PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN, KONSUMSI PANGAN, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL
LELIYANA NURSANTI
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Oktober 2013
Leliyana Nursanti NIM I14114006
ABSTRAK LELIYANA NURSANTI. Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal. Dibimbing oleh CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Prevalensi balita pendek/stunting di Indonesia masih sebesar 35.6% dan menjadi permasalahan gizi Indonesia. Dampak dari kekurangan gizi kronis pada anak dapat menyebabkan menurunnya perkembangan otak yang dapat berdampak pada rendahnya kecerdasan, kemampuan belajar anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis praktek pemberian makan, konsumsi pangan, stimulasi psikososial dan perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah crossectional study. Contoh pada penelitian ini berjumlah 92 anak balita usia 36-60 bulan di Desa Cibatok Dua. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) konsumsi pangan dan perkembangan bahasa pada balita stunting dan normal (p<0.05). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsumsi pangan dengan status gizi (TB/U) juga antara status gizi (TB/U) dengan perkembangan (p<0.05). Kata kunci : stunting, praktek pemberian makan, konsumsi pangan, perkembangan anak. ABSTRACT Feeding Practices, Food Consumption, Psychosocial Stimulation and Child Development in Stunting and Normal Under Five Children. Supervised by CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Stunting it’s a nutrition problem in Indonesia, prevalence of stunting in Indonesia is 35.6%. The impact of chronic under nutrition in children can decreased brain development that can result in low intelligence, learning ability in children. The purpose of this study was to identify feeding practices, food consumption and psychosocial stimulation and it’s relation to child development in stunting and normal under five children. Design used in this study was a crosssectional study. Subjects in this study were 92 children under the age of 36-60 months in the village Cibatok Dua. The result showed, there was significant differences in food consumption and language development between stunting and normal under five children (p<0.05). Correlation test result is significant positive relation between food consumption and nutritional status (HAZ), nutritional status (HAZ) and cognitive development, and nutritional status (HAZ) and language development (p<0.05). Keywords: stunting, feeding practice, food consumption, child development
RINGKASAN LELIYANA NURSANTI. Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial, Perkembangan Anak Balita Stunting dan Normal. Dibimbing oleh CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengukur praktek pemberian makan, konsumsi pangan, stimulasi psikososial dan perkembangan anak pada balita stunting dan normal. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk : (1) Mengidentifikasi karakteristik keluarga dan balita stunting dan normal; (2) Mengidentifikasi pengetahuan gizi dan kesehatan, praktek pemberian makan, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, stimulasi psikososial, perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal; (3) Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan ibu tentang gizi, kesehatan dan tumbuh kembang; (4) Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan pola asuh makan dan tingkat kecukupan energi dan zat gizi contoh serta status gizi contoh (TB/U); (5) Menganalisis hubungan karakteristik balita, pengetahuan tumbuh kembang anak dengan skor stimulasi psikososial dan status gizi (TB/U) dengan perkembangan anak. Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei dengan desain penelitian cross-sectional study. Penelitian dilakukan di desa Cibatok Dua Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Contoh pada penelitian ini adalah anak balita 36-60 bulan yang memiliki status gizi pendek (stunting) atau sangat pendek (severe stunting) sebanyak 46 orang dan status gizi normal berdasarkan indeks TB/U (WHO Child Growth 2005) sebanyak 46 orang. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer diperoleh melalui wawancara, pengamatan dan pengukuran. Data yang dikumpulkan melalui wawancara terstruktur meliputi karakteristik anak, karakteristik keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi kesehatan dan tumbuh kembang anak, konsumsi pangan yaitu food recall 2x24 jam. Data yang dikumpulkan melalui pengukuran adalah data antropometri yaitu tinggi badan menggunakan alat microtoise. Sedangkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap ibu dan anak balita meliputi stimulasi psikososial dan perkembangan anak, aspek perkembangan anak yang di amati adalah perkembangan kognitif dan bahasa. Contoh dalam penelitian ini adalah anak balita usia 36-60 bulan. Jumlah contoh yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 46.7% dan contoh berjenis kelamin perempuan sebesar 53.3%. Sebagian besar (63%) kelompok anak stunting termasuk kategori keluarga miskin dan pada kelompok anak normal proporsi keluarga miskin sebesar 54.3%. Rata-rata z-skor pada kelompok anak stunting adalah -2.77 ± 0.56 sementara pada anak normal sebesar -1.05 ± 0.69. Sebanyak 47.8% kelompok stunting memiliki tingkat pengetahuan sedang dan sebanyak 52.2% kelompok normal memiliki tingkat pengetahuan yang baik. berdasarkan uji independent t-test menunjukan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) pengetahuan gizi dan kesehatan antara pengetahuan ibu balita stunting dengan balita normal. Pada kedua kelompok contoh masing-masing berada pada tingkat praktek pemberian makan yang sedang, sebanyak (45.7%) untuk kelompok anak stunting
dan (39.1%) untuk anak normal. Secara statistik praktek pemberian makan pada kelompok anak stunting dan normal tidak berbeda (p>0.05). Rata-rata asupan energi anak balita sebesar 1346 kkal ± 228. Rata-rata asupan protein sebesar 27 ± 6 gram. Tingkat kecukupan energi dengan kategori normal lebih tinggi terdapat pada anak balita normal yaitu sebesar 47.5 % dibanding dengan anak balita stunting. Berdasarkan uji independent t-test terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) pada tingkat kecukupan energi dan protein antara anak balita stunting dan normal. Tingkat kecukupan kalsium dan zat besi pada kategori kurang lebih tinggi dibandingkan dengan balita normal. Pada tingkat kecukupan vitamin C, pada kedua kelompok sebagian besar memiliki tingkat asupan yang kurang (<80%) tetapi proporsi balita stunting lebih tinggi dibanding balita normal (95.7%) . Sedangkan tingkat kecukupan vitamin A dengan kategori kurang lebih banyak ditemukan pada anak balita normal yaitu sebesar 17.4 %. Berdasarkan uji independent t-test terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) tingkat kecukupan vitamin C antara anak balita stunting dan normal. Tidak terdapat perbedaan signifikan skor stimulasi psikososial (>0.05) antara anak balita stunting dan normal. Tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada skor pencapaian perkembangan kognitif (p>0.05) antara balita stunting dan normal. Terdapat perbedaan yang signifikan pada skor perkembangan bahasa (p<0.05) antara balita stunting dan normal. Beberapa variabel yang tidak berhubungan signifikan (p>0.05) adalah pengetahuan gizi dan kesehatan dengan asupan energi dan protein, pengetahuan gizi dan kesehatan dengan praktek pemberian makan, praktek pemberian makan dengan asupan energi dan protein, berat badan lahir dengan status gizi (TB/U) dan stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif dan bahasa. Beberapa variabel yang saling berhubungan (p<0.05) diantaranya adalah pendidikan ibu dan pendapatan keluarga dengan pengetahuan gizi, kesehatan, dan tumbuh kembang, asupan energi dan protein dengan status gizi, pengetahuan tumbuh kembang dengan stimulasi psikososial, sub skala stimulasi belajar dan stimulasi bahasa dengan perkembangan kognitif, sub skala stimulasi akademik dan stimulasi bahasa dengan perkembangan bahasa dan status gizi (TB/U) dengan perkembangan kognitif dan bahasa.
ABSTRAK LELIYANA NURSANTI. Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal. Dibimbing oleh CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Prevalensi balita pendek/stunting di Indonesia masih sebesar 35.6% dan menjadi permasalahan gizi Indonesia. Dampak dari kekurangan gizi kronis pada anak dapat menyebabkan menurunnya perkembangan otak yang dapat berdampak pada rendahnya kecerdasan, kemampuan belajar anak. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis praktek pemberian makan, konsumsi pangan, stimulasi psikososial dan perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah crossectional study. Contoh pada penelitian ini berjumlah 92 anak balita usia 36-60 bulan di Desa Cibatok Dua. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan (p<0.05) konsumsi pangan dan perkembangan bahasa pada balita stunting dan normal (p<0.05). Hasil uji korelasi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif antara konsumsi pangan dengan status gizi (TB/U) juga antara status gizi (TB/U) dengan perkembangan (p<0.05). Kata kunci : stunting, praktek pemberian makan, konsumsi pangan, perkembangan anak. ABSTRACT Feeding Practices, Food Consumption, Psychosocial Stimulation and Child Development in Stunting and Normal Under Five Children. Supervised by CESILIA METI DWIRIANI dan NETI HERNAWATI. Stunting it’s a nutrition problem in Indonesia, prevalence of stunting in Indonesia is 35.6%. The impact of chronic under nutrition in children can decreased brain development that can result in low intelligence, learning ability in children. The purpose of this study was to identify feeding practices, food consumption and psychosocial stimulation and it’s relation to child development in stunting and normal under five children. Design used in this study was a crosssectional study. Subjects in this study were 92 children under the age of 36-60 months in the village Cibatok Dua. The result showed, there was significant differences in food consumption and language development between stunting and normal under five children (p<0.05). Correlation test result is significant positive relation between food consumption and nutritional status (HAZ), nutritional status (HAZ) and cognitive development, and nutritional status (HAZ) and language development (p<0.05). Keywords: stunting, feeding practice, food consumption, child development
PRAKTEK PEMBERIAN MAKAN, KONSUMSI PANGAN, STIMULASI PSIKOSOSIAL, DAN PERKEMBANGAN BALITA STUNTING DAN NORMAL
LELIYANA NURSANTI
Skripsi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Gizi pada Departemen Gizi Masyarakat
DEPARTEMEN GIZI MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013
Judul Nama NRP
: Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal : Leliyana Nursanti : 114114006
Disetujui oleh
Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc. Pembimbing I
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
o 7 OCT
LOB
Neti Hernawati, SP, M.Si. Pembimbing II
Judul Nama NRP
: Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal : Leliyana Nursanti : I14114006
Disetujui oleh
Dr. Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc. Pembimbing I
Neti Hernawati, SP, M.Si. Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr. Ir. Budi Setiawan, MS Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah yang berjudul Praktek Pemberian Makan, Konsumsi Pangan, Stimulasi Psikososial dan Perkembangan Balita Stunting dan Normal ini dapat diselesaikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr.Ir. Cesilia Meti Dwiriani, M.Sc selaku dosen pembimbing pertama dan Neti Hernawati, SP, M.Si selaku dosen pembimbing kedua serta Prof.Dr.Ir.Faisal Anwar, M.S selaku dosen pemandu seminar dan penguji yang telah banyak memberi saran. Disamping itu terima kasih kepada kepala Puskesmas Cibungbulang dan tenaga pelaksana gizi Puskesmas Cibungbulang yang telah memberikan izin penelitian di Wilayah Desa Cibatok Dua dan kader Posyandu yang telah membantu selama penelitian. Terima kasih saya ucapkan kepada Direktur Poltekkes Kemenkes Jakarta II dan Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Kemenkes Jakarta II atas kesempatan yang telah diberikan sehingga saya bisa menempuh studi sarjana gizi di IPB. Ungkapan terima kasih disampaikan kepada kedua orang tua, suami dan anak-anakku tercinta atas segala doa, kasih sayang dan dukungannya. Terima kasih teman-teman alih jenis angkatan 5 (Erna, Ama, Nia, Imas, Fitria, Tiwi, Silmi, Mba sofy, dan teman-teman lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu) yang telah memberikan semangat dan membantu selama pengumpulan data sampai terselesaikannya karya ilmiah ini. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Oktober 2013 Leliyana Nursanti
DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
ix ix ix
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang Tujuan Hipotesis Manfaat Penelitian Kerangka Pemikiran METODE Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data Pengolahan dan Analisis Data Definisi Operasional HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Daerah Penelitian Karakteristik Keluarga Karakteristik Anak Pengetahuan Gizi, Kesehatan dan Tumbuh Kembang Praktek Pemberian Makan Pola Konsumsi Pangan Frekuensi Pangan Tingkat Kecukupan Zat Gizi Stimulasi Psikososial Perkembangan Perkembangan Kognitif Perkembangan Bahasa Hubungan Antar Variabel SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP
1 2 3 3 4 6 6 6 8 9 12 13 13 13 15 17 19 23 23 25 27 33 34 36 39 43 43 43 44 48
DAFTAR TABEL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Jenis dan cara pengumpulan data Klasifikasi status gizi balita (TB/U) Sebaran contoh berdasar karakteristik keluarga Sebaran contoh berdasar karakteristik keluarga Sebaran contoh berdasar karakteristik anak Sebaran contoh berdasar kategori pengetahuan ibu Sebaran contoh berdasar praktek pemberian makan Sebaran contoh berdasar kategori praktek pemberian makan Sebaran contoh berdasar jenis MP-ASI dan awal diberikan Frekuensi konsumsi pangan Sebaran contoh berdasar rata-rata asupan zat gizi Sebaran contoh berdasar tingkat kecukupan zat gizi makro Sebaran contoh berdasar tingkat kecukupan zat gizi mikro Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala stimulasi belajar Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala stimulasi bahasa Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala lingkungan fisik Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala kehangatan Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala stimulasi akademik Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala modeling Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala variasi pengalaman Persentase pencapaian stimulasi psikososial sub skala penerimaan Sebaran contoh berdasar kategori stimulasi psikososial Persentase pencapaian perkembangan kognitif usia 36-48 bulan Persentase pencapaian perkembangan kognitif usia 48-60 bulan Sebaran contoh berdasar kategori perkembangan kognitif Persentase pencapaian perkembangan bahasa usia 36-48 bulan Persentase pencapaian perkembangan bahasa usia 48-60 bulan Sebaran contoh berdasarkan kategori perkembangan bahasa
9 11 13 14 16 19 20 22 23 24 25 26 27 28 28 29 29 30 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
DAFTAR GAMBAR 1 2 3 4 5
Gambar kerangka pemikiran Gambar alur penarikan contoh Gambar sebaran jawaban pengetahuan gizi dan kesehatan Gambar sebaran jawaban pengetahuan tumbuh kembang Gambar skor rata-rata stimulasi psikososial
5 7 17 18 32
DAFTAR LAMPIRAN 1 Dokumentasi kegiatan pengumpulan data 2 Daftar Riwayat hidup
48
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 31 Mei 1983 dari pasangan Soepardjo dan Suharti. Penulis merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara. Pendidikan menengah atas ditempuh di SMA Negeri 39 Jakarta Timur dan lulus tahun 2001, kemudian melanjutkan pendidikan di Poltekkes Jakarta II di tahun yang sama dan lulus tahun 2004. Setelah itu penulis menjadi pegawai negeri di Poltekkes Jakarta II pada tahun 2004 sampai sekarang dan pada tahun 2011 mendapatkan beasiswa tugas belajar dan lulus seleksi program alih jenis di Fakultas Ekologi Manusia Departemen Gizi Masyarakat Institut Pertanian Bogor. Saat menempuh studi di IPB penulis pernah menjadi asisten laboratorium kulinari pada praktikum mata kuliah gizi daur dalam kehidupan. Penulis pernah melakukan praktek konseling gizi di Puskesmas Merdeka, Kota Bogor dalam rangka praktek mata kuliah konseling gizi.
1
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mencapai sasaran peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ditandai dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia (IPM). Pencapaian tersebut ditentukan oleh terkendalinya pertumbuhan penduduk, meningkatnya usia harapan hidup, meningkatnya kesejahteraan serta kualitas hidup anak dan perempuan (Kemenkes 2010). Anak-anak merupakan masa depan bangsa yang sangat penting dalam pembangunan SDM yang berkualitas. Masalah anak sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dalam keluarga ataupun masyarakat. Bukti empiris menunjukkan bahwa kualitas anak sangat ditentukan terutama oleh status gizi, apabila kekurangan gizi terus terjadi maka dapat menjadi faktor penghambat dalam pembangunan nasional yang secara perlahan akan berdampak pada tingginya angka kematian ibu, bayi dan balita serta rendahnya umur harapan hidup (BAPPENAS 2011). Salah satu yang menjadi persoalan masalah gizi di Indonesia adalah permasalahan stunting (Kemenkes 2010). Stunting disebabkan oleh akumulasi episode stres yang sudah berlangsung lama (misalnya infeksi dan asupan makanan yang buruk), yang kemudian tidak terimbangi oleh catch-up growth (kejar tumbuh) yang ditandai dengan terhambatnya pertumbuhan linier dengan defisit dalam panjang atau tinggi badan sebesar kurang dari -2 SD Z-score menurut baku rujukan WHO (ACC/SCN 2000). Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2010 menunjukkan bahwa prevalensi balita pendek/stunting (tinggi badan menurut umur) pada balita adalah 35,6 %, dengan distribusi sebesar 18,5 % untuk prevalensi balita sangat pendek dan 17,1 % untuk prevalensi balita pendek. Berdasarkan prevalensi stunting tersebut, maka kejadian stunting di Indonesia termasuk sebagai permasalahan gizi karena prevalensinya diatas prevalensi yang ditetapkan WHO yang hanya sebesar 20% (Kemenkes 2010). Balita stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor penyebab, penelitian Kalimbera et al (2006) menyatakan bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya kekurangan gizi pada anak adalah kurangnya akses untuk mendapatkan pangan, pola asuh yang tidak tepat, sanitasi yang buruk dan kurangnya pelayanan kesehatan sedangkan Aditianti (2010) yang meneliti faktor-faktor determinan stunting pada anak balita juga menemukan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap stunting adalah tinggi badan ayah, tinggi badan ibu, umur, tempat tinggal, status sosial ekonomi, pendidikan ibu, penyakit infeksi, personal hygiene dan sanitasi lingkungan. Gagal tumbuh yang terjadi akibat kurang gizi pada masa-masa emas ini akan berakibat buruk pada kehidupan berikutnya yang sulit di perbaiki. Anak yang menderita kurang gizi (stunting) berat mempunyai rata-rata IQ 11 point lebih rendah dibanding rata-rata anak yang tidak stunting (UNICEF 2001). Beberapa penelitian membuktikan adanya hubungan yang kuat antara gizi buruk pada balita dengan berkurangnya tingkat kecerdasan anak. Walker et al (2005) menyatakan bahwa stunting pada balita berkaitan erat dengan
2
kurangnya kemampuan kognitif dan bahasa. Hasil penelitian Hanum (2012) menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap perkembangan kognitif dan bahasa balita stunting dengan normal, skor perkembangan kognitif dan bahasa balita stunting lebih rendah dibanding dengan balita normal. Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif pada anak stunting adalah stimulasi. Pada penelitian Watanabe et al (2005) menemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan dari intervensi gizi dan stimulasi pada peningkatan skor kognitif anak yang stunting, hal ini juga sejalan dengan penelitian Walker et al (2005) yang menemukan hasil bahwa anak stunting yang distimulasi memiliki skor tes kognitif dan belajar yang lebih tinggi dibanding dengan anak stunting yang tidak distimulasi. Berdasarkan hasil-hasil penelitian tersebut maka penulis tertarik meneliti hubungan praktek pemberian makan, konsumsi pangan serta stimulasi psikososial terhadap perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal. Penelitian-penelitian dengan topik tersebut sebenarnya sudah banyak dilakukan di negara berkembang seperti Meksiko, Guatemala dan Jamaika namun di Indonesia belum banyak dilakukan penelitian mengenai dampak stunting terhadap perkembangan anak.
Tujuan Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktek pemberian makan, konsumsi pangan, stimulasi psikososial serta perkembangan kognitif dan bahasa pada balita stunting dan normal Tujuan Khusus 1. Mengidentifikasi karakteristik keluarga dan balita stunting dan normal. 2. Mengidentifikasi pengetahuan gizi, kesehatan dan tumbuh kembang, praktek pemberian makan, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, stimulasi psikososial, perkembangan kognitif dan bahasa antara balita stunting dan normal. 3. Menganalisis hubungan karakteristik keluarga dengan pengetahuan ibu tentang gizi, kesehatan dan tumbuh kembang. Menganalisis hubungan antara karakteristik balita dengan status gizi. Menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan ibu dengan praktek pemberian makan dan kecukupan zat gizi contoh dan praktek pemberian makan dengan tingkat kecukupan zat gizi contoh serta menganalisis hubungan antara tingkat kecukupan zat gizi contoh dengan status gizi contoh (TB/U). 4. Menganalisis pengetahuan tumbuh kembang anak dengan skor stimulasi psikososial. Menganalisis hubungan antara stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif dan bahasa contoh. Menganalisis hubungan antara status gizi (TB/U) dengan perkembangan kognitif dan bahasa contoh.
3
Hipotesis 1. Terdapat perbedaan karakteristik keluarga dan balita, pengetahuan gizi dan tumbuh kembang, praktek pemberian makan, tingkat kecukupan energi dan zat gizi, stimulasi psikososial serta perkembangan kognitif dan bahasa balita stunting dan normal. 2. Terdapat hubungan antara karakteristik keluarga dengan pengetahuan gizi, kesehatan dan tumbuh kembang. Terdapat hubungan pengetahuan gizi dengan praktek pemberian makan, terdapat hubungan antara praktek pemberian makan dengan tingkat kecukupan zat gizi dan tingkat kecukupan zat gizi dengan status gizi. Terdapat hubungan antara pengetahuan tumbuh kembang dengan stimulasi psikososial. Stimulasi psikososial, status gizi dengan perkembangan kognitif dan bahasa. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi bahwa masalah stunting pada balita sebaiknya menjadi perhatian khusus baik dikalangan pemerintah selaku pembuat kebijakan, pihak swasta dan masyarakat. Gambaran dari penelitian juga untuk menginformasikan kepada orang tua agar lebih sadar akan pentingnya menerapkan pengetahuan gizi menjadi suatu perilaku makan kaitannya dengan status gizi serta stimulasi terhadap perkembangan anak stunting terutama pada aspek kognitif dan bahasa. Hal tersebut guna menciptakan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sebagai generasi penerus yang berkualitas dimasa mendatang.
4
KERANGKA PEMIKIRAN Anak-anak merupakan masa depan bangsa yang sangat penting dalam pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas. Masalah gizi anak sangat perlu mendapatkan perhatian khusus dalam keluarga ataupun masyarakat. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi status gizi anak yaitu yang memberikan pengaruh secara langsung, tidak langsung dan penyebab dasar. Faktor yang memberikan pengaruh secara langsung terhadap terjadinya kurang gizi pada anak adalah tingkat konsumsi atau intik pangan serta ada tidaknya infeksi yang diderita anak, sedangkan faktor tidak langsung yang memberikan pengaruh adalah pengetahuan gizi yang dapat memberikan pengaruh terhadap kualitas pengasuhan seperti praktek pemberian makan dan faktor sosial ekonomi yaitu pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan dan besar keluarga. Masing-masing faktor saling berinteraksi satu dengan yang lainnya sehingga dapat mempengaruhi masukan zat gizi dan infeksi pada anak yang pada akhirnya ketersediaan zat gizi pada tingkat seluler rendah yang dapat mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Salah satu dampak kekurangan gizi adalah gangguan pertumbuhan linier (stunting) yang mengakibatkan anak tidak mampu mencapai pertumbuhan optimal. Stunting menggambarkan keadaan gizi yang kurang akibat kekurangan energi dan protein pada masa lalu. Gangguan pertumbuhan linier (stunting) dapat menyebabkan perkembangan anak terganggu salah satunya perkembangan kognitif dan bahasa anak karena anak-anak yang bertumbuh pendek (stunting) dapat menurunkan, kemampuan belajar, kreativitas dan produktivitas anak dan menyebabkan rendahnya kecerdasan Selain status gizi, faktor lain yang dapat mempengaruhi perkembangan kognitif dan bahasa anak adalah stimulasi psikososial. Stimulasi psikososial adalah stimulasi pendidikan dalam rangka mengembangkan kemampuan kognitif, dan bahasa anak. Stimulasi ditentukan oleh seberapa lama orang tua berinteraksi dengan anak selain itu juga dari kualitas stimulasi itu sendiri yaitu pemahaman terhadap kebutuhan masing-masing dan upaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut yang dilandasi dengan kasih sayang, sehingga dapat mendukung perkembangan anak dengan optimal.
5
Karakteristik Keluarga: Pendapatan Orang Tua Pendidikan Terakhir Orang Tua Pekerjaan Orang Tua Besar Keluarga
Karakteristik Anak: Umur Jenis Kelamin Berat Badan Lahir
Pengetahuan Gizi dan Kesehatan
Pengetahuan tumbuh kembang anak
Praktek Pemberian Makan
Stimulasi Psikososial
Tingkat Kecukupan Energi dan zat gizi
Keadaan Kesehatan
STATUS GIZI
Perkembangan Kognitif dan Bahasa
TB/U
Gambar 1 Kerangka Pemikiran
Keterangan: = variabel yang diteliti = variabel yang tidak diteliti = hubungan antar variabel = hubungan antara variabel yang tidak diteliti
6
METODE Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat survei dengan desain penelitian cross-sectional study yaitu meneliti variabel-variabel yang diduga berpengaruh pada waktu yang bersamaan. Penelitan ini dilakukan di Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi penelitian dipilih secara purposive dengan pertimbangan prevalensi status gizi (BB/U) dengan kategori kurang dan sangat kurang di Kecamatan Cibungbulang cukup tinggi yaitu 14,98% dibanding dengan prevalensi Kabupaten Bogor yang hanya 8.31% (Dinkes 2012), menurut King dan Ann (1993) diketahui jika anak sangat pendek maka berat badannya akan berada dibawah 3rd pada grafik pertumbuhan, sehingga berat badan rendah dapat merefleksikan tinggi badan yang juga rendah. Pengumpulan data dilakukan bulan Juli sampai Agustus 2013.
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Contoh pada penelitian ini adalah anak balita 36-60 bulan yang memiliki status gizi pendek (stunting) atau sangat pendek (severe stunting) dan status gizi normal berdasarkan indeks TB/U (WHO Child Growth 2005) dengan responden dan contoh masing-masing adalah ibu dan balita. Penentuan usia balita disesuaikan dengan instrumen stimulasi psikososial dan perkembangan yang digunakan. Contoh diambil berdasarkan data posyandu yang paling lengkap data balita berdasarkan tinggi badan dan umur pada bulan Februari 2013 yang diperoleh dari Puskesmas Cibungbulang, kemudian setelah dihitung staus gizi berdasarkan TB/U kemudian dipilih posyandu yang jumlah balita stuntingnya mencukupi. Jumlah contoh ditentukan menggunakan rumus sebagai berikut:
= 46 balita stunting dan 46 balita normal Keterangan: n = besar sampel = tingkat kepercayaan (1.96) p q p1 q1 p2 q2
= kekuatan uji (1.28) = (p1+p2) /2 = 1-p = proporsi kelompok stunting di provinsi Jawa Barat (33.6 %) = 1-p1 = proporsi kelompok normal (66.4 %) =1-p
7
Alur cara penarikan contoh adalah sebagai berikut : Kecamatan Cibungbulang (15 Desa)
Data posyandu paling lengkap (tinggi badan dan umur)
Desa Cibatok 2 (11 Posyandu)
Pertimbangan pemilihan posyandu • Berdasarkan jumlah balita stunting di wilayah posyandu yang paling mencukupi • Letak rumah saling berdekatan
Posyandu Mulyasari I dan II
Posyandu Idaman
Posyandu Bunda Teladan I dan II
Inklusi 1. Anak balita berumur 36 sampai 60 bulan 2. Anak balita tinggal dan diasuh dengan keluarga kandung 3. Ibu balita bersedia menjadi responden dalam penelitian 4. Ibu balita bersedia anaknya diukur perkembangannya 5. Anak dapat bekerjasama dalam pengukuran perkembangan kognitif dan bahasanya Ekslusi : 1. Anak menderita sakit kronis berdasarkan informasi dari puskesmas 2. Anak menderita keterbelakangan mental
Posyandu Mulyasari Jumlah contoh : 39 Stunting : 20 balita Normal : 19 balita
Posyandu Idaman Jumlah contoh : 25 Stunting : 10 balita Normal : 15 balita
Gambar 2 Alur dan cara penarikan contoh
Posyandu Bunda Teladan Jumlah contoh : 28 Stunting : 16 balita Normal : 12 balita
8
Jenis dan Cara Pengumpulan Data Jenis data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer antara lain adalah karakteristik anak yaitu tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan lahir diperoleh berdasarkan pada surat keterangan lahir contoh (bila ada) atau berdasarkan ingatan ibu, riwayat MP-ASI dengan berbagai pendekatan awal pemberian MP-ASI sehingga diketahui yang ASI eksklusif (pemberian ASI saja selama 6 bulan) dan non ASI eksklusif (tidak pemberian ASI saja selama 6 bulan), tinggi badan dan berat badan, karakteristik keluarga yaitu umur orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua dan besar keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi, kesehatan yang terdiri dari 20 pertanyaan dengan topik sebagai berikut : fungsi zat gizi (3 pertanyaan), sumber zat gizi (3 pertanyaan), akibat defisiensi zat gizi (3 pertanyaan), gizi seimbang (3 pertanyaan), ASI ekslusif (2 pertanyaan), hygiene dan sanitasi personal (4 pertanyaan), pelayanan kesehatan (2 pertanyaan) dan pengetahuan tumbuh kembang yang terdiri dari 10 pertanyaan dengan topik periode emas tumbuh kembang anak (1 pertanyaan), bentuk pertumbuhan dan perkembangan anak (3 pertanyaan), faktor yang mempengaruhi perkembangan anak (4 pertanyaan), tahap perkembangan (2 pertanyaan). Praktek pemberian makan yang meliputi 14 pertanyaan terbuka dengan topik pemberian kolustrum, kebiasaan frekuensi makan, susunan hidangan saat makan, usia diberhentikan ASI, menghabiskan makanan atau tidak, kesulitan makan atau tidak, yang menyiapkan makanan, alas an pemilihan bahan makanan, yang dilakukan ibu saat anak tidak mau makan, penentuan jadwal makan, kebiasaan memberikan camilan dan memberikan pangan hewani. Konsumsi pangan dan tingkat kecukupan konsumsi pangan meliputi energi, protein, kalsium, zat besi,vitamin A dan vitamin C, diperoleh melalui food recall 2x 24 jam dan food frequency. Stimulasi psikososial dengan menggunakan instrumen Home of Observational Measurement of the Environment (HOME) 3 sampai 6 tahun yang terdiri dari delapan subskala dan 55 pertanyaan yaitu stimulasi belajar (11 item), stimulasi bahasa (7 item), lingkungan fisik (7 item), kehangatan dan penerimaan (7 item), stimulasi akademik (5 item), modeling (5 item), variasi pengalaman (9 item) dan penerimaan (4 item), perkembangan kognitif dan bahasa anak menggunakan instrument BKB yang terdiri dari 2 kelompok umur 36 sampai 48 bulan dan 48 sampai 60 bulan dan terbagi menjadi bagian kecerdasan, komunikasi aktif dan pasif, sedangkan data sekunder yang diambil adalah luas wilayah, batas-batas wilayah dan jumlah penduduk. Data yang dikumpulkan melalui wawancara terstruktur meliputi karakteristik anak, karakteristik keluarga, pengetahuan ibu tentang gizi kesehatan dan tumbuh kembang anak, praktek pemberian makan, konsumsi pangan yaitu food recall 2x24 jam dan food frequency questionnaire. Data yang dikumpulkan melalui pengukuran adalah data antropometri yaitu tinggi badan menggunakan alat microtoise dan berat badan dengan menggunakan timbangan injak, data yang dikumpulkan melalui pengukuran dan pengamatan adalah perkembangan anak yaitu kognitif dan bahasa, sedangkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dan pengamatan langsung terhadap ibu dan anak balita yaitu stimulasi psikososial.
9
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data No 1
Variabel Karakteristik anak
2
Karakteristik keluarga
3 4
Pengetahuan ibu tentang gizi, kesehatan dan tumbuh kembang Praktek pemberian makan
5
Status gizi anak
6
Stimulasi psikososial
7
Perkembangan anak
8
Konsumsi zat gizi contoh
9
Gambaran penelitian
umum
wilayah
Cara Pengambilan Data Jenis Data Wawancara menggunakan Primer kuesioner Wawancara menggunakan Primer kuesioner Wawancara menggunakan Primer kuesioner Wawancara menggunakan Primer kuesioner Pengukuran antropometri Primer tinggi badan dan berat badan Wawancara menggunakan Primer menggunakan instrumen Home of Observational Measurement of the Environment (HOME) 3-6 tahun yang terdiri dari delapan subskala Wawancara dan pengamatan Primer langsung menggunakan instrumen Bina Keluarga Balita (BKB) , perkembangan anak yang diamati terbagi menjadi tiga aspek yaitu komunikasi pasif, komunikasi aktif dan kecerdasan Wawancara menggunakan Primer food recall dan food frekuensi Data dari instansi terkait Sekunder
Pengolahan dan Analisis Data Data yang dikumpulkan kemudian diolah secara statistik deskriptif dan inferensia statistik. Analisis statistik yang digunakan analisis statistik deskriptif untuk menggambarkan sebaran variabel yang diteliti dalam kuesioner berdasarkan persen dan rataan yang disajikan dalam tabel, sedangkan analisis inferensia yang digunakan adalah uji independent sample t-test untuk mengetahui perbedaan balita stunting dan normal baik karakteristik, pengetahuan ibu, tingkat kecukupan, praktek pemberian makan, status gizi, perbedaan tingkat kecukupan zat gizi serta perkembangan kognitif dan bahasa. Uji korelasi pearson untuk uji hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan, pengetahuan dengan praktek pemberian makan dan asupan zat gizi, praktek pemberian makan dengan status gizi dan status gizi dengan TB/U, TB/U dengan perkembangan kognitif dan bahasa serta stimulasi psikososial dengan perkembangan kognitif dan bahasa. Tahapan pengolahan data meliputi editing, coding, entry dan cleaning data. Karakteristik anak. Data karakteristik anak meliputi tanggal lahir, jenis kelamin, berat badan lahir, panjang badan lahir, riwayat MP-ASI dan tinggi badan
10
dan berat badan. Usia dikelompokan menjadi 2 yaitu 36-48 bulan dan 48-60 bulan Data berat badan lahir dikelompokan menjadi dua yaitu <2.5 kg (BBLR) dan ≥2.5 kg (normal). Data riwayat pemberian MP-ASI yaitu ASI Ekslusif dan non ASI eksklusif. Status gizi BB/U diklasifikasikan menjadi gizi buruk (z-skor <-3.0 SD), gizi kurang (z-skor ≥-3.0 s/d -2.0 SD), gizi baik (z-skor ≥-2.0 s/d 2.0 SD) dan gizi lebih (z-skor >2.0 SD). Status gizi berdasarkan BB/TB diklasifikasikan menjadi sangat kurus (z-skor <-3.0 SD), kurus (z-skor ≥-3.0 s/d -2.0 SD), normal (z-skor ≥-2.0 s/d 2.0 SD) dan gemuk (z-skor >2.0 SD). Karakteristik Keluarga. Data karakteristik keluarga meliputi pendapatan orang tua, pendidikan terakhir orang tua, pekerjaan orang tua dan besar keluarga. Data pendapatan perkapita perkeluarga dikategorikan berdasarkan garis kemiskinan provinsi Jawa Barat tahun 2013 yaitu miskin (