P.P.T.I
IUAT - LD
MEDIA KOMUNIKASI DAN INFORMASI PERKUMPULAN PEMBERANTASAN TUBERKULOSIS INDONESIA
Edisi Ke 7 - 2009
Saat Audiensi kepada Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta
P.P.T.I
Edisi Ketujuh - Januari 2010
SUSUNAN REDAKSI
P.P.T.I
Pimpinan Umum Ibu Ratih Siswono Yudo Husodo, SH (Ketua Umum PP-PPTI)
Media Komunikasi dan Informasi Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis
Pimpinan Redaksi Ibu Dra.Bahrawi Wongsokusumo (Ketua II PP-PPTI) Wakil Pimpinan Redaksi Dr.H.Soediono,MPH (Sekretaris Jenderal PP-PPTI) Dewan Redaksi Dr.Achmad Hudoyo, Sp.P (Ketua Bidang Penyuluhan & Informasi, Diklat dan Pelayanan Medik PP-PPTI) Ibu Budhisantoso (Ketua I PP-PPTI) Ibu Raisis Arifin Panigoro (Ketua III PP-PPTI) Ibu Winnie Widjaja (Ketua Bidang Dana dan Sosial PP-PPTI) Ibu Lies B. Soemarto (Ketua Bidang Organisasi dan Hukum PP-PPTI) Ibu Ishadi (Anggota Bidang Penyuluhan & Informasi, Diklat dan Pelayanan Medik PP-PPTI) Ibu Wahyudi (Anggota Bidang Penyuluhan & Informasi, Diklat dan Pelayanan Medik PP-PPTI) Ibu Sugondo (Anggota Bidang Penyuluhan & Informasi, Diklat dan Pelayanan Medik PP-PPTI) Drs.Hasbi Ash Shidiq (Anggota Bidang Penyuluhan & Informasi, Diklat dan Pelayanan Medik PP-PPTI)
Sekretariat H. Undang Zahar, SKM
Diterbitkan berkala setiap akhir tahun oleh Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) Alamat Redaksi : Jl. Sultan Iskandar Muda no.66A, Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan 12240 Tel. 021 - 739 7494, 7228125 Fax. 021 - 739 7494
Keterangan gambar cover depan Sesaat setelah diterima Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta cover dalam depan Saat Audiensi kepada Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta cover dalam belakang Penandatangan Perjanjian Hibah Bank Mandiri (Persero) Tbk. kepada PPTI cover balakang luar Jumlah Hibah Bank Mandiri (Persero) Tbk. kepada PPTI untuk 3000 penderita TBC
DAFTAR ISI Prakata
2
Seminar Sehari Penanggulangan TB-MDR
3
Pertemuan TB Partnership Forum
7
Penandatangan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Antara PP-PPTI dengan Direktorat P2ML
9
Seminar Sehari TB Anak
11
Seminar Sehari TB-HIV/AIDS
12
Mekanisme dan Diagnosis Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR Tb)
14
Pelatihan Kader PPTI Bantuan Proyek Equitable Quality DOTS For All Global Fund Round 5 Phase 2
24
Bantuan Hibah Bank Mandiri Tahap V Untuk Penderita TB
31
PPTI 2010
1
Prakata
Dengan Rachmat dan Kuasa Allah SWT Majalah PPTI edisi 7 tahun 2009 dapat terbit dan sampai ke tangan Bapak/Ibu/ Saudara, untuk itu Pudji Syukur kita panjatkan semoga kita selalu mendapat lindunganNya. Mengawali tahun 2010, PPTI menghaturkan terima kasih kepada Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bapak DR.Ing Fauzi Bowo atas kehadiran dan arahannya pada Seminar Sehari Penanggulangan TBMDR bagi + 600 dokter dari Puskesmas Kelurahan/Kecamatan, rumah sakit pemerintah dan swasta serta dokter klinik swasta/praktek swasta se Provinsi DKI Jakarta yang diselenggarakan PPTI Pusat di Hotel Lumire pada tanggal 20 Januari 2010. Melalui media ini pula kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Gubernur Provinsi Bali yang telah berkenan memberikan bantuan Gedung beserta peralatannya kepada Pengurus Wilayah PPTI Bali dan telah dipergunakan sejak bulan April 2009. Terima kasih juga kami sampaikan kepada Direktur Bank Mandiri yang telah berkenan memberikan bantuan tahap V bagi pengobatan 3.000 penderita TB di Jakarta. Tidak lupa terima kasih juga kami sampaikan kepada segenap jajaran PPTI baik di Tingkat Wilayah maupun Cabang atas kerjasamanya dalam menanggulangi masalah TB. Setiap tahun PPTI selalu memperingati Hari TB Sedunia, untuk tahun 2009 PPTI Pusat memperingatinya dengan menyelenggarakan Seminar TB=HIV sekaligus meemperingati Ulang Tahun PPTI ke-41. Peringatan juga dilakukan oleh Wilayah PPTI Jawa Barat di Lapas Banceuy Bandung. Mengapa diselenggarakan di Lapas, karena ternyata penderita TB di Lapas tujuh kali lebih besar dari pada penderita TB di luar Lapas. Pada tahun 2009 PPTI Pusat bersama dengan empat Pengurus Wilayah (Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta dan Bali) dan 16 Penguirus Cabang PPTI serta dua Klinik PPTI telah melaksanakan Proyek Equitable Quality DOTS For All bantuan dari Global Fund Komponen TB Round 5 Phase 2.
Jakarta, Januari 2010 Pengurus Pusat PPTI
Ny. Ratih Siswono Yudo Husodo, SH Ketua Umum
2
PPTI 2010
Seminar Sehari Penanggulangan TB-MDR Tuberkulosis (TB) masih jadi masalah penting dewasa ini, padahal kuman penyebabnya telah ditemukan tahun 1880an dan obatnya pun mulai ditemukan sejak 1940an. Tuberkulosis yang telah dikenal ratusan tahun yang lalu hingga kini masih jadi masalah penting dan belum dapat dimusnahkan dari muka bumi. Paruh pertama abad 20 memang menunjukkan kemajuan penting dalam penanggulangan TB. Calmette dan Guerin menemukan vaksin kemudian diberikan ke milyaran penduduk dunia. Dan, ditahun 1952, pengobatan "triple drug" insoniazide, streptomycine, dan PAS yang diberikan selama 24 bulan ternyata dapat memberi angka kesembuhan sampai lebih dari 90% . Obat antituberkulosis ini kemudian terus dikembangkan dalam beberapa dekade setelah itu sehingga dapat menyembuhkan hanya dengan pengobatan selama 6 bulan saja. Tetapi optimisme diawal abad 20 ternyata berubah menjadi awan kelabu di awal abad 21 ini. Dewasa ini sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi tuberkulosis, ada sekitar 8 juta penderita baru TB diseluruh dunia dan hampir 3 juta orang yang meninggal setiap tahunnya akibat penyakit ini. Paling sedikit 1 orang akan terinfeksi TB tiap detik, dan tiap 10 detik akan ada 1 orang yang mati akibat TB didunia. TB membunuh hampir satu juta wanita setahunnya. Angka ini lebih tinggi dari kematian karena kehamilan dan persalinan; dan TB membunuh 100.000 anak setiap tahunnya. Sampai saat ini tidak ada 1 negarapun di dunia ini yang telah bebas tuberkulosis. Khusus untuk Indonesia, data WHO baru-baru ini menunjukkan bahwa negara kita adalah penyumbang kasus terbesar ke 3 di dunia. Setiap tahunnya jumlah penderita baru TB menular adalah 262.000 orang dan jumlah seluruh penderita baru adalah 583.000 orang pertahunnya. Diperkirakan sekitar 140.000 orang Indonesia yang meninggal akibat tuberkulosis ini. Hingga kini tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan penting di dunia. Abad 21 ini nampaknya kita menghadapi sedikitnya 6 tantangan sehingga TB masih akan amat sulit dikendalikan. Tantangan pertama adalah berbagai masalah dalam penemuan penderita. Walaupun misalnya sekitar 90% pasien dapat menyelesaikan pengobatan , tetapi kalau hanya separuh jumlah kasus yang terdeteksi maka penyembuhan itu tidak punya dampak berarti dalam penurunan morbiditas secara kesuluruhan. Selain itu, pemeriksaan dahak yang tidak dikonsentrasikan ternyata hanya mampu menjaring separuh penderita TB aktif. Tantangan kedua adalah ketidakmampuan petugas kesehatan untuk menjamin semua pasien dapat menyelesaikan pengobatannya. Tantangan ketiga yaitu tidak tersedianya vaksin yang ampuh yang disebut sebagai the most destructive weakness of TB control strategy. Tantangan keempat, adalah timbul dan meningkatnya kuman yang resisten terhadap obat, khususnya resistensi ganda. Hal ini seharusnya dicegah dengan pengobatan yang baik dengan DOTS dan DOTS plus, serta pemberian obat dalam bentuk FDC.
PPTI 2010
3
Tantangan kelima adalah, belum tersedianya obat pencegahan yang memadai. Tantangan keenam khususnya untuk negara maju adalah, terjadinya infeksi nosokomial. Hal ini diatasi dengan pendekatan administratif, ventilasi serta proteksi personal. Permasalahan MultidrugResistant Tuberculosis TB (MDR-TB) hingga saat ini masih tercatat pada level tertinggi. Fakta tersebut mengacu pada Laporan terbaru badan kesehatan dunia (WHO) yang menampilkan temuan tersebut berdasarkan survey mengenai resistensi terhadap obat TB. Bakteri penyebab TB menjadi resisten ketika penderita TB tidak mendapat atau tidak menjalani pengobatan lengkap. Tuberkulosis diobati dengan 5 atau 6 obat utama yang disebut lini pertama misalnya: ripampisin,INH,pirazinamid, dan lainlain. Kalau tidak mempan dengan obat lini pertama maka ada obat lini kedua misalnya: kuinolon, sikloserin, kanamisin, dan lainlain (second line). Resistensi obat TB juga dapat menular melalui udara dari penderita kepada bukan penderita. MDR-TB merupakan bentuk TB yang tidak respon terhadap standar 6 bulan pengobatan yang menggunakan obat standard atau first-line (resisten terhadap isoniazid dan rifampicin) dibutuhkan waktu 2 tahun untuk diobati dengan obat yang 100 kali lebih mahal dibandingkan pengobatan dengan standard (first-line) dan juga proses pengobatan amat susah dan efek samping yang cukup tinggi. Obat lini kedua digunakan dalam penanganan MDR TB. Hal yang paling menakutkan adalah timbulnya masalah XDR TB dimana penderita juga kebal dengan terapi second line yang merupakan hal yang sangat ditakutkan. Laporan Anti Tuberculosis Drug Resistance in the World, didasarkan pada informasi yang dikumpulkan antara tahun 2002-2006 ada 90.000 pasien TB di 81 negara. Laporan tersebut juga menemukan bahwa extensively drug-resistant tuberculosis (XDR-TB), salah satu yang hampir tidak dapat diobati dari penyakit saluran pernapasan, telah tercatat di 45 negara. Laporan tersebut juga menemukan keterkaitan antara infeksi HIV dan MDR-TB. Survey di Latvia dan Donetsk, Ukraina bahkan menemukan bahwa MDR-TB pada pasien TB yang mengidap HIV adalah dua kali lipat dibandingkan dengan pasien TB tanpa HIV. Berdasarkan analisis data survey, WHO memperkirakan terdapat hampir setengah juta kasus baru MDR-TB. Jumlah tersebut setara dengan 5% dari total 9 juta kasus baru TB di seluruh dunia tiap tahunnya.MDR-TB dan XDR-TB sangat mematikan bagi penderita HIV - Penelitian menunjukkan angka kematian penderita di atas 90%. Oleh karena itu, Drug-resistant TB merupakan ancaman utama terhadap keefektifan program pengobatan TB maupun antiretroviral.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta saat memaparkan makalah beliau
4
PPTI 2010
PPTI ingin menjawab terutama tantangan keempat dan tantangan lain yang tertulis diatas dengan melaksanakan seminar sehari penanggulangan TB-MDR di DKI Jakarta pada tanggal 20 Januari di Ball Room Hotel Lumire Jakarta bekerjasama dengan pemerintah DKI Jakarta dan KNCV. Harapan yang diinginkan dengan seminar tersebut adalah terciptanya kesamaan persepsi dalam penegakan diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis paru sehingga angka kesakitan menurun dan diharapkan angka kejadian MDR TB dan XDR TB dapat diatasi. Peserta Seminar adalah para dokter puskesmas kelurahan dan kecamatan, dokter rumah sakit pemerintah dan swasta di DKI Jakarta, Forum TB Partnership, peneliti, dan pemerhati TB lainnya yang keseluruhannya berjumlah kurang lebih 600 peserta. Pembicara dan makalah yang disampaikan dalam seminar ini adalah : 1. Dr. Dien Emawati, M.Kes., Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Judul makalah : Kebijakan Penanggulangan TB di Provinsi DKI Jakarta. 2. Dr. Fatimah resmiati, M.Sc. Pengurus PPTI Pusat. Judul makalah : Kontribusi PPTI dalam Penanggulangan Program TB 3. Dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan. Judul makalah : Peran ISTC Dalam. Pencegahan MDR. 4. Dr. Priyanti Z. Soepandi, Sp.P(K) Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan. Judul makalah : Diagnosis dan Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya. TB-MDR. 5. Agus Sjahrurachman, MD, Ph.D, Sp.MK Departemen Mikrobiologi FKUI Judul makalah : Diagnosis "Multi Drug Resistent Mycobacterium" Tuberculosis. 6. Dr. Muhammad Arifin Nawas, Sp.P(K), MARS Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FKUI-RS Persahabatan. Judul Makalah : Penatalaksanaan TB MDR dan Strategi DOTS Plus. Seminar dibuka dengan acara. : laporan Ketua Panitia Pelaksana, Seminar Ibu Dra. Ny. Bahrawi Wongsokusumo, dilanjutkan dengan Sambutan Ketua Umum Pengurus Pusat PPTI Ibu Ratih Siswono Yudo Husodo, SH. serta pembukaan secara resmi Seminar . Keynote Speech Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementrian Kesehatan yang disampaikan oleh Direktur Pengendalian Penyakit Menular Langsung, Bapak Dr. Iwan M. Mulyono, MPH., sambutan Mr Christin Smith selaku Perwakilan KNCV di Indonesia dan arahan oleh Gubernur Provinsi DKI Jakarta Bapak DR. Ing. H. Fauzi Bowo.
PPTI 2010
5
Dalam arahannya Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta menilai bahwa kegiatan seminar ini memiliki arti penting yaitu bemanfaat sebagai media evaluasi terhadap ujicoba manajemen program untuk TB kebal obat dengan strategi DOTS di Jakarta Timur dan Kota Surabaya yang merupakan Program Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Sehubungan dengan meningkatnya jumlah penderita. TB setiap menit muncul satu penderita baru dan setiap dua menit muncul satu penderita baru yang menular maka sejak tahun 2001 Pengarahan Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta Pemerintah DKI Jakarta telah mendeklarasikan "JAKARTA PERANG TERHADAP TB" dan menjadikan sebagai salah satu program prioritas pembangunan sektor kesehatan. Untuk itu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan langkah-langkah. : Mempermudah akses pelayanan penderita TB untuk mendapatkan pelayanan sesuai standar mutu, seluruh Puskesmas di Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan strategi DOTS dengan pelayanan dan obat gratis, menjalin dan mengembangkan kemitraan dengan LSM termasuk PPTI, meningkatkan ketrampilan petugas pelaksana pelayanan (dokter, paramedic, petugas laboratorium dan petugas obat), pengadaan logistik obat TB sebanyak 60 persen dari kebutuhan obat TB. Mengingat penanggulangan TB memberikan pengaruh terhadap upaya mewujudkan "JAKARTA KOTA SEHAT" Bapak Gubernur Provinsi DKI Jakarta mengharapkan agar informasi dan sosialisasi penanggulangan TBMDR dilakukan dengan lebih sungguh-sungguh oleh seluruh insan kesehatan di DKI Jakarta serta kepada semua pihak agar berkomitmen dan bekerjasama untuk melakukan penanggulangan TB dalam rangka mensukseskan Progran Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
Para undangan dan peserta Seminar Penanggulangan TB-MDR
6
PPTI 2010
Pertemuan TB Partnership Forum Seperti kita ketahui bersama, penanggulangan masalah TB tidak dapat dilakukan hanya oleh Pemerintah, terutama dengan bertambah kompleksnya masalah dengan keterkaitannya pada HIV/AIDS, dan berkembangnya TB MDR (TB – Multi Drugs Resistance). Untuk mengatasi hal itu, berbagai peran diantara mitra yang tergabung dalam TB Partnership Forum menjadi penting. Telah disepakati oleh para mitra pada pertemuan terakhir untuk mensinergikan peran mitra dengan melakukan pemutakhiran (up dating) data setiap mitra. Selain itu, disepakati pula bahwa penyelenggaraan dilakukan secara bergilir. Pertemuan ini penyelenggaranya adalah PP PPTI. Tujuan umum dari TB Partnership Forum adalah terjadi sinergi peran antar mitra, sehingga dukungan mitra kepada Program Nasional lebih jelas. Tujuan khususnya adalah memperoleh data terakhir setiap mitra, dapat dilakukan mapping/pemetaan “kiprah” setiap mitra, memberi masukan kepada Program Nasional maupun Dinas Kesehatan “kekuatan” mitra didaerahnya Pertemuan telah dilaksanakan pada hari Selasa, 27 Oktober 2009, di Kantor Pusat PPTI Lt. 3, Jl. Sultan Iskandar Muda Ketua Umum PP PPTI (Ratih Siswono Yudohusodo,SH) dalam sambutannya bahwa permasalahan TB yang ada kemitraan sangatlah penting, sinergi kemitraan yang diusulkan menjadi topik diharapkan akan menjadi awal upaya mendokumentasikan kekuatan kemitraan TB di Indonesia supaya dapat dikoordinasikan dengan propinsi bahkan kabupaten/kota. Hadir pada pertemuan tersebut adlah wakil-wakil dari : PPTI, IDI, WHO, Pusdokkes POLRI, IDAI, Budha Tzu Tji, Dephukham, PPTI DKI Jakarta, PERDHAKI, YAPARI, Hope World Wide, CARE International Indonesia, Direktorat, Kesehatan TNI AD, LKC, WVII, USAID, KUIS, KNCV, PP Aisyiyah, PPTI Jawa Barat, PAMALI, Depsos, dll. Pada acara tersebut Direktur P2ML Ditjen P2PL Depkes RI telah mengemukakan Kemitraan dalam Penanggulangan Tuberkulosis. - Kata kuncinya adalah Mitra dan Tuberkulosis - Tuberkulosis sudah ada sejak jaman purbakala sampai sekarang belum dapat diatasi meskipun sudah ada tanda-tanda penurunan, namun masalah baru terkait dengan TB juga timbul yaitu MDR bahkan XDR. - Masalah baru karena pasien yang tdk berobat secara teratur juga kesalahan kita para petugaspetugas kesehatan. - Di tingkat global berkembang juga sistem kemitraan - Ketergantungan satu sama lain - Pemerintah menyadari hal itu, maka kemitraan sudah diupayakan sejak lama - TB terkait dengan banyak hal, lingkungan sehat, gizi yang baik, pendidikan keluarga, - Masalah-masalah itu maka dibutuhkan kemitraan - Prinsip kemitraan: Kesetaraan, Keterbukaan dan saling menguntungkan. - Tugas dan tanggungjawab pemerintah: fasilitasi, pemerintah mengarahkan, masyarakat yang melaksanakan. Hal-hal yang terkait dengan public goods diolah oleh pemerintah yang bersifat private goods diolah masrakat bersama berbagai sektor
PPTI 2010
7
Diskusi selanjutnya adalah tentang pemutahiran data dari masing-masing LSM hal ini sangat penting untuk memperoleh data terakhir setiap mitra, dapat dilakukan mapping/pemetaan “kiprah” setiap mitra, memberi masukan kepada Program Nasional maupun Dinas Kesehatan “kekuatan” mitra didaerahnya Tambahan isu ialah : 1. Workshop Roadshow Piagam Pasien oleh PAMALI pada 24-25 November 2009 2. TB Day, tema: Moving Faster dan Innovation 3. Call proposal R5 fase 2, 4 topik yang bisa dikerjakan sesuai dengan SDA (Service Delivery Area GFATM R5 fase2): Tuberkulosis Multi Drug Resistance (TB-MDR), Operational research : TB Anak dan Practical Approach to Lung Health (PAL), Community system strengthening : Piagam Hak dan Kewajiban Pasien, Public Private Mix (PPM) 4. Peluang beasiswa USAID, terbuka untuk umum yang bekerja dalam program TB minimal 3 tahun, dan akan bekerja kembali di TB setelah selesai kuliah dengan masa minimal 2n+1. 5. PPTI: Peluang CSR: Bank Mandiri, Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian Sosial. 6. PPTI: Workshop TB MDR bagi Dokter pada bulanJanuari 2010 minggu ke 3. Kesepakatan untuk pertemuan selanjutnya tgl. 8 Desember 2009 di Care Internasional, sekaligus exit meeting program MITRA, Topik usulan: Pemberdayaan Masyarakat.
Bakti Sosial PP-PPTI di Sumatra Barat Dengan terjadinya musibah Gempa Bumi di Jawa Barat dan Sumatera Barat, Pengurus PPTI Pusat pada tanggal 14 September 2009 telah mengirimkan sumbangan untuk korban gempa ke Jawa Barat berupa bahan makanan dan obat-obatan sebagai berikut: - 287 (dua ratus delapan puluh tujuh) karton Salam Mie Spesial @ 40 bungkus. - 25 (dua puluh lima) karton Produgen Chocomax 300 gram @ 40 bungkus - 6 (enam) karton obat-obatan. Pada tanggal 1 Oktober 2009 Pengurus PPTI Pusat telah mengirimkan 6 (enam) karton obat-obatan yang angkutannya dititipkan bersama-sama dengan bantuan dari PT.Medco.
8
PPTI 2010
PENANDATANGANAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN (RPK) ANTARA PP-PPTI DENGAN DIREKTORAT P2ML DIREKTORAT JENDERAL PP-PL DEPKES RI Pada tanggal 24 Maret 2004 telah ditandatangani Piagam Kerjasama Departemen Kesehatan Republik Indonesia dan Pengurus Pusat Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia oleh Dirjen P2PL (atas nama Menteri Kesehatan) dan Ketua Umum Pengurus Pusat PPTI. Piagam Kerjasama tersebut didasari atas pertimbangan-pertimbangan bahwa: a. Tuberkulosis masih merupakan masalah kesehatan masyarakat Indonesia. b. Pada tahun 1993 WHO telah mencanangkan kedaruratan global tuberkulosis karena pada sebagian besar negara di dunia, tuberkulosis tidak terkendali. c. Sejak tahun 1995 program Pemberantasan Tuberkulosis di Indonesia telah dilaksanakan dengan strategi DOTS (Directly Observed Treatment, Shortcourse Chemotherapy) d. Pemerintah saat ini sedang melancarkan upaya penanggulangan tuberkulosis secara lebih terpadu, teratur dan terarah sesuai Rencana Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. e. Dalam upaya penanggulangan tuberkulosis tersebut perlu diciptakan iklim kemitraan, transparansi, dan peran serta masyarakat. f.
Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI) sebagai lembaga swadaya masyarakat yang bergerak dibidang sosial telah berkerjasama menunjang pemerintah dalam Program Penanggulangan Tuberkulosis seperti tertuang dalam “Piagam Kerjasama Depertemen Kesehatan Republik Indonesia dan Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI)” Nomor 193 – 1/HM-05-ML ; Nomor: 057/PP-XVII/PEN – 785 tentang Penyelenggaraan Pemberantasan Penyakit Tuberkulosa Paru antara Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan Ketua Umum Pengurus Pusat PPTI dalam upaya Penanggulangan Tuberkulosis.
g. Sehubungan dengan hal tersebut, Menteri Kesehatan Republik Indonesia dan Ketua Umum Pengurus Pusat PPTI telah sepakat untuk meningkatkan kegiatan kerjasama yang ditetapkan dalam suatu Piagam Kerjasama, No.KS.00.01.4.305 & No.06/TU/PP-PPTI XXXV/07/2003. PPTI 2010
9
Kerjasama ini meliputi kegiatan-kegiatan yang sesuai dengan strategi DOTS khususnya yang berkaitan dengan peningkatan kemitraan, mobilisasi sosial, penyuluhan, advokasi, optimalisasi pera Pengawas Menelan Obat (PMO), serta kegiatan penelitian dan pertemuan ilmiah tentang peningkatan aksesibilitas dan mutu pelayanan kepada penderita. Pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud perlu diatur dan dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) yang disusun bersama oleh Direktorat Pemberantasan Penyakit Menular Langsung Direktorat Jenderal PP & PL dan Pengurus Pusat PPTI. Kegiatan yang dilaksanakan berdasarkan Piagam Kerjasama ini dibebankan kepada anggaran Program Penanggulangan Tuberkulosis dari APBN, pinjaman/hibah dari luar negeri dan sumber lain yang sah dan dilaksanakan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan Kegiatan (RPK) telah disusun antara PPTI Pusat bersama Sub Direktorat P2TB yang mewakili Direktorat P2ML Direktorat Jenderal P2PL Departemen Kesehatan RI untuk kurun waktu 5 tahun kedepan. Untuk itu pada hari Selasa, tanggal 25 Agustus 2009 telah dilakukan penandatangan kesepakatan atas Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) antara Direktur P2ML (Dr.Iwan M.Mulyono, MPH) dengan Ketua II Pengurus Pusat PPTI, (Dra.Ny.Bahrawi Wongsokusumo) yang disaksikan oleh Bapak Direktur Jenderal PPPL Depkes RI dan Ketua Umum PPTI.
Hari Batik Indonesia Sesuai dengan himbauan Bapak Presiden RI bahwa pada tanggal 2 Oktober 2009 UNESCO mengukuhkan batik Indonesia sebagai WARISAN BUDAYA DUNIA (World Heritage). Untuk itu pada hari Jum’at 2 Oktober 2009 semua pegawai Sekretariat PPTI, Badan Pelaksana PPTI dan Klinik JRC PPTI Pusat telah melaksanakan himbauan tersebut dengan menggunakan Batik Nasional.
Foto bersama Karyawan Sekretariat PPTI, Badan Pelaksana PPTI dan Karyawan Klinik JRC PPTI Pusat dalam rangka memperingati batik Indonesia sebagai WARISAN BUDAYA DUNIA (World Heritage).
10
PPTI 2010
SEMINAR SEHARI TB ANAK Dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia dan HUT PPTI ke 41, PPTI Pusat pada tgl. 13 Agustus 2009 telah menyelenggarakan Seminar Sehari TB ANAK yang dihadiri 189 orang terdiri dari Dr.Umum dari Puskesmas kecamatan, Kelurahan, Klinik Swasta se DKI Jakarta dan Pengurus Pusat PPTI. Seminar dipandu oleh Dr Ahmad Hudoyo,Sp.P(K). Ketua Bidang Penyuluhan, Diklat dan Pelayanan Medik PP-PPTI, sebagai moderator. Pembicara ke-1, adalah Dr.Vanda Siagian (Staf Subdit TB-Dit P2ML Ditjen PP-PL Departemen Kesehatan RI) Dengan makalah “ Situasi TB di Indonesia “. Pembicara ke-2, adalah Dr.Angliana Dianawati (Kepala Seksi Penyakit Menular dan Penyakit tidak Menular Dinas Kesehatan Prov DKI Jakarta) Dengan makalah “Situasi Terkini P2 Tuberkulosis di Provinsi DKI Jakarta”. Pembicara ke-3, adalah DR.Dr. Bambang Supriyatno,Sp.A(K) (Kepala Departemen Kesehatan Anak FKUI-RSCM) dengan makalah “ Chronic Cough Tuberculosis or Asthma ???”. Pembicara ke-4, adalah Dr.Darmawan B Setyanto,Sp.A(K) (Kepala Divisi Respirologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM) Dengan makalah “TB pada Anak, sudah tepatkah diagnosis kita ?”. Dalam sambutannya Ketua Umum Pengurus PPTI Pusat telah menyampaikan betapa pentingnya masalah TB ANAK ini diseminarkan karena : 1. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat lebih dari 250.000 anak menderita TB dan 100.000 diantaranya meninggal dunia (Farmacia, Edisi Mei 2007). Data Departemen Kesehatan menunjukkan penderita TB Anak pada tahun 2006 ada 397 orang dan pada tahun 2007 menjadi sebanyak 3990 orang. 2. Mendiagnosis TB pada anak lebih sukar jika dibandingkan dengan mendiagnosis TB pada orang dewasa, sehingga sering terjadi misdiagnosis, baik overdiagnosis maupun underdiagnosis, yang menyebabkan tidak tepatnya jumlah kasus TB-Anak yang dilaporkan. Dengan ilmu kedokteran yang terus berkembang, sering kali Dokter menggunakan alat yang tidak tepat dalam mendiagnosis TB pada anak. Sering kali dokter langsung mendiagnosis TB pada seorang anak berdasarkan keluhan dan gambaran rontgen yang sebenarnya tidak 100% spesifik.
PPTI 2010
11
3. Gejala klinis TB pada anak tidak khas, sangat bervariasi dan tidak saja melibatkan organ pernapasan melainkan banyak organ tubuh lain seperti kulit, tulang, otak, mata, usus dan organ lain. 4. Batuk kronik pada anak lebih sering oleh karena faktor alergi, antara lain asthma. 5. Pada tahun 2008 penderita TB. Anak yang di diagnosis dan diobati di 3 Klinik PPTI di Jakarta ada 1204 orang anak.
SEMINAR SEHARI TB-HIV/AIDS Dalam rangka memperingati Hari TB Sedunia dan HUT PPTI ke 41, PPTI Pusat pada tgl. 20 Mei 2009 telah menyelenggarakan Seminar Sehari TB-HIV/AIDS bagi masyarakat awam yang dihadiri 122 orang terdiri dari Organisasi Kowani, Organisasi Lain, Mahasiswa, Instansi & Pengurus PPTI Wilayah DKI Jakarta & PPTI Pusat. Seminar dipandu oleh Dr.Prasenohadi, Ph.D,Sp.P. Anggota Bidang Penyuluhan, Diklat dan Pelayanan Medik PP-PPTI, sebagai moderator. Pembicara ke-1,adalah Dr.Nafsiah Mboy,Sp.A,MPH (Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Nasional) Dengan makalah “Mengenal HIV/AIDS dan Program Penanggulangannya di Indonesia”. Pembicara ke-2,adalah Dr.Achmad Hudoyo,Sp.P,FCCP (Ketua Bidang Penyuluhan, Diklat dan Pelayanan Medik PPTI Pusat). Dengan makalah “Diagnosis TB Paru & HIV AIDS”.
12
PPTI 2010
Dalam sambutannya Ketua Umum Pengurus PPTI Pusat telah menyampaikan betapa pentingnya masalah Tuberkulosis dan HIV/AIDS ini diseminarkan karena : 1. Sampai dengan 31 Desember 2008 secara kumulatif jumlah kasus AIDS y a n g d i l a p o r k a n a d a l a h 1 6 . 110 penderita di 32 Propinsi, 214 Kab/ Kota, dengan angka prevalensi 7,12 per 100.000 penduduk. Yang terbanyak dilaporkan dari Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Papua, Bali, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. 2. Cara penularan kasus AIDS yang dilaporkan adalah melalui hubungan kelamin heteroseksual 48%, melalui penggunaan jarum suntik (Injecting Drug Use - IDU) 42,3% dan melalui hubungan kelamin para homoseksual 3,8%. Cara penularan lain adalah diturunkan kepada bayi yang ibunya menderita HIV-AIDS atau melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV. 3. Proporsi kumulatif kasus AIDS tertinggi dilaporkan pada kelompok umur 20-29 tahun (50,82%), disusul kelompok umur 30-39 tahun (29,36%) dan kelompok umur 40-49 tahun (8,5%). Ratio gender antara laki-laki dan perempuan adalah 3:1. 4. Infeksi oportunistik yang terbanyak dilaporkan adalah Tuberkulosis , Diare, penyakit jamur. 5. Walaupun tidak semua penderita dengan HIV terinfeksi TB, WHO menyatakan bahwa sekitar 60% penderita AIDS di Asia, menderita TB. 6. Mulai September 2004 sampai akhir Desember 2008, di Klinik PPTI Baladewa, jumlah penderita baru TB adalah 19.516 penderita, 5.913 diantaranya bersedia di konseling (30,3%). Yang di konseling tersebut terdapat 5.838 bersedia untuk ditest (98,7%), yang hasilnya 1.076 penderita HIV Positif (18,43%), dengan 83% diantaranya berjenis kelamin laki-laki dan 17% perempuan. Menyadari bahwa Negara kita ini jumlah penderita TB merupakan nomor 3 terbanyak di Dunia dan dengan meledaknya jumlah penderita HIV/AIDS, maka tidak berlebihan bila para pembicara dalam seminar untuk dapat menyadarkan tentang masalah TB-HIV/AIDS ini di Indonesia. PPTI Pusat dalam program kerjanya telah mencanangkan program DOTS Plus yaitu dengan memberi pelayanan TB-HIV/AIDS disetiap Klinik PPTI di Indonesia. Namun pada saat ini baru Klinik PPTI Baladewa Jakarta Pusat yang telah melaksanakan TB-HIV/AIDS dengan VCT sejak tahun 2004. Pada tahun 2009 PPTI akan mengembangkan pelayanan konseling TB-HIV/AIDS di Klinik PPTI JRC Kebayoran Lama dan Klinik PPTI Muara Angke.
PPTI 2010
13
Mekanisme dan Diagnosis Multidrug Resistant Tuberculosis (MDR Tb) Arif Riswahyudi Hanafi, Prasenohadi Departemen Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, RS Persahabatan, Jakarta Pendahuluan Tuberkulosis (Tb) merupakan penyebab terbesar penyakit dan kematian di dunia khususnya di Asia dan Afrika dan sejak tahun 2005 terdapat peningkatan yang disebabkan oleh pertumbuhan populasi di India, Cina, Indonesia, Afrika Selatan dan Nigeria. Menurut WHO prevalens kasus TB tahun 2006 ada 14,4 juta kasus dan multidrug resistant Tb (MDR Tb) ada 0,5 juta kasus dengan Tb kasus baru MDR 23.353 kasus. Jumlah total kasus Tb baru MDR yang diobati tahun 2007 dan 2008 sekitar 50.000 kasus. Prevalens Tb di Indonesia tahun 2006 adalah 253/100.000 penduduk angka kematian 38/100.000 penduduk, Tb kasus baru didapatkan MDR Tb 2% dan Tb kasus yang telah diobati didapatkan MDR Tb 19%. Timbulnya resistensi obat dalam terapi Tb khususnya MDR Tb merupakan masalah besar kesehatan masyarakat di berbagai negara dan fenomena MDR menjadi salah satu batu sandungan program pengendalian Tb. Pengobatan pasien MDR Tb lebih sulit, mahal, banyak efek samping dan angka kesembuhannya relatif rendah. Penyebaran resistensi obat di berbagai negara tidak diketahui dan tatalaksana pasien MDR Tb masih tidak adekuat. Mekanisme Multidrug resistant tuberculosis (MDR Tb) adalah Tb yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis (M. Tb) resisten in vitro terhadap isoniazid (H) dan rifampisin (R) dengan atau tanpa resisten obat lainnya. Terdapat 2 jenis kasus resistensi obat yaitu kasus baru dan kasus telah diobati sebelumnya. Kasus baru resisten obat Tb yaitu terdapatnya galur M. Tb resisten pada pasien baru didiagnosis Tb dan sebelumnya tidak pernah diobati obat antituberkulosis (OAT) atau durasi terapi kurang 1 bulan. Pasien ini terinfeksi galur M. Tb yang telah resisten obat disebut dengan resistensi primer. Kasus resisten OAT yang telah diobati sebelumnya yaitu terdapatnya galur M. Tb resisten pada pasien selama mendapatkan terapi Tb sedikitnya 1 bulan. Kasus ini awalnya terinfeksi galur M Tb yang masih sensitif obat tetapi selama perjalanan terapi timbul resistensi obat atau disebut dengan resistensi sekunder (acquired). Secara mikrobiologi resistensi disebabkan oleh mutasi genetik dan hal ini membuat obat tidak efektif melawan basil mutan. Mutasi terjadi spontan dan berdiri sendiri menghasilkan resistensi OAT. Sewaktu terapi OAT diberikan galur M. Tb wild type tidak terpajan. Diantara populasi M. Tb wild type ditemukan sebagian kecil mutasi resisten OAT. Resisten lebih 1 OAT jarang disebabkan genetik dan biasanya merupakan hasil penggunaan obat yang tidak adekuat. Sebelum penggunaan OAT sebaiknya dipastikan M. Tb sensitif terhadap OAT yang akan diberikan. Sewaktu penggunaan OAT sebelumnya individu telah terinfeksi dalam jumlah besar populasi M. Tb berisi organisms resisten obat.
14
PPTI 2010
Populasi galur M. Tb resisten mutan dalam jumlah kecil dapat dengan mudah diobati. Terapi Tb yang tidak adekuat menyebabkan proliferasi dan meningkatkan populasi galur resisten obat. Kemoterapi jangka pendek pasien resistensi obat menyebabkan galur lebih resisten terhadap obat yang digunakan atau sebagai efek penguat resistensi. Penularan galur resisten obat pada populasi juga merupakan sumber kasus resistensi obat baru. Meningkatnya koinfeksi Tb HIV menyebabkan progresi awal infeksi MDR Tb menjadi penyakit dan peningkatan penularan MDR Tb. Banyak faktor penyebab MDR Tb beberapa analisis difokuskan pada ketidakpatuhan pasien. Ketidakpatuhan lebih berhubungan dengan hambatan pengobatan seperti kurangnya pelayanan diagnostik, obat, transportasi, logistik dan biaya pengendalian program Tb. Survei global resistensi OAT mendapatkan hubungan antara terjadinya MDR Tb dengan kegagalan program Tb nasional yang sesuai petunjuk program Tb WHO. Terdapatnya MDR Tb dalam suatu komuniti akan menyebar, kasus tidak diobati dapat menginfeksi lebih selusin penduduk setiap tahunnya dan akan terjadi epidemi khususnya di dalam suatu institusi tertutup padat seperti penjara, barak militer dan rumah sakit. Penting sekali ditekankan bahwa MDR Tb merupakan ancaman baru dan hal ini merupakan manmade phenomenon. Pengendalian sistematik dan efektif pengobatan Tb yang sensitive melalui DOTS merupakan senjata terbaik untuk melawan berkembangnya resistensi obat. Terdapat 5 sumber utama resisten obat Tb menurut kontribusi Spigots, yaitu : 1. Pengobatan tidak lengkap dan adekuat menyebabkan mutasi M. Tb resistensi 2. Lamanya pasien menderita infeksi disebabkan oleh keterlambatan diagnosis MDR Tb dan hilangnya efektiviti terapi sehingga terjadi penularan galur resisten obat terhadap kontak yang masih sensitif. 3. Pasien resisten obat Tb dengan kemoterapi jangka pendek memiliki angka kesembuhan kecil dan hilangnya efek terapi epidemiologi penularan. 4. Pasien resisten obat Tb dengan kemoterapi jangka pendek akan mendapatkan resistensi lanjut disebabkan ketidak hati—hatian pemberian monoterapi (efek penguat). 5. Koinfeksi HIV dapat memperpendek periode infeksi menjadi penyakit Tb dan penyebab pendeknya masa infeksi. Diagnosis Langkah awal mendiagnosis resisten obat Tb adalah mengenal pasien dalam risiko dan mempercepat dilakukannya diagnosis laboratorium. Deteksi awal MDR Tb dan memulai sejak awal terapi merupakan faktor penting untuk mencapai keberhasilan terapi. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi sputum BTA, uji kultur M. Tb dan resistensi obat. Kemungkinan resistensi obat Tb secara simultan dipertimbangkan dengan pemeriksaan sputum BTA sewaktu menjalani paduan terapi awal. Kegagalan terapi dapat dipertimbangkan sebagai kemungkinan resisten obat Tb sampai ada hasil uji resistensi obat beberapa minggu kemudian yang menunjukkan terdapatnya paduan terapi yang tidak adekuat. Identifikasi cepat pasien resistensi obat Tb dilakukan terutama pasien memiliki risiko tinggi karena program pengendalian Tb lebih sering menggunakan paduan terapi empiris, minimalisasi penularan, efek samping OAT, memberikan terapi terbaik dan mencegah resistensi obat lanjut. ....bersambung ke halaman 18
PPTI 2010
15
6 13 20 27
4 11 18 25
7 14 21 28
R
2 April : Wafat Yesus Kristus
5 12 19 26
S
M S
: Tahun Baru Masehi
K 1 8 15 22 29
7 14 21 28
3 4 5 6 10 11 12 13 17 18 19 20 24 25 26 27 31
1 Januari
K
S
R
M S
S 2 9 16 23 30
J 2 9 16 23 30
S 3 10 17 24
April
J 1 8 15 22 29
Januari S 2 9 16 23
R 3 10 17 24
K 4 11 18 25
S
R
13 Mei : Kenaikan Yesus Kristus 28 Mei : Hari Raya Waisak 2554
2 3 4 5 9 10 11 12 16 17 18 19 23 24 25 26 30 31
M S
6 13 20 27
K
S 6 13 20 27
7 14 21 28
J
S 1 8 15 22 29
Mei
J 5 12 19 26
14 Februari : Tahun Baru Imlek 2561 26 Februari : Maulid Nabi Muhammad SAW
M S 1 7 8 14 15 21 22 28
Februari
6 13 20 27
S 2 9 16 23 30
R 3 10 17 24 31
J 5 12 19 26
S 6 13 20 27
Maret K 4 11 18 25
IUAT - LD
S 1 8 15 22 29
R 2 9 16 23 30
K 3 10 17 24
J 4 11 18 25
S 5 12 19 26
Juni
: Hari Raya Nyepi, Tahun Baru Saka 1932
7 14 21 28
M S
16Maret
M S 1 7 8 14 15 21 22 28 29
PERKUMPULAN PEMBERANTASAN TUBERKULOSIS INDONESIA Jl. Sultan Iskandar Muda no.66A, Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan 12240 Tel. (021) 739 7494, 722 8126, 722 7123 ; Fax. (021) 739 7494
P.P.T.I
6 13 20 27
4 11 18 25
7 14 21 28
R
K 1 8 15 22 29
J 2 9 16 23 30
7 14 21 28
3 4 5 6 10 11 12 13 17 18 19 20 24 25 26 27 31
S
7 14 21 28
M S
5 12 19 26
R 1 8 15 22 29
7 Desember : Tahun Baru 1432H 25 Desember : Hari Raya Natal
6 13 20 27
J 1 8 15 22 29
S 2 9 16 23 30
K 2 9 16 23 30
J 3 10 17 24 31
S 4 11 18 25
Desember
K
S
R
M S
S 3 10 17 24 31
Oktober
10 Juli : Is’ra Mi’raj Nabi Muhammad SAW
5 12 19 26
S
M S
Juli S 2 9 16 23 30
S 3 10 17 24 31
R 4 11 18 25
K 5 12 19 26
S 2 9 16 23 30
R 3 10 17 24
17 November : Idul Adha 1431H
M S 1 7 8 14 15 21 22 28 29
J 6 13 20 27
S 7 14 21 28
K 4 11 18 25
J 5 12 19 26
S 6 13 20 27
November
17 Agustus : Hari Kemerdekaan RI
M 1 8 15 22 29
Agustus 6 13 20 27
7 14 21 28
S
R 1 8 15 22 29
K 2 9 16 23 30
J 3 10 17 24
S 4 11 18 25
2010
10 -11 September : Idul Fitri 1 Syawal 1431 H
5 12 19 26
M S
September
....sambungan dari halaman 15
Prediksi seseorang dalam risiko untuk melakukan uji resistensi obat adalah langkah awal deteksi resistensi obat. Prediktor terpenting resistensi obat adalah riwayat terapi Tb sebelumnya, progresiviti klinis dan radiologi selama terapi Tb, berasal dari daerah insidens tinggi resisten obat dan terpajan individu infeksi resisten obat Tb. Setelah pasien dicurigai MDR Tb harus dilakukan pemeriksaan uji kultur M. Tb dan resistensi obat. Laboratorium harus mengikuti protokol jaminan kualiti dan memiliki akreditasi nasional / internasional. Khususnya 2 sampel dengan hasil yang berbeda dari laboratorium dengan tingkat yang berbeda direkomendasikan untuk diperiksakan pada laboratorium yang lebih balk. Penting sekali laboratorium menekankan pemeriksaan uji resistensi obat yang cepat, adekuat, valid dan mudah dicapai oleh pasien dan layanan kesehatan. Mewujudkan laboratorium seperti ini disuatu daerah merupakan tantangan untuk program pengendalian Tb. Kesimpulan Tuberkulosis sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan di dunia dan diperparah dengan timbulnya masalah baru berupa MDR Tb. Kebanyakan MDR Tb terjadi karena kekurang patuhan dalam pengobatan Tb. Resistensi yang terjadi dapat berupa resistensi primer dan resistensi sekunder. Deteksi awal MDR Tb dan memulai terapi sedini mungkin merupakan faktor penting untuk tercapainya keberhasilan terapi. Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11 . 12. 13.
18
World Health Organization. Key point. WHO Report 2008 : Global Tuberculosis Control 2008 surveillance, planning, financing. Geneva, Switzerland: WHO;2008.p.3-7. World Health Organization. Profiles of high-burden countries. Country profile Indonesia. WHO Report 2008 : Global Tuberculosis Control 2008 surveillance, planning, financing. Geneva, Switzerland: WHO,2008.p. 113-8. World Health Organization. Guidelines for the programmatic management of drug-resistant tuberculosis. Geneve, Switzerland: WHO;2006.p.1-8. World Health Organization. Treatment of tuberculosis: guidelines for national programmes, 3rd ed. Geneva, Switzerland: WHO-2003.p.39-47. Crofton SJ, Chaulet P, Maher D. Guidelines for the management of drug-resistant tuberculosis. Geneva, Switzerland: WHO;1996.p.5-9. Francis J. Curry National Tuberculosis Center, San Francisco Departement of Public Health, University of California. Drug-Resistant Tuberculosis a Survival Guide for Clinicians. Loeffler AM, Daley CL, Flood JM editors. California San francisco: CDC-12004.p.1-14. Iseman MD, Goble M. Multidrug-resistant tuberculosis. N Engl J Med. 1996;334-268-9. Munsiff SS, Bassoff T, Nivin B, et al. Molecular epidemiology of multidrug-resistant tuberculosis, New York City, 1995-1997. Emerg Infect Dis. 2002;8:1230-8. The WHO/IUATLD Global Project on Anti-Tuberculosis Drug Resistance Surveillance. Anti-Tuberculosis Drug Resistance in the World. Report No. 3. Geneva, Switzerland: WHO-12004.p.7-36. Partners In Health, Harvard Medical School, Bill & Melinda Gates Foundation. A DOTS-Plus Handbook Guide to the Community based Treatment of MDR TB. Boston, Massachusetts: PIH-12002.p.1-13. Partners In Health, Harvard Medical School, Division of Social Medecine and Health Inequalities Brigham and Women’s Hospital. The PIH Guide to the Medical Management of Multidrug-Resistant Tuberculosis berculosis International Edition. Rich ML editor. Boston, Massachusetts: PIH;2003.p.1-19. 12.Parsons LM, Somoskovi A, Urbanczik R, Salfinger M. Laboratory diagnostic aspects of drug resistant tuberculosis. Front Biosci. 2004;9:2086-105. Sarin R. MDR-TB – Interventional Strategy. Indian J Tuberc 2007;54:110-6.
PPTI 2010
Peringatan Hari TB se Dunia (World TB Day) Di Lapas Banceuy – Kota Bandung Tema Hari TB se Dunia pada tahun ini masih mengusung hal yang sama seperti tema pada tahun 2008 yaitu “We simply must stop TB” yang menggambarkan bahwa setiap orang dapat berperan didalam pemberantasan dan pencegahan penyakit Tuberkulosis atau TB. PPTI (Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia) Wilayah Jawa Barat sebagai salah satu LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang merupakan mitra pemerintah dalam program penanggulangan TB, tentunya juga ingin berkontribusi dalam menangani berbagai permasalahan TB khususnya yang terjadi di Jawa Barat. Menurut WHO (2005), diperkirakan terjadi 530.000 kasus TB baru Indonesia dengan kematian 140.000 setiap tahunnya. Insiden kasus TB BTA positif sekitar 110 per 100.000 populasi menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif, kelompok ekonomi lemah dan berpendidikan rendah. Walaupun angka kesakitan TB dari tahun ketahun cenderung menunjukkan penurunan namun prevalensi TB pada komunitas narapidana dan tahanan ternyata 7,5 kali lebih besar dari populasi umum. Kondisi LAPAS dan RUTAN yang over kapasitas dengan sarana, prasarana, lingkungan dan sanitasi yang kurang memadai merupakan tantangan dalam penanggulangan TB. Penemuan dan penyembuhan pasien TB menular, merupakan kegiatan pencegahan penularan TB yang paling efektif dan secara bermakna akan dapat menurunkan angka kesakitan dan angka kematian akibat TB di lingkungan LAPAS dan RUTAN. Berkaitan dengan hal tersebut diatas dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya PPTI, PPTI Jawa Barat bekerjasama dengan pihak LAPAS Banceuy, PPTI Cabang Kota Bandung, Dinas Kesehatan Kota Bandung dan RS Hasan Sadikin akan melaksanakan kegiatan penyuluhan TB dengan sasaran para narapidana, sipir, Petugas Kesehatan dan Pihak Keluarga narapidana dilingkungan LAPAS Banceuy. Tujuan Peringatan Hari TB se Dunia di Lapas adalah : 1. Tersosialisasinya program penanggulangan TB di Lapas Banceuy, agar: - Petugas dan LSM di Lapas Banceuy mengetahui prinsip penanggulangan TB dengan Strategi DOTS. - Skrining TB pada napi (warga binaan pemasyarakatan) di Lapas Banceuy - Diagnosis dan pengobatan napi (WBP) yang TB dengan Strategi DOTS - Adanya kebijakan terkait pengendalian infeksi 2. Adanya kerjasama lintas sektor terkait dalam program penanggulangan TB di Lapas Banceuy Peserta yang hadir pada acara tersebut 400 orang terdiri dari : Perwakilan narapidana Lapas Banceuy, Petugas sipir Lapas Banceuy, Petugas Kesehatan Lapas Banceuy, Pihak Keluarga narapidana Lapas Banceuy dan lintas sektor terkait. Nara sumber yaitu Direktur Jenderal Pemasyarakatan Dephukham (sekaligus membuka acara), Kakanwil Dephukham Jawa Barat, Ketua PPTI Wilayah Jawa Barat – Drs.H.Karna Suwanda, Walikota Bandung – Drs.H.Dada Rosada, Direktur Bina Perawatan Ditjen Pemasyarakatan – Dra.Engkuy, Tim DOTS RSHS – dr.Arto Yoewono Soeroto,SpPD,KP, Dinas Kesehatan Kota Bandung – dr.Hj.Rita Verita Sri.H,MM,MH.Kes. Sebagai tindak lanjut dari acara ini adalah pelatihan untuk 400 orang PMO (2 angkatan) di Lapas Banceuy dengan sumber dana dari GF-ATM komponen TB R5 Phase 2.
PPTI 2010
19
Yayasan Pembinaan Anak dan Remaja Indonesia (YAPARI) Mengadakan Penyuluhan TB Yayasan Pembinaan Anak dan Remaja Indonesia (YAPARI) adalah Lembaga Swadaya Masyarakat non profit yang fokus pendidikan kesehatan melalui pembentukan Pos Obat Desa (POD) dan penanggulangan penyakit TBC di Wilayah kerja YAPARI di DKI Jakarta. Dalam rangka kerjasama PPTI Pusat dengan YAPARI, pada tanggal 19 Agustus 2009 YAPARI telah mengadakan penyuluhan TBC di Kampung Pisangan I Kelurahan Penggilingan Kecamatan Cakung Jakarta Timur. Kepada para peserta telah dibagikan leaflet dan poster tentang TBC. Sebagai nara sumber adalah Dr.Dahlia dari Puskesmas Kecamatan Cakung, Sdr.Endang Herwanto,SS (Koordinator Divisi Kesehatan YAPARI) dan Siti Nursidah (Kader TBC Wilayah Kampung Pisangan I. Setelah penyuluhan diadakan diskusi, tanya jawab dan testimony.
Musyawarah Cabang PPTI Kabupaten Langkat Pada tanggal 28 Mei 2009 bertempat di Aula Dinas Kesehatan Kabupaten Langkat telah dilaksanakan musyawarah Cabang PPTI Kab.Langkat . Musyawarah dihadiri oleh seluruh Pengurus Cabang PPTI Kab.Langkat dan Pengurus Wilayah PPTI Sumatera Utara dan Wakil Kepala Dinas Kesehatan Kab.Langkat sebagai Penasehat PPTI. Tujuan musyawarah tersebut adalah pertanggung jawaban Pengurus Cabang PPTI Kab. Langkat periode 2004-2009 dan pemilihan Pengurus telah terpilih kembali Bapak OK. Hasan Bahrum, BA sebagai Ketua PPTI Cab.Kab Langkat periode 2009-2014. Dalam laporannya Ketua Cabang menyampaikan kegiatan yang telah dilaksanakan berupa: advokasi, penyuluhan dan pertemuan koordinasi, serta laporan keuangan, dan harapannya di PPTI Cabang Kab.Langkat dapat didirikan Klinik PPTI Stabat dan agar ada insentif bagi penemu TB Paru Positif.
20
PPTI 2010
Kunjungan Peserta Pelatihan Pencegahan, Penanggulangan dan Pengobatan Penyakit Paru Sesuai permintaan Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan, sebagai penyelenggara Pelatihan Pencegahan, Penanggulangan dan Pengobatan Penyakit Paru untuk tenaga Dokter BBKPM dan BP4, ingin mengadakan kunjungan ke Kantor PPTI Pusat di Jl.Sultan Iskandar Muda No.66A Kebayoran Lama Utara Jakarta Selatan, dan Klinik PPTI DKI Jakarta di Jl.Baladewa No.34, Tanah Tinggi Jakarta Pusat Untuk itu maka pada tanggal 24 Juli 2009 telah hadir 16 orang Dokter peserta pelatihan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan RSUP Persahabatan di Kantor PPTI Pusat. Peserta diterima oleh Sekretaris Jenderal PPTI, dan telah dipresentasikan tentang Organisasi PPTI, sejarah, visi dan misi, hasil kegiatan dan rencana selanjutnya, disertai diskusi. Kemudian peserta meninjau ruangan dan kegiatan-kegiatan di Klinik PPTI Kebayoran Lama Jakarta Selatan dan Klinik PPTI DKI Jakarta.
GEDUNG SEKRETARIAT PPTI BALI BANTUAN PEMDA PROVINSI BALI Sesuai dengan SK Gubernur Bali No.302/01-F/HK/2001 tanggal 19 September 2001 tentang pemanfaatan tanah pemerintah Prov. Bali dengan luas tanah 680 M2 berlokasi di Jl.Letda Tantular, Yang Batu, Denpasar. Dengan perjuangan Ibu Ketua Kehormatan PPTI Periode 2006-2009, terwujud bantuan dana APBD tahun 2008 (bantuan organisasi sosial kemasyarakatan) untuk pembangunan gedung, kantor Sekretariat PPTI Wilayah Bali termasuk beberapa perlengkapan gedung dan biaya operasional. Pembangunan tersebut telah melalui proses dan prosedur tender yang berlaku dan telah digunakan sejak tanggal 27 April 2009. Kondisi kantor Wilayah PPTI Bali saat ini masih perlu pembangunan lanjutan berupa tembok pekarangan, pintu gerbang kantor, pura (pelinggih) kantor, sarana air bersih dari PAM dan pertamanan.
PPTI 2010
21
Penyuluhan TB oleh PPTI Wilayah Kalimantan Tengah Pada tahun 2009 PPTI Wilayah Kalimantan Tengah telah mengadakan kegiatan penyuluhan TB Paru kepada masyarakat sebagai berikut: 1. Kerjasama dengan RRI, Kota Palangka Raya untuk menyiarkan penyuluhan tentang TB Paru. Siaran tersebut pagi dan malam pada jam yang banyak didengar masyarakat yaitu pada waktu jam berita keluarga. Adapun jadwalnya, 3 bulan pertama kemudian dilanjutkan dengan 3 bulan kedua. Siaran tersebut jangkauannya sampai kedesadesa.
2. Penyuluhan langsung : a. Di Kelurahan Menteng tanggal 26 Mei 2009 dengan sasaran warga sejumlah = 120 orang. b. Di Kelurahan Pahandut, Komplek Pelabuhan Rambang tanggal 23 Juli 2009 dengan sasaran sebanyak=100 orang c. Di Kelurahan Bengkire tanggal 25 Juli 2009 dengan sasaran sebanyak=125 orang. d. Kelurahan Bereng Bengkel tanggal 28 Juli 2009 dengan jumlah peserta=120 orang. 3. Penjajakan kerjasama dengan Perusahaan Pada tanggal 28 s/d 30 November 2009 kami, 7 orang Pengurus PPTI, di PT.Sarmiento Parakantjah Timber, Kabupaten Kotawaringin Timur lebih kurang 500 km dari Palangka Raya. Penjajakan tersebut dimulai dengan memberikan penyuluhan kepada karyawan perusahaan dan masyarakat di 4 desa sekitar perusahaan dengan rincian sebagai berikut: a. Masyarakat dari 4 desa (Desa Tumbang Kania, Tumbang Payang, Tumbang Getas dan Desa Tewehara, Kecamatan Mentaya Hulu dengan jumlah peserta= 130 orang). b. Masalah di Desa: tidak ada sarana kesehatan kecuali Klinik Perusahaan yang juga kecil, Puskesmas Kuala Kuayan jauh sekali (kira-kira 60 km). Karena itu penyakit paru termasuk TB tidak terlayani sama sekali. Kami bawa alat mikroskop untuk pemeriksaan BTA dengan hasil: 191 pot sputum yang dikumpulkan, 95 yang layak diperiksa dan BTA + 2 orang, kemudian diberikan obat paket TB.
22
PPTI 2010
c. Penyuluhan kepada karyawan Perusahaan dengan jumlah= 100 orang. d. Adapun masalahnya adalah Perusahaan tidak ada fasilitas untuk deteksi TB dan juga obat sangat terbatas untuk karyawan padahal masyarakat sekitar banyak minta berobat gratis ke Klinik Perusahaan tersebut. Bila ada kasus TB mereka pergi ke Ibu Kota Kabupaten yang jaraknya 250 km. Sulit kontrolnya sehingga banyak pasien drop out. Kami telah sarankan agar Dokter Perusahaan membantu karyawan dan masyarakat sekitar mengobati TB sesuai dengan prosedur DOTS.
Sosialisasi Proyek Global Fund Round 5 Phase 2. Pada tanggal 28 s/d 30 Juli 2009 di Hotal Pramesti, Jln. Raya Puncak Km 72 Cibogo, Bogor telah dilaksanakan Sosialisasi Proyek Global Fund Round 5 Phase 2 Komponen TB oleh PPTI Pusat. Sosialisasi diikuti 20 orang peserta, yaitu Ketua dan Bendahara PPTI Wilayah di 4 provinsi, Sumatera Utara, Sumatera Barat, DKI Jakarta dan Bali, Pimpinan dan Petugas pencatatan dan pelaporan Klinik PPTI di 4 klinik, ( Klinik Medan. Jambi, Semarang dan Bantul) serta 4 orang dari PPTI Pusat. Sosialisasi ini bertujuan agar mereka yang akan terlibat dengan proyek Global Fund mengetahui apa yang akan dikerjakan dan memahami serta mampu melaksanakan kegiatan termasuk pertanggungjawabannya sesuai dengan aturan. Ada tiga nara sumber dalam sosialisasi tersebut yaitu Ibu Ratih Siswono Yudo Husodo, SH, Ketua Umum PP-PPTI, Dr. H. Soediono, MPH Sekretaris Jenderal PP-PPTI dan Baringin T.Manurung, SE Koordinator Finance GF-ATM. Ada tiga hal penting yang disampaikan Ibu Ketua Umum PP-PPTI, kepada para pelaksana proyek baik di tingkat Pusat, Wilayah maupun Cabang, pertama agar setiap kegiatan yang dilakukan dapat mencapai target yang telah ditentukan, kedua agar dapat mempertanggungjawabkan keuangan sesuai dengan aturan yang ditentukan dan ketiga agar dalam pelaksanaan proyek selalu berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi, Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota maupun Kepala Puskesmas. Materi yang dibahas dalam sosialisasi meliputi : Rencana Kerja dan Anggaran bantuan GF-ATM Round 5 Phase 2, Petunjuk Pelaksanaan Proyek dan Cara pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan dan indikator Proyek GF-ATM Round 5 Phase 2. Di akhir acara para peserta membuat perencanaan anggaran sampai dengan bulan Desember 2009.
PPTI 2010
23
PELATIHAN KADER PPTI BANTUAN PROYEK EQUITABLE QUALITY DOTS FOR ALL GLOBAL FUND ROUND 5 PHASE 2 Sejak tahun 2003 PPTI Pusat sebagai Sub Recipient (SR) telah mendapat bantuan dana dari Global Fund, Proyek Equitable Quality DOTS For All melalui Departemen Kesehatan RI selaku Principal Recipient (PR) untuk menunjang kegiatan peningkatan penanggulangan TB dengan strategi DOTS. Pada tahun 2009 bantuan round 5 phase 2 telah dipergunakan untuk melakukan beberapa kegiatan salah satunya adalah Pelatihan Kader PPTI. Yang bertujuan memberikan pengetahuan kepada kader tentang penyakit TB dan pelaksanaan program dengan strategi DOTS serta pengetahuan Pengawas Minum Obat (PMO) sebagai kontribusi masyarakat terhadap program TB Nasional.
Pelatihan Kader PPTI Cab. Bandung
Pelatihan Kader PPTI Cab. Buleleng
24
PPTI 2010
Pelatihan Kader PPTI Cab. Bangli
Pelatihan Kader PPTI Cab. Gianyar
Pelatihan kader telah dilaksanakan di 16 PPTI Cabang di 4 Privinsi yaitu : PPTI Cabang Kabupaten Pematang Siantar sebanyak 60 orang , Kabupaten Langkat 20 orang, Kota Padang 60 orang, Kota Bukittinggi 61 orang, Kabupaten Padang Pariaman 60 orang, Kabupaten Agam 64 orang, Kabupaten Tanah Datar 64 orang, Kabupaten Pesisir Selatan 60 orang, Kota Jakarta Timur 62 orang, Kota Jakarta Pusat 60 orang, Kabupaten Badung 60 orang, Kabupaten Bangli 60 orang, Kabupaten Karangasem 60 orang, Kabupaten Buleleng 60 orang, Kabupaten Tabanan 55 orang, dan Kabupaten Gianyar 60 orang, sehingga keseluruhannya telah dilatih sebanyak 926 orang kader. Penyampaian Materi oleh Nara Sumber PPTI
Pelatihan Kader PPTI Cab. Tabanan
Pelatihan Kader PPTI Cab. Langkat
Pelatihan Kader PPTI Cab. Karangasem
PPTI 2010
25
Setelah mengikuti pelatihan yang dilaksanakan selama satu hari kader diikutkan dalam kegiatan diskusi kelompok yang bertujuan untuk memberikan motivasi dan pembekalan kepada kader sebelum mereka diterjunkan ke lapangan, kegiatan ini berupa simulasi kegiatan kader di masyarakat. Sebelum diterjunkan ke lapangan kader yang telah mengikuti pelatihan dan diskusi kelompok dibagi dua. Setengah jumlah kader melaksanakan kegiatan kunjungan rumah terhadap pasien TB yang sedang menjalani pengobatan di Puskesmas, tujuannya untuk memantau kesinambungan pasien dalam mengkonsumsi Obat Anti Tuberkulosis (OAT) dan menampung keluhan pasien selama pengobatan. Setangah lainnya melaksanakan kunjungan rumah dalam rangka penyuluhan TB kepada kepala dan anggota keluarga yang dikunjungi. Kunjungan ke masyarakat ini telah dilakukan kader dengan baik karena secara total dari 926 kader telah melakukan kunjungan rumah pasien TB sebanyak 1.025 orang pasien TB dan penyuluhan kepada 1.468 kepala keluarga. Kegiatan ini melampaui target yang ditentukan yaitu 960 orang untuk kunjungan pasien TB dan 1440 Kepala Keluarga dengan rincian : Cabang Kabupaten Pematang Siantar sebanyak 49 orang dan 69 KK , Kabupaten Langkat 20 orang 27 orang dan 36 KK, Kota Padang 71 orang dan 90KK, Kota Bukittinggi 40 orang dan 117 KK, Kabupaten Padang Pariaman 69 orang dan 90 KK, Kabupaten Agam 64 orang dan 78 KK, Kabupaten Tanah Datar 64 orang dan 88 KK, Kabupaten Pesisir Selatan 49 orang dan 90 KK, Kota Jakarta Timur 58 orang dan 97 KK, Kota Jakarta Pusat 73 orang dan 100 KK, Kabupaten Badung 60 orang dan 90 KK, Kabupaten Bangli 61 orang dan 91 KK, Kabupaten Karangasem 64 orang dan 90 KK, Kabupaten Buleleng 107 orang dan 117 KK, Kabupaten Tabanan 68 orang dan 135 KK dan Kabupaten Gianyar 60 orang dan 90 KK.
KERJASAMA PPTI DENGAN YKDK Pada tgl. 22 Oktober 2009 bertempat di gedung Jakarta Convention Centre telah dilaksanakan penanda tanganan Kerjasama antara Ketua Umum PPTI Pusat (Ny.Ratih Siswono Yudo Husodo,SH) dengan Ketua Umum Yayasan Kesetiakawanan dan Kepedulian Sosial Jakarta (YKDK) Bapak Arwin Rasyid. Kerjasama tersebut dalam bentuk Program Bantuan Pengobatan bagi penderita tuberkulosis (TBC) dari keluarga tidak mampu yang berobat di Klinik PPTI Kota Semarang, Kab. Bantul dan Kota Jambi.
26
PPTI 2010
PPTI 2010
27
28
PPTI 2010
PPTI 2010
29
Penyuluhan TBC kepada Karyawan Mal Taman Anggrek - Jakarta Seseuai dengan permintaan Manager Mal Taman Anggrek maka pada tanggal 19 November 2009 telah diadakan penyuluhan tentang Penyakit TBC kepada para karyawan operasional di lapangan ( security, housekeeping, engeneering. Dan lain-lain) dan sebagian lagi managemen office. Penyuluhan TBC dilaksanakan di Gedung Mal Taman Anggrek Lantai 7, ruang Training 701, Jln. S. Parman Kav. 21 Slipi, Jakarta Selatan. Sesi I dilaksanakan pada pukul 10.00 – 11.30 peserta 100 orang dengan pembicara/nara sumber Dr. Sanri Prahmadi, Sp.P. Sesi II pukul 13.30 – 15.00 peserta 100 orang dengan pembicara/nara sumber Dr. Temmasonge, Sp.P.
30
PPTI 2010
Bantuan Hibah Bank Mandiri Tahap V Untuk Penderita TB Di Indonesia, penyakit TBC merupakan penyebab kematian urutan ketiga sesudah penyakit jantung dan ISPA dan setiap harinya penderita TBC baru bertambah 1464 kasus dan 241 orang diantaranya meninggal dunia. Berdasarkan data terakhir, Indonesia menempatkan diri pada peringkat ketiga, dengan jumlah penderita TBC terbesar di dunia, setelah India dan China. Penyakit tuberkulosis merupakan beban berat bagi masyarakat. Hal ini ditandai dengan prevalensi penderita TBC yang masih tinggi, dan sebagaian besar penderita adalah masyarakat miskin. Dari segi usia, 75% penderita TBC ditemukan pada kelompok usia produktif (14-54 tahun), yang berpengaruh secara ekonomi dan menyebabkan beban sosial menjadi semakin besar. Penyakit TBC adalah penyakit yang mudah menular, disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Masalah gizi dan kondisi lingkungan yang buruk, padat atau kumuh, antara lain sebagai akibat kemiskinan bencana alam/urbanisasi memperparah dan mempercepat penularan, sehingga penyakit TBC menjadi semakin meluas. Gejala penyakit TBC sangat umum, dan seringkali diabaikan oleh penderita. Untuk memastikan penyakit TBC, diperlukan serangkaian pemeriksaan seperti BTA (basil tahan asam) pada dahak atau pemeriksaan radiologi paru, dengan biaya yang relatif mahal bagi ukuran masyarakat tidak mampu. Sedangkan untuk pengobatan dibutuhkan waktu relatif lama (+ 6-9 bulan), dengan jenis obat dan tindakan pengobatan yang cukup banyak sehingga banyak penderita putus berobat atau tidak dapat melakukan pengobatan secara optimal. Beban penderita tuberkulosis menjadi semakin besar, akibat kehilangan pekerjaan, waktu dan kesempatan mencari nafkah. Tingginya angka putus berobat dan rendahnya penemuan penderita TBC, disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya adalah akibat kemiskinan. Sebagian besar penderita TBC pada umumnya miskin (75%), sehingga tidak mampu datang ke pelayanan kesehatan untuk berobat atau sekedar mengambil obat. Seringkali ditemukan, penderita TBC datang sudah pada tahap berat, sehingga membutuhkan penanganan lebih serius bahkan tidak dapat tertolong. Permasalahan lain, umumnya pengetahuan penderita tentang TBC masih sangat kurang, sehingga banyak penderita tidak melakukan pengobatan secara optimal, karena merasa sudah sembuh bila gejala sakit sudah tidak tampak. Padahal dibutuhkan bukti medis, untuk menyatakan kesembuhan penderita TBC. Untuk meminimalkan angka putus berobat, diperlukan upaya untuk menjamin agar program pengobatan penderita TBC dapat berlangsung maksimal. Salah satu hal yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan dukungan dan bantuan secara penuh kepada penderita TBC, sejak pertama kali melakukan pengobatan hingga sembuh. Kegagalan dalam pengobatan TBC akibat ketidakmampuan penderita untuk berobat, dapat berdampak negatif misalnya kuman menjadi resisten, penularan yang lebih meluas dan angka kematian karena TBC menjadi lebih tinggi. Penanganan TBC, membutuhkan dukungan dari berbagai sektor. Upaya PPTI 2010
31
yang dapat dilakukan bersama dalam memperkecil masalah TBC, adalah dengan berperan aktif menjamin program pengobatan penderita TBC dan menekan faktor yang mempengaruhi kegagalan dalam pengoabatan tersebut. Angka kunjungan penderita TBC, pada setiap klinik PPTI sangat bervariasi. Walaupun demikian, ada kecenderungan terus meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 penderita baru TBC yang diobati di Klinik JRC berjumlah 906 orang, di Klinik Baladewa berjumlah 3066 orang dan di Klinik Muara Angke berjumlah 519 orang. Hal tersebut makin tampak setelah adanya bantuan pengobatan dari Bank Mandiri, hingga para penderita merasa sangat terbantu karena tidak perlu lagi membayar pemeriksaan laboratorium dan rontgen, disamping mendapat bantuan uang transport pada waktu mereka mengambil obat setiap bulan dua kali. Pada 08 September 2004 telah ditanda tangani Perjanjian Hibah Program Bina Lingkungan Nomor SH-BL/157/2004 dimana Pihak Bank Mandiri memberikan bantuan hibah sebesar Rp.55.500.000,untuk membantu biaya pengobatan dan uang transport bagi 180 orang penderita TBC yang berobat di klinik JRC PPTI Pusat. Pada 13 September 2005 ditanda tangani perjanjian hibah tahap kedua yang tercantum dalam Perjanjian Hibah Program Bina Lingkungan Nomor :SH-BL/103/2005, dimana pihak Bank Mandiri memberikan bantuan hibah sebesar Rp.152.500.000,- untuk membantu biaya pengobatan dan uang transport bagi 500 orang penderita TBC yang berobat di klinik JRC PPTI Pusat dan klinik PPTI Muara Angke. Pada tanggal 1 Maret 2007 telah ditanda tangani perjanjian hibah tahap ketiga yang tercantum dalam Perjanjian Hibah program Bina Lingkungan Nomor : SH-BL/03/2007 dimana Bank Mandiri memberikan bantuan hibah sebesar Rp.245.250.000,- untuk membantu biaya pengobatan 900 (sembilan ratus) penderita TBC dari kalangan masyarakat tidak mampu yang berobat dengan strategi DOTS di klinik-klinik PPTI Pusat, Klinik PPTI Muara Angke dan Klinik PPTI Bantul. Pada tanggal 27 Agustus 2008 telah ditanda tangani perjanjian hibah tahap ke empat yang tercantum dalam Perjanjian Hibah Program Bina Lingkungan Nomor:SH-BL/095/2008 dimana Bank Mandiri memberikan bantuan Hibah sebesar Rp.564.000.000,- untuk membantu biaya pengobatan 3000 (tiga ribu) penderita TBC dari kalangan masyarakat tidak mampu yang berobat dengan Strategi DOTS di Klinik-klinik JRC PPTI Pusat, Klinik PPTI Muara Angke dan Klinik PPTI Baladewa. Pada tanggal 10 Desember 2009 bertempat di Klinik PPTI Muara Angke telah ditanda tangani perjanjian hibah tahap ke lima yang tercantum dalam Perjanjian hibah Program Bina Lingkungan No.S4-BL/141/2009 dimana Bank Mandiri memberikan bantuan hibah sebesar Rp.555.500.000,untuk membantu biaya pengobatan 3000 (tiga ribu) penderita TBC. Penyerahan hibah bantuan tahap ke lima Bank Mandiri secara simbolis diserahkan oleh Bapak Bambang Setiawan (Direktur Compliance Human Capital) PT.Bank Mandiri (Persero) Tbk kepada Ibu Ratih Siswono Yudohusodo,SH (Ketua Umum PPTI).
32
PPTI 2010
Penandatangan Perjanjian Hibah Bank Mandiri (Persero) Tbk. kepada PPTI
Jumlah Hibah Bank Mandiri (Persero) Tbk. kepada PPTI untuk 3000 penderita TBC