Katalog BPS: 9302008..1218
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2008-2011
PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 2008-2011
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Jln. Negara Medan – Tebing Tinggi Kompleks Instansi Vertikal – Sei Rampah 20695 Telp. : (0621) 441805; Fax : (0621) 441806; Email :
[email protected] Homepage : http://serdangbedagaikab.bps.go.id
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SERDANG BEDAGAI BPS-Statistics of Serdang Bedagai Regency
Kabupaten Serdang Bedagai 2008 - 2011 Katalog BPS Nomor Publikasi
: 9302008.1218 : 12185.12.002
Ukuran Buku Jumlah Halaman
: 21,5 Cm x 28 Cm : xii + 62
Naskah
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Penanggung Jawab
: Ir. Hj. Ida Suswati, M.Si
Penulis
:
-
Emilza Rahmadhani, S.Si, ME Dwi Asih Septi Wahyuni, S.ST
Pengolah Data
:
-
Dwi Asih Septi Wahyuni, S.ST
Gambar Kulit
: Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Seksi Neraca Wilayah dan Analisis Statistik
Diterbitkan oleh : Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai Jl. Negara Medan – Tebing Tinggi Kompleks Instansi Vertikal Sei Rampah 20695 Telp. (0621) 441805 Fax. (0621) 441806 Email :
[email protected]. Sumber dana : APBD Kabupaten Serdang Bedagai T.A. 2012
Boleh dikutip dengan menyebut sumbernya
BUPATI SERDANG BEDAGAI KATA SAMBUTAN Program pembangunan yang akan dilaksanakan dalam pembangunan jangka panjang maupun jangka pendek, sangat membutuhkan data statistik yang terpercaya dan akurat sebagai alat untuk dapat merumuskan masalah yang tepat dalam pencapaian sasaran pembangunan di Kabupaten Serdang Bedagai. Untuk itu, kami menyambut gembira penerbitan Publikasi Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2008 – 2011 yang menggambarkan tentang laju pertumbuhan ekonomi dan perannya pada tiap-tiap sektor ekonomi yang ada di Kabupaten Serdang Bedagai. PDRB ini merupakan salah satu alat ukur/indikator yang dipakai sebagai dasar untuk perencanaan dan bahan evaluasi hasil pembangunan di Kabupaten Serdang Bedagai. Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun publikasi PDRB, yaitu Badan Pusat Statistik Kabupaten Sedang Bedagai dengan Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai yang telah berhasil mengumpulkan dan mengolah data yang diperlukan untuk menerbitkan publikasi ini. Demikian juga kepada pihak Instansi Pemerintah maupun pihak Swasta yang telah turut serta membantu dalam penyediaan informasi yang dibutuhkan dalam melengkapi publikasi ini, kami ucapkan banyak terima kasih. Semoga publikasi Pendapatan Regional Tahun 2008 – 2011 Kabupaten Serdang Bedagai ini dapat bermanfaat bagi pemakai data baik pemerintah, swasta dan masyarakat umum terutama dalam kegiatan pembangunan di Kabupaten Serdang Bedagai. Sei Rampah, September 2012
BUPATI SERDANG BEDAGAI
H.T. ERRY NURADI
i PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai bekerjasama dengan Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai telah menyelesaikan publikasi “Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011”. Publikasi ini merupakan gambaran Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai selama periode 2008-2011, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, disajikan dalam bentuk penjelasan tentang konsep dan definisi serta penjelasan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha. Kami menyadari dalam penghitungan ini masih ditemui kelemahan-kelemahan, terutama oleh keterbatasan data sehingga angka-angka yang disajikan khususnya tahun 2011 masih bersifat sementara dan akan disempurnakan pada penerbitan selanjutnya. Oleh karena itu, saran dan kerjasama yang baik dari semua pihak khususnya Dinas/Instansi yang terkait sebagai sumber data sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bupati Serdang Bedagai yang telah memberikan bantuan dana guna terselenggaranya penerbitan publikasi ini. Akhirnya, kepada semua pihak yang telah membantu hingga selesainya publikasi ini, diucapkan terima kasih.
Sei Rampah, September 2012
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Kepala,
BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SERDANG BEDAGAI Kepala,
IR. M. TAUFIK BATUBARA, M.Si NIP. 19630501 198910 1 001
Ir. Hj. IDA SUSWATI, M.Si NIP. 19660228 199203 2 002
ii PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
DAFTAR ISI Halaman KATA SAMBUTAN BUPATI SERDANG BEDAGAI ......................................................
i
KATA SAMBUTAN KEPALA BAPPEDA SERDANG BEDAGAI DAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK SERDANG BEDAGAI ........................................
ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................................
v
DAFTAR GRAFIK ..............................................................................................................
vi
DAFTAR TABEL (Lampiran) .............................................................................................
vii
ABSTRAKSI ........................................................................................................................
ix
BAB I.
PENDAHULUAN ..........................................................................................
1
1.1. Latar Belakang .........................................................................................
2
1.2. Pergeseran Tahun Dasar...........................................................................
3
1.3. Pemilihan Tahun Dasar ...........................................................................
3
1.4. Konsep dan Definisi .................................................................................
5
1.5. Metode Penghitungan ..............................................................................
5
1.6. Klasifikasi Lapangan Usaha ......................................................................
7
1.7. Survei Khusus Sektoral (SKS) ...................................................................
8
1.8. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan ...............
9
1.9. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional ................................................
13
RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN ............................
15
2.1. Pertanian ..................................................................................................
16
2.2. Pertambangan dan Penggalian .................................................................
21
2.3. Industri Pengolahan ................................................................................
22
BAB II.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
iii
2.4. Listrik, Gas dan Air Minum ....................................................................
24
2.5. Bangunan ................................................................................................
25
2.6. Perdagangan, Hotel dan Restoran ...........................................................
26
2.7. Angkutan dan Komunikasi ................................................................................. 27 2.8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ..............................................
32
2.9. Jasa-jasa ....................................................................................................
34
TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI ......
39
3.1. Gambaran Umum ...................................................................................
40
3.2. Perkembangan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai .................................
41
3.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi ...................................................................
43
3.4. Struktur Ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai ......................................
45
3.5. Pendapatan Perkapita ..............................................................................
50
LAMPIRAN TABEL-TABEL ..............................................................................................
52
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
iv
BAB III.
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 3.1. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2008-2011 (Juta Rupiah) ......................................................
41
Tabel 3.2. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2000 Tahun 2008-2011 (persen) ......................................................................................................................
43
Tabel 3.3. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20072011 (persen) ..................................................................................................
46
Tabel 3.4. Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (persen) .........................................................................................
48
Tabel 3.5. Peranan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai menurut Kelompok Sektor Tahun 2008-2011 (persen) ...........................................................................
49
Tabel 3.6. PDRB dan PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008-2011 ...................
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
50
v
DAFTAR GRAFIK Halaman Gambar 3.1. PDRB ADHB dan ADHK Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 20082011 (Milyar Rupiah) ...................................................................................... 42 Gambar 3.2. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai dan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006-2011 (Persen) ............................................................................................................ 44 Gambar 3.3. Peranan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (Persen) ............................................ 47 Gambar 3.4. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Serdang Bedagai Tahun 2007 – 2011 (Ribu Rupiah) ..................................... 51
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
vi
DAFTAR TABEL ( Lampiran) Halaman Tabel 1.
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Jutaan Rupiah) ............................................................................................................
Tabel 2.
53
Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Jutaan Rupiah) .........................................................................................................
Tabel 3.
54
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20082011 (persen) ..................................................................................................
Tabel 4.
55
Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (persen) .........................................................................................
Tabel 5.
56
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20082011 (persen) ...............................................................................................
Tabel 6.
57
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (persen) ..........................................................................................
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
58
vii
Tabel 7.
Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut lapangan Usaha Tahun 2008-2011 .....................................
Tabel 8
59
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 20082011 ................................................................................................................
Tabel 9.
60
Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 ........................................................................................................
Tabel 10.
61
Perkembangan Beberapa Agregat PDRB, Jumlah Penduduk dan PDRB Perkapita Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008-2011 ..............................
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
62
viii
ABSTRAKSI Tujuan pembangunan di daerah secara umum adalah untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Aspek-aspek pembangunan disini meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya. Diantara aspek-aspek tersebut pembangunan ekonomi merupakan aspek yang paling esensial dalam menunjang pembangunan daerah. Dengan diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka telah terjadi perubahan sistim penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia yang sebelumnya menganut sistim sentralistik menjadi sistim desentralistik. Tentu saja, keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah sekarang ini dan dimasa yang akan datang sangat ditentukan oleh pemerintah daerah itu sendiri. Peran pemerintah daerah menjadi faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pembangunan daerah. Sejalan dengan hal tersebut kebutuhan akan berbagai macam data statistik baik untuk skala nasional maupun regional juga meningkat. Salah satu data yang dapat digunakan sebagai indikator untuk perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan regional adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB ini dapat menunjukkan tingkat perkembangan perekonomian daerah secara makro, agregatif dan sektoral. Pembentukan angka PDRB ini secara intuisi dipengaruhi oleh banyak faktor terutama faktor ekonomi seperti produktivitas dan efisiensi. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa PDRB yang cukup meningkat dalam segi ekonomi merupakan cerminan dari tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik di daerah tersebut, sedangkan dalam bidang non ekonomi peningkatan tersebut, mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesehatan, pendidikan, perumahan, lingkungan hidup dan aspek lainnya dalam masyarakat.
I.
Laju Pertumbuhan Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan program
pembangunan yang telah dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
ix
tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari berbagai s ektor ekonomi dan juga menggambarkan tingkat perubahan struktur ekonomi yang terjadi pada suatu periode. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2008 mencapai 6,12 persen. Laju pertumbuhan ini lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi di tahun 2009 yaitu sebesar 5,92 persen. Pada tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 6,14 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya sedangkan pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai mengalami sdikit perlambatan dengan tumbuh sebesar 5,98 persen. Sektor pertanian merupakan sektor yang paling dominan sebagai penyumbang PDRB pada tahun 2011 mengalami pertumbuhan sebesar 4,21 persen, sedangkan sektor industri pengolahan yang merupakan sektor penyumbang kedua PDRB mengalami pertumbuhan sebesar 5,39 persen.
II.
Peranan Sektoral
Sampai saat ini perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai masih didominasi tiga sektor, yaitu sektor pertanian, sektor industri pengolahan serta sektor perdagangan, hotel dan restoran. Sektor pertanian sebagai kontributor terbesar peranannya sedikit demi sedikit menurun dari tahun ke tahun dimana sektor ini menyumbang sebesar 40,73 persen pada tahun 2008, tahun 2009 turun menjadi sebesar 40,23 persen, pada tahun 2010 turun kembali menjadi sebesar 39,72 persen dan di tahun 2011 sebesar 38,85 persen. Sektor industri pengolahan sebagai sektor penyumbang terbesar kedua mengalami kenaikan dari tahun 2008 ke tahun 2009, dari 19,31 persen menjadi 19,43 persen dan pada tahun 2010 sebesar 19,62 persen, sedangkan pada tahun 2011 menyumbangkan sebesar 19,89 persen. Sektor perdagangan, hotel dan restoran sebagai penyumbang terbesar ketiga juga mengalami peningkatan kontribusi di tahun 2011. Bila pada tahun 2008 sumbangannya sebesar 15,21 persen,
pada tahun 2009 naik menjadi 15,34 persen, tahun 2010 sedikit
mengalami penurunan menjadi 15,15 persen dan pada tahun 2011 naik kembali menjadi 15,19 persen.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
x
Sementara untuk sektor-sektor lainnya selama periode 2008-2011 tidak terjadi perubahan yang berarti. Sektor jasa-jasa kontribusinya berada pada kisaran 9,06 – 9,22 persen, sektor bangunan berkisar antara 9,63 – 10,97 persen, sektor keuangan berkisar antara 3,30 – 3,38 persen, sektor angkutan dan komunikasi berkisar antara 0,84 – 0,90 persen, sektor pertambangan dan penggalian berkisar antara 1,00 – 1,01 persen, sedangkan sektor listrik, gas dan air minum sebagai sektor yang kontribusinya paling kecil berkisar antara 0,71 – 0,74 persen.
III.
Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan gambaran besarnya pendapatan rata-rata yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi yang terjadi di suatu daerah. Semakin banyak kegiatan ekonomi di suatu daerah akan menimbulkan peningkatan proses produksi yang pada gilirannya akan menghasilkan pendapatan. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Oleh sebab itu besar maupun kecilnya PDRB perkapita belum mencerminkan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, karena pendapatan yang terjadi tersebut belum pasti dinikmati oleh penduduk daerah yang bersangkutan.
IV.
Peranan Serdang Bedagai Terhadap Perekonomian Sumatera Utara
Potensi ekonomi suatu daerah/wilayah diantaranya dapat dilihat dari peranan masingmasing daerah/wilayah terhadap pembentukan PDRB secara keseluruhan dan pertumbuhan sektor-sektornya. Sektor pertanian sebagai sektor yang terbukti cukup tangguh menghadapi gejolak perekonomian, masih memegang peranan penting dalam perekonomian Serdang Bedagai. Dengan dominasi perkebunan dan tanaman bahan makanan (padi-palawija, sayur-sayuran dan buah-buahan) serta peternakan, Serdang Bedagai merupakan salah satu daerah yang rutin mensuplai kebutuhan bahan-bahan hasil pertanian ke kota Medan.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
xi
Sementara sektor perdagangan sebagai sektor sekunder sangat dipengaruhi oleh sektor-sektor primer (meliputi sektor pertanian, penggalian dan industri pengolahan). Perkembangan pada sektor-sektor tersebut akan tercermin juga pada peningkatan kegiatan sektor perdagangan. Secara total Serdang Bedagai menyumbang sebesar 3,47 persen terhadap PDRB Sumatera Utara. Kontribusi PDRB Serdang Bedagai secara sektoral terhadap Sumatera Utara didominasi oleh sektor pertanian dengan sumbangan sekitar 6 persen karena sektor ini merupakan sektor unggulan di Kabupaten Serdang Bedagai.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
xii
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 2. Pergeseran Tahun Dasar 3. Pemilihan Tahun Dasar 4. Konsep dan Definisi 5. Metode Penghitungan 6. Klasifikasi Lapangan Usaha 7. Survei Khusus sektoral (SKS) 8. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 9. Kegunaan Statistik Pendapatan Regional
RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN
1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. Industri Pengolahan 4. Listrik, Gas dan Air Minum 5. Bangunan 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 9. Jasa-Jasa
TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
1. Gambaran Umum 2. Perkembangan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai 3. Laju Pertumbuhan Ekonomi 4. Struktur Ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai 5. Pendapatan Perkapita
Pendahuluan
BAB I PENDAHULUAN 1.1.
Latar Belakang
Pembangunan merupakan serangkaian upaya dan kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperbesar kesempatan kerja, meningkatkan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat, meningkatkan hubungan ekonomi dan mengusahakan pergeseran ekonomi dari sektor primer ke sektor sekunder dan tersier. Data statistik mempunyai peranan penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Seiring pelaksanaan ‘otonomi daerah’ dimana pembangunan di segala bidang yang semakin pesat dan meluas ke daerah-daerah, data statistik nasional dan regional terasa semakin diperlukan. Untuk itu dibutuhkan data statistik sebagai bahan penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan dan evaluasi hasil-hasil pembangunan yang telah dicapai. Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk Domestik Bruto (PDB)/Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan. PDB/PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB/PDRB atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB/PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai tahun 2008-2011 ini disusun untuk memberikan informasi/gambaran tentang keberhasilan pembangunan ekonomi pada suatu periode tertentu. Besarnya nilai tambah bruto yang terbentuk menurut sektor ekonomi, secara tidak langsung dapat juga digunakan untuk mengukur efisiensi kegiatan ekonomi. Peranan masing-masing sektor ekonomi dalam pembentukan Produk Domestik Regional Bruto Serdang Bedagai, merupakan informasi lain yang sangat PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
2
Pendahuluan
bermanfaat dalam perencanaan sektoral. Berdasarkan informasi tersebut sasaran program pembangunan dapat lebih terarah ditetapkan. Informasi lain yang sangat penting adalah besarnya tingkat pertumbuhan ekonomi baik sektoral maupun keseluruhan, sehingga program evaluas i kebijakan dapat diambil guna meluruskan arah program pembangunan daerah yang telah dibuat.
1.2.
Pergeseran Tahun Dasar Dalam publikasi ini tahun dasar yang digunakan mengalami pergeseran dari tahun
1993 menjadi tahun 2000. Perubahan tahun dasar ini antara lain disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu: a. Secara nasional telah terjadi perubahan struktur ekonomi yang relatif cepat sehingga mengakibatkan pertumbuhan ekonomi yang dihitung berdasarkan tahun dasar 1993 menjadi makin tidak realistis. b. Struktur ekonomi tahun 1993 belum tersentuh dampak deregulasi dan dibirokratisasi. Secara nasional sejak tahun 1991 sektor industri peranannya sudah melampaui sektor pertanian dan menjadi primadona perekomian Indonesia. c. Perkembangan ekonomi dunia dalam kurun waktu 1993-2000 yang diwarnai oleh globalisasi tentunya akan berpengaruh kepada perekonomian domestik, masih dalam periode tersebut , pada pertengahan tahun 1997 terjadi krisis moneter yang berdampak pada perubahan struktur perekonomian Indonesia. Akibatnya struktur ekonomi Indonesia tahun 1993 telah berbeda dengan tahun 2000.
1.3.
Pemilihan Tahun Dasar Pada dasarnya penetapan tahun 2000 sebagai tahun dasar secara teknis dapat
djelaskan sebagai berikut: a. Berdasarkan rekomendasi PBB sebagaimana tertuang dalam buku panduan yang baru “Sistem Neraca Nasional” dinyatakan bahwa estimasi PDB atau PDRB atas PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
3
Pendahuluan
dasar harga
konstan sebaiknya
dimutakhirkan secara
periodik dengan
menggunakan tahun referensi yang berakhiran 0 dan 5. Hal ini juga merupakan komitmen pimpinan BPS negara ASEAN tahun 2000, agar besaran angka-angka PDB/PDRB dapat saling diperbandingkan antar negara dan antar waktu guna keperluan analisis kerja perekonomian dunia. b. Seiring dengan perkembangan kegiatan ekonomi, cakupan terus mengalami penyempurnaan, dalam jangka waktu tujuh tahun juga telah terjadi perubahan sruktur/bentuk komoditas serta kombinasi harga yang sangat signifikan. Perbaikan cakupan terutama sektor industri pengolahan (elektronok/ teknologi infomatika) serta di sektor jasa-jasa. Disisi lain juga terjadi perubahan dalam komposisi harga antara sektor primer, sekunder, dan tersier. c. BPS telah merampungkan penyusunan Tabel Input-Output Indonesia 2000, termasuk Sumatera Utara untuk tingkat provinsi. Tabel I-O tersebut telah mengalami uji konsistensi pada tingkat sektoralnya dengan mempertimbangkan kelayakan struktur permintaan maupun penawaran. Oleh karena itu struktur ekonomi Indonesia yang digambarkan melalui Tabel I-O dapat dijadikan sebagai kerangka dasar (benchmarking) dalam penyempurnaan penghitungan PDB/PDRB, sekaligus dipakai sebagai tahun dasar
dalam penyusunan series baru
penghitungan PDB/PDRB, baik sektoral maupun penggunaan. d. Ketersediaan data dasar (raw data) baik harga maupun volume (quantum) tahun 2000 secara rinci pada masing-masing sektor ekonomi relatif lebih lengkap dan berkelanjutan dibandingkan kondisi pada tahun 1993. Hal itu kemungkinan disebabkan oleh berbagai Departemen/Kementrian maupun Instansi Pemerintah lainnya juga ikut membangun statistik keperluan perencanaan sektoralnya masing-masing. Dengan dukungan data yang lebih lengkap, terinci dan konsisten diharapkan estimasi PDB/PDRB dengan tahun dasar 2000 dapat disusun lebih akurat dan konsisten.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
4
Pendahuluan
1.4.
Konsep dan Definisi
Dalam menghitung pendapatan regional, hanya dipakai konsep Domestik. Berarti seluruh nilai tambah yang ditimbulkan oleh berbagai sektor/lapangan usaha yang melakukan kegiatan usahanya di suatu wilayah/region (dalam hal ini kabupaten maupun kota di propinsi) dihitung dan dimasukkan ke produk wilayah tersebut tanpa memperhatikan kepemilikan faktor-faktor produksi tersebut. Dengan demikian PDRB secara agregatif menunjukkan kemampuan suatu daerah dalam menghasilkan pendapatan atau balas jasa kepada
faktor-faktor produksi yang ikut berpartisipasi dalam proses produksi di daerah
tersebut. Dengan kata lain PDRB menunjukkan gambaran ‘Product Originated’. Disamping itu seyogianya telah dihitung juga Produk Domestik Regional Netto (PDRN) atas dasar biaya faktor produksi, yaitu sebesar PDRB dikurangi penyusutan dan pajak tidak langsung netto (pajak tidak langsung dikurangi subsidi). Namun karena data penyusutan dan pajak tidak langsung netto belum tersedia, penghitungannya belum dapat dilakukan. Sampai saat ini BPS Kabupaten Serdang Bedagai belum dapat menyajikan pendapatan yang benar-benar diterima penduduk, karena masih sulitnya memperoleh data yang menggambarkan arus keluar masuk pendapatan yang mengalir antar kabupaten dan kota ataupun antar propinsi. Dalam pengertian ini pendapatan yang dihasilkan oleh faktor produksi yang
dimiliki oleh penduduk dari kabupaten atau kota lainnya, seharusnya
dikeluarkan dan merupakan bagian dari pendapatan kabupaten atau kota tempat tinggal pemilik tersebut. Sebaliknya pendapatan yang timbul di kabupaten dan kota lain yang pemiliknya berasal dari Serdang Bedagai seharusnya dimasukkan sebagai pendapatan, sehingga dapat diperoleh produk yang benar-benar dimiliki oleh penduduk Serdang Bedagai.
1.5.
Metode Penghitungan Ada dua metode yang dapat dipakai untuk menghitung PDRB, yaitu:
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
5
Pendahuluan
1.5.1
Metode Langsung
Penghitungan didasarkan sepenuhnya pada data daerah yang sama sekali terpisah dari data nasional, sehingga hasil penghitungannya mencakup seluruh produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Pemakaian metode ini dapat dilakukan melalui tiga pendekatan.
1.5.1.1. Pendekatan Produksi
PDRB merupakan jumlah Nilai Tambah Bruto (NTB) atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu wilayah/region dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun. Sedangkan NTB diperoleh dari Nilai Produksi Bruto (NPB/Output) dikurangi seluruh biaya antara (biaya yang benar-benar habis dipakai dalam proses produksi yang dikeluarkan untuk meningkatkan output tersebut). NTB ini masih termasuk biaya penyusutan dan pajak tidak langsung netto yang merupakan bagian dari peran pemerintah dalam menentukan harga.
1.5.1.2. Pendekatan Pendapatan
PDRB adalah jumlah seluruh balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu wilayah/region dalam jangka waktu tertentu, biasanya satu tahun. Berdasarkan pengertian tersebut, maka NTB adalah jumlah dari upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal, dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB ini didalamnya termasuk pula komponen penyusutan dan pajak tak langsung netto. Berbeda dengan pendekatan produksi, maka kita perlu mengumpulkan data dari pendapatan faktor-faktor produksi yang dimiliki.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
6
Pendahuluan
1.5.1.3. Pendekatan Pengeluaran
PDRB adalah jumlah seluruh pengeluaran yang dilakukan untuk konsumsi rumahtangga dan lembaga swasta nirlaba, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor netto, didalam suatu wilayah/region dalam periode tertentu, biasanya satu tahun. Dengan metode ini, penghitungan NTB bertitik tolak pada penggunaan akhir dari barang dan jasa yang diproduksi. Seharusnya ketiga cara pendekatan akan memberikan angka yang sama, tetapi karena sumber data yang ada belum mempunyai sistem pembukuan yang baik dan tertib maka ketiga pendekatan sering menghasilkan penghitungan yang tidak sama. 1.5.2
Metode tidak langsung/alokasi
Menghitung nilai tambah suatu kelompok ekonomi dengan mengalokasikan nilai tambah propinsi ke dalam masing-masing kelompok kegiatan ekonomi pada tingkat kabupaten/kota. Sebagai alokator digunakan indikator yang paling besar pengaruhnya atau erat kaitannya dengan produktivitas kegiatan ekonomi tersebut. Pemakaian masing-masing metode pendekatan sangat tergantung pada data yang tersedia. Pada kenyataannya, pemakaian kedua metode tersebut akan saling menunjang satu sama lain, karena metode langsung cenderung akan mendorong peningkatan kualitas data daerah, sedang metode tidak langsung akan merupakan koreksi dalam pembanding bagi data daerah. Untuk sektor ekonomi yang menpunyai manajemen terpusat seperti listrik, telkom, bank dan PJKA terpaksa menggunakan metoda alokasi.
1.6.
Klasifikasi Lapangan Usaha
Seperti diketahui angka nominal PDRB adalah penjumlahan/agregasi dari seluruh NTB kegiatan/lapangan usaha. Dalam penghitungan PDRB, seluruh lapangan usaha dibagi PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
7
Pendahuluan
menjadi sembilan sektor. Ini sesuai dengan pembagian yang digunakan dalam penghitungan Produk Domestik Bruto (PDRB) ditingkat nasional. Pembagian ini sesuai dengan System of National Accounts (SNA). Hal ini juga memudahkan para analis untuk membandingkan PDRB antar kabupaten dan kota dengan PDRB propinsi. Dengan demikian, dalam penyajian buku ini kegiatan ekonomi/lapangan usaha dirinci menjadi : 1. Pertanian 2. Pertambangan dan Penggalian 3. 4. 5. 6.
Industri Pengolahan Listrik, Gas dan Air Minum Bangunan Perdagangan, Hotel dan restoran
7. Pengangkutan dan Komunikasi 8. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 9. Jasa-Jasa 1.7.
Survei Khusus Sektoral (SKS) Diantara ketiga metode penghitungan PDRB, metode pendekatan produksi yang
paling sering digunakan. Kedua pendekatan lainnya diterapkan untuk beberapa sektor tertentu. Dalam penghitungan PDRB melalui pendekatan produksi, NTB merupakan hasil pengurangan NPB/Output dengan Biaya Antara. Data mengenai biaya antara, pada umumnya diperoleh dari SKS yang dilaksanakan untuk sektor-sektor tertentu secara berkala (biasanya setiap tahun). Dari hasil pengolahan SKS didapatkan struktur biaya, yaitu: rasio biaya antara dan nilai tambah terhadap output masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor yang disurvei. Informasi lain yang dapat diperoleh adalah indikator produksi, harga dan indikator – indikator lainnya. Estimasi NTB dapat diperoleh dengan mempergunakan rasio yang dihitung dari struktur biaya.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
8
Pendahuluan
Pengambilan sampel dalam SKS dilakukan dengan cara purposive. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa survei ini hanya untuk menghasilkan rasio struktur biaya saja, tidak untuk mengestimasi nilai keseluruhan dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang disurvei, karena populasinya tidak diketahui.
1.8.
Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan
Hasil penghitungan PDRB disajikan atas dasar harga berlaku dan harga konstan. 1.8.1. Penghitungan Atas Dasar Harga Berlaku PDRB atas dasar harga berlaku merupakan jumlah seluruh NTB atau nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu periode tertentu, biasanya satu tahun, yang dinilai dengan harga tahun yang bersangkutan. NTB atas dasar harga berlaku yang didapat dari pengurangan NPB/Output dengan biaya antara masing-masing dinilai atas dasar harga berlaku adalah menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi yang dihasilkan dan tingkat perubahan harga dari masing-masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Mengingat sifat barang dan jasa yang dihasilkan oleh setiap sektor, maka penilaian NPB/Output dilakukan sebagai berikut : 1. Untuk sektor-sektor primer yang produksinya bisa diperoleh secara langsung dari alam seperti pertanian, pertambangan dan penggalian, pertama kali dicari kuantum produksi dengan satuan standar yang biasa digunakan. Setelah itu ditentukan kualitas dari jenis barang yang dihasilkan. Satuan dan kualitas yang dipergunakan tidak selalu sama antara satu kabupaten dan kota di propinsi dengan kabupaten dan kota di propinsi lainnya. Selain itu diperlukan juga data harga per unit/satuan dari barang yang dihasilkan. Harga yang dipergunakan adalah harga produsen, yaitu harga yang diterima oleh produsen atau harga yang terjadi pada transaksi pertama antara produsen dengan konsumen atau pedagang/penjual. NPB/Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi
dengan harga
masing-masing
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
komoditi
pada
tahun yang 9
Pendahuluan
bersangkutan. Selain menghitung nilai produksi utama, dihitung pula nilai produksi ikutan yang dihasilkan dengan anggapan mempunyai nilai ekonomi. Produksi ikutan yang dimaksudkan adalah produksi ikutan yang benar-benar dihasilkan sehubungan dengan produksi utamanya. Sebagai contoh misalnya pabrik minyak goreng dari kelapa maka produksi ikutannya adalah ampas, batok kelapa dan sabut kelapa. 2. Untuk sektor-sektor sekunder yang terdiri dari sektor industri, listrik, gas dan air minum, dan sektor banguan, penghitungannya sama dengan sektor primer.
Data yang
diperlukan adalah kuantum produksi yang dihasilkan serta harga produsen masingmasing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. NPB/output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara kuantum produksi dengan harga masing -masing komoditi pada tahun yang bersangkutan. Selain itu dihitung juga produksi jas a yang digunakan sebagai pelengkap dan tergabung menjadi satu kesatuan usaha dengan produksi utamanya. 3. Untuk sektor-sektor yang secara umum produksinya berupa jasa seperti sektor perdagangan, restoran dan hotel, pengangkutan dan komunikasi, bank dan lembaga keuangan lainnya, sewa rumah dan jasa perusahaan serta pemerintah dan jasa -jasa (perorangan, sosial/ kemasyarakatan dan sosial), untuk penghitungan kuantum produksinya dilakukan dengan mencari indikator produksi yang sesuai dengan masing masing kegiatan, subsektor, dan sektor. Pemilihan indikator produksi didasarkan pada karakteristik jasa yang dihasilkan serta disesuaikan dengan data penunjang lainnya yang tersedia. Selain itu diperlukan juga indikator harga dari masing-masing kegiatan, subsektor dan sektor yang bersangkutan. NPB/Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antar indikator harga masing-masing komoditi/jasa pada tahun yang bersangkutan.
1.8.2. Penghitungan Atas Dasar Harga Konstan
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
10
Pendahuluan
Penghitungan atas dasar harga konstan, pengertiannya sama dengan atas dasar harga berlaku, tetapi penilaiannya dilakukan dengan harga suatu tahun dasar tertentu.NTB atas dasar harga konstan ini, hanya menggambarkan perubahan volume/kuantum produksi saja. Pengaruh perubahan harga telah dihilangkan dengan cara menilai dengan harga suatu tahun dasar tertentu. Penghitungan atas dasar harga konstan
berguna untuk melihat
pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau sektoral. Juga untuk melihat perubahan struktur perekonomian suatu kabupaten dan kota di propinsi/daerah dari tahun ketahun tanpa dipengaruhi oleh perubahan harga. Pada dasarnya dikenal empat cara penghitungan nilai tambah atas dasar harga konstan. Masing-masing dapat diuraikan sebagai berikut:
1.8.2.1. Revaluasi
Dilakukan dengan cara menilai produksi dan biaya antara masing -masing tahun dengan harga pada tahun dasar. Hasilnya merupakan output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Selanjutnya nilai tambah atas dasar harga konstan, diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara atas dasar harga konstan. Dalam praktek, sangat sulit melakukan revaluasi terhadap biaya antara yang digunakan, karena mencakup komponen input yang sangat banyak disamping data harga yang tersedia tidak dapat memenuhi semua keperluan tersebut. Oleh karena itu biaya antara atas dasar harga konstan biasanya diperoleh dari perkalian antara output atas dasar harga konstan masing-masing tahun dengan ratio tetap biaya antara terhadap output pada tahun dasar.
1.8.2.2. Ekstrapolasi
Nilai tambah masing-masing tahun atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara mengalikan nilai tambah pada tahun dasar dengan indeks produksi. Indeks produksi sebagai PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
11
Pendahuluan
ekstrapolator dapat
merupakan indeks dari masing-masing produksi yang dihasilkan
ataupun indeks dari berbagai indikator produksi seperti tenaga kerja, jumlah perusahaan dan lainnya, yang dianggap cocok dengan jenis kegiatan subsektor, dan sektor yang dihitung. Ekstrapolasi juga dapat dilakukan terhadap output atas dasar harga konstan, kemudian dengan menggunakan rasio tetap nilai tambah terhadap output akan diperoleh perkiraan nilai tambah atas dasar harga konstan.
1.8.2.3. Deflasi
Nilai tambah atas dasar harga konstan diperoleh dengan cara membagi nilai tambah atas dasar harga berlaku masing-masing tahun dengan indeks harga. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator biasanya merupakan indeks harga konsumen (IHK), indeks harga perdagangan besar (IHPB) dan sebagainya, tergantung mana yang lebih cocok. Indeks harga diatas dapat pula dipakai sebagai inflator, dalam keadaan dimana nilai tambah atas harga berlaku justru diperoleh dengan mengalikan nilai tambah atas dasar harga konstan dengan indeks harga tersebut.
1.8.2.4. Deflasi Berganda
Dalam deflasi berganda ini yang dideflasi adalah output dan biaya antaranya, sedangkan nilai tambah diperoleh dari selisih antara output dan biaya antara hasil deflasi tersebut. Indeks harga yang digunakan sebagai deflator untuk perhitungan output atas dasar harga konstan adalah IHK atau IHPB sesuai cakupan komoditinya, sedangkan indeks harga untuk biaya antara adalah indeks harga dari komponen input terbesar. Dalam kenyataannya sangat sulit melakukan deflasi terhadap biaya antara, disamping karena komponennya terlalu banyak juga karena indeks harganya belum tersedia secara baik. Oleh karena itu dalam penghitungan harga konstan deflasi berganda belum banyak dipakai.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
12
Pendahuluan
1.9.
Kegunaan Statistik Pendapatan Regional Dari data PDRB, dapat juga diturunkan beberapa indikator ekonomi penting lainnya,
seperti : 1.
Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Harga Pasar, yaitu PDRB dikurangi dengan seluruh penyusutan atas barang-barang modal tetap yang digunakan dalam proses produksi selama setahun.
2.
Produk Domestik Regional Netto Atas Dasar Biaya Faktor Produksi, yaitu produk domestik regional netto atas dasar harga pasar dikurangi dengan pajak tidak langsung netto. Pajak tidak langsung netto merupakan pajak tidak langsung yang dipungut pemerintah dikurangi dengan subsidi yang diberikan oleh pemerintah. Baik pajak tidak langsung maupun subsidi, kedua-duanya dikenakan terhadap barang dan jasa yang diproduksi atau dijual. Pajak tidak langsung bersifat menaikkan harga jual sedangkan subsidi sebaliknya. Selanjutnya, produk regional netto atas dasar biaya faktor produksi tersebut sebagai Pendapatn Regional.
3.
Angka-angka per kapita, yaitu ukuran-ukuran indikator ekonomi sebagaimana diuraikan diatas dibagi dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Data pendapatan regional adalah salah satu indikator makro yang dapat menunjukkan kondisi perekonomian regional setiap tahun. Manfaat yang diperoleh dari data ini antara lain adalah: 1. PDRB harga berlaku nominalnya menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang dihasilkan oleh suatu wilayah regional. Nilai PDRB yang besar menunjukkan kemampuan sumber daya ekonomi yang besar, begitu juga sebaliknya. 2. Pendapatan regional harga berlaku menunjukkan pendapatan yang memungkinkan untuk dinikmati oleh penduduk suatu wilayah. 3. PDRB harga konstan (riil) dapat digunakan untuk menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan atau setiap sektor dari tahun ke tahun. 4. Distribusi
PDRB
harga
berlaku
menurut
sektor
menunjukkan
struktur
perekonomian atau peranan setiap sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor-
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
13
Pendahuluan
sektor ekonomi yang mempunyai peran besar menunjukkan basis perekonomian suatu wilayah. 5. PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB dan Pendapatan Regional per kepala atau per satu orang penduduk. 6. PDRB dan Pendapatan Regional Perkapita atas dasar harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi per kapita penduduk suatu wilayah.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
14
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
BAB II RUANG LINGKUP DAN METODE PENGHITUNGAN
Uraian sektoral yang disajikan dalam bab ini mencakup ruang lingkup dan definisi dari masing-masing sektor dan sub sektor, cara-cara perhitungan nilai tambah baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000, serta sumber datanya. Ada berbagai macam cara penghitungan yang dilakukan untuk setiap komoditi maupun sub sektor adalah sebagai berikut:
2.1.
Pertanian
Sektor ini meliputi kegiatan pengusahaan dan pemanfaatan benda-benda biolo gis (hidup) yang diperoleh dari alam dengan tujuan konsumsi. Sektor pertanian meliputi rasio Tanaman Bahan Makanan, Tanaman perkebunan, peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan.
2.1.1. Tanaman Bahan Makanan
Rasio ini mencakup komoditi tanaman bahan makanan seperti padi, jagung, ketela pohon, ketela rambat, kacang tanah, kacang kedele, sayur-sayuran, buah-buahan, kentang, kacang hijau, tanaman pangan lainnya. Hasil produk ikutan yang mempunyai nilai ekonomis, seperti jerami, daun, pelepah, batang, kelobot dan sebagainya juga dimasukkan dalam penggolongan ini. Data produksi diperoleh dari Badan Pusat Statistik Kabupaten Serdang Bedagai dan Dinas Pertanian Kabupaten Serdang Bedagai sedangkan data harga seluruhnya bersumber pada data harga yang dikumpulkan oleh BPS Kabupaten Serdang Bedagai maupun BPS Propinsi Sumut, seperti harga untuk komoditi palawija, sayur-sayuran, buah-buahan dan
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
16
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
tanaman hias pada tingkat harga pasar pedesaan (HP1), harga untuk komoditi padi pada tingkat harga loko gudang petani (HP2), dan harga komoditi-komoditi tertentu lainnya yang dikumpulkan secara berkala. Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku diperoleh dengan cara pendekatan produksi yaitu mengalikan terlebih dahulu setiap jenis kuantum produksi dengan masing masing harganya, kemudian hasilnya dikurangi dengan biaya antara atas dasar harga berlaku pada setiap tahun. Biaya antara tersebut diperoleh dengan menggunakan rasio biaya antara terhadap output hasil survei pertanian yang dilakukan oleh BPS. Nilai tambah atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara revaluasi yaitu mengalikan produksi pada masing-masing tahun dengan harga pada tahun 2000, kemudian dikurangkan dengan jumlah biaya antara yang dihitung berdasarkan rasio pada tahun 2000.
2.1.2. Tanaman Perkebunan
Komoditi yang dicakup di sini adalah hasil tanaman perkebunan yang diusahakan oleh rakyat maupun oleh perusahaan perkebunan besar baik swasta maupun pemerintah yang menghasilkan komoditi-komoditi, seperti karet, kopi, teh, kina, coklat, minyak sawit, tebu, rami, serat manila, kemiri, pinang, minyak sereh, gambir, biji jarak, kumis kucing dan sebagainya. Tidak termasuk hasil/produksi pengolahan sederhana, yang dilakukan bersamaan dengan kegiatan perkebunannya seperti: karet remah, gula merah, minyak kelapa rakyat, tembakau olahan, teh olahan, kopra dan minyak sawit yang sebelum penggeseran tahun dasar masih termasuk di sub sektor perkebunan. Kegiatan pengolahan sederhana tersebut sejak tahun 2000 dimasukkan pada produk sektor industri. Hasil ikutan yang mempunyai nilai ekonomis dari produk-produk di atas, seperti: batang pohon, sabut kelapa, tempurung kelapa daun, akar dan sebagainya tetap dimasukkan sebagai hasil/produksi. Data produksi diperoleh dari BPS Kabupaten Serdang Bedagai dan Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Serdang Bedagai, sedangkan data harga untuk masing -masing
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
17
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
komoditi beragam seperti harga ekspor (FOB) harga perdagangan besar (HPB), harga eceran (HK), atau harga produsen (HP), baik yang dikumpulkan secara berkala oleh BPS Propinsi maupun oleh Dinas Perkebunan Propinsi Sumatera Utara. NTB atas dasar harga berlaku masing-masing komoditi diperoleh melalui pendekatan produksi, yaitu NPB/output merupakan perkalian antara produksi dan harga masing masing jenis komoditi setiap tahun, sedangkan struktur biaya antara diperoleh dari hasil pengolahan Survei Khusus Input Output (SKPR) di setiap Propinsi. NTB atas dasar harga konstan 2000 diperoleh dengan mengurangkan NPB/output dengan jumlah biaya antara yang dihitung dengan menggunakan rasio tahun 2000.
2.1.3. Peternakan dan hasil-hasilnya
Rasio ini mencakup kegiatan pemeliharaan ternak besar, ternak kecil dan unggas yang bersifat komersil dengan tujuan untuk dikembangbiakkan, dipotong dan diambil hasilhasilnya, seperti sapi, kerbau, kuda, babi, kambing, domba, ayam, itik, burung, ulat sutra dan sebagainya. Produksi yang dicakup meliputi ternak lahir, pertambahan berat badan, hasil pemotongan seperti daging, jeroan, kulit, tulang, dan hasil-hasil ternak lainnya (susu, telur, kokon, madu, kotoran ternak dan lain-lain). Karena data mengenai jumlah ternak lahir dan pertambahan berat tidak tersedia secara lengkap di tiap daerah, maka untuk memperkirakan produksi ternak berbeda dengan memperkirakan produksi pada kegiatan lainnya. Produksi ternak diperkirakan sama dengan jumlah ternak yang dipotong, ditambah perubahan stok populasi ternak dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor baik antar daerah maupun luar negeri). Data komponen produksi ternak diperoleh dari Dinas Perternakan Daerah, dan survei-survei yang dilakukan oleh BPS Kabupaten serta instansi lainnya. Sedangkan data harga berupa harga produsen (HP) yang dikumpulkan secara berkala oleh BPS Kabupaten dan Dinas Peternakan Kabupaten Serdang Bedagai.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
18
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Penghitungan NTB dilakukan melalui pendekatan produksi, sama seperti yang dilakukan pada sub sektor sebelumnya, baik untuk perkiraan atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 2000.
2.1.4. Kehutanan
Rasio ini mencakup kegiatan yang dilakukan di areal hutan oleh perorangan atau badan usaha, yang mencakup usaha penanaman, pemeliharaan, penebangan hutan serta pengambilan getah-getahan dan akar-akaran. Produksi yang dihasilkan meliputi kayu gelondongan, kayu belahan/potongan (kayu pertukangan), kayu bakar, bambu, rotan, damar dan sebagainya. Hasil pengolahan sederhana yang pada umumnya dilakukan di areal hutan seperti pembuatan arang, penyaringan getah dan sebagainya dimasukkan pula dalam sub sektor ini. Disamping itu dicakup pula kegiatan perburuan/penangkapan dan pembiakan binatang liar/margasatwa dengan tujuan komersil seperti perburuan binatang -binatang liar, penangkapan penyu, buaya, ular, penangkaran burung dan sebagainya. Produksi yang dihasilkan berupa binatang hidup/mati, binatang lahir (anak), daging maupun sarang, (khusus burung), kulit, tanduk, telur, dan lain-lain. Tidak termasuk di sini kegiatan-kegiatan dengan tujuan penelitian, olah raga, kebun binatang, dan hobi (kegemaran). Data produksi diperoleh dari Dinas Kehutanan dan BPS Kabupaten Serdang Bedagai, sedangkan untuk data harga masing-masing komoditi dipergunakan beberapa macam harga yang dikumpulkan oleh BPS Propinsi dan dinas Kehutanan Propinsi Sumatera Utara. Penghitungan NTB dilakukan melalui pendekatan produksi, sama seperti yang dilakukan pada sub sektor sebelumnya, baik untuk perkiraan atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan tahun 2000.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
19
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
2.1.5. Perikanan
Sub sektor ini mencakup kegiatan penangkapan, pengambilan dan pemeliharaan/pembiakan segala jenis binatang dan tumbuhan air, baik yang hidup di air tawar maupun yang hidup di air asin, seperti ikan, udang, kepiting, ubur-ubur, mutiara, rumput laut, bunga karang, dan sebagainya. Juga dimasukkan kegiatan pengolahan sederhana binatang air dan hasil-hasil lainnya seperti pengeringan dan penggaraman ikan. Menurut tempat penangkapannya, sub-sektor perikanan dibagi menjadi perikanan laut dan perikanan darat yang terdiri dari perikanan air tawar (kolam, sawah, danau, dan sungai) dan perikanan air payau/tambak. Termasuk juga usaha pelayanan kegiatan perikanan yang umumnya menjadi satu kesatuan usaha dengan kegiatan penangkapan/pemeliharaan ikan, seperti sortasi, gradasi, persiapan lelang ikan, perbaikan dan pemeliharaan tambak/empang, serta pembasmian hama di tambak/empang. Data produksi diperoleh dari Dinas perikanan dan kelautan Kabupaten Serdang Bedagai. Sedangkan data harga disamping dari dinas yang sama, juga dikumpulkan secara berkala oleh BPS Kabupaten Serdang Bedagai maupun oleh BPS Propinsi Sumatera Utara seperti HP2 dan harga lelang. Penghitungan NTB dilakukan melalui pendekatan produksi pertanian yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha atas dasar balas jasa atau kontrak, yang umumnya menjadi satu kesatuan usaha dan sulit dipisahkan dari kegiatan utama di masing-masing sub sektor pertanian, dimasukkan pada kegiatan utamanya. Beberapa kegiatan tersebut adalah pengolahan tanah, pemupukan, penyebaran bibit/benih, penyemaian dan penanaman, penyem-protan/pembasmian
hama,
pemanenan,
pemetikan
dan
pemangkasan,
pembilasan/sortasi dan gradasi hasil, pertanian, pelayanan kesehatan hewan dan jasa pertanian lainnya. Penghitungan nilai tambah kegiatan ini berbeda antar daerah/propinsi sesuai kondisinya dan data yang tersedia.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
20
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
2.2.
Pertambangan dan Penggalian Sektor ini mencakup kegiatan pertambangan, penggalian, pengeboran, penyaringan,
pencucian, pemilihan dan pengambilan/pemanfaatan segala macam benda non biologis, seperti barang tambang, barang mineral dan barang galian yang tersedia di alam baik yang berupa benda padat, benda cair, maupun benda gas. Produksi yang dihasilkan meliputi : (a) Pertambangan batu bara, minyak bumi, gas bumi dan biji logam, seperti biji besi, timah, bauksit, aluminium, tembaga, nikel, mangan, emas, perak, dan logam lainnya serta aspal alam, (b) Penggalian batu, tanah liat, keramik, kaolin, pasir, kerikil, dan sebagainya, (c) Pembuatan garam (penggaraman), dengan produksinya berupa garam kasar. Data produksi barang tambang diperoleh dari Departemen Pertambangan dan Energi yang bersumber dari buku tahunan Pertambangan Indonesia. Produksi barang galian datanya diperoleh dari Buku Tahunan Pertambangan maupun survei-survei lainnya (SKPR). Produksi garam diperoleh dari Buku Tahunan Pertambangan maupun survei-survei lainnya yang digunakan sebagai pelengkap. Bagi beberapa komoditi yang datanya tidak tersedia/sulit diperoleh seperti batu kali, pasir, tanah liat, dilakukan perkiraan melalui pendekatan penggunaan, yaitu menghitung pemakaian (input) di sektor lain, seperti input sektor konstruksi dan industri. Data harga diperoleh dari Departemen Pertambangan dan Energi, maupun BPS yang dikumpulkan dari laporan keuangan perusahaan dan publikasi Statistik
Ekspor. Bagi
komoditi-komoditi yang data harganya tidak tersedia dengan lengkap, dilakukan pengumpulan data melalui survei khusus lainnya secara berkala. Penghitungan NTB atas dasar harga berlaku masing-masing komoditi diperoleh melalui pendekatan produksi, yaitu NPB/output dikurangi total biaya antara. NPB/output merupakan perkalian antara produksi dan harga masing-masing komoditi setiap tahun, sedangkan struktur biaya antara diperoleh dari tabel input-output (I-O) BPS Sumatera Utara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
21
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
dan hasil pengolahan SKPR. Bagi komoditi yang NPB/outputnya dihitung melalui pendekatan pemakaian di sektor lain, seperti batu kali, pasir, tanah liat dan sebagainya, NPB/ outputnya dianggap sama dengan nilai inputnya di sektor lain tersebut (industri dan konstruksi) setelah dinilai dengan harga produsen. NTB adalah NPB/output dikurangi total biaya antara. NTB atas dasar harga konstan 2000 untuk kegiatan pertambangan dihitung dengan cara revaluasi, yaitu mengalikan produksi tahun yang bersangkutan dengan harga tahun 2000 kemudian dikurangi dengan jumlah biaya antara. Sedangkan untuk penggalian dan penggaraman digunakan cara ekstrapolasi yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks indikator produksi yang digunakan, seperti jumlah tenaga kerja dan jumlah satuan usaha.
2.3.
Industri Pengolahan Sektor ini mencakup kegiatan untuk mengubah atau mengolah suatu barang organik
dan anorganik menjadi barang baru yang mempunyai nilai yang lebih tinggi, sedang pengolahannya dapat dilakukan dengan tangan atau mesin. Kegiatan sektor industri amat beragam dilihat dari komoditi yang dihasilkan dengan cara pengolahannya, sehingga pengelompokan kegiatan industri antar propinsi yang telah dilakukan oleh BPS didasarkan pada proses pembuatan dan banyaknya tenaga kerja yang terlibat. Di sini dibedakan empat kelompok industri yang meliputi industri besar, sedang, kecil, dan, industri rumah tangga. Industri besar adalah perusahaan yang menggunakan tenaga kerja lebih atau sama dengan 100 orang, industri sedang antara 20 sampai dengan 99 orang, industri kecil antara 5 sampai dengan 19 orang, dan industri kerajinan rumah tangga lebih kecil atau sama dengan empat orang. Pengelompokan lain dari kegiatan industri dibuat berdasarkan jenis komoditi utama yang dihasilkan oleh masing-masing perusahaan. Di sini secara garis besarnya kegiatan industri dikelompokkan menjadi : 1. Industri makanan, minuman, dan tembakau.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
22
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
2. Industri tekstil, barang dari kulit dan alas kaki. 3. Industri barang dari kayu termasuk alat-alat rumah tangga. 4. Industri kertas dan barang cetakan. 5. Industri pupuk, kimia dan barang-barang dari karet. 6. Industri semen dan barang galian bukan logam. 7. Industri logam dasar besi & baja 8. Industri alat angkutan, mesin dan peralatannya. 9. Industri pengolahan lainnya. Rincian yang lebih jelas mengenai komoditi yang dicakup di dalam masing-masing kelompok kegiatan industri dapat dilihat pada buku Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI). Data produksi, harga dan NPB/output industri besar/sedang diperoleh dari hasil sensus yang dilakukan BPS setiap tahun. Data untuk industri kecil diperkirakan dari hasil survei industri kecil, sedangkan untuk industri kerajinan rumah tangga didasarkan pada hasil survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), dan dilengkapi pula dengan survei -survei lainnya yang dilaksanakan BPS Propinsi. NTB atas dasar harga berlaku untuk industri besar dan sedang dihitung melalui pendekatan produksi, yaitu dengan mengurangi NPB/output dengan jumlah biaya antara. Sedangkan untuk industri kecil dan kerajinan rumah tangga, perkiraan NTB-nya didasarkan pada hasil sensus/survei yang sudah ada, yakni dihitung dulu perkiraan NTB tahun 2000, kemudian dikalikan dengan indeks harga implisit sub sektor industri besar dan sedang. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 untuk industri besar dan sedang dihitung dengan cara deflasi, yaitu membagi dan memperkirakan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHPB barang-barang industri. Sedangkan untuk industri kecil dan industri kerajinan rumah tangga dihitung dengan cara ekstrapolasi, yaitu dengan mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks indikator produksi seperti jumlah tenaga kerja atau jumlah satuan usaha sebagai ekstrapolatornya.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
23
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
2.4.
Listrik, Gas dan Air Minum
2.4.1. Listrik Sub sektor ini mencakup kegiatan pembangkitan dan penyaluran tenaga listrik dengan menggunakan tenaga air, diesel, uap dan gas, yang diselenggarakan oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), dan non PLN seperti oleh pemerintah Daerah, Swasta atau Koperasi. Data produksi, harga dan struktur input diperoleh dari hasil survei yang dilakukan secara berkala oleh BPS. Dengan demikian satu wilayah kerja PLN bisa mencakup lebih dari satu propinsi. Oleh sebab itu untuk menghitung NTB setiap propinsi dilakukan alokasi data sesuai dengan penggolongan kegiatan yang timbul di setiap Kabupaten/Kota. Berbeda dengan pendataan untuk PLN, survei perusahaan non PLN setiap tahun tidak selalu dilakukan dalam Kabupaten/Kota yang sama. Disini untuk beberapa propinsi pencacahan dilaksanakan secara sampel sesuai dengan anggaran/dana yang tersedia. Dengan demikian untuk penghitungan NTB-nya perlu dilakukan survei pelengkap lainnya (SKPR) bagi propinsi yang tidak terkena cakupan penelitian. NTB atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan produksi, yaitu dengan mengurangi NTB/output dengan jumlah biaya antara. NTB/output merupakan perkalian antara KWH listrik yang dibangkitkan dengan rata-rata tarip ditambah dengan pendapatan yang diterima dari usaha lainnya. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara ekstrapolasi yaitu dengan mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks produksi yang dihasilkan, seperti jumlah kwh listrik yang dibangkitkan/dijual.
2.4.2. Air minum
Sub sektor ini mencakup kegiatan penampungan, penjernihan dan pendis -tribusian air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit, dan penggunaan komersil lainnya. PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
24
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Termasuk juga penyediaan air bersih kepada rumah tangga, industri, rumah sakit, dan penggunaan komersil lainnya. Termasuk juga kegiatan penyediaan air bersih dengan menggunakan kincir air, atau alat lainnya, yang diusahakan oleh Perusahaan Air Minum (PAM) milik Pemerintah Daerah dan Non PAM milik swasta/perorangan. Data produksi, harga dan struktur input diperoleh dari hasil survei yang dilaksanakan secara berkala oleh BPS dan survei-survei pelengkap lainnya (SKPR). NTB atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan produksi yaitu NPB/output dikurangi dengan jumlah biaya antara. NPB/output
merupakan
perkalian
antara kuantum air yang dihasilkan dengan rata-rata harganya ditambah dengan pendekatan yang telah diterima dari usaha lainnya. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 umumnya digunakan untuk sektor ini adalah revaluasi dan ekstrapolasi dengan menggunakan data produksi/indikator produksi yang tersedia.
2.5.
Bangunan
Sektor ini mencakup kegiatan pembuatan dan perbaikan bangunan (konstruksi), baik yang dilakukan oleh kontraktor umum, yaitu unit usaha yang melakukan pekerjaan konstruksi untuk pihak lain, maupun oleh kontraktor khusus, yaitu unit usaha atau individu yang melakukan kegiatan konstruksi untuk dipakai sendiri. Yang digolongkan sebagai kegiatan konstruksi adalah pembuatan, pem-bangunan, pemasangan, dan perbaikan (berat maupun ringan) semua jenis konstruksi, seperti bangunan tempat tinggal, bangunan bukan tempat tinggal, jalan, jembatan, pelabuhan (laut, udara, sungai), terminal dan sejenisnya. Berbeda dengan sektor lain, pada sektor bangunan banyak ditemui kesulitan untuk melakukan perkiraan/estimasi NTB, karena terbatasnya data yang tersedia. Sebagai data pembanding digunakan realisasi pengeluaran fisik pemerintah yang bersumber dari APBN dan APBD, dengan dibantu data dari survei khusus pendapatan regional (SKPR).
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
25
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Karena data produksi tidak tersedia lengkap, penghitungan langsung dilakukan terhadap Nilai Produksi Bruto/Output. Dibeberapa propinsi penghitungan bahkan dilakukan melalui pendekatan pendapatan (perhitungan langsung terhadap balas jasa produksi). NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 diperoleh dengan cara deflasi dengan menggunakan IHPB bahan bangunan/konstruksi sebagai deflatornya, atau dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks tenaga kerja disektor bangunan sebagai ekstrapolatornya.
2.6.
Perdagangan, Hotel dan Restoran
2.6.1. Perdagangan Sub sektor ini mencakup seluruh kegiatan pengumpulan dan pendistribusian barang baru maupun lama, bekas/afkiran, oleh produsen atau importir kepada konsumen, tanpa mengubah bentuk dan sifat barang-barang tersebut. Kegiatan pendistribusian/penyaluran dapat melalui pedagang besar (pedagang yang umumnya melayani pedagang eceran atau konsumen lain yang bukan konsumen rumah tangga). Barang-barang
yang
diperdagangkan
meliputi
produksi
sektor
pertanian,
pertambangan dan penggalian, dan sektor industri yang berasal dari produksi dari dalam daerah, daerah lain maupun dari luar negeri/impor. Barang yang diperdagangkan ini disebut sebagai supply (Penyediaan). Data supply bersumber dari hasil penghitungan NPB/output sektor pertanian, pertambangan dan penggalian, dan industri, sedangkan impor bersumber dari publikasi Statistik Ekspor/Impor yang diterbitkan secara berkala oleh BPS Propinsi. Pada umumnya penghitungan NTB sub sektor perdagangan dilakukan melalui penghitungan nilai margin barang-barang yang diperdagangkan. Margin perdagangan adalah selisih antara nilai jual dengan nilai beli, yang merupakan NPB/Output sub sektor perdagangan.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
26
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
NTB atas dasar harga berlaku diperoleh dari NPB/Output dikurangi jumlah biaya antara. Sedangkan NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara yang sama, seperti pada perhitungan harga berlaku dengan cara menggunakan rasio-rasio yang bersumber dari hasil pengolahan tabel I-O BPS Sumatera Utara tahun 2000.
2.6.2. Hotel
Sub sektor ini mencakup semua hotel, baik berbintang maupun tidak berbintang serta berbagai jenis penginapan lainnya. Output dihitung dengan cara mengalikan jumlah malam kamar dengan tarif per malam kamar. Data mengenai jumlah malam kamar dan taripnya diperoleh dari hasil survei yang dilakukan BPS Propinsi, sedangkan rasio nilai tambah didasarkan pada tabel input-output BPS Sumatra Utara tahun 2000. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan tahun 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah dengan outputnya.
2.6.3. Restoran
Sub sektor ini mencakup semua rumah makan dan restoran serta warung/kedai dengan cara mengalikan jumlah tenaga kerja yang bekerja sebagai indikator produksi dengan rata-rata output pertenaga kerja. Data mengenai indikator produksi dan rata-rata output diperoleh dari SKPR dan publikasi yang diterbitkan BPS Propinsi. Nilai tambah atas dasar harga berlaku dan konstan tahun 2000 dihitung berdasarkan perkalian antara rasio nilai tambah dengan outputnya.
2.7.
Angkutan dan Komunikasi Sektor ini mencakup kegiatan pengangkutan umum untuk barang dan penumpang
baik melalui darat, laut, sungai dan danau serta udara, termasuk jasa penunjang angkutan dan jasa penunjang komunikasi.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
27
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
2.7.1. Angkutan Darat
2.7.1.1. Angkutan Kereta Api
Nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku dihitung berdasarkan data yang diperoleh dari Laporan Tahunan Perusahaan Kereta Api (PERUMKA). Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks produksi gabungan tertimbang Km-Penumpang dan ton-km barang yang diangkut.
2.7.1.2. Angkutan Jalan Raya
Sub sektor ini meliputi kegiatan pengangkutan barang dan penumpang yang dilakukan oleh perusahaan angkutan umum, baik bermotor maupun tidak bermotor, seperti bis, truk, bemo, taksi, dokar, becak dan sebagainya. Perkiraan nilai tambah bruto atas dasar harga berlaku didasarkan pada data jumlah armada angkutan umum barang dan penumpang wajib uji yang diperoleh dari Laporan Tahunan Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ) yang dikumpulkan oleh bidang Distribusi BPS Provinsi dan BPS Kabupaten, serta rata-rata output dan rasio biaya antara menurut jenis kenderaan yang diperoleh dari hasil survei -survei yang dilakukan oleh BPS Provinsi. Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks kuantum masing-masing jenis angkutan jalan raya. Selain itu digunakan pula cara deflasi yaitu membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK komponen pengangkutan.
2.7.2. Angkutan Laut, Sungai, dan Danau
2.7.1. Angkutan Laut
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
28
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
Jenis kegiatan ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kenderaan/kapal Laut milik perusahaan nasional, baik yang beroperasi di dalam negeri, dari/ke luar negeri maupun di luar negeri. Penggolongan jenis kegiatan angkutan laut disesuaikan dengan batasan trayek, jarak yang ditempuh dan kapasitas angkut dirinci menurut pelayaran samudera, nusantara, lokal, rakyat dan khusus. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/Output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah barang dan penumpang yang diangkut dari masing-masing pelabuhan muat, dirinci menurut jenis kegiatan pelayaran yang bersumber dari laporan PT (Persero) Pelabuhan Indonesia I. Untuk indikator harga digunakan rata-rata output per-unit indikator produksi, yang diolah darilaporan keuangan perusahan-perusahan pelayaran. Sedangkan struktur biaya diperoleh dari rasio dalam tabel Input-Output Sumatera Utara tahun 1990. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks indikator produksi yang sesuai. Selain itu digunakan pula cara deflasi yang menbagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK komponen pengangkutan yaitu membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK komponen pengangkutan.
2.7.2. Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan
Jenis kegiatan ini mencakup kegiatan pengangkutan barang dan penumpang dengan menggunakan kenderaan/kapal sungai, baik ber-motor maupun tidak bermotor yang eroperasi di sungai, danau, dan penyeberangan di selat. Jenis kenderaan meliputi ferry, motor boat, motor tempel, sampan, dan sejenisnya. NPB/output atas dasar harga merupakan perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah armada yang beroperasi
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
29
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
dirinci menurut jenisnya, bersumber dari Dinas Lalu Lintas Angkutan sungai, Danau dan Penyeberangan (DLLASDP). Untuk indikator harga digunakan rata-rata output per armada yang diolah dari hasil SKPR, demikian juga untuk struktur biaya antara diperoleh dari sumber yang sama. NTB atas harga berlaku diperoleh dengan mengurangi NPB/output dengan jumlah biaya antara. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks indikator produksi yang digunakan. Selain itu digunakan cara deflasi yaitu membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK komponen pengangkutan.
2.7.3. Jasa Penunjang Angkutan
Sub sektor ini mencakup kegiatan pelayanan, pemberian jasa dan fasilitas yang sifatnya menunjang dan berkaitan dengan kegiatan pengangkutan, atau yang berdiri sendiri (bukan merupakan satu kesatuan usaha dengan kegiatan pengangkutannya). Kegiatan ini antara lain mencakup jasa keagenan, pergudangan, terminal dan parkir, serta bongkar muat. Jasa keagenan adalah usaha yang berfungsi sebagai penghubung antara perusahaan angkutan dengan pihak pemakai jasa angkutan barang dan penumpang, termasuk juga pelayanan terhadap kenderaan angkutan beserta operatornya. Pergudangan, baik gudang terbuka maupun tertutup yang disewakan untuk umum, adalah usaha untuk menyimpan barang sebelum dikirim ke tempat tujuan / atau setelah sampai di tempat tujuan tetapi sementara masih menunggu penyelesaian administrasi oleh pemiliknya. Terminal dan parkir adalah usaha pemberian pelayanan dan pengaturan lalu lintas kenderaan/armada yang membongkar atau mengisi muatan barang dan atau penumpang. Di pelabuhan laut mencakup fasilitas berlabuh, tempat, pandu, dan fasilitas pengisian bahan bakar pesawat dan sebagainya. Bongkar muat adalah usaha pemberian pelayanan bongkar muat angkutan barang melalui laut dan darat. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
30
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
sama seperti penghitungan pada rasio sebelumnya. NPB/output atas dasar harga berlaku diperoleh dengan mengalikan indikator produksi dengan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan adalah jumlah barang atau penumpang yang dilayani, yang diperoleh dari pengolahan survei yang sama, demikian juga untuk rasio struktur biayanya. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi, yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks indikator produksi yang digunakan. Selain itu digunakan pula cara deflasi yaitu membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK komponen pengangkutan.
2.7.4. Komunikasi Sub sektor ini meliputi pelayanan jasa pos & giro dan telekomunikasi yang diusahakan oleh Perusahaan Umum Pos dan Giro dan PT Telekomunikasi (PT TELKOM).
2.7.4.1. Pos dan Giro
Pos dan giro mencakup kegiatan jasa pengiriman surat, wesel dan paket pos. Termasuk kegiatan jasa pelayanan pada pihak ketiga seperti jasa giro, penjualan kertas bermaterai dagang. Kegiatan hanya mencakup yang diusahakan oleh Perum Pos dan Giro saja, sedangkan kegiatan sejenis seperti pengiriman surat, wesel dan paket yang tidak dilakukan oleh perusahaan tersebut di atas digolongkan ke dalam sub sektor jasa penunjang angkutan (keagenan dan ekspedisi). NTB atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/output atas dasar harga berlaku diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di setiap daerah pos (Dapos) yang diperoleh melalui SKPR. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks produksi gabungan tertimbang dari pelayanan pos, wesel, paket dan giro.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
31
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
2.7.4.2. Telekomunikasi
Telekomunikasi mencakup kegiatan jasa pengiriman berita melalui telepon, telegram dan teleks, baik di dalam negeri maupun ke/dari luar negeri. Kegiatan ini hanya mencakup yang diusahakan oleh PT Telkom saja, sedangkan kegiatan sejenis seperti telepon dan teleks yang tidak dilakukan perusahaan tersebut di atas tetap digolongkan ke dalam kegiatan yang menyelenggarakannya (Kantor pemerintah, hotel, rumah sakit dan s ebagainya). NTB atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti perhitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/output atas dasar harga berlaku diperoleh dari laporan keuangan perusahaan di setiap wilayah telekomunikasi yang diperoleh melalui SKPR. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi, yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks produksi gabungan tertimbang dari kuantum telepon, telegram dan teleks.
2.8.
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan
2.8.1. Keuangan
Sektor ini mencakup kegiatan pelayanan jasa bank, assuransi, koperasi, dan jasa keuangan lainnya. Jasa bank meliputi usaha jasa perbankan yang dilakukan oleh bank sentral yaitu bank yaitu Bank Indonesia (BI), terdiri dari bank-bank pemerintah dan bank-bank komersial. Usahanya meliputi simpan pinjam, mengeluarkan kertas berharga, membeli dan menjual surat-surat berharga, memberi jaminan bank, menyewakan tempat penyimpanan barang-barang berharga, mengedarkan uang, menerima dan membayar rekening koran, pemindahan cadangan dan jasa perbankan lainnya. Kegiatan asuransi meliputi usaha segala jenis perasuransian seperti asuransi jiwa, asuansi
sosial, asuransi kecelakaan, jasa penunjang peransuransian (reasuransi),
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
32
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
konsultasi/agen perasuransian dan dana pensiun. Sedangkan kegiatan jasa keuangan lainnya meliputi koperasi simpan pinjam, usaha bank pasar, bank desa, lumbung desa, perdagangan valuta asing, pasar modal, bursa valuta asing dan sebagainya. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/output dan struktur biaya antara atas dasar harga berlaku untuk kegiatan bank diperoleh dari laporan keuangan tahunan BI Medan, sedangkan kegiatan asuransi dan jasa keuangan lainnya diperoleh melalui SKPR. NTB atas dasar harga konstan tahun 2000 dihitung dengan cara deflasi, yaitu dengan membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK kelompok umum, atau ekstrapolasi dengan menggunakan ekstrapolator; jumlah nasabah, penabung, pemegang polis dan kredit yang disalurkan.
2.8.2. Persewaan
Sektor ini mencakup kegiatan sewa menyewa atas penggunaan sebagian atau seluruh rumah atau bangunan tempat tinggal maupun bukan tempat tinggal (kantor atau toko), tanpa memperhatikan status kepemilikannya, artinya dapat merupakan milik sendiri, milik swasta. Untuk rumah yang ditempati pemiliknya sendiri (tidak berdasarkan sewa dari pihak lain), perkiraan output sewa rumah dilakukan dengan cara imputasi, yaitu memperkirakan output berdasarkan penggunaannya di kegiatan lain, kenyataannya tidak terjadi
meskipun
pada
transaksi sewa menyewa. Sehingga output sewa rumah
merupakan penjumlahan antar output dari usaha persewaan bangunan dan imputasi sewa rumah. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/output atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan pengeluaran yaitu mengalikan jumlah penduduk/rumah tangga pada pertengahan tahun dengan rata-rata pengeluaran sewa rumah per kapita/rumah tangga. Data penduduk/rumah tangga diperoleh dari proyeksi penduduk Sumatera Utara. Sedangkan
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
33
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
rata-rata pengeluaran sewa rumah per kapita/rumah tangga dari data SUSENAS dan harga konsumen untuk persewaan (HK-4). NTB atas dasar harga konstan dengan cara deflasi yaitu membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK kelompok perumahan atau dengan ekstrapolasi yaitu dengan mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks jumlah penduduk sebagai ekstrapolatornya.
2.8.3. Jasa Perusahaan
Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa yang umumnya lebih banyak melayani kebutuhan perusahaan dan bersifat komersial. Jenis kegiatan yang dicakup meliputi notaris, lembaga bantuan hukum, pembukuan dan akuntansi, pengolahan data, periklanan, konsultan teknik, penyewaan mesin dan peralatan, penterjemah, perancang dan sebagainya. NTB atas dasar berlaku dihitung melalui pendekatan produksi, sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara indikator produksi dan indikator harga. Indikator produksi yang digunakan rata-rata output per tenaga kerja yang datanya bersumber dari hasil pengolahan SKPR, demikian juga rasio struktur biaya diperoleh dari sumber yang sama. NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan menggunakan indeks jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolatornya.
2.9.
Jasa-Jasa
2.9.1. Pemerintahan
Sub sektor ini
mencakup kegiatan tentang
penyelenggaraan administrasi
pemerintahan yang berupa jasa pelayanan umum kepada masyarakat yang produksinya tidak
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
34
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
dapat diukur secara kuantitatif dan tidak dapat dinilai secara ekonomi. Kegiatan tersebut antara lain pengatur kebijaksanaan sosial, politik dan ekonomi, peningkatan kecerdasan dan kesehatan masyarakat. Lembaga Pemerintahan yang dicakup adalah : 1. Pemerintahan Pusat: Departemen, Lembaga Tinggi Negara dan Lembaga Non Departemen, Lembaga Pemerintah lainnya baik yang berada di pusat maupun unit-unit vertikal di daerah. 2. Pemerintahan Daerah: Pemerintah Propinsi, Pemerintah Kabupaten serta Pemerintah Desa. Dalam hal ini, tidak termasuk lembaga pemerintah yang berbentuk perusahaan (Badan Usaha Milik Negara/BUMN) seperti Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum), PT (Persero) dan Perusahaan Negara (PN), karena kegiatan-kegiatan tersebut sudah dicakup di dalam sektor-sektor ekonomi yang sesuai dengan penggolongan kegiatannya. NTB atas dasar harga berlaku dihitung melalui pendekatan pendapatan yaitu dengan menjumlahkan pengeluaran pemerintah untuk belanja pegawai, baik yang berasal dari belanja rutin maupun pem-bangunan ditambah dengan perkiraan nilai penyusutan. Belanja pegawai meliputi upah dan gaji yang berupa uang maupun barang, iuran jaminan sosial, iuran pensiun, asuransi jiwa, dan asuransi kecelakaan. Karena kegiatan ini tidak bertujuan untuk mencari untung (komersial) maka pada struktur biaya sub sektor pemerintahan tidak memiliki surplus usaha, karena itu upah dan gaji merupakan bagian terbesar dari nilai tambah. Data belanja pegawai bersumber dari Kantor Perbendaharaan Negara (KPN) dan Kanwil Dit. Jen Anggaran Sumatera Utara, ditambah dengan data statistik keuangan pemerintah Daerah yang dikumpulkan BPS setiap tahun melalui daftar isian K-1 (untuk Pemerintah Propinsi), dan K-2 (untuk Pemerintah Kabupaten), dan K-3 (untuk Pemerintah Desa). Nilai penyusutan dihitung dengan menggunakan rasio terhadap pengeluaran upah dan gaji dari tabel Input-output Sumatera Utara Tahun 1990.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
35
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi yaitu dengan cara membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK kelompok umum, atau dengan cara ekstrapolasi dengan menggunakan indeks jumlah pegawai negeri sipil yang ditimbang dengan besarnya upah dan gaji menurut golongan kepangkatan sebagai ekstrapolatornya.
2.9.2. Jasa Sosial dan Kemasyarakatan
Sub sektor ini mencakup kegiatan penyelenggaraan jasa sosial dan kemasyarakatan yang diusahakan pihak swasta seperti: pendidikan, lembaga kesejahteraan sosial, perhimpunan dan organisasi usaha profesi dan buruh, lembaga penelitian, dan lainnya. Kegiatan-kegiatan yang dicakup meliputi usaha : a. Jasa Pendidikan: terdiri dari penyelenggaraan pendidikan swasta seperti taman kanakkanak, sekolah dasar, sekolah lanjutan pertama, sekolah lanjutan atas, dan perguruan tinggi, serta penyelenggaraan pendidikan non formal swasta seperti penyelenggaraan kursus mengetik, tata buku, bahasa, mengemudi dan sebagainya. b. Jasa Kesehatan: terdiri dari pelayanan kesehatan manusia seperti rumah sakit, poliklinik, balai pengobatan umum, klinik bersalin, praktek dokter, sanatorium, laboratorium, dan sebagainya, serta pelayanan kesehatan hewan seperti pemeliharaan dan pengobatan khusus untuk hewan peliharaan/rumah dan praktek dokter hewan. c. Lembaga Kesejahteraan Sosial: seperti Palang Merah, rumah yatim piatu/panti asuhan, penyantunan orang-orang cacat dan lainnya. d. Perhimpunan dan organisasi usaha profesi dan buruh: Kamar Dagang dan Industri (KADIN), Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan sebagainya. e. Lembaga Penelitian: meliputi berbagai kegiatan lembaga swasta untuk mengadakan penelitian guna meningkatkan ilmu pengetahuan dan penemuan-penemuan baru untuk keperluan praktis.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
36
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
f. Lainnya: organisasi keagamaan, jasa bantuan hukum dan peradilan, organisasi pemuda, kepanduan/pramuka dan sebagainya. NTB atas dasar harga berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi sama seperti penghitungan sub sektor sebelumnya. NPB/output pada umumnya merupakan perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Penggunaan indikator produksi maupun indikator harga disesuaikan dengan masing-masing jenis kegiatan dan bersumber dari hasil registrasi yang dilakukan oleh dinas/kanwil di setiap daerah maupun survei -survei pelengkap lainnya yang dilaksanakan oleh BPS Propinsi (SKPR). NTB atas dasar konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi, yang membagi perkiraan NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK yang disesuaikan dengan masing -masing kegiatannya, atau dengan cara ekstrapolasi, mempergunakan indeks jumlah unit usaha atau jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolatornya.
2.9.3. Jasa Hiburan dan Kebudayaan
Sub sektor ini mencakup kegiatan penyelenggaraan hiburan dan rekreasi untuk masyarakat baik secara langsung maupun melalui suatu media tertentu yang diusahakan oleh pihak swasta, seperti: pembuatan film, pemancar radio, pagelaran seni, juru kamera, seniman, penulis scenario, pengarang/penggubah lagu, perpustakaan dan tempat-tempat rekreasi. NTB atas dasar berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi, sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/output atas dasar harga berlaku merupakan perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Penggunaan indikator produksi maupun indikator harga disesuaikan dengan masing-masing jenis kegiatan dan bersumber dari hasil survei yang dilaksanakan oleh BPS Propinsi secara berkala (SKPR). NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara deflasi yaitu membagi NTB atas dasar harga berlaku dengan IHK yang disesuaikan dengan masing -masing kegiatannya atau dengan cara ekstrapolasi mempergunakan indeks jumlah unit usaha, indeks jumlah
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
37
Ruang Lingkup dan Metode Penghitungan
penonton atau indeks jumlah tenaga kerja sebagai indikator produksi.
2.9.4. Jasa Perorangan dan Rumah Tangga Sub sektor ini mencakup kegiatan jasa yang pada umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga atau perorangan yang meliputi reparasi/perbaikan segala macam alat-alat (termasuk kenderaan /bengkel); jasa binatu dan pencelupan, jasa rumahtangga seperti juru masak, tukang cuci, tukang kebun, pengurus rumahtangga, pengasuh bayi, sekretaris pribadi, guru privat dan sejenisnya, dan jasa perorangan lainnya seperti pemangkas rambut, salon kecantikan, foto studio dan sebagainya. NTB atas dasar berlaku diperoleh melalui pendekatan produksi sama seperti penghitungan pada sub sektor sebelumnya. NPB/output atas dasar berlaku merupakan perkalian antara indikator produksi dengan indikator harga. Penggunaan indikator produksi disesuaikan dengan masing-masing jenis kegiatan dan bersumber dari hasil kegiatan survei yang dilakukan oleh BPS Propinsi (SKPR). NTB atas dasar harga konstan 2000 dihitung dengan cara ekstrapolasi yaitu mengalikan perkiraan NTB tahun 2000 dengan indeks jumlah tenaga kerja sebagai ekstrapolatornya.
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 - 2011
38
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
BAB III TINJAUAN PEREKONOMIAN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI 3.1.
Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai merupakan kabupaten yang dimekarkan dari kabupaten
Deli Serdang berdasarkan Undang-Undang No.36 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai di Propinsi Sumatera Utara. Tujuan pembangunan di daerah secara umum adalah untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Aspek-aspek pembangunan disini meliputi aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, ilmu pengetahuan dan aspek-aspek lainnya. Diantara aspek-aspek tersebut pembangunan ekonomi merupakan aspek yang paling esensial dalam menunjang pembangunan daerah. Dengan diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka telah terjadi perubahan sistim penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia yang sebelumnya menganut sistim sentralistik menjadi sistim desentralistik. Tentu saja, keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah sekarang ini dan dimasa yang akan datang sangat ditentukan oleh pemerintah daerah itu sendiri. Peran pemerintah daerah merupakan faktor kunci dalam menentukan keberhasilan pembangunan daerah. Upaya dan perhatian peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat secara berimbang tampak dari diwujudkan dan dicanangkannya program pemerataan pembangunan kesejahteraan sosial secara merata. Sejalan dengan hal tersebut kebutuhan akan berbagai macam data statistik baik untuk skala nasional maupun regional juga meningkat. Salah satu data yang dapat digunakan sebagai indikator untuk perencanaan dan evaluasi hasil pembangunan regional adalah data Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Data PDRB ini dapat menunjukkan tingkat perkembangan perekonomian daerah secara makro, agregatif dan sektoral. Pembentukan angka PDRB ini secara intuisi dipengaruhi oleh banyak faktor terutama faktor ekonomi 40 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
seperti produktivitas dan efisiensi. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa PDRB yang cukup meningkat dalam segi ekonomi merupakan cerminan dari tingkat pendapatan masyarakat yang lebih baik di daerah tersebut, sedangkan dalam bidang non ekonomi peningkatan tersebut, mengindikasikan adanya perbaikan tingkat kesehatan, pendidikan, perumahan, lingkungan hidup dan aspek lainnya dalam masyarakat. Sebagai salah satu indikator makro di Kabupaten Serdang Bedagai dilakukan penghitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Serdang Bedagai dalam bentuk PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan. Dengan disajikannya data PDRB menurut sektor secara berkala, dapat dilihat posisi serta kondisi perekonomian suatu daerah dari waktu ke waktu. 3.2.
Perkembangan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) disajikan atas dasar harga berlaku dan atas
dasar harga konstan dimaksudkan agar dapat ditelaah perkembangan PDRB sebelum dan sesudah pengaruh perubahan harga. Dengan PDRB atas dasar harga konstan dapat dilihat keterbandingan antar waktu yang sesungguhnya. Perkembangan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai dari tahun 2008-2011 dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.1. Perkembangan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008-2011 (Juta rupiah) Tahun
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
PDRB Atas Dasar Harga Konstan
(1)
(2)
(3)
2008
7.472.748,72
4.047.771,19
2009
8.490.357,48
4.287.253,13
2010*)
9.697.604,00
4.550.679,05
2011**)
10.905.563,00
4.822.988,27
Ket : *) Angka sementara **) Angka sangat sementara
41 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
Dari tabel 3.1. diatas dapat dilihat bahwa PDRB atas dasar harga belaku dari tahun 2008 ke tahun 2011 terus mengalami pertumbuhan. Pertumbuhan ini merupakan rangkuman dari berbagai sektor ekonomi yang menggambarkan tingkat perubahan ekonomi di Kabupaten Serdang Bedagai. PDRB Kabupaten Serdang Bedagai atas dasar harga berlaku tahun 2008 sebesar Rp. 7.472.748,72 juta, meningkat 13,62 persen pada tahun 2009 menjadi Rp. 8.490.357,48 juta, selanjutnya meningkat 14,22 persen menjadi Rp. 9.697.604,00 juta pada tahun 2010 dan pada tahun 2011 menjadi Rp. 10.905.563,00 juta atau meningkat 12,46 persen. Gambar 3.1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Serdang Bedagai Atas Dasar Harga Berlaku dan Atas Harga Konstan Tahun 2008-2011 (Milyar Rupiah)
10,905.56
12,000
9,697.60 10,000
8,490.36
(Milyar Rupiah)
7,472.75 8,000 6,000
4,047.77
4,287.25
4,550.68
4,822.99
4,000 2,000 0 2008 2009 Atas Dasar Harga Konstan 2000
2010 2011 Atas Dasar Harga Berlaku
Pada periode yang sama PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000, tahun 2008 sebesar Rp. 4.047.771,19 juta meningkat 5,92 persen tahun 2009 menjadi sebesar Rp. 4.287.253,13 juta, tahun 2010 menngkat kembali sebesar Rp. 4.550.679,05 juta atau 6,14 persen dan di tahun 2011 meningkat 5,98 persen atau sebesar Rp. 4.822.988,27 juta. Secara umum kinerja perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai terus meningkat dari tahun ke 42 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
tahun. Sebagai daerah yang masih memiliki banyak potensi untuk digali, Pemerintah Kabupaten Sedang Bedagai harus terus mencari sumber-sumber nilai tambah baru bagi perkembangan perekonomiannya.
3.3.
Laju Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu ukuran dari keberhasilan program
pembangunan yang telah dilaksanakan, khususnya dalam bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan rangkuman laju pertumbuhan dari seluruh sektor ekonomi dan juga menggambarkan tingkat perubahan struktur ekonomi yang terjadi pada suatu periode. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan ekonomi tersebut secara riil dari tahun ke tahun, disajikan melalui PDRB atas dasar konstan secara berkala. Pertumbuhan yang positif menunjukkan adanya peningkatan perekonomian, sebaliknya apabila pertumbuhannya negatif menunjukkan terjadinya penurunan. Tabel 3.2. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (persen) Lapangan Usaha
2008
2009
2010*)
2011**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. Pertanian
4,67
4,89
5,30
4,21
2. Penggalian
7,58
7,41
7,33
7,17
3. Industri Pengolahan
5,44
4,85
5,33
5,39
4. Listrik, Gas dan Air Minum
9,11
8,75
8,84
8,91
5. Bangunan
8,84
8,41
8,78
8,76
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
6,30
6,06
5,51
5,74
7. Angkutan dan Komunikasi
9,11
7,15
6,11
5,97
8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan
8,78
8,78
8,53
8,17
9. Jasa-Jasa
9,72
8,42
8,70
11,14
6,12
5,92
6,14
5,98
Produk Domestik Regional Bruto Ket.:
*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara
43 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
Pada periode 2008-2011, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai mengalami peningkatan dari tahun ke tahun terlihat dari pertumbuhannya yang selalu bernilai positif. Pada tahun 2008 pertumbuhan ekonomi sebesar 6,12 persen, pada tahun 2009 pertumbuhannya sebesar 5,92 persen, tahun 2010 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai sebesar 6,14 persen dan pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi sebesar 5,98 persen. Gambar 3.2. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai dan Provinsi Sumatera Utara Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2006-2011 (Persen).
8 7.5
7
(Persen)
6.5 6
6.22
6.90 6.25 6.12 6.39
5.92
6.20
6.14
5.98
6.35
6.58
2010
2011
5.5 5 5.07
4.5 4 2006
2007
2008
2009 Tahun Sergai Sumut
Bila dicermati lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi secara positif terjadi di seluruh sektor ekonomi di Kabupaten Serdang Bedagai. Pada tahun 2011, seluruh sektor perekonomian tumbuh positif meski besarannya ada yang mengalami percepatan atau perlambatan.
Secara total, tahun ini pertumbuhan ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai
mengalami sedikit perlambatan, hal ini disebabkan sektor unggulan yakni perta nian mengalami sedikit perlambatan baik di sub sektor tanaman bahan makanan maupun sub 44 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
sektor perkebunan yang selama ini banyak memberikan kontribusi terhadap total PDRB Kabupaten Serdang Bedagai. Proyek pembangunan bendungan Sungai Ular menyebabkan pengairan di sekitar Sungai Ular mengalami gangguan, sehingga para petani disarankan untuk sementara beralih dari padi ke palawija bahkan ada sebagian petani yang memilih untuk tidak tanam. Sedangkan di sub sektor perkebunan, tahun ini sebagian perkebunan menjalani proses replanting sehingga belum berproduksi dan ada pengalihan komoditi dari coklat ke kelapa sawit. Hal ini menyebabkan sumbangan sub sektor perkebunan mengalami penurunan karena masih harus menunggu beberapa tahun lagi untuk berproduksi.
3.4.
Struktur Ekonomi Kabupaten Serdang Bedagai
Peranan atau kontribusi sektor ekonomi menunjukkan struktur perekonomian yang terbentuk di suatu wilayah. Struktur ekonomi ini menunjukkan besarnya kemampuan masing-masing sektor ekonomi dalam menciptakan nilai tambah, sekaligus menggambarkan ketergantungan daerah terhadap kemampuan memproduksi barang dan jasa dari masing masing sektor ekonomi. Pergeseran struktur ini sering dipakai sebagai indikator untuk menunjukkan adanya suatu proses pembangunan. Untuk mengetahui gambaran tentang struktur perekonomian suatu wilayah dapat dilihat dari persentase PDRB atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan yang dirinci menurut lapangan usaha. Dari tahun 2008 hingga tahun 2011 terlihat bahwa struktur perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai masih di dominasi oleh sektor pertanian, sektor industri pengolahan, perdagangan, hotel dan restoran serta bangunan. Pertanian sebagai sektor unggulan masih tetap memberikan kontribusi terbesar terhadap pembentukan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai yaitu sebesar 38,85 persen. Faktor yang menyebabkan tingginya andil sektor ini yaitu berasal dari sub sektor tanaman perkebunan yaitu sebesar 15,02 persen dan tanaman bahan makanan sebesar 13,84 persen. Sedangkan sub sektor peternakan dan hasil-hasilnya, kehutanan dan perikanan memberikan kontribusi sebesar 9,99 persen. 45 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
Tabel 3.3. Distribusi PDRB Kabupaten Serdang Bedagai menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (persen) 2010*)
2011**)
Lapangan Usaha
2008
2009
(1) 1. Pertanian
(2) 40,73
(3) 40,23
(4) 39,72
(5) 38,85
2. Penggalian
1,00
1,01
1,00
1,01
19,31
19,43
19,62
19,89
4. Listrik, Gas dan Air Minum
0,74
0,72
0,71
0,71
5. Bangunan
9,63
9,94
10,58
10,97
15,21
15,34
15,15
15,19
7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
0,89
0,90
0,86
0,84
3,38
3,35
3,30
3,33
9. Jasa-Jasa
9,11
9,07
9,06
9,22
3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Produk Domestik Regional Bruto Ket.:
100,00
100,00
100,00
100,00
*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara
Peranan sektor industri pengolahan dari tahun 2007 hingga 2011 mengalami peningkatan. Sektor ini masih merupakan penyumbang terbesar kedua yang memberikan kontribusi sebesar 19,31 persen pada tahun 2007, terus meningkat hingga tahun 2011 kontribusinya menjadi 19,89 persen. Selanjutnya, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar 15,19 persen, sektor bangunan sebesar 10,97 persen, sektor jasa-jasa sebesar 9,22 persen, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan sebesar 3,33 persen, sektor penggalian sebesar 1,01 persen, sektor angkutan dan komunikasi sebesar 0,84 persen, dan sektor listrik, gas dan air minum sebesar 0,71 persen.
46 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
Gambar 3.3. Peranan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011 (Persen) Penggalian 1.01 Pertanian 38.85 Industri Pengolahan 19.89 Jasa-Jasa 9.22 Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan 3.33
Angkutan dan Komunikasi 0.84
Perdagangan, Hotel dan Restoran 15,15
Bangunan 10.97
Listrik, Gas dan Air Minum 0.71
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan 2000, peranan sektor pertanian pada tahun 2011 adalah sebesar 39,34 persen, disusul sektor industri pengolahan 18,58 persen, sektor perdagangan, hotel dan restoran 15,93 persen, sektor bangunan 10,05 persen, sektor jasa-jasa 9,72, persen, sektor keuangan, real estate dan jasa perusahaan 3,53 persen, sektor penggalian 1,45 persen, sektor angkutan dan komunikasi 0,74 persen dan sektor listrik, gas dan air minum sebesar 0,66 persen.
47 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
Tabel 3.4. Distribusi PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (persen) Lapangan Usaha (1)
2008
2009
2010*)
2011**)
1. Pertanian
(2) 40,72
(3) 40,33
(4) 40,01
(5) 39,34
2. Penggalian
1,40
1,42
1,44
1,45
19,02
18,33
18,68
18,58
4. Listrik, Gas dan Air Minum
0,61
0,62
0,64
0,66
5. Bangunan
9,33
9,55
9,79
10,05
16,05
16,07
15,97
15,93
7. Angkutan dan Komunikasi 8. Keuangan, Real Estate & Jasa Perusahaan
0,73
0,74
0,74
0,74
3,30
3,38
3,46
3,53
9. Jasa-Jasa
8,84
9,05
9,27
9,72
100,00
100,00
100,00
100,00
3. Industri Pengolahan
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran
Produk Domestik Regional Bruto Ket.:
*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara
Secara makro sektor ekonomi dapat dibagi ke dalam tiga sektor utama yang biasa disebut sektor primer, sekunder dan tersier. Pengelompokkan ini didasarkan output maupun input dari asal terjadinya proses produksi untuk masing-masing produsen. Disebut sektor primer karena outputnya masih merupakan tingkat dasar dan sangat tergantung pada sumber daya alam. Sektor primer ini meliputi sektor pertanian dan sektor penggalian dan pertambangan. Untuk sektor ekonomi yang output berasal dari sektor primer dikelompokkan menjadi sektor sekunder, yang dicakup dalam sektor ini antara lain sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air minum dan sektor bangunan. Sedangkan sektor lainnya yakni sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, sektor bank dan lembaga keuangan lainnya serta sektor jasa-jasa dikelompokkan ke sektor tersier.
48 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
Tabel 3.5. Peranan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai menurut Kelompok Sektor Tahun 2008-2011 (Persen) Sektor (1) A. ATAS DASAR HARGA BELAKU 1. Primer 2. Sekunder 3. Tersier B. ATAS DASAR HARGA KONSTAN 2000 1. Primer 2. Sekunder 3. Tersier Ket.:
2008
2009
2010*)
2011**)
(2)
(3)
(4)
(5)
41,73 29,68 28,59
41,24 30,10 28,66
40,72 30,90 28,38
39,96 31,57 28,58
42,12 28,96 28,92
41,75 29,00 29,25
41,45 29,11 29,44
40,79 29,29 29,92
*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara
Peranan PDRB atas dasar harga berlaku menurut kelompok sektor tahun 2010, sektor primer sebesar 39,96 persen, sektor sekunder sebesar 31,57 persen dan sektor tersier sebesar 28,58 persen. PDRB atas dasar harga konstan 2000, masing-masing menyumbang sektor primer sebesar 40,79 persen, sektor sekunder sebesar 29,29 persen dan sektor tersier sebesar 29,92 persen. Selama kurun waktu empat tahun terakhir peranan sektor primer sedikit mengalami penurunan, mengakibatkan terjadinya peningkatan di sektor sekunder dan tersier. Hal ini menunjukkan terjadinya peralihan kehidupan ekonomi masyarakat yang selama ini bertumpu pada sumber daya alam yang ada. Sektor sekunder terus mengalami peningkatan baik atas dasar harga berlaku maupun harga konstan 2000. Keadaan ini sejalan dengan keberadaan Kabupaten Serdang Bedagai yang baru berdiri dan sedang membangun sarana dan prasarana fisik.
49 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
3.5. Pendapatan Perkapita
Pendapatan perkapita merupakan gambaran rata-rata pendapatan yang diterima oleh setiap penduduk sebagai hasil dari proses produksi yang terjadi di suatu daerah. Semakin banyak kegiatan ekonomi di suatu daerah, akan menimbulkan peningkatan proses produksi yang pada gilirannya akan menghasilkan pendapatan. PDRB perkapita diperoleh dengan cara membagi total nilai PDRB dengan jumlah penduduk pertengahan tahun. Oleh sebab itu besar maupun kecilnya PDRB perkapita belum mencerminkan kemakmuran masyarakat secara keseluruhan, karena pendapatan yang terjadi tersebut belum pasti dinikmati oleh penduduk daerah yang bersangkutan, namun hanya menumpuk dibeberapa gelintir masyarakat. Bila secara umum terjadi kecenderungan laju pertumbuhan PDRB lebih besar dibandingkan laju pertumbuhan penduduk, maka bisa dipastikan PDRB perkapita akan semakin meningkat. Tabel 3.6. PDRB dan PDRB Perkapita Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008-2011
Tahun
Ket.:
PDRB Perkapita (rupiah)
PDRB (jutaan rupiah) ADHB
ADHK 2000
ADHB
ADHK 2000
(1) 2008
(2) 7.472.748,72
(3) 4.047.771,19
(4) 12.551.689,44
(5) 6.798.886,04
2009
8.490.357,48
4.287.253,13
14.271.859,04
7.206.654,42
2010*)
9.697.604,00
4.550.679,05
16.315.412,79
7.656.139.31
2011**)
10.905.563,00
4.822.988,27
18.177.725,81
8.039.104,29
*) Angka Sementara **) Angka sangat sementara
Dari tabel 3.6 diatas dapat dilihat bahwa PDRB Perkapita Kabupaten Serdang Bedagai atas dasar harga berlaku terus mengalami kenaikan hingga saat ini. Pada tahun 2008 sebesar Rp 12.551.689,44; tahun 2009 sebesar Rp. 14.271.859,04; tahun 2010 sebesar Rp 16.315.412,79 dan pada tahun 2011 sebesar Rp. 18.177.725,81. 50 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tinjauan Perekonomian Kabupaten Serdang Bedagai
Sementara itu jika dilihat dari perhitungan atas dasar harga konstan PDRB perkapita juga terus mengalami kenaikan dari tahun ke tahun. PDRB perkapita Kabupaten Serdang Bedagai atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2011 mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2010 yaitu dari Rp. 7.656.139,31 pada tahun 2010 menjadi Rp. 8.039.104,29 pada tahun 2011. Untuk lebih mudahnya dapat dilihat dari gambar berikut perkembangan PDRB per kapita tahun 2008-2011. Gambar 3.4. Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per Kapita Serdang Bedagai Tahun 2007-2011 (Ribu Rupiah)
20000 18,177.73 16,315.41 15000
14,271.86 12,551.69 10,792.38
10000
8,039.10 5000
6,403.29
7,656.14
7,206.65
6,798.89
0 2007
2008
2009
2010
2011
Tahun ADHB
ADHK
51 PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008- 2011
Tabel-Tabel Tabel 1. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (Jutaan rupiah) LAPANGAN USAHA (1) 1. PERTANIAN
2008
2009
(2)
2010*)
(3)
2011**)
(4)
(5)
3.043.503,31
3.415.991,55
3.851.896,91
4.237.226,95
a. Tanaman Bahan Makanan
1.092.238,19
1.219.017,07
1.374.639,00
1.509.799,21
b. Tanaman Perkebunan
1.146.850,59
1.302.933,11
1.499.304,78
1.638.200,93
178.963,72
206.247,13
230.708,74
263.945,31
d. Kehutanan
16.072,68
17.315,96
18.642,16
20.214,78
e. Perikanan
609.378,13
670.478,28
728.602,23
805.066,71
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
74.957,87
85.429,81
96.939,34
109.826,73
1.443.030,00
1.649.491,18
1.902.418,91
2.168.737,68
a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK, GAS, DAN AIR BERSIH a. Listrik
-
-
-
-
1.443.030,00
1.649.491,18
1.902.418,91
2.168.737,68
55.207,97
61.458,69
68.968,22
77.598,16
55.165,61
61.410,67
68.914,24
77.538,16
-
-
-
-
b. Gas c. Air Bersih
42,37
48,03
53,98
59,18
719.482,09
844.328,07
1.025.611,52
1.196.049,37
1.136.514,38
1.302.419,63
1.469.580,14
1.656.438,87
973.233,90
1.117.395,34
1.256.833,28
1.411.724,13
100,81
120,23
142,28
168,49
163.179,67
184.904,06
212.604,60
244.546,25
66.774,10
76.334,00
83.243,66
91.119,34
53.224,79
61.974,40
67.965,28
74.766,78
1.085,25
1.296,38
1.410,62
1.523,12
45.408,35
53.009,69
57.964,88
63.680,17
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai, Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
6.731,18
7.668,33
8.589,79
9.563,50
5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1).Angkutan Rel 2).Angkutan Jalan Raya
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
13.549,31
14.359,60
15.278,38
16.352,56
252.392,70
284.490,46
320.165,44
362.689,85
a. Bank
13.159,21
15.367,22
18.575,22
21.696,89
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
29.371,76
32.155,05
35.410,19
39.306,37
206.553,93
233.300,65
262.163,67
297.437,97
8. KEUANGAN, PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
c. Sewa bangunan d. Jasa Perusahaan
3.307,80
3.667,54
4.016,36
4.248,63
680.886,31
770.414,08
878.779,86
1.005.876,05
a. Pemerintahan
348.405,03
400.495,48
472.384,42
556.468,85
b. S w a s t a
332.481,28
369.918,60
406.395,43
449.407,20
193.081,13
215.960,58
237.792,06
263.219,59
5.213,55
6.044,13
6.933,49
8.350,74
134.186,60
147.913,89
161.669,88
177.836,87
7.472.748,72
8.490.357,48
9.697.604,00
10.905.563,00
9. JASA-JASA
1).Sosial kemasyarakatan 2).Hiburan dan Rekreasi 3).Perorangan dan Rumah Tangga PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
53
Tabel-Tabel Tabel 2. Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (Jutaan rupiah) LAPANGAN USAHA (1)
2008
2009
2010*)
2011**)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.648.396,13
1.729.045,38
1.820.646,52
1.897.290,45
a. Tanaman Bahan Makanan
557.505,05
579.573,74
602.768,44
626.051,91
b. Tanaman Perkebunan
631.177,39
669.255,36
716.544,48
749.659,26
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
115.215.04
123.071,68
130.369,86
137.205,39
d. Kehutanan
9.788.66
9.855,93
9.877,14
9.892,24
e. Perikanan
334.709.99
347.288,67
361.086,60
374.481,65
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
56.776.51
60.983,14
65.455,78
70.152,07
769.774.25
807.124,17
850.148,08
895.946,97
a. Industri Migas
-
-
-
-
769.774.25
807.124,17
850.148,08
895.946,97
24.504.65
26.648,94
29.005,70
31.590,69
24.490.05
26.633,33
28.988,88
31.572,47
-
-
-
-
14.60
15,61
16,82
18,22
5. BANGUNAN
377.768.29
409.547,86
445.497,17
484.506,14
6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN
649.503.75
688.892,07
726.816,49
768.528,62
565.001.27
599.299,63
632.840,91
669.911,27
62.76
69,09
75,24
80,89
84.439.72
89.523,35
93.900,34
98.536,46
29.699.61
31.823,35
33.766,57
35.782,97
22.700.46
24.451,99
25.975,69
27.550,22
b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih
a. Perdagangan Besar & Eceran b. Hotel c. Restoran 7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan 1).Angkutan Rel 2).Angkutan Jalan Raya
263.78
290,16
310,02
331,30
19.763.36
21.331,40
22.702,84
24.100,85
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
2.673.32
2.830,43
2.962,83
3.118,06 8.232,75
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN a. Bank b. Lembaga Keuangan Bukan Bank c. Sewa bangunan d. Jasa Perusahaan
6.999.15
7.371,36
7.790,88
133.390.46
145.102,63
157.485,79
1.348,61
7.740.71
8.537,34
9.525,75
10.583,85
18.718.78
19.756,26
20.855,38
21.943,02
104.593.82
114.367,98
124.537,38
135.114,26
2.337.15
2.441,04
2.567,28
2.707,48
357.957.55
388.085,58
421.856,95
468.841,75
a. Pemerintahan
220.024.89
243.571,88
270.019,65
308.473,38
b. S w a s t a
9. JASA-JASA
137.932.65
144.513,70
151.837,31
160.368,37
1).Sosial kemasyarakatan
71.649.72
74.524,78
77.762,64
81.603,10
2).Hiburan dan Rekreasi
2.424.25
2.739,34
3.059,11
3.417,76
63.858.69
67.249,58
71.015,56
75.347,51
4.047.771.19
4.287.253,13
4.550.679,05
4.822.988,27
3).Perorangan dan Rumah Tangga PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
54
Tabel-Tabel
Tabel 3. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (persen) LAPANGAN USAHA (1)
2008
2009
2010*)
2011**)
(2)
(3)
(4)
(5)
40.73
40,23
39,72
38,85
a. Tanaman Bahan Makanan
14.62
14,36
14,18
13,84
b. Tanaman Perkebunan
15.35
15,35
15,46
15,02
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
2.39
2,43
2,38
2,42
d. Kehutanan
0.22
0,20
0,19
0,19
e. Perikanan
8.15
7,90
7,51
7,38
1.00
1,01
1,00
1,01
19.31
19,43
19,62
19,89
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas c. Air Bersih 5. BANGUNAN
-
-
-
-
19.31
19,43
19,62
19,89
0.74
0,72
0,71
0,71
0.74
0,72
0,71
0,71
-
-
-
-
0.00
0,00
0,00
0,00
9.63
9,94
10,58
10,97
15.21
15,34
15,15
15,19
13.02
13,16
12,96
12,94
b. Hotel
0.00
0,00
0,00
0,00
c. Restoran
2.18
2,18
2,19
2,24
0.89
0,90
0,86
0,84
0.71
0,73
0,70
0,69
1).Angkutan Rel
0.01
0,02
0,01
0,01
2).Angkutan Jalan Raya
0.61
0,62
0,60
0,58
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
0.09
0,09
0,09
0,09
0.18
0,17
0,16
0,15
3.38
3,35
3,30
3,33
a. Bank
0.18
0,18
0,19
0,20
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
0.39
0,38
0,37
0,36
c. Sewa bangunan
2.76
2,75
2,70
2,73
d. Jasa Perusahaan
0.04
0,04
0,04
0,04
9.11
9,07
9,06
9,22
a. Pemerintahan
4.66
4,72
4,87
5,10
b. S w a s t a
6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
9. JASA-JASA
4.45
4,36
4,19
4,12
1).Sosial kemasyarakatan
2.58
2,54
2,45
2,41
2).Hiburan dan Rekreasi
0.07
0,07
0,07
0,08
3).Perorangan dan Rumah Tangga
1.80
1,74
1,67
1,63
100,00
100.00
100.00
100,00
PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
55
Tabel-Tabel Tabel 4. Distribusi Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (persen) LAPANGAN USAHA
2008
2009
2010*)
2011**)
(1)
(2) 40.72
(3) 40,33
(4) 40,01
(5) 39,34
a. Tanaman Bahan Makanan
13.77
13,52
13,25
12,98
b. Tanaman Perkebunan
15.59
15,61
15,75
15,54
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
2.85
2,87
2,86
2,84
d. Kehutanan
0.24
0,23
0,22
0,21
e. Perikanan
8.27
8,10
7,93
7,76
1.40
1,42
1,44
1,45
19.02
18,83
18,68
18,58
1. PERTANIAN
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN 3. INDUSTRI PENGOLAHAN
-
-
-
-
19.02
18,83
18,68
18,58
0.61
0,62
0,64
0,66
0.61
0,62
0,64
0,65
-
-
-
-
c. Air Bersih
0.00
0,00
0,00
0,00
5. BANGUNAN
9.33
9,55
9,79
10,05
16.05
16,07
15,97
15,93
13.96
13,98
13,91
13,89
b. Hotel
0.00
0,00
0,00
0,00
c. Restoran
2.09
2,09
2,06
2,04
0.73
0,74
0,74
0,74
0.56
0,57
0,57
0,57
1).Angkutan Rel
0.01
0,01
0,01
0,01
2).Angkutan Jalan Raya
0.49
0,50
0,50
0,50
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
0.07
0,07
0,07
0,06
0.17
0,17
0,17
0,17
3.30
3,38
3,46
3,53
a. Bank
0.19
0,20
0,21
0,22
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
0.46
0,46
0,46
0,45
c. Sewa bangunan
2.58
2,67
2,74
2,80
d. Jasa Perusahaan
0.06
0,06
0,06
0,06
8.84
9,05
9,27
9,72
a. Pemerintahan
5.44
5,68
5,93
6,40
b. S w a s t a
3.41
3,37
3,34
3,33
1).Sosial kemasyarakatan
1.77
1,74
1,71
1,69
2).Hiburan dan Rekreasi
0.06
0,06
0,07
0,07
3).Perorangan dan Rumah Tangga
1.58
1,57
1,56
1,56
100.00
100.00
100,00
100,00
a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN a. Perdagangan Besar & Eceran
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
9. JASA-JASA
PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
56
Tabel-Tabel Tabel 5. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 (persen) LAPANGAN USAHA (1)
2008
2009
2010*)
2011**)
(2)
(3)
(4)
(5)
15.55
12,24
12,76
10,00
a. Tanaman Bahan Makanan
14.11
11,61
12,77
9,83
b. Tanaman Perkebunan
18.01
13,61
15,07
9,26
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
15.87
15,25
11,86
14,41
d. Kehutanan
12.61
7,74
7,66
8,44
e. Perikanan
13.67
10,03
8,67
10,49
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
13.42
13,97
13,47
13,29
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
15.25
14,31
15,33
14,00
1. PERTANIAN
a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
-
-
-
-
15.25
14,31
15,33
14,00
16.61
11,32
12,22
12,51
16.61
11,32
12,22
12,52
-
-
-
-
c. Air Bersih
16.28
13,35
12,40
9,63
5. BANGUNAN
17.99
17,35
21,47
16,62
6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN
18.63
14,60
12,83
12,72
a. Perdagangan Besar & Eceran
18.77
14,81
12,48
12,32
b. Hotel
23.14
19,27
18,33
18,43
c. Restoran
17.75
13,31
14,98
15,02
18.41
14,32
9,05
9,46
19.15
16,44
9,67
10,01
1).Angkutan Rel
26.74
19,45
8,81
7,98
2).Angkutan Jalan Raya
18.80
16,74
9,35
9,86
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
20.39
13,92
12,02
11,34
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi
15.59
5,98
6,40
7,03
15.75
12,72
12,54
13,28
a. Bank
33.44
16,78
20,88
16,81
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
12.26
9,48
10,12
11,00
c. Sewa bangunan
15.30
12,95
12,37
13,46
d. Jasa Perusahaan
14.96
10,88
9,51
5,78
15.93
13,15
14,07
14,46
a. Pemerintahan
15.24
14,95
17,95
17,80
b. S w a s t a
16.66
11,26
9,86
10,58
1).Sosial kemasyarakatan
17.59
11,85
10,11
10,69
2).Hiburan dan Rekreasi
19.93
15,93
14,71
20,44
3).Perorangan dan Rumah Tangga
15.23
10,23
9,30
10,00
16.23
13,62
14,22
12,46
8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
9. JASA-JASA
PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
57
Tabel-Tabel Tabel 6. Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 (persen) LAPANGAN USAHA (1)
2008
2009
2010*)
2011**)
(4)
(5)
(2)
(3)
4.67
4,89
5,30
4,21
a. Tanaman Bahan Makanan
3.20
3,96
4,00
3,86
b. Tanaman Perkebunan
6.30
6,03
7,07
4,62
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
8.00
6,82
5,93
5,24
d. Kehutanan
1.21
0,69
0,22
0,15
e. Perikanan
3.13
3,76
3,97
3,71
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
7.58
7,41
7,33
7,17
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
5.44
4,85
5,33
5,39
1. PERTANIAN
a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
-
-
-
-
5.44
4,85
5,33
5,39
9.11
8,75
8,84
8,91
9.11
8,75
8,84
8,91
-
-
-
-
c. Air Bersih
9.64
6,94
7,78
8,27
5. BANGUNAN
8.84
8,41
8,87
8,76
6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN
6.30
6,06
5,51
5,74
a. Perdagangan Besar & Eceran
6.17
6,07
5,60
5,86
b. Hotel
16.36
10,09
8,90
7,50
c. Restoran
7.14
6,02
4,89
4,94
9.11
7,15
6,11
5,97
8.02
7,72
6,23
6,06
1).Angkutan Rel
11.62
10,00
6,85
6,87
2).Angkutan Jalan Raya
8.16
7,93
6,43
6,16
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
6.68
5,88
4,68
5,24
12.78
5,32
5,69
5,67
8.78
8,78
8,83
8,17
a. Bank
28.77
10,29
11,58
11,11
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
7.68
5,54
5,56
5,22
c. Sewa bangunan
7.75
9,34
8,89
8,49
d. Jasa Perusahaan
8.35
4,45
5,17
5,46
9.72
8,42
8,70
11,14
a. Pemerintahan
11.47
10,70
10,86
14,24
b. S w a s t a
7.03
4,77
5,07
5,62
1).Sosial kemasyarakatan
6.15
4,01
4,34
4,94
2).Hiburan dan Rekreasi
16.47
13,00
11,67
11,72
3).Perorangan dan Rumah Tangga
7.71
5,31
5,60
6,10
6.12
5,92
6,14
5,98
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
9. JASA-JASA
PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
58
Tabel-Tabel Tabel 7. Indeks Implisit Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008-2011 LAPANGAN USAHA (1)
2008
2009
2010*)
2011**)
(2)
(3)
(4)
(5)
184.63
197,57
211,57
223,33
a. Tanaman Bahan Makanan
195.92
210,33
228,05
241,16
b. Tanaman Perkebunan
181.70
194,68
209,24
218,53
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
155.33
167,58
176,96
192,37
d. Kehutanan
164.20
175,69
188,74
204,35
e. Perikanan
182.06
193,06
201,78
214,98
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
132.02
140,09
148,10
156,56
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
187.46
204,37
223,78
242,06
-
-
-
-
187.46
204,37
223,78
213,81
225.30
230,62
237,77
245,64
225.26
230,58
237,73
245,59
1. PERTANIAN
a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
-
-
-
-
c. Air Bersih
290.26
307,67
320,88
324,90
5. BANGUNAN
190.46
206,16
230,22
246,86
6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN
174.98
189,06
202,19
215,53
a. Perdagangan Besar & Eceran
172.25
186,45
198,60
210,73
b. Hotel
160.62
174,01
189,07
208,30
c. Restoran
193.25
206,54
226,42
248,18
224.83
239,87
246,53
254,64
234.47
253,45
261,65
271,38
1).Angkutan Rel
411.42
446,79
455,01
459,74
2).Angkutan Jalan Raya
229.76
248,51
255,32
264,22
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
251.79
270,92
289,92
306,71
193.59
194,80
196,11
198,63
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
189.21
196,06
203,30
212,91
a. Bank
170.00
180,00
195,00
205,00
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
156.91
162,76
169,79
179,13
c. Sewa bangunan
197.48
203,99
210,51
220,14
d. Jasa Perusahaan
141.53
150,24
156,44
156,92
190.21
198,52
208,31
214,54
a. Pemerintahan
158.35
164,43
174,94
180,39
b. S w a s t a
241.05
255,97
267,65
280,23
1).Sosial kemasyarakatan
269.48
289,78
305,79
322,56
2).Hiburan dan Rekreasi
215.06
220,64
226,65
244,33
3).Perorangan dan Rumah Tangga
210.13
219,95
227,65
236,02
184.61
198,04
213,10
226,12
9. JASA-JASA
PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
59
Tabel-Tabel Tabel 8. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2008-2011 LAPANGAN USAHA (1)
2008
2009
2010*)
2011**)
(2)
(3)
(4)
(5)
115.55
112,24
112,76
110,00
a. Tanaman Bahan Makanan
114.11
111,61
112,77
109,83
b. Tanaman Perkebunan
118.01
113,61
115,07
109,26
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
115.87
115,25
111,86
114,41
d. Kehutanan
112.61
107,74
107,66
108,44
e. Perikanan
113.67
110,03
108,67
110,49
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
113.42
113,97
113,47
113,29
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
115.25
114,31
115,33
114,00
1. PERTANIAN
a. Industri Migas b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
-
-
-
-
115.25
114,31
115,33
114,00
116.61
111,32
112,22
112,51
116.61
111,32
112,22
112,52
-
5,00
-
-
c. Air Bersih
116.28
113,35
112,40
109,63
5. BANGUNAN
117.99
117,35
121,47
116,62
6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN
118.63
114,60
112,83
112,72
a. Perdagangan Besar & Eceran
118.77
114,81
112,48
112,32
b. Hotel
123.14
119,27
118,33
118,43
c. Restoran
117.75
113,31
114,98
115,02
118.41
114,32
109,05
109,46
119.15
116,44
109,67
110,01
1).Angkutan Rel
126.74
119,45
108,81
107,98
2).Angkutan Jalan Raya
118.80
116,74
109,35
109,86
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
120.39
113,92
112,02
111,34
115.59
105,98
106,40
107,03
115.75
112,72
112,54
113,28
a. Bank
133.44
116,78
120,88
116,81
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
112.26
109,48
110,12
111,00
c. Sewa bangunan
115.30
112,95
112,37
113,46
d. Jasa Perusahaan
114.96
110,88
109,51
105,78
115.93
113,15
114,07
114,46
a. Pemerintahan
115.24
114,95
117,95
117,80
b. S w a s t a
116.66
111,26
109,86
110,58
1).Sosial kemasyarakatan
117.59
111,85
110,11
110,69
2).Hiburan dan Rekreasi
119.93
115,93
114,71
120,44
3).Perorangan dan Rumah Tangga
115.23
110,23
109,30
110,00
116.23
113,62
114,22
112,46
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
9. JASA-JASA
PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
60
Tabel-Tabel Tabel 9. Indeks Berantai Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Serdang Bedagai Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2008-2011 LAPANGAN USAHA
2008
2009
2010*)
2011**)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1. PERTANIAN
104.67
104,89
105,30
104,21
a. Tanaman Bahan Makanan
103.20
103,96
104,00
103,86
b. Tanaman Perkebunan
106.30
106,03
107,07
104,62
c. Peternakan dan Hasil-hasilnya
108.00
106,82
105,93
105,24
d. Kehutanan
101.21
100,69
100,22
100,15
e. Perikanan
103.13
103,76
103,97
103,71
2. PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN
107.58
107,41
107,33
107,17
3. INDUSTRI PENGOLAHAN
105.44
104,85
105,33
105,39
-
-
105.44
a. Industri Migas
-
-
104,85
105,33
105,39
109.11
108,75
108,84
108,91
109.11
108,75
108,84
108,91
-
-
c. Air Bersih
109.64
5. BANGUNAN 6. PERDAGANGAN. HOTEL & RESTORAN
b. Industri Tanpa Migas 4. LISTRIK. GAS. DAN AIR BERSIH a. Listrik b. Gas
-
-
106,94
107,78
108,27
108.84
108,41
108,78
108,76
106.30
106,06
105,51
105,74
a. Perdagangan Besar & Eceran
106.17
106,07
105,60
105,86
b. Hotel
116.36
110,09
108,90
107,50
c. Restoran
107.14
106,02
104,89
104,94
109.11
107,15
106,11
105,97
108.02
107,72
106,23
106,06
1).Angkutan Rel
111.62
110,00
106,85
106,87
2).Angkutan Jalan Raya
108.16
107,93
106,43
106,16
3).Angkutan Laut
-
-
-
-
4).Angk. Sungai. Danau & Penyebrangan
-
-
-
-
5).Angkutan Udara
-
-
-
-
106.68
105,88
104,68
105,24
112.78
105,32
105,69
105,67
108.78
108,78
108,53
108,17
a. Bank
128.77
110,29
111,58
111,11
b. Lembaga Keuangan Bukan Bank
107.68
105,54
105,56
105,22
c. Sewa bangunan
107.75
109,34
108,89
108,49
d. Jasa Perusahaan
108.35
104,45
105,17
105,46
109.72
108,42
108,70
111,14
a. Pemerintahan
111.47
110,70
110,86
111,24
b. S w a s t a
107.03
104,77
105,07
105,62
1).Sosial kemasyarakatan
106.15
104,01
104,34
104,94
2).Hiburan dan Rekreasi
116.47
113,00
111,67
111,72
3).Perorangan dan Rumah Tangga
107.71
105,31
105,60
106,10
106.12
105,92
106,14
105,98
7. PENGANGKUTAN DAN KOMUNIKASI a. Pengangkutan
6).Jasa Penunjang Angkutan b. Komunikasi 8. KEUANGAN. PERSEWAAN DAN JASA PERUSAHAAN
9. JASA-JASA
PDRB Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
61
Tabel-Tabel Tabel 10. Perkembangan Beberapa Agregat PDRB. Jumlah Penduduk dan PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008-2011 LAPANGAN USAHA (1)
2008 (2)
2009 (3)
2010*)
2011**)
(4)
(5)
NILAI ABSOLUT
PDRB Harga Berlaku (Jutaan Rupiah)
PDRB Harga Konstan 2000 (Jutaan Rupiah)
PDRB Perkapita Harga Berlaku (Rupiah)
PDRB Perkapita Harga Konstan 2000 (Rupiah)
7.472.748.72
8.490.357,48
9.697.604,00
10.905.563,00
4.047.771.19
4.287.253,13
4.550.679,05
4.822.988,27
12.551.689,44
14.271.859,04
16.315.412,79
18.177.725,81
6.798.886,04
7.206.654,42
7.656.139,31
8.039.104,29
INDEKS BERANTAI
PDRB Harga Berlaku
116.23
113,62
114,22
112,46
PDRB Harga Konstan 2000
106.12
105,92
106,14
105,98
Penduduk Pertengahan Tahun
99,94
99,92
99,91
100,94
PDRB Perkapita Harga Berlaku
116,30
113,70
114,32
111,41
PDRB Perkapita Harga Konstan 2000
106,18
106,00
106,24
105,00
184.61
198,04
213,10
226,12
INDEKS IMPLISIT
Catatan : *) Angka Sementara **) Angka Sangat Sementara
PDRB Kabupaten Serdang Bedagai Tahun 2008 – 2011
62