Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
POTENSI PENGEMBANGAN TANAMAN KOPI BERDASARKAN AGROEKOLOGI ZONE (AEZ) DI PROVINSI KALIMANTAN TIMUR Tarbiyatul M.1), N. R. Ahmadi1), dan Handi Supriadi2) 1)
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur Jalan Pangeran M. Noor Sempaja, Samarinda 75119 2) Balai Penelitian Tanaman Industri dan Penyegar Jalan Raya Pakuwon km 2 Parungkuda, Sukabumi 43357
[email protected] ABSTRAK
Kalimantan Timur sebagai provinsi terbesar kedua dan terkaya di Kawasan Timur Indonesia (KTI), berpotensi untuk pengembangan agribisnis perkebunan sekaligus sebagai pintu gerbang utama wilayah Asia Pasifik. Luas lahan potensial untuk pengembangan agribisnis perkebunan di Kalimantan Timur sekitar 5.324.488 ha, namun baru sekitar 18,7% (996.618 ha) yang telah dimanfaatkan. Terdapat 6 komoditas unggulan sub-sektor perkebunan antara lain : kopi, kelapa, kakao, karet, kelapa sawit, dan lada. Komoditas kopi merupakan salah satu komoditas yang telah lama diusahakan oleh petani dengan luasan relatif terbatas. Areal tanaman kopi tersebar di seluruh kabupaten/kota, dan pada tahun 2012 telah mencapai 14.035 ha dengan produksi 2.189 ton. Berdasarkan AEZ Kalimantan Timur skala 1:250.000, luas lahan yang dapat dikembangkan dan sesuai untuk komoditas kopi pada zona IIax (1.615.380 ha) dan tersebar di masing-masing Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Paser 106.500 ha, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Kota Bontang 321.644 ha, Kabupaten Kutai Barat 261.640 ha, Kabupaten Kutai Timur 347.171 ha, Kabupaten Berau 199.883 ha, Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan 112.514 ha, Kabupaten Nunukan 117.178 ha, Kabupaten Malinau 62.182 ha, dan Penajam Paser Utara serta Kota Balikpapan 86.669 ha. Kata kunci: Kopi, zona agroekologi, Kalimantan Timur
ABSTRACT East Kalimantan as the second largest and richest province in eastern Indonesia (KTI) has the potential for the development of agribusiness plantations as well as the main gate of the Asia Pacific region. Potential land area for the development of agribusiness plantations in East Kalimantan approximately 5.324.488 ha, but only about of 18.7% ( 996.618 ha ) has been utilized. There are 6 leading commodity in plantation sub-sector : coffee, coconut, cocoa, rubber, palm oil, and black pepper. Coffee is one commodity that has long cultivated by farmers with relatively limited area. The area of the coffee plants spread across the districts/cities, and by 2012 had reached 14.035 ha with a production about of 2,189 tons. Based on AEZ of East Kalimantan with 1:250.000 scale, the area that can be developed and appropriate for coffee at zone of IIax (1.615.380 ha) and scattered in each Regency/City as follows : Paser 106.500 ha, Kutai Kartanegara Regency, Samarinda and Bontang about of 321.644 ha, West Kutai Regency about of 261.640 ha, East Kutai Regency about of 347.171 ha, Berau Regency about of 199.883 ha, Bulungan and Tarakan City about of 112.514 ha, Nunukan Regency about of 117.178 ha, Malinau Regency about of 62.182 ha, and North Penajam Paser and Balikpapan City about of 86.669 ha. Keywords: Coffee, agroecological zone, East Kalimantan
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi
141
Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
PENDAHULUAN Berdasarkan RUTRW (Rencana Umum Tata Ruang Wilayah) Provinsi Kalimantan Timur, sumberdaya lahan yang sudah dipetakan seluas 20.039.500 ha, yang terdiri dari Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK) seluas 10.121.258 ha (50,51%), Kawasan Budidaya Non Kehutanan (KBNK) seluas 5.324.488 ha (26,57%) dan Kawasan Lindung (KL) seluas 4.593.754 ha (22,22%). Lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan termasuk dalam Kawasan Budidaya Non Kehutanan. Luas tanaman perkebunan secara keseluruhan di Kalimantan Timur pada tahun 2009, yaitu 703.361 ha (Bappeda, 2012). Komoditas yang dikembangkan pada subsektor perkebunan adalah karet, kelapa, kelapa sawit, kakao, lada, dan kopi. Komoditas tanaman perkebunan yang dominan berkembang di Kalimantan Timur yaitu kelapa sawit dan karet dengan produksi yang dicapai kelapa sawit 2,3 juta ton dan karet 49 ribu ton. Perkebunan kopi di Kalimantan Timur berkembang dengan status perkebunan rakyat. Data statistik tahun 2012 Kalimantan Timur menunjukkan luasan kopi rakyat di Kalimantan Timur ada 14.035 ha dengan produksi, yaitu 2.189 ton (BPS Kaltim, 2013). Tren 5 tahun terakhir menunjukkan penurunan luas yang dikarena alih fungsi lahan menjadi tambang. Agroekologi adalah pengelompokan suatu wilayah berdasarkan keadaan fisik lingkungan yang hampir sama dimana keragaman tanaman dan hewan dapat diharapkan tidak akan berbeda dengan nyata. Komponen utama agroekologi adalah iklim, fisiografi atau bentuk wilayah, dan tanah. Sistem pertanian berkelanjutan akan terwujud apabila lahan digunakan untuk sistem pertanian yang tepat dengan cara pengelolaan yang sesuai. Apabila lahan tidak gunakan dengan tepat, produktivitas akan cepat menurun dan ekosistem menjadi terancam kerusakan. Penggunaan lahan yang tepat selain menjamin bahwa lahan dan alam ini memberikan manfaat untuk pemakai pada masa kini, juga menjamin bahwa sumberdaya alam ini bermanfaat untuk generasi penerus di masa mendatang. Dengan mempertimbangkan
142
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi
keadaan agroekologi, penggunaan lahan berupa sistem produksi dan pilihan-pilihan tanaman yang tepat dapat ditentukan. Metode penyusunan AEZ dilakukan melalui penggabungan antara karakteristik fisiografi lahan (kelerengan, drainase, tinggi tempat) dan iklim (curah hujan dan suhu). Data karakteristik fisiografi lahan dan iklim diperoleh melalui pengolahan peta kontur, peta ketinggian tempat, dan data curah hujan menjadi peta digital kemiringan, kelembaban, rejim suhu, dan drainase. Peta-peta digital yang telah dihasilkan tersebut ditumpang-susunkan sehingga diperoleh ZAE sebagai satuan pemetaan. Pengkajian ini bertujuan memberikan data dan informasi lahan perkebunan yang dapat dikembangkan untuk komoditas kopi di Kalimantan Timur. BAHAN DAN METODE Bahan yang digunakan adalah data dan informasi hasil zona agroekologi Provinsi Kalimantan Timur skala 1:250.000 (Heriansyah et al., 2000). Pemanfaatan data dan pendayagunaan data dan informasi tersebut mengacu ada sistem pakar (Expert system) yang dikembangkan oleh Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (Amien, 1995). Pada dasarnya prinsip metode tersebut adalah pencocokan (matching) antara karakteristik sumberdaya lahan dan iklim dengan persyaratan tipe penggunaan lahan atau kelompok komoditas tanaman (Djaenuddin et al., 2003). Pembagian Zona agroekologi berdasarkan atas zona relief (lereng) dan zona iklim (Amien, 1992). Tahap selanjutnya adalah kegiatan tumpang tepat (overlay) antara hasil zonasi dengan peta penggunaan lahan (present landuse). HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Wilayah Secara geografis Provinsi Kalimantan Timur terletak 113044’–199000’ BT dan 4024’ LU dan 2025’ LS dengan batas wilayah sebelah utara berbatasan dengan Malaysia, sebelah timur berbatasan dengan Selat Makasar dan Laut Sulawesi, sebelah selatan berbatasan dengan Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, sebelah barat berbatasan dengan
Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
II merupakan daerah perbukitan dengan lereng dominan 16-40% subzona pada wilayah ini ada 2 yaitu IIax yang merupakan dataran rendah dengan iklim basah dengan ketinggian <700 m dpl dan IIbx yang merupakan dataran tinggi beriklim basah dengan ketinggian >700 m dpl. Untuk pengembangan komoditas kopi, kakao, karet, dan tanaman perkebunan lainnya hanya cocok dikembangkan di subzona IIax. Total luas zona tersebut, yaitu 1.615.380,6 ha (8,38%) sebagaimana Gambar 1. Total luas lahan perkebunan di Kalimantan Timur pada tahun 2011 terdapat 996.618 ha, dimana 827.347 ha (83,03%) ditanami kelapa sawit, 84.713 ha (8,5%) ditanami karet, 29.804 ha diperuntukkan tanaman kelapa, sisanya 54.754 ha (5,49%) untuk komoditas kakao, lada dan kopi. Bila dilihat potensi lahan perkebunan di Kalimantan Timur berdasarkan sebaran zona II ax pada masing-masing kabupaten (Tabel 1 dan Gambar 2–10), maka terdapat selisih antara potensi lahan dengan luas lahan fungsional untuk subsektor perkebunan yaitu 618.763 ha. Artinya perluasan areal tanam untuk subsektor perkebunan sangat mungkin untuk dikembangkan terutama tanaman perkebunan yang berorientasi perkebunan rakyat seperti kopi, kakao, lada dan karet. Melihat prospek dari keempat komoditas tersebut yang merupakan komoditas unggulan dan pasar baik dalam maupun luar negeri masih sangat kekurangan.
Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, dan Serawak Malaysia. Berdasarkan kondisi fisik dan alam, luas wilayah Provinsi Kalimantan Timur yaitu 24.523.789 ha, terdiri dari luas daratan 20.039.500 ha (81,71%) dan perairan laut 4.484.280 ha (18,29%). Provinsi Kalimantan Timur termasuk daerah beriklim tropis yang memiliki zona agroklimat A yang merupakan zona basah dan zona E (kering) dengan bulan basah kurang dari 2 bulan. Pola curah hujan secara umum didominasi oleh pola hujan bimodal (73,62%), pola ini mempunyai dua puncak (Pola C) yang terjadi pada periode Maret-April dan Desember, sisanya 26,38% berpola hujan tunggal (Pola A dan B). Landform atau fisiografi wilayah Kalimantan Timur dikelompokkan ke dalam 6 grup yang menghasilkan 27 satuan peta tanah. Landform paling dominan adalah grup Tektonik/struktural (66,34%), Volkan (19,7%), Marin (4,84%), Karst (3,3%), Gambut (2,95%), dan Aluvial (2,86%). Tanah-tanah di wilayah kalimantan Timur dapat diklasifikasikan ke dalam 7 ordo, yaitu Ultisol, Inceptisol, Oxisol, Andisol, Spodosol, Entisol, dan Histosol. Potensi Lahan Tanaman Perkebunan menurut Zona Agroekologi Berdasarkan matching antara karakteristik sumberdaya lahan dan iklim dengan persyaratan tipe penggunaan lahan untuk komoditas subsektor perkebunan, maka zona yang dapat dikembangkan untuk budidaya tanaman tahunan adalah zona II. Wilayah zona
Tabel 1. Sebaran potensi lahan perkebunan di Kalimantan Timur Zona II ax Kabupaten Penajam Paser Utara dan Balikpapan Pasir Kutai Kartanegara, Samarinda, dan Bontang Kutai Barat Kutai Timur Berau Bulungan dan Tarakan Nunukan Malinau Total
Ha 86.669,0 106.500,3 321.644,0 261.640,0 347.170,9 199.882,5 112.513,5 117.178,3 62.182,1 1.615.380,6
% 21,48 10,48 11,57 7,70 12,44 9,68 7,75 7,52 1,63
Peta Arahan Tata Ruang Pertanian Lampiran 1 Lampiran 2 Lampiran 3 Lampiran 5 Lampiran 4 Lampiran 6 Lampiran 7 Lampiran 8 Lampiran 9
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi
143
Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
Gambar 1. Sebaran zona-zona tata ruang pertanian di Kalimantan Timur
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Berdasarkan AEZ Provinsi Kalimantan Timur skala 1:250.000, luas lahan yang dapat dikembangkan dan sesuai untuk komoditas kopi pada zona Iiax, yaitu seluas 1.615.380 ha. Zona trsebut tersebar di masing-masing kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Paser 106.500 ha, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kota Samarinda dan Kota Bontang 321.644 ha, Kabupaten Kutai Barat 261.640 ha, Kabupaten Kutai Timur 347.171 ha, Kabupaten Berau 199.883 ha, Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan 112.514 ha, Kabupaten Nunukan 117.178 ha, Kabupaten Malinau 62.182 ha, dan Penajam Paser Utara serta Kota Balikpapan 86.669 ha.
Amien, L. I., 1995. Karakterisasi dan Zonaagroekologi. Pembahasan Menetapkan Karakterisasi Zona Agroekologi. Puslitbangtanak dan Proyek Pembinaan Kelembagaan Penelitian dan pengembangan Pertanian. Badan Litbang Pertanian. Bogor.
144
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi
Bappeda dan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. 2012. Kalimantan Timur Dalam Angka 2012. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kalimantan Timur Bekerjasama dengan Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur. Badan Pusat Statistik Kaltim. 2013. Kalimantan Timur Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Timur.
Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
Djaenuddin, D., H. Marwan, dan A. Hidayat. 2003. Petunjuk Teknis Evaluasi Lahan untuk Komoditas Pertanian. Versi 3. 2000. Balai Penelitian Tanah, Puslitbang Tanah dan Agroklimat, Bogor.
Heriansyah, R. Sintawati, dan R. A. Saptati. 2000. Laporan Akhir Karakterisasi dan Analysis Zona Agroekologi (ZAE). Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. http://www.peternakan.litbang.deptan.go.id/ fullteks/semnas/pro04-111.pdf. [11 November 2013].
Lampiran 1
Lampiran 2
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi
145
Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
Lampiran 3
Lampiran 4
Lampiran 5
146
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi
Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 8
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi
147
Potensi Pengembangan Tanaman Kopi Berdasarkan Agroekologi Zone (AEZ) Di Provinsi Kalimantan Timur
Lampiran 9
148
Seminar Nasional Inovasi Teknologi Kopi