PUTUSAN Nomor : 24/Pid.B/2013/PN.Unh.
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA“ Pengadilan Negeri Unaaha yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara pidana dengan acara biasa dalam peradilan tingkat pertama telah menjatuhkan putusan dalam perkara terdakwa : Nama lengkap
: MAHIDU bin PAKANA.
Tempat lahir
: Kendari.
Umur/tanggal lahir
: 48 tahun/02 Feburari 1936.
Jenis kelamin
: Laki-laki.
Kebangsaan
: Indonesia
Tempat tinggal
: Kel. Kapiola, Kec. Kapiola Kab. Konawe ;
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Tani.
Terdakwa ditahan berdasarkan perintah/penetapan Penahaan oleh : 1. Penyidik, sejak tanggal 07 Desember 2011 s/d tanggal 26 Desember 2011 ; 2. Ditangguhkan penahanannya oleh Penyidik sejak tanggal 08 Desember 2011 ; 3. Penuntut Umum sejak tanggal 03 Desember 2012 s/d tanggal 22 September 2012 dengan jenis tahanan Rumah ; 4. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Unaaha sejak tanggal 23 September 2012 s/d tanggal 22 Oktober 2012 dengan jenis tahanan rumah ; 5. Hakim Pengadilan Negeri Unaaha sejak tanggal 07 Februari 2013 s/d tanggal 08 Maret 2013 dengan jenis tahanan rumah ;
2
6. Perpanjangan Ketua Pengadilan Negeri Unaaha sejak tanggal 09 Maret 2013 s/d tanggal 07 Mei 2013 dengan jenis tahanan rumah ; Terdakwa tidak didampingi oleh Penasihat Hukum ; Pengadilan Negeri tersebut ; Telah meneliti dan membaca berkas perkara dan semua surat yang berhubungan dengan perkara ini ; Telah mendengar pembacaan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum ; Telah mendengar keterangan para saksi dan terdakwa di persidangan ; Telah mendengar tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang pada pokoknya menuntut agar Pengadilan Negeri Unaaha menjatuhkan putusan sebagai berukut : 1. Menyatakan terdakwa MAHIDU bin PAKANA terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana dengan sengaja melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan atau penganiayaan terhadap anak, sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80 ayat (1) UU Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dalam dakwaan Kesatu Jaksa Penuntut Umum ; 2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa MAHIDU bin PAKANA dengan pinda penjara selama 2 (dua) bulan, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan sementara, dengan perintah terdakwa tetap ditahan ; 3. Membebankan kepada terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah) ; Telah mendengar permohonan dari terdakwa yang disampaikan secara lisan di persidangan yang pada pokoknya mohon agar terdakwa diberikan keringanan hukuman karena merasa menyesal dan tidak akan mengulangi lagi perbuatannya ;
3
Telah mendengar jawaban Jaksa Penuntut Umum secara lisan yang disampaikan di persidangan atas permohonan dari terdakwa yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutan pidananya dan terdakwa menyatakan bertetap pada pembelaannya ; Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan oleh Jaksa Penuntut Umum dengan dakwaan alternatif sebagai berikut : KESATU : Bahwa ia terdakwa MAHIDU bin PAKANA, pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2011 sekita jam 09.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2011 bertempat di dalam balai Kel. Kapoiala tepatnya di Kel. Kapoiala Kec. Kapoiala Kab. Konawe atau disuatu tempat tertentu dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Unaaha yang berwenang mengadili, dengan sengaja melakukan kekejaman, kekerasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan terhadap anak, yaitu terhadap lelaki AHMED BUYUNG BALANO, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut : Berawal terdakwa MAHIDU dan kedua anaknya tiba di Kel. Kapoiala lalu kedua anak terdakwa bermain badminton disamping rumah terdakwa tidak lama kemudian datang saksi korban AHMED BUYUNG untuk mengajak anak terdakwa pindah bermain badminton di balai Kelurahan Kapoiala namun tidak lama kemudian terdakwa mendengar anaknya yang paling kecil menangis dan terdakwapun kebalai Kelurahan Kapoiala dan bertanya kepada anaknya yang menangis kenapa, dan anak terdakwa menjawab bahwa saya tidak dikasih main dan
terdakwa menghampiri anaknya yang sedang bermain
badminton bersama dengan korban AHMED BUYUNG dan terdakwa berkata kenapa kamu tidak kasih main adikmu sambil terdakwa menampar anaknya dan juga menampar korban AHMED BUYUNG dengan menggunakan tangan kanan terdakwa yang mengenai pada bagian telinga sebelah kiri korban masing-masing 1 (satu) kali dengan maksud terdakwa untuk memperlihatkan kepada anaknya agar berhenti menangis namun ketika itu korban AHMED BUYUNG dan anak terdakwa menangis juga setelah ditampar oleh terdakwa ;
4
Akibat perbuatan terdakwa MAHIDU bin PAKANA sehingga korban AHMED BUYUNG BALANO mengalami luka memar, sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum No. 0452/PKM-LS/XII/2011 tanggal 06 Desember 2011, yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. EVA NOVAYANTI JALAL sebagai dokter pemeriksa di Puskesmas Laosu Kec. Bondoala ; Dengan kesimpulan : Warna kemerahan pada telinga tersebut duakibatkan oleh benturan dengan benda tumpul. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 80 ayat (1) UU No. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak ; Atau KEDUA : Bahwa ia terdakwa MAHIDU bin PAKANA, pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2011 sekita jam 09.00 Wita atau setidak-tidaknya pada suatu waktu dalam tahun 2011 bertempat di dalam balai Kel. Kapoiala tepatnya di Kel. Kapoiala Kec. Kapoiala Kab. Konawe atau disuatu tempat tertentu dalam daerah Hukum Pengadilan Negeri Unaaha yang berwenang mengadili, dengan sengaja melakukan penganiayaan yaitu terhadap lelaki AHMED BUYUNG BALANO, perbuatan mana terdakwa lakukan dengan cara sebagai berikut : Berawal terdakwa MAHIDU dan kedua anaknya tiba di Kel. Kapoiala lalu kedua anak terdakwa bermain badminton disamping rumah terdakwa tidak lama kemudian datang saksi korban AHMED BUYUNG untuk mengajak anak terdakwa pindah bermain badminton di balai Kelurahan Kapoiala namun tidak lama kemudian terdakwa mendengar anaknya yang paling kecil menangis dan terdakwapun kebalai Kelurahan Kapoiala dan bertanya kepada anaknya yang menangis kenapa, dan anak terdakwa menjawab bahwa saya tidak dikasih main dan
terdakwa menghampiri anaknya yang sedang bermain
badminton bersama dengan korban AHMED BUYUNG dan terdakwa berkata kenapa
5
kamu tidak kasih main adikmu sambil terdakwa menampar anaknya dan juga menampar korban AHMED BUYUNG dengan menggunakan tangan kanan terdakwa yang mengenai pada bagian telinga sebelah kiri korban masing-masing 1 (satu) kali dengan maksud terdakwa untuk memperlihatkan kepada anaknya agar berhenti menangis namun ketika itu korban AHMED BUYUNG dan anak terdakwa menangis juga setelah ditampar oleh terdakwa ; Akibat perbuatan terdakwa MAHIDU bin PAKANA sehingga korban AHMED BUYUNG BALANO mengalami luka memar, sebagaimana diterangkan dalam Visum Et Repertum No. 0452/PKM-LS/XII/2011 tanggal 06 Desember 2011, yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. EVA NOVAYANTI JALAL sebagai dokter pemeriksa di Puskesmas Laosu Kec. Bondoala ; Dengan kesimpulan : Warna kemerahan pada telinga tersebut duakibatkan oleh benturan dengan benda tumpul. Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 351 ayat (1) KUHP ; Menimbang, bahwa atas dakwaan Penuntut Umum tersebut,
terdakwa tidak
mengajukan keberatan/eksepsi ; Menimbang, bahwa di persidangan Jaksa Penuntut Umum juga mengajukan saksisaksi yang masing-masing memberikan keterangan yang pada pokoknya sebagai berikut : 1. AHMED BUYUNG BALANO, (tanpa sumpah) menerangkan : -
Bahwa pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2011 sekitar pukul 09.00 wita bertempat di dalam balai Kelurahan Kapoiala Kec. Kapoiala Kab. Konawe terdakwa telah melakukan pemukulan terhadap diri saksi ;
-
Bahwa yang melakukan pemukulan terhadap saksi adalah terdakwa MAHIDU bin PAKANA ;
6
-
Bahwa cara terdakwa melakukan pemukulan terhadap diri saksi adalah dengan cara terdakwa menampar saksi dengan menggunakan tangan kanan dan mengenai bagian telinga sebelah kiri saksi sebanyak 1 (satu) kali ;
-
Bahwa akibat perbuatan yang dilakukan terdakwa saksi mengalami rasa sakit pada bagian telinga kiri saksi ;
-
Bahwa adapun penyebab terdakwa menampar saksi adalah karena terdakwa mengira kalau saksi yang menyebabkan anak laki-lakinya yang bernama AAN menangis ; Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan ;
2.
NURIAMIN, S.Sos dibawah sumpah, menerangkan yang pada pokoknya sebagai
berikut : -
Bahwa pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2011 sekitar pukul 09.00 wita bertempat di dalam balai Kelurahan Kapoiala Kec. Kapoiala Kab. Konawe terdakwa telah melakukan pemukulan terhadap saksi AHMED BUYUNG BALANO yang tidak lain adalah anak saksi ;
-
Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut setelah disampaikan oleh isteri saksi yang memberitahukan bahwa anak laki-laki saksi telah ditampar oleh terdakwa ;
-
Bahwa saksi langsung bertemu dengan anak saksi dan menceritakan dari awal hingga akhir atas tindakan yang dilakukan oleh terdakwa terhadap diri anak saksi ;
-
Bahwa atas pemberitahuan anak saksi kalau terdakwa menampar anak saks sebanyak 1 (satu) kali dan mengena pada bagian telinga kiri anak saksi ;
-
Bahwa saksi melihat telinga anak saksi bengkak dan memerah akibat dari tamparan terdakwa ;
7
-
Bahwa anak laki-laki saksi merasakan sakit pada bagian telinga kirinya akibat dari perbuatan terdakwa ;
Atas keterngan saksi tersebut, terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan ; 3. FITRIANI binti MAPPIREWA, dibawah sumpah menerangkan yang pada pokoknhya sebagai berikut : -
Bahwa pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2011 sekitar pukul 09.00 wita bertempat di dalam balai Kelurahan Kapoiala Kec. Kapoiala Kab. Konawe terdakwa telah melakukan pemukulan terhadap diri saksi AHMED BUYUNG BALANO ;
-
Bahwa saksi mengetahui kejadian tersebut karena sebelumnya saksi mendengar suara teriakan dari anak menangis lalu kemudian terdakwa mendatangi saksi korban dan langsung menganiaya saksi korban dimana pada saat itu saksi sedang berdiri didepan kios yang berjarak sekitar 40 (emapt puluh) meter ;
-
Bahwa cara terdakwa melakukan pemukulan terhadap saksi korban adalah dengan cara terdakwa mendatangi saksi korban dan berdiri dihadapan saksi kroban kemudian menampar tubuh saksi korban dengan menggunakan tangan kanannya yang diayunkan dari arah luar kearah dalam yang tepat mengenai kepala saksi korban sebanyak 1 (satu) kali ;
-
Bahwa terdakwa menampar saksi korban dengan menggunakan tangan kosong ;
-
Bahwa setelah ditampar oleh terdakwa saksi korban menangis merintih kesakitan sambil memegangi kepalanya dengan kedua tangannya ;
-
Bahwa akibat perbuatan terdakwa tersebut saksi korban menderita rasa sakit pada bagian telinga sebelah kirinya ;
-
Bahwa saksi tidak mengetahui penyebabnya sehingga terdakwa menampar saksi korban ;
Atas keterangan saksi tersebut, terdakwa menyatakan benar dan tidak keberatan ;
8
Menimbang, bahwa selanjutnya terdakwa memberikan keterangan di persidangan yang pada pokoknya : -
Bahwa pada hari Kamis tanggal 25 Februari 2011 sekitar pukul 10.00 wita bertempat di SD Pohara Kec. Sampara Kab. Konawe terdakwa telah melakukan kekerasan terhadap anak dibawah umur/penganiayaan yang dilakukan terhadap anak muridnya yaitu ANNGGRIAWIN bin ALWI dan AL ASRI binti ALWI ;
-
Bahwa cara terdakwa melakukannya dengan cara mencubit pada bagian paha dan pada bagian punggung saksi korban ;
-
Bahwa maksud terdakwa melakukan kekerasan tersebut terhadap saksi korban karena sebagai guru apabila ada anak yang tidak mengerjakan tugas terdakwa mencubitnya ;
-
Bahwa orang tua saksi korban sangat keberatan dengan perbuatan tersebut ;
-
Bahwa antara orang tua saksi korban maupun korban sendiri telah saling memaafkan dengan terdakwa ; Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis membacakan Visum Et Repertum No.
18/PKM/II/2011 tertanggal 01 Maret 2011 dan visum Et Repertum No. 17/PKM/II/2011 tertanggal 01 Maret 2011, yang dibuat dan ditandatangani oleh dr. PUTRI EVALDA RIZKI ZULKARNAIN dokter pemeriksa pada Puskesmas Sampara ; Menimbang, bahwa dari keterangan para saksi dan terdakwa di persidangan, maka Majelis memperoleh fakta-fakta hukum sebagai berkut : -
Bahwa pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2011 sekitar pukul 09.00 wita bertempat di dalam balai Kelurahan Kapoiala Kec. Kapoiala Kab. Konawe terdakwa telah melakukan penamparan terhadap diri saksi AHMED BUYUNG BALANO ;
9
-
Bahwa adapun caranya yaitu terdakwa menampar saksi korban pada bagian telinga sebelah kiri namun terdakwa melakukannya tidak keras termasuk anak terdakwa juga terdakwa tampar ;
-
Bahwa maksud dari terdakwa menampar saksi korban dan anak terdakwa agar kedua anak terdakwa tidak bertengkar pada saat sedang bermain ;
-
Bahwa terdakwa menampar saksi korban karena merasa jengkel disebabkan anak terdakwa menangis pada saat bermain dengan saksi korban ;
-
Bahwa terdakwa menampar saksi korban dengan menggunakan tangan kanan dan mengenai telinga kiri saksi korban sebanyak 1 (satu) kali ;
-
Bahwa terdakwa tidak melihat bengkak pada telinga kiri saksi korban namun pada saat setelah terdakwa menampar telinga kiri saksi korban, saksi korban menangis dan memegang telinganya ;
-
Bahwa terdakwa mengetahui kalau saksi korban masih dibawah umur dan belum berumur 18 (delapan belas) tahun ;
-
Bahwa terdakwa sangat menyesali perbuatannya dan berjanji tidak akan mengulang lagi perbuatannya ; Menimbang, bahwa selanjuntnya majelis akan meneliti dan mempertimbangkan
dari serangkaian perbuatan yang terbukti dilakukan oleh terdakwa, apakah terhadap perbuatan tersebut terdakwa dapat dipersalahkan sebagaimana didakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum ; Menimbang, bahwa terdakwa diajukan kepersidangan oleh
Penuntut Umum
dengan dakwaan alternatif yaitu Kesatu melanggar Pasal 80 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002, atau Kedua melanggar Pasal 351 ayat (1) KUHPidana ; Menimbang, bahwa terdakwa didakwa dengan dakwaan alternatif maka Majelis dapat dengan leluasa menentukan dakwaan mana yang terlebih dahulu dibuktikan sesuai dengan fakta-fakta yang terungkap dipersidangan ;
10
Menimbang, bahwa Majelis Hakim terlebih dahulu membuktikan dakwaan Kesatu Jaksa Penuntut Umum yaitu Pasal 80 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002. Apabila dakwaan tersebut tidak terbukti maka Majelis akan membuktikan dakwaan selanjutnya ; Menimbang, bahwa Pasal 80 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 yang dikwalifisier sebagai tindak pidana “Penganiayaan” yang dilakukan terhadap anak di bawah umur : Menimbang, bahwa mengenai arti“penganiayaan” karena undang-undang tidak memberikan ketentuan, maka menurut Yurisprudensi, penganiayaan ialah dengan sengaja menyebabkan perasaan tidak enak, rasa sakit, atau luka atau dengan sengaja merusak kesehatan orang ; Menimbang, bahwa pengertian “dengan sengaja”, mengandung makna bahwa pelaku telah menyadari serta menghendaki baik menganai perbuatannya maupun mengenai akibat dari perbuatannya tersebut ; Menimbang, bahwa sebagaimana fakta-fakta yang ditemukan dipersidangan dari keterangan saksi-saksi dan keterangan terdakwa yang dihubungkan dengan Visum Et Repertum bahwa pada hari Selasa tanggal 06 Desember 2011 sekitar pukul 09.00 wita bertempat di dalam balai Kelurahan Kapoiala Kec. Kapoiala Kab. Konawe terdakwa telah melakukan penamparan terhadap diri saksi AHMED BUYUNG BALANO dengan menggunakan tangan kanan yang mengenai telinga sebelah kiri saksi korban yang pada waktu itu setelah ditampar oleh terdakwa saksi korban kemudian menangis dan merasakan sakit pada telinga kiri saksi korban ; Menimbang, bahwa adapaun penyebab terdakwa menampar saksi korban dengan menggunakan tangan kanannya kearah telinga kiri saksi korban karena merasa jengkel dan emosi mendengar anak terdakwa yang bernama AAN menangis saat bermain dengan kakaknya dan saksi korban ; Menimbang, bahwa sebagaimana terungkap di persidangan berdasarkan keterangan saksi-saksi, akibat penamparan yang dilakukan oleh terdakwa tersebut, saksi AHMED
11
BUYUNG BALANO pada daun telinga kiri sebelah dalam berwarna kemerahan batas tidak tegas, dan daun telinga kiri sebelah luar berwarna kemerahan dengan ukuran panjang lima sentimeter dan lebar tiga sentimeter yang disebabkan oleh benturan dengan benda tumpul sebagaimana Visum Et Repertum No. 0452/PKM-LS/XII/II tertanggal 06 Desember 2011 yang dibuat oleh dr. EVA NOVAYANTI JALAL dokter pemeriksa pada Puskesmas Laosu ; Menimbang, bahwa berdasarkan UU No. 3 Tahun 1997 tentang Peradilan Anak, dan UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan anak, seseorang dianggap dewasa apabila ia telah mencapai umur 18 tahun ; Menimbang, bahwa pada saat kejadian, saksi AHMED BUYUNG BALANO masih berumur dibawah 18 tahun, sehingga masih dikategorikan sebagai anak yang masih di bawah umur sebagaimana yang dimaksudkan oleh undang-undang tersebut ; Menimbang, bahwa dengan demikian semua unsur dalam pasal 80 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 telah terbukti secara sah dan meyakinkan dilakukan oleh terdakwa oleh karenanya terdakwa haruslah dinyatakan bersalah ; Meninmbang, bahwa sebelumnya Majelis akan mempertimbangnkan terlebih dahulu apakah terdakwa adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum ; Menimbang, bahwa menurut pengamatan Majelis selama berlangsungnya persidangan perkara ini, terdakwa adalah orang yang dapat disimpulkan sehat fisik dan mentalnya, hal ini terlihat dari tingkah laku, cara bicara dan bertutur kata serta penalarannya dalam mengikuti jalannya sidang, oleh karennya Majelis berpendapat bahwa terdakwa adalah orang yang mampu mempertanggungjawabkan perbuatannya di depan hukum sebab tidak ternyata pula bahwa terdakwa adalah orang yang mempunyai alasan pemaaf dan atau alasan pembenar yang dapat meniadakan pertanggungjawaban pidana pada dirinya, karenanya pula terdakwa haruslah dijatuhi pidana ;
12
Menimbang, bahwa oleh karena dalam perkara ini terdakwa ditahan maka penjatuhan pidana terhadap diri terdakwa akan dikurangkan dari lamanya masa penahanan yang telah dijalani oleh terdakwa ; Menimbang, bahwa sebelumnya perlu dipertimbangkan hal-hal yang dapat mempengaruhi berat ringannya pidana tersebut ; Hal-hal yang memberatkan : -
Perbuatan terdakwa merupakan perbuatan yang tidak baik untuk di tiru oleh orang lain;
Hal-hal yang meringankan : -
Terdakwa mengakui perbuatannya dan menyesal ;
-
Terdakwa belum pernah dihukum ;
-
Terdakwa telah saling bermaafan dengan saksi korban maupun orang tua saksi korban ; Menimbang, bahwa dengan mengingat tuntutan dari Jaksa Penuntut Umum dan
akibat yang ditimbulkan oleh perbuatan terdakwa, serta mengingat pula hal-hal yang memberatkan dan meringankan tersebut di atas, maka menurut hemat majelis pidana yang akan dijatuhkan kepada terdakwa nanti, dipandang sudah tepat dan telah memenuhi rasa keadilan ; Menimbang, bahwa karena terdakwa dinyatakan bersalah dan dijatuhi pidana, maka kepadanya juga harus dibebani untuk membayar biaya perkara yang besarnya akan disebutkan dalam amar putusan ; Mengingat, Undang-Undang No. 8 Tahun 1981, Pasal 80 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2002 serta peraturan-peraturan lain yang berkaitan ;
M ENGADIL I: -
Menyatakan terdakwa MAHIDU bin PAKANA, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “Penganiayaan terhadap anak” ;
13
-
Menjatuhkan pidana kepada terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 1 (satu) bulan dan 15 (lima belas) hari ;
-
Menetapkan masa tahanan yang telah dijalani terdakwa dikurangkan seluruhnya dari lamanya pidana yang dijatuhkan ;
-
Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 3.000,(tiga ribu rupiah) ; Demikian diputusakan dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan
Negeri Unaaha pada hari Senin, tanggal 02 September 2013 oleh kami MUH. ALFI SAHRIN USUP, SH. MH. sebagai Ketua Majelis Hakim, MUSAFIR,
S.H. dan
BASRIN, S.H.,. sebagai Hakim-Hakim anggota, putusan mana diucapkan pada hari Rabu tanggal 16 September 2013 diucapkan dalam sidang yang terbuka untuk umum oleh MUSAFIR, SH selaku Ketua Majelis, BASRIN, SH dan AGUS SOETRISNO, SH, dibantu oleh HASRIM., S.H. Panitera Pengganti pada Pengadilan Negeri Unaaha, dan dihadiri oleh NURCAHYA HAMDIANI, S.H. Jaksa Penuntut Umum pada Kejari Unaaha dan terdakwa .Hakim-Hakim Anggota,
1.
2.
Hakim Ketua Majelis,
BASRIN, SH.
MUSAFIR, SH.
AGUS SOETRISNO, SH. Panitera Pengganti,
HASRIM, SH.