Katalog BPS : 9205.3204
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2013
Kerjasama
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BANDUNG dengan
BAPPEDA KABUPATEN BANDUNG
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2013
ISSN Nomor Publikasi Katalog BPS
: 0854.9303 : 3204.1360 : 9205.3204
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 17 cm x 23,5 cm : xi + 89 Halaman
Naskah : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Kabupaten Bandung Desain gambar kulit : Seksi Statistik Neraca Wilayah dan Analisis Statistik Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Bandung Dicetak oleh Widji Offset
:
Boleh mengutip dengan menyebut sumbernya
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
DAFTAR ISI Sambutan Bupati Bandung
i
Kata Pengantar Kepala Bappeda Kabupaten Bandung
ii
Kata Pengantar Kepala BPS Kabupaten Bandung
iii
Daftar Isi
iv
Daftar Tabel
viii
Daftar Grafik
x
Daftar Lampiran
xi
Bab I
Pendahuluan
1
1.1 Latar Belakang
2
1.2 Tujuan
3
1.3 Kegunaan PDRB Semesteran
3
1.4 Ruang Lingkup
4
1.5 Pengunaan Tahun Dasar 2000
5
Metodologi
7
2.1 Konsep dan Definisi
8
2.2 Produk Domestik Regional Bruto
8
Bab II
2.2.1 Pengertian PDRB
8
2.2.2 Metode Perhitungan
9
2.2.3 Angka Indeks
10
2.2.3.1 Indeks Produksi
10
2.2.3.2 Indeks Penjualan
11
2.2.4 Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan
12
2.2.5 Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
13
2.4 Keterbatasan
14
P a g e | iv
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
Bab III
Uraian Sektoral
15
3.1 Pertanian
18
3.1.1 Tanaman Bahan Makanan
18
3.1.2 Tanaman Perkebunan
19
3.1.3 Kehutanan
19
3.1.4 Peternakan dan Hasil-hasilnya
20
3.1.5 Perikanan
20
3.2 Pertambangan dan Penggalian
21
3.2.1 Minyak dan Gas Bumi
21
3.2.2 Pertambangan Tanpa Gas
21
3.2.3 Penggalian
21
3.3 Industri dan Pengolahan
22
3.3.1 Industri Migas
22
3.3.2 Industri Tanpa Migas
23
3.4 Listrik, Gas dan Air Bersih
24
3.4.1 Listrik
24
3.4.2 Air Bersih
24
3.5 Bangunan
25
3.6 Perdagangan, Hotel dan Restoran
26
3.6.1 Perdagangan Besar dan Eceran
26
3.6.2 Hotel
26
3.6.3 Restoran
26
3.7 Pengangkutan dan Komunikasi
27
3.7.1 Pengangkutan
27
3.7.2 Komunikasi
29
3.8 Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
30
3.8.1 Bank
30
3.8.2 Lembaga Keuangan Bukan Bank
31
3.8.3 Jasa Penunjang Keuangan
31
3.8.4 Sewa Bangunan
31
3.8.5 Jasa Perusahaan
32
P a g e |v
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
3.9 Jasa-jasa
Bab IV
Bab V
33
3.9.1 Pemerintahan Umum
33
3.9.2 Swasta
33
Kinerja Perekonomian Kabupaten Bandung
36
4.1. Pertumbuhan Ekonomi
37
4.2. Nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
43
4.3. Struktur Ekonomi
46
4.4. PDRB Per Kapita
49
4.5. Tingkat Inflasi
53
Analisis Sektoral
55
5.1
56
5.2
Sektor Pertanian 5.1.1 Sub Sektor Tanaman Bahan Pangan (Tabama)
58
5.1.2 Sub Sektor Perkebunan
59
5.1.3 Sub Sektor Peternakan
59
5.1.4 Sub Sektor Kehutanan
60
5.1.5 Sub Sektor Perikanan
60
Sektor Pertambangan dan Penggalian
60
5.2.1 Sektor Minyak dan Gas Bumi
62
5.2.2 Sektor Penggalian
62
5.3
Sektor Industri Pengolahan
63
5.4
Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih
65
5.4.1 Sub Sektor Listrik
67
5.4.2 Sub Sektor Air Bersih
67
5.5 Sektor Bangunan/Konstruksi
67
5.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran
68
5.6.1 Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran
70
5.6.2 Sub Sektor Hotel
70
5.6.3 Sub Sektor Restoran
71
5.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi
71
5.7.1 Sub Sektor Pengangkutan
73
P a g e | vi
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
5.7.2 Sub Sektor Komunikasi 5.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
74 74
5.8.1 Sub Sektor Bank
76
5.8.2 Sub Sektor Lembaga Keuangan Lainnya
76
5.8.3 Sub Sektor Sewa Bangunan
76
5.8.4. Sub Sektor Jasa Perusahaan
76
5.9 Sektor Jasa-jasa
77
5.9.1 Sub Sektor Jasa Pemerintah Umum
79
5.9.2 Sub Sektor Swasta
79
5.9.2.1 Sub Sektor Sosial Kemasyarakatan
80
5.9.2.2 Sub Sektor Jasa Hiburan dan Rekreasi
80
5.9.2.3 Sub Sektor Jasa Perorangan dan Rumahtangga
80
P a g e | vii
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
DAFTAR TABEL Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 4.3 Tabel 4.4 Tabel 4.5 Tabel 4.6 Tabel 4.7 Tabel 5.1 Tabel 5.2 Tabel 5.3 Tabel 5.4 Tabel 5.5 Tabel 5.6 Tabel 5.7 Tabel 5.8 Tabel 5.9 Tabel 5.10
Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 –2013 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2009 – 2013 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga KonstanTahun 2012-2013 Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Setiap Kelompok Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Bandung Tahun 2011-2013 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung Tahun 2010-2013 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2012 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2011-2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2013 Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Tahun 2013 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bandung Tahun 2013 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten Bandung Tahun 2013 Kontribusi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Bangunan Kabupaten Bandung Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Tahun 2013
41 44 45 48 50 52 55 56 58 61 61 63 64 66 66 68 69
P a g e | viii
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
Tabel 5.11 Tabel 5.12 Tabel 5.13 Tabel 5.14 Tabel 5.15 Tabel 5.16 Tabel 5.17
Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Bandung Tahun 2013 Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Tahun 2013 Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-jasa Kabupaten Bandung Tahun 2013 Kontribusi Sektor Jasa-jasa Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013
69 72 73 75 75 77 78
P a g e | ix
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
DAFTAR GRAFIK Grafik 4.1
LPE Kabupaten Bandung Tahun 2001-2013
37
Grafik 4.2
LPE Kabupaten Bandung Tahun 2013
38
Grafik 4.3
LPE Kabupaten Bandung Tahun 2012-2013
39
Grafik 4.4
LPE Kabupaten Bandung Semester I dan II Tahun 2013
42
Grafik 4.5
PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2000-2013
43
Grafik 4.6
Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2013
46
Grafik 4.7
Peranan Kelompok Sektor Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2013
47
Grafik 4.8
PDRB Per Kapita Kabupaten Bandung Tahun 2010-2013
51
Grafik 4.9
Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2012
53
Grafik 4.10
Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2001 - 2013
54
P a g e |x
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
P a g e | xi
PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013
DAFTAR LAMPIRAN Tabel 1.1
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran ADH Berlaku Kabupaten
82
Bandung Tahun 2013 Tabel 1.2
Produk Domestik Regional Bruto Semesteran ADH Konstan Tahun 2000
83
Kabupaten Bandung Tahun 2013 Tabel 2.1
Laju
Pertumbuhan PDRB Semesteran ADH
Berlaku Kabupaten Bandung
84
Laju Pertumbuhan PDRB Semesteran ADH Konstan Tahun 2000 Kabupaten
85
Tahun 2013 Tabel 2.2
Bandung Tahun 2013 Tabel 3.1
Distribusi Persentase PDRB Semesteran ADH Berlaku Kabupaten Bandung
86
Tahun 2013 Tabel 3.2
Distribusi
Persentase
PDRB
Semesteran ADH Konstan Tahun 2000
87
Kabupaten Bandung Tahun 2013 Tabel 4.1
Indeks Implisit PDRB Semesteran Kabupaten Bandung Tahun 2013
88
Tabel 4.2
Inflasi Sektoral Kabupaten Bandung Tahun 2013
89
P a g e | xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG Secara sederhana pembangunan memiliki arti sebagai suatu proses perubahan ke arah
kondisi yang lebih baik melalui upaya yang dilakukan secara terencana. Dari segi ekonomi, pembangunan dapat diartikan sebagai suatu usaha peningkatan produktifitas melalui proses produksi dengan cara pemanfaatan sumber daya potensial baik sumber daya alam, sumber daya manusia maupun sumber daya ekonominya secara optimal guna meningkatkan tingkat kesejahteraan masyarakatnya. Dari definisi diatas terlihat bahwa hakikatnya setiap usaha pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakatnya. Sejalan dengan ini, pembangunan perlu dilaksanakan secara terpadu, selaras, serasi dan seimbang agar dapat berjalan efektif, efisien dan tepat sasaran sesuai dengan prioritas dan potensi daerah. Proses pembangunan ekonomi tidak hanya dibutuhkan peran pemerintah sebagai pengawas dan penentu kebijakan stabilitas makro ekonomi, namun juga membutuhkan peran serta aktif masyarakat, pemerintah dan semua elemen dalam suatu daerah. Untuk melihat seberapa berhasilnya kemajuan pembangunan ekonomi di suatu daerah, dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan ekonominya (economic growth). Tingkat pertumbuhan ekonomi atau kenaikan nilai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator makro yang sering digunakan disamping indikator makro lainnya seperti tingkat penciptaan kesempatan kerja (employment) dan kestabilan harga (price stability). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dalam kajian makro ekonomi didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha pada suatu wilayah tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDRB mampu menggambarkan kegiatan ekonomi baik yang berkaitan dengan struktur ekonomi beserta keterkaitannya dengan komponen-komponennya maupun gambaran perekonomian masa lalu. PDRB dibedakan menjadi dua jenis yaitu PDRB atas dasar harga berlaku dan PDRB atas dasar konstan. PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
2
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu sebagai tahun dasar. Dengan digunakannya PDRB sebagai salah satu indikator ekonomi, diharapkan perencanaan pembangunan daerah dapat dilakukan lebih terarah sehingga tujuan dari pembangunan ekonomi yang mantap dan berkesinambungan dapat tercapai.
1.2
TUJUAN Penyusunan publikasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Semesteran Kabupaten
Bandung bertujuan untuk memberikan informasi mengenai perkembangan indikator ekonomi di wilayah Kabupaten Bandung dalam rentang waktu semesteran. Kedepannya indikator-indikator makro ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dan perencanaan pembangunan daerah khususnya di bidang ekonomi. Publikasi PDRB semesteran ini disusun oleh BPS Kabupaten Bandung bekerjasama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Bandung, dan merupakan penerbitan rutin seperti tahun-tahun sebelumnya.
1.3
KEGUNAAN PDRB SEMESTERAN Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan salah satu indikator ekonomi yang
memuat berbagai instrumen ekonomi mengenai keadaan makro ekonomi suatu daerah. Struktur ekonomi, tingkat pertumbuhan ekonomi, dan pendapatan perkapita merupakan beberapa indikator makro yang dapat diturunkan dari PDRB.
3
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Selain indikator-indikator makro tersebut kegunaan data PDRB Semesteran yang lain diantaranya adalah sebagai :
Bahan evaluasi keberhasilan kegiatan pembangunan baik secara sektoral maupun regional
Dasar pembuatan perencanaan penyusunan kebijakan pembangunan ekonomi jangka pendek oleh Pemerintah Kabupaten Bandung
1.4
Dasar pijakan dalam estimasi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tahun 2013.
RUANG LINGKUP Guna mendapatkan informasi dan gambaran umum mengenai kondisi perekonomian
regional untuk mendukung penyusunan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) dilakukan Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR) yang mencakup kesembilan sektor ekonomi dan sub sektornya. Penentuan alokasi sampel ke masing-masing sektor dilakukan secara proporsional berdasarkan besarnya peranan nilai tambah bruto (NTB) sektor tersebut terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Bandung. Responden mencakup unit produksi swasta maupun pemerintah di wilayah Kabupaten Bandung. Pemilihan responden didasarkan atas prioritas usaha yang cukup dominan menyumbangkan nilai tambah (value added) terhadap perekonomian regional Kabupaten Bandung dan berpedoman pada kriteria sebagai berikut :
Perusahaan yang menjadi responden terbagi berdasarkan skala usaha yaitu kategori besar, sedang dan kecil.
Perusahaan yang dicacah mempunyai catatan kegiatan ekonomi yang cukup lengkap.
Berlokasi di wilayah Kabupaten Bandung
Mampu mengisi daftar isian survei khusus pendapatan regional (SKPR) dengan lengkap dan cepat.
4
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yang merupakan salah satu teknik nonprobability sampling. Purposive sampling dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan jumlah perusahaan pada masing-masing sektor kegiatan ekonomi, lalu mengelompokkan responden berdasarkan sektor atau kegiatan usaha dan skala usahanya sehingga asumsi homogenitas pada purposive sampling dapat terpenuhi.
1.5
PENGGUNAAN TAHUN DASAR 2000 Dalam penyusunan publikasi PDRB Semesteran Kabupaten Bandung ini menggunakan tahun
2000 sebagai tahun dasar. Pergeseran tahun dasar dari tahun 1993 ke tahun 2000 pada PDRB atas dasar harga konstan dilakukan agar hasil perhitungan PDRB menjadi lebih relevan dengan struktur ekonomi pada rentang waktu tersebut. Adapun pemilihan tahun 2000 sebagai tahun dasar yang baru didasarkan pada :
Pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 dianggap sudah tidak realistis atau tidak sesuai lagi dengan perkembangan ekonomi yang terjadi, mengingat perkembangan ekonomi yang terjadi relatif cepat, adanya perkembangan teknologi serta adanya perubahan perilaku ekonomi masyarakat.
Kondisi sosial ekonomi Indonesia tahun 2000 menunjukkan keadaan ekonomi yang relatif stabil, setelah sempat dilanda oleh krisis ekonomi sejak dari tahun 1998.
Rekomendasi PBB / United Nations (UN) sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru “Sistem Neraca Nasional” yang menyatakan bahwa perhitungan PDB/PDRB atas dasar harga konstan sebaiknya dimukhtahirkan dengan menggunakan tahun dasar yang berakhiran 0 atau 5. Hal ini dimaksud agar besaran angka-angka PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan antar waktu guna keperluan analisis kinerja perekonomian dunia atau wilayah.
Merupakan kesepakatan bersama yang dideklarasikan oleh negara-negara di wilayah Asia Pasifik (UN-ESCAP).
5
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Telah selesainya penyusunan Tabel Input-Output (I-O) tahun 2000 yang secara baku dipakai
6
sebagai
basis
bagi
penyusunan
series
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
baru
penghitungan
PDRB.
BAB II METODOLOGI
2.1
KONSEP DAN DEFINISI Beberapa istilah yang merupakan unsur-unsur pokok dalam penghitungan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) yaitu output, biaya antara dan nilai tambah bruto.
Output (nilai produksi) Output adalah nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu periode waktu tertentu. Pada dasarnya output merupakan perkalian kuantum produksi dengan harganya.
Biaya Antara Biaya antara adalah barang-barang dan jasa tidak tahan lama yang digunakan/habis dalam proses produksi.
Nilai Tambah Bruto NTB merupakan pengurangan dari nilai output dengan biaya antaranya.
2.2
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB)
A.
Pengertian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) merupakan hasil penjumlahan dari seluruh nilai
tambah (value added) produksi barang dan jasa dari seluruh kegiatan perekonomian di suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu. PDRB dihitung atas dasar harga berlaku dan atas harga konstan. PDRB atas dasar harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun berjalan, sementara PDRB atas dasar harga konstan dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar, dalam perhitungan ini digunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar.
8
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
PDRB atas dasar harga berlaku digunakan untuk melihat pergeseran struktur ekonomi dan gambaran perekonomian pada tahun berjalan, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi suatu wilayah baik secara keseluruhan maupun sektoral.
B.
Metode Perhitungan Penghitungan Produk Domestik Regional Bruto dapat dilakukan dengan dua cara yaitu
metode langsung dan metode tidak langsung. Metode langsung adalah metode perhitungan dengan menggunakan data yang bersumber dari daerah yang bersangkutan, sedangkan metode tidak langsung adalah metode perhitungan pendapatan regional dengan cara mengalokasikan angka pendapatan regional (nilai tambah) provinsi ke setiap daerah kabupaten/kota dengan menggunakan alokator tertentu seperti nilai produk bruto sektor, jumlah produksi, tenaga kerja, penduduk dan alokator lainnya yang sesuai. Penghitungan PDRB dengan metode langsung menggunakan tiga pendekatan yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan dan pendekatan pengeluaran. Pada penyusunan publikasi PDRB ini metode penghitungan yang digunakan adalah metode langsung dengan pendekatan produksi
Pendekatan Produksi Pendekatan dari segi produksi adalah menghitung nilai tambah dari barang dan jasa yang diproduksi oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan cara mengurangi output dari masing-masing sektor atau sub sektor dengan biaya antaranya. Nilai tambah merupakan nilai yang ditambahkan pada barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit produksi dalam proses produksi dari input antara yang dikeluarkan untuk menghasilkan barang dan jasa tersebut.
Pendekatan Pendapatan Dalam pendekatan pendapatan, nilai tambah dari setiap kegiatan ekonomi dihitung dengan jalan menjumlahkan semua balas jasa faktor produksi yaitu upah dan gaji,
9
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
surplus usaha (bunga, sewa tanah dan keuntungan), penyusutan dan pajak tidak langsung neto. Untuk sektor pemerintahan dan usaha-usaha yang sifatnya tidak mencari untung, surplus usaha tidak diperhitungkan.
Pendekatan Pengeluaran Pada pendekatan dari segi pengeluaran, produk domestik regional bruto dihitung dengan cara menghitung berbagai komponen pengeluaran akhir yang membentuk Produk Domestik Regional Bruto tersebut. Secara umum pendekatan pengeluaran dapat dilakukan melalui pendekatan penawaran yang terdiri dari metode arus barang dan metode penjualan eceran atau pendekatan permintaan yang terdiri dari pendekatan survei pendapatan dan pengeluaran rumah tangga, metode data anggaran belanja, metode balance sheet dan metode statistik perdagangan luar negeri.
C.
Angka Indeks Angka indeks pada dasarnya merupakan suatu nilai atau angka yang dibuat sedemikian rupa
sehingga dapat digunakan untuk melakukan perbandingan antara suatu nilai/harga/volume/kualitas selama satu periode waktu tertentu. Ciri khas dari angka indeks ini adalah perhitungan rasio (pembagian), di mana hasil rasio tersebut selalu dikalikan dengan bilangan 100 untuk menunjukkan perubahan tersebut dalam persentase. Dengan demikian, basis dari angka indeks apapun selalu 100.
Indeks Produksi Indeks produksi merupakan perbandingan volume produksi semester berjalan dengan
semester sebelumnya.
10
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
ܲܫ,௦ =
Dimana :
ܳ,௦ ݔ100 ܳ,௦ିଵ
IP k, s
:
Indeks Produksi Komoditi k pada Semester s
Q
:
Volume Produksi
K
:
Komoditi
S
:
Semester Berjalan (s = 1,2)
Nilai indeks produksi merupakan dasar penghitungan Indeks Produksi Sektor (IPS) dengan rumus sebagai berikut :
ܵܲܫ,௦ =
∑ୀଵ ܲܫ,௦ܭܤܶܰݔ,௦ିଵ ∑ୀଵ ܰܶܭܤ,௦ିଵ
Dimana : IPSi,s
:
Indeks Produksi Sektor i pada Semester s
NTBK
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Sektor yang menggunakan pendekatan indeks produksi adalah sektor pertanian, sektor penggalian, sektor industri pengolahan dan sektor listrik, gas dan air bersih.
Indeks Penjualan Indeks penjualan merupakan perbandingan volume penjualan semester berjalan dengan
semester sebelumnya.
11
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
݆ܲܫ,௦ =
Dimana :
ܳ,௦ ݔ100 ܳ,௦ିଵ
IPj k, s
:
Indeks Penjualan Komoditi k pada Semester s
Q
:
Volume Produksi
K
:
Komoditi
S
:
Semester Berjalan (s = 1,2)
Nilai indeks penjualan merupakan dasar penghitungan untuk Indeks Penjualan Sektor (IPjS) :
݆ܵܲܫ,௦ =
∑ୀଵ ܲܫ,௦ܭܤܶܰݔ,௦ିଵ ∑ୀଵ ܰܶܭܤ,௦ିଵ
Dimana : IPJS i,s
:
Indeks Penjualan Sektor i pada Semester s
NTBK
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan
Sektor yang menggunakan pendekatan indeks penjualan adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi,
sektor keuangan,
persewaan dan jasa perusahaan dan sektor jasa-jasa.
D.
Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Pada PDRB atas dasar harga konstan semua agregat pendapatan dinilai atas dasar harga
yang terjadi pada tahun dasar, pada publikasi ini digunakan tahun 2000 sebagai tahun dasar.
12
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Nilai Tambah Bruto atas dasar Harga Konstan (NTBK) per sektor yang akan digunakan untuk penghitungan PDRB atas dasar harga konstan dapat dicari dengan rumus sbb :
ܰܶܭܤ,௦ =
Dimana :
ܰܶܭܤ,௦ିଵܵܲܫݔ,௦ 100
NTBKi,s
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor i Pada Semester s.
NTBKi,s-1
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor i Pada Semester sebelumnya (s-1)
IPSi,s
:
Indeks Produksi Sektor i pada semester s atau Indeks Penjualan Sektor i pada semester s (s =1,2)
E.
Penghitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Dalam perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku, semua agregat pendapatan dinilai atas
dasar harga berlaku pada tahun berjalan. Untuk mendapatkan Nilai Tambah Bruto atas dasar harga Berlaku (NTBB) guna perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku digunakan rumus sebagai berikut :
ܰܶܤܤ,௦ =
Dimana :
ܰܶܭܤ,௦ିଵܪܫݔ,௦ 100
NTBB i,s
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Sektor i Pada Semester s.
NTBKi,s-1
:
Nilai Tambah Bruto Atas Dasar Harga Konstan Sektor i Pada Semester s-1
IH i,s
:
Indeks Harga Sektor i pada semester s
13
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
2.3
KETERBATASAN Publikasi ini mempunyai beberapa keterbatasan, diantaranya cakupan waktu pada Survei
Khusus Pendapatan Regional (SKPR) masih merupakan data realisasi pada semester berjalan (belum genap satu periode tahun). Selain itu publikasi ini hanya dapat menghasilkan estimasi data indikator yang berupa indeks dan persentase dimana hasil dari publikasi ini akan digunakan sebagai dasar penghitungan nilai PDRB tahun 2013 setahun kemudian.
14
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
BAB III URAIAN SEKTORAL
Dalam perhitungan PDRB kegiatan ekonomi dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sektor utama yaitu sektor primer, sekunder dan tersier. Pembagian kedalam ketiga sektor tersebut didasarkan pada asal terjadinya proses produksi. Sektor primer adalah sektor yang tidak mengolah bahan baku melainkan hanya mendayagunakan sumber daya alam, sektor ini meliputi sektor pertanian dan sektor pertambangan dan penggalian. Sektor sekunder adalah sektor yang mengolah bahan bakubaik yang berasal dari sektor primer maupun sektor sekunder sendiri menjadi barang lain yang lebih tinggi nilainya, sektor ini mencakup sektor industri pengolahan; sektor listrik, gas dan air; dan sektor bangunan. Sektor tertier atau dikenal juga sebagai sektor jasa, yaitu sektor yang melayani sektor primer dan sektor sekunder, sektor ini terdiri dari sektor perdagangan, hotel dan restoran; sektor pengangkutan dan komunikasi; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan; dan sektor jasa-jasa. Ketiga sektor utama tersebut dalam penyajiannya dikelompokkan menjadi 9 (sembilan) lapangan usaha (sektor) sesuai dengan Standard of National Accounts (SNA) dengan rincian sebagai berikut : 1.
Pertanian A.
Tanaman Bahan Makanan
B.
Tanaman Perkebunan
C.
Kehutanan
D.
Peternakan
E.
Perikanan
2. Pertambangan dan Penggalian
3.
A.
Minyak dan Gas Bumi
B.
Non Migas
C.
Penggalian
Industri Pengolahan A.
16
Industri Migas
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
B. 4.
i.
Pengilangan Minyak
ii.
Gas Alam Cair
Industri Tanpa Migas
Listrik, Gas dan Air Minum A.
Listrik
B.
Gas
C.
Air Minum
5.
Bangunan dan Konstruksi
6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
7.
A.
Perdagangan Besar dan Eceran
B.
Hotel
C.
Restoran / Rumah Makan
Pengangkutan dan Komunikasi A.
B.
8.
Angkutan i.
Pengangkutan Kereta Api
ii.
Pengangkutan Darat
iii.
Pengangkutan Udara
iv.
Pengangkutan Laut
v.
Pengangkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
vi.
Jasa Penunjang Angkutan
Komunikasi i.
Telkom dan Pos Giro
ii.
Jasa Penunjang Komunikasi
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan A.
Bank
B.
Lembaga Keuangan Tanpa Bank
17
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
9.
C.
Jasa Penunjang Keuangan
D.
Sewa Bangunan
E.
Jasa Perusahaan
Jasa-Jasa A.
Pemerintahan Umum
B.
Swasta
3.1
i.
Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
ii.
Jasa Hiburan dan Rekreasi
iii.
Jasa Perorangan dan Rumahtangga
SEKTOR PERTANIAN Ruang lingkup sektor pertanian mencakup segala pengusahaan dan pemanfaatan
benda/barang biologis (hidup) yang didapat dari alam dimana hasilnya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup atau usaha lainnya, baik untuk kepentingan sendiri maupun pihak lain, tidak termasuk kegiatan yang tujuannya untuk hobi. Kegiatan pertanian pada umumnya meliputi usaha bercocok tanam, pemeliharaan ternak, penangkapan ikan dan pengambilan hasil laut, penebangan kayu dan pengambilan hasil hutan serta perburuan binatang liar. Sektor pertanian meliputi 5 sub sektor yaitu sub sektor tanaman bahan makanan, tanaman perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan.
A.
Tanaman Bahan Makanan Sub sektor ini meliputi kegiatan penyiapan dan pelaksanaan penanaman, pembibitan,
pemeliharaan dan pemanenan hasil-hasil pertanian tanaman pangan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang hijau, kacang kedelai, buah-buahan dan sayur-sayuran.
18
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung.
B.
Tanaman Perkebunan Sub sektor tanaman perkebunan meliputi tanaman perkebunan rakyat dan tanaman
perkebunan besar. Tanaman perkebunan rakyat adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilakukan oleh rakyat secara individu dengan luas areal tanaman kurang dari 25 hektar. Tanaman perkebunan besar adalah suatu usaha tanaman perkebunan yang dilaksanakan oleh perusahaan atau oleh rakyat yang luas arealnya lebih besar atau sama dengan 25 hektar. Komoditi yang dicakup meliputi antara lain cengkeh, kapok, kelapa, kina, kopi, teh, lada, tembakau, pinang serta tanaman perkebunan lainnya. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
Dinas Pertanian, Perkebunan, dan Kehutanan Kabupaten Bandung.
C.
Kehutanan Sub sektor ini meliputi usaha di areal hutan berupa penebangan kayu, pengambilan getah,
daun-daunan, akar dan kulit kayu, bambu, rotan, arang dan perburuan binatang hutan. Termasuk juga kayu dan bambu yang berasal dari areal non hutan seperti yang ditanam petani di kebun atau di pekarangan rumah. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
Perum Perhutani Provinsi Jawa Barat.
19
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
D.
Peternakan dan Hasil-hasilnya Sub sektor ini mencakup semua kegiatan pembibitan dan budidaya segala jenis ternak (besar
dan kecil) dan unggas dengan tujuan untuk dikembangbiakan, dibesarkan, dipotong dan diambil dagingnya maupun untuk dimanfaatkan hasil-hasilnya, baik yang dilakukan oleh rakyat maupun perusahaan peternakan. Jenis ternak yang dicakup adalah sapi, kerbau, kabing, babi, kuda, ayam, itik, telur ayam, telur itik, susu sapi serta hewan ternak lainnya. Produksi ternak adalah jumlah ternak lahir ditambah dengan pertambahan berat badan atau penggemukkan dan hasil-hasil ternak lainnya seperti telur dan bulu. Akan tetapi data pertambahan berat badan atau penggemukan tersebut tidak bisa diperoleh, sehingga khusus untuk sub sektor peternakan, penghitungan produksinya di dalam memperkirakan produksi ternak tetapi diperoleh melalui suatu rumus persamaan: Jumlah pemotongan + Populasi akhir tahun – Populasi awal tahun + Ekspor – Impor Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung.
E.
Perikanan Sub sektor ini meliputi segala pengusahaan perikanan yang mencakup usaha penangkapan,
pembenihan, pengambilan maupun pemeliharaan segala jenis ikan dan hasil-hasilnya baik yang berada di air tawar maupun di air asin. Termasuk pengolahan sederhana seperti pengasinan atau pengeringan ikan yang dilakukan nelayan atau rumahtangga. Sumber Data : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bandung. Metode Estimasi Pendekatan yang digunakan dalam penghitungan nilai tambah sektor pertanian dilakukan melalui pendekatan produksi (production approach). Pendekatan ini didasarkan pada pertimbangan
20
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
tersedianya data produksi dan harga untuk masing-masing komoditi pertanian. Secara umum, nilai output setiap komoditi diperoleh dari hasil perkalian antara produksi yang dihasilkan dengan harga produsen komoditi bersangkutan. Sedangkan untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan melalui metode revaluasi, yaitu metode dimana seluruh produksi dan biaya-biaya antara dinilai berdasarkan harga tahun dasar 2000
3.2
SEKTOR PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN Sektor ini meliputi usaha penggalian, pengeboran, pencucian, pengambilan dan
pemanfaatan barang tambang, mineral dan barang galian yang tersedia di dalam tanah, baik yang berupa benda padat, benda cair maupun gas. Sektor ini dikelompokkan dalam tiga sub sektor yaitu sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi, pertambangan non migas dan penggalian.
A.
Minyak dan Gas Bumi Pertambangan minyak dan gas bumi meliputi kegiatan pencarian kandungan minyak dan gas
bumi, penyiapan pengeboran, penambangan, penguapan, pemisahan serta penampungan untuk dapat dijual atau dipasarkan baik yang dilakukan di darat maupun di laut. Komoditi yang dihasilkan adalah minyak bumi, kondensat dan gas bumi.
B.
Pertambangan Tanpa Migas Pertambangan tanpa migas meliputi penambangan komoditi non migas, komoditasnya
antara lain : emas, perak, nikel, mangan, timah, tembaga, bauxit dan mineral lainnya.
C.
Penggalian Sub sektor ini mencakup penggalian dan pengambilan segala jenis barang galian seperti
batu-batuan, pasir dan tanah yang pada umumnya berada pada permukaan bumi. Hasil dari
21
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
kegiatan ini adalah batu gunung, batu kali, batu kapur, koral, kerikil, batu karang, batu marmer, pasir untuk bahan bangunan, pasir silika, pasir kwarsa, kaolin, tanah liat, dan komoditi penggalian lainnya. Metode Estimasi Metode penghitungan yang digunakan untuk sektor pertambangan dan penggalian diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku diperoleh melalu perkalian antara produksi dengan harga per unit produksi (harga produsen). Produksi bruto atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi yaitu mengalikan kuantum barang yang dihasilkan pada masing-masing tahun dengan harga per unit produksi pada tahun 2000. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
Dinas Sumber Daya Air, Pertambangan dan Energi Kabupaten Bandung
3.3
SEKTOR INDUSTRI PENGOLAHAN Sektor ini meliputi usaha kegiatan pengolahan bahan organik ataupun anorganik menjadi
produk baru yang lebih tinggi mutunya, baik dilakukan dengan tangan, mesin, atau proses kimiawi. Pembuatan atau pengerjaannya dapat diproses melalui mesin/pabrik ataupun rumahtangga. Industri pengolahan dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yaitu industri pengolahan minyak dan gas bumi (migas) dan industri pengolahan tanpa migas.
A.
Industri Migas Sub sektor industri migas terdiri dari kegiatan pengilangan minyak bumi dan gas alam cair.
22
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
i.
Pengilangan Minyak Bumi Kegiatan ini meliputi pengolahan minyak bumi yang menghasilkan produk-produk minyak avtur, premix, premium, solar, minyak tanah, aspal dan produk lainnya.
ii.
Gas Alam Cair Kegiatan ini meliputi pengolahan pencairan gas alam cair (Liquid Natural Gas) yang produknya diekpor ke luar negeri.
B.
Industri Tanpa Migas Subsektor ini mencakup industri besar dan sedang, industri kecil dan industri rumah tangga.
Dalam standar klasifikasi ISIC (International Standard Industry Classification) 2 digit, sub sektor industri tanpa migas diklasifikasikan dalam sembilan sub sektor :
Subsektor industri makanan, minuman dan tembakau
Subsektor industri tekstil, barang jadi, kulit dan alas kaki
Subsektor industri barang kayu dan hasil hutan lainnya
Subsektor industri kertas dan barang cetakan
Subsektor industri pupuk, kimia, dan barang dari karet
Subsektor industri semen dan barang galian bukan logam
Subsektor industri logam dasar besi dan baja
Subsektor industri alat angkutan, mesin dan peralatannya
Subsektor industri pengolahan lainnya
Metode Estimasi Pendekatan penghitungan output untuk sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku adalah perkalian antara produksi dengan harga produsen, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan
23
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
metode revaluasi yaitu produksi pada masing-masing tahun dikalikan dengan harga pada tahun dasar. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
BPS Kabupaten Bandung.
3.4.
SEKTOR LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH
A.
Listrik Kegiatan ini mencakup pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik, baik yang
diselenggarakan oleh Perusahaan Umum Listrik Negara (PLN) maupun oleh perusahaan Non-PLN seperti pembangkitan listrik oleh Perusahaan Pemerintah Daerah dan listrik yang diusahakan oleh swasta (perorangan maupun perusahaan), dengan tujuan untuk dijual kepada konsumen. Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku adalah perkalian antara produksi dengan harga produsen, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode revaluasi. Sumber Data : 1.
PLN Cabang Soreang
2.
PLN Cabang Majalaya
B.
Air Bersih Kegiatan sub sektor air bersih meliputi proses pembersihan, pemurnian dan proses kimiawi
lainnya untuk menghasilkan air bersih, serta pendistribusian dan penyalurannya secara langsung melalui pipa dan alat lain kepada konsumen rumahtangga, instansi pemerintah maupun swasta. Kegiatan ini umumnya dilakukan oleh perusahaan air minum milik pemerintah daerah.
24
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi (production approach). Output atas dasar harga berlaku adalah perkalian antara produksi dengan harga produsen, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 didapatkan dengan metode ektrapolasi. Sumber Data : Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bandung.
3.5. SEKTOR BANGUNAN DAN KONSTRUKSI Kegiatan sub sektor bangunan dan konstruksi meliputi usaha pembangunan/pembuatan, perluasan, pemasangan, perbaikan berat dan ringan, perombakan bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, bendungan, jaringan listrik, telekomunikasi dan konstruksi lainnya. Termasuk juga kegiatan sub konstruksi seperti pemasangan instalasi listrik, saluran telepon, alat pendinginan, pembuatan saluran air dan sebagainya. Metode Estimasi Untuk sektor bangunan dan konstruksi estimasinya dilakukan melalui pendekatan produksi, sedangkan output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung.
25
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
3.6. SEKTOR PERDAGANGAN, HOTEL DAN RESTORAN A.
Perdagangan Besar dan Eceran Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor perdagangan meliputi kegiatan membeli dan
menjual barang, baik barang baru maupun bekas, untuk tujuan penyaluran tanpa mengubah sifat barang tersebut. Sub sektor perdagangan dikelompokkan kedalam dua jenis kegiatan yaitu perdagangan besar dan perdagangan eceran. Sub sektor perdagangan besar meliputi kegiatan pembelian, pengumpulan dan penjualan kembali barang oleh pedagang dari pihak produsen atau importir kepada pedagang lain, perusahaan, lembaga atau konsumen dalam partai besar. Perdagangan eceran meliputi kegiatan pembelian, pengumpulan dan penjualan kembali yang pada umumnya melayani konsumen, perorangan atau rumahtangga dalam partai kecil.
B.
Hotel Sub sektor ini mencakup kegiatan penyediaan akomodasi yang menggunakan sebagian atau
seluruh bangunan sebagai tempat penginapan. Penyediaan akomodasi yang dimaksud adalah hotel berbintang maupun tidak berbintang, serta tempat tinggal lainnya yang digunakan untuk menginap seperti losmen dan motel dan sejenisnya.
C.
Restoran Kegiatan sub sektor ini mencakup usaha penyediaan makanan di restoran/rumah makan,
katering, restoran di kereta api, cafetaria dan kantin, termasuk usaha penjualan makanan dan minuman jadi yang biasanya dimakan langsung di tempat penjualan seperti : warung nasi, warung kopi, warung sate dan sejenisnya. Termasuk pula disini kegiatan penyediaan makanan dan minuman serta fasilitas lainnya, sedangkan kegiatan-kegiatan tersebut berada dalam suatu satuan usaha dengan penginapan dan datanya sulit untuk dipisahkan.
26
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Metode Estimasi Untuk mengestimasi sub sektor perdagangan besar dan eceran dilakukan melalui pendekatan arus barang (commodity flow) baik untuk atas dasar harga berlaku maupun untuk atas dasar harga berlaku maupun untuk atas dasar harga konstan 2000, yaitu dengan menggunakan ratio margin terhadap nilai produksi daerah sendiri (pertanian, pertambangan dan penggalian serta industri) dan impor, termasuk barang keluar masuk antar daerah/provinsi. Nilai tambah harga berlaku dan harga konstan 2000, didapatkan dengan mengalikan output dengan ratio nilai tambah. Perkiraan output sub sektor restoran/rumah makan dan sub sektor hotel/penginapan dilakukan dengan pendekatan produksi, sedangkan output harga konstan 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi. Sumber Data : 1.
Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR)
2.
Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Bandung.
3.7. SEKTOR PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI A.
Pengangkutan Kegiatan yang dicakup dalam sub sektor pengangkutan terdiri atas angkutan rel, angkutan
jalan raya, angkutan udara, angkutan laut, angkutan sungai, danau dan penyebrangan, dan jasa penunjang angkutan. Kegiatan sektor ini meliputi pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan alat angkutan baik yang bermotor maupun tidak bermotor atas dasar suatu pembayaran, sedangkan jasa penunjang angkutan mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang dan membantu memperlancar kegiatan tersebut beserta penyediaan fasilitas-fasilitasnya, seperti terminal, pelabuhan dan pergudangan.
27
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
i.
Pengangkutan Rel Meliputi semua kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan jasa kereta api termasuk gerbong.
ii.
Pengangkutan Jalan Raya Meliputi semua kegiatan pengangkutan penumpang dan barang dengan menggunakan alat angkut kendaraan jalan raya baik yang bermotor maupun tidak bermotor, termasuk pula kegiatan sewa kendaraan baik atau tanpa pengemudi.
iii.
Pengangkutan Udara Meliputi semua kegiatan pengangkutan barang dan penumpang melalui udara dengan menggunakan pesawat udara/kapal terbang yang beroperasi di dalam maupun di luar negeri, baik peerbangannya yang dilakukan secara teratur maupun tidak.
iv.
Pengangkutan Laut Meliputi kegiatan pengankutan barang dan penumpang dengan menggunakan angkutan samudra dan perairan pantai dengan menggunakan kapal laut, yang diusahakan oleh perusahaan pelayaran nasional baik yang beroperasi di dalam maupun di luar daerah ataupun di luar negeri. Termasuk juga kegiatan jasa penunjang angkutan laut seperti pelabuhan laut/sungai, jasa pemanduan, bongkar muat, pergudangan, ekspedisi dan keagenan.
v.
Pen gan g ku tan Su n g a i, D an au d an Pen yeb r an gan Meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dari angkutan sungai, danau dan penyebrangan yang menggunakan kapal, perahu, ferry dan angkutan air lainnya.
28
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
vi.
Jasa Penunjang Angkutan Meliputi kegiatan yang bersifat menunjang dan memperlancar kegiatan pengangkutan, Kegiatan tersebut terdiri dari : a.
Terminal dan Perparkiran, mencakup kegiatan pelayanan dan pengaturan lalu lintas kendaraan / armada yang membongkar dan mengisi muatan baik barang maupun penumpang seperti terminal, parkir, pelabuhan laut meliputi fasilitas berlabuh, kapal pandu, penyediaan air tawar serta kegiatan pencacatan muatan barang dan penumpang.
b.
Bongkar Muat, kegiatan ini mencakup pemberian pelayanan bongkar/muat angkutan barang melalui laut dan darat yang terdiri dari pelabuhan laut, sungai dan pelabuhan udara.
c.
Keagenan, kegiatan ini meliputi pelayanan keagenan barang dan penumpang yang diberikan kepada usaha angkutan, baik angkutan darat, laut, sungai dan udara.
d.
Pergudangan, kegiatan ini mencakup pemberian jasa penyimpanan barang dalam suatu bangunan/gudang ataupun lapangan terbuka dalam wilayah pelabuhan.
B.
Komunikasi
i.
Pos dan Telekomunikasi Sub sektor ini meliputi kegiatan pelayanan jasa pos dan giro dan telekomunikasi untuk umum. Pos dan giro mencakup kegiatan pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman surat, paket dan wesel yang diusahakan oleh PT Pos Indonesia. Kegiatan telekomunikasi meliputi pemberian jasa kepada pihak lain dalam hal pengiriman berita melalui telepon, telex dan telegraph yang diusahakan oleh PT Telkom.
29
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
ii.
Jasa Penunjang Telekomunikasi Kegiatan ini meliputi pemberian/penyediaan fasilitas yang menunjang kegiatan komunikasi seperti: wartel, warpostel, radio panggil dan telepon seluler (ponsel).
Metode Estimasi Metode estimasi yang digunakan adalah pendekatan produksi untuk kegiatan pengangkutan dan metode alokasi untuk kegiatan komunikasi. Jasa penunjang telekomunikasi hanya mencakup wartel, sedangkan yang lain belum tersedia datanya. Sumber Data: 1.
BPS Provinsi Jawa Barat
2.
PT Pos Soreang
3.
PT Pos Ujung Berung
4.
Dinas Perhubungan Kabupaten Bandung
5.
Dinas Jasa Marga
6.
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kabupaten Bandung
7.
PT Telkom Indonesia
3.8. SEKTOR KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN Sektor ini meliputi kegiatan perbankan, lembaga keuangan bukan bank, jasa penunjang keuangan, sewa bangunan dan jasa perusahaan.
A.
Bank Sub sektor ini meliputi pemberian jasa pelayanan di bidang keuangan kepada pihak
keuangan kepada pihak lain seperti: menerima simpanan dalam bentuk giro dan tabungan, memberi
30
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
pinjaman, transfer/memindahkan rekening koran, membeli dan menjual surat berharga, memberi jaminan bank, menyewakan tempat penyimpanan barang-barang berharga dan sebagainya.
B.
Lembaga Keuangan Bukan Bank Kegiatan lembaga keuangan bukan bank meliputi: asuransi, koperasi, pegadaian dan yayasan
dana pensiun. Kegiatan asuransi meliputi pelayanan asuransi, baik asuransi jiwa maupun bukan jiwa seperti: asuransi kebakaran, asuransi kecelakaan, asuransi kerugian dan sebagainya. Termasuk juga agen perasuransian, jasa pelayanan penanggung perasuransian, unit pengatur dana pensiun yang berdiri sendiri dan sebagainya.
C.
Jasa Penunjang Keuangan Meliputi jasa pelayanan bidang keuangan seperti yang dilakukan pada usaha pasar modal,
bursa valuta asing, penukaran mata uang asing (money changer), anjak piutang dan modal ventura. Metode Estimasi Sub sektor ini diestimasi melalui pendekatan produksi dan untuk penghitungan output atas dasar harga konstan 2000 menggunakan metode deflasi. Sumber Data : 1
Bank Indonesia
2
Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR)
D.
Sewa Bangunan Sektor ini meliputi semua jasa yang berhubungan dengan proses persewaan bangunan dan
tanah, baik yang menyangkut bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal.
31
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Metode Estimasi Metode estimasi untuk sektor ini menggunakan pendekatan produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 menggunakan cara deflasi. Sumber Data : BPS Kabupaten Bandung
E.
Jasa Perusahaan Sub sektor ini meliputi pemberian jasa pada pihak lain seperti : jasa hukum, jasa akuntan dan
pembukuan, jasa pengolahan dan tabulasi, jasa bangunan, arsitek dan teknik, jasa periklanan, jasa persewaan mesin dan peralatan. Kegiatan yang termasuk dalam penghitungan publikasi ini baru terbatas pada kegiatan jasa hukum (advokat, pengacara dan notaris) dan jasa konsultan. Metode Estimasi Metode pendekatan produksi adalah metode estimasi yang digunakan dalam mengestimasi nilai tambah sub sektor jasa perusahaan, sedangkan untuk penghitungan atas dasar harga konstan 2000 digunakan metode ekstrapolasi. Data untuk memperkirakan nilai tambah sub sektor ini bersumber dari survei khusus, ratio input diperoleh melalui hasil pengolahan survei khusus pada masing-masing jenis kegiatan. Sumber Data : Survei Khusus Pendapatan Regional (SKPR).
32
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
3.9. SEKTOR JASA-JASA A.
Pemerintahan Umum Sektor ini mencakup kegiatan pemerintah umum dalam menyediakan jasa pelayanan kepada
masyarakat yang tidak dapat dinilai secara ekonomi misalnya dalam mengatur Negara. Kegiatan pemerintah tersebut meliputi baik pemerintah pusat (badan/lembaga tinggi negara, departemen, lembaga non departemen dan unit-unit lainnya yang berada di pusat, dinas vertikal di daerah) maupun pemerintah daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota) dan pemerintah desa serta unit-unitnya, termasuk juga kegiatan pertahanan dan keamanan negara/daerah. Metode Estimasi Pada sektor ini, perhitungan output Pemerintah Daerah menggunakan pendekatan pendapatan, sedangkan untuk output Pemerintah Pusat dan Pertahanan Keamanan dilakukan melalui cara tidak langsung yaitu metode alokasi dari angka nasional/provinsi. Penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dilakukan dengan cara ekstrapolasi yaitu menggunakan indeks jumlah pegawai secara tertimbang sebagai ekstrapolatornya. Sumber Data : 1.
BPS Provinsi Jawa Barat.
2.
Pemerintah Kabupaten Bandung
B.
Swasta Kegiatan ini meliputi usaha penyelenggaraan pemberian jasa antara lain: jasa pendidikan
dan jasa kesehatan, jasa kemasyarakatan lainnya, jasa hiburan dan rekreasi, dan jasa perorangan dan rumah tangga.
33
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
i.
Jasa Sosial dan Kemasyarakatan Sub sektor ini meliputi jasa pendidikan, kesehatan, penelitian, palang merah, panti asuhan, panti wreda, YPAC, rumah ibadah dan sejenisnya, baik yang dikelola oleh pemerintah maupun swasta
ii.
Jasa Hiburan dan Rekreasi Sub sektor ini meliputi usaha penyediaan dan pengelolaan berbagai jenis hiburan/rekreasi untuk masyarakat baik perorangan maupun rumahtangga, serta berorientasi untuk mencari untung (profit making). Kegiatan tersebut seperti pembuatan dan distribusi film, usaha pemutaran film, penyiaran radio dan televisi swasta, produksi dan pertunjukkan film, produksi dan pertunjukkan sandiwara, tari, sanggar dan musik. Termasuk juga jasa rekreasi lainnya seperti gelanggang pacuan, sirkus, taman hiburan dan klub malam, penggubahan lagu, penulis buku, pembuat lukisan dan sebagainya. Dari berbagai kegiatan tersebut diatas hanya pemutaran film (bioskop), penyiaran radio swasta niaga dan taman hiburan/tempat rekreasi yang dapat diestimasi nilai tambahnya.
iii.
Jasa Perorangan dan Rumahtangga Sub sektor ini meliputi kegiatan penyelenggaraan jasa yang pada umumnya melayani perorangan dan rumahtangga seperti reparasi, binatu, tukang jahit, tukang cukur, pembantu rumahtangga dan jasa perorangan lainnya. Mengingat keterbatasan data maka dalam penghitungan ini hanya terbatas pada kegiatan jasa reparasi, pembantu rumahtangga, tukang jahit, tukang cukur dan perawatan kulit, perawatan muka dan rambut.
34
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Metode Estimasi Besarnya output dari nilai tambah sektor ini dihitung dengan pendekatan produksi dan penghitungan atas dasar harga konstan 2000 dengan menggunakan cara ekstrapolasi. Sumber Data : 1.
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Bandung
2.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung
3.
Dinas Sosial, Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Bandung
4.
Dinas Pendapatan dan Pengelolaan Kabupaten Bandung
35
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
BAB IV KINERJA PEREKONOMIAN
4. 1. P ER TUM B U H AN E K ON O M I Adanya persoalan yang fundamental yang menerpa perekonomian regional dan adanya gejolak ekonomi global mengakibatkan pertumbuhan ekonomi secara nasional mengalami perlambatan. Beberapa terpaan ekonomi seperti kenaikan harga BBM, kenaikan beberapa bahan pokok seperti beras, produk hortikultura, dan meningkatnya harga TDL (tarif dasar listrik) secara nasional maupun regional berakibat pada melemahnya kinerja ekonomi wilayah.
Pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bandung yang diukur berdasarkan kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,96 persen. Grafik 4.1 LPE Kabupaten Bandung Tahun 2001-2013 (Persen)
5,92 5,66 5,78 5,80 4,98 4,98 5,02
5,88 5,94
6,15 5,96
5,30 4,34
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
37
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Jika dibandingkan dengan tahun 2012, maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung mengalami perlambatan yaitu turun sebesar 0,19 point dari nilai pertumbuhan di tahun sebelumnya yang mencapai 6,15 persen. Sama dengan tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bandung tahun 2013 didorong oleh hampir semua sektor ekonomi. Delapan dari sembilan sektor ekonomi mengalami pertumbuhan positif, hanya satu sektor yaitu sektor pertambangan dan penggalian yang mengalami pertumbuhan negatif. Grafik 4.2 LPE Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Perdagangan,Hotel & Restoran LGA Bangunan 9,10 8,19 8,97 Pengangkutan & Komunikasi 6,44 Pertanian 4,93
Ind Pengolahan 5,03
Keu,Sewa & Jasa Perusahaan 3,87
2013
Pertambangan & Penggalian (4,23)
38
Jasa-jasa 9,28
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Pertumbuhan beberapa sektor ekonomi mengalami peningkatan laju pertumbuhan ekonomi yang dimotori oleh pertumbuhan di sektor jasa-jasa yang mencapai 9,28 persen, kemudian diikuti oleh pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 9,10 persen dan pertumbuhan sektor bangunan sebesar 8,97 persen. Sementara itu sektor pertambangan dan penggalian kembali mengalami pertumbuhan negatif yaitu negatif 4,23 persen. Grafik 4.3 LPE Kabupaten Bandung Tahun 2012-2013 (Persen)
PERTAMBA INDUSTRI NGAN & PENGOLAH PERTANIAN PENGGALIA AN N
39
LGA
KEUANGAN PERDAGAN PENGANGK ,PERSEWA BANGUNA GAN,HOTE UTAN & AN & JASA JASA - JASA N L& KOMUNIKA PERUSAHA RESTORAN SI AN
2012
5,86
(1,75)
5,40
12,53
5,04
8,67
7,90
8,28
5,05
2013
4,93
(4,23)
5,03
8,19
8,97
9,10
6,44
3,87
9,28
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Grafik 4.3 menggambarkan perbandingan LPE sembilan sektor ekonomi pada tahun 2013 dengan tahun 2012. Pada umumnya sektor ekonomi mengalami perlambatan LPE, hanya di sektor bangunan, sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor jasa-jasa yang mengalami peningkatan nilai LPE. Sedangkan untuk sektor lainnya mengalami perlambatan nilai LPE. Hal yang perlu mendapat catatan bahwa untuk sektor bangunan meskipun mengalami kenaikan harga di beberapa komponen bahan bangunan namun masih memberikan kinerja yang cukup baik yaitu dari LPE 5,04 persen di tahun 2012 menjadi 8,97 persen di tahun 2013. Hal ini disinyalir dari terus berkembangnya pembangunan perumahan di wilayah Kabupaten Bandung. Kondisi yang sama untuk sektor jasa-jasa dimana kinerjanya mengalami peningkatan yaitu dari nilai LPE 5,05 persen di tahun 2012 menjadi 9,28 persen di tahun 2013. Peningkatan kinerja ini didorong oleh meningkatnya kinerja dari sub sektor jasa hiburan maupun jasa perorangan. Hal ini memberikan gambaran bahwa meskipun terjadi gejolak ekonomi secara global namun sektor ini cukup bertahan dan justru mengalami peningkatan. Hal yang sama untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran dimana kinerja masih mengalami peningkatan yaitu dari 8,67 persen di tahun 2012 menjadi 9,10 persen di tahun 2013. Meskipun ada deraan melemahnya nilai tukar rupiah sepanjang tahun 2013. Rupiah bahkan menembus level Rp 12.300 per dolar Amerika Serikat (AS) di pengujung tahun. Data Bank Indonesia menyebutkan kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada 30 Desember 2013 tercatat sebesar Rp 12.270 per dolar AS, dengan kurs jual sebesar Rp 12.331 dan kurs beli sebesar Rp 12.209.
1
Adapun sektor dominan yaitu industri pengolahan, sektor pertanian dan sektor perdagangan, hotel dan restoran di tahun 2013 kinerjanya mengalami perlambatan di bandung tahun 2012, hanya sektor perdagangan, hotel dan restoran yang masih memberikan kinerja lebih baik.
1
Rupiah Melemah 26 Persen Sepanjang 2013, http://www.businessreview.co.id/berita-pasar-modal-4234.html.
40
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel 4.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Menurut Lapangan Usaha Tahun 2010 - 2013 (Persen) LAPANGAN USAHA
2010
2011*
2012**
2013***
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
1. Pertanian
6,66
5,38
5,86
4,93
2. Pertambangan dan Penggalian
4,87
3,00
(1,75)
(4,23)
3. Industri Pengolahan
5,24
5,19
5,40
5,03
4. Listrik, Gas dan Air
5,32
8,21
12,53
8,19
5. Bangunan
7,17
8,10
5,04
8,97
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
8,21
7,88
8,67
9,10
7. Pengangkutan dan Komunikasi
5,78
7,62
7,90
6,44
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
5,26
7,15
8,28
3,87
9. Jasa jasa
5,60
6,99
5,05
9,28
5,88
5,94
6,15
5,96
LPE KAB BANDUNG
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
41
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Untuk sektor industri pengolahan, melemahnya kinerja di tahun ini, kemungkinan besar akibat naiknya harga BBM bersubsidi yang berakibat pada berkurangnya volume produksi industri pengolahan. Seperti halnya dengan tahun-tahun sebelumnya, laju pertumbuhan Kabupaten Bandung secara semesteran tumbuh lebih baik di semester I dibanding dengan semester II. LPE semester I Kabupaten Bandung tercatat sebesar 3,94 persen cukup jauh dibanding LPE semester II yang tumbuh sebesar 2,32 persen dibanding semester sebelumnya.
Grafik 4.4 LPE Kabupaten Bandung Semester I dan II Tahun 2013 (Persen)
SEMESTER I
• LPE 3,94 SEMESTER II
• LPE 2,32
42
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
4. 2. NIL A I PR OD U K D OM E ST I K R E GI ON A L B R UT O Perekonomian Kabupaten Bandung yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2013 mencapai Rp 64,33 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 25,90 triliun. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, PDRB atas dasar harga berlaku mengalami kenaikan sebesar Rp 7,26 triliun atau meningkat sebesar 12,73 persen dari tahun sebelumnya. Demikian pula PDRB atas dasar harga konstan 2000, yang mengalami kenaikan sebesar Rp 1,4 triliun dari Rp 24,44 triliun pada tahun sebelumnya. Grafik 4.5 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2000-2013 (Triliun Rp)
43
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel 4.2 PDRB Kabupaten Bandung Tahun 2009 - 2013 (Juta Rp) Uraian
2009
2010
2011*
2012**
2013***
PDRB ADH BERLAKU
41.262.098,75
46.092.238,72
51.291.762,65
57.071.406,68 64.334.227,32
PDRB ADH KONSTAN
20.527.539,56
21.734.661,19
23.026.237,14
24.443.222,17 25.901.171,60
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Sektor industri pengolahan mempunyai nilai tambah terbesar tahun ini yaitu mencapai Rp 36,72 triliun, diikuti oleh sektor perdagangan, hotel, dan restoran sebesar Rp 11,79 triliun; sektor pertanian sebesar Rp 5,17 triliun; sektor jasa-jasa sebesar Rp 3,78 triliun; sektor pengangkutan dan komunikasi sebesar Rp 2,66 triliun; sektor keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan sebesar Rp 1,22 triliun; sektor listrik, gas, dan air bersih sebesar Rp 1,17 triliun; sektor bangunan sebesar Rp 1,14 triliun; dan terakhir sektor pertambangan dan penggalian sebesar Rp 0,67 triliun. Sementara itu berdasarkan kelompok sektor ekonomi, total nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dari kelompok sekunder yang mencakup sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air, dan sektor bangunan mencapai Rp 39,03 triliun atau meningkat sebesar 12,10 persen dibanding tahun sebelumnya. Adapun kelompok sektor primer dan kelompok tertier pada tahun ini masing-masing menghasilkan nilai tambah bruto sebesar Rp 5,85 triliun dan Rp 19,46 triliun, atau mengalami kenaikan masing-masing sebesar 12,31 persen dan 14,12 persen dibanding tahun sebelumnya.
44
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel 4.3 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan Tahun 2012-2013 (Juta Rupiah)
LAPANGAN USAHA [1]
Harga Berlaku
Harga Konstan
2012
2013
2012
2013
[2]
[3]
[4]
[5]
I. Primer
5.204.798,77
5.845.458,74
2.073.564,61
2.149.553,04
1. Pertanian
4.518.784,28
5.172.325,03
1.787.255,22
1.875.353,39
686.014,49
673.133,71
286.309,40
274.199,65
2. Pertambangan dan Penggalian
II. Sekunder
34.817.386,98
39.031.978,15 15.520.890,84 16.334.016,22
3. Industri Pengolahan
32.915.231,13
36.721.871,46 14.605.911,06 15.340.747,17
4. Listrik, Gas dan Air
954.918,90
1.166.432,32
482.230,40
521.716,11
5. Bangunan
947.236,94
1.143.674,37
432.749,38
471.552,93
III. Tertier
17.049.220,93
19.456.790,44
6.848.766,72
7.417.602,34
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
10.436.027,24
11.795.595,18
4.073.645,70
4.444.168,03
7. Pengangkutan dan Komunikasi
2.374.097,92
2.659.942,03
1.036.304,54
1.103.080,04
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
1.123.606,62
1.217.604,86
550.913,19
572.223,98
9. Jasa jasa
3.115.489,15
3.783.648,37
1.187.903,28
1.298.130,28
64.334.227,32 24.443.222,17
25.901.171,60
KABUPATEN BANDUNG
57.071.406,68
Catatan : **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
45
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
4. 3. ST RU K T UR E K ON OM I Struktur ekonomi daerah dapat dilihat dari distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku. Distribusi persentase PDRB atas dasar harga berlaku dapat menunjukkan peranan atau konstribusi masing-masing sektor ekonomi dalam menunjang terbentuknya produk domestik regional bruto suatu daerah. Dengan memperhatikan struktur ekonomi suatu daerah, diharapkan kebijakan-kebijakan yang menyangkut pembangunan ekonomi dapat lebih terarah dengan tetap mempertimbangkan skala prioritas pembangunan. Grafik 4.6 Struktur Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2013 Listrik, Gas & Air 1,81% Bangunan 1,78%
Perdagangan, Hotel & Restoran 18,33%
Industri Pengolahan 57,08% Pengangkutan & Komunikasi 4,13% Pertambangan & Penggalian 1,05%
46
Pertanian 8,04%
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Keu, Persewaan & Jasa jasa Js Prshaan 5,88% 1,89%
Struktur ekonomi Kabupaten Bandung masih tetap didominasi oleh 3 sektor utama yaitu industri pengolahan (57,08%), sektor perdagangan, hotel dan restoran (18,33%) dan sektor pertanian (8,04%). Dengan nilai peranan sektor industri pengolahan yang diatas 50 persen maka dapat dikatakan bahwa sektor ini merupakan penopang utama perekonomian di Kabupaten Bandung. Adapun industri yang menjadi penyumbang terbesar adalah industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki, disamping industri makanan minuman yang juga memberikan andil cukup besar terhadap perekonomian Kabupaten Bandung. Sektor perdagangan, hotel dan restoran yang merupakan sektor terbesar kedua terhadap struktur ekonomi Kabupaten Bandung didominasi oleh sub sektor perdagangan, sedangkan peranan dari sektor pertanian masih tetap didominasi oleh sub sektor tanaman bahan makanan (tabama). Berdasarkan kelompok sektor ekonomi, struktur perekonomian Kabupaten Bandung tahun 2013 masih didominasi oleh kelompok sektor sekunder dengan kontribusi terhadap total PDRB sebesar 60,67 persen, adapun kontribusi kelompok sektor tertier dan primer masing-masing tercatat sebesar 30,24 persen dan 9,09 persen. Grafik 4.7 Peranan Kelompok Sektor Ekonomi Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen)
47
Kelompok Sektor
Kelompok Sektor
Kelompok Sektor
Sekunder
Tertier
Primer
60,67 %
30,24 %
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
9,09 %
Nilai peranan kelompok sektor sekunder terus mengalami penurunan kontribusi di setiap tahunnya. Hal ini dapat diamati dari nilai peranan kelompok sekunder tahun 2008 yang tercatat sebesar 64,17 persen dan terus mengalami penurunan hingga 60,67 persen di tahun ini. Tabel 4.4 Peranan NTB Atas Dasar Harga Berlaku Setiap Kelompok Sektor dalam Perekonomian Kabupaten Bandung Tahun 2011-2013 (Persen) LAPANGAN USAHA
2011*)
2012**)
2013***)
[1]
[2]
[3]
[4]
I. Primer
9,01
9,12
9,09
1. Pertanian
7,76
7,92
8,04
2. Pertambangan dan Penggalian
1,25
1,20
1,05
II. Sekunder
61,99
61,01
60,67
3. Industri Pengolahan
58,72
57,67
57,08
4. Listrik, Gas dan Air
1,61
1,67
1,81
5. Bangunan
1,66
1,66
1,78
III. Tertier
29,00
29,87
30,24
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
17,39
18,29
18,33
7. Pengangkutan dan Komunikasi
4,21
4,16
4,13
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
1,93
1,97
1,89
9. Jasa jasa
5,47
5,46
5,88
100,00
100,00
100,00
KABUPATEN BANDUNG
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
48
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Penurunan kontribusi kelompok ini utamanya terjadi pada peranan sektor industri pengolahan yang terus mengalami penurunan, meskipun terjadi peningkatan peranan pada dua sub sektor lainnya yaitu sub sektor bangunan dan sub sektor listrik, gas dan air namun masih belum mampu memberikan andil pada peningkatan kontribusi kelompok sektor sekunder. Sebaliknya peranan kelompok sektor primer dan kelompok tertier cenderung mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Peranan kelompok sektor primer pada tahun 2008 tercatat sebesar 8,35 persen dan terus mengalami peningkatan menjadi 9,09 persen di tahun 2013. Peningkatan kontribusi kelompok sektor ini terutama ditunjang oleh peningkatan kontribusi sub sektor pertanian yang terus mengalami peningkatan nilai kontribusi. Begitu pula dengan kontribusi kelompok sektor tertier terhadap pembentukan PDRB yang tercatat terus mengalami peningkatan kontribusi seperti halnya kelompok primer. Kontribusi sektor ini pada tahun 2008 tercatat sebesar 27,48 persen dan terus mengalami peningkatan hingga mencapai 30,24 persen di tahun 2013. Untuk kelompok tertier peningkatan kontribusi terutama didukung oleh peningkatan kontribusi sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor jasa-jasa, sedangkan dua sektor lainnya yaitu sektor pengangkutan dan komunikasi dan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan cenderung berfluktuasi.
4. 4. P DRB P ER K A PI T A Berbeda dengan pertumbuhan ekonomi yang merupakan proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan PDRB, pembangunan ekonomi diartikan sebagai suatu proses yang menyebabkan pendapatan perkapita penduduk meningkat dalam jangka panjang. PDRB perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi. Data ini diperoleh dengan cara membagi nilai PDRB
49
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
dengan jumlah penduduk pertengahan tahun di wilayah tersebut. Secara kasar dapat dikatakan bahwa semakin tinggi PDRB yang diterima oleh penduduk di suatu wilayah maka tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah yang bersangkutan dapat dikatakan bertambah baik, namun pada dasarnya penghitungan nilai PDRB mengesampingkan kepemilikan, dengan demikian bisa jadi nilai PDRB perkapita suatu wilayah tinggi namun tidak menggambarkan tingkat kemakmuran penduduk setempat karena sebagian besar aktivitas produksi yang terjadi di wilayah tersebut bukan milik dari penduduk setempat, demikian pula sebaliknya. Tabel 4.5 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung (Ribu Rupiah)
50
Tahun
PDRB Perkapita ADH Konstan
PDRB Perkapita ADH Berlaku
2010
6.804,80
14.430,81
2011
7.116,49
15.852,25
2012
7.390,47
17.255,69
2013
7.582,98
18.834,86
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Grafik 4.8 PDRB Per Kapita Tahun 2010-2013 (Ribu Rupiah)
2013
18.834,86 7.582,98
2012
17.255,69 7.390,47
2011
15.852,25 7.116,49
2010
14.430,81 6.804,80 PDRB Perkapita ADH Berlaku
PDRB Perkapita ADH Konstan
Selama kurun tahun 2010 hingga tahun 2013, PDRB per kapita atas dasar berlaku Kabupaten Bandung terus menunjukkan peningkatan yang cukup berarti. Secara nominal PDRB per kapita atas dasar harga berlaku mampu tumbuh sebesar 30,52 persen, nilai PDRB per kapita atas dasar harga berlaku Kabupaten Bandung pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp 14.430.805 per tahun meningkat menjadi Rp 18.834.858 per tahun di tahun 2013. Namun tidak demikian dengan tingkat pertumbuhan nilai PDRB per kapita atas dasar konstan yang menggambarkan pendapatan riil penduduk Kabupaten Bandung, dimana tingkat pertumbuhannya termasuk kecil yaitu hanya sekitar 11,44 persen dalam kurun waktu empat tahun
51
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
terakhir. Pada tahun 2010 nilai PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000 tercatat sebesar Rp 6.804.804 per tahun dan di tahun 2013 hanya sedikit meningkat menjadi Rp. 7.582.976 per tahun. S ebagai perbandingan, untuk kurun waktu tiga tahun terakhir, pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk Provinsi Jawa Barat tercatat sebesar 18,74 persen, angka ini relatif masih lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan pendapatan per kapita penduduk Kabupaten Bandung yang mencapai 19,58 persen untuk kurun waktu tahun 2010 sampai tahun 2012. Begitu pula dengan rata-rata tingkat pendapatan per tahun, secara nominal rata-rata pendapatan yang diterima penduduk Kabupaten Bandung relatif tidak berbeda terlalu jauh dengan pendapatan yang diterima oleh penduduk di Provinsi Jawa Barat seperti yang terlihat pada tabel Selisih pendapatan yang diterima antara penduduk Kabupaten Bandung dan penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010 terhitung sebesar 24,04 persen dan berkurang secara bertahap menjadi 23,17 persen di tahun 2012. Tabel 4.6 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010-2012 (Ribu Rupiah)
52
Tahun
Jawa Barat
Kab Bandung
2010
17.900
14.431
2011
19.645
15.852
2012
21.255
17.256
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Grafik 4.9 Pendapatan Per Kapita Kabupaten Bandung dan Provinsi Jawa Barat Tahun 2010 – 2012 (Ribu Rupiah)
21.255
19.645
17.900
14.431
2010
15.852
2011 Jawa Barat
17.256
2012
Kab Bandung
4. 5. INF L A SI Definisi inflasi secara sederhana dapat diartikan sebagai kenaikan
tingkat harga rata-
rata barang dan jasa secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali bila kenaikan itu meluas (atau mengakibatkan kenaikan harga) pada barang lainnya. Inflasi yang stabil menjamin keberlangsungan kegiatan perekonomian, inflasi yang tinggi akan mempengaruhi nilai real dari pendapatan masyarakat, selain itu ketidakstabilan inflasi akan meningkatkan ketidakpastian yang akan berpengaruh pada pengambilan keputusan masyarakat
53
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
terkait faktor-faktor investasi, konsumsi, dan produksi yang tentunya akan berdampak pada pencapaian kinerja ekonomi. Inflasi PDRB Kabupaten Bandung selama tahun 2013 (Januari-Desember) terhitung sebesar 6,38 persen, jauh meningkat dari inflasi PDRB tahun sebelumnya yang terhitung sebesar 4,82 persen. Namun walaupun meningkat nilai ini masih masuk pada kategori inflasi ringan (dibawah 10 persen per tahun). Inflasi ini terjadi hampir merata di semua daerah di Indonesia, tekanan inflasi disinyalir disebabkan oleh kenaikan harga bahan bakar minyak bersubsidi dan kenaikan harga komoditas makanan dan bahan makanan. Grafik 4.10 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2001 - 2013 (Persen)
12,29
12,26 10,09
9,11
5,75 4,20
9,11 6,38
5,50 5,04
6,89 3,31
4,82
2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
54
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel 4.7 Inflasi Produk Domestik Bruto Kabupaten Bandung Tahun 2011-2013 (Persen) LAPANGAN USAHA
2011*
2012**
2013***
[1]
[2]
[3]
[4]
1. Pertanian
8,76
7,28
9,09
2. Pertambangan dan Penggalian
7,39
8,69
2,46
3. Industri Pengolahan
4,22
3,69
6,22
4. Listrik, Gas dan Air
2,82
2,90
12,91
5. Bangunan
3,09
5,78
10,80
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
6,06
7,66
3,60
7. Pengangkutan dan Komunikasi
3,80
1,89
5,26
8. Keuangan, Persewaan & Js Prshaan
2,90
4,77
4,33
9. Jasa jasa
7,76
5,66
11,13
5,04
4,82
6,38
KABUPATEN BANDUNG
Catatan : *) Angka Perbaikan **) Angka Sementara ***) Angka Sangat Sementara
Jika dirinci menurut sektor ekonomi, inflasi tertinggi pada tahun ini terjadi pada sektor listrik, gas dan air yang mencapai hingga 12,91 persen. Tingginya inflasi pada sektor listrik, gas dan air
55
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
merupakan dampak dari kenaikan tarif dasar listrik yang naik sebesar 15 persen secara bertahap setiap triwulan sepanjang tahun ini. Inflasi tertinggi selanjutnya pada tahun ini terjadi pada sektor jasa-jasa yang mencapai 11,13 persen dan sektor bangunan sebesar 10,80 persen. Sementara itu inflasi terendah terjadi pada sektor pertambangan dan penggalian yang terhitung sebesar 2,46 persen. Inflasi untuk sektor pertanian yang mencapai 9,09 persen dipicu oleh kenaikan harga bahan makanan, seperti harga produk dari pertanian yaitu padi-padian dan hortikultura, produk peternakan dan produk perikanan.
56
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
BAB V ANALISIS SEKTORAL
5. 1. S E KT OR P ER T ANI A N Sektor pertanian memiliki peranan yang penting dalam perekonomian Kabupaten Bandung, hal ini dikarenakan sektor pertanian berfungsi sebagai basis atau landasan pembangunan ekonomi di Kabupaten Bandung. Peranan sektor pertanian bukan hanya terhadap ketahanan pangan, tetapi juga memberikan andil yang besar terhadap kesempatan kerja, sumber pendapatan, serta perekonomian regional. Di Kabupaten Bandung, sektor pertanian menempati urutan ketiga sektor yang berkontribusi relatif tinggi terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Bandung. Tabel. 5.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
5,38
5,86
37,61
(4,32)
4,93
a. Tanaman Bahan makanan
5,43
6,87
50,50
(6,71)
5,11
b. Perkebunan
2,33
3,89
22,09
2,98
6,38
c. Peternakan
9,31
3,52
1,74
0,18
1,92
d. Kehutanan
(6,96)
(11,12)
38,80
(14,59)
5,69
e. Perikanan
6,68
2,86
12,57
6,47
5,45
LAPANGAN USAHA
1. PERTANIAN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
56
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Kinerja sektor pertanian pada tahun 2013
tercatat mengalami pertumbuhan positif
walaupun sedikit melambat bila dibandingkan secara yoy (year on year) dengan tahun sebelumnya. Nilai tambah bruto sektor pertanian atas dasar harga berlaku meningkat dari Rp 4,52 triliun pada tahun 2012 menjadi Rp 5,17 triliun, peranan sektor pertanian meningkat hingga 8,04 persen dan laju pertumbuhan positif sebesar 4,93 persen, sedikit melambat dari laju pertambahan tahun sebelumnya yang mencapai 5,86 persen. Kinerja positif sektor pertanian didukung oleh pertumbuhan pada semua sektor. Laju pertumbuhan sub sektor tanaman perkebunan merupakan laju pertumbuhan tertinggi pada kelompok sektor pertanian, yakni mencapai hingga 6,38 persen, diikuti oleh sub sektor kehutanan sebesar 5,69 persen, sub sektor perikanan sebesar 5,45 persen, sub sektor tanaman bahan makanan sebesar 5,11 persen, dan sub peternakan sektor sebesar 1,92 persen. Hal yang menarik tahun ini ialah bahwa kinerja sub sektor kehutanan membaik pada tahun ini, hal ini terlihat dari laju pertumbuhannya yang tumbuh positif hingga 5,69 persen setelah sempat terdepresiasi negatif di dua tahun terakhir, sebaliknya laju pertumbuhan sub sektor tanaman bahan makanan yang merupakan kontributor terbesar di sektor pertanian sedikit melambat di tahun ini, laju pertumbuhan tahun 2012 tercatat sebesar 6,87 persen dan melambat menjadi 5,11 persen di tahun ini. Perbandingan secara semester terlihat bahwa sama seperti tahun sebelumnya, kinerja semester I cenderung lebih tinggi dibandingkan semester II. Laju pertumbuhan sektor pertanian pada semester I tercatat mencapai 37,61 persen dan terdepresiasi negatif 4,32 persen pada semester II. Perlambatan kinerja sektor pertanian, berbanding terbalik dengan peningkatan kontribusi sektor tersebut terhadap perekonomian regional. Peranan sektor pertanian pada tahun 2013 justru meningkat dari 7,92 persen menjadi 8,04 persen, dengan sub sektor tanaman bahan makanan sebagai kontributor utama. Tercatat kontribusi sub sektor tanaman bahan makanan pada tahun 2013 sebesar 6,08 persen, diikuti oleh sub sektor perkebunan sebesar 0,94 persen, sub sektor
57
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
peternakan 0,80 persen, sub sektor perikanan 0,20 persen dan sub sektor kehutanan sebesar 0,02 persen. Sama halnya dengan laju pertumbuhan, secara semesteran kontribusi sektor pertanian pada semester I juga lebih tinggi dibandingkan semester II. Kontribusi sektor pertanian semester I tercatat sebesar 8,09 persen dan sedikit menurun menjadi 7,99 persen di semester II. Tabel. 5.2 Kontribusi Sektor Pertanian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
7,76
7,92
8,09
7,99
8,04
a. Tanaman Bahan makanan
5,68
5,89
6,16
6,01
6,08
b. Perkebunan
1,02
0,99
0,95
0,93
0,94
c. Peternakan
0,82
0,82
0,76
0,83
0,80
d. Kehutanan
0,03
0,02
0,03
0,02
0,02
e. Perikanan
0,20
0,20
0,19
0,21
0,20
LAPANGAN USAHA
1. PERTANIAN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5. 1. 1 . Su b Sek to r T an a m an B a h an M a kan an ( Tab am a ) Kinerja sub sektor tanaman bahan makanan (tabama) pada tahun 2013 sedikit melambat dibanding tahun sebelumnya, tingkat pertumbuhan sub sektor ini tumbuh 5,11 persen pada tahun ini. Memasuki semester pertama tingkat pertumbuhan mencapai 50,50 persen dan menurun pada
58
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
semester II hingga negatif 6,71 persen. Hasil dari survei khusus pendapatan regional menunjukkan bahwa menurunnya kinerja sub sektor ini di semester II disebabkan oleh menurunnya indeks produksi tanaman padi palawija dan beberapa produksi sayuran lainnya. Sebaliknya dengan hal tersebut, kontribusi sub sektor tabama justru mengalami peningkatan, kontribusi pada tahun 2012 tercatat sebesar 5,89 persen dan meningkat menjadi 6,08 persen di tahun 2013 dengan perbandingan kontribusi pada semester I lebih tinggi dibanding semester II.
5. 1. 2 . Su b Sek to r Per keb u n an Sebaliknya dengan sub sektor tanaman bahan makanan, pada tahun ini sub sektor perkebunan justru mengalami pertumbuhan cukup tinggi hingga 6,38 persen. Pertumbuhan pada sub sektor ini merupakan peningkatan tertinggi dari seluruh sub sektor di sektor pertanian. Berbanding terbalik dengan peningkatan kinerja, tingkat kontribusi sub sektor perkebunan justru mengalami penurunan dibanding tahun 2012. Kontribusi sub sektor perkebunan tahun 2012 tercatat sebesar 0,99 persen dan menurun menjadi 0,94 persen di tahun 2013. Jika diamati secara semesteran, baik laju pertumbuhan maupun tingkat kontribusi sub sektor ini mengalami penurunan dari semester I ke semester II. LPE semester I sub sektor perkebunan mencapai 22,09 persen dan mengalami penurunan menjadi 2,98 persen pada semester II, sedangkan tingkat kontribusinya menurun dari 0,95 persen di semester I menjadi 0,93 persen pada semester II.
5. 1. 3 . Su b Sek to r Peter n ak an Kinerja dan kontribusi sub sektor peternakan pada tahun 2013 tercatat mengalami perlambatan pertumbuhan walaupun masih bernilai positif. Sub sektor peternakan pada tahun ini tercatat mencapai pertumbuhan sebesar 1,92 persen dengan kontribusi sebesar 0,80 persen,
59
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
melambat dari pencapaian tahun sebelumnya dengan laju pertumbuhan tercatat sebesar 3,52 persen dan tingkat kontribusi sebesar 0,82 persen.
5. 1. 4 . Su b Sek to r Keh u t an an Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pada tahun ini sub sektor kehutanan kembali menunjukkan pertumbuhan positif. LPE sub sektor kehutanan tercatat sebesar 5,69 persen, jauh meningkat dari LPE tahun sebelumnya yang tercatat sebesar negatif 11,12 persen. Sementara itu peranan sektor ini tidak mengalami perubahan, tetap di kisaran 0,02 persen. Sub sektor kehutanan merupakan kontributor paling kecil pada sektor pertanian.
5. 1. 5 . Su b Sek to r Per ikan an Pada tahun 2013 kinerja sub sektor perikanan menunjukan pertumbuhan yang berarti. Laju pertumbuhan tahun sebelumnya tercatat sebesar 2,86 persen dan mengalami peningkatan menjadi 5,45 persen di tahun 2013. Adapun tingkat kontribusi masih tetap pada kisaran 0,20 persen.
5. 2. S E KT OR P ER T AM B ANG A N D AN P EN GG A LI AN Sektor pertambangan dan penggalian merupakan kontibutor terkecil pada pembentukan PDRB di Kabupaten Bandung. Potensi sektor ini antara lain terdapat pada potensi listrik panas bumi (geothermal) dan penggalian batu, batu pasir, andesite dan pasir yang tersebar di beberapa kecamatan. Laju pertumbuhan ekonomi sektor pertambangan dan penggalian pada tahun 2013 tercatat kembali mengalami penurunan hingga negatif 4,23 persen. Penurunan ini terjadi pada kedua sub sektor nya baik pada sub sektor minyak dan gas bumi maupun pada sub sektor penggalian.
60
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel. 5.3 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
3,00
(1,75)
(2,09)
(6,27)
(4,23)
a. Minyak dan Gas Bumi
1,67
(3,58)
(3,30)
(2,03)
(4,45)
-
-
-
-
-
10,27
7,57
3,11
(23,26)
(3,21)
LAPANGAN USAHA
b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
Tabel. 5.4 Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
1,25
1,20
1,09
1,00
1,05
a. Minyak dan Gas Bumi
1,09
1,03
0,91
0,87
0,89
-
-
-
-
-
0,17
0,17
0,18
0,13
0,15
LAPANGAN USAHA
b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
61
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Sub sektor minyak dan gas bumi tercatat kembali mengalami penurunan laju pertumbuhan pada tahun ini hingga negatif 4,45 persen, begitu pula dengan sub sektor penggalian yang mengalami penurunan hingga negatif 3,21 persen setelah sempat mengalami pertumbuhan positif pada tahun-tahun sebelumnya. Sejalan dengan penurunan laju pertumbuhan, tingkat kontribusi sektor pertambangan dan penggalian juga mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Kontribusi tahun 2013 kembali menurun menjadi 1,05 persen dibanding tahun sebelumnya sebesar 1,20 persen. Adapun untuk perbandingan secara semesteran, baik laju pertumbuhan maupun kontribusi sektor menunjukkan penurunan pada semester II.
5. 2. 1 . Su b Sek to r M in ya k d an Gas B u m i Selama tahun 2013 sub sektor pertambangan minyak dan gas bumi di Kabupaten Bandung kembali mengalami pertumbuhan negatif hingga 4,45 persen. LPE pada semester I tercatat sebesar negatif 3,30 persen dan sedikit meningkat menjadi negatif 2,03 persen pada semester II. Sejalan dengan hal ini, tingkat kontribusi juga menurun dari 0,91 persen di semester I menjadi 0,87 persen pada semester II.
5. 2. 2 . Su b Sek to r Pen g ga l ian Laju pertumbuhan sub sektor penggalian selama tahun 2013 tercatat mengalami penurunan pertumbuhan. Laju pertumbuhan sub sektor ini turun cukup tinggi dari 7,57 persen di tahun 2012 menjadi negatif 3,21 persen pada tahun 2013. Begitu pula dengan tingkat kontribusi sub sektor ini yang menurun dari 0,17 persen menjadi 0,15 persen di tahun ini.
62
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
5. 3. S E KT OR IN D US TR I P ENG OL A H AN Kinerja sektor industri pengolahan sebagai sektor dengan kontribusi PDRB terbesar di Kabupaten Bandung tercatat menunjukan perlambatan pertumbuhan kembali pada tahun 2013, walaupun masih bernilai positif, setelah sempat mengalami kenaikan pada tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan sektor ini memang cenderung sangat berfluktuatif dari tahun ke tahun terkait dengan banyaknya faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sektor ini. Tabel. 5.5 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
5,19
5,40
3,66
0,21
5,03
-
-
-
-
-
5,19
5,40
3,66
0,21
5,03
LAPANGAN USAHA
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Perlambatan pertumbuhan sektor industri pengolahan terutama disebabkan oleh perlambatan pertumbuhan sub sektor industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki yang merupakan kontributor terbesar pada sektor industri pengolahan sehingga sedikit saja terjadi perubahan pada sub sektor ini akan memberikan pengaruh yang cukup signifikan terhadap sektor industri pengolahan.
63
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Sebanyak lima dari sembilan jenis industri di Kabupaten Bandung pada tahun ini mengalami pertumbuhan positif, sementara tiga sisanya mengalami pertumbuhan negatif. Kelima jenis industri yang tumbuh positif itu diantaranya industri makanan, minuman, dan tembakau; industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki; industri kertas dan barang cetakan; industri semen dan barang galian bukan logam; dan industri barang lainnya, sedangkan industri yang mengalami pertumbuhan negatif adalah industri barang dari kayu dan hasil hutan lainnya; industri pupuk, kimia, dan barang dari karet; industri logam dasar besi dan baja; dan industri alat angkutan, mesin dan peralatannya. Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan pada tahun 2013 terhitung sebesar 5,03 persen, melambat dari tahun 2012 yang tercatat sebesar 5,40 persen, adapun peningkatan ini terutama terjadi pada semester I dimana sektor ini mengalami pertumbuhan positif 3,66 persen namun kemudian menurun menjadi 0,21 persen pada semester II. Tabel. 5.6 Kontribusi Sektor Industri Pengolahan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
58,72
57,67
58,08
56,15
57,08
-
-
-
-
-
58,72
57,67
58,08
56,15
57,08
LAPANGAN USAHA
3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
64
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Seperti telah diulas diatas, sektor industri pengolahan merupakan sektor yang memberikan kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Bandung, namun pada tahun ini tingkat kontribusi sektor industri kembali mengalami penurunan menjadi 57,08 persen. Kecenderungan penurunan kontribusi sektor ini sejalan dengan peningkatan kontribusi sektor ekonomi lain terutama sektor perdagangan, hotel dan restoran terhadap pembentukan total PDRB Kabupaten Bandung. Jika diamati secara semesteran, tingkat kontribusi pada semester I dan semester II relatif tidak jauh berbeda, tercatat tingkat kontribusi pada semester I sebesar 58,08 persen dan mengalami penurunan sedikit menjadi 56,15 persen pada semester II.
5. 4. S E KT OR LI S TR I K, G A S D AN A IR B ER S I H Dalam perkembangannya, setelah sempat mengalami tren peningkatan pertumbuhan sejak tahun 2009 hingga tahun 2012, pada tahun ini laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih mengalami perlambatan pertumbuhan. Laju pertumbuhan sektor LGA tahun 2013 tercatat sebesar 8,19 persen melambat dari tahun sebelumnya yang mencapai hingga 12,53 persen.
Perlambatan
ini didukung oleh
perlambatan kinerja kedua sub sektornya, baik sub sektor listrik maupun sub sektor air bersih. Sebaliknya, tingkat kontribusi sektor ini justru mengalami peningkatan peran terhadap total PDRB Kabupaten Bandung. Pada tahun ini tingkat kontribusi sektor listrik, gas dan air bersih tercatat sebesar 1,81 persen, meningkat dari kontribusi tahun sebelumnya yang sebesar 1,67 persen.
65
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel. 5.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
8,21
12,53
(0,02)
1,66
8,19
8,07
12,56
(0,02)
1,56
8,27
b. Gas Kota
-
-
-
-
-
c. Air Bersih
12,91
11,58
(0,05)
5,60
5,47
LAPANGAN USAHA
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Tabel. 5.8 Kontribusi Sektor Listrik , Gas dan Air Bersih Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
1,61
1,67
1,80
1,83
1,81
1,57
1,63
1,76
1,79
1,77
b. Gas Kota
-
-
-
-
-
c. Air Bersih
0,04
0,04
0,04
0,04
0,04
LAPANGAN USAHA
4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
66
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
5. 4. 1 . Su b Sek to r L i str ik Berbeda dengan tahun sebelumnya, pada tahun ini sub sektor listrik, gas dan air bersih mengalami perlambatan pertumbuhan. Laju pertumbuhan sektor listrik, gas dan air bersih pada tahun 2013 mencapai 8,27 persen, menurun dari pencapai tahun sebelumnya sebesar 12,56 persen. Namun sebaliknya
peranan sub sektor ini terhadap pembentukan PDRB justru mengalami
peningkatan kontribusi dari 1,63 persen menjadi 1,77 persen pada tahun ini.
5. 4. 2 . Su b Sek to r Air B er sih Sejalan dengan sub sektor listrik, kinerja sub sektor air bersih juga mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun ini. LPE sub sektor air bersih tahun ini tumbuh sebesar 5,47 persen, jauh melambat dari tahun sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 11,58 persen.
5. 5. S E KT OR B AN G UN AN / K ON STR U K SI Setelah mengalami perlambatan pada tahun sebelumnya, pada tahun ini laju pertumbuhan sektor bangunan/konstrusi kembali mengalami peningkatan pertumbuhan. Tercatat LPE sektor bangunan tumbuh sebesar 8,97 persen, meningkat dari pencapaian tahun sebelumnya yang tumbuh 5,04 persen. Begitu pula dengan tingkat kontribusinya yang mengalami peningkatan peran dari kisaran 1,66 persen menjadi 1,78 persen. Bila diamati secara semesteran, laju pertumbuhan sektor bangunan meningkat pada semester I sebesar 2,13 persen dan sedikit menurun menjadi 1,31 persen pada semester II. Adapun untuk tingkat kontribusi justru meningkat di semester II, tingkat kontribusi sektor bangunan semester I tercata sebesar 1,72 persen dan meningkat menjadi 1,83 persen pada semester II.
67
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel. 5.9 Laju Pertumbuhan Ekonomi dan Kontribusi Sektor Bangunan Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI
8,10
5,04
2,13
1,31
8,97
KONTRIBUSI
1,66
1,66
1,72
1,83
1,78
SEKTOR BANGUNAN/KONSTRUKSI
Tahun 2013***
Tahun
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5. 6. S E KT OR P ER D AG AN G AN , H OT E L D AN R E S TO R AN Kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran pada tahun ini kembali menunjukkan peningkatan. Laju pertumbuhan sektor perdagangan, hotel dan restoran tahun 2013 tercatat sebesar 9,10 persen atau kembali mengalami peningkatan dari tahun 2012 yang tumbuh sebesar 8,67 persen. Perlambatan pada sektor ini terutama di dukung oleh peninkatan pada sub sektor perdagangan besar dan eceran dan sub sektor hotel, sedangkan sub sektor restoran justru mengalami perlambatan pertumbuhan dari 11,64 persen pada tahun 2012 menjadi 5,33 persen pada tahun ini.
68
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel. 5.10 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
7,88
8,67
4,60
4,30
9,10
a. Perdagangan Besar & Eceran
7,84
8,08
5,09
4,36
9,88
b. Hotel
7,90
4,19
21,87
(25,78)
8,33
c. Restoran
8,08
11,64
2,15
4,16
5,33
LAPANGAN USAHA
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN
Tabel. 5.11 Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
17,39
18,29
18,31
18,36
18,33
a. Perdagangan Besar & Eceran
14,50
15,15
15,24
15,29
15,27
b. Hotel
0,01
0,01
0,02
0,01
0,01
c. Restoran
2,88
3,13
3,05
3,05
3,05
LAPANGAN USAHA
6. PERDAGANGAN,HOTEL DAN RESTORAN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
69
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Sejalan dengan laju pertumbuhan,
peranan sektor perdagangan, hotel dan restoran
terhadap pembentukan PDRB terus memperlihatkan tren meningkat. Tercatat tingkat kontribusi sektor ini pada tahun 2000 sebesar 14,84 persen dan terus meningkat hingga 18,33 persen di tahun ini. Bila diamati secara semesteran, kinerja sektor perdagangan, hotel dan restoran menunjukan pertumbuhan yang lebih tinggi pada semester I, adapun tingkat kontribusi menunjukan pertumbuhan yang lebih tinggi pada semester II.
5. 6. 1 . Su b Sek to r Per d a g an ga n B es ar d an Ecer an Sub sektor perdagangan besar dan eceran pada tahun ini mengalami peningkatan pertumbuhan, LPE tahun 2013 tercatat sebesar 9,88 persen. Begitu pula dengan tingkat kontribusi sub sektor ini juga mengalami peningkatan menjadi 15,27 persen pada tahun ini. Seperti yang telah diuraikan di atas, peningkatan pada sektor ini terjadi sebagai pengaruh dari peningkatan volume permintaan terhadap barang dan jasa disamping pengaruh dari meningkatnya indeks produksi dari sektor-sektor primer. Pengamatan secara semesteran memberi gambaran bahwa kinerja dari sub sektor perdagangan besar dan eceran pada semester I lebih tinggi dibandingkan dengan semester II, sedangkan peranannya terhadap total PDRB sedikit meningkat pada semester II.
5. 6. 2 . Su b Sek to r Ho te l Kinerja sub sektor hotel pada tahun ini terlihat mengalami peningkatan setelah sempat mengalami perlambatan pada tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan sub sektor hotel pada tahun ini meningkat menjadi 8,33 persen dari 4,19 persen pada tahun sebelumnya. Adapun untuk tingkat kontribusi tidak mengalami perubahan tetap sebesar 0.01 persen. Untuk laju pertumbuhan per
70
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
semester terlihat bahwa laju pertumbuhan di semester I jauh lebih baik dibandingkan dengan semester II.
5. 6. 3 . Su b Sek to r Re sto r an Berbeda dengan sub sektor lainnya, pada tahun ini sub sektor restoran justru mengalami perlambatan pertumbuhan. LPE sub sektor restoran pada tahun ini melambat menjadi 5,33 persen dari pencapaian tahun sebelumnya yang mampu tumbuh hingga 11,64 persen pada tahun sebelumnya. Sejalan dengan hal ini tingkat kontribusi sektor ini juga menurun dari 3,13 persen menjadi 3,05 persen di tahun ini.
5. 7. S E KT OR P EN G ANG K UT A N D AN K OM UN I K AS I Kinerja sektor pengangkutan dan komunikasi pada tahun 2013 menunjukan sedikit perlambatan, laju pertumbuhan sektor ini tercatat sebesar 6,44 persen dengan tingkat kontribusi sebesar 4,13 persen. Perlambatan
di sektor ini disebabkan oleh perlambatan di sub sektor
pengangkutan yang merupakan kontributor terbesar pada sektor ini sedangkan sub sektor lainnya yaitu sub sektor komunikasi justru mengalami peningkatan. Pengamatan secara semesteran memperlihatkan bahwa pertumbuhan di semester II lebih tinggi dibandingkan semester I. Laju pertumbuhan pada semester I tercatat sebesar 1,84 persen dan meningkat menjadi 2,43 persen di semester II. Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kondisi ini disinyalir terjadi akibat adanya beberapa peristiwa besar keagamaan yang berlangsung pada semester II.
71
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel. 5. 12 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
7,62
7,90
1,84
2,43
6,44
7,82
7,06
0,73
2,94
5,22
1 Angkutan Rel
4,65
5,97
(2,94)
4,14
1,90
2 Angkutan Jalan Raya
6,98
7,03
1,04
2,29
5,27
3 Angkutan laut
-
-
-
-
-
4 Angkutan Sungai
-
-
-
-
-
5 Angkutan Udara
-
-
-
-
-
13,99
7,38
(1,08)
7,28
5,14
6,55
12,36
7,37
0,08
12,65
LAPANGAN USAHA
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
Sejalan dengan perlambatan pada laju pertumbuhan, tingkat kontribusi sektor ini juga mengalami penurunan. Peranan sektor pengangkutan dan komunikasi terhadap perekonomian Kabupaten Bandung menurun menjadi 4,13 persen dari kontribusi tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 4,16 persen. Penurunan ini terutama terjadi pada sub sektor pengangkutan.
72
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel. 5. 13 Kontribusi Sektor Pengangkutan dan Komunikasi Tahun 2013 Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
4,21
4,16
4,07
4,19
4,13
3,70
3,68
3,58
3,74
3,66
1 Angkutan Rel
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
2 Angkutan Jalan Raya
3,22
3,22
3,13
3,28
3,21
3 Angkutan laut
-
-
-
-
-
4 Angkutan Sungai
-
-
-
-
-
5 Angkutan Udara
-
-
-
-
-
0,45
0,44
0,41
0,42
0,42
0,51
0,48
0,49
0,46
0,48
LAPANGAN USAHA
7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
5. 7. 1 . Su b Sek to r Pen gan gk u t an Kinerja sub sektor pengangkutan di tahun 2013 mengalami perlambatan pertumbuhan walaupun tetap bernilai positif. Perlambatan ini terjadi pada semua sub sektor pengangkutan, baik pada angkutan rel, angkutan jalan raya maupun pada jasa penunjang angkutan.
73
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Untuk kinerja per semester, terlihat bahwa kinerja sektor pengangkutan pada semester II menunjukan peningkatan dibandingkan semester I. Hal ini diperkirakan sebagai pengaruh positif dari adanya hari-hari besar keagamaan yang terjadi di semester II. Adapun tingkat kontribusi sub sektor pengangkutan juga mengalami penurunan kontribusi. Peranan sektor pengangkutan pada tahun 2012 sebesar 3,68 persen menurun menjadi 3,66 persen pada tahun ini.
5. 7. 2 . Su b Sek to r Ko m u n ik as i Berbeda dengan tahun sebelumnya, LPE sektor komunikasi tahun ini menunjukkan peningkatan pertumbuhan. Sub sektor komunikasi tahun 2013 tumbuh 12,65 persen meningkat dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan terbesar terjadi pada semester I, LPE pada semester I tercatat sebesar 7,37 persen dan menurun menjadi 0,08 persen pada semester II. Adapun peranan sub sektor komunikasi terhadap pembentukan nilai PDRB tercatat sebesar 0,48 persen.
5. 8. S E KT OR K E U ANG A N, P E RS E W AA N D AN J AS A P E RU S AH A AN Laju pertumbuhan sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2013 kembali melambat setelah sempat meningkat pada tahun sebelumnya, perlambatan ini terjadi pada tiga dari empat sub sektor, yaitu sub sektor bank, sewa bangunan dan sub sektor jasa perusahaan, sementara sub sektor lembaga keuangan lainnya tercatat mengalami pertumbuhan negatif. Pengamatan secara semesteran kinerja sektor ini meningkat pada semester II, laju pertumbuhan semester I tercatat minus 0,22 persen dan meningkat menjadi 3,66 persen pada semester II. Adapun tingkat kontribusi sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada tahun ini mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
74
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tabel. 5.14 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
7,15
8,28
(0,22)
3,66
3,87
a. Bank
10,71
10,47
(4,08)
13,53
8,90
b. Lembaga Keuangan lainnya
3,33
2,78
1,41
(3,24)
(3,36)
c. Sewa Bangunan
6,93
8,38
0,20
0,84
2,32
d. Jasa perusahaan
5,38
6,92
2,07
5,03
5,76
LAPANGAN USAHA
8. KEU,PERSEWAAN DAN JS PRSHN
Tabel. 5.15 Kontribusi Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
1,93
1,97
1,89
1,89
1,89
a. Bank
0,30
0,30
0,29
0,33
0,31
b. Lembaga Keuangan lainnya
0,08
0,07
0,07
0,06
0,07
c. Sewa Bangunan
1,19
1,22
1,16
1,13
1,14
d. Jasa perusahaan
0,37
0,37
0,37
0,37
0,37
LAPANGAN USAHA
8. KEU,PERSEWAAN DAN JS PRSHN
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
75
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
5. 8. 1 . Su b Sek to r B an k Secara umum kondisi perbankan tahun 2013 dinilai masih sehat dalam menghadapi gejolak perekonomian global dan domestik. Pada tahun ini sektor perbankan walaupun mengalami perlambatan namun tetap stabil pada kisaran angka 8,90 persen. Pertumbuhan terutama terjadi pada semester II, dimana laju sub sektor ini tumbuh dari negatif 4,08 persen dan meningkat menjadi 13,53 persen pada semester II. Adapun tingkat kontribusi sektor berada pada besaran 0,31 persen pada tahun 2013.
5. 8. 2 . Su b Sek to r L em b a g a Ke u an g an La in n ya Berbeda dengan sub sektor lainnya yang masih mengalami pertumbuhan positif, sub sektor lembaga keuangan lainnya justru mengalami pertumbuhan negatif, dimana pada tahun ini laju pertumbuhan sub sektor ini mengalami penurunan menjadi minus 3,36 persen. Laju pertumbuhan pada tahun semester I tumbuh 1,41 persen namun terdepresasi negatif 3,24 persen pada semester II.
5. 8. 3 . Su b Sek to r Sew a B a n gu n an Kinerja sub sektor sewa bangunan pada tahun ini mengalami perlambatan. Pertumbuhan pada tahun 2012 mencapai 8,38 persen dan jauh melambat menjadi 2,32 persen pada tahun ini, adapun tingkat kontribusi dari sektor ini juga mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya, dari peranan sebesar 1,22 persen menurun menjadi 1,14 persen pada tahun 2013.
76
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
5. 8. 4 . Su b Sek to r Ja sa Per u s a h aan Seperti halnya dengan sub sektor lain pada sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan, kinerja sub sektor jasa perusahaan juga mengalami perlambatan pertumbuhan di tahun ini. Laju pertumbuhan mencapai 5,76 persen, melambat dari pencapaian tahun sebelumnya sebesar 6,92 persen.
5. 9. S E KT OR J A S A - JA S A Tabel. 5. 16 Laju Pertumbuhan Ekonomi Sektor Jasa-Jasa Kabupaten Bandung Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
6,99
5,05
(22,02)
37,81
9,28
a. Pemerintahan Umum
8,41
6,19
(39,48)
77,83
7,62
b. Swasta
5,49
3,81
1,35
5,83
11,12
1. Sosial Kemasyarakatan
7,60
3,37
0,85
3,76
8,39
2. Hiburan dan Rekreasi
8,47
11,36
(0,34)
3,02
10,26
3. Perorangan dan Rumahtangga
4,64
3,86
1,57
6,67
12,20
LAPANGAN USAHA
9. JASA - JASA
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
77
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun ini laju pertumbuhan sektor jasa-jasa mulai menunjukkan peningkatan pertumbuhan. LPE tahun 2013 mencapai 9,28 persen, jauh lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang tumbuh 5,05 persen. Laju pertumbuhan ini merupakan laju pertumbuhan tertinggi dari seluruh sektor ekonomi pada tahun ini. Seperti tahun-tahun sebelumnya, laju pertumbuhan semester I sektor ini lebih kecil, bahkan terdepresiasi negatif, dibanding pada semester II. Depresiasi ini biasanya disebabkan karena relatif masih belum efektifnya realiasasi proyek pembangunan oleh pemerintah pada periode semester awal Tabel. 5.17 Kontribusi Sektor Jasa-jasa Kabupaten Bandung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2013 (Persen) Tahun
Tahun
Tahun 2013***
Tahun
2011*
2012**
Sem I
Sem II
2013***
5,47
5,46
4,95
6,75
5,88
a. Pemerintahan Umum
2,92
2,88
2,32
4,05
3,22
b. Swasta
2,55
2,58
2,63
2,70
2,67
1. Sosial Kemasyarakatan
0,62
0,63
0,63
0,65
0,64
2. Hiburan dan Rekreasi
0,03
0,03
0,03
0,03
0,03
3. Perorangan dan Rumahtangga
1,90
1,92
1,97
2,03
2,00
LAPANGAN USAHA
9. JASA - JASA
Catatan : *) Angka Perbaikan, **) Angka Sementara, ***) Angka Sangat Sementara
78
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Adapun untuk tingkat kontribusi sektor jasa-jasa terhadap pembentukan total nilai PDRB Kabupaten Bandung pada tahun ini sedikit meningkat bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni sebesar 5,88 persen, dengan perbandingan tingkat kontribusi pada semester I lebih rendah dibanding semester II.
5. 9. 1 . Su b Sek to r Ja sa Pe m er i n tah an Um u m Pada tahun ini sektor jasa pemerintahan umum mengalami peningkatan pertumbuhan baik pada laju kinerja maupun tingkat kontribusi setelah sempat mengalami perlambatan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan tahun 2012 sebesar 6,19 persen meningkat menjadi 7,62 persen di tahun ini. Peningkatan baru terjadi pada semester II dimana laju pertumbuhan pada semester I terdepresiasi negatif hingga 39,48 persen.
5. 9. 2 . Su b Sek to r Swa st a Sama halnya dengan kinerja sub sektor pemerintahan umum, kinerja sub sektor swasta pada tahun ini juga mengalami peningkatan pertumbuhan cukup tinggi dibanding tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan sub sektor swasta tercatat mengalami pertumbuhan dari 3,81 persen pada tahun 2012 menjadi 11,12 persen pada tahun 2013. Peningkatan ini terutama didukung oleh peningkatan pertumbuhan pada sub sektor jasa sosial kemasyarakatan dan sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Sejalan dengan laju pertumbuhannya, tingkat kontribusi sub sektor ini juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
79
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
5. 9. 2 .1 . Su b Sek to r So s i al K em a sy ar a kat an Kinerja sub sektor sosial kemasyarakatan pada tahun 2013 tercatat mengalami pertumbuhan dibanding tahun sebelumnya. LPE sub sektor ini jauh meningkat menjadi 8,39 persen dari pencapaian sebelumnya sebesar 3,37 persen. Namun demikian dari sisi kontribusinya sub sektor ini hanya mengalami sedikit peningkatan dibanding tahun sebelumnya.
5. 9. 2 .2 . Su b Sek to r H ib u r an d an Rekr e as i Berbeda dengan sub sektor lainnya, kinerja sub sektor jasa hiburan dan rekreasi pada tahun ini justru mengalami perlambatan walaupun masih bernilai positif. Laju pertumbuhan pada tahun 2013 melambat menjadi 10,26 persen, menurun dari pencapaian tahun sebelumnya yang mampu tumbuh sebesar 11,36 persen. Adapun tingkat kontribusi sub sektor ini tidak mengalami perubahan dari tahun sebelumnya.
5. 9. 2 .3 . Su b Se kto r J as a Per o r a n gan d an Ru m ah T an g g a Kecenderungan pertumbuhan juga terjadi pada sub sektor jasa perorangan dan rumah tangga yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi, dimana pada tahun 2012 LPE sektor ini tercatat sebesar 3,86 persen dan jauh meningkat menjadi 12,20 persen pada tahun ini. Begitu pula dengan peranan sub sektor ini terhadap pembentukan PDRB yang juga mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
80
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
LAMPIRAN
TABEL 1.1. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
82
Tahun 2012** [2] 4.518.784 3.361.968 564.054 465.779 13.369 113.615 686.014,49 587.226,36 98.788,13 32.915.231,13 32.915.231,13 954.918,90 931.938,54 22.980,36 947.236,94 10.436.027,24 8.644.360,19 7.553,61 1.784.113,44 2.374.097,92 2.101.782,99 17.299,86 1.836.174,51 248.308,62 272.314,93 1.123.606,62 173.726,78 41.856,53 694.279,31 213.744,00 3.115.489,15 1.645.569,85 1.469.919,30 358.196,27 16.145,22 1.095.577,81 57.071.406,68 56.484.180,32
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 2.509.697,93 2.662.627,10 1.909.912,39 2.002.283,27 294.821,04 308.463,08 236.739,83 276.300,73 7.856,68 7.093,76 60.367,99 68.486,26 338.551,49 334.582,22 283.542,96 290.294,78 55.008,53 44.287,43 18.009.451,82 18.712.419,64 18.009.451,82 18.712.419,64 556.844,52 609.587,80 545.005,04 596.821,97 11.839,49 12.765,83 534.889,79 608.784,58 5.678.325,80 6.117.269,38 4.727.119,14 5.095.693,44 4.868,56 3.698,69 946.338,10 1.017.877,25 1.262.425,10 1.397.516,93 1.109.512,97 1.244.725,22 9.049,47 10.557,68 971.894,30 1.093.551,20 128.569,21 140.616,33 152.912,13 152.791,71 586.233,66 631.371,19 90.990,40 110.187,57 21.133,72 21.406,23 359.848,80 376.207,75 114.260,74 123.569,64 1.533.771,01 2.249.877,36 719.301,75 1.349.135,75 814.469,27 900.741,61 193.933,70 215.269,37 9.059,18 9.927,96 611.476,39 675.544,28 31.010.191,13 33.324.036,19 30.726.648,17 33.033.741,41
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013*** [5] 5.172.325 3.912.196 603.284 513.041 14.950 128.854 673.133,71 573.837,75 99.295,96 36.721.871,46 36.721.871,46 1.166.432,32 1.141.827,00 24.605,32 1.143.674,37 11.795.595,18 9.822.812,57 8.567,26 1.964.215,35 2.659.942,03 2.354.238,19 19.607,15 2.065.445,50 269.185,53 305.703,84 1.217.604,86 201.177,97 42.539,95 736.056,55 237.830,39 3.783.648,37 2.068.437,49 1.715.210,88 409.203,07 18.987,15 1.287.020,66 64.334.227,32 63.760.389,57
TABEL 1.2. PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
83
Tahun 2012** [2] 1.787.255 1.273.678 256.622 208.985 6.023 41.948 286.309 234.760 51.550 14.605.911 14.605.911 482.230 468.567 13.664 432.749 4.073.646 3.366.604 3.667 703.374 1.036.305 865.304 8.523 744.361 112.419 171.001 550.913 96.255 19.014 340.331 95.314 1.187.903 625.877 562.027 154.418 7.491 400.118 24.443.222 24.208.462
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 958.378,44 916.974,95 692.635,26 646.138,63 134.487,28 138.499,69 106.399,47 106.594,19 3.433,42 2.932,51 21.423,01 22.809,93 141.535,13 132.664,52 113.304,62 110.999,57 28.230,51 21.664,95 7.662.320,89 7.678.426,28 7.662.320,89 7.678.426,28 258.704,69 263.011,42 251.695,40 255.609,26 7.009,30 7.402,16 234.238,45 237.314,47 2.175.367,48 2.268.800,54 1.810.208,00 1.889.133,07 2.280,36 1.692,58 362.879,12 377.974,89 544.905,91 558.174,13 448.631,78 461.821,66 4.254,55 4.430,61 387.353,67 396.217,87 57.023,57 61.173,19 96.274,12 96.352,47 280.974,37 291.249,61 49.088,21 55.729,84 9.339,05 9.036,86 173.382,06 174.845,84 49.165,06 51.637,08 545.868,58 752.261,70 242.444,26 431.138,62 303.424,33 321.123,08 82.142,30 85.230,03 4.068,25 4.191,11 217.213,78 231.701,94 12.802.293,95 13.098.877,64 12.688.989,33 12.987.878,07
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013** [5] 1.875.353,39 1.338.773,89 272.986,97 212.993,66 6.365,94 44.232,94 274.199,65 224.304,19 0,00 49.895,46 15.340.747,17 0,00 15.340.747,17 521.716,11 507.304,66 0,00 14.411,45 471.552,93 4.444.168,03 3.699.341,08 3.972,95 740.854,00 1.103.080,04 910.453,45 8.685,15 783.571,54 0,00 0,00 0,00 118.196,75 192.626,59 572.223,98 104.818,05 18.375,91 348.227,89 100.802,13 1.298.130,28 673.582,88 624.547,41 167.372,33 8.259,36 448.915,71 25.901.171,60 25.676.867,40
TABEL 2.1. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
84
Tahun 2012** [2] 13,57 15,42 7,44 10,48 (6,64) 8,06 6,80 5,48 15,35 9,29 9,29 15,80 15,81 15,18 11,11 16,99 16,27 8,46 20,69 9,94 10,83 8,23 11,31 7,57 3,51 13,44 13,75 4,87 13,75 13,99 11,00 9,68 12,51 12,66 17,54 12,39 11,27 11,33
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 41,71 6,09 54,12 4,84 23,00 4,63 0,96 16,71 39,61 (9,71) 16,33 13,45 (2,12) (1,17) (3,14) 2,38 3,46 (19,49) 6,47 3,90 6,47 3,90 7,63 9,47 7,80 9,51 0,35 7,82 4,83 13,81 5,39 7,73 5,72 7,80 24,75 (24,03) 3,67 7,56 2,31 10,70 1,76 12,19 0,76 16,67 2,19 12,52 (1,32) 9,37 6,55 (0,08) 1,85 7,70 (1,96) 21,10 3,83 1,29 1,86 4,55 4,68 8,15 (16,95) 46,69 (31,98) 87,56 3,20 10,59 2,63 11,00 1,75 9,59 3,40 10,48 6,55 7,46 6,65 7,51
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013*** [5] 14,46 16,37 6,96 10,15 11,83 13,41 (1,88) (2,28) 0,51 11,56 11,56 22,15 22,52 7,07 20,74 13,03 13,63 13,42 10,09 12,04 12,01 13,34 12,49 8,41 12,26 8,37 15,80 1,63 6,02 11,27 21,45 25,70 16,69 14,24 17,60 17,47 12,73 12,88
TABEL 2.2. LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
85
Tahun 2012** [2] 5,86 6,87 3,89 3,52 (11,12) 2,86 (1,75) (3,58) 7,57 5,40 5,40 12,53 12,56 11,58 5,04 8,67 8,08 4,19 11,64 7,90 7,06 5,97 7,03 7,38 12,36 8,28 10,47 2,78 8,38 6,92 5,05 6,19 3,81 3,37 11,36 3,86 6,15 6,26
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 37,61 (4,32) 50,50 (6,71) 22,09 2,98 1,74 0,18 38,80 (14,59) 12,57 6,47 (2,09) (6,27) (3,30) (2,03) 3,11 (23,26) 3,66 0,21 3,66 0,21 (0,02) 1,66 (0,02) 1,56 (0,05) 5,60 2,13 1,31 4,60 4,30 5,09 4,36 21,87 (25,78) 2,15 4,16 1,84 2,43 0,73 2,94 (2,94) 4,14 1,04 2,29 (1,08) 7,28 7,37 0,08 (0,22) 3,66 (4,08) 13,53 1,41 (3,24) 0,20 0,84 2,07 5,03 (22,02) 37,81 (39,48) 77,83 1,35 5,83 0,85 3,76 (0,34) 3,02 1,57 6,67 3,94 2,32 4,01 2,36
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013** [5] 4,93 5,11 6,38 1,92 5,69 5,45 (4,23) (4,45) (3,21) 5,03 5,03 8,19 8,27 5,47 8,97 9,10 9,88 8,33 5,33 6,44 5,22 1,90 5,27 5,14 12,65 3,87 8,90 (3,36) 2,32 5,76 9,28 7,62 11,12 8,39 10,26 12,20 5,96 6,07
TABEL 3.1. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA BERLAKU TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
86
Tahun 2012** [2] 7,92 5,89 0,99 0,82 0,02 0,20 1,20 1,03 0,17 57,67 57,67 1,67 1,63 0,04 1,66 18,29 15,15 0,01 3,13 4,16 3,68 0,03 3,22 0,44 0,48 1,97 0,30 0,07 1,22 0,37 5,46 2,88 2,58 0,63 0,03 1,92 100,00 98,97
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 8,09 7,99 6,16 6,01 0,95 0,93 0,76 0,83 0,03 0,02 0,19 0,21 1,09 1,00 0,91 0,87 0,18 0,13 58,08 56,15 58,08 56,15 1,80 1,83 1,76 1,79 0,04 0,04 1,72 1,83 18,31 18,36 15,24 15,29 0,02 0,01 3,05 3,05 4,07 4,19 3,58 3,74 0,03 0,03 3,13 3,28 0,41 0,42 0,49 0,46 1,89 1,89 0,29 0,33 0,07 0,06 1,16 1,13 0,37 0,37 4,95 6,75 2,32 4,05 2,63 2,70 0,63 0,65 0,03 0,03 1,97 2,03 x 100,00 99,09 99,13
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013** [5] 8,04 6,08 0,94 0,80 0,02 0,20 1,05 0,89 0,15 57,08 57,08 1,81 1,77 0,04 1,78 18,33 15,27 0,01 3,05 4,13 3,66 0,03 3,21 0,42 0,48 1,89 0,31 0,07 1,14 0,37 5,88 3,22 2,67 0,64 0,03 2,00 100,00 99,11
TABEL 3.2. DISTRIBUSI PERSENTASE PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG ATAS DASAR HARGA KONSTAN TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
87
Tahun 2012** [2] 7,31 5,21 1,05 0,85 0,02 0,17 1,17 0,96 0,21 59,75 59,75 1,97 1,92 0,06 1,77 16,67 13,77 0,02 2,88 4,24 3,54 0,03 3,05 0,46 0,70 2,25 0,39 0,08 1,39 0,39 4,86 2,56 2,30 0,63 0,03 1,64 100,00 99,04
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 7,49 7,00 5,41 4,93 1,05 1,06 0,83 0,81 0,03 0,02 0,17 0,17 1,11 1,01 0,89 0,85 0,22 0,17 59,85 58,62 59,85 58,62 2,02 2,01 1,97 1,95 0,05 0,06 1,83 1,81 16,99 17,32 14,14 14,42 0,02 0,01 2,83 2,89 4,26 4,26 3,50 3,53 0,03 0,03 3,03 3,02 0,45 0,47 0,75 0,74 2,19 2,22 0,38 0,43 0,07 0,07 1,35 1,33 0,38 0,39 4,26 5,74 1,89 3,29 2,37 2,45 0,64 0,65 0,03 0,03 1,70 1,77 100,00 100,00 99,11 99,15
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013** [5] 7,24 5,17 1,05 0,82 0,02 0,17 1,06 0,87 0,19 59,23 59,23 2,01 1,96 0,06 1,82 17,16 14,28 0,02 2,86 4,26 3,52 0,03 3,03 0,46 0,74 2,21 0,40 0,07 1,34 0,39 5,01 2,60 2,41 0,65 0,03 1,73 100,00 99,13
TABEL 4.1. INDEKS IMPLISIT PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
88
Tahun 2012** [2] 252,83 263,96 219,80 222,88 221,96 270,85 239,61 250,14 191,64 225,36 225,36 198,02 198,89 168,19 218,89 256,18 256,77 205,96 253,65 229,09 242,90 202,98 246,68 220,88 159,25 203,95 180,49 220,13 204,00 224,25 262,27 262,92 261,54 231,97 215,54 273,81 233,49 233,32
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 261,87 290,37 275,75 309,88 219,22 222,72 222,50 259,21 228,83 241,90 281,79 300,25 239,20 252,20 250,25 261,53 194,85 204,42 235,04 243,70 235,04 243,70 215,24 231,77 216,53 233,49 168,91 172,46 228,35 256,53 261,03 269,63 261,14 269,74 213,50 218,52 260,79 269,30 231,68 250,37 247,31 269,53 212,70 238,29 250,91 276,00 225,47 229,87 158,83 158,58 208,64 216,78 185,36 197,72 226,29 236,88 207,55 215,17 232,40 239,30 280,98 299,08 296,69 312,92 268,43 280,50 236,09 252,57 222,68 236,88 281,51 291,56 242,22 254,40 242,15 254,34
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013** [5] 275,81 292,22 220,99 240,87 234,85 291,31 245,49 255,83 199,01 239,37 239,37 223,58 225,08 170,73 242,53 265,42 265,53 215,64 265,13 241,14 258,58 225,75 263,59 227,74 158,70 212,78 191,93 231,50 211,37 235,94 291,47 307,08 274,63 244,49 229,89 286,70 248,38 248,32
TABEL 4.2. INFLASI PDRB SEMESTERAN KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2013 (JUTA RUPIAH) LAPANGAN USAHA [1] 1. PERTANIAN a. Tanaman Bahan makanan b. Perkebunan c. Peternakan d. Kehutanan e. Perikanan 2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN a. Minyak dan Gas Bumi b. Pertambangan Tanpa Migas c. Penggalian 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas Kota c. Air Bersih 5. BANGUNAN/KONTRUKSI 6. PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1 Angkutan Rel 2 Angkutan Jalan Raya 3 Angkutan laut 4 Angkutan Sungai & Penyebrangan 5 Angkutan Udara 6 Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN,PERSEWAAN & JS PRSHN a. Bank b. Lembaga Keuangan lainnya c. Sewa Bangunan d. Jasa perusahaan 9. JASA - JASA a. Pemerintahan Umum b. Swasta 1. Sosial Kemasyarakatan 2. Hiburan dan Rekreasi 3. Perorangan dan Rumahtangga PDRB DENGAN MIGAS PDRB TANPA MIGAS
89
Tahun 2012** [2] 7,28 8,00 3,42 6,72 5,04 5,05 8,69 9,40 7,24 3,69 3,69 2,90 2,89 3,22 5,78 7,66 7,58 4,10 8,11 1,89 3,52 2,13 4,00 0,18 (7,88) 4,77 2,96 2,03 4,96 6,61 5,66 3,29 8,38 8,99 5,55 8,22 4,82 4,78
Tahun 2013*** Semester I Semester II [3] [4] 2,98 10,88 2,40 12,38 0,75 1,60 (0,77) 16,50 0,59 5,71 3,34 6,55 (0,04) 5,44 0,17 4,51 0,34 4,91 2,71 3,69 2,71 3,69 7,66 7,68 7,83 7,83 0,40 2,10 2,64 12,34 0,75 3,29 0,60 3,29 2,36 2,35 1,49 3,26 0,47 8,07 1,02 8,98 3,80 12,03 1,13 10,00 (0,23) 1,95 (0,77) (0,16) 2,07 3,90 2,21 6,67 2,39 4,68 1,65 3,67 2,56 2,97 6,50 6,44 6,44 6,44 1,83 4,50 1,76 6,98 2,10 6,38 1,81 3,57 2,62 4,82 2,65 4,82
PDRB SEMESTERAN KAB BANDUNG TAHUN 2013
Tahun 2013** [5] 9,09 10,71 0,54 8,07 5,81 7,55 2,46 2,28 3,85 6,22 6,22 12,91 13,17 1,51 10,80 3,60 3,41 4,70 4,53 5,26 6,46 11,22 6,86 3,11 (0,34) 4,33 6,34 5,16 3,61 5,21 11,13 16,79 5,01 5,40 6,66 4,70 6,38 6,43