Katalog BPS : 9205.3204
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2012
Kerjasama
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG dengan
BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2012
ISSN Nomor Publikasi Katalog BPS
: 0854.9303 : 3204.1267 : 9205.3204
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 17 cm x 23,5 cm : x + 88 Halaman
Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Bandung Desain gambar kulit : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Dicetak oleh Widji Offset
:
Boleh mengutip dengan menyebut sumbernya
Bupati Bandung
Kata Sambutan Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan memanjatkan puji syukur kehadlirat Illahi Robbi, dan atas ijin-Nya penyusunan publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2012 dapat diterbitkan. Publikasi ini merupakan hasil kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) pemerintah Kabupaten Bandung dan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung. Penyusunan publikasi ini dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan terhadap indikator ekonomi makro yang dapat digunakan untuk perencanaan dan evaluasi pembangunan ekonomi wilayah. Data statistik ini diharapkan dapat dimanfaatkan secara luas, baik oleh masyarakat maupun kepentingan pemerintah Kabupaten Bandung sebagai evaluasi hasil-hasil pembangunan juga sebagai sumber informasi untuk menyusun strategi kebijakan perekonomian regional di masa yang akan datang. Akhir kata kepada semua pihak yang telah memberikan data-data dasar maupun pendukung dalam menyusun publikasi ini diucapkan terima kasih. Semoga publikasi ini berguna bagi semua pihak. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Soreang, Desember 2012 BUPATI BANDUNG
H. DADANG M. NASER, SH.,S.Ip
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan ke Hadlirat Allah SWT, atas limpahan Rahmat dan Karunia-Nya penyusunan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2012 dapat diselesaikan. Seperti halnya dengan tahun sebelumnya bahwa publikasi ini merupakan kelanjutan dari publikasi sebelumnya yang merupakan hasil kerjasama antara Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bandung dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung. Publikasi ini memuat indikator makro ekonomi yang dapat memberi gambaran kinerja perekonomian Kabupaten Bandung secara utuh. Data yang digunakan untuk menyusun publikasi ini bersumber dari berbagai Dinas, Badan dan Lembaga di tingkat Kabupaten Bandung serta hasil dari survei-survei yang dilakukan oleh BPS Kabupaten Bandung. Diharapkan publikasi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik instansti pemerintah beserta jajarannya untuk dijadikan bahan evaluasi dan perencanaan pembangunan maupun oleh swasta sebagai bahan penelitian, perencanaan dan pelaksanaan program kerja. Akhirnya kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu terwujudnya publikasi ini, masukan dari berbagai pihak sangat diharapkan sebagai upaya penyempurnaan publikasi di masa yang akan datang. Soreang, Desember 2012 KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG
IR. R. BASWORO WAHYU UTOMO NIP.19620405 199003 1 001
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Dengan memanjatkan Puji dan Syukur kepada ALLAH SWT, berkat iradat dan ijin-Nya penyusunan buku Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran tahun 2012 dapat diterbitkan. Publikasi ini merupakan hasil kerjasama Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bandung dengan Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bandung. Pada umumnya perencanaan di bidang ekonomi suatu daerah merupakan upaya meningkatkan pembangunan ekonomi dengan tujuan meningkatkan taraf hidup penduduknya, pemerataan pendapatan, memperluas lapangan kerja serta meningkatkan hubungan ekonomi antar wilayah. Untuk memenuhi kebutuhan akan data statistik maka penyusunan publikasi ini dimaksudkan sebagai upaya untuk meningkatkan ketersediaan data yang lengkap, akurat dan tepat waktu, sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan baik oleh masyarakat umum maupun pemerintah daerah Kabupaten Bandung dalam perencanaan maupun evaluasi hasil-hasil pembangunan. Terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan data-data dasar maupun data pendukung dalam menyusun publikasi ini dan atas kerjasamanya sehingga dapat tersusun publikasi PDRB ini, mudah-mudahan dapat bermanfaat dan berguna bagi semua pihak. Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Soreang, Desember 2012 BADAN PERECANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KABUPATEN BANDUNG KEPALA
ERNAWAN MUSTIKA PEMBINA UTAMA MUDA NIP. 19591230 198503 1 012
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
DAFTAR ISI Sambutan Bupati
i
Kata Pengantar
ii
Daftar Isi
iii
Daftar Tabel
vii
Daftar Grafik
ix
Daftar Lampiran
x
Bab I
Pendahuluan
1
1.1 Latar Belakang
2
1.2 Tujuan
3
1.3 Kegunaan PDRB Semesteran
4
1.4 Ruang Lingkup
4
1.5 Pengunaan Tahun Dasar 2000
5
Metodologi
8
2.1 Konsep dan Definisi
9
2.2 Produk Domestik Regional Bruto
9
Bab II
2.2.1 Pengertian PDRB
9
2.2.2 Metode Perhitungan
10
2.2.3 Angka Indeks
11
2.2.3.1 Indeks Produksi
12
2.2.3.2 Indeks Penjualan
13
2.2.4 Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
14
2.2.5 Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
14
2.4 Keterbatasan
15
P a g e | iii
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Bab III
Uraian Sektoral
16
3.1 Pertanian
19
3.1.1 Tanaman Bahan Makanan
19
3.1.2 Tanaman Perkebunan
20
3.1.3 Kehutanan
20
3.1.4 Peternakan dan Hasil-hasilnya
21
3.1.5 Perikanan
21
3.2 Pertambangan dan Penggalian
22
3.2.1 Minyak dan Gas Bumi
22
3.2.2 Pertambangan Tanpa Gas
22
3.2.3 Penggalian
23
3.3 Industri dan Pengolahan
23
3.3.1 Industri Migas
24
3.3.2 Industri Tanpa Migas
24
3.4 Listrik, Gas dan Air Bersih
25
3.4.1 Listrik
25
3.4.2 Air Bersih
26
3.5 Bangunan
26
3.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
27
3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran
27
3.6.2 Hotel
27
3.6.3 Restoran
28
3.7 Pengangkutan dan Komunikasi
29
3.7.1 Pengangkutan
29
3.7.2 Komunikasi
31
3.8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
32
3.8.1 Bank
32
3.8.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank
32
3.8.3 Jasa Penunjang Keuangan
33
3.8.4 Sewa Bangunan
33
3.8.5 Jasa Perusahaan
33
3.9 Jasa-jasa
34
P a g e | iv
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Bab IV
Bab V
3.9.1 Pemerintahan Umum
34
3.9.2 Swasta
35
Kinerja Perekonomian Kabupaten Bandung
37
4.1. Pertumbuhan Ekonomi
38
4.2. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
42
4.3. Struktur Ekonomi
45
4.4. PDRB Per Kapita
48
4.5. Tingkat Inflasi
51
Analisis Sektoral
54
5.1
55
5.2
Sektor Pertanian 5.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Pangan (Tabama)
57
5.1.2 Sub Sektor Perkebunan
58
5.1.3 Sub Sektor Peternakan
58
5.1.4 Sub Sektor Kehutanan
59
5.1.5 Sub Sektor Perikanan
59
Sektor Pertambangan dan Penggalian
59
5.2.1 Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi
61
5.2.2 Sektor Penggalian
61
5.3
Sektor Industri Pengolahan
61
5.4
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
64
5.4.1 Sub Sektor Listrik
65
5.4.2 Sub Sektor Air Bersih
65
5.5 Sektor Bangunan/Konstruksi
66
5.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
67
5.6.1 Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran
68
5.6.2 Sub Sektor Hotel
69
5.6.3 Sub Sektor Restoran
69
5.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
70
5.7.1 Sub Sektor Pengangkutan
72
5.7.2 Sub Sektor Komunikasi
73
P a g e |v
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
5.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
73
5.8.1 Sub Sektor Bank
75
5.8.2 Sub Sektor Lembaga Keuangan Lainnya
75
5.8.3 Sub Sektor Sewa Bangunan
75
5.8.4. Sub Sektor Jasa Perusahaan
76
5.9 Sektor Jasa-jasa
76
5.9.1 Sub Sektor Jasa Pemerintah Umum
78
5.9.2 Sub Sektor Swasta
78
5.9.2.1 Sub Sektor Sosial Kemasyarakatan
78
5.9.2.2 Sub Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi
78
5.9.2.3 Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumahtangga
79
P a g e | vi
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 – 2012 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2008 – 2012 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga KonstanTahun 2011-2012 Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Setiap Kelompok Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2012 Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Tahun 2012 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Kabupaten Bandung Pengolahan Tahun 2012 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas dan Air Kabupaten Bandung Tahun 2012 Kontribusi Sektor Listrik, Gas dan Air Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Bangunan Kabupaten Bandung Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Tahun 2012
41 42 44 47 50 52 55 57 60 60 62 63 64 65 66 67
P a g e | vii
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Tabel 5.11 Tabel 5.12 Tabel 5.13 Tabel 5.14 Tabel 5.15 Tabel 5.16 Tabel 5.17
Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Bandung Tahun 2012 Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Tahun 2012 Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-jasa Kabupaten Bandung Tahun 2012 Kontribusi Sektor Jasa-jasa Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012
68 70 71 74 74 76 77
P a g e | viii
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1
LPE Kabupaten Bandung Tahun 2001-2012
38
Grafik 4.2
LPE Kabupaten Bandung Semester I dan II Tahun 2012
39
Grafik 4.3
LPE Kabupaten Bandung Tahun 2011-2012
40
Grafik 4.4
PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2000-2012
43
Grafik 4.5
Peranan Kelompok Sektor Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen)
46
Grafik 4.6
Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2012
48
Grafik 4.7
PDRB Per Kapita Kabupaten Bandung Tahun 2007-2012
49
Grafik 4.8
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2011
50
Grafik 4.9
Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2001 - 2012
53
P a g e | ix
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1.1
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran ADH Berlaku Kabupaten
81
Bandung Tahun 2012 Tabel 1.2
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran ADH Konstan Tahun 2000
82
Kabupaten Bandung Tahun 2012 Tabel 2.1
Laju
Pertumbuhan PDRB Semesteran ADH
Berlaku Kabupaten Bandung
83
Laju Pertumbuhan PDRB Semesteran ADH Konstan Tahun 2000 Kabupaten
84
Tahun 2012 Tabel 2.2
Bandung Tahun 2012 Tabel 3.1
Distribusi Persentase PDRB Semesteran ADH Berlaku Kabupaten Bandung
85
Tahun 2012 Tabel 3.2
Distribusi
Persentase
PDRB
Semesteran ADH Konstan Tahun 2000
86
Kabupaten Bandung Tahun 2012 Tabel 4.1
Indeks Implisit PDRB Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2012
87
Tabel 4.2
Inflasi Sektoral Kabupaten Bandung Tahun 2012
88
P a g e |x
z
BAB I PENDAHULUAN
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
1.1
LATAR BELAKANG Setiap upaya pembangunan daerah pada hakikatnya bertujuan untuk meningkatkan kualitas
hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Sejalan dengan ini, pembangunan daerah perlu dilaksanakan secara terpadu, selaras, serasi dan seimbang agar dapat berjalan efektif, efisien dan tepat sasaran sesuai dengan prioritas dan potensi daerah. Salah satu unsur pembangunan daerah ialah pembangunan ekonomi daerah yang merupakan bagian dari pembangunan daerah secara menyeluruh. Pembangunan ekonomi daerah adalah proses dimana pemerintah daerah dan masyarakatnya mengelola sumber-sumber daya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara pemerintah daerah dan dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu lapangan kerja baru dan merangsang perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) dalam wilayah tersebut (Lincolin Arsyad,1999). Dengan kata lain, pembangunan ekonomi merupakan suatu usaha peningkatan produktifitas melaui proses produksi dengan cara pemanfaatan sumberdaya potensial yang dimiliki oleh daerah baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya ekonominya secara optimal guna meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Untuk mengukur kemajuan pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi (economic growth) merupakan salah satu indikator makro yang sering digunakan disamping indikator makro lainnya seperti tingkat penciptaan kesempatan kerja (employment) dan kestabilan harga (price stability). Menurut Boediono (1999), pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi merupakan sebuah proses, bukan merupakan suatu gambaran ekonomi pada suatu periode tertentu, ada perkembangan atau perubahan dan penggunaan waktu. Kenaikan atau pertumbuhan output dapat tercermin pada kenaikan produksi barang dan jasa suatu perekonomian. Oleh beberapa ahli, hal ini didefinisikan sebagai kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).
P a g e |2
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam kajian makro ekonomi didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha pada suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB mampu menggambarkan kegiatan ekonomi baik yang berkaitan dengan struktur ekonomi
beserta
keterkaitannya
dengan
komponen-komponennya
maupun
gambaran
perekonomian masa lalu. PDRB dibedakan menjadi dua jenis yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dengan digunakannya PDRB sebagai salah satu indikator ekonomi, diharapkan perencanaan pembangunan daerah dapat dilakukan lebih terarah sehingga tujuan dari pembangunan ekonomi yang mantap dan berkesinambungan dapat tercapai.
1.2
TUJUAN Penyusunan publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran Kabupaten
Bandung bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan indikator ekonomi di wilayah Kabupaten Bandung dalam rentang waktu semesteran. Kedepannya indikator-indikator makro ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan pembangunan daerah khususnya di bidang ekonomi. Publikasi PDRB semesteran ini disusun oleh BPS Kabupaten Bandung bekerjasama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bandung, dan merupakan penerbitan rutin seperti tahun-tahun sebelumnya.
P a g e |3
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
1.3
KEGUNAAN PDRB SEMESTERAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang
memuat berbagai instrumen ekonomi mengenai keadaan makro ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan perkapita merupakan beberapa indikator makro yang dapat diturunkan dari PDRB. Selain indikator-indikator makro tersebut kegunaan data PDRB Semesteran yang lain diantaranya adalah sebagai :
Bahan evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan baik secara sektoral maupun regional
Dasar pembuatan perencanaan penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi jangka pendek oleh Pemerintah Kabupaten Bandung
1.4
Dasar pijakan dalam estimasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2012
RUANG LINGKUP Guna mendapatkan informasi dan gambaran umum mengenai kondisi perekonomian
regional untuk mendukung penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dilakukan Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) yang mencakup kesembilan sektor ekonomi dan sub sektornya. Penentuan alokasi sampel ke masing-masing sektor dilakukan secara proporsional berdasarkan besarnya peranan nilai tambah bruto (NTB) sektor tersebut terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung. Responden mencakup unit produksi swasta maupun pemerintah di wilayah Kabupaten Bandung. Pemilihan responden didasarkan atas prioritas usaha yang cukup dominan menyumbangkan nilai tambah (value added) terhadap perekonomian regional Kabupaten Bandung dan berpedoman pada kriteria sebagai berikut :
Perusahaan yang menjadi responden terbagi berdasarkan skala usaha yaitu kategori besar, sedang dan kecil.
Perusahaan yang dicacah mempunyai catatan kegiatan ekonomi yang cukup lengkap.
P a g e |4
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung
Mampu mengisi daftar isian survei khusus pendapatan regional (SKPR) dengan lengkap dan cepat.
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang merupakan salah satu teknik nonprobability sampling. Purposive sampling dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jumlah perusahaan pada masing-masing sektor kegiatan ekonomi, lalu mengelompokkan responden berdasarkan sektor atau kegiatan usaha dan skala usahanya sehingga asumsi homogenitas pada purposive sampling dapat terpenuhi.
1.5
PENGGUNAAN TAHUN DASAR 2000 Dalam penyusunan publikasi PDRB Semesteran Kabupaten Bandung ini menggunakan tahun
2000 sebagai tahun dasar. Pergeseran tahun dasar dari tahun 1993 ke tahun 2000 pada PDRB atas dasar harga konstan dilakukan agar hasil perhitungan PDRB menjadi lebih relevan dengan struktur ekonomi pada rentang waktu tersebut. Adapun pemilihan tahun 2000 sebagai tahun dasar yang baru didasarkan pada :
Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 dianggap sudah tidak realistis atau tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi yang terjadi, mengingat perkembangan ekonomi yang terjadi relatif cepat, adanya perkembangan teknologi serta adanya perubahan perilaku ekonomi masyarakat.
Kondisi sosial ekonomi Indonesia tahun 2000 menunjukkan keadaan ekonomi yang relatif stabil, setelah sempat dilanda oleh krisis ekonomi sejak dari tahun 1998.
Rekomendasi PBB / United Nations (UN) sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru “Sistem Neraca Nasional” yang menyatakan bahwa perhitungan PDB/PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimukhtahirkan dengan menggunakan tahun dasar yang berakhiran 0 atau 5. Hal ini dimaksud agar besaran angka-angka PDRB dapat
P a g e |5
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
saling diperbandingkan antar negara dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia atau wilayah.
Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negara-negara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP).
Telah selesainya penyusunan Tabel Input-Output (I-O) tahun 2000 yang secara baku dipakai sebagai basis bagi penyusunan series baru penghitungan PDRB baik secara sektoral maupun penggunaan.
P a g e |6
BAB II METODOLOGI
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
2.1
KONSEP DAN DEFINISI Beberapa istilah yang merupakan unsur-unsur pokok dalam penghitungan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yaitu output, biaya antara dan nilai tambah bruto.
Output (nilai produksi) Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Pada dasarnya output merupakan perkalian kuantum produksi dengan harganya
Biaya Antara Biaya antara adalah barang-barang dan jasa tidak tahan lama yang digunakan/habis dalam proses produksi
Nilai Tambah Bruto NTB merupakan pengurangan dari nilai output dengan biaya antaranya
NTB
2.2
Output
Biaya Antara
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
2.2.1. Pengertian PDRB Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan hasil penjumlahan dari seluruh nilai tambah (value added) produksi barang dan jasa dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. PDRB dihitung atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku
P a g e |9
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
pada tahun berjalan, sementara PDRB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar, dalam perhitungan ini digunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi dan gambaran perekonomian pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara keseluruhan maupun sektoral.
2.2.2. Metode Perhitungan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah metode perhitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah yang bersangkutan, sedangkan metode tidak langsung adalah metode perhitungan pendapatan regional dengan cara mengalokasikan angka pendapatan regional (nilai tambah) provinsi ke setiap daerah kabupaten/kota dengan menggunakan alokator tertentu seperti nilai produk bruto sektor, jumlah produksi, tenaga kerja, penduduk dan alokator lainnya yang sesuai. Penghitungan PDRB dengan metode langsung menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Pada penyusunan publikasi PDRB ini metode penghitungan yang digunakan adalah metode langsung dengan pendekatan produksi
Pendekatan Produksi Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangi output dari masing-masing sektor atau sub sektor dengan biaya antaranya. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi dalam proses produksi dari input antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.
P a g e | 10
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji, surplus usaha (bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Untuk sektor pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan.
Pendekatan Pengeluaran Pada pendekatan dari segi pengeluaran, Produk Domestik Regional dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang membentuk Produk Domestik Regional Bruto tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang dan metode penjualan eceran atau pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode data anggaran belanja, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar negeri.
2.2.3. Angka Indeks Angka indeks pada dasarnya merupakan suatu nilai atau angka yang dibuat sedemikian rupa
sehingga
dapat
digunakan
untuk
melakukan
perbandingan
antara
suatu
nilai/harga/volume/kualitas selama satu periode waktu tertentu. Ciri khas dari angka indeks ini adalah perhitungan rasio (pembagian), di mana hasil rasio tersebut selalu dikalikan dengan bilangan 100 untuk menunjukkan perubahan tersebut dalam persentase. Dengan demikian, basis dari angka indeks apapun selalu 100.
P a g e | 11
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
2.2.3.1. Indeks Produksi Indeks produksi merupakan perbandingan volume produksi semester berjalan dengan semester sebelumnya.
ܲܫ,௦ =
Dimana :
ܳ,௦ ݔ100 ܳ,௦ିଵ
IP k, s
:
Indeks Produksi Komoditi k pada Semester s
Q
:
Volume Produksi
K
:
Komoditi
S
:
Semester Berjalan (s = 1,2) Nilai indeks produksi merupakan dasar penghitungan Indeks Produksi Sektor (IPS)
dengan rumus sebagai berikut :
ܵܲܫ,௦ =
∑ୀଵ ܲܫ,௦ܭܤܶܰݔ,௦ିଵ ∑ୀଵ ܰܶܭܤ,௦ିଵ
Dimana : IPSi,s
:
Indeks Produksi Sektor i pada Semester s
NTBK
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor yang menggunakan pendekatan indeks produksi adalah sektor pertanian, sektor
penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
P a g e | 12
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
2.3.3.2. Indeks Penjualan Indeks penjualan merupakan perbandingan volume penjualan semester berjalan dengan semester sebelumnya.
݆ܲܫ,௦ =
Dimana :
ܳ,௦ ݔ100 ܳ,௦ିଵ
IPj k, s
:
Indeks Penjualan Komoditi k pada Semester s
Q
:
Volume Produksi
K
:
Komoditi
S
:
Semester Berjalan (s = 1,2) Nilai indeks penjualan merupakan dasar penghitungan untuk Indeks Penjualan Sektor
(IPjS) :
݆ܵܲܫ,௦ =
∑ୀଵ ܲܫ,௦ܭܤܶܰݔ,௦ିଵ ∑ୀଵ ܰܶܭܤ,௦ିଵ
Dimana : IPJS i,s
:
Indeks Penjualan Sektor i pada Semester s
NTBK
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor yang menggunakan pendekatan indeks penjualan adalah sektor bangunan,
sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.
P a g e | 13
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
2.2.4. Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Pada PDRB atas dasar harga konstan semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga yang terjadi pada tahun dasar, pada publikasi ini digunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar. Nilai Tambah Bruto atas dasar Harga Konstan (NTBK) per sektor yang akan digunakan untuk penghitungan PDRB atas dasar harga konstan dapat dicari dengan rumus sbb :
ܰܶܭܤ,௦ =
Dimana :
ܰܶܭܤ,௦ିଵܵܲܫݔ,௦ 100
NTBKi,s
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor i Pada Semester s.
NTBKi,s-1
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor i Pada Semester sebelumnya (s-1)
IPSi,s
:
Indeks Produksi Sektor i pada semester s atau Indeks Penjualan Sektor i pada semester s (s =1,2)
2.2.5. Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dalam perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga berlaku pada tahun berjalan. Untuk mendapatkan Nilai Tambah Bruto atas dasar harga Berlaku (NTBB) guna perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan rumus sebagai berikut :
ܰܶܤܤ,௦ =
Dimana : NTBB i,s
:
ܰܶܭܤ,௦ିଵܪܫݔ,௦ 100
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Sektor i Pada Semester s.
P a g e | 14
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
NTBKi,s-1
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor i Pada Semester s-1
IH i,s
:
Indeks Harga Sektor i pada semester s
2.4
KETERBATASAN Publikasi ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya cakupan waktu pada Survei
Khusus Pendapatan Regional (SKPR) masih merupakan data realisasi pada semester berjalan (belum genap satu periode tahun). Selain itu publikasi ini hanya dapat menghasilkan estimasi data indikator yang berupa indeks dan persentase dimana hasil dari publikasi ini akan digunakan sebagai dasar penghitungan nilai PDRB tahun 2012 setahun kemudian.
P a g e | 15
BAB III URAIAN SEKTORAL
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Dalam perhitungan PDRB, untuk memperoleh gambaran secara lebih menyeluruh mengenai struktur ekonomi suatu daerah, maka kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan perekonomian tersebut dikelompokkan/diklasifikasikan kepada 3 (tiga) sektor utama yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Pembagian kedalam ketiga sektor tersebut didasarkan pada asal terjadinya proses produksi. Sektor primer adalah sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber daya alam, sektor ini meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah sektor yang mengolah bahan bakubaik yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya, sektor ini mencakup sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air; dan sektor bangunan. Sektor tertier atau dikenal juga sebagai sektor jasa, yaitu sektor yang melayani sektor primer dan sektor sekunder, sektor ini terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Ketiga sektor utama tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) lapangan usaha (sektor) sesuai dengan Standard of National Accounts (SNA) dengan rincian sebagai berikut : 1.
Pertanian 1.1
Tanaman Bahan Makanan
1.2
Tanaman Perkebunan
1.3
Kehutanan
1.4
Peternakan
1.5
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian 2.1
Minyak dan Gas Bumi
2.2
Non Migas
2.3
Penggalian
P a g e | 17
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
3.
Industri Pengolahan 3.1
3.2 4.
Industri Migas 3.1.1
Pengilangan Minyak
3.1.2
Gas Alam Cair
Industri Tanpa Migas
Listrik, Gas dan Air Minum 4.1
Listrik
4.2
Gas
4.3
Air Minum
5.
Bangunan dan Konstruksi
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.
6.1
Perdagangan Besar dan Eceran
6.2
Hotel
6.3
Restoran / Rumah Makan
Pengangkutan dan Komunikasi 7.1
7.2
Angkutan 7.1.1
Pengangkutan Kereta Api
7.1.2
Pengangkutan Darat
7.1.3
Pengangkutan Udara
7.1.4
Pengangkutan Laut
7.1.5
Pengangkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
7.1.6
Jasa Penunjang Angkutan
Komunikasi 7.2.1
Telkom dan Pos Giro
7.2.2
Jasa Penunjang Komunikasi
P a g e | 18
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
8.
9.
3.1
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 8.1
Bank
8.2
Lembaga Keuangan Tanpa Bank
8.3
Jasa Penunjang Keuangan
8.4
Sewa Bangunan
8.5
Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa 9.1
Pemerintahan Umum
9.2
Swasta 9.2.1
Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
9.2.2
Jasa Hiburan dan Rekreasi
9.2.3
Jasa Perorangan dan Rumahtangga
SEKTOR PERTANIAN Ruang lingkup sektor pertanian mencakup segala pengusahaan dan pemanfaatan
benda/barang biologis (hidup) yang didapat dari alam dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau usaha lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang tujuannya untuk hobi. Kegiatan pertanian pada umumnya meliputi usaha bercocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sektor pertanian meliputi 5 sub sektor yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
3.1.1 Tanaman Bahan Makanan Sub sektor ini meliputi kegiatan penyiapan dan pelaksanaan penanaman, pembibitan, pemeliharaan dan pemanenan hasil-hasil pertanian tanaman pangan seperti
P a g e | 19
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, buahbuahan dan sayur-sayuran. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung.
3.1.2 Tanaman Perkebunan Sub sektor tanaman perkebunan meliputi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman perkebunan besar. Tanaman perkebunan rakyat adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilakukan oleh rakyat secara individu dengan luas areal tanaman kurang dari 25 hektar. Tanaman perkebunan besar adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilaksanakan oleh perusahaan atau oleh rakyat yang luas arealnya lebih besar atau sama dengan 25 hektar. Komoditi yang dicakup meliputi antara lain cengkeh, kapok, kelapa, kina, kopi, teh, lada, tembakau, pinang serta tanaman perkebunan lainnya. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung.
3.1.3 Kehutanan Sub sektor ini meliputi usaha di areal hutan berupa penebangan kayu, pengambilan getah, daun-daunan, akar dan kulit kayu, bambu, rotan, arang dan perburuan binatang hutan. Termasuk juga kayu dan bambu yang berasal dari areal non hutan seperti yang ditanam petani di kebun atau di pekarangan rumah.
P a g e | 20
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
Perum Perhutani Provinsi Jawa Barat.
3.1.4. Peternakan dan Hasil-hasilnya Sub sektor ini mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis ternak (besar dan kecil) dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakan, dibesarkan, dipotong dan diambil dagingnya maupun untuk dimanfaatkan hasil-hasilnya, baik yang dilakukan oleh rakyat maupun perusahaan peternakan. Jenis ternak yang dicakup adalah sapi, kerbau, kabing, babi, kuda, ayam, itik, telur ayam, telur itik, susu sapi serta hewan ternak lainnya. Produksi ternak adalah jumlah ternak lahir ditambah dengan pertambahan berat badan atau penggemukkan dan hasil-hasil ternak lainnya seperti telur dan bulu. Akan tetapi data pertambahan berat badan atau penggemukan tersebut tidak bisa diperoleh, sehingga khusus untuk sub sektor peternakan, penghitungan produksinya di dalam memperkirakan produksi ternak tetapi diperoleh melalui suatu rumus persamaan: Jumlah pemotongan + Populasi akhir tahun – Populasi awal tahun + Ekspor – Impor Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
3.1.5. Perikanan Sub sektor ini meliputi segala pengusahaan perikanan yang mencakup usaha penangkapan, pembenihan, pengambilan maupun pemeliharaan segala jenis ikan dan hasilhasilnya baik yang berada di air tawar maupun di air asin. Termasuk pengolahan sederhana seperti pengasinan atau pengeringan ikan yang dilakukan nelayan atau rumahtangga. Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
P a g e | 21
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Metode Estimasi Pendekatan yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah sektor pertanian dilakukan melalui pendekatan produksi (production approach). Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan tersedianya data produksi dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian. Secara umum, nilai output setiap komoditi diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga produsen komoditi bersangkutan. Sedangkan untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan melalui metode revaluasi, yaitu metode dimana seluruh produksi dan biaya-biaya antara dinilai berdasarkan harga tahun dasar 2000
3.2
SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor ini meliputi usaha penggalian, pengeboran, pencucian, pengambilan dan
pemanfaatan barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di dalam tanah, baik yang berupa benda padat, benda cair maupun gas. Sektor ini dikelompokkan dalam tiga sub sektor yaitu sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan non migas dan penggalian.
3.2.1 Minyak dan Gas Bumi Pertambangan minyak dan gas bumi meliputi kegiatan pencarian kandungan minyak dan gas bumi, penyiapan pengeboran, penambangan, penguapan, pemisahan serta penampungan untuk dapat dijual atau dipasarkan baik yang dilakukan di darat maupun di laut. Komoditi yang dihasilkan adalah minyak bumi, kondensat dan gas bumi.
3.2.2. Pertambangan Tanpa Migas Pertambangan tanpa migas meliputi penambangan komoditi non migas, komoditasnya antara lain : emas, perak, nikel, mangan, timah, tembaga, bauxit dan mineral lainnya.
P a g e | 22
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
3.2.3. Penggalian Sub sektor ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi penggalian lainnya. Metode Estimasi Metode penghitungan yang digunakan untuk sektor pertambangan dan penggalian diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalu perkalian antara produksi dengan harga per unit produksi (harga produsen). Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun 2000. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Bandung
3.3. SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Sektor ini meliputi usaha kegiatan pengolahan bahan organik ataupun anorganik menjadi produk baru yang lebih tinggi mutunya, baik dilakukan dengan tangan, mesin, atau proses kimiawi. Pembuatan atau pengerjaannya dapat diproses melalui mesin/pabrik ataupun rumahtangga. Industri pengolahan dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu industri pengolahan minyak dan gas bumi (migas) dan industri pengolahan tanpa migas.
P a g e | 23
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
3.3.1. Industri Migas Sub sektor industri migas terdiri dari kegiatan pengilangan minyak bumi dan gas alam cair.
3.3.1.1. Pengilangan Minyak Bumi Kegiatan ini meliputi pengolahan minyak bumi yang menghasilkan produk-produk minyak avtur, premix, premium, solar, minyak tanah, aspal dan produk lainnya.
3.3.1.2. Gas Alam Cair Kegiatan ini meliputi pengolahan pencairan gas alam cair (Liquid Natural Gas) yang produknya diekpor ke luar negeri.
3.3.2. Industri Tanpa Migas Subsektor ini mencakup industri besar dan sedang, industri kecil dan industri rumah tangga. Industri besar dan sedang mencakup perusahaan industri yang mempunyai tenaga kerja lebih dari 19 orang, industri kecil 5 sampai 19 orang, dan industri kerajinan rumah tangga dengan tenaga kerja 1 sampai 4 orang. Dalam standar klasifikasi ISIC (International Standard Industry Classification) 2 digit, sub sektor industri tanpa migas diklasifikasikan dalam sembilan sub sektor :
Subsektor industri makanan, minuman dan tembakau
Subsektor industri tekstil, barang jadi, kulit dan alas kaki
Subsektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya
Subsektor industri kertas dan barang cetakan
Subsektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet
Subsektor industri semen dan barang galian bukan logam
P a g e | 24
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Subsektor industri logam dasar besi dan baja
Subsektor industri alat angkutan, mesin dan peralatannya
Subsektor industri pengolahan lainnya
Metode Estimasi Pendekatan penghitungan output untuk sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku adalah perkalian antara produksi dengan harga produsen, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi yaitu produksi pada masing-masing tahun dikalikan dengan harga pada tahun dasar. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
BPS Kabupaten Bandung.
3.4. SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH 3.4.1 Listrik Kegiatan ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan NonPLN seperti pembangkitan listrik oleh Perusahaan Pemerintah Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual kepada konsumen. Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku adalah perkalian antara produksi dengan harga produsen, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi.
P a g e | 25
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Sumber Data : 1.
PLN Cabang Soreang
2.
PLN Cabang Majalaya
3.4.2 Air Bersih Kegiatan sub sektor air bersih meliputi proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi lainnya untuk menghasilkan air bersih, serta pendistribusian dan penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat lain kepada konsumen rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh perusahaan air minum milik pemerintah daerah. Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku adalah perkalian antara produksi dengan harga produsen, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode ektrapolasi. Sumber Data : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bandung.
3.5. SEKTOR BANGUNAN DAN KONSTRUKSI Kegiatan sub sektor bangunan dan konstruksi meliputi usaha pembangunan/pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, telekomunikasi dan konstruksi lainnya. Termasuk juga kegiatan sub konstruksi seperti pemasangan instalasi listrik, saluran telepon, alat pendinginan, pembuatan saluran air dan sebagainya.
P a g e | 26
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Metode Estimasi Untuk sektor bangunan dan konstruksi estimasinya dilakukan melalui pendekatan produksi, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung.
3.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN 3.6.1. Perdagangan Besar dan Eceran Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan menjual barang, baik barang baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran tanpa mengubah sifat barang tersebut. Sub sektor perdagangan dikelompokkan kedalam dua jenis kegiatan yaitu perdagangan besar dan perdagangan eceran. Sub sektor perdagangan besar meliputi kegiatan pembelian, pengumpulan dan penjualan kembali barang oleh pedagang dari pihak produsen atau importir kepada pedagang lain, perusahaan, lembaga atau konsumen dalam partai besar. Perdagangan eceran meliputi kegiatan pembelian, pengumpulan dan penjualan kembali yang pada umumnya melayani konsumen, perorangan atau rumahtangga dalam partai kecil.
3.6.2. Hotel Sub sektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Penyediaan akomodasi yang dimaksud adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen dan motel dan sejenisnya.
P a g e | 27
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
3.6.3. Restoran Kegiatan sub sektor ini mencakup usaha penyediaan makanan di restoran/rumah makan, katering, restoran di kereta api, cafetaria dan kantin, termasuk usaha penjualan makanan dan minuman jadi yang biasanya dimakan langsung di tempat penjualan seperti : warung nasi, warung kopi, warung sate dan sejenisnya. Termasuk pula disini kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya, sedangkan kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam suatu satuan usaha dengan penginapan dan datanya sulit untuk dipisahkan. Metode Estimasi Untuk mengestimasi sub sektor perdagangan besar dan eceran dilakukan melalui pendekatan arus barang (commodity flow) baik untuk atas dasar harga berlaku maupun untuk atas dasar harga berlaku maupun untuk atas dasar harga konstan 2000, yaitu dengan menggunakan ratio margin terhadap nilai produksi daerah sendiri (pertanian, pertambangan dan penggalian serta industri) dan impor, termasuk barang keluar masuk antar daerah/provinsi. Nilai tambah harga berlaku dan harga konstan 2000, didapatkan dengan mengalikan output dengan ratio nilai tambah. Perkiraan output sub sektor restoran/rumah makan dan sub sektor hotel/penginapan dilakukan dengan pendekatan produksi, sedangkan output harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi. Sumber Data : 1.
Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR)
2.
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.
P a g e | 28
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
3.7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI 3.7.1. Pengangkutan Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor pengangkutan terdiri atas angkutan rel, angkutan jalan raya, angkutan udara, angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyebrangan, dan jasa penunjang angkutan. Kegiatan sektor ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran, sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang dan membantu memperlancar kegiatan tersebut beserta penyediaan fasilitasfasilitasnya, seperti terminal, pelabuhan dan pergudangan.
3.7.1.1. Pengangkutan Rel Meliputi semua kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan jasa kereta api termasuk gerbong.
3.7.1.2. Pengangkutan Jalan Raya Meliputi semua kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya baik yang bermotor maupun tidak bermotor, termasuk pula kegiatan sewa kendaraan baik atau tanpa pengemudi.
3.7.1.3. Pengangkutan Udara Meliputi semua kegiatan pengangkutan barang dan penumpang melalui udara dengan menggunakan pesawat udara/kapal terbang yang beroperasi di dalam maupun di luar negeri, baik peerbangannya yang dilakukan secara teratur maupun tidak.
P a g e | 29
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
3.7.1.4. Pengangkutan Laut Meliputi kegiatan pengankutan barang dan penumpang dengan menggunakan angkutan samudra dan perairan pantai dengan menggunakan kapal laut, yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran nasional baik yang beroperasi di dalam maupun di luar daerah ataupun di luar negeri. Termasuk juga kegiatan jasa penunjang angkutan laut seperti pelabuhan laut/sungai, jasa pemanduan, bongkar muat, pergudangan, ekspedisi dan keagenan.
3. 7. 1 .5 . Pen gan g ku tan Su n g a i, D an au d an Pen yeb r an gan Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dari angkutan sungai, danau dan penyebrangan yang menggunakan kapal, perahu, ferry dan angkutan air lainnya.
3.7.1.6. Jasa Penunjang Angkutan Meliputi kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, Kegiatan tersebut terdiri dari : a.
Terminal dan Perparkiran, mencakup kegiatan pelayanan dan pengaturan lalu lintas kendaraan / armada yang membongkar dan mengisi muatan baik barang maupun penumpang seperti terminal, parkir, pelabuhan laut meliputi fasilitas berlabuh, kapal pandu, penyediaan air tawar serta kegiatan pencacatan muatan barang dan penumpang.
b.
Bongkar Muat, kegiatan ini mencakup pemberian pelayanan bongkar/muat angkutan barang melalui laut dan darat yang terdiri dari pelabuhan laut, sungai dan pelabuhan udara.
P a g e | 30
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
c.
Keagenan, kegiatan ini meliputi pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat, laut, sungai dan udara.
d.
Pergudangan,
kegiatan
ini
mencakup
pemberian
jasa
penyimpanan barang dalam suatu bangunan/gudang ataupun lapangan terbuka dalam wilayah pelabuhan.
3.7.2. Komunikasi 3.7.2.1. Pos dan Telekomunikasi Sub sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa pos dan giro dan telekomunikasi untuk umum. Pos dan giro mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh PT Pos Indonesia. Kegiatan telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telepon, telex dan telegraph yang diusahakan oleh PT Telkom.
3.7.2.2. Jasa Penunjang Telekomunikasi Kegiatan ini meliputi pemberian/penyediaan fasilitas yang menunjang kegiatan komunikasi seperti: wartel, warpostel, radio panggil dan telepon seluler (ponsel). Metode Estimasi Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi untuk kegiatan pengangkutan dan metode alokasi untuk kegiatan komunikasi. Jasa penunjang telekomunikasi hanya mencakup wartel, sedangkan yang lain belum tersedia datanya.
P a g e | 31
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Sumber Data: 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
PT Pos Soreang
3.
PT Pos Ujung Berung
4.
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung
5.
Dinas Jasa Marga
6.
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kabupaten Bandung
7.
PT Telkom Indonesia
3.8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan.
3.8.1. Bank Sub sektor ini meliputi pemberian jasa pelayanan di bidang keuangan kepada pihak keuangan kepada pihak lain seperti: menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi pinjaman, transfer/memindahkan rekening koran, membeli dan menjual surat berharga, memberi jaminan bank, menyewakan tempat penyimpanan barang-barang berharga dan sebagainya.
3.8.2. Lembaga Keuangan Bukan Bank Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi: asuransi, koperasi, pegadaian dan yayasan dana pensiun. Kegiatan asuransi meliputi pelayanan asuransi, baik asuransi jiwa maupun bukan jiwa seperti: asuransi kebakaran, asuransi kecelakaan, asuransi kerugian dan sebagainya. Termasuk juga agen perasuransian, jasa pelayanan penanggung perasuransian, unit pengatur dana pensiun yang berdiri sendiri dan sebagainya.
P a g e | 32
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
3.8.3. Jasa Penunjang Keuangan Meliputi jasa pelayanan bidang keuangan seperti yang dilakukan pada usaha pasar modal, bursa valuta asing, penukaran mata uang asing (money changer), anjak piutang dan modal ventura. Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi dan untuk penghitungan output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Sumber Data : 1
Bank Indonesia
2
Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR)
3.8.4. Sewa Bangunan Sektor ini meliputi semua jasa yang berhubungan dengan proses persewaan bangunan dan tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal. Metode Estimasi Metode estimasi untuk sektor ini menggunakan pendekatan produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara deflasi. Sumber Data : BPS Kabupaten Bandung
3.8.5. Jasa Perusahaan Sub sektor ini meliputi pemberian jasa pada pihak lain seperti : jasa hukum, jasa akuntan dan pembukuan, jasa pengolahan dan tabulasi, jasa bangunan, arsitek dan teknik,
P a g e | 33
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
jasa periklanan, jasa persewaan mesin dan peralatan. Kegiatan yang termasuk dalam penghitungan publikasi ini baru terbatas pada kegiatan jasa hukum (advokat, pengacara dan notaris) dan jasa konsultan. Metode Estimasi Metode pendekatan produksi adalah metode estimasi yang digunakan dalam mengestimasi nilai tambah sub sektor jasa perusahaan, sedangkan untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 digunakan metode ekstrapolasi. Data untuk memperkirakan nilai tambah sub sektor ini bersumber dari survei khusus, ratio input diperoleh melalui hasil pengolahan survei khusus pada masing-masing jenis kegiatan. Sumber Data : Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR).
3.9. SEKTOR JASA-JASA 3.9.1. Pemerintahan Umum Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah umum dalam menyediakan jasa pelayanan kepada masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi misalnya dalam mengatur Negara. Kegiatan pemerintah tersebut meliputi baik pemerintah pusat (badan/lembaga tinggi negara, departemen, lembaga non departemen dan unit-unit lainnya yang berada di pusat, dinas vertikal di daerah) maupun pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) dan pemerintah desa serta unit-unitnya, termasuk juga kegiatan pertahanan dan keamanan negara/daerah. Metode Estimasi Pada sektor ini, perhitungan output Pemerintah Daerah menggunakan pendekatan pendapatan, sedangkan untuk output Pemerintah Pusat dan Pertahanan Keamanan
P a g e | 34
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
dilakukan melalui cara tidak langsung yaitu metode alokasi dari angka nasional/provinsi. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi yaitu menggunakan indeks jumlah pegawai secara tertimbang sebagai ekstrapolatornya. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung
3.9.2. Swasta Kegiatan ini meliputi usaha penyelenggaraan pemberian jasa antara lain: jasa pendidikan dan jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan lainnya, jasa hiburan dan rekreasi, dan jasa perorangan dan rumah tangga.
3.9.2.1. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Sub sektor ini meliputi jasa pendidikan, kesehatan, penelitian, palang merah, panti asuhan, panti wreda, YPAC, rumah ibadah dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta
3.9.2.2. Jasa Hiburan dan Rekreasi Sub sektor ini meliputi usaha penyediaan dan pengelolaan berbagai jenis hiburan/rekreasi untuk masyarakat baik perorangan maupun rumahtangga, serta berorientasi untuk mencari untung (profit making). Kegiatan tersebut seperti pembuatan dan distribusi film, usaha pemutaran film, penyiaran radio dan televisi swasta, produksi dan pertunjukkan film, produksi dan pertunjukkan sandiwara, tari, sanggar dan musik. Termasuk juga jasa rekreasi lainnya seperti gelanggang pacuan, sirkus, taman hiburan dan klub malam, penggubahan lagu,
P a g e | 35
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
penulis buku, pembuat lukisan dan sebagainya. Dari berbagai kegiatan tersebut diatas hanya pemutaran film (bioskop), penyiaran radio swasta niaga dan taman hiburan/tempat rekreasi yang dapat diestimasi nilai tambahnya.
3.9.2.3. Jasa Perorangan dan Rumahtangga Sub sektor ini meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumahtangga seperti reparasi, binatu, tukang jahit, tukang cukur, pembantu rumahtangga dan jasa perorangan lainnya. Mengingat keterbatasan data maka dalam penghitungan ini hanya terbatas pada kegiatan jasa reparasi, pembantu rumahtangga, tukang jahit, tukang cukur dan perawatan kulit, perawatan muka dan rambut. Metode Estimasi Besarnya output dari nilai tambah sektor ini dihitung dengan pendekatan produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan cara ekstrapolasi. Sumber Data : 1.Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung 2.Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung 3.Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung 4.Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kabupaten Bandung
P a g e | 36
BAB IV KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN BANDUNG
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
4. 1. P ER TUM B U H AN E K ON O M I Indikator ekonomi makro Kabupaten Bandung selama tahun 2012 mencatatkan kinerja positif. Hal ini terlihat dari pencapaian laju pertumbuhan ekonomi tahun 2012 yang tumbuh hingga 6,15 persen. Pertumbuhan ini melanjutkan kinerja positif tahun 2010 dan 2011, dimana ekonomi tumbuh secara berturut-turut sebesar 5,88 persen dan 5,94 persen. Grafik 4.1 LPE Kabupaten Bandung Tahun 2001-2012 (Persen)
5,66 4,98
4,98
5,02
5,78
5,80
5,92
5,88
5,94
6,15
5,30 4,34
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
P a g e | 38
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Pertumbuhan positif di tahun ini melengkapi trend peningkatan pertumbuhan ekonomi (LPE) Kabupaten Bandung dalam empat tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 hingga tahun 2012. Hal yang perlu dicatat ialah bahwa laju pertumbuhan pada tahun ini merupakan laju pertumbuhan tertinggi selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Bila dibandingkan secara semesteran, perekonomian Kabupaten Bandung pada semester satu tumbuh lebih baik daripada di semester dua, LPE Kabupaten Bandung semester satu tercatat sebesar 4,91 persen, lebih tinggi dari LPE semester dua sebesar 1,58 persen. Delapan dari sembilan sektor ekonomi di Kabupaten Bandung pada tahun ini tumbuh positif, pertumbuhan terbesar terjadi pada sektor listrik, gas dan air yang tumbuh sebesar 12,53 persen, sedangkan sektor yang mengalami pertumbuhan negatif adalah sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami penurunan hingga negatif 1,75 persen.
SEMESTER I
Grafik 4.2 LPE Kabupaten Bandung Semester I dan II Tahun 2012 (Persen)
LPE 1.58
SEMESTER II
LPE 4.91
Pertumbuhan pada sektor listrik, gas dan air terutama didukung oleh peningkatan pada sub sektor listrik yang tumbuh hingga 12,56 persen, jauh meningkat dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 8,07 persen.
P a g e | 39
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Sebaliknya penurunan pertumbuhan sektor pertambangan dan penggalian di tahun 2012 terjadi baik pada sub sektor minyak dan gas bumi maupun pada sub sektor penggalian. Laju pertumbuhan sub sektor minyak dan gas bumi di tahun 2011 tercatat sebesar 1.67 persen dan terus mengalami penurunan hingga negatif 3.58 persen di tahun ini. Hal yang sama terjadi pada sub sektor penggalian yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu sektor industri pengolahan sebagai sektor dominan di Kabupaten Bandung pada tahun ini mampu tumbuh sebesar 5,40 persen, peningkatan ini jauh lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya mampu mencapai pertumbuhan hingga 5.19 persen. Grafik 4.3 LPE Kabupaten Bandung Tahun 2011-2012 (Persen)
Jasa jasa
6,99
5,05
7,15
8,28
7,62
7,90
7,88
8,67
8,10
5,04
8,21
12,53
5,19 3,00 5,38 2011
5,40 5,86 (1,75) 2012
Keuangan, Persewaan & Js Prshaan Pengangkutan dan Komunikasi Perdagangan, Hotel dan Restoran Bangunan Listrik, Gas dan Air Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian
P a g e | 40
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 - 2012 (Persen) LAPANGAN USAHA
2009
2010*
2011**
2012***
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1. Pertanian
5,31
6,66
5,38
5,86
2. Pertambangan dan Penggalian
5,43
4,87
3,00
(1,75)
3. Industri Pengolahan
3,36
5,24
5,19
5,40
4. Listrik, Gas dan Air
4,04
5,32
8,21
12,53
5. Bangunan
4,73
7,17
8,10
5,04
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
7,23
8,21
7,88
8,67
7. Pengangkutan dan Komunikasi
6,16
5,78
7,62
7,90
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
3,41
5,26
7,15
8,28
9. Jasa jasa
4,77
5,60
6,99
5,05
4,34
5,88
5,94
6,15
LPE KAB BANDUNG
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 41
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
4. 2. NIL A I PR OD U K D OM E ST I K R E GI ON A L B R UT O Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung pada tahun 2012 atas dasar harga berlaku mencapai Rp 57,07 triliun sedangkan PDRB atas dasar harga konstan tercatat sebesar Rp 24,44 trilliun. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 5,7 trilliun atau meningkat sebesar 11,27 persen dari tahun sebelumnya. Begitu pula dengan PDRB atas dasar harga konstan yang mengalami kenaikan sebesar Rp 1,4 trilliun atau meningkat sebesar 6,15 persen dari tahun sebelumnya. Tabel 4.2 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2008 - 2012 (Juta Rp) Uraian
2008
2009
2010*
2011**
2012***
PDRB ADH Berlaku
38.282.169,45
41.262.098,75
46.092.238,72
51.291.762,65 57.071.406,68
PDRB ADH Konstan
19.674.494,55
20.527.539,56
21.734.661,19
23.026.237,14 24.443.222,17
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok primer pada tahun 2012 mencapai Rp 5,2 triliun atau meningkat sebesar 12,63 persen dibanding tahun sebelumnya, walaupun mengalami peningkatan, namun nilai ini masih lebih rendah dibanding kenaikan pada tahun 2011 yang mencapai hingga 14,04 persen.
P a g e | 42
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Grafik 4.4 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2000-2012 (Triliun Rp) 57,07 51,29 46,09 38,28
25,49 15,19
17,55
19,21
29,43
41,26
33,32
21,46
13,53
14,20
16,67
17,64
12,89
14,92 15,76
18,68
2000
2001
2002
2003
2005
2006
2007
2004
PDRB ADH Berlaku
20,53 21,73
23,03
24,44
19,67
2008
2009
2011
2012
2010
PDRB ADH Konstan
Adapun kelompok sektor sekunder dan kelompok tertier masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 34,82 triliun dan Rp 17,05 triliun, atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 9,51 persen dan 14,60 persen dibanding tahun sebelumnya. Sama halnya dengan kelompok primer, pada kelompok sekunder kenaikan nilai tambah bruto masih lebih rendah dibandingkan pencapaian pada tahun sebelumnya, namun sebalinya pada kelompok tertier yang mampu tumbuh pesat pada tahun ini hingga ini jauh lebih tinggi dibanding kenaikan tahun sebelumnya, dimana kedua kelompok sektor ini hanya mampu mencapai kenaikan masing masing sebesar 9,72 persen dan 13,89 persen pada tahun 2011.
P a g e | 43
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2011-2012 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA [1]
Harga Berlaku
Harga Konstan
2011
2012
2011
2012
[2]
[3]
[4]
[5]
I. Primer
4.621.295,36
5.204.798,77
1.979.660,34
2.073.564,61
1. Pertanian
3.978.936,25
4.518.784,28
1.688.263,14
1.787.255,22
642.359,10
686.014,49
291.397,20
286.309,40
2. Pertambangan dan Penggalian
II. Sekunder
31.793.518,60 34.817.386,98 14.697.984,83 15.520.890,84
3. Industri Pengolahan
30.116.379,01 32.915.231,13 13.857.488,88 14.605.911,06
4. Listrik, Gas dan Air
824.630,98
954.918,90
428.521,96
482.230,40
5. Bangunan
852.508,61
947.236,94
411.973,98
432.749,38
14.876.948,69 17.049.220,93
6.348.591,97
6.848.766,72
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
8.920.233,69 10.436.027,24
3.748.625,24
4.073.645,70
7. Pengangkutan dan Komunikasi
2.159.485,64
2.374.097,92
960.418,42
1.036.304,54
990.504,14
1.123.606,62
508.799,47
550.913,19
2.806.725,22
3.115.489,15
1.130.748,84
1.187.903,28
III. Tertier
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan 9. Jasa jasa
KABUPATEN BANDUNG
51.291.762,65 57.071.406,68 23.026.237,14 24.443.222,17
Catatan : **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 44
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Untuk nilai tambah bruto atas dasar harga konstan, dimana faktor inflasi harga sudah ditiadakan, nilai tambah bruto kelompok primer mencapai Rp 2,07 triliun atau meningkat 4,74 persen dari tahun 2011, sedangkan kelompok sekunder dan tertier masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 15,52 trilliun dan Rp 6,85 trilliun atau mengalami kenaikan masingmasing sebesar 5,60 persen dan 7,88 persen dibanding tahun sebelumnya.
4. 3. ST RU K T UR E K ON OM I Distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku dapat menunjukkan peranan atau konstribusi masing-masing sektor ekonomi dalam menunjang terbentuknya produk domestik regional bruto suatu daerah. Dengan memperhatikan struktur ekonomi suatu daerah, diharapkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut pembangunan ekonomi dapat lebih terarah dengan tetap mempertimbangkan skala prioritas pembangunan. Berdasarkan kelompok sektor, struktur perekonomian Kabupaten Bandung tahun 2012 masih didominasi oleh kelompok sektor sekunder yaitu sebesar 61,01 persen, selanjutnya oleh kelompok sektor tertier sebesar 29,87 persen, dan terakhir kelompok sektor primer sebesar 9,12 persen. Kontribusi sektor primer pada tahun 2012 kembali meningkat, meningkatnya kontribusi kelompok sektor ini terutama ditunjang oleh peningkatan kontribusi sektor pertanian yang meningkat dari 7,76 persen pada tahun 2011 menjadi 7,92 persen di tahun ini. Hal sebaliknya terjadi pada kelompok sektor sekunder yang terus mengalami kecenderungan penurunan kontribusi walaupun tetap menjadi sektor dominan pada struktur perekonomian Kabupaten Bandung. Pada tahun ini peranan kelompok sektor sekunder tercatat sebesar 61,01 persen, terus menurun dari kontribusi tahun sebelumnya yang mencapai 61,99 persen.
P a g e | 45
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Grafik 4.5 Peranan Kelompok Sektor Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen)
Kelompok Sektor Sekunder Kelompok Sektor Tertier Kelompok Sektor Primer
• 61,01% • 29,87% • 9,12%
Penurunan kontribusi kelompok sektor sekunder utamanya terjadi pada peranan sektor industri pengolahan yang kembali mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, sehingga meskipun terjadi peningkatan peranan pada sektor listrik, gas dan air namun belum mampu memberikan andil pada peningatan kontribusi kelompok sektor sekunder. Menilik lebih dalam, penurunan kontribusi pada sektor industri pengolahan terutama terjadi pada sub sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki yang kembali mengalami penurunan kontribusi, sebaliknya sub sektor industri makanan, minuman dan tembakau dan sub sektor pupuk, kimia dan barang dari karet justru mengalami peningkatan kontribusi di tahun ini Sementara itu peranan kelompok sektor tertier terhadap pembentukan PDRB tercatat terus mengalami peningkatan, kontribusi sektor tertier pada tahun 2011 sebesar 29,00 persen dan terus meningkat menjadi 29,87 persen di tahun 2012. Hal ini sejalan dengan terus meningkatnya semua kontribusi sektor pada kelompok sektor ini.
P a g e | 46
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Tabel 4.4 Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Setiap Kelompok Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012 (Persen) LAPANGAN USAHA [1]
2010*)
2011**)
2012**)
[2]
[3]
[4]
I. Primer
8,79
9,01
9,12
1. Pertanian
7,53
7,76
7,92
2. Pertambangan dan Penggalian
1,26
1,25
1,20
II. Sekunder
62,87
61,99
61,01
3. Industri Pengolahan
59,60
58,72
57,67
4. Listrik, Gas dan Air
1,61
1,61
1,67
5. Bangunan
1,66
1,66
1,66
III. Tertier
28,34
29,00
29,87
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
16,91
17,39
18,29
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,19
4,21
4,16
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
1,95
1,93
1,97
9. Jasa jasa
5,28
5,47
5,46
100,00
100,00
100,00
KABUPATEN BANDUNG
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 47
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Gr a fi k 4 . 6 Str u k tu r Eko n o m i K ab u p aten B an d u n g Tah u n 2 01 2
2012
Listrik, Gas & Air 2% Bangunan 2% Perdagangan, Hotel & Restoran 18%
Industri Pengolahan 58% Pertambangan & Penggalian 1%
Pengangkutan & Komunikasi 4% Keu, Persewaan & Jasa jasa Js Prshaan Pertanian 5% 2% 8%
4. 4. P DRB P ER K A PI T A Salah satu indikator yang digunakan untuk menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat secara makro adalah PDRB per kapita. PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi.
Data ini
diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di wilayah tersebut. Secara kasar dapat dikatakan bahwa semakin tinggi PDRB yang diterima oleh penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik, namun pada dasarnya penghitungan nilai PDRB mengesampingkan
P a g e | 48
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
kepemilikan, dengan demikian bisa jadi nilai PDRB perkapita suatu wilayah tinggi namun tidak menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk setempat karena sebagian besar aktivitas produksi yang terjadi di wilayah tersebut bukan milik dari penduduk setempat, demikian pula sebaliknya. Grafik 4.7 PDRB Per Kapita Tahun 2007-2012 (Juta Rupiah)
17.255,69 13.080,35 14.501,06 15.852,25 12.457,62 11.141,42 6.247,53 6.402,39
2007
2008
6.507,36
2009
PDRB Perkapita ADH Konstan
6.837,93
2010
7.116,49
2011
7.390,47
2012
PDRB Perkapita ADH Berlaku
Selama kurun waktu lima tahun terakhir, PDRB per kapita atas dasar berlaku Kabupaten Bandung terus menunjukkan peningkatan yang cukup berarti, PDRB per kapita atas dasar harga berlaku secara nominal mampu tumbuh sebesar 54,88 persen. Nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bandung pada tahun 2007 sebesar Rp 11.141.416 per tahun meningkat menjadi Rp 17.255.691 per tahun di tahun 2012. Namun tidak demikian dengan tingkat pertumbuhan nilai PDRB per kapita atas dasar konstan yang menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten Bandung, dimana tingkat pertumbuhannya termasuk kecil yaitu hanya sekitar 18,29 persen dalam kurun waktu lima tahun
P a g e | 49
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
terakhir. Pada tahun 2007 nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 tercatat sebesar Rp 6.247.531 per tahun dan di tahun 2012 hanya sedikit meningkat menjadi Rp. 7.390.473 per tahun. Tabel 4.5 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008-2011 (Rupiah)
Tahun
Jawa Barat
Kab Bandung
2008
15.234
12.457
2009
16.293
13.080
2010
17.899
14.501
2011
19.650
15.852
Grafik 4.8 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2008 – 2011 (Ribu Rupiah)
15235 12458
2008
16293 13080
2009 Jawa Barat
17900 14501
2010
19650 15852
2011
Kab Bandung
P a g e | 50
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Sebagai perbandingan pendapatan per kapita Kabupaten Bandung dengan pendapatan per kapita Provinsi Jawa Barat, dari tabel 4.5 terlihat bahwa rata-rata tingkat pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten Bandung relatif tidak terlalu jauh berbeda dengan yang diterima oleh penduduk di Provinsi Jawa Barat, terdapat selisih sebesar 23,96 persen antara pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Bandung dengan penduduk Provinsi Jawa Barat.
4. 5. INF L A SI Definisi inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai fenomena meningkatnya hargaharga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi yang stabil menjamin keberlangsungan kegiatan perekonomian, inflasi yang tinggi akan mempengaruhi nilai real dari pendapatan masyarakat, selain itu ketidakstabilan inflasi akan meningkatkan ketidakpastian yang akan berpengaruh pada pengambilan keputusan masyarakat terkait faktor-faktor investasi, konsumsi, dan produksi yang tentunya akan berdampak pada pencapaian kinerja ekonomi. Inflasi PDRB Kabupaten Bandung selama tahun 2012 (Januari-Desember) tercatat sebesar 4,82 persen, turun dari inflasi PDRB tahun sebelumnya yang sebesar 5,04 persen. Nilai ini masuk pada kategori inflasi ringan (dibawah 10 persen per tahun). Inflasi tertinggi pada tahun ini terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang mencapai 8,69 persen, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 7,66 persen dan sektor pertanian sebesar 7,28 persen. Sementara itu inflasi terendah terjadi pada sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar 1,89 persen dan pada sektor listrik, gas dan air sebesar 2,90 persen. Khusus untuk sektor industri pengolahan, inflasi dipicu oleh kenaikan harga bahan baku makanan dan bahan baku tekstil. Efek kenaikan harga bahan makanan ini juga berdampak pada kenaikan inflasi pada sub sektor restoran.
P a g e | 51
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Tabel 4.6 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2010-2012 (Persen) LAPANGAN USAHA
2010*
2011**
2012***
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Pertanian
5,91
8,76
7,28
2. Pertambangan dan Penggalian
5,28
7,39
8,69
3. Industri Pengolahan
5,59
4,22
3,69
4. Listrik, Gas dan Air
4,34
2,82
2,90
5. Bangunan
2,46
3,09
5,78
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
6,26
6,06
7,66
7. Pengangkutan dan Komunikasi
1,80
3,80
1,89
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
4,02
2,90
4,77
9. Jasa jasa
6,05
7,76
5,66
5,50
5,04
4,82
KABUPATEN BANDUNG
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 52
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
Grafik 4.9 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2001 - 2012 (Persen)
12,29
12,26 10,09
9,11
5,75 4,20
6,89
9,11 5,50
5,04 4,82
3,31
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
P a g e | 53
BAB V ANALISIS SEKTORAL
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 1. S E KT OR P ER T ANI A N Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Kabupaten Bandung, hal ini dikarenakan sektor pertanian berfungsi sebagai basis atau landasan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung. Peranan sektor pertanian bukan hanya terhadap ketahanan pangan, tetapi juga memberikan andil yang besar terhadap kesempatan kerja, sumber pendapatan, serta perekonomian regional. Di Kabupaten Bandung, sektor pertanian menempati urutan ketiga sektor yang berkontribusi besar terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Bandung. Tabel. 5.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
6,66
5,38
56,32
(36,15)
5,86
a. Tanaman Bahan makanan
6,93
5,43
68,23
(43,43)
6,87
b. Perkebunan
5,51
2,33
45,91
(24,79)
3,89
c. Peternakan
6,76
9,31
12,87
0,17
3,52
d. Kehutanan
2,98
(6,96)
5,81
(30,30)
(11,12)
e. Perikanan
6,17
6,68
27,19
(16,95)
2,86
LAPANGAN USAHA
1. PERTANIAN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 55
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Kinerja sektor pertanian pada tahun 2012 tercatat mengalami pertumbuhan positif, hal ini terlihat dari nilai tambah bruto, laju pertumbuhan dan peranan sektor pertanian yang tumbuh positif pada tahun ini. Nilai tambah bruto sektor pertanian atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp 3,98 Triliun pada tahun 2011 menjadi Rp 4,52 Triliun, laju pertumbuhan positif sebesar 5,86 persen dan peranan sektor pertanian meningkat hingga 7,92 persen pada tahun ini. Kinerja positif sektor pertanian didukung oleh pertumbuhan pada sub sektor tanaman bahan makanan, sub sektor peternakan dan sub sektor perikanan. Laju pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan merupakan laju pertumbuhan tertinggi pada kelompok sektor pertanian, yakni mencapai hingga 6,87 persen, diikuti oleh sub sektor perkebunan sebesar 3,89 persen, sub sektor peternakan sebesar 3,52 persen dan sub sektor perikanan sebesar 2,86 persen. Sementara itu pada tahun ini sub sektor kehutanan kembali mengalami penurunan kinerja hingga negatif 11,12 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Bila dibandingkan secara yoy dengan laju pertumbuhan pada tahun 2011, tercatat bahwa sektor pertanian mengalami peningkatan pertumbuhan dengan kinerja semester I cenderung lebih tinggi dibandingkan semester II. Laju pertumbuhan sektor pertanian pada semester I tercatat mencapai 56,32 persen dan terdepresiasi negatif 36,15 persen pada semester II. Peningkatan kinerja sektor pertanian, sejalan dengan peningkatan kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian regional. Peranan sektor pertanian pada tahun 2012 meningkat dari 7,76 persen menjadi 7,92 persen, dengan sub sektor tanaman bahan makanan sebagai kontributor utama. Tercatat kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan pada tahun 2012 sebesar 5,89 persen, diikuti oleh sub sektor perkebunan sebesar 0,99 persen, sub sektor peternakan 0,82 persen, sub sektor perikanan 0,20 persen dan sub sektor kehutanan sebesar 0,02 persen. Sama halnya dengan laju pertumbuhan, secara semesteran kontribusi sektor pertanian pada semester I lebih tinggi dibandingkan semester II. Kontribusi sektor pertanian semester I tercatat mencapai 9,83 persen dan turun menjadi 6,08 persen di semester II.
P a g e | 56
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Tabel. 5.2 Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
7,53
7,76
9,83
6,08
7,92
a. Tanaman Bahan makanan
5,38
5,68
7,59
4,26
5,89
b. Perkebunan
1,11
1,02
1,16
0,82
0,99
c. Peternakan
0,81
0,82
0,83
0,81
0,82
d. Kehutanan
0,03
0,03
0,03
0,02
0,02
e. Perikanan
0,20
0,20
0,22
0,18
0,20
LAPANGAN USAHA
1. PERTANIAN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5. 1. 1 . Su b Sek to r T an a m an B a h an M a kan an ( Tab am a ) Kinerja sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) pada tahun 2012 meningkat dibanding tahun sebelumnya, tingkat pertumbuhan sub sektor ini meningkat hingga 6,87 persen pada tahun ini. Memasuki semester pertama tingkat pertumbuhan mencapai 68,23 persen dan menurun pada semester II hingga negatif 43,43 persen. Hasil dari survei khusus pendapatan regional menunjukkan bahwa menurunnya kinerja sub sektor ini di semester II disebabkan oleh menurunnya indeks produksi tanaman padi palawija dan beberapa produksi sayuran lainnya.
P a g e | 57
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Sejalan dengan hal tersebut, kontribusi sub sektor tabama juga mengalami peningkatan, kontribusi pada tahun 2011 tercatat sebesar 5,68 persen dan meningkat menjadi 5,89 persen di tahun 2012 dengan perbandingan kontribusi pada semester I lebih tinggi dibanding semester II.
5. 1. 2 . Su b Sek to r Per keb u n an Sama halnya dengan sub sektor tanaman bahan makanan, pada tahun ini sub sektor perkebunan juga mengalami peningkatan pertumbuhan hingga 3,89 persen. Pertumbuhan pada sub sektor ini merupakan peningkatan terbesar kedua pada sektor pertanian setelah sub sektor tanaman bahan makanan (tabama). Namun hal ini berbanding terbalik dengan tingkat kontribusinya yang relatif sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya Jika diamati secara semesteran, baik laju pertumbuhan maupun tingkat kontribusi sub sektor ini mengalami penurunan dari semester I ke semester II. LPE semester I sub sektor perkebunan mencapai 45,91 persen dan mengalami penurunan hingga negatif
24,79 persen,
sedangkan tingkat kontribusinya menurun dari 1,16 persen di semester I menjadi 0,82 persen pada semester II.
5. 1. 3 . Su b Sek to r Peter n ak an Kinerja dan kontribusi sub sektor peternakan pada tahun 2012 tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan walaupun tetap mengalami pertumbuhan positif. Pada tahun ini sub sektor peternakan tercatat mencapai pertumbuhan sebesar 3,52 persen dengan kontribusi sebesar 0,82 persen.
P a g e | 58
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 1. 4 . Su b Sek to r Keh u t an an Trend pertumbuhan negatif pertumbuhan sub sektor kehutanan kembali terjadi pada tahun 2012. Pada tahun ini LPE sub sektor kehutanan tercatat sebesar negatif 11,12 persen, kembali turun dari LPE tahun sebelumnya yang tercatat sebesar negatif 6,96 persen. Begitu pula halnya dengan peranan sektor ini yang kembali mengalami penurunan dari 0,03 persen menjadi 0,02 persen pada tahun ini. Sub sektor kehutanan merupakan kontributor paling kecil pada sektor pertanian.
5. 1. 5 . Su b Sek to r Per ikan an Pada tahun 2012 kinerja sub sektor perikanan menunjukan penurunan yang berarti. Laju pertumbuhan tercatat tahun sebelumnya sebesar 6,68 persen turun menjadi 2,86 persen di tahun 2012. Adapun tingkat kontribusi masih tetap pada kisaran 0,20 persen.
5. 2. S E KT OR P ER T AM B ANG A N D AN P EN GG A LI AN Sektor pertambangan dan penggalian merupakan kontibutor terkecil pada pembentukan PDRB di Kabupaten Bandung, namun demikian potensi sektor ini antara lain terdapat pada potensi listrik panas bumi (geothermal) dan penggalian batu, batu pasir, andesite dan pasir yang tersebar di beberapa kecamatan. Laju pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2012 tercatat mengalami penurunan pertumbuhan hingga negatif 1,75 persen bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Perlambatan ini terutama terjadi pada sub sektor minyak dan gas bumi yang terdepresiasi negatif hingga 3,58 persen di tahun ini. Sementara itu pada sub sektor penggalian pada tahun ini mampu tumbuh positif sampai 7,57 persen. Untuk kinerja per semester, terlihat bahwa kinerja sektor pertambangan dan penggalian di semester II lebih tinggi dibandingkan semester I.
P a g e | 59
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Tabel. 5.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
4,87
3,00
(0,40)
1,97
(1,75)
a. Minyak dan Gas Bumi
4,04
1,67
(1,73)
(0,35)
(3,58)
-
-
-
-
-
9,69
10,27
6,61
13,28
7,57
LAPANGAN USAHA
b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
Tabel. 5.4 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
1,26
1,25
1,22
1,19
1,20
a. Minyak dan Gas Bumi
1,10
1,09
1,05
1,01
1,03
-
-
-
-
-
0,16
0,17
0,16
0,18
0,17
LAPANGAN USAHA
b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 60
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Sejalan dengan penurunan pertumbuhan, tingkat kontribusi sektor pertambangan dan penggalian juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi tahun 2012 kembali menurun menjadi 1,20 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,25 persen. Adapun untuk kontribusi per semester terlihat bahwa terjadi penurunan kontribusi pada semester II, kontribusi di semester I mencapai 1,22 persen lebih tinggi dibanding kontribusi pada semester II yang sebesar 1,19 persen
5. 2. 1 . Su b Sek to r M in ya k d an Gas B u m i Selama tahun 2012 sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Bandung mengalami pertumbuhan negatif. LPE pada semester I tercatat sebesar negatif 1,73 persen dan meningkat sedikit menjadi negatif 0,35 persen pada semester II. Sejalan dengan hal ini, tingkat kontribusi juga menurun dari 1,05 persen di semester I menjadi 1,01 persen pada semester II.
5. 2. 2 . Su b Sek to r Pen g ga l ian Laju pertumbuhan sub sektor penggalian selama tahun 2012 tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan walaupun masih bernilai positif, laju pertumbuhan sub sektor ini turun dari 10,27 persen di tahun 2011 menjadi 7,57 persen pada tahun 2012. Adapun tingkat kontribusi sub sektor ini masih sama dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,17 persen.
5. 3. S E KT OR IN D US TR I P ENG OL A H AN Kinerja sektor industri pengolahan sebagai sektor dominan di Kabupaten Bandung tercatat mulai menunjukan peningkatan kembali pada tahun 2012, setelah sempat mengalami perlambatan pada tahun sebelumnya.
P a g e | 61
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Tabel. 5.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
5,24
5,19
3,69
2,47
5,40
-
-
-
-
-
5,24
5,19
3,69
2,47
5,40
LAPANGAN USAHA
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Pertumbuhan positif sektor industri pengolahan didukung dengan pertumbuhan positif subsub sektornya, tercatat sebanyak enam dari sembilan jenis industri di Kabupaten Bandung pada tahun ini mengalami pertumbuhan positif, sementara tiga sisanya mengalami pertumbuhan negatif. Enam jenis industri yang tumbuh positif itu diantaranya industri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; industri kertas dan barang cetakan; industi pupuk, kimia, dan barang dari karet; industri semen dan barang galian bukan logam; dan industri barang lainnya, sedangkan industri yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; industri logam dasar besi dan baja; industri alat angkutan, mesin dan peralatannya. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2012 mencapai 5,40 persen, meningkat dari tahun 2011 yang tercatat sebesar 5,19 persen, adapun peningkatan ini terutama terjadi pada semester I, dimana pada semester I sektor ini mengalami pertumbuhan positif 3,69 persen namun kemudian sedikit menurun menjadi 2,47 persen pada semester II.
P a g e | 62
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Tabel. 5.6 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
59,60
58,72
57,21
58,12
57,67
-
-
-
-
-
59,60
58,72
57,21
58,12
57,67
LAPANGAN USAHA
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bandung, namun pada tahun ini tingkat kontribusi sektor industri kembali mengalami penurunan menjadi 57,67 persen. Kecenderungan penurunan kontribusi sektor ini sejalan dengan peningkatan kontribusi sektor ekonomi lain terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap pembentukan total PDRB Kabupaten Bandung. Jika diamati secara semesteran, tingkat kontribusi pada semester I dan semester II relatif tidak jauh berbeda, tercatat tingkat kontribusi pada semester I sebesar 57,21 persen dan mengalami peningkatan sedikit menjadi 58,12 persen pada semester II.
P a g e | 63
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 4. S E KT OR LI S TR I K, G A S D AN A IR B ER S I H Dalam perkembangannya, laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih terus mengalami peningkatan. LPE tahun 2012 tercatat sebesar 12,53 persen meningkat tinggi dari tahun sebelumnya yang hanya sebesar 8,21 persen. Tren peningkatan pertumbuhan ini dimulai sejak tahun 2009 hingga sekarang. Pertumbuhan ini didukung oleh peningkatan kinerja sub sektornya, terutama sub sektor listrik.
Sejalan dengan peningkatan kinerja, tingkat kontribusi sektor ini mengalami peningkatan, pada tahun ini tingkat kontribusi sektor ini tercatat sebesar 1,67 persen, naik dari kontribusi tahun sebelumnya yang sebesar 1,61 persen. Tabel. 5.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
5,32
8,21
2,25
15,80
12,53
5,37
8,07
2,19
16,11
12,56
b. Gas Kota
-
-
-
-
-
c. Air Bersih
3,35
12,91
4,46
5,45
11,58
LAPANGAN USAHA
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 64
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Tabel. 5.8 Kontribusi Sektor Listrik , Gas dan Air Bersih Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
1,61
1,61
1,56
1,78
1,67
1,57
1,57
1,52
1,74
1,63
b. Gas Kota
-
-
-
-
-
c. Air Bersih
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
LAPANGAN USAHA
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5. 4. 1 . Su b Sek to r L i str ik Kecenderungan peningkatan sub sektor listrik dimulai pada tahun 2009 hingga saat ini, laju pertumbuhan pada tahun 2009 tercatat sebesar 4,08 persen dan jauh meningkat menjadi 12,56 persen pada tahun ini, dengan komposisi pertumbuhan pada semester II jauh lebih tinggi dibanding pada semester I. Begitu juga halnya dengan peranan sub sektor listrik terhadap pembentukan PDRB juga mengalami peningkatan kontribusi dari 1,57 persen menjadi 1,63 persen pada tahun ini..
5. 4. 2 . Su b Sek to r Air B er sih Sejalan dengan sub sektor listrik, kinerja sub sektor air bersih juga mengalami pertumbuhan positif di tahun ini, walaupun agak mengalami perlambatan bila dibandingkan dengan tahun
P a g e | 65
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
sebelumnya. LPE sub sektor air bersih tumbuh sebesar 11,58 persen, sedikit melambat dari tahun sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 12,91 persen.
5. 5. S E KT OR B AN G UN AN / K ON STR U K SI Setelah mengalami tren positif dari tahun 2008 hingga tahun 2011, pada tahun ini laju pertumbuhan sektor bangunan/konstrusi mengalami perlambatan pertumbuhan. Tercatat LPE sektor bangunan tumbuh sebesar 5,04 persen, melambat dari pencapaian tahun sebelumnya yang tumbuh hingga 8,10 persen. Adapun untuk tingkat kontribusinya tetap pada kisaran 1,66 persen seperti tahun sebelumnya. Bila diamati secara semesteran, baik laju pertumbuhan maupun tingkat kontribusi sektor bangunan terjadi pada semester II. Laju pertumbuhan meningkat dari minus 4,80 persen pada semester I menjadi 12,76 persen pada semester II, begitu pula dengan tingkat kontribusi sektor yang meningkat dari 1,56 persen di semester I menjadi 1,75 persen pada semester II. Tabel. 5.9 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Bangunan Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
7,17
8,10
(4,80)
12,76
5,04
KONTRIBUSI
1,66
1,66
1,56
1,75
1,66
SEKTOR BANGUNAN/KONSTRUKSI
Tahun 2012***
Tahun
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 66
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 6. S E KT OR P ER D AG AN G AN , H OT E L D AN R E S TO R AN Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun ini kembali menunjukkan peningkatan, setalah sempat mengalami perlambatan pada tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tercatat sebesar 8,67 persen atau kembali naik dari tahun 2011 yang tumbuh sebesar 7,88 persen, demikian pula dengan tingkat kontribusi yang meningkat naik dari 17,39 persen menjadi 18,29 persen pada tahun 2012. Peningkatan pada sektor ini didukung oleh peningkatan sub sektor perdagangan besar dan eceran dan sub sektor restoran, sedangkan sub sektor hotel justru mengalami perlambatan pertumbuhan. Peningkatan tertinggi pada sub sektor ini terjadi pada sub sektor restoran yang tumbuh menjadi 11,64 persen dari 8,08 persen pada tahun sebelumnya. Tabel. 5.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
8,21
7,88
3,50
4,29
8,67
a. Perdagangan Besar & Eceran
7,98
7,84
2,67
4,77
8,08
b. Hotel
7,30
7,90
(5,68)
4,16
4,19
c. Restoran
9,34
8,08
7,68
2,04
11,64
LAPANGAN USAHA
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 67
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Sejalan dengan hal ini, peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap pembentukan PDRB juga terus memperlihatkan tren meningkat. Tercatat tingkat kontribusi sektor ini pada tahun 2000 sebesar 14,84 persen dan terus meningkat hingga 18,29 persen di tahun 2012.
Bila diamati secara semesteran, baik kinerja maupun tingkat kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukan pertumbuhan yang lebih tinggi pada semester II. Tabel. 5.11 Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
16,91
17,39
18,05
18,51
18,29
a. Perdagangan Besar & Eceran
14,09
14,50
14,92
15,36
15,15
b. Hotel
0,01
0,01
0,01
0,01
0,01
c. Restoran
2,81
2,88
3,12
3,14
3,13
LAPANGAN USAHA
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5. 6. 1 . Su b Sek to r Per d a g an ga n B es ar d an Ecer an Sub sektor perdagangan besar dan eceran pada tahun ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi yaitu sebesar 8,08 persen. Sejalan dengan hal ini tingkat kontribusi sub sektor ini juga mengalami peningkatan dari 14,50 persen di tahun 2011 menjadi 15,15 persen pada tahun ini. Seperti yang telah diuraikan di atas, peningkatan pada sektor ini terjadi sebagai pengaruh dari
P a g e | 68
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
peningkatan volume permintaan terhadap barang dan jasa disamping pengaruh dari meningkatnya indeks produksi dari sektor-sektor primer. Pengamatan secara semesteran memberi gambaran bahwa pada semester II kinerja dari sub sektor perdagangan besar dan eceran jauh lebih tinggi dibandingkan dengan semester I, kondisi ini sebagai pengaruh dari peningkatan volume permintaan barang/jasa dimana tiga kegiatan besar keagamaan seperti Puasa Ramadhan, Hari Raya Idul Fitri serta Natal dan Tahun Baru terjadi pada semester II.
5. 6. 2 . Su b Sek to r Ho te l Berbeda dengan peningkatan pertumbuhan pada sub sektor lainnya, pada tahun ini sub sektor hotel justru mengalami perlambatan kinerja. LPE sub sektor hotel pada tahun ini melambat menjadi 4,19 persen dari pencapaian tahun sebelumnya yang tumbuh hingga 7,90 persen pada tahun sebelumnya. Adapun untuk tingkat kontribusi tidak mengalami perubahan tetap sebesar 0.01 persen. Untuk laju pertumbuhan per semester terlihat bahwa laju pertumbuhan di semester II lebih baik dibandingkan dengan semester I.
5. 6. 3 . Su b Sek to r Re sto r an Kinerja sub sektor restoran pada tahun 2012 terlihat mengalami peningkatan yang signifikan, setalah sebelumnya sempat mengalami perlambatan di tahun 2011. Laju pertumbuhan sub sektor restoran tahun 2012 tercatat sebesar 11,64 persen, jauh meningkat dari tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,08 persen. Hal yang sama terjadi pada tingkat kontribusi yang meningkat dari 2,88 persen menjadi 3,13 persen di tahun ini.
P a g e | 69
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 7. S E KT OR P EN G ANG K UT A N D AN K OM UN I K AS I Tabel. 5. 12 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
5,78
7,62
2,76
6,75
7,90
6,32
7,82
2,79
6,07
7,06
1 Angkutan Rel
7,56
4,65
(0,70)
5,89
5,97
2 Angkutan Jalan Raya
6,19
6,98
3,18
6,20
7,03
3 Angkutan laut
-
-
-
-
-
4 Angkutan Sungai
-
-
-
-
-
5 Angkutan Udara
-
-
-
-
-
7,10
13,99
0,50
5,25
7,38
3,06
6,55
2,64
10,23
12,36
LAPANGAN USAHA
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 70
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2012 menunjukan kenaikan yang berarti, laju pertumbuhan sektor ini tercatat sebesar 7,90 persen dengan tingkat kontribusi sebesar 4,16 persen. Kenaikan di sektor ini didukung oleh peningkatan terutama pada sub sektor komunikasi. Tabel. 5. 13 Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2012 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
4,19
4,21
4,08
4,24
4,16
3,66
3,70
3,62
3,75
3,68
1 Angkutan Rel
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
2 Angkutan Jalan Raya
3,21
3,22
3,16
3,27
3,22
3 Angkutan laut
-
-
-
-
-
4 Angkutan Sungai
-
-
-
-
-
5 Angkutan Udara
-
-
-
-
-
0,42
0,45
0,42
0,45
0,44
0,54
0,51
0,46
0,49
0,48
LAPANGAN USAHA
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 71
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Pengamatan secara semesteran memperlihatkan bahwa pertumbuhan di semester II lebih tinggi dibandingkan semester I. Laju pertumbuhan pada semester I mencapai 2,76 persen dan meningkat menjadi 6,75 persen di semester II. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini disinyalir terjadi akibat adanya beberapa peristiwa besar keagamaan yang berlangsung pada semester II. Peningkatan pada laju pertumbuhan justru berbanding terbalik dengan tingkat kontribusi sektor ini. Peranan sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap perekonomian Kabupaten Bandung juga menurun menjadi 4,16 persen dari kontribusi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,21 persen. Penurunan ini terjadi baik pada sub sektor pengangkutan maupun sub sektor komunikasi, kontribusi sub sektor pengangkutan menurun dari 3,70 persen menjadi 3,68 persen, sedangkan sub sektor komunikasi menurun dari 0,51 persen menjadi 0,48 persen pada tahun ini.
5. 7. 1 . Su b Sek to r Pen gan gk u t an Kinerja sub sektor pengangkutan di tahun 2012 mengalami perlambatan pertumbuhan walaupun tetap bernilai positif. Perlambatan ini terutama terjadi pada sub sektor jasa penunjang angkutan yang tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan sementara sub sektor lainnya mengalami peningkatan pertumbuhan. Untuk kinerja per semester, terlihat bahwa kinerja sektor pengangkutan pada semester II menunjukan peningkatan dibandingkan semester I. Hal ini diperkirakan sebagai pengaruh positif dari adanya hari-hari besar keagamaan yang terjadi di semester II. Hasil pengamatan semester I dibanding semester II, peningkatan tertinggi terjadi pada sub sektor angkutan rel yang tumbuh dari negatif 0,70 persen di semester I menjadi 5,89 persen pada semester II, diikuti dengan sub sektor jasa penunjang angkutan yang mengalami pertumbuhan dari 0,50 pada semester I menjadi 5,25 persen di semester II, sementara sub sektor angkutan jalan raya naik dari 3,18 persen pada semester I menjadi 6,20 persen pada semester II.
P a g e | 72
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Adapun tingkat kontribusi sub sektor pengangkutan juga tercatat mengalami penurunan kontribusi terhadap pembentukan total nilai PDRB. Peranan sektor pengangkutan pada tahun 2012 sebesar 3,70 persen turun menjadi 3,68 persen pada tahun ini.
5. 7. 2 . Su b Sek to r Ko m u n ik as i Pertumbuhan sektor komunikasi tahun ini kembali menunjukkan kecenderungan peningkatan seperti tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini sub sektor komunikasi tumbuh tinggi hingga mencapai 12,36 persen dengan pertumbuhan terbesar terjadi pada semester II, LPE pada semester I tercata sebesar 2,64 persen dan tumbuh tinggi hingga 10,23 persen pada semester II. Adapun peranan sub sektor komunikasi terhadap pembentukan nilai PDRB tercatat sebesar 0,48 persen.
5. 8. S E KT OR K E U ANG A N, P E RS E W AA N D AN J AS A P E RU S AH A AN Kinerja sektor perekonomian nasional yang terjaga kestabilannya berdampak positif pada dengan kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di Kabupaten Bandung. Tercatat laju pertumbuhan sektor ini pada tahun 2012 terus meningkat menjadi 8,28 persen dari tahun sebelumnya, peningkatan ini terutama terjadi pada sub sektor sewa bangunan dan sub sektor jasa perusahaan. Sedangkan sub sektor bank dan sub sektor lembaga keuangan lainnya tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan. Pengamatan secara semesteran kinerja sektor ini meningkat pada semester II, laju pertumbuhan semester I mencapai 2,44 persen dan meningkat menjadi 4,55 persen pada semester II. Adapun tingkat kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun ini cenderung menunjukkan peningkatan pada semester II.
P a g e | 73
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Tabel. 5.14 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
5,26
7,15
2,44
4,55
8,28
a. Bank
9,96
10,71
(0,75)
13,53
10,47
b. Lembaga Keuangan lainnya
4,59
3,33
2,84
(6,07)
2,78
c. Sewa Bangunan
4,28
6,93
3,43
3,43
8,38
d. Jasa perusahaan
4,63
5,38
2,05
2,17
6,92
LAPANGAN USAHA
8. KEU,PERSEWAAN DAN JS PRSHN
Tabel. 5.15 Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
1,95
1,93
1,96
1,98
1,97
a. Bank
0,30
0,30
0,29
0,32
0,30
b. Lembaga Keuangan lainnya
0,08
0,08
0,08
0,07
0,07
c. Sewa Bangunan
1,19
1,19
1,22
1,21
1,22
d. Jasa perusahaan
0,38
0,37
0,37
0,38
0,37
LAPANGAN USAHA
8. KEU,PERSEWAAN DAN JS PRSHN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 74
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 8. 1 . Su b Sek to r B an k Di tengah rentannya kondisi keuangan global, industri perbankan nasional berhasil bertahan dan mempertahankan kinerja baik sepanjang 2012, baik secara kuantitas maupun kualitas. Cukup stabilnya kinerja sektor perbankan nasional berdampak positif pada kinerja sektor perbankan di Kabupaten Bandung. Pada tahun ini sektor perbankan walaupun tercatat mengalami perlambatan namun tetap stabil pada kisaran angka 10,47 persen. Peningkatan pertumbuhan terutama terjadi pada semester II, dimana laju sub sektor ini tumbuh dari negatif 0,75 persen dan meningkat menjadi 13,53 persen pada semester II. Adapun tingkat kontribusi sektor ini tidak menunjukan perubahan, tetap pada besaran 0,30 persen baik di tahun 2011 maupun tahun 2012
5. 8. 2 . Su b Sek to r L em b a g a Ke u an g an La in n ya Sejalan dengan perlambatan pada sektor bank, kondisi yang sama juga terjadi pada sub sektor lembaga keuangan lainnya, dimana pada tahun ini laju pertumbuhan sub sektor ini mengalami perlambatan dari 3,33 persen pada tahun 2011 menjadi 2,78 persen di tahun ini. Laju pertumbuhan pada tahun semester I tumbuh hingga 2,84 persen namun terdepresasi negatif 6,07 persen pada semester II
5. 8. 3 . Su b Sek to r Sew a B a n gu n an Kinerja sub sektor sewa bangunan pada tahun ini kembali menunjukan peningkatan berarti. Pertumbuhan pada tahun 2011 mencapai 6,93 persen dan terus meningkat menjadi 8,38 persen pada tahun ini, adapun tingkat kontribusi dari sektor ini tercatat mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
P a g e | 75
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 8. 4 . Su b Sek to r Ja sa Per u s a h aan Seperti halnya dengan sub sektor lain pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, kinerja sub sektor jasa perusahaan juga mengalami peningkatan pertumbuhan pada tahun ini. Laju pertumbuhan mencapai 6,92 persen, meningkat dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar 5,38 persen. Laju pertumbuhan meningkat pada semester I dan terus meningkat hingga 2,17 persen pada semester II.
5. 9. S E KT OR J A S A -J A S A Tabel. 5. 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-Jasa Kabupaten Bandung Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
5,60
6,99
(25,16)
43,47
5,05
a. Pemerintahan Umum
6,16
8,41
(39,81)
77,83
6,19
b. Swasta
5,01
5,49
(5,43)
13,99
3,81
1. Sosial Kemasyarakatan
6,30
7,60
(3,33)
11,62
3,37
2. Hiburan dan Rekreasi
6,14
8,47
(5,05)
19,76
11,36
3. Perorangan dan Rumahtangga
4,51
4,64
(6,23)
14,81
3,86
LAPANGAN USAHA
9. JASA - JASA
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
P a g e | 76
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
Laju pertumbuhan sektor jasa-jasa di tahun 2012 mulai menunjukkan perlambatan pertumbuhan, walaupun masih bernilai positif. LPE tahun 2012 mencapai 5,05 persen, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 6,99 persen. Seperti tahun-tahun sebelumnya, laju pertumbuhan semester I sektor ini lebih kecil, bahkan terdepresiasi negatif, dibanding pada semester II. Depresiasi ini biasanya disebabkan karena relatif masih belum efektifnya realiasasi proyek pembangunan oleh pemerintah pada periode semester awal Tabel. 5.17 Kontribusi Sektor Jasa-jasa Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2012 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2012***
Tahun
2010*
2011**
Sem I
Sem II
2012***
5,28
5,47
4,54
6,34
5,46
a. Pemerintahan Umum
2,74
2,92
2,10
3,63
2,88
b. Swasta
2,54
2,55
2,43
2,71
2,58
1. Sosial Kemasyarakatan
0,60
0,62
0,61
0,65
0,63
2. Hiburan dan Rekreasi
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
3. Perorangan dan Rumahtangga
1,92
1,90
1,80
2,03
1,92
LAPANGAN USAHA
9. JASA - JASA
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Adapun untuk tingkat kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pembentukan total nilai PDRB Kabupaten Bandung pada tahun ini sedikit menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya,
P a g e | 77
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
yakni sebesar 5,46 persen, dengan perbandingan tingkat kontribusi pada semester I lebih rendah dibanding semester II
5. 9. 1 . Su b Sek to r Ja sa Pe m er i n tah an Um u m Berbeda dengan kecenderungan pada tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini sektor jasa pemerintahan umum mengalami perlambatan pertumbuhan baik pada laju kinerja maupun tingkat kontribusi bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan tahun 2011 sebesar 8,41 persen melambat menjadi 6,19 persen di tahun ini. Peningkatan baru terjadi pada semester II dimana laju pertumbuhan pada semester I terdepresiasi negatif hingga 39,81 persen.
5. 9. 2 . Su b Sek to r Swa st a Sama halnya dengan kinerja sub sektor pemerintahan umum, kinerja sub sektor swasta pada tahun ini juga mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding dengan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan sub sektor swasta pada tahun 2012 tercatat mengalami perlambatan, dari 5,49 persen pada tahun 2011 menjadi 3,81 persen. Namun berbanding terbalik dengan laju pertumbuhannya, tingkat kontribusi sub sektor ini justru mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
5. 9. 2 .1 . Su b Sek to r So s i al K em a sy ar a kat an Kinerja sub sektor sosial kemasyarakatan pada tahun 2012 tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya. LPE sub sektor ini turun menjadi 3,37 persen dari pencapaian sebelumnya sebesar 7,60 persen. Namun demikian dari sisi kontribusinya sub sektor ini justru mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
P a g e | 78
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG 2012
5. 9. 2 .2 . Su b Sek to r H ib u r an d an Rekr e as i Berbeda dengan sub sektor lainnya, kinerja sub sektor jasa hiburan dan rekreasi pada tahun ini kembali mengalami peningkatan. Laju pertumbuhan pada tahun 2012 meningkat signifikan hingga 11,36 persen, jauh lebih tinggi dari pencapaian tahun sebelumnya yang tumbuh sebesar 8,47 persen. Adapun tingkat kontribusi sub sektor ini tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya.
5. 9. 2 .3 . Su b Se kto r J as a Per o r a n gan d an Ru m ah T an g g a Kecenderungan perlambatan juga terjadi pada sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga yang juga mengalami perlambatan pertumbuhan, dimana pada tahun 2011 LPE sektor ini tercatat sebesar 4,64 persen dan kembali melambat menjadi 3,86 persen pada tahun ini. Namun sebaliknya peranan sub sektor ini terhadap pe,bentukan PDRB justru mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. .
P a g e | 79
LAMPIRAN
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 1.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Tahun 2011** [2]
3.978.936,25 2.912.878,38 525.013,08 421.580,91 14.319,13 105.144,75 642.359,10 556.720,08 85.639,03 30.116.379,01 30.116.379,01 824.630,98 804.679,13 19.951,85 852.508,61 8.920.233,69 7.435.043,57 6.964,20 1.478.225,91 2.159.485,64 1.896.400,08 15.983,90 1.649.579,64 230.836,55 263.085,55 990.504,14 152.729,57 39.913,26 610.351,24 187.510,08 2.806.725,22 1.500.270,29 1.306.454,93 317.958,30 13.735,90 974.760,73 51.291.762,65 50.735.042,57
Tahun 2012*** Semester I Semester II
Tahun 2012***
[3]
[4]
[5]
2.747.811,97 2.122.697,78 324.365,19 231.288,17 7.741,32 61.719,52 340.115,14 294.497,77 45.617,37 15.999.625,13 15.999.625,13 437.573,11 426.390,67 11.182,43 437.003,19 5.048.085,06 4.173.179,09 3.651,02 871.254,95 1.140.221,44 1.011.419,13 8.318,22 885.075,45 118.025,46 128.802,31 548.005,64 80.918,98 21.502,19 340.994,96 104.589,52 1.268.760,63 588.059,75 680.700,87 169.231,35 7.241,74 504.227,78 27.967.201,31 27.672.703,54
1.770.972,30 1.239.269,83 239.688,68 234.490,43 5.627,43 51.895,93 345.899,35 292.728,59 53.170,76 16.915.606,00 16.915.606,00 517.345,79 505.547,86 11.797,93 510.233,75 5.387.942,18 4.471.181,10 3.902,59 912.858,48 1.233.876,48 1.090.363,86 8.981,64 951.099,06 130.283,17 143.512,62 575.600,98 92.807,80 20.354,34 353.284,36 109.154,48 1.846.728,52 1.057.510,10 789.218,42 188.964,93 8.903,48 591.350,02 29.104.205,37 28.811.476,78
4.518.784 3.361.968 564.054 465.779 13.369 113.615 686.014,49 587.226,36 98.788,13 32.915.231,13 32.915.231,13 954.918,90 931.938,54 22.980,36 947.236,94 10.436.027,24 8.644.360,19 7.553,61 1.784.113,44 2.374.097,92 2.101.782,99 17.299,86 1.836.174,51 248.308,62 272.314,93 1.123.606,62 173.726,78 41.856,53 694.279,31 213.744,00 3.115.489,15 1.645.569,85 1.469.919,30 358.196,27 16.145,22 1.095.577,81 57.071.406,68 56.484.180,32
P a g e | 81
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 1.2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Tahun 2011** [2]
1.688.263,14 1.191.815,65 247.019,31 201.871,14 6.776,43 40.780,60 291.397,20 243.473,96 47.923,24 13.857.488,88 13.857.488,88 428.521,96 416.276,82 12.245,14 411.973,98 3.748.625,24 3.115.045,27 3.520,00 630.059,97 960.418,42 808.228,52 8.042,59 695.490,23 104.695,69 152.189,90 508.799,47 87.128,39 18.499,52 314.028,81 89.142,75 1.130.748,84 589.368,18 541.380,66 149.389,69 6.726,32 385.264,65 23.026.237,14 22.782.763,18
Tahun 2012*** Semester I Semester II [3]
[4]
1.090.800,54 813.466,67 146.464,83 104.403,11 3.549,21 22.916,71 141.756,94 117.586,44 24.170,50 7.213.886,06 7.213.886,06 223.466,71 216.816,06 6.650,66 203.398,40 1.994.001,99 1.644.073,11 1.796,35 348.132,52 501.244,48 419.905,16 4.139,65 360.994,53 54.770,98 81.339,33 269.324,49 45.078,32 9.804,93 167.295,98 47.145,25 487.914,68 225.274,86 262.639,82 72.969,64 3.408,58 186.261,60 12.125.794,29 12.008.207,84
696.454,68 460.210,99 110.156,92 104.581,44 2.473,74 19.031,60 144.552,46 117.173,27 27.379,19 7.392.025,00 7.392.025,00 258.763,69 251.750,78 7.012,91 229.350,98 2.079.643,71 1.722.531,17 1.871,12 355.241,42 535.060,06 445.398,39 4.383,29 383.366,66 57.648,45 89.661,66 281.588,70 51.176,20 9.209,36 173.034,69 48.168,45 699.988,60 400.601,88 299.386,72 81.448,36 4.082,13 213.856,23 12.317.427,89 12.200.254,62
Tahun 2012*** [5]
1.787.255 1.273.678 256.622 208.985 6.023 41.948 286.309 234.760 51.550 14.605.911 14.605.911 482.230 468.567 13.664 432.749 4.073.646 3.366.604 3.667 703.374 1.036.305 865.304 8.523 744.361 112.419 171.001 550.913 96.255 19.014 340.331 95.314 1.187.903 625.877 562.027 154.418 7.491 400.118 24.443.222 24.208.462
P a g e | 82
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 2.1. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Tahun 2011** [2]
14,61 17,41 2,74 13,28 (5,56) 13,71 10,60 10,04 14,43 9,63 9,63 11,26 11,19 14,15 11,44 14,42 14,47 10,27 14,19 11,71 12,56 7,51 11,59 20,37 5,95 10,26 12,09 4,71 11,60 5,90 15,30 18,88 11,44 15,79 14,92 10,04 11,28 11,29
Tahun 2012*** Semester I Semester II [3]
67,96 81,04 50,87 19,06 7,98 31,01 6,83 6,33 10,20 6,29 6,29 5,56 5,50 7,64 (2,80) 7,46 6,08 (3,15) 14,66 2,62 3,79 (0,47) 4,04 2,31 (5,71) 4,86 0,65 4,05 5,08 7,80 (24,67) (38,86) (5,80) (4,18) (5,48) (6,33) 8,03 8,05
[4]
64,45 58,38 73,89 101,38 72,69 84,08 101,70 99,40 116,56 105,72 105,73 118,23 118,56 105,50 116,76 106,73 107,14 106,89 104,78 108,21 107,81 107,98 107,46 110,39 111,42 105,04 114,69 94,66 103,60 104,36 145,55 179,83 115,94 111,66 122,95 117,28 104,07 104,11
Tahun 2012*** [5]
13,57 15,42 7,44 10,48 (6,64) 8,06 6,80 5,48 15,35 9,29 9,29 15,80 15,81 15,18 11,11 16,99 16,27 8,46 20,69 9,94 10,83 8,23 11,31 7,57 3,51 13,44 13,75 4,87 13,75 13,99 11,00 9,68 12,51 12,66 17,54 12,39 11,27 11,33
P a g e | 83
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 2.2. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Tahun 2011** [2]
Tahun 2012*** Semester I Semester II [3]
5,38 5,43 2,33 9,31 (6,96) 6,68 3,00 1,67 10,27 5,19 5,19 8,21 8,07 12,91 8,10 7,88 7,84 7,90 8,08 7,62 7,82 4,65 6,98 13,99 6,55 7,15 10,71 3,33 6,93 5,38 6,99 8,41 5,49 7,60 8,47 4,64 5,94 5,99
56,32 68,23 45,91 12,87 5,81 27,19 (0,40) (1,73) 6,61 3,69 3,69 2,25 2,19 4,46 (4,80) 3,50 2,67 (5,68) 7,68 2,76 2,79 (0,70) 3,18 0,50 2,64 2,44 (0,75) 2,84 3,43 2,05 (25,16) (39,81) (5,43) (3,33) (5,05) (6,23) 4,91 4,98
[4]
(36,15) (43,43) (24,79) 0,17 (30,30) (16,95) 1,97 (0,35) 13,28 2,47 2,47 15,80 16,11 5,45 12,76 4,29 4,77 4,16 2,04 6,75 6,07 5,89 6,20 5,25 10,23 4,55 13,53 (6,07) 3,43 2,17 43,47 77,83 13,99 11,62 19,76 14,81 1,58 1,60
Tahun 2012*** [5]
5,86 6,87 3,89 3,52 (11,12) 2,86 (1,75) (3,58) 7,57 5,40 5,40 12,53 12,56 11,58 5,04 8,67 8,08 4,19 11,64 7,90 7,06 5,97 7,03 7,38 12,36 8,28 10,47 2,78 8,38 6,92 5,05 6,19 3,81 3,37 11,36 3,86 6,15 6,26
P a g e | 84
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 3.1. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Tahun 2011** [2]
7,76 5,68 1,02 0,82 0,03 0,20 1,25 1,09 0,17 58,72 58,72 1,61 1,57 0,04 1,66 17,39 14,50 0,01 2,88 4,21 3,70 0,03 3,22 0,45 0,51 1,93 0,30 0,08 1,19 0,37 5,47 2,92 2,55 0,62 0,03 1,90 100,00 98,91
Tahun 2012*** Semester I Semester II [3]
9,83 7,59 1,16 0,83 0,03 0,22 1,22 1,05 0,16 57,21 57,21 1,56 1,52 0,04 1,56 18,05 14,92 0,01 3,12 4,08 3,62 0,03 3,16 0,42 0,46 1,96 0,29 0,08 1,22 0,37 4,54 2,10 2,43 0,61 0,03 1,80 100,00 98,95
[4]
6,08 4,26 0,82 0,81 0,02 0,18 1,19 1,01 0,18 58,12 58,12 1,78 1,74 0,04 1,75 18,51 15,36 0,01 3,14 4,24 3,75 0,03 3,27 0,45 0,49 1,98 0,32 0,07 1,21 0,38 6,35 3,63 2,71 0,65 0,03 2,03 100,00 98,99
Tahun 2012** [5]
7,92 5,89 0,99 0,82 0,02 0,20 1,20 1,03 0,17 57,67 57,67 1,67 1,63 0,04 1,66 18,29 15,15 0,01 3,13 4,16 3,68 0,03 3,22 0,44 0,48 1,97 0,30 0,07 1,22 0,37 5,46 2,88 2,58 0,63 0,03 1,92 100,00 98,97
P a g e | 85
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 3.2. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA
Tahun 2011**
[1]
[2]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
7,33 5,18 1,07 0,88 0,03 0,18 1,27 1,06 0,21 60,18 60,18 1,86 1,81 0,05 1,79 16,28 13,53 0,02 2,74 4,17 3,51 0,03 3,02 0,45 0,66 2,21 0,38 0,08 1,36 0,39 4,91 2,56 2,35 0,65 0,03 1,67 100,00 98,94
Tahun 2012*** Semester I Semester II [3]
9,00 6,71 1,21 0,86 0,03 0,19 1,17 0,97 0,20 59,49 59,49 1,84 1,79 0,05 1,68 16,44 13,56 0,01 2,87 4,13 3,46 0,03 2,98 0,45 0,67 2,22 0,37 0,08 1,38 0,39 4,02 1,86 2,17 0,60 0,03 1,54 100,00 99,03
[4]
5,65 3,74 0,89 0,85 0,02 0,15 1,17 0,95 0,22 60,01 60,01 2,10 2,04 0,06 1,86 16,88 13,98 0,02 2,88 4,34 3,62 0,04 3,11 0,47 0,73 2,29 0,42 0,07 1,40 0,39 5,68 3,25 2,43 0,66 0,03 1,74 100,00 99,05
Tahun 2012** [5]
7,31 5,21 1,05 0,85 0,02 0,17 1,17 0,96 0,21 59,75 59,75 1,97 1,92 0,06 1,77 16,67 13,77 0,02 2,88 4,24 3,54 0,03 3,05 0,46 0,70 2,25 0,39 0,08 1,39 0,39 4,86 2,56 2,30 0,63 0,03 1,64 100,00 99,04
P a g e | 86
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 4.1. INDEKS IMPLISIT PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
Tahun 2011** [2]
235,68 244,41 212,54 208,84 211,31 257,83 220,44 228,66 178,70 217,33 217,33 192,44 193,30 162,94 206,93 237,96 238,68 197,85 234,62 224,85 234,64 198,74 237,18 220,48 172,87 194,67 175,29 215,75 194,36 210,35 248,22 254,56 241,32 212,84 204,21 253,01 222,75 222,69
Tahun 2012*** Semester I Semester II [3]
251,91 260,94 221,46 221,53 218,11 269,32 239,93 250,45 188,73 221,79 221,79 195,81 196,66 168,14 214,85 253,16 253,83 203,25 250,27 227,48 240,87 200,94 245,18 215,49 158,35 203,47 179,51 219,30 203,83 221,85 260,04 261,04 259,18 231,92 212,46 270,71 230,64 230,45
[4]
254,28 269,28 217,59 224,22 227,49 272,68 239,29 249,83 194,20 228,84 228,84 199,93 200,81 168,23 222,47 259,08 259,57 208,57 256,97 230,61 244,81 204,91 248,09 226,00 160,06 204,41 181,35 221,02 204,17 226,61 263,82 263,98 263,61 232,01 218,11 276,52 236,28 236,15
Tahun 2012*** [5]
252,83 263,96 219,80 222,88 221,96 270,85 239,61 250,14 191,64 225,36 225,36 198,02 198,89 168,19 218,89 256,18 256,77 205,96 253,65 229,09 242,90 202,98 246,68 220,88 159,25 203,95 180,49 220,13 204,00 224,25 262,27 262,92 261,54 231,97 215,54 273,81 233,49 233,32
P a g e | 87
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 TABEL 4.2. INFLASI PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA
Tahun 2011**
[1]
[2]
1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
8,76 11,37 0,40 3,62 1,50 6,59 7,39 8,22 3,76 4,22 4,22 2,82 2,88 1,11 3,09 6,06 6,15 2,20 5,65 3,80 4,40 2,74 4,31 5,60 (0,57) 2,90 1,25 1,33 4,36 0,50 7,76 9,66 5,64 7,61 5,95 5,16 5,04 5,00
Tahun 2012*** Semester I Semester II [3]
[4]
7,44 7,62 3,41 5,49 2,06 3,01 7,27 8,21 3,37 2,50 2,50 3,23 3,24 3,04 2,10 3,82 3,32 2,69 6,49 (0,14) 0,98 0,23 0,82 1,79 (8,14) 2,36 1,41 1,18 1,59 5,63 0,65 1,58 (0,39) (0,88) (0,46) (0,11) 2,98 2,93
0,94 3,20 (1,75) 1,21 4,30 1,25 (0,27) (0,25) 2,90 3,18 3,18 2,10 2,11 0,05 3,55 2,34 2,26 2,62 2,68 1,37 1,63 1,97 1,19 4,88 1,08 0,46 1,03 0,78 0,17 2,15 1,46 1,13 1,71 0,04 2,66 2,15 2,45 2,48
Tahun 2012** [5]
7,28 8,00 3,42 6,72 5,04 5,05 8,69 9,40 7,24 3,69 3,69 2,90 2,89 3,22 5,78 7,66 7,58 4,10 8,11 1,89 3,52 2,13 4,00 0,18 (7,88) 4,77 2,96 2,03 4,96 6,61 5,66 3,29 8,38 8,99 5,55 8,22 4,82 4,78
P a g e | 88
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2012
P a g e | 89