Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR RI |1
Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3% Prediksi tingkat suku bunga SPN 3 Bulan tahun 2016 adalah sebesar 6,3% dengan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi internal maupun eksternal. Data yang digunakan dalam prediksi tersebut berupa data timeseries kuartalan dari tahun 2004 hingga tahun 2014.
Latar Belakang SPN 3 bulan Surat Perbendaharaan Negara atau yang disingkat SPN merupakan Surat Utang Negara yang yang berjangka waktu dibawah atau sama dengan 12 bulan dengan suku bunga diskonto melalui mekanisme pasar berdasarkan sistem lelang. Pembentukan SPN 3 bulan disebabkan karena derasnya modal asing masuk ke instrument investasi berjangka pendek yang berdampak pada fluktuasi nilai tukar yang berlebihan karena mudahnya pembalikan arus dana kembali ke negara investor dalam waktu singkat. Oleh karena itu, sejak November 2010, Bank Indonesia tidak lagi melakukan lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) 3 bulan dihentikan supaya modal asing tidak serta merta keluar dari Indonesia namun dapat dimanfaatkan kembali untuk negeri ini. Pemerintah, dalam hal terkait SPN ditangani oleh Kementerian Keuangan, menggantikan SBI 3 bulan dengan SPN. Penerbitan SPN dengan jangka waktu 3 bulan masih tetap diperlukan sebagai acuan
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR RI |2
untuk penentuan bunga obligasi seri variable rate, mengingat SBI 3 bulan yang sebelumnya digunakan sebagai acuan. Tujuan dari diterbitkannya SPN adalah untuk menutup defisit APBN atau untuk membayar kekurangan kas negara jangka pendek. Kenaikan tingkat suku bunga SPN 3 bulan akan berdampak negatif terhadap postur APBN. Perubahan tingkat suku bunga tersebut hanya akan berdampak pada sisi belanja negara, terutama pembayaran bunga utang. Perkembangan Suku Bunga SPN 3 Bulan Tabel 1. Rata-rata SBI/SPN 3 bulan Tahun 2004 - 2014
Sumber: Kementerian Keuangan, diolah
Dari tabel 1 di atas, tingkat suku bunga dari 2004 hingga 2012 cenderung menurun. Dari 2004 sampai 2008 dengan menggunakan SBI 1 bulan, rata-rata tingkat suku bunga sebesar 7,43 % kemudian
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR RI |3
tahun 2006 mengalami peningkatan 11,8 % di 2006 lalu menurun sampai 2008 sebesar 9,35%. SBI 3 bulan mulai ditawarkan sejak tahun 2008. SBI 3 bulan dari 2008 rata-rata suku bunga sebesar 9,35 % dan terus menurun sampai tahun 2010 sebesar 6,53 %. Sejak Oktober 2010, pemerintah (Kementerian Keuangan) mengeluarkan SPN 3 bulan. Awal tahun 2011, yield SPN 3 bulan mencapai 8,58 % kemudian bergerak relatif stabil hingga kemudian mencapai 5,44 % pada pelelangan di bulan Juni 2011. Peningkatan tersebut terutama dipengaruhi oleh meningkatnya faktor ketidakpastian di pasar global seiring eskalasi isu krisis utang Yunani. Di bulan-bulan berikutnya suku bunga SPN 3 bulan kembali menurun hingga kemudian mencapai titik terendah sebesar 3,75 % di bulan Agustus 2011. Pergerakan tersebutjuga dipengaruhi oleh membaiknya optimisme pasar seiring munculnya titik penyelesaian krisis utang Yunani melalui paket penghematan anggaran serta bantuan paket penyelamatan Uni Eropa dari IMF. Yield kembali meningkat hingga mencapai tingkat tertinggi sebesar 5,46 % di bulan Oktober. Peningkatan kali ini terkait dampak kebijakan Operation Twist di AS yang mendorong peralihan likuiditas dari emerging market ke instrumen US treasury yang bertenor panjang. Pada periode selanjutnya, yield menurun hingga mencapai 4,47 % pada pelelangan bulan November 2011. Peningkatan dana European Financial Stability Facility (EFSF) dari 440 miliar Euro menjadi 1,0 trilun Euro mampu memberikan dampak sentimen positif bagi kondisi pasar global dan di Indonesia. Rencana The Fed untuk mengurangi besaran besaran quantitative easing (QE) menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR RI |4
pergerakan tingkat suku bunga obligasi pemerintah Indonesia. Selain faktor global, tingkat suku bunga tahun 2013 dipengaruhi oleh tekanan faktor domestik yaitu kenaikan laju inflasi. Tingkat suku bunga SPN 3 bulan cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2012 dari 3,37 % di tahun 2013 sebesar 4,61%. Pemerintah telah melakukan pelelangan SPN 3 bulan sebanyak 5 kali pelelangan ditahun 2014, 11 kali di tahun 2013 dan 14 kali di tahun 2012. Rata-rata tingkat suku bunga SPN 3 bulan tahun 2014 mencapai 5,9 %. Sedangkan pada tahun-tahun sebelumnya, rata-rata tingkat suku bunga SPN 3 bulan sebesar 4,61% di tahun 2013 dan 3,37 % di tahun 2012. Prediksi Suku Bunga SPN 3 Bulan Faktor-faktor yang mempengaruhi suku bunga SPN 3 bulan terdiri dari faktor eksternal dan faktor internal. Pertama, faktor eksternal meliputi aliran modal masuk melalui penanaman modal asing dan suku bunga Bank Sentral AS. Dampak taperring off yang dilakukan Bank Sentral AS serta pemulihan ekonomi dunia yang masih dibayangi oleh tekanan akibat krisis eropa menyebabkan terjadinya persaingan untuk mendapatkan likuiditas global. Kondisi ini mendorong peningkatan tingkat suku bunga SPN 3 bulan untuk menarik aliran modal masuk. Masa jatuh tempo 3 bulan menjadi daya tarik investor karena investor dapat mengalihkan dananya ke instrument lain yang lebih menguntungkan dengan waktu yang singkat. Misalnya ketika tingkat suku bunga SPN turun maka investor akan menarik dananya ke instrument yang lebih menguntungkan, sedangkan ketika tingkat suku bunga SPN naik maka investor akan membeli SPN 3 bulan tersebut. Kedua, faktor internal yang paling mempengaruhi SPN 3 bulan yaitu BI rate dan
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR RI |5
inflasi. Apabila BI rate naik maka suku bunga SPN akan ikut naik jika suku bunga acuan turun maka suku bunga SPN akan cenderung turun. Selain dipengaruhi oleh BI rate, suku bunga SPN juga dipengaruhi oleh ekspektasi inflasi. Bila inflasi ke depan diperkirakan akan naik, maka imbal hasil yang diminta pelaku pasar juga akan naik karena imbal hasil yang diminta mengalami kenaikan maka suku bunga SPN akan bergerak naik dan sebaliknya. Sejalan dengan penurunan laju inflasi, BI melakukan kebijakan moneter yang cenderung longgar dengan BI rate yang cenderung stabil. Kondisi BI rate yang cenderung stabil ini dipengaruhi oleh faktor internal berupa relatif terkendalinya laju inflasi yang didukung oleh kebijakan fiskal, moneter serta sektor riil yang terus semakin membaik. Suku bunga SPN 3 bulan pada tahun 2016 diprediksikan sebesar 6,3% relatif sedikit lebih tinggi bila dibandingkan dengan suku bunga APBNP tahun 2015 sebesar 6,2%. Hal tersebut masih didasarkan pada antisipasi kenaikan suku bunga the fed yang akan mendorong penarikan aliran dana likuiditas sehingga turut memberikan tekanan pada pergerakan suku bunga SPN 3 bulan. Selain itu kenaikan suku bunga SPN 3 Bulan ini pun bisa terjadi karena pengaruh masih tingginya besaran nilai Inflasi. Disamping itu program pemerintah yang focus pada sektor Riil khususnya pembangunan Infrastruktur sehingga menekan suku bunga SPN 3 bulan meningkat. Menurut pakar ekonomi Dr. Aviliani dari Lembaga INDEF (Institute for Development of Economic & Finance) besaran SPN 3 bulan Pada tahun 2016 masih belum aman hingga tahun 2017, yaitu berada pada kisaran 6,5 -7 % hal ini karena
Biro Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN – SETJEN DPR RI |6
gejolak di amerika dan eropa belum selesai, dan pengaruh trend inflasi yang masih tinggi.1 Terjaganya stabilitas ekonomi makro yang didukung kondisi fiskal yang sehat berdampak positif pada kinerja pasar keuangan domestik dan perbaikan tingkat imbal hasil surat-surat berharga negara. Perbaikan daya dukung pendanaan dalam negeri disertai terjaganya laju inflasi domestik pada tingkat yang rendah, mampu mendorong pergerakan yield Surat Perbendaharaan Negara (SPN) 3 bulan di tingkat yang relatif rendah. ANA & JP
Dr. Aviliani. 2016. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2016: Gambaran Faktor yang Berpengaruh. Disampaikan pada Diskusi pakar “ Peramalan Asumsi Dasar Ekonomi Makro dalam RAPBN 2016” Biro Analisa APBN, 6 April 2015 1