini sebagian besar di sumbang oleh kinerja dari sub sektor pertambangan. Hal ini tercermin dari kontribusi pertambangan minyak dan gas bumi yang mencapai 1.16 persen sedangkan penggalian hanya 0.16 persen.
Jika diamati tiap semester kinerja
pertambangan dan penggalian di semester II lebih tinggi di bandingkan dengan semester I yaitu 2,07 persen dari 2,05 persen. Tingkat kontribusi sektor ini sedikit mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 1,22 persen dari 1,26 persen di tahun sebelumnya.
Adapun kontribusi di semester I sebesar 1,22
persen dan semestr II 1,23 persen.
Tabel. 5.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2. Peramb.& Penggalian
4,41
4,53
2,05
2,07
4,36
2.1 Minyak dan Gas Bumi
4,06
4,36
1,98
1,89
4,20
2.2 Pertamb. tanpa Migas
-
-
-
-
-
6,51
5,53
2,45
3,09
5,26
2.3 Penggalian
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
59 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel. 5.4 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
2. Peramb. & Penggalian
1.25
1.26
1,22
1,23
1,22
2.1 Minyak dan Gas Bumi
1.08
1.09
1,05
1,07
1,06
2.2 Pertamb. tanpa Migas
-
-
-
-
-
0.18
0.18
0,16
0,16
0,16
2.3 Penggalian
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5.2.1 Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi Sektor pertambangan di Kabupaten Bandung hanya meliputi pertambangan panas bumi. Selama tahun 2007 indeks poduksi pertambangan geothermal menunjukkan penurunan sebesar 0,16 poin, hal ini di tercermin dari laju pertumbuhannya yaitu 4,36 persen di tahun 2007 menjadi 4,20 persen di tahun 2008. LPE petambangan di semester I mencapai 1,98 persen dan pada semester II sedikit mengalami penurunan menjadi sebesar 1,89 persen. Adapun kontribusi pertambangan Gas Bumi di semester I bisa mencapai 1.05 persen sedangkan semester II sedikit meningkat menjadi 1,07 persen. 60 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.2.2 Sektor Penggalian LPE sub sektor penggalian sedikit mengalami perlambatan dibandingkan tahun sebelumnya yaitu hanya mampu mencapai 5,26 persen dimana tahun sebelumnya mencapai 5,53 persen. Jika diamati secara semesteran maka LPE di semester II sedikit meningkat dibandingkan dengan semester I. Kontribusi penggalian di tahun ini mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya yaitu 0.16 persen dimana pada semester I dan semester II tingkat kontribusinya sama yaitu menjadi 0.16 persen.
5.3 Sektor Industri Pengolahan Sektor industri pengolahan merupakan sektor unggulan pertama dalam pembentukan nilai PDRB. Sentra industri pengolahan terutama industri tekstil, TPT dan alas kaki yang terpusat di Kecamatan
Majalaya,
Deyeuhkolot
dan
Katapang
senantiasa
menghantui baik dari sisi produksi, ketenagakerjaan maupun dari faktor alam. Fluktuasi harga minyak dunia yang tinggi dan adanya krisis ekonomi global cukup memberi tekanan yang sangat kuat terutama sektor garmen dan TPT.
Adanya krisis global ini berdampak pada
tingginya angka Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang disebabkan oleh banyaknya industri padat karya yang mengalami kesulitan karena menurunnya permintaan dari negara-negara pembeli, bahkan ada permintaan yang langsung diberhentikan karena negara pengimpor 61 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
sama mengalami ksisi ekonomi.
Berdasarkan data dari ILO prediksi
PHK di Indonesia mencapai 650 ribu orang sedangkan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia memprediksi sebesar 1 juta – 1,5 juta orang.
(PR,
22 Desember 2008).
Kondisi ini tentunya sangat
berdapak pada industri-industri di Kabupaten Bandung, dimana sebagian besar industri adalah padat karya.
Tabel. 5.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen) Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
6,55
5,90
2,71
(1,08)
5,50
-
-
-
-
-
6,55
5,90
2,71
(1,08)
5,50
3. Industri Pengolahan 3.1 Industri Migas 3.2 Industri Tanpa Migas
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Kinerja Industri dari tahun ke tahun semakin menurun, LPE sektor industri tahun 2008 ini lebih melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mampu mencapai 5.50 persen dimana di tahun 2007 masih bisa mencapai angka 5,90 persen. Adapun jika diamati secara semsteran maka kinerja sektor industri pengolahan di semester II mengalami depresiasi sebesar negatif 1,08 persen sedangkan di semester I kinerjanya masih positif meski hanya 2,71 62 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
persen.
Kinerja di semester I ini sangat dipengaruhi oleh adanya
kenaikan BBM sekitar 30 persen yang berakibat pada menurunnya volume produksi di semua sektor industri kecuali industri makanan, minuman dan tembakau; industri barang dari kayu dan industri kertas dan percetakan. Sedangkan di semester II meski terjadi penurunan harga BBM dan ada peristiwa besar yaitu bulan ramadlan, hari raya libur bersama di akhir bulan Desember dan hari raya Idul Adha di mana kebutuhan akan makanan, pakaian dan barang furniture mengalami peningkatan namun karena adanya krisis global berakibat pada turunnya LPE hingga menenbus angka negatif. Dari hasil SKPR 2008 Industri yang mengalami penurunan volume produksi terutama terjadi di indutri makanan dan minuman, industri tekstil, TPT dan alas kaki, industri kertas dan penerbitan, dan industri penggalian.
Tabel. 5.6 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
60.74
60.49
61,14
60,53
60,79
-
-
60.74
60.49
61,14
60,53
60,79
3. Industri Pengolahan 3.1 Industri Migas 3.2 Industri Tanpa Migas
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
63 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Sektor industri pengolahan mempunyai kontribusi yang paling besar terhadap PDRB Kabupaten Bandung. Ketidakstabilan sedikit saja di sektor ini akan mempunyai pengaruh sangat besar terhadap hasil kinerja perekonomian Kabupaten Bandung secara keseluruhan. Meskipun terjadi penurunan kinerja namaun dari sisi kontribusi industri pengolahan di tahun 2008 justru mengalami peningkatan yaitu dari 60,49 persen di tahun 2007 menjadi 60,79 persen di tahun 2008. Peningkatan ini karena sebagian besar sektor-sektor ekonomi mengalami penurunan kinerjanya sehingga tingkat kontribusi sektor industri masih cukup stabil meskipun terjadi penurunan kinerja. Jika diamati secara semesteran maka pada semester II tahun 2008 kontribusinya industri pengolahan hanya mencapai yaitu 60,53 persen sedangkan di semester I masih bisa mencapai sebesar 61,14 persen.
5.4.
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kinerja sektor listrik, gas dan air bersih di tahun 2008
mengalami perlambatan dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar 4,79 persen dari 6,74 persen. Pertumbuhan sektor ini sangat dipengaruhi oleh kinerja dari sub sektor listrik, hal ini dapat dilihat dari besarnya sumbangan sub sektor listrik yang mencapai 1,68 persen terhadap total pembentukan PDRB sedangkan sub sektor air bersih hanya 0.04 persen.
64 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel. 5.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen) Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4. Listrik, Gas & Air Bersih
5.04
6.74
2,71
3,75
4,79
4.1 Listrik
5.00
6.80
2,69
3,63
4,75
-
-
-
-
-
6.26
4.74
3,32
7,72
6,22
4.2 Gas 3.2 Air Bersih
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Besaran kontribusi di tahun ini sedikit terjadi penurunan yaitu menjadi 1,68 persen dari 1,80 persen ditahun sebelumnya. Pengamatan secara semesteran, kinerja sektor ini pada semester II 2008 mengalami peningkatan dibandingkan dengan semester sebelumnya.
Hal ini ditunjukan oleh besaran angka laju
pertumbuhan semester II yang hanya mencapai 3,75 persen sedangkan di semester I mencapai 2,71 persen. Adapun dari sisi kontribusi sektor ini pada semester II tahun 2008 justru lebih kecil dibandingkan dengan semester sebelumnya yaitu menjadi sebesar 165 persen dari 1,71 persen.
65 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel. 5.8 Kontribusi Sektor , Gas dan Air Bersih Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4. Listrik, Gas & Air Bersih
1.78
1.80
1,71
1,65
1,68
4.1 Listrik
1.74
1.75
1,67
1,61
1,64
-
-
-
-
-
0.04
0.04
0,04
0,04
0,04
4.2 Gas 3.2 Air Bersih
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5.4.1
Sub Sektor Listrik Kinerja sub sektor listrik tahun 2008 mengalami peningkatan
sebesar 2,05 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 6.80 persen menjadi 4,75 persen.
Jika diamati secara per semester
maka kinerja di semester II jauh lebih baik dibanding di semester I yaitu dari sebesar 2,69 persen pada semester I menjadi 3,63 persen pada semester II. Namun demikian, kontribusi sektor ini terhadap pembentukan
PDRB
justru
pengalami
penurunan
0.11
poin
dibandingkan tahun sebelumnya yaitu dari 1,75 persen menjadi 1,64 persen.
66 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.4.2 Sub Sektor Air Bersih Kinerja
sub
sektor
air
bersih
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
mengalami
peningkatan
Peningkatan ini karena
indeks volume produksi air bersih (PDAM) mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Namun demikian kondisi ini tidak menjadikan tingkat kontribusi air berseh terhadap PDRB meningkat namun masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu 0.04 persen.
5.5
Sektor Bangunan/Konstruksi Kinerja sektor bangunan di tahun 2008 mengalami sedikit
perlambatan dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu hanya mampu mencapai 3,69 persen dari 4,68 persen di tahun 2007. Hal yang sama dengan tingkat kontribusi yang mengalami penurunan sebesar 0.02 poin dari 1.71 persen di tahun 2007 menjadi 1.69 persen di tahun 2008. Adanya krisis global yang terjadi di semester II ternyata berdampak pada kinerja sektor bangunan. Laju pertumbuhan sektor bangunan di semester I masih tumbuhn sebesar 3,43 persen namun pada semester II mengalami depresiasi hingga negatif 3,88 persen. Hal yang sama dengan besaran kontribusi di semester I lebih tinggi dibandingkan semester II yaitu sebesar 1.72 persen pada semester I sedangkan semester II sebesar 1.67 persen.
67 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel. 5.9 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Bangunan Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
1. Laju Pertumb. Ekonomi
5.76
4.68
3,43
(3,88)
3,69
2. Kontribusi
1.72
1.71
1,72
1,67
1,69
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5.6
Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Meskipun
terjadi
perlambatan
kinerja
namun
sektor
perdagangan, hotel dan restoran di tahun 2008 masih menunjukan kinerja yang cukup menggembirakan meskipun terjadi krisis global yang berakibat pada peningkatan harga-harga kebutuhan. LPE sektor ini mengalami perlambatan dibanding dengan tahun sebelumnya yaitu dari 9,70 persen di tahun 2007 menjadi 6,21 persen di tahun 2008. Menurunnya kinerja sektor ini sebagian besar pengaruh dari penurunan kinerja dari sub sektor perdagangan, karena tingkat kontribusi dari perdagangan sangat besar terhadap pembentukan kinerja sektor ini. Namun demikian kontribusi justru mengalami peningkatan yaitu dari 15,34 persen menjadi 15,68 persen atau meningkat sebesar 0,34 poin. Hal ini memberi gambaran bahwa peningkatan kontribusi ini bukan berasal dari peningkatan akan kinerja namun hanya 68 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
pengaruh dari kenaikan harga dimana di tahun 2008 ini mengalami inflasi yang lebih tinggi di bandingkan dengan tahun sebelumnya. Tabel. 5. 10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen) Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
6. Perdag, Hotel dan Rest
6.09
9.70
1,83
12,81
6,21
6.1 Perdagag Besar & Eceran
5.74
9.89
1,90
6,55
6,07
6.2 Hotel
7.76
4.2
0,67
2,30
5,92
6.3 Restoran
7.87
8.80
1,54
1,06
6,89
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Tabel. 5.11 Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
6. Perdag, Hotel dan Rest.
15.06
15.34
15,40
15,96
15,68
6.1 Perdag, Besar & Eceran
12.61
12.84
12,79
13,48
13,14
6.2 Hotel
0.01
0.01
0,01
0,01
0,01
6.3 Restoran
2.44
2.49
2,59
2,46
2,53
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
69 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Pengamatan secara semesteran, sektor ini pada semester II kinerjanya
jauh
lebih
tinggi
dibandingkan
dengan
semester
sebelumnya. Peningkatan ini pada dasarnya adanya peningkatan dari sub sektor perdagangan besar dan eceran yang meningkat tajam.
5.6.1
Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran Sub Sektor perdagangan besar dan eceran tahun ini masih
mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu 6,07
persen,
meskipun dibandingkan dengan tahun sebelumnya mengalami perlambatan 3,83 poin.
Adapun kontribusi sub sektor perdagangan
besar dan eceran memberikan justru mengalami peningkatan yaitu dari 12, 84 persen menjadi 13,34 persen persen terhadap total PDRB. Seperti yang telah diuaraian di atas, peningkatan sektor ini karena peningkatan dari volume permintaan terhadap barang dan jasa disamping pengaruh dari meningkatnya indeks produksi dari sektorsektor primer.
Sedangkan peningkatan nilai kontribusi sepertinya
bukan karena peningkatan dari kinerja, namun dari peningkatan harga saja. Hal ini ditunjukkan oleh menurunnya tingkat kinerja namun secara kontribusi justru meningkat. Pengamatan secara semesteran memeberi gambaran bahwa pada semester II kinerja dari sub sektor perdagangan besar dan eceran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semester sebelumnya. Kondisi ini akibat dari peningkatan volume permintaan dimana pada semester
70 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
II ini ada tiga kegiatan besar keagamaan seperti Puasa Ramadlan, Hari Raya Idul Fitri serta Natal dan Tahun Baru.
5.6.2
Sub Sektor Hotel Kinerja sub sektor hotel di tahun 2008 mengalami perbaikan
kinerja dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu menjadi sebesar 5,92 persen dari 4,20 persen di tahun 2007. Namun demikian tingkat kontribusi tidak mengalami perubahan yaitu 0.01 persen. Jika diamati secara per ser semester maka laju pertumbuhan di semester II jauh lebih baik dibandingkan dengan semester I. Tingginya pertumbuhan di semester II ini kemungkinan besar pengaruh dari adanya hari-hari besar keagaaam seperti hari raya Idul Fitri, hari Natal dan Tahun Baru dan adanya libur bersama akhir tahun,
yang mana meningkatkan tingkat hunian kamar hotel,
terutama di wilayah-wilayah wisata.
5.6.3
Sub Sektor Restoran Hubungan antara sub sektor perdagangan, hotel dan restoran
mempunyai keterkaitan yang cukup tinggi.
Hal ini tergambar pada
kinerja restoran dimana terjadi penurunan kinerja pada sub sektor perdagangan besar dan eceran ternyata berpengaruh besar terhadap kinerja sub sektor restoran meskipun dari sisi sub sektor hotel mengalami peningkatan kinerja.
Kondisi ini dapat diamati dari 71
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
melemahnya laju pertumbuhan sub sektor restoran tahun 2008 ini yang
mengalami
perlambatan
dibandingkan
dengan
tahun
sebelumnya yaitu dari 8,80 persen di tahun 2007 menjadi 6,89 persen di tahun 2008. Hal yang sama untuk besaran kontribusi, meskipun terjadi penurunan kinerja namun kontribusinya justru meningkat 0.04 poin dari 2,49 persen menjadi 2.53 persen
5.7
Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Berbagai masalah yang berkaitan dengan BBM, baik kenaikan
harga maupun kelangkaan, cukup berpengaruh baik secara langsung maupun
tidak
langsung
terhadap
terhadap
kinerja
sektor
pengangkutan dan komunikasi. Kinerja sektor ini merupakan penentu bagi kelancaran kinerja sektor-sektor
lainnya mengingat fungsinya
sebagai sarana pendistribusian barang dan mobilitas penduduk. Segala hal yang berkaitan dengan sektor ini dapat berimbas langsung terhadap seluruh sistem perekonomian di suatu wilayah. Sektor pengangkutan dan komunikasi jika dilihat dari besaran angka laju pertumbuhan yang mengalami penurunan kinerja menjadi sebesar 3,92 persen dengan
sumbangan yang diberikan oleh sub
sektor pengangkutan yang mampu tumbuh sebesar 3,33 persen dan sektor komunikasi sebesar 7,12 persen. Perlambatan laju pertumbuhan ini hanya disebabkan karena perlambatan laju dari sub sektor pengangkutan, adapaun dari sub sektor komunikasi masih mengalami 72 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
peningkatan laju pertumbuhan. Jika kita perhatikan pertumbuhan sektor ini dengan tahun 2007 yang mencapai 6,63 persen, memberi gambaran bahwa sektor pengangkutan mengalami guncangan lagi akibat dari fluktuasi harga BBM. Pengamatan secara semesteran memberi gambaran bahwa pertumbuhan di semester II 2008 yang sebesar 7,75 persen jauh lebih baik dibandingkan terhadap semester sebelumnya yang yang mengalami depresiasi hingga minus 1,83 persen. Kondisi ini sebagian besar merupakan pengaruh dari sub sektor pengangkutan dimana pada semester I adanya pengaruh kenaikan BBM yang cukup tinggi hinggay
mencapai
30
persen.
Adapun
meningkatnya
laju
pertumbuhan pada semester II ini kemungkinan besar akibat dari pengaruh adanya beberapa peristiwa besar yang mengumpul di semester ini seperti libur bersama, dan hari besar keagamaan seperti hari raya idul fitri dan natal. Hal ini seperti disinyalir di media cetak dimana lalu lintas lebaran mengalami peningkatan sekitar hingga 15 persen. Kontribusi sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap perekonomian Kabupaten Bandung hanya mampu menyumbangkan kontribusinya
sebesar
4,61
persen
atau
sedikit
lebih
rendah
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4,70 persen. Kontributor utama masih dari sub sektor pengangkutan yaitu sebesar 3,88 persen sedangkan komunikasi sebesar 0,73 persen.
73 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel. 5. 12 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2007 Kabupaten Bandung (Persen)
(3)
Sem I ‘08 (4)
Sem II ‘08 (5)
5.94
6.63
(1,83)
7,55
3,92
7.1 Pengangkutan
5.73
5.59
(2,54)
7,83
3,33
7.1.1 Angkutan Rel
7.65
6.14
2,42
4,24
9,51
7.1.2 Angkutan Jalan Raya
5.91
6.46
(2,03)
6,68
3,14
7.1.3 Angkutan Laut
-
-
-
-
-
7.1.4 Angkt. Sungai & Penyeb
-
-
-
-
-
7.1.5 Angkutan Udara
-
-
-
-
-
7.1.6 Jasa Angkutan
4.25
7.63
(6,68)
17,00
4,20
7.2 Komunikasi
7.06
6.88
1,95
6,10
7,12
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
(1)
(2)
7. Pengang & Komunikasi
2008***) (6)
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Tabel. 12 Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
(3)
Sem I ‘08 (4)
Sem II ‘08 (5)
4.62
4.70
4,69
4,54
4,61
7.1 Pengangkutan
3.93
3.97
3,96
3,81
3,88
7.1.1 Angkutan Rel
0.04
0.04
0,04
0,04
0,04
7.1.2 Angkutan Jalan Raya
3.49
3.52
3,53
3,37
3,45
7.1.3 Angkutan Laut
-
-
-
-
-
7.1.4 Angkt Sungai & Penyeb
-
-
-
-
-
7.1.5 Angkutan Udara
-
-
-
-
-
7.1.6 Jasa Angkutan
0.41
0.41
0,39
0,40
0,40
7.2 Komunikasi
0.69
0.74
0,73
0,73
0,73
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
(1)
(2)
7. Pengang & Komunikasi
2008***) (6)
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
74 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.7.1.
Sub Sektor Pengangkutan Kinerja sub sektor pengangkutan di tahun 2008 mengalami
perlambatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tumbuh sebesar 3,33 persen dari 5,59 persen. Peningkatan ini ditunjang oleh peningkatan kinerja di angkutan rel yang tumbuh sebesar 9,51 persen dari 6,14 persen. Adapun untuk sub sektor angkutan jalan raya dan jasa angkutan mengalami perlambatan, kinerja angkutan jalan raya melambat dari 6,46 persen di tahun 2007 menjadi 4,20 di tahun 2008 dan jasa angkutan melambat dari 6,88 persen di tahun 2007 menjadi 4,20 persen di tahun 2008. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pemicu melambatnya sub sektor ini sebagaian besar dari fluktuasi harga BBM. Jika diamati secara per semester maka kinerja sektor pengangkutan di semseter II lebih baik dibandingkan di semester I. Hal ini dapat difahami karena di semester II ada hari besar keagamaan seperti hari raya, natal dan libur bersama, dimana terjadi peningkatan penggunan jasa angkutan baik angktan rel, angkutan jalan raya maupun jasa penunjang angkutan. Selain itu dampak kenaikan BBM di semester I hanya dua sub sektor saja yang terimbas yaitu angkutan jalan raya dan jasa penunjang angkutan. Hal ini dapat dilihat dari laju pertumbuhan dimana du sub sektor tersebut mengalai depresiasi sedangkan angkutan rel masih menunjukkan laju pertumbuhan yang positif.
75 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Hasil pengamatan per semester, peningkatan tertinggi terjadi di jasa penunjang angkutan yaitu dari depresiasi negatif 6,68 persen menjadi positif 17,00 persen, kemudian disusul oleh angkutan jalan raya dari depresiasi negatif 2,03 persen menjadi positif 6,68 persen. Sedangkan untuk angkutan rel dari positif 2,42 persen menjadi 4,24 persen. Hal yang sama dengan tingkat kontribusi dimana terjadi penurunan sebesar 0.09 poin dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu dari 3,97 persen menjadi 3,88 persen.
Sumbangan terbesar
didapat dari angkutan jalan raya sebesar 3.45 persen kemudian diikuti oleh jasa angkutan 0.40 persen dan angkutan rel yang hanya 0.04 persen.
5.7.2.
Sub Sektor Komunikasi Kinerja sub sektor komunikasi di tahun 2008 ini mengalami
perbaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya mampu tumbuh sebesar 7,12 persen dari 6,88 persen. Hal ini memberi gambaran bahwa terjadi peningkatan jasa pelayanan komunikasi terutama di telepon selular hingga tingkat pertumbuhan menjadi Seperti hanya sub sektor angkutan laju pertumbuhan per semester memberi gambaran bahwa peningkatan terjadi di semester II yaitu sebesar 6,10 persen dari 1,95 persen di semester I. Kontribusi sub sektor komunikasi terhadap pembentukan nilai PDRB terjadi penurunan yaitu dari 0,74 persen menjadi 0.73 persen 76 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.8.
Sektor Keuangan, Pariwisata dan Jasa Perusahaan Dari tabel 5.14 tampak pertumbuhan sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Kinerja sektor ini di tahun 2008 mengalami perlambatan dengan tahun sebelumnya yaitu dari sebesar 6,70 persen menjadi 4,00 persen. Penurunan kinerja ini terjadi di seluruh sub sektor terutama sub sektor perbankan.
Kondisi ini kemungkinan besar akibat dari dampak
ekonomi global yang mendepresiasi nilai rupiah dari 9 ribu rupiah per dollar Amerika hingga mencapai 13 ribu rupiah per dollar Amerika atau turun sekitar 40 persen. Jika diamati per semester maka laju pertumbuhan pada semester II masih lebih baik dibandingkan dengan semester I yaitu dari 0,99 persen menjadi 2,09 persen. Membaiknya kinerja sektor ini pada semester II sebagian besar dari membaik sub sektor sewa bangunan, adapun sub sektor lainnya justru mengalami depresiasi sebagai akibat dari krisis ekonomi yang terjadi di semester II. Hal ini dapat diamati laju pertumbuhan untuk sub sektor bank turun menjadi negatif 2,42 persen, lembaga keuangan lainnya turun negatif 1,71 persen dan jasa perusahaan turun negatif 0,08 persen. Kontribusi sektor ini turun banyak sebesar 0.1 persen yaitu 2.17 persen menjadi 2,07 persen. Penurunan kontribusi ini terjadi si seluruh sub sektor dengan kontributor penurunan utama pada sub sektor sewa bangunan. Kondisi yang sama jika diamati secara per semester. 77 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel. 5.14 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen)
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
4,22
6,70
0,99
2,09
4,00
8.1 Bank
4,15
8,94
3,38
(2,42)
5,04
8.2 Lembaga Keuangan Lainnya
2,58
3,09
2,47
(1,71)
4,18
8.3 Sewa Bangunan
4,49
6,73
0,25
4,14
3,46
8.4 Jasa Perusahaan
3,67
5,43
1,14
(0,08)
4,93
Sektor/Sub sektor (1) 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Tabel. 5.15 Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
2,16
2,17
2,10
2,05
2,07
8.1 Bank
0,29
0,30
0,30
0,30
0,30
8.2 Lembaga Keuangan Lainnya
0,09
0,09
0,09
0,09
0,09
8.3 Sewa Bangunan
1,36
1,37
1,30
1,27
1,28
8.4 Jasa Perusahaan
0,42
0,41
0,42
0,39
0,40
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
78 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.8.1 Sub Sektor Keuangan Adanya ketidakstabilan dari nilai tukar rupiah serta tingkat inflasi dan suku bunga memberikan dampak terhadap kinerja sub sektor bank dimana di tahun 2008.
Krisis ekonomi global yang
berdampak pada nilai tukar rupiah terhadap dollar memberikan pengaruh yang cukup significant terhadap kinerja perbankan meskipun tidak sampai terjadi depresiasi. Hal ini dapat diamati pada melemahnya laju pertumbuhan perbankan dari 8,94 persen menjadi 5,04 persen. Jika diamati per semester maka pada semester II terjadi depresiasi yaitu laju pertumbuhannya turun menjadi negatif 2,42 persen dibandingkan dengan semester sebelumnya yang masih mencapai 3,38 persen.
5.8.2
Sub Sektor Lembaga Keuangan Lainnya Kondisi yang berbeda dengan sektor perbankan, sektor ini
masih bisa tumbuh lebih baik dibandingkan dengan teahun sebelumnya yaitu tumbuh sebesar 4,18 persen dari 3,09 persen. Namun demikian jika diamati laju pertumbuhan persemester maka hal ynag sama dengan sektor Bank dimana pada semester II terjadi depresiasi yaitu laju pertumbuhannya menjadi negatif 1,71 persen daibandingkan dengan semester sebelumnya yang masih tumbuh 2,47 persen.
79 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.8.3
Sub Sektor Sewa Bangunan Kinerja sub sektor sewa bangunan di tahun 2007 mengalami
penurunan sebesar 3 poin lebih yaitu dari 6,73 persen di tahun 2007 menjadi 3,46 persen. Namun demikian laju pertumbuhan sektor ini tidak mengalami dipresiasi baik pada semester I maupun semester II seperti pada sub sektor lainnya dengan kinerja pada semester II sebesar 4,14 persen lebih baik dibandingkan dengan semester I yang sebesar 0,25 persen. Sejalan dengan penurunan kinerja atau melemahnya laju pertumbuhan berakibat pada besaran kontribusi yang diberikan yaitu turun menjadi 1,28 persen dari 1,37 persen dimana
untuk setiap
semester mengalami penurunan yaitu semester I sebesar 1, 30 persen dan semester II turun menjadi 1,27 persen.
5.8.4
Sub Sektor Jasa Perusahaan Seprti halnya dengan sub sektor lainnya, kinerja sektor ini juga
mengalami perlambatan yaitu menjadi 4,93 persen dari 5,43 persen dengan laju pertubuhan pada semester I sebesar 1,14 persen dan pada semester II mengalami depresiasi sebesar negatif 0,08 persen. Tingkat kontribusinya mengalami penurunan sebesar 0,02 persen yaitu dari 0.41 persen menjadi 0,39 persen. Penurunan kontribusi ini terjadi di setiap semester yaitu semester I sebesar 0,40 persen dan pada semester II sebesar 0,38 persen
80 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.9
Sektor Jasa-jasa Sektor jasa jasa terdiri dari dua sub sektor yaitu pemerintahan
umum dan swasta.
Seperti halnya dengan sektor lainnya, kinerja
sektor ini di tahun 2008 mengalami penurunan yang digambarkan pada melemahnya laju pertumbuhan dari 6,38 persen di tahun 2007 menjadi 4,80 persen di tahun 2008. Melemahnya laju pertumbuhan ini sangat dipengaruhi oleh melemahnya dari sub sektor jasa-jasa swasta. Jika diamati secara per semester maka terjadi perbedaan yang mencolok dimana semester I terdepresiasi sebesar negatif 15,41 persen sementara di semester II terjadi peningkatan yang cukup tinggi yaitu 18,40 persen. Kondisi dikarenakan konsumsi pemerintah dalam hal realisasi proyek pembangunan masih belum efektif terutama di semester I sehingga di semester II terjadi peningkatan yang cukup tinggi karena terkumpulnya realisasi terutama proyek pembangunan. Di samping itu, pengaruh dari terdepresiasinya sub sektor hiburan dan rekreasi dan jasa perorangan dan rumahn tangga turut memberi subangan pada melemahnya tingkat pertumbuhan di semester I. Kontribusi
sektor
jasa-jasa
terhadap
PDRB
Kabupaten
Bandung di tahun 2008 turun dari 5.17 menjadi 5.06 persen dengan kontributor utama dari sub sektor jasa swasta 2.57 persen sedangkan jasa pemerintahan umum sedikit lebih rendah yaitu sebesar 2.49 persen. Jika diamati secara per semester maka kontribusi di semester II lebih baik dibandingkan dengan semester I.
81 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
Tabel. 5. 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-jasa Tahun 2008 Kabupaten Bandung (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
9. Jasa-jasa
6.10
6.38
(15,41)
18,40
4,80
9.1 Jasa Pemerintahan Umum
5.36
5.62
(28,00)
37,04
5,82
9.2 Jasa Swasta
6.87
7.16
(0,15)
2,10
3,77
9.2.1 Sosial Kemasyarakatan
9.92
5.65
3,14
(0,03)
5,61
9.2.1 Hiburan dan Rekreasi
6.25
8.98
(1,03)
9,66
4,66
9.2.1 Perorangan & Rmh Tangga
5.83
7.67
(1,28)
2,76
3,11
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Tabel. 5.17 Kontribusi Sektor Jasa-jasa Tahun 2008 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen)
Sektor/Sub sektor
2006*)
2007**)
Sem I ‘08
Sem II ‘08
2008***)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
9. Jasa-jasa
5,09
5,17
4,75
5,35
5,06
9.1 Jasa Pemerintahan Umum
2,48
2,50
2,12
2,82
2,49
9.2 Jasa Swasta
2,61
2,67
2,62
2,53
2,57
9.2.1 Sosial Kemasyarakatan
0,63
0,62
0,65
0,58
0,61
9.2.1 Hiburan dan Rekreasi
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
9.2.1 Perorangan & Rmh Tangga
1,95
2,01
1,95
1,92
1,93
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
82 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
5.9.1
Sub Sektor Jasa Pemerintahan Umum Kinerja sub sektor pemerintahan ada sedikit peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 5.82 persen dari 5.62 persen di tahun sebelumnya.
Jika diamati secara semesteran
maka kinerja antara semester I dan II terdapat perbedaan yang mencolok dimana di semester I laju pertumbuhannya terdepresiasi negative 28,00 persen sedangkan di semester II pertumbuhannya meningkat sangat significant yaitu 37,04 persen. Menurut berbagai sumber kondisi ini akibat dari banyaknya realisasi pembangunan yang jatuh pada semester II. Namun demikian dari sisi kontribusinya sub sektor ini selama tahun 2007 mengalami penurunan.
5.9.2
Sub Sektor Sosial Kemasyarakatan Kinerja sub sektor sosial kemasyarakatan tahun ini sedikit
mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu meraih angka 5,61 persen dimana tahun sebelumnya mampu tumbuh sebesar 5,65 persen.
Adapun kontribusi pembentukan PDRB sub
sektor ini tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu hanya turun 0. 01 persen yaitu dari 0,62 persen menjadi 0,61 persen.
5.9.3
Sub Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi Laju pertumbuhan sub sektor jasa hiburan di tahun ini
mengalami perlambatan dibanding tahun sebelumnya yaitu menjadi 83 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung
4,66 persen dari 8,98 persen. Melemahnya konerja sektor jasa hiburan dan rekreasi adanya dipresiasi selama semester I yang sebesar negatif 1,03 meskipun di semester II mengalami peningkatan sebesar 9,66 persen.
Peningkatan yang cukup tinggi di semester II ini
kemungkinan besar karena pengaruh banyaknya hari-hari libur, adanya hari raya Idul Fitri dan Idul Adha serta Natal yang jatuh di semester II, sehingga terjadi peningkatan kunjungan ke obyek-obyek wisata di Kabupaten Bandung. Meski laju pertumbuhannya ternyata tidak berpengaruh terhadap tingkat kontribusinya dimana hampir sepanjang tahun tetap sama yaitu sebesar 0.03 persen.
5.9.4
Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Krisis ekonomi melanda juga di sektor jasa perorangan dan
rumah tangga, dimana pada tahun 2008 kinerjanya melemah menjadi 3,11 persen dari sebesar 7.67 persen di tahun 2007.
Hal yang sama
terjadi di tiap semester, dimana pada semester I mengalami kelesuan hingga sampai menurun dan di semester II terjadi perbaikan laju pertumbuhan hingga tumbuh positif kembali.
Demikian juga dengan
tingkat kontribusi yang disumbangkan yang mengalami penurunan 0.04 persen yaitu dari 2,01 persen di tahun 2007 menjadi 1,93 persen di tahun 2008.
84 Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Tahun 2008 Kabupaten Bandung
TABEL 1.1.
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEMESTERAN
KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU 2008 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA [1]
Tahun
Tahun
2006
2007
Semester I
Semester II
Tahun 2008
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Tahun 2008
2,228,624.63
2,465,321.20
1,337,151.16
1,416,481.11
2,753,632.27
1,587,633.26
1,747,156.38
952,800.79
995,055.67
1,947,856.46
b. Perkebunan
327,482.25
374,128.08
201,017.48
221,212.32
422,229.80
c. Peternakan
238,416.72
258,846.82
139,141.68
151,354.48
290,496.15
d. Kehutanan
10,221.70
11,329.44
5,987.47
6,586.22
12,573.69
e. Perikanan
64,870.69
73,860.48
38,203.74
42,272.42
80,476.17
368,568.14
419,179.41
223,561.23
244,742.57
468,303.80
316,937.36
361,967.80
193,398.54
212,071.24
405,469.78
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota
-
5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya
-
-
-
51,630.78
57,211.62
30,162.69
32,671.33
62,834.01
17,876,119.11
20,154,147.70
11,231,841.67
12,043,903.82
23,275,745.49
-
-
-
-
-
17,876,119.11
20,154,147.70
11,231,841.67
12,043,903.82
23,275,745.49
524,707.23
588,412.89
313,675.04
328,983.70
642,658.74
511,541.95
573,614.91
305,898.78
320,618.78
626,517.55
-
c. Air Bersih
-
13,165.28
14,797.97
7,776.26
8,364.92
16,141.18
506,056.81
571,271.13
315,363.31
333,030.75
648,394.06
4,432,799.58
5,112,043.54
2,829,441.31
3,175,756.62
6,005,197.92
3,710,568.82
4,278,269.10
2,350,224.72
2,682,648.64
5,032,873.36
4,093.35
4,622.37
2,657.91
2,679.05
5,336.96
718,137.41
829,152.07
476,558.68
490,428.92
966,987.60
1,360,838.72
1,566,528.90
862,368.39
904,241.40
1,766,609.79
1,156,869.15
1,321,398.86
727,646.31
758,251.49
1,485,897.80
10,487.86
12,138.38
7,090.76
7,168.76
14,259.52
1,026,575.16
1,172,967.56
648,843.33
671,403.29
1,320,246.62
3 Angkutan laut
-
-
-
-
-
4 Angkutan Sungai & Penyebrangan
-
-
-
-
-
5 Angkutan Udara
-
-
-
-
6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
119,806.13
136,292.92
-
71,712.22
79,679.45
151,391.67
203,969.56
245,130.04
134,722.09
145,989.90
280,711.99
634,303.87
721,566.12
385,897.54
406,980.00
792,877.54
a. Bank
85,798.89
98,998.69
55,142.04
59,181.37
114,323.41
b. Lembaga Keuangan lainnya
26,428.77
29,682.82
15,920.60
17,243.01
33,163.61
399,601.28
455,312.02
237,915.84
253,285.80
491,201.64
8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN
c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA
122,474.92
137,572.58
76,919.06
77,269.82
154,188.88
1,499,027.98
1,721,159.87
871,706.75
1,064,608.77
1,936,315.52
a. Pemerintahan Umum
731,063.54
832,737.37
389,755.73
561,841.47
951,597.21
b. Swasta
767,964.44
888,422.50
481,951.01
502,767.30
984,718.31
185,409.53
208,142.73
118,631.99
115,571.28
234,203.27
8,328.91
9,586.22
5,096.98
5,617.89
10,714.86
574,226.00
670,693.55
358,222.05
381,578.13
739,800.18
PDRB DENGAN MIGAS
29,431,046.06
33,319,630.76
18,371,006.39
19,918,728.73
38,289,735.12
PDRBTANPA MIGAS
29,114,108.70
32,957,662.96
18,177,607.85
19,706,657.49
37,884,265.34
1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga
TABEL 2.1.
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI SEMESTERAN
KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU 2008 (Persen)
LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan
Tahun
Tahun
2006
2007
Semester I
Semester II
Tahun 2008
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Tahun 2008
12.27
10.62
5.54
4.37
11.59
12.47 14.04 8.75 13.27 11.92
10.05 14.24 8.57 10.84 13.86
6.16 4.80 3.79 1.00 1.41
4.43 10.05 8.78 10.00 10.65
11.49 12.86 12.23 10.98 8.96
14.13
13.73
6.06
9.47
11.72
14.53 11.76
14.21 10.81
6.31 4.47
9.66 8.32
12.02 9.83
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
16.14
12.74
7.41
7.23
15.49
16.14
12.74
7.41
7.23
15.49
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih
13.32
12.14
3.90
4.88
9.22
13.32 13.18
12.13 12.40
3.93 2.60
4.81 7.57
9.22 9.08
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
5. BANGUNAN/KONTRUKSI
13.98
12.89
7.43
5.60
13.50
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
13.67
15.32
6.69
12.24
17.47
13.70 14.97 13.51
15.30 12.92 15.46
6.44 1.78 7.97
14.14 0.80 2.91
17.64 15.46 16.62
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
22.21
15.11
6.13
4.86
12.77
23.33 13.21 25.00 11.46 16.18
14.22 15.74 14.26 13.76 20.18
6.53 7.76 6.72 4.71 4.05
4.21 1.10 3.48 11.11 8.36
12.45 17.47 12.56 11.08 14.52
8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan
12.03
13.76
4.81
5.46
9.88
14.43 15.45 10.89 13.45
15.38 12.31 13.94 12.33
8.30 6.54 4.31 3.61
7.33 8.31 6.46 0.46
15.48 11.73 7.88 12.08
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga
14.60 13.68 15.50 14.70 13.02 15.80
14.82
(11.69)
22.13
12.50
13.91 13.91 15.69 12.26
(24.93) (24.93) 2.99 8.28
44.15 44.15 4.32 (2.58)
14.27 14.27 10.84 12.52
PDRB DENGAN MIGAS
15.44
13.21
5.88
8.31
14.92
PDRBTANPA MIGAS
15.45
13.20
5.88
8.30
14.95
TABEL 3.1. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU 2008 (Persen)
LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan
Tahun
Tahun
2006
2007
Semester I
Semester II
Tahun 2008
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Tahun 2008
7.57
7.40
7.28
7.01
7.19
5.39 1.11 0.81 0.03 0.22
5.24 1.12 0.78 0.03 0.22
5.19 1.09 0.76 0.03 0.21
5.00 1.11 0.76 0.03 0.21
5.09 1.10 0.76 0.03 0.21
1.25
1.26
1.22
1.23
1.22
1.08 0.18
1.09 0.17
1.05 0.16
1.07 0.16
1.06 0.16
60.74
60.49
61.14
60.53
60.79
60.74
60.49
61.14
60.53
60.79
1.78
1.77
1.71
1.65
1.68
1.74 0.04
1.72 0.04
1.67 0.04
1.61 0.04
1.64 0.04
1.72
1.71
1.72
1.67
1.69
15.06
15.34
15.40
15.96
15.68
12.61 0.01 2.44
12.84 0.01 2.49
12.79 0.01 2.59
13.48 0.01 2.46
13.14 0.01 2.53
4.62
4.70
4.69
4.54
4.61
3.93 0.04 3.49 0.41 0.69
3.97 0.04 3.52 0.41 0.74
3.96 0.04 3.53 0.39 0.73
3.81 0.04 3.37 0.40 0.73
3.88 0.04 3.45 0.40 0.73
2.16
2.17
2.10
2.05
2.07
0.29 0.09 1.36 0.42
0.30 0.09 1.37 0.41
0.30 0.09 1.30 0.42
0.30 0.09 1.27 0.39
0.30 0.09 1.28 0.40
5.09
5.17
4.75
5.35
5.06
2.48 2.61 0.63 0.03 1.95
2.50 2.67 0.62 0.03 2.01
2.12 2.62 0.65 0.03 1.95
2.82 2.53 0.58 0.03 1.92
2.49 2.57 0.61 0.03 1.93
PDRB DENGAN MIGAS
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
PDRBTANPA MIGAS
98.92
98.91
98.95
98.93
98.94
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga
TABEL 4.1. INDEKS IMPLISIT PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG INDUK TAHUN 2008 (Persen)
LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan
Tahun
Tahun
2006
2007
[3]
Tahun
Tahun 2008 Semester I
Semester II
2008
[4]
[5]
[7]
166.53
179.71
191.49
174.75
193.24
167.74 165.31 153.80 164.96 199.85
181.13 179.75 163.18 171.68 218.30
190.00 192.42 171.47 177.71 226.14
198.77 196.33 182.41 191.22 235.58
194.38 194.45 177.01 184.54 231.00
157.12
170.95
176.54
189.35
183.01
158.33 150.11
173.27 157.62
179.37 160.34
193.03 168.47
186.26 164.47
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
164.93
175.58
184.49
199.99
192.20
164.93
175.58
184.49
199.99
192.20
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih
162.39
170.60
176.82
178.76
177.81
162.96 143.01
171.09 153.46
177.37 157.70
179.39 157.48
178.40 157.59
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
5. BANGUNAN/KONTRUKSI
161.76
174.45
182.15
200.12
190.96
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
168.86
181.30
194.24
193.25
200.52
169.99 156.15 163.34
182.94 169.51 173.34
195.69 186.16 187.41
209.64 183.42 190.84
202.89 184.77 189.13
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
189.64
204.72
225.07
219.44
222.15
191.19 167.39 194.44 169.05 181.33
204.88 182.52 208.70 178.68 203.90
226.92 198.85 231.34 195.79 215.61
219.29 192.86 224.39 185.93 220.22
222.96 195.79 227.76 190.47 217.98
161.33
172.00
178.76
184.66
181.74
141.40 175.04 161.62 174.61
149.76 190.70 172.53 186.04
156.91 194.69 177.89 198.19
172.58 214.52 181.84 199.25
164.65 204.52 179.90 198.72
8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan
174.96
188.83
199.31
205.58
202.71
168.94 181.11 168.25 164.82 185.96
182.19 195.52 178.78 174.07 201.73
191.01 206.57 192.94 185.41 211.87
200.93 211.05 188.02 186.36 219.62
196.75 208.83 190.48 185.90 215.80
PDRB DENGAN MIGAS
166.84
178.33
188.29
197.12
194.62
PDRBTANPA MIGAS
166.94
178.39
188.39
197.17
194.72
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga
TABEL 1.2.
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEMESTERAN
KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2008 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA [1]
Tahun
Tahun
2006
2007
Semester I
Semester II
Tahun 2008
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Tahun 2008
1,338,248.71
1,371,807.73
707,353.33
717,639.65
1,424,992.98
a. Tanaman Bahan makanan
946,474.33
964,613.57
501,478.08
500,605.59
1,002,083.66
b. Perkebunan
198,104.76
208,135.54
104,467.35
112,672.74
217,140.10
c. Peternakan
155,013.64
158,625.37
81,144.46
82,972.91
164,117.38
d. Kehutanan
6,196.40
6,599.07
3,369.26
3,444.37
6,813.63
e. Perikanan
32,459.58
33,834.19
16,894.17
17,944.04
34,838.21
234,570.64
245,205.26
126,633.55
129,255.19
255,888.74
200,176.06
208,909.19
107,822.22
109,862.47
217,684.68
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota
-
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya
-
-
36,296.08
18,811.33
19,392.72
38,204.05
10,838,753.39
11,478,643.51
6,088,132.63
6,022,264.02
12,110,396.65
-
-
-
2.00
6,022,264.02
12,110,396.65
11,478,643.51
323,121.39
344,912.15
177,397.84
184,041.55
361,439.39
313,915.39
335,269.40
172,466.87
178,729.91
351,196.77
9,642.74
6,088,132.63
1.00
10,838,753.39
9,206.00
5. BANGUNAN/KONTRUKSI
-
34,394.58
-
c. Air Bersih
-
4,930.97
5,311.64
10,242.62
312,842.65
327,475.13
173,132.31
166,414.77
339,547.08
2,625,092.39
2,819,715.77
1,456,683.16
1,538,080.20
2,994,763.36
2,182,810.95
2,338,657.77
1,200,969.83
1,279,630.95
2,480,600.77
2,621.50
2,726.94
1,427.77
1,460.63
2,888.40
439,659.94
478,331.05
254,285.57
256,988.62
511,274.19
717,582.16
765,192.41
383,147.71
412,071.14
795,218.85
605,097.53
644,972.92
320,664.61
345,777.96
666,442.58
6,265.70
6,650.55
3,565.86
3,717.05
7,282.91
527,962.69
562,046.23
280,471.19
299,206.67
579,677.86
3 Angkutan laut
-
-
-
-
-
4 Angkutan Sungai & Penyebrangan
-
-
-
-
-
5 Angkutan Udara
-
-
-
-
6 Jasa Penunjang Angkutan
70,869.14
76,276.14
112,484.63
120,219.49
393,169.22
419,515.28
a. Bank
60,677.22
66,103.79
b. Lembaga Keuangan lainnya
15,098.37 247,250.01
b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN
c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA
36,627.56
-
42,854.24
79,481.80
62,483.10
66,293.18
128,776.27
215,878.75
220,399.15
436,277.90
35,142.92
34,292.46
69,435.37
15,565.16
8,177.61
8,037.78
16,215.39
263,897.39
133,746.59
139,289.11
273,035.70
70,143.62
73,948.94
38,811.63
38,779.80
77,591.43
856,789.53
911,462.80
437,361.82
517,845.85
955,207.67
a. Pemerintahan Umum
432,745.78
457,066.09
204,047.16
279,620.18
483,667.34
b. Swasta
424,043.75
454,396.70
233,314.66
238,225.67
471,540.33
110,200.11
116,422.62
61,487.44
61,467.54
122,954.98
5,053.46
5,507.04
2,749.07
3,014.60
5,763.68
308,790.18
332,467.04
169,078.15
173,743.52
342,821.67
1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS
17,640,170.09
18,683,930.04
9,756,654.40
10,094,247.23
19,673,732.61
PDRBTANPA MIGAS
17,439,994.03
18,475,020.86
9,648,832.18
9,984,384.76
19,456,047.92
TABEL 2.2.
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI SEMESTERAN
KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2008 (Persen)
LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan
Tahun
Tahun
2006
2007
Semester I
Semester II
Tahun 2008
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Tahun 2008
0.20
2.51
1.29
14.37
3.88
(1.53) 5.05 4.80 5.63 1.22
1.92 5.06 2.33 6.50 4.23
2.88 3.49 0.60 1.00 (0.65)
(0.17) 7.85 2.25 2.23 6.21
3.88 4.33 3.46 3.25 2.97
4.41
4.53
2.05
2.07
4.36
4.06 6.51
4.36 5.53
1.98 2.45
1.89 3.09
4.20 5.26
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas a. Industri Tanpa Migas
6.55
5.90
2.71
(1.08)
5.50
6.55
5.90
2.71
(1.08)
5.50
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih
5.04
6.74
2.71
3.75
4.79
5.00 6.26
6.80 4.74
2.69 3.32
3.63 7.72
4.75 6.22
5. BANGUNAN/KONTRUKSI
5.76
4.68
3.43
(3.88)
3.69
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
6.09
7.41
1.83
12.81
6.21
5.74 7.76 7.87
7.14 4.02 8.80
1.90 0.67 1.54
6.55 2.30 1.06
6.07 5.92 6.89
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
5.94
6.63
(1.83)
7.55
3.92
5.73 7.65 5.91 4.25 7.06
6.59 6.14 6.46 7.63 6.88
(2.54) 2.42 (2.03) (6.68) 1.95
7.83 4.24 6.68 17.00 6.10
3.33 9.51 3.14 4.20 7.12
4.22
6.70
0.99
2.09
4.00
4.15 2.58 4.49 3.67
8.94 3.09 6.73 5.43
3.38 2.47 0.25 1.14
(2.42) (1.71) 4.14 (0.08)
5.04 4.18 3.46 4.93
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan
6.10
6.38
(15.41)
18.40
4.80
5.36 6.87 9.92 6.25 5.83
5.62 7.16 5.65 8.98 7.67
(28.00) (0.15) 3.14 (1.03) (1.28)
37.04 2.10 (0.03) 9.66 2.76
5.82 3.77 5.61 4.66 3.11
PDRB DENGAN MIGAS
5.80
5.92
1.29
3.46
5.30
PDRBTANPA MIGAS
5.82
5.93
1.28
3.48
5.31
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga
TABEL 3.2. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2008 (Persen)
LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan
Tahun
Tahun
2006
2007
Semester I
Semester II
Tahun 2008
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Tahun 2008
7.59
7.34
7.16
7.91
7.24
5.37 1.12 0.88 0.04 0.18
5.16 1.11 0.85 0.04 0.18
5.14 1.07 0.83 0.03 0.17
4.96 1.12 0.82 0.03 0.18
5.09 1.10 0.83 0.03 0.18
1.33
1.31
1.30
1.28
1.30
1.13 0.19
1.12 0.19
1.11 0.19
1.09 0.19
1.11 0.19
61.44
61.44
62.40
59.66
61.56
61.44
61.44
62.40
59.66
61.56
1.83
1.85
1.82
1.82
1.84
1.78 0.05
1.79 0.05
1.77 0.05
1.77 0.05
1.79 0.05
1.77
1.75
1.77
1.65
1.73
14.88
15.09
14.93
16.28
15.22
12.37 0.01 2.49
12.52 0.01 2.56
12.31 0.01 2.61
12.68 0.01 2.55
12.61 0.01 2.60
4.07
4.10
3.93
4.08
4.04
3.43 0.04 2.99 0.40 0.64
3.45 0.04 3.01 0.41 0.64
3.29 0.04 2.87 0.38 0.64
3.43 0.04 2.96 0.42 0.66
3.39 0.04 2.95 0.40 0.65
2.23
2.25
2.21
2.18
2.22
0.34 0.09 1.40 0.40
0.35 0.08 1.41 0.40
0.36 0.08 1.37 0.40
0.34 0.08 1.38 0.38
0.35 0.08 1.39 0.39
4.86
4.88
4.48
5.13
4.86
2.45 2.40 0.62 0.03 1.75
2.45 2.43 0.62 0.03 1.78
2.09 2.39 0.63 0.03 1.73
2.77 2.36 0.61 0.03 1.72
2.46 2.40 0.62 0.03 1.74
PDRB DENGAN MIGAS
100.00
100.00
100.00
100.00
100.00
PDRBTANPA MIGAS
98.87
98.88
98.89
98.91
98.89
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga
TABEL 4.2. INFLASI PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG INDUK TAHUN 2008 (Persen)
LAPANGAN USAHA [1]
Tahun
Tahun
2006
2007
Semester I
Semester II
Tahun 2008
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
Tahun 2008
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan
12.05
7.91
4.20
(8.74)
7.53
14.21 8.56 3.77 7.24 10.57
7.98 8.74 6.10 4.07 9.23
3.19 1.26 3.17 9.76 2.07
4.62 2.03 6.38 7.60 4.18
7.32 8.18 8.47 7.49 5.82
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
9.31
8.80
3.93
7.25
7.05
10.06 4.94
9.43 5.00
4.25 1.97
7.62 5.07
7.50 4.34
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b Industri Tanpa Migas
9.00
6.46
4.57
8.40
9.46
9.00
6.46
0.88
8.40
9.46
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih
7.88
5.06
1.16
1.09
4.22
7.92 6.51
4.99 7.31
1.21 (0.70)
1.14 (0.14)
4.27 2.69
5. BANGUNAN/KONTRUKSI
7.77
7.84
3.87
9.87
9.46
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran
7.14
7.36
4.77
(0.51)
10.61
7.52 6.69 5.23
7.62 8.56 6.12
4.46 1.11 6.33
7.13 (1.47) 1.83
10.91 9.01 9.11
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN DAN JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan
15.36
7.95
8.12
(2.50)
8.51
16.64 5.17 18.02 6.92 8.53
7.16 9.04 7.33 5.70 12.45
9.30 5.21 8.93 12.21 2.06
(3.36) (3.01) (3.00) (5.03) 2.14
8.83 7.27 9.13 6.60 6.91
7.50
6.61
3.79
3.30
5.66
9.88 12.55 6.13 9.43
5.91 8.94 6.75 6.55
4.76 3.98 4.05 2.45
9.99 10.19 2.22 0.54
9.94 7.25 4.27 6.82
8.01
7.93
4.40
3.15
7.35
7.89 8.08 4.35 6.38 9.42
7.85 7.96 6.26 5.62 8.48
4.26 3.15 4.98 (0.02) 2.72
5.19 2.17 (2.55) 0.51 3.66
7.99 6.81 6.54 6.80 6.97
PDRB DENGAN MIGAS
9.11
6.89
4.54
4.69
9.13
PDRBTANPA MIGAS
9.10
6.86
4.54
4.66
9.15
9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga