Kode/Nama Rumpun Ilmu: 792/PLS
USULAN PENELITIAN
HUBUNGAN SIKAP KEAGAMAAN DENGAN MOTIVASI REMAJA DALAM KEGIATAN PENGAJIAN RUTIN OLEH IKATAN REMAJA AT-TAUFIK KARANG TARUNA KELURAHAN MUGARSARI, KECAMATAN TAMANSARI, KOTA TASIKMALAYA
PENGUSUL Ketua Peneliti: H. A. Madjid, Drs. M.Pd. NIP 195403141985031001 Anggota: H. Mumu, Drs., M.Pd. NIP 19590208031002
UNIVERSITAS SILIWANGI DESEMBER 2015
i
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL .......................................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................
ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................
iii
RINGKASAN ......................................................................................................................
iv
BAB 1. PENDAHULUAN ...............................................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ................................................................................
1
B. Perumusan Masalah .......................................................................................
5
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian .....................................................................
5
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................
7
A. Konsep Dasar Sikap Keagamaan ...................................................................
7
B. Konsep Dasar Motivasi ..................................................................................
13
C. Konsep Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah .................................
16
D. Hubungan antara Kegiatan Pengajian Rutin dan Pendidikan Luar Sekolah ..
16
BAB 3. METODE PENELITIAN ..................................................................................... 18 A. Metode Penelitian ........................................................................................... 18 B. Variabel Penelitian .........................................................................................
18
C. Teknik Pengumpulan Data .............................................................................
18
D. Instrumen Penelitian ......................................................................................
18
E. Populasi dan Sampel ...................................................................................... 19 F. Teknik Analisis Data .....................................................................................
20
BAB 4. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ............................................................
22
A. Anggaran Biaya .............................................................................................
22
B. Jadwal Penelitian ...........................................................................................
22
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................
23
ii
ABSTRAK Perkembangan pribadi akan sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan terutama pendidikan, sehingga terbangun sikap keagamaan yang positif. Burhanudin Salam (2012:133) menyatakan bahwa: pendidikan, keadaan lingkungan (milieu) dari orang, pergaulan hidup, dapat mempunyai pengaruh kepada kualitas hati nurani manusia dalam mengekspresikan prilakuanya yang poditif. Suatu bangsa akan kokoh apabila memiliki sikap keagamaan positif yang kokoh dan sebaliknya suatu bangsa akan runtuh apabila sikap keagamaannya negatif. Sikap keagamaan memiliki hubungan dengan motivasi para remaja untuk melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang salah satunya kegiatan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh Irema AT-Taufik Karang Taruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Penelitian ini merupakan penelitian korelasional untuk mengetahui apakah terdapat hubungan sikap keagamaan dengan motivasi remaja keterlibaatannya dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaja Mesjid “At-Taufik” Karang Taruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode korelasional. Metode deskriptif disebut juga metode analisis, karena data yang sudah dikumpulkan kemudian disusun dan dijelaskan untuk kemudian dianalisis. Sedangkan metode korelasional, berkaitan dengan dua variabel yang dikorelasikan, yaitu variabel sikap keagamaan dan motivasi remaja dalam kegiatan pengajian. Penelitian korelasional sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi, E.T. (2005:35), adalah penelitian yang benarbenar untuk melihat hubungan sebab-akibat. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner atau angket. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang berhubungan dengan sikap keagamaan dan motivasi remaja dalam kegiatan pengajian. Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:160): ”Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen dalam bentuk angket ini berisi sejumlah pernyataan untuk mengungkap sikap keagamaan dan motivasi remaja keterlibatannya dalam kegiatan pengajian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua subjek yaitu para remaja yang tergabung dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaaja Mesjid At-Taufik Karangtaruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, yang jumlah seluruhnya 450 orang. Namun dalam penelitian ini subyek yang diberi perlakuan menggunakan sampel yang dilakukan dengan teknik random sampling dengan cara diundi untuk mengambil sebesar 10 persen, yaitu 45 orang dari jumlah subjek. Salah satu pertimbangannya bahwa populasi relatif homogin dan mempunyai karakteristik yang relatif sama baik profesinya, pekerjaannya, serta lingkungannya. Analisis data dilakukan untuk mendeskripsikan hasil penelitian dengan pendekatan statistik dalam menguji hipotesis. Uji hipotesis ini untuk membuktikan apakah terdapat hubungan antara sikap keagamaan dengan motivasi remaja keterlibaatannya dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaja Mesjid “At-Taufik” Karang Taruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. Kata Kunci : Sikap Keagamaan, Motivasi iii
ABSTRACT
Personal development will be largely determined by environmental factors, especially education, thereby building a positive religious attitude. Burhanuddin Salam (2012: 133) states that: education, the environment (milieu) from people, social life, can have an influence on the quality of the human conscience in expressing prilakuanya that poditif. A sturdy if the nation would have a strong positive religious attitude and vice versa nation will collapse if negative religious attitudes. Religious attitudes have a relationship with the motivation of the youth to engage in religious activities that one routine teaching activities organized by Irema AT-Taufik Mugarsari Youth Village, Castle District, Tasikmalaya. This study is a correlational study to determine whether there is a relationship with the religious attitude of teenagers keterlibaatannya motivation in teaching activities organized by Youth Association Mosque "At-Taufik" Youth Village Mugarsari, Castle District, Tasikmalaya. The method used in this research is descriptive and correlational method. Descriptive method called the method of analysis, because data already collected is then compiled and described for later analysis. While the correlation method, with regard to the two variables are correlated, ie variable religious attitude and motivation of youth in teaching activities. Correlational studies as presented Ruseffendi, E.T. (2005: 35), is research that actually to see the cause-effect relationships. Data collection techniques used in this study using a questionnaire or a questionnaire. The goal is to obtain data related to the religious attitude and motivation of youth in teaching activities. According Arikunto, Suharsimi (2006: 160): "The research instrument is a tool or facility used by researchers to collect data so that job easier and the results better, in the sense that a more thorough, complete, and systematic so more easily processed". Instruments in this questionnaire form contains a number of statements to reveal the religious attitudes and motivation of adolescent involvement in teaching activities. The population in this study are all subjects that the teens who are members of the teaching activities organized by the Association of Masjid At-Taufik Remaaja Karangtaruna Mugarsari Village, Castle District, Tasikmalaya, the total of 450 people. However, in this study the subjects were treated using a sample that is done by random sampling technique by lot to take by 10 per cent, ie 45 people from a number of subjects. One consideration that the population is relatively homogenous and have similar characteristics good profession, work, and environment. Data analysis was performed to describe the results of studies with statistical approach to test the hypothesis. This hypothesis test to prove whether there is a relationship between religious attitudes and motivation keterlibaatannya teenagers in teaching activities organized by Youth Association Mosque "At-Taufik" Youth Village Mugarsari, Castle District, Tasikmalaya. Keyword : Religious Attitude, Motivation
iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembinaan moralitas atau akhlak yang baik salah satunya dapat dilakukan dengan pendidikan keagamaan yang dapat menanamkan sikap keagamaan yang positif. Sikap keagamaan terdiri dari berbagai pengaruh terhadap keyakinan dan perilaku keagamaan, dari pendidikan yang kita terima pada masa kanak-kanak, berbagai pendapat dan sikap orang-orang di sekitar kita, dan berbagai tradisi yang kita terima dari masa lampau. Mungkin kita cendrung menganggap faktor ini kurang penting dalam perkembangan agama kita dibandingkan dengan penelitian para ahli psikologi. Tidak ada seorang pun di antara kita dapat mengembangkan sikap-sikap keagamaan kita dalam keadaan terisolasi dari saudara-saudara kita dalam masyarakat. Sejak masa kanak-kanak hingga masa tua kita menerima dari perilaku orang-orang di sekitar kita dan dari apa yang mereka katakan berpengaruh terhadap sikap-sikap keagamaan kita. Tidak hanya keyakinan-keyakinan kita yang terpengaruh oleh faktorfaktor sosial, pola-pola eksperesi emosianal kita pun, sampai batas terakhir, bisa dibentuk oleh lingkungan sosial kita. Sikap keagamaan di kalangan para remaja harus ditingkatkan kepada hal-hal yang lebih positif, karena kehidupan masa remaja sangat mudah dipengaruhi oleh halhal yang sifatnya negatif yang berdampak kepada bentuk-bentuk prilaku sebagai berikut: (1) memudarnya kejujuran dan merajalelanya kebohongan; (2) merajalelanya perzinaan, perbuatan mesum, seks bebas, perselingkuhan, prostitusi dan perkosaan. Temuan lain, dengan mengambil contoh kasus di Jawa Barat, berdasarkan hasil survei BKKBN terhadap 2.880 remaja usia 15-24 tahun di enam kota di Jawa Barat tahun 2002 menunjukkan angka yang mengejutkan bahwa 39,65% dari mereka pernah melakukan hubungan seks sebelum menikah (Gatra, 28 November 2005); (3) meningkatnya angka kriminalitas, mulai dari pencurian, perampokan, penodongan, pembunuhan, kasus miras dan narkoba, kasus perjudian serta kasus human trafficking; (4) maraknya kasus perkelahian yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat, mulai dari perkelahian antarkampung, perkelahian antar-gang, perkelahian pelajar dan bahkan perkelahian mahasiswa; (5) berkaitan dengan kasus pornografi dan rekaman perbuatan mesum. Bagaimanapun sikap remaja itu akan sangat menentukan terhadap akhlak dan perilakunya. Oleh karena itu, tidak salah apa yang telah disampaikan oleh para ahli pendidikan bahwa perkembangan pribadi itu akan sangat ditentukan oleh faktor-faktor lingkungan terutama pendidikan, sehingga terbangun sikap keagamaan yang positif. Sebagaimana dikemukakan Burhanudin Salam (2012:133) menyatakan bahwa: pendidikan, keadaan lingkungan (milieu) dari orang, pergaulan hidup, dapat mempunyai pengaruh kepada kualitas hati nurani manusia dalam mengekspresikan prilakuanya yang poditif. Suatu bangsa akan kokoh apabila memiliki sikap keagamaan positif yang kokoh dan sebaliknya suatu bangsa akan runtuh apabila sikap keagamaannya negatif. Gejala-gejala yang dideskripsikan di atas, sikap keagamaan di kalangan para remaja di wilayah Kelurahan Mugarsari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, umumnya menunjukkan sikap keagamaan yang sangat variatif, walaupun pada hal-hal tertentu menunjukkan kondisi-kondisi yang relatif negatif. 1
2 Sikap keagamaan yang positif di kalangan para remaja memiliki motivasi yang tinggi untuk melakukan kegiatan-kegiatan keagamaan yang salah satunya melibatkan diri dalam kegiatan pengajian. Kegiatan ini sebagai salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan luar sekolah, yang dewasa ini mengalami kemajuan yang sangat pesat, namun tidak sedikit juga mengalami kemunduran . Hal ini disebabkan terdapat beberapa faktor, baik faktor sikap keagamaan itu sendiri maupun suasana dan motivasi pemuda keterlibatannya dalam kegiatan tersebut. Ikatan Remaja Mesjid At-Taufik Karang Taruna Kelurahan Mugarsari Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya, merupakan wadah kegiatan kepemudaan yang salah satu kegiatannya menyelenggarakan pengajian rutin bagi para pemuda. Keikutsertaan para pemuda dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh Irema At-Taufik Karang Taruna Kelurahan Mugarsari tidak terlepas dari motivasi yang mendorong keterlibatan mereka baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Berdasarkan persoalan-persoalan di atas, maka penulis merasa tertarik untuk mengetahui hubungan sikap keagamaan dengan motivasi para remaja keikutsertaan dalam kegiatan pengajian rutin yang diselenggarakan oleh Irema AT-Taufik Karang Taruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana sikap keagamaan remaja anggota pengajian? (2) Bagaimana motivasi remaja keterlibatannya dalam kegiatan pengajian? (3) Adakah hubungan antara sikap keagamaan dengan motivasi remaja keterlibatannya dalam kegiatan pengajian? C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Secara rinci tujuan penelitian ini sebagai berikut: (a) Mengetahui kondisikondisi sikap keagamaan remaja anggota pengajian Ikatan Remaja Mesjid “AtTaufik” Karang Taruna Kelurahan Mugarsari; (b) Mengetahui motivasi remaja keterlibatannya dalam pengajian yang diselenggara-kan oleh Ikatan Remaja Mesjid “At-Taufik” Karang Taruna Kelurahan Mugarsari; dan (c) Mengetahui apakah terdapat hubungan sikap keagamaan dengan motivasi remaja dalam pengajian yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaja Mesjid “At-Taufik” Karang Taruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya. 2. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah untuk memberikan kontribusi sebagai berikut: (a) Memberikan gambaran yang jelas dan faktual mengenai sikap keagamaan serta motivasi remaja ketrlibatannya dalam kegiatan keagamaan; (b) Memberikan informasi kepada para penyelenggara kegiatan keagamaan memahami sikap keagamaan dan motivasi remaja keterlibatannya dalam kegiatan pengajian, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam meningkatkan perannya yang lebih positif dan berkualitas; dan (c) Memberikan masukan kepada pengelola kegiatan pendidikan luar sekolah untuk meningkatkan perannya melalui pengelolaan dan strategi yang relevan secara lebih luas dalam membangun masyarakat melalui program-program pendidikan, khususnya pendidikan luar sekolah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Sikap Keagamaan 1. Pengertian Sikap Keagamaan Menurut Michael Adryanto, dkk. (1985:137), sikap adalah keadaan mental dan saraf dari kesiapan, yang diatur melalui pengalaman yang memberikan pengaruh dinamik atau terarah terhadap respons individu pada semua objek dan situasi yang berkaitan dengannya. Ada empat definisi sikap: (a) Pertama, bagaimana perasaan mereka terhadap obyek positif atau negatif, terima atau tidak terima, pro atau kontra; (b) Kedua, sikap sebagai kecenderungan untuk merespon sebuah obyek atau golongan obyek dengan sikap yang secara konsisten menerima atau tidak menerima; (c) Ketiga, sikap berorientasi pada psikologi sosial yaitu motivasi, emosi, persepsi, dan proses kognitif yang bertahan lama dengan beberapa aspek dari masing-masing individu; dan (d) Keempat, keseluruhan sikap dari seseorang terhadap obyek dilihat dari fungsi kekuatan dari tiap-tiap sejumlah kepercayaan yang seseorang pegang tentang beberapa aspek dari obyek dan evaluasi yang diberikan dari tiap-tiap kepercayaan yang bersangkut paut pada obyek (Hanna, Nessim, dan Wozniak 2003). Sikap keagamaan merupakan perasaan dan emosi yang didasari oleh kepercayaan, perhatian yang bersangkutan melalui bentuk prilaku keagamaan Sikap keagamaan terdiri dari berbagai pengaruh terhadap keyakinan dan perilaku keagamaan, dari pendidikan yang kita terima pada masa kanak-kanak, berbagai pendapat dan sikap orang-orang di sekitar kita, dan berbagai tradisi yang kita terima dari masa lampau. Mungkin kita cendrung menganggap faktor ini kurang penting dalam perkembangan agama kita dibandingkan dengan penelitian para ahli psikologi. Tidak ada seorang pun di antara kita dapat mengembangkan sikap-sikap keagamaan kita dalam keadaan terisolasi dari saudara-saudara kita dalam masyarakat. Sejak masa kanak-kanak hingga masa tua kita menerima dari perilaku orang-orang di sekitar kita dan dari apa yang mereka katakan berpengaruh terhadap sikap-sikap keagamaan kita. Tidak hanya keyakinan-keyakinan kita yang terpengaruh oleh faktor-faktor sosial, pola-pola eksperesi emosianal kita pun, sampai batas terakhir, bisa dibentuk oleh lingkungan sosial kita. 2. Sikap Keagamaan Remaja Pada masa remaja banyak cara yang dilakukan dalam mengekspresikan jiwa keagamaan sangat dipengaruhi oleh pengalaman beragama yang dilaluinya. Ekspresi dan pengalaman beragama remaja itu dapat dilihat oleh sikap keberagamaannya, yang meliputi: (a) Bersikap ikuta-ikutan; (b) Kesadaran; (c) Percaya namun bimbang; (d) Tidak Percaya pada Tuhan atau Cenderung Atheis; dan (e) Dorongan seksual yang dirasakan remaja. B. Konsep Dasar Motivasi 1. Pengertian Motivasi Menurut Susanto Herlambang (2014:59), motovasi merupakan dorongan (ide emosi atau kebutuhan fisik) yang menyebabkan seseorang mengambil suatu tindakan. Motivasi sangat erat hubungannya dengan aspek kejiwaan yang dapat menolong seseorang melakukan suatu tindakan dalam upaya mencapai tujuan. 3
4 Motivasi akar katanya adalah motif, yang diartikan sebagai suatu kondisi (kekuatan atau dorongan) yang menggerakkan organissme (individu) untuk mencapai tujuan pada tingkat tertentu. Dari pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa motif merupakan suatu kesatuan tenaga dalam diri individu yang dapat mendorong individu tersebut untuk melakukan kegiatan dalam mencapai tujuan tertentu. Motif berkaitan erat dengan tingkahlaku individu, dimana hakikatnya semua tingkah laku individu mempunyai motif, karena tanpa motif seseorang tidak akan melakukan apa-apa. Motif bagi manusia merupakan dorongan, keinginan, hasrat yang menjadi penggerak yang berasal dari manusia itu sendirin yang akan memberi arah kepada tingkahlaku manusia. 1. Peningkatan Kekuatan Motivasi Meskipun motivasi itu merupakan kekuatan, namun tidaklah merupakan suatu substansi yang secara eksplisit dapat kita amati. Menurut Abin Syamsuddin Makmun (1990:4), untuk mengidentifikasi motivasi seseorang terhadap suatu objek dapat diketahui melalui indikator berikut: a. Durasinya kegiatan (berapa lama kemampuan menggunakan waktu untuk melakukan kegiatan) b. Frekuensi kegiatan (berapa sering kegiatan dilakukan dalam periode waktu tertentu) c. Persistensinya (ketetapan dan kelekatannya) pada tujuan kegiatan d. Ketabahan, keuletan dan kemampuannya dalam menghayati rintangan dan kesulitan untuk mencapai tujuan e. Devosi (pengabdian) dan pengorbanan (uang, tenaga, fikiran, bahkan jiwanya atau nyawanya) untuk mencapai tujuan f. Tingkatan aspirasinya (maksud, rencana, cita-cita, sasaran atau target idolanya) yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan g. Tingkatan kualifikasi dari prestasi atau produk atau out put yang dicapai kegiatannya (berapa banyak, memadai atau tidak, memuaskan atau tidak) h. Arah sikapnya terhadap sasaran kegiatan (like or dislike, positif atau negatif). 2. Pentingnya Motivasi Pada dasarnya motivasi seseorang untuk melakukan suatu aktivitas sangat tergantung intensitasnya. Kalau intensitasnya kuat maka kecenderungan untuk berbuat juga kuat, demikian juga sebaliknya. Tentang kekuatan motivasi menurut Miftah Thoha (1983:201): Motivasi seseorang ini tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri. Dorongan itu menyebabkan mengapa seseorang itu berusaha mencapai tujuantujuan baik sadar atau tidak sadar. Dengan ini pula yang menyebabkan seseorang itu berprilaku, dapat mengendalikan dan memelihara kegiatankegiatan, dan menetapkan arah, yang harus ditenpuh oleh seseorang tersebut. Motivasi yang mengarah pada pencapaian tujuan adalah motivasi individu yang kuat karena mengarah kepada tujuan yang memuaskan. Demikian juga dalam kegiatan pengajian, apabila para remaja memiliki motivasi kuat maka mengarah pada pencapaian tujuan yang optimal. Motivasi inilah yang dijadikan faktor awal untuk mendorong aktivitas seseorang sehingga menjadi semangat, berkeinginan kuat atau keras, gigih, serta ulet dalam menekuni kegiatannya.
5 C. Konsep Pembelajaran dalam Pendidikan Luar Sekolah Martha M. Leypoldt dalam Ace Suryadi (1978:5) memberikan pengertian tentang pembelajaran dalam pendidikan luar sekolah, yaitu: Usaha kerjasama dimana bukan hanya pemimpin saja tetapi juga anggotaanggota kelompok mesti terlibat sebagai peserta aktif dalam proses belajar membelajarkan. Baik pemimpin maupun anggota kelompok keduanya adalah warga belajar, tetapi pemimpin berkat pengetahuan dan pengalamannya memerankan peranan yang berbeda sebagai warga belajar. Pembelajaran dapat membantu peserta belajar dapat memecahkan masalah yang dihadapi serta meningkatkan kehidupannya dengan cara memberikan bimbingan, pembinaan dan peningkatan pengetahuan, serta sikap dan keterampilannya. Bimbingan atau pembinaan tersebut harus berkaitan dengan peserta didik dan masyarakat, termasuk materi-materi pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan masysrakat. Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah kegiatan pembelajaran yang diselenggarakan diluar sistem persekolahan yang berlangsung seumur hidup, terorganisir, serta tidak harus berjenjang dan berkesinambungan. Tujuan dari Pendidikan Luar Sekolah (PLS) adalah untuk mengembangkan pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai-nilai, yang bersifat praktis dan relevan dengan kebutuhan hidupnya agar dapat tumbuh dan berkembang sedini mungkin guna meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya. Sedangkan sasarannya adalah seluruh lapisan masyarakat baik yang tidak menamatkan sekolah maupun yang telah bersekolah tetapi masih memerlukan tambahan pengetahuannya melalui pendidikan luar sekolah. D. Hubungan antara Kegiatan Pengajian Rutin dan Pendidikan Luar Sekolah Hubungan antara kegiatan pengajian rutin dengan pendidikan luar sekolah dapat dilihat dari persmaan antara keduanya, sebagai berikut: Pertama, dalam konsep pengetahuan pendidikan terkandung kegiatan yang terorganisir di luar sistem persekolahan dalam upaya memberikan pengetahuan, sikap, dan keterampilan melalui kegiatan belajar mengajar yang tidak perlu berjenjang dan berkesinambungan. Kedua, tujuan Pendidikan Luar Sekolah diantaranya memenuhi kebutuhan masyarakat yang tidak dapat dipenuhi dalam jalur pendidikan formal. Demikian juga kegiatan pengajian rutin merupakan kegiatan pembelajaran yang bertujuan memberikan pengetahuan tambahan, yaitu pendalaman bidang agama Islam dan meningkatkan ketaqwaan dan keimanan dikalangan generasi muda, yang mungkin dalam pendidikan persekolahan kurang mendapat perhatian. Ketiga, sasaran Pendidikan Luar Sekolah adalah seluruh anggota masyarakat tanpa kecuali bagi mereka membutuhkan keinginan untuk belajar. Kegiatan pengajian rutin sasarannya tidak dibatasi pendidikannya, jenis kelaminnya, usianya, yang penting mereka mempunyai keinginan untuk belajar. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaja Masjid (IREMA) At-Taufik Karang Taruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, termasuk salah satu bentuk kegiatan pendidikan luar sekolah.
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan metode korelasional. Metode deskriptif disebut juga metode analisis, karena data yang sudah dikumpulkan kemudian disusun dan dijelaskan untuk kemudian dianalisis. Sedangkan metode korelasional, berkaitan dengan dua variabel yang dikorelasikan, yaitu variabel sikap keagamaan dan motivasi remaja dalam kegiatan pengajian. B. Variabel Penelitian Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:118), ”Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian”. Variabel dalam penelitian ini dibedakan menjadi dua: Variabel bebas yaitu sikap keagamaan, dan variabel terikat terikat adalah motivasi remaja dalam kegiatan keagamaan. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan kuesioner atau angket. Tujuannya adalah untuk memperoleh data yang berhubungan dengan sikap keagamaan dan motivasi remaja dalam kegiatan pengajian. F. Instrumen Penelitian Menurut Arikunto, Suharsimi (2006:160): ”Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket yang berisi sejumlah pernyataan untuk mengungkap sikap keagamaan motivasi remaja dalam kegiatan pengajian. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data harus memenuhi persyaratan. Menurut Ruseffendi, E.T. (2005:132), ”Dalam penelitian, instrumen atau alat evaluasi harus memenuhi persyaratan sebagai instrumen yang baik. Dua dari persyaratan-persyaratan penting itu adalah validitas dan reliabilitasnya harus tinggi”. E. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah semua subjek yaitu para remaja yang tergabung dalam kegiatan pengajian yang diselenggarakan oleh Ikatan Remaaja Mesjid At-Taufik Karangtaruna Kelurahan Mugarsari, Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya, yang jumlah seluruhnya 450 orang. 2. Sampel Pemilihan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik random sampling dengan cara diundi dan mengambil sebesar 10 persen dari jumlah subjek. Pertimbangannya bahwa setiap remaja mempunyai kesempatan atau kebebasan yang sama untuk terpilih sebagai sampel. Selain itu, populasi bersifat homogin dan mempunyai karakteristik relatif sama baik profesinya, pekerjaannya, serta lingkungannya. Pengambilan sampel dengan teknik random sampling berdasarkan persentasenya, maka ditetapkan jumlah sampelnya sebanyak 45 mahasiswa. F. Teknik Analisis Data Setelah data yang diperlukan terkumpul, langkah selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara mendeskripsikan hasil penelitian, menguji hipotesis dengan langkah-langkah berikut: (1) pengolahan Data Angket; (2) menghitung 11tatistic untuk menguji hipotesis. 6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
Biaya yang diperlukan dalam penelitian ini seluruhnya Rp 9.000.000,00 (Sembilanjuta rupiah), dan kegiatan penelitian akan dilaksanakan dalam rentang waktu mulai Januari sampai Juni 2016.
7
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R.L. Pengantar Psikologi. (Terjemahan). Jakarta: Erlangga, 1999.
David D. Seans. Psikologi Sosial (Terjemahan). Jakarta: P.T. Gelora Aksara Pratama, 1985. Beni Ahmad Saebani. Metodologi Penelitian. Bandung: Pustaka Setia, 2008. Burhanudin Salam. Etika Individual (Pola Dasar Filsafat Moral. Bandung: Rineka Cipta, 2012. Depdikbud. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Cetakan Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Hanna, Nessim. Consumer Behavior: An Applied Research. Upper Saddle River, NJ: Prentice Hall Inc. 2001. Saifudin Azwar. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013. Sudarwan Danim. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta, 2012 Susatyo Herlambang. Prilaku Organisasi (Cara Mudah Mempelajari Prilaku Manusia Dalam Sebuah Organisasi. Yogyakarta: Gosyen Publishing, 2014. http://krewengcool.blogspot.com/2011/05/kepribadian-dan-sikap-keagamaan.html
8
9