PROCEEDINGS
1st Annual International Seminar on Education 2015
2015
December 9-10
Editors: Tabrani. ZA, S. Pd.I., M.S.I., MA. Musradinur, M.S.I. Mulia, M. Ed. Rahmati, S.Pd.I.
Guest Editor: Prof. Dr. Oman Fathurrahman, MA
Auditorium Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training State Islamic University of Ar-Raniry Banda Aceh
Organized by: In collaboration with:
Islamic Education Department and English Department Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training State Islamic University of Ar-Raniry Banda Aceh
FTK Ar-Raniry Press
SEMINAR PROCEEDINGS
1st Annual International Seminar on Education 2015
Copyright © 2015 FTK Ar-Raniry Press All rights reserved Printed in the Indonesia
KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM Raihan Putry Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh
Abstract
Komunikasi adalah suatu proses aksi, interaksi manusia yang berlangsung secara berkesinambungan. Untuk itu seseorang yang menyampaikan suatu pesan tertentu saja memerlukan pihak lain sebagai penerima pesan tadi. Oleh karena itu, dalam proses komunikasi paling sedikit memerlukan adanya unsur orang yang menyampaikan dan orang yang menerima pesan. Pada prinsipnya, proses komunikasi dalam keluarga mengharapkan nilai yang baik, yakni terciptanya kehidupan keluarga bahagia, di mana para anggotanya terjalin hubungan yang erat di atas landasan kebersamaan, senasib dan sepenanggungan. Secara praktis-aplikasi, al-Qur`an menawarkan metode yang tepat dalam komunikasi, yaitu dengan cara bijaksana (hikmah), nasihat yang baik (al-Mauidzah alHasanah) dan berdiskusi yang baik (al-Mujadalah). Ketiga cara ini merupakan etika komunikasi berdasarkan alQur`an yang dapat diterapkan sesuai dengan watak dan kemampuan komunikator dan komunikan. Nilai komunikasi dalam keluarga dapat di kelompokkan ke dalam beberapa segi, antara lain adalah musyawarah, pendidikan, sosial-budaya serta agama dan pendidikan. Keywords: Komunikasi, Keluarga, Pendidikan, Islam.
1. Pendahuluan
hanya akan efektif apabila pesan yang disampaikan
Manusia sebagai makhluk individu maupun
dapat ditafsirkan sama oleh penerima pesan. Komunikasi
makhluk sosial memiliki dorongan ingin tahu, ingin
adalah
salah
satu
aspek
maju dan ingin berkembang. Untuk itu maka salah
terpenting dari kehidupan manusia, secara
satu
karena
normal semenjak manusia dilahirkan hingga
komunikasi merupakan kebutuhan yang mutlak
wafat ia akan selalu berkomunikasi. Semenjak
bagi kehidupan manusia. Berbicara itu mudah,
lahir, manusia bersosialisasi melalui interaksi
tetapi berkomunikasi dengan baik tidaklah mudah.
dengan orang lain dalam lingkungan sekitar
Berbicara saja belum dapat menjamin apa yang
mereka, dan pada setiap interaksi pasti terdapat
dibicarakan itu dapat sampai kepada orang yang
komunikasi. Proses interaksi dengan dunia luar
memperolehnya. Melalui komunikasi, sikap dan
yang
perasaan seseorang atau kelompok orang dapat
seseorang dapat memahami dan berhadapan
dipahami oleh pihak lain. Akan tetapi, komunikasi
dengan objek di lingkungannya. Tidak hanya
sarananya
adalah
komunikasi,
hadir
melalui
komunikasi
membuat
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
|57
1st Annual International Seminar on Education 2015
sebatas
objek
eksternal,
yang
Saat berkomunikasi, manusia saling berbagi
dilakukan seseorang dengan lingkungannya
pengertian untuk istilah-istilah dan tindakan-
juga memberikan pemahaman atas siapa dirinya.
tindakan
Hal ini sejalan dengan salah satu tujuan
kejadian dengan cara-cara. tertentu pula. Hal inilah
komunikasi
(personal
yang kemudian dipilah dan dijadikan seseorang
discovery), "salah satu tujuan utama komunikasi
sebagai nilai yang dianut atau karakter diri.
menyangkut personal Discovery yaitu bila anda
Suyanto (2009: 101) menerangkan karakter sebagai
berkomunikasi dengan orang lain, anda belajar
cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri
mengenai diri sendiri selain juga tentang orang
khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama,
lain" (Devito, 2011:30).
baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa,
yaitu
komunikasi
SEMINAR PROCEEDINGS
penemuan
diri
Komunikasi adalah suatu proses aksi, interaksi manusia yang berlangsung secara berkesinambungan. Untuk itu seseorang yang menyampaikan suatu pesan tertentu saja memerlukan pihak lain sebagai
tertentu serta memahami
kejadian-
maupun negara. 2. Prinsip Komunikasi dalam Al-Qur`an Sebagai mana yang telah dijelaskan di atas
penerima pesan tadi. Oleh karena itu, dalam proses
bahwa dalam proses komunikasi paling tidak
komunikasi paling sedikit memerlukan adanya unsur
terdapat tiga unsur, yaitu: komunikator, media dan
orang yang menyampaikan dan orang yang
komunikan
menerima pesan.
komunikasi juga menjelaskan bahwa komunikasi
(Gunadi,
1998:
11).
Para
pakar
Komunikasi juga bisa sebagai sebuah interaksi
tidak hanya bersifat informatif, yakni agar orang lain
yaitu interaksi yang terjadi dalam kelompok terutama
mengerti dan paham, tetapi juga persuasif, yaitu agar
dalam hubungan keluarga tujuannya agar keluarga
orang lain mau menerima ajaran atau informasi yang
itu bisa terbina dengan baik, di mana seorang anak
disampaikan, melakukan kegiatan atau perbuatan,
harus mengerti dan mematuhi perintah yang disampaikan oleh orang tuanya, begitu pula sebaliknya orang tua harus memberikan ajaran yang baik kepada anaknya. Keluarga adalah tempat di mana seorang anak, ibu, dan ayah saling berbagi. Dilihat dari segi pendidikan Islam rumah tangga
merupakan
tempat
berlangsungnya
dan lain-lain. Komunikasi bukan hanya terkait dengan penyampaian informasi, akan tetapi juga bertujuan pembentukan pendapat umum (public opinion) dan sikap publik (public attitude). Al-Qur`an keberhasilan
menjelaskan
komunikasi
sangat
bahwa ditentukan
aktivitas pendidikan terhadap keluarga. Orang tua
bagaimana komunikator menerapkan strategi
berperan sebagai guru dan anak-anak sebagai
dan metode yang tepat guna dan berhasil guna,
muridnya bila orang tua dapat berkomunikasi
berhadapan dengan komunitas komunikan yang
dengan
beragam sebagaimana dijelaskan di atas.
anak-anaknya
secara
islami,
permasalahannya sekarang terletak pada peran
Faktor
utama
dalam
mencapai
tujuan
orang tua yang berfokus pada mewariskan nilai-
komunikasi
nilai kepada anak-anaknya di dalam rumah tangga.
komunikan dalam al-Qur`an adalah dengan faktor
Keterbatasan itu berkisar pada ilmu, pengalaman, keterampilan, kesempatan dan keterbukaan yang belum sepenuhnya dimiliki para orang tua. 58|
di
tengah-tengah
keragaman
bahasa dalam arti yang seluasnya. Sebab bahasa merupakan
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
media
yang
paling
banyak
SEMINAR PROCEEDINGS
1st Annual International Seminar on Education 2015
dipergunakan dalam komunikasi dan hanya bahasa
(persetujuan) Rasul, kemudian ditambah lagi
yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang
dengan lahirnya para ahli tafsir sehingga melalui
kepada orang lain. Apakah itu berbentuk idea,
tangan mereka terkumpul sekian banyak buku-
informasi atau opini, baik mengenai hal yang
buku tafsir.
konkret maupun abstrak, bukan saja tentang hal
Meskipun al-Qur`an secara spesifik tidak
atau peristiwa yang terjadi pada saat sekarang,
membicarakan masalah komunikasi, namun jika
melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa
diteliti ada banyak ayat yang memberikan gambaran
yang akan datang (Gunadi, 1998: 69). Dengan
umum prinsip-prinsip komunikasi. Dalam hal ini
media bahasa itu pula kita bisa mempelajari
dengan melihat kata qaul dalam konteks perintah,
beragama ilmu, baik yang ditulis oleh para ilmuwan dahulu maupun yang akan datang. Kesamaan dalam arti pemahamannya, strata pengetahuan komunikator dan komunikan, pola pendekatan persuasif yang bisa diterima semua orang untuk selanjutnya berhasil mengubah sikap dan tingkah sadar untuk mengamalkannya, semua itu menjadi target para nabi dan rasul yang hanya bisa disampaikan melalui bahasa yang dimengerti oleh umatnya (Al-Maragi, 1993: 126). Secara praktis-aplikasi, al-Qur`an menawarkan metode yang tepat dalam komunikasi, yaitu dengan cara bijaksana (hikmah), nasihat yang baik (al-Mauidzah al-Hasanah) dan berdiskusi yang baik (al-Mujadalah).
penulis menyimpulkan bahwa ada enam prinsip komunikasi dala al-Qur`an, yaitu: 1) Qaulan Sadida (perkataan yang benar, jujur), QS. An Nisa ayat 9 dan Al-Ahzab ayat 70. 2) Qaulan Baligha (tepat sasaran, komunikatif, to the point, mudah dimengerti), QS. An Nisa ayat 63. 3) Qaulan Ma’rufa (perkataan yang baik), QS. Al-Baqarah: 235, QS. An-Nisa: 5 dan 8, dan QS. Al-Ahzab: 32. 4) Qaulan Karima (perkataan yang mulia), QS. Al-Isra’ ayat 23. 5) Qaulan Layyinan (perkataan yang lembut), QS. Thaha ayat 44. 6) Qaulan Maysura (perkataan yang ringan), QS. Al-Isra’ ayat 28. 3. Metode komunikasi Dalam Keluarga Dalam teori komunikasi, bahwa metode
Ketiga cara ini merupakan etika komunikasi berdasarkan al-Qur`an yang dapat diterapkan sesuai
komunikasi
dengan watak dan kemampuan komunikator dan
elektronik, radio, tv, hubungan masyarakat,
komunikan. Dalam al-Qur’an dengan sangat mudah kita menemukan contoh konkret bagaimana Allah selalu berkomunikasi dengan hamba-Nya
periklanan,
itu
meliputi
pameran,
"Jurnalistik
publisitas,
cetak,
propaganda,
perang urat saraf dan penerangan" (Effendy, 1988: 40). Jadi, metode komunikasi dalam keluarga di sini dapat diartikan dengan cara menyampaikan suatu
penyataan
oleh
komunikator
kepada
melalui wahyu. Untuk menghindari kesalahan
komunikan melalui jalan tertentu untuk suatu
dalam
ayat-ayat
tujuan. Pada prinsipnya bahwa semua orang
tersebut, Allah juga memberikan kebebasan
butuh cara tertentu, agar sesuatu yang di
kepada Rasulullah untuk meredaksi wahyu-Nya
sampaikan
menerima
pesan
melalui
melalui matan hadits. Baik hadits itu bersifat Qauliyah (perkataan), Fi’iliyah (perbuatan), Taqrir
kepadanya
dapat
di
terima,
di
mengerti di resapi dan di hayati serta di amalkan dengan tanpa adanya unsur paksaan.
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
|59
1st Annual International Seminar on Education 2015
Oleh karena itu, di perlukan suatu metode yang
di
pandang
tepat
untuk
seseorang
SEMINAR PROCEEDINGS
atau muballigh haruslah dengan hikmah dan kebijaksanaan
dalam
menyampaikan
pesan
berdasarkan tinjauan psikologis. Demikian juga
pendidikannya, dengan memperhatikan keadaan dan
dalam
harus
lingkungan, tingkat pendidikan masyarakat yang di
melawati metode-metode tertentu, sehingga
pendidikan, agar semua yang dijelaskan kepada
proses komunikasi di maksud dapat mencapai
mereka
tujuan sebagaimana yang di inginkan.
membingungkan yang akhirnya nanti mengakibatkan
keluarga
proses
komunikasi
Dalam teori pendidikan metode penyampaian pesan-pesan pendidikan dalam keluarga dapat di upayakan melalui tiga cara, yaitu:
ahli
tafsir
memberi
komentar
Abduh dalam tafsir Al-Manar memberikan definisi sebagaimana yang di kutip oleh M. Nasir (1977: 84) dalam bukunya Fiqhud-pendidikan: “Hikmah adalah memahamkan rahasia dan faedah tiap-tiap sesuatu atau ilmu yang shahih (benar dan sehat) yang menggerakkan kemauan untuk melakukan suatu perbuatan yang bermanfaat”. Dari semua pengertian di atas, berarti perkataan bil hikmah adalah berusaha memahami rahasia
yang
mendalam,
sehingga
merupakan suatu pendorong atau langkah yang tepat untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang terlebih dahulu harus di pahami secara mendalam yang berhubungan dengan persoalan pendidikan
yang
meliputi
sasaran
yang
bermacam corak dan tingkatannya, cara, taktik, situasi dan kondisi, objek pendidikan tersebut agar tercapai tujuan yang diinginkan. A. Mukti Ali memberikan komentarnya tentang
pendidikan
bil-hikmah
dan
tidak
salah paham dan terjadi fitnah di antara mereka. Di samping itu pula kebijaksanaan ini timbul santun.
bermacam-macam tentang hal ini. Muhammad
sesuatu
memberatkan
dari pada pekerti yang halus dan penuh sopan
a. Hikmah Kebijaksanaan Para
tidak
itu
sebagai
Orang
yang
menyampaikan
suatu
pendidikan dengan budi pekerti yang kasar tidaklah akan berhasil. Seseorang ayah hendaklah berusaha dengan segala kebijaksanaan yang ada padanya membuka perhatian orang yang di pendidikannya, sehingga pikiran yang tertutup itu menjadi terbuka (Hamka, 1984: 58). Begitu
pun
seorang
ayah
dalam
mempergunakan kebijaksanaan dalam menempuh tujuan yang tepat haruslah dengan menyampaikan berita gembira terlebih dahulu, sampai mereka tertarik dan meresap ke hati, sehingga mereka tidak akan goyah lagi dari godaan manapun dan siapa pun yang tidak sesuai dengan perintah Allah. b. Mau`idhah Hasanah Mendidik haruslah dengan mau`idha hasanah, pelajaran yang indah yang akan masuk ke hati dengan licin, akan menyelami perasaan dengan lembut, bukan dengan bentakan dan hardikkan yang tidak perlu, dan bukan pula dengan menghamburkan kesalahan yang kadang-kadang bisa terjadi karena jahil atau niat baik. Sesungguhnya
kesanggupan orang tua atau muballigh untuk
dalam memberi pelajaran dengan cara yang baik,
menyiarkan ajaran Islam dengan mengingat waktu
sering kali dapat membuka hati sesat dan dapat
dan tempat, dan masyarakat yang dihadapi (A.
melembutkan hati batu, dan mendatangkan hasil
Rosyad Shaleh, 1977: 84).
lebih baik dari pada dengan cara gertakan, ancaman
Sehubungan dengan itu pula seorang orang tua 60|
dan penghinaan (Hamka, 1984: 68).
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS
1st Annual International Seminar on Education 2015
c. Mujadalah Billati Hiya Ahsan Mendidik
haruslah
anggota keluarga dengan metode tertentu akan melakukan
membentuk hubungan yang serasi dan harmonis
perdebatan kalau diperlukan perdebatan dengan
dalam rumah tangga. Sebab semua orang pada
cara terbaik, dengan tidak menekan orang yang
prinsipnya dapat mengerti, memahami dan mau
berbeda
mengamalkan suatu pesan, sejauh pesan itu
pendapat,
dengan
tidak
menghina
dan
merendahkannya, juru pendidik Harus mengerti
disampaikan
bahwa tujuannya bukan menang dalam perdebatan,
Timbulnya pertentangan antara suami istri atau sikap
tetapi dapat memuaskan lawan dan membawanya
bantahan anak terhadap kedua ibu bapaknya adalah
ke jalan kebenaran (Hamka, 1984: 69).
disebabkan sistem komunikasi dalam keluarga belum
Allah SWT berfirman dalam Al-Qur`an
dengan
penuh
kebijaksanaan.
mantap.
bahwa pendidikan Islam harus dilaksanakan
Manakala cara komunikasi itu ditempuh
dengan alasan atau dalil yang kuat, serta logis
dengan cara-cara pendidikan seperti yang telah
seperti firman Allah surat Yusuf ayat 108 yang
disebutkan di atas, mungkin kekacauan, percecokan
artinya:
dan segala bentuk pertentangan dalam keluarga
Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang beriman yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada jalan Allah dengan hujjah yang nyata. Maha suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik (QS. Yusuf: 108)
tidak akan terjadi, atau paling kurang tidak akan
Untuk lebih efektif sampainya ajaran
terwujud dalam kenyataan.
kepada
sasaran
yang
dikembangkan keahlian
dan
dituju,
maka
kesadaran,
perlu
kemampuan,
keterampilan
para
pelaku
pendidikan dan dapat dipergunakan berbagai macam metode pengembangannya yang tepat, sehingga
sasaran
dan
tujuan
pendidikan
tersebut tercapai. Sebagaimana yang telah dijelaskan bahwa metode merupakan suatu cara atau jalan yang ditempuh
untuk
mengadakan
komunikasi
pendidikan agar tercapai tujuannya. Dalam hal ini segala cara dapat ditempuh dalam melaksanakan pendidikan Islami, asalkan sesuai dengan sasaran. Metode komunikasi pendidikan dalam keluarga, sebagai upaya menggerakkan anggota keluarga untuk menjadikan ajaran Islam sebagai bahagian dari kehidupan. Proses komunikasi dalam wujud interaksi antar
berkepanjangan. Oleh karena itu, rumah tangga (keluarga) perlu memperhatikan cara-cara yang dipandang tepat dalam komunikasi, supaya cita-cita membentuk keluarga bahagia dan sejahtera dapat
4. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Keluarga merupakan unit sosial terkecil yang
memberikan
fondasi
primer
bagi
perkembangan anak. Sedangkan lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak. Karena itu baikburuknya struktur keluarga dan masyarakat sekitar
memberikan
pengaruh
baik
atau
buruknya pertumbuhan kepribadian anak. Keluarga memiliki banyak fungsi dilihat dari sudut perkembangan anak. seiring dengan terjadinya perubahan progresif pada remaja, maka bertambah pula fungsi-fungsi keluarga. Individe pada masa remaja lebih membutuhkan dukungan (support), lebih membutuhkan bimbingan (guidance), dan remaja lebih membutuhkan pengarahan (direction). Komunikasi
orang
tua
merupakan
pembentukan sikap dan perilaku anak yang
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
|61
1st Annual International Seminar on Education 2015
SEMINAR PROCEEDINGS
berpengaruh pada perkembangan anak dan di sinilah
lain untuk mendapatkan perhatian lebih dari
unsur pendidikan terhadap anak di bentuk. Dan salah
orang tua misalnya dengan berperilaku yang
satu cara adalah dengan berkomunikasi untuk
melanggar norma-norma.
menanamkan nilai – nilai. Bila hubungan yang di
Orang tua selalu berusaha memberikan yang
kembangkan oleh orang tua tidak harmonis misalnya
terbaik bagi putra-putrinya, namun kenyataannya
tidak ketepatan orang tua itu sendiri dalam memilih
banyak orang tua yang melakukan kesalahan
pola komunikasi maka dengan begitu muncul lah
dalam mendidik putra-putrinya. Terkadang orang
konflik antara orang tua dengan sang anak yang tidak
tua bisa melakukan penghukuman kepada anak
dapat terelakan begitu juga sebaliknya, jika orang tua
secara fisik, hal inilah yang bisa membuat anak
memilih telah memilih pola komunikasi yang tepat
menjadi takut untuk mewujudkan apa yang
maka konflik – konflik antara orang tua dengan
mereka inginkan.
anaknya pun dapat terelakan.
Jenis pola komunikasi yang digunakan dalam
Peran orang orang tua sebagai orang pertama
penelitian ini adalah Authoritarian (Cenderung
dalam sebuah keluarga yang berinteraksi dengan
bersikap
seorang anak sangat memiliki peranan dalam
berperilaku bebas), Authoritative (cenderung terhindar
menentukan
dari kegelisahan dan kekacauan) (Yusuf, 2007 : 51).
pembentukan
dan
perkembangan
bermusuhan),
Permissive
(cenderung
mental anak untuk mengatasi kesulitan – kesulitan yang tengah dihadapi oleh sang anak. Di dalam
a. Pola Komunikasi Authoritarian
tercakup pemberian kasih sayang, penerimaan,
Pola komunikasi Authoritarian (otoriter) adalah
penyediaan segala kebutuhan anak, aturan – aturan,
pola komunikasi yang dalam hubungan komunikasi
disiplin serta mendorong kompetensi kepercayaan
orang tua bersikap otoriter cenderung bersifat
diri, dalam menampilkan model peran yang pantas
kurang sehat, karena seperti yang telah di jelaskan
dan menciptakan suatu lingkungan yang menarik
bahwa arusnya berkomunikasi yang terjadi pada
dan resonsive.
pola komunikasi otoriter bersifat satu arah, di mana
Terkadang komunikasi orang tua dengan anak tidak terjalin dengan baik. Kebanyakan
pihak anak dirugikan dengan tidak diberikannya kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya.
orang tua tidak memperhatikan cara komunikasi
Orang tua berpendapat bahwa anak memang
dengan anak-anaknya padahal hal tersebut
harus mengikuti aturan yang ditetapkannya. Toh,
sangat berpengaruh untuk perkembangannya
apa pun peraturan yang ditetapkan orang tua
kelak. Cara komunikasi orang tua akan memberi
semata-mata demi kebaikan anak. Orang tua tak
dampak pada hubungan orang tua-anak dalam
mau repot-repot berpikir bahwa peraturan yang
jangka panjang.
kaku
seperti
itu
justru
akan
menimbulkan
Membangun komunikasi yang baik antara
serangkaian efek, hal di atas seperti yang dikatakan
orang tua dengan anak bukanlah hal yang
oleh Kriswanto dari Jagadnita Consulting yang
mudah, karena biasanya para orang tua kurang
dimuat di Nakita (2006).
bisa
memperhatikan
hal-hal
kecil
seperti
kemauan yang dikehendaki oleh anak. Hal inilah yang membuat anak mencari alternatif 62|
b. Pola Komunikasi Permissive Seperti yang diungkapkan di atas, pola asuh permisif adalah pola komunikasi yang
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS
1st Annual International Seminar on Education 2015
kepada
awal telah membekali pendidikan, bimbingan dan
anaknya untuk melakukan kegiatan-kegiatan
arah yang baik agar anaknya berhati- hati dalam
sehari-hari, pola asuh permisif juga dapat
pergaulan dengan kelompok teman sebayanya.
digambarkan sebagai pola komunikasi yang
Akan tetapi ternyata banyak orang tua yang tidak
tidak mengikat antara orang tua dan anaknya
memahami.
(Darajat, 1998;53).
menyebabkan kesalahperlakuan orang tua terhadap
cenderung
memberikan
kebebasan
Ketidakpahaman
ini
akan
Pola komunikasi adalah pola komunikasi
anaknya, misalnya terlalu protektif (melindungi)
yang diterapkan oleh kedua orang tua yang
dengan cara melarang bergaul dengan lawan
memberikan kebebasan penuh kepada anaknya untuk melakukan aktivitas sehari-hari tanpa adanya kontrol dari orang tua. Komunikasi yang dijalin oleh dengan orang tua hanya seputar kegiatan sehari-hari saja selain itu sikap orang tua terutama ayahnya adalah cenderung membiarkan apa yang dilakukan oleh anak-anak mereka. Dan
jika
anak
melakukan
kesalahan
ayahnya memarahi tetapi tidak mengarahkan apa yang harus diperbuat oleh anak mereka, demikian juga dengan ibunya, memberikan contoh-contoh tetapi tidak melibatkan secara
jenisnya. Hal ini akan berdampak buruk bagi anak, misalnya remaja mencari kesempatan untuk bergaul atau berpacaran secara sembunyi- sembunyi tanpa diketahui oleh orang tuanya. Pola
komunikasi
Permissive
(cenderung
berperilaku membebaskan) adalah salah satu pola komunikasi yang dalam hubungan komunikasi orang tua bersikap tidak peduli dengan apa yang akan terjadi atau yang telah terjadi kepada anaknya, orang tua cenderung tidak merespons ataupun tidak menanggapi jika anak berbicara atau mengutarakan masalahnya. Dalam banyak hal juga anak terlalu di beri
langsung anaknya. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis
kebebasan untuk mengambil suatu keputusan. Jadi
lakukan bahwa komunikasi yang kurang aktif antara
anak tidak merasa diperdulikan oleh orang tuanya,
anak dengan orang tua, di mana orang tua tidak ingin
bahkan ketika anak melakukan suatu kesalahan
mencampuri
lebih
orang tua tidak menanggapi sehingga anak tidak
membebaskan anaknya dalam mengambil suatu
mengetahui di mana letak kesalahan yang telah ia
keputusan atau jalan yang akan kelak ditempuh
perbuat atau hal – hal yang semestinya tidak terjadi
anaknya dan faktor ekonomi keluargalah yang
dapat terulang berkali – kali. Maka anak tersebut
menyebabkan orang tua sibuk untuk mencari nafkah
akan merasa bahwa masih banyak yang kurang atau
demi memenuhi tuntutan kebutuhan dalam rumah
anak tersebut masih merasa dirinya tidak mampu
tangga, sehingga orang tua terhadap anak berkurang.
maka anak pun menjadi kehilangan rasa percaya diri,
Sikap orang tua yang cenderung dominan dan hak
buka hanya itu anak akan memiliki sifat suka
orang tua atas diri anak adalah mutlak.
mendominasi, tidak jelas arah hidupnya, prestasinya
urusan
anaknya
dan
Tidak semua orang tua dapat memahami
yang rendah dan terkadang anak tidak menghargai
pilihan anak remajanya. Bagi orang tua yang dapat
orang lain selalu mementingkan dirinya sebagai
memahami keinginan kemauan anaknya yang telah
anak tersebut tidak memiliki rasa empati terhadap
menginjak remaja, maka biasanya orang tua sejak
orang lain.
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
|63
1st Annual International Seminar on Education 2015
c. Pola Komunikasi Authoritaive
Rahayu
Pola komunikasi Authoritaive merupakan pengasuhan
yang
tepat,
sebab
SEMINAR PROCEEDINGS
pola
(2002)
mengatakan
Pola
komunikasi semacam ini dapat membantu
ini
remaja menyalurkan dorongan agresinya serta
menghasilkan remaja yang mandiri, percaya diri
rasa ingin tahunya ke arah yang lebih tepat
dan mengembangkan konsep diri yang positif,
sehingga
sehingga tidak akan mencari-cari perhatian
negatif pun remaja semakin rendah.
dengan cara yang salah.
Hal
kecenderungan ini
sejalan
untuk
berperilaku
dengan
pendapat
Dari penelitian yang telah dilakukan adanya
Simandjuntak (1984: 122-117) yang mengatakan
ciri-ciri pola komunikasi authoritaive yang diterapkan
bahwa disamping pola komunikasi orang tua
oleh orang tampak dari sikap orang tua pada anaknya
terhadap
(intensitas komunikasi antara orang tua dengan anak,
masyarakat dan lingkungan sosial budaya yang
sikap orang tua yang digambarkan adalah bagaimana
juga mempunyai pengaruh yang penting di
sikap orang tua ketika menanggapi anaknya
dalam mempengaruhi kecenderungan perilaku
melakukan
negatif para remaja.
kesalahan,
bagaimana
orang
tua
lingkungan
sekolah,
lingkungan
mendidik/ menasihati anaknya, bagaimana orang tua
Dari tiga kategori pola komunikasi yang
membatasi/ mengawasi pergaulan anaknya) data
telah di definisikan yaitu pola komunikasi
yang dikumpulkan sebagai berikut, dalam hal
Authoritarian, pola komunikasi Permissive, dan
berkomunikasi kedua orang tua ini selalu menjaga
pola komunikasi Authoritaive.
komunikasi dengan anaknya agar terciptanya sebuah
Pola komunikasi Authoritarian atau pola
keharmonisan komunikasi di dalam keluarga.
komunikasi yang otoriter, hal ini disebabkan
Menjaga komunikasi yang baik dengan anak itu
karena
penting karena dengan begitu anak akan merasa
komunikasinya searah keputusan orang tua
nyaman dan merasa diperhatikan oleh orang
mutlak untuk di patuhi dan di laksanakan
tuanya yang berdampak anak tidak akan malu-
dengan maksud baik untuk masa depan anak
malu menyampaikan apa yang diinginkan kepada
nantinya, terdapat pada informan pertama dan
orang tuanya.
dapat disimpulkan juga anak yang mengalami
Dan
jika
anak
melakukan
pola
komunikasi
yang
arus
kesalahan
depresi juga akibat orang tua yang selalu
ayahnya memarahi tetapi tidak mengarahkan
mengatur hidup anaknya dan akibatnya anak
apa yang harus diperbuat oleh anak mereka,
merasa tertekan dan malas dalam melakukan
demikian juga dengan ibunya, memberikan
sesuatu karena takut jalan yang ia pilih selalu
contoh-contoh tetapi tidak melibatkan secara
salah di mata orang tuanya.
langsung anaknya. Berdasarkan
Pola komunikasi Permissive atau pola pola
komunikasi yang cenderung membebaskan dan
mendorong
informan kedua dan dapat disimpulkan bahwa
remaja untuk mandiri dengan batas dan kontrol
orang tua membiarkan anaknya sehingga tidak
terhadap perilaku remaja tersebut, sehingga
ada dorongan dan semangat untuk melanjutkan
orang tua cukup responsive terhadap kebutuhan
hidupnya dan akhirnya timbul rasa kurang
remaja untuk menyatakan pendapat.
percaya
komunikasi
64|
hasil
Authoritaive
penelitian dapat
diri
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
ataupun
suka
mendominasi
SEMINAR PROCEEDINGS
1st Annual International Seminar on Education 2015
kehidupannya sendiri serta tidak mempunyai arah tujuan yang jelas. Sedangkan
Dan berdasarkan teori pesan diaplikasi ke dalam
komunikasi
bisa
disampaikan secara verbal dan non-verbal.
Authoritaive atau pola komunikasi demokratis,
Komunikasi non-verbal bisa mencakup semua
dalam hal ini (acceptance) orang tua dan
jenis ekspresi emosional, tindakan, bahasa tubuh,
kontrolnya tinggi, bersikap responsive terhadap
dan kata-kata yang berarti. Dengan membentuk
kebutuhan
untuk
komunikasi yang baik, diharapkan mereka juga
pertanyaan,
akhirnya dapat mengungkapkan pikiran dengan
memberi penjelasan tentang dampak perbuatan
cara yang lebih baik. Berikut ini adalah beberapa
yang baik dan buruk. Sedangkan anak bersikap
tips untuk berkomunikasi dengan baik dengan
bersahabat, memiliki rasa percaya diri, mampu
anak-anak kita.
menyatakan
pola
ini,
komunikasi
anak,
pada
penelitian
mendorong
pendapat
anak
atau
mengendalikan diri (self control) bersikap sopan,
1) Kasih sayang dan perhatian
mau bekerja sama, memiliki rasa ingin tahuya
2) Meluangkan waktu untuk anak
tinggi, mempunyai tujuan / arah hidup yang
3) Menjadi pendengar yang baik.
jelas dan berorientasi pada prestasi.
4) Melibatkan diri dengan anak- anak
Penerimaan (acceptance) orang tua mengenai
5) Dorong mereka untuk bicara
pemahaman apa yang digemari oleh anak dan apa
6) Jaga ekspresi
yang dilakukan oleh anak membuat orang tua
7) Mereka adalah kita
memahami
rumah.
Komunikasi yang baik di dalam keluarga
Mengenai kontroling perilaku terhadap anak, orang
bersifat dialog dan bukan monolog. Komunikasi
tua juga memfungsikannya dengan baik terbukti
yang monolog tidak menimbulkan tantangan dalam
informan ketiga membiasakan adanya komunikasi
diri
terbuka di antara orang tua dengan anak, dengan
kemampuan bertanggung jawab dan anak tidak
adanya komunikasi terbuka antara orang tua dengan
dimintai pendapat atas usul bila ada masalah dalam
anak memberikan kepercayaan tersendiri kepada
keluarga. Jika komunikasi bersifat dialog, orang tua
perilaku
anak
di
dalam
anak saat anak memiliki kegiatan di luar rumah. Berdasarkan teori peranan dan diaplikasi ke dalam penelitian ini anak- anak membutuhkan figur dalam masa pertumbuhan mereka. Maka dari itu, orang tua haruslah bertindak sebagai cermin bagi anak-anak. Dan komunikasi yang baik akan menjadi perantara serta menjembatani kepentingan dan kemauan di antara keduanya. Komunikasi adalah cara untuk membangun ikatan yang kuat dengan orang-orang di sekitar kita, termasuk anak- anak kita. Dengan adanya komunikasi, kita juga bisa belajar memahami apa yang mereka perlukan dan atau inginkan.
anak
untuk
mengembangkan
pikiran,
mendapat kesempatan mengenal anaknya atau dapat berkomunikasi secara langsung sehingga dapat memberikan pengaruh langsung kepada anak. Orang tua dapat belajar dari anaknya waktu mendegarkan dan berkomunikasi dengan anak – anak (Kartono, 1994 : 153). Komunikasi yang efektif juga dibutuhkan untuk membentuk keluarga yang harmonis, selain faktor keterbukaan, otoritas, kemampuan bernegosiasi, menghargai kebebasan dan rahasia antar
anggota
keluarga.
Dengan
adanya
komunikasi yang efektif diharapkan dapat mengarahkan remaja untuk mampu mengambil keputusan, mendukung perkembangan otonomi
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
|65
1st Annual International Seminar on Education 2015
SEMINAR PROCEEDINGS
dan kemandirian dan lain – lain. Dengan
dengan watak dan kemampuan komunikator dan
demikian, dapat dilihat bahwa komunikasi
komunikan. Nilai komunikasi dalam keluarga dapat
merupakan
bagi
di kelompokkan ke dalam beberapa segi, antara lain
perkembangan diri remaja, karena ketiadaan
adalah musyawarah, pendidikan, sosial-budaya serta
komunikasi
agama dan pendidikan.
berakibat
faktor dalam fatal
yang suatu
seperti
penting keluarga
timbulnya
akan
perilaku
menyimpang pada remaja. Sedangkan menurut Rahkmat (2002: 129) tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering
seseorang
melakukan
komunikasi
interpersonal dengan orang lain, maka makin baik hubungan mereka. Persoalannya adalah bukan beberapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana komunikasi itu dilakukan. Hal ini berarti penting bahwa dalam komunikasi yang diutamakan adalah bukan kuantitas dari komunikasinya, akan tetapi seberapa besar kualitas komunikasi tersebut. 5. Penutup Pada prinsipnya, proses komunikasi dalam keluarga mengharapkan nilai yang baik, yakni terciptanya kehidupan keluarga bahagia, di mana para anggotanya terjalin hubungan yang erat di atas landasan kebersamaan, senasib dan sepenanggungan. Namun, karena orang belum dapat melakukan komunikasi yang baik, maka kerap
kali
terjadi
kesenjangan-kesenjangan
dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, komunikasi dalam keluarga perlu di ciptakan dalam
suasana
komunikatif,
dialogis,
dan
persuasif, sehingga nilai yang diharapkan tadi dapat tercapai. Secara praktis-aplikasi, al-Qur`an menawarkan metode yang tepat dalam komunikasi, yaitu dengan cara bijaksana (hikmah), nasihat yang baik (al-Mauidzah al-Hasanah) dan berdiskusi yang baik (al-Mujadalah). Ketiga cara ini merupakan etika komunikasi berdasarkan al-Qur`an yang dapat diterapkan sesuai 66|
Daftar Pustaka Al-Maraghi, Syeikh Mustafa (1993), Tafsir alMaraghi, Terj. Bahrun Abu Bakar, dkk, Semarang: Toha Putra, jilid V, Juz 13. Cangara, Hafid. (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi Edisi Revisi. Jakarta: Raja Garfindo Persada. Devito, J.A. 2005. Interpersonal Communication Book. New York. Hunter College Of The City University Of New York. Devito, Joseph A. (2011). Komunikasi Antarmanusia. Tangerang Selatan: KARISMA Publishing Group Djamarah, Syaiful Bahri. (2004). Pola Komunikasi Orangtua & Anak Dalam Keluarga. Jakarta: Rineka Cipta, Effendy, Onong Uchjana (1988), Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remadja Karya, cet. IV. Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti. Gordon, Thomas. (1999). Menjadi Orangtua Efektif. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Gunadi, YS. (1998), Himpunan Istilah Komunikasi, Jakarta: Grasindo. Gunarsa, Singgih, D. (2001). Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Erlangga. Hamka (1984), Prinsip dan Kebijaksanaan Pendidikan Islam, Jakarta: Panji Masyarakat. Hardjana, A.M. (2003) Kom.unikasi Intrapersonal dan Interpersonal. Yogyakarta: Kanisius. Hurlock, E.B, (2008). Psikologi Perkembangan : Suatu pengantar sepanjang rentang kehidupan (edisi v). Jakarta: Erlangga.
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
SEMINAR PROCEEDINGS
1st Annual International Seminar on Education 2015
Mardalis. (2006). Metode Penelitian (suatu pendekatan proposal). Jakarta: Bumi Aksara.
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2006). Psikologi Komunikasi Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Moelong, L.J. (2002). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Shaleh, A. Rosyad (1977), Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang
Mulyana, Dedy. (2003). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung:. Remaja Rosdakarya.
Simandjuntak, B. (1984). Latar Belakang Kenakalan Remaja. Bandung: Tarsitu.
Narbuko, Cholid & Achmadi, Abu. (2007). Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara
Suranto Aw. (2011). Komunikasi Interpersonal. Edisi Pertama: Yogyakarta: Graha Ilmu.
Nasir, M. (1977), Fiqhud Pendidikan, Manajemen Pendidikan Islam, Jakarta: Bulan Bintang.
Suyanto, Agus. (2000). Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara
Rakhmat, Jalaluddin. (2009). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Yatim, D.I dan Irwanto. (1991). Kepribadian, Keluarga dan Narkotika: Tinjauan Sosial Psikologis. Jakarta: Arcan.
Rohidi. Tjetjep Rohendi. (1992) Analisis data kualitatif; buku sumber tentang metode-metode baru; Matthew B. Miles; penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press
Yusuf, Syamsu L. N., M. Pd. (2001). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Sapiah Faisal. (1990). Penelitian Kualitatif, dasardasar dan aplikasi. Malang: YA3 Malang
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh
|67
1st Annual International Seminar on Education 2015
68|
SEMINAR PROCEEDINGS
Faculty of Tarbiyah and Teacher`s Training of UIN Ar-Raniry Banda Aceh