Petunjuk TEKNIS KEGIATAN BHAKSOS HMPS PPKn TAHUN 2016 A. NAMA KEGIATAN Kegiatan HMPS PPKn ini kami namakan Bhakti Sosial tahun 2016 B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN : Hari
: Jumat-Minggu
Tanggal
: 25 s/d 27 Maret 2016
Tempat
: Ds. Plandirejo Kec. Bakung, Kab. Blitar
C. PEMBAGIAN KELOMPOK KELOMPOK 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KELOMPOK 2
Joko Pramono (Ketua) April Dewi Siti khotimah Hesti. V Eky Edid Ika Deppy KELOMPOK 4
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
KELOMPOK 5
Eka Yuliana (Ketua) Dian Dwi Feri Lilis Wiji Nawang Novi Sultan. B KELOMPOK 7
1. Dea Aji (Ketua) 2. Arnin 3. Akhik 4. Hesti. D 5. May 6. Kristina 7. Binti D. MACAM KEGIATAN
Hesti Tk. 2 Dika Resti Avif Prasyadani Angga Nevi
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 1. 2. 3. 4.
KELOMPOK 3 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Tina (KETUA) Ana Intan Devi Reski Dewi Tk. 2 Danu
KELOMPOK 6
Siti. J (Ketua) 1. Eko (Ketua) Wahdati 2. Amrik Yufi 3. Ricky Karinda 4. Risma Agus 5. Silvia Tatak 6. Ramadhani Miftakhul Huda 7. Tri. S Kordinator Acara Nahrowi (085649628712) Puput (085608125188) Diana (085704305495) Syahrul (085 748 816 273)
: Kord. Sie Acara : Kelompok 1 & 2 : Kelompok 3 & 4 : Kelompok 5,6 & 7
1. Analisis Sosial (ANSOS) Analisis sosial atau yang lebih akrab dikenal ansos ini merupakan sebuah proses atau mekanisme yang akan membahas problematika-probelmatika yang terjadi pada sebuah objek analisa dan pada akhirnya akan menghasilkan apa sebenarnya yang menjadi akar permasalahan atas problematikaproblematika tersebut. Dari sana, kita dapat menentukan apa sebenarnya yang dibutuhkan untuk dicarikan solusi yang tepat Peserta Kegiatan
: Seluruh Kelompok (1,2,3,4,5,6, dan 7)
Penanggung Jawab
: Joko Promono
Tempat
: Lingkungan sekitar kantor Ds. Plandirejo (Radius 1 Km)
Hari, Tanggal
: Jumat, 25 Maret 2016
Pukul
: 14.00 – 16.30
2. Diskusi Ansos dan Menejemen Organisasi Pada kegiatan diskusi ini, akan dibahas bagaimana pengelolaan sebuah organisasi yang berkaitan dengan kemahasiswaan dalam bidang sosial, dan peserta akan mempresentasikan hasil dari ANSOS yang sebelumnya dilakukan. Pada kegiatan ini juga turut serta para tokoh pemuda dan masyarakat setempat untuk sharing dan bertukar pikiran dalam bidang sosial masyarakat. Peserta Kegiatan
: Seluruh Kelompok (1,2,3,4,5,6, dan 7)
Penanggung Jawab
: Joko Pramono & Phutut
Tempat
: Balai Ds. Plandirejo
Hari, Tanggal
: Jumat, 25 Maret 2016
Pukul
: 19.30 – 22.00
3. Pengobatan Gratis Kegitan ini bekerjasama dengan Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Blitar, Untuk memberikan layanan kesehatan, meliputi pemeriksaan, konsultasi dan pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar Desa Plandirejo. Peserta Bhaksos diberi tugas membantu tim kesehatan dari BSMI seperti mempersilahkan masyarakat, membantu masyarakat untuk mengisi daftar hadir, mengatur antrian, dan lain sebagainya. Peserta Kegiatan
: Kelompok 6
Penanggung Jawab
: Ketua kelompok 6 (Eko)
Kordinator Acara
: Syahrul (085 748 816 273)
Tempat
: Balai Ds. Plandirejo
Hari, Tanggal
: Sabtu, 26 Maret 2016
Pukul
: 08.00 – 12.30
4. Bersih Kantor Desa dan Lingkungan Sekitar Kegitan ini semacam kerja bhakti membersihkan lingkungan sekitar balai desa, meliputi merapikan dan membersihkan jalan, selokan, dan pasar. Peserta Kegiatan
: Kelompok 7 dan 5
Penanggung Jawab
: Ketua kelompok 7 dan 5 (Dea dan Siti Juariyah)
Kordinator Acara
: Syahrul (085 748 816 273)
Tempat
: Lingkungan sekitar Balai Ds. Plandirejo
Hari, Tanggal
: Sabtu, 26 Maret 2016
Pukul
: 08.00 – 12.30
5. Share and Care SD Kegitan Share & Care adalah kegiatan turun ke sekolah SD selama sehari, memberikan materi seputar pancasila dan penanaman pohon. Dalam penyampaian materi pancasila dibuat smenarik mungkin dengan memberikan hadiah bagi siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dari pemateri (Hadiah disediakan panitia).
Dalam kegiatan penanaman pohon siswa diajak aktif ikut serta menanam dan diberi penjelasan mengenai perlunya penghijauan. (10 Pohon disediakan panitia) Siswa yang terlibat dalam kegiatan ini meliputi kelas 4, 5, dan 6. Dalam penyampaian materi pancasila, peserta bhaksos dibagi menjadi 3 kelas tersebut, namun dalam kegiatan penanaman pohon dilakukan secara bersamasama antara kelas 4, 5, dan 6 Materi
: Arti dan Makna Lambang Negara (Terlampir)
Hari, Tanggal
: Sabtu, 26 Maret 2016
Pukul
: 08.00 – 12.30
Kelompok
Tempat
Penanggung Jawab
Kelompok 2
SDN PLANDIREJO 01
Diana
Kelompok 3
SDN PLANDIREJO 02
Tina
Kelompok 4
SDN PLANDIREJO 03
Eka Yuliana
6. Share and Care SMP Kegitan Share & Care adalah kegiatan turun ke SMP selama sehari, memberikan materi Motivasi Pendidikan Materi yang disampaian meliputi Motivasi tentang semangat menghadapi UN dan motivasi tentang semangat meraih masa depan. (dalam bentuk PPT) Siswa yang terlibat dalam kegiatan ini seluruh siswa kelas IX SMP (+/- 60 Siswa) Peserta Kegiatan
: Kelompok 1
Penanggung Jawab
: Ketua Kelompok 1 (Joko)
Tempat
: Aula SMPN 2 Bakung
Hari, Tanggal
: Sabtu, 26 Maret 2016
Pukul
: 08.00 – 10.00
7. Sosialisasi Prodi PPKn Kegitan sosialisasi ini kegiatan, memberikan materi Sosialisasi dan promosi prodi PPKn STKIP PGRI Blitar Siswa yang terlibat dalam kegiatan ini seluruh siswa kelas XII SMKN 1 Bakun Peserta Kegiatan
: Joko, Intan, Ricky, Puput, dan April
Penanggung Jawab
: Joko Pramono
Tempat
: SMKN 1 Bakung
Hari, Tanggal
: Sabtu, 26 Maret 2016
Pukul
: 10.00-12.00
8. Pentas Seni Dalam Kegiatan Pentas Seni setiap tingkat wajib menampilkan 2 pementasan dengan ketetuan waktu minimal 5 menit dan maximal 10 setiap pementasan. Peserta Kegiatan
: Perwakilan masing-masing tingkat
Penanggung Jawab
: Sie. Acara (Puput)
Tempat
: SMKN 1 Bakung
Hari, Tanggal
: Sabtu, 26 Maret 2016
Pukul
: 19.30-22.00
9. Jalan Sehat dan Hiburan Kegiatan ini bertujuan untuk berbagi kebahagian dan keceriaan kepada masyarakat desa Plandirejo Kec. Bakung, Kab. Blitar. Dalam kegiatan ini turut dihadiri dan dibuka oleh Ketua DPRD Kab. Blitar Dalam kegiantan jalan sehat ini akan dibagikan ratusan dorprize Peserta Kegiatan
: Seluruh peserta bhaksos dan masyrakat sekitar
Penanggung Jawab
: Sie. Acara (Nahrowi)
Tempat
: Kantor Desa Plandirejo
Hari, Tanggal
: Minggu, 27 Maret 2016
Pukul
: 07.00-11.30
Lampiran
Arti dan makna lambang Negara Indonesia “GARUDA PANCASILA” Burung garuda berwarna kuning emas mengepakkan sayapnya dengan gagah menoleh ke kanan. Dalam tubuhnya mengemas kelima dasar dari Pancasila. Di tengah tameng yang bermakna benteng ketahanan filosofis, terbentang garis tebal yang bermakna garis khatulistiwa, yang merupakan lambang geografis lokasi Indonesia. Kedua kakinya yang kokoh kekar mencengkeram kuat semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti “Berbeda-beda, Namun Tetap Satu“. Secara tegas bangsa Indonesia telah memilih burung garuda sebagai lambang kebangsaannya yang besar, karena garuda adalah burung yang penuh percaya diri, energik dan dinamis. Ia terbang menguasai angkasa dan memantau keadaan sendiri, tak suka bergantung pada yang lain. Garuda yang merupakan lambang pemberani dalam mempertahankan wilayah, tetapi dia pun akan menghormati wilayah milik yang lain sekalipun wilayah itu milik burung yang lebih kecil. Warna kuning emas melambangkan bangsa yang besar dan berjiwa priyagung sejati. Burung garuda yang juga punya sifat sangat setia pada kewajiban sesuai dengan budaya bangsa yang dihayati secara turun temurun. Burung garuda pun pantang mundur dan pantang menyerah. Legenda semacam ini juga diabadikan sangat indah oleh nenek moyang bangsa Indonesia pada candi dan di berbagai prasasti sejak abad ke-15. Keberhasilan bangsa Indonesia dalam meraih cita-citanya menjadi negara yang merdeka bersatu dan berdaulat pada tanggal 17 Agustus 1945, tertera lengkap dalam lambang garuda. 17 helai bulu pada sayapnya yang membentang gagah melambangkan tanggal 17 hari kemerdekaan Indonesia, 8 helai bulu pada ekornya melambangkan bulan Agustus, dan ke-45 helai bulu pada lehernya melambangkan tahun 1945 adalah tahun kemerdekaan Indonesia. Semua itu memuat kemasan historis bangsa Indonesia sebagai titik puncak dari segala perjuangan bangsa Indonesia untuk mendapatkan kemerdekaannya yang panjang. Dengan demikian lambang burung garuda itu semakin gagah mengemas lengkap empat arti visual sekaligus, yaitu makna filosofis, geografis, sosiologis, dan historis. Burung garuda merupakan mitos dalam mitologi Hindu dan Budha. Garuda dalam mitos digambarkan sebagai makhluk separuh burung (sayap, paruh, cakar) dan separuh manusia (tangan dan kaki). Lambang garuda diambil dari penggambaran kendaraan Batara Wisnu yakni garudeya. Garudeya itu sendiri dapat kita temui pada salah satu pahatan di Candi Kidal yang terletak di Kabupaten Malang tepatnya: DesaRejokidal, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Garuda sebagai lambang negara menggambarkan kekuatan dan kekuasaan dan warna emas melambangkan kejayaan, karena peran garuda dalam cerita pewayangan Mahabharata dan Ramayana. Posisi kepala garuda menengok lurus ke kanan. Jumlah bulu melambangkan hari proklamasi kemerdekaan Indonesia (17 Agustus 1945), antara lain:
Jumlah bulu pada masing-masing sayap berjumlah 17
Jumlah bulu pada ekor berjumlah 8
Jumlah bulu di bawah perisai/pangkal ekor berjumlah 19
Jumlah bulu di leher berjumlah 45
Perisai Perisai merupakan lambang pertahanan negara Indonesia. Gambar perisai tersebut dibagi
menjadi lima bagian: bagian latar belakang dibagi menjadi empat dengan warna merah putih berselang seling (warna merah-putih melambangkan warna bendera nasional Indonesia, merah berarti berani dan putih berarti suci), dan sebuah perisai kecil miniatur dari perisai yang besar berwarna hitam berada tepat di tengah-tengah. Garis lurus horizontal yang membagi perisai tersebut menggambarkan garis khatulistiwa yang tepat melintasi Indonesia di tengah-tengah. Emblem Setiap gambar emblem yang terdapat pada perisai berhubungan dengan simbol dari sila Pancasila. Bintang Tunggal Sila ke-1: Ketuhanan Yang Maha Esa. Perisai hitam dengan sebuah bintang emas berkepala lima menggambarkan agama-agama besar di Indonesia, Islam, Kristen, Hindu, Buddha, dan juga ideologi sekuler sosialisme. Rantai Emas Sila ke-2: Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab. Rantai yang disusun atas gelang-gelang kecil ini menandakan hubungan manusia satu dengan yang lainnya yang saling membantu. Gelang yang lingkaran menggambarkan wanita, gelang yang persegi menggambarkan pria. Pohon Beringin Sila ke-3: Persatuan Indonesia. Pohon beringin (Ficus benjamina) adalah sebuah pohon Indonesia yang berakar tunjang – sebuah akar tunggal panjang yang menunjang pohon yang besar tersebut dengan bertumbuh sangat dalam ke dalam tanah. Ini menggambarkan kesatuan Indonesia. Pohon ini juga memiliki banyak akar yang menggelantung dari ranting-rantingnya. Hal ini menggambarkan Indonesia sebagai negara kesatuan namun memiliki berbagai akar budaya yang berbeda-beda. Kepala Banteng Sila
ke-4:
Kerakyatan
Yang
Dipimpin
Oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
Dalam
Permusyawaratan/Perwakilan. Binatang banteng (Latin: Bos javanicus) atau lembu liar adalah binatang sosial, sama halnya dengan manusia cetusan Presiden Soekarno dimana pengambilan keputusan yang dilakukan bersama (musyawarah), gotong royong, dan kekeluargaan merupakan nilai-nilai khas bangsa Indonesia. Padi Kapas Sila ke-5: Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Padi dan kapas (yang menggambarkan sandang dan pangan) merupakan kebutuhan pokok setiap masyarakat Indonesia tanpa melihat status maupun kedudukannya. Hal ini menggambarkan persamaan sosial dimana tidak adanya kesenjangan sosial satu dengan yang lainnya, namun hal ini bukan berarti bahwa negara Indonesia memakai ideologi komunisme.
Motto Pita yang dicengkeram oleh burung garuda bertuliskan semboyan negara Indonesia, yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berasal dari kalimat bahasa Jawa Kuno karangan Mpu Tantular yang berarti “Walaupun berbeda-beda tetapi tetap satu” yang menggambarkan keadaan bangsa Indonesia yang terdiri atas beraneka ragam suku, budaya, adat-istiadat, kepercayaan, namun tetap adalah satu bangsa, bahasa, dan tanah air.