HUBUNGAN POLA MAKAN, PERTUMBUHAN DAN STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN ANAK USIA BALITA DI POSYANDU MELATI KUTA ALAM BANDA ACEH Husnah Abstrak. Perkembangan adalah bertambahnya kemampuan struktur dan fungsi dari tubuh yang lebih kompleks sebagai suatu proses pematangan yang dicapai oleh anak. Anak pada usia balita (bayi tiga tahun) merupakan landasan penting yang nantinya akan mempengaruhi perkembangan anak pada masa selanjutnya. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara pola makan, pertumbuhan dan stimulasi yang diberikan dengan perkembangan anak balita di Posyandu Melati Banda Aceh. Jenis penelitian Analitik Observasional dengan desain Cross Sectional. Pengambilan sampel secara Accidental Sampling dari tanggal 2 November sampai dengan 4 Desember 2014 dengan jumlah sampel 47 anak. Hasil penelitian didapatkan pola makan yang benar 35 anak (74%) dan pola makan salah 12 anak (26%), anak dengan pertumbuhan normal 36 anak (77%) dan pertumbuhan tidak normal 11 anak (23%), dan stimulasi baik 31 anak (66%) dan stimulasi kurang 16 anak (34%) dengan perkembangan normal 26 anak (55%) dan dicurigai 21 anak (45%). Hasil uji Chi-Square terdapat hubungan antara pola makan (p = 0,00), pertumbuhan (p = 0,043) dan stimulasi (p = 0,003) dengan perkembangan anak. Kesimpulan, perkembangan anak balita berhubungan dengan pola makan, pertumbuhan dan stimulasi yang diberikan. (JKS 2015; 2: 66-71) Kata Kunci : Pola makan, Pertumbuhan, Stimulasi, Perkembangan, Balita
Abstract. Development is the increasing ability of the structure and fuction of the body that is more complex as a naturation process that is achieved by children. Children at age of toddlers (baby three years old) is an important thing which will affect the child’s development in the future. Research goal was to determine the relationship between diet, growth and stimulation provided by the development of a toddler in Melaty Posyandu, Banda Aceh. Type of analiltical obserbational study with cross sectional design. This research using accidental sampling from 2 November until 4 December 2014 with a sample of 47 children. The result showed that the correct diet 75 children (74%) and wrong diet of 12 children (26%), children with normal growth of 36 children (77%) and abnormal growth of 11 children (23%), stimulation of either 13 children (66%) less stimulation of 16 children (34%) with normal development of 26 children (55%) and suspected of 21 children (45%). Chil-square test results there is a relationship between diet (p=0,000), growth (p=0,043) and stimulation (p=0,003) with the development of toddler related to diet, growth and stimulation provided. (JKS 2015; 2: 66-71) Keywords: Diet, Growth, Stimulation, Development, Toddlers
Pendahuluan1 Periode tumbuh dan kembang mencakup dua aspek yang berbeda tetapi saling berkesinambungan. Pertumbuhan mempunyai dampak dalam aspek pertumbuhan fisik, sedangkan perkembangan berkaitan dengan 1 kematangan fungsi organ. Pada masa ini otak dapat berkembang dengan cepat baik dari segi struktural maupun fungsional.2,3 Husnah adalah Dosen Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Perkembangan anak terdapat beberapa hal yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya diantaranya: perkembangan sensorik, motorik, social dan kognitif.4,5 Diseluruh dunia setiap tahunnya terdapat puluhan juta bayi mengalami tahap tumbuh kembang dari bayi menuju dewasa dan hampir 10 juta anak-anak meninggal sebelum usia 5 tahun dan lebih dari 200 juta anak tidak mencapai potensi perkembangan secara optimal.5,6 Angka kejadian di Amerika Serikat berkisar 12-16 % dan di Indonesia sekitar 13-18 %.6,7
66
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
Menurut penelitian Tjandrajani dkk (2012) keterlambatan perkembangan merupakan masalah perkembangan anak terbanyak 46,8 % mengalami gangguan bicara, perkembangan gerak lambat 30,9% pada rentang usia 13-36 bulan.6,7 Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh factor lingkungan, factor herediter, dan factor hormonal. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan postnatal seprti faktor social ekonomi, nutrisi, status kesehatan dan stimulasi dini yang tidak adekuat.8,9 Menurut Dinda (2013) peran pengasuh dan orang tua memiliki peranan penting dalam merangsang potensi-potensi yang dimiliki oleh anak. Orang tua terutama ibu memilik peran utama dalam memberikan stimulasi kepada anaknya.8 Pola makan memiliki hubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak dimana orang tua yang memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang pola makan dan pertumbuhan (status gizi) akan mampu untuk memantau dan melatih anak untuk perkembangan dengan optimal sehingga jika terjadi kelainan tumbuh kemang pada anak dapat dideteksi secara dini.3,4,8 Berdasarkan laporan dari riset kesehatan dasar (RISKESDAS 2013) masalah gizi di Indonesia cukup tinggi yaitu 19,6 % pada tahun 2013 dan meningkat dari tahun sebelumnya.9,10 Menurut Dinas Kesehatan Aceh proporsi gizi buruk dan kurang masih tinggi, gizi buruk 14,2% gizi kurang 25,7%. Adanya masalah pertumbuhan (status gizi) pada masa balita dapat mempengaruhi perkembangan anak pada tahap usia selanjutnya.10 Metode Penelitian Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di posyandu
Melati Kuta Alam Banda Aceh, pengambilan data tanggal 2 November sampai dengan 4 Desember 2014. Sampel Penelitian Cara pengambilan sampel adalah non probability sampling dengan tehnik accidental sampling yaitu ibu serta anaknya yang berusia 1 sampai 3 tahun dibawa keposyandu yang masuk dalam kriteria inklusi diambil menjadi sampel penelitian yang berjumlah 47 anak. Alur Penelitian 1. Pemeriksaan secara langsung untuk menilai perkembangan anak menggunakan Denver Test II yang dilakukan pada setiap anak, dan pemeriksaan pertumbuhan anak dengan cara menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan yang dilakukan oleh penelilti. Menimbang berat badan dengan timbangan merk GEA dan timbangan bayi dengan cara memastikan timbangan pada angka 0, anak dibuka sepatu, ajaket atau bendabenda yang memberatkan lalu anak naik ketimbangan kemudian baca hasil dan dicatat. Pengkuran tinggi badan dilakukan dengan cara meletakkan microtoise pada jarak 2 meter dari lantai selanjutnya, anak berdasar pada dinding dengan posisi kepala dan badan tegak lurus, dengan kedua kaki sejajar tanpa menggunakan alas kaki, turunkan microtoise hingga menyentuh kepala anak baca dan catat hasilnya, dan infatometer untuk anak kurang 2 tahun. 2. Memberi kuisioner kepada ibu untuk memperoleh data pola makan dan stimulasi yang diberikan ibu. 3. Analisis data secara univariat dan bivariat dengan uji Chi-Square. Hasil Penelitian Berdasarkan pengumpulan data maka didapatkan jumlah sampel sebanyak 47 anak. Karakteristik sampel penelitian dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini :
67
Husnah, Hubungan Pola Makan, Pertumbuhan dan Stimulasi dengan Perkembangan Anak Usia Balita di Posyandu Melati Kuta Alam Banda Aceh
Table 1. Karakteristik sampel penelitian Pola Makan - Benar - Salah Pertumbuhan - Normal - Tidak Normal Stimulasi - Baik - Kurang Baik Perkembangan - Normal - Dicurigai Total Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa pola makan anak yang benar sebesar 74 %, pertumbuhan normal sebanyak 77% dan
Jumlah (n) 35 12
Presentasi (%) 74 26
36 11
77 23
31 16
66 34
26 21 47
55 45 100
stimulasi yang baik hanya 66% dengan perkembahan anak normal sebesar 55%.
Tabel 2. Karakteristik perkembangan anak balita yang dicurigai Perkembangan dicurigai Jumlah (n) - Bahasa 9 - Sosial 6 - Motorik halus dan bahasa 3 - Social dan bahasa 2 - Motorik halus 1 Total 21 Berdasarkan tabel 2 anak dengan perkembangannya dicurigai dari 21 anak balita (45%) dan perkembangan bahasa
Presentasi (%) 19,13 12,9 6,4 4,3, 2,1 45
paling dominan yaitu sebesar 9 anak (19,3%) dan perkembangan social 6 anak (12,9’%).
Tabel 3. Hubungan pola makan anak balita dengan perkembangan anak. Perkembangan Anak Pola Makan Benar Salah
Normal n % 25 71,4% 1 8,3
Dicurigai n % 10 28,6% 11 91,7
Berdasarkan table 1.3 didapatkan bahwa anak dengan pola makan benar maka perkembangan anak normal yaitu 71,4%, sedangkan anak dengan pola makan salah perkembangan dicurigai sebesar 91,7%
Total n % 35 100 12 100
P value
0,00
hasil uji Chi-Square diperoleh nilai p =0,001 ( £ < 0,05) ini menunjukkan terdapat hubungan antara pola makan anak dengan perkembangan anak.
68
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
Tabel 4. Hubungan pertumbuhan anak balita dengan perkembangan anak Perkembangan Anak Pertumbuhan Normal Tidak Normal
n 23 3
Normal % 63,9% 27,3
Berdasarkan tabel 4 didapatkan hasil bahwa anak dengan pertumbuhan (status gizi) normal maka perkembangan anak akan normal sebesar 63,9%, sedangkan anak dengan pertumbuhan tidak normal
Dicurigai n % 13 36,1% 8 72,7
n 36 11
Total % 100 100
P value
0,043
maka perkembangan anak dicurigai sebesar 72,7%. Berdasarkan uji ChiSquare diperoleh nilai p= 0,043 (£ , 0,05) ini menunjukkan terdapat hubungan antara pertumbuhan dengan perkembangan anak.
Tabel 5. Hubungan stimulasi yang di berikan dengan perkembangan anak balita. Perkembangan Anak Stimulasi Baik Kurang
Normal n % 22 71 4 25
Berdasarkan tabel 5 diperoleh hasi bahwa anak yang mendapat stimulasi yang baik akan terjadi perkembangan normal sebesar 71% dan anak dengan stimulasi yang kurang maka perkembangan dicurigai sebesar 75% berdasarkan uji Chi-Square di dapatkan nilai p = 0,003 (£ , 0,05) ini menunjukkan terdapat hubungan antara stimulasi yang diberikan ibu dengan perkembangan anak. Pembahasan Hasil penelitian menunjukkan 55% anak dengan perkembangan normal dan 45% anak memiliki perkembangan dicurigai. Dari 45% anak dengan perkembangan dicurigai yang mengalami gangguan motorik halus (2,1%), personal social (12,9%), bahasas (19,3%), motorik halus dan bahasa (6,4%), personal social dan bahasa (4,3%). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Ardita dkk (2012) menyatakan bahwa 75,5% anak memiliki perkembangan normal, 21,3% perkembangan normal 21,3% perkembangan dicurigai.
Dicurigai n % 9 29 12 75
Total n % 31 100 16 100
P value
0,003
Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar anak dengan pola makan benar cenderung memiliki perkembangan normal dibandingkan dengan anak yang pola makan salah. Berdasarkan analisis data menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p = 0,00 sehingga terdapat hubungan antara pola makan anak dengan perkembangan anak. Hasil ini sejalan dengan penelitian Rahmaulina dan Hastuti (2008) tentang hubungan pola makan dengan tumbuh kembang anak balita dan hubungan antara pola makan dengan perkembangan kognitif anak.15 Tumbuh kembang anak sangat menentukan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga kualitas tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh factor lingkungan anak terutama orang tua. Ibu yang merupakan orang tedekat dengan anak harus memiliki pemahaman dan pengetahuan yang baik tentang tumbuh kembang anak.14,15 Anak dengan pertumbuhan (status gizi) normal, yaitu 77% dengan perkembangan yang sesuai 63,9%. Berdasarkan analilsi data dengan uji Chi-Square diperoleh nila p=0,043 (< α 0,05) hal ini menunjukkan 69
Husnah, Hubungan Pola Makan, Pertumbuhan dan Stimulasi dengan Perkembangan Anak Usia Balita di Posyandu Melati Kuta Alam Banda Aceh
terdapat hubungan pertumbuhan dengan perkembangan anak. Hal ini sejalan dengan peneliltian Wulan (2012) pada anak balita di Lombok Timur menyatakan tedapat hubungan antara pertumbuhan dengan perkembangan anak.12 Gunawan dkk (2011) menyatakan bahwa untuk mencapai tumbuh kembang yang baik diperlukan nutrisi yang adekuat. Makanan yang kurang baik sevara kualitas dan kuantitas akan menyebabkan pertumbuhan gizi kurang. Kadaan gizi kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan, khusus pada perkembangna dapat menyebabkan gangguan fungsi dan struktur otak.13 Keseimbangan antra asupan zat gizi dan jumlah yang dibutuhkan oleh tubuh sangat penting untuk memenuhi berbagai fungsi tubuh.10 Gangguan asupan gizi yang kurang baik dapat dpengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satunya kecukupan pangan. Status gizi yang tidak mencukupi akan mempengaruhi kesehatan anak sehingga rentan terhadap berbagai penyakit.14 Hasil penelitian penunjukka bahwa ibu yang memberikan stimulasi engan baik terhadap perkembangan anaknya berjumlah 31 orang (66%). Berdasarkan uji statistic menggunakan Chi-Square diperoleh nilai p = 0,003 ini menunjukkan terdapat hubungan antara stimulasi dengan perkembangan anak. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Hastuti dkk (2010) du Banjarnegara Jawa Tengah tentang stimulasi psikososial den perkembangan kognitif anak balita yang menyatakan bahwa stimulasi memiliki hubungan yang positif terhadap 1 perkembangan anak. Christiari (2013) mengatakan bahwa lingkungan keluarga terutama ibu yang memiliki hubungan erat dengan anaknya harus mengetahui lebh banyak mengenai proses tumbuh kembang anak dan memiliki peran penting dalam pemberian
stimulasi kepada anak untuk mencapai tumbuh kembang anak yang optimal.7 Berdasarkan hasil wawancara sebagian besar ibu kurang dalam memberikan stimulasi bicara dan bahasa secara adekuat terhadap anak, sebagian besar ibu jarang membacakan buku cerita dan mengajak anak keperpustakaan, sangat sedikit ibu mengajarkan anaknya menggambar, sehingga sebagian anak tidak mampu menggambar terutama menggambar orang dan sebagian anak mengalami gangguan pada aspek perkembangan bahasa, ini terkait dengan pemilihan dan penggunaan perbendaharaan kata yang digunakan ibu dalam berkomunikasi sehari-hari. Sehingga anak menjadi pasif dan tidak kreatif sehingga perkembangannya kurang optimal. Tumbuh kembang anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk pola asuh dan pola makan serta pemberian stimulasi yang diberikan terhadap anak. Hal ini sesuai penelitian Cristiari dkk (2013) yang mengatakan bahwa slah satu faktor pentingn agar tercapainya tumbuh kembang anak yang optimal dengan pemberian stimulasi sejak dini. Stimulasi dapat merangsang semua system indera tubuh, peran orang tua teruatama ibu sangat dibutuhkan untuk memberikan stimualasi kepada anaknya.2,7 Menurut Maimon dkk (2013) bahwa anak yang memperoleh kelompok bermain memberikan pengaruh positif terhadap pencapaian perkembangan anak, dimana anak dengan pencapian perkembangan yang cepat banyak terdapat pada anak yang mengikuti kelompok bermain. Namun lalmanya seorang anak mengikuti kelompok bermain tidak memberikan perbedaan yang bermakna pada pencapaian perkembangan anak.16 Orang tua lebih berperan aktif untuk memberikan stimulasi kepada anak terutama pada kelompok yang lagi tumbuh
70
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 15 Nomor 2 Agustus 2015
kembang. Tenaga kesehatan memberikan promosi dengan penyuluhan kepada masayarakat tentang pemantauan tumbuh kembang.
7.
Kesimpulan Terdapat hubungan antara pola makan pertumbuhan dan stimulasi dengang perkembangan anak usia balita di posyandu Melati Kuta Alam Banda Aceh.
8.
Saran kepada orang tua agar lebih mengutamakan pengetahuan tentang asupan gizi, pola asuh dan pola makan kepada kelompok bayi-bayi dan balita.
9.
10.
Daftar Pustaka 1. Hastuti D, Alfiasari, Chandriyani. Nilai Anak, Stimulasi Psikososial, Dan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-5 Tahun Pada Keluaga Rawan Pangan Di Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah. Ilm. Kel. & Kons. 2010 Januari; 3(1): p. 27-34 2. UNICEF. Early Childhood Development. [Online].; 2013 [cited 2014 Maret 28. Available from:http://www.unicef.org/dprk/ecd.pdf. 3. Hermawati E, Sumantri, Yuliani FC. Relationship Of Mother Knowledge About Educational Toys With Development Of Preschool Children In The Village Of Jombor Ceper Klaten. Ilmu Kesehatan. 2012 Desember; IV (2). 4. McGregor S, Cheung Y, Cueto S. Glewwe P. Richter L, Strupp B, et al. Development Potential in the First 5 Years For Children in Developing Couontries. Lancet. 2000; 369 (9555). 5. UNICEF. Early childhood [Online].; 2012 [cited 2014 Maret 28. Available form : http://www.unicef.org/earlychildhood/inde x_3870.html. 6. Tjandrajani A. Dewanti A, Burhany AA, Widjaja JA. Keluhan Utama pada Keterlambatan Perkembangan Umum di Klinik Khusus Tumbuh Kembang RSAB
11.
12.
13.
14.
15.
16.
Harapan Kita. Sari Pediatri. 2012 April ; 13 (6). Christiari AY, Syamlan R, Kusuma F. Pengetahuan Ibu tentang Stimulasi Dini dengan Perkembangan Motorik pada Anak Usia 6-24 bulan di Kecamatan Mayang Kabupaten Jember. Pustaka Kesehatan. 2013 September; 1(1). Dinda A. Pengetahuan Ibu tentang stimulasi Perkembangan dengan Tingkat Perkembangan Motorik Halus Pada Masa Prasekolah (3-6 Tahun) Brawijaya. 2013. Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. [Online].; 2013 [cited 2014 Maret 24. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh. [Online].; 2012 [cited 2014 Maret 27. Available form: http://www.dinkes.acehprov.go.id/links/bu ku_profil/#/0. Ardita V, Kadir A, Askar M. Deteksi Perkembangan Anak Berdasarkan DDST Kota Palopo. STIKES. 2012; 1(2). Wulan NR. [Online].; 2012 [cited 2014 Oktober 27. From: http://repository.uji.ac.id/100/sk/I/0/00/001 /001015/gizi.NISSA%250RAHMA%250 WULAN-8515525419-abstract.pdf. Gunawan G, Fadlyana E, Rusmil K. Hubungan Status Gizi dan Perkembangan Anak Usia 1-2 Tahun. Sari Pediatri.2011 Agustus; 13(2). Miller J, Ritchie B, Tran C, Beggs S, Lada CO. Seasonal variation in the nutritional status of children aged 6 to 60 months in a resettlement village in West Timor. Asia Pac J Clin Nutr. 2013 February; 22(3). Rahmaulina ND, Hatuti D. Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tumbuh Kembang Anak serta Stimulasi Pskososial dengan Perkembangan Kognitif Anak Usia 2-5 Tahun. . [Online].; 2008 [cited 2014 Oktober 24. Available from: http://journal.ipb.ac.id/index.php/jikk/articl e/view/5154. Maimon E. Ismail D, Sitaresmi MN. Kelompok Bermain dan Perkembangan Anak. Sari Pediatri. 2013 Desember; 15(4).
71