Minggu 8 (kedelapan)
Pokok Bahasan: Konsumsi ; Konsumsi Bahan kering ; Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi Tujuan Pembelajaran: Menjelaskan mengenai konsumsi untuk ruminansia, konsumsi bahan kering, yang berasal dari hijauan maupun bijian; menjelaskan mengenai factor-faktor yang mempengaruhi konsumsi, baik yang berasal dari ternaknya ataupun tanamannya. Materi Pembelajaran Hijauan merupakan komponen utama ransum ruminansia. Diodaerah temperate, system pemneliharaan: Ekstensif: Dimana ruminansia memanen sendiri hijauannya (merenggut hija.uan), hal ini menyebabkan penggunaan hijauan menjadi maksimal. Sampai Intensif: Dimana hijauan diberikan dengan konsentrat level tinggi untuk memaksimalkan produksi per ekor. Hijauan disini termasuk: Perenggutan rumput pada bukit dan dataran tinggi ; Rumput dan leguminosa yang ditanam, yang mana rumput direnggut egar atau konservasi sebagai hay, rumput legum, silase atau jerami. Di negara tropik, hijauan cenderung sangat bervariasi dalam kualitas dan kuantitas, yaitu dari hijauan yang ditanamn: Pennisetum purpureum, daun2an pohon sampai batang/stover yang rendah kualitasnya (Jagung, sorghum) pada musim kering. Penggunaan konsentrat: sangat terbatas : Petani kekurangan biaya untuk membeli. Baru-baru ini
terjadi
peningkatan
penggunaan
legume
yang
berkualitas tinggi atau hijauan dan sebagai suplemen hijauan kualitas rendah. Beberapa
author
(ex.
Illius
1998)
menunjukkan
bahwa
konsumsi
kemungkinan merupakan variable satu-satunya yang paling penting untuk mendeterminasi performa hewan. Dan Voluntary intake: Pada umumnya berkorelasi dengan kandungan nutrien yang dapat di ekstraksi dari pakan (Contoh: kecemaan). Untuk hijauan: Kecernaan dipengaruhi oleh Bentuk/jenis pakan, potensial kecernaan potensial konsumsi. Secara maksimal, potensi tersebut kemungkinan tidak dapat dicapai karena adanya interaksi antar pakan atau antara pakan dan hewan.
Universitas Gadjah Mada
Prinsip Kontrol Konsumsi. Dengan tujuan untuk mengetahui prinsip kontrol konsumsi, adalah penting untuk menjawab pertanyaan: 1. Mengapa hewan makan . 2. Mengapa hewan tidak makan setiap saat. Pada umunya sudah disetujui bahwa: Hewan makan untuk mensuplai jaringan dengan nutrien yang dibutuhkan untuk bahan bakar proses fisiologi: 1. Hidup pokok 2. Pertumbuhan (termasuk deposisi lemak pada hewan dewasa) 3. Produksi 4. Kerja Dengan demikian memberikan pakan yang bervariasi yang diberikan hewan untuk memenuhi rasio kebutuhann nutrien menghindari defisiensi. Hewan akan berhenti makan untuk membatasi yang tidak serasi. Jadi hewan harus memutuskan untuk berhenti makan pada saat terjadi ketidak serasian, kelebihan atau ekses. Pada awalnya, diketahui bahwa yang membatasi intake terfokus pada factor: 1. Temperatur 2. Konsentrasi gula darah 3. Level lemak dalam tubuh Ternyata juga dipengaruhi: 1. System syaraf pusat 2. Sensasi Oropharyngeal 3. Kontraksi Lambung 4. Perubahan produksi panas Diasumsikan sejak lama bahwa untuk pakan hijauan, pembatas utama konsumsi adalah `Bulky" yaitu suatu kombinasi volume dan waktu pada saat sisa pakan yang tidak tercerna ada di saluran pencernaan. Faktor-faktor yang ada dalam Hijauan yang mempengaruhi konsumsi: 1. Faktor fisik; struktur tanaman. Kandungan serat dalam tanaman, merupakan faktor utama karena: Strukturnya rendah kelarutannya, lebih membutuhkan tempat 9yang luas) dibandingkan isi sel. Hijauan mengandung komponen bahan organik yang cukup tinggi, sekitar 35-80% adalah dinding sel.
Universitas Gadjah Mada
2. Karbo hidrat struktural (yang utama: Hemiselulosa. Selulosa dan Pektin), dipecah oleh mikro organisme rumen sebagai sumber enerji berbeda dengan monogastrik). Pendapat lain: Potensial intake tergantung tidak hanya pada kandungan serat, tetapi juga struktur originalnya dari tanaman dan bagaimana pemecahannya yang terjadi selama kecernaan. Seerat leguminosa lebih mudah hilang/lewat dari rumen secara cepat dibandingkan serat rumput Untuk grup hijauan yang mempunyai kecernaan bahan kering yang sama, isis serat legume lebih besar dari pada rumput. Rumput temperate lebih besar dari pada rumput tropik. Bahan kering pakan juga mempengaruhi besarnya tempat yang ditempati di dalam lambung. Pelayuan rumput sebelum proses ensiling memberikan konsumsi silase yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanpa pelayuan (kadang-kadang sampaiu 44%). Penjelansannya : Keefektifan pengunyahan selama makan dan juga pemecahan partikel menjadi lebih baik pada material yang kering.
3. Faktor khemis. Tidak semua perbedaan konsumsi antar hijauan dapat dijelaskan dengan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pemenuhan tempat didalam saluran pencernaan. Contoh: Pada umumnya disetujui bahwa: Konservasi menghasilkan penurunan konsumsi. Akan tetapi pada silase, karena adanya perbaikan dalm teknik pembuatan silase, dibandingkan Hay: maka menjadi problem yang tidak utama lagi. Asam organik dan substan nitrogen seperti amine, yang diproduksi selama proses pembuatan silase dan penggunaan additive untuk perbaikan silase, menurunkan intake apabila rumput segar yang diproses sebagai silase.
Interaksi faktor hijauan dan Hewan. 1. Ukuran Hewan 2. Status Fisiologi Hewan 3. Hewan yang merumput 4. Ke hati-hatian terhadap bahan pakan.
Ukuran Hewan. Sebagaimana yang didiskusikan terdahulu, maka konsumsi dikemudikan oleh kebutuhan hewan untuk memenuhi enerji, jadinya dalam spesies ukuran adalah faktor yang sangat berhubungan dengan konsumsi.
Universitas Gadjah Mada
Hewan yang besar mengkonsumsi kuantitas pakan yang banyak waktu ruminasi per gram NDF menurun secara eksponensial denganberat hidup. Hewan dalam keadaan pertumbuhan mampu mengkonsumsi kuantitas yang lebih besar dibadningkan dengan hewan dewasa pada berat tubuh yang sama. Status Fisiologi. Status fisiologi juga mempengaruhi kebutuhan energi. Jadinya konsumsi sebagaimana yang dijelsakan terdahulu nilai (poin) dimana hubungan antara konsumsi dan kecernaan berubah dari positif ke negatif bervariasi dengan kebutuhan enerji. Terlihat lebih besar pada sapi yang berproduksi tinggi. Pada hewan yang laktasi dimana kebutuhan hewan akan nutrien tinggi, pengambilan metabolit dari darah yang cepat dapat menurunkan derajat stimulasi chemoreceptor untuk kandungan yang sama dari nutrien yang di absorpsi laju aliran menjadi cepat intake pada waktu laktasi tinggi dibandingkan saat kering atau bunting. Konsumsi juga menurun pada saat kebuntingan paling tidak 12 minggu pre partum. Ada hubungannya dengan hormonal dengan fisik. Karena peningkatan ukuran foetus yang mengecilkan/membatasi ukuran rumen. Coppock et al (19720 mengobservasi adanya penurunan tajam akan konsumsi konsentrat pada akhir kebuntingan. Konsumsi secara jelas menurun pada 3 bulan akhir masa kebuntingan. Faktor hewan dapat juga mempengaruhi konsumsi rumput, konsumsi merumput hewan tergantung pada : Laju/besarnya konsumsi 9massa yang digigit x laju) ; waktu yang digunakn untuk merumput. Hewan mampu (dengan beberapa pembatas)
untuk
meningkatkan/kebiasaan
merumput,
meningkatkan
waktu
merumput, apabila hijauan tumbuh tersebar, meningktakn laju konsumsi. Efek status fisiologis terhadap konsumsi merumput dapat dicontohkan sebagai berikut: Pada saat ketersediaan hijaun tinggi, terjadi peningkatan konsumsi sampai: 460 g/Kg Bahan organik. Menyebabkan peningkatan produksi susu. Waktu yang dibutuhkan untuk merumput, untuk domba/sapi waktu merumput: 13-1 jam. Sedangkan Forbes (1996) menunjukkan bahwa ruminansia tidak mau makan lagi lebih dari 12 jam/hari. Apabila ukuran perenggutan sangat kecil, hewan tidak akan mampu menacpai kapasitas konsumsi maksimal. Ruminansia menurunkan konsumsi ransumsebagai jawaban/akibat akan adanya keragu-raguan/tidak mau makan karena adanya toksin seperti: Alkoloid, Tannin, glucosinat dan silase yang kualitasnya jelek. Pada pakan free choice
Universitas Gadjah Mada
(meskipun pakan ada yang mengandung toxin), jarang terdapat toksisitas karena hewan mampu membatsi konsumsi dari pakan yang mengandung toksin, meskipun juga tergantung dari konsentrasi toksiknya. Hewan mampu mengenali pakan berdasarkan pengalaman sebelumnya.
Interaksi antara komponen pakan.
Suplementasi dapat dianggap sebagai cara untuk meningkatkan suplai nutrien pad hewan yang tidak mampu untuk mengkonsumsi nutrien yang cukup seperti hijauan karena keterbatasan pemenuhan fisik. Suplementasi cenderung mempunyai efek positif terhadap keseluruhan DM1 tetapi dapat mempunyai efek negatif atau positif terhadap konsumsi hijauan pakan basal. Rangkuman 1. System pemeliharaan ekstensifdan intensive yang dilakukan peternak 2. Kontrol konsumsi 3. Faktor-faktor yang membatasi intake 4. Interaksi factor hijauan dan hewan Uji Pemahaman (Pertanyaan) 1. Apa saja yang dimaksud dengan konsumsi 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi 3. Bagaimana caranya mengontrol konsumsi
Universitas Gadjah Mada