Petunjuk Pelaksanaan Tugas Tata Tertib Liturgi: Secara Garis besar sbb: Tugas Utama: 1. Melakukan Kontrol pelaksanaan Tatib Lingkungan yang bertugas 2. Memberitahukan Ketua Lingkungan bila ada yang salah atau ada yang kurang 3. Dalam kondisi tertentu maka Tatib Liturgi dapat membantu
Denah secara umum dari Gereja Santo Thomas Rasul
Pelaksanaan umum: 1. Petugas TATIB datang minimal 30 menit sebelum misa dimulai 2. Memakai Seragam Baju putih dan celana / rok warna gelap 3. Memakai Emblem/ tanda pengenal Tatib
4. Petugas Tatib sudah dibuat jadwal tugas setiap bulannya (harap melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab /komitmen) 5. Jika berhalangan tugas dapat mencari pengganti / tukar dengan teman tugas lainnya 6. Jika ada rencana untuk keluar kota atau berhalangan tugas, dapat memberitahukan kepada Ketua Sub Sie Tatib/ bagian Penjadwalan (Selambat lambatnya 15 hari sebelumnya) agar dapat dibuat jadwalnya 7. Melaksanakan aturan aturan / batasan batasan Liturgi yang sudah diperkenankan, terutama dalam hal Tata Perayaan Ekaristi yang baru. 8. Mengisi Formulir absensi dan juga laporan jalannya Misa, serta mengumumkannya di Jalur Komunikasi setelah misa selesai . 9. Dapat Menyelesaikan masalah masalah di lapangan dengan persuasive, agar perayaan Liturgi dapat berjalan dengan lancar dan baik 10. Mengadakan pertemuan / rapat dengan anggota TATIB (3 bulan 1 x) 11. Membantu (memberikan pengarahan) kepada petugas TATIB Lingkungan Sbb: 12. Ambil Selempang di ruang sakristi, sesuai dengan warna Liturgi dan dihitung jumlahnya 13. Ambil kotak Kolekte dan dihitung jumlah kantong Merah dan Biru, dan meletakkan pada titik titik yang sudah di tentukan 14. Menyusun Kursi Plastik di luar gereja, khusus untuk misa hari Minggu pukul 8.30 dan pukul 18.00 (Kursi Plastik dilarang di bawa masuk ke dalam Gereja) 15. 15 Menit sebelum Misa dimulai, petugas TATIB Liturgi diharap ke ruang sakristi untuk berkoordinasi dengan Misdinar: Lektor/Lektris dan Prodiakon, dan membantu mencarikan petugasnya , bila petugasnya belum lengkap 16. Berkoordinasi dengan Pastor yang akan bertugas (Terutama Pastor Tamu). 17. Berkoordinasi dengan team Bina Iman agar mereka memberitahukan kepada Pastor, terutama Pastor tamu untuk memberitahukan adanya anak anak Bina Iman yang mau diberkati setelah Pengumuman dibaca di Mimbar. 18. Membantu Petugas Lingkungan yang waktu Kolekte dan Pembagian Komuni 19. Setelah Selesai Misa, Petugas TATIB Liturgi memberitahukan Petugas Lingkungan untuk mengumpulkan Text Misa di dalam dan di Luar Gereja, serta memasukkan kembali Info Sathora dan Media Koperasi ke dalam laci setelah Umat Selesai mengambilnya
Detail pelaksanaan di lapangan Pelaksanaan ketika Tatib Liturgi Bertugas; 1. Diharapkan mimimal 30 menit sebelum misa dimulai sudah berada di Gereja
2. Setelah berdoa, bila masih belum ada petugas Tatib Lingkungan yang hadir, maka segera mencari tahu mengenai Tatib Lingkungan mana yang bertugas di papan pengumuman di selasar Gereja 3. 20 Menit sebelum waktu misa dimulai , bila Tatib Lingkungan belum hadir juga, maka segera menghubungi petugas Sekretariat yaitu Srd. Frans dan Sdr. Panto untuk menghubungi ketua Lingkungan yang bertugas. 4. Pengisian Absensi dan Formulir laporan jalannya Misa, agar dapat dilakukan oleh Koordinator dan para Tatib Liturgi yang bertugas di misa tersebut. Setelah Misa selesai , maka Koordinator yang bertugas untuk mengirimkan hasil foto atau data2 terkait laporan tersebut kedalam Jalur Komunikasi internal Tatib.
Koordinasi dengan lingkungan yang bertugas sbb:
1. Bila Petugas Lingkungan tidak dapat bertugas , Maka segera petugas Tatib Liturgi mengambil alih dengan bergerak membagi tugas yaitu memasang kantong kolekte di titik titik kolekte, yang lain dengan membawa Selempang untuk mencari petugas kolekte dengan minta tolong kepada Umat yang akan misa. Untuk petugas persembahan , bila ada umat yang memakai pakaian atas putih dan bawah hitam dan bersepatu, bisa dimintai bantuannya atau petugas Tatib Liturgi yang bertugas, termasuk membawa kotak kantong kolekte sedangkan yang kontrol kolekte bisa minta bantuan pada petugas Tatib Liturgi yang sedang tidak bertugas. Apabila Tidak ada Petugas Lingkungan yang bertugas (Mangkir/Lupa bertugas), maka merupakan tugas Tatib Liturgi untuk melakukan penghitungan hasil Kolekte dengan mambawa kotak kolekte dan menghitungnya di Ruang Bendaraha (GKP) dengan mengisi semua formulir yang tersedia. Koordinator Tatib bertugas sebagai penanggungjawab hasil pehitungan tersebut.
2. Apabila Petugas Tatib Lingkungan akan datang sebelum misa dan waktunya terlalu dekat dengan mulainya misa, Maka untuk mencegah hal hal yang tidak diinginkan ketika misa , maka petugas Tatib Liturgi dapat membantu mengambil kantong kolekte di sekretariat atau sakristi. Apabila petugas Tatib Lingkungan belum cukup atau Ketua Lingkungan belum datang, maka Tatib Liturgi bisa membantu dengan berkoordinasi dengan Tatib Lingkungan. Pada situasi seperti ini, yang paling penting adalah menjaga jalannya Misa agar bisa berjalan dengan baik dengan adanya petugas dan kantong kolekte berada pada titik masing masing.
Apabila Petugas Lingkungan sudah hadir , maka Tatib Liturgi dapat menyapa dan melihat apakah Petugas Lingkungan sudah melaksanakan tugasnya yaitu: 1. Melakukan kontrol di meja Selasar atau di tempat menaruh Info Sathora , apakah sudah kosong? Karena ketika Misa sedang berlangsung , yang diperkenankan ada di dalam Gereja hanya kertas Liturgi. Info Sathora , Kopdit Koperasi dan Flier Flier lain tidak diperkenankan ada di dalam Gereja. Pastikan selain di Pintu Utama , Pintu Kiri dan Kanan ada kertas Liturgi
2. Kontrol Selempang , apakah sudah sesuai dengan warna Liturgi untuk Misa yang akan berlangsung. Untuk mengetahui warna , dapat menanyakannya kepada Koster atau dapat melihat warna Stolla Pastor yang di siapkan di meja Sakristi.Dan mencocokannya dengan warna lampu yang menyala di Relief 4 Penginjil.
3. Mengingatkan Ketua Lingkungan untuk menghitung kantong kolekte 4. Kontrol apakah kantong kantong kolekte (Merah dan Biru) sudah berada pada titik masing masing. (Total ada 23 titik ) . Perhatikan perubahan untuk Kantong Kolekte pada acara acara khusus.
5. Mengingatkan ketua lingkungan apakah sudah ditunjuk petugas Tatib Komuni baik yang berada di dalam Gereja amaupun di Luar Gereja. Tatib Komuni di dalam Gereja total berjumlah 8 orang (4 di tengah dan 2 kanan serta 2 kiri) 6. Kontrol apakah titik kolekte sudah ada petugasnya, kalau petugas masih banyak berkumpul di selasar gereja , segera sampaikan saran kepada Ketua Lingkungan atau Petugas yang ditunjuk sebagai koordinator Lingkungan , agar petugas kolekte duduk pada titik titiknya dan petugas persembahan dibangku paling belakang (persis di depan pintu utama). Petugas persembahan harus memakai seragam putih hitam dan memakai sepatu. Juga lakukan kontrol pada Selempang yang dipakai para Petugas Lingkungan , apakah salah memasang Selempang atau kondisi Selempang terlilit. Pemasangan Selempang yang benar adalah dari kiri ke kanan. 7. Kembali dilakukan kontrol apakah petugas kolekte sudah duduk pada titik titiknya, bila petugas kurang maka disarankan agar Ketua Lingkungan meminta bantuan kepada umat.
8. Bila ada petugas kolekte tidak duduk pada titiknya karena dipakai umat, maka kita ingatkan agar mulai pada titiknya. 9. Khusus Misa Minggu jam 08.30 pagi, kalau kantong kolekte kurang maka Tatib Liturgi dapat mengambil di Ruangan Bendahara (GKP) dan memberitahukan kepada Ketua Lingkungan mengenai penambahan tersebut. Untuk Kursi Plastik dapat mulai disusun setelah 10 menit misa berjalan. Dengan menyusunnya di selasar Gereja dengan berkoordinasi dengan Tatib Lingkungan. Disusun agar tetap memberikan jarak untuk lalu lintas ketika Komuni. Untuk posisi dibawah selasar Gereja , selain jarak untuk komuni di bagian tengah , diusahakan dapat diberikan jarak setiap 6 bangku agar umat bisa berjalan di bagian tengahnya. 10. Apabila Misa mulai (lonceng Berbunyi) maka ditunggu sampai Romo membungkuk di bawah Altar dan rantai segera dipasang dan pintu utama tengah ditutup dan dipasang penghalang di bagian luar agar umat tidak lewat pintu tersebut. Pintu utama kiri dan kanan dapat dipergunakan agar umat dapat lewat pintu tersebut. Juga menjaga agar pintu kaca utama di kanan dan kiri selalu dalam kondisi tertutup karena Gereja menggunakan AC (pendingin ruangan).
11. Jangka waktu dari mulainya misa sampai dengan mulainya bacaan pertama, maka Tatib Lingkungan bersama sama denganTatib Liturgi dapat membantu mengantarkan umat ke tempat duduk yang kosong dan mengatur umat agar bangku yang kosong dapat ditempati. Lewat dari jangka waktu tersebut, maka petugas hanya diperkenankan mengarahkan umat ke bangku yang masih kososng (bIla ada) dan tidak boleh mengantarkan umat. Bila di dalam Gereja sudah penuh , maka petugas (Tatib Liturgi dan Tatib Lingkungan ) membantu melakukan pengaturan bangku bangku di luar Gereja . Bangku Plastik tidak diperkenankan di bawa masuk ke dalam Gereja. 12. 15 menit sebelum misa di mulai, dapat dilakukan cek di ruang sakristi mengenai jumlah Prodiakon. Apakah jumlah Prodiakon sudah datang sesuai jadwal. Bila saat itu masih kurang, dapat menanykan pada Prodiakon yang telah hadir mengenai jumlah dan kepastian kehadiran dari rekan rekan Prodiakon lainnya. Bila tidak di dapatkan kepastian , maka Tatib Liturgi segera mencarikan pengganti di Gereja (Prodiakon lain, suster atau Bruder atau Frater). Bila yang belum hadir adalah Suster Pasionis, maka dapat minta bantuan kepada sekretariat untuk menghubungi suster yang dimaksud.
Waktu Persembahan Selesai ”Doa Umat “, rantai dapat dibuka dan kedua pintu utama tengah dibuka ke arah luar. Peti kantong kolekte(Merah dan Biru) dapat dibuka. Lakukan Kontrol terhadap kantong kolekte apakah ada yang terlewat atau tidak. Petugas Persembahan (3 orang)(Ampul, Sibori dan Kotak Persembahan Kayu) Pengaturan agar posisi petugas persembahan dalam posisi simetris dan beraturan (tinggi pendek , pria wanita) . Misalnya Petugas yang lebih pendek berada di depan sedangkan yang lebih tinggi berada di belakang.Posisi dapat dilihat dari photo di bawah ini
Tata cara pelaksanaan pemberian persembahan kepada Pastor adalah sbb: 1. Petugas persembahan yang membawa kotak Persembahan setelah memberikan kotak persembahan kepada Pastor agar berpindah ke kanan. Dilanjutkan oleh petugas persembahan yang membawa Sibori untuk berpindah ke kiri setelah menyerahkan Sibori kepada Pastor. Terakhir setelah petugas Persembahan yang membawa ampul menyerahkan kepada Pastor agar tetap di tengah. Lalu setelah Pastor menyerahkan Ampul kepada misdinar , maka setelah itu maka ketiga petugas persembahan tersebut ber sama sama memberi hormat dengan membungkuk dengan tangan terkatup di dada . Setelah itu dengan kondisi tangan masih terkatup di dada, dimulai dengan posisi tengah disusul oleh posisi kanan dan kiri berjalan kembali ke pintu utama . 2. Bila Kolekte sudah selesai, maka Tatib Liturgi meminta agar kedua kotak Kolekte dibawa kedalam Gereja dan ditaruh sementara di meja dekat pintu kaca utama serta ketika petugas Tatib Lingkungan membawa kotak kolekte menuju altar, Tatib Liturgi dapat menutup kedua pintu utama tengah. Tatib Liturgi mengingatkan Ketua Lingkungan agar petugas Tatib Lingkungan yang bertugas membawa kotak kolekte (2 orang) bersiap (memakai Selempang dan siap di dekat kotak kolekte) . Saat lagu atau doa “Kudus Kudus” , kedua petugas Tatib Lingkungan tersebut
berjalan sejajar menuju altar dan menyerahkan ke misdinar dan setelah selesai memberi hormat dengan membungkuk dan kondisi tangan terkatub. Kemudian kembali ke arah Pintu utama. 3. Ketika Komuni, dalam training akan diberikan penjelasan tersendiri , dan kalau bisa diperagakan di dalam Gereja dengan menyesuaikan antara banyaknya Prodiakon dengan titik Komuni dan banyaknya Umat.
4. Penyediaan Info Sathora, kopdit, Flier flier lain , sebaiknya dilakukan ketika pengumuman sedang dibacakan (setelah doa Komuni oleh Pastor), hal ini untuk mencegah umat membaca ketika komuni.
5. Setelah Romo selesai memberikan berkat penutup , maka Romo turun ke bawah Altar dan secara beriring iringan dengan seluruh petugas Liturgi masuk ke dalam Sakristi, maka barulah pintu utama kaca bisa dibuka oleh Tatib Liturgi yang sebelumnya menjaganya, agar dapat dipergunakan oleh umat untuk keluar, sedangkan untuk pintu kaca lainnya dipersilahkan oleh
umat untuk membukanya sendii, pintu pintu dibuka, kecuali . Posisi pintu utama tengah , pintu samping kiri dan kanan dibuka keluar, sedangkan pintu utama kiri dan kanan di buka keluar dengan satu sisi dibuka ke dalam. 6. Mengingatkan Ketua Lingkungan agar selesai misa dapat membantu membereskan kertas liturgi. 7. Memastikan bahwa kertas liturgi sudah tidak ada di dalam Gereja dan memasukkan Info Sathora, Kopdit/Majalah ataupun flier flier yang tersisa ke dalam tempat penyimpanannya. 8. Membawa kembali semua kertas (baik info sathora /kopdit/majalah/flier flier ) yang sudah kadaluwarsa ke Komsos. 9. Menutup kembali pintu pintu kaca Gereja 10. Selempang yang sudah terlipat rapi dikembalikan di meja Selasar . Khusus untuk misa Minggu jam 18.00 , selesai misa maka Selempang di kembalikan ke Sakristi. KONDISI KONDISI DILUAR DUGAAN DAN PENYELESAIANNYA: 1. Kondisi Listrik Mati:
Segera menghubungi petugas PKG/PGA agar segera menyalakan Genset (diharapkan para petugas Tatib Liturgi mengenai petugas PKG/PGA dan juga mengetahui lokasi switch on/off PLN/Genset. Tetapi tanpa petugas yang berkompetent, dilarang menyentuh kontrol panel tsb)
2. Kondisi : Umat sakit/pingsan
Melambaikan Bendera P3K (berada di dalam laci meja dimana Ampul, Sibori dan Kotak Persembahan Kayu berada) agar Romo mengetahui adanya umat yang membutuhkan pertolongan .
Segera mencari kursi roda (posisi sudah tertentu di dalam gereja) dan bisa membawanya ke Balai Pengobatan terdekat (khusus misa jam 8.30 pagi, ada Balai Pengobatan di samping Gereja yang buka)
3. Kondisi : Umat yang tidak menyantap Hosti:
Melakukan tindakan persuasi tanpa menimbulkan kehebohan agar Hosti disantap oleh si penerima (bila memang layak untuk menyantap), bila ternyata si penerima tidak layak menyantap maka Hosti dapat diambil dan di santap oleh Misdinar.
4. Kondisi : Umat membawa Bangku ke dalam Gereja
Melakukan tindakan persuasi agar umat bisa mengerti bahwa bangku tidak dapat di bawa masuk ke dalam Gereja.
5. Kondisi : Umat yang bertingkah aneh atau membahayakan
Melakukan pengawasan atau penggiringan umat tsb ke Pos Satpam tanpa menimbulkan kehebohan
6. Kondisi : Sound System Mati
Melakukan bantuan dan pengecekan bersama petugas Sound System di Lt 2 Gereja (berfungsi sbg ruang pengaturan sound system)
7. Kondisi Parkiran yang tidak tertib
Menghimbau Umat yang parkir , agar bisa tertib dalam memarkir kendaraannya
8. Kondisi : terjadi Hujan dan kondisi umat sudah mempergunakan bangku di luar Gereja
Karena Bangku tidak dapat masuk ke dalam Gereja , maka di usahakan agar umat dapat ditempatkan di selasar Gereja (tidak terkena hujan). Yang perlu diperhatikan adalah adanya jalan yang cukup untuk melakukan Komuni. Bila ternyata umat sampai sedemikian banyaknya, maka bisa diperkenankan dalam situasi mendesak agar bangku bisa masuk ke dalam gereja.
PENGATURAN PRODIAKON DALAM KONDISI TERTENTU:
3 Prodiakon yang bertugas : Posisi titik 1,2,3 yang diisi oleh Prodiakon yang bertugas
4 Prodiakon yang bertugas : Posisi Titik 1,2,3,4, yang diisi oleh Prodiakon yang bertugas
5 Prodiakon yang bertugas : Posisi titik 1,2,3,5,6 yang diisi, tetapi apabila memang kondisi area bangku yang diisi oleh umat tidak berimbang, maka bisa di atur dengan kondisi lainnya.
6 Prodiakon yang bertugas : merupakan susunan ideal untuk misa yang umatnya hanya berada di dalam Gereja. Tetapi apabila umat sangat banyak dan menyebabkan banyak umat duduk di luar gereja, maka harus diatur secara bebas oleh Tatib Liturgi yang bertugas ,dengan mempertimbangkan banyak/tidaknya umat yang duduk di luar gereja.
7 Prodiakon yang bertugas : merupakan susunan ideal untuk misa yang umatnya hanya berada di dalam Gereja dengan menggunakan titik no 7 di dalam gereja . Tetapi apabila umat sangat banyak dan menyebabkan banyak umat duduk di luar gereja, maka harus diatur secara bebas oleh Tatib Liturgi yang bertugas ,dengan mempertimbangkan banyak/tidaknya umat yang duduk di luar gereja.
8 Prodiakon atau lebih,: biasanya susunan Prodiakon ini memang diperuntukan untuk Misa dengan umat yang datang dalam jumlah melampaui kapasitas di dalam Gereja. Kebiasaan yang terjadi adalah 6 prodiakon menempati Titik 1 sd 6 dan sisa 2 prodiakon lainnya di arahkan ke luar Gereja untuk melayani umat di luar /selasar Gereja.