PROCEEDINGS
SEMINAR NASIONAL "TERITORIALITAS, PARIWISATA DAN PEMBANGUNAN DAE 6AGUST
Ed- or: A. M. Suartika, ST., MEngSc., PhD.
Editor: G. AM. Suartika, ST., MEngSc., PhD.
Editing Lay Out Naskah : Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, ST
Desain CoverlSampul
:
Ida Bagus Ardi Sentosa, ST,
Hak cipta pad a masing-masing kontrobutor Dilarang memperbaoyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apapun, tanpa izin tertulis dari penulis
Seminar:Nasionaf"'liritoriafitas,
Pariwisata, (])an Pem5aTl£Junan(])aerafl#
Kata Pengantar Om Swastyastu Puji Syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena Proceeomqe Seminar "Teritorialitas,
Pariwisata, dan Pembangunan Daerah" dengan topik :
1. Percepatan pembangunan desa melalui aspek spasial, pariwisata, sumber daya manusia, capacity building, pertanian, dan budaya 2. Pariwisata dan tata ruang daerah 3. Ruang berfungsi ritual sebagai destinasi wisata 4. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah dan kepariwisataan yang berkesinambungan 5. Pariwisata berkelanjutan dan konservasi Dapat kami selesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Proceedings
ini disusun
sebagai materi yang akan dipresentasikan pada seminar di Wisma Werdapura Sanur pada tanggal 06 Agustus 2011. Proceedings
ini disusun atas kerjasarna antara Program
Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana dengan Jkatan Arsitek Indonesia Daerah Bali, Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Daerah Bali dan Ikatan Nasional Konsultan Indonesia Daerah Bali. Tim Penyusun menyadari Proceedings
ini masih banyak
kekurangannya, oleh karena itu saran dan kritik yang bertujuan demi kesempurnaan Proceedings
ini kami harapkan. Kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan
baik berupa data, informasi dan petunjuk selama proses penyusunan sampai terbitnya Proceedings
ini, kami mengucapkan terimakasih serta memberikan penghargaan yang
sebesar-besamya.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om
Denpasar, Agustus 2011
Tim Penyusun
Program Stwfi. 9r1.agister)lrsite/(Jur Uttiuetsitas Vaayana
Seminar Nasional "Ieritorialitas, Pariwisata, iDan Pem6an8unan C])aerali'
Sambutan Ketua Program Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana
Harapannya,
seminar ini akan menjadi ajang aktivitas akademik yang berkelanjutan
ke
depannya.
Ucapan terima kasih dan penghargaan
yang tinggi disampaikan kepada para mahasiswa
Program Magister Arsitektur Udayana, Program Keahlian Perencanaan Pembangunan
dan Manajemen
Desa dan Kota angkatan 2010, serta atas atas segala bantuan dan
partisipasi yang diberikan oleh para mahasiswa Program Magister Arsitektur Udayana, Program Keahlian Perencanaan dan Manajemen Pembangunan
Desa dan Kota
angkatan 2008 dan 2009 dan semua pihak yang telah mendukung kesuksesan pelaksanaan Seminar Nasional ini.
G A M Suartika,
ST. MEngSc. PhD
Ketua Program Magister Arsitektur Universitas Udayana Denpasar, 06 Agustus 2011
ii
Seminar !J{'asional t'Ieruoriaiitas, Pariwisata, ([)an Pem5aneunan iDaeran ~
Ucapan Terima Kasih Ketua Panitia
Om Swastyastu Puji dan syukur kami panjantkan atas berkat Tuhan Yang Mahaesa, Program Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana, Program Keahlian Perencanaan dan Manajemen Pembangunan Oesa dan Kota angkatan 2010 bekerjasama dengan Ikatan Arsitek Indonesia Oaerah Bali menyelenggarakan seminar dengan judul "Teritorialitas, Pariwisata, dan Pembangunan Daerah" pada tanggal 06 Agustus 2011, bertempat di Auditorium, Gedung Pascasarjana, Universitas Udayana, Oenpasar BaiL
;.
Oengan segala kerendahan hati, melalui proceeding ini, kami mengucapkan terimakasih yang tak terhingga kepada : 1. Rekan-rekan Panitia Program Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana. Program Keahlian Perencanaan dan Manajemen Pembangunan Desa dan Kota angkatan 2010 2. Ketua Program Studi Magister Arsitektur
Universitas Udayana selaku pihak
penyelenggara yang telah meyediakan tempat dan segala fasillitas untuk semua kegiatan penyusunan proceedings 3. Ketua Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Oaerah Bali yang telah mendukung kegiatan seminar ini 4. Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Oaerah Bali yang telah mendukung kegiatan seminar ini 5. lkatan Nasional Konsultan Indonesia Oaerah Bali yang telah mendukung kegiatan seminar ini 6. Para
penyaji
(Keynote
Speaker)
dan
pemakalah
yang
telah
berkontribusi
menyampaikan ide dan pemikiran kritisnya sebagai bahan diskusi pada acara ini 7. Pihak Sponsor yang telah memberikan dukungan materialnya 8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, namun telah berkontribusi nyata, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga pelaksanaan seminar ini dapat berjalan lancar dan proceedings ini dapat terwujud Semoga hasil seminar ini dapat bermanfaat dan proceedings ini menjadi dokumentasi berharga bagi pembangunan di Bali dan menjadikan inspirasi oleh stakeho/der kedepan.
Om Santhi, Santhi, Santhi Om Oenpasar, 06 Agustus 2011 Ketua Panitia A.A. Sutrisna Wijaya, ST
Proaram Studi 9riani.ster J4.rsite~tur Uniuersitas Vaa-yana
iii
·Seminar Nasionai "Ieritoriaiitas, CFariwisata, (])an CJ>em6angunan tDaerali·
Daftar Isi
Kata Pengantar ........•........................................................................................................... i Sambutan Ketua Program Studi Magister Arsitektur Universitas Udayana ..............•....ii Ilcapan Terima Kasih Ketua Panitia
iii
Daftar Isi ....................................•....•...•.........•...............•..............................................•..••.... iv
Paper Seminar .....................................................................................................•............... iv 1.Percepatan pembangunan desa me/alui aspek spasial, pariwisata, sumber daya manusia, capacity building, pertanian, dan budaya ..•.•...••.•..•••.•...•••••....•..................••• 1-1 aPercepatan pembangunan desa melalui aspek pariwisata di Kecamatan Kinternani, Kabupaten Bangli. Bali (Tjokorda Praganingrum dan Emmi Nutrisia Dewi)
1-2
b.Percepatan pembangunan desa melalui aspek sumber daya manusia di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Bali (Anom Gautama, Segeriana dan Pumama Jaya)
1-13
c.Percepatan pembangunan desa melalui aspek budaya di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Ball (Ardi Sentosa dan Aditya Abriawan)
1-21
d.Percepatan pembangunan desa melalui aspek pertanian di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali (Ambara dan Swarmini)
1-34
e.Percepatan pembangunan desa melalui aspek spasial di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali (Sutrisna dan Tony)
1-44
f.Percepatan pembangunan desa melalui aspek capacity building di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali (Arya dan Yudha Owipayana)
1-54
2.Pariwisata dan tata ruang daerah ..•...••..••••.•.•.....•.........•..••........................••..................• 11-1 a.Pariwisata akhir pekan: apa yang bisa dipelajari dari 2 days and 1 nighr? (Ayu Putu Utari Parthami Lestari)
11-2
b.Perbaikan mutu jalur pedestrian dapat meningkatkan daya tarik suatu kawasan (Vika Lestari)
11-11
c.Struktur ruang dan potensi kepariwisataan dalam meningkatkan keunggulan kompetitif wilayah di Bali (Ni Luh Putu Eka Febri Yanti,ST.MSc)
Proaram Studi. :M.aaister JIrsitektur Universitas Vda-yana
11-21
iv
. .
I.":.·.· ~ '=!. I
.
~
. .'
~
Seminar !J{asionaf "Ieritorialitas, Pariwisata, Dan Pem6angunan C])aerafi'
_
d. Kawasan perdagangan
sebagai potensi wisata belanja
(Dimyati)
11-31
e. Batas Pengembangan
Kawasan Wisata
(Franky Uauw)
11-38
f.Tinjauan Ontologis Pengalaman Ruang dalam Pariwisata (Alvin Hadiwono)
11-49
g.Konsep Pengembangan
Terbatas Bedugul-Pancasari
sebagai Daya Tarik Wisata
(I Made Adhika)
11-55
h. Konflik tata ruang dan pariwisata di Bali: pertarungan budaya tradisional dan modem kapitalistik (Syamsul Alam Paturusi dan Widiastuti} i. Pola Permukiman Tradisional
11-61
Madura Desa Ellak Daya Kabupaten Sumenep
(Mukhlisah. Antariksa. dan Tunjung Wijayanto.S
)
11-66
j. Perlunya master plan prasarana olahraga Bali untuk efektivitas pemanfaatan
lahan
(I Ketut Mudra)
11-77
3.Ruang berfungsi a.Pura
ritual sebagai destinasi
dan wisatawan:
membina
wisata •.....•...••.•.........................•.......•.....•...• 11I·1
simbiosis
mutualisme
buatan untuk meningkatkan
kesucian (I Wayan Runa) b.
Sinkretisme
111-2 Budaya
BaJi-Cina
:Potensi
Kelenteng
sebagai
Destinasi
Wisata
Arsitektur di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung, Bali (Freddy Hendrawan)
111-10
c. Pariwisata dan konsumsi spasiaJ: absensi ruang publik pada tempat berfungsi ritual yang dijadikan destinasi wisata (Studi Kasus Pura Tirta Empul Tampaksiring) (Gusti Ayu Made Suartika}
111-20
d. Dampak Spasial Pembangunan
Kepariwisataan
di Tempat-Tempat
Berfungsi Ritual
(Studi Kasus Pura Tirta Empul Tampaksiring) (Ardi Sentosa dan Aditya Abriawan) e. Strategi pengembangan
11I-27
dan dampak spasial pembangunan
kepariwisataan
di Pura
Tanah Lot (Tjokorda Praganingrum f. Pembangunan
dan Emmi Nutrisia Dewi)
Kepariwisataan
ditempat
Berfungsi
11I-39 Ritual Objek Wisata
Pura Ulun
Danu Beratan (Arya dan Yudha Dwipayana) g. Pengembangan
Kawasan
v ••••••
Sekitar
Pura
Ulun
Danu
Batur
sebagai
11I-47
Kawasan
Pariwisata Berbasis Komunitas (Ambara dan Swarmini)
Proaram Studi 9rf.anisterjlmte~ur
111-55
Universitas Vcfayana
v
Seminar Nasional "Teritorialitas, Pariwisata, (])an Pem6angunan Daerali ~
h. Strategi Pengembangan
Pariwisata Spiritual di Kawasan Pura Besakih
(Anom Gautama, Segeriana dan Pumama Jaya)
111-65
i. Penerapan bhisama kesucian pura dan pembangunan kasus kawasan Pura luhur
pariwisata berkelanjutan
(studi
UJuwatu)
(Sutrisna dan Tony)
111-75
j. Ritual dalam Ruang Permukiman
(Studi Kasus Oesa Puyung -lombok
Tengah)
(Ibnu Sasongko)
4.Partisipasi
111-85
masyarakat
dalam pembangunan
daerah dan kepariwisataan
yang
".
berkesinambungan a. Peningkatan
IV-1
kualitas dan kuantitas sekolah tinggi pariwisata dan perhotelan sebagai
salah satu solusi peningkatan
sektor pariwisata
N-2
(Irana Maya Salim) b.Pendekatan pariwisata
'partisipatif
dalam
pemberdayaan
masyarakat
pendukung
sentra
(studi kasus : Oesa pengrajin lukisan jelekong - bale endah - Kabupaten
Bandung)
N-9
(Nanang Suherrnan) c. Peranan arsitek profesional dalam dunia pariwisata di era globalisasi (I Kadek Pranajaya) d.Berbagai oleh
IV-17
kemungkinan
masyarakat
perubahan
banyak,
arsitektur tradisional
sehingga
dapat
yang masih dapat diterima
mempertahankan
jumlah
kehadiran
wisatawan di Bali (I n d art
0 y 0)
IV-24
e."Menjual kota", melihat potensi dan mengembangkan
pariwisata
(Doddy Yuono) f.Destinasi
kontrol
,.1V-38 oleh krama adat
terhadap
pemanfaatan
ruang-ruang
berfungsi
budaya (Gede Andika lesmana)
IV-49
g. Pengembangan Kawasan Process (I Komang Gede Santhyasa)
Interface
Kota -
Desa,
Catatan
Pemikiran
Kotadesasi IV-59
5.Pariwisata berJcelanjutan dan konservasi •.•.•••••••.••.•.••••••.••.•••••••••••.•..•.••...••.•..••.••••..••.•.. V-1 a.Konsep
ekowisata
dan tri mandala
dalam pengembangan
Taman
Wisata
Alam
Oanau Buyan Kabupaten BuJeleng (Aris Subagiyo dan Made AnikWiryantini) b.Pariwisata,
.......•..............................................................
V-2
konservasi, kotatua yang terlupakan (Studi Kasus: Kotatua Jakarta)
(Wahyu Prakosa)
Program Stzufi 9rf.Cl{jister )Irsite~ur
V-14
Universitas Vaayana
vi
Seminar Nasionai TIeritorialitas, Pariwisata, rDan Pem6angunan Cf)aerafz
M
c.Oampak perkembangan jawabkan
pariwisata teffiadap warisan alam yang perlu dipertanggung-
(studi pembahasan objek wisata pantai)
Hakim Iskandar
d.Pelestarian
V-2S
pariwisata
daerah
di Indonesia
(Studi
Kasus
Objek
Wisata
Hutan
Sangeh, Badung, Bali) (Erika Istiyani)
V-35
e.Pengembangan
pariwisata
dengan
pendekatan
ekosistem
(studi
kasus
pulau
pramuka kepulauan seribu, Jakarta (Parino Rahardjo) f. Konservasi
V-42
Prinsip dan Nilai:Preferensi
Bagi Pembangunan
Pariwisata Berkelanjutan
'"
di Desa Penglipuran, Bali (Wahyudi Arimbawa) g.Observatorium
V-56
Bosscha dan Kompleksitas
Menghadapi
Perubahan:
Alternatif
bagi
Sebuah Pusaka Sains Berkelanjutan (priscilla Epifania Ariaji) h.Perencanaan
Pariwisata
V-66 di
Kawasan
Lindung
Kecamatan
Sempol
Kabupaten
Bondowoso (Nindya Sari, Indah Prihatiningsih
v-74
dan Fadli Usman)
i. Sumber daya budaya dan konservasi kota dalam konteks perancangan
kota
(Anak Agung Gde Djaja Bharuna S)
V-80
Susunan Kepanitiaan Lembar contributor
& sponsor
Pronram Studi :Magister JlrsiteKjur Universitas Vaayana
vii
Seminar J{asionai "Ieritotiaiitas,
lPariwisata, ([)an Pem6angunan c])aerah'
Pariwisata, Konservasi, Kotatua yang TerJupakan (Studi Kasus: Kotatua Jakarta) Wahyu Prakosa* *Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Gunadarma, Email:
[email protected]
Depok
Abstrak Peninggalan tempat-tempat bersejarah merupakan potensi suatu negara yang dapat dijadikan warisan pusaka harus dilestarikan dan dapat sebagai obyek penelitian, investasi pariwisata bahkan sumber ekonomi. Warisan tersebut dapat berupa ~ bangunan tua yang memiliki sejarah dan aristektur yang menarik. Kotatua Jakarta liada hentinya melakukan upaya pelastarian dan menjaga aset-aset budaya yang masih tersisa dengan menghidupkan di Kawasan tersebut, hal ini menjadi salah satu nilai postitif dalam upaya mengkonservasi kawasan sekaligus dijadikan obyek wisata. Oari upaya-upaya tersebut muncul permasalahan diantaranya : penanganan pihak-pihak terkait belum maksimal, citra kawasan beJum jeJas, bangunan banyak yang mulai rusak clan hancur. Tujuan dalam penelitian ini adalah penanganan secara terus-menerus, peningkatan citra kawasan, memaksimalkan bangunan bersejara sebagai wisata budaya. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan cara yang digunakan adalah survei dan survei sekunder. Oan hasil yang diharapkan adalah rnemaksimalkan potensi bangunan tua sehingga Iebih produktif dan peningkatan ekonomi lokal sehingga saJing terkait dan menjadi sebtal investasi pariwisata yang sang at menguntungkan. Keywords: konservasi, pariwisata, kotatua, Jakarta
1. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Jakarta sebagai kota Metropolitan juga dikenal dengan kota budaya, kota pendidikan, kota pariwisata, kota maritim, kota industri, kota perdagangan, dan sebutan lainnya. Oalam usiannya yang cukup tua sejak terbentuknya kota Jakarta, maka memiliki warisan kotalbangunan yang saat ini sangat dilindoogi sekaligus dipertahankan keberadaannya dan banyak obyek~yek pariwisata yang menarik. Membahas tentang warisan budaya, mempertahankannya dan kaitannya dengan pariwisata, maka kota Jakarta memiliki semuanya sating terkait untuk mendukung keberadaan suatu obyek yang menjadi warisanlbagian sejarah dari terbentuknya kota Jakarta, warisan yang perlu dilindungildipet1ahankan, warisan yang dijadikan obyek pariwisata. Cikal bakaJ kota Jakarta dullXl)'a disebut dengan Batavia yang nUai berkembang sekitar abad XVI yang saat ini dikenaf dengan Kotatua Jakarta, dilihat
®r>gram Studi fMaoister}lmte~ur Vniversitas Vlfayana
V·14
_
SeminarNasUmaf"fJ'eritoriafitas,
Pariwisata, C[)anPem6angunan C[)aeran'
menyeluruh dan dapat mencegah hilangnya identitas sebuah kota akibat dari perombakkan bangunan atau rusak dimakan usia. Hal yang telah dilakukan adalah di Kawasan Stasiun Kota, Kawasan Fatahillah, Kawasan Sunda Kelapa, Kawasan Kali Besar Timur dan Barat. Hasil dari menghidupkan Kotatua Jakarta adalah bahwa kawasan tersebut menjadi obyek wisata yang sangat menarik, banyak pengunjung di kawasan tersebut khususnya Kawasan Fatahillah yang tidak hanya waktu liburan saja tetapi pada hari biasa juga banyak peng\.Iljung. Hal ini menjadi saIah satu nilai postitif dalam upaya revitalisasi Kotatua, dengan meningkatnya pengunjung di kawasan terebut. Di saat Pariwisata dan kehidupan aktivitas di kawasan Kotatua Jakarta yang semakin meningkat dan sekilas upaya konservasi dengan melakukan revitalisasi kawasan sudah cukup berhasil, tetapi ada beberapa hal yang terlihat belum adanya keseriusan dalam menangani kawasan Kotatua Jakarta. dianlaranya beberapa bangunan mulai rusak (dinding, atap roboh), sistem parkir yang belum jelas(semrawut), disaat jalan rays macet jalur pejalan kaki mulai rusak dan cenderung dilewati kendaraan bermotor," jalur pedestrian mulai rusak, PKl yang semrawut dan cenderung memanfaatkan tepi bangunan tua untuk memasang tends-tenda. Melihat kondisi seperti ini belum atau bahkan tidak ada upaya-upaya dalam penataan yang menyeluruh dan hanya sebatas menguntungkan sepihak saja tanpa memikirkan keberadaan bangunan-bangunan yang mulai memprihatinkan dan tinggal menunggu waktu saja keberadaannya. Melihat kondisi Kotatua Jakarta yang sangat memprihatinkan karena ada beberapa hal yang dilupakanldibiarkan rusak maka per1u adanya upaya-upaya secara menyeluruh dari berbagai pihak : pemerintah, pariwisata, masyarakat, dan pihak-pihak terkait untuk mewujudkan kotatua sebagai kawasan pariwisata dan kawasan cagar budaya yang mendukung keberadaan Kota Jakarta. 1.2 Permasalahan Kondisi Kotatua yang masih banyak permasalahan terkait penanganan yang tidak maksaimal hal ini terlihat dari: banyak bangunan terpingirkan yang berkaibat kerusakanlhancur, penanganan dari pemerintah, pemanfaatan kawasanlbangunan sebagai obyek wisata yang saling menguntungkan baik pemerintah, masyarakat. pemilik bangunan. citra kawasan yang masih semrawut diantaranya PKl tidak tertata dan cenderung kotor, kemacetan menimbulkan jalur pedestrian dilewati sepeda motor, beberapa area taman yang tidak terawat, pandangan ke bangunan tua beberapa terhalangi oleh stasiun busway, papan nama Bangunan, dU. 1.3 Tujuan Tujuan dalam bahasan ini adalah (1) penanganan Kotatua Jakarta secara serius dan terus menerus, (2) peningkatan citra kawasan agar semakin kuat, (3) memaksimalkan bangunan-bangunan sejarah yang ada menjadi potensi wisata budaya. 2. HasiJ Dan Pembahasan 2.1 SeJarah Perkembangan Kotatua Jakarta Kotatua Jakarta memiJiki nilai historis yang sangat tinggi, dimana struktur kota Batavia masih terlihat jelas pada saat ini, begitu juga bangunannya yang sampai saat ini masih banyak yang dapat kita nikmat. a. Perkembangan Kota Batavia Kota Batavia mulai terbentuk sektar tahun 1611 setelah diijinkannya membuat sebuah gudang di wilayah Jayakarta. yang nantinya menjadi sebuah kasteel pertama dan sekitar tahun 1619 terjadi perbutan kekuasaan dengan dihancurkannya kota Jayakarta oleh Belanda dipimpin oJeh J.P. Coen. Setelah kejadian ini maka muJailah peran Batavia sebagai pusat ekonomi dan politik semakain meningkat dan kuet, hingga kemudian karena kapasitas yang tidak mampu menampung segaJa kegiatanlaktivitas di daJamnya maka kemudian dibuatlah Kasteel ke-dua yang ukurannya 9 kali lebih besar serta
ProjJram Stzufi 9rf.l1{1isterAniteiJur
Vniwnitas
Vaayana
V·iS
_
Seminar Jfasiona{ "'TeritoriafJtas, <Pariwisata, CDan
membuat parit-parit dan permukiman di SeJatan Benteng, perkembangan ini dapat dilihat pada peta tahun 1617 - 1622. Dalam perkembangannya terlihat di peta tahun 1627 rencana pembangunan kota di sebelah Selatan Kasteel telah sampai bagian Selatan ke arah belokan Timur Ciliwung. DaJam perkembangannya dari tahun 1619 - 1627 Batavia telah menjadi kota dengan perkampungan dan sara1anya yaitu : jalan-jalan, kanaJ-kanaI, gereja, rumah sakit, Balai kota, sekolah dan pasar, hingga pada tahun 1650 secara keseluruhan Batavia dapat dibedakan menjadi 4 bagian : Kasteel, kota bagian Timur, kota bagian Barat, dan bagian depan kota (voorstad) yang berada di luar tembok dan parit di sebelah Selatan kota bagian Timur. Perkembangan Kota Batavia mulai semakin baik sekitar pertengahan abad XVII hingga pertengahan abad XVIII yaitu mencapai kemakmuran, kemewahan dan kamanan dan saat perkembangan ini terjadi kecenderungan terjadi perpindahan penduduk ke daerahdaerah luar kota khususnya para Gubemur Jenderal, pegawai-pegawai tinggi, warg~ota yang berada merasa butuh bermukim di daerah luar kota. Batavia pada saat mencapai pucak kejayaannya mendapat julukan "Ratu dari Timur" ("Koningen van Oosten"f'Queen of the East") karena keindahan alam, kemewahan, dan kemegahan permukiman. Julukan in; berubah buruk setetah teJjadi pembantaian missal tahun 1740 dimana sekitar 5000 warga Tionghoa/Cina terbunuh dalam kejadian terse but dan semakin memburuk terkait dengan kondisi kesehatan kota dengan adanya wabah malaria, kolera dan pes disekitar muara Suangai Ciliwung. Hal seperti ini juga menjadi pemicu banyak orangorang Eropa yang mulai pindah ke daerah dataran yang lebih tinggi, perpindahan orangorang Eropa sendiri telah dimuaH sekitar tatu11733 yang ditandai dengan banyak orang Eropa keluar dari kawasan sekitar Batavia Barat ke daerah pedalaman yang kondisi tanahnya lebih tinggi di sepanjang Sungai Ciliwung. memasuki era bertempat tinggal di luar tembok kota Batavia dan membangun sebuah rumah-rumah yang cukup besar dengan halaman yang luas. Masa kepemimpinan Deandles di Batavia kondisi Kota Batavia yang memprihatinkan kemudian diputuskan memindahkan pusat pemerintahan ke Weltevreden, dengan membuat suatu rencana besar merubah menjadi pemerintahan yang segar dan sehat. Sekitar tahun 1810 atas perintah Deandles dilakukan pembongkaran tembok kota dan penghancuran benteng dan sebagian batu dari pembongkaran tersebut digunakan untuk membangun bangunan/gedung di Weltevreden. Selain sebagai pusat pemerintahan Weltevreden juga sebagai kota tempat tinggal, sementara untuk kantor-kantor perusahaan dan perdagangan masih dipertahankan di kota lama, para pedagangnyapun tetap tinggaf disana bahkan dihuni kembali setelah orang-orang Eropa pindah ke Selatan, hanya saja sudah tidak ada lagi pemisahan antar penduduk di dalam dan luar kota.
•
(.>/ J~ -, ' .•
I.
;
,
I.~'. •
>.";
t---.~ ..--.:
L •..
..~. .•.'!.~..
':.
.L~ • 't: . - ...•... ....
.>
".
~
~.
."
Gambar1. Perkembangan Kotatua Jakarta (Batavia) 1617 - 1764 (sumber: Surjomihardjo, Abdooachman, 2000)
ProgramStudi 9rf.agister)f:rsite~ur Vniversitas Vtfayana
V-16
_
Seminar J{asionaf "'Teritoriafitas,
Gambar 2. Perkembangan
Cf'ariwisata,
Kotatua Jakarta (Batavia)
1864 - 19-45
(Stmber : belbagai sumber)
b. Gambaran Umum Kotatua Jakarta Saat ini Kondisi Batavia saat ini yang dulu berupa kanal-kanal telah berubah menjadi jalan raya, yang masih hanya sebuah Kali Besar, yang merupakan terusan sungai Ciliwung. Sementara kasawan Kotatua dibatasi oleh sungai CiJi Wukus dan Kali Krukut. Ke tiga sungai ini mengalir ke arah Kali Kanal. sedangkan kanal-kanal yang direncanakan tegak lurus dan sejajar dengan Kali Besc.- saat ini sudah berupa jaIan ataupun berupa b10k perumahan/perkantoran, untuk Kasteel Batavia sudah hilang karena dirobohkan sendiri oleh Belanda, bahkan Gerbang Amsterdam yang setelah masa kemerdekaan masih ada juga dirobohkan dengan alasan pembuatan jalan.
.
ij
,
I·:
,. :
-.
'l\lJt
IM4
'Q'
Gambar 3. Perkembangan Kotatua Jakarta 1935 - 1981 (sumber: Surjomihardjo, Abdurrachman, 2000)
Gambar 4. Bentuk struktur kawasan Kota Batavia masih dapat dilihat pada struktur kawasan pada saat 1nl. (sumber: Data dloJah. 2000)
Y-17
_
Seminar:J{asWnaf
"'Teritoriafitas, Pariwisata, (])an Pem6m1fJunan (])aeran'
Bangunan-bangunan tua yang ada saat masih dapat kita lihat gambar 1.4. Dimana bangunan-bangunan yang ada saat ini tersebar di seluruh kawasan Kotatua, berdasarkan peta tersebut maka untuk memudahkan identifikasi dapat dikelompokkan menjadi 7 bagian, yaitu:
Oambar 5. Bangunan-banguna tua yang tersebar di Kotatua Jakarta (sumber : hasil survey, 2011)
I.
Kawasan Fatahillah
• Museum Fatahillah, Museum Keramik, Museum Wayang, Kantor Pos, cafe Batavia, Dasaad Musin Concern, Kantor 1MIayah PT. Asuransi Jasa Indonesia (WEVA). Kantor Pemiagaan Hindia Belanda, Gedung PT. Asuransi Jasindo, PT. Platoon (3 gedung), Gedung Balai Konservasi, Hotel Beverty Hill, Gedung PT. Kali Mas, Gedung Arsip Bank Mandiri, Ex Kantor Tjipta Niaga, Aneka Niaga,INKOPAD. .
Cl7'ogramStudi 9rfo.eister)f.mte~ur
VniwTSitas Vaayana
V-18
"
1"-
Semmar Jf asionaf "Ieritorialitas, Pariwisata, (])an Pem6atlfJunan (])aeran •
,
• Kawasan Taman Beos
• Stasiun KA Jakarta-Kota,
Museum
Bank Mandiri,
Museum
Bank Indonesia,
Bank Mandiri,
BNI 1946-Gudang
Arsip
•
Kawasan Kali Besar
INKOPAO
saq»ai
GedLItg Kosong
Bangunan hancur depan terminal, Gedung PT, Jasa Raharja, Bangunan no. 27 INKOPAD, Gedung Arsip Bank Pacific (kosong), Ex Kantor Tjipta Niaga, Ex. Kantor PT. Vico Indo, Kantor Pengacara/Law Office H. Ojohan, Gedung PT. Sadar, Kantor Notaris PPAT, Museum Wayang (bag. Belakang), Ex. Bank Ekspor Impor (Bank Mandiri), PT. Pelayaran Bahtera Adhiguna, Gedung PT. Asuransi Jasa Raharja, Gedung PT. Kerta Nlaga, Gedung PT. Banda Ghara Reksa, Perkumpulan Maha Bodhi, Gedung PT ESkaha,
Gedoog Singa KIrilg
- Resmran Padang
Gedung Slnga Kuning, Gedung Asuransi Wahana Tata, Gedung Bentengm Toko Merah, Pitera Sabia Prima, Kantor Peiayanan Pajak Tambora, Inkopad TNI AD, BlI, AIhena executive Club, Gedung Kosong, Law Firm H. Djohan Ojauhary, RukanIRuko, RukanIRuko, RukanlRuko, RukanIRuko,Toko, Restoran, Restoran Padang. Baogunan No.f, PT. Telkom, STMIK Swadharma, rrc Perusahaan Pe:dagangan Indonesia, Bangunan Kosong 2lantai, Bangunan Kosong 2 lantal, Bangunan No. 34, Kantor ThosIba, PT. Wahana Andamari, PT. Samudra Indonesia, Ban unan No, 47- 48, Kantor.
Cl70tJram Sttufi !MatJister
)lrsite~urVniverntas Vtfayana
V-19
Seminar Nasionai "Ieritorialitas, Pariwisata, Dan Pem6atIfJunan c])aeran'
•
Kawasan Museum Bahari
Gudang, Terdapat 2 Gedung Kosong, Kantor Bina Usaha (81), Rumah-rumah kantor, Bangunan Kosong, Dharma Niaga.
•
Kawasan Jalan Tiang Bendera
Gudang Gandum clan Tembok sisi timur, Kawasan Stasiun Barang, Gudang-gudang
gaya rumah cina
2.2 Kotatua Jakarta Sebagai Obyek Wisata Dan Konservasl Yang Maslh Terlupakan Kotatua Jakarta yang selalu bebenah sebagai kawasan konservasi dengan warisan budayanya sehingga menjadi andalan sebagai obyek pariwisata, ha! ini terlihat dari kawasan ini yang cukup banyak para wisatawan khususnya di daerah sekitar Museum
ProoramStudi 9rlOfJister)fr.site~ur Vniver.sitas Vtfayana
V-20
_
Seminar :J{asiDna{ "<[eritoriafuas, Pariwisata,
<])an Cfun6mllJunan <])aerafr·
Fa\ahi\\ah yang cukup banyak pengunjungnya dan tidak hanya di hari libur saja. Dampak Kotatua sebagai kawasan wisata adalah: 1. Munculnya kios cendera mata dan warung makan, bahkan PKL yang cenderung susah dikendalikan dan semrawut 2. Munculnya profesi-profesi baru seperti : Jasa penyewaan sepeda tua dan jasa ojek keliling ke tempat-tempat bangt..nantua, Tukang foto, penyewaan area foto, atraksi kesenian, jasa 3. Komunitas-komunitas yang peduli dengan kawasan Kotatua dan member bantuan ataupun sumbangan agar Kotatua dapat dilestarikan 4. Perilaku pengunjung yang berbeda-beda latarbelakang atau daerah, pelanggaran aturan, penyediaan sarana dan prasarana 5. Meningkatkan tingkat komunikasi, pengetahuan. bangga terhadap budaya 6. Dampak terhadap lingkungan sampah yang dibuang tidak pada tempatnya. dan melakukan pengrusakan kualitas Iingkungan. Kotatua Jakarata sebagai kawasan konservasi dengan merevitalisasi kawasan yang intinya adalah segala upaya untuk menghidupkan kembali suatu tempat yang memiliki potensi dalam bentuk pusaka alam dan budaya. dimana upaya ini agar tempat tersebut dapat menjadi vitalitas kawasan bagi dari kegiatan sosial budaya, ekonomi, infrastruktur, utilitas yang baik, pemugaran serta pengembangannya hingga terpenuhi upaya-upaya pelestarian. Beberapa atribut Revitalisasi diharapkan bukan hanya sekedar polesan, program yang harus dilakukan secara berkelanjutan dan terus menerus, dapat membangunlmenggalang kekuatan masyarakat local sehingga denyut kehidupan dapat memberikan timbale balik keuntungan di segaIa pihak khususnya masyarakat Dalam proses revitalisasi dan sebagai andalan pariwisata yang telah dilakukan, masih banyak tcrjadi kendala-kendala yang perlu untuk ditangani secepat mungkin dan rnenyeluruh, bahkan pertimbangan skala prioritas harus dipikirkan lebih serius, hal ini terkait dengan kondisi kawasan yang sangat memprihatinkan dan menimbulkan permasalahan yang akan mempengaruhi wajah kotatua sebagai warisan budaya bangsa
............•.. ,
f~~J~·ri;¥"i.~:-: . "'';<~;:::.:j
••••••• •• • •• •• •• At
•
.
-.-+~~~ .•.-----
•
•••
••• • •
:\
..
':;.
Gambar 6. Gedung Dasaad Musin Concern dart kondlsl atap yang masih utuh hlngga roboh (sumber: hasil survey, 2011)
Gedung Dasaad Musin Concern kondisi sangat memprihatinkan disaat upaya revitalisasi selalu di dengung-dengungkan dan banyak pengunjung, tetapi bangunan tersebut dibiarkan hancur tanpa ada tindakan yang nyata dan penanganan skala prioritas, dan ini tidak hanya terjadi hanya bangunan ini saja masih ada yang nasibnya sama bahkan ada yang lebih memprihatinkan. Disarnping bangunan yang perlu dilestarikan dan di jaga, kasus yang perlu ditangani adalah sirkulas; dan pedestrian yang telah dilakukan perbaikan baik jalur kendaraan dan
ProgramStudi fMalJister}frsite~urVnfversitas Vtfayana
V-21
Seminar Nasional
"Teriuniahtas, CJ>ariwisata,(])an 1'em6aneunan CJ)aeran'
penjalan kaki, tapi dalam kenyataanya upaya-upaya tersebut tidak dapat berjalan sebagai mana mestinya karena batasan rencana sirkulasi tidak jelas dan sang at mudah terjadi pelangaran aturan yang ada.
Gambar 7. Pedestrian
dRewati pengendara sepeda motor, jalur sirkulasi tidak jelas (sumber : hasil survey, 2011)
Gambar 8. parker, PKL menmanfaatkan salah satu sisi bangunan (sumber : had survey, 2011 )
lama, rusaknya jalur pedestrian.
V-22
Seminar!J{asionaf
"Ieritorialuas, Pariwisata, (])an Pem6angunan tDaerah·
Area parl
Gambar 9. Kondisi Bangunan yang dUu1ya sebagai Gudang Gandum serta Tembok Ttmur. (surnbef" : hasiI survey, 2011)
Gambar 10. Bangunan yang dulunya sebagai Gudang Rempah-rempah dan saat ini di sekeliJingnya digenangi air. (sumber : hasil survey, 2011)
Melihal kondisi yang seperti ini maka perJu adanya upaya yang seous lerkait dengan kegiatan pariwisata dan konservasi yang telah dilakukan. diantaranya adalah: 1. Pemeliharaanlperawatan yang rutin dan perbaikan sesegera mungkin jika terjadi kerusakan. . 2. Memaksimalkan asset-aset wisata yang ada di seluruh kawasan menjadi daya tarik wisata, dan sating dihubungkan dengan beberapa asset yang ada. 3. Mengemas asset wisata sehingga memiliki nilai lebih atau daya tarik tersendiri.
Program studi !Maoister JIrsite~ur Vniversitas Vtfayana.
V-23
,
·
...
};f.
4. Membuat alurljalur pengalaman wisata.
wisata
yang
jelas
sehingga
menjadi
suatu
pengkayaan
5. Melibatkan dari berbagai pihak untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya sehingga menjadi obyek pariwisata yang dapat diandalkan dan memberikan dampak yang positif terhadap masyarakat, lingkungan dan Negara.
6. Sarana dan prasarana yang direncanakan
dengan pertimbangan prilaku masyarakat dan kebutuhan bagi pengunjung kawasan Kotatua, seperti penyediaan area parkir, pedestrian yang bebas dari sepeda motor, perbaikan paedestrian yang telah rusak.
7. Penataan kembali bangunantua
PKL
yang
semrawut
dan
tidak
memanfaatkan
bagian
dari
3. Kesimpulan clan Saran Pariwisata dan Konservasi Kotatua Jakarta membutuhkan proses yang sangat panjang, keseriusan dan dilakukan terus menerus sehingga warisan budaya dapat terjaga dan dapat ditingkatkan vitalitas kawasan sebagai kegiatan sosial-budaya ekonomi pariwisata. Upaya tersebut dilakukan secara menyelun.tl di setiap potensi yang ada di kawasan Kotatua, sehingga tidak hanya terpusat di saIah satu aset wisata tetapi secara penyeluruh dan penanganan dengan skala prioritas. Hal yang perlu adanya tinjauan kembali masalah adalah :
1. Pemeliharaan dan perbaikan bangunan tua 2. Menghubungkan tiap-tiap aset wisata menjadi sebuah alur pengaJaman wisata yang lebih jelas dan tidal< terpusat dai salah satu obyek saja tetapi secara menyeluruh. 3. Melibatkanlkerjasama Kotatua.
dengan
berbagai
pihak
untuk
mengembangkan
kawasan
4. Penataan kembali area parkir, PKL, jalur pejalan kaki termasuk perbaikannya.
4. Daftar Pustaka Dinas Tata Bangunan dan Pemugaran DKI Jakarta. 1997. Bangunan-Bangunan Saks; Perjuangan Bangsa. DKI Jakarta. Firdaus. 2008. Memberdayakan Kotatua Jakarta Sebagal Wisata Budaya. Jurnal Kepariwisataan Indonesia Vol. 3 No. 2, Juni 2008 ISSN 1907-9419 Haris, Tawaliooddin. 2007. Kola clan Masyarakat Jakarta clari Kola Tradisional Ice Kota Kolonial (Abad XVI- XVIII). Jakarta: Wedatama Widya Sastra. Heuken SJ, A. 2007. Historical Sites of Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Jakarta Culture & Heritage. 2007. Sejarah clan Guidelines Kotatua. Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Nirwanda, Sapta. Pembangunan SeIctoTPariwisata Di Era Otonomi Daerah di akses 8 april2010 Priatmodjo, Danang. 2006. Kota Tua Jakarta: Hari-Hari Menanti Revitalisasl. Seminar Revitalisasi: Arti Baru bagi Masa Lalu. Jurusan Arsitektur - FTSP - Universitas Gunadarma. Pemerintah Propinsi DKI Jakarta. 2000. Bangunan Cagar Budaya di Propinsl OKI Jakarta. Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta. Pratiwi, WlWik O. Konsep-Konsep PeteneanaaII Patiwisala. http://www.ar.itb.ac.idlwdpl archiveslcategory/tourism-coursesl, di akses 8 april 2010. Surjomihardjo, Abdurrachman. 2000. Sejarah PeTlrembangan Kota Jakarta. Dinas Museum & Pemugaran Propinsi OKJ Jakarta.
--:-.....,-_~,.__---.. 2001. Beberapa Segi Sejarah Masyarakat-Budaya Jakarta. Dinas Museum & Pemugaran Propinsi DKI Jakarta. Wibisono, Bambang Hari. 2006. Pende/catan TeoTitis Dan KonseptuaJ RevitaJisas; Kawasan dan Bangunan. Makalah seminar "Revitalisasi: Arti Baru bagi Masa
__
lalu" Universitas Gunadarma.
V-24
Susunan Kepanitian Seminar Nasional "Teritorialitas, Pariwisata dan Pembangunan Daerah"
Penanggung Jawab
: Prof.Dr. dr. A A Raka Sudewi, Sp. S (I<)
Pembina IPengarah
: Ir. I Putu Rumawan Salain, MSi : G. AM.
Suartika, ST, MEngSc, Ph.D
: Dr. Ir. Tjok Oka Artha Ardana Sukawati, MSi : Ir. I Ketut Alit, MT : Ir. Nyoman Surata, MT : Ir. Nengah Keddy Setiada, MT
Pengurus Ketua
: AA
Sekretaris
: Tjokorda Istri Praganingrum, ST
Bendahara
: Ni Ketut Ambara Putri Tjatera, ST
Kesekretarian
: Ni Made Emmi Nutrisia Dewi, ST
Seksi Humas
: Putu Tony Marthana Wijaya, ST
Seksi Acara
: Ni Made Swarmini, ST
Penggalian Dana
: I.Gst. Agus Yudha Dwipayana, ST
Konsumsi
: I.Gst. Ngurah Arya Putra Adi Wijaya, ST
Perlengkapan
: I.G.A Anom Gautama AP, ST
Transportasi
: Putu Segeriana, ST
Publikasi
Gde Sutrisna Wijaya Putra, ST
. : Ida Bagus Ardi Santosa, ST
Dokumentasi
: I Gusti Putu Purnama Jaya, ST
Kerohanian
: Komang Aditya Abryawan. ST
PROCEEDINGS SEMINAR
"TERITORIA
PEMB
Proceeding ini merup Seminar asl I~.~rllt)l dilengga n bekerjasama gan Perencanaa Indonesia e Daera Bali. ara ini dilaksana n pada ••• fa~"I* ud 0 um Progra Pascasarjana UnlVers11_.,_•._ De pasar Bali. Se ar Nas· ini r'apllaPl.... ~lUetnj merangkum berbagai pem· iran, ide, saran yang kalangan baik ilmuwan, praktisi maupun kalangan lal nya sehingga dapat berguna bagi kemajuan Bangsa Indonesia khususnya dalam bidang pembangunandaerah dan pa •
~.illNlt N•••••.•• a faat bagi
apat •••• EUG.plalll UNi"ta kasi yana tel