PPERANAN ORANG TUA DALAM MENDIDIK PERILAKU RELEGIUSITAS ANAK DI PERUMAHAN VILLA CENDRAWASIH BATU 8 TANJUNGPINANG
E-JURNAL
Oleh CARKASIM NIM : 080569201040
PROGRAM STUDI ILMU SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015 ABSTRAK
Peranan orang tua dalam pembentukan karakter anak memang sangat penting apalagi dalam membentuk kepribadian yang bersifat religiusitas. Orang tua merupakan sarana pertama kali bagi anak dalam menerima sosialisasi, jadi peran keluarga dalam membentuk karakter anak memang sangatlah penting. Anak akan menjadi apa kelak orang tua sangatlah berpengaruh, baik buruknya anak dalam masyarakat juga berpengaruh pada pola didik orang tua. Karena masyarakat banyak menganggap orang tua merupakan cerminan anak. Sehingga pendidikan agama yang diberikan terhadap anak diharapkan dapat membentuk karakter anak dengan baik. Sasaran dalam peranan orang tua ini adalah membentuk pribadi anak agar menjadi anak yang baik dan berguna dalam masyarakat. Dengan menerapkan strategi yang digunakan para orang tua menjadikan anak mereka generasi yang handal dalam era yang serba maju ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran orang tua dalam mendidik religiusitas anak, dan mengetahui nilai-nilai apa saja yang didapat anak dari religiusitas tersebut. Lokasi penelitian ini adalah di Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 Tanjungpinang, karena di lokasi ini ditemukan fenomena kehidupan keluarga yang cenderung hidup dengan gaya modern dalam menjalankan peranannya memberikan pendidikan religius pada anaknya. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Untuk teknik pengambilan sample digunakan teknik purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis model interaktif yang menggunakan tiga komponen utama, yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Untuk memperoleh data dengan tingkat validitas yang tinggi digunakan metode triangulasi. Secara ringkas hasil penelitian ini adalah bahwa peran orang tua belum sepenuhnya terlaksanan dengan baik, sebab masih banyak orang tua yang memberikan peranya pada lembaga lain, sebab hal ini dilakukan karena beberapa pertimbangan sebab banyak orang tua yang waktunya tidak sepenuhnya bisa mengawasi anak mereka karena sibuk mencari nafkah. Tetapi ada orang tua yang mengajarkan sendiri pendidikan agama terhadap anak mereka, karena ada orang tua yang ingin berperan langsung dalam membentuk peran beragama pada anaknya. Tetapi berdasarkan hasil penelitian ini entah secara langsung atau tidak orangtua mempunyai peran yang sangat besar, dalam membentuk karakter serta nilai-nilai kepribadian pada anak. Sebab baik tidaknya anak dalam masyarakat tergantung pada pola didik yang diberikan orang tua. Sehingga masyarakat menilai orang tua merupakan cerminan dari anak, jika orang tua mendidiknya dengan baik anak akan menjadi baik dan begitu pula sebaliknya. Kata kunci: peranan orang tua, religiusitas anak. ABSTRACT
The role of perents in shaping children's character is very important especially in shaping the personality that is religiosity. Parents or family is the first facility to receive the socialization of children in a role in shaping the child's family is very important. Child what the future will be very influential parents, both poor children in the community also have an impact on educating parents as many people think parents are a reflection of the child, so that religious education is given to the child is expected to form the character of good children. Targets in the role of parents is a private form child to be a good boy and useful in society, by implementing the strategies parents, many strategis used by parents to make their child a reliable generation in the era of the all this forward. The purpose of this study is to determine how the behavioral patterns of parents in educating children religiosity, and knowing what values are derived from religiosity these children. The location of this research is in the Complex of villa Cendrawasih kilometers 8 Tanjungpinang, because thus location is found the phenomenon of young family life that live with modern style in running give religious education for his child. This research is a qualitative descriptive study. Data collection techniques used are in-depth interviews, observation, and documentation. Taking samples for techniques used purposive sampling technique. Data analysis technique used in an interactive model analysis using the three main components, namely data reduction, data prensentation, and drawing conclusions. To obtain data with a high level of validity of the method used to hear the source of data triangulation. In summary, the result of this study is that the role parents have not fully implemented properly because there are many parents who give at other institutions, because this is done because of some considerations for many parents the time was not fully able to supervise their children because of busy earning a living, but there are parents who teach their own religious education for their children because some parents who want to participate directly or not parents have a very large role in shaping the character and values in a child's personality. For both children in the community whether or not depends on the pattern provided educated parents. So that parent rate is a reflection of the child, if parents taught her well would be good so otherwise. Key note: The role of perents, children religiosity.
1
Dalam prespektif pendidikan,
BAB I PENDAHULUAN A.
terdapat tiga lembaga utama yang
Latar Belakang
sangat
Pendidikan agama merupakan pendidikan yang utama yang sangat dibutuhkan bagi anak, dimana hal tersebut secara langsung berpengaruh terhadap perilaku dan perkembangan anak. Pendidikan beragama pada anak merupakan
awal
kepribadian,
baik
pembentukan atau
buruk
kepribadian
anak
tergantung
pada
orang
serta
lingkungan
yang
tua
perkembangan anak
tua
mempunyai
kewajiban
memberikan pendidikan dan bimbingan kepada anak. Mengingat pentingnya pendidikan agama, maka orang tua harus mempunyai pengetahuan yang cukup dalam menegakan pilar-pilar pendidikan agama dalam lingkungan anak entah itu dalam keluarga maupun bermasyarakat.
yaitu
dalam
kepribadian lingkungan
seorang keluarga,
lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat, yang selanjutnya dikenal dengan Tripusat Pendidikan. Dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/ 1978) ditegaskan
bahwa
“pendidikan
berlangsung
seumur
hidup
dan
dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat”.
mengasuhnya. Oleh karena itu sebagai orang
berpengaruh
Selain
itu
perkembangan
teknologi yang sekarang ini merajalela membuat
pengaruh
besar
pada
masyarakat. Suatu hal yang tidak dapat dipungkiri
bahwa
pembangunan
disegala bidang, manfaatnya semakin dirasakan
oleh
semua
kalangan.
Revolusi informasi menyebabkan dunia terasa
semakin
kecil,
semakin
mengglobal dan sebaliknya privacy seakan tidak ada lagi. Berkat revolusi
2
informasi, kini orang telah terbiasa
Untuk
menyikapi
fenomena
berbicara tentang globalisasi dunia
global seperti itu, maka penanaman
dengan
ciri
nilai-nilai keagamaan dalam jiwa anak
utamanya. Dengan teknologi informasi
secara dini sangat dibutuhkan. Dalam
yang semakin canggih, hampir semua
hubungan itu, keluarga diharapkan
yang terjadi di pelosok dunia segera
sebagai lembaga sosial yang paling
diketahui dan ketergantungan antar
dasar untuk mewujudkan pembangunan
bangsa semakin besar.
kualitas
modernisasi
sebagai
Efek dari globalisasi itulah
manusia
dalam
lembaga
ketahanan
untuk
disamping mendatangkan kebahagiaan,
masyarakat
yang
juga menimbulkan masalah etis dan
berakhlak. Pranata keluarga merupakan
kebijakan baru bagi manusia. Efek
titik awal keberangkatan sekaligus
samping
sebagai modal awal perjalanan hidup
itu
sosiologis,
ternyata
psikologis
berdampak dan
bahkan
teologis. Contoh dari efek globalisasi adalah
banyak
anak
mewujudkan bermoral
dan
mereka (Syahrin Harahap, 1999). Dalam
hal
ini
pendidikan
yang
agama merupakan pendidikan dasar
teknologi,
yang harus diterapkan kepada anak
penggunaan obat-obat terlarang karena
sejak dini. Hal tersebut mengingat
pengaruh
pribadi anak pada usia dini mudah
menyalahgunakan
teman.
kemasyarakatan
ini
dibentuk karena anak masih banyak
sarana
berada di bawah pengaruh lingkungan
aktivitas,
keluarga. Dengan demikian, maka
menjadi kehilangan fungsinya (Syahrin
pendidikan agama yang merupakan
dianggap penentu
dapat dalam
Harahap, 1999).
yang
Nilai-nilai selama
dijadikan berbagai
3
pendidikan dasar itu harus dari rumah
dianutnya.
tangga atau orang tua.
sederhananya pendidikan agama yang
Pendidikan
agama
Bagaimanapun
termasuk
diberikan di rumah, itu akan berguna
bidang-bidang pendidikan yang harus
bagi anak. Inti pendidikan agama
mendapat perhatian penuh oleh orang
sesungguhnya adalah penanaman iman
tua. Pendidikan agama ini berarti
ke dalam jiwa anak, dan untuk
membangkitkan
pelaksanaan hal itu secara maksimal
kekuatan
dan
kesediaan spiritual yang bersifat naluri
hanya
yang ada pada anak. Demikian pula,
lingkungan rumah tangga. Disinilah
memberikan bekal pengetahuan agama
orang tua berperan dalam membimbing
dan nilai-nilai moral kepada anak yang
dan mengarahkan anak-anak mereka
sesuai dengan umurnya sehingga dapat
untuk
menolongnya kepada pengembangan
keimanan sesuai dengan agama yang
sikap agama yang betul.
dianutnya.
Inti
pendidikan
dapat
lebih
dilaksanakan
mendalami
dalam
makna
Bagaimanapun
agama
sederhananya pendidikan agama yang
sesungguhnya adalah penanaman iman
diberikan dirumah, itu akan berguna
kedalam
untuk
bagi anak. Oleh karena itu, peranan
pelaksanaan hal itu secara maksimal
pendidikan agama memainkan peranan
hanya
pokok yang sepatutnya dijalankan oleh
jiwa
dapat
anak,
dan
dilaksanakan
dalam
lingkungan rumah tangga. Disinilah
setiap
orang tua berperan dalam membimbing
anggotanya. Lembaga-lembaga seperti
dan mengarahkan anak-anak mereka
lembaga agama, lembaga sekolah,
untuk
makna
mungkin dapat membantu orang tua
keimanan sesuai dengan agama yang
dalam tindakan pendidikan, akan tetapi
lebih
mendalami
keluarga
terhadap
anggota-
4
tidak berarti dapat menggantikannya,
dalam masyarakat. Kedua, reproduksi
kecuali dalam keadaan-keadaan luar
berupa pengembangan keturunan pun
biasa (Hasan Langgulung, 1995).
selalu dibatasi dengan aturan yang
Bekal pendidikan agama yang diperoleh
anak
keluarga
dari
akan
menempatkan
ini
dalam
lingkungan
keluarga. Ketiga, keluarga berfungsi
memberinya
untuk mensosialisasikan anggota baru
kemampuan untuk mengambil haluan
masyarakat
di
tengah-tengah
kegiatan
sehingga
dapat
kemajuan
yang
memerankan
apa
Keluarga
yang
darinya.
Keempat,
yang
mempunyai fungsi afeksi: keluarga
sangat besar dalam mendidik generasi-
memberikan cinta kasih pada seorang
generasinya untuk mampu terhindar
anak. Kelima, keluarga memberikan
dari berbagai bentuk tindakan yang
status pada anak bukan hanya status
menyimpang.
itu,
yang diperoleh seperti status yang
perbaikan pola pendidikan anak dalam
terkait dengan jenis kelamin, urutan
keluarga merupakan sebuah keharusan
kelahiran dan hubungan kekerabatan
dan
tetapi juga termasuk didalamnya status
demikian
pesat.
mempunyai
tanggung
Oleh
membutuhkan
jawab
sebab
perhatian
yang
serius.
yang
yang diharapkan keluarga
yang diperoleh orang tua yaitu status Mengingat
fungsi
keluarga
dalam kelas sosial tertentu. Keenam,
diantaranya
adalah
pertama,
keluarga
memberikan
perlindungan
keluarga berfungsi untuk mengatur
kepada anggotanya, baik perlindungan
penyaluran dorongan seks, tidak ada
fisik maupun perlindungan bersifat
masyarakat yang memperbolehkan seks
kejiwaan (Kamanto Sunarto, 2004 : 63-
sebebas-bebasnya antara siapa saja
64 ).
5
Dari
fungsi
yang
Karena nilai budaya dalam masyarakat
dikemukakan di atas maka dapat
merupakan dasar segala norma atau
disimpulkan,
keluarga
aturan yang berlaku dalam masyarakat.
segala
Sehingga adat istiadat ini juga dapat
bahwa
merupakan
sumber
perkembangan menjadi
keluarga
apa
anak.
dari Anak
mengikat
anak
dalam
berperilaku
kelak,
dalam masyarakat. Fenomena sosial
keluargalah yang berpengaruh. Begitu
yang terlihat di lingkungan perumahan
juga dalam memeluk keyakinan. Orang
Villa
tua
Tanjungpinang, menunjukkan bahwa
sangat
nantinya
akan
berperan
besar
dalam
Cendrawasih
Batu
membentuk sikap kepribadian anak,
masyarakatnya
terutama sikap anak dalam beragama.
walaupun mereka heterogen, terdiri
Orang tua mempunyai peran besar
dari beragam suku, agama dan status
dalam menanamkan sikap religi yang
pekerjaan. Hal yang menarik lainnya,
besar pada anak, sebab sangat percuma
bahwa
bila anak beragama diluarnya saja tapi
mendominasi kehidupan bermasyarakat
dalam hati anak tidak menanamkan
di lingkungan perumahan tersebut.
jiwa beragama. Jadi sikap religius
Sopan santun, tata kerama dan nilai-
sangat penting untuk ditanamkan pada
nilai kebaikan merupakan bagian dari
anak.
budaya melayu. Dalam
penanaman
peranan
hidup
8
nilai-nilai
Berdasarkan
harmonis
budaya
nilai
melayu
budaya
orang tua yang diberikan terhadap
inilah, menuntun pasangan suami istri
anak, maka orang tua juga harus
dan anaknya ke dalam kehidupan
berpedoman pada nilai-nilai budaya
keluarga
yang terdapat di dalam masyarakat.
kehidupan keluarga, orang tua di
yang
harmonis.
Pada
6
perumahan Cendrawasih Villa Batu 8
yang diajarkan oleh
Tanjungpinang
umumnya
mereka anut lebih tertanam dalam hati
mengharapkan supaya anaknya tumbuh
mereka. Sering kali terlihat penerapan
dan berkembang menjadi anak yang
agama
baik dan berbudi pekerti luhur. Anak
penanaman makna agama dalam hati
diharapkan tidak terjerumus ke dalam
diabaikan,
perbuatan-perbuatan yang buruk, yang
membuat anak sulit memahami makna
dapat
sendiri
agama yang ditanamkan oleh orang tua
maupun orang lain, seperti mabuk-
mereka. Hal ini dikarenakan anak tidak
mabukan, mencuri, berbuat asusila
merasa mempunyai beban moral bila
yang kesemuanya merupakan tindakan
melakukan
amoral dan melanggar norma-norma
terpuji.
yang berlaku di masyarakat, hal ini
tersebut orang tua mempunyai andil
yang tidak diinginkan orang tua terjadi
yang
pada anak-anak mereka.
karakter
merugikan
Salah satu
pada
dirinya
tanggung jawab
tanpa
agama
diiringi
sehingga
tindakan
Untuk
besar
bertanggung
dengan
cenderung
yang
kurang
mengantisipasi
dalam
anak.
yang
pembentukan
Karena jawab
hal
orang penuh
tua atas
orang tua, khususnya di perumahan
pendidikan anak-anaknya. Maka dari
Villa
8
itulah peran orang tua dalam satu
Tanjungpinang adalah menghindarkan
keluarga yang merupakan lingkungan
anak-anaknya agar tidak terjerumus
primer
dalam tindakan amoral. Maka dari itu
memiliki
pendidikan agama sangat diperlukan
berpengaruh
anak dalam bersikap disamping sifat
pencakup kebutuhan ekonomi, dan
religius juga harus ditanamkan agar apa
pendidikan dalam kehidupan keluarga
Cendrawasih
Batu
bagi
setiap
individu
kedudukan sebagai
dan
sangat pelindung,
7
sekaligus
membekali
anak-anaknya
mengenai keagamaan. Pengaruh
pesat. Dan hal ini patut menjadi perhatian dari orang tuanya mengingat
baik
dan
buruk
terbatasnya
dan
ketidakmampuan
tingkah laku dari lingkungan pergaulan
memberikan seluruh fasilitas untuk
di perumahan Villa Cendrawasih Batu
mengembangkan fungsi-fungsi anak
8
terutama
Tanjungpinang
tergantung
sekitarnya
daya
intelektual
dalam
mengejar kemajuan jaman. Maka anak
mengenai
memerlukan satu lingkungan sosial
bentuk tingkah laku yang dipandang
yang baru yang lebih luas, berupa
kurang positif. Lebih jelasnya secara
sekolah untuk mengembangkan semua
pribadi anak di lingkungan juga akan
potensi yang dimilikinya.
pribadi
serap
fungsi
dan
penilaian
dari
dan
anak
memilah apakah hal-hal yang kurang
Selain itu orang tua tidak hanya
positif seperti yang dilakukan teman-
sekedar memberikan fasilitas berupa
temannya patut dicontoh atau tidak.
sekolah tetapi motivasi mereka juga
Dan
sangat
disinilah
dibutuhkan.
peran Orang
orang tua
tua
anak,
karena
pengarahan
dan
motivasi
yang
memberikan pengertian terhadap anak-
diberikan
orang
tua
dapat
anak mereka agar dapat menjaga norma
menumbuhkan semangat, percaya diri
dan nilai-nilai yang berlaku. Dari
dan menjadikan anak semakin mantap
pendidikan dasar keagamaan yang kuat
dalam menatap masa depannya. Tidak
akan sedikit mempengaruhi pola pikir
hanya hubungan antara anak dengan
anak dalam menilai tingkah laku di
orang tua saja, hubungan anak dengan
lingkungannya.
usia
lingkungan
sekolah, perkembangan anak sangat
diperlukan,
Menginjak
dapat
diperlukan
sekitar baik
itu
juga
sangat
dilingkungan
8
masyarakat
perumahan
Villa
mereka anut, karena secara garis besar
Cendrawasih Batu 8 Tanjungpinang
tradisi
merupakan kerangka acuan
maupun dilingkungan sekolah mereka.
norma dalam masyarakat yang disebut
Karena dengan demikian anak dapat
sebagai pranata. Pranata ini yang
membawakan diri serta beradaptasi
bercorak rasional, terbuka dan umum,
dimana saja anak berada.
kompetitif
dan
kompleks
yang
Selain itu, budaya melayu di
menekankan legalitas, seperti pranata
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8
politik, pranata pemerintahan, ekonomi
Tanjungpinang
sangat
dan pasar, berbagai pranata hukum
bahwa
yang terkait sosial dalam masyarakat
berpengaruh,
juga terlihat
juga
kebudayaan dalam suatu masyarakat
yang bersangkutan.
merupakan system nilai tertentu yang
Dengan
demikian
dapat
dijadikan pedoman hidup oleh warga
dikatakan bahwa norma-norma yang
yang mendukung kebudayaan tersebut.
berlaku dalam kehidupan masyarakat
Karena
merupakan
dijadikan
kerangka
acuan
rangkaian
dalam bertindak dan bertingkah laku
kebudayaan
maka kebudayaan cenderung menjadi
masyarakat. Oleh sebab itu kebudayaan
tradisi dalam suatu masyarakat. Tradisi
yang ada dalam masyarakat tidak akan
adalah sesuatu yang sulit berubah,
pernah punah. Setiap keluarga selalu
karena
menerapkan
sudah
menyatu
dalam
yang
dalam
berkembang
kepada
di
generasi-
kehidupan masyarakat pendukungnya.
generasinya secara turun temurun,
Banyak orang tua dalam menerapkan
termasuk keluarga di perumahan Villa
pendidikan beragama pada anak juga
Cendrawasih Batu 8 Tanjungpinang
mengacu
kepada
pada
kebudayaan
yang
anak-anak
mereka
kelak.
9
Terutama
tradisi
yang
sehingga anak dapat menempatkan diri
bersumber dari norma-norma yang
dimasyarakat, dengan penerapan yang
termuat dalam kitab suci Alquran.
diberikan orang tua maka anak akan
Sehingga
keagamaan
dapat
dikatakan
mengerti
hal-hal
yang
melanggar
bahwa tradisi keagamaan sulit berubah,
norma dan adat istiadat yang telah
karena
ditetapkan oleh masyarakat. Melalui
selain
didukung
oleh
masyarakat juga memuat sejumlah
pembekalan
unsur-unsur yang memiliki nilai-nilai
diberikan oleh orang tua maka anak
luhur yang berkaitan dengan keyakinan
akan bertindak sesuai dengan apa yang
masyarakat.
keagamaan
diajarkan oleh orang tua mereka. Jika
mengandung nilai-nilai yang sangat
orang tua mengajarkan hal yang tidak
penting yang berkaiatan erat dengan
baik pada anak maka anak akan
agama yang dianut masyarakat atau
menirukan
pribadi pemeluk agama tersebut.
tersebut,
Tradisi
Kebudayaan
yang
apa
yang
tidak
baik
tetapi
bila
orang
tua
muncul
mengajarkan hal yang baik pada anak
mengikat
sesuai dengan norma yang berlaku
masyarakat untuk lebih taat terhadap
maka anak akan bertingkah laku baik
peraturan-peraturan
telah
pula terhadap masyarakat. Berdasarkan
ditetapkan masyarakat sebagai adat
uraian di atas, maka peneliti tertarik
istiadat. Hal ini berpengaruh juga pada
untuk meneliti: “Peranan Orang Tua
lingkungan
untuk
Dalam Mendidik Perilaku Relegiusitas
yang
Anak di Perumahan Villa Cendrawasih
karena
norma
menerapkan
yang
norma-norma
akan
yang
keluarga, norma-norma
berlaku dimasyarakat terhadap anak-
Batu 8 Tanjungpinang.
anak mereka. Terutama norma agama, A. Perumusan Masalah
10
Berdasarkan
deskripsi
pada
Dari
hasil
penelitian
ini,
latar belakang di atas, peneliti mencoba
diharapakan berfungsi sebagai
mengerucutkan persoalan agar lebih
sumbangan bagi perkembangan
memudahkan objek penelitian dan
ilmu sosial pada umumnya dan
menghindari luasnya pembahasan yang
sosiologi khususnya.
dilakukan. Berkenaan dengan
itu
b. Kegunaan praktis
peneliti berupaya membatasi masalah
Dari
yang diteliti, maka yang akan dibahas
diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai
sebagai
rumusan
masalah
adalah:
hasil
penelitian
masukan
ini
dan
“Bagaimanakah peranan orang tua
sumbangan
dalam mendidik perilaku religiusitas
mengenai pentingnya peranan
anak di Perumahan Villa Cendrawasih
orang tua dalam menerapkan
Batu 8 Tanjungpinang.
sikap bereligiusitas pada anak.
B. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Untuk orang
tua
C. Konsep Operasional Konsep
mengetahui dalam
pemikiran
operasional
sebagai
peranan
unsur penting dalam penelitian, yaitu
mendidik
untuk menggambarkan secara abstrak
perilaku religiusitas anak. b. Untuk mengetahui nilai-nilai
fenomena yang akan diteliti dan juga untuk memberi batasan pengertian dari
apa saja yang didapat anak dari
variabel
religiusitas tersebut.
dalam penelitian. Adapun konsep yang
2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan akademis
yang
dijadikan
pedoman
akan dioperasionalkan dalam penelitian ini adalah: ”Peranan orang tua dalam mendidik perilaku religiusitas anak”.
11
Peranan
tua
dalam
atau tingkah laku yang berkualitas
anak,
yang
dalam diri anak untuk bekal hidup di
dimaksud dalam penelitian ini, bahwa
masyarakat dan menjadi generasi masa
orang tua merupakan bagian terpenting
depan yang unggul dalam kehidupan
dari
bermasyarakat.
mendidik
orang
religiusitas
keluarga,
diharapakan
dapat
membimbing anak dalam bersosialisasi
Untuk memperjelas batasan dari
di masyarakat. Partisipasi orang tua
masing-masing
yang dapat ditanamkan pada diri anak
penelitian ini, peneliti memberikan
adalah membentuk perilaku anak agar
penjelasan sebagai berikut:
berperilaku beragama (religiusitas), hal
-
Peranan
konsep
dalam
yang dimaksud dalam
ini dirasa penting sebab di era sekarang
penelitian ini adalah peranan orang
ini yang serba maju banyak anak-anak
tua yang merupakan suatu lembaga
yang bertingkah laku melewati batas
keluarga
yang
didalamnya
koridor agama maupun norma yang
berfungsi
sebagai
pembimbing
berlaku di dalam masyarakat.
anak.
Dari sebab itulah maka pola
-
Orang tua adalah Ibu-Bapak atau
didik yang harus diterapkan oleh orang
pasangan
tua terhadap anak haruslah lebih ketat
beragama Islam, memiliki anak
dan
dengan
berumur antara antara 7 sampai
seksama. Sebab bila orang tua lengah
dengan 12 tahun, dan berdomisili di
sedikit
perumahan Villa Cendrawasih Batu
perlu
diperhatikan
saja,
maka
dapat
membahayakan masa depan anak. Dari pola
didik
yang
benar
dapat
menghasilkan nilai-nilai serta tindakan
suami
istri
yang
8 Tanjungpinang. -
Religiusitas
adalah
sikap
hati
nurani, batin dan pikiran manusia
12
yang
selalu
perbuatan
-
diarahkan
baik,
kasih
kepada
mendidik perilaku religius pada anak.
sayang,
Penelitian kualitatif berakar pada latar
kebenaran dan keadilan. Dalam hal
belakang
ini religiusitas tersebut ditujukan
keutuhan,
kepada anak dari informan yang
sebagai alat penelitian, memanfaatkan
menjadi objek penelitian.
metode kualitatif, lebih mementingkan
Anak dalam penelitian ini adalah
proses
anak
seperangkat kriteria untuk memberikan
laki-laki
atau
perempuan
alamiah
sebagai
mengandalkan
daripada
membatasi
keabsahan
tahun, dan merupakan
disepakati oleh kedua belah pihak yaitu
informan
yang
menjadi
objek
penelitian.
hasil
manusia
berumur antara 7 sampai dengan 12 anak dari
dan
hasil,
suatu
penelitiannya
peneliti dengan subyek yang diteliti (Lexy J. Moleong, 2007 : 4-6). Bentuk
penelitian
ini
akan
D. Metode Penelitian mampu
mengungkapkan
berbagi
1. Jenis penelitian informasi kualitatif dengan deskriptif Jenis penelitian ini deskriptif yang mampu memberikan gambaran kualitatif
yaitu
penelitian
bertujuan
menggambarkan
yang realitas sosial sebagaimana adanya dan berbagai relatif utuh. Adapun ciri-ciri pokok dari
kondisi, situasi, dan variabel yang metode deskriptif adalah: menjadi objek penelitian. Penelitian a. Memusatkan
perhatian
pada
deskriptif ini cenderung menggunakan masalah-masalah yang ada pada analisis dengan pendekatan induktif. saat
penelitian
dilakukan
(saat
Dimana penelitian ini berusaha untuk sekarang) menjawab atas pertanyaan di atas yaitu yang aktual. bagaimana peranan orang tua dalam
atau
masalah-masalah
13
b. Menggambarkan tentang
fakta-fakta
masalah-masalah
diselidiki
sebagimana
yang
kehidupan keluarga yang cenderung
adanya,
hidup dengan gaya modern. Orang tua
diiringi interpretasi rasional.
(Ibu-Bapak)
Dalam penelitian ini peneliti berusaha
mendeskripsikan
menarik untuk diteliti, yaitu fenomena
peranan
dalam
yang beragama
menjalankan
Islam
peranannya
memberikan pendidikan religius pada
orang tua dalam mendidik perilaku
anaknya
bereligiusitas
dan
atau menggunakan pihak ketiga, dalam
mendeskripsikan nilai-nilai apa saja
hal ini Taman Pendidikan Alquran
yang didapat anak dari religiusitas
(TPA) Al-Ghaffar.
pada
anak
cendrung
mempercayakan
tersebut berdasarkan fakta-fakta yang 3. Populasi dan sampel nampak atau sebagaimana adanya. Penelitian
kualitatif
tidak
menggunakan istilah populasi, tetapi
2. Lokasi penelitian di
oleh Speradley di namakan “social
Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8
situation” atau situasi sosial yang
Tanjungpinang. Lokasi perumahan ini
terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat
terletak di wilayah RT. 01, RW. 03
(place), perilaku (actor), dan aktifitas
Kelurahan
(activity)
Penelitian
ini
Batu
IX,
Tanjungpinang Tanjungpinang. lokasi
di
berlokasi
Timur, Alasan
daerah
ini,
Kecamatan
yang
berinteraksi
secara
Kota
sinergis (Sugiyono, 2006:242). Dengan
dipilihnya
demikian, penelitian ini tidak akan
di
meneliti keseluruhan dari situasi sosial
Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8
tersebut, karena adanya keterbatasan
Tanjungpinang
peneliti
tenaga, dana, waktu dan pikiran. Oleh
menemukan fenomena sosial yang
karena itu, sesuai dengan situasi sosial
tersebut
karena
14
yang
akan
diteliti,
maka
akan
a. Data
primer, yaitu data yang
ditentukan informan yang dianggap
diperoleh peneliti melalui hasil
mewakili sifat-sifat yang sesuai dengan
observasi
dan
situasi sosial yang akan di teliti. Dalam
mendalam
dengan
hal ini penentuan informan dilakukan
yaitu orang tua dan anak yang
dengan menggunakan teknik purposive
sudah ditentukan sebelumnya
sampling.
melalui
Sugiyono
(2006:246)
wawancara
teknik
informan
purposive
sampling.
mengatakan teknik purposive sampling
b. Data sekunder, yaitu data yang
yaitu penentuan informan dilakukan
diperoleh peneliti dari beberapa
dengan pertimbangan tertentu. Dalam
literatur yang terkait dengan
hal ini, informan yang dipilih dianggap
objek penelitian. Antara lain,
mampu memberikan informasi atau
dokumen
data
dengan gambaran umum lokasi
yang
dibutuhkan
dalam
penelitian ini. Informan yang terpilih
penelitian,
terdiri dari berbagai pihak, yaitu:
lainnya.
yang
dan
berkaitan
dokumen
a. Orang tua (Ibu-Bapak), dalam hal 5. Teknik pengumpulan data ini keluarga yang beragama Islam a. Observasi dan memiliki anak berumur antara Observasi
yang
dimaksud
peneliti
yaitu
berupa
7 sampai dengan 12 tahun. b. Anak sebagai obyek penerapannya pengamatan secara langsung di (dari keluarga tersebut), berusia lapangan untuk mengetahui hal antara 7 sampai dengan 12 tahun. yang 4. Jenis dan sumber data
berhubungan
dengan
masalah penelitian. Hal ini
15
dimaksudkan untuk mengetahui
ditunjang
objektivitas
wawancara.
dari kenyataan
oleh
pedoman
Dengan
tujuan
yang ada tentang keadaan dan
untuk memperoleh informasi
kondisi objek yang akan diteliti.
secara lengkap dan mendetail
Penggunaan teknik observasi
dari objek yang diteliti dan juga
ini
apabila
dimaksudkan
untuk
peneliti
ingin
mengungkap fenomena yang
mengetahui
hal-hal
tidak diperoleh melalui tekhnik
responden
yang
wawancara. Adapun fenomena
mendalam
dan
yang akan diobservasi dalam
respondennya sedikit atau kecil
kegitan penelitian ini antara lain
(Sugiyono,
tentang kehidupan keluarga di
penelitian
perumahan Villa Cendrawasih
dilakukan pada informan yang
Batu
Tanjungpinang,
sudah ditentukan sebelumnya
khususnya peranan orang tua
secara purposive sampling yaitu
dalam menjalankan peranannya
Ibu-Bapak
memberikan
(berumur
8
pendidikan
dari lebih jumlah
2006). ini,
Dalam
wawancara
dan
anaknya
antara
7
sampai
religius pada anaknya.
dengan 12 tahun) berdomisili di
b. Wawancara Mendalam
perumahan Villa Cendarawasih
Teknik pengumpulan data ini
Batu 8 Tanjungpinang. Adapun
dilakukan dengan mengajukan
isi dari pertanyaan wawancara
pertanyaan secara lisan dan
tersebut
langsung
(bertatap
muka)
peranan
dengan
informan
yang
mendidik
berkisar orang
tua
religiusitas
tentang dalam pada
16
anaknya dan tentang nilai-nilai
menyusun data dan merakitnya ke
apa saja yang didapat anak dari
dalam
religiusitas.
sehingga
c. Studi
Kepustakaan
dan
kepustakaan
penelusuran
kesatuan
jelas
yang
kaitannya.
logis Untuk
menganalisis data, digunakan model analisis interaktif (Interactive Model
Dokumentasi Studi
satu
yaitu
sumber
Analisys).
pustaka
Menurut HB.Sutopo (2002: 91-
yang berkaitan dengan tulisan-
93) bahwa dalam proses analisis data
tulisan
berhubungan
ada tiga komponen pokok yang harus
penelitian.
dimengerti dan dipahami oleh setiap
yang
dengan
objek
Dokumentasi, berupa dokumen-
peneliti.
dokumen
adalah reduksi data, penyajian data,
yang
diperlukan
dalam penelitian ini, antara lain
dan
dokumen
verifikasi.
tentang
gambaran
umum lokasi penelitian.
Tiga
penarikan
komponen
tersebut
kesimpulan
Adapun
atau
penjelasannya
sebagai berikut: a. Reduksi Data, merupakan proses
6. Teknik analisa data seleksi,
pemfokusan,
Data yang diperoleh dari hasil penyerderhanaan dan abstraksi data penelitian ini akan dianalisis secara kasar yang ada dalam field note. kualitatif. Analisis data merupakan Proses ini berlangsung sepanjang bagian yang penting dalam penelitian pelaksanaan
penelitian,
yang
kualitatif. Pada bagian ini memerlukan dimulai
dari
bahkan
pekerjaan yang sistematis, komunikatif, pengumpulan data. dan koperehensif dalam merangkai dan merespon,
mengorganisasi
data,
sebelum
17
b. Penyajian
Data,
suatu
sajian data dengan maksud semua data
yang
yang dikumpulkan dapat disajikan
kesimpulan
secara mendalam kemudian disusun
penelitian dilakukan. Pada bagian
secara sistematis. Bila pengumpulan
ini, data
data sudah berakhir, maka dilakukan
rakitan
adalah
informasi
memungkinkan
yang disajikan telah
disederhanakan dalam reduksi data
penarikan
dan harus ada gambaran secara
pada semua hal yang terdapat dalam
menyeluruh dari kesimpulan yang
kesimpulan
reduksi data dan sajian data.
diambil. Susunan kajian data yang baik
adalah
yang
BAB II LANDASAN TEORI
jelas
sistematiknya, karena hal ini akan
A.
Pengertian Peranan
Peranan (role) merupakan aspek
banyak membantu dalam penarikan kesimpulan. Adapun sajian data dapat berupa gambar, matriks, tabel
c. Penarikan
Kesimpulan,
adalah
suatu proses penjelasan dari suatu
tersebut
proses
adalah
analisis
merupakan
data satu
kesatuan yang saling menjelaskan dan berhubungan erat. Dari model analisis tersebut,
Apabila seseorang melaksanakan hak-
menunjukan
dan
kewajiban-kewajibannya
sesuai dengan kedudukannya, maka dia (lembaga) menjalankan suatu peranan. Keduanya tidak bisa dipisah-pisahkan,
analisis (reduksi data). Ketiga
yang dinamis dari kedudukan (status).
hak
maupun bagan.
berdasarkan
bahwa
pengumpulan data dibuat reduksi dan
karena yang satu tergantung yang lain dan sebaliknya. Peranan yang melekat pada diri seseorang harus dibedakan dengan
posisi
dalam
pergaulan
masyarakat. Posisi seseorang dalam masyarakat merupakan unsur statis
18
yang menunjukan tempat individu pada
lain, sehingga orang atau lembaga yang
masyarakat. Peranan dalam arti meliputi rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan kemasyarakatan. d. Peranan dalam konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. e. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur masyarakat (Soerjono Soekanto, 2002 : 269).
bersangkutan akan dapat menyesuaikan
Pembahasan
organisasi masyarakat. Pentingnya
peranan
adalah
bahwa hal itu mengatur perikelakuan seseorang atau lembaga dan juga menyebabkan seseorang atau lembaga pada
batas-batas
tertentu
dapat
meramalkan perbuatan-perbuatan orang
perikelakuan
sendiri
perikelakuan sekelompoknya.
dengan
tertentu yang melekat pada lembaga
orang-orang
dalam lembaga masyarakat penting
Peranan
tersebut
diatur oleh norma-norma yang berlaku dalam banyak
masyarakat. menunjukan
peranan-peranan
Peranan pada
lebih fungsi,
penyesuaian diri dan sebagai suatu proses. Jadi tepatnya adalah bahwa seseorang (lembaga) menduduki suatu posisi atau tempat dalam masyarakat serta manjalankan suatu peranan. Suatu peranan mencakup tiga hal yaitu: c. Peranan meliputi normanorma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam
bagi hal-hal sebagai berikut : a. Bahwa peranan-peranan tertentu harus dilaksanakan apabila struktur masyarakat hendak dipertahankan kelangsunganya. b. Peranan tersebut seyogyanya diletakan pada individu-individu yang oleh masyarakat dianggap mampu untuk melaksanakannya. Mereka harus terlebih dahulu terlatih dan mempunyai pendorong untuk melaksanakannya. c. Dalam masyarakat kadangkadang dijumpai individu yang tak mampu melaksanakan perananya sebagaimana diharapkan oleh masyarakat, oleh karena mungkin
19
pelaksananya memerlukan pengorbanan yang terlalu banyak dari kepentingan pribadinya. d. Apabila semua orang sanggup dan mampu melaksanakan peranannya, belum tentu masyarakat akan dapat memberikan peluang-peluang yang seimbang. Bahkan seringkali terlihat betapa masyarakat terpaksa membatasi peluangpeluang tersebut (Soerjono Soekanto, 2002: 272).
fasilitas,
pemenuhan
kebutuhan
keluarga/anak berupa sandang pangan dan
papan,
termasuk
kebutuhan
pendidikan". (Parents role about child in the family be motivator, facilitator, and mediator. As motivator parents always give motivation and propulsion about child to good deed and leave interdiction god, included demand
Peranan yang dimaksud dalam knowledge. As facilitator, parents must penelitian ini adalah peranan orang tua give facility, family requirement child yang
merupakan
suatu
lembaga example basic necessities, included
keluarga yang didalamnya berfungsi education requirement). (http://educare sebagai pembimbing anak. Peranan .e-fkinpula.net) orang tua lebih di artikan sebagai Peranan keluarga di sini antara peranan keluarga. "Peran orang tua lain:
keluarga
merupakan
tempat
terhadap anak di dalam keluarga adalah bimbingan yang pertama dan yang sebagai
motivator,
fasilitator
dan utama dari orang tuanya dalam hal
mediator. Sebagai motivator, orang tua membentuk kepribadian anak. Anakharus
senantiasa
memberikan anak
bukan
saja
memerlukan
motivasi/dorongan terhadap anaknya pemenuhan kebutuhan material, tetapi untuk
berbuat
kebajikan
dan juga kasih sayang, perhatian, dorongan
meninggalkan larangan Tuhan berikut dan kehadiran orang tua di sisinya. dengan ilmu pengetahuan. Sebagai Selanjutnya fasilitator, orang tua harus memberikan
menurut
Puspito
20
(1989:182)
suatu
sebuah kelompok primer yang paling
konsep fungsional yang menjelaskan
penting didalam masyarakat. Keluarga
fungsi seseorang (lembaga) dan dibuat
merupakan
atas dasar tugas-tugas yang nyata
terbentuk dari perhubungan laki-laki
dilakukan
dan
Peranan
peranan
adalah
seseorang sebagai
(lembaga).
konsep
sebuah
wanita,
group
perhubungan
yang
dimana
yang
sedikit banyak berlangsung lama untuk
menunjukkan apa yang dilakukan oleh
menciptakan dan membesarkan anak-
seseorang atau lembaga. Sehingga
anak. Jadi keluarga dalam bentuk yang
peranan orangtua disini berkaiatan
murni merupakan satu kesatuan yang
dengan
formal yang terdiri dari suami, istri dan
kekuasaan/wewenang
serta
dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas
anak-anak
sebagai orangtua sebagaimana yang
(Ahmadi, 1999:239).
diharapkan untuk dilakukan karena kedudukannya
dapat
memberi
pengaruh/ perbuatan.
yang
belum
dewasa
Sedangkan Khairuddin (1985) mendefinisikan keluarga sebagai suatu kelompok
dari
orang-orang
disatukan
oleh
perkawinan,
darah,
yang
ikatan-ikatan
E. Pengertian Orang Tua atau
adopsi,
rumah
tangga
Menurut Thamrin Nasution dan Nurfalifah Nasution “Setiap orang
merupakan
susunan
sendiri, berinteraksi dan berkomunikasi yang
bertanggung
jawab
dalam satu sama lain yang menimbulkan
keluarga atau rumah tangga yang peranan-peranan sosial bagi suamidalam kehidupan sehari-hari lazim istri, ayah dan ibu, putra dan putri, disebut dengan Ibu-Bapak”. Orang tua saudara laki-laki dan perempuan dan disini lebih condong kepada sebuah keluarga,
dimana
keluarga
adalah
21
merupakan
pemelihara
kebudayaan
bersama (Khairuddin, 1985:14).
rumah, tetapi intensitas hubungan dapat juga
Menurut Khairuddin (1985 :
merupakan
menentukan
kriteria
tipe
keluarga
dalam luas.
29) keluarga dibedakan menjadi dua
Keluarga yang diperluas lebih banyak
yaitu keluarga inti dan keluarga luas.
ditemukan di daerah pedesaan dan
Keluarga inti didefinisikan sebagai
bukan daerah industri, kerena bentuk
kelompok yang terdiri dari ayah, ibu
keluarga
dan anak-anak yang belum dewasa atau
memberikan
belum kawin. Sedangkan keluarga luas
biasanya terdapat pada masyarakat
adalah keluarga yang meliputi lebih
yang tidak mempunyai badan dan
dari satu generasi dan suatu lingkungan
organisasi khusus. Dengan kata lain,
kaum keluarga yang lebih luas daripada
orang-orang yang hidup dalam unit
hanya ayah, ibu dan anak-anaknya.
keluarga yang diperluas dapat meminta
Disamping
bantuan pada banyak orang lain.
itu,
M.S.
Goore
yang
diperluas
layanan
sosial
dapat yang
mengatakan bahwa ada dan tidaknya
Dalam penelitaian ini lebih
keluarga-keluarga besar tidak tampak
mengangakat pada fungsi keluarga
hanya dari jumlah rumah-rumah tangga
sebagai fungsi religius yaitu keluarga
sendiri, tetapi juga dapat dipandang
berfungsi
untuk
dari sifat
anggotanya
ke
dan intensitas
interaksi
mengantarkan
dalam
kehidupan
diantara kaum keluarga di luar keluarga
beragama, orang tua berkewajiban
inti (Khairuddin, 1985: 92)
untuk memperkenalkanya, mengajak
Jadi pengertian keluarga luas
serta menanamkan nilai-nilai agama
tidak selalu diartikan sebagai suatu
kepada anggota keluarga. Anak diberi
keluarga yang tinggal dalam satu
kesempatan
untuk
mengembangkan
22
rasa keagamaannya dalam kehidupan
yaitu Tuhan dengan sifat dasar Nya
sehari-hari
("Maha
(Khairuddin,
1985:127-
Adil,
Pengasih
dan
128). Maka dapat disimpulkan bahwa,
Penyayang") menjadi lebih penting
peranan merupakan fungsi sosial yang
daripada agama itu sendiri, atau bahkan
dilakukan orang tua (Ibu-Bapak) dalam
agama menjadi tidak dominan lagi
keluarga atau rumah tangga dengan
(agama bagaikan tempat pertama kali
melakukan pengawasan dan bimbingan
belajar mengenal Tuhan menurut versi
terhadap anak-anaknya.
agama itu, dan kelak agama menjadi seperti
almamater).
Jadi,
kalau
F. Pengertian Religiusitas seseorang itu sudah beragama, bukan Salah
satu
definisi
umum agamanya yang penting, melainkan
tentang religiusitas adalah sikap hati religiusitasnya
yang
amat
sangat
nurani, batin dan pikiran manusia yang penting.
Agar
pengamalan
selalu diarahkan kepada perbuatan dilingkungan masyarakat lebih baik. baik, kasih sayang, kebenaran dan Dari sifat religiusitas yang dimiliki keadilan. Religiusitas setingkat lebih oleh seseorang akan muncul dampak atas
daripada
sekedar
beragama. dilema dari religiusitas itu sendiri,
Religiusitas
dapat
diperoleh
dari diantaranya adalah:
pengalaman hidup. Dari pengalaman hidup itulah manusia akan lebih yakin dan lebih mendalami agama yang ia anut. Tidak itu saja manusia akan lebih menghayati
bagaimana
bermasyarakat
dengan
lebih
hidup baik.
Religiusitas ini merupakan intisari dari
1) Jika agama mau mempertahankan kemurnian aslinya (otentik) pendirinya sepanjang zaman dari masa ke masa dalam pagar-pagar kepranataan yang tak tertembus oleh pengaruh pemikiran baru maka karisma itu tak akan tersentuh dan tak akan berkembang. Akibatnya
23
agama itu sendiri akan kehilangan daya tariknya. 2) Agama dihadapkan pula dengan pilihan yang sulit berkenaan dengan masalah kekuasaan dan kepemimpinan, di dalam agama terdapat unsur kekuasaan dan pimpinan pada tingkat universal dan tingkat sektoral kerohanian. (Hendro Puspito, 1989: 129)
bersosial secara baik, hal tersebut harus
Agama
persoalan
orang tua mereka. Selain itu anak lebih
individu dan merupakan kebebasan
bisa mendekatkan diri pada Tuhan.
untuk
sebagai
sehingga secara langsung anak dapat
pengajaran adalah penting dan perlu
menerapkan religiusitas itu didalam
diajarkan (misalnya keanekaragaman
lingkungan masyarakat.
adalah
memilih.
Agama
agama beserta ciri mereka masing-
diterapkan oleh anak pada usia sejak dini. Selanjutya nilai yang didapat anak dari religiusitas ini adalah anak lebih bisa memahami arti hidup setelah mereka makna
menjalankan religiusitas
serangkaian
yang
diberikan
G. Pengertian Anak
masing). Sebaiknya agama diberikan
Definisi anak dalam Kamus
pada anak sejak usia masih dini. Kalau
Besar
sejak kecil sudah dicuci otak dengan
keturunan kedua, yang menurut hukum
agama, maka anak akan lebih bijak
mempunyai usia tertentu hingga hak
dalam
dan kewajibanya dianggap terbatas.
menyikapi
hidup
dalam
bermasyarakat.
Bahasa
Indonesia
adalah
Dalam hal ini yang dimaksud dengan
Pendidikan
adalah
anak disini adalah anggota dalam suatu
merupakan tanggung jawab orang tua.
keluarga yang berasal dari keturunan
Budi
sopan-
orang tua mereka yang keberadaanya
santun, taat hukum, menghargai alam
merupakan bagian terpenting dalam
dan
memfokuskan
pekerti
isinya,
agama
mengajarkan
keadilan
dan
hidup
dalam
pemberian
24
bimbingan,
arahan
dan
pemberian
lain dari anak atau orang tua anak atau
pendidikan serta tanggung jawab orang
walinya yang sah menurut hukum
tua lainnya.
(Prinst, Darwan 2003:104).
Selanjutnya
dalam
hukum
Waktu memasuki dunia sekolah
perubahan pasal 1(1) Undang-Undang
pada umur lima atau enam tahun, anak
Pokok
sudah
Perubahan
(Undang-Undang
memiliki
kepribadian
yang
No. 12 tahun 1948) mendefinisikan
dinamis yang tercermin dalam sikap,
anak
atau
kebiasaan dan ide-ide mengenai setiap
perempuan berumur 14 tahun kebawah
aspek kehidupan. Sifat-sifat emosional
(Prints, Darwan 2003:3).
dan
adalah
orang
laki-laki
sosial
ini
mempengaruhi
Dalam konvensi PBB (pasal 1),
kemampuan belajarnya. Kalau anak
yang dimaksud dengan anak adalah
telah mengalami perlakuan yang penuh
orang yang berusia dibawah 18 tahun
kasih sayang serta telah memperoleh
kecuali berdasarkan Undang-Undang
latihan-latihan yang diperlukan, akan
yang
bergairah
berlaku
dalam
bagi
anak
sekali
sifat
ditentukan bahwa usia dewasa dicapai
kebocahanya
lebih
minatnya akan lebih tertuju pada orang
awal.
konvensi
Negara-negara
akan
peserta
menghormati
akan
belajar,
ditinggalkan,
dan
lain dan kesediaannya bekerjasama
menjamin hak-hak yang ditetapkan
dengan guru pun akan semakin mantap.
dalam konvensi, tanpa diskriminasi
Sebaliknya, apabila orang tua tidak
dalam
Tanpa
berhasil memberikan kasih sayang
memandang ras, warna kulit, jenis
yang diperlukan, anak berkemungkinan
kelamin,
harta
tidak berhasil menjadi murid yang baik
kekayaan, cacat, kelahiran atau status
dan berhasil, sekolah bahkan menjadi
bentuk
bahasa,
apapun.
agama,
25
beban
tambahan
disamping
beban
mantap lebih-lebih pada usia dini.
keinginan orang tua yang dipikulnya
Menurut Imam Al Ghazali: “anak
(Mahmud, 1990:144).
merupakan amanah orang tua yang
Ada tiga pokok yang terdapat
masih suci laksana permata, baik
pada kehidupan anak manusia menuju
buruknya
ke dewasa:
pembinaan yang diberikan orang tua
1) Konsepsi/concepti dirinya, ada dalam kandungan ibunya, sebagai satu wujud atau sebagai organisme yang tumbuh. 2) Kelahiranya di dunia, yang memberikan kejutan, ketakutan-kesakitan, sehingga ia mengeluarkan jerit tangis melengking ketika harus meninggalkan rahim ibunya. 3) Kemampuan realisasi diri, menjadi pribadi/person. Pada fase ketiga ini setiap individu menghayati eksisitensinya sebagai pribadi yang berbeda dengan orang lain (Kartini Kartono,1995:8)
anak
tergantung
pada
kepada mereka" (the child was the message for the person who still was holy like the jewel, child's good and bad
points
depended
on
the
management that was given by the person to them) (Syamsul Yusuf, 2003:34). Dalam
proses
pembentukan
perilaku bereligius pada anak dapat dilaksanakan
menurut
masa-masa
sebagai berikut: Dengan
demikian
manusia a) Tahap
pembiasaan
dapat
dilahirkan dalam keadaan lemah, fisik dilaksanakan pada masa kanakmaupun
psikis.
Walaupun
dalam kanak.
keadaan
yang
demikian
ia
telah b) Tahap pembentukan pengertian,
memiliki kemampuan bawaan yang sikap, minat dapat dilaksanakan bersifat laten. Potensi bawaan ini pada masa remaja. memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang
26
c) Tahap pembentukan kerohanian
2) Social skill atau penghargaan dan
yang luhur dilaksanakan pada masa dewasa.
empati kepada orang lain 3) Emotion skill atau kemampuan
Dalam menanamkan religiusitas ini tidak semua usia anak dapat
positif menyikapi perbedaan 4) Kreatifitas (Fatimah Husein, 2008:
menerimanya atau mengerti tentang
7)
religiusitas, maka dari itu diperlukan
BAB III
batasan umur yang sekiranya anak
GAMBARAN UMUM LOKASI
sudah mengerti tentang agama yang
PENELITIAN
dianutnya. mengerti
Biasanya pada
usia
anak saat
sudah mereka
menginjak usia 13 sampai 17 tahun. Di usia tersebut anak akan lebih bisa menerima apa yang diajarkan orang tua mereka,
termasuk
perilaku
bereligiusitas. Karena batasan di usia tersebut
anak
sudah
mengenal
pendidikan yang besifat multikultural. Ada empat hal yang penting yang diajarkan kepada anak usia dini untuk
menanamkan
watak
multikultural diantaranya: 1) Pendidikan tentang “self” atau penghargaan tentang dirinya sendiri
A.
Gambaran Umum Kelurahan Batu IX Dalam kegiatan penelitian ini,
Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 ditetapkan sebagai lokasi penelitian. Perumahan
Villa
Cendrawasih
ini
terletak di wilayah RT. 01 RW. 03 Kelurahan
Batu
Tanjungpinang Tnjungpinang.
IX
Kecamatan
Timur, Berikut
Kota ini
akan
dikemukakan uraian tentang gambaran umum Kelurahan Batu IX (berdasarkan
data
tersebut Monografi
Kelurahan Batu IX tahun 2014).
27
Luas wilayah Kelurahan Batu
Jumlah penduduk Kelurahan
IX mencapai 2.700 ha km² dengan
Batu IX sampai dengan Tahun 2014,,
batas wilayah sebagai berikut:
sebanyak 22.739 Jiwa (6.433 KK).
Sebelah Utara
Jumlah penduduk miskin yang berada
:
Kelurahan
Pinang Kencana.
di
Sebelah Selatan
:
Kelurahan
Dompak.
sebanyak
Kelurahan 709
KK.
Batu
IX
Penduduk
Kelurahan Batu IX ini tersebar di 14
Sebelah Barat
:
Kelurahan
Melayu Kota Piring. Sebelah Timur
RW (Rukun Warga) dan
52 RT
(Rukun Tetangga). :
Kelurahan
Gunung Lengkuas Kab. Bintan Adapun jarak dari Kelurahan Batu
wilayah
IX ke pusat pemerintahan,
sebagai berikut:
Penduduk Kelurahan Batu IX dilihat
berdasarkan
jenis
kelamin,
terdiri dari laki-laki 11.667 jiwa dan perempuan
sebanyak
11.072
jiwa.
Sedangkan kalau dilihat berdasarkan pemerintahan
usia, terdiri dari usia 0 – 15 tahun
Kecamatan Tanjungpinang Timur : ± 3
sebanyak 7.366 jiwa, usia 15 – 65
km
tahun sebanyak 14.870 jiwa dan usia
Jarak dari pusat pemerintahan Kota
65 ke atas sebanyak 503 jiwa. Untuk
Tanjungpinang : ± 10 km
lebih
Jarak dari Kota/ Ibukota Kabupaten
Kelurahan Batu IX berdasarkan usia
Bintan : ± 40 km
dapat dilihat pada Tabel. III.1 di bawah
Jarak dari ibukota Provinsi Kepulauan
ini.
Jarak
dari
pusat
jelasnya,
jumlah
penduduk
Riau : ± 17 km Tabel III. 1 Penduduk Kelurahan Batu IX menurut Kelompok Umur
28
orang, dan Jasa sebanyak 220 orang. N o
1.
2.
3.
Usia ratarata
Jumlah Pendudu k
0– 15 Tahu n
7.3 66
1565 Tahu n
14. 870
65 Tahu n ke atas
503
Juml ah
22. 739
Prosent ase (%)
Untuk lebih jelasnya, jumlah penduduk Kelurahan Batu IX berdasarkan jenis
32, 39
pekerjaan dapat dilihat pada Tabel. III.2 . Tabel III. 2 Penduduk Kelurahan Batu IX menurut Jenis Pekejaan
65, 39
No. 2,2 1
10 0
Sumber : Kelurahan Batu IX Tanjungpinang, 2015
Jenis Pekerjaan
Jumlah Penduduk
1
Pegawai Negeri Sipil
1.039
2
TNI
3
Kepolisian RI
4
Pegawai Swasta
5
Wiraswasta/Pedagang
6
Tani
7
Pertukangan
758
8
Buruh Tani
143 122
184 55 4.162 889 66
9
Pensiunan
Penduduk Kelurahan Batu IX
10
Nelayan
dilihat berdasarkan jenis pekerjaan/
11
Pemulung
758
12
Jasa
220
mata pencaharian, terdiri dari Pegawai
6
Jumlah Negeri Sipil sebanyak 1.039 orang, TNI 184 orang, Kepolisian RI
55
Sumber:
8.402
Kelurahan
Batu
IX
Tanjungpinang, 2015
orang, pegawai Swasta 4.162 orang, Menurut
tingkat
pendidikan
Wiraswasta/ Pedagang 889 orang, Tani penduduk di Kelurahan Batu IX, terdiri 66 orang, Pertukangan 758 orang, dari Pendidikan Umum yang meliputi Buruh Tani 143 orang, Pensiunan 122 Taman orang, Nelayan 6 orang, Pemulung 758
Kanak-kanak
2.567
orang,
29
Sekolah Dasar 3.171 orang, SMP 3.007 orang,
SMA/SMU
5.789
orang,
10
Sekolah Luar Biasa
11
Kursus Keterampilan
3 53
Jumlah Akademi/ D1-D3 562 orang, Sarjana 922 orang, dan Pascasarjana 67 orang.
Sumber : Kelurahan Batu IX Tanjungpinang, 2015
Sedangkan dari Pendidikan Khusus yang meliputi Pondok Pesantren 13 orang,
Pendidikan
Keagamaan
28
orang, Sekolah Luar Biasa 3 orang, dan Kursus Keterampilan sebanyak 53 orang. Untuk lebih jelasnya, tingkat pendidikan penduduk Kelurahan Batu IX dapat dilihat pada Tabel. III.3 berikut ini.
Sarana Prasarana yang terdapat di Kelurahan Batu IX, terdiri dari Gedung Kantor Kelurahan (1 buah permanen).
No
Prasarana
Kesehatan,
terdiri dari Puskesmas 1 buah, UKBM (Posyandu) 8 buah, Poliklinik/ Balai Pelayanan Prasarana Gedung
Tabel III. 3 Penduduk Kelurahan Batu IX menurut Tingkat Pendidikan
16.182
Masyarakat Pendidikan, Sekolah
2 terdiri
PAUD
1
buah. dari buah,
Gedung Sekolah TK 6 buah, Gedung Sekolah SD 6 buah, Gedung Sekolah
Pendidikan
JumlahSLTP Penduduk (%) SMU 2 4 buah, Prosentase Gedung Sekolah
Pendidikan Umum 1
Taman Kanak-kanak
2
Sekolah Dasar
buah, dan Gedung Perguruan Tinggi 2 2.567 15,86 buah. Sarana Ibadah, terdiri dari Mesjid 3.171 19,60
3
SMP
3.007 12 buah, Mushola 1518,58 buah, dan Vihara
4
SMA/SMU
5
Akademi/ D1-D3
6
Sarjana/ S1
5.789 35,77 sebanyak 1 buah. Prasarana Umum, 562 3,47 terdiri 11 buah, 922 dari prasarana Olahraga 5,70
7
Pascasarjana
dan67 prasarana
0,41 Balai
sebanyak 3 buah. 13
0,08
Pendidikan Khusus 8
Pondok Pesantren
9
Pendidikan Keagamaan
28
0,17
Pertemuan
30
Keadaan Tipologi Kelurahan
ini,
dibangun
perumahan
untuk
Batu IX, antara lain memiliki ladang
pemukiman penduduk sebanyak 30
sayuran,
unit rumah.
perkebunan,
peternakan,
kerajinan dan industri kecil, serta jasa dan
perdagangan.
Di
wilayah
Berdasarkan diperoleh
dari
data
RT.
01
yang RW.
03
Kelurahan Batu IX, tidak ada nelayan
Kelurahan Batu IX, saat ini penduduk
serta
yang berdomisili (bertempat tinggal) di
tidak ada industri sedang dan
besar.
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8, sebanyak 118 jiwa (30 KK). Berikut ini
B. Gambaran Umum Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 Tanjungpinang Pertumbuhan perumahan
dari
tahun
pemukiman/ ke
tahun
semakin bertambah seiring dengan
akan
dijelaskan
tentang
kondisi
lingkungan perumahan dan kondisi sosial
ekonomi
berdomisili
di
penduduk
yang
perumahan
Villa
Cendrawasih Batu 8.
pertumbuhan jumlah penduduk. Fakta 1. Kondisi Lingkungan Perumahan sosial ini terjadi diberbagai daerah, Villa Cendrawasih Batu 8 termasuk juga di Kota Tanjungpinang. Perumahan Villa Cendrawasih Salah satu bukti dari fakta sosial Batu 8 dibangun pada tahun 2011 tersebut adalah bertambahnya jumlah terletak di wilayah RT. 01 RW. 03 pemukiman
berupa
dibangunnya Kelurahan Batu IX dengan jumlah
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 rumah sebanyak 30 unit dan dihuni pada tahun 2011 di wilayah RT. 01 oleh 30 KK (118 jiwa). Perumahan RW. 03 Kelurahan Batu IX. Di Villa Cendrawasih Batu 8, dibangun perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 dalam bentuk rumah kopel tipe 39 dan
31
tipe 50, masing-masingnya sebanyak
Berdasarkan
observasi
yang
12 unit. Sisanya sebanyak 6 unit
peneliti lakukan pada bulan April
dibangun dalam bentuk rumah tunggal
sampai
tipe 70.
mengamati suasana kehidupan sosial Fasilitas Umum yang terdapat
di
dalam
areal
Cendrawasih
Perumahan
Batu
8,
antara
Villa lain
bulan
warga
di
Namun demikian, warga di lingkungan
berbagai
perumahan
berbeda-beda,
memanfaatkan
perumahan
Batu
suku,
8
dan tetapi
Villa
terdiri agama tidak
dari yang
pernah
menggunakan
terjadi keributan atau pertengkaran
fasilitas umum yang ada di wilayah
diantara sesama penghuni. Namun
RT. 01 RW. 03 Kelurahan Batu IX.
demikian,
Tentunya
dari
individualis warga di perumahan Villa
perumahan dan disesuaikan dengan
Cendrawasih Batu 8 agak menonjol
kebutuhan atau kepentingannya, seperti
dibandingkan dengan sifat sosialisnya.
memanfaatkan
Pendidikan
Mungkin sifat individualis ini muncul,
Alquran (TPA) Al-Ghaffar sebagai
akibat dari kesibukan masing-masing
tempat bagi anak-anak untuk belajar
warga penghuni di perumahan Villa
agama Islam (ngaji dan sholat). Letak
Cendrawasih Batu 8. Tidak ada waktu
TPA Al-Ghaffar ini, tidak jauh dari
untuk
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8,
penghuni,
kira-kira jaraknya ± 400 Meter
bekerja. Semua kepala keluarga di
yang
atau
juga
peneliti
Batu 8, sangat harmonis. Walaupun
Cendrawasih
dapat
2015,
warga di perumahan Villa Cendrawasih
berupa, taman bermain dan Musholla.
tersebut
Mei
tidak
Taman
jauh
perumahan Villa Cendrawasih.
dari
tidak
bergaul pagi
dipungkiri
dengan hingga
sifat
sesama sore
hari
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8
32
adalah berstatus pekerja bahkan ada
hari di perumahan Villa Cendrawasih
sebagian istrinya juga ikut bekerja
Batu 8 pada umumnya suasananya
(wanita karier).
sepi,
karena
warganya
lebih
Suasana di pagi hari dapat
memanfaatkan waktu malam hari untuk
digambarkan bahwa warga penghuni di
istirahat setelah lelah bekerja di siang
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8,
hari.
sibuk dengan aktivitas persiapan untuk 2. Kondisi
Sosial
Ekonomi
berangkat bekerja dan anak-anak ke Penghuni sekolah.
Selanjutnya,
suasana
Perumahan
Villa
di Cendrawasih Batu 8
lingkungan
perumahan
tersebut Jumlah
penduduk
yang
menjadi sepi hingga siang hari anakberdomisili
(bertempat
tinggal)
di
anak kembali dari sekolah dan sore hari perumahan Villa Cendrawasih Batu 8, orangtua
kembali
dari
bekerja. sebanyak 118 jiwa (30 KK), terdiri dari
Biasanya di sore hari suasana di laki-laki 62 jiwa dan perempuan perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 sebanyak 56 jiwa. Sedangkan kalau akan menjadi agak ramai dengan dilihat berdasarkan usia, terdiri dari aktivitas anak-anak yang bermain di lapangan permainan
yang ada di
perumahan tersebut. Selain itu di sore hari, sebagian anak-anak di perumahan
usia 0 – 6 tahun sebanyak 18 jiwa, usia 7 – 13 tahun sebanyak 26 jiwa, usia 14 – 20 tahun sebanyak 14 jiwa, usia 21 – 30 tahun sebanyak 12 jiwa, usia 31 –
Villa Cendrawasih Batu 8 mengikuti 40 tahun sebanyak 32 jiwa, dan usia 41 kegiatan belajar agama Islam di Taman ke atas sebanyak 16 jiwa. Untuk lebih Pendidikan Alquran (TPA) Al-Ghaffar. jelasnya,
jumlah
penduduk
yang
Sedangkan untuk suasana di malam berdomisili
(bertempat
tinggal)
di
33
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 berdasarkan
usia
dapat
dilihat
sebagaimana disajikan pada Tabel. III.4
Sumber
:
RT.
01
RW.
03
Kelurahan Batu IX Tanjungpinang, 2015
berikut ini. Penduduk Tabel III. 4 Penduduk di Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 menurut Kelompok Umur N o 1
2
3
4
5
6
Usia ratarata
Jumlah Pendud uk
Prosenta se (%)
0–6 Tahu n
18
15, 25
7– 13 Tahu n
26
14 – 20 Tahu n
14
21 – 30 Tahu n
12
31 – 40 Tahu n
32
41 Tahu n ke atas
16
Jumla h
11 8
yang
berdomisili
(bertempat tinggal) di perumahan Villa Cendrawasih Batu 8, dalam hal ini yang
dimaksud
adalah
Kepala
Keluarga (KK) jika dilihat berdasarkan jenis pekerjaan/ mata pencaharian, terdiri dari Pegawai 22, 03
Negeri Sipil
sebanyak 9 orang, TNI sebanyak 1 orang, Kepolisian RI sebanyak 2 orang,
11, 86
pegawai Swasta sebanyak 12 orang, Wiraswasta/ Pedagang sebanyak 3 orang, Pensiunan sebanyak 1 orang,
10, 17
dan Jasa sebanyak 2 orang. Untuk lebih jelasnya, jumlah
27, 12
Kepala
Keluarga
berdomisili 13, 56
(KK)
(bertempat
tinggal)
di
perumahan Villa Cendrawasih Batu 8, berdasarkan
jenis
pekerjaan
dilihat pada Tabel. III.5 . 100
yang
dapat
34
sebanyak 4 orang, Sarjana sebanyak 19 orang, dan Pascasarjana sebanyak 1 orang.
Tabel III. 5 Kepala Keluarga di Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 menurut Jenis Pekejaan No.
Jenis Pekerjaan
1
Pegawai Negeri Sipil
2
TNI
3
Kepolisian RI
4
Pegawai Swasta
5
Untuk lebih jelasnya, tingkat pendidikan penduduk yang berdomisili Jumlah Penduduk Prosentase (%) (bertempat tinggal) di perumahan Villa 9 30,00 Cendrawasih Batu 8, dapat dilihat pada 1 3,33 2 III.6 berikut ini. 6,67 Tabel. 12
40,00
Wiraswasta/Pedagang
3
10,00
6
Pensiunan
1
3,33
7
Jasa
2
6,67
30
100
Jumlah Sumber: RT. 01 RW. 03 Kelurahan Batu IX Tanjungpinang, 2015 Menurut
tingkat
Tabel III. 6 Penduduk di Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 menurut Tingkat Pendidikan
pendidikan No
Pendidikan
Jumlah Pendudu
penduduk yang berdomisili (bertempat 1
Belum Sekolah
Villa
2
Taman Kanak-kanak
dari
3
Sekolah Dasar
26
4
SMP
12
5
SMA/SMU
38
sebanyak 11 orang, Taman Kanak-
6
Akademi/ D1-D3
kanak sebanyak 7 orang, Sekolah
7
Sarjana/ S1
19
8
Pascasarjana
1
tinggal)
di
Cendrawasih penduduk
Dasar
perumahan Batu
yang
sebanyak
sebanyak
12
8,
terdiri
belum
26 orang,
orang,
sekolah
SMP
SMA/SMU
sebanyak 38 orang, Akademi/ D1-D3
Jumlah Sumber : RT. 01 RW. 03 Kelurahan Batu IX Tanjungpinang, 2015
11 7
4
118
35
Agama
yang
dianut
oleh
penduduk yang berdomisili (bertempat tinggal)
di
perumahan
orang, dan yang beragama Budha sebanyak 8 orang.
Villa
Cendrawasih Batu 8 dalam penelitian
BAB IV
ini adalah seperti yang tertera pada
ANALISA DATA
tabel III.7 di bawah ini.
A.
Tabel III.7 Penduduk di Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 menurut Agama yang dianut No. Agama
Identitas Informan
1. Bapak Dedy Suryana Bapak Dedy Suryana adalah salah satu Jumlah PKL (%) berada di dari orang Prosentase tua anak yang
1.
Islam
98 perumahan Villa83,05 Cendrawasih Km 8
2.
Kristen
12 10,17 Tanjungpinang. Usia dari Bapak Dedy
3.
Budha
8 Suryana adalah 6,78 40 tahun. Pekerjaan
Jumlah
118 100 adalah sebagai Bapak Dedy Suryana
Sumber:
RT.
01
RW.
03
Kelurahan Batu IX Tanjungpinang, 2015
pegawai
swasta
di
Kota
Tanjungpinang. Bapak Dedy Suryana mempunyai 2 orang anak. Pendidikan
Pada Tabel III.7 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk yang berdomisili (bertempat tinggal) di perumahan Villa Cendrawasih Batu 8 adalah beragama Islam, yaitu sebanyak 98 orang. Sedangkan yang beragama Kristen sedikit, yaitu hanya terdapat 12
terakhir dari Bapak Dedy Suryana ini adalah Sarjana S1. 2. Azzahra Aulia Azzahra Aulia yang cukup dipanggil dengan Zahra adalah anak dari Bapak Dedy Suryana. Usia Zahra adalah 12 tahun.
Dia
masih
menempuh
pendidikan tingkat SD kelas 6. Zahra
36
mempunyai adik yang masih kecil
Rizwa Aryandi dengan nama panggilan
berusia 4 tahun. Kegiatan sehari-hari
Arya adalah putra dari Bapak Subandi.
Zahra hanya bersekolah dan sepulang
Arya adalah seorang pelajar SD yang
dari sekolah, ia membantu orang
saat ini duduk dikelas 4. Kegiatan
tuanya
dirumah.
sehari-hari dari Arya adalah sekolah
Disamping itu Zahra juga aktif dalam
dan di sore hari aktif sebagai murid
kegiatan TPA Al-Ghaffar yang terdapat
TPA Al-Ghaffar yang terletak tidak
tidak jauh dari lingkungan perumahan
jauh
Villa Cendrawasih Batu 8.
Cendrawasih Batu 8.
menjaga
adiknya
dari
perumahan
Villa
5. Bapak Izhardi 3. Bapak Subandi
Bapak Izhardi adalah seorang pegawai
Bapak Subandi adalah salah satu warga
Swasta
di perumahan Villa Cendrawasih Km 8
perumahan
Tanjungpinang, beliau juga berperan
bertugas sebagai tenaga ahli marketing
sebagai seksi keamanan dilingkungan
(pemasaran).
perumahan tersebut. Hal ini didasari
Bapak Izhardi hanya dihabiskan pada
oleh profesi Bapak Subandi sebagai
tugas pekerjaannya tersebut. Istrinya
Polisi RI yang bertugas di Polres Kota
seorang
Tanjungpinang.
membuka usaha dagang kecil-kecilan
Usia
dari
Bapak
yang
ibu
bergerak
dibidang
(Developer),
Kegiatan
rumah
sehari-hari
tangga
Bapak
yang
Subandi adalah 39 tahun dan beliau
(kedai)
mempunyai 1 orang anak. Pendidikan
mempunyai 2 (dua) orang putra yang
terakhir dari Bapak Subandi adalah
kedua-duanya masih duduk dibangku
SMA.
SD. Usia dari Bapak Izhardi adalah 42
4. Rizwa Aryandi
dirumah.
beliau
Izhardi
37
tahun. Pendidikan terakhir dari Bapak
8. Desmonifa
Izhardi adalah Sarjana Ekonomi (S1).
Desmonifa
atau
sering
dipanggil
dengan Diva adalah anak pertama dari 6. Muhammad Aufal Marom
Bapak Abdul Tawaf. Diva berusia 12
Muhammad Aufal Marom yang biasa
tahun dan sekarang beliau merupakan
dipanggil dengan nama Aufal adalah
siswa kelas 6 SD. Diva memiliki 2
putra dari Bapak Izhardi. Aufal berusia
(dua) orang adik, masing-masingnya
11 tahun, ia anak pertama dari dua
berusia 9 dan 6 tahun. Kegiatan sehari-
bersaudara. Aufal masih menempuh
hari Diva hanya sebagai anak biasa,
pendidikan dibangku SD kelas 5.
setelah pulang dari sekolah, Diva
Kegiatan sehari-harinya hanya sebagai
membantu orang tuanya bersih-bersih
pelajar biasa dan sore hari ia aktif di
rumah dan di sore harinya aktif di TPA
TPA Al-Ghaffar.
Al-Ghaffar.
7. Bapak Abdul Tawaf
9. Bapak Setia Budi
Bapak Abdul Tawaf
adalah seorang
Bapak Setia Budi adalah seorang
pegawai negeri sipil (PNS) yang
wiraswasta/
bertugas di Pemko Tanjungpinang.
pasar Batu 9 Tanjungpinang. Istrinya
Kegitannya sehari-hari hanya sebagai
hanya seorang ibu rumah tangga,
PNS
namun
dan tidak mempunyai
mata
pedagang
tidak
jarang
sembako
istrinya
di
ikut
pencaharian lain. Istrinya seorang ibu
membantu berdagang di kios miliknya
rumah tangga. Bapak Abdul Tawaf
di pasar Batu 9. Usia dari Bapak Setia
berusia 43 tahun. Pendidikan dari
Budi adalah 45 tahun, dan pendidikan
Bapak Abdul Tawaf adalah Sarjana
terakhir dari Bapak Setia Budi adalah
(S1).
SMA.
38
10. Muhammad Sofyan
12. M. Daffa Dzakwan
Muhammad Sofyan, dengan nama
M. Daffa Dzakwan dengan nama
panggilan Pian adalah anak dari Bapak
panggilan Wawan adalah anak tunggal
Setia Budi. Pian adalah anak pertama
dari Bapak M. Leksana Osmera dan
dari tiga bersaudara. Adiknya bernama
Ibu Metra Komala. Wawan berusia 11
Muhammad Fadli, berusia 7 tahun dan
tahun, ia sekarang duduk dibangku
Muhammad Fajri, berusia 5 tahun,
kelas
sedangkan Pian berusia 10 tahun. Pian
kegiatan yang cukup aktif dirumah
masih duduk dibangku kelas 4 SD.
maupun disekolahnya. Di sekolah ia
Setiap sore Pian sangat rajin mengikuti
banyak
kegiatan di TPA Al-Ghaffar yang
kulikuler dan dirumah ia aktif dalam
terletak tidak jauh dari perumahan
kegiatan pengajian di TPA Al-Ghaffar
Villa Cendrawasih Batu 8.
yang terletak tidak jauh dari perumahan
11. Bapak M. Leksana Osmera
Villa Cendrawasih Batu 8.
Bapak M. Leksana Osmera adalah
5
SD.
Wawan
mengikuti
mempunyai
kegiatan
ekstra
B. Pola Perilaku Orang Tua Dalam
seorang PNS Provinsi Kepri. Usia
Mendidik Religiusitas Anak
Bapak M. Leksana Osmera saat ini
Peranan orang tua memang sangatlah
adalah 42 tahun. Istrinya juga seorang
penting dalam membentuk kepribadian
PNS yaitu sebagai guru SMA. Bapak
seorang anak sebab sosialisasi dalam
M. Leksana Osmera saat ini baru
hidup bermasyarakat seorang anak itu
memiliki seorang putra, dan masih
berasal dari orang tua mereka masing-
duduk di bangku SD. Pendidikan
masing. Dari pola didik orang tua yang
terkahir Bapak M. Leksana Osmera
mereka terapkan maka seorang anak
adalah Sarjana (S1).
dapat merekam apa yang mereka
39
terima
dari
orang
tua
mereka.
Selanjutnya pola didik yang diberikan orang tua akan mereka terapkan dalam
nantinya anak saya tersebut bisa mengerti dan bisa membedakan mana perbuatan yang boleh dilakukan dan yang dilarang serta tidak terjerumus ke hal-hal yang bersifat negatif". (wawancara tanggal 4 April 2015)
kehidupan bermasyarakat. Setiap
orang
tua
memang
Salah satu bentuk pola didik yang menginginkan anaknya kelak menjadi bersifat religiusitas yaitu pendidikan anak yang baik dalam kehidupannya, agama yang diberikan orang tua untuk dan menjadi anak yang sesuai dengan bekal anak mereka dalam kehidupan harapan orang tua. Keinginan dan bermasyarakat
kelak.
Pendidikan harapan orang tua terhadap anaknya ini
agama dirasa sangatlah penting apalagi akan mungkin tercapai apabila anak dalam kehidupan yang kritis seperti dibekali sejak dini dengan pendidikan sekarang ini. Setiap orang tua sangat agama. Bapak Izhardi mengungkapkan menginginkan anaknya dapat hidup pernyataannnya sebagai berikut: bermasyarakat dengan baik. Banyak cara yang ditempuh orang tua dalam menanamkan sikap perilaku beragama sejak dini pada anaknya, salah satunya yang diungkapkan oleh Bapak Dedy Suryana berikut ini: "……kalau ditanya tentang perilaku beragama, tentulah sangat penting sekali, apalagi untuk anak saya, sehingga saya wajibkan anak saya mengikuti pendidikan di TPA AlGhaffar untuk menambah ilmu agama. Memang sejak kecil saya selalu mengajarkan dan memberikan contoh kepada anak saya perilaku beragama yang baik, dengan harapan supaya
"……oleh karena profesi saya sebagai ahli marketing yang selalu berhubungan dengan konsumen, dan tentu saja saya harus mampu melayani konsumen dengan baik......ternyata kebiasaan pada profesi saya ini berdampak pada pola didik yang saya terapkan kepada anak saya. Dalam mendidik perilaku religiusitas pada anak saya, saya tidak pernah mendoktrin anak saya harus begini atau begitu sesuai keinginan saya, tetapi yang selalu saya tanamkan adalah kesadaran diri anak saya, dia mau melakukannya karena sadar bahwa hal itu adalah benar atau baik.....nah, dengan tumbuhnya kesadaran diri itu, maka tanpa saya awasipun saya yakin anak saya dapat membedakan perbutan yang baik dan buruk. Kesadaran diri itu mulai saya
40
tanamkan sejak mereka masih kecil sehingga akan tumbuh rasa takut untuk melakukan hal-hal yang dilarang oleh agama". (wawancara tanggal 11 April 2015) Bapak Abdul Tawaf yang berprofesi sebagai PNS juga mengatakan hal yang hampir serupa, bahwa anak sebaiknya mendapatkan
pendidikan
beragama
sejak dini. Berikut pernyataan Bapak Abdul Tawaf:
pasar dan pendidikannya rendah.....menurut saya, sikap perilaku beragama yang saya tanamkan pada anak saya sejak dini, dan saya masukkan anak saya di TPA AlGhaffar. Ini semua tujuannya hanya agar anak saya berperilaku baik dalam masyarakat, entah itu dilingkungan rumah, sekolah ataupun hidup bertetangga, dan yang pasti agar anak saya dapat hidup dengan mandiri dengan landasan agama yang kuat, jadi saya tidak akan khawatir kalau anak saya nantinya jauh dari pengawasan orang-orang terdekatnya". (wawancara tanggal 25 April 2015)
"…..pendidikan beragama sebaiknya sudah ditanamkan sejak dini lagi, ini saya rasakan betul pada diri saya, dulu orang tua saya membekali saya dengan pendidikan agama sejak saya kecil.....sikap perilaku beragama itu memang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat, apalagi kita yang hidup selalu berdampingan seperti ini, kita selalu membutuhkan orang lain.....nah dengan pengalaman hidup saya itu, maka saya selalu mengajarkan anak saya perilaku beragama yang baik, agar mereka dapat menjadi guru (panutan) dalam kehidupannya kelak". (wawancara tanggal 18 April 2015)
Adanya berbagai macam alasan yang
Ada alasan lain yang diungkapkan oleh
"…..oleh karena saya dan istri saya bekerja sebagai PNS, mungkin waktu kami terbatas untuk selalu dekat dengan anak dan perhatian kami mungkin kurang terhadap anak....menyadari hal ini, saya punya cara dalam mendidik perilaku religiusitas pada anak saya, saya biasanya menyarankan dia untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang bersifat keagamaan, dan aktif di Taman Pendidikan Alquran TPA Al-
orang
tua
untuk
menanamkan
pendidikan beragama sejak dini salah satunya yang diungkapkan oleh Bapak Setia Budi sebagai berikut: "……maaf kalau kata-kata saya kurang pas, maklumlah saya hanya orang
timbul dari pemikiran para orang tua maka muncul pula cara mereka untuk menumbuhkan
perilaku
religiusitas
pada anak mereka masing-masing. Diantaranya cara yang dilakukan oleh Bapak M. Leksana Osmera yang berprofesi
sebagai
PNS,
beliau
mengungkapkan hal sebagai berikut:
41
Ghaffar, dengan seperti itu maka anak saya akan mengerti sendiri pentingnya menerapkan perilaku beragama dalam masyarakat".(wawancara tanggal 2 Mei 2015)
hal ini dilakukan agar anak-anak
Cara-cara
kemungkinan
menumbuhkan sangat
orang
tua
perilaku
untuk
religiusitas
bermacam-macam
hal
ini
mereka nantinya dapat berguna di masyarakat. Sehingga tidak menutup menimbulkan
respon
yang beragam dari anak-anak mereka. Salah
satunya
respon
yang
dikarenakan pola didik yang diterapkan
diungkapkan oleh Zahra, yaitu sebagai
para
berikut:
orang
tua
sangat
berbeda
meskipun mereka tinggal dalam satu lingkungan.
Salah
diungkapkan
oleh
satunya Bapak
yang
Subandi
seorang Polisi RI yang pendidikannya hanya sampai SMA: "…….kalau saya ya…selalu mengajarkan anak saya sopan santun dimanapun dia berada, dan menghargai orang lain, sehingga jika anak saya berada dimanapun dia akan selalu dihargai dan dihormati juga oleh orang lain.....namun demikian, kadang-kadang anak saya itu bandel, jika saya menyuruhnya untuk mengikuti kegiatan keagamaan seperti mengikuti pendidikan di TPA AlGhaffar, sering kali dia mencari-cari alasan, karena malas tidak mau pergi tempat pengajian tersebut, ya jalan satu-satunya ya saya marahi saja, dengan begitu biar dia kapok dan takut". (wawancara tanggal 9 Mei 2015) Cara-cara yang diterapkan para orang tua memang sangat bermacam-macam
"……sebagai seorang anak tentunya harus menghormati dan menghargai orang tua.....ya jika orang tua saya memberikan nasehat tentang perilaku beragama yang baik saya selalu meresponnya dengan positif, karena saya berfikir nasehat orang tua itu tidak mungkin menjerumuskan saya....jadi saya sangat senang jika diberi nasehat oleh orang tua saya, lagian pula tidak mungkin nasehat orang tua saya akan merugikan saya". (wawancara tanggal 5 April 2015) Selain
itu
diungkapkan
hal
yang
oleh
sama
Aufal
juga
seorang
pelajar kelas 5 SD, ia mengungkapkan hal sebagai berikut: "……orang tua saya sering memberikan masukan dan nasehat, saya sebagai anak harus berusaha menerimanya…sebab orang tua saya itu tentunya ingin menjadikan saya anak yang terbaik, sehingga nilai-nilai moral yang saya dapatkan berguna bagi kehidupan saya sekarang dan masa yang akan datang”. (wawancara tanggal 12 April 2015)
42
Banyak sekali respon yang ditujukan
kalo mereka sudah pulang ke rumah". (wawancara tanggal 26 April 2015)
ketika
mereka
Wawan yang masih duduk dibangku
memberikan nasehat. Lain halnya yang
SD kelas 5 memberikan tanggapan
diungkapkan
yang
terhadap peran orang tua mereka dalam
merupakan anak dari Bapak Abdul
memberikan nasehat-nasehat, sebagai
Tawaf :
berikut:
"…..jika orang tua saya memberikan nasehat kepada saya, biasanya saya berfikir kalau itu sreg dihati ya saya terima dan saya jalankan saja, tetapi jika nasehat itu menyebabkan dihati ada ganjalan mending diabaikan saja lah....meskipun terkadang saya juga berfikir semua nasehat orang tua saya untuk kebaikan saya dan tidak akan menjerumuskan saya, tetapi gimana lagi ....,saya ini orangnya kan gampang terkena pengaruh." (wawancara tanggal 19 April 2015)
“....memang setiap orang tua menginginkan anaknya jadi orang yang baik, begitu juga dengan orang tua saya. Mereka sering kali memberikan nasehat-nasehat kepada saya, malahan kadang-kadang saya yang meminta pendapat kepada orang tua saya kalau ada sesuatu yang menurut saya harus diketahui oleh orang tua. Orang tua saya terbuka orangnya, selalu dekat dan memperhatikan saya.” (wawancara tanggal 3 Mei 2015)
Hal berbeda diungkapakan oleh Pian.
Lain halnya dengan Arya, anak dari
Pian adalah seorang pelajar kelas 4 SD,
seorang Polisi RI yang bertugas di
yang sering ditinggal orang tuanya
Polres
berdagang di pasar, ia mengungkapkan
Bapak Subandi. Sehubungan dengan
hal sebagai berikut:
peran
"……kalau saya...,orang tua saya tu jarang dirumah karena bekerja berdagang di pasar batu 9, tapi orang tua saya sering kontrol saya setelah pulang sekolah lewat telepon, sebenarnya mereka juga sering memberikan nasehat bagi saya, tapi mereka apa tahu saya di rumah ngapain aja, kan mereka gak tahu...,jadi ya saya dengerin aja mereka ngomong, prakteknya nanti aja
memberikan
para
orang
oleh
tua
Diva
Kota
orang
Tanjungpinang
tua
mereka
nasehat,
yaitu
dalam Arya
mengungkapkan tanggapannya sebagai berikut: “.....orang tua saya mendidik saya keras, saya tidak boleh berbuat yang macam-macam, tak boleh jahat, mencuri, berbohong dan banyaklah segala macam yang tidak baik, tidak
43
boleh dilakukan.....walaupun orang tua saya mendidik saya dengan keras, tapi orang tua saya baik, kalau ada apaapa yang saya inginkan dan itu untuk kebaikan, sering kali dipenuhi oleh orang tua saya....” (wawancara tanggal 10 Mei 2015)
sehingga
Dari beberapa hasil wawancara yang
terbukti dari wawancara di atas, dengan
sudah dilakukan oleh peneliti selama
pola didik orang tua yang keras anak-
dua bulan (April dan Mei) dengan para
anak akan lebih membangkang dan
informan, dapat disimpulkan bahwa
mengabaikan
terdapat banyak cara yang ditempuh
mereka.
para orang tua untuk menjadikan
Berbagai alasan yang terungkap di atas
anaknya sebagai generasi penerus yang
dapat
berguna. Bebagai cara ditempuh para
pendidikan orang tua itu berpengaruh
orang tua agar anak-anaknya tidak
dalam membentuk pola tingkah laku
terjerumus ke hal-hal yang bersifat
anak di masyarakat. Pengetahuan yang
negatif dalam kehidupan bermasyrakat.
diperoleh orang tua dalam membentuk
Meskipun ada sebagian orang tua yang
kepribadian anak sangat minim, bebeda
terlihat cuek dalam mendidik anaknya
dengan pendidikan orang tua yang
yang
pergaulan
tinggi, mereka lebih mengerti mendidik
anaknya melalui telepon, karena orang
anak agar bisa diterima dan dijalankan
tuanya sibuk harus mencari nafkah.
dengan baik oleh anak-anak mereka.
Selain itu, ada orang tua yang mendidik
Ternyata
mendidik anaknya secara keras. Hal ini
tingkat ekonomi para orang tua ini juga
mungkin disebabkan karena pendidikan
dapat mempengaruhi pola didik anak.
para orang tua mereka yang minim,
Para orang tua yang mengenyam
hanya
mengontrol
mereka
berfikir
dengan
mendidik keras anak akan menjadi lebih penurut. Tetapi tidak demikian anak menjadi lebih membangkang
nasehat
diambil
tingkat
orang
kesimpulan
pendidikan
tua
jika
dan
44
pendidikan rendah misalnya cenderung
tua dan anak dapat menerimanya
lebih
dengan
dengan baik dan dilakukannya dalam
pendidikan orang tua yang tinggi. Hal
perilaku sehari-hari mereka. Apa yang
ini disebabkan pendidikan orang tua
diberikan orang tua maka perilaku anak
yang
dapat tercermin dalam masyarakat jika
cuek
dibanding
rendah
mempercayakan
cenderung
pendidikan
anak
mereka pada lembaga lain. Berbeda
dengan
orang
perilaku religiusitas anak baik di masyarakat berarti baik pula pola didik
tua
yang
para orang tua.
berpendidikan tinggi disamping mereka mempercayakan
pendidikan
anak
C. Peranan
Orangtua
Dalam
terhadap lembaga lain, mereka secara
Menerapkan Religiusitas Pada Anak
langsung juga mengawasi anak dan
Pengertian peranan menurut kamus
mendidik anak di rumah. Perbedaan
besar
lain
cenderung
memainkan ide, tugas, kewajiban dan
berpendidikan rendah diikuti dengan
peran (Reksosiswoyo, 1950 : 73).
pendapatan
otomatis
Wujud dari peranan itu adalah tugas-
menuntut mereka konsentrasi mencari
tugas yang dijalankan oleh seseorang
uang
terhadap
berkaitan dengan posisi atau fungsinya
cenderung
dalam masyarakat. Salah satu peran
orang
tua
yang
yang
saja
kecil
sehingga
pendidikan
anak
menyerahkan
pada
lembaga
lain.
adalah
bahasa
peranan
Indonesia
orang
tua
adalah
dalam
Dengan demikian berdasarkan teori
membentuk perilaku beragama pada
simbolik
dapat
anak guna menjadikan anak sebagai
dari
teladan yang baik dalam kehidupan
maka
mengamalkan
anak religiusitas
sosialisasi yang diberikan para orang
masyarakat.
Keluarga
mempunyai
45
peranan yang besar dalam membentuk
terjerums ke hal-hal yang negatif". (wawancara tanggal 16 Mei 2015)
pribadi seorang anak, karena keluarga Disamping itu beratnya mendidik anak mempunyai
fungsi
salah
satunya juga dirasakan oleh Bapak M. Leksana
adalah
fungsi
sosialisasi
dimana Omera, beliau mengungkapkan hal
seorang
anak
akan
menerima sebagai berikut:
sosialisasi pertama kali dalam keluarga. Dalam keluarga ini yang berperan besar adalah orang tua yaitu ayah dan ibu. Peranan yang dijalankan para orang tua memang
cukup
besar
disamping
memenuhi kebutuhan anak sehari-hari
"…..saat ini Tuhan baru memberikan saya rezeki dan mempercayakan saya untuk menjaga, mendidik dan membesarkan satu orang anak....tak tau nanti apa dikasi anak lagi?......oleh karena anak saya baru satu, maka saya selalu mengawasi dia kemana pun dia akan pergi, saya takut nanti anak saya kenapa-napa, sehingga kalau dikatakan protektif bisa juga habisnya gimana lagi jaman sekarang pergaulan bebas sudah merajalela" (wawancara tanggal 17 Mei 2015)
mereka juga dituntut untuk mendidik Dari ungkapan para orang tua di atas anak agar anak mereka tumbuh sesuai maka
dapat
disimpulakan
betapa
dengan harapan. Peranan yang berat ini beratnya mereka mengasuh para anakjuga dirasakan oleh Bapak Izhardi anak mereka. Yang menjadi kendala dimana ia mendidik 2 anak, beliau mengapa
mereka
memperketat
mengungkapkan hal sebagai berikut: pengawasan "….anak merupakan titipan Tuhan, jadi harus kita jaga, kita besarkan dan kita didik dengan bekal agama agar menjadi anak yang berguna nantinya…hal yang paling berat saya alami saat anak saya sudah terjun dimasyarakat, saya kuatir anak saya nantinya terjerumus dalam hal-hal yang tidak baik, apalagi di jaman sekarang ini, semua bisa diakses lewat internet.....ya semoga anak saya tidak
sekarang globalisasi
disebabkan merupakan yang
jaman
jaman
mana
era
sumber
informasi cepat masuk dan ditanggkap oleh masyarakat luas. Sehingga banyak kekhawatiran yang ditimbulkan para orang tua dalam mendidik anak-anak
46
mereka. Para orang tua tidak ingin para anak-anak mereka terjerumus dalam hal
yang
buruk
dilingkungan
masyarakat. Karena setiap para orang tua banyak menerapkan strategi untuk mendidik anak-anak
mereka
agar
tersebut gampang terkena pengaruh, tapi saya mencoba dengan sabar dan telaten dalam mendidik anak, saya selalu menasehati dia jika perbutannya salah, sebab saya malu jika anak saya dapat celaan dilingkungan masyarakat sini, makannya saya selalu menasehati dia, meskipun saya terkadang dibilang cerewet sama anak saya gak apa-apa yang penting anak saya tidak terjerumus dalam hal-hal negatif." (Wawancara tanggal 24 Mei 2015)
tidak Beratnya menjadi orang tua juga
terjerumus dalam hal-hal yang negatif. dirasakan oleh Bapak Setia Budi, Salah satunya yang diunggkapkan oleh dalam
hal
mendidik
anak
beliau
Bapak Subandi, beliau mengungkapkan menerapakan strategi sebagai berikut: hal sebagai berikut:
Disisi lain hal yang serupa juga
"…..saya tipe orang tua yang tidak suka memaksakan kehendak, saya memberikan kebebasan pada anak saya, sebab saya tidak mau dikatakan orang tua yang otoriter tetapi kebebasan yang saya berikan terhadap anak tidak lepas dari pengawasan saya, saya selalu mengajak ngobrol anak saya setiap dia dari melakukan aktivitas diluar rumah, agar keterbukaan antara anak dan orang tua tetap terjalin dengan hal seperti itu saya berharap agar anak saya tidak terjerumus dalam hal-hal yang jelek dan negatif." (wawancara tanggal 30 Mei 2015)
disampaiakan Bapak Dedy Suryana,
Banyak cara yang ditempuh para orang
dalam menerapkan strategi mendidik
tua dalam mendidik anak-anak mereka
anak,
dengan harapan agar anak-anak mereka
"….agar anak saya tidak terjerumus dalam pergaulan bebas, sebisa mungkin saya masukan dia dalam sekolah agama di TPA Al-Ghaffar yang letaknya tidak jauh dari peumahan ini, sebab saya tidak ingin anak saya nanti seperti saya yang kurang pendidikan agamanya, saya menginginkan anak saya agar menjadi anak yang ngerti agama, pandai mengaji dan berbakti pada orang tua, serta bisa mengangkat derajat orang tuanya." (wawancara tanggal 23 Mei 2015)
beliau
mengungkapkan
hal
sebagai berikut:
tidak terjerumus dalam hal jelek dan
"…..dalam mendidik anak memang sangat berat, apalagi kalau anak
dapat
berguna
dilingkungan
47
masyarakat.
Bapak
Abdul
Tawaf
dapat
diambil
kesimpulan
bahwa
mengungkapkan hal sebagai berikut:
peranan orang tua dalam mendidik
"….tentulah saya melakukan dengan banyak cara untuk mendidik anak saya, salah satunya saya mengikutsertakan anak saya dalam kegiatan keagamaan di TPA Al-Ghaffar, yang terletak di dekat perumahan ini, dengan seperti itu saya berharap agar anak saya mendapatkan tambahan ilm agama dan secara tidak langsung hanya menghabiskan waktu luangnya disekitar rumah saja sehingga pengawasan yang saya berikan juga lebih maksimal." (wawancara tanggal 31 Mei 2015)
anak memang sangat besar, anak merupakan titipan bagi para orang tua sehingga orang tua dituntut untuk selalu memberikan perhatian yang besar bagi para anak mereka. Banyak strategi yang diterapkan para orang tua, ada yang bersifat otoriter dan ada pula yang biasa-biasa saja.
Peranan yang dilaksanakan para orang Para orang tua kebanyakan mengikut tua
memang
cukup
berat,
untuk sertakan anak mereka dalam kegiatan
mendidik anak mereka agar tumbuh keagamaan serta kegiatan yang bersifat sesuai
dengan
harapan.
Sehingga kemasyarakatan,
diharapakan
anak
banyak strategi yang diterapkan para mereka
nantinya
dapat
hidup
orang tua dalam menentukan kelak bermasyrakat
dengan
baik
serta
anak mereka akan menjadi seperti apa, berperilaku keagamaan. hal tersebut tentunya tidak lepas dari Banyak kendala orang tua dalam peranan orang tua. mendidik anak mereka, salah satunya Disisi lain anak juga merasakan betul kendala mereka adalah jika nasehat peranan yang dijalankan para orang tua mereka
tidak
didengarkan
anak.
mereka, sehingga secara langsung anak Namun demikian, para orang tua itu akan memberikan respon yang positif menerimanya dengan iklas dan tetap terhadap orang tua jika para orang tua menjalankan peranan mereka sebagai mereka memberikan nasehat. Disini
48
orang tua yang dituntut untuk selalu
proses
memberikan pendidik yang sebaik-
diajarkan orang tua terhadap anak,
baiknya terhadap anak.
sosialisasi yang diterapkan orang tua
Peranan orang tua dalam menerapkan
dalam penelitian ini adalah strategi
sikap
orang tua
religiusitas
merupakan
proses
terhadap dari
anak
perubahan
perilaku
beragama
yang digunakan
yang
untuk
mendidik anaknya dalam menerapkan
jaman, sehingga para orang tua dituntut
sikap beragama di masyarakat.
untuk dapat belajar dan bersoisalisasi
Indikator dari peranan itu sendiri
dengan dunia luar agar para orang tua
adalah
mengetahui bagaimana mendidik anak-
fungsi penyesuaian diri dan sebagai
anak mereka pada jaman sekarang.
suatu
Sehingga cara didik yang dipakai orang
seseorang atau kelompok menduduki
tua dapat dengan mudah dan bisa
suatu posisi dalam masyarakat serta
diterima
menjalankan suatu peranan. Peranan
oleh
anak-anak
mereka.
peranan
proses.
menunjukan
Jadi
lebih
Menurut teori simbolik interaksi terjadi
mencakup 3 (tiga) hal yaitu:
karena proses, dalam hal ini seorang
1. Peranan
meliputi
pada
tepatnya
norma
yang
anak dapat menerima sikap didik orang
dihubungakn dengan posisi atau
tua tentang sifat beragama dalam
tempat
masyarakat
masyarakat. Peranan dalam arti ini
jika
terjadi
proses
sosialisasi di rumah dan penerapannya
meliputi
di masyarakat. Peranan keluarga salah
peraturan
satunya adalah memberikan sosialisasi
seseorang
terhadap anak dalam hal ini sosialisasi
masyrakat.
yang diajarkan para orang tua adalah
seseorang
serangkaian yang dalam
dalam
peraturan-
membimbing kehidupan
49
2. Peranan adalah konsep perihal apa yang dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi. 3. Peranan
juga
dapat
dengan aturan yang menempatkan kegiatan ini dalam keluarga. 3. Keluarga
dikatakan
berfungsi
mensosialisasikan
untuk
anggota
sebagai perilaku individu yang
masyarakat
penting
memerankan apa yang diharapkan
bagi
sruktur
sosial
masyarakat. (Soerjono Soekamto, 1990 : 269)
sehingga
baru dapat
darinya. 4. Keluarga mempunyai fungsi afeksi:
Aplikasi dari konsep di atas adalah
keluarga memberikan cinta kasih
bahwa
pada seorang anak.
keluarga
merupakan
suatu
lembaga yang terdiri dari individu
5. Keluarga memberikan status pada
dimana dalam konteks ini adalah ibu,
anak bukan hanya status yang
bapak dan anak sebagai lembaga
diperoleh seperti status yang terkait
keluarga
dengan
yang
mempunyai
fungsi
jenis
kelamin,
sebagai berikut:
kelahiran
1. Keluarga berfungsi untuk mengatur
kekerabatan tetapi juga termasuk
penyaluran dorongan seks, tidak
didalamnya status yang diperoleh
ada
orang tua yaitu status dalam kelas
masyarakat
memperbolehkan
seks
yang sebebas-
bebasnya antara siapa saja dalam masyarakat.
keturunan
pun
selalu
dibatasi
hubungan
sosial tertentu. 6. Keluarga memberikan perlindungan kepada
2. Reproduksi berupa pengembangan
dan
urutan
anggotanya,
baik
perlindungan
fisik
maupun
perlindungan
bersifat
kejiwaan
(Kamanto Sunarto, 2004: 63-64).
50
Peranan juga berkaitan erat dengan
berjiwa agama yang kuat, sehingga
harapan
terhadap
anak dapat membedakan perbuatan
pemegang peran juga harapan-harapan
yang baik dan buruk sesuai dengan
yang dimiliki oleh si pemegang peran
norma yang berlaku di masyarakat
terhadap masyarakat atau orang-orang
sehingga anak dapat terhindar dari sifat
yang berhubungan denganya dalam
yang dapat melanggar norma.
dari
masyarakat
menjalankan perannya atau kewajibankewajibanya. Sehingga peranan orang
D. Nilai-Nilai Yang Didapat Anak Dari
tua dalam menerapkan religiusitas pada
Religiusitas
anak dapat dipengaruhi oleh kondisi
Sistem yang ditanamkan orang tua
lingkungan dan status yang dimiliki
terhadap anak untuk mendidik anak
oleh individu masing-masing. Dalam
mereka dapat berperilaku baik dalam
kehidupan keluarga setiap individu
masyarakat sangat beragam. Banyak
dikondisikan dan dipersiapkan untuk
cara yang ditempuh para orang tua
kelak
untuk
dapat
melakukan
peranan-
mendidik
anak
mereka
peranannya dalam masyarakat. Peranan
diantaranya orang tua lebih banyak
orang
mempercayakan
tua
dalam
menerapkan
pendidikan
agama
religiusitas ini diharapakan kelak anak-
anaknya pada lembaga lain tanpa
anak
mengurangi peran orang tua dirumah
mereka
dapat
menjalankan
perannya dalam masyarakat sesuai
dalam mendidik anak-anak mereka.
dengan adat dan norma yang berlaku
Ada orang tua yang menyarankan anak
dalam masyarakat. Melalui peranan
mereka
orang
dapat
keagamaan diluar rumah misalnya saja
membentuk sifat anak yang baik serta
mengikuti TPA (Taman Pendidikan
tua
ini
diharapkan
untuk
mengikuti
kegiatan
51
Alquran). Tetapi disamping itu para
kehidupan
orang tua juga banyak mengajarkan
nantinya mereka akan tumbuh.
anak
bersosialisasi
Salah satu nilai yang dapat diambil
terhadap lingkungan dimana mereka
oleh anak tentang religiusitas yang
tinggal. Hal ini diharapkan untuk
ditanamkan para orang tua mereka
menumbuhkan rasa peduli terhadap
adalah seperti yang diungkapkan oleh
lingkungan sekitar, diantaranya yang
Zahra. Ia mengungkapkan hal sebagai
dilakukan
berikut:
untuk
para
saling
orang
tua
adalah
masyarakat
dimanapun
hal ini diharapkan agar dalam diri anak
"….orang tua saya sering menanamkan sikap untuk saling menghargai sesama makhluk Tuhan …itu yang menurut saya salah satu sifat religiusitas yang saya miliki, sehingga saya merasa lebih dapat memaknai dalam menjalani kehidupan ini, lebih peduli terhadap sesama, terhadap lingkungan sekitar dan yang pasti saya dapat mengingat Tuhan dimanapun saya berada". (wawancara tanggal 5 April 2015)
tumbuh rasa peduli terhadap sesama.
Selain itu ada alasan lain yang didapat
Dari
seorang anak mengenai nilai yang
mengajak anak-anak mereka untuk melakukan
gotong
royong
dilingkukngan sekitarnya. Selain itu, mengikuti
kegiatan
masyarakat
di
lingkungannya seperti karang taruna,
peranan
menumbuhkan
orang
tua
religiusitas
dalam terhadap
diperoleh
dari
religiusitas
tersebut
anak agar berbuat baik di masyarakat,
salah satunya yang diungkapkan oleh
maka tidak menutup kemungkinan ada
Aufal, yaitu sebagai berikut:
kesan yang tersirat dalam diri anak
"….dari makna religiusitas yang ditanamkan pada diri saya dari orang tua memang sangat banyak sekali.….diantaranya saya bisa memperoleh nilai sosial yang mendorong saya untuk melakukan kegiatan yang bermakna sosial didalam masyarakat seperti kerja bakti dilingkungnan sini, juga nilai kemanusiaan yang saya dapat adalah
sehingga anak dapat menangkap apa yang telah diajarkan para orang tua mereka
untuk
ditanamkan
dan
dilaksanakan serta diamalkan dalam
52
saya selalu menolong tetangga yang membutuhkan pertolongan saya, serta saya dapat nilai moral yang menuntut saya berperilaku sesuai norma dan adat yang telah ditetapkan di lingkungan perumahan ini" (wawancara tanggal 12 April 2015)
Selain Diva ada alasan lain yang diungkapkan oleh Pian yang orang tuanya hanya sebagai pedagang di pasar, ia juga merasakan betul manfaat
Banyak nilai yang diperoleh dari anak menerapkan sikap beragama yang baik tentang religiusitas ini dari alasan yang dilingkungannya, ia mengungkapkan mereka ungkapkan terlihat ternyata hal sebagai berikut: pola didik orang tua itu sangat berperan
perilaku baik yang diterapkan anak
"…..saya jadi lebih tahu gimana kehidupan bermasyarakat dan beragama itu …sehingga saya menjadi lebih giat mengikuti kegiatan yang dilakukan dilingkungan sini dan saya menjadi akrab gitu sama masyarakat sini…kalau ada gotong royong, saya ikut bantu-bantu sebatas yang saya bisa lakukan”. (Wawancara tanggal 26 April 2015)
dilingkungan mereka tinggal, banyak
Hal yang sama dirasakan oleh Wawan
anak yang merasakan manfaat dari
dalam
perilaku religiusitas ini. Salah satunya
beragama
yang diungkapkan oleh Diva:
mengungkapkan hal sebagai berikut:
"…..jika saya sering menanamkan kebaikan pasti saya akan diperlakukan baik dimanapun saya berada ....saya sering membantu tetangga saya jika mereka membutuhkan bantuan, sehingga respon yang saya peroleh dari tetangga saya ya cukup baik ......saya merasa masyarakat yang tinggal dilingkukangan peumahan saya sudah saya anggap sebagai saudara sendiri, dan saya tidak akan memutusakan tali silaturahmi yang sudah saya tanamkan pada diri saya". (wawancara tanggal 19 April 2015)
"…...saya tidak rugi dalam menerapkan perilaku beragama di dalam masyarakat salah satunya saya selalu mendapat respon yang positif, jadi banyak teman, bisa lebih menghargai orang, saya bisa dengan mudah memaafkan dan meminta maaf jika saya telah melakukan kesalahan, saya jadi lebih iklas dalam menolong orang yang membutuhkan pertolongan saya". (wawancara tanggal 3 Mei 2015)
penting dalam diri anak. Sehingga anak dapat mengerti pola tinghkah laku yang harus
mereka
kehidupan
terapkan
masyarakat
kelak.
dalam Dari
menerapkan didalam
kehidupan dirinya,
ia
53
Selain nilai-nilai dan manfaat yang
kehidupan ini. Sehingga anak-anak
diminta bantu untuk membeli sesuatu di warung, atau menjaga rumah mereka sebentar, karena ada keperluan mendesak, banyaklah yang pernah saya lakukan..... sehingga masyarakat disini juga menganggap saya merupakan bagian dari mereka jadi saya merasa dihargai dan dihoramati gitu". (wawancara tanggal 3 Mei 2015)
dapat membawakan diri dalam hidup
Respon yang sama yang dirasakan oleh
mereka masing-masing dan mereka
Wawan juga dirasakan oleh Arya, ia
dapat memilah-milah perbuatan mana
mengungkapakan hal sebagai berikut:
yang baik dan buruk.
saja akan mendapat respon dari orang
"……para tetangga disini baik semua sama saya soalnya saya selalu menyapa para tetangga disini jika saya bertemu dengan mereka, setiap minggu saya selalu ikut serta dalam kerja bakti disini tanpa diminta bantuannya pun saya dengan senang hati melakukannya, mungkin untuk sementara yang bisa saya lakukan hanya sebatas itu saja”. (wawancara tanggal 10 Mei 2015)
lain. Hal ini juga dirasakan oleh para
Setiap respon yang diungkapkan para
anak-anak
ini
informan hampir semuannya sama,
perilaku
beragama
diperoleh
dari
sikap
bereligiusitas
anak-anak dimasyarakat, mereka sangat merasakan benar apa makna dalam
Dalam hidup bermasyarakat tentu saja kita
hidup
berdampingan
dengan
penduduk lain, sehingga sikap yang kita perbuat dalam masyarakat ini tentu
dalam
menerapkan dilingkungan
sebab
dalam
hidup
bermasyarakat
masyarakat. Wujud perilaku yang baik
sendiri sangat dibutuhkan sifat yang
selalu anak-anak ini tunjukan sehingga
loyalitas
secara otomatis respon yang mereka
masyarakat
peroleh juga baik. Salah satunya yang
dengan baik, hal ini menunjukan
diungkapkan
bahwa peran orang tua itu sangat
oleh
Wawan,
ia
dalam pun
bergaul.
Sehingga
dapat
menerima
mengungkapakan hal sebagai berikut:
penting dalam membentuk sifat dan
"….saya kan selalu membantu tetangga di perumahan ini, kadang-kadang
karakter
anak,
karena
apa
yang
54
diajarkan orang tua secara otomatis mereka
dapat
mencernanya
dan
menerapkan dalam lingkungannya. Jika anak berbuat tidak baik dalam masyarakat secara otomatis masyarakat dilingkungan memandang
tersebut orang
tua
akan anak-anak
orang tua saya. Sehingga siang hari ya saya disini seenaknya saja, tante saya juga cuek dengan keadaan saya, orang tua saya kadang-kadang menelepon saya, hanya untuk mengecek keadaan saya, jadi kalau ditanya peran orang tua saya sebesar apa ya….sebesar keinginan saja, maksudnya selama orang tua masih sanggup mencukupi hidup saya ya saya kalau ada saya masih mengangap mereka meperhatikan saya…." (wawancara tanggal 26 April 2015)
tersebut, hal ini dikarenakan orang tua
Dari ungkapan
merupakan
anak.
diatas maka dapat disimpulkan bahwa
Peranan orang tua dalam kehidupan
peran orang tua sangatlah besar dalam
anak sangatlah berpengaruh besar, hal
kehidupan seorang anak. Anak yang
ini juga diunggakapkan oleh Diva, ia
dibesarkan dilingkungan keluarga akan
mengungkapkan hal sebagai berikut:
menjadi anak yang lebih mengerti
"…..menurut saya orang tua itu sangat berperan besar dalam hidup saya, mereka yang selalu mendidik saya dari saya lahir sampai sekarang sehingga apa yang saya dapat ini adalah jerih payah dari orang tua saya…." (wawancara tanggal 19 April 2015)
bagaimana cara berperilaku yang baik
Alasan lain diungkapkan oleh Pian
keluarga yang orangtua mereka jauh
tentang
karena mencari nafkah diluar kota,
cerminan
peran
orang
dari
tua
dalam
yang dikemukakan
dimasyarakat sesuai dengan adat dan norma yang berlaku. Berbeda dengan anak yang dibesarkan dilingkungan
kehidupannya, ia mengungkapkan hal
pendidikan
berperilaku
sebagai berikut:
mungkin didapat dari lembaga selain
"……dari saya kecil, orang tua saya sudah bekerja di pasar berdagang, saya sering ditinggal di rumah dan dijaga oleh tante saya, sore atau malam hari, orang tua saya pulang ke rumah dan ketika itu baru saya ketemu
keluarga
misalnya
pada
sekolah
anak
atau
lembaga agama, tetapi hasil yang diperoleh seorang anak tidak begitu
55
mengena dihati mereka sebab mereka
dihadapi orang tua jika ada orang tua
hanya sekedar menerima ilmu saja dan
yang
penerapanya dalam masyarakat masih
pengawasan
sangat kurang.
diterima anak akan berkurang sehingga
Banyak strategi yang diterapkan para
anak tidak efektif dalam menerima
orang tua untuk membentuk karakter
pendidikan religiusitas dari orang tua.
anak salah satunya mengikutsertakan
Selain itu pola perilaku anak yang
anak mereka dalam kegiatan yang
seenaknya sendiri
bersifat
tidak mau mendengarkan nasehat para
keagamaan
maupun
harus
bekerja dan
kota
pendidikan
yang
yang cenderung
kemasyarakatan. Hal ini dilakukan
orang
orang tua agar anak mereka dapat
menyebabkan
memiliki jiwa keagamaan yang kuat
religiositas yang disampaikan para
untuk
orang tua tidak dapat efektif diterima
dijadikan
bekal
hidup
bermasyarakat kelak.
tua,
diluar
kendala
itulah
sosialisasi
BAB V
inilah diharapkan seorang anak dapat
PENUTUP
menjalankan perannya sesuai dengan
A.
dengan berpedoman sikap beragama yang baik dimanapun anak terebut berada. Disamping itu banyak pula orang
tua
dalam
menerapkan religiusitas ini menemui kendala
salah
satu
kendala
yang
Kesimpulan
Berdasarkan uraian yang telah
nilai yang berlaku dalam masyarakat
para
dari
anak.
Melalui proses sosialisasi dari keluarga
kendala
yang
dipaparkan
pada
pada
bab-bab
sebelumnya,
maka
dapat
diambil
kesimpulan bahwa: Peranan orang tua memang
sangat
penting
dalam
kehidupan keluarga khususnya bagi anak.
Karena
pertama
kali
anak
56
menerima
pendidikan
adalah
dari
terjerumus dengan perubahan jaman
lembaga keluarga. Hal ini merupakan
yang bersifat negatif. Maka dengan
salah satu dari fungsi lembaga keluarga
peran orang tua yang bersifat aktif
yaitu fungsi sosialisasi.
diharapakan dapat membentuk karakter
Tujuan dari peranan orang tua
anak yang baik, terutama perbuatan
ini adalah membentuk sikap religiusitas
anak yang bersifat religiuos. Selain itu
anak yang secara langsung dapat
banyak sekali yang dilakukan para
diterapkan
lingkungan
orang tua dalam membentuk karakter
masyarakat, dengan jalan membimbing
anak agar tidak terjerumus dalam hal-
dan mengarahkan anak dengan cara
hal yang bersifat negatif, antara lain
dan kemampuan orang tua masing-
mengikut sertakan anak dalam kegiatan
masing untuk mewujudkan kualitas
masyarakat dilingkunganya misalnya
anak yang berguna dimasyarakat kelak.
saja menyarankan anak mereka dalam
dalam
Peranan
orang
mengikuti
kegiatan
penting bagi kehidupan anak, apalagi
Sehingga
anak
seperti jaman sekarang ini dimana
mempunyai peran dalam masyarakat
sudah tidak ada privasi bagi seseorang.
dan menjadikan anak berfikir dalam
Kemajuan teknologi yang memicu
proses pendewasaan dan kematangan
perubahan jaman. Sehingga banyak
dalam berfikir.
perubahan-perubahan
tua
karang taruna.
secara
langsung
terjadi
Adapun hal lain yang dilakukan
dalam masyarakat yang sangat cepat
para orang tua agar anak-anak mereka
sekali
memiliki pondasi agama yang kuat
diterima.
Hal
yang
sangat
inilah
yang
memicu para orang tua untuk lebih
diantaranya
memasukan
anak-anak
memperhatikan anak mereka agar tidak
mereka dalam lembaga-lembaga yang
57
lain misalnya lembaga yang bersifat
orang tua tidak begitu penting bagi
keagamaan TPA (Taman Pendidikan
kehidupan mereka. Hal ini dipicu
Alquran). Alasan orang tua ini dirasa
karena kesibukan para orang tua
sangat
sehingga
ampuh
untuk
membentuk
ada
tua
menitipkan
yang
melakukanya
saudara mereka, dan orang tua lebih
sendiri dalam memberikan pendidikan
memilih mencari nafkah. Inilah salah
agama dikarenakan masalah kesibukan,
satu alasan mengapa tidak sepenuhnya
sehingga
orang tua itu dalam mendidik anak.
mampu
banyak
orang tua
yang
melimpahkan kepada lembaga lain.
kepada
yang
karakter anak karena ada orang tua tidak
anak
orang
saudara-
Cara didik yang diterapkan para
Dari upaya yang dilakukan para
orang tua juga sangat beragam ada
orang tua memunculkan statmen para
yang mengikuti kehidupan anak jaman
anak tentang peranan orang tua dalam
sekarang, ada yang dengan kelembutan
kehidupan mereka. Banyak anak-anak
adapula yang dengan kekerasan. Dari
yang merasakan peranan para orang tua
cara didik orang tua yang diterapkan
mereka sangatlah besar sekali dalam
ini ternyata tingkat kehidupan sosial
kehidupan mereka. Sehingga hal ini
orang tua juga sangat berpengaruh
yang memicu anak mau manjaga
dalam mendidik anak. Orang tua yang
tindakan mereka sesuai dengan kaidah
berpendidikan tinggi mereka cenderung
agama karena demi membuat orang tua
mengikuti
mereka bangga.
sekarang untuk mengontrol pergaulan
kehidupan
anak
jaman
Tetapi ada juga anak yang
anak, sehingga anakpun bisa menerima
merasa biasa-biasa saja terhadap orang
apa yang diajarkan orang tua terhadap
tua mereka, ada yang mengganggap
anak.
Tetapi
orang
tua
yang
58
berpendidikan
rendah
cenderung
Cendrawasih Batu 8 sudah sangat baik
mempercayakan lembaga lain untuk
terlihat banyak diantara anak-anak
mendidik
dapat
anak,
control
terhadap
bermasyarakat
jarang
tua disibukan dalam mencari nafkah.
Perumahan Villa Cendrawasih Batu 8
Sehingga
melanggar
lebih
cenderung
seorang
baik,
anakpun juga berkurang karena orang
anak
terlihat
dengan
norma
dan
anak
adat
di
yang
semaunya sendiri dalam pergaulannya
berlaku dimasyarakat. Ini menandakan
karena kontrol para orang tua relative
bahwa peran orang tua di Permahan
tidak
Villa Cendrawasih Batu 8 terhadap
efisien
dalam
mengawasi
pergaulannya.
anak-anak mereka tergolong berhasil
Dari hasil yang dilakukannya
meskipun ada sebagian orang tua yang
penelitian ini, dapat dilihat bahwa
tidak menjalankan perannya dengan
peranan orang tua itu sangat penting
baik.
dalam
membentuk
karakter
anak
Meskipun demikian para orang
terutama karakter beragama, hal ini
tua
dilakukan para orang tua agar anak
religiusitas
mereka
dalam
ditunjukan dalam lingkungan tempat
pergaulan yang bersifat negatif, dan
tinggalnya, hal ini menunjukan bahwa
kelak
peran yang dimiliki para orang tua itu
tidak
anak
terjerumus
meraka
dapat
hidup
cukup
senang anak
mereka
bermasyarakat dengan mandiri dan
sangat
dapat berperilaku agama dengan baik
kehidupan
dalam masyarakat.
menentukan karakter
Peranan dilakukan
di
orang
tua
Permahan
berpengaruh anak
dengan
sikap yang
besar
dalam
terutama
dalam
anak, karena
yang
orang tua juga sebagi cerminan para
Villa
anak. Jika orang tua mengajarkan hal
59
yang baik secara langsung anak akan
Cara-cara
yang
bersikap baik pula dalam masyarakat.
dalam
Dengan
dapat
mendapat respon yang cukup bagus.
berperan langsung dalam memberikan
Para orang tua di Perumahan Villa
fondasi agama yang baik dalam diri
Cendrawasih Batu 8 dapat mendidik
anak.
religiusitas anak dengan cara masa kini
begitu
orang
tua
Sehingga apa yang ditanamkan
mendidik
digunakan
sehingga
anakpun
sangat
anak-anak
dapat
orang tua akan membentuk anak lebih
menerimanya dengan tulus dan tidak
santun dan dapat membwakan diri
menganggap para orang tua mereka
dalam masyarakat. Sikap religiusitas
kuno atau ketinggalan jaman.
yang
ditunjukan
anak
dalam
A. Saran-saran
masyarakat dapat terlaksana sesuai
Berdasarkan kesimpulan di atas
dengan harapan para orang tua, karena
maka
sebagian
ini
beberapa
saran
dapat
nantinya
akan
para
orang
mengharapakan
agar
tua anak
peneliti
dapat
memberikan
yang
diharapkan
dapat
bermanfaat.
berguna dimasyarakat kelak. Jika tidak
Adapun saran tersebut sebagai berikut:
ditanamkan sejak dini, para orang tua
1. Untuk Orang Tua
akan khawatir kelak anak mereka tidak
a. Di
dalam
mendidik
berguna dalam masyarakat, karena
sebaiknya
tidak
yang
terlalu keras dalam mendidik
mengharapkan anak mereka nantinya
anak karena kekerasan akan
hanya
menimbulkan
ada
orang
menjadi
masyarakat belaka.
tua
cemooh
warga
berontak.
orang
anak
tua
anak tidak
menjadi
60
b. Dan untuk orang tua yang
b. Jika
orang
tua
dalam
terlalu posesif terhadap anak,
memberikan
sebaikanya sedikit demi sedikit
terhadap anak dilakukan secara
bisa dikurangi agar anak tidak
jarak jauh sebaiknya anak juga
menjadi tertekan dan menjadi
dapat
pemberontak.
baik
c. Untuk para orang tua yang sebaiknya mendampingi anak dalam
kegiatankegitan
sehari-sehari
agar
pendidikan
menerimanya meskipun
dengan
jauh
dari
pengawasan orang tua. c. Peneliti
menyadari
bahwa
anak
penelitian ini masih banyak
dapat
kekurangan,
terkontrol dengan baik.
maka
dari
itu
peneliti menyarankan kepada
d. Sebaiknya apa yang diajarkan
masyarakat untuk mengadakan
orang tua tentang religiositas
penelitian
sebaiknya dengan cara yang
berhubungan dengan peranan
dapat diterima dengan mudah
orang tua terhadap anak dalam
oleh anak.
menerapkan
jika
orang
tua
yang
religiositas
diharapkan
memberikan nasehat anak dapat
diadakannya
menerima dan menerapkannya
tercapai.
dengan baik.
yang
terhadap anak. Sehingga apa
2. Untuk Anak a. Sebaiknya
lain
penelitian
dari akan
61
DAFTAR PUSTAKA
BUKU : Ahmadi, Abu, 1999, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta. George Ritzer & Douglas. J. Goodman, 2007, Teori Sosiologi Modern, edisi ke-6, Jakarta: Kencana. Harahap, H. Syahrin, 1999, Islam: Konsep & Imlementasi Pemberdayaan (cetakan pertama), Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta. Hendro, Puspito, 1989, Sosiologi Sistematik, Yogyakarta: Kanisius. Husein, Fatimah, 2008, Resonansi Dialog Agama dan Budaya Center For Religious & Cross, Cultural Studies (CRCS). Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hurlock, Elizabeth, 1999, Perkembangan Anak, Jakarta: Elangga. Jallaluddin, Dr, 2000, Psikologi Agama, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Kartono, Kartini, 1995, Psikologi Anak (Psikologi Perkembangan), Bandung: CV. Mandar Maju. Khairudin, 1985, Sosiologi Keluarga, Jogjakarta: Nurcahya,. Langgulung, Hasan, 1995, Manusia & Pendidikan: Suatu Analisa Psikologi & Pendidikan (catatan ketiga), Jakarta. Mahmud, Dimyati, 1990, Psikologi Suatu Pengantar, Jogjakarta: BPFE. Moleong, Lexy J. 2007, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Nasution, Harun, 1995, Islam Rasional, Gagasan dan Pemikiran, Jakarta: Mizan. Paul Johnson, Doyle, 1986, Teori Sosiologi Klasik & Modern, Jakarta: PT. Gramedia. Phil, Astrid, S.Susanto,1999, Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial, Jakarta: Putra Abardin. Puspito Hendro, 1989, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Kanisius. Ritzer George, 2003, Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Soekanto, Soerjono, 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo.
62
Sugiyono, 2006, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: CV. Alfabeta. Sunarto, Kamanto, 2004, Pengantar Sosiologi (edisi kedua), Jakarta: Mizan. Sutopo, HB,2002, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
DOKUMEN : 1. Data Monografi Kelurahan Batu IX, Tanjungpinang 2014. 2. Data Penduduk RT. 01, RW. 03 Kelurahan Batu IX, Tahun 2015