Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
PENGARUH LABA AKUNTANSI DAN TINGKAT SUKU BUNGA PADA RETURN SAHAM Lidya Irene Simona
[email protected]
Astri Fitria
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT The purpose of this research is to analyze the influence of Accounting income and interest rate to the LQ 45 companies’ stock return in Indonesia Stock Exchange. The data is using accounting income data, BI rate, and stock return from 2010 – 2012. The selection of samples is carried out by using purposive sampling and the data collection technique is gained from the publication of company’s performance summary at Indonesia Stock Exchange website and reliable websites of economic and business data. The data examination is performed by using multiple linear regressions and SPSS software as analysis instrument. The partial result of between accounting income and interest rate shows that accounting income variable has no significant influence to the LQ 45 companies’ stock return in Indonesia Stock Exchange while interest rate variable has significant positive influence to the LQ 45 companies’ stock return in Indonesia Stock Exchange. Simultaneously the result of research shows that accounting income and interest rate variable have significant influence to the LQ 45 companies’ stock return in Indonesia Stock Return. Keywords : Accounting Income, Interest Rate, Stock Return ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh laba akuntansi dan tingkat suku bunga terhadap return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laba akuntansi, BI rate, dan Return saham dari tahun 2010-2012. Pemilihan sampel dilakukan secara purposive sampling dan teknik penggumpulan data penelitian diperoleh dari publikasi ringkasan kinerja perusahaan di situs Bursa Efek Indonesia serta situs mengenai data bisnis dan ekonomi yang terpercaya. Pengujian data dilakukan dengan menggunakan metode regresi linier berganda dengan alat bantu analisis software SPSS. Hasil penelitian secara parsial antara variabel laba akuntansi dan tingkat suku bunga menunjukkan bahwa variabel laba akuntansi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia sementara variabel tingkat suku bunga memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Secara simultan hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel laba akuntansi dan tingkat suku bunga secara bersama berpenggaruh secara signifikan terhadap Return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. Kata kunci: Laba Akuntansi, Tingkat Suku Bunga, Return saham
PENDAHULUAN Pasar modal adalah sarana dimana segala kegiatan investasi yang berasal dari dana masyarakat diinvestasikan kepada perusahaan go public. Kehadiran pasar modal sangat penting bagi perusahaan dan investor karena pasar modal dapat menjadi alternatif ;sumber pembiayaan kegiatan operasi perusahaan melalui penjualan saham maupun penerbitan obligasi oleh perusahaan yang membutuhkan dana. Pasar modal juga merupakan indikator kemajuan perekonomian suatu negara sehingga keberadaan pasar modal dalam suatu negara dapat dipengaruhi oleh kondisi perekonomian negara tersebut seperti perubahan tingkat suku bunga.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
2
Pasar modal memiliki sejumlah sifat khas apabila dibandingkan dengan pasar yang lain. Salah satu sifat khas tersebut adalah ketidakpastian akan kualitas produk yang ditawarkan. Situasi Ketidakpastian ini mendorong investor untuk selalu mempertimbangkan resiko dan return setiap sekuritas. Resiko dan return secara teori berbanding lurus yaitu semakin besar return maka tingkat resiko yang ada juga semakin besar, begitupula sebaliknya. Oleh sebab itu, return saham sangat penting bagi perusahaan karena digunakan sebagai salah satu tolak ukur investor dalam menanamkan modal. Informasi yang dianggap informatif adalah informasi yang mampu mengubah kepercayaan para investor. Dengan kata lain informasi ini mengandung informasi yang lengkap dan dapat ditangkap secara cepat oleh pasar. Salah satu informasi tersebut adalah informasi yang didapat dari Laporan Keuangan perusahaan karena laporan keuangan terdapat informasi yang dapat menjelaskan keadaan suatu perusahaan, baik keadaan posisi keuangan maupun kinerjanya. Penyajian informasi laba melalui laporan keuangan merupakan fokus kinerja perusahaan yang penting dibandingkan dengan pengukuran kinerja yang lain, fokus kinerja tersebut mengukur keberhasilan atau kegagalan bisnis dalam mencapai tujuan operasi yang profitable. Mengingat bahwa laba merupakan salah satu sinyal bagi para investor dalam menanamkan modal di suatu perusahaan. Selain laba akuntansi yang menjadi pertimbangan pemilihan saham bagi investor adalah kondisi makroekonomi secara umum, seperti yang telah diketahui Pasar modal yang ada di Indonesia merupakan pasar yang sedang berkembang, sehingga sangat rentan terhadap kondisi makroekonomi secara umum seperti perubahan tingkat suku bunga. Perlu diketahui bahwa di saat suku bunga naik, maka biaya yang harus dikeluarkan perusahaan dalam kegiatan operasi akan meningkat, sehingga akan mempenggaruhi laba perusahaan. Oleh karena itu informasi mengenai tingkat suku bunga dapat dijadikan informasi untuk pengambilan keputusan bagi investor. Berdasarkan hasil penelitian terdahulu mengenai pengaruh laba akuntansi dan tingkat suku bunga terhadap return saham memiliki hasil yang yang bebeda-beda. Penelitian Gudono (1999), Utami dan Rahayu (2003) dan Sugeng (2004) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh negatif terhadap return saham. Begitu juga penelitian mengenai pengaruh laba akuntansi terhadap return saham, peneliti yang mendukung dalam penelitian ini antara lain adalah Pradhono dan Christiawan (2004), yunina et al (2013) dan lako (1999) memperoleh hasil bahwa earning berpengaruh signifikan terhadap return yang diterima oleh investor, namun Penelitian oleh Kusuma (2005), Trisnawari (2009) dan Rohman (2003) memperoleh hasil bahwa laba tidak berpengaruh terhadap return saham. Penelitian ini bertujuan untuk menguji apakah laba akuntansi dan tingkat suku bunga berpenggaruh terhadap return saham perusahaan LQ 45 di Bursa Efek Indonesia. TINJAUAN TEORETIS DAN HIPOTESIS Pasar Modal Menurut UU No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, pengertian pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan efek, yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Pasar modal merupakan tempat bertemu antara pembeli dan penjual dengan resiko rugi atau laba. Pasar modal juga merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi (Jogiyanto, 2000). Sedangkan menurut Samsul (2006:43) pasar modal adalah tempat atau
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
3
sarana bertemunya antara permintaan dan penawaran atas instrumen keuangan jangka panjang yang umumnya lebih dari 1 (satu) tahun. Pasar modal dalam arti sempit adalah tempat dimana efek-efek yang diperdagangkan tersusun secara sistematis dan terorganisasi. Pasar modal mempunyai Peranan penting yang pada dasarnya mempunyai kesamaan antara suatu negara dengan negara lain. Pasar modal hampir ada di seluruh negara kecuali negara yang perekonomiannya sosialis atau tertutup, dengan tujuan menciptakan fasilitas bagi keperluan industri dan keseluruhan entitas dalam memenuhi permintaan dan penawaran modal. Sementara itu menurut Husnan (2004:4) mengemukakan bahwa keberadaan pasar modal mempunyai beberapa daya tarik dari para investor, antara lain sebagai berikut: (1) Pasar modal akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan. Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham); (2) Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko mereka. Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (atau gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan resiko yang mereka tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan. Laporan Keuangan Menurut PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan. Definisi Laporan Keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas (IAI,2012). Menurut Munawir (2001) Laporan keuangan adalah dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak-pihak yang berkepentingan mengambil keputusan. PSAK No.1 Tentang Penyajian Laporan Keuangan menyatakan bahwa tujuan laporan keuangan adalah: (a) Memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja keuangan , dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi; (b) Laporan keuangan juga dapat digunakan untuk menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka (IAI,2012). Laba Akuntansi Laba Akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan discontinued operation (Almilia dan Sulistyawati,2007). Menurut akuntansi, yang dimaksudkan dengan laba akuntansi adalah perbedaan antara revenue yang direalisasi yang timbul dari transaksi pada periode tertentu dihadapkan pada biaya- biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu. Berdasarkan konsep akuntansi keuangan SFAC No. 1 FASB 1978 bahwa informasi mengenai laba dan komponen-komponennya memiliki fokus utama dari laporan keuangan dimana diukur oleh pertambahan perhitungan akuntansi umum yang memungkinkan indikasi yang lebih baik dari pelaksanaan usaha dagang dibandingkan informasi tentang tanda terima peredaran uang dan pembayaran. Tanpa memperhatikan masalah-masalah yang muncul atas keunggulan dan kelemahan laba akuntansi, informasi laba sebenarnya dapat digunakan untuk memenuhi berbagai tujuan. Tujuan pelaporan laba adalah untuk menyediakan informasi yang bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan. Informasi tentang laba perusahaan dapat digunakan untuk ( Ghozali dan Ani, 2007): (a) Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang tertanam dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembalian (rate of return on invested capital); (b) Sebagai pengukur prestasi manajemen; (c) Sebagai dasar penentu besarnya pengenaan pajak; (c) Sebagai alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomi suatu
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
4
Negara; (d) Sebagai dasar kompensasi dan pembagian bonus; (e) Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan; (f) Sebagai dasar untuk kenaikan kemakmuran; (h) Sebagai dasar pembagian dividen. Tingkat Suku Bunga Pengertian dari suku bunga adalah harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu atau harga dari penggunaan uang yang dipergunakan pada saat ini dan akan dikembalikan pada saat mendatang (Herman, 2003). Pengertian dasar dari teori singkat suku bunga yaitu harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu. Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor. Tingkat suku bunga merupakan salah satu variabel ekonomi yang sering dipantau oleh para pelaku ekonomi karena dipandang memiliki dampak langsung terhadap kondisi perekonomian. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Dengan membandingkan tingkat keuntungan dan resiko pada pasar modal dengan tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor keuangan, investor dapat memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang optimal. Menurut Darmawi (2006:188) tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai dampak dalam berbagai kegiatan perekonomian sebagai berikut: (a) Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan ekonomi; (b) Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan keputusan pemilik modal; (c) Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha pihak bank dan lembaga keuangan lainnya: (d) Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar. Dengan demikian tingkat suku bunga diisyaratkan para investor sebagai salah satu variabel penting dalam keputusan berinvestasi. Oleh Karena tingkat suku bunga secara tidak langsung juga mempengaruhi return. Dalam penelitian ini tingkat suku bunga BI Rate yang digunakan adalah dalam peiode tahunan. Saham Saham adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan hukum dalam suatu perusahaan terbuka (Darmadji dan Hendy,2001:5). Selembar saham adalah selembar kertas yang menerangkan atau menjelaskan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik (berapapun porsinya dari suatu perusahaan yang menerbitkan kertas saham) perusahaan tersebut sesuai dengan porsi kepemilikannya yang tertera pada saham. Berikut ini merupakan beberapa definisi saham yang dikemukakan oleh para ahli: (a) Menurut Husnan (2001:285): Saham didefinisikan sebagai bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT); (b) Menurut Tandelilin (2006): Saham merupakan surat bukti bahwa kepemilikan atas aset-aset perusahaan yang menerbitkan saham; (c) Menurut sunariyah (2004:28): Saham adalah penyertaan modal yang pemilikan suatu perseroan terbatas atau yang biasa disebut emiten. hal yang sama juga dikatakan Sugiyarso dan Winarni; (d) Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:32): Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten. Menurut Jogiyanto (2000) Saham dibedakan menjadi tiga yaitu: (a) Saham biasa (Common Stock), Saham biasa (Common Stock) merupakan salah satu jenis efek yang paling banyak diperdagangkan di pasar modal. Saham ini tidak dijamin akan menerima dividen atau pembagian aktiva bila perusahaan likuidasi. Namun pada umumnya pemegang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
5
saham biasa dapat mengendalikan manajemen perusahaan dan memperoleh laba yang lebih besar jika perusahaan tersebut sukses; (b) Saham prefern (Preferred Stock), Saham preferen (Preferred Stock) merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Biasanya saham preferen memberikan pilihan tertentu atas hak pembagian deviden kepada pemegangnya; (c) Saham treasuri (Treasury Stock), Saham treasuri (Treasury Stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri. Return saham merupakan keuntungan yang diharapkan dari suatu saham yang berupa dividen yang diterima dari kenaikkan harga saham (Capital Gain). Investor bersedia melakukan investasi apabila objek investasi tersebut mampu menghasilkan keuntungan. Dengan asumsi bahwa investor tidak suka dengan risiko, semakin tinggi tingkat risiko, semakin tinggi pula return saham yang dituntut investor. Menurut Jogiyanto (2010:205), return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa: (a) Return realisasi (realized return), Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi. Return realisasi menggunakan data historis. Return realisasi penting karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan. Return realisasi atau return historis ini juga berguna sebagai dasar penentuan return ekspektasi (expected return) dan resiko di masa mendatang; (b) Return ekspektasi (expected return), Return ekspektasi (expected return) adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang. Berbeda dengan return realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum terjadi. Return realisasi diukur dengan menggunakan return total (total return), relatif return (return relative), kumulatif return (return cumulative), dan return disesuaikan (adjusted return). Return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode tertentu dari capital gain (loss) dan yield (Hardiningsih et.al,2002). Capital gain (loss) sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan (penurunan) harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat hutang jangka panjang) yang bisa memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor, sedangkan Yield merupakan komponen return yang mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari suatu investasi. Jika investor membeli saham, yield ditunjukkan oleh besarnya deviden yang investor peroleh. Return saham yang tinggi mengindikasikan bahwa saham tersebut aktif diperdagangkan. Return dari investasi penting bagi investor. Penilaian return adalah satusatunya cara rasional (sesudah memperhatikan risiko) bagi investor untuk membandingkan investasi alternatif yang berbeda dalam hal yang dijanjikan. Menurut Jogiyanto (2000), perhitungan total return saham menggunakan rumus sebagai berikut :
Rt = capital gain (loss) + yield Rt = Pt – Pt-1 + Dt Pt-1
Rt Pt Pt-1 Dt
= Return Saham pada periode ke t = Harga Saham pada periode ke t = Harga Saham sebelum periode ke t (t-1) = Deviden pada periode ke t
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
6
Pengembangan Hipotesis Pengaruh laba akuntansi terhadap return saham. Yunina et al (2013) mengungkapkan bahwa laba memberi pengaruh yang positif terhadap return saham, yang berarti bahwa setiap kenaikan laba akan direspon oleh investor sehingga return saham yang dihasilkan semakin naik. Menurut Trisnawati (2009) earnings tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham, artinya bahwa setiap kenaikan earnings tidak berdampak pada return saham yang dihasilkan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H1 : Laba akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Pengaruh tingkat suku bunga terhadap return saham. Paramithasari (2009) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh yang tidak signifikan dari variabel tingkat suku bunga SBI terhadap return saham, yang berarti pada saat tingkat suku bunga dinaikan atau diturunkan oleh BI (Bank Indonesia) tidak berdampak pada return saham yang dihasilkan. Penelitian Amin (2012) mengemukakan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan dari variabel tingkat suku bunga SBI terhadap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan), artinya disaat tingkat suku bunga dinaikan akan berdampak terhadap kenaikan IHSG, begitu pula sebaliknya jika tingkat suku bunga diturunkan akan berdampak terhadap penurunan IHSG, yang nantinya akan berpengaruh juga terhadap return saham yang dihasilkan. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: H2 : Tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap return saham.
METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan LQ 45 yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia selama periode 2010-1012. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Kriteria yang digunakan untuk memilih sampel adalah sebagai berikut: (1) Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 sampai dengan tahun 2012; (2) Perusahaan yang termasuk dalam sektor LQ 45 yang terdaftar di BEI; (3) Perusahaan yang termasuk dalam sektor LQ 45 secara 2 tahun berturutturut yang terdaftar di BEI; (4) Perusahaan yang memiliki laba positif selama periode waktu penelitian yaitu tahun 2010 sampai dengan tahun 2012; (5) Perusahaan yang melaporkan laporan keuangan secara lengkap selama tahun pengamatan. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel Variabel Independen a. Laba Akuntansi Laba Akuntansi adalah laba bersih sebelum extraordinary items dan discontinued operation (Almilia dan Sulistyawati,2007). Alasan mengeluarkan kedua items tersebut adalah untuk menghilangkan elemen yang mungkin menyebabkan pertumbuhan laba meningkat dalam satu periode dan tidak akan timbul dalam periode selanjutnya.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
7
b. Tingkat Suku Bunga Tingkat suku bunga yang mempenggaruhi perkembangan pasar saham secara umum adalah tingkat suku bunga Bank Indonesia atau BI rate. BI rate adalah suku bunga kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter dan diumumkan kepada publik (www.BI.go.id). Variabel Dependen Return Saham Return saham diperoleh dengan cara menghitung selisih antara harga saham periode yang akan datang dengan harga saham periode sekarang dibagi harga saham periode sekarang tingkat pengembalian yang diharapkan oleh investor di masa mendatang. Menurut Jogiyanto (2000) return saham dihitung dengan cara sebagi berikut: Rt = capital gain (loss) + yield Rt = Pt – Pt-1 + Dt Pt-1 Rt Pt Pt-1 Dt
= Return Saham pada periode ke t = Harga Saham pada periode ke t = Harga Saham sebelum periode ke t (t-1) = Deviden pada periode ke t
Pengujian Hipotesis Hipotesis penelitian akan diuji dengan Bentuk persamaan linear berganda sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + e Keterangan: Y = Return saham α = Konstanta β1 = Koefisien Regresi laba akuntansi β2 = Koefisien Regresi tingkat suku bunga X1 = Laba Akuntansi X2 = Tingkat Suku Bunga e = Standard error HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan grafik normal P-P Plot dan uji one sample kolmogorov smirnov yang di tunjukan pada gambar 1 dan tabel 1 berikut ini.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
8
Gambar 1 Grafik P-P Plot Sumber: (data diolah) Grafik probabilitas pada gambar 1 di atas dapat diketahui bahwa titik-titik menyebar sekitar garis dan mengikuti garis diagonal, maka nilai residual tersebut telah normal. Hasil ini menunjukkan bahwa data yang akan di regresi dalam penelitian ini berdistribusi normal/ dikatakan bahwa persyaratan normalitas data bisa terpenuhi. Tabel 1 Uji Normalitas Residual One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N Normal
78 Parametersa
Most Extreme Differences
Mean Std. Deviation
.0000000 .34291666
Absolute
.059
Positive
.059
Negative
-.054
Kolmogorov-Smirnov Z
.524
Asymp. Sig. (2-tailed)
.946
a. Test distribution is Normal. Sumber : (data diolah) Dari tabel uji normalitas residual di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi (Asymp.sig 2-tailed) sebesar 0,946. Karena signifikansi lebih dari 0,05 (0,946 > 0,05), maka nilai residual tersebut telah normal.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
9
b. Uji Multikolinearitas Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficientsa Collinearity Statistics Model 1
Tolerance
VIF
Laba_Akuntansi
.996
1.004
BI_Rate
.996
1.004
a. Dependent Variable: Return_Saham Sumber : (data diolah)
c.
Penilaian Multikolineritas adalah apabila nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10. Berdasarkan tabel 2 di atas, menunjukkan bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 yaitu 1,004 dan tolerance lebih dari 0,10 yaitu 0,996 sehingga dapat disimpulkan bahwa dari hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa tidak terdapat gejala multikolinearitas. Uji Autokolerasi Tabel 3 Hasil Uji Autokorelasi Model Summaryb Mod el
R
1
.421a
Std. Error R Adjusted R of the Square Square Estimate .177
.155
.255
DurbinWatson 1.980
a. Predictors: (Constant), LOG_LABA, BI_Rate b. Dependent Variable: ABS_RE Sumber : (data diolah) Dalam analisis diperoleh nilai Durbin-Watson sebesar 1,980. Nilai tersebut terletak di antara -2 sampai + 2. Hasil ini berarti dapat disimpulkan bahwa model penelitian ini tidak terdapat autokorelasi. d. Uji Heteroskedastisitas Mengemukakan deteksi adanya heteroskedastisitas yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot dan nilai mjutlak pada uji glejser. Hasil uji heteroskedastisitas ditunjukan pada gambar 2 dan 3 serta tabel 3 berikut:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
10
Gambar 2 Grafik Scatterplot 1 Sumber: (data diolah) Dari gambar Grafik scatterplot 1 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi gejala heteroskedastisitas karena titik-titik pada gambar membentuk pola yang jelas. Jadi dapat disimpulkan bahwa terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model regresi. Akibat adanya masalah tersebut, menurut Suliyanto (2011) untuk memperbaiki nodel jika terjadi masalah heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan cara melakukan transformasi logaritma. Hasil uji heterokedastisitas setelah melakukan transformasi logaritma dapat dilihat pada gambar 3.
Gambar 3 Grafik Scatterplot 2 Sumber: (data diolah)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
11
Dari gambar 4 di atas terlihat bahwa dalam persamaan regresi ini tidak terdapat heterokedastisitas. Hal ini terlihat dari penyebaran titik-titk tidak mempunyai pola yang jelas. Tabel 4 Hasil Uji Glejser Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
B 1
(Constant) BI_Rate LOG_LABA
Standardized Coefficients
Std. Error -.101
.680
11.404
6.143
-.504
.671
Beta
t
Sig.
-.148
.883
.209
1.857
.067
-.085
-.752
.454
a. Dependent Variable: ABRESID Sumber : (data diolah) Berdasarkan hasil uji Heteroskedastisitas dalam metode glejser di atas dapat diketahui bahwa pada model regresi tidak terjadi gejala Heteroskedastisitas. Hal ini karena sig BI Rate lebih besar dari 0,05 (α) yaitu 0,067 dan sig Laba Akuntansi lebih besar dari 0,05 (α) yaitu 0,454. Koefisien Determinasi (R2) Tabel 5 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi Secara Parsial Model Summaryb Model 1
R .421a
R Square
Adjusted R Square
.177
Std. Error of the Estimate
.155
.255
DurbinWatson 1.980
a. Predictors: (Constant), LOG_LABA, BI_Rate b. Dependent Variable: ABS_RE Sumber : (data diolah) Tabel 5 di atas menunjukkan koefisien korelasi (R) dan koefisien determinasi (R square). Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dari hasil pengujian berdasarkan tabel 5 di atas diperoleh nilai R sebesar 0,421 menunjukkan bahwa korelasi atau hubungan antara variabel X (laba akuntansi dan tingkat suku bunga) dengan variabel Y (Return saham) masuk dalam kategori kuat. Artinya jika salah satu variabel X mengalami perubahan maka variabel Y akan ikut mengalami perubahan, hal ini dapat terjadi karena variabel X dalam penelitian ini adalah variabel yang berasal dari internal dan eksternal perusahaan yang berpengaruh
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
12
terhadap variabel Y. Nilai R Square sebesar 0,177, hal ini berarti 17,7% variabel return saham dapat dijelaskan oleh variabel laba akuntansi dan tingkat suku bunga, dan sisanya 82,3% dijelaskan oleh faktor lain. Pengaruh variabel X (laba akuntansi dan tingkat suku bunga) terhadap variabel Y (return saham) tidak mencapai 50% karena hanya digunakan dua variabel sebagai variabel X, sementara seperti yang diketahui bahwa banyak sekali variabel X seperti tingkat inflasi,nilai tukar rupiah dll yang dapat mempenggaruhi variabel Y. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Analisis Analisis Regresi Linear Berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen yaitu laba akuntansi dan tingkat suku bunga terhadap variabel dependen yaitu return saham, Hasil analisis regresi linear berganda dapat dilihat pada tabel 6: Tabel 6 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients B
1
(Constant) BI_Rate LOG_LABA
Std. Error
-.962
1.025
35.283
9.261
1.046
1.011
Standardized Coefficients Beta
Collinearity Statistics t
Sig.
Toleranc e
VIF
-.939
.351
.400
3.810
.000
.996
1.004
.109
1.035
.304
.996
1.004
a. Dependent Variable: ABS_RE Sumber : (data diolah) Berdasarkan hasil analisis regresi linear berganda pada tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa persamaan regresi linear berganda adalah sebagai berikut: Y = α + β1X1 + β2X2 + e Y = -0,962 + 1,046 X1 + 35,283 X2 Dari hasil persamaan regresi linier berjangka di atas dapat dianalisis sebagai berikut: (1) Nilai konstanta sebesar –0,962 mengindikasikan bahwa return saham mempunyai nilai sebesar -0,962 dengan tidak dipenggaruhi oleh variabel-variabel independen (laba akuntansi dan tingkat suku bunga) atau dengan kata lain apabila X1 (laba akuntansi) dan X2 (tingkat suku bunga) konstan maka return saham -0,962; (2) Nilai koefisisen regresi X1 (laba akuntansi) sebesar 1,046, artinya apabila X1 (laba akuntansi) mengalami penambahan akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 1,046 begitu pula sebaliknya apabila X1 (laba akuntansi) mengalami penurunan akan menyebabkan penambahan return saham sebesar 1,046 (dengan asumsi X2 konstan); (3) Nilai koefisisen regresi X2 (tingkat suku bunga) sebesar
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
13
35,283, artinya apabila X2 (tingkat suku bunga) mengalami penambahan akan menyebabkan penurunan return saham sebesar 35,283 begitu pula sebaliknya apabila X2 (tingkat suku bunga) mengalami penurunan akan menyebabkan penambahan return saham sebesar 35,283 (dengan asumsi X1 konstan). Hasil Uji Statistik F Uji statistik F atau Analisis of variance (ANOVA) pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan ke dalam model regresi secara bersama – sama mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen atau terikat. Nilai F hitung digunakan untuk menguji ketepatan model (goodness of fit). Uji F ini juga sering disebut sebagai uji simultan, untuk menguji apakah variabel bebas yang digunakan dalam model mampu menjelaskan perubahan nilai variabel tergantung atau tidak (Suliyanto,2011). Dasar penggambilan keputusan dapat dilihat pada tingkat signifikansi sebesar 5% atau 0,05. (1) jika nilai signifikansi Uji F dari masing-masing variabel > 0,05, maka H0 terdukung dan HA ditolak, hal ini berarti bahwa tidak terdapat pengaruh secara simultan dari variabel laba akuntansi dan tingkat suku bunga terhadap Return Saham; (2) Jika nilai signifikansi Uji f dari masing-masing variabel < 0,05, maka H0 ditolak dan HA terdukung, berarti bahwa terdapat pengaruh secara simultan dari variabel variabel laba akuntansi dan tingkat suku bunga terhadap Return Saham. Hasil uji statistik F dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7 Hasil Uji Statistik F ANOVAb Model 1
Sum of Squares
Mean Square
df
Regressio n
1.044
2
.522
Residual
4.860
75
.065
Total
5.904
77
F 8.056
Sig. .001a
a. Predictors: (Constant), LOG_LABA, BI_Rate b. Dependent Variable: ABS_RE Sumber : (data diolah) Dari tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi F adalah 0.001, karena nilai signifikansi F lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel laba akuntansi dan tingkat suku bunga secara simultan atau secara bersama-sama memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel Return Saham.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
14
Hasil Uji Hipotesis a.
Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)
H1: Laba akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS diperoleh hasil bahwa pada pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa variabel laba akuntansi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham pada tingkat signifikan (α= 5% = 0,05). Hasil penelitian ini dinyatakan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai signifikansi Laba Akuntansi sebesar 0,304 yang menunjukkan probabilitas lebih besar dari 0,05. Tidak adanya penggaruh yang signifikan ini mengindikasikan bahwa tinggi rendahnya laba akuntansi perusahaan tidak berpengaruh pada kenaikan return saham. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis pertama yang menyatakan Laba akuntansi berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham, tidak dapat diterima atau ditolak. H2 : Tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap return saham. Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukkan bahwa variabel tingkat suku bunga berpengaruh secara positif terhadap return saham pada tingkat signifikan (α= 5% = 0,05). Hasil penelitian ini dinyatakan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham karena nilai signifikansi tingkat suku bunga sebesar 0,000 dan nilai koefisien BI Rate sebesar 3,810, Menunjukkan probabilitas lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000 dan mempunyai hubungan yang positif dilihat dari nilai koefisien BI Rate sebesar 3,810. Dengan demikian hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa Tingkat suku bunga berpengaruh secara signifikan terhadap Return saham dapat diterima. Menurut Amin (2012) kondisi berbanding lurus antara tingkat suku bunga dan return saham ini dapat terjadi karean para investor masih trauma dengan krisis finansial yang cukup besar di Amerika Serikat yang berdampak pada aktifitas pasar modal di Negara tersebut yang secara tidak langsung juga berdampak terhadap perekonomian dan pasar modal di Indonesia. Dampak krisis tersebut terhadap Indonesia dapat terjadi karena Indonesia bekerjasama ekspor impor dengan Amerika Serikat dan banyak perusahaan Amerika yang beroperasi di Indonesia dan banyak investor Indonesia yang berinvestasi di Amerika begitupun sebalinya. Sehingga para investor tetap ragu pada investasi saham walaupun pada saat itu kondisi tingkat suku bunga sedang turun, artinya investor mempunyai alasan yang lain diluar faktor tingkat suku bunga. Hal ini menunjukkan bahwa keputusan investasi tidak hanya melibatkan faktor teknikal saja tetapi kondisi psikologis dari para invetsor juga ikut mempenggaruhi, sehingga tidak selamanya teori yang ada dapat sesuai dengan kenyataan di pasar. SIMPULAN DAN KETERBATASAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Laba akuntansi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap return saham. Ini mengindikasikan bahwa bukan hanya aspek keuangan yang diperhatikan investor dalam menilai kinerja suatu perusahaan, tetapi aspek non keuangan juga bisa menjadi salah satu penentu investor dalam menilai kinerja perusahaan (2) Tingkat suku bunga mempunyai pengaruh positif yang signifikan terhadap return saham. Keterbatasan Keterbatasan utama yang terdapat dalam penelitian ini adalah: (1) Jumlah tahun periode pengamatan yang pendek, yaitu tahun 2010-2012 ; (2) Berdasarkan perhitungan yang diperoleh dari tabel 5 dapat diketahui bahwa nilai R Square sebesar 0,177 yang
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
15
memiliki arti bahwa model yang diteliti hanya sebesar 17,7% yang menjelaskan variabel return saham dapat dijelaskan oleh variabel laba akuntansi dan tingkat suku bunga, dan sisanya 82,3% return saham dipengaruhi oleh variabel atau faktor lain seperti tingkat inflasi,nilai tukar rupiah, dan lain-lain. DAFTAR PUSTAKA Almilia,L.S dan D. Sulistyawati. 2007. Analisa terhadap relevansi nilai laba, arus kas operasi, dan nilai buku ekuitas pada periode di sekitar krisis keuangan pada perusahaan manufaktur di BEJ. Proceeding Seminar Nasional Inovasi Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Bisnis. Jakarta. Universitas Trisakti. Juni: 1-17. Amin,M.Z. 2012. Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, Nilai Kurs Dollar (USD/IDR), dan Indeks Dow Jones (DJIA) Terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2008-2011). Jurnal Skripsi. Darmadji, T. dan M.F. Hendy. 2001. Pasar Modal Indonesia, Pendekatan Tanya Jawab. Edisi Pertama. Salemba Empat. Jakarta. Darmawi, H. 2006. Pasar Financial dan Lembaga-lembaga Finansial. Jakarta. Financial Accounting Standart Board (FASB). 1978. Statement of Financial Accounting Concepts No.1: Objectives of Financial Reporting by Business Enterprises. Sandford, Connecticutt. Ghozali, I. dan A. Chariri. 2 007. Teori Akuntansi. Badan Penerbit Undip. Semarang. Gudono. 1999. Penilaian Pasar Modal Terhadap Fluktuasi Bisnis Real Estate. Kelola: Gajah Mada University Business Riview No. 20/VIII. Hardiningsih, L.S, dan A. Chairiri. 2002. Pengaruh Faktor Fundamental dan Risiko Ekonomi terhadap Return Saham pada Perusahaan di BEJ: Studi Kasus Basic Industry&Chemical. Jurnal Strategi Bisnis. Vol.8 Desember/tahun VI. p.83-97. Herman, B . S . 2003. Pengaruh Perbedaan Laju Inflasi dan Suku Bunga pada Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika, dalam kurun waktu Januari 2000 – Desember 2002”, Majalah Ekonomi, tahun XIII, No. 3, Desember. Husnan, S. 2001. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. . 2004. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Keempat. UPP-AMP YKPN. Yogyakarta. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2012. Standart Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Jogiyanto, H. 2000. Teori Portofolio dan Analisis Investasi. Edisi Kedua. BPFE. Yogyakarta. . 2010. Teori Portofolio dan Analisisi Investasi. Edisi 7. BPFE. Yogyakarta. Kusuma, P.D.I. 2005. Nilai Tambah Kandungan Informasi Laba dan Arus Kas Operasi. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi VIII Solo. Lako, A. 1999. Market Reaction to Earnings Announcement With and Without Confounding Effect: (an empirical evidence from Jakarta Stock Exchange). Simposium Nasional V. Buku 1 : 96-109. Paramithasari, I. 2009, Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga SBI, dan Kurs Rupiah terhadap Return Saham Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Malang. Pradhono dan Y.J. Christiawan. 2004. Pengaruh EVA, Residual Income, Earnings dan Arus Kas Operasi terhadap Return yang Diterima Pemegang Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta). Jurnal Ekonomi Akuntansi Universitas Kristen Petra.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 2 (2014)
16
Rohman, A. 2003. Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Akuntansi Terhadap Tingkat Keuntungan Dan Likuiditas Saham Emiten di Bursa Efek Jakarta. Simposium Nasional Akuntansi IV. Buku I : 78-87. Samsul, M. 2006. Pasar modal dan manajemen portofolio. Erlangga. Surabaya. Sugeng, W. 2004. Perkembangan dan Prospek Pasar Modal di Indonesia Tahun 2005 (Event Study: Pendekatan Manajemen Startegik). Jurnal Bisnis Strategi. Vol 13/juli. Sugiyarso,G. Dan F.Winarni 2005. Manajemen Keuangan. Media Pressindo. Yogyakarta. Suliyanto. 2011. Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Edisi Kesatu. Andi Yogyakarta. Yogyakarta. Sunariyah. 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. UPP AMP YKPN. Yogyakarta. Tandelilin, E. 2006. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Edisi pertama. BPFE. Yogyakarta. Trisnawati, I. 2009. Pengaruh Economic Value Added, Arus Kas Operasi, Residual Income, Earnings, Operating Leverage dan Market Value Added Terhadap Return Saham. Jurnal Bisnis dan Akuntansi 11(1): 65-78. Utami, M. dan M. Rahayu. 2003. Peran Profitabilitas, Suku bunga, Iflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selam Krisis Ekonomi. Jurnal Ekonomi Manajemen. Vol.5. No.2 Yunina, F et al. 2013. Pengaruh Risiko Sitematik, Leverage dan Laba Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Aneka Industri di Indonesia. Jurnal Akuntansi 2(2): 56-64. ●●●