~""H'N'
PJHOSIIDIINIG', LOKAKARYA NIASIONIAl V INJQ,VASI' TEKNIOLOGI DAN CLUSTER' PIONEER] MEN,UJIU DME BERBASIIS JARAK P'AGiAR Malalng 4 Niolvemlber 2009 •. J
Penyunting: Rully Dyab Purwati Deciyanto Soetopo Titiek Yulianti Djumali Budi Hariyono Nur Asbani Joko Hartono Supriyadi Tirtosuprobo
BALAI PENELITIAN TANAMAN TEMBAKAU DAN SERAT
TUNGGAL MANDIRI Publishing Malang, 2010
LOKAKARYA NASIONAL V
movASI TEKNOLOGI DAN CLUSTER PIONEER
MENUJU DME BERBASIS
JARAKPAGAR
Prosiding Lokakarya Nasional V Inovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar xv, 302 him., bib!., ills.: 29 em ISBN: 978-602-8878-12-8 1. Judul
1. Jarak Pagar
2. Inovasi
3. Cluster Pioneer
4. DME
5. Prosiding
633.853.55
Copyright©2010 Diterbitkan oleh: TUNGGAL MANDIRI Publishing Anggota lKAPI No. I20!JTI JI. Taman Kebun Raya A-I No.9 Pakis - Malang 65154 Tel.lFax. (0341 )795261/2991813 Email:
[email protected]
Redaksi Pelaksana: Erna Nurdjajati, Esti Sunaryuni, Agustina D.P. Utami, Syaiful Bahri
Alamat Redaksi: BALAI PENELITIAN TANAMAN TEMBAKAU DAN SERAT JI. Raya Karangploso, Kotak Pos 199, Tel.lFax. (0341)491447/485121 Email:
[email protected] Website: htpp://www.balittas.litbang.deptan.go.id Malang
6. Lokakarya
Prosiding Lokakarya Nasional V lnovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menliju DME Berbasis Jarak Pagar
DAFTARISI Hal. I. II.
KATA PENGANTAR DAFTAR lSI
.
1I1
.
v
LAPORAN KETUA PANITIA N. SAMBUTAN DAN KEYNOTE SPEECH . INOVASI TEKNOLOGI DAN CLUSTER PIONEER MENUJU DESA MANDIR! ENERGI BERBASIS JARAK PAGAR Badan Litbang Pertanian
.
IX
.
XI
V.
.
XIV
MAKALAH UTAMA KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN JARAK PAGAR SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF BBN M. Ratna Ariati, Dadan Kusdiana, dan Pranawaningtyas Dewi .
1-6
2.
EVALUASI IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN JARAK PAGAR MENDUKUNG KONSEP DME Direktorat Jenderal Perkebunan-Departemen Pertanian, Jakarta .
7-11
3.
KEMAJUAN TEKNOLOGI DAN KONSEP PENGEMBANGAN CLUSTER PIONEER DME BERBASIS JARAK PAGAR YANG BERKELANJUTAN Deciyanto Soetopo, Djumali, Hadi Sudarmo, dan Nur Asbani .
12-21
POSITION PAPER JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) BAGAIMANA PENGEMBANGANNYA Hasnam
22-24
III.
VI. 1.
4.
VII. 1.
2.
3.
4.
5.
6.
RUMUSAN
MAKALAH PENUNJANG Kelompok Plasma Nutfall, Pemuliaan Tanaman, Perbenillan, dan Bioteknologi KERAGAAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) DI KEBUN PERCOBAAN PAKUWON, SUKABUMI, JAWA BARAT SELAMA PERIODE 2007-2009 Rr. Sri Hartati dan Sudarsono ~
.
27-35
POTENSI HASIL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) EKOTIPE LOMBOK BARAT YANG DITANAM DAR! BIJI DAN SETEK SELAMA TIGA TAHUN PERTAMA Bambang Budi Santoso
.
36-43
KERAGAAN FENOTIPE Fl HASIL PERSILANGAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Hadi Sudarmo dan M. Machfud
44-49
PEMULIAAN MUTASI UNTUK PEMBUATAN VARIETAS UNGGUL TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Ita Dwimahyani .
50-59
IDENTIFIKASI MORFOLOGI TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) AKSESI JA WADI KEBUN INDUK PAKUWON Samanhudi, Ahmad Yunus, Parjanto, dan Sri Saparni
60-70
KARAKTERISASI MORFOLOGI PLASMA NUTFAH TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Sri Yulaikah dan RuBy Dyah Purwati
.
71-79
V
Daftar lsi
7.
8.
9.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7. 8.
1.
2.
3.
VI
SKRINING DAYA HASIL GENOTIPE TERPILIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Moch. Machfud dan Hadi Sudarmo . PERUBAHAN FISIOLOGI DAN KLOROFIL SELAMA PROSES PEMASAKAN BUAH SERTA HUBUNGANNYA DENGAN VIABILITAS BENIH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Hasanuddin, Endang Mumiati, dan Eny Widajati . PERBANYAKAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) MELALUI KULTUR IN- VITRO Rully Dyah Purwati
80-85
86-91
92-101
Kelompok Agronomi RESPON TIGA POPULASI KOMPOSIT-2 (IP-2) JARAK PAGAR TERHADAP PERTUMBUHAN, HASIL, DAN KANDUNGAN MINYAK JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Moch. Romli dan Budi Hariyono
.
105-112
PERTUMBUHAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) YANG DIfNOKULASI BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA BERBAGAI TINGKAT CEKAMAN KEKERINGAN Dedeh Saodah W., Anne Nuraini, Cucu Suherman
.
113-123
RESPON TANAMAN JARAK PAGAR AKIBAT PEMBERIAN PUPUK N DAN P 01 DATARAN RENDAH Santi Rosniawaty, Dedeh Saodah, Intan Ratna Dewi, dan Mira Ariyanti .
124-128
PENGARUH WAKTU DAN JENIS PEMUPUKAN NPK TABLET TERHADAP BEBERAPA SIFAT KIMIA TYPIC HAPLUSTULTS DAN PERTUMBUHAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Rija-Sudirja, Siti Maryam, Santi Rosniawaty, dan Syah Aditya Nugraha
.
129-136
KESESUAIAN TANAMAN SELA PADA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) YANG DIREHABILITASI Sri Mulyaningsih dan Budi Hariyono
.
137-140
KUANTITAS KARBOHIDRAT UNTUK PEMBENTUKAN JARINGAN ORGAN TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Djumali
.
141-146
EVALUASI PRODUKTIVITAS JARAK PAGAR HASIL PENYAMBUNGAN Lestari
.
147-150
KERAGAAN PRODUKSI BIJI JARAK PAGAR IP-l UMUR TIGA TAHUN PADA BERBAGAI KETERSEDIAAN AIR TANAH Prima Diarini Riajaya dan Fitriningdyah Tri Kadarwati
Kelompok Hama dan Penyakit SERANGAN TUNGAU DAUN PADA BEBERAPA "IMPROVED POPULATION" DAN AKSESI JARAK PAGAR DI CIKARANG Elna Karmawati dan Widi Rumini HAMA SERTA MUSUH ALAMI PADA TANAMAN JARAK PAGAR IP-1P, IP-2P, DAN IP-3P DI KEBUN INDUK JARAK PAGAR (KIJP) PAKUWON Widi Rumini dan Elna Karmawati POLA SEBARAN PENYAKIT LAYU BAKTERI (Ralstonia solanacearum) PADA TANAMANJARAKPAGAR Titiek Yulianti dan Nurul Hidayah
.
.
151-157
161-165
.
166-171
172-176
Prosiding Lokakarya Nasional V lnovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar
4.
5. 6.
7.
8.
9. 10.
11.
12.
KERAGAAN SERANGAN KUTU PUTIH Planococcus minor Maskell (HEMIPTERA: COCCOIDEA) DAN MUSUH ALAMINYA DI PERTANAMAN JARAK PAGAR Widi Rumini .
177-181
SEBARAN Selenothrips rubrocinctus GIARD PADA DAUN JARAK PAGAR Nur Asbani dan Dwi Suheriyanto
.
182-184
ARTROPODA TANAH YANG TERDAPAT PADA TANAMAN JARAK PAGAR DI KEBUN PERCOBAAN KARANGPLOSO, MALANG Heri Prabowo .
185-191
SEBARAN Selenothrips rubrocinctus Giard DAN Rhipiphorothrips cruentatus Hood PADA JARAK PAGAR DI BEBERAPA DAERAH Nur Asbani
.
192-196
STUDI MINYAK DARI DUA AKSESI JARAK PAGAR SEBAGAI BIOINSEKTISIDA UNTUK MENGENDALIKAN LARVA Achaeajanata L. Tukimin S.W. dan Deciyanto Soetopo .
197-201
PROSPEK PENGEMBANGAN BIOPESTISIDA JARAK PAGAR I Ketut Ardana dan Elna Karmawati
.
202-207
KEMANJURAN AKARISIDA DAN BEBERAPA JENIS INSEKTISIDA KIMIA TERHADAP HAMA JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Dwi Adi Sunarto, Subiyakto, dan Teguh Iman
.
208-216
TOKSISITAS EKSTRAK DAUN OLEANDER (Nerium oleander L.) TERHADAP Selenothrips rubrocinctus Giard. Heri Prabowo
.
217-221
PERANAN BAHAN PENUTUP LUKA PANGKASAN TERHADAP PERKEMBANGAN PENYAKIT LAYU BAKTERI Nurul Hidayah dan Titiek Yulianti
.
222-225
Kelompok Pascapanen dan Sosial Ekonomi KINERJA KOMPOR PERTANIAN TIPE BERTEKANAN MENGGUNAKAN MINYAK JARAK PAGAR DIBANDINGKAN MINYAK NABATI LAIN Bambang Prastowo, Srimulato, Abi D. Hastono, Martin K., dan Dibyo Pranowo
229-235
KARAKTERISTIK MUTU BIJI JARAK PAGAR SELAMA PENUNDAAN PENGERINGAN Kardiyono dan Usman Ahmad . PERUBAHAN BAHAN KERING, KADAR LEMAK, DAN KADAR FITAT BUNGKIL BIJI JARAK PAGAR YANG DIFERMENTASI Elizabeth Wina dan Joni Munarso .
241-246
4.
EFISIENSI ANALISA KADAR MINYAK BIJI JARAK PAGAR METODE EKSTRAKSI PETROLEUM ETER DENGAN MENGGUNAKAN SAMPEL GANDA (SG) PADA SOXHLETCONTINUOUS EXTRACTION APPARATUS (SCEA) Joko Hartono .
247-251
5.
OPTIMALISASI PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK DARI KULIT BUAH JARAK PAGAR Budi Hariyono
252-261
I.
2.
3.
6. 7.
.
REKAYASA KOMPOR BERBAHAN BAKAR BIJI JARAK PAGAR Soebandi dan Abi Dwi Hastono RANCANG BANGUN KOMPOR DENGAN SUMBER ENERGI BIJI JARAK PAGAR GUNA MEWUJUDKAN DESA MANDIRI ENERGI DI DESA POLOKARTO SUKOHARJO Dewi Ratna Nurhayati dan Musabikah .
.
262-266
267-270
Vll
Daftar lsi
8.
PENGGUNAAN INPUTPADA REHABILITASI JARAK PAGARDENGAN SISTEM SAMBUNG S A M P I N G ' Supriyadi-Tirtosuprobo .
271-277
9.
PRODUKSI DAN PENERIMAAN USAHA TANI TIGA POPULASI KOMPOSIT-2 (IP-2) JARAK PAGAR PADA ELEVASI IDEAL Teger Basuki dan Moch. Romli
.
278-281
ANALISIS USAHA TANI TANAMAN SELA DI ANTARA TANAMAN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) Supriyadi-Tirtosuprobo dan Sri Mulyaningsih
.
282-289
10.
IX
Vlll
LAMPIRAN
1.
JADWAL ACARA
.
293-296
2.
DAFTAR HADIR
.
297-300
3.
SUSUNAN PANITIA
.
301-302
Makalah Oral: Karak/eris/ik MII/u Biji Jarak Pagar Selama Penundanan Pengeringan
KARAKTERISTIK MUTU BIJI JARAK PAGAR SELAMA PENUNDAAN PENGERINGAN Kardiyono
I)
dan Usman Ahmad 2)
1) Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Banten, Tangerang 2) Institut Pertanian Bogor, Bogor
ABSTRAK Pemanenan buah jarak pagar (rotasi panen) dilakukan setiap waktu tertentu sesuai dengan keragaman tingkat kematangan buah dan ketersediaan tenaga kelja. Penanganan pascapanen jarak pagar perlu mendapatkan perhatian khusus tcrkait sifat karal-.tcristik biji jarak pagar yang mudah mengalami kerusakan. Salah satu perubahan parameter mutu biji perlu dikendaliLlIl dalam penanganan pascapanen adalah asam lemak bebas (ALB). Nilai ALB yang rendah dapat membantu proses pengolahan biodiesel menjadi sederhana (transesterifikasi) sehingga biaya pengolahan lebih ekonomis. Penelitian ini bertlljllan mempelajari perllbahan sifat fisik dan kimia akibat penundaan pengeringan setelah panen. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Hasil Pertanian Institut Pertanian Bogor. Percobaan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 2 faktor dengan ulangan 3 kali. Faktor pertama berupa bentuk bahan saat penundaan pengeringan yaitu bentuk buah dan bij i. Sedangkan faktor kedua berupa lama waktu penundaan pengcringan terdiri dari 0, I, 2, dan 3 hari. Parameter yang diamati adalah wama, Kadar air, Kadar minyak, rendemen, aktivitas enzim lipase, asam lemak bebas, bilangan iod, dan total plate count (TPC). Hasil penelitian menunjukkan bahwa mutu biji jarak pagar relatif stabil selama penundaan pengeringan. Penundaan proses pengeringan dalam bentuk buah tidak berpengaruh terhadap kondisi kimiawi dan mikrobiologi pada biji. Secara fisik kulit buah telah berubah warnanya menjadi cokelat/kehitaman dan ditumbuhi oleh kapang dan tekstur lunak sehingga secara mekanis pengupasan kulit menjadi lebih sulit. Berbeda dengan penundaan pengeringan dalam bentuk biji dalam kurun waktu 2 dan 3 hari telah teljadi perubahan mutu fisik, kimiawi, dan mikrobiologi. Nilai ALB pada penundaan pengeringan tersebut masih kurang dari 1% sehingga dapat dilakukan pengolahan dalam satu tahap (transesterifikasi). Kata kunci: Jarak pagar, pascapanen, penurunan mutu, biodiesel
CHARACTERISTICS OF PHYSIC NUT SEED QUALITY DURING DRYING PROCESS ABSTRACT Physic nut harvesting is conducted in a celtain period and depend on its maturity and labour supply. The postharvest handling must be careful, because of physic nut seed can be damage easily. One of seed quality parameter must be controlled in postharvest handling is free fatty acid (FFA). The low FFA level need a more simple transesterification so that the processing will be cheaper. The aim of the research was to study physical and chemical changes on a delaying of drying process period after harvesting. The activity was conducted in the Laboratory of Agricultural Product Processing Technology, Bogor Agricultural University. Two factorial of complete randomized design with three replications was used. The first factor was kind of materials i.e. fruit and seed, while the second was delaying of drying process period i.e. 0, I, 2, and 3 days. Parameters observed were colour, water content, oil content, rendement, lipase activity, free fatty acid, iod number, and total plate count (TPC). The results showed that seed quality was relatively stable during delaying of drying process. The delaying of drying process on fruit did not influence seed physical and chemical conditions. Its husk or shell became brown or black, fungi covered, and soft so that unhusking process was difficult. The delaying on seed for 2-3 days changed physical, chemical, and biological quality. FFA was less than 1% so that it could be processed in one step (transesterification). Keywords: physic nut, postharvest, quality, biodiesel
236
Prosiding Lokakarya Nasional V Inovasi Teknologi OOn Chisler Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar
PENDAHULUAN Jarak pagar (Jatropha curcas L.) memiliki keunggulan untuk dijadikan sebagai sumber energi alternatif (biodiesel) tetapi juga memiliki berbagai kelemahan. Kelemahan yang terkait pada aspek paseapanen jarak pagar antara lain tingginya keragaman tingkat kemasakan buah dan biji/minyak mudah rnengalami kerusakan (peningkatan keasaman). Keragaman kemasakan buah dalam satu tandan terjadi karena bunga jantan dan bunga betina tidak mekar seeara bersamaan melainkan bertahap dengan pola yang tidak menentu (Adikadarsih dan Joko-Hartono, 2007). Buah jarak pagar seperti halnya buah kelapa sawit setelah dipanen akan mengalami kerusakan akibat faktor enzimatis, kimiawi, dan mikrobiologi. Salah satu indikator kerusakan dari bahan biji-bijian yang mengandung minyak adalah tingkat keasaman (asam lemak bebas) (Ketaren, 1986). Sifat dan daya tahan minyak terhadap kerusakan terutama sangat tergantung dari kandungan asam lemak penyusunnya. Minyak yang mengandung asam lemak tidak jenuh eenderung mudah teroksidasi sedangkan minyak dengan asam lemak jenuh lebih mudah terhidrolisis. Menurut Sudrajat et at. (2007) minyak jarak pagar yang didominasi asam lemak tidak jenuh oleat, linoleat, dan linolenat mudah mengalami oksidasi sehingga minyak menjadi asam. Keasaman pada penyimpanan 27"C selama 5 hari terjadi peningkatan 15,52% (10,82 menjadi 12,5) sedangkan penyimpanan suhu 40°C meningkat 17,84% (12,5 menjadi 14,73). Hal tersebut berbeda dengan minyak kelapa sawit yang relatif lambat mengalami kerusakan dengan peningkatan bilangan asam 2,46% (0,406 menjadi 0,416) selama penyimpanan 5 hari. Dalam penerapan teknologi biodiesel, jika' minyak jarak memiliki tingkat keasaman kurang dari 3% dilakukan dengan satu tahap atau transesterifikasi. Sebaliknya jika lebih dari 3% maka proses pembuatannya dengan dua tahap atau dikenal dengan esterifikasi transesterifikasi (estrans). Perbedaan metode tersebut tentu saja membawa konsekuensi terhadap biaya dan waktu proses yang berbeda. Metode kedua (estrans) membutuhkan biaya yang lebih tinggi dan waktu yang lebih lama dibandingkan dengan metode pertama. Karakteris-
tik biji jarak pagar yang mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan, mensyaratkan penanganan khusus. Setiap tahapan penanganan paseapanen yang tidak tepat akan memberikan kontribusi terhadap penurunan mutu biji jarak pagar, kl1Ususnya peningkatan kadar keasaman. Buah jarak pagar setelah dipanen hendaknya segera dilakukan pengupasan dan pengeringan serta disimpan dengan alat dan tempat yang tepat. Sudrajat (2006) menyatakan penyimpanan bij i menggunakan karung plastik dan diletakkan bersentuhan dengan lantai gudang bisa menyebabkan peningkatan keasaman, biji berjamur, dan penurunan rendemen minyak. Tantangan dalam penanganan paseapanen jarak pagar untuk mempertahankan mutu, eukup berat karena agribisnis jarak pagar diusahakan pada areal terpenear-penear dengan skala usaha yang keeil serta tidak tersedia pengering mekanis. Penundaan pengeringan akan teljadi pada musim hujan sehingga berakibat terhadap kerusakan biji jarak pagar.
BAHAN DAN METODE Pelaksanaan penelitian dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian di Institut Pertan ian Bogor, dan Laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Paseapanen, Bogor mulai bulan Juni sampai Agustus 2009. Buah jarak diperoleh dari kebun PT Panjiwaringin Kee. Malimping, Kab. Lebak, Provo Banten. Bahan yang digunakan adalah buah jarak pagar ketika dipanen berwarna kuning (masak). Bahan lain yang digunakan karung plastik, nampan, ehromameter, termometer, dan bahan kimia untuk anal isis. Persiapan bahan penelitian, buah jarak pagar ditimbang sebanyak 5 kg selanjutnya dituangkan dalam karung plastik kemasan (15 kg beras). Bagian permukaan plastik dilipat sampai posisi buah jarak tidak tertutupi (tinggi 40 em). Sedangkan perlakuan biji jarak diperoleh dari buah 5 kg dikupas kemudian ditempatkan pada wadah besek (ukuran 25 x 20 x 10 em) yang bagian dasamya ditutup oleh potongan karung plastik. Ketinggian biji jarak meneapai 4 em. Pereobaan menggunakan raneangan aeak lengkap (RAL) faktorial terdiri dari 2 faktor dan diu lang sebanyak 3 kali. Faktor pertama berupa bentuk bahan
237
Makalah Oral: Karakteristik Mutu Siji Jarak Pagar Selama Penundanan Pengeringan
yang disimpan terdiri dari dua taraf yaitu bentuk buah dan biji. Sedangkan faktor kedua berupa lama waktu penundaan pengeringan terdiri dari empat taraf, yaitu: hari, 1 hari, 2 hari, dan 3 hari (suhu 26-28°C dan kelembapan 67-87%). Bahan yang telah disimpan selanjutnya dilakukan penjemuran hingga kadar air mencapai :s 7%. Selanjutnya dilakukan al)alisis kadar air, kadar minyak, rendemen, aktivitas enzim lipase, asam lemak bebas, bilangan iod, dan total plate count (TPC) pada biji jarak pagar terse but.
°
HASIL DAN PEMBAHASAN Rendemen dan Kadar Minyak Rendemen minyak jarak pagar selama penundaan pengeringan baik dalam bentuk biji maupun buah cenderung tidak mengalami perubahan dengan nilai berkisar antara 24,16 sampai 27,25% (Gambar 1). Hal terse but mencerminkan bahwa secara kuantitas kandungan minyak jarak tidak mengalami perubahan selama penundaan pengeringan.
I
27
I
26.8
... ..............
26.6
~
26.4
E
26.2
"'"
'" " '"'" "0
~
0,16. Perubahan nilai ALB berkait~m dengan oks idasi dan enzimatis serta peran mikroorganisme sehingga terjadi perombakan asam lemak terutama asam lemak tidak jenuh menjadi asam lemak bebas. Secara visual biji yang disimpan atau ditunda pengeringan selama 3 hari warna biji menjadi hitam keputihan karena hifa dari kapang yang telah menyelimuti biji jarak pagar. Sedangkan penundaan dalam bentuk buah meskipun kulit buah telah rusak (warna hitam dan permukaan kulit ditumbuhi kapang) tetapi biji yang telah dikeringkan tidak banyak mengalami perubahan. Kulit ari yang menyelim uti biji diduga sebagai barier yang sangat efektif dalam menjaga kerusakan baik secara fisik maupun secara mikrobiologis. Secara fisik kulit ari diduga mempunyai kemampuan kedap air dan oksigen sehingga perubahan biji relatif stabil. Hal tersebut berbeda dengan buah sawit bahwa minyak yang terkandung terdapat di dalam buah dengan barier kulit yang cukup porous sehingga oksigen dan air mampu menembus ke dalam buah. Akibat dari air dan oksigen tersebut maka minyak sawit cenderung cepat mengalami kerusakan.
- ---~~
0.45 0.40
~
'\.
0.35 0.30
'\.
"--
26 25.8
D
0.25 0.20 0.15
25.6
0.10
25.4
F
/
t=..
"
/
./ ./
./
-
0.05
o
L
Waktu Penundaan (harl) _ _ biji ---'buah
o
--'
Waktu Penundaan (hari)
-+-biji
Gambar I. Rendemen hasil pengepresan setelah buah/ biji mengalami penundaan pengeringan
...... buah
Gambar 2. Perubahan nilai ALB selama penyimpanan
Asam Lemak Bebas Berdasarkan hasil analisis terhadap kandungan asam lemak bebas (ALB) selama penundaan pengeringan terjadi peningkatan terutama pada penundaan pengeringan dalam bentuk biji mulai hari ke-2 dengan nilai ALB 0,26 dan terus meningkat menjadi 0,417 pada hari ke-3 (Gambar 2). Sementara itu penyimpanan dalam bentuk buah relatif stabil dengan nilai ALB berkisar antara 0,14-
238
Hasil anal isis menunjukkan bahwa antarperIakuan bentuk bahan yang diberi perlakuan pen undaan pengeringan memberikan pengaruh yang nyata terhadap kadar ALB yang dihasilkan. Penundaan pengeringan bentuk bij i pada hari ke-2 berbeda nyata pada hari ke-l dan hari ke-3. Sedangkan penundaan pengeringan bentuk buah tidak memberi-
Prosiding Lokakarya Nasional V lnovasi Teknologi dan Cluster Pioneer Menuju DME Berbasis Jarak Pagar
engaruh nyata meskipun dilakukan penundangeringan selama 3 hari.
25.00
~
-~::
I. Kandungan pengeringan bahan ALB selama penundaan pengeringan biji dan buah
:'adar ALB selama ?,=n, impanan hari ke-
Bentuk bahan penyimpanan Biji
Buah
°
0,150 a
0,143 a
0,153 a
0,160 a
2
0,260 b
0,153 a
3
0,417 c
0,163 a
.. erangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama, tidak berbeda nyata berdasarkan uji Duncan pada tarafkepercayaan 95%.
Bilangan Iod Penundaan pengeringan bentuk buah selama = hari relatif stabil dibandingkan dalam bentuk biji. P nundaan pengeringan bentuk biji mengalami peurunan sejalan dengan lama waktu penyimpanan. :'\ilai bilangan iod hari ke 0, I, 2, dan 3 masingmasing sebesar 55,69; 53,97; 49,32; dan 46,22 (Gambar 3). Penurunan asam lemak tidak jenuh ersebut berkaitan erat dengan enzimatis selama penundaan pengeringan. Hasil pengamatan terhadap aktivitas enzimatis selama 6 hari penundaan pengeringan menunjukkan peningkatan (Gambar -+).
'0
.2 co
~I
..
1
ss::,
:::
20.00
..ci
E ...... 2-
15.00
E c 10.00
'N
III
J;i
5.00
0.00
a
4
Waktu Penundaan
Gambar 4. Peningkatan aktivitas enzimatis selama penundaan pengeringan an mikrobia terhadap biji dan buah. Hasillaboratorium menunjukkan penundaan pengeringan bahan bentuk biji lebih mudah terserang mikrobia dibandingkan dengan bentuk buah (Gam bar 5). Adanya lapisan kulit ari pada biji yang terdapat pada bahan bentuk buah menyebabkan mikroorganisme (cendawan) tidak dapat efektif melakukan penetrasi ke dalam biji. Dengan demikian kulit ari mempunyai kemampuan untuk mempertahankan biji dari kerusakan secara fisik, kimia, dan oleh mikroorganisme. Kulit ari memiliki sifat barier terhadap oksigen dan air sehingga mutu biji jarak pagar dalam bentuk buah relatif terkendali. Serangan cendawan pada biji-bijian dapat menyebabkan penurunan daya berkecambah, perubahan warna, bau apek, pemanasan biji-bijian, pembusukan, perubahan komposisi kimia, penguraian lemak sehingga meningkatkan kandungan asam lemak bebas dan penurunan kandungan nutrisi (Sauer et al., 1992).
20
70 , - - - - - - - - - - - - - - - - -
1
10
1
i
60
+----------------,..--
50
+------------:;rI""------
o
oL
....g
0
Waktu Penundaan (hari) -+-biji ..... buah
Gambar 3. Perubahan nilai bilangan iod selama penyimpanan
x ~ 40 30
:9. u 0..
....
20
+-
-...c.-
_
+----~---------
0-'-----""'-------------o Waktu Penundaan (hari)
Total Plate Count (TPC)
.......... biji
-I!l-buah
Total plate count sebagai informasi untuk mengetahui jumlah populasi atau tingkatan serang-
GambaI' 5. Total plate count selama penundaan pengeringan
239
Makalah Oral: Karaklerislik Mulu Hiji Jarak Pagar Selama Penundanan Pengeringan
Jatropha cureas L. Pusat PeneIitian dan Pen gembangan Perkebunan, Bogor. HaC'] 43-] 48.
KESIMPULAN •
•
Penllndaan pengeringan bahan dalam bentllk bllah relatif stabil terhadap perllbahan kimiawi dan mikrobiologi dibandingkan dalam bentllk biji. Penllndaan pengeringan dalam bentllk biji selama 3 hari mempllnyai nilai asam lemak bebas (ALB) masih rendah < 3% sehingga dalam pengolahan menjadi biodiesel dapat dilakllkan satll tahap (transesterifikasi). Penllndaan pengeringan da:lam bentllk bllah dalam waktll 2 hari telah merubah tekstur klilit menjadi Ilinak sehingga akan menjadi kendala dalam proses pengllpasan (sebagian klltit masih menempel dalam bij i).
Ketaren, S. 1986. Pengantar teknoIogi minyak dan lemak pangan. Balai Pustaka, Jakarta. Sudrajat. 2006. Memproduksi biodiesel jarak pagar Penerbit Swadaya, Jakarta. Sudrajat, S. Dadang, W. Yeti, A. Ratri, dan Sahirman. 2007. PermasaIahan dalam teknologi pengolahan biodiesel dari minyak jarak pagar (Jatropha cu/'cas L.). Prosiding Lokakarya Jarak Pagar-II Status Teknologi Tanaman Jarak Pagar Jatropha curcas L.. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan, Bogor. Hal. ]95-212. Sauer, 0.8., R.A. Meronuck, and C.M. Cristenscn I992. Microflora. Sauer D.B. Editor Storage of cereal grains and their products, 4 111 ed. Am;"ic;\Ii Association of CereaI Chemist, ]nc., Minnesota. p. 3 I3-340.
DAFTAR PUSTAKA Adikadarsih, S. dan Joko-Hartono. 2007. Pengaruh kemasakan buah terhadap mutu benih jarak pagar (Jatropha curcas L.). Prosiding Lokakarya Jarak Pagar-Il Status TeknoIogi Tanaman Jarak Pagar
240
DISKUSI •
Tidak ada pertanyaan.